Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

109
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanasan Global (Global Warming), merupakan hal yang sedang hangat dibicarakan saat ini. Pemanasan Global dapat diartikan sebagai peningkatan suhu rata-rata bumi, yang disebabkan oleh beberapa hal antara lain adalah peningkatan kadar CO 2 di atmosfer bumi yang menyebabkan efek rumah kaca. Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumi terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. (Agus R, 2008:04) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membentuk sebuah kelompok peneliti yang disebut dengan International Panel on Climate Change (IPCC) yang dikhususkan untuk mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh Pemanasan Global. Setiap beberapa tahun sekali,

Transcript of Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

Page 1: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemanasan Global (Global Warming), merupakan hal yang sedang

hangat dibicarakan saat ini. Pemanasan Global dapat diartikan sebagai

peningkatan suhu rata-rata bumi, yang disebabkan oleh beberapa hal antara

lain adalah peningkatan kadar CO2 di atmosfer bumi yang menyebabkan efek

rumah kaca. Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa

dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumi

terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas

manusia. (Agus R, 2008:04)

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membentuk sebuah kelompok

peneliti yang disebut dengan International Panel on Climate Change (IPCC)

yang dikhususkan untuk mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh

Pemanasan Global. Setiap beberapa tahun sekali, ribuan ahli dan peneliti-

peneliti terbaik dunia yang tergabung dalam IPCC mengadakan pertemuan

untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru yang berhubungan

dengan Pemanasan Global, dan membuat kesimpulan dari laporan dan

penemuan-penemuan baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian membuat

persetujuan untuk solusi dari masalah tersebut.

Page 2: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

2

Salah satu penemuan pertama IPCC adalah bahwa beberapa jenis gas

rumah kaca bertanggung jawab langsung terhadap pemanasan yang kita

alami, dan manusialah kontributor terbesar dari terciptanya gas-gas rumah

kaca tersebut. Kebanyakan gas-gas rumah kaca ini dihasilkan oleh

pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik

modern, peternakan serta pembangkit tenaga listrik. (Agus R, 2008:4,5).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa Pemanasan

Global (Global Warming) akan banyak berdampak bagi kesehatan

masyarakat dan lingkungan. Perubahan temperatur dan curah hujan yang

ditimbulkan memberikan kesempatan bagi berbagai macam virus dan bakteri

penyakit tumbuh lebih luas. WHO mengatakan, selain virus dan bakteri

penyakit berkembang pesat, secara tidak langsung Pemanasan Global juga

dapat menimbulkan kekeringan maupun banjir.

WHO juga menyebutkan ancaman lain dari meningkatnya suhu rata-

rata global, yakni penyakit yang menyerang saluran pernafasan. Gelombang

panas menyebabkan jumlah materi dan debu di udara meningkat. Suhu udara

yang semakin hangat juga membawa penyakit alergi. Kenaikan permukaan

air laut akan mengakibatkan banjir dan erosi, terutama dikawasan pesisir, dan

mencemari sumber-sumber air bersih. Akibatnya adalah wabah Kolera dan

Malaria di negara miskin. Wilayah di Asia selatan, terutama Bangladesh

disebut sebagai wilayah yang paling rawan karena berada di wilayah rendah

Page 3: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

3

dan sering mengalami banjir. Mencairnya puncak Es Himalaya, luasnya

daerah gurun pasir dan wilayah pesisir pantai yang tercemar merupakan

sarana penularan penyakit, hal ini juga menyebabkan angka kekurangan gizi

pada anak-anak.

Ada 35 jenis penyakit infeksi baru yang timbul akibat perubahan iklim,

di antaranya Ebola, Flu Burung dll. Penyakit hewan yang dapat menular pada

manusia. Penyakit yang paling rentan terjadi di Indonesia, adalah penyakit

degeneratif dan penyakit menular. Hal ini dapat dengan cepat berkembang

pada masyarakat yang kondisi gizinya kurang baik dan kondisi kesehatan

lingkungan yang kurang memadai. (Wan Alkadri, dlm Pro Health, 2009).

Demikian besarnya pengaruh Pemanasan Global terhadap kesehatan

manusia maupun hewan serta lingkungan, maka harus ada upaya-upaya yang

dilakukan untuk menanggulangi dampak dari Pemanasan Global. Pemanasan

Global memberikan efek yang sangat serius pada kehidupan sosial

masyarakat, karena itu diperlukan strategi dan langkah konkret, seperti

mengubah perilaku individu dengan mengadakan penyuluhan, untuk

meningkatkan pengetahuan mengenai apa yang dimaksud dengan Global

Warming, apa dampaknya, dan bagaimana cara mengatasinya, dan diharapkan

setelah dilakukan penyuluhan maka perilaku masyarakat yang dapat

menyebabkan Pemanasan Global dapat berubah. (Wisnu Arya Wardana,

2010: 15).

Page 4: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

4

Penyuluhan tentang Global Warming perlu dilakukan kepada semua

kalangan masyarakat, namun lebih penting dari pada itu adalah kalangan

mahasiswa keperawatan sendiri karena banyak mahasiswa keperawatan yang

walaupun adalah kalangan pelajar ilmu kesehatan tetapi belum mengetahui

akan bahaya dampak dari Global Warming bagi kesehatan hal ini dikarenakan

belum ada mata kuliah khusus yang membahas tentang Global Warming.

Selain itu mahasiswa merupakan “agait of social change” atau pelopor dari

perubahan sosial maka sangat tepat bila mahasiswa keperawatan menjadi

sasaran penyuluhan tentang Global Warming. Penyuluhan ini akan dilakukan

kepada mahasiswa AKPER BK Palu karena sebelumnya di AKPER BK Palu

belum pernah dilakukan penyuluhan Global Warming, dan dilaksanakan di

kampus Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang

pengaruh penyuluhan Global Warming terhadap pengetahuan mahasiswa di

Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu.

B. Rumusan Masalah

Masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum

dilakukan penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu?.

2. Bagaimana pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah

dilakukan penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu?.

Page 5: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

5

3. Apakah ada perbedaan pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming

sebelum dan sesudah penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala

Keselamatan Palu?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya pengaruh penyuluhan Global Warming terhadap

pengetahuan mahasiswa di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan

Palu.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming

sebelum dilakukan penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala

Keselamatan Palu.

b. Diketahuinya pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming

sesudah dilakukan penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala

Keselamatan Palu.

c. Diketahuinya perbedaan pengetahuan mahasiswa tentang Global

Warming sebelum dan sesudah penyuluhan di Akademi Keperawatan

Bala Keselamatan Palu.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi responden

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

responden terkait dengan masalah Global Warming.

Page 6: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

6

2. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya

keilmuan dalam dunia Keperawatan, terutama bidang ilmu Promosi

Kesehatan tentang pengaruh penyuluhan Global Warming terhadap

pengetahuan.

3. Bagi peneliti

Melalui penelitian ini peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang di

peroleh selama mengikuti pembelajaran terutama ilmu tentang riset

keperawatan.

4. Bagi penelitian selanjutnya

Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan dalam melanjutkan

penelitian terkait dengan masalah Global Warming.

5. Bagi AKPER BK Palu

Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai literatur ilmiah dalam

bidang Kesehatan di AKPER BK Palu terkait dengan masalah Global

Warming.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan kepada seluruh mahasiswa Akademi Keperawatan

Bala Keselamatan Palu angkatan XI, XII dan XIII di Akademi Keperawatan

Bala Keselamatan Palu pada bulan Maret tahun 2012.

