PENGARUH PENGGUNAAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5646/1/isi...

252
PENGARUH PENGGUNAAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE CARD SORT DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 38 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : MELINDA ARIANI 23060150014 PRODI ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS TABIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) NEGERI SALATIGA 2019

Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5646/1/isi...

PENGARUH PENGGUNAAN METODE ACTIVE LEARNING

TIPE CARD SORT DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATERI SISTEM

PERNAPASAN MANUSIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 38

SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

MELINDA ARIANI

23060150014

PRODI ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS TABIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) NEGERI

SALATIGA

2019

i

PENGARUH PENGGUNAAN METODE ACTIVE LEARNING

TIPE CARD SORT DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATERI SISTEM

PERNAPASAN MANUSIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 38

SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

MELINDA ARIANI

23060150014

PRODI ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS TABIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) NEGERI

SALATIGA

2019

ii

iii

iv

v

vi

MOTTO

“ Kesuksesan tidak dapat diperoleh dengan cara instan. Terampil, berani memulai, ikhtiar,

tawakal, sabar, loyal, dan memiliki etos kerja tinggi adalah jalan menuju kesuksesan tersebut

‟‟

(Melinda Ariani)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini penulis

persembahkan untuk :

1. Ibu dan Bapakku tercinta, Eko Subiyanto dan Minarsih, yang senantiasa memanjatkan

doa dan mencurahkan kasih sayang serta memberikan materi, moral dan doa kepada

penulis.

2. Kakak dan adik-adikku yang menjadi motivator dan semangat dalam menyelesaikan

skripsi, Listya Asih Subiyanti, Bagos Maulana Subiyanto, Kurnia Lestari dan Ahmad

Waluyo Jati.

3. My best partner Setioko, yang senantiasa mendukung dan menjadi penyemangatku dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Dosen pembimbing skripsiku Ibu Anggun Zuhaida, M.Pd

5. Ketua Jurusan Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd

6. Sahabat yang saya sayangi Falicha Ibriza, Nurul Mufidah, Suliwati, Tiyas Utami, Desy

Nurul Khusna, Kakak Metty, Supri Hidayati, Ulfa Choirunnisa yang memberi dukungan

agar cepat menyelesaikan skripsi ini.

vii

7. SMP Negeri 38 Bubakan Semarang Tengah.

8. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2015 Bidikmisi IAIN Salatiga.

9. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2015 khususnya jurusan IPA.

10. Yayasan terhebatku serta tempat tinggalku Pondok Pesantren A.P.I Al-Masykur yang

telah memberikan pengalaman berharga.

11. Bapak K.H Ahmad Afif Dimyati selaku Pengasuh Pondok Pesantren A.P.I Al-Masykur.

12. Teman-teman Pengurus Putri dan Dewan Qori‟in Pondok Pesantren A.P.I Al-Masykur.

13. Teman-teman Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) DinamikA yang telah memberiku

pengalaman organisasi dan suka cita yang kita alami bersama.

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah SWT yang

selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pengaruh Penggunaan

Metode Card Sort Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Materi Sistem Gerak Manusia

Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 38 Bubakan Semarang Tengah Tahun

Pelajaran 2018/2019”. Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

Nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu

setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang

dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang

yakni dengan ajarannya agama Islam. Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa

bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Bapak Suwardi, M.Pd.

3. Ketua Jurusan Tadris IPA IAIN Salatiga, Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.

4. Pembimbing Akademik, Ibu Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag

5. Ibu Anggun Zuhaida, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan

ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini

terselesaikan.

6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan

IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.

ix

Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian

ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Amin.

Salatiga, 15 April 2019

Penulis

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

HALAMAN BERLOGO .............................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iii

PENGESAHAN KELULUSAN................................................................... iv

DEKLARASI ................................................................................................ v

MOTTO ........................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv

ABSTRAKSI .............................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 7

1) Manfaat Teoritis ............................................................................... 7

2) Manfaat Praktis................................................................................. 8

E. Definisi Operasional ................................................................................ 9

F. Sistematika Penulisan ............................................................................ 11

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 12

A. Landasan Teori ...................................................................................... 12

1. Metode Active Learning Tipe Card Sort ................................... 12

a. Pengertian Metode Active Learning Tipe Card Sort .......... 12

b. Ciri-ciri Metode Active Learning Tipe Card Sort ............... 14

c. Tujuan Metode Active Learning Tipe Card Sort ................ 15

d. Aplikasi Metode Active Learning Tipe Card Sort .............. 15

2. Kemampuan Berpikir Kritis ...................................................... 22

a. Pengertian Berpikir Kritis ................................................... 22

b. Ciri-ciri atau Karakter Berpikir Kritis ................................ 28

c. Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis .............................. 35

d. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis ................................ 37

3. Pendekatan Konstruktivistik ...................................................... 41

a. Pengertian Konstruktivistik ................................................ 42

b. Tujuan Konstruktivistik ...................................................... 43

c. Strategi Pembelajaran Konstruktivistik .............................. 43

d. Pengaruh Konstruktivistik terhadap Strategi

Pembelajaran ...................................................................... 45

4. Materi Sistem Pernapasan Manusia........................................... 45

a. Organ Pernapasan Manusia ................................................ 46

b. Mekanisme Pernapasan Manusia........................................ 49

xi

c. Frekuensi Pernapasan ......................................................... 50

d. Volume Pernapasan ............................................................ 52

e. Gangguan pada Sistem Pernapasan dan Upaya

Pencegahan ......................................................................... 53

B. Kajian Pustaka .................................................................................. 54

C. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 57

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 58

A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 58

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 60

C. Populasi dan Sampel ............................................................................. 60

D. Variabel Penelitian ................................................................................ 62

E. Instrumen Penelitian .............................................................................. 63

F. Uji Coba Instrumen Penelitian .............................................................. 64

G. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 69

H. Teknik Analisis Data ............................................................................. 73

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA ....................................... 84

A. Deskripsi Data ....................................................................................... 84

B. Analisis Data dan Pembahasan .............................................................. 95

1. Uji Coba Instrumen ........................................................................ 95

2. Analisis Data Tahap Awal .............................................................. 99

a. Analisis Data Kuantitatif ......................................................... 99

b. Analisis Data Kualitatif ......................................................... 113

BAB V PENUTUP .................................................................................. 121

A. Kesimpulan .......................................................................................... 121

B. Saran .................................................................................................... 122

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 123

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................... 125

xii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Skema Kriteria Model Berpikir ...................................... 36

2. Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis ............................ 43

3. Tabel 2.3 Standar Berpikir Kritis .................................................... 44

4. Tabel 2.4 Tiga Aspek Indikator Kemampuaan Berpikir Kritis ....... 45

5. Tabel 2.5 Perbedaan praksis pendidikan saat ini dan pendekatann

Konstruktivistik ............................................................... 47

6. Tabel 3.1 Desain Penelitian ............................................................ 64

7. Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas VIII SMP N 38 Semarang .............. 66

8. Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data .......................... 68

9. Tabel 3.4 Kerangka Hubungan Variabel, Subjek Penelitian

Dan Sumber Data ............................................................ 69

10. Tabel 3.5 Tingkat Kesukaran .......................................................... 73

11. Tabel 3.6 Daya Pembeda................................................................. 74

12. Tabel 3.7 Metode Pengumpulan Data ............................................. 75

13. Tabel 3.8 Panduan Observasi .......................................................... 76

14. Tabel 3.9 Kriteria rata-rata skor tiap aspek ..................................... 86

15. Tabel 3.10 Pengukuran Skala Likert ................................................. 86

16. Tabel 4.1 Data Nilai Pretest dan Postest ........................................ 89

17. Tabel 4.2 Hasil Lembar Aktivitas Siswa kelas eksperimen ............ 92

18. Tabel 4.3 Hasil rata-rata nilai aktivitas siswa kelas kontrol............ 93

19. Tabel 4.4 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa ...................................... 94

20. Tabel 4.5 Klasifikasi Rata-rata Respon Siswa ................................ 95

21. Tabel 4.6 Rekapitulasi Angket Respon ........................................... 96

22. Tabel 4.7 Pengolahan Data Daya Pembeda .................................. 103

23. Tabel 4.8 Uji Asumsi Normalitas.................................................. 105

24. Tabel 4.9 Uji Asumsi Paired Sample Test .................................... 107

25. Tabel 4.10 Uji Asumsi Independent Sample Test ........................... 109

26. Tabel 4.11 Hasil Regresi Linier Sederhana..................................... 110

27. Tabel 4.12 Perolehan Koefisien Determinasi.................................. 111

28. Tabel 4.13 Koefisien Determinasi .................................................. 112

29. Tabel 4.14 Perolehan Uji F ............................................................. 113

30. Tabel 4.15 Uji Parsial (Uji t) ........................................................... 114

31. Tabel 4.16 Kategori Persentase Kemampuan Berpikir Kritis ......... 115

32. Tabel 4.17 Skor Kemampuan Berpikir Kritis pada setiap

butir soal ..................................................................... 116

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup .......................................................... 126

Lampiran 2 Permohonan Izin Penelitian ................................................. 127

Lampiran 3 Lembar Konsultasi Skripsi ................................................... 128

Lampiran 4 Satuan Kredit Kegiatan ........................................................ 129

Lampiran 5 Jadwal Mengajar IPA ........................................................... 138

Lampiran 6 Daftar Siswa Kelas VIII A ................................................... 139

Lampiran 7 Daftar Siswa Kelas VIII C ................................................... 140

Lampiran 8 Daftar Siswa Kelas IX A Uji Coba Soal .............................. 141

Lampiran 9 Hasil Deskriptif .................................................................... 142

Lampiran 10 Uji Reliabilitas ..................................................................... 142

Lampiran 11 Taraf Kesukaran ................................................................... 143

Lampiran 12 Daya Pembeda ..................................................................... 144

Lampiran 13 Uji Normalitas ...................................................................... 145

Lampiran 14 Uji Kesamaan Dua Varians .................................................. 145

Lampiran 15 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata .............................................. 146

Lampiran 16 Uji Hipotesis (Regresi Linier Sederhana) ............................ 147

Lampiran 17 Koefisien Determinasi (R Square) ....................................... 148

Lampiran 18 Uji Simultan (Uji F) ............................................................. 148

Lampiran 19 Uji Parsial (Uji t) .................................................................. 148

Lampiran 20 Hasil Perolehan Pretest Jawaban Siswa dalam soal essay

kelas VIII A......................................................................... 149

Lampiran 21 Hasil Perolehan Pretest Jawaban Siswa dalam soal essay

kelas VIII C ......................................................................... 150

Lampiran 22 Hasil Perolehan Postest Jawaban Siswa dalam soal essay

kelas VIII A......................................................................... 151

Lampiran 23 Hasil Perolehan Postest Jawaban Siswa dalam soal essay

kelas VIII C ......................................................................... 152

Lampiran 24 Hasil Wawancara pada Observasi Awal .............................. 153

Lampiran 25 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara untuk Guru ........................ 154

Lampiran 26 Pedoman Wawancara ........................................................... 155

Lampiran 27 Kisi-Kisi Wawancara terhadap Guru dalam Penerapan

Metode Active Learning Tipe Card Sort .............................. 156

Lampiran 28 Kisi-Kisi Wawancara terhadap guru tentang kemampuan

berpikir kritis ........................................................................ 156

Lampiran 29 Tahapan Pembelajaran Metode Active Learning

Tipe Card Sort ...................................................................... 157

Lampiran 30 Panduan Observasi Penggunaan Metode Active Learning

Tipe Card Sort ...................................................................... 158

Lampiran 31 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Kelas VIII A ......................................................................... 159

Lampiran 32 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Kelas VIII C ......................................................................... 160

Lampiran 33 Pedoman Penilaian Aktivitas Siswa ..................................... 161

Lampiran 34 Lembar Penilaian Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen 164

Lampiran 35 Lembar Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ............... 166

Lampiran 36 Angket Respon Siswa ......................................................... 168

xiv

Lampiran 37 Rekapitulasi Hasil Angket Respon Siswa ............................ 170

Lampiran 38 Hasil Analisis Angket Respon Siswa pada Kelas

Eksperimen ........................................................................... 172

Lampiran 39 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis

Pretest dan Postest ............................................................... 173

Lampiran 40 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis .......................... 174

Lampiran 41 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Postest ....................................... 175

Lampiran 42 Rubrik Kemampuan Berpikir Kritis ..................................... 181

Lampiran 43 Rubrik Pretest dan Posttest .................................................. 182

Lampiran 44 Lembar Soal Uji Coba Kemampuan Berpikir Kritis ............ 183

Lampiran 45 Lembar Soal Pretest dan Postest Kemampuan

Berpikir Kritis ...................................................................... 189

Lampiran 46 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ...... 200

Lampiran 47 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ............. 210

Lampiran 48 Lembar Soal Uji Coba.......................................................... 223

Lampiran 49 Lembar Jawab Pretest Siswa Kelas Eksperimen ................. 225

Lampiran 50 Lembar Jawab Postest Siswa Kelas Eksperimen ................. 227

Lampiran 51 Lembar Jawab Pretest Siswa Kelas Kontrol ........................ 229

Lampiran 52 Lembar Jawab Postest Siswa Kelas Kontrol........................ 231

Lampiran 53 Lembar Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ......... 233

Lampiran 54 Lembar Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ............... 235

Lampiran 55 Lembar Angket Respon Siswa Kelas Eksperimen ............... 237

Lampiran 56 Surat Keterangan .................................................................. 239

Lampiran 57 Dokumentasi Penelitian ....................................................... 240

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Media Kartu ............................................................................. 25

Gambar 2.2 Sistem Pernapasan Manusia .................................................... 52

Gambar 2.3 Mekanisme Pernapasan Dada dan Perut saat Inspirasi

dan Ekspirasi ........................................................................... 55

Gambar 3.1 Komponen dalam analisis data (interactive model)

Model Miles dan Huberman .................................................... 88

Gambar 4.1 Perbandingan nilai pre-test dan post-test kelas kontrol

dan kelas eskperimen .............................................................. 90

Gambar 4.2 Persentase Pencapaian Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 117

Gambar 4.3 Diagram rata-rata nilai aktivitas siswa kelas kontrol

dan kelas eksperimen ............................................................ 120

Gambar 4.4 Persentase Analisis Angket Respon Siswa per Indikator ...... 124

xvi

ABSTRAK

Ariani, Melinda. 2019. Pengaruh Penggunaan Metode Active Learning Tipe Card Sort

dengan Pendekatan Konstruktivistik terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Materi

Sistem Pencernaan Manusia Siswa Kelas VIII SMP Negeri 38 Semarang Tahun

Pelajaran 2018/2019. Skripsi, Program Studi: Tadris Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Kata kunci: active leraning, card sort, kemampuan berpikir kritis, pendekatan

konstruktivistik, sistem pernapasan manusia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Karakteristik metode active learning

tipe card sort dengan pendekatan konstruktivistik terhadap kemampuan berpikir kritis (2)

Pengaruh penggunaan metode active learning tipe card sort dengan pendekatan

konstruktivistik terhadap kemampuan berpikir kritis.

Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi eksperimental. Populasi penelitian ini

adalah siswa kelas VIII SMP N 38 Semarang sejumlah 60 siswa. Sampel penelitian terdiri

dari 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel

menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen panduan

observasi guna mencari data penggunaan metode active learning tipe card sort, dan

kemampuan berpikir kritis diperoleh melalui nilai ketrampilan oleh guru dalam hal berpikir

kritis siswa. Teknik analisis data menggunakan uji regresi linier sederhana.

Hasil penelitian dengan analisis deskripsi kuantitatif untuk instrumen dalam bentuk

tes sebelum (pretest) diterapkan metode active learning tipe card sort diperoleh skor rata-rata

33,5 berada pada kategori rendah sedangkan skor rata-rata setelah diberi posttest pada metode

active learning tipe card sort 72,1 yang berada pada kategori cukup tinggi. Analisis pada

regresi linier sederhana diperoleh bahwa sig = 0,000 < 0,05, jadi ditolak, dengan koefisien

determinasi sebesar 35% sehingga diterima artinya ada pengaruh antara penggunaan

metode active learning tipe card sort terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Jadi,

penggunaan metode active learning tipe card sort dengan pendekatan konstruktivistik

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa di SMP Negeri 38 Semarang.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang alam

dengan hukum-hukum yang pasti dan teori-teori yang dikemukakan oleh para peneliti.

Kebanyakan orang menyebut Ilmu Pengetahuan Alam dengan ilmu pasti. Menurut

Samatowa, Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata-kata Inggris, yaitu

natural science, artinya ilmu pengetahuan alam. IPA atau science itu pengertiannya

dapat disebut sebagai ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari tentang

peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. IPA membahas tentang gejala-gejala alam

yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

yang dilakukan oleh manusia (Muakhirin, 2014: 52). Jadi kesimpulan dari peneliti,

bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala yang ditimbulkan alam beserta

hukum-hukum, teori-teori yang dikemukakan oleh para peneliti.

Penerapan berbagai strategi pengajaran harus sesuai dengan variasi gaya

belajar siswa. Penerapan satu strategi pengajaran cenderung mempertahankan guru

dan siswa menjadi sedang-sedang saja. Pada umumnya guru mengetahui adanya

banyak variasi strategi pengajaran yang dapat dipilih dalam membuat desain

pengajaran yang komunikatif. Mereka juga sangat ingin tahu keuntungan dari

bermacam-macam strategi pengajaran yang ada. Namun, kadang-kadang mereka lebih

cepat mengambil keputusan menggunakan metode ceramah, karena menganggapnya

paling efektif dan tidak perlu menggunakan banyak alat bantu, tidak merepotkan,

bukan karena pertimbangan bahwa metode itu memang tepat untuk menyampaikan

2

pelajaran dan mencapai sasaran yang ditetapkan. Guru yang berpusat pada siswa

menggunakan metode diskusi kelompok, sedangkan guru yang berpusat pada proses

menggunakan berbagai strategi pembelajaran dalam satu paket proses pengajaran

komunikatifnya (Dewi, 2015: 30-31).

Salah satu masalah pokok di SMP Negeri 38 Semarang dalam pembelajaran di

kelas adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak dari hasil

peserta didik yang masih memprihatinkan. Hasil belajar ini tentunya merupakan hasil

proses pembelajaran yang masih bersifat konvensional. Pada pembelajaran ini

suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Selain itu,

karena tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana

sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih substansial,

bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan

tidak memberikan akses bagi siswa untuk berkembang secara mandiri melalui

penemuan dan proses berfikirnya.

Terkait kemampuan berpikir kritis, setiap muslim diperintahkan untuk

mengamati dan memikirkan hasil ciptaan Allah Swt. baik di langit ataupun yang

berada di bumi. Mengamati keanekaragaman ciptaan Allah guna menguatkan iman

dan mengambil pelajaran yang tersirat didalamnya.

Sebagaimana yang termaktub dalam Al-Qur‟an surah Al-Imran ayat 190-191

yang berbunyi:

ماوات واألرض واختالف الليل والىهار آليات ألولي األلباب الذيه ( ٠٩١) إن في خلق الس

قياما ماوات واألرض ربىا ما خلقت هذا يذكزون للا وقعىدا وعلى جىىبهم ويتفكزون في خلق الس

(٠٩٠)باطال سبحاوك فقىا عذاب الىار

3

Artinya: “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam

dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu)

orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan

berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya

berkata), ”Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci

Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali-Imran: 190-191).

Ayat di atas mengandung informasi bahwa diciptakannya langit dan bumi

beserta komponen-komponen didalamnya dan silih bergantinya siang dan malam

tersimpan kekuasaan Allah. Semua itu dapat ditelusuri oleh orang-orang yang berakal.

Ayat tersebut juga menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan orang-orang yang

berakal ialah orang-orang yang selalu mengingat kekuasaan Allah baik itu dengan

berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang

berbagai ciptaan Allah dan mengambil pelajaran darinya.

Permasalahan yang terdapat di SMP Negeri 38 Semarang yaitu guru dalam

proses pembelajaran di dalam kelas masih menggunakan metode pembelajaran

konvensional (ceramah dan diskusi), sehingga masih banyak siswa yang belum bisa

memahami materi sistem pernapasan manusia. Selain itu, guru tidak memiliki standar

penilaian khusus guna mengukur tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dan hanya

menggunakan nilai hasil belajar siswa dalam bentuk soal tertulis yang didalamnya

belum mencakup kriteria soal berpikir kritis. Hal ini dapat diketahui melalui

wawancara antara peneliti dengan guru pengampu IPA dan data wawancara dapat

dilihat melalui transkip wawancara yang ada pada lampiran.

Pembelajaran dianggap menarik dan tidak membuat jenuh apabila proses

pembelajaran di dalam kelas menggunakan metode yang sesuai dengan kebutuhan

4

siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Salah satu metode

pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam kelas adalah metode active learning tipe

card sort. Pembelajaran khususnya materi IPA sangat diperlukan suatu strategi

pembelajaran yang diharapkan siswa mampu menelaah dan memahami materi

tersebut. Melalui metode active learning tipe card sort guru mampu mengaplikasikan

strategi pembelajaran ini di dalam kelas yang sesuai dengan materi IPA.

Metode active learning tipe card sort berpotensi dalam mempengaruhi

kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan penelitian-

penelitian terdahulu mengenai penggunaan metode active learning tipe card sort

seperti penelitian dari ST Mirnawati Basir (2016) dan Iis Amelia (2013). Metode Card

Sort adalah salah satu model pembelajaran active learning yang dapat menunjang

kemampuan berpikir kritis dengan cara mencari pasangan kartu yang sesuai

kategorinya masing-masing (kategori tersebut dapat berupa judul maupun sub judul).

Selain itu, siswa dibiasakan untuk mencari dan menggunakan informasi dari berbagai

sumber saat mensortir kartu dan diskusi kelompok. Siswa juga dibiasakan ikut

berkontribusi dalam kegiatan kelompok. Kemudian, siswa dibiasakan untuk berdiskusi

sesuai dengan petunjuk guru. Terakhir, siswa diberikan kesempatan untuk

mengemukakan pendapat saat kegiatan diskusi, presentasi kelompok, dan evaluasi

pembelajaran (Helmiati, 2012: 96).

Berdasarkan uraian di atas setiap bagian-bagian dari kegiatan metode active

learning tipe card sort membuat siswa terbiasa dan termotivasi untuk aktif secara fisik

maupun non fisik dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada akhirnya kemampuan

berpikir kritis siswa dapat diwujudkan melalui penggunaan metode active learning

tipe card sort.

5

Kemampuan berpikir kritis siswa dapat diukur dengan menggunakan metode

active learning tipe card sort dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Untuk

memaksimalkan pencapaian tujuan dari berpikir kritis itu sendiri dapat dikembangkan

suatu pendekatan untuk mencapai suatu pemahaman yang mendalam mengenai suatu

hal yang dikaji melalui serangkaian proses yang terarah dan jelas, sehingga kebenaran

akan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan, maka pendekatan konstruktivistik

dapat menjadi solusi dari masalah tersebut. Konstruktivistik adalah suatu proses

pembelajaran dimana siswa mengkonstruk ide baru berasaskan pada pengetahuan yang

ada, menguji konsep dan mengintepretasikan pengetahuan, mengaplikasikan pada

lingkungan, membuat hipotesis dan keputusan yang melibatkan pemikiran matang

yang berasal dari dalam diri (potensi kognitif), memberikan makna dan pembentukan

pengalaman, serta mengembangkan pengetahuan yang diberikan sesuai dengan kadar

intelektual yang dimiliki. Prinsip dasar yang melandasi pembelajaran konstruktivistik

adalah semua pengetahuan dikonstruk (dibangun) dari diri dan pikiran manusia bukan

dipersepsi secara langsung oleh indra, konstruktivistik berakar pada asumsi bahwa

pengetahuan terbentuk di dalam otak manusia, dan subjek yang berfikir tidak memiliki

alternatif selain mengkonstruk apa saja yang diketahui berdasarkan pengalaman

sendiri.

Peneliti dalam memilih variabel penelitian yakni kemampuan berpikir kritiis

melakukan observasi terlebih dahulu di SMP Negeri 38 Semarang. Melalui penuturan

guru pengampu IPA yang mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa

yang masih tergolong rendah menyebabkan ketuntasan belajar siswa tidak tercapai.

Hal ini menjadi dasar bagi penulis melaksanakan penelitian melalui observasi di

lingkungan sekolah. Peneliti memutuskan melakukan penelitian di SMP dengan alasan

6

bahwa kemampuan berpikir kritis siswa harus dinampakkan sejak dini dan minimum

ketika jenjang SMP.

Peneliti melaksanakan penelitian di SMP Negeri 38 atas dasar mengetahui

secara umum keadaan sosial serta lingkungan sekolah secara menyeluruh tak lain

karena peneliti merupakan alumni pada SMP tersebut. Populasi dalam penelitian ini

yaitu kelas VIII khususnya kelas VIII A sebagai kelas perlakuan dan kelas VIII C

sebagai kelas kontrol. Hal itu ditentukan berdasarkan ketuntasan belajar dari Penilaian

Tengah Semester (PTS) kelas VIII A pada rata-rata paling rendah berkisar 42,46.

Sedangkan rata-rata paling tinggi diperoleh kelas VIII C sebesar 46,68.

Salah satu materi IPA SMP kelas VIII semester 2 menurut Kurikulum 2013

(K13) adalah Sistem Pernapasan Manusia. Pada Materi Sistem Pernapasan Manusia,

siswa dituntut dapat membangun pikirannya sendiri dan menguasai konsep serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi siswa tidak memahami secara

benar penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, hal ini karena guru hanya beracuan

pada buku pegangan saja. Sehingga akan membatasi pengetahuan siswa yang hanya

seputar buku pegangan saja, yang menjadikan siswa merasa jenuh dan berpengaruh

pada proses belajar yang tidak optimal dalam menerima materi.

Memahami persoalan yang berkembang yang berkaitan dengan penggunaan

metode active learning tipe card sort dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis

dengan pendekatan konstruktivistik, maka peneliti membuat judul “Pengaruh

Penggunaan Metode Active Learning Tipe Card Sort dengan Pendekatan

Konstruktivistik terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Materi Sistem

Pernapasan Manusia Siswa Kelas VIII SMP Negeri 38 Semarang Tahun

Pelajaran 2018/2019”.

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah pada pendahuluan diatas dapat peneliti rumuskan

masalah yang perlu dicarikan pemecahannya adalah :

1. Bagaimana karakteristik metode active learning tipe card sort dengan pendekatan

konstruktivistik terhadap kemampuan berpikir kritis ?

2. Bagaimana pengaruh penggunaan metode active learning tipe card sort dengan

pendekatan konstruktivistik terhadap kemampuan berpikir kritis ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui karakteristik metode active learning tipe card sort dengan

pendekatan konstruktivistik terhadap kemampuan berpikir kritis.

2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode active learning tipe card sort

dengan pendekatan konstruktivistik terhadap kemampuan berpikir kritis.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritik

Setelah melaksanakan penelitian ini diharapkan sebagai sarana

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam disiplin Ilmu Pengetahuan

Alam. Selain itu, menambah wawasan tentang pentingnya ilmu IPA sebagai dasar

keberlangsungan kehidupan dan pembangunan yang akan terjadi nantinya. Dan

dapat diperoleh hasil belajar IPA yang dipengaruhi oleh variabel seperti

penggunaan metode active learning tipe card sort dengan pendekatan

konstruktivistik.

8

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

bagi sekolah, guru IPA, beserta pembaca pada umumnya.

a. Bagi sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan khususnya mata pelajaran

IPA di sekolah.

b. Sebagai bahan informasi bagi guru bidang studi IPA tentang penggunaan

metode active learning tipe card sort dengan pendekatan konstruktivistik

dalam pembelajaran di kelas.

c. Bagi pembaca dapat menambah pengetahuan dalam mencapai tujuan

pendidikan.

9

E. Definisi Operasional

1. Metode Active Learning Tipe Card Sort

Menurut Ramayulis (Samiudin, 2016: 114) “Metode” dalam bahasa arab

dikenal dengan istilah Ahariqah yang berarti langkah-langkah strategis

dipersiapkan untuk melakukan pekerjaan. Sedangkan menurut istilah, metode

adalah cara atau jalan yang harus ditempuh/dilalui untuk mencapai tujuan. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa metode ialah cara sistematis dan berpikir

dengan baik dan tepat yang dapat dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan.

2. Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan adalah kapasitas seseorang dalam melakukan berbagai pekerjaan

dalam lingkup besar ataupun kecil. Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang

dialami seseorang. Ketika seseorang dihadapkan pada situasi atau masalah yang

harus dituntaskan, terdapat beberapa cara penuntasan masalah itu sendiri dengan

cara berpikirnya, antara lain: berpikir lateral, vertikal, kritis, analitis, kreatif dan

strategis (Ghofur dkk, 2016: 171).

Banyak buku dan para ahli yang menjelaskan kata berpikir secara berbeda-

beda namun pada umumnya memiliki pengertian yang sama. Menurut Iskandar

(2009: 86-87) berpikir atau memikirkan adalah kegiatan penalaran yang reflektif,

kritis dan kreatif yang berorientasi pada suatu proses intelektual yang melibatkan

pembentukan konsep (conceptualizing), aplikasi, analisis, menilai informasi yang

terkumpul (sintesis) atau dihasilkan melalui pengamatan, pengalaman, refleksi,

komunikasi sebagai landasan kepada suatu keyakinan (kepercayaan) dan tindakan.

Sedangkan menurut Yamin, berpikir kritis adalah ketrampilan individu dalam

menggunakan proses berfikirnya untuk menganalisa argumen dan memberikan

10

interpretasi berdasarkan persepsi yang benar dan rasional, analisis asumsi dan bias

dari argumen dan interpretasi logis (Ghofur dkk, 2016: 171).

3. Pendekatan Konstruktivistik

Konstruktivistik merupakan pendekatan pembelajaran yang meminjam konsep-

konsep penelitian untuk diterapkan dalam pembelajaran. Kelebihan dari

pendekatan konstruktivistik meliputi: 1) siswa harus aktif dan kreatif, 2) penilaian

didapat dari semua aspek yaitu pengambilan nilai siswa bukan hanya didapat dari

nilai ujiannya saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap

dan lain-lain.

Konstruktivistik erat kaitannya dengan strategi kognitif. Karena strategi

kognitif lahir berdasarkan paradigma konstruktivistik, teori meta cognition.

Menurut Von Glasersfeld dalam Martinis Yamin (2008) pengertian konstruktif

kognitif muncul pada abad ini dalam tulisan Mark Baldwin yang secara luas

diperdalam dan disebarkan oleh Jean Piaget. Teori meta cognition sendiri

merupakan keterampilan yang dimiliki oleh siswa-siswa dalam mengatur dan

mengontrol proses berfikirnya.

4. Materi Sistem Pernapasan Manusia

Manusia memiliki organ pernapasan yang dilengkapi dengan berbagai

komponen yang dapat membantu manusia untuk dapat memasukkan udara yang

bersih dan suhu yang sesuai dengan keadaan di dalam paru-paru. Respirasi

adalah proses pertukaran gas yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Ada

tiga proses dasar dalam respirasi manusia diantaranya : (1) Bernapas atau

ventilasi paru-paru, (2) Respirasi eksternal, (3) Respirasi internal.

11

Sistem pernapasan manusia tersusun atas hidung, faring (tekak), laring

(ruang suara), trakea (tenggorokan), bronkus, dan paru-paru. Pada saat

melakukan mekanisme pernapasan terjadi kerja sama antara otot dada, tulang

rusuk, otot perut, dan diafragma. Diafragma adalah otot yang terdapat di antara

rongga dada dan rongga perut. Gangguan pada sistem pernapasan manusia

diantaranya influenza, tonsilitas, faringitis, kanker paru-paru dan lain sebagainya

(Kemendikbud, 2017: 48-66).

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi adalah :

Bab I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, sistematika

penelitian.

Bab II : Landasan Teori, terdiri dari penggunaan metode active learning tipe card sort

dan kemampuan berpikir kritis, pendekatan konstruktivistik, materi sistem

pernapasan manusia, Kajian Pustaka dan Hipotesis.

Bab III : Metode Penelitian, berisi jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian,

populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian, uji coba

instrumen penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV : Deskripsi dan Analisis Data, terdiri dari analisis terhadap masing-masing

variabel, uji coba instrumen dan analisis data.

Bab V : Penutup, bab ini merupakan bab penutup atau bab akhir dari penyusunan

skripsi yang penulis susun. Pada bab ini penulis menjabarkan kesimpulan dari

sebuah hasil penelitian dan saran-saran.

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Metode Active Learning Tipe Card Sort

a. Pengertian Metode Active Learning Tipe Card Sort

Istilah metode secara bahasa berarti cara yang telah teratur dan terpikir

baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Metode juga dapat diartikan sebagai

cara yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materi dengan

menggunakan bentuk tertentu, seperti ceramah, diskusi (halaqah), penugasan,

dan cara-cara lainnya. Metode yang dipakai oleh pendidik akan berbeda antara

ceramah yang menggunakan pendekatan liberal,misalnya, dengan pendekatan

humanis. Meskipun sama-sama menggunakan model ceramah, namun

bentuknya bisa berbeda jika dasar pendekatannya berbeda. Secara garis besar,

metode adalah rencana menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian

materi pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan, yang didasarkan

pada pendekatan tertentu. Metode bersifat prosedural dalam menyajikan materi

melalui proses seleksi, gradasi, dan ketentuan repetisinya (Roqib, 2009: 91).

