PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP AKHLAK...
Transcript of PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP AKHLAK...
i
PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP
AKHLAK ANAK KELAS VI SDN 4 SIDOREJO
KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh
SHOLEHAH
NIM 093111480
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Sholehah
NIM : 093111480
Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam
Judul : Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Akhlak Anak Kelas pVI
SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal pTahun
Pelajaran 2010/2011;
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya.
Semarang, Agustus 2011
Saya yang menyatakan,
Sholehah
NIM 093111480
iii
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan:
Judul : Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Akhlak Anak Kelas VI
SDN 4 nnnnnnnSidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal
Tahun Pelajaran nnnnnnn2010/2011.
Nama : Sholehah
NIM : 093 111 480
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
telah diujikan dalam sidang munaqosah oleh Dewan Penguji dan dapat diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Semarang, ………………
2011.
DEWAN PENGUJI
Ketua, Sekretaris,
Drs. Wahyudi, M.Pd Drs. Sajid Iskandar NIP 19680314 199503 1 001 NIP 19480212 198703 1 001
Penguji I, Penguji II,
Dr. H. Syaifuddin Zuhri, M.Ag H. Mahfud Siddiq, Lc. MA NIP 19580805 198703 1 002 NIP 19690320 199803 1 004
Pembimbing,
Dr. Ruswan, MA
NIP 19680424 199303 1 004
iv
NOTA DINAS
Semarang, 14 Juli 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Akhlak Anak Kelas VI
iiSDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun
iiPelajaran 2010/2011.
Nama : Sholehah
NIM : 093111480
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,
Dr. H. Ruswan, M.A.
NIP. 1968804 241993 1 004
v
ABSTRAK
Judul : Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Akhlak Anak
mKelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong
mKabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
Penulis : Sholehah
NIM : 093111480.2011
Pembimbing : DR. Ruswan MA.
Skripsi ini membahas seberapa besar pengaruh perhatian orang tua
terhadap akhlak anak. Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi
anak. Pengembangan akhlak yang baik pada anak akan terasa sulit apabila tidak
diisi bimbingan, pengarahan, pendidikan dan perhatian orang tua. Anak ataupun
siswa dalam meniti tahap dan jenjang kehidupannya membutuhkan bantuan orang
lain, sedangkan orang pertama yang berkewajiban mendidik anak dalam eksistensi
kehidupannya adalah orang tua.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah perhatian
orang tua anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten
Kendal tahun pelajaran 2010/2011? (2) Bagaimanakah akhlak anak kelas VI SDN
4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2010/2011?
(3) Seberapa jauh perhatian orang tua berpengaruh terhadap akhlak anak kelas VI
SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal tahun pelajaran
2010/2011?.
Skripsi ini merupakan kajian penelitian lapangan (Field Research) dan
menggunakan pendekatan kuantitatif dalam memproses data yang terhimpun.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SDN 4 Sidorejo
Brangsong Kendal tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 21 siswa, oleh
sebab itu tidak ada penggunaan sampel dalam skripsi ini.
Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Perhatian orang tua anak kelas VI
SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011 tergolong cukup. Data yang mendukung adalah nilai rata-rata (mean)
variabel orang tua yang memperoleh rata-rata 69,28 yang termasuk dalam kategori
cukup. (2) Akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong
Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 tergolong baik. Data yang
mendukung variabel ini adalah nilai rata-rata (mean) yang diperoleh melalui
perhitungan statistik yaitu sebesar 64,85 dan termasuk dalam kategori baik. (3)
Perhatian orang tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong
Kendal mempunyai pengaruh yang positif dan dapat diterima. Hal ini dibuktikan
dengan hasil analisis lebih besar daripada nilai pada tabel dengan nilai 0,514 >
0,433. (pada tabel disebutkan taraf signifikansi 5% dengan N=21 adalah sebesar
0,433 dan taraf 1% adalah sebesar 0,549).
vi
MOTTO
33. Al Ahzab
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (Al-Ahzab (33) : 21)
vii
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tuaku yang telah mengasuh dan membesarkanku.
2. Suamiku tercinta dan putra-putriku tersayang, yang telah mendampingi
dan mewarnai perjalanan hidupku.
3. Teman-teman mahasiswa seperjuangan, harapan besar semua ini
bermanfaat dan ditulis sebagai Ibadah kepada-Nya. Amien.
viii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan berkat rahmat dan hidayahNya dan semata-mata atas kehendakNya
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Salawat beserta salam selalu
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad saw, yang dengannya dunia ini
diliputi oleh Islam, Ilmu dan Akhlak Mulia.
Banyak tantangan, hambatan dan kesulitan yang setiap saat dihadapi
penulis baik persiapan, pelaksanaan, penyusunan maupun penulisan skripsi ini.
Berkat bantuan dan bimbingan serta motifasi yang penulis dapat dari berbagai
pihak baik yang diberikan secara langsung maupun tidak langsung akhirnya
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kemudian penulis sampaikan terimakasih kepada pihak yang telah
membantu terselesainya skripsi ini, terutama kepada:
1. Dekan Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo
Semarang.
2. Nasirudin, M.Ag selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.
3. Dr Ruswan MA selaku pembimbing, yang telah memberikan bimbingan
secara optimal dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ngarpiah S.Pd selaku kepala sekolah SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal,
yang telah memberikan izin penelitian.
5. Guru dan siswa kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal yang telah
membantu penelitian ini.
Penulis menyadari dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
dalam penyusunan skripsi ini, maka kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan Islam
maupun masyarakat.
Semarang, Agustus 2011
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………….………..…… i
PERNYATAAN KEASLIAN ……………………………………… ii
PENGESAHAN ……………………………………………...…….. iii
NOTA PEMBIMBING …………………………………………….. iv
ABSTRAK …………………………………………………………. v
MOTTO …………………………………………………………….. vi
PERSEMBAHAN ………………………………………………….. vii
KATA PENGANTAR ……………………………………………… viii
DAFTAR ISI ………………………………………………………... ix
DAFTAR TABEL ……………………………………...…………… x
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………... xi
BAB I PENDAHULUAN …………………………………… 1
A. Latar Belakang ……………………….…………… 1
B. Pembatasan Masalah ……………….……………... 4
C. Rumusan Masalah ………………….……………... 5
D. Manfaat Penelitian ………………………………... 5
BAB II LANDASAN TEORETIS ……………………..…………. 6
A. Kajian Pustaka …………………………………… 6
B. Kerangkan Teoretis ……………………………… 7
C. Rumusan Hipotesis ……………………………… 36
BAB III METODE PENELITIAN ………………………….… 37
A. Jenis Penelitian …………………………………… 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ………………….… 37
C. Populasi Penelitian ………………………………. 38
D. Variabel dan Indikator Penelitian ………………... 38
E. Pengumpulan Data Penelitian ……………………. 39
F. Analisis Data Penelitian ………………………..... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …….. 44
A. Hasil Penelitian ………………………………….. 44
B. Pembahasan ……………………………………… 56
BAB V PENUTUP …………………………………………... 58
A. Simpulan ………………….………………….…... 58
B. Saran …………………….……………………….. 58
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
Lampiran 1 : Daftar Siswa Kelas VI
Lampiran 2 : Angket Penelitian
Lampiran 3 : Surat Keterangan Penelitian
Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Keluarga marupakan lingkungan terkecil yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan pendidikan. Keluarga memiliki peranan yang sangat
penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Perawatan orang tua yang
penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan baik agama
maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif
untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang
sehat.1
Orang tua merupakan pribadi yang pertama untuk hidup anak.
Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur
pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke
dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. Perlakuan orang tua terhadap anak
tertentu dan terhadap semua anaknya, merupakan unsur pembinaan lainnya
dalam pribadi anak. Perlakuan keras, akan berlainan akibatnya daripada
perlakuan lembut ke dalam pribadi anak.
Keadaan anak yang tidak mendapat perhatian orang tua (bapak ibu)
dengan baik mempunyai akhlak yang berbeda daripada anak yang mendapat
perhatian penuh dari orang tua. Pada umumnya anak yang diasuh kakek nenek
cenderung dimanja, kakek nenek hanya berupaya cucunya senang meski
kadang sampai lupa mengupayakan bagaimana agar anak mempunyai akhlak
yang baik.
Kehidupan setiap keluarga, mampunyai tipe yang berlainan satu sama
lain. Kehidupan ini akan berpengaruh terhadap cara mendidik anak dan
perkembangan jiwa anak, bahkan akan mampengaruhi kebahagiaan yang
dicapai oleh keluarga yang bersangkutan.
1Syamsu Yusuf, LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm 37.
1
2
Menyayangi dan membiasakan anak berakhlak mulia harus sudah
dilakukan sejak usia dini, bukan mendadak pada usia dewasa. Pada usia dini
sampai baligh inilah saat yang paling tepat untuk memantapkan akhlak hingga
benar-benar mempribadi pada diri anak. Jika pada usia dini anak-anak belum
terbiasa berakhlak mulia, niscaya pada periode selanjutnya akan mengalami
kesulitan dalam mengubah diri.
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tayangan televisi terbukti
cukup efektif membentuk dan mempengaruhi perilaku anak-anak lantaran
media ini sekarang telah berfungsi sebagai sumber rujukan dan wahana
peniruan. Anak-anak sebagai salah satu konsumen media secara sadar atau
tidak telah dipengaruhi budaya baru yang dikonstruksi oleh pasar (market
idiologi).
Televisi secara tidak langsung ikut mandidik dan menemani anak-anak
di saat orang tua disibukkan berbagai aktivitas. Orang tua akan beruntung
kalau komunitas penonton dari kelompok anak-anak lebih sering diajari
berperilaku yang mencerminkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur.2 Oleh
karena itu untuk membantu agar anak dapat memanfaatkan tayangan televisi
secara positif tentu sangat membutuhkan peran optimal orang tua untuk
mendampingi dan mengontrolnya. Orang tua harus sabar mendampingi anak-
anak saat menonton televisi.
Untuk menyiapkan generasi muda yang bertanggung jawab atas
kehidupan bangsa Indonesia dimasa depan, tidak cukup membekali anak
dengan pengetahuan dan teknologi saja, tetapi bekal kehidupan dengan
moralitas mulia. Jika suatu bangsa generasi mudanya tidak bermoralitas mulia,
menjadi suatu pertanda kemunduran dan kehancuran bangsa itu dimasa depan.
Dalam rangka memperkokoh dan memperkuat aqidah islamiah anak,
pendidikan anak harus dilengkapi dengan pendidikan akhlak yang memadai.
Dalam Al-qur’an banyak sekali ayat yang memerintahkan atau mementingkan
pentingnya akhlak bagi setiap hamba Allah yang beriman. Maka dalam rangka
2 Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006) hlm 107
3
mandidik akhlak kepada anak-anak, selain harus diberikan
keteladanan yang tepat, juga harus ditunjukkan tentang bagaimana harus
menghormati dan seterusnya.3 Pentingnya perilaku yang mencerminkan nilai-
nilai agama bagi umat manusia. Sehingga Nabi Muhammad saw diutus untuk
menyempurnakan moral manusia, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam
Malik:
Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak agar mulia” (HR Malik).4
Kepribadian siswa sulit tumbuh dan berkembang apabila tidak diisi
bimbingan, pengarahan, pendidikan dan perhatian orang tua. Siswa dalam
meniti tahap dan jenjang kehidupannya membutuhkan bantuan dari orang lain,
sedangkan orang pertama yang berkewajiban mendidik anak dalam eksitensi
kehidupannya adalah orang tua.
Tanggung jawab orang tua membentuk pribadi anak, harus dimulai
dari perhatian orang tua melalui bimbingan, pelatihan, teladan yang baik agar
proses pembinaan kepribadian mencapai hasil optimal. Anak perlu dilibatkan
langsung untuk memperoleh pengalaman praktis dalam kegiatan keagamaan
dan masyarakat yang mendukung terciptanya kepribadian mulia.
Salah satu upaya pembinaan akhlak yang efektif adalah melalui
aktivitas keseharian anak baik dirumah, sekolah atau masyarakat, yaitu dengan
melibatkan anak dalam kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan yang selaras
tuntunan akhlak mulia, juga harus diimbangi dengan teladan dinamis yang
diberikan orang tua, guru dan lingkungan yang baik.
3 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) hlm 117.
4 Amru Khalid, Berakhlak Seindah Rasulullah, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2007) hlm 2.
4
Hal diatas, kemungkinan besar akan dapat mempengaruhi akhlak anak,
dan akhlak seorang anak akan berbeda satu dengan yang lain. Anak yang
mempunyai keluarga harmonis, dan memberikan perhatian serta teladan yang
baik pasti akan membentuk akhlak seorang anak dengan baik pula, sedangkan
bila anak mempunyai keluarga yang tidak harmonis dan tidak memberikan
perhatian kepada anak pastilah akan tumbuh dengan akhlak yang kurang baik
dan sulit menyesuaikan diri dengan kegiatan belajar dan lingkungannya.
