PENGARUH RETURN ON ASSET , REPUTASI AUDITOR, DAN...

142
PENGARUH RETURN ON ASSET , REPUTASI AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP INITIAL RETURN (Studi Empiris pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2012) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun oleh : LAILA BADRIAH NIM. 109082000118 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013

Transcript of PENGARUH RETURN ON ASSET , REPUTASI AUDITOR, DAN...

PENGARUH RETURN ON ASSET , REPUTASI AUDITOR, DAN

UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP INITIAL RETURN

(Studi Empiris pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2012)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh :

LAILA BADRIAH

NIM. 109082000118

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013

ii

PENGARUH RETURN ON ASSET, REPUTASI AUDITOR, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP INITIAL RETURN

(Studi Empiris pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2012)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

Laila Badriah

NIM. 109082000118

Di Bawah Bimbingan

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013

iii

iv

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Laila Badriah

No. Induk Mahasiswa : 109082000118

Fakultas : Ekonomi dan bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini.

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui

pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan

bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk

dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, Mei 2013

Laila Badriah

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Laila Badriah

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 3 April 1991

3. Alamat : Jl. Peninggaran Barat II No. 14 RT 011/011

Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan

4. Telepon : 081908268957

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. TK Rembulan Tahun 1996-1997

2. SD Negeri 12 Pagi Kebayoran Lama Tahun 1997-2003

3. SMP Negeri 48 Jakarta Tahun 2003-2006

4. SMA Negeri 29 Jakarta Tahun 2006-2009

5. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2009-2013

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Sanusi

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Oktober 1955

3. Ibu : Umyanah

4. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 2 Maret 1958

5. Alamat : Jl. Peninggaran Barat II No. 14 RT 011/011

Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan

6. Anak ke dari : 6 dari 7 bersaudara

vii

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Sekretaris Umum OSIS/MPK SMA N 29 Jakarta periode 2007-2008

2. Sekretaris Umum Karang Taruna RT 011/011 Kebayoran Lama Utara

periode 2009-2010

3. Lembaga Semi Otonom Jurusan Akuntansi BEM Fakultas Ekonomi

dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah periode 2010-2011

4. Panitia Propesa Tahun 2010 BEM Fakultas Ekonomi dan Bisinis

V. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Talkshow Pemberantasan Korupsi bersama KPK oleh BEMJ

Akuntansi Syarif Hidayatullah Jakarta, 9 September 2009.

2. Seminar Nasional oleh Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif

Hidayatullah, “Peran Asuransi dalam Era Globalisasi”, 20 Mei 2010.

3. Workshop Audit Perpajakan, oleh BEMJ Akuntansi, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 24 Maret 2011.

4. Accurate Traning oleh BEMJ Akuntansi, UIN Syarif Hidayatullah,

Jakarta, 2011.

5. Training of Accounting Software and Talkshow (TOAST) bersama

Zahir dan IAI oleh STAN, 17 Maret 2012.

viii

ABSTRACT

The Effects of Return on Asset, Auditor Reputation, and Firm Size on Initial

Return

This study aims to analyze and obtain empirical evidence about the effects of

return on asset, auditor reputation, and firm size on initial return. Independent

variables used in this study is the return on asset, auditor reputation, and firm

size. Dependent variable used in this study is initial return, year observation from

2005-2012.

Study’s sample was go public companies doing initial public offering listed in

Indonesia Stock Exchange (IDX) in periode of 2005-2012. Data was collected by

purposive sampling method. Total 117 go public companies were taken as study’s

sample. Analysis of the data used one sample t-test and multiple regression.

One sample t-test showed that the IPO shares on the Stock Exchange is

underpricing. The results of multiple regression test found only auditor reputation

has influence significantly on initial return. On the other hand, return on asset,

and firm size don’t influence significantly on initial return. The determination

coefficient result showed 12,9%. That it’s about 12,9% indicated the ability of the

independent variables explained the dependent variable while 87,1% explained by

the other variables for examples underwriter reputation, earning per share, firm

age, type industry, and financial leverage.

Keyword: Underpricing, Auditor Reputation, IPO, Return on Asset, Firm Size

ix

ABSTRAK

Pengaruh Return on Asset, Reputasi Auditor, dan Ukuran Perusahaan,

terhadap Initial Return

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh

return on asset, reputasi auditor, dan ukuran perusahaan terhadap initial return.

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on asset,

reputasi auditor, dan ukuran perusahaan. Variabel dependen yang digunakan

dalam penelitian adalah initial return pada tahun pengamatan dari 2005-2012.

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan go public yang melakukan

initial public offering yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) pada periode

2005-2012. Data yang dikumpulkan dengan metode purposive sampling. Total

117 perusahaan go public ditentukan sebagai sampel. Analisis data yang

digunakan one sample t-test dan analisis regresi berganda.

Hasil uji one sample t-test menunjukkan bahwa saham IPO di BEI adalah

underpricing. Hasil uji regresi berganda menemukan hanya reputasi auditor yang

berpengaruh signifikan terhadap initial return. Sedangkan return on asset dan

ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap initial return. Hasil

koefisien determinasi menunjukkan sebesar 12,9% itu menandakan kemampuan

variabel independen menjelaskan variabel dependen sementara 87,1% dijelaskan

oleh variabel lain seperti reputasi underwriter, earning per share, umur

perusahaan, jenis industri, dan financial leverage.

Kata kunci: Underpricing, Reputasi Auditor, IPO, Return on Asset, Ukuran

Perusahaan

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada

Nabi Muhammad SAW, junjungan umat, yang telah membimbing umatnya

menuju jalan kebenaran semoga kita menjadi bagian dari orang yang mmendapat

syafaat darinya. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Bagi penulis untuk meneliti permasalahan yang dimaksud dan

menuangkannya ke dalam bentuk skripsi semacam ini, bukanlah hal yang mudah,

untuk menyelesaikannya penulis membutuhkan banyak pertolongan dari berbagai

pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih atas bimbingan,

dukungan, bantuan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung,

kepada:

1. Baba Sanusi dan Mama Umyanah (almh) tercinta, yang selalu mencurahkan

perhatian, kasih sayang, dukungan serta doa tiada henti yang tertuju untukku.

Walaupun mama sudah meninggal, cinta dan kasih sayangnya masih terasa

menemani setiap langkahku. Semoga Allah SWT membalas kebaikan yang

tak terhingga kepada baba dan mama baik di dunia maupun akhirat, Amin..

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Rini M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang

telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan

xi

dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah

Bapak berikan selama ini.

6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi

II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan

memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang

bapak berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang

skripsi.

7. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama masa

perkuliahan.

8. Saudara-saudaraku tersayang, Nengsih, Umar, Usman, Kiyah, Muchlis, dan

Fatih, yang selalu mendoakan, memberikan dukungan dan bantuan untuk

kesuksesan penulis.

9. Para Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

10. Seluruh pihak yang turut mendukung dan membantu penulis namun tidak

dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, Mei 2013

Laila Badriah

xii

DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................... i

Halaman Judul ......................................................................................................... i

Lembar Pengesahan Skripsi.................................................................................... ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ............................................................. iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ......................................................................... iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ......................................................... v

Daftar Riwayat Hidup ............................................................................................. vi

Abstract ................................................................................................................... viii

Abstrak ................................................................................................................... ix

Kata Pengantar ........................................................................................................ x

Daftar Isi ................................................................................................................... xii

Daftar Tabel .............................................................................................................. xv

Daftar Gambar ......................................................................................................... xvi

Daftar Lampiran ...................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................ 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 11

1. Tujuan Penelitian ......................................................................... 11

2. Manfaat Penelitian ....................................................................... 11

a. Bagi Penulis .......................................................................... 11

b. Bagi Investor ........................................................................ 12

c. Bagi Bidang Akademik ........................................................ 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 13

A. Teori yang Berkenaan Dengan Variabel yang Diambil ..................... 13

1. Pasar Modal ................................................................................. 13

a. Pasar Perdana (Primary Market) .......................................... 14

b. Pasar Sekunder (Secondary Market) .................................... 15

xiii

2. Struktur Pasar Modal di Indonesia .............................................. 16

3. Initial Public Offering (IPO) ....................................................... 17

a. Tahap Persiapan ................................................................... 19

b. Tahap Pemasaran .................................................................. 19

c. Tahap Penawaran Umum ..................................................... 20

d. Tahap Perdagangan di Pasar Sekunder ................................ 20

4. Underpricing ............................................................................... 23

5. Return on Asset (ROA) ................................................................ 25

6. Reputasi Auditor .......................................................................... 26

7. Ukuran Perusahaan ...................................................................... 29

B. Penelitian Sebelumnya ....................................................................... 31

C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 39

D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ....................... 41

1. Return on Asset (ROA) dengan Initial Return ............................ 42

2. Reputasi Auditor dengan Initial Return ...................................... 42

3. Ukuran Perusahaan dengan Initial Return ................................... 43

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 45

A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 45

B. Metode Penentuan Sampel ................................................................. 46

C. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 46

D. Metode Analisis Data ......................................................................... 47

1. Menghitung Initial Return (IR) ................................................... 47

2. Uji-t Satu Sampel (One Sample t-test) ........................................ 47

3. Metode Analisis ........................................................................... 48

a. Uji Normalitas Data ............................................................. 49

b. Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 50

c. Uji Autokorelasi ................................................................... 51

d. Uji Multikolonieritas ............................................................ 52

4. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 53

a. Uji Parsial atau Uji t ............................................................. 53

xiv

b. Uji Simultan atau Uji F ........................................................ 54

c. Koefisien Determinasi .......................................................... 54

E. Operasional Variabel Penelitian ......................................................... 55

1. Variabel Dependen ...................................................................... 55

2. Variabel Independen .................................................................... 55

a. Return on Asset (ROA) ........................................................ 55

b. Reputasi Auditor .................................................................. 56

c. Ukuran Perusahaan ............................................................... 56

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................... 58

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................... 58

1. Bursa Efek Indonesia ................................................................... 58

2. Deskripsi Objek Penelitian .......................................................... 61

B. Analisis Data ...................................................................................... 80

1. Statistik Deskriptif ....................................................................... 80

2. Uji-t Satu Sampel (One Sample t-test) ........................................ 82

3. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 83

a. Uji Normalitas ...................................................................... 83

b. Uji Heterokedastisitas .......................................................... 86

c. Uji Autokorelasi ................................................................... 87

d. Uji Multikolinearitas ............................................................ 88

4. Analisis Model Regresi ............................................................... 90

5. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 91

a. Uji t (Parsial) ........................................................................ 91

b. Uji F (Simultan) ................................................................... 94

6. Koefisien Determinasi ................................................................. 95

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ........................................................ 101

A. Kesimpulan ......................................................................................... 101

B. Implikasi ............................................................................................. 102

1. Bagi Akademisi ........................................................................... 102

2. Bagi Investor ............................................................................... 103

3. Bagi Emiten ................................................................................. 103

xv

4. Bagi Pihak Bursa ......................................................................... 104

C. Saran ................................................................................................... 104

Daftar Pustaka .......................................................................................................... 105

Lampiran .................................................................................................................. 111

xvi

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1. Ringkasan Penelitian Sebelumnya ............................................................ 36

3.1. Tabel Autokorelasi .................................................................................... 52

3.2. Tabel Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 57

4.1. Nilai Kapitalisasi Beberapa Pasar Modal Tahun 2006 ............................... 60

4.2. Proses Pemilihan Sampel ........................................................................... 62

4.3. Perusahaan yang Melakukan IPO Tahun 2005-2012 ................................. 63

4.4. Sampel yang Sesuai Kriteria ..................................................................... 73

4.5. Statistik Deskriptif Variabel yang Digunakan............................................ 81

4.6. Hasil Uji t-Satu Sampel Initial Return ....................................................... 82

4.7. Tabel Kolmogorov - Smirnov 1 ................................................................. 84

4.8. Tabel Kolmogorov - Smirnov 2 ................................................................. 85

4.9. Uji Autokorelasi ......................................................................................... 87

4.10. Uji Multikolinearitas .................................................................................. 89

4.11. Hasil Regresi .............................................................................................. 90

4.12. Uji T (Parsial) ............................................................................................. 92

4.13. UJI F (Simultan) ......................................................................................... 95

4.14. Koefisien Determinasi ................................................................................ 96

xvii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1. Struktur Pasar Modal Indonesia ................................................................. 17

2.2. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 41

4.1. Output Kurva Normal P-Plot ...................................................................... 86

4.2. Grafik Scatterplot ....................................................................................... 87

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Initial Return Perusahaan Initial Public Offering Tahun 2005-2012 ..111

2. Output SPSS 21…………………………………………………………..119

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional tidak akan

terlepas dari masalah pemenuhan kebutuhan dana untuk pembiayaan. Faktor

ketersediaan dana harus terpenuhi dengan baik agar tujuan perusahaan dapat

tercapai. Fakta tidak selalu sejalan dengan harapan. Dana yang diambil dari

internal perusahaan sering tidak dapat mencukupi sehingga diperlukan usaha

untuk mencari sumber tambahan dari eksternal, termasuk dengan cara

melakukan emisi saham baru di pasar modal. Untuk sumber pendanaan yang

berasal dari saham, perusahaan akan menawarkan sahamnya kepada publik

atau masyarakat yang biasa disebut go public di pasar modal. Dua alasan

utama mengapa perusahaan memutuskan go public karena pendiri perusahaan

ingin mendiversifikasi portofolionya dan perusahaan tidak mempunyai

sumber dana alternatif untuk membiayai program investasinya (Apriliani

Triani dan Nikmah, 2006: 2).

Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan bagi perusahaan

yang sedang berkembang guna mendapatkan tambahan dana untuk keperluan

pembiayaan dan pengembangan usaha perusahaan. Para investor yang

mempunyai dana lebih dan ingin menyimpannya sebagai investasi diharapkan

akan memberikan keuntungan memilih pasar modal sebagai sarana

2

berinvestasi. Oleh karena itu, pasar modal mempunyai peran penting sebagai

lahan penyaluran dana secara efisien.

Dalam konteks paradigma pasar modal efisien, harga saham akan

menyesuaikan dengan cepat jika ada informasi baru yang relevan. Dengan

demikian harga saham tidak hanya telah mencerminkan nilai yang sebenarnya

dari perusahaan yang menerbitkan saham tetapi juga proses penyesuaiannya

harus berlangsung dengan cepat. Kecepatan penyesuaian ini penting untuk

menjamin sebagian investor yang tidak akan dapat mengambil keuntungan

atas sebagian investor yang lain karena memiliki keunggulan informasi.

Informasi merupakan salah satu hal yang sangat penting di dalam

aktivitas pasar modal. Investor tentunya menginginkan tingkat keuntungan

yang optimal atas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan

adanya informasi publik, investor dapat mereaksi informasi yang berkaitan

dengan efisiensi di pasar modal.

Jenis pasar modal biasanya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: pasar

perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market). Kegiatan

yang dilakukan dalam rangka penawaran umum saham perdana disebut

Initial Public Offering (IPO) (Kristiantari, 2012: 13).

Penetapan harga saham perdana pada IPO atau saat go public sangat

sulit, karena tidak ada harga pasar sebelumnya yang dapat diobservasi untuk

dipakai sebagai penetapan penawaran, selain itu kebanyakan dari perusahaan

yang akan go public mempunyai sedikit atau bahkan tidak ada pengalaman

terhadap penetapan harga saham tersebut. Pada umumnya dalam melakukan

3

penjualan saham di pasar perdana, perusahaan menyerahkannya kepada

underwriter yang merupakan perantara antara perusahaan yang membutuhkan

dana dengan investor sebagai penyedia dana. Harga saham yang ditawarkan

pada saat melakukan IPO merupakan faktor penting yang menentukan berapa

besar jumlah dana yang diperoleh perusahaan. Jumlah dana yang diterima

emiten adalah perkalian antara jumlah lembar saham yang ditawarkan dengan

harga per saham. Saat mulai diperdagangkan, ada dua kemungkinan yang

terjadi pada harga saham tersebut yaitu underpricing dan overpricing.

Underpricing merupakan fenomena yang menarik karena dialami oleh

sebagian besar pasar modal di dunia. Underpricing saat IPO yaitu harga

saham hari pertama di pasar sekunder lebih tinggi dari harga saham

penawaran perdananya (Apriliani Triani dan Nikmah, 2006: 2). Karena itu

seringkali pada pasar perdana (IPO) dijumpai fenomena underpricing.

Underpricing adalah selisih positif antara harga saham di pasar

sekunder dengan harga saham di pasar perdana atau pada saat IPO

(Syahputra, 2008: 15). Harga saham pada dasarnya merupakan pencerminan

besarnya pengorbanan yang harus dilakukan oleh setiap investor untuk

penyertaan dalam perusahaan. Permasalahannya adalah perusahaan tidak

ingin menawarkan saham perdananya dengan harga yang terlalu underpriced

(harga terlalu rendah) kepada calon investor degan tujuan mengumpulkan

dana lebih besar, sedangkan investor menginginkan untuk memperoleh

imbalan dari risiko ketidakpastian yang terdapat dalam pembelian saham

perdana (Arifin, 2004: 5).

4

Underpricing di satu pihak menguntungkan investor tetapi di pihak lain

akan merugikan emiten karena dana yang dikumpulkan tidak maksimal.

Sedangkan fenomena saham yang dikatakan overpricing apabila harga saham

di pasar perdana lebih tinggi dari pada di pasar sekunder. Kondisi overpricing

tidak menguntungkan investor karena mengakibatkan investor tidak

menerima initial return atau return positif yang diterima investor. Harga

saham perdana biasanya dipengaruhi oleh biaya emisi di pasar modal. Biaya

tersebut meliputi: biaya administrasi, biaya pencatatan awal, biaya untuk

mengikuti peraturan pasar yang ditentukan, biaya penerbitan prospektus

untuk publikasi, public expose, dan fee akuntan. Oleh karena itu beberapa

perusahaan mengalami overpricing karena untuk menutupi biaya-biaya

tersebut (Yasa, 2008: 145).

Investor di pasar perdana dituntut untuk menggunakan berbagai sumber

informasi agar dapat secara wajar menilai harga saham yang ditawarkan pada

saat IPO. Salah satu sumber informasi bagi para investor berasal dari pihak

manajemen perusahaan yang akan menerbitkan saham. Manajemen

perusahaan harus menjelaskan kondisi perusahaan secara menyeluruh

sebelum menawarkan sahamnya dengan cara menerbitkan prospektus

(Kristiantari, 2012: 6).

Prospektus merupakan gabungan antara profil perusahaan dan laporan

tahunan yang menjadi sebuah dokumen resmi yang digunakan oleh suatu

lembaga atau perusahaan untuk memberikan gambaran tentang saham yang

ditawarkan untuk dijual kepada publik. Selain saham, prospektus juga

5

berisikan tentang penjelasan bidang usaha perusahaan, laporan keuangan,

biografi dari dewan komisaris dan dewan direksi, informasi terinci mengenai

kompensasi mereka, perkara-perkara yang sedang dihadapi perusahaan, daftar

aset perusahaan, dan informasi yang bersifat material. Suatu prospektus harus

mencakup semua informasi mengenai penawaran umum dari emiten atau

perusahaan publik. Prospektus mengenai IPO akan didistribusikan oleh

penjamin emisi atau pialang saham kepada investor potensial (Yolana dan

Martani, 2005: 539).

Salah satu sumber informasi yang relevan untuk digunakan dalam

menilai perusahaan yang akan go public adalah laporan keuangan yang

terdapat di prospektus. Perusahaan tersebut akan menerbitkan bukan hanya

saham pertama, namun bisa juga menawarkan saham kedua. Biasanya

perusahaan akan merekrut seorang bankir investasi untuk menjamin

penawaran tersebut dan seorang pengacara korporat untuk membantu menulis

prospektus. Penjualan saham diatur oleh pihak berwajib dalam pengaturan

finansial dan jika relevan diatur oleh sebuah bursa saham (Brealey et al.,

2008: 414).

Informasi prospektus dapat dibagi menjadi dua, yaitu informasi

akuntansi dan informasi non akuntansi. Informasi akuntansi adalah laporan

keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba/rugi, laporan perubahan

ekuitas, laporan arus kas, dan penjelasan laporan keuangan atau catatan atas

laporan keuangan (Tandelilin, 2001: 112). Informasi non akuntansi adalah

informasi selain laporan keuangan seperti underwriter, auditor independen,

6

konsultan hukum, nilai penawaran saham, persentase saham yang ditawarkan,

ukuran perusahaan, dan informasi lainnya (Tandelilin, 2001: 112).

Dari informasi akuntansi dan non akuntansi dalam prospektus itulah

investor dapat menganalisis atau melakukan penilaian terhadap perusahaan

tersebut. Hasil analisis atau penilaian prospektus ini dapat digunakan investor

untuk membuat berbagai keputusan atau kesimpulan. Misalnya, apakah

investor akan membeli saham perusahaan tersebut, apakah prospek

perusahaan tersebut bagus, dan apakah harga saham perdana yang ditawarkan

relatif sesuai atau wajar dengan kondisi perusahaan.

Pada tahun 2005-2012, kondisi pasar modal nasional menjadi

menggairahkan. IHSG dan nilai kapitalisasi pasar masing-masing tumbuh

52,08 % dan 59,2% pada tahun 2007. Hal tersebut mendorong perusahaan-

perusahaan milik swasta maupun pemerintah (Badan Usaha Milik Negara)

menuju go public melalui peluncuran saham perdananya ke pasar modal IPO.

