PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR ASET...
Transcript of PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR ASET...
PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR ASET, UKURAN
PERUSAHAAN DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP
STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak.)
Pada Program Studi Akuntansi
Oleh:
MIMA URFATUL JANAH
NPM: 14.1.02.01.0083
Dibimbing oleh :
1. Hestin Sri Widiawati, S.Pd., M.Si.
2. Sigit Wisnu S.B., M.M.
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
UN PGRI KEDIRI
2018
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Mima Urfatul Janah | 14.1.02.01.0083 Fak Ekonomi - Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || ||
1
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Mima Urfatul Janah | 14.1.02.01.0083 Fak Ekonomi - Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || ||
2
PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR ASET, UKURAN
PERUSAHAAN DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP
STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2016
MIMA URFATUL JANAH
NPM : 14.1.02.01.0083
FE - Akuntansi
Hestin Sri Widiawati, S.Pd., M.Si.1 dan Sigit Wisnu S.B., M.M.
2
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, dan akibatnya perusahaan dengan berbagai jenis usaha saling bersaing guna memenuhi pangsa
pasar yang menuntut kualitas pelayanan semakin baik, pendistribusian yang semakin cepat dan produk-
produk yang bervariasi, maka agar dapat bersaing dengan baik dan berkelanjutan, pengembangan perusahaan
akan selalu dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara signifikan Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aset,
Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI.
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Motede pengambilan sampel adalah
purposive sampling, dari 144 populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI diambil sebanyak 27
perusahaan, karena telah memenuhi kriteria penarikan sampel. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
profitabilitas, struktur aset, ukuran perusahaan dan pertumbuhan penjualan. Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah struktur modal. teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda
software SPSS for windows versi 23.
Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa (1) profitabilitas berpengaruh negatif
signifikan terhadap struktur modal (2) struktur aset berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal
(3) ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal (4) pertumbuhan penjualan
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap struktur modal (5) secara simultan profitabilitas, struktur aset,
ukuran perusahaan dan pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal.
KATA KUNCI : Profitabilitas, struktur aset, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, struktur modal.
I. LATAR BELAKANG
Dalam tingginya persaingan usaha
saat ini, setiap perusahaan perlu untuk
menyusun strategi guna mempertahankan
kelangsungan bisnisnya di masa yang akan
datang. Salah satu cara untuk mempertahakan
kelangsungan bisnis adalah adalah dengan
cara melakukan pengembangan usaha di
segala bidang. Perkembangan perusahaan di
Indonesia ini yang semakin meningkat untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat, dan
akibatnya perusahaan dengan berbagai jenis
usaha saling bersaing guna memenuhi pangsa
pasar yang menuntut kualitas pelayanan
semakin baik, pendistribusian yang semakin
cepat dan produk-produk yang bervariasi,
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Mima Urfatul Janah | 14.1.02.01.0083 Fak Ekonomi - Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || ||
3
maka agar dapat bersaing dengan baik dan
berkelanjutan, pengembangan perusahaan
akan selalu dilakukan. Upaya ini merupakan
permasalahan tersendiri bagi perusahaan,
karena menyangkut pemenuhan modal yang
dibutuhkan oleh perusahaan. Pemenuhan
modal yang sangat penting dalam
membangun dan menjamin kelangsungan
hidup perusahaan, oleh karena itu perusahaan
harus menentukan berapa besarnya modal
yang akan dibutuhkan untuk memenuhi atau
membiayai kegiatan operasional perusahaan
sehingga dapat hidup dan terus berkembang
dari tahun ke tahun (Bherta, 2017).
Jika perusahaan ingin berkembang,
maka perusahaan membutuhkan modal dan
modal tersebut dalam bentuk utang atau
ekuitas. Kebutuhan modal dapat dipenuhi dari
berbagai sumber dan mempunyai jenis yang
berbeda-beda. Pemenuhan kebutuhan dana
suatu perusahaan dapat dibedakan menjadi
sumber dana dari dalam perusahaan dan dari
luar perusahaan. Sumber dana dari dalam
perusahaan (internal source) dapat diartikan
sebagai bentuk dana dimana pemenuhan
kebutuhan dananya berasal dari dalam
perusahaan itu sendiri, dengan kata lain dana
dengan kekuatan atau kemampuan sendiri.
Sedangkan sumber dana dari luar perusahaan
(external source) adalah pemenuhan
kebutuhan yang berasal dari sumber-sumber
dana yang ada di luar perusahaan.
Perusahaan umumnya cenderung
menggunakan modal sendiri sebagai modal
permanen dari pada utang atau modal asing.
Modal asing biasanya hanya digunakan
sebagai pelengkap, apabila modal sendiri
kurang mencukupi, maka diperlukan adanya
kebijakan yang dilakukan oleh manajer
keuangan dalam menentukan apakah
kebutuhan dana perusahaan dibelanjai oleh
modal sendiri atau dengan modal asing.