Sejalan dengan pentingnya perhatian orang tua terhadap akhlak anak
kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal, penulis
tertarik untuk mengkajinya melalui penelitian ilmiah dengan judul: “Pengaruh
Perhatian Orang Tua Terhadap Akhlak Anak Kelas VI SDN 4 Sidorejo
Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. PEMBATASAN MASALAH
Batasan pada penelitian ini ialah untuk mengetahui peranan perhatian
orang tua terhadap akhlak anak, apakah dapat memberi pengaruh yang berarti
atau tidak. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 4 Sidorejo Kecamatan
Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Subjek penelitian
adalah seluruh siswa kelas VI yang berjumlah 21 siswa. Dengan menggunakan
penelitian lapangan (field research), peneliti berharap adanya pengaruh besar
dari perhatian orang tua terhadap akhlak anak sehingga kesuksesan dalam
belajar maupun dalam perkembangan diri siswa dapat dirasakan.
Ada tiga batasan pokok dalam penelitian ini yaitu pehatian orang tua
anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal
Tahun Pelajaran 2010/2011, akhlak anak kelas VI itu sendiri, dan pengaruh
antara perhatian orang tua tersebut dengan akhlak anak.
5
C. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perhatian orang tua anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan
Brangsong Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2010/2011?
2. Bagaimana akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong
Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2010/211?
3. Seberapa jauh perhatian orang tua berpengaruh terhadap akhlak anak kelas
VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal tahun
pelajaran 2010/2011?
D. MANFAAT PENELITIAN
Sedangkan manfaat yang ingin dicapai penulis pada penelitian ini
adalah:
1. Secara teoretis
a. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk mengambangkan teori
psikologi tentang perhatian orang tua terhadap akhlak anak.
2. Secara praktis
a. Bagi peneliti, untuk mengetahui hambatan atau kekurangan yang
belum dilakukan berhubungan dengan siswa, sekolah, orang tua,
bahkan lingkungan sekolah sehingga dapat ikut berperan dalam usaha
pembentukan akhlak peserta didik sesuai yang diharapkan.
b. Bagi peserta didik, agar menyadari pentingnya kedisiplinan belajar,
mengatur waktu, sopan terhadap semua serta selalu membiasakan
perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah
atau masyarakat.
c. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan laporan/pedoman mengambil
kebijakan mengingatkan orang tua tentang pentingnya perhatian
terhadap akhlak anak SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong
Kabupaten Kendal.
d. Bagi masyarakat, sebagai sumbang pikir ilmiah menambah wawasan
pengetahuan psikologi khususnya dalam pembentukan akhlak anak.
6
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. KAJIAN PUSTAKA
Penulis telah berupaya melakukan penelusuran pustaka yang memiliki
relevansi dengan pokok permasalahan pada penelitian ini. Hal tersebut
dimaksudkan supaya fokus penelitian tidak merupakan pengulangan atas
penelitian sebelumnya, melainkan untuk mencari sisi lain yang signifikan
untuk diteliti lebih mendalam dan lebih efektif pada sasaran. Selain itu,
penelusuran pustaka juga bermanfaat untuk membangun kerangka teoritis
yang mendasari kerangka pemikiran penilaian skripsi ini. Penelitian yang telah
penulis temukan antara lain:
1. PERANAN ORANG TUA MENGATASI KENAKALAN ANAK
MENURUT ABDULLAH NASHIH ULWAN DALAM BUKU
“TARBIYATUL AULAT FIL ISLAM” TAHUN 2009. Yang disusun oleh
Tusiyah dengan NIM, 073111422. Pada penelitian ini peneliti menulis
bahwa peranan yang diemban orang tua terhadap anak-anaknya begitu
besar, baik secara lahiriah maupun batiniah. Peranan orang tua terhadap
anak merupakan tugas mulia dan sangat agung. Orang tua harus mendidik
anak-anaknya agar dapat menjadi anak-anak yang baik di dunia maupun di
akhirat. Menurut Nashih Ulwan ada enam peranan terpenting orang tua
dalam mendidik anak, yaitu: peranan dalam pendidikan iman, peranan
dalam pendidikan akhlak, peranan dalam pendidikan fisik, peranan dalam
pendidikan intelektual, peranan dalam pendidikan psikis, dan peranan
dalam pendidikan sosial. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian
ini adalah begitu berpengaruh peranan orang tua terhadap perkembangan
anak-anaknya.
Penelitian ini menggunakan metode riset perpustakaan (library
research) dengan analisis deskriptif kuantitatif. Inilah salah satu perbedaan
mendasar dalam penelitian itu bila dibandingkan dengan penelitian dalam
skripsi ini yang menggunakan penelitian lapangan (field research),
6
7
disamping juga sifat penelitian kepustakaan yang ditulis oleh Tusiyah
yang bersifat umum tentang peranan orang tua dalam mengatasi kenakalan
anak. Namun, penelitian itu setidaknya memberi wawasan intelektual yang
mendukung dalam penulisan skripsi ini.
2. PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS III SDN
MARON 1 KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO
TAHUN 2009. Yang disusun oleh Ima Mariyaningsih dengan NIM
073111446, pada penelitian tersebut, peneliti menulis tentang pentingnya
perhatian orang tua terhadap prestasi belajar PAI anak-anaknya di sekolah,
yang ditunjukkan oleh uji hipotesis dengan hasil positif dan signifikan
yang berarti bahwa adanya pengaruh yang besar antara perhatian orang tua
dengan prestasi belajar siswa yang pada penelitian tersebut pada pelajaran
pendidikan agama Islam. Bila penelitian tersebut dihubungkan maka ada
kesamaan dalam memaknai perhatian orang tua terhadap siswa, namun
penelitian dalam skripsi ini menggunakan akhlak sebagai objek penelitian.
Hasil penelitian I dan II di atas, terdapat sedikit kesamaan dalam
beberapa hal, namun perbedaan mendasar adalah hasil kedua penelitian diatas
kurang mengungkap implementasi tindak-tanduk keseharian siswa dan penulis
belum melihat adanya penelitian yang berfokus pada pengaruh perhatian orang
tua terhadap akhlak anak secara luas dan mendalam, yang penulis teliti di
SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011. Penelitian ini diharapkan dapat menemukan bagaimanakah
pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak anak SDN 4 Sidorejo
Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
B. KERANGKA TEORETIS
Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama dalam hal
pembentukan akhlak bagi anaknya. Disebut pendidik utama karena besar
sekali pengaruhnya serta pendidik pertama karena merekalah yang pertama
mendidik anak-anaknya. Sekolah, pesantren, dan guru agama yang di undang
8
ke rumah hanyalah institusi pendidikan dan orang yang sekedar membantu
anaknya.5
Keluarga memegang perenan utama dalam pemeliharaan dan
pembiasaan sikap hormat kepada semua anggota keluarga tersebut. Kasih
sayang semua anggota keluarga yang tumbuh akibat dari hubungan darah dan
akan diberikan kepada anak dengan wajar atau sesuai kebutuhan, mempunyai
arti penting bagi anak, karena anak akan merasa diperhatikan oleh semua
anggota keluarga. Apabila keluarga tidak memberikan kasih sayang kepada
anak, anak akan merasakan bahwa kehadiran dirinya tidak mempunyai arti
bagi kedua orang tuanya, akibatnya anak sulit diatur, mudah berontak, dan
mempunyai sikap negatif lain.
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tayangan televisi terbukti
cukup efektif untuk membentuk dan mempengaruhi perilaku anak-anak karena
media ini sekarang telah berfungsi sebagai sumber rujukan dan wahan
peniruan. Anak-anak sebagai salah satu konsumen media secara sadar atau
tidak telah dipengaruhi budaya baru yang dikonstruksi oleh pasar (market
ideology). Televisi secara tidak langsung telah ikut mendidik dan menemani
anak-anak di saat orang tua disibukkan dengan berbagai aktivitas. Orang tua
akan merasa beruntung jika komunitas penonton dari komunitas anak-anak
lebih sering diajari perilaku yang mencerminkan akhlak mulia atau budi
pengerti luhur. Oleh karena itu untuk membantu agar anak dapat
memanfaatkan tayangan televisi secara positif tentunya sangat dibutuhkan
peran optimal orang tua dalam mendampingi dan mengontrolnya. Orang tua
harus sabar mendampingi anak-anak saat menonton televisi.6
Pada umumnya pendidikan rumah tangga itu bukan berpangkal tolak
dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik
melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan
kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu
5 Tafsir, Ahmad, Pendidikan Agama Dalam Keluarga, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000)
hlm 8. 6 Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
9
terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh-mempengaruhi
secara timbal balik antara orangtua dan anak.
Anak lahir dalam keadaan suci atau fitrah sedangkan jika tidak
beragama tauhid (menyimpang dari fitrah) itu hanyalah lantaran pengaruh
lingkungan terutama lingkungan keluarga. Oleh karena itu, orang tua harus
mendidik anak-anak atau anggota keluarga agar mentaati Allah. Keharusan
tanggung jawab orang tua untuk menyelamatkan diri dan keluarganya melalui
pendidikan Islam juga telah ditegaskan dalam firman Allah surat At-Tahrim
ayat 6:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS. At Tahrim : 6)7
Dalam membentuk akhlak anak dengan baik, orang tua harus
memberikan pendidikan kepada anak. Pendidikan adalah sebagai usaha
membentuk akhlak manusia melalui proses yang panjang, dengan hasil
(resultan) yang tidak dapat diketahui dengan segera. Dalam proses
pembentukan, diperlukan suatu perhitungan yang matang dan hati-hati
berdasarkan pandangan dan pikiran-pikiran atau teori yang tepat sehingga
kegagalan atau kesalahan langkah pembentukan terhadap anak dapat
dihindarkan, karena sasaran pendidikan adalah makhluk yang sedang tumbuh
7 Departemen Agama, Alqur‟an dan Terjemahannya, (Surakarta: CV. Pustaka Manthiq)
10
dan berkembang dan mengandung berbagai kemungkinan, bila salah bentuk
maka akan sulit memperbaikinya.
Allah swt berfirman dalam surat An Nisa ayat 9:
Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang
mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar”. (QS An Nisa: 9)8
Adapun kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan
dengan fariabel yang akan diteliti agar mendapatkan hasil yang baik.
Selanjutnya akan dikaji masalah:
1. Kajian teori tentang Perhatian
Perhatian orang tua sangat dibutuhkan anak yang masih labil dalam
hal emosi, pendirian dan sikap dalam kehidupan sehari-hari baik dengan
teman maupun di keluarga. Perhatian orang tua terhadap anak tidak cukup
dengan menyekolahkan tetapi banyak aspek lain yang harus diperhatikan.
Orang tua harus mendidik serta menanamkan budi pekerti yang baik pada
diri anak.
A. Pengertian perhatian
Perhatian adalah kegiatan atau perbuatan memperhatikan.
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa
8 Departemen Agama, Alqur‟an dan Terjemahannya, (Surakarta: CV. Pustaka Manthiq)
11
itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau
sekumpulan objek.9
Menurut Sayekti Pujdo Suwarno, perhatian adalah menaruh
hati. Menaruh hati pada seluruh anggota keluarga adalah dasar pokok
hubungan yang baik diantara pada anggota keluarga. Menaruh hati
terhadap kejadian dan peristiwa yang terjadi di dalam keluarga berarti
mengikuti dan memperhatikan perkembangan seluruh keluarga. Lebih
jauh lagi orang tua harus mengarahkan perhatiannya untuk lebih
mendalam.
Berdasarkan pendapat yang telah disebutkan sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa perhatian adalah pemusatan pikiran, perasaan dan
kemauan yang dilakukan oleh individu terhadap suatu objek.
Dalam penelitian ini istilah perhatian dikaitkan dengan orang
tua, sehingga terbentuklah istilah perhatian orang tua. Orang tua yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah ibu dan bapak.
B. Macam-macam perhatian
Perhatian dapat digolongkan menjadi beberapa jenis:
1. Dilihat dari derajatnya, terdapat perhatian yang tinggi dan
perhatian yang rendah. Derajat perhatian itu mempunyai perbedaan
sifat kualitatif.
2. Dilihat dari cara timbulnya, perhatian ada dua macam yaitu
perhatian spontan dan perhatian reflektif. Perhatian spontan yaitu
perhatian yang tidak disengaja atau tidak sekehendak. Perhatian
reflektif yaitu apabila timbulnya secara disengaja serta dengan
kemauan yang kuat.
3. Dilihat dari objeknya, ada perhatian memusatkan dan perhatian
terpencar. Perhatian memusatkan yaitu perhatian yang tertuju
kepada objek yang terbatas. Perhatian terpencar yaitu perhatian
yang tertuju kepada bermacam-macam objek secara simultan atau
9Slamet, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya, ttp: Rineka Cipta, 1992.
12
ganti berganti dalam waktu yang sangat dekat. Misalnya seorang
sopir yang sedang mengemudi.