Diagram 1.1

New Listed Company (IPO)

Tahun 2005-2012

Sumber: Statistik Book Bursa Efek Indonesia

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa jumlah emiten baru mengalami

kenaikan sepanjang tahun 2007, tercatat 24 perusahaan melakukan penawaran

7

umum saham perdana (IPO). Jumlah ini menunjukkan adanya peningkatan

sebesar 100% dibandingkan tahun sebelumnya, dimana jumlahnya sebanyak

12 perusahaan. Pada tahun 2009 terjadi penurunan yang cukup signifikan

yaitu sebesar 13 perusahaan, tetapi tahun berikutnya mengalami peningkatan

lagi seiring dengan banyaknya perusahaan yang melakukan IPO.

Contoh kasus mengenai penawaran saham perdana atau penetapan IPO

terjadi pada PT. Krakatau Steel. Menurut Harian Kompas pada tanggal 11

November 2010, perusahaan ini adalah salah satu BUMN yang didirikan pada

tanggal 31 Agustus 1970, bertepatan dengan dikeluarkannya Peraturan

Pemerintah RI No. 35 tahun 1970 tentang Penyertaan Modal Negara

Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) PT

Krakatau Steel. Perusahaan ini bergerak di bidang industri baja. PT Krakatau

Steel memiliki enam buah fasilitas produksi yang membuat PT Krakatau

Steel menjadi satu-satunya industri baja terpadu di Indonesia. Keenam buah

pabrik tersebut menghasilkan berbagai jenis produk baja dari bahan mentah.

PT Krakatau Steel go public dengan melepaskan 3.155.000.000 saham

baru ke publik dan mencatatkannya di BEI pada 10 November 2010. IPO

yang ditawarkan melalui proses book building (penawaran awal) mencatat

kelebihan permintaan (oversubscribe) sebanyak 9 kali. Kepemilikan saham

PT. KS setelah IPO terbagi menjadi 80% oleh Pemerintah Republik Indonesia

dan sisanya 20% akan dimiliki oleh publik. Dalam penawaran ini, Perseroan

menunjuk PT. Bahana Securities, PT. Danareksa Sekuritas dan PT. Mandiri

Sekuritas sebagai para penjamin pelaksana emisi. Harga pelaksanaan IPO

8

ditetapkan sebesar Rp. 850 per saham atau total perolehan dana IPO sebesar

Rp. 2,681 triliun. IPO PT Krakatau Steel dinilai tidak transparan dan

akuntabel, baik saat penetapan harga saham maupun penjatahan kuota saham.

Harga offering price saham IPO PT Krakatau Steel dianggap terlalu murah

sehingga menimbulkan kerugian bagi negara bahkan IPO BUMN industri

baja ini ditenggarai bersifat kolutif (Kompas, 2010).

Penetapan harga sebesar inilah yang menimbulkan kontroversi di

masyarakat mengenai harga saham perdana yang ditawarkan apakah sudah

relatif sesuai atau wajar dengan kondisi perusahaan. Pada umumnya para

pemilik perusahaan yang akan go public menginginkan agar dapat

meminimalisir underpricing. Pentingnya harga saham perdana ini memicu

penulis untuk menganalisis lebih lanjut faktor–faktor yang mempengaruhi

underpricing yang diukur dengan initial return pada perusahaan yang

melakukan IPO di Indonesia.

Variabel akuntansi dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas.

Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (R.

Agus Sartono, 2012: 120). Rasio profitabilitas merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba dan melihat efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber

yang dimilikinya. Rasio profitabilitas merupakan informasi tingkat

keuntungan yang dicapai perusahaan (Almilia. Informasi ini akan

memberikan informasi kepada pihak luar mengenai efektifitas operasional

9

perusahaan. Profitabilitas perusahaan yang tinggi akan mengurangi

ketidakpastian IPO sehingga mengurangi tingkat underpricing. Untuk

mengukur profitabilitas digunakan Return on Asset (ROA). ROA

berpengaruh secara signifikan dengan arah koefisien negatif terhadap initial

return (Kristiantari, 2012: 10).

Selanjutnya, variabel non-akuntansi yang digunakan adalah reputasi

auditor dan ukuran perusahaan. Variabel non-akuntansi yang pertama adalah

reputasi auditor. Pemeriksaan akuntansi atau audit mengurangi asimetris

informasi (information asymmetry) yang ada antara manajemen dan

stakeholder perusahaan yang memungkinkan pihak di luar perusahaan untuk

memverifikasi validitas laporan keuangan (Kristiantari, 2012: 4). Perusahaan

menyewa auditor independen untuk memeriksa kesesuaian laporan keuangan

yang disusun oleh manajemen perusahaan, dan memberikan opini atas

keabsahannya. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dari

auditor bereputasi baik atau KAP big four beperan dalam meningkatkan

kepercayaan masyarkat akan keakuratan informasi yang disajikan.

Perusahaan dan underwriter yang bereputasi baik akan memilih KAP yang

bereputasi baik pula untuk mengurangi risiko underpricing (Helen Sulistio

2005: 91). Reputasi auditor yang semakin tinggi dipercaya akan memberikan

kemungkinan yang semakin kecil atas kegagalan perusahaan (Sejati, 2010: 3).

Pengujian atas pengaruh reputasi auditor telah dilaksanakan oleh (Johnson

2011: 8) yang menyatakan bahwa reputasi auditor berpengaruh signifikan

terhadap initial return.

10

Ukuran perusahaan (size) adalah suatu skala dimana besar kecilnya

perusahaan dapat diklasifikasikan menurut berbagai cara, antara lain total

aset, total ekuitas, nilai pasar saham, dan lain-lain (Irma dkk., 2012: 3).

Ukuran perusahaan dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu perusahaan besar

(large firm), perusahaan menengah (medium firm), dan perusahaan kecil

(small firm). Ekuitas merupakan tolak ukur besaran atau skala suatu

perusahaan. Biasanya perusahaan besar mempunyai ekuitas yang besar pula

nilainya. Secara teoritis perusahaan yang lebih besar mempunyai kepastian

(certainty) yang lebih besar daripada perusahaan kecil sehingga akan

mengurangi tingkat ketidakpastian mengenai prospek perusahaan ke depan.

Hal tersebut dapat membantu investor memprediksi risiko yang mungkin

terjadi. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap underpricing

(Yolana dan Martani, 2005: 11). Dalam penelitian Chastina Yolana dan Dwi

Martani (2005) menjelaskan ukuran perusahaan terbukti mendukung teori

uncertainty of company value yaitu ketidakpastian nilai perusahaan di masa

datang akan membuat investor ragu-ragu mengivestasikan uangnya di saham

emiten.

Berdasarkan hasil penelitian–penelitian tersebut, maka penelitian ini

bertujuan untuk menguji kembali variabel-variabel yang memiliki

kemampuan data yang signifikan dalam membentuk model initial return di

Indonesia. Sehingga penulis memilih judul penelitian tentang “Pengaruh

Return on Asset, Reputasi Auditor, dan Ukuran Perusahaan Terhadap

Initial Return (Studi Empiris pada Perusahaan yang Melakukan Initial

11

Public Offering di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2012)”. Penelitian

ini merupakan pengembangan dari penelitian Yolana dan Martani (2005)

serta Apriliani Triani dan Nikmah (2006) yang tidak menggunakan variabel-

variabel keuangan. Perbedaan penelitian ini adalah menambahakan variabel

inependen dengan menggunakan rasio profitabilitas yaitu ROA.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah terdapat underpricing pada IPO di BEI?

2. Bagaimana pengaruh ROA terhadap initial return pada perusahaan yang

melakukan IPO?

3. Bagaimana pengaruh reputasi auditor terhadap initial return pada

perusahaan yang melakukan IPO?

4. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap initial return pada

perusahaan yang melakukan IPO?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Penelitian ini menganalisis underpricing pada IPO di BEI.

b. Penelitian ini menguji pengaruh ROA terhadap initial return.

c. Penelitian ini menguji pengaruh reputasi auditor terhadap initial

return.

12

d. Penelitian ini menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap initial

return.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah:

a. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan menjadi saran untuk

menambah pengetahuan dan wawasan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi underpricing/initial return saham IPO, serta dapat

mengaplikasikan teori yang didapatkan selama kuliah.

b. Bagi investor/calon investor di pasar modal, hasil penelitian ini dapat

memberikan sumbangan pemikiran dalam pengambilan keputusan

investasi pada saat IPO.

c. Bagi perusahaan, dapat dijadikan referensi dalam menentukan harga

yang tepat pada saat IPO.

d. Bagi bidang akademik, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

sumber referensi dan dasar untuk melakukan pengembangan

penelitian lebih lanjut mengenai saham IPO dan pengetahuan dalam

bidang pasar modal.

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang Berkenaan Dengan Variabel yang Diambil

1. Pasar Modal

Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya

perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari

hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan

dana atau untuk memperkuat pasar modal perusahaan (Irham Fahmi,

2012: 55). Pasar modal merupakan alternatif mengenai pembiayaan

pembangunan, modal yang didapat berasal dari dalam negeri dan luar

negeri.

Di pasar modal yang diperjualbelikan adalah kepemilikan

perusahaan dan surat pernyataan utang suatu perusahaan. Kepemilikan

ini berupa surat efek atau surat berharga yaitu surat pengakuan hutang,

surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit

penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, setiap

derivatif dari efek seperti warrant dan opsi, efek beragun aset, dan

sertifikat penitipan efek Indonesia. Perusahaan yang memerlukan dana

memandang pasar modal sebagai alat untuk memperoleh dana yang lebih

menguntungkan dibandingkan dengan modal yang diperoleh dari sektor

perbankan.

13

14

Penjualan saham (termasuk jenis sekuritas lain) kepada masyarakat

dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan

sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas

tersebut diperjualbelikan. Jenis–jenis pasar modal tersebut ada dua

macam, yaitu:

a. Pasar Perdana (Primary Market)

Pasar perdana merupakan penawaran saham dari perusahaan

yang menerbitkan saham kepada pemodal selama waktu yang

ditetapkan sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar

sekunder. Pasar perdana adalah jenis pasar pada pasar modal dimana

saham dan sekuritas lainnya dijual pertama kali pada masyarakat

sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa (Kristiantari, 2012: 13).

Kegiatan ini disebut penawaran umum perdana atau Initial Public

Offering (IPO) (Kristiantari, 2012:13). Pada pasar perdana, hasil

penjualan saham keseluruhannya masuk sebagai modal perusahaan.

Dalam pasar primer, proses penjualan saham atau obligasi

dikoordinasi oleh underwriter. Underwriter yang memegang peran

dalam proses penawaran umum mulai dari proses pernyataan

pendaftaran, penyusunan dan penyebaran prospektus, penetapan

harga, sampai dengan pencatatan di bursa (listing). Seringkali

keberhasilan emisi saham atau obligasi dipengaruhi oleh reputasi dan

pengalaman penjamin emisi. Keberhasilan suatu emisi ditandai

dengan terjadinya kelebihan permintaan (oversubscribed) pada saat

15

penawaran umum. Untuk kasus tertentu, terkadang pasar perdana

surat-surat berharga dari suatu perusahaan sering tidak banyak

diketahui oleh publik karena penjualannya kepada investor atau

pembeli utama dilakukan secara tertutup (Dahlan Siamat, 2005: 24).

Bila diklasifikasikan, lembaga penunjang pasar perdana terdiri dari

underwriter, akuntan publik, notaris, agen penjual dan perusahaan

penilai (Dahlan siamat, 2005: 490-491).

b. Pasar Sekunder (Secondary Market)

Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham

setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Oleh karena

itu pasar sekunder merupakan tempat di mana saham dan sekuritas

lain diperjual-belikan secara luas, setelah melalui masa penjualan di

pasar perdana. Pasar sekunder adalah pasar perdagangan efek antar

investor dilakukan melalui anggota bursa (setelah pasar perdana)

sehingga tercipta likuiditas efek tersebut (Suhartono dan Qudsi,

2009: 139).

Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan

penawaran antara pembeli dan penjual. Perdagangan pasar sekunder,

bila dibandingkan dengan perdagangan pasar perdana mempunyai

volume perdagangan yang jauh lebih besar. Hasil penjualan saham

pada pasar sekunder biasanya tidak lagi masuk modal perusahaan,

melainkan masuk ke dalam kas para pemegang saham yang

bersangkutan.

16

Pasar sekunder memiliki dua fungsi yang pertama untuk

mempermudah penjualan instrumen keuangan untuk mendapatkan

dana sehingga dapat menyebabkan instrumen keuangan untuk

mendapatkan dana sehingga dapat menyebabkan instrumen

keuangan menjadi lebih likuid. Semakin likuid surat-surat berharga

semakin diminati investor. Kedua, pasar sekunder menentukan harga

surat-surat berharga yang dijual oleh perusahaan penerbit di pasar

perdana. Pembentukan harga di pasar sekunder dipengaruhi oleh

oleh mekanisme pasar. Investor hanya akan membeli surat-surat

berharga yang ditawarkan di pasar perdana dengan harga yang

mungkin dapat memberi keuntungan di pasar sekunder (Dahlan

siamat, 2005: 25). Lembaga yang menjadi penunjang di pasar

sekunder terdiri dari pedagang efek, perantara pedagang efek

(broker), perusahaan efek biro dan biro administrasi efek (Dahlan

siamat, 2005: 492).

2. Struktur Pasar Modal di Indonesia

Pasar modal sangat erat hubungannya dengan perkembangan

perekonomian suatu negara dan perekonomian sangat dipengaruhi oleh

stabilnya politik. Struktur pasar modal Indonesia telah diatur dalam

Undang-Undang No.8/1995 tentang Pasar Modal Indonesia (UUPM).

Berdasarkan ketentuan dalam UUPM, Badan Pengawas Pasar Modal

(BAPEPAM) melaksanakan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan

sehari-hari pasar modal (Ahmad Rodoni, 2005: 119).

17

Sumber: Ahmad Rodoni (2005: 120)

Sumber: Ahmad Rodoni (2005: 120)

3. Initial Public Offering (IPO)

Salah satu keinginan perusahaan pada saat ingin berekspansi adalah

mendapatkan tambahan dana serta bisa memperkenalkan perusahaan

yang dimiliki ke publik secara jauh lebih transparan dan

bertanggungjawab. Sarana untuk mewujudkan semua itu salah satunya

dapat dilakukan melalui keputusan go public. Go public adalah

Perusahaan Efek

- Penjamin

Emisi

- Pedagang

Perantara Efek

- Manajer

Investasi

Provesi Penunjang

- Akuntan

- Konsultasi

Hukum

- Penilai

- Notaris

Emiten

- Perusahaan

Publik

- Reksa Dana

Bursa Efek Lembaga Kriling dan

Penjamin (LKP)

Lembaga Penyimpanan dan

Penyeleseaian (LPP)

Menteri Keuangan

Bapepam-LK

Lembaga Penunjang

- Biro Administrasi

Efek

- Bank Kustodian

- Wali Amanat

- Penasihat Investasi

- Pemeringkat Efek

Gambar. 2.1

Struktur Pasar Modal Indonesia

18

perusahaan telah memutuskan untuk menjual sahamnya kepada publik

dan siap untuk dinilai oleh publik secara terbuka (Jogiyanto, 2007: 16).

Go public atau penawaran umum merupakan kegiatan yang dilakukan

emiten untuk menjual sekuritas kepada masyarakat, berdasarkan tata cara

yang diatur undang-undang dan peraturan pelaksanaannya (Tandelilin,

2001: 35). Saat pertama kali perusahaan go public sering disebut dengan

Initial Public Offering (IPO).

Perusahaan yang membutuhkan dana dapat melakukan penerbitan

surat berharga seperti saham (stock), obligasi (bond), dan sekuritas

lainnya untuk meningkatkan modal perusahaan. Sekuritas tersebut yang

dijual ke publik melalui bankir investasi (underwriter) dalam pasar yang

disebut pasar perdana (primary market). Terdapat dua jenis saham biasa

(common stock) yang diterbitkan melalui melalui pasar perdana (Bodie et

al., 2008: 86). Pertama, penawaran perdana (IPO) adalah saham

perusahaan yang awalnya berbentuk perseroan terbatas (Bodie et al.,

2008: 86). Kedua, saham baru musiman (seasoned new issues)

ditawarkan oleh perusahaan yang sudah pernah menerbitkan saham

(Bodie et al., 2008: 86). IPO merupakan kegiatan yang dilakukan

perusahaan dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana.

Setelah saham dijual di pasar perdana kemudian saham tersebut di

daftarkan di pasar sekunder (listing). Dengan mendaftarkan saham

tersebut di bursa, saham tersebut mulai dapat diperdagangkan di bursa

efek bersama dengan efek yang lain.

19

Menurut Ang (1997) dalam Kristiantari (2012: 15-17), dalam

proses IPO calon emiten harus melewati empat tahapan yaitu:

a. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah

mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan sebelum

mengajukan pernyataan pendaftaran ke Badan Pengawas Pasar

Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK). Dalam tahapan

ini, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan langkah

awal untuk mendapat persetujuan pemegang saham mengenai

rencana go public. Anggaran dasar perseroan juga harus diubah

sesuai dengan anggaran dasar perusahaan publik. Kegiatan lain

dalam tahapan ini antara lain menunjuk underwriter serta lembaga

dan profesi pasar modal yang dibutuhkan seperti akuntan publik,

konsultan hukum, penilai, notaris, dan lainnya. Kegiatan terakhir

dalam tahap ini adalah perusahaan mengadakan perjanjian

pendahuluan dengan bursa efek untuk mencatatkan saham perseroan

guna diperdagangkan di pasar sekunder dan perjanjian pendahuluan

dengan underwriter.

b. Tahap Pemasaran

Langkah penting yang dilakukan pada tahapan ini antara lain:

1) Due dilligence meeting yaitu pertemuan dengar pendapat antara

calon emiten dan underwriter dimana dilakukan pertukaran

informaasi yang dimiliki kedua belah pihak sehingga emiten

20

mampu menjawab pertanyaan yang nantinya diajukan oleh

investor.

2) Public expose merupakan tindakan pemasaran kepada

masyarakat pemodal dengan mengadakan pertemuan untuk

mempresentasikan dan menyebarkan informasi penawaran

saham kepada investor. Rangkaian public expose yang

dilakukan secara berkesinambungan dari satu lokasi ke lokasi

lainnya disebut istilah roadshow, dimana calon emiten dapat

menyebarkan info memo dan prospektus awal.

3) Book building merupakan proses pengumpulan jumlah saham

yang diminati investor atau investor yang sudah menyatakan

kesediaan untuk membeli sejumlah saham pada harga tertentu.

4) Penentuan harga perdana yang dilakukan antara underwriter dan

calon emiten.

c. Tahap Penawaran Umum

Pada tahap ini, calon emiten menerbitkan prospektus ringkas di

dua media cetak yang berbahasa Indonesia, dilanjutkan dengan

penyebaran prospektus perusahaan lengkap final, penyebaran FPPS

(Formulir Pemesanan Pembeli Saham), menerima pembayaran,

melakukan penjatahan, membayar kembali (refund) dan akhirnya

penyerahan Surat Kolektif Saham (SKS) bagi pihak yang

memperoleh penjatahan saham.

21

d. Tahap Perdagangan di Pasar Sekunder

Tahap ini meliputi tahapan melakukan pendaftaran ke bursa

efek untuk mencatatkan sahamnya sesuai dengan ketentuan. First

issue adalah pencatatan saham yang ditawarkan kepada publik pada

saat IPO yang biasanya berjumlah sekitar 10% sampai dengan 40%

sedangkan sisa saham belum dapat diperdagangkan sampai

perusahaan melakukan pencatatan saham tersebut. Terdapat dua cara

pencatatan sisa saham tersebut agar dapat diperdagangkan di pasar

sekunder yaitu, partial listing, dimana perusahaan melakukan

pencatatan sahamnya secara secara partial (sebagian) dan company

listing, dimana perusahaan mencatatkan seluruh sisa saham yang

dimilkinya sehingga seluruh saham dapat diperdagangkan di pasar

saham.

Proses IPO Perusahaan yang pertama kali menawarkan

sahamnya ke publik disebut melakukan penawaran perdana (IPO).

Sebelum perusahaan go public, awalnya saham–saham perusahaan

tersebut dimiliki oleh manajer-manajernya, sebagian lagi oleh

pegawai–pegawai kunci dan hanya sejumlah kecil yang dimiliki oleh

investor. Keputusan perusahaan untuk menjadi perusahaan publik

(go public) merupakan suatu keputusan yang tidak tanpa perhitungan

yang matang karena dengan go public perusahaan dihadapkan pada

beberapa konsekuensi langsung baik yang bersifat menguntungkan

(benefits) maupun yang merugikan. Manfaat dari melakukan go

22

public menurut Jogiyanto (2007) dalam Kristiantari (2012: 17)

adalah:

1) Kemudahan meningkatkan modal di masa mendatang.

2) Meningkatkan likuiditas bagi pemegang saham.

3) Nilai pasar perusahaan diketahui.

Disamping manfaat yang diperoleh perusahaan melalui go

public, terdapat beberapa kerugian go public, diantaranya adalah:

1) Biaya laporan yang meningkat.

