PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN,...
Transcript of PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN,...
i
PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN,
LIKUIDITAS, PERTUMBUHAN PENJUALAN, RISIKO BISNIS
DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PERIODE 2012-2016
S K R I P S I
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna menyelesaikan
studi akhir dan untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Stikubank
Semarang
Diajukan Oleh:
Nama :Anik Rahmatika
NIM :14.05.52.0244
Program Studi :S1 Akuntansi
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS STIKUBANK (UNISBANK)
SEMARANG
2018
v
ABSTRAK
Penelitian ini menguji dan menganalisis pengaruh Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Risiko Bisnis dan Struktur Aktiva
terhadap Struktur Modal, pada perusahaan Manufaktur periode 2012-2016 yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2012 hingga 2016. Pemilihan sampel menggunakan purposive
sampling dengan periode penelitian tahun 2014 hingga 2016 yang diperoleh data
pengamatan sebanyak 388. Data yang digunakan adalah sekunder yang diperoleh dari
laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang ada di Indonesian Stock Exchange
(IDX). Analisis pengaruh antar variabel dengan menggunakan metode analisis regresi
linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : Profitabilitas, Likuiditas, Risiko Bisnis
berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal, SedangkanUkuran Perusahaan,
Pertumbuhan Penjualan dan Struktur Aktiva berpengaruh positif terhadap Struktur
Modal.
Kata Kunci : Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Likuiditas,
Pertumbuhan Penjualan, Risiko Bisnis, dan Struktur Aktiva
vi
ABSTRACT
This study examines and analyzes the effect of Profitability, Company Size,
Liquidity, Sales Growth, Business Risk and Asset Structure on Capital Structure, in the
2012-2016 Manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
The population in this study in manufacturing companies listed on the Indonesia
Stock Exchange in the period 2012 to 2016. The selection of samples using purposive
sampling with the study period of 2014 to 2016 obtained observation data as much as
388. The data used is secondary obtained from financial statements in manufacturing
companies on the Indonesian Stock Exchange (IDX). Analysis of the influence between
variables using multiple linear regression analysis method.
The results of this study indicate that: Profitability, Liquidity, Business Risk have
a negative effect on Capital Structure, While Company Size, Sales Growth and Asset
Structure have a positive effect on Capital Structure.
Keywords: Profitability, Company Size, Liquidity, Sales Growth,
Business Risk and Asset Structure
vii
MOTTO
“Bekerja keras dan bersikap baiklah. Hal luar biasa akan terjadi.”
(Conan O’ Brien)
“Dan Tuhanmu berfirman : Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku
perkenankan bagimu. “
(QS: Al Mu’min : 60)
Sebaik-baiknya orangadalah oang yang bermanfaat.
Semakin jauh kamu berjalan, maka semakin banyak yang akan kita lihat
dan menjadikan apa yang kita lihat sebagai pengalaman hidup dan salah
satu pelajaran dalam hidup.
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan kerendahan hati saya ucapkan rasa syukurku kepada Allah SWT dan atas segala
rahmat-Nya skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Pertama, Ibu sekaligus Ayah untuk saya yaitu Sri Lestari yang sangat saya
sayangi dan selalu memberikan semangat dan motivasi kepada saya
sehingga saya bisa menjadi lebih baik, untuk Adik saya yang selalu
menemani saya disaat saya mengerjakan sampai tengah malam.
2. Ibu Elen Puspitasari, SE, M.Si selaku dosen pembimbing saya yang sangat
sabar dan teliti untuk bimbingan.
3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Stikubank, yang telah membimbing dan membagikan ilmunya dan juga
membantu saya selama ini.
4. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 terutama untuk Atsari yang
selalu ada disaat saya susah dan senangdan masih banyak lagi yang tidak
bisa saya sebutkan satu persatu.
(Anik Rahmatika)
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul: “Skripsi ini telah
memenuhi syarat dan kepada penyusun disetujui untuk mengikuti ujian
pendadaran skripsi dengan judul: Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,
Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Risiko Bisnis dan Struktur Aktiva Terhadap
Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2012-2016”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam
meraih gelar Sarjana Ekonomi program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Stikubank Semarang.
Dalam proses penelitian dan penyusunan laporan penelitian dalam skripsi
ini, penulis tidak luput dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat
adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Dr. Safik Faozi, S.H., M.Hum selaku Rektor Universitas Stikubank
Semarang.
2. Dr. Euis Soliha, SE., M. Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Stikubank Semarang.
3. Cahyani Nuswandari, SE., M. Si., Akt. selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Stikubank Semarang.
4. Dr. Elen Puspitasari, SE, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah
mengorbankan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing serta
memberikan saran dalam menyusunan skripsi ini.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI ................................................ iv
ABSTRAK ABSTRAK .......................................................................................... v
ABSTRACT ............................................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI...........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 .Latar Belakang Penelitian ................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 8
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 8
1.4.Manfaat Penelitian ............................................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, PENELITIAN EMPIRIS DAN HIPOTESIS .. 10
2.1. Landasan Teori ............................................................................................... 10
2.1.1. Pecking Order Theory ................................................................................. 10
2.1.2. Trade Of Theory .......................................................................................... 12
2.1.3.Struktur Modal ............................................................................................. 13
2.1.4. Konsep Struktur Modal .............................................................................. 13
2.1.5. Profitabilitas ................................................................................................ 16
2.1.6. Ukuran Perusahaan...................................................................................... 17
2.1.7 Likuiditas ...................................................................................................... 17
2.1.8. Pertumbuhan Penjualan ............................................................................... 18
2.1.9. Risiko Bisnis ............................................................................................... 19
xii
2.1.10. Struktur Aktiva .......................................................................................... 20
2.2. Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 21
2.3. Pengembangan Hipotesis ............................................................................... 25
2.3.1.Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal ......................................... 25
2.3.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal .............................. 26
2.3.3 Pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal ............................................. 27
2.3.4Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal ........................ 27
2.3.5 Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal ........................................ 28
2.3.6 Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal .................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 32
3.1. Objek Penelitian ............................................................................................. 32
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ...................................... 32
3.2.1. Populasi ....................................................................................................... 32
3.2.2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................................................... 32
3.3. Jenis dan Sumber Data ................................................................................... 33
3.3.1. Jenis Data dan Sumber Data ....................................................................... 33
3.3.2 Teknik Pengambilan Data. ........................................................................... 33
3.4. Definisi Konsep dan Pengukuran Variabel .................................................... 34
3.4.1. Struktur Modal (Y) ...................................................................................... 34
3.4.2. Profitabilitas (X1)........................................................................................ 35
3.4.3.Ukuran Perusahaan (X2) .............................................................................. 35
3.4.4. Likuiditas (X3) ............................................................................................ 35
3.4.5. Pertumbuhan Penjualan (X4) ...................................................................... 36
3.4.6. Risiko Bisnis (X5) ....................................................................................... 36
3.4.7. Struktur Aktiva (X6) ................................................................................... 37
3.5. Teknik Analisis .............................................................................................. 38
3.5.1. Statistik Dekskriptif .................................................................................... 38
3.5.2. Uji Normalitas ............................................................................................. 39
3.5.3. Uji Asumsi Klasik ....................................................................................... 39
3.5.3.1. Uji Multikolinieritas ................................................................................. 39
3.5.3.2. Uji Heterokedastisitas .............................................................................. 40
3.5.3.3. Uji Autokolerasi ....................................................................................... 40
xiii
3.5.4. Uji Regresi Berganda .................................................................................. 42
3.5.5. Uji Kelayakan Model .................................................................................. 43
3.5.5.1. Uji Koefisien Determinasi Adjust R Square ............................................ 43
3.5.6. Uji F ............................................................................................................ 43
3.5.7. Uji Hipotesis (t) ........................................................................................... 44
BAB IV HASIL DAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................. 45
4.1. Dekskripsi Sampel ......................................................................................... 45
4.2. Statistik Dekskriptif ....................................................................................... 46
4.3. Uji Normalitas ................................................................................................ 48
4.4. Uji Asumsi Klasik .......................................................................................... 49
4.4.1. Uji Multikolinieritas .................................................................................... 49
4.4.2. Uji Autokolerasi .......................................................................................... 50
4.4.3. Uji Heterokedastisitas ................................................................................. 51
4.5. Pengujian Model Penelitian ........................................................................... 52
4.5.1. Analisis Regresi Linier Berganda ............................................................... 52
4.5.2. Koefisien Determinasi (R2) ......................................................................... 52
4.6. Uji Statistik F ................................................................................................. 53
4.7. Uji Hipotesis (Uji t) ........................................................................................ 54
4.8. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................... 56
4.8.1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal ........................................ 56
4.8.2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal ............................. 57
4.8.3. Pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal ........................................... 58
4.8.4. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal ..................... 58
4.8.5. Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal ...................................... 59
4.8.6. Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal ................................... 60
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN 62
5.1. Kesimpulan Penelitian ................................................................................... 62
5.2. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 63
5.3. Implikasi Peneliitian....................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 64
LAMPIRAN .......................................................................................................... 67
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Matriks Ringkasan Penelitian Terdahulu......................................... 24
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Data...................... 38
Tabel 4.1 Sampel Penelitian pada Perusahaan Manufaktur............................. 45
Tabel 4.2 Descriptive Statistik (sebelum outlier)........................................... 46
Tabel 4.3 Tabel Statistic Descriptive (sesudah outlier)................................... 46
Table 4.4 Uji Normalitas (sebelum outlier)..................................................... 48
Table 4.5 Uji Normalitas (setelah outlier)....................................................... 49
Tabel 4.6 Uji Multikolinieritas....................................................................... 50
Tabel 4.7 Uji Autokorelasi............................................................................. 50
Tabel 4.8 Uji Heteroskedastisitas................................................................... 51
Tabel 4.9 Uji Regresi Linier Berganda.......................................................... 52
Tabel 4.10 Uji Koefisien Determinasi........................................................... 53
Tabel 4.11 Uji Statistik F.............................................................................. 53
Tabel 4.12 Uji Statistik t............................................................................... 54
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Penelitian Empiris................................................... 30
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan ............................................................ 67
Lampiran 2 Data Tabulasi .............................................................................. 96
Lampiran 3 Output SPSS ........................................................................ ....... 80
Lampiran 4 Buku Bimbingan .......................................................................... 113
Lampiran 5 Lembar Berita Acara ................................................................... 115
17
BAB I
PENDAHULUAN
I.I. Latar belakang Penelitian
Dalam perkembangan era globalisasi modern saat ini, tantangan yang
harus dihadapi oleh perusahaan akan semakin berat dalam peta persaingan
perekonomian yangsangat tinggi, tidak hanya bertujuan untuk dapat survive
melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing dibandingkan dengan
perusahaan lain. Perusahaan harus dapat lebih unggul dalam bersaing baik
menghadapi pesaing perusahaan yang berasal dari dalam negeri maupun
perusahaan-perusahaan asing yang memiliki modal yang melimpah. Kemajuan
perekonomian Indonesia yang berkembang begitu pesat membuat perusahaan
yang ada dituntut untuk melakukan ekspansi demi menjaga persaingan dan terus
mengembangkan bisnis yang dijalankannya (Hamidah,2016).
Agar kegiatan usaha suatu perusahaan dapat berjalan dengan lancar
bahkan dapat berkembang, maka diperlukan biaya yang biasa disebut dengan
modal. Modal adalah suatu hal yang sangat penting bagi sebuah perusahaan
karena modal digunakan untuk membiayai operasi juga mengembangkan bisnis.
Modal dapat berasal dari modal sendiri maupun dari pinjaman atau utang. Oleh
karena itu menentukan struktur modal yang optimal juga penting, terlebih bagi
perusahaan yang sudah go public di pasar modal. Sampai saat ini, struktur modal
merupakan masalah bagi perusahaan karena dapat mempengaruhi nilai
18
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan manajer keuangan untuk
menciptakan struktur modal optimal yang dapat menyeimbangkan penggunaan
utang dengan modal sendiri. Menurut Brigham dan Houston (2014: 171), struktur
modal yang optimal merupakan struktur yang akan memaksimalkan harga saham
perusahaan, dan struktur ini pada umumnya meminta rasio hutang yang lebih
rendah daripada rasio yang memaksimalkan laba per saham yang diharapkan.
Industri manufaktur nasional menunjukkan kinerja yang semakin agresif,
dengan peningkatan pada ekspansi dan penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan
laporan indeks manajer pembelian (purchasing manager index/PMI) yang dirilis
Nikkei dan Markit, PMI manufaktur Indonesia naik dari 49,9 pada bulan Januari
menjadi di posisi 51,4 pada Februari 2018. PMI di atas 50 ini kembali diraih,
setelah sebelumnya pada Desember 2017 dan Januari 2018 berada di bawah titik
netral tersebut. Sejalan dengan peningkatan jumlah unit usaha dan penyerapan
tenaga kerja, nilai investasi sektor industri juga meningkat menjadi Rp706,9
triliun pada periode tahun 2015-2017 dibandingkan dengan tahun 2014 yang
mencapai Rp195,6 triliun. Nilai investasi ini diprediksi akan terus meningkat lagi
hingga mencapai Rp1.759 triliun pada periode dua tahun ke depan
(eksbis.sindonews.com)
Struktur modal merupakan imbangan antara modal asing atau hutang
dengan modal sendiri (Nogi dan Tangkilisan,2014:209). Struktur modal
menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai
perusahaan, apabila keputusan investasi dan kebijakan dividen dipegang konstan.
Dengan kata lain, seandainya perusahaan mengganti sebagian modal sendiri
19
dengan hutang (atau sebaliknya) apakah harga saham akan berubah apabila
perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lainnya dengan kata
lain, kalau perubahan struktur modal tidak merubah nilai perusahaan, berarti
bahwa tidak ada struktur modal yang terbaik. Semua struktur modal adalah baik.
Tetapi kalau dengan merubah struktur modal ternyata nilai perusahaan berubah
maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik. Struktur modal yang dapat
memaksimumkan nilai perusahaan, atau harga saham, adalah struktur modal yang
terbaik.
Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu
perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat
penjualan, asset dan modal saham tertentu. Perusahaan dengan tingkat
pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan utang yang relatif kecil.
Karena tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan mereka untuk
membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan mereka dengan dana yang
dihasilkan secara internal (Brigham dan Houston,2001:40)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Erianto (2014), Bawa
(2015), Maryanti (2016), Susanto (2016), Lessy (2016) menunjukkan bahwa
profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Namun,
berbeda dengan hasil penelitian oleh Wardhani (2014), Susantika (2016), Dewi
(2017), Wicaksono (2017) menunjukkan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap struktur modal.
