pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos...

63
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek yang berjudul pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium . Klekap merupakan pakan alami yang baik bagi ikan Bandeng dan Udang, sehingga diperlukan terobosan baru yang dapat bermanfaat dalam menghasilkan klekap yang diberi pupuk berbeda. Upaya untuk menghasilkan klekap yang berkualitas diperlukan pupuk yang sesuai. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi masih jauh dari sempurna. Penulis berharap dengan dilakukannya penelitian ini dapat meningkatkan pertumbuhan Ikan Bandeng (Chanos chanos) dengan pakan alami klekap serta efektifitas pupuk. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat menjadi pedoman dalam melakukan penelitian yang akan dilaksanakan 1

description

buat belajar ya,gunakan baik-baik

Transcript of pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos...

Page 1: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek

yang berjudul “pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap

laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium ”. Klekap

merupakan pakan alami yang baik bagi ikan Bandeng dan Udang, sehingga diperlukan

terobosan baru yang dapat bermanfaat dalam menghasilkan klekap yang diberi pupuk

berbeda.

Upaya untuk menghasilkan klekap yang berkualitas diperlukan pupuk yang

sesuai. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi masih jauh dari sempurna.

Penulis berharap dengan dilakukannya penelitian ini dapat meningkatkan pertumbuhan

Ikan Bandeng (Chanos chanos) dengan pakan alami klekap serta efektifitas pupuk.

Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat menjadi pedoman dalam

melakukan penelitian yang akan dilaksanakan di Laboratoratorium Sumberdaya

Perairan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto.

Purwokerto, 16 September 2013

Penulis

1

Page 2: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Penumbuhan Klekap Dengan Pemupukan Berbeda Terhadap Laju Pertumbuhan Ikan Bandeng (Chanos Chanos) Dalam Skala Laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ikan Bandeng yang diberi klekap dan sintasan ikan Bandeng dan mengetahui pupuk untuk laju pertumbuhan dan sintasan bandeng terbaik. Metode eksperimental digunakan berdasarkan Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan pupuk (A1 : Klekap dengan perlakuan pupuk kompos kotoran ayam pedaging, A2 : Klekap dengan perlakuan pupuk kompos kotoran kambing jawaو A3 : Klekap dengan perlakuan pupuk kompos serasah mangrove, dan A4 : Tanpa Pupuk (kontrol pakan komersil). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak empat kali. Parameter adalah pertumbuhan, sintasan ikan Bandeng, dan kualitas air sebagai parameter pendukung. Penelitian ini dilakukan selama 30 hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa presentase laju pertumbuhan tertinggi pada pemberian pupuk kotoran ayam (50,5%±0,13). Seperti GR, SL ikan tidak terdapat nilai yang signifikan antara perlakuan. Sedangkan sintasan ikan Bandeng tidak berbeda nyata. Parameter kualitas air pada keadaan yang optimum untuk pertumbuhan ikan Lele Sangkuriang, yaitu pH 5-6, dan oksigen terlarut 5-6,8 ppm.

Kata kunci : Bandeng, pupuk, pertumbuhan, sintasan

2

Page 3: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

ABSTRACT

A , entitled " Growth klekap with different compose to growth rate milkfish (Chanos Chanos) in laboratory scale.An experimental method applied completely randomized design with four treatment compose (A1, A2, A3, A4) A1: cickhen dirt compose, A2: goat java dirt compose, A3: Mangrove compose, and A4: conterol. Each treatment was in quadruplicates. Parameters were GR and LS, while water quality as supporting parameters. After 30 days experiment, results showed that temperature affected GR and LS. GR diferent with LS were not significantly among each other, respectively. While, chicken dirt compose affect GR (50,5%±0,13), nor LS. Water quality parameters during the study were appropriate for the growth of milkfish )pH 5-6,5).8 ppm of dissolved oxygen(.

Keyword : Milkfish, compose, growth, survival

3

Page 4: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan Bandeng (Chanos chanos) merupakan salah satu komoditas unggulan di

Indonesia. Ikan Bandeng memiliki keunggulan rasa daging yang enak dan nilai gizi

yang tinggi sehingga memiliki tingkat konsumsi yang tinggi. Selain sebagai ikan

konsumsi Ikan Bandeng juga dipakai sebagai ikan umpan hidup pada usaha

penangkapan ikan tuna (Syamsuddin, 2010).

Ikan Bandeng merupakan ikan herbivora dimana pakan utamanya adalah pakan

alami yang terdiri dari fitoplankton, klekap, dan lumut dengan kandungan protein nabati

yang baik untuk pertumbuhan. Protein merupakan senyawa yang terdiri dari asam-asam

amino penyusun sel-sel dalam tubuh ikan. Protein memegang peran penting dalam

struktur dan fungsi tubuh, seperti pertumbuhan dan reproduksi. Tidak seperti halnya

tumbuhan, ikan tidak mampu mensintesis protein tanpa adanya asam amino dan

senyawa nitrogen anorganik dalam pakan. Oleh karena itu, kehadiran protein dalam

makanan ikan mutlak diperlukan (Murtidjo, 2001). Ikan Bandeng (Chanos chanos )

akan tumbuh dengan baik apabila dalam pakannya terkandung protein sebanyak 32 %

dengan jumlah pemberian sebanyak 4 %/hari dari berat tubuhnya (Mwangamilo, 2003).

Setiap tahun permintaan Ikan Bandeng selalu mengalami peningkatan, baik

untuk konsumsi lokal, ikan umpan bagi industri perikanan tuna, maupun untuk pasar

ekspor. Kebutuhan bandeng untuk ekspor yang cenderung meningkat merupakan

peluang usaha yang positif. Namun, peluang tersebut belum dapat terpenuhi karena

terbatasnya produksi dan diikuti tingginya konsumsi lokal (Asih, 2008).

Ketersediaan pakan alami merupakan faktor terpenting dalam pertumbuhan Ikan

Bandeng. Klekap adalah pakan yang paling banyak tumbuh di tambak. Kandungan

4

Page 5: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

klekap meliputi kandungan air 87,1 %, protein 2,9 %, lemak 0,9 %, serat 0,3 %,

nitrogen 2,3 %, dan abu 6,5 % (Tacon, 1987).

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia

atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk

adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman. Pemupukan pada

tambak bertujuan untuk menyuburkan pertumbuhan klekap yang hidupnya menempel

pada tanah dasar tambak. Namun, peningkatan unsur hara yang berlebihan dapat

menyebabkan ledakan populasi (blooming) filement alga (klekap). Kondisi seperti ini

dapat berpotensi menimbulkan terjadinya kekurangan oksigen di malam hari dan

timbulnya dominansi jenis tertentu dari taksa yang kurang diinginkan dapat

menghasilkan racun. Keadaan seperti ini dapat membahayakan kehidupan usaha

budidaya perairan (Subarijanti, 2005 dalam Asih, 2008).

Hal tersebut dapat mengganggu stabilitas ekosistem perairan dan dapat

mengancam keberlanjutan kegiatan budidaya karena keberhasilan suatu budidaya juga

ditentukan salah satunya oleh kondisi perairan sekitarnya. Salah satu upaya untuk

mengontrol pemberian pupuk secara berebihan pada kegiatan budidaya perairan yaitu

dengan cara pengamatan laju pertumbuhan klekap.Oleh karena itu diperlukan penelitian

mengenai laju pertumbuhan Ikan Bandeng dengan pemberian pupuk yang berbeda dan

kualitas fisika-kimia di lingkungan perairan tambak. Perbedaan jenis pupuk yang

diberikan kemungkinan akan mempengaruhi laju pertumbuhan klekap (Joko, 2007

dalam Asih, 2008).

5

Page 6: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut :

1) Apakah klekap dengan pemupukan berbeda berpengaruh terhadap laju

pertumbuhan Ikan Bandeng (Chanos chanos)?

2) Pemberian pupuk manakah yang terbaik untuk pertumbuhan Ikan Bandeng

(Chanos chanos)?

