PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... ·...
Transcript of PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... ·...
i
PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITTY TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN
MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL
MODERASI
(Studi pada Perusahaan Sektor Tambang yang terdaftar di BEI)
Oleh:
Muhammad Akbar Syawal
NIM: 108082000044
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
ii
PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITTY TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN
MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL
MODERASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Menenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Muhammad Akbar Syawal
NIM: 108082000044
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr.H. Abdul Hamid, MS. Yusar Sagara, SE, Ak, M.Si
NIP: 1970617 1985 03 1 002 NIDN: 2009058601
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Minggu, Tanggal 29 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Lima Belas, telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Muhammad Akbar Syawal
2. NIM : 108082000044
3. Jurusan : Akuntansi/Audit
4. Judul Skripsi : Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility terhadap Manajemen Laba dengan
Mekanisme Corporate Governance sebagai Variabel
Moderasi. (Studi pada Perusahaan Sektor Tambang
yang terdaftar di BEI Tahun 2011 – 2014)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 29 Desember 2015
1. ( )
Ketua
2. ( )
Sekretaris
3. ( )
Penguji Ahli
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Kamis, 8 Januari 2016, telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Muhammad Akbar Syawal
2. NIM : 108082000044
3. Jurusan : Akuntansi - Audit
4. Judul Skripsi : Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility terhadap Manajemen Laba dengan
Mekanisme Corporate Governance sebagai Variabel
Moderasi. (Studi pada Perusahaan Sektor Tambang
yang terdaftar di BEI Tahun 2011 – 2014)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut
di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 8 Januari 2016
1. ( )
Ketua
2. ( )
Sekretaris
3. ( )
Pembimbing I
4. ( ) Pembimbing II
5. ( ) Penguji Ahli
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Muhammad Akbar Syawal
NIM : 108082000044
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 8 Januari 2016
Yang Menyatakan,
(Muhammad Akbar Syawal)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Muhammad Akbar Syawal
2. Jenis Kelamin : Laki-Laki
3. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Mei 1988
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jl. Swadaya 8 No.52 RT. 06/12,
Pancoranmas – Depok
6. Telpon : 0822 3277 1211
7. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDN Depok Jaya V Tahun 1994-2000
2. SLTP N 2 Depok Tahun 2000-2003
3. SMAN 109 Jakarta Tahun 2003-2006
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2008-2015
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Komandan Satuan Menwa UIN Jakarta Tahun 2011-2013
2. Ka-bid Kepemudaan Satgasus FKPT DKI Jakarta` Tahun 2014-skg
3. Ka-s Brigade BKPRMI DKI Jakarta Tahun 2014-skg
4. Ka-ur Litbang Bisnis Yayasan RCBN Tahun 2015-skg
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Alm. Tundris Portier
2. Tempat, Tanggal Lahir : Sibolga, 26 Juli 1953
3. Ibu : Almh. Ellymar
4. Tempat, Tanggal Lahir : Bukittinggi, 22 Maret 1954
vii
THE INFLUENCE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
DISCLOSURE ON EARNING MANAGEMENT WITH CORPORATE
GOVERNANCE MECHANISM AS A MODERATION VARIABEL
(Empirical Study on the Mining Sector Companies Listed on BEI)
By: Muhammad Akbar Syawal
ABSTRACT
This research is aimed to examine the influence of corporate sosial
responsibility and corporate governance mechanisms to earnings management.
The population of this research is 17 companies in the sector of mining
industry companies which were listed in Indonesian Stock Exchange (IDX) in
2011-2014. Data used in this study come from annual reports and sustainable
report of mining sector companies listed on the IDX. Samples are obtained by
using purposive sampling method. Hypothesis testing method used is multiple
regression analysis. Result of this research indicates that CSR which moderated
by audit committee had a significant effect to earnings management. Meanwhile,
corporate social responsibility and moderated corporate social responsibility with
the proportion of independent commissioners and management owners had not
significant effect to earnings management.
Keywords: CSR,earnings management, management ownership, audite
committe, proportion of independet comissioners, Size, Leverage,
mining sector companies
viii
PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITTY TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN
MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL
MODERASI
(Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Tambang yang Terdaftar di BEI)
Oleh: Muhammad Akbar Syawal
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengungkapan CSR
terhadap manajemen laba yang dimoderasi oleh mekanisme corporate
governance. Sampel penelitian ini adalah perusahaan sektor tambang yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menyajikan laporan keuangan yang
telah diaudit dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014, populasi dalam
penelitian ini adalah 17 perusahaan sektor tambang dengan jumlah sampel
sebanyak 68 sampel. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data
dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pengungkapan CSR tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba, variabel CSR moderasi kepemilikan
manajemen tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba, variabel CSR
moderasi komite audit memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap
manajemen laba, dan variabel CSR moderasi komisaris independen tidak
memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.
Kata kunci: CSR, CSR indeks, manajemen laba, discretionary accrual,
kepemilikan manajemen, komite audit, komisaris independen,
Size, Leverage, perusahaan sektor tambang.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibilitty terhadap
Manajemen Laba dengan Mekanisme Corporate Governance sebagai
Variabel Moderasi”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi
sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua penulis, Alm. Tundris Portier dan Almh. Ellymar, yang telah
memberikan semangat, motivasi, nasehat, cinta, perhatian, kasih sayang, serta
doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis. (Semoga diberikan tempat
yang terbaik di sisi-Nya, Amin.)
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, Ak, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku dosen pembimbing skripsi I yang
telah bersedia meluangkan waktunya yang sangat berharga untuk
membimbing penulis selama menyusun skripsi.
7. Bapak Yusar Sagara, SE, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah
bersedia meluangkan waktu serta memberikan pengarahan dan bimbingan
dalam penulisan skripsi ini.
x
8. Seluruh staf pengajar dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan
kepada penulis.
9. Kedua Kakak perempuan penulis, Sylviana dan Hamidah, atas segala
kesabaran, perhatian, kasih sayang, motivasi serta doanya untuk penulis.
10. All members of Portier Family, terutama Ibu Meilinis Zulkifli yang tiada
henti memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
11. Keluarga besar Resimen Mahasiswa Jayakarta dan Satuan Menwa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, rekan Edelweiss, para senior serta junior yang telah
mengajarkan penulis arti kekeluargaan, tanggung jawab, jiwa korsa dan
loyalitas dalam berorganisasi. Suatu kebanggaan menjadi bagian dari kalian.
12. Teman-teman Akuntansi B angkatan 2008 yang sudah ikut mewarnai dan
menemani penulis selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Sukses untuk kita semua.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Desember 2015
(Muhammad Akbar Syawal Portier)
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................ 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 7
1. Tujuan Penelitian .............................................................. 7
2. Manfaat Penelitian ............................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 10
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil ........... 10
xii
1. Teori Agensi ...................................................................... 10
2. Teori Sinyal ....................................................................... 11
3. Teori Stakeholder .............................................................. 13
4. Teori Legitimasi ................................................................ 14
5. Corporate Social Responsibility ....................................... 15
6. Corporate Environmental Disclosure ............................... 16
7. Manajemen Laba ............................................................... 17
8. Mekanisme Corporate Governance .................................. 19
9. Good Corporate Governance ............................................ 20
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis............ 23
1. Pengaruh Pengungkapan CSR terhadap –
Manajemen Laba ............................................................... 23
2. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance –
terhadap Manajemen Laba ................................................ 25
C. Penelitian Terdahulu ............................................................... 29
D. Kerangka Pemikiran ................................................................ 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 34
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 34
B. Metode Penentuan Sampel ...................................................... 34
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 35
D. Metode Analisis Data .............................................................. 35
1. Statistik Deskriptif ............................................................ 35
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 36
3. Uji Hipotesis ..................................................................... 38
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian....................................... 42
1. Variabel Dependen ............................................................ 42
2. Variabel Independen ......................................................... 44
3. Variabel Moderasi ............................................................. 46
4. Variabel Kontrol................................................................ 49
xiii
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................. 51
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................ 51
B. Hasil Uji Statistik .................................................................... 52
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................. 52
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................... 55
3. Hasil Uji Hipotesis ............................................................ 63
C. Analisis dan Interpretasi .......................................................... 74
BAB V PENUTUP .................................................................................... 79
A. Kesimpulan ............................................................................. 79
B. Saran ........................................................................................ 81
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 84
LAMPIRAN .................................................................................................... 89
xiv
DAFTAR TABEL
No. Tabel Nama Tabel Hal.
2.1 Perbedaan dengan Penelitan Terdahulu ............................... 29
4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian .................................. 52
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................... 53
4.3 Hasil Uji Signifikansi Skewness-Kurtosis ........................... 57
4.4 Hasil Uji 1-SK-Smirnov ...................................................... 58
4.5 Hasil Uji Multikolinearitas .................................................. 59
4.6 Hasil Uji Autokorelasi DW ................................................. 62
4.7 Hasil Uji Auokorelasi Run test ............................................ 63
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi 1 ....................................... 64
4.9 Hasil Uji Statistik F 1 .......................................................... 65
4.10 Hasil Uji Statistik t 1 ............................................................ 66
4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi 2 ....................................... 66
4.12 Hasil Uji Statistik F 2 .......................................................... 67
4.13 Hasil Uji Statistik t 2 ............................................................ 69
4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi 3 ....................................... 70
xv
4.15 Hasil Uji Statistik F 3 .......................................................... 70
4.16 Hasil Uji Statistik t 3 ............................................................ 72
4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi 4 ....................................... 73
4.18 Hasil Uji Statistik F 4 .......................................................... 74
4.19 Hasil Uji Statistik t 4 ............................................................ 75
4.19 Hasil Pengujian Regresi ....................................................... 76
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Keterangan Hal.
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ................................................ 32
4.1 Grafik Probability Plot ........................................................ 56
4.2 Grafik Scatterplot ................................................................ 60
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Nama Lampiran Hal.
1 Daftar perusahaan sektor tambang yang menjadi sampel .... 89
2 Daftar Variabel Independen ................................................. 90
3 Daftar Variabel Dependen ................................................... 91
4 Daftar Variabel Kontrol ....................................................... 92
5 Dafttar Variabel Moderasi ................................................... 94
6 Daftar Indikator GRI ............................................................ 97
7 Daftar Perhitungan CSR ...................................................... 98
8 Daftar Perhitungan Manajemen Laba .................................. 102
9 Daftar Perhitungan Size ....................................................... 105
10 Daftar Perhitungan Leverage ............................................... 106
11 Daftar Perhitungan Corporate Governance .......................... 108
12 Statistik Deskriptif ............................................................... 111
13 Normalitas Data ................................................................... 112
14 Multikolinearitas .................................................................. 114
15 Heterokedastisidas ............................................................... 115
16 Autokorelasi ......................................................................... 116
17 Regresi Linear 1 ................................................................... 117
18 Regresi Linear 2 ................................................................... 118
19 Regresi Linear 3 ................................................................... 119
20 Regresi Linear 4 ................................................................... 120
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerusakan hutan dan lahan yang disebabkan berbagai aktivitas manusia
seperi perladangan, perambahan, pembalakan, dan kebakaran hutan pada
beberapa tahun terakhir menyebabkan luas kawasan hutan semakin menyusut,
yang sampai saat ini diperkirakan 2,83 juta ha/tahun terjadi deforestasi
kawasan hutan (Departemen Kehutanan, 2006). Hampir 70% kerusakan
lingkungan disebabkan oleh perusahaan tambang (Kompas, 2012). Industri
ini seringkali mengakali peraturan yang bertentangan dengan kepentingannya.
Sedikitnya lima raksasa perusahaan pertambangan diduga mencemari
sejumlah sungai di wilayah para korporasi itu beroperasi sehingga
menimbulkan pencemaran, pendangkalan hingga kerusakan hulu sungai.
Wilayah terbanyak terdapat di Kalimantan, Andre S. Wijaya, Koordinator
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), mengatakan sungai merupakan sumber
penting bagi kehidupan masyarakat namun dirusak setelah terjadinya operasi
pertambangan di wilayah tertentu (Bisnis, 2012).
Sama halnya dengan yang terjadi di Tambang di Kecamatan Makroman,
Samarinda, Kalimantan Timur dengan masif mengacak-ngacak wilayah lahan
pertanian (sawah dan kolam ikan) sejak tahun 2008. Tambang Batubara CV.
Arjuna dan Panca Prima Mining memotong gunung yang dulunya sumber air
untuk persawahan warga. Kini mereka membuang limbah ke persawahan
warga yang luasnya mencapai 400 hektar. Tidak hanya itu, lahan penghijauan
2
milik Pemerintah Kota Samarinda di RT 13 yang dikenal dengan gunung
lampu juga ikut di tambang. Produksi gabah mereka menurun setiap tahun.
Sebelum tambang masuk mereka memprodusi gabah sekitar delapan ton
setiap hektar. Kini setelah ada tambang batubara hanya mencapai 3-4 ton
setiap musim panen. (Satuharapan, 2013). Tidak berhenti sampai di situ, lagi-
lagi tersiar kabar yang dimuat dalam media online KendariNews (2013),
bahwa Laut Donggala, Kolaka juga tercemar. Budidaya rumput laut mati
karena air laut memerah akibat pencemaran yang diduga dari PT WIL
(pertambangan nikel).
Hasil penelitian Damopoli (2013), menunjukkan bahwa tanggung jawab
yang begitu besar terhadap lingkungan yang harus dijalani oleh perusahaan
pertambangan pasca pengelolaan merupakan bentuk tanggung jawab yang
sangatlah penting bagi perusahaan pada sektor pertambangan dimana
bertujuan agar dapat memulihkan kembali fungsi lingkungan dan ekosistem
yang sempat terganggu akibat kegiatan pertambangan. Hal ini tentunya tidak
terlepas juga bersama campur tangan dari pemerintah setempat. Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan dewasa ini menjadi bagian yang wajib
dilaksanakan oleh perusahaan. Hal ini dipertegas dalam UU No. 40 Tahun
2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 74 ayat (1) menyatakan Perseroan
yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan / atau berkaitan dengan
sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan. Selanjutnya lebih di perjelas lagi dengan ayat (3) Perseroan yang
3
tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikenai
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan perusahaan,
menimbulkan tekanan dari berbagai pihak khususnya masyarakat terhadap
perusahaan agar memberikan informasi yang transparan mengenai aktivitas
lingkungannya (Anggraini, 2006). Perusahaan dapat memperlihatkan
kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan melalui environmental
disclosure yaitu pengungkapan informasi mengenai tanggung jawab
lingkungan dalam instrumen laporan keuangan (Perwita, 2009).
Environmental disclosure mencakup pengungkapan tentang lingkungan
hidup, juga mengungkapkan informasi mengenai energi serta kesehatan dan
keselamatan kerja. (Gray et al., 2001).
Sementara itu, tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social
responsibility (CSR) merupakan sebuah gagasan yang menjadikan perusahaan
tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom
line. Tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines
yaitu juga memperhatikan masalah sosial dan lingkungan (Daniri, 2008).
Triple bottom line reporting merupakan laporan yang memberikan informasi
mengenai pelaksanaan kegiatan ekonomi, sosial, dan lingkungan dari sebuah
entitas. Apabila prinsip triple bottom line reporting dapat diimplementasikan
dengan baik, maka akan menunjukkan bahwa akuntabilitas perusahaan tidak
hanya untuk pelaksanaan kegiatan ekonomi mereka, tetapi juga untuk
pelaksanaan kegiatan sosial dan lingkungan (Deegan, 2004).
4
Pengungkapan kinerja lingkungan, sosial, dan ekonomi di dalam laporan
tahunan atau laporan terpisah adalah untuk mencerminkan tingkat
akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), dan
keterbukaan (transparency) perusahaan kepada investor dan stakeholder
lainnya (Darwin , 2004 dalam Novita dan Djakman, 2008). Lebih dari itu,
Utama (2005) menyatakan bahwa praktik dan pengungkapan CSR merupakan
konsekuensi logis dari implementasi konsep good corporate governance
(GCG), yang prinsipnya menyatakan bahwa perusahaan perlu memperhatikan
kepentingan stakeholder sesuai dengan aturan yang ada dan menjalin
kerjasama yang aktif dengan stakeholder demi kelangsungan hidup jangka
panjang perusahaan, sehingga dengan adanya mekanisme dan struktur
governance ini dapat mengurangi asimetri informasi.
Asimetri informasi antara manajemen (agent) dan pemilik (principal)
dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan tindakan
oportunis seperti manajemen laba (earnings management) mengenai kinerja
ekonomi perusahaan sehingga dapat merugikan pemilik (principal). Dengan
adanya masalah agensi yang disebabkan karena konflik kepentingan dan
asimetri informasi ini, maka perusahaan harus menanggung biaya keagenan
(agency cost). Teori agensi mampu menjelaskan potensi konflik kepentingan
diantara pihak yang berkepentingan dalam perusahaan tersebut. (Jensen dan
Meckling, 1976).
Chih et al. (2008) dan Prior et al. (2008) merupakan artikel utama yang
mengeksplorasi hubungan antara CSR dan manajemen laba. Penelitian yang
5
dilakukan Prior et al. (2008) menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh positif
dari praktik manajemen laba (earnings management) terhadap CSR. (Prior et
al., 2008) para manajer umumnya mempunyai kecenderungan untuk
melakukan korupsi dengan stakeholder lain melalui pelaksanaan dan
pengungkapan CSR dengan menggunakan kelebihan keuntungan untuk
konsumsi dan perilaku oportunistik. Perusahaan yang melaksanakan kegiatan
CSR lebih diharapkan untuk mengurangi kemungkinan perataan laba.
Sedangkan Chih et al. (2008) menemukan adanya hubungan negatif antara
manajemen laba dengan CSR, ketika manajemen laba diproksikan dengan
perataan laba (income smoothing).
Menurut Belkaoui dan Karpik (1989) dalam Anggraini (2006)
perusahaan melakukan pengungkapan informasi sosial (CSR disclosure)
dengan tujuan untuk membangun image pada perusahaan dan mendapatkan
perhatian dari masyarakat. Perusahaan memerlukan biaya dalam rangka untuk
memberikan informasi sosial, sehingga laba yang dilaporkan dalam tahun
berjalan menjadi lebih rendah. Namun, karena kurangnya pengawasan pada
sistem pengawasan perusahaan, manajer dapat dengan mudah melakukan
tindakan manajemen laba dengan intervensi pada penyusunan laporan
keuangan berdasarkan akuntansi akrual. Untuk itu perlu adanya komite audit
yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas laba melalui pengawasan
terhadap proses pelaporan keuangan dan pelaksanaan audit eksternal
(Widiatmaja, 2010). Oleh karena itu, pelaku CSR sebaiknya tidak
memisahkan aktivitas CSR dengan Good Corporate Governance karena
6
keduanya merupakan satu continuum (kesatuan), dan bukan merupakan
penyatuan dari beberapa bagian yang terpisahkan. Murwaningsari (2009)
menyatakan bahwa gagasan utama Good Coorporate Governance (GCG)
atau tata kelola perusahaan yang baik adalah mewujudkan tanggung jawab
sosial (CSR). Dari beberapa penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
corporate social responsibility mempunyai keterkaitan erat dengan
manajemen laba begitu pula antara corporate social responsibility dan
corporate governance.
Penelitian yang dilakukan oleh Sun et al. (2010) dan Handajani, Sutrisno
dan Chandrarin (2010) meneliti hubungan antara corporate environmental
disclosure dan manajemen laba dan dampak mekanisme corporate
governance terhadap asosiasi tersebut. Menurut Sun et al. (2010) ada
hubungan signifikan antara corporate environmental disclosure dengan
manajemen laba. Kemudian Sun et al. (2010) juga menemukan bahwa hanya
variabel jumlah rapat komite audit yang berpengaruh terhadap hubungan
corporate environmental disclosure dan manajemen laba.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dan adanya ketidakkonsistenan
antara hasil penelitian sebelumnya sehingga dirasa perlu diuji kembali
bagaimana pengaruh antara CSR terhadap manajemen laba dan good
corporate governance. Atas dasar tersebut judul penelitian yang akan
diajukan adalah “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility
terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance sebagai
7
Variabel Moderasi (Studi pada Perusahaan Sektor Tambang yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2011 – 2014).”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh pengungkapan corporate social
responsibility terhadap manajemen laba pada perusahaan sektor
tambang yang terdaftar di BEI tahun 2011 – 2014?
2. Apakah kepemilikan manajemen memoderasi pengaruh pengungkapan
corporate social responsibility terhadap manajemen laba pada
perusahaan sektor tambang yang terdaftar di BEI tahun 2011 – 2014?
3. Apakah komite audit memoderasi pengaruh corporate social
responsibility terhadap manajemen laba pada perusahaan sektor
tambang yang terdaftar di BEI tahun 2011 – 2014?
4. Apakah komisaris independen memoderasi pengaruh corporate social
responsibility terhadap manajemen laba pada perusahaan sektor
tambang yang terdaftar di BEI tahun 2011 – 2014?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan corporate social
responsibility terhadap manajemen laba pada perusahaan sektor
tambang yang terdaftar di BEI tahun 2011 – 2014.
8
b. Untuk mengetahui moderasi kepemilikan manajemen terhadap
pengaruh pengungkapan corporate social responsibility dengan
manajemen laba pada perusahaan sektor tambang yang terdaftar di
BEI tahun 2011 – 2014.
c. Untuk mengetahui moderasi komite audit terhadap pengaruh
pengungkapan corporate social responsibility dengan manajemen
laba pada perusahaan sektor tambang yang terdaftar di BEI tahun
2011 – 2014.
d. Untuk mengetahui moderasi komisaris independen terhadap
pengaruh pengungkapan corporate social responsibility dengan
manajemen laba pada perusahaan sektor tambang yang terdaftar di
BEI tahun 2011 – 2014.
2. Manfaat Penelitian
a. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengungkapan
tanggung jawab sosial dan tingkat manajemen laba yang terjadi di
industri sektor tambang.
b. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh
pengungkapan corporate social responsibility terhadap manajemen
laba dengan moderasi mekanisme good corporate governance yang
terjadi di industri sektor tambang.
c. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan dasar bagi penelitian-
penelitian selanjutnya untuk lebih memperdalam permasalahan
manajemen laba yang terkait dengan pengungkapan tanggung
9
jawab sosial dan mekanisme good corporate governance di industri
sektor tambang.
d. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan kepustakaan
sumbangan pemikiran dan dijadikan bahan pembelajaran serta
penelitian selanjutnya demi berkembangnya ilmu pengetahuan di
tengah masyarakat.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil
1. Teori Agensi
Teori agensi menggambarkan perusahaan sebagai suatu titik temu
antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen (agent).
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan
merupakan sebuah kontrak yang terjadi antara manajer (agent) dengan
pemilik perusahaan (principal). Wewenang dan tanggung jawab agent
maupun principal diatur dalam kontrak kerja atas persetujuan bersama.