4. Dilihat dari sifatnya, perhatian dibedakan menjadi:
a. Perhatian statis apabila dalam waktu yang lama secara berturut-
turut hanya dapat melakukan suatu tugas dengan suatu
perhatian.
b. Perhatian dinamis, apabila yang bersangkutan dapat
memusatkan perhatiannya dengan berubah-ubah atau berganti
objek.10
Dari pengertian perhatian serta macam-macam perhatian
seperti telah dikutip di atas dihubungkan dengan perhatian orang tua
yang tertuju pada akhlak anak, sehingga perhatian orang tua dapat
diartikan sebagai pemusatan energi yang dilakukan secara sengaja,
intensif dan terkonsentrasi dari orang tua yang dilandasi rasa penuh
kesadaran dalam melakukan tindakan demi tercapainya akhlak mulia
pada anak.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua
Perhatian merupakan kesadaran manusia untuk melakukan
respon dengan memusatkan tenaga psikis tertuju pada obyek yang
merangsang kesadaran seorang didalam melakukan respon yang
berbeda, sehingga obyek dan kesadaran manusia yang berbeda akan
mempunyai perbedaan terhadap besar kecilnya perhatian.
Orang tua yang disibukkan dengan pekerjaan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, lupa terhadap perkembangan yang terjadi pada
anaknya. Keadaan psikis anak semakin parah karena orang tua
mengalami gangguan emosional disebabkan persaingan hidup
dimasyarakat. Hal ini membuat orang tua stress, berperilaku negatif
seperti cepat marah, bertengkar, anak dibiarkan sendiri bahkan
ditinggal bekerja ke tempat yang jauh untuk memenuhi persaingan
10
Dakir, Dasar-Dasar Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1993.
13
hidup keadaan tersebut berpengaruh negatif terhadap anak, anak akan
bandel, kurang sopan bahkan sikap seperti ini dibawa ke sekolah dan
akhirnya mempengaruhi kestabilan pribadi dan akhlak anak.
Menurut Sayekti Pudjo Suwarno, faktor-faktor yang
mempengaruhi perhatian orang tua terhadap anak adalah: a) ajaran dan
pengalaman agama, b) membiasakan kebersihan dan menjaga
kesehatan, c) berbuat baik kepada sesama manusia, d) mencintai tanah
air, e) memberi tauladan yang baik, f) perasaan cinta kasih, disiplin
dan beraturan.
Suatu hal yang perlu diperhatikan setiap orang tua dalam
membimbing anak adalah penyesuaian bimbingan pada perkembangan
jiwa anak-anak. Banyak keluarga kurang berhasil didalam
membimbing putra-putrinya hanya karena kurang perhatian terhadap
masalah yang berhubungan dengan perkembangan akhlak anak.
Dari pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi perhatian orang tua terhadap anak antara lain: a)
tuntunan kemajuan zaman, b) kondisi orang tua, c) lingkungan, d)
keutuhan rumah tangga, e) keadaan ekonomi, f) kesadaran orang tua,
g) perasaan cinta kasih.
Sehubungan dengan hal tersebut maka perhatian orang tua yang
dicurahkan pada anak tak lepas dari pengalaman-pengalaman yang
pernah dimiliki yang diantaranya persepsi terhadap nilai pendidikan
yaitu menumbuhkan dan mengembangkan aspek akhlak anak.
2. Kajian teori tentang Akhlak
Dalam era modern sekarang ini, akhlak seolah-olah hanya sebagai
slogan dalam menilai karakter seseorang. Banyak terlihat dengan jelas di
sekitar kita bagaimana pola pergaulan yang bahkan dilakukan oleh umat
Islam sendiri menyimpang dari esensi dan nilai akhlak. Oleh sebab itu,
perlu disadari bahwa Islam datang dan disyiarkan pertama kali oleh
Rasulullah saw adalah dengan dasar akhlak. Bahkan Rasulullah saw
14
sendiri memproklamirkan kerasulannya adalah untuk menyempurnakan
akhlak.
A. Pengertian akhlak
Secara etimologi (lughotan) akhlaq (Bahasa Arab) adalah
bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah
laku atau tabiat. Berakar dari kata khaalaqa yang berarti menciptakan.
Seakar dengan kata Khaliq (Pencipta), makhluq (yang diciptakan), dan
khlaq (penciptaan).
Kesamaan akar kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam
akhlak tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak
Khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluq (manusia). Atau dengan kata
lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya
baru mengandung nilai akhlak yang hakiki manakala tindakan atau
perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak Khaliq (Tuhan). Dari
pengertian etimologi seperti ini, akhlak bukan saja merupakan tata
aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama
manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara manusia
dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun.11
Di antara tujuan mempelajari akhlak adalah karena misi utama
diutusnya Nabi Muhammad saw adalah karena akhlak. Karena seluruh
ibadah yang kita lakukan tujuan utamanya adalah memurnikan akhlak.
Jika tidak, maka ibadah tidak lebih dari sekedar latihan dan olah raga
semata.
Selanjutnya, di antara tujuan memperlajarinya adalah
menghindari pemisah dan mempererat kaitan antara akhlak dengan
ibadah. Atau singkatnya, mempererat hubungan antara agama dan
dunia. Pemisah dalam hal ini sama sekali bukan dari ajaran Islam.
Islam adalah satu kesatuan, saling melengkapi, komprehensif dan tidak
parsial. Maka janganlah seperti orang yang hanya membuat orang
11
Ilyas, Yanuhar, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam
(LPPI), 2007) hlm 1.
15
banyak terpengaruh dengan ibadah-ibadahnya, tetapi perilakunya
sangat berbeda dengan akhlak Islam.
B. Jenis-jenis akhlak
Ulama Akhlak menyatakan bahwa akhlak yang baik merupakan
sifat para Nabi dan orang-orang Shiddiq, sedangkan akhlak yang buruk
merupakan sifat syaithan dan orang-orang tercela. Maka pada
dasarnya, akhlak itu menjadi dua macam jenis:
1) Akhlak baik atau terpuji (Al-Akhlaaqul Mahmuudah), yaitu
perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk-
makhluk yang lain.
2) Akhlak buruk atau tercela (Al-Ahklaaqul Madzmuumah), yaitu
perbuatan buruk terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk-
makhluk yang lain.12
Diantara contoh-contoh dari akhlak terpuji (Al-Akhlaaqul
Mahmuudah) adalah:
1) Akhlak baik terhadap Allah, di antaranya meliputi:
a. Sholat (As-Sholaat), yaitu amalan yang disyariatkan kepada
kita untuk mengingat Allah Azza Wajalla. Sholat sangatlah
penting karena hal itu merupakan pernyataan lahiriah seseorang
menjadi muslim. Sebagai seorang muslim diwajibkan
mendirikan sholat wajib lima kali sehari, selain sholat-sholat
sunnah lainnya sesuai dengan yang di amalkan Rasulullah saw,
dan agar mengetahui betapa besar manfaat sholat bagi individu
seorang muslim. Rasulullah saw telah mengisyaratkan dalam
hadist:
12
Mahjuddin, Kuliah Akhlaq-Tasawuf, ( Jakarta: Kalam Mulia, 1991) hlm 9.
16
“Amal yang pertama-tama ditanyai Allah pada hamba
dihari Kiamat nanti ialah amalan sholat. Bila sholatnya dapat
diterima, maka akan diterima seluruh amalnya, dan bila
sholatnya ditolak akan tertolak pula seluruh amalnya” (HR
Ahmad, Abi Daud, dan Ibnu Majah).
Pekerjaan sholat merupakan bukti keseriusan yang tidak
dilihat oleh orang. Sholat adalah pekerjaan jiwa, pekerjaan
yang didasari oleh rasa ihsan. Jika hal ini dilakukan dengan
baik, maka pekerjaan yang lainnya akan dilakukan pula dengan
serius dan tidak main-main.13
b. Puasa (As-Saum) yaitu menahan masuknya sesuatu ke dalam
rongganya, maka puasa itu batal dengan makan, minum, obat
yang dihirup (sa‟uth) dan suntikan. Dengan puasa, banyak
sekali manfaat yang didapat, diantaranya dapat mendatangkan
kelembutan dan mengalahkan syahwat, serta menolak
kejahatan dan kesombongan. Dan diantara hikmah lapar adalah
tidak melupakan siksaan dan mengalahkan syahwat lainnya.
Rasulullah saw bersabda:
“Setiap kebaikan digandakan sepuluh hingga tujuh
ratus kali kecuali puasa, karena puasa adalah untuk-Ku dan
Akulah yang memberikan balasnya” (Hadist)14
c. Membaca Al-Qur’an (Qiraatul Qur‟an) adalah salah satu
tradisi (sunnah) Rasulullah saw, yang harus hidup dan
membumi dalam kehidupan setiap muslim. Karena Al-Qur’an
13
Sangkan, Abu. Pelatihan Shalat Khusyu‟, Jakarta: 2004. Hlm 20-21.
14 Al Ghozali, Imam, Mutiara Ihya Ulumuddin, (Bandung: Penerbit Mizan, 1998) hlm 83-84.
17
merupakan petunjuk bagi ummat Islam, agar kita selamat dunia
dan akhirat.
Rasulullah saw bersabda:
“Bacalah Al-Qur‟an, karena sesungguhnya ia akan
datang pada hari Kiamat sebagai penolong orang yang rajin
membacanya” (HR. Muslim)
Dalam membaca Al-Qur’an, dianjurkan dengan
memperhatikan kaidah tajwid dan mentadaburi maknanya, dan
tidak selayaknya membacanya dengan cepat dan tergesa-gesa.15
d. Berdzkir (Adz-Zikru) yaitu mengingat Allah Yang Maha
Pencipta. Dengan mengingat Allah swt maka hati menjadi
tenang dan orang-orang yang beriman hatinya selalu terpaut
pada Allah, ia menjadi tenang dalam hidupnya karena Allah
ada dan menyertainya.
Allah swt berfirman:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah
(dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-
banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan
petang”. (QS Al Ahzab: 41-42)
e. Berdo’a (Ad-Du‟a) adalah salah satu bentuk ibadah kepada
Allah swt. Allah swt sangat mencintai hamba-Nya yang
berdo’a kepada-Nya. Berdo’a hukumnya sunnah, barangsiapa
15
Izzad, Ahmad, Kuikuti Tradisi Rasulku, (Bandung: albu, 2006) hlm 122-123.
18
yang tidak berdo’a kepada Allah berarti ia telah meninggalkan
kebaikan yang banyak. Allah swt berfirman:
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku,
niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-
orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan
masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS
Ghofir 60)
2) Akhlak baik terhadap sesama manusia, diantaranya:
a. Jujur (As-Shidqu) yaitu kesesuaian ucapan dengan hati kecil
dan kenyataan obyek yang dikatakan. Diriwayatkan dalam
hadist dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu „anhu
“Sesungguhnya kejujuran mengantarkan kepada kebaikan, dan
kebaikan mengantar kepada surga. Sesungguhnya seseorang
biasa berlaku jujur hingga ia disebut shiddiq (orang yang
senantiasa jujur). Sedang dusta mengantarkan kepada perilaku
menyimpang (dzalim) dan perilaku menyimpang mengantarkan
kepada neraka. Sesungguhnya seseorang biasa berlaku dusta
hingga ia disebut pendusta besar”.
Allah swt berfirman:
19
Artinya: “Ta'at dan mengucapkan perkataan yang baik
(adalah lebih baik bagi mereka). Apabila telah tetap perintah
perang (mereka tidak menyukainya). Tetapi jikalau mereka
benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu
lebih baik bagi mereka”. (QS Muhammad:21)
b. Memberi salam (At-Tasliim) yaitu mengucapkan salam
„Assalamu‟alaikum‟. Salam juga merupakan amalan dan tradisi
(sunnah) para rasul-rasul Allah dan para malaikat-Nya. Dalam
Islam bukan hanya sekedar sapaan saja, tetapi lebih mulia dari
itu. Ia merupakan sebagian dari ibadah kepada Allah
subhanahu wata‟ala, yang jelas mempunyai nilai dan pahala
yang besar di sisi-Nya. Ucapan salam itu adalah doa.
Sedangkan doa itu sendiri merupakan inti ibadah dan diberikan
pahala bagi siapa yang mengucapkannya.
Allah swt berfirman:
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu
penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang
lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu
(dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah
memperhitungankan segala sesuatu. ” (QS An Nisa 86)16
c. Menghormati orang tua; orang-orang yang terdekat dengan kita
adalah anggota keluarga, kerabat, saudara dan tetangga.
Sebagai seorang muslim, harus saling menghormati, yang
muda menghormati yang tua, yang tua menyanyangi yang
16
http://ohislam.com/adab-memberi-salam/.
20
muda. Anak harus menghormati kedua orang tuanya, murid
menghormati gurunya.
Rasulullah saw bersabda:
“Hai manusia, syiarkan salam, dan hubungi keluarga-
keluarga dan berilah makan dan sembayanglah pada malam
ketika manusia tidur, niscaya kamu masuk surga dengan
sejahtera” (HR Tirmidzi)
d. Larangan hidup boros; Islam memerintahkan umatnya untuk
berhemat dalam menggunakan segala kenikmatan yang telah
Allah limpahkan kepada mereka. Kelapangan nikmat bukanlah
sarana untuk berlaku boros. Berlaku boros, dalam pandangan
Islam, adalah sikap tercela yang menyebabkan pelakunya
menjadi kawan setan.17
Sebagaimana difirmankan Allah:
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat
akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam
perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu
17
Al Adnani, Abu Fatih. Global Warming, (Surakarta: Granada Mediatama, 2008) hlm 351.