20
Menurut Najmudin (2011:316) ukuran perusahaan yaitu perusahaan yang
berskala besar pada umumnya lebih mudah memperoleh hutang dibandingkan
perusahaan kecil karena terkait dengan tingkat kepercayaan kreditor pada
perusahaan-perusahaan besar. Ukuran perusahaan juga menggambarkan besar
kecilnya suatu perusahaan dengan struktur kepemilikannya. Perusahaan yang
besar dianggap memiliki kinerja dan sistem yang lebih baik dalam mengatur,
mengelola, dan mengendalikan aset yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan
dalam penelitian ini di lihat berdasarkan total aset yang di miliki perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukanoleh Sari (2016), Naur (2017),
Chassanah (2017) menunjukkan bahwa variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh
positif tetapi tidak signifikan terhadap struktur modal. Namun, berbeda dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Ichwan dan Widyawati (2015) menunjukkan
bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur
modal.
Likuiditas dapat diartikan kemampuan sebuah perusahaan untuk
membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya
(Riyanto,2008:25). Kemampuan tersebut merupakan kemampuan perusahaan
dalam melanjutkan operasionalnya ketika perusahaan tersebut diwajibkan untuk
melunasi kewajibannya yang akan mengurangi dana operasionalnya. Semakin
besar rasio likuiditas perusahaan berarti perusahaan memiliki internal financing
yang akan cukup digunakan untuk membayar kewajibannya sehingga struktur
modal juga berkurang. Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi lebih
memilih pendanaan dengan dana internal.
21
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan olehWardhani (2014), Sari
2016), Lessy (2016), Chassanah (2017), Wicaksono (2017) menunjukkan bahwa
variabel Likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap terhadap struktur
modal. Sedangkan, hasil penelitian Bawa (2015) menunjukkan variabel Likuiditas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
Pertumbuhan penjualan merupakan volume penjualan pada tahun-tahun
mendatang, berdasarkan data pertumbuhan volume penjualan historis.
Pertumbuhan Penjualan merupakan perubahan kenaikan ataupun penurunan
penjualan dari tahun ke tahun yang dapat dilihat pada laporan laba rugi
perusahaan. Perusahaan yang baik dapat dilihat dari penjualannya dari tahun ke
tahun yang terus mengalami kenaikan, hal tersebut berimbas pada meningkatnya
keuntungan perusahaan sehingga pendanaan internal perusahaan juga meningkat
(Rudianto,2009:56).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Erianto (2014)
menunjukkan bahwa Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal. Namun, berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Maryanti (2016) menemukan pengaruh pertumbuhan penjualan positif tetapi
tidak signifikan terhadap struktur modal.
Risiko Bisnis (business risk) merupakan faktor penentu struktur modal
yang paling penting. Bagi perusahaan yang tidak memiliki utang, risiko usaha
dapat di ukur oleh variabilitas dalam proyeksi pengembalian atas aset. Risiko
bisnis berkaitan dengan ketidakpastian tingkat pengembalian atas aset suatu
perusahaan di masa mendatang, yang mengacu pada variabilitas keuntungan yang
22
diharapkan sebelum bunga dan Earning Before Text (EBIT). Hal ini dikemukakan
oleh (Brigham dan Houston, 2011:157).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratri dan Cristiani
(2017) variabel risiko bisnis memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
struktur modal. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bawa (2015)
menemukan bahwa variabel risiko bisnis memiliki pengaruh positif, tetapi tidak
signifikan terhadap struktur modal.
Struktur Aktiva yaitu perusahaan yang aktivanya untuk dijadikannya
jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Aktiva
multiguna yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan merupakan jaminan
yang baik, sedangkan aktiva yang hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak
begitu baik untuk dijadikan jaminan menurut (Brigham dan Houston,2011:188).
Apabila aktiva perusahaan cocok untuk dijadikan agunan kredit, perusahaan
tersebut cenderung menggunakan banyak utang. Aktiva multiguna yang dapat
digunakan ole banyak perusahaan merupakan agunan yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri (2012) yang
menemukan hasil dari variabel struktur aktiva berengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal. Namun, berbeda dengan hasil penelitian oleh Maryanti
(2016), Wicaksono (2017) menunjukkan bahwa variabel struktur aktiva
berpengaruh positif, tetapi tidak signifikan terhadap struktur modal.
Berdasarkan fenomena gap dan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
beberapa peneliti terdahulu menunjukkan hasil yang tidak konsisten, sehingga
perlu dilakukan penelitian lagi dan berbeda dari penelitian terdahulu. Dalam
23
penelitian ini terdapat perbedaan dengan penelitian terdahulu, perbedaannya yaitu
populasi yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama periode 2012 sampai dengan 2016. Variabel yang
digunakan terdiri dari variabel dependen yaitu Struktur Modal, variabel
independen ialah Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Pertumbuhan
Penjualan, Risiko Bisnis dan Struktur Aktiva Penelitian ini akan membahas
tentang “PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN,
LIKUIDITAS, PERTUMBUHAN PENJUALAN, RISIKO BISNIS DAN
STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR PERIODE 2012-2016”
24
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal?
2. Bagaimana pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal?
3. Bagaimana pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal?
4. Bagaimana pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal?
5. Bagaimana pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur modal?
6. Bagaimana pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal?
1.3 TujuanPenelitian
Sesuai dengan rumusan penelitian dalam perumusan masalah diatas, maka
penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji dan menganalisis :
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal.
2. Pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal.
3. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal.
4. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal.
5. Pengaruh Risiko Bisnis Struktura Modal.
6. Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal.
25
1.4 ManfaatPenelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, antara lain :
1. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada investor
mengenai Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Kebijakan Dividen
untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan
pendanaan. Sehingga Investor dapat memilih dalam penanaman saham
mana yang akan memberikan kontribusi kenaikan saham terbaik.
2. Bagi Manajerial
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam
pengambilan keputusan terkait dengan struktur modal setelah melihat
beberapa faktor yang mempengaruhi. Pengambilan keputusan bagi
perusahaan dalam menanamkan saham, meningkatkan profit perusahaan
serta menjalin kinerja yang baik dengan perusahaan lain.
3. Organisasional
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan yang berguna terutama
dalam hal mengelola keuangan perusahaan manufaktur dan pengaruhnya
terhadap struktur modal.
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TinjauanTeori
2.1.1 Pecking Order Theory
Menurut Myers and Majluf (1984) dan Myers (1984) dalam Husnan dan
Pudjiastuti (2013:286) merumuskan teori struktur modal yang disebut pecking
order theory, disebut dengan pecking order theory karena teori ini menjelaskan
mengapa perusahaan akan menentukan hirarki sumber dana yang paling disukai.
Pecking Order Theory adalah teori yang menunjukkan kecenderungan suatu
perusahaan dalam memilih pembiayaan berdasarkan sumber dana yang disukai.
Pemilihan sumber dana tersebut disebabkan adanya perbedaan
pengetahuan informasi yang dimiliki manajemen dengan pihak pemegang saham
dalam hal pengambilan keputusan. Manajemen perusahaan lebih banyak
mengetahui informasi dibandingkan dengan pemegang saham karena para
manajer perusahaan sendirilah yang memegang kendali, mengambil keputusan,
serta menyusun rencana perusahaan dalam satu periode.
Pecking order theory adalah urutan sumber pendanaan dana internal (laba
ditahan) dan eksternal (penerbitan ekuits baru) teori ini dikemukakan oleh
(Husnan,2008:324). Teori ini menjelaskan keputusan pendanaan yang diambil
oleh perusahaan. Secara ringkas, teori ini menyatakan bahwa :
1. Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi
perusahaan).
27
2. Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian dividen yang
ditargetkan, dengan berusaha mengindari perubahan pembayaran
dividen secara drastis.
3. Kebijakan dividen yang relatif segan untuk diubah, disertai dengan
fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak bisa
diduga, mengakibatkan bahwa dana hasil operasi kadang-kadang
melebihi kebutuhan dn untuk investasi, meskipun pada kesempatan
yang lain, mungkin kurang. Apabila dana hasil operasi kurang dari
kebutuhan investasi, maka perusahaan akan mengurangi saldo kas
atau menjual sekuritas yang dimiliki.
4. Apabila pendanaan dari luar diperlukan, maka perusahaan akan
menerbitkan sekuritas yang paling “aman” terlebih dulu, yaitu dimulai
dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang
berkarakteristik opsi (seperti obligasi), baru akhirnya apabila masih
belum mencukupi, saham baru diterbitkan.
Sesuai dengan teori ini, tidak ada suatu target debt to equity ratio (DER),
karena ada dua jenis modal sendiri, yaitu internal dan eksternal. Modal sendiri
yang berasal dari dalam perusahaan lebih disukai daripada modal sendiri yang
berasal dari luar perusahaan.
Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan yang
profitable umumnya meminjam dalam jumlah yang sedikit. Hal tersebut bukan
disebabkan karena mereka mempunyai target debt ratio yang rendah, tetapi karena
memerlukan pendanaan dari luar yang sedikit. Perusahaan yang kurang profitable
28
akan cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena dua alasan, yaitu : (1)
dana tidak cukup, (2) hutang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai
(Husnan,2008:325).
Dana internal lebih disukai daripada dana eksternal, karena dana internal
memungkinkan perusahaan untuk tidak perlu “membuka diri lagi”, dari sorotan
pemodal luar. Kalau bisa memperoleh sumber dana yang diperlukan tanpa
memperoleh “sorotan dan publistis publik” sebagai akibat penerbitan saham baru.
Sumber dana eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang dari pada modal
sendiri karena alasan pertimbangan biaya emisi. Biaya emisi obligasi akan lebih
murah dari biaya emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham
baru akan menurunkan harga saham lama (Husnan,2008:325)
2.1.2 Trade-off theory
Menurut Brigham dan Houston (2011:183) menyatakan bahwa Trade-off
Theory ialah teori yang menyatakan dimana perusahaan menukar manfaat pajak
dari pendanaan utang dengan masalah yang ditimbulkan oleh potensi
kebangkrutan. Menurut Sartono (2010), teori ini menyebutkan bahwa struktur
modal yang optimal dapat dicapai dengan menyeimbangkan keuntungan
perlindungan pajak dengan beban biaya sebagai akibat penggunaaan hutang yang
semakin besar.
Brigham dan Houston (2008:45) Struktur modal yang optimal suatu perusahan
adalah kombinasi dari utang dan ekuitas yang memaksimumkan harga saham
perusahaan. Pada saat tertentu , manajemen perusahaan menetapkan struktur
29
modal yang ditargetkan, yang mungkin merupaka struktur yang optimal,
meskipun target tersebut dapat berubah dari waktu ke waktu.
Struktur modal yang optimal yaitu dimana terdapat keseimbangan antara
manfaat dan biaya dari penggunaan pembiayaan dari pinjaman. Keseimbangan
yang dimaksud yaitu antara manfaat pajak yang diperoleh perusahaan dan biaya
kebangkrutan. Semakin besar proporsi hutang akan semakin besar juga
perlindungan pajak yang diperoleh, sehingga semakin besar juga biaya
kebangkrutan yang akan di timbulkan.
Trade-off theory tidak bisa digunakan sebagai tolak ukur untuk menentukan
struktur modal yang optimal secara akurat dari suatu perusahaan, akan tetapi
dengan model teori ini bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
perusahaan untuk memperkirakan pengambilan keputusan pendanaan yang tepat
sesuai dengan kondisi perusahaan. Perusahaan dengan aktiva tinggi, sebaiknya
menggunakan hutang lebih sedikit, karena perusahaan dapat memaksimalkan
aktiva tersebut untuk memenuhi dana yang dibutuhkan.
2.1.3 Struktur Modal
2.1.4 Konsep Struktur Modal
Struktur modal adalah perimbangan antara total hutang dengan modal
sendiri (Sartono, 2001:225). Definisi lain struktur modal adalah pembelanjaan
permanen dimana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang
dengan modal sendiri (Riyanto, 2001:22). Halim (2007:58) mendefinisikan
struktur modal adalah perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat
tetap, hutang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa.
30
Berbeda dengan penjelasan Brigham dan Houston (2014: 188) mengatakan
bahwa perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman
memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Hal
tersebut harus didukung dengan modal yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan agar dapat meningkatkan penjualan perusahaan. Perusahaan yang
berkembang pesat kemungkinan akan memilih untuk menggunakan dana eksternal
(hutang) sebagai pemenuhan modalnya dibandingkan dengan perusahaan yang
pertumbuhan penjualannya rendah.
Dalam teori struktur modal dinyatakan mengenai apakah perubahan
struktur modal berpengaruh atau tidak terhadap nilai perusahaan, dengan asumsi
keputusan investasi dan kebijakan dividen tidak berubah. Apabila ada
pengaruhnya, berarti struktur modal yang terbaik, tetapi jika tidak ada
pengaruhnya berarti tidak struktur modal yang terbaik (Halim, 2007:58).
Salah satu masalah penting yang dihadapi oleh para manajer keuangan
adalah hubungan antara struktur modal dan nilai perusahaan. Beberapa teori
struktur modal telah dikembangkan khususnya untuk menganalisis pengaruh
penggunaan hutang terhadap nilai perusahaan dan biaya modal. Hal ini karena
suatu perusahaan belum tentu dapat meningkatkan kemakmuran pemegang saham
dengan cara menggantikan sebagian modal sendiri dengan hutang dan bila
membutuhkan hutang, berapa besar hutang yang harus digunakan oleh perusahaan
(Sartono,2001:225)
31
Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya
mengutamakan pemenuhan dana dengan sumber dari dalam perusahaan (baik dari
penyusutan ataupun laba tidak dibagi), maka hal ini akan sangat mengurangi
ketergantungan kepada pihak luar. Apabila kebutuhan dana sudah demikian
meningkatnya untuk pertumbuhan perusahaan, dan dana dari sumber intern sudah
digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain selain menggunakan dana yang
berasal dari luar perusahaan, baik dari hutang maupun dengan mengeluarkan
saham baru dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan (Riyanto, 2001:293)
Jika dalam pemenuhan kebutuhan dana dari sumber ekstern tersebut lebih
diutamakan pada hutang saja, maka ketergantungan pada pihak luar akan semakin
besar dan risiko finansialnya juga semakin besar. Sebaliknya, jika hanya
mendasarkan pada saham saja, biayanya akan sangat mahal. Hal ini dikarenakan
biaya penggunaan dana yang berasal dari saham baru adalah yang paling mahal
dibandingkan dengan sumber-sumber dana lainnya. Oleh karena itu, perlu
diusahakan adanya keseimbangan optimal antara kedua sumber dana tersebut
(Riyanto,2001:293)
Agar dalam menyusun struktur modal berdasarkan prinsip hati-hati, maka
harus berdasarkan pada aturan struktur finansiil konservatif (Riyanto,2001:293).