I.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1) Pengaruh klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan Ikan

Bandeng (Chanos chanos)

2) Pupuk manakah yang memberikan pertumbuhan terbaik untuk Ikan Bandeng

(Chanos chanos)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dan

diterapkan bagi pembudidaya tentang pengaruh pemberian klekap dengan pemupukan

berbeda terhadap pertumbuhan Ikan Bandeng (Chanos chanos).

6

Page 7: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Biologi Ikan Bandeng (Chanos chanos)

2.1.1. Klasifikasi Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Ikan bandeng yang dalam bahasa latin adalah Chanos chanos, bahasa

Inggris Milkfish, dan dalam bahasa Bugis Makassar Bale Bolu, pertama kali

ditemukan oleh seseorang yang bernama Dane Forsskal pada tahun 1925 di Laut

Merah. Menurut Sudrajat (2008), taksonomi dan klasifikasi ikan bandeng adalah

sebagai berikut:

Gambar 1. Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Osteichthyes

Ordo : Gonorynchiformes

Family : Chanidae

Genus : Chanos

Spesies : Chanos chanos

7

Page 8: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

2.1.2. Morfologi Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Ikan Bandeng memiliki tubuh yang panjang, ramping, padat, pipih, dan oval.

menyerupai torpedo. Perbandingan tinggi dengan panjang total sekitar 1 : (4,0-5,2).

Sementara itu, perbandingan panjang kepala dengan panjang total adalah 1 : (5,2-5,5)

(Sudrajat, 2008). Ukuran kepala seimbang dengan ukuran tubuhnya, berbentuk lonjong

dan tidak bersisik. Bagian depan kepala (mendekati mulut) semakin runcing

(Purnomowati et al., 2007).

Bentuk tubuh ikan bandeng seperti torpedo. Dengan moncongnya yang agak

runcing, ekornya bercagak, dan sisiknya yang halus, memang sangat cocok untuk

meluncur dengan cepat dalam kehidupannya. Warnanya yang putih gemerlapan seperti

perak pada tubuh bagian bawahnya dan agak kegelap-gelapan pada punggungnya,

membaurkan pandangan musuh-musuhnya yang akan mengganggu (Mudjiman, 1987).

2.1.3. Habitat Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Ikan Bandeng termasuk jenis ikan eurihalin, sehingga Ikan Bandeng dapat

dijumpai di daerah air tawar, air payau, dan air laut. Selama masa perkembangannya,

Ikan Bandeng menyukai hidup di air payau atau daerah muara sungai. Ketika mencapai

usia dewasa, Ikan Bandeng akan kembali ke laut untuk berkembang biak

(Purnomowati et al., 2007). Pertumbuhan Ikan Bandeng relative cepat, yaitu 1,1-1,7 %

bobot badan/hari (Sudrajat, 2008), dan bisa mencapai berat rata-rata 0,60 kg pada usia

5-6 bulan jika dipelihara dalam tambak (Murtidjo, 2002).

2.1.4. Kebiasaan Makan Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Ikan Bandeng mempunyai kebiasaan makan pada siang hari. Di habitat aslinya

Ikan Bandeng mempunyai kebiasaan mengambil makanan dari lapisan atas dasar laut,

berupa tumbuhan mikroskopis seperti: plankton, udang renik, jasad renik, dan tanaman

8

Page 9: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

multiseluler lainnya. Makanan Ikan Bandeng disesuaikan dengan ukuran mulutnya,

(Purnomowati et al., 2007). Pada waktu larva, Ikan Bandeng tergolong karnivora,

kemudian pada ukuran fry menjadi omnivore. Pada ukuran juvenil termasuk ke dalam

golongan herbivore, dimana pada fase ini juga Ikan Bandeng sudah bisa makan pakan

buatan berupa pellet. Setelah dewasa, Ikan Bandeng kembali berubah menjadi omnivora

lagi karena mengkonsumsi, algae, zooplankton, bentos lunak, dan pakan buatan

berbentuk pellet (Aslamyah, 2008).

2.2. Pupuk

Pemupukan adalah usaha untuk menambahkan unsur-unsur hara organik atau

anorganik kedalam kolam atau tambak dengan maksud untuk meningkatkan produksi

ikan melalui penumbuhan plankton sebagai makanan alami. Penambahan pupuk

kedalam kolam atau tambak bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan fitoplankton

(algae), fitoplankton dalam pertumbuhannya sangat membutuhkan nitrogen terutama

dalam bentuk nitrat (NO3) dan fosfat dalam bentuk ortofosfat. Pemupukan akan berhasil

dengan baik bila kita mengetahui unsur hara apa yang kurang dalam tanah atau air, atau

unsur makanan apa yang dibutuhkan oleh algae. Gejala kekurangan unsur hara ini dapat

dilihat dari jumlah kelimpahan plankton yang rendah atau kecilnya produksi primer

dalam air. Dimana pemupukan yang bertujuan meningkatkan produktivitas perairan

tentu saja harus sesuai dengan kebutuhan, sehingga tidak akan menimbulkan blooming

algae yang merugikan usaha budidaya ikan (Subarijanti, 2005).

Menurut hasil penelitian setiap tanaman memerlukan paling sedikit 16 unsur

(ada yang menyebutnya zat) agar pertumbuhannya normal. Dari ke 16 unsur tersebut,

tiga unsur (Karbon, Hidrogen, Oksigen) diperoleh dari udara, sedangkan 13 unsur lagi

tersedia oleh tanah adalah Nitrogen (N), Pospor (P), Kalium (K), Calsium (Ca),

9

Page 10: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

Magnesium (Mg), Sulfur atau Belerang (S), Klor (Cl), Ferum atau Besi (Fe), Mangan

(Mn), Cuprum atau Tembaga (Cu), Zink atau Seng (Zn), Boron (B), dan Molibdenum

(Mo). Tanah dikatakan subur dan sempurna jika mengandung lengkap unsur-unsur

tersebut diatas.

Ke-13 unsur tersebut sangat terbatas jumlahnya di dalam tanah. Terkadang

tanah pun tidak mengandung unsur-unsur tersebut secara lengkap. Hal ini dapat diakibatkan

karena sudah habis tersedot oleh tanaman saat kita tidak henti-hentinya bercocok tanam

tanpa diimbangi dengan pemupukan. Kalau dilihat dari jumlah yang disedot tanaman, dari ke-

13 unsur tersebut hanya 6 unsur saja yang diambil tanaman dalah jumlah yang banyak. Unsur

yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak tersebut disebut unsur makro. Ke-6 jenis unsur

makro tersebut adalah N, P, K, S, Ca, dan Mg. (Marsono.2001).

Jenis Hewan Unsur makro (%) Unsur Mikro (%)

N P K Ca Mg Mn Fe Cu Zn

Ayam 1,72 1,82 2,18 9,23 0,86 610 3475 160 501

Sapi 2,04 0,76 0,82 1,29 0,48 528 2597 56 239

Kambing 2,43 0,73 1,35 1,95 0,56 468 2891 42 291

Domba 2,03 1,42 1,61 2,45 0,62 490 2188 23 225

Sumber : Zani (2005)

Pupuk kandang (pukan) padat yaitu kotoran ternak yang berupa padatan baik

belum dikomposkan maupun sudah dikomposkan sebagai sumber hara terutama N bagi

tanaman dan dapat memperbaiki sifat kimia, biologi, dan fisik tanah. Penanganan pukan

padat akan sangat berbeda dengan pukan cair. Penanganan pukan padat oleh petani

umumnya adalah sebagai berikut: kotoran ternak besar dikumpulkan 1-3 hari sekali

pada saat pembersihan kandang dan dikumpulkan dengan cara ditumpuk di suatu tempat

tertentu. Petani yang telah maju ada yang memberikan mikroba dekomposer dengan

10

Page 11: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

tujuan untuk mengurangi bau dan mempercepat pematangan, tetapi banyak pula yang

hanya sekedar ditumpuk dan dibiarkan sampai pada waktunya digunakan ke lahan.