Manajer keuangaan harus
mempertimbangkan dengan cermat sifat dan
biaya masing-masing sumber modal yang
dipilih, karena masing-masing sumber modal
mempunyai konsekuensi finansial yang
berbeda-beda (Riyanto, 2010:05)
Modal merupakan salah satu dari
faktor penggerak perusahaan untuk dapat
menjalankan operasi perusahaan. Struktur
modal adalah komposisi saham biasa, saham
preferen dan berbagai kelas seperti itu, laba
yang ditahan dan hutang jangka panjang yang
dipertahankan oleh kesatuan usaha dalam
mendanai aktiva (Fahmi, 2015:179).
Sedangkan arti lain struktur modal adalah
gambaran dari betuk proporsi finansial
perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki
yang bersumber dari utang jangka panjang
dan modal sendiri yang menjadi sumber
pembiayaan suatu perusahaan (Fahmi,
2015:158). Dalam penelitian ini struktur
modal diukur dengan menggunakan DER
(Debt to Equity Ratio), dikarenakan DER
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Mima Urfatul Janah | 14.1.02.01.0083 Fak Ekonomi - Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || ||
4
merupakan salah satu rasio yang bertujuan
untuk meengukur kemampuan dari modal
sendiri yang dijadikan jaminan untuk
keseluruhan utang perusahaan atau digunakan
untuk menilai utang dengan ekuitas.
DER dengan kata lain, berfungsi
untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan untuk jaminan utang. Semakin
tinggi DER menunjukkan semakin tinggi
penggunaan hutang sebagai sumber
pendanaan perusahaan (Kasmir, 2016:156).
Hal ini dapat menimbulkan risiko yang cukup
besar bagi perusahaan ketika perusahaan tidak
mampu membayar kewajiban tersebut saat
jatuh tempo, untuk itu DER juga dikenal
sebagai alat dalam mengukur risiko yang akan
dihadapi perusahaan. Sejauh mana utang
dapat secara efektif dalam mendanai
kebutuhan perusahaan. Struktur modal
merupakan masalah yang sangat penting bagi
perusahaan, karena baik dan buruknya
struktur modal akan berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup suatu perusahaan.
Suatu perusahaan jika mengandalkan
utang sebagai sumber utamanya, maka beban
yang harus ditanggung perusahaan sangat
besar. Hal ini akan meningkatkan risiko
finansial perusahaan, dimana risiko saat
perusahaan tidak dapat membayar beban
bunga dan angsuran-angsuran utangnya, maka
perusahaan perlu menjaga struktur modal
yang optimal. Struktur modal yang optimal
merupakan suatu kondisi dimana sebuah
perusahaan dapat menggunakan kombinasi
utang dan ekuitas secara ideal, yaitu
menyeimbangkan nilai perusahaan dan biaya
struktur modal (Riasita, 2014). Dalam usaha
untuk meningkatkan nilai perusahaan, hal
yang tidak dapat dipisahkan adalah
bagaimana menentukan struktur modal yang
dilakukan oleh manajemen dan para
pemegang saham perusahaan. Dengan adanya
struktur modal yang optimal bukan hanya
perusahaan yang memperoleh keuntungan,
tetapi para pemegang saham pun ikut
memperoleh keuntungan. Hal ini dapat dilihat
dari perkembangan perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan
perusahaan manufaktur, karena perusahaan
manufaktur harus diperhatikan dan
dipertahankan supaya dapat terjadi
peningkatan dalam kontribusi perekonomian
Indonesia, sehingga dapat hidup dan terus
berkembang dari periode ke periode.
Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap struktur modal di antaranya adalah
profitabilitas, struktur asset, ukuran
perusahaan dan pertumbuhan penjualan. Salah
satu ukuran keberhasilan manajemen dalam
mengelola perusahaan adalah profitabilitas.
Profitabilitas adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi struktur modal. Profitabilitas
merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan
(Kasmir, 2014:155). Rasio ini juga
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Mima Urfatul Janah | 14.1.02.01.0083 Fak Ekonomi - Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || ||
5
memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
penjualan dan pendapatan investasi. Intinya
bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan
efesiensi perusahaan. Jika perusahaan dengan
profitabilitas yang tinggi cenderung
membiayai perusahaan dengan menggunakan
modal sendiri dibandingkan dengan
menggunakan utang. Profitabilitas juga
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar utang jangka panjang dan
bunganya. Salah satu alat ukur yang dapat
digunakan untuk mengukur profitabilitas
adalah Return On Assets (ROA). ROA adalah
rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah
aktiva yang digunakan dalam perusahaan
(Kasmir, 2014:201). Penelitian ini
menggunakan ROA, karena bagi pihak
manajemen sangat penting untuk
mengevaluasi efektivitas dan efesiensi
manajemen dalam perusahaan dalam
mengelola semua aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan. Semakin besar ROA berarti
semakin efisien penggunaan aktiva
perusahaan yang menghasilkan laba bersih
dari perusahaan, maka semakin baik pula
kinerja perusahaan itu.
