analisis pengaruh return on asset, dividend payout ratio , asset ...
PENGARUH RETURN ON ASSET , REPUTASI AUDITOR, DAN...
Transcript of PENGARUH RETURN ON ASSET , REPUTASI AUDITOR, DAN...
PENGARUH RETURN ON ASSET , REPUTASI AUDITOR, DAN
UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP INITIAL RETURN
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2012)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh :
LAILA BADRIAH
NIM. 109082000118
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
ii
PENGARUH RETURN ON ASSET, REPUTASI AUDITOR, DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP INITIAL RETURN
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2012)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Laila Badriah
NIM. 109082000118
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Laila Badriah
No. Induk Mahasiswa : 109082000118
Fakultas : Ekonomi dan bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan
bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk
dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Mei 2013
Laila Badriah
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Laila Badriah
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 3 April 1991
3. Alamat : Jl. Peninggaran Barat II No. 14 RT 011/011
Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan
4. Telepon : 081908268957
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. TK Rembulan Tahun 1996-1997
2. SD Negeri 12 Pagi Kebayoran Lama Tahun 1997-2003
3. SMP Negeri 48 Jakarta Tahun 2003-2006
4. SMA Negeri 29 Jakarta Tahun 2006-2009
5. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2009-2013
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Sanusi
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Oktober 1955
3. Ibu : Umyanah
4. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 2 Maret 1958
5. Alamat : Jl. Peninggaran Barat II No. 14 RT 011/011
Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan
6. Anak ke dari : 6 dari 7 bersaudara
vii
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Sekretaris Umum OSIS/MPK SMA N 29 Jakarta periode 2007-2008
2. Sekretaris Umum Karang Taruna RT 011/011 Kebayoran Lama Utara
periode 2009-2010
3. Lembaga Semi Otonom Jurusan Akuntansi BEM Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah periode 2010-2011
4. Panitia Propesa Tahun 2010 BEM Fakultas Ekonomi dan Bisinis
V. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Talkshow Pemberantasan Korupsi bersama KPK oleh BEMJ
Akuntansi Syarif Hidayatullah Jakarta, 9 September 2009.
2. Seminar Nasional oleh Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif
Hidayatullah, “Peran Asuransi dalam Era Globalisasi”, 20 Mei 2010.
3. Workshop Audit Perpajakan, oleh BEMJ Akuntansi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 24 Maret 2011.
4. Accurate Traning oleh BEMJ Akuntansi, UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta, 2011.
5. Training of Accounting Software and Talkshow (TOAST) bersama
Zahir dan IAI oleh STAN, 17 Maret 2012.
viii
ABSTRACT
The Effects of Return on Asset, Auditor Reputation, and Firm Size on Initial
Return
This study aims to analyze and obtain empirical evidence about the effects of
return on asset, auditor reputation, and firm size on initial return. Independent
variables used in this study is the return on asset, auditor reputation, and firm
size. Dependent variable used in this study is initial return, year observation from
2005-2012.
Study’s sample was go public companies doing initial public offering listed in
Indonesia Stock Exchange (IDX) in periode of 2005-2012. Data was collected by
purposive sampling method. Total 117 go public companies were taken as study’s
sample. Analysis of the data used one sample t-test and multiple regression.
One sample t-test showed that the IPO shares on the Stock Exchange is
underpricing. The results of multiple regression test found only auditor reputation
has influence significantly on initial return. On the other hand, return on asset,
and firm size don’t influence significantly on initial return. The determination
coefficient result showed 12,9%. That it’s about 12,9% indicated the ability of the
independent variables explained the dependent variable while 87,1% explained by
the other variables for examples underwriter reputation, earning per share, firm
age, type industry, and financial leverage.
Keyword: Underpricing, Auditor Reputation, IPO, Return on Asset, Firm Size
ix
ABSTRAK
Pengaruh Return on Asset, Reputasi Auditor, dan Ukuran Perusahaan,
terhadap Initial Return
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh
return on asset, reputasi auditor, dan ukuran perusahaan terhadap initial return.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on asset,
reputasi auditor, dan ukuran perusahaan. Variabel dependen yang digunakan
dalam penelitian adalah initial return pada tahun pengamatan dari 2005-2012.
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan go public yang melakukan
initial public offering yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) pada periode
2005-2012. Data yang dikumpulkan dengan metode purposive sampling. Total
117 perusahaan go public ditentukan sebagai sampel. Analisis data yang
digunakan one sample t-test dan analisis regresi berganda.
Hasil uji one sample t-test menunjukkan bahwa saham IPO di BEI adalah
underpricing. Hasil uji regresi berganda menemukan hanya reputasi auditor yang
berpengaruh signifikan terhadap initial return. Sedangkan return on asset dan
ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap initial return. Hasil
koefisien determinasi menunjukkan sebesar 12,9% itu menandakan kemampuan
variabel independen menjelaskan variabel dependen sementara 87,1% dijelaskan
oleh variabel lain seperti reputasi underwriter, earning per share, umur
perusahaan, jenis industri, dan financial leverage.
Kata kunci: Underpricing, Reputasi Auditor, IPO, Return on Asset, Ukuran
Perusahaan
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada
Nabi Muhammad SAW, junjungan umat, yang telah membimbing umatnya
menuju jalan kebenaran semoga kita menjadi bagian dari orang yang mmendapat
syafaat darinya. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Bagi penulis untuk meneliti permasalahan yang dimaksud dan
menuangkannya ke dalam bentuk skripsi semacam ini, bukanlah hal yang mudah,
untuk menyelesaikannya penulis membutuhkan banyak pertolongan dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih atas bimbingan,
dukungan, bantuan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung,
kepada:
1. Baba Sanusi dan Mama Umyanah (almh) tercinta, yang selalu mencurahkan
perhatian, kasih sayang, dukungan serta doa tiada henti yang tertuju untukku.
Walaupun mama sudah meninggal, cinta dan kasih sayangnya masih terasa
menemani setiap langkahku. Semoga Allah SWT membalas kebaikan yang
tak terhingga kepada baba dan mama baik di dunia maupun akhirat, Amin..
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Rini M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan
xi
dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah
Bapak berikan selama ini.
6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi
II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan
memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang
bapak berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang
skripsi.
7. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama masa
perkuliahan.
8. Saudara-saudaraku tersayang, Nengsih, Umar, Usman, Kiyah, Muchlis, dan
Fatih, yang selalu mendoakan, memberikan dukungan dan bantuan untuk
kesuksesan penulis.
9. Para Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
10. Seluruh pihak yang turut mendukung dan membantu penulis namun tidak
dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, Mei 2013
Laila Badriah
xii
DAFTAR ISI
Daftar Isi ................................................................................................................... i
Halaman Judul ......................................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi.................................................................................... ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ............................................................. iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ......................................................................... iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ......................................................... v
Daftar Riwayat Hidup ............................................................................................. vi
Abstract ................................................................................................................... viii
Abstrak ................................................................................................................... ix
Kata Pengantar ........................................................................................................ x
Daftar Isi ................................................................................................................... xii
Daftar Tabel .............................................................................................................. xv
Daftar Gambar ......................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran ...................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................ 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 11
1. Tujuan Penelitian ......................................................................... 11
2. Manfaat Penelitian ....................................................................... 11
a. Bagi Penulis .......................................................................... 11
b. Bagi Investor ........................................................................ 12
c. Bagi Bidang Akademik ........................................................ 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 13
A. Teori yang Berkenaan Dengan Variabel yang Diambil ..................... 13
1. Pasar Modal ................................................................................. 13
a. Pasar Perdana (Primary Market) .......................................... 14
b. Pasar Sekunder (Secondary Market) .................................... 15
xiii
2. Struktur Pasar Modal di Indonesia .............................................. 16
3. Initial Public Offering (IPO) ....................................................... 17
a. Tahap Persiapan ................................................................... 19
b. Tahap Pemasaran .................................................................. 19
c. Tahap Penawaran Umum ..................................................... 20
d. Tahap Perdagangan di Pasar Sekunder ................................ 20
4. Underpricing ............................................................................... 23
5. Return on Asset (ROA) ................................................................ 25
6. Reputasi Auditor .......................................................................... 26
7. Ukuran Perusahaan ...................................................................... 29
B. Penelitian Sebelumnya ....................................................................... 31
C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 39
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ....................... 41
1. Return on Asset (ROA) dengan Initial Return ............................ 42
2. Reputasi Auditor dengan Initial Return ...................................... 42
3. Ukuran Perusahaan dengan Initial Return ................................... 43
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 45
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 45
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................. 46
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 46
D. Metode Analisis Data ......................................................................... 47
1. Menghitung Initial Return (IR) ................................................... 47
2. Uji-t Satu Sampel (One Sample t-test) ........................................ 47
3. Metode Analisis ........................................................................... 48
a. Uji Normalitas Data ............................................................. 49
b. Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 50
c. Uji Autokorelasi ................................................................... 51
d. Uji Multikolonieritas ............................................................ 52
4. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 53
a. Uji Parsial atau Uji t ............................................................. 53
xiv
b. Uji Simultan atau Uji F ........................................................ 54
c. Koefisien Determinasi .......................................................... 54
E. Operasional Variabel Penelitian ......................................................... 55
1. Variabel Dependen ...................................................................... 55
2. Variabel Independen .................................................................... 55
a. Return on Asset (ROA) ........................................................ 55
b. Reputasi Auditor .................................................................. 56
c. Ukuran Perusahaan ............................................................... 56
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................... 58
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................... 58
1. Bursa Efek Indonesia ................................................................... 58
2. Deskripsi Objek Penelitian .......................................................... 61
B. Analisis Data ...................................................................................... 80
1. Statistik Deskriptif ....................................................................... 80
2. Uji-t Satu Sampel (One Sample t-test) ........................................ 82
3. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 83
a. Uji Normalitas ...................................................................... 83
b. Uji Heterokedastisitas .......................................................... 86
c. Uji Autokorelasi ................................................................... 87
d. Uji Multikolinearitas ............................................................ 88
4. Analisis Model Regresi ............................................................... 90
5. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 91
a. Uji t (Parsial) ........................................................................ 91
b. Uji F (Simultan) ................................................................... 94
6. Koefisien Determinasi ................................................................. 95
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ........................................................ 101
A. Kesimpulan ......................................................................................... 101
B. Implikasi ............................................................................................. 102
1. Bagi Akademisi ........................................................................... 102
2. Bagi Investor ............................................................................... 103
3. Bagi Emiten ................................................................................. 103
xv
4. Bagi Pihak Bursa ......................................................................... 104
C. Saran ................................................................................................... 104
Daftar Pustaka .......................................................................................................... 105
Lampiran .................................................................................................................. 111
xvi
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1. Ringkasan Penelitian Sebelumnya ............................................................ 36
3.1. Tabel Autokorelasi .................................................................................... 52
3.2. Tabel Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 57
4.1. Nilai Kapitalisasi Beberapa Pasar Modal Tahun 2006 ............................... 60
4.2. Proses Pemilihan Sampel ........................................................................... 62
4.3. Perusahaan yang Melakukan IPO Tahun 2005-2012 ................................. 63
4.4. Sampel yang Sesuai Kriteria ..................................................................... 73
4.5. Statistik Deskriptif Variabel yang Digunakan............................................ 81
4.6. Hasil Uji t-Satu Sampel Initial Return ....................................................... 82
4.7. Tabel Kolmogorov - Smirnov 1 ................................................................. 84
4.8. Tabel Kolmogorov - Smirnov 2 ................................................................. 85
4.9. Uji Autokorelasi ......................................................................................... 87
4.10. Uji Multikolinearitas .................................................................................. 89
4.11. Hasil Regresi .............................................................................................. 90
4.12. Uji T (Parsial) ............................................................................................. 92
4.13. UJI F (Simultan) ......................................................................................... 95
4.14. Koefisien Determinasi ................................................................................ 96
xvii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1. Struktur Pasar Modal Indonesia ................................................................. 17
2.2. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 41
4.1. Output Kurva Normal P-Plot ...................................................................... 86
4.2. Grafik Scatterplot ....................................................................................... 87
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Initial Return Perusahaan Initial Public Offering Tahun 2005-2012 ..111
2. Output SPSS 21…………………………………………………………..119
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional tidak akan
terlepas dari masalah pemenuhan kebutuhan dana untuk pembiayaan. Faktor
ketersediaan dana harus terpenuhi dengan baik agar tujuan perusahaan dapat
tercapai. Fakta tidak selalu sejalan dengan harapan. Dana yang diambil dari
internal perusahaan sering tidak dapat mencukupi sehingga diperlukan usaha
untuk mencari sumber tambahan dari eksternal, termasuk dengan cara
melakukan emisi saham baru di pasar modal. Untuk sumber pendanaan yang
berasal dari saham, perusahaan akan menawarkan sahamnya kepada publik
atau masyarakat yang biasa disebut go public di pasar modal. Dua alasan
utama mengapa perusahaan memutuskan go public karena pendiri perusahaan
ingin mendiversifikasi portofolionya dan perusahaan tidak mempunyai
sumber dana alternatif untuk membiayai program investasinya (Apriliani
Triani dan Nikmah, 2006: 2).
Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan bagi perusahaan
yang sedang berkembang guna mendapatkan tambahan dana untuk keperluan
pembiayaan dan pengembangan usaha perusahaan. Para investor yang
mempunyai dana lebih dan ingin menyimpannya sebagai investasi diharapkan
akan memberikan keuntungan memilih pasar modal sebagai sarana
2
berinvestasi. Oleh karena itu, pasar modal mempunyai peran penting sebagai
lahan penyaluran dana secara efisien.
Dalam konteks paradigma pasar modal efisien, harga saham akan
menyesuaikan dengan cepat jika ada informasi baru yang relevan. Dengan
demikian harga saham tidak hanya telah mencerminkan nilai yang sebenarnya
dari perusahaan yang menerbitkan saham tetapi juga proses penyesuaiannya
harus berlangsung dengan cepat. Kecepatan penyesuaian ini penting untuk
menjamin sebagian investor yang tidak akan dapat mengambil keuntungan
atas sebagian investor yang lain karena memiliki keunggulan informasi.
Informasi merupakan salah satu hal yang sangat penting di dalam
aktivitas pasar modal. Investor tentunya menginginkan tingkat keuntungan
yang optimal atas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan
adanya informasi publik, investor dapat mereaksi informasi yang berkaitan
dengan efisiensi di pasar modal.
Jenis pasar modal biasanya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: pasar
perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market). Kegiatan
yang dilakukan dalam rangka penawaran umum saham perdana disebut
Initial Public Offering (IPO) (Kristiantari, 2012: 13).
Penetapan harga saham perdana pada IPO atau saat go public sangat
sulit, karena tidak ada harga pasar sebelumnya yang dapat diobservasi untuk
dipakai sebagai penetapan penawaran, selain itu kebanyakan dari perusahaan
yang akan go public mempunyai sedikit atau bahkan tidak ada pengalaman
terhadap penetapan harga saham tersebut. Pada umumnya dalam melakukan
3
penjualan saham di pasar perdana, perusahaan menyerahkannya kepada
underwriter yang merupakan perantara antara perusahaan yang membutuhkan
dana dengan investor sebagai penyedia dana. Harga saham yang ditawarkan
pada saat melakukan IPO merupakan faktor penting yang menentukan berapa
besar jumlah dana yang diperoleh perusahaan. Jumlah dana yang diterima
emiten adalah perkalian antara jumlah lembar saham yang ditawarkan dengan
harga per saham. Saat mulai diperdagangkan, ada dua kemungkinan yang
terjadi pada harga saham tersebut yaitu underpricing dan overpricing.
Underpricing merupakan fenomena yang menarik karena dialami oleh
sebagian besar pasar modal di dunia. Underpricing saat IPO yaitu harga
saham hari pertama di pasar sekunder lebih tinggi dari harga saham
penawaran perdananya (Apriliani Triani dan Nikmah, 2006: 2). Karena itu
seringkali pada pasar perdana (IPO) dijumpai fenomena underpricing.
Underpricing adalah selisih positif antara harga saham di pasar
sekunder dengan harga saham di pasar perdana atau pada saat IPO
(Syahputra, 2008: 15). Harga saham pada dasarnya merupakan pencerminan
besarnya pengorbanan yang harus dilakukan oleh setiap investor untuk
penyertaan dalam perusahaan. Permasalahannya adalah perusahaan tidak
ingin menawarkan saham perdananya dengan harga yang terlalu underpriced
(harga terlalu rendah) kepada calon investor degan tujuan mengumpulkan
dana lebih besar, sedangkan investor menginginkan untuk memperoleh
imbalan dari risiko ketidakpastian yang terdapat dalam pembelian saham
perdana (Arifin, 2004: 5).
4
Underpricing di satu pihak menguntungkan investor tetapi di pihak lain
akan merugikan emiten karena dana yang dikumpulkan tidak maksimal.
Sedangkan fenomena saham yang dikatakan overpricing apabila harga saham
di pasar perdana lebih tinggi dari pada di pasar sekunder. Kondisi overpricing
tidak menguntungkan investor karena mengakibatkan investor tidak
menerima initial return atau return positif yang diterima investor. Harga
saham perdana biasanya dipengaruhi oleh biaya emisi di pasar modal. Biaya
tersebut meliputi: biaya administrasi, biaya pencatatan awal, biaya untuk
mengikuti peraturan pasar yang ditentukan, biaya penerbitan prospektus
untuk publikasi, public expose, dan fee akuntan. Oleh karena itu beberapa
perusahaan mengalami overpricing karena untuk menutupi biaya-biaya
tersebut (Yasa, 2008: 145).
Investor di pasar perdana dituntut untuk menggunakan berbagai sumber
informasi agar dapat secara wajar menilai harga saham yang ditawarkan pada
saat IPO. Salah satu sumber informasi bagi para investor berasal dari pihak
manajemen perusahaan yang akan menerbitkan saham. Manajemen
perusahaan harus menjelaskan kondisi perusahaan secara menyeluruh
sebelum menawarkan sahamnya dengan cara menerbitkan prospektus
(Kristiantari, 2012: 6).
Prospektus merupakan gabungan antara profil perusahaan dan laporan
tahunan yang menjadi sebuah dokumen resmi yang digunakan oleh suatu
lembaga atau perusahaan untuk memberikan gambaran tentang saham yang
ditawarkan untuk dijual kepada publik. Selain saham, prospektus juga
5
berisikan tentang penjelasan bidang usaha perusahaan, laporan keuangan,
biografi dari dewan komisaris dan dewan direksi, informasi terinci mengenai
kompensasi mereka, perkara-perkara yang sedang dihadapi perusahaan, daftar
aset perusahaan, dan informasi yang bersifat material. Suatu prospektus harus
mencakup semua informasi mengenai penawaran umum dari emiten atau
perusahaan publik. Prospektus mengenai IPO akan didistribusikan oleh
penjamin emisi atau pialang saham kepada investor potensial (Yolana dan
Martani, 2005: 539).
Salah satu sumber informasi yang relevan untuk digunakan dalam
menilai perusahaan yang akan go public adalah laporan keuangan yang
terdapat di prospektus. Perusahaan tersebut akan menerbitkan bukan hanya
saham pertama, namun bisa juga menawarkan saham kedua. Biasanya
perusahaan akan merekrut seorang bankir investasi untuk menjamin
penawaran tersebut dan seorang pengacara korporat untuk membantu menulis
prospektus. Penjualan saham diatur oleh pihak berwajib dalam pengaturan
finansial dan jika relevan diatur oleh sebuah bursa saham (Brealey et al.,
2008: 414).
Informasi prospektus dapat dibagi menjadi dua, yaitu informasi
akuntansi dan informasi non akuntansi. Informasi akuntansi adalah laporan
keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba/rugi, laporan perubahan
ekuitas, laporan arus kas, dan penjelasan laporan keuangan atau catatan atas
laporan keuangan (Tandelilin, 2001: 112). Informasi non akuntansi adalah
informasi selain laporan keuangan seperti underwriter, auditor independen,
6
konsultan hukum, nilai penawaran saham, persentase saham yang ditawarkan,
ukuran perusahaan, dan informasi lainnya (Tandelilin, 2001: 112).
Dari informasi akuntansi dan non akuntansi dalam prospektus itulah
investor dapat menganalisis atau melakukan penilaian terhadap perusahaan
tersebut. Hasil analisis atau penilaian prospektus ini dapat digunakan investor
untuk membuat berbagai keputusan atau kesimpulan. Misalnya, apakah
investor akan membeli saham perusahaan tersebut, apakah prospek
perusahaan tersebut bagus, dan apakah harga saham perdana yang ditawarkan
relatif sesuai atau wajar dengan kondisi perusahaan.
Pada tahun 2005-2012, kondisi pasar modal nasional menjadi
menggairahkan. IHSG dan nilai kapitalisasi pasar masing-masing tumbuh
52,08 % dan 59,2% pada tahun 2007. Hal tersebut mendorong perusahaan-
perusahaan milik swasta maupun pemerintah (Badan Usaha Milik Negara)
menuju go public melalui peluncuran saham perdananya ke pasar modal IPO.