Page 7: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Global Warming

1. Pengertian

Pemanasan Global (Global Warming) adalah suatu proses

meningkatnya suhu rata-rata atmosfer laut dan daratan bumi. Perubahan

iklim global sebagai peristiwa naiknya intensitas efek rumah kaca yang

terjadi karena adanya gas dalam atmosfer yang menyerap sinar panas

yaitu sinar infra merah yang dipancarkan oleh bumi. (Budianto,

2000:195).

Sejalan dengan pendapat Kementerian Lingkungan Hidup (2001:1)

mendefinisikan perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik

atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang

membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia.

Perubahan fisik ini tidak terjadi hanya sesaat tetapi dalam kurun waktu

yang panjang.

2. Pengertian Gas Rumah Kaca

Atmosfer bumi terdiri dari bermacam-macam gas dengan fungsi

yang berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga permukaan bumi agar

tetap hangat dikenal dengan istilah “gas rumah kaca”. Disebut gas

rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip

Page 8: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

8

dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari

di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat, dengan

begitu tanaman di dalamnyapun akan dapat tumbuh dengan baik karena

memiliki panas matahari yang cukup. (Agus R, 2008:5). Planet kita

pada dasarnya membutuhkan gas-gas tersebut untuk menjaga

kehidupan di dalamnya tanpa keberadaan gas rumah kaca, bumi akan

menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena tidak ada lapisan yang

mengisolasi panas matahari.

Kontributor terbesar Pemanasan Global saat ini adalah Karbon

Dioksida (CO2), Metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan

peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak),

Nitrogen (N2O) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas

dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya

berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga semakin memperparah keadaan

ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang

tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer. Setiap gas rumah kaca

memiliki efek yang berbeda-beda. Beberapa gas menghasilkan efek

pemanasan lebih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metan

menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul N2O

bahkan menghasilkan efek pemanasan sampai 300 kali dari molekul

CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons ada yang menghasilkan

efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi untungnya

Page 9: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

9

pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara karena CFC telah

lama di tuding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon (Wisnu Arya

Wardana, 2010:47).

3. Penyebab Global Warming

Gas rumah kaca penyebab efek rumah kaca yang dikhwatirkan

manusia sebagai penyebab kenaikan suhu atmosfer bumi ternyata juga

dihasilkan oleh aktivitas manusia. Secara tidak langsung, manusia ikut

andil dalam Pemanasan Global, melalui gas rumah kaca yang timbul

akibat aktivitas manusia itu sendiri. Beberapa aktivitas manusia yang

menghasilkan gas-gas rumah kaca adalah sebagai berikut:

a. Transportasi

Pencemaran udara yang disebabkan komponen yang keluar dari

kendaraan transportasi berupa Karbon Monoksida (CO), Nitrogen

Oksida (Nox), Belerang Oksida (Sox), Hidrokarbon (HC) dan

partikel-partikel lain. Komponen pencemaran udara tersebut dapat

mencemari udara secara terpisah ataupun bersama-sama. Kuantitas

komponen pencemaran udara tersebut tergantung pada sumber

aktivitas manusia.

b. Industri

Aktivitas industri berdampak sangat luas terhadap perekonomian

suatu negara sehingga banyak negara di dunia berusaha

meningkatkan kesejahteraan rakyatnya melalui pengembangan

Page 10: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

10

industri, termasuk Indonesia. Aktivitas industri termasuk kegiatan

yang dapat menambah jumlah emisi gas rumah kaca. Semua

aktivitas industri yang melibatkan penggunaan bahan bakar fosil

(batubara, minyak bumi dan gas bumi), terutama sebagai bahan

bakar pembangkit tenaga listrik yang diperlukan dalam industri,

dapat dipastikan akan ikut menambah emisi gas rumah kaca.

c. Pembuangan Sampah

Metode pembuangan sampah saat ini lebih tertuju pada masalah

kebersihan dan estetika lingkungan, belum memikirkan masalah

dampak yang timbul akibat proses pembusukan sampah. Apabila

tidak dikelola dengan baik, sampah yang pada umumnya berasal

dari limbah organik yang merupakan “antropogenic waste” akan

mengalami degredasi dan terurai menjadi gas methan (CH4). Gas

CH4 adalah gas rumah kaca yang berpotensi menjadi penyebab

Pemanasan Global.

d. Pembakaran Stasioner

Pembakaran stasioner sebagai bagian aktivitas manusia adalah

pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi dan gas

bumi) yang pada umumnya digunakan untuk bahan bakar

pembangkit listrik. Pembangkit sumber daya listrik ini digunakan

untuk berbagai keperluan manusia, antara lain listrik untuk

keperluan rumah tangga, untuk keperluan industri dan untuk

Page 11: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

11

keperluan transportasi (kereta api listrik, bus listrik). Mekanisme

gas rumah kaca yang timbul dari pembakaran stasioner, mirip

dengan mekanisme timbulnya gas rumah kaca pada aktivitas

transportasi dan industri yang menggunakan bahan bakar fosil.

4. Dampak Pemanasan Global Terhadap Kesehatan (Pro Health,

Pemanasan Global dan dampaknya bagi kesehatan).

Pemanasan Global tak hanya berdampak serius pada lingkungan

manusia di bumi namun juga terhadap kesehatan. Badan Kesehatan

Dunia (WHO) dalam pertemuan tahunan di Genewa mengatakan bahwa

berbagai penyakit infeksi yang timbul diidentifikasi terkait dengan

perubahan lingkungan hidup yang drastis. Kerusakan hutan, perluasan

kota, pembukaan lahan untuk pertanian, pertambangan, serta kerusakan

ekosistem di kawasan pesisir memicu munculnya patogen lama maupun

baru. Berbagai penyakit yang ditimbulkan parasit juga meningkat

terutama di wilayah yang sering mengalami kekeringan dan banjir.

Berikut masalah-masalah kesehatan yang disebabkan oleh Pemanasan

Global:

a. Malnutrisi menyebabkan kematian 3,7 juta jiwa per tahun, diare

mengakibatkan kematian 1,9 juta jiwa, dan malaria mengakibatkan

kematian 0,9 juta jiwa.

Page 12: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

12

b. Kekeringan mengakibatkan penurunan status gizi masyarakat

karena panen yang terganggu, banjir menybabkan meluasnya

penyakit diare serta Laptospirosis.

c. Kebakaran hutan, dapat mengusik ekosistim bumi, menghasilkan

gas-gas rumah kaca yang menimbulkan Pemanasan Global.