Sedangkan metode dalam pengertian istilah telah banyak dikemukakan oleh

pakar pendidikan diantaranya:

1) M. Athiyah al-Abrasyi mengartikan metode sebagai jalan yang dilalui

untuk memperoleh pemahaman peserta didik.

2) Abdul Aziz mengartikan metode sebagai cara-cara memperoleh informasi,

pengetahuan, pandangan, kebiasaan berpikir, serta cinta kepada ilmu, guru,

13

dan sekolah. Metode ini diperlukan untuk mengatur pembelajaran dari

persiapan sampai evaluasi (Roqib, 2009: 91-92).

3) Menurut Djamarah, SB, metode pembelajaran “suatu cara yang

dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan

belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru agar penggunaannya

bervariasi sesuai yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir (Afandi,

dkk, 2013: 16).

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

metode merupakan suatu cara atau alat untuk mencapai tujuan, selain itu

metode menjadi bagian dari proses pendidikan itu sendiri. Jadi dapat dikatakan

bahwa metode merupakan suatu kinerja yang sistematis, terencana, terstruktur

dan berjalan sesuai urutan kerja. Oleh karenanya guru diharapkan dapat

berusaha semaksimal mungkin dalam berupaya menerapkan suatu metode

pembelajaran yang sesuai diterapkan di sekolah dalam proses pengajarannya.

Sedangkan menurut W. James Popham dan Eva L. Baker (1992: 141)

bahwa cara belajar-mengajar yang baik ialah mempergunakan kegiatan murid-

murid sendiri secara efektif dalam kelas, merencanakan dan melaksanakan

kegiatan-kegiatan sedemikian rupa secara kontinu dan juga melalui kerja

kelompok. Banyak hal yang dapat guru lakukan sebelumnya dan selama siswa

melakukan kegiatan-kegiatan belajar, sehingga dapat berhasil.

Peneliti sendiri menggunakan suatu metode yang diterapkan dalam

proses pembelajaran di dalam kelas, salah satunya adalah metode card sort.

Dari metode card sort diharapkan mampu mengembangkan kemampuan

berpikir siswa yang lebih kritis dan terjalin komunikasi yang baik serta

14

interaktif antara siswa dengan guru. Sehingga tercipta suasana pembelajaran

yang menyenangkan dan tidak monoton di dalam kelas. Selain membuat siswa

mampu berpikir kritis, disamping itu bisa membuat siswa bergerak aktif dan

menciptakan suasana yang tidak menjenuhkan.

Card Sort (kartu sortir) merupakan salah satu metode pembelajaran yang

dapat diimplementasikan di dalam kelas untuk mengajar konsep, karakteristik,

klasifikasi, fakta tentang objek, atau mereview informasi. Gerakan fisik yang

dominan dalam strategi dapat membantu mendinamisasi kelas yang kelelahan

(Helmiati, 2012: 96).

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode active learning tipe card sort

adalah suatu cara yang diterapkan guru atau pendidik dalam proses

pelaksanaan pembelajaran di kelas yang menyajikan suatu materi dikemas

melalui penggunaan kartu (sortir kartu) dan memiliki bagian-bagian atau

kategori yang luas cangkupannya.

b. Ciri-ciri Metode Active Learning Tipe Card Sort

Salah satu ciri dari metode card sort yaitu guru atau pendidik lebih

banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang belum

dipahami siswa seusai pelaksanaan pembelajaran melalui metode ini. Sehingga

materi dapat dipahami sepenuhnya oleh siswa. Di samping itu, penggunaan

metode card sort dapat membuat siswa aktif dan berpikir kritis dalam proses

pembelajarannya. Ciri khas dari penggunaan metode ini yaitu siswa mencari

bahan sendiri atau materi yang sesuai dengan kategori kelompok yang

diperolehnya dan siswa mengelompok sesuai kartu indeks yang telah dibagikan

guru.

15

c. Tujuan Metode Active Learning Tipe Card Sort

Ada beberapa tujuan yang ingin disampaikan penulis terkait kelebihan dari

penggunaan metode active learning tipe card sort ini, diantaranya:

1) Meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas. Dikarenakan dalam

pembelajaran metode memilah dan memilih kartu ini siswa dibagikan

masing-masing oleh guru kartu indeks. Sehingga setiap siswa mempunyai

peran dalam mencocokkan kartu ini dalam berbagai kategori.

2) Meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam pembelajaran

metode card sort ini disamping siswa aktif, siswa dapat memiliki

kemampuan berpikir kritis dalam hal memilah dan memilih kartu imdeks

yang sesuai dengan kategori.

3) Mengungkapkan daya ingat atau recoll terhadap materi pelajaran yang

telah dipelajari siswa. Sehingga siswa benar-benar memahami dan

mengingat pelajaran yang telah diberikan.

4) Tujuan bagi guru atau pendidik sendiri yaitu guru mudah menguasai kelas,

mudah dalam pelaksanaanya, dapat diikuti oleh siswa yang jumlahnya

banyak, dan mudah menyiapkannya serta guru mudah menerangkan

dengan baik (Nur, 2016: 62).

d. Aplikasi Metode Active Learning tipe Card Sort

Istilah pendidikan seringkali tumpang tindih dengan istilah pengajaran.

Oleh karena itu, tidak heran jika pendidikan terkadang juga dikatakan

“pengajaran” atau sebaliknya, pengajaran disebut sebagai pendidikan (Roqib,

2009: 13).

16

Paradigma dalam pendidikan mengalami pergeseran dari konsep

“pengajaran” ke “pembelajaran”. Pengajaran lebih menekankan pada kegiatan

guru dalam mentransfer ilmu dan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran

memberi kesan bahwa guru yang lebih aktif dan mendominasi dalam proses

pengalihan pengetahuan dan ketrampilan kepada siswa. Siswa cenderung

diposisikan sebagai objek yang pasif. Sedangkan pembelajaran merupakan

perpaduan yang harmonis antara kegiatan mengajar yang dilakukan guru dan

kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa (Helmiati, 2012: 4).

Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses membelajarkan siswa atau

membuat siswa belajar (make student learn). Tujuannya ialah membantu siswa

belajar dengan memanipulasi lingkungan dan merekayasa kegiatan serta

menciptakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa untuk melalui,

mengalami atau melakukannya. Dari proses melalui, mengalami dan

melakukan itulah pada akhirnya siswa akan memperoleh ketrampilan, Dalam

konteks ini, siswalah yang aktif melakukan aktifitas belajar. Aktifitas belajar

siswa yang dimaksud disini adalah aktifitas jasmaniah maupun aktifitas mental

(Helmiati, 2012: 5).

Menurut Weil dan Joyce, model pembelajaran adalah model untuk

merancang kegiatan pendidikan dan lingkungan, menguraikan cara

pembelajaran dan belajar dalam upaya mencapai jenis-jenis tujuan tertentu.

Suatu model rasional, yaitu mencakup teori yang melandasinya dan

memaparkan baik buruknya serta alasannya yang dapat dilengkapi bukti-bukti

pendukungnya (Basleman dan Mappa, 2011: 73).

17

Sebagaimana menurut W. James Popham dan Eva L. Balker (1992: 141)

menerangkan bahwa mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan

dan penggunaan metode mengajar yang serasi dengan tujuan mengajar. Guru-

guru yang telah berpengalaman umumnya sependapat, bahwa masalah ini

sangat penting bagi para calon guru karena menyangkut kelancaran tugasnya.

Karena itu perlu mengetahui dan mempelajari secara teliti metode-metode

mengajar itu hingga memiliki keyakinan, kesanggupan dan pengalaman-

pengalaman praktis serta mampu mempergunakannya sesuai dengan

kebutuhan-kebutuhan khusus yang berada dalam daerah perhatian siswa.

Metode mengajar yang digunakan akan menentukan suksesnya pekerjaan

selaku guru kelas.

Guna meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam proses

pembelajaran di dalam kelas, guru memiliki peran penting dalam upaya

pencapaian hal tersebut. Guru dapat menggunakan salah satu metode

pembelajaran yang bisa diterapkan di dalam kelas yaitu metode active learning

tipe card sort. Metode ini membuat siswa melakukan berbagai kegiatan seperti

membaca, menulis, berdiskusi, menyampaikan pendapat, beradu argumentasi,

mempraktekan suatu ketrampilan, dan tidak memposisikan siswa sebagai pihak

yang pasif, dan yang hanya mendengarkan ceramah dari guru saja.

Prosedur penerapan metode active learning tipe card sort disimpulkan

dalam tiga fase. Fase pertama, siswa menerima dan mensortir kartu. Setiap

siswa dibagikan kartu indek yang berisi informasi dan diminta untuk

mencocokkan kartu indek yang memiliki kategori sama dari teman sekelas.

Fase kedua, siswa berdiskusi. Siswa berkolaborasi untuk mengkaitkan antar

18

kartu indek. Fase ketiga, siswa mempresentasikan hasil diskusi. Diakhir

kegiatan siswa mempresentasikan hasil kerja berdasarkan kategori di depan

kelas (Muhitia, dkk, 2014: 253).

Langkah-langkah penerapan metode ini adalah:

1) Bagi kelas ke dalam beberapa kelompok.

2) Bagikan kertas plano yang telah diberi tulisan kata kunci atau informasi

tertentu atau kategori tertentu secara acak kepada setiap kelompok. Pada

tempat yang terpisah, letakkan kartu warna-warni yang berisi

jawaban/informasi yang tepat untuk masing-masing kata kunci. Buatlah

kartu-kartu itu tercampur aduk.

3) Mintalah setiap kelompok mencari kartu yang cocok dengan kata kunci

tersebut. Jelaskan kepada setiap kelompok bahwa kegiatan ini merupakan

latihan pencocokan.

4) Setelah mereka menemukan kartu yang cocok, mintalah mereka

menempelkan ke lembar kata kunci sehingga menjadi sebuah informasi.

Ada beberapa perlengkapan yang harus dipersiapkan guru sebelum

pelaksanaan pembelajaran, diantaranya:

1) Potongan kertas karton berbentuk kartu berukuran + 10 cm x 15 sebanyak

jumlah siswa di kelas.

2) Alat rekat (solasi/lakban kertas) (Helmiati, 2012: 96-97).

19

Sedangkan langkah-langkah aplikasi metode card sort menurut Fatah Yasin

(2008: 185) yaitu:

1) Bagikan kertas yang bertuliskan informasi atau kategori tertentu secara

acak.

2) Tempelkan kategori utama di papan atau kertas di dinding kelas.

3) Mintalah siswa untuk mencari temannya yang memiliki kertas/kartu yang

berisi sama untuk membentuk kelompok dan mendiskusikannya.

4) Meminta siswa yang berkelompok tadi untuk mempresentasikannya.

Menurut Baidlowi (2016: 114) metode card sort dalam pelaksanaannya di

dalam kelas perlu memperhatikan langkah-langkah diantaranya:

1) Melaksanakan pembelajaran di dalam kelas sebagai kelas yang telah

ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan metode pembelajaran yang

ditetapkan yaitu metode card sort.

2) Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok sesuai SK/KD mata

pelajaran, jumlah kartu sama dengan jumlah peserta didik di kelas dan isi

kartu terdiri dari kartu induk/topik utama dan kartu rincian.

3) Seluruh kartu diacak/dikocok agar campur.

4) Membagi kartu kepada siswa dan pastikan masing-masing memperoleh

satu atau dua kartu.

5) Memerintah setiap siswa bergerak mencari kartu induknya dengan

mencocokkan kepada kawan sekelasnya.

6) Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, meminta

masing-masing membentuk kelompok dan menempel hasilnya di papan

secara urut.

20

7) Melakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan

hasilnya.

8) Meminta salah satu penanggungjawab kelompok untuk menjelaskan hasil

sortir kartunya, kemudian meminta komentar dari kelompok lainnya.

9) Memberi apresiasi setiap hasil kerja siswa.

10) Melakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.

Langkah-langkah metode card sort menurut Hisyam Zaini (2008: 50-

51) antara lain sebagai berikut:

1) Setiap siswa diberi potongan kertas yang berisi informasi atau contoh yang

tercakup dalam satu atau lebih kategori. Berikut beberapa contoh:

a) Karakteristik hadis sahih

b) Nouns, verbs, adverbs, dan preposition.

c) Ajaran Mu’tazilah.

d) Dan lain-lain.

2) Mintalah siswa untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk

menemukan kartu dengan kategori yang sama. (Guru dapat mengumumkan

kategori tersebut sebelumnya atau membiarkan siswa menemukannya

sendiri).

a) Siswa dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan

kategori masing-masing di depan kelas.

b) Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan

poin-poin penting terkait materi pelajaran.

21

Catatan:

1) Minta setiap kelompok untuk menjelaskan tentang kategori yang

mereka selesaikan.

2) Pada awal kegiatan bentuklah beberapa tim. Beri tiap tim satu set kartu

yang sudah diacak sehingga kategori yang mereka sortir tidak nampak.

Mintalah setiap tim untuk mensortir kartu-kartu tersebut kedalam

kategori-kategori tertentu. Setiap tim memperoleh nilai setiap kartu

yang disortir dengan benar.

Berikut ini adalah media kartu yang telah digunakan kelas eksperimen

pada kelompok eksperimen materi sistem pernapasan manusia :

Gambar 2.1 Media Kartu

Sumber: Dokumentasi Pribadi

22

2. Kemampuan Berpikir Kritis

a. Pengertian Berpikir Kritis

Pengertian berpikir, menurut etimologi yang dikemukakan, memberikan

gambaran adanya sesuatu yang berada dalam diri seseorang dan mengenai apa

yang menjadi “nya”. Sesuatu yang merupakan tenaga yang dibangun oleh

unsur-unsur dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas. Seseorang akan

melakukan aktivitas, setelah adanya pemicu potensi, baik yang bersifat internal

maupun eksternal. Isi yang terkandung di dalam potensi seseorang bisa berupa

subjek aktif dan aktivitas idealisasi atau bisa juga berupa interaksi aktif yang

bersifat spontanitas. Oleh karena itu, dalam berpikir terkandung sifat, proses,

dan hasil (Kuswana, 2013: 1)

Berpikir merupakan suatu hal yang dipandang biasa-biasa saja yang

diberikan Tuhan kepada manusia, sehingga manusia menjadi makhluk yang

dimuliakan. Ditinjau dari perspektif psikologi, berpikir merupakan cikal bakal

ilmu yang sangat kompleks. Dalam menjelaskan pengertian secara tepat,

beberapa ahli mencoba memberikan definisi, diantaranya.

1) Menurut Ross (1995), berpikir merupakan aktivitas mental dalam aspek

teori dasar mengenai objek psikologis.

2) Menurut Valentine (1965), berpikir dalam kajian psikologis secara tegas

menelaah proses dan pemeliharaan untuk suatu aktivitas yang berisi

mengenai “bagaimana” yang dihubungkan dengan gagasan-gagasan

yang diarahkan untuk beberapa tujuan yang diharapkan.

23

3) Menurut Garret (1966), berpikir merupakan perilaku yang seringkali

tersembunyi atau setengah tersembunyi di dalam lambang atau

gambaran, ide, konsep yang dilakukan seseorang.

4) Menurut Gilmer (1970), berpikir merupakan suatu pemecahan masalah

dan proses penggunaan gagasan atau lambang-lambang pengganti suatu

aktivitas yang tampak secara fisik. Selain itu, ia mendefinisikan bahwa

berpikir merupakan suatu proses dari penyajian suatu peristiwa internal

dan eksternal, kepemilikan masa lalu, masa sekarang, dan masa depan

yang satu sama lain saling berinteraksi.

Pengertian berpikir secara umum dilandasi oleh asumsi aktivitas mental

atau intelektual yang melibatkan kesadaran dan subjektivitas individu. Hal ini

merujuk ke suatu tindakan pemikiran atau ide-ide atau pengaturan ide.

Pandangan serupa termasuk kognisi, kesanggupan untuk merasa, kesadaran,

dan imajinasi (Kuswana, 2013: 1-2).

Menurut Plato berpikir adalah berbicara dalam hati. Berpikir merupakan

proses kejiwaan yang menghubung-hubungkan atau membanding-bandingkan

antara situasi fakta, ide atau kejadian dengan fakta, ide atau kejadian lainnya.

Menurut Dewey dalam Kokom Komalasari, berpikir dimulai apabila seseorang

dihadapkan pada suatu masalah (perplexity) dan menghadapi sesuatu yang

menghendaki adanya jalan keluar. Situasi yang menghadapi adanya jalan

keluar tersebut, mengundang yang bersangkutan untuk memanfaatkan

pengetahuan, pemahaman, atau ketrampilan yang sudah dimilikinya terjadi

suatu proses tertentu di otaknya sehingga ia mampu menemukan sesuatu yang

tepat dan sesuai untuk digunakan mencari jalan keluar terhadap masalah yang

24

dihadapinya. Dengan demikian yang bersangkutan melakukan proses yang

dinamakan berpikir (Kowiyah, 2012: 175).

Berpikir merupakan suatu proses mental dalam membuat reaksi, baik

terhadap sebuah benda, tempat, orang maupun peristiwa. Kemampuan berpikir

banyak ditunjang oleh faktor latihan. Bahwa orang yang sering berhadapan

dengan berbagai problem, kemudian memikirkan dan menemukan

pemecahannya, akan mempunyai kemampuan berpikir secara lebih baik. Bila

kita dapat memecahkan masalah yang kadar kepelikannya sama atau lebih

rendah. Dengan melatih hal ini terus-menerus dapatlah dimiliki kemampuan

berpikir yang tajam (Salam, 2004: 39).

Sejalan dengan berkembangnya ilmu dan teknologi, di dalam ilmu sosial

berkembang pula teori-teori tentang bagaimana mengembangkan upaya untuk

memenuhi kebutuhan manusia. Di dalam buku yang berjudul “Human

Leraning”, Wendell I Smith dan Nicholas L. Rohrman mengemukakan hal-hal

yang berhubungan dengan proses kognitif seperti: pertimbangan (judgement),

pemikiran (reasoning), penginderaan (perceiving), pemecahan masalah

(problem solving), belajar (learning), penggambaran (imagining), dan

berkreasi (creating). Ketrampilan, melihat istilahnya nampak bahwa sudah

menunjuk pada sesuatu yang dapat diamati karena memberikan gambaran

tentang bergeraknya organ tubuh serta otot. Di dalam pengertian modern

dikenal istilah “ketrampilan kognitif” yaitu jenis ketrampilan yang

menyangkut pemikiran yang ditandai dengan kreativitas, kelincahan berpikir,

kecepatan memecahkan masalah dan lain-lain bentuk yang merupakan unjuk

nyata dari ketinggian kemampuan seseorang dalam aspek kognitif.

25

Berbeda dengan hasil belajar yang berupaa pengetahuan dan dapat

diketahui pencapaiannya. Kemampuan berpikir kritis memiliki tingkat

pengukuran sebagai pencapaian siswa dalam kegiatan proses belajar. Hasil

belajar yang berupa sikap, tidaklah demikian. Sikap yang ditampilkan siswa

tidak dapat dengan cepat dipandang oleh guru sebagai hasil usaha mereka di

sekolah. Terdapat beberapa faktor luar yang berpengaruh terhadap

perkembangan sikap seseorang.

Krulik dan Rudnick mengklasifikasikan ketrampilan berpikir ke dalam

empat tingkat, yaitu: 1) menghafal (recall thinking), (2) dasar (basic thinking),

(3) kritis (critical thinking), (4) kreatif (creative thinking). Selanjutnya, King

(1997) mengelompokkan keempat tingkatan berpikir tersebut menjadi dua

kemampuan berpikir, yaitu kemampuan berpikir dasar dan kemampuan

berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir dasar hanya terbatas pada hal-hal

rutin dan bersifat mekanis, misalnya menghafal dan mengulang informasi yang

pernah diperolehnya. Sedangkan kemampuan berpikir tinggi meliputi

kemampuan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, berpikir kritis dan

berpikir kreatif. Hal ini menunjukkan berpikir tingkat tinggi adalah

kemampuan berpikir kritis.

Baron dan Stemberg menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan suatu

pikiran yang difokuskan untuk memutuskan apa yang diyakini untuk

dilakukan. Definisi ini merupakan gabungan dari lima hal dasar dalam berpikir

kritis yaitu praktis, reflektif, masuk akal, keyakinan dan tindakan (Mahmuzah,

2015: 65).

26

Sesungguhnya, orang sudah berpikir tentang „berpikir kritis‟ dan sudah

menelaah bagaimana mengajarkannya selama hampir seratus tahun. Agaknya,

Socrates sudah memulai pendekatan dalam kegiatan belajar ini lebih dari 2000

tahun yang lalu, tetapi John Dewey, filsuf, psikolog, dan edukator

berkebangsaan Amerika, secara luas dipandang sebagai „bapak‟ tradisi berpikir

kritis modern. Ia menamakannya sebagai „berpikir reflektif‟ dan

mendefinisikannya sebagai pertimbangan yang aktif, persistent (terus-

menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang

diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukungnya

dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya (Fisher,

2008: 2).

Satu definisi lain yang juga merupakan bagian dari tradisi berpikir kritis

dikemukakan oleh Edward Glaser, salah seorang dari penulis Watson-Glaser

Critical Thinking Appraisal (uji kemampuan berpikir kritis yang paling banyak

dipakai di seluruh dunia). Glaser mendefinisikan berpikir kritis sebagai:

1) suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan

hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang;

2) pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis;

dan

3) semacam suatu ketrampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut.

Berpikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau

pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-

kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.

27

Salah satu kontributor terkenal bagi perkembangan tradisi berpikir kritis

adalah Robert Ennis, definisinya, yang sudah beredar luas dalam bidang

berpikir kritis, adalah berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan

reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau

dilakukan. Sedangkan Richard Paul memberikan definisi berpikir kritis adalah

mode berpikir-mengenai hal, substansi atau masalah apa saja dimana si

pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara

terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan

standar-standar intelektual padanya (Fisher, 2008: 3-4).

Definisi berpikir kritis menurut Michael Scriven ialah kompetensi

akademis yang mirip dengan membaca dan menulis dan hampir sama

pentingnya. Berpikir kritis menurut beliau adalah interpretasi dan evaluasi

yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan

argumentasi. Ia mendefinisikan berpikir kritis sebagai aktivitas „yang terampil‟

untuk alasan-alasan yang mirip dengan alasan-alasan yang telah disebutkan di

atas. Dia menandaskan berpikir tidak semata-mata dianggap kritis hanya

karena dimaksudkan demikian, seperti berpikir tidak semata-mata dianggap

ilmiah hanya karena dimaksudkan demikian. Agar kritis, berpikir harus

memenuhi standar-standar tertentu mengenai kejelasan, relevansi, masuk akal,

dan lain-lain dan seseorang bisa lebih atau kurang terampil dalam hal ini. Ia

mendefinisikan berpikir kritis sebagai proses „aktif‟, sebagian karena ia

melibatkan tanya-jawab dan sebagian karena peran yang dimainkan oleh

metakognisi, berpikir tentang pemikiran sendiri (Fisher, 2008: 10).

28

Menurut Alec Fisher (2008: 13) berpikir kritis kadang-kadang dirujuk

sebagai berpikir „kritis-kreatif‟. Ada dua alasan berkaitan dengan hal ini.

Pertama, istilah berpikir kritis kadang-kadang dianggap agak bernada „negatif‟,

seolah-olah satu-satunya minat seseorang adalah mengkritik secara tajam

argumen dan gagasan orang lain. Ini adalah kesalahan serius karena (dan ini

adalah alasan yang kedua) supaya mahir dalam mengevaluasi argumen dan

gagasan kita acapkali harus imajinatif dan kreatif mengenai kemungkinan-

kemungkinan lain, pertimbangan-pertimbangan alternatif, berbagai pilihan, dan

sebagainya. Supaya bisa menilai setiap isu dengan baik, tidak cukup hanya

dengan melihat kesalahan-kesalahan pada apa yang orang lain katakan.

b. Ciri-ciri atau Karakter Berpikir Kritis

Salah satu unsur yang paling urgen dan keterukuran dalam belajar

adalah penyusunan indikator sasaran (outcome) dan pemetaan materi (unit

sederhana sampai kompleks) diperlukan suatu taksonomi. Sejak 1962,

pemikiran Ennis, mengenai taksonomi berpikir kritis, disposisi, dan kecakapan

khususnya yang digunakan pada pelatihan terus berkembang. Definisi yang

diajukan cenderung tetap walaupun terus dikembangkan, yaitu: “Berpikir kritis

adalah berpikir yang wajar dan reflektif yang berfokus pada memutuskan apa

yang harus diyakini atau dilakukan.

Niatnya adalah untuk memberikan alasan bagi pengajaran berpikir kritis

dan taksonomi “tujuan untuk berpikir kritis” atau outline dari “konsepsi

berpikir kritis”. Ia mengklaim bahwa ciri-ciri utama yang signifikan dari

taksonomi ini adalah.

29

1) Berfokus pada keyakinan dan tindakan.

2) Berisi laporan dalam hal-hal yang benar-benar melakukan atau harus

dilakukan.

3) Mencakup kriteria untuk membantu mengevaluasi hasil.

4) Mencakup disposisi dan kemampuan.

5) Disusun sedemikian rupa sehingga dapat membentuk dasar pemikiran

dalam program kurikulum secara terpisah dan berlaku di perguruan tinggi.

Ennis mengusulkan enam kriteria untuk menilai satu himpunan disposisi

berpikir kritis, yaitu simplicity (penyederhanaan); comprehensiveness

(kelengkapan); value (nilai); comprehensibility (dipahami); conformity of its

language to our everyday meanings (kesesuaian bahasanya untuk makna

sehari-hari); dan fitting of subordinates (if any) under subordinates

(pemasangan pemikiran bawahan di bawah atasan jika dimungkinkan). Dia

menyatakan bahwa untuk menjamin kategori taksonomi berpikir kritis tidak

tumpang tindih, taksonomi perlu didefinisikan berdasarkan kata-kata dengan

presisi yang tinggi.

Disposisi Berpikir Kritis

1) Peduli dan yakin bahwa keputusan itu benar serta dibenarkan. Selain itu,

pemeliharaan untuk melakukan yang terbaik perlu dilakukan. Hal ini

termasuk disposisi terkait untuk melakukan hal-hal berikut.

a) Mencari suatu alternatif (penjelasan, rencana, hipotesis, kesimpulan)

secara terbuka.

b) Mendukung posisi informasi tersedia sepanjang dibenarkan;

c) Menetapkan informasi yang serius dan tepat.

30

d) Mempertimbangkan sudut pandang orang lain, tidak terbatas pada diri

sendiri.

2) Merupakan posisi jujur dan jelas, termasuk disposisi untuk melakukan hal

sebagai berikut.

a) Jelas tentang makna yang dimaksudkan dari apa yang dikatakan, ditulis,

atau dikomunikasikan dengan cara lain, mencari ketepatan sebagai

situasi yang dibutuhkan.

b) Menentukan dan mempertahankan fokus pada pertanyaan dan

kesimpulan.

c) Mencari dan menawarkan alasan.

d) Jadilah reflektif secara sadar sebagai dasar kepercayaan.

e) Peduli terhadap harga diri dan martabat setiap orang, termasuk ke

disposisi.

f) Temukan dan dengarkan pandangan orang lain dengan alasan.

g) Perhatikan perasaan orang lain dan pahami kalimat baru jangan

menghina atau mengintimidasi atau membingungkan orang lain dengan

berpikir kritis dan kecakapan.

h) Perhatikan kesejahteraan orang lain.

Pemikir kritis ideal memiliki kemampuan untuk:

Menjelaskan

a. Mengidentifikasi fokus masalah, pertanyaan, dan kesimpulan.

b. Menganalisis argumen.

c. Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi atau tantangan.

d. Mendefinisikan istilah keputusan dan menangani sesuai alasan.

31

Menilai dasar keputusan

a. Menilai kredibilitas sumber.

b. Mengamati dan menilai laporan observasi.

Menduga

a. Mengidentifikasi asumsi tak tertulis.

b. Menyimpulkan dan menilai keputusan.

c. Menilai induksi dan generalisasi (generalisasi dan kejelasan kesimpulan).

d. Membuat dan menilai pertimbangan nilai.

Membuat pengandaian dan mengintegrasikan kemampuan

a. Mempertimbangkan alasan tanpa membiarkan ketidaksepakatan atau keraguan

yang mengganggu pemikiran (berpikir yang disangka benar).

b. Mengintegrasikan kemampuan lain dan disposisi dalam membuat dan

mempertahankan keputusan;

Menggunakan kemampuan berpikir kritis

a. Dilakukan secara tertib sesuai situasi, seperti:

i. tindak lanjut langkah-langkah pemecahan masalah.

ii. memantau pemikiran.

iii. menandai pemikiran kritis yang rasional.

b. Peka terhadap perasaan, tingkat pengetahuan, dan derajat kehebatan orang lain.

c. Menerapkan strategi retorika yang tepat dalam diskusi dan presentasi.

Dalam pemikiran Matthew Lipman (2004) ia menggambarkan berpikir

tingkat tinggi melibatkan berpikir kritis dan kreatif yang dipandu oleh ide-ide

kebenaran yang masing-masing mempunyai makna. Berpikir kritis dan kreatif

32

saling ketergantungan, seperti kriteria dan nilai-nilai, nalar, dan emosi

(Kuswana, 2014: 196-198).

Tabel 2.1

Skema Kriteria Model Berpikir

(Sumber: David Moseley, et al, 2005: 159)

Berpikir kritis merupakan partisipasi dalam arti siswa memungkinkan

menyebarkan artikulasi ke dalam himpunan sumber daya intelektualnya

melalui proses diskusi. Inisiasi dalam praktik budaya kritis seyogyanya

diterapkan sejak dini.

Implikasi untuk pembelajaran adalah apa yang penting untuk

membangun kebiasaan berpikir dan penggunaan sumber-sumber daya

intelektual yang dapat dicontoh siswa dan dipandu berpikir kritis dalam

konteks yang tepat. Terdapat tiga komponen dalam pembelajaran yang harus

menjadi perhatian:

a. Keterlibatan siswa dalam tugas yang berurusan dengan alasan pengambilan

keputusan dan penilaian;

b. Membantu siswa mengembangkan sumber daya intelektual untuk

menghadapi beban tugas;

Berpikir kritis

Kepekaan terhadap lingkungan

Kepercayaan pada ukuran

Koreksi diri

33

c. Menyediakan lingkungan berpikir kritis yang dinilai dan mendorong siswa

untuk terlibat dalam diskusi kritis (Kuswana, 2014: 216).

Ciri-ciri Intelektual

Paulus (1998) memberikan model yang berfokus pada apa yang

menjadi ciri-ciri berpikir kritis. Dia telah mengidentifikasi sejumlah ciri-ciri

afektif bahwa yang penting untuk berpikir kritis adanya „rasa yang kuat‟,

dengan ciri-ciri:

a. Kerendahan hati intelektual;

b. Keberanian intelektual;

c. Empati intelektual;

d. Integritas intelektual;

e. Ketekunan intelektual;

f. Alasan iman;

g. Ingat keadilan.

Hal tersebut merupakan disposisi mendasar, ciri-ciri dari pikiran yang

disiplin merupakan afektif moral dari berpikir kritis.

c. Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis

Guru memiliki kecenderungan dalam penulisan butir soal yang hanya

menuntut aspek ingatan (recall). Materi yang hendak ditanyakan mudah

diperoleh dari buku teks. Pada umumnya, kesulitan yang dihadapi dalam

penulisan butir soal adalah dalam hal kreativitas dan mewujudkan butir soal,

khususnya pertanyaan yang menuntut penalaran yang lebih tinggi (higher

order thinking). Apabila siswa hanya diuji dengan pertanyaan yang hanya

34

menguji ingatan maka sulit rasanya untuk membiasakan pola berpikir yang

lebih tinggi.

Penyusunan soal berdasarkan penalaran tinggi, ada beberapa cara yang

dapat dijadikan pedoman bagi guru. Pertama, materi yang akan ditanyakan

melibatkan berbagai aspek: pemahaman, penerapan, sintesis, analisis, atau

evaluasi, dan bukan hanya ingatan. Meskipun aspek ingatan juga diperlukan,

kedudukannya hanyalah sebagai langkah awal sebelum siswa dapat memahami,

menerapkan, menyintesiskan, menganalisis, dan mengevaluasi materi yang

diperoleh dari guru. Kedua, setiap butir soal atau pernyataan perlu diberikan

dasar pertanyaan atau stimulus. Ketiga, pertanyaan yang diberikan harus

mampu mengukur kemampuan berpikir kritis. Keempat, pertanyaan yang

diberikan harus mampu mengukur ketrampilan pemecahan masalah.

a) Dasar Pertanyaan (Stimulus)

Agar butir soal yang ditulis dapat menuntut penalaran tinggi maka setiap

butir soal selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus) yang berbentuk

sumber/bahan bacaan seperti: teks bacaan, paragraf, teks drama, penggalan

novel, cerita, dongeng, puisi, kasus, gambar, grafik, foto, rumus, tabel,

daftar kata, simbol, contoh, peta, film atau suara yang direkam.