Jensen dan Meckling (1976) dikutip dari Waryanto (2010) menjelaskan
adanya konflik kepentingan dalam hubungan keagenan. Terjadinya
konflik kepentingan antara pemilik dan agen karena kemungkinan agen
bertindak tidak sesuai dengan kepentingan prinsipal, sehingga memicu
biaya keagenan (agency cost). Pada teori agensi juga dijelaskan
mengenai masalah asimetri informasi (information asymmetry).
Asimetri informasi antara manajemen (agent) dengan pemilik
(principal) dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk
melakukan tindakan oportunis seperti manajemen laba (earnings
management) mengenai kinerja ekonomi perusahaan sehingga dapat
merugikan pemilik (pemegang saham).
Berdasarkan teori agensi, perusahaan yang menghadapi biaya
pengawasan dan biaya kontrak yang rendah cenderung akan
11
melaporkan laba bersih rendah atau dengan kata lain akan
mengeluarkan biaya-biaya untuk kepentingan manajemen salah satunya
biaya yang dapat meningkatkan reputasi perusahaan di mata
masyarakat. Kemudian sebagai wujud pertanggungjawaban, manajer
sebagai agen akan berusaha memenuhi seluruh keinginan pihak
prinsipal dengan melakukan corporate environmental disclosure
sebagai tindakan CSR. Sun et al. (2010) menyatakan bahwa corporate
environmental disclosure merupakan sinyal yang dapat mengalihkan
perhatian pemegang saham dari pengawasan manipulasi laba atau isu-
isu lainnya dan sebagai hasilnya harga saham di pasar modal akan
meningkat seiring meningkatnya kepercayaan pemegang saham
terhadap transparansi informasi yang diungkapkan oleh perusahaan.
2. Teori Sinyal
Teori sinyal berakar pada teori akuntansi pragmatik yang
memusatkan perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap
perubahan perilaku pemakai informasi. Salah satu informasi yang dapat
dijadikan sinyal adalah pengungkapan yang dilakukan oleh suatu
emiten. Dorongan untuk mengemukakan informasi akuntansi tersebut
adalah karena terdapat asimetri informasi antara manajemen (agent) dan
stakeholder (principal). Information asymmetry atau ketidaksamaan
informasi adalah situasi di mana manajer memiliki informasi yang
berbeda (yang lebih baik) mengenai kondisi atau prospek perusahaan
daripada yang dimiliki investor (Brigham, 1999 dalam Susetyo, 2006).
12
Richardson (1998) dalam Wisnuwurti (2010) menyatakan bahwa
asimetri informasi dapat memberikan kesempatan kepada manajer
untuk melakukan praktik manajemen laba (earnings management),
keadaan di mana manajer melakukan tindakan yang menguntungkan
diri sendiri dengan menggunakan estimasi dan metode akuntansi yang
dapat menyembunyikan nilai ekonomi perusahaan yang benar dari
stakeholder.
Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan
mengurangi asimetri informasi. Salah satu cara untuk mengurangi
asimetri informasi adalah dengan memberikan sinyal kepada
stakeholder tentang informasi keuangan yang dapat dipercaya yang
akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang
akan datang (Wolk et al., 2000 dalam Jama’an, 2008). Gray et al.
(2001) berpendapat bahwa kualitas pelaporan keuangan merupakan
sinyal untuk pelaku pasar keuangan dan stakeholder lainnya yang
memperlihatkan bahwa manajemen mampu mengontrol risiko sosial
dan lingkungan dalam perusahaan. Selain itu, corporate environmental
disclosure juga merupakan sinyal kepada investor dan stakeholder
lainnya di mana perusahaan secara aktif ikut serta dalam praktik-praktik
CSR dan menunjukkan bahwa nilai pasar perusahaan dalam posisi yang
baik. Kinerja sosial perusahaan yang baik membantu perusahaan untuk
mendapatkan keandalan reputasi dari pasar modal dan utang.
13
3. TEORI STAKEHOLDER
Deegan (2004) menyatakan bahwa teori stakeholder menekankan
akuntabilitas organisasi jauh melebihi kinerja keuangan atau ekonomi
sederhana. Teori ini menyatakan bahwa organisasi akan memilih secara
sukarela mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan, sosial
dan intelektual mereka, melebihi dan di atas permintaan wajibnya,
untuk memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh
stakeholder.
Sejalan dengan pernyataan tersebut Cahyonowati (2003) dalam
Januarti dan Apriyanti (2005) mengemukakan bahwa teori stakeholder
mengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan memerlukan dukungan
stakeholder, sehingga aktivitas perusahaan juga mempertimbangkan
persetujuan dari stakeholder. Semakin kuat stakeholder, maka
perusahaan harus semakin beradaptasi dengan stakeholder.
Pengungkapan sosial dan lingkungan kemudian dipandang sebagai
dialog antara perusahaan dengan stakeholder.
Menurut Januarti dan Apriyanti (2005), ada beberapa alasan yang
mendorong perusahaan perlu memperhatikan kepentingan stakeholders,
yaitu:
a. Isu lingkungan melibatkan kepentingan berbagai kelompok dalam
masyarakat yang dapat mengganggu kualitas hidup mereka.
b. Dalam era globalisasi telah mendorong produk-produk yang
diperdagangkan harus bersahabat dengan lingkungan.
14
c. Para investor dalam menanamkan modalnya cenderung untuk
memilih perusahaan yang memiliki dan mengembangkan
kebijakan dan program lingkungan.
d. LSM dan pencinta lingkungan makin vokal dalam mengkritik
perusahaan-perusahaan yang kurang peduli terhadap lingkungan.
4. Teori Legitimasi
Teori legitimasi berhubungan erat dengan teori stakeholder. Teori
legitimasi menyatakan bahwa organisasi secara berkelanjutan mencari
cara untuk menjamin operasi mereka berada dalam batas dan norma
yang berlaku di masyarakat (Deegan, 2004). Menurut Deegan (2004)
dalam perspektif teori legitimasi, suatu perusahaan akan secara sukarela
melaporkan aktifitasnya jika manajemen menganggap bahwa hal ini
adalah yang diharapkan komunitas.
Lidblom (1994) dalam Guthrie dan Richerri (2006) mengemukakan
bahwa, jika perusahaan merasa bahwa legitimasinya dipertanyakan
maka dapat mengambil beberapa strategi perlawanan, yaitu:
a. Perusahaan dapat berupaya untuk mendidik dan
menginformasikan kepada stakeholder-nya mengenai perubahan
yang terjadi dalam perusahaan.
b. Perusahaan dapat berupaya untuk merubah pandangan
stakeholder tanpa mengganti perilaku perusahaan.
c. Perusahaan dapat berupaya untuk memanipulasi persepsi
stakeholder dengan cara membelokkan perhatian stakeholder dari
15
isu yang menjadi perhatian kepada isu lain yang berkaitan dan
menarik.
d. Perusahaan dapat berupaya untuk mengganti dan mempengaruhi
harapan pihak eksternal tentang kinerja (performance)
perusahaan.
Berdasarkan kajian tentang teori stakeholder dan teori legitimasi,
dapat disimpulkan bahwa kedua teori tersebut memiliki penekanan yang
berbeda tentang pihak-pihak yang dapat mempengaruhi luas
pengungkapan informasi di dalam laporan keuangan perusahaan. Teori
stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder yang
dianggap powerfull. Kelompok stakeholder inilah yang menjadi
pertimbangan utama bagi perusahaan dalam mengungkapkan dan/atau
tidak mengungkapkan suatu informasi di dalam laporan keuangan.
Sedangkan teori legitimasi menempatkan persepsi dan pengakuan
publik sebagai dorongan utama dalam melakukan pengungkapan suatu
informasi di dalam laporan keuangan.
5. Corporate Social Responsibility
Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk
secara sukarela mengitegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan
sosial ke dalam operasi dan interaksi dengan stakeholders, yang
melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004
dalam Anggraini, 2006).
16
John Elkington (1997) dalam Titisari (2010) menerjemahkan CSR
sebagai Triple Bottom Line, yaitu: Profit, dan Planet. Dapat diartikan
bahwa tujuan CSR harus mampu meningkatkan laba perusahaan,
menyejahterakan karyawan dan masyarakat, sekaligus meningkatkan
kualitas lingkungan.
6. Corporate Environmental Disclosure
Laporan yang berkaitan dengan informasi yang bersifat non
keuangan seperti CSR telah diatur dalam undang-undang dan bersifat
mandatory melalui Pasal 66 ayat 2 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas. Meskipun terdapat beberapa hal yang
mendukung namun berkaitan dengan aspek lingkungan, belum terdapat
suatu peraturan yang benar-benar mengatur tentang pengungkapannya.
Bethelot et.al., (2010) mendefinisikan Environmental Disclosure
sebagai kumpulan informasi yang berhubungan dengan aktivitas
pengelolaan lingkungan oleh perusahaan di masa lalu, sekarang dan
yang akan datang. Informasi ini dapat diperoleh dengan banyak cara,
seperti pernyataan kualitatif, asersi atau fakta kuantitatif, bentuk laporan
keuangan atau catatan kaki. Sejalan dengan ini, menurut Wilmshurst
dan Frost (2000) Environmental Disclosure adalah pengungkapan
perusahaan yang terkait dengan dampak aktivitas-aktivitas perusahaan
pada lingkungan fisik atau alam, di mana perusahaan tersebut
beroperasi.
17
Corporate environmental disclosure dapat mempengaruhi tuntutan
dan ketersediaan atas pelaporan keuangan yang bermutu melalui salah
satu dari dua cara, yaitu entrenchment effect dan alignment effect.
Entrenchment effect memotivasi perusahaan sebagai penyedia laporan
keuangan untuk mengelola laba secara oportunistik. Manajemen
mungkin memiliki insentif untuk mengejar keuntungan pribadinya dan
mengambil alih kekayaan dari pemegang saham lainnya (Prior et al.,
2010). Hal ini dikarenakan kurang efektifnya pengawasan yang
dilakukan oleh dewan komisaris.
Pandangan lain adalah alignment effect, yang didasarkan pada
argumen bahwa perusahaan memiliki insentif untuk melaporkan dengan
itikad baik dan dengan demikian memiliki laba yang berkualitas.
Perusahaan dapat membuat keputusan lebih cepat dan memiliki insentif
untuk menciptakan kesetiaan karyawan dalam jangka panjang (Wang,
2006).
7. Manajemen Laba
Scott (2009) dalam Rahmawati dkk. (2010) membagi cara
pemahaman atas manajemen laba menjadi dua. Pertama, melihatnya
sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan
utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan
political costs (oportunistic Earnings Management). Kedua, dengan
memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting
(Efficient Earnings Management), dimana manajemen laba memberi
18
manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan
perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga
untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak
Kemudian Scott (2009) juga mengidentifikasikan adanya empat
pola yang dilakukan manajemen untuk melakukan pengelolaan atas laba
sebagai berikut:
a. Taking a bath, yaitu ketika perusahaan melaporkan adanya
kerugian, maka manajemen melakukan kebijakan untuk
melaporkan kerugian dengan jumlah yang besar sekaligus;
b. Income minimization, kebijakan ini dilakukan ketika laba yang
diperoleh perusahaan tinggi atau meningkat. Hal yang umum
dilakukan manajemen dalam praktek ini adalah dengan
meminimalkan laba, contohnya adalah dengan membebankan
beban penelitian dan pengembangan lebih besar di periode
berjalan;
c. Income maximization, kebijakan ini dilakukan ketika laba yang
diperoleh perusahaan rendah atau menurun. Hal yang umum
dilakukan manajemen dalam praktek ini adalah dengan
memaksimalkan laba, contohnya adalah dengan mengalokasikan
pendapatan tahun mendatang di periode berjalan;
d. Income smoothing, kebijakan ini dilakukan karena adanya
motivasi manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang
dilaporkan.
19
8. Mekanisme Corporate Governance
Mekanisme Corporate Governance merupakan suatu aturan main,
prosedur dan hubungan yang jelas antara pihak yang mengambil
keputusan dengan pihak yang melakukan kontrol di mana selanjutnya
dilakukan pengawasan terhadap keputusan tersebut. Mekanisme
Corporate Governance diarahkan untuk menjamin dan mengawasi
jalannya sistem governance dalam sebuah organisasi (Walsh dan
Schward, 1990 dalam Sabeni, 2005).
Indonesia menganut sistem dual board dalam struktur organisasi
internalnya, dimana adanya pemisahan fungsi dari board tersebut, yaitu
fungsi pengambilan kebijakan dan fungsi pengawasan. Fungsi
pengambilan kebijakan dijalankan oleh dewan direksi, sedangkan
fungsi pengawasan oleh dewan komisaris. Dewan komisaris dapat
membentuk suatu komite audit untuk membantu menjalankan fungsi
mereka. Komite audit diwajibkan beranggotakan paling tidak satu orang
komisaris independen. Dewan komisaris dapat meminta kalangan luar,
dengan berbagai keahlian, pengalaman, dan kualitas lain yang
dibutuhkan, untuk duduk sebagai anggota komite audit guna mencapai
tujuan dari komite audit tersebut. Komite audit haruslah bebas dari
pengaruh direksi, eksternal auditor, dan dengan demikian, komite audit
hanya bertanggung jawab kepada dewan komisaris (Wardhani, 2010).
20
9. Good Corporate Governance
Good Corporate Governance, sebagai sistem yang mengarahkan
dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan, agar mencapai
keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh
perusahaan, untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan
pertanggungjawaban kepada stakeholders (Tjager, 2003). Hal ini
berkaitan dengan peraturan kewenangan pemilik, direktur, manajer,
pemegang saham dan sebagainya. Pengertian Good Corporate
Governance menurut FCGI (2001) adalah seperangkat peraturan yang
mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola)
perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang
kepentingan intern dan esktern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak
dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan.
Good Corporate Governance didefinisikan sebagai seperangkat
aturan dan prinsip-prinsip antara lain fairness, transparency,
accountability dan responsibility, yang mengatur hubungan antara
pemegang saham, manajemen, perusahaan (direksi dan komisaris),
kreditur, karyawan serta stakeholders lainnya yang berkaitan dengan
hak dan kewajiban masing-masing pihak (Putri W, 2006). Banyak
pendapat mengenai definisi Good Corporate Governance, dapat
disimpulkan secara keseluruhan bahwa Good Corporate Governance
adalah suatu sistem tata kelola perusahaan yang mengatur hubungan
21
antara pihak manajemen, dewan komisaris, pemegang saham dan pihak
lain yang mempunyai kepentingan dengan mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan agar berjalan dengan baik dan efektif.
Prinsip-prinsip GCG menyangkut lima bidang utama: hak-hak para
pemegang saham dan perlindungannya; peran para karyawan dan pihak-
pihak yang berkepentingan (stakeholders) lainnya; pengungkapan
(disclosure) yang akurat dan tepat waktu serta transparansi sehubungan
dengan struktur dan operasi korporasi; tanggung jawab dewan (Dewan
Komisaris maupun Direksi) terhadap perusahaan, pemegang saham, dan
pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Secara ringkas prinsip-
prinsip tersebut dapat dirangkum sebagai: perlakuan yang setara
(fairness), transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability),
responsibilitas (responsibility), dan independensi (Tjager et al., 2003).
Beberapa mekanisme GCG meliputi ukuran dewan komisaris,
keberadaan komisaris independen, keberadaaan komite audit dan Top
share. Selanjutnya dibawah ini akan dibahas secara ringkas mengenai
mekanisme GCG tersebut.
a. Ukuran dewan komisaris
Suatu mekanisme mengawasi, memberikan saran, dan
petunjuk mengenai aktifitas manajemen yang dilakukan oleh
Dewan Direksi. Melalui peranan dewan dalam melakukan fungsi
pengawasan terhadap operasional perusahaan oleh puhak
manajemen, komposisi dewan komisaris dapat memberikan
22
kontribisi yang efektif terhadap hasil dari proses penyusunan
laporan keuangan yang berkualitas atau kemungkinan terhindar
dari kecurangan laporan keuangan.
b. Proporsi komisaris independen
Anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan
manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang
saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis dan hubungan
lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak semata-mata demi
kepentingan perusahaan. Keberadaan komisaris independen
dimaksudkan untuk menciptakan iklim yang lebih objektif dan
independen dan juga untuk menjaga fairness atau keadilan serta
mampu memberikan keseimbangan antara kepentingan pemegang
saham mayoritas dan perlindungan terhadap kepentingan
pemegang saham minoritas bahkan kepentingan stakeholders
lainnya (Alijoyo dan Zaini, 2004).
c. Keberadaan komite audit
Memberikan pengawasan secara menyeluruh tentang masalah
akuntansi, laporan keuangan dan penjelasannya, sistem
pengawasan internal serta auditor independen. Komite Audit
harus terdiri dari individu-indidvidu yang mandiri dan tidak
terlibat dengan tugas sehari-hari dari manajemen yang mengelola
perusahaan, dan yang memiliki pengalaman untuk melaksanakan
23
fungsi pengawasan secara efektif. Salah satu dari beberapa alasan
utama kemandirian ini adalah untuk memelihara integritas serta
pandangan yang objektif dalam laporan serta penyusunan
rekomendasi yang diajukan oleh komite audit, karena individu
yang mandiri cenderung lebih adil dan tidak memihak serta
obyektif dalam menangani suatu permasalahan.
d. Keberadaan top share
Individu, keluarga, atau institusi yang memiliki kontrol
terhadap sebuah perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung pada tingkat pisah batas hak kontrol tertentu. Pemegang
saham pengendali disebut juga sebagai pemilik ultimat terbesar.
Dengan adanya konsentrasi kepemilikan, ada pemegang saham
besar yang mengendalikan perusahaan yang dinamai pemegang
saham pengendali.
B. Keterkaitan antara Variable dan Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Pengungkapan CSR terhadap Manajemen Laba
Hubungan antara corporate environmental disclosure (CED)
sebagai proksi dari CSR dengan manajemen laba dapat dijelaskan
melalui pandangan entrenchment effect. Pandangan entrenchment effect
menyatakan bahwa CED merupakan perlindungan atau pertahanan
(entrenchment) bagi manajer yang melakukan aktivitas yang dapat
mengurangi kemakmuran pemegang saham dari luar perusahaan seperti
praktik manajemen laba (Prior et al. 2010). Dengan melakukan CED,
24
perusahaan dapat membangun citra positif di mata stakeholder dan
dukungan serta kepercayaan dari stakeholder karena kepeduliannya
terhadap lingkungan perusahaan. Dalam jangka panjang, strategi ini
memungkinkan manajer menghadapi tekanan dari stakeholder sebagai
hasil dari terdeteksinya praktik manajemen laba.
Melalui kegiatan CED, manajer mengejar tujuan-tujuan yang
berbeda seperti agar diliput oleh media, legitimasi dari masyarakat,
peraturan pemerintah yang lebih menguntungkan dan pengawasan yang
tidak terlalu ketat dari investor dan karyawan. Pada dasarnya, seorang
manajer percaya bahwa dengan memuaskan kepentingan stakeholder
dan memproyeksikan kepedulian terhadap sosial dan lingkungan dapat
mengurangi pengawasan dari stakeholder tentang praktik manajemen
laba yang dilakukan oleh manajer (Prior et al., 2010).
Sejalan dengan pandangan di atas hasil penelitian yang dilakukan
Sun et al. (2010) menunjukkan adanya hubungan signifikan antara CED
dan manajemen laba. Hasil ini menunjukkan bahwa manajer yang
terlibat dalam praktik manajemen laba termotivasi untuk mencari
persepsi positif dari beragam kelompok pemegang saham dan
stakeholder lainnya melalui kegiatan CED.
H1 : Pengungkapan CSR berpengaruh negatif terhadap tingkat
manajemen laba
25
2. Pengaruh mekanisme good corporate governance terhadap manajemen
laba
Sulistyanto dan Wibisono (2003) mengemukakan bahwa good
corporate governance atau tata kelola perusahaan yang baik dapat
didefinisikan sebagai system yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan untuk menciptakan nilai tambah bagi setiap stakeholders.
Ada dua hal yang ditekankan dalam mekanisme ini, pertama,
pentingnya hak pemegang saham atau investor untuk memperoleh
informasi dengan benar (akurat) dan tepat pada waktunya, dan kedua,
kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan secara akurat,
tepat waktu dan transparan terhadap semua informasi kinerja
perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.
a. Kepemilikan Manajemen dan Manajemen Laba
Kepemilikan manajemen adalah saham yang dimiliki oleh
manajemen secara pribadi maupun saham yang dimiliki oleh anak
cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya (Susiana dan
Herawaty, 2007). Investor institusional dan manajemen memiliki
insentif yang kuat untuk mendapatkan informasi pra-
pengungkapan (predisclosure information) mengenai perusahaan
untuk memenuhi tanggung jawab fidusiarinya serta ntuk
meningkatkan kinerja portofolio mereka (Darmawati, 2003).
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan
sebagai berikut:
26
H2 : Terdapat moderasi kepemilikan manajemen dalam pengaruh
pengungkapan CSR terhadap manajemen laba.
b. Komite Audit dan Manajemen Laba
Komite audit menurut Kep. 29/PM/2004 merupakan komite
yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakkan tugas
pengawasan pengelolaan perusahaan. Komite audit yang dibentuk
oleh satu perusahaan berhubungan dengan kebijakan keuangan,
akuntansi dan pengendalian intern. Selain itu, keberadaan komite
audit juga berfungsi untuk membatu dewan komisaris dalam
mengawasi pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan
(Mayangsari, 2004).
Tujuan dari keberasaan komite audit di perusahaan seperti
yang diungkapkan dalam Susiana dan Herawati (2007) adalah:
1) Memberikan kepastian bahwa laporan keuangan yang
dikeluarkan oleh manajemen perusahaan telah sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum serta
disajikan secara wajar dan tidak menyesatkan.
2) Memberikan kepastian bahwa pengendalian internal
perusahaan telah memadai.
3) Melakukan pengawasan dan menindaklanjuti kemungkinan
penyimpangan material dalam bidang keuangan dan
implikasi hukumnya.
27
4) Memberikan rekomendasi dalam pemilihan auditor
eksternal yang akan melakukan audit di perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan
sebagai berikut:
H3 : Terdapat moderasi komite audit dalam pengungkapan CSR
terhadap manajemen laba.
c. Komisaris Independen dan Manajemen Laba
Komisaris independen adalah anggota komisaris yang tidak
terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya
dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan
bisnis dan hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi
kemampannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-
mata demi kepentingan perusahaan (Komite Nasional Kebijakan
Good Corporate Governance 2004). Keberadaan komisaris
independen dalam perusahaan berfungsi sebagai penyeimbang
dalam proses pengambilan keputusan guna memberikan
perlindungan terhadap pememgang saham minoritas dan pihak-
pihak lain yang terkait dengan perusahaan (Mayangsari, 2003).
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan
sebagai berikut:
H4 : Terdapat moderasi komisaris independen dalam pengaruh
pengungkapan CSR terhadap manajemen laba.