Sedangkan asap hitamnya mengganggu secara langsung kehidupan

manusia. Asap mengandung debu yang halus dan berbagai oksida

karbon itu menyebabkan gangguan pernafasan dan infeksi saluran

pernapasan akut (ISPA), mulai asma, bronkhitis hingga penyakit

paru obstruktif kronis (COPD). Asap tersebut juga membawa racun

dioksin yang bisa menimbulkan kanker paru dan gangguan

kehamilan serta kemandulan pada wanita.

d. Padasuhu panas manusia rentan sakit ISPA, meningkatnya penyakit

menular (Malaria, DBD, Chikunguya, penyakit yang ditularkan

melalui udara dan air), terjadinya konflik psikologis (stress),

penyakit lama timbul kembali, seperti penyakit Malaria, Penyakit

degeneratif, Penyakit Jantung, Penyakit Paru-paru.

e. Dampak Pemanasan Global mempengaruhi penipisan ozone antara

lain meningkatnya intensitas sinar ultra violet yang mencapai

permukaan bumi menyebabkan gangguan terhadap kesehatan,

seperti kanker kulit, katarak, penrunan daya tahan tubuh, dan

pertumbuhan mutasi genetik, memperburuk penyakit-penyakit

Page 13: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

13

umum Asma dan Alergi meningkatkan kasus-kasus kardiovaskuler,

kematian yang disebabkan penyakit jantung dan stroke serta

gangguan jantung dan pembuluh darah.

f. Pemanasan Global juga mempengaruhi perubahan lingkungan

seperti: Pergeseran musim, banjir dan tanah longsor, kekeringan

dan bencana kelaparan. Selain itu Pemanasan Global juga dapat

menyebabkan perubahan ekosistem yang ada, misalnya saja

penyakit demam berdarah yang ditularkan oleh vektor nyamuk

Aedes Agipty. Nyamuk ini biasa hidup di tempat yang panas

sehngga di daerah perkotaan nyamuk ini akan sangat subur dengan

adanya Pemanasan Global maka daerah-daerah yang semulanya

dingin akan mengalami peningkatan suhu, panas meningkat

sehingga nyamuk ini akan memiliki tempat yang lebih luas untuk

berkembang dan menularkan penyakit. (Wisnu Arya Wardana,

2010: 47).

g. Selain menimbulkan dampak kesehatan pada manusia, Pemanasan

Global juga memiliki dampak kesehatan pada hewan yaitu

meningkatnya penyakit menular antara hewan dengan hewan dan

antara hewan dengan manusia (zoonozis). Kasus flu burung dan flu

meksiko misalnya, penyakit ini yang semula hanya menyerang

Unggas dan Babi kini dapat menginfeksi manusia, hal ini terjadi

akibat adanya mutasi yang terjadi pada penyebab penyakit-

penyakit

Page 14: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

14

tersebut yaitu virus H5N1 dan H1N1. Virus yang semula jinak pada

hewan dapat mengalami mutasi bila habitatnya terganggu

5. Usaha Menanggulangi Pemanasan Global (Wisnu Arya Wardana,

2010: 15)

Usaha penanggulangan dampak Pemanasan Global tidak dapat

berdiri sendiri-sendiri, tetapi menyangkut banyak hal yang memerlukan

pemikiran dan pemecahan bersama, maka usaha penanggulangan

dampak Pemanasan Global dibagi menjadi tindakan dan gerakan.

Tindakan adalah usaha penanggulangan yang dapat segera dilakukan

untuk penyelamatan lingkungan, khususnya yang berkaitan dengan

masalah dampak Pemanasan Global. Adapun gerakan adalah suatu

imbauan atau ajakan secara bersama-sama untuk menanggulangi

dampak Pemanasan Global. Untuk lebih jelasnya, usaha

penanggulangan dampak Pemanasan Global dapat dibagi atas:

a. Tindakan teknis

Tindakan teknis adalah suatu usaha penanggulangan dampak

Pemanasan Global yang secara teknis dapat segera di lakukan untuk

pelayanan lingkungan, terutama berkaitan dengan masalah dampak

Pemanasan Global. Tindakan teknis yang dimaksud antara lain adalah:

Page 15: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

15

1) Pemanenan GRK CH4

Pada saat ini pembuangan sampah organik yang ditampung di

tempat pembuanan akhir sampah (TPA) akan mengalami proses

pembusukan secara alamiah. Proses pembusukan sampah organik

tersebut akan mengeluarkan gas methan (CH4) yang merupakan bagian

dari gas rumah kaca.

Adapun prinsip pemanenan gas CH4 tersebut kemudian bisa di

salurkan untuk keperluan rumah tangga atau keperluan lain sebagai

pengganti bahan bakar. Adapun prinsip pemanenan gas CH4 adalah

dengan menampung limbah organik kedalam “konverter” atau

“digester”. Setelah proses pembusukan limbah organik berjalan maka

gas CH4 akan keluar dari proses pembusukan sampah. Lalu di tampung

di dalam sebuah tangki. Gas CH4 yang terkumpul ini bisa menjadi

pengganti sumber bahan bakar.

2) Pemanfaatan Limbah Menjadi Pupuk Organik

Limbah organik yang di hasilkan manusia atau “antropogenic

waste” cukup banyak dan bila tidak dimanfaatkan maka akan

mengalami proses pembusukan atau dekomposisi yang menghasilkan

gas CH4. Agar tidak menghasilkan gas CH4, pemanfaatan limbah

organik harus dilakukan dengan proses aerobic sehingga gas yang

keluar adalah gas CO2. Walaupun termasuk gas rumah kaca, gas CO2

masih lebih lunak atau potensi penyebab efek rumah kaca masih lebih

Page 16: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

16

rendah dibandingkan dengan gas rumah kaca CH4. Daya potensi gas

CH4 menyebabkan efek rumah kaca sendiri lebih kuat kira-kira 21 kali

dari gas CO2.

Atas penjelasan tersebut di atas, pemanfaatan limbah organik menjadi

pupuk organik harus dilakukan dengan proses aerobik. Pupuk organik

yang dihasilkan dapat digunakan untuk pemupukan sayur-sayuran,

buah-buahan dan tanaman lainnya.

3) Penghijauan Lahan Gundul

Penghijauan lahan gundul adalah bagian dari usaha konservasi

alam atau pelestarian alam yang telah rusak akibat ulah manusia.

Penghijauan lahan gundul di harapka dapat mengurangi bencana yang

diakibatkan oleh Pemanasan Global. Penghijauan lahan gundul antara

lain berdampak pada:

a). Mengurangi bencana tanah longsor untuk daerah perbukitan dan

mengurangi abrasi laut untuk daerah lahan pantai.

b). Menahan dan menyeimbangkan permukaan air tanah, serta

menahan instrusi air laut.

c). Memelihara keaneka ragaman hayati.

d). Menaikkan kadar oksigen dalam udara dan lingkungan.

Page 17: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

17

4) Penggantian Bahan Bakar

Pemakaian bahan bakar fosil (terutama batubara dan minyak bumi)

akan menghasilkan gas CO yang pada akhirnya akan menjadi gas

rumah kaca berupa gas CO2. Maka dari itu perlu ada penggantian

sumber energi yang harus dilakukan. Energi alternatif yang dapat

digunakan untuk mengganti energi yang mengandalkan bahan bakar

fosil, antara lain adalah energi air (hydro power energy), energi

pasang surut (tidal energy), energi gelombang laut (wave power

energy), energi panas laut (ocean thermal energy convertion, OTEC),

energi angin (wind energy), energi panas metahari (solar cell energy),

dan energy nuklir (nuclear energy).

b. Tindakan Non Teknis

Adapun tindakan nonteknis yang dimaksud adalah menegakkan

pelaksanaan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah

lingkungan hidup. Apabila peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah lingkungan hidup dapat dilaksanakan

dengan baik, tentu akan meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang

baik pula. Akibatnya, berpengaruh juga pada lapisan ozon – tidak

berlubang lagi – dan lapisan atmosfer bumi, yaitu tidak lagi

mengandung lapisan gas rumah kaca.

Page 18: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

18

c. Gerakan Nasional

Gerakan nasional untuk mencegah Pemanasan Global harus segera

dimulai agar dampak yang sangat mengerikan tidak sampai terjadi.

Agar gerakan nasional ini dapat secara serempak dapat diikuti oleh

segenap lapisan masyarakat, harus dimulai dan diberi contoh oleh

pemerintah. Pemerintah selaku promotor gerakan nasional ini harus

dapat memberi contoh program-program yang dampaknya dapat

diraskan oleh masyarakat dalam waktu yang relatif tidak terlalu lama.