35

b) Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis

Ada 11 kemampuan berpikir kritis yang dapat dijadikan dasar dalam

menulis butir soal yang menuntut penalaran tinggi.

1) Memfokuskan pada pertanyaan

Contoh indikator:

Disajikan sebuah masalah atau problem, aturan, eksperimen dan

hasilnya, siswa dapat menentukan masalah utama, kriteria yang

digunakan untuk mengevaluasi kualitas, kebenaran argumen atau

kesimpulan.

2) Menganalisis argumen

Contoh indikator:

Disajikan deskripsi sebuah situasi atau sebuah argumentasi,

siswa dapat: (1) menyimpulkan argumentasi secara tepat, (2)

memberikan alasan yang mendukung argumen yang disajikan, dan (3)

memberikan alasan tidak mendukung argumen yang disajikan.

3) Mempertimbangkan hal yang dapat dipercaya

Contoh indikator:

Disajikan sebuah teks argumentasi, iklan atau ekperimen dan

interpretasinya, siswa dapat menentukan bagian yang dapat

dipertimbangkan untuk dapat dipercaya (atau tidak dapat dipercaya),

serta memberikan alasannya.

4) Mempertimbangkan laporan observasi

36

Contoh indikator:

Disajikan sebuah konteks, laporan observasi, atau laporan

observer/reporter, siswa dapat mempercayai atau tidak mempercayai

laporan itu dan memberikan alasannya.

5) Membandingkan kesimpulan

Contoh indikator:

Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada siswa

adalah benar dan pilihannya terdiri dari: (1) satu kesimpulan yang

benar dan logis, (2) dua atau lebih kesimpulan yang benar dan logis,

siswa dapat membandingkan kesimpulan yang sesuai dengan

pernyataan yang disajikan atau kesimpulan yang harus diikuti.

6) Menentukan kesimpulan

Contoh indikator:

Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada siswa

adalah benar dan satu kemungkinan kesimpulan, siswa dapat

menentukan kesimpulan yang ada itu benar atau tidak dan memberikan

alasannya.

7) Mempertimbangkan kemampuan induksi

Contoh indikator:

Disajikan sebuah pernyataan, informasi/data, dan beberapa

kemungkinan kesimpulan, siswa dapat menentukan sebuah kesimpulan

yang tepat dan memberikan alasannya.

37

8) Menilai

Contoh indikator:

Disajikan deskripsi sebuah situasi, pernyatan masalah, dan

kemungkinan penyelesaian masalahnya, siswa dapat menentukan: (1)

solusi yang positif dan negatif, (2) solusi mana yang paling tepat untuk

memecahkan masalah yang disajikan dan dapat memberikan alasannya.

9) Mendefinisikan konsep

Contoh indikator:

Disajikan pernyataan situasi dan argumentasi atau naskah, siswa

dapat mendefinisikan konsep yang dinyatakan.

10) Mendefinisikan asumsi

Contoh indikator:

Disajikan sebuah argumentasi, beberapa pilihan yang implisit di

dalam asumsi, siswa dapat menentukan sebuah pilihan yang tepat

sesuai dengan asumsi.

11) Mendeskripsikan

Contoh indikator:

Disajikan sebuah teks persuasif, percakapan, iklan, segmen dari

video klip, siswa dapat mendeskripsikan pernyataan yang dihilangkan

(Kusaeri dan Suprananto, 2012: 151-154).

d. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Allen indikator kemampuan berpikir kritis didefinisikan sebagai

penerapan prinsip-prinsip dan standar baru dalam segala situasi. Terdapat 12

kemampuan berpikir kritis, dengan perincian dari konsep-konsep yang terlibat

38

termasuk tambahan. Hal ini dapat dilihat, ada yang sampai tiga tingkat perincian

dalam setiap item yang menggambarkan kemampuan berbeda secara substansial.

1. Membedakan antara kalimat yang berfungsi sebagai laporan dan bantahan

(tidak menyerukan atau menegaskan atas penolakan).

2. Membedakan argumen (termasuk klaim dan justifikasi), dari bentuk-bentuk

lain dalam wacana verbal (narasi dan eksposisi).

3. Mengenali komponen dalam laporan (atribut kelas, individu).

4. Mengakui jenis klaim dalam argumen (atribut, keanggotaan, indikatif,

tanggung jawab, dan komparatif).

5. Mengakui kesaksian (pernyataan sumber), yang ditawarkan dalam

pembenaran.

6. Menilai kesaksian dalam kriteria internal dan eksternal.

7. Mengakui yang ditawarkan sebagai alasan pembenaran; mengklasifikasikan

alasan berdasarkan argumen (data atau surat perintah); mendeteksi argumen

laporan.

Selain dalam bentuk tulisan, juga dalam bentuk bagian untuk

menunjukkan bahwa terlepas dari proses sekuensial dari argumen, analisis dan

evaluasi, beberapa proses berpikir kritis dapat terjadi paralel atau tidak sama

sekali, bergantung pada sifat dari argumen serta sebagai kepentingan pribadi atau

preferensi (misalnya pola mengidentifikasi penalaran dan mengevaluasi otoritas

dari sumber eksternal) (Kuswana, 2014: 178-179).

39

Tabel 2.2

Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

No. Indikator Keterangan Indikator

1. Interpretasi Memahami masalah yang ditunjukkan dengan menulis

yang diketahui maupun yang ditanyakan soal dengan

tepat.

2. Analisis Mengidentifikasi hubungan-hubungan antara pernyataan-

pernyataan, pertanyaan-pertanyaan, konsep-konsep yang

diberikan dalam soal yang ditunjukkan dengan membuat

model dengan tepat dan memberi penjelasan yang tepat.

3. Evaluasi Menggunakan strategi yang tepat dalam menyelesaikan

soal, lengkap, dan benar dalam menjawab pertanyaan.

4. Inferensi Dapat menarik kesimpulan dari apa yang ditanyakan

dengan tepat.

Sumber : Purwati, dkk @Kadikma. Vol. 7, No. 1, hal 84-93, April 2016.

Menurut Paul (1993) standar berpikir kritis bagi pendidikan dasar adalah

upaya untuk menidentifikasi komponen kualitas berpikir kritis. Berbeda dengan

unsur-unsur penalaran yang diklaim universial, berikut adalah daftar standar

mencakup usaha yang paling fundamental.

Tabel 2.3

Standar berpikir kritis

Clarity (Kejelasan) Logic (Logis)

Precision (Presisi) Dept (Mendalam)

Specificity (Spesial) Completeness (Kelengkapan)

Accuracy (Akurasi) Significance (Signifikan)

Relevance (Relevan) Adequacy (Kecukupan)

Consistency (Konsisten) Fairness (Keadilan)

Mengikuti rangka pembelajaran maka alasan yang paling kuat perlu

mendapat penguasaan unsur-unsur berdasarkan standar berpikir kritis. Menurut

Paul, kemampuan intelektual terdiri dari proses, ditambah objek, ditambah standar

40

(KI = P + O + Std). Seseorang dapat memiliki kemampuan untuk mengarahkan

(proses dan objek) secara akurat (standar).

Menurut Tukan dalam Sari dkk (2015) pengembangan kemampuan

berpikir kritis akan meningkatkan siswa untuk mampu mengakses informasi dan

definisi masalah berdasarkan fakta dan data akurat. Selain itu, siswa juga akan

mampu menyusun dan merumuskan pertanyaan secara tepat, berani

mengungkapkan ide, gagasan serta menghargai perbedaan pendapat. Melalui

berpikir kritis siswa akan memiliki kesadaran kognitif sosial dan berpartisipasi

aktif dalam bermasyarakat. Indikator kemampuan berpikir kritis terdapat tiga

aspek yang disajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 2.4

Tiga Aspek Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

No Indikator Sub Indikator

1 Definisi dan Klarifikasi

Masalah

a) Mengidentifikasi isu-isu sentral atau pokok-

pokok masalah

b) Membandingkan kesamaan dan perbedaan

c) Membuat dan merumuskan pertanyaan secara

tepat (critical question)

2 Menilai informasi yang

berhubungan dengan

masalah

a) Siswa menemukan sebab-sebab kejadian

permasalahan

b) Siswa mampu menilai dampak atau

konsekuensi

c) Siswa mampu memprediksi konsekuensi lanjut

dari dampak kejadian

3 Solusi masalah /

membuat

kesimpulan dan

memecahkan

a) Siswa mampu menjelaskan permasalahan dan

membuat kesimpulan sederhana

b) Siswa merancang sebuah solusi sederhana

c) Siswa mampu merefleksikan nilai atau sikap

dari peristiwa

Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti mengambil tiga aspek

kemampuan berpikir kritis untuk dijadikan sebagai acuan dalam penelitian. Aspek

definisi dan klarifikasi masalah, digunakan sub indikator (c) Membuat dan

41

merumuskan pertanyaan secara tepat (critical question). Aspek menilai informasi

yang berhubungan dengan masalah, digunakan indikator (a) Menemukan sebab-

sebab kejadian permasalahan, (b) Menilai dampak atau konsekuensi kejadian, dan

(c) Siswa mampu memprediksi konsekuensi lanjut dari dampak kejadian dengan

cara mengobservasi (melaksanakan diskusi) dan mempertimbangkan laporan

observasi (penskoran hasil diskusi). Kemudian aspek solusi masalah/membuat

kesimpulan, digunakan indikator (a) menjelaskan permasalahan dan membuat

kesimpulan sederhana. Indikator kemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam

penelitian ini tidak sama persis dengan teori yang dikemukakan oleh Tukan tersebut

karena disesuaikan dengan materi permasalahan yang dihadapi oleh siswa.

3. Pendekatan Konstruktivistik

a. Pengertian Konstruktivistik

Konstruktivistik merupakan salah satu aliran yang berasal dari teori belajar

kognitif. Tujuan penggunaan pendekatan konstruktivistik dalam pembelajaran

adalah untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap isu atau materi

pelajaran. Konstruktivistik memiliki keterkaitan yang erat dengan metode

pembelajaran aktif (active learning) dan konsep bermakna (meaningful learning).

Kedua metode pembelajaran ini berada dalam konteks teori belajar kognitif

(Benny, 2009: 137).

Proses belajar yang berlandaskan pada teori belajar konstruktivistik

dilakukan dengan memfasilitasi siswa agar memperoleh pengalaman belajar yang

dapat digunakan untuk membangun makna terhadap pengetahuan yang sedang

dipelajari. Seseorang belajar melalui pemberian makna terhadap pengalaman yang

dilaluinya. Di samping itu, instruktur yaitu guru, dapat mendorong siswa untuk

42

melakukan analisis, menafsirkan, dan memprediksi informasi. Agar proses

konstruksi pengetahuan dapat berlangsung efektif, maka guru perlu mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing proses berpikir siswa. Dengan kata

lain, guru juga perlu melakukan dialog yang intensif dengan siswa (Benny, 2009:

141).

Para ahli konstruktivistik mengemukakan bahwa belajar memerlukan

adanya rekonseptualisasi proses pembelajaran. Tabel berikut memperlihatkan

perbandingan antara praksis pembelajaran yang dilakukan saat ini dengan

pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivistik.

Tabel 2.5

Perbedaan praksis pendidikan saat ini dan pendekatan

konstruktivistik

No Praksis pembelajaran saat ini Praksis pembelajaran

konstruktivistik

1 Menghafal isi pelajaran Pemecahan masalah yang bersifat

baru

2 Mengisi kertas kerja/worksheet Mengintegrasikan ilmu

pengetahuan yang dipelajari

3 Memecahkan masalah-masalah

yang hampir sama

Menciptakan pengetahuan baru

untuk dirinya sendiri

(Sumber: Benny, 2009 hal. 142)

b. Tujuan Konstruktivistik

Tujuan pendekatan konstruktivistik dalam pembelajaran adalah agar siswa

memiliki kemampuan dalam menemukan, memahami, dan menggunakan

informasi atau pengetahuan yang dipelajari. Menurut Cruickshank, (2006)

implementasi pendekatan konstruktivistik dalam kegiatan pembelajaran memiliki

beberapa karakteristik penting yaitu:

43

1) belajar aktif (active learning)

2) siswa terlibat dalam aktivitas pembelajaran yang bersifat otentik dan

situasional

3) aktivitas belajar harus menarik dan menantang

4) siswa harus dapat mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah

dimiliki sebelumnya dalam sebuah proses yang disebut “bridging”

5) siswa harus mampu merefleksikan pengetahuan yang sedang dipelajari

6) guru harus lebih banyak berperan sebagai fasilitator yang dapat membantu

siswa dalam melakukan konstruksi pengetahuan, bukan sekedar berperan

sebagai penyaji informasi

7) guru harus dapat memberi bantuan berupa scafolding yang diperlukan oleh

siswa dalam menempuh proses belajar (Benny, 2009: 144).

c. Strategi Pembelajaran Konstruktivistik

Terdapat beberapa strategi pembelajaran konstruktivistik yaitu belajar

aktif, belajar mandiri, belajar kooperatif dan kolaboratif, generative learning, dan

model pembelajaran kognitif.

Belajar aktif merupakan suatu pendekatan dalam pengelolaan sistem

pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar mandiri. Guru

berperan untuk menyediakan sarana bagi siswa untuk dapat belajar. Guru sebagai

fasilitator yang membantu memudahkan siswa belajar sebagai narasumber yang

mampu mengundang pemikiran dan daya kreasi serta berpikir kritis sebagai

pengelola. Sehingga siswa mampu merancang dan melaksanakan kegiatan belajar

bermakna dan yang dapat mengelola sumber belajar yang diperlukan. Siswa juga

terlibat dalam proses belajar bersama guru, karena siswa dibimbing, diajar, dan

44

dilatih menjelajah, mencari, mempertanyakan sesuatu menyelidiki jawaban atas

suatu pertanyaan (Sumarsih, 2009: 59).

Teori generative learning berasumsi bahwa siswa bukan penerima

informasi yang pasif, melainkan siswa aktif berpartisipasi dalam proses belajar

dan dalam mengkontruksi makna dari informasi yang ada di sekitarnya. Guru

mengharapkan siswa menghasilkan sendiri makna dari informasi yang

diperolehnya (Sumarsih, 2009: 60).

d. Pengaruh Konstruktivistik terhadap Strategi Pembelajaran

Pembelajaran bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru

kepada siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas diperlukan kerjasama

antar siswa ketika melaksanakan pengamatan/penyelidikan. Langkah strategis

yang dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan pendekatan yang

berhasil guna dan berdaya guna tinggi. Dengan Student Active Learning atau

pendekatan cara belajar siswa aktif di dalam kegiatan pengelolaan pembelajaran

mengakui sentralisasi peranan siswa di dalam proses belajar dan tut wuri

handayani. Kajian teori belajar konstruktivistik dalam kegiatan belajar dan

pembelajaran memungkinkan menuju pada tujuan tersebut. Peran kunci guru

dalam interaksi pendidikan adalah pengendalian meliputi:

1) menumbuhkan kemandirian dengan menyediakan kesempatan untuk

mengambil keputusan dan bertindak,

2) menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan bertindak dengan

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa,

45

3) menyediakan sistem dukungan yang memberikan kemudahan belajar agar

mahasiswa mempunyai peluang optimal untuk berlatih

(Sumarsih, 2009: 60-61)

4. Materi Sistem Pernapasan Manusia

Kompetensi dasar yang dibahas pada materi ini adalah menganalisis sistem

pernapasan pada manusia dan memahami gangguan pada sistem pernapasan serta

upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan. Materi yang dibahas peneliti tentang

sistem pernapasan manusia yang diuraikan pada penjelasan dibawah ini:

Manusia memiliki organ pernapasan yang dilengkapi dengan berbagai

komponen yang dapat membantu manusia untuk dapat memasukkan udara yang bersih

dan suhu yang sesuai dengan keadaan di dalam paru-paru. Respirasi adalah proses

pertukaran gas yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Ada tiga proses dasar

dalam respirasi manusia. (1) Bernapas atau ventilasi paru-paru, merupakan proses

menghirup udara (inhalasi) dan mengembuskan udara (ekhalasi) yang melibatkan

pertukaran udara antara atmosfer dengan alveolus paru-paru. (2) Respirasi eksternal,

merupakan pertukaran gas-gas antara alveolus paru-paru dengan darah di dalam

pembuluh kapiler paru-paru. Pada proses tersebut darah dalam pembuluh kapiler

mengikat oksigen dari alveolus dan melepaskan karbondioksida menuju alveolus. (3)

Respirasi internal, merupakan pertukaran gas-gas antara darah di dalam pembuluh

kapiler jaringan tubuh dengan sel-sel atau jaringan tubuh. Pada proses tersebut darah

melepaskan oksigen dan mengikat karbondioksida. Di dalam sel tubuh,

oksigen digunakan untuk reaksi metabolisme tubuh, selama proses ini dihasilkan

energi berupa ATP dan sisa metabolisme berupa karbondioksida. Proses yang terjadi

di dalam sel tersebut disebut dengan respirasi seluler.

46

a. Organ Pernapasan Manusia

Sistem pernapasan manusia tersusun atas hidung, faring (tekak), laring

(ruang suara), trakea (tenggorokan), bronkus, dan paru-paru. Organ penyusun

sistem pernapasan tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan struktur maupun

fungsinya. Secara struktural, sistem pernapasan tersusun atas dua bagian utama.

(1) Sistem pernapasan bagian atas, meliputi hidung dan faring. (2) Sistem

pernapasan bagian bawah, meliputi laring, trakea, bronkus, dan paru-paru. Secara

fungsional, sistem pernapasan tersusun atas dua bagian utama. (1) Zona

penghubung, tersusun atas serangkaian rongga dan saluran yang saling terhubung

baik di luar maupun di dalam paru-paru. Bagian penghubung, meliputi hidung,

faring, laring, trakea, bronkus, dan bronkiolus. Fungsi dari bagian penghubung

yaitu menyaring, menghangatkan, dan melembapkan udara serta menyalurkan

udara menuju paru-paru. (2) Zona respirasi, tersusun atas jaringan dalam paru-

paru yang berperan dalam pertukaran gas yaitu alveolus.

Gambar 2.2 Sistem Pernapasan pada Manusia

Sumber: Kemendikbud (2017: 50)

47

1) Hidung

Hidung merupakan organ pernapasan yang langsung berhubungan

dengan udara luar. Hidung dilengkapi dengan rambut-rambut hidung, selaput

lendir, dan konka. Rambut-rambut hidung berfungsi untuk menyaring partikel

debu atau kotoran yang masuk bersama udara. Selaput lendir sebagai

perangkap benda asing yang masuk terhirup saat bernapas, misalnya debu,

virus, dan bakteri. Konka mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi

menyamakan suhu udara yang terhirup dari luar dengan suhu tubuh atau

menghangatkan udara yang masuk ke paru-paru.

2) Faring

Faring merupakan organ pernapasan yang terletak di belakang

(posterior) rongga hidung hingga rongga mulut dan di atas laring (superior).

Dinding faring, tersusun atas otot rangka yang dilapisi oleh membran

mukosa. Kontraksi dari otot rangka tersebut membantu dalam proses menelan

makanan. Faring berfungsi sebagai jalur masuk udara dan makanan, ruang

resonansi suara, serta tempat tonsil yang berpartisipasi pada reaksi kekebalan

tubuh dalam melawan benda asing.

3) Laring

Laring atau ruang suara merupakan organ pernapasan yang

menghubungkan faring dengan trakea. Di dalam laring terdapat epiglotis dan

pita suara. Epiglotis berupa katup tulang rawan yang berbentuk seperti daun

dilapisi oleh sel-sel epitel, berfungsi untuk menutup laring sewaktu menelan

makanan atau minuman. Apabila ada partikel kecil seperti debu, asap,

48

makanan, atau minuman an mauk ke dalam larin akan terjadi refleks batuk

untuk mengeluarkan partikel tersebut dari laring.

4) Trakea

Udara yang telah masuk ke laring selanjutnya masuk ke trakea (batang

tenggorokan). Trakea adalah saluran yang menghubungkan laring dengan

bronkus. Trakea memiliki panjang sekitar 10-12 cm dengan lebar 2 cm.

Dindingnya tersusun dari cincin-cincin tulang rawan dan selaput lendir yang

terdiri atas jaringan epitelium bersilia. Fungsi silia pada dinding trakea untuk

menyaring benda-benda asing yang masuk ke dalam saluran pernapasan.

5) Bronkus

Pada bagian paling dasar dari trakea, trakea bercabang menjadi dua.

Percabangan trakea tersebut disebut dengan bronkus, masing-masing bronkus

memasuki paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Struktur bronkus hampir sama

dengan trakea, tetapi lebih sempit. Bentuk tulang rawan bronkus tidak

teratur, tetapi berselang-seling dengan otot polos.

6) Bronkiolus

Di dalam paru-paru bronkus bercabang-cabang lagi. Bronkiolus

merupakan cabang-cabang kecil dari bronkus. Pada ujung-ujung bronkiolus

terdapat gelembung-gelembung yang sangat kecil dan berdinding tipis yang

disebut alveolus (jamak = alveoli).

7) Paru-paru

Paru-paru merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru terbagi menjadi

dua bagian, yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus

dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru

49

dibungkus oleh selaput rangkap dua yang disebut pleura. Pleura berupa

kantung tertutup yang berisi cairan limfa. Pleura berfungsi melindungi paru-

paru dari gesekan saat mengembang dan mengempis. Di dalam paru-paru

terdapat bagian yang berperan dalam pertukaran gas oksigen dan gas karbon

dioksida yaitu alveolus.

8) Alveolus

Dinding alveolus tersusun atas satu lapis jaringan epitel pipih. Struktur

yang demikian memudahkan molekulmolekul gas melaluinya. Dinding

alveolus berbatasan dengan pembuluh kapiler darah, sehingga gas-gas dalam

alveolus dapat dengan mudah mengalami pertukaran dengan gas-gas yang ada

di dalam darah. Adanya gelembung-gelembung alveolus memungkinkan

pertambahan luas permukaan untuk proses pertukaran gas. Luas permukaan

alveolus 100 kali luas permukaan tubuh manusia. Besarnya luas permukaan

seluruh alveolus dalam paru-paru menyebabkan penyerapan oksigen leih

efiien.

b. Mekanisme Pernapasan Manusia

Pada saat manusia bernapas berlangsung dua mekanisme, yaitu menghirup

udara (inhalasi/inspirasi) dan mengembuskan udara (ekshalasi/ekspirasi) yang

melibatkan pertukaran udara antara atmosfer dengan alveolus paru-paru. Pada saat

melakukan mekanisme pernapasan terjadi kerja sama antara otot dada, tulang

rusuk, otot perut, dan diafragma. Diafragma adalah otot yang terdapat di antara

rongga dada dan rongga perut.

50

Gambar 2.3 Mekanisme Pernapasan Dada dan Perut saat Inspirasi dan Ekspirasi

Sumber: Kemendikbud (2017: 54)

Pada saat inspirasi, diafragma dan otot dada berkontraksi, volume rongga

dada membesar, paru-paru mengembang, dan udara masuk ke paru-paru. Pada

saat ekspirasi, diafragma dan otot dada berelaksasi, volume rongga dada kembali

normal, paru-paru kembali normal, dan udara keluar dari paru-paru. Satu kali

pernapasan terdiri atas satu kali inspirasi dan satu kali ekspirasi. Berdasarkan

aktivitas otot-otot pernapasan, bernapas dengan membesarkan dan mengecilkan

volume rongga dada disebut pernapasan dada. Begitu juga jika kita membesarkan

dan mengecilkan volume rongga perut, disebut pernapasan perut.

c. Frekuensi Pernapasan

Faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan di antaranya adalah jenis

kelamin, posisi tubuh, dan kegiatan tubuh. Selain itu ada beberapa faktor lainnya

seperti umur dan suhu tubuh.

1) Umur, pada umumnya semakin bertambah umur seseorang maka semakin

rendah frekuensi pernapasannya. Hal ini berhubungan erat dengan makin

berkurangnya proporsi kebutuhan energinya.

51

2) Jenis kelamin, pada umumnya laki-laki lebih banyak bergerak lebih

sehingga lebih banyak memerlukan energi. Kebutuhan oksigen dan

produksi karbondioksida pada laki-laki juga lebih tinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa proses metabolisme pada laki-laki jauh lebih tinggi

daripada perempuan.

3) Suhu tubuh, semakin tinggi suhu tubuh maka semakin cepat frekuensi

pernapasannya. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan proses

metabolisme di dalam tubuh, sehingga diperlukan peningkatan pemasukan

oksigen dan pengeluaran karbondioksida.

4) Posisi tubuh, posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap frekuensi

pernapasan. Hal ini berkaitan dengan beban yang harus ditanggung oleh

organ tubuh. Pada saat posisi tubuh berdiri, otot-otot kaki akan berkontraksi

untuk menghasilkan tenaga yang dibutuhkan tubuh untuk tetap tegak

berdiri. Sedangkan pada saat posisi tubuh duduk atau berbaring, beban berat

tubuh disangga oleh sebagian besar tubuh sehingga tubuh tidak

membutuhkan banyak energi, dengan demikian frekuensi pernapasannya

rendah.

5) Kegiatan atau aktivitas tubuh, orang yang melakukan aktivitas memerlukan

lebih banyak energi dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan

aktivitas seperti duduk santai atau tiduran. Ketika tubuh memerlukan

banyak energi maka tubuh perlu lebih banyak oksigen sehingga frekuensi

pernapasan meningkat.

52

d. Volume Pernapasan

Volume udara yang digunakan dalam proses pernapasan ada beberapa

macam sebagai berikut.

1) Volume tidal, yaitu volume udara yang keluar masuk paru-paru saat tubuh

melakukan inspirasi atau ekspirasi biasa (normal), volumenya sekitar 500

mL.

2) Volume cadangan ekspirasi, merupakan volume udara yang masih dapat

dikeluarkan secara maksimal dari paru-paru setelah melakukan ekspirasi

biasa. Volume cadangan ekspirasi sekitar 1.500 mL.

3) Volume cadangan inspirasi, yaitu volume udara yang masih dapat

dimasukkan ke dalam paru-paru setelah melakukan inspirasi secara biasa.

Volume cadangan inspirasi sekitar 1.500 mL.

4) Volume residu, yaitu volume udara yang masih tersisa di dalam paru-paru

meskipun telah melakukan ekspirasi secara maksimal, volumenya sekitar

1.000 mL.

5) Kapasitas vital paru-paru, yaitu total dari volume tidal + volume cadangan

ekspirasi + volume cadangan inspirasi. Kapasitas vital paru-paru sekitar

3.500 mL.

6) Kapasitas total paru-paru, yaitu volume udara yang dapat ditampung secara

maksimal dalam paru-paru. Volume kapasitas total paru-paru yaitu volume

kapasitas vital paru-paru + volume residu, volumenya sekitar 4.500 mL.

53

e. Gangguan pada Sistem Pernapasan Manusia dan Upaya Pencegahan

1) Influenza

Influenza merupakan penakit disebabkan oleh infeksi Influenza virus.

Gejala umum influenza yaitu, demam dengan suhu lebih dari C, pilek,

bersin-bersin, batuk, sakit kepala, sakit otot, dan rongga hidung terasa gatal.

2) Tonsilitas

Secara normal, tonsil (amandel) akan menyaring virus dan bakteri yang

akan masuk ke dalam tubuh bersamaan dengan makanan atau udara. Apabila

daya tahan tubuh dalam kondisi lemah, virus dan bakteri akan menginfeksi

tonsil sehingga dapat menyebabkan penyakit tonsilitis. Gejala tonsilitis yaitu

sakit tenggorokan, tonsil mengalami peradangan, batuk, sakit kepala, sakit

pada bagian leher atau telinga, dan demam.

3) Faringitis

Faringitis adalah infeksi pada faring oleh kuman penyakit, seperti virus,

bakteri, maupun jamur. Virus yang dapat menyebabkan faringitis misalnya,

Adenovirus, Coronaviris, Rhinovirus. Selain disebabkan oleh infeksi virus,

bakteri, dan jamur, faringitis juga dapat disebabkan oleh zat kimia yang dapat

mengiritasi jaringan pada faring. Faringitis merupakan penyebab umum sakit

tenggorokan. Orang yang menderita faringitis biasanya disertai dengan

radang tonsil (amandel), yang menyebabkan rasa nyeri saat menelan

makanan. Penanganan faringitis yaitu dengan memberi antibiotik dan anti-

fungi untuk membunuh bakteri serta jamur yang menginfeksi faring. Selain

54

itu, tentu harus ditambah dengan mengonsumsi makanan yang bergizi, agar

sistem pertahanan tubuh menjadi lebih kuat.

4) Pneumonia

Pneumonia merupakan infeksi pada bronkiolus dan alveolus. Penyebab

terjadinya pneumonia, antara lain karena infeksi dari virus, bakteri, jamur,

dan parasit lainnya. Namun, umumnya disebabkan oleh bakteri Streptococcus

pneumoniae. Pada paru-paru penderita pneumonia terdapat cairan yang

kental. Cairan tersebut dapat mengganggu pertukaran gas pada paru-paru. Hal

ini menyebabkan oksigen yang diserap oleh darah menjadi kurang.

Gejala dari penyakit pneumonia yaitu demam, batuk berdahak, tidak

enak badan, sakit pada bagian dada, dan terkadang mengalami kesulitan

bernapas. Penyakit pneumonia dapat ditularkan melalui udara ketika

penderita pneumonia batuk maupun bersin. Oleh karena itu, ketika kamu

pergi ke rumah sakit untuk menjenguk teman atau saudara yang dirawat di

rumah sakit, sebaiknya kamu menggunakan masker. Penanganan pneumonia

dapat dilakukan dengan memberikan antibiotik, obat pembuat saluran napas

menjadi lebar (bronkodilator), terapi oksigen, dan penyedotan cairan dalam

paru-paru (Kemendikbud, 2017: 48-66).

55

B. Kajian Pustaka

Setelah peneliti melakukan telaah terhadap beberapa penelitian, ada beberapa

yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan.

Penelitian pertama yang berhasil peneliti temukan adalah penelitian yang

dilakukan oleh ST. Mirnawati Basir (2016) yang berjudul “Pengaruh Metode Card Sort

Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Al-Qur‟an di

MTs Muhammadiyah Mandalle Kabupaten Gowa”. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Al-Qur‟an,

mengetahui penerapan metode card sort pada mata pelajaran Al-Qur‟an, mengetahui

adakah pengaruh penerapan metode card sort terhadap peningkatan hasil belajar peserta

didik pada mata pelajaran Al-Qur‟an. Sampel diambil dari satu kelas saja yaitu kelas

VIII A. Pengambilan data dilakukan dengan riset lapangan yang terdiri dari

dokumentasi, observasi, wawancara, dan angket.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik pada mata

pelajaran Al-Qur‟an di MTs Muhammadiyah Mandalle Kabupaten Gowa menunjukkan

bahwa penerapan yang ditinjau dari hasil belajar peserta didik ini tergolong dalam

kategori tinggi karena dimana sebanyak 18 orang atau 46,15 % itu mendapatkan nilai

pada interval > 80. Penerapan metode card sort selama empat kali pertemuan

dinyatakan bahwa pertemuan pertama skor yang diperoleh adalah 11 atau 55 %,

selanjutnya pada pertemuan kedua skor yang diperoleh adalah 13 atau 65 %, dan pada

pertemuan ketiga skor yang diperoleh adalah 15 atau 75 %, dan pada pertemuan terakhir

atau pertemuan keempat mencapai skor 19 atau 95 %. Sehingga dikatakan bahwa

penerapan metode ini cukup sesuai dengan langkah-langkahnya.

56

Penelitian yang kedua yang berhasil peneliti temukan adalah penelitian dari Iis

Amelia (2013) yang berjudul “Pengaruh Metode Card Sort Terhadap Motivasi Belajar

Siswa (Pembelajaran Fiqih Kelas 1 MTs Al-Bahri Jatinegara Jakarta Timur)”.

Pengumpulan data menggunakan dokumentasi, wawancara, observasi, dan kuesioner.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

metode card sort terhadap motivasi belajar siswa, hal ini dapat dibuktikan dengan angka

hasil produk moment. Penerapan metode card sort dalam pembelajaran fikih di MTs

Al-Bahri dapat dikatakan berhasil, hal ini dapat dilihat dan diamati dari kondisi belajar,

dan hasil perhitungan angket. Motivasi belajar siswa kelas 1 A dan 1 B MTs Al-Bahri

dalam pembelajaran fikih setelah diterapkannya metode card sort dapat dikatakan

sangat baik.

Beberapa penelitian di atas memiliki persamaan dengan penelitian yang peneliti

lakukan yaitu mengenai tema yang diteliti, sama-sama meneliti tentang pengaruh dari

penggunaan metode card sort dalam proses pembelajaran siswa. Sedangkan

perbedaannya yaitu mengenai objek dan tempat yang diteliti. Penelitian yang akan

peneliti lakukan menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan memakai kelas

kontrol bukan hanya kelas eksperimen saja. Dan perbedaan selanjutnya adalah variabel

terikat yang peneliti gunakan adalah kemampuan berpikir kritis melalui pendekatan

konstruktivistik, berbeda dengan penelitian di atas yang menggunakan variabel terikat

yaitu hasil belajar siswa atau motivasi belajar.

