EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK...

84
1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI BIOPESTISIDA HAMA ULAT PADA TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) SKRIPSI ANIK SUKRISNI TB. 140429 PRODI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

Transcript of EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK...

Page 1: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.)

SEBAGAI BIOPESTISIDA HAMA ULAT

PADA TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.)

SKRIPSI

ANIK SUKRISNI

TB. 140429

PRODI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2018

Page 2: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

2

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.)

SEBAGAI BIOPESTISIDA HAMA ULAT

PADA TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Dalam Ilmu Pendidikan Biologi

ANIK SUKRISNI

TB. 140429

PRODI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2018

Page 3: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

3

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 4: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

4

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 5: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

5

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 6: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

6

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 7: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

7

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha

Penyayang dan Segala puji dan syukur kupersembahkan atas nikmat dan

rahmat yang engkau berikan kepada hambamu. Alhamdulillah maha besar

Allah karenaMu lah yang telah memberikan kesempatan pada diriku untuk

menjalani dan merasakan semua ini.

Untuk kedua orang tuaku tersayang Ayahnda Basiman dan Ibunda

Sukijah, terimaksih atas kasih sayang yang tulus, doa, cinta, serta dukungan,

motivasi dan semua usaha yang engkau berikan kepadaku. Sejakku masih

kecil, mulai belajar sampai saat ini.

Ku telah menjadi seorang sarjana dan setiap cucuran keringat yang

menetes di tubuhmu tak sanggup aku membalasnya, kesabaran dan

ketabahanmu membawa aku pada kesuksesan dan kebahagiaan yang tak

dapat kubalas dengan apapun. Aku hanya bisa berdoa agar Allah membalas

kebaikan ayah dan ibu.

Untuk Adikku yang sangat kusayangi, Selly Nurtiani

beserta keluarga besarku, terimakasih kalian telah mendo’akan dan memberi

dukungan kepadaku untuk terus maju sampai bisa seperti yang bisa

kuharapkan.

Terimakasih kepada dosen-dosen,

khususnya kepada ibuk Dra. Hj. Sartiati, M.Pd, bapak Fery Kurniawan, M.Si,

terimakasih atas bimbingan yang telah bapak dan ibu berikan,

karena telah bersedia mendengarkan kegelisahan saya didetik-detik

mendekati seminar proposal dan sidang skripsi atas nasehat yang

bapak dan ibu berikan sehingga saya dapat lebih fokus untuk

memberikan yang terbaik ketika presentasi skripsi.

Tanpa waktu dan pikiran yang kalian berikan selama pembuatan skripsi ini,

Page 8: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

8

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

saya yakin skripsi ini tidak akan membawa saya seperti sekarang ini.

Sahabat-sahabat tercinta

keluarga Ose (Atika Ose, Hesti Ose, Ria Ose, Selvi Ose, Susi Ose dan Wilda

Ose),

dan teman-teman yang lainnya yang tak bisa disebut satu persatu

terimakasih atas semua dukungan, motivasi dan

yang telah membantu sampai selesai skripsi ini, tanpa kalian semua

saya tidak akan bisa melewati semua masalah yang saya hadapi

selama ini.

Page 9: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

9

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

MOTTO

روم :٤١ ٱ . ال

Artinya : Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan

tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari

(akibat) perbuatan merekan, agar mereka kembali (kejalan yang benar)

(Kementrian Agama, Al-Qur‟an dan Terjemahan, Qs. Ar-Rum: 41, hal.

807, Tahun: 1998).

Page 10: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

10

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil‟alamiin puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang

Maha „Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas iradahnya

hingga skripsi ini dapat dirampungkan. Salawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW,

pembawa risalah pencerahan bagi manusia.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik

guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Biologi pada Fakultas Tarbiyah dan

keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa

penyelesaian skripsi ini telah banyak melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi

baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini penulis menyampaikan

terimakasih atas penghargaan kepada :

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA dan jajarannya beserta WR:1 Rektor UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I dan jajarannya sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan

keguruan UIN Sukthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Ibu Reny Safita, M.Pd sebagai Ketua Prodi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan

keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Ibu Dra. Hj. Sartiati, M.Pd, Bapak Fery Kurniawan, M.Si, sebagai dosen

pembimbing I dan II yang telah banyak memberikan bimbingan dan sumbangan

pemikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi yang telah memberikan pengetahuan penulis.

6. Sahabat-sahabat mahasiswa kelas D Pendidikan Biologi Angkatan 2014 yang telah

menjadi patner diskusi dalam penyususnan skripsi ini.

7. Orang tua ku Bapak Basiman dan Ibu Sukijah serta adikku Selly Nurtiani yang telah

memberikan semangat dan do‟a untuk menguatkan sehingga dapat meneyelesaikan

skripsi ini.

Page 11: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

11

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 12: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

12

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

ABSTRAK

Nama

Program Studi

Judul

:

:

:

Anik Sukrisni

Biologi

Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) Sebagai Biopestisida

Hama Ulat Pada Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi ekstrak daun pepaya

(Carica Papaya L.) sebagai biopestisida hama ulat pada tanaman sawi hijau (Brassica

juncea L.). Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 1 kelas

kontrol yang di ulang sebanyak 3 kali, sedangkan teknik analisis data dalam penelitian

ini menggunakan uji ANOVA (analisis of variance). Pada penelitian ini menggunakan

jenis uji lanjut berupa uji BNt (Beda Nyata terkecil). Berdasarkan hasil analisis

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pada komposisi ekstrak daun pepaya (Carica

Papaya L.) sebagai biopestisida hama ulat perusak daun (Plutella xylostella) pada

tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.), dengan nilai Fhitung 24,571448 > Ftabel

3,49029482, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pada komposisi

ekstrak daun pepaya (Carica Papaya L.) sebagai biopestisida hama ulat perusak daun

(Plutella xylostella) pada tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.).

Kata kunci : Daun Pepaya (Carica Papaya L.), Biopestisida, Hama Ulat pada

tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.).

Page 13: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

13

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

ABSTRACT

Name

Study Program

Title

:

:

:

Anik Sukrisni

Biology

Papaya Leaf Extract (Carica papaya L.) As Biopestisida

Caterpillar In Green Sawi Plant (Brassica juncea L.)

This study aims to determine the effect of the composition of papaya leaf extract

(Carica Papaya L.) as a biopesticide of caterpillar pests on green mustard (Brassica

juncea L.). This research is a science and applied research using Completely

Randomized Design (CRD) method which consists of 3 treatments and 1 control class

which is repeated 3 times, while the data analysis technique in this study uses ANOVA

test (analysis of variance). In this study using the type of further test in the form of BNt

test (smallest real difference). Based on the results of the analysis showed that there was

an influence on the composition of papaya leaf extract (Carica Papaya L.) as a

biopesticide of leaf-destroying caterpillar pests (Plutella xylostella) on mustard plants

(Brassica juncea L.), with a Fcount of 24.571448> Ftable 3,49029482 Therefore, it can

be concluded that there is an influence on the composition of papaya leaf extract

(Carica Papaya L.) as a biopesticide of leaf-destroying caterpillar pests (Plutella

xylostella) on green mustard plants (Brassica juncea L.). Based on that, the researcher

gives advice about the need to further disseminate information to the community,

especially to the farmer groups about the benefits and practical ways of using

biopesticides, especially biopesticides of papaya leaf extract so that it is safer to use.

Keywords: Papaya Leaves (Carica Papaya L.), Biopesticides, Caterpillar Pests on

mustard plants (Brassica juncea L.).

Page 14: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

14

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………………………………..

Nota Dinas …………………………………………………………………………

Halaman Pengesahan……………………………………………………………….

Pernyataan Orisinalitas …………………………………………………………….

Persembahan ……………………………………………………………………….

Motto ………………………………………………………………………………

Kata Pengantar …………………………………………………………………….

Abstrak …………………………………………………………………………….

Abstrak …………………………………………………………………………….

Daftar Isi …………………………………………………………………………...

Daftar Tabel …..…………………………………………………………………...

Daftar Gambar……………………………………………………………………...

Daftar Lampiran .…………………………………………………………………..

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………

B. Identifikasi Masalah …………………………………………………..

C. Batasan Masalah ……………………………………………………...

D. Rumusan Masalah …………………………………………………….

E. Tujuan Masalah ……………………………………………………….

F. Manfaat Penelitian ……………………………………………………

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik ………………………………………………………..

1. Pepaya (Carica papaya L.) …………………………………….....

2. Sawi (Brassica juncea L.) ……………………………………….

3. Pengendalian Hayati (Biopestisida) ………………………………

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ……………………………………….

C. Kerangka Berpikir ……………………………………………………

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ……………………………….……….

B. Alat dan Bahan ………………………………………………………

C. Prosedur Kerja ……………………………………………………….

D. Analisis Data ………………………………….……………………..

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ………………………………………………………

B. Pembahasan …………………………………………………………..

i

ii

iii

iv

v

vii

viii

x

xi

xii

xiv

xv

xvi

1

5

5

6

6

6

7

7

19

28

32

35

37

37

37

39

42

45

Page 15: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

15

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………….

B. Saran …………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

51

51

Page 16: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

16

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.

Tabel 3.1.

Tabel 3.2.

Tabel 4.1.

Tabel 4.2.

Tabel 4.3.

Tabel 4.4.

Tabel 4.5.

Tabel 4.6.

Penelitian yang Relevan ……………………………………………..

Denah Percobaan di Lapangan……………………………………….

Sidik Ragam Rancangan Penlitian …………………………………..

Jumlah Rata-rata Hama Ulat Pemakan Daun (Plutella xylostella)

yang Mati Pada Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.) ………...

Hasil Uji Analisis One Way Anova Rata-rata Hama Ulat Pemakan Daun

(Plutella xylostella) yang Mati Pada Tanaman Sawi Hijau (Brassica

juncea L.) …………………………………...………………………...

Kotak Uji 0 % (Kontrol) …………………………………...……….

Kotak Uji 30 % …………………………………...…………………

Kotak Uji 70 % …………………………………...…………………

Kotak Uji 100 % …………………………………...……………….

32

38

40

42

44

47

47

48

49

Page 17: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

17

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.

Gambar 2.2.

Gambar 2.3.

Gambar 2.4.

Gambar 2.5.

Gambar 2.6.

Gambar 2.7.

Gambar 2.8.

Gambar 2.9.

Gambar 2.10.

Gambar 2.11.

Gambar 2.12.

Gambar 4.1.

Batang Tanaman Pepaya (Carica papaya L.) …………………

Daun Tanaman Pepaya (Carica papaya L.) …………………….

Bunga Betina Tanaman Pepaya (Carica papaya L.) ……………

Buah Tanman Pepaya (Carica papaya L.) ……………………

Batang Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) …………………..

Daun Tanaman Sawi (Brassica junceaL.) …………………….

Bunga Tanaman Sawi (Brassica junceaL.) ……………………

Ulat Grayak (Spodopetra litura F) …………………………….

Ulat Tanah (Agrotis sp) ………………………………………..

Ulat Jengkal (Chrysodeixis chalcites Esp dan C.orichalcea.

L.)………………………………………………………………...

Ulat Perusak Daun(Plutella xylostella) …………………………

Kerangka Berfikir………………………………………………..

Grafik Rata-Rata Jumlah Ulat Perusak Daun (Plutella xylostella)

yang mati pada tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)……….

9

10

11

12

20

20

21

25

26

26

27

36

43

Page 18: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

18

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Lampiran 2.

Hitungan Statistik ……………………………………………..

Dokumentasi Penelitian ……………………………………….

55

58

Page 19: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

19

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris, di tandai dengan adanya dua musim

yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Dengan adanya dua musim ini

merupakan keunggulan komperatif untuk pengembangan pertanian, karena

sepanjang tahun tanaman dapat diusahakan di Indonesia. Musim penghujan oleh

petani digunakan untuk menanam padi sedangkan untuk musim kemarau digunakan

untuk tanam palawija dan sayuran (Sukino, 2013, hal. 3).

Sayuran merupakan salah satu jenis bahan makanan yang sangat dibutuhkan

di semua kalangan masyarakat, karena sayuran banyak mengandung serat dan

vitamin yang bagus untuk kebutuhan tubuh manusia. Sayuran yang biasa

dibudidayakan dalam bidang pertanian yaitu seperti Col, Bayam, Kangkung, Genjer,

dan Sawi. Sawi termasuk jenis sayuran yang cepat tumbuh, mudah perawatannya

dan cepat panen. Masyarakat di Indonesia pada umumnya sering mengkonsumsi

salah satu jenis sayuran seperti sawi, karena rasanya yang segar dan banyak

mengandung vitamin. Sawi merupakan jenis sayuran yang sering digunakan oleh

sekelomok pedagang sebagai bahan campuran dagangannya, diantaranya seperti mi

ayam, bakso, dan tidak sedikit masyarakat yang menggunakan sawi sebagai olahan

makanan seperti asinan dan olahan-olahan makanan lain. Sawi memiliki beberapa

jenis diantaranya sawi putih, sawi hijau, sawi kriting, sawi huma, caisim , dan masih

banyak lagi.