2) Untuk perusahaan yang sudah going public, setiap kuartal dan

tahunnya harus menyerahkan laporan–laporan kepada regulator.

Laporan–laporan ini sangat mahal terutama untuk perusahaan

yang ukurannya kecil.

3) Pengungkapan (disclosure) informasi kepada publik maupun

pesaing.

4) Beberapa pihak di dalam perusahaan umumnya keberatan

dengan ide pengungkapan. Manajer tidak mau mengungkapkan

semua informasi yang dimiliki karena dapat digunakan oleh

pesaing. Sedangkan pemilik tidak mau mengungkapkan

informasi tentang saham yang dimilikinya karena publik akan

mengetahui besarnya kekayaan yang dipunyai.

5) Ketakutan untuk diambil alih.

6) Manajer perusahaan yang hanya mempunyai hak veto kecil akan

khawatir jika perusahaan going public. Manajer perusahaan

23

publik dengan hak veto yang rendah umumnya diganti dengan

manajer baru jika perusahaan diambil alih.

4. Underpricing

Underpricing adalah suatu kondisi dimana secara rata–rata harga

pasar perusahaan yang baru go public, biasanya dalam hitungan hari atau

minggu, lebih tinggi dibandingkan dengan harga penawarannya (Yolana

dan Martani, 2005: 38). Kebalikan dari underpricing adalah overpricing,

yaitu suatu kondisi dimana harga pasar saham yang baru ditawarkan

secara rata–rata cenderung lebih rendah dibandingkan dengan harga

penawarannya (Yasa, 2008: 15). Fenomena terjadinya underpricing

dijumpai di hampir semua pasar modal yang ada di dunia.

Underpricing merupakan biaya tidak langsung (indirect cost) bagi

perusahaan yang melakukan IPO (Brealey et al., 2008: 416). Artinya, bila

harga saham dapat diterima di pasar dengan harga yang lebih tinggi,

kenapa tidak dijual pada harga tersebut, yaitu harga pada saat penutupan

hari pertama di pasar sekunder (Brealey et al., 2008: 416). Underpricing

disebabkan oleh penetuan harga saham saat IPO yang secara signifikan

lebih rendah dibandingkan dengan harga yang terjadi di pasar sekunder

pada waktu jangka pendek. Underpricing akan menyebabkan transfer

kemakmuran dari pemilik kepada investor (Beatty, 1989: 18). Apabila

terjadi underpricing, dana yang diperoleh perusahaan dari go public tidak

maksimum dan memberikan keuntungan bagi investor. Underpricing

terjadi karena adanya selisih positif antara harga saham di pasar sekunder

24

dengan harga saham pada saat IPO (Suyatmin dan Sujaadi, 2008: 12).

Apabila underpricing terjadi, maka investor berkesempatan memperoleh

abnormal return berupa initial return positif. Menurut Husnan (2003:

274) abnormal return adalah selisih antara tingkat keuntungan

sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan.

Pihak investor lebih mengharapkan tingginya underpricing karena

dengan demikian para investor dapat menerima initial return. Initial

return adalah keuntungan yang diperoleh pemegang saham karena

perbedaan harga saham yang dibeli di pasar perdana (IPO) dengan harga

jual saham bersangkutan di hari pertama di pasar sekunder (Ismiyanti dan

Armansyah, 2010: 11).

Setiap investor menginginkan return yang maksimal dari

investasinya. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.

Melalui pasar sekunder para investor berusaha untuk mendapatkan

tingkat keuntungan yang lebih besar dari tingkat keuntungan yang

diharapkan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan faktor risiko yang

mungkin muncul atas alternatif investasi yang dipilih (Ismiyanti dan

Armansyah, 2010: 11).

Risiko yaitu peluang bahwa hasil aktual yang diperoleh dari suatu

investasi berbeda dari hasil yang diharapkan, khususnya jika hasil aktual

lebih kecil dari hasil yang diharapkan. Return dan risiko merupakan dua

hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi merupakan

trade off dari kedua faktor ini. Return dan risiko mempunyai hubungan

25

yang positif, semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar

return yang harus dikompensasikan. Naik turun pada harga saham juga

dapat ditemui pada return. Ada banyak faktor yang mempengaruhi return

ini. Investor menggunakan informasi akuntansi dan non akuntansi untuk

dapat menganalisis initial return.

5. Return on Assets (ROA)

Rasio profitabilitas mengindikasikan seberapa efektis keseluruhan

perusahaan dikelola (Pearce dan Robinson, 2007: 241). Rasio

profitabilitas menggambarkan seberapa efektif perusahaan beroperasi

sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Hal ini ditunjukkan

oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.

Menurut Brigham dan Houston (2009: 107) rasio profitabilitas

merupakan sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek-efek

dari likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil-hasil operasi. Rasio

profitabilitas yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajibannya serta menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk going concern. Return on Asset (ROA) merupakan rasio

profitabilitas untuk mengukur kemampuan manajemen dalam

menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir, 2010: 115).

ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

memanfaatkan aset perusahaan untuk memperoleh laba. Rasio ini

merupakan perbandingan antara laba dengan rata-rata aset yang dimiliki

oleh perusahaan. Adapun rumus ROA yaitu:

26

Semakin tinggi ROA berarti perusahaan semakin efektif dalam

memanfaatkan aset untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ROA berarti

kinerja perusahaan semakin efektif, karena tingkat kembalian akan

semakin besar (Brigham dan Houston, 2009: 107). Hal ini selanjutnya

akan meningkatkan daya tarik investor kepada perusahaan. Peningkatan

daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati

investor, karena dapat memberikan keuntungan (return) yang besar bagi

investor. Dengan kata lain ROA akan berpengaruh terhadap return saham

yang akan diterima oleh investor.

6. Reputasi Auditor

Pemeriksaan akuntansi atau audit adalah pemeriksaan yang

berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang

laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat

apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai

dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi

yang berlaku umum (Boynton et al., 2006: 6).

Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham

dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan terhadap

Sumber: Kasmir (2010: 115)

27

laporan keuangan. Auditor eksternal dapat menjadi mekanisme

pengendalian terhadap manajemen agar dapat menyajikan informasi

keuangan secara andal dan terbebas dari praktek kecurangan akuntansi

atau salah saji material. Para pengguna laporan keuangan terutama para

pemegang saham akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan

yang telah dibuat oleh auditor mengenai laporan keuangan suatu

perusahaan. Hal ini berarti auditor mempunyai peranan penting dalam

pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan.

Auditor yang memiliki reputasi yang baik maka akan memberikan

hasil audit yang semakin baik (Almilia dan Devi, 2007: 9). Reputasi

auditor yang baik adalah auditor yang berafiliasi dengan Kantor Akuntan

Publik (KAP) besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big

Four Worldwide Accounting Firm (Ikhsan dkk., 2012: 5).

Dalam dunia profesi akuntan publik dikenal KAP kelompok besar

atau sering disebut dengan big four, dan non big four. Maka KAP di

Indonesia yang berafiliasi dengan big four juga disebut KAP big four,

dan yang lain disebut kelompok KAP sedang dan kelompok KAP kecil.

Sebenarnya pengelompokan ini bersifat informal dan lebih banyak diukur

bukan dari jumlah penghasilannya tetapi dari jumlah auditornya

(Adityasih, 2010). Berdasarkan data dari Departemen Keuangan per

tahun 2008, jumlah KAP di Indonesia adalah 389 KAP, yang bila diukur

berdasarkan jumlah auditornya adalah sebagai berikut:

a. 4 KAP dengan jumlah professional staff diatas 400 orang.

28

b. 13 KAP dengan jumlah professional staff antara 100-400 orang.

c. 372 KAP dengan jumlah professional staff dibawah 100 orang.

KAP di Indonesia bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik

Asing atau Organisasi Akuntan Asing. Mereka membentuk jejaring

(network) yang di koordinasikan oleh suatu non-profit entity. Kerja sama

ini meliputi brand image, quality control, knowledge management

training, global staff mobility dan lain-lainnya. Bentuk kerja sama

lainnya adalah dalam bentuk asosiasi, yang disebut Association of

Independent Accounting Firm (AIF), dimana masing-masing KAP yang

menjadi anggota dapat memilih sendiri manfaat apa yang diinginkan.

Kerja sama internasional ini bagi KAP Indonesia dapat berpengaruh

langsung kepada kualitas audit karena adanya transfer of knowledge atau

hanya merupakan brand strategy (Adityasih, 2010).

Ukuran KAP, jenis klien dan jenis hubungan internasionalnya akan

membentuk karakteristik lingkungan kerja untuk masing-masing

kelompok KAP, yang akan berperan dan berpengaruh pada kualitas audit.

Menurut Arens et.al., (2010: 11) terdapat 4 (empat) kategori ukuran

Kantor Akuntan Publik di Amerika Serikat, antara lain: (1) Kantor

Akuntan Publik Internasional, (2) Kantor Akuntan Publik Nasional, (3)

Kantor Akuntan Publik Lokal dan Regional, dan (4) Kantor Akuntan

Publik Kecil. Di Indonesia KAP dikategorikan menjadi dua berdasarkan

reputasinya, yaitu:

a. KAP yang berafiliasi dengan The Big Four:

29

b. KAP yang tidak berafiliasi dengan The Big Four.

KAP yang berafiliasi dengan The Big Four dari tahun 2005-2012

Tahun 2005 a) Price Water House Coopers (PWC), dengan

partnernya di Indonesia Haryanto Sahari dan Rekan.

b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di

Indonesia Osman Ramli Satrio dan Rekan.

c) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)

International, dengan partnernya di Indonesia

Siddharta dan Widjaja.

d) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di

Indonesia Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja.

Tahun 2006 a) Price Water House Coopers (PWC), dengan

partnernya di Indonesia Haryanto Sahari dan Rekan.

b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di

Indonesia Osman Ramli Satrio dan Rekan.

c) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)

International, dengan partnernya di Indonesia

Siddharta dan Widjaja.

d) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di

Indonesia Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja.

Tahun 2007 a) Price Water House Coopers (PWC), dengan

partnernya di Indonesia Haryanto Sahari dan Rekan.

30

b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di

Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan.

c) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)

International, dengan partnernya di Indonesia

Siddharta dan Widjaja.

d) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di

Indonesia Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja.

Tahun 2008 a) Price Water House Coopers (PWC), dengan

partnernya di Indonesia Haryanto Sahari dan Rekan.

b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di

Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan.

c) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)

International, dengan partnernya di Indonesia

Siddharta dan Widjaja. Ernst and Young (EY),

dengan partnernya di Indonesia Purwantono,

Sarwoko dan Sandjaja.

Tahun 2009 a) Price Water House Coopers (PWC), dengan

partnernya di Indonesia Tanudiredja, Wibisana dan

Rekan.

b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di

Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan.

c) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)

International, dengan partnernya di Indonesia yaitu

31

Siddharta, dan Widjaja.

d) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di

Indonesia Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja.

Tahun 2010 a) Price Water House Coopers (PWC), dengan

partnernya di Indonesia Tanudiredja, Wibisana dan

Rekan.

b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di

Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan.

c) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)

International, dengan partnernya di Indonesia yaitu

Siddharta dan Widjaja.

d) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di

Indonesia Purwantono, Suherman & Surja.

Tahun 2011 a) Price Water House Coopers (PWC), dengan

partnernya di Indonesia Tanudiredja, Wibisana dan

Rekan.

b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di

Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan.

c) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)

International, dengan partnernya di Indonesia yaitu

Siddharta dan Widjaja.

d) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di

Indonesia Purwantono, Suherman & Surja.

32

Tahun 2012 a) Price Water House Coopers (PWC), dengan partnernya

di Indonesia Tanudiredja, Wibisana dan Rekan.

b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di

Indonesia Osman Bing Satrio dan Eny.

c) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)

International, dengan partnernya di Indonesia yaitu

Siddharta dan Widjaja.

d) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di Indonesia

Purwantono, Suherman dan Surja.

Auditor yang mempunyai reputasi tinggi, akan mempertahankan

reputasinya dengan memberikan kualitas yang tinggi terhadap hasil

auditannya (Kristiantari, 2012: 23). Jika kualitas pengauditannya tinggi,

maka auditor akan dihargai dalam bentuk premium harga oleh klien

(emiten). Penggunaan auditor yang profesional dijadikan sebagai tanda

terhadap kualitas perusahaan emiten. Dengan memakai auditor

profesional akan mengurangi kesempatan emiten untuk berlaku curang

dalam menyajikan informasi yang tidak akurat ke pasar saham.

Perusahaan akan memakai auditor yang berkualitas atau mempunyai

reputasi tinggi agar investor tertarik untuk membeli sahamnya karena

sudah terjamin atau merasa aman untuk berinvestasi ke perusahaan

tersebut. Dengan kata lain, reputasi auditor yang baik mengurangi

terjadinya underpricing saham.

33

7. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan pengukur besar kecilnya

perusahaan. Ukuran perusahaan menjadi penting ketika perusahaan

melakukan go public. Ukuran perusahaan dapat digunakan sebagai proksi

ketidakpastian terhadap keadaan perusahaan dimasa yang akan datang.

Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat menjadi gambaran prospek

perusahaan ke depan (Ismiyanti dan Armansyah, 2010: 30). Perusahaan

besar lebih banyak disorot oleh investor dibandingkan perusahaan kecil.

Oleh karena itu, perusahaan besar cenderung menjaga citra perusahaan

dengan cara memilih kantor akuntan publik besar untuk mengaudit

laporan keuangannya (Widiawan, 2011: 16).

Perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti,

pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis

sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan. Dari sisi tenaga kerja,

dengan semakin banyaknya jumlah tenaga kerja dalam suatu perusahaan,

maka tekanan pada pihak manajemen untuk memperhatikan kepentingan

tenaga kerja akan semakin besar. Hal ini berarti program tanggung jawab

sosial perusahaan juga semakin banyak dan akan diungkapkan dalam

laporan tahunan.

Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset,

penjualan, dan ekuitas (Almilia dan Devi, 2007:4). Semakin besar total

aset, ekuitas, dan penjualan maka semakin besar pula ukuran perusahaan

tersebut. Semakin besar aset maka semakin banyak ekuitas yang ditanam,

34

semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan

semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan

dikenal dalam masyarakat (Wijayani, 2011: 23). Sehingga perusahaan

yang besar memiliki risiko kebangkrutan atau kegagalan yang lebih

rendah bila dibandingkan dengan perusahaan yang kecil.

B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai underpricing saham IPO sudah pernah dilakukan

sebelumnya. Penelitian mengenai underpricing di Indonesia antara lain

dilakukan oleh Trisnawati (1998) yang melakukan penelitian di Bursa Efek

Jakarta dengan sampel 47 perusahaan yang melakukan IPO tahun 1994-1995

yang membuktikan bahwa hanya umur perusahaan yang berpengaruh

signifikan (positif) pada initial return. Sedangkan Daljono (2000) dengan

data perusahaan yang melakukan IPO tahun 1990-1997 di BEJ menemukan

bahwa reputasi penjamin emisi dan financial leverage berpengaruh positif

signifikan pada initial return.

Abdullah (2000) dengan sampel 50 perusahaan tahun 1995-2000,

menemukan bahwa variabel besaran perusahaan, profitabilitas perusahaan

(ROE), jenis industri manufaktur (dummy), dan persentase saham yang

ditawarkan pada publik secara bersama-sama berpengaruh signifikan pada

initial return. Sedangkan ketika dilakukan pengujian parsial atau terpisah,

hanya variabel jenis industri dan profitabilitas (ROE) yang berpengaruh

signifikan pada initial return.

35

Penelitian lainnya dilakukan oleh Sandhiaji (2004) dengan sampel

perusahaan manufaktur yang melakukan IPO tahun 1996-2002, membuktikan

bahwa reputasi underwriter, ROA, umur perusahaan, ukuran perusahaan,

berpengaruh signifikan negatif pada underpricing. Sedangkan jumlah saham

yang ditahan oleh pemilik lama (ownership retention) dibuktikan

berhubungan positif dengan underpricing, dan reputasi auditor tidak

berpengaruh signifikan pada underpricing. Yolana dan Martani (2005)

berdasarkan data tahun 1994–2001, menemukan bahwa variabel rata-rata kurs

dan ROE berpengaruh signifikan positif pada initial return. Sedangkan

ukuran perusahaan dan jenis industri berpengaruh signifikan negatif pada

initial return. Variabel reputasi underwriter ditemukan tidak berpengaruh

pada initial return.

Helen Sulistio (2005) melakukan penelitian berasal dari kategori

manufaktur dan non manufaktur yang masing-masing sejumlah 22

perusahaan yang melakukan IPO tahun 1998 sampai dengan 2003. Hasil

penelitiannya adalah dari variabel-variabel akuntansi yang terdiri dari size,

Earning per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), tingkat leverage,

persentase pemegang saham lama, reputasi auditor, reputasi underwriter

hanya tingkat leverage dan persentase pemegang saham lama yang secara

statistik berpengaruh signifikan terhadap initial return.

Gerianta (2008) melakukan penelitian dengan sampel seluruh

perusahaan yang melakukan IPO tahun 1990–2001. Hasil penelitiannya

36

adalah reputasi underwriter dan profitabilitas perusahaan (ROA) berpengaruh

signifikan (negatif) pada initial return.

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Sebelumnya

No

Peneliti

(tahun)

Metode Variabel Hasil Penelitian

1

Abdullah

(2000)

Analisis

regresi

berganda

Besaran perusahaan,

ROE, Jenis industri,

% Saham yang

ditawarkan

ROE berpengaruh

signifikan negatif,

Jenis industri

berpengaruh

positif signifikan

terhadap

underpricing

2

Rosyati dan

Sabeni (2002)

Analisis

regresi

berganda

Umur perusahaan,

Reputasi auditor,

Reputasi penjamin

emisi

Umur perusahaan

berpengaruh

signifikan negatif,

Reputasi penjamin

emisi berpengaruh

signifikan negatif

terhadap

underpricing

3 Shandhiaji Analisis Reputasi underwriter, Reputasi

37

No

Peneliti

(tahun)

Metode Variabel Hasil Penelitian

(2004) regresi

berganda

Reputasi auditor,

Jumlah saham yang

ditahan pemilik,

ROA, Umur

perusahaan, Ukuran

perusahaan

underwriter

berpengaruh

signifikan negatif,

Jumlah saham

yang ditahan

pemilik

berpengaruh

positif signifikan,

ROA berpengaruh

signifikan negatif,

Umur perusahaan

berpengaruh

signifikan negatif,

Ukuran

perusahaan

berpengaruh

signifikan negatif

terhadap

underpricing

4

Helen Sulistio

(2005)

Analisis

regresi

Initial Return ,size,

Earning per Share

Tingkat leverage

dan persentase

38

No

Peneliti

(tahun)

Metode Variabel Hasil Penelitian

berganda (EPS), Price

Earnings Ratio

(PER),tingkat

leverage, persentase

pemegang saham

lama, reputasi

auditor, reputasi

underwriter

pemegang saham

lama

mempengaruhi

initial return

secara statistik

signifikan

5

Yolana dan

Martani (2005)

Analisis

regresi

berganda

Reputasi underwriter,

rata-rata kurs, size,

ROE, jenis industri

Rata-rata kurs

berpengaruh

positif signifikan,

size berpengaruh

signifikan negatif,

ROE berpengaruh

signifikan negatif,

dan jenis indutri

berpengaruh

signifikan negatif

terhadap

underpricing

6 Gerianta Analisis Reputasi auditor, Reputasi

39

No

Peneliti

(tahun)

Metode Variabel Hasil Penelitian

(2008) regresi

berganda

Reputasi underwriter,

Umur perusahaan , %

Saham yang

ditawarkan, ROA,

Financial Leverage,

Solvability ratio,

Ukuran perusahaan,

Kepemilikan

pemerintah

underwriter

berpengaruh

signifikan negatif,

ROA berpengaruh

signifikan negatif

terhadap

underpricing

7

Guray

Kucukkoucaglu

(2008)

Analisis

regresi

berganda

Underpricing in

Turkey, peningkatan

harga saham, dan

informasi pasar

Hasil menyatakan

bahwa

peningkatan harga

saham lebih baik

dibandingkan

informasi pasar

dari underpricing

C. Kerangka Berpikir

Saham IPO merupakan salah satu instrumen keuangan yang

diperjualbelikan di pasar modal. Emiten atau perusahaan menerbitkan saham

40

di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada saat perusahaan akan melakukan go

public. Saham yang diterbitkan pada saat perusahaan melakukan go public

biasa disebut saham perdana (IPO). Harga saham yang ditawarkan pada saat

melakukan IPO merupakan faktor penting yang menentukan berapa besar

jumlah dana yang diperoleh perusahaan. Penetapan harga saham perdana

pada IPO atau saat go public sangat sulit, karena tidak ada harga pasar

sebelumnya yang dapat diobservasi untuk dipakai sebagai penetapan

penawaran, selain itu kebanyakan dari perusahaan yang akan go public

mempunyai sedikit atau bahkan tidak ada pengalaman terhadap penetapan

harga saham tersebut. Oleh karena itu, sering terjadi underpricing pada

penetapan harga saham IPO.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai

pengaruh Return on Asset (ROA), reputasi auditor, dan ukuran perusahaan

terhadap initial return.