Meskipun di atas telah disebutkan adanya penelitian dengan tema yang serupa

dengan penelitian yang peneliti lakukan, akan tetapi mengingat subjek, objek dan

tempat penelitian yang berbeda serta variabel yang berbeda, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Metode Active Learning Tipe Card

57

Sort Dengan Pendekatan Konstruktivistik Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Materi

Sistem Pernapasan Manusia Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 38

Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka dikemukakan

hipotesis penelitian terhadap permasalahan yang diajukan ini adalah:

: Penggunaan Metode Active Learning Tipe Card Sort dengan Pendekatan

Konstruktivistik berpengaruh terhadap Kemampuan Berpikir Kritis materi Sistem

Pernapasan Manusia siswa kelas VIII SMP Negeri 38 Semarang Tahun Pelajaran

2018/2019.

: Penggunaan Metode Active Learning Tipe Card Sort dengan Pendekatan

Konstruktivistik tidak berpengaruh terhadap Kemampuan Berpikir Kritis materi Sistem

Pernapasan Manusia siswa kelas VIII SMP Negeri 38 Semarang Tahun Pelajaran

2018/2019.

58

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

adalah pendekatan penelitian yang diarahkan untuk pencapaian tujuan memperoleh

penjelasan yang luas, tentang fenomena yang ditetapkan sebagai objek penelitian

(Indrawan dan Yaniawati, 2016: 29). Melihat keterkaitan antarvariabel lebih

banyak menggunakan berpikir deduktif. Peneliti mengumpulkan data sebanyak-

banyaknya mengenai faktor-faktor pendukung antara variabel, kemudian dianalisis

untuk menanamkan peranan antar variabel penelitian. Rancangan penelitian ini

adalah korelasi. Peneliti hanya mencari pengaruh antara variabel , yaitu

penggunaan metode card sort dengan pendekatan yaitu pendekatan

konstruktivistik terhadap variabel Y, yaitu kemampuan berpikir kritis.

Proses pelaksanaan dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian

eksperimental. Penelitian eksperimental merupakan penelitian yang paling murni

kuantitatif. Karena semua prinsip dan kaidah-kaidah penelitian kuantitatif dapat

diterapkan pada metode ini. Sedangkan jenis penelitian eksperimental yang

digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian quasi eksperimental design.

Sugiyono (2007: 107) mengemukakan bahwa penelitian eksperimen ini untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendali. Sugiyono (2010: 75) menyatakan bahwa ciri utama dari quasi

eksperimental design adalah pengembangan dari true eksperimental design, yang

mempunyai kelompok kontrol namun tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

59

mengontrol variabel-variabel dari luar yang mempengaruhi pelaksanaan

eksperimen.

Peneliti bermaksud meneliti pengaruh antara penggunaan metode active

learning tipe card sort dengan pendekatan konstruktivistik terhadap kemampuan

berpikir kritis. Penelitian ini meliputi 3 variabel, yaitu penggunaan metode active

learning tipe card sort ( ), pendekatan konstruktivistik ( ), dan kemampuan

berpikir kritis (Y). Asumsi dasar dari penelitian ini adalah variabel yaitu

penggunaan metode active learning tipe card sort dengan pendekatan

konstruktivistik ( ) berpengaruh pada variabel Y yaitu kemampuan berpikir kritis.

Desain penelitian ini menggunakan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Kedua kelompok ini mendapat perlakuan pengajaran yang sama dari segi

tujuan dan isi materi pembelajaran. Perbedaan keduanya terletak pada metode yang

diterapkan. Kelas eksperimen dibelajarkan dengan metode pembelajaran active

learning tipe card sort, sedangkan untuk kelas kontrol sebagai kelas pembanding

proses pembelajarannya secara konvensional dimana proses pembelajaran diberikan

dengan metode yang biasa dilakukan oleh guru sekolah tersebut.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pre-Test Perlakuan Post-Test

Eksperimen X

Kontrol Y

Keterangan :

X : Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen menggunakan metode

pembelajaran active learning tipe card sort dengan pendekatan

konstruktivistik

Y : Perlakuan yang diberikan kepada kelas kontrol secara konvensional

60

: Tes awal yang sama pada kedua kelas

: Tes akhir yang sama pada kedua kelas (Sugiyono, 2012: 116).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 38 Bubakan Semarang

Tengah. Bahwa di SMP tersebut terdapat sesuatu yang menurut peneliti

menarik untuk diteliti yaitu Pengaruh Penggunaan Metode Active Learning

Tipe Card Sort dengan Pendekatan Konstruktivistik terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Materi Sistem Pernapasan Manusia Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 38 Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 28 Februari 2019 sampai

dengan tanggal 16 Maret 2019.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan elemen yang akan ditarik

kesimpulannya. Peneliti dapat saja melakukan sensus yang merupakan

kegiatan pengambilan data dengan mengambil langsung dari totalitas elemen

populasi (Indrawan dan Yaniawati, 2016: 93). Populasi dari penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 38 Semarang Tahun Pelajaran

2018/2019.

61

Jumlah keseluruhan siswa SMP Negeri 38 Semarang adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.2

Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 38 Semarang

No. Kelas Jumlah

1. VIII A 30

2. VIII B 31

3. VIII C 30

4. VIII D 31

5. VIII E 30

Jumlah 152

Tabel diatas merupakan total keseluruhan jumlah siswa di SMP Negeri

38 Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019 yakni 152 siswa.

2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan sebagai upaya peneliti untuk

menetapkan bagian dari populasi, dengan mempertimbangkan representasi dari

elemen populasi, untuk memperoleh data dan informasi penelitian (Indrawan

dan Yaniawati, 2016: 93). Teknik pengambilan sampel menggunakan metode

sampel bertujuan atau Purposive Sample, sampel bertujuan dilakukan dengan

cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi

didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena

beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana

sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh (Arikunto, 2014:

183).

Pengambilan sampel merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan

jenis sampel dan perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau

objek penelitian. Sampel yang secara nyata akan diteliti harus representatif

62

dalam arti mewakili populasi baik dalam karakteristik maupun jumlahnya

(Syaodih, 2016: 252).

Peneliti mengambil sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas

yaitu kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas

kontrol. Perlakuan eksperimen diberlakukan pada kelas VIII A dikarenakan

memiliki tingkat pemahaman belajar yang sedang. Berbeda dengan kelas VIII

C dengan tingkat pemahaman yang lebih baik ditinjau dari hasil belajar yang

signifikan. Kondisi penelitian yang ideal terjadi bila semua hasil pengamatan

pada variabel tak bebas disebabkan oleh variabel bebas. Dengan mengontrol

kondisi penelitian peneliti mengusahakan agar variasi skor pada variabel tak

bebas betul-betul akibat variabel bebas. Maka dari itu, peneliti cenderung

memilih kelas VIII C sebagai kelas kontrol dalam penelitian ini.

D. Variabel Penelitian

Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah “Metode

Active Learning Tipe Card Sort, Pendekatan Konstruktivistik dan Kemampuan

Berpikir Kritis”, dimana variabelnya dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Variabel bebas (Independent Variables) yaitu variabel prediktor, merupakan

variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel terikat dan

mempunyai hubungan yang positif dan negatif. Adapun variabel bebas dalam

penelitian ini adalah Metode Active Learning Tipe Card Sort dan Pendekatan

Konstruktivistik.

2. Variabel terikat (Dependent Variables) atau disebut variabel kriteria, menjadi

perhatian utama (sebagai faktor yang berlaku dalam pengamatan) dan

sekaligus menjadi sasaran dalam penelitian. Variabel terikat dalam penelitian

63

ini adalah Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 38

Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode.

Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam menyimpulkan data

penelitiannya. Jadi instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan

oleh peneliti dalam menyimpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah (Arikunto, 1997: 127).

Adapun kisi-kisi di dalam pembuatan instrumen pengumpulan data adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data

Variabel Penelitian Metode Instrumen

1. Penggunaan Metode

Active Learning Tipe

Card Sort dengan

Pendekatan

Konstruktivistik

- Observasi &

Wawancara

- Panduan Observasi &

Pedoman Wawancara

2. Kemampuan Berpikir

Kritis

- Test

(Pretest & Posttest),

Kuesioner

- Soal Essay, Angket

Respon Siswa

Untuk menentukan instrumen yang diperlukan peneliti dapat mencoba

berpikir dalam kerangka hubungan antara variabel, subjek penelitian dan sumber

data.

64

Tabel 3.4

Kerangka Hubungan Variabel, Subjek Penelitian dan Sumber Data

Variabel Penelitian Subjek Penelitian Sumber Data

1. Penggunaan Metode Active

Learning Tipe Card Sort

dengan Pendekatan

Konstruktivistik

- Guru IPA - Guru dan siswa

2. Kemampuan Berpikir Kritis - Siswa - Siswa

F. Uji Coba Instrumen Penelitian

Kelayakan instrumen penelitian dapat dilihat dari indikator hasil validitas

dan reliabilitas instrumen tersebut apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan

oleh peneliti sebagai alat pengukuran dari variabel yang diharapkan. Suatu alat

pengukur yang memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang baik, tentunya

diharapkan akan dapat menghasilkan data atau informasi yang baik pula (Asra,

dkk, 2014: 155).

Instrumen penelitian sebelum digunakan untuk mengumpulkan data

dilakukan uji coba terlebih dahulu di lapangan. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang nantinya akan digunakan

dalam penelitian. Uji coba instrumen ini bertujuan untuk mengetahui butir soal

yang valid dan butir soal yang gugur. Butir soal yang gugur tidak diikutsertakan

dalam penelitian yang sebenarnya.

1) Instrumen Tes

a. Uji Validitas (Validity) Instrumen Soal Essay

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen

yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya,

65

instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah

(Arikunto, 2006: 168).

Jenis validitas yang digunakan pada soal-soal post test

menggunakan validitas isi soal. Instrumen dianggap sudah valid

setidaknya apabila telah memenuhi validitas isi yang diperoleh melalui

konsultasi terlebih dahulu dengan judgement expert yaitu dosen

pembimbing dan guru pengampu.

b. Uji Reliabilitas Instrumen (Reliability)

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan

data yang sama. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa

sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas

merupakan syarat pengujian validitas instrumen, karena itu walaupun

instrumen yang valid umumnya pasti reliabel tetapi pengujian

reliabilitas instrumen perlu dilakukan (Arikunto, 2006: 178).

Uji reliabilitas tes berbentuk essay dalam penelitian ini

menggunakan rumus Alpha cronbach. Rumus Alpha ini untuk

instrumen yang skor butirnya bukan 1 dan 0 dalam mencari reliabilitas.

Maka peneliti menggunakan teknik “sekali tembak” yaitu diberikan

satu kali saja kemudian hasilnya dianalisis dengan rumus Alpha.

66

Rumus tersebut adalah sebagai berikut:

= [

] [

]

dengan keterangan:

= reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= jumlah varians butir

= varians total

Untuk memperoleh jumlah varians butir dilakukan terlebih

dahulu menghitung varians setiap butir (dengan rumus seperti yang

digunakan dalam menghitung varians total), baru kemudian

dijumlahkan (Arikunto, 2005: 180-181).

Untuk harga yang diperoleh dengan rumus Alpha ini,

peneliti tidak dapat menggunakan tabel r product-moment untuk

konsultasi. Cara mengkonsultasikan harga , peneliti kembali pada

cara tradisional yaitu mengartikan indeks korelasi dengan:

0,800 – 1.00 : sangat tinggi

0,600 – 0,799 : tinggi

0,400 – 0,599 : cukup

0,200 – 0,399 : rendah

< 0,200 : sangat rendah

Demikianlah cara diatas peneliti menguji reliabilitas instrumen

yang dilakukan dengan rumus-rumus statistik. Instumen yang

berbentuk tes kemampuan berpikir kritis yang di skor dengan 1 dan 0

67

yakni tes bentuk obyektif. Untuk tes kemampuan berpikir kritis yang

berbentuk essay diuji dengn rumus Alpha.

c. Taraf Kesukaran (Difficulty index)

Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam

menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan

dengan betul. Jika banyak subjek peserta tes yang dapat menjawab

dengan benar maka taraf kesukaran tes tersebut tinggi. Sebaliknya jika

hanya sedikit dari subjek yang dapat menjawab dengan benar maka

taraf kesukarannya rendah. Peneliti menggunakan Microsoft Excel

dalam menghitung tingkat kesukaran yang dapat menganalisis bentuk

soal uraian. Adapun rumus yang dipakai dalam perhitungan taraf

kesukaran soal adalah sebagai berikut.

Tingkat Kesukaran =

(Arikunto, 2015: 223)

Kriteria yang digunakan untuk interpretasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Tingkat Kesukaran

Indeks Kesukaran Interpretasi

IK = 0,00 Terlalu Sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang

0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah

IK = 1,00 Terlalu Mudah

Sumber : Arikunto (2015: 225)

68

d. Daya Pembeda (Discriminating power)

Daya pembeda tes adalah kemampuan tes tersebut dalam

memisahkan antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang

pandai. Oleh karena dasar pikiran dari daya pembeda adalah adanya

kelompok pandai dengan kelompok kurang pandai maka dalam

mencari daya beda subjek peserta tes dipisahkan menjadi dua sama

besar berdasarkan atas skor total yang mereka peroleh. Apabila

banyaknya subjek peserta tidak genap sehingga tidak dapat dibagi dua

sama banyak maka sebelum dibagi dua harus disisihkan salah seorang

(secara lotre), kemudian dibagi dua.

Cara menentukan daya pembeda adalah menentukan kelompok

bawah dan kelompok atas terlebih dahulu. Mengingat biaya dan waktu

menganalisis, maka untuk kelompok atas biasanya hanya diambil dua

kutub saja yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27%

skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB). Cara menentukan

kelompok atas dan kelompok bawah dengan rumus dibawah ini.

Daya Pembeda (D) = 0,27 x Jumlah responden

(Daryanto, 2005: 186)

69

Interpretasi untuk Indeks Daya Pembeda soal:

Tabel 3.6

Daya Pembeda

Daya Pembeda Interpretasi

DP ≤ 0,00 Sangat Jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik

Sumber : Arikunto, 2005: 218

2) Instrumen Non Tes

Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi, angket respon dan wawancara. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan validitas isi yang diperoleh melalui konsultasi terlebih dahulu

dengan judgement expert yaitu Anggun Zuhaida, M.Pd selaku dosen

pembimbing dan Ali Imron, S.Pd selaku guru pengampu.

G. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data. “Cara” menunjuk pada sesuatu yang abstrak,

tidak dapat diwujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi hanya dapat

dipertontonkan penggunaannya.

Terdaftar sebagai metode-metode penelitian adalah: angket (questionnaire),

wawancara atau interview, pengamatan (observation), ujian atau tes (test),

dokumentasi (documentation), dan lain sebagainya (Arikunto, 2005: 100-101).

70

Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.7

Metode Pengumpulan Data

No Jenis Data Metode Pengumpulan

Data Keterangan

1 Kemampuan berpikir

kritis

Pretest dan posttest

(tes essay)

Dilakukan di awal dan

akhir pembelajaran

2 Aktivitas siswa selama

kegiatan pembelajaran

Panduan observasi

kegiatan pembelajaran

Dilakukan saat

pembelajaran

3 Tanggapan terhadap

metode active learning

tipe card sort

Wawancara

(guru), angket respon

(siswa)

Dilakukan setelah

pembelajaran

Metode yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan/Observasi (observation)

Jenis instrumen pada metode observasi ini menggunakan panduan

observasi yang disajikan dalam bentuk tabel dan dapat dilihat pada lampiran.

Adapun indikator pada aspek-aspek yang diobservasi dalam

penggunaan metode active learning tipe card sort pada mata pelajaran IPA

materi Sistem Pencernaan Manusia sebagaimana yang telah disusun

sebelumnya, disajikan dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut.

71

Tabel 3.8

Panduan Observasi

No Indikator Deskripsi

1 Guru menginstruksikan

menyebutkan organ-organ

pada Sistem Pernapasan

Manusia

a. Siswa diarahkan untuk membacakan materi

yang akan diajarkan.

b. Siswa diinstruksikan membuka buku IPA

kelas VIII dan buku pegangan lainnya

sebagai acuan untuk lebih memahami apa

yang menjadi tujuan utama dalam

mempelajari bahan ajar tersebut yakni siswa

mampu menyebutkan organ-organ Sistem

Pernapasan Manusia

2 Guru mempersiapkan

potongan-potongan kartu

a. Guru mempersiapkan potongan-potongan

kartu yang disebut dengan kartu sortir.

b. Langkah yang dilakukan adalah setelah siswa

membacakan sebagian materi, selanjutnya

mempersiapkan potongan kartu yang akan

dibagikan kepada siswa saat proses belajar

dimulai.

c. Potongan kartu-kartu tersebut bertujuan untuk

melatih intelegensi dan daya ingat siswa

dalam memahami materi yang dijelaskan

melalui alat peraga dalam hal ini dengan

melalui metode active learning tipe card sort.

3 Guru menginstruksikan

kepada siswa maju ke

depan kelas untuk

mengambil kartu

a. Setelah potongan kartu telah disediakan oleh

guru, langkah selanjutnya yaitu siswa diberi

tugas untuk mengambil masing-masing kartu

tersebut yang disesuaikan dengan seberapa

banyak jumlah siswa dalam satu kelas.

b. Siswa aktif dalam penyelesaian pengambilan

kartu tersebut

4 Guru menginstruksikan

untuk mencari pasangan

dan menempelkan kartu di

papan tulis

a. Langkah selanjutnya yakni menempelkan

kartu setelah siswa memilih potongan kartu

yang diperintahkan oleh guru untuk

melengkapi potongan kategori yang menjadi

bahan ajar pada proses pembelajaran.

b. Siswa lebih mampu memahami serta

mengingat materi tersebut

5 Guru menginstruksikan

kepada siswa untuk

membacakan hasil

penemuan dari pasangan

masing-masing beserta isi

kandungannya

a. Langkah terakhir dari penggunaan metode

active learning tipe card sort ini yakni hasil

dari keseluruhan langkah yang telah

dilakukan.

b. Membacakan apa yang menjadi kesimpulan

dari materi sistem pernapasan manusia yang

telah disusun menjadi satu komponen dapat

memberikan nilai posistif untuk siswa.

72

c. Dalam hal ini setiap pasangan dari siswa

yang telah mengambil kartu membacakan

kesesuaian hasil dari yang telah dikerjakan

tersebut.

2. Tes

Tes sebagai metode pengumpulan data menggunakan jenis tes buatan

peneliti yang disusun oleh peneliti dengan prosedur tertentu yang diuji validitas

dan reliabilitas dengan mengkonsultasikannya kepada ahli (judgement expert)

yaitu dosen pembimbing dan guru. Tes ini digunakan untuk memperoleh data

pretest (tes awal) dan posttest (tes akhir) yang merupakan data primer dalam

penelitian.

Tes dalam penelitian ini berupa tes uraian/essay yang berjumlah 7 soal

yang sudah mencakup indikator-indikator materi dan indikator berpikir kritis.

Kisi-kisi indikator soal dan kisi-kisi indikator kemampuan berpikir kritis dapat

dilihat pada Lampiran.

3. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengadakan

tanya jawab langsung kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang

mengetahui persoalan dari objek yang diteliti (Hasan, 2004: 24). Metode ini

digunakan untuk memperoleh data sekunder mengenai status dan profil SMP

Negeri 38 Semarang.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini melibatkan guru

pengampu mata pelajaran IPA sebagai responden. Wawancara ini dilaksanakan

selama 30 menit pada saat guru pengampu IPA tidak mengajar (selesai

pembelajaran) serta siswa diluar jam pelajaran. Wawancara ini dilaksanakan

ketika peneliti selesai memberikan metode active learning tipe card sort di

73

kelas eksperimen. Wawancara guna mengetahui perencanaan, pelaksanaan dan

faktor-faktor pendukung serta penghambat dilakukannya metode active

learning tipe card sort.

Pedoman wawancara digunakan peneliti dalam menelaah proses guru

dalam mengimplementasikan kemampuan berpikir kritis siswa serta pengaruh

penggunaan metode active learning tipe card sort pada proses pembelajaran di

dalam kelas. Pedoman wawancara guru digunakan sebagai triangulasi untuk

mendukung hasil observasi yang dilakukan. Pedoman wawancara yang

digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Lembar pedoman wawancara terdapat pada Lampiran.

4. Angket

Peneliti menggunakan angket berbentuk skala Likert untuk mengukur

sikap dengan pernyataan bersifat tertutup dengan 4 alternatif pilihan jawaban

yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Angket dalam

penelitian ini berjumlah 15 butir pernyataan. Adapun lembar angket respon

siswa dapat dilihat pada Lampiran.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses mengolah, mengevaluasi, dan

mentransformasi data mentah ke statistik dan ke informasi statistik serta

memahami dan mengkaji serta menginterpretasikan informasi statistik tersebut,

kemudian mengambil kesimpulan-kesimpulan yang berguna untuk pembuatan

kebijakan dan pengambilan keputusan. Dengan demikian melalui pengolahan data

dan analisis informasi statistik dan hasil lain dari penelitian dengan metode atau

tehnik yang benar, peneliti diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan

74

atau masalah penelitian, menguji hipotesis, dan mengemukakan implikasi atau

rekomendasi berdasarkan temuan-temuan untuk mendukung proses pembuatan

kebijakan dan pengambilan keputusan (Asra, dkk, 2014: 183-184).

Data yang diperoleh pada penelitian ini berupa data kuantitatif dan data

kualitatif. Data kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dari skor pretes dan

postes. Analisis data kuantitatif dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Data Kuantitatif

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk

menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah

sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Metode yang

digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansi dari hasil uji Kolmogorov-

Smirnov > 0,05 maka asumsi normalitas terpenuhi. Pengujian ini

menggunakan teknik statistika dengan SPSS 20.0.

b. Uji Kesamaan Dua Varians

Uji Kesamaan Dua Varians bertujuan untuk mengetahui kesamaan

varians dari populasi agar menaksir dan menguji bisa berlangsung. Uji Paired

T Test menggunakan pengolahan data SPSS 20.0 digunakan untuk menguji

kesamaan dua varians. Uji Paired T Test bertujuan untuk mengetahui ada

tidaknya perbedaan rata-rata antar dua perlakuan dari kelompok sampel yang

sama (menguji kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen antara pre dan

post dan menguji kemampuan berpikir kritis kelas kontrol antara pre dan

post). Dalam penelitian, uji ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

75

perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada metode active learning tipe

card sort sebelum dengan sesudah metode diberikan. Kedua untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada

metode dengan pendekatan konstruktivistik sebelum dengan sesudah metode

diberikan. Adanya perbedaan yang signifikan jika nilai signifikansi lebih

kecil dari 0,05. Pengujian ini menggunakan teknik statistika dengan SPSS

20.0.

c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Uji Independen T Test digunakan dalam pengolahan data SPSS 20.0

untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata antar dua perlakuan dari

kelompok sampel yang berbeda (menguji hasil belajar pretest pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol; hasil belajar posttest pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol). Uji bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

hasil belajar siswa pada metode active learning tipe card sort dengan

pendekatan konstruktivistik dan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum

dengan sesudah metode diberikan. Adanya perbedaan yang signifikan jika

nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Pengujian ini menggunakan teknik

statistika dengan SPSS 20.0.

d. Uji Hipotesis

1) Regresi Linier Sederhana

Uji regresi dilakukan untuk mengetahui pengaruh atau dampak antara

variabel independent terhadap variabel dependent, maka dalam

penggunaan analisis ini uji regresi ini dalam pengambilan sampel

penelitian dari banyaknya populasi yang ada harus menggunakan ukuran

76

besaran sampel. Selain itu, dalam menguji atau menggunakan uji regresi

ini harus melalui persyaratan analisis regresi biasanya sering disebut

dengan “Asumsi Klasik”. Uji asumsi klasik ini terdiri dari Normalitas,

linieritas, multikolinearitas, dan homosedatisitas (Wirawan, 2016: 19-

20).

Peneliti menggunakan uji asumsi klasik yaitu normalitas. Peneliti

menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana, karena variabel

yang terlibat dalam penelitian ini ada dua, yaitu metode active learning

tipe card sort dengan pendekatan konstruktivistik ( ) sebagai variabel

bebas serta kemampuan berpikir kritis sebagai variabel terikat dan

dilambangkan dengan Y.

Berikut ini langkah-langkah pengujian hipotesis pengaruh:

a. Analisis Sampel

Jika Sig ≤ α maka ditolak.

b. Interpretasi Hasil

Untuk analisis ini digunakan uji dua pihak dengan taraf signifikan

5%. Artinya bahwa variabel Y (kemampuan berpikir kritis)

dipengaruhi sebesar persentase yang diperoleh melalui uji SPPS 20.0

oleh penggunaan metode active learning tipe card sort, sedangkan

sisanya sekian persen dari dipengaruhi oleh variabel lain di luar

penggunaan metode active learning tipe card sort.

c. Adapun model persamaan regresi linier sederhana yang diperoleh

adalah sebagai berikut:

77

ŷ = α+b𝑥

I. Interpretasi intersep ( = α), pada saat X = 0, maka Y yang

diperoleh sebanyak .

II. Interpretasi slope ( ), setiap penggunaan metode active

learning tipe card sort maka pengaruh kemampuan berpikir

kritis yang diperoleh sebesar

Ketentuan pengujian hipotesis pengaruh antara lain terdapat

hipotesis model linier, rancangan analisis, analisis sampel, dan

interpretasi hasil. Pada analisis sampel menyatakan jika pada tabel

Annova diperoleh bahwa sig = 0,000 < 0,05, jadi ditolak,

sehingga diterima artinya ada pengaruh antara penggunaan

metode active learning tipe card sort terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa. Sehingga dapat ditemukan model persamaan regresi

linier sederhana melalui uji SPSS 20.0.

2) Koefisien Determinasi (R Square)

Pengolahan awal uji regresi dikenal dengan Koefisien

Determinasi adalah sebuah kunci penting dalam analisis regresi. Nilai

koefisien determinasi diinterpretasikan sebagai proporsi dari varian

dependen, bahwa variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel

sebesar nilai determinasi tersebut. Pengolahan Koefisien Determinasi

menggunakan SPSS 20.0.

Koefisien determinasi disebut koefisien penentu karena varian

yang terjadi pada variabel terikat dapat dijelaskan melalui varian yang

78

terjadi pada variabel bebas. Harga koefisien determinasi adalah .

Rumus perhitungan koefisien determinasi didefinisikan sebagai berikut.

=

Langkah pengujian koefisien determinasi :

a. Input data variabel independen 𝑥 dan variabel independent y pada

data view.

b. Input data X dan Y pada variable view.

c. Pilih menu utama SPSS 20.0 klik Analyze > Regression > Linear

d. Kemudian masukkan Dependent Variable : y, Independent variable :

x lalu klik OK.

e. Uji Simultan (Uji F)

Uji statistik regresi linier sederhana digunakan untuk menguji

signifikan atau tidaknya hubungan dua variabel melalui koefisien regresinya.

Uji dapat dilakukan dengan menggunakan Uji F, yang dirumuskan dengan:

F =

= √

Prosedur uji statistiknya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan formulasi hipotesis

= (tidak ada pengaruh antara X dan Y)

= (ada pengaruh antara X dan Y)

79

b. Menentukan taraf nyata dan F tabel

Menggunakan taraf nyata 0,05 dan memiliki derajat bebas =

1 dan = n-2

c. Menentukan kriteria pengujian

diterima apabila ≤

ditolak apabila >

d. Menentukan nilai uji statistik

e. Membuat kesimpulan ditolak atau diterima

Semua tahap analisis data kuantitatif yang dilakukan oleh

peneliti akan dilakukan dengan menggunakan teknik statistik uji

dengan SPSS 20.0 untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara

2 variabel yang telah dijelaskan di atas. Hal ini untuk memperkuat

analisis yang dilakukan oleh peneliti.

f. Uji Parsial (Uji t)

Untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan uji t yaitu untuk

menguji secara parsial variabel bebas terikat. Pengolahan Uji t menggunakan

SPSS 20.0.

2. Data Kualitatif

a. Observasi

Observasi langsung dilakukan peneliti terhadap obyek di tempat

berlangsungnya peristiwa sehingga observer berada bersama dengan obyek

yang diselidiki. Peneliti menggunakan teknik yang luwes selama proses

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis sesuai

dengan aspek-aspek aktivitas yang telah dilakukan siswa. Siswa diarahkan

80

dalam proses menemukan pengetahuannya dengan menggunakan metode

active learning tipe card sort. Aspek aktivitas siswa yang dinilai

menggunakan lembar observasi adalah sebagai berikut.

1. Kemampuan siswa dalam melakukan pengamatan

2. Kemampuan siswa dalam berani bertanya

3. Kemampuan siswa dalam menguraikan informasi dari pengamatan

4. Kemampuan siswa dalam menggabungkan informasi

5. Kemampuan siswa dalam memberikan penjelasan terhadap masalah yang

ada

6. Kemampuan siswa dalam aktif berdiskusi di dalam kelompok

7. Kemampuan siswa dalam menyimpulkan hasil pelajaran

8. Kemampuan siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran dengan kata-

kata sendiri

9. Kemampuan siswa dalam mengevaluasi informasi

Berikut tabel kriteria rata-rata skor tiap aspek aktivitas siswa.

Tabel 3.9

Kriteria rata-rata skor tiap aspek

Skor Kriteria

3,40 < X ≤ 4,00 Sangat tinggi

2,80 < X ≤ 3,40 Tinggi

2,20 < X ≤ 2,80 Cukup

1,60 < X ≤ 2,20 Rendah

1,00 < X ≤ 1,60 Sangat rendah

81

b. Angket

Angket diberikan kepada siswa yang berasal dari kelas eksperimen

pada akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui pendapat siswa

tentang suasana pembelajaran dengan menggunakan metode active

learning tipe card sort. Oleh karena itu, dalam instrumen kuesioner siswa,

peneliti menyediakan alternatif jawaban berupa sangat setuju, setuju, tidak

setuju dan sangat tidak setuju. Tabel pengukuran skala Likert dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 3.10

Pengukuran Skala Likert

Skor

Keterangan Item Positif Item Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Sumber : Sugiyono (2014: 135)

c. Wawancara

Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap

jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah

dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan

pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap

kredibel. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display,

dan conclusion drawing/verification.

82

a. Reduksi data (data reduction)

Menurut Sugiyono reduksi data merupakan proses berfikir

sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman

wawasan yang tinggi. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-

hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

Sebelum mereduksi data, peneliti melakukan pengumpulan data

terlebih dahulu. Data yang sudah terkumpul yang didapat dari lapangan

jumlahnya cukup banyak, untuk itu langsung dicatat secara teliti dan

rinci. Data yang sudah terkumpul dari lapangan kemudian di reduksi.

Kegiatan reduksi ini dilakukan dengan cara memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan membuang yang

tidak perlu.

b. Penyajian data (data display)

Menurut Miles dan Huberman setelah data terkumpul dan di

reduksi sesuai fokus penelitian maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Data display adalah menyajikan dat dalam

bentuk matriks, network, chart atau grafik, dan sebagainya.

c. Penarikan kesimpulan (verification)

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,

dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Dalam proses

analisis data, data reduction, data display, dan verification,

merupakan sesuatu yang saling berkaitan erat, artinya ketiga alur

83

tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dilakukan sebelum,

selama dan sesudah pengumpulan data atau penarikan kesimpulan.

Model interaktif dalam analisis data yaitu data reduction, data

display, dan verification, ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Komponen dalam analisis data (interactive model)

Model Miles dan Huberman

Pengumpulan

data Data display

Reduksi data Verifikasi

84

BAB IV

DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data

Hasil pengumpulan data dan penelitian yang telah dilakukan di SMP

Negeri 38 Semarang pada pelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia

diperoleh hasil sebagai berikut.

1. Pengolahan Data Nilai Pre-test dan Post-test

Analisis tahap ini menggunakan data dari hasil belajar dengan

instrumen tes obyektif sebanyak 7 item soal. Tabel dibawah ini merupakan

data hasil belajar kedua kelompok untuk pretest dan posttest.

Tabel 4.1

Data Nilai Pretest dan Postest

SV Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pre Post Peningkatan Pre Post Peningkatan

Rata-

rata 34.70 71.77 37.07 42.33 53.83 11.50

Variansi 335.46 135.43 200.03 97.47 174.70 77.22

SD 18.32 11.64 6.68 9.87 13.22 3.34

Median 20,5 48,5

60,5 75

Modus 37 70

40 50

Sebelum diberi perlakuan, kedua kelas memiliki rata-rata nilai tes awal

(pretest) yang tidak jauh berbeda. Nilai pretest untuk kelas eksperimen dan

kelas kontrol diperlihatkan pada tabel diatas yang nilainya masih jauh dibawah

nilai ketuntasan yaitu 70, hal ini terjadi karena siswa belum diberi materi

sistem pernapasan manusia.

