Pengaruh Retailing Mix terhadap Keputusan Pembelian...
Transcript of Pengaruh Retailing Mix terhadap Keputusan Pembelian...
1
PENGARUH RETAILING MIX TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN KONSUMEN DI TOKO MEUBEL KURNIA
JAYA, SEMARANG
Oleh:
Atalya Ivone Hartono
NIM : 212008074
KONSENTRASI : PEMASARAN
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
2
3
4
Abstract
Retailing mix is a concept important for a business or a store because with
the convenience that a consumer has in buying products, it will make them buy at
another time. The purpose of this study is to analyze the effect of convenience in
buying, variability of product, quality of product, price, service quality, and store
attractiveness towards consumer’s buying decision in Kurnia Jaya Meubel Store,
Semarang.
The sampling procedure of this research is the accidental sampling method,
used for those buyers in Kurnia Jaya Furniture Store, Semarang. There are 30
respondents. The data analysis technique is the multi-regression analysis.
Based on the research result and the assessment result, it can be concluded
that there are positive and significant effect of variability of product, quality of
product, price, service quality, and store attractiveness towards consumer’s
buying intention. Meanwhile, convenience in buying do not effect consumer’s
buying intention.
5
Saripati
Retailing mix merupakan konsep yang penting untuk diperhatikan bagi
sebuah toko atau usaha karena dengan adanya kenyamanan dalam berbelanja
maka konsumen akan semakin tertarik untuk melakukan pembelian produk pada
toko tersebut, kemudian dengan berbagai macam barang yang ditawarkan kepada
konsumen maka akan meningkatkan intensi pembeliannya pada toko tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh retailing mix terhadap
keputusan pembelian konsumen pada Toko Meubel Kurnia Jaya. Semarang.
Penelitian ini menggunakan prosedur penarikan sampel dengan
menggunakan metode accidental sampling, yang konsumen yang berbelanja pada
Toko Meubel Kurnia Jaya. Semarang sebanyak 30 orang. Teknik analisis data
yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil perhitungan, maka dapat
disimpulkan bahwa keanekaragaman barang, kualitas barang, harga, pelayanan
dan daya tarik toko berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di
Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang. Kenyamanan berbelanja tidak berpengaruh
terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang.
6
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan anugerah
yang begitu melimpah, serta penyertaan-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat enyelesaikan kertas kerja ini dengan baik. Kertas kerja ini disusun dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana.
Penulis dalam menyelesaikan kertas kerja tidak pernah terwujud tanpa
adanya dukungan dan bantuan berbagai pihak yang telah mengorbankan waktu,
tenaga, dan buah pikiran mereka, maka dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang mendalam dengan hati yang setulus-tulusnya,
kepada:
1. Ibu Dra. Ristiyanti Prasetijo, MBA., selaku pembimbing yang sabar
memberikan bimbingan, arahan, nasehat, dan waktu kepada penulis
hingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini.
2. Bapak Hari Sunarto, SE., MBA., Ph.D selaku dekan Fakultas Ekonomi
UKSW
3. Ibu Roos Kities, SE., MBA selaku Kaprogdi jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi UKSW dan wali studi yang telah mengarahkan dan
memberikan dukungan sampai akhir masa studi penulis.
4. Seluruh dosen dan Staf Pengajar Fakultas Ekonomi UKSW, yang telah
membagikan pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana.
5. My family, Bp.Hartono, Ibu Ratna Megawati dan Hana, yang setia
mendoakan, memotivasi, dan memberikan semangat kepada penulis.
Our God is so good God, to this family with many miracles.
6. My lovely hubby, Markus, thanx atas support nya.
7. Dewi dan teman-teman, yang selalu memberikan motivasi dan nasehat
yang telah dibagikan.
7
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .................................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ..............................................................iii
ABSTRACT .......................................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
Persoalan penelitian.....................................................................................4
Pertanyaan penelitian...................................................................................4
Kerangka Teoritis dan Hipotesis Penelitian.............................................................4
Retailing mix................................................................................................4
Konsep kenyamanan....................................................................................4
Konsep keanekaragaman barang..................................................................5
Konsep kualitas barang................................................................................6
Konsep harga................................................................................................7
Konsep pelayanan........................................................................................7
Konsep daya tarik toko................................................................................8
Keputusan Pembelian...................................................................................9
Metode Penelitian ..................................................................................................9
Populasi dan Sampel ..................................................................................9
Metode Pengumpulan Data .......................................................................9
Pengukuran Konsep...................................................................................10
Metode Analisis Data.................................................................................10
Uji Validitas dan Reabilitas.......................................................................11
Analisis Regresi Berganda.........................................................................12
Uji Hipotesis (Uji T)..................................................................................13
Definisi operasional dan pengukuran variable.......................................................14
8
Analisis Data dan Hasil Penelitian.........................................................................16
Gambaran Responden................................................................................16
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas.................................................17
Pengujian Hipotesis....................................................................................19
Pembahasan................................................................................................19
Penutup...................................................................................................................24
Kesimpulan................................................................................................24
Implikasi Terapan......................................................................................24
Keterbatasan Penelitian dan Penelitian Mendatang...................................25
Daftar Pustaka............................................................
9
Pendahuluan
Bisnis ritel merupakan aktivitas bisnis yang melibatkan penjualan barang
dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir (Anneahira, 2011). Pada
perkembangannya, kini bisnis ritel di Indonesia mulai bertransformasi dari bisnis
ritel tradisional menuju bisnis ritel modern. Ritel modern pada dasarnya
merupakan pengembangan dari ritel tradisional. Format ritel ini muncul dan
berkembang seiring perkembangan perekonomian, teknologi, dan gaya hidup
masyarakat yang membuat masyarakat menuntut kenyamanan yang lebih dalam
berbelanja (Anneahira, 2011).
Bisnis ritel pada pasar modern di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan
dan persaingan sangat pesat. Sepanjang tiga tahun terakhir sejak 2008 hingga
2011, jumlah gerai ritel di Indonesia melonjak hingga 85%. Pada tahun 2008,
jumlah gerai ritel baru sebanyak 7.000 gerai, (www.bataviase.co.id/node/615144).
Berdasarkan data Nielsen, pada tahun 2009 jumlah outlet modern market
mencapai 11.300 (www.frontier.co.id/kunci-sukses-ritel-membangun-
merek.html). Pada tahun 2010, jumlah gerai ritel tumbuh 9% mencapai 12.380,
(http://bataviase.co.id/detailberita-10452299.html). Sekarang sudah berkembang
menjadi 13.000 gerai (www.bataviase.co.id/node/615144).