21
adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat
ingkar kepada Tuhannya”. (QS Al Isra: 26-27)
3) Akhlak baik terhadap lingkungan
Alam dan sekitarnya adalah anugerah Allah swt yang amat
besar yang diciptakan-Nya untuk keperluan hidup manusia seperti
udara, sungai, hutan, lautan dan lain sebagainya. Manusia wajib
menjaga keutuhan dan kebersihannya agar kehidupan atau
ekosistem dapat seimbang. Manusia, hewan, tumbuhan dan lainnya
dapat hidup dengan baik.
Allah swt berfirman:
“(Allah) yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-
lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang
Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah
berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”
(QS Al Mulk : 3)
Diantara contoh-contoh akhlak baik terhadap lingkungan adalah:
a. Menjaga kebersihan lingkungan
Dalam Islam, kebersihan badan, pakaian, tempat tinggal dan
lingkungan merupakan hal yang sangat diperintahkan.
Kebersihan badan, pakaian, dan tempat merupakan syarat
mutlak bagi amalan sholat. Ia bahkan merupakan setengah dari
keimanan, sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah dalam
sabdanya:
22
“Kesucian (badan, pakaian, dan tempat) adalah
sebagian dari iman” (HR Muslim)
b. Menjaga kelestarian air
Air merupakan unsur dominan di planet bumi ini, dimana dua
pertiga bagian bumi diselimuti oleh air. Bagian terbesar tubuh
manusia pun adalah air. Islam telah memerintahkan umatnya
untuk menjaga kelestarian air. Tindakan sekecil apapun yang
merusak kelestarian air sangat dilarang dalam Islam. Rasulullah
saw bersabda:
“Janganlah salah seorang di antara kalian kencing di
air yang diam, yaitu air yang tidak mengalir, kemudian ia
mandi di sana” (HR Bukhori)18
Diantara contoh-contoh dari akhlak tercela (Al-Akhlaaqul
Mahzumuumah) adalah:
1) Akhlak tercela terhadap Allah, diantaranya meliputi:
a. Musyrik (Al-Isyraak) yaitu suatu sikap yang mempersekutukan
Allah dengan makhluk-Nya, dengan cara menganggapnya
bahwa ada suatu makhluk yang menyamai kekuasaan-Nya.
Dalam hadist, antara lain disebutkan:
18
Al Adnani, Abu Fatih. Global Warming, (Surakarta: Granada Mediatama, 2008) hlm 348-350.
23
Rasulullah saw bersabda: Bahwa yang paling aku takutkan
atas umatku adalah mempersekutukan Allah….. (HR Ibnu
Hibbaan)
b. Murtad (Ar-Riddah) yaitu sikap yang meninggalkan atau keluar
dari agama Islam, untuk menjadi kafir.
Dalam hadist, antara lain disebutkan:
Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang menukar
agamanya, maka bunuhlah ia. Dan Allah tidak menerima
taubat hamba yang kafir sesudah ia menganut Islam. (HR Ath
Tabraany)19
2) Akhlak tercela terhadap sesama manusia, diantaranya:
a. Sombong (Al-Kibru) yaitu suatu sikap yang menyombongkan
diri, sehingga tidak mau mengikuti kekuasaan Allah di alam
ini, termasuk mengingkari kekuasaan Allah yang ada pada-
Nya. Dan merasa diri paling pandai/pintar.
Dalam hadist disebutkan:
Nabi saw bersabda: Tidak bisa masuk surga orang-
orang yang ada didalam hatinya butir-butir ketakabburan. (Al-
Hadist)
19
Mahjuddin, Kuliah Akhlaq-Tasawuf,(Jakarta: Kalam Mulia, 1991) hlm 17.
24
b. Mudah marah (Al-Ghadhab) yaitu kondisi emosi seseorang
yang tidak dapat ditahan oleh kesadarannya, sehingga
menonjolkan sikap dan perilaku yang tidak menyenangkan
orang lain.
Kemudian salah satu hadist yang memberikan tuntunan kepada
manusia, agar selalu menekan amarahnya, berbunyi:
Bahwasanya seorang lelaki berkata kepada Nabi saw:
Wasiatkanlah (sesuatu) kepadaku. Nabi berkata: janganlah
engkau selalu marah. Perkataan ini selalu diulang-ulangnya.
Lalu berkata lagi: jangan engkau marah. (HR Bukhori, yang
bersumber dari Abi Hurairah)20
3) Akhlak tercela terhadap lingkungan
a. Membuang sampah tidak pada tempatnya
b. Mencemari air atau udara
c. Membuang limbah di sungai atau laut
d. Menebang hutan secara berlebihan
Allah swt berfirman:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebahagin dari (akibat) perbuatan
20
Mahjuddin, Kuliah Akhlaq-Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 1991) hlm 26.
25
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS Ar
Ruum:41)
Itulah beberapa contoh tentang akhlak baik dan buruk terhadap
Tuhan, akhlak baik dan buruk terhadap manusia serta lingkungan, yang
penulis uraikan dalam penelitian ini.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dialami oleh
manusia sekarang ini, tidak sedikit dampak negatifnya terhadap sikap
hidup dan perilakunya; baik ia sebagai manusia yang beragama,
maupun sebagai makhluk individual dan sosial. Diantaranya dampak
negatifnya adalah kecenderungan menganggap bahwa satu-satunya
yang dapat membahagiakan hidupnya adalah nilai materil, sehingga
manusia terlampau mengejar materi, tanpa menghiraukan nilai-nilai
spiritual yang sebenarnya berfungsi untuk memelihara dan
mengendalikan akhlak manusia.
Secara moralistik, pembinaan akhlak merupakan salah satu cara
untuk membentuk mental manusia agar memiliki pribadi yang
bermoral, berbudi pekerti yang luhur dan bersusila; berarti pula cara
tersebut sangat tepat untuk membina mental anak remaja. Dalam
proses ini tersimpul indicator bahwa pembinaan akhlak merupakan
penuntun bagi umat manusia untuk memiliki sikap mental dan
kepribadian sebaik yang ditunjukkan Nabi Muhammad saw.
Pembinaan, pendidikan dan penanaman nilai-nilai
akhlaqulkarimah sangat tepat bagi anak agar didalam perkembangan
mentalnya tidak mengalami hambatan dan penyimpangan ke arah
negatif. Media yang dapat digunakan yakni lewat contoh-contoh,
latihan-latihan dan praktek-praktek nyata yang dilakukan oleh kedua
orang tua didalam kehidupan keluarga; oleh para guru dilingkungan
sekolah. Sejumlah nilai yang harus ditanamkan pada anak antara lain:
kejujuran (shidq), kasih sayang (ar-rahmah), dan segala macam
cakupan nilai positif didalamnya. Tidak berlebih-lebihan (zuhud),
26
menghormati orang tua (birrul walidain), memelihara kesucian diri
(al-iffah), taat melaksanakan syariat dan bertaqwa.21
C. Sumber akhlak
Yang dimaksud dengan sumber akhlak adalah yang menjadi
ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana
keseluruhan ajaran Islam, sumber akhlak adalah Al-Qur’an dan
Sunnah. Bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana
pada konsep etika dan moral. Dan bukan pula karena baik atau buruk
dengan sendirinya sebagaimana pandangan Mu’tazilah.22
Dalam konsep akhlak, segala sesuatu itu dinilai baik atau
buruk, terpuji atau tercela, semata-mata karena Syara’ (Al-Qur’an dan
Sunnah) menilai demikian. Dan Islam tidak menafikan peran hati
nurani, akal dan pandangan masyarakat dalam menentukan baik dan
buruk. Tapi semua keputusan Syara’ tidak akan bertentangan dengan
hati nurani manusia, karena kedua-duanya berasal dari sumber yang
sama yaitu Allah swt. Maka semua penilaian harus dikembalikan
kepada Syara’
D. Kedudukan dan keistimewaan Akhlak dalam Islam
Dalam keseluruhan ajaran Islam akhlak menempati kedudukan
yang istimewa dan sangat penting. Ini dapat dilihat diantaranya dari
hal-hal berikut:
1) Rasulullah saw menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia
sebagai misi pokok Risalah Islam:
21
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005) hlm 152. 22
Ilyas, Yanuhar, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam
(LPPI), 2007) hlm 4.
27
Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya aku di utus untuk
menyempurnakan akhlak agar mulia” (HR Malik)
2) Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.
Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah
saw:
“Ya Rasulullah, apakah agama ini? Beliau menjawab:
(Agama adalah) akhlak yang baik ”
3) Akhlak yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan
seseorang nanti pada hari kiamat. Rasulullah saw bersabda:
“Tidak ada satupun yang akan lebih memberatkan
timbangan (kebaikan) seorang hamba mukmin nanti pada hari
Kiamat selain dari akhlak yang baik……” (HR Tirmidzi).
4) Rasulullah saw menjadikan baik buruknya akhlak seseorang
sebagai ukuran kualitas imannya. Rasulullah saw bersabda:
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah
yang paling baik akhlaknya” (HR Tirmidzi)23
23
Ilyas, Yanuhar, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam
(LPPI), 2007) hlm 6.
28
3. Pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak anak
Keluarga mempunyai fungsi dan pengaruh yang besar terhadap
pendidikan dan kelanjutan anak, karena orang tua merupakan pendidik
yang pertama dan utama. Keluarga harus merupakan basis untuk
memenuhi kebutuhan setiap anggotanya, sehingga merasa berkembang
dengan baik sebagai anggota masyarakat. Rumah tangga harus merupakan
koordinasi harmonis yang harus diciptakan oleh suami istri sehingga
ketenangan keluarga sebagai kebutuhan primer terpenuhi.
Akhir-akhir ini, telah muncul gejala yang kurang baik yang
menimbulkan kegoncangan dalam kehidupan keluarga diantaranya adalah
kenakalan anak. Salah satu sebab timbulnya kenakalan anak, karena
kurangnya perhatian orang tua terhadap anak utamanya pembinaan akhlak.
Pembinaan akhlak sangat penting dan merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Pembinaan akhlak
adalah mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia dan makhluk
hewani. Manusia tanpa pembinaan akhlak akan hilang derajat
kemanusiaannya sebagai makhluk Allah yang paling mulia. Nilai-nilai
akhlak harus ditanamkan sejak usia dini melalui pendidikan dalam
keluarga, sebagai makhluk individu, manusia mempunyai potensi (fitrah)
yang dibawa sejak lahir dan sangat potensial untuk dikembangkan. Potensi
tersebut tidak dapat berkembang dengan sempurna tanpa melalui proses
pendidikan. Oleh karena itu, disinilah pentingnya pendidikan utamanya
pembinaan akhlak.
Sekarang ini, banyak orang tua lebih mengutamakan pekerjaan
misalnya lembur larut malam, urusan bisnis, pertemuan rekan kerja,
bahkan ada saja orang tua tidak pulang ke rumah, sehingga pembinaan
akhlak dan kasih sayang yang seharusnya diberikan oleh orang tua
terhadap anak menjadi terbengkalai. Adanya kesibukan orang tua yang
diwujudkan dalam bentuk bekerja, mencari nafkah dan lain-lain
merupakan suatu hal yang wajar dalam kehidupan sosial manusia demi
untuk kebutuhan keluarganya. Namun apa yang dilakukan oleh orang tua
29
tentunya tidak harus melepaskan tanggung jawabnya sebagai pembimbing
dan pendidik dalam rumah tangga. Orang tua sebagai pendidik pertama
dan utama seharusnya memberikan pembinaan akhlak, kasih sayang,
perhatian, arahan dan bimbingan kepada anak-anaknya sesuai dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan anaknya.
Ahli pendidikan menetapkan bahwa setelah melewati masa
kelahiran, seorang anak mengalami beberapa fase pertumbuhan dan
perkembangan yang harus diketahui oleh orang tua, sehingga orang tua
mampu membuat program untuk diterapkan dalam pembinaan akhlak
secara tepat yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan
anak. Para orang tua harus mengenal perkembangan dan pertumbuhan
anak secara alami sehingga mampu menentukan pola pembinaan akhlak
secara benar, begitu pula orang tua harus mengetahui fase-fase
pertumbuhan anak berikut ini:
a. Fase balita adalah masa menyusui dan menyapih yaitu setelah anak
berumur dua tahun.
b. Fase balita antara umur 3 hingga 5/6 tahun yaitu masa pendidikan
prasekolah.
c. Fase kanak-kanak antara umur 6 hingga 8 tahun yaitu fase anak mulai
masuk sekolah dasar.
d. Fase peralihan antara umur 9 hingga 12 tahun yaitu akhir anak
memperoleh pendidikan dasar.
e. Fase remaja atau baligh antara umur 12 hingga 15 tahun yaitu umur
pertumbuhan anggota tubuh dan kematangan secara psikologis atau
kejiwaan bagi anak laki-laki dan anak perempuan.
f. Fase puberitas antara umur 15 tahun hingga 18 tahun yaitu fase anak
sudah duduk dibangku SMA.
g. Fase produktif antara umur 18 hingga 30 tahun.
h. Fase dewasa yaitu masa peralihan dan produktif hingga umur 60 tahun.
i. Fase manula yaitu masa mulai umur 60 tahun.
