PENGARUH REBUSAN DAUN PEPAYA (CARICA PAPAYA) SISWI DI …

6
30 PENGARUH REBUSAN DAUN PEPAYA (CARICA PAPAYA) TERHADAP NYERI HAID SISWI DI SMA NEGERI5 KEDIRI Elly Rachmawati, Mujtahid, Sutrisni Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kadiri Jalan Selomangleng No.1 Kota Kediri, Jawa Timur Email : [email protected] Nyeri haid dapat dibagi menjadi 2 yaitu nyeri haid primer dan nyeri haid sekunder. Nyeri haid primer didefinisikan sebagai nyeri kram yang berulang yang terjadi saat menstruasi tanpa ada kelainan patologik pada pelvis (Winknjosastro,2011). Nyeri haid sekunder adalah nyeri saat haid yang didasari oleh adanya kelainan patologik pada pelvis, contohnya endometriosis (Dawood, 2013), di SMAN 5 Kediri didapatkan 55 (73,3%) remaja putri mengalami nyeri haid. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas daun pepaya (Carica papaya) terhadap tingkat nyeri haid di SMAN 5 Kediri. Rancangan penelitian analitik dengan pendekatan komparatif. Variabel penelitian tingkat nyeri haid sebelum dan sesudah diberi daun pepaya (Carica papaya). Populasi penelitian seluruh remaja putri yang haid di SMAN 5 Kediri Kediri. Teknik sampling accidental sampling dengan sampel sejumlah 15 orang. Instrumen penelitian lembar observasi. Hasil penelitian dianalisa menggunakan uji statistik wilcoxon signed rank. Hasil penelitian didapatkan sebelum diberi daun pepaya (Carica papaya) sebagian besar dari responden 9 (60%) mengalami nyeri haid sedang dan sesudah diberi daun pepaya (Carica papaya) hampir seluruhnya dari responden 6 (40%) mengalami tidak mengalami nyeri haid. Hasil uji statistik wilcoxon signed rank antara sebelum dengan sesudah pemberian daun pepaya (Carica papaya) didapatkan ρ value = 0,000 (0,000 < 0,05) sehingga H1 diterima, artinya ada pengaruh tingkat nyeri sebelum dan sesudah diberikan daun pepaya (Carica papaya) di SMAN 5 Kediri Kediri tahun 2015. Hasil dari penelitian ini adalah diharapkan menjadi alternatif untuk mengurangi rasa sakit dismenore. Kata Kunci : daun papaya (Carica papaya), nyeri haid, menstruasi.

Transcript of PENGARUH REBUSAN DAUN PEPAYA (CARICA PAPAYA) SISWI DI …

Page 1: PENGARUH REBUSAN DAUN PEPAYA (CARICA PAPAYA) SISWI DI …

30

PENGARUH REBUSAN DAUN PEPAYA (CARICA PAPAYA) TERHADAP NYERI HAID

SISWI DI SMA NEGERI5 KEDIRI

Elly Rachmawati, Mujtahid, Sutrisni

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kadiri

Jalan Selomangleng No.1 Kota Kediri, Jawa Timur

Email : [email protected]

Nyeri haid dapat dibagi menjadi 2 yaitu nyeri haid primer dan nyeri haid sekunder. Nyeri haid

primer didefinisikan sebagai nyeri kram yang berulang yang terjadi saat menstruasi tanpa ada

kelainan patologik pada pelvis (Winknjosastro,2011). Nyeri haid sekunder adalah nyeri saat haid

yang didasari oleh adanya kelainan patologik pada pelvis, contohnya endometriosis (Dawood,

2013), di SMAN 5 Kediri didapatkan 55 (73,3%) remaja putri mengalami nyeri haid. Penelitian ini

bertujuan mengetahui efektivitas daun pepaya (Carica papaya) terhadap tingkat nyeri haid di

SMAN 5 Kediri.

Rancangan penelitian analitik dengan pendekatan komparatif. Variabel penelitian tingkat

nyeri haid sebelum dan sesudah diberi daun pepaya (Carica papaya). Populasi penelitian seluruh

remaja putri yang haid di SMAN 5 Kediri Kediri. Teknik sampling accidental sampling dengan

sampel sejumlah 15 orang. Instrumen penelitian lembar observasi. Hasil penelitian dianalisa

menggunakan uji statistik wilcoxon signed rank.