41

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen dan variabel

dependen dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut:

BEI

Interpretasi

Perusahaan Go Public

IPO

Variabel Dependen

Initial Return

Variabel Independen

1. Return On Asset

2. Reputasi Auditor

3. Ukuran Perusahaan

Uji Regresi Berganda

Analisis Model Regresi

Autokorelasi Multikolinearitas Normalitas Heteroskedastisitas

Uji F (Simultan) Koefisien Determinasi Uji t (Parsial)

42

1. Return on Asset (ROA) dengan Initial Return

ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas, yaitu estimasi rasio

yang menunjukkan seberapa efektifnya perusahaan beroperasi sehingga

menghasilkan keuntungan atau laba bagi peruusahaan. Profitabilitas

memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk going concern

(Purwaningsih, 2008: 8). ROA digunakan untuk mengukur efektifitas

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan cara memanfaatkan

aset yang dimilikinya. Nilai ROA yang semakin tinggi akan

menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba di masa

yang akan datang dan laba merupakan informasi penting bagi investor

sebagai pertimbangan dalam menanamkan modalnya. Profitabilitas yang

tinggi akan mengurangi ketidakpastian perusahaan di masa yang akan

datang, dan sekaligus mengurangi ketidakpastian IPO, sehingga akan

mengurangi underpricing (Kristiantari, 2012: 43).

Penelitian yang dilakukan oleh Kim et al. (1993), Abdullah (2000)

dan Sandhiaji (2004) telah membuktikan bahwa profitabilitas perusahaan

berpengaruh signifikan negatif pada underpricing. Dengan demikian

diajukan hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis 1 : Return on Assets (ROA) berpengaruh signifikan negatif

terhadap initial return.

2. Reputasi Auditor dengan Initial Return

Reputasi auditor berpengaruh pada kredibilitas laporan keuangan

ketika suatu perusahaan go public. Auditor yang bereputasi tinggi dapat

43

digunakan sebagai tanda atau petunjuk terhadap kualitas perusahaan

emiten (Holland dan Horton, 1993). Emiten yang memilih untuk

menggunakan auditor yang berkualitas akan dinilai positif oleh investor

yaitu emiten mempunyai informasi yang tidak menyesatkan mengenai

prospeknya di masa mendatang. Hal ini berarti penggunaan auditor yang

memiliki reputasi tinggi akan mengurangi ketidakpastian pada masa

mendatang (Kristiantari, 2012: 41). Ketidakpastian yang rendah

berasosiasi dengan tingkat underpricing yang rendah. Hasil penelitian

Beatty (1989) berhasil membuktikan bahwa reputasi auditor berpengaruh

signifikan negatif pada underpricing. Oleh karena itu diajukan hipotesis

sebagai berikut.

Hipotesis 2 : Reputasi auditor berpengaruh signifikan negatif terhadap

initial return.

3. Ukuran Perusahaan dengan Initial Return

Perusahaan yang berskala besar cenderung lebih dikenal

masyarakat sehingga informasi mengenai prospek perusahaan berskala

besar lebih mudah diperoleh investor daripada perusahaan berskala kecil.

Tingkat ketidakpastian yang akan dihadapi oleh calon investor mengenai

masa depan perusahaan emiten dapat diperkecil apabila informasi yang

diperolehnya banyak dengan demikian kecilnya tingkat risiko investasi

perusahaan berskala besar dalam jangka panjang.

Dengan rendahnya tingkat ketidakpastian perusahaan berskala

besar maka akan menurunkan tingkat underpricing dan kemungkinan

44

initial return yang akan diterima investor akan semakin rendah oleh

karena itu diduga semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin

kecil underpricing.

Menurut Yolana dan Martani (2005: 9) bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing.

Hipotesis 3 : Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan negatif

terhadap initial return.

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel

independen terdiri dari Return on Asset (ROA), reputasi auditor dan ukuran

perusahaan terhadap variabel dependen, yaitu Initial Return pada Initial

Public Offering (IPO) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan

go public yang mengalami underpricing saat melakukan IPO di BEI dari

tahun 2005-2012. Periode pengamatan dari 2005-2012 dipilih dikarenakan

pada periode tersebut terdapat berbagai peristiwa yang terjadi di dunia dan

khususnya Indonesia diantaranya terjadi sejumlah bencana baik faktor alam

maupun faktor kecelakaan, misalnya kecelakaan sejumlah pesawat terbang,

terjadi reshuffle kabinet khususnya dibidang ekonomi, ada tekanan-tekanan

inflasi dunia karena pelonjakan harga minyak, masuknya modal asing secara

signifikan dan adanya krisis dunia yang berawal dari Amerika Serikat dan

dampaknya terus terasa hingga saat ini selain itu adanya perdagangan bebas

ASEAN-China atau disebut juga ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area)

pada tahun 2012 yang lebih menguasai pasar Indonesia.

45

46

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel yang diambil untuk keperluan penelitian ini menggunakan

metode adalah purposive sampling, yang berarti pemilihan sampel secara

tidak acak yang disesuaikan dengan tujuan dan target tertentu. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-fator apa saja yang

mempengaruhi underpricing pada perusahaan yang melakukan IPO di BEI.

Sampel penelitian ini diambil dari 144 perusahaan yang melakukan IPO

di BEI periode tahun 2005 sampai 2012, namun hanya 117 perusahaan yang

terpilih menjadi sampel penelitian. Hal ini dikarenakan 27 perusahaan tidak

memenuhi kriteria untuk menjadi sampel penelitian. Adapun kriteria tersebut

sebagai berikut:

1. Perusahaan melakukan IPO pada periode 2005 sampai 2012 dan terdaftar

di BEI.

2. Perusahaan yang mengalami underpricing pada IPO.

3. Perusahaan yang memiliki informasi ketersediaan data yang digunakan

dalam penelitian.

4. Perusahaan dengan nilai ROA positif.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari Indonesia Stock Exchange (IDX), jurnal, literatur, dan internet.

Data yang digunakan telah memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan,

meliputi:

47

1. Daftar efek yang melakukan IPO di BEI.

2. Laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan pada tahun

perusahaan melakukan IPO pada periode 2005-2012.

3. Prospektus perusahaan yang melakukan IPO pada periode 2005-2012.

4. Data perkembangan harga saham harian pada saat perusahaan melakukan

IPO pada periode 2005-2012.

5. IDX Fact Book pada periode 2005-2012.

6. IDX Statistic Book pada periode 2005-2012.

D. Metode Analisis Data

1. Menghitung Initial Return (IR)

Keuntungan permulaan berlebih (initial return), yaitu selisih antara

harga saham pada hari pertama penutupan (closing price) dengan harga

penawaran perdana (offering price) dibagi dengan harga penawaran

perdana (offering price) dikali 100%. Secara sistematis dapat dirumuskan

sebagai berikut (Suyatmin dan Sujadi, 2006: 21-22):

IR = [(Pt1-Pt0)/ Pt0] x 100%

2. Uji-t Satu Sampel (One Sample t-test)

Uji-t satu sampel (one sample t-test) digunakan untuk menguji

purata (mean) dari satu sampel tunggal terhadap suatu purata acuan (μ0)

dengan asumsi data terdistribusi normal (Uyanto, 2006: 77). Dalam

penelitian ini objek yang akan diuji menggunakan uji-t satu sampel ini

adalah seluruh IPO saham perusahaan dari tahun 2005 sampai dengan

48

2012 di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini akan menguji apakah telah

terjadi underpricing pada penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek

Indonesia dari tahun 2005-2012 dengan α = 0,05. Jika hal ini terjadi,

maka nilai initial return perusahaan akan lebih tinggi dari rata-rata μ0 =

0, karena itu digunakan uji hipotesis satu sisi (one sided atau one tailed

test) untuk sisi atas (upper tailed) dengan hipotesis:

H0 : μ ≤ 0

Ha : μ > 0

Keputusan yang didapatkan apakah terjadi underpricing pada

penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia dari tahun

2005-2012. Kriteria pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut:

Jika P-value < α, maka H0 ditolak

Jika P-value ≥ α, maka H0 tidak dapat ditolak

3. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah

analisis regresi berganda (multiple regression) yaitu untuk mengetahui

pengaruh perubahan variabel independen terhadap dependen baik secara

sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Model Regresi Linear

Berganda yang digunakan adalah:

Y = α0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Dimana:

Y = Initial Return

49

X1 = Return on Asset

X2 = Reputasi Auditor

X3 = Ukuran Perusahaan

α0 = Konstanta

e = Nilai residual atau pengganggu

β = Koefisien Regresi

Sebelum dilakukan pengujian dengan regresi berganda, variabel-

variabel penelitian diuji dengan asumsi klasik atau bisa dikenal dengan

uji BLUE (Best Linear Unbiased Estimate) yaitu data terdistribusi normal

(uji normalitas), tidak terjadinya heterokedasitas, tidak terjadinya

autokorelasi dan todak terjadinya multikolinearitas (Suyatmin dan Sujadi,

2006: 22). Uji asumsi klasik terdiri dari pengujian-pengujian sebagai

berikut:

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual (e) di dalam suatu

persamaan memiliki distribusi normal. Seperti diketahui uji t dan F

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.

Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada

dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau

tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Imam Ghozali,

2012: 160).

50

Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data

(titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat

histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan (Imam

Ghozali, 2012: 163):

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji

normalitas residual adalah uji statistik non-parametik Kolmogorov-

Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis (Imam

Ghozali, 2012: 164):

H0: Data residual berdistribusi normal

Ha: Data residual tidak berdistribusi normal

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual

satu pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas

51

dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik

adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas

(Imam Ghozali, 2012: 139). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas

dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada

grafik scatterplot antara variabel dependen dan residualnya dimana

sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y

prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar analisis

(Imam Ghozali, 2012: 139):

1) Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk

pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika

terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi (Imam

Ghozali, 2012: 110). Autokorelasi biasanya terjadi pada deret waktu

(time series data) (data yang hanya mempunyai satu observasi untuk

setiap variabel pada setiap satuan waktu) (Salvatore, 2001: 170).

52

Artinya autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Uji autokorelasi juga

dapat didefinisikan adanya korelasi antara anggota serangkaian

observasi yang telah diurutkan menurut waktu (seperti dalam runtun

waktu/time series) atau ruang (seperti data cross section). Untuk

mengambil keputusan ada tidaknya autokorelasi bisa menggunakan

tabel autokorelasi sebagai berikut:

Tabel 3.1

Tabel Autokorelasi

No Hiportesis Nol Keputusan Jika

1 Tidak ada autokorelasi

positif Tolak 0 < d < dl

2 Tidak ada autokorelasi

positif

Tanpa

keputusan dl ≤ d ≤ du

3 Tidak ada autokorelasi

negatif Tolak 4–dl < d < 4

4 Tidak ada autokorelasi

negatif

Tanpa

keputusan 4-du ≤ d ≤ 4-dl

5 Tidak ada autokorelasi

positif maupun negatif Tidak ditolak du < d < 4-du

Sumber: Imam Ghozali (2012: 111)

d. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau

independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen (Imam Ghozali, 2012: 105).

Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau

Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai

53

untuk menunjukkan adanya multikoleniaritas adalah nilai tolerance

< 0,10 atau VIF > 10 (Imam Ghozali, 2012: 106).

Menurut Imam Ghozali cara untuk mengobati bila terjadi

multikolinearitas:

1) Menggabungkan data cross section dan time series (pooling

data).

2) Keluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai

korelasi lebih dari model regresi dan identifikasikan variabel

independen lainnya untuk membantu prediksi.

3) Transformasi variabel merupakan salah stu cara mengurangi

hubungan linear diantara variabel independen. Transformasi

dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural.

4) Gunakan model dengan variabel independen yang mempunyai

korelasi tinggi hanya semata-mata untuk prediksi (jangan

mencoba untuk mneginterpretasikan koefisien regresinya).

5) Gunakan metode analisis yang lebih canggih seperti Bayessian

Regression.

4. Pengujian Hipotesis

a. Uji Parsial atau Uji t

Uji t digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial. Apabila nilai

Thitung lebih besar dari Ttabel atau tingkat signifikan T< α = 5% maka

ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti

54

bahwa variabel independen mempunyai pengaruh signifikan

terhadap variabel dependen secara parsial.

b. Uji Simultan atau Uji F

Uji F dilakukan untuk melihat makna dari hasil model regresi.

Apabila nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel atau tingkat signifikan lebih

kecil dari 5% maka ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha

diterima. Hal ini berarti bahwa variabel independen mempunyai

pengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara simultan.

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (adjusted R square) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Nilai adjusted R square berkisar antara 0

sampai dengan 1, bila adjusted R square kecil berarti kemampuan

variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel bebas

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

meprediksi variasi variabel terikat. Secara umum koefisien

determinasi untuk data silang (cross section) relatif rendah karena

adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,

sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya

mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Banyak peneliti

menganjrkan untuk menggunakan nilai adjusted R square pada saat

mengevaluasi nama model regresi terbaik.

55

E. Operasional Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel

yang digunakan dan cara pengukurannya.

1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini variabel

dependen yang digunakan adalah Initial Return yang terjadi pada

penawaran harga saham perdana dari perusahaan yang melakukan IPO

selama periode 2005-2012. Untuk mengukur variabel ini peneliti

menggunakan return harian dengan rumus perhitungannya yaitu

(Suyatmin dan Sujadi, 2006: 21-22):

Dimana:

IR = Intial Return

Pt1 = Harga penutupan saham perdana (closing price) hari pertama

Pt0 = Harga penawaran saham perdana (offering price) hari pertama

2. Variabel Independen

a. Return on Asset (ROA),

ROA menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan

laba dengan aset yang dimilikinya. ROA merupakan salah satu rasio

keuangan yang dapat digunakan oleh pemegang saham dalam

mengukur profitabilitas perusahaan seccara keseluruhan. ROA

56

merupakan perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aset

perusahaan. Variabel ini diukur dengan rumus sebagai berikut

(Kasmir, 2010: 115):

Dimana:

ROA = Return On Asset

Profit After Tax = Laba bersih setelah pajak

Total asset = Total aset

b. Reputasi Auditor

Auditor eksternal dapat menjadi mekanisme pengendalian

perusahaan terhadap manajemen agar dapat menyajikan informasi

secara andal dan terbebas dari salah saji material dan mengurangi

fraud (kecurangan akuntansi). Semakin baik reputasi auditor maka

akan semakin baik pula kualitas audit. Pengukuran variabel reputasi

auditor menggunakan variabel dummy. Penetuan reputasi auditor

menggunakan skala 1 untuk audit yang dilakukan oleh KAP big four

dan 0 untuk audit yang dilakukan oleh KAP non big four (Apriliani

Triani dan Nikmah, 2006: 7).

c. Ukuran Perusahaan (size)

Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan

besar kecilnya perusahaan. Perusahaan yang besar memilki total

aset, penjualan, dan ekuitas yang besar pula. Semakin besar

57

perusahaan semakin mudah untuk mendapatkan informasi mengenai

perusahaan akan meningkatkan kepercayaan investor dan

mengurangi faktor ketidakpastian yang berarti risiko underpricing

lebih kecil. Ukuran perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah total aset perusahaan untuk tahun terakhir sebelum go public.

Variabel ini diukur menggunakan logaritma natural dari total aset

sedangkan skala pengukurannya menggunakan skala rasio. Untuk

mempermudah perhitungan nilai dalam statistik dengan rumus

sebagai berikut (Yolana dan Martani, 2005: 543):

Size = Ln (total aset)

Tabel 3.2

Tabel Operasional Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Skala

Profitabilitas Return on

Asset

ROA = Rasio

Reputasi

Auditor

Auditor

Eksternal

KAP big four mendapat

poin 1 dan KAP non big

four mendapat poin 0

Nominal

Ukuran

Perusahaan

(size)

Total Aset Logaritma Natural Total

Aset Perusahaan

Rasio

58

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Bursa Efek Indonesia

Pasar modal Indonesia berdiri di Jakarta pada tanggal 14 Desember

1912. Bursa Efek Indonesia (BEI) didirikan jauh sebelum Indonesia

merdeka oleh pemerintahan Hindia Belanda yang diselenggarakan oleh

Vereniging Voor de Effectenhandel yang pada saat itu masih bernama

Bursa Efek Jakarta (BEJ).

Perkembangan BEI tidak terlepas dari pasang surutnya iklim

politik, ekonomi dan keuangan negara ini. BEI mengalami kemunduran

aktivitasnya di tahun 1940 waktu negeri Belanda diserang dan diduduki

oleh bangsa Jerman (Irham Fahmi, 2012: 55). Pada tahun 1968 Bank

Indonesia membentuk Tim Persiapan Pasar Uang dan Modal tahun 1969

yang diketuai Gubernur Bank Indonesia. Pada penghujung tahun 1976

badan inilah yang melahirkan Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam).

Pasar modal diawasi dan dilaksanakan oleh Bapepam. Pelaku pasar

modal di samping Bapepam adalah perusahaan-perusahaan efek, yang

menjadi perantara antara perusahaan yang membutuhkan dana (emiten)

dan pemilik modal (investor). Akuntan, notaris, penasehat hukum, dan

underwriter menduduki tempat vital dalam konfigurasi pasar modal.

Pada tahun 1970 Bapepam digantikan fungsinya dari pembina menjadi

58

59

pengawas, baru pada tahun 1992 pengelolaannya diserahkan kepada

pihak swasta, seperti lazimnya hampir diseluruh dunia (Irham Fahmi,

2012: 56).

Perkembangan pasar yang semakin cepat menghendaki adanya

efisiensi kerja dan bursa harus diotomatisasi. Inilah yang melahirkan

Jakarta Automated Trading System (JATS) yang diperkuat dengan

dukungan undang-undang di tahun 1995. Pasar modal menurut UU RI

No. 8 tahun 1995 adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran

umum dan perdagangan efek, perusahaan yang berkaitan dengan efek

yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan

efek yang diterbitkannya.

Peran yang dilakukan oleh pasar modal adalah menyediakan

fasilitas untuk memindahkan dana, khususnya yang diperuntukkan untuk

pembiayaan jangka panjang dari yang memiliki dana ke perusahaan yang

membutuhkan dana.

Pada tahun 2007, BEJ dengan Bursa Efek Surabaya (BES) merger

menjadi BEI (Ahmad Rodoni, 2008: 41). Langkah merger BEJ dengan

BES adalah upaya untuk meningkatkan efisiensi pasar modal guna

bersaing dengan bursa luar negeri (Suhartono dan Qudsi, 2009: 20).

Tujuan utama penggabungan kedua bursa tersebut adalah untuk

memperkuat pasar modal Indonesia yang dinilai oleh berbagai pihak

termasuk lemah dibandingkan beberapa pasar modal negara tetangga

seperti dalam persoalan kapitalisasi, oleh karena itu guna untuk

60

memperkuat struktur pasar modal dan untuk memperkuat posisi tawar

Indonesia di kancah internasional maka ini dianggap sebagai langkah

yang tepat. Tabel nilai kapitalisasi pasar modal sebagai berikut:

Tabel 4.1

Nilai Kapitalisasi Beberapa Pasar Modal tahun 2006

No Negara Nilai Kapitalisasi

(US $)

1 Indonesia baru mencapai 100 miliar

2 Malaysia 294 miliar

3 Thailand 148 miliar

4 Singapura 294 miliar

5 Korea 752 miliar

6 Hongkong 1213 triliun

Sumber: Irham Fahmi (2012: 60)

BEI adalah bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi

dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan

ekonomi nasional. Peranan BEI adalah berupaya mengembangkan

pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciiptakan pasar modal

Indonesia yang stabil. Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap

tentang perkembangan bursa kepada masyarakat, BEI menyebarkan data

pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Indikator

pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini,

BEI mempunyai beberapa jenis indeks harga saham, yaitu:

61

a. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) atau Jakarta Composite

Index merupakan semua saham tercatat sebagai komponen kalkulasi

indeks.

b. Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui

beberapa tahapan seleksi.

c. Jakarta Islamic Index, menggunakan 30 saham terpilih yang

termasuk dalam daftar efek syariah yang diterbitkan oleh

BAPEPAM-LK.

d. Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham pilihan harian koran

Kompas.

e. Indeks main board dan development board yaitu indeks yang

didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI (papan utama

dan papan pengembangan)

f. Indeks sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam

sektoral yang sama, sektoral tersebut yaitu agrikultur, manufaktur,

pertambangan, keuangan, basic industry, miscellaneous industry,

consumer goods, property & real estate, trade & service.

2. Deskripsi Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan go public yang

melakukan peanwaran saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia

(BEI) mulai tahun 2005-2012. Perusahaan yang menjadi populasi

tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum 1 Januari 2005

dan perusahaan tersebut tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia atau

62

mengalami delisting. Fokus penelitian ini adalah ingin mengetahui

pengaruh return on asset (ROA), reputasi auditor, dan ukuran perusahaan

terhadap initial return pada perusahaan go public yang melakukan IPO.

