PENGARUH RETURN BAGI HASIL (MUDHARABAH)...
Transcript of PENGARUH RETURN BAGI HASIL (MUDHARABAH)...
1
PENGARUH RETURN BAGI HASIL (MUDHARABAH) TERHADAP DANA
PIHAK KETIGA (DPK) PADA BANK MUAMALAT INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.S)
SITI MASTUROH
(206046103882)
PRODI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
iii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan (pedoman penulisan skripsi) yang berlaku di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta, 28 Oktober 2010
SITI MASTUROH NIM: 206046103882
iv
ABSTRAK
Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia cukup baik, hal ini dapat
dilihat dari perkembangan dana pihak ketiga yang dapat dihimpun oleh Bank Syariah.
Berhasilnya suatu bank dalam menghimpun dana dari masyarakat di pengaruhi
beberapa faktor, baik dari internal bank maupun faktor eksternal.
Return bagi hasil merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
penghimpunan dana masyarakat. Tingkat return bagi hasil yang kompetitif terhadap
suku bunga Bank Konvensional menarik nasabah untuk menyimpan dananya di Bank
Syariah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh return bagi
hasil terhadap perkembangan dana pihak ketiga mudharabah pada Bank Muamalat
Indonesia pada periode januari 2005-Desember 2009.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana yang diolah
dengan menggunakan program SPSS 15,0. Dari hasil pengolahan data diketahui
variabel return bagi hasil berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan dana
pahak ketiga mudharabah. Return bagi hasil mempengaruhi perkembangan dana
pihak ketiga mudharabah sebesar 32,1%.
Keybord: Return Bagi Hasil, Dana Pihak Ketiga
v
KATA PENGANTAR
Subhanallah Walhamdulillah Wa Laailaahaillallah Wallahu Akbar. Segala
puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat
serta salam tak luput tercurah kepada kekasih Allah yakni Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat, serta pengikutnya sampai akhir zaman.
Sebagai manusia yang tak luput dari salah dan ketidak sempurnaan, penulis
menyadari skripsi yang berjudul “ PENGARUH RETURN BAGI HASIL
(MUDHARABAH) TERHADAP DANA PIHAK KETIGA (DPK) PADA BANK
MUAMALAT INDONESIA “ ini masih banyak kekurangan, dikarenakan
keterbatasan ilmu serta pengalaman yang penulis miliki.
Proses penyelesaian skripsi ini tentunya tak lepas dari bantuan dan kontribusi
banyak pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih yang tiada terkira kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA dan Drs. H. Ahmad Yani, MA selaku
ketua dan sekretaris kordinator teknis program Non Reguler Fakultas Syariah dan
Hukum.
vi
3. Bapak Dr. H. A. Juaini Syukri, Lcs, MA dan Bapak Iim Qoimuddin, SE, M.si
selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan kesabaran dan ilmunya telah
berkenan meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan saran dan
masukan yang sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Pihak Muamalat Institute dan segenap karyawan Bank Muamalat Indonesia yang
telah berkenan memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan
penelitian. Terima kasih atas bantuan, ilmu serta pengalamannya.
5. Pimpinan dan seluruh staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, terima
kasih atas penyediaan fasilitas kepustakaan sehingga membantu penulis untuk
melakukan studi kepustakaan.
6. Ibunda, Ayahanda, Adikku dan keluarga besar tercinta yang telah memberikan
dukungan, kepercayaan, do’a dan kasih sayang yang tak terhingga dengan setulus
hati serta selalu berusaha memenuhi segala kebutuhan penulis dari awal sampai
akhir kuliah.
7. Abdul Wahid AS, Arini, Isop dan Sahabat-sahabatku tercinta di Perbankan
Syari’ah khususnya PS C dan Angkatan 2006 tanpa terkecuali, terima kasih atas
segala bantuan, pengalaman berharga, dan semangat kebersamaannya selama
menuntut ilmu dikampus tercinta.
vii
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
bagi penulis dan pembaca. Amin Ya Rabbal’alamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 28 Oktober 2010
Siti Masturoh
viii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. v
DAFTAR ISI ……………………………………………………………....... viii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………. 1
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ……………………… 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………….. 5
D. Review Studi Terdahulu …………………………………… 6
E. Hipotesis ……………………………………………………. 7
F. Metode Penelitian dan Tehnik Penulisan ………………....... 8
G. Sistematika Penulisan ………………………………………. 14
BAB II RETURN BAGI HASIL (MUDHARABAH) DAN DANA
PIHAK KETIGA
A. Return Bagi Hasil
1. Definisi Bagi Hasil ……………………………………….. 17
2. Metode Perhitungan Bagi Hasil …………………………. 18
B. Dana Pihak Ketiga (DPK)
1. Pengerian Dana Pihak Ketiga ……………………………. 22
ix
2. Jenis-jenis Dana Pihak Ketiga ………………………….... 24
3. Mudharabah……………………………………………… 26
BAB III GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA
A. Sejarah Singkat Tentang Bank Muamalat …………………. 31
B. Visi dan Misi ………………………………………………. 34
C. Struktur Organisasi ………………………………………… 34
D. Produk-Produk, Pendanaan dan Jasa Bank Muamalat …….. 36
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS
A. Pembahasan
1. Mekanisme Penentuan Return Di Bank Muamalat
Indonesia ………………………………………………. 44
2. Penyebab Dan Penghambat Nasabah Menyimpan Dana
Di Bank ……………………………………………….... 45
B. Hasil Analisis
1. Interpretasi Variabel
a. Return Bagi Hasil …………………………………… 53
b. Jumlah Dana Pihak Ketiga Mudharabah …………… 55
2. Pengaruh Return Bagi Hasil Terhadap Dana Pihak Ketiga
Pada Bank Muamalat Indonesia ……………………….. 56
3. Analisis Penulis ………………………………………… 61
x
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………… 63
B. Saran-Saran ……………………………………………….. 64
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………… 68
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Metode Perhitungan Dengan Saldo Akhir Bulan …………………… 19
2.2 Metode Perhitungan Dengan Saldo Rata-Rata Harian ……………… 21
4.1 Pertumbuhan DPK Selama Tahun 2009 …………………………… 47
4.2 Perkembangan Tingkat Bagi Hasil BMI Selama Tahun 2009 ……… 48
4.3 Variables Entered / Removed ………………………………………. 56
4.4 Descriptive Statistics ………………………………………………... 57
4.5 Model Summary ……………………………………………………. 57
4.6 ANOVA …………………………………………………………….. 58
4.7 Coefficients ……………………………………………………….... 59
4.8 Correlations ………………………………………………………… 60
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Return Bagi Hasil ……………………………………………………. 54
4.2 Jumlah Dana Pihak Ketiga Mudharabah (DPKM) ………………….. 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Bank adalah lembaga intermediasi yang kegiatan pokoknya menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk Tabungan, Giro Dan Deposito. Dana yang
telah terkumpul akan disalurkan kembali kepada Masyarakat dalam bentuk
pembiayaan.1 Sama halnya Perbankan Syari’ah kegiatan utamanya tidak jauh
berbeda dengan Perbankan Konvensional. Intermediasi adalah fungsi bank untuk
menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya kembali kepada
masyarakat.2 Dana yang dikumpulkan oleh bank dari masyarakat disebut Dana
Pihak Ketiga (DPK) sementara dana yang disalurkan oleh bank ke masyarakat
disebut pembiayaan.
Tahun 2008 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi sistem
keuangan, baik Domestik maupun Global. Krisis yang bermula dari suprime
mortage telah mengganggu stabilisasi sisitem keuangan. Pertumbuhan perbankan
syariah pada tahun 2008 cukup meredup justru ketika diprediksikan bisa
mencetak sejarah menguasai 5% asset Perbankan Nasional. Dana Pihak Ketiga
hanya Tumbuh 22,88%, jauh lebih rendah dari pertumbuhan tahun 2007 sebesar
35,46%.
1 Wiroso, Penghimpunan Dana Dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah,(Jakarta: Rasindo, 2005),
cet.1, h 18.
2 Wiroso, Penghimpunan Dana h 18.
2
Dalam menghadapi Krisis Moneter pada tahun 2008 Bank Indonesia
menaikan BI rate menjadi 8,5%. Dengan menerapkan kebijakan ini diharapkan
akan mendorong Perbankan Nasional untuk menaikan suku bunga pendanaan dan
penyaluran kredit secara bervariatif, tergantung kondisi keuangan internal
masing-masing bank.3
Dengan meningkatnya BI rate mendorong seluruh perbankan
konvensional ikut menaikkan suku bunganya. Sementara, Margin Bagi Hasil
DPK perbankan syari’ah tidak bisa dinaikan tanpa didasarkan pada performa
penyaluran pembiayaan bagi masyarakat.4
Menurut Adiwarman Karim, bagi perbankan syariah krisis moneter
memberikan tekanan pada sisi bagi hasil bank syari’ah kepada Nasabah,
Penabung, Dan Deposan yang sulit bersaing dengan bunga bank konvensional,
dimana bagi hasil perbankan syari’ah menjadi kurang kompetitif terhadap suku
bunga yang dibayarkan bank konvensional kepada Nasabah, Penabung Dan
Deposannya. Inilah yang dalam istilah perbankan syariah disebut displaced
commercial risk atau resiko berpindahnya dana dari bank syari’ah.5
Bank syari’ah makin tertinggal dibandingkan bank umum dalam
mengumpulkan dana masyarakat. kesimpulan ini muncul dari Nilai Dana Pihak
3 Aris B. Setyawan, Modul Bahan Kuliah Ekonomi Moneter, artikel ini diakses pada 19 Desember 2009 dari http://www.Epdf.com
4“DPK Bank Syariah Tertekan Bank Konvensional” diakses pada 23 Juli 2010 dari
http://www.republika.com
5Adiwarman Karim, Perbankan Syariah, diakses pada 25 Oktober 2009 dari http://www.republika.com
3
Ketiga (DPK) di Perbankan Syari’ah kian merosot. Data Perbankan Syariah yang
dikelola Bank Indonesia (BI) memperlihatkan, nilai dana masyarakat di Bank
Syari’ah pada akhir Juli 2008 sebesar Rp 32,90 Triliun, nilai tersebut lebih kecil
Rp 150 Miliar dibandingkan dengan dana masyarakat per akhir Juni 2007, yang
sebesar Rp 33,05 triliun. Penurunan tersebut diindikasikan karena persaingan
antara Bank Syari’ah dengan Bank Konvensional yang semakin ketat, dalam
bentuk agresifitas bank umum dalam menawarkan bunga.6
Untuk mempertahankan besaran dana masyarakat, Bank Syari’ah kini
mulai memberikan Nisbah Atau Bagi Hasil simpanan yang lebih kompetitif.
Beberapa bank syari’ah yang sudah mulai kompetitif memperbaiki struktur
nisbahnya diantaranya adalah Niaga syari’ah dengan tingkat nisnah berkisar 9,5
%-10% untuk nasabah institusi dan untuk nasabah ritel berkisar 7,75%-8,75%.
Bank Syari’ah Mandiri ekuivalen dengan 12%. Bank Syari’ah Mega Indonesia
(BSMI) juga menaikkan nisbah dari 8,5%-9% menjadi sekitar 10% .7
Bank Muamalat Indonesia merupakan bank umum syari’ah pertama di
Indonesia pada saat didirikannya tahun 1991, dan sampai saat ini memainkan
peran penting dalam perkembangan industri Perbankan Syari’ah Nasional. Pada
tahun 1997, ketika terjadi krisis moneter yang melanda Indonesia, Bank
Muamalat Indonesia mampu bertahan dari terpaan krisis ekonomi. Saat Bank
konvensional berguguran, Muamalat dengan pola Islamic banking concept tetap
6“Direktori Perbankan Indonesia”, artikel diakses pada 05 april 2010 dari http://www.bi.go.id.
7“Dana Pihak Ketiga Bank Syariah” artikel diakses pada 05 april 2010 dari www.kontan.co.id.
4
tegak, luput dari likuidasi. Hingga saat ini, kinerja Bank Muamalat terus
menunjukan perkembangan positif.
Akan tetapi Bank Muamalat sebagai Bank Pertama Yang berdiri di
Indonesia masih kalah bersaing dengan Bank-Bank Syari’ah lainnya yang belum
lama berdiri. Sampai saat ini Bank Muamalat hanya mampu memberikan nisbah
bagi hasil sebesar 22% untuk simpanan. Nisbah sebesar itu setara dengan bunga
Bank konvensional sebesar 7,5%. Untuk nasabah Deposito, Bank Muamalat
memberikan nisbah yang besarnya dua kali lipat dari nisbah tabungan, yaitu
berkisar 50% - 54%. Itu setara dengan bunga konvensional sebesar 12%.
Memperhatikan hal-hal yang telah diidentifikasi diatas, mendorong minat
dan gagasan penulis untuk mengangkatnya menjadi bahan dan judul skripsi. Atas
dasar itulah penulis memilih judul “PENGARUH RETURN BAGI HASIL
(MUDHARABAH) TERHADAP DANA PIHAK KETIGA (DPK) PADA
BANK MUAMALAT INDONESIA”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada Pengaruh Return Bagi Hasil terhadap
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK).
1. Pembatasan Masalah berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam
hal ini penulis membatasi masalah sebagai berikut:
5
a. Variabel yang akan digunakan untuk meneliti adalah return bagi hasil
produk simpan dan perkembangan Dana Pihak Ketiga di Bank Muamalat
Indonesia.
b. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan
Bulanan dari Januari 2005 sampai dengan Desember 2009.
c. Tempat penelitian ini adalah di Muamalat Insitute yang beralamat di Jl.
Prutulip No.3 Blok Sentrum Ruko Pinangsia Karawaci Tangerang.
2. Perumusan Masalah
Dalam rangka pembatasan masalah, penulis merumuskan beberapa hal
yang perlu dikemukakan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimanakah mekanisme penentuan Return Bagi Hasil di Bank Muamalat
Indonesia?
b. Berapa return bagi hasil yang diperoleh nasabah dengan bank sebelum dan
sesudah biaya operasional?
c. Berapa Pengaruh Return Bagi Hasil terhadap Penghimpunan Dana Pihak
Ketiga (DPK)?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari penulisan skripsi ini adalah :
a. Untuk mengetahui mekanisme penentuan Return Bagi Hasil di Bank
Muamalat Indonesia
6
b. Untuk mengetahui return bagi hasil yang diperoleh nasabah dengan bank
sebelum dan sesudah biaya operasional
c. Untuk mengetahui pengaruh Return Bagi Hasil terhadap penghimpunan
Dana Pihak Ketiga (DPK) Pada bank Muamalat Indonesia.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Kalangan Akademisi, diharapkan mampu memperluas informasi
dalam rangka menambah serta meningkatkan khazanah pengetahuan di
bidang perbankan syariah.
b. Bagi Praktisi, diharapkan menghasilkan informasi yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan, saran dan masukan dalam merumuskan kebijakan
terkait Pengaruh Return Bagi Hasil terhadap Penghimpunan Dana Pihak
Ketiga (DPK) pada bank Muamalat Indonesia.
c. Bagi Masyarakat, diharapkan penelitian ini mampu memberikan informasi
dan gambaran tentang Produk Bank Syariah dan segala bentuk Dana Pihak
Ketiga.
D. Review Studi Terdahulu
Sebelum melakukan penelitian ini, penulis menemukan beberapa hasil
penelitian yang membahas topik yang sejenis, diantaranya :
1. Subandi Arsito, Jurusan Muamalat Perbankan Syariah, Fakultas Syariah Dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2008. “ Analisa Hubungan
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan pembiayaan perbankan syariah dengan
7
solvabilitas”. Penelitian ini membahas korelasi pertumbuhan DPK dengan
solvabilitas.
2. Budi Rahma Wardana, Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Syariah Dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2008. “Efektifitas Model Penghimpunan
Dana Pihak Ketiga”. Penelitian ini membahas Efektifitas model penghimpunan
dana pihak ketiga.
Dari penelitian terdahulu, dapat dilihat bahwa fokus pembahasan masih
tertuju pada hubungan pertumbuhan dana pihak ketiga dan pembiayaan
perbankan syariah dengan solvabilitas, Efektifitas Model penghimpunan dana
pihak ketiga. Belum ada penelitian yang mengangkat tentang Pengaruh Return
Bagi Hasil (Mudharabah) terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Bank
Muamalat Indonesia. Oleh Karena itu penulis bermaksud untuk melengkapi
penelitian-penelitian di atas dengan mengadakan penelitian dengan variabel
serupa namun dengan pembahasan yang berbeda.
E. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesisnya adalah:
Ho = tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Return Bagi Hasil
terhadap Dana Pihak Ketiga pada Bank Muamalat Indonesia.
Ha = terdapat pengaruh yang signifikan antara Return Bagi Hasil terhadap Dana
Pihak Ketiga pada Bank Muamalat Indonesia.
8
F. Metode Penelitian dan Tehnik Penulisan
1. Pendekatan Penelitian
Dari segi data yang dikumpulkan, diolah dan dianalisis, penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif yang merujuk pada data deskriptif (deskriptif
analitis). Penelitian deskriptif analitis yaitu metode untuk memberikan
pemecahan masalah dengan mengumpulkan data lapangan, menyusun atau
mengklasifikasikan, menganalisis data dan menginterprestasikan dengan tujuan
memberikan gambaran sistematis, faktual, aktual, dan akurat mengenai fakta-
fakta yang berkaitan dengan Return Bagi Hasil.8
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan empiris
dengan memakai statistik inferensial, artinya setelah data dikumpulkan maka
dilakukan berbagai metode statistik untuk menganalisis data dan kemudian
menginterpretasikan hasil analisisnya.9 Hasil analisis tersebut diinterpretasikan
dengan memakai skala rasio, yaitu skala dimana angka mempunyai makna yang
sesungguhnya, sehingga angka nol (0) dalam skala ini diperlakukan sebagai dasar
perhitungan dan pengukuran objek penelitian.10
8 Winarmo Suracmad, Dasar dan Tehnik Research, (Bandung: CV. Tarsito, 1972), h. 25. 9 Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,
2000), h. 4. 10 Efferin Sujoko, dkk, Metode Penelitian untuk Akuntansi, Suatu Pendekatan Praktis, (Jawa
Timur: Bayu Media Publishing, 2004), h. 18.
9
2. Jenis Data
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang
menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian
dalam angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistika atau
permodelan matematis.11
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis data. Yaitu:
a. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui:
1) Laporan Keuangan Profit Distribution dari Januari 2005 - Desember 2009
Bank Muamalat Indonesia.
2) Laporan Tahunan Annual Report Muamalat Indonesia.
b. Data Sekunder
adalah referensi tambahan yang digunakan menunjang dan melengkapi
data primer. Data sekunder ini sudah terlampir dalam daftar pustaka.
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah
pertama wawancara. Wawancara yang digunakan adalah jenis wawancara tidak
terstruktur dalam artian tidak menggunakan daftar pertanyaan yang baku. Kedua
penelitian kepustakaan, dalam penelitian ini penulis mencari dan mengumpulkan
11 Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Prametrik, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,
2000), h.4
10
data-data dari perpustakaan sesuai dengan objek materi yang diteliti. Dengan cara
membaca, memahami dan menginterpretasikan buku-buku, dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan topik pembahasan skripsi ini.
4. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas (independent variable)
dengan lambang X yaitu Return Bagi Hasil dan variabel terikat (dependent
variable) dengan lambang Y yaitu Dana Pihak Ketiga Mudharabah.
No. Jenis Variabel Pengukuran
1. Variabel X
Return bagi Hasil
Return bagi hasil yang dipakai adalah
data Return bagi hasil yang merupakan
persentase Return atau kembalian yang
diperoleh nasabah yang menyimpan
dananya dalam bentuk Mudharabah, baik
berupa Tabungan maupun Deposito di
Bank Muamalat Indonesia
2. Variabel Y
Dana Pihak Ketiga
(DPK)
DPK yang digunakan adalah data DPK
yang merupakan jumlah DPK yang
menggunakan produk Mudharabah
berupa tabungan Mudharabah dan
11
Deposito Mudharabah. Data berbentuk
persentase dari perkembangan perbulan
DPK yang berhasil dihimpun PT. Bank
Muamalat Indonesia. disajikan setiap
bulan selama 5 tahun yaitu dari Januari
2005 - Desember 2009.
5. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah tersedia akan diolah dengan menggunakan SPSS For
Windows versi 15.0 yang didalamnya sudah terdapat hal-hal sebagai berikut:
a. Analisis Deskriptif Variabel
Analisis ini digunakan untuk menggambarkan jumlah sampel yang
dipakai, rata-rata dan standar deviasi dari variabel independen dan dependen.
b. Uji Koefisien Determinasi
Uji ini digunakan untuk menjelaskan besarnya kontribusi atau pengaruh
variabel independen ( Return Bagi Hasil ) terhadap variabel dependen ( Dana
Pihak Ketiga ). Besar koefisien determinasi (R2) didapat dari mengkuadratkan
koefisien korelasi (R). Angka koefisien korelasi yang dihasilkan dalam uji ini
berguna untuk menunjukkan kuat lemahnya hubungan antara variabel
12
independen dan dependennya. Berikut pedoman intrepretasi koefisien
korelasi:
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono, Metode penelitian bisnis, hal. 183.
c. Uji ANOVA
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi yang
digunakan sudah layak atau belum. Pengujian dilakukan dengan
membandingkan angka taraf signifikan (sig) sebesar 0,05 (5%) dengan kriteria
pengujian sebagai berikut:
1) Jika probabilitas (sig penelitian) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya hubungan kedua variabel linier, maka model regresi yang
digunakan sudah benar dan layak digunakan.
2) Jika probabilitas (sig penelitian) > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Artinya hubungan kedua variabel tidak linier, maka model regresi yang
digunakan belum benar dan tidak layak digunakan.
13
d. Regresi Sederhana
Regresi sederhana digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu
variabel berpengaruh terhadap variabel yang lainnya.
Rumus regresi adalah
Y : a + bx
Di mana:
Y : Variabel terikat
X : variabel bebas
a : konstanta (harga Y jika x=0)
b : koefisien regresi
e. Korelasi
Digunakan untuk mengetahui hubungan dan membuktikan hipotesis
hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio dan
sumber data dari dua variabel adalah sama. Untuk menghitung korelasi, rumus
yang digunakan adalah r-product moment, yaitu:
14
f. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan sebelum model persamaan yang telah
terbentuk digunakan untuk melakukan estimasi atas besarnya variabel terikat
yang akan dihasilkan dari variabel bebas yang besarnya telah diketahui.
Ho : koefisien regresi tidak signifikan
Ha : koefisien regresi signifikan
Berdasarkan hipotesis tersebut, pengujian dapat dilakukan dengan melihat
nilai siginifikansi level (sig) yang terdapat pada tabel coefficients dengan
kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika probabilitas (sig penelitian) < 0,05 maka Ho ditolak
Jika probabilitas (sig penelitian) > 0,05 maka Ho diterima
g. Tehnik Penulisan
Penulisan ini mengacu pada buku penulisan skripsi yang diterbitkan oleh
fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.
G. Sitematika Penulisan
Dalam membahas skripsi ini penulis membagi kedalam Lima Bab. Pada
tiap-tiap Bab terdapat sub-sub bab. Maka dari itu, dalam penulisan skripsi ini,
penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan terkait alasan pemilihan judul
atau latar belakang masalah, selanjutnya pembatasan dan perumusan
15
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, Review studi Terdahulu,
metode penelitian dan Tehnik Penulisan, dan Sistematika penulisan.
BAB II RETURN BAGI HASIL DAN PENGHIMPUNAN DANA PIHAK
KETIGA PADA BANK MUAMALAT INDONESIA
Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan : pertama,
Return Bagi Hasil yang dilengkapi definisi dan metode perhitungan
bagi hasil. Kedua, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dilengkapi
Pengertian Dana Pihak Ketiga (DPK), Jenis-jenis Dana Pihak Ketiga
dan Mudharabah.
BAB III GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA
Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan gambaran
umum Bank Muamalat.
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS
Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai hasil temuan
penelitian kemudian hasil temuan tersebut akan diolah dengan
menggunakan teknik : Hipotesa, Analisa Regresi serta pengujian
Annova, koefisien regresi, dan koefisien determinasi.
BAB V PENUTUP
Meliputi penutup dan kesimpulan, penutup yang didalamnya
mencakup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang telah
diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat
penulis sampaikan dalam penulisan skripsi ini.
16
BAB II
RETURN BAGI HASIL DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK)
A. Return Bagi Hasil
1. Definisi Bagi Hasil
Menurut kamus Bahasa Indonesia, bagi hasil diartikan sebagai pemberian
perolehan suatu usaha kepada mitra usaha atas keikutsertaan modal atau kerja
pengelolaan dalam jumlah yang ditentukan bersama sebelumnya. Secara rinci
pengertian kata hasil menunjuk pada perolehan atau pendapatan.1
Bagi Hasil dalam Sistem Perbankan Syariah merupakan ciri khusus yang
ditawarkan kepada masyarakat, dan di dalam aturan syariah yang berkaitan
dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada awal
terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua
belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan
adanya kerelaan (An-Tarodhin) di masing-masing pihak tanpa adanya unsur
paksaan.
Mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan di dalam Perbankan
Syariah terdiri dari tiga sistem, yaitu:
a. Profit and Loss sharing yaitu para pihak akan memperoleh bagian hasil
sebesar nisbah yang telah disepakati dikalikan besarnya keuntungan bersih
(profit) yang diperoleh oleh pengusaha setelah total pendapatan dikurangi
1 Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta, Balai Pustaka, 1989), h.300
17
biaya-biaya, sedangkan apabila mengalami kerugian ditanggung bersama
sebanding dengan kontribusi masing-masing pihak.
b. Profit Sharing, yaitu perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih
dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh pendapatan tersebut.2
c. Revenue Sharing merupakan hasil yang diterima oleh bank dari penyaluran
dana (investasi) ke dalam bentuk aktiva produktif, yaitu penempatan dana
bank pada pihak lain. Hal ini merupakan selisih atau angka lebih dari aktiva
produktif dengan hasil penerimaan bank.3
Dalam prakteknya metode profit and loss sharing dipakai untuk
menghitung bagi hasil pada pembiayaan musyarakah, kemudian metode profit
sharing dipakai untuk menghitung bagi hasil dalam pembiayaan Mudharabah,
sedangkan metode revenue sharing dipakai untuk menghitung bagi hasil untuk
Nasabah Deposan yang menyimpan dananya di Bank Syari’ah dengan skema
Tabungan Mudharabah atau Deposito Mudharabah.4
2. Metode Perhitungan Bagi Hasil
Untuk perhitungan bagi hasil, bank melakukan perhitungan dengan saldo
akhir bulan dan dengan saldo rata-rata harian.
2 Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, konsep Produk dan Implementasi Operasional Bank
Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2001), h.264
3 Akmal Yahya, Profit Distribution, http//www.Ifibank.go.id
4 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007), h. 138.
18
a. Perhitungan dengan Saldo Akhir Bulan
Keseluruhan dana yang dikelola oleh bank akan dikelompokan
berdasarkan jenisnya, misalnya menjadi Giro, Tabungan, Deposito 1 Bulan, 3
Bulan, 6 Bulan, 12 Bulan. Maka Bank dapat menggunakan tabel berikut
sebagai alat bantu.
Tabel 2.1
Metode Perhitungan Dengan Saldo Akhir Bulan
Jenis Saldo Akhir Bulan
Bobot* Saldo Tertimbang**
Distribusi Pendapatan
per jenis
Nisbah Nasabah
Bagian Pendapatan
Nasabah
Rata (%) Pendapatan
Nasabah
1 2 3 4 5 6 = 4 x 5 7 = 6/1 x 12 x 100%
Giro Tabungan Dep. 1 Dep. 3 Dep. 6 Dep. 12 Total
Catatan :
* Bobot = 1 – (GWM + Excess Reserve + Floating)
** Dalam Bank Konvensional, saldo tertimbang dikenal sebagai loanable
funds
Kolom 1 adalah saldo akhir bulan masing-masing jenis dana. Namun
tidak seluruh dana ini dapat disalurkan oleh bank, karena bank harus
menyimpan minimum 5% dari dana ini di Bank Indonesia dalam bentuk Giro
19
Wajib Minimum (GWM), dan biasanya bank juga memperhitungkan adanya
kelebihan cadangan yang disimpannya di atas kewajibannya yang 5%
tersebut, juga memperhitungkan dana-dana yang ditarik-setor oleh nasabah
investor (floating). Ketiga komponen ini menjadi basis pengurang dalam
penghitungan bobot di kolom 2. Kolom 3 adalah saldo yang benar-benar dapat
diinvestasikan oleh bank. Kolom 4 adalah pendistribusian pendapatan yang
diperoleh oleh bank kedalam masing-masing jenis dana. Kolom 5 adalah
nisbah nasabah investor. Dengan mengalikan kolom 4 dan kolom 5, maka
didapat bagian pendapatan nasabah untuk masing-masing jenis dana. Untuk
memudahkan bank untuk menghitung bagi hasil kepada tiap-tiap investor,
maka bank menghitung pendapatan nasabah pada kolom 6 tersebut dalam
bentuk persentase, yaitu pada kolom 7.5
b. Perhitungan dengan saldo Rata-Rata Harian
Bank dapat pula melakukan perhitungan berdasarkan saldo rata-rata
harian berdasarkan tabel berikut ini.
5 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisa Fiqh dan Keuangan (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004), h.322-323
20
Tabel 2.2
Metode Perhitungan dengan Saldo Rata-Rata Harian
Jenis Saldo rata-rata harian
bulanan
Bobot*
Saldo Tertimbang
**
Distribusi Pendapatan per jenis
Nisbah Nasabah
Bagian Pendapatan
Nasabah
Rata (%) Pendapatan Nasabah
1 2 3 4 5 6 = 4 x 5 7 = 6/1 x 12 x 100%
Giro Tabungan Dep. 1 Dep. 3 Dep. 6 Dep. 12 Total
Catatan :
* Bobot = 1- GWM
** Karena digunakan saldo rata-rata harian, maka nilai itulah
menggambarkan saldo yang mengendap. Bobot dihitung hanya dengan
GWM sebagai faktor pengurang.
Kolom 1 adalah saldo rata-rata harian bulanan bersangkutan masing-
masing jenis dana. Namun tidak seluruh dana ini dapat disalurkan oleh bank,
karena bank harus menyimpan minimum 5% dari dana ini di Bank Indonesia
dalam bentuk Giro Wajib Minimum (GWM). Karena perhitungannya telah
menggunakan saldo rata-rata harian, nilai ini telah merefleksikan saldo yang
mengendap di bank yang dapat digunakan oleh bank untuk melakukan
investasi. Jadi hanya komponen GWM saja yang menjadi faktor pengurang
21
dalam perhitungan bobot di kolom 2. Kolom 3 adalah saldo yang benar-benar
dapat diinvestasikan oleh bank. Kolom 4 adalah pendistribusian pendapatan
yang diperoleh oleh bank ke dalam masing-masing jenis dana. Untuk
memudahkan bank untuk menghitung bagi hasil kepada tiap-tiap investor,
maka Bank menghitung pendapatan nasabah pada kolom 6 tersebut dalam
persentase, yaitu pada kolom 7.6
B. Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Bank Syariah
1. Definisi Dana Pihak Ketiga
Bagi sebuah bank Sebagai lembaga keuangan, dana merupakan darah
dalam tubuh badan usaha dan persoalan utama. Tanpa dana, Bank tidak dapat
berbuat apa-apa artinya tidak dapat berfungsi sama sekali.
Dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar
yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan.7 Dana yang dimiliki atau
yang di kuasai bank tidaklah berasal dari milik bank sendiri, tapi juga ada dana
pihak lain. Dana yang dikuasai bank bersumber dari:
a. Dana modal sendiri, dana yang bersumber dari modal bank sendiri atau
berasal dari para pemegang saham. Dana ini disebut Dana Pihak Pertama.
b. Dana pinjaman dari pihak luar. Ini disebut dana pihak ke Dua.
6 Ibid, h.327-328
7 Muchdarsyah Sinungan, Managemen Dana bank edisi ke2, (Jakarta, Bumi aksara 1997), hal 83
22
c. Dana dari masyrakat. Dana ini disebut dengan dana pihak ke Tiga.8
Dana dari pihak luar atau dana dari pihak ke tiga adalah dana yang
dimiliki bank secara tidak permanen. Dana tersebut yang sewaktu–waktu ditarik
kembali. Berdasarkan data empiris selama ini, dana yang berasal dari pemilik
bank itu sendiri ditambah dengan cadangan modal yang berasal dari akumulasi
keuntungan yang tanam kembali pada bank baru mencapai 7% dari total aktiva
8%.9 Jadi dana pihak ke tiga adalah sejumlah uang yang dimiliki bank dan
berasal dari pihak luar yang menyimpan uangnya. Dengan kata lain uang yang
dimiliki bukan milik bank sendiri tapi titipan dari pihak luar. Bank hanya sebagai
lembaga yang menghimpun kemudian akan disalurkan kembali kepada
masyarakat dalam bentuk pembiayaan.
Dalam pandangan syariah uang bukanlah merupakan suatu komoditi
melainkan hanyalah alat untuk mencapai pertumbuhan ekonomis (economic
added value). Hal ini bertentangan dengan perbankan berbasis bunga dimana
“uang mengembang-biakan uang”, tidak peduli apakah uang itu dipakai dalam
kegiatan produktif atau tidak.10
Dalam konsep syariah juga tidak dikenal money demand for speculation.
Hal ini dikarenakan spekulasi terhadap uang tidak diperbolehkan. Karena pada
8 Ibid. hal. 87
9 Zainal arifin, Dasar-dasar menegemen bank syariah edisi referensi, (Jakarta:Alfabeta 2006),
h.50
10 Ibid, h.47
23
hakikatnya uang adalah milik Allah SWT yang diamanahkan untuk dapat
dipergunakan oleh manusia sebesar-besarnya bagi kepentingan bersama. Dalam
pandangan islam, uang adalah flow concept, karenanya harus selalu berputar
dalam perekonomian. Semakin cepat uang berputar dalam perekonomian, akan
semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat dan akan semakin baik bagi
perekonomian. Sebaliknya, uang idle hanya akan memperkecil kesempatan
masyarakat menikmati kemakmuran ekonomi.11
2. Jenis-jenis Dana Pihak Ketiga
Dalam menghimpun dana dari masyarakat, Bank Syariah menawarkan
berbagai macam kemudahan dan jenis simpanan yang dapat dipilih oleh nasabah.
Masyarakat dapat menyimpan uangnya dalam bentuk Giro, Tabungan, ataupun
Deposito.12
a. Simpanan Giro (Demand Deposit)
Simpanan Giro merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat
dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Kepada setiap pemegang
rekening giro akan diberikan bunga yang dikenal dengan nama jasa giro.
Besarnya jasa giro tergantung dari bank yang bersangkutan. Rekening giro
biasa digunakan oleh para usahawan, baik untuk perorangan maupun
11 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), h.185
12 Adiwarman karim, Bank Islam: analisa fiqih dan keuangan, (Jakarta: raja grapindo persada, 2007) h.107
24
perusahaannya. Bagi bank jasa giro merupakan dana murah karena dana yang
diberikan kepada nasabah relatif lebih rendah dari bunga simpanan lainnya.13
b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit)
Merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan dilakukan
menggunakan buku tabungan, slip penarikan, kwitansi atau kartu Anjungan
Tunai Mandiri (ATM). Kepada pemegang rekening tabungan akan diberikan
bunga tabungan yang merupakan jasa atas tabungannya. Sama seperti halnya
dengan rekening giro, besarnya bunga tabungan tergantung dari bank yang
bersangkutan. Dalam prakteknya bunga tabungan lebih besar dari jasa giro.14
c. Simpanan Deposito (Time Deposite)
Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu
(jatuh tempo). Penarikannyapun dilakukan sesuai jangka waktu tersebut.
Namun saat ini sudah ada bank yang memberikan fasilitas deposito yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Jenis deposito pun beragam sesuai
dengan keinginan nasabah. Dalam prakteknya jenis deposito terdiri dari
Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito, dan Deposito On Call.
Dalam melakukan praktek penggalangan dana dari masyarakat, bank
syariah mempunyai prinsip tersendiri yang berbeda dengan prinsip yang
13 Muchdarsyah sinungan, Manajemen Dana, h. 89
14 Adiwarman karim, Bank Islam : Analisa Fiqih, h.107
25
digunakan bank konvensional. Prinsip tersebut adalah mudharabah dan
wadi’ah.15
3. Mudharabah
a. Definisi mudharabah
Kata Mudharabah berasal dari kata al-dharb fi al-ardhi’ yaitu usaha
dalam perniagaan. Mudharabah disebut juga dengan qiradh, yang berasal dari
kata qardhu dengan makna qath’u (potongan), karena pemilik modal memotong
sebagian hartanya untuk diperdagangkan untuk mendapatkan keuntungan (laba).
Mudharabah disebut juga dengan mu’amalah. Pengertian Mudharabah ialah
akad antara dua pihak dimana salah satu pihak mengeluarkan sejumlah uang
(sebagai modal) kepada pihak lainnya untuk diperdagangkan. Laba dibagi dua
sesuai dengan kesepakatan.16
Menurut Adiwarman Karim, Mudharabah adalah salah satu bentuk
produk perbankan syariah yang terdiri dari kerja sama antara dua pihak atau lebih
dimana pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan sejumlah uang kepada
pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian keuntungan.17
15 Adiwarman karim, Ekonomi Islam : Suatu Kajian Kontemporer, (gema insani: jakarta, 2001), h.
86.
16 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah jilid-4, (Pena pundi Aksara: Jakarta, 2008), h. 217 17 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisa Fiqh dan Keuangan, h.91
26
Menurut M. Nejatullah Siddiqi, Mudharabah berarti bahwa satu pihak
menyediakan modal dan pihak lain memanfaatkannya untuk tujuan-tujuan usaha,
berdasarkan kesepakatan bahwa keuntungan dari usaha tersebut akan dibagi
menurut bagian yang ditentukan.18
Secara umum Mudharabah terbagi menjadi dua jenis:
1) Mudharabah Mutlaqah
Dalam Mudharabah Mutlaqah tidak ada batasan bagi bank dalam
menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah tidak memberikan persyaratan
apa pun kepada bank, ke bisnis apa dan yang disimpannya itu hendak
disalurkan atau penetapan penggunaan akad-akad tertentu ataupun
mensyaratkan dananya diperuntukan bagi nasabah tertentu. Jadi, bank
memiliki kebebasan penuh. Dari penerapan sistem Mudharabah mutlaqah di
atas dikembangkan deposito Mudharabah dan tabungan Mudharabah.19
2) Mudharabah Muqayyadah
Dalam Mudharabah muqayyadah ada batasan bagi bank dalam
menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah memberikan persyaratan kepada
bank, ke bisnis apa dana yang disimpannya itu hendak disalurkan atau
penetapan penggunaan akad-akad tertentu.20
18M. Nejatullah Siddiqi, Kemitraan Usaha dan Bagi Hasil dalam Hukum Islam, (Jakarta: Dana
Bhakti Prima Yasa, 1996), h.8
19 Ahmad Syarbayi, al-mu’jam al-iqtisad al-islam (Beirut Dar Alamil Kutub, 1997), h. 10
20 Ibid, h. 10.
27
Mudharabah muqayyadah ada dua jenis:
a) Mudharabah muqayyadah on balance sheet
Jenis ini merupakan simpanan khusus karena pemilik dana dapat menetapkan
syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi bank.
b) Mudharabah muqayyadah of balance sheet
Jenis ini merupakan penyaluran dana mudharabah kepada pelaksana
usahanya. Bank bertindak sebagai pelantara yang mempertemukan antara
pemilik dengan pelaksana usaha.21
b. Landasan hukum mudharabah
Akad mudharabah memiliki landasan hukum dalam al-Qur’an dan hadits
nabi Muhammad SAW.22
1. Firman Allah SWT:
) ǥǼǝǠƫǟ۵ : ١(
21 Adiwarman Karim, Bank Islam, h.110
22 DSN, himpunan fatwa dewan syariah nasional untuk lembaga keuangan syariah, (DSN MUI
dan bank Indonesia, Jakarta 2001), h. 39-47.
28
Artinya :
”Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu
binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu)
dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendakinya.”
(QS. Al-Maidah 1).
2. Hadits nabi Muhammad SAW
LjȯǠLjȩ ĈȼŃɆĈǣĈǟ ŃȸŁȝ ąǢŃɆŁȾłȍ ĈȸŃǣ ĈǴĈȱǠŁȍ ŃȸŁȝ :ŁȴƋȲŁȅŁȿ ĈȼŃɆLjȲŁȝ łȼƋȲȱǟ ɂƋȲŁȍ ĈȼƋȲȱǟ NJȯŃɀłȅŁǿ LjȯǠLjȩ : džǫLjɎLjǭNJǦLjȭŁȀŁǤǐȱǟ ʼnȸĈȾŃɆĈȥ .ŃɆŁǤǐȱǟLjǟĈȜŃɆŁǤǐȲĈȱ Ljɍ ĈǨŃɆŁǤǐȲĈȱ ĈȀŃɆĈȞʼnȊȱǟǠĈǣ ĉĈȀłǤǐȱǟ NJȓLjɎŃǹLjǟŁȿ džǦŁȑŁǿǠLjȪłȶǐȱǟŁȿ ąȰŁDZLjǟ ɂLjȱĈǟ łȜ
) ȼDZǠȵ ȸŃǣǟ Ȼǟȿǿ (23 Artinya:
“Dari Shaleh bin Shuhaib ra bahwa Rasulullah bersabda, “tiga hal yang
didalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqarabah
(mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan
rumah bukan untuk dijual.” (HR. Ibn Majah).
Prinsip operasional syari’ah yang diterapkan dalam Penghimpunan Dana
di samping mudharabah adalah wadi’ah. Berikut pembahasannya:
23 Sunnan Ibnu Majah
29
3. wadi’ah
wadi’ah adalah suatu kontrak perjanjian antara pemilik asset dan
kustodian (bank) untuk melindungi asset/kapital dari kerusakan atau
kehilangan serta menjaga keamanan asset.24
Landasan hukum wadi’ah adalah sebagai berikut:
1. Firman Allah SWT:
) ǒǠȆȺȱǟ۴ : ۵٨(
Artinya:
“sesunngguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum
diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
maha mendengar lagi maha melihat.” (Q.S. An-Nisa 4:58).
24 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syari’ah, h. 148.
30
2. Hadits
LjȯǠLjȩ LjǥŁȀŃɅŁȀłȽ ŃɄĈǣLjǟ ŃȸŁȝ : ŃȸłǺŁǩ LjɍŁȿ ŁȬŁȺŁȶŁǪǐǝǟ ĈȸŁȵ ɂLjȱĈǙ LjǦŁȹǠŁȵĆɉǐǟ ĉĈǻLjǕ ŁȴƋȲŁȅŁȿ ĈȼŃɆLjȲŁȝ łȼƋȲȱǟ ɂƋȲŁȍ ŊɄĈǤʼnȺȱǟ LjȯǠLjȩ ŁȬŁȹǠŁǹ ŃȸŁȵ) ȿ ǻȿǻɀǣǟ ȻǟȿǿȱǟɁǾȵȀǪ(25
Artinya :
“Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw., bersabda:
“Sampaikanlah amanat kepada yang berhak menerimanya dan jangan
membalas khianat kepada orang yang mengkhianatimu. (H.R. Abu Daud dan
Turmuzi).
25 ٍSunan Abu Daud Dan Turmudzi
30
BAB III
GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA
A. Sejarah Singkat Tentang Bank Muamalat
PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412
H (1 Nopember 1991), Pendirian Bank yang diprakarsai oleh beberapa tokoh
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan beberapa cendekiawan Muslim yang
tergabung dalam Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) serta
Pemerintah ini mendapat dukungan dari tokoh-tokoh dan pemimpin Muslim
terkemuka, beberapa pengusaha Muslim, serta masyarakat. Bentuk dukungan
dari masyarakat yaitu berupa komitmen pembelian saham senilai Rp 84 miliar
pada saat penandatanganan Akta Pendirian Perseroan. Selanjutnya, dalam acara
silaturahmi pendirian di Istana Bogor, diperoleh tambahan modal dari
masyarakat Jawa Barat sebesar Rp 22 milyar sehingga menjadi Rp 106 milyar
sebagai wujud dukungannya serta mendapat dukungan langsung dari Presiden
dan mulai beroperasi pada 27 Syawal 1412 H (1 Mei 1992).1
Setelah 2 tahun beroperasi, Bank Muamalat berhasil menyandang
predikat sebagai Bank Devisa pada 27 Oktober 1994. Pengakuan ini semakin
memperkuat posisinya sebagai bank syariah pertama di Indonesia dengan
beragam jasa dan produk yang terus dikembangkan.
1“Sekilas Bank Muamalat”, Laporan Tahunan Bank Muamalat (Annual Report), (Jakarta:
Muamalat Institute, 2008), h. 4-5
31
Pada tahun 2008 merupakan tahun yang sangat berat sekali untuk dunia
perbankan, Krisis finansial menghantam Indonesia dan berdampak luas terhadap
bisnis, termasuk sektor perbankan Dikarenakan kondisi bisnis yang tidak
kondusif, sejumlah bank di Indonesia collapse, Dengan memakai sistem syariah
menjadikan Bank Muamalat terjaga dari negative spread pada saat terjadi krisis
moneter pada tahun 1997-1998, sehingga membuat Bank Muamalat tetap
bertahan dalam kategori A dan dalam hal ini bank muamalat tidak membutuhkan
pengawasan BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) maupun
rekapitalisasi modal dari pemerintah. Namun, Bank Muamalat tetap berupaya
mencari pemodal potensial guna memperkuat permodalannya dengan
menyelenggarakan Right Issue I pada tahun 1999 dan dalam kegiatan ini berhasil
mendapatkan pemegang saham baru yaitu Islamic Development Bank (IDB).
Dengan usaha yang Ekstra keras dan disiplin Bank Muamalat Telah berhasil
membalikkan kerugian finansial pasca krisis tahun 1998 menjadi keuntungan
yang signifikan bagi Bank.2
Pasca krisis tahun 1998, Bank Muamalat mulai bangkit dari keterpurukan
dan mengawalinya dengan pengangkatan direksi baru dari internal. Kemudian
menggelar rencana kerja lima tahun untuk mengembalikan Bank Muamalat ke
kondisi keuangan dan pertumbuhan yang berkesinambungan. Hasil kinerja Bank
Muamalat dari tahun 1998 hingga 2008 tersebut dibuktikan dengan
2 Ibid, h.6
32
meningkatanya total aktiva Bank Muamalat sebesar 25,3 kali lipat menjadi Rp
12,60 triliun, jumlah ekuitas tumbuh sebesar 23,6 kali lipat menjadi Rp 966
milyar, dan perkembangan jumlah nasabah hingga menjadi 2,9 juta nasabah.
Bank Muamalat menutup tahun krisis finansial global 2008 dengan peningkatan
laba bersih 43% menjadi Rp 207 miliar, di kala laba sektor perbankan
konvensional nasional secara agregat menurun sebesar 13%, dan laba agregat
perbankan syariah pun turun 20%.3
Pada tahun 2009, PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk berubah
nama menjadi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk sesuai dengan akta No. 104
tanggal 12 Nopember 2008 dari notaris Arry Supratno, S.H., notaris di Jakarta.
Akta pernyataan tersebut disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dengan surat keputusan No. AHU- 98507.AH.01.02.TH.08
tanggal 22 Desember 2008 dan dicatat dalam tata usaha pengawasan Bank
Indonesia sejak 4 September 2009.4 Pada tahun yang sama, Bank Muamalat
pertama kalinya membuka cabang internasional di Kuala Lumpur Malaysia dan
melaksanakan pergantian manajemen pada bulan Juli 2009. Berdasarkan laporan
keuangan (audited), pada akhir 2009 total aset Bank Muamalat mencapai Rp
16.027,18 miliar atau tumbuh 27,09% yang sebagian besarnya berasal dari Dana
Pihak Ketiga (DPK) yaitu sebesar Rp 13.316,90 miliar. Dan dari Dana Pihak
3 Ibid, h. 7. 4 Laporan Tahunan Bank Muamalat (Annual Report), (Jakarta: Muamalat Institute, 2009), h. 150.
33
Ketiga yang terkumpul tersebut sebesar Rp 11.428,01 miliar disalurkan pada
aktivitas Pembiayaan serta investasi syariah lainnya.5
B. Visi dan Misi
1. Visi
“menjadi bank yang benar-benar menjalankan sistem Syariah, berbagi hasil
dengan seadil-adilnya sesuai dengan syariah”
2. Misi
Menjadi Model Lembaga Keuangan Syariah dunia, dengan penekanan
pada semangat jiwa kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi
investasi yang inovatif dalam upaya meningkatkan nilai dari para pemegang
saham.
C. Struktur Organisasi
Organisasi merupakan proses untuk merancang struktur formal yang
mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas diantara para anggota untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Secara garis besar organisasi Bank
Muamalat dapat dijelaskan sebagai berikut:
5 Ibid., hal. 7.
34
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan. RUPS ini
diadakan pada akhir tahun yang dihadiri oleh seluruh pemegang saham
perusahaan.
2. Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Terdiri dari cendikiawan muslim dan ulam ayang berkompeten. DPS
bertugas untuk menyeleksi dan mengawasi produk-produk dan jasa-jasa yang
dihasilkan oleh Bank Muamalat Indonesia, agar tidak melanggar ketentuan
syariah.
Ketua : K.H. Ma’ruf Amin
Anggota : Prof. Dr. H. Muardi Chatib
Anggota : Prof. Dr. H. Umar Shihab
3. Dewan Komisaris
Di dalam struktur kedudukan organisasi, dewan komisaris sejajar dengan
dewan pengawas syariah. Dewan komisaris terdiri dari pemegang saham serta
membawahi dewan direksi dan dewan audit.
Komisaris Utama : Dr. Widigdo Sukarman
Komisaris Independen: Emirsyah Satar, S.E.
Komisaris Independen: Ir. Andre Mirza Hartawan, M.B.A.
Komisaris : Abdulla Saud Abdul Azis Al-Mulaifi, M.B.A.
35
Komisaris : Irfan Ahmed Akhtar, CFA
Komisaris : Sultan Mohammed Hasan Abdulrauf, M.A. & FIS
4. Dewan Direksi
Dewan direksi berfungsi dan bertanggung jawab atas segala aktifitas
bank, baik produk jasa yang dipasarkan, maupun atas semua pembiayaan yang
diberikan.
Direktur Utama : Ir. Arviyan Arifin
Direktur : Farouk Abdullah Alwyni, M.A., M.B.A.
Direktur : Ir. Andi Buchari, M.M.
Direktur : Adrian Asharyanto Gunadi, M.B.A.