Asset atau aktiva adalah segala
sumber daya dan harta yang dimiliki
perusahaan untuk digunakan dalam
operasinya. Suatu perusahaan pada umumnya
memiliki dua jenis asset yaitu asset tetap dan
asset lancar. Kedua unsur asset ini akan
membentuk struktur asset suatu perusahaan
akan tampak dalam sisi sebelah kiri neraca.
Struktur asset juga disebut struktur kekayaan.
Asset adalah sumber daya yang dikuasai oleh
suatu perusahaan dengan tujuan untuk
memperoleh laba (Subramanyam dan Wild,
2014:271). Struktur asset atau aktiva
perusahaan merupakan peran utama dalam
menentukan pembiayaan perusahaan.
Perusahaan yang memiliki asset tetap jangka
panjang yang tinggi dikarenakan permintaan
produk tinggi, maka perusahaan akan
mengakibatkan penggunaan hutang jangka
panjang. Perusahaan yang sebagian assetnya
berupa piutang dan persediaan barang yang
nilainya sangat tergantung pada kestabilan
tingkat profitabilitas, tidak terlalu tergantung
pada pembiayaan jangka pendek.
Dalam perusahaan, struktur aktiva
menunjukkan aktiva yang digunakan untuk
aktivitas operasional perusahaan. Semakin
besar aset diharapkan semakin besar hasil
operasional yang dihasilkan perusahaan.
Peningkatan aset yang diikuti peningkatan
hasil operasi akan semakin menambah
kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan.
Ukuran perusahaan juga dapat
mempengaruhi struktur modal perusahaan,
karena salah satu faktor penting yang menjadi
pertimbangan ketika mengambil keputusan
yang berkaitan dengan struktur modal yaitu
ukuran perusahaan. Perusahaan yang besar
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Mima Urfatul Janah | 14.1.02.01.0083 Fak Ekonomi - Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || ||
6
akan membutuhkan dana yang besar pula,
pemenuhan kebutuhan dana tersebut salah
satu alternatif yang digunakan yaitu dengan
menggunakan utang, oleh karena itulah
bahwa ukuran perusahaan dikatakan dapat
mempengaruhi struktur modal. Ukuran
perusahaan adalah gambaran kemampuan
finansial perusahaan dalam suatu periode
tertentu (Riasita, 2014:22).
Kemampuan finansial dilihat dari
beberapa sisi yaitu dilihat dari penjualan
bersih atau jumlah aktiva yang dimiliki
perusahaan. Ukuran perusahaan yang besar
dianggap sebagai suatu indikator yang
menggambarkan tingkat risiko bagi investor
untuk melakukan investasi pada perusahaan
tersebut, karena jika perusahaan memiliki
kemampuan finansial yang baik, maka
diyakini bahwa perusahaan tersebut juga
mampu memenuhi segala kewajibannya serta
memberikan tingkat pengembalian yang
memadai bagi investor. Ukuran perusahaan
dihitung dengan menggunakan nilai logaritma
dari total aset (Ln Total Asset).
Selain ukuran perusahaan,
pertumbuhan penjualan pada perusahaan juga
mempengaruhi pada struktur modal.
pertumbuhan penjualan adalah ukuran
mengenai besarnya pendapatan. Bagi
perusahaan, kesempatan untuk tumbuh dan
berkembang atau melakukan investasi tentu
membutuhkan dana. Ini berarti disamping
dana internal yang tersedia, diperlukan juga
tambahan dana yang berasal dari luar
perusahaan termasuk hutang. Perusahaan
dengan tingkat pertumbuhan yang cepat harus
lebih banyak mengandalkan pada modal
eksternal. Hal ini disebabkan karena
perusahaan yang tumbuh akan menunjukkan
kekuatan diri yang semakin besar pada
perusahaan dan sehingga perusahaan akan
memerlukan lebih banyak dana. Dengan
demikian perusahaan yang tingkat
pertumbuhan yang tinggi cenderung lebih
banyak menggunakan hutang di bandingkan
dengan perusahaan yang lebih lambat
pertumbuhannya. Selain itu, perusahaan
dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang
tinggi akan lebih mudah untuk memperoleh
hutang.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia
beberapa tahun belakangan ini menunjukkan
tren yang positif. Indonesia tumbuh lebih
pesat, sampai akhir tahun 2010 pertumbuhan
ekonomi telah meninggkat sebesar 6,1%
(www.kemenperin.go.id). Data Badan Pusat
Statistik (BPS) menunjukkan dalam beberapa
kurun waktu terakhir angka pertumbuhan
ekonomi Indonesia masih bertahan di kisaran
6,3%. Jika dilihat dari Produk Domestik
Bruto (PDB), dimana konsumsi masyarakat
merupakan faktor penyumbang terbesar yang
mencapai lebih dari 60%. Daya tahan sektor
manufaktur terutama ditopang konsumen
yang tumbuh 28% (Indonesia Finance Today,
2013). Sejak beberapa tahun lalu,
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Mima Urfatul Janah | 14.1.02.01.0083 Fak Ekonomi - Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || ||
7
perkembangan bisnis di bidang industri
barang konsumsi mengalami pertumbuhan
yang sangat signifikan. Puncaknya terjadi
pada tahun 2009 dimana industri tersebut
meningkat dari 2,34% (Tahun 2008)
mengalami lonjakan pesat menjadi 11,22%
dengan volume penjualan hingga Rp. 555
Triliun (Tahun 2009). Meskipun
peningkatannya sangat tinggi di tahun 2009,
namun pada saat krisis global terjadi pada
tahun 2010, sektor industri barang konsumsi
sempat mengalami penurunan yang cukup
hebat menjadi 2,73% walaupun omsetnya
masih tetap tinggi yaitu menyentuh angka Rp.