Pupuk kandang (pukan) cair merupakan pukan berbentuk cair berasal dari

kotoran hewan yang masih segar yang bercampur dengan urine hewan atau kotoran

hewan yang dilarutkan dalam air dalam perbandingan tertentu. Umumnya urine hewan

cukup banyak dan yang telah dimanfaatkan oleh petani adalah urine sapi, kerbau, kuda,

babi, dan kambing. Pupuk–pupuk tersebut hampir 90% sudah mampu memenuhi

kebutuhan unsur hara bagi tanaman, dari unsur makro hingga unsur yang berbentuk

mikro (Simanungkalit, 2006).

2.3. Serasah Mangrove

Tumbuhan mangrove sebagaimana tumbuhan lainnya, dapat mengkonversi

cahaya matahari dan zat – zat hara (nutrien) menjadi jaringan tumbuhan (bahan organik)

melalui proses fotosintesis. Oleh karena itu, tumbuhan mangrove merupakan sumber

makanan potensial dalam berbagai bentuk, bagi semua biota yang hidup dan berasosiasi

dengan hutan mangrove. Berbeda dengan ekosistem pesisir lainnya, komponen dasar

dari rantai makanan di ekosistem hutan mangrove bukanlah tumbuhan mangrove itu

sendiri, tetapi serasah yang bersal dari tumbuhan mangrove (seperti : daun, ranting,

batang dan lain – lain).

Serasah adalah bahan organik dari bagian pohon mati yang jatuh di permukaan

hutan ranting, daun dan alat reproduksi (Kusmana, 2000). Istilah serasah biasanya

digunakan untuik bahan dalam ekosistem daratan khususnya bahan yang berasal dari

tumbuhan tingkat tinggi, sedangkan detritus digunakan untuk bahan dalam ekosistem

perairan (Mason, 1977 dalam Ulqodry, 1998). Serasah mangrove merupakan sumber

makanan potensial bagi semua biota yang hidup di ekosistem mangrove. Sebagian

11

Page 12: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

serasah mangrove didekomposisi oleh bakteri dan fungi menjadi zat hara terlarut yang

dimanfaatkan oleh fitoplankton, alga ataupun tumbuhan mangrove itu sendiri dalam

proses fotosintesis; sebagian lagi sebagai partikel serasah (detritus) dimanfaatkan oleh

ikan, udang, dan kepiting. Proses makan memakan ini dalam berbagai kategori dan

tingkatan biota ini akhirnya membentuk suatu jaring-jaring makanan

(Bengen, 2004 dalam Ulqodry, 1998)

Salah satu fungsi mangrove adalah sebagai pemberi bahan pelapukan yang

menjadi sumber peranan penting bagi biota aquatik. Peran mangrove dalam kaitannya

dengan produktivitas ekosistem pesisir adalah masukan unsur hara melalui serasah

(guguran daun, bunga, ranting dan sejumlah bagian mangrove yang jatuh ke permukaan

hutan atau langsung ke perairan. Unsur hara mangrove tersebut dapat dimanfaatkan oleh

tumbuhan mangrove itu sendiri dan sebagian masukan unsur hara dimanfaatkan oleh

subsistem perairan disekitarnya (Cotto et al., 1986 dalam Ulqodry, 1998).

2.4. Klekap

Pakan alami yang bisa ditumbuhkan di tambak sebagai pakan utama ikan

bandeng adalah klekap, yaitu kumpulan berbagai jenis jasad dasar yang komponen

ssutamanya terdiri dari alga biru (Cyanophyceae) dan diatom (Bacillariophyceae).

Klekap adalah pakan yang paling banyak tumbuh di tambak. Kandungan klekap

meliputi kandungan air 87,1%, protein 2,9%, lemak 0,9%, serat 0,3%, nitrogen 2,3%,

dan abu 6,5% (Tacon,1987). Untuk mendorong kelimpahan klekap yang berkualitas

maka diperlukan pupuk yang efektif dan efisien serta ketersediaan unsur hara sepanjang

waktu dan berkesinambungan. Namun hingga saat ini pemberian pupuk di tambak

cenderung menggunakan pupuk organik dan anorganik yang aplikasinya secara

kombinasi. Sehingga apabila diberikan pada tambak secara terus-menerus dapat

12

Page 13: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

mengakibatkan penurunan daya dukung lahan. bahwa ikan bandeng sebagai pemakan

tumbuh-tumbuhan. Dengan mulutnya yang tidak bergigi, ikan bandeng mengais

ganggang biru yang tumbuh menempel di dasar perairan. Kumpulan ganggang biru ini

dikenal dengan klekap, kalau masih menempel di dasar disebut tahi air (Soeseno,1985).

KomposisiKelompok Algae

Total Bahan Kering protein lemak Serat Mineral

Ekstrak Nitrogen

Chaetomorpha            a. Segar 8.54 2.82 0.91 1.22 2.09 1.50b. Busuk 10.72 3.46 0.38 0.98 2.09 3.21Fitoflagelata 11.98 3.91 1.32 0.42 0.72 5.61Diatomae 12.87 2.89 0.94 0.27 6.52 2.25Cyanophyceae 9.86 2.32 0.21 0.70 5.11 1.52

(Andarias, 1981)

Selain itu, blooming klekap terjadi pada tambak dengan kedalaman yang rendah

dan pada saat musim panas. Klekap yang berada di dasar tambak akan terangkat ke

permukaan akibat dari akumulasi gelembung-gelembung oksigen hasil fotosintesis

(Stone dan Daniels, 2008).

13

Koefisien Cerna & Konversi

protein lemak SeratEkstrak Nitrogen

Chaetomorpha 3 72 21 87Fitoflagelata 81 91 23 78Diatomae 87 96 19 84Cyanophyceae 69 86 38 81

Page 14: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

Gambar 1. Akumulasi klekap di permukaan kolam (Sallenave, 2011)

2.5. Kualitas Air2.5.1. Temperatur

Suhu sangat berpengaruh terhadap kehidupan pertumbuhan ikan secara umum

laju pertumbuhan meningkat sejalan dengan kenaikkan suhu sampai batas tertentu yang

dapat menekan kehidupan ikan dan bahkan menyebabkan kematian. Semakin tinggi

suhu semakin kecil kelarutan oksigen dalam air, padahal kebutuhan oksigen bagi ikan

semakin besar karena tingkat metabolismenya sangat tinggi. Suhu perairan dalam

tambak bervariasi tergantung dari cuaca, namun demikian biasanya berkisar pada

25oC–32oC.

Temperatur adalah salah satu faktor penting dalam suatu perairan karena

mempunyai pengaruh yang besar pada makhluk hidup yaitu pada proses pertukaran

zat. Temperatur juga mempengaruh beberapa faktor yaitu metabolisme, aktivitas

biologi, faktor lingkungan (Soeseno, 1974). Menurut Boyd dan Licchopper (1986),

kisaran temperatur yang baik bagi organisme perairan adalah 250C – 350C.

14

Page 15: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

Hidup pada kisaran salinitas yang besar, mulai dari 0–35 ppt merupakan salah

satu ciri khas ikan bandeng. Salinitas di tambak bandeng ini berkisar antara 6–10 ppt.

Daya toleransinya yang tinggi terhadap perubahan kadar garam menurut pendapat

Ismail dan Pratiwi (2002), menjadi salah satu faktor pendukung bagi ikan bandeng

untuk tetap bertahan hidup. Tambak-tambak di musim penghujan salinitasnya

cenderung di bawah 10 ppt atau di saat kemarau salinitasnya dapat mencapai di atas 30

ppt tetap bisa memelihara bandeng karena sifatnya yang euryhaline.