Direktur : Ir. Luluk Mahfudah
D. Produk-Produk, Pendanaan dan Jasa Bank Muamalat
1. Produk Penghimpunan Dana
a. Shar-e
Shar-e adalah tabungan instan Investasi syariah yang memadukan
kemudahan akses ATM, Debit dan Phone Banking dalam satu kartu dan dapat
dibeli di kantor layanan Bank Muamalat juga di Kantor Pos Online di seluruh
Indonesia. Shar-e memiliki beberapa pengembangan produk bekerja sama
dengan perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia, yaitu :
36
Shar-e fulPROTEK, berkerja sama dengan PT Asuransi Takaful Keluarga
Shar-e Sharia Mega Covers, bekerja sama dengan PT Asuransi Jiwa
Mega Life
Shar-e Taawun Card, bekerja sama dengan PT Asuransi Bintang
Shar-e Fitrah Card, bekerja sama dengan PT Asuransi Jiwa Sinarmas
b. Tabungan Ummat
Merupakan investasi tabungan dengan aqad Mudharabah di Counter Bank
Muamalat di seluruh Indonesia.
1) TabunganKu
Merupakan tabungan bebas biaya administrasi bulanan yang dapat
diakses dengan mudah dan murah. Nasabah cukup menyediakan dana Rp
20.000 untuk dapat memiliki rekening TabunganKu. Nasabah TabunganKu
dapat menyetor di seluruh kantor cabang dan menarik di kantor cabang
Bank Muamalat secara bebas biaya.
2) Tabungan Haji Arafah dan Arafah Plus
Tabungan Haji Arafah merupakan tabungan yang dimaksudkan untuk
mewujudkan niat nasabah untuk menunaikan ibadah haji dengan
dilengkapi fasilitas asuransi jiwa. Produk ini akan membantu nasabah
untuk merencanakan ibadah haji sesuai dengan kemampuan keuangan dan
waktu pelaksanaan yang diinginkan.
37
Tabungan Haji Arafah Plus diperuntukkan bagi nasabah premium yang
memiliki perencanaan haji singkat.
3) Deposito Mudharabah
Merupakan jenis investasi bagi nasabah perorangan dan badan hukum
yang tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan.
4) Deposito Fulinves
Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan,
dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan dengan nilai nominal minimal Rp
2.000.000,- atau senilai USD 500 dengan fasilitas asuransi jiwa.
5) Giro Wadi’ah
Merupakan titipan dana pihak ketiga berupa simpanan giro yang
diperuntukkan bagi nasabah pribadi maupun perusahaan.
6) Kas Kilat
Muamalat kas kilat-i (mk2) adalah layanan pengiriman uang yang
cepat, mudah, murah dan aman dari Malaysia ke Indonesia melalui
rekening tabungan Shar-E, bekerja sama dengan Bank Muamalat Malaysia
Berhad.
7) Dana Pensiun Muamalat
DPLK Muamalat dapat diikuti oleh mereka yang berusia minimal 18
tahun, atau sudah menikah, dan pilihan usia pensiun 45 - 65 tahun dengan
iuran minimal Rp 20.000 per bulan.
38
2. Produk Pembiayaan – Financing Products
Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Muamalat
dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas
dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan ujroh, tanpa imbalan, atau bagi hasil. Pembiayaan yang
diberikan dapat digunakan untuk kebutuhan Modal Kerja, Investasi atau
Konsumtif.
Ada 3 macam bentuk pembiayaan yang tersedia di Bank Muamalat, yaitu
a. Pembiayaan Jual Beli
Bentuk pembiayaan jual beli di Bank Muamalat terbagi menjadi 3, yaitu :
1) Murabahah
Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan
yang telah disepakati. Konsep ini digunakan untuk penanaman Modal
Kerja, Investasi dan Konsumtif.
2) Salam
Adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari dimana
pembayaran dilakukan dimuka secara tunai. Akad ini lebih cocok
digunakan Untuk pembiayaan pertanian.
39
3) Istishna’
Adalah jual beli berdasarkan pesanan yang pembayarannya dapat
dilakukan di awal, di tengah atau di akhir pesanan. Digunakan Untuk
pembiayaan pembangunan gedung.
b. Pembiayaan Bagi Hasil
Ada 3 bentuk pembiayaan bagi hasil yang ditawarkan Bank Muamalat
kepada nasabah, yaitu sebagai berikut :
1) Musyarakah
Adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu,
dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama.
2) Musyarakah Mutanaqisah
Adalah Musyarakah atau Syirkah yang kepemilikan asset (barang) atau
modal salah satu pihak (syarik) berkurang disebabkan pembelian secara
bertahap oleh pihak lainnya. Konsep ini dapat digunakan untuk pembelian
rumah, melalui pengajuan pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah (KPR)
Syariah Baiti Jannati.
3) Mudharabah
Adalah kerjasama antara Bank dengan Mudharib (nasabah) yang
mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola usaha.
Musyarakah dan Mudharabah banyak digunakan untuk pembiayaan
40
proyek atau usaha-usaha yang mudah dalam penentuan pendapatan dan
biaya usaha.
c. Pembiayaan Sewa
Selain pembiayaan jual beli dan bagi hasil, Bank Muamalat juga
menyediakan pembiayaan sewa dengan 3 bentuk, yaitu :
1) Ijarah
Adalah perjanjian sewa dimana Bank akan mendapatkan imbalan jasa
atas barang yang disewakannya kepada nasabah.
2) Ijarah Muntahia Bittamlik
Adalah perjanjian sewa antara Bank dengan Nasabah dimana pada akhir
masa sewa penyewa mempunyai hak opsi untuk memindahkan
kepemilikan obyek sewa tersebut. Ijarah dan IMBT digunakan untuk
pembiayaan alat-alat berat.
3) Qardh
Adalah pemberian pinjaman dari Bank kepada nasabah yang
dipergunakan untuk kebutuhan mendesak, seperti dana talangan dengan
kriteria tertentu dan bukan untuk pinjaman yang bersifat konsumtif.
Pengembalian pinjaman ditentukan dalam jangka waktu tertentu (sesuai
kesepakatan bersama) sebesar pinjaman tanpa ada tambahan keuntungan
dan pembayarannya dilakukan secara angsuran atau sekaligus. Konsep ini
dapat digunakan untuk Pembiayaan Dana Talangan Haji.
41
3. Produk Jasa – Service Products
Selain produk penghimpunan dana dan pembiayaan, di Bank Muamalat
juga tersedia produk jasa. Ada 4 macam produk jasa yang ditawarakan, antara
lain :
a. Wakalah
Adalah akad pemberian wewenang/kuasa dari lembaga/seseorang
(sebagai pemberi mandat) kepada pihak lain (sebagai wakil) untuk
melaksanakan urusan dengan batas kewenangan dan waktu tertentu.
Prinsip wakalah digunakan untuk collection, agency/aranger.
1) Kafalah
Berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan
berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin.
2) Hawalah
Adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang
lain yang wajib menanggungnya.
3) Rahn
Berarti perikatan jaminan hutang dengan jaminan barang atau biasa
disebut gadai.
b. Jasa Layanan – Services
Bank Muamalat memberikan layanan jasa untuk memudahkan
nasabahnya dalam bertransaksi. Beberapa fasilitas yang disediakan Bank
Muamalat adalah:
42
1) ATM
Layanan ATM 24 jam disediakan untuk memudahkan nasabah melakukan
penarikan dana tunai, pemindahbukuan, transfer antar Bank, pemeriksaan
saldo, pembayaran Zakat-Infaq-Sedekah (ZIS), dan tagihan telepon.
2) SalaMuamalat
Merupakan layanan phone banking 24 jam dan call center untuk
memudahkan nasabah.
3) Pembayaran Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS)
Merupakan jasa yang memudahan Nasabah dalam membayar Zakat-
Infaq-Sedekah (ZIS), melalui kantor dan ATM Bank Muamalat, baik ke
lembaga pengelola ZIS Bank Muamalat maupun ke lembaga-lembaga ZIS
lainnya yang bekerjasama dengan Bank Muamalat. Nasabah juga dapat
membayar (ZIS), melalui layanan SalaMuamalat.
4) Jasa-jasa lain
Bank Muamalat juga menyediakan jasa-jasa perbankan lainnya kepada
masyarakat luas, seperti transfer, collection, standing instruction, bank
draft, dan referensi bank.6
6 Ibid., h. 106-112.
43
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
A. Pembahasan
1. Mekanisme Penentuan Return Di Bank Muamalat Indonesia
Mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan di dalam Perbankan
Syariah terdiri dari dua sistem, yaitu:
1) Profit Sharing, yaitu perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil
bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.1
2) Revenue Sharing merupakan hasil yang diterima oleh bank dari
penyaluran dana (investasi) ke dalam bentuk aktiva produktif, yaitu
penempatan dana bank pada pihak lain. Hal ini merupakan selisih atau
angka lebih dari aktiva produktif dengan hasil penerimaan bank.
Prinsip utama Bank Muamalat sebagai bank syariah adalah pada tata
cara/ketentuan pemberian imbalan yang dilakukan dengan sistem bagi hasil.
Dengan demikian, realisasi imbalan yang diterima nasabah akan berbeda-beda
setiap bulannya tergantung dari pendapatan hasil investasi yang dilakukan bank
pada bulan yang bersangkutan.
1 Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, konsep Produk dan Implementasi Operasional Bank
Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2001), h.264
44
2. Return Bagi Hasil yang diperoleh nasabah dengan bank sebelum dan
sesudah biaya operasional
HI – 1000
Nisbah (ratio) adalah porsi/bagian yang menjadi hak masing-masing
pihak pada proses distribusi bagi hasil antara nasabah dengan bank. Angka
didepan (misalnya angka 50 pada 50:50) merupakan porsi nasabah.