Sawi merupakan tanaman semusim. Bentuknya hampir menyerupai caisim.

Sawi berdaun lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Hampir setiap orang

gemar sawi karena rasanya segar (enak) dan banyak mengandung vitamin A,

vitamin B, dan sedikit vitamin C. Namun, daun sawi rasanya agak pahit (Sunarjo,

2005, hal. 78). Sawi mudah ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi.

Namun, sawi lebih banyak ditanam di dataran rendah, terutama di pekarangan

Page 20: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

20

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

karena perawatannya lebih mudah. Adapun syarat-syarat penting bertanam sawi

ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), drainasenya baik, dan

PH tanahnya antara 6-7. Waktu tanam yang baik ialah pada akhir musim hujan

(maret). Walaupun demikian, tanaman dapat pula di tanam pada musim kemarau

asalkan tersedia cukup air (Sunarjo, 2005, hal. 80).

Tanaman sawi dapat dipanen umur 35-70 hari setelah tanam, tetapi

tergantung pada kultivar dan musim. Selain umur, kriteria tanaman siap panen dapat

dilihat dari kondisi fisik tanaman, seperti warna, bentuk, dan ukuran daun. Di

samping itu krop sudah berbetuk sempurna, padat dan kompak (Zulkarnain, 2016,

hal. 92). Selain itu, tanaman sawi juga mengandung manfaat diantaranya yaitu sawi

mengandung mineral dan sumber gizi bagi tubuh manusia.

Penelitian dari beberapa ahli menunjukkan bahwa senyawa brassinin yang

dikandung oleh sawi dapat membantu mencegah timbulnya tumor payudara.

Apabila ditambah dengan indoles dan isothiocyanate, sawi dapat bermanfaat

mencegah kanker payudara. Sawi juga bermanfaat untuk menyehatkan mata dan

mengendalikan kadar kolesterol di dalam darah sehingga mengonsumsi sawi dapat

menghindari serangan jantung (Zulkarnain, 2016, hal. 93).

Masyarakat ada yang lebih menyukai menanam tanaman sawi sendiri

disekitar perkarangan rumah ketimbang harus membeli di pasar karena dalam

pembudidayaannya mudah dan dalam jangka waktu 35-70 hari sudah bisa di panen.

Namun, kendala yang sering muncul dalam budidaya tanaman sawi tidak terlepas

dari serangan hama dan penyakit. Serangan hama dan penyakit yang berat dapat

menurunkan produktivitas tanaman, bahkan menyebabkan kegagalan panen. Salah

satu hama yang menyerang tanaman sawi adalah hama ulat, serangan hama ulat

merupakan faktor yang menghambat dalam pembudidayaan tanaman sawi.

Penyebab kerusakan pada tanaman sawi yang paling dominan yaitu hama ulat

perusak daun (Plutella xylostella) yang bersembunyi di balik daun tanaman. Bila

ada merasa bahaya, akan menjatuhkan diri dengan mengeluarkan benang yang

menggantung. Siklus hidup ulat ini terdiri dari empat bentuk, yaitu telur, ulat,

kepompong dan ngengat. Telurnya berbentuk bulat panjang. Ulat yang baru menetas

Page 21: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

21

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

warnanya hijau pucat, sedangkan yang lebih dewasa warna kepalanya lebih pucat

dan terdapat bintik-bintik cokelat. Penyebab kerusakan akibat ulat tritip (Plutella

xylostella) yaitu daun tampak seperti berbercak-bercak putih, dimana bercak-bercak

tersebut adalah kulit ari daun yang tersisa setelah daunnya dimakan, kemudian daun

menjadi berlubang karena kulit ari daun mengering dan sobek. Serangan berat

menyebabkan seluruh daging daun habis termakan sehingga yang tertinggal

hanyalah tulang-tulang daunnya (Anonim, 1996, hal. 30-31). Oleh karena itu, usaha

pengendalian hama harus mendapatkan perhatian yang khusus.

Tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pengendalian pada tanaman sawi

dengan menggunakan pestisida nabati yang berasal dari tumbuhan disekitar

pekarangan rumah masyarakat yang tidak dimanfaatkan, diantaranya seperti

tumbuhan sirsak, tembakau, mindi, jahe, melinjo, dan pepaya. Pestisida nabati

adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman yang berkhasiat

mengendalikan serangan hama pada tanaman. Penggunaan pestisida nabati tidak

meninggalkan zat berbahaya baik pada tanaman maupun lingkungan, serta harganya

relatif lebih murah dibanding dengan pestisida kimia. Pestisida nabati dapat dibuat

oleh petani sendiri dengan cara sederhana berupa larutan hasil perasan, ekstrak,

rendaman, dan rebusan bagian tanaman.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan, kelompok

tani menjelaskan bahwa penyakit yang sering menyerang tanaman sawi yaitu berupa

pembusukan pada daun. Selain itu, ada juga jenis hama yang sering di jumpai

berupa hama ulat dan wereng. Namun, dalam pengendalian penyakit dan hama yang

dilakukan oleh petani masih menggunakan pestisida kimia dengan dosis yang sesuai

dengan kebutuhan tanaman berupa peyakit dan jenis hama yang menyerang tanaman

sawi. Dengan asumsi petani bahwa pestisida sintetik (kimia) ini lebih efektif untuk

pengendalian organisme pengganggu tanaman. Selain itu, petani juga menjelaskan

bahwa pestisida kimia lebih mendapatkan hasil panen yang berkualitas dengan harga

yang relatif normal untuk memuaskan konsumen. Padahal jika dilihat dari segi

kesehatan, pestisida kimia mempunyai dampak negatif yang dapat merusak

lingkungan di antaranya hewan, tanah, dan manusia. Selain itu, pestisida sintetik

Page 22: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

22

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

(kimia) secara ekonomis meningkatkan modal produksi pertanian yang dikeluarkan

karena biasanya pestisida sintetik (kimia) harganya lebih mahal.

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya dari tumbuhan yang

relatif mudah dibuat dengan kemampuan terbatas, karena pestisida nabati bersifat

mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relative aman bagi

manuasia, serta ternak. Pestisida nabati berperan sebagai racun kontak dan racun

perut (Anonim, 2007) dalam (Nechiyana, dkk, 2011, hal. 2).

Tanaman papaya (Carica papaya L.) termasuk familia Caricaceae, terdapat

di berbagai daerah di Tanah Air. Daun pepaya mempunyai garir luar helaian

daunnya bulat telur, dengan tulang-tulang yang menjari, tepi daun bercangap

berbagi, berujung yang runcing, pangkal daun berbentuk jantung dengan cuping-

cuping daun yang berlekukan secara tidak beraturan, helai-helai daunnya bergaris

tengah sekitar 25-75 cm, daun berwarna hijau tua sedangkan tulang-tulangnya

berwarna lebih muda atau hijau muda agak keputih-putihan (Kartasapoetra, 1996,

hal. 18-19).

Baskaran, dkk (2012) dalam (Fajri, dkk. 2017, hal. 69-17) mengemukakan

hasil skrining fitokimia pada ekstrak daun pepaya menunjukkan adanya kandungan

alkaloid, karbohidrat, saponin, glikosida, protein dan asam amino, phytosterol,

senyawa fenolik, flavonoid, terpenoid, tanin. Daun pepaya juga mengandung enzim

protease papain dan kimopapain yang merupakan racun bagi serangga pemakan

tumbuhan. Hal ini menunjukkan bahwa daun pepaya berpotensi sebagai pestisida

nabati.

Pemanfaatan tanaman pepaya terutama pada bagian daun pepaya sebagai

pengendali hama masih banyak belum dilakukan oleh petani. Sehingga dalam

penelitian ini, peneliti mencoba menggunakan daun pepaya untuk mengendalikan

hama ulat perusak daun (Putella xylostella) pada tanaman sawi dengan cara

mengekstrak bagian daun pepaya. Hal ini karena, daun pepaya banyak mengandung

senyawa-senyawa kimia yang berpotensi sebagai racun alami bagi hama dan tidak

berbahaya bagi tubuh. Selain itu, tanaman pepaya juga banyak terdapat di

lingkungan masyarat yang tidak dimanfaatakan bagian daunnya, melainkan hanya

Page 23: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

23

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

memanfaatkan buahnya untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, daun pepaya dapat

dijadikan salah satu alternatif untuk mengendalikan hama ulat atau pestisida nabati.

Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.)

Sebagai Biopestisida Hama Ulat Pada Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea

L.)”

B. Identifikasi Masalah

1. Masyarakat pada umumnya masih menggunakan pestsida kimia untuk

mengendalikan hama ulat.

2. Masyarakat belum mengetahui bahwa terdapat banyak tanaman yang bisa

digunakan sebagai pestisida alami untuk mengendalikan hama ulat.

3. Pestisida nabati dapat dibuat oleh masyarakat sendiri dengan cara yang

sederhana dan bahannya mudah didapatkan.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Varietas pepaya yang digunakan adalah varietas pepaya thailand

2. Daun Pepaya (Carica Papaya L.) yang digunakan adalah bagian daun yang

masih berwarna hijau tua dan segar yang diambil dari sekitar Desa

Gerunggung, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi.

3. Ulat yang digunakan pada penelitian ini adalah satu jenis ulat pada tanaman

sawi hijau (Brassica juncea L.), yaitu ulat perusak daun (Putella xylostella).

4. Konsentrasi ekstrak daun pepaya (Carica Papaya L.) yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 0% (kontrol), 30%, 70%, dan 100%.

5. Pengaruh ekstrak daun pepaya (Carica Papaya L.) sebagai biopestisida ulat

pada tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)

Page 24: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

24

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

D. Rumusan Masalah

Berapa persen pengaruh komposisi ekstrak daun pepaya (Carica Papaya L.)

sebagai biopestisida hama ulat pada tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)?

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui berapa persen pengaruh komposisi ekstrak daun pepaya

(Carica Papaya L.) sebagai biopestisida hama ulat pada tanaman sawi hijau

(Brassica juncea L.)?

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini, yaitu:

1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai Ekstrak Daun Pepaya

(Carica Papaya L.) Sebagai Biopestisida Hama Ulat Pada Tanaman Sawi

Hijau (Brassisca juncea L.)

2. Sebagai sumber informasi dalam dunia pendidikan tentang khasiat Ekstrak

Daun Pepaya (Carica Papaya L.) Sebagai Biopestisida Hama Ulat Pada

Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)

Page 25: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

25

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB 11

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Pepaya (Carica papaya L.)

a. Deskripsi Pepaya (Carica papaya L.)

Pepaya (Carica papay L.) merupakan tanaman yang berasal dari

Amerika tropis. Pusat penyebaran tanaman diduga berada di daerah sekitar

Meksiko bagian selatan dan Nikaragua. Bersama pelayar-pelayar bangsa

Portugis di abad ke-16, tanaman ini turut menyebar ke berbagai benua dan

negara, termasuk ke Benua Afrika dan Asia serta negara India. Dari India,

tanaman ini menyebar ke berbagai negara tropis lainnya, termasuk Indonesia

dan pulau-pulau di Lautan Pasifik di abad ke-17 (Kalie, 1998, hal. 1-2).

Buah pepaya tergolong buah yang populer dan digemari oleh hampir

seluruh penduduk penghuni bumi ini. Daging buahnya lunak dengan warna

merah atau kuning. Rasanya manis dan menyegarkan karena mengandung

banyak air. Nilai gizi buah ini cuku tinggi karena mengandung banyak

provitamin A dan vitamin C, juga mineral kalsium. Selain itu, dengan

mengonsumsi buah ini akan memudahkan buang air besar. Oleh karena

teksturnya yang lunak dan nilai gizinya yang tinggi maka buah ini sangat

baik diberikan untuk anak-anak dan orang yang berusia lanjut (Kalie, 1998,

hal. 1-2).

Pemanfaatan tanaman pepaya cukup beragam. Daun pepaya muda,

bunga, dan buah yang masih mentah dapat dibuat sebagai bahan berbagai

ragam sayuran. Dalam pengobatan tradisional, bagian-bagian tanaman

pepaya banyak yang digunakan. Pada masa pendudukan Jepang dulu, ketika

obat sukar diperoleh, penderita penyakit malaria selalu diobati dengan

minuman perasan daun pepaya. Rasanya memang pahit, tetapi demamnya

jadi sembuh. Rasa pahit ini disebabkan oleh tekanan darah dan membunuh

Page 26: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

26

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

amuba. Sari akar tanaman pepaya dapat pula digunakan sebagai oat penyakit

kencing batu, penyakit saluran kencing, cacing kremi. Bijinya sering pula

digunakan untuk obat penyakit cacing kremi (Kalie, 1998, hal. 1-2).

Batang, daun, buah pepaya muda mengandung getah berwarna putih.

Getah ini mengandung suatu enzim pemecah protein atau enzim proteolitik

yang disebut papain. Lalap daun papaya muda yang dapat menambah

nafsumakan diduga disebabkan oleh enzim ini. Sebagai enzim proteolitik,

papain banyak digunakan dalam industry, di antaranya industry makanan

dan minuman, farmasi, kosmetik, tekstil, dan penyamak (Kalie, 1998, hal. 1-

2).

b. Taksonomi Pepaya (Carica papaya L.)