Gambar 1. Perkembangan Jumlah Gerai Ritel di Indonesia
Sumber: www.bataviase.co.id/ node/615144
Retailing trends dan keadaan pasar saat ini dapat berpotensi mempengaruhi
pengembangan perdagangan eceran. Tren-tren yang menonjol saat ini adalah E-
7000
11300 12380 13000
2008 2009 2010 2011
Jumlah Gerai Ritel di Indonesia
Jumlah gerai ritel di Indonesia /tahun
10
commerce, kids in retail trade, know your customer, challenging the category
killer, precision shopping, entertaining the customer, globalization of retail trade,
decline in retail sales growth (Barta dkk, 2008). Precision shopping merupakan
trend yang muncul dengan adanya toko-toko khusus yang menjual barang khusus.
Toko dengan barang dagangan khusus ini dikenal dengan sebutan specialty store.
Specialty store adalah toko atau sarana penjualan yang memperdagangkan satu
kelompok produk saja (Ramadhani, 2009). Toko-toko ini berfokus pada penjualan
merek tertentu, atau jenis barang tertentu (Ramadhani, 2009).
Semakin bertambahnya specialty store yang menawarkan barang yang sama
menyebabkan konsumen memiliki lebih banyak alternatif pilihan toko dalam
melakukan pembelian. Konsumen akan memilih specialty store yang menurut
mereka dapat memberikan manfaat lebih dibandingkan dengan specialty store
yang lain. Oleh karena itu pemilik specialty store membutuhkan strategi-strategi
yang terpadu dalam rangka menciptakan manfaat yang bisa mereka tawarkan
kepada konsumen sehingga konsumen memilih membeli di toko mereka. Dalam
penetapan strategi dalam bisnis ritel tersebut, pengusaha perlu memperhatikan
Retailing Mix.
Pendapat Hartley (2000: 82) tentang Retailing Mix adalah serangkaian
kombinasi barang dagangan, pelayanan, harga, dan usaha-usaha promosi yang
dilakukan oleh perusahaan untuk menyediakan barang konsumsi bagi konsumen.
Menurut Hartley (2000: 83) terdapat enam Retailing mix yang benar-benar harus
diperhatikan yaitu : konsep kenyamanan dalam berbelanja, keanekaragaman
barang, kualitas barang, harga, pelayanan, dan daya tarik toko.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Astuti dan Prayudhanto (2006)
menyimpulkan bahwa lokasi toko, produk, harga, dan pelayanan retail
mempengaruhi loyalitas konsumen. Kurniawan (2009) mendapatkan hasil bahwa
urutan prioritas komponen retailing mix yaitu harga, kualitas barang,
kenyamanan, pelayanan, keanekaragaman barang dan daya tarik toko.
Penelitian ini mengadopsi penelitian Kurniawan (2009) dengan mengganti
variabel dependen dari loyalitas menjadi keputusan pembelian karena keputusan
pembelian merupakan hal penting sebelum terjadinya loyalitas, termasuk pada
11
Toko Meubel Kurnia Jaya dimana keputusan pembelian konsumen adalah hal
yang penting, karena apabila konsumen tidak tertarik dengan Toko Meubel
Kurnia Jaya maka tidak akan terjadi keputusan pembelian. Jadi konsumen harus
memutuskan untuk membeli terlebih dahulu sebelum menjadi loyal. Maka
keputusan pembelian adalah hal yang penting. Penelitian ini akan meneliti tentang
pengaruh Retailing Mix terhadap keputusan pembelian konsumen pada Toko
Meubel Kurnia Jaya. Toko Meubel Kurnia Jaya yang menjadi obyek penelitian
ini termasuk dalam jenis specialty store karena toko tersebut menjual hanya satu
jenis barang yaitu meubel. Toko Meubel Kurnia Jaya juga disebut peritel
karena menjual barangnya secara langsung tanpa melalui perantara.
Rumusan Masalah
Pengaruh Retailing Mix di Toko Meubel Kurnia Jaya, Semarang terhadap
keputusan pembelian konsumen
Persoalan Penelitian
Apakah Retailing Mix di Toko Meubel Kurnia Jaya, Semarang berpengaruh pada
keputusan pembelian konsumen?
Kerangka Teoritis dan Hipotesis Penelitian
Retailing Mix
Retailing mix adalah serangkaian kombinasi barang dagangan, pelayanan,
harga dan usaha-usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menyediakan barang konsumsi bagi konsumen, (Hartley, 2000: 82). Menurut
Hartley (2000: 83) ada 6 komponen dalam Retailing Mix yaitu konsep
kenyamanan dalam berbelanja, keanekaragaman barang, kualitas barang, harga,
pelayanan, dan daya tarik toko.
Konsep Kenyamanan
Kenyamanan adalah suatu kondisi dimana konsumen dapat secara nyaman,
tidak merasa bosan, dapat dengan santai berbelanja karena jam buka toko yang
12
panjang, lokasi yang mudah dijangkau dan dilalui kendaraan umum, dan adanya
fasilitas tempat parkir yang memadai (Hartley, 2000: 292).
Para retailer juga harus dapat menentukan faktor penting yang ikut
menentukan sukses atau tidaknya suatu peritel yaitu faktor lokasi. Konsumen
akan tertarik untuk datang ke lokasi yang strategis, mudah dijangkau oleh sarana
transportasi yang ada, serta kapasitas parkir yang cukup memadai bagi konsumen.
(Hartley, 2000: 293).
Kristina, (2011:5) mengemukakan faktor-faktor kenyamanan berbelanja
yaitu :
1. Kebersihan ruang : kebersihan dalam toko perlu diperhatikan oleh
pengelola toko, sehingga dapat memberi nilai tambah di mata
konsumen. Hal ini dikarenakan kebersihan toko dapat
mempengaruhi kenyamanan seorang pembeli dalam berbelanja.
2. Kesejukan ruang : kesejukan juga dapat mempengaruhi kenyamanan
pembeli dalam berbelanja. Hal ini dapat diwujudkan dengan
memberikan pendingin ruangan yang cukup.
3. Keluasan ruang : keluasan ruang sebuah toko dapat diartikan seorang
pembeli dapat bergerak bebas dalam kegiatan belanjanya, tidak
merasa sesak pada saat memilih barang sehingga merasa nyaman
berada dalam toko.
4. Kelengkapan fasilitas toko : kelengkapan fasilitas toko diantaranya
tersediannya toilet dan katalog barang. Dengan adanya fasilitas
tersebut akan mempermudah proses belanja pelanggan.
