PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP AKHLAK...

81
i PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP AKHLAK ANAK KELAS VI SDN 4 SIDOREJO KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh SHOLEHAH NIM 093111480 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP AKHLAK...

i

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP

AKHLAK ANAK KELAS VI SDN 4 SIDOREJO

KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

dalam Ilmu Pendidikan Islam

Oleh

SHOLEHAH

NIM 093111480

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Sholehah

NIM : 093111480

Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam

Judul : Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Akhlak Anak Kelas pVI

SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal pTahun

Pelajaran 2010/2011;

menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya.

Semarang, Agustus 2011

Saya yang menyatakan,

Sholehah

NIM 093111480

iii

PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan:

Judul : Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Akhlak Anak Kelas VI

SDN 4 nnnnnnnSidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

Tahun Pelajaran nnnnnnn2010/2011.

Nama : Sholehah

NIM : 093 111 480

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

telah diujikan dalam sidang munaqosah oleh Dewan Penguji dan dapat diterima

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Semarang, ………………

2011.

DEWAN PENGUJI

Ketua, Sekretaris,

Drs. Wahyudi, M.Pd Drs. Sajid Iskandar NIP 19680314 199503 1 001 NIP 19480212 198703 1 001

Penguji I, Penguji II,

Dr. H. Syaifuddin Zuhri, M.Ag H. Mahfud Siddiq, Lc. MA NIP 19580805 198703 1 002 NIP 19690320 199803 1 004

Pembimbing,

Dr. Ruswan, MA

NIP 19680424 199303 1 004

iv

NOTA DINAS

Semarang, 14 Juli 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Akhlak Anak Kelas VI

iiSDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun

iiPelajaran 2010/2011.

Nama : Sholehah

NIM : 093111480

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing,

Dr. H. Ruswan, M.A.

NIP. 1968804 241993 1 004

v

ABSTRAK

Judul : Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Akhlak Anak

mKelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong

mKabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.

Penulis : Sholehah

NIM : 093111480.2011

Pembimbing : DR. Ruswan MA.

Skripsi ini membahas seberapa besar pengaruh perhatian orang tua

terhadap akhlak anak. Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi

anak. Pengembangan akhlak yang baik pada anak akan terasa sulit apabila tidak

diisi bimbingan, pengarahan, pendidikan dan perhatian orang tua. Anak ataupun

siswa dalam meniti tahap dan jenjang kehidupannya membutuhkan bantuan orang

lain, sedangkan orang pertama yang berkewajiban mendidik anak dalam eksistensi

kehidupannya adalah orang tua.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah perhatian

orang tua anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten

Kendal tahun pelajaran 2010/2011? (2) Bagaimanakah akhlak anak kelas VI SDN

4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2010/2011?

(3) Seberapa jauh perhatian orang tua berpengaruh terhadap akhlak anak kelas VI

SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal tahun pelajaran

2010/2011?.

Skripsi ini merupakan kajian penelitian lapangan (Field Research) dan

menggunakan pendekatan kuantitatif dalam memproses data yang terhimpun.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SDN 4 Sidorejo

Brangsong Kendal tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 21 siswa, oleh

sebab itu tidak ada penggunaan sampel dalam skripsi ini.

Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Perhatian orang tua anak kelas VI

SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran

2010/2011 tergolong cukup. Data yang mendukung adalah nilai rata-rata (mean)

variabel orang tua yang memperoleh rata-rata 69,28 yang termasuk dalam kategori

cukup. (2) Akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong

Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 tergolong baik. Data yang

mendukung variabel ini adalah nilai rata-rata (mean) yang diperoleh melalui

perhitungan statistik yaitu sebesar 64,85 dan termasuk dalam kategori baik. (3)

Perhatian orang tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong

Kendal mempunyai pengaruh yang positif dan dapat diterima. Hal ini dibuktikan

dengan hasil analisis lebih besar daripada nilai pada tabel dengan nilai 0,514 >

0,433. (pada tabel disebutkan taraf signifikansi 5% dengan N=21 adalah sebesar

0,433 dan taraf 1% adalah sebesar 0,549).

vi

MOTTO

33. Al Ahzab

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (Al-Ahzab (33) : 21)

vii

PERSEMBAHAN

1. Kedua orang tuaku yang telah mengasuh dan membesarkanku.

2. Suamiku tercinta dan putra-putriku tersayang, yang telah mendampingi

dan mewarnai perjalanan hidupku.

3. Teman-teman mahasiswa seperjuangan, harapan besar semua ini

bermanfaat dan ditulis sebagai Ibadah kepada-Nya. Amien.

viii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala

limpahan berkat rahmat dan hidayahNya dan semata-mata atas kehendakNya

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Salawat beserta salam selalu

terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad saw, yang dengannya dunia ini

diliputi oleh Islam, Ilmu dan Akhlak Mulia.

Banyak tantangan, hambatan dan kesulitan yang setiap saat dihadapi

penulis baik persiapan, pelaksanaan, penyusunan maupun penulisan skripsi ini.

Berkat bantuan dan bimbingan serta motifasi yang penulis dapat dari berbagai

pihak baik yang diberikan secara langsung maupun tidak langsung akhirnya

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Kemudian penulis sampaikan terimakasih kepada pihak yang telah

membantu terselesainya skripsi ini, terutama kepada:

1. Dekan Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo

Semarang.

2. Nasirudin, M.Ag selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.

3. Dr Ruswan MA selaku pembimbing, yang telah memberikan bimbingan

secara optimal dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ngarpiah S.Pd selaku kepala sekolah SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal,

yang telah memberikan izin penelitian.

5. Guru dan siswa kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal yang telah

membantu penelitian ini.

Penulis menyadari dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan

dalam penyusunan skripsi ini, maka kritik dan saran yang membangun sangat

penulis harapkan agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan Islam

maupun masyarakat.

Semarang, Agustus 2011

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………….………..…… i

PERNYATAAN KEASLIAN ……………………………………… ii

PENGESAHAN ……………………………………………...…….. iii

NOTA PEMBIMBING …………………………………………….. iv

ABSTRAK …………………………………………………………. v

MOTTO …………………………………………………………….. vi

PERSEMBAHAN ………………………………………………….. vii

KATA PENGANTAR ……………………………………………… viii

DAFTAR ISI ………………………………………………………... ix

DAFTAR TABEL ……………………………………...…………… x

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………... xi

BAB I PENDAHULUAN …………………………………… 1

A. Latar Belakang ……………………….…………… 1

B. Pembatasan Masalah ……………….……………... 4

C. Rumusan Masalah ………………….……………... 5

D. Manfaat Penelitian ………………………………... 5

BAB II LANDASAN TEORETIS ……………………..…………. 6

A. Kajian Pustaka …………………………………… 6

B. Kerangkan Teoretis ……………………………… 7

C. Rumusan Hipotesis ……………………………… 36

BAB III METODE PENELITIAN ………………………….… 37

A. Jenis Penelitian …………………………………… 37

B. Tempat dan Waktu Penelitian ………………….… 37

C. Populasi Penelitian ………………………………. 38

D. Variabel dan Indikator Penelitian ………………... 38

E. Pengumpulan Data Penelitian ……………………. 39

F. Analisis Data Penelitian ………………………..... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …….. 44

A. Hasil Penelitian ………………………………….. 44

B. Pembahasan ……………………………………… 56

BAB V PENUTUP …………………………………………... 58

A. Simpulan ………………….………………….…... 58

B. Saran …………………….……………………….. 58

Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran

Lampiran 1 : Daftar Siswa Kelas VI

Lampiran 2 : Angket Penelitian

Lampiran 3 : Surat Keterangan Penelitian

Riwayat Hidup

x

DAFTAR TABEL

Absensi Siswa Kelas VI

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Angket perhatian orang tua

Angket akhlak anak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Keluarga marupakan lingkungan terkecil yang bertanggung jawab

terhadap pelaksanaan pendidikan. Keluarga memiliki peranan yang sangat

penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Perawatan orang tua yang

penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan baik agama

maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif

untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang

sehat.1

Orang tua merupakan pribadi yang pertama untuk hidup anak.

Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur

pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke

dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. Perlakuan orang tua terhadap anak

tertentu dan terhadap semua anaknya, merupakan unsur pembinaan lainnya

dalam pribadi anak. Perlakuan keras, akan berlainan akibatnya daripada

perlakuan lembut ke dalam pribadi anak.

Keadaan anak yang tidak mendapat perhatian orang tua (bapak ibu)

dengan baik mempunyai akhlak yang berbeda daripada anak yang mendapat

perhatian penuh dari orang tua. Pada umumnya anak yang diasuh kakek nenek

cenderung dimanja, kakek nenek hanya berupaya cucunya senang meski

kadang sampai lupa mengupayakan bagaimana agar anak mempunyai akhlak

yang baik.

Kehidupan setiap keluarga, mampunyai tipe yang berlainan satu sama

lain. Kehidupan ini akan berpengaruh terhadap cara mendidik anak dan

perkembangan jiwa anak, bahkan akan mampengaruhi kebahagiaan yang

dicapai oleh keluarga yang bersangkutan.

1Syamsu Yusuf, LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2008), hlm 37.

1

2

Menyayangi dan membiasakan anak berakhlak mulia harus sudah

dilakukan sejak usia dini, bukan mendadak pada usia dewasa. Pada usia dini

sampai baligh inilah saat yang paling tepat untuk memantapkan akhlak hingga

benar-benar mempribadi pada diri anak. Jika pada usia dini anak-anak belum

terbiasa berakhlak mulia, niscaya pada periode selanjutnya akan mengalami

kesulitan dalam mengubah diri.

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tayangan televisi terbukti

cukup efektif membentuk dan mempengaruhi perilaku anak-anak lantaran

media ini sekarang telah berfungsi sebagai sumber rujukan dan wahana

peniruan. Anak-anak sebagai salah satu konsumen media secara sadar atau

tidak telah dipengaruhi budaya baru yang dikonstruksi oleh pasar (market

idiologi).

Televisi secara tidak langsung ikut mandidik dan menemani anak-anak

di saat orang tua disibukkan berbagai aktivitas. Orang tua akan beruntung

kalau komunitas penonton dari kelompok anak-anak lebih sering diajari

berperilaku yang mencerminkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur.2 Oleh

karena itu untuk membantu agar anak dapat memanfaatkan tayangan televisi

secara positif tentu sangat membutuhkan peran optimal orang tua untuk

mendampingi dan mengontrolnya. Orang tua harus sabar mendampingi anak-

anak saat menonton televisi.

Untuk menyiapkan generasi muda yang bertanggung jawab atas

kehidupan bangsa Indonesia dimasa depan, tidak cukup membekali anak

dengan pengetahuan dan teknologi saja, tetapi bekal kehidupan dengan

moralitas mulia. Jika suatu bangsa generasi mudanya tidak bermoralitas mulia,

menjadi suatu pertanda kemunduran dan kehancuran bangsa itu dimasa depan.

Dalam rangka memperkokoh dan memperkuat aqidah islamiah anak,

pendidikan anak harus dilengkapi dengan pendidikan akhlak yang memadai.

Dalam Al-qur’an banyak sekali ayat yang memerintahkan atau mementingkan

pentingnya akhlak bagi setiap hamba Allah yang beriman. Maka dalam rangka

2 Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006) hlm 107

3

mandidik akhlak kepada anak-anak, selain harus diberikan

keteladanan yang tepat, juga harus ditunjukkan tentang bagaimana harus

menghormati dan seterusnya.3 Pentingnya perilaku yang mencerminkan nilai-

nilai agama bagi umat manusia. Sehingga Nabi Muhammad saw diutus untuk

menyempurnakan moral manusia, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam

Malik:

Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk

menyempurnakan akhlak agar mulia” (HR Malik).4

Kepribadian siswa sulit tumbuh dan berkembang apabila tidak diisi

bimbingan, pengarahan, pendidikan dan perhatian orang tua. Siswa dalam

meniti tahap dan jenjang kehidupannya membutuhkan bantuan dari orang lain,

sedangkan orang pertama yang berkewajiban mendidik anak dalam eksitensi

kehidupannya adalah orang tua.

Tanggung jawab orang tua membentuk pribadi anak, harus dimulai

dari perhatian orang tua melalui bimbingan, pelatihan, teladan yang baik agar

proses pembinaan kepribadian mencapai hasil optimal. Anak perlu dilibatkan

langsung untuk memperoleh pengalaman praktis dalam kegiatan keagamaan

dan masyarakat yang mendukung terciptanya kepribadian mulia.

Salah satu upaya pembinaan akhlak yang efektif adalah melalui

aktivitas keseharian anak baik dirumah, sekolah atau masyarakat, yaitu dengan

melibatkan anak dalam kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan yang selaras

tuntunan akhlak mulia, juga harus diimbangi dengan teladan dinamis yang

diberikan orang tua, guru dan lingkungan yang baik.

3 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) hlm 117.

4 Amru Khalid, Berakhlak Seindah Rasulullah, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2007) hlm 2.

4

Hal diatas, kemungkinan besar akan dapat mempengaruhi akhlak anak,

dan akhlak seorang anak akan berbeda satu dengan yang lain. Anak yang

mempunyai keluarga harmonis, dan memberikan perhatian serta teladan yang

baik pasti akan membentuk akhlak seorang anak dengan baik pula, sedangkan

bila anak mempunyai keluarga yang tidak harmonis dan tidak memberikan

perhatian kepada anak pastilah akan tumbuh dengan akhlak yang kurang baik

dan sulit menyesuaikan diri dengan kegiatan belajar dan lingkungannya.