605 Triliun (www.bps.co.id).
Fenomena menurunnya peranan
perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi karena terjadinya proses
deindustrialisasi yaitu banyaknya industri
yang makin menurun kemampuannya karena
mesin yang sudah tua dan teknologi
ketinggalan sehingga mengakibatkan daya
saing yang melemah.
Dari berbagai hasil penelitian
terdahulu yang terkait dengan variabel yang
mempengaruhi struktur modal menunjukkan
hasil yang berbeda antara penelitian yang satu
dengan yang lainnya. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Sari dan Oetomo (2016),
Lessy (2016), dan Bhawa, dkk (2015)
menyatakan profitabilitas berpengaruh negatif
terhadap struktur modal, sedangkan hasil
penelitian dari Ichwan dan Widyawati (2015)
berpengaruh positif terhadap struktur modal,
tetapi hasil penelitian Widyaningrum (2015)
profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap struktur modal. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Lessy (2016),
Widyanigrum (2015), dan Ichwan (2015)
menyatakan struktur aktiva berpengaruh
positif terhadap struktur modal.
Pada penelitian yang dilakukan Sari
dan Oetomo (2016), Ichwan dan Widyawati
(2015) menyatakan ukuran perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
struktur modal, tetapi hasil penelitian yang
dilakukan oleh Bhawa, dkk (2015) ukuran
perusahaan berpengaruh negatif terhadap
struktur modal, sedangkan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Widyaningrum (2015)
ukuran perusahaan berpengaruh positif tetapi
tidak signifikan dan Lessy (2016) menyatakan
ukuran perusahaan berpengaruh negatif tetapi
tidak signifikan terhadap struktur modal. Pada
penelitian yang dilakukan Sari dan Oetomo
(2016) menyatakan pertumbuhan penjualan
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
struktur modal.
Berdasarkan uraian dan juga adanya
GAP Research di atas terdapat ketidak
konsistenan hasil penelitian terdahulu, maka
penulis mengkaji ulang terkait dengan
variabel-variabel yang mempengaruhi struktur
modal, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Profitabilitas, Struktur Asset,
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Mima Urfatul Janah | 14.1.02.01.0083 Fak Ekonomi - Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || ||
8
Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan
Penjualan terhadap Struktur Modal pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016”.
II. METODE PENELITIAN
Pendekatan dan Teknik Penelitian
Pendekatan penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif.
Menurut Riduwan (2014:32) “Pendekatan
kuantitatif adalah pendekatan yang
penelitiannya menggunakan data berwujud
angka-angka”. Dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif , karena
data yang akan di anaalisis dalam penelitian
ini berbentuk angka yang sifatnya dapat
diukur, rasional dan sistematis.
Teknik penelitian ini menggunakan
teknik kausalitas. Menurut Sugiyono
(2017:147) “Analisis deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi”. Terdapat beberapa
jenis metode penelitian deskriptif, jenis
metode deskriptif yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kausalitas.
Penelitian kausalitas adalah penelitian yang
bertujuan untuk membuktikan hubungan
sebab akibat atau hubungan memmengaruhi
dan dipengaruhi. Alasan peneliti
menggunakan metode kasualitas, karena
peneliti bertujuan untuk mengungkapkan
hubungan yang terjadi antara dua variabel
yaitu variabel yang dipengaruhi adalah
struktur modal dan variabel yang
mempengaruhi adalah profitabilitas, struktur
aset, ukuran perusahaan dan pertumbuhan
penjualan.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dilaksanakannya penelitian ini
pada perusahaan manufaktur yang berlokasi
di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016
dengan menggunakan website www.idx.co.id
yang merupakan situs resmi Bursa efek
Indonesia (BEI). Waktu yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 5 bulan terhitung
dari pengajuan judul pada bulan Februari
sampai dengan Juni 2018.
Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2017:117)
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunya
kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian di tarik kesimpulannya”. Peneliti
ini yang menjadi populasi adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2014-2016. Jumlah
populasi dalam penelitian ini sebanyak 144
perusahaan.
Menurut Sugiyono, (2017:118)
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”. Dalam penelitian ini, teknik
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Mima Urfatul Janah | 14.1.02.01.0083 Fak Ekonomi - Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || ||
9
sampling yang digunakan adalah purposive
sampling. Menurut Noor (2017:155)
purposive sampling merupakan teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan
khusus sehingga layak dijadikan sampel,
maka sampel dalam penelitian ini 27
perusahaan.