2.5.2. pH

Potensial hidrogen atau lebih dikenal pH merupakan petunjuk aktivitas ion

hidrogen dalam suatu larutan. pH dinyatakan dalam konsentrasi ion hidrogen (dalam

mol per liter) pada suhu tertentu (Kordi dan Tancung, 2005). Perairan asam (pH rendah)

atau sebaliknya pH tinggi dapat membunuh organisme akuatik. pH yang rendah

menyebabkan deplesit oksigen terlarut. Hal ini akan berdampak pada penurunan

konsumsi oksigen, aktivitas pernapasan naik dan selera makan menurun

(Kordi dan Tancung, 2005). Angka pH yang sesuai untuk kehidupan ikan-ikan adalah

6,5-8,4 (Asdak, 2007)

2.5.3. Salinitas

Salinitas membedakan jenis air menjadi air tawar, payau dan air laut. Bandeng

merupakan ikan yang bersifat Euryhalien, yakni sejenis ikan yang mempunyai toleransi

kadar garam (salinitas) yang luas serta tahan terhadap goncangan yang tinggi dalam

waktu yang relatif singkat (Wartono Hadie et al., 1986). Bandeng dapat dipelihara di

air tawar dan masih dapat dijumpai di tambak garam yang salinitas lebih dari 70 ppm,

meskipun demikian umumnya disepakati salinitas 10–25 ppm adalah baik untuk

dipertahankan di tambak (Anonim, 1985) Salinitas erat kaitannya dengan tekanan

15

Page 16: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

osmotic air, semakin tinggi salinitas semakin tinggi pula tekanan osmotic. Tekanan

osmotic pada ikan berbeda–beda menurut jenis sehingga toleransi terhadap salinitas pun

akan berbeda–beda. Jika salinitas perairan untuk budidaya ikan sudah tidak

sesuai/optimal untuk pertumbuhan Bandeng maka perlu dilakukan pergantian air yang

baru dengan salinitas yang lebih baik sampai tercapai salinitas yang optimal.

2.5.4. Oksigen terlarut

Oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen (DO) adalah konsentrasi gas O2 yang

terlarut dalam air. Oksigen sangat penting untuk kehidupan organisme perairan.

Kandungan oksigen terlarut lebih dari 2 ppm bagi organisme akuatik yang mendukung

pertumbuhannya (Pescod, 1973).

2.5.5. Amoniak

Amoniak berasal dari produk penguraian limbah yang berupa zat nutrisi lemak

terutama protein yang bersifat sangat toksik bagi organisme air karena sangat mudah

diurai (Barus, 2002). Amoniak dalam air amat beracun bagi ikan, udang dan binatang

lainnya. Baku mutu untuk pencemaran amoniak adalah 2 ppm.

(Sutisna dan Sutarmanto, 1995)

2.5.6. Karbondioksida

Karbondioksida yang masuk ke dalam air dari atmosfer merupakan faktor

pembatas dalam proses fotosintesis serta proses perombakan bahan organik dalam

perairan (Saeni, 1989). Menurut Pescod (1973 ) CO2 dalam suatu perairan berkisar <12

ppm. Apabila CO2 bebas ini telah habis dalam perairan, maka baru digunakan CO2

terikat. Keracunan CO2 terjadi karena daya serap hemoglobin terhadap O2 terganggu

(hemoglobin telah jenuh oleh CO2) yang mengakibatkan organisme mati lemas

disebabkan sesak nafas.

16

Page 17: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

Karbon dioksida baik dalam bentuk CO2 bebas nmaupun sebagai karbonat dan

bikarbonat terdapat dalam air terutama dihasilkan oleh proses pernafasan organisme dan

penguraian bahan organic dalam perairan. Kandungan karbon dioksida bebas jarang

diukur di tambak, hal ini karena kandungan pytoplankton yang cukup tinggi dalam

tambak sehinggan karbon dioksida yang ada terpakai dalam proses fotosintesa ataupun

segera dilepaskan ke udara. Disamping itu karena kuatnya sifat buffer air laut, CO2

bebas yang masuk ke dalam perairan segera berubah menjadi karbonat dan bikarbonat

sehingga tidak banyak mempengaruhi pH air. Daya toleransi ikan terhadap CO2 bebas

dalam air bermacam–macam tergantung jenisnya tapi pada umumnya bila lebih dari 15

ppm dapat memberikan pengaruh yang merugikan.

17

Page 18: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

III. MATERI DAN METODE

3.1. Materi Penelitian

3.1.1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitan ini aquarium 50x35x40 cm, aerator,

termometer, kertas pH universal, hand refraktometer merk Atago, pipet tetes, buret,

statif, botol Winkler 250 mL, labu erlenmeyer 250 mL, gelas ukur 100 mL, labu

destilasi, alumunium foil, penangas air, botol air mineral 600 mL, kertas label, ice box

volume 36 L

3.1.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ikan Bandeng

(Chanos chanos) ukuran ± 6 cm, air tambak, klekap dari setiap pupuk perlakuan kotoran

ayam pedaging, kotoran kambing jawa, dan serasah mangrove, larutan MnSO4, larutan

KOH-KI, larutan Na2S2O3 0,025 N, larutan H2SO4, larutan KMnO4 0,01 N, larutan

NaOH.

3.2. Metoda Penelitian

3.2.1. Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode experimental rancangan

acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan (A1, A2, A3, A4) dan empat kali

ulangan. Perlakuan yang diujikan adalah sebagai berikut :

A1 : Klekap dengan perlakuan pupuk kompos kotoran ayam pedaging.

A2 : Klekap dengan perlakuan pupuk kompos kotoran kambing jawa.

A3 : Klekap dengan perlakuan pupuk kompos serasah mangrove

A4 : Tanpa Pupuk (kontrol pakan komersil).

18

Page 19: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

3.2.2. Variabel dan Parameter Penelitian

Variabel utama penelitian berupa laju pertumbuhan Ikan Bandeng

(Chanos chanos). Parameter penelitian meliputi pertambahan sel organisme penyusun

klekap dan parameter pendukung berupa kualitas air, yaitu : suhu, salinitas, pH, O2

terlarut, Nitrat, dan Fosfat,.

3.2.3. Prosedur Penelitian

3.2.3.1. Pemberian Pupuk pada Media Aquarium

Akuarium dengan ukuran 50x35x40 cm, dibersihkan serta disterilisasi terlebih

dahulu agar terhindar dari penyakit. Sebelum digunakan, bak penelitian dicuci

menggunakan sabun detergen dan dibilas sampai bersih selanjutnya kemudian direndam

dengan PK (Kalium Permanganat) sebanyak 2 ppm selama 24 jam lalu akuarium

dikeringkan. Kemudian tanah disiapkan untuk dijadikan sebagai substrat.

Media substrat untuk menumbuhkan klekap digunakan tanah tambak kering,

diambil dari Desa tritih Kabupaten Cilacap. Kemudian tanah tersebut ditebar merata di

dasar bak percobaan dengan ketebalan 5 cm. Setelah itu tebarkan pupuk kedalam bak

percobaan pada setiap perlakuan sebanyak 200 g/ akuarium, pemberian pupuk

dilakukan secara bertahap dimana tahap pertama ± 30 % , selanjutnya pupuk diberikan 2

x dalam seminggu (Andarias, 1991). Suhu air media pemeliharaan dipertahankan

berkisar antara 25-27oC dan pH 6-8. Masukkan air setinggi 30 cm dan ditutup rapat

kemudian biarkan menguap sampai kering agar pupuk tersebut dapat meresap kedalam

tanah dan terjadinya proses mineralisasi bahan organik.

19

Page 20: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

3.2.3.2. Pemeliharaan Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Pemeliharaan ikan dalam penelitian ini, ikan kontrol diberi pakan komersil

dengan kandungan protein >30 % dua kali sehari. Sedangkan ikan yang diberi perlakuan

memperoleh pakan secara alami dari klekap yang dihasilkan dari setiap perlakuan

pupuk, yaitu klekap dengan pupuk kompos kotoran ayam pedaging. klekap dengan

pupuk kompos kotoran kambing jawa, dan klekap dengan pupuk kompos serasah

mangrove selama satu bulan.

Ikan yang digunakan pada penelitian adalah Ikan Bandeng (Chanos chanos)

yang berukuran ± 5-7 cm dengan berat ± 4-6 g diperoleh dari Cilacap. Sebelum dimulai

penelitian akuarium di rancang dengan tambahan aerator kemudian ikan di aklimasi

terlebih dahulu selama satu minggu. Ikan dipilih yang sehat dan tidak cacat sebanyak

140 ekor. Kemudian ikan ditimbang sebagai berat awal. Ikan disebar kesetiap akuarium

dengan kepadatan 10 ekor/akuarium.

