Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

19
Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200 JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAAN Sirok Bastra Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 3 Nomor 1 Hlm. 1—104 Pangkalpinang, Juni 2015 ISSN 2354-7200 KANTOR BAHASA PROVINSI BANGKA BELITUNG

Transcript of Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

Page 1: Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAAN

Sirok BastraJurnal Kebahasaan dan

KesastraanVolume 3 Nomor 1 Hlm.

1—104Pangkalpinang,

Juni 2015ISSN

2354-7200

KANTOR BAHASA PROVINSI BANGKA BELITUNG

Page 2: Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAAN

Jurnal ini merupakan wadah informasi kebahasan, kesastraan, dan pengajarannya yang memuat hasil penelitian,studi kepustakaan, dan tulisan ilmiah bidang kebahasan dan kesastraan serta pengajarannya. Sirok Bastra terbit

dua kali setahun, yakni Juni dan Desember, serta terbit sejak Juni 2013.

Penanggung JawabKepala Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Drs. Umar Solikhan, M.Hum.

Mitra BestariProf. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum. (Bidang Sastra dan Pengajarannya)Prof. Amrin Saragih, Ph.D., M.A. (Bidang Bahasa dan Pengajarannya)

Dr. Felicia Nuradi Utorodewo, M.Hum. (Bidang Bahasa dan Pengajarannya)Dr. Pujiharto, M.Hum. (Bidang Sastra dan Pengajarannya)

Pemimpin RedaksiRahmat Muhidin, S.S.

PenyuntingPrima Hariyanto, S.Hum.

Perancang SampulFeri Pristiawan, S.S.

KesekretariatanKhaliffitriansyah, S.Pd.

Dea Letriana Cesaria, S.Hum.Lia Aprilina, S.Pd.

Andrian Priyatno, A.Md.Elzam

Alamat Redaksi dan PenerbitKantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Jalan Yos Sudarso No. 7, Kel. Gabek II, Kota Pangkalpinang, Prov. Kepulauan Bangka BelitungTelp./Faks.: 0717-438455, Pos-el: [email protected], [email protected]

Pemuatan suatu tulisan dalam jurnal ini tidak berarti redaksi menyetujui isi tulisan tersebut. Isi tulisanmenjadi tanggung jawab penulis. Tulisan telah ditinjau dan diulas oleh mitra bestari. Setiap karangan dalam

jurnal ini dapat diperbanyak setelah mendapat izin tertulis dari penulis, redaksi, dan penerbit.

Page 3: Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

i

PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Pemilik dan Pencipta semesta ini yang memiliki kuasa atas diri-Nya sendiri. DialahTuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Volume 3 Nomor 1 JurnalSirok Bastra Tahun 2015 dapat terbit tepat pada waktunya.

Pada edisi ini, dimuat sepuluh tulisan, yakni enam tulisan kebahasaan, tiga tulisan kesastraan, dan satutulisan pengajaran sastra. Dalam penelitiannya, Hotnida Novita Sary mengkaji komponen makna yang terdapatpada medan makna leksem yang bersinonim dengan rumah serta hubungan antarleksem tersebut. Berdasarkanpenelitian, ditemukan bahwa dalam medan makna rumah, ternyata rumah, gerha, dan wisma tidak memilikikomponen makna rumah, berbeda dengan leksem-leksem lainnya. Komponen yang mengikat rumah dan gerhaadalah ‘tempat tinggal’. Jadi, tempat tinggal dirasa lebih umum dan di tempat teratas hierarki.

Dalam penelitiannya, Rima Gustiar Nadhia Putri membahas pola pengekalan bentuk akronim dalamsusunan organisasi dan satuan kerja Mabes Polri. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bentuk panjang dalamakronim dapat dibagi menjadi dua jenis kata, yaitu monomorfemis dan polimorfemis. Jenis kata inilah yangmembedakan pembentukan pengekalan kata dalam sebuah akronim. Pada jenis kata monomorfemis ditemukan 17tipe pengekalan dan jenis kata polimorfemis ditemukan dua tipe pengekalan.

Dalam kajiannya, Kurniati dan Budi Utama membahas konvergensi bahasa Melayu Bangka yangmemiliki beragam dialek, baik yang digunakan di daerah sendiri atau di daerah lain. Hasil pengamatanmenunjukkan bahwa dalam komunikasi keseharian antarpengguna bahasa Bangka, terdapat konvergensi dalampenuturan mereka. Dalam menggunakan bahasa, seperti penutur yang berasal dari daerah Sungailiat, tuturannyamemperlihatkan konvergensi dan melibatkan morfem-morfem isi. Mereka mempertahankan dialek Sungailiatwalau menggunakan bahasa Indonesia.

Dalam kajiannya, Sarwo F. Wibowo menganalisis tingkat keterbacaan teks pada buku Bahasa IndonesiaWahana Pengetahuan bagi kelas VII SMP/MTs dengan menggunakan teknik klos. Hasil analisis menunjukkanbahwa seluruh teks yang dijadikan sampel tergolong pada tingkat keterbacaan frustasi dengan persentase rata-ratatertinggi 38,19% dan terendah dengan persentase rata-rata 22,92%.

Dalam kajiannya, Thamrin membahas perluasan makna kata sapaan daeng dalam bahasa Makassar. Hasilanalisis menunjukkan bahwa perbedaan penggunaan gelar daeng pada masa lampau dan masa sekarang dalamrealitas sosial masyarakat Makassar disebabkan oleh tiga faktor yaitu (a) fleksibilitas dalam sejarah penggunaangelar daeng yang menyebabkan luasnya makna daeng, (b) sistem kebudayaan suku Makassar yang lemah dalammemberikan batasan-batasan penggunaan gelar daeng dalam kehidupan sosial masyarakat, (c) tidak ada sebutanatau panggilan yang tepat untuk ditujukan kepada para pelaku ekonomi menengah ke bawah seperti pengayuhbecak, tukang sayur keliling, dan penarik bentor yang sarat dengan nilai-nilai kesopanan dan tata kramaberkomunikasi.

Dalam tulisannya, Novietri menganalisis salah satu komik karya Aji Praseyo yang berjudul “SetanMenggugat” dengan menggunakan analisis wacana kritis Teun A. van Dijk dengan memaparkan pengungkapankritik sosial yang disampaikan penulis komik. Berdasarkan hasil analisis, komik “Setan Menggugat” disajikandengan struktur teks yang jelas dan mudah dipahami, kognisi sosial digunakan dengan tepat untukmengembangkan cerita, dan konteks sosial diamati di sekitarnya. Melalui analisis van Dijk, sudut pandangpenulis wacana komik dapat dijelaskan dengan lengkap dan kritis.