Sejalan dengan pentingnya perhatian orang tua terhadap akhlak anak

kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal, penulis

tertarik untuk mengkajinya melalui penelitian ilmiah dengan judul: “Pengaruh

Perhatian Orang Tua Terhadap Akhlak Anak Kelas VI SDN 4 Sidorejo

Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011”.

B. PEMBATASAN MASALAH

Batasan pada penelitian ini ialah untuk mengetahui peranan perhatian

orang tua terhadap akhlak anak, apakah dapat memberi pengaruh yang berarti

atau tidak. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 4 Sidorejo Kecamatan

Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Subjek penelitian

adalah seluruh siswa kelas VI yang berjumlah 21 siswa. Dengan menggunakan

penelitian lapangan (field research), peneliti berharap adanya pengaruh besar

dari perhatian orang tua terhadap akhlak anak sehingga kesuksesan dalam

belajar maupun dalam perkembangan diri siswa dapat dirasakan.

Ada tiga batasan pokok dalam penelitian ini yaitu pehatian orang tua

anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

Tahun Pelajaran 2010/2011, akhlak anak kelas VI itu sendiri, dan pengaruh

antara perhatian orang tua tersebut dengan akhlak anak.

5

C. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perhatian orang tua anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan

Brangsong Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2010/2011?

2. Bagaimana akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong

Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2010/211?

3. Seberapa jauh perhatian orang tua berpengaruh terhadap akhlak anak kelas

VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal tahun

pelajaran 2010/2011?

D. MANFAAT PENELITIAN

Sedangkan manfaat yang ingin dicapai penulis pada penelitian ini

adalah:

1. Secara teoretis

a. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk mengambangkan teori

psikologi tentang perhatian orang tua terhadap akhlak anak.

2. Secara praktis

a. Bagi peneliti, untuk mengetahui hambatan atau kekurangan yang

belum dilakukan berhubungan dengan siswa, sekolah, orang tua,

bahkan lingkungan sekolah sehingga dapat ikut berperan dalam usaha

pembentukan akhlak peserta didik sesuai yang diharapkan.

b. Bagi peserta didik, agar menyadari pentingnya kedisiplinan belajar,

mengatur waktu, sopan terhadap semua serta selalu membiasakan

perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah

atau masyarakat.

c. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan laporan/pedoman mengambil

kebijakan mengingatkan orang tua tentang pentingnya perhatian

terhadap akhlak anak SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong

Kabupaten Kendal.

d. Bagi masyarakat, sebagai sumbang pikir ilmiah menambah wawasan

pengetahuan psikologi khususnya dalam pembentukan akhlak anak.

6

BAB II

LANDASAN TEORETIS

A. KAJIAN PUSTAKA

Penulis telah berupaya melakukan penelusuran pustaka yang memiliki

relevansi dengan pokok permasalahan pada penelitian ini. Hal tersebut

dimaksudkan supaya fokus penelitian tidak merupakan pengulangan atas

penelitian sebelumnya, melainkan untuk mencari sisi lain yang signifikan

untuk diteliti lebih mendalam dan lebih efektif pada sasaran. Selain itu,

penelusuran pustaka juga bermanfaat untuk membangun kerangka teoritis

yang mendasari kerangka pemikiran penilaian skripsi ini. Penelitian yang telah

penulis temukan antara lain:

1. PERANAN ORANG TUA MENGATASI KENAKALAN ANAK

MENURUT ABDULLAH NASHIH ULWAN DALAM BUKU

“TARBIYATUL AULAT FIL ISLAM” TAHUN 2009. Yang disusun oleh

Tusiyah dengan NIM, 073111422. Pada penelitian ini peneliti menulis

bahwa peranan yang diemban orang tua terhadap anak-anaknya begitu

besar, baik secara lahiriah maupun batiniah. Peranan orang tua terhadap

anak merupakan tugas mulia dan sangat agung. Orang tua harus mendidik

anak-anaknya agar dapat menjadi anak-anak yang baik di dunia maupun di

akhirat. Menurut Nashih Ulwan ada enam peranan terpenting orang tua

dalam mendidik anak, yaitu: peranan dalam pendidikan iman, peranan

dalam pendidikan akhlak, peranan dalam pendidikan fisik, peranan dalam

pendidikan intelektual, peranan dalam pendidikan psikis, dan peranan

dalam pendidikan sosial. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian

ini adalah begitu berpengaruh peranan orang tua terhadap perkembangan

anak-anaknya.

Penelitian ini menggunakan metode riset perpustakaan (library

research) dengan analisis deskriptif kuantitatif. Inilah salah satu perbedaan

mendasar dalam penelitian itu bila dibandingkan dengan penelitian dalam

skripsi ini yang menggunakan penelitian lapangan (field research),

6

7

disamping juga sifat penelitian kepustakaan yang ditulis oleh Tusiyah

yang bersifat umum tentang peranan orang tua dalam mengatasi kenakalan

anak. Namun, penelitian itu setidaknya memberi wawasan intelektual yang

mendukung dalam penulisan skripsi ini.

2. PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI

BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS III SDN

MARON 1 KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

TAHUN 2009. Yang disusun oleh Ima Mariyaningsih dengan NIM

073111446, pada penelitian tersebut, peneliti menulis tentang pentingnya

perhatian orang tua terhadap prestasi belajar PAI anak-anaknya di sekolah,

yang ditunjukkan oleh uji hipotesis dengan hasil positif dan signifikan

yang berarti bahwa adanya pengaruh yang besar antara perhatian orang tua

dengan prestasi belajar siswa yang pada penelitian tersebut pada pelajaran

pendidikan agama Islam. Bila penelitian tersebut dihubungkan maka ada

kesamaan dalam memaknai perhatian orang tua terhadap siswa, namun

penelitian dalam skripsi ini menggunakan akhlak sebagai objek penelitian.

Hasil penelitian I dan II di atas, terdapat sedikit kesamaan dalam

beberapa hal, namun perbedaan mendasar adalah hasil kedua penelitian diatas

kurang mengungkap implementasi tindak-tanduk keseharian siswa dan penulis

belum melihat adanya penelitian yang berfokus pada pengaruh perhatian orang

tua terhadap akhlak anak secara luas dan mendalam, yang penulis teliti di

SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran

2010/2011. Penelitian ini diharapkan dapat menemukan bagaimanakah

pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak anak SDN 4 Sidorejo

Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.

B. KERANGKA TEORETIS

Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama dalam hal

pembentukan akhlak bagi anaknya. Disebut pendidik utama karena besar

sekali pengaruhnya serta pendidik pertama karena merekalah yang pertama

mendidik anak-anaknya. Sekolah, pesantren, dan guru agama yang di undang

8

ke rumah hanyalah institusi pendidikan dan orang yang sekedar membantu

anaknya.5

Keluarga memegang perenan utama dalam pemeliharaan dan

pembiasaan sikap hormat kepada semua anggota keluarga tersebut. Kasih

sayang semua anggota keluarga yang tumbuh akibat dari hubungan darah dan

akan diberikan kepada anak dengan wajar atau sesuai kebutuhan, mempunyai

arti penting bagi anak, karena anak akan merasa diperhatikan oleh semua

anggota keluarga. Apabila keluarga tidak memberikan kasih sayang kepada

anak, anak akan merasakan bahwa kehadiran dirinya tidak mempunyai arti

bagi kedua orang tuanya, akibatnya anak sulit diatur, mudah berontak, dan

mempunyai sikap negatif lain.

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tayangan televisi terbukti

cukup efektif untuk membentuk dan mempengaruhi perilaku anak-anak karena

media ini sekarang telah berfungsi sebagai sumber rujukan dan wahan

peniruan. Anak-anak sebagai salah satu konsumen media secara sadar atau

tidak telah dipengaruhi budaya baru yang dikonstruksi oleh pasar (market

ideology). Televisi secara tidak langsung telah ikut mendidik dan menemani

anak-anak di saat orang tua disibukkan dengan berbagai aktivitas. Orang tua

akan merasa beruntung jika komunitas penonton dari komunitas anak-anak

lebih sering diajari perilaku yang mencerminkan akhlak mulia atau budi

pengerti luhur. Oleh karena itu untuk membantu agar anak dapat

memanfaatkan tayangan televisi secara positif tentunya sangat dibutuhkan

peran optimal orang tua dalam mendampingi dan mengontrolnya. Orang tua

harus sabar mendampingi anak-anak saat menonton televisi.6

Pada umumnya pendidikan rumah tangga itu bukan berpangkal tolak

dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik

melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan

kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu

5 Tafsir, Ahmad, Pendidikan Agama Dalam Keluarga, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000)

hlm 8. 6 Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.

9

terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh-mempengaruhi

secara timbal balik antara orangtua dan anak.

Anak lahir dalam keadaan suci atau fitrah sedangkan jika tidak

beragama tauhid (menyimpang dari fitrah) itu hanyalah lantaran pengaruh

lingkungan terutama lingkungan keluarga. Oleh karena itu, orang tua harus

mendidik anak-anak atau anggota keluarga agar mentaati Allah. Keharusan

tanggung jawab orang tua untuk menyelamatkan diri dan keluarganya melalui

pendidikan Islam juga telah ditegaskan dalam firman Allah surat At-Tahrim

ayat 6:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;

penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai

Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS. At Tahrim : 6)7

Dalam membentuk akhlak anak dengan baik, orang tua harus

memberikan pendidikan kepada anak. Pendidikan adalah sebagai usaha

membentuk akhlak manusia melalui proses yang panjang, dengan hasil

(resultan) yang tidak dapat diketahui dengan segera. Dalam proses

pembentukan, diperlukan suatu perhitungan yang matang dan hati-hati

berdasarkan pandangan dan pikiran-pikiran atau teori yang tepat sehingga

kegagalan atau kesalahan langkah pembentukan terhadap anak dapat

dihindarkan, karena sasaran pendidikan adalah makhluk yang sedang tumbuh

7 Departemen Agama, Alqur‟an dan Terjemahannya, (Surakarta: CV. Pustaka Manthiq)

10

dan berkembang dan mengandung berbagai kemungkinan, bila salah bentuk

maka akan sulit memperbaikinya.

Allah swt berfirman dalam surat An Nisa ayat 9:

Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang

mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah

mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan

perkataan yang benar”. (QS An Nisa: 9)8

Adapun kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan

dengan fariabel yang akan diteliti agar mendapatkan hasil yang baik.

Selanjutnya akan dikaji masalah:

1. Kajian teori tentang Perhatian

Perhatian orang tua sangat dibutuhkan anak yang masih labil dalam

hal emosi, pendirian dan sikap dalam kehidupan sehari-hari baik dengan

teman maupun di keluarga. Perhatian orang tua terhadap anak tidak cukup

dengan menyekolahkan tetapi banyak aspek lain yang harus diperhatikan.

Orang tua harus mendidik serta menanamkan budi pekerti yang baik pada

diri anak.

A. Pengertian perhatian

Perhatian adalah kegiatan atau perbuatan memperhatikan.

Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa

8 Departemen Agama, Alqur‟an dan Terjemahannya, (Surakarta: CV. Pustaka Manthiq)

11

itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau

sekumpulan objek.9

Menurut Sayekti Pujdo Suwarno, perhatian adalah menaruh

hati. Menaruh hati pada seluruh anggota keluarga adalah dasar pokok

hubungan yang baik diantara pada anggota keluarga. Menaruh hati

terhadap kejadian dan peristiwa yang terjadi di dalam keluarga berarti

mengikuti dan memperhatikan perkembangan seluruh keluarga. Lebih

jauh lagi orang tua harus mengarahkan perhatiannya untuk lebih

mendalam.

Berdasarkan pendapat yang telah disebutkan sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa perhatian adalah pemusatan pikiran, perasaan dan

kemauan yang dilakukan oleh individu terhadap suatu objek.

Dalam penelitian ini istilah perhatian dikaitkan dengan orang

tua, sehingga terbentuklah istilah perhatian orang tua. Orang tua yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah ibu dan bapak.

B. Macam-macam perhatian

Perhatian dapat digolongkan menjadi beberapa jenis:

1. Dilihat dari derajatnya, terdapat perhatian yang tinggi dan

perhatian yang rendah. Derajat perhatian itu mempunyai perbedaan

sifat kualitatif.

2. Dilihat dari cara timbulnya, perhatian ada dua macam yaitu

perhatian spontan dan perhatian reflektif. Perhatian spontan yaitu

perhatian yang tidak disengaja atau tidak sekehendak. Perhatian

reflektif yaitu apabila timbulnya secara disengaja serta dengan

kemauan yang kuat.

3. Dilihat dari objeknya, ada perhatian memusatkan dan perhatian

terpencar. Perhatian memusatkan yaitu perhatian yang tertuju

kepada objek yang terbatas. Perhatian terpencar yaitu perhatian

yang tertuju kepada bermacam-macam objek secara simultan atau

9Slamet, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya, ttp: Rineka Cipta, 1992.

12

ganti berganti dalam waktu yang sangat dekat. Misalnya seorang

sopir yang sedang mengemudi.

4. Dilihat dari sifatnya, perhatian dibedakan menjadi:

a. Perhatian statis apabila dalam waktu yang lama secara berturut-

turut hanya dapat melakukan suatu tugas dengan suatu

perhatian.

b. Perhatian dinamis, apabila yang bersangkutan dapat

memusatkan perhatiannya dengan berubah-ubah atau berganti

objek.10

Dari pengertian perhatian serta macam-macam perhatian

seperti telah dikutip di atas dihubungkan dengan perhatian orang tua

yang tertuju pada akhlak anak, sehingga perhatian orang tua dapat

diartikan sebagai pemusatan energi yang dilakukan secara sengaja,

intensif dan terkonsentrasi dari orang tua yang dilandasi rasa penuh

kesadaran dalam melakukan tindakan demi tercapainya akhlak mulia

pada anak.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua

Perhatian merupakan kesadaran manusia untuk melakukan

respon dengan memusatkan tenaga psikis tertuju pada obyek yang

merangsang kesadaran seorang didalam melakukan respon yang

berbeda, sehingga obyek dan kesadaran manusia yang berbeda akan

mempunyai perbedaan terhadap besar kecilnya perhatian.

Orang tua yang disibukkan dengan pekerjaan untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari, lupa terhadap perkembangan yang terjadi pada

anaknya. Keadaan psikis anak semakin parah karena orang tua

mengalami gangguan emosional disebabkan persaingan hidup

dimasyarakat. Hal ini membuat orang tua stress, berperilaku negatif

seperti cepat marah, bertengkar, anak dibiarkan sendiri bahkan

ditinggal bekerja ke tempat yang jauh untuk memenuhi persaingan

10

Dakir, Dasar-Dasar Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1993.

13

hidup keadaan tersebut berpengaruh negatif terhadap anak, anak akan

bandel, kurang sopan bahkan sikap seperti ini dibawa ke sekolah dan

akhirnya mempengaruhi kestabilan pribadi dan akhlak anak.

Menurut Sayekti Pudjo Suwarno, faktor-faktor yang

mempengaruhi perhatian orang tua terhadap anak adalah: a) ajaran dan

pengalaman agama, b) membiasakan kebersihan dan menjaga

kesehatan, c) berbuat baik kepada sesama manusia, d) mencintai tanah

air, e) memberi tauladan yang baik, f) perasaan cinta kasih, disiplin

dan beraturan.

Suatu hal yang perlu diperhatikan setiap orang tua dalam

membimbing anak adalah penyesuaian bimbingan pada perkembangan

jiwa anak-anak. Banyak keluarga kurang berhasil didalam

membimbing putra-putrinya hanya karena kurang perhatian terhadap

masalah yang berhubungan dengan perkembangan akhlak anak.

Dari pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi perhatian orang tua terhadap anak antara lain: a)

tuntunan kemajuan zaman, b) kondisi orang tua, c) lingkungan, d)

keutuhan rumah tangga, e) keadaan ekonomi, f) kesadaran orang tua,

g) perasaan cinta kasih.

Sehubungan dengan hal tersebut maka perhatian orang tua yang

dicurahkan pada anak tak lepas dari pengalaman-pengalaman yang

pernah dimiliki yang diantaranya persepsi terhadap nilai pendidikan

yaitu menumbuhkan dan mengembangkan aspek akhlak anak.

2. Kajian teori tentang Akhlak

Dalam era modern sekarang ini, akhlak seolah-olah hanya sebagai

slogan dalam menilai karakter seseorang. Banyak terlihat dengan jelas di

sekitar kita bagaimana pola pergaulan yang bahkan dilakukan oleh umat

Islam sendiri menyimpang dari esensi dan nilai akhlak. Oleh sebab itu,

perlu disadari bahwa Islam datang dan disyiarkan pertama kali oleh

Rasulullah saw adalah dengan dasar akhlak. Bahkan Rasulullah saw

14

sendiri memproklamirkan kerasulannya adalah untuk menyempurnakan

akhlak.

A. Pengertian akhlak

Secara etimologi (lughotan) akhlaq (Bahasa Arab) adalah

bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah

laku atau tabiat. Berakar dari kata khaalaqa yang berarti menciptakan.

Seakar dengan kata Khaliq (Pencipta), makhluq (yang diciptakan), dan

khlaq (penciptaan).

Kesamaan akar kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam

akhlak tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak

Khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluq (manusia). Atau dengan kata

lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya

baru mengandung nilai akhlak yang hakiki manakala tindakan atau

perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak Khaliq (Tuhan). Dari

pengertian etimologi seperti ini, akhlak bukan saja merupakan tata

aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama

manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara manusia

dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun.11

Di antara tujuan mempelajari akhlak adalah karena misi utama

diutusnya Nabi Muhammad saw adalah karena akhlak. Karena seluruh

ibadah yang kita lakukan tujuan utamanya adalah memurnikan akhlak.

Jika tidak, maka ibadah tidak lebih dari sekedar latihan dan olah raga

semata.

Selanjutnya, di antara tujuan memperlajarinya adalah

menghindari pemisah dan mempererat kaitan antara akhlak dengan

ibadah. Atau singkatnya, mempererat hubungan antara agama dan

dunia. Pemisah dalam hal ini sama sekali bukan dari ajaran Islam.

Islam adalah satu kesatuan, saling melengkapi, komprehensif dan tidak

parsial. Maka janganlah seperti orang yang hanya membuat orang

11

Ilyas, Yanuhar, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam

(LPPI), 2007) hlm 1.

15

banyak terpengaruh dengan ibadah-ibadahnya, tetapi perilakunya

sangat berbeda dengan akhlak Islam.

B. Jenis-jenis akhlak

Ulama Akhlak menyatakan bahwa akhlak yang baik merupakan

sifat para Nabi dan orang-orang Shiddiq, sedangkan akhlak yang buruk

merupakan sifat syaithan dan orang-orang tercela. Maka pada

dasarnya, akhlak itu menjadi dua macam jenis:

1) Akhlak baik atau terpuji (Al-Akhlaaqul Mahmuudah), yaitu

perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk-

makhluk yang lain.

2) Akhlak buruk atau tercela (Al-Ahklaaqul Madzmuumah), yaitu

perbuatan buruk terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk-

makhluk yang lain.12

Diantara contoh-contoh dari akhlak terpuji (Al-Akhlaaqul

Mahmuudah) adalah:

1) Akhlak baik terhadap Allah, di antaranya meliputi:

a. Sholat (As-Sholaat), yaitu amalan yang disyariatkan kepada

kita untuk mengingat Allah Azza Wajalla. Sholat sangatlah

penting karena hal itu merupakan pernyataan lahiriah seseorang

menjadi muslim. Sebagai seorang muslim diwajibkan

mendirikan sholat wajib lima kali sehari, selain sholat-sholat

sunnah lainnya sesuai dengan yang di amalkan Rasulullah saw,

dan agar mengetahui betapa besar manfaat sholat bagi individu

seorang muslim. Rasulullah saw telah mengisyaratkan dalam

hadist:

12

Mahjuddin, Kuliah Akhlaq-Tasawuf, ( Jakarta: Kalam Mulia, 1991) hlm 9.

16

“Amal yang pertama-tama ditanyai Allah pada hamba

dihari Kiamat nanti ialah amalan sholat. Bila sholatnya dapat

diterima, maka akan diterima seluruh amalnya, dan bila

sholatnya ditolak akan tertolak pula seluruh amalnya” (HR

Ahmad, Abi Daud, dan Ibnu Majah).

Pekerjaan sholat merupakan bukti keseriusan yang tidak

dilihat oleh orang. Sholat adalah pekerjaan jiwa, pekerjaan

yang didasari oleh rasa ihsan. Jika hal ini dilakukan dengan

baik, maka pekerjaan yang lainnya akan dilakukan pula dengan

serius dan tidak main-main.13

b. Puasa (As-Saum) yaitu menahan masuknya sesuatu ke dalam

rongganya, maka puasa itu batal dengan makan, minum, obat

yang dihirup (sa‟uth) dan suntikan. Dengan puasa, banyak

sekali manfaat yang didapat, diantaranya dapat mendatangkan

kelembutan dan mengalahkan syahwat, serta menolak

kejahatan dan kesombongan. Dan diantara hikmah lapar adalah

tidak melupakan siksaan dan mengalahkan syahwat lainnya.

Rasulullah saw bersabda:

“Setiap kebaikan digandakan sepuluh hingga tujuh

ratus kali kecuali puasa, karena puasa adalah untuk-Ku dan

Akulah yang memberikan balasnya” (Hadist)14

c. Membaca Al-Qur’an (Qiraatul Qur‟an) adalah salah satu

tradisi (sunnah) Rasulullah saw, yang harus hidup dan

membumi dalam kehidupan setiap muslim. Karena Al-Qur’an

13

Sangkan, Abu. Pelatihan Shalat Khusyu‟, Jakarta: 2004. Hlm 20-21.

14 Al Ghozali, Imam, Mutiara Ihya Ulumuddin, (Bandung: Penerbit Mizan, 1998) hlm 83-84.

17

merupakan petunjuk bagi ummat Islam, agar kita selamat dunia

dan akhirat.

Rasulullah saw bersabda:

“Bacalah Al-Qur‟an, karena sesungguhnya ia akan

datang pada hari Kiamat sebagai penolong orang yang rajin

membacanya” (HR. Muslim)

Dalam membaca Al-Qur’an, dianjurkan dengan

memperhatikan kaidah tajwid dan mentadaburi maknanya, dan

tidak selayaknya membacanya dengan cepat dan tergesa-gesa.15

d. Berdzkir (Adz-Zikru) yaitu mengingat Allah Yang Maha

Pencipta. Dengan mengingat Allah swt maka hati menjadi

tenang dan orang-orang yang beriman hatinya selalu terpaut

pada Allah, ia menjadi tenang dalam hidupnya karena Allah

ada dan menyertainya.

Allah swt berfirman:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah

(dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-

banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan

petang”. (QS Al Ahzab: 41-42)

e. Berdo’a (Ad-Du‟a) adalah salah satu bentuk ibadah kepada

Allah swt. Allah swt sangat mencintai hamba-Nya yang

berdo’a kepada-Nya. Berdo’a hukumnya sunnah, barangsiapa

15

Izzad, Ahmad, Kuikuti Tradisi Rasulku, (Bandung: albu, 2006) hlm 122-123.

18

yang tidak berdo’a kepada Allah berarti ia telah meninggalkan

kebaikan yang banyak. Allah swt berfirman:

“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku,

niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-

orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan

masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS

Ghofir 60)

2) Akhlak baik terhadap sesama manusia, diantaranya:

a. Jujur (As-Shidqu) yaitu kesesuaian ucapan dengan hati kecil

dan kenyataan obyek yang dikatakan. Diriwayatkan dalam

hadist dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu „anhu

“Sesungguhnya kejujuran mengantarkan kepada kebaikan, dan

kebaikan mengantar kepada surga. Sesungguhnya seseorang

biasa berlaku jujur hingga ia disebut shiddiq (orang yang

senantiasa jujur). Sedang dusta mengantarkan kepada perilaku

menyimpang (dzalim) dan perilaku menyimpang mengantarkan

kepada neraka. Sesungguhnya seseorang biasa berlaku dusta

hingga ia disebut pendusta besar”.

Allah swt berfirman:

19

Artinya: “Ta'at dan mengucapkan perkataan yang baik

(adalah lebih baik bagi mereka). Apabila telah tetap perintah

perang (mereka tidak menyukainya). Tetapi jikalau mereka

benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu

lebih baik bagi mereka”. (QS Muhammad:21)

b. Memberi salam (At-Tasliim) yaitu mengucapkan salam

„Assalamu‟alaikum‟. Salam juga merupakan amalan dan tradisi

(sunnah) para rasul-rasul Allah dan para malaikat-Nya. Dalam

Islam bukan hanya sekedar sapaan saja, tetapi lebih mulia dari

itu. Ia merupakan sebagian dari ibadah kepada Allah

subhanahu wata‟ala, yang jelas mempunyai nilai dan pahala

yang besar di sisi-Nya. Ucapan salam itu adalah doa.

Sedangkan doa itu sendiri merupakan inti ibadah dan diberikan

pahala bagi siapa yang mengucapkannya.

Allah swt berfirman:

“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu

penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang

lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu

(dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah

memperhitungankan segala sesuatu. ” (QS An Nisa 86)16

c. Menghormati orang tua; orang-orang yang terdekat dengan kita

adalah anggota keluarga, kerabat, saudara dan tetangga.

Sebagai seorang muslim, harus saling menghormati, yang

muda menghormati yang tua, yang tua menyanyangi yang

16

http://ohislam.com/adab-memberi-salam/.

20

muda. Anak harus menghormati kedua orang tuanya, murid

menghormati gurunya.

Rasulullah saw bersabda:

“Hai manusia, syiarkan salam, dan hubungi keluarga-

keluarga dan berilah makan dan sembayanglah pada malam

ketika manusia tidur, niscaya kamu masuk surga dengan

sejahtera” (HR Tirmidzi)

d. Larangan hidup boros; Islam memerintahkan umatnya untuk

berhemat dalam menggunakan segala kenikmatan yang telah

Allah limpahkan kepada mereka. Kelapangan nikmat bukanlah

sarana untuk berlaku boros. Berlaku boros, dalam pandangan

Islam, adalah sikap tercela yang menyebabkan pelakunya

menjadi kawan setan.17

Sebagaimana difirmankan Allah:

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat

akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam

perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan

(hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu

17

Al Adnani, Abu Fatih. Global Warming, (Surakarta: Granada Mediatama, 2008) hlm 351.