Misalnya, pemeriksaan, pengawasan dan penertiban gas buang yang

keluar dari kendaraan bermotor harus secara tegas dan rutin dilakukan

agar pencemaran udara lingkungan dapat dikurangi dan dihindari.

d. Gerakan Internasional

Apabila gerakan nasional dilakukan oleh setiap negara yang perduli

terhadap masalah lingkungan hidup maka gerakan internasional akan

lebih mudah untuk digalang secara bersama-sama. Gerakan nasional

dapat di awali oleh negara-negara yang terletak pada satu kawasan,

kemudian dikembangkan ke kawasan lainnya.

Page 19: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

19

B. Tinjauan Tentang Penyuluhan

1. Pengertian

Penyuluhan merupakan salah satu kegiatan promosi kesehatan

yaitu pemberian informasi atau pesan kesehatan berupa penyuluhan

kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan

sikap tentang kesehatan agar memudahkan terjadinya perilaku sehat.

(Notoatmodjo, 2005:22). Hal ini sejalan dengan pendapat Herawani

(dalam Heri D.J Maulana: 2009) yang menyatakan bahwa penyuluhan

kesehatan adalah penambahan dan kemampuan seseorang melalui

teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau

mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok

maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan

hidup sehat.

2. Metode Penyuluhan

Dalam melakukan penyuluhan ada beberapa metode yang dibagi dalam

tiga cara yakni:

a. Metode penyuluhan menurut media yang digunaka dimana dapat

dibedakan atas:

1) Media lisan, baik yang disampaikan secara langsung (melalui

percakapan, tatap muka) maupun tidak langsung (lewat radio,

telefon).

Page 20: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

20

2) Media cetak, baik berupa gambar, tulisan, foto, selebaran,

poster, dan lain-lain, yang dibagikan atau dipasang pada

tempat-tempat strategis seperti di jalan dan pasar.

3) Media terproyeksi, berupa gambar atau tulisan lewat slide,

pertunjukan film, dan lain-lain.

b. Metode penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan sasarannya,

dimana dibedakan atas 2 (dua) macam, yaitu:

1) Komunikasi langsung baik melalui percakapan tatap muka

atau melalui telefon yang mana komunikasi dapat secara

langsung dalam waktu relatif singkat.

2) Komunikasi tidak langsung seperti lewat surat, perantara

orang lain, dimana komunikasi tidak dapat dalam waktu

singkat.

c. Metode penyuluhan menurut keadaan psikisosial sasarannya,

dimana dibedakan dalam 3 (tiga) hal, yaitu:

1) Pendekatan perorangan, dimana penyuluh berkomunikasi

secara orang per orang, seperti melalui kunjungan rumah

ataupun kunjungan di tempat kegiatan sasaran.

2) Pendekatan kelompok, dalam hal ini penyuluh berkomunikasi

dengan sekelompok sasaran pada waktu yang sama.

3) Pendekatan massal jika penyuluh berkomunikasi secara tidak

langsung atau langsung dengan jumlah sasaran yang sangat

Page 21: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

21

banyak bahkan mungkin tersebar tempat tinggalnya, seperti

penyuluhan lewat televisi.

3. Metode Penyuluhan Dalam Pendidikan Orang Dewasa

Pemilihan metode penyuluhan dalam pendidikan orang dewasa ini harus

selalu mempertimbangkan:

a. Waktu penyelenggaraan yang tidak terlalu mengganggu

kegiatan/pekerjaan pokoknya.

b. Waktu penyelenggaraan sesingkat mungkin.

c. Lebih banyak menggunakan alat peraga.

Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah bahwa program

penyuluhan harus lebih banyak mengacu kepada pemecahan masalah

yang sedang dan akan dihadapi. Notoatmidjo (2005:23) mengemukakan

faktor metode penyuluhan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Ada

beberapa metode yang dikemukakan antara lain:

1) Metode penyuluhan perorangan, termasuk di dalamnya

bimbingan dan penyuluhan , serta wawancara (interview).

2) Metode penyuluhan kelompok, dalam metode ini harus diingat

besarnya kelompok dan tingkat pendidikan sasaran. Metode ini

mencakup:

Page 22: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

22

a) Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan itu lebih

dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok yang

besar ini adalah ceramah dan seminar.

b) Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang

dari 15 orang. Metode yang cocok untuk kelompok kecil

adalah diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju (snow

ballng), permainan simulasi, memainkan peran, dan lain-

lain.

3) Metode penyuluhan massa.

Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada

masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Beberapa contoh

dari metode ini adalah ceramah umum (public speaking),

pidato-pidato melalui media elektronika, tulisan-tulisan

dimajalah atau koran serta Bill Board.

4. Alat Bantu Penyuluhan

Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan penyuluh

dalam menyampaikan informasi. Alat bantu ini disusun berdasarkan

prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia di terima atau di

tangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan

untuk sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula

pengetahuan/pengertian yang diperoleh. Elgar Dale (dlm Notoatmidjo,

2005:24), membagi alat peraga tersebut atas sebelas macam dan sekaligus

Page 23: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

23

menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut dalam sebuah

kerucut. Secara berurut dari intensitas yang paling kecil sampai yang

paling besar alat tersebut adalah sebagai berikut: 1). Kata-kata; 2). Tulisan;

3). Rekaman radio; 4). Film; 5). Televisi; 6). Pameran; 7). Fieldtrip; 8).

Demonstrasi; 9). Sandiwara; 10). Benda tiruan; 11). Benda asli. Alat bantu

akan sangat membantu di dalam memberikan penyuluhan agar pesan-

pesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas dan tepat. Ada beberapa

macam alat bantu antara lain:

a. Alat bantu lihat, misalnya slide, film, gambar, dan lain-lain.

b. Alat bantu dengar, misalnya radio, piring hitam, dan lain-lain.

c. Alat bantu lihat-dengar, misalnya, televisi, video cassette.

Menurut pembuatan dan penggunaannya alat bantu ini dapat

dikelompokkan menjadi:

a. Alat bantu yang rumit (complication) seperti film, film strip, slide

yang memerlukan alat untuk mengoperasikannya.

b. Alat bantu yang sederhana seperti leaflet, buku bergambar, benda-

benda yang nyata poster, spanduk, flanel graph, dan sebagainya.

Page 24: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

24

5. Media Penyuluhan

Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk

menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh

komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik dan media luar

ruangan, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya

diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan

(Notoatmdjo, 2005:24).

Berdasarkan penggolongannya media penyuluhan ini dapat ditinjau dari

berbagai pihak, seperti:

a. Menurut bentuk umum penggunaannya

Penggolongan media penyuluhan berdasarkan penggunaannya, dapat

dibedakan menjadi:

1. Bahan bacaan: modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet,

majalah, dan lain sebagainya.

2. Bahasa peragaan: poster tunggal, poster seri.

b. Menurut cara produksi

Berdasarkan cara produksi, media penyuluhan dapat dikelompokkan

menjadi beberapa, yaitu:

1. Media cetak

Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari

gambaran sejumlah data, gambar atau foto dalam tata warna. Yang

Page 25: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

25

termasuk dalam media ini adalah: poster, leaflet, brosur, majalah,

surat kabar, lembar balik, sticker dan pamflet.

Ada beberapa kelebihan media cetak ini antara lain: tahan

lama, mencakup banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa

kemana-mana, tidak perlu listrik, mempermudah pemahaman dan

dapat meningkatkan gairah belajar. Tetapi media ini juga memiliki

kelemahan, yaitu tidak dapat menstimulir efek gerak dan efek

suara, dan mudah terlipat.