Dalam kajiannya, Abdul Azis dan Hajrah membahas inovasi guru dalam pembelajaran melalui pemilihanbahan ajar cerita rakyat kategori mite sebagai bahan pembelajaran bahasa dan sastra di SD. Hasil analisis datadan temuan menunjukkan bahwa rata-rata penilaian responden untuk cerita rakyat kategori mite sebesar 3,775atau pada kategori layak dijadikan bahan ajar. Bahan ajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran cerita rakyatadalah jenis bahan ajar cerita rakyat apa saja. Namun, sebaiknya untuk tingkat SD, bahan ajar cerita rakyat yangdigunakan adalah bahan ajar ceita rakyat yang isinya harus sesuai dengan karakteristik, pengalaman, dankebutuhan siswa.

Page 4: Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

ii

Dalam kajiannya, Agus Yulianto membahas hubungan antara teks dua puisi, yaitu puisi “Tangisan Batu”dan puisi “Air Mata Legenda” karya Abdurrahman el Husainy dengan teks legenda rakyat Kalimantan Selatanyang berjudul “Diang Ingsun dan Raden Pengantin”. Berdasarkan kajian, terdapat hubungan antara teks dua buahpuisi tersebut dengan teks cerita legenda rakyat Kalimantan Selatan yang berjudul “Diang Ingsun dan RadenPengantin”.

Dalam kajiannya, Diyah Musri Harsini membahas propaganda sebagai bentuk komunikasi massa yangdigunakan dalam lirik lagu band punk Marjinal yang meliputi deskripsi propaganda dan teknik-tekniknya. Hasilanalisis menunjukkan bahwa tidak semua teknik propaganda diterapkan dalam pembuatan sebuah lirik. Dari limaalbum Marjinal yang terdiri atas 68 lagu dipilih 32 lagu yang menggunakan teknik propaganda. Teknikpropaganda yang terdapat di dalam ke-32 lagu tersebut adalah teknik propaganda name calling, testimonials,plainfolk, using all forms of persuations, serta teknik propaganda gabungan.

Dalam penelitiannya, Ummu Fatimah Ria Lestari mengkaji morfologi cerita rakyat Asmat “Jipi”berdasarkan teori struktur naratologi Propp. Berdasarkan penelitian, ditemukan enam belas fungsi naratif, tigapola cerita, dan empat lingkaran tindakan dalam cerita rakyat Asmat “Jipi”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada para penulis yang telah bersedia menerbitkan karya mereka padaedisi ini. Para penulis merupakan peneliti, pakar, dosen, guru, dan mahasiswa dari berbagai sekolah, perguruantinggi, dan instansi. Terima kasih juga kami sampaikan kepada para mitra bestari kami yang telah memberiulasan terhadap tulisan-tulisan yang masuk ke redaksi.

Demi memenuhi keberagaman isi dan penulis, Sirok Bastra membuka kesempatan bagi para peneliti danpenulis menyampaikan hasil penelitian dan pemikiran mutakhir dalam bidang kebahasaan, kesastraan, danpengajarannya.

Pangkalpinang, Juni 2015

Tim Redaksi

Page 5: Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

iii

UCAPAN TERIMA KASIH UNTUK MITRA BESTARI

Redaksi Sirok Bastra mengucapkan terima kasih kepada para mitra bestari yang telah meninjau, menimbang, danmengulas makalah-makalah yang diterbitkan dalam Sirok Bastra Volume 3 Nomor 1, edisi Juni 2015, yakni

Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum.Bidang Sastra dan Pengajarannya

Universitas Negeri SemarangSemarang, Jawa Tengah

Prof. Amrin Saragih, Ph.D., M.A.Bidang Bahasa dan Pengajarannya

Universitas Negeri MedanMedan, Sumatra Utara

Dr. Felicia Nuradi Utorodewo, M.Hum.Bidang Bahasa dan Pengajarannya

Universitas IndonesiaDepok, Jawa Barat

Dr. Pujiharto, M.Hum.Bidang Sastra dan Pengajarannya

Universitas Gadjah MadaYogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta

Page 6: Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

iv

DAFTAR ISI

PENGANTAR .................................................................................................................................... iUCAPAN TERIMA KASIH UNTUK MITRA BESTARI ................................................................ iiiDAFTAR ISI....................................................................................................................................... ivKUMPULAN ABSTRAK .................................................................................................................. vABSTRACT COLLECTIONS .............................................................................................................. xi

ANALISIS KOMPONEN MEDAN MAKNA RUMAH (KAJIAN SEMANTIK)(Meaning Component Analysis of Rumah [Semantic Analysis])Hotnida Novita Sary ......................................................................................................................... 1—8

AKRONIM DAN BENTUK PANJANG DALAM SUSUNAN ORGANISASI DAN SATUANKERJA PADA TINGKAT MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIKINDONESIA(Acronym and Long-Version in The Organizational Structure and Working Division of MabesPolri [The Indonesian Police Headquarter])Rima Gustiar Nadhia Putri.............................................................................................................. 9—21

KONVERGENSI BAHASA MELAYU BANGKA: KAJIAN DIALEKTOLOGI TUTURANMAHASISWA BANGKA DI BANDUNG(Convergence Bangka Malay Language: Dialect Studies of Technology of Bangka’s Students inBandung)Kurniati dan Budi Utama ................................................................................................................. 23—35

ANALISIS TINGKAT KETERBACAAN TEKS PADA BUKU BAHASA INDONESIA WAHANAPENGETAHUAN BAGI KELAS VII SMP/MTs BERDASARKAN ANALISIS TEKNIK KLOS(Readibility Analisis of Text in Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Text Book for JuniorHigh School First Grade Based on Cloze Procedure)Sarwo F. Wibowo .............................................................................................................................. 37—44

PERLUASAN MAKNA KATA SAPAAN DAENG DALAM BAHASA MAKASSAR(Expansion Meaning of Greeting Words Daeng in Makassar Language)Thamrin .............................................................................................................................................. 45—52