28
C. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Prior et al. (2008), Jiang et al (2013), Yuventi (2013), Desie (2011), dan
Welvin I Guna dan Areen Herawawati (2010). Penelitian ini mengambil
variabel pengungkapan corporate social responsibility yang dilakukan oleh
Jiang et al (2013), variabel manajemen laba oleh Welvin I Guna dan Areen
Herawawati (2010), dan variabel moderasi yang dilakukan oleh Yuventi
(2013).
Dari penelitian yang sudah dilakukan yang sudah disebutkan, kemudian
dikembangkan sehingga terdapat perbedaan judul dan metode penelitiannya.
Tinjauan perbedaan dan persamaan metodologi penelitian antara penelitian
terdahulu dengan penelitian saat ini terdapat dalam Tabel 2.1. berikut ini:
29
Tabel 2.1
Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu
Bersambung ke halaman berikutnya
No.
Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1.
2.
Diego Prior,
Jordi Surroca,
Josep A. Tribó
(2007)
Wei Jiang,
Vijay Karan,
Hua-Wei
Huang, and Yi-
Hong Lin
(2013)
Earnings Management
and Corporate Social
Responsibility
Association of Corporate
Social Responsibility
Performance and
Earnings Management:
Evidence from China
Variabel independen
Corporate Social
Responsibility dan
Variabel dependen
Manajemen laba.
Variabel independen
Corporate Social
Responsibility dan
Variabel dependen
Manajemen laba.
Variabel moderasi
good corporate
governance yang
diproksikan
kepemilikan
institusional,
kepemilikan
manajemen, komite
audit, komisaris
independen
Variabel moderasi
good corporate
governance yang
diproksikan
kepemilikan
institusional,
kepemilikan
manajemen, komite
audit, komisaris
independen
Manajemen laba memberikan
berpengaruh positif terhadap
corporate social responsibility
Secara keseluruhan tidak
terdapat hubungan antara
corporate social responsibility
dan earnings management.
Tetapi ketika diuji secara
parsial antara kepemilikan
dalam negeri dan luar negeri,
ditemukan hubungan positif
antara corporate social
responsibility performance dan
earnings management.
30
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Bersambung ke halaman berikutnya
No.
Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3.
4.
Yuventi
Oktavia (2013)
Desie
Fatayatiningrum
(2011)
Pengaruh Manajemen
Laba terhadap
Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan
dengan Corporate
Governance sebagai
Variabel Moderasi
Analisis Pengaruh
Manajemen Laba dan
Mekanisme Corporate
Governance terhadap
Corporate environmental
disclosure
Variabel moderasi
good corporate
governance
Variabel Manajemen
Laba, Corporate
environmental
disclosure, dan
Mekanisme
Corporate
Governance
Adanya variabel
kepemilikan
isntitusional dan
kepemilikan
manajemen sebagai
proksi dari good
corporate
governance
Corporate
environmental
disclosure sebagai
sebagai Variabel
Independen,
manajemen laba
sebagai variabel
dependen dan
Mekanisme Good
Corporate
Governance sebagai
variabel Moderasi
Manajemen laba signifikan
berpengaruh positif terhadap
pengungkapan tanggung jawab
sosial, tanggung jawab sosial
perusahaan merupakan bagian
dari strategi bertahan bagi
perilaku opportunistik
manajerial untuk mendapatkan
dukungan dari stakeholders.
Jumlah rapat komite audit dan
profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap corporate
environmental disclosure.
Sementara itu, manajemen laba,
proporsi dewan komisaris
independen, ukuran
perusahaan, Leverage, dan tipe
industri tidak berpengaruh
signifikan terhadap corporate
environmental disclosure.
31
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No.
Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
5. Welvin I Guna
dan Arleen
Herawati
(2010)
Pengaruh Mekanisme
Good Corporate
Governance,
Independensi Auditor,
Kualitas Audit dan Faktor
Lainnya terhadap
Manajemen Laba
Variabel dependen
manajemen laba
Variabel independen
pengungkapan
Corporate Social
Responsibility dan
variabel moderasi
mekanisme Good
corporate
governance
Leverage, kualitas audit dan
profitabilitas berpengaruh
terhadap manajemen laba.
Sedangkan Kepemilikan
institusional, kepemilikan
manajemen, komite audit,
komisaris independen,
independensi dan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba.
32
D. Kerangka Pemikiran
Model kerangka penelitian pada penelitian ini dapat digambarkan pada
gambar 2.1 berikut ini:
Gambar. 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Pengaruh Pengungkapan CSR terhadap Manajemen Laba dengan Good
Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi
Metode Analisis: Analisis Regresi
Berganda
Pengungkapan CSR
Variabel Kontrol
Mekanisme GCG
Manajemen Laba
Fenomena Pengungkapan CSR dan Manajemen Laba
Basis Teori: Teori Keagenan dan Teori-teori Auditing
33
Gambar 2.1 (lanjutan)
Metode Analisis: Analisis Regresi
Berganda
Uji Asumsi Klasik:
1. Normalitas Data
2. Multikolonieritas
3. Heteroskedastistas
4. Autokorelasi
Uji Hipotesis:
1. Koefisien diterminasi
(R2)
2. Uji t
3. Uji F
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kausalitas yang digunakan untuk
menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu: tingkat pengungkapan CSR
terhadap variabel dependen, tingkat manajemen laba dengan menggunakan
discretionary accrual sebagai proxy. Populasi penelitian ini adalah seluruh
perusahaan sektor tambang yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia. Periodisasi
populasi mencakup data objek penelitian tahun 2012-2014.
B. Metodologi Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan sektor
tambang yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014. Sampel dalam penelitian ini
berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 2012-2014.
Data berasal dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek
Indonesia melalui website www.idx.co.id.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data
dokumenter, yaitu laporan keuangan audited industri sektor tambang yang
tercatat di BEI selama periode 2012-2014 yang telah dipublikasikan dalam
website-nya dan tersedia di database perpustakaan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Data dokumenter dalam penelitian ini dapat menjadi bahan atau dasar analisis
data yang kompleks yang dikumpulkan melalui analisis dokumen.
35
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
berupa laporan keuangan perusahaan sektor tambang yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014. Data sekunder tersebut diperoleh dari
website resmi BEI di www.idx.co.id, Indonesia Capital Market Directory (ICMD),
IDX Fact Book, dan situs internet resmi perusahaan yang mempublikasikan
laporan tahunan perusahaan.
D. Metode Analisis Data
Dalam melakukan analisis data dan uji hipotesis, pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan Microsoft Excel dan program SPSS (Statistical Product
and Service Solution). Setelah data yang diperlukan dalam penelitian ini
terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari uji asumsi
klasik dan uji hipotesis.
Adapun penjelasan mengenai metode analisis data tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness
(kemencengan distribusi). Analisis statistik deskriptif digunakan untuk
mengetahui gambaran mengenai manajemen laba dengan menggunakan
36
pendekatan discretionary accrual pada perusahaan sektor tambang yang
terdaftar di BEI.
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka
peneliti melakukan uji normalitas data, uji heteroskedastisitas dan uji
autokorelasi.
a. Uji normalitas data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Uji normalitas ini dapat diketahui dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka
model regresi mengikuti asumsi normalitas, sedangkan jika data
menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal maka arah regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Imam
Ghozali, 2013).
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan problem multikolinearitas
(multiko). Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
37
korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya
problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai
tolerance dan variance inflation factor (VIF) serta besaran korelasi
antar variabel independen. Regresi yang baik memiliki VIF disekitar
angka 1 (satu) dan mempunyai angka tolerance mendekati 1 (satu)
(Singgih Santoso, 2010).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Untuk mendeteksi apakah terdapat
heteroskedastisitas pada model regresi, dapat diliat pada model grafik
scatterplot. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (poin-poin) yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar,
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik tidak menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2013).
38
d. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena
residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke
observasi yang lain. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu
(time series) karena “gangguan” pada seorang individu/kelompok
cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok yang
sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi (Imam Ghozali, 2013).
3. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model
regresi berganda. Model regresi berganda umumnya digunakan untuk
menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel
dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu
persamaan linear (Indrianto dan Supomo, 2002). Variabel independen
dalam penelitian ini adalah pengungkapan CSR, variabel moderasi berupa
peran mekanisme good corporate governance yang diproksikan
39
kepemilikan institusi, kepemilikan manajemen, komite audit, komisaris
independen, dan variabel kontrol ukuran perusahaan, profitabilitas, dan
Leverage, sedangkan variabel dependennya adalah manajemen laba dengan
proksi discreationary accrual.
Untuk menguji hipotesis tersebut, maka rumus persamaan regresi yang
digunakan adalah:
Keterangan:
MLit : Manajemen laba perusahaan i tahun t
CSRiit : Indeks pengungkapan CSR perusahaan i tahun t
KPMJit : Kepemilikan manajemen perusahaan i tahun t
KAit : Komite audit perusahaan i tahun t
KIit : Komisaris independen perusahaan i tahun t
ML* KPMJit : Menunjukkan interaksi antara manajemen laba dengan
kepemilikan manajemen perusahaan i tahun t
ML* KAit : Menunjukkan interaksi antara manajemen laba dengan
komite audit perusahaan i tahun t
MLit = β0 + β1CSRiit + β2Size + β3Lev + €i 1
MLit = β0 + β1CSRiit + β2Size + β3Lev + β4CSRiit*KPMJit + €i 2
MLit = β0 + β1CSRiit + β2Size + β3Lev + β4CSRiit*KAit + €i 3
MLit = β0 + β1CSRiit + β2Size + β3Lev + β4CSRiit*KIit + €i 4
40
ML* KIit : Menunjukkan interaksi antara manajemen laba dengan
komisaris independen perusahaan i tahun t
Sizeit : Ukuran perusahaan perusahaan i tahun t
Levit : Leverage perusahaan i tahun t
€it : Error term
Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui:
a. Koefisien determinasi
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dapat menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1
(satu). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013).
b. Uji statistik F
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel-
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen
secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen maka
digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Jika nilai probabilitas F
41
lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen atau variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebalikya
jika nilai probabilitas F lebih besar dari 0,05 maka model regresi
tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau
dengan kata lain variabel independen secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).
c. Uji t-statistik
Uji t-statistik digunakan untuk mengetahui hubungan masing-
masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-
masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Jika nilai
probabilitas t lebih besar maka tidak ada pengaruh dari variabel
dependen, sedangkan jika nilai probabilitas t lebih kecil dari 0,05
maka terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2013).
42
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi variabel yang lain. Dalam penelitian ini variabel dependen
yang digunakan adalah manajemen laba, yaitu tindakan manajemen untuk
menggunakan judgement dalam pelaporan keuangan dan dalam prosedur
transaksi, dengan tujuan untuk mempengaruhi kontraktual atau
menyesatkan pihak stakeholders dalam pengambilan keputusan mengenai
kinerja ekonomi perusahaan (Healy dan Wahlen, 1999). Penelitian ini
menggunakan Jones (1991) Modified Model, karena ini dianggap paling
baik dalam mendeteksi manajemen laba (Dechow et al., 1995). Model ini
dibangun atas asumsi kelemahan pengukuran discretionary accruals
terhadap pendapatan.
Model ini mengasumsikan semua perubahan dari penjualan kredit pada
periode terjadinya akan menghasilkan earning management. Hal ini
didasari pada alasan lebih mudah memodifikasi laba dengan melakukan
discretionary melalui pengakuan pendapatan dari penjualan tunai. Jika
modifikasi ini berhasil, estimasi earning management tidak bias, pada
perusahaan yang melakukan modifikasi pendapatan. Dalam model ini
dijelaskan bahwa total akrual terdiri dari discretionary accruals dan non
43
discretionary accruals (Dechow et al., 1995). Model perhitungannya
sebagai berikut:
Model ini mengasumsikan semua perubahan dari penjualan kredit pada
periode terjadinya akan menghasilkan earning management. Hal ini
didasari pada alasan lebih mudah memodifikasi laba dengan melakukan
discretionary melalui pengakuan pendapatan dari penjualan tunai. Jika
modifikasi ini berhasil, estimasi earning management tidak bias, pada
perusahaan yang melakukan modifikasi pendapatan. Dalam model ini
dijelaskan bahwa total akrual terdiri dari discretionary accruals dan non
discretionary accruals (Dechow et al., 1995). Model perhitungannya
sebagai berikut:
Persamaan (2) di atas menjelaskan perbedaan antara model Jones dan
model modified Jones, yaitu dengan adanya piutang bersih (ΔREC) yang
dimasukkan kedalam persamaan. Menurut Dechow et al. (1995) hal ini
disebabkan karena tidak semua revenue itu merupakan akrual, yang
merupakan akrual hanya yang belum dilunasi saja sedangkan yang sudah
dilunasi bukan merupakan akrual. Error inilah merupakan akrual
diskresionernya.
TAit = NIit – CFOit (1)
TAit = NDAit + DAit (2
)
44
Keterangan :
DAit : Discretionary accruals perusahaan i pada periode ke t
NDAit : Non discretionary accruals perusahaan i pada periode ke t
TAit : Total akrual perusahaan i pada periode ke t
NIit : Laba bersih perusahaan i pada periode ke t
CFOit : Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode ke t
Ait : Total aktiva perusahaan i pada periode ke t
ΔRevt : Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode ke t
PPEt : Aktiva tetap perusahaan pada periode ke t
ΔRect : Perubahan piutang perusahaan pada periode ke t
e : Error
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini, variabel independen
adalah pengungkapan tanggung jawab sosial yang diproksikan dalam
indeks pengungkapan tanggung jawab sosial atau Corporate Social
Responsibility Index (CSRi) berdasarkan Global Reporting Initiatives
(GRI).
NDAit = α1 (1 / Ait-1) + α2 (ΔRev / Ait-1 – ΔRect / Ait-1) + α3 (PPEt / Ait-1) (3)
DAit = TAit / Ait-1 - NDAit (4)
45
Instrumen pengukuran CSR yang akan digunakan dalam penelitian ini
mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Sembiring (2005), yang
mengelompokkan informasi CSR ke dalam kategori: Lingkungan, Energi,
Tenaga Kerja, Produk, Keterlibatan Masyarakat, dan Umum. Total item
pengungkapan 78. Pendekatan untuk menghitung CSRI pada dasarnya
menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item pengungkapan
tanggung jawab sosial dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika
diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan (Haniffa et al., 2005
dalam Sayekti dan Wondabio, 2007). Selanjutnya, skor dari setiap item
dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan.
Variabel Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan.
Untuk rumus perhitungan CSRi adalah sebagai berikut (Haniffa et al.
2005):
Keterangan:
CSRij : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan
nj : Jumlah item untuk perusahaan j, nj ≤ 78
Xij : Dummy variabel: 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i
tidak diungkapkan, Dengan demikian, 0 ≤ CSRIj ≤ 1
nj CSRij :
∑ xij
46
3. Variabel Moderasi
Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah mekanisme corporate
governance. Variabel moderasi merupakan suatu variabel independen
lainnya yang dimasukkan ke dalam model karena mempunyai efek
kontigensi dari hubungan variabel dependen dan variabel independen
sebelumnya. Corporate governance dalam penelitian ini diproksikan
dengan kepemilikan manajemen, komite audit, dan komisaris independen.
a. Kepemilikan manajemen
Kepemilikan manajemen merupakan saham yang dimiliki oleh
manajemen secara pribadi maupun saham yang dimiliki oleh anak
cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya (Susiana dan
Herawaty 2007). Kepemilikan manajemen diukur mengguunakan
skala rasio melalui persentase jumlah saham yang dimiliki pihak
manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar.
b. K
o
Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka
membantu melaksanakan tugas dan fungsi dewan komisaris. Komite
audit bertanggung jawab untuk mengawasi proses penyusunan dan
pelaporan keuangan. Komite audit harus menyajikan laporan
KPMJ = Total modal saham perusahaan yang beredar
Jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen
47
keuangan yang dapat dipercaya sehingga kualitas laporan keuangan
tersebut dipengaruhi oleh kualitas dan karakteristik komite audit.
Semakin besar jumlah komite audit yang ada pada suatu perusahaan
maka dapat meningkatkan corporate governance. Hasil kerja komite
audit direfleksikan dalam suatu laporan komite yang dalam penelitian
ini diukur dengan menggunakan dikotomi dengan nilai 1 jika terdapat
laporan komite audit dalam laporan perusahaan, dan 0 jika tidak
terdapat laporan komite audit dalam laporan tahunan perusahaan.
c. Komisaris independen
Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang
tidak terafiliasi dengan manajemen. Proporsi dewan komisaris
Indepeden di ukur dengan menggunakan indikator persentase
anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan dari
seluruh ukuran anggota dewan komisaris perusahaan. Kriteria tentang
komisaris independen:
1) Komisaris independen bukan merupakan pemegang saham
mayoritas, atau seorang pejabat dari atau dengan cara lain yang
berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan
pemegang saham mayoritas perusahaan.
2) Komisaris independen dalam kurun waktu tiga tahun terakhir
tidak dipekerjakan dalam kapasitasnya sebagai eksekutif oleh
48
perusahaan atau perusahaan lainnya dalam satu kelompok
usaha dan tidak pula dipekerjakan dalam kapasitasnya sebagai
komisaris setelah tidak lagi menempati posisi seperti itu.
3) Komisaris independen bukan merupakan penasehat profesional
perusahaan atau perusahaan lainnya yang satu kelompok
dengan perusahaan tersebut.
4) Komisaris independen bukan merupakan seorang pemasok atau
pelanggan yang signifikan dan berpengaruh dari perusahaan
atau perusahaan lainnya yang satu kelompok, atau dengan cara
lain berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan
pemasok atau pelanggan tersebut.
5) Komisaris independen tidak memiliki kontraktual dengan
perusahaan atau perusahaan lainnya yang satu kelompok selain
sebagai komisaris perusahaan tersebut.
6) Komisaris independen harus bebas dari kepentingan dan urusan
bisnis apapun hubungan lainnya yang dapat, atau secara wajar
dapat dianggap sebagai campur tangan secara material dengan
kemampuan sebagai seorang komisaris untuk bertindak demi
kepentingan yang menguntungkan perusahaan. Proporsi dewan
komisaris Indepeden diukur dengan menggunakan indikator
persentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar
49
perusahaan dari seluruh ukuran anggota dewan komisaris
perusahaan.
4. Variabel Kontrol
Variabel control adalah variabel bebas yang dalam pelaksanaan
penelitian tidak dimasukkan sebagai variabel bebas tetapi justru
keberadannya dikendalikan (dikontrol). Dengan mengendalikan beberapa
variabel tersebut, maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
merupakan pengaruh yang bersih (murni) dan variabel yang dikendalikan
tersebut tidak lagi mencemari variabel terikatnya (Zainal, 2009). Variabel
control yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan
(Size) dan tingkat hutang (Leverage).
a. Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan diukur berdasarkan total asset yang dimiliki
oleh perusahaan sampel terdapat di dalam laporan tahunan
perusahaan. Ukuran perusahaan yang diukur dari total asset akan
ditransformasikan dalam bentuk logaritma dengan tujuan untuk
menyamakan dengan variabel lain, karena nilai total asset perusahaan
relative lebih besar dibandingkan dengan variabel-variabel lain dalam
penelitian ini. Ukuran perusahaan dirumuskan sebagai berikut:
Size = log (nilai buku total aset)
50
b. Leverage
Leverage yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
ketergantungan perusahaan terhadap hutang dalam membiayai
kegiatan operasinya. Hal ini menggambarkan berapa tingkat
kelebihan kewenangan yang dimiliki oleh debtholders dibandingkan
dengan kewenangan shareholders. Rasio Leverage diukur dengan
membagi total utang dengan jumlah ekuitas perusahaan. Leverage
perusahaan dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Total debt Leverage =
Equity x 100%
51
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengungkapan CSR
terhadap manajemen laba yang dimoderasi oleh mekanisme good corporate
governance pada perusahaan sektor tambang yang terdaftar di BEI. Penelitian ini
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan
sektor tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui website resmi
Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan laporan keberlanjutan yang diterbitkan
melalui website resmi masing-masing perusahaan.
Jangka waktu pengamatan dimulai dari tahun 2011 sampai 2014. Pemilihan
sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu menetapkan kriteria
sampel (Sekaran, 2003). Adapun pemilihan kriteria sampel adalah sebagai
berikut:
1. Perusahaan yang masuk dalam sampel penelitian adalah perusahaan-
perusahaan sektor tambang yang listing di Bursa Efek Indonesia.
2. Perusahaan tidak pernah delisting dari BEI selama periode tersebut.
3. Perusahaan tidak mengalami kerugian selama periode 2011-2014.
4. Perusahaan sampel telah menerbitkan laporan keuangan selama 4 (empat)
tahun, yaitu mulai tahun 2011-2014.
52
Berdasarkan kriteria diatas, maka jumlah perusahaan yang memenuhi
kualifikasi sebagai sampel penelitian sebanyak 17 perusahaan sektor tambang.
Penghitungan sampel perusahaan dapat dilihat di Tabel.4.1
Tabel.4.1
Rincian Perolehan Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah
Jumlah perusahaan sektor tambang yang tercatat pada Bursa Efek
Indonesia
41
Perusahaan yang delisting selama periode 2011-2014 (1)
Laporan tahunan perusahaan yang tidak lengkap selama periode
2011 – 2014
(3)
Perusahaan sektor tambang yang mengalami kerugian selama
periode 2011 – 2014
(20)
Jumlah sampel perusahaan 17
Sumber: Data sekunder yang diolah
B. Hasil Uji Statistik
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness
(kemencengan distribusi). Berikut merupakan hasil analisis deskriptif
perusahaan sampel yang dapat dilihat pada Tabel. 4.2.
53
Tabel.4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
ML 68 -,4238 ,2093 -,029525 ,1098731
CSRi 68 ,3333 ,9359 0,564290 ,1685490
Size 68 9,0950 13,9144 12,586262 ,8298820
Lev 68 ,1690 3,9449 1,166500 1,0182070
KPMJ 68 21,5552 100,0000 69,172651 18,5488127
KA 68 ,0000 1,0000 ,882353 ,3245852
KI 68 ,2000 ,6667 ,404690 ,1032025
Valid N (listwise) 68
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.2 diatas, didapatkan
informasi sebagai berikut:
Variabel manajemen laba memiliki rentang nilai dari -0,4238 hingga
0,2093. Nilai terendah dimiliki oleh PT. Medco Energi International pada
tahun 2013 dan nilai tertinggi dimiliki oleh PT. Timah pada tahun 2013.
Nilai rata-rata manajemen laba -0,29525 dan standar deviasinya 0,1098731.
Variabel CSRi memiliki rentang nilai 0,3333 hingga 0,9359. Nilai
terendah dimiliki oleh PT. Toba Bara Sejahtera pada tahun 2011 Rentang
nilai tertinggi dimiliki oleh PT. Adaro Energy pada tahun 2014 Nilai rata-
rata dari variabel CSRi adalah 0,564290 dan deviasi standardnya bernilai
0,1685490. Jika dilihat dari nilai rata-rata jumlah item yang diungkapkan
oleh para emiten adalah 56 dari 78 item pengungkapan.