2. Media elektronika

Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis,

dapat dilihat dan di dengar dan penyampaiannya melalui alat bantu

elektronika. Yang termasuk dalam media ini adalah: televisi, radio,

film, video film, CD dan VCD. Seperti halnya media cetak, media

elektronik ini juga memiliki kelebihan antara lain: lebih mudah

dipahami, lebih menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap muka,

mengikutsertakan seluruh panca indera, penyajian dapat

dikendalikan dan di ulang-ulang, serta jangkauannya relatif besar.

Kelemahan dari media ini adalah: biaya lebih tinggi, sedikit rumit,

perlu listrik dan alat, perlu persiapan, perlu penyimpanan dan perlu

keterampilan untuk mengoperasikannya.

Page 26: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

26

3. Media luar ruang

Media ini menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa

melalui media cetak maupun elektronik, misalnya papan reklame,

spanduk, pameran, banner dan televisi layar lebar. Kelebihan

media ini adalah lebih mudah di pahami, lebih menarik, sebagai

informasi umum dan hiburan, bertatap muka, mengikut sertakan

seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan

jangkauannya relatif besar. Kelemahan media ini antara lain: biaya

lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat, perlu persiapan,

perlu penyimpanan dan perlu keterampilan untuk

mengoperasikannya.

6. Langkah-Langkah Melakukan Penyuluhan (Eliza Herijulianti

dkk,2002:48)

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam melakukan penyuluhan

kesehatan masyarakat, yaitu:

a. Melakukan analisis situasi.

b. Menentukan prioritas masalah.

c. Menentukan tujuan.

d. Menentukan sasaran.

e. Menentukan pesan yang akan disampaikan.

f. Menentukan metode.

g. Menentukan media.

h. Menentukan rencana penilaian.

i. Penyusunan jadwal.

Page 27: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

27

7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyuluhan

Tercapainya tujuan pendidikan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu faktor input atau masukan, faktor metode, factormateri,

pendidik, dan alat peraga (Notoatmodjo, 2007:56).

a. Faktor input

Faktor input yaitu peserta didik, kemampuannya dalam menerima

materi yang disampaikan dipengaruhi oleh:

1) Kematangan, yaitu kematangan baik secara fisik, psikis, dan sosial.

2) Pengetahuan yang diperoleh sebelumnya, yaitu pengetahuan yang

diperoleh baik melalui lembaga pendidikan formal, non formal,

maupun melalui pengalaman sebelumnya.

3) Motivasi, yaitu pendorong untuk mempelajari. Apabila peserta

memiliki dorongan yang tinggi untuk memperlajari materi yang

disampaikan, peserta akan lebih memperhatikan.

b. Metode

Metode penyampaian merupakan bagaimana cara menyampaikan yang

pada dasarnya merupakan metode belajar-mengajar (Machfoedz et.al,

2005: 39) yang dibagi menjadi metode diktatik (satu arah) dan sokratik

(dua arah). Metode diktatik menuntut pendidik aktif dan peserta

biasanya pasif, misalnya tulisan, ceramah, siaran radio, dan lain-lain.

Sedangkan metode sokratik, peserta dan pendidik keduanya aktif dan

Page 28: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

28

terjadi timbal balik, misalnya diskusi, demonstrasi, lokakarya, dan lain-

lain.

c. Materi

Materi yang disampaikan juga mempengaruhi pemahaman peserta.

Semakin komplek, tidak jelas, dan banyak beban tugas yang harus

dipikul akan membuat mempersulit peserta (Machfoedz et.al., 2005:36).

Dengan demikian penyaji harus memilih materi dengan tepat. Materi

yang benar-benar penting dan penyampaiannya runtut dan jelas.

d. Alat bantu peraga

Keberadaan alat bantu atau peraga akan mempengaruhi kemudahan

peserta mengingat dan memahami materi. Seperti yang diterangkan

melalui kerucut Edgar Dale, yang membagi alat peraga menjadi 11

macam sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut

dalam sebuah kerucut. Di bagian yang paling dasar adalah benda asli dan

yang paling atas adalah kata-kata. Artinya benda asli memiliki intensitas

paling tinggi dalam membantu mempersepsikan bahan pendidikan.

Sedangkan kata-kata sangat kurang efektif (Notoarmodjo, 2007:63)

e. Pendidik,

Keberadaan pendidik sangat penting sebagai pihak yang menyampaikan

materi. Pendidik harus mampu menyampaikan materi dengan jelas,

sehingga peserta paham terhadap materi yang disampaikan.

Page 29: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

29

C. Tinjauan Tentang Pengetahuan

1. Pengertian

Menurut Notoadmodjo (2007:139), pengetahuan (knowledge)

adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui pancaindera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang.

2. Tingkat Pengetahuandalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam

tingkatan (Notoadmodjo, 2007:140) yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartiakan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam tingkat pengetahuan ini

adalah kembali (recall), sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,

tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang rendah.

b. Memahami (comprehention)

Memahami diartiakn sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

Page 30: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

30

menginterprestasikan materi secara benar. Orang yang telah paham

secara objek atau materi harus dapat menjelaskan, memberi,

memberi contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

d. Analisis (Analisys)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluasi)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Page 31: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

31

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut (Mubarak, 2007:30) ada tujuh faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada

orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak

dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang

semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada

akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.

Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan

informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara

tidak langsung.

c. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada

aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara

garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran,

perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri

baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek

Page 32: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

32

psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan

dewasa.

d. Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap

sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan

menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang

lebih mendalam.

e. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan

pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk

melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut

menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang

membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.

f. Kebudayaan lingkungan sekitar

Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga

kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat

sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan

lingkungan.

g. Informasi

Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat

seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

Page 33: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

33

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

VARIABEL INTERVENSI

Penyuluhan Tentang Global

Warming

PRE TEST POST TEST

Pengetahuan mahasiswa tentang

Global Warming sebelum penyuluhan

Pengetahuan mahasiswa tentang

Global Warming sesudah penyuluhan

Gambar 3.1Kerangka konsep penelitian

Page 34: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

B. Hipotesis

Adapun dugaan sementara dari penelitian ini adalah: ada perbedaan

pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum dan sesudah

penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu.

C. Definisi Operasional

1. Penyuluhan tentang Global Warming

Definisi : Pemberian informasi tentang Global Warming

yang meliputi pengertian, penyebab, dampak bagi kesehatan dan cara

penanggulangannya, yang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan

mempengaruhi mahasiswa untuk merubah pola hidup yang dapat

menyebabkan Global warming yang diberikan dengan cara ceramah dan

tanya jawab.

2. Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum penyuluhan

Definisi : Merupakan pemahaman mahasiswa tentang Global

Warming yang meliputi pengertian, penyebab, dampak bagi kesehatan

dan cara penanggulangannya, yang dimiliki oleh mahasiswa sebelum

diberikan penyuluhan. Pengetahuan tersebut di ukur dan akan menjadi

acuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian penyuluhan.

Cara Ukur : Angket.

Alat Ukur : Kuesioner.

Hasil Ukur : Rating nilai 0 – 100.

Skala Ukur : Rasio.

Page 35: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

3. Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah penyuluhan

Definisi : Merupakan pemahaman mahasiswa tentang Global

Warming yang meliputi pengertian, penyebab, dampak bagi kesehatan

dan cara penanggulangannya, yang dimiliki oleh mahasiswa sesudah

diberikan penyuluhan. Pengetahuan tersebut di ukur dan akan menjadi

acuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian penyuluhan.

Cara Ukur : Angket.

Alat Ukur : Kuesioner.