Diagram 1.1
New Listed Company (IPO)
Tahun 2005-2012
Sumber: Statistik Book Bursa Efek Indonesia
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa jumlah emiten baru mengalami
kenaikan sepanjang tahun 2007, tercatat 24 perusahaan melakukan penawaran
7
umum saham perdana (IPO). Jumlah ini menunjukkan adanya peningkatan
sebesar 100% dibandingkan tahun sebelumnya, dimana jumlahnya sebanyak
12 perusahaan. Pada tahun 2009 terjadi penurunan yang cukup signifikan
yaitu sebesar 13 perusahaan, tetapi tahun berikutnya mengalami peningkatan
lagi seiring dengan banyaknya perusahaan yang melakukan IPO.
Contoh kasus mengenai penawaran saham perdana atau penetapan IPO
terjadi pada PT. Krakatau Steel. Menurut Harian Kompas pada tanggal 11
November 2010, perusahaan ini adalah salah satu BUMN yang didirikan pada
tanggal 31 Agustus 1970, bertepatan dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah RI No. 35 tahun 1970 tentang Penyertaan Modal Negara
Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Krakatau Steel. Perusahaan ini bergerak di bidang industri baja. PT Krakatau
Steel memiliki enam buah fasilitas produksi yang membuat PT Krakatau
Steel menjadi satu-satunya industri baja terpadu di Indonesia. Keenam buah
pabrik tersebut menghasilkan berbagai jenis produk baja dari bahan mentah.
PT Krakatau Steel go public dengan melepaskan 3.155.000.000 saham
baru ke publik dan mencatatkannya di BEI pada 10 November 2010. IPO
yang ditawarkan melalui proses book building (penawaran awal) mencatat
kelebihan permintaan (oversubscribe) sebanyak 9 kali. Kepemilikan saham
PT. KS setelah IPO terbagi menjadi 80% oleh Pemerintah Republik Indonesia
dan sisanya 20% akan dimiliki oleh publik. Dalam penawaran ini, Perseroan
menunjuk PT. Bahana Securities, PT. Danareksa Sekuritas dan PT. Mandiri
Sekuritas sebagai para penjamin pelaksana emisi. Harga pelaksanaan IPO
8
ditetapkan sebesar Rp. 850 per saham atau total perolehan dana IPO sebesar
Rp. 2,681 triliun. IPO PT Krakatau Steel dinilai tidak transparan dan
akuntabel, baik saat penetapan harga saham maupun penjatahan kuota saham.
Harga offering price saham IPO PT Krakatau Steel dianggap terlalu murah
sehingga menimbulkan kerugian bagi negara bahkan IPO BUMN industri
baja ini ditenggarai bersifat kolutif (Kompas, 2010).
Penetapan harga sebesar inilah yang menimbulkan kontroversi di
masyarakat mengenai harga saham perdana yang ditawarkan apakah sudah
relatif sesuai atau wajar dengan kondisi perusahaan. Pada umumnya para
pemilik perusahaan yang akan go public menginginkan agar dapat
meminimalisir underpricing. Pentingnya harga saham perdana ini memicu
penulis untuk menganalisis lebih lanjut faktor–faktor yang mempengaruhi
underpricing yang diukur dengan initial return pada perusahaan yang
melakukan IPO di Indonesia.
Variabel akuntansi dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas.
Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (R.
Agus Sartono, 2012: 120). Rasio profitabilitas merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dan melihat efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber
yang dimilikinya. Rasio profitabilitas merupakan informasi tingkat
keuntungan yang dicapai perusahaan (Almilia. Informasi ini akan
memberikan informasi kepada pihak luar mengenai efektifitas operasional
9
perusahaan. Profitabilitas perusahaan yang tinggi akan mengurangi
ketidakpastian IPO sehingga mengurangi tingkat underpricing. Untuk
mengukur profitabilitas digunakan Return on Asset (ROA). ROA
berpengaruh secara signifikan dengan arah koefisien negatif terhadap initial
return (Kristiantari, 2012: 10).
Selanjutnya, variabel non-akuntansi yang digunakan adalah reputasi
auditor dan ukuran perusahaan. Variabel non-akuntansi yang pertama adalah
reputasi auditor. Pemeriksaan akuntansi atau audit mengurangi asimetris
informasi (information asymmetry) yang ada antara manajemen dan
stakeholder perusahaan yang memungkinkan pihak di luar perusahaan untuk
memverifikasi validitas laporan keuangan (Kristiantari, 2012: 4). Perusahaan
menyewa auditor independen untuk memeriksa kesesuaian laporan keuangan
yang disusun oleh manajemen perusahaan, dan memberikan opini atas
keabsahannya. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dari
auditor bereputasi baik atau KAP big four beperan dalam meningkatkan
kepercayaan masyarkat akan keakuratan informasi yang disajikan.
Perusahaan dan underwriter yang bereputasi baik akan memilih KAP yang
bereputasi baik pula untuk mengurangi risiko underpricing (Helen Sulistio
2005: 91). Reputasi auditor yang semakin tinggi dipercaya akan memberikan
kemungkinan yang semakin kecil atas kegagalan perusahaan (Sejati, 2010: 3).
Pengujian atas pengaruh reputasi auditor telah dilaksanakan oleh (Johnson
2011: 8) yang menyatakan bahwa reputasi auditor berpengaruh signifikan
terhadap initial return.
10
Ukuran perusahaan (size) adalah suatu skala dimana besar kecilnya
perusahaan dapat diklasifikasikan menurut berbagai cara, antara lain total
aset, total ekuitas, nilai pasar saham, dan lain-lain (Irma dkk., 2012: 3).
Ukuran perusahaan dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu perusahaan besar
(large firm), perusahaan menengah (medium firm), dan perusahaan kecil
(small firm). Ekuitas merupakan tolak ukur besaran atau skala suatu
perusahaan. Biasanya perusahaan besar mempunyai ekuitas yang besar pula
nilainya. Secara teoritis perusahaan yang lebih besar mempunyai kepastian
(certainty) yang lebih besar daripada perusahaan kecil sehingga akan
mengurangi tingkat ketidakpastian mengenai prospek perusahaan ke depan.
Hal tersebut dapat membantu investor memprediksi risiko yang mungkin
terjadi. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap underpricing
(Yolana dan Martani, 2005: 11). Dalam penelitian Chastina Yolana dan Dwi
Martani (2005) menjelaskan ukuran perusahaan terbukti mendukung teori
uncertainty of company value yaitu ketidakpastian nilai perusahaan di masa
datang akan membuat investor ragu-ragu mengivestasikan uangnya di saham
emiten.
Berdasarkan hasil penelitian–penelitian tersebut, maka penelitian ini
bertujuan untuk menguji kembali variabel-variabel yang memiliki
kemampuan data yang signifikan dalam membentuk model initial return di
Indonesia. Sehingga penulis memilih judul penelitian tentang “Pengaruh
Return on Asset, Reputasi Auditor, dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Initial Return (Studi Empiris pada Perusahaan yang Melakukan Initial
11
Public Offering di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2012)”. Penelitian
ini merupakan pengembangan dari penelitian Yolana dan Martani (2005)
serta Apriliani Triani dan Nikmah (2006) yang tidak menggunakan variabel-
variabel keuangan. Perbedaan penelitian ini adalah menambahakan variabel
inependen dengan menggunakan rasio profitabilitas yaitu ROA.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah terdapat underpricing pada IPO di BEI?
2. Bagaimana pengaruh ROA terhadap initial return pada perusahaan yang
melakukan IPO?
3. Bagaimana pengaruh reputasi auditor terhadap initial return pada
perusahaan yang melakukan IPO?
4. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap initial return pada
perusahaan yang melakukan IPO?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Penelitian ini menganalisis underpricing pada IPO di BEI.
b. Penelitian ini menguji pengaruh ROA terhadap initial return.
c. Penelitian ini menguji pengaruh reputasi auditor terhadap initial
return.
12
d. Penelitian ini menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap initial
return.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah:
a. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan menjadi saran untuk
menambah pengetahuan dan wawasan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi underpricing/initial return saham IPO, serta dapat
mengaplikasikan teori yang didapatkan selama kuliah.
b. Bagi investor/calon investor di pasar modal, hasil penelitian ini dapat
memberikan sumbangan pemikiran dalam pengambilan keputusan
investasi pada saat IPO.
c. Bagi perusahaan, dapat dijadikan referensi dalam menentukan harga
yang tepat pada saat IPO.
d. Bagi bidang akademik, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
sumber referensi dan dasar untuk melakukan pengembangan
penelitian lebih lanjut mengenai saham IPO dan pengetahuan dalam
bidang pasar modal.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan Dengan Variabel yang Diambil
1. Pasar Modal
Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya
perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari
hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan
dana atau untuk memperkuat pasar modal perusahaan (Irham Fahmi,
2012: 55). Pasar modal merupakan alternatif mengenai pembiayaan
pembangunan, modal yang didapat berasal dari dalam negeri dan luar
negeri.
Di pasar modal yang diperjualbelikan adalah kepemilikan
perusahaan dan surat pernyataan utang suatu perusahaan. Kepemilikan
ini berupa surat efek atau surat berharga yaitu surat pengakuan hutang,
surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit
penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, setiap
derivatif dari efek seperti warrant dan opsi, efek beragun aset, dan
sertifikat penitipan efek Indonesia. Perusahaan yang memerlukan dana
memandang pasar modal sebagai alat untuk memperoleh dana yang lebih
menguntungkan dibandingkan dengan modal yang diperoleh dari sektor
perbankan.
13
14
Penjualan saham (termasuk jenis sekuritas lain) kepada masyarakat
dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan
sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas
tersebut diperjualbelikan. Jenis–jenis pasar modal tersebut ada dua
macam, yaitu:
a. Pasar Perdana (Primary Market)
Pasar perdana merupakan penawaran saham dari perusahaan
yang menerbitkan saham kepada pemodal selama waktu yang
ditetapkan sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar
sekunder. Pasar perdana adalah jenis pasar pada pasar modal dimana
saham dan sekuritas lainnya dijual pertama kali pada masyarakat
sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa (Kristiantari, 2012: 13).
Kegiatan ini disebut penawaran umum perdana atau Initial Public
Offering (IPO) (Kristiantari, 2012:13). Pada pasar perdana, hasil
penjualan saham keseluruhannya masuk sebagai modal perusahaan.
Dalam pasar primer, proses penjualan saham atau obligasi
dikoordinasi oleh underwriter. Underwriter yang memegang peran
dalam proses penawaran umum mulai dari proses pernyataan
pendaftaran, penyusunan dan penyebaran prospektus, penetapan
harga, sampai dengan pencatatan di bursa (listing). Seringkali
keberhasilan emisi saham atau obligasi dipengaruhi oleh reputasi dan
pengalaman penjamin emisi. Keberhasilan suatu emisi ditandai
dengan terjadinya kelebihan permintaan (oversubscribed) pada saat
15
penawaran umum. Untuk kasus tertentu, terkadang pasar perdana
surat-surat berharga dari suatu perusahaan sering tidak banyak
diketahui oleh publik karena penjualannya kepada investor atau
pembeli utama dilakukan secara tertutup (Dahlan Siamat, 2005: 24).
Bila diklasifikasikan, lembaga penunjang pasar perdana terdiri dari
underwriter, akuntan publik, notaris, agen penjual dan perusahaan
penilai (Dahlan siamat, 2005: 490-491).
b. Pasar Sekunder (Secondary Market)
Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham
setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Oleh karena
itu pasar sekunder merupakan tempat di mana saham dan sekuritas
lain diperjual-belikan secara luas, setelah melalui masa penjualan di
pasar perdana. Pasar sekunder adalah pasar perdagangan efek antar
investor dilakukan melalui anggota bursa (setelah pasar perdana)
sehingga tercipta likuiditas efek tersebut (Suhartono dan Qudsi,
2009: 139).
Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan
penawaran antara pembeli dan penjual. Perdagangan pasar sekunder,
bila dibandingkan dengan perdagangan pasar perdana mempunyai
volume perdagangan yang jauh lebih besar. Hasil penjualan saham
pada pasar sekunder biasanya tidak lagi masuk modal perusahaan,
melainkan masuk ke dalam kas para pemegang saham yang
bersangkutan.
16
Pasar sekunder memiliki dua fungsi yang pertama untuk
mempermudah penjualan instrumen keuangan untuk mendapatkan
dana sehingga dapat menyebabkan instrumen keuangan untuk
mendapatkan dana sehingga dapat menyebabkan instrumen
keuangan menjadi lebih likuid. Semakin likuid surat-surat berharga
semakin diminati investor. Kedua, pasar sekunder menentukan harga
surat-surat berharga yang dijual oleh perusahaan penerbit di pasar
perdana. Pembentukan harga di pasar sekunder dipengaruhi oleh
oleh mekanisme pasar. Investor hanya akan membeli surat-surat
berharga yang ditawarkan di pasar perdana dengan harga yang
mungkin dapat memberi keuntungan di pasar sekunder (Dahlan
siamat, 2005: 25). Lembaga yang menjadi penunjang di pasar
sekunder terdiri dari pedagang efek, perantara pedagang efek
(broker), perusahaan efek biro dan biro administrasi efek (Dahlan
siamat, 2005: 492).
2. Struktur Pasar Modal di Indonesia
Pasar modal sangat erat hubungannya dengan perkembangan
perekonomian suatu negara dan perekonomian sangat dipengaruhi oleh
stabilnya politik. Struktur pasar modal Indonesia telah diatur dalam
Undang-Undang No.8/1995 tentang Pasar Modal Indonesia (UUPM).
Berdasarkan ketentuan dalam UUPM, Badan Pengawas Pasar Modal
(BAPEPAM) melaksanakan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan
sehari-hari pasar modal (Ahmad Rodoni, 2005: 119).
17
Sumber: Ahmad Rodoni (2005: 120)
Sumber: Ahmad Rodoni (2005: 120)
3. Initial Public Offering (IPO)
Salah satu keinginan perusahaan pada saat ingin berekspansi adalah
mendapatkan tambahan dana serta bisa memperkenalkan perusahaan
yang dimiliki ke publik secara jauh lebih transparan dan
bertanggungjawab. Sarana untuk mewujudkan semua itu salah satunya
dapat dilakukan melalui keputusan go public. Go public adalah
Perusahaan Efek
- Penjamin
Emisi
- Pedagang
Perantara Efek
- Manajer
Investasi
Provesi Penunjang
- Akuntan
- Konsultasi
Hukum
- Penilai
- Notaris
Emiten
- Perusahaan
Publik
- Reksa Dana
Bursa Efek Lembaga Kriling dan
Penjamin (LKP)
Lembaga Penyimpanan dan
Penyeleseaian (LPP)
Menteri Keuangan
Bapepam-LK
Lembaga Penunjang
- Biro Administrasi
Efek
- Bank Kustodian
- Wali Amanat
- Penasihat Investasi
- Pemeringkat Efek
Gambar. 2.1
Struktur Pasar Modal Indonesia
18
perusahaan telah memutuskan untuk menjual sahamnya kepada publik
dan siap untuk dinilai oleh publik secara terbuka (Jogiyanto, 2007: 16).
Go public atau penawaran umum merupakan kegiatan yang dilakukan
emiten untuk menjual sekuritas kepada masyarakat, berdasarkan tata cara
yang diatur undang-undang dan peraturan pelaksanaannya (Tandelilin,
2001: 35). Saat pertama kali perusahaan go public sering disebut dengan
Initial Public Offering (IPO).
Perusahaan yang membutuhkan dana dapat melakukan penerbitan
surat berharga seperti saham (stock), obligasi (bond), dan sekuritas
lainnya untuk meningkatkan modal perusahaan. Sekuritas tersebut yang
dijual ke publik melalui bankir investasi (underwriter) dalam pasar yang
disebut pasar perdana (primary market). Terdapat dua jenis saham biasa
(common stock) yang diterbitkan melalui melalui pasar perdana (Bodie et
al., 2008: 86). Pertama, penawaran perdana (IPO) adalah saham
perusahaan yang awalnya berbentuk perseroan terbatas (Bodie et al.,
2008: 86). Kedua, saham baru musiman (seasoned new issues)
ditawarkan oleh perusahaan yang sudah pernah menerbitkan saham
(Bodie et al., 2008: 86). IPO merupakan kegiatan yang dilakukan
perusahaan dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana.
Setelah saham dijual di pasar perdana kemudian saham tersebut di
daftarkan di pasar sekunder (listing). Dengan mendaftarkan saham
tersebut di bursa, saham tersebut mulai dapat diperdagangkan di bursa
efek bersama dengan efek yang lain.
19
Menurut Ang (1997) dalam Kristiantari (2012: 15-17), dalam
proses IPO calon emiten harus melewati empat tahapan yaitu:
a. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah
mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan sebelum
mengajukan pernyataan pendaftaran ke Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK). Dalam tahapan
ini, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan langkah
awal untuk mendapat persetujuan pemegang saham mengenai
rencana go public. Anggaran dasar perseroan juga harus diubah
sesuai dengan anggaran dasar perusahaan publik. Kegiatan lain
dalam tahapan ini antara lain menunjuk underwriter serta lembaga
dan profesi pasar modal yang dibutuhkan seperti akuntan publik,
konsultan hukum, penilai, notaris, dan lainnya. Kegiatan terakhir
dalam tahap ini adalah perusahaan mengadakan perjanjian
pendahuluan dengan bursa efek untuk mencatatkan saham perseroan
guna diperdagangkan di pasar sekunder dan perjanjian pendahuluan
dengan underwriter.
b. Tahap Pemasaran
Langkah penting yang dilakukan pada tahapan ini antara lain:
1) Due dilligence meeting yaitu pertemuan dengar pendapat antara
calon emiten dan underwriter dimana dilakukan pertukaran
informaasi yang dimiliki kedua belah pihak sehingga emiten
20
mampu menjawab pertanyaan yang nantinya diajukan oleh
investor.
2) Public expose merupakan tindakan pemasaran kepada
masyarakat pemodal dengan mengadakan pertemuan untuk
mempresentasikan dan menyebarkan informasi penawaran
saham kepada investor. Rangkaian public expose yang
dilakukan secara berkesinambungan dari satu lokasi ke lokasi
lainnya disebut istilah roadshow, dimana calon emiten dapat
menyebarkan info memo dan prospektus awal.
3) Book building merupakan proses pengumpulan jumlah saham
yang diminati investor atau investor yang sudah menyatakan
kesediaan untuk membeli sejumlah saham pada harga tertentu.
4) Penentuan harga perdana yang dilakukan antara underwriter dan
calon emiten.
c. Tahap Penawaran Umum
Pada tahap ini, calon emiten menerbitkan prospektus ringkas di
dua media cetak yang berbahasa Indonesia, dilanjutkan dengan
penyebaran prospektus perusahaan lengkap final, penyebaran FPPS
(Formulir Pemesanan Pembeli Saham), menerima pembayaran,
melakukan penjatahan, membayar kembali (refund) dan akhirnya
penyerahan Surat Kolektif Saham (SKS) bagi pihak yang
memperoleh penjatahan saham.
21
d. Tahap Perdagangan di Pasar Sekunder
Tahap ini meliputi tahapan melakukan pendaftaran ke bursa
efek untuk mencatatkan sahamnya sesuai dengan ketentuan. First
issue adalah pencatatan saham yang ditawarkan kepada publik pada
saat IPO yang biasanya berjumlah sekitar 10% sampai dengan 40%
sedangkan sisa saham belum dapat diperdagangkan sampai
perusahaan melakukan pencatatan saham tersebut. Terdapat dua cara
pencatatan sisa saham tersebut agar dapat diperdagangkan di pasar
sekunder yaitu, partial listing, dimana perusahaan melakukan
pencatatan sahamnya secara secara partial (sebagian) dan company
listing, dimana perusahaan mencatatkan seluruh sisa saham yang
dimilkinya sehingga seluruh saham dapat diperdagangkan di pasar
saham.
Proses IPO Perusahaan yang pertama kali menawarkan
sahamnya ke publik disebut melakukan penawaran perdana (IPO).
Sebelum perusahaan go public, awalnya saham–saham perusahaan
tersebut dimiliki oleh manajer-manajernya, sebagian lagi oleh
pegawai–pegawai kunci dan hanya sejumlah kecil yang dimiliki oleh
investor. Keputusan perusahaan untuk menjadi perusahaan publik
(go public) merupakan suatu keputusan yang tidak tanpa perhitungan
yang matang karena dengan go public perusahaan dihadapkan pada
beberapa konsekuensi langsung baik yang bersifat menguntungkan
(benefits) maupun yang merugikan. Manfaat dari melakukan go
22
public menurut Jogiyanto (2007) dalam Kristiantari (2012: 17)
adalah:
1) Kemudahan meningkatkan modal di masa mendatang.
2) Meningkatkan likuiditas bagi pemegang saham.
3) Nilai pasar perusahaan diketahui.
Disamping manfaat yang diperoleh perusahaan melalui go
public, terdapat beberapa kerugian go public, diantaranya adalah:
1) Biaya laporan yang meningkat.
2) Untuk perusahaan yang sudah going public, setiap kuartal dan
tahunnya harus menyerahkan laporan–laporan kepada regulator.
Laporan–laporan ini sangat mahal terutama untuk perusahaan
yang ukurannya kecil.