21

adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat

ingkar kepada Tuhannya”. (QS Al Isra: 26-27)

3) Akhlak baik terhadap lingkungan

Alam dan sekitarnya adalah anugerah Allah swt yang amat

besar yang diciptakan-Nya untuk keperluan hidup manusia seperti

udara, sungai, hutan, lautan dan lain sebagainya. Manusia wajib

menjaga keutuhan dan kebersihannya agar kehidupan atau

ekosistem dapat seimbang. Manusia, hewan, tumbuhan dan lainnya

dapat hidup dengan baik.

Allah swt berfirman:

“(Allah) yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-

lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang

Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah

berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”

(QS Al Mulk : 3)

Diantara contoh-contoh akhlak baik terhadap lingkungan adalah:

a. Menjaga kebersihan lingkungan

Dalam Islam, kebersihan badan, pakaian, tempat tinggal dan

lingkungan merupakan hal yang sangat diperintahkan.

Kebersihan badan, pakaian, dan tempat merupakan syarat

mutlak bagi amalan sholat. Ia bahkan merupakan setengah dari

keimanan, sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah dalam

sabdanya:

22

“Kesucian (badan, pakaian, dan tempat) adalah

sebagian dari iman” (HR Muslim)

b. Menjaga kelestarian air

Air merupakan unsur dominan di planet bumi ini, dimana dua

pertiga bagian bumi diselimuti oleh air. Bagian terbesar tubuh

manusia pun adalah air. Islam telah memerintahkan umatnya

untuk menjaga kelestarian air. Tindakan sekecil apapun yang

merusak kelestarian air sangat dilarang dalam Islam. Rasulullah

saw bersabda:

“Janganlah salah seorang di antara kalian kencing di

air yang diam, yaitu air yang tidak mengalir, kemudian ia

mandi di sana” (HR Bukhori)18

Diantara contoh-contoh dari akhlak tercela (Al-Akhlaaqul

Mahzumuumah) adalah:

1) Akhlak tercela terhadap Allah, diantaranya meliputi:

a. Musyrik (Al-Isyraak) yaitu suatu sikap yang mempersekutukan

Allah dengan makhluk-Nya, dengan cara menganggapnya

bahwa ada suatu makhluk yang menyamai kekuasaan-Nya.

Dalam hadist, antara lain disebutkan:

18

Al Adnani, Abu Fatih. Global Warming, (Surakarta: Granada Mediatama, 2008) hlm 348-350.

23

Rasulullah saw bersabda: Bahwa yang paling aku takutkan

atas umatku adalah mempersekutukan Allah….. (HR Ibnu

Hibbaan)

b. Murtad (Ar-Riddah) yaitu sikap yang meninggalkan atau keluar

dari agama Islam, untuk menjadi kafir.

Dalam hadist, antara lain disebutkan:

Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang menukar

agamanya, maka bunuhlah ia. Dan Allah tidak menerima

taubat hamba yang kafir sesudah ia menganut Islam. (HR Ath

Tabraany)19

2) Akhlak tercela terhadap sesama manusia, diantaranya:

a. Sombong (Al-Kibru) yaitu suatu sikap yang menyombongkan

diri, sehingga tidak mau mengikuti kekuasaan Allah di alam

ini, termasuk mengingkari kekuasaan Allah yang ada pada-

Nya. Dan merasa diri paling pandai/pintar.

Dalam hadist disebutkan:

Nabi saw bersabda: Tidak bisa masuk surga orang-

orang yang ada didalam hatinya butir-butir ketakabburan. (Al-

Hadist)

19

Mahjuddin, Kuliah Akhlaq-Tasawuf,(Jakarta: Kalam Mulia, 1991) hlm 17.

24

b. Mudah marah (Al-Ghadhab) yaitu kondisi emosi seseorang

yang tidak dapat ditahan oleh kesadarannya, sehingga

menonjolkan sikap dan perilaku yang tidak menyenangkan

orang lain.

Kemudian salah satu hadist yang memberikan tuntunan kepada

manusia, agar selalu menekan amarahnya, berbunyi:

Bahwasanya seorang lelaki berkata kepada Nabi saw:

Wasiatkanlah (sesuatu) kepadaku. Nabi berkata: janganlah

engkau selalu marah. Perkataan ini selalu diulang-ulangnya.

Lalu berkata lagi: jangan engkau marah. (HR Bukhori, yang

bersumber dari Abi Hurairah)20

3) Akhlak tercela terhadap lingkungan

a. Membuang sampah tidak pada tempatnya

b. Mencemari air atau udara

c. Membuang limbah di sungai atau laut

d. Menebang hutan secara berlebihan

Allah swt berfirman:

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut

disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah

merasakan kepada mereka sebahagin dari (akibat) perbuatan

20

Mahjuddin, Kuliah Akhlaq-Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 1991) hlm 26.

25

mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS Ar

Ruum:41)

Itulah beberapa contoh tentang akhlak baik dan buruk terhadap

Tuhan, akhlak baik dan buruk terhadap manusia serta lingkungan, yang

penulis uraikan dalam penelitian ini.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dialami oleh

manusia sekarang ini, tidak sedikit dampak negatifnya terhadap sikap

hidup dan perilakunya; baik ia sebagai manusia yang beragama,

maupun sebagai makhluk individual dan sosial. Diantaranya dampak

negatifnya adalah kecenderungan menganggap bahwa satu-satunya

yang dapat membahagiakan hidupnya adalah nilai materil, sehingga

manusia terlampau mengejar materi, tanpa menghiraukan nilai-nilai

spiritual yang sebenarnya berfungsi untuk memelihara dan

mengendalikan akhlak manusia.

Secara moralistik, pembinaan akhlak merupakan salah satu cara

untuk membentuk mental manusia agar memiliki pribadi yang

bermoral, berbudi pekerti yang luhur dan bersusila; berarti pula cara

tersebut sangat tepat untuk membina mental anak remaja. Dalam

proses ini tersimpul indicator bahwa pembinaan akhlak merupakan

penuntun bagi umat manusia untuk memiliki sikap mental dan

kepribadian sebaik yang ditunjukkan Nabi Muhammad saw.

Pembinaan, pendidikan dan penanaman nilai-nilai

akhlaqulkarimah sangat tepat bagi anak agar didalam perkembangan

mentalnya tidak mengalami hambatan dan penyimpangan ke arah

negatif. Media yang dapat digunakan yakni lewat contoh-contoh,

latihan-latihan dan praktek-praktek nyata yang dilakukan oleh kedua

orang tua didalam kehidupan keluarga; oleh para guru dilingkungan

sekolah. Sejumlah nilai yang harus ditanamkan pada anak antara lain:

kejujuran (shidq), kasih sayang (ar-rahmah), dan segala macam

cakupan nilai positif didalamnya. Tidak berlebih-lebihan (zuhud),

26

menghormati orang tua (birrul walidain), memelihara kesucian diri

(al-iffah), taat melaksanakan syariat dan bertaqwa.21

C. Sumber akhlak

Yang dimaksud dengan sumber akhlak adalah yang menjadi

ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana

keseluruhan ajaran Islam, sumber akhlak adalah Al-Qur’an dan

Sunnah. Bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana

pada konsep etika dan moral. Dan bukan pula karena baik atau buruk

dengan sendirinya sebagaimana pandangan Mu’tazilah.22

Dalam konsep akhlak, segala sesuatu itu dinilai baik atau

buruk, terpuji atau tercela, semata-mata karena Syara’ (Al-Qur’an dan

Sunnah) menilai demikian. Dan Islam tidak menafikan peran hati

nurani, akal dan pandangan masyarakat dalam menentukan baik dan

buruk. Tapi semua keputusan Syara’ tidak akan bertentangan dengan

hati nurani manusia, karena kedua-duanya berasal dari sumber yang

sama yaitu Allah swt. Maka semua penilaian harus dikembalikan

kepada Syara’

D. Kedudukan dan keistimewaan Akhlak dalam Islam

Dalam keseluruhan ajaran Islam akhlak menempati kedudukan

yang istimewa dan sangat penting. Ini dapat dilihat diantaranya dari

hal-hal berikut:

1) Rasulullah saw menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia

sebagai misi pokok Risalah Islam:

21

Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005) hlm 152. 22

Ilyas, Yanuhar, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam

(LPPI), 2007) hlm 4.

27

Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya aku di utus untuk

menyempurnakan akhlak agar mulia” (HR Malik)

2) Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.

Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah

saw:

“Ya Rasulullah, apakah agama ini? Beliau menjawab:

(Agama adalah) akhlak yang baik ”

3) Akhlak yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan

seseorang nanti pada hari kiamat. Rasulullah saw bersabda:

“Tidak ada satupun yang akan lebih memberatkan

timbangan (kebaikan) seorang hamba mukmin nanti pada hari

Kiamat selain dari akhlak yang baik……” (HR Tirmidzi).

4) Rasulullah saw menjadikan baik buruknya akhlak seseorang

sebagai ukuran kualitas imannya. Rasulullah saw bersabda:

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah

yang paling baik akhlaknya” (HR Tirmidzi)23

23

Ilyas, Yanuhar, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam

(LPPI), 2007) hlm 6.

28

3. Pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak anak

Keluarga mempunyai fungsi dan pengaruh yang besar terhadap

pendidikan dan kelanjutan anak, karena orang tua merupakan pendidik

yang pertama dan utama. Keluarga harus merupakan basis untuk

memenuhi kebutuhan setiap anggotanya, sehingga merasa berkembang

dengan baik sebagai anggota masyarakat. Rumah tangga harus merupakan

koordinasi harmonis yang harus diciptakan oleh suami istri sehingga

ketenangan keluarga sebagai kebutuhan primer terpenuhi.

Akhir-akhir ini, telah muncul gejala yang kurang baik yang

menimbulkan kegoncangan dalam kehidupan keluarga diantaranya adalah

kenakalan anak. Salah satu sebab timbulnya kenakalan anak, karena

kurangnya perhatian orang tua terhadap anak utamanya pembinaan akhlak.

Pembinaan akhlak sangat penting dan merupakan bagian yang

tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Pembinaan akhlak

adalah mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia dan makhluk

hewani. Manusia tanpa pembinaan akhlak akan hilang derajat

kemanusiaannya sebagai makhluk Allah yang paling mulia. Nilai-nilai

akhlak harus ditanamkan sejak usia dini melalui pendidikan dalam

keluarga, sebagai makhluk individu, manusia mempunyai potensi (fitrah)

yang dibawa sejak lahir dan sangat potensial untuk dikembangkan. Potensi

tersebut tidak dapat berkembang dengan sempurna tanpa melalui proses

pendidikan. Oleh karena itu, disinilah pentingnya pendidikan utamanya

pembinaan akhlak.

Sekarang ini, banyak orang tua lebih mengutamakan pekerjaan

misalnya lembur larut malam, urusan bisnis, pertemuan rekan kerja,

bahkan ada saja orang tua tidak pulang ke rumah, sehingga pembinaan

akhlak dan kasih sayang yang seharusnya diberikan oleh orang tua

terhadap anak menjadi terbengkalai. Adanya kesibukan orang tua yang

diwujudkan dalam bentuk bekerja, mencari nafkah dan lain-lain

merupakan suatu hal yang wajar dalam kehidupan sosial manusia demi

untuk kebutuhan keluarganya. Namun apa yang dilakukan oleh orang tua

29

tentunya tidak harus melepaskan tanggung jawabnya sebagai pembimbing

dan pendidik dalam rumah tangga. Orang tua sebagai pendidik pertama

dan utama seharusnya memberikan pembinaan akhlak, kasih sayang,

perhatian, arahan dan bimbingan kepada anak-anaknya sesuai dengan

tingkat pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

Ahli pendidikan menetapkan bahwa setelah melewati masa

kelahiran, seorang anak mengalami beberapa fase pertumbuhan dan

perkembangan yang harus diketahui oleh orang tua, sehingga orang tua

mampu membuat program untuk diterapkan dalam pembinaan akhlak

secara tepat yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan

anak. Para orang tua harus mengenal perkembangan dan pertumbuhan

anak secara alami sehingga mampu menentukan pola pembinaan akhlak

secara benar, begitu pula orang tua harus mengetahui fase-fase

pertumbuhan anak berikut ini:

a. Fase balita adalah masa menyusui dan menyapih yaitu setelah anak

berumur dua tahun.

b. Fase balita antara umur 3 hingga 5/6 tahun yaitu masa pendidikan

prasekolah.

c. Fase kanak-kanak antara umur 6 hingga 8 tahun yaitu fase anak mulai

masuk sekolah dasar.

d. Fase peralihan antara umur 9 hingga 12 tahun yaitu akhir anak

memperoleh pendidikan dasar.

e. Fase remaja atau baligh antara umur 12 hingga 15 tahun yaitu umur

pertumbuhan anggota tubuh dan kematangan secara psikologis atau

kejiwaan bagi anak laki-laki dan anak perempuan.

f. Fase puberitas antara umur 15 tahun hingga 18 tahun yaitu fase anak

sudah duduk dibangku SMA.

g. Fase produktif antara umur 18 hingga 30 tahun.

h. Fase dewasa yaitu masa peralihan dan produktif hingga umur 60 tahun.

i. Fase manula yaitu masa mulai umur 60 tahun.

30

Islam memandang keluarga sebagai awal kehidupan manusia yang

dapat memberikan kemungkinan baik buruk, bahagia atau celaka bagi

anggotanya. Anak bagi orang tua dipandang sebagai amanat dan titipan

Allah swt. Orang tua mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi sebagai pendidik

keluarga dan sebagai pemelihara keluarga.

Menurut Islam, anak bagi orang tuanya merupakan karunia

sekaligus amanat dari Allah swt. Anak menempati posisi yang sangat

bernilai, karena anak dapat menjadi hiasan bagi rumah tangga dan

sekaligus menghapus kesan yang kurang enak yang datang dari

masyarakat terhadap keluarga yang tidak mempunyai keturunan. Alangkah

sepinya dalam sebuah keluarga yang tidak mempunyai anak. Itulah makna

anak sebagai karunia Allah swt.

Anak merupakan titipan Allah swt yang harus dipelihara,

dibimbing dan dididik. Allah berfirman dalam surat Al Anfal ayat 28:

Artinya: “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu

hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang

besar”. (QS Al Anfal 28)24

Berdasarkan kutipan ayat di atas, anak merupakan titipan Allah swt

dan merupakan ujian bagi setiap orang tua. Dengan kata lain anak

merupakan titipan Allah swt yang diberikan kepada orang tuanya agar

tidak disia-siakan. Orang tua berkewajiban mengasuh, membimbing, dan

mendidiknya agar kelak setelah dewasa anak berhasil mengarungi

kehidupannya, menjadi manusia yang shalih, manusia yang berkualitas

sesuai yang diharapkan orang tua.

Orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar bagi

pengembangan dan pendidikan anak-anaknya. Orang tua (ayah ibu)

24

Departemen Agama, Alqur‟an dan Terjemahannya, (Surakarta: CV. Pustaka Manthiq).

31

memegang peranan yang penting dan berpengaruh terhadap pendidikan

anak-anaknya. Sejak lahir, ibunya yang selalu ada disisinya, oleh karena

itu anak akan meniru perangai ibunya. Ibu merupakan orang yang pertama

kali dikenal anak, menjadi teman dan dipercayainya. Apapun yang

dilakukan ibu dapat dimaafkannya kecuali apabila anak ditinggalkan dan

tidak diperhatikan.

Orang tua merupakan figur bagi anggota keluarganya terutama

bagi anak-anak yang masih memerlukan bimbingan. Sikap dan perilaku

orang tua dalam kehidupan sehari-hari harus menunjukkan perbuatan yang

positif karena secara tidak langsung sikap itu akan ditiru oleh anaknya.

Anak usia 9-12 tahun yang duduk di kelas V dan VI masih memerlukan

bimbingan dan perhatian orang tua agar kelak tumbuh kepribadian yang

baik dan dapat diterima di lingkungan sosial dan masyarakat.

4. Menggapai akhlak mulia

Sesungguhnya kemuliaan akhlak itu terwujud dengan memberikan

apa yang dipunyai kepada orang lain, menahan diri sehingga tidak

menyakiti, dan menghadapi gangguan atau tekanan dengan penuh

kesabaran. Hal itu akan bisa digapai dengan membersihkan jiwa dari sifat-

sifat rendah lagi tercela dan menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji.

Simpul kemuliaan akhlak itu adalah: kamu tetap menyambung hubungan

dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu, memberikan

kebaikan kepada orang yang tidak mau berbuat baik kepadamu, dan

memaafkan kesalahan orang lain yang menzalimi dirimu.

Akhlak yang mulia memiliki berbagai keutamaan. Ia merupakan

bentuk pelaksanaan perintah Allah dan Rasul-Nya shallallahu „alaihi wa

sallam. Dengan kemuliaan akhlak seorang akan memperoleh ketinggian

derajat. Dengan sebab kemuliaan akhlak pula berbagai problema akan

menjadi mudah, aib-aib akan tertutupi dan hati manusia akan tunduk dan

menyukai sang pemilik akhlak yang mulia ini. Dengan akhlak yang mulia

juga, seorang akan terbebas dari pengaruh negatif tindakan jelek orang

32

lain. Dia pandai menunaikan kewajibannya dan melengkapinya dengan

hal-hal yang disunnahkan. Sebagaimana ia akan terjauhkan dari akibat

buruk sikap tergesa-gesa dan serampangan. Dengan akhlak yang mulia

pikiran akan tenteram dan kehidupan terasa nikmat.

Tidak diragukan bahwa mengubah kebiasaan memang perkara

yang sangat berat dilakukan orang. Meskipun demikian, hal itu bukanlah

sesuatu yang tidak mungkin dan mustahil dilakukan. Terdapat banyak

jalan dan sarana yang bisa ditempuh oleh manusia untuk bisa menggapai

kemuliaan akhlak. Sebagian di antara jalan-jalan tersebut adalah:

1. Memiliki aqidah yang selamat.

Aqidah adalah urusan yang sangat agung dan mulia. Perilaku

merupakan hasil dari pikiran dan keyakinan di dalam jiwa. Penyimpangan

perilaku biasanya muncul akibat penyimpangan aqidah. Aqidah itulah

iman. Sementara orang yang paling sempurna keimanannya adalah yang

paling baik akhlaknya. Apabila aqidah seseorang baik maka akan baik pula

akhlaknya. Sehingga aqidah yang benar akan menuntun pemiliknya untuk

bisa memiliki akhlak yang mulia seperti: berlaku jujur, dermawan, lemah

lembut, berani, dan lain sebagainya. Sebagaimana kemuliaan akhlak juga

akan menghalangi dirinya dari melakukan perilaku-perilaku yang jelek

seperti; berdusta, bakhil (pelit), bertindak bodoh, serampangan, dan lain

sebagainya.

2. Senantiasa berdoa memohon akhlak mulia.

Doa merupakan pintu (kebaikan) yang sangat agung. Apabila pintu

ini telah dibukakan untuk seorang hamba maka berbagai kebaikan pasti

akan dia dapatkan dan keberkahan akan tercurah kepadanya. Barangsiapa

yang ingin memiliki kemuliaan akhlak dan terbebas dari akhlak yang jelek

hendaknya dia mengembalikan urusannya kepada Rabbnya. Hendaknya

dia ‘menengadahkan telapak tangannya’ dengan penuh ketundukan dan

perendahan diri kepada-Nya agar Allah melimpahkan kepadanya akhlak

yang mulia dan menyingkirkan akhlak-akhlak yang buruk darinya. Oleh

karena itulah Nabi Muhammad saw adalah orang yang sangat banyak

33

memohon kepada Rabbnya untuk mengaruniakan kepada beliau kemuliaan

akhlak. Beliau biasa memanjatkan permohonan, “Ya Allah, jauhkanlah

dari diriku kemungkaran dalam akhlak, hawa nafsu, amal, dan penyakit.”

(HR. Al Hakim [1/532] dan disahihkan olehnya serta disepakati Adz

Dzahabi). Beliau juga berdoa, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari

sikap lemah, kemalasan, sifat pengecut, pikun, sifat pelit. Dan aku

berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan

kematian.” (HR. Bukhari [7/159] dan Muslim [2706]).

3. Bersungguh-sungguh/mujahadah dalam memperbaiki diri.

Kesungguh-sungguhan akan banyak berguna di dalam upaya untuk

mendapatkan hal ini. Sebab kemuliaan akhlak tergolong hidayah yang

akan diperoleh oleh seseorang dengan jalan bersungguh-sungguh dalam

mendapatkannya. Allah „azza wa jalla berfirman yang artinya, “Orang-

orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami maka akan Kami

mudahkan untuknya jalan-jalan menuju keridhaan Kami. Dan

sesungguhnya Allah pasti bersama orang-orang yang berbuat baik.” (QS.

Al ‘Ankabut: 69). Barangsiapa yang bersungguh-sungguh menundukkan

hawa nafsunya untuk bisa berhias diri dengan sifat-sifat keutamaan, serta

menundukkannya untuk menyingkirkan akhlak-akhlak yang tercela

niscaya dia akan mendapatkan banyak kebaikan dan akan tersingkir

darinya kejelekan-kejelekan. Akhlak ada yang didapatkan secara bawaan

dan ada pula yang dimiliki setelah melatih diri dan membiasakannya.

Mujahadah tidaklah cukup sekali atau dua kali, namun ia harus dilakukan

sepanjang hayat hingga menjelang kematiannya. Allah tabaraka wa ta‟ala

berfirman yang artinya, “Sembahlah Rabbmu hingga datang kematian

kepadamu.” (QS. Al Hijr: 99).

4. Introspeksi/muhasabah.

Yakni dengan cara mengoreksi diri ketika melakukan akhlak yang

tercela dan melatih diri agar tidak terjerumus kembali dalam perilaku

akhlak yang tercela itu. Namun hendaknya tidak terlalu berlebihan dalam

mengintrospeksi karena hal itu akan menimbulkan patah semangat.

34

5. Merenungkan dampak positif akhlaq yang mulia.

Sesungguhnya memikirkan dampak positif dan akibat baik dari

segala sesuatu akan memunculkan motivasi yang sangat kuat untuk

melakukan dan mewujudkannya. Maka setiap kali hawa nafsu mulai terasa

sulit untuk ditundukkan hendaknya ia mengingat-ingat dampak positif

tersebut. Hendaknya dia mengingat betapa indah buah dari kesabaran,

niscaya pada saat itu nafsunya akan kembali tunduk dan kembali ke jalur

ketaatan dengan lapang. Sebab apabila seseorang menginginkan kemuliaan

akhlak dan dia menyadari bahwa hal itu merupakan sesuatu yang paling

berharga dan perbendaharaan yang paling mahal bagi jiwa manusia

niscaya akan terasa mudah baginya untuk menggapainya.

6. Memikirkan dampak buruk akhlak yang jelek.

Yaitu dengan memperhatikan baik-baik dampak negatif yang

timbul akibat akhlak yang jelek berupa penyesalan yang terus menerus,

kesedihan yang berkepanjangan, rasa tidak senang di hati orang lain

kepadanya. Dengan demikian seorang akan terdorong untuk mengurangi

perilakunya yang buruk dan terpacu untuk memiliki akhlak yang mulia.

7. Tidak putus asa untuk memperbaiki diri.

Sebagian orang yang berakhlak jelek mengira bahwa perilakunya

sudah tidak mungkin untuk diperbaiki dan mustahil untuk diubah.

Sebagian orang ketika berusaha sekali atau beberapa kali untuk

memperbaiki dirinya namun menjumpai kegagalan maka dia pun berputus

asa. Hingga akhirnya dia tidak mau lagi memperbaiki dirinya. Sikap

semacam ini benar-benar tidak layak dimiliki seorang muslim. Dia tidak

boleh barang sedikit pun merasa senang dengan kehinaan yang sedang

dialaminya lantas tidak mau lagi menempa diri karena menurutnya

perubahan keadaan merupakan sesuatu yang mustahil terjadi pada dirinya.

Namun semestinya dia memperkuat tekad dan terus berupaya untuk

menyempurnakan diri, dan bersungguh-sungguh dalam mengikis aib-aib

dirinya. Betapa banyak orang yang berhasil berubah keadaan dirinya,

jiwanya menjadi mulia, dan aib-aibnya lambat laun menghilang akibat

35

keseriusannya dalam menempa diri dan kesungguhannya dalam

menaklukkan tabiat buruknya.

8. Memiliki cita-cita yang tinggi.

Cita-cita tinggi akan melahirkan kesungguhan, memompa

semangat untuk maju dan tidak mau tercecer di barisan orang-orang yang

rendah dan hina. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang

memiliki cita-cita yang tinggi dan jiwanya memiliki kekhusyukan maka dia

telah memiliki (sumber) segala akhlak mulia. Sedangkan orang yang

rendah cita-citanya dan hawa nafsunya telah melampaui batas maka itu

artinya dia telah bersifat dengan setiap akhlak yang rendah dan tercela.”

Jiwa-jiwa yang mulia tidak merasa ridha kecuali terhadap perkara-perkara

yang mulia, tinggi, dan baik dampaknya. Sedangkan jiwa-jiwa yang kerdil

dan hina menyukai perkara-perkara yang rendah dan kotor sebagaimana

halnya seekor lalat yang senang hinggap di barang-barang yang kotor.

Jiwa-jiwa yang mulia tidak akan merasa ridha terhadap kezaliman,

perbuatan keji, mencuri, demikian pula tindakan pengkhianatan, sebab

jiwanya lebih agung dan lebih mulia daripada harus melakukan itu semua.

Sedangkan jiwa-jiwa yang hina justru memiliki karakter yang bertolak

belakang dengan sifat-sifat yang mulia itu.

9. Bersabar.

Sabar merupakan fondasi bangunan kemuliaan akhlak. Kesabaran

akan melahirkan ketabahan, menahan amarah, tidak menyakiti,

kelemahlembutan dan tidak tergesa-gesa, dan tidak suka bersikap kasar.