3.2.3.3. Pengambilan Sampel Klekap

Pengambilan sampel klekap menggunakan serok yang kemudian dibungkus

dengan menggunakan kertas whatman.

3.2.3.4. Pengambilan Sampel Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Pengambilan sampel Ikan Bandeng (Chanos chanos) dilakukan 1 kali dalam

seminggu selama 1 bulan penelitian. Ikan Bandeng (Chanos chanos) diambil

menggunakan serok.

3.2.3.5. Pengukuran Berat dan Panjang Total Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Pengukuran berat dan panjang total dilakukan dengan mengambil sampel

sebanyak 10 ekor pada masing-masing perlakuan. Panjang total ikan diukur dengan

jangka sorong, sedangkan berat diukur dengan timbangan analitik.

20

Page 21: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

3.3. Laju pertumbuhan Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Laju pertumbuhan Ikan Bandeng (Chanos chanos) dinyatakan sebagai

perubahan bobot tubuh rata-rata selama percobaan berlangsung. Laju pertumbuhan

dihitung dengan rumus yang dikemukakan oleh Syandri (1996) yaitu:

dengan:

GR = Laju pertumbuhan

Wt = Bobot rata-rata benih pada saat t (mg)

Wo = Bobot rata-rata benih saat awal percobaan (mg)

t = jumlah hari selama percobaan.

3.4. Kelangsungan Hidup Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Pengamatan terhadap tingkat kelangsungan hidup Ikan Bandeng dilakukan pada

akhir perlakuan dengan menghitung ikan bandeng yang hidup dengan perhitungan sbb :

S = (Nt / No) X 100% (Effendie, 2002)

dengan:

S = tingkat kelangsungan hidup Ikan Bandeng

Nt = jumlah ikan pada akhir penelitian (ekor)

No = jumlah ikan pada awal penelitian (ekor)

3.5. Uji Proksimat Antar Perlakuan

Analisis proksimat antar perlakuan diambil dari setiap sempel klekap. Klekap

disaring menggunakan kertas whatman, kemudian klekap dianalisis kandungan N dan P.

21

Page 22: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

3.6. Kualitas Air

Pengambilan sampel air dilakukan dengan cara (langsung diukur di lapangan)

dan (diukur di laboratorium). Parameter yang diukur meliputi temperatur, pH, oksigen

terlarut, CO2 dan salinitas. Serta substrat dimasukkan ke dalam ice box.

3.7. Waktu dan Tempat Penelitian

Peneletian ini berlangsung selama 1 bulan yaitu tahun 2013. Lokasi penelitian di

laboratorium Green House Biologi Universitas Jendral Soedirman.

3.8. Analisis Data

Data laju pertumbuhan Ikan Bandeng (Chanos chanos) dianalisis secara

deskriptif komparatif. Uji ANAVA juga dilaksanakan untuk membedakan pengaruh

klekap pada laju pertumbuhan Ikan Bandeng (Chanos chanos) dengan perlakuan

pemupukan berbeda yang dipakai pada aquarium, dan uji regresi, serta uji korelasi

untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan Ikan Bandeng (Chanos chanos) korelasi

dianalisis menggunakan software SPSS.

22

Page 23: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian diperoleh data, mengenai Pengaruh Penumbuhan Klekap

Dengan Pemupukan Berbeda Terhadap Laju Pertumbuhan Ikan Bandeng

(Chanos chanos) Dalam Skala Laboratorium. seperti yang tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Laju Pertumbuhan Ikan Bandeng Dengan Klekap Sesuai Perlakuan

Perlakuan A1 A2 A3 A4

Pertumbuhan 5.05±0.13 4.88±0.15 4.75±0.17 4.95±0.06

4.1. Hasil

4.1.1. Laju Pertumbuhan Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Gambar 4 : Grafik Persentase Laju pertumbuhan Ikan Bandeng Dengan Klekap Sesuai Perlakuan. (Nilai Grafik diikuti huruf yang sama menunjukan beda nyata (p<0,05)).

Keterangan : A1: Klekap dengan perlakuan pupuk kompos kotoran ayam pedaging A2 : Klekap dengan perlakuan pupuk kompos kotoran kambing jawa

A3 : Klekap dengan perlakuan pupuk kompos serasah mangroveA4 : Tanpa pupuk (kontrol)

Persentase pertumbuhan ikan bandeng pada setiap perlakuan (Tabel 1) memiliki

hasil yang tidak terlalu bervariasi. Persentase pertumbuhan ikan Bandeng yang

dihasilkan, tidak berbeda nyata (F hitung < F tabel) sehingga artinya dengan taraf

23

Page 24: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

signifikan 5% laju pertumbuhan ikan bandeng pada penumbuhan klekap dengan pupuk

bebeda tidak berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng.

Hasil diatas menunjukkan bahwa kompos ayam pedaging memiliki protein kasar

yang lebih sedikit dari kambing jawa dan serasah mangrove, hal itu membuat kompos

ayam pedaging memiliki protein yang lebih baik, karena mengandung unsur makro N

dan P. Hasil menunjukan bahwa perlakuan pupuk berbeda sebagai penunjang

pertumbuhan klekap pada media pemeliharaan ikan bandeng tidak berpengaruh nyata

terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng. Penggunaan pupuk kompos kotoran ayam

pedaging memberikan nilai tertingggi yaitu sebasar 5,05 gr, sedangkan pada

penggunaan kotoran kambing jawa dan serasah mangrove menunjukan hasil yang tidak

berbeda nyata dengan bobot rata-rata ikan bandeng sebesar 4,88 dan 4,75 gr. Hal ini

menunjukan bahwa perlakuan pupuk berbeda sebagai penunjang pertumbuhan klekap

tidak berpengaruh nyata, sedangkan klekap bagus digunakan sebagai pakan alami oleh

ikan bandeng untuk menunjang pertumbuhannya. Jasad-jasad renik yang terkandung

dalam klekap dimanfaatkan oleh ikan bandeng sebagai sumber energi, menurut

Rudiyanti et al., (2010) makanan alami merupkan jasad-jasad hidup yang sengaja

dibudidayakan untuk diberikan kepada ikan sebagai sumber kalori/energi.

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia

atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Dalam

pengertian yang khusus, pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih

hara tanaman. Tujuan pemupukan tambak bandeng adalah untuk menyuburkan

pertumbuhan klekap yang hidupnya menempel pada tanah dasar tambak. Karena

kehidupan klekap yang menempel pada tanah dasar tambak tersebut maka pemupukan

lebih ditujukan pada pemupukan tanah dasar sehingga menghasilkan pakan alami 24

Page 25: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

berupa klekap. Pakan merupakan sumber utama penyediaan sumber energi untuk

berbagai aktifitas ikan seperti pertumbuhan, berkembang biak, aktifitas enzimatik, serta

fungsi fisiologis lainnya. Menurut Utomo et al., (2005) salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan budidaya adalah pakan. Protein yang

terkandung dalam klekap berbeda. Hasil uji proksimat yang dilakukan menujukan hasil

yang tidak terlalu berbeda, tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Proksimat pada setiap jenis kompos

Sampel Kadar Air (%) Bahan Kering (%) Protein kasar (%)

Ayam Pedaging 11,82 88,18 4,00

Kambing Jawa 14,45 85,55 5,79

Sersah mangrove 9,76 90,24 6,73

Hasil yang ditunjukan bahwa kandugan protein yang terdapat pada klekap

cukup untuk menunjang pertumbuhan ikan bandeng. Kisaran protein < 30% sangat

kurang menunjang jika digunakan untuk pengembangan budidaya ikan bandeng. Maka

dari itu klekap digunakan sebagai pakan tambahan. Kepadatan plankton pada klekap

yang tumbuh dimedia kotoran ayam secara visual lebi tinggi, hal ini diduga mampu

memberikan cadangan makanan bagi ikan bandeng. Sehingga ikan bandeng dapat

memanfaatkan klekap secara optimal yang mampu memberikan pertumbuhan bagi ikan

bandeng. Akan tetapi kandungan protein pada setiap perlakuan belum cukup baik

digunakan pada ikan banding untuk kegiatan produksi, menurut Boonyaratpalin (1997)

protein yang baik untuk pertumbuhan ikan bandeng berkisar 30-40%.

25

Page 26: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

4.1.2. Kelangsungan Hidup Ikan Bandeng

Gambar 4 : Grafik Persentase Laju pertumbuhan Ikan Bandeng Dengan Klekap Sesuai Perlakuan. (Nilai Grafik diikuti huruf yang sama menunjukan beda nyata (p<0,05)).

Keterangan: A1: Klekap dengan perlakuan pupuk kompos kotoran ayam pedagingA2 : Klekap dengan perlakuan pupuk kompos kotoran kambing jawaA3 : Klekap dengan perlakuan pupuk kompos serasah mangroveA4 : Tanpa pupuk (kontrol)

Persentase tingkat kelangsungan hidup yang diperoleh dalam penelitian ini

berkisar 59-75%. Kelangsungan hidup tidak diperoleh hasil yang berbeda, dimana dari

keseluruhan data yang diperoleh menunjukan tidak berbeda nyata (F hitung > F tabel).

Kematian ikan mulai terjadi pada minggu pertama dan minggu ke 3. Hasil pengamatan

laboratorium menunjukan bahwa kematian ikan diduga disebabkan oleh perubahan

lingkungan yang fluktuatif pada setiap harinya terutama suhu. Pemindahan habitat dari

kawasan tambak kedalam kawasan dataran tinggi menguatkan dugaan kematian

diakibatkan perubahan fisik media pemeliharaan. Perubahan suhu yang mendadak dapat

menyebabkan kematian pada ikan meskipun kondisi lingkungan lainnya optimal

(Purnamawati, 2002).

Hasil menunjukan kesegaraman tingkat kematian ikan disebabkan oleh

perubahan lingkungan yang kurang optimal sebagai media hidup ikan bandeng.

Menurut Purnamawati (2002) suhu yang baik untuk pertumbuhan ikan-ikan tropis 27-

26

Page 27: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

32oC. Adapun dugaan lainnya yaitu penggunaan ikan yang belum cukup secara umur

sehingga mengurangi kemampuan dalam mempertahankan diri dari perubahan

lingkungan yang terjadi pada saat pemeliharaan. Ahmad et al., (1999), Ikan bandeng

dapat beradaptasi pada suhu 28 - 32° C. Dengan demikian kisaran suhu pada

pemeliharaan ikan bandeng belum memenuhi persyaratan

4.2. Kualitas Air

Salah satu faktor penyebab ikan mudah sekali terserang penyakit adalah

pengelolaan air sebagai media pemeliharaan ikan yang tidak terkontrol dengan baik.

Sehingga perlu dilakukan pengukuran kualitas air yang bertujuan untuk mengetahui

perubahan pada media air dan apabila terjadi perubahan akan lebih cepat dalam

mengatasinya. Kualitas air untuk budi daya bandeng haruslah memenuhi beberapa

persyaratan yang sesuai dengan sifat fisik ikan bandeng.

4.2.1. Parameter Kimia

Kandungan oksigen, potensial hidrogen (pH), zat-zat beracun, dan tingkat

kekeruhan air merupakan contoh sifat kimia air. Parameter kimia yang diamati adalah

potensial hidrogen (pH), O2, dan salinitas.

4.2.1.1. Derajat Keasaman (pH)

Pengamatan pH selama pemeliharaan berkisar antara 6,8 - 7,9. Ini berarti derajat

keasaman pada pemeliharaan pembesaran bandeng masih dalam batas layak bagi

kehidupan ikan bandeng. Derajat keasaman ini dianggap layak karena menurut

Purnamawati (2002), pH yang baik untuk kehidupan ikan berkisar 6,5 – 9 dan kisaran

ini merupakan kadar optimum untuk pertumbuhan ikan, apabila nilai pH melebihi

kisaran nilai tersebut maka pertumbuhan ikan bisa terhambat. Kisaran pH dibawah 4,5

atau di atas 10 menurut Buttner et al., (1993), dapat menyebabkan kematian pada ikan.27

Page 28: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

4.2.1.2. Salinitas

Hidup pada kisaran salinitas yang besar, mulai dari 0 – 35 ppt merupakan salah

satu ciri khas ikan bandeng. Salinitas di tambak bandeng ini berkisar antara 6 – 10 ppt.

Daya toleransinya yang tinggi terhadap perubahan kadar garam menurut pendapat

Ismail dan Pratiwi (2002), menjadi salah satu faktor pendukung bagi ikan bandeng

untuk tetap bertahan hidup. Penerapan pada skala laboratorium dengan salinitas

cenderung sering berubah secara fluktuatif tetap bisa memelihara bandeng karena

sifatnya yang euryhaline.

4.2.1.3. Oksigen Terlarut

Oksigen terlarut (DO) pada penelitian ini adalah 6-6,8 ppm. Dengan demikian

kandungan oksigen 5-6,8 ppm masih memenuhi syarat untuk pemeliharaan ikan

Bandeng. Kelarutan oksigen merupakan faktor lingkungan yang penting bagi

pertumbuhan ikan bandeng, jika kandungan oksigen rendah dapat menyebabkan ikan

kehilangan nafsu makan sehingga mudah terserang penyakit dan dapat mengakibatkan

pertumbuhannya terhambat (Kordi, 2002).

4.2.2. Parameter Fisika

4.2.2.1. Suhu

Salah satu parameter fisika air yang sangat penting peranannya dalam kehidupan

ikan adalah suhu. Suhu pada saat penelitian tidak sesusai dengan kisaran optimum bagi

ikan bandeng. Setiap organisme akuatik mempunyai kisaran suhu tertentu dalam

pertumbuhannya karena suhu air mempengaruhi nafsu makan ikan dan pertumbuhan

badan ikan. Hal ini didukung oleh pendapat Cholik (1986) dalam Purnamawati (2002),

28

Page 29: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

bahwa suhu air dalam tambak pemeliharaan sebaiknya berkisar 27 – 32 0C karena ikan-

ikan tropis akan tumbuh baik pada kisaran tersebut.

29

Page 30: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

V. KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama 30 hari pemeliharaan

mengenai pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju

pertumbuhan ikan bandeng (Chanos chanos) dalam skala laboratorium, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan klekap terhadap pupuk berbeda sebagai pakan alami tidak

berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng

2. Tidak didapat pupuk terbaik guna meningkatkan kesuburan klekap, akan tetapi

penggunaan klekap hampir setara dengan pakan komersil.

5.2. Saran

Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh penumbuhan klekap

dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng (Chanos chanos)

dalam skala laboratorium dengan kondisi media pemeliharaan yang lebih intensif atau

ter kontrol.

30

Page 31: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Taufik dkk. 1999. Budidaya Bandeng Secara Intensif. Penebar Swadaya.Jakarta.

Albert G.J. Tacon. 1987. The Nutrition and Feeding of Darmed Fish and Shrimp. A Training Manual, FAD, Brasilia.

Andarias, I. 1981. Pengaruh Pupuk Urea dan TSP terhadap produksi Klekap. Disertasi, IPB: Bogor.

Andarias, I. 1991. Pengaruh pupuk Urea dan TSP terhadap produksi klekap, Fakultas Pasca Sarjana IPB, Bogor, 13 hal.

Anonim. 1985. Pedoman Teknis Pembenihan Ikan Bandeng. Departemen Pertanian.Jakarta.

Asdak. A. A. 2007. Budidaya Air. Yayasan Bogor Indonesia. Jakarta.256 hlm.Aslamyah, S. 2008. Pembelajaran Berbasis SCL pada Mata Kuliah Biokimia Nutrisi.

UNHAS. Makassar.

Asih, S. 2008.Pengaruh Penggunaan Produk Pupuk Organik Kotoran Kelelawar Bebas Mikroba Dengan Dosis Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Bandeng (Chanos-Chanos Forskal) Pada Usia Tebar Sampai 3 Bulan. [Skripsi].Manajemen Sumberdaya Perairan. Budidaya Perairan

Barus, T. A. 2002. Pengantar Limnologi. Fakultas MIPA Jurusan Biologi, USU, Medan.