Menurut Cahyono (2017, hal. 3) dalam ilmu botani, tanaman pepaya

diklasifikasikan sebgai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dikotyledoneae

Ordo : Violales

Family : Caricaceae

Genus : Carica

Spesies : Carica papaya (L)

Pepaya termasuk kelas Dicotyledonae, ordo Cricales, famili

Caricae, genus Caricae dan termasuk tumbuhan herba besar dengan biji

berkeping dua. Tanaman pepaya dapat mencapai tinggi antara 2-10 m

dengan batang bulat dan mempunyai rongga yang berdiameter 10-20 cm

dengan jaringan lunak (Putri, 2016, hal. 12).

Page 27: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

27

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

c. Morfologi Pepaya (Carica papaya L.)

Secara morfologi, bagian atau organ-organ penting tanaman pepaya

adalah sebagai berikut:

1) Akar

Tanaman pepaya memiliki sistem perakaran tunggang dan perakaran

serabut (akar cabang). Akar tunggang tanaman dewasa tumbuh ke pusat

bumi hingga kedalaman 1,5 m atau lebih dan bersifat kokoh. Sedangkan akar

cabang dan akar serabut tumbuh mendatar ke semua arah, serta menyebar

pada kedalaman 1 m atau lebih dengan panjang akar dapat mencapai 150 cm

atau lebih dari batang (Cahyono, 2017, hal. 4).

Akar tunggang berfungsi sebagai penopang egaknya tanaman.

Sementara itu, akar cabang dan serabut berfungsi sebagai penguat berdirinya

tanaman dan penyerapan air serta zat-zat makanan (hara) dari tanah. Kondisi

fisik tanah yang gembur sangat baik untuk menunjang pertumbuhan

perakaran tanama dan pertumbuhan tanaman secara keseluruhan (Cahyono,

2017, hal. 4).

2) Batang

Gambar 2.1: Batang Tanaman Pepaya; Sumber: Dokumentasi Pribadi

Tanaman pepaya berbatang sejati. Batang sejati tanaman pepaya tidak

berkayu, tetatpi bersifat keras dan memiliki titik tumbuh yang akan

Page 28: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

28

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

menghasilkan daun dan bunga. Batang tidak bercabang, namun bila

pucuknya dipangkas akan menumbuhkan cabang sehingga batang menjadi

bercabang. Batang tanaman pepaya berongga, banyak mengandung air dan

getah papain, serta memiliki ertumbuhan yang cepat hingga dapat mencapai

ketingggian lebih dari 10 m. Batang berbentuk bulat lurus dan beruas-ruas.

Batang tanaman berfungsi sebagai tempat jalannya pengankutan air dan zat-

zat makanan (hara) ke daun, serta tempat jalannya pengangkutan zat-zat hasil

asimilasi ke seluruh bagian tubuh tanaman (Cahyono, 2017, hal. 5-6).

3) Daun

Gambar 2.2: Daun Tanaman Pepaya; Sumber: Dokumentasi Pribadi

Daun tanaman pepaya termasuk daun tunggal, berukuran besar,

bercanggap, dan berwarna hijau. Dau memiliki tangkai yang berukuran

panjang dan berongga. Tangkai dau berwarna hijau lebih muda daripada

warna daunnya. Tulang-tulang daun tersusun menjalar (palmineus) dan

permukaan daun bersifat kasar. Daun tumbuh pada ruas-ruas batang yang

tersusun secara berselang-selang melingkar pada ruas-ruas berikutnya

(tersusun pada bidang yang bersilangan) dan daun-daun tersebut

pertumbuhannya tegak berbentuk sudut 45o (Cahyono, 2017, hal. 6).

Daun tanaman merupakan bagian dai organ tubuh yang berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses asimilasi yang menghasilkan zat-zat

Page 29: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

29

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan vegetative (akar, batang dan

daun) dan pertumbuhan generative (bunga, buah, dan biji) (Cahyono, 2017,

hal. 6).

4) Bunga

Gambar 2.3: Bunga Betina Tanaman Pepaya; Sumber: Dokumentasi Pribadi

Bunga tanaman berbentuk tabung dan cukup besar. Bunga yang masih

kuncup berbentuk menyerupai api lilin. Daun mahkota atau mahkota bunga

berwarna putih, berjumlah 5 helai. Bunga pepaya termasuk bunga majemuk

dan pada bunga terdapat tangkai yang pendek. Kelompok bunga majemuk

(infloresensia) tersebut tersusun pada sebuah tangkai bunga yang

kedudukannya ada pada setiap ketiak daun (Cahyono, 2017, hal. 7).

Berdasarkan tipenya, bunga pepaya dikelompokkan menjadi dua jenis,

yaitu bunga berumah satu dan bunga hermafrodit atau bunga sempurna.

Bunga berumah satu, yaitu dalam satu pohon hanya terdapat bunga jantan

atau bunga betina saja (Cahyono, 2017, hal. 7).

Page 30: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

30

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

5) Buah

Gambar 2.4: Buah Tanaman Pepaya; Sumber: Dokumentasi Pribadi

Secara keseluruhan, buah pepaya terdiri atas tangkai buah, kulit buah,

daging buah, dan biji. Buah pepaya tergolong buah batu berdaging dan berair

(Cahyono, 2017, hal. 15).

Buah pepaya memiliki bentuk, ukuran, warna daging buah, dan rasa

yang beragam, tergantung pada jenis atau varietasnya. Bentuk buah pepaya

beragam, ada yang bulat, bulat pendek, bulat panjang (lonjong), dan

sebagainya. Begitu juga dengan ukuran, ada yang kecil, sedang, dan besar.

Buah yang berukuran kecil, beratnya kurang dari 1,5 kg. buah yang

berukuran sedang beratnya berkisar 1,5-3 kg. untuk warna daging buah, ada

yang berwarna merah, merah semangka, kuning, jingga kemerahan, dan

kuning pucat. Rasa daging buah beragam, ada yang manis dan ada yang

kurang manis (Cahyono, 2017, hal. 15).

6) Biji

Biji papaya berukuran kecil, bentuknya bulat telur, berwarna hitam,

bersifat keras, dan permukaan biji tampak agak berkeriput. Biji buah dilapisi

kulit berlendir berwarna putih transparan (bening) lunak seperti agar-agar.

Page 31: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

31

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Jika lapisan kulit berlendir tersebut dipijit, akan pecah dan berair. Secara

keseluruhan, biji papaya terdiri atas kulit biji yang berwarna hitam,

bertekstur kasar bergerigi membentuk alur-alur, dan tampak berkerut; kulit

ari berwarna coklat muda; daging biji (endospermae) berwarna putih; dan

lembaga (Cahyono, 2017, hal. 16).

Biji pepaya terletak di dalam rongga buah yang tersusun dalam larikan.

Dalam satu buah mengandung biji yang berjumlah banyak. Namun, ada

beberapa buah yang mengandung biji sedikit. Pada umumnya, buah yang

mengandung biji sedikit adalah buah yang beronggga besar (Cahyono, 2017,

hal. 16).

Biji-biji papaya mengandung minyak. Dalam minyak biji papaya

mengandung 71,60% asam oleat, 15,13% asam palmitat, 3,60% asam

stearate, dan asam-asam lemak lain dalam jumlah sedikit (Warismo, 2003

dalam Cahyono, 2017, hal. 16).

d. Manfaat Pepaya (Carica papaya L.)

Tanaman pepaya banyak dimanfaatkan oleh masyarakat luar untuk

berbagai macam keperluan hidup. Selain buahnya, bagian-bagian tanaman

yang lain, mulai dari akar hingga daunnya juga mempunyai manfaat untuk

berbagai macam keperluan. Dengan demikian, tidak ada bagian tanaman

yang terbuang percuma apabila masyarakat mengetahui khasiat dan manfaat

tiap bagian dari tanaman pepaya. Adapun khasiat dan kegunaan tiap bagian

dari tanaman pepaya dipaparkan sebagai berikut:

1) Akar

Akar tanaman pepaya dapat digunakan sebagai obat penyakit ginjal,

saluran kandung kemih, cacingan (cacing kremi), penyakit kencing batu, dan

sebagai obat luar untuk mengobati penyakit reumatik atau asam urat (sendi-

sendi tulang yang sakit) (Cahyono, 2017, hal. 26).

Page 32: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

32

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2) Batang

Batang pepaya juga berkhasiat sebagai obat herbal. Parutan batang

pepaya yang telah diperas airnya dan getahnya, bersama-sama dengan gula

pasir atau gula jawa dapat langsung dimakan untuk mengobati rasa mual dan

sakit kembung atau masuk angin. Ramuan tradisional tersebut dapat

membantu mengeluarkan angina dari lambung degan mudah. Dalam bidang

pertanian, batang tanaman pepaya dapat digunakan dalam pembuatan

kompos atau pupuk pertanian. Di bidang peternakan digunakan sebagai

makanan ternak kuda (Cahyono, 2017, hal. 27).

3) Daun

Daun pepaya yang masih muda maupun yang tua dapat dimanfaatkan

sebagai bahan sayuran yang dapat dimasak dan dimakan sebagai lalapan

maupun menjadi berbagai macam masakan, misalnya buntil, pecel atau

gudangan, tumis, dan sebgainya. Sementara itu, air perasaan daun pepaya

yang masih muda dapat digunakan sebagai obat penyakit malaria, kejang

perut, dan beri-beri. Pada daun-daun muda ini banyak mengandung zat

alkaloid carpaine yang memiliki rasa pahit (Cahyono, 2017, hal. 27).

Di bidang peternakan, daun pepaya dapat digunakan sebagai obat

cacingan (cacing kremi, mulas, dan penggumpalan lendir). Selain itu juga

dimanfaatkan sebagai pakan hijauan ternak, seperti sapi, kambing, kerbau,

kelinci, marmot, ayam, dan sebagainya. Sedangkan dalam bidang pertanian,

daun pepaya juga dapat dijadikan sebagai kompos untuk pupuk pertanian

(Cahyono, 2017, hal. 27).

Menurut Muljana (1990, hal. 4) dalam pernyataan dari Prof.

Wichmann ini didukung oleh Greshoff yang mengatakan bahwa daun pepaya

banyak mengandung sejenis alkaloid yang sering disebut sebagai CARPAIN.

Carpain ini mempunyai sifat dapat membuat urat-urat jantung menjadi

kejang.

Berdasarkan penelitian para ahli, daun papaya diketahui

mengandung 35 mg/100mg tocophenol. Daun pepaya muda diketahui juga

Page 33: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

33

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

banyak mengandung zat bernama alkaloid dan dan enzim papain. Enzim ini

identik dengan getah berwarna putih kental. Fungsi dari enzim papain adalah

untuk memecah protein (bersifat proteolitik). Sementara itu, senyawa yang

dominan pada daun pepaya yang sudah tua adalah fenolik (Glio, 2017, hal.

30).

Secara umum, daun pepaya mengandung 3 varian enzim, yakni

papain sebanyak 10%, khimoprotein sebanyak 45%, dan juga losozim

sebanyak 20% per 100%. Enzim khimoprotein berfungsi sebagai katalisator

dalam reaksi hidrolisis antara protein dengan poplipetida. Sementara itu,

enzim lisozim berperan sebagai antibakteri dan bekerja dengan memecah

dinding sel pada bakteri (Glio, 2017, hal. 30-31).

Daun papaya juga mengandung berbagai macam zat, di antaranya

vitamin A, B1, kalori, protin, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, besi, dan

air. Selain itu, lebih dari 50 asam amino yang terkandung dalam getah

pepaya, beberapa di antaranya seperti asam aspartate, treonin, serin, asam

glutamate, prolin, glisin, alanine, valine, isoleusin, leusin, tirosin, fenilalanin,

histidin, lysine, arginine, tritophan, dan sistein (Glio, 2017, hal. 32).

4) Bunga

Bunga pepaya dapat dimanfaatkan sebagai obat penyakit kuning dan

penambahan nafsu makan. Cara membuatnya cukup mudah. Bunga pepaya

tersebut terlebih dahulu direbus, baru berkhasiat untuk cuci darah

(membersihkan darah dari racun-racun). Bunga pepaya juga dapat dijadikan

bahan masakan, misalnya sayur lodeh, pecel, dan sebagainya. Dalam

kapasitasnya sebagai bahan pangan sayuran, bunga pepaya merupakan

sumber provitamin A (Cahyono, 2017, hal. 28).

5) Buah

Buah pepaya sebagai produk utama tanaman pepaya memiliki beragam

kegunaan. Selain sebagai buah segar, buah pepaya yang telah matang dapat

pula dimafaatkan sebagai bahan masakan, seperti sayur lodeh, oseng-oseng

atau tumis pepaya, lalapan, sayur asam, sayur bening, dan sebagainya. Buah

Page 34: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

34

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

pepaya muda berkhasiat melancarkan air susu ibu, mengobati radang

kandung kemih, sisah buang air besar (sembelit), jerawat, dan gangguan

pencernaan (Cahyono, 2017, hal. 28).