Struktur finansiil adalah bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai, dengan
demikian struktur finansiil tercermin pada keseluruhan pasiva dalam neraca.
Struktur finansiil mencerminkan pula perimbangan baik dalam artian absolute
maupun relatif antara keseluruhan modal asing (baik jangka pendek maupun
jangka panjang) dengan modal sendiri (Riyanto,2001:294).
32
Apabila mendasar pada konsep Cost of Capital, maka akan mengusahakan
dimilikinya struktur modal yang optimum, dalam artian struktur modal yang dapat
meminimumkan biaya pengeluaran modal rata-rata. Besar kecilnya Cost of
Capital adalah tergantung pada proporsi masing-masing sumber dana beserta
biaya masing-masing komponen sumber dana tersebut (Riyanto,2001:294).
2.1.5 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.
Menurut Brigham dan Houston (2001:40) menjelaskan bahwa profitabilitas
seringkali menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang
tinggi atas investasi menggunakan utang yang relatif kecil. Meskipun tidak ada
pembenaran teoritis mengenai hal itu, namun penjelasan praktis atas kenyataan ini
adalah bahwa perusahaan dapat diuntungkan. Tingkat pengembalian yang tinggi
memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan
pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki, seperti aktiva, modal atau
penjualan perusahaan (Sudana, 2015:25). Perusahaan dengan tingkat profitabilitas
yang tinggi akan cenderung menggunakan hutang yang relatif rendah hal ini
dikarenakan pembiayaan sebagian besar kebutuhan pendanaan perusahaan telah
terpenuhi dari laba ditahan yang dimilikinya, sehingga profitabilitas menjadi salah
satu faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan struktur modal perusahaan.
Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan adalah return on asset
(ROA).
33
2.1.6 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan yaitu perusahaan yang berskala besar pada umumnya
lebih mudah memperoleh hutang dibandingkan perusahaan kecil karena terkait
dengan tingkat kepercayaan kreditor pada perusahaan-perusahaan besar. Ukuran
perusahaan merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam
keputusan struktur modal (Najmudin,2011:316). Perusahaan besar memiliki
kebutuhan dana yang besar untuk membiayai aktivitas perusahaan dan salah satu
alternatif pemenuhan kebutuhan dana tersebut adalah dengan menggunakan
hutang. Dengan kata lain, besar kecilnya ukuran suatu perusahaan secara
langgsung berpengaruh terhadap kebijakan struktur modal perusahaan.
Menurut Riyanto (2011:305) berpendapat bahwa ukuran perusahaan
menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan pada total
aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total aktiva dan rata-rata penjualan. Semakin
besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan menggunakan modal asing
juga akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar
membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya dan salah
satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri
tidak mencukupi (Halim, 2007:93). Ukuran perusahaan diukur melalui total asset
yang diproksikan dengan nilai logaritma natural dari total asset perusahaan (Ln
Total Asset).
2.1.7 Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
(Subramanyam dan Wild, 2014:409). Menurut Horne dan Wachowicz (2014:167)
34
tingkat likuiditas adalah alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. Likuiditas digunakan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban
atau utang pada saat ditagih atau jatuh tempo.
Likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial yang harus segera dipenuhi (kewajiban jangka pendek).
Kewajiban finansial jangka pendek terlihat pada neraca sebagai kewajiban lancar
(Suad Husnan,2015:83). Aset likuiditas biasa diartikan sebagai aset yang dapat
dikonversi menjadi kas dengan cepat tanpa harus mengurangi harga aset tersebut
terlalu banyak. Sedangkan rasio Likuiditas sendiri adalah rasio yang menunjukan
hubungan antara kas dengan aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban
lancarnya.
2.1.8 Pertumbuhan Penjualan
Menurut Brigham dan Houston (2011:188) tingkat pertumbuhan penjualan
perusahaan menunjukkan bahwa suatu perusahaan dengan penjualan yang relatif
stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung
beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya
tidak stabil. Pertumbuhan penjualan perusahaan akan mempengaruhi manajemen
dalam menentukan keputusan sumber pendanaan apa yang akan diambil.
Perusahaan yang pertumbuhan penjualannya stabil, menunjukkan tingkat laba
perusahaan tersebut juga stabil.
Menurut Copeland dan Weston (2008:20), tingkat pertumbuhan penjualan
masa depan merupakan ukuran sampai sejauh mana laba per saham dari suatu
35
perusahaan dapat ditingkatkan oleh hutang. Jika penjualan dan laba meningkat
sebesar 8 sampai 10 persen per tahun, maka saham suatu perusahaan yang
mempunyai tingkat pertumbuhan penjualan dan laba yang baik, akan mempunyai
harga tinggi, dengan hal itu perusahaan harus mempertimbangkan keuntungan
menggunakan hutang dengan adanya kesempatan untuk mengingkatkan modal.
Akan tetapi, tidak sedikit perusahaan berlainan dengan teori tersebut banyak
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan memiliki laba
ditahan perusahaan yang tinggi, sehingga ketika perusahaan membutuhkan dana
untuk memenuhi kegiatan operasional perusahaan maka laba ditahan tersebut
yang akan digunakan oleh perusahaan untuk memenuhi biaya operasional
perusahaan.
2.1.9 Risiko Bisnis
Menurut Brigham dan Houston (2001:45) Risiko bisnis adalah
ketidakpastian mengenai proyek pengembalian atas aktiva dimasa mendatang.
Suatu perusahaan mempunyai risiko yang kecil bila permintaan akan produknya
stabil, harga-harga masukkan dan produknya relatif konstan, harga produknya
dapat segera disesuaikan dengan kenaikan biaya, dan sebagian besar biayanya
bersifat variabel sehingga akan menurun jika produk dan penjualannya menurun.
Apabila hal-hal lain tetap sama, makin rendah risiko bisnis perusahaan, maka
tinggi rasio utang yang optimal.
Risiko usaha akan menunjukan seberapa besar risiko perusahaan jika suatu
perusahaan tidak menggunakan hutang (Brigham dan Houston,2011:157). Risiko
bisnis dapat diartikan sebagai risiko bagi perusahaan untuk dapat menutupi biaya
36
operasional dan ketidakpastian atas modal yang diinvestasikan dalam perusahaan.
Risiko bisnis juga merupakan risiko dasar bagi perusahaan selain financial risk
sebagai tambahan risiko perusahaan akibat penggunaan hutang.
2.1.10 Struktur Aktiva
Menurut Brigham dan Houston (2011:188) struktur aset adalah perusahaan
yang asetnya memadai untuk digunakan sebagai jaminan pinjaman cenderung
akan cukup banyak menggunakan hutang. Aset umum yang dapat digunakan oleh
banyak perusahaan dapat menjadi jaminan yang baik, sementara tidak untuk aset
dengan tujuan khusus. Menurut Brigham dan Houston (2001 : 39) Struktur Aktiva
adalah perusahaan yang aktivanya untuk dijadikannya jaminan kredit cenderung
lebih banyak menggunakan banyak utang. Aktiva multiguna yang dapat
digunakan oleh banyak perusahaan merupakan jaminan yang baik, sedangkan
aktiva yang hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak begitu baik untuk
dijadikan jaminan.
Struktur Aktiva adalah perusahaan yang sebagian besar aktivanya berasal
dari aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan
utang. Perusahaan dengan jumlah aktiva tetap yang besar dapat menggunakan
utang lebih banyak karena aktiva tetap dapat dijadikan jaminan yang baik atas
pinjaman-pinjaman perusahaan. Struktur aset merupakan faktor penting dalam
keputusan pendanaan perusahaan, karena aset berwujud yang dimiliki oleh
perusahaan yang dijadikan sebagai jaminan ke pemberi pinjaman dalam hal
pemberian hutang. Menurut Bambang (2008 : 298), struktur aset merupakan
faktor penting dalam keputusan pendanaan perusahaan, karena aset berwujud
37
yang dimiliki oleh perusahaan yang dijadikan sebagai jaminan ke pemberi
pinjaman dalam hal pemberian hutang.
2.2 Penelitian Terdahulu
Berbagai penelitian terdahulu mengenai pengaruh profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Risiko Bisnis dan Struktur
Aktiva Terhadap Struktur Modalyang sudah dilakukan. Berikut ini disajikan
beberapa peneitian terdahulu:
1. Penelitian Sari (2016) tentang Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal
menunjukkan hasil bahwa pertumbuhan aset, ukuran perusahaan berpengaruh
positif signifikan terhadap struktur modal, profitabilitas berpengaruh negatif
tidak signifikanterhadap struktur modal , dan likuiditas berpengaruh negatif
signifikan terhadap struktur modal.
2. Penelitian Erianto (2014) tentang Pengaruh Profitabilitas, Risiko Bisnis,
Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal
menunjukkan hasil bahwa risiko bisnis, ukuran perusahaan berpengaruh
negatif signifikan terhadap struktur modal, profitabilitas berpengaruh negatif
signifikan terhadap struktur modal dan pertumbuhan penjualan berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap struktur modal.
3. Penelitian Wardhani (2014) tentang Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan
Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, Likuiditas terhadap struktur
Modal menunjukkan hasil bahwa pertumbuhan perusahaan, ukuran
perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap struktur modal,
38
struktur aktiva, likuidittas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur
modal dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap struktur
modal.
4. Penelitian Maryanti (2016) tentang Pengaruh profitabilitas, Pertumbuhan
Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aktiva terhadap Struktur
Modal menunjukkan hasil bahwa pertumbuhan penjualan, struktur aktiva
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap struktur modal, profitabilitas
berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal, dan pertumbuhan
perusahaan berpengaruh positif signifikan.
5. Penelitian Susantika (2016) tentang Pengaruh Struktur Aktiva, ROA, Current
Ratio, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan
menunjukkan hasil bahwa struktur aktiva, risiko bisnis, pertumbuhan
penjualan, ukuran perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan, ROA
berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, dan Current Ratio
berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.
6. Penelitian Susanto (2016) tentang Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan
Manajerial, Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal menunjukkan
hasil bahwa kepemilikan manajerial, pertumbuhan perusahaan berpengaruh
positif signifikan, dan profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap
struktur modal.
7. Penelitian Lessy (2016) tentang Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas,
Profitabilitas, Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal menunjukkan hasil
bahwa ukuran perusahaan, struktur aktiva berpengaruh negatif tidak
39
signifikan terhadap struktur modal, dan likuiditas, profitabilitas berpengaruh
negati signifikan terhadap struktur modal.
8. Penelitian Dewi (2017) tentang Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,
Pertumbuhan Aset menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan,
pertumbuhan aset berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap struktur
modal, dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap struktur
modal.
9. Penelitian Naur (2017) tentang Pengaruh Peretumbuhan Aset, Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal
menunjukkan bahwa profitbilitas, risiko bisnis berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap struktur modal, pertumbuhan aset berpengaruh positif
signifikan terhadap struktur modal, dan ukuran perusahaan berpengaruh
positif tidak signifikan.
10. Penelitian Chasanah (2017) tentang Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal menunjkkan hasil bahwa
proditabilitas berpengaruh negatif tidak signifikan, likuiditas berpengaruh
negatif signifikan, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif tidak
signifikan.
11. Penelitian Wicaksono (2017) tentang Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal menunjukkan hasil bahwa
profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal,
likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal, dan
struktur aktiva berpengaruh positif tidak signifikan terhadap struktur modal.
40
12. Penelitian Bawa (2015) tentang Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Profitabilitas,
Risiko Bisnis menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
negatif tidak signifikan, likuiditas berpengaru positif signifikan terhadap
struktur modal, profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur
modal, dan risiko bisnis berpengaruh positf tidak signifikan terhadap struktur
modal.