85

Hasil nilai rata-rata pre test dan post test dalam bentuk grafik pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, seperti yang ditunjukkan pada

gambar 4.1 di bawah ini.

Gambar 4.1 Perbandingan nilai pre-test dan post-test kelas kontrol dan eksperimen

Setelah diberi perlakuan dengan metode yang berbeda, hasil nilai rata-

rata tesnya mengalami perubahan. Kelas eksperimen mengalami peningkatan

37,07. Sedangkan kelas kontrol mengalami peningkatan 11,50. Perbedaan rata-

rata maupun peningkatan hasil belajar dapat diketahui setelah dilakukan uji t

karena datanya terdistribusi normal.

Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata nilai post-

test kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini

dikarenakan siswa mendapatkan metode pembelajaran yang lebih optimal

dengan adanya metode active learning tipe card sort. Dengan pembelajaran

metode active learning tipe card sort siswa lebih aktif, kreatif dan bepikir

kritis dalam melakukan pengalaman belajar yang baru. Siswa lebih antusias

dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Hal ini dikarenakan metode

0

20

40

60

80

Pre test Post test Pre test Post test

34,7

71,77

42,33 53,83

Perbandingan Hasil Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

86

active learning tipe card sort dapat membantu siswa menemukan pengalaman

belajar yang tidak membosankan serta mampu mengkontruksi pikiran mereka

dalam membangun pikiran mereka yang bukan dipersepsi secara langsung oleh

indra. Sedangkan pada kelas kontrol diajar dengan pembelajaran konvensional

dengan media power point.

Berdasarkan data hasil nilai pre-test siswa didapatkan bahwa perbedaan

rata-rata hasil nilai pretest antara kelompok eksperimen dan kontrol tidak

terlalu jauh, sehingga dapat dikatakan bahwa antara kelompok eksperimen dan

kontrol memiliki keadaan yang sama. Setelah dilakukan perlakuan dan

dilakukan postest diketahui bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen

lebih besar daripada kelas kontrol yaitu masing-masing sebesar 71,77 dan

53,83.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut, yaitu: (1) Dalam

pembelajaran menggunakan metode active learning tipe card sort dengan

pendekatan konstruktivistik siswa lebih tertarik mengikuti pelajaran dengan

adanya metode active learning tipe card sort yang terbilang baru bagi mereka

sehingga siswa tidak merasa bosan mengikuti, (2) Siswa lebih optimal dalam

memperoleh pembelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia terlebih

mereka mampu mengembangkan atau mengkontruksi pikiran mereka menjadi

lebih terbuka dan luas, (3) Dengan penggunaan metode active learning tipe

card sort siswa diharapkan menjadi seorang pembelajar yang aktif dan mampu

untuk membangun pengetahuannya sendiri serta mampu bekerja sama dalam

kelompok, sehingga dengan metode active learning tipe card sort siswa lebih

optimal untuk menjadi pembelajar yang aktif.

87

2. Hasil Observasi Penggunaan Metode Active Learning Tipe Card Sort

Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, pada materi

Sistem Pernapasan Manusia. Dalam setiap pertemuan itu dilakukan observasi

pada guru bidang studi IPA.

Observasi terhadap aktivitas siswa digunakan untuk menilai siswa ada 9

aspek. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui

aspek mana yang dimiliki siswa untuk dibina dan dikembangkan. Rata-rata

aktivitas siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2

Hasil Lembar Aktivitas Siswa kelas eksperimen

No Aspek Rata-rata Kategori

1 Melakukan pengamatan atau penyelidikan 3,5

Sangat

Tinggi

2 Menanyakan hal-hal yang tidak dipahami dari

apa yang diselidiki atau diamati 3,3 Tinggi

3 Menguraikan informasi yang diperoleh dari

hasil penyelidikan atau pengamatan 3,56

Sangat

Tinggi

4 Mampu menggabungkan informasi-informasi

yang diperoleh menjadi susunan baru 3,6

Sangat

Tinggi

5 Memberikan penjelasan dari masalah yang

diberikan oleh guru 3,6

Sangat

Tinggi

6 Aktif berdiskusi bersama teman untuk

menyelesaikan masalah yang ada 3,6

Sangat

Tinggi

7 Mengomentari dan menyimpulkan hasil yang

diperoleh selama proses pembelajaran 3,6

Sangat

Tinggi

8 Menyimpulkan materi pembelajaran dengan

kata-kata sendiri 3,56

Sangat

Tinggi

9 Mengevaluasi informasi-informasi yang

diperoleh dari hasil pengamatan atau sumber

lainnya

3,56 Sangat

Tinggi

Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

88

Berdasarkan hasil analisis, dapat dilihat bahwa rata-rata nilai aktivitas

siswa untuk 8 aspek pada kelas eksperimen mencapai nilai kategori sangat

tinggi. Sedangkan 1 aspek lain yaitu aspek menanyakan hal-hal yang tidak

dipahami dari apa yang diselidiki atau diamati tergolong tinggi.

Sedangkan rata-rata nilai aktivitas siswa kelas kontrol dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3

Hasil rata-rata nilai aktivitas siswa kelas kontrol

No Aspek Rata-rata Kategori

1 Melakukan pengamatan atau penyelidikan 2,67 Cukup

2 Menanyakan hal-hal yang tidak dipahami

dari apa yang diselidiki atau diamati 2,9 Tinggi

3 Menguraikan informasi yang diperoleh dari

hasil penyelidikan atau pengamatan 2,97 Tinggi

4 Mampu menggabungkan informasi-

informasi yang diperoleh menjadi susunan

baru

2,8 Tinggi

5 Memberikan penjelasan dari masalah yang

diberikan oleh guru 3,1 Tinggi

6 Aktif berdiskusi bersama teman untuk

menyelesaikan masalah yang ada 3,1 Tinggi

7 Mengomentari dan menyimpulkan hasil

yang diperoleh selama proses pembelajaran 3 Tinggi

8 Menyimpulkan materi pembelajaran dengan

kata-kata sendiri 3 Tinggi

9 Mengevaluasi informasi-informasi yang

diperoleh dari hasil pengamatan atau sumber

lainnya

3,03 Tinggi

Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Pada tabel dapat diketahui bahwa kelas kontrol mempunyai 1 aspek yang

mencapai kategori cukup yaitu aspek melakukan pengamatan. Dan untuk aspek

yang lain mencapai kategori tinggi.

89

Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat dikatakan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada

aktivitas siswa.

3. Deskripsi Data Angket Respon mengenai Metode Active Learning Tipe Card

Sort

Tanggapan mengenai metode active learning tipe card sort dilakukan oleh

30 siswa kelas VIII A SMP Negeri 38 Semarang. Pengisian kuisioner tanggapan

mengenai metode active learning tipe card sort dilaksanakan setelah

menggunakan metode active learning tipe card sort.

Tabel kisi-kisi angket respon siswa terhadap metode active learning tipe

card sort dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.4

Kisi-Kisi Angket Respon Siswa

Jumlah Soal

Variabel Aspek Indikator Item soal

positif

Item

soal

negatif

Respon

Siswa

Ketertarikan Perasaan siswa 1, 2, 7 3

Kemampuan

reaksi

a. Keberanian siswa 4

b. Keaktifan siswa 5

c. Kemampuan berpikir 6, 11

d. Penguasaan tugas 15

e. Kemampuan

mendengarkan

8

Kompeten Kemampuan

menjalankan tugas

12, 13, 14 9

Keandalan Kecepatan proses

menjalankan tugas

10

Jumlah soal 15

90

Berdasarkan data diatas peneliti mengambil data kuesioner pada akhir

pertemuan untuk melihat respon siswa setelah menggunakan metode active

learning tipe card sort.

Untuk mengetahui kategori rata-rata respon siswa berdasarkan kategori

kuantitatif tanpa pertimbangan menurut Arikunto (2008: 35) dapat melihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 4.5

Klasifikasi Rata-rata Respon Siswa

Rentang Persentase

Skor Interval Skor Kategori

81% - 100% 81 – 100 Baik sekali

61% - 80% 61 – 80 Baik

41% - 60% 41 – 60 Cukup

21% - 40% 21 – 40 Kurang

<21% <21 Kurang sekali

Mendapatkan kategori keberhasilan itu dinyatakan jika hasil yang

diperoleh mencapai klasifikasi rata-rata yaitu 100 dengan kategori baik sekali.

Respon siswa terhadap metode active learning tipe card sort dapat diperoleh

melalui kuesioner atau angket siswa setelah menggunakan metode active

learning tipe card sort.

91

Berikut ini adalah tabel rekapitulasi kuesioner siswa :

Tabel 4.6

Rekapitulasi Angket Respon

Siswa Skor Rerata Kriteria

1 42 70 Baik

2 45 75 Baik

3 42 70 Baik

4 50 84 Baik Sekali

5 43 72 Baik

6 49 82 Baik Sekali

7 45 75 Baik

8 42 70 Baik

9 49 82 Baik Sekali

10 43 72 Baik

11 50 84 Baik Sekali

12 49 82 Baik Sekali

13 49 82 Baik Sekali

14 50 84 Baik Sekali

15 49 82 Baik Sekali

16 46 77 Baik

17 51 85 Baik Sekali

18 48 80 Baik

19 52 87 Baik Sekali

20 49 82 Baik Sekali

21 45 75 Baik

22 46 77 Baik

23 52 87 Baik Sekali

24 46 77 Baik

25 45 75 Baik

26 46 77 Baik

27 49 82 Baik Sekali

28 56 94 Baik Sekali

29 47 79 Baik

30 44 74 Baik

Jumlah 2. 292

Rerata 76,4

Kategori Baik

92

Keterangan :

Item Positif : 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15

Item Negatif : 3, 9

Berdasarkan tanggapan di atas, didapatkan rerata skor 76,4

sehingga tanggapan mengenai metode active learning tipe card sort

termasuk dalam kategori “baik”.

4. Deskripsi Data Hasil Wawancara Guru

Wawancara pada penelitian ini dilakukan kepada guru mata

pelajaran IPA. Wawancara kepada guru mata pelajaran IPA dilakukan

sesudah penggunaan metode active learning tipe card sort pada kelas

eksperrimen (kelas perlakuan). Pertanyaan yang disampaikan peneliti

yaitu tentang metode pembelajaran apa yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran sebelum peneliti menyarankan untuk menggunakan metode

pembelajaran active learning tipe card sort, masalah-masalah yang

dialami guru selama kegiatan pembelajaran IPA, dan tanggapan guru

tentang pengaplikasian metode pembelajaran active learning tipe card

sort dalam pembelajaran IPA materi Sistem Pernapasan Manusia.

HASIL WAWANCARA

Sekolah : SMP Negeri 38 Semarang

Hari/Tanggal : Jum‟at, 15 Maret 2019

Aspek : Pembelajaran IPA, berpikir kritis, metode active

learning tipe card sort

Responden : Guru IPA kelas VIII

Jalannya Wawancara : Wawancara Terstruktur

93

1. Selama mengajar, apa saja metode pembelajaran IPA yang telah bapak

terapkan di dalam kelas ?

Jawab : Ceramah, Problem Based Learning (PBL)

2. Menurut bapak, bagaimana kemampuan siswa dalam menelaah

pembelajaran IPA? Apakah siswa sudah mampu

merekonstruksi/membangun pengetahuannya sendiri?

Jawab : Siswa dalam menelaah pembelajaran IPA dirasa kurang

mampu dan kurang optimal, siswa dianggap belum mampu

merekonstruksi/membangun pengetahuannya sendiri

3. Menurut bapak, bagaimana tingkat kemampuan siswa dalam berpikir

kritis khususnya dalam pembelajaran IPA ?

Jawab : Kemampuan siswa dalam berpikir kritis masih rendah

mengingat hasil belajar mereka yang dilihat dari nilai mereka

4. Menurut bapak, bagaimana keunggulan maupun kelemahan setelah

diterapkannya metode active learning tipe card sort dalam proses

pembelajaran di kelas ?

Jawab : Kelebihan dari diterapkannya metode active learning tipe

card sort dalam proses pembelajaran di kelas ialah siswa menjadi

lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, mereka kritis serta kreatif

dan selama proses metode tersebut mereka banyak ber tanya bila

ada kesulitan dan itu melatih cara berpikir kritis mereka yang sesuai

dari yang diharapkan. Sedangkan kelemahan dari metode ini mungkin

harus membuat media kartu terlebih dahulu sebelum memulai

94

pelajaran dan itu cukup menghabiskan waktu yang tidak sebentar.

Siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti pelajaran serta dapat

bekerjasama dalam tim.

5. Menurut bapak, bagaimana pengaruh metode active learning tipe

card sort melalui pendekatan konstruktivistik terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa ?

Jawab : Melalui metode active learning tipe card sort dengan

pendekatan konstruktivistik berpengaruh terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa. Hal itu dapat dilihat dari keaktifan dan rasa

ingin tahu siswa selama melakukan pembelajaran menggunakan

metode active learning tipe card sort. Metode active learning tipe

card sort, dengan menggunakan media kartu dalam praktek

pembelajaran, akan membantu siswa dalam memahami pelajaran

dan menumbuhkan motivasi mereka dalam pembelajaran, sebab

dalam penerapan metode ini, guru hanya berperan sebagai

fasilitator, yang memfasilitasi siswanya dalam pembelajaran,

sementara siswa belajar secara aktif dengan fasilitas dan arahan

dari guru. Hal ini memberikan siswa kesempatan untuk mencari

informasi bersama teman yang lain berdasarkan sesuai kategori

kelompoknya. Maka secara tidak langsung guru telah membantu

siswa untuk berpartisipasi dan sekaligus mengembangkan

kemampuan siswa dalam pembelajaran. Karena dengan banyak

aktivitas belajar yang bagus maka prestasi belajar juga akan baik.

95

6. Menurut bapak, apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam

menerapkan metode active learning tipe card sort di dalam kelas ?

Jawab : Faktor pendukung ialah siswa lebih antusias dalam

mengikuti pelajaran selain itu dapat bekerjasama dalam tim.

Sedangkan faktor penghambat ialah membutuhkan waktu yang

tidak sebentar dalam membuat media kartu tersebut.

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Uji Coba Instrumen

a) Uji Validitas Instrumen Essay

Jenis validitas yang digunakan pada soal-soal post test dalam

penelitian ini hanya ada satu yaitu validitas isi. Untuk memenuhi

validitas isi soal, sebelum instrumen disusun, peneliti menyusun kisi-kisi

soal terlebih dahulu berdasarkan kurikulum yang berlaku, selanjutnya

dikonsultasikan dengan guru pengampu dan dosen pembimbing.

Kemudian peneliti melakukan uji coba soal kepada kelas XI sejumlah 10

item soal hingga dipilih 7 soal yang layak dijadikan pretest dan postest

yakni soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Sedangkan soal nomor 8, 9, dan

10 dianggap gugur. Peneliti memilih soal nomor 1 sampai 7 dengan

alasan soal tersebut telah memenuhi kriteria indikator materi. Selain itu

merujuk pada hasil pengolahan data daya pembeda yang menyatakan

bahwa nomor 8 termasuk kriteria jelek sedangkan nomor 9 dan 10

termasuk pada kriteria sangat jelek. Hal itulah yang menyebabkan

peneliti memakai soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 yang layak dijadikan

soal pretest dan postest dalam penelitian.

96

b) Uji Reliabilitas Instrumen Essay

Uji reliabilitas tes berbentuk essay dalam penelitian ini

menggunakan rumus Alpha cronbach. Rumus Alpha ini untuk instrumen

yang skor butirnya bukan 1 dan 0 dalam mencari reliabilitas. Maka

peneliti menggunakan teknik “sekali tembak” yaitu diberikan satu kali

saja kemudian hasilnya dianalisis dengan rumus Alpha.

Rumus tersebut adalah sebagai berikut:

= [

] [

]

dengan keterangan:

= reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= jumlah varians butir

= varians total

Hasil perhitungan diperoleh r tabel = 0,396 dan = 1,12. Karena

> r product moment maka soal tersebut reliabel. Pengujian

menggunakan teknik statistika dengan SPSS 20.0.

97

Untuk harga yang diperoleh dengan rumus Alpha ini, peneliti

tidak dapat menggunakan tabel r product-moment untuk konsultasi. Cara

mengkonsultasikan harga , peneliti kembali pada cara tradisional

yaitu mengartikan indeks korelasi dengan:

0,800 – 1.00 : sangat tinggi

0,600 – 0,799 : tinggi

0,400 – 0,599 : cukup

0,200 – 0,399 : rendah

< 0,200 : sangat rendah

Maka perolehan sebesar 1,12 jika dilihat pada indeks korelasi

diatas termasuk kategori sangat tinggi.

c) Taraf Kesukaran

Peneliti dalam mengolah data tingkat kesukaran menggunakan

Microsoft Excel. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada keterangan

dibawah ini.

Keterangan:

Nomor soal mudah : 2, 5, 6, 7, 8, dan 9.

Nomor soal sukar : 1, 3, 4, dan 10.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui masing-masing

item soal yang yang dijadikan soal uji coba, masing-masing memiliki

hasil interpretasi. Berdasarkan indeks hasil peneliti mengambil soal item

nomor 1 sampai 7 untuk dijadikan soal pretest dan postest, sedangkan

soal item nomor 8, 9, dan 10 tidak digunakan dalam pengujian pretest

dan postest. Penggunaan soal ini sebelumnya sudah mendapat

98

persetujuan dari dosen pembimbing dan guru pengampu. Hasil data lebih

lengkap dapat dilihat pada lampiran.

d) Daya Pembeda Soal

Peneliti dalam mengolah data daya pembeda menggunakan

Microsoft Excel. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Tabel 4.7

Pengolahan Data Daya Pembeda

No Kode

Siswa

Skor yang

diperoleh Mean

Daya

Pembeda

(DP)

Kriteria

1 UC-08 27 1,6 0,8 Sangat Baik

2 UC-15 26 1,8 0,6 Baik

3 UC-01 26 1,8 0,6 Baik

4 UC-03 27 1,6 0,8 Sangat Baik

5 UC-06 27 1,6 0,8 Sangat Baik

6 UC-11 23 4 1 Sangat Baik

7 UC-04 22 3 1 Sangat Baik

8 UC-09 22 2 0 Jelek

9 UC-14 21 2,1 -0 Sangat Jelek

10 UC-02 21 1,4 -0 Sangat Jelek

Berdasarkan data di atas disajikan hanya 10 siswa yang telah

diperoleh kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 5 siswa.

Sedangkan untuk mencari kelompok atas maupun kelompok bawah dengan

cara membagi antara indeks 0,27 dengan jumlah responden total sebanyak 15

orang. Kemudian masing-masing responden diperoleh kriteria melalui rata-

rata skor siswa dan perolehan daya pembeda. Untuk mencari daya pembeda

menggunakan rumus dengan mengurangi jumlah banyaknya rata-rata

kelompok atas dengan rata-rata kelompok bawah. Hasil perolehan data lebih

lengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

99

2. Analisis Tahap Awal

a. Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas

dan uji hipotesis menggunakan olah data spss regresi linier sederhana.

Sedangkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata antar

dua perlakuan dari kelompok sampel yang sama digunakan Uji Paired T

Test dan Uji Independen T Test.

1) Uji Normalitas

Hasil uji normalitas nilai residual menunjukkan nilai Z hitung

dibawah Z tabel (Z tabel=1,96) dan signifikansi diatas 0,05 (Romie,

2017: 31). Nilai Z hitung yaitu 0,108 dan signifikansi 0,079. Oleh

karena itu dapat dikatakan bahwa data dalam penelitian ini sudah

berdistribusi normal. Analisis uji normalitas menggunakan teknik

statistik uji dengan SPSS 20.0. Untuk menguji asumsi normalitas,

langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a) Memilih menu Analyze

b) Nonparametric Tests

c) 1-sample K-S

d) Kemudian memasukkan Test Variable List: Res_1

e) Tekan OK.

100

Dibawah ini tabel uji asumsi normalitas.

Tabel 4.8

Uji Asumsi Normalitas

Statistik Uji Nilai Keterangan

Kolmogorov-

Smirnov Z

0,108 Menyebar

Normal

p-value 0,079

2) Uji Kesamaan Dua Varians

Uji Kesamaan Dua Varians menggunakan uji Paired T Test yang

bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata antar

dua perlakuan dari kelompok sampel yang sama (menguji hasil belajar

kelas eksperimen antara pre dan post dan menguji hasil belajar kelas

control antara pre dan post). Dalam penelitian, uji ini bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa pada metode

active learning tipe card sort sebelum dengan sesudah metode

diberikan. Kedua untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

kemampuan berpikir kritis siswa pada metode dengan pendekatan

konstruktivistik sebelum dengan sesudah metode diberikan. Adanya

perbedaan yang signifikan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Pengujian ini menggunakan teknik statistika dengan SPSS 20.0.

Langkah ujinya antara lain:

a) Klik Analyze

b) Pilih Compare Means

c) Paired Sample T Test

101

d) Paired variable atau variabel yang akan diuji diisi variabel sebelum

kemudian sesudah

e) Option diisi dengan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95%

atau tingkat signifikansi 100% - 95% = 5%

f) Klik OK.

Variable dikatakan terdapat perbedaan apabila nilai signifikansinya

lebih kurang dari 0,05 (Romie, 2017: 91). Hasil penelitian yang

didapatkan yakni nilai signifikansi antara pre ekperimen, post

eksperimen lebih kecil dari 0,05 yakni sebesar 0,000. Dari hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar

siswa pada metode active learning tipe card sort sebelum dengan

sesudah metode diberikan. Kedua, nilai signifikansi antara pre control

dengan post kontrol yakni sebesar 0,000. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis

siswa pada metode pendekatan konstruktivistik sebelum dengan

sesudah metode diberikan.

102

Perolehan hasil dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.9

Uji Asumsi Paired Sample Test

T-Test

Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pre-eks 34.7000 30 18.31553 3.34394

post-eks 71.7667 30 11.63729 2.12467

Pair 2 pre-kontrol 42.3333 30 9.87275 1.80251

post-kontrol 53.8333 30 13.21724 2.41313

Paired Samples Test

Paired Differences

T Df Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1

pre-eks - post-eks -37.06667 13.10944 2.39345 -41.96181 -32.17152 -15.487 29 .000

Pair 2

pre-kontrol - post-kontrol

-11.50000 14.06818 2.56849 -16.75315 -6.24685 -4.477 29 .000

3) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Uji Independen T Test bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan rata-rata antar dua perlakuan dari kelompok sampel yang

berbeda (menguji hasil belajar pretest pada kelas eksperimen dan kelas

control; hasil belajar posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol).

Dalam penelitian ini uji ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan hasil belajar siswa pada metode active learning tipe card

sort dan kemampuan berpikir kritis siswa dengan pendekatan

konstruktivistik sebelum dengan sesudah metode diberikan. Adanya

perbedaan yang signifikan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

103

Pengujian ini menggunakan teknik statistika dengan SPSS 20.0.

Langkah-langkah pengujian antara lain:

a. Memilih menu Analyze kemudian Compare Means lalu

Independent Sample T Test

b. Test variable atau variabel yang akan diuji ada 2 yaitu variabel X

dan varibel Y

c. Grouping variable atau variabel grup lalu klik define groups

d. Option diisi dengan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95%

atau tingkat signifikansi 100% - 95% = 5%

e. Klik OK

(Romie, 2017: 95-96)

Hasil penelitian yang didapatkan yakni nilai signifikansi antara pre

ekperimen dengan pre control yakni sebesar 0,049. Dari hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir

kritis pada metode active learning tipe card sort dengan kemampuan

berpikir kritis siswa pada metode pendekatan konstruktivistik sebelum

metode diberikan. Nilai signifikansi antara post eksperimen dengan

post kontrol yakni sebesar 0,000. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada metode active

learning tipe card sort dengan kemampuan berpikir kritis siswa pada

metode pendekatan konstruktivistik setelah metode diberikan. Adanya

perbedaan rata-rata yang signifikan ini mengartikan bahwa metode

pembelajaran mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa. Pada

kelas eksperimen post diperoleh rata-rata nilai siswa 71,76 dan pada

104

kelas control 53,83 oleh karena itu dapat dikatakan bahwa metode

active learning tipe card sort efektif dalam meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa.

Perolehan hasil dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.10

Tabel Uji Asumsi Independent Sample Test

4) Uji Hipotesis

a. Regresi Linier Sederhana

Uji statistik regresi linier sederhana digunakan untuk menguji

signifikan atau tidaknya hubungan dua variabel melalui koefisien

regresinya.

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pre Control 30 42.3333 9.87275 1.80251

Eksperimen 30 34.7000 18.31553 3.34394

Post Control 30 53.8333 13.21724 2.41313

eksperimen 30 71.7667 11.63729 2.12467

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pre Equal variances assumed

3.892 .053 2.009 58 .049 7.63333 3.79882 .02918 15.23749

Equal variances not assumed

2.009 44.541 .051 7.63333 3.79882 -.02005 15.28672

Post Equal variances assumed

3.554 .064 -5.578 58 .000 -17.93333 3.21518 -24.36922 -11.49745

Equal variances not assumed

-5.578 57.085 .000 -17.93333 3.21518 -24.37142 -11.49525

105

Langkah-langkah pengujian menggunakan SPSS 20.0 adalah

sebagai berikut:

1. Menginput data variabel X dan variabel Y pada data view

2. Lalu pilih menu Analyze > Regression > Linear

3. Lalu masukkan Dependent Variable (Y), Independent Variable (X)

pada Case Labels

4. Memilih Statistics dan centang kotak

5. Memilih plot dan mengisi kotak x dan y untuk plot bagian pertama

6. Memilih zpred pada kotak y dan depent pada kotak x serta memilih

normal probability plot

7. Klik OK.

Tabel 4.11

Hasil Regresi Linier Sederhana

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 53.833 2.273 23.679 .000

Metode Pembelajaran 17.933 3.215 .591 5.578 .000

a. Dependent Variable: Post

Terlihat bahwa pada kolom Sig. Nilainya 0,000 yang berarti

lebih kecil dari 0,05 sehingga ditolak maka koefisien regresi signifikan

atau metode active learning tipe card sort berpengaruh secara

signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis. Adapun model

persamaan regresi linier sederhana yang diperoleh adalah sebagai

berikut:

Nilai Siswa = 53,833+17,933X

106

b. Koefisien Determinasi (R Square)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui besarnya

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil

koefisien determinasi diatas yaitu 0,349 yang dapat dikatakan variabel

metode pembelajaran mampu mempengaruhi hasil nilai essay siswa

sebesar 35% sedangkan sisanya 65% dipegaruhi oleh variabel lain

yang tidak menjadi fokus atau tidak diteliti dalam penelitian ini.

Nilai korelasi yang diperoleh yaitu 0,591 yang menunjukkan

besarnya hubungan metode pembelajaran dengan hasil nilai essay

siswa. Nilai ini jika dikuadratkan akan menghasilkan nilai R square

yaitu 0,349. Output hasil SPSS 20.0 dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Tabel 4.12

Perolehan Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .591a .349 .338 12.45235

a. Predictors: (Constant), Metode Pembelajaran

Tabel 4.13

Koefisien Determinasi

R

Square

R R % Kesimpulan

0,349 0,591 35 % Besar pengaruh variabel

X (metode pembelajaran)

terhadap Y (nilai essay)

107

Pada penelitian ini metode pembelajaran active learning tipe card

sort diberikan kode 1 dan pada metode pendekatan konstruktivistik

dengan kode 0. Hasil koefisien diperoleh 17,933 sehingga dapat diartikan

adanya pengaruh positif dari metode pembelajaran terhadap nilai siswa

artinya, penggunaan metode pembelajaran active learning tipe card sort

dinilai lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Nilai

korelasi yaitu 0,591 yang menunjukkan besarnya hubungan metode

pembelajaran dengan hasil nilai essay siswa. Nilai ini jika dikuadratkan

akan menghasilkan nilai R square yaitu 0,349. Koefisien determinasi

bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen.

4) Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

secara bersama-sama dari variabel independen terhadap variabel

dependen. Uji ini juga bertujuan untuk mengetahui kelayakan model

regresi. Uji ini terlihat pada output table ANOVA. Adanya pengaruh

secara bersama-sama antar variabel independen jika nilai F hitung lebih

besar dari F tabel dan signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai F hitung

yaitu 31,111 dan signifikansi 0,000 sehingga nilai F hitung lebih besar

dari F tabel dan signifikansi lebih kecil dari 0,05, dapat diambil

kesimpulan bahwa model regresi yang diperoleh layak digunakan.

108

Hasil tabel perolehan uji F dapat dilihat pada tabel Anova

dibawah ini:

Tabel 4.14

Perolehan Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 4824.067 1 4824.067 31.111 .000b

Residual 8993.533 58 155.061 Total 13817.600 59

a. Dependent Variable: Post b. Predictors: (Constant), Metode Pembelajaran

5) Uji Parsial (Uji t)

Variabel metode pembelajaran memiliki nilai t hitung 5,578 dan

signifikansi 0,000 sehingga nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, oleh

karena itu terdapat pengaruh secara parsial yang signifikan dari variabel

metode pembelajaran terhadap nilai siswa. Variabel kecepatan

memiliki nilai t hitung 0,454 dan signifikansi 0,653 sehingga nilai Pada

penelitian ini metode pembelajaran active learning tipe card sort

diberikan kode 1 dan pada metode pendekatan konstruktivistik dengan

kode 0. Hasil koefisien diperoleh 17,933 sehingga dapat diartikan

adanya pengaruh positif dari metode pembelajaran terhadap nilai siswa

artinya, penggunaan metode pembelajaran active learning tipe card

sort dinilai lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir

kritis siswa.

109

Hasil perolehan tabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.15

Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 53.833 2.273 23.679 .000

Metode Pembelajaran 17.933 3.215 .591 5.578 .000

a. Dependent Variable: Post

6) Analisis Kemampuan Berpikir Kritis

Analisis dalam kemampuan berpikir kritis dengan pendekatan

kualitatif secara deskriptif. Prosedur penelitian diantaranya melakukan

kegiatan pendahuluan, menyusun tes soal berpikir kritis, mengumpulkan

data, serta menarik kseimpulan. Instrumen yang digunakan untuk

memperoleh, mengolah, dan menganalisis data adalah tes kemampuan

berpikir kritis siswa dan rubrik penilaian tes.

Nilai persentase kemampuan berpikir kritis yang telah diperoleh dari

perhitungan kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel di bawah ini.

Tabel 4.16

Kategori Persentase Kemampuan Berpikir Kritis

Interpretasi (%) Kategori

81,25 < X ≤ 100 Sangat Tinggi

71,50 < X ≤ 81,25 Tinggi

62,50 < X ≤ 71,50 Sedang

43,75 < X ≤ 62,50 Rendah

0 < X ≤ 43,75 Sangat Rendah

Sumber: Adaptasi Karim (2015)

110

Melalui rubrik penskoran kemampuan berpikir kritis (dapat

dilihat pada lampiran) rentangan skor 0-3 pada nomor 1 menunjukkan

indikator-indikator tersebut belum nampak (belum berkembang baik)

atau “masih rendah”, sedangkan 4-5 menunjukkan indikator-indikator

tersebut telah nampak atau kemampuan berpikir kritis sudah baik atau

“tinggi”, hingga soal seterusnya. Jumlah skor yang diperoleh siswa pada

setiap butir soal akan dipersentase.

Data kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh dari tes uraian, yang

dijabarkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.17

Skor Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada setiap butir soal

Kelas Jumlah

Siswa 1 2 3 4 5 6 7

0-3 4-5 0-1 2-3 0-3 4-5 0-3 4-5 0-1 2-3 0-3 4-5 0-2 3-4

VIII A 30 10 20 9 21 5 25 3 27 5 25 2 28 3 27 Persentase

33,3

%

66,6

%

30

%

70

%

16,7

&

83,3

%

10

%

90

%

16,7

%

83,3

%

6,7

%

93,3

%

10

%

90

%

Hasil jawaban siswa menunjukkan bahwa rata-rata siswa yang

memperoleh skor kategori “tinggi” untuk ketujuh soal tes yang diberikan

sebanyak 82,4 % dari seluruh siswa yang mengerjakan, sedangkan yang

memperoleh skor “masih rendah” sebanyak 17,7 %. Berdasarkan

persentase skor yang diperoleh siswa menunjukkan bahwa kemampuan

berpikir kritis siswa kelas eksperimen telah masuk kategori “tinggi”.

Dari 7 soal yang diberikan ternyata jawaban siswa sesuai dengan

deskriptor yang digunakan.

Jumlah siswa yang memperoleh skor pada setiap soal

111

Hasil rata-rata masing-masing aspek indikator berpikir kritis siswa

sebagaimana ada pada gambar 4.2 dalam bentuk grafik dibawah ini.