6) Getah

Batang, daun, dan buah pepaya mudah mengandung getah yang

berwarna putih. Getah pepaya akan keluar jika batang dan daun pepaya

disayat. Sedangkan pada daunnya akan keluar getah apabila disobek atau di

potong. Getah tersebut mengandung enzim proteolitik yang disebut “papain”

yang merupakan enzim pemecah protein (Cahyono, 2017, hal. 29).

Dalam bidang industri makanan, getah papaya atau papain dapat

dimanfaatkan sebagi pelunak daging agar terasa lebih empuk, misalnya saat

proses memasak sate, gule, daging asap, daging goring (empal), sup daging,

daging panggang, dan sebagainya (Cahyono, 2017, hal. 29).

Selain itu, papain juga dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan,

bahan kosmetik, penjernih dan penambah rasa pada minuman bir, pelunak

ikan, bahan dalam industry tekstil, bahan dalam industry penyamak kulit, dan

sebagainya (Cahyono, 2017, hal. 29).

7) Biji

Biji pepaya dapat digunakan sebagai obat untuk beberapa macam

penyakit, yaitu obat masuk angina dan cacingan (cacing kremi). Untuk

pengobatan penderita masuk angina, biji pepaya ditumbuk hingga halus dan

menjadi tepung. Kemudian, tepung biji pepaya tersebut dibri sedikit asam

cuka, lalu diminum. Sementara, untuk pengobatan cacingan, penderita cukup

memakan atau menelan biji-biji pepaya karena dapat menggugurkan

kandungan. Bahkan dapat menyebabkan mandul (sulit hamil lagi) akibat

adanya pengeringan Rahim (Cahyono, 2017, hal. 29-30).

e. Jenis-Jenis (Varietas) Buah Pepaya

Varietas pepaya lebih banyak dikenak dari bentuk, ukuran, warna,

rasa, dan tekstur buahnya. Dari parameter tersebut maka dikenal buah

Page 35: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

35

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

pepaya yang berukuran besar atau kecil, berbentuk bulat atau lonjong,

daging buah berwarna merah atau kuning, keras atau lunak bearair, rasanya

manis atau kurang manis, dan kulit buah licin menarik atau kasar tebal. Berat

buah pepaya berkisar antara 0,5-9 kg (Kalie, 1998. Hal. 23).

Di Indonesia varietas pepaya yang banyak ditanam adalah pepaya

semangka, pepaya jingo, dan pepaya cibinong. Selain itu, dikenal juga

varietas pepaya mas, pepaya item, dan pepaya ijo. Secara umum, konsumen

di Indonesia lebih menyukai pepata dengan daging buah yang berwarna

jingga sampai merah. Pepaya dengan daging buah berwarna kuning kurang

disenangi sehingga varietas pepaya ini kurang berkembang (Kalie, 1998.

Hal. 23).

1. Pepaya Semangka

Pepaya semangka merupakan varietas introduksi Kaledonia Baru

yang masuk ke Indonesia pada tahun 1930. Di tempat asalnya varietas ini

dikenal dengan nama annabone. Pada awalnya, introduksi varietas ini

ditunjukan khusus sebagai buah pepaya untuk diproduksi papainnya. Namun,

dalam perkembagannya varietas ini menjadi buah meja yang sangat popular

dan disukai. Daging buahnya berwarna merah seperti warna buah semangka,

rasanya manis, dan berair banyak. Bila telah masak kulit buahnya berwarna

kuning licin dan terlihat menarik. Bentuk buahnya lonjong berputing dengan

berat buah kerang lebih 1 kg/buah. (Kalie, 1998. Hal. 23).

2. Pepaya Bangkok

Varietas pepaya Bangkok dikenal juga dengan nama pepaya

Thailand. Kulit luarnya mirip pepaya cibinong, yaitu kasar dan tidak rata

atau berbenjol-benjol. Demikian juga cara masaknya yang dimulai dari ujung

buah. Sedikit yang membedakannya adalah pepaya Bangkok ini bentuknya

lebih bulat dan lebih besar dibandigkan pepaya cibinong. Daging buah

berwarna jingga bersemu merah dan keras. Berat buah lebih kurang 3,5 kg

(Kalie, 1998. Hal. 24).

Page 36: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

36

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Bauh pepaya Bangkok berbentuk lonjong pendek, berwarna merah,

tebal, beraroma, manis, dan kandungan gulanya sekitar 13%. Tanaman mulai

berbuah bila tingginya telah mencapai 60-80 cm atau kira-kira telah berumur

4-6 bulan. Pertumbuhan tanaman sangat kuat, cepat berbuah, tahan penyakit

virus, produktif, setiap tanaman dapat menghasilkan lebih dari 30 buah,

produksinya stabil, mudah ditanam.

3. Pepaya Kalifornia

Buah pepaya berbentuk agak bulat pendek, sedangkan pohon

hermafrodit menghasilkan buah berbentuk lonjong dengan ujung meruncing,

berat buah sedang, yakni 1,1 kg, buah berwarna merah jingga, tekstur halus,

tebal, rasanya enak dan manis, kadar gulanya sekitar 14%.

4. Pepaya Solo

Kata solo berarti satu atau tunggal, berarti buah cukup untuk

dimakan sendiri. Varieatas ini memiliki banyak strain, di antaranya kapoho,

masumoto solo, sunrise solo, dan Waimanalo (Kalie, 1998. Hal. 28).

Buah pepaya berbentuk bulat berleher seperti buah avokad, kecil,

beratbuah sekitar 0,4-1 kg. Buah berwarna kuning, tebal, enak, beraroma,

dan rasanya manis.

5. Pepaya Jingo

Pepaya jingo mirip dengan varietas pepaya semangka. Daging

buahnya berwarna merah dan berair banyak, tetapi rasanya masih kalah

manis dibandingkan pepaya semangka. Kulit buahnya berwarna kuning

dengan bercak samar berwarna kelabu. Berat buah lebih kurang 1,5 kg/buah

(Kalie, 1998. Hal. 24).

6. Pepaya Cibinong

Bentuk dan ukuran pepaya cibinong jauh berbeda dengan kedua

varietas pepaya yang lain. Bentuk biahnya panjang besar dan lancip pada

bagian ujungnya. Bentuk buah ini membesar dari pangkal ke bagian tengah

buah kemudian melancip di bagian ujung buah. Tangkai buahnya panjang.

Kulit buahnya kasar dan tidak rata. Buah masak dari bagian ujung,

Page 37: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

37

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

sedangkan bagian pangkal tetap berwarna hijau dan lama untuk berubah

warna menjadi kunging. Daging buah berwarna merah kekuningan, rasanya

kurang manis, dan teksturnya agak kasar serta lebih keras. Berat varietas

pepaya ini kurang lebih 2,5 kg/buah (Kalie, 1998. Hal. 27).

7. Pepaya Meksiko

Pepaya meksiko merupakan suatu varietas hasil silangan pepaya solo

dan Hawaii. Kemungkinan varietas pepaya ini didatangkan ke Indonesia

melalui meksiko. Bentuk buahnya mirip alpukat, yaitu bulat berleher.

Beratnya kurang lebih 3,5 kg/buah. Daging buahnya berwarna kuning,

beraroma, dan rasanya manis (Kalie, 1998. Hal. 27).

2. Sawi (Brassica juncea L.)

a. Klasifikasi Sawi (Brassica juncea L.)

Menurut Hariyanto, dkk (2003, hal. 9), klasifikasi sawi adalah:

Devisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Class : Dycotilyledonae

Ordo : Rhoeadales (Brassicales)

Family : Crucifera (Brasscaceae)

Genus : Brassica

Spesies : Brassica juncea

b. Morfologi Sawi (Brassica juncea L.)

Morfologi sawi hijau Menurut Samadi (2017, hal. 9) adalah:

1) Akar

Tanaman ini memiliki akar tunggang dan cabang-cabang akar

yang menyebar dalam tanah hingga kedalaman 40-50 cm. Akar-akar

tanaman sawi hijau berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dari

dalam tanah. Di samping itu juga untuk menguatkan berdirinya tanaman.

Page 38: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

38

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2) Batang

Gambar 2.5: Batang Tanaman Sawi; Sumber: Dokumentasi Pribadi

Batangnya pendek sekali sehingga hampir tidak kelihatan.

Ukuran panjang batangnya bervariasi, tergantung varietasnya. Batang ini

berfungsi untuk menopang daun.

3) Daun

Gambar 2.6: Daun Tanaman Sawi; Sumber: Dokumentasi Pribadi

Daun tanaman sawi hijau memiliki bentuk yang bervariasi.

Umumnya daun-daunnya bersayap dan bertangkai panjang.

Page 39: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

39

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

4) Bunga

Gambar 2.7: Bunga Tanaman Pepaya; Sumber: Dokumentasi Pribadi

Tanaman sawi pada umumnya mudah berbunga dan berbiji

secara alami, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Struktur

bunga pada tanaman sawi tersusun dalam tangkai bunga yang tumbuh

memanjang dan bercabang banyak. Setiap kuntum bunga terdiri dari

empat helai daun kelopak, empat helai benang sari dan satu buah putik.

c. Jenis-Jenis Sawi (Brassica juncea L.)

Menurut Haryanto, dkk (2003, hal.12) Secara umum tanaman sawi

biasanya mempunyai daun lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop.

Petani Indonesia di masa lalu hanya mengenal tiga jenis sawi yang biasanya

dibudidayakan yaitu sawi putih, sawi hijau, dan sawi huma. Saat ini,

konsumen lebih mengenal caisim alias sawi bakso. Selain jenis-jenis sawi

tersebut dikenal pula jenis sawi kriting dan sawi monument.

1) Sawi Putih atau Sawi Jabung

Sawi putih atau sawi jabung merupakan jenis sawi yang banyak

dikonsumsi oleh masyarakat karena memiliki rasa yang paling enak di

antara sawi jenis lainnya. Tanaman ini dapat dibudidayakan di tempat

yang kering. Bila sudah dwasa jenis swi ini memiliki daun yang lebar

Page 40: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

40

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

dan berwarna hijau tua. Tangkainya panjang, tetapi lemas dan halus.

Batangnya pendek, tatapi tegap dan bersayap.

Beberapa varietas sawi putih di antaranya rugosa roxb dan prain.

Kedua varietas ini berasal dari luar negeri, tetapi cocok untuk di tanam

di Indonesia pada daerah dengan ketinggian 500-1.000 m dpl.

2) Sawi Hijau atau Sawi Asin

Sawi hijau atau sawi asin kurang banyak dikonsumsi sebagai

bahan sayur segar karena rasanya agak pahit. Namun, rasa pahit pada

daun sawi hijau dapat dihilangkan dengan cara pengasinan. Masyarakat

umumnya mengelolanya terlebih dahulu menjadi sawi asin sebelum

digunakan untuk campuran aneka masakan. Sawi asin yang sudah jadi

biasanya berwarna hijau cokelat kebasahan.

Tubuh sawi hijau berukuran sedang, yakni berukuran di antara

sawi huma dan sawi putih. Tinggi tanaman sebelum berbunga ± 30 cm

dan tinggi tanaman setelah berbunga ± 150 cm. Daun-daunnya tersusun

sebagai roset akar. Tangkai daun tidak terlalu lengkuk seperti talang air,

tetapi agak datar. Dalam pertumbuhan normal, tangkai daunnya berwarna

hijau. Helai daunnya berwarna hijau tua dan helai daun berbebtuk bulat

telur terbaik (Samadi, 2017, hal. 12-13).

3) Sawi Huma

Disebut sawi huma kareni jenis sawi ini akan tumbuh baik jika

ditanam di tempat-tempat yang kering, seperti tegalan dan huma.

Tanaman ini biasanya setelah usai musim penghujan karena sifatnya

yang tidak tahan terhadap genangan air.

Sawi huma daunnya sempit, panjang, dan berwarna hijau

keputih-putihan. Tidak seperti sawi putih dan sawi hijau, sawi huma

berbatang kecil, tetapi panjang. Tangkainya berukuran sedang seperti

bersayap.

Page 41: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

41

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Meskipun rasanya tidak seenak sawi putih, jenis ini cukup

banyak diminati dan digemari orang. Dilihat dari segi harga jual, sawi

huma lebih murah jika dibandingkan dengan sawi putih.

4) Caisim atau Sawi Bakso

Caisim atau sawi bakso (ada juga yang menamakan sawi cina)

merupakan jenis sawi yang paling banyak dipasarkan di kalangan

konsumen.

Tangkai daunnya panjang, langsing, dan berwarna putih

kehijauan. Daunnya lebar memanjang, tipis, dan berwarna hijau.

Rasanya yang renyah dan segar dengan sedikit sekali rasa pahit,

mmebuat sawi ini banyak diminati. Selain enak ditumis atau dioseng,

caisim banyak dibutuhkan oleh pedagang mi bakso, mi ayam atau

restoran masakan cina. Tak mengherankan jika permintaanya setiap hari

amat tinggi.

5) Sawi Keriting

Sesuai namanya, ciri khas sawi ini adalah daunnya keriting.