KRITIK SOSIAL DALAM WACANA KOMIK “SETAN MENGGUGAT” KARYA AJIPRASETYO: ANALISIS WACANA KRITIS(Social Criticism in Comic Discourse of “Setan Menggugat” by Aji Prasetyo: Critical DiscourseAnalysis)Novietri .............................................................................................................................................. 53—63

Page 7: Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

v

INOVASI GURU DALAM PEMBELAJARAN MELALUI PEMILIHAN BAHAN AJARCERITA RAKYAT KATEGORI MITE SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA DANSASTRA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR(Teacher Inovation in Choosing Myth Folklore as Teaching Material for Indonesian Languageand Literature at Elementary School)Abdul Azis dan Hajrah ..................................................................................................................... 65—74

ANALISIS INTERTEKSTUAL PUISI “TANGISAN BATU” DAN “AIR MATA LEGENDA”KARYA ABDURRAHMAN EL HUSAINY(Intertextual Analysis in “Tangisan Batu” and “Air Mata Legenda” Poetry by Abdurahman ElHusainy)Agus Yulianto .................................................................................................................................... 75—81

TEKNIK PROPAGANDA DALAM LIRIK LAGU BAND PUNK MARJINAL(The Techniques of Propaganda in The Songs Lyrics of Punk Band Marjinal)Diyah Musri Harsini ......................................................................................................................... 83—94

MORFOLOGI CERITA RAKYAT ASMAT “JIPI”: ANALISIS STRUKTUR NARATOLOGIPROPP(Morphology of Asmat’s Folktale “Jipi”: Analyzing of Propp’s Naratology Structure)Ummu Fatimah Ria Lestari ............................................................................................................. 95—104

Page 8: Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

Novietri: Kritik Sosial dalamWacana Komik “Setan Menggugat” karya Aji ...

SIROK BASTRA, Vol. 3 No. 1, Juni 2015: 53—63 53

KRITIK SOSIAL DALAM WACANA KOMIK “SETAN MENGGUGAT” KARYA AJI PRASETYO:ANALISIS WACANA KRITIS

Social Criticism in Comic Discourse of “Setan Menggugat” by Aji Prasetyo: Critical Discourse Analysis

NovietriProgram Pascasarjana Linguistik, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia

Kampus Baru UI Depok, Jawa BaratPos-el: [email protected]

(diterima 1 April 2015, disetujui 4 Mei 2015, revisi terakhir 1 Juni 2015)

AbstrakWacana dapat merepresentasikan fenomena masyarakat yang berkembang dalam suatu masa. Tidak sedikitwacana yang disajikan memiliki maksud tersembunyi untuk memengaruhi pembaca. Salah satu mediakomunikasi yang dapat menyampaikannya adalah komik. Komik dapat menjadi media komunikasi yang menarikuntuk menyampaikan pandangan kritis. Penelitian ini menganalisis salah satu komik karya Aji Praseyo yangberjudul “Setan Menggugat” dengan menggunakan analisis wacana kritis Teun A. van Dijk. Penelitian inimemaparkan bagaimana pengungkapan kritik sosial yang disampaikan penulis komik. Penelitian ini bertujuanmengetahui konstruksi teks yang dibuat untuk menyampaikan kritik sosialnya melalui komik dan mengetahuikritik sosial serta pesan yang disampaikan penulis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa komik “Setan Menggugat” disajikan dengan struktur teksyang jelas dan mudah dipahami, kognisi sosial digunakan dengan tepat untuk mengembangkan cerita, dankonteks sosial diamati di sekitarnya. Melalui analisis van Dijk, sudut pandang penulis wacana komik dapatdijelaskan dengan lengkap dan kritis.Kata kunci: analisis wacana kritis, van Dijk, komik, kritik sosial

AbstractDiscourse can represent the social phenomenon in a certain timeline. Discourse can also reveal the hiddenmeaning aimed to influence its readers. Its manifestation can be varied; and one of them is through the use ofcomic. Comic can be a communication medium used to convey a critical view on certain topic. This studyanalyzes one of comics by Aji Praseyo, Setan Menggugat, by employing critical discourse analysis theory byTeun A. van Dijk. This study explains how social critism revealed by the author. This study is a qualitativedescriptive study aimed to understand the text construction to deliver the social critism through comic and tounderstand the social critism and the message intended by the author. The findings of this research show thatSetan Menggugat presenting a clear and easy-to-understand structure. It depicts social cognition and socialcontext in developing the story. The application of van Dijk’s theory in this study explains the author’s point ofview in a complete and critical manner.Keywords: critical discourse analysis, van Dijk, comic, social criticism

1. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSemua wacana, baik berbentuk lisan maupun

tertulis, merupakan cerminan dari kehidupan sosialmasyarakat. Pada wacana, terkandung hasil interaksimasyarakat yang menggunakan pancaindranya untukmemahami fenomena di sekitarnya. Purwoko(2008:10) mengatakan bahwa makna yang terkandung

dalam wacana adalah hasil dari interpretasi yang“disepakati” oleh semua pihak yang terlibat dalaminteraksi sosial tersebut. Dengan demikian, wacanadapat merepresentasikan fenomena masyarakat yangberkembang dalam suatu masa.

Wacana tidak hanya dipahami sebagai teks yangmemuat bahasa, tetapi juga perlu dipahami sebagaiteks yang memiliki maksud tertentu. Tidak sedikit

Page 9: Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

Novietri: Kritik Sosial dalamWacana Komik “Setan Menggugat” karya Aji ...

SIROK BASTRA, Vol. 3 No. 1, Juni 2015: 53—63 54

wacana yang disajikan memiliki maksud tersembunyiuntuk memengaruhi pembaca. Wacana dapatmembentuk pikiran baru dan memberikan dampakbagi pembacanya. Hoed (2011:265) mengatakanbahwa wacana merupakan produk dari praktikberbahasa, didasari sudut pandang tertentu,dipengaruhi kebudayaan sehingga membentuk pikiranpembacanya sesuai dengan sudut pandang penuliswacana tersebut. Penulis wacana dapatmengungkapkan pandangan dan kritik melaluiwacana.