10. Menjaga kehormatan/iffah.

Sifat ini akan membawa pelakunya untuk senantiasa menjauhi

perkara-perkara yang rendah dan buruk, baik yang berupa ucapan ataupun

perbuatan. Dia akan memiliki rasa malu yang itu merupakan sumber

segala kebaikan. Sikap ini akan mencegah dari melakukan perbuatan keji,

bakhil, dusta, ghibah maupun namimah/adu domba.

11. Keberanian.

36

Hal ini akan membawa pelakunya untuk memiliki jiwa yang

tangguh dan mulia. Selain itu keberanian akan menuntun untuk senantiasa

mengutamakan akhlak mulia, berusaha untuk mengerahkan kebaikan yang

bisa dilakukannya dalam rangka memberikan manfaat kepada orang lain.

Keberanian juga akan menggembleng jiwa untuk rela meninggalkan

sesuatu yang disukai dan menyingkirkannya. Keberanian akan menuntun

kepada sifat suka menahan amarah dan berlaku lembut.25

C. RUMUSAN HIPOTESIS

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya harus diuji secara empiris.26

Hipotesis merupakan suatu asumsi

atau anggapan yang bisa benar atau bisa salah mengenai sesuatu hal dan

dibuat untuk menjelaskan sesuatu hal tersebut sehingga memerlukan

pengecekan lebih lanjut. Dengan dasar pengertian hipotesis di atas terdapat

dua macam hipotesis penelitian, yaitu: (a) Hipotesis kerja (Ha), (b) Hipotesis

nol (Ho). Hipotesis kerja (Ha) dinyatakan dalam kalimat positif yaitu terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua terhadap

akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Tahun Pelajaran 2010/2011. Sedangkan

hipotesis nol (Ho) adalah tidak ada pengaruh signifikan antara perhatian orang

tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong

Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Artinya semakin baik

perhatian orang tua, maka semakin baik pula akhlak anak kelas VI SDN 4

Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran

2010/2011.

25

http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/kiat-menggapai-akhlaq-mulia-l.html 26

Nazir, Moh, Metode Penelitian, (Darussalam: Ghalia Indonesia, 1993) hlm 150.

37

BAB III

METODE PENELITIAN

Metologi mengandung pengertian ilmu tentang metode atau cara

melakukan penelitian, pencarian atau penyelidikan dan percobaan ilmiah pada

suatu bidang tertentu untuk mendapatkan fakta-fakta. Pada metologi penelitian

terkandung langkah-langkah sistematis. Adapun metologi penelitian pada

skripsi ini meliputi:

A. JENIS PENELITIAN

Ditinjau dari objeknya, penelitian yang bisa dilakukan penulis

termasuk penelitian lapangan (field research) karena data-data yang

diperlukan untuk penyusunan karya ilmiah diperoleh dari lapangan. Adapun

penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena data yang

terkumpul melalui metode observasi, angket, dokumen dan wawancara untuk

mencari seberapa besar pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak anak

kelas VI SDN 4 Sidorejo, selanjutnya dianalisis melalui perhitungan-

perhitungan dengan menggunakan rumus statistik.

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Tempat yang digunakan untuk mengadakan penelitian ini, yaitu di

SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal. Adapun waktu yang penulis gunakan

untuk mengadakan penelitian yaitu mulai tanggal 2 Mei sampai 2 Juni 2011.

37

38

C. POPULASI PENELITIAN

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.27

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SDN 4

Sidorejo Brangsong Kendal yang berjumlah 21 siswa, dengan kriteria 10

siswa laki-laki dan 11 siswi perempuan.

Adapun penelitian ini tidak menggunakan sampel karena peneliti

mengambil seluruh siswa kelas VI sebagai populasi objek penelitian di SDN 4

Sidorejo Brangsong Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011, kelas VI penulis

gunakan sebagai objek penelitian mengingat keterbatasan penulis serta dengan

pertimbangan lebih mudah melaksanakan penelitian. Jadi jumlah populasi

penelitian ini adalah 21 siswa SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong

Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.

D. VARIABEL DAN INDIKATOR PENELITIAN

Variabel penelitian yaitu suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan penulis

untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Adapun variabel dalam

penelitian ini yaitu:

a. Variabel Independen/bebas/pengaruh/X

Variabel independen yaitu variabel yang menjadi sebab

terjadinya/terpengaruhnya variabel dependen. Variabel bebas pada penelitian

ini ialah perhatian orang tua. Dengan indikator membimbing, mengawasi,

mengontrol, membiasakan, memberikan teladan yang baik, memenuhi

kebutuhan anak.

27

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitif Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabrta, 2008) hlm 80.

39

b. Variabel dependen/terikat/terpengaruh/Y

Variable dependen yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh

variabel independen. Adapun variabel terikat pada penelitian ini adalah akhlak

siswa. Dengan indikator:

1. Akhlak kepada Allah, seperti shalat, do’a, puasa, dan membaca Al Qur’an.

2. Akhlak kepada manusia, seperti kepada orang tua dan guru, sayang kepada

teman, bergaul dengan tetangga, dan masyarakat.

3. Akhlak kepada lingkungan, seperti menjaga kebersihan dan menanam

pohon.

E. PENGUMPULAN DATA PENELITIAN

Data-data yang dihimpun pada penelitian ini adalah:

a. Perhatian orang tua terhadap anak kelas VI di SDN 4 Sidorejo Brangsong

Kendal.

b. Akhlak anak kelas VI di SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal.

c. Letak geografis SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal.

d. Keadaan staf pengajar dan karyawan SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal

Tahun Pelajaran 2010/2011.

e. Keadaan siswa SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal Tahun Pelajaran

2010/2011.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui dua tahapan

yaitu:

a. Persiapan

Pengumulan data melalui angket, penulis menentukan indikator

penelitian berdasarkan landasan teori, kemudian menyusun kisi-kisi soal

dan menentukan nomor butir pernyataan dilanjutkan menyusun item soal

yang dilengkapi dengan petunjuk pengisian.

Penggunaan teknik wawancara, dimulai dengan menyusun

pedoman wawancara yang meliputi sejumlah pertanyaan secara garis besar

tentang pengaruh perhatiaan orang tua dan akhlak anak.

40

Teknik observasi, diawali dengan membuat instrumen observasi

mengenai perhatian orang tua anak kelas VI SDN 4 Sidorejo, peneliti

tinggal membubuhkan tanda check () pada kolom fasilitas yang ada.

Adapun penggunaan teknik dokumentasi, peneliti membuat checklist

untuk mencatat hal yang ada dan diperlukan.

b. Pelaksanaan

Angket yang sudah dilengkapi dengan petunjuk pengisiannya

dibagikan kepada responden dengan sistem random. Selang waktu dirasa

cukup untuk mengisi angket selama 1 atau 2 jam, kemudian peneliti

mengambil angket yang sudah diisi, bersama dengan itu dilakukan

wawancara/interviu berkaitan data angket yang penulis sebarkan.

Adapun secara rinci teknik pengumpulan data pada penelitian ini

adalah:

1) Angket

Metode angket yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab.

Metode angket pada penelitian ini penulis gunakan untuk

mendapatkan data perhatian orang tua dan akhlaq siswa, serta pengaruh

perhatian orang tua terhadap akhlak anak di SDN 4 Sidorejo Brangsong

Kendal.

2) Observasi

Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan

suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai

proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah

proses-proses pengamatan dan ingatan.28

Metode ini penulis gunakan

untuk mengamati keadaan umum SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal,

mengamati akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal.

28

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitif Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabrta, 2008) hlm 145.

41

3) Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.29

4) Interviu atau wawancara

Metode interviu atau wawancara ialah teknik pengumpulan data

menggunakan cara tanya jawab. Metode ini penulis gunakan untuk

memperoleh gambaran yang belum lengkap. Interviu dapat dilakukan

penulis kepada kepala sekolah maupun staf pengajar.

Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian

ini yaitu instrumen perhatian orang tua dan instrumen akhlak anak kelas VI

SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran

2010/2011. Kedua instrumen ini disusun penulis dibatasi dengan indikator-

indikator yang dijabarkan melalui angket, seperti penulis susun dibawah ini:

a. Instrumen perhatian orang tua.

Mengukur perhatian orang tua, dilakukan dengan menggunakan 4

alternatif yaitu masing-masing skor A=4, B=3, C=2, D=1.

b. Instrumen akhlak anak.

Mengukur akhlak anak, dilakukan dengan menggunakan 4

alternatif yaitu masing-masing skor A=4, B=3, C=2, D=1.

F. ANALISIS PENELITIAN

Setelah data terkumpul lengkap, selanjutnya data tersebut penulis uji

kebenarannya melalui analisis kuantitif menggunakan rumus statistik melalui

tahapan sebagai berikut:

29

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

2006) hlm 231.

42

a. Analisis pendahuluan

Tahap analisis pendahuluan, data yang terkumpul dari angket

disusun pada table distribusi frekuensi dari variabel-variabel penelitian.

Adapun kriterianya sebagai berikut:

1) Jawaban variabel bebas/independen/pengaruh/X, perhatian orang tua:

Alternatif jawaban A diberikan angka 4.

Alternatif jawaban B diberikan angka 3.

Alternatif jawaban C diberikan angka 2.

Alternatif jawaban D diberikan angka 1.

2) Jawaban variabel terikat/dependen/terpangaruh/Y, akhlak anak:

Alternatif jawaban A diberikan angka 4.

Alternatif jawaban B diberikan angka 3.

Alternetif jawaban C diberikan angka 2.

Alternatif jawaban D diberikan angka 1.

b. Analisis uji hipotesis

Adapun analisis ini untuk mengetahui hipotesis yang diajukan

melalui pengolahan data variabel X dengan variabel Y. Variabel penelitian

ini yaitu:

1. Variabel bebas : Perhatian orang tua, diberi tanda X

2. Variabel terikat : Akhlak anak, diberi tanda Y

Analisis uji hipotesis ini penulis menggunakan analisis korelasi

product moment.30

Sesuai data penelitian, analisis yang tepat untuk

menghitungnya menggunakan rumus sebagai berikut:

rxy = N ∑XY – (∑X) (∑Y)

√((N ∑X2 – (∑X

2)) (N ∑Y

2 - (∑Y

2))

Keterangan:

X = Perhatian orang tua anak.

30

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

2006) hlm 274.

43

Y = Akhlak anak.

N = Jumlah responden.

∑X = Jumlah skor X.

∑Y = Jumlah skor Y.

∑XY = Jumlah perkalian antara X dan Y.

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y.

c. Analisis lanjut

Analisis lanjut merupakan kelanjutan dari analisis pendahuluan dan

analisis uji hipotesis yang interpretasinya untuk mewujudkan pengaruh

perhatian orang tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo

Brangsong Kendal. Analisis ini diperoleh setelah memperoleh nilai Ro

(dari hasil analisis) dengan nilai Rt (dari tabel), baik taraf signifikan 5%

atau 1%. Apabila nilai Ro lebih besar atau sama dengan nilai Rt, berarti

signifikansi dan hipotesis diterima. Sedangkan apabila nilai Ro lebih kecil

dari nilai Rt, berarti tidak signifikan dan hipotesis ditolak.

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Umum SDN 4 Sidorejo

SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal berdiri pada 1 Maret 1985.

Terletak di Dukuh Kersan Desa Sidorejo yang berjarak sekitar 4 km dari

kota Kecamatan Brangsong. Walaupun letaknya tidak berdekatan dengan

kantor kecamatan dan jalur pantura, tapi akses jalan menuju SDN 4

Sidorejo sangatlah mudah dan dapat dijangkau dari segala penjuru. Dilihat

dari letak SDN 4 Sidorejo yang berada diperbatasan dua desa yaitu Desa

Brangsong dan Desa Sidorejo sangat memungkinkan kepada warga dari

dua desa tersebut untuk mempercayakan pendidikan putra-putri mereka

untuk belajar di SDN 4 Sidorejo. Disamping itu juga kwalitas pendidikan

di SDN 4 Sidorejo tidaklah kalah bila dibanding SD lain di Kecamatan

Brangsong, berdasarkan catatan hasil rata-rata nilai ujian nasional tahun

2009/2010 terjadi peningkatan bila dibanding tahun sebelumnya hampir

diseluruh materi yang diujikan, ini berarti bahwa proses pembelajaran di

SDN 4 Sidorejo ada kemajuan.

2. Guru dan Staf Karyawan SDN 4 Sidorejo

Tenaga pendidik yang terlibat dalam proses belajar mengajar di

SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal adalah lulusan dari IAIN dan S1 UT.

Adapun data guru SDN 4 Sidorejo pada waktu penulis mengadakan

penelitian berjumlah 8 orang, dengan guru laki-laki berjumlah 3 orang dan

guru perempuan 5 orang dengan rincian guru PNS 6 orang dan 2 orang

guru tidak tetap. Draf dan kolom struktur sekolah sebagai berikut:

44

45

GURU DAN KARYAWAN SDN 4 SIDOREJO

BRANGSONG KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011

NO NAMA STATUS PENDIDIKAN JABATAN

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Ngarpiah, S.Pd

Subari

Yohana Sri Dati

Mukhidin, S.Pd

Sholehah

Komsiyah

Siti Zulaekhah, S.Pd

Agus Supriyanto

Nur Falihin

PNS

PNS

PNS

PNS

PNS

PNS

GTT

GTT

S1

D2

D2

S1

D2

D2

S1

D2

KepSek

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Penjaga

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH

SDN 4 SIDOREJO BRANGSONG KENDAL

(Sumber: papan monografi SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal tahun ajaran 2010/2011)

3. Keadaan Siswa dan Wali Murid SDN 4 Sidorejo

Keadaan siswa SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal tahun pelajaran

2010/2011 dilihat dari segi kuantitatif, jumlah siswa mencapai 160 siswa.

Hal ini menunjukkan peningkatan dari tahun pelajaran sebelumnya

Kepala

Sekolah Komite

Sekolah

Guru

Agama

Guru

Penjaskes

Guru Mulok

Guru Kelas I - VI

Siswa Penjaga Sekolah

46

2009/2010 yang berjumlah 152 siswa. Rincian siswa tahun pelajaran

2010/2011 adalah sebagai berikut:

Keadaan Siswa SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal

Tahun Pelajaran 2010/2011

NO KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 I 17 13 30

2 II 10 19 29

3 III 15 15 30

4 IV 14 17 31

5 V 10 9 19

6 VI 10 11 21

JUMLAH 76 84 160

(Sumber: dokumentasi SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal tahun ajaran 2010/2011)

Keadaan orang tua siswa SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal tahun

pelajaran 2010/2011 sebagian besar berdomisili di sekitar SDN 4 Sidorejo

dengan mata pencaharian sebagai petani, buruh dan PNS.

4. Sarana dan Prasarana SDN 4 Sidorejo

Sarana dan prasarana digunakan untuk menunjang kegiatan

peningkatan pembelajaran guna untuk meningkatkan prestasi siswa dan

meningkatkan kualitas serta kuantitas sekolah. Adapun sarana dan

prasarana di SDN 4 Sidorejo kecamatan Brangsong kabuaten Kendal

antara lain sebagai berikut:

a. Ruang kelas yang nyaman

b. Lapangan

c. Perpustakaan

d. Musholla

e. Tempat parkir

f. Kantin

47

5. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Diskripsi hasil penelitian ini dimaksudkan untuk menyajikan data

kuantitatif mengenai pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak anak

kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun

Pelajaran 2010/2011.

Untuk mendapatkan data tentang pokok penelitian di atas, penulis

menggunakan angket pertanyaan. Dalam angket yang dikembangkan dari

beberapa indikator yang terdiri dari 40 butir pertanyaan dengan 4 alternatif

jawaban. Adapun langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam

menganalisis data yang terkumpul dari hasil penelitian variabel perhatian

orang tua dan variabel akhlak anak sebagai berikut:

a. Mengadakan penjumlahan dari semua item pertanyaan, baik pada

jawaban untuk variabel, X (perhatian orang tua) dan variabel Y (akhlak

anak) untuk alternatif jawaban A, B, C dan D.

b. Melakukan penilaian dari tiap-tiap jawaban untuk variabel perhatian

orang (X) atau jawaban untuk variabel akhlak anak (Y). kemudian

memberi skor 4 untuk alternatif jawaban A, skor 3 untuk alternatif

jawaban B, skor 2 untuk alternatif jawaban C, dan skor 1 untuk

alternatif jawaban D, skor tersebut diberikan untuk kelompok perhatian

orang tua dan akhlak anak.

c. Menghitung skor tiap-tiap responden dengan cara menjumlahkan hasil

angket penelitian pada langkah 1 dan 2 diatas dengan menggunakan

proses tematik.

Peneliti menggunakan tiga tahap pada analisis data yang digunakan

yaitu analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut.

Dengan penjabaran sebagai berikut:

48

1) Analisis Pendahuluan

Analisis pendahuluan ini berisi tentang data-data dari angket yang

telah diisi oleh siswa. Angket yang diisi oleh siswa terdiri atas dua macam

yaitu angket yang berisi tentang variabel perhatian orang tua dan variabel

akhlak anak, total jumlah dari kedua variabel tersebut 40 pertanyaan

dengan 4 alternatif pilihan jawaban pada tiap-tiap soal.

NILAI ANGKET PENELITIAN

PERHATIAN ORANG TUA

No

Responden

Jumlah Jawaban Jumlah Nilai Total

A B C D A B C D

1 9 11 - - 36 33 - - 69

2 7 5 8 - 28 15 16 - 59

3 8 7 5 - 32 21 10 - 63

4 10 10 - - 40 30 - - 70

5 20 - - - 80 - - - 80

6 20 - - - 80 - - - 80

7 16 2 2 - 64 6 4 - 74

8 11 6 3 - 44 18 6 - 68

9 7 8 5 - 28 24 10 - 62

10 10 7 3 - 40 21 6 - 66

11 7 8 5 - 28 24 10 - 62

12 12 2 6 - 48 6 12 - 66

13 13 7 - - 52 21 - - 73

14 18 2 - - 72 6 - - 78

15 17 3 - - 68 9 - - 77

16 9 8 3 - 36 24 6 - 66

17 13 7 - - 52 21 - - 73

18 6 12 2 - 24 36 4 - 64

19 14 6 - - 56 18 - - 74

49

20 9 10 1 - 36 30 2 - 65

21 6 10 4 - 24 30 8 - 62

N=21 242 131 47 - 968 393 94 - 1455

Tabel di atas merupakan hasil jawaban angket penelitian variabel

perhatian orang tua yang penulis sebarkan kepada responden berjumlah 21

siswa kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal.

Sedangkan jumlah pertanyaan yang penulis sebarkan pada angket variabel

perhatian orang tua di atas berjumlah 20 item pertanyaan dengan 4 opsi

pilihan jawaban pada tiap soal.

Berdasarkan pada tabel di atas dapat dihitung nilai rata-rata (mean)

perhatian orang tua siswa kelas VI SDN 4 Sidorejo, dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

Nilai Rata-rata (mean) = Jumlah Nilai

Jumlah Responden

= 1455

21

Nilai Rata-rata (mean) = 69,28

Nilai tersebut termasuk dalam kategori cukup

Selanjutnya dari data tersebut di atas dapat diketahui bahwa

perolehan nilai tertinggi dari angket perhatian orang tua adalah 80 dan

nilai terendah adalah 59. Dari data itu dapat ditentukan lebar interval

dengan menggunakan rumus:

i = nilai tertinggi – nilai terendah = 80 – 59 = 5.25

Jumlah interval 4

Pada hasil penelitian ini menggunakan 4 interval nilai yang terdiri

dari baik sekali, baik, cukup, dan kurang. Dan karena hasil intervalnya

5.25, maka lebar intervalnya adalah:

50

INTERVAL NILAI KATEGORI JUMLAH

RESPONDEN

74.76 – 80.00

69.51 – 74.75

64.26 – 69.50

59.00 – 64.25

Baik Sekali

Baik

Cukup

Kurang

4

5

6

6

Berdasarkan pada tabel nilai angket penelitian variabel perhatian

orang tua di atas, juga dapat dihitung berapa persen pilihan siswa pada

opsi jawaban A, B, C, atau D. Sehingga dapat diketahui peranan perhatian

orang tua terhadap perkembangan akhlak anak. Rumus yang digunakan

adalah :

Jumlah nilai X 100%

Total nilai

Maka diperoleh:

Opsi A = 66.53%

Opsi B = 27.01%

Opsi C = 6.46%

Opsi D = 0%

Dari data di atas diperoleh 66,53% yang memilih opsi jawaban A.

27,01% pada opsi jawaban B, 6,46% opsi jawaban C, dan 0 % pada opsi

jawaban D. Ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua siswa

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap siswa.

Selanjutnya penulis akan menyajikan data dari hasil angket

penelitian variabel akhlak anak yang telah di jawab oleh 21 siswa SDN 4

Sidorejo Brangsong Kendal. Jumlah pertanyaan yang penulis sebarkan

pada angket variabel akhlak siswa tersebut berjumlah 20 pertanyaan

51

dengan 4 opsi pilihan jawaban. Tabel hasil angket variabel akhlak anak

SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal adalah sebagai berikut:

DATA ANGKET PENELITIAN

AKHLAK ANAK

No

Responden

Jumlah Jawaban Jumlah Nilai Total

A B C D A B C D

1 7 8 5 - 28 24 10 - 62

2 10 5 5 - 40 15 10 - 65

3 9 4 6 1 36 12 12 1 61

4 11 6 3 - 44 18 6 - 68

5 15 3 2 - 60 9 4 - 73

6 10 4 5 1 40 12 10 1 63

7 16 2 2 - 64 6 4 - 74

8 5 8 7 - 20 24 14 - 58

9 6 11 2 1 24 33 4 1 62

10 13 5 2 - 52 15 4 - 71

11 5 8 7 - 20 24 14 - 58

12 5 5 10 - 20 15 10 - 45

13 15 4 1 - 60 12 2 - 74

14 10 10 - - 40 30 - - 70

15 15 5 - - 60 15 - - 75

16 13 5 2 - 52 15 4 - 71

17 11 6 3 - 44 18 6 - 68

18 7 11 2 - 28 33 4 - 65

19 16 4 - - 64 12 - - 76

20 8 8 4 - 24 16 8 - 48

21 3 10 6 1 12 30 12 1 55

N=21 210 132 74 4 832 388 138 4 1362

52

Berdasarkan pada tabel di atas dapat dihitung nilai rata-rata (mean)

akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo, dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Nilai Rata-rata (mean) = Jumlah Nilai

Jumlah Responden

= 1362

21

Nilai Rata-rata (mean) = 64,85

Nilai tersebut termasuk dalam kategori baik

Selanjutnya dari data tersebut diatas dapat diketahui bahwa

perolehan nilai tertinggi dari angket variabel akhlak anak adalah 76 dan

nilai terendah adalah 45. Dari data itu dapat ditentukan lebar interval

dengan menggunakan rumus:

i = nilai tertinggi – nilai terendah = 76 – 45 = 7.75

Jumlah interval 4

Pada hasil penelitian ini menggunakan 4 interval nilai yang terdiri

dari baik sekali, baik, dan cukup. Dan karena hasil intervalnya 7.75, maka

lebar intervalnya adalah:

INTERVAL NILAI KATEGORI JUMLAH

RESPONDEN

68.26 – 76.00

60.51 – 68.25

52.76 – 60.50

45.00 – 52.75

Baik Sekali

Baik

Cukup

Kurang

8

8

3

2

Berdasarkan pada tabel nilai angket penelitian variabel akhlak anak

di atas, juga diatas dapat dihitung berapa persen pilihan siswa pada opsi

jawaban A, B, C, D sehingga dapat diketahui akhlak anak. Rumus yang

digunakan adalah:

53

Jumlah nilai X 100%

Total nilai

Maka diperoleh:

Opsi A = 61,1%

Opsi B = 28,5%

Opsi C = 10,1%

Opsi D = 0,3%

Dari data diatas diperoleh, opsi jawaban A dengan 61,1%. Opsi

jawaban B 28,5%, opsi jawaban C 10,1%. Dan opsi jawaban D dengan

0,3%. Ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa cenderung memiliki

kebiasaan dan akhlak yang baik.

2) Analisis Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara. Pada

penelitian dengan judul pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak anak

kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun

Pelajaran 2010/2011. Peneliti mengajukan hipotesis ada pengaruh yang

positif antara perhatian orang tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4

Sidorejo Brangsong Kendal.

Untuk mempermudah perhitungan, peneliti menggunakan tabel

perhitungan korelasi product moment.

PERHITUNGAN KORELASI PRODUCT MOMENT

NO X Y X2 Y

2 XY

1 69 62 4761 3844 4278

2 59 65 3481 4225 3835

3 63 61 3969 3721 3843

4 70 68 4900 4624 4760

5 80 73 6400 5329 5840

54

6 80 63 6400 3969 5040

7 74 74 5476 5476 5476

8 68 58 4624 3364 3944

9 62 62 3844 3844 3844

10 67 71 4489 5041 4757

11 62 58 3844 3364 3596

12 66 45 4356 2025 2970

13 73 74 5329 5476 5402

14 78 70 6084 4900 5460

15 77 75 5929 5625 5775

16 66 71 4356 5041 4686

17 73 68 5329 4624 4964

18 64 65 4096 4225 4160

19 74 76 5476 5776 5624

20 68 48 4624 2304 3264

21 62 55 3844 3025 3410

1455 1362 101611 89822 94928

Dari tabel perhitungan korelasi product moment, dapat dibuat

sebuah tabel untuk mempermudah menghitung korelasi product moment

dengan menggunakan angka kasar.

KORELASI PRODUCT MOMENT

KETERANGAN JUMLAH

∑ X

∑ Y

∑ X2

∑ Y2

∑ XY

Nilai X rata-rata= ∑ X/21 = 1455/21 =

Nilai Y rata-rata= ∑ Y/21 = 1362/21 =

1455

1362

101611

89822

94928

69,28

64,85

55

Tahap analisis uji hipotesis ini, untuk menguji hipotesis yang

diajukan menggunakan rumus statistik. Analisis ini merupakan kelanjutan

dari analisis pendahuluan. Penulis menggunakan analisis korelasi product

moment dengan rumus sebagai berikut31

:

rxy = N ∑XY – (∑X) (∑Y)

√((N ∑X2 – (∑X

2)) (N ∑Y

2 - (∑Y

2))

Keterangan:

X = Perhatian orang tua anak.

Y = Akhlak anak.