Penelitian yang dilakukan oleh Bahri (2008) menyatakan bahwa
kenyamanan toko berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Apabila
pada sebuah toko memiliki tingkat kenyamanan dalam berbelanja misalnya
ruangan yang bersih, sejuk, luas dan lengkap fasilitasnya, maka tentunya akan
berpengaruh atau semakin meningkatkan keputusan pembelian konsumen,
sehingga hipotesisnya adalah:
: Kenyamanan toko berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
13
Konsep keanekaragaman barang
Keanekaragaman barang adalah banyaknya pilihan yang ditawarkan kepada
konsumen melalui klasifikasi khusus dari barang, seperti harga, warna, model,
ukuran bentuk (Hartley, 2000:525). Ragam produk pedagang eceran harus sesuai
dengan harapan belanja pasar sasarannya, komponen ini merupakan kunci dalam
persaingan di antara pedagang eceran sejenis. Pedagang eceran harus
memutuskan keluasan dan keanekaragaman ragam produk. Dalam hal Toko
Meubel, keluasan dan keanekaragaman produknya antara lain adalah jenis, model,
warna, tekstur.
Jika pelanggan menemukan peritel yang menurutnya lengkap maka tentu
pelanggan tersebut akan memutuskan untuk membeli pada toko tersebut. Faktor
kelengkapan produk sangatlah penting bagi peritel dan selain itu variasi produk
yang ditawarkan juga harus mempunyai nilai tambah tersendiri dibanding pemain
lain. Dalam hal ini, barang-barang mebel yang ditawarkan akan lebih menarik
apabila berbeda dengan toko lainnya dari segi variasi barang maupun harga
(Hartley, 2000:526).
Penelitian yang dilakukan oleh Bahri (2008) menyatakan bahwa
keanekaragaman barang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.
Semakin beraneka ragam atau jenis variasi produk yang ditawarkan, maka
konsumen akan semakin tertarik untuk membeli pada toko tersebut. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa keanekaragaman barang berpengaruh terhadap
keputusan pembelian konsumen, maka hipotesisnya adalah:
: Keanekaragaman barang berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen
Konsep kualitas barang
Kualitas barang adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau
pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan
yang dinyatakan atau yang tersirat, (Kotler, 2000:49). Konsumen terkadang sulit
untuk menentukan atau memilih barang dengan kualitas yang baik, maka
kualitas barang merupakan refleksi utama tentang kualitas pada pikiran
14
konsumen, (Hartley, 2000: 126). Menurut Kotler (2000:289-90) kualitas produk
dibagi menjadi tujuh yaitu
1. Performance quality yaitu level dimana karakteristik dasar produk
tersebut beroperasi.
2. Conformance quality yaitu sejauh mana seluruh unit produk dapat
menjadi identik dan memenuhi spesifikasi yang sama juga.
3. Durability yaitu ukuran perkiraan umur dari produk tersebut dalam
penggunaan normal ataupun tidak.
4. Reliability yaitu kemungkinan produk tersebut tidak mengalami
kegagalan pemakaian dalam waktu tertentu.
5. Repairability yaitu kemudahan untuk melakukan perbaikan terhadap
barang tersebut.
6. Style yaitu menggambarkan hasil yang terlihat dan terasa kepada para
pembeli.
7. Design yaitu totalitas fitur yang mempengaruhi bagaimana produk
terlihat dan berfungsi yang termasuk dalam persyaratan pelanggan.
Para peritel harus dapat menyediakan produk yang berorientasi pada kualitas
dan bukan kuantitas, sehingga konsumen merasa puas dengan barang dibelinya
yang nantinya konsumen akan memutuskan untuk membeli pada toko tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Puspasari (2008) menyatakan bahwa kualitas
barang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Maka semakin
baik kualitas barangnya akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen,
sehingga hipotesisnya adalah:
: Kualitas barang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
Konsep Harga
Harga adalah jumlah uang yang dikenakan pada konsumen atas suatu
produk atau jasa, (Kotler, 2003:549). Strategi kebijakan penetapan harga
merupakan suatu masalah jika perusahaan akan menetapkan harga pertama
kalinya, karena penetapan harga akan mempengaruhi pendapatan total dan biaya.
Penetapan harga jual yang layak memungkinkan penjualan eceran mempunyai
15
profit yang layak, sambil memberikan kepada konsumen suatu nilai kepuasan
tertentu, baik sebelum, selama, maupun setelah penjualan, (Foster, 2008:57).
Retailer dapat menggunakan harga promosi pada setiap awal penjualan
maupun mempromosikan harga yang termurah dengan tujuan untuk menarik
konsumen sehingga setelah konsumen melihat-melihat mereka mungkin juga akan
tertarik untuk membeli barang yang harganya standar atau regular, (Hartley, 2000:
312).
Penelitian yang dilakukan oleh Bahri (2008) menyatakan bahwa harga
berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Apabila harga terjangkau
maka akan semakin meningkatkan keputusan pembelian konsumen, sehingga
hipotesisnya adalah:
: Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
Konsep Pelayanan
Pelayanan adalah setiap kegiatan dan manfaat yang biasa ditawarkan kepada
orang lain dan pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan
terhadap sesuatu, (Fandy, 2008:1). Menurut Middleton (2006) dalam (Prasetijo,
2007:73) layanan adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar, dan
bersifat tidak kasad mata, heterogen, mudah musnah, untuk diperhatikan,
didapatkan, digunakan, atau dikonsumsi, tapi tidak menyebabkan kepemilikan dan
bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dalam Amelia, (2009:18) faktor-
faktor yang termasuk dalam pelayanan adalah :
1. Keramahan pramuniaga, kasir, dan semua pekerja : para pramuniaga,
kasir dan pekerja seharusnya diajarkan untuk selalu ramah kepada
para pengunjung
2. Pengetahuan pramuniaga : para pramuniaga juga harus dilatih untuk
dapat memberi info tentang produk yang dijual. Jangan sampai jika
eorang pembeli bertanya pada pramuniaga tidak dapat menjelaskan
informasi tentang produk yang dijual disana.
3. Kecepatan dalam pelayanan : sistem pelayanan pada kasir yang
cepat akan memberi nilai plus dimata pembeli. Karena biasanya jika
16
proses pembayaran berlangsung lama, para pembeli yang hendak
membayar jadi malas dan mungkin saja dapat membatalkan niat
belanjanya.
4. Kerapian dan ketrampilan pramuniaga : untuk pengemasan produk
yang telah dibeli juga harus menjadi perhatian dari para pramuniaga.
Kerapian akan penataan produk yang dijual juga harus selalu
diperhatikan.
Dalam persaingan bisnis ritel yang semakin ketat, pelayanan merupakan
salah satu hal yang patut diperhatikan oleh setiap pengecer. Penjualan langsung
kepada konsumen merupakan hal yang mutlak bagi setiap pengecer sehingga
akan tercipta kontak langsung antara penjual dan pembeli. Penelitian yang
dilakukan oleh Bahri (2008) menyatakan bahwa pelayanan berpengaruh terhadap
keputusan pembelian konsumen. Apabila pelayanan semakin baik maka akan
semakin meningkatkan keputusan pembelian konsumen maka hipotesisnya
adalah:
: Pelayanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
Konsep daya tarik toko
Daya tarik toko adalah usaha-usaha atau ide-ide yang dilakukan oleh
pengusaha untuk menjadikan tokonya menarik perhatian konsumennya, (Hartley,
1980:121). Variabel retailing mix yang paling berpengaruh pada persepsi
konsumen adalah toko itu sendiri, (Dunne dan Lusch, 2005 : 448 ).
West (1992:187) menyatakan bahwa penggunaan cahaya atau penerangan
memiliki beberapa pengaruh penting, ruang yang menggunakan penerangan yang
sesuai akan memberikan kesan ruangan lebih luas dan bersih. Pada dinding
penggunaan warna cat akan menciptakan suasana hidup dalam toko dan akan
membuat suasana ruang yang menarik bagi konsumen untuk datang berbelanja.
Warna digunakan untuk menarik perhatian, merangsang munculnya ketertarikan
akan barang, dan menciptakan keinginan untuk membeli. Sehingga warna dalam
toko harus dapat mengekspresikan kesan yang abadi akan toko tersebut agar
mempunyai daya tarik tersendiri dibanding toko lain. Barang yang diatur rapi oleh
17
toko dan digolongkan sesuai dengan jenis masing-masing barang sangat
berpotensial dalam menghasilkan penjualan yang baik (West ,1992:187).
Menurut Dunne dan Lusch (2005 : 476), terdapat visual communication
yang dapat menjadi daya tarik toko. Visual communication dapat dilakukan
dengan cara memasang berbagai iklan, misalnya saja dalam bentuk photopanels
yang ditempel pada dinding di dalam ruangan toko maupun di luar toko.
Penelitian yang dilakukan oleh Puspasari (2008) menyatakan bahwa daya
tarik toko berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Apabila daya
tarik toko semakin tinggi berarti konsumen akan semakin tertarik membeli pada
toko tersebut sehingga akan semakin meningkatkan keputusan pembeliannya,
sehingga hipotesisnya adalah:
: Daya tarik toko berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2000: 437), keputusan pembelian adalah tindakan dari
konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor
yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau
jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk
sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat Pengertian lain tentang Keputusan
pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2000: 437) adalah “the selection of an
option from two or alternative choice”. Dapat diartikan, keputusan pembelian
adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa
alternatif pilihan yang ada.
Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa keputusan pembelian
adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah
produk. Oleh karena itu, pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan
suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah
dengan tindak lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi
pilihan dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.
18
Berdasarkan penalaran antar variabel yang telah dijelaskan di atas maka dalam
penelitian ini dapat dirumuskan model penelitian seperti yang tampak pada
gambar beriku ini.
Metode Penelitian
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Sumber: Berbagai penelitian terdahulu (dikembangkan untuk penelitian ini)
Metode Penelitian
Dalam bab ini akan dibahas mengenai populasi dan sampel, satuan
pengamatan dan satuan analisis, metode pengumpulan data, aras pengukuran
konsep dan tehnik analisis yang digunakan untuk menjawab persoalan penelitian.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari semua elemen untuk menginformasikan
beberapa karakteristik yang mencakup semua hal yang memiliki tujuan masalah
penelitian pemasaran, (Malhotra, 2002:345). Sedangkan, sampel adalah bagian
dari unsur-unsur dari populasi yang dipilih untuk berpartisipasi dalam studi
tersebut, (Malhotra, 2002:346).
Kenyamanan dalam berbelanja (X1)
Keanekaragaman barang (X2)
Kualitas barang (X3)
Harga (X4)
Pelayanan (X5)
Keputusan pembelian
Daya Tarik Toko (X6)
H1
H2
H3
H4
H5
H6
19
Dalam penelitian ini yang menjadi anggota populasi adalah seluruh
konsumen dari Toko Meubel Kurnia Jaya, Semarang yang telah melakukan
pembelian. Sedangkan sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 30
responden (Sugiyono, 2008: 72). Pengambilan sampel dilakukan dengan
pertimbangan bahwa populasi yang ada sangat besar jumlahnya, sehingga tidak
memungkinkan untuk meneliti seluruh populasi yang ada. Metode pengambilan
sampel yang digunakan adalah metode accidental sampling. Accidental sampling
adalah pemilihan sampel yang terjadi secara kebetulan pada saat diadakan
pengumpulan data (Sugiyono, 2008: 81).
Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber data. Dalam penelitian ini mendapatkan data primer dengan
cara penyebaran kuesioner yang dibagikan pada konsumen Toko Meubel Kurnia
Jaya yang dipilih sebagai sampel. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner bersifat
tertutup, artinya dalam kuesioner tersebut telah disediakan alternatif-alternatif
jawaban yang bisa dipilih oleh responden.
Pengukuran Konsep
Pengukuran konsep diperlukan dalam suatu penelitian guna
mempermudah dalam menganalisis dan menginterpretasikan data. Dalam
penelitian ini konsep yang dipilih adalah tanggapan konsumen terhadap retailing
mix dan pengaruhnya terhadap minat beli, yang akan diukur pada aras ordinal dan
skala Likert. Aras ordinal memberikan kemungkinan perbandingan antara nilai
atau kategori-kategori yang dikandung melalui pernyataan-pernyataan yang
menunjukkan lebih atau kurang, (Ihalauw 2003:50).
Dalam skala Likert setiap individu diminta memberikan respon yang
menunjukkan derajat kesetujuan mulai dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak
setuju dan sangat tidak setuju, (Supramono 2001:55). Skala Likert digunakan
20
untuk memberikan skor jawaban kemudian dicari rata-ratanya dan rata-rata
jawaban konsumen dapat dilihat terletak di range yang mana.
Metode Analisis Data
Tehnik analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif yang
menyajikan data dari hasil mengumpulkan, mengolah hasil observasi dan
penyajiannya dapat berupa persentase, tabel, grafik atau gambar.
Adapun langkah-langkah analisisnya sebagai berikut:
1. Menentukan skor untuk masing-masing alternatif jawaban, misal kualitas
barang yang dijual:
Sangat tidak setuju 1
Tidak setuju 2
Ragu-ragu 3
Setuju 4
Sangat setuju 5
2. Penentuan range dengan rumus sebagai berikut:
( )
Range:
1,00 - 1,80 = sangat tidak setuju
1,81 – 2,60 = tidak setuju
2,61 – 3,40 = ragu-ragu
3,41 – 4,20 = setuju
4,21 – 5,00 = sangat setuju
21
Analisis Regresi Berganda
Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Analisis
ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat. Untuk menguji model tersebut digunakan model persamaan
seperti berikut :
Keterangan :
= keputusan pembelian konsumen
= konstanta dari persamaan regresi
= kenyamanan dalam berbelanja
= keanekaragaman barang
= kualitas barang
= harga
= pelayanan
= daya tarik toko
= variabel pengganggu
Uji Hipotesis (Uji T)
Uji t digunakan untuk menunjukkan apakah suatu variable independen secara
individual mempengaruhi variable dependen, (Ghozali, 2006).
Rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah :
: Kenyamanan toko berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
: Keanekaragaman barang berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen
: Kualitas barang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
: Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
: Pelayanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
: Daya tarik toko berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
Rumusan hipotesis empiris :
22
= Kenyamanan toko ( ), keanekaragaman barang ( ), kualitas
barang ( ), harga ( ), pelayanan ( ), daya tarik toko ( ) tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen
= Kenyamanan toko ( ), keanekaragaman barang ( ), kualitas barang
( ), harga ( ), pelayanan ( ), daya tarik toko ( ) berpengaruh
secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen
Kriteria pengujian dengan tingkat signifikasi (α) = 0,05 ditentukan sebagai
berikut :
1. Apabila sig. t < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima
2. Apabila sig. t > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak
Definisi operasional dan pengukuran variabel
Variabel
Definisi Indikator Empirik Quesioner
1. Variabel bebas:
Retailing mix,
(Hartley, 2000):
a. Kenyamanan dalam
berbelanja ( )
b. Keanekaragaman
barang ( )
c. Kualitas barang
Suatu kondisi dimana
konsumen dapat secara
nyaman, tidak merasa
bosan, dapat dengan santai
berbelanja karena jam
buka toko yang panjang,
lokasi yang mudah
dijangkau dan dilalui
kendaraan umum, dan
adanya fasilitas tempat
parkir yang memadai
Banyaknya pilihan yang
ditawarkan kepada
konsumen melalui
klasifikasi khusus dari
barang, seperti harga,
warna, model, ukuran
bentuk
Keseluruhan ciri serta sifat
1. Lokasi toko
2. Jam buka toko
3. Ketersediaan
tempat parkir,
(Hartley,
1980:118)
4. Kesejukan
ruang
5. Keluasan ruang
,(Kristina,
2011:5)
1. Model
2. Ukuran
3. Bentuk,
(Hartley, 2000)
1. Performance
quality
(Likert 1-5)
(Likert 1-5)
(Likert 1-5)
23
( )
d. Harga ( )
e. Pelayanan ( )
f. Daya tarik toko ( )
2. Variabel terikat :
a. Keputusan
pembelian
konsumen ( )
dari suatu produk atau
pelayanan yang
berpengaruh pada
kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan
yang dinyatakan atau yang
tersirat
Jumlah uang yang
dikenakan pada konsumen
atas suatu produk atau jasa
Setiap kegiatan dan
manfaat yang biasa
ditawarkan kepada orang
lain dan pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak
menghasilkan kepemilikan
terhadap sesuatu
Usaha-usaha atau ide-ide
yang dilakukan oleh
pengusaha untuk
menjadikan tokonya
menarik perhatian
konsumennya
Tindakan yang dilakukan
konsumen untuk membeli
produk
2. Conformance
quality
3. Durability
4. Realibility
5. Repairibility
6. Style
7. Design
(Kotler,
2000:289-290)
1. Harga jual
2. Harga discount
3. Harga pameran,
(Hartley, 2000)
1. Keramahan
pramuniaga,
kasir dan semua
pekerja
2. Kecepatan
dalam
pelayanan
3. Kerapian dan
keterampilan
dari
pramuniaga
, (Amelia, 2009
: 18)
1. Kerapian
tatanan barang
2. Pencahayaan,
(West,
1992:187)
1. Membeli
produk akrena
kualitas baik
2. Membeli
produk karena
lokasi strategis
(Likert 1-5)
(Likert 1-5)
(Likert 1-5)
(Likert 1-5)
24
3. Membeli
produk karena
variasi beragam
4. Merekomendasi
kan kepada
orang lain untuk
membeli produk
pada toko ini
5. Tidak banyak
pertimbangan
dalam membeli
(Kotler, 2000)
Hasil dan Pembahasan
Gambaran Responden
Gambaran responden meliputi jenis kelamin, umur, pekerjaan dan
pendapatan per bulan. Adapun deskripsi dari gambaran responden tersebut
ditampilkan pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1.Gambaran Responden
Kategori Sub Kategori Jumlah %
Jenis Kelamin Pria
Wanita
12
18
40,0
60,0
Total 30 100,0
Umur < 30
30 – 40
> 40
5
16
9
16,7
53,3
30,0
Total 30 100,0
Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Swasta
Ibu Rumah Tangga
Mahasiswa
Lainnya
1
18
7
3
1
3,3
60,0
23,3
10,0
3,3
Total 30 100,0
Pendapatan per
bulan
<Rp. 1 juta
Rp 1 juta – Rp 1,5 juta
Rp 1,5 juta – Rp 2 juta
Rp 2 juta – Rp 2,5 juta
>Rp 2,5 juta
1
2
7
14
6
3,3
6,7
23,3
46,7
20,0
25
Kategori Sub Kategori Jumlah %
Total 30 100,0
Sumber: Data Primer, 2013
Berdasarkan jenis kelamin tampak bahwa kebanyakan responden yang
ditemui saat penelitian adalah yang berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 18
orang (60,0%) sedangkan sisanya yaitu sebanyak 12 orang (40,0%) adalah yang
berjenis kelamin pria. Hal ini menunjukkan bahwa minat membeli produk meubel
ternyata juga dimiliki oleh kaum wanita. Dari segi usia, kebanyakan responden
yang ditemui saat penelitian adalah yang berusia 30 – 40 tahun yaitu sebanyak 16
orang (53,3%). Dengan demikian bisa dikatakan bahwa sebagian besar responden
adalah orang dewasa yang memiliki minat membeli produk meubel untuk
kebutuhan rumah tangganya.
Jenis pekerjaan responden terbanyak adalah pegawai swasta yaitu
sebanyak 18 orang (60,0%). Perbedaan jenis pekerjaan responden dapat
menentukan besar kecilnya pendapatan per bulan yang diperoleh responden. Hal
ini terlihat dimana sebagian besar responden memiliki pendapatan per bulan
antara Rp 2 juta – Rp 2,5 juta yaitu sebanyak 14 orang (46,7%). Dengan
pendapatan yang layak akan lebih mendorong minat beli konsumen akan suatu
produk termasuk dalam membeli produk meubel.
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Untuk menguji tingkat validitas masing-masing item kuesioner
diselesaikan dengan komputer program SPSS (Statical Packages For Sosial
Sciences) for windows. Digunakan taraf signifikan di 5 %. Apabila r yang
diperoleh dari perhitungan lebih besar dari r tabel, maka kuesioner tersebut valid,
dan sebaliknya jika r yang diperoleh lebih kecil daripada r tabel, maka kuesioner
tersebut tidak valid.
Hasil pengujian validitas yang didapat setelah melalui proses pengolahan
data dengan SPSS dapat dilihat pada tabel di Lampiran dengan hasil kuesioner
tersebut dinyatakan valid. Berdasarkan pada Lampiran tabel 2, diketahui bahwa
26
nilai r hitung > r tabel (0.361) sehingga dengan demikian untuk variabel
kenyamanan dalam berbelanja dikatakan valid.
Berdasarkan pada Lampiran tabel 3. diketahui bahwa nilai r hitung > r
tabel sehingga dengan demikian untuk variabel keanekaragaman barang dikatakan
valid, kecuali item nomor 5 dan 6. Berdasarkan pada Lampiran tabel 4. diketahui
bahwa nilai r hitung > r tabel sehingga dengan demikian untuk variabel kualitas
barang dikatakan valid, kecuali item nomor 4 dan 5. Item yang tidak valid tidak
dimasukkan dalam perhitungan analisis regresi.
Berdasarkan pada Lampiran tabel 5. diketahui bahwa nilai r hitung > r
tabel sehingga dengan demikian untuk variabel harga dikatakan valid.
Berdasarkan pada Lampiran tabel 6. diketahui bahwa nilai r hitung > r tabel
sehingga dengan demikian untuk variabel pelayanan dikatakan valid, kecuali item
nomor 1 dan 2.
Berdasarkan pada Lampiran tabel 7. diketahui bahwa nilai r hitung > r
tabel sehingga dengan demikian untuk variabel daya tarik toko dikatakan valid,
kecuali item nomor 1. Berdasarkan pada Lampiran tabel 8, diketahui bahwa nilai r
hitung > r tabel sehingga dengan demikian untuk variabel pelayanan dikatakan
valid. Untuk keputusan pembelian dikatakan valid karena r hitung > r tabel,
kecuali nomor 4.
Pengujian reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
ukur dapat dipercaya atau yang dapat diandalkan (Singarimbun, 2002: 140).
Untuk menghitung reliabilitas suatu data dapat menggunakan pendekatan
Cronbach’s Alpha. Jika nilai α lebih kecil dari 0,5 maka item x dinyatakan tidak
reliabel. Sedangkan jika nilai α lebih besar dari 0,5, maka item x dinyatakan
reliabel. Dari tabel lampiran uji reliabilitas diketahui bahwa semua variabel
dikatakan valid karena nilai Cronbach’s Alpha > 0.5.
Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh retailing mix yang meliputi kenyamanan
berbelanja, keanekaragaman barang, kualitas barang, harga, pelayanan dan daya
27
tarik toko terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia
Jaya Semarang, maka dilakukan uji parsial (Uji t) yang hasilnya ditunjukkan
pada Lampiran Tabel 12.
Berdasarkan hasil analisis regresi selanjutnya dapat ditulis model
persamaan regresi sebagai berikut
Y = -1,788 + 0,127X1+ 0,346X2 + 0,672X3 + 0,274X4 + 0,332X5 + 0,311X6 + e
Dimana :
Y = keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya
X1 = kenyamanan berbelanja
X2 = keanekaragaman barang
X3 = kualitas barang
X4 = harga
X5 = pelayanan
X6 = daya tarik toko
Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,668 yang berarti bahwa 66,8%
pengaruh minat beli keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya
Semarang dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh variabel retailing mix yang
meliputi kenyamanan berbelanja, keanekaragaman barang, kualitas barang, harga,
pelayanan dan daya tarik toko. Sedangkan sebanyak 33,2% lainnya dijelaskan
oleh variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pembahasan
Pengaruh Kenyamanan Berbelanja terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa kenyamanan
berbelanja mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
sig. t sebesar 0,470 > 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa
kenyamanan berbelanja berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di
Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang ditolak. Hal ini diduga karena faktor yang
ditawarkan sama dengan yang ditawarkan toko lain sehingga faktor tersebut tidak
28
menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan keputusan pembelian, jadi
walaupun konsumen mempunyai persepsi positif terhadap faktor kenyamanan
berbelanja yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor sebesar 3,8 tetapi karena
cenderung sama dengan pesaing serupa maka variabel kenyamanan berbelanja ini
tidak signifikan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko
Meubel Kurnia Jaya.
Pengaruh Keanekaragaman Barang terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa
keanekaragaman barang mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang. Hal ini ditunjukkan
oleh nilai sig. t sebesar 0,048 < 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa
keanekaragaman barang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di
Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang dapat diterima.
Dari hasil rata-rata skor dapat dilihat bahwa produk mebel yang ada di
Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang beragam baik dari segi model, bentuk
maupun ukuran produknya. Dengan beragamnya produk mebel di Toko Meubel
Kurnia Jaya Semarang tentunya akan membuat konsumen atau pengunjung
memiliki banyak pilihan model, ukuran maupun bentuk produk mebel.
Keragaman produk yang ditawarkan oleh Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang
juga akan membuat konsumen atau pengunjung lebih efisien waktu dan tenaga
karena mereka tidak harus berkunjung ke beberapa toko mebel untuk mencari
produk yang mereka inginkan hanya karena kurang beragamnya produk di satu
toko yang mereka kunjungi. Beberapa faktor keragaman produk tersebut di atas
yang selanjutnya mendorong keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel
Kurnia Jaya Semarang. Terkait dengan keanekaragaman barang ini, rata-rata skor
nilai tertinggi adalah model produk beragam dengan skor 4,6. Menurut konsumen,
model produk di Toko Meubel Kurnia Jaya beragam. Namun, bentuk produk
kurang beragam dengan skor 2,6. Akibat dari bentuk produk kurang beragam
29
maka konsumen belum tentu melakukan keputusan pembelian karena tidak sesuai
dengan yang diinginkan.
Pengaruh Kualitas Barang terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di
Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa kualitas
barang mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen
di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai sig. t
sebesar 0,011 <0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa kualitas barang
berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia
Jaya Semarang dapat diterima.
Maka penjual dituntut semestinya menawarkan produk-produk yang
berkualitas tinggi. Dari hasil penelitian, menurut rata-rata responden bahwa
produk mebel yang ada di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang dapat diandalkan.
Keterandalan produk tentunya akan membuat produk tersebut akan tahan lama
digunakan serta tidak mudah rusak. Ini artinya bahwa produk-produk di Toko
Meubel Kurnia Jaya Semarang memiliki kualitas yang baik. Rata-rata skor
terendah adalah pada adanya garansi jika produk mengalami kerusakan (skor 2,4)
dan skor tertinggi adalah mudah melakukan perbaikan (skor 4,5). Dengan
berkualitasnya produk-produk tersebut akan mendorong keputusan pembelian
konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang.
Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Toko Meubel
Kurnia Jaya Semarang
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa harga
mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di
Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai sig. t sebesar
0,017 < 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa harga berpengaruh
terhadap minat beli konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang dapat
diterima.
30
Keterjangkauan harga barang menjadi penting karena merupakan faktor
yang sensitif tidak saja bagi penjual tetapi juga bagi konsumen selaku pembeli.
Umumnya konsumen menghendaki harga yang terjangkau oleh mereka. Dari
hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata skor tertinggi adalah pada harga jual
yang terjangkau (4,5). Rata-rata skor terendah adalah sebesar 3,6 yaitu pada harga
diskon. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa harga jual pada pameran diberikan
diskon, tetapi hanya pada pelanggan yang loyal saja. Dengan pemberian harga
discount yang menarik tentu akan membuat konsumen lebih hemat dalam
mengeluarkan uang untuk membeli produk di toko tersebut. Keterjangkauan
harga sebagaimana dijelaskan di atas selanjutnya mendorong keputusan
pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang.
Pengaruh Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Toko
Meubel Kurnia Jaya Semarang
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa pelayanan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di
Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai sig. t sebesar
0,035 < 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa pelayanan berpengaruh
terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang
diterima.
Pelayanan tidak bisa diabaikan, karena sekalipun produk yang ditawarkan
berkualitas namun jika tidak didukung dengan pelayanan yang baik dari pihak
penjual maka akan mengurangi minat beli konsumen. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa rata-rata pelayanan yang diberikan oleh pihak Toko Meubel
Kurnia Jaya Semarang tergolong baik. Beberapa hal terkait dengan pelayanan
tersebut diantaranya adalah adanya pengetahuan yang baik dari pihak penjual
tentang produk-produk yang dijual di tokonya. Rata-rata skor terendah adalah
pada pelayan toko memberikan informasi jelas kepada konsumen (3,7) hal ini
disebabkan karena pelayan yang menjelaskan produk dengan suara pelan dan
krang menguasai seluruh produk (karyawan baru). Skor tertinggi adalah pada
31
pelayan toko memberikan informasi lengkap (4,7) jadi karyawan yang telah lama
bekerja mengetahui seluruh dari detail spesifikasi produk. Jadi semakin baik
pelayanan akan semakin meningkatkan keputusan pembelian konsumen.
Pengaruh Daya Tarik Toko terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di
Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa daya tarik
toko mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di
Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai sig. t sebesar
0,049 < 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa daya tarik toko
berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia
Jaya Semarang dapat diterima.
Unsur daya tarik dari sebuah toko bisa bermacam-macam diantaranya
adalah penataan barang serta tata cahaya dalam toko tersebut. Berdasarkan hasil
penelitian, diketahui bahwa konsumen menilai bahwa penataan barang di dalam
Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang tertata dengan rapi. Hal ini selain akan
menjadi lebih menarik dipandang, juga akan memudahkan konsumen dalam
menemukan barang yang dicarinya. Secara keseluruhan, tampilan toko yang
menarik dapat membuat konsumen atau pengunjung menjadi betah berlama-lama
dalam toko. Rata-rata skor terendah adalah pada warna dinding toko bersih (3,5)
hal ini disebabkan karena warna dinding toko sebagian masih lama dan belum
dicat ulang. Skor tertinggi adalah pada warna dinding toko menark (3,9) hal ini
disebabkan karena warna dinding toko dibuat menarik berwarna warni dan
mencolok. Daya tarik toko yang baik sebagaimana dijelaskan dia atas selanjutnya
mendorong keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya
Semarang.
32
Kesimpulan dan Implikasi Terapan
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah
dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Keanekaragaman barang, kualitas barang, harga, pelayanan dan daya tarik toko
berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia
Jaya Semarang. Kenyamanan berbelanja tidak berpengaruh terhadap keputusan
pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang karena faktor
kenyamanan berbelanja yang ada sama dengan yang ditawarkan toko lain
sehingga tidak mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Implikasi Terapan
Implikasi terapan berkaitan dengan saran-saran yang diberikan kepada
Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan. Adapun implikasi terapan yang dapat disumbangkan adalah:
1. Unsur-unsur dalam retailing mix yang meliputi kenyamanan berbelanja,
keanekaragaman barang, kualitas barang, harga, pelayanan dan daya tarik
toko perlu terus dikelola dengan baik sehingga keputusan pembelian
konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang akan tetap tinggi.
Dilihat dari rata-rata skor terendah, maka sebaiknya Toko Meubel Kurnia
Jaya memberikan diskon secara berkala kepada semua konsumennya,
menambah bentuk produk yang lebih beragam, kualitas produk lebih baik
dan ada garansi dalam jangka waktu panjang, melakukan training pada
karyawan baru sehingga dapat melayani konsumen lebih baik dan
mengecat warna dinding yang telah kusam.
2. Unsur kenyamanan berbelanja perlu mendapatkan perhatian lebih untuk
ditingkatkan unsur retailing mix ini merupakan yang paling rendah
pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel
Kurnia Jaya Semarang. Terkait dengan keanekaragaman barang, beberapa
33
hal yang perlu diperhatikan adalah perlu adanya tambahan ragam bentuk
produk sehingga konsumen lebih memiliki banyak pilihan dalam
berbelanja. Terkait dengan kualitas barang, sebaiknya totalitas kegunaan
sesuai dengan keinginan konsumen. Terkait dengan harga, sebaiknya
harga pameran lebih menarik konsumen, terkait dengan pelayanan,
beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: memberikan informasi yang
jelas kepada semua konsumen meskipun mereka hanya bertanya-tanya saja
tentang produk yang ada di toko. Terkait dengan daya tarik toko,
sebaiknya warna dinding toko lebih bersih sehingga menarik konsumen
untuk berbelanja.
Keterbatasan Penelitian dan Penelitian Mendatang
Penelitian yang dilakukan ini tidak terlepas dari adanya keterbatasan.
Adapun keterbatasan tersebut adalah sampel yang hanya sebatas 30 responden
karena pada kuesioner sebelumnya banyak item pertanyaan tidak valid (kalimat
ambigu) sehingga pada penelitian mendatang dapat ditambahkan sampel serta
perlu mempertimbangkan faktor lain yang diduga mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen selain unsur-unsur dalam retailing mix. Sebagai contoh
misalnya: bauran promosi, citra merek dan variabel lainnya.
34
Daftar Pustaka
Albari dan Anita Liriswati. 2004. “Analisis Minat Beli Konsumen Sabun Cair
Lux, Biore dan Lifebuoy di Kotamadya Yogyakarta Ditinjau Dari
Pengaruh Setelah Melihat Iklan di Televisi dan Norma Subyektif”,
Jurnal Siasat Bisnis, Vol.2, No.9.
Anneahira. 2011. Bisnis Ritel di Indonesia. Google.com.
Barta dkk. 2005. http://pods.dasnr.okstate.edu/docushare/dsweb/Get/Document-
2492/F-565web.pdf
Bahri. 2008. Analisis Pengaruh Harga, Pelayanan, Atmosfer Kenyamanan,
Keragaman Produk dan Desain toko terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen. Universitas Ahmad Dahlan.
Dewi, Anggraini, Kristina. 2011. Pengaruh Retailing Mix terhadap Loyalitas
Toko pada Ritel Hypermart Solo Square di Kota Solo. Skripsi
program S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana (tidak dipublikasikan).
Dunne dan Lusch. 2005. Retailing. Ohio: South-western.
Eunike Grace Wijaya. 2011. Pengaruh Brand Trust terhadap Minat Beli
Produk Indomie (varian mie keriting) di Salatiga. Skripsi Program S1
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana (tidak
dipublikasikan).
Foster, Bob. 2008. Manajemen Ritel. Bandung: Alfabeta.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hartley, Robert F. 2000. Retailinging: Challenging and Opportunity. Boston:
Houghton Mifflin Companu.
Ihalauw, John Joi. 2003. Bangunan Teori. Salatiga: Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Satya Wacana.
35
Ishak, Asmail. 2008. “Pengaruh Penggunaan Selebriti dalam Iklan terhadap
Minat Beli Konsumen”, Jurnal Siasat Bisnis, Vol.12, No.2.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran Edisi Millennium, terjemahan,
edisi kelima, jilid I dan II. Jakarta: PT. Prihalindo.
Kurniawan, Debby Herry. 2009. Pengaruh Retailing Mix terhadap Loyalitas
Toko. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya
Wacana (tidak dipublikasikan).
Lamb, Hair, Mc Daniel. 2001. Pemasaran Buku I. Jakarta: Salemba Empat.
Malhotra, Naresh K, 2002, Basic Marketing Research : Applications to
Contemporary Issues. New Jersey : Prentice Hall International,Inc.
Prasetijo, Ristiyanti. 2007. Pemasaran Layanan. Salatiga: Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
Puspasari, Mita Febriana. 2008. Analisis Pengaruh Retail Mix Terhadap
keputusan Pembelian Konsumen pada Pamela Swalayan Yogyakarta.
Ramadhani, Taufiq. 2009.
http://www.academia.edu/1069998/Potret_Bisnis_Ritel_Di_Indonesia_Pa
sar_Modern
Santoso, Singgih. 2001. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo Gramedia, Kelompok Gramedia.
Sri Rahayu Tri Astuti dan Agustinus Prayudhanto, 2006, “Analisis Pengaruh
Retail Marketing Mix terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus
pada Konsumen Toko Grosir X Semarang)”, Jurnal Studi Manajemen
& Organisasi, Vol.3, No.2.
Supramono dan Haryanto. 2005. Desain Proposal Penelitian Studi Pemasaran.
Yogyakarta: Andi Offset.
Supramono dan Sugiarto. 1993. Statistika. Yogyakarta: Andi Offset.
Supramono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. Salatiga: Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
Tjiptono, Fandy. 2008. Service Management. Yogyakarta: Andi Offset.
West, Alan. 1992. Perdagangan Eceran, penerjemah Haryanto Gunawan.
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
36
Wibowo, Amelia Devina Benedicta. 2009. Tanggapan Konsumen terhadap
Retailing Mix pada Factory Outlet “Omah Mode Kudus”. Skripsi
Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana (tidak
dipublikasikan).
www.wardoyo.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/11948/PROPOSAL+keputu
san+membeli.pdf
www.bataviase.co.id/node/615144
www.frontier.co.id/kunci-sukses-ritel-membangun-merek.html
www.bataviase.co.id/detailberita-10452299.html
37
LAMPIRAN:
Tabel 2. Hasil Pengujian Validitas Kenyamanan dalam berbelanja
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 0,800 0,361 Valid
2 0,610 0,361 Valid
3 0,471 0,361 Valid
4 0,747 0,361 Valid
5 0,732 0,361 Valid
6 0,426 0,361 Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Tabel 3. Hasil Pengujian Validitas Keanekaragaman Barang
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 0,740 0,361 Valid
2 0,792 0,361 Valid
3 0,896 0,361 Valid
4 0,711 0,361 Valid
5 0,258 0,361 Tidak Valid
6 0,165 0,361 Tidak Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Tabel 4. Hasil Pengujian Validitas Kualitas Barang
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 0,398 0,361 Valid
2 0,425 0,361 Valid
3 0,498 0,361 Valid
4 0,056 0,361 Tidak Valid
5 0,028 0,361 Tidak Valid
6 0,411 0,361 Valid
7 0,491 0,361 Valid
Sumber: Data Primer Diolah
38
Tabel 5. Hasil Pengujian Validitas Harga
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 0,397 0,361 Valid
2 0,716 0,361 Valid
3 0,892 0,361 Valid
4 0,645 0,361 Valid
Tabel 6. Hasil Pengujian Validitas Pelayanan
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 -0,216 0,361 Tidak Valid
2 -0,018 0,361 Tidak Valid
3 0,667 0,361 Valid
4 0,687 0,361 Valid
5 0,507 0,361 Valid
6 0,475 0,361 Valid
7 0,643 0,361 Valid
8 0,635 0,361 Valid
9 0,496 0,361 Valid
10 0,713 0,361 Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Tabel 7. Hasil Pengujian Validitas Daya Tarik Toko
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 0,755 0,361 Valid
2 0,850 0,361 Valid
3 0,902 0,361 Valid
4 0,752 0,361 Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Tabel 8. Hasil Pengujian Validitas Keputusan Pembelian Konsumen
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 0,461 0,361 Valid
2 0,456 0,361 Valid
3 0,372 0,361 Valid
4 -0,147 0,361 Tidak Valid
5 0,494 0,361 Valid
Sumber: Data Primer Diolah
39
Tabel 9. Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Kenyamanan dalam
berbelanja
0,825 Reliabel
Keanekaragaman barang 0,825 Reliabel
Kualitas barang 0,633 Reliabel
Harga 0,779 Reliabel
Pelayanan 0,794 Reliabel
Daya tarik toko 0,916 Reliabel
Keoutusan pembelian
konsumen
0,654 Reliabel
Sumber: Data Primer Diolah
Tabel 10. Hasil Uji t
Variabel Koef B t hitung Sig
Kenyamanan Berbelanja
Keanekaragaman Barang
Kualitas Barang
Harga
Pelayanan
Daya Tarik Toko
0,127
0,346
0,672
0,274
0,332
0,311
0,735
2,384
2,766
2,575
2,486
2,377
0,470
0,048
0,011
0,017
0,035
0,049
Sumber: Output SPSS Uji Regresi, 2013