PENGARUH PROFESIONALISME TERHADAP KOMITMEN...
Click here to load reader
Transcript of PENGARUH PROFESIONALISME TERHADAP KOMITMEN...
Prosiding Seminar Nasional ISBN : 978-602-17225-0-3
Forum Bisnis & Keuangan I, Th. 2012 halaman 816
PENGARUH PROFESIONALISME TERHADAP KOMITMEN
ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA SERTA DAMPAKNYA
TERHADAP KINERJA AKUNTAN PENDIDIK
Lailah Fujianti
Universitas Pancasila
Abstrak
Adanya kontraksi hasil penelitian sebelumnya mengenai hubungan profesionalisme,
komitment organisasi dan kinerja, memotivati peneliti untuk menghadirkan
hasil riset terbaru mengenai hubungan variabel tersebut serta menambah hasil
penelitian empirik yang berkaitan Behavioral accounting. Tujuan penelitian ini
adalah mengkonfirmasi bagaimana pengaruh profesionalisme akuntan pendidik
terhadap komitmen organisasi, kepuasan kerja dan kinerja, serta bagaimana
pengaruh komitmen organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja akuntan
pendidik. Objek penelitian adalah 20 akuntan pendidik Universitas Pancasila
yang terpilih sebagai sample dengan metode pengambilan sampel yaitu purposive
sampling. Kategori penelitian kuantitatif dengan penggunaan Partial Least
Quared (PLS) untuk analisis data. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh
signifikan profesionalisme akuntan pendidik terhadap komitmen organisai,
kepuasan kerja dan kinerja. Serta Ada pengaruh signifikan kepuasan kerja dengan
kinerja. Sedangkan Komitmen organisasi akuntan pendidik menunjukkan tidak
berpengaruh signifikan dengan kinerja.
Kata kunci : Profesionalisme, komitmen organisasi, kepuasan kerja, kinerja dan
akuntan pendidik
Pendahuluan
Penelitian mengenai perilaku akuntan dalam bekerja termasuk dalam
cakupan akuntansi perilaku (behaviour accounting). Penelitian selama ini lebih
banyak di arahkan kepada akuntan internal diantaranya Muliawan at al., (2009);
Kwon dan Banks (2004); Colbert dan Kwon (2000); akuntan publik diantaranya
Sudday at al., (2009); Jones at al., (2008); Trisnaningsih (2003); sedangkan
penelitian tentang perilaku akuntan pendidik belum banyak tersentuh. Padahal
akuntan pendidik adalah akuntan yang mengajar caloncalon akuntan publik dan
akuntan internal. Kualitas kedua profesi akuntan ini sangat ditentukan kualitas
kinerja akuntan pendidik, atas dasar fenomena tersebut peneliti memandang
perlu dilakukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi kinerja akuntan
pendidik. Kinerja seseorang dalam suatu bidang banyak dipengaruhi oleh
kepuasan orang tersebut terhadap hasil yang ia peroleh dari pekerjanya
(Mathie dan Zajac, 1990). Hubungan kepuasan kerja dengan kinerja menjadi
perhatian sejarah industri dan pisikogi industri. Kepuasan kerja berpengaruh
Prosiding Seminar Nasional ISBN : 978-602-17225-0-3
Forum Bisnis & Keuangan I, Th. 2012 halaman 817
signifikan terhadap kinerja (Edward at al., 2008); Ng, dan Sambasivan (2011).
Hal sebaliknya di ungkapakan Bowling (2007) bahwa tidak ada hubungan
keduanya variabel tersebut.
Shaw, at al., (2003) mengemukakan bahwa komitmen organisasi
mendahului kepuasan kerja. Komitmen organisasi berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja (Namasivayam dan Zhao, 2007); (Brewer dan Lapopolo
2003). Sebaliknya di temukan oleh Muliawan at al., (2009), kepuasan kerja
mendahului variabel komitmen. Kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap
komitmen organisasi (Kim dan Brymer 2011); Lu at al., (2007). Lain halnya
dengan Kim dan Lee, (2005) mengemukakan bahwa hubungan kausal kedua
variabel tersebut resiprokal tanpa ada yang mempengaruhi variabel lainnya
secara lebih kuat.
Selain komitment organisasi, profesinalisme menjadi elemen motivasi
dalam memberikan kontribusi terhadap kinerja ( Hampton dan Hampton,
2004). Beberapa penelitian sebelumnya mengungkapkan profesionalisme
mempengaruhi kinerja pada perawat (Cohen dan Kol 2004) dan pendidik yang
mempunyai profesinalisme tinggi akan mempunyai kualitas mengajar yang baik
(Rizvi dan Elliot, 2005).
Profesionalisme dan komitmen organisasional memiliki hubungan positif
dan saling terkait Harrel at al (1996) artinya jika profesionalisme meningkat
maka komitmen terhadap organisasi juga meningkat. Profesionalisme
berpengaruh signifikan terhadap komitmen Bogler dan Somach (2004). Akan
tetapi hal sebaliknya yang ditemukan oleh Pei dan Davis (1989) yang
menyimpulkan tidak ada hubungan antara profesionalisme dan komitment
organisasi.
Adanya kontraksi hasil penelitian sebelumnya mengenai hubungan
profesionalisme, komitment organisasi dan kinerja, memotivati peneliti untuk
menghadirkan hasil riset terbaru mengenai hubungan variabel tersebut serta
menambah hasil penelitian empirik yang berkaitan dengan behavioral
accounting khususnya akuntan pendidik.
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini akan mengkaji permasalahan
sebagai berikut : (1) Bagaimana pengaruh profesionalisme terhadap kepuasan
kerja, komitmen organisasi dan kinerja akuntan pendidik ?; (2) Bagaimana
hubungan kepuasan kerja dengan komitmen organisasi akuntan pendidik?; (3)
Bagaimana pengaruh profesionalisme, kepuasan kerja dan komitmen
organisasi terhadap kinerja akuntan pendidik ?
Tinjauan Pustaka
Telaah Teori
Akuntansi Prilaku (Behavioral Accounting)
Konsep perilaku (behavioral concept) pada awalnya merupakan kajian
bidang utama dalam psikologi dan sosial psikologi, tetapi faktor-faktor psikologi
dan sosial psikologi seperti motivasi, persepsi. sikap dan personalitas sangat
relevan dengan bidang akuntansi (Iksan, 2005). Akuntan, peneliti dan ahli
manajemen telah mengembangkan faktor-faktor psikologi dan sosial psikologi
Prosiding Seminar Nasional ISBN : 978-602-17225-0-3
Forum Bisnis & Keuangan I, Th. 2012 halaman 818
termasuk masalah pengendalian. Penelititan ini mengkaji tentang aspek perilaku
manuasia seperti profeslonalisme, komitmen organisasi, kepuasan kerja dan
keinginan berpindah kerja.
Teori Sikap dan Prilaku (Theory Attitudes and Behavioral)
Teori sikap dan perilaku dikembangkan oleh Triandis (1971), menyatakan
bahwa perilaku ditentukan oloh sikap, aturan-aturan sosial, dan kebiasaan. Sikap
menurut Fishbein dan Jazen (1975) menyatakan (1) sikap dapat dipelajari; (2)
sikap mendefinisikan predisposisi kita terhadap aspak- aspek yang terjadi di
dunia; (3) sikap memberikan dasar perasaan bagi hubungan antara pribadi kita
dengan orang lain; (4) sikap diatur dan dekat dengan inti kepribadian. Menurut
Robbins (2003) sikap adalah pernyataan evaluatif, baik yang menguntungkan atau
tidak menguntungkan tentang obyek, orang, atau peristiwa, Seorang yang
profesional akan mempunyal sikap apakah tetap dalam perusahaan atau ke luar
dari perusahaan tergantung adanya kepuasan dan kornitmennya, Seorang
profesional dengan memiliki kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang tinggi
pada perusahaan maka keinginan untuk berpindah rendah
Profesionalisme
Pengertian umum, seseorang dikatakan profesional jika memenuhi tiga
kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan
bidangnya, melaksanakan suatu tugas atau profesi dengan menetapkan standar
baku di bidang profesi yang bersangkutan dan menjalankan tugas profesinya
dengan mematuhi etika profesi yang telah ditetapkan. Profesi dan profesionalisme
dapat dibedakan secara konseptual seperti dikemukakan oleh Lekatompessy
(2003). Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria,
sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa
melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak. Seorang
akuntan publik yang profesional harus memenuhi tanggung jawabnya terhadap
masyarakat, klien termasuk rekan seprofesi untuk berperilaku semestinya.
Profesionalisme dalam suatu pekerjaan atau profesi telah lama mendapat perhatian
dari para cendikiawan dan praktisi. Profeslonalisme dilihat dari pengertian
bahasanya, bisa mempunyai beberapa makna. Pertama. profesionalisme berarti
suatu keahlian, mempunyai kualifikasi tertentu, berpengalaman sesuai dengan
bidang keahliannya. Kedua, pengertian profeslonalisme merujuk pada suatu
standar pekerjaan yaitu prinsip-prinsip moral dan etika profesi, Ketiga, profesional
bararti moral. Lima konsep profeslonalisnie menurut Hall (1968) dalarn Katbers
dan Forgaty (1995) yaitu : (1) Hubungan dengan sesama profesi (community
affiliation), Elemen ini berkaitan dengan pentingnya menggunakan ikatan profesi
sebagai acuan, termasuk didalarnnya organisasi formal dan kelompok-kelompok
kolega informal sumber ide utarna pekerjaan; (2) Kebutuhan untuk mandiri
(autonomy demand) yaitu suatu pandangan menyatakan seseorang yang
profesional harus mampu mernbuat keputusan sendiri tanpa adanya tekanan dari
pihak lain (pemerintah, klien, atau yang bukan anggota profesi); (3) Keyakinan
terhadap peraturan sandiri/profesi (belief self regulation) maksudnya bahwa yang
paling berwenang dalam penilaian pekerjaan profesional adalah rekan sesama
protesi. bukan "orang luar' yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu
Prosiding Seminar Nasional ISBN : 978-602-17225-0-3
Forum Bisnis & Keuangan I, Th. 2012 halaman 819
dan pekerjaan mereka; (4) Dedikasi pada profesi (dedication). Elemen ini
merupakan pencerminan dari dedikasi professional dengan menggunakan
pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki untuk tetap teguh dalam melaksanakan
pekerjaannya meskipun imbalan ekstrinsik yang diterima dikurangi; (5)
Kewaliban sosial (social obligation), Elemen ini menunjukkan pandangan
tentang pentingnya profesi serta manfaat yang didapatkan baik oleh masyarakat
maupun profesional karena adanya pekerjaan tersebut.
Komitmen Organisasi
Konsep komitmen organisasi telah didefinisikan dan diukur dengan
berbagai cara yang berbeda, Komitmen organisai berhubungan positif dengan
kepuasan kerja (Yucel dan Bektas (2012). Robbins (2006) mengemukakan
komitmen organisasi merupakan salah satu sikap yang mereffeksikan perasaan
suka atau tidak suka terhadap organisasi tempat bekerja. Meyer dan Allen (1993)
mengemukakan tiga komponen tentang komitmen organisasi (1). Affective
Commitment, terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi
karena adanya ikatan emosional (emotional attachment), mau merasa mempunyai
nilai sama dengan organisasi, (2). Continuance Commitment, yaitu kemauan
individu untuk tetap bertahan dalam organisasi karena tidak menemukan
pekerjaan lain atau karena rewards ekonomi tertantu. (3). Normative Commitment
timbul dart nilai-nilai karyawan. Karyawan bertahan menjadi anggota organisasi
karena ada kesadaran bahwa berkomitmen terhadap organisasi marupakan hal
yang mernang seharusnya dilakukan,
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan pegawai tentang
menyenangkan atau tidak pekerjaan mereka, atau suatu perasaan tidak senang
pegawai yang relalif berbeda dari pemikiran obyektif dan keinginan perilaku
(Davis at al., dalam Khikmah 2005). Kepuasan kerja mencerminkan kegembiraan
atau sikap emosi positif yang berasal dari pengalaman kerja seseorang (Bowling,
2007). Kepuasan kerja merupakan orientasi emosional individu untuk
menjalankan peran dan karakteristik pekerjaan rnereka (Lu at all, 2007). Menurut
Yamamura, (2004) proses pemikiran seseorang akan mempengaruhi tingkat
kepuasan yang dirasakan
Kinerja
Kinerja diartikan sebagai kesuksesan yang dicapai seseorang
melaksanakan suatu pekerjaan. Kesuksesan yang dimaksud tersebut ukurannya
tidak dapat disamakan pada semua orang, namun lebih merupakan hasil yang
dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku sesuai dengan pekerjaan
yang ditekuninya (Chiu dan Chen, 2005). Kinerja berkaitan erat dengan tujuan,
sebagai suatu hasil perilaku kerja seseorang (Bowling, 2007). Perilaku kinerja
dapat ditelusuri hingga ke faktor-faktor spesifik seperti kemampuan, upaya dan
kesulitan tugas (Ngunia et al., 2006). Kinerja sebagai hasil pola tindakan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan sesuai dengan standar
Prosiding Seminar Nasional ISBN : 978-602-17225-0-3
Forum Bisnis & Keuangan I, Th. 2012 halaman 820
Kerangka Pemikiran
Kerangka Pemikiran dapat dilihat pada gambar 1 berikut :
Gambar 1
Kerangka Penelitian
Hipotesa
Hipotesa Penelitian adalah sebagai berikut :
H1 Ada pengaruh profesionalisme terhadap komitmen organisasi
H2 Ada pengaruh profesionalisme terhadap Kepuasan kerja
H3 Ada pengaruh profesionalisme terhadap komitmen organisasi
H4 Ada pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja
H5 Ada pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode yang
digunakan adalah deskriftif survey dan explanatory survey. Tipe investigasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional dan kausalitas,
karena menyatakan keterkaitan hubungan sebab akibat antara variabel independen
dengan variabel dependen. Dimensi waktu yang digunakan adalah cross sectional
yang mencerminkan gambaran dari keadaan pada waktu tertentu.
Operasionalisasi variabel merupakan penjabaran variabel penelitian ke
dalam dimensi, indikator dan skala pengukuran untuk mempermudah dalam
melakukan analisis dan pembahasan dari variabel tersebut. Variabel-variabel
tersebut yang menjadi objek dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1
dibawah :
Prosiding Seminar Nasional ISBN : 978-602-17225-0-3
Forum Bisnis & Keuangan I, Th. 2012 halaman 821
Tabel 1
Variabel Dimensi Indikator Skala Literatur
Profesio
nalisme
Dedikasi pada
profesi (DD)
1. Senang melihat dekasi rekan kerja
2. Merasa termotivasi
3. Antusias menjalani profesi
4. Tetap jadi akuntan pendidik
walaupun gaji rendah
Ordinal Kalbers
dan
Fogarty
(1995)
(PP)
Nomor
18 Tahun
2007
tentang
Guru
Kewajiban social
(KS)
1. Memandang pendidikan suatu hal
yang esesial
2. Bangga menjadi akuntan pendidik
3. Senang menjalami profesi sebagai
akuntan pendidik
4. Wujud pengabdian pada
masyarakat
Ordinal
Kompetensi (KP) 1. Jenjang pendidikan
2. Penguasan IT dan Bahasa Asing
3. Keingintahuan tentang issue-isue
terbaru
4. Penguasan disiplin ilmunya
Ordinal
Komitm
ent
organisa
si
Affective
Commitment
(AC)
1. Bangga sebagai anggota institusi
2. Peduli dengan nasib institusi
3. Terikat secara emosional
4. Menghabiskan sisa karir
Ordinal Meyer
dan
Allen
(1991)
Continuance
Commitment
(CC)
1. Membutuhkan pekerjaan
2. Memerlukan pengorbanan pribadi
3. Sulit mencari pekerjaan lain
4. Sulit meninggalkan institusi
Ordinal
Normative
Commitment
(NC)
1. Bersifat loyal
2. Perilaku etis
3. Turn over
4. Merasa bijaksana
Ordinal
Kepuasa
n Kerja
Gaji (GJ) 1. Gaji lebih baik dari institusi lain
2. Gaji sesuai dengan tanggungjawab
3. Memperoleh tunjangan yang
memadai
Ordinal Locke
dalam
Ruby at
all.
(2012) Karir (KR) 1. Proses karir yang jelas
2. Peluang untuk meningkatkan karir
3. Aturan jelas tentang peningkatan
karir
4. Promosi jabatan tidak pilih kasih
Ordinal
Pekerjaan (PK) 1. Merasa puas dengan pekerjaan
2. Lebih puas dari orang lain
3. Lebih menyukai dibanding rekan
lainnya
4. Menikmati pekerjaan saat ini
Ordinal
Rekan kerja
(RK)
1. Rekan kerja membantu dalam
pekerjaan
2. Rekan kerja mengajari dalam hal
kerjaan
3. Rekan memberikan semangat
Ordinal
Pimpinan (PP) 1. Mendengan keluhan
2. Memberikan solusi
3. Memberikan motivasi
Ordinal
Prosiding Seminar Nasional ISBN : 978-602-17225-0-3
Forum Bisnis & Keuangan I, Th. 2012 halaman 822
Operasionalisasi variabel
Penelitian ini menggunakan teknik pemilihan sampel berdasarkan purposive
sampling, dimana dalam penelitian ini elemen populasi yang dipilih berdasarkan
pertimbangan - pertimbangan tertentu. Elemen dalam penelitian ini ditentukan
berdasarkan pertimbangan akuntan pendidik yang mengajar di Universitas
Pancasila.
Uji Validitas dilakukan dengan maksud untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut. Pengujian vadilitas instumen dalam penelitian ini menggunakan SPSS 19
for windows.. Hasil Uji validitas menunjukkan bahwa kuesioner valid memiliki t
hitung > t tabel, hal ini berarti bahwa seluruh instrument adalah valid (Ghazali,
2005)
Pengujian reabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap kuesioner tersebut adalah konsisten dan waktu ke
waktu. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini digunakan reliabilitas gabungan
(composite realibility). Suatu kuesioner. Kuesioner yang reliabel memiliki
Crombach alpha lebih dari 0,6 (Ghazali, 005)
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif Analisis
kuantitatif dilakukan dengan menggunakan teknik statistik untuk uji hipotesis.
Teknik statistik yang digunakan adalah Partial least Quared (PLS) yang diolah
dengan smartpls 2,0.
Uji Validitas, (1) Convergent Validity, merupakan pengukuran kesesuaian
antara indikator yang ditentukan dalam model sebagai pembentuk variabel laten
yang dibangun dalam penelitian. Convergent Validity dari model pengukuran
dengan indikator yang bersifat refleksif dapat dilihat dari outer loading factor,
yang dicerminkan dari nilai original sample estimate dari tiap indikator
pembentuk variabel laten. Nilai outer loading factor indikator sebesar 0,50
dikategorikan valid untuk penelitian tahap awal; (2) Discriminant Validity,
4. Memberikan dukungan sarana dan
prasarana
Kinerja
Akuntan
Pendidik
Pengajaran
(KPJ)
1. Penilaian baik dalam pembelajaran
2. Rata-rata nilai mahasiswa baik
3. Melakukan pengembangan bahan
ajar
4. Orasi ilmiah
ordinal Dikti
Pedoman
Beban
Kerja
Dosen
2010
Penelitian
(KPL)
1. Menghasilkan penelitian
2. Hasil penelitian dipublikasikan
3. Frekuensi penelitian persemester
4. Penelitian di patenkan
Ordinal
Pengabdian
(KPD)
1. Melaksanakan pengabdian
masyarakat
2. Frekuensi Pengabdian
Masyarakat
3. Manfaat pengabdian bagi
masyarakat
Ordinal
Prosiding Seminar Nasional ISBN : 978-602-17225-0-3
Forum Bisnis & Keuangan I, Th. 2012 halaman 823
merupakan pengukuran kesesuaian antara indikator yang ditentukan dalam model
sebagai pembentuk tiap variabel laten yang dibangun dalam penelitian.
Discriminant validity dalam model pengukuran dilakukan dengan mengevaluasi
korelasi antara indikator variabel laten terhadap kemungkinan bersinggungan
(overlap) dengan variabel laten yang lainnya. Pada model pengukuran ini, nilai
korelasi indikator dalam variabel laten yang dibentuk semestinya lebih besar dari
pada nilai korelasi terhadap variabel laten lainnya, hal ini dapat dilihat dari nilai
cross loading. Pengukuran kedua adalah dengan perbandingan antara besaran
loading indikator variabel satu terhadap indikator variabel lain dan dilihat dari
perbandingan nilai Average Variance Extracted (AVE) antar variabel laten. Nilai
average variance extracted yang mengukur varian di luar kesalahan pengukuran,
akan menerima penggunaan konstruk dengan batasan nilai lebih besar dari 0,50.
Uji reliabilitas, Uji digunakan untuk mengukur konsistensi internal alat ukur. Uji
reliabilitas yang digunakan adalah reliabilitas komposit, merupakan pengukuran
internal consistency atau reliabilitas blok indikator dari variabel laten yang
dibangun dalam penelitian ini. Evaluasi atas nilai reliabilitas digunakanan
cronbachs alpha dan composite reliability. Suatu variabel dikatakan reliable bila
nilai cronbachs alpha dan model composite reliability di atas 0,50
Model Struktural Dalam PLS
Model struktural dalam PLS disebut dengan inner model yang dievaluasi
dengan menggunakan R2
untuk konstruk dependen (endogen), nilai koefisien path
atau t values tiap path untuk uji signifimasi antar konstruk dalam inner model.
Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel
independen terhadap variabel dependen. Semakin tinggi nilai R2 berarti semakin
baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan. Nilai koefisien path atau
inner model menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis. Skor
koefisien path yang ditunjukkan oleh nilai t statistik dibandingkan dengan nilai t
tabel, dan penilaian R2 (diatas 10 persen) yang mencerminkan kekuatan prediksi
dari keseluruhan model (Imam Ghozali, 2009). Uji t sekaligus untuk menguji
hipotesa parsila dan nilai R untuk menguji hipotesa simultan
Uji Hipotesa
Uji hipotesa hipotesa parsial digunakan uji t untuk.. Nilai koefisien path
atau inner model menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis.
Skor koefisien path yang ditunjukkan oleh nilai t statistik dibandingkan dengan
nilai t tabel. Hipotesa diterima jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel
Hasil dan Pembahasan
Uji Validitas
Uji ini bertujuan melihat indikator-ndikator yang membentuk variabel
laten telah valid atau belum. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini
ada 2 yaitu convergent vadility dan dikriminant validity. Hasil uji validitas model
dengan convergent vadility tersebut dapat dilihat gambar 1 berikut :
Prosiding Seminar Nasional ISBN : 978-602-17225-0-3
Forum Bisnis & Keuangan I, Th. 2012 halaman 824
Gambar 1
Hasil Uji Validitas convergent vadility Model Tahap I
Gambar 1 memperlihatkan beberapa indikator yang membentuk variabel
kontruk masih belum valid karena nilai faktor loading lebih kecil dari 0,5; yaitu
NC, PIM, dan PJ. Untuk itu dilakukan uji validitas ulang dengan membuang
indikator-indikator tersebut. Hasil Uji tersebut dapat dilihat pada gambar 4.2. Pada
gambar ini semua indikator telah memiliki factor loading diatas 0,5 maka seluruh
indikator dikatakan valid.
Gambar 2
Uji Validitas Model convergent vadility Tahap II
Uji Validitas model dengan dikriminat validiy juga menunjukkan semua
indikator valid membentuk variabel konstruknya karena memiliki nilai cross
loading lebih tinggi membentuk variabel konstruknya dibandingkan dengan
variabel konstruk lainnya (lihat tabel 2)
Prosiding Seminar Nasional ISBN : 978-602-17225-0-3
Forum Bisnis & Keuangan I, Th. 2012 halaman 825
Tabel 2
Uji Validitas Konstruk Dengan Diskriminat Validity
INDIKATOR PROFESIO
NALISME
KOMITMEN
ORGANISASI
KEPUASAN
KERJA KINERJA
DD 0.98 -0.82 -0.76 0.78
KP 0.98 -0.63 -0.88 0.57
KS 0.99 -0.69 -0.89 0.62
AC -0.29 0.71 -0.19 -0.81
CC -0.77 0.80 0.62 -0.60
GJ -0.55 0.31 0.75 0.02
KR -0.43 -0.29 0.75 0.25
PRK -0.93 0.48 0.95 -0.43
KNP 0.76 -0.65 -0.47 0.79
KNPKM 0.70 -0.97 -0.26 0.98
KNPL 0.20 -0.67 0.25 0.73
Uji digunakan untuk mengukur konsistensi internal alat ukur (reliable) .
Hasil uji menunjukkan seluruh variabel reliable, hal ini dapat dilihat nilai
cronbachs alpha di atas semuanya di atas 0,5 (tabel 3).
Tabel 3
Hasil Uji Reabilitas Model
Variabel AVE Composite
Reliability
Cronbachs
Alpha Communality
PROFESIONALISME 0.966 0.988 0.982 0.966
KOMITMEN
ORGANISASI 0.571 0.726 0.252 0.571
KEPUASAN KERJA 0.675 0.860 0.768 0.675
KINERJA 0.706 0.876 0.781 0.706
Hasil uji hipotesa parsial menunjukkan hipotesa H1, H2, H3, dan H6
diterima karena karena nilai t hitung lebih besar dari 1,96 sedangkan hipotesa H4
ditolak (tabel 4).
Tabel 4
Hasil Uji Hipotesa (H1,H2,H3,H4 dan H5)
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/
STERR|)
PROFESIONALISME
KOMITMEN
ORGANISASI
-0.728 -0.733 0.082 0.082 8.918
PROFESIONALISME
KEPUASAN KERJA -0.854 -0.863 0.029 0.029 29.033
PROFESIONALISME
KINERJA 1.602 1.609 0.242 0.242 6.616
Prosiding Seminar Nasional ISBN : 978-602-17225-0-3
Forum Bisnis & Keuangan I, Th. 2012 halaman 826
KOMITMEN
ORGANISASI
KINERJA
-0.157 -0.157 0.161 0.161 0.979
KEPUASAN KERJA
KINERJA 1.221 1.222 0.175 0.175 6.973
Berdasarkan nilai R2
(table 5) Variasi nilai biaya keagenan yang
diakibatkan variabel monitoring internal dan eksternal sebesar 47,4 % dan sisanya
variabel lain di luar penelitian ini. Variasi nilai kebijakan deviden yang
diakibatkan variabel monitoring internal, eksternal dan biaya keagenan 16,7 %
dan sisanya variabel lain di luar penelitian. Hasil ini sekaligus menunjukkan
hipotesa H6 dan H7 diterima.
Tabel 5
Nilai R Square
R Square
KEPUASAN KERJA 0.730
KINERJA 0.980
KOMITMEN ORGANISASI 0.530
Hipotesa H1 diterima artinya ada pengaruh profesionalisme dengan
komitmen organisasi. Hasil penelitian mendukung Khimah, (2005); Bogler dan
Somach (2004), Evi (2003). Pengaruh tersebut negatif artinya akuntan pendidik
yang professional memiliki komitmen rendah terhadap institusinya. Hal dikarena
akuntan yang professional merasa dapat dengan mudah pindah profesi menjadi
akuntan lain misalnya akuntan internal atau menjadi akuntan publik.
Hipotesa H2 diterima ada pengaruh profesionalisme dengan kepuasan kerja.
Pengaruh tersebut negatif artinya akuntan pendidik yang professional memiliki
kepuasan kerja rendah. Hal ini disebabkab akuntan pendidik yang professional
memiliki tuntutan kepuasan kerja tinggi sehingga selalu merasa kurang puas. Hal
ini sejalan dengan hasil penelitian Khikmah (2005) yang menyatakan kepuasan
kerja rendah akan meningkatkan akuntan untuk pindah kerja. Hipotesa H3
diterima ada pengaruh profesionalisme dengan kinerja. Pengaruh tersebut positif
artinya akuntan pendidik yang professional memiliki kinerja yang tinggi. Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Cohen dan Kol, 2004 dan Rizvi dan Elliot, 2005.
Hipotesa H4 ditolak artinya todak ada komitmen dengan kinerja. Hal ini
dapat dimengerti karena akuntan merasa dapat dengan mudah pindah profesi
menjadi akuntan lain misalnya akuntan internal atau menjadi akuntan publik
akuntan sehingga memiliki komitmen rendah dan tentunya tidak mempengaruhi
kinerjanya. Hipotesa H5 diterima ada pengaruh kepuasan kerja dengan kinerja.
Pengaruh tersebut positif artinya akuntan pendidik yang puas dalam pekerjaannya
memiliki kinerja yang tinggi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Edward at
al., 2008); Ng, dan Sambasivan (2011).
Prosiding Seminar Nasional ISBN : 978-602-17225-0-3
Forum Bisnis & Keuangan I, Th. 2012 halaman 827
Simpulan dan Saran
Kesimpulan penelitian sebagai berikut : (1) Hipotesa H1 diterima artinya
ada pengaruh profesionalisme dengan komitmen organisasi; (2) Hipotesa H2
diterima ada pengaruh profesionalisme dengan kepuasan kerja; (3) Hipotesa H3
diterima ada pengaruh profesionalisme dengan kinerja; (4) Hipotesa H4 ditolak
artinya todak ada komitmen dengan kinerja; (5) Hipotesa H5 diterima ada
pengaruh kepuasan kerja dengan kinerja.
Masih perlu dilakukan penelitian yang lebih dalam lagi pada faktor-faktor
lain dalam mempengaruhi kinerja akuntan pendidik khususnya dalam membentuk
tingkat pendidikan, lingkungan kerja, harmonisasi dan gender. Melakukan
penelitian pada objek yang lebih luas dari beberapa daerah lain atau universitas
lain yang memiliki budaya organisasi serta lingkungan kerja yang berbeda.
Menggunakan pengukuran teknik sampel yang lain seperti sampel acak berstrata
disproporsional. Dapat menggunakan teknik analisis yang lain dalam menggali
lebih dalam tentang kinerja akuntan pendidik.
Daftar Pustaka
Bogler, Ronit . Anit Somach. 2004. Influence of teacher emprowerment on
teachers' organizational commitment, professional commitment and
organizational citizenship behavior in schools. Journal Teaching and
Teacher Education. Vol. 20 No. 2, pp: 277-287
Bowling, Nathan A. 2007. Is job satisfaction — job performance relationship
spurious? A meta analytic examination. Journal of Vocational Behavior.
Vol. 71. No. 2, pp: 167-185
Boyt, Thomas E, Robert F Luschh dan Gillian Naylor, 2001. The Role of
Profesionalism in Determining Job Satisfaction in Profesional Services.
Journal of Service Research, Vol.3, No.4,pp.321-33
Brewer, E., Navenberg Lapopolo. 2003. Future intention of registered nurses
employed in the Western New York Labor Market; Relationship among
demographic, economic and attitudinal factors. Journal Applied Nursing
Research. No. 16, pp : 144-155
Chiu, Su-Fen; Chen, Hsiao-Lan. 2005. Relationship between job characteristic
and organizational citizenship behavior : the meditational role of job
satisfaction Social Behavior and Personality: an international journal,
Volume 33, Number 6, 2005 , pp.
Chughtai, AA and Zafar,S. 2006. Antecedents and consequences of organizational
commitment among Pakistani university teachers. Applied Human Research
Management Research., 11 (1) (2006), pp. 39–64
Cohen, Aaron dan Yardena Kol, 2004. Profesionalism and Organizational
Citizenship Behavior", Journal of Managerial Psichology, ABVINFORM
Global, Vol. 19, No.4,pp.386-405
Edward, B.D. S. Bell. J.W. Arthur. A.D Decuir. 2008. Relatinship between facet
of job satisfaction and task and contextual performance. Journal Applied
phychology. No. 57, pp: 441-465
Prosiding Seminar Nasional ISBN : 978-602-17225-0-3
Forum Bisnis & Keuangan I, Th. 2012 halaman 828
Ikhsan, Arfan dan Ishak Muhammad. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta:
Salemba Empat.
Jones, Keith T., Steven Hunt, Clement C. Chen. 2008. Auditors performance
evaluations : An experimental analysis of the task
Khikmah, Siti Noor. 2005. Pengaruh profesionalisme terhadap keinginan
berpindah dengan komitmen organisasi dan kepuasan kerja sebagai variabel
intervening. Jurnal Maksi, Vol 5. No 2 pp 140-159
Kim, WG., Leons Y.k. Lee., 2005. Effect of service orientation on job
satisfaction, organizational commitment and intention of leaving in a causal
dining chain restaurant. Journal Hospitality Management. Vol 24. No. 2, pp
171-193
Kim, Woo Gon., Robert A. Brymer. 2011. The effect of ethical leadership on
manager satisfaction, commitment behavioral outcomer dan firm
performance. International Journal of Hospitality Management. Vol. 30. No.
4, pp : 1020 -1026
Kalbers, L.P dan Timothy J. Forgarty, 1995. Profesional and it consequences: a
study of internal auditors, auditing . Journal of Practice and Theory
(Spring), Vol 14 No.1: 64-85
Kwon, Ik Whan dan Banks Doyle W., 2004. Factors related to the ornizational
and professional commimtnet of internal auditors. Managerial auditing
journal. Vol 19. No. 5, pp 606- 622. Lekatompessy, J.E. (2003). Hubungan Profesionalisme dengan konsekuensinya: Komitmen
Organisasional, Kepuasan Kerja, Prestasi Kerja dan Keinginan Berpindah (Studi
Empiris di Lingkungan Akuntan Publik). Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.5,
No.1, April, hlm.69–84.
Lu, Kuei Yun., Liang Chih Chang, Ho Lang Wu. 2007. Relationship between
professional commitment, job satisfaction and work stress in Public Healt
Nurses in Taiwan. Journal of professional Nursing. Vo. 23. No. 2, pp: 110 -
116
Muliawan, Agung D., Peter F. Green., David A. Robb. 2009. The turnover
intentions of information systems auditor. International Journal of
Accounting Information System. Vol 10 . No. 3 : PP 117-136
Meyer, J and N. Allen. 1984. Testing the "side bet theory of organizational
commitment : Some methodological considerations, Journal of Applied
Psychology 69 : 372-378
Namasivayam, Karthiak., Xinyuan Zhao. 2007. An investigation of the
moderating effect of organizational commitment on the relationship between
work- family conflict and job satisfaction among hospitality employees I
India. Journal Torism Management. Vol 28. NO. 25, pp : 1212-1223
Ng, Siew Imm. Murali Sambasivan . 2011. Antecents and outcomers of flight
antecedents job satisfaction. Journal of air transport management. Vol 17
No. 5, pp : 309-313
Ngunia, S, Sleegers, P, Denessen, E. 2006). Transformational and Transactional
Leadership Effects on Teachers’ Job Satisfaction. Organizational
Commitment, and Organizational Citizenship Behavior in Primary Schools:
Prosiding Seminar Nasional ISBN : 978-602-17225-0-3
Forum Bisnis & Keuangan I, Th. 2012 halaman 829
The Tanzanian case School Effectiveness and School Improvement, 17 (2)
(2006), pp. 145–177
Ramayah, T dan Aizzat Mohd. Nasurdin, (2003), Job Satisfaction and
Organizational Commitment: Differential Effects Ror Men and Women,
Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol.5,No.1 : pp. 75-90.
Rizvi, Meher dan Bob Elliot, 2005. Teachers Perceptions of Their Profesionalism
in Government Primary Schhols in Karachi, Pakistan. Australian Teacher
Education Association . Vol 13. No. 1 pp 35-52
Sagie, Abraham dan Moshe Krausz, 2003, What Aspects of The Job Have Most
Effect on Nurse, Human Resource Management Journal, ABI/INFORM
Global, Vol. 13, No. 1, pp.46-62
Shafer, William E, L.Jane Park, dan Woody M Liao, 2002, Profesionalism,
Organizational-Profesional Conflict and Work Outcomes, Accounting,
Auditing dan Accountability Journal, Vol. 15, No. 1, pp.46-68
Shaw, Jason D., Delery, John E., Abdulla, Mohammed. 2003. Organizational
commitment and performance among guest workers and citizens of an Arab
country. Journal of Business Researvh Vol. 56 : p 1021-1030
Sudday, Roy., Yves Gedron., Helen Lam. 2009. The organizational context of
profesionalism in accounting. Vol. 34_ Issue 3-4 : pp 409-429
Trisnaningsih, Sri. 2003. Pengaruh komitment terhadap kepuasan kerja auditor
motivasi sebagai variable intervening (studi empiris pada Kantor Akuntan
Publik Sawa Timur). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 6. No. 2 pp:
199-216
Yamamura, Jeanne H., Stedhan, Yvonne E., dan Satoh, Michimana. 2004.
Accountants in Japan : culture, organizational factors and job satisfaction.
International journal of accounting, auditing and performance evaluation.
Vol. 1 No.1 pp 85-102
Yucel, Ilhami., Bektas, Certin. 2012. Job satisfaction, organizational commitment
and demographic Characteristics among Teachers in Turkey : Younger is
Better?. Procedia- Social and behavioral Sciences. Vol 66 PP; 1598-1608