PENGARUH PERBEDAAN JARAK TANAM TERHADAP … · ukur, timbangan skala 10 kg, kantong semen, oven 60...

27
PENGARUH PERBEDAAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN KUALITAS Indigofera zollingeriana GALIH PERMANA WICAKSONO DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Transcript of PENGARUH PERBEDAAN JARAK TANAM TERHADAP … · ukur, timbangan skala 10 kg, kantong semen, oven 60...

PENGARUH PERBEDAAN JARAK TANAM TERHADAP

PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN KUALITAS

Indigofera zollingeriana

GALIH PERMANA WICAKSONO

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Pengaruh Perbedaan Jarak

Tanam Terhadap Pertumbuhan, Produksi dan Kualitas Indigofera zollingeriana

adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dan karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor

Bogor, Agustus 2016

Galih Permana Wicaksono

D24120047

ABSTRAK

GALIH PERMANA WICAKSONO. Pengaruh Perbedaan Jarak Tanam Terhadap

Pertumbuhan, Produksi dan Kualitas Indigofera zollingeriana. Dibimbing oleh

LUKI ABDULLAH dan NUR ROCHMAH KUMALASARI.

Indigofera zollingeriana adalah legum yang tinggi kandungan protein serta

menghasilkan produksi yang stabil dalam berbagai macam kondisi cuaca. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari perbedaan jarak tanam terhadap

laju pertumbuhan, produksi hijauan dan kualitas. Penelitian ini menggunakan

Rancangan Acak Kelompok dengan empat perlakuan. Setiap perlakuan jarak

tanam sebagai berikut: 1m×1.5m; 1m×1m; 1m×0.75m; 1m×0.5m sehingga

memiliki kepadatan tanaman yang berbeda, yaitu 12, 15, 20, 30 plot-1

. Data

dianalisis menggunakan analisis ragam. Perbedaan yang signifikan diantara

perlakuan di uji lanjut menggunakan uji Duncan dan Polinomial Orthogonal.

Hasil menunjukkan peningkatan tinggi tanaman pada jarak tanam 1m×0.5m.

Peningkatan terjadi sejalan dengan kepadatan tanaman hingga 30 tanaman.

Peningkatan populasi tanaman tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman,

jumlah cabang dan daun. Peningkatan populasi tanaman hingga 30 tanaman

meningkatkan kan pula produksi hijauan sampai 10 888 gram dan bahan kering

sampai 32.74%. Peningkatan populasi tidak berpengaruh nyata terhadap

kandungan NDF, ADF, PK dan β-caroten.

Kata Kunci: Indigofera zollingeriana, jarak tanam, kualitas, pertumbuhan,

produksi hijauan

ABSTRACT

Indigofera zollingeriana is a high protein legume that produces stable

forage in various weather. The purpose of this study was to evaluate the effect of

row spacing differences (1m×1.5m; 1m×1m; 1m×0.75m; 1m×0.5m) or rate of

plant growth, herbage production and quality. This study used Randomized

Complete Block Design with four treatment. Every treatment had a different of

plant density ( 12, 15, 20, 30 plot-1

). Data were analyzed by analysis of variance.

The significant differences among treatment were examined using Duncan

Multiply Range Test and Polynomial Orthogonal Test. The results revealed the

increases of plant height in row spacing 1m×0.5m. The increases occurred by

increasing plant density up to 30 plants. The increases plant of population did not

affect heigh plant, number of branch and leaf. The increases plant of population

up to 30 plants led to increase herbage yield until 10 888 g and dry matter content

until 32.74% . The increases of population plants was not affect NDF, ADF,

Protein content and β-caroten.

Keyword: Indigofera zollingeriana, row spacing, quality, growth rate,

herbage production

PENGARUH PERBEDAAN JARAK TANAM TERHADAP

PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN KUALITAS PADA

Indigofera zollingeriana

GALIH PERMANA WICAKSONO

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

PRAKATA

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala

nikmat dan karunia-Nya skripsi yang berjudul “Pengaruh Perbedaan Jarak Tanam

Terhadap Pertunbuhan, Produksi dan Kualitas Indigofera zollingeriana” dapat

diselesaikan. Skripsi ini adalah syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

di Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini ditulis berdaarkan

hasil penelitian yang dilakukan pada bulan November 2015 sampai Januari 2016.

Hijauan dengan kandungan nutrisi dan produksi yang stabil sulit ditemukan

di Indonesia. Hal tersebut yang menjadi kendala peternak sejauh ini. Indigofera

zollingeriana adalah salah satu solusi, karena legum ini mempunyai kandungan

protein tinggi serta tahan dalam keadaan ekstrim. Guna meningkatkan

produksinya dilakukan pula pemadatan dalam penanaman disetiap plotnya.

Penulis sangat sadar bahwa penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari kata

sempurna. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Bogor, Agustus 2016

Galih Permana Wicaksono

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL Iv

DAFTAR GAMBAR Iv

DAFTAR LAMPIRAN Iv

PENDAHULUAN 1

METODE 1

Lokasi dan Waktu 1

Materi 2

Prosedur 2

Rancangan Percobaan dan Analisis Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Pertumbuhan Tinggi Vertikal serta Jumlah Cabang dan Daun 4

Bobot Individu, Bahan Kering, Bobot Segar dan Bobot Kering 5

Kandungan Nutrisi pada Indigofera zollingeriana 6

SIMPULAN DAN SARAN 8

DAFTAR PUSTAKA 8

LAMPIRAN 10

RIWAYAT HIDUP 15

DAFTAR TABEL

1 Rata-rata tinggi tanaman, jumlah cabang dan daun I. zollingeriana setiap

individu pada setiap perlakuan

4

2 Produksi bobot segar, bahan kering dan bobot kering I. Zollingeriana 5

3 Nilai rata-rata kandungan nutrisi Indigofera zollingeriana 6

4 Nilai rata-rata hasil analisis proksimat I. Zollingeriana 7

5 Nilai rata-rata produksi nutrisi dalam bobot kering Indigofera

zollingeriana

7

DAFTAR GAMBAR

1 Tanaman Indigofera zollingeriana 4

2 Daun Indigofera zollingeriana 4

3 Interaksi antara hasil rataan bobot segar dengan kepadatan tanaman 6

DAFTAR LAMPIRAN

1 Analisis ragam tinggi tanaman 10

2 Analisis ragam jumlah cabang 10

3 Analisis ragam jumlah daun 10

4 Analisis ragam bobot segar 10

5 Uji lanjut Duncan bobot segar 11

6 Analisis ragam bobot kering 11

7 Uji lanjut Duncan bobot kering 11

8 Analisis ragam kandungan NDF dalam %BK 11

9 Uji lanjut Duncan kandungan NDF dalam %BK 12

10 Analisis ragam kandungan ADF dalam %BK 12

11 Analisis ragam kandungan β-karoten dalam %BK 12

12 Uji lanjut Duncan kandungan β-karoten dalam %BK 12

13 Analisis ragam kandungan protein dalam %BK 13

14 Analisis ragam kandungan serat dalam %BK 13

15 Analisis ragam kandungan lemak dalam %BK 13

16 Analisis ragam kandungan BETN dalam %BK 13

17 Uji lanjut Duncan bobot kering per hektar 14

18 Analisis ragam kadar abu dalam %BK 14

19 Analisis ragam bobot individu 14

20 Analisis ragam bobot kering per hektar 14

1

PENDAHULUAN

Hijauan pakan adalah komponen penting dalam menentukan produktivitas

ternak ruminansia dan saat ini mulai berkembang penggunaannya untuk pakan

unggas. Penggunaan hijauan pakan berkualitas tinggi ini didasarkan pada upaya

untuk mengurangi penggunaan konsentrat tanpa mengurangi kandungan nutrisi

ransum ternak tersebut. Menurut Farizaldi (2011) hijauan makanan ternak

merupakan bagian yang terpenting dalam peternakan ruminansia, lebih dari 70 %

ransum ternak terdiri atas pakan hijauan.

Kendala yang sering dihadapi dalam pemenuhan hijauan pakan adalah

kualitas, kuantitas dan kontinuitas hijauan pakan ternak, salah satu hijauan pakan

potensial adalah Indigofera zollingeriana. Hassen et al. (2007) menyatakan bahwa

Indigofera sp. merupakan salah satu tanaman pakan ternak yang memiliki

kandungan nutrisi dan produksi yang tinggi serta sangat toleran terhadap kondisi

tanah kering, genangan, tanah berkadar garam tinggi (saline) dan tanah masam.

Menurut Sirait et al. (2009) Indigofera zollingeriana merupakan leguminosa

pohon yang memiliki pertumbuhan yang cepat dengan tinggi rata-rata 418 cm

pada umur tujuh bulan. Indigofera zollingeriana juga memiliki pertumbuhan yang

cepat pada interval pemotongan 60 hari dengan produksi 51 ton/ha/tahun

(Abdullah 2010).

Produktivitas hijauan pakan dipengaruhi oleh nutrien dalam tanah yang

terkait dengan pupuk dan jarak tanam (H, Abd dan Arman 2013). Jarak tanam

sangat erat kaitannya dengan kompetisi antar tanaman dalam satuan lahan untuk

mendapatkan cahaya matahari, air dan unsur hara. Semakin rapat jarak tanam

maka tingkat kerapatan tanaman akan semakin tinggi. Apabila tingkat

kerapatannya melebihi batas optimumnya, maka produktivitas akan menurun.

Menurut Sholeh (2007) setiap tanaman mempunyai tingkat kerapatan yang

berbeda-beda yang disesuaikan dengan lingkungan yang ada untuk menghasilkan

produktivitas yang optimal dengan kerapatan tanaman yang optimum juga.

Budi daya Indigofera zollingeriana dengan jarak tanam yang ideal 1m x

1,5m, dengan jarak antar guludan 1,5m dan jarak antar tanaman pada satu guludan

1m (Abdullah dan Kumalasari 2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pertumbuhan, produksi dan kualitas pada Indigofera zollingeriana dengan jarak

tanam yang berbeda.

METODE

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak

Daging dan Kerja Fakultas Peternakan, Laboratorium Pusat Penelitian

Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB), Laboratorium Terpadu Fakultas

Peternakan dan Balai Penelitian Ternak Ciawi. Penelitian dimulai pada bulan

November 2015 hingga Januari 2016.

2

Materi

Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman Indigofera

zollingeriana, tanah, pasir dan pupuk kandang. Peralatan yang digunakan untuk

menunjang penelitian ini adalah polybag, sekop, cangkul, arit, spidol, 1 set alat

ukur, timbangan skala 10 kg, kantong semen, oven 60 °C WTC Binder 7200

Tuttlingen-Germany, timbangan digital dan kotak penyimpanan.

Prosedur

Penanaman dan Trimming Bibit tanaman Indigofera umur 4 minggu dalam polybag dengan ukuran

berat tanah 0.5-1 kg dipindahkan (transplantasi) ke petak dengan ukuran 3m×5m

yang sudah siapkan sebelumnya. Analisis tanah pada lahan ini menunjukkan

kadar pH 5.4, P tersedia 5.6 ppm dan kandungan nitrogen kurang dari 10 ppm

(Abdullah dan Suharlina 2010). Lahan dipupuk dengan 120 kg pupuk kandang

dan 3.6 kg pupuk ponska dengan kadar NPK 15:15:15. Indigofera zollingerian

ditanam dengan jarak tanam berbeda sebagai perlakuan, yaitu : 1m×1.5m;

1m×1m; 1m×0.75m; 1m×0.5m.

Tanaman Indigofera dipangkas (trimming) pada umur 4 minggu setelah

transplantasi dengan tinggi pemangkasan 75-100 cm diatas permukaan tanah.

Setiap minggu tinggi tanaman diukur, lalu jumlah cabang dan daun dihitung

hingga waktu panen. Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari tanah hingga ujung

daun yang paling tinggi. Perhitungan jumlah cabang dilakukan menghitung

jumlah cabang yang terdapat pada batang primer dan sekunder, sedangkan

perhitungan jumlah daun dilakukan dengan metode pendekatan, dimana jumlah

tangkai daun dihitung kemudian dikalikan dengan jumlah daun.

Proses Pemanenan

Pemanenan dilakukan saat tanaman berumur 60 hari setelah transplantasi.

Hijauan segar total ditimbang, kemudian dipisahkan cabang, daun dan pucuknya

dan secara terpisah ditimbang. Setelah hijauan pakan ditimbang, diambil 2000

gram dalam keadaan segar lalu jemur selama 24 jam. Setelah beratnya menyusut,

sample tersebut dipindahkan ke dalam oven 60 °C selama 48 jam, kemudian

digiling halus dan dimasukkan kedalam kantong plastik berlabel sebagai sampel

analisa.

Analisis Proksimat

Sampel dianalisis menurut metode Weende untuk kandungan abu, protein

kasar (PK), serat kasar (SK), lemak kasar (LK) dan bahan ekstrak tanpa nitrogen

(BETN) sesuai prosedur yang dikembangkan oleh AOAC (2005) di Laboratorium

Analisa Pangan IPB.

Analisis β-Karoten

Untuk analisis β-karoten menggunakan metode HPLC yang mengacu pada

prosedur AOAC (2005) di Laboratorium Terpadu Fakultas Peternakan. Berikut

adalah prosedur yang dilakukan:

3

Indigofera zollingeriana yang telah dipanen dijemur dibawah matahari

selama 24 jam, kemuadian dimasukkan kedalam oven 60 ºC selama 48 jam,

kemudian digiling hingga halus, lalu 50 mL sample dicampur dengan 250 mL

kloroform, kemudian dikocok dengan Shaker Ultra Sonic selama 30 menit, lalu

disentrifuge, kemudian ekstrak kloroform disaring dengan kapas bebas lemak, lalu

ekstrak sample diuapkan dengan evaporasi, larutan konsentrat dimasukkan

kedalam kolom alumina yang telah diaktivasi dengan heksan, kemudian

ditampung kedalam labu 100mL, dan dievaporasi sebanyak 50 mL, kemudian

diinjeksikan ke HPLC.

Analisis ADF dan NDF

Sampel dianalisis ADF dan NDF dengan metode Van Soest (1991) di

Balai Penelitian Ternak Ciawi.

Perhitungan TDN

Semua data yang didapat dari analisis proksimat, kemudian dimasukkan ke

dalam rumus untuk hijauan sebagai berikut:

[-54.572 + 6.769 (SK) - 51.083 (LK) + 1.851 (BETN) - 0.334 (PK) 0.049 (SK)2

+

3.384 (LK)2 - 0.086 (SK) (BETN) + 0.687 (LK) (BETN) + 0.942 (LK) (PK) -

0.112 (LK)2

(PK)] (Hartadi 1983).

Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Perlakuan

Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

P1 : tanaman Indigofera zollingeriana jarak tanam 1m×1.5m dengan

kepadatan 12 tanaman/plot setara dengan 8 000 tanaman/ha

P2 : tanaman Indigofera zollingeriana jarak tanam 1m×1m dengan

kepadatan 15 tanaman/plot setara dengan 10 000 tanaman/ha

P3 : tanaman Indigofera zollingeriana jarak tanam 1m×0.75m dengan

kepadatan 20 tanaman/plot setara dengan 13 333 tanaman/ha

P4 : tanaman Indigofera zollingeriana jarak tanam 1m×0.5m dengan

kepadatan 30 tanaman/plot setara dengan 20 000 tanaman/ha

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok

(RAK) dengan 4 perlakuan dan 4 kali ulangan dengan menggunakan model

matematik sebagai berikut (Steel dan Torrie 1993):

Yij = μ + Ʈi + βj + εij

Keterangan:

Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i kelompok ke-j

µ = rataan umum

Ʈi = efek perlakuan ke-i

βj = efek kelompok ke-j

ɛij = eror perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

i = banyak perlakuan

j = banyak ulangan

n = satuan percobaan (rt).

4

Peubah yang diamati

Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah

cabang, jumlah daun, produksi hijaun segar dan kering, kandungan abu, protein

kasar, serat kasar, lemak kasar, BETN dan TDN, β-karoten, ADF dan NDF.

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (Analysis

of Variance) berdasarkan Steel dan Torrie (1993). Apabila diperoleh hasil

berpengaruh nyata akan dilanjutkan dengan Uji Lanjut Duncan dan Polynomial

Orthogonal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Indigofera sp. merupakan genus legum pohon dengan perkiraan 700

spesies, 45 jenis terdapat diseluruh wilyah tropis (Schrire 2005). Indigofera

banyak yang berupa semak walaupun ada beberapa yang berbentuk pohon kecil

dengan tinggi 5 sampai 6 meter. Ciri tanaman Indigofera mempunyai daun

menyirip dengan ukuran 3-25 cm dengan 5-13 daun disetiap rantingnya.

Gambar 1 Tanaman I. zollingeriana Gambar 2 Daun I. zollingeriana

Pertumbuhan Tinggi Vertikal serta Jumlah Cabang dan Daun

Jarak tanam tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap tinggi tanaman,

jumlah cabang dan jumlah daun Indigofera zollingeriana setelah diuji

menggunakan analisis ragam.

Tabel 1 Rata-rata tinggi tanaman, jumlah cabang dan daun I. zollingeriana setiap

individu pada setiap perlakuan.

Perlakuan Jarak tanam (m) Tinggi (cm) ∑Cabang ∑Daun

P1 1 x 1.5 155 ± 16 209 ± 46 2 295 ± 513

P2 1 x 1 165 ± 5 208 ± 64 2 275 ± 689

P3 1 x 0.75 171 ± 9 196 ± 29 2 150 ± 328

P4 1 x 0.5 177 ± 15 177 ± 7 1 942 ± 86

Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam 1m×0.5m (P4) untuk

tinggi tanaman mempunyai rata-rata tertinggi dengan 177cm. Jarak tanam yang

5

lebih renggang yaitu perlakuan P1 memiliki rata-rata tertinggi dengan 209 cabang

dan 2 295 daun. Data menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam maka

proses penerimaan sinar matahari oleh tanaman semakin berkurang, akibatnya

efek etiolasi terjadi, sehingga tanaman yang kurang mendapat sinar matahari

tersebut lebih sedikit bercabang tetapi lebih tinggi batangnya (Susanto dan

Sundari 2010).

Bobot Individu, Bahan Kering, Bobot Segar dan Bobot Kering

Produksi bobot segar, bahan kering dan juga bobot kering pada Indigofera

zollingeriana nyata (P≤0.01) dipengaruhi oleh perlakuan jarak tanam atau

kepadatan tanaman (Tabel 2), sedangkan bobot individu tidak berperngaruh nyata

(P>0.05) Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa pemendekan jarak tanam

dari 1m×1.5m atau 1mx1m atau 1m×0.75m menjadi 1m×0.5m mampu

meningkatkan bahan kering (P<0.05) sebesar kurang lebih 23 % dan produksi

hijauan segar 69 % dan 79 %. Penelitian ini menghasilkan 20 000 tanaman ha-1

pada jarak tanam 1m×0.5m. Produksi tertinggi diperoleh dari petak dengan jarak

tanam 1mx0.5m atau kepadatan 30 tanaman petak-1

yaitu sebesar 2.3 ton ha-1

panen-1

.

Tabel 2 Bobot individu, bahan kering, bobot segar dan bobot kering Indigofera

zollingeriana

Perlakuan

Jarak

tanam

(m)

Bobot

individu (g)

Bahan kering

(%)

Produksi

hijauan

segar/plot (kg)

Produksi

hijauan

BK/plot (kg)

Produksi

hijauan BK

ton/ha/panen

P1 1 x 1.5 120.85±16.79 25.40 ± 3.87a 5.82 ± 1.25a 1.45 ± 0.20a 0.97 ± 0.13a

P2 1 x 1 170.70±58.70 27.02 ± 4.10a 7.95 ± 1.68b 2.56 ± 0.88c 1.70 ± 0.58a

P3 1 x 0.75 119.87±10.96 26.66 ± 2.26a 9.03 ± 1.10b 2.40 ± 0.22b 1.60 ± 0.14a

P4 1 x 0.5 118.65±10.75 32.74 ± 1.28b 10.88 ± 1.13c 3.56 ± 0.32d 2.37 ± 0.21b

Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata

pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan).

Hasil ini didapat karena jarak tanam yang berbeda pada setiap plot

menghasilkan jumlah individu tanaman yang berbeda pula. Bobot individu tidak

berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap perubahan jarak tanam dari (1m×1.5m)

menjadi (1m×0.5m), tetapi total produksi plot-1

meningkat, artinya bahwa jarak

tanam 1m×0.5m belum menunjukkan adanya kompetisi yang berarti dalam

konteks produksi individu. Tingginya total produksi plot-1

pada perlakuan P4

disebabkan oleh populasi yang lebih padat dibandingkan dengan perlakuan

lainnya (Musa et al. 2007). Data bahan kering menunjukkan nilai antara 25.40-

32.74 %. Perlakuan P4 berbeda nyata lebih besar terhadap perlakuan P1, P2 dan

P3. Menurut Hassen et al. (2007) kandungan bahan kering I. zollingeriana sebesar

21.97 %. Data pada Tabel 2 menunjukkan hasil yang berbeda dengan literatur,

karena terdapat batang yang tercampur pada analisa tersebut. Batang tanaman

merupakan pondasi tanaman, sehingga lebih rendah kandungan air namun lebih

tinggi kandungan lignin. Hadrawi (2014) menyatakan bahwa lignin adalah salah

satu komponen penyusun tanaman dimana pada batang tanaman lignin berfungsi

6

sebagai bahan pengikat komponen penyusun lainnya, sehingga suatu pohon bisa

berdiri tegak.

Gambar 3 Interaksi antara hasil rataan bobot segar dengan kepadatan tanaman

Hasil uji lanjut Polinomial Orthogonal pada Gambar 1 digunakan untuk

mengetahui puncak kepadatan tanaman yang sejalan dengan tingginya produksi

segar dengan X= 34.684 atau dengan kata lain jumlah rataan produksi segar akan

mencapai titik maksimum pada kepadatan tanaman dengan jumlah 34 tanaman.

Kandungan Nutrisi pada Indigofera zollingeriana

Kandungan NDF dan β-karoten nyata dipengaruhi jarak tanam (P≤0.05),

sedangkan kandungan PK, ADF, SK, LK, ABU, BETN dan TDN tidak

berpengaruh nyata (P>0.05). Data pada Tabel 3 kandungan NDF dapat terlihat

bahwa rata-rata tertinggi terdapat pada P4 dengan 30.62. Uji lanjut Duncan

menunjukkan nilai NDF pada P4 berbeda nyata lebih besar dari P1,P2 dan P3.

Hasil tersebut berbeda dengan Abdullah dan Suharlina (2010) kisaran kandungan

NDF 49.41-59.57 % dan ADF 26.23-37.82 %, sedangkan menurut Abdullah et al.

(2012) dimana kisaran kandungan NDF 38.30-51.05 % dan ADF 28.62-45.29 %.

Dengan tingginya kandungan NDF dan ADF maka semakin baik pula kandungan

pakan pada ternak. Wati et al. (2012) menyatakan kandungan komponen serat

terutama ADF dan NDF yang tinggi akan mengakibatkan nilai degradasi teori

rendah. Perbedaan hasil ini dipengaruhi oleh musim hujan yang terjadi saat

penanaman sehingga suhu yang dingin menurunkan kandungan fraksi serat kasar.

Tabel 3 Nilai rata-rata kandungan nutrisi I. zollingeriana dalam %BK

Perlakuan Jarak tanam

(m)

NDF (%) ADF (%) β-karoten

(ppm)

TDN (%)

P1 1 x 1.5 29.15±1.10b 27.64±1.90 25.69±0.55b 68.99±1.98

P2 1 x 1 27.49±0.30a 25.61±0.72 21.36±1.11a 68.27±3.84

P3 1x 0.75 28.96±1.00b 25.77±1.66 23.89±1.15b 65.48±1.78

P4 1 x 0.5 30.62±0.77c 26.48±0.54 25.64±1.09b 64.63±2.25

Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata

pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan).

y = -10.7x2 + 742.16x - 1719.1 R² = 0.5999

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

0 10 20 30 40

Pro

du

ksi h

ijau

an (

kg/p

lot)

Jumlah tanaman/plot

7

Nilai TDN pada Tabel 3 memiliki nilai rataan 64.63-68.99 %, kemudian

untuk β-karoten menunjukkan hasil dimana perlakuan jarak tanam yang lebih

renggang (P1) mempunyai nilai rata-rata tertinggi sebesar 25.69 ppm. Uji lanjut

Duncan menunjukkan perlakuan P1 berbeda nyata lebih besar dengan perlakuan

P2, P3 dan P4. Hal ini berbeda dengan Palupi et al. (2015) kandungan β-karoten

pada bagian pucuk Indigofera zollingeriana mencapai 507.6 ppm, sedangkan β-

karoten pada penelitian ini berasal dari seluruh bagian I. zollingeriana hanya

25.69 ppm. Menurut Urbonaviciene (2012) hal ini dapat terjadi pula karena

karotenoid bersifat sensitif pada isomerisasi terhadap panas, cahaya, serta oksidasi

udara.

Tabel 4 Nilai rata-rata analisis proksimat I. zollingeriana dalam %BK

Perlakuan Jarak

tanam

(m)

abu (%) Protein

Kasar (%)

Lemak

Kasar (%)

Serat Kasar

(%)

BETN (%)

P1 1 x 1.5 6.90±0.61 26.44±1.39 1.97±0.25 13.45±0.64 51.25±1.58

P2 1 x 1 6.65±0.66 25.55±2.32 2.01±0.61 13.77±0.52 52.02±3.80

P3 1x 0.75 7.06±0.17 25.98±1.35 1.83±0.67 13.07±0.47 52.07±2.13

P4 1 x 0.5 6.56±0.31 25.17±0.81 2.09±0.55 14.10±1.07 52.09±2.46

Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata

pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan).

Data protein kasar pada Tabel 4 menunjukkan hasil rata-rata antara 25.17-

26.44 %. Nilai ini masih sesuai kisaran kandungan protein kasar menurut

Abdullah dan Suharlina (2010) sebesar 20.47-27.60 %. Data serat kasar

menunjukkan hasil rata-rata 13.07-14.10 %. Nilai ini pun masih sesuai, menurut

Abdullah dan Suharlina (2010) rata-rata nilai SK 10.97-21.40 %. Data abu

menunjukkan hasil rata-rata 6.56-7.06 % dan untuk data BETN menunjukkan

hasil 51.25-52.09 %.

Tabel 5 Nilai rata-rata produksi nutrisi dalam bobot kering I. zollingeriana

Perlakuan Jarak tanam

(m)

NDF

(kg/ha)

ADF

(kg/ha)

PK (kg/ha) β-karoten

(g/ha)

TDN (kg/ha)

P1 1 x 1.5 282 ± 43a 267 ± 41a 256 ± 40a 26 ± 3a 667 ± 96a

P2 1 x 1 545 ± 54b 507 ± 59c 522 ± 58c 44 ± 5a 1313 ± 140c

P3 1x 0.75 463 ± 50b 413 ± 61b 416 ± 53b 38 ± 6a 1048 ± 117b

P4 1 x 0.5 727 ± 75c 629 ± 62d 597 ± 53d 59 ± 5b 1534 ± 149d Keterangan: Hasil analisis di laboratorium PPHBS.

Hasil Tabel 5 untuk semua rata-rata kandungan nutrisi dalam bobot kering

(kg) menunjukkan jarak tanam yang lebih rapat (P4) atau populasi yang lebih

padat memiliki nilai tertinggi. Untuk PK 597 kg, NDF 727 kg, ADF 629 kg,

Betakaroten 59g dan TDN 1534 kg. Hasil tersebut didapat dari hasil perkalian

persen kandungan nutrisi dalam BK dengan nilai bobot kering per hektar. Jumlah

populasi yang lebih banyak terdapat pada jarak tanam yang lebih rapat, sehingga

rata-rata kandungan nutrisi dalam bobot kering juga tinggi (Rajiman 2011). Data

ini juga sudah mencukupi kebutuhan konsumsi protein kasar sapi perah sebesar

0.3 kg hari-1

dan kebutuhan konsumsi TDN 1.7 kg hari-1

(NRC 2001).

8

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pertumbuhan, produksi dan sebagian kualitas hijauan Indigofera

dipengaruhi oleh perbedaan jarak tanam. Pertumbuhan tanaman pada jarak yang

lebih rapat hasilnya lebih tinggi 22 cm. Produksi hijauan Indigofera meningkat

pada jarak tanam 1m x 0.5m atau kepadatan tanaman hingga 30 tanaman per plot

atau 20 000 tanaman/ha. Penelitian ini menunjukkan tidak hanya produksi hijauan

tertinggi tetapi juga jarak tanam 1m×0.5m mampu meningkatkan populasi

Indigofera zolligeriana dengan menghasilkan bobot segar per plot 10.9 kg dan

bobot kering per plot 3.6 kg, serta kandungan protein beserta fraksi serat kasar

dan β-karoten per tanaman tetap stabil.

Saran

Penelitian lebih lanjut sangat di perlukan, dengan melakukan perlakuan

jarak tanam yang lebih rapat dari penelitian sebelumnya untuk mengetahui

pertumbuhan, produksi dan kualitas hijauan yang akan tetap stabil atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah L dan Kumalasari NR. 2015. Panduan Teknis Budi Daya dan

Pemanenan Indigofera Zollingeriana. Bogor: IPB Press.

Abdullah L and Suharlina. 2010. Herbage yield and quality of two vegetative

parts of Indigofera at different time of first regrowth defoliation. Media

Petern. 33(1):44-49.

Abdullah L. 2010. Pengembangan Pelet Indigofera zollingeriana sebagai Sumber

Pakan Hijauan Berkualitas. Laporan Hiball Insentif Kementrian Riset dan

Teknologi. Republik Indonesia.

Abdullah L., A. Tarigan., Suharlina., D. Budhi., I. Jovintry., T.A. Apdini. 2012.

Indigofera zollingeriana: A Promising Forage and Shrubby Legum Crop for

Indonesia. Proc. 2nd

International Seminar on Animal Industry, Jakarta, 5-6

Juli 2012.

AOAC. 2005. Official Method of Analysis of the Association of Official

Analitycal Chemists. Ed ke-16. Maryland (US): AOAC International.

William Harwitz (ed).

Farizaldi. 2011. Produktivitas hijauan makanan ternak pada lahan perkebunan

kelapa sawit berbagai kelompok umur di PTPN 6 kabupaten Batanghari

propinsi Jambi. J Ilmiah Ilmu-Ilmu Petern. 14(2): 68-73.

H Abd Azis dan Arman. 2013. Respons Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Organik

Granul yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung

Manis. J Agrisistem. 9(1): 16-23.

Hadrawi J. 2014. Kandungan lignin, selulosa dan hemiselulosa limbah baglog

jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dengan masa inkubasi yang berbeda

9

sebagai bahan pakan ternak [skripsi]. Makassar (ID): Universitas

Hasanuddin.

Hartadi H. 1983, Ilmu Makanan Ternak Dasar, UGM Press, Yogyakarta.

Hassen A., Rethman N. F. G., Van Nierkerk W. A., Tjelele T. J. 2007. Influence

of season/year and species on Chemical composition and in vitro

digestability of five Indigofera accessions. J Anim Feed Sci Technol. 136:

312-322.

Musa Y., Nasaruddin, dan M. A. Kuruseng. 2007. Evaluasi produktivitas tanaman

jagung melalui pengelolaan populasi tanaman, pengolahan tanah, dan dosis

pemupukan. J. Agrisistem. 3(1): 21-33.

National Research Council. 2001. Nutrient Requirements of Dairy Cattle. 7th

Revised Edition. National Academy Press, Washington D. C., USA.

Palupi R. 2015. Subsitusi protein bungkil kedelai dengan protein tepung pucuk I.

zollingeriana untuk menghasilkan telur fungsional tinggi antioksidan

[disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Rajiman., 2011. Aplikasi pembenah tanah dan jarak tanam di lahan pasir pantai

untuk produksi bawang merah. J Teknol. 2:83-92.

Schrire BD. 2005. Tribe Indigoferae. In: Marquiafa´vela, FS, Ferreirab MDS,

Teixeiraa SP. Novel reports of glands in Neotropical species of Indigofera

L. (Leguminosae, Papilionoideae). J Flora 204: 189–197.

Sholeh M. 2007. Pengaruh Kerapatan Tanaman Terhadap Pertumbuhan Dan

Hasil Tanaman Serat. Ballitas. Malang

Sirait J, Simanihuruk K, Hutasoit R. 2009. The potency of Indigofera sp. as goat

feed: production, nutritive value and palatability. In: Proceeding of

International Seminar on Forage Based Feed Resources. Bandung, 3-7

Agustus.

Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika: Sebuah Pendekatan

Biometrik. Sumantri B, penerjemah. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

Susanto G. W. A, Titik, S. 2010. Pengujian 15 Genotipe Kedelai pada Kondisi

Intensitas Cahaya 50% dan Penilaian Karakter Tanaman Berdasarkan

Fenotipnya. J Biol Indon. 6(3): 459-471.

Urbonaviciene D., Viskelis, P., Viskelis, J., Jankauskiene, J., dan Bobinas, C.

2012. Lycopene and β-carotene in Non-Blanced and Blanched Tomatoes. J.

of Food, Agriculture & Environment. 10(2): 142 – 146.

Van Soest PJ, Robertson JB, Lewis BA. 1991. Methods for dietary fiber, neutral

detergent fiber and nonstarch polysaccharides in relation to animal nutrition.

J. Dairy Sci. 74: 3583-3597.

Wati N. E., J. Achmadi Dan E. Pangestu. 2012. Degradasi Nutrien Bahan Pakan

Limbah Pertanian Dalam Rumen Kambing Secara In Sacco. J. Animal

Agriculture. 1 :485 – 498.

10

LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisis ragam dengan SPSS tinggi tanaman Indigofera

zollingeriana

SK JK Db KT F Hitung Sig.

Perlakuan 1020.687 3 340.229 3.120 0.081

Kelompok 970.687 3 323.562 2.967 0.090

Galat 981.563 9 109.063

Total 449531.000 16

SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah, Fhit:

nilai F, sig: signifikan

Lampiran 2 Analisis ragam dengan SPSS jumlah cabang Indigofera zollingeriana

SK JK Db KT F Hitung Sig.

Perlakuan 2766.188 3 922.063 0.965 0.450

Kelompok 13150.688 3 4383.563 4.590 0.033

Galat 8595.563 9 955.063

Total 646639.000 16

SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah,

Fhit: nilai F, sig: signifikan

Lampiran 3 Analisis ragam dengan SPSS jumlah daun Indigofera zollingeriana

SK JK Db KT F Hitung Sig.

Perlakuan 315821.687 3 105273.896 0.946 0.458

Kelompok 1562998.187 3 520999.396 4.682 0.031

Galat 1001410.063 9 111267.785

Total 77914805.000 16

SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah,

Fhit: nilai F, sig: signifikan

Lampiran 4 Analisis ragam dengan SPSS bobot segar Indigofera zollingeriana

SK JK Db KT F Hitung Sig.

Perlakuan 53698750.000 3 17899583.333 21.100 0.000

Kelompok 13091250.000 3 4363750.000 5.144 0.024

Galat 7635000.000 9 848333.333

Total 1210115000.000 16

SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah, Fhit:

nilai F, sig: signifikan

11

Lampiran 5 Uji lanjut Duncan bobot segar Indigofera zollingeriana

Perlakuan N Subset

1 2 3

1.00 4 5825.0000

2.00 4 7950.0000

3.00 4 9037.5000

4.00 4 10887.5000

Sig. 1.000 0.129 1.000

Lampiran 6 Analisis ragam dengan SPSS bobot kering Indigofera zollingeriana

SK JK Db KT F Hitung Sig.

Perlakuan 9.699 3 3.233 46.499 0.000

Kelompok .233 3 0.078 1.116 0.393

Galat .626 9 0.070

Total 118.250 16

SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah,

Fhit: nilai F, sig: signifikan

Lampiran 7 Uji lanjut Duncan bobot kering Indigofera zollingeriana

Perlakuan N Subset

1 2 3 4

1.00 4 1.4500

3.00 4 2.3950

2.00 4 2.9725

4.00 4 3.5600

Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000

Lampiran 8 Analisis ragam dengan SPSS kandungan NDF dalam %BK I.

zollingeriana

SK JK Db KT F Hitung Sig.

Perlakuan 19.631 3 6.544 11.177 0.002

Kelompok 3.439 3 1.146 1.958 0.191

Galat 5.269 9 0.585

Total 13537.170 16

SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah, Fhit:

nilai F, sig: signifikan

12

Lampiran 9 Uji lanjut Duncan kandungan NDF dalam %BK I. zollingeriana

Perlakuan N Subset

1 2 3

2 4 27.4925

3 4 28.9650

1 4 29.1500

4 4 30.6200

Sig. 1.000 .740 1.000

Lampiran 10 Analisis ragam dengan SPSS kandungan ADF dalam %BK I.

zollingeriana

SK JK Db KT F Hitung Sig.

Perlakuan 10.264 3 3.421 1.591 0.259

Kelompok 2.207 3 0.736 0.342 0.796

Galat 19.360 9 2.151

Total 11162.609 16

SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah, Fhit:

nilai F, sig: signifikan

Lampiran 11 Analisis ragam dengan SPSS kandungan β-karoten dalam %BK I.

zollingeriana

SK Type III Sum

of Squares

df Mean Square F Sig.

Perlakuan 37.269 3 12.423 9.666 0.010

Kelompok .390 2 0.195 0.152 0.862

Galat 7.712 6 1.285

Total 7042.109 12

SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah,

Fhit: nilai F, sig: signifikan

Lampiran 12 Uji Lanjut Duncan kandungan β-karoten dalam %BK I.

zollingeriana

Perlakuan N Subset

1 2

2 3 21.3633

3 3 23.8933

4 3 25.6400

1 3 25.6900

Sig. 1.000 .110

13

Lampiran 13 Analisis ragam dengan SPSS kandungan protein dalam %BK I.

zollingeriana

SK JK Db KT F Hitung Sig.

Perlakuan 3.605 3 1.202 0.745 0.552

Kelompok 14.749 3 4.916 3.047 0.085

Galat 14.519 9 1.613

Total 10670.217 16

SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah, Fhit:

nilai F, sig: signifikan

Lampiran 14 Analisis ragam dengan SPSS kandungan serat dalam %BK I.

zollingeriana

SK JK Db KT F Hitung Sig.

Perlakuan 2.334 3 0.778 1.303 0.332

Kelompok 0.752 3 0.251 0.420 0.743

Galat 5.372 9 0.597

Total 2965.915 16

SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah,

Fhit: nilai F, sig: signifikan

Lampiran 15 Analisis ragam dengan SPSS kandungan lemak dalam %BK I.

zollingeriana SK JK Db KT F Hitung Sig.

Perlakuan .153 3 0.051 0.167 0.916

Kelompok .824 3 0.275 0.901 0.478

Galat 2.745 9 0.305

Total 66.053 16

SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah, Fhit:

nilai F, sig: signifikan

Lampiran 16 Analisis ragam dengan SPSS kandungan BETN dalam %BK I.

zollingeriana

SK JK Db KT F Hitung Sig.

Perlakuan 1.963 3 0.654 0.126 0.942

Keompok 35.775 3 11.925 2.293 0.147

Galat 46.797 9 5.200

Total 43107.592 16

SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah, Fhit:

nilai F, sig: signifikan

14

Lampiran 17 Uji lanjut Duncan bobot kering per hektar Indigofera zollingeriana

Perlakuan N Subset

1 2

1.00 4 .9668

2.00 4 1.4045

3.00 4 1.5983

4.00 4 2.3730

Sig. .085 1.000

Lampiran 18 Analisis ragam dengan SPSS kadar Abu dalam %BK I. zollingeriana SK JK Db KT F Hitung Sig.

Perlakuan 0.624 3 0.208 0.865 0.494

Kelompok 0.661 3 0.220 0.916 0.471

Galat 2.165 9 0.241

Total 741.251 16

SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah,

Fhit: nilai F, sig: signifikan

Lampiran 19 Analisis ragam dengan SPSS bobot individu I. zollingeriana SK JK Db KT F Hitung Sig.

Perlakuan 1281.188 3 427.063 0.233 0.871

Kelompok 6284.188 3 2094.729 1.141 0.384

Galat 16527.563 9 1836.396

Total 274343.000 16

SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah,

Fhit: nilai F, sig: signifikan

Lampiran 20 Analisis ragam dengan SPSS bobot kering per hektar I.

zollingeriana

SK JK Db KT F Hitung Sig.

Perlakuan 4.144 3 1.381 7.054 0.010

Kelompok 0.617 3 0.206 1.051 0.417

Galat 1.762 9 0.196

Total 46.751 16

SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah, Fhit:

nilai F, sig: signifikan

15

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Galih Permana Wicaksono yang

dilahirkan di Jakarta pada 29 Januari 1994. Penulis adalah anak

sulung dari dua bersaudara dari pasangan Bapak H. Suko

Raharjo dan Ibu Hj. Dellasmi, SE. Penulis adalah alumnus dari

TK Bani Saleh 4, SD Bani Saleh 5, SMP Negeri 1 Bekasi dan

SMA Negeri 2 Bekasi. Tahun 2012 setelah lulus dari SMA,

penulis berhasil masuk ke Institut Pertanian Bogor di

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas

Peternakan melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SNMPTN) Undangan.

Penulis pernah menjadi anggota Departemen Budaya, Olah Raga dan Seni

periode 2013/2014 dan menjadi ketua Departemen Olah Raga periode 2014/2015

Badan Eksekutif Mahasiswa. Penulis juga pernah menjadi Ketua Pelaksana Dekan

Cup 2014. Selain itu penulis juga pernah menjadi anggota UKM Futsal IPB.

Kepanitiaan yang pernah dilaksanakan oleh penulis yaitu Student Seminar and

Conference (2014) dan Meet Cowboy (2014). Prestasi yang dicapai penulis adalah

ikut serta dalam Liga Futsal Mahasiswa (LIFUMA) 2014, Kejuaraan Nasional

Futsal Fakultas Peternakan 2014 dan 2015 dan juga pernah mendapatkan dana

penelitian untuk program kreatifitas mahasiswa (PKM-P) pada tahun 2015.

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah wa syukurillah, puji serta syukur Penulis ucapkan atas

limpahan rahmat dan karunia dari Allah SWT sehingga Penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof

Dr Ir Luki Abdullah, MSc Agr sebagai pembimbing utama sekaligus pembimbing

akademik dan kepada Ibu Dr rer nat Nur Rochmah Kumalasari, SPt MSi sebagai

pembimbing anggota yang telah memberikan bimbingan dan dukungan terhadap

saya dalam meyelesaikan skripsi ini, kepada Ibu Dr Despal, Spt MSc selaku dosen

pembahas seminar serta Ir Asep Tata Permana, MSc dan Dr Ir Lucia Cyrilla

ENSD, MSi selaku dosen penguji sidang yang telah memberikan banyak masukan

dalam penulisan skripsi ini, kepada Dr Ir Widya Hermana, MS selaku dosen

panitia seminar dan panitia sidang serta staf administrasi INTP yang banyak

membantu dalam pelaksanaan seminar dan sidang Penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman terdekat Ican,

Hafiz, Adit, Ojan, Rere, Suhay, Iklim, Ica, Rona, Disa, Diyah, Bang Leo, Bang

Aco, Bu Lina, teman-teman INTP 49, teman-teman Halal FC yang selalu

memberikan support satu sama lain, dan khususnya kepada Nabilla Puteri Fhatya

yang telah menemani, memberi motivasi, support dan perhatian ekstra selama ini,

serta semua pihak yang telah membantu. Terakhir, Penulis ini mengucapkan

terima kasih yang tak terhingga kepada ayahanda, ibunda dan adik serta seluruh

keluarga, atas curahan kasih sayang dan doa sehingga Penulis dapat

menyelesaikan studi S-1 di Institut Pertanian Bogor.