Sumber Data dan Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder. Menurut Sanusi
(2014:103) “Data sekunder merupakan data
yang tersedia dan dikumpulkan oleh pihak
lain”. Sumber data yang diperoleh yaitu
laporan keuangan perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2014-2016 diperoleh dari
www.idx.co.id. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah dokumentasi dan
metode studi kepustakaan.
III. HASIL PENELITIAN
Uji Asumsi Klasik
a. Uji normalitas
Pengujian normalitas dapat dilakukan
dengan menggunakan analisis grafik dan
analisis statistik. Berikut ini analisis grafik
dan analisis statistik. Berikut uji grafik
histogram dan grafik normal probability plot.
Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram
Hasil Uji Normalitas Grafik Normal
probability plot
Berdasarkan hasil pengujian Kolmogrov-
Smirnov test menunjukkan hasil Asymp. Sig
(2-tailed) sebesar 0,065, nilai ini lebih besar
dari taraf signifikan yang diterapkan yaitu
0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data
telah berdistribusi normal dan model regresi
layak digunakan.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 77
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .36084543
Most Extreme Differences Absolute .098
Positive .052
Negative -.098
Test Statistic .098
Asymp. Sig. (2-tailed) .065c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Mima Urfatul Janah | 14.1.02.01.0083 Fak Ekonomi - Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || ||
10
b. Uji Multikolinieritas
Berdasarkan hasil di atas menyatakan bahwa
variabel bebas memiliki nilai tolerance lebih
besar dari 0,10 dan memiliki nilai VIF di
bawah 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
seluruh variabel bebas dalam penelitian ini
tidak ada masalah multikolonieritas.
c. Uji Autokolerasi
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .491a .241 .199 .37073 2.017
a. Predictors: (Constant), PERTUMBUHAN PENJUALAN, ROA,
SIZE, STRUKTUR ASET
b. Dependent Variable: DER
Berdasarkan tabel diatas dapat
diketahui bahwa hasil perhitungan Durbin-
Watson sebesar 2,017. Sedangkan dalam tabel
DW untuk variabel independen (k=4) dan
jumlah sampel (n = 77), maka dari tabel
diatas didapatkan nilai DW 2,017 lebih besar
dari nilai du = 1,7407 dan kurang dari (4-du)
4-1,7407 = 2,2593. Pengambilan keputusan
tidak adanya autokolerasi jika nilai du < DW
< 4-du, sehingga dapat dilihat nilainya 1,7407
< 2,017 < 2,2593. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi tersebut
bebas dari masalah autokolerasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Heteroskedastisitas Grafik
Scatterplot
Pada output scatterplot di atas, terlihat
bahwa titik - titik menyebar dan tidak
membentuk pola tertentu yang jelas, sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
masalah heterokedastisitas
Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode regresi liniear
berganda yang menggunakan alat bantu SPSS
(Statistical Product and Service Solition)
versi 23.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 1.024 .498
ROA -.210 .081 -.277
STRUKTUR
ASET .285 .131 .243
SIZE .293 .108 .283
PERTUMBUHA
N PENJUALAN .009 .068 .014
a. Dependent Variable: DER
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 ROA .924 1.082
STRUKTUR ASET .843 1.187
SIZE .960 1.041
PERTUMBUHAN
PENJUALAN .851 1.175
a. Dependent Variable: DER
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Mima Urfatul Janah | 14.1.02.01.0083 Fak Ekonomi - Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || ||
11
Hasil pengujian dapat dijelaskan melalui
persamaan regresi liniear berganda sebagai
berikut :
1. Konstanta = 1,024
Nilai tersebut mengindikasikan
bahwa jika variabel profitabilitas, struktur
aset, ukuran perusahaan dan pertumbuhan
penjualan bernilai konstan atau tetap,
maka variabel struktur modal sebesar
1,024.
2. Koefisien X1 = - 0,210
Setiap ada kenaikan profitabilitas
1% dengan asumsi struktur aset, ukuran
perusahaan dan pertumbuhan penjualan
konstan atau tetap, maka akan
mengakibatkan menurunnya struktur
modal sebesar 0,210%. Sebaliknya, jika
profitabilitas mengalami penurunan 1%
dengan asumsi struktur aset, ukran
perusahaan, dan pertumbuhan penjualan
konstan atau tetap, maka akan
mengakibatkan naiknya struktur modal
sebesar 0,210%.
3. Koefisien X2 = 0,285
Setiap ada kenaikan struktur aset
1% dengan asumsi profitabilitas, ukuran
perusahaan dan pertumbuhan penjualan
konstan atau tetap, maka akan
mengakibatkan menurunnya struktur
modal sebesar 0,285%. Sebaliknya, jika
struktur aset mengalami penurunan 1%
dengan asumsi profitabilitas, ukuran
perusahaan dan pertumbuhan penjualan
konstan atau tetap, maka akan
mengakibatkan naiknya struktur modal
sebesar 0,285%.
4. Koefisien X3 = 0,293
Setiap ada kenaikan ukuran
perusahaan 1% dengan asumsi
profitabilitas, struktur aset dan
pertumbuhan penjualan konstan atau
tetap, maka akan mengakibatkan
menurunnya struktur modal sebesar
0,293%. Sebaliknya, jika ukuran
perusahaan mengalami penurunan 1%
dengan asumsi profitabilitas, struktur aset,
dan pertumbuhan penjualan konstan atau
tetap, maka akan mengakibatkan naiknya
struktur modal sebesar 0,293%.
5. Koefisien X4 = 0,009
Setiap ada kenaikan pertumbuhan
penjualan 1% dengan asumsi
profitabilitas, struktur aset, dan ukuran
perusahaan konstan atau tetap, maka akan
mengakibatkan menurunnya struktur
modal sebesar 0,009%. Sebaliknya, jika
pertumbuhan penjualan mengalami
penurunan 1% dengan asumsi
profitabilitas, struktur aset, dan ukran
perusahaan konstan atau tetap, maka akan
mengakibatkan naiknya struktur modal
sebesar 0,009%.
Y = 1,024 - 0,210 ROA + 0,285 Ukuran
Perusahaan + 0,293 Size + 0,009
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Mima Urfatul Janah | 14.1.02.01.0083 Fak Ekonomi - Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || ||
12
Analisis Koefisien Determinasi
Menurut Ghozali (2013:97)
“Koefisien determinasi (R2) adalah alat untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model
regresi dalam menerangkan variabel
dependen”.
Table 5 : Koefisien Determinas
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai
Adjudted R Square sebesar 0,199. Dengan
nilai adjusted R Square yang berarti variabel
bebas (profitabilitas, struktur aset, ukuran
perusahaan, dan pertumbuhan penjualan)
mampu menjelaskan variasi perubahan
variabel terikat sebesar 19,9% dan sisanya
sebesar 80,1% dijelaskan oleh variabel lain
diluar penelitian.
Pengujian Hipotesis
Uji Parsial (Uji t)
Menurut Ghozali (2013:98), uji
statistik t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen.
Coefficientsa
Model
Standardized
Coefficients
T Sig. Beta
1 (Constant) 2.057 .043
ROA -.277 -2.595 .011
STRUKTUR ASET .243 2.176 .033
SIZE .283 2.706 .009
PERTUMBUHAN
PENJUALAN .014 .129 .898
a. Dependent Variable: DER
Sumber: Output SPSS versi 23
a. Pengujian hipotesis 1
Berdasarkan hasil perhitungan
diatas, dapat diperoleh nilai signifikan
variabel profitabilitas (ROA) adalah
0,011. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
signifikan uji t variabel profitabilitas
(ROA) < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan
Ha di terima. Hasil pengujian ini adalah
variabel profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal.
b. Pengujian hipotesis 2
Berdasarkan hasil perhitungan
diatas, dapat diperoleh nilai signifikan
variabel struktur aset adalah 0,033. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai signifikan uji t
variabel struktur aset < 0,05 yang berarti
H0 ditolak dan Ha di terima. Hasil
pengujian ini adalah variabel struktur aset
berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
1 .491a .241 .199
a. Predictors: (Constant), PERTUMBUHAN
PENJUALAN, ROA, SIZE, STRUKTUR ASET
b. Dependent Variable: DER
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Mima Urfatul Janah | 14.1.02.01.0083 Fak Ekonomi - Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || ||
13
c. Pengujian hipotesis 3
Berdasarkan hasil perhitungan
diatas, dapat diperoleh nilai signifikan
variabel ukuran perusahaan adalah 0,009.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai
signifikan uji t variabel ukuran perusahaan
< 0,05 yang berarti H0 ditolak dan Ha di
terima. Hasil pengujian ini adalah variabel
ukuran perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal.
c. Pengujian hipotesis 4
Berdasarkan hasil perhitungan
diatas, dapat diperoleh nilai signifikan
variabel pertumbuhan penjualan adalah
0,898. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
signifikan uji t variabel pertumbuhan
penjualan > 0,05 yang berarti H0 diterima
dan Ha ditolak. Hasil pengujian ini adalah
variabel pertumbuhan penjualan tidak
berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal.
Uji F Simultan
Menurut Ghozali (2013:101), Uji
statistik F pada dasarnya menunjukkan
apakah semua variabel independen atau bebas
yang dimaksudkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen.
Berikut adalah hasil pengujian secara
simultan menggunakan Uji F yang nilainya
akan dibandingkan dengan signifikansi 0,05
atau 5%.
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regressi
on 3.140 4 .785 5.712 .000b
Residual 9.896 72 .137
Total 13.036 76
a. Dependent Variable: DER
b. Predictors: (Constant), PERTUMBUHAN
PENJUALAN, ROA, SIZE, STRUKTUR ASET
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa
nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
independen (Profitabilitas, struktur aset,
ukuran perusahaan dan pertumbuhan
penjualan) memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen (struktur modal).
IV. PEMBAHASAN
1. Pengaruh Profitabilitas (ROA) terhadap
struktur modal (DER)
Berdasarkan hasil uji t tabel 4.13
didapatkan nilai koefisien profitabilitas
(ROA) sebesar -0,277 dengan nilai
probabilitas profitabilitas (ROA) lebih
kecil dari taraf signifikan yaitu 0,011 <
0,05 maka dapat diketahui bahwa secara
parsial profitabilitas berpengaruh terhadap
struktur modal. Sehingga dapat dikatakan
bahwa variabel profitabilitas berpengaruh
secara negatif terhadap struktur modal.
Hal ini dikarenakan, ROA sangat
penting untuk mengevaluasi efektivitas
dan efesiensi manajemen dalam
perusahaan dalam mengelola semua
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Mima Urfatul Janah | 14.1.02.01.0083 Fak Ekonomi - Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || ||
14
Semakin besar ROA berarti semakin
efisien penggunaan aktiva perusahaan
yang menghasilkan laba bersih dari
perusahaan, maka semakin baik pula
kinerja perusahaan itu.
Hal ini sejalan dengan Sari dan
Oetomo (2016), Lessy (2016), dan
Bhawa, dkk (2015) yang menyatakan
bahwa profitabilitas berpengaruh negatif
terhadap struktur modal.
2. Pengaruh struktur aset terhadap struktur
modal (DER)
Berdasarkan hasil uji t pada tabel
4.13 didapatkan nilai koefisien struktur
aset sebesar 0,243 dengan nilai
probabilitas struktur aset lebih kecil dari
taraf signifikansi yaitu 0,033 < 0,05 maka
dapat diketahui bahwa secara parsial
struktur aset berpengaruh terhadap
struktur modal. Sehingga dapat
disimpulkan struktur aset berpengaruh
positif terhadap struktur modal.
Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Kasmir (2014:39)
“Struktur aktiva adalah harta atau
kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan,
baik pada saat tertentu maupun periode
tertentu”.
Hasil ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Lessy (2016),
Widyanigrum (2015), dan Ichwan (2015)
menyatakan struktur aktiva berpengaruh
positif terhadap struktur modal.
3. Pengaruh ukuran perusahaan (Size)
terhadap struktur modal (DER)
Berdasarkan hasil uji t pada tabel
4.13 didapatkan nilai koefisien ukuran
perusahaan sebesar 0,283 dengan nilai
probabilitas ukuran perusahaan lebih kecil
dari taraf signifikan yaitu 0,009 < 0,05
maka dapat diketahui bahwa secara parsial
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
struktur modal. sehingga dapat
disimpulkan ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap struktur
modal.
Ukuran perusahaan juga dapat
mempengaruhi struktur modal
perusahaan, karena salah satu faktor
penting yang menjadi pertimbangan
ketika mengambil keputusan yang
berkaitan dengan struktur modal yaitu
ukuran perusahaan. Perusahaan yang
besar akan membutuhkan dana yang besar
pula, pemenuhan kebutuhan dana tersebut
salah satu alternatif yang digunakan yaitu
dengan menggunakan utang, oleh karena
itulah bahwa ukuran perusahaan dikatakan
dapat mempengaruhi struktur modal.
Hal ini sejalan dengan teori Riasita
(2014:22) bahwa ukuran perusahaan
adalah gambaran kemampuan finansial
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sari dan Oetomo
(2016), Ichwan dan Widyawati (2015)
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Mima Urfatul Janah | 14.1.02.01.0083 Fak Ekonomi - Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || ||
15
menyatakan ukuran perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal.
4. Pengaruh pertumbuhan penjualan
terhadap struktur modal (DER)
Berdasarkan hasil uji t pada tabel
4.13 didapatkan nilai koefisien
pertumbuhan penjualan 0,014 dengan nilai
probabilitas pertumbuhan penjualan
sebesar 0,898 > 0,05 sehingga dapat
dikatakan bahwa variabel pertumbuhan
penjualan tidak berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan hutang dan apabila ada
penurunan atau kenaikan pertumbuhan
penjualan maka tidak terpengaruh dengan
struktur modal perusahaan.
Penelitian ini bertentangan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sari dan
Oetomo (2016) menyatakan pertumbuhan
penjualan berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap struktur modal
5. Pengaruh profitabilitas, struktur aset,
ukuran perusahaan dan pertumbuhan
penjualan terhadap struktur modal (DER)
Hasil dari pengujian hipotesis
yang telah dilakukan, menunjukkan
bahwa secara simultan profitabilitas,
struktur aset, ukuran perusahaan dan
pertumbuhan penjualan berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal.
Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh nilai
signifikan uji F sebesar 0,000 yang berarti
lebih kecil dari tingkat signifikan yaitu
0,05 atau 5%, maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Dengan nilai koefisien
determinasi Adjusted R Square sebesar
0,199. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel profitabilitas, struktur aset,
ukuran perusahaan dan pertumbuhan
penjualan mempengaruhi struktur modal
sebesar 19,9% sedangkan sisanya sebesar
80,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan uji asumsi klasik, data
variabel profitabilitas, struktur aset, ukuran
perusahan dan pertumbuhan penjualan telah
berdistribusi normal, sehingga dalam model
ini tidak ada masalah multikolinieritas dan uji
Durbin-Watson juga tidak terdapat masalah
autokorelasi serta pada grafik scatterplot
terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar baik dan dapat disimpulkan
hasil model ini tidak terjadi
heterokedastisitas. Jadi, disimpulkan bahwa
dalam model ini telah memenuhi syarat yang
ditentukan dalam penggunaan model regresi
linier berganda.
Dari hasil pengujian tersebut maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
pertama, profitabilitas nilai koefisien sebesar -
0,277 dengan nilai probabilitas profitabilitas
(ROA) lebih kecil dari taraf signifikan yaitu
0,011 < 0,05 maka secara parsial berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap struktur modal
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Mima Urfatul Janah | 14.1.02.01.0083 Fak Ekonomi - Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || ||
16
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua,
struktur aset menunjukkan nilai koefisien
struktur aset sebesar 0,243 dengan nilai
probabilitas struktur aset lebih kecil dari taraf
signifikansi yaitu 0,033 < 0,05 maka secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2014-2016.
3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga,
ukuran perusahaan, menunjukkan nilai
koefisien ukuran perusahaan sebesar 0,283
dengan nilai probabilitas ukuran perusahaan
lebih kecil dari taraf signifikan yaitu 0,009 <
0,05 maka secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
4. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ke
empat, pertumbuhan penjualan menunjukkan
nilai koefisien sebesar 0,014 dengan nilai
probabilitas pertumbuhan penjualan sebesar
0,898 > 0,05 maka secara parsial berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap struktur
modal pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2014-2016.
5. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara
simultan profitabilitas, struktur aset, ukuran
perusahaan dan pertumbuhan penjualan
menunjukkan nilai signifikan uji F sebesar
0,000, maka secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Bherta. 2017. Pengaruh Profitabilitas,
Likuiditas, Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Struktur Modal Pada
Perusahaan Manufaktur Sektor
Barang Konsumsi yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2014-
2016. Skripsi Ekonomi Manajemen,
Universitas Nusantara RGRI Kediri.
Bhawa, Dwija dan S. Dewi, Rusmala. 2015.
Pengaruh ukuran perusahaan,
likuiditas profitabilitas, dan risiko
bisnis terhadap struktur modal
perusahaan farmasi, 4 (7). (Online),
tersedia: http://ojs.unud.ac.id,
diunduh 23 Maret 2018.
Dr. Noor, Juliansyah. 2017. Metodologi
Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi,
& Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.
Fahmi, Irham. 2015. Pengantar Manajemen
Keuangan. Edisi ke-4. Bandung:
Alfabeta.
Ichwan, Fith Yuniar dan Widyawati, Dini.
2015. Pengaruh ukuran perusahaan,
struktur aktiva dan profitabilitas
terhadap struktur modal pada
perusahaan otomotif yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia, 4 (6).
(Online), tersedia:
http://ejournal.stiesia.ac.id, di unduh
04 September 2017.
Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: PT Rajawali Persada.
. 2016. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Mima Urfatul Janah | 14.1.02.01.0083 Fak Ekonomi - Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || ||
17
Lessy, Anggriyani Devi. 2016. Pengaruh
ukuran perusahaan, likuiditas,
profitabilitas, dan struktur aktiva
terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Ekonomi Manajemen,
Universitas Negri Yogyakarta.
(Online), tersedia:
http://eprints.uny.ac.id, diunduh 04
September 2017.
Riasita, Defia. 2014. Pengaruh profitabilitas,
likuiditas, pertumbuhan aktiva,
struktur aktiva dan ukuran
perusahaan terhadap struktur modal
pada perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia periode 2009-
2013. Jurnal Ekonomi, Universitas
Negeri Yogyakarta. (Online),
tersedia: http://eprint.uny.ac.id,
diunduh 04 September 2017.
Riduwan. 2014. Dasar-dasar Statistika.
Bandung: Alfabeta Pres.
Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar
Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4.
Yogyakarta: BPFE.
Sanusi, Anwar. 2014. Metodologi Penelitian
Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Sari, Nawang dan Widi, Oetomo. 2016.
Pengaruh dari profitabilitas,
likuiditas, ukuran perusahaan dan
pertumbuhan aset terhadap struktur
modal, 5 (4). (Online), tersedia :
http://ejournal.stiesia.ac.id, diunduh
04 September 2017.
Subramanyam, K.R & Wild, John J. 2014.
Analisis Laporan Keuangan. Buku 1.
Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Widyaningrum, Yunita. 2015. Pengaruh
profitabilitas, struktur aktiva, dan
ukuran perusahaan terhadap struktur
modal perusahaan (Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2013). Jurnal Ekonomi
Manajemen. Universitas Negeri
Yogyakarta (Online), tersedia :
http://eprints.uny.ac.id.pdf, 04
September 2017.
www.bps.co.id
www.idx.co.id
www.kemenperin.go.id
www.sahamok.co.id