Berbagai media komunikasi digunakan untukmenyampaikan wacana. Salah satu media komunikasiyang dapat menyampaikan suatu wacana adalahkomik. Komik adalah cerita bergambar yang biasanyaberisi hal-hal lucu. Saat ini komik banyak digemarimasyarakat. Popularitasnya pun semakin meningkat.Namun, belum banyak yang menjadikan komiksebagai kajian ilmiah wacana. Padahal melalui komik,wacana dapat disampaikan dengan konsep humoryang menghibur dan mudah dipahami. Menurut IDewa Putu Wijaya (2003:2), wacana humor dapatmenjadi wahana kritik sosial terhadap segala bentukketimpangan yang terjadi di tengah masyarakat.Humor merupakan salah satu sarana yang efektif disaat saluran kritik lainnya tidak dapat menjalankanfungsinya. Oleh karena itu, komik dapat menjadimedia komunikasi yang tepat untuk menyampaikanpandangan kritis.

Kajian wacana yang tepat untuk membahaspandangan kritis adalah analisis wacana kritis(AWK). Analisis wacana ini tidak sekadar berpusatpada tata bahasa dan membongkar maksudtersembunyi penulis. Eriyanto (2001:6) menjelaskanbahwa analisis wacana kritis menekankan padakonstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksidan reproduksi makna. Pemikiran yang muncul tidakdianggap netral, tetapi dipengaruhi oleh kekuatansosial yang ada dalam masyarakat. Analisis inidipakai untuk membongkar kuasa yang ada dalamsetiap proses berbahasa. Analisis ini sangat tepatdigunakan untuk mengkaji pandangan kritis dalamkomik.

Menurut Seno Gumira Ajidarma (2011:8), komiksebagai representasi budaya dapat menjadi situspertarungan ideologi. Membaca komik berartimembaca perjuangan ideologi dalam pergulatan

antarwacana. Hal ini menunjukkan bahwa komikus,sebagai pembuat komik, dapat menyampaikanpandangan dan kritik melalui komik yang dibuatnya.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untukmembongkar pandangan atau kritik yang disampaikanmelalui wacana komik. Analisis wacana yangdigunakan adalah analisis wacana kritis Teun A. vanDijk. Penelitian analisis wacana kritis van Dijkdilakukan tidak hanya pada analisis teks, tetapi jugabagaimana suatu teks diproduksi (Eriyanto,2001:221). Komik yang akan diteliti adalah komikopini karya Aji Prasetyo. Peneliti merasa bahwabanyak kritikan yang disampaikan oleh komikusmelalui wacana komik ini.

1.2 MasalahRumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana

pengungkapan kritik sosial yang disampaikan penuliswacana komik karya Aji Prasetyo. Berdasarkan haltersebut, pertanyaan penelitian ini adalah sebagaiberikut.

1. Bagaimana konstruksi teks yang dibuat penulisuntuk menyampaikan kritik sosialnya melaluikomik?

2. Apa kritik sosial dan pesan yang ingindisampaikan penulis wacana komik?

1.3 TujuanBerdasarkan pertanyaan penelitian tersebut,

penelitian ini bertujuan mengetahui konstruksi teksyang dibuat penulis untuk menyampaikan kritiksosialnya melalui komik dan mengetahui kritik sosialdan pesan yang disampaikan penulis wacana komik.

1.4 ManfaatPenelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi

pengembangan ilmu linguistik tentang konstruksiyang dibangun dalam teks komik dan menunjukkanbahwa komik merupakan salah satu wacana yangyang dapat mengungkapkan kritik sosial melaluianalisis wacana kritis. Selain itu, penelitian ini dapatmenambah pengetahuan bagi seluruh pembaca danjuga memberikan kontribusi dan apresiasi bagi penuliskomik.

1.5 MetodePenelitian ini menggunakan metode deskriptif

kualitatif. Metode ini menganalisis kata-kata dan

Page 10: Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

Novietri: Kritik Sosial dalamWacana Komik “Setan Menggugat” karya Aji ...

SIROK BASTRA, Vol. 3 No. 1, Juni 2015: 53—63 55

kalimat yang muncul dalam komik. Analisisdilakukan dengan model analisis wacana kritis vanDijk. Hasil analisis dideskripsikan lalu disimpulkan.

Sumber data penelitian ini adalah komik berjudulHidup itu Indah karya Aji Prasetyo yang terbit tahun2011 oleh CV Cendana Art Media. Data yang akandianalisis dibatasi pada satu judul cerita saja yaitu“Setan Menggugat”. Judul ini dipilih karena ceritanyamenarik dan banyak menyajikan kritik pada perilakumasyarakat. Selain itu, isi ceritanya masih dapatmerepresentasikan kondisi masyarakat saat ini.Berikut sinopsis cerita tersebut.

Tokoh utama cerita adalah setan dan si penuliskomik. Suatu hari si komikus menemukan seseorangyang ingin melakukan bunuh diri. Si komikusmenggagalkan usaha bunuh diri tersebut. Betapakagetnya, ternyata yang bunuh diri itu bukan orang,melainkan setan. Setan menceritakan alasan ia inginbunuh diri kepada komikus. Setan ingin bunuh dirikarena pekerjaannya untuk menghasut manusia tidakdiperlukan lagi. Menurutnya, saat ini perilakukejahatan manusia sudah melebihi kejahatan dirinya.Kejahatan yang digambarkan tersebut adalah manusiayang berpura-pura baik hanya saat bulan puasa,manusia melakukan kerusuhan di bulan puasa,tindakan anarkis manusia saat demonstrasi, wanitayang bergoyang dengan pakaian seksi, dan manusiamenjadikan setan sebagai alasan kesalahannya. Hal-hal tersebut membuat setan ingin menggugat Tuhan.Dahulu di zaman Nabi Adam, ia melakukan satukesalahan sehingga dilaknat Allah untuk masukneraka. Sebaliknya, manusia yang berkali-kalimelakukan kesalahan masih dikatakan sebagaimakhluk sempurna. Hal ini menimbulkan kemarahanpada diri setan.

2. KERANGKA TEORIPenelitian wacana tidak cukup hanya didasarkan

pada analisis teks, tetapi juga bagaimana suatu teksdiproduksi. Van Dijk membuat suatu jembatan yangmenghubungkan elemen besar berupa struktur sosialdengan elemen wacana yang mikro dengan sebuahdimensi yang dinamakan kognisi sosial (Eriyanto,2001:222). Maksud kognisi sosial ini adalahmenginformasikan cara suatu teks diproduksi dandipahami, serta nilai-nilai masyarakat yang digunakanpenulis dalam teks.