Penetapan bagi hasil di bank muamalat dilakukan dengan terlebih dahulu
menghitung HI-1000 (baca: Ha-i-seribu), yakni angka yang menunjukkan hasil
investasi yang diperoleh dari penyaluran setiap seribu rupiah dana yang
diinvestasikan oleh bank. Sebagai contoh: HI – 1000 bulan februari 2009 adalah
11,22. Hal tersebut berarti bahwa dari setiap Rp.1000,- dana yang diinvestasikan
oleh bank akan menghasilkan Rp. 11,22. Apabila nisbah 50:50, maka porsi
nasabah adalah 50% dari 11,22 sehingga untuk setiap Rp 1.000,- dana nasabah
akan memperoleh bagi hasil sebesar Rp 5,61. Secara umum hal tersebut
dirumuskan sebagai berikut:
*) HI-1000 Sebelum Bagi Hasil
Sebagai contoh, seorang nasabah (pak slamet) menyimpan deposito
mudharabah di bank muamalat pada bulan februari senilai Rp 10.000.000,-
dengan jangka waktu 1 bulan. Diketahui nisbah deposito 1 bulan 50:50, HI-1000
45
untuk bulan februari 11,22. Maka untuk mengetahui nilai bagi hasil yang akan
didapatkan Pak Slamet adalah:
Bagi hasil nasabah = Rp. 56.100,-
LAPORAN DISTRIBUSI BAGI HASIL
per 28 Februari 2009
Rupiah USD
Total pendapatan 119.215.339.996,50 1.097.293.454,88
DPKM 9.776.456.192.185,65 593.852.972.695,65
GWM/Giro Wajib Minimum 488.822.809.609,28 5.938.529.726,96
Total Investasi 10.093.769.186.157,30 616.787.726.465,94
Jumlah hari kalender 28 hari 28 hari
HI-1000 11,22 1,76
* ) hasil investasi per seribu rupiah dana yang diinvestasikan
**) jumlah hari kalender untuk bulan februari = 28 hari
46
Tabel 4.1
Pertumbuhan DPK selama Tahun 2009:2
Jan' 2009 9,690,811,606,806 Febr' 2009 9,776,456,192,185 Mar' 2009 9,776,456,192,185 Apr' 2009 9,776,456,192,185 Mei' 2009 9,515,814,782,216 Jun' 2009 11,151,285,265,915 Jul' 2009 11,402,566,490,720 Agust' 2009 11,383,438,202,836 Sept' 2009 11,302,997,435,681 Okt' 2009 11,448,691,732,770 Nov' 2009 11,523,742,915,565 Des' 2009 11,686,075,370,050
Tabel 4.2
PERKEMBANGAN TINGKAT BAGI HASIL BMI SELAMA TAHUN 20093 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec JUMLAH HARI USAHA 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31 HI-1000 (USD) 2.08 1.76 2.00 5.19 1.75 1.40 0.33 6.24 2.76 6.05 2.55 7.79 HI-1000 (IDR) 9.99 11.22 11.20 11.28 12.16 10.93 11.19 10.25 10.08 10.41 10.26 12.54 Ekiv Rate (Rupiah) % 11.76 14.63 13.19 13.72 14.32 13.30 13.17 12.07 12.26 12.26 12.48 14.76 Ekiv Rate (USD) % 2.45 2.30 2.43 6.32 2.06 1.70 0.39 7.35 3.36 7.12 3.10 9.17
2Laporan Keuangan Profit Distribution Bank Muamalat Indonesia Tahun 2009 3 Laporan Keuangan Profit Distribution Bank Muamalat Indonesia Tahun 2009
47
BGHS. PER MIL Deposito 1 BLN. RP. 4.99 5.61 5.60 5.61 6.08 5.47 5.59 5.13 5.04 5.21 5.13 6.27 Deposito 3 BLN. RP. 5.09 5.72 5.71 5.72 6.20 5.57 5.71 5.23 5.14 5.31 5.23 6.40 Deposito 6 BLN. RP. 5.29 5.95 5.94 5.95 6.44 5.79 5.93 5.43 5.34 5.52 5.44 6.65 Deposito 12 BLN. RP. 5.39 6.06 6.05 6.06 6.57 5.90 6.04 5.54 5.44 5.62 5.54 6.77 Deposito 1 BLN. VL. 1.06 0.90 1.02 0.90 0.89 0.71 0.17 3.18 1.41 3.09 1.30 3.97 Deposito 3 BLN. VL. 1.07 0.90 1.03 0.90 0.90 0.72 0.17 3.20 1.41 3.10 1.31 3.99 Deposito 6 BLN. VL. 1.07 0.91 1.03 0.91 0.90 0.72 0.17 3.21 1.42 3.13 1.31 4.01 Deposito 12 BLN. VL. 1.07 0.91 1.04 0.91 0.91 0.72 0.17 3.23 1.43 3.13 1.32 4.03 TABUNGAN 2.20 2.47 2.46 2.47 2.68 0.72 2.46 2.26 2.22 2.29 2.26 2.76 EKV. RATE (%) Deposito 1 BLN. RP. 5.88 7.31 6.81 7.31 7.16 6.65 6.59 6.04 6.13 6.13 6.24 7.38 Deposito 3 BLN. RP. 5.99 7.46 6.95 7.46 7.30 6.78 6.72 6.16 6.25 6.25 6.36 7.53 Deposito 6 BLN. RP. 6.23 7.76 7.22 7.76 7.59 7.05 6.98 6.40 6.50 6.50 6.61 7.82 Deposito 12 BLN. RP. 6.35 7.90 7.36 7.90 7.73 7.18 7.11 6.52 6.62 6.62 6.74 7.97 Deposito 1 BLN. VL. 1.25 1.17 1.24 1.17 1.05 0.87 0.20 3.75 1.71 3.63 1.58 4.68 Deposito 3 BLN. VL. 1.26 1.17 1.25 1.17 1.06 0.87 0.20 3.78 1.72 3.65 1.59 4.70 Deposito 6 BLN. VL. 1.26 1.19 1.25 1.19 1.06 0.88 0.20 3.79 1.73 3.67 1.60 4.72 Deposito 12 BLN. VL. 1.27 1.19 1.26 1.19 1.07 0.88 0.20 3.80 1.74 3.68 1.60 4.75 TABUNGAN 2.59 3.22 3.00 3.22 3.15 2.93 2.90 2.66 2.70 2.70 2.75 3.25 NISBAH Deposito 1 BLN. RP. 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00
48
Deposito 3 BLN. RP. 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00
Deposito 6 BLN. RP. 53.00 53.00 53.00 53.00 53.00 53.00 53.00 53.00 53.00 53.00 53.00 53.00
Deposito 12 BLN. RP. 54.00 54.00 54.00 54.00 54.00 54.00 54.00 54.00 54.00 54.00 54.00 54.00
Deposito 1 BLN. VL. 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00
Deposito 3 BLN. VL. 51.25 51.25 51.25 51.25 51.25 51.25 51.25 51.25 51.25 51.25 51.25 51.25
Deposito 6 BLN. VL. 51.50 51.50 51.50 51.50 51.50 51.50 51.50 51.50 51.50 51.50 51.50 51.50
Deposito 12 BLN. VL. 51.75 51.75 51.75 51.75 51.75 51.75 51.75 51.75 51.75 51.75 51.75 51.75
TABUNGAN 22.00 22.00 22.00 22.00 22.00 22.00 22.00 22.00 22.00 22.00 22.00 22.00
B. Pengaruh Return Bagi Hasil terhadap Dana Pihak Ketiga
1. Interpretasi Variabel
a. Return Bagi Hasil (RBH)
Return Bagi Hasil yang akan digunakan sebagai variabel independen
(bebas) dalam penelitian ini adalah data Return Bagi Hasil yang merupakan
persentase return atau kembalian yang diperoleh oleh nasabah yang menyimpan
dananya dalam bentuk mudharabah, baik berupa Tabungan maupun Deposito di
bank Maumalat Indonesia.
Berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan di atas, Return Bagi Hasil dari
bulan Januari 2005 sampai dengan Desember 2009 dapat dilihat pada grafik
berikut :
49
Gambar 4.1
Return Bagi Hasil
Return Bagi Hasil di Bank Muamalat dari januari 2005-Desember 2009
menunjukkan perkembangan yang fluktuatif dan tidak menggambarkan
kenaikan secara konsisten. Pada awal tahun 2005 bulan januari ke februari,
tingkat Return Bagi Hasil mengalami kenaikan dari 13% sampai 17%.
Namun, pada Bulan Maret mengalami penurunan menjadi 13%. Pada Bulan
April sampai bulan juni mengalami kenaikan kembali secara bertahap dari
14%, 14,5% dan 15%. Akan tetapi dibulan berikutnya mengalami penurunan
kembali sampai Bulan Oktober 2007, pada awal Januari 2008 naik menjadi
16%, mulai bulan April sampai akhir 2009 dari hasil grafik menunjukan
tingkat Return Bagi Hasil tidak menentu selalu naik-turun dikisaran yang
sama dengan bulan-bulan sebelumnya.
50
b. Jumlah Dana Pihak Ketiga Mudharabah (DPKM)
Jumlah dana Pihak Ketiga Mudharabah yang akan dipakai sebagai
variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah jumlah DPK yang
menggunakan produk Mudharabah berupa Tabungan dan Deposito. Data
berbentuk persentase dari perkembangan perbulan DPKM dari Januari 2005
sampai dengan Desember 2009.
DPKM = jumlah DPKM pada periode tertentu x100%
Total DPKM 2005-2009
Perkembangan DPKM yang diperoleh Bank Muamalat Indonesia dapat
dilihat pada grafik berikut:
Gambar 4.2
Dana Pihak Ketiga Mudharabah
Berdasarkan grafik di atas, besarnya DPKM Bank Muamalat Indonesia
dari tahun 2005 sampai 2009 mengalami kenaikan. Dari awal tahun 2005
51
sampai April tahun 2009 mengalami kenaikan secara bertahap, mulai dari 1%
sampai dengan 2,4%. Pada pertengahan tahun 2009, DPKM BMI mengalami
kenaikan yang signifikan sampai Akhir tahun 2009 mulai dari 2,4% sampai
dengan 2,8%.
2.Pengaruh Return Bagi Hasil Terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)
Mudharabah
Pada penelitian ini, untuk mengetahui besarnya pengaruh Return Bagi
Hasil terhadap DPKM digunakan metode analisis regresi linear sederhana
dengan menggunakan SPSS versi 15.0.
Tabel 4.3
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 BAGIHASIL(a) . Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: DPKM
Tabel output di atas menggambarkan bahwa variabel yang digunakan
adalah variabel Bagi hasil sebagai variabel bebas untuk dilihat pengaruhnya
terhadap variabel terikat (dependent) yaitu DPKM.
52
a. Analisis Deskriptif Variabel
Tabel 4.4
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N DPKM 1.6839 .55089 60 BAGIHASIL 14.1825 1.18935 60
Berdasarkan tabel di atas, sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 60 buah dengan nilai rata-rata dan standar deviasi untuk DPKM
sebesar 1.6839 dan 0.55089, sedangkan untuk Bagi Hasil sebesar 14.1825 dan
1.18935.
b. Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.5
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.567(a) .321 .309 .45782
a Predictors: (Constant), BAGIHASIL
b Dependent Variable: DPKM
Nilai R menunjukan korelasi (hubungan) antara variabel Bagi hasil
terhadap variabel DPKM. Besarnya hubungan tersebut adalah 0,567 atau
56,7%. Berdasarkan pedoman intrepretasi koefisien korelasi, nilai R tersebut
berada pada interval korelasi 0,40-0,599 sehingga hubungan tersebut dapat
53
dikatakan Sedang dan angka korelasi positif menunjukkan hubungan yang
searah, artinya semakin tinggi Return Bagi hasil maka akan meningkatkan
DPKM bank tersebut.