Sampel pada penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode

purposive sampling yang mensyaratkan kriteria-kriteria tertentu yaitu

perusahaan yang mengalami underpricing pada saat melakukan IPO,

memiliki data lengkap yang diperlukan dalam penelitian dari tahun 2005

hingga 2012 seperti harga saham harian untuk menetukan terjadinya

underpricing, laporan keuangan untuk menghitung rasio profitabilitas

(ROA) dan ukuran perusahaan, serta laporan auditor independen untuk

menentukan reputasi auditor yang terdapat di annual report. Proses

seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dapat dilihat

dalam tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Proses Pemilihan Sampel

Kriteria Jumlah Perusahaan

Perusahaan yang melakukan IPO

periode 2005-2012

144

Perusahaan yang overpricing (21)

Perusahaan dengan nilai ROA

positif

(4)

Perusahaan yang datanya tidak

sesuai kriteria penelitian

(2)

Jumlah sampel yang memenuhi

persyaratan

117

Sumber: data diolah

63

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 144 perusahaan yang

terdaftar melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia hanya 117 perusahaan

yang memenuhi karakteristik sampel yang telah ditentukan.daftar

perusahaan tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Perusahaan yang Melakukan IPO Tahun 2005-2012

No Kode Nama

Perusahaan

Tanggal

listing

Harga IR %

offering Closing

1 WSKT

PT Waskita

Karya (Persero)

Tbk

19-Dec-

12 380 445 17.11

2 WIIM

PT Wismilak

Inti Makmur

Tbk

18-Dec-

12 650 800 23.08

3 ASSA PT Adi Sarana

Armada Tbk

12-Nov-

12 390 490 25.64

4 BSSR

PT Baramulti

Suksessarana

Tbk

08-Nov-

12 1950 1940 -0.51

5 TAXI

PT Express

Transindo

Utama Tbk

02-Nov-

12 560 590 5.36

6 NELY

PT Pelayaran

Nelly Dwi Putri

Tbk

11-Oct-

12 168 205 22.02

7 PALM PT Provident

Agro Tbk

08-Oct-

12 450 470 4.44

8 NIRO

PT Nirvana

Development

Tbk

13-Sep-

12 105 178 69.52

9 IBST PT Inti Bangun

Sejahtera Tbk

31-Aug-

12 1000 1500 50.00

10 BJTM

PT Bank

Pembangunan

Daerah Jawa

Timur Tbk

12-Jul-

12 430 470 9.30

11 GAMA PT Gading

Development

11-Jul-

12 105 178 69.52

12 ALTO PT Tri Banyan 10-Jul- 210 315 50.00

64

No Kode Nama

Perusahaan

Tanggal

listing

Harga IR %

offering Closing

Tirta Tbk 12

13 GLOB PT Global

Teleshop Tbk

10-Jul-

12 1150 1150 0.00

14 MSKY PT MNC Sky

Vision Tbk

09-Jul-

12 1520 1540 1.32

15 TOBA PT Toba Bara

Sejahtera Tbk

06-Jul-

12 1900 2125 11.84

16 KOBX PT Kobexindo

Tractors Tbk

05-Jul-

12 400 460 15.00

17 TRIS

PT Trisula

International

Tbk

28-Jun-

12 300 320 6.67

18 RANC PT Supra Boga

Lestari Tbk

07-Jun-

12 500 670 34.00

19 BEST

PT Bekasi Fajar

Industrial Estate

Tbk

10-Apr-

12 170 285 67.65

20 ESSA PT Surya Esa

Perkasa Tbk

01-Feb-

12 610 910 49.18

21 TELE

PT Tiphone

Mobile

Indonesia Tbk

12-Jan-

12 310 325 4.84

22 PADI PT Minna Padi

Tbk

09-Jan-

12 395 550 39.24

23 GWSA PT Greenwood

Sejahtera Tbk

23-Dec-

11 250 205 -18.00

24 BAJA

PT

Saranacentral

Bajatama Tbk

21-Dec-

11 250 340 36.00

25 ERAA

PT Erajaya

Swasembada

Tbk

14-Dec-

11 1000 990 -1.00

26 ABMM PT ABM

Investama Tbk

06-Dec-

11 3750 3825 2.00

27 CASS

PT Cardig

Aero Services

Tbk

05-Dec-

11 400 395 -1.25

28 VIVA PT Visi Media

Asia Tbk

21-Nov-

11 300 450 50.00

29 GEMS

PT Golden

Energy Mines

Tbk

17-Nov-

11 2500 2725 9.00

30 ARII PT Atlas 08-Nov- 1500 1540 2.67

65

No Kode Nama

Perusahaan

Tanggal

listing

Harga IR %

offering Closing

Resources Tbk 11

31 SUPR

PT Solusi

Tunas Pratama

Tbk

11-Oct-

11 3381 3630 7.36

32 SMRU PT SMR

Utama Tbk

10-Oct-

11 600 650 8.33

33 STAR PT Star

Petrochem Tbk

13-Jul-

11 102 138 35.29

34 PTIS PT Indo Straits

Tbk

12-Jul-

11 950 1000 5.26

35 SDMU PT Sidomulyo

Selaras Tbk

12-Jul-

11 225 240 6.67

36 ALDO PT Alkindo

Naratama Tbk

12-Jul-

11 225 250 11.11

37 TIFA PT Tifa Sinance

Tbk

08-Jul-

11 200 310 55.00

38 MTLA

PT

Metropolitan

Land Tbk

20-Jun-

11 240 240 0.00

39 SIMP

PT Salim

Ivomas Pratama

Tbk

09-Jun-

11 1100 1250 13.64

40 JAWA PT Jaya Agra

Wattie Tbk

30-May-

11 500 495 -1.00

41 BULL

PT Buana

Listya Tama

Tbk

23-May-

11 155 166 7.10

42 HDFA PT HD Finance

Tbk

10-May-

11 200 230 15.00

43 SRAJ

PT

Sejahteraraya

Anugrahjaya

Tbk

11-Apr-

11 120 163 35.83

44 MBSS

PT

Mitrabahtera

Segara Sejati

Tbk

06-Apr-

11 1600 1780 11.25

45 GIAA

PT Garuda

Indonesia

(Persero) Tbk

11-Feb-

11 500 620 24.00

46 MBTO PT Martina

Berto Tbk

13-Jan-

11 740 660 -10.81

47 EMDE PT 12-Jan- 250 210 -16.00

66

No Kode Nama

Perusahaan

Tanggal

listing

Harga IR %

offering Closing

Megapolitan

Developments

Tbk

11

48 MFMI

PT Multifiling

Mitra Indonesia

Tbk

29-Dec-

10 200 340 70.00

49 BSIM PT Bank

Sinarmas Tbk

13-Dec-

10 150 252 68.00

50 BRMS

PT Bumi

Resources

Minerals Tbk

09-Dec-

10 635 700 10.24

51 MIDI PT Midi Utama

Indonesia Tbk

30-Nov-

10 275 410 49.09

52 WINS

PT Wintermar

Offshore

Marine Tbk

29-Nov-

10 380 355 -6.58

53 BORN

PT Borneo

Lumbung

Energi & Metal

Tbk

26-Nov-

10 1170 1280 9.40

54 APLN

PT Agung

Podomoro Land

Tbk

11-Nov-

10 365 410 12.33

55 KRAS

PT Krakatau

Steel (Persero)

Tbk

10-Nov-

10 850 1270 49.41

56 TBIG

PT Tower

Bersama

Infrastructure

Tbk

26-Oct-

10 2025 2400 18.52

57 ICBP

PT Indofood

CBP Sukses

Makmur Tbk

07-Oct-

10 5395 5950 10.29

58 HRUM PT Harum

Energy Tbk

06-Oct-

10 5200 5450 4.81

59 BRAU PT Berau Coal

Energy

19-Oct-

10 400 465 16.25

60 BUVA

PT Bukit

Uluwatu Villa

Tbk

12-Jul-

10 260 310 19.23

61 GREN PT Evergreen

Invesco Tbk

09-Jul-

10 105 178 69.52

62 IPOL PT Indopoly 09-Jul- 210 235 11.90

67

No Kode Nama

Perusahaan

Tanggal

listing

Harga IR %

offering Closing

Swakarsa

Industry Tbk

10

63 BJBR

PT Bank

Pembangunan

Daerah Jawa

Barat dan

Banten Tbk

08-Jul-

10 600 900 50.00

64 SKYB PT Skybee Tbk 07-Jul-

10 375 560 49.33

65 GOLD PT Golden

Retailindo Tbk

07-Jul-

10 350 520 48.57

66 ROTI

PT Nippon

Indosari

Corpindo Tbk

28-Jun-

10 1275 1490 16.86

67 TOWR

PT Sarana

Menara

Nusantara Tbk

08-Mar-

10 1050 1570 49.52

68 BIPI

PT Benakat

Petroleum

Energy Tbk

11-Feb-

10 140 191 36.43

69 PTPP PT PP (Persero)

Tbk

09-Feb-

10 560 580 3.57

70 EMTK

PT Elang

Mahkota

Teknologi Tbk

12-Jan-

10 720 730 1.39

71 GDST

PT Gunawan

Dianjaya Steel

Tbk

23-Dec-

09 160 131 -18.13

72 BBTN

PT Bank

Tabungan

Negara Tbk

17-Dec-

09 769 807 4.94

73 NIKL

PT Pelat

Timah

Nusantara Tbk

14-Dec-

09 325 300 -7.69

74 BCIP PT Bumi Citra

Permai Tbk

11-Dec-

09 110 173 57.27

75 DSSA

PT Dian

Swastika

Sentosa Tbk

10-Dec-

09 1500 2250 50.00

76 BWPT PT BW

Plantation Tbk

27-Oct-

09 550 570 3.64

77 RINA PT Katarina

Utama Tbk

14-Jul-

09 160 155 -3.13

68

No Kode Nama

Perusahaan

Tanggal

listing

Harga IR %

offering Closing

78 MKPI

PT

Metropolitan

Kentjana Tbk

10-Jul-

09 2100 2750 30.95

79 GTBO

PT Garda

Tujuh Buana

Tbk

09-Jul-

09 115 105 -8.70

80 INVS PT Inovisi

Infracom Tbk

03-Jul-

09 52 60 15.38

81 BPFI

PT Batavia

Prosperindo

finance Tbk

01-Jun-

09 110 121 10.00

82 TRIO PT Trikomsel

Oke Tbk

14-Apr-

09 225 230 2.22

83 AMRT

PT Sumber

Alfaria Trijaya

Tbk

15-Jan-

09 395 395 0.00

84 SIAP PT Sekawan

Intipratama Tbk

17-Oct-

08 150 159 6.00

85 TRAM PT Trada

Maritime Tbk

10-Sep-

08 125 159 27.20

86 BYAN PT Bayan

Resources Tbk

12-Aug-

08 5800 5450 -6.03

87 HOME

PT Hotel

Mandarine

Regency Tbk

17-Jul-

08 94 157 67.02

88 ADRO PT Adaro

Energy Tbk

16-Jul-

08 1100 1730 57.27

89 KBRI

PT Kertas

Basuki

Rachmat

Indonesia Tbk

11-Jul-

08 532 726 36.47

90 PDES

PT Destinasi

Tirta Nusantara

Tbk

08-Jul-

08 200 340 70.00

91 VRNA

PT Verena

Multi Finance

Tbk

25-Jun-

08 100 83 -17.00

92 INDY PT Indika

Energy Tbk

11-Jun-

08 2950 3425 16.10

93 BSDE

PT Bumi

Serpong Damai

Tbk

06-Jun-

08 511 520 1.76

94 TPIA PT Tri Polyta 26-May- 2200 2850 29.55

69

No Kode Nama

Perusahaan

Tanggal

listing

Harga IR %

offering Closing

Indonesia Tbk 08

95 GZCO PT Gozco

Plantations Tbk

15-May-

08 187 229 22.46

96 KOIN PT Kokoh Inti

Arebama Tbk

09-Apr-

08 148 197 33.11

97 BTPN

PT Bank

Tabungan

Pensiunan

Nasional Tbk

12-Mar-

08 517 503 -2.71

98 YPAS

PT Yanaprima

Hastapersada

Tbk

05-Mar-

08 545 640 17.43

99 ELSA PT Elnusa Tbk 06-Feb-

08 400 515 28.75

100 TRIL PT Triwira

Insanlestari Tbk

28-Jan-

08 400 680 70.00

101 BAPA PT Bekasi Asri

Pemula Tbk

14-Jan-

08 150 255 70.00

102 BAEK

PT Bank

Ekonomi

Raharja Tbk

08-Jan-

08 1080 1320 22.22

103 BISI

PT Bisi

International

Tbk

28-May-

07 200 340 70.00

104 WEHA

PT Panorama

Transportasi

Tbk

31-May-

07 245 415 69.39

105 BKDP

PT Bukit

Darmo Property

Tbk

15-Jun-

07 120 204 70.00

106 SGRO PT Sampoerna

Agro Tbk

18-Jun-

07 2340 2525 7.91

107 MNCN

PT Media

Nusantara Citra

Tbk

22-Jun-

07 900 940 4.44

108 MCOR

PT Bank windu

Kentjana

International

Tbk

03-Jul-

07 200 246 23.00

109 PKPK

PT Perdana

Karya Perkasa

Tbk

11-Jul-

07 400 680 70.00

110 LCGP PT Laguna 13-Jul- 125 323 158.40

70

No Kode Nama

Perusahaan

Tanggal

listing

Harga IR %

offering Closing

Cipta Griya Tbk 07

111 DEWA PT Darma

Henwa Tbk

26-Sep-

07 303 511 68.65

112 BACA

PT Bank

Capital

Indoneisa Tbk

04-Oct-

07 150 206 37.33

113 GPRA

PT Perdana

Gapura Prima

Tbk

10-Oct-

07 225 251 11.56

114 WIKA PT Wijaya

Karya Tbk

29-Oct-

07 420 560 33.33

115 ACES

PT Ace

Hardware

Indoneisa Tbk

06-Nov-

07 82 98 19.51

116 CTRP PT Ciputra

Property Tbk

07-Nov-

07 700 610 -12.86

117 PTSN

PT Sat

Nusapersada

Tbk

08-Nov-

07 580 640 10.34

118 JSMR PT Jasa Marga

Tbk

12-Nov-

07 1700 2050 20.59

119 JKON

PT Jaya

Konstruksi

Manggala

Pratama Tbk

04-Dec-

07 615 980 59.35

120 CSAP

PT Catur

Sentosa

Adiprana Tbk

12-Dec-

07 200 220 10.00

121 ASRI PT Alam Sutera

Realty Tbk

18-Dec-

07 105 178 69.52

122 ITMG

PT Indo

Tambangraya

Megah Tbk

18-Dec-

07 14000 19600 40.00

123 DGIK

PT Nusa

Konstruksi

Enjiniring Tbk

19-Dec-

07 225 205 -8.89

124 COWL

PT Cowell

Development

Tbk

19-Dec-

07 130 230 76.92

125 BTEL PT Bakrie

Telecom Tbk

03-Feb-

06 107 150 40.19

126 MAIN PT Malindo

Feedmill Tbk

10-Feb-

06 176 226 28.41

71

No Kode Nama

Perusahaan

Tanggal

listing

Harga IR %

offering Closing

127 RAJA PT Rukun

Raharja Tbk

19-Apr-

06 210 249 18.57

128 BNBA PT Bank Bumi

Artha Tbk

01-Jun-

06 160 235 46.88

129 BBKP PT Bank

Bukopin Tbk

10-Jul-

06 338 367 8.58

130 RUIS

PT Radiant

Utama

Interinsco Tbk

12-Jul-

06 250 375 50.00

131 TOTL

PT Total

Bangun Persada

Tbk

25-Jul-

06 278 298 7.19

132 IATA

PT Indonesia

Air Transport

Tbk

13-Sep-

06 263 273 3.80

133 TRUB

PT Truba Alam

Manunggal

Engineering

Tbk

16-Oct-

06 110 180 63.64

134 CPRO

PT Central

Proteinaprima

Tbk

28-Nov-

06 110 185 68.18

135 FREN PT Smartfren

Telecom Tbk

29-Nov-

06 2856 3554 24.44

136 SDRA

PT Bank

Himpunan

Saudara 1906

Tbk

15-Dec-

06 94 118 25.53

137 MASA

PT Multistrada

Arah Sarana

Tbk

09-Jun-

05 170 180 5.88

138 APOL

PT Arpeni

Pratama Ocean

Line Tbk

22-Jun-

05 625 700 12.00

139 PEGE

PT Panca

Global

Securities Tbk

24-Jun-

05 100 148 48.00

140 RELI PT Reliance

Securities Tbk

13-Jul-

05 250 255 2.00

141 MFIN

PT Mandala

Multifinance

Tbk

06-Sep-

05 195 185 -5.13

142 EXCL PT XL Axiata 29-Sep- 2000 2048 2.40

72

No Kode Nama

Perusahaan

Tanggal

listing

Harga IR %

offering Closing

Tbk 05

143 MICE PT Multi

Indocitra Tbk

21-Dec-

05 490 650 32.65

144 AMAG

PT Asuransi

Multi Artha

Guna Tbk

23-Dec-

05 105 111 5.71

Sumber: idx.co.id

Perusahaan yang saham perdananya mengalami overpricing

diantaranya PT Baramulti Suksessarana Tbk, PT Global Teleshop Tbk,

PT Greenwood Sejahtera Tbk, PT Erajaya Swasembada Tbk, PT Cardig

Aero Services Tbk, PT Jaya Agra Wattie Tbk, PT Martina Berto Tbk, PT

Megapolitan Developments Tbk, PT Wintermar Offshore Marine Tbk,

PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk, PT Pelat Timah Nusantara Tbk, PT

Katarina Utama Tbk, PT Garda Tujuh Buana Tbk, PT Bayan Resources

Tbk, PT Verena Multi Finance Tbk, PT Bank Tabungan Pensiunan

Nasional Tbk, PT Ciputra Property Tbk, PT Nusa Konstruksi Enjiniring

Tbk, PT Mandala Multifinance Tbk, PT Metropolitan Land Tbk dan PT

Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Sementara itu, perusahaan yang tidak

memiliki kelengkapan data penelitian yang dibutuhkan yaitu PT

Provident Agro Tbk, PT SMR Utama Tbk, PT Buana Listya Tama Tbk,

PT Benakat Petroleum Energy Tbk, PT Hotel Mandarine Regency Tbk,

PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. Sehingga dari 144 perusahaan

yang melakukan IPO di BEI periode 2005-2012, hanya 117 perusahaan

yang dapat dijadikan sampel.

73

Tabel 4.4

Sampel yang sesuai kriteria

No Kode Nama

Perusahaan

Tanggal

listing

Harga IR %

offering closing

1 WSKT

PT Waskita

Karya (Persero)

Tbk

19-Dec-

12 380 445 17.11

2 WIIM

PT Wismilak

Inti Makmur

Tbk

18-Dec-

12 650 800 23.08

3 ASSA PT Adi Sarana

Armada Tbk

12-Nov-

12 390 490 25.64

4 TAXI

PT Express

Transindo

Utama Tbk

02-Nov-

12 560 590 5.36

5 NELY

PT Pelayaran

Nelly Dwi Putri

Tbk

11-Oct-

12 168 205 22.02

6 NIRO

PT Nirvana

Development

Tbk

13-Sep-

12 105 178 69.52

7 IBST PT Inti Bangun

Sejahtera Tbk

31-Aug-

12 1000 1500 50.00

8 BJTM

PT Bank

Pembangunan

Daerah Jawa

Timur Tbk

12-Jul-

12 430 470 9.30

9 GAMA PT Gading

Development

11-Jul-

12 105 178 69.52

10 ALTO PT Tri Banyan

Tirta Tbk

10-Jul-

12 210 315 50.00

11 MSKY PT MNC Sky

Vision Tbk

09-Jul-

12 1520 1540 1.32

12 TOBA PT Toba Bara

Sejahtera Tbk

06-Jul-

12 1900 2125 11.84

13 KOBX PT Kobexindo

Tractors Tbk

05-Jul-

12 400 460 15.00

14 TRIS

PT Trisula

International

Tbk

28-Jun-

12 300 320 6.67

15 RANC PT Supra Boga

Lestari Tbk

07-Jun-

12 500 670 34.00

16 BEST PT Bekasi 10-Apr- 170 285 67.65

74

No Kode Nama

Perusahaan

Tanggal

listing

Harga IR %

offering closing

Fajar Industrial

Estate Tbk

12

17 ESSA PT Surya Esa

Perkasa Tbk

01-Feb-

12 610 910 49.18

18 TELE

PT Tiphone

Mobile

Indonesia Tbk

12-Jan-

12 310 325 4.84

19 PADI PT Minna Padi

Tbk

09-Jan-

12 395 550 39.24

20 BAJA

PT

Saranacentral

Bajatama Tbk

21-Dec-

11 250 340 36.00

21 ABMM PT ABM

Investama Tbk

06-Dec-

11 3750 3825 2.00

22 VIVA PT Visi Media

Asia Tbk

21-Nov-

11 300 450 50.00

23 GEMS

PT Golden

Energy Mines

Tbk

17-Nov-

11 2500 2725 9.00

24 ARII PT Atlas

Resources Tbk

08-Nov-

11 1500 1540 2.67

25 SUPR

PT Solusi

Tunas Pratama

Tbk

11-Oct-

11 3381 3630 7.36

26 STAR PT Star

Petrochem Tbk

13-Jul-

11 102 138 35.29

27 PTIS PT Indo Straits

Tbk

12-Jul-

11 950 1000 5.26

28 SDMU PT Sidomulyo

Selaras Tbk

12-Jul-

11 225 240 6.67

29 ALDO PT Alkindo

Naratama Tbk

12-Jul-

11 225 250 11.11

30 TIFA PT Tifa

Sinance Tbk

08-Jul-

11 200 310 55.00

31 SIMP

PT Salim

Ivomas

Pratama Tbk

09-Jun-

11 1100 1250 13.64

32 HDFA PT HD Finance

Tbk

10-May-

11 200 230 15.00

33 SRAJ

PT

Sejahteraraya

Anugrahjaya

Tbk

11-Apr-

11 120 163 35.83

75

No Kode Nama

Perusahaan

Tanggal

listing

Harga IR %

offering closing

34 MBSS

PT

Mitrabahtera

Segara Sejati

Tbk

06-Apr-

11 1600 1780 11.25

35 GIAA

PT Garuda

Indonesia

(Persero) Tbk

11-Feb-

11 500 620 24.00

36 MFMI

PT Multifiling

Mitra Indonesia

Tbk

29-Dec-

10 200 340 70.00

37 BSIM PT Bank

Sinarmas Tbk

13-Dec-

10 150 252 68.00

38 BRMS

PT Bumi

Resources

Minerals Tbk

09-Dec-

10 635 700 10.24

39 MIDI PT Midi Utama

Indonesia Tbk

30-Nov-

10 275 410 49.09

40 BORN

PT Borneo

Lumbung

Energi & Metal

Tbk

26-Nov-

10 1170 1280 9.40

41 APLN

PT Agung

Podomoro

Land Tbk

11-Nov-

10 365 410 12.33

42 KRAS

PT Krakatau

Steel (Persero)

Tbk

10-Nov-

10 850 1270 49.41

43 TBIG

PT Tower

Bersama

Infrastructure

Tbk

26-Oct-

10 2025 2400 18.52

44 ICBP

PT Indofood

CBP Sukses

Makmur Tbk

07-Oct-

10 5395 5950 10.29

45 HRUM PT Harum

Energy Tbk

06-Oct-

10 5200 5450 4.81

46 BRAU PT Berau Coal

Energy

19-Oct-

10 400 465 16.25

47 BUVA

PT Bukit

Uluwatu Villa

Tbk

12-Jul-

10 260 310 19.23

48 GREN PT Evergreen

Invesco Tbk

09-Jul-

10 105 178 69.52

76

No Kode Nama

Perusahaan

Tanggal

listing

Harga IR %

offering closing

49 IPOL

PT Indopoly

Swakarsa

Industry Tbk

09-Jul-

10 210 235 11.90

50 BJBR

PT Bank

Pembangunan

Daerah Jawa

Barat dan

Banten Tbk

08-Jul-

10 600 900 50.00

51 SKYB PT Skybee Tbk 07-Jul-

10 375 560 49.33

52 GOLD PT Golden

Retailindo Tbk

07-Jul-

10 350 520 48.57

53 ROTI

PT Nippon

Indosari

Corpindo Tbk

28-Jun-

10 1275 1490 16.86

54 TOWR

PT Sarana

Menara

Nusantara Tbk

08-Mar-

10 1050 1570 49.52

55 PTPP PT PP

(Persero) Tbk

09-Feb-

10 560 580 3.57

56 EMTK

PT Elang

Mahkota

Teknologi Tbk

12-Jan-

10 720 730 1.39

57 BBTN

PT Bank

Tabungan

Negara Tbk

17-Dec-

09 769 807 4.94

58 BCIP PT Bumi Citra

Permai Tbk

11-Dec-

09 110 173 57.27

59 DSSA

PT Dian

Swastika

Sentosa Tbk

10-Dec-

09 1500 2250 50.00

60 BWPT PT BW

Plantation Tbk

27-Oct-

09 550 570 3.64

61 MKPI

PT

Metropolitan

Kentjana Tbk

10-Jul-

09 2100 2750 30.95

62 INVS PT Inovisi

Infracom Tbk

03-Jul-

09 52 60 15.38

63 BPFI

PT Batavia

Prosperindo

finance Tbk

01-Jun-

09 110 121 10.00

64 TRIO PT Trikomsel

Oke Tbk

14-Apr-

09 225 230 2.22

77

No Kode Nama

Perusahaan

Tanggal

listing

Harga IR %

offering closing

65 SIAP

PT Sekawan

Intipratama

Tbk

17-Oct-

08 150 159 6.00

66 TRAM PT Trada

Maritime Tbk

10-Sep-

08 125 159 27.20

67 ADRO PT Adaro

Energy Tbk

16-Jul-

08 1100 1730 57.27

68 PDES

PT Destinasi

Tirta Nusantara

Tbk

08-Jul-

08 200 340 70.00

69 INDY PT Indika

Energy Tbk

11-Jun-

08 2950 3425 16.10

70 BSDE

PT Bumi

Serpong Damai

Tbk

06-Jun-

08 511 520 1.76

71 TPIA PT Tri Polyta

Indonesia Tbk

26-May-

08 2200 2850 29.55

72 GZCO PT Gozco

Plantations Tbk

15-May-

08 187 229 22.46

73 KOIN PT Kokoh Inti

Arebama Tbk

09-Apr-

08 148 197 33.11

74 YPAS

PT Yanaprima

Hastapersada

Tbk

05-Mar-

08 545 640 17.43

75 ELSA PT Elnusa Tbk 06-Feb-

08 400 515 28.75

76 TRIL

PT Triwira

Insanlestari

Tbk

28-Jan-

08 400 680 70.00

77 BAPA PT Bekasi Asri

Pemula Tbk

14-Jan-

08 150 255 70.00

78 BAEK

PT Bank

Ekonomi

Raharja Tbk

08-Jan-

08 1080 1320 22.22

79 BISI

PT Bisi

International

Tbk

28-May-

07 200 340 70.00

80 WEHA

PT Panorama

Transportasi

Tbk

31-May-

07 245 415 69.39

81 BKDP

PT Bukit

Darmo

Property Tbk

15-Jun-

07 120 204 70.00

78

No Kode Nama

Perusahaan

Tanggal

listing

Harga IR %

offering closing

82 SGRO PT Sampoerna

Agro Tbk

18-Jun-

07 2340 2525 7.91

83 MNCN

PT Media

Nusantara Citra

Tbk

22-Jun-

07 900 940 4.44

84 MCOR

PT Bank windu

Kentjana

International

Tbk

03-Jul-

07 200 246 23.00

85 PKPK

PT Perdana

Karya Perkasa

Tbk

11-Jul-

07 400 680 70.00

86 LCGP

PT Laguna

Cipta Griya

Tbk

13-Jul-

07 125 323 158.40

87 DEWA PT Darma

Henwa Tbk

26-Sep-

07 303 511 68.65

88 BACA

PT Bank

Capital

Indoneisa Tbk

04-Oct-

07 150 206 37.33

89 GPRA

PT Perdana

Gapura Prima

Tbk

10-Oct-

07 225 251 11.56

90 WIKA PT Wijaya

Karya Tbk

29-Oct-

07 420 560 33.33

91 ACES

PT Ace

Hardware

Indoneisa Tbk

06-Nov-

07 82 98 19.51

92 PTSN

PT Sat

Nusapersada

Tbk

08-Nov-

07 580 640 10.34

93 JSMR PT Jasa Marga

Tbk

12-Nov-

07 1700 2050 20.59

94 JKON

PT Jaya

Konstruksi

Manggala

Pratama Tbk

04-Dec-

07 615 980 59.35

95 CSAP

PT Catur

Sentosa

Adiprana Tbk

12-Dec-

07 200 220 10.00

96 ASRI

PT Alam

Sutera Realty

Tbk

18-Dec-

07 105 178 69.52

79

No Kode Nama

Perusahaan

Tanggal

listing

Harga IR %

offering closing

97 ITMG

PT Indo

Tambangraya

Megah Tbk

18-Dec-

07 14000 19600 40.00

98 COWL

PT Cowell

Development

Tbk

19-Dec-

07 130 230 76.92

99 BTEL PT Bakrie

Telecom Tbk

03-Feb-

06 107 150 40.19

100 MAIN PT Malindo

Feedmill Tbk

10-Feb-

06 176 226 28.41

101 RAJA PT Rukun

Raharja Tbk

19-Apr-

06 210 249 18.57

102 BNBA PT Bank Bumi

Artha Tbk

01-Jun-

06 160 235 46.88

103 BBKP PT Bank

Bukopin Tbk

10-Jul-

06 338 367 8.58

104 RUIS

PT Radiant

Utama

Interinsco Tbk

12-Jul-

06 250 375 50.00

105 TOTL

PT Total

Bangun

Persada Tbk

25-Jul-

06 278 298 7.19

106 IATA

PT Indonesia

Air Transport

Tbk

13-Sep-

06 263 273 3.80

107 TRUB

PT Truba Alam

Manunggal

Engineering

Tbk

16-Oct-

06 110 180 63.64

108 CPRO

PT Central

Proteinaprima

Tbk

28-Nov-

06 110 185 68.18

109 FREN PT Smartfren

Telecom Tbk

29-Nov-

06 2856 3554 24.44

110 SDRA

PT Bank

Himpunan

Saudara 1906

Tbk

15-Dec-

06 94 118 25.53

111 MASA

PT Multistrada

Arah Sarana

Tbk

09-Jun-

05 170 180 5.88

112 APOL PT Arpeni

Pratama Ocean

22-Jun-

05 625 700 12.00

80

No Kode Nama

Perusahaan

Tanggal

listing

Harga IR %

offering closing

Line Tbk

113 PEGE

PT Panca

Global

Securities Tbk

24-Jun-

05 100 148 48.00

114 RELI PT Reliance

Securities Tbk

13-Jul-

05 250 255 2.00

115 EXCL PT XL Axiata

Tbk

29-Sep-

05 2000 2048 2.40

116 MICE PT Multi

Indocitra Tbk

21-Dec-

05 490 650 32.65

117 AMAG

PT Asuransi

Multi Artha

Guna Tbk

23-Dec-

05 105 111 5.71

Sumber: data diolah

B. Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dilakukan terhadap data return on asset (ROA),

reputasi auditor (RAUD), dan ukuran perusahaan (SIZE) terhadap initial

return (IR). Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran

dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian. Dari

analisis tersebut, dapat diketahui nilai minimum, maksimum, mean, dan

standar deviasi dari masing-masing variabel. Penelitian ini menggunakan

fasilitas elektronik Microsoft Excel 2010 dan SPSS 21.0 dalam

melakukan pengolahan data. Fasilitas elektronik tersebut digunakan

untuk mempermudah dalam menganalisis dan menjelaskan variabel yang

diteliti. Berikut ini merupakan statistik deskriptif dari masing-masing

variabel independen dalam penelitian ini.

81

Tabel 4.5

Statistik Deskriptif Variabel yang Digunakan

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

ROA 117 .001 .732 .06412 .086589

SIZE 117 20.352 30.448 27.05764 1.701497

IR 117 1.316 158.400 30.77080 26.026491

Valid N

(listwise) 117

Sumber: data diolah SPSS 21

Pada tabel 4.5 menggambarkan bahwa rata-rata nilai underpricing

dari 117 perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia adalah

sebesar 30,77% dengan standar deviasi 26,03%. Tingkat underpricing

yang paling rendah yaitu sebesar 1,39% terjadi pada PT. Elang Mahkota

Tekhnologi Tbk. (EMTK) yang melaksanakan IPO pada tanggal 19

Januari 2010. EMTK melaksanakan IPO pada tahun ke 27 perusahaan

berdiri yakni pada tanggal 3 Agustus 1983 dengan total ekuitas sebesar

Rp 2.892.598.490, menggunakan KAP yang bereputasi tinggi yaitu KAP

Purwanto, Suherman & Surja (Ernst & Young), dan ROA sebesar 0,10%

(Sumber: Data diolah).

Underpricing yang paling tinggi yaitu sebesar 76,92% terjadi pada

PT. Cowell Development Tbk. (COWL), yang melaksanakan IPO pada

tanggal 19 Desember 2007. COWL melaksanakan IPO pada tahun ke 26

perusahaan berdiri yakni pada tanggal 25 Maret 1981 dengan total aset

82

sebesar Rp 113.075.319.936, menggunakan KAP yang tidak bereputasi

tinggi yaitu KAP Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja, dan ROA sebesar

0,03% (Sumber: Data diolah). Rata-rata perusahaan yang mengalami

underpricing tinggi yaitu berkisar 70% - 76,92% adalah yang melakukan

IPO pada tahun 2007 dan 2008 dan mayoritas dialami oleh perusahaan

yang bergerak di sektor property dan real estate.

2. Uji-t Satu Sampel (one sample t-test)

Tabel 4.6

Hasil Uji t-satu sampel Initial Return

One-Sample Test

Test Value = 0

t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

IR 12.788 116 .000 30.770803 26.00512 35.53649

Sumber: data diolah di SPSS 21

Pada tabel tersebut menggambarkan nilai t-hitung dengan derajat

kebebasan n-1= 117-1 = 116 adalah 12,788 > t-tabel (2,0003) dan nilai p-

values adalah 0,000 < α = 0,05 maka H0 ditolak sehingga Ha diterima

dimana telah terjadi underpricing pada penawaran umum perdana (IPO)

berdasarkan harga penawaran terhadap harga penutupan. Rata-rata

tingkat underpricing didapatkan sebesar 30,77% (hasil pembulatan).

Harga saham pada penawaran perdana yang relatif rendah,

disebabkan adanya asimetris informasi di pasar perdana (Suyatmin dan

83

Sujadi, 2006: 12). Informasi asimetris ini dapat terjadi antara perusahaan

emiten dengan perusahaan penjamin (Suyatmin dan Sujadi, 2006: 12).

Adanya fenomena underpricing pada penawaran umum perdana

(IPO) dari hasil perhitungan konsisten dengan penelitian yang dilakukan

dengan Zouari et al. (2009), Indriyani (2008), Brimadiyanto (2007),

Suyatmin dan Sujadi (2006). Sementara, hasil ini berbeda dengan Ahmad

Rodoni (2003) yang menyimpulkan rendahnya keuntungan perdana

(initial return) dan tidak underpricing bagi penawaran umum perdana

untuk periode penelitiannya tahun 1990-1998.

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji

heteroskedastisitas, uji multikolinearitas dan uji autokorelasi. Penelitian

ini menggunakan model regresi berganda (multiple regression) sehingga

harus dipenuhi asumsi-asumsi klasik persamaan regresi berganda, yaitu

tidak adanya heteroskedastisitas, autokorelasi, multikolinearitas dan data

terdistribusi normal.

a. Uji Normalitas

Untuk melihat normalitas data maka dilakukan uji statistik

non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). hasil uji Kolmogorov-

Smirnov tampak di bawah ini.

84

Tabel 4.7

Tabel Kolmogorov-Smirnov 1

ROA RAUD SIZE IR

N 117 117 117 117

Normal

Parametersa,b

Mean .06412 .38 27.05764 30.77080

Std.

Deviation .086589 .486 1.701497 26.026491

Most Extreme

Differences

Absolute .235 .404 .065 .129

Positive .207 .404 .042 .129

Negative -.235 -.276 -.065 -.129

Kolmogorov-Smirnov Z 2.544 4.372 .706 1.396

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .702 .041

Sumber: data diolah SPSS 21

Dari tabel 4.7 dapat dilihat hanya variabel SIZE yang bersifat

normal, karena nilai signifikansinya 0,702 > 0,05. Sedangkan

variabel ROA, RAUD, dan IR bersifat tidak normal karena nilai

signifikansi ROA dan RAUD 0,000 sedangkan nilai signifikansi IR

adalah 0,041 yang berarti kurang dari 0,05.

Maka dilakukan transformasi variabel menjadi bentuk

logaritma natural, hanya variabel RAUD yang tidak di logaritma

karena pengukurannya berupa dummy sehingga didapatkan hasil

sebagai berikut:

85

Tabel 4.8

Tabel Kolmogorov-Smirnov 2

RAUD Ln_ROA Ln_IR

N 117 117 117

Normal

Parametersa,b

Mean .38 -3.3121 2.9738

Std.

Deviation .486 1.12117 1.07792

Most Extreme

Differences

Absolute .404 .081 .107

Positive .404 .045 .101

Negative -.276 -.081 -.107

Kolmogorov-Smirnov Z 4.372 .873 1.162

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .431 .134

Sumber: data diolah SPSS 21

Dari tabel diatas, besarnya p value untuk variabel Ln_ROA,

dan Ln_IR berturut-turut adalah 0,431 dan 0,134. Nilai ini lebih

besar dari α = 0,05. Jadi kita tidak dapat menolak H0 yang

menyatakan bahwa residual terdistribusi secara normal atau dengan

kata lain residual terdistribusi normal. Normalitas data juga dapat

dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada gambar yang

dihasilkan dari grafik normal P-Plot dibawah ini yang variabelnya

menjadi bentuk logaritma natural.

86

Gambar 4.1

Output Kurva Normal P-Plot

Sumber: data diolah SPSS 21

Dasar pengambilan keputusan menurut Imam Ghozali (2012:

163) adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau grafik

hitogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas. Pendapat tersebut sesuai

dengan hasil output kurva P-Plot dari SPSS 21 yang ditunjukkan

pada gambar 4.1 bahwa semua titik mendekati garis diagonal. Dan

dapat diambil simpulan bahwa model ini memenuhi syarat

normalitas data.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya

87

pola tertentu pada grafik scatterplot yang ditunjukkan dengan

gambar seperti di bawah ini.

Gambar 4.2

Grafik Scatterplot

Sumber: data diolah SPSS 21

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar

secara acak tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada

sumbu Y. hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah suatu model

regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Uji yang

digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam penelitian

ini adalah uji Durbin Watson (DW).

88

Tabel 4.9

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R

Square

Change

F

Change df1

1 .389a .151 .129 1.006223 .151 6.707 3

Model Summaryb

Model Change Statistics

Durbin-Watson df2 Sig. F Change

1 113a .000 1.660

Sumber: data diolah SPSS 21

Pada tabel 4.9 diatas terlihat bahwa nilai DW sebesar 1,660

dibandingkan dengan ketentuan nilai Durbin Watson yang terdapat

dalam Algiafari (1997) dalam Kristiantari (2012: 70), yaitu jika nilai

DW sebesar 1,55 hingga 2,46 berarti tidak ada autokorelasi, maka

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada persamaan

regresi dalam penelitian ini.

d. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji adanya korelasi

antar variabel independen dalam model regresi (Kristiantari, 2012:

69). Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

berdasarkan tolerance value dan variance Inflation Factor (VIP).

89

Batas tolerance value adalah 0,10 atau VIF adalah 10. Apabila nilai

tolerance value kurang dari 0,10 atau VIF lebih besar dari 10 maka

terjadi multikolinearitas.

Tabel 4.10

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

95.0%

Confidence

Interval for B

Correlations Collinearity

Statistics

Lower

Bound

Upper

Bound

Zero-

order Partial Part Tolerance

1

(Constant) -2.025 4.106

Ln_ROA -.336 .001 -.235 -.182 -.171 .962

RAUD -1.138 -.326 -.333 -.318 -.309 .878

SIZE -.053 .175 .002 .099 .092 .907

Coefficientsa

Model

Collinearity

Statistics

VIF

1

(Constant)

Ln_ROA 1.040

RAUD 1.139

SIZE 1.103

Sumber: data diolah SPSS 21

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas di atas, dapat diketahui

bahwa tolerance value semua variabel independen berada di atas

0,10 dan nilai Variance Inflation Factor (VIP) dibawah 10, sehingga

dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dalam

persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini.

90

4. Analisis model regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan metode regresi linear

berganda dapat memberikan pandangan terhadap pengaruh antara

variabel independen dengan variabel dependen. Hasil pengujian asumsi

klasik yang telah dilakukan, dapat diambil simpulan bahwa model regresi

dalam penelitian ini layak digunakan karena model regresi telah terbebas

dari masalah normalitas data, tidak terjadi multikolinearitas, tidak terjadi

autokorelasi, dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Selanjutnya dapat

dilakukan uji estimasi linear berganda dan diinterpretasikan pada tabel

berikut:

Tabel 4.11

Hasil Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std.

Error Beta

1

(Constant) 1.041 1.547 .673 .503

Ln_ROA -.167 .085 -.174 -1.969 .051

RAUD -.732 .205 -.330 -3.571 .001

SIZE .061 .058 .097 1.060 .291

Sumber: data diolah SPSS 21

Y = 1,041 - 0,167 - 0,732 + 0,061 + e

Berdasarkan model regresi yang terbentuk pada persamaan di atas,

penjelasan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

91

a. Nilai konstanta diperoleh sebesar 1,041. Hasil ini dapat diasumsikan

jika tiga variabel bebasnya bernilai nol, maka diperoleh nilai

underpricing yaitu sebesar 1,041.

b. Nilai koefisien regresi reputasi auditor diperoleh sebesar -0,732.

Hasil ini menunjukkan apabila reputasi auditor yang bereputasi baik

yang ditunjukkan dengan angka 1, maka nilai underpricing akan

turun sebesar 0,732. Hasil ini menunjukkan bahwa KAP big four

akan menurunkan tingkat underpricing. Tanda negatif pada koefisien

reputasi auditor konsisten dengan penelitian Apriliani Triani dan

Nikmah (2006: 12).

5. Pengujian Hipotesis

a. Uji t (parsial)

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel

independen terdiri dari ROA, reputasi auditor, dan ukuran

perusahaan terhadap variabel dependen yaitu initial return.

92

Tabel 4. 12

Uji T (Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardiz

ed

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std.

Error Beta

1

(Constant) 1.041 1.547 .673 .503

Ln_ROA -.167 .085 -.174 -1.969 .051

RAUD -.732 .205 -.330 -3.571 .001

SIZE .061 .058 .097 1.060 .291

Sumber: data diolah SPSS 21

Dari tabel 4. 12 dapat diketahui bahwa tidak semua variabel

independen yang diteliti berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen. Pengaruh variabel ROA terhadap initial return

menunjukkan angka signifikansi 0,051 yang berarti tidak signifikan

pada level 0,05. Dengan kata lain, investor tidak melihat variabel

ROA untuk membeli saham IPO. Hasil penelitian ini konsisten

dengan penelitian Trisnawati (1999), Daljono (2000), dan

Kristiantari (2012: 72).

Temuan ini tidak konsisten dengan Kim et al. (1993),

Abdullah (2000), Gerianta (2008) dan Sandhiaji (2004) yang telah

membuktikan bahwa profitabilitas perusahaan berpengaruh

signifikan negatif pada underpricing. Tidak berpengaruhnya ROA

(profitabilitas perusahaan) pada underpricing dapat diakibatkan oleh

93

ketidakpercayaan investor atas informasi keuangan yang disajikan

oleh emiten.

Rini (2010), yang melakukan penelitian atas perusahaan yang

melakukan IPO pada tahun 1995 sampai dengan tahun 2007

menemukan bahwa perusahaan yang melakukan IPO di BEI

melakukan manajemen laba sebelum IPO (dua tahun dan satu tahun

sebelum IPO) dengan pola income maximization (menaikkan laba).

Terkait hasil penelitian Rini (2010), maka ROA yang disajikan

dalam prospektus adalah ROA yang mengandung unsur manajemen

laba. Terjadinya manajemen laba mengakibatkan informasi

keuangan yang disajikan oleh perusahaan tidak sesuai dengan fakta

yang sesungguhnya. Profitabilitas yang besar sebagaimana yang

disajikan dalam prospektus belum tentu dapat menunjukkan kinerja

perusahaan tersebut baik. (Kristiantari, 2012: 81)

Variabel reputasi auditor memiliki nilai signifikansi 0,001

yang berarti lebih kecil dari dari derajat signifikansi (α = 0,05).

Penelitian ini dapat menunjukkan pengaruh yang signifikan antara

variabel reputasi auditor dengan initial return yang didapatnya

dilihat dari sisi investor. Nilai koefisien regresi menunjukkan negatif

yang berarti setiap perusahaan yang diaudit oleh auditor yang

bereputasi baik mengalami initial return yang rendah, dan terbukti

auditor bereputasi baik (KAP big four) berhasil menurunkan tingkat

underpricing. Hasil ini konsisten dengan penelitian Beatty (1989)

94

dan Yona Octiani Lestari (2003: 10) tetapi berbeda dengan hasil

penelitian Trisnawati (1998), Daljono (2000), Sandhiaji (2004) dan

Gerianta (2008).

Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar

0,291 yang berati lebih tinggi dari 0,05. Sehingga tidak berpengaruh

antara variabel ukuran perusahaan dengan initial return. Hal ini tidak

sesuai dengan yang diharapkan bahwa semakin besar ukuran

perusahaan maka initial return semakin kecil. Hasil ini konsisten

dengan penelitian Abdullah (2000) dan Gerianta (2008).

Tidak signifikannya variabel ukuran perusahaan kemungkinan

disebabkan karena investor di BEI belum menganggap dengan

ukuran perusahaan yang besar, maka prospek perusahaan bagus di

masa yang akan datang setelah pasar IPO

b. Uji F (Simultan)

Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah

variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel

dependen. Dalam penelitian ini yaitu untuk melihat pengaruh

variabel ROA, reputasi auditor, dan ukuran perusahaan terhadap

initial return.

95

Tabel 4. 13

Uji F (Simultan)

ANOVAa

Model Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1

Regression 20.372 3 6.791 6.707 .000b

Residual 114.411 113 1.012

Total 134.783 116

Sumber: data diolah SPSS 21

Dari tabel 4. 13 (ANOVA) diatas dapat dilihat bahwa secara

simultan/bersama-sama variabel independen yang terdiri dari ROA,

reputasi auditor, dan ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi

sebesar 0,000 dengan F-hitung sebesar 6,707. Karena tingkat

signifikansi 0,000 jauh lebih kecil dari 0,005 atau 5%, maka hal ini

bermakna bahwa model yang digunakan layak (fit). Model regresi

dapat digunakan untuk memprediksi initial return atau dapat

dikatakan bahwa variabel ROA, reputasi auditor, dan ukuran

perusahaan secara bersama-sama berpengaruh pada initial return.

6. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (adjusted R2) mengukur seberapa jauh

kemampuan variabel ROA, reputasi auditor, dan ukuran perusahaan

dalam menerangkan variasi variabel initial return.

96

Tabel 4.14

Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R

Square

Change

F

Change df1

1 .389a .151 .129 1.006223 .151 6.707 3

Model Summaryb

Model Change Statistics

Durbin-Watson df2 Sig. F Change

1 113a .000 1.660

Sumber: data diolah SPSS 21

Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari

model regresi. Berdasarkan tabel 4.14 diatas menunjukkan besarnya nilai

adjusted R2

sebesar 0,129 yang berarti validitas variabel dependen yang

dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 12,9%.

Sedangkan sisanya 87,1% dijelaskan variabel-variabel lain di luar

penelitian. Pengaruh variabel-variabel independen di dalam penelitian ini

tergolong rendah terhadap initial return. Hal ini mengindikasikan bahwa

emiten maupun investor kurang mempertimbangkan faktor-faktor

variabel yang ada di dalam penelitian yaitu Return on Asset (ROA),

reputasi auditor, dan ukuran perusahaan. Investor maupun emiten

kemungkinan menggunakan faktor-faktor lain di luar penelitian ini

seperti reputasi underwriter, earning per share, umur perusahaan, jenis

industri, dan financial leverage.

97

Berikut ini adalah pembahasan mengenai hasil pengujian dengan

analisis regresi berganda:

a. Pengaruh ROA terhadap Initial Return

Hipotesis 1 menyatakan bahwa Return On Assets (ROA)

berpengaruh signifikan negatif terhadap initial return. Hasil

pengujian regresi berganda menunjukkan bahwa ROA memiliki nilai

signifikansi koefisien sebesar 0,051 yang berarti tidak signifikan

pada level 0,05. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Dengan

demikian H1 yang menyatakan ROA tidak berhasil didukung,

sehingga hipotesis ditolak.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 1 tidak berhasil

didukung karena ROA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

initial return. Hal ini dapat diartikan bahwa besar kecilnya ROA

tidak akan mempengaruhi tingkat initial return pada perusahaan

yang melakukan IPO. Walaupun variabel ROA tidak berpengaruh

terhadap initial return tetapi tanda dari koefisiennya telah sesuai

dengan hipotesis yang diajukan, yaitu negatif.

Tidak berpengaruhnya ROA pada initial return dapat

diakibatkan oleh ketidakpercayaan investor atas informasi keuangan

yang disajikan oleh emiten. Terkait dengan penelitian Rini (2010)

bahwa kemungkinan perusahaan melakukan manajemen laba

sebelum IPO. Temuan ini tidak konsisten dengan Kim et al. (1993),

Abdullah (2000), Gerianta (2008) dan Sandhiaji (2004) yang telah

98

membuktikan bahwa profitabilitas perusahaan berpengaruh

signifikan negatif pada underpricing. Tetapi hasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian kristiantari (2012) dan Yona Octiani Lestari

(2003).

b. Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Initial Return

Hipotesis 2 menyatakan Reputasi auditor berpengaruh

signifikan negatif terhadap Initial Return. Hasil pengujian regresi

menunjukkan bahwa reputasi auditor memiliki nilai koefisien negatif

dengan tingkat signifikansi 0,001. Nilai signifikansi ini lebih kecil

dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa H2 berhasil didukung,

sehingga hipotesis 2 diterima.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 2 berhasil

didukung karena reputasi auditor memiliki pengaruh negatif

signifikan terhadap initial return. Hasil tersebut disebabkan oleh

banyaknya sampel pada penelitian ini yang menggunakan KAP big

four dalam mengaudit laporan keuangannya. Hasil penelitian

tersebut sesuai dengan penelitian Beatty (1989) dan Yona Octiani

Lestari (2003: 10) bahwa reputasi auditor berpengaruh signifikan

(negatif) terhadap initial return. Tetapi berbeda dengan hasil

penelitian Trisnawati (1998), Daljono (2000), Sandhiaji (2004) dan

Gerianta (2008).

c. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Initial Return

Hipotesis 3 Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan negatif

99

terhadap Initial Return. Hasil pengujian regresi berganda

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (size) memiliki nilai

koefisien positif sebesar 0,291. Nilai signifikansi ini lebih besar dari

0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa H3 tidak berhasil didukung,

sehingga hipotesis 3 ditolak. Hal ini berarti semakin besar ukuran

perusahaan maka semakin kecil kemungkinan initial return yang

terjadi di saham IPO.

Semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin dikenal

oleh masyarakat sehingga akan semakin banyak informasi mengenai

perusahaan yang dapat diterima oleh investor. Informasi ini berguna

untuk menurunkan tingkat ketidakpastian yang dimiliki investor.

Perusahaan dengan modal yang besar juga akan memiliki

kemampuan untuk melunasi hutang-hutangnya, baik hutang jangka

pendek maupun jangka panjang.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Abdullah (2000)

dan Gerianta (2008). Tidak signifikannya variabel ukuran

perusahaan kemungkinan disebabkan karena investor di BEI belum

menganggap dengan ukuran perusahaan yang besar, maka prospek

perusahaan bagus di masa yang akan datang setelah pasar IPO.

Hasil uji t-satu sampel menunjukkan telah terjadi underpricing

pada IPO berdasarkan harga penawaran terhadap harga penutupan.

Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Yolana dan Martani (2005), Trisnaningsih (2005) yang

100

mendapatkan bahwa terjadi underpricing pada saham IPO

berdasarkan harga penawaran terhadap harga penutupan.

Hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa hanya reputasi auditor

yang berpengaruh secara signifikan pada tingkat signifikansi 5%

terhadap underpricing. ROA dan ukuran perusahaan tidak

berpengaruh secara signifikan pada tingkat level 0,05.

Dari hasil koefisien adjusted R2 menunjukkan bahwa nilai

yang dihasilkan dari model regresi sebesar 12,9% dari variance

initial return dapat dijelaskan oleh variabel Return on Asset (ROA),

reputasi auditor, dan ukuran perusahaan. Sedangkan sisanya sebesar

87,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini.

Variabel lain tersebut yaitu, Earning per Share, return on equity

(ROE), debt to equity ratio, reputasi underwriter, persentase

penawaran saham, dan umur perusahaan.

101

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPIKASI

A. Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang return on asset, reputasi auditor, dan

ukuran perusahaan yang mempengaruhi initial return. Analisis dilakukan

dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan program Statistical

Package for Social Science (SPSS) versi 21. Data sampel perusahaan

sebanyak 117 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

selama periode 2005-2012. Hasil pengujian dan pembahasan pada bagian

sebelumnya dapat diringkas sebagai berikut:

1. Hasil uji t-satu sampel menunjukkan telah terjadi underpricing pada

penawaran umum perdana (IPO) berdasarkan harga penawaran terhadap

harga penutupan hari pertama (dari seluruh perusahaan yang melakukan

IPO di BEI tahun 2005-2012) dengan tingkat rata-rata initial return

sebesar 30,77%.

2. Berdasarkan hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa return on

asset secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap initial return

selama delapan tahun pengamatan (2005-2012) . Hasil penelitian ini

tidak mendukung penelitian Kim et al. (1993), Abdullah (2000),

Gerianta (2008) dan Sandhiaji (2004).

3. Berdasarkan hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa reputasi

auditor secara statistik berpengaruh signifikan negative terhadap initial

101

102

return selama delapan tahun pengamatan (2005-2012) . Hasil penelitian

ini mendukung penelitian Beatty (1989) dan Yona Octiani Lestari (2003:

10).

4. Berdasarkan hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap initial

return selama delapan tahun pengamatan (2005-2012) . Hasil penelitian

ini tidak mendukung penelitian Yolana dan Martani (2005: 9)

5. Dari hasil koefisien adjusted R2 menunjukkan bahwa nilai yang

dihasilkan dari model regresi sebesar 12,9% dari variance initial return

dapat dijelaskan oleh variabel Return on Asset (ROA), reputasi auditor,

dan ukuran perusahaan. Sedangkan sisanya sebesar 87,1% dijelaskan

oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini seperti Earning per

Share, return on equity (ROE), debt to equity ratio, reputasi underwriter,

persentase penawaran saham, dan umur perusahaan.

B. Implikasi

1. Bagi akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian

selanjutnya. Dengan menimbang beberapa faktor penting dalam

penelitian ini. Selain itu, diharapkan penelitian selanjutnya dapat

menambahkan variabel lain yang berbeda yang diperkirakan mempunyai

pengaruh terhadap initial return pada penawaran umum perdana seperti

Earning per Share, Debt to Equity Ratio, persentase penawaran saham,

dan reputasi underwriter.

103

2. Bagi investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi investor

yang ingin menanamkan modalnya pada penawaran umum perdana.

Dengan beracuan pada hasil penelitian ini, diharapkan investor dapat

mengambil keputusan dalam berinvestasi agar mendapatkan initial return

sesuai dengan yang diharapkan ketika menjual sahamnya di pasar

sekunder. Selain itu, penelitian ini diharapkan investor dapat melihat

informasi reputasi auditor. Hal tersebut dikarenakan hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa reputasi auditor berpengaruh signifikan. Reputasi

auditor yang bereputasi baik dalam hal ini Kap big four menghasilkan

kualitas audit yang independen dan terbebas dari salah saji material.

Setidaknya auditor diharapkan dapat memberikan hasil audit yang

independen sehingga menjadi acuan bagi investor untuk berinvestasi di

perusahaan yang melakukan IPO. Oleh karena itu reputasi auditor

menghilangkan keraguan investor untuk menanamkan modalnya pada

saham IPO, sehingga initial return menurun.

3. Bagi emiten

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi emiten, khususnya

dalam memilih Kantor Akuntan Publik (KAP) atau auditor independen

ketika ingin melakukan penawaran umum perdana. Hal tersebut

dikarenakan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa reputasi auditor

berpengaruh signifikan terhadap initial return. Reputasi auditor yang

bereputasi baik akan menurunkan tingkat underpricing bagi perusahaan

104

karena laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh KAP big

four sudah pasti terpercaya sehingga prospek perusahaan di masa yang

akan datang akan baik pula.

4. Bagi pihak bursa

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak bursa dalam

mempromosikan investasi yang cukup menarik di Bursa Efek Indonesia

terutama pada saat penawaran umum perdana (IPO) karena adanya

fenomena underpricing.

C. Saran

Berdasarkan hasil dan analisa yang telah dilakukan oleh peneliti,

penelitian ini masih banyak kekurangan, sehingga banyak yang perlu

diperbaiki dan diperhatikan lagi untuk penelitan berikutnya. Adapun saran

dari penulis untuk penelitan berikutnya adalah:

1. Memperpanjang periode (waktu) penelitian agar menambah jumlah data,

sehingga akan mendapatkan hasil data yang lebih normal.

2. Memperluas penelitian dengan menambah variabel lain yang dapat

mempengaruhi underpricing, seperti Return On Equity (ROE), reputasi

underwriter, Earning per Share, dan opini audit.

3. Melakukan alat analisis yang lebih baik dan teliti sehingga akan

menghasilkan data yang lebih akurat.

105

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syukriy, “Fenomena Underpricing dalam Penawaran Saham Perdana

(IPO) dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya”, Jurnal Manajemen dan

Bisnis, Vol. 3, No. l, 2000.

Almilia, Luciana Spica dan Meliza Silvy, “Analisa Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Status Perusahaan Pasca IPO Dengan Menggunakan

Teknik Analisi Multinominal Logit”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia

Vol. 18, No. 4, 2003.

Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Jakarta”, Seminar Nasional Manajemen, 2007.

Arifin, Ali, “Membeca Saham”, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2004.

Arifin, Zaenal, “Potret IPO di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Siasat Bisnis Vol.

14, No. 1, Jakarta, 2010.

Arthesa, Ade dan Edia Handiman, “Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank”,

PT INDEKS Kelompok Gramedia, Jakarta, 2006.

Beatty, R.P, “Auditor Reputation and The pricing of IPO”, The Accounting

Review Vol. LXIV No. 4, p 693-707, 1989.

Bodie Zvi, Alex Kane dan Alan J. Marcus, “Investasi”, Edisi 6, Salemba Empat,

Jakarta, 2006.

Boubaker, Adel and Mediha Mezhoud, “Determinants of the Components of IPO

Initial Returns: Paris Stock Exchange”, International Journal of Accounting

and Financial Reporting Vol. 1 No. 1, 2011.

Boynton, William C, Raymond N. Johnson, Walter G. Kell, ”Modern Auditing:

Assurance Services and The Integrity of Financial Reporting”, 8th edition,

John Wiley&Sons Inc, United States of America, Jakarta, 2006.

106

Brealey, Richard A, Stewart C. Myers dan Alan J. Marcus, “Dasar-Dasar

Manajemen Keuangan Perusahaan”, Edisi Kelima, Airlangga, Jakarta,

2008.

Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F, “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”,

Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta, 2009.

Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”,

Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta, 2006.

Bursa Efek Indonesia, “Statistik Book 2005-2012”, diakses dari

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/publikasi/statistik.aspx, 2013.

Bursa Efek Indonesia, “Fact Book 2005-2012”, diakses dari

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/publikasi/factbook.aspx, 2013.

Dahlan, Siamat, “Manajemen Lembaga Keuangan”, Edisi Ketiga, FEUI, Jakarta,

2001.

Daljono, “Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Initial Return Saham yang

Listing di BEJ Tahun 1990-1997”, Makalah Seminar, Seminar Nasional

Akuntansi III Depok, 2000.

Darmawi, Herman, “Pasar Finansial dan Lembaga-Lembaga Finansial”, Bumi

Aksara, Jakarta, 2006.

Edwards, A.K dan Hanley K.W, “Short Selling in Initial Public Offerings”,

Journal of Financial Economics (JFE) Vol 98, No. 2, Washington DC, 2010.

Fahmi, Irham, “Pengantar Pasar Modal Panduan bagi para Akademisi dan

Praktisi Bisnis dalam Memahami Pasar Modal Indonesia”, Alfabeta,

Bandung, 2012.

Febriani, Irma, H.S. Nugraha dan Saryadi, ”Analisis Faktor yang Mempengaruhi

Peringkat Obligasi Pada Lembaga Keuangan Bank yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia”, Jurnal Ilmu Adminstrasi Bisnis, No.1, Vol.1, 2013.

107

Gerianta, Wirawan Yasa, “Penyebab Underpricing pada Penawaran Saham

Perdana di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol 3, No.

2, 2008.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 20”,

Cetakan VI, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.

Gumanti, T.A. dan Nastiti, A.S, “Kualitas Audit dan Manajemen Laba pada

Initial Public Offering”, Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIV,

Aceh, 2011.

Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012.

Holland, K.M dan Horton, J.G, “Initial Public Offerings on The Unlisted

Securities Market: The Impact of Profesional Advisor”, Accounting and

Business Research, Vol 24, No. 93, p 19-34, 1993.

Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, ”Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”, Edisi

keempat, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2002.

Irawan, M.A. dan Gumanti, T.A, “Indikasi Earning Management pada Initial

Public Offering”,Artikel Ilmiah dipresentasikan dalam Simposium Nasional

Akuntansi XI, Pontianak, 2008.

Ikatan Akuntan Indonesia, “Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)”,

Salemba Empat, Jakarta, 2000.

Ikhsan, Adhisyahfitri Evalina, M. Nur Yahya dan Saidaturrahmi, “Peringkat

Obligasi dan Faktor yang Mempengaruhinya, Pekbis Jurnal, Vol.4, No.2,

2012.

Jogiyanto, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, BPFE, Yogyakarta, 2007.

John A Pearce II dan Richard B. Robinson, Jr., “Manajemen Strategis”, Penerbit

Salemba Empat, Jakarta, 2007.

108

Johnson, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Harga

Saham IPO Perusahaan yang Terdaftar di BEI”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Indonesia, 20011.

Kasmir, “Pengantar Manajemen Keuangan”, Kencana, Jakarta, 2010.

Kim Jeong Bon, Itzhak Krinsky and Jason Lee, “Motives for Going Public and

Underpricing”, Journal of Business Financial and Accounting, p 195-211,

Korea, 1993.

Kristiantari, I Dewa Ayu, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Underpricing Saham pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek

Indonesia”, Tesis Universitas Udayana, Denpasar, 2012.

Lestari, Yona Octiani, “Informasi Keuangan dan Non Keuangan terhadap Return

Saham di Pasar Perdana”, Jurnal Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim,

Malang, 2003.

Lowry, Michelle, Micah S.O, dan Schwert, G.W, “The Variability of IPO Initial

Returns”, The Journal of Finance, 2008.

Purwaningsih, Anna, “Pemilihan Rasio Keuangan Terbaik untuk Memprediksi

Peringkat Obligasi: Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

BEJ”, KINERJA, Volume 12, No.1, Hal.85-99, 2008.

Rini, I Gusti Ayu Intan Saputra, “Manajemen Laba, Underpricing, dan Kinerja

Perusahaan yang Melakukan Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek

Indonesia”, Tesis Universitas Udayana, Denpasar, 2010.

Rodoni, Ahmad, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Awal pada

Penawaran Saham Perdana”, Jurnal Etikonomi, Vol 2, No. 3, p 249-277,

2003.

109

Rodoni, Ahmad, “Analisis Teknikal dan Fundamental di Pasar Modal, Disertai

Hasil Penelitian”, Center for Social Economic Studies (CSES) Press,

Jakarta, 2005.

Rodoni, Ahmad, “Modul Institusi Depositori dan Pasar Modal”, UIN, Jakarta,

2008.

Sandhiaji, Bram Nugroho, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Underpricing pada Penawaran Umum Perdana (IPO) Periode Tahun 1996-

2002”, Tesis Universitas Diponegoro, 2004.

Sartono, R. Agus, ”Manajemen Keuangan (Teori, Konsep dan Aplikasi)”, Edisi

Pertama. BPFE, Yogyakarta, 2001.

Sejati, Grace Putri, “Analisis Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi dalam

Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur”, Bisnis dan

Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Jan-Apr hlm.70-78,

2010.

Sulistio, Helen, “Pengaruh Informassi Akuntansi dan Non Akuntansi terhadap

Initial Return: Studi pada Perusahaan yang melakukan Initial Public

Offering di Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi (SNA)

VIII, Solo, 2005.

Suyatmin dan Sujadi, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing pada

Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Jakarta”, BENEFIT, Vol. 10,

No. 1, 2008.

Syahputra, Surya Hadi, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Underpricing Saham pada Perusahaan yang IPO di BEJ Tahun 2003-

2006”, Tesis Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2008.

Tandelilin, Eduardus, “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”, BPFE

Yogyakarta, 2001.

Trisnawati, Rina, “Pengaruh Informasi Prospektus pada Return Saham di Pasar

Perdana’”, Simposium Nasional Akuntansi (SNA) II, Malang, 1999.

110

Triani, A. dan Nikmah, “Reputasi Penjamin Emisi, Reputasi Auditor, Persentase

Penjamin Emisi, Ukuran Perusahaan, dan Fenomena Underpricing: Studi

Empiris pada Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi (SNA)

IX, Padang, 2006.

Trisnaningsih, Sri, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat

Underpricing pada Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta”,

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 4, No. 2, 2005.

Uyanto, Stanislaus S, “Pedoman Analisis Data dengan SPSS”, Graha Ilmu,

Yogyakarta, 2006.

Yasa, Gerianta Wirawan, “Penyebab Underpricing pada Saham Perdana di BEJ”,

Jurnal AUDI Vol. 3 No. 2, Bali, 2008.

Yolana, C. dan Martani, D, “Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Fenomena

Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta

Tahun 1994-2001”, Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII, Solo,

2005.

111

Lampiran 1: Initial Return Perusahaan Initial Public Offering Tahun 2005-

2012

No Kode Nama Perusahaan Tanggal

listing

Harga IR %

offering Closing

1 WSKT PT Waskita Karya

(Persero) Tbk

19-Dec-

12 380 445 17.11

2 WIIM PT Wismilak Inti

Makmur Tbk

18-Dec-

12 650 800 23.08

3 ASSA PT Adi Sarana

Armada Tbk

12-Nov-

12 390 490 25.64

4 BSSR PT Baramulti

Suksessarana Tbk *)

08-Nov-

12 1950 1940 -0.51

5 TAXI PT Express Transindo

Utama Tbk

02-Nov-

12 560 590 5.36

6 NELY PT Pelayaran Nelly

Dwi Putri Tbk

11-Oct-

12 168 205 22.02

7 PALM PT Provident Agro

Tbk **)

08-Oct-

12 450 470 4.44

8 NIRO PT Nirvana

Development Tbk

13-Sep-

12 105 178 69.52

9 IBST PT Inti Bangun

Sejahtera Tbk

31-Aug-

12 1000 1500 50.00

10 BJTM

PT Bank

Pembangunan Daerah

Jawa Timur Tbk

12-Jul-

12 430 470 9.30

11 GAMA PT Gading

Development

11-Jul-

12 105 178 69.52

12 ALTO PT Tri Banyan Tirta

Tbk

10-Jul-

12 210 315 50.00

13 GLOB PT Global Teleshop

Tbk *)

10-Jul-

12 1150 1150 0.00

14 MSKY PT MNC Sky Vision

Tbk

09-Jul-

12 1520 1540 1.32

15 TOBA PT Toba Bara

Sejahtera Tbk

06-Jul-

12 1900 2125 11.84

16 KOBX PT Kobexindo

Tractors Tbk

05-Jul-

12 400 460 15.00

17 TRIS PT Trisula

International Tbk

28-Jun-

12 300 320 6.67

18 RANC PT Supra Boga

Lestari Tbk

07-Jun-

12 500 670 34.00

19 BEST PT Bekasi Fajar

Industrial Estate Tbk

10-Apr-

12 170 285 67.65

112

No Kode Nama Perusahaan Tanggal

listing

Harga IR %

offering Closing

20 ESSA PT Surya Esa Perkasa

Tbk

01-Feb-

12 610 910 49.18

21 TELE PT Tiphone Mobile

Indonesia Tbk

12-Jan-

12 310 325 4.84

22 PADI PT Minna Padi Tbk 09-Jan-

12 395 550 39.24

23 GWSA PT Greenwood

Sejahtera Tbk *)

23-Dec-

11 250 205 -18.00

24 BAJA PT Saranacentral

Bajatama Tbk

21-Dec-

11 250 340 36.00

25 ERAA PT Erajaya

Swasembada Tbk *)

14-Dec-

11 1000 990 -1.00

26 ABMM PT ABM Investama

Tbk

06-Dec-

11 3750 3825 2.00

27 CASS PT Cardig Aero

Services Tbk *)

05-Dec-

11 400 395 -1.25

28 VIVA PT Visi Media Asia

Tbk

21-Nov-

11 300 450 50.00

29 GEMS PT Golden Energy

Mines Tbk

17-Nov-

11 2500 2725 9.00

30 ARII PT Atlas Resources

Tbk

08-Nov-

11 1500 1540 2.67

31 SUPR PT Solusi Tunas

Pratama Tbk

11-Oct-

11 3381 3630 7.36

32 SMRU PT SMR Utama Tbk

**)

10-Oct-

11 600 650 8.33

33 STAR PT Star Petrochem

Tbk

13-Jul-

11 102 138 35.29

34 PTIS PT Indo Straits Tbk 12-Jul-

11 950 1000 5.26

35 SDMU PT Sidomulyo Selaras

Tbk

12-Jul-

11 225 240 6.67

36 ALDO PT Alkindo Naratama

Tbk

12-Jul-

11 225 250 11.11

37 TIFA PT Tifa Sinance Tbk 08-Jul-

11 200 310 55.00

38 MTLA PT Metropolitan

Land Tbk *)

20-Jun-

11 240 240 0.00

39 SIMP PT Salim Ivomas

Pratama Tbk

09-Jun-

11 1100 1250 13.64

40 JAWA PT Jaya Agra

Wattie Tbk *)

30-May-

11 500 495 -1.00

41 BULL PT Buana Listya 23-May- 155 166 7.10

113

No Kode Nama Perusahaan Tanggal

listing

Harga IR %

offering Closing

Tama Tbk **)

11

42 HDFA PT HD Finance Tbk 10-May-

11 200 230 15.00

43 SRAJ PT Sejahteraraya

Anugrahjaya Tbk

11-Apr-

11 120 163 35.83

44 MBSS PT Mitrabahtera

Segara Sejati Tbk

06-Apr-

11 1600 1780 11.25

45 GIAA PT Garuda Indonesia

(Persero) Tbk

11-Feb-

11 500 620 24.00

46 MBTO PT Martina Berto

Tbk *)

13-Jan-

11 740 660 -10.81

47 EMDE PT Megapolitan

Developments Tbk *)

12-Jan-

11 250 210 -16.00

48 MFMI PT Multifiling Mitra

Indonesia Tbk

29-Dec-

10 200 340 70.00

49 BSIM PT Bank Sinarmas

Tbk

13-Dec-

10 150 252 68.00

50 BRMS PT Bumi Resources

Minerals Tbk

09-Dec-

10 635 700 10.24

51 MIDI PT Midi Utama

Indonesia Tbk

30-Nov-

10 275 410 49.09

52 WINS

PT Wintermar

Offshore Marine

Tbk *)

29-Nov-

10 380 355 -6.58

53 BORN PT Borneo Lumbung

Energi & Metal Tbk

26-Nov-

10 1170 1280 9.40

54 APLN PT Agung Podomoro

Land Tbk

11-Nov-

10 365 410 12.33

55 KRAS PT Krakatau Steel

(Persero) Tbk

10-Nov-

10 850 1270 49.41

56 TBIG PT Tower Bersama

Infrastructure Tbk

26-Oct-

10 2025 2400 18.52

57 ICBP PT Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk

07-Oct-

10 5395 5950 10.29

58 HRUM PT Harum Energy

Tbk

06-Oct-

10 5200 5450 4.81

59 BRAU PT Berau Coal

Energy

19-Oct-

10 400 465 16.25

60 BUVA PT Bukit Uluwatu

Villa Tbk

12-Jul-

10 260 310 19.23

61 GREN PT Evergreen Invesco

Tbk

09-Jul-

10 105 178 69.52

62 IPOL PT Indopoly 09-Jul- 210 235 11.90

114

No Kode Nama Perusahaan Tanggal

listing

Harga IR %

offering Closing

Swakarsa Industry

Tbk

10

63 BJBR

PT Bank

Pembangunan Daerah

Jawa Barat dan

Banten Tbk

08-Jul-

10 600 900 50.00

64 SKYB PT Skybee Tbk 07-Jul-

10 375 560 49.33

65 GOLD PT Golden Retailindo

Tbk

07-Jul-

10 350 520 48.57

66 ROTI PT Nippon Indosari

Corpindo Tbk

28-Jun-

10 1275 1490 16.86

67 TOWR PT Sarana Menara

Nusantara Tbk

08-Mar-

10 1050 1570 49.52

68 BIPI

PT Benakat

Petroleum Energy

Tbk **)

11-Feb-

10 140 191 36.43

69 PTPP PT PP (Persero) Tbk 09-Feb-

10 560 580 3.57

70 EMTK PT Elang Mahkota

Teknologi Tbk

12-Jan-

10 720 730 1.39

71 GDST

PT Gunawan

Dianjaya Steel Tbk *)

23-Dec-

09 160 131 -18.13

72 BBTN PT Bank Tabungan

Negara Tbk

17-Dec-

09 769 807 4.94

73 NIKL PT Pelat Timah

Nusantara Tbk *)

14-Dec-

09 325 300 -7.69

74 BCIP PT Bumi Citra

Permai Tbk

11-Dec-

09 110 173 57.27

75 DSSA PT Dian Swastika

Sentosa Tbk

10-Dec-

09 1500 2250 50.00

76 BWPT PT BW Plantation

Tbk

27-Oct-

09 550 570 3.64

77 RINA PT Katarina Utama

Tbk *)

14-Jul-

09 160 155 -3.13

78 MKPI PT Metropolitan

Kentjana Tbk

10-Jul-

09 2100 2750 30.95

79 GTBO PT Garda Tujuh

Buana Tbk *)

09-Jul-

09 115 105 -8.70

80 INVS PT Inovisi Infracom

Tbk

03-Jul-

09 52 60 15.38

81 BPFI PT Batavia 01-Jun- 110 121 10.00

115

No Kode Nama Perusahaan Tanggal

listing

Harga IR %

offering Closing

Prosperindo finance

Tbk

09

82 TRIO PT Trikomsel Oke

Tbk

14-Apr-

09 225 230 2.22

83 AMRT PT Sumber Alfaria

Trijaya Tbk

15-Jan-

09 395 395 0.00

84 SIAP PT Sekawan

Intipratama Tbk

17-Oct-

08 150 159 6.00

85 TRAM PT Trada Maritime

Tbk

10-Sep-

08 125 159 27.20

86 BYAN PT Bayan Resources

Tbk *)

12-Aug-

08 5800 5450 -6.03

87 HOME PT Hotel Mandarine

Regency Tbk **)

17-Jul-

08 94 157 67.02

88 ADRO PT Adaro Energy Tbk 16-Jul-

08 1100 1730 57.27

89 KBRI

PT Kertas Basuki

Rachmat Indonesia

Tbk **)

11-Jul-

08 532 726 36.47

90 PDES PT Destinasi Tirta

Nusantara Tbk

08-Jul-

08 200 340 70.00

91 VRNA PT Verena Multi

Finance Tbk *)

25-Jun-

08 100 83 -17.00

92 INDY PT Indika Energy

Tbk

11-Jun-

08 2950 3425 16.10

93 BSDE PT Bumi Serpong

Damai Tbk

06-Jun-

08 511 520 1.76

94 TPIA PT Tri Polyta

Indonesia Tbk

26-May-

08 2200 2850 29.55

95 GZCO PT Gozco Plantations

Tbk

15-May-

08 187 229 22.46

96 KOIN PT Kokoh Inti

Arebama Tbk

09-Apr-

08 148 197 33.11

97 BTPN

PT Bank Tabungan

Pensiunan Nasional

Tbk *)

12-Mar-

08 517 503 -2.71

98 YPAS PT Yanaprima

Hastapersada Tbk

05-Mar-

08 545 640 17.43

99 ELSA PT Elnusa Tbk 06-Feb-

08 400 515 28.75

100 TRIL PT Triwira

Insanlestari Tbk

28-Jan-

08 400 680 70.00

101 BAPA PT Bekasi Asri 14-Jan- 150 255 70.00

116

No Kode Nama Perusahaan Tanggal

listing

Harga IR %

offering Closing

Pemula Tbk 08

102 BAEK PT Bank Ekonomi

Raharja Tbk

08-Jan-

08 1080 1320 22.22

103 BISI PT Bisi International

Tbk

28-May-

07 200 340 70.00

104 WEHA PT Panorama

Transportasi Tbk

31-May-

07 245 415 69.39

105 BKDP PT Bukit Darmo

Property Tbk

15-Jun-

07 120 204 70.00

106 SGRO PT Sampoerna Agro

Tbk

18-Jun-

07 2340 2525 7.91

107 MNCN PT Media Nusantara

Citra Tbk

22-Jun-

07 900 940 4.44

108 MCOR

PT Bank windu

Kentjana

International Tbk

03-Jul-

07 200 246 23.00

109 PKPK PT Perdana Karya

Perkasa Tbk

11-Jul-

07 400 680 70.00

110 LCGP PT Laguna Cipta

Griya Tbk

13-Jul-

07 125 323 158.40

111 DEWA PT Darma Henwa

Tbk

26-Sep-

07 303 511 68.65

112 BACA PT Bank Capital

Indoneisa Tbk

04-Oct-

07 150 206 37.33

113 GPRA PT Perdana Gapura

Prima Tbk

10-Oct-

07 225 251 11.56

114 WIKA PT Wijaya Karya Tbk 29-Oct-

07 420 560 33.33

115 ACES PT Ace Hardware

Indoneisa Tbk

06-Nov-

07 82 98 19.51

116 CTRP PT Ciputra

Property Tbk *)

07-Nov-

07 700 610 -12.86

117 PTSN PT Sat Nusapersada

Tbk

08-Nov-

07 580 640 10.34

118 JSMR PT Jasa Marga Tbk 12-Nov-

07 1700 2050 20.59

119 JKON

PT Jaya Konstruksi

Manggala Pratama

Tbk

04-Dec-

07 615 980 59.35

120 CSAP PT Catur Sentosa

Adiprana Tbk

12-Dec-

07 200 220 10.00

121 ASRI PT Alam Sutera

Realty Tbk

18-Dec-

07 105 178 69.52

117

No Kode Nama Perusahaan Tanggal

listing

Harga IR %

offering Closing

122 ITMG

PT Indo

Tambangraya Megah

Tbk

18-Dec-

07 14000 19600 40.00

123 DGIK PT Nusa Konstruksi

Enjiniring Tbk *)

19-Dec-

07 225 205 -8.89

124 COWL PT Cowell

Development Tbk

19-Dec-

07 130 230 76.92

125 BTEL PT Bakrie Telecom

Tbk

03-Feb-

06 107 150 40.19

126 MAIN PT Malindo Feedmill

Tbk

10-Feb-

06 176 226 28.41

127 RAJA PT Rukun Raharja

Tbk

19-Apr-

06 210 249 18.57

128 BNBA PT Bank Bumi Artha

Tbk

01-Jun-

06 160 235 46.88

129 BBKP PT Bank Bukopin

Tbk

10-Jul-

06 338 367 8.58

130 RUIS PT Radiant Utama

Interinsco Tbk

12-Jul-

06 250 375 50.00

131 TOTL PT Total Bangun

Persada Tbk

25-Jul-

06 278 298 7.19

132 IATA PT Indonesia Air

Transport Tbk

13-Sep-

06 263 273 3.80

133 TRUB

PT Truba Alam

Manunggal

Engineering Tbk

16-Oct-

06 110 180 63.64

134 CPRO PT Central

Proteinaprima Tbk

28-Nov-

06 110 185 68.18

135 FREN PT Smartfren

Telecom Tbk

29-Nov-

06 2856 3554 24.44

136 SDRA PT Bank Himpunan

Saudara 1906 Tbk

15-Dec-

06 94 118 25.53

137 MASA PT Multistrada Arah

Sarana Tbk

09-Jun-

05 170 180 5.88

138 APOL PT Arpeni Pratama

Ocean Line Tbk

22-Jun-

05 625 700 12.00

139 PEGE PT Panca Global

Securities Tbk

24-Jun-

05 100 148 48.00

140 RELI PT Reliance

Securities Tbk

13-Jul-

05 250 255 2.00

141 MFIN PT Mandala

Multifinance Tbk *)

06-Sep-

05 195 185 -5.13

142 EXCL PT XL Axiata Tbk 29-Sep- 2000 2048 2.40

118

No Kode Nama Perusahaan Tanggal

listing

Harga IR %

offering Closing

05

143 MICE PT Multi Indocitra

Tbk

21-Dec-

05 490 650 32.65

144 AMAG PT Asuransi Multi

Artha Guna Tbk

23-Dec-

05 105 111 5.71

Keterangan:

*) = saham mengalami overpricing

**) = Data yang dibutuhkan tidak lengkap

119

Lampiran 2: Output SPSS 21

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 117 .001 .732 .06412 .086589

RAUD 117 0 1 .38 .486

SIZE 117 20.352 30.448 27.05764 1.701497

IR 117 1.316 158.400 30.77080 26.026491

Valid N

(listwise) 117

Regression

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables

Removed

Method

1 SIZE, Ln_ROA, RAUDb . Enter

a. Dependent Variable: Ln_IR

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df1

1 .389a .151 .129 1.006223 .151 6.707 3

120

Model Summaryb

Model Change Statistics Durbin-Watson

df2 Sig. F Change

1 113a .000 1.660

a. Predictors: (Constant), SIZE, Ln_ROA, RAUD

b. Dependent Variable: Ln_IR

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1

Regression 20.372 3 6.791 6.707 .000b

Residual 114.411 113 1.012

Total 134.783 116

a. Dependent Variable: Ln_IR

b. Predictors: (Constant), SIZE, Ln_ROA, RAUD

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1.041 1.547 .673 .503

Ln_ROA -.167 .085 -.174 -1.969 .051

RAUD -.732 .205 -.330 -3.571 .001

SIZE .061 .058 .097 1.060 .291

121

Coefficientsa

Model 95.0% Confidence

Interval for B

Correlations Collinearity

Statistics

Lower

Bound

Upper

Bound

Zero-

order

Partial Part Tolerance

1

(Constant) -2.025 4.106

Ln_ROA -.336 .001 -.235 -.182 -.171 .962

RAUD -1.138 -.326 -.333 -.318 -.309 .878

SIZE -.053 .175 .002 .099 .092 .907

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

VIF

1

(Constant)

Ln_ROA 1.040

RAUD 1.139

SIZE 1.103

a. Dependent Variable: Ln_IR

122

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition

Index

Variance Proportions

Constant Ln_

ROA

RAUD SIZE

1

1 3.372 1.000 .00 .01 .03 .00

2 .563 2.448 .00 .02 .81 .00

3 .064 7.281 .01 .97 .09 .01

4 .002 43.189 .99 .00 .07 .99

a. Dependent Variable: Ln_IR

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

N

Predicted Value 2.02103 3.95648 2.97375 .419068 117

Std. Predicted Value -2.273 2.345 .000 1.000 117

Standard Error of

Predicted Value

.118 .450 .179 .049 117

Adjusted Predicted

Value

2.17057 4.09702 2.97864 .417153 117

Residual -2.763413 1.989133 .000000 .993127 117

Std. Residual -2.746 1.977 .000 .987 117

Stud. Residual -2.801 2.012 -.002 1.006 117

Deleted Residual -2.875092 2.061476 -.004892 1.031553 117

Stud. Deleted Residual -2.891 2.040 -.005 1.015 117

Mahal. Distance .610 22.256 2.974 2.751 117

Cook's Distance .000 .132 .010 .019 117

Centered Leverage

Value

.005 .192 .026 .024 117

a. Dependent Variable: Ln_IR

123

124