Gambar 4.2 Persentase Pencapaian Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Keterangan nomor soal:

1. Definisi dan Klarifikasi Masalah

2. Definisi dan Klarifikasi Masalah

3. Menilai informasi yang berhubungan dengan masalah

4. Menilai informasi yang berhubungan dengan masalah

5. Menilai informasi yang berhubungan dengan masalah

6. Solusi masalah/membuat kesimpulan dan memecahkan

7. Solusi masalah/membuat kesimpulan dan memecahkan

Berdasarkan data diatas terdapat perbedaan persentase rata-rata

pada soal nomor 6 yang menunjukkan salah satu kemampuan berpikir

kritis yaitu solusi masalah/membuat kesimpulan dan memecahkan.

Pada rentang skor rendah atau terkecil hanya 6,7% sedangkan rentang

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 2 3 4 5 6 7

66,6 70

83,3 90

83,3

93,3 90

33,3 30

16,7 10

16,7

6,7 10

Pencapaian Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Rentang skor tinggi Rentang skor rendah

112

skor tinggi atau terbesar sebanyak 93,3%. Hal ini membuktikan bahwa

sebagian besar siswa mampu menjawab soal berpikir kritis aspek solusi

masalah/membuat kesimpulan dan memecahkan.

Selain aspek solusi masalah/membuat kesimpulan dan

memecahkan, siswa juga mampu memenuhi aspek berpikir kritis

lainnya yaitu menilai informasi yang berhubungan dengan masalah.

Hal ini dapat dibuktikan melalui persentase rata-rata siswa menjawab

pada rentang tertinggi skor sebanyak 90%.

Siswa terbanyak yang memperoleh rentang skor terendah pada

aspek definisi dan klarifikasi masalah pada soal nomor 1 yaitu

sebanyak 38,3%. Hal ini disebabkan karena kurangnya kemampuan

siswa dalam memahami suatu masalah serta mengklarifikasikan

masalah dalam soal. Pada soal nomor 1 siswa harus menyebutkan

organ-organ pernapasan manusia secara runtut/sistematis. Kesulitan

siswa ketika menjawab pertanyaan dikarenakan siswa kurang mampu

dalam memahami organ-organ pernapasan manusia sehingga

menyebabkan hampir sebagian siswa tidak menjawab secara benar dan

tepat.

Melalui tes uraian peneliti berupaya melihat proses identifikasi

masalah, proses yang baik atau strategi penyelesaian yang detail.

Hingga akhirnya siswa dapat ditingkatkan kemampuan berpikir kritis

mereka melalui tes uraian yang sesuai dengan indikator berpikir kritis

dan indikator soal.

113

b. Analisis Data Kualitatif

1) Observasi Aktivitas Siswa

Selain penilaian terhadap ranah kognitif (posttest), juga

dilakukan penilaian terhadap observasi aktivitas belajar siswa selama

berlangsung di dalam kelas. Penilaian aktivitas siswa dilakukan pada

saat materi sistem pernapasan manusia, karena pada materi ini siswa

melakukan diskusi dalam kelompok.

Terdapat perbedaan rata-rata penilaian aktivitas siswa antara

kelas kontrol dan kelas eksperimen pada materi sistem pernapasan

manusia. Diantaranya keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran, mengikuti diskusi, serta berani bertanya pada kelas

eksperimen memperoleh rata-rata nilai yang lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas kontrol karena siswa kelas eksperimen

lebih termotivasi untuk terus bertanya ketika kegiatan belajar

berlangsung dan antusias dalam menjawab ketika guru mengajukan

pertanyaan. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran di kelas

eksperimen lebih menyenangkan dibandingkan dengan kelas kontrol.

Dimana pada kelas eksperimen menggunakan metode active

learning tipe card sort dengan pendekatan konstruktivistik lebih

menekankan pada keaktifan siswa serta daya kritis mereka untuk

membangun pengetahuannya baik secara individu maupun dengan

bekerjasama dalam kelompok serta pemberian soal bobot berpikir

kritis.

114

Rata-rata nilai aktivitas siswa dapat dilihat pada gambar 4.3 di

bawah ini.

Gambar 4.3. Diagram rata-rata nilai aktivitas siswa kelas kontrol dan kelas

eksperimen

Keterangan:

1. Melakukan pengamatan atau penyelidikan

2. Menanyakan hal-hal yang tidak dipahami dari apa yang diselidiki

atau diamati

3. Menguraikan informasi yang diperoleh dari hasil penyelidikan atau

pengamatan

4. Mampu menggabungkan informasi-informasi yang diperoleh

menjadi susunan baru

5. Memberikan penjelasan dari masalah yang diberikan oleh guru

6. Aktif berdiskusi bersama teman untuk menyelesaikan masalah

yang ada

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

1 2 3 4 5 6 7 8 9

3,5 3,3

3,56 3,6 3,6 3,6 3,6 3,56 3,56

2,67 2,9 2,97

2,8

3,1 3,1 3 3 3,03

Rat

a-ra

ta A

ktiv

itas

Sis

wa

Aspek Penilaian

Nilai Aktivitas Siswa

kelas eksperimen

kelas kontrol

115

7. Mengomentari dan menyimpulkan hasil yang diperoleh selama

proses pembelajaran

8. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan kata-kata sendiri

9. Mengevaluasi informasi-informasi yang diperoleh dari hasil

pengamatan atau sumber lainnya

Berdasarkan gambar 4.3 terdapat perbedaan rata-rata nilai pada

aktivitas siswa aspek memberikan penjelasan dari masalah yang

diberikan oleh guru antara kelas eksperimen dan kelas kontrol karena

banyak siswa kelas kontrol kurang aktif dalam memberikan penjelasana

dari masalah yang diberikan oleh guru.

Pengamatan atau penyelidikan yang harusnya dilakukan pada

kelas kontrol dirasakan kurang karena terdapat beberapa siswa yang

sibuk dengan kegiatannya sendiri dan tidak aktif dalam melakukan

pengamatan. Berbeda dengan kelas kontrol, pengamatan yang

dilakukan kelas eksperimen lebih terlihat. Antar siswa dalam kelompok

eksperimen saling membantu dalam pengamatan satu sama lain baik di

dalam maupun di luar kelompoknya. Hal ini dikarenakan pembelajaran

dengan pendekatan konstruktivistik membuat siswa terbiasa berpikir

kritis dan saling bekerjasama dalam melakukan pengamatan yang

membuat rasa keingintahuan mereka menjadi lebih tinggi dalam

menyelesaikan suatu penyelidikan.

Pembelajaran dengan menggunakan metode active learning tipe

card sort dengan pendekatan konstruktivistik di kelas eksperimen

ternyata membuat siswa lebih mudah memahami materi sistem

116

pernapasan manusia dan terbiasa untuk menyelesaikan soal-soal yang

dihadapinya dengan tepat sehingga pengamatan dapat dilakukan

dengan mudah, siswa dapat berdiskusi tentang menjabarkan hasil

pengamatan dengan tepat, pertanyaan-pertanyaan essay dapat

dikerjakan dengan mudah oleh siswa dan dapat menyimpulkan hasil

pembelajaran yang telah disampaikan. Ini juga akan berpengaruh pada

hasil belajar dan ranah kognitif siswa khususnya berpikir kritis.

Sedangkan siswa kelas kontrol mengalami kesulitan dalam menghadapi

permasalahan tentang materi sistem pernapasan manusia.

2) Angket Respon Siswa

Hasil angket respon siswa menyatakan bahwa sebagian besar

siswa tertarik dengan pembelajaran Sistem Pernapasan Manusia

menggunakan metode active learning tipe card sort dengan pendekatan

konstruktivistik.

Berdasarkan hasil angket respon siswa, sebagian besar siswa

kelas VIII A / kelas eksperimen (83,3%) merasa lebih mudah

memahami materi Sistem Pernapasan Manusia setelah dilaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan metode active learning tipe card

sort dengan pendekatan konstruktivistik (point 1 dan 2 pada aspek

kemampuan berpikir). Dengan penggunaan metode active learning tipe

card sort dengan pendekatan konstruktivistik, permasalahan-

permasalahan yang ada selama ini dapat teratasi. Partisipasi siswa

dirasakan lebih meningkat pada saat pembelajaran dengan

menggunakan metode active learning tipe card sort dengan pendekatan

117

konstruktivistik. Hal ini dapat dibuktikan bahwa sebanyak 93,3% siswa

sering aktif berdiskusi dengan teman pada saat pelaksanaan belajar

mengajar berlangsung. Selain itu juga penggunaan metode active

learning tipe card sort dengan pendekatan konstruktivistik dapat

menjadikan siswa mampu untuk mengisi soal essay materi Sistem

Pernapasan Manusia. Hal ini dibuktikan pada point 2 aspek

kemampuan menjalankan tugas dimana ada 93,3% siswa yang mampu

mengisi soal essay materi Sistem Pernapasan Manusia setelah belajar

menggunakan metode active learning tipe card sort.

Partisipasi siswa dalam kelompok juga lebih meningkat

dibandingkan pada pembelajaran konvensional. Terbukti dari pendapat

siswa pada aspek kecepatan proses menjalankan tugas untuk point 1

yaitu aspek bekerjasama dengan baik bersama teman ketika menyortir

kartu dimana pendapat sangat setuju 43,3% dan setuju mendapat 50%.

Hal ini juga didukung dengan pendapat siswa pada point1, aspek

penguasaan tugas sebesar 66,7% siswa merasa tertantang untuk belajar

menggunakan metode active learning tipe card sort pada materi

selanjutnya.

Berdasarkan hasil refleksi angket siswa ini menunjukkan bahwa

siswa mampu menguasai materi Sistem Pernapasan Manusia dengan

menggunakan metode active learning tipe card sort dengan pendekatan

konstruktivistik. Rerata angket respon pun tergolong dalam kategori

baik.

118

Berdasarkan hasil analisis angket respon siswa pada kelas

eskperimen (lihat lampiran) dapat dilihat pada gambar 4.4 dibawah ini.

Gambar 4.4 Persentase Analisis Angket Respon Siswa per Indikator

Keterangan Indikator :

1. Perasaan Siswa

2. Keberanian Siswa

3. Keaktifan Siswa

4. Kemampuan berpikir

5. Penguasaan tugas

6. Kemampuan mendengarkan

7. Kemampuan menjalankan tugas

8. Kecepatan proses menjalankan tugas

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 2 3 4 5 6 7 8

Sangat Setuju 60 46,7 93,3 75 66,7 63,3 52,5 43,3

Setuju 15 46,7 6,7 23,3 30 36,7 22,5 50

Tidak Setuju 13,4 6,7 0 1,7 3,3 0 16,7 6,7

Sangat Tidak Setuju 11,7 0 0 0 0 0 8,4 0

Rer

ata

Sk

or

(%)

Indikator Angket Respon

HASIL ANALISIS ANGKET RESPON SISWA

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

119

Berdasarkan gambar 4.4 indikator yang paling banyak dikuasai siswa

melalui pengisian angket respon adalah indikator 3 yaitu keaktifan siswa. Pada

indikator keaktifan siswa memuat pernyataan siswa bahwa siswa lebih aktif

berdiskusi dengan teman saat belajar IPA melalui metode active learning tipe

card sort. Skor yang diperoleh sebesar 93,3% pada skala sangat setuju,

kemudian skala setuju memperoleh 6,7%. Hal ini dibuktikan oleh peneliti

secara langsung ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa sebagian besar

bahkan hampir satu kelas aktif berdiskusi dengan teman atau kelompok belajar

ketika menyortir kartu pada metode active learning tipe card sort. Siswa yang

lainnya juga menanggapi dan saling bekerjasama.

Pernyataan dengan item negatif yang terdapat pada indikator perasaan

siswa point 3 yaitu siswa merasa bosan belajar IPA saat menggunakan metode

active learning tipe card sort diperoleh skala persen sebanyak 53,3% pada

skala tidak setuju dan 46,7% pada skala sangat tidak setuju. Hal ini

membuktikan bahwa metode active learning tipe card sort tidak membuat

siswa jenuh selama mengikuti pembelajaran materi Sistem Pernapasan

Manusia.

Adapun pada indikator perasaan siswa mencakup 4 pernyataan siswa

terdiri dari item positif dan item negatif diantaranya item positif adalah siswa

yang senang ketika mengikuti pembelajaran IPA dengan metode active

learning tipe card sort, ketertarikan siswa setelah mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan metode active learning tipe card sort dan tingkat

semangat siswa saat belajar menggunakan metode active learning tipe card

sort. Sedangkan untuk item negatif berupa pernyataan siswa yang merasa

120

bosan belajar IPA menggunakan metode active learning tipe card sort.

Keseluruhan rata-rata persentase dari indikator perasaan siswa sebesar 60%

pada skala sangat setuju, 15% pada skala setuju, dan 13,4% pada skala tidak

setuju serta 11,7% pada skala sangat tidak setuju. Untuk indikator selanjutnya

dapat dilihat pada gambar grafik diatas dan hasil analisis angket respon siswa

kelas eksperimen.

121

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan penggunaan

metode active learning tipe card sort dengan pendekatan konstruktivistik

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem pernapasan

manusia di SMP Negeri 38 Semarang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Salah satu ciri dari metode card sort yaitu guru atau pendidik lebih banyak

bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang belum dipahami

siswa seusai pelaksanaan pembelajaran melalui metode ini. Sehingga materi

dapat dipahami sepenuhnya oleh siswa. Di samping itu, penggunaan metode

card sort dapat membuat siswa aktif dan berpikir kritis dalam proses

pembelajarannya. Ciri khas dari penggunaan metode ini yaitu siswa mencari

bahan sendiri atau materi yang sesuai dengan kategori kelompok yang

diperolehnya dan siswa mengelompok sesuai kartu indeks yang telah

dibagikan guru.

2. Pengaruh penggunaan metode active learning tipe card sort dengan

pendekatan konstruktivistik terhadap kemampuan berpikir kritis pada mata

pelajaran Sistem Pernapasan Manusia di SMP Negeri 38 Semarang dapat

disimpulkan bahwa ditolak dan diterima. Jika Sig ≤ α maka

ditolak. Pada hasil regresi linier sederhana diperoleh bahwa sig = 0,000 <

0,05, jadi ditolak, sehingga diterima artinya ada pengaruh antara

122

penggunaan metode active learning tipe card sort terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka peneliti mengemukakan saran sebagai rekomendasi penelitian

yakni:

1. Seorang pendidik hendaknya kreatif dalam melaksanakan proses

pembelajaran dan menciptakan suasana kelas yang kondusif dengan

tujuan agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan siswa selama

proses belajar berlangsung, serta dapat mengembangkan potensi siswa

melalui berbagai strategi pembelajaran yang bisa lebih baik.

2. Seorang pendidik sebaiknya menerapkan metode active learning tipe

card sort guna meningkatkan kemampuan berpikir kritis siwa.

123

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

_________________. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

_________________. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

_________________. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

_________________. 2015. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Asra, dkk. 2016. Metode Penelitian Survei. Bogor: Penerbit IN Media.

Basleman, Anisah dan Syamsu Mappa. 2011. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Benny. 2009. Pendekatan Konstruktivis dalam Kegiatan Pembelajaran.. Jakarta: Pusat

Penerbitan Universitas Terbuka.

Dewi, Kartika. 2015. Guru Komunikatif Pembelajaran Jadi Aktif. Yogyakarta: PT

Kanisius.

Fakhrurrazi. 2016. Penerapan Metode Card Sort dalam Peningkatan Motivasi dan

Kemampuan Belajar Siswa Bidang Studi Al-Qur‟an Hadits Pada Siswa MTs

Darul Huda Kota Langsa. Jurnal Al-Ikhtibar (Jurnal Ilmu Pendidikan). Vol. 3, No.2.

Fisher, Alec. 2008. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ghofur, Abdul, Durrotun Nafisah, dan Ninies Eryadini. 2016. Gaya Belajar dan

Implikasinya Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Mahasiswa. Journal An-

nafs. Vol. 1, No. 2.

Hasanah, Hasyim. 2016. Teknik-Teknik Observasi. Jurnal at-Taqaddum. Vol. 8, No. 1.

Helmiati. 2012. Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Indrawan, Rully dan Poppy Yaniawati. 2016. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,

dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan (Revisi). Bandung:

PT Refika Aditama.

Kusaeri dan Suprananto. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Kuswana, Wowo Sunaryo. 2013. Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Ros Dakarya.

Kuswana, Wowo Sunaryo. 2014. Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam Berpikir.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

124

Muakhirin, Binti. 2014. Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Pendekatan

Pembelajaran Inkuiri pada Siswa SD. Jurnal Ilmiah Guru “Cope”. No. 01

Tahun XVIII.

Nur, Syamsiara. 2016. Pengaruh Strategi Pembelajaran Card Sort Terhadap Hasil Belajar

Biologi Peserta Didik. Jurnal Saintifik. Vol. 2, No. 1.

Priyastama, Romie. 2017. Buku Sakti Kuasai SPSS Pengolahan Data dan Analisis Data.

Yogyakarta: PT Anak Hebat Indonesia.

Purwati, dkk. 2016. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan

Masalah Persamaan Kuadrat pada Pembelajaran Model Creative Problem Solving.

Kadikma. Vol. 7, No. 1.

Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan Pendidikan Integratif di

Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta.

Samiudin. 2016. Peran Metode Untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran. Jurnal Studi

Islam Vol. 11, No. 2.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Tim Penulis. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII Semester 2. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Yamin, Martinis. 2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada

Press (GP Press).

Yasin, A. Fatah. 2008. Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN Malang Press.

Zaini, Hisyam, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani. 2008. Strategi Pembelajaran

Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

125

LAMPIRAN

126

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Melinda Ariani

Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 28 Oktober 1996

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jl. Penjaringan RT 11 RW 01 Kelurahan Kemijen Kecamatan

Semarang Timur Kode Pos 50128 Kota Semarang

No. HP : 089665791327

Riwayat Pendidikan :

1. MI Al Islamiyah Semarang, lulus tahun 2009

2. SMP N 38 Semarang, lulus tahun 2012

3. MA Miftahul Ulum Mranggen Demak, lulus tahun 2015

Demikian riwayat hidup ini dibuat sebenar-benarnya.

127

Lampiran 2

128

Lampiran 3

129

Lampiran 4

SATUAN KREDIT KEGIATAN

Nama : Melinda Ariani Jurusan : Tadris Ilmu Pengetahuan Alam

NIM : 23060150014 Dosen P.A : Rini Verary Shanthi, M.Si.

No Nama Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Sebagai Nilai

1 CHARITY SEMINAR “Stay

Positive! Can’t live a positive

life with a negative mind”

IAIN SALATIGA

08 Desember 2015 Peserta 8

2 Seminar Motivasi YA

BISMILAH “Menumbuhkan

Semangat Berprestasi Sebagai

Wujud Pengabdian Bangsa di

Era Global”

24 Desember 2015 Peserta 8

3 Sertifikat Program Bidikmisi

dari IAIN SALATIGA

“Menghafal Juz 30” di Pondok

Pesantren Madrosatul Qur‟an

Karangjoho, Mojo, Andong,

Boyolali

11 Januari – 09

Februari 2016

Peserta 8

4 Pendidikan Pers Mahasiswa

Tingkat Dasar (PPMTD) LPM

DinamikA “Revolusi Persma

Tonggak Kritis Progresif”

30 Oktober 2015 Peserta 8

5 Seminar Nasional LPM

DinamikA “Geliat Masyarakat

Urban”

25 Maret 2016 Peserta 8

6 Seminar Nasional HMI Cabang

Salatiga “Pembangunan

Karakter Bangsa Upaya

20 Desember 2015 Peserta 8

130

Mewujudkan Generasi Muda

yang Berbudaya untuk

Indonesia Bermartabat”

7 ESQ Leadership Training

(ESQ CHARACTER

BUILDING-1) ESQ Training –

Champion Mentality

Mahasiswa Bidikmisi IAIN

8SALATIGA

13 Juni 2016 Peserta 8

8 Sertifikat Program Bidikmisi

dari IAIN SALATIGA

“Menghafal Juz 30” di Pondok

Pesantren Madrosatul Qur‟an

Karangjoho, Mojo, Andong,

Boyolali

11 Januari – 09

Februari 2016

Peserta 8

9 Mimbar Ilmiah Sains Indonesia

1 Tadris IPA “Menjaring

Matahari: Kearifan Akademik

Terhadap Lingkungan Melalui

Paperless Berbasis Teknologi

Informasi Dan Komunikasi”

22 Februari – 10 Juni

2016

Peserta 8

10 IJAZAH KURSUS PEMBINA

MAHIR TINGKAT DASAR

(KMD) Gerakan Pramuka

Kwartir Cabang 1132 Kota

Salatiga

06 – 11 September

2016

Peserta 8

11 Seminar Nasional LPM

DinamikA “Geliat Masyarakat

Urban”

25 Maret 2016 Peserta 8

12 Seminar Nasional HMI Cabang

Salatiga “Pembangunan

Karakter Bangsa Upaya

09 April 2016 Peserta 8

131

Mewujudkan Generasi Muda

yang Berbudaya untuk

Indonesia Bermartabat”

13 Pelatihan Jurnalistik Tingkat

Lanjut (PJTL) LPM DinamikA

“Aktualisasi Militansi Pers

Mahasiswa” di Cepogo

Boyolali

28 April – 01 Mei

2016

Peserta 8

14 CERTIFICATE OF

ACHIEVEMENT EGYPT

Islamic Boarding and Course

(ENGLISH COURSE AND

CAMP) Pare Kediri Jawa

Timur TOP TEN MEMBERS

OF EGYPT

03 Februari 2017 Juara 10 besar 8

15 CERTIFICATE OF

ACHIEVEMENT EGYPT

Islamic Boarding and Course

(ENGLISH COURSE AND

CAMP) Pare Kediri Jawa

Timur

05 Januari – 03

Februari 2017

Peserta 8

16 Seminar Nasional LDK Fathir

Ar Rasyid “Ya Allah, I’m

Falling in Love”

26 November 2016 Peserta 8

17 Mimbar Ilmiah Sains Indonesia

1 Tadris IPA “Menjaring

Matahari: Kearifan Akademik

Terhadap Lingkungan Melalui

Paperless Berbasis Teknologi

Informasi Dan Komunikasi”

28 Juni 2016 Peserta 8

18 Seminar Nasional dan

Launching Majalah LPM

14 September 2016 Peserta 8

132

DinamikA “HEDONISME =

?”

19 IJAZAH KURSUS PEMBINA

MAHIR TINGKAT DASAR

(KMD) Gerakan Pramuka

Kwartir Cabang 1132 Kota

Salatiga

06 – 11 September

2016

Peserta 8

20 SCHOLARSHIP SEMINAR

(YA BISMILLAH)

“Unlocking The Future

Through Scholarship”

23 Mei 2017 Peserta 8

21 Seminar Nasional Tadris IPA

“Ramadhan with Tadris IPA

and Social Event in Panti

Asuhan Baitul Falah”

08 Juni 2017 Peserta 8

22 IJAZAH Gerakan Pramuka

Kwartir Cabang 1132 Kota

Salatiga Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Gerakan Pramuka

“Kursus Pembina Mahir

Tingkat Lanjut (KML)

Golongan Penggalang (G)”

22 – 27 September

2017

Peserta 8

23 National Achievement

Motivation Training LDK

Fathir Ar Rasyid “Cerdas

Akademik Militan dalam

Organisasi”

30 September 2017 8

24 Training Entrepreneurship Ya

Bismillah IAIN SALATIGA

“Kiat Berwirausaha Sukses dan

Mandiri Melalui Bisnis

Online”

30 Oktober 2017 Peserta 8

133

25 Kementerian Agama Republik

Indonesia IAIN SALATIGA

FAKULTAS DAKWAH

PROGDI PSIKOLOGI ISLAM

Kuliah Tamu “PROPHETIC

PSYCHOLOGY”

19 Februari 2018 Peserta 8

26 SEMINAR NASIONAL HMJ

BIMBINGAN DAN

KONSELING ISLAM (BKI)

FTIK “Keterampilan

Komunikasi Bagi Calon Guru”

09 April 2018 Juara 10 besar 8

27 COMMITTE

INTERNATIONAL FORUM

ON SCIENCE (IFoS) 2018

SCIENCE EDUCATION

DEPARTEMENT

“INTERNATIONAL FORUM

ON SCIENCE (IFoS) 2018

“Science as an Integral Part of

Islam”

03 April 2018 Peserta 8

28 SCHOLARSHIP SEMINAR

YA BISMILLAH “Drawing

the Future Through

Scholarship”

20 April 2018 Peserta 8

29 IJAZAH EGYPT ISLAMIC

BOARDING AND COURSE

PARE KEDIRI (LANGUAGE

ARABIC COURSE)

07 Januari – 03

Februari 2018

Panitia 8

30 Lomba Essay Tingkat Nasional

LPM DinamikA IAIN

SALATIGA “Penguatan Nilai-

Nilai Pendidikan di Indonesia

29 September 2018 Panitia 8

134

Bagi Generasi Muda Sebagai

Agen Perubahan”

31 SCHOLARSHIP SEMINAR

(YA BISMILLAH)

“Unlocking The Future

Through Scholarship”

23 Mei 2017 Peserta 8

32 Seminar Nasional Tadris IPA

“Ramadhan with Tadris IPA

and Social Event in Panti

Asuhan Baitul Falah”

08 Juni 2017 Peserta 8

33 Certificate Of Completion

UPTPB IAIN SALATIGA

“Intensive English Language

Program” (PASSED)

22 Februari – 10 Juni

2016

Peserta 6

34 Certificate Of Completion

UPTPB IAIN SALATIGA

“Intensive Arabic Language

Program” (PASSED)

22 Februari – 10 Juni

2016

Peserta 6

35 SK PENGURUS LPM

DINAMIKA IAIN

SALATIGA (KEPUTUSAN

REKTOR)

29 Januari 2018 Peserta 5

36 Pendidikan Pers Mahasiswa

Tingkat Dasar (PPMTD) LPM

DinamikA “Revolusi Persma

Tonggak Kritis Progresif”

30 Oktober 2015 Peserta 5

37 Pelatihan Jurnalistik Tingkat

Lanjut (PJTL) LPM DinamikA

“Aktualisasi Militansi Pers

Mahasiswa” di Cepogo

Boyolali

28 April – 01 Mei

2016

Peserta 5

38 Pelatihan Desain Grafis Ya 17 – 18 Mei 2017 Peserta 5

135

Bismillah “Berkreasi Melalui

Desain Grafis”

39 Pelatihan Penulisan Proposal

Penelitian Mahasiswa

Bidikmisi Angkatan 2015 YA

BISMILLAH

13 September 2018 Delegasi 5

40 Pelatihan Kepramukaan FTIK

IAIN SALATIGA

19 – 21 Juli 2018 Peserta 4

41 Lomba Dalam Rangka

Memperingati HUT RI Ke-73

“Menyatu Dalam Bhinneka

Tunggal Ika” di SMP Negeri

02 Tuntang

14 – 16 Agustus 2018 Peserta 4

42 OPAK FTIK IAIN

SALATIGA 2015 “Integrasi

Pendidikan Karakter

Mahasiswa Melalui Kampus

Edukatif Humanis dan

Religius”

13 Agustus 2015 Peserta 3

43 OPAK IAIN SALATIGA

“Penguatan Nilai-Nilai Islam

Indonesia Menuju Negara yang

Aman dan Damai”

14 Agustus 2015 Peserta 3

44 UPT Perpustakaan IAIN

SALATIGA

21 Agustus 2015 Pengurus 3

45 Sarasehan Tadris IPA IAIN

SALATIGA “Wahana

Mewujudkan Solidaritas Antar

Mahasiswa Jurusan Tadris

IPA”

26 Mei 2016 Peserta 3

46 Diskusi Ramadhan LPM

DinamikA “TA‟ARUF

17 Juni 2016 Peserta 3

136

SASTRA TIMUR TENGAH”

47 Seminar Regional HMJ PGRA

IAIN SALATIGA “Spiritual

dan Prophetic Parenting Di

Era Digital”

14 September 2016 Panitia 3

137

138

Lampiran 5

JADWAL MENGAJAR IPA

KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

SMP NEGERI 38 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Kelas Kontrol (VIII C) Kelas Eksperimen (VIII A)

Selasa (11.50 – 13.10) Selasa (08.30 – 09.10)

Rabu (08.30 – 09.10) Kamis (09.30 – 10.50)

Kamis (10.50 – 11.30 / 11.50 -12.30) Sabtu (07.10 – 07.50)

139

Lampiran 6

DAFTAR SISWA KELAS VIII A

SMP NEGERI 38 SEMARANG

KELAS EKSPERIMEN

No Nama Kode Siswa

1 ADY SATRIA E-01

2 ALDA AQILA B E-02

3 ANTON RAMUDYA E-03

4 APRIZAL YUNIAR W E-04

5 DAVA ADITIA P E-05

6 DHONDRA EHIOLOA S E-06

7 DIMAS WAHYU DWI S E-07

8 DINDA NURMALASARI E-08

9 DWIKI ARIAVAN P E-09

10 FINDRI DESTYA P E-10

11 GANDY ARYA PH E-11

12 ILHAM ARTAWAN E-12

13 KRISMA ANTONITIA E-13

14 LUKMAN ALAMSYAH E-14

15 M. AHIZAR AP E-15

16 MAHOSA YORDAN S E-16

17 MAYA ADELIA TRI H E-17

18 MOHAMMAD YUSUF E-18

19 NANDA TRI F E-19

20 RAMADHANA NUR E-20

21 RESANIA MALVIANI E-21

22 RIZKY BAGUS C E-22

23 SALSA ZAKIA E-23

24 SEPTIANI NUR WAHYU E-24

25 SOVI DEWI L E-25

26 TITANIA CAHYA DEWI E-26

27 VERI ARIFIN SETIAWAN E-27

28 VINA ARDANA E-28

29 WENEZIA BEFITRI E-29

30 YUEYI RAHMAT H E-30

140

Lampiran 7

DAFTAR SISWA KELAS VIII C

SMP NEGERI 38 SEMARANG

KELAS KONTROL

NO NAMA

KODE SISWA

1 AKMAL SYAIFUDIN K-01

2 ALDO FARIZ ARIYANTO K-02

3 ANINDIA PUTRI OKTAVIANA S K-03

4 ARYA PUTRA SUSWANTO K-04

5 AUREL NAZWA PUTRI PRADITYA K-05

6 CHAHYA SATRIA NARENDRA K-06

7 CHALISTA PUTRI NAZALA K-07

8 DIMAS YOGA ADITYA K-08

9 FAHMI RANGGA ARIYANTO K-09

10 FAUZY ADI NUGROHO K-10

11 FIDYA SUCI SAPUTRI K-11

12 FIRDA ANGGUN SYAFAAN K-12

13 IFTITA NADINE YAFFA K-13

14 KHARESYA HASNAA K-14

15 KHOIRUNNISSA WINDA A K-15

16 KHRISNA WAHYU R K-16

17 MAULIA MUFIDAH K-17

18 MEISA DWI LARASATI K-18

19 MELINDA PRIMA W K-19

20 M. HAFIZ SAFARUDIN K-20

21 NATASYA SYAFA RAMILA K-21

22 NOVAL PRATAMA PUTRA K-22

23 RAMADHAN ANGGORO SAPUTRA K-23

24 RENZHA AUGOESTA K-24

25 RYAN WIDA K-25

26 SHANDY KURNIAWAN K-26

27 SILVIA DILLA PRASIWI K-27

28 UMAR HADI SULISTIYONO K-28

29 VERIAWAN RIFKY P K-29

30 YAYANG AYU FITRIANI K-30

141

Lampiran 8

DAFTAR SISWA KELAS IX A

SMP NEGERI 38 SEMARANG

UJI COBA SOAL

NO NAMA KODE SISWA NILAI

1 SHAFIRA UC-01 52,5

2 HABIB UC-02 42,5

3 SOFA UC-03 45

4 ADNAN UC-04 45

5 ADITYA UC-05 45

6 DEVINA UC-06 52,5

7 AYUDYA UC-07 50

8 NADIA UC-08 52,5

9 INA UC-09 55

10 SONIA UC-10 47,5

11 ARDI UC-11 32,5

12 DESTINA UC-12 47,5

13 RADHITA UC-13 47,5

14 IRVAN UC-14 32,5

15 ANJELA UC-15 50

JUMLAH 697,5

MEAN 46,5

MEDIAN 47,5

MODUS 45

142

Lampiran 9

Hasil Deskriptif

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

pre-eks 30 10.00 84.00 34.7000 18.31553

pre-kontrol 30 20.00 60.00 42.3333 9.87275

post-eks 30 44.00 90.00 71.7667 11.63729

post-kontrol 30 37.00 80.00 53.8333 13.21724

Valid N (listwise) 30

SV Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pre Post Peningkatan Pre Post Peningkatan

Rata-rata 34.70 71.77 37.07 42.33 53.83 11.50

Variansi 335.46 135.43 200.03 97.47 174.70 77.22

SD 18.32 11.64 6.68 9.87 13.22 3.34

Lampiran 10

UJI RELIABILITAS

Reliabilitas

Pre Post

Pre Pearson Correlation 1 .247

Sig. (2-tailed) .058

N 60 60

Post Pearson Correlation .247 1

Sig. (2-tailed) .058

N 60 60

143

Lampiran 11

TARAF KESUKARAN

NO NAMA KELAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 UC-01

IX A 1 2 2 2 3 4 2 2 2 1

2 UC-02

IX A 3 2 2 2 3 5 3 2 2 1

3 UC-03

IX A 2 1 2 2 3 4 3 2 2 1

4 UC-04

IX A 2 1 2 2 3 4 4 2 2 1

5 UC-05

IX A 3 1 2 2 3 4 4 3 2 1

6 UC-06

IX A 2 1 2 2 3 4 3 3 2 1

7 UC-07

IX A 3 3 2 2 3 5 4 2 2 1

8 UC-08

IX A 2 2 3 2 2 3 3 2 2 1

9 UC-09

IX A 3 2 2 2 2 5 3 2 2 2

10 UC-10

IX A 2 2 2 2 2 4 3 2 2 2

11 UC-11

IX A 2 3 2 2 2 5 3 2 2 1

12 UC-12

IX A 2 2 2 2 2 5 4 2 2 2

13 UC-13

IX A 1 2 2 2 2 3 4 2 2 2

14 UC-14

IX A 1 3 2 2 3 5 4 2 2 2

15 UC-15

IX A 2 3 2 2 2 5 4 3 2 1

MEAN 2 2 2 2 3 4 4 3 2 2

0 1 0 0 1 1 1 1 1 0

INTERPRETASI

S

ukar

M

udah

S

ukar

S

ukar

M

udah

M

udah

M

udah

M

udah

M

udah

S

ukar

NO ITEM SOAL

144

Lampiran 12

DAYA PEMBEDA

No Kode

Siswa Kelas

Jumlah

1 UC-08 IX A 3 3 2 2 3 5 4 2 2 1 27

2 UC-15 IX A 1 3 2 2 3 5 4 2 2 2 26

3 UC-01 IX A 1 3 2 2 3 5 4 2 2 2 26

4 UC-03 IX A 3 3 2 2 3 5 4 2 2 1 27

5 UC-06 IX A 3 3 2 2 3 5 4 2 2 1 27

Rata-Rata

2,4 2,4 2 2 3 5 4 2 2 1,2

1 UC-11 IX A 2 2 2 2 2 4 3 2 2 2 23

2 UC-04 IX A 2 1 2 2 3 4 3 2 2 1 22

3 UC-09 IX A 2 2 3 2 2 3 3 2 2 1 22

4 UC-14 IX A 2 3 2 2 2 5 4 3 2 1 26

5 UC-02 IX A 1 2 2 2 3 4 2 2 2 1 21

Rata-rata 1,6 1,8 2,2 2 2 4 3 2 2 1,4

DP 0,8 0,6 1 1 1 1 1 0 -0 -0

Kriteria

San

gat

Bai

k

Bai

k

Bai

k

San

gat

Bai

k

San

gat

Bai

k

San

gat

Bai

k

San

gat

Bai

k

Jel

ek

San

gat

Jel

ek

San

gat

Jel

ek

No Item Soal

145

Lampiran 13

UJI NORMALITAS

Uji Normalitas

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 60

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation 12.34636661

Most Extreme Differences Absolute .108

Positive .107

Negative -.108

Test Statistic .108

Asymp. Sig. (2-tailed) .079c

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.

