PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG CACING TANAH …digilib.unila.ac.id/27302/3/SKRIPSI TANPA BAB...

31
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus sp.) SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENUR UDANG WINDU (Penaeus monodon) (SKRIPSI) Oleh Muhammad Ridho Taris PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017

Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG CACING TANAH …digilib.unila.ac.id/27302/3/SKRIPSI TANPA BAB...

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus sp.)

SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN

BENUR UDANG WINDU (Penaeus monodon)

(SKRIPSI)

Oleh

Muhammad Ridho Taris

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2017

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus sp.)

SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN

BENUR UDANG WINDU (Penaeus monodon)

Oleh

Muhammad Ridho Taris

Ketersediaan pakan udang yang berkualitas merupakan faktor penting dalam

peningkatan produksi udang. Pakan yang berprotein tinggi dapat dihasilkan

dengan penambahan bahan baku yang memiliki protein tinggi. Salah satu bahan

baku yang memiliiki protein tinggi adalah tepung cacing tanah (Lumbricus sp.).

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh subtitusi tepung ikan dengan

tepung cacing tanah pada pakan dengan proporsi yang berbeda terhadap

pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup benur udang windu (Penaeus

monodon). Rancangan percobaan yang digunakan ialah Rancangan Acak Lengkap

(RAL) terdiri dari lima perlakuan dengan tiga ulangan yaitu: pakan uji A (25%

tepung cacing tanah + 75% tepung ikan), pakan uji B (50% tepung cacing tanah +

50% tepung ikan), pakan uji C (75% tepung cacing tanah + 25% tepung ikan),

pakan uji D (100% tepung cacing tanah) dan pakan uji E (pakan komersil). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa udang windu yang diberi pakan uji E merupakan

hasil terbesar untuk pertumbuhan udang windu yaitu sebesar 0,480 ± 0,076

gram/ekor., sedangkan pada pemberian pakan uji B merupakan hasil terbesar

untuk tingkat kelangsungan hidup udang windu sebesar 82 ± 3,46 %., dan pada

pemberian pakan uji D merupakan hasil terbesar untuk rasio konversi pakan

udang windu sebesar 4,0 ± 0,17. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan

bahwa subtitusi tepung ikan dengan tepung cacing tanah tidak memberikan

pengaruh terhadap pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup udang windu.

Kata kunci : tepung cacing tanah, pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup,

pakan

ABSTRACT

Effect of Earthworm meal (Lumbricus sp.) as Feed Material to Growth of

Tiger Shrimp Larvae (Penaeus monodon)

Oleh

Muhammad Ridho Taris

Availability of good-quality shrimp feed is an important factor of shrimp

increased production. High protein of feed can be generated by adding raw

materials that contains high protein. One of the raw materials that contains high

protein is earthworm meal (Lumbricus sp.). This research goal was to study the

influence of the substitution of fish meal by earthworm feed with different

proportions toward growth and survival rate of tiger shrimp larvae (Penaeus

monodon). The experimental design used Completely Randomized Design (RAL)

consists of five treatments with three replications: Feed test A (25% earthworm

meal + 75% fish meal), feed test B (50% earthworm meal + 50% fish meal), feed

test C (75% earthworms meal + 25% fish meal), feed test D (100% earthworms

meal) and feed test E (commercial feed). Results showed that the tiger shrimp

which given feed test E was the largest result for tiger shrimp growth with 0.480 ±

0.076 grams/individual, while feed test B was the largest result for tiger shrimp

survival rate with 82 ± 3.46%., and on the feed test D was the largest result for

tiger shrimp feed conversion rate with 4.0 ± 0.17. Results of statistical tests

showed that the substitution of fish meal with earthworm meal did not give

significant effect on growth and survival rate of tiger shrimp.

Key words: earthworms meal, Growth rate, Survival rate, feed

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus sp.)

SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN

BENUR UDANG WINDU (Penaeus monodon)

Oleh

MUHAMMAD RIDHO TARIS

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERIKANAN

Pada

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2017

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 21

November 1994 sebagai anak kedua dari empat bersaudara,

putra dari pasangan Bapak M. Andi Suryawardhana, S.H dan

Ibu Dra. Yusnidar.

Penulis memulai pendidikan formal dari Taman Kanak- kanak

(TK) Aisyah Pesisir Tengah Krui yang diselesaikan pada

tahun 2000, dilanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri (SDN)

Pahmungan Krui diselesaikan pada tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama

Negeri (SMPN) 2 Pesisir Tengah Krui diselesaikan pada tahun 2009, dan Sekolah

Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Pesisir Tengah Krui diselesaikan pada tahun

2012. Penulis melanjutkan pendidikan kejenjang S1 di Jurusan Budidaya Perairan

Fakultas Pertanian (FP) Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2012 dan menyelesaikan

studinya pada tahun 2017.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa

Budidaya Perairan UNILA (HIDRILA) sebagai anggota bidang Minat Bakat pada

tahun 2014/2015. Penulis telah melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di

Desa Penawar, Kecamatan Gedung Aji, Kabupaten Tulang Bawang selama 60

hari yaitu dari bulan Januari – Maret 2016. Penulis mengikuti Praktek Umum di

Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya, Karawang, Jawa Barat

dengan judul “Pendederan ikan sidat (Anguilla bicolor) di Balai Layanan

Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB), Karawang, Jawa Barat”

pada bulan Juli-Agustus 2015.