Bagian daun yang hijau sudah mulai tumbuh dari pangkal tangkai daun.

Tangkai daunnya berwarna putih. Selain daunnya yang keriting, jenis

sawi ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih

berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih.

Daunnya berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tergolong tersebar dan

terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya.

d. Budidaya Tanaman Sawi (Brassica juncea L.)

1) Syarat Tumbuh

Setiap jenis tumbuhan tanaman memiliki syarat-syarat tertentu

untuk dapat tumbuh dan berkembang secara baik. Persyaratan tumbuh ini

sangat penting untuk diketahui agar tanaman yang diusahakan dapat

berproduksi optimal. Faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan

tanaman adalah iklim dan tanah.

Page 42: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

42

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

a) Iklim

Sawi merupakan tanaman sayuran sub tropis, tetapi dengan

kemajuan teknologi tanaman sawi sudah banyak ditanam di daerah

panas (tropis). Kondisi iklim yang cocok untuk tumbuhan tanaman sawi

adalah daerah yang berhawa dingin dengan suhu antara 15oC-20

oC dan

penyinaran matahari antara 10 – 13 jam per hari (Samadi, 2017, hal. 28).

Budidaya tanamn sawi, pada umumnya ditanam di dataran rendah

karena sawi lebih toleran terhadap suhu panas. Tanaman sawi ini lebih

mudah berbunga dan menghasilkan biji sehingga banyak petani yang

menggunakan bijinya untuk penanaman berikutnya (Samadi, 2017, hal.

28).

Pada pertumbuhannya, tanaman sawi sangat membutuhkan sinar

matahari sebagai sumber energy untuk pembentukan gula melalui proses

fotosintesis, perkembangan dan pembungaan. Tanaman yang kurang

mendapatkan sinar matahari, pertumbuhannya akan lambat. Oleh karena

itu, tanaman ini lebih baik ditanam di lahan terbuka terutama untuk

tanaman sawi (Samadi, 2017, hal. 29).

b) Tanah

Tanaman sawi dapat ditanamn pada berbagai jenis tanah, namun

kondisi tanah yang paling cocok untuk tanaman sawi adalah tanah yang

subur, gembur, dan banyak mengandung bahan organic, dan sistem

irigasi yang baik. Pada tanah yang kurang subur perlu diberikan

penambahan pupuk organic lebih banyak dan penambahan pupuk buatan

yang mengandung unsur hara makro dan unsur hara mikro. Pada tanah

liat, pemberian pupuk kadang dapat melonggarkan susunan tanah

sehingga tanah lebih gembur. Dengan demikian akar-akar lebih mudah

masuk ke dalam tanah (Samadi, 2017, hal. 29).

Sifat kimi tanah yang perlu diperhatikan adalah derajat keasaman

(pH) tanah. Tanaman sawi toleran terhadap kisaran Ph optimum: 6,0 –

6,8. Pengukuran pH tanah dapat dilakkan dengan alat pH meter. Apabila

Page 43: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

43

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

pH tanahnya kurang dari 6,0, maka perlu dilakukan pengapuran

(Samadi, 2017, hal. 29).

e. Hama Ulat Pada Tanaman Sawi

Hama dan patogen yang kerap dijumpai pada tanaman sawi.

Hadirnya berbagai jenis hama dan pathogen di areal pertanaman sawi

merupakan ancaman yang serius dan dapat menurunkan hasil secara

signifikan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui jenis-jenis hama yang

berpotensi menjadi perusak tanaman sawi dan menimbulkan kerugian panen

(Zulkarnain, 2016, hal. 91).

Hama merupakan pengganggu tanaman yang berasal dari

hewan/binatang yang berukuran relatif besar sehingga dapat dilihat dengan

mata telanjang (Phirmantoro, dkk. 1999, hal. 73). Beberapa jenis hama yang

menyerang tanaman sawi adalah sebagai berikut:

1) Ulat Grayak (Spodopetra litura F)

Gambar 2.8: Ulat Grayak; Sumber: Thamrin, dkk. (2013)

Ulat Grayak (Spodopetra litura F) atau dulu dikenal dengan

nama ulat tentara karena menyerangnya secara bersama-sama. Ulat ini

mempunyai nama ilmiah Spodopetra litura F atau Prodenia litura F.

Ulat muda berwarna kehijauan dan mempunyai bintik-bintik hitam.

Sedangkan ulat yang sudah tua berwarna abu-abu gelap atau cokelat, di

Page 44: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

44

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

antara ruas keempat dan kesepuluh terdapat lima garis hitam dengan

batas kuning (Anonim, 1996, hal. 18).

2) Ulat Tanah (Agrotis sp)

Gambar 2.9: Ulat Tanah; Sumber: Enceng .S. & Widada .A.S. (2007)

Ulat Tanah (Agrotis sp) yaitu ulat yang berwarna hitam atau

hitam keabu-abuan ini aktif merusak tanaman pada malam hari. Ulat ini

terutama menyerang pada tanaman yang masih kecil dengan cara

menggerek pangkal batang hingga putus. Akibat tanaman mati karena

tidak mempunyai titik tumbuh lagi. Gejala serangan tanaman menjadi

rebah karena dipotong bagian pangkal batangnya. Serangan hebat terjadi

di musim kemarau (Samadi, 2017, hal. 40).

3) Ulat Jengkal (Chrysodeixis chalcites Esp dan C.orichalcea. L)

Gambar 2.10: Ulat Jengkal; Sumber: Dokumentasi Pribadi

Page 45: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

45

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Ulat Jengkal (Chrysodeixis chalcites Esp dan C.orichalcea. L)

hama ini disebut ulat jengkal karena cara berjalan larvanya yang tampak

seperti menjengkal, tetapi mereka bukanlah ulat jengkal sungguhan

karena masih ada tungkai palsu pada abdomen yang dapat digunakan

utnuk berpegangan sehingga dalam bahasa inggris dikatakan sebagai

semi looper. Ulat jengkal ini dapat merusak tanaman (Harahap, 1994,

hal. 53).

4) Ulat Perusak daun (Plutella xylostella)

Gambar 2.11: Ulat Perusak Daun (Plutella xylostella) ; Sumber: Enceng

.S. & Widada .A.S. (2007)

Ulat ini berwarna hijau muda dengan panjang tubuhnya berkisar

7–10 cm. pada stadium larva (ulat), merupakan hama yang sering

menyerang sawi, terutama menyerang pucuk tanaman. Lama siklus

hidupnya berkisar 21 hari. Gejala serangan daun berlubang kecil-kecil

dan pada serangan hebat hanya menyisakan tulang-tulang daunnya. Jika

hama ini meneranga keritik tumbuh tunas, maka pertumbuhan akan

terhenti (Samadi, 2017, hal. 41).

f. Ulat Perusak Daun (Plutella xylostella) Sebagai Hama Utama Daun

Sawi

Ulat perusak daun (Plutella xylostella) merupakan hama pada

tanaman sayuran yang terdapat di daerah seluruh dunia, dan di daerah-

Page 46: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

46

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

daerah pertanian Indonesia pada tanaman sejenis kol, petsay, sawi, lobak

(Kartasapoetra, 1990, hal. 66).

Peningkatan perkembangannya terjadi pada musim kemarau.

Kupu-kupu Plutella xylostella yang sepanjang hidupnya (sekitar 4

mingguan) mampu meletakkan sekitar 300 butir telur. Ulat Plutella

xylostella ini rata-rata panjangnya 9 mm, berwarna hijau, ulat ini selalu

berkumpul sebelum melakukan pengrusakan yang pertama. Daun-daun

yang telah dirusak, epidermisnya tampak putih keabu-abuan, selanjutnya

kering. Pengrusakan tanaman oleh ulat-ulat ini dapat berlangsung

sepanjang waktu pertumbuhan tanaman (Kartasapoetra, 1990, hal. 66-

67).

3. Pengendali Hayati (Biopestisida)

Pengendalian hayati adalah pengendalian hama dengan menggunakan

musush-musuh alaminya seperti predator, parasitoid, dan pathogen.

Pengendalian hayati sesungguhnya telah terjadi di alam, tetapi kadang-kadang

berada dalam tingkat yang rendah sehingga diperlukan campur tangan manusia

untuk menginfeksikannya. Pengendalian hama oleh musuh-musuh alami atau

faktor-faktor lain yang berlangsung di alam (tanpa campur tangan manusia)

disebut sebagai pengendaliana alamiah (natural control) (Harahap, 1994, hal.

37).

Biopestisida atau pestisida hayati adalah pestisida yang bahan aktifnya

berasal dari mikroorganisme, seperti cendawan, bakteri, nematode dan virus.

Berbeda dengan pestisida yang mengandung zat racun sehingga berbahaya bagi

lingkungan dan kesehatan, biopestisida dan pestisida nabati lebih ramah

lingkungan dan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia (Meidiantie, dkk. 2010,

hal.13).

Pestisida nabati merupakan suatu bahan atau campuran bahan alami yang

diproses dan digunakan untuk mengendalikan atau membunuh jasad

Page 47: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

47

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

pengganggu (hama dan penyakit). Bahan-bahan alami ini didapat dari berbagai

jenis tanaman dan mikroorganisme (Glio, 2017, hal.10).

Selain penyakit, kendala utama dalam budidaya tanaman adalah serangan

hama seperti kumbang pemakan daun, penggerak batang, dan penggorok daun.

Hal ini disebabkan, serangan hama dapat menimbulkan kerugian berupa

kerusakan seluruh areal tanaman (mencapai 100%) (Meidiantie, dkk. 2010,

hal.13-14).

Bio-insektisida merupakan jenis biopestisida yang digunakan unuk

mengendalikan hama, seperti serangga atau tungau. Bahan aktif pada bio-

insektisida adalah mikroorganisme yang dapat menginfeksi hama sehingga hama

tidak lagi menyebabkan kerusakan pada tanaman. Jenis mikroorganisme yang

digunakan sebagai bio-insektisida mempunyai sifat yang spesifik, yaitu hanya

menyerang serangga yang menjadi sasaran dan tidak menyerang serangga

lainnya (Meidiantie, dkk. 2010, hal.14-15). Hal ini akan menyebabkan

terjadinya mortalitas, dimana mortalitas menyatakan kematian individu-individu

suatu populasi. Angka kematian ekologik (angka kematian nyata) adalah matinya

individu-individu dalam keadaan tertentu; sedangkan angka kematian minimum

(secara teoritis) menyatakan kematian individu-individu dalam keadaan yang

ideal (Odum, 1971) dalam (Oka, 1995, hal. 48).

a. Kelebihan Pestisida Nabati

Menurut Glio (2017, hal.11-13), pestisida nabati memiliki beberapa

kelebihan, diantaranya yaitu:

1. Ramah lingkungan karena pestisida nabati memiliki material organik

yang mudah terurai. Dengan begitu, dampak racunnya tidak menetap

dalam waktu yang lama di alam bebas.

2. Residu pestisida nabati bersifat mudah terurai, sehingga tidak

bertahan lama pada tanaman.

3. Tidak beracun bagi manusia.

4. Bahan untuk memproduksi pestisida nabati relative mudah

didapatkan.

Page 48: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

48

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

5. Proses pembuatan pestisida nabati mudah dilakukan.

6. Mudah diaplikasikan.

7. Tidak mematikan bagi hewan predator hama.

8. Penggunaan pestisida nabati memberikan nilai tambah pada produk

yang dihasilkan.

9. Pembutan pestisida nabati bisa dilakukan sendiri sehingga

menghemat pengeluaran biaya produksi.

10. Penggunaan pestisida nabati yang diintegrasikan dengan konsep

pengendalian hama terpadu tidak akan menyebabkan kekebalan pada

hama.

11. Berefek menghentikan nafsu makan hama, terutama serangga,

walaupun jarang menyebabkan kematian.

12. Daya racun sangat rendah terhadap hewan, manusia, dan lingkungan.

13. Memiliki dampak pengendalian yang luas (racun lambung dan saraf)

dan bersifat selektif.

14. Dapat diandalkan untuk mengatasi organisme pengganggu tanaman

yang kebal pada pestisida kimia.

15. Tidak meracuni dan merusak tanaman.

16. Biaya pembuatannya relative murah dan tidak menguras kantong

petani.

b. Kekurangan Pestisida Nabati

Menurut Glio (2017, hal.14), pestisida nabati memiliki beberapa

kekurangan, diantaranya yaitu:

1. Tidak tahan lama. Pestisida nabati tidak bisa disimpan dalam jangka

waktu yang lama.

2. Bahan baku pestisida nabati tidak tersedia dalam jumlah besar dan

kontinu, sehingga volume produksi belum bisa dilakukan dalam

jumlah besar.

Page 49: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

49

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

3. Daya kerja penyemprotan pestisida nabati tidak secepat pestisida

kimia.