Hasil penelitian didapatkan sebelum diberi daun pepaya (Carica papaya) sebagian besar dari

responden 9 (60%) mengalami nyeri haid sedang dan sesudah diberi daun pepaya (Carica papaya)

hampir seluruhnya dari responden 6 (40%) mengalami tidak mengalami nyeri haid. Hasil uji

statistik wilcoxon signed rank antara sebelum dengan sesudah pemberian daun pepaya (Carica

papaya) didapatkan ρ value = 0,000 (0,000 < 0,05) sehingga H1 diterima, artinya ada pengaruh

tingkat nyeri sebelum dan sesudah diberikan daun pepaya (Carica papaya) di SMAN 5 Kediri

Kediri tahun 2015. Hasil dari penelitian ini adalah diharapkan menjadi alternatif untuk mengurangi

rasa sakit dismenore.

Kata Kunci : daun papaya (Carica papaya), nyeri haid, menstruasi.

Page 2: PENGARUH REBUSAN DAUN PEPAYA (CARICA PAPAYA) SISWI DI …

31

PENDAHULUAN

Menstruasi adalah proses yang alamiah

yang datang secara berulang setiap bulannya,

pada wanita normal sejak masa puberitas

sehingga menjelang monopause yang disertai

perdarahan. Normalnya siklus menstruasi adalah

28 hari. Namun untuk sebagian wanita siklus ini

tidak sama dan bervariasi berkisar 22-25 hari.

(Gunawan, 2009). Seorang wanita memiliki dua

ovarium yang masing-masing menyimpan

200.000- 400.000 sel telur yang belum matang

(folikel). Normalnya hanya satu atau beberapa

sel telur saja yang tumbuh setiap periode

menstruasi. Sel telur ini apabila tidak dibuahi,

maka lapisan dinding bagian dalam dari rahim

yang disiapkan untuk menempel hasil

pembuahan akan terkelupas dan terjadilah

perdarahan (menstruasi) (Mansyur, 2009).

Nyeri haid adalah keluhan ginekologis yang

paling sering terjadi pada wanita. Nyeri saat

haid menyebabkan ketidaknyamanan dalam

aktivitas fisik sehari-hari. Keluhan ini

berhubungan dengan ketidakhadiran berulang di

sekolah ataupun di tempat kerja, sehingga dapat

mengganggu produktivitas. Empat puluh sampai

tujuh puluh persen wanita pada masa reproduksi

mengalami nyeri haid, dan sebesar 10 persen

mengalaminya hingga mengganggu aktivitas

sehari-hari (Khorsidi dkk, 2010). Sekitar 70-90

persen kasus nyeri haid terjadi saat usia remaja

(Proctor dan Farquar, 2010; Singh dkk, 2011)

dan remaja yang mengalami nyeri haid akan

terpengaruh aktivitas akademis, sosial dan

olahraganya (Antao, dkk, 2011).

Menurut WHO masih tingginya angka

kejadian nyeri haid yaitu 43-93% wanita

mengalami nyeri haid dan 5-10% dari mereka

mengalami nyeri haid yang sangat berat dan

meninggalkan kegiatan mereka 1-3 hari dalam

Korespondensi penulis.

Alamat E-mail: [email protected]

sebulan (Neinstein, 2013). Di Amerika Serikat

hampir 90% wanita mengalami nyeri haid, dan

10-15% diantaranya mengalami nyeri haid,

berat yang menyebabkan wanita tidak mampu

melakukan kegiatan apapun. Sedangkan di

indonesia angka kejadian nyeri haid, terdiri dari

54,89% nyeri haid, primer dan 9,36% nyeri

haid, sekunder. Biasanya gejala nyeri haid,

primer terjadi pada wanita usia produktif 3-5

tahun setelah mengalami haid pertama dan

wanita yang belum pernah hamil (Info sehat,

2013). Mayoritas perempuan mengalami nyeri

haid, dan masih menggunakan analgesik untuk

menghilangkan nyeri haid salah satunya adalah

di SMAN 5 Kediri Kediri. Berdasarkan hasil

survey yang dilakukan terdapat 75 orang remaja

putri, 55 (73,3%) mengalami nyeri saat

menstruasi setiap bulan, 20 (26,7%) tidak

mengalami nyeri haid. .