Penulis pernah menjadi asisten dosen pada mata kuliah Biologi Akuatik tahun

ajaran 2013/2014 dan mata kuliah Limnologi tahun ajaran 2014/2015. Penulis

melakukan penelitian akhir pada bulan November-Desember 2016 di

Laboratorium Perikanan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas PertanianUniversitas

Lampung dengan judul “Pengaruh Penggunaan Tepung Cacing Tanah

(Lumbricus sp.) Sebagai Bahan Baku Pakan terhadap Pertumbuhan Benur

Udang Windu (Penaeus monodon)”.

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, Rabb semesta alam yang

senantiasa menjadi penyejuk hati, pemberi rahmat dan hidayah

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Bukti perjuangan menyelesaikan studi Strata 1 ini, Saya

persembahkan untuk Ayah dan Ibu tercinta, yang tidak pernah lupa mendoakan segala hal terbaik bagi

anaknya, memberikan motivasi, kasih sayang dan semangat.

Juga teruntuk Kakak dan Adik tersayang,

Yang selalu memberikan motivasi, canda dan tawa.

Untuk para sahabat dan teman-teman,

serta semua pihak yang membantu dalam proses penyelesaian skripsi

ini.

Serta untuk almamater tercinta UNIVERSITAS LAMPUNG

MOTTO

Selama jalan itu menuju kesuksessan, maka nikmati

saja prosesnya

“Selayaknya hidup, terkadang ada yang harus berjalan

lebih cepat atau menunggu sedikit lebih lama...

Apapun itu, ingatlah selayaknya sungai, memiliki

waktu untuk mengalir dengan derasnya dan ada

waktunya untuk mengalir dengan tenangnya ...

Karena itu, nikmati dan bersabarlah ”

(Muhammad Ridho Taris)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunianya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Penggunaan Tepung Cacing Tanah (Lumbricus sp.) Sebagai Bahan Baku

Pakan terhadap Pertumbuhan Benur Udang Windu (Penaeus monodon)”

yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di

Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak M. Andi Suryawardhana, S.H dan Ibu

Dra. Yusnidar yang selalu memberikan kasih sayang, cinta, perhatian,

pengorbanan dan dukungan serta do’a yang dipanjatkan tidak terhenti demi

kelancaran, keselamatan dan kesuksesan penyusun.

2. Kakakku M. Luthfan Taris, S.P dan Adikku Siti Chairunnisa dan Siti Rizki

Andini yang selalu memberikan nasehat, dukungan dan do’a. Serta seluruh

keluargaku tersayang yang selalu memberi dukungan baik moril maupun

materil.

3. Bapak Limin santoso, S.Pi., M.Si., selaku pembimbing I, yang telah

memberikan bimbingan serta saran dalam penyelesaian skripsi.

4. Ibu Esti Harpeni, S.T., M.App.Sc., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan serta saran dalam penulisan dan penyelesaian skripsi.

5. Bapak Dr Supono, S.Pi., M.Si., selaku Penguji Utama atas masukan, kritik

dan saran dalam proses penyusunan skripsi.

6. Bapak Herman Yulianto S.Pi., M.Si., Selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah memberikan dukungan, bimbingan, saran serta nasehat selama

kuliah maupun dalam menyelesaikan skripsi.

7. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Budidaya Perairan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

8. Teman-temanku Pasundan Jupri, Septa, Triando, Yoga, Renaldo, Fajriza,

Gomgom, Andika, Dede, Fajri, dan Ata terimakasih karna selalu menemani,

mengingatkan, saling memberi semangat dan kompak.

9. Teman-teman BDPi 2012 Wijayanti, Sulistiyowati, Adetya, Fajri, Agi, Ayu,

Akbar, Diah, Eshy, Mita, Ayi, Haryanti, Gita, Helda, Ira, Weni, Sundari,

Suliswati, Ike, Desi, Atik, Doni nur, Septi, Puji, Heidy, Denti, Ayu yp, Doni,

Ajeng, Shara, Wirya, Thomas, Khanif, Renaldo S, Rukni, Aulian, Dharta,

Tanjung, Elis, Tari, Rio, Elis, Zainal, Tatang, Ullya, Fadli, Dimas, Yuda,

Atika, Novy, Caca, Fadli, Jauhari, Yuda, dan Firman, terimakasih atas

kebersamaan, bantuan, dukungan dan persaudaraan kita selama ini.

10. Teman-teman Praktik Umum Diah Ambarwati, Dentiana Prabarini, Ayi

Anggraini Tungga Dewi, dan Andika Bayu Saputra dan teman-teman KKN

Ayang Triaputri Barawa, Fitri Nurjanah, Ajiba Ilmi Saputri, Revita

Romadhoni, dan Deni Andika

11. Senior-senior angkatan 2011, 2010, 2009 serta adik-adik Budidaya Perairan

2013, 2014 dan 2015

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas doa dan

dukungannya.

Penyusun menyadari dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat

diharapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Bandar Lampung, 06 – juni – 2017

Penyusun

Muhammad Ridho Taris

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ......................................................................................... III

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... IV

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. V

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Tujuan ............................................................................................... 2

1.3 Manfaat Penelitian ............................................................................ 3

1.4 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 3

1.5 Hipotesis ............................................................................................ 4

II. METODE PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 5

2.2 Alat dan Bahan Penelitian ................................................................. 5

2.2.1 Alat Penelitian ....................................................................... 5

2.2.2 Bahan Penelitian .................................................................... 5

2.3 Rancangan Penelitian ........................................................................ 6

2.4 Prosedur Penelitian ............................................................................ 8

2.4.1 Persiapan Wadah ................................................................... 8

2.4.2 Analisis Proksimat ................................................................. 8

2.4.3 Pembuatan Pakan ................................................................... 8

2.4.4 Pemeliharaan Udang Windu .................................................. 9

2.5 Parameter yang Diamati .................................................................... 9

2.5.1 Pertumbuhan Mutlak ............................................................. 9

2.5.2 Laju Pertumbuhan Harian ...................................................... 9

2.5.3 Tingkat Kelangsungan Hidup ................................................ 10

2.5.4 Feed Conversion Ratio (FCR) ............................................... 10

2.5.5 Parameter Pendukung ............................................................ 10

2.6 Analisis statistik ................................................................................ 10

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Kualitas Pakan ................................................................................ 11

3.2 Pertumbuhan Berat Mutlak ............................................................. 12

3.3 Laju Pertumbuhan Harian ............................................................... 15

3.4 Tingkat Kelangsungan Hidup ......................................................... 16

3.5 Feed Conversion Ratio (FCR) ........................................................ 18

3.6 Kualitas Air ..................................................................................... 20

ii

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ..................................................................................... 22

4.2 Saran ............................................................................................... 22

DAFTAR PUATAKA .................................................................................... 23

LAMPIRAN ................................................................................................... 26

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi Bahan Baku Pakan ............................................................ 6

2. Hasil Uji Proksimat Pakan Uji ............................................................ 11

3. Hasil Pengukuran Kualitas Air Selama Penelitian .............................. 20

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian ................................................................... 4

2. Benur Udang Windu ........................................................................... 5

3. Desain Penempatan Satuan Perlakuan ................................................ 7

4. Pertumbuhan Berat Mutlak Udang Windu .......................................... 13

5. Laju Pertumbuhan Harian ................................................................... 15

6. Tingkat Kelangsungan Hidup Udang Windu ...................................... 17

7. Feed Conversion Ratio (FCR) ............................................................ 18

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Uji Anova Pertumbuhan Mutlak ........................................................... 27

2. Uji Anova Tingkat Kelangsungan Hidup .............................................. 27

3. Uji Anova Laju Pertumbuhan Harian .................................................... 28

4. Uji Anova Rasio Konversi Pakan .......................................................... 28

5. Dokumentasi Pembuatan Pakan Perlakuan ........................................... 29

6. Dokumentasi Selama Penelitian ............................................................ 30

7. Hasil Analisis Proksimat Pelet .............................................................. 31

8. Hasil Analisis Tepung Cacing, Jagung, dan Kedelai ............................. 32

9. Prosedur Analisis Kadar Protein ........................................................... 33

10. Prosedur Analisis Kadar Serat Kasar .................................................. 34

11. Prosedur Analisis Kadar Lemak dan Minyak ..................................... 35

12. Prosedur Analisis Kadar Air dan Abu ................................................ 36

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Udang windu (Penaeus monodon) merupakan udang asli Indonesia yang mudah

dibudidayakan di perairan payau dan merupakan komoditas unggulan Indonesia

yang dapat meningkatkan devisa negara dari ekspor non migas. Budidaya udang

windu sempat mengalami perkembangan yang sangat pesat. Salah satu cara

budidaya udang windu adalah dengan penerapan sistem budidaya secara intensif

yang dimulai sejak pertengahan tahun 1986 (Rosenberry, 1995). Sistem budidaya

udang windu secara intensif ini tidak melibatkan proses pemupukan atau

pemupukan hanya dilakukan saat penebaran benur. Hal ini dikarenakan

penyediaan pakan sepenuhnya menggunakan pakan buatan yang bentuk, ukuran,

dosisnya disesuaikan dengan ukuran dan stadia hidup udang. Pergantian air yang

teratur dengan volume yang memadai diperlukan dalam budidaya sistem intensif.

Dengan meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam air tambak digunakan

aerator seperti kincir air (Budiardi et al., 2005).

Seiring dengan peningkatan produksi, maka mulai muncul beberapa kendala baik

pada sektor pembenihan maupun pembesaran. Kendala utama yang dihadapi

adalah adanya serangan penyakit, baik yang disebabkan oleh bakteri maupun virus

(Gullian et al., 2004). Berbagai upaya guna meningkatkan kembali produksi

udang windu telah dilakukan. Salah satunya adalah melalui penggunaan probiotik

(Fiska, 2009), budidaya polikultur udang windu, ikan bandeng, dan rumput laut

(Guido et al., 2013). Hal lain yang perlu dilakukan adalah melalui peningkatan

kualitas pakan buatan.

Pakan udang yang berkualitas mengandung protein, kadar lemak, kadar mineral

dan vitamin. Ketersediaan pakan udang yang berkualitas merupakan faktor yang

penting dalam upaya peningkatan hasil produksi udang dan secara langsung

akan meningkatkan keuntungan usaha. Pakan dengan kandungan nutrisi yang

tinggi akan meningkatkan daya tahan tubuh udang sehingga diperoleh angka

2

kelangsungan hidup (SR) dan produktivitas panen yang tinggi pula (Puput et al.,

2014). Pakan dengan kandungan protein yang tinggi dapat dihasilkan dengan

penambahan bahan baku yang juga memiliki kandungan protein yang tinggi.

Salah satu bahan baku yang memiliiki kandungan protein yang tinggi adalah

tepung cacing tanah (Lumbricus sp.).

Cacing tanah merupakan hewan invertebrata yang memiliki keunggulan

diantaranya mudah dibudidayakan dan dapat mengurai bahan organik sehingga

dapat menjaga keseimbangan lingkungan. Selain itu juga dapat digunakan sebagai

salah satu alternatif pengganti tepung ikan, sebagai sumber protein hewani

sehingga cacing dapat dipertimbangkan sebagai pakan untuk ikan maupun udang

(Mubarok dan Zalizar, 2003). Cacing tanah merupakan sumber protein hewani

untuk pakan ikan. Cacing tanah mengandung kadar protein sangat tinggi yaitu

sekitar 76%, kandungan karbohidrat sebanyak 17%, kandungan lemak sebanyak

4,5% dan kandungan abu sebanyak 1,5%. Tepung cacing juga mempunyai indeks

asam amino esensial sebesar 58,67% yang lebih tinggi dibanding dengan nilai

Indeks Asam Amino Essensial (EAAI) dari cacing segar itu sendiri (Istiqomah et

al. 2009).

Kandungan protein cacing tanah yang tinggi (lebih tinggi dari ikan dan daging),

memungkinkan cacing tanah digunakan sebagai alternatif bahan baku pakan

buatan yang dapat menggantikan ketergantungan terhadap tepung ikan. Sejauh ini

belum diketahui komposisi tepung cacing tanah yang efektif untuk memacu

pertumbuhan udang windu. Oleh karena itu, perlu dilakukannya penelitian tentang

penggunaan pakan buatan berbahan baku tepung cacing tanah terhadap

pertumbuhan benur udang windu.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh subtitusi tepung ikan dengan

tepung cacing tanah pada pakan dengan proporsi yang berbeda terhadap

pertumbuhan udang windu.

3

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat

khususnya pembudidaya udang dalam upaya pemanfaatan cacing tanah sebagai

bahan baku pakan buatan untuk meningkatkan pertumbuhan benur udang windu.

1.4 Kerangka Penelitian

Budidaya udang windu mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga

peluang bisnis untuk budidaya udang windu semakin tinggi. Permintaan udang

windu yang terus meningkat mendorong petani untuk melakukan budidaya udang

secara intensif agar dapat memenuhi kebutuhan benur udang windu. Intensifikasi

budidaya adalah kegiatan dimana budidaya sangat bergantung pada suplai pakan

buatan dan memerlukan pemberian pakan yang intensif. Sejalan dengan makin

berkembangnya usaha budidaya udang, adanya keluhan-keluhan tentang

kegagalan budidaya udang oleh serangan penyakit akibat faktor lingkungan yang

kurang mendukung. Kualitas pakan ini ditentukan terutama oleh kandungan

protein dan faktor-faktor lain misalnya kadar lemak, kadar mineral dan vitamin.

Pakan udang merupakan faktor yang penting dalam usaha peningkatan hasil

produksi udang dan secara langsung akan meningkatkan keuntungan.

Cacing tanah merupakan salah satu jenis hewan avertebrata yang memiliki

kandungan protein yang cukup tinggi dan berpotensi sebagai bahan baku pakan

buatan yang dapat menggantikan tepung ikan. Kandungan protein pada cacing

cukup tinggi yaitu mencapai 76% (Istiqomah et al., 2009), dari bobot kering.

Selain itu cacing tanah juga mengandung 9 asam amino esensial dan 8 asam

amino non-esensial. Asam amino esensial tersebut antara lain : arginin, histidin,

leusin, lisin, isoleusin, valin, metionin, fenilalanin, dan treonin. Sementara asam

amino non-esensial ialah sistin, glisin, serin, tirosin, alanine, prolin, asam asparat,

dan asam glutamate (Auliah, 2008).

Tingginya kandungan protein tepung cacing tanah memungkinkan pemanfaatan

cacing tanah sebagai pakan buatan oleh Wahyudi (2010), yang meneliti pengaruh

pemberian proporsi tepung cacing tanah terhadap pertumbuhan ikan bawal air

4

tawar dan berhasil meningkatkan pertumbuhan ikan bawal air tawar, dengan

proporsi 50% tepung cacing tanah memberikan hasil terbaik. Sejauh ini belum

diketahui secara pasti komposisi tepung cacing tanah yang tepat untuk

meningkatkan pertumbuhan udang windu. Berdasarkan pertimbangan tersebut,

maka penelitian tentang pemberian tepung cacing tanah dengan proporsi yang

tepat dalam pakan buatan perlu dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan

benur udang windu (Gambar 1).

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

1.5 Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Ho = τi = 0: Pada selang kepercayaan 95%, tidak ada pengaruh tepung cacing

tanah dalam pakan terhadap pertumbuhan udang windu (Penaeus

monodon).

Ho = τi ≠ 0: Pada selang kepercayaan 95%, ada pengaruh tepung cacing tanah

dalam pakan terhadap pertumbuhan udang windu (Penaeus

monodon).

Budidaya Udang Windu (Panaeus monodon)

Pakan Komersil

Bahan Baku Alternatif

Protein Hewani Protein Nabati

Tepung Ikan Tepung Cacing tanah

Pakan Berkualitas

Pertumbuhan Cepat dan SR Tinggi

5

II. METODE PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November – Desember 2016 dan

bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas

Lampung, Bandar Lampung.

2.2 Alat dan Bahan Penelitian

2.2.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain wadah pemeliharaan

akuarium berukuran 60 cm x 40 cm x 40 cm sebanyak 15 buah, mesin penepung,

mesin pencetak pakan, instalasi aerasi, timbangan digital, DO meter, pH meter,

termometer, serokan, baskom, dan alat tulis.

2.2.2 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu :

1. Udang Uji

Udang uji adalah benur udang windu (Gambar 2) yang berasal dari

pembudidaya lokal sebanyak 750 ekor berbobot rata-rata ± 0,001 gram/ekor.

Gambar 2. Benur Udang Windu

6

2. Pakan Uji

Pakan yang digunakan adalah pakan buatan berbahan baku tepung ikan, tepung

cacing tanah, tepung kedelai, tepung jagung, tepung tapioka, premix, dan minyak

ikan. Komposisi bahan-bahan baku yang digunakan sebagai formulasi pakan

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Bahan Baku Pakan

Bahan Pakan Perlakuan (gram)

A B C D E

Tepung ikan 334,65 223,1 111,55 0 -

Tepung cacing tanah 111,55 223,1 334,65 446,2 -

Tepung kedelai 223,1 223,1 223,1 223,1 -

Tepung jagung 220,7 220,7 220,7 220,7 -

Tepung tapioka 70 70 70 70 -

Premix 20 20 20 20 -

Minyak ikan 20 20 20 20 -

Jumlah 1000 1000 1000 1000 -

2.3 Rancangan Penelitian

Penelitian ini disusun dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian

dilakukan dengan empat perlakuan dan tiga ulangan.

1. Perlakuan A : Proporsi tepung cacing 25% + 75% tepung ikan

2. Perlakuan B : Proporsi tepung cacing 50% + 50% tepung ikan

3. Perlakuan C : Proporsi tepung cacing 75% + 25% tepung ikan

4. Perlakuan D : Proporsi tepung cacing 100% + 0% tepung ikan

5. Perlakuan E : Pakan komersil

Model Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang digunakan adalah sebagai berikut :

Yij = µ + ∂i + ∑ij

Keterangan :

Yij : Data pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j

i : Perlakuan pakan A, B, C, D dengan proporsi :

A = 25% tepung cacing Lumbricus sp. + 75% tepung ikan

B = 50% tepung cacing Lumbricus sp. + 50% tepung ikan

7

C = 75% tepung cacing Lumbricus sp. + 25% tepung ikan

D = 100% tepung cacing Lumbricus sp. tanpa tepung ikan

E = Pakan komersil

j : Ulangan (1, 2, 3)

µ : Rataan umum atau nilai tengah umum

ϭ i : Akibat atau pengaruh pemberian pakan ke-i

∑ij : Galat percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Adapun penempatan akuarium yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :

Gambar 3. Desain Penempatan Satuan Perlakuan

Keterangan :

A1 : Perlakuan A ulangan 1 C1 : Perlakuan C ulangan 1

A2 : Perlakuan A ulangan 2 C2 : Perlakuan C ulangan 2

A3 : Perlakuan A ulangan 3 C3 : Perlakuan C ulangan 3

B1 : Perlakuan B ulangan 1 D1 : Perlakuan D ulangan 1

B2 : Perlakuan B ulangan 2 D2 : Perlakuan D ulangan 2

B3 : Perlakuan B ulangan 3 D3 : Perlakuan D ulangan 3

E1 : Kontrol 1

E2 : Kontrol 2

E3 : Kontrol 3

B2 D1 A3 E2 C2 A2

D2 E1 C1 D3 B3 B1

A1

E3

C3

8

2.4 Prosedur Penelitian

2.4.1 Persiapan Wadah

Persiapan wadah pemeliharaan yang akan digunakan:

1. Disiapkan akuarium berukuran 60 cm x 40 cm x 40 cm yang berjumlah 15

unit. Sebelum digunakan akuarium dibersihkan dan dikeringkan.

2. Setelah itu akuarium disusun dan diberi penanda pada setiap akuarium.

3. Selanjutnya akuarium diisi air laut setinggi 25 cm dengan volume air 60 liter

dan masing-masing akuarium diberi aerasi selama 24 jam.

2.4.2 Analisis Proksimat

Uji proksimat pada pakan dilakukan untuk mengetahui kandungan nutrisi pada

pakan buatan. Uji proksimat dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil

Pertanian, Politeknik Negeri Lampung.

2.4.3 Pembuatan Pakan

Proses pembuatan pakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bahan baku dalam pembuatan pakan disiapkan seperti: tepung cacing tanah,

tepung kedelai, tepung jagung, minyak ikan, premix dan tepung tapioka,

2. Tiap bahan baku ditimbang sesuai dengan yang diperlukan dalam perlakuan.

3. Dalam proses pencampuran dilakukan dengan cara bahan baku dicampur

sesuai persentase yang kecil kemudian disusul dengan persentase yang besar

ditambah 10% air.

4. Setelah bahan baku tercampur menjadi homogen dilakukan pencetakan

dengan mesin pencetak pelet sesuai dengan ukuran yang agak besar.

5. Pelet yang sudah jadi kemudian dikeringkan dengan cara dijemur dibawah

sinar matahari selama 2 - 3 hari.

6. Setelah kering dilakukan peremahan terhadap pakan uji agar sesuai dengan

ukuran yang di inginkan.

7. Pelet siap diberikan pada udang uji.

9

2.4.4 Pemeliharaan Udang Windu

1. Akuarium berukuran 60 cm x 40 cm x 40 cm disiapkan kemudian diisi air laut

setinggi 25 cm dan dilengkapi dengan aerator.

2. Benur yang baru datang dari pembudidaya lokal di aklimatisasi terlebih dahulu

selama 20 jam.

3. Benur udang windu dimasukkan sebanyak 50 ekor setiap akuarium.

4. Benur udang windu diberi pakan sesuai dengan perlakuan yang diberikan.

5. Pakan diberikan sebanyak 3 kali sehari yaitu pukul 08.00, 13.00, dan 18.30.

Pemberian pakan dilakukan dengan blind feeding.

6. Pengukuran kualitas air meliputi : DO, temperatur dan pH dilakukan setiap 7

hari sekali selama penelitian berlangsung.

7. Penyiponan dilakukan setiap 3 hari.

8. Pemeliharaan udang windu dilakukan selama 40 hari mulai dari PL-10.

2.5 Parameter yang Diamati

2.5.1 Pertumbuhan Mutlak

Pertumbuhan berat mutlak adalah selisih berat total tubuh ikan pada akhir

pemeliharan dan awal pemeliharaan. Perhitungan berat mutlak dapat dihitung

dengan rumus (Effendi, 1997).

