Pengaruh Perencanaan Terhadap Kinerja SKPD

download Pengaruh Perencanaan Terhadap Kinerja SKPD

of 12

Transcript of Pengaruh Perencanaan Terhadap Kinerja SKPD

  • 8/17/2019 Pengaruh Perencanaan Terhadap Kinerja SKPD

    1/12

    PENGARUH PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN

    ANGGARAN TERHADAP KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

    (SKPD) KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

    Oleh: Amir Ahmari dan Syamsul Amar 

    ABSTRACT

    This study aims to analyze the influence of Planning, Implementation and Control

    Budget to Performance Unit (SKPD) in the Mentawai Islands of West Sumatra, and see to

    what extent the efforts of SKPD make effective and efficient use of the budget. Samples was

    done by Multi Stage Sampling number 32 on education. Results of the study stated that:

    Budget planning is a positive and significant impact on the implementation of the budget,

     planning and implementation of the budget in a positive and significant effect on the control

    of the budget, Planning, Implementation and Control of the Budget affect positively and

    significantly related to performance on education in the Mentawai islands County

    Government, and There are direct and indirect influence of the Planning, Implementation andControl Budget is positive and significant impact on the performance of the Government on

    education in the Mentawai Islands.

    Keywords: Planning, Execution, Control, Performance, SKPD

  • 8/17/2019 Pengaruh Perencanaan Terhadap Kinerja SKPD

    2/122

    LATAR BELAKANG

    Berdasarkan pasal 43 ayat (1)-(3) dan

    Pasal 45 ayat (1) Peraturan Pemerintah

     Nomor 8 Tahun 2008 dijelaskan bahwa

     pengendalian terhadap Perencanaan

    Pembangunan Daerah dalam pelaksanaannyadilakukan oleh Bappeda yang meliputi

     pemantauan, supervisi dan tindak lanjut

     penyimpangan terhadap pencapaian tujuan

    agar program dan kegiatan sesuai dengan

    kebijakan pembangunan daerah yang

    hasilnya dilaporkan kepada Kepala Daerah

    disertai dengan langkah-langkah yang

    diperlukan. Tahun 2012 merupakan tahun ke

    2 (dua) pelaksanaan RPJMD Kabupaten

    Kepulauan Mentawai 2011-2016 sesuai

    dengan Peraturan Daearah (PERDA)Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 7

    Tahun 2012.

    Jumlah PNS menurut pangkat dan

    golongan pada masing-masing SKPD

    Kabupaten Kepulauan Mentawai tidak 

    sebanding dengan kondisi dan luas daerah

    yang terdidri dari beberapa kepulauan. Untuk 

    menjangkau pulau satu dengan pulau yang

    lainnya memerlukan transportasi jalur laut.

    Dengan kondisi geografis tersebut, upaya

     pemerintah daerah dalam melaksanakan

    rencana program kegiatan yang telah

    ditetapkan sangat sulit untuk diwujudkan.

    Disamping kondisi geografis, tingkat

     pengetahuan dan keterampilan aparatur baik 

     pendidikan formal maupun non formal masih

    sangat rendah di tambah lagi pengalaman

    aparatur dibidang pengelolaan kegiatan

    ditiap-tiap SKPD juga sangat rendah

    sehingga berdampak negatif terhadap

    kinerja instansi yang bersangkutan.Salah satu kebijakan yang harus di

    tempuh oleh pemerintah daerah adalah

    menambah jumlah pegawai dan memberikan

     peluang kepada pegawai untuk melanjutkan

     pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan

     pendidikan teknis yang berkaitan dengan

    tugas pokok dan fungsinya, sehingga

     pegawai yang di tempatkan di setiap instansi

     betul-betul mempunyai skill yang dapat di

    andalkan.

    Jumlah pegawai yang ada didominasioleh tenaga non teknis yaitu tenaga guru dan

    kesehatan. Dengan sedikitnya tenaga teknistersebut, diduga akan berpengaruh kuat

    terhadap pencapaian target kinerja SKPD

    yang telah ditetapkan. Hal ini juga

    dipengaruhi oleh rendahnya kemampuan

    (skill) dan kualitas sumber daya aparatur dalam mengelola anggaran kegiatan,

    sehingga akan berdampak kepada tingkat

    realisasi anggaran yang ingin dicapai oleh

    masing-masing SKPD.

    Realisasi anggaran kegiatan

     pembangunan pada masing-masing SKPD di

    Kabupaten Kepulauan Mentawai pada tahun

    2009-2012 masih banyak anggaran yang

     belum terealisasikan oleh SKPD yang

     bersangkutan, salah satunya Badan

    Penanggulangan Bencana Daerah sebesar 55.65% dan Badan Perencanaan

    Pembangunan Daerah sebesar 54.18%, hal

    ini di sebabkan oleh rendahnya kinerja

     pegawai, yang menyebabkan hanya sebagian

    dari anggaran yang di berikan dapat di

     belanjakan oleh SKDP terkait.

    Keseluruhan realisasi APBD

    Kabupaten Kepulauan Mentawai dari tahun

    2009 sampai dengan 2012 terjadi

     peningkatan dan penurunan yang berfariasi.

    Pada tahun 2009 dari target anggaran belanja

    yang ditetapkan, yang dapat direalisasikan

    sebesar 59,81%, tahun 2010 sebesar 68,86%,

    tahun 2011 sebesar 64,30% dan tahun 2012

    sebesar 78,02%. Hal ini juga menunjukan

    tingkat keberhasilan pemerintah daerah

    dalam mencapai tujuan pembangunan masih

    relatif rendah, yang mana tingkat

    keberhasilan tersebut dapat dikatakan

     berhasil apabila realisasi anggaran belanja

    mencapai > 80%.Permasalahan yang timbul dalam

    implementasinya, baik penggunaan anggaran

    maupun yang di laksanakan oleh SKPD

     belum efektif dan efisien serta belum

    menyentuh pada kepentingan publik 

    sehingga dampak dari kegiatan

     pembelanjaan tersebut tidak terealisasi

    secara maksimal sesuai dengan yang telah

    direncanakan.

    Untuk menciptakan pelayanan yang

    optimal, memerlukan kinerja yang efektif dan efisien, dalam hal ini pemerintah sebagai

  • 8/17/2019 Pengaruh Perencanaan Terhadap Kinerja SKPD

    3/123

     pelayan publik harus memberikan pelayananyang maksimal kepada masyarakat sehingga

     pelaksanaan pembangunan dapat terwujud

    dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat,

    sebagaimana yang telah dituangkan dalam

    Rencana Kerja SKPD dan APBD KabupatenKepulauan Mentawai.

    Dalam rangka mengawal pencapaian

    sasaran program pembangunan daerah yang

    telah dituangkan dalam dokumen RPJMD

     beserta penjabarannya maka perlu dilakukan

    kajian terhadap tingkat capaian sasaran

    indikator sebagaimana tertuang dalam

    dokumen RPJMD beserta revisinya. Sesuai

    dengan Pasal 48 ayat (1)-(3) Peraturan

    Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 evaluasi

     perencanaan pembangunan daerah ini jugaakan menjadi bahan bagi penyusunan

    rencana pembangunan daerah untuk tahun

     berikutnya.

    Disamping itu kajian ini juga

     bermanfaat untuk mengetahui keberhasilan

     penyelenggaraan pemerintah daerah dalam

    memanfaatkan hak yang diperoleh daerah

     berdasarkan keluaran dan hasil yang telah

    direncanakan serta sebagai upaya dalam

    menilai kinerja penyelenggaraan pemerintah

    daerah dalam upaya peningkatan kinerja

    untuk mendukung pencapaian tujuan

     penyelenggaraan otonomi daerah

     berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang

     baik.

    Kajian ini juga selaras dengan apa

    yang diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah

     Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman

    Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan

    Daerah Pasal 32 bahwa Pemerintah daerah

     provinsi dan kabupaten/kota melakukan pengukuran kinerja mandiri untuk setiap

     penyelenggaraan urusan pemerintahan yang

    menjadi kewenangannya. Hasil evaluasi

     pembangunan Kabupaten Kepulauan

    Mentawai memperlihatkan fakta sebagai

     berikut :

    1. Potensi sumberdaya pembangunan

    Kabupaten Kepulauan Mentawai sangat

     potensial untuk dikembangkan sebagai

     basis pembangunan wilayah. Sektor 

     pembangunan yang sangat potensialadalah sektor perikanan, perkebunan,

    kehutanan dan pariwisata. Namun potensi sumber daya pembangunan yang

    dipunyai belum memperlihatkan indikasi

    kearah optimalisasi pemanfaatan sumber 

    daya. Buktinya, sektor pertanian

    termasuk sektor maju tapi tertekan. Namun sub sektor pertanian (perkebunan,

     peternakan, kehutanan, perikanan)

    termasuk sub sektor maju dan tumbuh

     pesat. Hal ini mengandung makna bahwa

    sub sektor tanaman pangan sangat

    tertinggal.

    2. Berdasarkan analisis yang dilakukan

    terhadap sembilan sektor perekonomian

    di Kabupaten Kepulauan Mentawai,

    ternyata terdapat dua sektor basis yaitu

    sektor pertanian dan sektor perdagangan,hotel dan restoran, sedangkan tujuh

    sektor lainnya merupakan sektor non

     basis.

    3. Sektor pertanian merupakan sektor basis

    tertinggi. Seluruh subsektor pertanian,

    kecuali tanaman pangan, merupakan

    subsektor basis yang turut menyumbang

    terhadap terbentuknya pertanian sebagai

    sektor basis. Analisis ini sejalan dengan

    hasil analisis Tipologi Klassen.

    4. Sektor perdagangan, hotel dan restoran

     juga merupakan sektor basis, basis sektor 

    ini dibentuk oleh subsektor restoran dan

    subsektor perdagangan besar dan eceran.

    Sedangkan subsektor hotel tidak 

    merupakan basis (nilai LQ

  • 8/17/2019 Pengaruh Perencanaan Terhadap Kinerja SKPD

    4/124

     b) Sub sektor angkutan sungai danaudan perairan (ASDP) serta angkutan

    laut lainnya.

    c) Sub sektor kelautan dan perikanan

    dengan komoditi ikan pelagis besar 

    terutama ikan tuna, udang, dan ikanhias.

    d) Sub sektor peternakan dengan

    komoditas babi dan ayam buras.

    e) Sub sektor perkebunan, komoditas

    cengkeh, buah pala, kulit kayu manis,

    merica, dan minyak nilam, kelapa,

     pisang, dan coklat dan

    f) Sub sektor perdagangan besar dan

    eceran, dan restoran.

    7. Tingkat capaian kinerja ekonomi sektoral

    ternyata belum sesuai dengan target yangtelah ditetapkan dalam target RPJMD.

    Hal ini diduga ada kaitannya dengan

    realisasi anggaran yang relatif rendah

     pada setiap tahun anggaran.

    Rendahnya realisasi anggaran pada

    setiap tahun anggaran disebabkan oleh

    eksisnya persoalan pada tataran undang-

    undang dan aturan teknis lainnya yang sering

    membuat pemerintah kabupaten/kota

    menghadapi persoalan teknis dalam proses

     pencarian anggaran. Khusus bagi Kabupaten

    Kepulauan Mentawai, kondisi geografis

    wilayah merupakan kendala yang cukup

    signifikan dalam proses realisasi anggaran

     program dan kegiatan pembangunan. Potret

    kinerja pembangunan yang masih relatif 

    rendah diperkirakan berawal dari rendahnya

    kinerja SKPD tingkat mikro.

    KAJIAN TEORIKinerja merupakan salah satu bentuk 

     perpaduan antara kemampuan dan usaha

    untuk memperoleh hasil dari suatu pekerjaan.

    Untuk mencapai hasil yang baik, seseorang

    hendaknya memiliki keinginan dan

    kemampuan, usaha serta bentuk kegiatan

    yang dilaksanakan dan tidak mengalami

    hambatan yang berarti di dalam

    melaksanakan suatu pekerjaan. Kemauan

    yang tinggi dan usaha yang besar dapat

    menimbulkan dan menghasilkan motivasi

    yang besar sehingga tertuang dalam kegiatan pelaksanaan (Berry dan Houston, 1993).

    Pengukuran kinerja menurut Hansen

    & Mowen dalam Tangkilisan (2003),

    didesain untuk menilai seberapa baik 

    aktivitas yang telah dilakukan dan dapatmengidentifikasi apakah telah dilakukan

     perbaikan yang berkesinambungan.

    Menurut Mardiasmo (2002:104)

    untuk mewujudkan otonomi daerah dan

    desentralisasi yang luas, nyata dan

     bertanggung jawab sangat diperlukan

    manajemen keuangan daerah yang mampu

    mengontrol kebijakan keuangan daerah

    secara ekonomis, efisien, efektif, transparan

    dan akuntabel. Kinerja SKPD daerah harus

    dilakukan secara cermat, tepat dan hati-hati.Undang-Undang Nomor 32 Tahun

    2004 yang diantaranya dijabarkan dengan

    Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005

    tentang Pengeloaan Keuangan Daerah dan

    Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007

    tentang LPPD Kepada Pemerintah, LKPJ

    Kepada DPRD, dan ILPPD Kepada

    Masyarakat serta lebih lanjut dengan

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

    Tahun 2006 tentang Pedoman Kinerja SKPD

    Daerah sebagaimana telah dirobah dalam

    Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 telah

    mewajibkan pemerintah daerah untuk 

    menyusun Laporan Pertanggungjawaban

    Tahunan Pemerintah Daerah yang

    didalamnya mengandung pengungkapan atau

    uraian mengenai kinerja pemerintah daerah

     berdasarkan tolak ukur Rencana Strategi

    Daerah (dimuat dalam Nota Perhitungan

    APBD). Di samping itu, Undang-Undang

     Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara juga mewajibkan pemerintah daerah

    untuk mengungkapkan uraian prestasi kerja

    dalam Laporan Realisasi APBD yang pada

    hakikatnya merupakan pengungkapan dan

     penilaian kinerja SKPD.

    Indikator kinerja adalah ukuran

    kuantitatif dan kualitatif yang

    menggambarkan tingkat pencapaian suatu

    sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.

    Indikator harus merupakan sesuatu yang

    akan dihitung dan diukur serta digunakansebagai dasar untuk menilai atau melihat

  • 8/17/2019 Pengaruh Perencanaan Terhadap Kinerja SKPD

    5/125

    tingkat kinerja baik dalam tahap perencanaan(ex ante), tahap pelaksanaan (on going ),

    maupun tahap setelah kegiatan selesai dan

     berfungsi (ex post ) (Suharyani dalam Nasir 

    et al, 2003).

    Tuntutan reformasi yang berkaitandengan aparatur negara termasuk daerah

    adalah perlunya mewujudkan administrasi

    negara yang mampu mendukung kelancaran

    dan keterpaduan pelaksanaan tugas, dan

    fungsi penyelenggaraan pemerintah dan

     pembangunan dengan prinsip   good 

     governance. Menurut UNDP (dalam LAN

    dan BPKP, 2000:7).

    Pemberian otonomi daerah seluas-

    luasnya berarti pemberian kewenangan dan

    keleluasaan (diskresi) kepada daerah untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya

    daerah secara optimal. Agar tidak terjadi

     penyimpangan dan penyelewengan,

     pemberian wewenang dan keleluasaan yang

    luas tersebut harus diikuti dengan

     pengawasan yang kuat. Penguatan fungsi

     pengawasan dapat dilakukan melalui

    optimalisasi peran DPRD sebagai kekuatan

     penyeimbang (balance of power ) bagi

    eksekutif daerah dan partisipasi masyarakat

    secara langsung maupun tidak langsung

    melalui LSM dan organisasi sosial

    kemasyarakatan di daerah ( social control ).

    Pengawasan oleh DPRD tersebut

    harus sudah dilakukan sejak tahap

     perencanaan, tidak hanya pada tahap

     pelaksanaan dan pengendalian saja

    sebagaimana yang terjadi selama ini. Hal ini

     penting karena dalam era otonomi, DPRD

    memiliki kewenangan untuk menentukan

    Arah dan Kebijakan Umum APBD. ApabilaDPRD lemah dalam tahap perencanaan

    (penentuan Arah dan Kebijakan Umum

    APBD), maka dikhawatirkan pada tahap

     pelaksanaan akan mengalami banyak 

     penyimpangan. Akan tetapi harus dipahami

    oleh anggota DPRD bahwa pengawasan

    terhadap eksekutif daerah hanyalah

     pengawasan terhadap pelaksanaan   (Policy)

    yang digariskan bukan pemeriksaan. Untuk 

    memperkuat fungsi pengawasan, DPRD bisa

    membentuk badan ombudsmen yang berfungsi sebagai pengawas independen

    untuk mengawasi jalannya suatu lembaga publik.

    Perencanaan adalah suatu proses

    untuk menentukan tindakan masa depan

    yang tepat, melalui urutan pilihan dengan

    memperhitungkan sumber daya yang tersedia.Perencanaan pembangunan daerah disusun

    untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi

    antara perencanaan, penganggaran,

     pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi

    (Darise, 2009)

    Pelaksanaan anggaran setelah adanya

     persetujuan dari pihak legislatif. Dalam

    tahap ini, pelaksanaan anggaran hal

    terpenting yang perlu diperhatikan oleh

     pengguna anggaran publik adalah

    mempersiapkan dan memiliki sistem(informasi) akuntansi dan sistem

     pengendalian manajemen (Darise, 2007).

    Anggaran merupakan alat

     pengendalian (Control Tool ). Mardiasmo

    (2009) menjelaskan sebagai alat

     pengendalian, anggaran memberikan rencana

    detail atas pendapatan dan pengeluaran

     pemerintah agar pembelanjaan yang

    dilakukan dapat dipertanggungjawabkan

    kepada publik. Anggaran sektor publik dapat

    digunakan untuk mengendalikan (membatasi

    kekuasaan) eksekutif.

    METODE PENELITIAN

    Dalam penelitian ini, yang menjadi

    objek untuk diteliti adalah pengaruh

     perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian

    anggaran terhadap kinerja SKPD yang

     berperan pada pembangunan daerah.

    Sedangkan ruang lingkup penelitian

    ini adalah kinerja SKPD KabupatenKepulauan Mentawai dalam melaksanakan

     program kegiatan yang berbasis kepada

    anggaran. Dalam hal ini penulis akan melihat

    tingkat capaian kinerja melalui perencanaan,

     pelaksanaan dan pengendalian anggaran

     pada masing-masing SKPD Pemerintah

    Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai.

    Populasi dalam penelitian ini adalah

    seluruh SKPD dilingkungan Pemerintah

    Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai

    yang berjumlah 35 SKPD. Sampel penelitian

  • 8/17/2019 Pengaruh Perencanaan Terhadap Kinerja SKPD

    6/126

    ini dilakukan dengan cara   Multi StageSampling  berjumlah 32 SKPD.

    Jenis data ada dua, primer dan

    sekunder. Data primer, yaitu data yang di

     peroleh atau di kumpulkan dari penyebaran

    kuesioner penelitian, yang mencakup tentang perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian

    anggaran terhadap kinerja pada SKPD

    Kabupaten Kepulauan Mentawai. Data

    sekunder, yaitu data yang di peroleh dari

    studi kepustakaan dan telaah dokumentasi

    yang berhubungan dengan data perencanaan,

     pelaksanaan dan pengendalian anggaran

    terhadap kinerja pada SKPD Kabupaten

    Kepulauan Mentawai.

    Untuk melengkapi data dalam

     penelitian ini, selain menggunakan data primer juga menggunakan data sekunder 

    yang berasal dari hasil penelusuran

    kepustakaan dan dokumentasi diantaranya

    dokumen RPJM, RKPD, Rencana Strategis,

    Rencana Kerja dan Rencana Anggaran

    Kabupaten Kepulauan Mentawai.

    Untuk memperoleh data secara

    langsung, dilakukan penyebaran kuesioner 

     pada Pegawai Negeri Sipil di SKPD

    Kabupaten Kepulauan Mentawai, yang

    terdiri dari empat bentuk kuesioner untuk 

    mengukur variabel kinerja SKPD,

     perencanaan, pengendalian dan pelaksanaan

    anggaran. Selanjutnya untuk mengetahui

     pertanyaan yang valid dan juga dilakukan

     pengujian kuesioner. Teknik pengumpulan

    data yang kedua digunakan adalah dengan

    melakukan wawancara kepada pihak terkait

    dan mengadakan telaah hasil penelitian.

    Selanjutnya data penelitian yang di peroleh

    tersebut di kumpulkan, kemudian di tabulasiguna mempermudah pengolahan dan analisis

    selanjutnya.

    HASIL PENELITIAN DAN

    PEMBAHASAN

    Hasil Penelitian

    Skor rata-rata variabel kinerja SKPD

    untuk masing-masing indikator. Indikator 

     pertama masukan mempunyai skor rata-rata

    4.68 dengan tingkat capaian responden

    sebesar 93.50%. Nilai ini menunjukkan bahwa indikator pertama (masukan) berada

     pada kategori sangat baik. Dengan demikiankriteria ini mengindikasikan bahwa kinerja

    SKPD Pemerintah Kabupaten Kepulauan

    Mentawai indikator masukan sangat berjalan

    dengan baik.

    Indikator kedua, keluaran skor rata-rata 4.42 dengan tingkat capaian responden

    88.37%. Nilai ini menunjukkan bahwa

    indikator kedua berada pada kriteria baik.

    Dengan demikian kriteria ini

    mengindikasikan bahwa kinerja SKPD

    dilihat dari aspek keluaran termasuk kategori

     baik. Indikator ketiga, manfaat skor rata-rata

    4.35 dengan tingkat capaian responden

    86.88%. Nilai ini menunjukan bahwa

    indikator ketiga berada pada kategori baik.

    Ini mengindikasikan bahwa kinerja SKPDdilihat dari aspek manfaat dengan kategori

     baik.

    Indikator keempat dampak, dengan

    skor rata-rata 4,53 dengan tingkat capaian

    responden 90,75% termasuk kategori sangat

     baik. Nilai ini mengindikasikan bahwa

    kinerja SKPD dari aspek dampak dengan

    kategori sangat baik.

    Skor rata-rata variabel perencanaan

    untuk masing-masing indikator. Indikator 

     pertama, proses merumuskan tujuan skor 

    rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 50,02

    dengan tingkat capaian responden sebesar 

    38,52%. Nilai ini menunjukkan bahwa

    indikator pertama, merumuskan tujuan

     berada pada kriteria kurang baik. Dengan

    demikian kriteria ini mengindikasikan bahwa

    merumuskan tujuan pada pemerintah

    Kabupaten Kepulauan Mentawai belum

     berjalan dengan baik. Perencanaan dalam

    merumuskan tujuan kinerja SKPD sudahmengacu kepada peraturan yang berlaku

    namun belum dilakukan secara sistim

     pengendalian intern (SPI) oleh SKPD

    sehingga pelaksanaan kinerja SKPD banyak 

    ditemukan kesalahan.

    Indikator kedua, proses

    merencanakan program dan kegiatan skor 

    rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 4,23

    dengan tingkat capaian responden sebesar 

    84,75%. Nilai ini menunjukkan bahwa

    indikator kedua proses merencanakan program dan kegiatan berada pada kriteria

  • 8/17/2019 Pengaruh Perencanaan Terhadap Kinerja SKPD

    7/127

     baik. Dengan demikian kriteria inimengindikasikan bahwa proses

    merencanakan program dan kegiatan pada

     pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai

    sudah sesuai dengan prioritas yang

    ditetapkan.Indikator ketiga, proses

    mengalokasikan dana pada berbagai program

    dan kegiatan yang telah disusun skor rata-

    rata yang diperoleh adalah sebesar 4,21

    dengan tingkat capaian responden sebesar 

    84,22%. Nilai ini menunjukkan bahwa

    indikator ketiga proses mengalokasikan dana

     pada berbagai program dan kegiatan yang

    telah disusun berada pada kriteria baik.

    Dengan demikian kriteria ini

    mengindikasikan bahwa prosesmengalokasikan dana pada berbagai program

    dan kegiatan yang telah disusun pada

     pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai

    sudah sesuai dengan prioritas yang

    ditetapkan.

    Indikator keempat, proses

    menentukan tingkat pencapaian strategi skor 

    rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 4,12

    dengan tingkat capaian responden sebesar 

    82,29%. Nilai ini menunjukkan bahwa

    indikator keempat proses menentukan

    tingkat pencapaian strategi berada pada

    kriteria baik. Dengan demikian kriteria ini

    mengindikasikan bahwa proses menentukan

    tingkat pencapaian strategi pada pemerintah

    Kabupaten Kepulauan Mentawai sudah

    sesuai dengan prioritas yang ditetapkan.

    Skor rata-rata variabel penatausahaan

    untuk masing-masing indikator. Indikator 

     pertama, proses mempersiapkan anggaran

    skor rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 3,79 dengan tingkat capaian responden

    sebesar 75,78%. Nilai ini menunjukkan

     bahwa indikator pertama pelaksanaan

    anggaran berada pada kriteria cukup baik.

    Dengan demikian kriteria ini

    mengindikasikan bahwa proses pelaksanaan

    anggaran pada pemerintah Kabupaten

    Kepulauan Mentawai sebagian telah

    dikerjakan dengan cukup baik sesuai dengan

    Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008

    tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

    Rencana Pembangunan Daerah danPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

    Tahun 2006 yang telah dirobah dalam

    Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang

    Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

    Indikator kedua, proses sistiminformasi akuntansi skor rata-rata yang

    diperoleh adalah sebesar 3,18 dengan tingkat

    capaian responden sebesar 63,56%. Nilai ini

    menunjukkan bahwa indikator kedua sistim

    informasi akuntansi berada pada kriteria

    cukup baik. Dengan demikian kriteria ini

    mengindikasikan bahwa proses sistim

    informasi akuntansi pada pemerintah

    Kabupaten Kepulauan Mentawai sudah

     berjalan cukup optimal walaupun belum

    maksimal.Indikator ketiga, proses sistim

     pengendalian manajemen skor rata-rata yang

    diperoleh adalah sebesar 2,89 dengan tingkat

    capaian responden sebesar 57,71%. Nilai ini

    menunjukkan bahwa indikator ketiga sistim

     pengendalian manajemen berada pada

    kriteria kurang baik. Dengan demikian

    kriteria ini mengindikasikan bahwa proses

    sistim pengendalian manajemen pada

     pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai

     belum berjalan secara optimal.

    Skor rata-rata variabel pengendalian

    anggaran untuk masing-masing indikator.

    Indikator pertama, proses membandingkan

    kinerja aktual dengan kinerja yang di

    anggarkan skor rata-rata yang diperoleh

    adalah sebesar 4,4 dengan tingkat capaian

    responden sebesar 87,7%. Nilai ini

    menunjukkan bahwa indikator pertama

     proses membandingkan kinerja aktual

    dengan kinerja yang di anggarkan berada pada kriteria baik. Dengan demikian kriteria

    ini mengindikasikan bahwa pengendalian

    anggaran sebagaimana tertuang dalam

    Rencana Strategi (Renstra) yang ditetapkan

     pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai

    sudah sesuai dengan aspirasi masyarakat

    Kabupaten Kepulauan Mentawai.

    Indikator kedua, proses menghitung

    selisih anggaran skor rata-rata yang

    diperoleh adalah sebesar 4,37 dengan tingkat

    capaian responden sebesar 87,50%. Nilai inimenunjukkan bahwa indikator kedua proses

  • 8/17/2019 Pengaruh Perencanaan Terhadap Kinerja SKPD

    8/128

    menghitung selisih anggaran berada padakriteria baik. Dengan demikian kriteria ini

    mengindikasikan bahwa pengendalian

    anggaran pada pemerintah Kabupaten

    Kepulauan Mentawai sudah berjalan optimal.

    Indikator ketiga, proses menentukan penyebab yang dapat dikendalikan suatu

    variance skor rata-rata yang diperoleh adalah

    sebesar 4,0 dengan tingkat capaian

    responden sebesar 81,40%. Nilai ini

    menunjukkan bahwa indikator ketiga proses

    menentukan penyebab yang dapat

    dikendalikan suatu variance berada pada

    kriteria baik. Dengan demikian kriteria ini

    mengindikasikan bahwa pengendalian

    anggaran pada pemerintah Kabupaten

    Kepulauan Mentawai sudah berjalan optimal.Indikator keempat, proses merevisi

    standar biaya atau target anggaran skor rata-

    rata yang diperoleh adalah sebesar 2,9

    dengan tingkat capaian responden sebesar 

    59,12%. Nilai ini menunjukkan bahwa

    indikator keempat proses merevisi standar 

     biaya atau target anggaran berada pada

    kriteria kurang baik. Dengan demikian

    kriteria ini mengindikasikan bahwa

     pengendalian anggaran pada pemerintah

    Kabupaten Kepulauan Mentawai belum

     berjalan secara optimal.

    Pembahasan

    Berdasarkan hasil analisis data

    diperoleh informasi bahwa ketiga variabel

    exogen yang telah digunakan dalam

     penelitian ini mempunyai pengaruh secara

    signifikan terhadap variabel endogen. Dari

    hasil analisis data penelitian dapat diketahui,

     bahwa variabel exogen perencanaan, pelaksanaan dan pengedalian anggaran

    mempunyai pengaruh secara singnifikan dan

     positif terhadap kinerja SKPD sebagai

    variabel endogen. Hal ini didukung oleh rata-

    rata skor dan tingkat pencapaian rata-rata

    skor keempat variabel termasuk dalam

    kategori baik. Pembahasan hasil pengujian

    hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

     Pertama, berdasarkan hasil analisis

    yang dilakukan berkaitan dengan hipotesis

     pertama, diperoleh informasi variabel perencanaan berpengaruh secara signifikan

    dan positif terhadap pelaksanaan anggaran.Hal ini didukung hasil analisis jalur antara

    variabel perencanaan terhadap pelaksanaan

    yang menunjukkan bahwa perencanaan

     berpengaruh secara signifikan dan positif 

    terhadap pelaksanaan anggaran. Dengandemikian peningkatan kualitas perancanaan

    akan diikuti pula peningkatan pelaksanaan

    anggaran SKPD yang ada pada pemerintah

    Kabupaten Kepulauan Mentawai.

    Temuan di atas sesuai dengan temuan

    Solikin bahwa kegagalan-kegagalan

     perencanaan yang dapat mempersulit

     pelaksanaan anggaran, yang mana akibat

     perancanaan yang tidak jelas dan tidak 

    realistis mengakibatkan ketidakjelasan

     pelaksanaan anggaran. Pemahaman yangkurang terhadap teknik perancanaan

    meningkatkan peluang terjadinya keragu-

    raguan dalam proses perencanaan anggaran.

    Menurut Mardiasmo (2002)

    lemahnya perencanaan anggaran yang diikuti

    ketidakmampuan pemerintah daerah dalam

    meningkatkan penerimaan daerah secara

     berkesinambungan. Hal ini menunjukan

     perencanaan anggaran yang tidak baik juga

    akan memperburuk pelaksanaan anggaran

     baik dalam proses penatausahaan keuangan

    maupun dalam pelaporan. Hal ini juga di

    tentukan dalam penelitian ini yang mana

     proses perencanaan yang dipengaruhi oleh

    faktor politik dan bukan faktor kebutuhan riil

    akan proses pelaksanaan anggaran kinerja.

    Temuan ini dapat dimaklumi karena

     perancanaan yang dilakukan umumnya tidak 

    sesuai dengan realita sehingga pihak SKPD

    dan pengambilan kebijakan akan mencari

    kebenaran atas apa yang meraka lakukan,sehingga mereka akan merasakan kesulitan

    dalam pertanggungjawaban. Lebih lanjut

    Mardiasmo (2002) menyatakan kinerja

    SKPD daerah harus bertumpu pada

    kepentingan publik bukan atas tekanan

     politik. Hal ini harus terlihat pada porsi

     pengalokasian anggaran untuk kepentingan

     publik dan besarnya partisipasi masyarakat

    dalam perencanaan, pelaksanaan dan

     pengawasan keuangan daerah.

    Pengembangan sistem informasikeuangan daerah untuk menyediakan

  • 8/17/2019 Pengaruh Perencanaan Terhadap Kinerja SKPD

    9/129

    informasi anggaran yang akurat dan pengembangan komitmen pemerintah daerah

    terhadap penyebarluasan informasi sehingga

    memudahkan pelaporan dan pengendalian,

    serta mempermudah untuk mendapatkan

    informasi. Dengan demikian perencanaananggaran yang sesuai dengan sistem

    informasi keuangan daerah akan

    mempermudah proses pelaksanaan dan

     pengendaliaanya.

    Temuan di atas sesuai dengan

     penelitian Kherlani (2006) bahwa

     pelaksanaan dan penganggaran berpengaruh

    terhadap efektivitas penyempurnaan

     penatausahaan keuangan. Meskipun variabel

     perencanaan tidak terbukti mempengaruhi

     proses perencanaan kauangan publik,sehingga faktor internal (kebendaharaan)

    tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

    Temuan di atas diperkuat dengan

    rata-rata skor tingkat capaian responden

    (TCR) perencanaan anggaran yang termasuk 

    dalam kategori baik. Hal ini berarti bahwa

     proses perencanaan dan proses pelaksanaan

    anggaran pada Pemerintah Kabupaten

    Kepulauan Mentawai secara umum termasuk 

    dalam kategori baik. Namun masih

    ditemukan beberapa hal yang masih perlu

    ditingkatkan baik pada proses perencanaan

    maupun proses pelaksaan. Pada proses

     perencanaan yang perlu ditingkatkan adalah

    (1) perencanaan yang tampa dipengaruhi

    oleh kepentingan politik, (2) perencanaan

     pembangunan pada tingkat desa dan

    kecamatan dibuat tanpa melibatkan

     partisipasi dari masyarakat. Apabila kedua

    hal ini dapat diperbaiki maka perencanaan

    anggaran akan semakin baik dan penyelenggaraan pemerintah dapat mencapai

    hasil yang semakin baik pula.

     Kadua,   berdasarkan hasil analisis

    yang dilakukan berkaitan hipotesis kedua

    diperoleh informasi bahwa variabel

     perencanaan dan pelaksanaan berpengaruh

    secara signifikan dan positif terhadap

     pengendalian anggaran. Dari hasil analisis

     juga ditemukan adanya pengaruh lansung

     perancanaan dan pelaksanaan terhadap

     pengendalian anggaran.

    Temuan di atas sesuai dengan pendapat Nasution (2004) bahwa

     perencanaan anggaran yang baik akan dapat

    memenuhi kebutuhan untuk anggaran

     berbasis kinerja yang akan mempermudah

     pelaksanaan penatausahaan keuangan publik dan juga akan lebih meningkatkan

     pengendalian instansi yang bersangkutan.

    Dengan demikian semakin baik perencanaan

    dan pelaksanaan akan meningkatkan

     pengendalian anggaran terhadap kinerja

    SKPD. Temuan tersebut sesuai dengan

     International Monetary Fund   (IMF) dalam

    Schiavo-Campo and Tomasi (1999)

    sebagaimana dikutip Mardiasmo (2006)

     bahwa pengendalian anggaran yang

    transparan dapat dilakukan salah satunyaapabila ada proses perencanaan fiskal dan

     pengaggaran yang baik akan mendorong

    tercapainya pengendalian anggaran yang

     baik.

    Mardiasmo (2002) juga mengatakan

     bahwa perencanaan anggaran berbasis

    kinerja merupakan suatu sistem anggaran

    yang mengutamakan kepada upaya

     pencapaian hasil kerja atau output dari

     perencanaan alokasi biaya atau input yang

    ditetapkan. Dengan demikian perencanaan

    anggaran yang baik akan bermanfaat kepada

    kepentingan masyarakat, karena outputnya

     benar-benar dapat dinikmati oleh masyarakat.

    Dengan adanya manfaat yang baik aparatur 

    akan lebih mudah mempertanggungjawabkan

    kewajibannya.

    Umar (2001) menyatakan bahwa

     pertanggungjawaban adalah tahap terakhir 

    dari satu siklus pengelolaan keuangan

    sehingga dapat terlihat sejauh mana perencanaan anggaran dilaksanakan sasuai

    target (tercapai) atau terlampaui. Dengan

    adanya pertanggungjawaban atas kewajiban

    maka para perencana anggaran harus

    merancanakan dengan sebaik-baiknya.

    Hal ini sesuai dengan pendapat

    Wasistiono (2001) bahwa untuk  

    mempertanggung jawabkan perlu disusun

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

    Pemerintah (LAKIP), dalam LAKIP akan di

    nilai sejauh mana keberhasilan ataukegagalan suatu instansi dalam menjalankan

  • 8/17/2019 Pengaruh Perencanaan Terhadap Kinerja SKPD

    10/1210

    kewajiban. Laporan memuat akuntabilitaskegiatan yang dilakukan instansi sesuai

    fungsi AKIP untuk mendorong terciptanya

     pengendalian anggaran instansi pemerintah.

    Dengan adanya tuntutan tersebut maka para

     perancana, pelaksana dan pengendaliananggaran berusaha sebaik mungkin untuk 

    mewujudkan kinerja SKPD yang dimaksud.

    Dengan demikian proses pelaksanaan

    anggaran oleh SKPD di pemerintah

    Kabupaten Kepulauan Mentawai masih perlu

    ditingkatkan agar tercapainya pengendalian

    anggaran yang baik, terhadap kinerja SKPD.

    Temuan di atas didukung hasil

    analisis yang menunjukkan bahwa rata-rata

    skor TCR variabel pengendalian anggaran

    termasuk dalam kategori baik. Pencapaianmasing-masing indikator menunjukkan

     bahwa skor tingkat pencapaian pada kedua

    indikator baik. Pencapaian masing-masing

    indikator menunjukkan bahwa skor tingkat

    capaian pada kedua indikator tersebut berada

     pada kategori baik, dan satu indikator yaitu

     pelaksanaan masih termasuk dalam kategori

    cukup baik. Meskipun pengendalian telah

    termasuk dalam kategori baik, namun masih

     perlu adanya peningkatan proses

     perencanaan dan pelaksanaan agar 

     penyelenggaraan pemerintahan dapat

    mencapai hasil yang semakin baik.

     Ketiga, berdasarkan hasil analisis

    ketiga diperoleh informasi bahwa variabel

     perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian

    anggaran berpengaruh secara signifikan dan

     positif terhadap kinerja SKPD di pemerintah

    Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dari hasil

    analisis juga ditemukan adanya pengaruh

    langsung dan tidak langsung dari perencanaan, pelaksanan dan pengendalian

    anggaran terhadap kinerja SKPD di

    Kabupaten Kepulauan Mentawai.

    Dari ketiga variabel exogen yaitu

     perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian

    anggaran yang mempunyai pengaruh paling

     besar terhadap kinerja SKPD yaitu

     perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian

    anggaran ditemukan juga pengaruh langsung

     perencanaan lebih besar dibanding pengaruh

    tidak langsung. Hal ini diduga disebabkan pengaruh perencanaan terhadap pelaksanaan

    dan pengaruh pengendalian anggaranterhadap kinerja SKPD lebih kecil dibanding

     pengaruh langsung perencanaan terhadap

    kinerja SKPD. Hal ini mengakibatkan

     pengaruh tidak langsung perencanaan

    terhadap kinerja SKPD menjadi kecil.Variabel pelaksanaan berpengaruh

    terhadap kinerja SKPD yang mana pengaruh

    langsung lebih besar dibanding pengaruh

    tidak langsung. Hal ini diduga juga

    disebabkan oleh rendahnya pengaruh

     pelaksanaan terhadap pengendalian anggaran

    dan pengaruh pengendalian anggaran

    terhadap kinerja SKPD. Hal ini

    mengakibatkan pengaruh tidak langsung

     pelaksanaan terhadap kinerja SKPD menjadi

    kecil.Pengaruh variabel pengendalian

    anggaran lebih kecil dibandingkan dengan

     pengaruh variabel perencanaan terhadap

    kinerja SKPD. Hal ini mengindikasikan

     bahwa perencanaan mempunyai pengaruh

    yang sangat baik terhadap Kinerja SKPD

     baik secara langsung maupun tidak langsung.

    Hal ini juga mengisyaratkan bahwa kinerja

    SKPD di Kabupaten Kepulauan Mentawai

    sangat ditentukan oleh perencanaan dan

     pelaksanaan anggaran. Meskipun

     pelaksanaan dan pengendalian anggaran juga

    menjadi faktor yang mempengaruhi kinerja

    SKPD di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

    Temuan diatas sesuai dengan

     pendapat Moekijat (1980 : 422) dan

    diperkuat oleh Conyers dan Hills (dalam

    Arsyad, 1999 : 19) bahwa perencanaan yang

     baik akan menentukan tingkat pencapaian

    tujuan yang akan datang. Berarti baik atau

    tidak baiknya perencanaan anggaran akanmenentukan kinerja SKPD sesuai dengan

    Peraturan Pemerintahan No. 24 Tahun 2005

     bahwa indikator kinerja SKPD dapat dilihat

    dari efektivitas keluaran (output ) dalam

    mencapai tujuan perencanaan anggaran. Di

    dalam analisis kinerja keuangan akan

    dibandingkan rencana anggaran dan tujuan

    yang dicapai. Dengan demikian semakin

     baik perencanaan anggaran akan semakin

     baik kinerja SKPD.

    Pendapat diatas juga didukung olehMardiasmo (2005 : 61) bahwa perencanaan

  • 8/17/2019 Pengaruh Perencanaan Terhadap Kinerja SKPD

    11/1211

    anggaran menjadi sangat penting karenaketidak tepatan dan ketidak efektifan

     perencanaan anggaran akan dapat

    menggagalkan pencapaian tujuan, sehingga

    kinerja SKPD akan rendah atau tidak baik.

    Berdasarkan temuan di atas variabel pengendalian anggaran masih termasuk 

    dalam ketegori kecil dalam mempengaruhi

    kinerja SKPD. Hal ini diduga disebabkan (1)

     belum ada kemampuan politik untuk 

    melakukan pengendalian, (2) belum adanya

    iklim kompetisi di antara institusi pemerintah

    yang menjalankan kegiatan sejenis, (3)

     belum tersedia standar atau tolak ukur yang

    disepakati bersama di pemerintah Kabupaten

    Kepulauan Mentawai.

    Ditinjau dari analisis jalur, pengaruhlangsung dari pengendalian anggaran

    terhadap kinerja SKPD. Berdasarkan hasil di

    atas berarti peningkatan pengedalian

    anggaran mempunyai pengaruh langsung

    yang lebih besar kepada kinerja SKPD

    dibandingkan dengan pengaruh tidak 

    langsung pelaksanaan terhadap kinerja

    SKPD melalui pengendalian anggaran. Hal

    ini berarti, bahwa pelaksanaan anggaran

    akan berpengaruh terhadap kinerja SKPD di

     pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai

    dalam rangak mencapai visi dan misinya.

    Berdasarkan hasil analisis jalur 

    ditemukan pengaruh langsung dari

     pengendalian anggaran terhadap kinerja

    SKPD. Dengan demikian peningkatan

    kualitas pengendalian anggaran kinerja

    SKPD akan diikuti pula peningkatan kinerja

    SKPD yang ada pada Pemerintah Kabupaten

    Kepulauan Mentawai.

    Temuan di atas mengisyaratkan perlunya kinerja SKPD yang dapat

    dipertanggungjawabkan. Dengan demikian

     proses pelaksanaan anggaran yang dapat

    dipertanggungjawabkan, artinya

     pengendalian anggaran, pengendalian hukum,

     pengendalian untuk efisiensi dalam

    operasional harus dapat

    dipertanggungjawabkan dan pengendalian

    hasil atau laporan pertanggungjawaban yang

    akuntabel akan mendorong terhadap

     perbaikan kinerja SKPD. Hal ini didukungoleh pendapat Cavaluzzo dan Ittner (2003)

    menyatakan pengembangan ukuran kinerjatanpa meningkatkan pengendalian pelaporan

    hanya akan berfungsi simbolis, tidak ada

     pengaruhnya bagi perbaikan kinerja internal

    dalam pengambilan keputusan yang

     berkualitas.Berdasarkan hasil analisis diatas

    ditemukan pengaruh variabel lain yang tidak 

    diteliti terhadap kinerja SKPD yang lebih

     besar dari pengaruh ketiga variabel yang

    diteliti. Hal ini menunjukkan perlu adanya

     perhatian pihak terkait untuk memperhatikan

    variabel lain selain ketiga variabel dalam

    rangka meningkatkan kualitas kinerja SKPD

    di pemerintah Kabupaten Kepulauan

    Mentawai. Diduga beberapa variabel lain itu

    di antaranya kondisi keuangan daerah,kemampuan sumber daya manusia yang

    masih belum memenuhi standar baik 

     pengetahuan dan pengalamanan kerja,

    motivasi aparatur daerah yang masih rendah,

     partisipasi masyarakat yang masih rendah,

    rendahnya pembinaan atasan terhadap

     bawahan dan lain-lain yang masih perlu

    dikaji lebih mendalam.

    SIMPULAN DAN SARAN

    Simpulan

    Berdasarkan hasil analisis dan

     pembahasan di atas dapat disimpulkan

     bahwa perencanaan anggaran berpengaruh

    secara positif dan signifikan terhadap

     pelaksanaan anggaran yang ada pada

     pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai.

    Perencanaan dan pelaksanaan anggaran

     berpengaruh secara positif dan signifikan

    terhadap pengendalian anggaran kinerja

    SKPD yang ada pada Pemerintah KabupatenKepulauan Mentawai. Perencanaan,

     pelaksanaan dan pengendalian anggaran

     berpengaruh secara positif dan signifikan

     baik secara langsung maupun tidak langsung

    terhadap kinerja SKPD yang ada pada

    Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai.

    Perencanaan anggaran mempunyai

     pengaruh paling besar terhadap kinerja

    SKPD. Dari pengaruh tersebut, pengaruh

    langsung perencanaan anggaran lebih besar 

    dibanding pengaruh tidak langsung. Hal inididuga disebabkan pengaruh pengendalian

  • 8/17/2019 Pengaruh Perencanaan Terhadap Kinerja SKPD

    12/12

    anggaran terhadap kinerja SKPD lebih kecildibanding pengaruh langsung perencanaan

    anggaran terhadap kinerja SKPD. Hal ini

    mengakibatkan pengaruh tidak langsung

     perencanaan anggaran terhadap kinerja

    SKPD menjadi kecil.

    Saran

    Berdasarkan kesimpulan di atas dapat

    diberikan beberapa saran sebagai berikut:

    1. Diharapkan kepada SKPD lebih

    meningkatkan kinerja dalam

    melaksanakan tugas sehingga semuakegiatan yang telah direncanakan dapat

     berjalan dengan baik.

    2. Diharapkan kepada penelitian

    selanjutnya untuk meneliti lebih

    mendalam tentang faktor-faktor yang

    mempengaruhi kinerja SKPD.

    DAFTAR PUSTAKA

    Berry L.M, and J.P. Houton (1993).

     Psychology at Work , Wm. C. Brown,

    Communication, England Oxford Inc.

    Mardiasmo. 2004.   Akuntansi Sektor Publik .

    Penerbit Andi Yogyakarta.

    Mardiasmo, (2009).  Akuntansi Sektor Publik ,

    Yogyakarta : Andi Offset.

    Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

    tentang Keuangan Negara.

    Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004

    tentang Perbendaharaan Negara.

    Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

    tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional.

    Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

    tentang Pemerintahan Daerah.

    Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004tentang Perimbangan Keuangan

    antara Pemerintah Pusat danPemerintah Daerah.

    Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005

    tentang Pengelolaan Keuangan

    Daerah.