Terapi alternatif non farmakologis

diperlukan untuk menurunkan rasa nyeri saat

menstruasi pada remaja putri SMAN 5 Kediri

Kediri, apabila menggunakan obat-obatan

farmakologis akan memiliki efeksamping

terhadap kesehatan. Apabila menggunakan

terapi non farmakologis yaitu dengan rebusan

daun pepaya efek sampingnya lebih sedikit dan

mudah mencarinya.

Nyeri haid dapat dibagi menjadi 2 yaitu

nyeri haid primer dan nyeri haid sekunder.

Nyeri haid primer didefinisikan sebagai nyeri

kram yang berulang yang terjadi saat menstruasi

tanpa ada kelainan patologik pada pelvis

(Winknjosastro,2011).

Nyeri haid sekunder adalah nyeri saat haid

yang didasari oleh adanya kelainan patologik

pada pelvis, contohnya endometriosis (Dawood,

2013). Nyeri haid primer biasanya mulai saat

usia remaja, saat dimana siklus ovulasi mulai

teratur. Penyebab nyeri haid primer sampai saat

ini masih belum jelas, tetapi beberapa teori

menyebutkan bahwa kontraksi miometrium

akan menyebabkan iskemia pada uterus

Page 3: PENGARUH REBUSAN DAUN PEPAYA (CARICA PAPAYA) SISWI DI …

32

sehingga menyebabkan rasa nyeri. Kontraksi

miometrium tersebut disebabkan oleh sintesis

prostaglandin. Prostaglandin disebut dapat

mengurangi atau menghambat sementara suplai

darah ke uterus, yang menyebabkan uterus

mengalami kekurangan oksigen sehingga

menyebabkan kontraksi miometrium dan terasa

nyeri (Eby, 2013). Gejala dari nyeri haid primer

berupa rasa nyeri di perut bagian bawah,

menjalar ke daerah pinggang dan paha. Kadang-

kadang disertai mual, muntah, diare, sakit

kepala dan emosi yang labil. Nyeri timbul

sebelum haid dan berangsur hilang setelah darah

haid keluar (Dawood, 2013).

Penanganan awal pada penderita nyeri haid

primer adalah dengan memberikan obat-obatan

penghilang rasa nyeri dan sebesar 80%

penderita mengalami penurunan rasa nyeri haid

setelah minum obat penghambat prostaglandin

(Speroff, 2010). Obat-obatan antiinflamasi

golongan non-steroid seperti ibuprofen,

naproksen, asam mefenamat dan aspirin banyak

digunakan sebagai terapi awal untuk nyeri haid

(Dawood,2013). Tetapi obat-obatan tersebut

memiliki efek samping gangguan gastro

intestinal seperti nausea, dispepsia, dan muntah-

muntah (Harel, 2011). Saat ini berbagai macam

cara pengobatan baik farmakologi maupun non

farmakologi telah diteliti untuk mengatasi

masalah nyeri haid dilakukan dengan cara

menekan ovulasi melalui pemberian kontrasepsi

oral atau sintesa prostaglandin Non Steroid Anti

Inflamasi Drug (NASID5), sedangkan

pengobatan non farmakologi dapat dilakukan

dengan relaksasi, kompres air hangat, olah raga

teratur, menonton televisi dan membaca atau

dengan mengkonsumsi minuman herbal yaitu

rebusan daun pepaya yang berfungsi sebagai

analgesik/ Anti Inflamasi (Warisno,2011).

Meskipun keluhan nyeri haid umum terjadi

pada wanita, sebagian besar wanita yang

mengalami nyeri haid jarang pergi ke dokter,

mereka mengobati nyeri tersebut dengan obat-

obat bebas tanpa resep dokter. Telah diteliti

bahwa sebesar 30-70% remaja wanita

mengobati nyeri haidnya dengan obat anti nyeri

yang dijual bebas (Campbell dan Mc Grath,

2010).