54
Variabel Size memiliki rentang nilai 9,0950 hingga 13,9144. Nilai
terendah dimiliki oleh PT. Resource Alam Indonesia pada tahun 2014
Rentang nilai tertinggi dimiliki oleh PT Adaro Energy pada tahun 2013
Nilai rata-rata dari variabel Size adalah 12,586262 dan deviasi standardnya
bernilai 0,8298820.
Variabel Leverage memiliki rentang nilai 0,1690 hingga 3,9449. Nilai
terendah dimiliki oleh PT. Golden Energy Mines pada tahun 2011. Rentang
nilai tertinggi dimiliki oleh PT. Radiant Uttama International pada tahun
2011. Nilai rata-rata dari variabel Leverage adalah 1,166500 dan deviasi
standardnya bernilai 1,0182070.
Variabel kepemilikan manajemen memiliki rentang nilai 21,5552
hingga 100. Nilai terendah dimiliki oleh PT. Ratu Prabu Energi pada tahun
2011. Rentang nilai tertinggi dimiliki oleh PT. Toba Bara Sejahtera pada
tahun 2011. Nilai rata-rata dari variabel kepemilikan manajemen adalah
69,172651 dan deviasi standardnya bernilai 18,5488127.
Variabel komisaris independen memiliki rentang nilai 0,2 hingga
0,6667. Nilai terendah dimiliki oleh PT. Mitra Investindo pada tahun 2014.
Rentang nilai tertinggi dimiliki oleh PT. Toba Bara Sejahtera pada tahun
2012 – 2014. Nilai rata-rata dari variabel kepemilikan manajemen adalah
0,404690 dan deviasi standardnya bernilai 0,1032025.
55
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
terhadap variabel independen dan variabel dependen. Adapun dalam
penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah pengungkapan
tanggung jawab sosial (CSRi), kepemilikan manajemen (KPMJ), komite
audit (KA), komisaris independen (KI), ukuran perusahaan (Size), dan
tingkat hutan (Leverage), sedangkan variabel dependen yang digunakan
adalah manajemen laba – discretionary accrual (DA). Uji asumsi klasik
telah dilakukan dan hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Hasil uji normalitas data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk
mendeteksi normalitas data, penelitian ini menggunakan analisis
normal probability plot, signifikasnsi skewness dan kurtosis.
1) Analisis Normal Probability Plot
Pada analisis normal probability plot dilakukan dengan
cara melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari
grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi
56
asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal
dan atau tidak mengikuti arah diagonal, maka regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas. Adapun hasil uji normalitas
dapat dilihat pada gambar 4.1
. Gambar. 4.1
Grafik Probability Plot
Pada Gambar 4.1 diatas dapat dilihat bahwa sebaran titik
pada grafik Probability plot mengikuti garis diagonalnya. Hal
ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal dan
model regresi yang diuji dengan menggunakan grafik tersebut
telah memenuhi asumsi normalitas.
57
2) Signifikansi skewness dan kurtosis
Uji normalitas dapat dilakukan dengan berdasarkan pada
koefisien keruncingan (kurtosis) dan koefisien kemiringan
(skewness). Untuk melakukan standaridisasi nilai skewness dan
kurtosis digunakan rumus:
Zkurtosis = Kurtosis/ sqrt(24/N)
Zskewness = Skewness / sqrt (6/N)
Jika Zskewness dan Zkurtosis kurang dari nilai Zkritis
maka nilai residual terstandardisasi berdistribusi normal.
Berdasarkan tabel 4.3. maka hasil perhitungannya adalah
Zskewness = -1,052 dan Zkurtosis = 1,468. Jika menggunakan
tingkat toleransi 0,01 maka tingkat kritisnya ±2,58.
Berdasarkan nilai Zskewness dan Zkurtosis keduanya normal
(Zskewness >2,58, Zkurtosis >2,58).
Tabel. 4.3
Hasil Uji Signifikansi Skewness-Kurtosis
Descriptive Statistics
N Skewness Kurtosis
Statisti
c
Statisti
c
Std.
Error
Statisti
c
Std.
Error
Unstandardized
Residual 68 -,313 ,291 ,872 ,574
Valid N (listwise) 68
Sumber: Data Sekunder yang diolah
58
3) Uji Kolmogorov – Smirnov
Hasil uji pada Tabel. 4.4. menggunakan Uji Kologorov-
Smirnov menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig adalah sebesar
0,2. Nilai ini jauh lebih besar diatas 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal.
Tabel. 4.4
Hasil Uji 1-SK-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 68
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std.
Deviation ,10158589
Most Extreme
Differences
Absolute ,078
Positive ,055
Negative -,078
Test Statistic ,078
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data Sekunder yang diolah
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas menunjukkan hasil yang dapat mendeteksi
problem multiko yang terjadi dalam analisis regresi. Untuk
mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan
melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta
59
besaran korelasi antar variabel independen. Regresi yang bebas dari
problem multiko memiliki nilai VIF disekitar angka 1 (satu) dan
mempunyai angka tolerance mendekati 1 (satu). Berikut ini adalah
tabel. 4.5. yang menunjukkan hasil uji multikolinearitas.
Tabel. 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
CSRi ,450 2,220
Size ,384 2,603
Lev ,707 1,414
KPMJ ,978 1,023
KA ,675 1,481
KI ,678 1,475
a. Dependent Variable: ML
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel. 4.5. diatas dapat diketahui bahwa hasil uji
multikolinearitas menunjukkan nilai tolerance semua variabel diatas
0,10 dan nilai VIF disekitar angka 1 dan lebih kecil dari 10,00 untuk
semua variabel independen. Berdasarkan hasil uji multikolinearitas
tersebut, dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen dalam
model persamaan regresi tidak terjadi problem multiko sehingga
dapat digunakan dalam penelitian.
60
c. Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada atau
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED. Adapun hasil uji heterokedastisitas dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar. 4.2.
Gambar. 4.2
Grafik Scatterplot
Pada Gambar 4.2 dapat dilihat, Grafik scatterplot menunjukkan
bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu
61
Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data
tersebut. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas pada model persamaan regresi.
d. Hasil uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi ditemukan adanya autokorelasi dalam analisis regresi.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka digunakan uji
Durbin Watson Test. Hipotesis yang yang akan diuji adalah sebagai
berikut:
H0 : Tidak ada autokorelasi (r = 0)
HA : Ada autokorelasi (r ≠ 0)
Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan
membandingkan nilai Durbin Watson Test (d) dengan tabel uji
Durbin Watson (dU dan dL). Dengan formulasi sebagai berikut:
0 < d < dL : Tolak H0, menyatakan ada autokorelasi positif
4-dL < d < 4 : Tolak H0, menyatakan ada autokorelasi negatif
dU < d < 4-dU : Terima H0, meyatakan tidak ada autokorelasi
positif atau negatif
dL ≤ d ≤ dU : Tidak dapat disimpulkan
4-dU ≤ d ≤ 4-dL : Tidak dapat disimpulkan
62
Level of significant (α) yang digunakan adalah 5% jumlah
observasi 70 (n) dan jumlah variabel bebas 7 (k = 7) maka dalam
tabel Durbin Watson didapatkan nilai dL sebesar 0,401 dan dU
sebesar 1,838. Nilai Durbin Watson dari uji autokorelasi dapat dilihat
dalam Tabel. 4.6.
Tabel. 4.6
Hasil Uji Autokorelasi DW
Model Summaryb
Mod
el R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,381a ,145 ,045 ,1073483 1,738
a. Predictors: (Constant), KI, ROA, KPMJ, Lev, KA, CSRi, Size
b. Dependent Variable: ML
Sumber : Data sekunder yang diolah
Menurut hasil dalam Tabel. 4.6 tersebut dapat diketahui nilai
Durbin Watson sebesar 1,738. Nilai yang dihasilkan tersebut berada
dalam kriteria tidak dapat disimpulkan autokorelasi positif atau
negatif yaitu jika dL ≤ d ≤ dU atau 0,401 < 1,738 < 1,838. Sehingga
belum dapat dikatakan bahwa model penelitian terbebas dari masalah
autokorelasi.
Untuk memperkuat hasil tersebut maka digunakan uji Run, di
mana gangguan autokorelasi terjadi jika signifikansi di bawah 0,05.
Tabel. 4.7. menunjukkan uji autokorelasi dengan Run test.
63
Tabel. 4.7.
Hasil Uji Autokorelasi Run test
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea -,00466
Cases < Test Value 34
Cases >= Test Value 34
Total Cases 68
Number of Runs 34
Z -,244
Asymp. Sig. (2-tailed) ,807
a. Median
Sumber : Data sekunder yang diolah
Tabel. 4.7. menunjukkan bahwa signifikansi adalah sebesar
0,807 >0,05, yang berarti hipotesis nol gagal ditolak. Dengan
demikian, data yang dipergunakan cukup random sehingga tidak
terdapat masalah autokorelasi.
3. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan model analisis regresi (regression analysis) dengan lima
tahap melalui uji koefisien determinasi, uji statistik t dan uji statistik F.
64
a. Hasil uji model hipotesis 1 (H1)
1) Hasil uji koefisien determinasi
Dari output SPSS pada Tabel. 4.8. menunjukkan nilai
Adjusted R Square (R2) sebesar 0,085, artinya 8,5% variasi
manajemen laba dapat dijelaskan oleh variabel dependen CSRi
serta variabel kontrol Size dan Leverage. Sisanya (100%-
8,5%=91,5%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain seperti struktur
kepemilikan, earnings pressure, risiko keuangan, dividend
payout ratio, perlakuan pajak, dan lain-lain yang tidak
dimasukkan di dalam model.
Tabel. 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi 1
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,355a ,126 ,085 ,1051083
a. Predictors: (Constant), Lev, Size, CSRi
Sumber : Data sekunder yang diolah
2) Hasil uji signifikansi simultan (uji statistik F)
Dari output hasil uji statistik F yang terdapat dalam Tabel.
4.9 dapat diperoleh nilai probabilitas (Fhitung ) sebesar 3,071
dengan tingkat signifikansi 0,034. Karena tingkat signifikansi
lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan
untuk memprediksi Y atau dapat dikatakan bahwa variabel
65
CSRi, Size dan Leverage secara bersama-sama berpengaruh
terhadap manajemen laba.
Tabel. 4.9
Hasil Uji Statistik F 1
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regressi
on ,102 3 ,034 3,071 ,034
b
Residual ,707 64 ,011
Total ,809 67
a. Dependent Variable: ML
b. Predictors: (Constant), Lev, Size, CSRi
Sumber : Data sekunder yang diolah
3) Hasil uji signifikansi parameter individual (uji statistik t)
Dari Tabel.4.10. terlihat nilai t (thitung) dalam regresi
yang menunjukkan pengaruh variabel independen dan kontrol
secara parsial terhadap variabel depeden. Variabel CSRi
memiliki nilai thitung negatif sebesar -1,345 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,183 dan nilai unstandardized coefficient
beta bernilai negatif sebesar -0,128, berarti tidak terdapat
pengaruh CSRi terhadap manajemen laba. Variabel Size
memiliki nilai thitung negatif sebesar -0,847 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,389 dan nilai unstandardized coefficient
beta bernilai negatif sebesar -0,017.Variabel Leverage memiliki
66
nilai thitung negatif sebesar -2,258 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,027 dan nilai unstandardized coefficient beta bernilai
negatif sebesar -0,029.
Tabel. 4.10
Hasil Uji Statistik t 1
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,285 ,215 1,326 ,190
CSRi -,128 ,095 -,197 -1,345 ,183
Size -,017 ,019 -,125 -,867 ,389
Lev -,029 ,013 -,270 -2,258 ,027
a. Dependent Variable: ML
Sumber : Data sekunder yang diolah
b. Hasil uji model hipotesis 2 (H2)
1) Hasil uji koefisien determinasi
Dari output SPSS pada Tabel. 4.11 menunjukkan nilai
Adjusted R Square (R2) sebesar 0, 059, artinya 5,9% variasi
manajemen laba dapat dijelaskan oleh variabel dependen CSRi
yang dimoderasi oleh kepemilikan manajemen serta variabel
kontrol Size dan Leverage. Sisanya (100%-5,9%=94,1%)
dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model.
67
Tabel. 4.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi 2
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,359a ,129 ,059 ,1065847
a. Predictors: (Constant), CSRi*KPMJ, Lev, Size, KPMJ, CSRi
Sumber : Data Sekunder yang diolah
2) Hasil uji signifikansi simultan (uji statistik F)
Dari output hasil uji statistik F yang terdapat dalam Tabel.
12. dapat diperoleh nilai probabilitas (Fhitung ) sebesar 1,840
dengan tingkat signifikansi 0,118. Karena tingkat signifikansi
lebih besar dari 0,05, maka model regresi tidak dapat
digunakan untuk memprediksi Y atau dapat dikatakan bahwa
variabel CSRi moderasi kepemilikan manajemen, Size dan
Leverage secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba.
Tabel. 4.12
Hasil Uji Statistik F 2
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regressi
on ,104 5 ,021 1,840 ,118
b
Residual ,704 62 ,011
Total ,809 67
a. Dependent Variable: ML
b. Predictors: (Constant), CSRi*KPMJ, Lev, Size, KPMJ, CSRi
Sumber : Data sekunder yang diolah
68
3) Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Dari Tabel. 4.13. terlihat nilai t (thitung) dalam regresi yang
menunjukkan pengaruh variabel independen dan kontrol secara
parsial terhadap variabel depeden. Variabel CSRi moderasi
kepemilikan manajemen memiliki nilai thitung negatif sebesar -
0,399 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,692 dan nilai
unstandardized coefficient beta bernilai negatif sebesar -0,002,
berarti tidak terdapat pengaruh CSRi moderasi kepemilikan
manajemen terhadap terhadap manajemen laba. Variabel Size
memiliki nilai thitung negatif sebesar -0,899 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,372 dan nilai unstandardized coefficient
beta bernilai negatif sebesar -0,018.Variabel Leverage memiliki
nilai thitung negatif sebesar -2,266 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,027 dan nilai unstandardized coefficient beta bernilai
negatif sebesar -0,030. Variabel CSRi memiliki nilai thitung
sebesar 0,081 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,936 dan
nilai unstandardized coefficient beta bernilai positif sebesar
0,034. Variabel KPMJ memiliki nilai thitung sebesar 0,315
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,754 dan nilai
unstandardized coefficient beta bernilai positif sebesar 0,001.
69
Tabel. 4.13
Hasil Uji Statistik t 1
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,234 ,271 ,863 ,392
CSRi ,034 ,418 ,052 ,081 ,936
KPMJ ,001 ,003 ,149 ,315 ,754
Size -,018 ,020 -,133 -,899 ,372
Lev -,030 ,013 -,277 -2,266 ,027
CSRi*KP
MJ -,002 ,006 -,315 -,399 ,692
a. Dependent Variable: ML
Sumber : Data sekunder yang diolah
c. Hasil uji model hipotesis 3 (H3)
1) Hasil uji koefisien determinasi
Dari output SPSS pada Tabel. 4.14. menunjukkan nilai
Adjusted R Square (R2) sebesar 0,120, artinya 12% variasi
manajemen laba dapat dijelaskan oleh variabel dependen CSRi
yang dimoderasi oleh komite audit serta variabel kontrol Size
dan Leverage. Sisanya (100%-12%=88%) dijelaskan oleh
sebab-sebab lain di luar model.
70
Tabel. 4.14
Hasil Uji Koefisien Determinasi 3
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,431a ,186 ,120 ,1030770
a. Predictors: (Constant), CSRi*KA, Lev, Size, CSRi, KA
Sumber : Data sekunder yang diolah
2) Hasil uji signifikansi simultan (uji statistik F)
Dari output hasil uji statistik F yang terdapat dalam Tabel.
4.15. diperoleh nilai probabilitas (Fhitung ) sebesar 3,017 dengan
tingkat signifikansi 0,023. Karena tingkat signifikansi lebih
kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi Y atau dapat dikatakan bahwa variabel CSRi
moderasi komite audit, Size dan Leverage secara bersama-
sama berpengaruh terhadap manajemen laba.
Tabel. 4.15
Hasil Uji Statistik F 3
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regressi
on ,150 5 ,030 2,825 ,023
b
Residual ,659 62 ,011
Total ,809 67
a. Dependent Variable: ML
b. Predictors: (Constant), CSRi*KA, Lev, Size, CSRi, KA
Sumber : Data sekunder yanag diolah
71
3) Hasil uji signifikansi parameter individual (uji statistik t)
Dari Tabel. 4.16 terlihat nilai t (thitung) dalam regresi yang
menunjukkan pengaruh variabel independen dan kontrol secara
parsial terhadap variabel depeden. Variabel CSRi moderasi komite
audit memiliki nilai thitung negatif sebesar -2,131 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,037 dan nilai unstandardized coefficient beta
bernilai negatif sebesar -0,498, berarti terdapat pengaruh CSRi
moderasi komite audit terhadap terhadap manajemen laba. Variabel
Size memiliki nilai thitung negatif sebesar -0,960 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,341 dan nilai unstandardized coefficient beta
bernilai negatif sebesar -0,019.Variabel Leverage memiliki nilai thitung
negatif sebesar -1,432 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,157 dan
nilai unstandardized coefficient beta bernilai negatif sebesar -0,021.
Variabel CSRi memiliki nilai thitung sebesar 1,386 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,171 dan nilai unstandardized coefficient beta
bernilai positif sebesar 0,318. Variabel KA memiliki nilai thitung
sebesar 2,029 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,047 dan nilai
unstandardized coefficient beta bernilai positif sebesar 0,265.
72
Tabel. 4.16
Hasil Uji Statistik t 3
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,068 ,235 ,288 ,774
CSRi ,318 ,229 ,487 1,386 ,171
KA ,265 ,131 ,783 2,029 ,047
Size -,019 ,019 -,140 -,960 ,341
Lev -,021 ,015 -,194 -1,432 ,157
CSRi*KA -,498 ,234 -1,100 -2,131 ,037
a. Dependent Variable: ML
Sumber : Data sekunder yang diolah
d. Hasil uji model hipotesis 4 (H4)
1) Hasil uji koefisien determinasi
Dari output SPSS pada Tabel. 4.17. menunjukkan nilai
Adjusted R Square (R2) sebesar 0,081, artinya hanya 8,1%
variasi manajemen laba dapat dijelaskan oleh variabel
dependen CSRi yang dimoderasi oleh komisaris independen
serta variabel kontrol Size dan Leverage. Sisanya (100%-
8,1%=91,9%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model.
73
Tabel. 4.17
Hasil Uji Koefisien Determinasi 4
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,404a ,164 ,081 ,1053157
a. Predictors: (Constant), CSRi*KI, Lev, KI, Size, CSRi*KA,
CSRi
Sumber : Data sekunder yang diolah
2) Hasil uji signifikansi simultan (uji statistik F)
Dari output hasil uji statistik F yang terdapat dalam Tabel.
4. 18. dapat diperoleh nilai probabilitas (Fhitung ) sebesar 1,987
dengan tingkat signifikansi 0,081. Karena tingkat signifikansi
lebih besar dari 0,05, maka model regresi tidak dapat
digunakan untuk memprediksi Y atau dapat dikatakan bahwa
variabel CSRi moderasi komisaris independen, Size dan
Leverage secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba.
74
Tabel. 4.18
Hasil Uji Statistik F 4
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regressi
on ,132 6 ,022 1,987 ,081
b
Residual ,677 61 ,011
Total ,809 67
a. Dependent Variable: ML
b. Predictors: (Constant), CSRi*KI, Lev, KI, Size, CSRi*KA,
CSRi
Sumber : Data sekunder yang diolah
3) Hasil uji signifikansi parameter individual (uji statistik t)
Dari Tabel. 4.19. terlihat nilai t (thitung) dalam regresi yang
menunjukkan pengaruh variabel independen dan kontrol secara
parsial terhadap variabel depeden. Variabel CSRi moderasi komisaris
independen memiliki nilai thitung negatif sebesar -1,151 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,254 dan nilai unstandardized
coefficient beta bernilai negatif sebesar -1,112, berarti tidak terdapat
pengaruh CSRi moderasi komisaris independen terhadap terhadap
manajemen laba. Variabel Size memiliki nilai thitung negatif sebesar -
0,994 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,324 dan nilai
unstandardized coefficient beta bernilai negatif sebesar -
0,020.Variabel Leverage memiliki nilai thitung negatif sebesar -1,684
75
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,097 dan nilai unstandardized
coefficient beta bernilai negatif sebesar -0,025. Variabel CSRi
memiliki nilai thitung sebesar 1,017 dengan tingkat signifikansi sebesar
0,313 dan nilai unstandardized coefficient beta bernilai positif
sebesar 0,398. Variabel KI memiliki nilai thitung sebesar 1,401 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,166 dan nilai unstandardized
coefficient beta bernilai positif sebesar 0,692.
Tabel. 4.19
Hasil Uji Statistik t 4
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,027 ,272 ,101 ,920
CSRi ,398 ,391 ,610 1,017 ,313
KI ,692 ,494 ,650 1,401 ,166
Size -,020 ,020 -,151 -,994 ,324
Lev -,025 ,015 -,230 -1,684 ,097
CSRi*KA -,069 ,083 -,153 -,834 ,408
CSRi*KI -1,112 ,966 -,626 -1,151 ,254
a. Dependent Variable: ML
Sumber : Data sekunder yang diolah
C. Interpretasi Hasil
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, ditemukan beberapa hasil
penelitian. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengungkapan CSR
tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, begitu pula dengan mekanisme
76
corporate governance yang diproksikan oleh kepemilikan manajemen, komite
audit, dan komisaris independen yang tidak mampu memoderasi hubungan antara
pengungkapan CSR dengan manajemen laba. Rangkuman hasil pengujian regresi
dapat dilihat di Tabel. 4.20.
Tabel. 4.20
Hasil Pengujian Regresi
Hipotesis Persamaan Adjusted
R2
F
hitung Sig.
t
hitung Sig Keputusan
H1
ML=0,285-
0,128CSRi-
0,128Size-0,29Lev
0,085 3,071 0,034 -1,345 0,183 Ditolak
H2
ML=0,234 + 0,034
CSRi + 0,001
KPMJ – 0,018 Size
– 0,030 Lev – 0,002
CSRi*KPMJ
0,059 1,840 0,118 -0,339 0,692 Ditolak
H3
ML=0,068 + 0,318
CSRi + 0,265 KA –
0,019 Size – 0,021
Lev – 0,498
CSRi*KA
0,120 2,825 0,023 -2,131 0,037 Diterima
H4
ML=0,081 + 0,310
CSRi + 0,644 KI –
0,023 Size – 0,021
Lev – 1,036
CSRi*KI
0,086 2,257 0,060 -1,080 0,284 Ditolak
Sumber : Data sekunder yang diolah
77
1. Pengaruh pengungkapan CSR terhadap manajemen laba
Hipotesis pertama menguji pengaruh variabel CSRi terhadap
manajemen laba. Dari Tabel. 4.20. terlihat bahwa tingkat signifikansi
probabilitas parsial CSRi sebesar 0,183. Karena tingkat signifikansi
probabilitas CSRi lebih besar dari 0,05, maka hipotesis pertama (H1)
ditolak, yang berarti CSRi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan sektor tambang
belum dianggap sebagai struktur yang tepat untuk meningkatkan
kecenderungan untuk melakukan tindak korupsi dengan stakeholder lain
melalui pelaksanaan dan pengungkapan CSR dengan menggunakan
kelebihan keuntungan untuk konsumsi dan perilaku oportunistik.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Prior et al.