Lampiran 14

UJI KESAMAAN DUA VARIANS

Hasil Uji Paired T Test

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pre-eks 34.7000 30 18.31553 3.34394

post-eks 71.7667 30 11.63729 2.12467

Pair 2 pre-kontrol 42.3333 30 9.87275 1.80251

post-kontrol 53.8333 30 13.21724 2.41313

Paired Samples Test

Paired Differences

t Df Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1

pre-eks - post-eks -37.06667 13.10944 2.39345 -41.96181 -32.17152 -15.487 29 .000

Pair 2

pre-kontrol - post-kontrol

-11.50000 14.06818 2.56849 -16.75315 -6.24685 -4.477 29 .000

146

Lampiran 15

UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA

Hasil Uji Independent T Test

T-Test

Group Statistics

kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pre kontrol 30 42.3333 9.87275 1.80251

eksperimen 30 34.7000 18.31553 3.34394

Post kontrol 30 53.8333 13.21724 2.41313

eksperimen 30 71.7667 11.63729 2.12467

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pre Equal variances assumed

3.892 .053 2.009 58 .049 7.63333 3.79882 .02918 15.23749

Equal variances not assumed

2.009 44.541 .051 7.63333 3.79882 -.02005 15.28672

Post Equal variances assumed

3.554 .064 -5.578 58 .000 -17.93333 3.21518 -24.36922 -11.49745

Equal variances not assumed

-5.578 57.085 .000 -17.93333 3.21518 -24.37142 -11.49525

147

Lampiran 16

UJI HIPOTESIS

(REGRESI LINIER SEDERHANA)

UJI KEBERARTIAN DAN KELINIERAN REGRESI LINIER SEDERHANA

Hasil Regresi (Utilitas terhadap Kecepatan)

Regression

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Metode Pembelajaran

b

. Enter

a. Dependent Variable: Post b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .591a .349 .338 12.45235

a. Predictors: (Constant), Metode Pembelajaran

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4824.067 1 4824.067 31.111 .000b

Residual 8993.533 58 155.061 Total 13817.600 59

a. Dependent Variable: Post b. Predictors: (Constant), Metode Pembelajaran

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 53.833 2.273 23.679 .000

Metode Pembelajaran 17.933 3.215 .591 5.578 .000

a. Dependent Variable: Post

Model regresi yang diperoleh

Nilai Siswa = 53,833+17,933X

148

Lampiran 17

KOEFISIEN DETERMINASI (R SQUARE)

Lampiran 18

UJI SIMULTAN (UJI F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4824.067 1 4824.067 31.111 .000b

Residual 8993.533 58 155.061 Total 13817.600 59

a. Dependent Variable: Post b. Predictors: (Constant), Metode Pembelajaran

Lampiran 19

UJI PARSIAL (UJI t)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 53.833 2.273 23.679 .000

Metode Pembelajaran 17.933 3.215 .591 5.578 .000

a. Dependent Variable: Post

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .591a .349 .338 12.45235

a. Predictors: (Constant), Metode Pembelajaran

149

Lampiran 20

Hasil Perolehan Jawaban Siswa dalam soal essay Kelas VIII A

(Kelas Eksperimen)

No Nama Siswa Skor yang

diperoleh

Total skor

maksimal Nilai Keterangan

1 Ady Satria 5 30 17 Tidak Tuntas

2 Alda Aqila B 3 30 10 Tidak Tuntas

3 Anton Ramudya 5 30 17 Tidak Tuntas

4 Aprizal Yuniar W 5 30 17 Tidak Tuntas

5 Dava Aditia P 10 30 34 Tidak Tuntas

6 Dhondra Ehioloa S 4 30 14 Tidak Tuntas

7 Dimas Wahyu Dwi S 7 30 24 Tidak Tuntas

8 Dinda Nurmalasari 14 30 47 Tidak Tuntas

9 Dwiki Ariavan P 6 30 20 Tidak Tuntas

10 Findri Destya P 10 30 34 Tidak Tuntas

11 Gandy Arya PH 10 30 34 Tidak Tuntas

12 Ilham Artawan 10 30 34 Tidak Tuntas

13 Krisma Antonitia 11 30 37 Tidak Tuntas

14 Lukman Alamsyah 11 30 37 Tidak Tuntas

15 M. Ahizar AP 7 30 24 Tidak Tuntas

16 Mahosa Yordan S 18 30 60 Tidak Tuntas

17 Maya Adelia Tri H 5 30 17 Tidak Tuntas

18 Mohammad Yusuf 10 30 34 Tidak Tuntas

19 Nanda Tri F 15 30 50 Tidak Tuntas

20 Ramadhana Nur 10 30 34 Tidak Tuntas

21 Resania Malviani 7 30 24 Tidak Tuntas

22 Rizky Bagus C 25 30 84 Tuntas

23 Salsa Zakia 23 30 77 Tuntas

24 Septiani Nur Wahyu 11 30 37 Tidak Tuntas

25 Sovi Dewi L 2 30 3,9 Tidak Tuntas

26 Titania Cahya Dewi 4 30 14 Tidak Tuntas

27 Veri Arifin Setiawan 12 30 40 Tidak Tuntas

28 Vina Ardana 21 30 70 Tidak Tuntas

29 Wenezia Befitri 11 30 37 Tidak Tuntas

30 Yueyi Rahmat H 7 30 24 Tidak Tuntas

Total 1.006

Sumber : Hasil Pretest Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 38 Semarang Selasa 12 Maret 2019

150

Lampiran 21

Hasil Perolehan Jawaban Siswa dalam soal essay Kelas VIII C

(Kelas Kontrol)

No Nama Siswa Skor yang

diperoleh

Skor total

maksimal Nilai Keterangan

1 Akmal Syaifudin 11 30 37 Tidak Tuntas

2 Aldo Fariz Ariyanto 15 30 50 Tidak Tuntas

3 Anindia Putri Oktaviana S 6 30 20 Tidak Tuntas

4 Arya Putra Suswanto 11 30 37 Tidak Tuntas

5 Aurel Nazwa Putri Praditya 17 30 57 Tidak Tuntas

6 Chahya Satria Narendra 10 30 34 Tidak Tuntas

7 Chalista Putri Nazala 15 30 50 Tidak Tuntas

8 Dimas Yoga Aditya 14 30 47 Tidak Tuntas

9 Fahmi Rangga Ariyanto 12 30 40 Tidak Tuntas

10 Fauzy Adi Nugroho 12 30 40 Tidak Tuntas

11 Fidya Suci Saputri 13 30 44 Tidak Tuntas

12 Firda Anggun Syafaan 11 30 37 Tidak Tuntas

13 Iftita Nadine Yaffa 15 30 50 Tidak Tuntas

14 Kharesya Hasnaa 15 30 50 Tidak Tuntas

15 Khoirunnissa Winda A 17 30 57 Tidak Tuntas

16 Khrisna Wahyu R 14 30 47 Tidak Tuntas

17 Maulia Mufidah 13 30 44 Tidak Tuntas

18 Meisa Dwi Larasati 12 30 40 Tidak Tuntas

19 Melinda Prima W 15 30 50 Tidak Tuntas

20 M. Hafiz Safarudin 13 30 44 Tidak Tuntas

21 Natasya Syafa Ramila 7 30 24 Tidak Tuntas

22 Noval Pratama Putra 9 30 30 Tidak Tuntas

23 Ramadhan Anggoro Saputra 11 30 37 Tidak Tuntas

24 Renzha Augoesta 12 30 40 Tidak Tuntas

25 Ryan Wida 9 30 30 Tidak Tuntas

26 Shandy Kurniawan 17 30 57 Tidak Tuntas

27 Silvia Dilla Prasiwi 12 30 40 Tidak Tuntas

28 Umar Hadi Sulistiyono 9 30 30 Tidak Tuntas

29 Veriawan Rifky P 14 30 47 Tidak Tuntas

30 Yayang Ayu Fitriani 18 30 60 Tidak Tuntas

Total 1.143

Sumber : Hasil Pretest Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 38 Semarang Selasa 12 Maret 2019

151

Lampiran 22

Hasil Perolehan Jawaban Siswa dalam soal essay Kelas VIII A

(Kelas Eksperimen)

No Nama Siswa Skor yang

diperoleh

Total skor

maksimal Nilai Keterangan

1 Ady Satria 14 30 47 Tidak Tuntas

2 Alda Aqila B 13 30 44 Tidak Tuntas

3 Anton Ramudya 15 30 50 Tidak Tuntas

4 Aprizal Yuniar W 21 30 70 Tuntas

5 Dava Aditia P 21 30 70 Tuntas

6 Dhondra Ehioloa S 21 30 70 Tuntas

7 Dimas Wahyu Dwi S 23 30 77 Tuntas

8 Dinda Nurmalasari 22 30 74 Tuntas

9 Dwiki Ariavan P 21 30 70 Tuntas

10 Findri Destya P 21 30 70 Tuntas

11 Gandy Arya PH 26 30 87 Tuntas

12 Ilham Artawan 23 30 77 Tuntas

13 Krisma Antonitia 25 30 84 Tuntas

14 Lukman Alamsyah 25 30 84 Tuntas

15 M. Ahizar AP 21 30 70 Tuntas

16 Mahosa Yordan S 26 30 87 Tuntas

17 Maya Adelia Tri H 15 30 50 Tidak Tuntas

18 Mohammad Yusuf 23 30 77 Tuntas

19 Nanda Tri F 23 30 77 Tuntas

20 Ramadhana Nur 22 30 74 Tuntas

21 Resania Malviani 21 30 70 Tuntas

22 Rizky Bagus C 27 30 90 Tuntas

23 Salsa Zakia 25 30 84 Tuntas

24 Septiani Nur Wahyu 21 30 70 Tuntas

25 Sovi Dewi L 22 30 74 Tuntas

26 Titania Cahya Dewi 20 30 67 Tidak Tuntas

27 Veri Arifin Setiawan 22 30 74 Tuntas

28 Vina Ardana 23 30 77 Tuntas

29 Wenezia Befitri 22 30 74 Tuntas

30 Yueyi Rahmat H 22 30 74 Tuntas

Total 2.163

Sumber : Hasil Post-test Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 38 Semarang Jumat 15 Maret 2019

152

Lampiran 23

Hasil Perolehan Jawaban Siswa dalam soal essay Kelas VIII C

(Kelas Kontrol)

No Nama Siswa Skor yang

diperoleh

Skor total

maksimal Nilai Keterangan

1 Akmal Syaifudin 24 30 80 Tuntas

2 Aldo Fariz Ariyanto 19 30 74 Tuntas

3 Anindia Putri Oktaviana S 12 30 40 Tidak Tuntas

4 Arya Putra Suswanto 14 30 47 Tidak Tuntas

5 Aurel Nazwa Putri Praditya 18 30 70 Tuntas

6 Chahya Satria Narendra 12 30 40 Tidak Tuntas

7 Chalista Putri Nazala 12 30 40 Tidak Tuntas

8 Dimas Yoga Aditya 16 30 70 Tuntas

9 Fahmi Rangga Ariyanto 14 30 47 Tidak Tuntas

10 Fauzy Adi Nugroho 12 30 40 Tidak Tuntas

11 Fidya Suci Saputri 19 30 70 Tuntas

12 Firda Anggun Syafaan 15 30 50 Tidak Tuntas

13 Iftita Nadine Yaffa 18 30 70 Tuntas

14 Kharesya Hasnaa 13 30 44 Tidak Tuntas

15 Khoirunnissa Winda A 14 30 47 Tidak Tuntas

16 Khrisna Wahyu R 16 30 70 Tuntas

17 Maulia Mufidah 15 30 50 Tidak Tuntas

18 Meisa Dwi Larasati 15 30 50 Tidak Tuntas

19 Melinda Prima W 15 30 50 Tidak Tuntas

20 M. Hafiz Safarudin 15 30 50 Tidak Tuntas

21 Natasya Syafa Ramila 16 30 70 Tuntas

22 Noval Pratama Putra 13 30 44 Tidak Tuntas

23 Ramadhan Anggoro Saputra 14 30 47 Tidak Tuntas

24 Renzha Augoesta 11 30 37 Tidak Tuntas

25 Ryan Wida 13 30 44 Tidak Tuntas

26 Shandy Kurniawan 14 30 47 Tidak Tuntas

27 Silvia Dilla Prasiwi 17 30 70 Tuntas

28 Umar Hadi Sulistiyono 12 30 40 Tidak Tuntas

29 Veriawan Rifky P 14 30 47 Tidak Tuntas

30 Yayang Ayu Fitriani 18 30 70 Tuntas

Total 1.772

Sumber : Hasil Postest Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 38 Semarang Kamis 14 Maret 2019

153

Lampiran 24

HASIL WAWANCARA PADA OBSERVASI AWAL

Sekolah : SMP Negeri 38 Semarang

Hari/Tanggal : Selasa, 12 Maret 2019

Responden : Guru IPA kelas VIII

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana kondisi pembelajaran di SMP

N 38 Semarang yang diterapkan di dalam

kelas?

Hingga saat ini SMP N 38 masih

memberlakukan pembelajaran secara

konvensional di dalam kelas, itupun tanpa

adanya media pendukung seperti media power

point sehingga siswa terlihat cepat jenuh. Guna

menunjang pembelajaran siswa, kami dari pihak

sekolah memberi izin untuk siswa membawa

handphone mencari bahan materi ataupun video

pembelajaran.

2 Bagaimana hasil belajar yang dicapai

siswa selama pembelajaran khususnya

pelajaran IPA?

Hasil belajar siswa cukup memprihatinkan

dilihat dari hasil ulangan siswa terakhir

dilaksanakan dan pembelajaran IPA dinilai sulit

bagi siswa terlebih ketika kegiatan berhitung dan

menalar.

3 Bagaimana kemampuan berpikir kritis

siswa pada pembelajaran IPA?

Kemampuan berpikir kritis siswa di SMP N 38

dianggap rendah bahkan siswa tidak mampu

mengembangkan pemikirannya sendiri dan

ketika menyimpulkan suatu masalah di dalam

kelas masih harus dibantu oleh guru. Ditambah

lagi guru tidak memiliki standar penilaian

khusus dalam mengukur kemampuan berpikir

kritis siswa. Sehingga guru sulit untuk melihat

siswa yang daya berpikir kritisnya itu tinggi

ataupun rendah.

4 Apakah siswa merasa tertarik ketika

menerima pelajaran IPA?

Ada yang tertarik dan ada yang tidak, juga ada

yang biasa saja. Tanggapan siswa terhadap

pelajaran IPA itu dirasa sulit dan itu mungkin

karna metode pembelajaran berupa ceramah dan

diskusi tanpa ada media dan alat penunjang lain.

Keadaan sarana dan prasarana di laboratorium

pun juga masih kurang sehingga siswa hampir

melaksanakan pembelajaran di dalam kelas

setiap hari. Hal itu menjadi sebab siswa bosan

menginginkan sesuatu yang baru. Namun,

dengan kemampuan guru serta keterbatasan

waktu dalam mengajar menyebabkan guru tak

ber inovatif untuk membuat suatu media.

154

Lampiran 25

Kisi-Kisi Pedoman Wawancara untuk Guru

No. Aspek Yang

Ditanyakan Tujuan Pertanyaan

1. Metode pembelajaran

IPA

Untuk mengetahui metode

pembelajaran IPA di dalam

kelas

Selama mengajar, apa saja metode

pembelajaran IPA yang telah bapak

terapkan di dalam kelas ?

2. Kemampuan siswa

dalam rekonstruksi

pengetahuan

Untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam

merekonstruksi pengetahuan

Menurut bapak, bagaimana

kemampuan siswa dalam menelaah

pembelajaran IPA? Apakah siswa

sudah mampu

merekonstruksi/membangun

pengetahuannya sendiri?

3. Kemampuan berpikir

kritis

Untuk mengetahui

kemampuan berpikir kritis

siswa dalam pembelajaran

IPA

Menurut bapak, bagaimana tingkat

kemampuan siswa dalam berpikir

kritis khususnya dalam pembelajaran

IPA ?

4. Keunggulan dan

kelemahan dari

metode active

learning tipe card sort

Untuk mengetahui

keunggulan dan kelemahan

dari metode active learning

tipe card sort

Menurut bapak, bagaimana

keunggulan maupun kelemahan

setelah diterapkannya metode active

learning tipe card sort dalam proses

pembelajaran di kelas ?

5. Peran serta pengaruh

metode active

learning tipe card sort

melalui pendekatan

konstruktivistik

terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa

Untuk mengetahui pengaruh

metode active learning tipe

card sort terhadap

kemampuan berpikir kritis

Menurut bapak, bagaimana pengaruh

metode active learning tipe card sort

melalui pendekatan konstruktivistik

terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa ?

6. Faktor pendukung dan

penghambat dalam

menerapkan metode

active learning tipe

card sort dalam

pembelajaran

Untuk mengetahui faktor

pendukung dan penghambat

dalam menerapkan

penggunaan metode active

learning tipe card sort

dalam pembelajaran

Menurut bapak, apa saja faktor

pendukung dan penghambat dalam

menerapkan metode active learning

tipe card sort di dalam kelas ?

155

Lampiran 26

PEDOMAN WAWANCARA

Sekolah : SMP Negeri 38 Semarang

Hari/Tanggal :

Aspek : Pembelajaran IPA, berpikir kritis, metode active learning tipe card sort

Responden : Guru IPA kelas VIII

Jalannya Wawancara : Wawancara Terstruktur

1. Selama mengajar, apa saja metode pembelajaran IPA yang telah bapak terapkan di dalam

kelas ?

2. Menurut bapak, bagaimana kemampuan siswa dalam menelaah pembelajaran IPA? Apakah

siswa sudah mampu merekonstruksi/membangun pengetahuannya sendiri?

3. Menurut bapak, bagaimana tingkat kemampuan siswa dalam berpikir kritis khususnya

dalam pembelajaran IPA ?

4. Menurut bapak, bagaimana keunggulan maupun kelemahan setelah diterapkannya metode

active learning tipe card sort dalam proses pembelajaran di kelas ?

5. Menurut bapak, bagaimana pengaruh metode active learning tipe card sort melalui

pendekatan konstruktivistik terhadap kemampuan berpikir kritis siswa ?

6. Menurut bapak, apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menerapkan metode

active learning tipe card sort di dalam kelas ?

156

Lampiran 27

Kisi-Kisi wawancara terhadap guru dalam menerapkan metode active learning tipe card

sort dengan pendekatan konstruktivistik dalam proses pembelajaran

Aspek Prinsip Dasar Pendekatan

Konstruktivistik

Indikator Metode Active

Learning Tipe Card Sort

Penggunaan Metode

Active Learning Tipe

Card Sort dengan

Pendekatan Saintifik

Pengetahuan dikonstruk

(dibangun) dari diri dan

pikiran siswa

1. Pembagian kartu indeks

2. Siswa bergerak dan

berkeliling di dalam kelas

menemukan kartu indeks

dengan kategori yang sama.

3. Siswa dengan kartu indeks

sama presentasi di depan

kelas.

4. Guru memberikan poin-poin

penting terkait materi

pelajaran.

Lampiran 28

Kisi-Kisi wawancara terhadap guru tentang kemampuan berpikir kritis siswa

Aspek Indikator & Sub Indikator

Kemampuan Berpikir Kritis 1. Definisi dan Klarifikasi Masalah

Membuat dan merumuskan pertanyaan

secara tepat (critical question).

2. Menilai informasi yang berhubungan dengan

masalah

Menemukan sebab-sebab kejadian

permasalahan

Menilai dampak atau konsekuensi

kejadian

Memprediksi konsekuensi lanjut dari

dampak kejadian.

3. Solusi masalah/membuat kesimpulan dan

memecahkan

Menjelaskan permasalahan dan membuat

kesimpulan sederhana.

157

Lampiran 29

Tahapan Pembelajaran Metode Active Learning Tipe Card Sort

No.

Tahap Metode

Active Learning

Tipe Card Sort

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Pembagian kertas

yang berisi informasi

atau contoh yang

tercakup dalam satu

atau lebih kategori.

Membangkitkan minat dan

keingintahuan siswa.

Mengajukan pertanyaan

yang berhubungan dengan

topik yang dibahas dalam

kehidupan kehidupan

sehari-hari.

Membuat dan merumuskan

pertanyaan yang

berhubungan dengan topik

yang dibahas secara tepat

(critical question).

Mengembangkan minat dan

rasa ingin tahu terhadap

topik bahasan.

Memberikan respons

terhadap pertanyaam guru.

Mampu merumuskan

pertanyaan yang

berhubungan dengan topik

yang akan dibahas.

2. Meminta siswa untuk

bergerak dan

berkeliling di dalam

kelas untuk

menemukan kartu

dengan kategori yang

sama.

Mendorong siswa untuk

bergerak aktif dan memiliki

daya tanggap dalam

membentuk kelompok

kecil.

Membentuk kelompok,

memberi kesempatan untuk

bekerjasama dengan

kelompok.

Memiliki kemampuan

berpikir cepat dan aktif

serta tanggap dalam

membentuk kelompok kecil

di dalam kelas.

Membentuk kelompok dan

berusaha bekerja dalam

kelompok.

3. Siswa dengan

kategori yang sama

diminta

mempresentasikan

kategori masing-

masing di depan

kelas.

Guru berperan sebagai

fasilitator.

Mendorong siswa untuk

menjelaskan konsep dengan

kalimat mereka sendiri.

Meminta bukti dan

klarifikasi penjelasan siswa,

mendengar secara kritis

penjelasan antarsiswa.

Membuat prediksi baru

(konsekuensi lanjut dari

dampak kejadian).

Mencoba alternatif

pemecahan dengan teman

sekelompok, mencatat hasil

diskusi kecil, serta

mengembangkan ide-ide

baru.

Menunjukkan bukti dan

memberi klarifikasi

terhadap ide-ide baru.

4. Seiring dengan

presentasi dari tiap-

tiap kategori, guru

memberikan poin-

poin penting terkait

materi pelajaran.

Memberi definisi dan

penjelasan dengan memakai

penjelasan siswa terdahulu

sebagai dasar diskusi.

Mendorong siswa

melakukan evaluasi diri.

Mencermati dan berusaha

memahami penjelasan guru.

Mengambil kesimpulan

lanjutan atau situasi belajar

yang dilakukannya.

158

Lampiran 30

Panduan Observasi Penggunaan Metode Active Learning Tipe Card Sort

Variabel

Penelitian Indikator Pernyataan

Penggunaan

Metode Active

Learning Tipe

Card Sort

1. Menyebutkan organ-organ

pada sistem pernapasan

manusia.

1. Guru menginstrusikan kepada

siswa untuk menyebutkan

organ-organ pada sistem

pernapasan manusia.

2. Menjelaskan fungsi dari

masing-masing organ sistem.

2. Guru mempersiapkan

potongan-potongan kartu.

3. Memahami proses

pernapasan dada manusia.

3. Guru menginstrusikan kepada

siswa maju kedepan kelas

untuk mengambil kartu.

4. Membedakan mekanisme

pernapasan dada dan

mekanisme pernapasan perut.

4. Guru menginstrusikan untuk

mencari pasangan dan

menempelkan kartu di papan

tulis.

5. Memahami gangguan pada

sistem pernapasan serta

upaya menjaga kesehatan

sistem pernapasan.

5. Guru menginstrusikan kepada

siswa untuk membacakan hasil

penemuan dari pasangan

masing-masing beserta

penjelasannya.

6. Seiring dengan presentasi dari

tiap-tiap kategori tersebut, guru

memberikan poin-poin penting

terkait materi pelajaran.

Kemampuan

Berpikir Kritis

Kemampuan Berpikir Kritis

Tertulis (Tes Essay)

Ketepatan dalam menjawab

pertanyaan secara kritis di setiap

nomor pertanyaan.

159

Lampiran 31

Lembar Observasi : Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII A

Nama Siswa :

Hari/Tanggal :

Nama Guru :

Nama Observer :

Kegiatan Belajar Siswa Skala Penilaian

4 3 2 1

1) Melakukan pengamatan atau penyelidikan

2) Menanyakan hal-hal yang tidak dipahami dari apa yang diselidiki

atau diamati

3) Menguraikan informasi yang diperoleh dari hasil penyelidikan atau

pengamatan

4) Mampu menggabungkan informasi-informasi yang diperoleh

menjadi susunan baru

5) Memberikan penjelasan dari masalah yang diberikan oleh guru

6) Aktif berdiskusi bersama teman untuk menyelesaikan masalah yang

ada

7) Mengomentari dan menyimpulkan hasil yang diperoleh selama

proses pembelajaran

8) Menyimpulkan materi pembelajaran dengan kata-kata sendiri

9) Mengevaluasi informasi-informasi yang diperoleh dari hasil

pengamatan atau sumber lainnya

Keterangan Skala Penilaian :

4 = Sering

3 = Kadang-kadang

2 = Jarang

1 = Tidak pernah

160

Lampiran 32

Lembar Observasi : Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII C

Nama Siswa :

Hari/Tanggal :

Nama Guru :

Nama Observer :

Kegiatan Belajar Siswa Skala Penilaian

4 3 2 1

1) Melakukan pengamatan atau penyelidikan

2) Menanyakan hal-hal yang tidak dipahami dari apa yang diselidiki

atau diamati

3) Menguraikan informasi yang diperoleh dari hasil penyelidikan atau

pengamatan

4) Mampu menggabungkan informasi-informasi yang diperoleh

menjadi susunan baru

5) Memberikan penjelasan dari masalah yang diberikan oleh guru

6) Aktif berdiskusi bersama teman untuk menyelesaikan masalah yang

ada

7) Mengomentari dan menyimpulkan hasil yang diperoleh selama

proses pembelajaran

8) Menyimpulkan materi pembelajaran dengan kata-kata sendiri

9) Mengevaluasi informasi-informasi yang diperoleh dari hasil

pengamatan atau sumber lainnya

Keterangan Skala Penilaian :

4 = Sering

3 = Kadang-kadang

2 = Jarang

1 = Tidak pernah

161

Lampiran 33

PEDOMAN PENILAIAN PADA AKTIVITAS SISWA

Mata Pelajaran : IPA

Materi Pokok : Sistem Pernapasan Manusia

1. Tujuan

Mengamati dan menilai aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA

2. Aspek dan kriteria penilaian

a. Aspek Kemampuan Siswa dalam melakukan pengamatan

No Skor Indikator

1 4 Siswa mampu mendeskripsikan hasil pengamatan dengan

tepat

3 Siswa kurang mampu mendeskripsikan hasil pengamatan

namun kurang tepat

2 Siswa mampu mendeskripsikan hasil pengamatan dengan

bantuan guru

1 Siswa tidak mampu mendeskripsikan hasil pengamatan

b. Aspek Kemampuan siswa dalam berani bertanya

No Skor Indikator

2 4 Siswa mampu mengajukan 3 pertanyaan atau lebih selama

proses belajar berlangsung

3 Siswa mampu mengajukan 1-2 pertanyaan selama proses

belajar berlangsung

2 Siswa mampu mengajukan hanya 1 pertanyaan selama

proses belajar berlangsung

1 Siswa tidak mengajukan pertanyaan sama sekali selama

proses belajar berlangsung

c. Aspek Kemampuan siswa menguraikan informasi dari pengamatan

No Skor Indikator

3 4 Siswa mampu menguraikan informasi dari hasil pengamatan

dengan tepat

3 Siswa mampu menguraikan informasi hasil pengamatan

namun kurang tepat

2 Siswa mampu menguraikan informasi hasil pengamatan

dengan bantuan guru

1 Siswa tidak mampu menguraikan informasi hasil

pengamatan

162

d. Aspek Kemampuan siswa menggabungkan informasi

No Skor Indikator

4 4 Siswa mampu menggabungkan informasi menjadi susunan

baru dengan tepat

3 Siswa mampu menggabungkan informasi menjadi susunan

baru namun kurang tepat

2 Siswa mampu menggabungkan informasi menjadi susunan

baru dengan bantuan guru

1 Siswa tidak mampu menggabungkan informasi menjadi

susunan baru

e. Aspek Kemampuan siswa dalam memberikan penjelasan terhadap masalah

No Skor Indikator

5 4 Siswa mampu memberikan penjelasan terhadap

permasalahan dengan tepat

3 Siswa mampu memberikan penjelasan terhadap

permasalahan namun kurang tepat

2 Siswa mampu memberikan penjelasan terhadap

permasalahan dengan bantuan guru

1 Siswa tidak mampu memberikan penjelasan terhadap

permasalahan

f. Aspek Kemampuan siswa dalam aktif berdiskusi

No Skor Indikator

6 4 Siswa mampu memberikan pertanyaan atau jawaban

terhadap masalah yang disuguhkan pada session diskusi, 3

atau lebih pertanyaan atau jawaban

3 Siswa mampu memberikan pertanyaan atau jawaban

terhadap masalah yang disuguhkan pada session diskusi, 1-2

pertanyaan atau jawaban

2 Siswa mampu memberikan pertanyaan atau jawaban

terhadap masalah yang disuguhkan pada session diskusi,

hanya 1 pertanyaan atau jawaban

1 Siswa tidak mampu memberikan pertanyaan atau jawaban

terhadap masalah yang disuguhkan pada session diskusi

163

g. Aspek Kemampuan siswa dalam menyimpulkan hasil pelajaran

No Skor Indikator

7 4 Siswa mampu menyimpulkan hasil pelajaran secara

tepat dan sempurna

3 Siswa mampu menyimpulkan hasil pelajaran secara tepat

namun kurang sempurna

2 Siswa mampu menyimpulkan hasil pelajaran dengan

bantuan guru

1 Siswa tidak mampu menyimpulkan hasil pelajaran secara

tepat dan sempurna

h. Aspek Kemampuan siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran dengan kata-

kata sendiri

No Skor Indikator

8 4 Siswa mampu menyimpulkan informasi dengan kata-kata

sendiri secara tepat

3 Siswa mampu menyimpulkan informasi dengan kata-kata

sendiri namun kurang tepat

2 Siswa mampu menyimpulkan informasi dengan bantuan

guru

1 Siswa tidak mampu menyimpulkan informasi dengan kata-

kata sendiri

i. Aspek Kemampuan siswa dalam mengevaluasi informasi

No Skor Indikator

8 4 Siswa mampu mengevaluasi informasi dari hasil

pengamatan atau sumber lainnya

3 Siswa mampu mengevaluasi informasi dari hasil

pengamatan atau sumber lainnya namun kurang tepat

2 Siswa mampu mengevaluasi informasi dari hasil

pengamatan atau sumber lainnya dengan bantuan guru

1 Siswa tidak mampu mengevaluasi informasi dari hasil

pengamatan atau sumber lainnya

164

Lampiran 34

LEMBAR PENILAIAN AKTIVITAS SISWA KELOMPOK EKSPERIMEN (VIII A)