N = Jumlah responden.

∑X = Jumlah skor X.

∑Y = Jumlah skor Y.

∑XY = Jumlah perkalian antara X dan Y.

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y.

Dengan perhitungan sebagai berikut:

rxy = N ∑XY – (∑X) (∑Y)

√((N ∑X2 – (∑X

2)) (N ∑Y

2 - (∑Y

2))

= 21 x 94928 – (1455) (1362)

√ (21 x 101611 – (1455)2) (21 x 89822 – (1362)

2)

= 1993488 – 1981710

√ (2133831 - 2117025) (1886262 - 1855044)

= 11778

√16806 x 31218

31

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

2006) hlm 274.

56

= 11778

√ 524649708

= 11778

22905

rxy = 0,5142

Jadi koefisien korelasi antara X dan Y adalah 0,514

3) Analisis Lanjut

Analisis lanjut merupakan analisis lanjutan dari analisis

pendahuluan dan analisis uji hipotesis yang merupakan interprestasi pada

peranan perhatian orang tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4

Sidorejo Brangsong Kendal. Pada analisis ini, hasil nilai ro (dari hasil

analisis) dibandingkan dengan nilai rt (pada tebel), untuk taraf signifikan

5% dengan N=21 adalah sebesar 0,433 dan tarat 1% adalah sebesar 0,549.

Sehingga dapat diketahui hasil akhir dari penelitian dengan nilai sebagai

berikut 0,514 > 0,433 (hasil analisis lebih besar dari pada nilai pada tabel)

artinya signifikan.

Peran perhatian orang tua mempunyai pengaruh positif terhadap

akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten

Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.

B. PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, yang menggunakan metode pendekatan

kuantitatif. Peneliti mencoba mencari seberapa besar pengaruh perhatian orang

tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal,

selanjutnya dianalisis melalui perhitungan-perhitungan dengan menggunakan

rumus statistik. Setelah dilakukan penelitian terhadap 21 siswa kelas VI SDN

4 Sidorejo Brangsong Kendal dengan menggunakan angket yang terdiri dari

40 pertanyaan yaitu 20 pertanyaan dengan variabel perhatian orang tua dan 20

pertanyaan dengan variabel akhlak anak, dengan 4 alternatif jawaban pada

masing-masing pertanyaan.

57

Maka diperoleh hasil yang menunjukkan total nilai perhatian orang tua

1455. Dengan 4 responden dalam katergori sangat baik, 5 dalam kategori baik,

6 dalam kategori cukup, dan 6 dalam kategori kurang. Sedangkan bila dilihat

dari prosentase pada opsi pilihan jawaban diperoleh 66,53% memilih opsi

jawaban A, 27,01% menunjukkan opsi jawaban B, 6,46% pada opsi jawaban

C, dan 0% pada opsi jawaban D. Pada variabel perhatian orang tua ini

diperoleh nilai rata-rata (mean) 69,28 dan termasuk dalam kategori baik.

Sedangkan hasil penelitian akhlak anak menunjukkan total nilai 1362.

Dengan 8 responden dalam katergori sangat baik, 8 dalam kategori baik, 3

dalam kategori cukup, dan 2 dalam kategori kurang. Sedangkan bila dilihat

dari prosentase pada opsi pilihan jawaban diperoleh 61,1% memilih opsi

jawaban A, 28,5% menunjukkan opsi jawaban B, 10,1% pada opsi jawaban C,

dan 0,3% pada opsi jawaban D. Pada variabel akhlak anak ini diperoleh nilai

rata-rata (mean) 64,85 dan termasuk dalam kategori baik.

Untuk mengetahui seberapa signifikan pengaruh perhatian orang tua

terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal, peneliti

menggunakan analisis korelasi product moment. Dari tabel perhitungan

korelasi product moment menunjukkan koefisien korelasi antara X dan Y

(rxy) yaitu 0,5142. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan pada tabel harga

kritik dari r product moment, pada tabel disebutkan taraf signifikansi 5%

dengan N=21 adalah sebesar 0,433 dan taraf 1% adalah sebesar 0,549.

Sehingga dapat diketahui hasil akhir dari penelitian adalah signifikan, karena

hasil analisis lebih besar daripada nilai pada tabel dengan nilai 0,514 > 0,433.

58

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, penelitian dengan

judul Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Akhlak Anak Kelas VI SDN 4

Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran

2010/2011. Dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Perhatian orang tua anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong

Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 tergolong cukup. Data

yang mendukung adalah nilai rata-rata (mean) variabel orang tua yang

memperoleh rata-rata 69,28 yang termasuk dalam kategori cukup.

2. Akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten

Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 tergolong baik. Data yang mendukung

variabel ini adalah nilai rata-rata (mean) yang diperoleh melalui

perhitungan statistik yaitu sebesar 64,85 dan termasuk dalam kategori

baik.

3. Hasil analisis “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Akhlak Anak

Kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011”

mempunyai pengaruh yang positif dan dapat diterima. Hasil tersebut

kemudian dikonsultasikan pada tabel harga kritik dari r product moment,

pada tabel disebutkan taraf signifikansi 5% dengan N=21 adalah sebesar

0,433 dan taraf 1% adalah sebesar 0,549. Sehingga dapat diketahui hasil

akhir dari penelitian adalah signifikan, karena hasil analisis lebih besar

daripada nilai pada tabel dengan nilai 0,514 > 0,433.

B. SARAN

Sebagai kompensasi adanya suatu penelitian yang sudah diketahui

hasilnya, maka perlu adanya saran-saran agar menjadi bahan acuan dalam

pengembangan pendidikan agama Islam yang lebih baik lagi.

58

DAFTAR PUSTAKA

Adab Memberi Salam (online article) diunduh pada 19 Mei 2011, dari

http://ohislam.com/adab-memberi-salam/.

Akhlaq dan Nasehat (online article) diunduh pada 19 Mei 2011, dari

http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/kiat-menggapai-akhlaq-mulia-

l.html

Al Adnani, Abu Fatih. Global Warming, Surakarta: Granada Mediatama, 2008.

Al Ghozali, Imam, Mutiara Ihya Ulumuddin, Bandung: Penerbit Mizan, 1998.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 2006.

Dakir, Dasar-Dasar Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1993.

Departemen Agama, Alqur’an dan Terjemahannya, Surakarta: CV. Pustaka

Manthiq.

Ilyas, Yanuhar, Kuliah Akhlaq, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan

Pengamalan Islam (LPPI), 2007.

Izzad, Ahmad, Kuikuti Tradisi Rasulku, Bandung: albu, 2006.

Khalid, Amru, Berakhlaq Seindah Rasulullah, Semarang: PT Pustaka Rizki Putra,

2007.

Mahjuddin, Kuliah Akhlaq-Tasawuf, Jakarta: Kalam Mulia, 1991.

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2005.

Nazir, Moh, Metode Penelitian, Darussalam: Ghalia Indonesia, 1993.

Sangkan, Abu. Pelatihan Shalat Khusyu’, Jakarta: 2004.

Slamet, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1992.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,

2008.

Sudarsono, Etika Islam tentang Kenakalan Remaja, Jakarta: PT Rineka Cipta,

2005.

Tafsir, Ahmad, Pendidikan Agama dalam Keluarga, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2000.

Yusuf, Syamsu, LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2007.

Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.

Lampiran 1

DAFTAR SISWA KELAS VI

SDN 4 SIDOREJO BRANGSONG KENDAL

TAHUN 2010/2011

NO NO INDUK NAMA L / P

1 541 Susi Susanti P

2 543 Widiyanto L

3 554 Edi Suprayitno L

4 555 Pingki Fauzi L

5 557 Indarwati P

6 562 M. Alwi Baharudin L

7 565 Siti Hartini P

8 551 Ayu Kusvitasari P

9 570 Istiharudin Majid L

10 571 Nurul Aini P

11 573 Siti Khoirul Umami P

12 575 Febya Bella Safira P

13 577 Tri Fatmawati P

14 578 Rohmad Jodhi L

15 579 Farozi L

16 581 M. Ja’far Sodiq L

17 582 Amalia Nur Azizah P

18 583 Nining Lestari P

19 584 Adhi Sulistiyo L

20 585 Nafa Tri Oktafiani P

21 652 Muh Fadhil L

ANGKET PENELITIAN

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP AKHLAK ANAK

KELAS VI SDN 4 SIDOREJO KECAMATAN BRANGSONG

KEBUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011

A. PETUNJUK PENGISIAN

1. Tulislah terlebih dahulu identitas/nama kamu pada daftar isian yang telah

tersedia.

2. Berikan jawaban pada pertanyaan berikut ini, dengan memberikan tanda

silang (X) pada huruf A, B, C atau D yang sesuai keinginanmu.

3. Kami harapkan jawaban kamu dengan jujur, jawabanmu tidak berpengaruh

terhadap nilaimu.

4. Terimakasih atas jawaban dan kejujuranmu.

B. IDENTITAS SISWA

1. Nama :

2. Alamat :

3. Kelas :

I. ANGKET PERHATIAN ORANG TUA

1. Apakah orang tuamu, membimbing kamu selalu mengerjakan shalat lima

waktu?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

2. Apakah orang tuamu, melatih kamu selalu berdzikir kepada Allah setelah

shalat?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

3. Apakah orang tuamu melatih dan membiasakan kamu berdo’a kepada Allah

setelah shalat?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

4. Apakah orang tuamu, melatih kamu membaca al-Qur’an setelah shalat

magrib?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

5. Apakah orang tuamu, mengajak kamu berpuasa ramadhan dibulan Ramadhan?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

6. Apakah orang tuamu, memberi tauladan kepada kamu untuk bersikap jujur?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

7. Apakah orang tuamu, melatih kamu untuk membiasakan diri mengucapkan

salam ketika masuk rumah?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

8. Apakah orang tuamu, mengajarkan kamu untuk menghormati orang yang

lebih tua?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

9. Apakah orang tuamu selalu memberi uang saku kepadamu?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

10. Apakah orang tuamu, mengawasi kamu agar menyisihkan uang saku untuk

beramal di sekolah?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

11. Apakah orang tuamu selalu menganjurkan agar selalu menjaga kebersihan

lingkungan?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

12. Apakah orang tuamu selalu memberi contoh kepada kamu agar membuang

sampah pada tempatnya?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

13. Apakah orang tuamu selalu membimbing kamu untuk selalu membaca do’a

setiap memulai aktifitas/kegiatan?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

14. Apakah orang tuamu mengawasi kamu untuk selalu membersihkan

lingkungan rumah?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

15. Apakah orang tuamu memperhatikan atau mengontrol kamu dalam

kerapian/kesopanan berpakaian?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

16. Apakah orang tuamu membiasakan agar kamu selalu menggosok gigi dan

mencuci kaki ketika menjelang tidur?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

17. Apakah orang tuamu melatih kamu untuk selalu mencuci kedua tangan ketika

akan makan?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

18. Apakah orang tuamu selalu memberi contoh kamu untuk merapikan tempat

tidur ketika bangun tidur?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

19. Apakah orang tuamu mengawasi kamu untuk bangun pagi?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

20. Apakah orang tuamu menyuruh kamu untuk selalu mengerjakan shalat subuh

pada jam 05.00 pagi?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

II. ANGKET AKHLAK ANAK

1. Berapa kalikah kamu melaksanakan shalat wajib sehari semalam?

a. 5 kali

b. 4 kali

c. 3 kali

d. 2 kali

2. Apakah kamu selalu berdzikir kepada Allah setelah shalat?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

3. Apakah kamu selalu berdo’a kepada Allah setelah shalat?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

4. Apakah kamu membaca al-Qur’an setelah shalat maghrib?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

5. Apakah kamu mengerjakan puasa di bulan Ramadhan?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

6. Apakah kamu selalu bersikap jujur?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

7. Apakah kamu biasa mengucapkan salam ketika masuk rumah?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

8. Apakah kamu menghormati orang yang lebih tua dari saudara?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

9. Apakah kamu selalu bersabar ketika mendapat musibah?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

10. Apakah kamu selalu menyisihkan uang saku untuk beramal disekolah?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

11. Apakah kamu selalu menjaga kebersihan lingkungan?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

12. Apakah kamu selalu membuang sampah pada tempatnya?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

13. Apakah kamu selalu berdo’a setiap memulai aktifitas atau kegiatan?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

14. Apakah kamu selalu membersihkan lingkungan rumah?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

15. Apakah kamu selalu berpakaian rapi atau sopan?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

16. Apakah kamu selalu menggosok gigi dan mencuci kaki ketika akan tidur?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

17. Apakah kamu selalu mencuci tangan ketika akan makan?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

18. Apakah kamu selalu merapikan tempat tidur ketika bangun dari tidur?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

19. Apakah kamu selalu bangun pagi setiap hari?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

20. Apakah kamu selalu mengerjakan shalat subuh pada jam 05.00 pagi?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : SHOLEHAH

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Kendal, 11 Juli 1960

3. Alamat Rumah : Ds. Brangsong RT 22 RW8 Kec.

Brangsong Kab. Kendal 52371.

HP : 0888 039 69238

E-mail : -

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. M I Th 1973

b. PGA 4 Th Th 1977

c. PGA 6 Th Th 1980

d. D II Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Th 1996

2. Pendidikan Non-Formal

a. -

Semarang, 18 Agustus 2011

SHOLEHAH