Van Dijk menggambarkan tiga dimensi/bangunanwacana sebagai model analisisnya, yaitu teks, kognisisosial, dan konteks sosial. Ketiga dimensi inidigabungkan dalam satu kesatuan analisis. Penelitiandimensi teks diarahkan pada struktur teks (analisislinguistik). Penelitian dimensi kognisi sosialdiarahkan pada proses diproduksi suatu teks sehinggaterbentuk sudut pandang tertentu. Penelitian dimensikonteks sosial diarahkan pada perilaku dan pandangansosial masyarakat dalam memahami suatu wacana.

Van Dijk membagi teks menjadi tiga tingkat, yaitustruktur makro, superstruktur, dan struktur mikro.Semua bagian di dalamnya saling berhubungan.Berikut ini gambaran struktur teks van Dijk (Eriyanto,2001:227).

1. Struktur makro, yakni makna global dari suatuteks yang dapat diamati dari topik/tema yangdiangkat dari suatu teks.

2. Superstruktur, yakni kerangka suatu teks,seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dankesimpulan.

3. Struktur mikro, yakni makna lokal suatu teksyang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat,dan gaya yang dipakai oleh suatu teks.

Ketiga struktur teks van Dijk tersebut menjadistrategi penulis untuk menyampaikan maksud kepadapembaca. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenaielemen ketiga struktur (Eriyanto, 2001:227—228).

StrukturWacana Hal yang Diamati Elemen

StrukturMakro

Tematik: tema/topik yang dikedepankan dalam suatuberita.

Topik

Superstruktur Skematik: bagaimana bagian dan urutan beritadiskemakan dalam teks berita utuh.

Skema

Page 11: Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

Novietri: Kritik Sosial dalamWacana Komik “Setan Menggugat” karya Aji ...

SIROK BASTRA, Vol. 3 No. 1, Juni 2015: 53—63 56

StrukturMikro

Semantik: makna yang ingin ditekankan dalam teksberita.

Latar, detail,maksud,praanggapan, nominalisasi

Sintaksis: bagaimana kalimat yang dipilih Bentuk kalimat, koherensi, kataganti

Stilistik: bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam teksberita

Leksikon

Retoris: bagaimana cara penekanan dilakukan Grafis, metafora, ekspresi.

Penelitian dimensi kognisi sosial van Dijkdimaksudkan untuk mengetahui proses produksi suatuteks dan strategi penulis menyampaikan sudutpandangnya. Kognisi sosial didasarkan pada anggapanumum untuk memandang suatu peristiwa. Penulistidak dianggap sebagai individu yang netral, tetapiindividu yang mempunyai bermacam nilai,pengalaman, dan pengaruh ideologi yang didapatkandari kehidupannya (Eriyanto, 2001:261).

Suatu peristiwa dipahami dan dimengertididasarkan pada skema. Van Dijk menyebut skemasebagai model. Skema menunjukkan bahwa penulismenggunakan struktur mental untuk menyeleksi danmemproses informasi yang datang dari lingkungan.Pengalaman dan pengamatan penulis akanmenentukan wacana yang dibangunnya. Ada beberapamacam skema/model seorang penulis menciptakanwacana (Eriyanto, 2001:262).

1. Skema person yang menggambarkanbagaimana seseorang menggambarkan danmemandang orang lain.

2. Skema diri yang berhubungan denganbagaimana diri sendiri dipandang, dipahami,dan digambarkan oleh seseorang.

3. Skema peran yang berhubungan denganbagaimana seseorang memandang danmenggambarkan peranan dan posisi yangditempati seseorang dalam masyarakat.

4. Skema peristiwa yang banyak digunakanwartawan yang setiap harinya melihat danmendengar peristiwa lalu-lalang.

Selain skema, elemen yang sangat penting dalamproses kognisi sosial adalah memori. Dalam setiapmemori, terkandung penyimpanan pesan-pesan, baiksaat ini maupun dahulu, yang terus-menerusdigunakan penulis dalam memandang suatu realitas.Memori terdiri atas memori jangka pendek danmemori jangka panjang (Eriyanto, 2001:264). Memori

jangka panjang adalah memori yang paling relevandengan kognisi sosial.

Penulis memiliki strategi untuk memahamiperistiwa di sekitarnya. Menurut van Dijk, adabeberapa strategi yang perlu dilakukan (Eriyanto,2001:269).

1. Seleksi adalah strategi yang kompleks yangmenunjukkan bagaimana sumber, peristiwa,informasi diseleksi oleh wartawan untukditampilkan.

2. Reproduksi berhubungan dengan apakahinformasi dikopi, digandakan, atau tidakdipakai sama sekali oleh wartawan.

3. Penyimpulan berhubungan dengan bagaimanarealitas yang kompleks dipahami danditampilkan dengan diringkas.

4. Transformasi lokal berhubungan denganbagaimana peristiwa akan ditampilkan.

Penelitian dimensi analisis wacana kritis van Dijkselanjutnya adalah konteks sosial. Titik penting darianalisis ini adalah untuk menunjukkan bagaimanamakna yang dihayati bersama dan kekuasaan sosialyang diproduksi lewat praktik diskursus danlegitimasi. Ada dua hal penting dalam analisis kontekssosial (Eriyanto, 2001:271), yakni sebagai berikut.

1. Praktik kekuasaanVan Dijk mendefinisikan kekuasaan sebagai

kepemilikan yang dimiliki oleh suatu kelompok; satukelompok untuk mengontrol kelompok dari kelompoklain. Kontrol tersebut dapat bersifat langsung danfisik, serta persuasif.

2. AksesKelompok elite mempunyai akses yang lebih besar

dibandingkan dengan kelompok yang tidak berkuasauntuk memengaruhi kesadaran masyarakat.

Page 12: Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

Novietri: Kritik Sosial dalamWacana Komik “Setan Menggugat” karya Aji ...

SIROK BASTRA, Vol. 3 No. 1, Juni 2015: 53—63 57

3. HASIL DAN PEMBAHASANModel analisis wacana kritis van Dijk memiliki

tiga dimensi yang membangun wacana, yaitu teks,kognisi sosial, dan konteks sosial.

3.1 Analisis Struktur TeksBerikut ini dipaparkan analisis struktur teks komik

“Setan Menggugat” karya Aji Prasetyo.3.1.1 Struktur MakroTopik wacana komik berjudul “Setan Menggugat”

adalah perilaku manusia yang melebihi setan. Topikini menggambarkan keseluruhan isi cerita. Komikusmemberikan contoh-contoh perilaku manusia yangkejahatannya melebihi kejahatan setan.