(2008) yang menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh positif dari praktik
manajemen laba (earnings management) terhadap CSR serta penelitian
Chih et al. (2008) yang menemukan adanya hubungan negatif antara
manajemen laba dengan CSR, ketika manajemen laba diproksikan dengan
perataan laba (income smoothing).
2. Pengaruh kepemilikan manajemen terhadap hubungan pengungkapan CSR
dengan manajemen laba
Hipotesis kedua menguji pengaruh variabel CSRi yang dimoderasi
oleh kepemilikan manajemen terhadap manajemen laba. Dari Tabel. 4.20.
78
terlihat bahwa tingkat signifikansi probabilitas parsial CSRi*KPMJ sebesar
0,692. Karena tingkat signifikansi probabilitas CSRi*KPMJ lebih besar
dari 0,05, maka hipotesis dua (H2) ditolak, yang berarti bahwa kepemilikan
manajemen tidak mempengaruhi hubungan antara pengungkapan CSR dan
manajemen laba.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Welvin dan Arleen (2010) serta Suranta dan Midiastuti (2005). Hal ini
dimungkinkan karena secara statistik rata-rata jumlah kepemilikan saham
manajerial pada perusahaan sektor tambang cukup besar sehingga terdapat
sebuah keselarasan antara pemilik dan manajer. Dari data yang diperoleh
rata-rata kepemilikan manajemen adalah 69%. Adanya kepemilikan
manajerial yang relatif besar menyebabkan manajemen mampu
memaksimalkan pengungkapan CSR tanpa terpengaruh dengan manajemen
laba. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian menolak
hipotesis kedua.
3. Pengaruh komite audit terhadap hubungan pengungkapan CSR dengan
manajemen laba
Hipotesis ketiga menguji pengaruh variabel CSRi yang dimoderasi
oleh komite audit terhadap manajemen laba. Dari Tabel. 4.20. terlihat
bahwa tingkat signifikansi probabilitas CSRi*KA sebesar 0,037. Karena
tingkat signifikansi probabilitas CSRi lebih besar dari 0,05, maka hipotesis
79
tiga (H3) diterima yang berarti bahwa komite audit mempengaruhi
hubungan antara pengungkapan CSR dan manajemen laba.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mayangsari (2004) dan Susiana dan Herawaty (2007) yang menyatakan
bahwa komite audit menjadi salah satu faktor dalam mendeteksi
manajemen laba. Hasil ini juga mendukung penelitian Rodgers et al.,
(2007) bahwa peran komite audit berdampak pada tindakan perusahaan
dalam mempengaruhi akuntabilitas dari strategi dan implementasi
pengungkapan tanggung jawab sosial.
4. Pengaruh komisaris independen terhadap hubungan pengungkapan CSR
dengan manajemen laba
Hipotesis keempat menguji pengaruh variabel CSRi yang dimoderasi
oleh komisaris independen terhadap manajemen laba. Dari Tabel. 4.20.
terlihat bahwa tingkat signifikansi probabilitas CSRi*KI sebesar 0,284.
Karena tingkat signifikansi probabilitas CSRi*KI lebih besar dari 0,05,
maka hipotesis empat (H4) ditolak, hal ini berarti bahwa keberadaan
komisaris independen tidak mempengaruhi hubungan antara pengungkapan
CSR dan manajemen laba.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Suranta dan Midiastuty (2005) serta Welvin dan
Arleen(2010) dan tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
80
Herni dan Susanto (2008). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
keberadaan komisaris independen dalam perusahaan gagal menjadi salah
satu moderasi dalam pengungkapan CSR terhadap manajemen laba.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian diperoleh kesimpulan
bahwa pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil
ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Prior et al. (2008) yang
menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh positif dari praktik manajemen laba
(earnings management) terhadap CSR. Hal ini memberikan dukungan teori
bahwa tanggung jawab yang dijalani oleh perusahaan pertambangan merupakan
bentuk tanggung jawab yang bertujuan untuk memulihkan kembali fungsi
lingkungan dan ekosistem yang terganggu akibat kegiatan pertambangan.
Hasil ini juga menunjukkan bahwa interaksi antara pengungkapan CSR dan
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Kepemilikan manajerial tidak terbukti dapat memperkuat atau memperlemah
pengaruh pengungkapan CSR dengan manajemen laba. Hal ini berarti
seberapapun besarnya porsi kepemilikan manajemen dalam perusahaan, tidak
akan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial dengan praktik
manajemen laba.
Penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi antara pengungkapan CSR dan
komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba. Laporan komite audit
82
terbukti dapat memperlemah pengaruh pengungkapan CSR terhadap manajemen
laba.
Berdasarkan hasil penelitian ini keberadaan komisaris independen juga tidak
berhasil memperkuat atau memperlemah pengaruh pengungkapan CSR terhadap
manajemen laba. Hasil yang tidak signifikan menunjukkan keberadaan komisaris
independen gagal mempengaruhi tingkat pengungkapan CSR sebagai salah satu
struktur yang mempengaruhi manajemen laba.
B. Saran
Penelitian sejenis dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya:
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperbanyak jumlah populasi
perusahaan yang dijadikan objek penelitian dan memperluas lingkup
industri sampel, tidak hanya sektor tambang saja, agar dapat mencakup
semua hasil temuan untuk seluruh perusahaan publik.
2. Penelitian ini menggunakan indeks GRI sebagai indikaor dalam menilai
pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan.
Penafsiran yang subjektif dimungkinkan terjadi saat memberikan penilaian
item-item tertentu yang diungkapkan perusahaan. Penelitian selanjutnya
sebaiknya menggunakan indeks GRI G4 yang tercantum dalam laporan
keberlanjutan perusahaan.
83
3. Menambahkan variabel independen lain di luar penelitian ini, agar dapat
diketahui faktor-faktor utama yang mempengaruhi tingkat manajemen laba.
84
DAFTAR PUSTAKA
Alijoyo, Antonius dan Subarto Zaini. 2004. Komisaris Independen: Penggerak
Praktik GCG di Perusahaan. Jakarta: PT Indeks kelompok GRAMEDIA.
Anggraini, Fr.R.R. 2006. “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan
Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar Bursa Efek
Jakarta)”. Proceedings of the Simposium Nasional Akuntansi IX, Universitas
Bung Hatta, Padang.
Belkaoui, Ahmed and Philip G. Karpik. 1989. “Determinants of the Corporate
Decision to Disclose Sosial Information”. Accounting, Auditing and
Accountability Journal. Vol. 2, No. 1, p. 36- 51.
Berthelot, S., T. Morris, dan C. Morrill. 2010. “Corporate Governance Rating and
Financial Performance: A Canadian Study”. Corporate Governance, 10 (5), 635-
646.
Brigham, Eugene F, Louis C. Gapenski dan Philip R. Daves. 1999. Intermediate
Financial Management. 6th Edition. Fort Wort: Dryden.
Cahyonowati, Nur. 2003. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan,
Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Undip (Tidak dipublikasikan).
Chih, H., Shen, C., & Kang, F. 2008. “Corporate Social Responsibility, Investor
Protection and Earning Management : Some International Evidence”. Journal of
Business Ethics, 79 (April), 179-198.
Damopoli, Dita Natalia. 2013. “Tanggung Jawab Perusahaan Pertambangan terhadap
Lingkungan Pasca Pengelolaannya”. Lex et Societatis, Vol. I/No.
5/September/2013
Daniri, Mas Achmad. 2008. “Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”.
http://www.madaniri.com/2008/01/17/standarisasi-tanggung-jawab
sosialperusahaan- bag-i/ . Diakses tanggal 5 Oktober 2015.
85
Darmawati, D. 2003. “Corporate Governance dan Manajemen Laba : Suatu Studi
Empiris”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 5, No.1.
Darwin, Ali. 2004. “Penerapan Sustainability Reporting di Indonesia”. Konvensi
Nasional Akuntansi V, Program Profesi Lanjutan. Yogyakarta, 13-15 Desember.
Dechow, Patricia M., R.G. Sloan and A.P. Sweeney. 1995. “Detecting Earnings
Management”. The Accounting Review 70, 193-225.
Dechow, Patricia M., R.G. Sloan, A.P. Sweeney. 1996. “Causes and Consequences of
Earnings Manipulaton: An Analysis of Firms Subject to Enforcement Actions by
the SEC”. Contemporary Accounting Research 13, 1-36Decreases and Losses.
Journal of Accounting and Economics 24 (1): 99–126. Deferred
Deegan, C. 2004. Financial Accounting Theory. McGraw-Hill Book Company,
Sydney.
Elkington, John. 1997. Cannibals with Forks. The Triple Bottom Line of the 21st
Century. Oxford: Capstone.
Fatayatiningrum, Desie. 2011. “Analisis Pengaruh Manajemen Laba Dan Mekanisme
Corporate Governance Terhadap Corporate Environmental Disclosure”. Skripsi.
Universitas Diponegoro. Semarang.
FCGI, 2001. Corporate Governance : Tata Kelola Perusahaan, Edisi Pertama,
Jakarta.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi
Keempat. Penerbit Universitas Diponegoro. Yogyakarta.
Gray, Rob; Reza Kouhy and Simon Lavers. 2001. “Methodological Themes:
Constructing a Research Database of Social and Environmental Reporting by
UK Companies”. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol. 8, No.
2, p. 78-101.
Guthrie, J., and F. Ricceri. 2006. “The Voluntary Reporting of Intellectual Capital,
Comparing Evidence from Hong Kong and Australia”. Journal of Intellectual
Capital. Vol. 7 No. 2, pp. 254-271.
Hamid, Abdul. 2012. Panduan Penulisan Skripsi. FEIS UIN Press. Jakarta.
86
Haniffa, R..M. and Cooke T.E .2005. “Culture Corporate Governance and Disclosure
in Malaysian Corporations”. Abacus. Vol.38 No.3
Handajani, L Sutrisno, and Chandrarin, G. 2008. “The Effect of Earnings
Management and Corporate Governance, Mechanism to Corporate Social
Responsibility Disclosure : Study at Public Companies in Indonesia Stock
Exchange”. Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang.
Healy, Paul M. and J.M. Wahlen (1999). “A Review Of The Earnings Management
Literature And Its Implications For Standard Setting”. Accounting Horizons 13,
p. 365-383.
Kompas. 2015. “Kerusakan Lingkungan Akibat Operasi Tambang”. Online.
http://regional.kompas.com/read/2012/09/28/17313375/70.Persen.Kerusakan.Lin
gkungan.akibat.Operasi.Tambang. Diakses pada 23 Agustus 2015.
Bisnis. 2015. “Kerusakan Lingkungan 5 Raksasa Pertambangan Cemari Sungai”.
Online. http://industri.bisnis.com/read/20120528/44/78719/kerusakan-
lingkungan-5-raksasa-pertambangan-cemari-sungai. Diakses pada 23 Agustus
2015.
Kendarinews. 2015 . ”Kerusakan Laut Donggala”. online.
http://www.kendarinews.com/content/view/9703/432/. Diakses pada tanggal 23
Agustus 2015.
http://www.idx.co.id/. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2015.
Indriantoro, Nur., dan Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis.
Cetakan Kedua, Penerbit BFEE UGM, Yogyakarta.
Jama’an. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Kantor
Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan (Studi pada
Perusahaan Publik di BEJ). Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Januarti, Indira dan Dini Apriyanti, 2005. Pengaruh Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal MAKSI Vol 5, No. 2 Agustus:
227-243.
87
Januarti, Indira dan Dini Apriyanti, 2005. Pengaruh Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal MAKSI Vol 5, No. 2 Agustus:
227-243.
Jensen, M.C., & Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior,
Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3 (4),
305-360.
Mayangsari, S. 2004. Bukti Empiris Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor terhadap
Earnings Response Coefficien. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7, No. 2,
Hal.154-178.
Murwaningsari, Etty. 2009. The Relationship of Corporate Governance, Corporate
Social Responsibilities and Corporate Financial Performance in One
Continuum. Indonesian Management and Accounting Research, 9(1):78-98.
Novita dan Chaerul D. Djakman. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap
Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Laporan
Tahunan Perusahaan; Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat di
Bursa Efek Indonesia tahun 2006. Makalah disampaikan pada Simposium
Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 22 – 25 Juli 2008.
Perwita K. D., Veronika. 2009. Pengaruh Environmental Disclosure terhadap Reaksi
Pasar dan Nilai Perusahaan. Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.
Prior, Diego, Jordi S., & Josep A. 2008. Are Socially Responsible Managers Really
Ethical? Exploring the Relationship between Earnings Management and
Corporate Social Responsibility. Corporate Governance : An International
Review, Vol.16, no.3, 160-177.
Putri. W. 2006. Analisis Pengaruh Corporate Governance dan Jumlah Komisaris
Terhadap Kinerja Perusahaan. Skripsi Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Program
Studi Akuntansi Universitas Islam Indonesia.
Rahmawati, Sri Seventy Pujiastuti, dan Anastasia Riani Suprapti. 2010. Model
Strategi Manajemen Laba pada Perusahaan Publik di Bursa Efek Indonesia:
Suatu Pemeriksaan Pergeseran Klasifikasi serta Dampaknya terhadap Kinerja
Saham, Pemilihan Metoda Akuntansi, Klasifikasi Akuntansi, dan Pengaturan
Waktu Transaksi. Jurnal Akuntansi UNTAR, Januari tahun XIV no. 01.
88
Richardson, Vernon J. 1998. Information Asymmetry an Earnings Management:
Some Evidence. Review of Quantitative Finance and Accounting. December
2000. Volume 15, pp 325-247. ISSN 1573-7179.
Sabeni, Arifin. 2005. “Peran Akuntan Dalam Menegakkan Pinsip Good Corporate
Governance (Tinjauan Perspektif Agency Theory)”. Pidato Pengukuhan Guru
Besar, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Santoso, Singgih, 2010. Statistik Parametrik, PT Elex Media Komputindo. Jakarta.
Sayekti, Y. dan L. S. Wondabio. 2007. ”Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning
Response Coefficient”. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar, 26-28 Juli.
Scott, William R. 2009. Financial Accounting Theory, 5th Edition. Prentice Hall, NJ.
Sekaran, U. 2003. Research Methods for Business : A Skill Building Approach 2nd
Edition. John Wiley and Son. New York.
Siregar, Silvia Veronica N.P., dan Siddharta Utama. 2005. Pengaruh Struktur
Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Praktik Corporate Governance terhadap
Pengelolaan Laba (Earnings Management), Simposium Nasional Akuntansi
(VII), Solo.
Sri Sulistyanto dan Haris Wibisono. 2003. Good Corporate Governance: Berhasilkah
Diterapkan di Indonesia?, Jurnal Widya Warta, No.2, ISSN: 0854-1981.
Sun, Nan, Salama A., Hussainey K., Habbash M. 2010. Corporate Environmental
Disclosure, Corporate Governance and Earnings Management. Forthcoming
Managerial Auditing Journal.
Suranta, Eddy dan Pratana dan Puspa Midiastuty. 2005. Pengaruh Good Corporate
Governance terhadap Praktek Manajemen Laba, Konferensi Nasional Akuntansi
Susiana dan Arleen Herawaty.2007. Analisa Pengaruh Indepedensi, Mekanisme
Corporate Governance, Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan.
SNA. X. Unhas Makasar.
Titisari, Kartika Hendra, Suwardi, dan Doddy Setiawan. 2010. “Corporate Social
Responsibility dan Kinerja Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi XIII.
Purwokerto.
Tjager, I.N., et al. 2003. Corporate Governance. Prenhalindo. Jakarta.
89
UU R.I No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Indonesia Legal Center
Publishing. Jakarta.
Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. (UUPLH)
Pasal 41 ayat (1).
Wang, Dechun, 2006. “Founding Family Ownership and Earnings Quality.” Journal
of Accounting Research Vol.4 No.3.
Wardhani, Ratna., dan Joseph, Herunata. 2010. “Karakteristik Pribadi Komite Audit
dan Praktik Manajemen Laba”. SNA XIII. Purwokerto
Waryanto. 2010. “Pengaruh Karakteristik Good Corporate Governance terhadap Luas
Pengungkapan Corporate Social Responsibility di Indonesia”. Skripsi
Universitas Diponegoro. Semarang.
Jiang, Wei., Karan, Vijay., Huang, Hua-wei., dan Lin, Yi-Hong. 2013. “Association
of Corporate Social Responsibility Performance and Earnings
Management:Evidence from China”. Working Paper CCRG 2013-08.
Welvin I Guna., & Arleen Herawati. 2010. “Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor Lainnya terhadap
Manajemen Laba”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.12, No.1.
Widiatmaja, Bayu Fatma. 2010. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
Terhadap Manajemen Laba dan Konsekuensi Manajemen Laba Terhadap
Kinerja Keuangan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Tahun 2006-2008).
Skripsi, Universitas Diponegoro. Semarang.
Wilmhurst T., & Frost G,. 2010. “Corporate Environmental Performance: A Test of
Legitimacy Theory”. Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol.13,
No. 1. Pp.10-26.
Wisnumurti, Adhika.2010. “Analisis Pengaruh Corporate Governance terhadap
Hubungan Asimetri Informasi dengan Prakik Manajemen laba”. Skripsi, Fakulas
Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Yuventi, Oktavia. 2013. “Pengaruh Manajemen Laba terhadap Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dengan corporate governance sebagai
Variabel Moderasi”. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika. Vol.2. No.2