Tabel 2.1
Matriks Ringkasan Penelitian Terdahulu
No
Penulis dan Tahun
Varibel Dependen
Variabel Independen Hasil
1. Alifitia Nawang Sari
(2016)
Struktur Modal Profitabilitas
Likuiditas
Pertumbuhan Aset
Ukuran Perusahaan
-Tidak Signi
- Signifikan
+ Tidak Signi
+ Tidak Signi
2. Novita Firsariana Erianto
(2014)
Struktur Modal Profitabilitas
Risiko Bisnis
Ukuran Perusahaan
Pertumbuhan Penjualan
- Signifikan
- Tidak Signi
- Tidak Signi
+ Signifikan
3. Guniarti Indah Wardhani
(2014)
Struktur Modal Profitabilitas
Pertumbuhan Perusahaan
Ukuran Perusahaan
Struktur Aktiva
Likuiditas
+ Signifikan
- Tidak Signi
- Tidak Signi
- Signifikan
- Signifikan
4. Eny Maryanti (2016) Struktur Modal Profitabilitas
Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan Penjualan
Struktur Aktiva
- Signifikan
+ Signifikan
+ Tidak Signi
+ Tidak Signi
5. Widya Susantika (2016) Struktur Modal Struktur Aktiva
ROA
Current Ratio
Resiko Bisinis
Pertumbuhan Penjualan
Ukuran Perusahaan
- Tidak Signi
+Signifikan
-Signifikan
- Tidak Signi
- Tidak Signi
- Tidak Signi
6. Edy Susanto (2016) Struktur Modal Profitabilitas
Kepemilikan Manajerial
Pertumbuhan Perusahaan
- Signifikan
+ Tidak Signi
+ Tidak Signi
7. Devy Anggriyani Lessy
(2016)
Struktur Modal Ukuran Perusahaan
Likuiditas
Profitabilitas
Struktur Aktiva
- Tidak Signi
- Signifikan
- Signifikan
- Tidak Signi
8. Dewa Ayu Intan Yoga
Maha Dewi (2017)
Struktur Modal Profitabilitas
Ukuran Perusahaan
Pertumbuhan Aset
+ Signifikan
- Tidak Signi
- Tidak Signi
9. Birgita Maryeta Naur Struktur Modal Pertumbuhan Aset + Signifikan
41
(2017) Ukuran Perusahaan
Profitabilitas
Risiko Bisnis
+ Tidak Signi
- Tidak Signi
- Tidak Signi
10. Nur Wahyu Shofiatin
Chasanah (2017)
Struktur Modal Profitabilitas
Likuiditas
Ukuran Perusahaan
- Tidak Signi
- Signifikan
+ Tidak Signi
11. Danang Adi Wicaksono
(2017)
Struktur Modal Profitabilitas
Likuiditas
Struktur Aktiva
+ Signifikan
- Signifikan
+ Tidak Signi
12. Ida Bagus Made Dwija
Bawa (2015)
Struktur Modal Ukuran Perusahaan
Likuiditas
Profitabilitas
Risiko Bisnis
- Tidak Signi
+Signi
- Signifikan
+ Tidak Signi
Sumber : hasil penelitian terdahulu
2.3 Pengembangan Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan yang akan diuji kebenarannya dengan fakta
yang ada (Jogiyanto,2004:41). Hipotesis tidak dapat terjadi begitu saja. Hipotesis
dikembangkan dengan menggunakan teori yang relevan atau dengan logika dan
hasil-hasil penelitian sebelumnya. Hipotesis dikembangkan dengan menggunakan
teori karena akan memverifikasi teori tersebut di fenomena yang ada. Hipotesis
dikembangkan dengan maksud supaya tujuan dari riset untuk menerima
hipotesisnya dapat tercapai dengan kemungkinan yang besar (Jogiyanto,2004:41).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
2.3.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal
Apabila dalam perusahaan itu memiliki profitabilitas yang tinggi, maka
perusahaan akan lebih banyak menggunakan pendanaan dari dalam perusahaan,
karena apabila profitabilitas semakin tinggi, maka perusahaan dapat menyediakan
laba ditahan dalam jumlah yang lebih besar sehingga penggunaan utang dapat
ditekan. Dan jika laba yang dihasilkan dalam perusahaan itu lebih tinggi maka
memungkinkan bahwa perusahaan tersebut menggunakan sebagian besar
pendanaannya dari sumber internal.
42
Hal ini sejalan dengan pecking order theory, yang mana perusahaan akan
memilih menggunakan sumber dana internal terlebih dahulu dibandingkan sumber
dana eksternal. Hasil penelitian Erianto (2014), Bawa (2015), Maryanti (2016),
Susanto (2016), Lessy (2016) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh
negatif signifikan terhadap struktur modal. Dari hasil penelitian tersebut, maka
hipotesis penelitian tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
H1 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal
2.3.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan
besar kecilnya perusahaan dapat ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan.
Penentuan besar kecilnya skala perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total
penjualan, total aktiva, rata-rata tingkat penjualan, dan rata-rata total aktiva. Hal
ini untuk mengetahui status perusahaan apakah perusahaan itu mempunyai
keuangan untuk kontinueitas produksi dimasa mendatang.
Hal ini sesuai dengan pecking order theory, yang menyebutkan
penggunaan dana internal terlebih dahulu dibandingkan dana eksternal.
Perusahaan kecil akan cenderung menggunakan dana internalnya terlebih dulu,
dan berhutang dalam jumlah yang lebih kecil. Karena perusahaan kecil memiliki
tingkat risiko yang tinggi apabila terjadi financial distress dibandingkan dengan
perusahaan besar. Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2016), Naur (2017),
Chassanah (2017) me nemukan hasil ukuran perusahaan positif terhadap struktur
modal.
H2 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal
43
2.3.3 Pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal
Semakin tinggi tingkat likuiditas sebuah perusahaan, maka semakin baik
kinerja perusahaan tersebut yang menyebabkan hutangnya akan semakin kecil.
Sebaliknya, semakin rendah tingkat likuiditas sebuah perusahaan, maka semakin
buruk kinerja perusahaan tersebut sehingga adanya kemungkinan jumlah hutang
perusahaan jauh lebih besar dari pada kemampuan perusahaan dalam
pengembalian hutangnya.
Berdasarkan pecking order theory bahwa lebih baik menggunakan dana
internal terdahulu. Disaat likuiditas perusahaan tinggi diharapkan dapat
menggunakan sumber internal terlebih dahulu, dan jika disaat likuiditas rendah
dengan terpaksa perusahaan harus menggunakan sumber dana eksternal (hutang
dan kreditor atau ditanggung oleh principal).
Hasil penelitian oleh Penelitian Wardhani (2014), Sari 2016), Lessy (2016),
Chassanah (2017), Wicaksono (2017) berpengaruh negatif signifikan terhadap
struktur modal. Dari hasil penelitian tersebut, maka hipotesis penelitian tersebut
dapat dinyatakan sebagai berikut :
H3 : Likuiditas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal.
2.3.4 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal
Perusahaan yang memiliki penjulan yang stabil akan dapat lebih mudah
dalam memperoleh pinjaman dari oara kreditor mementingkan prospek msa depan
mengenai pengembalian utang pinjamannya. Hal ini sejalan dengan pecking order
theory yang menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang
cepat harus lebih banyak mengandalkan pada modal eksternal. Dengan demikian
44
perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi cenderung lebih banyak
menggunakan utang.
Hasil penelitian oleh Bayunitri dan Malik (2015) menyatakan bahwa variabel
Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.
Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar peetumbuhan yang dimiliki
perusahaan akan menarik perhatian investor untuk menanamkan modalnya dan
mempermudah manajemen mendapatkan hutang karena adanya keyakinan
investor terhadap kinerja perusahaan. Hal ini menyebabkan struktur modal
meningkat. Dengan demikian pertumbuhan penjualan diharapkan memiliki
pengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan. Dari hasil penelitian
tersebut, maka hipotesis penelitian tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
H4 : Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif terhadap Struktur
Modal
2.3.5 Pengaruh risiko bisnis terhadap struktur modal
Semakin banyak hutang maka semakin tinggi resiko atau beban yang
ditanggung perusahaan. Perusahaan dengan risiko bisnis besar harus
menggunakan hutang lebih kecil dibandingkan perusahaan yang memiliki risiko
bisnis rendah, karena semakin besar risiko bisnis, penggunaan hutang yang
semakin besar akan mempersulit perusahaan dalam mengembalikan hutang
mereka.
Berdasarkan teori pecking order theory bahwa perusahaan disarankan
untuk menggunakan dana internal dahulu untuk menggunakan dana internal
dahulu untuk mengurangi risiko bisnis perusahaan tersebut. Hasil penelitian dari
45
Ratri dan Cristiani (2017) variabel risiko bisnis memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap struktur modal. Dari hasil penelitian tersebut, maka hipotesis
penelitian tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
H5 : Risiko Bisnis berpengaruh positif terhadap Struktur Modal
2.3.6 Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal
Aktiva perusahaan disajikan sebagai jaminan atas utang merupakan cara
untuk mengurangi resiko kreditur dan memberi jaminan bagi kreditur dalam hal
terjadinya kesulitan keuangan. Jaminan juga melindungi pemberi pinjaman dari
masalah niat jelek yang disebabkan oleh konflik peminjam dan pemberi pinjaman.
Dengan demikian, perusahaan-perusahaan yang memiliki lebih banyak aktiva
berwujud lebih mungkin untuk memperoleh lebih banyak pinjaman. Maka
besarnya komponen utang akan berhubungan positif dengan tingkat struktur
aktiva.
Hal ini sejalan dengan pecking order theory, yang mana perusahaan akan
memilih menggunakan sumber dana internal terlebih dahulu dibandingkan sumber
dana eksternal. Dari hasil penelitian Putri (2012) yang menemukan hasil dari
variabel struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.
Dari hasil penelitian tersebut, maka hipotesis penelitian dapat dinyatakan sebagai
berikut :
H6 : Struktur Aktiva berpengaruh positif terhadap Struktur Modal
46
2.3.7 Model Penelitian
Struktur Modal dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi secara
signifikan terhadap nilai perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu
profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, pertumbuhan penjualan, risiko bisnis
dan struktur aktiva. Kerangka pemikiran agar dapat mempermudah dalam
H1 (-)
H2 (+)
H3 (-)
H4 (+)
H5 (-)
H6 (+)
Gambar 2.1
Model Penelitian Empiris
Keterangan :
Struktur Modal
ROA : Profitabilitas
SIZE : Ukuran Perusahaan
Profitabilitas
(X1)
Struktur Modal
(Y)
Struktur aktiva
(X6)
Ukuran perusahaan
(X2)
Risiko bisnis
(X5)
Pertumbhan penjualan
(X4)
Likuiditas
(X3)
48
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian
Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di (Bursa Efek Indonesia) BEI melalui Indonesian
Capital Market Directory (ICMD) dan Laporan Keuangan.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono,2013:215). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012 – 2016.
3.2.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono,2013:215). Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah Purposive Sampling. Purposive merupakan teknik
pengambilan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap
mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui
sebelumnyaa (Sugiyono,2013:218). Adapun kriteria sampel adalah sebagai
berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dalam
bentukRupiah (IDR) periode 2012 sampai dengan 2016.
49
2. Perusahaan manufaktur yang mengalami laba positif periode 2012
sampai dengan 2016.
3. Perusahaan yang memiliki kelengkapan-kelengkapan data keuangan
yang berkaitan dengan variabel penelitian periode 2012 sampai dengan
2016.
3.3 Jenis, Sumber Data dan Teknik Pengambilan Data
3.3.1 Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang tidak
diperoleh langsung dari sumbernya (Sugiyono,2013:145). Sumber data dalam
penelitian ini berupa : laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Sumber data Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
dan laporan keuangan tersebut diperoleh dari website www.idx.co.id dengan
periode tahun 2012 sampai 2016.
3.3.2 Teknik Pengambilan Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data
yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data, data tersebut berupa laporan keuangan masing-masing
perusahaan yang dipublikasikan dalam BEI periode 2012-2016, peneliti
menggunakan cara dalam memperoleh data, yaitu penelitian lapangan data yang
digunakan merupakan data sekunder dengan mengambil data Indonesian Capital
Market Directory (ICMD) dan Laporan Keuangan perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016. Pertimbangan pengambilan
50
data sekunder ini karena data sekunder lebih akurat, mudah didapat, dan efisien
sesuai dengan bidang yang diteliti oleh penulis.
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur modal
sebagai variabel dependen sedangkan variabel profitabilitas, ukuran perusahaan,
likuiditas, pertumbuhan penjualan, risiko bisnis, dan struktur aktiva yang
merupakan variabel independen, variabel tersebut bisa di jelaskan sebagai berikut
3.4.1 Struktur Modal (Y)
Struktur modal merupakan pembelanjaan permanen dimana
mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri
(Riyanto, 2001:22). Rasio yang digunakan untuk mengukur Struktur modal dalam
penelitian ini adalah (Long Debt Equity Ratio/LDER), rasio ini mengukur besar
kecilnya pengguanaan utang jangka panjang dibandingkan dengan modal sendiri
pada perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang dengan cara
membandingkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang
disediakan oleh perusahaan(Sudana, 2011:21). Longterm Debt to Equity Ratio
dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
51
3.4.2 Profitabilitas (X1)
Profitabilitas bisa dilihat melalui tingkat rasio. Rasio yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA), yang mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang dimiliki
perusahaan dengan membandingkan antara laba bersih dan total aset, yang dapat
dihitung denganmenggunakan rumus Brigham dan Houston (2014 : 148)
3.4.3 Ukuran Perusahaan (X2)
Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan dilihat dari
kemampuan finansial perusahaan maupun lapangan usaha yang dilakukannya.
Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total asset
(Chassanah dan Satrio 2017)
Size=Ln(Total Aset)
3.4.4 Likuiditas (X3)
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas diukur dengan menggunakan rasio
current ratio (CR) yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya,
Brigham dan Houston (2014:134). Rumus untuk menghitung CR yaitu
52
3.4.5 Pertumbuhan Penjualan (X4)
Menurut Kesuma (2009) Growth of sales adalah kenaikan jumlah penjualan
dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu.Cara pengukurannya adalah dengan
membandingkan penjualan pada tahun ke t setelah dikurangi penjualan pada
periode sebelumnya terhadap penjualan pada periode sebelumnya.
Rumus :
Keterangan:
S1 : penjualan pada tahun ke t .
St-1: penjualan pada periode sebelumnya.
3.4.6 Risiko Bisnis (X5)
Risiko bisnis merupakan stabilitas usaha suatu perusahaan (Brigham dan
Houston,2014 : 148). Risiko bisnis merupakan suatu ketidakpastian yang dihadapi
perusahaan dalam menjalankan usahanya, dimana perusahaan tidak dapat
menutup biaya operasionalnya. Dalam penelitian ini risiko bisnis diproksikan
dengan menggunakan standar deviasi, pengukuran risiko bisnis
Rumus :
Keterangan :
Ebit : Earning Before Interest Tax
53
3.4.7 Struktur Aktiva (X6)
Menurut Brigham dan Houston (2011:188), struktur aset adalah
perusahaan yang asetnya memadai untuk digunakan sebagai jaminan pinjaman
cenderung akan cukup banyak menggunakan hutang. Struktur aktiva
menggambarkan sebagai jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan (collateral
value of assets).Diukur dengan membandingkan antara aktiva tetap dan total
aktiva, dengan rumus sebagai berikut :
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Data
Variabel Definisi
Operasional Pengukuran Sumber
Struktur
Modal
(DER)
Rasio ini mengukur
besar kecilnya
penggunaan hutang
jangka panjang
dibandingkan
dengan modal
sendiri perusahaan.
disediakan oleh
perusahaan.
(Sudana,2011:21
)
Profitabilitas
(ROA)
Rasio profitabilitas
merupakan rasio
yang mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
mennghasilkan laba
(profitabilitas) pada
tingkat penjualan,
aktiva, dan modal.
Brigham dan
Houston (2011)
dalam Lessy
(2016)
Ukuran
Perusahaan
(Size)
besar kecilnya
perusahaan dilihat
dari kemampuan
finansial perusahaan
maupun lapangan
SIZE= Ln (Total Asset)
(Chassanah dan
Satrio 2017)
54
Sumber : hasil rumus menurut para ahli
3.5 Teknik Analisis
3.5.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis, skewness (Ghozali, 2011:157). Statistik deskriptif dalam
penelitian ini meliputi Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan
Penjualan, Risiko Bisnis, Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal.
usaha yang
dilakukannya.