Keterangan : Wm : Pertumbuhan berat mutlak (gram)

Wt : Bobot rata-rata akhir (gram)

Wo : Bobot rata-rata awal (gram)

2.5.2 Laju Pertumbuhan Harian

Laju pertumbuhan harian dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

GR = Laju pertumbuhan harian (gram/ekor/hari)

Wt = Berat rata-rata post larva udang windu pada akhir penelitian (gram/ekor)

Wm = Wt –Wo

10

Wo = Berat rata-rata post larva udang windu pada awal penelitian (gram/ekor)

T = Waktu pemeliharaan (hari)

2.5.3 Tingkat Kelangsugan Hidup

Kelangsungan hidup (SR) diperoleh berdasarkan persamaan yang dikemukakan

oleh Zonneveld et al. (1991), yaitu :

Keterangan : SR : Tingkat Kelangsungan hidup (%)

Nt : Jumlah ikan akhir (ekor)

No : Jumlah ikan awal (ekor)

2.5.4 Feed Conversion Ratio (FCR)

Feed Conversion Ratio (FCR) adalah perbandingan antara jumlah pakan yang

diberikan dengan daging ikan yang dihasilkan. FCR dihitung berdasarkan

persamaan yang dikemukakan oleh zonneveld et al., 1991, yaitu :

Keterangan :

FCR : Feed Convertion Ratio

F : Jumlah pakan yang diberikan selama masa pemeliharaan (gram)

Wt : Biomasa akhir (gram)

Wo : Biomasa awal (gram)

2.5.5 Parameter Pendukung

Parameter pendukung yang diamati dalam penelitian ini adalah kualitas air yang

meliputi pH, temperatur, dan DO. Pengamatan kualitas air dilakukan setiap 7 hari

sekali.

2.6 Analisis Statistik

Data hasil penelitian berupa kelangsungan hidup dan pertumbuhan post larva

udang windu diolah dengan menggunakan uji Anova dengan tingkat kepercayaan

95%. Apabila terdapat perbedaan nyata antara perlakuan maka dilanjutkan uji

lanjut DUNCAN (Steel dan Torrie, 2001).

SR = ( Nt/ No) x 100 %

21

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Subtitusi tepung cacing tanah dalam pakan buatan tidak memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap pertumbuhan udang windu

4.2 Saran

Pada penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan uji kecernaan untuk mengetahui

tingkat kecernaan pakan yang terbuat dari tepung cacing tanah (Lumbricus sp.)

22

DAFTAR PUSTAKA

Amri, K. (2003). Budidaya Udang Udang Windu Secara Intensif. jakarta:

Agromedia Pustaka.

Auliah, A. (2008). Pengaruh Umur terhadap Keragaman Kandungan Asam Amino

Cacing Tanah Lumbricuss rubellus. Jurnal Chemica, 9 (2), 37-42.

Banun, S., Arthana, W., & Suarna, W. (2008). Kajian Ekologis Pengelolaan

Tambak Udang di Dusun Dangin Marga Desa Delodbrawah Kecamatan

Mendoyo Kabupaten Jembrana Bali. ECOTROPHIC, 10-15.

Bardach, Ryther, J. H., & Mclarney, W. O. (1979). Aquaculture the Farming and

hosbndry of freshwater and marine organism. Willey and Interscience,

868.

Budiardi, T., Saleng, R. D., & Utomo, N. P. (2005). Penongkolan Udang Windu,

Penaeus monodon Fab. Dalam Hapa Pada Tambak Intensif Dengan Padat

Tebar Yang Berbeda. Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (2), 153-158..

Efendi, M. I. (1997). Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara.

FAO. (1987). Feed and Feeding of Fish and Shrimp. A manual of the preparation

an presentation of coumpound feeds for shrimp and fish aquaculture.

Fast, A. W., & Lester, L. J. (1992). Marine Shrimp Culture : Principles and

Practices. Develovment in Aquaculture and Fisheries Sciens, 23.

Fiska, P. P. (2009). Pengaruh Pemberian Bakteri Probiotik Melalui Pakan

terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Udang Windu Penaeus

monodon. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan Dan ilmu

Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Skripsi.

Guido, F. S., Melki, & Isnaini. (2013). Laju Pertumbuhan Udang Windu (Penaeus

monodon), Ikan Bandeng (Chanos chanos), dan Rumput Laut (Eucheuma

cottonii, Gracilaria sp.) pada Budidaya Polikultur dengan Padat Tebar

yang Berbeda di Desa Sungai Lumpur Kabupaten OKI Sumatera Selatan.

Maspari Journal, 6 (1), 46-55.

Gullian, M., Thompson, F., & Rodriguez, J. (2004). Selection of probiotic bacteria

and study of their immunostimulatory effect in Pennaeus vannamei.

Aquaculture, 233, 1-14.

23

Handari, R. D. (2012). Teknologi Dan Kontrol Kualitas Pengolahan Pakan di PT

Charoen Pokphand Sidoarjo Jawa Timur. Fakultas Peternakan. Universitas

Gajah Mada. Laporan Praktek Lapangan.

Hariadi, B., Agus, H., & Untung , S. (2005). Evaluasi Efisiensi Pakan dan

Efisiensi Protein pada Ikan Karper Rumput (Ctenoharyngodon idella Val.)

yang Diberi Pakan dengan Kadar Karbohidrat dan Energi yang Berbeda.

Lipi Ichtyos,4 (2).

Hayati, S. N., Herdian, H., Damayanti, E., Istiqomah, L., & Julendra, H. (2011).

Profil Asam Amino Ekstrak Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)

Terenkapsulasi dengan Metode Spray Drying. Teknologi Indonesian LIPI

Press, Esisi Khusus.

Huet, M. (1971). Textbook of Fish Culture, Cyre and Sportis Woode Ltd. London.

Istiqomah, A. L., Sofyan, A., Damayanti, & Julendra, H. (2009). Amino Acid

Profile Of Earthworm And Earthworm Meal for Animal Feedstuff. J.

Indonesian Trop. Anim. Agric, 34 (4), 253-257.

Kompiang, I. P., & Ilyas. (1998). Nutrisi Ikan dan Udang Relevansi Untuk Larva.

Proseding Nasional Pembenihan Ikan dan Udang (pp. 248-278). Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan UNPAD.

Mubarok, A., & Zalizar, L. (2003). Budidaya Cacing Tanah Sebagai Usaha

Alternatif Di Masa Krisis Ekonomi. Jurnal Dedikasi, 1 (1), 129-135.

Pascual, F. P. (1984). Nutrition and Feeding of Sugpo, Penaeus monodon.

Extention Manual 3 SEAFDEC Philipines, (p. 77).

Poernomo, A. (1993). Kualitas Pakan Udang. Jakarta: Techner.

Pramono, G. H., Ambarwulan, W., & Cornelia, M. I. (2005). Prosedur dan

Spesifikasi Teknis Analisis kesesuaian Budidaya Tambak Udang (pp. 21-

25). Jakarta: Bakorsurtanal.

Puput, P., Suminto, & Rachmawati, D. (2014). Performa Kematangan Gonad,

Fekunditas, dan Derajat Penetasan Udang Windu (Penaeus monodon)

Melalui Subtitusi Cacing Laut Dengan Cacing Tanah. Jurnal of

Aquaculture Management and Technology, 3 (4), 158-165.

Rahmatullah. (2014). Pengaruh Tingkat Subtitusi Tepung Ikan Dengan Cacing

Tanah (Lumbricus sp.) Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup

Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsskal). Jurusan Perikanan. Fakultas

Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanudin. Skripsi.

24

Rahmawati, D. (2013). Pengaruh Subtitusi Tepung Ikan Dengan Silase Cacing

Tanah (Lumbricus Rubellus) dalam Pakan Buatan Terhadap Pemanfaatan

Pakan Dan Pertumbuhan Juvenil Kerapu Macan (Epinephelus

fuscogutattus). Buletin Oseanografi Marine, 2 (4), 9-17

Rachmawati, D., & Istiyanto, S. (2012). Ferforma Laju Pertumbuhan Relatip Dan

Kelulushidupan Udang Vaname (Litopaneus vannamei) Melalui Subtitusi

Tepung Ikan Dengan Silase Tepung Cacing Tanah (Lumbricus rebellus).

Jurnal of Aquaculture Management and Technologi. 72-86.

Rosenberry, B. (1995). World Shrimp Farming. Anual Report San Diego. Shrimp

News International.

SNI 01-7246-2006. 2006. Produksi Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di

Tambak Dengan Teknologi Intensif. Badan Standarisasi Nasional. 16 hal.

Steel, R. G., & Torrie, J. H. (1977). Principles and Procedures of Statistics. A

Biomedical Approach. Mc Graw Hill.

Shigueno, K. (1975). Shrimp Culture In Japan (p. 153). Tokyo: Association for

International Technical Promotion.

Sumeru, S. U., & Kontara, E. K. (1987). Makanan Buatan Untuk Larva Udang

Penaeid. Jakarta: Jaringan Informasi Perikanan Indonesia.

Supono. (2006). Produktivitas Udang Putih Pada Tambak Itensif Di Tulang

Bawang Lampung. Jurnal Saintek Perikanan, 2 (1), 48-53.

Suresh, A. V., & Lin, C. K. (1992). Effect of Stocking Density on Water Quality

and Production of Red Tilapia in a Recirculated Water System.

Aquaculture Engineering.

Tanake, G. L., Rachmawati, D., & Subandiyono. (2013). Pengaruh Substitusi

Tepung Ikan Dengan Silase Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) dalam

Pakan Buatan Terhadap Pemanfaatan Pakan dan Pertumbuhan Juvenil

Kerapu Macan (Epinephelus fuscogutattus). Journal of Aquaculture

Management and Technology, 2 (3), 20-26.

Wahyudi. (2010). Pengaruh Proporsi Tepung Cacing Tanah (Lumbricus sp. )

Yang Berbeda Dalam Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan

Bawal Air Tawar. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung . Skripsi.

Watanabe, T. (1988). Fish Nutrition and Marine Culture. JICA Texbook. The

General of Aquaculture Course. Departemen of Aquatic. Tokyo:

Biosciense.