Pepaya (Carica papaya) merupakan

tanaman yang berasal dari benua Amerika, daun

pepaya (Carica papaya) adalah tanaman obat

yang diketahui mempunyai khasiat sebagai

analgetik / anti inflamasi. Daun pepaya (Carica

papaya) mengandung flavonoid yang berperan

sebagai analgetik yang mekanisme kerjanya

menghambat kerja enzim sikloogsigenase

(Suryanto, 2012). Dengan demikian akan

mengurangi produksi prostaglandin oleh asam

arakidonat sehingga mengurangi rasa nyeri

(Gunawan ,2010).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan

Marwiyah pada tahun 2013 tentang pengaruh

minum jahe terhadap tingkat nyeri haid primer

pada remaja putri di SMP darul ulum. Jahe dan

daun pepaya (Carica papaya) mengandung

flavonoid yang dapat mengurangi rasa nyeri

haid. Hasil penelitian menunjukkan terjadi

penurunan intensitas dan kualitas nyeri yang

signifikan setelah 15 menit pemberian minum

jahe (P value < 0,05).

Berdasarkan fenomena diatas bahwa

tingginya nyeri haid, di SMAN 5 Kediri pada

tahun 2015 dapat mengakibatkan remaja putri

tidak bisa melakukan aktifitas sehari-hari dan

susah berkonsentrasi saat proses belajar di kelas

dan mengalami peningkatan emosional (marah-

marah) hal ini merupakan masalah yang urgan.

Menurut peneliti belum pernah dilakukan

penelitian dan dimungkinkan untuk dilakukan

penelitian berdasarkan pertimbangan waktu,

tenaga, biaya serta kesesuaian kompetensi

peneliti dengan tema. Maka peneliti tertarik

untuk mengungkap pengaruh pemberian daun

pepaya (Carica papaya) terhadap nyeri haid

pada saat menstruasi pada remaja putri SMAN 5

Kediri.

Page 4: PENGARUH REBUSAN DAUN PEPAYA (CARICA PAPAYA) SISWI DI …

33

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini adalah penelitian pre

eksperimental jenis one group pre – post test

design yang dilaksanakan di SMAN 5 Kediri

pada bulan Mei-Juni 2015, dengan sampel

remaja putri yang mengalami nyeri haid di

SMAN 5 Kediri 2015 yang dipilih dengan

teknik accidental sampling. Bahan penelitian

yang digunakan adalah daun pepaya (Carica

papaya). Cara pemberiannya adalah Ambil 1

lembar daun pepaya, cuci sampai bersih, rebus

kedalam 200 ml air, sampai mendidih dengan

suhu 1000C, selama 3-5 menit sehingga air

menjadi 150 ml, tunggu hingga air terasa hangat

37,50C, waktu pemberian 1 kali sehari, saat

nyeri haid waktunya kurang lebih 3-4 jam.

Prosedur penelitian adalah sebagai

berikut Peneliti melakukan pengamatan awal

responden sebelum diberi perlakuan (pre test),

selanjutnya responden diberi perlakuan yaitu

diberi terapi rebusan daun papaya (Carica

papaya). Setelah diberi perlakuan kemudian

dilakukan kembali pengamatan terhadap

penurunan nyeri haid, akhir (post test). Hal ini

dilakukan untuk perbedaan yang dihasilkan

antara pre test dan post test.

Analisis data dilakukan dengan uji

Wilxocon dengan = 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Lama Nyeri Haid Di SMAN 5 Kediri

Kategori F P(%)

1 hari 12 80.0

2 hari 2 13.3

> 3 hari 1 6.7

Jumlah 15 100

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Lama Menstruasi Di SMAN 5 Kediri

Kategori F P(%)

< 7 hari 3 20.0

7 hari 9 60.0

>7 hari 3 20.0

Jumlah 15 100

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Siklus Menstruasi Di SMAN 5 Kediri

Kategori F P(%)

< 21 hari 5 33.0

21 – 35 hari 9 60

> 35 hari 1 6.7

Jumlah 15 100

Tabel 4

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia Menarche Di SMAN 5 Kediri

Kategori F P(%)

< 12 tahun 3 20.0

12 – 14 tahun 9 60.0

> 14 tahun 1 20.0

Jumlah 15 100

Tabel 5

Distribusi Frekuensi Karakteristik Karakteristik Responden

Berdasarkan Tingkat Nyeri Haid Sebelum Diberikan Daun

Pepaya (Carica papaya) di SMAN 5 Kediri

Pre Daun Pepaya (Carica

papaya Jumlah Persentase

Tidak nyeri 0 0

Nyeri ringan 6 40

Nyeri sedang 9 60

Nyeri berat terkontrol 0 0

Nyeri sangat berat 0 0

Jumlah 15 100

Tabel 6

Distribusi Frekuensi Karakteristik Karakteristik Responden

Berdasarkan Tingkat Nyeri Haid Sesudah Diberikan Daun

Pepaya (Carica papaya) di SMAN 5 Kediri

Post Daun Pepaya

(Carica papaya Jumlah Persentase

Tidak nyeri 12 80

Nyeri ringan 3 20

Nyeri sedang 0 0

Nyeri berat terkontrol 0 0

Nyeri sangat berat 0 0

Jumlah 15 100

Page 5: PENGARUH REBUSAN DAUN PEPAYA (CARICA PAPAYA) SISWI DI …

34

Tabel 7

Hasil Tabulasi Silang Pengaruh Tingkat Nyeri Haid Antara

Sebelum dan Sesudah Diberikan Daun Pepaya (Carica

papaya) di SMAN 5 Kediri

Tingkat nyeri

haid

Perlakuan Total

sebelum Sesudah

f % f % f %

Nyeri Ringan 6 40 0 0 6 40

Nyeri Sedang 6 40 3 20 9 60

Total 12 80 3 20 15 100

Z score = -3.520 p value = 0,000 = 0,05

Hasil penelitian yang disajikan dalam

tabulasi silang pada tabel 7 menunjukkan bahwa

dari total 6 (40%) responden yang mengalami

nyeri ringan sebelum diberi konsumsi rebusan

daun pepaya (Carica papaya) 6 (40%)

diantaranya tidak mengalami nyeri setelah

mengkonsumsi rebusan daun pepaya (Carica

papaya) dan 9 (60%) responden yang

mengalami nyeri sedang sebelum

mengkonsumsi rebusan daun pepaya (Carica

papaya) 6 (40%) menjadi tidak nyeri setelah

diberi konsumsi rebusan daun pepaya (Carica

papaya) dan 3 (20%) neyeri berkurang menjadi

nyeri ringan.

Berdasarkan hasil uji wilcoxon sign

ranks test dengan SPSS didapatkan nilai z =-

3,520 dan ρ value = 0,000 dimna α = 0,05.

karena ρ value < α maka H0 ditolak dan H1

diterima. Artinya ada pengaruh konsumsi

rebusan daun pepaya (Carica papaya) terhadap

tingkat nyeri haid pada remaja putri di SMAN 5

Kediri Tahun 2015.

Daun pepaya (Carica papaya)

merupakan daun hijau yang mengandung gizi

yang tinggi, serta mengandung protein nabati di

dalamnya. Banyak vitamin yang terkandung

secara kompleks serta beberapa kandungan baik

lainnya. Manfaat daun pepaya (Carica papaya)

dapat menurunkan tekanan darah, menambah

nafsu makan, meluruhkan haid dan

menghilangkan sakit. Daun pepaya (Carica

papaya) juga dapat membantu menyehatkan

darah, karena kandungan yang ada di dalam

vitamin C dan asam folat serta zat besi yang

berguna dalam memenuhi kebutuhan

pembentukan sel darah merah serta

memperbaiki sirkulasi sel darah merah sehingga

dapat meningkatkan kadar hemoglobin darah

dan membantu menurunkan masalah penyakit

anemia (Taher, 2007).

Pada saat menstruasi terjadi kontraksi

miometrium, penyempitan pembuluh darah, dan

peningkatan prostaglandin, yang mengakibatkan

terjadinya nyeri haid, dalam penelitian ini,

menggunakan penanganan secara non

farmakologis yaitu dengan menggunakan daun

pepaya (Carica papaya), daun pepaya

mengandung flavonoid yang berfungsi sebagai

anti inflamasi yang dapat menurunkan

prostaglandin, ketegangan otot rahim dan

mengurangi rasa nyeri saat menstruasi.

Fakta dan teori di tempat penelitian

sudah sesuai bahwa remaja putri yang

mengalami nyeri selama penelitian terbukti

mengalami perbedaan nyeri haid setelah diberi

daun pepaya (Carica papaya), dari 15

responden yang mengalimi nyeri ringan 6 (40%)

dan sedang 9 (60%) dan ada 12 remaja putri

tidak mengalami nyeri sama sekali, 3 remaja

putri masih mengalami nyeri, dari sedang

menjadi ringan. Hal tersebut menunjukkan

bahwa daun pepaya (Carica papaya) sangat

efektif dalam menurunkan nyeri haid.

KESIMPULAN

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah

ada pengaruh pemberian konsumsi daun pepaya

(carica papaya) terhadap nyeri haid pada saat

menstruasi pada remaja putri SMAN 5 Kediri

tahun 2015.

Page 6: PENGARUH REBUSAN DAUN PEPAYA (CARICA PAPAYA) SISWI DI …

35

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih disampaikan kepada

SMAN 5 Kediri yang menjadi tempat

penelitian, serta para responden yang telah

berpartisipasi dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). prosedur penelitian, suatu

pendekatan praktek (ED.Revisi 4).

Yogyakarta : Rineka Cipta

Astri, 2010. Nyeri Menstruasi (Dismenorhea).

http://astriaje.blogspot.com/2010/07/nyeri-

menstruasi-dismenore.html Diposkan tanggal

14 Februari 2012

Bobak, I. M., Lowdermik, D.L.,& Jensen, M. D

(2006). Buku ajar keperawatan maternitas.

jakarta : EGC

Dawood, M. (2013). Primary dysmimenorrhea

advances in journal Obstetric and

Gynaecology

Dokter kita, 2007. Waspada Nyeri Pada Haid.

http://egosumquesum.wordpress.com/2008/0

3/01/waspada-nyeri-pada-haid/ Diposkan

tanggal 14 Februari 2012

Gunawan, S.G, Editor 2008. farmakologi dan terapi

Edisi 5 FKUI, Jakarta

Hidayat, Azis Alimul. (2011). Metode Penelitian

Kebidanan dan Teknik Analisa Data.

Jakarta: Salemba Medika

Kumalasari, Intan. 2012. Kesehatan Reproduksi.

Jakarta: Salemba Medika

Kusmiran, Eny. 2013. Kesehatan Reproduksi

Remaja dan Wanita. Salemba

Medika. Jakarta

Manuaba, I.B.G. 2009. Memahami Kesehatan

Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC.

2008. Gawa- Darurat Obstetri-

Ginekologi & Obstetri Ginekologi Sosial

Untuk Profesi Bidan . Jakarta: EGC

Ma Mulastin. (2011). Hubungan Status Gizi

Dengan Kejadian Dismenorea Remaja

Putri Di Sma Islam Al-HikmahJepara

<http://www.akbidalhikmah.ac.id/artikel/

Jurnal%20%20penelitian%20edisi%20I.p

df>diaksestanggal 08 Desember 2014

pukul : 09.42 WIB

Nazir, Muhammad (2009) MetodePenelitian. Bogor:

PT. Ghalia Indonesia

Ninik, Fajar. (2011). Hubungan Kebiasaan

Olahraga Dengan Dismenore Primer

Remaja Putri Di Smp N2 Mirit

Kebumen

<http://www.academia.edu/6313105/h

ubungan_kebiasaan_olahraga_dengan

_dismenore_primer_remaja_putri_di_

smp_n_2_mirit_kebumen>Diaksestan

ggal 19 Desember 2014 pukul : 13.51

WIB

Notoatmodjo, (2010). Metodologi penelitian

kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2008) Konsep dan Penerapan

Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta: SalembaMedika.

Poctter, & Perry, (2011). Buku ajar fundamental.,

konsep, proses dan praktik, vol.2 alih

bahasa. Editor Monica Ester Dkk, Jakarta :

EGC

Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

Proctor, ML., Roberts, H., Farquar, CM. (2010).

Combinasi oral contraseptive pill (OCP) astreatmen

for primary dysmenorrhoea