30
Islam memandang keluarga sebagai awal kehidupan manusia yang
dapat memberikan kemungkinan baik buruk, bahagia atau celaka bagi
anggotanya. Anak bagi orang tua dipandang sebagai amanat dan titipan
Allah swt. Orang tua mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi sebagai pendidik
keluarga dan sebagai pemelihara keluarga.
Menurut Islam, anak bagi orang tuanya merupakan karunia
sekaligus amanat dari Allah swt. Anak menempati posisi yang sangat
bernilai, karena anak dapat menjadi hiasan bagi rumah tangga dan
sekaligus menghapus kesan yang kurang enak yang datang dari
masyarakat terhadap keluarga yang tidak mempunyai keturunan. Alangkah
sepinya dalam sebuah keluarga yang tidak mempunyai anak. Itulah makna
anak sebagai karunia Allah swt.
Anak merupakan titipan Allah swt yang harus dipelihara,
dibimbing dan dididik. Allah berfirman dalam surat Al Anfal ayat 28:
Artinya: “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu
hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang
besar”. (QS Al Anfal 28)24
Berdasarkan kutipan ayat di atas, anak merupakan titipan Allah swt
dan merupakan ujian bagi setiap orang tua. Dengan kata lain anak
merupakan titipan Allah swt yang diberikan kepada orang tuanya agar
tidak disia-siakan. Orang tua berkewajiban mengasuh, membimbing, dan
mendidiknya agar kelak setelah dewasa anak berhasil mengarungi
kehidupannya, menjadi manusia yang shalih, manusia yang berkualitas
sesuai yang diharapkan orang tua.
Orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar bagi
pengembangan dan pendidikan anak-anaknya. Orang tua (ayah ibu)
24
Departemen Agama, Alqur‟an dan Terjemahannya, (Surakarta: CV. Pustaka Manthiq).
31
memegang peranan yang penting dan berpengaruh terhadap pendidikan
anak-anaknya. Sejak lahir, ibunya yang selalu ada disisinya, oleh karena
itu anak akan meniru perangai ibunya. Ibu merupakan orang yang pertama
kali dikenal anak, menjadi teman dan dipercayainya. Apapun yang
dilakukan ibu dapat dimaafkannya kecuali apabila anak ditinggalkan dan
tidak diperhatikan.
Orang tua merupakan figur bagi anggota keluarganya terutama
bagi anak-anak yang masih memerlukan bimbingan. Sikap dan perilaku
orang tua dalam kehidupan sehari-hari harus menunjukkan perbuatan yang
positif karena secara tidak langsung sikap itu akan ditiru oleh anaknya.
Anak usia 9-12 tahun yang duduk di kelas V dan VI masih memerlukan
bimbingan dan perhatian orang tua agar kelak tumbuh kepribadian yang
baik dan dapat diterima di lingkungan sosial dan masyarakat.
4. Menggapai akhlak mulia
Sesungguhnya kemuliaan akhlak itu terwujud dengan memberikan
apa yang dipunyai kepada orang lain, menahan diri sehingga tidak
menyakiti, dan menghadapi gangguan atau tekanan dengan penuh
kesabaran. Hal itu akan bisa digapai dengan membersihkan jiwa dari sifat-
sifat rendah lagi tercela dan menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji.
Simpul kemuliaan akhlak itu adalah: kamu tetap menyambung hubungan
dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu, memberikan
kebaikan kepada orang yang tidak mau berbuat baik kepadamu, dan
memaafkan kesalahan orang lain yang menzalimi dirimu.
Akhlak yang mulia memiliki berbagai keutamaan. Ia merupakan
bentuk pelaksanaan perintah Allah dan Rasul-Nya shallallahu „alaihi wa
sallam. Dengan kemuliaan akhlak seorang akan memperoleh ketinggian
derajat. Dengan sebab kemuliaan akhlak pula berbagai problema akan
menjadi mudah, aib-aib akan tertutupi dan hati manusia akan tunduk dan
menyukai sang pemilik akhlak yang mulia ini. Dengan akhlak yang mulia
juga, seorang akan terbebas dari pengaruh negatif tindakan jelek orang
32
lain. Dia pandai menunaikan kewajibannya dan melengkapinya dengan
hal-hal yang disunnahkan. Sebagaimana ia akan terjauhkan dari akibat
buruk sikap tergesa-gesa dan serampangan. Dengan akhlak yang mulia
pikiran akan tenteram dan kehidupan terasa nikmat.
Tidak diragukan bahwa mengubah kebiasaan memang perkara
yang sangat berat dilakukan orang. Meskipun demikian, hal itu bukanlah
sesuatu yang tidak mungkin dan mustahil dilakukan. Terdapat banyak
jalan dan sarana yang bisa ditempuh oleh manusia untuk bisa menggapai
kemuliaan akhlak. Sebagian di antara jalan-jalan tersebut adalah:
1. Memiliki aqidah yang selamat.
Aqidah adalah urusan yang sangat agung dan mulia. Perilaku
merupakan hasil dari pikiran dan keyakinan di dalam jiwa. Penyimpangan
perilaku biasanya muncul akibat penyimpangan aqidah. Aqidah itulah
iman. Sementara orang yang paling sempurna keimanannya adalah yang
paling baik akhlaknya. Apabila aqidah seseorang baik maka akan baik pula
akhlaknya. Sehingga aqidah yang benar akan menuntun pemiliknya untuk
bisa memiliki akhlak yang mulia seperti: berlaku jujur, dermawan, lemah
lembut, berani, dan lain sebagainya. Sebagaimana kemuliaan akhlak juga
akan menghalangi dirinya dari melakukan perilaku-perilaku yang jelek
seperti; berdusta, bakhil (pelit), bertindak bodoh, serampangan, dan lain
sebagainya.
2. Senantiasa berdoa memohon akhlak mulia.
Doa merupakan pintu (kebaikan) yang sangat agung. Apabila pintu
ini telah dibukakan untuk seorang hamba maka berbagai kebaikan pasti
akan dia dapatkan dan keberkahan akan tercurah kepadanya. Barangsiapa
yang ingin memiliki kemuliaan akhlak dan terbebas dari akhlak yang jelek
hendaknya dia mengembalikan urusannya kepada Rabbnya. Hendaknya
dia ‘menengadahkan telapak tangannya’ dengan penuh ketundukan dan
perendahan diri kepada-Nya agar Allah melimpahkan kepadanya akhlak
yang mulia dan menyingkirkan akhlak-akhlak yang buruk darinya. Oleh
karena itulah Nabi Muhammad saw adalah orang yang sangat banyak
33
memohon kepada Rabbnya untuk mengaruniakan kepada beliau kemuliaan
akhlak. Beliau biasa memanjatkan permohonan, “Ya Allah, jauhkanlah
dari diriku kemungkaran dalam akhlak, hawa nafsu, amal, dan penyakit.”
(HR. Al Hakim [1/532] dan disahihkan olehnya serta disepakati Adz
Dzahabi). Beliau juga berdoa, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari
sikap lemah, kemalasan, sifat pengecut, pikun, sifat pelit. Dan aku
berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan
kematian.” (HR. Bukhari [7/159] dan Muslim [2706]).
3. Bersungguh-sungguh/mujahadah dalam memperbaiki diri.
Kesungguh-sungguhan akan banyak berguna di dalam upaya untuk
mendapatkan hal ini. Sebab kemuliaan akhlak tergolong hidayah yang
akan diperoleh oleh seseorang dengan jalan bersungguh-sungguh dalam
mendapatkannya. Allah „azza wa jalla berfirman yang artinya, “Orang-
orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami maka akan Kami
mudahkan untuknya jalan-jalan menuju keridhaan Kami. Dan
sesungguhnya Allah pasti bersama orang-orang yang berbuat baik.” (QS.
Al ‘Ankabut: 69). Barangsiapa yang bersungguh-sungguh menundukkan
hawa nafsunya untuk bisa berhias diri dengan sifat-sifat keutamaan, serta
menundukkannya untuk menyingkirkan akhlak-akhlak yang tercela
niscaya dia akan mendapatkan banyak kebaikan dan akan tersingkir
darinya kejelekan-kejelekan. Akhlak ada yang didapatkan secara bawaan
dan ada pula yang dimiliki setelah melatih diri dan membiasakannya.
Mujahadah tidaklah cukup sekali atau dua kali, namun ia harus dilakukan
sepanjang hayat hingga menjelang kematiannya. Allah tabaraka wa ta‟ala
berfirman yang artinya, “Sembahlah Rabbmu hingga datang kematian
kepadamu.” (QS. Al Hijr: 99).
4. Introspeksi/muhasabah.
Yakni dengan cara mengoreksi diri ketika melakukan akhlak yang
tercela dan melatih diri agar tidak terjerumus kembali dalam perilaku
akhlak yang tercela itu. Namun hendaknya tidak terlalu berlebihan dalam
mengintrospeksi karena hal itu akan menimbulkan patah semangat.
34
5. Merenungkan dampak positif akhlaq yang mulia.
Sesungguhnya memikirkan dampak positif dan akibat baik dari
segala sesuatu akan memunculkan motivasi yang sangat kuat untuk
melakukan dan mewujudkannya. Maka setiap kali hawa nafsu mulai terasa
sulit untuk ditundukkan hendaknya ia mengingat-ingat dampak positif
tersebut. Hendaknya dia mengingat betapa indah buah dari kesabaran,
niscaya pada saat itu nafsunya akan kembali tunduk dan kembali ke jalur
ketaatan dengan lapang. Sebab apabila seseorang menginginkan kemuliaan
akhlak dan dia menyadari bahwa hal itu merupakan sesuatu yang paling
berharga dan perbendaharaan yang paling mahal bagi jiwa manusia
niscaya akan terasa mudah baginya untuk menggapainya.
6. Memikirkan dampak buruk akhlak yang jelek.
Yaitu dengan memperhatikan baik-baik dampak negatif yang
timbul akibat akhlak yang jelek berupa penyesalan yang terus menerus,
kesedihan yang berkepanjangan, rasa tidak senang di hati orang lain
kepadanya. Dengan demikian seorang akan terdorong untuk mengurangi
perilakunya yang buruk dan terpacu untuk memiliki akhlak yang mulia.
7. Tidak putus asa untuk memperbaiki diri.
Sebagian orang yang berakhlak jelek mengira bahwa perilakunya
sudah tidak mungkin untuk diperbaiki dan mustahil untuk diubah.
Sebagian orang ketika berusaha sekali atau beberapa kali untuk
memperbaiki dirinya namun menjumpai kegagalan maka dia pun berputus
asa. Hingga akhirnya dia tidak mau lagi memperbaiki dirinya. Sikap
semacam ini benar-benar tidak layak dimiliki seorang muslim. Dia tidak
boleh barang sedikit pun merasa senang dengan kehinaan yang sedang
dialaminya lantas tidak mau lagi menempa diri karena menurutnya
perubahan keadaan merupakan sesuatu yang mustahil terjadi pada dirinya.
Namun semestinya dia memperkuat tekad dan terus berupaya untuk
menyempurnakan diri, dan bersungguh-sungguh dalam mengikis aib-aib
dirinya. Betapa banyak orang yang berhasil berubah keadaan dirinya,
jiwanya menjadi mulia, dan aib-aibnya lambat laun menghilang akibat
35
keseriusannya dalam menempa diri dan kesungguhannya dalam
menaklukkan tabiat buruknya.
8. Memiliki cita-cita yang tinggi.
Cita-cita tinggi akan melahirkan kesungguhan, memompa
semangat untuk maju dan tidak mau tercecer di barisan orang-orang yang
rendah dan hina. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang
memiliki cita-cita yang tinggi dan jiwanya memiliki kekhusyukan maka dia
telah memiliki (sumber) segala akhlak mulia. Sedangkan orang yang
rendah cita-citanya dan hawa nafsunya telah melampaui batas maka itu
artinya dia telah bersifat dengan setiap akhlak yang rendah dan tercela.”
Jiwa-jiwa yang mulia tidak merasa ridha kecuali terhadap perkara-perkara
yang mulia, tinggi, dan baik dampaknya. Sedangkan jiwa-jiwa yang kerdil
dan hina menyukai perkara-perkara yang rendah dan kotor sebagaimana
halnya seekor lalat yang senang hinggap di barang-barang yang kotor.
Jiwa-jiwa yang mulia tidak akan merasa ridha terhadap kezaliman,
perbuatan keji, mencuri, demikian pula tindakan pengkhianatan, sebab
jiwanya lebih agung dan lebih mulia daripada harus melakukan itu semua.
Sedangkan jiwa-jiwa yang hina justru memiliki karakter yang bertolak
belakang dengan sifat-sifat yang mulia itu.
9. Bersabar.
Sabar merupakan fondasi bangunan kemuliaan akhlak. Kesabaran
akan melahirkan ketabahan, menahan amarah, tidak menyakiti,
kelemahlembutan dan tidak tergesa-gesa, dan tidak suka bersikap kasar.
10. Menjaga kehormatan/iffah.
Sifat ini akan membawa pelakunya untuk senantiasa menjauhi
perkara-perkara yang rendah dan buruk, baik yang berupa ucapan ataupun
perbuatan. Dia akan memiliki rasa malu yang itu merupakan sumber
segala kebaikan. Sikap ini akan mencegah dari melakukan perbuatan keji,
bakhil, dusta, ghibah maupun namimah/adu domba.
11. Keberanian.
36
Hal ini akan membawa pelakunya untuk memiliki jiwa yang
tangguh dan mulia. Selain itu keberanian akan menuntun untuk senantiasa
mengutamakan akhlak mulia, berusaha untuk mengerahkan kebaikan yang
bisa dilakukannya dalam rangka memberikan manfaat kepada orang lain.
Keberanian juga akan menggembleng jiwa untuk rela meninggalkan
sesuatu yang disukai dan menyingkirkannya. Keberanian akan menuntun
kepada sifat suka menahan amarah dan berlaku lembut.25
C. RUMUSAN HIPOTESIS
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya harus diuji secara empiris.26
Hipotesis merupakan suatu asumsi
atau anggapan yang bisa benar atau bisa salah mengenai sesuatu hal dan
dibuat untuk menjelaskan sesuatu hal tersebut sehingga memerlukan
pengecekan lebih lanjut. Dengan dasar pengertian hipotesis di atas terdapat
dua macam hipotesis penelitian, yaitu: (a) Hipotesis kerja (Ha), (b) Hipotesis
nol (Ho). Hipotesis kerja (Ha) dinyatakan dalam kalimat positif yaitu terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua terhadap
akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Tahun Pelajaran 2010/2011. Sedangkan
hipotesis nol (Ho) adalah tidak ada pengaruh signifikan antara perhatian orang
tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong
Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Artinya semakin baik
perhatian orang tua, maka semakin baik pula akhlak anak kelas VI SDN 4
Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011.
25
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/kiat-menggapai-akhlaq-mulia-l.html 26
Nazir, Moh, Metode Penelitian, (Darussalam: Ghalia Indonesia, 1993) hlm 150.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Metologi mengandung pengertian ilmu tentang metode atau cara
melakukan penelitian, pencarian atau penyelidikan dan percobaan ilmiah pada
suatu bidang tertentu untuk mendapatkan fakta-fakta. Pada metologi penelitian
terkandung langkah-langkah sistematis. Adapun metologi penelitian pada
skripsi ini meliputi:
A. JENIS PENELITIAN
Ditinjau dari objeknya, penelitian yang bisa dilakukan penulis
termasuk penelitian lapangan (field research) karena data-data yang
diperlukan untuk penyusunan karya ilmiah diperoleh dari lapangan. Adapun
penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena data yang
terkumpul melalui metode observasi, angket, dokumen dan wawancara untuk
mencari seberapa besar pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak anak
kelas VI SDN 4 Sidorejo, selanjutnya dianalisis melalui perhitungan-
perhitungan dengan menggunakan rumus statistik.
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Tempat yang digunakan untuk mengadakan penelitian ini, yaitu di
SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal. Adapun waktu yang penulis gunakan
untuk mengadakan penelitian yaitu mulai tanggal 2 Mei sampai 2 Juni 2011.
37
38
C. POPULASI PENELITIAN
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.27
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SDN 4
Sidorejo Brangsong Kendal yang berjumlah 21 siswa, dengan kriteria 10
siswa laki-laki dan 11 siswi perempuan.
Adapun penelitian ini tidak menggunakan sampel karena peneliti
mengambil seluruh siswa kelas VI sebagai populasi objek penelitian di SDN 4
Sidorejo Brangsong Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011, kelas VI penulis
gunakan sebagai objek penelitian mengingat keterbatasan penulis serta dengan
pertimbangan lebih mudah melaksanakan penelitian. Jadi jumlah populasi
penelitian ini adalah 21 siswa SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong
Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
D. VARIABEL DAN INDIKATOR PENELITIAN
Variabel penelitian yaitu suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan penulis
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Adapun variabel dalam
penelitian ini yaitu:
a. Variabel Independen/bebas/pengaruh/X
Variabel independen yaitu variabel yang menjadi sebab
terjadinya/terpengaruhnya variabel dependen. Variabel bebas pada penelitian
ini ialah perhatian orang tua. Dengan indikator membimbing, mengawasi,
mengontrol, membiasakan, memberikan teladan yang baik, memenuhi
kebutuhan anak.
27
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitif Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabrta, 2008) hlm 80.
39
b. Variabel dependen/terikat/terpengaruh/Y
Variable dependen yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel independen. Adapun variabel terikat pada penelitian ini adalah akhlak
siswa. Dengan indikator:
1. Akhlak kepada Allah, seperti shalat, do’a, puasa, dan membaca Al Qur’an.
2. Akhlak kepada manusia, seperti kepada orang tua dan guru, sayang kepada
teman, bergaul dengan tetangga, dan masyarakat.
3. Akhlak kepada lingkungan, seperti menjaga kebersihan dan menanam
pohon.
E. PENGUMPULAN DATA PENELITIAN
Data-data yang dihimpun pada penelitian ini adalah:
a. Perhatian orang tua terhadap anak kelas VI di SDN 4 Sidorejo Brangsong
Kendal.
b. Akhlak anak kelas VI di SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal.
c. Letak geografis SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal.
d. Keadaan staf pengajar dan karyawan SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal
Tahun Pelajaran 2010/2011.
e. Keadaan siswa SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui dua tahapan
yaitu:
a. Persiapan
Pengumulan data melalui angket, penulis menentukan indikator
penelitian berdasarkan landasan teori, kemudian menyusun kisi-kisi soal
dan menentukan nomor butir pernyataan dilanjutkan menyusun item soal
yang dilengkapi dengan petunjuk pengisian.
Penggunaan teknik wawancara, dimulai dengan menyusun
pedoman wawancara yang meliputi sejumlah pertanyaan secara garis besar
tentang pengaruh perhatiaan orang tua dan akhlak anak.
40
Teknik observasi, diawali dengan membuat instrumen observasi
mengenai perhatian orang tua anak kelas VI SDN 4 Sidorejo, peneliti
tinggal membubuhkan tanda check () pada kolom fasilitas yang ada.
Adapun penggunaan teknik dokumentasi, peneliti membuat checklist
untuk mencatat hal yang ada dan diperlukan.
b. Pelaksanaan
Angket yang sudah dilengkapi dengan petunjuk pengisiannya
dibagikan kepada responden dengan sistem random. Selang waktu dirasa
cukup untuk mengisi angket selama 1 atau 2 jam, kemudian peneliti
mengambil angket yang sudah diisi, bersama dengan itu dilakukan
wawancara/interviu berkaitan data angket yang penulis sebarkan.
Adapun secara rinci teknik pengumpulan data pada penelitian ini
adalah:
1) Angket
Metode angket yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab.
Metode angket pada penelitian ini penulis gunakan untuk
mendapatkan data perhatian orang tua dan akhlaq siswa, serta pengaruh
perhatian orang tua terhadap akhlak anak di SDN 4 Sidorejo Brangsong
Kendal.
2) Observasi
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai
proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan.28
Metode ini penulis gunakan
untuk mengamati keadaan umum SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal,
mengamati akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal.
28
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitif Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabrta, 2008) hlm 145.
41
3) Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.29
4) Interviu atau wawancara
Metode interviu atau wawancara ialah teknik pengumpulan data
menggunakan cara tanya jawab. Metode ini penulis gunakan untuk
memperoleh gambaran yang belum lengkap. Interviu dapat dilakukan
penulis kepada kepala sekolah maupun staf pengajar.
Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian
ini yaitu instrumen perhatian orang tua dan instrumen akhlak anak kelas VI
SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011. Kedua instrumen ini disusun penulis dibatasi dengan indikator-
indikator yang dijabarkan melalui angket, seperti penulis susun dibawah ini:
a. Instrumen perhatian orang tua.
Mengukur perhatian orang tua, dilakukan dengan menggunakan 4
alternatif yaitu masing-masing skor A=4, B=3, C=2, D=1.
b. Instrumen akhlak anak.
Mengukur akhlak anak, dilakukan dengan menggunakan 4
alternatif yaitu masing-masing skor A=4, B=3, C=2, D=1.
F. ANALISIS PENELITIAN
Setelah data terkumpul lengkap, selanjutnya data tersebut penulis uji
kebenarannya melalui analisis kuantitif menggunakan rumus statistik melalui
tahapan sebagai berikut:
29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006) hlm 231.
42
a. Analisis pendahuluan
Tahap analisis pendahuluan, data yang terkumpul dari angket
disusun pada table distribusi frekuensi dari variabel-variabel penelitian.
Adapun kriterianya sebagai berikut:
1) Jawaban variabel bebas/independen/pengaruh/X, perhatian orang tua:
Alternatif jawaban A diberikan angka 4.
Alternatif jawaban B diberikan angka 3.
Alternatif jawaban C diberikan angka 2.
Alternatif jawaban D diberikan angka 1.
2) Jawaban variabel terikat/dependen/terpangaruh/Y, akhlak anak:
Alternatif jawaban A diberikan angka 4.
Alternatif jawaban B diberikan angka 3.
Alternetif jawaban C diberikan angka 2.
Alternatif jawaban D diberikan angka 1.
b. Analisis uji hipotesis
Adapun analisis ini untuk mengetahui hipotesis yang diajukan
melalui pengolahan data variabel X dengan variabel Y. Variabel penelitian
ini yaitu:
1. Variabel bebas : Perhatian orang tua, diberi tanda X
2. Variabel terikat : Akhlak anak, diberi tanda Y
Analisis uji hipotesis ini penulis menggunakan analisis korelasi
product moment.30
Sesuai data penelitian, analisis yang tepat untuk
menghitungnya menggunakan rumus sebagai berikut:
rxy = N ∑XY – (∑X) (∑Y)
√((N ∑X2 – (∑X
2)) (N ∑Y
2 - (∑Y
2))
Keterangan:
X = Perhatian orang tua anak.
30
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006) hlm 274.
43
Y = Akhlak anak.
N = Jumlah responden.
∑X = Jumlah skor X.
∑Y = Jumlah skor Y.
∑XY = Jumlah perkalian antara X dan Y.
rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y.
c. Analisis lanjut
Analisis lanjut merupakan kelanjutan dari analisis pendahuluan dan
analisis uji hipotesis yang interpretasinya untuk mewujudkan pengaruh
perhatian orang tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo
Brangsong Kendal. Analisis ini diperoleh setelah memperoleh nilai Ro
(dari hasil analisis) dengan nilai Rt (dari tabel), baik taraf signifikan 5%
atau 1%. Apabila nilai Ro lebih besar atau sama dengan nilai Rt, berarti
signifikansi dan hipotesis diterima. Sedangkan apabila nilai Ro lebih kecil
dari nilai Rt, berarti tidak signifikan dan hipotesis ditolak.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Umum SDN 4 Sidorejo
SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal berdiri pada 1 Maret 1985.
Terletak di Dukuh Kersan Desa Sidorejo yang berjarak sekitar 4 km dari
kota Kecamatan Brangsong. Walaupun letaknya tidak berdekatan dengan
kantor kecamatan dan jalur pantura, tapi akses jalan menuju SDN 4
Sidorejo sangatlah mudah dan dapat dijangkau dari segala penjuru. Dilihat
dari letak SDN 4 Sidorejo yang berada diperbatasan dua desa yaitu Desa
Brangsong dan Desa Sidorejo sangat memungkinkan kepada warga dari
dua desa tersebut untuk mempercayakan pendidikan putra-putri mereka
untuk belajar di SDN 4 Sidorejo. Disamping itu juga kwalitas pendidikan
di SDN 4 Sidorejo tidaklah kalah bila dibanding SD lain di Kecamatan
Brangsong, berdasarkan catatan hasil rata-rata nilai ujian nasional tahun
2009/2010 terjadi peningkatan bila dibanding tahun sebelumnya hampir
diseluruh materi yang diujikan, ini berarti bahwa proses pembelajaran di
SDN 4 Sidorejo ada kemajuan.
2. Guru dan Staf Karyawan SDN 4 Sidorejo
Tenaga pendidik yang terlibat dalam proses belajar mengajar di
SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal adalah lulusan dari IAIN dan S1 UT.
Adapun data guru SDN 4 Sidorejo pada waktu penulis mengadakan
penelitian berjumlah 8 orang, dengan guru laki-laki berjumlah 3 orang dan
guru perempuan 5 orang dengan rincian guru PNS 6 orang dan 2 orang
guru tidak tetap. Draf dan kolom struktur sekolah sebagai berikut:
44
45
GURU DAN KARYAWAN SDN 4 SIDOREJO
BRANGSONG KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011
NO NAMA STATUS PENDIDIKAN JABATAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Ngarpiah, S.Pd
Subari
Yohana Sri Dati
Mukhidin, S.Pd
Sholehah
Komsiyah
Siti Zulaekhah, S.Pd
Agus Supriyanto
Nur Falihin
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
GTT
GTT
S1
D2
D2
S1
D2
D2
S1
D2
KepSek
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Penjaga
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
SDN 4 SIDOREJO BRANGSONG KENDAL
(Sumber: papan monografi SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal tahun ajaran 2010/2011)
3. Keadaan Siswa dan Wali Murid SDN 4 Sidorejo
Keadaan siswa SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal tahun pelajaran
2010/2011 dilihat dari segi kuantitatif, jumlah siswa mencapai 160 siswa.