90
Zaenal. 2009. “Pengaruh Corporate Governance terhadap Reaksi Harga dan Volume
Perdagangan pada Saat Pengumuman Earnings”. Simposium Nasional Akuntansi
VI. Surabaya.
91
LAMPIRAN 1
Daftar Perusahaan Sektor Tambang Yang Menjadi Sampel
No Nama Perusahaan Kode
1 Adaro Energy Tbk. ADRO
2 Golden Energy Mines Tbk. GEMS
3 Harum Energy Tbk. HRUM
4 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG
5 Petrosea Tbk. PTRO
6 Resouce Alam Indonesia Tbk. KKGI
7 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA
8 Toba Bara Sejahtera TOBA
9 Energi Mega Persada Tbk. ENRG
10 Medco Energi International Tbk. MEDC
11 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS
12 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI
13 Surya Esa Perkasa Tbk. ESSA
14 Vale Indonesia Tbk. INCO
15 Timah (Persero) Tbk. TINS
16 Citatah Industri Marmer Tbk. CTTH
17 Mitra Investindo Tbk. MITI
92
LAMPIRAN 2
Daftar Variabel Independen
No Nama Perusahaan Kode CSRi
2011 2012 2013 2014
1 Adaro Energy Tbk. ADRO 0,8846 0,9103 0,9103 0,9359
2 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 0,4615 0,5128 0,5000 0,5385
3 Harum Energy Tbk. HRUM 0,5769 0,5641 0,5769 0,5897
4 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 0,5641 0,5897 0,5897 0,6282
5 Petrosea Tbk. PTRO 0,7308 0,7436 0,7692 0,7692
6 Resouce Alam Indonesia Tbk. KKGI 0,4103 0,4103 0,4231 0,4487
7 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA 0,8205 0,8205 0,8333 0,8333
8 Toba Bara Sejahtera TOBA 0,3333 0,3462 0,3462 0,3718
9 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 0,4359 0,4487 0,4615 0,5256
10 Medco Energi International Tbk. MEDC 0,4231 0,4487 0,7308 0,7564
11 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 0,4872 0,4872 0,5128 0,5256
12 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI 0,4615 0,5000 0,5128 0,5256
13 Surya Esa Perkasa Tbk. ESSA 0,3462 0,3590 0,3846 0,4231
14 Vale Indonesia Tbk. INCO 0,7949 0,8077 0,8333 0,8333
15 Timah (Persero) Tbk. TINS 0,4359 0,4872 0,4744 0,5256
16 Citatah Industri Marmer Tbk. CTTH 0,4103 0,4103 0,4231 0,4487
17 Mitra Investindo Tbk. MITI 0,4359 0,4744 0,5256 0,5513
93
LAMPIRAN 3
Daftar Variabel Dependen
No Nama Perusahaan Kode ML
2011 2012 2013 2014
1 Adaro Energy Tbk. ADRO -0,0359 -0,0093 -0,0924 -0,0622
2 Golden Energy Mines Tbk. GEMS -0,0126 0,1961 -0,0089 0,0092
3 Harum Energy Tbk. HRUM 0,0761 0,1036 -0,1541 -0,1021
4 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG -0,0417 0,0120 0,0600 0,0068
5 Petrosea Tbk. PTRO -0,1422 -0,0126 -0,1753 -0,1784
6 Resouce Alam Indonesia Tbk. KKGI -0,0873 0,0989 -0,0712 0,0109
7 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA -0,0588 0,0605 -0,0155 0,0037
8 Toba Bara Sejahtera TOBA -0,2406 0,2079 -0,1406 0,0556
9 Energi Mega Persada Tbk. ENRG -0,0490 -0,0746 -0,1352 -0,1675
10 Medco Energi International Tbk. MEDC -0,0229 -0,0787 -0,4238 -0,2984
11 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS -0,0202 0,1055 -0,0563 -0,0055
12 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI 0,0005 0,0009 0,0454 -0,0238
13 Surya Esa Perkasa Tbk. ESSA -0,1704 -0,0267 -0,0227 0,0210
14 Vale Indonesia Tbk. INCO 0,0059 -0,0051 -0,1223 -0,0679
15 Timah (Persero) Tbk. TINS 0,1415 -0,1557 0,2093 0,1622
16 Citatah Industri Marmer Tbk. CTTH -0,0425 -0,0334 -0,0206 0,0682
17 Mitra Investindo Tbk. MITI 0,0385 0,0038 -0,0158 -0,0310
94
LAMPIRAN 4
Daftar Variabel Kontrol
No Nama Perusahaan Kode Size
2011 2012 2013 2014
1 Adaro Energy Tbk. ADRO 13,7113 13,8127 13,9144 13,9040
2 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 12,5212 12,5366 12,6045 12,5935
3 Harum Energy Tbk. HRUM 12,6670 12,7185 12,7680 12,7444
4 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 13,1568 13,1607 13,2299 13,2133
5 Petrosea Tbk. PTRO 12,5353 12,7112 12,7931 12,7669
6 Resouce Alam Indonesia Tbk. KKGI 11,9903 12,0034 12,1119 9,0950
7 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA 13,0610 13,1048 13,0673 13,1706
8 Toba Bara Sejahtera TOBA 12,3113 12,4047 12,5799 12,5749
9 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 13,2394 13,3036 13,4514 13,4621
10 Medco Energi International Tbk. MEDC 13,3715 13,4000 13,4896 13,5287
11 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 11,9938 12,0706 12,1065 12,1018
12 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI 12,1623 12,1560 12,1980 12,2489
13 Surya Esa Perkasa Tbk. ESSA 11,8169 11,8954 12,1591 12,2425
14 Vale Indonesia Tbk. INCO 13,3427 13,3551 13,4443 13,4650
15 Timah (Persero) Tbk. TINS 12,8176 12,7854 12,8967 12,9891
16 Citatah Industri Marmer Tbk. CTTH 11,3390 11,4174 11,5145 11,5635
17 Mitra Investindo Tbk. MITI 11,0718 11,1718 11,1959 11,5595
95
Daftar Variabel Kontrol (Lanjutan)
No Nama Perusahaan Kode Lev
2011 2012 2013 2014
1 Adaro Energy Tbk. ADRO 1,3171 1,2344 1,1076 1,2062
2 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 0,1690 0,1857 0,3548 0,2730
3 Harum Energy Tbk. HRUM 0,3059 0,2566 0,2168 0,2269
4 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 0,4605 0,4876 0,4443 0,4548
5 Petrosea Tbk. PTRO 1,3689 1,8285 1,5774 1,4257
6 Resouce Alam Indonesia Tbk. KKGI 0,4881 0,4125 0,4463 0,3792
7 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA 0,4093 0,4966 0,5463 0,7083
8 Toba Bara Sejahtera TOBA 3,3770 1,3573 1,3885 1,1117
9 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 1,8266 2,0001 1,6112 1,4322
10 Medco Energi International Tbk. MEDC 2,0250 2,1496 1,8232 1,9364
11 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 3,6536 3,9449 3,8795 3,0702
12 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI 0,8094 0,6725 0,7000 0,8334
13 Surya Esa Perkasa Tbk. ESSA 2,7450 0,5640 0,3148 0,3944
14 Vale Indonesia Tbk. INCO 0,3686 0,3553 0,3307 0,3074
15 Timah (Persero) Tbk. TINS 0,4289 0,3385 0,9883 0,7390
16 Citatah Industri Marmer Tbk. CTTH 1,8720 2,3198 3,1264 3,5614
17 Mitra Investindo Tbk. MITI 0,8783 0,5667 0,4072 0,3247
96
LAMPIRAN 5
Daftar Variabel Moderasi
No Nama Perusahaan Kode KPMJ
2011 2012 2013 2014
1 Adaro Energy Tbk. ADRO 50,0627 59,8477 59,0621 59,0621
2 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 97,0000 97,0000 97,0000 97,0000
3 Harum Energy Tbk. HRUM 70,3510 70,3891 70,7286 70,7286
4 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 65,0179 65,0122 65,0138 65,0702
5 Petrosea Tbk. PTRO 98,5504 69,8008 77,7186 80,0103
6 Resouce Alam Indonesia Tbk. KKGI 68,2846 64,1664 66,3128 68,2846
7 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA 86,8092 84,2535 68,9078 68,9078
8 Toba Bara Sejahtera TOBA 100,0000 89,5313 97,5314 97,5314
9 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 33,2098 33,5287 37,0037 36,7487
10 Medco Energi International Tbk. MEDC 58,1912 78,9472 71,5898 78,9472
11 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 79,8382 79,8382 60,7476 67,1388
12 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI 21,5552 78,3619 70,2331 81,3474
13 Surya Esa Perkasa Tbk. ESSA 100,0000 94,7369 59,0909 59,0909
14 Vale Indonesia Tbk. INCO 79,5102 79,5102 79,5102 79,5102
15 Timah (Persero) Tbk. TINS 65,0001 65,0001 65,0001 65,0077
16 Citatah Industri Marmer Tbk. CTTH 58,8084 58,7938 58,7938 58,7936
17 Mitra Investindo Tbk. MITI 32,1378 32,1378 32,1378 68,9962
97
Daftar Variabel Moderasi (Lanjutan)
No Nama Perusahaan Kode KA
2011 2012 2013 2014
1 Adaro Energy Tbk. ADRO 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000
2 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000
3 Harum Energy Tbk. HRUM 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000
4 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000
5 Petrosea Tbk. PTRO 1,0000 0,0000 1,0000 1,0000
6 Resouce Alam Indonesia Tbk. KKGI 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000
7 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA 1,0000 0,0000 1,0000 1,0000
8 Toba Bara Sejahtera TOBA 0,0000 1,0000 1,0000 1,0000
9 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000
10 Medco Energi International Tbk. MEDC 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000
11 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000
12 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000
13 Surya Esa Perkasa Tbk. ESSA 0,0000 1,0000 1,0000 1,0000
14 Vale Indonesia Tbk. INCO 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000
15 Timah (Persero) Tbk. TINS 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000
16 Citatah Industri Marmer Tbk. CTTH 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
17 Mitra Investindo Tbk. MITI 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000
98
Daftar Variabel Moderasi (Lanjutan)
No Nama Perusahaan Kode KI
2011 2012 2013 2014
1 Adaro Energy Tbk. ADRO 0,3333 0,3333 0,4000 0,4000
2 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 0,5000 0,5000 0,5000 0,5000
3 Harum Energy Tbk. HRUM 0,4000 0,4000 0,4000 0,4000
4 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 0,3333 0,3333 0,3333 0,3333
5 Petrosea Tbk. PTRO 0,4286 0,4286 0,4286 0,4000
6 Resouce Alam Indonesia Tbk. KKGI 0,2500 0,4000 0,4000 0,4000
7 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA 0,3333 0,3333 0,3333 0,3333
8 Toba Bara Sejahtera TOBA 0,3333 0,6667 0,6667 0,6667
9 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 0,4000 0,5000 0,5000 0,5000
10 Medco Energi International Tbk. MEDC 0,3333 0,3333 0,3333 0,3333
11 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 0,2500 0,3333 0,3333 0,3333
12 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI 0,5000 0,5000 0,5000 0,5000
13 Surya Esa Perkasa Tbk. ESSA 0,2500 0,5000 0,5000 0,5000
14 Vale Indonesia Tbk. INCO 0,2222 0,2222 0,2727 0,3333
15 Timah (Persero) Tbk. TINS 0,5000 0,5000 0,5000 0,5000
16 Citatah Industri Marmer Tbk. CTTH 0,3333 0,3333 0,3333 0,3333
17 Mitra Investindo Tbk. MITI 0,5000 0,5000 0,5000 0,2000
99
LAMPIRAN 6
Daftar Tabel Daftar Indikator GRI
NO INDIKATOR GRI
1
LINGKUNGAN
1 Pengendalian polusi kegiatan operasi; pengeluaran riset dan pengembangan untuk pengurangan polusi.
2 2 Pernyataan yang menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hukum
dan peraturan polusi.
3 3 Pernyataan yang menunjukkan bahwa polusi operasi telah atau akan dikurangi.
4 4 Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat pengolahan sumber alam, msalnya reklamasi daratan atau
reboisasi.
5 5 Konservasi sumber daya alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi, minyak, air, dan kertas.
6 6 Penggunaan material daur ulang.
7 7 Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan yang dibuat perusahaan.
8 8 Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan.
9 9 Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah lingkungan.
10 10 Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah.
11 11 Pengolahan limbah.
12 12 Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak lingkungan perusahaan.
13 13 Perlindungan lingkungan hidup.
14
ENERGI
1 Menggunakan energi secara lebih efisien dalam kegiatan operasi.
15 2 Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi.
16 3 Penghematan energi sebagai hasil produk daur ulang
17 4 Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi.
18 5 Peningkatan efisiensi energy dari produk.
19 6 Riset yang mengarah pada peningkatan efisensi energi dari produk.
20 7 Kebijakan energi perusahaan.
21
K3
1 Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko dalam lingkungan kerja.
22 2 Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau mental.
23 3 Statistik kecelakaan kerja.
24 4 Mentaati peraturan standar kesehatan dan keselamatan kerja.
25 5 Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja.
26 6 Menetapkan suatu komite keselamatan kerja.
27 7 Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja.
28 8 Pelayanan kesehatan tenaga kerja.
29
PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA
1 Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita/ orang cacat.
30 2 Persentase/ jumlah tenaga kerja wanita/ orang cacat dalam tingkat manajerial.
31 3 Tujuan penggunaan tenaga kerja wanita/ orang cacat.
32 4 Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/ orang cacat.
33 5 Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja.
34 6 Memberi bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang pendidikan.
35 7 Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja.
36 8 Bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerja yang dalam proses mengundurkan diri atau yang telah membuat kesalahan.
37 9 Perencanaan kepemilikan rumah karyawan.
38 10 Fasilitas untuk aktivitas rekreasi.
39 11 Presentase gaji untuk pensiun.
40 12 Kebijakan penggajian dalam perusahaan.
41 13 Jumlah tenaga kerja dalam perusahaan.
42 14 Tingkatan manajerial yang ada.
43 15 Disposisi staf - dimana staf ditemukan.
44 16 Jumlah staf, masa kerja, dan kelompok usia mereka.
45 17 Statistik tenaga kerja misal : penjualan per tenaga kerja.
46 18 Kualifikasi tenaga kerja yang direkrut.
47 19 Rencana kepemilikan saham oleh tenaga kerja.
48 20 Rencana yang pembagian keuntungan lain.
49 21 Informasi hubungan manajemen dengan tenaga kerja dalam meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja.
50 22 Informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja dan masa depan perusahaan.
51 23 Laporan tenaga kerja yang terpisah.
52 24 Hubungan perusahaan dengan serikat buruh.
53 25 Gangguan dan aksi tenaga kerja.
54 26 Informasi bagaimana aksi tenaga kerja dinegosiasikan.
55 27 Kondisi kerja secara umum.
56 28 Re-organisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga kerja.
57 29 Statstik perputaran tenaga kerja.
58
PRODUK
1 Pengembangan produk perusahaan, termasuk pengemasannya.
59 2 Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk.
60 3 Informasi proyek riset perusahaan untuk memperbaiki produk.
61 4 Produk memenuhi standar keselamatan.
62 5 Membuat produk lebih aman untuk konsumen.
63 6 Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan.
64 7 Peningkatan kebersihan/ kesehatan dalam pengolahan dan penyiapan produk.
65 8 Informasi atas keselamatan produk perusahaan.
66 9 Informasi mutu produk yang dicerminkan dalam penerimaan penghargaan.
67 10 Informasi yang dapat diverifikasi bahwa mutu produk telah meningkat (misalnya ISO 9000)
68
MASYARAKAT
1 Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas masyarakat, pendidikan dan seni.
69 2 Tenaga kerja paruh waktu dari mahasiswa/ pelajar.
70 3 Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat.
71 4 Membantu riset medis.
72 5 Sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar atau pameran seni.
73 6 Membiayai program beasiswa.
74 7 Ada fasilitas perusahaan untuk masyarakat.
75 8 Sponsor kampanye nasional.
76 9 Mendukung pengembangan industri lokal.
77 UMUM
1 Tujuan/ kebijakan perusahaan secara umum berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat.
78 2 Informasi berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain yang disebutkan di atas.
100
LAMPIRAN 7
Daftar Perhitungan CSR
NO INDIKATOR GRI ADRO GEMS HRUM ITMG PTRO
2011 2012 2013 2014 Σ 2011 2012 2013 2014 Σ 2011 2012 2013 2014 Σ 2011 2012 2013 2014 Σ 2011 2012 2013 2014 Σ
1
LINGKUNGAN
1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
2 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
3 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
4 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
5 5 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
6 6 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
7 7 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
8 8 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
9 9 0 1 1 1 3 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
10 10 0 1 1 1 3 0 0 0 0
11 11 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
12 12 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
13 13 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
14
ENERGI
1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
15 2 1 1 1 1 4 1 1 2 0 0 1 1 1 1 4
16 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 0 1 1 1 1 4
17 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
18 5 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
19 6 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
20 7 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
21
K3
1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
22 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
23 3 1 1 1 1 4 0 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
24 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
25 5 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
26 6 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
27 7 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
28 8 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4
29
PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA
1 1 1 1 1 4 0 0 0 1 1 1 1 4
30 2 1 1 1 1 4 0 0 0 1 1 2
31 3 1 1 1 1 4 0 0 0 0
32 4 1 1 1 1 4 0 0 0 1 1 1 1 4
33 5 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
34 6 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
35 7 1 1 1 1 4 0 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
36 8 0 0 0 1 1 0 0 0 0
37 9 0 0 0 1 1 0 0 0 0
38 10 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 0 0
39 11 1 1 1 1 4 0 0 0 1 1 1 1 4
40 12 1 1 1 1 4 0 0 0 0
41 13 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
42 14 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
43 15 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4
44 16 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4
45 17 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 4 0
46 18 1 1 1 1 4 0 0 1 1 1 1 4 1 1 1 3
47 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0
48 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0
49 21 1 1 1 1 4 0 0 0 0
50 22 1 1 1 1 4 0 0 0 1 1 2
51 23 1 1 1 1 4 0 0 0 0
52 24 1 1 1 1 4 0 0 0 1 1 1 1 4
53 25 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 0 1 1 1 1 4
54 26 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 0 1 1 1 1 4
55 27 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
56 28 1 1 1 1 4 0 0 0 1 1 1 1 4
57 29 1 1 1 1 4 0 0 0 1 1 1 1 4
58
PRODUK
1 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
59 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
60 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
61 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
62 5 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
63 6 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
64 7 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
65 8 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
66 9 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
67 10 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4
68
MASYARAKAT
1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 4
69 2 1 1 1 1 4 0 0 0 0
70 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
71 4 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0
72 5 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 2 1 1 1 1 4
73 6 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
74 7 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
75 8 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 0 0
76 9 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
77 UMUM
1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
78 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
TOTAL 69 71 71 73 284 36 40 39 42 157 45 44 45 46 180 44 46 46 49 185 57 58 60 60 235
101
Daftar Perhitungan CSR (Lanjutan)
NO INDIKATOR GRI KKGI PTBA TOBA ENRG
2011 2012 2013 2014 Σ 2011 2012 2013 2014 Σ 2011 2012 2013 2014 Σ 2011 2012 2013 2014 Σ
1
LINGKUNGAN
1 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1
2 2 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
3 3 0 1 1 1 1 4 0 1 1
4 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
5 5 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
6 6 1 1 1 1 4
7 7 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
8 8 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 4
9 9 0 1 1 1 1 4 0 0
10 10 0 0 0 0
11 11 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
12 12 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
13 13 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
14
ENERGI
1 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4
15 2 0 1 1 1 1 4 0 0
16 3 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
17 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
18 5 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4
19 6 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
20 7 1 1 0 0 1 1 1 1 4
21
K3
1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
22 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
23 3 0 1 1 1 1 4 0 0
24 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
25 5 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
26 6 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
27 7 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
28 8 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
29
PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA
1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
30 2 0 1 1 1 1 4 0 0
31 3 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
32 4 0 1 1 1 1 4 0 0
33 5 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
34 6 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3
35 7 0 1 1 2 0 0
36 8 0 0 0 0
37 9 0 1 1 1 1 4 0 0
38 10 0 1 1 1 1 4 0 0
39 11 0 1 1 1 1 4 0 0
40 12 0 1 1 1 1 4 0 0
41 13 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
42 14 0 1 1 1 1 4 0 0
43 15 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
44 16 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
45 17 0 1 1 1 1 4 0 0
46 18 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
47 19 0 0 0 0
48 20 0 0 0 0
49 21 0 0 0 0
50 22 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
51 23 0 0 0 0
52 24 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
53 25 0 1 1 1 1 4 0 0
54 26 0 0 0 0
55 27 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
56 28 0 0 0 1 1
57 29 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
58
PRODUK
1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 1 1
59 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 1 1
60 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 1 1
61 4 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
62 5 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
63 6 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
64 7 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 1 1 2
65 8 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 0
66 9 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 0
67 10 0 1 1 1 1 4 0 0
68
MASYARAKAT
1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
69 2 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
70 3 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
71 4 0 0 0 0
72 5 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
73 6 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
74 7 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
75 8 0 0 0 0
76 9 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
77 UMUM
1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
78 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
TOTAL 32 32 33 35 132 64 64 65 65 258 26 27 27 29 109 34 35 36 41 146
102
Daftar Perhitungan CSR (Lanjutan)
NO INDIKATOR GRI MEDC RUIS ARTI ESSA
2011 2012 2013 2014 Σ 2011 2012 2013 2014 Σ 2011 2012 2013 2014 Σ 2011 2012 2013 2014 Σ
1
LINGKUNGAN
1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
2 2 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
3 3 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
4 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
5 5 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
6 6 1 1 2 1 1 1
7 7 1 1 1 1 4 1 1 2 0 1 1 1 1 4
8 8 1 1 1 1 4 0 0 1 1 1 3
9 9 0 0 0 0
10 10 0 0 0 0
11 11 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
12 12 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
13 13 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
14
ENERGI
1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1
15 2 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 2 0
16 3 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 2
17 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1
18 5 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1
19 6 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 4 0
20 7 1 1 1 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
21
K3
1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
22 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
23 3 1 1 2 0 0 0
24 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
25 5 1 1 1 1 4 0 0 1 1 1 1 4
26 6 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 4
27 7 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
28 8 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 4
29
PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA
1 1 1 1 1 4 0 0 1 1 1 1 4
30 2 1 1 2 0 0 0
31 3 0 0 0 1 1 1 1 4
32 4 0 0 0 0
33 5 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
34 6 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
35 7 1 1 2 0 0 0
36 8 1 1 2 0 0 0
37 9 0 0 0 0
38 10 0 0 0 0
39 11 0 0 0 0
40 12 1 1 2 0 0 0
41 13 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
42 14 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
43 15 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 1 1 4
44 16 1 1 1 1 4 0 0 1 1 1 1 4
45 17 0 0 0 0
46 18 1 1 2 0 0 1 1 1 1 4
47 19 0 0 0 0
48 20 0 0 0 0
49 21 0 0 0 0
50 22 0 0 0 0
51 23 0 0 0 0
52 24 1 1 2 0 1 1 1 3 1 1 1 1 4
53 25 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 3 0
54 26 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 3 0
55 27 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
56 28 0 0 0 0
57 29 1 1 2 0 0 1 1 1 1 4
58
PRODUK
1 1 1 1 1 4 0 0 0
59 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
60 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
61 4 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
62 5 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
63 6 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
64 7 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
65 8 1 1 1 1 4 0 0 0
66 9 1 1 1 1 4 0 0 0
67 10 1 1 2 0 0 0
68
MASYARAKAT
1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
69 2 1 1 2 1 1 0 0
70 3 1 1 2 0 0 1 1 1 1 4
71 4 0 0 0 0
72 5 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
73 6 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
74 7 1 1 1 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
75 8 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0
76 9 1 1 2 0 1 1 1 1 1 1 4
77 UMUM
1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
78 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
TOTAL 33 35 57 59 184 38 38 40 41 157 36 39 40 41 156 27 28 30 33 118
103
Daftar Perhitungan CSR (Lanjutan)
NO INDIKATOR GRI INCO TINS CTTH MITI
2011 2012 2013 2014 Σ 2011 2012 2013 2014 Σ 2011 2012 2013 2014 Σ 2011 2012 2013 2014 Σ
1
LINGKUNGAN
1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
2 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
3 3 1 1 1 1 4 0 0 1 1 1 1 4
4 4 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
5 5 1 1 2 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
6 6 1 1 2 1 1
7 7 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 0
8 8 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 0
9 9 0 0 0 0
10 10 0 0 0 0
11 11 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
12 12 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
13 13 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
14
ENERGI
1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 2 1 1 1 1 4
15 2 1 1 1 1 4 1 1 2 0 1 1 2
16 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
17 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
18 5 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
19 6 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
20 7 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4
21
K3
1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
22 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
23 3 1 1 1 1 4 0 0 0
24 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
25 5 1 1 1 3 0 1 1 1 1 4 0
26 6 1 1 1 1 4 1 1 1 3 0 1 1 1 3
27 7 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
28 8 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 4 1 1 1 3
29
PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA
1 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 0
30 2 1 1 1 1 4 0 0 0
31 3 1 1 1 1 4 0 0 0
32 4 0 0 0 0
33 5 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
34 6 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
35 7 1 1 1 1 4 0 0 0
36 8 1 1 1 1 4 0 0 0
37 9 1 1 1 1 4 0 0 0
38 10 0 0 0 0
39 11 0 0 0 0
40 12 1 1 1 1 4 0 0 0
41 13 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
42 14 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
43 15 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1
44 16 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 0
45 17 0 0 0 0
46 18 1 1 1 1 4 0 0 0
47 19 0 0 0 0
48 20 0 0 0 0
49 21 1 1 1 1 4 0 0 0
50 22 1 1 1 1 4 0 0 0
51 23 0 0 0 0
52 24 1 1 1 1 4 0 0 1 1 1 3
53 25 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3
54 26 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 1 1 1 3
55 27 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
56 28 1 1 1 1 4 0 0 0
57 29 1 1 1 1 4 0 0 0
58
PRODUK
1 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 0
59 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
60 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
61 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
62 5 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
63 6 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
64 7 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
65 8 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 1 1
66 9 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1 2
67 10 1 1 1 1 4 0 0 0
68
MASYARAKAT
1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
69 2 1 1 1 1 4 0 0 0
70 3 1 1 1 1 4 1 1 0 1 1 2
71 4 1 1 1 1 4 1 1 0 1 1 2
72 5 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 0 0
73 6 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
74 7 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4
75 8 0 1 1 1 1 4 0 0
76 9 1 1 1 1 4 1 1 0 1 1
77 UMUM
1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
78 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4
TOTAL 62 63 65 65 255 34 38 37 41 150 32 32 33 35 132 34 37 41 43 155
104
LAMPIRAN 8
Daftar Perhitungan Manajemen Laba
No Nama Perusahaan Kode Tahun Total Piutang Total Aktiva Tetap Total Asset Total Pendapatan Total Laba Bersih Total Arus Kas dari
Operasi
1 Adaro Energy Tbk. ADRO 2011 4.407.909.090.909 39.649.418.181.818 51.445.100.000.000 36.249.136.363.636 5.019.118.181.818 6.476.063.636.364
2 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 2011 250.661.532.691 840.621.589.319 3.320.301.908.407 2.861.548.447.435 301.659.878.383 315.694.903.382
3 Harum Energy Tbk. HRUM 2011 586.384.000.000 1.778.675.000.000 4.645.148.000.000 7.296.631.000.000 1.778.984.000.000 1.514.761.000.000
4 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 2011 2.331.427.272.727 4.654.972.727.273 14.349.763.636.364 21.653.409.090.909 4.964.781.818.182 5.378.290.909.091
5 Petrosea Tbk. PTRO 2011 490.918.181.818 2.473.809.090.909 3.429.981.818.182 2.397.900.000.000 478.572.727.273 766.281.818.182
6 Resouce Alam Indonesia Tbk. KKGI 2011 142.747.096.484 229.422.841.690 977.892.896.320 2.127.603.072.558 450.203.636.878 496.251.341.657
7 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA 2011 1.180.195.000.000 2.647.844.000.000 11.507.104.000.000 10.581.570.000.000 3.088.067.000.000 3.600.649.000.000
8 Toba Bara Sejahtera TOBA 2011 222.526.536.364 1.040.900.645.455 2.047.691.681.818 4.529.001.609.091 1.048.085.845.455 1.360.655.172.727
9 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 2011 2.602.570.359.000 14.623.636.107.000 17.354.833.906.000 2.122.862.753.000 173.924.495.000 749.916.595.000
10 Medco Energi International Tbk. MEDC 2011 2.867.742.981.818 11.679.533.290.909 23.521.795.081.818 7.277.061.436.364 811.086.681.818 1.286.134.363.636
11 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 2011 303.212.518.590 536.219.097.592 985.922.224.185 1.164.017.876.608 3.248.824.751 15.294.521.176
12 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI 2011 267.081.687.357 1.203.324.045.871 1.453.095.761.394 309.744.775.918 11.766.676.436 11.076.450.881
13 Surya Esa Perkasa Tbk. ESSA 2011 20.854.097.960 433.367.957.728 655.964.899.966 371.904.850.005 98.713.405.783 151.707.812.028
14 Vale Indonesia Tbk. INCO 2011 1.681.645.454.545 7.095.654.545.455 22.012.381.818.182 11.295.954.545.455 3.034.209.090.909 2.915.909.090.909
15 Timah (Persero) Tbk. TINS 2011 584.280.000.000 4.631.418.000.000 6.569.807.000.000 8.749.617.000.000 896.806.000.000 64.341.000.000
16 Citatah Industri Marmer Tbk. CTTH 2011 22.683.094.978 87.993.338.475 218.251.524.639 148.501.516.234 916.459.189 9.400.684.373
17 Mitra Investindo Tbk. MITI 2011 21.714.224.858 49.187.997.632 117.966.795.513 139.394.287.082 27.479.363.875 23.053.216.047
18 Adaro Energy Tbk. ADRO 2012 4.710.854.368.932 51.246.417.475.728 64.973.359.223.301 36.140.669.902.913 3.721.427.184.466 4.201.135.922.330
19 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 2012 546.611.286.038 1.644.113.770.659 3.440.326.009.433 3.958.897.172.445 178.934.525.099 (472.310.970.396)
20 Harum Energy Tbk. HRUM 2012 676.766.029.126 1.971.442.097.087 5.229.507.776.699 10.129.137.339.806 1.569.612.864.078 1.088.330.223.301
21 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 2012 2.453.796.116.505 5.070.834.951.456 14.477.902.912.621 23.679.038.834.952 4.194.592.233.010 4.022.990.291.262
22 Petrosea Tbk. PTRO 2012 800.475.728.155 3.535.029.126.214 5.143.126.213.592 3.742.640.776.699 476.912.621.359 520.145.631.068
23 Resouce Alam Indonesia Tbk. KKGI 2012 177.921.980.583 537.619.728.155 1.007.781.631.068 2.086.426.514.563 229.027.466.019 132.288.203.883
24 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA 2012 1.545.556.000.000 4.010.684.000.000 12.728.981.000.000 11.594.057.000.000 2.909.421.000.000 2.212.701.000.000
25 Toba Bara Sejahtera TOBA 2012 198.193.359.223 1.504.990.553.398 2.539.092.233.010 3.851.319.174.757 115.851.281.553 (309.885.135.922)
26 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 2012 3.373.814.504.854 16.414.063.524.272 20.119.911.116.505 6.355.189.747.573 267.667.514.563 1.562.512.407.767
27 Medco Energi International Tbk. MEDC 2012 3.227.264.009.709 14.671.636.155.340 25.120.363.679.612 8.476.038.485.437 183.049.097.087 2.033.375.291.262
28 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 2012 528.529.880.421 524.223.961.383 1.176.578.647.723 1.602.490.003.187 28.993.709.479 (74.997.381.817)
29 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI 2012 255.343.392.224 1.122.812.862.787 1.432.238.854.121 449.486.392.992 51.857.031.148 50.545.681.516
30 Surya Esa Perkasa Tbk. ESSA 2012 46.653.873.786 517.167.135.922 785.913.533.981 383.545.135.922 50.600.359.223 68.134.330.097
31 Vale Indonesia Tbk. INCO 2012 1.553.087.378.641 5.484.368.932.039 22.651.262.135.922 9.391.524.271.845 655.281.553.398 768.563.106.796
32 Timah (Persero) Tbk. TINS 2012 550.344.000.000 3.929.664.000.000 6.101.007.000.000 7.822.560.000.000 431.588.000.000 1.454.476.000.000
33 Citatah Industri Marmer Tbk. CTTH 2012 34.578.738.906 85.437.320.083 261.438.526.210 161.783.288.701 2.759.299.965 10.058.369.233
34 Mitra Investindo Tbk. MITI 2012 25.823.370.817 68.088.765.723 148.540.732.335 150.825.364.700 22.090.674.433 21.646.289.326
35 Adaro Energy Tbk. ADRO 2013 3.799.329.268.293 65.401.317.073.171 82.119.353.658.537 40.062.707.317.073 2.795.890.243.902 8.801.768.292.683
36 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 2013 734.051.215.494 2.160.042.011.024 4.022.393.567.309 4.427.626.221.656 170.268.433.795 200.995.886.835
37 Harum Energy Tbk. HRUM 2013 662.503.451.220 2.389.784.024.390 5.861.233.378.049 10.208.289.634.146 604.635.365.854 1.410.449.621.951
38 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 2013 2.377.353.658.537 7.875.756.097.561 16.977.317.073.171 26.570.280.487.805 2.810.780.487.805 1.942.573.170.732
39 Petrosea Tbk. PTRO 2013 1.142.085.365.854 3.910.402.439.024 6.210.268.292.683 4.391.414.634.146 211.073.170.732 1.112.804.878.049
40 Resouce Alam Indonesia Tbk. KKGI 2013 126.837.865.854 701.555.243.902 1.293.752.463.415 2.359.444.414.634 210.248.170.732 282.001.390.244
41 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA 2013 1.427.572.000.000 5.197.372.000.000 11.677.155.000.000 11.209.219.000.000 1.854.281.000.000 2.051.330.000.000
42 Toba Bara Sejahtera TOBA 2013 294.572.451.220 2.212.794.573.171 3.800.584.621.951 5.144.508.987.805 421.997.475.610 778.878.060.976
43 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 2013 4.564.768.231.707 22.855.651.256.098 28.276.190.658.537 9.844.217.475.610 2.114.617.207.317 4.834.874.719.512
44 Medco Energi International Tbk. MEDC 2013 4.435.461.987.805 20.856.504.146.342 30.874.139.878.049 10.840.822.024.390 194.860.682.927 10.840.822.024.390
45 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 2013 493.410.030.186 1.277.942.893.245 1.277.942.893.245 1.796.548.087.821 29.635.487.726 95.928.756.258
46 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI 2013 341.103.489.712 1.095.382.258.384 1.577.432.306.840 404.543.663.558 66.431.882.194 1.343.103.975
47 Surya Esa Perkasa Tbk. ESSA 2013 68.539.121.951 898.113.036.585 1.442.411.280.488 515.170.560.976 153.329.878.049 171.155.182.927
48 Vale Indonesia Tbk. INCO 2013 1.298.000.000.000 6.798.719.512.195 27.818.524.390.244 11.239.487.804.878 471.365.853.659 3.242.585.365.854
49 Timah (Persero) Tbk. TINS 2013 1.167.375.000.000 5.360.664.000.000 7.883.294.000.000 5.852.453.000.000 515.102.000.000 (761.537.000.000)
50 Citatah Industri Marmer Tbk. CTTH 2013 55.379.896.582 95.193.773.746 326.960.068.946 240.794.596.763 484.079.776 5.873.952.115
51 Mitra Investindo Tbk. MITI 2013 18.626.130.409 58.477.863.396 156.993.369.479 139.985.891.541 22.002.615.533 24.342.226.981
52 Adaro Energy Tbk. ADRO 2014 3.589.575.000.000 64.275.200.000.000 80.170.600.000.000 41.568.050.000.000 2.294.250.000.000 7.401.325.000.000
53 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 2014 521.181.896.634 2.164.002.024.184 3.921.803.353.518 5.185.585.519.326 133.821.901.227 96.999.724.370
54 Harum Energy Tbk. HRUM 2014 421.458.262.500 2.039.644.562.500 5.551.335.725.000 5.970.548.875.000 32.574.412.500 630.772.812.500
55 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 2014 2.331.575.000.000 9.222.437.500.000 16.341.850.000.000 24.283.187.500.000 2.502.725.000.000 2.386.575.000.000
56 Petrosea Tbk. PTRO 2014 972.325.000.000 3.636.250.000.000 5.846.650.000.000 4.349.600.000.000 28.162.500.000 1.136.287.500.000
57 Resouce Alam Indonesia Tbk. KKGI 2014 68.606.600.000 748.004.637.500 1.244.600.000 1.697.086.175.000 100.028.475.000 85.937.887.500
58 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA 2014 1.439.401.000.000 7.395.218.000.000 14.812.023.000.000 13.077.962.000.000 2.019.214.000.000 1.976.117.000.000
59 Toba Bara Sejahtera TOBA 2014 215.855.437.500 2.351.426.850.000 3.757.628.025.000 6.249.570.525.000 447.506.300.000 236.212.862.500
60 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 2014 5.685.600.150.000 23.427.042.537.500 28.983.095.425.000 10.090.322.912.500 219.528.725.000 4.955.746.587.500
61 Medco Energi International Tbk. MEDC 2014 4.681.671.550.000 24.391.540.500.000 33.780.585.987.500 9.384.131.487.500 171.459.537.500 9.384.131.487.500
62 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 2014 429.512.754.844 1.264.142.659.644 1.264.142.659.644 1.833.216.329.110 55.705.494.936 62.741.531.070
63 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI 2014 349.322.389.648 1.773.670.967.651 1.773.670.967.651 357.566.721.199 30.077.661.785 67.572.896.621
64 Surya Esa Perkasa Tbk. ESSA 2014 113.703.687.500 1.424.085.237.500 1.747.858.287.500 499.162.962.500 128.978.537.500 98.725.250.000
65 Vale Indonesia Tbk. INCO 2014 2.255.500.000.000 7.767.925.000.000 29.177.375.000.000 12.976.025.000.000 2.153.387.500.000 4.041.600.000.000
66 Timah (Persero) Tbk. TINS 2014 1.576.875.000.000 6.552.176.000.000 9.752.477.000.000 7.371.212.000.000 637.954.000.000 (640.782.000.000)
67 Citatah Industri Marmer Tbk. CTTH 2014 59.248.170.524 91.523.407.380 366.053.299.896 206.226.258.743 1.014.318.138 (21.291.126.837)
68 Mitra Investindo Tbk. MITI 2014 43.445.368.195 217.568.169.113 362.678.809.663 169.300.649.568 7.609.223.732 12.482.799.469
105
Daftar Perhitungan Manajemen Laba (Lanjutan)
No Nama Perusahaan Kode Tahun (1)
TAit = Niit-CFOit (2) TAit = NDAit+DAit NDAit = α1 + α2 + α3 α1 = 1/Ait-1 α2 = ΔRev/Ait-1 -
ΔRect/Ait-1 α3 = PPEt/ Ait-1 DA = TAit/ Ait-1 - NDAit
1 Adaro Energy Tbk. ADRO 2011 (1.456.945.454.545) (0,03585228939095) 1,2135837994470 0,00000000000001944 0,23789702242826 0,97568677701869 (1,24943608883793)
2 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 2011 (14.035.024.999) (0,01256189212936) 2,4341984429316 0,00000000000030118 1,68180949261592 0,75238895031475 (2,44676033506092)
3 Harum Energy Tbk. HRUM 2011 264.223.000.000 0,07614113874405 1,2921810260814 0,00000000000021528 0,77962027264339 0,51256075343772 (1,21603988733735)
4 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 2011 (413.509.090.909) (0,04174153395503) 1,0507246908800 0,00000000000006969 0,58083005874979 0,46989463213013 (1,09246622483506)
5 Petrosea Tbk. PTRO 2011 (287.709.090.909) (0,14223053138707) 1,4544653771487 0,00000000000029155 0,23152459193212 1,22294078521608 (1,59669590853576)
6 Resouce Alam Indonesia Tbk. KKGI 2011 (46.047.704.779) (0,08733644605044) 2,6893069268673 0,00000000000102261 2,25417176145022 0,43513516541513 (2,77664337291769)
7 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA 2011 (512.582.000.000) (0,05876415086661) 0,5889510803939 0,00000000000008690 0,28539320226457 0,30355787812924 (0,64771523126053)
8 Toba Bara Sejahtera TOBA 2011 (312.569.327.273) (0,24057156557860) 2,4149426828852 0,00000000000048835 1,61380489987260 0,80113778301183 (2,65551424846380)
9 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 2011 (575.992.100.000) (0,04897044364235) 1,2417806474973 0,00000000000005762 (0,00151061956022) 1,24329126705744 (1,29075109113966)
10 Medco Energi International Tbk. MEDC 2011 (475.047.681.818) (0,02293840199836) 0,7447669856608 0,00000000000004251 0,18080290366649 0,56396408199427 (0,76770538765916)
11 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 2011 (12.045.696.425) (0,02024649798884) 1,0265788714644 0,00000000000101428 0,12529774184350 0,90128112961917 (1,04682536945319)
12 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI 2011 690.225.555 0,00050457204787 0,7889473693564 0,00000000000068819 (0,09071243703960) 0,87965980639528 (0,78844279730854)
13 Surya Esa Perkasa Tbk. ESSA 2011 (52.994.406.245) (0,17038372764320) 1,7411725288000 0,00000000000152447 0,34783966008894 1,39333286870788 (1,91155625644323)
14 Vale Indonesia Tbk. INCO 2011 118.300.000.000 0,00594137158798 0,3731458039891 0,00000000000004543 0,01678130428927 0,35636449969980 (0,36720443240114)
15 Timah (Persero) Tbk. TINS 2011 832.465.000.000 0,14154900743193 0,9185320181165 0,00000000000015221 0,13102428998073 0,78750772813558 (0,77698301068455)
16 Citatah Industri Marmer Tbk. CTTH 2011 (8.484.225.184) (0,04250051775247) 0,4379656720323 0,00000000000458187 (0,00282442522382) 0,44079009725115 (0,48046618978481)
17 Mitra Investindo Tbk. MITI 2011 4.426.147.828 0,03851345142909 0,8326396319554 0,00000000000847696 0,40463775959393 0,42800187235281 (0,79412618052635)
18 Adaro Energy Tbk. ADRO 2012 (479.708.737.864) (0,00932467305660) 0,9881408673903 0,00000000000002461 (0,00799710251796) 0,99613796990827 (0,99746554044693)
19 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 2012 651.245.495.495 0,19614044549565 0,7365332460072 0,00000000000089504 0,24136328375256 0,49516996225437 (0,54039280051158)
20 Harum Energy Tbk. HRUM 2012 481.282.640.777 0,10360975382845 1,0147290049247 0,00000000000028817 0,59032011696497 0,42440888795952 (0,91111925109626)
21 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 2012 171.601.941.748 0,01195852043951 0,4860077161166 0,00000000000010094 0,13263360627361 0,35337410984292 (0,47404919567709)
22 Petrosea Tbk. PTRO 2012 (43.233.009.709) (0,01260444282228) 1,3324304905497 0,00000000000049436 0,30180429087831 1,03062619967107 (1,34503493337196)
23 Resouce Alam Indonesia Tbk. KKGI 2012 96.739.262.136 0,09892623466227 0,4716961211179 0,00000000000189665 (0,07807750969533) 0,54977363081224 (0,37276988645566)
24 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA 2012 696.720.000.000 0,06054694560856 0,4047769099854 0,00000000000011464 0,05623708623821 0,34853982374714 (0,34422996437688)
25 Toba Bara Sejahtera TOBA 2012 425.736.417.476 0,20791041017352 0,4159030892041 0,00000000000076966 (0,31906622612891) 0,73496931533255 (0,20799267903060)
26 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 2012 (1.294.844.893.204) (0,07461004237881) 1,1452225057665 0,00000000000008502 0,19943047956926 0,94579202619721 (1,21983254814534)
27 Medco Energi International Tbk. MEDC 2012 (1.850.326.194.175) (0,07866432760504) 0,6594348825236 0,00000000000004829 0,03568843356822 0,62374644895536 (0,73809921012866)