Hasil Ukur : Rating nilai 0 – 100.

Skala Ukur : Rasio.

Page 36: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian Ekperimental

dengan desain Pre Esperimen One Group Pretest Posttest, yaitu sebelum

melakukan penyuluhan responden diberikan Kuesioner (pretest) kemudian

setelah penyuluhan dilakukan, responden diberi Kuesioner untuk yang kedua

kalinya (posttest) kemudian peneliti membandingkan hasil dari pretest-

posttest. Untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat digambarkan sebagai

beriku:

01 X 02

Gambar 4.1Desain Penelitian

Keterangan:

01= Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum penyuluhan.

X = Penyuluhan tentang Global Warming.

02= Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah penyuluhan.

Page 37: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut

masalah yang diteliti (Nursalam dan Siti Pariani, 2001:64).

Dalam penelitian ini yang menjadi objek atau populasi penelitian

adalah seluruh mahasiswa Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu

angkatan XI, XII dan XIII yang berjumlah 415 orang mahasiswa.

2. Sampel

a. Besar sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan

“sampling” tertentu untuk bisa memenuhi / mewakili populasi

(Nursalam dan Siti Pariani, 2001:64).

Untuk menentukan besar sampel peneliti merujuk pada pendapat

Notoatmodjo yang mengatakan bahwa penyuluhan kelompok efektif

apabila peserta penyuluhan minimal 15 orang. Berdasarkan pendapat

tersebut maka peneliti menentukan besar sampel dalam penelitian ini

sebanyak 20 responden.

b. Cara menentukan sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Probability sampling

dengan tehknik Stratified random sampling, kemudian untuk

Page 38: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

menentukan siapa saja yang akan menjadi responden di lakukan

dengan tehnik acak (random).

1. Kelas IA = 42 orang

2. Kelas IB = 42 orang

3. Kelas IC = 42 orang

4. Kelas ID = 42 orang

5. Kelas IIA = 44 orang

6. Kelas IIB = 43 orang

7. Kelas IIC = 44 orang

8. Kelas IIIA = 58 orang

9. Kelas IIIB = 58 orang

C. Pengumpulan Data

1) Prosedur pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data adalah dengan cara membagikan

kuesioner atau angket. Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden yang berisi 8 pertanyaan tertulis yang masing-

masing 6 soal pertama diberi bobot nilai 10, dan 2 soal terakhir diberi

bobot nilai 20. Sehingga nilai keseluruhan dari kedelapan soal tersebut

adalah sebanyak 100.

Page 39: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

2) Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah:

a) Data Primer

Berupa data yang diperoleh langsung dari responden, yakni jawaban

yang diberikan responden pada lembaran kuesioner.

b) Data Sekunder

Berupa data yang diperoleh dari pihak kampus Akademi Keperawatan

Bala Keselamatan Palu, yakni jumlah mahasiswa dan daftar nama

mahasiswa angkatan XI, XII dan XIII.

D. Pengolahan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengolahan data dengan cara:

1. Editing : Memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan, apakah

ada kekurangan atau kesalahan data yang diperoleh dari lapangan.

2. Coding : Memberi kode atau nomor pada jawaban yang diisi oleh

responden untuk memudahkan peneliti dalam entry data keprogram

komputer untuk keperluan analisa.

3. Entry data : Memasukan data kekomputer untuk keperluan analisa.

4. Cleaning : Membersihkan data dengan melihat variabel yang

digunakan apakah datanya sudah benar atau belum.

Page 40: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

E. Analisa Data

1. Analisa univariat analisa menghitung nilai mean, standar deviasi sampel,

nilai maksimun-minimum dari hasil pre test dan post test.

2. Analisa bivariat dilakukan untuk melihat adanya perbedaan pengetahuan

sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. Uji statistik yang digunakan

yaitu menggunakan uji t (t test), dengan rumus:

⁄√∑∑ (∑

)( )n = besar sampeld = selisih nilai rata-rata.s = simpangan baku sampel.

F. Penyajian Data

Untuk penyajian data penulis menggunakan cara penyajian dalam bentuk

tabel dengan teks atau naskah untuk menjelaskan hasil-hasil penelitian.

Page 41: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

G. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin

kepada pihak kampus Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu untuk

mendapatkan persetujuan kemudian proses pengumpulan data dilakukan

dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi:

1. Informed Consent

Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden, tujuannya

adalah supaya mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak

yang diteliti selama pengumpulan data. Jika subjek menolak untuk diteliti

maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap akan menghormati haknya.

2. Anonymity

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan

mencantumkan nama subjek. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode

tertentu.

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subjek dijamin oleh peneliti.

Page 42: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berikut ini, akan disajikan hasil penelitian tentang pengaruh penyuluhan

Global Warming terhadap pengetahuan mahasiswa yang telah dilakukan

kepada 20 responden di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu pada

tanggal 13 Maret 2012.

1. Tahap Persiapan

Pada persiapan penelitian terlebih dahulu peneliti memberikan

surat permohonan izin untuk melakukan penelitian kepada direktur

AKPER BK Palu dan juga meminta sejumlah data sekunder berupa daftar

nama mahasiswa AKPER BK Palu tingkat I, II dan III. Setelah ada

persetujuan, selanjutnya peneliti melakukan perhitungan untuk

menentukan siapa saja yang akan menjadi responden dalam penelitian ini.

Dalam menentukan sampel peneliti menggunakan cara Probability

sampling dengan tehnik Stratified random sampling, melalui tehnik

tersebut ditetapkan untuk tiap kelas masing-masing diwakili oleh beberapa

orang mahasiswa yakni untuk tingkat I ada 4 kelas yang diwakili oleh 8

orang mahasiswa dan tiap kelas diwakili oleh 2 orang mahasiswa. Untuk

tingkat II ada 3 kelas, yang diwakili oleh 6 orang mahasiswa, tiap kelas

Page 43: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

juga diwakili oleh 2 orang mahasiswa. Untuk tingkat III ada 2 kelas, setiap

kelas diwakili oleh 3 orang mahasiswa.

Setelah responden ditetapkakan, peneliti melakukan kontrak waktu

dengan para mahasiswa, hasil dari kesepakatan yang dilakukan adalah

penyuluhan dilakukan diruang kelas AKPER BK Palu pada tanggal 13

Maret 2012, pukul 17.00 WITA.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada saat pelaksanaan penelitian, pertama-tama peneliti

memberikan penjelasan mengenai metode penyuluhan dan tujuan riset,

pada saat yang bersamaan juga peneliti menyerahkan formulir persetujuan

menjadi responden dan absen untuk responden. Setelah formulir tersebut

ditandatangani oleh responden peneliti langsung memberikan kuesioner

Pretest kepada responden, para responden diberi waktu selama 10 menit

untuk mengisi kuesioner.

Setelah kuesioner diisi dan dikumpulkan, peneliti langsung

memberikan penyuluhan mengenai pengertian Global Warming, penyebab

Global Warming, dampak Global Warming terhadap kesehatan dan yang

terakhir cara penanggulangan Global Warming. Penyuluhan ini

berlangsung selama 30 menit. Pada saat dilakukan penyuluhan para

peserta terlihat sangat antusias memperhatikan penyuluh dalam

menyampaikan materi penyuluhan.

Page 44: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

3. Tahap Evaluasi

Setelah penyuluhan dilakukan, selanjutnya peneliti melakukan evaluasi

dengan cara memberikan kuesioner posttest kepada para responden dan

para responden juga diberi waktu selama 10 menit untuk mengisi

kuesioner.