4. Mudah menguap karena intensitas matahari tinggi.

5. Mudah terurai karena jatuhnya air hujan.

6. Daya racun rendah, relative tidak langsung mematikan bagi hama

sasaran, tetapi sifatnya melemah.

c. Cara Kerja Pestisida Nabati

Menurut Glio (2017, hal.14-15), pestisida nabati memiliki beberapa

daya kerja terhadap organisme pengganggu tanaman, diantaranya yaitu:

1. Bersifat repellent atau menolak kehadiran serangga. Sifat ini muncul

karena aroma atau bau pestisida nabati cukup menyengat.

2. Bersifat antifeedant Atau menimbulkan rasa yang tidak disukai oleh

serangga, sehingga serangga enggan untuk memakan tanaman.

3. Bekerja mengatasi hama dengan cara merusak perkembangan telur,

larva, dan pupa.

4. Bekerja dengan cara menghambat sistem reproduksi hama serangga

betina.

5. Bersifat sebagai racun saraf.

6. Bekerja dengan cara mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh

serangga.

7. Bersifat attractant, yakni pemikat kehadiran serangga yang dapat

dipakai pada perangkap serangga.

8. Bekerja dengan cara mengendalikan pertumbuhan jamur dan bakteri.

9. Bersifat menghambat pergantian kulit serangga.

10. Bersifat mengganggu komunikasi serangga.

Page 50: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

50

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian telah dilakukan terkait dengan Ekstrak Daun Pepaya (Carica

Papaya L.) Sebagai Biopestisida Hama Ulat Pada Tanaman Sawi Hijau (Brassica

juncea L.) dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini:

1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Laila Fajri, Tuti Heiriyani, dan Hilda

Susanti yang berjudul “Pengendalian Hama Ulat Menggunakan Larutan Daun

Pepaya Dalam Peningkatan Produksi Sawi (Brassica Juncea L.)”. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa Larutan daun pepaya berpengaruh terhadap

serangan ulat tritip, krop dan ulat grayak dan produksi sawi. Larutan daun

pepaya konsentrasi 100% pada penelitian ini adalah yang terbaik menekan

serangan hama ulat pemakan daun dan produksi sawi. Namun, hasil dan

produksi sawi dalam penelitian ini masih di bawah potensi produksinya.

2. Penelitian yang telah dilakukan oleh M. Thamrin, S. Asikin, dan M. Willis yang

berjudul “Tumbuhan Kirinyu Chromolaena Odorata (L) (Asteraceae:

Asterales) Sebagai Insektisida Nabati Untuk Mengendalikan Ulat Grayak

(Spodoptera Litura)”. Hasil penelitian ini menunjukkan Ekstrak daun kirinyu

efektif mengendalikan ulat grayak dengan mortalitas 80-100%, serta menekan

tingkat kerusakan kedelai hingga 55,2%. Pryrrolizidine alkaloids yang

terkandung dalam tumbuhan kirinyu memiliki sifatracun. Selain kirinyu,

sungkai, gelam, cambai, kepayang, dan kalalayu juga berpotensi sebagai bahan

utama insektisida nabati.

3. Penelitian yang telah dilakukan oleh Nechiyana, Agus Sutikno, Desita Salbiah

yang berjudul “Penggunaan Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) Untuk

Mengendalikan Hama Kutu Daun (Aphis gossypii Glover) Pada Tanaman Cabai

(Capsicum annum L.)” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Konsentrasi

ekstrak daun pepaya 20 g/l air telah mampu mengendalikan kutu daun Aphis

gossypii dengan mortalitas total sebesar 91,99%. Konsentrasi yang mampu

untuk mematikan serangga uji pada LC50 adalah 0,33% dan konsentrasi yang

Page 51: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

51

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

tepat untuk mengendalikan untuk mematikan serangga uji pada LC95 adalah

2,70.

Tabel 2.1:

Penelitian yang Relevan

No Judul/Nama Hasil Persamaan Perbedaan

1. Laila Fajri, Tuti

Heiriyani, dan

Hilda Susanti

yang berjudul

“Pengendalian

Hama Ulat

Menggunakan

Larutan Daun

Pepaya Dalam

Peningkatan

Produksi Sawi

(Brassica

Juncea L.)”

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

Larutan daun pepaya

berpengaruh terhadap

serangan ulat tritip, krop

dan ulat grayak dan

produksi sawi. Larutan

daun pepaya konsentrasi

100% pada penelitian ini

adalah yang terbaik

menekan serangan hama

ulat pemakan daun dan

produksi sawi. Namun,

hasil dan produksi sawi

dalam penelitian ini

masih di bawah potensi

produksinya.

Menggunakan

Larutan Daun

Pepaya

Untuk

mengendalik

an serangan

ulat tritip,

krop dan ulat

grayak dan

produksi

sawi.

2. M. Thamrin, S.

Asikin, dan M.

Willis yang

berjudul

“Tumbuhan

Kirinyu

Chromolaena

Hasil penelitian ini

menunjukkan Ekstrak

daun kirinyu efektif

mengendalikan ulat

grayak dengan mortalitas

80-100%, serta menekan

tingkat kerusakan kedelai

Untuk

mengendalikan

ulat tetapi pada

penelitian ini

menggunakan

ulat grayak.

Menggunaka

n ekstrak

daun kirinyu.

Untuk

mengendalik

an ulat

grayak.

Page 52: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

52

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Odorata (L)

(Asteraceae:

Asterales)

Sebagai

Insektisida

Nabati Untuk

Mengendalikan

Ulat Grayak

(Spodoptera

Litura)”.

hingga 55,2%.

Pryrrolizidine alkaloids

yang terkandung dalam

tumbuhan kirinyu

memiliki sifatracun.

Selain kirinyu, sungkai,

gelam, cambai,

kepayang, dan kalalayu

juga berpotensi sebagai

bahan utama insektisida

nabati.

3. Nechiyana,

Agus Sutikno,

Desita Salbiah

yang berjudul

“Penggunaan

Ekstrak Daun

Pepaya (Carica

papaya L.)

Untuk

Mengendalikan

Hama Kutu

Daun (Aphis

gossypii Glover)

Pada

Tanaman Cabai

(Capsicum

annum L.)”

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

Konsentrasi ekstrak daun

pepaya 20 g/l air telah

mampu mengendalikan

kutu daun Aphis gossypii

dengan mortalitas total

sebesar 91,99%.

Konsentrasi yang mampu

untuk mematikan

serangga uji pada LC50

adalah 0,33% dan

konsentrasi yang tepat

untuk mengendalikan

untuk mematikan

serangga uji pada LC95

adalah 2,70.

Menggunakan

ekstrak daun

pepaya sebagai

pestisida

alami.

Untuk

mengendalik

an kutu daun

Aphis

gossypii

Page 53: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

53

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

C. Kerangka Berfikir

Hama pada tanaman diantaranya terdiri dari mamalia dan serangga. Pada

mamalia seperti babi, kambing, dan tikus, sedangkan pada serangga seperti jangkrik,

wereng, dan ulat. Dalam pengendalian hama ulat terdapat dua jenis pestisida yaitu

kimia dan alami. Namun, pada umumnya masyarakat masih menggunakan petisida

kimia dalam mengendalikan hama ulat pada tanaman sawi. Padahal jika dilihat dari

segi kesehatan pestisida kimia memiliki dampak negatif yang sangat berbahaya bagi

tubuh manusia, selain itu juga berakibat pada hewan dan tanah. Sehingga perlu

dilakukan dalam mengendalikan hama ulat dengan menggunakan tumbuhan yang

berpotensi sebagai pestisida alami, pestisida alami adalah pestisida yang tidak

membahayakan lingkungan. Pestisida alami bisa dibuat sendiri secara sederhana dan

bahan-bahannya mudah didapat serta tidak membutuhkan biaya yang mahal, di alam

banyak terdapat tumbuhan yang berpotensi sebagai pestisida alami untuk

mengendalikan hama seperti daun sirsak, daun melinjo, daun sirih, dan daun pepaya.

Salah satu daun yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun pepaya. Pada

daun pepaya terdapat alkaloid karpin dan proteolitik papain yang berfungsi sebagai

racun bagi hama ulat. Sehingga pengendalian hama ulat pada tanaman sawi yang

dilakukan oleh masyarakat tidak menggunakan pestisida kimia, namun dengan

menggunakan pestisida alami sehingga masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak

meninggalkan zat yang berbahaya bagi tubuh. Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada

gambar 2.12 dibawah ini:

Page 54: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

54

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Catatan: Bagian dari keseluran

Bagian yang diuji

Gambar 2.12: Kerangka Berfikir

Hama Pada Tumbuhan

Hewan Mamalia Serangga

- Kambing

- Tikus

- Babi

Wereng Ulat Jangkrik

Bio-pestisida Pestisida Kimia

Daun Sirsak

Larutan Ekstrak Daun Pepaya

Hama Ulat Pada

Tanaman Sawi

Daun Sirih Daun Melinjo Daun Pepaya

- Masyarakat mulai menggunakan pestisida alami sebagai

mengendalikan hama.

- Masyarakat menjadi lebih sehat dengan menggunakan pestisida

alami karena tidak meninggalkan zat yang berbahaya bagi tubuh.

Page 55: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

55

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Gerunggung, Kec. Sekernan. Kab. Muaro

Jambi. Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari tanggal 20 sampai dengan 26 Juli

2018.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah blender, gelas ukur, baker

glas, hand sprayer, alat tulis, baskom, corong, pisau, timbangan, kamera, toples, dan

penyaring. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Air/Aquades, 200 gram daun pepaya dan ulat tritip (Putella xylostella).

C. Prosedur Kerja

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

eksperimen. Dalam penelitian eksperimen ternyata terdapat adanya perlakuan

(treatment). Penelitian ini dapat di golongkan kedalaman jenis penelitian murni

(sains). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

(RAL). Rancangan Acak Lengkap (RAL) digunakan untuk percobaan yang

mempunyai media atau tempat percobaan yang seragam atau homogeny, sehingga

RAL banyak digunaka untuk percobaan laboratorium, rumah kaca, dan peternakan

(Ajdi, 2000, hal. 53).

Percobaan dalam penelitian ini dilakukan dengan 4 perlakuan dengan diulang

sebanyak 3 kali.

Page 56: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

56

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Tabel 3.1:

Denah Percoaan Dilapangan

K0

(1)

K1

(2)

K2

(3)

K3

(4)

K0

(8)

K1

(7)

K2

(6)

K3

(5)

K0

(9)

K1

(10)

K2

(11)

K3

(12)

Adapun cara atau prosedur kerja dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilakukan dengan menyiapkan semua alat dan bahan yang

diperlukan seperti menyiapkan wadah dan ulat. Ulat yang telah disiapkan kemudian

diseleksi dengan dilakukan pemilihan ulat yang sehat dan tidak cacat. Diambil 5

ekor ulat untuk 1 kontrol dan 3 perlakuan.

2. Tahap Pembuatan Ekstrak Daun Pepaya

Dalam pembuatan ekstrak daun pepaya (Carica papaya L) yaitu dilakukan

pengambilan daun pepaya sebanyak 200 gram. Daun yang telah diambil kemudian

dicuci dengan air sampai bersih dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan

dalam suhu ruangan. Setelah itu, dipotong kecil-kecil dan dilanjutkan dengan

memblender daun pepaya sampai halus. Setelah halus, kemudian ditambahkan

air/aquades sebanyak 1000 ml sebagai pelarut dan diamkan selama 24 jam,

kemudian disaring. Dalam penelitian ini menggunakan larutan uji yang

berkonsentrasi 0% (kontrol), 30%, 70%, dan 100%. Pembuatan konsentrasi ekstrak

daun pepaya sebanyak 0% (kontrol), 30%, 70%, dan 100% dilakukan dengan

mengencerkan larutan eksrak daun pepaya menggunakan air 2 ml. Pada perlakuan

kontrol (konsentrasi 0%) hanya memakai air/akuades.

3. Tahap Aplikasi Ekstrak Daun Pepaya

Dalam pengaplikasian larutan ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 0%

(kontrol), 30%, 70%, dan 100% yaitu dengan dilakukan penyemprotan

Page 57: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

57

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

menggunakan hand sprayer sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan pada

setiap perlakuan yang akan diuji.

4. Parameter Pengamatan

Pengamatan yang diamati adalah jumlah ulat yang mati setelah diberikan

larutan ekstrak daun pepaya.

D. Analisis Data

Analisis varian merupakan uji perhitungan yang diterapkan untuk data yang

dihasilkan oleh eksperimen yang diancang atau pada kasus dimana data dikumpul

pada variable yang terkontrol. Tujuan analisis varian untuk melokasi variable-

variabel yang penting dalam suatu penelitian dan menentukan bagaimana mereka

berinteraksi dan mempengaruhi respons. Model dimana sistimatis ANOVA,

sebagai berikut :

Keterangan:

Xij = hasil pengamatan dari perlakuan ke-I ulangan ke-j

μ = nilai rata-rata (mean)

αi = pengaruh variable ekstrak daun papaya ke-i

∑ij = pengaruh galat pada perlakuan ke-I ulangan ke-j

Untuk mengetahui pengaruh yang terjadi dalam uji aktifitas ekstrak daun

pepaya sebagai pengendali hama ulat, maka data kuantitatif dianalisis dengan

menggunakan sidik ragam ANOVA. Bila berpengaruh dilanjutkan dengan uji BNT

pada taraf 5%. Langkah-langkah sidik ragam ANOVA (Adji, 2000, hal.53-57).

1. Menggunakan tabel data pengamatan.

2. Menentukan derajat bebas (DB) untuk perlakuan, galat dan total.

a) Db Total = jumlah seluruh observasi – 1.

b) Db Perlakuan = jumlah perlakuan – 1.

Page 58: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

58

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

c) Db Galat = db total – db perlakuan.

3. Menghitung jumlah kuadrat (JK)

a) T = jumlah perlakuan, r jumlah ulangan.

b) Faktor korelasi (FK) =

c) JK total = Yij2 – FK

d) JK perlakuan =

- FK

e) JK galat = JK total – JK perlakuan

4. Menghitung kuadrat tengah (JT)

a) KT perlakuan =

b) KT galat =

5. Mencari =

6. Mengamati tabel F taraf signifikasi 5%

7. Mengisi tabel ANOVA dengan nilai-nilai yang diperoleh

Tabel 3.2:

Sidik Ragam Rancangan Penelitian

Sumber

Keterangan

(SK)

Derajat

Bebas

(DB)

Jumlah

Kuadrat

(JK)

Kuadrat

Tengah (KT)

Fhitung Ftabel

5%

Perlakuan t-1 JKP JK P/(t-1) KTP/KTG

Galat (rt-1) - (t-1) JKG JK G/(RT-1)

Total rt-1 JKP + JKG

Sumber : Adji Sastrosupadi (2018, hal.54)

Uji ANOVA hanya memberikan indikasi tentang ada tidaknya beda antar

rata-rata dari keseluruhan, namun belum memberikan informasi tentang ada

tidaknya perbedaan antar individu perlakuan yang satu dengan individu perlakuan

yang lainnya. Apabila ada 4 perlakuan yang ingin diuji, misalnya perlakuan A, B,

Page 59: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

59

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

C, dan D. maka bila uji ANOVA menginformasikan adanya perbedaan yang

signifikan antar rata-rata perlakuan, namun belum tentu perlakuan A berbeda

dengan rata-rata perlakuan B, dan seterusnya. Untuk uji yang lebih mendalam maka

meski dilakukan uji lanjut (Post hoc test). Ada berbagai macam uji lanjut, untuk

menentukan uji lanjutan yang sesuai maka harus diperhatikan apakah uji yang

digunakan adalah uji perbandingan yang bersifat terencana atau tidak.

Perbandingan terencana adalah perbandingan yang memang direncanakan sebelum

data suatu percobaan diperoleh atau sebelum percobaan dilakukan, sedangkan

perbandingan tidak terencana adalah perbandingan setelah data diperoleh.

Pada penelitian ini menggunakan jenis uji lanjut berupa uji BNT (Beda

Nyata Terkecil) dengan menggunakan gabungan kuadrat tengah sisa (KTG/S)

8. Uji BNT

Pada penelitian ini jenis uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil) atau

lebih dikenal dengan uji LSD (Least Significance Different) adalah metode

yang dikenalkan oleh Ronald Fisher. Metode ini menjadikan nilai BNT nilai

LSD sebagai acuan dalam menentukan apakah rata-rata dua perlakuan berbeda

secara statistik atau tidak. BNT diturukan dari rumus Uji t yang digunakan

untuk membandingkan atau menguji dua nilai tengah yang memang

berdekatan. Uji ANOVA hanya memberikan indikasi tentang ada tidaknya

beda antar rata-rata dari keseluruhan perlakuan, namun belum memberikan

informasi ada tidaknya perbedaan antara individu perlakuan yang satu dengan

individu lainnya, maka dilakukan uji lanjut BNT untuk mengetahui ada

tidaknya perbedaan antar tiap individu perlakuan.

Rumus: BNT = ( ) √

Page 60: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

60

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Pengaruh Komposisi Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.)

yang Efektif Sebagai Biopestisida Hama Ulat pada Tanaman

Sawi Hijau (Brassica juncea L.)

Komposisi ekstrak daun pepaya yang efektif sebagai biopestisida

hama ulat perusak daun (Plutella xylostella) pada tanaman sawi hijau

(Brassica juncea L.) selama melakukan penelitian diukur dengan

membandingkan jumlah rata-rata hama ulat perusak daun (Plutella

xylostella) yang mati pada tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) pada

setiap perlakuan setelah diaplikasikan dengan ekstrak daun pepaya

(Carica papaya L.) mulai dari penyemprotan pertama sampai

penyemprotan terakhir. Kemudian data yang diperoleh dianalisis secara

sistematis menggunakan ANOVA satu jalur.

Tabel 4.1.

Jumlah Rata-rata Hama Ulat Perusak Daun (Plutella xylostella) yang Mati

Pada Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)

Perlakuan Rata-Rata Perlakuan

Rata-Rata

I II III Jumlah

0% (Kontrol) 0 0 0 0 0**

30% 3 4 4 11 5,5

70% 4 5 3 12 6

100% 5 4 6 15 7,5*

Total 12 13 13 38

Ket* = Tidak berbeda nyata

Ket** = Beda nyata

Page 61: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

61

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Berdasarkan hasil rata-rata hama ulat perusak daun (Plutella

xylostella) yang mati pada tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) yang

ditunjukkan pada tebel 4.1 diatas, menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang nyata pada perlakuan tanpa menggunakan ekstrak daun

pepaya (Carica papaya L.) dengan konsentrasi (0%) diperoleh rata-rata

0, pada perlakuan menggunakan ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.)

dengan konsentrasi (30%) diperoleh rata-rata 5,5, pada perlakuan

menggunakan ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) dengan

konsentrasi (70%) diperoleh rata-rata 6, dan perlakuan ekstrak daun

pepaya (Carica papaya L.) dengan konsentrasi (100%) diperoleh rata-

rata 7,5.

Distribusi hasil pengamatan pada jumlah hama ulat perusak daun

(Plutella xylostella) yang mati pada tanaman sawi hijau (Brassica juncea

L.) terdapat dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Gambar 4.1: Grafik Rata-Rata Jumlah Ulat Perusak Daun (Plutella

xylostella) yang mati pada tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa perlakuan 0%

(kontrol) yang tidak diberi ekstrak daun pepaya menghasilkan nilai 0,

0

1

2

3

4

5

6

7

0% 30% 70% 100%

I

II

III

Page 62: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

62

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

yang artinya tidak terdapat satupun ulat yang mati dibandingkan dengan

perlakuan yang lain. Sedangkan ulat yang diberikan ekstrak daun pepaya

dengan konsentrasi 100% menunjukkan lebih banyak terdapat ulat yang

mati. Hal ini terjadi karena ekstrak daun pepaya mengandung senyawa-

senyawa kimia berupa alkaloid, karbohidrat, saponin, glikosida, protein

dan asam amino, phytosterol, senyawa fenolik, flavonoid, terpenoid,

tanin. Daun pepaya juga mengandung enzim protease papain dan

kimopapain yang merupakan racun bagi serangga pemakan tumbuhan

(Baskaran, dkk (2012) dalam (Fajri, dkk. 2017, hal. 69-17).

Selanjutnya untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang

signifikan antar variable maka dilakukan analisis one way anova yang

terdapat pada tabel berikut:

Tabel 4.2.

Hasil Uji Analisis One Way Anova Rata-rata Hama Ulat Perusak Daun

(Plutella xylostella) yang Mati Pada Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea

L.)

Sumber

Keterangan

(SK)

Derajat

Bebas

(DB)

Jumlah

Kuadrat

(JK)

Kuadrat

Tengah

(KT) Fhitung

Ftabel

5%

Perlakuan 3 43,00003333 14,33334444 24,571448 3,49029482

Galat 8 4,666666667 0,583333333 - -

Total 11 47,6667 - - -

Hasil Uji Analisis One Way Anova pada tabel 4.2 menujukkan

bahwa nilai Fhitung adalah sebesar 24,571448 dan nilai Ftabel pada taraf α

5% adalah 3,49029482, yang berarti nilai Fhitung 24,571448 > Ftabel

3,49029482, artinya hasil ini membuktikan bahwa ada pengaruh yang

signifikan pada komposisi ekstrak daun pepaya yang efektif sebagai

biopestisida hama ulat perusak daun (Plutella xylostella) pada tanaman

sawi hijau (Brassica juncea L.).

Page 63: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

63

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

B. PEMBAHASAN

1. Pengaruh Komposisi Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.)

yang Efektif Sebagai Biopestisida Hama Ulat pada Tanaman

Sawi Hijau (Brassica juncea L.)

Ulat perusak daun (Plutella xylostella) yang menyerang tanaman

sawi berwarna hijau. Panjang ulat sekitar 18 mm punggungnya terdapat

garis berwarna hijau muda. Sisi kiri dan kanan punggung warnanya lebih

tua dan ada rambut dari kitin yang warnanya hitam. Bagian sisi perut

berwarna kuning. Ada juga yang warnanya kuning disertai rambut hijau.

Ngengat ulat ini termasuk binatang malam, tetapi tidak mau mendatangi

cahaya. Hama ini bertelur dibalik daun dalam kelompok yang terdiri dari

30-80 butir. Luas tiap kelompok kira-kira 3 mm x 5 mm. ngengat betina

bisa hidup sampai 24 hari dan dapat menghasilkan telur sampai 18

kelompok. Jadi, selama hidupnya ngengat bisa bertelur sampai 1,460

butir. Setelah menetas, ulat segera memakan daun dengan lahapnya,

terutama daun bagian dalam yang tertutup oleh daun luar (Pracaya, 2007,

hal. 140-141).

Adapun klasifikasi ulat perusak daun (Plutella xylostella)

menurut Pracaya, (2007) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Haxapoda

Ordo : Lepidopetra

Sub ordo : Microlepidopetra

Family : Plutellidae

Genus : Plutella

Spesies : Plutella xylostella

Hama yang banyak menyerang tanaman sawi terutama ulat yang

memakan daun. Gejalanya terlihat pada bekas-bekas gigitan berupa

robekan tidak merata di daun sawi atau lubang-lubang (Nazarudin, 1994,

Page 64: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

64

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

hal. 81). Plutella xylostella yang merupakan ulat memakan daun,

sehingga daun tampak berlubang-lubang. Ngengatnya berwarna coklat,

dengan panjang tubuh 5-9 mm. waktu ngengat sedang istirahat, antenna

lurus ke depan. Ngengat jantan kelihatan lebih disbanding ngengat

betina, demikian pula warnanya lebih cerah. Telurnya pipih, oval,

berwarna kuning cerah. Ukuran diameter telur 0,25 mm dengan panjang

0,5 mm. telur diletakkan terpisah dalam satu kelompok pada daun. Masa

penetasan telur 3-5 hari. Ulat yang baru menetas berukuran panjang 1,2

mm, berwarna hijau cerah, dengan kepala kelihatan hitam. Ulat yang

sudah tumbuh sempurna ukuannya antara 8-11 mm panjangnya,

sedangkan diameternya 1,2-1,5 mm dan berwarna kehijau-hijauan atau

cerah. Tubuh ulat dilengkapi dengan bulu-bulu tau set. Lama stadia ulat

7-11 hari. Pupa, pada mulanya berwarna hijau, selanjutnya berwarna

kuning pucat, dengan warna kecoklatan-coklatan pada bagian

punggungnya. Panjang pupa 5-6 mm, dengan diameter 1,2-1,5 mm. pupa

tertutup oleh kokon dengan masa pupa 3-6 hari; total perkembangannya

13-22 hari (Sudarmo, 2003, hal. 14).

Ulat ini perilakunya bergerombol saat menyerang tanaman. Ulat

perusak daun lebih suka menyerang pucuk tanaman. Akibatnya, daun

muda dan pucuk tanaman berlubang-lubang. Jika serangan sudah sampai

ke titik tumbuh tunas, pertumbuhan tanaman akan terhenti (Wahyudi,

2010, hal. 70).

Page 65: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

65

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Tabel hasil pengamatan setiap perlakuan pada jumlah hama ulat

perusak daun (Plutella xylostella) yang mati pada tanaman sawi hijau

(Brassica juncea L.) terdapat dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3: Kotak Uji 0 % (Kontol)

Perlakuan Rata-Rata Perlakuan Jumlah

I II III

0% (Kontrol) 0 0 0 0

Total 0 0 0

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tabel 4.3

di atas, menunjukkan bahwa hasil data penelitian jumlah ulat yang mati

setelah pengaplikasian dengan konsentrasi 0% (kontrol) yang tidak

menggunakan ekstrak daun pepaya menunjukkan bahwa tidak ada ulat

yang mati satupun yaitu sebanyak 0 ulat. Hal ini terjadi karena, tidak

menggunakan ekstrak daun pepaya yang mengandung senyawa-senyawa

kimia berupa alkaloid, karbohidrat, saponin, glikosida, protein dan asam

amino, phytosterol, senyawa fenolik, flavonoid, terpenoid, tanin. Daun

pepaya juga mengandung enzim protease papain dan kimopapain yang

merupakan racun bagi serangga pemakan tumbuhan (Baskaran, dkk

(2012) dalam (Fajri, dkk. 2017, hal. 69-17).