3) Pengungkapan (disclosure) informasi kepada publik maupun
pesaing.
4) Beberapa pihak di dalam perusahaan umumnya keberatan
dengan ide pengungkapan. Manajer tidak mau mengungkapkan
semua informasi yang dimiliki karena dapat digunakan oleh
pesaing. Sedangkan pemilik tidak mau mengungkapkan
informasi tentang saham yang dimilikinya karena publik akan
mengetahui besarnya kekayaan yang dipunyai.
5) Ketakutan untuk diambil alih.
6) Manajer perusahaan yang hanya mempunyai hak veto kecil akan
khawatir jika perusahaan going public. Manajer perusahaan
23
publik dengan hak veto yang rendah umumnya diganti dengan
manajer baru jika perusahaan diambil alih.
4. Underpricing
Underpricing adalah suatu kondisi dimana secara rata–rata harga
pasar perusahaan yang baru go public, biasanya dalam hitungan hari atau
minggu, lebih tinggi dibandingkan dengan harga penawarannya (Yolana
dan Martani, 2005: 38). Kebalikan dari underpricing adalah overpricing,
yaitu suatu kondisi dimana harga pasar saham yang baru ditawarkan
secara rata–rata cenderung lebih rendah dibandingkan dengan harga
penawarannya (Yasa, 2008: 15). Fenomena terjadinya underpricing
dijumpai di hampir semua pasar modal yang ada di dunia.
Underpricing merupakan biaya tidak langsung (indirect cost) bagi
perusahaan yang melakukan IPO (Brealey et al., 2008: 416). Artinya, bila
harga saham dapat diterima di pasar dengan harga yang lebih tinggi,
kenapa tidak dijual pada harga tersebut, yaitu harga pada saat penutupan
hari pertama di pasar sekunder (Brealey et al., 2008: 416). Underpricing
disebabkan oleh penetuan harga saham saat IPO yang secara signifikan
lebih rendah dibandingkan dengan harga yang terjadi di pasar sekunder
pada waktu jangka pendek. Underpricing akan menyebabkan transfer
kemakmuran dari pemilik kepada investor (Beatty, 1989: 18). Apabila
terjadi underpricing, dana yang diperoleh perusahaan dari go public tidak
maksimum dan memberikan keuntungan bagi investor. Underpricing
terjadi karena adanya selisih positif antara harga saham di pasar sekunder
24
dengan harga saham pada saat IPO (Suyatmin dan Sujaadi, 2008: 12).
Apabila underpricing terjadi, maka investor berkesempatan memperoleh
abnormal return berupa initial return positif. Menurut Husnan (2003:
274) abnormal return adalah selisih antara tingkat keuntungan
sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan.
Pihak investor lebih mengharapkan tingginya underpricing karena
dengan demikian para investor dapat menerima initial return. Initial
return adalah keuntungan yang diperoleh pemegang saham karena
perbedaan harga saham yang dibeli di pasar perdana (IPO) dengan harga
jual saham bersangkutan di hari pertama di pasar sekunder (Ismiyanti dan
Armansyah, 2010: 11).
Setiap investor menginginkan return yang maksimal dari
investasinya. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.
Melalui pasar sekunder para investor berusaha untuk mendapatkan
tingkat keuntungan yang lebih besar dari tingkat keuntungan yang
diharapkan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan faktor risiko yang
mungkin muncul atas alternatif investasi yang dipilih (Ismiyanti dan
Armansyah, 2010: 11).
Risiko yaitu peluang bahwa hasil aktual yang diperoleh dari suatu
investasi berbeda dari hasil yang diharapkan, khususnya jika hasil aktual
lebih kecil dari hasil yang diharapkan. Return dan risiko merupakan dua
hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi merupakan
trade off dari kedua faktor ini. Return dan risiko mempunyai hubungan
25
yang positif, semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar
return yang harus dikompensasikan. Naik turun pada harga saham juga
dapat ditemui pada return. Ada banyak faktor yang mempengaruhi return
ini. Investor menggunakan informasi akuntansi dan non akuntansi untuk
dapat menganalisis initial return.
5. Return on Assets (ROA)
Rasio profitabilitas mengindikasikan seberapa efektis keseluruhan
perusahaan dikelola (Pearce dan Robinson, 2007: 241). Rasio
profitabilitas menggambarkan seberapa efektif perusahaan beroperasi
sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Hal ini ditunjukkan
oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.
Menurut Brigham dan Houston (2009: 107) rasio profitabilitas
merupakan sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek-efek
dari likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil-hasil operasi. Rasio
profitabilitas yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajibannya serta menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk going concern. Return on Asset (ROA) merupakan rasio
profitabilitas untuk mengukur kemampuan manajemen dalam
menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir, 2010: 115).
ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan aset perusahaan untuk memperoleh laba. Rasio ini
merupakan perbandingan antara laba dengan rata-rata aset yang dimiliki
oleh perusahaan. Adapun rumus ROA yaitu:
26
Semakin tinggi ROA berarti perusahaan semakin efektif dalam
memanfaatkan aset untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ROA berarti
kinerja perusahaan semakin efektif, karena tingkat kembalian akan
semakin besar (Brigham dan Houston, 2009: 107). Hal ini selanjutnya
akan meningkatkan daya tarik investor kepada perusahaan. Peningkatan
daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati
investor, karena dapat memberikan keuntungan (return) yang besar bagi
investor. Dengan kata lain ROA akan berpengaruh terhadap return saham
yang akan diterima oleh investor.
6. Reputasi Auditor
Pemeriksaan akuntansi atau audit adalah pemeriksaan yang
berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang
laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat
apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum (Boynton et al., 2006: 6).
Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan
informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham
dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan terhadap
Sumber: Kasmir (2010: 115)
27
laporan keuangan. Auditor eksternal dapat menjadi mekanisme
pengendalian terhadap manajemen agar dapat menyajikan informasi
keuangan secara andal dan terbebas dari praktek kecurangan akuntansi
atau salah saji material. Para pengguna laporan keuangan terutama para
pemegang saham akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan
yang telah dibuat oleh auditor mengenai laporan keuangan suatu
perusahaan. Hal ini berarti auditor mempunyai peranan penting dalam
pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan.
Auditor yang memiliki reputasi yang baik maka akan memberikan
hasil audit yang semakin baik (Almilia dan Devi, 2007: 9). Reputasi
auditor yang baik adalah auditor yang berafiliasi dengan Kantor Akuntan
Publik (KAP) besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big
Four Worldwide Accounting Firm (Ikhsan dkk., 2012: 5).
Dalam dunia profesi akuntan publik dikenal KAP kelompok besar
atau sering disebut dengan big four, dan non big four. Maka KAP di
Indonesia yang berafiliasi dengan big four juga disebut KAP big four,
dan yang lain disebut kelompok KAP sedang dan kelompok KAP kecil.
Sebenarnya pengelompokan ini bersifat informal dan lebih banyak diukur
bukan dari jumlah penghasilannya tetapi dari jumlah auditornya
(Adityasih, 2010). Berdasarkan data dari Departemen Keuangan per
tahun 2008, jumlah KAP di Indonesia adalah 389 KAP, yang bila diukur
berdasarkan jumlah auditornya adalah sebagai berikut:
a. 4 KAP dengan jumlah professional staff diatas 400 orang.
28
b. 13 KAP dengan jumlah professional staff antara 100-400 orang.
c. 372 KAP dengan jumlah professional staff dibawah 100 orang.
KAP di Indonesia bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik
Asing atau Organisasi Akuntan Asing. Mereka membentuk jejaring
(network) yang di koordinasikan oleh suatu non-profit entity. Kerja sama
ini meliputi brand image, quality control, knowledge management
training, global staff mobility dan lain-lainnya. Bentuk kerja sama
lainnya adalah dalam bentuk asosiasi, yang disebut Association of
Independent Accounting Firm (AIF), dimana masing-masing KAP yang
menjadi anggota dapat memilih sendiri manfaat apa yang diinginkan.
Kerja sama internasional ini bagi KAP Indonesia dapat berpengaruh
langsung kepada kualitas audit karena adanya transfer of knowledge atau
hanya merupakan brand strategy (Adityasih, 2010).
Ukuran KAP, jenis klien dan jenis hubungan internasionalnya akan
membentuk karakteristik lingkungan kerja untuk masing-masing
kelompok KAP, yang akan berperan dan berpengaruh pada kualitas audit.
Menurut Arens et.al., (2010: 11) terdapat 4 (empat) kategori ukuran
Kantor Akuntan Publik di Amerika Serikat, antara lain: (1) Kantor
Akuntan Publik Internasional, (2) Kantor Akuntan Publik Nasional, (3)
Kantor Akuntan Publik Lokal dan Regional, dan (4) Kantor Akuntan
Publik Kecil. Di Indonesia KAP dikategorikan menjadi dua berdasarkan
reputasinya, yaitu:
a. KAP yang berafiliasi dengan The Big Four:
29
b. KAP yang tidak berafiliasi dengan The Big Four.
KAP yang berafiliasi dengan The Big Four dari tahun 2005-2012
Tahun 2005 a) Price Water House Coopers (PWC), dengan
partnernya di Indonesia Haryanto Sahari dan Rekan.
b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di
Indonesia Osman Ramli Satrio dan Rekan.
c) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)
International, dengan partnernya di Indonesia
Siddharta dan Widjaja.
d) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di
Indonesia Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja.
Tahun 2006 a) Price Water House Coopers (PWC), dengan
partnernya di Indonesia Haryanto Sahari dan Rekan.
b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di
Indonesia Osman Ramli Satrio dan Rekan.
c) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)
International, dengan partnernya di Indonesia
Siddharta dan Widjaja.
d) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di
Indonesia Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja.
Tahun 2007 a) Price Water House Coopers (PWC), dengan
partnernya di Indonesia Haryanto Sahari dan Rekan.
30
b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di
Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan.
c) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)
International, dengan partnernya di Indonesia
Siddharta dan Widjaja.
d) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di
Indonesia Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja.
Tahun 2008 a) Price Water House Coopers (PWC), dengan
partnernya di Indonesia Haryanto Sahari dan Rekan.
b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di
Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan.
c) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)
International, dengan partnernya di Indonesia
Siddharta dan Widjaja. Ernst and Young (EY),
dengan partnernya di Indonesia Purwantono,
Sarwoko dan Sandjaja.
Tahun 2009 a) Price Water House Coopers (PWC), dengan
partnernya di Indonesia Tanudiredja, Wibisana dan
Rekan.
b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di
Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan.
c) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)
International, dengan partnernya di Indonesia yaitu
31
Siddharta, dan Widjaja.
d) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di
Indonesia Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja.
Tahun 2010 a) Price Water House Coopers (PWC), dengan
partnernya di Indonesia Tanudiredja, Wibisana dan
Rekan.
b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di
Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan.
c) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)
International, dengan partnernya di Indonesia yaitu
Siddharta dan Widjaja.
d) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di
Indonesia Purwantono, Suherman & Surja.
Tahun 2011 a) Price Water House Coopers (PWC), dengan
partnernya di Indonesia Tanudiredja, Wibisana dan
Rekan.
b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di
Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan.
c) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)
International, dengan partnernya di Indonesia yaitu
Siddharta dan Widjaja.
d) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di
Indonesia Purwantono, Suherman & Surja.
32
Tahun 2012 a) Price Water House Coopers (PWC), dengan partnernya
di Indonesia Tanudiredja, Wibisana dan Rekan.
b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di
Indonesia Osman Bing Satrio dan Eny.
c) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)
International, dengan partnernya di Indonesia yaitu
Siddharta dan Widjaja.
d) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di Indonesia
Purwantono, Suherman dan Surja.
Auditor yang mempunyai reputasi tinggi, akan mempertahankan
reputasinya dengan memberikan kualitas yang tinggi terhadap hasil
auditannya (Kristiantari, 2012: 23). Jika kualitas pengauditannya tinggi,
maka auditor akan dihargai dalam bentuk premium harga oleh klien
(emiten). Penggunaan auditor yang profesional dijadikan sebagai tanda
terhadap kualitas perusahaan emiten. Dengan memakai auditor
profesional akan mengurangi kesempatan emiten untuk berlaku curang
dalam menyajikan informasi yang tidak akurat ke pasar saham.
Perusahaan akan memakai auditor yang berkualitas atau mempunyai
reputasi tinggi agar investor tertarik untuk membeli sahamnya karena
sudah terjamin atau merasa aman untuk berinvestasi ke perusahaan
tersebut. Dengan kata lain, reputasi auditor yang baik mengurangi
terjadinya underpricing saham.
33
7. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan pengukur besar kecilnya
perusahaan. Ukuran perusahaan menjadi penting ketika perusahaan
melakukan go public. Ukuran perusahaan dapat digunakan sebagai proksi
ketidakpastian terhadap keadaan perusahaan dimasa yang akan datang.
Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat menjadi gambaran prospek
perusahaan ke depan (Ismiyanti dan Armansyah, 2010: 30). Perusahaan
besar lebih banyak disorot oleh investor dibandingkan perusahaan kecil.
Oleh karena itu, perusahaan besar cenderung menjaga citra perusahaan
dengan cara memilih kantor akuntan publik besar untuk mengaudit
laporan keuangannya (Widiawan, 2011: 16).
Perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti,
pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis
sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan. Dari sisi tenaga kerja,
dengan semakin banyaknya jumlah tenaga kerja dalam suatu perusahaan,
maka tekanan pada pihak manajemen untuk memperhatikan kepentingan
tenaga kerja akan semakin besar. Hal ini berarti program tanggung jawab
sosial perusahaan juga semakin banyak dan akan diungkapkan dalam
laporan tahunan.
Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset,
penjualan, dan ekuitas (Almilia dan Devi, 2007:4). Semakin besar total
aset, ekuitas, dan penjualan maka semakin besar pula ukuran perusahaan
tersebut. Semakin besar aset maka semakin banyak ekuitas yang ditanam,
34
semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan
semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan
dikenal dalam masyarakat (Wijayani, 2011: 23). Sehingga perusahaan
yang besar memiliki risiko kebangkrutan atau kegagalan yang lebih
rendah bila dibandingkan dengan perusahaan yang kecil.
B. Penelitian Sebelumnya
Penelitian mengenai underpricing saham IPO sudah pernah dilakukan
sebelumnya. Penelitian mengenai underpricing di Indonesia antara lain
dilakukan oleh Trisnawati (1998) yang melakukan penelitian di Bursa Efek
Jakarta dengan sampel 47 perusahaan yang melakukan IPO tahun 1994-1995
yang membuktikan bahwa hanya umur perusahaan yang berpengaruh
signifikan (positif) pada initial return. Sedangkan Daljono (2000) dengan
data perusahaan yang melakukan IPO tahun 1990-1997 di BEJ menemukan
bahwa reputasi penjamin emisi dan financial leverage berpengaruh positif
signifikan pada initial return.
Abdullah (2000) dengan sampel 50 perusahaan tahun 1995-2000,
menemukan bahwa variabel besaran perusahaan, profitabilitas perusahaan
(ROE), jenis industri manufaktur (dummy), dan persentase saham yang
ditawarkan pada publik secara bersama-sama berpengaruh signifikan pada
initial return. Sedangkan ketika dilakukan pengujian parsial atau terpisah,
hanya variabel jenis industri dan profitabilitas (ROE) yang berpengaruh
signifikan pada initial return.
35
Penelitian lainnya dilakukan oleh Sandhiaji (2004) dengan sampel
perusahaan manufaktur yang melakukan IPO tahun 1996-2002, membuktikan
bahwa reputasi underwriter, ROA, umur perusahaan, ukuran perusahaan,
berpengaruh signifikan negatif pada underpricing. Sedangkan jumlah saham
yang ditahan oleh pemilik lama (ownership retention) dibuktikan
berhubungan positif dengan underpricing, dan reputasi auditor tidak
berpengaruh signifikan pada underpricing. Yolana dan Martani (2005)
berdasarkan data tahun 1994–2001, menemukan bahwa variabel rata-rata kurs
dan ROE berpengaruh signifikan positif pada initial return. Sedangkan
ukuran perusahaan dan jenis industri berpengaruh signifikan negatif pada
initial return. Variabel reputasi underwriter ditemukan tidak berpengaruh
pada initial return.
Helen Sulistio (2005) melakukan penelitian berasal dari kategori
manufaktur dan non manufaktur yang masing-masing sejumlah 22
perusahaan yang melakukan IPO tahun 1998 sampai dengan 2003. Hasil
penelitiannya adalah dari variabel-variabel akuntansi yang terdiri dari size,
Earning per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), tingkat leverage,
persentase pemegang saham lama, reputasi auditor, reputasi underwriter
hanya tingkat leverage dan persentase pemegang saham lama yang secara
statistik berpengaruh signifikan terhadap initial return.
Gerianta (2008) melakukan penelitian dengan sampel seluruh
perusahaan yang melakukan IPO tahun 1990–2001. Hasil penelitiannya
36
adalah reputasi underwriter dan profitabilitas perusahaan (ROA) berpengaruh
signifikan (negatif) pada initial return.
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Sebelumnya
No
Peneliti
(tahun)
Metode Variabel Hasil Penelitian
1
Abdullah
(2000)
Analisis
regresi
berganda
Besaran perusahaan,
ROE, Jenis industri,
% Saham yang
ditawarkan
ROE berpengaruh
signifikan negatif,
Jenis industri
berpengaruh
positif signifikan
terhadap
underpricing
2
Rosyati dan
Sabeni (2002)
Analisis
regresi
berganda
Umur perusahaan,
Reputasi auditor,
Reputasi penjamin
emisi
Umur perusahaan
berpengaruh
signifikan negatif,
Reputasi penjamin
emisi berpengaruh
signifikan negatif
terhadap
underpricing
3 Shandhiaji Analisis Reputasi underwriter, Reputasi
37
No
Peneliti
(tahun)
Metode Variabel Hasil Penelitian
(2004) regresi
berganda
Reputasi auditor,
Jumlah saham yang
ditahan pemilik,
ROA, Umur
perusahaan, Ukuran
perusahaan
underwriter
berpengaruh
signifikan negatif,
Jumlah saham
yang ditahan
pemilik
berpengaruh
positif signifikan,
ROA berpengaruh
signifikan negatif,
Umur perusahaan
berpengaruh
signifikan negatif,
Ukuran
perusahaan
berpengaruh
signifikan negatif
terhadap
underpricing
4
Helen Sulistio
(2005)
Analisis
regresi
Initial Return ,size,
Earning per Share
Tingkat leverage
dan persentase
38
No
Peneliti
(tahun)
Metode Variabel Hasil Penelitian
berganda (EPS), Price
Earnings Ratio
(PER),tingkat
leverage, persentase
pemegang saham
lama, reputasi
auditor, reputasi
underwriter
pemegang saham
lama
mempengaruhi
initial return
secara statistik
signifikan
5
Yolana dan
Martani (2005)
Analisis
regresi
berganda
Reputasi underwriter,
rata-rata kurs, size,
ROE, jenis industri
Rata-rata kurs
berpengaruh
positif signifikan,
size berpengaruh
signifikan negatif,
ROE berpengaruh
signifikan negatif,
dan jenis indutri
berpengaruh
signifikan negatif
terhadap
underpricing
6 Gerianta Analisis Reputasi auditor, Reputasi
39
No
Peneliti
(tahun)
Metode Variabel Hasil Penelitian
(2008) regresi
berganda
Reputasi underwriter,
Umur perusahaan , %
Saham yang
ditawarkan, ROA,
Financial Leverage,
Solvability ratio,
Ukuran perusahaan,
Kepemilikan
pemerintah
underwriter
berpengaruh
signifikan negatif,
ROA berpengaruh
signifikan negatif
terhadap
underpricing
7
Guray
Kucukkoucaglu
(2008)
Analisis
regresi
berganda
Underpricing in
Turkey, peningkatan
harga saham, dan
informasi pasar
Hasil menyatakan
bahwa
peningkatan harga
saham lebih baik
dibandingkan
informasi pasar
dari underpricing
C. Kerangka Berpikir
Saham IPO merupakan salah satu instrumen keuangan yang
diperjualbelikan di pasar modal. Emiten atau perusahaan menerbitkan saham
40
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada saat perusahaan akan melakukan go
public. Saham yang diterbitkan pada saat perusahaan melakukan go public
biasa disebut saham perdana (IPO). Harga saham yang ditawarkan pada saat
melakukan IPO merupakan faktor penting yang menentukan berapa besar
jumlah dana yang diperoleh perusahaan. Penetapan harga saham perdana
pada IPO atau saat go public sangat sulit, karena tidak ada harga pasar
sebelumnya yang dapat diobservasi untuk dipakai sebagai penetapan
penawaran, selain itu kebanyakan dari perusahaan yang akan go public
mempunyai sedikit atau bahkan tidak ada pengalaman terhadap penetapan
harga saham tersebut. Oleh karena itu, sering terjadi underpricing pada
penetapan harga saham IPO.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai
pengaruh Return on Asset (ROA), reputasi auditor, dan ukuran perusahaan
terhadap initial return.