Sedangkan R square menunjukan nilai koefisien determinasi sebesar
0,321, artinya 32,1% variabel Y (DPKM) dapat dijelaskan atau dipengaruhi
oleh variabel X (Bagi Hasil). Dengan demikian sisanya 67,9% pertumbuhan
DPKM dipengaruhi oleh hal-hal atau variabel lain.
c. Uji ANOVA
Tabel 4.6
ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Regression 5.749 1 5.749 27.427 .000(a) Residual 12.157 58 .210
1
Total 17.905 59
a Predictors: (Constant), BAGIHASIL
b Dependent Variable: DPKM
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikan adalah 0,000 yang
berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya
hubungan kedua variabel linier, sehingga model regresi yang digunakan benar
dan layak digunakan.
54
d. Uji koefisien regresi
Tabel 4.7
Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta B Std. Error (Constant) 5.406 .713 7.580 .000 1 BAGIHASIL .026 .050 .567 5.237 .000
a Dependent Variable: DPKM
pada output ini, dikemukakan nilai koefisien dan konstanta dari
persamaan regresi. Dalam kasus ini, persamaan regresi sederhana yang
digunakan adalah:
Y = a + bx
dimana :
Y = DPKM
X = Return Bagi Hasil
a = konstanta
b = koefisien Regresi
dari hasil pengolahan didapatkan model persamaan regresi:
Y = 5.406 + 0,026 X
Angka konstanta sebesar 5.406 menyatakan bahwa jika tidak ada return
bagi hasil, maka DPKM sebesar 5.406. Sedangkan nilai koefisien regresi sebesar
0,026 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1% return bagi hasil akan
meningkatakan DPKM sebesar 0,026% . Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan
return bagi hasil berbanding lurus dengan DPKM bank.
55
Berdasarkan tabel tersebut juga dapat dilakukan uji hipotesis. Dari tabel
di atas didapatkan nilai sig. sebesar 0,000 untuk return bagi hasil. Karena nilai sig.
< 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian Ho yang menyatakan
bahwa “tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Return Bagi Hasil terhadap
DPKM” ditolak dan berarti benar bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
Return Bagi Hasil terhadap DPKM.
e. Uji Korelasi
Tabel 4.8
Correlations
DPKM BAGIHASIL DPKM 1.000 .567 Pearson Correlation BAGIHASIL .567 1.000 DPKM . .000 Sig. (1-tailed) BAGIHASIL .000 . DPKM 60 60 N BAGIHASIL 60 60
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai korelasi sebesar 0,567, hal
ini menunjukan adanya korelasi (hubungan) yang sedang atau tidak terlalu kuat
antara Return Bagi Hasil dengan DPKM. Angka koefisien korelasi bertanda positif
(+) menunjukan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat
berbanding lurus. Artinya peningkatan satu variabel akan diikuti oleh penaikan
variabel lain, sehingga semakin tinggi Return Bagi Hasil akan membuat DPKM
makin tinggi juga.
56
Perhatikan tabel interpretasi r-product moment untuk mengetahui tingkat
kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut.
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 0,199 0,20 0,399 0,40 0,599 0,60 0,799 0,80 1,000
Sangat rendah Rendah Sedang Kuat
Sangat kuat
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan Hipotesis:
Ho : tidak ada hubungan (korelasi) antara dua variabel
Ha : ada hubungan (korelasi) antara dua variable
Pengujian berdasarkan uji probabilitas (prob) :
Jika probabilitas > 0.05, maka Ha diterima.
Jika probabilitas < 0.05, maka Ha ditolak.
Pada bagian output (kolom sig. (2-tailed)), untuk korelasi variabel DPKM
dengan Return Bagi Hasil didapat angka probabilitas sebesar 0.000 atau
probabilitas dibawah 0.05 (0.000 < 0.05). dengan demikian Ho ditolak atau hal ini
berarti memang ada hubungan antara DPKM dengan Return Bagi Hasil.
57
C. Analisis Penulis
Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa Return
Bagi Hasil mempunayi pengaruh yang signifikan terhadap DPKM Bank
Muamalat Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya nilai signifikan yang
lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Berdasarkan hasil tersebut berarti ada
penolakan Ho dan penerimaan Ha.
Selain itu, hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa Return Bagi
Hasil memiliki hubungan yang kuat dengan DPKM dan memiliki pengaruh yang
cukup besar terhadap perolehan DPKM Bank Muamalat Indonesia. Hal ini
dibuktikan dengan nilai R Square yang dihasilkan dari uji koefisien determinasi,
yaitu sebesar 32,1%.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan di dalam Perbankan Syariah
terdiri dari dua sistem, yaitu:
a. Profit Sharing
b. Revenue Sharing
Prinsip utama Bank Muamalat sebagai bank syariah adalah pada tata
cara/ketentuan pemberian imbalan yang dilakukan dengan sistem bagi hasil.
Dengan demikian, realisasi imbalan yang diterima nasabah akan berbeda-beda
setiap bulannya tergantung dari pendapatan hasil investasi yang dilakukan bank
pada bulan yang bersangkutan.
2. Return Bagi Hasil yang diperoleh nasabah dengan bank sebelum dan sesudah
biaya operasional
HI – 1000
Nisbah (ratio) adalah porsi/bagian yang menjadi hak masing-masing
pihak pada proses distribusi bagi hasil antara nasabah dengan bank. Angka
didepan (misalnya angka 50 pada 50:50) merupakan porsi nasabah.
63
Secara umum hal tersebut dirumuskan sebagai berikut:
*) HI-1000 Sebelum Bagi Hasil
3. Hasil penghitungan koefisien determinasi yang memunculkan angka 32,1% yang
berarti Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Mudharabah (DPKM) dipengaruhi oleh
Return Bagi Hasil sebesar 32,1%. Angka 32,1% adalah angka yang signifikan.
Sedangkan variabel lain yang juga dapat dikategorikan sebagai faktor yang
berpengaruh dalam pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPKM) sebesar 67,9%.
B. Saran
1. Disarankan kepada Manajemen Bank Muamalat Indonesia dalam menentukan
porsi bagi hasil yang diberikan kepada nasabah harus lebih kompetitif dengan
tingkat suku bunga bank konvensional sehingga dapat meminimalisir terjadinya
displacement risk, karena jika Bank Muamalat tidak mempriorotaskannya
kemungkinan besar Nasabahnya akan berpindah ke Bank lain yang memberikan
nisbah bagi hasil yang lebih besar hal ini dapat merugikan Bank.
2. Seyogyanya Bank Muamalat Indonesia melakukan sosialisasi yang lebih baik
kepada nasabah tentang return bagi hasil agar masyarakat mengetahui nisbah
yang diberikan, sehingga dapat mempengaruhi masyarakat untuk menyimpan
64
dananya di Bank Muamalat sehingga dapat menambah Dana Pihak Ketiga
(DPK).
3. untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai faktor-faktor yang lebih signifikan mempengaruhi kinerja
penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK).
65
DAFTAR PUSTAKA
Wiroso. penghimpunan dana dan distribusi hasil usaha bank syariah, Jakarta,
Rasindo, 2005, cet.1, h 18.
Nugroho, Burhan dkk. Statistik Terapan, (Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas
Press, 2004), h. 111
Widayat. Riset Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002), h.155 Santoso, Singgih. Buku Latihan SPSS Statistik Prametrik, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2000), h.4
Sugiono. Statistik untuk Penelitian, (Bandung, 2007), h. 250 Mauludi, Ali. Statisitk 1, (Ciputat, Puma Heza Lestari, 2006), h. 102 Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta, Balai Pustaka, 1989), h.300
Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, konsep Produk dan Implementasi
Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2001), h.264
Anshori, Abdul Ghofur. Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2007), h. 138
Sabiq, Sayyid, Fiqih Sunnah jilid-4, (Pena pundi Aksara: Jakarta, 2008), h. 217
Yahya, Akmal. Profit Distribution, http//www.Ifibank.go.id Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisa Fiqh dan Keuangan (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2004), h.322-323
66
---------, Ekonomi Islam : Suatu Kajian Kontemporer, (gema insani: jakarta, 2001), h. 86. Sinungan, Muchdarsyah. Managemen Dana bank edisi ke2, (Jakarta, Bumi aksara
1997), hal 83
Arifin, Zainal. Dasar-dasar menegemen bank syariah edisi referensi,
(Jakarta:Alfabeta 2006), hal.50
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema
Insani Press, 2001), h.185
Siddiqi, M. Nejatullah. Kemitraan Usaha dan Bagi Hasil dalam Hukum Islam,
(Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1996), h.8
Al-Syarbayi, Ahmad. al-mu’jam al-iqtisad al-islami (Bairut : Dar Alamil Kutub,
1997), 10.
DSN, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional Untuk Lembaga Keuangan
Syariah, (DSN MUI dan bank Indonesia, Jakarta 2001), h. 39-47.
Ibn Yazid al-Qizwini, Abu Abdillah Muhammad. Sunan Ibn Majah, vol.II (Bairut:
Daar al-Fiqr)h.768
Bin Saurah Ibn Musa Turmuzi, Abi Isa Muhammad Isa. Jamii’ul Turmuuzi, (Riyadh:
Darussalam lin- Nasyri Wat Tauzi,1999)h. 500-5001
“Sekilas Bank Muamalat”, Laporan Tahunan Bank Muamalat (Annual Report),
(Jakarta: Muamalat Institute, 2008), h. 4-7.
67
Laporan Tahunan Bank Muamalat (Annual Report), (Jakarta: Muamalat Institute,
2009), h. 150.
Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, konsep Produk dan Implementasi
Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2001), h.264
68
INTERNET
Setyawan B. Aris, modul bahan kuliah ekonomi moneter, artikel ini diakses pada 19
Desember 2009 dari http://www.Epdf.com
“DPK Bank Syariah Tertekan Bank Konvensional” diakses pada 23 Juli 2010 dari
http://www.republika.com
Karim Adiwarman, perbankan syariah, diakses pada 25 Oktober 2009 dari
http://www.republika.com
“Direktori Perbankan Indonesia”, artikel diakses pada 05 april 2010 dari
http://www.bi.go.id.
“Dana Pihak Ketiga Bank Syariah” artikel diakses pada 05 april 2010 dari
www.kontan.co.id.