Bengen, D.G. 2004. Pengenalan Dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. PKSPL IPB (Cetakan keempat), Bogor. 56 hal.

Boonyaratpatin, M.1997. Nutrients Requirments of marin food Fish Cultured in South Asia.

Boyd, C.E. and Licchopper 1986. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Amsterdam: Elsevier scientific Publishing Company.

Buttner, J. K., R. W. Soderberg, dan D. E. Terlizzi. 1993. An Introduction to Water Chemistry in Freshwater Aquaculture. Northeastern Regional Aquaculture Center. University of Massachusetts Dartmouth. Massachusetts.

Cotto, Z., Susilo, Rahardjo, T.B., Purwanto, S. Adiwilaga, S., Nainggolan,P.S. 1986. Interaksi Hutan Mangrove dan Perairan di Daerahg Estuari. Diskusi Panel Daya Guna dan Batas Jalur Hijau Mangrove, MAB-LIPI, Ciloto.

Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta. 163 hal.

Gomes, L. C., Araujo-Lima, C. A. R. M., Chippari-Gomes, A. R., Roubach, R. 2006. Transportation of juvenile tambaqui (Colossoma macropomum) in aclosed system. Journal Biol., 66(2A): 493-502, Brazil. 502 hal.

Ismail, W. dan Pratiwi, E. 2002. Budidaya Laut Menurut Tipe Perairan.Warta Penelitian Perikanan Indonesia. Vol. 8. No 2. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jakarta. Hal 8-12.

Kordi. G dan Tancung, A. B. 2005. Pengelolaan Kualitas Air. Rineka Cipta. Jakarta.

31

Page 32: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

Mason, C.F. 1977. Decomposition Studies in Biology. The Edward Arnold (Publ) Ltd., London.

Mudjiman, A. 1987. Budidaya Bandeng di Tambak. Penebar Swadaya. Jakarta. Purnamawati. 2002. Peranan Kualitas Air Terhadap Keberhasilan Budidaya Ikan di Kolam.

Murtidjo, B. A,. 2001. Beberapa Metode Pengolahan Tepung Ikan. Kanisius. Yogyakarta.

Murtidjo, B. A,. 2002. Bandeng. Kanisius. Yogyakarta.

Mwangamilo JJ., Jiddawi NS. 2003. Nutitional Studies and Development of a Practical Feed for Milkfish (Chanos chanos) Culture in Zanzibar, Tanzania. Western Indian Ocean J. Mar. Sci. 2: 137-146.

Pescod, M. B. 1973. Investigation of Rational Effluent and Stream Standard for Tropical Countries. Bangkok: AIT. Prowse, G.A.(1963a). Introduction of exotic fish. Nauture, Lond. 197 (4872): 1123.

Purnomowati, I., Hidayati, D., dan Saparinto, C. 2007. Ragam Olahan Bandeng. Kanisius. Yogyakarta.

Rudiyanti, S., Soedarsoeno., Hesty .M. R. 2010. Hubungan Kandungan Nitrat Klorofil-a Klekap Pada Tambak di Desa Banggi Rembang. Jurusan perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro.

Saeni, M. S. 1989. Kimia Lingkungan. Bogor, IPB.

Soeseno. S. 1974. Limnologi. Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perikanan : Jakarta.

Soeseno, S. 1985. Limnologi. Bogor: Sekolah Menengah Perikanan Darat.

Sterba, G. (1967). Freshwater fishes of he world. Studio Vista, E. Germany. 77 hal.Stone, N., Daniels, M. 2008. Algal Blooms, Scums and Mats in Ponds. University of

Arkansas at Pine Bluff, United States Department of Agriculture, and County Governments Cooperating

Subarijanti, H. U. 2005. Pemupukan dan Kesuburan Perairan. Fakultas Perikanan. Universitas Brawijaya. Malang.

Susanto, K., dan Amri, K. 2008. Budidaya Ikan Patin. Penebar Swadaya. Jakarta

Sutisna, Dedy H. dan Sutarmanto, R. 1995. Pembenihan Ikan Air Tawar. Yogyakarta: Kanisius

Sudrajat, A. 2008. Budidaya 23 Komoditas Laut Menguntungkan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Syamsuddin, R. 2010. Sektor Perikanan Kawasan Indonesia Timur: Potensi, Permasalahan, dan Prospek. PT Perca, Jakarta

Syandri, H. 1996. Aspek reproduksi ikan bilih Mystacolecus padangencis . Disertasi Program Pasca Sarjana Fakultas Perikanan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Ulqodry, T.Z. 1998. Produktivitas Serasah Mangrove dan Potensi Kontribusi Unsur Hara di Perairan Mangrove Tanjung Api-Api Sumatera Selatan. Tesis, Sekolah Pascasarjana IPB

32

Page 33: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

LAMPIRAN

Data PenelitianMinggu ke-1

UlanganTotal Rataan

Standar DeviasiPerlakuan 1 2 3 4

A1 4.7 4.3 4.9 4.5 18.4 4.60 0.26A2 4.8 4.6 4.5 4.6 18.5 4.63 0.13A3 4.5 4.5 4.7 4.5 18.2 4.55 0.10A4 4.3 4.3 4.8 4.6 18.4 4.60 0.22

Total   73.5 4.59  

Perhitungan Jumlah kuadrat (JK)FK : 73.5^2/16=337.64063JK Total : (4.7 ^2+...+ 4.6^2) - FK=0.4293750000JK Perl: 18.4^2+...+ 18.4^2)/4 - FK=0.0118750000JK Eror : JK Total-JK Perlakuan = 0.417500000

Sumber Derjat Jumlah Kuadrat F Hitung F Tabel

Variasi Bebas Kuadrat Tengah   0.05 0.01Perlakuan Eror 3 0.0119 0.0040 0.1138 3.49 5.95

Totoal12 0.4175 0.0348   SD= 0.18715 0.4294     kk= 4060%

Minggu ke-2

UlanganTotal Rataan

Standar DeviasiPerlakuan 1 2 3 4

A1 4.7 4.5 5.0 4.5 18.7 4.68 0.26A2 4.8 4.6 4.5 4.6 18.5 4.63 0.13A3 4.6 4.5 4.7 4.5 18.6 4.58 0.10A4 4.7 4.5 4.8 4.6 18.3 4.65 0.22

Total   73.5 4.63  

Perhitungan Jumlah kuadrat (JK)FK : 74.1^2/16 =343.17563JK Total : (4.7 ^2+...+ 4.6^2) - FK=0.3143750000JK Perl : (18.4^2+...+ 18.4^2)/4 - FK=0.0218750000JK Eror : JK Total-JK Perlakuan = 0.292500000

Sumber Derjat Jumlah Kuadrat F F Tabel

33

Page 34: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

HitungVariasi Bebas Kuadrat Tengah   0.05 0.01Perlakuan Eror 3 0.0219 0.0040 0.1138 3.49 5.95Totoal 12 0.2925 0.0348   SD= 0.156  15 0.3144     kk= 3371%

Minggu ke-3

Ulangan  Total Rataan

Standar DeviasiPerlakuan 1 2 3 4

A1 4.9 4.8 5.1 4.9 19.7 4.93 0.13A2 45.0 4.6 4.8 4.7 19.1 4.77 0.17A3 4.6 4.7 4.8 4.5 18.6 4.65 0.13A4 4.8 4.7 4.8 4.7 19.0 4.75 0.06Total         76.4 4.77  

Perhitungan Jumlah kuadrat (JK)FK : 73.5^2/16=337.64063JK Total : (4.7 ^2+...+ 4.6^2) - FK=0.3500000000JK Perl: 18.4^2+...+ 18.4^2)/4 - FK=0.1550000000JK Eror : JK Total-JK Perlakuan = 0.195000000

Sumber Derjat Jumlah Kuadrat F Hitung F Tabel

Variasi Bebas Kuadrat Tengah   0.05 0.01Perlakuan Eror 3 0.1550 0.0517 31.795 3.49 5.95Totoal 12 0.1950 0.0162   SD= 0.127  15 0.3500     kk= 2670%