28 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 2012 103.991.091.296 0,10547595818926 0,7479076016788 0,00000000000168081 0,21619835674584 0,53170924493191 (0,64243164348951)
29 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI 2012 1.311.349.632 0,00090245231377 0,8769503076470 0,00000000000073102 0,10424633821909 0,77270396942721 (0,87604785533322)
30 Surya Esa Perkasa Tbk. ESSA 2012 (17.533.970.874) (0,02673004435862) 0,7668209778303 0,00000000000321513 (0,02158574324604) 0,78840672107477 (0,79355102218887)
31 Vale Indonesia Tbk. INCO 2012 (113.281.553.398) (0,00514626514903) 0,1684732149826 0,00000000000005022 (0,08067605824638) 0,24914927322898 (0,17361948013168)
32 Timah (Persero) Tbk. TINS 2012 (1.022.888.000.000) (0,15569528907014) 0,4621966824902 0,00000000000017004 (0,13594326286906) 0,59813994535913 (0,61789197156035)
33 Citatah Industri Marmer Tbk. CTTH 2012 (7.299.069.268) (0,03344338272126) 0,3978137095107 0,00000000000500936 0,00635106005006 0,39146264945603 (0,43125709223193)
34 Mitra Investindo Tbk. MITI 2012 444.385.107 0,00376703550408 0,6392535887329 0,00000000000870135 0,06206773378186 0,57718585494252 (0,63548655322877)
35 Adaro Energy Tbk. ADRO 2013 (6.005.878.048.780) (0,09243600947489) 1,0809796573175 0,00000000000001944 0,07439299079778 1,00658666651972 (1,17341566679240)
36 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 2013 (30.727.453.040) (0,00893155269464) 0,7096220311930 0,00000000000030118 0,08176234431962 0,62785968687310 (0,71855358388766)
37 Harum Energy Tbk. HRUM 2013 (805.814.256.098) (0,15408988579920) 0,4748437142981 0,00000000000021528 0,01786303343184 0,45698068086605 (0,62893360009728)
38 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 2013 868.207.317.073 0,05996775377712 0,7489648379207 0,00000000000006969 0,20498024670649 0,54398459121418 (0,68899708414362)
39 Petrosea Tbk. PTRO 2013 (901.731.707.317) (0,17532754785095) 0,8200395019722 0,00000000000029155 0,05972325138302 0,76031625058899 (0,99536704982316)
40 Resouce Alam Indonesia Tbk. KKGI 2013 (71.753.219.512) (0,07119917380927) 1,0177376001748 0,00000000000102261 0,32159944655515 0,69613815361865 (1,08893677398406)
41 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA 2013 (197.049.000.000) (0,01548034363473) 0,3873458527435 0,00000000000008690 (0,02096428614356) 0,40831013888700 (0,40282619637825)
42 Toba Bara Sejahtera TOBA 2013 (356.880.585.366) (0,14055440000414) 1,3428442062467 0,00000000000048835 0,47135377970604 0,87149042654028 (1,48339860625085)
43 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 2013 (2.720.257.512.195) (0,13520226289487) 1,2501906748807 0,00000000000005762 0,11421889430211 1,13597178057852 (1,38539293777555)
44 Medco Energi International Tbk. MEDC 2013 (10.645.961.341.463) (0,42379805791203) 0,8763045785466 0,00000000000004251 0,04604175224565 0,83026282630093 (1,30010263645864)
45 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 2013 (66.293.268.532) (0,05634410301453) 1,2809350492903 0,00000000000101428 0,19478335367765 1,08615169561182 (1,33727915230485)
46 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI 2013 65.088.778.219 0,04544547722031 0,6735464749384 0,00000000000068819 (0,09125770226518) 0,76480417720288 (0,62810099771808)
47 Surya Esa Perkasa Tbk. ESSA 2013 (17.825.304.878) (0,02268100001760) 1,2823970702860 0,00000000000152447 0,13963390645870 1,14276316382605 (1,30507807030363)
48 Vale Indonesia Tbk. INCO 2013 (2.771.219.512.195) (0,12234282997415) 0,3929922478692 0,00000000000004543 0,09284475624601 0,30014749162313 (0,51533507784334)
49 Timah (Persero) Tbk. TINS 2013 1.276.639.000.000 0,20925053847668 0,4546013469581 0,00000000000015221 (0,42405098043651) 0,87865232739448 (0,24535080848145)
50 Citatah Industri Marmer Tbk. CTTH 2013 (5.389.872.339) (0,02061621298565) 0,5867686234193 0,00000000000458187 0,22265329915164 0,36411532426378 (0,60738483640490)
51 Mitra Investindo Tbk. MITI 2013 (2.339.611.448) (0,01575063897439) 0,3691622478495 0,00000000000847696 (0,02452009421083) 0,39368234205360 (0,38491288682389)
52 Adaro Energy Tbk. ADRO 2014 (5.107.075.000.000) (0,06219088159456) 0,8035900675207 0,00000000000001539 0,02088541707660 0,78270465044410 (0,86578094911527)
53 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 2014 36.822.176.857 0,00915429488458 0,7793445838300 0,00000000000029067 0,24135594896038 0,53798863486939 (0,77019028894544)
54 Harum Energy Tbk. HRUM 2014 (598.198.400.000) (0,10206015720861) (0,3338974720330) 0,00000000000019122 (0,68188644140926) 0,34798896937610 0,23183731482438
55 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 2014 116.150.000.000 0,00684148146020 0,4112029680923 0,00000000000006907 (0,13201816986797) 0,54322113796026 (0,40436148663215)
56 Petrosea Tbk. PTRO 2014 (1.108.125.000.000) (0,17843432002859) 0,6061244948376 0,00000000000019443 0,02060228732116 0,58552220751627 (0,78455881486618)
57 Resouce Alam Indonesia Tbk. KKGI 2014 14.090.587.500 0,01089125462441 0,1112095766301 0,00000000000099228 (0,46695715823876) 0,57816673486810 (0,10031832200571)
58 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA 2014 43.097.000.000 0,00369071062258 0,7923275832171 0,00000000000007856 0,15902109717650 0,63330648604048 (0,78863687259448)
59 Toba Bara Sejahtera TOBA 2014 211.293.437.500 0,05559498301383 0,9301741054514 0,00000000000039384 0,31147275187018 0,61870135358091 (0,87457912243752)
60 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 2014 (4.736.217.862.500) (0,16749844134575) 0,7975726408285 0,00000000000004970 (0,03093508924047) 0,82850773006892 (0,96507108217422)
61 Medco Energi International Tbk. MEDC 2014 (9.212.671.950.000) (0,29839444876488) 0,7348752221288 0,00000000000003981 (0,05515619563206) 0,79003141776080 (1,03326967089364)
62 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 2014 (7.036.036.134) (0,00550575160376) 1,0678944916002 0,00000000000084992 0,07869327898967 0,98920121260978 (1,07340024320399)
63 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI 2014 (37.495.234.836) (0,02376979010346) 1,0894129135719 0,00000000000069821 (0,03499094196034) 1,12440385553160 (1,11318270367535)
64 Surya Esa Perkasa Tbk. ESSA 2014 30.253.287.500 0,02097410628248 0,9448852015465 0,00000000000127240 (0,04240965448059) 0,98729485602636 (0,92391109526398)
65 Vale Indonesia Tbk. INCO 2014 (1.888.212.500.000) (0,06787608406225) 0,3072399554780 0,00000000000004415 0,02800426018985 0,27923569528815 (0,37511603954028)
66 Timah (Persero) Tbk. TINS 2014 1.278.736.000.000 0,16220833575406 0,9718570688853 0,00000000000016391 0,14071008895520 0,83114697992996 (0,80964873313123)
67 Citatah Industri Marmer Tbk. CTTH 2014 22.305.444.975 0,06822070061003 0,1623647670192 0,00000000000382499 (0,11755751118449) 0,27992227820063 (0,09414406640917)
68 Mitra Investindo Tbk. MITI 2014 (4.873.575.737) (0,03104319471054) 1,4144781406498 0,00000000000673216 0,02863509622043 1,38584304442299 (1,44552133536032)
106
LAMPIRAN 9
Daftar Perhitungan Size
No Nama Perusahaan Kode SIZE = Log (Total Asset) Total Asset
2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014
1 Adaro Energy Tbk. ADRO 13,71 13,81 13,91 13,90 51.445.100.000.000 64.973.359.223.301 82.119.353.658.537 80.170.600.000.000
2 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 12,52 12,54 12,60 12,59 3.320.301.908.407 3.440.326.009.433 4.022.393.567.309 3.921.803.353.518
3 Harum Energy Tbk. HRUM 12,67 12,72 12,77 12,74 4.645.148.000.000 5.229.507.776.699 5.861.233.378.049 5.551.335.725.000
4 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 13,16 13,16 13,23 13,21 14.349.763.636.364 14.477.902.912.621 16.977.317.073.171 16.341.850.000.000
5 Petrosea Tbk. PTRO 12,54 12,71 12,79 12,77 3.429.981.818.182 5.143.126.213.592 6.210.268.292.683 5.846.650.000.000
6 Resouce Alam Indonesia Tbk. KKGI 11,99 12,00 12,11 12,10 977.892.896.320 1.007.781.631.068 1.293.752.463.415 1.244.608.637.500
7 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA 13,06 13,10 13,07 13,17 11.507.104.000.000 12.728.981.000.000 11.677.155.000.000 14.812.023.000.000
8 Toba Bara Sejahtera TOBA 12,31 12,40 12,58 12,57 2.047.691.681.818 2.539.092.233.010 3.800.584.621.951 3.757.628.025.000
9 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 13,24 13,30 13,45 13,46 17.354.833.906.000 20.119.911.116.505 28.276.190.658.537 28.983.095.425.000
10 Medco Energi International Tbk. MEDC 13,37 13,40 13,49 13,53 23.521.795.081.818 25.120.363.679.612 30.874.139.878.049 33.780.585.987.500
11 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 11,99 12,07 12,11 12,10 985.922.224.185 1.176.578.647.723 1.277.942.893.245 1.264.142.659.644
12 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI 12,16 12,16 12,20 12,25 1.453.095.761.394 1.432.238.854.121 1.577.432.306.840 1.773.670.967.651
13 Surya Esa Perkasa Tbk. ESSA 11,82 11,90 12,16 12,24 655.964.899.966 785.913.533.981 1.442.411.280.488 1.747.858.287.500
14 Vale Indonesia Tbk. INCO 13,34 13,36 13,44 13,47 22.012.381.818.182 22.651.262.135.922 27.818.524.390.244 29.177.375.000.000
15 Timah (Persero) Tbk. TINS 12,82 12,79 12,90 12,99 6.569.807.000.000 6.101.007.000.000 7.883.294.000.000 9.752.477.000.000
16 Citatah Industri Marmer Tbk. CTTH 11,34 11,42 11,51 11,56 218.251.524.639 261.438.526.210 326.960.068.946 366.053.299.896
17 Mitra Investindo Tbk. MITI 11,07 11,17 11,20 11,56 117.966.795.513 148.540.732.335 156.993.369.479 362.678.809.663
107
LAMPIRAN 10
Daftar Perhitungan Leverage
No Nama Perusahaan Kode Leverage = Total Debt / Equity Total Debt
2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014
1 Adaro Energy Tbk. ADRO 1,32 1,23 1,11 1,21 3.216.738 3.697.202 3.538.784 3.930.095
2 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 0,17 0,19 0,35 0,27 480.032.031.563 538.865.215.532 1.053.418.020.786 840.925.836.195
3 Harum Energy Tbk. HRUM 0,31 0,26 0,22 0,23 1.088.167 109.999.862 85.645.546 82.138.174
4 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 0,46 0,49 0,44 0,45 497.670 488.807 428.285 408.724
5 Petrosea Tbk. PTRO 1,37 1,83 1,58 1,43 217.966 342.452 311.666 274.905
6 Resouce Alam Indonesia Tbk. KKGI 0,49 0,41 0,45 0,38 320.744.961.994 30.232.667 32.736.996 27.374.289
7 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA 0,41 0,50 0,55 0,71 3.342.102 4.223.812 4.125.586 6.141.181
8 Toba Bara Sejahtera TOBA 3,38 1,36 1,39 1,11 199.660.199 150.582.193 181.166.695 158.257.656
9 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 1,83 2,00 1,61 1,43 11.215.084.920 1.381.585.282 1.430.698.099 1.296.910.514
10 Medco Energi International Tbk. MEDC 2,02 2,15 1,82 1,94 1.732.050.492 1.812.616.519 1.634.923.055 1.782.128.121
11 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 3,65 3,94 3,88 3,07 774.059.249.202 938.642.311.170 1.016.044.813.478 953.560.118.388
12 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI 0,81 0,67 0,70 0,83 650.032.391.146 575.479.785.492 649.516.279.440 806.258.485.964
13 Surya Esa Perkasa Tbk. ESSA 2,75 0,56 0,31 0,39 480.807.955.310 29.190.090 28.317.471 39.550.126
14 Vale Indonesia Tbk. INCO 0,37 0,36 0,33 0,31 652.193 611.646 566.853 548.837
15 Timah (Persero) Tbk. TINS 0,43 0,34 0,99 0,74 1.972.012 1.542.807 4.834.766 4.144.235
16 Citatah Industri Marmer Tbk. CTTH 1,87 2,32 3,13 3,56 142.259.039.794 182.686.741.400 247.724.204.360 285.803.117.172
17 Mitra Investindo Tbk. MITI 0,88 0,57 0,41 0,32 55.160.486.003 53.730.999.117 45.429.682.728 88.898.918.712
108
Daftar Perhitungan Leverage (Lanjutan)
N
o Nama Perusahaan Kode
Equity
2011 2012 2013 2014
1 Adaro Energy Tbk.
ADR
O
2.442.223
2.995.054
3.195.003
3.258.148
2 Golden Energy Mines Tbk.
GEM
S
2.840.269.876.844
2.901.460.793.901
2.968.975.546.523
3.080.877.517.323
3 Harum Energy Tbk.
HRU
M
3.556.981
428.639.439
394.975.591
361.968.684
4
Indo Tambangraya Megah
Tbk.
ITM
G
1.080.804
1.002.417
963.855
898.624
5 Petrosea Tbk.
PTR
O
159.232
187.290
197.576
192.827
6
Resouce Alam Indonesia
Tbk.
KKG
I
657.147.934.326
73.298.841
73.350.706
72.194.402
7
Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk.
PTB
A
8.165.002
8.505.169
7.551.569
8.670.842
8 Toba Bara Sejahtera
TOB
A
59.122.919
110.944.307
130.481.244
142.352.586
9 Energi Mega Persada Tbk.
ENR
G
6.139.748.986
690.765.563
887.949.535
905.511.833
1
0
Medco Energi International
Tbk.
MED
C
855.346.967
843.224.185
896.756.415
920.318.758
11
Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS
211.862.974.983
237.936.336.553
261.898.079.767
310.582.541.256
1
2 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI
803.063.370.249
855.759.068.630
927.916.027.400
967.412.481.687
1
3 Surya Esa Perkasa Tbk.
ESS
A
175.156.944.656
51.759.004
89.960.254
100.278.537
1
4 Vale Indonesia Tbk.
INC
O
1.769.169
1.721.434
1.714.266
1.785.353
15 Timah (Persero) Tbk. TINS
4.597.795
4.558.200
4.892.110
5.608.242
1
6
Citatah Industri Marmer
Tbk.
CTT
H
75.992.484.845
78.751.784.810
79.235.864.586
80.250.182.724
17 Mitra Investindo Tbk. MITI
62.806.309.510
94.809.733.218
111.563.686.751
273.779.890.951
109
LAMPIRAN 11
Daftar Perhitungan Corporate Governance
N
o Nama Perusahaan
Kod
e
KPMJ = SM/ SB Saham Manajemen Saham Beredar
201
1
201
2
201
3
201
4 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014
1 Adaro Energy Tbk.
AD
RO
50,0
6
59,
85
59,
06
59,
06
16.013.026.
154
19.142.855.
552
18.891.568.
950
18.891.568.
950
31.985.962.
000
31.985.962.
000
31.985.962.
000
31.985.962.
000
2
Golden Energy Mines
Tbk.
GE
MS
97,0
0
97,
00
97,
00
97,
00
5.705.882.5
00
5.705.882.5
00
5.705.882.5
00
5.705.882.5
00
5.882.353.0
00
5.882.353.0
00
5.882.353.0
00
5.882.353.0
00
3 Harum Energy Tbk.
HR
UM
70,3
5
70,
39
70,
73
70,
73
1.899.523.5
00
1.903.001.0
00
1.912.233.5
00
1.912.233.5
00
2.700.067.5
00
2.703.545.0
00
2.703.620.0
00
2.703.620.0
00
4
Indo Tambangraya
Megah Tbk.
ITM
G
65,0
2
65,
01
65,
01
65,
07
734.653.500
734.589.000
734.607.000
735.245.000
1.129.925.0
00
1.129.925.0
00
1.129.925.0
00
1.129.925.0
00
5 Petrosea Tbk.
PTR
O
98,5
5
69,
80
77,
72
80,
01
99.398.420
704.014.200
783.873.700
806.987.400
100.860.500
1.008.605.0
00
1.008.605.0
00
1.008.605.0
00
6
Resouce Alam
Indonesia Tbk.
KK
GI
68,2
8
64,
17
66,
31
68,
28
682.845.837
641.663.837
663.128.337
682.845.837
1.000.000.0
00
1.000.000.0
00
1.000.000.0
00
1.000.000.0
00
7
Tambang Batubara
Bukit Asam Tbk.
PTB
A
86,8
1
84,
25
68,
91
68,
91
2.000.197.4
01
1.930.277.6
73
1.498.147.5
00
1.498.147.5
00
2.304.131.8
50
2.291.035.3
50
2.174.134.3
50
2.174.134.3
50
8 Toba Bara Sejahtera
TO
BA
100,
00
89,
53
97,
53
97,
53
300.000
1.801.810.0
00
1.962.810.0
00
1.962.810.0
00
300.000
2.012.491.0
00
2.012.491.0
00
2.012.491.0
00
9
Energi Mega Persada
Tbk.
EN
RG
33,2
1
33,
53
37,
00
36,
75
13.477.892.
539
13.607.305.
539
16.519.396.
503
16.339.396.
503
40.584.111.
987
40.584.112.
673
44.642.530.
693
44.462.530.
693
1
0
Medco Energi
International Tbk.
ME
DC
58,1
9
78,
95
71,
59
78,
95
1.711.982.0
06
2.630.875.9
06
2.385.696.3
06
2.630.875.9
06
2.941.996.9
50
3.332.451.4
50
3.332.451.4
50
3.332.451.4
50
1
1
Radiant Utama
Interinsco Tbk.
RUI
S
79,8
4
79,
84
60,
75
67,
14
614.754.500
614.754.500
467.756.500
516.968.700
770.000.000
770.000.000
770.000.000
770.000.000
1
2 Ratu Prabu Energi Tbk.
AR
TI
21,5
6
78,
36
70,
23
81,
35
337.985.056
1.228.714.3
12
1.101.254.8
12
1.275.527.5
12
1.568.000.0
00
1.568.000.0
00
1.568.000.0
00
1.568.000.0
00
1
3 Surya Esa Perkasa Tbk.
ESS
A
100,
00
94,
74
59,
09
59,
09
550.000.000
947.369.000
650.000.000
650.000.000
550.000.000
1.000.000.0
00
1.100.000.0
00
1.100.000.0
00
1
4 Vale Indonesia Tbk.
INC
O
79,5
1
79,
51
79,
51
79,
51
7.900.405.8
40
7.900.405.8
40
7.900.405.8
40
7.900.405.8
40
9.936.338.7
20
9.936.338.7
20
9.936.338.7
20
9.936.338.7
20
1
5 Timah (Persero) Tbk.
TIN
S
65,0
0
65,
00
65,
00
65,
01
3.271.470.0
00
3.271.470.0
00
3.271.470.0
00
4.841.614.3
40
5.033.020.0
00
5.033.020.0
00
5.033.020.0
00
7.447.753.4
54
1
6
Citatah Industri Marmer
Tbk.
CTT
H
58,8
1
58,
79
58,
79
58,
79
723.837.240
723.657.240
723.657.240
723.654.740
1.230.839.8
21
1.230.839.8
21
1.230.839.8
21
1.230.839.8
21
1
7 Mitra Investindo Tbk.
MIT
I
32,1
4
32,
14
32,
14
69,
00
824.802.184
824.802.184
824.802.184
885.378.051
2.566.456.0
00
2.566.456.0
00
2.566.456.0
00
1.283.228.0
00
110
Daftar Perhitungan Corporate Governance (Lanjutan)
N
o Nama Perusahaan
Kod
e
Komite Audit
Komisaris Independen = KL/
TK *100%
KI = Komisaris
Independen
TK = Jumlah Anggota
Komisaris
20
11
20
12
20
13
20
14
201
1
201
2
201
3
201
4
20
11
20
12
20
13
20
14
20
11
20
12
20
13
20
14
1 Adaro Energy Tbk.
AD
RO 1 1 1 1 0,33 0,33 0,40 0,40 2 2 2 2 6 6 5 5
2
Golden Energy Mines
Tbk.
GE
MS 1 1 1 1 0,50 0,50 0,50 0,50 2 3 3 3 4 6 6 6
3 Harum Energy Tbk.
HR
UM 1 1 1 1 0,40 0,40 0,40 0,40 2 2 2 2 5 5 5 5
4
Indo Tambangraya
Megah Tbk.
ITM
G 1 1 1 1 0,33 0,33 0,33 0,33 2 2 2 2 6 6 6 6
5 Petrosea Tbk.
PTR
O 1 0 1 1 0,43 0,43 0,43 0,40 3 3 3 2 7 7 7 5
6
Resouce Alam
Indonesia Tbk.
KK
GI 1 1 1 1 0,25 0,40 0,40 0,40 1 2 2 2 4 5 5 5
7
Tambang Batubara
Bukit Asam Tbk.
PTB
A 1 0 1 1 0,33 0,33 0,33 0,33 1 2 2 2 3 6 6 6
8 Toba Bara Sejahtera
TO
BA 0 1 1 1 0,33 0,67 0,67 0,67 1 1 2 2 3 3 3 3
9
Energi Mega Persada
Tbk.
EN
RG 1 1 1 1 0,40 0,50 0,50 0,50 2 2 2 2 5 4 4 4
1
0
Medco Energi
International Tbk.
ME
DC 1 1 1 1 0,33 0,33 0,33 0,33 2 2 2 2 6 6 6 6
1
1
Radiant Utama
Interinsco Tbk.
RUI
S 1 1 1 1 0,25 0,33 0,33 0,33 1 1 1 1 4 3 3 3
1
2
Ratu Prabu Energi
Tbk.
AR
TI 1 1 1 1 0,50 0,50 0,50 0,50 1 1 1 1 2 2 2 2
1
3
Surya Esa Perkasa
Tbk.
ESS
A 0 1 1 1 0,25 0,50 0,50 0,50 1 2 2 2 4 4 4 4
1
4 Vale Indonesia Tbk.
INC
O 1 1 1 1 0,22 0,22 0,27 0,33 2 2 3 3 9 9 11 9
1
5 Timah (Persero) Tbk.
TIN
S 1 1 1 1 0,50 0,50 0,50 0,50 3 3 3 3 6 6 6 6
1
6
Citatah Industri
Marmer Tbk.
CT
TH 0 0 0 0 0,33 0,33 0,33 0,33 1 1 1 1 3 3 3 3
1
7 Mitra Investindo Tbk.
MIT
I 1 1 1 1 0,50 0,50 0,50 0,20 2 2 2 1 4 4 4 5
111
LAMPIRAN 12
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean
Std.
Deviation Variance Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Std.
Error Statistic Std. Error
CSRi 68 ,6026 ,3333 ,9359 38,3717 ,564290 ,1685490 ,028 ,752 ,291 -,682 ,574
ML 68 ,6331 -,4238 ,2093 -2,0077 -,029525 ,1098731 ,012 -,567 ,291 2,100 ,574
Size 68 4,8194 9,0950 13,9144 855,8658
12,58626
2 ,8298820 ,689 -1,197 ,291 3,306 ,574
Lev 68 3,7759 ,1690 3,9449 79,3220 1,166500 1,0182070 1,037 1,293 ,291 ,831 ,574
KPMJ 68
78,444
8 21,5552 100,0000
4703,740
3
69,17265
1 18,5488127 344,058 -,423 ,291 ,119 ,574
KA 68 1,0000 ,0000 1,0000 60,0000 ,882353 ,3245852 ,105 -2,427 ,291 4,009 ,574
KI 68 ,4667 ,2000 ,6667 27,5189 ,404690 ,1032025 ,011 ,415 ,291 ,093 ,574
Valid N
(listwise) 68
112
LAMPIRAN 13
Normalitas Data
113
Normalitas Data (Lanjutan)
Descriptive Statistics
N Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Unstandardized Residual 68 -,313 ,291 ,872 ,574
Valid N (listwise) 68
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 68
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,10158589
Most Extreme Differences Absolute ,078
Positive ,055
Negative -,078
Test Statistic ,078
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
114
LAMPIRAN 14
Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,354 ,285 1,240 ,220
CSRi -,058 ,116 -,089 -,499 ,619 ,450 2,220
Size -,029 ,025 -,219 -1,136 ,261 ,384 2,603
Lev -,026 ,015 -,237 -1,671 ,100 ,707 1,414
KPMJ ,000 ,001 -,030 -,245 ,807 ,978 1,023
KA 2,614E-5 ,049 ,000 ,001 1,000 ,675 1,481
KI ,141 ,154 ,133 ,914 ,364 ,678 1,475
a. Dependent Variable: ML
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 KI, KPMJ, Lev,
KA, CSRi, Sizeb
. Enter
a. Dependent Variable: ML
b. All requested variables entered.
115
LAMPIRAN 15
Heterokedastisidas
116
LAMPIRAN 16
Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,381a ,145 ,045 ,1073483 1,738
a. Predictors: (Constant), KI, ROA, KPMJ, Lev, KA, CSRi, Size
b. Dependent Variable: ML
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -,00466
Cases < Test Value 34
Cases >= Test Value 34
Total Cases 68
Number of Runs 34
Z -,244
Asymp. Sig. (2-tailed) ,807
a. Median
117
LAMPIRAN 17
Regresi Linear 1
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Lev, Size,
CSRib
. Enter
a. Dependent Variable: ML
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,355a ,126 ,085 ,1051083
a. Predictors: (Constant), Lev, Size, CSRi
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,102 3 ,034 3,071 ,034b
Residual ,707 64 ,011
Total ,809 67
a. Dependent Variable: ML
b. Predictors: (Constant), Lev, Size, CSRi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,285 ,215 1,326 ,190
CSRi -,128 ,095 -,197 -1,345 ,183
Size -,017 ,019 -,125 -,867 ,389
Lev -,029 ,013 -,270 -2,258 ,027
a. Dependent Variable: ML
118
LAMPIRAN 18
Regresi Linear 2
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 CSRi*KPMJ,
Lev, Size,
KPMJ, CSRib
. Enter
a. Dependent Variable: ML
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,359a ,129 ,059 ,1065847
a. Predictors: (Constant), CSRi*KPMJ, Lev, Size, KPMJ, CSRi
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,104 5 ,021 1,840 ,118b
Residual ,704 62 ,011
Total ,809 67
a. Dependent Variable: ML
b. Predictors: (Constant), CSRi*KPMJ, Lev, Size, KPMJ, CSRi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,234 ,271 ,863 ,392
CSRi ,034 ,418 ,052 ,081 ,936
Size -,018 ,020 -,133 -,899 ,372
Lev -,030 ,013 -,277 -2,266 ,027
KPMJ ,001 ,003 ,149 ,315 ,754
CSRi*KPMJ -,002 ,006 -,315 -,399 ,692
a. Dependent Variable: ML
119
LAMPIRAN 19
Regresi Linear 3
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 CSRi*KA, Lev,
Size, CSRi, KAb
. Enter
a. Dependent Variable: ML
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,431a ,186 ,120 ,1030770
a. Predictors: (Constant), CSRi*KA, Lev, Size, CSRi, KA
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,150 5 ,030 2,825 ,023b
Residual ,659 62 ,011
Total ,809 67
a. Dependent Variable: ML
b. Predictors: (Constant), CSRi*KA, Lev, Size, CSRi, KA
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,068 ,235 ,288 ,774
CSRi ,318 ,229 ,487 1,386 ,171
Size -,019 ,019 -,140 -,960 ,341
Lev -,021 ,015 -,194 -1,432 ,157
KA ,265 ,131 ,783 2,029 ,047
CSRi*KA -,498 ,234 -1,100 -2,131 ,037
a. Dependent Variable: ML
120
LAMPIRAN 20
Regresi Linear 4
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 CSRi*KI, Lev,
KI, Size, CSRib
. Enter
a. Dependent Variable: ML
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,392a ,154 ,086 ,1050564
a. Predictors: (Constant), CSRi*KI, Lev, KI, Size, CSRi
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,125 5 ,025 2,257 ,060b
Residual ,684 62 ,011
Total ,809 67
a. Dependent Variable: ML
b. Predictors: (Constant), CSRi*KI, Lev, KI, Size, CSRi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,081 ,264 ,305 ,761
CSRi ,310 ,376 ,476 ,826 ,412
Size -,023 ,020 -,175 -1,179 ,243
Lev -,021 ,014 -,198 -1,515 ,135
KI ,644 ,489 ,605 1,316 ,193
CSRi*KI -1,036 ,960 -,584 -1,080 ,284
a. Dependent Variable: ML