41
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen dan variabel
dependen dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut:
BEI
Interpretasi
Perusahaan Go Public
IPO
Variabel Dependen
Initial Return
Variabel Independen
1. Return On Asset
2. Reputasi Auditor
3. Ukuran Perusahaan
Uji Regresi Berganda
Analisis Model Regresi
Autokorelasi Multikolinearitas Normalitas Heteroskedastisitas
Uji F (Simultan) Koefisien Determinasi Uji t (Parsial)
42
1. Return on Asset (ROA) dengan Initial Return
ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas, yaitu estimasi rasio
yang menunjukkan seberapa efektifnya perusahaan beroperasi sehingga
menghasilkan keuntungan atau laba bagi peruusahaan. Profitabilitas
memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk going concern
(Purwaningsih, 2008: 8). ROA digunakan untuk mengukur efektifitas
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan cara memanfaatkan
aset yang dimilikinya. Nilai ROA yang semakin tinggi akan
menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba di masa
yang akan datang dan laba merupakan informasi penting bagi investor
sebagai pertimbangan dalam menanamkan modalnya. Profitabilitas yang
tinggi akan mengurangi ketidakpastian perusahaan di masa yang akan
datang, dan sekaligus mengurangi ketidakpastian IPO, sehingga akan
mengurangi underpricing (Kristiantari, 2012: 43).
Penelitian yang dilakukan oleh Kim et al. (1993), Abdullah (2000)
dan Sandhiaji (2004) telah membuktikan bahwa profitabilitas perusahaan
berpengaruh signifikan negatif pada underpricing. Dengan demikian
diajukan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis 1 : Return on Assets (ROA) berpengaruh signifikan negatif
terhadap initial return.
2. Reputasi Auditor dengan Initial Return
Reputasi auditor berpengaruh pada kredibilitas laporan keuangan
ketika suatu perusahaan go public. Auditor yang bereputasi tinggi dapat
43
digunakan sebagai tanda atau petunjuk terhadap kualitas perusahaan
emiten (Holland dan Horton, 1993). Emiten yang memilih untuk
menggunakan auditor yang berkualitas akan dinilai positif oleh investor
yaitu emiten mempunyai informasi yang tidak menyesatkan mengenai
prospeknya di masa mendatang. Hal ini berarti penggunaan auditor yang
memiliki reputasi tinggi akan mengurangi ketidakpastian pada masa
mendatang (Kristiantari, 2012: 41). Ketidakpastian yang rendah
berasosiasi dengan tingkat underpricing yang rendah. Hasil penelitian
Beatty (1989) berhasil membuktikan bahwa reputasi auditor berpengaruh
signifikan negatif pada underpricing. Oleh karena itu diajukan hipotesis
sebagai berikut.
Hipotesis 2 : Reputasi auditor berpengaruh signifikan negatif terhadap
initial return.
3. Ukuran Perusahaan dengan Initial Return
Perusahaan yang berskala besar cenderung lebih dikenal
masyarakat sehingga informasi mengenai prospek perusahaan berskala
besar lebih mudah diperoleh investor daripada perusahaan berskala kecil.
Tingkat ketidakpastian yang akan dihadapi oleh calon investor mengenai
masa depan perusahaan emiten dapat diperkecil apabila informasi yang
diperolehnya banyak dengan demikian kecilnya tingkat risiko investasi
perusahaan berskala besar dalam jangka panjang.
Dengan rendahnya tingkat ketidakpastian perusahaan berskala
besar maka akan menurunkan tingkat underpricing dan kemungkinan
44
initial return yang akan diterima investor akan semakin rendah oleh
karena itu diduga semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin
kecil underpricing.
Menurut Yolana dan Martani (2005: 9) bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing.
Hipotesis 3 : Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan negatif
terhadap initial return.
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel
independen terdiri dari Return on Asset (ROA), reputasi auditor dan ukuran
perusahaan terhadap variabel dependen, yaitu Initial Return pada Initial
Public Offering (IPO) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan
go public yang mengalami underpricing saat melakukan IPO di BEI dari
tahun 2005-2012. Periode pengamatan dari 2005-2012 dipilih dikarenakan
pada periode tersebut terdapat berbagai peristiwa yang terjadi di dunia dan
khususnya Indonesia diantaranya terjadi sejumlah bencana baik faktor alam
maupun faktor kecelakaan, misalnya kecelakaan sejumlah pesawat terbang,
terjadi reshuffle kabinet khususnya dibidang ekonomi, ada tekanan-tekanan
inflasi dunia karena pelonjakan harga minyak, masuknya modal asing secara
signifikan dan adanya krisis dunia yang berawal dari Amerika Serikat dan
dampaknya terus terasa hingga saat ini selain itu adanya perdagangan bebas
ASEAN-China atau disebut juga ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area)
pada tahun 2012 yang lebih menguasai pasar Indonesia.
45
46
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel yang diambil untuk keperluan penelitian ini menggunakan
metode adalah purposive sampling, yang berarti pemilihan sampel secara
tidak acak yang disesuaikan dengan tujuan dan target tertentu. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-fator apa saja yang
mempengaruhi underpricing pada perusahaan yang melakukan IPO di BEI.
Sampel penelitian ini diambil dari 144 perusahaan yang melakukan IPO
di BEI periode tahun 2005 sampai 2012, namun hanya 117 perusahaan yang
terpilih menjadi sampel penelitian. Hal ini dikarenakan 27 perusahaan tidak
memenuhi kriteria untuk menjadi sampel penelitian. Adapun kriteria tersebut
sebagai berikut:
1. Perusahaan melakukan IPO pada periode 2005 sampai 2012 dan terdaftar
di BEI.
2. Perusahaan yang mengalami underpricing pada IPO.
3. Perusahaan yang memiliki informasi ketersediaan data yang digunakan
dalam penelitian.
4. Perusahaan dengan nilai ROA positif.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari Indonesia Stock Exchange (IDX), jurnal, literatur, dan internet.
Data yang digunakan telah memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan,
meliputi:
47
1. Daftar efek yang melakukan IPO di BEI.
2. Laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan pada tahun
perusahaan melakukan IPO pada periode 2005-2012.
3. Prospektus perusahaan yang melakukan IPO pada periode 2005-2012.
4. Data perkembangan harga saham harian pada saat perusahaan melakukan
IPO pada periode 2005-2012.
5. IDX Fact Book pada periode 2005-2012.
6. IDX Statistic Book pada periode 2005-2012.
D. Metode Analisis Data
1. Menghitung Initial Return (IR)
Keuntungan permulaan berlebih (initial return), yaitu selisih antara
harga saham pada hari pertama penutupan (closing price) dengan harga
penawaran perdana (offering price) dibagi dengan harga penawaran
perdana (offering price) dikali 100%. Secara sistematis dapat dirumuskan
sebagai berikut (Suyatmin dan Sujadi, 2006: 21-22):
IR = [(Pt1-Pt0)/ Pt0] x 100%
2. Uji-t Satu Sampel (One Sample t-test)
Uji-t satu sampel (one sample t-test) digunakan untuk menguji
purata (mean) dari satu sampel tunggal terhadap suatu purata acuan (μ0)
dengan asumsi data terdistribusi normal (Uyanto, 2006: 77). Dalam
penelitian ini objek yang akan diuji menggunakan uji-t satu sampel ini
adalah seluruh IPO saham perusahaan dari tahun 2005 sampai dengan
48
2012 di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini akan menguji apakah telah
terjadi underpricing pada penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2005-2012 dengan α = 0,05. Jika hal ini terjadi,
maka nilai initial return perusahaan akan lebih tinggi dari rata-rata μ0 =
0, karena itu digunakan uji hipotesis satu sisi (one sided atau one tailed
test) untuk sisi atas (upper tailed) dengan hipotesis:
H0 : μ ≤ 0
Ha : μ > 0
Keputusan yang didapatkan apakah terjadi underpricing pada
penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia dari tahun
2005-2012. Kriteria pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Jika P-value < α, maka H0 ditolak
Jika P-value ≥ α, maka H0 tidak dapat ditolak
3. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
analisis regresi berganda (multiple regression) yaitu untuk mengetahui
pengaruh perubahan variabel independen terhadap dependen baik secara
sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Model Regresi Linear
Berganda yang digunakan adalah:
Y = α0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Dimana:
Y = Initial Return
49
X1 = Return on Asset
X2 = Reputasi Auditor
X3 = Ukuran Perusahaan
α0 = Konstanta
e = Nilai residual atau pengganggu
β = Koefisien Regresi
Sebelum dilakukan pengujian dengan regresi berganda, variabel-
variabel penelitian diuji dengan asumsi klasik atau bisa dikenal dengan
uji BLUE (Best Linear Unbiased Estimate) yaitu data terdistribusi normal
(uji normalitas), tidak terjadinya heterokedasitas, tidak terjadinya
autokorelasi dan todak terjadinya multikolinearitas (Suyatmin dan Sujadi,
2006: 22). Uji asumsi klasik terdiri dari pengujian-pengujian sebagai
berikut:
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual (e) di dalam suatu
persamaan memiliki distribusi normal. Seperti diketahui uji t dan F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada
dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Imam Ghozali,
2012: 160).
50
Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat
histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan (Imam
Ghozali, 2012: 163):
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji
normalitas residual adalah uji statistik non-parametik Kolmogorov-
Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis (Imam
Ghozali, 2012: 164):
H0: Data residual berdistribusi normal
Ha: Data residual tidak berdistribusi normal
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
51
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas
(Imam Ghozali, 2012: 139). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatterplot antara variabel dependen dan residualnya dimana
sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y
prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar analisis
(Imam Ghozali, 2012: 139):
1) Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi (Imam
Ghozali, 2012: 110). Autokorelasi biasanya terjadi pada deret waktu
(time series data) (data yang hanya mempunyai satu observasi untuk
setiap variabel pada setiap satuan waktu) (Salvatore, 2001: 170).
52
Artinya autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Uji autokorelasi juga
dapat didefinisikan adanya korelasi antara anggota serangkaian
observasi yang telah diurutkan menurut waktu (seperti dalam runtun
waktu/time series) atau ruang (seperti data cross section). Untuk
mengambil keputusan ada tidaknya autokorelasi bisa menggunakan
tabel autokorelasi sebagai berikut:
Tabel 3.1
Tabel Autokorelasi
No Hiportesis Nol Keputusan Jika
1 Tidak ada autokorelasi
positif Tolak 0 < d < dl
2 Tidak ada autokorelasi
positif
Tanpa
keputusan dl ≤ d ≤ du
3 Tidak ada autokorelasi
negatif Tolak 4–dl < d < 4
4 Tidak ada autokorelasi
negatif
Tanpa
keputusan 4-du ≤ d ≤ 4-dl
5 Tidak ada autokorelasi
positif maupun negatif Tidak ditolak du < d < 4-du
Sumber: Imam Ghozali (2012: 111)
d. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau
independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen (Imam Ghozali, 2012: 105).
Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau
Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai
53
untuk menunjukkan adanya multikoleniaritas adalah nilai tolerance
< 0,10 atau VIF > 10 (Imam Ghozali, 2012: 106).
Menurut Imam Ghozali cara untuk mengobati bila terjadi
multikolinearitas:
1) Menggabungkan data cross section dan time series (pooling
data).
2) Keluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai
korelasi lebih dari model regresi dan identifikasikan variabel
independen lainnya untuk membantu prediksi.
3) Transformasi variabel merupakan salah stu cara mengurangi
hubungan linear diantara variabel independen. Transformasi
dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural.
4) Gunakan model dengan variabel independen yang mempunyai
korelasi tinggi hanya semata-mata untuk prediksi (jangan
mencoba untuk mneginterpretasikan koefisien regresinya).
5) Gunakan metode analisis yang lebih canggih seperti Bayessian
Regression.
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji Parsial atau Uji t
Uji t digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial. Apabila nilai
Thitung lebih besar dari Ttabel atau tingkat signifikan T< α = 5% maka
ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti
54
bahwa variabel independen mempunyai pengaruh signifikan
terhadap variabel dependen secara parsial.
b. Uji Simultan atau Uji F
Uji F dilakukan untuk melihat makna dari hasil model regresi.
Apabila nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel atau tingkat signifikan lebih
kecil dari 5% maka ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima. Hal ini berarti bahwa variabel independen mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara simultan.
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (adjusted R square) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Nilai adjusted R square berkisar antara 0
sampai dengan 1, bila adjusted R square kecil berarti kemampuan
variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel bebas
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
meprediksi variasi variabel terikat. Secara umum koefisien
determinasi untuk data silang (cross section) relatif rendah karena
adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,
sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya
mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Banyak peneliti
menganjrkan untuk menggunakan nilai adjusted R square pada saat
mengevaluasi nama model regresi terbaik.
55
E. Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel
yang digunakan dan cara pengukurannya.
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini variabel
dependen yang digunakan adalah Initial Return yang terjadi pada
penawaran harga saham perdana dari perusahaan yang melakukan IPO
selama periode 2005-2012. Untuk mengukur variabel ini peneliti
menggunakan return harian dengan rumus perhitungannya yaitu
(Suyatmin dan Sujadi, 2006: 21-22):
Dimana:
IR = Intial Return
Pt1 = Harga penutupan saham perdana (closing price) hari pertama
Pt0 = Harga penawaran saham perdana (offering price) hari pertama
2. Variabel Independen
a. Return on Asset (ROA),
ROA menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan
laba dengan aset yang dimilikinya. ROA merupakan salah satu rasio
keuangan yang dapat digunakan oleh pemegang saham dalam
mengukur profitabilitas perusahaan seccara keseluruhan. ROA
56
merupakan perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aset
perusahaan. Variabel ini diukur dengan rumus sebagai berikut
(Kasmir, 2010: 115):
Dimana:
ROA = Return On Asset
Profit After Tax = Laba bersih setelah pajak
Total asset = Total aset
b. Reputasi Auditor
Auditor eksternal dapat menjadi mekanisme pengendalian
perusahaan terhadap manajemen agar dapat menyajikan informasi
secara andal dan terbebas dari salah saji material dan mengurangi
fraud (kecurangan akuntansi). Semakin baik reputasi auditor maka
akan semakin baik pula kualitas audit. Pengukuran variabel reputasi
auditor menggunakan variabel dummy. Penetuan reputasi auditor
menggunakan skala 1 untuk audit yang dilakukan oleh KAP big four
dan 0 untuk audit yang dilakukan oleh KAP non big four (Apriliani
Triani dan Nikmah, 2006: 7).
c. Ukuran Perusahaan (size)
Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan
besar kecilnya perusahaan. Perusahaan yang besar memilki total
aset, penjualan, dan ekuitas yang besar pula. Semakin besar
57
perusahaan semakin mudah untuk mendapatkan informasi mengenai
perusahaan akan meningkatkan kepercayaan investor dan
mengurangi faktor ketidakpastian yang berarti risiko underpricing
lebih kecil. Ukuran perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah total aset perusahaan untuk tahun terakhir sebelum go public.
Variabel ini diukur menggunakan logaritma natural dari total aset
sedangkan skala pengukurannya menggunakan skala rasio. Untuk
mempermudah perhitungan nilai dalam statistik dengan rumus
sebagai berikut (Yolana dan Martani, 2005: 543):
Size = Ln (total aset)
Tabel 3.2
Tabel Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Profitabilitas Return on
Asset
ROA = Rasio
Reputasi
Auditor
Auditor
Eksternal
KAP big four mendapat
poin 1 dan KAP non big
four mendapat poin 0
Nominal
Ukuran
Perusahaan
(size)
Total Aset Logaritma Natural Total
Aset Perusahaan
Rasio
58
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Bursa Efek Indonesia
Pasar modal Indonesia berdiri di Jakarta pada tanggal 14 Desember
1912. Bursa Efek Indonesia (BEI) didirikan jauh sebelum Indonesia
merdeka oleh pemerintahan Hindia Belanda yang diselenggarakan oleh
Vereniging Voor de Effectenhandel yang pada saat itu masih bernama
Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Perkembangan BEI tidak terlepas dari pasang surutnya iklim
politik, ekonomi dan keuangan negara ini. BEI mengalami kemunduran
aktivitasnya di tahun 1940 waktu negeri Belanda diserang dan diduduki
oleh bangsa Jerman (Irham Fahmi, 2012: 55). Pada tahun 1968 Bank
Indonesia membentuk Tim Persiapan Pasar Uang dan Modal tahun 1969
yang diketuai Gubernur Bank Indonesia. Pada penghujung tahun 1976
badan inilah yang melahirkan Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam).
Pasar modal diawasi dan dilaksanakan oleh Bapepam. Pelaku pasar
modal di samping Bapepam adalah perusahaan-perusahaan efek, yang
menjadi perantara antara perusahaan yang membutuhkan dana (emiten)
dan pemilik modal (investor). Akuntan, notaris, penasehat hukum, dan
underwriter menduduki tempat vital dalam konfigurasi pasar modal.
Pada tahun 1970 Bapepam digantikan fungsinya dari pembina menjadi
58
59
pengawas, baru pada tahun 1992 pengelolaannya diserahkan kepada
pihak swasta, seperti lazimnya hampir diseluruh dunia (Irham Fahmi,
2012: 56).
Perkembangan pasar yang semakin cepat menghendaki adanya
efisiensi kerja dan bursa harus diotomatisasi. Inilah yang melahirkan
Jakarta Automated Trading System (JATS) yang diperkuat dengan
dukungan undang-undang di tahun 1995. Pasar modal menurut UU RI
No. 8 tahun 1995 adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan yang berkaitan dengan efek
yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek yang diterbitkannya.
Peran yang dilakukan oleh pasar modal adalah menyediakan
fasilitas untuk memindahkan dana, khususnya yang diperuntukkan untuk
pembiayaan jangka panjang dari yang memiliki dana ke perusahaan yang
membutuhkan dana.
Pada tahun 2007, BEJ dengan Bursa Efek Surabaya (BES) merger
menjadi BEI (Ahmad Rodoni, 2008: 41). Langkah merger BEJ dengan
BES adalah upaya untuk meningkatkan efisiensi pasar modal guna
bersaing dengan bursa luar negeri (Suhartono dan Qudsi, 2009: 20).
Tujuan utama penggabungan kedua bursa tersebut adalah untuk
memperkuat pasar modal Indonesia yang dinilai oleh berbagai pihak
termasuk lemah dibandingkan beberapa pasar modal negara tetangga
seperti dalam persoalan kapitalisasi, oleh karena itu guna untuk
60
memperkuat struktur pasar modal dan untuk memperkuat posisi tawar
Indonesia di kancah internasional maka ini dianggap sebagai langkah
yang tepat. Tabel nilai kapitalisasi pasar modal sebagai berikut:
Tabel 4.1
Nilai Kapitalisasi Beberapa Pasar Modal tahun 2006
No Negara Nilai Kapitalisasi
(US $)
1 Indonesia baru mencapai 100 miliar
2 Malaysia 294 miliar
3 Thailand 148 miliar
4 Singapura 294 miliar
5 Korea 752 miliar
6 Hongkong 1213 triliun
Sumber: Irham Fahmi (2012: 60)
BEI adalah bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi
dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan
ekonomi nasional. Peranan BEI adalah berupaya mengembangkan
pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciiptakan pasar modal
Indonesia yang stabil. Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap
tentang perkembangan bursa kepada masyarakat, BEI menyebarkan data
pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Indikator
pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini,
BEI mempunyai beberapa jenis indeks harga saham, yaitu:
61
a. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) atau Jakarta Composite
Index merupakan semua saham tercatat sebagai komponen kalkulasi
indeks.
b. Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui
beberapa tahapan seleksi.
c. Jakarta Islamic Index, menggunakan 30 saham terpilih yang
termasuk dalam daftar efek syariah yang diterbitkan oleh
BAPEPAM-LK.
d. Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham pilihan harian koran
Kompas.
e. Indeks main board dan development board yaitu indeks yang
didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI (papan utama
dan papan pengembangan)
f. Indeks sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam
sektoral yang sama, sektoral tersebut yaitu agrikultur, manufaktur,
pertambangan, keuangan, basic industry, miscellaneous industry,
consumer goods, property & real estate, trade & service.
2. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan go public yang
melakukan peanwaran saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia
(BEI) mulai tahun 2005-2012. Perusahaan yang menjadi populasi
tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum 1 Januari 2005
dan perusahaan tersebut tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia atau
62
mengalami delisting. Fokus penelitian ini adalah ingin mengetahui
pengaruh return on asset (ROA), reputasi auditor, dan ukuran perusahaan
terhadap initial return pada perusahaan go public yang melakukan IPO.