Contoh-contoh perilaku yang dituliskan dalamcerita adalah manusia berubah baik hanya ketikabulan puasa, manusia mengatasnamakan agama saatmelakukan kekerasan, manusia menjadikan setansebagai kambing hitam kesalahannya, dan manusiaberkali-kali membangkang perintah Tuhan. Perilaku-perilaku manusia tersebut menjadikan tokoh setandalam cerita ini menggugat karena merasa kejahatanyang menjadi tugasnya diambil oleh manusia, bahkandapat melebihi kejahatan setan.

Topik perilaku manusia melebihi setan menjadipusat perhatian komikus mengembangkan isi cerita.Gagasan van Dijk mencari struktur makro sebagaianalisis awal ini membantu peneliti memahamikognisi komikus membangun cerita.

3.1.2 SuperstrukturSkema atau alur yang dibuat komikus dapat

memberi gambaran peneliti untuk mengetahui hal-halyang menjadi fokus komikus. Skema ceritanya adalahsebagai berikut.

PendahuluanCerita dimulai dari tokoh komikus yang

menggagalkan usaha bunuh diri tokoh setan. Awalnyatokoh komikus mengira bahwa ia mengagalkan usahabunuh diri manusia. Betapa kagetnya ketikamengetahui bahwa manusia yang dikira akan bunuhdiri itu adalah setan. Permulaan cerita ini dipilihkomikus sebagai tahap awal mengembangkan ceritaselanjutnya.

IsiCerita selanjutnya digambarkan komikus sebagai

berikut.

1. Tokoh setan mengkritik penampilannya yangtidak ia suka kepada tokoh komikus.

2. Tokoh setan mencari tahu data tokoh komikusyang telah menggagalkan usaha bunuh dirinya.

3. Tokoh setan mengkritik perilaku manusia yangmenjadi baik hanya ketika bulan puasa. Setelahbulan puasa, manusia berubah menjadi jahat.

4. Tokoh setan mengatakan manusia telahmelanggar hak paten kejahatan.

5. Tokoh setan marah ketika manusia berbuatkejahatan tidak mengatasnamakan namanya,tetapi nama Tuhan.

6. Tokoh setan mengkritik manusia yang hanyamenjadikannya sebagai kambing hitamkejahatan.

7. Tokoh setan ingin menggugat Tuhan.8. Tokoh setan mengkritik manusia yang sudah

banyak melakukan kejahatan, tetapi masihdianggap makhluk sempurna.

PenutupCerita diakhiri dengan tokoh komikus yang

menipu tokoh setan untuk menjadi sebutir kacang.KesimpulanKomikus mengakhiri cerita dengan kalimat

kesimpulan yaitu rasa syukur tokoh kepada Tuhankarena telah melaknat setan yang terkutuk.

Berdasarkan skema atau alur cerita tersebut,komikus membuat alur cerita secara deduktif.Komikus menjadikan bagian tokoh setan ingin bunuhdiri terletak di awal sebagai gagasan utama.Kemudian komikus menjelaskan alasan-alasan tokohsetan ingin bunuh diri sebagai gagasan penjelas.Komikus menonjolkan bagian gugatan-gugatan tokohsetan tersebut secara runtut. Skematik ini menjadistrategi komikus menyampaikan wacana.

3.1.3 Struktur MikroBerikut ini analisis struktur mikro yang digunakan

dalam komik.1. LatarKomikus “Setan Menggugat” banyak

menggunakan latar historis untuk menjelaskanmaksud cerita. Kejadian-kejadian kejahatan manusiayang pernah terjadi di Indonesia digambarkankomikus dengan jelas. Ada empat latar yang sangatjelas dalam cerita ini. Pertama, perilaku manusia

Page 13: Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

Novietri: Kritik Sosial dalamWacana Komik “Setan Menggugat” karya Aji ...

SIROK BASTRA, Vol. 3 No. 1, Juni 2015: 53—63 58

setiap memasuki bulan puasa. Sikap manusia yangberubah menjadi alim dan baik saat bulan puasa,tetapi berubah kembali menjadi asalnya sebagaipencuri atau pelacur setelah bulan puasa. Kedua,perilaku manusia yang banyak melakukandemonstrasi dengan aksi anarkis, tetapimengatasnamakan Tuhan. Ketiga, perilaku wanitayang berpakaian terbuka lalu menari. Keempat, setandalam ajaran agama Islam dilaknat Allah, dimasukkanke neraka, dan dipenjara ketika memasuki bulanpuasa. Keempat latar peristiwa ini sudah ada dalampemahaman komikus dan masyarakat.

2. DetailKomikus memberikan elemen wacana detail pada

bagian kejahatan-kejahatan manusia. Pengungkapancerita kejahatan melalui kata-kata dan gambarditampilkan secara berlebihan. Sebagai contoh, ketikamanusia digambarkan sedang berdemo, tampaktulisan Allahu Akbar dan gambar memegang senjatatajam. Elemen ini mengekspresikan sikap komikusmenanggapi demonstrasi yang belakangan terjadi diIndonesia. Sebaliknya, perilaku kebaikan manusiaatau alasan demonstrasi itu terjadi, tidak diungkapkankomikus.

3. MaksudKomikus menunjukkan informasi berbagai

kejahatan yang terjadi di Indonesia dengan tersuratdan lengkap. Hal ini menguntungkan komikus karenainformasi tersebut berhubungan dengan judul “SetanMenggugat”. Hal yang tidak terlalu menguntungkankomikus disampaikan secara tersirat seperti bagiantokoh setan yang mengkritik penampilan pakaiannyasendiri. Bagian ini hanya sebagai sisipan humor dalamkomik.

4. KoherensiKoherensi adalah elemen wacana untuk melihat

strategi komikus menggunakan kata-kata dalamkalimat. Kalimat-kalimat digabung sehingga menjadimakna yang koheren. Sebagai contoh, penggunaankata bahkan sebagai penguatan berikut ini.

Untuk hal ini kalian benar-benar membuatkubangga! Bahkan, hebat lho, bakat preman kalianjustru tumbuh subur di bulan suci ini.

Kata hubung bahkan digunakan untuk menguatkanmakna kalimat sebelumnya. Kata hubung sebab jugadapat digunakan sebagai strategi komikusmenyampaikan maksudnya, seperti dalam contoh“Karena Dia pilih kasih, julukan “Mahaadil” perluditinjau kembali.” Kalimat tersebut terdiri atas duakalimat yang memiliki fakta berbeda, tetapi digabunguntuk menunjukkan hubungan sebab-akibat.

5. Bentuk KalimatKalimat dapat disusun menjadi kalimat aktif dan

pasif. Bagian yang diletakkan di awal kalimatdianggap sebagai bagian pokok informasi, sepertidalam contoh “Kalian bisa ciptakan apa pun yangkalian inginkan, mulai senjata hingga penyakit.”

Kalimat tersebut adalah kalimat aktif. Subjek yangditempatkan di awal kalimat adalah kata kalian. Kataini mengacu kepada manusia. Di sini komikus inginmenyampaikan bahwa “manusia yang mampumenciptakan” menjadi bagian informasi yang penting.Sebaliknya, bagian yang menjadi objek yaitu apa punyang kalian inginkan menjadi informasi penjelas.

6. Kata gantiPemakaian kata ganti dalam wacana yang banyak

muncul adalah kata ganti orang pertama tunggal akudan kata ganti orang ketiga jamak kalian. Kata gantiaku banyak digunakan oleh tokoh setan untukmenunjuk dirinya sendiri. Contohnya adalah sebagaiberikut.

Tapi nyatanya, seringkali dosa yang kalianlakukan bukannnya mengatasnamakan aku, justrumalah bawa-bawa nama Tuhan.

Aku sih senang saja kalian memperburuk citraTuhan.

Kedua kalimat tersebut adalah kalimat yangdiucapkan tokoh setan. Komikus menampilkan tokohutama dalam cerita ini adalah setan. Setandigambarkan banyak mencurahkan hatinya kepadatokoh komikus. Selain itu, kata aku dipilihdibandingkan kata saya untuk membuat efek lebihdekat dengan pembaca. Selanjutnya, untukmenunjukkan kekesalan tokoh setan kepada manusia,komikus menggunakan kata ganti kalian. Padahal,kata tersebut diucapkan hanya kepada tokoh komikussehingga bisa saja komikus menggunakan kata gantiorang kedua kamu. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 14: Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

Novietri: Kritik Sosial dalamWacana Komik “Setan Menggugat” karya Aji ...

SIROK BASTRA, Vol. 3 No. 1, Juni 2015: 53—63 59

komikus membuat kata kalian tidak hanya merujukdirinya seorang, tetapi juga semua manusia, termasukpara pembaca.

7. LeksikonPilihan kata-kata menunjukkan sikap dan ideologi

tertentu. Sebagai contoh, komikus menggunakan kataakting pada kalimat “Maksudmu, bulan penuhakting?” Kata akting dipilih tidak sekadarmenunjukkan kepura-puraan, tetapi juga menjelaskanbahwa begitu hebatnya kepura-puraan itu ditampilkanmanusia layaknya bintang film. Begitu juga dengankata guru pada kalimat yang diucapkan tokoh setan“Tapi sesekali hargailah perasaan guru sesatmu ini!”Penggunaan kata guru menunjukkan bahwa setanlebih pantas mengajarkan kejahatan daripada manusia.

8. GrafisElemen grafis yang menonjol dalam wacana ini

adalah pemakaian huruf tebal dan tanda seru, sepertidalam contoh berikut.

Lagian, ini kan bulan puasa, bulan penuhhikmah!!

Setelah sebulan berpuasa, apa yang berubahdari kalian? Tidak ada!

Frasa bulan penuh hikmah diberi cetak tebal untukmemberikan efek penekanan dan berfungsimengingatkan manusia bahwa bulan puasa berisibanyak pahala. Untuk lebih memberikan efekperingatan, komikus memberi dua tanda seru setelahpernyataan tersebut. Begitu juga dengan kalimatkedua, penggunaan kata tidak ada diberi cetak tebaluntuk menunjukkan keseriusan komikus bahwa benar-benar tidak ada perilaku manusia yang berubah lebihbaik setelah bulan puasa.

9. MetaforaKomikus menggunakan kiasan, ungkapan,

metafora untuk menambah efek pemahaman maknawacana, seperti dalam contoh “Seakan-akan setandiciptakan hanya untuk memenuhi kebutuhan manusiaakan kambing hitam.”

Penggunaan ungkapan kambing hitam tidakmengacu pada binatang kambing, tetapi mengacupada tokoh setan yang selalu dijadikan tumpuankesalahan manusia. Ketika manusia berbuat dosa,manusia menjadikan nafsu setan sebagai alasan. Hal

ini membuat komikus menggunakan ungkapankambing hitam.

3.2 Analisis Kognisi SosialSelanjutnya, analisis wacana komik dilakukan

pada tingkat kognisi sosial. Wacana komik “SetanMenggugat” karya Aji Prasetyo banyak menampilkankritik-kritik pada perilaku manusia. Model skemayang digunakan komikus adalah skema person, skemadiri, dan skema peristiwa. Skema person tergambardalam komik, yaitu bagaimana komikusmenggambarkan berbagai perilaku kejahatan manusia.Sebagai contoh, komikus mengkritik manusia yangmenahan hawa nafsu hanya pada saat bulan suciRamadan. Lalu kritikan ditambahkan bahwa merekayang berpuasa justru melakukan tindakan anarkis.Skema ini muncul dari pengamatan atau pengalamankomikus melihat kejadian-kejadian anarkis diIndonesia pada bulan Ramadan.

Model skema yang digunakan selanjutnya adalahskema diri. Tokoh komikus yang dimasukkan kedalam wacana menunjukkan bagaimana dirinyadigambarkan menjadi representasi masyarakat.Dengan demikian, komikus secara gamblangmenunjukkan segala sesuatu yang disampaikan dalamkomik adalah pemahaman dirinya sendiri. Komikustidak takut atau malu menunjukkan ideologinyakepada pembaca.

Model skema peristiwa sangat jelas digunakanoleh komikus. Komikus mengambil berbagaiperistiwa yang pernah terjadi di Indonesia. Contoh-contoh nyata diungkapkan komikus untukmenyampaikan maksudnya. Dukungan visual berupagambar menjadi penguat komikus untukmenyampaikan maksudnya.

Peristiwa-peristiwa yang disampaikan komikusmerupakan hasil memori jangka panjang. Hal initerbukti dari penggambaran wacana tersebut disajikanlebih dari satu peristiwa dengan kurun waktu yangtidak sama. Misalnya, antara demonstrasi anarkis dibulan puasa dan maraknya penyanyi dangdutbergoyang senonoh.

Selain itu, nilai agama sangat kental dalam wacanaini. Komikus menjelaskan posisi setan yang dilaknatAllah untuk menetap di neraka karena satu kesalahanyang dibuatnya di masa lalu (zaman Nabi Adam).Komikus juga menjelaskan bagaimana setan dipenjara

Page 15: Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

Novietri: Kritik Sosial dalamWacana Komik “Setan Menggugat” karya Aji ...

SIROK BASTRA, Vol. 3 No. 1, Juni 2015: 53—63 60

ketika memasuki bulan Ramadan. Hal inimenunjukkan bagaimana komikus menggabungkanantara kognisinya dengan nilai-nilai yang ingindisampaikan kepada pembaca. Komikusmenggunakan strategi yang tepat menjelaskan wacanatersebut. Mulai dari tahap menyeleksi peristiwa,mereproduksi informasi, meringkas, danmenampilkannya menjadi wacana komik yangbernilai kritik sekaligus menghibur.

3.3 Analisis Konteks SosialAnalisis wacana dimensi ketiga van Dijk adalah

konteks sosial (analisis sosial). Kelompok mayoritasakan mendominasi dibandingkan kelompok minoritas.Kelompok yang memiliki akses lebih besarmempunyai kesempatan yang lebih besar untukmemengaruhi masyarakat.

Komikus sangat berani menyajikan kritikannyamelalui komik dan diterbitkan kepada masyarakat.Jika dilihat dari penggambaran peristiwa yangdisajikan, penulis sangat gamblang menyajikanperilaku-perilaku kejahatan manusia. Penulismengamati perilaku manusia, memahami melaluisudut pandang dan pengetahuannya, kemudianmenginterpretasikannya melalui gambar dan tulisan.

Konteks sosial yang diambil adalah praktikkekuasaan sehari-hari. Sebagai contoh, perilakukerusuhan di bulan puasa. Umat muslim memangmayoritas di Indonesia. Namun, di antara mereka adaorganisasi yang membawa nama Islam yang membuatkerusuhan dengan melakukan razia kepada warung-warung yang buka pada jam siang ketika bulan puasa.

Jika dilihat dari pembuatan komik “SetanMenggugat”, komik tersebut dibuat pada 30 Agustus2008. Tanggal ini tertulis di akhir cerita. Berartipenulis mengamati kejadian anarkis sebelum tanggaltersebut. Peneliti mencari tahu bahwa pada tahun2007, terdapat aksi anarkis FPI pada bulan puasa.Aksi ini diwarnai dengan memecahkan kaca warungdan memukuli warga yang berada di warung tersebut.1

Penulis komik sepertinya juga mengamati berita ini

dan ikut merasakan kekesalan sehinggamenuangkannya ke dalam komik. Penulis komikmerasa bahwa kaum mayoritas tersebut memilikikuasa kepada kaum minoritas sehingga bisa berbuatanarkis. Penulis mengkritik bahwa tindakan tersebutjustru bertentangan dengan sikap muslim yangseharusnya menjaga bulan suci yang penuh hikmah.Berdasarkan contoh ini, konteks sosial yangberkembang di masyarakat akan memengaruhi isiwacana komik.

4. PENUTUP4.1 KesimpulanWacana komik “Setan Menggugat” karya Aji

Prasetyo menyajikan kritikan kepada perilakumasyarakat yang berbuat kejahatan. Cerita ini sangatmenarik karena kejahatan manusia tersebut dikaitkandengan kejahatan setan, bahkan melebihi kejahatansetan. Berdasarkan analisis wacana kritis van Dijk,penulis komik “Setan Menggugat” menyajikan ceritadengan struktur teks yang jelas dan mudah dipahami,kognisi sosial digunakan dengan tepat untukmengembangkan cerita, dan konteks sosial yangdiamati di sekitarnya. Melalui analisis van Dijk, sudutpandang penulis wacana komik dapat dijelaskandengan lengkap dan kritis.

4.2 SaranTulisan ini hanya menganalisis salah satu bagian

komik yang dibuat oleh Aji Prasetyo yang menyajikanpandangan kritis suatu fenomena sosial di masyarakat.Tulisan ini belum menjangkau seluruh aspek bahasayang digunakan oleh penulis komik. Oleh karena itu,perlu diadakan penelitian lanjutan untuk membahaskomik ini dengan lebih lengkap dan detail melaluiAnalisis Wacana Kritis van Dijk. Selain itu, perlu jugadilakukannya penelitian pada komik-komik lainnyamelalui analisis wacana kritis untuk mengetahui lebihjauh pandangan kritis penulis komik dalam menyikapikeadaan sosial di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKAAjidarma, Seno Gumira. 2011. Panji Tengkorak: Kebudayaan dalam Perbincangan. Jakarta: Gramedia.

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta.

Hoed, Benny H. 2011. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Depok: Komunitas Bambu.

Page 16: Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

Novietri: Kritik Sosial dalamWacana Komik “Setan Menggugat” karya Aji ...

SIROK BASTRA, Vol. 3 No. 1, Juni 2015: 53—63 61

Prasetyo, Aji. 2011. Hidup itu Indah. Jakarta: Cendana Art Indah

Purwoko, Herudjati. 2008. Discouse Analysis: Kajian Wacana bagi Semua Orang. Jakarta: Indeks.

Wijaya, I Dewa Putu. 2003. Kartun: Studi tentang Permainan Bahasa. Yogyakarta: Ombak.

http://tedytirta.com/2007/09/24, diunduh tanggal 8 Juni 2014.

CATATAN BELAKANG1 http://tedytirta.com/2007/09/24, diunduh tanggal 8 Juni 2014.

LAMPIRAN

Page 17: Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

Novietri: Kritik Sosial dalamWacana Komik “Setan Menggugat” karya Aji ...

SIROK BASTRA, Vol. 3 No. 1, Juni 2015: 53—63 62

Page 18: Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

Novietri: Kritik Sosial dalamWacana Komik “Setan Menggugat” karya Aji ...

SIROK BASTRA, Vol. 3 No. 1, Juni 2015: 53—63 63

Page 19: Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 ISSN 2354-7200

Novietri: Kritik Sosial dalamWacana Komik “Setan Menggugat” karya Aji ...

SIROK BASTRA, Vol. 3 No. 1, Juni 2015: 53—63 64