Minggu ke-4

      Ulangan   Total Rataan Standar 34

Page 35: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

DeviasiPerlakuan 1 2 3 4    A1 5.1 5.0 5.2 4.9 20.2 5.05 0.13A2 5.0 4.7 5.0 4.8 19.5 4.88 0.15A3 4.7 4.7 5.0 4.6 19.0 4.75 0.17A4 5.0 4.9 4.9 5.0 19.8 4.95 0.06Total         78.5 4.91  

Perhitungan Jumlah kuadrat (JK)FK : 73.5^2/16=337.64063JK Total : (4.7 ^2+...+ 4.6^2) - FK=0.4093750000JK Perl : 18.4^2+...+ 18.4^2)/4 - FK=0.1918750000JK Eror : JK Total-JK Perlakuan = 0.217500000

Sumber Derjat Jumlah Kuadrat F Hitung F Tabel

Variasi Bebas Kuadrat Tengah   0.05 0.01Perlakuan Eror 3 0.1919 0.0640 35.287 3.49 5.95Totoal 12 0.2175 0.0181   SD= 0.187  15 0.4094     kk= 2744%

 A1 A2 A3 A45.05 4.88 4.75 4.95

A4 0.10 0.08 0.20  A3 0.30** 0.13    A2 0.18      A1        

Data

Rerata (g)Minggu 1

Rerata (g)Minggu 2

Rerata (g)Minggu 3

Rerata (g)Minggu 4

F Hit A 0.11 0.30 3.18 3.53*F Tab 5% 3.49 3.49 3.49 3.49A1 4.60 4.68 4.93 5.05 aA2 4.63 4.63 4.77 4.88 abA3 4.55 4.58 4.65 4.75 bA4 4.60 4.65 4.75 4.95 ab

Data : Sintasan

Tabulasi data

35

Page 36: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

----------------------------------------------------------------------------------- | Ulangan | Total | Rataan | Standar Perlakuan | 1 2 3 4 | | | Deviasi ----------------------------------------------------------------------------------- A1 | 70 70 80 80 | 300 | 75.0 | 5.8 A2 | 70 60 90 60 | 280 | 70.0 | 14.1 A3 | 80 70 60 90 | 300 | 75.0 | 12.9 A4 | 70 60 60 50 | 240 | 60.0 | 8.2----------------------------------------------------------------------------------- Total | | 1120 | 70.0-----------------------------------------------------------------------------------SD sampel = 11.5

Perhitungan jumlah kuadrat (JK)FK = 1120^2 / 16 = 78400.000 JK Total = ( 70^2 +...+ 50^2 ) - FK = 2000.0000 JK Perl = ( 300^2 +...+ 240^2 ) / 4 - FK = 600.0000 JK Error = JK Total - JK Perlakuan = 1400.0000

Data : Sintasan

Tabel analisis variansi

-------------------------------------------------------------------------- Sumber | Derajat Jumlah Kuadrat F F Tabel Variasi | Bebas Kuadrat Tengah Hitung 0.05 0.01 --------------------------------------------------------------------------Perlakuan | 3 600.0000 200.0000 1.7143 3.49 5.95Error | 12 1400.0000 116.6667 SD = 10.801--------------------------------------------------------------------------Total | 15 2000.0000 KK = 15.430 %--------------------------------------------------------------------------

Ringkasan Hasil

------------------------------ Data | Sintasan | | ------------------------------F hit A | 1.71 F tab 5% | 3.49 ------------------------------ A1 | 75.0 A2 | 70.0 A3 | 75.0 A4 | 60.0 ------------------------------ Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada BNT 5%

Hasil Analisis Proksimat

36

Page 37: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

Kualitas Air

37

Page 38: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

Kualitas Air

Minggu-1 Minggu-2 Minggu-3 Minggu-4

Suhu (oC) 27-30 28-30 27-29 27-30

Salinitas (ppm)

11-12 12-13 10-11 12-13

O2 (ppt) 4-5 5-6 4-6 5-7

pH 7 7 7 7

Dokumentasi Penelitian

38

Page 39: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

Lokasi Pengambilan Air Media Pemeliharaan Ikan Bandeng

Pengangkutan Air Media Pemeliharaan Ikan Bandeng

39

Page 40: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

Persiapan Media Pemeliharaan Ikan Bandeng

Kondisi Media Pemeliharaan Dengan Substrat Berupa Lumpur dan Pupuk Kompos

40

Page 41: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

Pengukuran Awal Ikan Bandeng

Pengukuran Pertumbuhan Ikan Bandeng

UCAPAN TERIMA KASIH41

Page 42: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Penelitian dengan baik. Atas

dari itu penulis mengucap terima kasih kepada beberapa pihak adalah :

1. Bapak Ir. H .Arif Mahdiana, M.Si. Selaku ketua Jurusan Perikanan Dan

Kelautan yang telah memberikan ijin untuk melaksanan Penelitian.

2. Ibu Anandita Ekasanti, S.Pt., M.Si. Selaku pembimbing akademik yang selalu

memberikan nasehat dan sabar agar penulis cepat menyelesaikan penelitian

dengan baik.

3. Bapak Dr. Ir. Hary Petrus TS, M.Si. selaku pembimbing pertama penelitian yang

telah memberikan arahan, bimbingan, dan kesabaran dalam pelaksanaan

penelitian dan penyusunan laporan

4. Bapak Drs. Kasprijo, M.Si selaku pembimbing anggota penelitian yang telah

memberikan arahan, bimbingan, dan kesabaran dalam pelaksanaan penelitian

dan penyusunan laporan

5. Bapak Iskandar Royland dan Sekar Pamorati yang sudah melahirkan saya serta

memberi ilmu dan agama yang sampai sekarang selalu saya terapkan dan selalu

menjadi pedoman hidup saya.

6. Elena Lita Sova tidak lelah untuk memberi motivasi saya untuk selalu berjuang

tentang hidup dan masa depan yang akan dijalani nanti serta tentang

perkuliahan.. ♥

7. Dan tidak lupa juga dengan power rangers sebagai julukan kami ber 5 yang

berasal dari kota bekasi : deny, raina, yuri, danar yang selalu bawel memberi

42

Page 43: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

semangat saya untuk memikirkan tentang perkuliahan agar tidak bermalas-

malasan dan harus mempunyai target lulus.

8. Keluarga besar kontrakan ONYX. M7 diantaranya : Andri(Tanpa ekspresi),

Iyor(Spontanitas konyol), Nanu susilo(Iseng sangadh), Edoy(Scary Job),

Batax(Keras), Pijar(Motivasi man), Jerry(Silent man), Miun(Kakak Tertua),

Syahbani(Selaku S2)

Temen-temen BDP dan Angkatan’08 serta panitia KI yang tak pernah lelah mengupayakan hal terbaik untuk kesuksesan Kunjungan Banyuwangi-Bali

RIWAYAT HIDUP

43

Page 44: pengaruh penumbuhan klekap dengan pemupukan berbeda terhadap laju pertumbuhan ikan bandeng(chanos chanos) dalam skala laboratorium

Nama Muhammad Rizqi Tiyandar Pratama biasa dipanggil oleh teman dan sahabat

berbeda-beda nama julukan bisa rizqi, iki, begeng, botink, kriting, dan masih banyak

lagi, saya terlahir dari keluarga sederhana, berkecukupan serta ilmu agama yg pekat

dididik semenjak lahir dan selalu bersyukur kepada ALLAH S.W.T. Terlahir pada

tanggal 26 Oktober 1990 hari jum’at di kota bekasi tepatnya BEKASI TIMUR, saya

memiliki riwayat pendidikan sebagai berikut : bermula di Taman kanak-kanak

Cendrawasih, dan tahun 1996 masuk SD Bekasi Jaya V, pada tahun 2002 memasuki

tingkat SMP 18 Bekasi setelah itu di tahun 2005 masuk SMA 3 Bekasi, lalu 2008 saya

lanjut dibangku kuliah Universitas Jendral Soedirman jurusan perikanan, di kota

purwokerto pembentukan atau proses jati diri yang sesungguhnya baru saya mulai.

44