Likuiditas
(CR)
kemampuan
perusahaan dalam
memenuhi
kewajiban jangka
pendeknya.Likuidita
s diukur dengan
menggunakan rasio
current ratio (CR).
Brigham dan
Houston
(2014:134)
Pertumbuha
n Penjualan
SG (Sales Growth)
adalah kenaikan
jumlah penjualan
dari tahun ke tahun
atau dari waktu ke
waktu.
Kesuma (2009)
Risiko
Bisnis
ketidakpastian
mengenai proyek
pengembalian atas
aktiva dimasa
mendatang.
Brigham dan
Houston
(2011:188)
Struktur
Aktiva
perusahaan yang
aktivanya untuk
dijadikannya
jaminan kredit
cenderung lebih
banyak
menggunakan
banyak utang.
Brigham dan
Houston
(2011:188),
55
3.5.2 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau atau residual memiliki distribusi normal. Seperti
diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2011:160). Untuk mengetahui data
yang digunakan dalam model regresi berdistributor normal atau tidak dapat
dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-smirnov. Jika nilai asymp-sig
Kolmogorov-smirnov lebih dari α = 0,05, maka data normal (Ghozali,2011:165)
3.5.3 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian terhadap model penelitian, terlebih dahulu
dilakukan pengujian model tersebut apakah memenuhi asumsi klasik regresi, yang
terdiri dari :
3.5.3.1 Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi maka varibel-varibel tersebut tidak ortogonal.
Variabel otogonal adalah variabel independen yang nilai korealasi antar sesama
varibel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidak nya
multikolineritas di dalam regresi dapat di uji dengan melihat nilai tolerance ≥ 0,10
dan Variance Inflancation Factor (VIF) ≤ 10 (Ghozali,2011:105).
56
3.5.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas dimana hasil signifikansi harus 0,05 atau 5%.
Heteroskedakstitas juga dapat dideteksi dengan melakukan pengujian
menggunakan uji glejser (Ghozali,2011:103). Uji Glejser adalah dengan
meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel independen. Dasar
pengambilan keputusan uji heteroskedastitas melalui uji glejser dilakukan sebagai
berikut:
1. Apabila koefisien parameter dari persamaan regresi tersebut signifikan
secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data empiris yang
destimasi terdapat heteroskedastatis.
2. Apabila profitabilitas nilai test tidak signifikan statistik, berarti data
empiris yang detimasi tidak terdapat heteroskedastitas.
3.5.3.3 Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan munguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada peiode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual
57
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya
(Ghozali,2011:110).
Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi. Gejala
autokorelasi terjadi karena adanya korelasi antara anggota serangkaian observasi
yang diurutkan menurut urutan waktu (time series). Model regresi yang
mengalami gejala autokorelasi memiliki standard error yang sangat besar,
sehingga kemungkinan besar model regresi menjadi tidak signifikan (Ghazali,
2011:110). Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
autokorelasi adalah dengan menggunakan Run Test.
Run test sebagai bagian dari statistik nonparametrik digunakan untuk
menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual
tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau
random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara
random atau tidak (sistematis). Pengambilan keputusan pada uji Run Test adalah
sebagi berikut:
1. Jika hasil uji Run Test menunjukkan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa residual tidak random atau terjadi
autokorelasi antar nilai residual.
2. Jika hasil uji Run Test menunjukkan nilai signifikan lebih besar dari 0,05
dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi
antar nilai residual.
58
3.5.4 Uji Regrensi Berganda
Metode regresi linear berganda yang dilakukan dalam penelitian ini
bertujuan untuk menguji hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen. Hubungan pengungkapan pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,
Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Risiko Bisnis dan Struktur Aktiva terhadap
Struktur Modal diukur melalui rumus sebagai berikut:
Y = + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7+ e
STRUKTUR MODAL = X + b1 ROA + b2 SIZE + b3 CR + b4 SG + b4 RISBIS
+ b5 SA
Keterangan:
Y = STRUKTUR MODAL
X1 = ROA
X2 = SIZE
X3 = CR
X4 = SG
X5 = RISBIS
X6 = SA
b1.b7 = Koefisien Regresi
= Konstanta
e = Error term
59
3.5.5 Uji Kelayakan Model
3.5.5.1 Uji Koefisien Determinasi Adjusted R Square (R2).
Menurut Ghozali (2011:97) Koefisien determinasi pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2
yang
kecil berati kemampuan variable-variabel independen dalam menjelaskan
variable-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berati
variable-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien
determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi
yang besar antara masing masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun
waktu (time series) biasanya mempunyai nilai determinasi koefisien yang tinggi.
3.5.6 Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau variabel bebas dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2011:98).
Dasar pengambilan keputusan adalah:
a. Jika F hitung F tabel, maka variabel independen secara bersama
sama tidak berpengaruh terhadap variable dependen (hipotesis ditolak).
b. Jika F hitung F tabel, maka variabel independen secara bersama
sama tidak berpengaruh terhadap variable dependen (hipotesis
diterima).
60
Uji F juga dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS dengan signifikan
level 0,05 ( = 5%). Jika nilai signifikan lebih besar dari maka hipotesis
ditolak.Jika nilai signifikan lebih kecil dari maka hipotesis diterima (Ghozali,
2016).
3.5.7 Uji Hipotesis (Uji t)
Uji statstik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2011:98).
Pengujian dilakukan dengan uji 2 arah:
a. Membandingkan antara t hitung dengan t tabel
1. Bila t hitung t tabel : variabel independen secara individu tidak
berpengaruh terhadap varibel dependen.
2. Bila t hitung t tabel : variabel independen secara individu
berpengaruh terhadap varibel dependen.
b. Menentukan kriteria pengujian:
1. Jika varibel independen 0,05 (a), maka varibel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Jika varibel independen 0,05 (a), maka varibel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen.
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN (ANALISIS DATA) DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang telah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012-2016. Metode pengambilan
sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling yaitu populasi yang dijadikan
sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu.
Adapun kriteria dalam pengambilan sampel yang akan diteliti adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Sampel Penelitian pada Perusahaan Manufaktur
No. Keterangan 2012 2013 2014 2015 2016
1. Seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftrar di BEI periode 2012-2016
120 152 155 155 156
2. Perusahaan yang tidak menerbitkan
laporan tahunan dengan mata uang rupiah
(24) (14) (29) (29) (24)
3. Perusahaan yang mengalami kerugian (15) (30) (30) (33) (44)
4. Perusahaan yang tidak menerbitkan
laporan keuangan selama 2012-2016
(12) (24) (16) (14) (15)
69 87 80 79 73
Dengan menggunakan metode data pooling (Pooled Time Series), maka
dari data diatas, perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini dalam
periode 2012-2016 adalah 69+87+80+79+73 yaitu 388 data pengamatan.
62
4.2 Statistik Deskriptif
Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan,
penelitian ini menghasilkan berbagai hal sehubungan dengan masalah yang
diajukan pada bagian awal. Hasil statistik deskriptif memberikan gambaran umum
terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut menunjukkan hasil
statistik deskriptif data penelitian :
Tabel 4.2
Descriptive Statistics (sebelum outlier) Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PROFITABILITAS 388 ,00 2,40 ,1004 ,15894 UKURAN PERUSAHAAN 388 23,54 40,02 28,3949 1,89358 LIKUIDITAS 388 ,12 9,75 2,3386 1,68442 PERTUMBUHAN PENJUALAN
388 -,89 7,90 ,1085 ,45799
RISIKO BISNIS 388 -1,00 9,27 ,4427 1,12891 STRUKTUR AKTIVA 388 ,00 7,94 ,5963 ,77628 STRUKTUR MODAL 388 ,00 3,44 ,3084 ,46224 Valid N (listwise) 388
Sumber lampiran III halaman 108
Tabel 4.3
Tabel Statistic Descriptive (sesudah outlier) Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PROFITABILITAS 359 ,0004 2,3969 ,103023 ,1641509 UKURAN PERUSAHAAN 359 23,54 40,02 28,2946 1,82899 LIKUIDITAS 359 ,1166 9,7485 2,411599 1,7086622 PERTUMBUHAN PENJUALAN
359 -,8876 7,8996 ,107187 ,4731137
RISIKO BISNIS 359 -,9996 9,2732 ,453038 1,1565944 STRUKTUR AKTIVA 359 ,0127 7,1004 ,523541 ,5307658 STRUKTUR MODAL 359 ,0005 1,1927 ,230877 ,2350583 Valid N (listwise) 359
Sumber lampiran III halaman 108
Berdasarkan dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa analisis statistik deskriptif
tentang Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Lukiditas, Pertumbuhan Penjualan,
Risiko Bisnis, Struktur Aktiva dan struktur modal pada periode 2012-2016
sebagai berikut:
63
1. Variabel Profitabilitas diperoleh nilai minimum 0,0004 dan nilai
maximum 2,3969. Nilai minimum dimiliki oleh PT ERTX pada tahun
2014 dan nilai maximum dimiliki oleh PT SPMA pada tahun 2012. Rata-
rata profitabilitas menunjukkan nilai sebesar 0,103023 dengan standar
deviasi sebesar 0,1641509.
2. Variabel Ukuran Perusahaan diperoleh nilai minimum 23,54 dan nilai
maximum 40,02. Nilai minimum dimiliki oleh PT SPMA pada tahun 2012
dan nilai maximum dimiliki oleh PT TIRA pada tahun 2012. Rata-rata
ukuran perusahaan menunjukkan nilai sebesar 28,2946 dengan standar
deviasi sebesar 1,641509.
3. Variabel Likuiditas diperoleh nilai minimum 0,1166 dan nilai maximum
9,74865. Nilai minimum dimiliki oleh PT ARNA pada tahun 2012 dan
nilai maximum dimiliki oleh PT JECC pada tahun 2013. Rata-rata
likuiditas menunjukkan nilai sebesar 2,41159 dengan standar deviasi
sebesar 1,7086622.
4. Variabel Pertumbuhan Penjualan diperoleh nilai minimum -0,8876 dan
nilai maximum 7,8996. Nilai minimum dimiliki oleh PT LPIN pada tahun
2013 dan nilai maximum dimiliki oleh PT ALMI pada tahun 2013. Rata-
rata pertumbuhan penjualan menunjukkan nilai sebesar 0,107187 dengan
standar deviasi sebesar 0,4731137.
5. Variabel Risiko Bisnis diperoleh nilai minimum -0,9996 dan nilai
maximum 9,2732. Nilai minimum dimiliki oleh PT GDST pada tahun
2012 dan nilai maximum dimiliki oleh PT VOKS pada tahun 2016. Rata-
64
rata risiko bisnis menunjukkan nilai sebesar 0,453038 dengan standar
deviasi sebesar 1,1565944.
6. Variabel Struktur Aktiva diperoleh nilai minimum 0,0127 dan nilai
maximum 7,1004. Nilai minimum dimiliki oleh PT MTDL pada tahun
2013 dan nilai maximum dimiliki oleh PT SPMA pada tahun 2016. Rata-
rata struktur aktiva menunjukkan nilai sebesar 0,523541 dengan standar
deviasi sebesar 0,5307658.
7. Variabel Struktur Modal diperoleh nilai minimum 0,0005 dan nilai
maximum 1,1927. Nilai minimum dimiliki oleh PT SIDO pada tahun 2012
dan nilai maximum dimiliki oleh PT TBLA pada tahun 2016. Rata-rata
struktur modal menunjukkan nilai sebesar 0,230877 dengan standar
deviasi sebesar 0,2350583.
4.3 Uji Normalitas
Pengujian normalitas data pada penelitian ini menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Hasil pengujian normalitas data ini diperoleh output
yang dapat dilihat pada tabel 4.3 adalah sebagai berikut :
Table 4.4
Uji Normalitas (sebelum outlier) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 388 Normal Parameters
a,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,43235124 Most Extreme Differences Absolute ,220
Positive ,220 Negative -,163
Kolmogorov-Smirnov Z 4,338 Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
` Sumber lampiran III halaman 108
65
Pada uji normalitas kolmogorov-smirnov diatas asymsig sebesar 0,000 <
nilai kritis sebesar 0,05. dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan tidak
normal.
Table 4.5
Uji Normalitas (setelah outlier) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 359 Normal Parameters
a,b Mean ,0020636
Std. Deviation 1,43552231 Most Extreme Differences Absolute ,058
Positive ,040 Negative -,058
Kolmogorov-Smirnov Z 1,102 Asymp. Sig. (2-tailed) ,176
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber lampiran III halaman 109
Pada uji normalitas kolmogorov-smirnov diatas asypmsig-2 tailed sebesar
0,176 > nilai kritis sebesar 0,05. dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi
dengan normal dan dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya.
4.4 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Salah satu cara
untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas adalah dengan melihat nilai
Variance Inflation Factor (VIF). Berikut menunjukkan hasil statistik deskriptif
data penelitian :
66
Tabel 4.6
Uji Multikolinieritas Coefficients
a
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 PROFITABILITAS ,691 1,448
UKURAN PERUSAHAAN ,974 1,027
LIKUIDITAS ,903 1,108
PERTUMBUHAN PENJUALAN
,829 1,207
RISIKO BISNIS ,789 1,268
STRUKTUR AKTIVA ,646 1,548
a. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL Sumber lampiran III halaman 109
Berdasarkan hasil output uji multikolinearitas di tabel 4.6 diketahui bahwa
semua nilai VIF variabel bebas dibawah 10 dan nilai tolerance di atas 0.10 dapat
dinyatakan bahwa dalam regresi tidak terjadi multikolinearitas.
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antar
anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Diagnosa adanya autokorelasi
dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Runs Test Berikut menunjukkan
hasil statistik deskriptif data penelitian :
Tabel 4.7
Uji Autokorelasi Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea ,13960
Cases < Test Value 179 Cases >= Test Value 180 Total Cases 359 Number of Runs 165 Z -1,638 Asymp. Sig. (2-tailed) ,101
a. Median
Sumber lampiran III halaman 109
67
Pada tabel 4.7 uji autokorelasi runs test menujukkan nilai asymsig sebesar
0,101 > nilai kritis sebedar 0,05. Hal ini berarti data tidak mengalami masalah
autokorelasi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak heteroskedastisitas.
Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskesdatisitas karena data
ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar)
(Ghozali, 2011).
Tabel 4.8
Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,024 ,084 ,290 ,772
PROFITABILITAS -,022 ,039 -,036 -,563 ,574
UKURAN PERUSAHAAN
,002 ,003 ,040 ,752 ,452
LIKUIDITAS -,002 ,003 -,042 -,750 ,454
PERTUMBUHAN PENJUALAN
,004 ,012 ,020 ,339 ,735
RISIKO BISNIS -,002 ,005 -,018 -,306 ,760
STRUKTUR AKTIVA ,019 ,012 ,099 1,510 ,132
a. Dependent Variable: absres Sumber lampiran III halaman 110
Dari hasil uji glejser diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas
yang dibuktikan nilai signifikansi semua variabel > 0,05.
68
4.5 Pengujian Model Penelitian
a. Analisis regresi Linier Berganda
Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai
ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel
independen (vaiabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau
memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan
nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2003) dalam (Ghozali, 2011).
Tabel 4.9
Uji Regresi Linier Berganda Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -,230 ,173 -1,331 ,184
PROFITABILITAS -,347 ,079 -,243 -4,397 ,000
UKURAN PERUSAHAAN
,016 ,006 ,123 2,643 ,009
LIKUIDITAS -,025 ,007 -,180 -3,739 ,000
PERTUMBUHAN PENJUALAN
,050 ,025 ,100 1,984 ,048
RISIKO BISNIS -,012 ,010 -,058 -1,128 ,260
STRUKTUR AKTIVA ,211 ,025 ,476 8,353 ,000
a. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL Sumber lampiran III halaman 110
Persamaan regresi linier berganda yang dipergunakan untuk menganalisis
variable tersebut adalah sebagai berikut:
Y = 0,230- 0,347 profitabilitas +0.016 ukuran perusahaan -0.025 likuiditas
+0,050 pertumbuhan perusahaan– 0,012 resiko bisnis+ 0,211 struktur aktiva
+ ε
b. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
69
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Sebagai berikut tabel koefisien
determinasi :
Tabel 4.10
Uji Koefisien Determinasi Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 ,510a ,260 ,248 ,2039053
a. Predictors: (Constant), STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, RESIKO BISNIS, PROFITABILITAS
Sumber : Data sekunder yang telah diolah, 2018
Sumber lampiran III halaman 110
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan nilai Adjusted R² sebesar 0.248 atau
24,8 % berarti variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen.
Sisanya 75,2 % dapat dijelaskan oleh variabel lain.
4.6 Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (Ghozali, 2011:88).
Tabel 4.11
Uji Statistik F ANOVA
b
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 5,145 6 ,858 20,625 ,000a
Residual 14,635 352 ,042
Total 19,780 358
a. Predictors: (Constant), STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, RESIKO BISNIS, PROFITABILITAS b. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL
Sumber : Data sekunder yang telah diolah, 2018
Sumber lampiran III halaman 111
70
Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau = α 0,05 nilai signifikansi sebesar
0,000 < 0,05 dan nilai f hitung sebesar 20,625. Hal ini berarti variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen secara bersama-sama.
4.7 Pengujian Hipotesis
Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2011:88).
Tabel 4.12
Uji Statistik t Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -,230 ,173 -1,331 ,184
PROFITABILITAS -,347 ,079 -,243 -4,397 ,000
UKURAN PERUSAHAAN
,016 ,006 ,123 2,643 ,009
LIKUIDITAS -,025 ,007 -,180 -3,739 ,000
PERTUMBUHAN PENJUALAN
,050 ,025 ,100 1,984 ,048
RISIKO BISNIS -,012 ,010 -,058 -1,128 ,260
STRUKTUR AKTIVA ,211 ,025 ,476 8,353 ,000
a. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL Sumber : Data sekunder yang telah diolah, 2018
Sumber lampiran III halaman 111
Hasil pengujian dengan spss :
1. Pada variabel profitabilitas dinyatakan bahwa berpengaruh negatif signifikan
terhadap struktur modal diperoleh nilai signifikan sebesar 0.000 < 0.05
sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap
struktur modal, maka hipotesis pertama yang menyatakan bahwa :
“profitabilitas secara statistik berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal” diterima.
71
2. Pada variabel ukuran perusahaan dinyatakan bahwa berpengaruh positif
signifikan terhadap struktur modal, yang diperoleh dari nilai signifikan
sebesar 0.009 < 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan
secara statistik berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, maka
hipotesis kedua yang menyatakan bahwa : “ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap struktur modal” diterima.
3. Pada variabel likuiditas dinyatakan bahwa berpengaruh negatif signifikan
terhadap struktur modal, yang diperoleh dari nilai signifikan sebesar 0.000 <
0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas secara statistik
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, maka hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa : “likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal”
diterima.
4. Pada variabel pertumbuhan penjualan dinyatakan bahwa berpengaruh positif
signifikan terhadap struktur modal, yang diperoleh nilai signifikan sebesar
0.048 < 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan
secara statistik berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, maka
hipotesis keempat yang menyatakan bahwa : “pertumbuhan penjualan
berpengaruh positif terhadap struktur modal” diterima.
5. Pada variabel risiko bisnis dinyatakan bahwa berpengaruh negatif signifikan
terhadap struktur modal, yang diperoleh nilai signifikan sebesar 0.250 > 0.05
sehingga dapat disimpulkan bahwa : “risiko bisnis secara statistik
berpengaruh tidak signifikan terhadap struktur modal” ditolak.
72
6. Pada variabel struktur aktiva dinyatakan bahwa berpengaruh positif signifikan
terhadap struktur modal, yang diperoleh nilai signifikan sebesar 0.000 < 0.05
sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan secara statistik
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, maka hipotesis keempat
yang menyatakan bahwa : “struktur aktiva secara statistik berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal” diterima.
4.8 Pembahasan
4.8.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
Pada uji hipotesis pertama menujukkan bahwa profitabilitas berpengaruh
negatif dan signifikan. Hal ini sejalan dengan teori pecking order yang
menyatakan bahwa biaya-biaya seperti biaya asimetri informasi dan biaya
kebangkrutan pada penggunaan dana eksternal menyebabkan penggunaan dana
milik sendiri (laba ditahan) oleh perusahaan dianggap lebih murah.
Karena itu perusahaan yang mampu mendapatkan keuntungan yang tinggi
(profitable) akan cenderung banyak memanfaatkan dana sendiri untuk keperluan
investasi. Tingkat utang perusahaan yang profitable dengan demikian akan
semakin rendah. Jadi tingkat utang dan tingkat profitabilitas, yang sama-sama
diukur dengan aktiva, dianggap berhubungan negatif.
Hal ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat
keuntungan tinggi menggunakan utang yang relatif kecil. Tingkat keuntungan
yang tinggi memungkinkan mereka untuk memperoleh sebagian besar pendanaan
dari laba ditahan (Lukas, 2003). Dalam hal ini perusahaan akan cenderung
memilih laba ditahan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan.
73
Sehingga dapat disimpulkan, semakin tinggi ROA, maka semakin kecil
proporsi utang di dalam struktur modal perusahaan. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian Hendri, Erianto (2014), Maryanti (2016), dan Susanto
(2016) yang menyatakan bahwa profitabilitas secara signifikan berpengaruh
negatif terhadap struktur modal.
4.8.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal
Pada uji hipotesis kedua menujukkan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan. Hal ini berarti bahwa semakin besar ukuran
perusahaan yang diindikatori oleh total asset, maka perusahaan akan
menggunakan hutang dalam jumlah yang besar pula. Semakin besar ukuran
perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki jumlah aktiva yang
semakin tinggi pula.
Perusahaan yang ukurannya relatif besar pun akan cenderung menggunkan
dana eksternal yang semakin besar. Hal ini disebabkan kebutuhan dana juga
semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan perusahaan. Selain pendanaan
internal, alternatif selanjutnya adalah pendanaan eksternal. Hal ini sejalan dengan
teori pecking order yang menyatakan bahwa, jika penggunaan dana internal tidak
mencukupi, maka digunakan alternatif kedua menggunakan hutang.
Ketika size perusahaan diproksikan dengan total asset yang dimiliki
semakin besar, perusahaan dapat dengan mudah mendapatkan jaminan, dengan
asumsi pemberi pinjaman percaya bahwa perusahaan mempunyai tingkat
likuiditas yang cukup. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Hendri,
74
Seftianne dan Handayani (2011) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
secara signifikan berpengaruh positif terhadap struktur modal.
4.8.3 Pengaruh Likuiditas Terhadap Struktur Modal
Pada uji hipotesis ketiga menujukkan bahwa likuiditas berpengaruh negatif
dan signifikan. Semakin tinggi tingkat likuiditas maka perusahaan tersebut
semakin baik membayar hutangnya. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang
mempunyai likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan
pembiayaan dari hutang.
Apabila perusahaan dengan likuiditas yang tinggi mempunyai dana
internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih menggunakan dana
internalnya terlebih dahulu untuk membiayai investasinya sebelum menggunakan
pembiayaan eksternal melalui hutang.
Hal ini sejalan dengan teori pecking order bahwa ketika biaya agensi dari
likuiditas tinggi, maka kreditur luar membatasi jumlah pembiayaan hutang yang
tersedia bagi perusahaan. Oleh karena itu terdapat hubungan negatif antara
likuiditas dengan struktur modal. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian
Sari(2016), Wardhani (2016) dan Lessy (2016) yang menyatakan bahwa likuiditas
secara signifikan berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
4.8.4 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal
Pada uji hipotesis keempat menujukkan bahwa pertumbuhan penjualan
berpengaruh positif dan signifikan. Hal ini berarti bahwa Perusahaan dengan
pertumbuhan penjualan yang stabil dapat lebih aman, lebih banyak pinjaman, dan
75
lebih mampu menanggung beban yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan
yang pertumbuhan penjualannya tidak stabil.
Karena, apabila perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang
tinggi akan cenderung membutuhkan biaya yang besar seiring dengan
pertumbuhan penjualannya dan akan cenderung memiliki hutang yang besar untuk
membiayai kebutuhan perusahaan tersebut. Perusahaan yang tumbuh dengan pesat
lebih banyak membutuhkan dana sehingga dibutuhkan banyak dana eksternal.
Hal ini sejalan dengan teori pecking order apabila perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan penjualan dan laba yang tinggi memiliki kecenderungan
penggunaan hutang sebagai sumber dana eksternal yang lebih besar dibandingkan
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang rendah. Pertumbuhan
penjualan yang tinggi selalu diikuti dengan peningkatan dana yang digunakan
untuk pembiayaan ekspansi. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian
Erianto (2014), yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan secara signifikan
berpengaruh positif terhadap struktur modal.
4.8.5 Pengaruh Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal
Pada uji hipotesis kelima menujukkan bahwa risiko bisnis berpengaruh
tidak signifikan. Artinya, semakin besar maupun semakin kecil bisnis perusahaan
tidak mempengaruhi jumlah hutang perusahaan. Perusahaan yang memiliki risiko
bisnis besar maupun kecil akan tetap melakukan hutang tanpa menghiraukan
risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan.
Hal ini berarti bahwa manajer lebih memilih untuk menggunakan hutang
sebagai pembiayaan dalam perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat risiko
76
yang tinggi cenderung menghindari penambahan pendanaan melalui modal asing
dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki tingkat risiko yang rendah hal ini
juga akan meningkatkan kemungkinan kabangkrutan.
Hal ini berbanding terbalik dengan teori pecking order bahwa perusahaan
yang profitable lebih mendahulukan pendanaan sumber dana internal dahulu
dibandingkan sumber dan eksternal. Dengan begitu hal ini sejalan dengan Trade
off Theory yang menyatakan struktur modal yang optimal suatu perusahan adalah
kombinasi dari utang dan ekuitas yang memaksimumkan harga saham perusahaan.
Hasil penelitian sebelumnya juga membuktikan bahwa perusahaan dengan risiko
bisnis yang tinggi harusnya menggunakan hutang yang lebih sedikit agar tidak
mengalami kebangrutan. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitianErianto
(2014) dan Susantika (2016) dalam penelitinnya menyatakan bahwa risiko bisnis
tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap struktur modal dalam perusahaan.
4.8.6 Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal
Pada uji hipotesis keenam menujukkan bahwa struktur aktiva berpengaruh
positif dan signifikan. Semakin tinggi strutur aktiva maka semakin tinggi pula
hutangnya. Hal ini berarti bahwa aktiva merupakan segala sesuatu yang dimiliki
oleh perusahaan. Aktiva dapat diklasifikasikan menjadi aktiva lancar (meliputi:
kas, piutang, dan persediaan), aktiva tetap (meliputi: mesin, bangunan, dan tanah)
dan aktiva lain-lain. Pengklasifikasian ini yang kemudian disebut sebagai struktur
aktiva. Struktur aktiva dapat diukur dengan perimbangan antara aktiva tetap
dengan total aktiva.
77
Struktur aktiva dalam perusahaan mempunyai pengaruh terhadap sumber-
sumber pembiayaan. Kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar
modalnya tertanam dalam aktiva tetap (fixed assets) akan mengutamakan
pemenuhan modalnya dari modal sendiri, sedangkan modal dari hutang jangka
panjang hanya sebagai pelengkap.
Hal ini sejalan dengan teori pecking order yang menyatakan bahwa
sumber dan eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang dari pada modal sendiri
karena pertimbangan biaya emisi. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian
Seftianne, Ratih (2011), Winahyuningsih, Sumekar, dan Prasetyo (2010) yang
menyatakan bahwa struktur aktival mempengaruhi struktur modal.
78
BAB V
KESIMPULAN KETERBATASAN DAN IMPLIKASI
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian pngaruh profitabilitas, ukuran
perusahaan, likuiditas, pertumbuhan penjualan, risiko bisnis dan struktur aktiva
terhadap struktur modal yang telah dilakukan pada perusahaan manufaktur pada
periode 2012-2016 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada variabel Profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap struktur modal.
2. Pada variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal.
3. Pada variabel Likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur
modal.
4. Pada variabel Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal.
5. Pada variabel Risiko Bisnis berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap struktur modal.
6. Pada variabel struktur aktiva secara statistik berpengaruh positif dan
signifikan terhadap struktur modal.
79
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan
dan pengembangan dalam studi-studi berikutnya. Keterbatasan-keterbasan studi
ini yaitu :
a. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya dibatasi pada 6 variabel
penelitian yaitu Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Pertumbuhan
Penjualan, Risiko Bisnis dan Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal.
b. Subjek penelitian hanya pada perusahaan manufaktur.
c. Hasil penelitian diperoleh R Square sebesar yang rendah, yaitu sebesar 24,8%
artinya variabel dependen mempengaruhi variabel independen sebesar 75,2%.
Hal ini menunjukkan masih ada variabel lain yang dapat mempengaruhi
variabel dependen.
5.3 Implikasi Penelitian
a. Dari keterbatasan-keterbatasan studi ini, maka saran untuk penelitian
selanjutnya adalah menambahkan variabel-variabel lain selain yang
digunakan dalam penelitian ini.
b. Periode dan obyek penelitian ini diharapkan dapat diperluas sehingga dapat
menghasilkan hasil yang lebih bagus.
c. Menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi struktur modal
seperti pajak, pertumbuhan aset dan leverage.
80
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, 2014. “Fundamental inancial
Management. Eleven Edition.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, 2011. “Dasar-dasar Manajemen
Keuangan”, Buku 2, Edisi Kesebelas. Jakarta. Salemba Empat.
Bhawa dan Dewi “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Profitabilitas, dan
Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal Pada Peruahaan Farmasi”. E-
Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 7, 2015 : 1949-1966
ISSN:2302-8912
Chasanah,Nur (2017 ) “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran
Perusahaan terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Transportasi”.
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen.Volume 6, Nomor 7, Juli 2017
Drs. Hessel Nogi S dan Tangkilisan, M.Si “Manajemen Keuangan Bagi
Analisis Kredit Perbankan” Buku Cetakan Kesatu Penerbit: Balairung &
Co,Yogyakarta; Th Terbit: 2003.
Dewi dan Sudiartha (2017). “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan
Pertumbuhan Aset terhadap Struktur Modal dan Nilai Perusahaan”.
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 4, 2017: 2222-2252
Erianto (2014) “Pengaruh Profitabilitas, Risiko Bisnis, Ukuran Perusahaan,
Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal” Jurnal Akuntansi 2014
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Gujarati,Damodar.2006.Dasar-Dasar Ekonometrika.Jakarta:Erlangga.
Halim, Abdul, 2007, “Manajemen Keuangan Bisnis”, Ghalia Indonesia, Bogor.
Hamidah, Iswara dan Mardiyati 2016 “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
Pertumbuhan Penjualan, Leverage, dan Tangibilitas terhadap Struktur
Modal” (Bukti dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek
Indonesia pada tahun 2011-2014) “Jurnal Riset Ekonomi Vol 7, No 1,
Tahun 2016.
Horne, James C. Van dan Wachowicz, John M 2014 “Prinsip-prinsip
Manajemen Keuangan : Fundamentals Of Financial Management”, Edisi
ke 13, Buku II, Salemba Empat, Jakarta.
81
Husnan, Suad. dan E. Pudjiastutui. 2012. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”,
Edisi Keenam. Cetakan Pertama, UUP STIM YKPN. Yogyakarta.
Husnan, Suad, 2008, :Manajemen Keuangan : Teori Dan Penerapan (Keputusan
Jangka Panjang)”, Edisi Keempat, Cetakan Kelima, BPFE, Yogyakarta
Lessy, Devy (2016). “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Profitabilitas,
Likuiditas, Profitabilitas, dan Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal
pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Eefek Indonesia”
Maryanti (2016) “Pengaruh profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Pertumbuhan
Penjualan, Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal”
Martono dan Agus. 2008. “Manajemen Keuangan” (Edisi 2). Penerbit Ekonosia.
Myers, Stewart C. 1984. The Capital Structrue Puzzle. Journal of Finance, Vol.
39, No. 3, pp. 575-592.
Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syar’iyyah Modern.
Yogyakart: CV Andi Offset.
Naur, Birgita (2017). “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal”, Sub Sektor
kosmetik dan keperluan rumah tangga. Junaal Akuntansi dan Perpajakan,
Vol. 3, No. 1, Tahun 2017. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Merdeka Malang
Putri “Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap
Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Manajemen,
Volume 01, Nomor 01, September 2012
Riyanto,Bambang, 2001, “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”,Edisi
Keempat,Cetakan Ketujuh, BPFE, Yogyakarta.
Riyanto,Bambang. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi
Keempat. Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: BPFE.
Sartono, Agus, 200,“Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi”, Edisi
Keempat, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Sudana, I Made 2015, “Manajemen Keuangan Perusahaan Teori Dan Praktik”,
Edisi buku II, Penerbit : Erlangga. Jakarta
Seftianne dan Ratih Handayani, 2011, “ Faktor-faktor yang mempengaruhi
82
Struktur modal pada perusahaan Publik Sektor Manufaktur”, Jurnal Bisnis
dan Akuntansi Vol. 13, No. 1. April, Hal 39-56. Universitas Trisakti,
Jakarta.
Sugiyono. (2013). “Metode Penelitian Bisnis”, Cetakan Kedelapan, CV Alfabeta,
Bandung.
Sudana, Made I. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan (Teori & Praktik),
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Subramanyam,K.R dan Wild,John J, 2014 “Analisis Laporan Keuangan:
Financial Statement Analysis”, Edisi ke 10, Buku I, Salemba Empat,
Jakarta.
Sari, Alifitia (2016) “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Aset dan
Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal”. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen : Volume 5,Nomor 4, April
Susantika (2016) “Pengaruh Struktur Aktiva, ROA, Current Ratio, Risiko
Bisnis,Pertumuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan terhadap Struktur
Modal
Umar. 2005. “Metode Penelitian”. Jakarta. Salemba Empat
Wardhani, Guniarti “Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran
Perusahaan, Struktur Aktiva dan Likuiditas terhadap Struktur Modal”
(Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia 2010– 2012)
Weston, J.F dan Copeland. 2008. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Jilid Dua.
Jakarta : Erlangga.
https://ekbis.sindonews.com/read/1286545/34/indeks-manufaktur-indonesia-
tertinggi-dalam-20-bulan-1520044425
84
DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEBAGAI SAMPELPERIODE
2012
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
2 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk.
3 AKRA PT AKR Corporindo Tbk.
4 ALDO PT ALKINDO NARATAMA Tbk
5 ALMI PT ALUMINDO LIGHT METAL INDUSTRY Tbk
6 ALTO PT TRI BANYAN TIRTA TBK.
7 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk.
8 APLI PT Asiaplast Industries Tbk.
9 ARNA PT ARWANA CITRAMULIA Tbk
10 ASGR PT ASTRA GRAPHIA Tbk
11 ASII PT Astra International Tbk.
12 AUTO PT Astra Otoparts Tbk.
13 BAJA PT Saranacentral Bajatama Tbk.
14 BATA PT SEPATU BATA Tbk.
15 BRNA PT Berliana Tbk.
16 BTON PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
17 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
18 DLTA PT DELTA DJAKARTA Tbk
19 EKAD PT EKADHARMA INTERNATIONAL Tbk.
20 ERTX PT. ERATEX DJAJA Tbk
21 ETWA ETERINDO WAHANATAA Tbk
22 FAST PT. FAST FOOD INDONESIA Tbk
23 FASW PT. FAJAR SURYA WISESA Tbk
24 GDST GUNAWAN DIANJAYA STEEL TbK
25 GGRM PT. GUDANG GARAM Tbk
26 GJTL PT. GAJAH TUNGGAL Tbk
27 HDTX PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk
28 HMSP PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk
29 ICBP PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKUR Tbk
30 IGAR PT CHAMPION INDONESIA Tbk
31 IMAS PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL Tbk
32 INAF PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk
33 INAI PT INDAL ALUMINUM INDUSTRY Tbk
34 INDF PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk
35 INDS PT INDOSPRING Tbk
36
85
INTA PT INTRACO PENTA Tbk
37 INTD PT INTER DELTA Tbk
38 INTP PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
39 JECC PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk
40 JPRS PT JAYA PARSI STELL Tbk
41 KICI PT KEDAUNG INDAH CAN Tbk
42 KLBF PT KALBE FARMA Tbk
43 LMPI PT LANGGENG MAKMUR INDUSTRI Tbk
44 LTLS PT LAUTAN LUAS Tbk
45 MTDL PT METRODATA ELECTRONICS Tbk
46 MYOR PT MAYORA INDAH Tbk
47 PICO PT PELANGI INDAH CANINDO Tbk
48 PRAS PT PRIMA ALLOY STELL UNIVERSAL Tbk
49 PTSP PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
50 PYFA PT PYRIDAM FARMA Tbk
51 RICY PT Ricky Putra Globalindo Tbk
52 ROTI PT Nippon Indoari Corpindo
53 SCCO PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk.
54 SIAP PT Sekawan Intipratama Tbk
55 SKLT PT SEKAR LAUT Tbk
56 SMAR PT Sinar Mas Agro Resources Technology Tbk.
57 SMCB PT Holcim Indonesia Tbk
58 SMGR PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk
59 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk.
60 SPMA PT Suparma Tbk
61 SRSN PT INDO ACIDATAMA Tbk
62 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk.
63 TCID PT. MANDOM INDONESIA Tbk
64 TIRA PT TIRA AUSTENITE Tbk
65 TOTO PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk
66 TRIS PT TRISULA INTERNATIONAL Tbk
67 TRST PT Trias Sentosa Tbk.
68 TSPC PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk
69 TURI PT TUNAS RIDEAN Tbk
86
DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEBAGAI SAMPEL PERIODE
2013
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 ADES PT AKASHA WIRA INTERNATIONAL Tbk
2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk
4 AKRA PT AKR Corporindo Tbk
5 ALDO PT ALKINDO NARATAMA Tbk
6 ALMI PT ALUMINDO LIGHT METAL INDUSTRY Tbk
7 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk.
8 APII PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk
9 APLI PT Asiaplast Industries Tbk.
10 ASGR PT ASTRA GRAPHIA Tbk
11 ASII PT Astra International Tbk.
12 BATA PT SEPATU BATA Tbk.
13 BTON PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
14 BUDI PT Budi Starch & Sweetener Tbk.
15 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
16 DLTA PT DELTA DJAKARTA Tbk
17 DVLA PT DARYA-VARIA LABORATORIA Tbk
18 EKAD PT EKADHARMA INTERNATIONAL Tbk.
19 ETWA ETERINDO WAHANATAA Tbk
20 FAST PT. FAST FOOD INDONESIA Tbk
21 GDST GUNAWAN DIANJAYA STEEL TbK
22 GGRM PT. GUDANG GARAM Tbk
23 GJTL PT. GAJAH TUNGGAL Tbk
24 HMSP PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk
25 ICBP PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKUR Tbk
26 IGAR PT CHAMPION INDONESIA Tbk
27 IMAS PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL Tbk
28 IMJS PT Indomobil Multi Jasa Tbk
29 INCI PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL Tbk
30 INDF PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk
31 INDS PT INDOSPRING Tbk
32 INTP PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
33 ISSP PT STEEL PIPE INDUSTRY OF INDONESIA Tbk
34 JECC PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk
35 JPRS PT JAYA PARSI STELL Tbk
36 KBLI PT KMI Wire and Cable Tbk
37 KBLM PT KABELINDO MURNI Tbk
38 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk
87
39 KIAS PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk.
40 KICI PT KEDAUNG INDAH CAN Tbk
41 KLBF PT Kalbe Farma Tbk.
42 KRAH PT GRAND KARTECH Tbk
43 LION PT LION METAL WORKS Tbk
44 LK AUTO PT ASTRA OTOPARTS Tbk
45 LMSH PT LIONMESH PRIMA Tbk
46 LPIN PT Multi Prima Sejahtera Tbk
47 LTLS PT Lautan Luas Tbk.
48 MBTO PT MARTINA BERTO Tbk
49 MDRN PT Modern Internasional Tbk.
50 MERCK PT MERCK Tbk
51 MLBI PT MULTI BINTANG INDONESIA Tbk
52 MLPI PT MULPOLAR Tbk
53 MTDL PT METRODATA ELECTRONICS Tbk
54 MYOR PT Mayora Indah Tbk.
55 NIPS PT NIPRESS Tbk
56 PICO PT PELANGI INDAH CANINDO TBK
57 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk
58 PTSP PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
59 PYFA PT PYRIDAM FARMA Tbk
60 RDTX PT RODA VIVATEX Tbk
61 RICY PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk
62 ROTI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk
63 SCCO PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk.
64 SIDO
PT INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL
Tbk
65 SKLT PT SEKAR LAUT Tbk
66 SMAR PT Sinar Mas Agro Resources Technology Tbk.
67 SMBR PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk
68 SMCB PT Holcim Indonesia Tbk
69 SMGR PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk
70 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk.
71 SOBI PT SORINI AGRO ASIA CORPORINDO Tbk
72 SQBB PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA Tbk
73 SRIL PT SRI REJEKI ISMAN Tbk
74 SRSN PT INDO ACIDATAMA Tbk
75 STTP PT Siantar Top Tbk.
76 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk.
77 TCID PT. MANDOM INDONESIA Tbk
78 TOTO PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk
88
79 TRIS PT TRISULA INTERNATIONAL Tbk
80 TRST PT Trias Sentosa Tbk.
81 TURI PT TUNAS RIDEAN Tbk
82 ULTJ
PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING
COMPANY Tbk
83 UNTR PT UNITED TRACTORS Tbk
84 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk
85 VOKS PT Voksel Electric Tbk
86 WIIM PT WISMILAK INTI MAKMUR TBK
87 YPAS PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK
DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEBAGAI SAMPEL PERIODE
2014
1 ADES PT AKASHA WIRA INTERNATIONAL Tbk
2 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk.
3 AKRA PT AKR Corporindo Tbk
4 ALDO PT ALKINDO NARATAMA Tbk
5 ALMI PT ALUMINDO LIGHT METAL INDUSTRY Tbk
6 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk.
7 APII PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk
8 APLI PT Asiaplast Industries Tbk.
9 ARNA PT ARWANA CITRAMULIA Tbk
10 ASGR PT ASTRA GRAPHIA Tbk
11 ASII PT Astra International Tbk.
12 AUTO PT Astra Otoparts Tbk.
13 BATA PT SEPATU BATA Tbk.
14 BTON PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
15 BUDI PT Budi Starch & Sweetener Tbk.
16 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
17 DAJK PT DWI ANEKA JAYA KEMASINDO Tbk
18 DLTA PT DELTA DJAKARTA Tbk
19 DPNS PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk
20 DVLA PT DARYA-VARIA LABORATORIA Tbk
21 ERTX PT. STAR PETROCHEM Tbk
22 GGRM PT. GUDANG GARAM Tbk
23 FAST PT. FAST FOOD INDONESIA Tbk
24 GJTL PT. GAJAH TUNGGAL Tbk
25 HMSP PT HANJAYAMANDALASAMPOERNATbk.
26 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
27 IGAR PT CHAMPION PACIFIC INDONESIA Tbk
28 INAI PT INDAL ALUMINIUM INDUSTRY Tbk
89
29 INCI PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL Tbk
30 INDF PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk
31 INDS PT INDOSPRING Tbk
32 INTD PT INTER DELTA Tbk
33 INTP PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA Tbk
34 JECC PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk
35 KBLI PT KMI Wire and Cable Tbk
36 KBLM PT KABELINDO MURNI Tbk
37 KIAS PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk.
38 KICI PT KEDAUNG INDAH CAN Tbk
39 KLBF PT Kalbe Farma Tbk.
40 KRAH PT GRAND KARTECH Tbk
41 LION PT LION METAL WORKS Tbk
42 LMSH PT LIONMESH PRIMA Tbk
43 LTLS PT Lautan Luas Tbk.
44 MBTO PT MARTINA BERTO Tbk
45 MDRN PT Modern Internasional Tbk.
46 MLBI PT MULTI BINTANG INDONESIA Tbk
47 MERK PT MERCK Tbk
48 MLPL PT MULTIPOLAR Tbk
49 MTDL PT METRODATA ELECTRONICS Tbk
50 MYOR PT Mayora Indah Tbk.
51 NIPS PT NIPRESS Tbk
52 PICO PT. PELANGI INDAH CANINDO Tbk
53 PRAS PT PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk
54 PTSP
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL
Tbk
55 PYFA PT PYRIDAM FARMA Tbk
56 RDTX PT RODA VIVATEX Tbk
57 RICY PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk
58 ROTI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk
59 SCCO PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk.
60 SIDO
PT INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO
MUNCUL Tbk
61 SKBM PT SEKAR BUMI Tbk
62 SKLT PT SEKAR LAUT Tbk
63 SMAR PT Sinar Mas Agro Resources Technology Tbk.
64 SMBR PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk
65 SMCB PT Holcim Indonesia Tbk
66 SMGR PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk
67 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk.
90
68 SQBB
PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA
Tbk
69 SRSN PT INDO ACIDATAMA Tbk
70 STTP PT Siantar Top Tbk.
71 TALF PT TUNAS ALFIN Tbk
72 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk.
73 TCID PT. MANDOM INDONESIA Tbk
74 TOTO PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk
75 TRIS PT TRISULA INTERNATIONAL Tbk
76 TRST PT Trias Sentosa Tbk.
77 TSPC PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk
78 ULTJ
PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING
COMPANY Tbk
79 UNTR PT UNITED TRACTORS Tbk
80 WIIM PT WISMILAK INTI MAKMUR TBK
DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEBAGAI SAMPEL PERIODE
2015
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 ADES PT Akasha Wira International Tbk
2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk
4 AKRA PT AKR Corporindo Tbk
5 ALDO PT Alkindo Naratama Tbk
6 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk
7 APII PT Arita Prima Indonesia Tbk
8 APLI PT Asiaplast Industries Tbk
9 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk
10 ASGR PT Astra Graphia Tbk
11 ASII PT Astra International Tbk
12 AUTO PT Astra Otoparts Tbk
13 BATA PT Sepatu Bata Tbk
14 BTON PT Beton Jaya Manunggal Tbk
15 BUDI PT Budi Starch & Sweetener Tbk
16 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
17 DLTA PT Delta Djakarta Tbk
18 DPNS PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk
19 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk
20 EKAD PT EKADHARMA INTERNATIONAL TBK
21 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk
22 GGRM PT Gudang Garam Tbk
23 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
91
24 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
25 IGAR PT Champion Pacific Indonesia Tbk
26 IMJS PT Indomobil Multi Jasa Tbk
27 IMPC PT Impack Pratama Industri Tbk
28 INAF PT Indofarma Persero Tbk
29 INAI PT Indal Alumunium Industry Tbk
30 INCI PT Intanwijaya Internasional Tbk
31 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk
32 INDS PT Indospring Tbk
33 INTD PT Inter Delta Tbk
34 INTP PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
35 JECC PT Jembo Cable Company Tbk
36 KAEF PT Kimia Farma Persero Tbk
37 KBLI PT KMI Wire and Cable Tbk
38 KBLM PT Kabelindo Murni Tbk
39 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk
40 KLBF PT Kalbe Farma Tbk
41 LION PT LION METAL WORKS Tbk
42 LMPI PT LANGGENG MAKMUR INDUSTRI TBK
43 LMSH PT LIONMESH PRIMA Tbk
44 LTLS PT LAUTAN LUAS Tbk
45 MERK PT MERCK Tbk
46 MLBI PT MULTI BINTANG INDONESIA Tbk
47 MTDL PT. METRODATA ELECTRONICS Tbk
48 MYOR PT Mayora Indah Tbk.
49 NIPS PT NIPRESS Tbk
50 PICO PT PELANGI INDAH CANINDO TBK
51 PRAS PT PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk
52 PYFA PT PYRIDAM FARMA Tbk
53 RDTX PT RODA VIVATEX Tbk
54 RICY PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk
55 ROTI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk
56 SCCO
PT SUPREME CABLE MANUFACTURING &
COMMERCE Tbk
57 SIDO
PT INDUSTRI JAMU DAN FARMASI
SIDOMUNCULTbk
58 SKBM PT SEKAR BUMI Tbk
59 SKLT PT SEKAR LAUT Tbk
60 SMBR PTSEMENBATURAJA(PERSERO)Tbk
61 SMCB PT Holcim Indonesia Tbk
62 SMGR PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk
92
63 SMSM PT SELAMAT SEMPURNA Tbk
64 SQBB PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA Tbk
65 SRSN PT INDO ACIDATAMA Tbk
66 STTP PT SIANTAR TOP Tbk
67 TALF PT TUNAS ALFIN Tbk
68 TBLA PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk
69 TCID PT. MANDOM INDONESIA Tbk
70 TIRA PT TIRA AUSTENITE Tbk
71 TOTO PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk
72 TRIS PT TRISULA INTERNATIONAL Tbk
73 TRST PT TRIAS SENTOSA Tbk
74 TSPC PT TEMPO SCAN PASITIC Tbk
75 TURI PT TUNAS RIDEAN Tbk
76 ULTJ
PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING
COMPANY Tbk
77 UNTR PT UNITED TRACTORS Tbk
78 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk
79 WIIM PT WISMILAK INTI MAKMUR TBK
DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEBAGAI SAMPEL PERIODE
2016
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 ADES PT Akasha Wira International Tbk
2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk
4 AKRA PT AKR Corporindo Tbk
5 ALDO PT Alkindo Naratama Tbk
6 APII PT Arita Prima Indonesia Tbk
7 APLI PT Asiaplast Industries Tbk
8 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk
9 ASGR PT Astra Graphia Tbk
10 ASII PT Astra International Tbk
11 AUTO PT Astra Otoparts Tbk
12 BATA PT Sepatu Bata Tbk
13 BOLT PT Garuda Metalindo Tbk
14 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
15 CLPI PT Colorpak Indonesia Tbk
16 DLTA PT Delta Djakarta Tbk
17 DPNS PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk
18 DVLA PT Darya Varya Laboratoria Tbk
19 EKAD PT Ekadharma Internatinal Tbk
93
20 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk
21 GGRM PT Gudang Garam Tbk
22 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
23 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
24 IGAR PT Champion Pacific Indonesia Tbk
25 IMJS PT Indomobil Multi Jasa Tbk
26 IMPC PT Impack Pratama Industri Tbk
27 INAI PT Indal Alumunium Industry Tbk
28 INCI PT Intanwijaya Internasional Tbk
29 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk
30 INDS PT Indospring Tbk
31 INTD PT Inter Delta Tbk
32 INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
33 JECC PT Jembo Cable Company Tbk
34 KAEF PT Kimia Farma Persero Tbk
35 KBLI PT Kmi Wire and Cable Tbk
36 KBLM PT Kabelindo Murni Tbk
37 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk
38 KINO PT Kino Indonesia Tbk
39 KLBF PT Kalbe Farma Tbk
40 LION PT Lion Metal Works Tbk
41 LMPI PT Langgeng Makmur Industri Tbk
42 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk
43 LTLS PT Lautan Luas Tbk
44 MERK PT Merck Tbk
45 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk
46 MTDL PT Metrodata Electronics Tbk
47 MYOR PT Mayora Indah Tbk
48 NIPS PT Nipress Tbk
49 PYFA PT Pirydam Farma Tbk
50 RICY PT Ricky Putra Globalindo Tbk
51 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk
52 SCCO
PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce
Tbk
53 SIDO PT Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk
54 SKBM PT Sekar Bumi Tbk
55 SKLT PT Sekar Laut Tbk
56 SMBR PTBSemen Baturaja Persero Tbk
57 SMGR PT Semen Indonesia Persero Tbk
58 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk
59 SQBB PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
94
60 SRSN PT Indo Acidatama Tbk
61 TALF PT Tunas Alfin Tbk
62 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk
63 TCID PT Mandom Indonesia Tbk
64 TOTO PT Suryo Toto Indonesia Tbk
65 TRIS PT Trisula International Tbk
66 TRST PT Trias Sentosa Tbk
67 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk
68 TURI PT Tunas Ridean Tbk
69 ULTJ
PT Ultrajayamilk Industry & Trading Company
Tbk
70 UNTR PT United Tracktors Tbk
71 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk
72 VOKS PT Voksel Electric Tbk
73 WIIM PT Wismilak Inti Makmur Tbk
107
HASIL OUTPUT DATA
Analisis Statistik Deskriptif (sebelum outlier)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PROFITABILITAS 388 ,00 2,40 ,1004 ,15894 UKURAN PERUSAHAAN 388 23,54 40,02 28,3949 1,89358 LIKUIDITAS 388 ,12 9,75 2,3386 1,68442 PERTUMBUHAN PENJUALAN
388 -,89 7,90 ,1085 ,45799
RISIKO BISNIS 388 -1,00 9,27 ,4427 1,12891 STRUKTUR AKTIVA 388 ,00 7,94 ,5963 ,77628 STRUKTUR MODAL 388 ,00 3,44 ,3084 ,46224 Valid N (listwise) 388
Analisis Statistik Deskriptif (sesudah di outlier)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PROFITABILITAS 359 ,0004 2,3969 ,103023 ,1641509 UKURAN PERUSAHAAN 359 23,54 40,02 28,2946 1,82899 LIKUIDITAS 359 ,1166 9,7485 2,411599 1,7086622 PERTUMBUHAN PENJUALAN
359 -,8876 7,8996 ,107187 ,4731137
RESIKO BISNIS 359 -,9996 9,2732 ,453038 1,1565944 STRUKTUR AKTIVA 359 ,0127 7,1004 ,523541 ,5307658 STRUKTUR MODAL 359 ,0005 1,1927 ,230877 ,2350583 Valid N (listwise) 359
Uji Normalitas(sebelum outlier)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 388 Normal Parameters
a,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,43235124 Most Extreme Differences Absolute ,220
Positive ,220 Negative -,163
Kolmogorov-Smirnov Z 4,338 Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
108
Uji Normalitas(sesudah outlier)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 359 Normal Parameters
a,b Mean ,0020636
Std. Deviation 1,43552231 Most Extreme Differences Absolute ,058
Positive ,040 Negative -,058
Kolmogorov-Smirnov Z 1,102 Asymp. Sig. (2-tailed) ,176
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Uji Multikolinearitas Coefficients
a
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 PROFITABILITAS ,691 1,448
UKURAN PERUSAHAAN ,974 1,027
LIKUIDITAS ,903 1,108
PERTUMBUHAN PENJUALAN
,829 1,207
RISIKO BISNIS ,789 1,268
STRUKTUR AKTIVA ,646 1,548
a. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL
Uji Autokorelasi Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea ,13960
Cases < Test Value 179 Cases >= Test Value 180 Total Cases 359 Number of Runs 165 Z -1,638 Asymp. Sig. (2-tailed) ,101
a. Median
109
Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,024 ,084 ,290 ,772
PROFITABILITAS -,022 ,039 -,036 -,563 ,574
UKURAN PERUSAHAAN
,002 ,003 ,040 ,752 ,452
LIKUIDITAS -,002 ,003 -,042 -,750 ,454
PERTUMBUHAN PENJUALAN
,004 ,012 ,020 ,339 ,735
RISIKO BISNIS -,002 ,005 -,018 -,306 ,760
STRUKTUR AKTIVA ,019 ,012 ,099 1,510 ,132
a. Dependent Variable: absres
Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -,230 ,173 -1,331 ,184
PROFITABILITAS -,347 ,079 -,243 -4,397 ,000
UKURAN PERUSAHAAN
,016 ,006 ,123 2,643 ,009
LIKUIDITAS -,025 ,007 -,180 -3,739 ,000
PERTUMBUHAN PENJUALAN
,050 ,025 ,100 1,984 ,048
RISIKO BISNIS -,012 ,010 -,058 -1,128 ,260
STRUKTUR AKTIVA ,211 ,025 ,476 8,353 ,000
a. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL
Uji Koefisien Determinasi Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 ,510a ,260 ,248 ,2039053
a. Predictors: (Constant), STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, RESIKO BISNIS, PROBABILITAS
110
Uji Statistik F ANOVA
b
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 5,145 6 ,858 20,625 ,000a
Residual 14,635 352 ,042
Total 19,780 358
a. Predictors: (Constant), STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, RESIKO BISNIS, PROBABILITAS b. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL
Uji Statistik t Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) zz-,230 ,173 -1,331 ,184
PROFITABILITAS -,347 ,079 -,243 -4,397 ,000
UKURAN PERUSAHAAN
,016 ,006 ,123 2,643 ,009
LIKUIDITAS -,025 ,007 -,180 -3,739 ,000
PERTUMBUHAN PENJUALAN
,050 ,025 ,100 1,984 ,048
RISIKO BISNIS -,012 ,010 -,058 -1,128 ,260
STRUKTUR AKTIVA ,211 ,025 ,476 8,353 ,000
a. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL