PENGARUH PERUBAHAN KONDISI LINGKUNGAN …ppi.kim.lipi.go.id/download/prosiding/2016/38. Pengaruh...
Transcript of PENGARUH PERUBAHAN KONDISI LINGKUNGAN …ppi.kim.lipi.go.id/download/prosiding/2016/38. Pengaruh...
PENGARUH PERUBAHAN KONDISI LINGKUNGAN TERHADAP
NILAI TEKANAN YANG DIBANGKITKAN OLEH STANDAR
PRESSURE BALANCE
Adindra Vickar Ega, R.Rudi Anggoro Samodro
Pusat Penelitian Metrologi – LIPI
Kompleks PUSPIPTEK Gedung 420, Setu, Tangerang Selatan, 15314
INTISARI
Kondisi lingkungan masuk kedalam salah satu aspek persyaratan teknis laboratorium pengujian dan kalibrasi yang perlu dijaga, sebagai upaya untuk menjamin mutu pengukuran yang dilakukan, sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025: 2008 Klausul 5.3 tentang Kondisi akomodasi dan kondisi lingkungan.Dalam penelitian ini, dilakukan simulasi variasi parameter kondisi lingkungan terhadap perhitungan nilai tekanan standar Pressure Balance pada saat estimasi dan kalibrasi RPM4 A280M pada rentang 100 MPa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui parameter kondisi lingkungan yang memiliki kontribusi terbesar terhadap deviasi nilai tekanan standar. Analisis dilakukan dengan menghitung deviasi nilai tekanan standar terhadap perubahan tiap-tiap parameter kondisi lingkungan, pada kondisi maksimum dan minimumnya, berdasarkan data pengukuran. Selain itu, dilakukan evaluasi terhadap korelasi antar parameter parameter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu piston dan suhu ruang merupakan parameter kondisi lingkungan yang memberi kontribusi terbesar terhadap deviasi nilai standar tekanan, Pressure Balance, yakni masing-masing sebesar 9 x 10-6 (baca ppm- parts per million) dan 0,57 x 10-6 (baca ppm parts per million) of reading per derajat Celcius. Selain kondisi lingkungan, pengaruh suhu piston juga dievaluasi, dan menghasilkan deviasi sebesar 9 ppm per derajat Celcius. Tingkat korelasi suhu piston terhadap suhu ruangan adalah sebesar 0,98 dan 0,95, hal ini meandakan bahwa ada parameter yang mempengaruhi perubahan suhu piston, selain dari perubahan suhu ruangan. Dari hasil kalibrasi, dapat disimpulkan bahwa perubahan densitas udara sebagai akibat perubahan kondisi lingkungan bukan merupakan komponen utama yang berkontribusi terhadap deviasi tekanan standar Pressure Balance, karena ada korelasi antar parameter lain dengan kondisi lingkugan, sehingga kondisi lingkungan perlu dijaga sesuai dengan persyaratan untuk menjamin hasil pengukuran yang dilakukan.
Kata kunci: kondisi lingkungan, variasi, deviasi, tekanan standar, pressure balance
ABSTRACT
Environmental condition is the technical requirements for testing and calibration laboratory that need to be controlled, as the effort to assure the measurement quality, according to the SNI ISO/IEC 17025:2008 Clause 5.3 for Accommodation and environmental conditions. In this study, variation of environmental conditions has been done for the pressure standard calculation, during the estimation and during the calibration of RPM4 A280M Range 100 MPa, to investigate which parameter gives the largest contribution to the deviation of the pressure standard. Analysis has been done by calculating the deviation of the pressure standard, when every parameter is changed into its maximum and minimum value, and also how its correlation. The results shows that piston temperature and room temperature is the environmental condition parameter that gives the largest contribution to the pressure standard deviation, with 9 ppm and 0,57 ppm (parts per million) per degree Celcius, respectively with the correlation value of 0,98 and 0,95 when the piston is not working and working respectively. From the calibration results, it can be concluded that air density change as the result of environmental condition change is not the main component that gives the largest contribution to the pressure deviation standard. However, the parameters must be controlled as its requirement, to ensure the measurement results.
Keywords: environmental condition, variation, deviation, pressure standard, pressure balance
1. PENDAHULUAN
Kondisi lingkungan merupakan salah satu persyaratan teknis bagi laboratorium
pengujian dan kalibrasi untuk diimplentasikan sebagai upaya untuk menjamin mutu tiap
pengukuran yang dilakukan, sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025: 2008 Klausul 5.3 tentang
Kondisi akomodasi dan kondisi lingkungan. Dalam proses implementasinya, laboratorium
harus memantau, mengendalikan, merekam, dan menetapkan toleransi kondisi lingkungan
sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh spesifikasi peralatan, metode dan prosedur yang
relevan bila kondisi tersebut mempengaruhi mutu hasil pengukuran[1].
Di dalam lingkup kalibrasi tekanan, Pressure Balance sebagai standar primer
tekanan, merupakan salah satu alat ukur yang dapat dipengaruhi oleh parameter kondisi
lingkungan. Perubahan kondisi ruang kalibrasi akan mengakibatkan perubahan nilai
komponen gaya dan luasan efektif piston-silinder, sehingga nilai tekanan yang dihasilkan
Pressure Balance akan berubah. Perubahan kondisi ruang kalibrasi juga dapat
mengakibatkan perubahan nilai estimasi massa tambahan yang perlu ditambahkan pada
massa pembeban Pressure Balance, untuk mendapatkan tekanan aktual standar yang
mendekati tekanan nominal dalam proses kalibrasi dengan tingkat keakurasian yang
tinggi. Perbedaan nilai tekanan aktual standar dan nominal akibat perubahan kondisi
lingkungan pada proses kalibrasi, akan menyebabkan error atau koreksi hasil pengukuran
menjadi besar, sehingga pengaruh kondisi lingkungan tersebut perlu diinvestigasi lebih
dalam, mengingat kondisi ruangan selalu berubah sewaktu proses kalibrasi.
Makalah ini akan menjelaskan pengaruh masing-masing parameter kondisi
lingkungan (suhu ruang, kelembaban relatif, tekanan atmosfer) dan suhu piston, terhadap
perubahan nilai tekanan standar yang dihasilkan Pressure Balance, parameter kondisi
lingkungan yang paling signifikan terhadap perubahan nilai tekanan standar sehingga
dapat dilakukan pengendalian khusus untuk parameter kondisi lingkungan tersebut,
kecuali parameter tekanan atmosfer.
2. TEORI DASAR
Pressure Balance merupakan standar primer tekanan yang memiliki komponen
piston-silinder, massa pembeban dan massa tambahan, sistem pembangkit tekanan, serta
medium tekanan. Dalam pengoperasiannya, tekanan yang dihasilkan melalui medium
tekanan yang dibangkitkan, akan disetimbangkan oleh gaya yang bekerja pada luasan
efektif piston-silinder seperti pada Gambar 1.
Gambar 1. Standar Primer Tekanan Pressure Balance[2]
Nilai tekanan yang dibangkitkan oleh Pressure Balance, untuk tipe Hidraulik mode
Gauge, akan mengikuti Persamaan 1:
2011)(
.).(.)1()(
20,0 pn
af
m
aadded
tbpA
VgCgmM
p (1)
Dimana adalah jumlah massa total yang bekerja pada piston-silinder (piston, beban
DWT, bell carrier), madded merupakan massa tambahan, (1- a mi) merupakan efek
buoyansi udara dengan a merupakan densitas udara dan mi merupakan densitas masing-
masing massa (piston, beban DWT, bell carrier, massa tambahan), g merupakan nilai
gravitasi lokal, merupakan tegangan permukaan cairan medium pada dinding
permukaan piston-silinder, merupakan keliling piston, V merupakan volume buoyansi
piston, A0,20 merupakan luasan piston-silinder pada tekanan nol dan pada suhu referensi
20 C, kemudian b
piston-silinder, tp merupakan suhu piston-silinder saat operasi [3],[4].
) berkontribusi dalam efek buoyansi udara pada massa
pembeban dan massa tambahan yang memberi gaya pada luasan efektif piston-
silinder, serta efek volume buoyansi untuk piston memiliki bentuk khusus, misalkan
piston yang memiliki stopper di bagian dasarnya. Perhitungan nilai densitas udara
dengan menggunakan formula BIPM, seperti yang ditunjukkan pada Persamaan 2
berikut ini .
r
tatm
at
eHbarp r
15,273
(%)009024,0)(48,348 0612,0
(2)
Dari Persamaan 2, tampak bahwa nilai densitas udara dipengaruhi oleh tekanan
atmosfer (p ), kelembaban relatif (H(%)), serta suhu ruang (t ). Dalam menjaga
kondisi lingkungan laboratorium, suhu ruang dan kelembaban relatif dapat
dikendalikan dengan menggunakan air conditioner (AC) dan humidifier /
dehumidifier. Parameter tekanan atmosfer tidak dapat dikendalikan, karena
bergantung pada jumlah molekul udara yang berubah seiring dengan perubahan
ketinggian permukaan laut akibat pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari
dengan bumi.
) berkontribusi didalam efek volume buoyansi serta koreksi
tekanan terhadap perbedaan ketinggian level acuan antara standar dengan UUT (Unit
Under Test). Medium tekanan pada Pressure Balance )
masing-masing, tergantung jenis fluida yang digunakan. Untuk medium tekanan
berupa oli Sebacate pada Pressure Balance Hidraulik, memiliki nominal densitas
914 kg/m pada suhu ruang 20 C dan tekanan atmosfer 1 bar. Namun, seiring dengan
perubahan kondisi lingkungan, nilai densitas fluida akan berubah sesuai dengan
Persamaan 3 berikut ini .
]'00008,01[}]202/){(00078,01[)1,20( pttbarC rpff (3)
(20 C,1bar) adalah nilai nominal densitas fluida oli pada suhu ruang 20 C
dan tekanan atmosfer 1 bar, t merupakan suhu piston-silinder ( C), t merupakan
suhu ruang ( C), dan p merupakan estimasi tekanan dalam satuan bar.
3. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan cara mengestimasi tekanan melalui perhitungan nilai
tekanan aktual standar menggunakan software kalibrasi tekanan sesuai dengan prosedur
I.MM.3.04 Laboratorium Tekanan Puslit Metrologi LIPI yang mengacu pada DKD-R 6-
1:2003 dan EURAMET/cg-17/v.01, untuk kalibrasi alat ukur tekanan (Pressure
Measuring Device) [6],[7],[8].
Gambar 2. Estimasi Tekanan dengan Software Kalibrasi I.MM.3.04[6]
Estimasi perhitungan nilai tekanan aktual standar dilakukan pada kondisi
lingkungan yang ideal di laboratorium tekanan Puslit Metrologi LIPI yakni pada suhu
ruang (tr) 20 C, kelembaban relatif (H(%)) 55%, dan suhu piston (t ) 20 C, dari
toleransi kondisi lingkungan, untuk suhu (20 C ± 2 C), dan kelembaban relatif (55%
± 10%). Estimasi perhitungan nilai tekanan aktual standar kemudian dilakukan pada
kondisi lingkungan ekstrim maksimum hingga minimum sebagai perbandingan terhadap
kondisi lingkungan ideal dan kondisi lingkungan aktual saat pengambilan data. Titik ukur
yang digunakan sesuai dengan rentang ukur UUT yang hendak dikalibrasi, dimana dalam
penelitian ini diambil tiga titik ukur, yaitu 10 MPa, 50 MPa, dan 100 MPa.
Gambar 3. Setup kalibrasi RPM4 A280M dan pencatatan kondisi lingkungan
Pencatatan kondisi ruang kalibrasi dan suhu piston dilakukan pada pagi dan sore
hari, untuk mengetahui perubahan kondisi lingkungan selama proses kalibrasi. Dengan
demikian, dapat diketahui perbedaan nilai tekanan aktual standar pada kondisi lingkungan
ideal dengan kondisi lingkungan pada saat proses kalibrasi, serta pengaruh dari masing-
masing parameter kondisi lingkungan (tr , H(%), pamb, tp) terhadap perbedaan nilai tekanan
aktual standar tersebut. Pengamatan antara suhu ruang dan suhu piston juga dilakukan
dalam penelitian ini, untuk mengetahui korelasi antara keduanya, sehingga dapat diambil
kesimpulan, khususnya bagi laboratorium yang tidak mengukur suhu ruang atau tidak
mengukur suhu piston.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil estimasi yang dilakukan melalui variasi parameter kondisi lingkungan
dari toleransi minimum hingga maksimum, didapatkan hasil sebagai berikut ini:
Gambar 4. Variasi suhu ruang kalibrasi terhadap beda Pstd dan Densitas Udara
Gambar 4 menunjukkan variasi perubahan suhu ruangan kalibrasi terhadap beda
tekanan aktual dengan nominal, dan nilai densitas udara. Perubahan relatif beda tekanan
aktual-nominal yang dihasilkan DWT akibat beda suhu ruang kalibrasi sebesar 4 derajat
adalah 2,3 ppm pada seluruh rentang tekanan 10-100 Mpa (2,3 ppm of reading), sehingga
tekanan berubah 0,57 ppm per derajat celcius. Sedangkan, untuk perubahan relatif densitas
udara akibat beda suhu ruang kalibrasi sebesar 4 derajat adalah 1,6 % pada seluruh rentang
tekanan 10-100 Mpa, sehingga densitas udara berubah 0,4 % per derajat celcius
Gambar 5. Variasi kelembaban relatif ruang terhadap beda Pstd dan Densitas Udara
Gambar 5 menunjukkan variasi perubahan kelembaban relatif ruangan kalibrasi
terhadap beda tekanan aktual dengan nominal, dan nilai densitas udara. Perubahan relatif
tekanan yang dihasilkan DWT akibat perubahan kelembaban relatif ruang kalibrasi sebesar
20% adalah 0,26 ppm pada seluruh rentang tekanan 10-100 Mpa (of reading), sehingga
tekanan berubah 0,013 ppm per %RH. Perubahan relatif densitas udara akibat perubahan
kelembaban ruang kalibrasi sebesar 20% adalah 0,18 % pada seluruh rentang tekanan 10-
100 Mpa, sehingga densitas udara berubah 0,009% per %RH
Gambar 6. Variasi tekanan atmosfer ruang terhadap beda Pstd dan Densitas Udara
Gambar 6 menunjukkan variasi perubahan tekanan atmosfer ruang kalibrasi
terhadap beda tekanan aktual dengan nominal, dan nilai densitas udara. Perubahan relatif
tekanan yang dihasilkan DWT akibat perubahan tekanan ruang kalibrasi sebesar 9 hPa
adalah 1,35 ppm pada seluruh rentang tekanan 10-100 Mpa, sehingga tekanan berubah
0,15 ppm per hPa. Perubahan relatif densitas udara akibat perubahan tekanan ruang
kalibrasi sebesar 9 hPa adalah 0,9% pada seluruh rentang tekanan 10-100 Mpa, sehingga
densitas udara berubah 0,1% per hPa
Gambar 7. Variasi suhu piston terhadap beda Pstd
Gambar 7 menunjukkan variasi perubahan tekanan atmosfer ruang kalibrasi
terhadap beda tekanan aktual dengan nominal. Perubahan relatif tekanan yang dihasilkan
DWT akibat perubahan suhu piston sebesar 2 derajat adalah 18 ppm pada seluruh rentang
tekanan 10-100 Mpa, sehingga tekanan berubah 9 ppm per derajat celcius.
Dari hasil analisis mengenai variasi kondisi ruangan terhadap nilai tekanan yang
dibangkitkan oleh standar Pressure Balance diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
parameter Suhu Piston memiliki kontribusi terbesar terhadap perubahan nilai tekanan
standar sebesar 9 ppm of reading per derajat celcius, disusul oleh parameter suhu ruang
sebesar 0,57 ppm of reading per derajat celcius, parameter tekanan atmosfer ruang sebesar
0,15 ppm of reading per hPa, dan parameter kelembaban relatif dengan 0,013 ppm of
reading per %RH. Hasil tersebut bersesuaian dengan parameter yang berkontribusi
terbesar di dalam perhitungan nilai densitas udara, yakni parameter suhu ruang sebesar
0,4% per derajat celcius, parameter tekanan ruang sebesar 0,1% per hPa, kemudian
parameter kelembaban relatif sebesar 0,009% per %RH. Korelasi parameter suhu piston
dengan suhu ruang akan di investigasi lebih lanjut di bagian akhir makalah ini.
Dalam proses pengambilan data pada penelitian ini, kondisi ruangan cenderung
berubah – ubah, namun tidak melebihi toleransi kondisi ruangan laboratorium sesuai yang
dipersyaratkan (suhu ruang (20 C ± 2 C), dan kelembaban relatif (55% ± 10%),
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Data Kondisi Ruangan dan Hasil Kalibrasi RPM4 A280M Cycle 3
Dari Tabel 1, didapatkan informasi bahwa suhu ruang dan suhu piston
cenderung meningkat, dengan deviasi maksimum suhu masing-masing sebesar 0,93
C dan 0,66 C. Kelembaban udara cenderung menurun dengan deviasi maksimum
sebesar 5,33 %RH, dan tekanan atmosfer ruang kalibrasi cenderung menurun dengan
deviasi maksimum sebesar 3,82 hPa. Tampak bahwa deviasi maksimum nilai
tekanan yang dihasilkan standar Pressure Balance terhadap nominal tekanan
), serta deviasi maksimum penunjukan alat UUT terhadap nilai tekanan
standar, terjadi pada titik tekanan maksimum 100 MPa, walaupun suhu piston dan
suhu ruang masih cenderung naik ketika proses kalibrasi tekanan menurun. Dapat
disimpulkan bahwa, perubahan densitas udara bukan merupakan parameter utama
yang memberikan kontribusi terbesar didalam deviasi tekanan standar. Namun
demikian, perubahan densitas udara sebagai akibat perubahan kondisi lingkungan,
memiliki kontribusi cukup signifikan terhadap perhitungan nilai gaya yang bekerja
pada luasan efektif piston-silinder, sehingga parameter kondisi lingkungan perlu
dijaga sedapat mungkin.
Dari hasil karakterisasi suhu piston dan suhu ruang selama 8 jam dengan
kondisi piston tidak bekerja, didapatkan korelasi suhu piston dengan suhu ruang
kalibrasi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8.
Gambar 8. Korelasi Suhu Piston dan Suhu Ruang saat piston tidak beroperasi
Tampak bahwa seiring dengan bertambahnya waktu, suhu piston dan suhu ruang
cenderung meningkat dengan laju peningkatan yang relatif sama. Tingkat korelasi antara
suhu piston dan suhu ruang adalah 0,98 yang berarti kedua parameter tersebut saling
memiliki keterkaitan atau berkorelasi. Rata-rata perbedaan suhu piston dan suhu ruang
yaitu sebesar 0,4 C. Metode investigasi ini dapat diterapkan oleh laboratorium untuk
mengetahui parameter suhu piston atau suhu ruang, khususnya jika laboratorium tidak
mengukur suhu piston atau suhu ruang.
Gambar 9. Korelasi Suhu Piston dan Suhu Ruangan pada saat piston beroperasi
Dalam keadaan piston beroperasi, suhu piston dan suhu ruang cenderung
meningkat dengan laju peningkatan yang sama setelah kondisi ruangan stabil pada saat
kalibrasi tekanan naik, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9. Namun, pada saat tekanan
menurun, suhu piston cenderung menurun akibat dekompresi fluida dari tekanan tinggi ke
tekanan rendah. Berbeda dengan suhu ruang yang terus naik seiring dengan lamanya
proses kalibrasi dilakukan. Tingkat korelasi suhu piston dan suhu ruang pada saat piston
beroperasi ini adalah 0,95 yang berarti kedua parameter tersebut juga memiliki keterkaitan
saat kondisi piston bekerja. Perlu kehati-hatian bagi laboratorium di dalam mengestimasi
suhu piston dari parameter suhu ruang ketika tekanan menurun, karena suhu piston
terpengaruh oleh efek dekompresi fluida serta suhu ruang kalibrasi yang terus meningkat.
5. KESIMPULAN
Dari hasil estimasi dan analisis mengenai variasi kondisi ruangan terhadap nilai
tekanan yang dibangkitkan oleh standar Pressure Balance, dapat diambil kesimpulan
bahwa parameter suhu piston dan suhu ruang memiliki kontribusi terbesar terhadap
perubahan nilai tekanan standar masing-masing sebesar 9 ppm dan 0,57 ppm (parts per
million) of reading per derajat celcius dengan variasi suhu sesuai persyaratan kondisi ruang
kalibrasi. Hasil karakterisasi suhu piston dengan suhu ruang pada saat kondisi piston
tidak bekerja dan piston bekerja menunjukkan keterkaitan dengan tingkat korelasi
masing-masing 0,98 dan 0,95 dengan rata-rata deviasi suhu ruang dan suhu piston
sebesar 0,4 C, sehingga metode ini dapat digunakan untuk laboratorium yang tidak
mengukur suhu ruang atau suhu piston di ruang kalibrasinya. Namun demikian, hasil
kalibrasi menunjukkan bahwa perubahan densitas udara sebagai akibat perubahan
kondisi lingkungan, bukan merupakan komponen utama yang memberikan
kontribusi terbesar pada deviasi nilai tekanan yang dibangkitkan oleh standar, tetapi
cukup berpengaruh pada perhitungan komponen gaya sehingga kondisi ruang
kalibrasi perlu dijaga.
6. UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada manajemen Puslit Metrologi
LIPI yang telah memfasilitasi peralatan di laboratorium tekanan, kepada rekan-rekan Sub
Bidang Metrologi Massa, khusunya rekan-rekan laboratorium tekanan, yang telah banyak
memberi saran dan masukan, serta kepada panitia PPI-KIM 42 yang telah memfasilitasi
untuk publikasi hasil penelitian ini.
7. DAFTAR PUSTAKA
[1] -, 2008, SNI ISO/IEC-17025:2008 Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium
Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi, BSN, Jakarta.
[2] Tokihiko Kobata, 2009, Improved methods for comparing gas and hydraulic pressure
balances, Metrologia 46 (2009) 591-598.
[3] Adindra Vickar Ega dan Rudi A.S., 2014, Pengecekan Antara Pressure Balance
Standar Sebagai Implementasi Jaminan Mutu Laboratorium Tekanan Puslit Metrologi
LIPI sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008, Prosiding PPI Standardisasi 2014 hal.
43-54, Jakarta.
[4] Adindra Vickar Ega dan Rudi A.S., 2015, Pengaruh Sensitifitas Massa Tambahan
Terhadap Balancing Mass Pada Metode Cross Float Pressure Balance, Prosiding PPI-
KIM Ke-41 hal. 1-10, Jakarta.
[5] Lewis, S. and Peggs, G., 1992, The Pressure Balance Theory and Practice, National
Physical Laboratory, UK.
[6] -, 2014, I.MM.3.04. Software for Pressure Measuring Device Calibration, Puslit
Metrologi LIPI, Tangerang Selatan.
[7] Publication Reference DKD, DKD-R 6-1: Guidelines of Calibration of Pressure
Gauges.
[8] Publication Reference EURAMET, EURAMET/cg-17/v.01 Guidelines on the
Calibration of Electromechanical Manometers.
HASIL DISKUSI
Tidak ada diskusi.