Tabel 4.4: Kotak Uji 30 %

Perlakuan Rata-Rata Perlakuan Jumlah

I II III

30% 3 4 4 11

Total 3 4 4

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tabel 4.4

di atas, menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun pepaya sebagai

Page 66: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

66

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

biopestisida dapat mengendalikan hama ulat perusak daun (Plutella

xylostella). Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang menggunakan

ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi (30%) menunjukkan bahwa

terdapat ulat yang mati sebanyak 11 ulat. Hal ini terjadi karena ekstrak

daun pepaya yang mengandung senyawa-senyawa kimia berupa alkaloid,

karbohidrat, saponin, glikosida, protein dan asam amino, phytosterol,

senyawa fenolik, flavonoid, terpenoid, tanin. Daun pepaya juga

mengandung enzim protease papain dan kimopapain yang merupakan

racun bagi serangga pemakan tumbuhan (Baskaran, dkk (2012) dalam

(Fajri, dkk. 2017, hal. 69-17).

Tabel 4.5: Kotak Uji 70 %

Perlakuan Rata-Rata Perlakuan Jumlah

I II III

70% 4 5 3 12

Total 4 5 3

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tabel 4.5

di atas, menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun pepaya sebagai

biopestisida dapat mengendalikan hama ulat perusak daun (Plutella

xylostella). Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang menggunakan

ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi (70%) menunjukkan bahwa

terdapat ulat yang mati sebanyak 12 ulat. Hal ini terjadi karena ekstrak

daun pepaya yang mengandung senyawa-senyawa kimia berupa alkaloid,

karbohidrat, saponin, glikosida, protein dan asam amino, phytosterol,

senyawa fenolik, flavonoid, terpenoid, tanin. Daun pepaya juga

mengandung enzim protease papain dan kimopapain yang merupakan

racun bagi serangga pemakan tumbuhan (Baskaran, dkk (2012) dalam

(Fajri, dkk. 2017, hal. 69-17).

Page 67: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

67

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Tabel 4.6: Kotak Uji 100 %

Perlakuan Rata-Rata Perlakuan Jumlah

I II III

100% 5 4 6 15

Total 5 4 6

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tabel 4.6

di atas, menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun pepaya sebagai

biopestisida dapat mengendalikan hama ulat perusak daun (Plutella

xylostella). Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang menggunakan

ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi (100%) yang menunjukkan

bahwa terdapat ulat yang mati sebanyak 15 ulat. Hal ini terjadi karena

ekstrak daun pepaya yang mengandung senyawa-senyawa kimia berupa

alkaloid, karbohidrat, saponin, glikosida, protein dan asam amino,

phytosterol, senyawa fenolik, flavonoid, terpenoid, tanin. Daun pepaya

juga mengandung enzim protease papain dan kimopapain yang

merupakan racun bagi serangga pemakan tumbuhan (Baskaran, dkk

(2012) dalam (Fajri, dkk. 2017, hal. 69-17).

Dari pernyataan diatas, dapat terlihat bahwa konsentrasi 100%

ekstrak daun pepaya yang digunakan sebagai biopestisida dalam

penelitian ini lebih efektif dalam mengendalikan hama ulat perusak daun

(plutella xylostella) yang dibuktikan dari perolehan data hasil penelitian

bahwa jumlah rata-rata ulat yang mati sebanyak 7,5 ulat dan

menunjukkan bahwa konsentrasi 100% jumlah rata-rata ulat yang mati

lebih banyak dari pada konsentrasi 0%, 30%, dan 70% ekstrak daun

pepaya.

Hal ini dikarenakan ekstrak daun pepaya mengandung senyawa-

senyawa kimia berupa alkaloid, karbohidrat, saponin, glikosida, protein

dan asam amino, phytosterol, senyawa fenolik, flavonoid, terpenoid,

tanin. Daun pepaya juga mengandung enzim protease papain dan

Page 68: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

68

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

kimopapain yang merupakan racun bagi serangga pemakan tumbuhan

(Baskaran, dkk (2012) dalam (Fajri, dkk. 2017, hal. 69-17).

Berdasarkan pernyataan di atas dikarenan pestisida nabati

memiliki beberapa daya kerja terhadap organisme pengganggu tanaman,

diantaranya: Bersifat repellent atau menolak kehadiran serangga. Sifat

ini muncul karena aroma atau bau pestisida nabati cukup menyengat.

Bersifat antifeedant Atau menimbulkan rasa yang tidak disukai oleh

serangga, sehingga serangga enggan untuk memakan tanaman. Bekerja

mengatasi hama dengan cara merusak perkembangan telur, larva, dan

pupa. Bekerja dengan cara menghambat sistem reproduksi hama

serangga betina. Bersifat sebagai racun saraf. Bekerja dengan cara

mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga. Bersifat

attractant, yakni pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada

perangkap serangga. Bekerja dengan cara mengendalikan pertumbuhan

jamur dan bakteri. Bersifat menghambat pergantian kulit serangga.

Bersifat mengganggu komunikasi serangga (Glio, 2017, hal.14-15).

Page 69: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

69

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan pada penelitian ini, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

6. Pemberian ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 100% menunjukkan

bahwa lebih efektif dalam mengendalikan hama ulat perusak daun (Putella

xylostella) pada tanaman sawi hijau. Hal ini dibuktikan dari perolehan data

hasil penelitian yang menunjukkan bahwa jumlah rata-rata hama ulat yang

mati lebih banyak dengan menggunakan konsentrasi 100% ekstrak daun

pepaya.

B. Saran

1. Perlu dilakukan sosialisasi lebih lanjut kepada masyarakat terutama kepada

kelompok tani tentang keuntungan dan cara yang praktis dalam penggunaan

biopestisida, terutama biopestisida ekstrak daun pepaya sehinggan lebih

aman digunakan.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap kandungan kimia pada daun

pepaya dan pengaruh konsentrasi biopestisida dari daun pepaya yang sesuai

dalam mengendalikan hama ulat.

Page 70: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

70

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

DAFTAR PUSTAKA

Baga Kalie, Moehd. 1998. Bertanam Pepaya. Jakarta: Penerba Swadaya.

Cahyono, Bambang. 2017. Pepaya (Budi Daya Intensif Organik dan Aorganik.

Bandung: Srikandi Empat Widya Cahyono.

D. Moniharapon, Debby dan Mechiavel Moniharapon. 2014. Ekstrak Etanol Daun

Melinjo (Gnetum gnemon L.) Sebagai Anti Feedant Terhadap Larva Ulat

Grayak (Spodoptera litura Fab.) Pada Tanaman Sawi (Brassica sinensis L.).

Jurnal Budidaya Pertanian, Vol. 10. No 2, Desember 2014, Halaman 100-104.

Departemen Agama RI. 1998. Al-Qur‟an dan Terjemahannya. PT. Karya Toha Putra

Semarang.

Fajri, Laila, Dkk. (2017). Pengendalian Hama Ulat Menggunakan Larutan Daun Pepaya

Dalam Peningkatan Produksi Sawi (Brassica juncea L.). ZIRAA‟AH,

Volume 42 Nomor 1, Pebruari 2017 Halaman 69-76.

Glio, M.Tosin. 2017. Membuat Pestisida Nabati untuk Hidroponik, Akuaponik,

Veltikultur, & Sayuran Organik. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Haryanto, Eko, Dkk. 2003. Sawi & Selada. Jakarta: Penerba Swadaya.

Harahap, Idham Sakti. 1994. Seri PHT Hama Palawija. Jakarta: Penerba Swadaya.

Kartasapoetra. G. 1996. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Jakarta: PT RINEKA

CIPTA. Anggota IKAPI.

Kartasapoetra. G. A. 1990. Hama Tanaman Pangan Dan Perkebunan. Jakarta: BUMI

AKSARA.

Muljana, Wahju. 1990. Bercocok Tanam Pepaya. Semarang: CV. ANEKA ILMU.

Nazaruddin. 1994. Budi Daya Dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. Jakarta:

PT. Penebar Swadaya.

Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penerba Swadaya.

Putri, Uut Utami. 2016. Untung Besar Dari Berkebun Pepaya. Jawa Barat: Akar Blusing

(PT. PAPALA) Jl. Kemang 1Kp. Cikumpa RT, 05/10 No. 3 A Sukma Jaya

Depok 16412.

Page 71: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

71

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Rukmana, Rahmat. 1995. Papaya Budidaya & Pasca Panen. Yogyakarta: Pernerbit

KANISIUS (Anggota IKAPI)

Samadi, Budi. 2017. Teknik Budidaya Sawi Dan Pak Choy. Jakarta: Pustaka Mina Jl.

Jamuju Raya Blok XX No. 12 Depok Timur.

Sastrosupadi, Adji. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Yogyakarta:

Kanisius

Sastrosupadi, Adji. 2018. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Yogyakarta:

Kanisius

Soenandar, Meidiantie. Dkk. 2010. Petunjuk Praktis Membuat Pestisida Organik.

Jakarta: Agro Media Pustaka.

Soenandar, Meidiantie. Dkk. 2012. Membuat Pestisida Organik. Jakarta: Agro Media

Pustaka.

Sudarmo, Subiyakno. 2003. Pengendalian Serangga Hama Sayuran dan Palawija.

Yogyakarta: Pernerbit KANISIUS (Anggota IKAPI).

Sunarjo, Hendro. 2005. Bertanam 30 jenis sayur. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sukino. 2013. Membangun Pertanian dengan Pemberdyaan Masyarakat Tani Terobosan

menanggulangi kemiskinan. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Baru Press.

Surachman, Enceng & Widada Agus Suryanto. 2007. Hama Tanaman Pangan,

Holtikultura, dan Perkebunan Masalah dan Solusinya. Yogyakarta: Pernerbit

KANISIUS (Anggota IKAPI).

Tim Penulis PS. 1996. Hama Penyakit Sayur dan Palawija Gejala, Jenis, dan

Pengendalian. Jakarta: Penerba Swadaya.

Wahyudi. 2010. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Wahyuni, Ila. 2016. Pengendalian Hama Pada Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor

L) Menggunakan Ekstrak Daun Papaya (Carica papaya L). (Skripsi) UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Zurnaini, Erna. 2018. Potensi Ekstrak Batang Brotowali (Tinospora crispa L.) Sebagai

Biopestisida Pada Tumbuhan Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.).

(Skripsi) UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Zulkarnain. 2016. Budidaya Sayuran Tropis. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 72: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

72

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran1

Data hasil pengamatan

Tabel 1.

Pengaruh pemberian komposisi ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) sebagai

biopestisida hama ulat pada tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)

Perlakuan Rata-Rata Perlakuan

Rata-Rata

I II III Jumlah

0% (Kontrol) 0 0 0 0 0

30% 3 4 4 11 5,5

70% 4 5 3 12 6

100% 5 4 6 15 7,5

Total 12 13 13 38

Page 73: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

73

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran 2

Uji Statistik pengaruh pemberian komposisi ekstrak daun pepaya (Carica papaya

L.) sebagai biopestisida hama ulat pada tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)

FK =

=

=

= 120,3333

JK Total = Yij2 – FK

=

) - FK

= (0 + 9 + 16 + 25 + 0 +16 + 25 +16 + 0 + 16 + 9 + 36) - FK

= 168 - 120,3333

= 47,6667

JK Perlakuan =

– FK

=

- FK

=

- FK

= 163,3333 - 120,3333

= 43,00003

Total percobaan - JK perlakuan

= 47,6667 - 43,00003

= 4,66667

Page 74: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

74

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Tabel Anova

Sumber

Keterangan

(SK)

Derajat

Bebas

(DB)

Jumlah

Kuadrat

(JK)

Kuadrat

Tengah

(KT) Fhitung

Ftabel

5%

Perlakuan 3 43,00003333 14,33334444 24,571448 3,49029482

Galat 8 4,666666667 0,583333333 - -

Total 11 47,6667 - - -

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh Fhitung = 24,571448 dengan Ftabel di

lihat dari daftar distribusi uji F dengan α 0,05 dengan db perlakuan = 3 dan db galat

= 8 di dapat harga Ftabel = 3,49029482 maka Fhitung > Ftabel yang berarti berbeda

nyata.

Lanjut Uji BNT pengaruh pemberian komposisi ekstrak daun pepaya

(Carica papaya L.) sebagai biopestisida hama ulat pada tanaman sawi hijau

(Brassica juncea L.)

BNT = ( ) √

= √

= √

1,56

= 0,624

Page 75: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

75

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran 2

Dokumentasi Proses dan Hasil Penelitian

Persiapan Alat dan Bahan Penelitian

Page 76: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

76

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Proses pembuatan ekstrak daun pepaya

Page 77: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

77

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Proses pengaplikasian ekstrak daun pepaya

Page 78: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

78

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 79: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

79

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 80: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

80

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 81: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

81

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 82: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

82

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 83: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

83

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 84: EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ...repository.uinjambi.ac.id/1009/1/TB140429 ANIK SUKRISNI...Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan

84

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi