PENGARUH PROGRAM PEMBERDAYAAN MELALUI...
Transcript of PENGARUH PROGRAM PEMBERDAYAAN MELALUI...
-
PENGARUH PROGRAM PEMBERDAYAAN MELALUI KOPERASI
SIMPAN PINJAM TERHADAP PENINGKATAN PENGHASILAN
ANGGOTA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI
KELURAHAN DURI UTARA KECAMATAN TAMBORA
JAKARTA-BARAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun oleh:
IRHINEU DWI WAHYU PRATIWI
109054100022
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014/1435 H
-
i
ABSTRAK
Irhineu Dwi Wahyu Pratiwi
Pengaruh Program Pemberdayaan Melalui Koperasi Simpan Pinjam Terhadap
Peningkatan Penghasilan Masyarakat Usaha Mikro Kecil Dan Menengah
(UMKM) Di Kelurahan Duri Utara Kecamatan Tambora Jakarta Barat..
Koperasi hadir sebagai salah satu gerakan ekonomi rakyat untuk
penanggulangan masalah kesejahteraan sosial dalam rangka pemberdayaan ekonomi
masyarakat. Koperasi Jasa Keuangan (KJK) Simpan Pinjam yang terdapat di
Kelurahan Duri Utara Kecamatan Tambora Jakarta Barat pernah menjadi juara ke 1
(satu) dalam lomba pengelolaan dana PPMK terbaik se-Provinsi DKI Jakarta selain
itu Koperasi Simpan Pinjam banyak diminati oleh warga masyarakat Kelurahan Duri
Utara khususnya para pedagang sektor informal dan jasa yang melayani kebutuhan
masyarakat bawah karena tambahan modal itu sangat penting sekali untuk
meningkatkan usaha mereka, maka dengan adanya program KJK Simpan Pinjam para
pedagang sektor informal dan jasa merasa perlu untuk menambah modal usahanya
tersebut sehingga penghasilannya meningkat.
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis merumuskan masalah mengenai
bagaimana pengaruh program simpan pinjam terhadap peningkatan penghasilan
masyarakat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di kelurahan duri utara
kecamatan tambora jakarta barat. Teori yang digunakan adalah teori pemberdayaan.
Yang dimaksud dengan teori pemberdayaan adalah penyediaan sumber daya,
kesempatan, pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat untuk meningkatkan
kapasitas mereka sehingga bisa menemukan masa depan yang lebih baik. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.
Dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Prosedur
pemilihan informan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dengan teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. adapun informan
dalam penelitian ini berjumlah 9 orang, yaitu Anggota Koperasi.
Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa Pemberdayaan Masyarakat
melalui peminjaman modal Koperasi Simpan Pinjam dalam memberdayakan UMKM
memiliki pengaruh terhadap peningkatan penghasilan mereka. Meskipun KJK
Simpan Pinjam belum terlaksana dengan baik karena masih ada beberapa anggota
yang belum tercukupi dari hasil usahanya. Yang sangat berhasil mengikuti program
simpan pinjam seperti : Bapak Masngali (Penjual Bubur Ayam), Bapak Subur
Riyanto (Penjual Nasi Goreng), Bapak Syamsudin (Pengusaha WARTEG). Berhasil :
Bapak Samiran (Jasa Konveksi), Bapak Mat Cholik (Penjual Ayam Goreng), Bapak
Suherman (Jasa Servis),Bapak Kholid (Warung Sembako). Sedangkan Yang kurang
berhasil dalam mengikuti program simpan pinjam seperti : Bapak Awang Bin Muri
(Penjual Mie Ayam), Ibu Rosdiana (Penjual Es Buble).
-
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, segala puja dan puji senantiasa penulis panjatkan kepada
Allah SWT yang telah memberikan limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat bermahkotakan
salam semoga tercurahkan kepada junjungan nabi besar kita yakni Nabi
Muhammad SAW, para keluarga, para sahabatnya serta para umatnya yang Insya
Allah hingga kini terus mencintainya.
Skripsi dengan judul Pengaruh Program Pemberdayaan Melalui
Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Peningkatan Penghasilan Anggota Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Kelurahan Duri Utara Kecamatan
Tambora Jakarta Bara. merupakan salah satu wujud upaya penulis dalam
memberikan sedikit pengetahuan mengenai Koperasi Simpan Pinjam.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan yang penulis miliki. oleh karena itu
segala kritikan dan masukan yang bertujuan membangun sungguh merupakan
suatu masukan yang sangat berharga dan membantu penulis dalam membuat
skripsi ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini sudah sepantasnya penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Papah dan Mamah tercinta yang selalu memberikan doa, kasih sayang,
kesabaran, dorongan motivasi serta pengorbanan yang selalu diberikan
-
iii
kepada penulis. Untuk papah tercinta semoga cepat sembuh dan bisa
beraktivitas kembali.
2. Bapak Dr. Asep Usman Ismail, MA selaku Dosen pembimbing skripsi
yang telah berkenan dan bersabar membimbing penulis selama ini.
3. Ibu. Siti Napsiyah, MSW selaku Ketua Jurusan Kesejahteraan Sosial, dan
Bapak. Ahmad Zaky, MSi selaku Sekretaris Jurusan Kesejahteraan Sosial.
4. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi. Bapak Suprapto, M.Ed Wakil Dekan I bidang
akademik, Bapak Drs. Jumroni, M.Si Wakil Dekan II bidang administrasi
umum, Bapak Drs. Wahidin Saputra MA Wakil Dekan III bidang
kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan sumbangan wawasan
keilmuan dan membimbing penulis selama melaksanakan perkuliahan di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Abdul Rohman selaku ketua Koperasi Jasa Keuangan dan Bapak
Teguh Budiyanto S,E yang telah membantu dalam proses penelitian.
7. Seseorang yang jauh disana Muhammad Iqbal Assadullah yang selalu
memberikan motivasi kepada penulis agar penulis cepat menyelesaikan
skripsi ini dan ikut memberikan pendapat dalam skripsi ini.
8. Teman-teman Kessos tercinta Angkatan 2009 terutama Genggong
Zulbaidah Febriatun, Rizka Carissa, Nandya Zahra yusella, Hanifah
-
iv
Syaadillah, Ade Mega Suryani, Nimatul Farida, Ratna Ersya, Widya
Septiandari dan Momba Dona Sari.
9. Teman-teman Karang Taruna terutama ka santi, siti musdalifah dan
septian (botay) yang telah menemani penulis ketika proses wawancara.
10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan, yang telah membantu selesainya
skripsi ini.
Penulis tidak mempu memberikan balasan apa-apa atas segala jasa yang
diberikan, dan hanya mampu menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya
dengan iringan doa semoga segala pengorbanan dan bantuan dari semua pihak
dapat dicatat sebagai amal ibadah di sisi Allah SWT.
Akhirnya, penulis berharap semoga karya ini mampu memberikan
manfaat, baik bagi penulis, mahasiswa kesejahteraan sosial juga pembaca lainya.
Ridha dan keikhlasan dari para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi selalu penulis harapkan, semoga ilmu yang diberikan kepada kami
dapat bermanfaat untuk pengabdian di masyarakat.
Jakarta , 30 Desember 2013
Penulis
Irhineu Dwi Wahyu P
-
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.. vii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 7
C. Tujuan ...................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian . 8
E. Metode Penelitian...................................................................... 9
F. Pedoman Penulisan Skripsi ...................................................... 13
G. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 13
H. Sistematika Penulisan ............................................................... 15
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Pemberdayaan .......................................................................... 17
1. Pengertian Pemberdayaan .................................................. 17
2. Pendekatan Pemberdayaan ................................................. 18
3. Tahapan Pemberdayaan .. 19
4. Indikator Pemberdayaan . 21
5. Tujuan dan Manfaat Pemberdayaan 21
6. Indikator Keberhasilan 22
-
vi
B. Usaha Mikro Kecil dan Menengah .......................................... 23
1. Pengertian UMKM ............................................................. 23
2. Karakteristik UMKM ......................................................... 25
3. Modal Kerja UMKM .......................................................... 27
C. Koperasi Simpan Pinjam 28
1. Pengertian Koperasi . 28
2. Tujuan Koperasi .. 29
3. Koperasi Jasa Keuangan Simpan Pinjam . 29
BAB III : GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Profil Singkat Koperasi Jasa Keuangan ................................... 35
1. Visi dan Misi ........................................................................... 39
2. Tujuan Koperasi Jasa Keuangan .. ......................................... 40
3. Program dan Kegiatan ............................................................ 40
4. Struktur Organisasi ................................................................. 41
B. Tugas dan Wewengan Pengurus dan Pengawas ...................... 43
C. Pelaksanaan Program Koperasi Jasa Keuangan ....................... 45
BAB IV : TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISA
A. Pengaruh Program Pemberdayaan Melalui Koperasi Simpan
Pinjam Terhadap Peningkatan Penghasilan Masyarakat Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) ..................................... 51
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan. .............................................................................. 77
B. Saran .......................................................................................... 78
-
vii
DAFTAR PUSTAKA 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Logo Program BAZDA Kota Bekasi .......................................... 32
Gambar 4.1. Salah Satu UPZ Menyetorkan Zakat ke BAZDA Kota Bekasi ... 38
Gambar 4.2. Gerai Ramadhan BAZDA Kota Bekasi 2012 ............................. 41
-
vii
DAFTAR TABEL
Table 1 Tabel Sampel Penelitian Anggota Koperasi Simpan Pinjam ......... 11
Table 2 Tabel Jumlah Anggota Koperasi berdasarkan sektor usaha ............ 49
Tabel 3 Tabel Data Besar Pinjaman Yang diperolah dari Koperasi ........... 51
Table 4 Tabel Data Peningkatan Penghasilan Anggota .............................. 73
Tabel 5 Tabel Data Tingkat Keberhasilan Indikator Pemberdayaan ........... 74
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan sebagai suatu kondisi serba kurang dalam pemenuhan
kebutuhan ekonomis berimplikasi pada kehidupan seseorang atau suatu
masyarakat. Oleh karena itu kegiatan pembangunan yang diselenggarakan di
berbagai negara pada hakikatnya dimaksudkan antara lain untuk
mengentaskan masyarakatnya dari kemiskinan. Dengan pembangunan jangka
panjang pertama (PJPI) Indonesia telah berhasil menaikan pendapatan
perkapita menjadi U$ 650, meskipun masih terdapat kurang lebih 27 juta jiwa
masyarakat yang hidup di bawah Garis Kemiskinan (Poverty Line). Hal ini
berarti pembangunan pada masa-masa yang akan datang juga mengemban
misi mengentaskan 27 juta jiwa masyarakat Indonesia dari kemiskinan.1
Kemiskinan adalah kondisi sosial ekonomi seseorang atau sekelompok
orang yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Menurut Andist sebagaimana
dikutip dalam pedoman umum penanggulangan kemiskinan perkotaan tahun
2011, kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: Kemiskinan
absolute (hasil pendapatannya dibawah garis kemiskinan), kemiskinan relative
(pendapatannya sudah terpenuhi namun masih berada dibawah kemampuan
masyarakat sekitarnya), dan kemiskinan kultural (berkaitan dengan sikap
1 Qardhawi Yusuf, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan (Jakarta: Gema Insani Press, 1995)
-
2
seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki
tingkat hidupnya).2
Dampak dari masalah kemiskinan ini sangat mengkhawatirkan, bahkan
menakutkan bagi warga yang mengalaminya, baik individu maupun Negara.
Dampak yang pertama adalah dampak kependudukan, yaitu tidak meratanya
kesejahteraan di suatu wilayah yang akhirnya akan menghambat proses
pemenuhan sarana dan prasarana kebutuhan hidup. Terbatasnya lapangan
pekerjaan pun ternyata bukan hanya penyebab dari kemiskinan, tetapi juga
dampak dari adanya kemiskinan. Dampak yang kedua adalah dampak
ekonomi. Jika masyarakat di suatu wilayah termasuk ke dalam kategori
miskin, maka mereka akan sibuk mencari atau berupaya untuk memenuhi
kebutuhan hariannya. Mereka tidak bisa secara optimal ikut dalam
pembangunan daerah, kebutuhan sehari-hari saja tidak dapat dipenuhi secara
optimal, bahkan terkadang di bawah standar kelayakan. Misalnya akses
kesehatan dan pendidikan serta asupan gizi harian. Rendahnya tingkat
konsumsi merupakan salah satu indikatornya.3
Dampak ketiga dari kemiskinan adalah masalah pendidikan,
kemiskinan dekat dengan kebodohan dan keterbelakangan pengetahuan.
Statement itu sudah sangat sering diucapkan oleh banyak orang. Sebenarnya
ini sebuah generalisasi dari keadaan. Warga miskin memiliki keterbatan akses
terhadap pendidikan yang berkualitas. Hal ini karena di Negara kita
2 Direktorat Jendral Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, Pedoman Umum
Penanggulangan kemiskinan Perkotaan Tahun 2011, (Jakarta: Kementrian Sosial Republik
Indonesia, 2011), h.18-19 3 Direkrorat Pemberdayaan Fakir Miskin Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial, Modul
Pembentukan dan Pengelolaan KUBE, (Jakarta: Departemen Sosial RI, 2007), h. 1
-
3
pendidikan bermutu masih menjadi barang mahal yang harus dibeli dengan
uang. Padahal, untuk membeli makanan dan kebutuhan harian pun sangat sulit
bagi mereka. Hal ini akhirnya membuat mereka memilih menerapkan prinsip
asal bisa baca atau bahkan asal bisa makan gak perlu pinter.4
Dampak lain dari kemiskian adalah rendahnya percaya diri.
Kemiskinan biasanya menjadi warisan dari orang tua ke anaknya. Hal ini
karena mental nrimo dan pasrah yang diyakini akan membuat hidup mereka
tanpa masalah. Mereka enggan melangkahkan kakinya lebih lebar untuk
keluar dari lingkaran kemiskinan ini. Mereka cenderung menjadikan kalimat
ya namanyan juga orang miskin bisa makan setiap hari saja sudah syukur.
Mental seperti ini pun diwariskan kepada generasi selanjutnya. Sebagaimana
dikutip dari sebuah Hadist Rasulullah:
Orang-orang fakir-miskin akan memasuki surga lima ratus tahun[1]
sebelum orang-orang kaya memasukinya. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)5
Dampak-dampak dari kemiskinan inilah yang akan menghambat
pembangunan kesejahteraan masyarakat dan tidak berhasilnya peningkatan
kesejahteraan sosial, terlebih di dalam peningkatan ekonomi masyarakat.
Pembangunan kesejahteraan masyarakat sudah seharusnya menjadi tanggung
jawab bersama bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga
masyarakat dituntut untuk lebih cerdas dalam upaya meningkatan
4 Direkrorat Pemberdayaan Fakir Miskin Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial, h. 1
5 [1] Lima ratus tahun adalah setengah hari di surga karena sehari di sisi Allah sama dengan seribu
tahun di dunia. Wallaahu'alam.
http://alhadits.wen.ru/1100_hadits_terpilih/b47_kemiskinan.html#[1]
-
4
kesejahteraan hidupnya sendiri agar tidak selalu berada dalam lingkaran
kemiskinan yang lebih panjang.
Kemiskinan merupakan fenomena sosial yang tidak hanya dihadapi
oleh Negara-negara berkembang seperti Indonesia, tetapi juga oleh Negara-
negara kaya di dunia. Menyikapi fenomena tersebut, Indonesia menyatakan
komitmennya untuk memperkecil angka kemiskinan. Komitmen tersebut
secara jelas tercantum dalam UUD 1945 pasal 34. Sebagai manifestasi
komitmen tersebut Indonesia melalui pemerintah, swasta, Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM),
Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP), Program Keluarga
Harapan (PKH), Program Pemberdayaan Masyarakat melalui KUBE,
Koperasi dan lain-lain berusaha mengentaskan kemiskinan guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya strategi
nasional dalam mewujudkan sistem ekonomi kerakyatan yang berkeadilan
sosial dan melindungi hak azasi manusia terutama dalam pemenuhan
kebutuhan dasar manusia. Dalam implementasinya pemerintah memiliki
komitmen dalam penanganan kemiskinan yang telah dituangkan dalam
peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 42 tahun 2010,
tentang tim koordinasi penanggulangan kemiskinan provinsi dan kota dengan
tujuan meningkatkan kerjasama, dukungan dan sinergi semua pihak, baik
-
5
sektor pemerintah, masyarakat maupun dunia usaha dalam menanggulangi
kemiskinan.6
Program-program pembangunan kesejahteraan sosial menjadi
tanggung jawab bersama, Dalam hal ini Provinsi DKI Jakarta bersama Dinas
Sosial dan Lembaga-lembaga terkait hharus lebih memperhatikan upaya
pemberdayaan masyarakat miskin perkotaan. Oleh sebab itu, Dinas Sosial
DKI Jakarta maupun Suku Dinas Sosial Wilayah Jakarta-Barat berupaya
menciptakan sistem kesejahteraan sosial yang dapat mempercepat
pemberdayaan masyarakat di Wilayah Jakarta-Barat. Program-program
kemiskinan salah satunya yaitu : Koperasi Jasa Keuangan (KJK) Simpan
Pinjam.
Koperasi Jasa Keuangan hadir sebagai salah satu gerakan ekonomi
rakyat. Koperasi, termasuk Koperasi Jasa Keuangan Simpan Pinjam
merupakan salah satu bentuk kebijakan penanggulangan masalah
kesejahteraan sosial dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat. Pada
awalnya koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang mempunyai ekonomi
tingkat bawah, yang melalui koperasi mereka sama-sama berkeinginan atau
mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan. Hal ini mengandung
arti bahwa, meningkatkan kesejahteraan anggota menjadi program utama
koperasi. Jadi, pelayanan anggota merupakan prioritas utama dibandingkan
dengan masyarakat umum. Dengan demikian, keberhasilan koperasi dalam
meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi anggotanya akan lebih terukur,
6 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2010, Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota, (Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia,2010)
-
6
apabila aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh anggota dilakukan melalui
koperasi, sehingga peningkatan kesejahteraannya akan lebih mudah.7
Koperasi Jasa Keuangan (KJK) yang terdapat pada Kelurahan Duri
Utara adalah salah satu contoh dari koperasi yang ada di Indonesia. Salah satu
program yang dimiliki KJK Kelurahan Duri Utara adalah Program Simpan
Pinjam. Program Simpan Pinjam KJK Kelurahan Duri Utara ini merupakan
suatu program yang banyak diminati oleh warga masyarakat Kelurahan Duri
Utara, khususnya para pedagang dan wiraswasta di Kelurahan Duri Utara.
Karena bagi para anggota yang usahanya meliputi pedagangan, tambahan
modal itu sangat penting sekali untuk meningkatkan usaha mereka, maka
dengan adanya program Koperasi Jasa Keuangan Simpan Pinjam, para
pedagang sektor informal dan jasa merasa perlu untuk menambah modal
usahanya tersebut.
Banyaknya peminat untuk menjadi anggota KJK Kelurahan Duri
Utara bukanlah suatu kebetulan tanpa perencanaan. Saat ini kepercayaan
bukanlah hal yang mudah didapat. Baik kepercayaan masyarakat kepada
koperasi, maupun kepercayaan akan koperasi kepada calon anggota.
Berdasarkan asumsi dan penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk
mengkaji lebih dalam mengenai: Pengaruh Program Pemberdayaan Melalui
Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Peningkatan Penghasilan Anggota Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Kelurahan Duri Utara Kecamatan
Tambora Jakarta Barat.
7 Arifin sitio dan halomoan tamba, koperasi: teori dan praktik (Jakarta: erlangga, 2001)
-
7
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar pembahasan berfokus pada suatu permasalahan, dan
menyadari keterbatasan penulis dalam pengetahuan, pengalaman, waktu
dan dana. Maka penulis membatasi pembahasan tentang Pengaruh
Program Pemberdayaan Melalui Koperasi Simpan Pinjam Terhadap
Peningkatan Penghasilan Anggota Usaha Mikro Kecil Dan Menengah
(UMKM) Di Kelurahan Duri Utara Kecamatan Tambora Jakarta Barat
2. Rumusan Masalah
Untuk lebih memfokuskan penelitian dan berdasarkan pembatasan
masalah diatas, maka secara rinci peneliti merumuskan masalah tentang:
1. Bagaimana Pengaruh Program Simpan Pinjam Terhadap
Peningkatan Penghasilan Anggota Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) Di Kelurahan Duri Utara Kecamatan
Tambora Jakarta Barat?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah, maka penelitian
ini bertujuan :
1. Untuk Mengetahui Pengaruh Program Simpan Pinjam Terhadap
Peningkatan Penghasilan Anggota Usaha Mikro Kecil dan
Menengah.
-
8
D. Manfaat Penelitian
Sebagaimana rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, maka
penulis mengharapkan manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Akademis
a. Untuk memberikan wawasan keilmuwan bagi mahasiswa
kesejahteraan sosial.
b. Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pengembangan
penelitian serupa dimasa yang akan datang.
c. Hasil penelitian ini diharapkan kiranya dapat menjadi dokumen
perguruan tinggi yang berguna untuk menjadi rujukan bagi masyarakat
yang konsentrasinya pada studi social dalam dimensi program
pemerintah.
2. Manfaat praktis
a. Untuk kepentingan penulis sebagai tugas akhir untuk mendapatkan
gelar Sarjana Strata 1 (Satu) Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
b. Sebagai bahan masukan untuk masyarakat dalam pelaksanaan Program
KJK Simpan Pinjam atau Pemberdayaan Masyarakat agar dapat
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup.
-
9
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Untuk memperoleh data peneliti menggunakan metode penelitian
kualitatif. Dimana menurut Bogdan dan Taylor, metodologi penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
dalam berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku
yang diamati. Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman bersifat umum yang diperoleh setelah melakukan analisis
terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, kemudian ditarik
kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan
tersebut.8
2. Jenis Penelitian
Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah deskriptif.
Data deskriptif kualitatif biasanya bersifat penilaian, analisis verbal non
angka untuk menjelaskan makna lebih jauh dari yang nampak oleh panca
indra. Analisis deskriptif kualitatif ada yang digunakan untuk memberikan
predikat kepada variable yang diteliti sesuai dengan tolak ukur yang sudah
ditentukan.9
3. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Koperasi Jasa Keuangan Simpan Pinjam
Kelurahan Duri Utara Kecamatan Tambora Jakarta-Barat. Yang beralamat
di Jalan Duri Utara Raya RT. 006/06 Kel. Duri Utara Kec. Tambora
8 Syamir Salam, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) h.30
9 Moh. Kasiram, M.sc , Metodologi Penelitian Kualitatif (Malang: UIN Maliki Press) h. 196
-
10
Jakarta-Barat. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan mulai
bulan April 2013 sampai dengan November 2013.
4. Teknik Pemilihan Informan
Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling (bertujuan). Purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling
tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa
sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang
diteliti.10
Berdasarkan data yang diperoleh penulis bahwa anggota Koperasi
sebanyak 387 orang dan penulis hanya meneliti anggota Koperasi yang
berada di RW 04, RW 05, RW 06, dan RW 07 Kelurahan Duri Utara
Kecamatan Tambora Jakarta-Barat. Mereka adalah anggota yang sudah
diberikan lebih dari satu kali pinjaman dan lancar dalam membayar cicilan
koperasi. Maka peneliti memilih subjek yang dapat dilihat pada table 1.
10
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 54.
-
11
Table 1
Subjek penelitian anggota Koperasi Simpan Pinjam
No Nama Usaha Alamat Lama Usaha
(Tahun)
1 Masngali Bubur ayam RT. 008/07 2010
2 Subur riyanto Nasi goreng RT. 005/04 2005
3 Samiran Jasa konveksi RT. 004/04 2009
4 Mat cholik Ayam goreng RT. 004/04 2010
5 Suherman Jasa servis RT. 002/05 2005
6 Awang bin muri Mie ayam RT. 004/06 2010
7 Ana rosdiana Es buble RT. 006/06 2007
8 Syamsudin Warung tegal RT. 006/06 2009
9 Kholid Warung sembako RT. 002/05 2008
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang peneliti pakai adalah teknik
pengumpulan data kualitatif. Pengumpulan data kualitatif berupa
pengumpulan data dalam bentuk kalimat, pernyataan, kata dan gambar.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Obeservasi yaitu pengamatan secara langsung kondisi yang
terjadi di lapangan yang memiliki relevansi terhadap permasalahan
yang dikaji. Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang sering di gunakan untuk jenis penelitian
-
12
kualitatif. Observasi juga dilakukan bila belum banyak keterangan
dimiliki.11
b. Wawancara
Metode wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi
semacam percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi.
Dalam wawancara pertanyaan dan jawaban diberikan secara verbal.
biasanya komunikasi ini dilakukan dalam keadaan saling berhadapan,
namun komunikasi dapat juga dilaksanakan melalui survey. lewat
metode ini diharapkan permasalahan yang ada dapat terjawab secara
jelas, akurat dan lebih mendetail dengan pedoman wawancara.12
c. Dokumentasi
Hal ini digunakan untuk memperoleh data yang tidak didapat
dengan wawancara atau pengamatan, tetapi hanya diperoleh dengan
cara mengumpulkan arsip, profil, buku-buku dan informasi yang
berkaitan dengan objek pembahasan. Dalam teknik ini peneliti
berusaha memperoleh data-data dokumentasi yang berkaitan dengan
koperasi simpan pinjam.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam
metode ilmiah, karena dengan analisa data tersebut dapat diberi arti dan
makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.13
11
Nasution, M.A. Metode Research , h. 113. 12
Nasution, M.A. Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) h. 113 13
Moh. Nasir D. Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993), h. 405.
-
13
Sehingga untuk memecahkan masalah penelitian, dari data yang
dikumpulkan kemudian penulis menganalisa dan mengkritisinya. Dimana
penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu cara melaporkan
data dengan menerangkan, memberi gambaran dan mengklasifikasikan
serta menginterpretasikan data yang terkumpul secara apa adanya
kemudian disimpulkan.
7. Keabsahan Data
Dalam hal keabsahan data, penulis menggunakan teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Peneliti menggunakan
teknik wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi untuk sumber
data yang sama secara serempak.14
F. Pedoman Penulisan Skripsi
Pedoman penulisan yang dilakukan dalam skripsi ini, penulis merujuk
pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)
yang disusun oleh tim UIN Jakarta Press. Cet. Ke 2, tahun 2007.
G. Tinjauan Pustaka
1. Peranan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta Dalam
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan Muara Angke, Jakarta-
Utara. Yang ditulis oleh Budi Astoni (NIM: 104054002080) 2009. Jurusan
14
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 54.
-
14
Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam judulnya budi menjelaskan
tentang Keberadaan Koperasi dalam Kaitannya dengan Pengembangan
ekonomi dan Peranan Koperasi dalam Kaitannya dengan Pengembangan
Ekonomi. Sedangkan skripsi ini tentang pengembangan ekonomi dalam
kaitannya dengan peningkatan penghasilan masyarakat.
2. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Simpan Pinjam (Study Kasus:
Program Simpan Pinjam di BMT Khairul Ummah Leuwi Liang-Bogor).
Yang ditulis oleh Lia Fitria Farhana (NIM: 106054002044) 2010. Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam judulnya Lia Fitria Farhana
Menjelaskan Pelaksanaan Simpan Pinjam dan Harapan masyarakat dalam
upaya pemberdayaan melalui simpan pinjam. Keterkaitan dengan skripsi
ini yaitu sama-sama dalam pelaksanaan simpan pinjam.
3. Pemberdayaan Ekonomi Pedagang Kecil Melalui Pinjaman Mikro Masjid
Di Masjid Jami Bintaro Jaya Rawa Papan Kelurahan Bintaro Jakarta-
Selatan. Yang ditulis oleh Ayu Prima Ananda (NIM: 105054002040)
2009. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam judulnya ayu
menjelaskan tentang Pelaksanaan Pemberdayaan Ekonomi Pedagang Kecil
Melalui Pinjaman Mikro Masjid (PMM). Sedangkan skripsi ini meneliti
tentang peningkatan penghasilan Masyarakat Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM).
-
15
H. Sistematis Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bahasan penulis dalam bab ini adalah latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, pedoman penulisan skripsi,
tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini dijelaskan tentang pengertian pemberdayaan,
pendekatan pemberdayaan, indikator pemberdayaan, tahapan
pemberdayaan, tujuan dan manfaat pemberdayaan, indikator
keberhasilan, Pengertian UMKM, karakteristik UMKM, modal
kerja UMKM, pengertian koperasi, tujuan koperasi, jenis-jenis
koperasi.
BAB III : GAMBARAN UMUM LEMBAGA
Pada bab ini dijelaskan tentang gambaran umum mengenai
lokasi penelitian. Yang terdiri dari profil, visi, misi, struktur
organisasi, program, tugas dan wewenang pengurus dan
pengawas, dan pelaksanaan program Koperasi Simpan Pinjam.
BAB IV: TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA
Bab empat ini menjelaskan tentang temuan lapangan dan
analisa, yang menguraikan tentang pemberdayaan masyarakat
usaha kecil dan menengah melalui koperasi simpan pinjam di
Kelurahan Duri Utara Kecamatan Tambora Jakarta-Barat.
-
16
BAB V : PENUTUP
Penutup merupakan bab terahir dari skripsi ini, yang memuat
kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian yang
dilakukan.
-
17
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pemberdayaan
A. Pengertian Pemberdayaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pemberdayaan berasal
dari kata Daya yang berarti kemampuan untuk melakukan sesuatu atau
kemampuan untuk bertindak.1 Sedangkan Menurut Jim Ife, Pemberdayaan
adalah penyediaan sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan
bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas mereka sehingga mereka bisa
menemukan masa depan mereka lebih baik.2
Pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat atau
keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk dalam individu-
individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka
pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh
sebuah perubahan sosial: yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan
atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki
kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam
melaksanakan tugas kehidupannya.3 Pemberdayaan masyarakat dilakukan
1 Kamus Besar Bahasa Indonesia
2 Asep Usman Ismail (ed), PAPD, (Jakarta: Dakwah Press, 2008), h. 9.
3 Edi Suharto, Membangun Masyrakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT Refika Aditama,
2005), h.59.
-
18
dengan menempatkan masyarakat sebagai pihak utama atau pusat
pengembangan dengan sasarannya adalah masyarakat yang terpinggirkan.
Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat guna menganalisa kondisi dan potensi serta masalah-masalah yang
perlu diatasi.4
B. Pendekatan Pemberdayaan
Dalam konteks Pekerjaan Sosial, pemberdayaan dapat dilakukan
melalui tiga pendekatan: Mikro, Mezzo dan Makro. Pendekatan mikro adalah,
pemberdayaan dilakukan terhadap klien (Penerima Manfaat) secara individu
melalui bimbingan, konseling, stress management dan crisis intervention.
Pendekatan Mezzo adalah pemberdayaan dilaku terhadap sekelompok klien
(Penerima Manfaat). Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok
sebagai media intervensi. Pendekatan Makro adalah pendekatan ini disebut
sebagai strategi system besar (Large System Strategy), karena penerima
manfaat perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan mikro karena
koperasi ini melakukan pemberdayaan terhadap penerima manfaat melalui
bimbingan yaitu pinjaman modal. Terapi yang digunakan adalah terapi
perseorangan (casework) yang berpusat pada klien.
4 Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif
Kebijakan Publik, (Bandung: Alfabeta CV, 2012), h. 61
-
19
C. Tahapan Pemberdayaan
Menurut Adi (2003) tahapan pemberdayaan yang baik adalah sebagai
berikut :
1. Tahapan Persiapan (Engagment)
Pada tahap ini ada dua tahap yang harus dikerjakan yaitu, pertama,
menyiapkan petugas atau tenaga pemberdaya masyarakat yang bisa juga
dilakukan oleh Community Worker hal ini diperlukan untuk menyamakan
persepsi antar anggota tim mengenai pendekatan apa yang akan dipilih,
penyiapan petugas lebih diperlukan lagi bila dalam proses pemberdayaan
masyarakat tenaga yang dipilih memiliki latar belakang antar satu sama
lain seperti : pendidikan, agama, suku dan strata. Kedua, penyiapan
lapangan yang pada dasarnya diusahakan dilakukan secara non direktif.
2. Tahapan Pengkajian (Assesment)
Proses pengkajian dapat dilakukan secara individu melalui tokoh-
tokoh masyarakat, tetapi juga dapat melalui kelompok-kelompok dan
masyarakat. Dalam hal ini petugas harus berusaha mengidentifikasi
masalah kebutuhan yang dirasakan dan juga sumber daya yang dimiliki
klien atau lebih tepatnya jika menggunakan teori SWOT dengan melihat
kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman.
3. Tahapan Perencanaan Alternative Program atau Kegiatan
Tahap ini petugas sebagai agen perubah secara partisipatif mencoba
melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan
-
20
cara menghaddapinya. Dalam konteks ini masyarakat diharapkan dapat
memikirkan beberapa alternative program dan kegiatan yang dilakukan.
4. Tahapan Pemformulasian Rencana Aksi
Pada tahap ini petugas membantu masing-masing kelompok untuk
memformulasikan gagasan mereka dalam bentuk tertulis.
5. Tahapan Pelaksanaan Program atau Kegiatan
Dalam upaya pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat peran
masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan
program yang telah dikembangkan.
6. Tahapan Evaluasi
Sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program
pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan
dengan melibatkan warga.
7. Tahap Terminasi
Tahap pemutusan secara formal dengan komunitas sasaran
diharapkan petugas tidak meninggalkan komunitas secara tiba-tiba walau
proyek harus segera berhenti. Petugas harus tetap melakukan kontak meski
tidak rutin. Kemudian secara perlahan mengurangi kontak dengan
komunitas sasaran.5
5 Isbandi Rukminto Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial, (Jakarta: FISIP UI Press,
2004), h. 56
-
21
D. Indikator Pemberdayaan
1. Sangat Berhasil indikatornya yaitu hasil usaha dapat membiayai hidup,
Hasil usaha dapat membayar cicilan, Usaha berkesinambungan, Aset
bertambah
2. Berhasil indikatornya yaitu hasil usaha dapat membiayai hidup, hasil
usaha dapat membayar cicilan pinjaman Koperasi Jasa Keuangan, usaha
berkesinambungan
3. Kurang Berhasil indikatornya yaitu hasil usaha tidak dapat membiayai
hidup, hasil usaha dapat membayar cicilan koperasi tetapi modal tidak
bertambah sehingga pengeluaran lebih besar dibandingkan pemasukan.6
E. Tujuan dan Manfaat Pemberdayaan
Pemberdayaan merupakan suatu proses yang pada hakikatnya
bertujuan untuk terwujudnya perubahan. Oleh karena itu, mulai dari titik
mana kita melihat bahwa individu tegerak ingin melakukan suatu sikap dan
perilaku kemandirian, termotivasi, dan memiliki ketrampilan yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan dalam rambu-rambu nilai/norma yang
memberikannya rasa keadilan dan kedamaian dalam mencapai tujuan
bersama untuk kesejahteraan. Sesuai dengan visi pemberdayaan masyarakat
terwujudnya kemandirian masyarakat yang berbasisi kepada pembangunan
manusia seutuhnya menuju kesejahteraan masyarakat maka tujuan
pemberdayaan masyarakat adalah:
6 Hasil wawancara dengan bapak asep usman ismail
-
22
1. Terwujudnya peningkatan kemampuan sumber daya manusia
aparatur pemerintah Desa/Kelurahan dan masyarakat melalui
potensi dan saran yang ada.
2. Terwujudnya pengembangan usaha ekonomi kerakyatan di sektor
informal dengan mendayagunakan potensi ekonomi Desa,
peningkatan lembaga ekonomi dan stimulan dana pembangunan
sebagai upaya pengentasan kemiskinan.
3. Terwujudnya pengembangkan dan pemanfaatkan Teknologi Tepat
Guna ( TTG ) secara optimal dan Sumber Daya Desa melalui
kerjasama antar lembaga.
4. Terwujudnya optimalisasi lembaga kemasyarakatan termasuk
peran perempuan dalam upaya peningkatkan partisipasi
masyarakat.7
Salah satu manfaat besar dari pemberdayaan adalah memungkinkan
perkembangan dan penggunaan bakat dan/atau kemampuan terpendam
dalam setiap individu.8
F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan program yang dipakai untuk mengukur
pelaksanaan program-program pemberdayaan masyarakat mencakup: (1)
berkurangnya jumlah penduduk miskin; (2) berkembangnya usaha
peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh penduduk miskin dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia; (3) meningkatnya kepedulian
masyarakat terhadap upaya peningkatan kesejahteraan keluarga miskin di
7 http://id.scribd.com/doc/67984298/Pengertian-Pemberdayaan, artikel diakses pda 20 juni 2013
8 http://id.scribd.com/doc/67984298/Pengertian-Pemberdayaan
http://id.scribd.com/doc/67984298/Pengertian-Pemberdayaanhttp://id.scribd.com/doc/67984298/Pengertian-Pemberdayaan
-
23
lingkungannya; (4) meningkatnya kemandirian kelompok yang ditandai
dengan makin berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok,
makin rapinya system administrasi kelompok, serta makin luasnya interaksi
kelompok dengan kelompok lain di dalam masyarakat; serta (5)
meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan yang
ditandai oleh peningkatan pendapatan keluarga miskin yang mampu
memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan social dasarnya.9
3. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
A. Pengertian UMKM
Menurut UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Dalam BAB I
(ketentuan umum), pasal 1 dari UU tersebut dinyatakan bahwa Usaha Mikro
(UMI) adalah usaha produktif milik perorangan dan atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria UMI sebagaimana diatur dalam UU
tersebut. Usaha Kecil (UK) adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung dari
Usaha Menengah (UM) atau Usaha Besara (UB) yang memenuhi kriteria UK
sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut. Sedangkan UM adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian, baik
9 Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat & Jaring Pengaman Sosial, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 1999), h.130
-
24
langsung maupun tidak langsung dari UMI, UK, atau UB yang memenuhi
kriteria UM sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.10
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Mikro memiliki
kriteria asset maksimal sebesar 50 juta dan omzet sebesar 300 juta.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil memiliki
kriteria asset sebesar 50 juta sampai dengan 500 juta dan omzet sebesar 300
juta sampai dengan 2,5 miliar.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah
memiliki kriteria asset sebesar 500 juta sampai dengan 10 miliar dan omzet
sebesar 2,5 miliar sampai dengan 50 miliar.
10
Tulus T.H Tambunan, UMKM di Indonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia), h. 16
-
25
Terdapat beberapa acuan definisi yang digunakan berbagai instansi di
Indonesia, yaitu:
UU No.9 Tahun 1995 tentang mengatur kriteria usaha kecil berdasarkan
nilai aset tetap (di luar tanah dan bangunan) paling besar Rp 200 juta
dengan omzet per tahun maksimal Rp 1 milyar. Sementara itu berdasarkan
Inpres No.10 tahun 1999 tentang usaha menengah, batasan aset tetap (di
luar tanah dan bangunan) untuk usaha menengah adalah Rp 200 juta
hingga Rp 10 milyar.
Kementrian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu usaha sebagai
usaha kecil jika memiliki omset kurang dari Rp 1 milyar per tahun. Untuk
usaha menengah batasannya adalah usaha yang memiliki omset antara Rp
1 sampai dengan Rp 50 milyar per tahun.
B. Karakteristik UMKM
UMKM memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan
jenis usaha besar, termasuk karakteristik yang membedakan usaha mikro,
usaha kecil, dan usaha menengah sendiri. Berdasarkan data BPS (2006) yang
dikutip oleh Tambunan (2009) dalam buku UMKM di Indonesia, diketahui
bahwa dari segi tenaga kerja, lebih dari sepertiga (sekitar 34,5 persen)
UMKM dikelola oleh tenaga kerja berusia di atas 45 tahun, dan hanya sekitar
5,2 persen pengusaha UMKM yang berumur di bawah 25 tahun.
Tambunan (2000) seperti dikutip oleh Sulistyastuti (2004)
mengungkapkan bahwa tenaga kerja yang diperlukan oleh industri kecil tidak
menuntut pendidikan formal yang tinggi. Sebagian besar tenaga kerja yang
-
26
diperlukan oleh industri ini didasarkan atas pengalaman (learning by doing)
yang terkait dengan faktor historis (path dependence). Tulisan lanjutan
Tambunan (2009) mengenai UMKM mengungkapkan bahwa struktur
pengusaha menurut tingkat pendidikan formal memberi kesan adanya
hubungan positif antara tingkat pendidikan rata-rata pengusaha dengan skala
usaha. Artinya, semakin besar skala usaha, yang umumnya berasosiasi positif
dengan tingkat kompleksitas usaha yang memerlukan keterampilan tinggi dan
wawasan bisnis yang lebih luas, semakin banyak pengusaha dengan
pendidikan formal tersier.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) yang dikutip
Tambunan (2009) diketahui bahwa sebagian besar pengusaha UMKM
mengungkapkan alasan kegiatan usaha yang mereka lakukan adalah latar
belakang ekonomi. Artinya usaha ini dilakukan sebagai upaya untuk
memperoleh perbaikan penghasilan dan atau merupakan startegi untuk
bertahan hidup. Hal ini didukung dengan kondisi tingkat pendidikan
pengusaha yang mayoritas tergolong rendah. Usaha ini dilakukan dengan
alasan tidak ada lagi jenis pekerjaan lain yang dapat dilakukan dengan tingkat
pendidikan formal yang tergolong rendah. Beberapa pengusaha juga
menjalankan usaha dengan mempertimbangkan prospek usaha ke depan,
seperti adanya peluang dan pangsa pasar yang aman dan besar. Namun,
sebagian lainnya mengungkapkan latar belakang keturunan, artinya
meneruskan usaha warisan keluarga.
Data BPS (2006) yang dikutip oleh Tambunan (2009) juga
menunjukkan bahwa Indonesia memiliki banyak UMKM, namun tidak
-
27
seluruh UMKM ini berbadan hukum. Justru sebagian besar UMKM yang ada,
yakni sekitar 95,1 persen dari jumlah unit usaha tidak berbadan hukum. Hal
ini dapat diterima dengan alasan kebanyakan UMKM memiliki modal yang
sangat minim dan terbentur berbagai birokrasi dan persyaratan yang rumit
dan kompleks untuk mendapatkan pelayanan dalam pengembangan usahanya.
Menurut Sulistyastuti (2004), yang juga menjadi karakteristik UMKM
adalah pemakaian bahan baku lokal. Keberadaan UMKM seringkali terkait
dengan tingginya intensitas pemakaian bahan baku lokal, misalnya UMKM
kerajinan meubel ukiran khas Jepara, batik asal Pekalongan dan berbagai
komoditas lokal unggulan lain yang dijadikan bahan baku dalam usaha.
C. Modal Kerja UMKM
Clapham (1991) menyebutkan bahwa hampir tanpa kecuali,
pengusaha kecil dan menengah mengatakan bahwa masalah yang paling besar
yang mereka hadapi adalah masalah keuangan. Mereka mengeluh tentang
kekurangan modal tetap dan modal kerja. Bidang lain yang juga banyak
menimbulkan kesulitan adalah kredit bagi konsumen. Dalam berbagai hal,
demi kemajuan dan pengembangan UMKM, pemerintah maupun berbagai
lembaga keuangan, baik bank maupun lembaga keuangan non bank telah
berupaya dalam memberikan pelayanan, terutama dalam hal pinjaman modal
usaha. Namun kenyataannya, untuk mengakses pelayanan ini, UMKM
dibebani berbagai persyaratan dan jalur birokrasi yang panjang dan rumit.
Akibatnya, pemberian layanan pinjaman modal dan kredit pun menjadi tidak
dapat diakses UMKM secara optimal. Pada intinya perbaikan sistem
perkreditan perlu ditempuh melalui pengadaan pelayanan pendampingan yang
-
28
profesional serta pemberian kredit yang terintegrasi dengan intervensi lain
untuk mengatasi faktor-faktor penghambat pengembangan usaha kecil itu
sendiri.11
4. Koperasi Simpan Pinjam
A. Pengertian Koperasi
Koperasi berasal dari bahasa Latin, yaitu Co yang berarti bersama dan
Operare berarti bergerak berusaha. Jadi secara singkat dalam koperasi harus
ditunjukkan kebersamaan dalam menjalankan usaha.
Menurut UU No. 25/ 1992 koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas azas kekeluargaan.12
Menurut Moh. Hatta (Bapak Koperasi Indonesia) koperasi adalah
usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan
tolong-menolong, semangat tolong-menolong. Semangat tolong-menolong
tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan bersarkan
seorang buat semua dan semua buat seorang.13
Menurut Margono Djojohadikoesoemo dalam bukunya yang berjudul
10 Tahun Koperasi mengatakan bahwa koperasi adalah perkumpulan
11
http://yogyamerah.blogspot.com/2012/11/definisi-umkm-contoh-umkm-terdapat.html 12
Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 18 13
Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, h. 17
http://yogyamerah.blogspot.com/2012/11/definisi-umkm-contoh-umkm-terdapat.html
-
29
manusia seorang-seorang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama
untuk memajukan ekonominya.14
B. Tujuan Koperasi
Dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3
disebutkan bahwa, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,
adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.15
Dari bunyi pasal 3 diatas jelas bahwa koperasi hendak memajukan
kesejahteraan anggota terlebih dahulu. Dan sekiranya nanti mempunyai
kelebihan kemampuan, maka usaha tersebut diperluas ke masyarakat
disekitarnya. Karena para anggota koperasi pada dasarnya juga merupakan
anggota masyarakat, maka dengan jalan ini secara bertahap koperasi ikut
berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat.16
C. Koperasi Jasa Keuangan Simpan Pinjam
Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam pasal 16 UU RI No.25
Tahun 1992 beserta penjelasannya dinyatakan bahwa jenis koperasi
didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya.
Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas,
kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya, seperti koperasi simpan
14
Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori dan Praktik (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), h. 21 15
Arifin dan Halomoan, Koperasi: Teori dan Praktik, h. 19 16
Arifin dan Halomoan, Koperasi: Teori dan Praktik, h. 19
-
30
pinjam, koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran dan
koperasi jasa.
Koperasi Jasa Keuangan (KJK) yang merupakan salah satu lembaga
keuangan mikro yang bergerak di sektor jasa keuangan secara defacto telah
tumbuh dan berkembangan pesat di seluruh pelosok wilayah nusantara dan
mempunyai kedudukan sentral dan strategis dalam menopang seluruh
kegiatan ekonomi rakyat yang produktif di sektor ril.
Salah satu kegiatan usaha KJK adalah menghimpun dana masyarakat
(anggota/calon anggota), tentunya membawa konsekuensi bahwa pengelolaan
KJK harus ditangani secara sehat dengan memperhatikan prinsip kehati-
hatian (prudent). 17
Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang anggota-anggotanya
setiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dibidang perkreditan.
Koperasi Simpan Pinjam ini sering kali juga disejajarkan dengan nama
Koperasi Kredit, koperasi ini menyelenggarakan layanan tabungan dan
sekaligus memberikan kredit bagi anggotanya. Layanan-layanan ini
menempatkan koperasi sebagai pelayan anggota memenuhi kebutuhan
pelayanan keuangan bagi anggota menjadi lebih baik dan lebih maju. Dalam
koperasi ini anggotanya memiliki kedudukan identitas ganda sebagai pemilik
(owner) dan nasabah (customers). Dalam kedudukan sebagai nasabah anggota
melaksanakan kegiatan menabung dan meminjam dalam bentuk kredit kepada
17
Menilai Tingkat Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan, Materi Diklat Berbasis Kompetensi Sektor Keuangan, Sub Sektor Perantara Keuangan, Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa
Keuangan, (Jakarta: 2010) \, h. 5.
-
31
koperasi. Pelayanan koperasi kepada anggota yang menabung dalam bentuk
simpanan wajib, simpanan sukarela dan deposito, merupakan sumber modal
bagi koperasi. Penghimpunan dana dari anggota itu menjadi modal yang
selanjutnya oleh koperasi disalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit
kepada anggota dan calon anggota. Dengan cara pinjam (KSP) dan atau Unit
Usaha Simpan Pinjam (USP) Koperasi. Dengan cara itulah koperasi
melaksanakan fungsi intermediasi dana milik anggota untuk disalurkan dalam
bentuk kredit kepada anggota yang membutuhkan. Penyelenggaraan kegiatan
simpan pinjam oleh koperasi dilaksanakan dalam bentuk/wadah koperasi
simpan pinjam.18
Tujuan dari Koperasi kredit adalah sebagai berikut:
a. Membantu keperluan kredit para anggota yang sangat membutuhkan
dengan syarat dan bunga ringan.
b. Mendidik para anggota supaya giat menyimpan secara teratur
sehingga membentuk modal sendiri.
c. Mendidik anggota hidup hemat, dengan menyisihkan sebagian dari
pendapatnya.
d. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian.
Untuk menambah modal koperasi, maka sebagian keuntungan tidak
dibagikan kepada anggota tetapi dicadangkan. Bila modal koperasi besar,
kemungkinan pemberian kredit kepada anggota dapat diperluas. Untuk mencapai
18
Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori & Praktek,
(Bogor: Ghalia Indonesia), h. 62
-
32
tujuan pemberian kredit, perlu adanya pengawasan terhadap penggunaan kredit
yang telah diberikan sehingga penyelewengan dapat dihindarkan.19
Bentuk pemberdayaan dana Koperasi simpan pinjam menjadi sebuah
program pemberdayaan ekonomi yang mampu mewujudkan kesejahteraan
masyarakat. Bagi penerima manfaat (modal) dalam hal ini pelaku usaha mikro,
kecil dan menengah diberbagai sektor usaha, dengan adanya dana koperasi yang
disalurkan dengan bentuk pembiayaan, pendampingan secara intensif mereka
menyadari untuk memperbaiki hidup mereka dengan sikap pengetahuan, dan
keterampilan untuk kehidupan yang lebih baik.
Maka dari itu dengan adanya permberdayaan dana koperasi melalui
program usaha mikro, kecil, menengah adalah kemampuan berbuat untuk
melakukan usaha dalam jangka panjang untuk menyelesaikan masalah dalam
memberikan dampak positif bagi para anggota yang ingin mendirikan usaha. Jadi
pemberdayaan dana koperasi adalah dana tersebut akan diberdayakan untuk
mengembangkan usaha, karena begitu banyak masyarakat yang ingin mendirikan
usaha tapi mereka kekurangan modal.
KJK simpan pinjam dalam hal ini memberdayakan dana koperasi yang
berdasarkan program-program dari KJK yaitu:
a. Simpanan
Simpanan pada KJK adalah menurut peraturan pemerintah No. 9 tahun
1995 tentang pelaksanaan kegiatan simpan pinjam oleh koperasi,
pengertian simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon
19
Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori & Praktek, h. 68.
-
33
anggota, koperasi-koperasi lain dan atau anggotanya kepada koperasi
dalam bentuk modal (simpanan pokok, simpana wajib dan pernyertaan)
b. Pembiayaan
Pembiayaan adalah penyedian uang atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara lembaga
keuangan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil. Pengertian tersebut diatas mengandung
unsur lain yaitu:
1. Kepercayaan, yaitu mempercayai sejumlah uang untuk dikelola.
2. Waktu, yaitu adanya batasan jangka waktu untuk pengelolaan dana
dan juga didasarkan kepada kemampuan pengembalian atau
pembayaran kembali.
3. Resiko, yaitu pencegahan terjadinya ketidakpastian usaha atau
akibat ketidakmampuan membayar serta juga antisipasi tingkat
keamanan terhadap usaha itu sendiri.
4. Keuntungan, yaitu nilai tingkat keuntungan yang akan diperoleh
KJK dan tingkat liquiditas operasional sehari-hari termasuk nilai
ekonomis
Dalam rangka mendukung program pemberdayaan dana koperasi, KJK
mempunyai prinsip utama operasionalnya adalah pembagian hasil usaha atas
pengelolaan dana yang diterima KJK dan dibagikan kepada anggota dan pemilik
dana lainnya yang didasarkan kepada rasio yang disepakati, pembagian bagi hasil
-
34
dapat dihitung berdasarkan pendapatan yaitu dari penyaluran dana atau
pembiayaan yang diberikan maupun berdasarkan keuntungan. Banyak pihak
percaya bahwa pemberdayaan dana koperasi untuk kegiatan UMKM dapat
memberikan dampak langsung terhadap perekonomian dan mampu menurunkan
tingkat kemiskinan tidak hanya dalam jangka pandek namun juga dalam jangka
panjang.20
20
Mustafa Edwin nasution, Indonesia zakat dan development report 2009, h.27
-
35
BAB III
GAMBARAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN
A. Profil Koperasi Jasa Keuangan Simpan Pinjam
Koperasi Jasa Keuangan (KJK) Simpan Pinjam Kelurahan Duri Utara
Kecamatan Tambora Jakarta-Barat berdiri pada tahun 2010 yang dibentuk oleh
Gubernur Provinsi DKI Jakarta yang dituangkan dalam Peraturan Gubernur no.24
Tahun 2009 Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Bergulir Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Kelurahan (PEMK) Tanggal 4 Maret 2009.1
Koperasi Jasa Keuangan Kelurahan Duri Utara adalah Koperasi Jasa
Keuangan PEMK yang dibentuk untuk melanjutkan Program Pemberdayaan
Masyarakat Kelurahan (PPMK) yang sebelumnya merupakan Bina Ekonomi yang
dikelola oleh Dewan Kelurahan yang pada tahun 2005 PPMK Kelurahan Duri Utara
pernah mendapat juara 1 (satu) dalam pengelolaan dana PPMK terbaik se-Provinsi
DKI Jakarta.2 Awal operasional KJK PEMK Duri Utara ditandai dengan penerimaan
Dana Begulir Tahap Awal pada Tanggal 27 Desember 2009 dari Unit Pengelola Dana
Begulir Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (UPDB-PEMK) berupa Dana
Penyertaan Investasi Terikat sebesar Rp. 540.000.000,- (Lima Ratus Empat Puluh
Juta Rupiah).3
1 Profil Koperasi Jasa Keuangan
2 Hasil Wawancara dengan Bapak Yusuf (Mantan Ketua Koperasi), tanggal 05 Juni 2013 pukul 12.00
3 Profil Koperasi Jasa Keuangan
-
36
Pendirian Koperasi Jasa Keuangan PEMK Duri Utara ini juga tentunya tidak
terlepas dari inisiatif para tokoh masyarakat dengan difasilitasi Kepala Kelurahan
Duri Utara, sehingga kegiatan pelayanan keuangan bagi anggota KJK PEMK Duri
Utara dilaksanakan di Kantor Kelurahan Duri Utara, Kecamatan Tambora Jakarta-
Barat.4
Aktivitas dan kegiatan operasional di Koperasi Jasa Keuangan-Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK-PEMK) pada prinsipnya tidak jauh berbeda
dengan kegiatan operasional perbankan, dimana KJK-PEMK juga merupakan
Lembaga Keuangan yang pada kegiatannya juga menyelenggarakan jasa
penyimpanan dana dan penyaluran dana.5
Dalam hal ini Koperasi merupakan suatu badan usaha yang berprinsip pada
kemandirian, sukarela dan demokratis yang secara kelembagaan diatur oleh Undang-
Undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Dimana Koperasi merupakan
badan usaha yang beranggotakan orang perseorangan yang kegiatannya berlandaskan
pada prinsip koperasi sekaligus menjadi gerakan ekonomi masyarakat yang
berlandaskan asas kekeluargaan.6
Namun secara khusus KJK PEMK memiliki perbedaan karateristik dengan
koperasi pada umumnya, dimana di awal pendiriannya KJK PEMK memperoleh dana
penyertaan Investasi Terikat yang bersumber dari APBD Provinsi DKI Jakarta, yang
dalam hal ini dikelola oleh Unit Pengelola Dana Bergulir Pemberdayaan Ekonomi
4 Hasil wawancara dengan ketua Koperasi tanggal 03 Juni 2013 jam 10.30
5 Profil koperasi
6 Profil Koperasi, h. 5
-
37
Masyarakat (UPDB PEMK), sehingga masyarakat kelurahan setempat dapat langsung
menerima dana pembiayaan modal usaha melalui persyaratan yang cukup mudah
dengan tujuan mengembangkan usahanya agar lebih maju dan berkembang atau yang
dikenal dengan istilah PEMBERDAYAAN. 7
Dengan modal peryertaan investasi terikat tahap awal sebesar Rp.
540.000.000 dari UPDB-PEMK yang diterima KJK-PEMK Duri Utara pada tanggal
27 Desember 2009, KJK PEMK Duri Utara telah menyalurkan kepada lebih dari 176
pemanfaat dari berbagai sektor usaha mikro di Kelurahan Duri Utara. Selama tahun
2010 KJK-PEMK Duri Utara telah menyalurkan dana bergulir kepada 623 pemanfaat
dengan jumlah lebih dari Rp. 1.236.265.000.000,-(satu milyard dua ratus tiga puluh
enam lima juta rupiah ) dimana sebagian dana pengguliran merupakan penyaluran
kembali dana bergulir yang diterima dari angsuran pokok pemanfaat. Dengan
semakin banyaknya warga masyarakat Kelurahan Duri Utara yang sangat
membutuhkan penanaman modal usaha maka pada tanggal 5 Agustus 2010 KJK-
PEMK Duri Utara memperoleh penambahan modal penyertaan investasi terikat dana
bergulir dari UPDB sebesar Rp. 325.000.000,- (tiga ratus dua puluh lima juta
rupiah).8
Selama periode tahun 2011, KJK PEMK Duri Utara telah menerima dana
bergulir PEMK tambahan ke-2 sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) pada
tanggal 2 april 2011, sehingga total tembahan dana investasi terikat yang diterima
7 Profil Koperasi, h. 5
8 Laporan pertanggung jawaban pengurus KJK-PEMK Duri Utara tahun 2011
-
38
tahun 2011 berjumlah Rp. 1.065.000.000,- (satu milyard enam puluh lima juta
rupiah). Sedangkan total volume penyaluran dana bergulir yang telah disalurkan
kepada warga masyrakat Kelurahan Duri Utara sampai dengan akhir bulan desember
2011 adalah Rp. 1.979.413.000,- (satu milyard Sembilan ratus tujuh puluh Sembilan
juta empat ratus tiga belas rupiah) bagi 378 pemanfaat. Sehingaa seluruh pemanfaat
KJK PEMK Duri Utara per 31 Desember 2011 berjumlah 1001 pemanfaat dengan
total anggota sebanyak 375.9
Dalam hal ini perangkat hukum juga membatasi lembaga keuangan dalam
menyalurkan kredit kepada sektor usaha mikro kecil dan menengah, apalagi sektor
informal dan usaha kecil lainnya. Disamping itu adapula kendala-kendala yang urut
mempengaruhi penyaluran dana kepada pengusaha kecil, antara lain :
Masalah prosedur
Sikap mental
Aspek legalitas
Aspek jaminan
Dengan demikian sebanyak apapun Bank di Indonesia, selama pola
operasinya tidak berubah, maka pengusaha mikro, kecil dan menengah tidak akan
memperoleh hasil yang maksimal dan akan terasa lambat. Dengan demikian
keberadaan Bank hanya untuk kelas menengah ke atas.
9 Laporan pertanggung jawaban pengurus KJK-PEMK Duri Utara tahun 2011
-
39
Dalam kaitan itulah kehadiran KJK PEMK Duri Utara merupakan salah satu
alternative solusi untuk menjembatani pengusaha mikro dengan sumber modal,
peningkatan akses pengusaha kecil terhadap bank sekaligus menyediakan lembaga
keuangan yang memberikan kemudahan dan keamanan dalam penyimpanan dananya.
KJK itu sendiri adalah alternative dalam membangun ekonomi masyarakat,
beberapa manfaat keberadaan KJK :
A. Membantu para pengusaha mikro/kecil terutama yang bergerak dalam sektor
informal untuk memperoleh modal usaha.
B. Meningkatkan pendapatan para pengusaha kecil yang selanjutnya diharapkan
dapat meningkatkan taraf hidup mereka.
1. Visi dan Misi Koperasi Jasa Keuangan PEMK Kelurahan Duri Utara
VISI : Menjadi KJK PEMK yang mampu mendorong kemajuan usaha
Warga Masyarakat Kelurahan Duri Utara, menjadi lebih berdaya, mandiri dan
sejahtera
MISI :
1. Memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh anggota
KJK PEMK Kelurahan Duri Utara
2. Memberdayakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah masyarakat
Kelurahan Duri Utara
3. Mendukung program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan
-
40
4. Meningkatkan perluasan kesempatan lapangan kerja dan kualitas
Sumber Daya Manusia 10
2. Tujuan Koperasi Jasa Keuangan
Tujuan koperasi didirikan adalah :
1. Menjadi gerakan ekonomi masyarakat serta ikut membangun perekonomian
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta khususnya dan Nasional pada
umumnya.
2. Bekerjasama dengan pemerintah dan berbagai pihak lainnya dalam
meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat kelurahan.11
3. Program dan Kegiatan
Koperasi jasa keuangan simpan pinjam merupakan koperasi yang melayani
jasa pinjaman modal kepada para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yang
sudah berkembang. Sementara itu, karena pertimbangan resiko, koperasi jasa
keuangan simpan pinjam tidak melayani jasa pinjaman modal kepada para pelaku
usaha mikro, kecil dan menengah yang masih tergolong pemula. Koperasi simpan
pinjam saat ini hanya memberikan berupa pemberdayaan dalam peminjaman
modal belum ada pemerdayaan dalam keterampilan peningkatan skill maupun
pemberdayaan dalam pengelolaan keuangan. Tetapi tahun 2014 yang akan datang
selain kegiatan simpan pinjam KJK juga akan memberikan kebutuhan untuk
keperluan usaha anggota yang usahanya dibidang makanan.
10
Laporan pertanggung jawaban pengurus KJK-PEMK Duri Utara tahun 2011 11
Anggaran rumah tangga Koperasi
-
41
4. Struktur Organisasi
1. Susunan Pengurus KJK PEMK Duri Utara Tahun 2013
Ketua : Abdurohman
Sekretaris : Tan Tjin Sin
Bendahara : Sutadji Nurul Sapaat
2. Dewan Pengawas KJK PEMK Duri Utara Tahun 2013
Ketua : Sutrisna
Anggota : Sulastri
Anggota : Agus Susanto
3. Susunan Pengelola KJK PEMK Duri Utara Tahun 2013
Manajer : Teguh Budiyanto
Keuangan : Imam Mulyadi
Pemasaran : Sahrul Muslimin, Sukarman
-
42
STRUKTUR ORGANISASI
KOPERASI JASA KEUANGAN-PEMK DURI UTARA
Abdurohman
Ketua
Dewan Pengawas
Sutrisna
Sulastri
Agus Susanto
Teguh Budiyanti
Manajer
Imam Mulyadi
Keuangan
Sutadji NS
Bendahara
Sahrul Muslimin, Sukarman
Pemasaran
Tan Tjhin Shin
Sekretaris
-
43
B. TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS DAN PENGAWAS
1. Tugas dan Wewenang Pengurus
a. Mengelola koperasi dan usahanya, termasuk penyelenggaraan pembukuan
keuangan dan inventaris Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Kelurahan Duri Utara secara tertib
b. Menyelenggarakan rapat anggota termasuk penerimaan anggota,
penolakan anggota baru, pemberhentian angota, memelihara daftar buku
anggota dan pengurus koperasi
c. Pengurus mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan termasuk
melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan
koperasi
d. Pengurus dapat mengangkat pengelola yang diberi wewenang dan kuasa
untuk mengelola usaha. Dalam hal pengurus bermaksud untuk
mengangkat pengelola, maka rencana pengangkatan tersebut diajukan
kepada rapat anggota untuk mendapat persetujuan. Yang dimintakan
persetujuan adalah rencana pengangkatan pengelola usaha sedakangkan
pemilihan dan pengangkatan pengelola usaha dilakukan oleh pengurus
e. Dalam hal pengelolaan dilakukan oleh pengelola, maka pengurus tidak
lagi melaksanakan sendiri. Wewenang dan kuasa yang telah dilimpahkan
kepada pengelola, tugas pengurus beralih menjadi mengawasi
pelaksanaan, wewenang dan kuasa yang dilakukan oleh pengelola
f. Pengelola dalam Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dibantu oleh karyawan
yang menangani dana (simpanan). Bagian pinjaman (termasuk analisa dan
-
44
petugas lapangan) dan bagian administrasi keuangan (termasuk kasir dan
administrasi pembukuan)
g. Hubungan kerja antara pengurus dan pengelola tunduk pada ketentuan
hukum perikatan pada umumnya
h. Pengurus baik secara bersama-sama meupun sendiri menanggung jawab
kerugian yang diderita oleh koperasi karena tindakan yang dilakukannya
dengan sengaja atau kelalaiannya
i. Pengurus mempunyai hak sesuai dengan pasal 24 Anggaran Dasar
Koperasi ayat 1,2,3, dan ayat 4 12
2. TUGAS DAN WEWENANG PENGAWAS
a. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota.
Dalam hal koperasi mengangkat pengelola, pengawas dapat diadakan
secara tepat atau diadakan pada waktu diperlukan. Hal ini tidak
mengurangi arti pengawasannya sebagai perangkat organisasi
b. kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi dan membuat laporan tertulis
tentang hasil pengawasannya kepada rapat anggota
c. Pengawas mempunyai wewenang meneliti catatan yang ada pada koperasi,
serta mendapatkan segala keterangan yang diperlukan
d. Pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota 13
12
Anggaran Rumah Tangga KJK Kelurahan Duri Utara Pasal 14 13
Anggaran Rumah Tangga KJK Kelurahan Duri Utara Pasal 18
-
45
C. PELAKSANAAN PROGRAM KOPERASI JASA KEUANGAN SIMPAN
PINJAM
Pada zaman sekarang masih ada sebagian para wirausaha yang gulung
tikar karena beberapa factor salah satunya yaitu kekurangan modal. Modal dalam
usaha mikro, kecil, menengah itu jantung dari usaha, karena jika tidak adanya
modal dalam usaha, usaha yang akan didirikan tidak akan berjalan dan
berkembang.
zaman sekarang banyak wirausaha pada gulung tikar. Ada yang
bangkrut dan kurang modal. Apalagi UMKM jantung dari usaha kalo
tidak ada modal yah usahanya tidak berjalan dan berkembanglah.14
Kemiskinan membawa sumber kejahatan dalam seluruh aspek
kehidupan sosial-ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
mereka terkendala dengan beberapa indikator kemiskinan yaitu :
1. Tidak mempunyai pekerjaan (penganggurang)
2. Tidak mempunyai skill, keterampilan
3. Tidak mempunyai modal untuk mendirikan usaha
4. Tidak mempunyai biaya untuk kesehatan, pendidikan dan perumahan
Sehingga mereka untuk menghidupi kebutuhan dengan cara mengamen,
meminta-minta dan sekalipun mereka melakukan kejahatan seperti mencuri.
Jika mereka tidak mempunyai uang, mereka meminjam uang kepada rentenir,
rentenir meminta bagi hasil 100% kepada masyarakat yang meminjam uang.
14
Hasil wawancara dengan bapak teguh (manajer koperasi), 04 Juni 2013
-
46
Untuk itu dana koperasi menjadi salah satu solusi bagi masyarakat dan jika
dilihat dari manfaat dana koperasi dapat ditangani, dikelola dengan baik,
permasalahan ekonomi masyarakat akan teratasi. Dengan demikian sangat
sesuai dengan tujuan dari koperasi adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat
lapisan bawah dalam bidang ekonomi. Koperasi melakukan pemberdayaan dana
yang mana dana tersebut dapat digunakan untuk program pemberdayaan dana
koperasi seperti mengembangkan usaha.
Koperasi Jasa Keuangan Simpan Pinjam mempunyai anggota yaitu
sebanyak 387 orang. Anggota yang masih berjualan sebanyak 349 orang,
anggota yang usahanya bangkrut, meninggal dunia dan pindah sebanyak 38
orang. Koperasi mengalami kerugian jika ada anggota (peminjam) yang pindah
domisili dan tidak melunasi angsurannya.
anggota koperasi itu ada 387 orang. Yang masih berjualan 349 orang
dan 38 orang yang usahanya bangkrut, meninggal dunia dan pindah.
Kalo usahanya bangkrut mereka masih suka nyicil angsuran, kalau yang
meninggal agak susah juga kalo anaknya/saudaranya mau nanggung
utangnya kalo tidak yauda ikhlas gitu aja, apalagi kalo yang pindah
hmmm susah banget itu uda pasti rugi koperasi.15
Dalam melaksanakan program pemberdayaan dana koperasi, KJK
mempunyai kriteria yang ingin menjadi anggota di KJK yaitu :
1. Berdomisili di Kelurahan Duri Utara
2. Melampirkan foto copy calon anggota
3. Melampirkan foto copy kartu keluarga calon anggota
15
Hasil wawancara dengan bapak teguh (manajer koperasi), 04 Juni 2013
-
47
4. Dokumentasi tempat usaha
5. Membayar simpan pokok sebesar Rp. 100.000
6. Membayar simpanan wajib sebesar Rp. 25.000
kriteria atau syarat untuk menjadi anggota sih gampang cuma berdomisili di
Kelurahan Duri Utara, melampirkan Foto copy kartu keluarga dan KTP calon
peminjam, dokumentasi tempat usaha, membayaran simpanan pokok Rp.
100.000 dan simpanan wajib Rp. 25.000 .16
Untuk menjadi anggota koperasi harus mengikuti prosedur yang sudah
diberlakukan oleh koperasi, adapun tahapannya adalah : awalanya koperasi merekrut
dengan cara langsung atau tidak langsung. Langsung biasanya pada saat koperasi
membagikan kuesioner dan para peminjam datang sendiri, secara tidak langsung
biasanya direkomendasikan oleh orang lain. Para calon peminjam lalu diberikan surat
permohonan dengan dilampirkan foto copy KTP, Kartu Keluarga (KK), jenis usaha/
tempat usaha. sesudah itu diwawancarai oleh pihak koperasi dan di survey apakah
benar calon peminjam mempunyai usaha, lalu sesudah wawancara dan survey pihak
koperasi menganalisis. Analisis itu dilihat dari karakter, kapasitas, modal, kondisi,
dilihat juga asal wilayah, omset pendapatannya, penghasilan kotor dan bersih serta
apakah tempat tinggal sendiri atau mengontrak. Yang dikhususkan adalah masyarakat
yang berdomisili dan berusaha di wilayah setempat.
setelah persyaratan lengkap, kita proses untuk dilakukan survey kepada
peminjam apakah benar beliau mempunyai usaha atau tidak dan survey
tempat tinggal mereka.17
16
Hasil wawancara dengan bapak teguh (manager koperasi), Jakarta 04 juni 2013 17
Hasil wawancara dengan Bpk Teguh (manajer koperasi), 03 juni 2013
-
48
Sesudah tahapan analisa selesai kemudian setelah persyaratan terpenuhi
diberikan kepada komite seleksi pembiayaan untuk menyetujui itu. Komisi terdiri
dari 2 orang pengurus dan 1 orang pengelola dan marketing. Setelah itu calon
peminjam diberitahu melalui surat untuk pencairan. Pencairan dilakukan dikantor
koperasi dan diberitahu mengenai ketentuan dan perjanjian pinjaman dan
angsurannya.
Adapun yang mempunyai otoritas dari setiap langkah pengajuan pinjaman
adalah pelaksanaan harian KJK dalam hal ini adalah pengelola, kemudian berakhir
pada ketua KJK yang menentukan apakah calon peminjam layak diberikan pinjaman
atau tidak.
KJK mempunyai program bantuan modal usaha. Nominal dana yang
dipinjamkan oleh KJK sebesar Rp. 1.000.000 sampai dengan Rp. 5.000.000 untuk
usaha mikro dan kecil. Untuk usaha menengah sebesar Rp. 5.000.000 sampai dengan
10.000.000. Jika anggota (yang meminjam) mengangsur sangat baik maka KJK akan
memberikan dana lebih dari 10.000.000. Tetapi saat ini KJK tidak meminjamkan
untuk usaha menengah karena nominal dana pinjaman yang diberikan untuk usaha
menengah cukup besar dan lebih baik memberi untuk usaha mikro atau kecil. Jangka
waktu pengembalian dana pinjam paling lama yaitu 12 bulan sesuai kesepakatan
antara peminjam dengan pengelola koperasi untuk waktu pencicilan dana. angsuran
akan di ambil oleh marketing Koperasi
dana yang dipinjamkan oleh KJK yaitu untuk usaha mikro dan kecil Rp.
5.000.000 dan usaha menengah Rp. 5.000.000 sampai dengan Rp. 10.000.000
-
49
tapi juga menengah bisa mencapai Rp. 25.000.000 jika angsurannya lancar.
Jadi kalo angsurannya lancar anggota dapat meminjam kembali dengan
jumlah yang lebih besar. KJK tidak lagi memberikan untuk usaha menengah
karena untuk usaha menengah bisa mencapai 20.000.000 untuk 1 anggota
tetapi jika dipinjamkan untuk mikro dan kecil bisa untuk 2 atau 3 anggota.
Jangka waktu pengembalian/angsuran selama 12 bulan dan berdasarkan
kesepakatan antara peminjam dengan koperasi, jadi mau di angsurnya setiap
hari/ setiap minggu/ setiap bulan. Nah,, kalau sudah ada kesepakatan nanti
marketing kami akan datang ke rumah peminjam untuk mengambil
angsurannya tetapi ada juga sih yang membayar langsung ke kantor.18
Sistem pinjaman yang diberikan dari pihak Koperasi kepada anggota adalah
sistem peminjaman yang tanpa bunga tetapi berupa jasa dengan adanya peminjaman
dana tersebut ada dampak pengaruhnya bagi anggota. Pengaruhnya adalah cukup
membantu anggota dengan adanya pinjaman dana dan dana tersebut dapat diputar lagi
untuk menambah usaha mereka. Jenis usaha yang ada pada koperasi simpan pinjam
adalah usaha mikro, kecil dan menengah. Dengan adanya permberdayaan dana
koperasi melalui usaha mikro, kecil dan menengah memberikan dampak positif bagi
masyarakat yang ingin mendirikan usaha dan mengentaskan kemiskinan yang
berlarut-larut.
Table 2
Jumlah Peminjam Koperasi Simpan Pinjam berdasarkan Sektor Usaha
No Jenis Usaha Jumlah
1 Konveksi 96
2 Usaha Fusuy 69
3 Nasi Goreng/Mie Goreng 45
4 Warung Klontong 83
5 Warung Makan 68
6 Lain-lain (makanan ringan, pempe,
gorengan, WC, Servis AC)
26
18
Hasil Wawancara dengan bapak teguh (manajer koperasi) , 04 Juni 2013
-
50
Dengan persentase usaha mikro 30%, usaha kecil 60% dan usaha menengah
10%. Dari jumlah anggota 387 anggota yang sudah mengembalikan dana pinjaman
yaitu 168 orang dan yang belum mengembalikan dana pinjaman 219 orang.
-
51
BAB IV
ANALISIS KOPERASI JASA KEUANGAN (KJK) SIMPAN PINJAM
DALAM PENINGKATAN PENGHASILAN ANGGOTA
Pada Bab ini penulis akan memaparkan tentang dampak program koperasi
jasa keuangan simpan pinjam terhadap peningkatan penghasilan anggota di
Kelurahan Duri Utara Tambora Jakarta-Barat. Dari hasil penelitian yang
dilakukan penulis berikut data besar pinjaman yang diperoleh para anggota
Koperasi yang mendapat pinjaman sangat bervariasi dilihat dari table dibawah ini:
Table 3
Data besar pinjaman yang diperoleh dari Program Koperasi Simpan Pinjam
Nama Anggota Modal Awal Pinjaman I Pinjaman II Pinjaman III
Masngali 1.500.000 1.500.000 2.000.000 4.000.000
Subur riyanto 10.000.000 5.000.000 12.000.000 10.000.000
Samiran 10.000.000 3.000.000 7.000.000 10.000.000
Mat cholik 1.000.000 1.000.000 1.500.000 3.000.000
Awang bin muri 1.500.000 1.000.000 2.000.000 -
Ana rosdiana 500.000 2.000.000 3.000.000 3.000.000
Syamsudin 10.000.000 3.000.000 3.000.000 5.000.000
Kholid 2.000.000 4.000.000 - -
Suherman 2.500.000 2.000.000 2.000.000 -
-
52
1. Penjual Bubur Ayam
Bapak Masngali (56 thn) adalah salah satu anggota Koperasi Simpan
Pinjam yang sudah mendapatkan 3 (tiga) kali pinjaman. Pekerjaan yang
dilakukannya yaitu seorang penjual bubur ayam yang berjualan dipinggir jalan
yang tidak jauh dari rumanya.1Beliau mengetahui program KJK dari kelurahan.
Awalnya beliau hanya mempunyai 1 gerobak, Beliau bergabung menjadi anggota
ketika pertama kali koperasi berdiri yaitu tahun 2010 dengan mengisi formulir
yang sudah disediakan oleh koperasi, memberikan foto copy KTP, foto copy kartu
keluarga, membayar simpanan wajib sebesar Rp. 25.000 dan membayar simpanan
pokok sebesar Rp. 100.000. Beliau mengajukan pinjaman untuk modal menambah
membeli bahan baku dan membeli gerobak baru. Pinjaman yang pertama beliau
mendapatkan Rp. 1.500.000,- pinjaman yang kedua Rp. 2.000.000,- pinjaman
yang ketiga Rp. 4.000.000,-. Dengan pinjaman Rp. 4.000.000,- bapak Masngali
mencicil sebesar 142.000/ minggu selama 9 bulan. Cicilan bapak Masngali kepada
koperasi tinggal 481.000. usaha bapak masngali sudah berjalan dari tahun 2010
dengan modal awal sebesar Rp. 1.500.000 untuk membeli gerobak dan
perlengkapan lainnya.
yaaa.. pinjaman yang ke tiga kali ini, apa ya buu,,,, lupa oh iya ini aku
waktu itu daftar jadi anggota kasih foto copy KTP, KK, isi formulir dan
bayar simpanan Rp. 100.000,- dan Rp. 25.000,-.yang pertama aku dikasih
1.500.000,- yang keduaaku dapet 2.000.000,- yang ini ketiga dikasih
4.000.000,-. Iya jadi kalo angsurang kita lancar bisa dikasih lebih
10.000.000,- juga dapet neng. Cicilan itu kan tergantung kita mau ambil
jangka panjang atau pendek kalo aku itu mingguan, seminggu 142.000.
tinggal 1 kali cicilan lagi aku Rp. 481.000,- yah kebanyakan pere nya
kebanyakan pulang kampung tapi aku bayarnya dobelsi kan uangnya bisa
buat nolong orang lain tapii itu bagi akuuu, gak tau kalo orang lain. Aku
1Observasi pada tanggal 19 agustus 2013
-
53
waktu itu mulai jualan tahun 2010 kalo gak salah modal pertama
1.500.000 buat beli gerobak sama yang lainnya deh.2
Bapak masngali membeli bahan untuk berjualan seperti bawang goreng di
kampungnya di Cirebon karena harga bawang goreng di kampung jauh lebih
murah dibandingkan harga di Jakarta. Penghasilan kotor bapak masngali sebelum
mengikuti program simpan pinjam yaitu Rp. 500.000 Penghasilan kotor bapak
Masngali saat ini Rp. 1.000.000,- / hari jika dagangnya ramai dengan pembeli.
tetapi jika sepi pembeli pendapatan kotornya Rp. 650.000,- / hari. Pendapatan
bersih Rp. 350.000,-. Bapak Masngali berjualan bubur ayam 1 hari 2 kali pada
jam 07.00 s.d jam 10.00 dan jam 14.00 s.d jam 17.00. Dari hasil berjualan bubur
ayam bapak masngali dapat membiayai hidup keluarga, dapat membayar cicilan
koperasi, dapat membangun rumah di kampung dan saat ini bapak masngali
mempunyai kontrakan 4 kamar seharga Rp. 300.000 Rp. 350.000. bapak
Masngali ingin mengembangkan usahanya kembali dengan menambah gerobak
dan anak buah..
kan namanya kita ditolongin itu juga kan bukan uang mereka uang
pemerentah jadi kal