Sampel pada penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode
purposive sampling yang mensyaratkan kriteria-kriteria tertentu yaitu
perusahaan yang mengalami underpricing pada saat melakukan IPO,
memiliki data lengkap yang diperlukan dalam penelitian dari tahun 2005
hingga 2012 seperti harga saham harian untuk menetukan terjadinya
underpricing, laporan keuangan untuk menghitung rasio profitabilitas
(ROA) dan ukuran perusahaan, serta laporan auditor independen untuk
menentukan reputasi auditor yang terdapat di annual report. Proses
seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dapat dilihat
dalam tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Proses Pemilihan Sampel
Kriteria Jumlah Perusahaan
Perusahaan yang melakukan IPO
periode 2005-2012
144
Perusahaan yang overpricing (21)
Perusahaan dengan nilai ROA
positif
(4)
Perusahaan yang datanya tidak
sesuai kriteria penelitian
(2)
Jumlah sampel yang memenuhi
persyaratan
117
Sumber: data diolah
63
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 144 perusahaan yang
terdaftar melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia hanya 117 perusahaan
yang memenuhi karakteristik sampel yang telah ditentukan.daftar
perusahaan tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Perusahaan yang Melakukan IPO Tahun 2005-2012
No Kode Nama
Perusahaan
Tanggal
listing
Harga IR %
offering Closing
1 WSKT
PT Waskita
Karya (Persero)
Tbk
19-Dec-
12 380 445 17.11
2 WIIM
PT Wismilak
Inti Makmur
Tbk
18-Dec-
12 650 800 23.08
3 ASSA PT Adi Sarana
Armada Tbk
12-Nov-
12 390 490 25.64
4 BSSR
PT Baramulti
Suksessarana
Tbk
08-Nov-
12 1950 1940 -0.51
5 TAXI
PT Express
Transindo
Utama Tbk
02-Nov-
12 560 590 5.36
6 NELY
PT Pelayaran
Nelly Dwi Putri
Tbk
11-Oct-
12 168 205 22.02
7 PALM PT Provident
Agro Tbk
08-Oct-
12 450 470 4.44
8 NIRO
PT Nirvana
Development
Tbk
13-Sep-
12 105 178 69.52
9 IBST PT Inti Bangun
Sejahtera Tbk
31-Aug-
12 1000 1500 50.00
10 BJTM
PT Bank
Pembangunan
Daerah Jawa
Timur Tbk
12-Jul-
12 430 470 9.30
11 GAMA PT Gading
Development
11-Jul-
12 105 178 69.52
12 ALTO PT Tri Banyan 10-Jul- 210 315 50.00
64
No Kode Nama
Perusahaan
Tanggal
listing
Harga IR %
offering Closing
Tirta Tbk 12
13 GLOB PT Global
Teleshop Tbk
10-Jul-
12 1150 1150 0.00
14 MSKY PT MNC Sky
Vision Tbk
09-Jul-
12 1520 1540 1.32
15 TOBA PT Toba Bara
Sejahtera Tbk
06-Jul-
12 1900 2125 11.84
16 KOBX PT Kobexindo
Tractors Tbk
05-Jul-
12 400 460 15.00
17 TRIS
PT Trisula
International
Tbk
28-Jun-
12 300 320 6.67
18 RANC PT Supra Boga
Lestari Tbk
07-Jun-
12 500 670 34.00
19 BEST
PT Bekasi Fajar
Industrial Estate
Tbk
10-Apr-
12 170 285 67.65
20 ESSA PT Surya Esa
Perkasa Tbk
01-Feb-
12 610 910 49.18
21 TELE
PT Tiphone
Mobile
Indonesia Tbk
12-Jan-
12 310 325 4.84
22 PADI PT Minna Padi
Tbk
09-Jan-
12 395 550 39.24
23 GWSA PT Greenwood
Sejahtera Tbk
23-Dec-
11 250 205 -18.00
24 BAJA
PT
Saranacentral
Bajatama Tbk
21-Dec-
11 250 340 36.00
25 ERAA
PT Erajaya
Swasembada
Tbk
14-Dec-
11 1000 990 -1.00
26 ABMM PT ABM
Investama Tbk
06-Dec-
11 3750 3825 2.00
27 CASS
PT Cardig
Aero Services
Tbk
05-Dec-
11 400 395 -1.25
28 VIVA PT Visi Media
Asia Tbk
21-Nov-
11 300 450 50.00
29 GEMS
PT Golden
Energy Mines
Tbk
17-Nov-
11 2500 2725 9.00
30 ARII PT Atlas 08-Nov- 1500 1540 2.67
65
No Kode Nama
Perusahaan
Tanggal
listing
Harga IR %
offering Closing
Resources Tbk 11
31 SUPR
PT Solusi
Tunas Pratama
Tbk
11-Oct-
11 3381 3630 7.36
32 SMRU PT SMR
Utama Tbk
10-Oct-
11 600 650 8.33
33 STAR PT Star
Petrochem Tbk
13-Jul-
11 102 138 35.29
34 PTIS PT Indo Straits
Tbk
12-Jul-
11 950 1000 5.26
35 SDMU PT Sidomulyo
Selaras Tbk
12-Jul-
11 225 240 6.67
36 ALDO PT Alkindo
Naratama Tbk
12-Jul-
11 225 250 11.11
37 TIFA PT Tifa Sinance
Tbk
08-Jul-
11 200 310 55.00
38 MTLA
PT
Metropolitan
Land Tbk
20-Jun-
11 240 240 0.00
39 SIMP
PT Salim
Ivomas Pratama
Tbk
09-Jun-
11 1100 1250 13.64
40 JAWA PT Jaya Agra
Wattie Tbk
30-May-
11 500 495 -1.00
41 BULL
PT Buana
Listya Tama
Tbk
23-May-
11 155 166 7.10
42 HDFA PT HD Finance
Tbk
10-May-
11 200 230 15.00
43 SRAJ
PT
Sejahteraraya
Anugrahjaya
Tbk
11-Apr-
11 120 163 35.83
44 MBSS
PT
Mitrabahtera
Segara Sejati
Tbk
06-Apr-
11 1600 1780 11.25
45 GIAA
PT Garuda
Indonesia
(Persero) Tbk
11-Feb-
11 500 620 24.00
46 MBTO PT Martina
Berto Tbk
13-Jan-
11 740 660 -10.81
47 EMDE PT 12-Jan- 250 210 -16.00
66
No Kode Nama
Perusahaan
Tanggal
listing
Harga IR %
offering Closing
Megapolitan
Developments
Tbk
11
48 MFMI
PT Multifiling
Mitra Indonesia
Tbk
29-Dec-
10 200 340 70.00
49 BSIM PT Bank
Sinarmas Tbk
13-Dec-
10 150 252 68.00
50 BRMS
PT Bumi
Resources
Minerals Tbk
09-Dec-
10 635 700 10.24
51 MIDI PT Midi Utama
Indonesia Tbk
30-Nov-
10 275 410 49.09
52 WINS
PT Wintermar
Offshore
Marine Tbk
29-Nov-
10 380 355 -6.58
53 BORN
PT Borneo
Lumbung
Energi & Metal
Tbk
26-Nov-
10 1170 1280 9.40
54 APLN
PT Agung
Podomoro Land
Tbk
11-Nov-
10 365 410 12.33
55 KRAS
PT Krakatau
Steel (Persero)
Tbk
10-Nov-
10 850 1270 49.41
56 TBIG
PT Tower
Bersama
Infrastructure
Tbk
26-Oct-
10 2025 2400 18.52
57 ICBP
PT Indofood
CBP Sukses
Makmur Tbk
07-Oct-
10 5395 5950 10.29
58 HRUM PT Harum
Energy Tbk
06-Oct-
10 5200 5450 4.81
59 BRAU PT Berau Coal
Energy
19-Oct-
10 400 465 16.25
60 BUVA
PT Bukit
Uluwatu Villa
Tbk
12-Jul-
10 260 310 19.23
61 GREN PT Evergreen
Invesco Tbk
09-Jul-
10 105 178 69.52
62 IPOL PT Indopoly 09-Jul- 210 235 11.90
67
No Kode Nama
Perusahaan
Tanggal
listing
Harga IR %
offering Closing
Swakarsa
Industry Tbk
10
63 BJBR
PT Bank
Pembangunan
Daerah Jawa
Barat dan
Banten Tbk
08-Jul-
10 600 900 50.00
64 SKYB PT Skybee Tbk 07-Jul-
10 375 560 49.33
65 GOLD PT Golden
Retailindo Tbk
07-Jul-
10 350 520 48.57
66 ROTI
PT Nippon
Indosari
Corpindo Tbk
28-Jun-
10 1275 1490 16.86
67 TOWR
PT Sarana
Menara
Nusantara Tbk
08-Mar-
10 1050 1570 49.52
68 BIPI
PT Benakat
Petroleum
Energy Tbk
11-Feb-
10 140 191 36.43
69 PTPP PT PP (Persero)
Tbk
09-Feb-
10 560 580 3.57
70 EMTK
PT Elang
Mahkota
Teknologi Tbk
12-Jan-
10 720 730 1.39
71 GDST
PT Gunawan
Dianjaya Steel
Tbk
23-Dec-
09 160 131 -18.13
72 BBTN
PT Bank
Tabungan
Negara Tbk
17-Dec-
09 769 807 4.94
73 NIKL
PT Pelat
Timah
Nusantara Tbk
14-Dec-
09 325 300 -7.69
74 BCIP PT Bumi Citra
Permai Tbk
11-Dec-
09 110 173 57.27
75 DSSA
PT Dian
Swastika
Sentosa Tbk
10-Dec-
09 1500 2250 50.00
76 BWPT PT BW
Plantation Tbk
27-Oct-
09 550 570 3.64
77 RINA PT Katarina
Utama Tbk
14-Jul-
09 160 155 -3.13
68
No Kode Nama
Perusahaan
Tanggal
listing
Harga IR %
offering Closing
78 MKPI
PT
Metropolitan
Kentjana Tbk
10-Jul-
09 2100 2750 30.95
79 GTBO
PT Garda
Tujuh Buana
Tbk
09-Jul-
09 115 105 -8.70
80 INVS PT Inovisi
Infracom Tbk
03-Jul-
09 52 60 15.38
81 BPFI
PT Batavia
Prosperindo
finance Tbk
01-Jun-
09 110 121 10.00
82 TRIO PT Trikomsel
Oke Tbk
14-Apr-
09 225 230 2.22
83 AMRT
PT Sumber
Alfaria Trijaya
Tbk
15-Jan-
09 395 395 0.00
84 SIAP PT Sekawan
Intipratama Tbk
17-Oct-
08 150 159 6.00
85 TRAM PT Trada
Maritime Tbk
10-Sep-
08 125 159 27.20
86 BYAN PT Bayan
Resources Tbk
12-Aug-
08 5800 5450 -6.03
87 HOME
PT Hotel
Mandarine
Regency Tbk
17-Jul-
08 94 157 67.02
88 ADRO PT Adaro
Energy Tbk
16-Jul-
08 1100 1730 57.27
89 KBRI
PT Kertas
Basuki
Rachmat
Indonesia Tbk
11-Jul-
08 532 726 36.47
90 PDES
PT Destinasi
Tirta Nusantara
Tbk
08-Jul-
08 200 340 70.00
91 VRNA
PT Verena
Multi Finance
Tbk
25-Jun-
08 100 83 -17.00
92 INDY PT Indika
Energy Tbk
11-Jun-
08 2950 3425 16.10
93 BSDE
PT Bumi
Serpong Damai
Tbk
06-Jun-
08 511 520 1.76
94 TPIA PT Tri Polyta 26-May- 2200 2850 29.55
69
No Kode Nama
Perusahaan
Tanggal
listing
Harga IR %
offering Closing
Indonesia Tbk 08
95 GZCO PT Gozco
Plantations Tbk
15-May-
08 187 229 22.46
96 KOIN PT Kokoh Inti
Arebama Tbk
09-Apr-
08 148 197 33.11
97 BTPN
PT Bank
Tabungan
Pensiunan
Nasional Tbk
12-Mar-
08 517 503 -2.71
98 YPAS
PT Yanaprima
Hastapersada
Tbk
05-Mar-
08 545 640 17.43
99 ELSA PT Elnusa Tbk 06-Feb-
08 400 515 28.75
100 TRIL PT Triwira
Insanlestari Tbk
28-Jan-
08 400 680 70.00
101 BAPA PT Bekasi Asri
Pemula Tbk
14-Jan-
08 150 255 70.00
102 BAEK
PT Bank
Ekonomi
Raharja Tbk
08-Jan-
08 1080 1320 22.22
103 BISI
PT Bisi
International
Tbk
28-May-
07 200 340 70.00
104 WEHA
PT Panorama
Transportasi
Tbk
31-May-
07 245 415 69.39
105 BKDP
PT Bukit
Darmo Property
Tbk
15-Jun-
07 120 204 70.00
106 SGRO PT Sampoerna
Agro Tbk
18-Jun-
07 2340 2525 7.91
107 MNCN
PT Media
Nusantara Citra
Tbk
22-Jun-
07 900 940 4.44
108 MCOR
PT Bank windu
Kentjana
International
Tbk
03-Jul-
07 200 246 23.00
109 PKPK
PT Perdana
Karya Perkasa
Tbk
11-Jul-
07 400 680 70.00
110 LCGP PT Laguna 13-Jul- 125 323 158.40
70
No Kode Nama
Perusahaan
Tanggal
listing
Harga IR %
offering Closing
Cipta Griya Tbk 07
111 DEWA PT Darma
Henwa Tbk
26-Sep-
07 303 511 68.65
112 BACA
PT Bank
Capital
Indoneisa Tbk
04-Oct-
07 150 206 37.33
113 GPRA
PT Perdana
Gapura Prima
Tbk
10-Oct-
07 225 251 11.56
114 WIKA PT Wijaya
Karya Tbk
29-Oct-
07 420 560 33.33
115 ACES
PT Ace
Hardware
Indoneisa Tbk
06-Nov-
07 82 98 19.51
116 CTRP PT Ciputra
Property Tbk
07-Nov-
07 700 610 -12.86
117 PTSN
PT Sat
Nusapersada
Tbk
08-Nov-
07 580 640 10.34
118 JSMR PT Jasa Marga
Tbk
12-Nov-
07 1700 2050 20.59
119 JKON
PT Jaya
Konstruksi
Manggala
Pratama Tbk
04-Dec-
07 615 980 59.35
120 CSAP
PT Catur
Sentosa
Adiprana Tbk
12-Dec-
07 200 220 10.00
121 ASRI PT Alam Sutera
Realty Tbk
18-Dec-
07 105 178 69.52
122 ITMG
PT Indo
Tambangraya
Megah Tbk
18-Dec-
07 14000 19600 40.00
123 DGIK
PT Nusa
Konstruksi
Enjiniring Tbk
19-Dec-
07 225 205 -8.89
124 COWL
PT Cowell
Development
Tbk
19-Dec-
07 130 230 76.92
125 BTEL PT Bakrie
Telecom Tbk
03-Feb-
06 107 150 40.19
126 MAIN PT Malindo
Feedmill Tbk
10-Feb-
06 176 226 28.41
71
No Kode Nama
Perusahaan
Tanggal
listing
Harga IR %
offering Closing
127 RAJA PT Rukun
Raharja Tbk
19-Apr-
06 210 249 18.57
128 BNBA PT Bank Bumi
Artha Tbk
01-Jun-
06 160 235 46.88
129 BBKP PT Bank
Bukopin Tbk
10-Jul-
06 338 367 8.58
130 RUIS
PT Radiant
Utama
Interinsco Tbk
12-Jul-
06 250 375 50.00
131 TOTL
PT Total
Bangun Persada
Tbk
25-Jul-
06 278 298 7.19
132 IATA
PT Indonesia
Air Transport
Tbk
13-Sep-
06 263 273 3.80
133 TRUB
PT Truba Alam
Manunggal
Engineering
Tbk
16-Oct-
06 110 180 63.64
134 CPRO
PT Central
Proteinaprima
Tbk
28-Nov-
06 110 185 68.18
135 FREN PT Smartfren
Telecom Tbk
29-Nov-
06 2856 3554 24.44
136 SDRA
PT Bank
Himpunan
Saudara 1906
Tbk
15-Dec-
06 94 118 25.53
137 MASA
PT Multistrada
Arah Sarana
Tbk
09-Jun-
05 170 180 5.88
138 APOL
PT Arpeni
Pratama Ocean
Line Tbk
22-Jun-
05 625 700 12.00
139 PEGE
PT Panca
Global
Securities Tbk
24-Jun-
05 100 148 48.00
140 RELI PT Reliance
Securities Tbk
13-Jul-
05 250 255 2.00
141 MFIN
PT Mandala
Multifinance
Tbk
06-Sep-
05 195 185 -5.13
142 EXCL PT XL Axiata 29-Sep- 2000 2048 2.40
72
No Kode Nama
Perusahaan
Tanggal
listing
Harga IR %
offering Closing
Tbk 05
143 MICE PT Multi
Indocitra Tbk
21-Dec-
05 490 650 32.65
144 AMAG
PT Asuransi
Multi Artha
Guna Tbk
23-Dec-
05 105 111 5.71
Sumber: idx.co.id
Perusahaan yang saham perdananya mengalami overpricing
diantaranya PT Baramulti Suksessarana Tbk, PT Global Teleshop Tbk,
PT Greenwood Sejahtera Tbk, PT Erajaya Swasembada Tbk, PT Cardig
Aero Services Tbk, PT Jaya Agra Wattie Tbk, PT Martina Berto Tbk, PT
Megapolitan Developments Tbk, PT Wintermar Offshore Marine Tbk,
PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk, PT Pelat Timah Nusantara Tbk, PT
Katarina Utama Tbk, PT Garda Tujuh Buana Tbk, PT Bayan Resources
Tbk, PT Verena Multi Finance Tbk, PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk, PT Ciputra Property Tbk, PT Nusa Konstruksi Enjiniring
Tbk, PT Mandala Multifinance Tbk, PT Metropolitan Land Tbk dan PT
Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Sementara itu, perusahaan yang tidak
memiliki kelengkapan data penelitian yang dibutuhkan yaitu PT
Provident Agro Tbk, PT SMR Utama Tbk, PT Buana Listya Tama Tbk,
PT Benakat Petroleum Energy Tbk, PT Hotel Mandarine Regency Tbk,
PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. Sehingga dari 144 perusahaan
yang melakukan IPO di BEI periode 2005-2012, hanya 117 perusahaan
yang dapat dijadikan sampel.
73
Tabel 4.4
Sampel yang sesuai kriteria
No Kode Nama
Perusahaan
Tanggal
listing
Harga IR %
offering closing
1 WSKT
PT Waskita
Karya (Persero)
Tbk
19-Dec-
12 380 445 17.11
2 WIIM
PT Wismilak
Inti Makmur
Tbk
18-Dec-
12 650 800 23.08
3 ASSA PT Adi Sarana
Armada Tbk
12-Nov-
12 390 490 25.64
4 TAXI
PT Express
Transindo
Utama Tbk
02-Nov-
12 560 590 5.36
5 NELY
PT Pelayaran
Nelly Dwi Putri
Tbk
11-Oct-
12 168 205 22.02
6 NIRO
PT Nirvana
Development
Tbk
13-Sep-
12 105 178 69.52
7 IBST PT Inti Bangun
Sejahtera Tbk
31-Aug-
12 1000 1500 50.00
8 BJTM
PT Bank
Pembangunan
Daerah Jawa
Timur Tbk
12-Jul-
12 430 470 9.30
9 GAMA PT Gading
Development
11-Jul-
12 105 178 69.52
10 ALTO PT Tri Banyan
Tirta Tbk
10-Jul-
12 210 315 50.00
11 MSKY PT MNC Sky
Vision Tbk
09-Jul-
12 1520 1540 1.32
12 TOBA PT Toba Bara
Sejahtera Tbk
06-Jul-
12 1900 2125 11.84
13 KOBX PT Kobexindo
Tractors Tbk
05-Jul-
12 400 460 15.00
14 TRIS
PT Trisula
International
Tbk
28-Jun-
12 300 320 6.67
15 RANC PT Supra Boga
Lestari Tbk
07-Jun-
12 500 670 34.00
16 BEST PT Bekasi 10-Apr- 170 285 67.65
74
No Kode Nama
Perusahaan
Tanggal
listing
Harga IR %
offering closing
Fajar Industrial
Estate Tbk
12
17 ESSA PT Surya Esa
Perkasa Tbk
01-Feb-
12 610 910 49.18
18 TELE
PT Tiphone
Mobile
Indonesia Tbk
12-Jan-
12 310 325 4.84
19 PADI PT Minna Padi
Tbk
09-Jan-
12 395 550 39.24
20 BAJA
PT
Saranacentral
Bajatama Tbk
21-Dec-
11 250 340 36.00
21 ABMM PT ABM
Investama Tbk
06-Dec-
11 3750 3825 2.00
22 VIVA PT Visi Media
Asia Tbk
21-Nov-
11 300 450 50.00
23 GEMS
PT Golden
Energy Mines
Tbk
17-Nov-
11 2500 2725 9.00
24 ARII PT Atlas
Resources Tbk
08-Nov-
11 1500 1540 2.67
25 SUPR
PT Solusi
Tunas Pratama
Tbk
11-Oct-
11 3381 3630 7.36
26 STAR PT Star
Petrochem Tbk
13-Jul-
11 102 138 35.29
27 PTIS PT Indo Straits
Tbk
12-Jul-
11 950 1000 5.26
28 SDMU PT Sidomulyo
Selaras Tbk
12-Jul-
11 225 240 6.67
29 ALDO PT Alkindo
Naratama Tbk
12-Jul-
11 225 250 11.11
30 TIFA PT Tifa
Sinance Tbk
08-Jul-
11 200 310 55.00
31 SIMP
PT Salim
Ivomas
Pratama Tbk
09-Jun-
11 1100 1250 13.64
32 HDFA PT HD Finance
Tbk
10-May-
11 200 230 15.00
33 SRAJ
PT
Sejahteraraya
Anugrahjaya
Tbk
11-Apr-
11 120 163 35.83
75
No Kode Nama
Perusahaan
Tanggal
listing
Harga IR %
offering closing
34 MBSS
PT
Mitrabahtera
Segara Sejati
Tbk
06-Apr-
11 1600 1780 11.25
35 GIAA
PT Garuda
Indonesia
(Persero) Tbk
11-Feb-
11 500 620 24.00
36 MFMI
PT Multifiling
Mitra Indonesia
Tbk
29-Dec-
10 200 340 70.00
37 BSIM PT Bank
Sinarmas Tbk
13-Dec-
10 150 252 68.00
38 BRMS
PT Bumi
Resources
Minerals Tbk
09-Dec-
10 635 700 10.24
39 MIDI PT Midi Utama
Indonesia Tbk
30-Nov-
10 275 410 49.09
40 BORN
PT Borneo
Lumbung
Energi & Metal
Tbk
26-Nov-
10 1170 1280 9.40
41 APLN
PT Agung
Podomoro
Land Tbk
11-Nov-
10 365 410 12.33
42 KRAS
PT Krakatau
Steel (Persero)
Tbk
10-Nov-
10 850 1270 49.41
43 TBIG
PT Tower
Bersama
Infrastructure
Tbk
26-Oct-
10 2025 2400 18.52
44 ICBP
PT Indofood
CBP Sukses
Makmur Tbk
07-Oct-
10 5395 5950 10.29
45 HRUM PT Harum
Energy Tbk
06-Oct-
10 5200 5450 4.81
46 BRAU PT Berau Coal
Energy
19-Oct-
10 400 465 16.25
47 BUVA
PT Bukit
Uluwatu Villa
Tbk
12-Jul-
10 260 310 19.23
48 GREN PT Evergreen
Invesco Tbk
09-Jul-
10 105 178 69.52
76
No Kode Nama
Perusahaan
Tanggal
listing
Harga IR %
offering closing
49 IPOL
PT Indopoly
Swakarsa
Industry Tbk
09-Jul-
10 210 235 11.90
50 BJBR
PT Bank
Pembangunan
Daerah Jawa
Barat dan
Banten Tbk
08-Jul-
10 600 900 50.00
51 SKYB PT Skybee Tbk 07-Jul-
10 375 560 49.33
52 GOLD PT Golden
Retailindo Tbk
07-Jul-
10 350 520 48.57
53 ROTI
PT Nippon
Indosari
Corpindo Tbk
28-Jun-
10 1275 1490 16.86
54 TOWR
PT Sarana
Menara
Nusantara Tbk
08-Mar-
10 1050 1570 49.52
55 PTPP PT PP
(Persero) Tbk
09-Feb-
10 560 580 3.57
56 EMTK
PT Elang
Mahkota
Teknologi Tbk
12-Jan-
10 720 730 1.39
57 BBTN
PT Bank
Tabungan
Negara Tbk
17-Dec-
09 769 807 4.94
58 BCIP PT Bumi Citra
Permai Tbk
11-Dec-
09 110 173 57.27
59 DSSA
PT Dian
Swastika
Sentosa Tbk
10-Dec-
09 1500 2250 50.00
60 BWPT PT BW
Plantation Tbk
27-Oct-
09 550 570 3.64
61 MKPI
PT
Metropolitan
Kentjana Tbk
10-Jul-
09 2100 2750 30.95
62 INVS PT Inovisi
Infracom Tbk
03-Jul-
09 52 60 15.38
63 BPFI
PT Batavia
Prosperindo
finance Tbk
01-Jun-
09 110 121 10.00
64 TRIO PT Trikomsel
Oke Tbk
14-Apr-
09 225 230 2.22
77
No Kode Nama
Perusahaan
Tanggal
listing
Harga IR %
offering closing
65 SIAP
PT Sekawan
Intipratama
Tbk
17-Oct-
08 150 159 6.00
66 TRAM PT Trada
Maritime Tbk
10-Sep-
08 125 159 27.20
67 ADRO PT Adaro
Energy Tbk
16-Jul-
08 1100 1730 57.27
68 PDES
PT Destinasi
Tirta Nusantara
Tbk
08-Jul-
08 200 340 70.00
69 INDY PT Indika
Energy Tbk
11-Jun-
08 2950 3425 16.10
70 BSDE
PT Bumi
Serpong Damai
Tbk
06-Jun-
08 511 520 1.76
71 TPIA PT Tri Polyta
Indonesia Tbk
26-May-
08 2200 2850 29.55
72 GZCO PT Gozco
Plantations Tbk
15-May-
08 187 229 22.46
73 KOIN PT Kokoh Inti
Arebama Tbk
09-Apr-
08 148 197 33.11
74 YPAS
PT Yanaprima
Hastapersada
Tbk
05-Mar-
08 545 640 17.43
75 ELSA PT Elnusa Tbk 06-Feb-
08 400 515 28.75
76 TRIL
PT Triwira
Insanlestari
Tbk
28-Jan-
08 400 680 70.00
77 BAPA PT Bekasi Asri
Pemula Tbk
14-Jan-
08 150 255 70.00
78 BAEK
PT Bank
Ekonomi
Raharja Tbk
08-Jan-
08 1080 1320 22.22
79 BISI
PT Bisi
International
Tbk
28-May-
07 200 340 70.00
80 WEHA
PT Panorama
Transportasi
Tbk
31-May-
07 245 415 69.39
81 BKDP
PT Bukit
Darmo
Property Tbk
15-Jun-
07 120 204 70.00
78
No Kode Nama
Perusahaan
Tanggal
listing
Harga IR %
offering closing
82 SGRO PT Sampoerna
Agro Tbk
18-Jun-
07 2340 2525 7.91
83 MNCN
PT Media
Nusantara Citra
Tbk
22-Jun-
07 900 940 4.44
84 MCOR
PT Bank windu
Kentjana
International
Tbk
03-Jul-
07 200 246 23.00
85 PKPK
PT Perdana
Karya Perkasa
Tbk
11-Jul-
07 400 680 70.00
86 LCGP
PT Laguna
Cipta Griya
Tbk
13-Jul-
07 125 323 158.40
87 DEWA PT Darma
Henwa Tbk
26-Sep-
07 303 511 68.65
88 BACA
PT Bank
Capital
Indoneisa Tbk
04-Oct-
07 150 206 37.33
89 GPRA
PT Perdana
Gapura Prima
Tbk
10-Oct-
07 225 251 11.56
90 WIKA PT Wijaya
Karya Tbk
29-Oct-
07 420 560 33.33
91 ACES
PT Ace
Hardware
Indoneisa Tbk
06-Nov-
07 82 98 19.51
92 PTSN
PT Sat
Nusapersada
Tbk
08-Nov-
07 580 640 10.34
93 JSMR PT Jasa Marga
Tbk
12-Nov-
07 1700 2050 20.59
94 JKON
PT Jaya
Konstruksi
Manggala
Pratama Tbk
04-Dec-
07 615 980 59.35
95 CSAP
PT Catur
Sentosa
Adiprana Tbk
12-Dec-
07 200 220 10.00
96 ASRI
PT Alam
Sutera Realty
Tbk
18-Dec-
07 105 178 69.52
79
No Kode Nama
Perusahaan
Tanggal
listing
Harga IR %
offering closing
97 ITMG
PT Indo
Tambangraya
Megah Tbk
18-Dec-
07 14000 19600 40.00
98 COWL
PT Cowell
Development
Tbk
19-Dec-
07 130 230 76.92
99 BTEL PT Bakrie
Telecom Tbk
03-Feb-
06 107 150 40.19
100 MAIN PT Malindo
Feedmill Tbk
10-Feb-
06 176 226 28.41
101 RAJA PT Rukun
Raharja Tbk
19-Apr-
06 210 249 18.57
102 BNBA PT Bank Bumi
Artha Tbk
01-Jun-
06 160 235 46.88
103 BBKP PT Bank
Bukopin Tbk
10-Jul-
06 338 367 8.58
104 RUIS
PT Radiant
Utama
Interinsco Tbk
12-Jul-
06 250 375 50.00
105 TOTL
PT Total
Bangun
Persada Tbk
25-Jul-
06 278 298 7.19
106 IATA
PT Indonesia
Air Transport
Tbk
13-Sep-
06 263 273 3.80
107 TRUB
PT Truba Alam
Manunggal
Engineering
Tbk
16-Oct-
06 110 180 63.64
108 CPRO
PT Central
Proteinaprima
Tbk
28-Nov-
06 110 185 68.18
109 FREN PT Smartfren
Telecom Tbk
29-Nov-
06 2856 3554 24.44
110 SDRA
PT Bank
Himpunan
Saudara 1906
Tbk
15-Dec-
06 94 118 25.53
111 MASA
PT Multistrada
Arah Sarana
Tbk
09-Jun-
05 170 180 5.88
112 APOL PT Arpeni
Pratama Ocean
22-Jun-
05 625 700 12.00
80
No Kode Nama
Perusahaan
Tanggal
listing
Harga IR %
offering closing
Line Tbk
113 PEGE
PT Panca
Global
Securities Tbk
24-Jun-
05 100 148 48.00
114 RELI PT Reliance
Securities Tbk
13-Jul-
05 250 255 2.00
115 EXCL PT XL Axiata
Tbk
29-Sep-
05 2000 2048 2.40
116 MICE PT Multi
Indocitra Tbk
21-Dec-
05 490 650 32.65
117 AMAG
PT Asuransi
Multi Artha
Guna Tbk
23-Dec-
05 105 111 5.71
Sumber: data diolah
B. Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dilakukan terhadap data return on asset (ROA),
reputasi auditor (RAUD), dan ukuran perusahaan (SIZE) terhadap initial
return (IR). Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran
dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian. Dari
analisis tersebut, dapat diketahui nilai minimum, maksimum, mean, dan
standar deviasi dari masing-masing variabel. Penelitian ini menggunakan
fasilitas elektronik Microsoft Excel 2010 dan SPSS 21.0 dalam
melakukan pengolahan data. Fasilitas elektronik tersebut digunakan
untuk mempermudah dalam menganalisis dan menjelaskan variabel yang
diteliti. Berikut ini merupakan statistik deskriptif dari masing-masing
variabel independen dalam penelitian ini.
81
Tabel 4.5
Statistik Deskriptif Variabel yang Digunakan
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
ROA 117 .001 .732 .06412 .086589
SIZE 117 20.352 30.448 27.05764 1.701497
IR 117 1.316 158.400 30.77080 26.026491
Valid N
(listwise) 117
Sumber: data diolah SPSS 21
Pada tabel 4.5 menggambarkan bahwa rata-rata nilai underpricing
dari 117 perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia adalah
sebesar 30,77% dengan standar deviasi 26,03%. Tingkat underpricing
yang paling rendah yaitu sebesar 1,39% terjadi pada PT. Elang Mahkota
Tekhnologi Tbk. (EMTK) yang melaksanakan IPO pada tanggal 19
Januari 2010. EMTK melaksanakan IPO pada tahun ke 27 perusahaan
berdiri yakni pada tanggal 3 Agustus 1983 dengan total ekuitas sebesar
Rp 2.892.598.490, menggunakan KAP yang bereputasi tinggi yaitu KAP
Purwanto, Suherman & Surja (Ernst & Young), dan ROA sebesar 0,10%
(Sumber: Data diolah).
Underpricing yang paling tinggi yaitu sebesar 76,92% terjadi pada
PT. Cowell Development Tbk. (COWL), yang melaksanakan IPO pada
tanggal 19 Desember 2007. COWL melaksanakan IPO pada tahun ke 26
perusahaan berdiri yakni pada tanggal 25 Maret 1981 dengan total aset
82
sebesar Rp 113.075.319.936, menggunakan KAP yang tidak bereputasi
tinggi yaitu KAP Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja, dan ROA sebesar
0,03% (Sumber: Data diolah). Rata-rata perusahaan yang mengalami
underpricing tinggi yaitu berkisar 70% - 76,92% adalah yang melakukan
IPO pada tahun 2007 dan 2008 dan mayoritas dialami oleh perusahaan
yang bergerak di sektor property dan real estate.
2. Uji-t Satu Sampel (one sample t-test)
Tabel 4.6
Hasil Uji t-satu sampel Initial Return
One-Sample Test
Test Value = 0
t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
IR 12.788 116 .000 30.770803 26.00512 35.53649
Sumber: data diolah di SPSS 21
Pada tabel tersebut menggambarkan nilai t-hitung dengan derajat
kebebasan n-1= 117-1 = 116 adalah 12,788 > t-tabel (2,0003) dan nilai p-
values adalah 0,000 < α = 0,05 maka H0 ditolak sehingga Ha diterima
dimana telah terjadi underpricing pada penawaran umum perdana (IPO)
berdasarkan harga penawaran terhadap harga penutupan. Rata-rata
tingkat underpricing didapatkan sebesar 30,77% (hasil pembulatan).
Harga saham pada penawaran perdana yang relatif rendah,
disebabkan adanya asimetris informasi di pasar perdana (Suyatmin dan
83
Sujadi, 2006: 12). Informasi asimetris ini dapat terjadi antara perusahaan
emiten dengan perusahaan penjamin (Suyatmin dan Sujadi, 2006: 12).
Adanya fenomena underpricing pada penawaran umum perdana
(IPO) dari hasil perhitungan konsisten dengan penelitian yang dilakukan
dengan Zouari et al. (2009), Indriyani (2008), Brimadiyanto (2007),
Suyatmin dan Sujadi (2006). Sementara, hasil ini berbeda dengan Ahmad
Rodoni (2003) yang menyimpulkan rendahnya keuntungan perdana
(initial return) dan tidak underpricing bagi penawaran umum perdana
untuk periode penelitiannya tahun 1990-1998.
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji
heteroskedastisitas, uji multikolinearitas dan uji autokorelasi. Penelitian
ini menggunakan model regresi berganda (multiple regression) sehingga
harus dipenuhi asumsi-asumsi klasik persamaan regresi berganda, yaitu
tidak adanya heteroskedastisitas, autokorelasi, multikolinearitas dan data
terdistribusi normal.
a. Uji Normalitas
Untuk melihat normalitas data maka dilakukan uji statistik
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). hasil uji Kolmogorov-
Smirnov tampak di bawah ini.
84
Tabel 4.7
Tabel Kolmogorov-Smirnov 1
ROA RAUD SIZE IR
N 117 117 117 117
Normal
Parametersa,b
Mean .06412 .38 27.05764 30.77080
Std.
Deviation .086589 .486 1.701497 26.026491
Most Extreme
Differences
Absolute .235 .404 .065 .129
Positive .207 .404 .042 .129
Negative -.235 -.276 -.065 -.129
Kolmogorov-Smirnov Z 2.544 4.372 .706 1.396
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .702 .041
Sumber: data diolah SPSS 21
Dari tabel 4.7 dapat dilihat hanya variabel SIZE yang bersifat
normal, karena nilai signifikansinya 0,702 > 0,05. Sedangkan
variabel ROA, RAUD, dan IR bersifat tidak normal karena nilai
signifikansi ROA dan RAUD 0,000 sedangkan nilai signifikansi IR
adalah 0,041 yang berarti kurang dari 0,05.
Maka dilakukan transformasi variabel menjadi bentuk
logaritma natural, hanya variabel RAUD yang tidak di logaritma
karena pengukurannya berupa dummy sehingga didapatkan hasil
sebagai berikut:
85
Tabel 4.8
Tabel Kolmogorov-Smirnov 2
RAUD Ln_ROA Ln_IR
N 117 117 117
Normal
Parametersa,b
Mean .38 -3.3121 2.9738
Std.
Deviation .486 1.12117 1.07792
Most Extreme
Differences
Absolute .404 .081 .107
Positive .404 .045 .101
Negative -.276 -.081 -.107
Kolmogorov-Smirnov Z 4.372 .873 1.162
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .431 .134
Sumber: data diolah SPSS 21
Dari tabel diatas, besarnya p value untuk variabel Ln_ROA,
dan Ln_IR berturut-turut adalah 0,431 dan 0,134. Nilai ini lebih
besar dari α = 0,05. Jadi kita tidak dapat menolak H0 yang
menyatakan bahwa residual terdistribusi secara normal atau dengan
kata lain residual terdistribusi normal. Normalitas data juga dapat
dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada gambar yang
dihasilkan dari grafik normal P-Plot dibawah ini yang variabelnya
menjadi bentuk logaritma natural.
86
Gambar 4.1
Output Kurva Normal P-Plot
Sumber: data diolah SPSS 21
Dasar pengambilan keputusan menurut Imam Ghozali (2012:
163) adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau grafik
hitogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas. Pendapat tersebut sesuai
dengan hasil output kurva P-Plot dari SPSS 21 yang ditunjukkan
pada gambar 4.1 bahwa semua titik mendekati garis diagonal. Dan
dapat diambil simpulan bahwa model ini memenuhi syarat
normalitas data.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya
87
pola tertentu pada grafik scatterplot yang ditunjukkan dengan
gambar seperti di bawah ini.
Gambar 4.2
Grafik Scatterplot
Sumber: data diolah SPSS 21
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada
sumbu Y. hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah suatu model
regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Uji yang
digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam penelitian
ini adalah uji Durbin Watson (DW).
88
Tabel 4.9
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R
Square
Change
F
Change df1
1 .389a .151 .129 1.006223 .151 6.707 3
Model Summaryb
Model Change Statistics
Durbin-Watson df2 Sig. F Change
1 113a .000 1.660
Sumber: data diolah SPSS 21
Pada tabel 4.9 diatas terlihat bahwa nilai DW sebesar 1,660
dibandingkan dengan ketentuan nilai Durbin Watson yang terdapat
dalam Algiafari (1997) dalam Kristiantari (2012: 70), yaitu jika nilai
DW sebesar 1,55 hingga 2,46 berarti tidak ada autokorelasi, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada persamaan
regresi dalam penelitian ini.
d. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji adanya korelasi
antar variabel independen dalam model regresi (Kristiantari, 2012:
69). Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
berdasarkan tolerance value dan variance Inflation Factor (VIP).
89
Batas tolerance value adalah 0,10 atau VIF adalah 10. Apabila nilai
tolerance value kurang dari 0,10 atau VIF lebih besar dari 10 maka
terjadi multikolinearitas.
Tabel 4.10
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
95.0%
Confidence
Interval for B
Correlations Collinearity
Statistics
Lower
Bound
Upper
Bound
Zero-
order Partial Part Tolerance
1
(Constant) -2.025 4.106
Ln_ROA -.336 .001 -.235 -.182 -.171 .962
RAUD -1.138 -.326 -.333 -.318 -.309 .878
SIZE -.053 .175 .002 .099 .092 .907
Coefficientsa
Model
Collinearity
Statistics
VIF
1
(Constant)
Ln_ROA 1.040
RAUD 1.139
SIZE 1.103
Sumber: data diolah SPSS 21
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas di atas, dapat diketahui
bahwa tolerance value semua variabel independen berada di atas
0,10 dan nilai Variance Inflation Factor (VIP) dibawah 10, sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dalam
persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini.
90
4. Analisis model regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan metode regresi linear
berganda dapat memberikan pandangan terhadap pengaruh antara
variabel independen dengan variabel dependen. Hasil pengujian asumsi
klasik yang telah dilakukan, dapat diambil simpulan bahwa model regresi
dalam penelitian ini layak digunakan karena model regresi telah terbebas
dari masalah normalitas data, tidak terjadi multikolinearitas, tidak terjadi
autokorelasi, dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Selanjutnya dapat
dilakukan uji estimasi linear berganda dan diinterpretasikan pada tabel
berikut:
Tabel 4.11
Hasil Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std.
Error Beta
1
(Constant) 1.041 1.547 .673 .503
Ln_ROA -.167 .085 -.174 -1.969 .051
RAUD -.732 .205 -.330 -3.571 .001
SIZE .061 .058 .097 1.060 .291
Sumber: data diolah SPSS 21
Y = 1,041 - 0,167 - 0,732 + 0,061 + e
Berdasarkan model regresi yang terbentuk pada persamaan di atas,
penjelasan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
91
a. Nilai konstanta diperoleh sebesar 1,041. Hasil ini dapat diasumsikan
jika tiga variabel bebasnya bernilai nol, maka diperoleh nilai
underpricing yaitu sebesar 1,041.
b. Nilai koefisien regresi reputasi auditor diperoleh sebesar -0,732.
Hasil ini menunjukkan apabila reputasi auditor yang bereputasi baik
yang ditunjukkan dengan angka 1, maka nilai underpricing akan
turun sebesar 0,732. Hasil ini menunjukkan bahwa KAP big four
akan menurunkan tingkat underpricing. Tanda negatif pada koefisien
reputasi auditor konsisten dengan penelitian Apriliani Triani dan
Nikmah (2006: 12).
5. Pengujian Hipotesis
a. Uji t (parsial)
Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel
independen terdiri dari ROA, reputasi auditor, dan ukuran
perusahaan terhadap variabel dependen yaitu initial return.
92
Tabel 4. 12
Uji T (Parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardiz
ed
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std.
Error Beta
1
(Constant) 1.041 1.547 .673 .503
Ln_ROA -.167 .085 -.174 -1.969 .051
RAUD -.732 .205 -.330 -3.571 .001
SIZE .061 .058 .097 1.060 .291
Sumber: data diolah SPSS 21
Dari tabel 4. 12 dapat diketahui bahwa tidak semua variabel
independen yang diteliti berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Pengaruh variabel ROA terhadap initial return
menunjukkan angka signifikansi 0,051 yang berarti tidak signifikan
pada level 0,05. Dengan kata lain, investor tidak melihat variabel
ROA untuk membeli saham IPO. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian Trisnawati (1999), Daljono (2000), dan
Kristiantari (2012: 72).
Temuan ini tidak konsisten dengan Kim et al. (1993),
Abdullah (2000), Gerianta (2008) dan Sandhiaji (2004) yang telah
membuktikan bahwa profitabilitas perusahaan berpengaruh
signifikan negatif pada underpricing. Tidak berpengaruhnya ROA
(profitabilitas perusahaan) pada underpricing dapat diakibatkan oleh
93
ketidakpercayaan investor atas informasi keuangan yang disajikan
oleh emiten.
Rini (2010), yang melakukan penelitian atas perusahaan yang
melakukan IPO pada tahun 1995 sampai dengan tahun 2007
menemukan bahwa perusahaan yang melakukan IPO di BEI
melakukan manajemen laba sebelum IPO (dua tahun dan satu tahun
sebelum IPO) dengan pola income maximization (menaikkan laba).
Terkait hasil penelitian Rini (2010), maka ROA yang disajikan
dalam prospektus adalah ROA yang mengandung unsur manajemen
laba. Terjadinya manajemen laba mengakibatkan informasi
keuangan yang disajikan oleh perusahaan tidak sesuai dengan fakta
yang sesungguhnya. Profitabilitas yang besar sebagaimana yang
disajikan dalam prospektus belum tentu dapat menunjukkan kinerja
perusahaan tersebut baik. (Kristiantari, 2012: 81)
Variabel reputasi auditor memiliki nilai signifikansi 0,001
yang berarti lebih kecil dari dari derajat signifikansi (α = 0,05).
Penelitian ini dapat menunjukkan pengaruh yang signifikan antara
variabel reputasi auditor dengan initial return yang didapatnya
dilihat dari sisi investor. Nilai koefisien regresi menunjukkan negatif
yang berarti setiap perusahaan yang diaudit oleh auditor yang
bereputasi baik mengalami initial return yang rendah, dan terbukti
auditor bereputasi baik (KAP big four) berhasil menurunkan tingkat
underpricing. Hasil ini konsisten dengan penelitian Beatty (1989)
94
dan Yona Octiani Lestari (2003: 10) tetapi berbeda dengan hasil
penelitian Trisnawati (1998), Daljono (2000), Sandhiaji (2004) dan
Gerianta (2008).
Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar
0,291 yang berati lebih tinggi dari 0,05. Sehingga tidak berpengaruh
antara variabel ukuran perusahaan dengan initial return. Hal ini tidak
sesuai dengan yang diharapkan bahwa semakin besar ukuran
perusahaan maka initial return semakin kecil. Hasil ini konsisten
dengan penelitian Abdullah (2000) dan Gerianta (2008).
Tidak signifikannya variabel ukuran perusahaan kemungkinan
disebabkan karena investor di BEI belum menganggap dengan
ukuran perusahaan yang besar, maka prospek perusahaan bagus di
masa yang akan datang setelah pasar IPO
b. Uji F (Simultan)
Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel
dependen. Dalam penelitian ini yaitu untuk melihat pengaruh
variabel ROA, reputasi auditor, dan ukuran perusahaan terhadap
initial return.
95
Tabel 4. 13
Uji F (Simultan)
ANOVAa
Model Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1
Regression 20.372 3 6.791 6.707 .000b
Residual 114.411 113 1.012
Total 134.783 116
Sumber: data diolah SPSS 21
Dari tabel 4. 13 (ANOVA) diatas dapat dilihat bahwa secara
simultan/bersama-sama variabel independen yang terdiri dari ROA,
reputasi auditor, dan ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,000 dengan F-hitung sebesar 6,707. Karena tingkat
signifikansi 0,000 jauh lebih kecil dari 0,005 atau 5%, maka hal ini
bermakna bahwa model yang digunakan layak (fit). Model regresi
dapat digunakan untuk memprediksi initial return atau dapat
dikatakan bahwa variabel ROA, reputasi auditor, dan ukuran
perusahaan secara bersama-sama berpengaruh pada initial return.
6. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (adjusted R2) mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel ROA, reputasi auditor, dan ukuran perusahaan
dalam menerangkan variasi variabel initial return.
96
Tabel 4.14
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R
Square
Change
F
Change df1
1 .389a .151 .129 1.006223 .151 6.707 3
Model Summaryb
Model Change Statistics
Durbin-Watson df2 Sig. F Change
1 113a .000 1.660
Sumber: data diolah SPSS 21
Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari
model regresi. Berdasarkan tabel 4.14 diatas menunjukkan besarnya nilai
adjusted R2
sebesar 0,129 yang berarti validitas variabel dependen yang
dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 12,9%.
Sedangkan sisanya 87,1% dijelaskan variabel-variabel lain di luar
penelitian. Pengaruh variabel-variabel independen di dalam penelitian ini
tergolong rendah terhadap initial return. Hal ini mengindikasikan bahwa
emiten maupun investor kurang mempertimbangkan faktor-faktor
variabel yang ada di dalam penelitian yaitu Return on Asset (ROA),
reputasi auditor, dan ukuran perusahaan. Investor maupun emiten
kemungkinan menggunakan faktor-faktor lain di luar penelitian ini
seperti reputasi underwriter, earning per share, umur perusahaan, jenis
industri, dan financial leverage.
97
Berikut ini adalah pembahasan mengenai hasil pengujian dengan
analisis regresi berganda:
a. Pengaruh ROA terhadap Initial Return
Hipotesis 1 menyatakan bahwa Return On Assets (ROA)
berpengaruh signifikan negatif terhadap initial return. Hasil
pengujian regresi berganda menunjukkan bahwa ROA memiliki nilai
signifikansi koefisien sebesar 0,051 yang berarti tidak signifikan
pada level 0,05. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Dengan
demikian H1 yang menyatakan ROA tidak berhasil didukung,
sehingga hipotesis ditolak.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 1 tidak berhasil
didukung karena ROA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
initial return. Hal ini dapat diartikan bahwa besar kecilnya ROA
tidak akan mempengaruhi tingkat initial return pada perusahaan
yang melakukan IPO. Walaupun variabel ROA tidak berpengaruh
terhadap initial return tetapi tanda dari koefisiennya telah sesuai
dengan hipotesis yang diajukan, yaitu negatif.
Tidak berpengaruhnya ROA pada initial return dapat
diakibatkan oleh ketidakpercayaan investor atas informasi keuangan
yang disajikan oleh emiten. Terkait dengan penelitian Rini (2010)
bahwa kemungkinan perusahaan melakukan manajemen laba
sebelum IPO. Temuan ini tidak konsisten dengan Kim et al. (1993),
Abdullah (2000), Gerianta (2008) dan Sandhiaji (2004) yang telah
98
membuktikan bahwa profitabilitas perusahaan berpengaruh
signifikan negatif pada underpricing. Tetapi hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian kristiantari (2012) dan Yona Octiani Lestari
(2003).
b. Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Initial Return
Hipotesis 2 menyatakan Reputasi auditor berpengaruh
signifikan negatif terhadap Initial Return. Hasil pengujian regresi
menunjukkan bahwa reputasi auditor memiliki nilai koefisien negatif
dengan tingkat signifikansi 0,001. Nilai signifikansi ini lebih kecil
dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa H2 berhasil didukung,
sehingga hipotesis 2 diterima.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 2 berhasil
didukung karena reputasi auditor memiliki pengaruh negatif
signifikan terhadap initial return. Hasil tersebut disebabkan oleh
banyaknya sampel pada penelitian ini yang menggunakan KAP big
four dalam mengaudit laporan keuangannya. Hasil penelitian
tersebut sesuai dengan penelitian Beatty (1989) dan Yona Octiani
Lestari (2003: 10) bahwa reputasi auditor berpengaruh signifikan
(negatif) terhadap initial return. Tetapi berbeda dengan hasil
penelitian Trisnawati (1998), Daljono (2000), Sandhiaji (2004) dan
Gerianta (2008).
c. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Initial Return
Hipotesis 3 Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan negatif
99
terhadap Initial Return. Hasil pengujian regresi berganda
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (size) memiliki nilai
koefisien positif sebesar 0,291. Nilai signifikansi ini lebih besar dari
0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa H3 tidak berhasil didukung,
sehingga hipotesis 3 ditolak. Hal ini berarti semakin besar ukuran
perusahaan maka semakin kecil kemungkinan initial return yang
terjadi di saham IPO.
Semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin dikenal
oleh masyarakat sehingga akan semakin banyak informasi mengenai
perusahaan yang dapat diterima oleh investor. Informasi ini berguna
untuk menurunkan tingkat ketidakpastian yang dimiliki investor.
Perusahaan dengan modal yang besar juga akan memiliki
kemampuan untuk melunasi hutang-hutangnya, baik hutang jangka
pendek maupun jangka panjang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Abdullah (2000)
dan Gerianta (2008). Tidak signifikannya variabel ukuran
perusahaan kemungkinan disebabkan karena investor di BEI belum
menganggap dengan ukuran perusahaan yang besar, maka prospek
perusahaan bagus di masa yang akan datang setelah pasar IPO.
Hasil uji t-satu sampel menunjukkan telah terjadi underpricing
pada IPO berdasarkan harga penawaran terhadap harga penutupan.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Yolana dan Martani (2005), Trisnaningsih (2005) yang
100
mendapatkan bahwa terjadi underpricing pada saham IPO
berdasarkan harga penawaran terhadap harga penutupan.
Hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa hanya reputasi auditor
yang berpengaruh secara signifikan pada tingkat signifikansi 5%
terhadap underpricing. ROA dan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh secara signifikan pada tingkat level 0,05.
Dari hasil koefisien adjusted R2 menunjukkan bahwa nilai
yang dihasilkan dari model regresi sebesar 12,9% dari variance
initial return dapat dijelaskan oleh variabel Return on Asset (ROA),
reputasi auditor, dan ukuran perusahaan. Sedangkan sisanya sebesar
87,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini.
Variabel lain tersebut yaitu, Earning per Share, return on equity
(ROE), debt to equity ratio, reputasi underwriter, persentase
penawaran saham, dan umur perusahaan.
101
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini meneliti tentang return on asset, reputasi auditor, dan
ukuran perusahaan yang mempengaruhi initial return. Analisis dilakukan
dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan program Statistical
Package for Social Science (SPSS) versi 21. Data sampel perusahaan
sebanyak 117 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama periode 2005-2012. Hasil pengujian dan pembahasan pada bagian
sebelumnya dapat diringkas sebagai berikut:
1. Hasil uji t-satu sampel menunjukkan telah terjadi underpricing pada
penawaran umum perdana (IPO) berdasarkan harga penawaran terhadap
harga penutupan hari pertama (dari seluruh perusahaan yang melakukan
IPO di BEI tahun 2005-2012) dengan tingkat rata-rata initial return
sebesar 30,77%.
2. Berdasarkan hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa return on
asset secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap initial return
selama delapan tahun pengamatan (2005-2012) . Hasil penelitian ini
tidak mendukung penelitian Kim et al. (1993), Abdullah (2000),
Gerianta (2008) dan Sandhiaji (2004).
3. Berdasarkan hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa reputasi
auditor secara statistik berpengaruh signifikan negative terhadap initial
101
102
return selama delapan tahun pengamatan (2005-2012) . Hasil penelitian
ini mendukung penelitian Beatty (1989) dan Yona Octiani Lestari (2003:
10).
4. Berdasarkan hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap initial
return selama delapan tahun pengamatan (2005-2012) . Hasil penelitian
ini tidak mendukung penelitian Yolana dan Martani (2005: 9)
5. Dari hasil koefisien adjusted R2 menunjukkan bahwa nilai yang
dihasilkan dari model regresi sebesar 12,9% dari variance initial return
dapat dijelaskan oleh variabel Return on Asset (ROA), reputasi auditor,
dan ukuran perusahaan. Sedangkan sisanya sebesar 87,1% dijelaskan
oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini seperti Earning per
Share, return on equity (ROE), debt to equity ratio, reputasi underwriter,
persentase penawaran saham, dan umur perusahaan.
B. Implikasi
1. Bagi akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian
selanjutnya. Dengan menimbang beberapa faktor penting dalam
penelitian ini. Selain itu, diharapkan penelitian selanjutnya dapat
menambahkan variabel lain yang berbeda yang diperkirakan mempunyai
pengaruh terhadap initial return pada penawaran umum perdana seperti
Earning per Share, Debt to Equity Ratio, persentase penawaran saham,
dan reputasi underwriter.
103
2. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi investor
yang ingin menanamkan modalnya pada penawaran umum perdana.
Dengan beracuan pada hasil penelitian ini, diharapkan investor dapat
mengambil keputusan dalam berinvestasi agar mendapatkan initial return
sesuai dengan yang diharapkan ketika menjual sahamnya di pasar
sekunder. Selain itu, penelitian ini diharapkan investor dapat melihat
informasi reputasi auditor. Hal tersebut dikarenakan hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa reputasi auditor berpengaruh signifikan. Reputasi
auditor yang bereputasi baik dalam hal ini Kap big four menghasilkan
kualitas audit yang independen dan terbebas dari salah saji material.
Setidaknya auditor diharapkan dapat memberikan hasil audit yang
independen sehingga menjadi acuan bagi investor untuk berinvestasi di
perusahaan yang melakukan IPO. Oleh karena itu reputasi auditor
menghilangkan keraguan investor untuk menanamkan modalnya pada
saham IPO, sehingga initial return menurun.
3. Bagi emiten
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi emiten, khususnya
dalam memilih Kantor Akuntan Publik (KAP) atau auditor independen
ketika ingin melakukan penawaran umum perdana. Hal tersebut
dikarenakan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa reputasi auditor
berpengaruh signifikan terhadap initial return. Reputasi auditor yang
bereputasi baik akan menurunkan tingkat underpricing bagi perusahaan
104
karena laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh KAP big
four sudah pasti terpercaya sehingga prospek perusahaan di masa yang
akan datang akan baik pula.
4. Bagi pihak bursa
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak bursa dalam
mempromosikan investasi yang cukup menarik di Bursa Efek Indonesia
terutama pada saat penawaran umum perdana (IPO) karena adanya
fenomena underpricing.
C. Saran
Berdasarkan hasil dan analisa yang telah dilakukan oleh peneliti,
penelitian ini masih banyak kekurangan, sehingga banyak yang perlu
diperbaiki dan diperhatikan lagi untuk penelitan berikutnya. Adapun saran
dari penulis untuk penelitan berikutnya adalah:
1. Memperpanjang periode (waktu) penelitian agar menambah jumlah data,
sehingga akan mendapatkan hasil data yang lebih normal.
2. Memperluas penelitian dengan menambah variabel lain yang dapat
mempengaruhi underpricing, seperti Return On Equity (ROE), reputasi
underwriter, Earning per Share, dan opini audit.
3. Melakukan alat analisis yang lebih baik dan teliti sehingga akan
menghasilkan data yang lebih akurat.
105
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Syukriy, “Fenomena Underpricing dalam Penawaran Saham Perdana
(IPO) dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya”, Jurnal Manajemen dan
Bisnis, Vol. 3, No. l, 2000.
Almilia, Luciana Spica dan Meliza Silvy, “Analisa Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Status Perusahaan Pasca IPO Dengan Menggunakan
Teknik Analisi Multinominal Logit”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia
Vol. 18, No. 4, 2003.
Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Jakarta”, Seminar Nasional Manajemen, 2007.
Arifin, Ali, “Membeca Saham”, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2004.
Arifin, Zaenal, “Potret IPO di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Siasat Bisnis Vol.
14, No. 1, Jakarta, 2010.
Arthesa, Ade dan Edia Handiman, “Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank”,
PT INDEKS Kelompok Gramedia, Jakarta, 2006.
Beatty, R.P, “Auditor Reputation and The pricing of IPO”, The Accounting
Review Vol. LXIV No. 4, p 693-707, 1989.
Bodie Zvi, Alex Kane dan Alan J. Marcus, “Investasi”, Edisi 6, Salemba Empat,
Jakarta, 2006.
Boubaker, Adel and Mediha Mezhoud, “Determinants of the Components of IPO
Initial Returns: Paris Stock Exchange”, International Journal of Accounting
and Financial Reporting Vol. 1 No. 1, 2011.
Boynton, William C, Raymond N. Johnson, Walter G. Kell, ”Modern Auditing:
Assurance Services and The Integrity of Financial Reporting”, 8th edition,
John Wiley&Sons Inc, United States of America, Jakarta, 2006.
106
Brealey, Richard A, Stewart C. Myers dan Alan J. Marcus, “Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan Perusahaan”, Edisi Kelima, Airlangga, Jakarta,
2008.
Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F, “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”,
Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”,
Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Bursa Efek Indonesia, “Statistik Book 2005-2012”, diakses dari
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/publikasi/statistik.aspx, 2013.
Bursa Efek Indonesia, “Fact Book 2005-2012”, diakses dari
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/publikasi/factbook.aspx, 2013.
Dahlan, Siamat, “Manajemen Lembaga Keuangan”, Edisi Ketiga, FEUI, Jakarta,
2001.
Daljono, “Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Initial Return Saham yang
Listing di BEJ Tahun 1990-1997”, Makalah Seminar, Seminar Nasional
Akuntansi III Depok, 2000.
Darmawi, Herman, “Pasar Finansial dan Lembaga-Lembaga Finansial”, Bumi
Aksara, Jakarta, 2006.
Edwards, A.K dan Hanley K.W, “Short Selling in Initial Public Offerings”,
Journal of Financial Economics (JFE) Vol 98, No. 2, Washington DC, 2010.
Fahmi, Irham, “Pengantar Pasar Modal Panduan bagi para Akademisi dan
Praktisi Bisnis dalam Memahami Pasar Modal Indonesia”, Alfabeta,
Bandung, 2012.
Febriani, Irma, H.S. Nugraha dan Saryadi, ”Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Peringkat Obligasi Pada Lembaga Keuangan Bank yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia”, Jurnal Ilmu Adminstrasi Bisnis, No.1, Vol.1, 2013.
107
Gerianta, Wirawan Yasa, “Penyebab Underpricing pada Penawaran Saham
Perdana di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol 3, No.
2, 2008.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 20”,
Cetakan VI, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.
Gumanti, T.A. dan Nastiti, A.S, “Kualitas Audit dan Manajemen Laba pada
Initial Public Offering”, Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIV,
Aceh, 2011.
Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012.
Holland, K.M dan Horton, J.G, “Initial Public Offerings on The Unlisted
Securities Market: The Impact of Profesional Advisor”, Accounting and
Business Research, Vol 24, No. 93, p 19-34, 1993.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, ”Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”, Edisi
keempat, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2002.
Irawan, M.A. dan Gumanti, T.A, “Indikasi Earning Management pada Initial
Public Offering”,Artikel Ilmiah dipresentasikan dalam Simposium Nasional
Akuntansi XI, Pontianak, 2008.
Ikatan Akuntan Indonesia, “Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)”,
Salemba Empat, Jakarta, 2000.
Ikhsan, Adhisyahfitri Evalina, M. Nur Yahya dan Saidaturrahmi, “Peringkat
Obligasi dan Faktor yang Mempengaruhinya, Pekbis Jurnal, Vol.4, No.2,
2012.
Jogiyanto, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, BPFE, Yogyakarta, 2007.
John A Pearce II dan Richard B. Robinson, Jr., “Manajemen Strategis”, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta, 2007.
108
Johnson, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Harga
Saham IPO Perusahaan yang Terdaftar di BEI”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, 20011.
Kasmir, “Pengantar Manajemen Keuangan”, Kencana, Jakarta, 2010.
Kim Jeong Bon, Itzhak Krinsky and Jason Lee, “Motives for Going Public and
Underpricing”, Journal of Business Financial and Accounting, p 195-211,
Korea, 1993.
Kristiantari, I Dewa Ayu, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Underpricing Saham pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek
Indonesia”, Tesis Universitas Udayana, Denpasar, 2012.
Lestari, Yona Octiani, “Informasi Keuangan dan Non Keuangan terhadap Return
Saham di Pasar Perdana”, Jurnal Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim,
Malang, 2003.
Lowry, Michelle, Micah S.O, dan Schwert, G.W, “The Variability of IPO Initial
Returns”, The Journal of Finance, 2008.
Purwaningsih, Anna, “Pemilihan Rasio Keuangan Terbaik untuk Memprediksi
Peringkat Obligasi: Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEJ”, KINERJA, Volume 12, No.1, Hal.85-99, 2008.
Rini, I Gusti Ayu Intan Saputra, “Manajemen Laba, Underpricing, dan Kinerja
Perusahaan yang Melakukan Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek
Indonesia”, Tesis Universitas Udayana, Denpasar, 2010.
Rodoni, Ahmad, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Awal pada
Penawaran Saham Perdana”, Jurnal Etikonomi, Vol 2, No. 3, p 249-277,
2003.
109
Rodoni, Ahmad, “Analisis Teknikal dan Fundamental di Pasar Modal, Disertai
Hasil Penelitian”, Center for Social Economic Studies (CSES) Press,
Jakarta, 2005.
Rodoni, Ahmad, “Modul Institusi Depositori dan Pasar Modal”, UIN, Jakarta,
2008.
Sandhiaji, Bram Nugroho, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Underpricing pada Penawaran Umum Perdana (IPO) Periode Tahun 1996-
2002”, Tesis Universitas Diponegoro, 2004.
Sartono, R. Agus, ”Manajemen Keuangan (Teori, Konsep dan Aplikasi)”, Edisi
Pertama. BPFE, Yogyakarta, 2001.
Sejati, Grace Putri, “Analisis Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi dalam
Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur”, Bisnis dan
Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Jan-Apr hlm.70-78,
2010.
Sulistio, Helen, “Pengaruh Informassi Akuntansi dan Non Akuntansi terhadap
Initial Return: Studi pada Perusahaan yang melakukan Initial Public
Offering di Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi (SNA)
VIII, Solo, 2005.
Suyatmin dan Sujadi, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing pada
Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Jakarta”, BENEFIT, Vol. 10,
No. 1, 2008.
Syahputra, Surya Hadi, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Underpricing Saham pada Perusahaan yang IPO di BEJ Tahun 2003-
2006”, Tesis Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2008.
Tandelilin, Eduardus, “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”, BPFE
Yogyakarta, 2001.
Trisnawati, Rina, “Pengaruh Informasi Prospektus pada Return Saham di Pasar
Perdana’”, Simposium Nasional Akuntansi (SNA) II, Malang, 1999.
110
Triani, A. dan Nikmah, “Reputasi Penjamin Emisi, Reputasi Auditor, Persentase
Penjamin Emisi, Ukuran Perusahaan, dan Fenomena Underpricing: Studi
Empiris pada Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi (SNA)
IX, Padang, 2006.
Trisnaningsih, Sri, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Underpricing pada Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta”,
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 4, No. 2, 2005.
Uyanto, Stanislaus S, “Pedoman Analisis Data dengan SPSS”, Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2006.
Yasa, Gerianta Wirawan, “Penyebab Underpricing pada Saham Perdana di BEJ”,
Jurnal AUDI Vol. 3 No. 2, Bali, 2008.
Yolana, C. dan Martani, D, “Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Fenomena
Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta
Tahun 1994-2001”, Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII, Solo,
2005.
111
Lampiran 1: Initial Return Perusahaan Initial Public Offering Tahun 2005-
2012
No Kode Nama Perusahaan Tanggal
listing
Harga IR %
offering Closing
1 WSKT PT Waskita Karya
(Persero) Tbk
19-Dec-
12 380 445 17.11
2 WIIM PT Wismilak Inti
Makmur Tbk
18-Dec-
12 650 800 23.08
3 ASSA PT Adi Sarana
Armada Tbk
12-Nov-
12 390 490 25.64
4 BSSR PT Baramulti
Suksessarana Tbk *)
08-Nov-
12 1950 1940 -0.51
5 TAXI PT Express Transindo
Utama Tbk
02-Nov-
12 560 590 5.36
6 NELY PT Pelayaran Nelly
Dwi Putri Tbk
11-Oct-
12 168 205 22.02
7 PALM PT Provident Agro
Tbk **)
08-Oct-
12 450 470 4.44
8 NIRO PT Nirvana
Development Tbk
13-Sep-
12 105 178 69.52
9 IBST PT Inti Bangun
Sejahtera Tbk
31-Aug-
12 1000 1500 50.00
10 BJTM
PT Bank
Pembangunan Daerah
Jawa Timur Tbk
12-Jul-
12 430 470 9.30
11 GAMA PT Gading
Development
11-Jul-
12 105 178 69.52
12 ALTO PT Tri Banyan Tirta
Tbk
10-Jul-
12 210 315 50.00
13 GLOB PT Global Teleshop
Tbk *)
10-Jul-
12 1150 1150 0.00
14 MSKY PT MNC Sky Vision
Tbk
09-Jul-
12 1520 1540 1.32
15 TOBA PT Toba Bara
Sejahtera Tbk
06-Jul-
12 1900 2125 11.84
16 KOBX PT Kobexindo
Tractors Tbk
05-Jul-
12 400 460 15.00
17 TRIS PT Trisula
International Tbk
28-Jun-
12 300 320 6.67
18 RANC PT Supra Boga
Lestari Tbk
07-Jun-
12 500 670 34.00
19 BEST PT Bekasi Fajar
Industrial Estate Tbk
10-Apr-
12 170 285 67.65
112
No Kode Nama Perusahaan Tanggal
listing
Harga IR %
offering Closing
20 ESSA PT Surya Esa Perkasa
Tbk
01-Feb-
12 610 910 49.18
21 TELE PT Tiphone Mobile
Indonesia Tbk
12-Jan-
12 310 325 4.84
22 PADI PT Minna Padi Tbk 09-Jan-
12 395 550 39.24
23 GWSA PT Greenwood
Sejahtera Tbk *)
23-Dec-
11 250 205 -18.00
24 BAJA PT Saranacentral
Bajatama Tbk
21-Dec-
11 250 340 36.00
25 ERAA PT Erajaya
Swasembada Tbk *)
14-Dec-
11 1000 990 -1.00
26 ABMM PT ABM Investama
Tbk
06-Dec-
11 3750 3825 2.00
27 CASS PT Cardig Aero
Services Tbk *)
05-Dec-
11 400 395 -1.25
28 VIVA PT Visi Media Asia
Tbk
21-Nov-
11 300 450 50.00
29 GEMS PT Golden Energy
Mines Tbk
17-Nov-
11 2500 2725 9.00
30 ARII PT Atlas Resources
Tbk
08-Nov-
11 1500 1540 2.67
31 SUPR PT Solusi Tunas
Pratama Tbk
11-Oct-
11 3381 3630 7.36
32 SMRU PT SMR Utama Tbk
**)
10-Oct-
11 600 650 8.33
33 STAR PT Star Petrochem
Tbk
13-Jul-
11 102 138 35.29
34 PTIS PT Indo Straits Tbk 12-Jul-
11 950 1000 5.26
35 SDMU PT Sidomulyo Selaras
Tbk
12-Jul-
11 225 240 6.67
36 ALDO PT Alkindo Naratama
Tbk
12-Jul-
11 225 250 11.11
37 TIFA PT Tifa Sinance Tbk 08-Jul-
11 200 310 55.00
38 MTLA PT Metropolitan
Land Tbk *)
20-Jun-
11 240 240 0.00
39 SIMP PT Salim Ivomas
Pratama Tbk
09-Jun-
11 1100 1250 13.64
40 JAWA PT Jaya Agra
Wattie Tbk *)
30-May-
11 500 495 -1.00
41 BULL PT Buana Listya 23-May- 155 166 7.10
113
No Kode Nama Perusahaan Tanggal
listing
Harga IR %
offering Closing
Tama Tbk **)
11
42 HDFA PT HD Finance Tbk 10-May-
11 200 230 15.00
43 SRAJ PT Sejahteraraya
Anugrahjaya Tbk
11-Apr-
11 120 163 35.83
44 MBSS PT Mitrabahtera
Segara Sejati Tbk
06-Apr-
11 1600 1780 11.25
45 GIAA PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk
11-Feb-
11 500 620 24.00
46 MBTO PT Martina Berto
Tbk *)
13-Jan-
11 740 660 -10.81
47 EMDE PT Megapolitan
Developments Tbk *)
12-Jan-
11 250 210 -16.00
48 MFMI PT Multifiling Mitra
Indonesia Tbk
29-Dec-
10 200 340 70.00
49 BSIM PT Bank Sinarmas
Tbk
13-Dec-
10 150 252 68.00
50 BRMS PT Bumi Resources
Minerals Tbk
09-Dec-
10 635 700 10.24
51 MIDI PT Midi Utama
Indonesia Tbk
30-Nov-
10 275 410 49.09
52 WINS
PT Wintermar
Offshore Marine
Tbk *)
29-Nov-
10 380 355 -6.58
53 BORN PT Borneo Lumbung
Energi & Metal Tbk
26-Nov-
10 1170 1280 9.40
54 APLN PT Agung Podomoro
Land Tbk
11-Nov-
10 365 410 12.33
55 KRAS PT Krakatau Steel
(Persero) Tbk
10-Nov-
10 850 1270 49.41
56 TBIG PT Tower Bersama
Infrastructure Tbk
26-Oct-
10 2025 2400 18.52
57 ICBP PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk
07-Oct-
10 5395 5950 10.29
58 HRUM PT Harum Energy
Tbk
06-Oct-
10 5200 5450 4.81
59 BRAU PT Berau Coal
Energy
19-Oct-
10 400 465 16.25
60 BUVA PT Bukit Uluwatu
Villa Tbk
12-Jul-
10 260 310 19.23
61 GREN PT Evergreen Invesco
Tbk
09-Jul-
10 105 178 69.52
62 IPOL PT Indopoly 09-Jul- 210 235 11.90
114
No Kode Nama Perusahaan Tanggal
listing
Harga IR %
offering Closing
Swakarsa Industry
Tbk
10
63 BJBR
PT Bank
Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan
Banten Tbk
08-Jul-
10 600 900 50.00
64 SKYB PT Skybee Tbk 07-Jul-
10 375 560 49.33
65 GOLD PT Golden Retailindo
Tbk
07-Jul-
10 350 520 48.57
66 ROTI PT Nippon Indosari
Corpindo Tbk
28-Jun-
10 1275 1490 16.86
67 TOWR PT Sarana Menara
Nusantara Tbk
08-Mar-
10 1050 1570 49.52
68 BIPI
PT Benakat
Petroleum Energy
Tbk **)
11-Feb-
10 140 191 36.43
69 PTPP PT PP (Persero) Tbk 09-Feb-
10 560 580 3.57
70 EMTK PT Elang Mahkota
Teknologi Tbk
12-Jan-
10 720 730 1.39
71 GDST
PT Gunawan
Dianjaya Steel Tbk *)
23-Dec-
09 160 131 -18.13
72 BBTN PT Bank Tabungan
Negara Tbk
17-Dec-
09 769 807 4.94
73 NIKL PT Pelat Timah
Nusantara Tbk *)
14-Dec-
09 325 300 -7.69
74 BCIP PT Bumi Citra
Permai Tbk
11-Dec-
09 110 173 57.27
75 DSSA PT Dian Swastika
Sentosa Tbk
10-Dec-
09 1500 2250 50.00
76 BWPT PT BW Plantation
Tbk
27-Oct-
09 550 570 3.64
77 RINA PT Katarina Utama
Tbk *)
14-Jul-
09 160 155 -3.13
78 MKPI PT Metropolitan
Kentjana Tbk
10-Jul-
09 2100 2750 30.95
79 GTBO PT Garda Tujuh
Buana Tbk *)
09-Jul-
09 115 105 -8.70
80 INVS PT Inovisi Infracom
Tbk
03-Jul-
09 52 60 15.38
81 BPFI PT Batavia 01-Jun- 110 121 10.00
115
No Kode Nama Perusahaan Tanggal
listing
Harga IR %
offering Closing
Prosperindo finance
Tbk
09
82 TRIO PT Trikomsel Oke
Tbk
14-Apr-
09 225 230 2.22
83 AMRT PT Sumber Alfaria
Trijaya Tbk
15-Jan-
09 395 395 0.00
84 SIAP PT Sekawan
Intipratama Tbk
17-Oct-
08 150 159 6.00
85 TRAM PT Trada Maritime
Tbk
10-Sep-
08 125 159 27.20
86 BYAN PT Bayan Resources
Tbk *)
12-Aug-
08 5800 5450 -6.03
87 HOME PT Hotel Mandarine
Regency Tbk **)
17-Jul-
08 94 157 67.02
88 ADRO PT Adaro Energy Tbk 16-Jul-
08 1100 1730 57.27
89 KBRI
PT Kertas Basuki
Rachmat Indonesia
Tbk **)
11-Jul-
08 532 726 36.47
90 PDES PT Destinasi Tirta
Nusantara Tbk
08-Jul-
08 200 340 70.00
91 VRNA PT Verena Multi
Finance Tbk *)
25-Jun-
08 100 83 -17.00
92 INDY PT Indika Energy
Tbk
11-Jun-
08 2950 3425 16.10
93 BSDE PT Bumi Serpong
Damai Tbk
06-Jun-
08 511 520 1.76
94 TPIA PT Tri Polyta
Indonesia Tbk
26-May-
08 2200 2850 29.55
95 GZCO PT Gozco Plantations
Tbk
15-May-
08 187 229 22.46
96 KOIN PT Kokoh Inti
Arebama Tbk
09-Apr-
08 148 197 33.11
97 BTPN
PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional
Tbk *)
12-Mar-
08 517 503 -2.71
98 YPAS PT Yanaprima
Hastapersada Tbk
05-Mar-
08 545 640 17.43
99 ELSA PT Elnusa Tbk 06-Feb-
08 400 515 28.75
100 TRIL PT Triwira
Insanlestari Tbk
28-Jan-
08 400 680 70.00
101 BAPA PT Bekasi Asri 14-Jan- 150 255 70.00
116
No Kode Nama Perusahaan Tanggal
listing
Harga IR %
offering Closing
Pemula Tbk 08
102 BAEK PT Bank Ekonomi
Raharja Tbk
08-Jan-
08 1080 1320 22.22
103 BISI PT Bisi International
Tbk
28-May-
07 200 340 70.00
104 WEHA PT Panorama
Transportasi Tbk
31-May-
07 245 415 69.39
105 BKDP PT Bukit Darmo
Property Tbk
15-Jun-
07 120 204 70.00
106 SGRO PT Sampoerna Agro
Tbk
18-Jun-
07 2340 2525 7.91
107 MNCN PT Media Nusantara
Citra Tbk
22-Jun-
07 900 940 4.44
108 MCOR
PT Bank windu
Kentjana
International Tbk
03-Jul-
07 200 246 23.00
109 PKPK PT Perdana Karya
Perkasa Tbk
11-Jul-
07 400 680 70.00
110 LCGP PT Laguna Cipta
Griya Tbk
13-Jul-
07 125 323 158.40
111 DEWA PT Darma Henwa
Tbk
26-Sep-
07 303 511 68.65
112 BACA PT Bank Capital
Indoneisa Tbk
04-Oct-
07 150 206 37.33
113 GPRA PT Perdana Gapura
Prima Tbk
10-Oct-
07 225 251 11.56
114 WIKA PT Wijaya Karya Tbk 29-Oct-
07 420 560 33.33
115 ACES PT Ace Hardware
Indoneisa Tbk
06-Nov-
07 82 98 19.51
116 CTRP PT Ciputra
Property Tbk *)
07-Nov-
07 700 610 -12.86
117 PTSN PT Sat Nusapersada
Tbk
08-Nov-
07 580 640 10.34
118 JSMR PT Jasa Marga Tbk 12-Nov-
07 1700 2050 20.59
119 JKON
PT Jaya Konstruksi
Manggala Pratama
Tbk
04-Dec-
07 615 980 59.35
120 CSAP PT Catur Sentosa
Adiprana Tbk
12-Dec-
07 200 220 10.00
121 ASRI PT Alam Sutera
Realty Tbk
18-Dec-
07 105 178 69.52
117
No Kode Nama Perusahaan Tanggal
listing
Harga IR %
offering Closing
122 ITMG
PT Indo
Tambangraya Megah
Tbk
18-Dec-
07 14000 19600 40.00
123 DGIK PT Nusa Konstruksi
Enjiniring Tbk *)
19-Dec-
07 225 205 -8.89
124 COWL PT Cowell
Development Tbk
19-Dec-
07 130 230 76.92
125 BTEL PT Bakrie Telecom
Tbk
03-Feb-
06 107 150 40.19
126 MAIN PT Malindo Feedmill
Tbk
10-Feb-
06 176 226 28.41
127 RAJA PT Rukun Raharja
Tbk
19-Apr-
06 210 249 18.57
128 BNBA PT Bank Bumi Artha
Tbk
01-Jun-
06 160 235 46.88
129 BBKP PT Bank Bukopin
Tbk
10-Jul-
06 338 367 8.58
130 RUIS PT Radiant Utama
Interinsco Tbk
12-Jul-
06 250 375 50.00
131 TOTL PT Total Bangun
Persada Tbk
25-Jul-
06 278 298 7.19
132 IATA PT Indonesia Air
Transport Tbk
13-Sep-
06 263 273 3.80
133 TRUB
PT Truba Alam
Manunggal
Engineering Tbk
16-Oct-
06 110 180 63.64
134 CPRO PT Central
Proteinaprima Tbk
28-Nov-
06 110 185 68.18
135 FREN PT Smartfren
Telecom Tbk
29-Nov-
06 2856 3554 24.44
136 SDRA PT Bank Himpunan
Saudara 1906 Tbk
15-Dec-
06 94 118 25.53
137 MASA PT Multistrada Arah
Sarana Tbk
09-Jun-
05 170 180 5.88
138 APOL PT Arpeni Pratama
Ocean Line Tbk
22-Jun-
05 625 700 12.00
139 PEGE PT Panca Global
Securities Tbk
24-Jun-
05 100 148 48.00
140 RELI PT Reliance
Securities Tbk
13-Jul-
05 250 255 2.00
141 MFIN PT Mandala
Multifinance Tbk *)
06-Sep-
05 195 185 -5.13
142 EXCL PT XL Axiata Tbk 29-Sep- 2000 2048 2.40
118
No Kode Nama Perusahaan Tanggal
listing
Harga IR %
offering Closing
05
143 MICE PT Multi Indocitra
Tbk
21-Dec-
05 490 650 32.65
144 AMAG PT Asuransi Multi
Artha Guna Tbk
23-Dec-
05 105 111 5.71
Keterangan:
*) = saham mengalami overpricing
**) = Data yang dibutuhkan tidak lengkap
119
Lampiran 2: Output SPSS 21
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 117 .001 .732 .06412 .086589
RAUD 117 0 1 .38 .486
SIZE 117 20.352 30.448 27.05764 1.701497
IR 117 1.316 158.400 30.77080 26.026491
Valid N
(listwise) 117
Regression
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables
Removed
Method
1 SIZE, Ln_ROA, RAUDb . Enter
a. Dependent Variable: Ln_IR
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change
df1
1 .389a .151 .129 1.006223 .151 6.707 3
120
Model Summaryb
Model Change Statistics Durbin-Watson
df2 Sig. F Change
1 113a .000 1.660
a. Predictors: (Constant), SIZE, Ln_ROA, RAUD
b. Dependent Variable: Ln_IR
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 20.372 3 6.791 6.707 .000b
Residual 114.411 113 1.012
Total 134.783 116
a. Dependent Variable: Ln_IR
b. Predictors: (Constant), SIZE, Ln_ROA, RAUD
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1.041 1.547 .673 .503
Ln_ROA -.167 .085 -.174 -1.969 .051
RAUD -.732 .205 -.330 -3.571 .001
SIZE .061 .058 .097 1.060 .291
121
Coefficientsa
Model 95.0% Confidence
Interval for B
Correlations Collinearity
Statistics
Lower
Bound
Upper
Bound
Zero-
order
Partial Part Tolerance
1
(Constant) -2.025 4.106
Ln_ROA -.336 .001 -.235 -.182 -.171 .962
RAUD -1.138 -.326 -.333 -.318 -.309 .878
SIZE -.053 .175 .002 .099 .092 .907
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
VIF
1
(Constant)
Ln_ROA 1.040
RAUD 1.139
SIZE 1.103
a. Dependent Variable: Ln_IR
122
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition
Index
Variance Proportions
Constant Ln_
ROA
RAUD SIZE
1
1 3.372 1.000 .00 .01 .03 .00
2 .563 2.448 .00 .02 .81 .00
3 .064 7.281 .01 .97 .09 .01
4 .002 43.189 .99 .00 .07 .99
a. Dependent Variable: Ln_IR
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
N
Predicted Value 2.02103 3.95648 2.97375 .419068 117
Std. Predicted Value -2.273 2.345 .000 1.000 117
Standard Error of
Predicted Value
.118 .450 .179 .049 117
Adjusted Predicted
Value
2.17057 4.09702 2.97864 .417153 117
Residual -2.763413 1.989133 .000000 .993127 117
Std. Residual -2.746 1.977 .000 .987 117
Stud. Residual -2.801 2.012 -.002 1.006 117
Deleted Residual -2.875092 2.061476 -.004892 1.031553 117
Stud. Deleted Residual -2.891 2.040 -.005 1.015 117
Mahal. Distance .610 22.256 2.974 2.751 117
Cook's Distance .000 .132 .010 .019 117
Centered Leverage
Value
.005 .192 .026 .024 117
a. Dependent Variable: Ln_IR