Tahap selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Editing, yakni memeriksa kembali kuesioner yang telah di isi oleh

responden.

b. Coding, yakni memberi pembobotan nilai pada setiap soal pada

kuesioner.

c. Entri data, memasukan data yang berupa nilai hasil kuesioner

kedalam komputer.

d. Cleaning, yakni mengecek kembali data.

Selanjutnya data yang telah diolah dianalisis dalam dua bentuk analisis

yakni analisa univariat yang menghitung nilai mean, standar deviasi sampel

dan nilai maksimum-minimum dari masing-masing variabel, dan analisa

bivariat yang dilakukan untuk melihat adanya perbedaan pengetahuan sebelum

dan sesudah penyuluhan yang menggunakan uji t (t-test).

Page 45: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

1. Analisa Univariat

a) Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum dilakukan

penyuluhan

Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.1Distribusi Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum

dilakukan penyuluhanVariabel Mean SD Min – Max

Pretest 44,63 17,00 13,3 – 74,8

(Sumber: Data primer)

Pada tabel di atas, nilai rata-rata dari hasil pretest adalah 44,63 dan

standar deviasi 17,00, nilai terendah adalah 13,3, dan nilai tertinggi

yang dicapai oleh responden sebesar 74,8.

b) Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah dilakukan

penyuluhan

Hasil analisis pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah

dilakukan penyuluhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.2Distribusi pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah

dilakukan penyuluhan

Variabel Mean SD Min– Max

Posttest 76,36 11,97 59,9 – 95

(Sumber: Data primer)

Page 46: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

Berdasarkan isi tabel, nilai rata-rata dari hasil posttest adalah

76,36 dan standar deviasi 11,97, nilai terendah adalah 59,9 dan nilai

tertinggi yang dicapai oleh responden sebesar 95.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariate merupakan analisa yang dilakukan untuk melihat

pengaruh penyuluhan Global Warming terhadap pengetahuan mahasiswa

di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu. Hasil analisis dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3Distribusi pengetahuan mahasiswa sebelum dan sesudah dilakukan

penyuluhan

Variabel MeanBedaMean

SD p. value n

Pengetahuan:

- Pretest

- Posttest

44,63

76,36

31,73 17,00

11,97

0.000 20

(Sumber: Data primer)

Berdasarkan isi tabel dapat dilihat jumlah nilai rata-rata pretest

adalah 44,63 dengan standar deviasi 17,00. Nilai rata-rata posttest sebesar

76,36 dengan nilai standar deviasi 11,97. Beda mean dari hasil pretest dan

posttest adalah 31,73. Hasil uji statistik didapatkan probability value 0,000

(p<0,05), maka disimpulkan ada perbedaan yang signifikan dari hasil

pretest dan posttest.

Page 47: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

B. Pembahasan

1. Pengetahuan Mahasiswa Tentang Global Warming Sebelum

Penyuluhan

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan mahasiswa

tentang Global Warming sebelum dilakukan penyuluhan masih sangat

rendah, bila dilihat dari hasil pengukuran yang dilakukan, nilai rata-rata

yang diperoleh mahasiswa hanya 44,63 masih jauh dari nilai bobot

kuesioner yaitu 100. Artinya rata-rata mahasiswa belum memiliki

pengetahuan yang baik mengenai Global Warming.

Dari 10 pertanyaan yang ada pada kuesioner, kebanyakan

responden salah dalam menjawab pertanyaan mengenai pengertian gas

rumah kaca dan cara penanggulangan Global Warming. Dalam

menjawab pertanyaan mengenai pengertian gas rumah kaca responden

menjawab bahwa “Gas rumah kaca adalah gas yang dihasilkan rumah

yang dibangun dari bahan kaca”. Sedangkan untuk penanggulangan

Global Warming responden menjawab bahwa “harus ada pengurangan

penggunaan material kaca sebagai bahan bangunan rumah”.

Menurut asumsi peneliti hal ini dikarenakan belum pernah ada

mata kuliah khusus yang membahas tentang Global Warming dan juga

masih kurangnya minat mahasiswa untuk mencari informasi secara

mandiri sehingga masalah mengenai Global Warming tidak diketahui

Page 48: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

oleh mahasiswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Mubarak (2007:30),

yang menyatakan bahwa minat adalah suatu kecendrungan atau

keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang

untuk mencoba dan menekuni sesuatu hal dan pada akhirnya diperoleh

pengetahuan. Sedangkan kemudahan memperoleh informasi dapat

membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan.

2. Pengetahuan Mahasiswa Tentang Global Warming Sesudah

Penyuluhan

Setelah dilakukan penyuluhan dan kemudian dilakukan

pengukuran, hasil nilai rata-rata para responden berubah menjadi 76,36

mendekati nilai total bobot kuesioner yakni 100, atau terjadi

peningkatan sebesar 31,73.

Dari 10 pertanyaan yang ada di dalam kuesioner, para responden

kebanyakan masih salah dalam menjawab pertanyaan mengenai cara

penanggulangan Global Warming, hal ini masih sama dengan yang

sebelumnya, namun untuk pertanyaan mengenai pengertian gas rumah

kaca sudah mampu dijawab oleh responden dengan benar, demikian

juga dengan pertanyaan-pertannyaan yang lainnya seperti pengertian

Global Warming, penyebab dan dampaknya bagi kesehatan telah

terjadi peningkatan pengetahuan.

Page 49: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

Namun ini merupakan hal yang masih kurang baik karena dalam

penanggulangan Global Warming semua orang memerlukan

pengetahuan yang benar mengenai cara penanggulangan Global

Warming, karena dengan adanya pengetahuan mengenai cara

penanggulangan maka para peserta dapat mengaplikasikan

pengetahuan yang diberikan dan dapat melakukan penanggulangan

terhadap Global Warming. Hal ini sejalan dengan pendapat

Notoatmodjo (2005:22) yang menyatakan peningkatan pengetahuan

dan sikap tentang kesehatan akan memudahkan terjadinya perilaku

sehat.

Dari tiga kelas yang menjadi responden, kelas tiga yang paling

tinggi angka kebenaranya dalam menjawab pertanyaan pada kuesioner.

Menurud asumsi peneliti hal ini dikarenakan kelas tiga merupakan

kelas yang lebih tinggi sehingga kemampuannya untuk menerima dan

mengolah informasi menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan

pendapat Mubarak (2007:30) yang menyatakan bahwa makin tinggi

pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima

informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang

dimilikinya.

Page 50: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

3. Perbedaan Pengetahuan Mahasiswa Tentang Global Warming

Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan

Hasil uji statistik menunjukan ada perbedaan yang signifikan

antara pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum dan

sesudah penyuluhan. Menurut asumsi peneliti perubahan pengetahuan

ini disebabkan oleh penyuluhan yang dilakukan oleh peneliti.

Penyuluhan merupakan salah satu kegiatan promosi kesehatan

yaitu pemberian informasi atau pesan kesehatan berupa penyuluhan

kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan

sikap tentang kesehatan agar memudahkan terjadinya perilaku sehat

(Notoatmodjo, 2005:22). Dalam hal ini adalah pemberian informasi

kesehatan tentang Global Warming kepada mahasiswa di AKPER BK

Palu. Tercapainya tujuan penyuluhan ini dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu faktor input atau masukan, faktor metode, factor materi,

pendidik, dan alat peraga (Notoatmodjo, 2007:56).

Adapun keberhasilan peneliti dalam memberikan penyuluhan yang

dikarenakan faktor-faktor di atas akan dijelasakan sebagai berukut:

Faktor input atau minat dari setiap mahasiswa, mahasiswa AKPER

BK Palu merupakan pelajar yang aktif dan sangat menyukai sesuatu

yang baru dalam hal ini adalah masalah Global Warming merupakan

hal yang baru bagi mereka karena masalah ini belum mereka ketahui

sebelumnya sehingga meningkatkan minat yang tinggi untuk

Page 51: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

mengetahui apa yang dimaksud dengan Global Warming. Hal ini

sejalan dengan pendapat Mubarak (2007:30) yang menyatakan salah

satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah Minat, Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan

pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

Faktor Metode atau cara peneliti dalam menyampaikan materi

penyuluhan mengunakan metode sokratik yaitu penyuluh dan peserta

penyuluhan sama-sama aktif dan ada timbal balik atau dilakukan

diskusi saat penyuluhan antara penyuluh dengan peserta penyuluhan

(Machfoedz et.al, 2005: 39).

Menurut asumsi peneliti bila ada hubungan timbal balik antara

peserta dengan penyuluh maka penyuluhan akan lebih efektif karena

para peserta dapat dengan mudah memperoleh informasi dan bertanya

langsung bila ada informasi yang belum dimengerti. Hal ini sejalan

dengan pendapat Mubarak (2007:30) yang menyatakan kemudahan

memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk

memperoleh pengetahuan.

Faktor materi, pada saat penyuluhan para peserta hanya ditugaskan

untuk mengisi kuesioner sebanyak dua kali dan mendengarkan

penyuluh dalam menyampaikan materi, materi yang disampaikan lebih

mengarah pada inti materi, yakni mengenai pengertian, penyebab

terjadinya Global Warming, dampaknya bagi kesehatan dan cara

Page 52: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

penanggulangannya. Tidak banyak beban tugas lain yang diberikan

kepada peserta. Karena menurut asumsi peneliti, bila banyak tugas

yang dibebankan kepada peserta maka dapat mempengaruhi

pemahaman peserta terhadap materi penyuluhan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Machfoedz (2005:36) yang menyatakan semakin komplek,

tidak jelas, dan banyak beban tugas yang harus dipikul akan

mempersulit peserta dalam memahami materi.

Alat bantu peraga. Pada saat melakukan penyuluhan peneliti

menggunakan alat bantu peraga berupa LCD yang dapat menampilkan

gambar-gambar dan membantu untuk menjelaskan proses terjadinya

Global Warming, menurud asumsi peneliti LCD merupakan media

yang paling efektif dalam penyampaian materi penyuluhan karena para

peserta selain dapat mendengarkan penjelasan dari penyuluh juga

dapat melihat secara langsung apa yang sedang dijelaskan. Hal ini

sejalan dengan pendapat Notoatmodjmo (2007:139), yang menyatakan

sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga.

Faktor penyuluh. Dalam melakukan penyuluhan peneliti telah

mempersiapkan segala yang diperlukan guna memperoleh hasil

penelitian yang baik, salah satunya adalah menguasai materi Global

Warming dan mempelajari tentang metode penyuluhan. Hal ini

merujuk pada pendapat Notoatmodjo (2007:56) yang menyatakan

Page 53: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

keberadaan pendidik sangat penting sebagai pihak yang

menyampaikan materi. Pendidik harus mampu menyampaikan materi

dengan jelas, sehingga peserta paham terhadap materi yang

disampaikan.

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti

adalah instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data

dirancang sendiri oleh peneliti tanpa terlebih dahulu dilakukan uji

coba, kemudia penelitian ini dilakukan tanpa adanya grup pengontrol.

Page 54: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum dilakukan

penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu masih

sangat kurang. Nilai rata-rata yang diperoleh masih jauh dari nilai

bobot kuesioner yaitu 100.

2. Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah dilakukan

penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala keselamatan Palu telah

mengalami peningkatan. Hasil nilai rata-rata para responden

mendekati bobot maksimal.

3. Ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan mahasiswa tentang

Global Warming sebelum dengan sesudah dilakukan penyuluhan.

B. Saran

1. Bagi responden

Diharapkan para responden dapat meningkatkan pengetahuan yang

sudah ada dan mengaplikasikan pengetahuan tersebut demi menjaga

keselamatan bumi kita dari ancaman Global Warming.

2. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan

Diharapkan melalui Karya Tulis Ilmiah mengenai pengaruh

penyuluhan Global Warming terhadap pengetahuan ini dapat menjadi

Page 55: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

pembelajaran untuk mengembangkan ilmu dalam dunia keperawatan

dan harus kita sadari bersama bahwa masalah Global Warming bukan

hanya masalah lingkungan namun juga berpengaruh dalam dunia

keperawatan.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Sebagaimana telah diketahui bahwa penelitian ini masih bersifat

Pre Eksperimen One Group Pretest Posttest yaitu penelitian

eksperimental yang tidak menggunakan grup kontrol. Diharapkan

penelitian ini ditingkatkan menjadi penelitian yang bersifat The Static-

Group Comparison atau penelitian eksperimental yang menggunakan

grup pengontrol.

4. Bagi AKPER BK Palu

Diharapkan KTI ini bisa menjadi literatur ilmiah dan bahan rujukan

bagi mahasiswa maupun institusi AKPER BK Palu .

Page 56: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

DAFTAR PUSTAKA

Agus R. Dan Rudi S (2008), Global Warming Mengancam Keselamatan PlanetBumi. CV. Hidup Lebih Muli, Jakarta

Arya Wardanam, Wisnu (2010), Dampak Pemanasan Global.C.V ANDI OFFSET, Yogyakarta

Andaka, Deddy, (2008), Dampak Pemanasan Global Terhadap Kesehatan, Dibuka 23 Januari 2012 dari ( ht t p: / /ww w . a n d a k a . c om / p e n g a ru h - p e ma n a s a n - global-terhadap-kesehatan.php)

Astriani (2009), Defenisi Pemanasan Global. Dibuka 24 Januari 2012 dari( ht t p: / /astri a ni.wo r dpr e s s . c om / 2009/01 / 22/de f in i s i -p e man a s a n - g lobal/)

Budianto, AI,(2001),Pengaruh Perubahan Iklim Global Terhadap NegaraKepulauan Indonesia, Ghlia Indonesia, Jakarta.

D.J. Maulana, Heri, (2009), Promosi Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Erfandi, (2009), Pemanasan Global dan Dampaknya Bagi Kesehatan, Dibuka 23Januari 2012 dari (http:/ / w w w. f o r b e t t e r h e a l t h.wo r dpr e ss.com/2009 / 03/30 / p e man a s a n - g lobal- dan-dampaknya-bagi-kesehatan/)

Herijulianti, Eliza dkk, (2002), Pendidikan Kesehatan Gigi, Penerbit BukuKedokteran EGC, Jakarta

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007), Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, PT Rineka Cipta, Jakarta

(2005), Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, PT Rineka Cipta, Jakarta

Nursalam, (2001), Metode Riset Keperawatan. CV Infomedia, Jakarta

Machfoedz, (2005), Tehnik Membuat Alat Ukur Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta

Murdiyanmoko, Janu, (2007), SOSIOLOGI: Memahami dan MengkajiMasyarakat, PT. Grafindo Media Pratama, Bandung

Page 57: Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

Mubarak, W. I, dkk, (2007), Buku Ajar keperawatan Komunitas 2, CV SagungSeto, Jakarta

Sirodjuddin, Ardan (2011), Global Warming Mengancam Kita, Dibuka 24 Januari2012 dari (ht t p : / / k a n g - a rd a n.bl o g spot. c o m / 2011/01 / g loba l - w a rm i n g - mengancam-kita.html)