Hal ini menunjukkan peningkatan dari tahun pelajaran sebelumnya
Kepala
Sekolah Komite
Sekolah
Guru
Agama
Guru
Penjaskes
Guru Mulok
Guru Kelas I - VI
Siswa Penjaga Sekolah
46
2009/2010 yang berjumlah 152 siswa. Rincian siswa tahun pelajaran
2010/2011 adalah sebagai berikut:
Keadaan Siswa SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal
Tahun Pelajaran 2010/2011
NO KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 I 17 13 30
2 II 10 19 29
3 III 15 15 30
4 IV 14 17 31
5 V 10 9 19
6 VI 10 11 21
JUMLAH 76 84 160
(Sumber: dokumentasi SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal tahun ajaran 2010/2011)
Keadaan orang tua siswa SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal tahun
pelajaran 2010/2011 sebagian besar berdomisili di sekitar SDN 4 Sidorejo
dengan mata pencaharian sebagai petani, buruh dan PNS.
4. Sarana dan Prasarana SDN 4 Sidorejo
Sarana dan prasarana digunakan untuk menunjang kegiatan
peningkatan pembelajaran guna untuk meningkatkan prestasi siswa dan
meningkatkan kualitas serta kuantitas sekolah. Adapun sarana dan
prasarana di SDN 4 Sidorejo kecamatan Brangsong kabuaten Kendal
antara lain sebagai berikut:
a. Ruang kelas yang nyaman
b. Lapangan
c. Perpustakaan
d. Musholla
e. Tempat parkir
f. Kantin
47
5. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Diskripsi hasil penelitian ini dimaksudkan untuk menyajikan data
kuantitatif mengenai pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak anak
kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun
Pelajaran 2010/2011.
Untuk mendapatkan data tentang pokok penelitian di atas, penulis
menggunakan angket pertanyaan. Dalam angket yang dikembangkan dari
beberapa indikator yang terdiri dari 40 butir pertanyaan dengan 4 alternatif
jawaban. Adapun langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam
menganalisis data yang terkumpul dari hasil penelitian variabel perhatian
orang tua dan variabel akhlak anak sebagai berikut:
a. Mengadakan penjumlahan dari semua item pertanyaan, baik pada
jawaban untuk variabel, X (perhatian orang tua) dan variabel Y (akhlak
anak) untuk alternatif jawaban A, B, C dan D.
b. Melakukan penilaian dari tiap-tiap jawaban untuk variabel perhatian
orang (X) atau jawaban untuk variabel akhlak anak (Y). kemudian
memberi skor 4 untuk alternatif jawaban A, skor 3 untuk alternatif
jawaban B, skor 2 untuk alternatif jawaban C, dan skor 1 untuk
alternatif jawaban D, skor tersebut diberikan untuk kelompok perhatian
orang tua dan akhlak anak.
c. Menghitung skor tiap-tiap responden dengan cara menjumlahkan hasil
angket penelitian pada langkah 1 dan 2 diatas dengan menggunakan
proses tematik.
Peneliti menggunakan tiga tahap pada analisis data yang digunakan
yaitu analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut.
Dengan penjabaran sebagai berikut:
48
1) Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan ini berisi tentang data-data dari angket yang
telah diisi oleh siswa. Angket yang diisi oleh siswa terdiri atas dua macam
yaitu angket yang berisi tentang variabel perhatian orang tua dan variabel
akhlak anak, total jumlah dari kedua variabel tersebut 40 pertanyaan
dengan 4 alternatif pilihan jawaban pada tiap-tiap soal.
NILAI ANGKET PENELITIAN
PERHATIAN ORANG TUA
No
Responden
Jumlah Jawaban Jumlah Nilai Total
A B C D A B C D
1 9 11 - - 36 33 - - 69
2 7 5 8 - 28 15 16 - 59
3 8 7 5 - 32 21 10 - 63
4 10 10 - - 40 30 - - 70
5 20 - - - 80 - - - 80
6 20 - - - 80 - - - 80
7 16 2 2 - 64 6 4 - 74
8 11 6 3 - 44 18 6 - 68
9 7 8 5 - 28 24 10 - 62
10 10 7 3 - 40 21 6 - 66
11 7 8 5 - 28 24 10 - 62
12 12 2 6 - 48 6 12 - 66
13 13 7 - - 52 21 - - 73
14 18 2 - - 72 6 - - 78
15 17 3 - - 68 9 - - 77
16 9 8 3 - 36 24 6 - 66
17 13 7 - - 52 21 - - 73
18 6 12 2 - 24 36 4 - 64
19 14 6 - - 56 18 - - 74
49
20 9 10 1 - 36 30 2 - 65
21 6 10 4 - 24 30 8 - 62
N=21 242 131 47 - 968 393 94 - 1455
Tabel di atas merupakan hasil jawaban angket penelitian variabel
perhatian orang tua yang penulis sebarkan kepada responden berjumlah 21
siswa kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal.
Sedangkan jumlah pertanyaan yang penulis sebarkan pada angket variabel
perhatian orang tua di atas berjumlah 20 item pertanyaan dengan 4 opsi
pilihan jawaban pada tiap soal.
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dihitung nilai rata-rata (mean)
perhatian orang tua siswa kelas VI SDN 4 Sidorejo, dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Nilai Rata-rata (mean) = Jumlah Nilai
Jumlah Responden
= 1455
21
Nilai Rata-rata (mean) = 69,28
Nilai tersebut termasuk dalam kategori cukup
Selanjutnya dari data tersebut di atas dapat diketahui bahwa
perolehan nilai tertinggi dari angket perhatian orang tua adalah 80 dan
nilai terendah adalah 59. Dari data itu dapat ditentukan lebar interval
dengan menggunakan rumus:
i = nilai tertinggi – nilai terendah = 80 – 59 = 5.25
Jumlah interval 4
Pada hasil penelitian ini menggunakan 4 interval nilai yang terdiri
dari baik sekali, baik, cukup, dan kurang. Dan karena hasil intervalnya
5.25, maka lebar intervalnya adalah:
50
INTERVAL NILAI KATEGORI JUMLAH
RESPONDEN
74.76 – 80.00
69.51 – 74.75
64.26 – 69.50
59.00 – 64.25
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
4
5
6
6
Berdasarkan pada tabel nilai angket penelitian variabel perhatian
orang tua di atas, juga dapat dihitung berapa persen pilihan siswa pada
opsi jawaban A, B, C, atau D. Sehingga dapat diketahui peranan perhatian
orang tua terhadap perkembangan akhlak anak. Rumus yang digunakan
adalah :
Jumlah nilai X 100%
Total nilai
Maka diperoleh:
Opsi A = 66.53%
Opsi B = 27.01%
Opsi C = 6.46%
Opsi D = 0%
Dari data di atas diperoleh 66,53% yang memilih opsi jawaban A.
27,01% pada opsi jawaban B, 6,46% opsi jawaban C, dan 0 % pada opsi
jawaban D. Ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua siswa
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap siswa.
Selanjutnya penulis akan menyajikan data dari hasil angket
penelitian variabel akhlak anak yang telah di jawab oleh 21 siswa SDN 4
Sidorejo Brangsong Kendal. Jumlah pertanyaan yang penulis sebarkan
pada angket variabel akhlak siswa tersebut berjumlah 20 pertanyaan
51
dengan 4 opsi pilihan jawaban. Tabel hasil angket variabel akhlak anak
SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal adalah sebagai berikut:
DATA ANGKET PENELITIAN
AKHLAK ANAK
No
Responden
Jumlah Jawaban Jumlah Nilai Total
A B C D A B C D
1 7 8 5 - 28 24 10 - 62
2 10 5 5 - 40 15 10 - 65
3 9 4 6 1 36 12 12 1 61
4 11 6 3 - 44 18 6 - 68
5 15 3 2 - 60 9 4 - 73
6 10 4 5 1 40 12 10 1 63
7 16 2 2 - 64 6 4 - 74
8 5 8 7 - 20 24 14 - 58
9 6 11 2 1 24 33 4 1 62
10 13 5 2 - 52 15 4 - 71
11 5 8 7 - 20 24 14 - 58
12 5 5 10 - 20 15 10 - 45
13 15 4 1 - 60 12 2 - 74
14 10 10 - - 40 30 - - 70
15 15 5 - - 60 15 - - 75
16 13 5 2 - 52 15 4 - 71
17 11 6 3 - 44 18 6 - 68
18 7 11 2 - 28 33 4 - 65
19 16 4 - - 64 12 - - 76
20 8 8 4 - 24 16 8 - 48
21 3 10 6 1 12 30 12 1 55
N=21 210 132 74 4 832 388 138 4 1362
52
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dihitung nilai rata-rata (mean)
akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo, dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Nilai Rata-rata (mean) = Jumlah Nilai
Jumlah Responden
= 1362
21
Nilai Rata-rata (mean) = 64,85
Nilai tersebut termasuk dalam kategori baik
Selanjutnya dari data tersebut diatas dapat diketahui bahwa
perolehan nilai tertinggi dari angket variabel akhlak anak adalah 76 dan
nilai terendah adalah 45. Dari data itu dapat ditentukan lebar interval
dengan menggunakan rumus:
i = nilai tertinggi – nilai terendah = 76 – 45 = 7.75
Jumlah interval 4
Pada hasil penelitian ini menggunakan 4 interval nilai yang terdiri
dari baik sekali, baik, dan cukup. Dan karena hasil intervalnya 7.75, maka
lebar intervalnya adalah:
INTERVAL NILAI KATEGORI JUMLAH
RESPONDEN
68.26 – 76.00
60.51 – 68.25
52.76 – 60.50
45.00 – 52.75
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
8
8
3
2
Berdasarkan pada tabel nilai angket penelitian variabel akhlak anak
di atas, juga diatas dapat dihitung berapa persen pilihan siswa pada opsi
jawaban A, B, C, D sehingga dapat diketahui akhlak anak. Rumus yang
digunakan adalah:
53
Jumlah nilai X 100%
Total nilai
Maka diperoleh:
Opsi A = 61,1%
Opsi B = 28,5%
Opsi C = 10,1%
Opsi D = 0,3%
Dari data diatas diperoleh, opsi jawaban A dengan 61,1%. Opsi
jawaban B 28,5%, opsi jawaban C 10,1%. Dan opsi jawaban D dengan
0,3%. Ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa cenderung memiliki
kebiasaan dan akhlak yang baik.
2) Analisis Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara. Pada
penelitian dengan judul pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak anak
kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun
Pelajaran 2010/2011. Peneliti mengajukan hipotesis ada pengaruh yang
positif antara perhatian orang tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4
Sidorejo Brangsong Kendal.
Untuk mempermudah perhitungan, peneliti menggunakan tabel
perhitungan korelasi product moment.
PERHITUNGAN KORELASI PRODUCT MOMENT
NO X Y X2 Y
2 XY
1 69 62 4761 3844 4278
2 59 65 3481 4225 3835
3 63 61 3969 3721 3843
4 70 68 4900 4624 4760
5 80 73 6400 5329 5840
54
6 80 63 6400 3969 5040
7 74 74 5476 5476 5476
8 68 58 4624 3364 3944
9 62 62 3844 3844 3844
10 67 71 4489 5041 4757
11 62 58 3844 3364 3596
12 66 45 4356 2025 2970
13 73 74 5329 5476 5402
14 78 70 6084 4900 5460
15 77 75 5929 5625 5775
16 66 71 4356 5041 4686
17 73 68 5329 4624 4964
18 64 65 4096 4225 4160
19 74 76 5476 5776 5624
20 68 48 4624 2304 3264
21 62 55 3844 3025 3410
1455 1362 101611 89822 94928
Dari tabel perhitungan korelasi product moment, dapat dibuat
sebuah tabel untuk mempermudah menghitung korelasi product moment
dengan menggunakan angka kasar.
KORELASI PRODUCT MOMENT
KETERANGAN JUMLAH
∑ X
∑ Y
∑ X2
∑ Y2
∑ XY
Nilai X rata-rata= ∑ X/21 = 1455/21 =
Nilai Y rata-rata= ∑ Y/21 = 1362/21 =
1455
1362
101611
89822
94928
69,28
64,85
55
Tahap analisis uji hipotesis ini, untuk menguji hipotesis yang
diajukan menggunakan rumus statistik. Analisis ini merupakan kelanjutan
dari analisis pendahuluan. Penulis menggunakan analisis korelasi product
moment dengan rumus sebagai berikut31
:
rxy = N ∑XY – (∑X) (∑Y)
√((N ∑X2 – (∑X
2)) (N ∑Y
2 - (∑Y
2))
Keterangan:
X = Perhatian orang tua anak.
Y = Akhlak anak.
N = Jumlah responden.
∑X = Jumlah skor X.
∑Y = Jumlah skor Y.
∑XY = Jumlah perkalian antara X dan Y.
rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y.
Dengan perhitungan sebagai berikut:
rxy = N ∑XY – (∑X) (∑Y)
√((N ∑X2 – (∑X
2)) (N ∑Y
2 - (∑Y
2))
= 21 x 94928 – (1455) (1362)
√ (21 x 101611 – (1455)2) (21 x 89822 – (1362)
2)
= 1993488 – 1981710
√ (2133831 - 2117025) (1886262 - 1855044)
= 11778
√16806 x 31218
31
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006) hlm 274.
56
= 11778
√ 524649708
= 11778
22905
rxy = 0,5142
Jadi koefisien korelasi antara X dan Y adalah 0,514
3) Analisis Lanjut
Analisis lanjut merupakan analisis lanjutan dari analisis
pendahuluan dan analisis uji hipotesis yang merupakan interprestasi pada
peranan perhatian orang tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4
Sidorejo Brangsong Kendal. Pada analisis ini, hasil nilai ro (dari hasil
analisis) dibandingkan dengan nilai rt (pada tebel), untuk taraf signifikan
5% dengan N=21 adalah sebesar 0,433 dan tarat 1% adalah sebesar 0,549.
Sehingga dapat diketahui hasil akhir dari penelitian dengan nilai sebagai
berikut 0,514 > 0,433 (hasil analisis lebih besar dari pada nilai pada tabel)
artinya signifikan.
Peran perhatian orang tua mempunyai pengaruh positif terhadap
akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten
Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
B. PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, yang menggunakan metode pendekatan
kuantitatif. Peneliti mencoba mencari seberapa besar pengaruh perhatian orang
tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal,
selanjutnya dianalisis melalui perhitungan-perhitungan dengan menggunakan
rumus statistik. Setelah dilakukan penelitian terhadap 21 siswa kelas VI SDN
4 Sidorejo Brangsong Kendal dengan menggunakan angket yang terdiri dari
40 pertanyaan yaitu 20 pertanyaan dengan variabel perhatian orang tua dan 20
pertanyaan dengan variabel akhlak anak, dengan 4 alternatif jawaban pada
masing-masing pertanyaan.
57
Maka diperoleh hasil yang menunjukkan total nilai perhatian orang tua
1455. Dengan 4 responden dalam katergori sangat baik, 5 dalam kategori baik,
6 dalam kategori cukup, dan 6 dalam kategori kurang. Sedangkan bila dilihat
dari prosentase pada opsi pilihan jawaban diperoleh 66,53% memilih opsi
jawaban A, 27,01% menunjukkan opsi jawaban B, 6,46% pada opsi jawaban
C, dan 0% pada opsi jawaban D. Pada variabel perhatian orang tua ini
diperoleh nilai rata-rata (mean) 69,28 dan termasuk dalam kategori baik.
Sedangkan hasil penelitian akhlak anak menunjukkan total nilai 1362.
Dengan 8 responden dalam katergori sangat baik, 8 dalam kategori baik, 3
dalam kategori cukup, dan 2 dalam kategori kurang. Sedangkan bila dilihat
dari prosentase pada opsi pilihan jawaban diperoleh 61,1% memilih opsi
jawaban A, 28,5% menunjukkan opsi jawaban B, 10,1% pada opsi jawaban C,
dan 0,3% pada opsi jawaban D. Pada variabel akhlak anak ini diperoleh nilai
rata-rata (mean) 64,85 dan termasuk dalam kategori baik.
Untuk mengetahui seberapa signifikan pengaruh perhatian orang tua
terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal, peneliti
menggunakan analisis korelasi product moment. Dari tabel perhitungan
korelasi product moment menunjukkan koefisien korelasi antara X dan Y
(rxy) yaitu 0,5142. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan pada tabel harga
kritik dari r product moment, pada tabel disebutkan taraf signifikansi 5%
dengan N=21 adalah sebesar 0,433 dan taraf 1% adalah sebesar 0,549.
Sehingga dapat diketahui hasil akhir dari penelitian adalah signifikan, karena
hasil analisis lebih besar daripada nilai pada tabel dengan nilai 0,514 > 0,433.
58
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, penelitian dengan
judul Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Akhlak Anak Kelas VI SDN 4
Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011. Dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Perhatian orang tua anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong
Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 tergolong cukup. Data
yang mendukung adalah nilai rata-rata (mean) variabel orang tua yang
memperoleh rata-rata 69,28 yang termasuk dalam kategori cukup.
2. Akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten
Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 tergolong baik. Data yang mendukung
variabel ini adalah nilai rata-rata (mean) yang diperoleh melalui
perhitungan statistik yaitu sebesar 64,85 dan termasuk dalam kategori
baik.
3. Hasil analisis “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Akhlak Anak
Kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011”
mempunyai pengaruh yang positif dan dapat diterima. Hasil tersebut
kemudian dikonsultasikan pada tabel harga kritik dari r product moment,
pada tabel disebutkan taraf signifikansi 5% dengan N=21 adalah sebesar
0,433 dan taraf 1% adalah sebesar 0,549. Sehingga dapat diketahui hasil
akhir dari penelitian adalah signifikan, karena hasil analisis lebih besar
daripada nilai pada tabel dengan nilai 0,514 > 0,433.
B. SARAN
Sebagai kompensasi adanya suatu penelitian yang sudah diketahui
hasilnya, maka perlu adanya saran-saran agar menjadi bahan acuan dalam
pengembangan pendidikan agama Islam yang lebih baik lagi.
58
DAFTAR PUSTAKA
Adab Memberi Salam (online article) diunduh pada 19 Mei 2011, dari
http://ohislam.com/adab-memberi-salam/.
Akhlaq dan Nasehat (online article) diunduh pada 19 Mei 2011, dari
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/kiat-menggapai-akhlaq-mulia-
l.html
Al Adnani, Abu Fatih. Global Warming, Surakarta: Granada Mediatama, 2008.
Al Ghozali, Imam, Mutiara Ihya Ulumuddin, Bandung: Penerbit Mizan, 1998.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta, 2006.
Dakir, Dasar-Dasar Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1993.
Departemen Agama, Alqur’an dan Terjemahannya, Surakarta: CV. Pustaka
Manthiq.
Ilyas, Yanuhar, Kuliah Akhlaq, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan Islam (LPPI), 2007.
Izzad, Ahmad, Kuikuti Tradisi Rasulku, Bandung: albu, 2006.
Khalid, Amru, Berakhlaq Seindah Rasulullah, Semarang: PT Pustaka Rizki Putra,
2007.
Mahjuddin, Kuliah Akhlaq-Tasawuf, Jakarta: Kalam Mulia, 1991.
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2005.
Nazir, Moh, Metode Penelitian, Darussalam: Ghalia Indonesia, 1993.
Sangkan, Abu. Pelatihan Shalat Khusyu’, Jakarta: 2004.
Slamet, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1992.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2008.
Sudarsono, Etika Islam tentang Kenakalan Remaja, Jakarta: PT Rineka Cipta,
2005.
Tafsir, Ahmad, Pendidikan Agama dalam Keluarga, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000.
Yusuf, Syamsu, LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007.
Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
Lampiran 1
DAFTAR SISWA KELAS VI
SDN 4 SIDOREJO BRANGSONG KENDAL
TAHUN 2010/2011
NO NO INDUK NAMA L / P
1 541 Susi Susanti P
2 543 Widiyanto L
3 554 Edi Suprayitno L
4 555 Pingki Fauzi L
5 557 Indarwati P
6 562 M. Alwi Baharudin L
7 565 Siti Hartini P
8 551 Ayu Kusvitasari P
9 570 Istiharudin Majid L
10 571 Nurul Aini P
11 573 Siti Khoirul Umami P
12 575 Febya Bella Safira P
13 577 Tri Fatmawati P
14 578 Rohmad Jodhi L
15 579 Farozi L
16 581 M. Ja’far Sodiq L
17 582 Amalia Nur Azizah P
18 583 Nining Lestari P
19 584 Adhi Sulistiyo L
20 585 Nafa Tri Oktafiani P
21 652 Muh Fadhil L
ANGKET PENELITIAN
PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP AKHLAK ANAK
KELAS VI SDN 4 SIDOREJO KECAMATAN BRANGSONG
KEBUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011
A. PETUNJUK PENGISIAN
1. Tulislah terlebih dahulu identitas/nama kamu pada daftar isian yang telah
tersedia.
2. Berikan jawaban pada pertanyaan berikut ini, dengan memberikan tanda
silang (X) pada huruf A, B, C atau D yang sesuai keinginanmu.
3. Kami harapkan jawaban kamu dengan jujur, jawabanmu tidak berpengaruh
terhadap nilaimu.
4. Terimakasih atas jawaban dan kejujuranmu.
B. IDENTITAS SISWA
1. Nama :
2. Alamat :
3. Kelas :
I. ANGKET PERHATIAN ORANG TUA
1. Apakah orang tuamu, membimbing kamu selalu mengerjakan shalat lima
waktu?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
2. Apakah orang tuamu, melatih kamu selalu berdzikir kepada Allah setelah
shalat?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
3. Apakah orang tuamu melatih dan membiasakan kamu berdo’a kepada Allah
setelah shalat?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
4. Apakah orang tuamu, melatih kamu membaca al-Qur’an setelah shalat
magrib?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
5. Apakah orang tuamu, mengajak kamu berpuasa ramadhan dibulan Ramadhan?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
6. Apakah orang tuamu, memberi tauladan kepada kamu untuk bersikap jujur?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
7. Apakah orang tuamu, melatih kamu untuk membiasakan diri mengucapkan
salam ketika masuk rumah?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
8. Apakah orang tuamu, mengajarkan kamu untuk menghormati orang yang
lebih tua?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
9. Apakah orang tuamu selalu memberi uang saku kepadamu?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
10. Apakah orang tuamu, mengawasi kamu agar menyisihkan uang saku untuk
beramal di sekolah?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
11. Apakah orang tuamu selalu menganjurkan agar selalu menjaga kebersihan
lingkungan?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
12. Apakah orang tuamu selalu memberi contoh kepada kamu agar membuang
sampah pada tempatnya?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
13. Apakah orang tuamu selalu membimbing kamu untuk selalu membaca do’a
setiap memulai aktifitas/kegiatan?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
14. Apakah orang tuamu mengawasi kamu untuk selalu membersihkan
lingkungan rumah?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
15. Apakah orang tuamu memperhatikan atau mengontrol kamu dalam
kerapian/kesopanan berpakaian?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
16. Apakah orang tuamu membiasakan agar kamu selalu menggosok gigi dan
mencuci kaki ketika menjelang tidur?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
17. Apakah orang tuamu melatih kamu untuk selalu mencuci kedua tangan ketika
akan makan?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
18. Apakah orang tuamu selalu memberi contoh kamu untuk merapikan tempat
tidur ketika bangun tidur?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
19. Apakah orang tuamu mengawasi kamu untuk bangun pagi?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
20. Apakah orang tuamu menyuruh kamu untuk selalu mengerjakan shalat subuh
pada jam 05.00 pagi?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
II. ANGKET AKHLAK ANAK
1. Berapa kalikah kamu melaksanakan shalat wajib sehari semalam?
a. 5 kali
b. 4 kali
c. 3 kali
d. 2 kali
2. Apakah kamu selalu berdzikir kepada Allah setelah shalat?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
3. Apakah kamu selalu berdo’a kepada Allah setelah shalat?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
4. Apakah kamu membaca al-Qur’an setelah shalat maghrib?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
5. Apakah kamu mengerjakan puasa di bulan Ramadhan?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
6. Apakah kamu selalu bersikap jujur?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
7. Apakah kamu biasa mengucapkan salam ketika masuk rumah?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
8. Apakah kamu menghormati orang yang lebih tua dari saudara?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
9. Apakah kamu selalu bersabar ketika mendapat musibah?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
10. Apakah kamu selalu menyisihkan uang saku untuk beramal disekolah?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
11. Apakah kamu selalu menjaga kebersihan lingkungan?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
12. Apakah kamu selalu membuang sampah pada tempatnya?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
13. Apakah kamu selalu berdo’a setiap memulai aktifitas atau kegiatan?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
14. Apakah kamu selalu membersihkan lingkungan rumah?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
15. Apakah kamu selalu berpakaian rapi atau sopan?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
16. Apakah kamu selalu menggosok gigi dan mencuci kaki ketika akan tidur?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
17. Apakah kamu selalu mencuci tangan ketika akan makan?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
18. Apakah kamu selalu merapikan tempat tidur ketika bangun dari tidur?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
19. Apakah kamu selalu bangun pagi setiap hari?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
20. Apakah kamu selalu mengerjakan shalat subuh pada jam 05.00 pagi?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : SHOLEHAH
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Kendal, 11 Juli 1960
3. Alamat Rumah : Ds. Brangsong RT 22 RW8 Kec.
Brangsong Kab. Kendal 52371.
HP : 0888 039 69238
E-mail : -
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. M I Th 1973
b. PGA 4 Th Th 1977
c. PGA 6 Th Th 1980
d. D II Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Th 1996
2. Pendidikan Non-Formal
a. -
Semarang, 18 Agustus 2011
SHOLEHAH