No

Kode

Siswa

Skor

Total

% Skor

Total Kriteria

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 E-01 4 3 4 4 4 3 3 4 4 33 91,67 Sangat baik

2 E-02 3 4 3 4 4 4 4 3 4 33 91,67 Sangat baik

3 E-03 3 4 4 3 3 4 4 2 3 30 83,33 Baik

4 E-04 3 4 4 3 4 4 4 4 4 34 94,45 Sangat baik

5 E-05 4 3 3 3 3 4 4 4 4 32 88,9 Sangat baik

6 E-06 2 2 3 4 4 4 3 3 2 27 75 Baik

7 E-07 4 4 4 3 4 3 4 3 3 32 88,8 Sangat baik

8 E-08 4 4 3 4 4 4 3 3 3 32 88,8 Sangat baik

9 E-09 4 3 4 4 4 4 4 4 4 35 97,2 Sangat baik

10 E-10 4 3 4 4 4 4 3 4 4 34 94,4 Sangat baik

11 E-11 4 3 3 4 3 3 4 3 4 31 86,1 Sangat baik

12 E-12 4 3 3 3 4 4 4 3 4 32 88,9 Sangat baik

13 E-13 2 2 3 3 4 3 4 3 4 28 77,7 Baik

14 E-14 4 4 3 3 4 3 4 4 4 33 91,67 Sangat baik

15 E-15 4 4 4 3 4 4 4 3 4 34 94,45 Sangat baik

16 E-16 4 4 4 3 4 3 4 4 4 34 94,45 Sangat baik

17 E-17 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35 97,2 Sangat baik

18 E-18 4 4 4 4 3 4 4 3 4 34 94,45 Sangat baik

19 E-19 4 3 3 4 2 4 3 3 2 28 77,7 Baik

20 E-20 4 4 3 3 3 4 2 4 4 31 86,1 Sangat baik

21 E-21 4 2 3 4 4 2 3 4 4 30 83,33 Baik

22 E-22 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35 97,2 Sangat baik

23 E-23 4 3 4 4 4 4 3 3 4 33 91,67 Sangat baik

24 E-24 3 3 4 3 3 3 3 4 3 29 80,56 Baik

25 E-25 3 3 4 4 4 4 4 4 3 33 91,67 Sangat baik

26 E-26 2 3 3 3 3 4 4 4 3 29 80,56 Baik

27 E-27 3 3 4 4 4 4 4 4 3 33 91,67 Sangat baik

28 E-28 2 3 4 4 4 4 4 4 3 32 88,9 Sangat baik

29 E-29 3 2 4 4 4 4 3 4 4 32 88,9 Sangat baik

30 E-30 4 3 3 4 2 4 4 4 3 31 86,1 Sangat baik

Jumlah 105 98 107 108 109 109 109 107 107 959 2663,5

Rata-rata 3,5 3,3 3,56 3,6 3,6 3,6 3,6 3,56 3,56 32 88,78 Sangat baik

Kriteria ST T ST ST ST ST ST ST ST T

Skor yang diperoleh tiap aspek

165

Keterangan aspek:

10. Kemampuan siswa dalam melakukan pengamatan

11. Kemampuan siswa dalam berani bertanya

12. Kemampuan siswa dalam menguraikan informasi dari pengamatan

13. Kemampuan siswa dalam menggabungkan informasi

14. Kemampuan siswa dalam memberikan penjelasan terhadap masalah yang ada

15. Kemampuan siswa dalam aktif berdiskusi di dalam kelompok

16. Kemampuan siswa dalam menyimpulkan hasil pelajaran

17. Kemampuan siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran dengan kata-kata sendiri

18. Kemampuan siswa dalam mengevaluasi informasi

Kriteria rata-rata skor tiap aspek

3,40 < X ≤ 4,00 = Sangat tinggi

2,80 < X ≤ 3,40 = Tinggi (T)

2,20 < X ≤ 2,80 = Cukup (C)

1,60 < X ≤ 2,20 = Rendah (R)

1,00 < X ≤ 1,60 = Sangat rendah

Kriteria % skor total psikomotor

85,00 < X ≤ 100,00 = Sangat baik

70,00 < X ≤ 85,00 = Baik

55,00 < X ≤ 70,00 = Cukup

40,00 < X ≤ 55,00 = Kurang

25,00 < X ≤ 40,00 = Sangat kurang

166

Lampiran 35

LEMBAR PENILAIAN AKTIVITAS SISWA KELOMPOK KONTROL (VIII C)

No

Kode

Siswa

Skor

Total

% Skor

Total Kriteria

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 K-01 2 3 4 4 3 3 2 2 3 26 72,2 Baik

2 K-02 2 2 3 3 3 4 4 2 2 25 69,4 Cukup

3 K-03 3 3 4 4 3 3 3 3 2 28 77,7 Baik

4 K-04 3 3 3 2 4 4 2 3 3 27 75 Baik

5 K-05 2 3 2 2 3 4 4 4 24 66,67 Cukup

6 K-06 2 3 2 2 4 3 2 2 3 23 63,9 Cukup

7 K-07 4 4 4 3 4 3 3 4 3 32 88,9 Sangat baik

8 K-08 3 4 3 4 3 2 2 3 3 27 75 Baik

9 K-09 3 3 2 3 3 3 2 2 3 24 66,67 Cukup

10 K-10 3 3 3 3 4 3 3 2 2 26 72,2 Baik

11 K-11 2 2 3 2 2 4 4 4 3 26 72,2 Baik

12 K-12 2 3 3 3 4 4 4 4 3 30 83,3 Sangat baik

13 K-13 2 3 3 2 2 3 3 4 4 26 72,2 Baik

14 K-14 2 2 3 3 3 4 4 3 4 28 77,7 Baik

15 K-15 2 3 3 3 4 4 2 3 2 26 72,2 Baik

16 K-16 4 4 2 3 2 2 3 3 4 27 75 Baik

17 K-17 3 4 4 3 3 2 3 3 2 27 75 Baik

18 K-18 2 2 3 3 4 3 3 3 3 26 72,2 Baik

19 K-19 3 2 3 2 4 4 4 3 4 29 80,56 Sangat baik

20 K-20 2 2 3 3 4 4 4 4 3 29 80,56 Sangat baik

21 K-21 3 3 3 3 2 3 3 3 3 26 72,2 Baik

22 K-22 3 3 3 3 4 3 3 3 4 29 80,56 Sangat baik

23 K-23 2 2 2 2 2 2 2 2 4 20 55,7 Cukup

24 K-24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 75 Baik

25 K-25 3 3 3 3 4 3 3 3 3 28 77,7 Baik

26 K-26 2 2 2 2 3 2 2 2 3 20 55,7 Cukup

27 K-27 3 3 3 3 2 3 3 3 3 26 72,2 Baik

28 K-28 4 4 4 4 2 4 4 4 2 32 88,9 Sangat baik

29 K-29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 75 Baik

30 K-30 3 3 3 3 4 3 3 3 3 28 77,7 Baik

Jumlah 80 87 89 84 94 94 90 90 91 799

2219,22

Rata-rata 2,67 2,9 2,97 2,8 3,1 3,1 3 3 3,03 26,6 74 Baik

Kriteria C T T T T T T T T

Skor yang diperoleh tiap aspek

167

Keterangan aspek:

19. Kemampuan siswa dalam melakukan pengamatan

20. Kemampuan siswa dalam berani bertanya

21. Kemampuan siswa dalam menguraikan informasi dari pengamatan

22. Kemampuan siswa dalam menggabungkan informasi

23. Kemampuan siswa dalam memberikan penjelasan terhadap masalah yang ada

24. Kemampuan siswa dalam aktif berdiskusi di dalam kelompok

25. Kemampuan siswa dalam menyimpulkan hasil pelajaran

26. Kemampuan siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran dengan kata-kata sendiri

27. Kemampuan siswa dalam mengevaluasi informasi

Kriteria rata-rata skor tiap aspek

3,40 < X ≤ 4,00 = Sangat tinggi

2,80 < X ≤ 3,40 = Tinggi (T)

2,20 < X ≤ 2,80 = Cukup (C)

1,60 < X ≤ 2,20 = Rendah (R)

1,00 < X ≤ 1,60 = Sangat rendah

Kriteria % skor total psikomotor

85,00 < X ≤ 100,00 = Sangat baik

70,00 < X ≤ 85,00 = Baik

55,00 < X ≤ 70,00 = Cukup

40,00 < X ≤ 55,00 = Kurang

25,00 < X ≤ 40,00 = Sangat kurang

168

Lampiran 36

Angket Respon Siswa Terhadap Metode Active Learning Tipe Card Sort dalam

Pembelajaran IPA pada Kelas Eksperimen

Nama :

Kelas :

No. Absen :

Petunjuk :

a. Pengisian angket tidak mempengaruhi nilai anda.

b. Pilihlah jawaban dibawah ini dengan cara memberikan tanda cek (√) pada kolom yang

dianggap sesuai.

Keterangan :

SS = Sangat setuju TS = Tidak Setuju

S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya senang belajar IPA menggunakan metode active learning tipe

card sort.

2. Saya tertarik belajar IPA setelah menggunakan metode active

learning tipe card sort.

3. Saya merasa bosan belajar IPA saat menggunakan metode active

learning tipe card sort.

4. Saya berani bertanya apabila ada materi yang kurang jelas.

5. Saya lebih aktif berdiskusi dengan teman saat belajar IPA

menggunakan metode active learning tipe card sort.

6. Saya lebih berkonsentrasi saat belajar IPA menggunakan metode

active learning tipe card sort.

7. Saya lebih bersemangat saat belajar menggunakan metode active

learning tipe card sort.

8. Saya mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh.

9. Saya merasa kesulitan belajar IPA ketika menggunakan metode

169

active learning tipe card sort.

10. Saya dapat bekerjasama dengan baik bersama teman ketika

menyortir kartu.

11. Saya lebih memahami materi pembelajaran setelah belajar

menggunakan metode active learning tipe card sort.

12. Saya dapat mengisi soal essay setelah belajar menggunakan metode

active learning tipe card sort.

13. Metode active learning tipe card sort dapat membantu saya belajar

IPA dengan mudah.

14. Mata pelajaran IPA menjadi lebih menarik ketika menggunakan

metode active learning tipe card sort.

15. Saya merasa tertantang untuk belajar menggunakan metode active

learning tipe card sort pada materi selanjutnya.

170

Lampiran 37

Rekapitulasi Hasil Angket Respon Siswa mengenai Metode Active Learning Tipe Card

Sort

Skor

Siswa 4 3 2 1 Skor Rerata Kriteria

1 9 1, 2, 4, 5, 6,

7, 10, 12,

13, 14

3, 8, 11,

15

42 70 Baik

2 5, 8, 9,

13

1, 4, 6, 7,

10, 12, 14,

15

2, 11 3 45 75 Baik

3 5, 10 1, 2, 4, 6, 7,

8, 11, 13,

14

3, 9, 12 15 42 70 Baik

4 1, 2, 4,

5, 7, 10,

11, 14

6, 8, 12, 13 3, 9, 15 50 84 Baik Sekali

5 1, 5 2, 4, 6, 7, 8,

10, 12, 13,

14

3, 9, 11,

15

43 72 Baik

6 4, 5, 6, 8,

10, 11,

13, 14

1, 7, 9, 12 2, 3 15 49 82 Baik Sekali

7 1, 13 2, 4, 5, 6, 7,

8, 9, 10, 11,

12, 14

3, 15 45 75 Baik

8 5, 8, 12 1, 4, 6, 7,

10, 11, 13

2, 9, 14,

15

3 42 70 Baik

9 1, 2, 5,

7, 10, 13,

14

4, 6, 8, 11,

12

3, 9, 15 49 82 Baik Sekali

10 5, 14 1, 4, 6, 7, 9,

10, 11, 13,

15

2, 3, 8,

12

43 72 Baik

11 1, 2, 6,

7, 8, 12,

13, 14

5, 10, 12 4, 15 3 50 84 Baik Sekali

12 4, 5, 6,

8, 10, 11,

13, 14

1, 7, 9, 12 2, 3 15 49 82 Baik Sekali

13 4, 5, 10,

11

1, 2, 6, 7, 8,

12, 13

3, 9, 14,

15

49 82 Baik Sekali

14 1, 2, 4,

5, 7, 10,

11, 14

6, 8, 12, 13 3, 9, 15 50 84 Baik Sekali

15 1, 2, 4, 5, 6, 7, 10, 3, 9 49 82 Baik Sekali

171

8, 11, 13 12, 14, 15

16 1, 5, 15 2, 4, 6, 7, 8,

10, 11, 12,

13, 14

3, 9 46 77 Baik

17 1, 2, 5,

7, 9, 10,

13, 14

4, 6, 8, 11,

12

3, 15 51 85 Baik Sekali

18 1, 5, 11 2, 4, 6, 7, 8,

12, 13, 14 3,

9, 10, 15

48 80 Baik

19 1, 2, 4,

5, 6, 7, 8,

10, 11,

13, 14 12, 15 3, 9

52 87 Baik Sekali

20 1, 2, 4,

8, 11, 13

5, 6, 7, 10,

12, 14, 15

3, 9 49 82 Baik Sekali

21 4, 13 1, 2, 5, 6, 7,

8, 9, 10, 11,

12, 14

3, 15 45 75 Baik

22 1, 5, 15 2, 4, 6, 7, 8,

10, 11, 12,

13, 14

3, 9 46 77 Baik

23 1, 2, 4,

5, 6, 7, 8,

10, 11,

13, 14

12, 15 3, 9 52 87 Baik Sekali

24 4, 5, 8,

10

1, 2, 6, 7, 9,

11, 12, 13

3, 14, 15 46 77 Baik

25 7, 8, 11,

12

1, 2, 3, 5, 9,

10, 13, 15

4, 14 6 45 75 Baik

26 4, 5, 8,

10

1, 2, 6, 7, 9,

11, 12, 13

3, 14, 15 46 77 Baik

27 1, 2, 5,

7, 10, 14,

15

4, 6, 8, 11,

12

3, 9, 15 49 82 Baik Sekali

28 1, 2, 5,

7, 9, 13,

14

4, 6, 8, 10,

11, 12

3, 15 56 94 Baik Sekali

29 5, 8, 12 1, 2, 4, 6, 7,

10, 12, 13,

14

15 47 79 Baik

30 8, 9, 15 1, 2, 3, 5, 7,

10, 11, 12,

14

4, 13 6 44 74 Baik

Jumlah

2. 292

Rerata

76,4

Kriteria

Baik

172

Lampiran 38

HASIL ANALISIS ANGKET RESPON SISWA PADA KELAS EKSPERIMEN

Indikator SS (%) S (%) TS (%) STS (%)

Perasaan siswa

1. Saya senang belajar IPA menggunakan metode

active learning tipe card sort

86,7 13,3

2. Saya tertarik belajar IPA setelah menggunakan

metode active learning tipe card sort

90 10

3. Saya merasa bosan belajar IPA saat menggunakan

metode active learning tipe card sort

53,3 46,7

4. Saya lebih bersemangat saat belajar menggunakan

metode active learning tipe card sort

63,3 36,7

Keberanian siswa

1. Saya berani bertanya apabila ada materi yang

kurang jelas

46,7 46,7 6,7

Keaktifan Siswa

1. Saya lebih aktif berdiskusi dengan teman saat

belajar IPA menggunakan metode active learning

tipe card sort

93,3 6,7

Kemampuan berpikir

1. Saya lebih berkonsentrasi saat belajar IPA

menggunakan metode active learning tipe card sort

66,7 30 3,3

2. Saya lebih memahami materi pembelajaran setelah

belajar menggunakan metode active learning tipe

card sort

83,3 16,7

Penguasaan tugas

1. Saya merasa tertantang untuk belajar menggunakan

metode active learning tipe card sort pada materi

selanjutnya

66,7 30 3,3

Kemampuan mendengarkan

1. Saya mendengarkan penjelasan guru dengan

sungguh-sungguh

63,3 36,7

Kemampuan menjalankan tugas

1. Saya merasa kesulitan belajar IPA ketika

menggunakan metode active learning tipe card sort

66,7 33,3

2. Saya dapat mengisi soal essay setelah belajar

menggunakan metode active learning tipe card sort

93,3 6,7

3. Metode active learning tipe card sort dapat

membantu saya belajar IPA dengan mudah

50 50

4. Mata pelajaran IPA menjadi lebih menarik ketika

menggunakan metode active learning tipe card sort

66,7 33,3

Kecepatan proses menjalankan tugas

1. Saya dapat bekerjasama dengan baik bersama

teman ketika menyortir kartu

43,3 50 6,7

173

Lampiran 39

Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis

Pre-test dan Post-test

Kompetensi

Dasar Indikator Soal

Tujuan yang ingin

dicapai

Ranah

Kognitif

3.9 Menganalisis

sistem

pernapasan

pada manusia

dan

memahami

gangguan

pada sistem

pernapasan

serta upaya

menjaga

kesehatan

sistem

pernapasan.

Menganalisis organ-

organ pada sistem

pernapasan manusia.

Merumuskan fungsi

dari masing-masing

organ sistem.

Memahami proses

pernapasan dada

manusia.

Memahami proses

pernapasan perut

manusia.

Membedakan

mekanisme

pernapasan dada dan

mekanisme

pernapasan perut.

Memahami berbagai

gangguan pada sistem

pernapasan serta upaya

menjaga kesehatan

sistem pernapasan.

Siswa dapat

menganalisis organ-

organ pada sistem

pernapasan manusia.

Siswa dapat

merumuskan fungsi

dari masing-masing

organ sistem.

Siswa dapat

memahami proses

pernapasan dada

manusia.

Siswa dapat

memahami proses

pernapasan perut

manusia.

Siswa dapat

membedakan

mekanisme

pernapasan dada dan

mekanisme

pernapasan perut.

Siswa dapat

memahami berbagai

gangguan pada

sistem pernapasan

serta upaya menjaga

kesehatan sistem

pernapasan.

C4

C5

C6

C6

C6

C4

4.9 Menyajikan

karya tentang

upaya

menjaga

kesehatan

sistem

pernapasan.

Mengidentifikasi

tentang bahaya

merokok bagi

kesehatan.

Siswa dapat

mengidentifikasi

tentang bahaya

merokok bagi

kesehatan.

C6

Jumlah Soal Instrumen 7

174

Lampiran 40

Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis

No. Konsep Indikator Kompetensi Siswa Indikator Berpikir

Kritis

1. Organ-organ pada

sistem pernapasan

manusia

Menganalisis organ-organ pada

sistem pernapasan manusia Definisi dan Klarifikasi

Masalah

2. Fungsi dari organ

sistem

Merumuskan fungsi dari masing-

masing organ sistem

Definisi dan Klarifikasi

Masalah

3. Proses pernapasan

manusia

Memahami proses pernapasan

dada manusia

Menilai informasi yang

berhubungan dengan

masalah

4. Proses pernapasan

manusia

Memahami proses pernapasan

perut manusia

Menilai informasi yang

berhubungan dengan

masalah

5. Proses pernapasan

manusia

Membedakan mekanisme

pernapasan dada dan mekanisme

pernapasan perut manusia

Menilai informasi yang

berhubungan dengan

masalah

6.

Gangguan

pernapasan dan

upaya pencegahan

Memahami gangguan pernapasan

dan upaya pencegahan

Solusi masalah /

membuat kesimpulan dan

memecahkan

7. Bahaya merokok

Menjelaskan tentang bahaya

merokok bagi kesehatan sistem

pernapasan

Solusi masalah /

membuat kesimpulan dan

memecahkan

175

Lampiran 41

Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest

Soal Berpikir Kritis

Sekolah : SMP Negeri 38 Semarang

Alokasi Waktu : 45 menit

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Jumlah Soal : 7 butir

Kelas : VIII

Penyusun : Melinda Ariani

Kompetensi Dasar Indikator Soal Soal Jawaban

3.9 Menganalisis

sistem pernapasan

pada manusia dan

memahami

gangguan pada

sistem pernapasan

serta upaya

menjaga kesehatan

sistem pernapasan.

1. Menganalisis organ-

organ pada sistem

pernapasan manusia

2. Merumuskan fungsi dari

organ sistem pernapasan

3. Memahami proses

pernapasan dada

manusia

4. Memahami proses

pernapasan perut

1. Dibawah ini gambar organ pernapasan

manusia. Urutkan bagian-bagian organ

pernapasan manusia berdasarkan huruf

yang tertera ! (Skor 5)

1. A. Paru-paru.

B. Bronkus

C. Hidung

D. Trakea

E. Diafragma

2. Sebagai pengatur suhu udara

adalah lendir hidung, yang mana

terdapat konka yang memiliki

banyak kapiler darah yang

berfungsi menyamakan suhu

176

manusia

5. Membedakan

mekanisme pernapasan

dada dan mekanisme

pernapasan perut

manusia

6. Memahami gangguan

pernapasan dan upaya

pencegahan

2. Salah satu fungsi hidung yaitu

menghangatkan udara. Pada saat suhu

udara rendah/dingin, hidung akan

tetap menghangatkan udara tersebut.

Apa nama bagian dari hidung yang

berfungsi mengatur suhu udara

pernapasan ? Jelaskan cara bagian

hidung tersebut mengatur suhu udara

pernapasan ? (Skor 3)

3. Dibawah ini gambar mekanisme

pernapasan dada pada manusia.

Mekanisme pernapasan dada pada

manusia terbagi menjadi dua, yaitu

menghirup udara (inspirasi) dan

udara yang terhirup dari luar

dengan suhu tubuh atau

menghangatkan udara yang

masuk ke paru-paru.

3. a) Inspirasi :

Diafragma dan otot dada

berkontraksi

Volume rongga dada

membesar

Paru-paru mengembang

Udara masuk ke paru-paru

b) Ekspirasi :

Diafragma dan otot dada

berelaksasi

Volume rongga dada

kembali normal

Paru-paru kembali normal

Udara keluar dari paru-paru

4. a) Inspirasi :

Otot antar tulang rusuk

berkontraksi

177

menghembuskan udara (ekspirasi)

yang melibatkan pertukaran udara

antara atmosfer dengan alveolus paru-

paru.

a. Apa yang terjadi pada dada ketika

menghirup udara (inspirasi) ?

b. Apa yang terjadi pada dada ketika

menghembuskan udara (ekspirasi)?

(Skor 5)

4. Dibawah ini gambar mekanisme

pernapasan perut pada manusia.

Mekanisme pernapasan perut pada

manusia terbagi menjadi dua, yaitu

menghirup udara (inspirasi) dan

Otot diafragma

berkontraksi

Rongga dada membesar

Paru-paru membesar

Udara masuk

b) Ekspirasi :

Otot antar tulang rusuk

berelaksasi

Otot diafragma berelaksasi

Rongga dada mengecil

Paru-paru mengecil

Udara keluar

5. Karena dengan pernapasan perut

selain menggunakan otot

diafragma juga menggunakan

bantuan otot abdominalis atau

otot perut. Dengan bantuan otot

perut yang berkontraksi, rongga

dada yang terbentuk akan

semakin besar dan suara yang

dihasilkan semakin kuat. Otot

178

menghembuskan udara (ekspirasi)

yang melibatkan pertukaran udara

antara atmosfer dengan alveolus paru-

paru.

a. Apa yang terjadi pada dada ketika

menghirup udara (inspirasi) ?

b. Apa yang terjadi pada dada ketika

menghembuskan udara (ekspirasi) ?

5. Ashanti adalah seorang penyanyi

terkenal di Indonesia. Ketika dia

latihan bernyanyi bersama Aurel, dia

menggunakan pernapasan perut.

Mengapa kebanyakan penyanyi sering

menggunakan pernapasan perut

perut yang berkontraksi ini yang

juga membuat fisik terlihat indah,

karena perut terlihat kecil.

6. Nama gangguannya ialah

Influenza, cara mengatasinya

dengan cara menjaga kesehatan

tubuh misalnya dengan

mengkonsumsi makanan bergizi

terutama vit C, istirahat dan tidur

yang cukup. Dan mengkonsumsi

obat flu sesuai dengan petunjuk

dokter.

179

dibandingkan pernapasan dada ?

Jelaskan ! (Skor 3)

6. Suatu keadaan, dimana hidung

tersumbat, beringus dan bersin-bersin,

merupakan ciri dari orang yang

terserang dari salah satu gangguan

sistem pernapasan, gangguan apa itu,

bagaimana mengatasinya ?

4.9 Menyajikan karya

tentang upaya

menjaga kesehatan

sistem pernapasan.

7. Menjelaskan tentang

bahaya merokok bagi

kesehatan sistem

pernapasan

7. Perhatikan gambar berikut !

Gambar diatas merupakan

perbandingan paru-paru sehat dengan

paru-paru perokok. Dapat dilihat

dengan jelas warna dari paru-paru

perokok lebih hitam dan pekat

dibandingkan dengan paru-paru sehat.

a. Apa yang menyebabkan paru-paru

7. a) Penyebab paru-paru perokok

berwarna hitam karena paru-paru

tersebut dipenuhi racun TAR,

sedangkan paru-paru sehat

tampak lebih segar dan bersih.

TAR sendiri ialah getah

tembakau yang berwarna coklat,

bisa mengiritasi saluran

pernafasan yang dapat

mengakibatkan penyakit jantung

bronkitis, kanker nasofaring dan

kanker kanker paru-paru.

b) Cara pertama untuk menjaga

180

perokok berwarna hitam ?

b. Apakah paru-paru yang sudah tidak

sehat seperti gambar diatas, bisa

menjadi sehat kembali? Upaya apa

yang harus dilakukan agar paru-paru

bisa kembali sehat ? (Skor 4)

kesehatan paru-paru adalah

dengan menghindari kebiasaan

merokok. Upaya lainnya ialah

menghindari polusi udara,

olahraga rutin, hindari stres.

Agar paru-paru perokok dapat

bersih kembali dapat dilakukan

dengan cara minum teh hijau di

malam hari, minum secangkir

jahe dan peppermint, konsumsi

bawang putih secara teratur,

konsumsi selenium (telur, ikan

salmon, ayam, keju, jamur dan

oat).

181

Lampiran 42

Rubrik Kemampuan Berpikir Kritis

Nilai Deskripsi

5

Semua konsep benar, jelas dan spesifik.

Semua uraian jawaban benar, jelas dan spesifik, didukung oleh alasan

yang kuat, benar, argument jelas.

Alur berpikir baik, semua konsep saling berkaitan dan terpadu.

Tata bahasa baik dan benar.

Semua aspek nampak, bukti baik dan seimbang.

4

Sebagian besar konsep benar, jelas namun kurang spesifik.

Sebagian besar uraian jawaban benar, jelas, namun kurang spesifik.

Alur berpikir baik, sebagian konsep saling berkaitan dan terpadu.

Tata bahasa baik dan benar, ada kesalahan kecil.

Semua aspek nampak, namun belum seimbang.

3

Sebagian kecil konsep benar dan jelas.

Sebagian kecil uraian jawaban benar dan jelas namun alasan dan

argumen tidak jelas.

Alur berpikir cukup baik, sebagian kecil saling berkaitan.

Tata bahasa cukup baik, ada kesalahan pada ejaan.

Sebagian besar aspek yang nampak benar.

2

Konsep kurang fokus atau berlebihan atau meragukan.

Uraian jawaban tidak mendukung.

Alur berpikir kurang baik, konsep tidak saling berkaitan.

Tata bahasa baik, kalimat tidak lengkap.

Sebagian kecil aspek yang nampak benar.

1

Semua konsep tidak benar atau tidak mencukupi.

Alasan tidak benar.

Alur berpikir tidak baik.

Tata bahasa tidak baik.

Secara keseluruhan aspek tidak mencukupi.

0 Tidak ada jawaban atau jawaban salah

Sumber: Finken dan Ennis (2003 dalam Zubaidah, dkk 2015)

182

Lampiran 43

RUBRIK PRETEST DAN POSTEST

Ranah

Kognitif

No.

Soal Tujuan Pembelajaran Skor Aspek yang diamati

Analisis

(C4)

1 Menganalisis organ-organ pada

sistem pernapasan manusia

5 - Mampu mengurutkan bagian-bagian

organ pernapasan manusia

diantaranya : paru-paru, bronkus,

hidung, trakea dan diafragma.

- Bahasa yang digunakan jelas.

4 - Mampu mengurutkan bagian-bagian

organ pernapasan manusia sekurang-

kurangnya tiga organ.

- Bahasa yang digunakan jelas.

3 - Kurang mampu mengurutkan bagian-

bagian organ pernapasan manusia.

- Bahasa yang digunakan kurang jelas.

2 - Tidak mampu mengurutkan bagian-

bagian organ pernapasan manusia.

- Bahasa yang digunakan kurang jelas.

1 - Tidak mampu mengurutkan bagian-

bagian organ pernapasan manusia.

- Bahasa yang digunakan tidak jelas.

0 - Tidak ada jawaban

Sintesis

(C5)

2 Merumuskan fungsi dari organ

sistem pernapasan

3 - Mampu menyebutkan nama bagian

hidung yang berfungsi mengatur suhu

udara pernapasan.

- Mampu menjelaskan cara bagian

hidung tersebut yang berfungsi

mengatur suhu udara pernapasan.

- Bahasa yang digunakan jelas.

2 - Mampu menyebutkan nama bagian

hidung yang berfungsi mengatur suhu

udara pernapasan.

- Kurang mampu menjelaskan cara

bagian hidung tersebut yang berfungsi

mengatur suhu udara pernapasan.

- Bahasa yang digunakan kurang jelas.

1 - Tidak mampu menyebutkan nama

bagian hidung yang berfungsi

mengatur suhu udara pernapasan.

- Tidak mampu menjelaskan nama

bagian hidung tersebut yang berfungsi

mengatur suhu udara pernapasan.

- Bahasa yang digunakan tidak jelas.

0 - Tidak ada jawaban

183

Penilaian

(C6)

3 Memahami proses pernapasan

dada manusia

5 - Mampu menjelaskan proses inspirasi

pada pernapasan dada secara

sistematis.

- Mampu menjelaskan proses ekspirasi

pada pernapasan dada secara

sistematis.

- Bahasa yang digunakan jelas.

4 - Mampu menjelaskan proses inspirasi

pada pernapasan dada secara

sistematis.

- Mampu menjelaskan proses ekspirasi

pada pernapasan dada secara

sistematis.

- Bahasa yang digunakan kurang jelas.

3 - Kurang menjelaskan proses inspirasi

pada pernapasan dada secara

sistematis.

- Mampu menjelaskan proses ekspirasi

pada pernapasan dada secara

sistematis.

- Bahasa yang digunakan kurang jelas.

2 - Kurang mampu menjelaskan proses

inspirasi pada pernapasan dada secara

sistematis.

- Kurang mampu menjelaskan proses

ekspirasi pada pernapasan dada secara

sistematis.

- Bahasa yang digunakan kurang jelas.

1 - Tidak mampu menjelaskan proses

inspirasi pada pernapasan dada secara

sistematis.

- Tidak mampu menjelaskan proses

ekspirasi pada pernapasan dada secara

sistematis.

- Bahasa yang digunakan tidak jelas.

0 - Tidak ada jawaban

Penilaian

(C6)

4 Siswa dapat memahami

proses pernapasan perut

manusia

5 - Mampu menjelaskan proses inspirasi

pada pernapasan perut secara

sistematis.

- Mampu menjelaskan proses ekspirasi

pada pernapasan perut secara

sistematis.

- Bahasa yang digunakan jelas.

4 - Mampu menjelaskan proses inspirasi

pada pernapasan perut secara

sistematis.

184

- Mampu menjelaskan proses ekspirasi

pada pernapasan perut secara

sistematis.

- Bahasa yang digunakan kurang jelas.

3 - Kurang menjelaskan proses inspirasi

pada pernapasan perut secara

sistematis.

- Mampu menjelaskan proses ekspirasi

pada pernapasan perut secara

sistematis.

- Bahasa yang digunakan kurang jelas.

2 - Kurang mampu menjelaskan proses

inspirasi pada pernapasan perut secara

sistematis.

- Kurang mampu menjelaskan proses

ekspirasi pada pernapasan perut secara

sistematis.

- Bahasa yang digunakan kurang jelas.

1 - Tidak mampu menjelaskan proses

inspirasi pada pernapasan perut secara

sistematis.

- Tidak mampu menjelaskan proses

ekspirasi pada pernapasan perut secara

sistematis.

- Bahasa yang digunakan tidak jelas.

0 - Tidak ada jawaban

Penilaian

(C6)

5 Membedakan mekanisme

pernapasan dada dan mekanisme

pernapasan perut manusia

3 - Mampu menjelaskan alasan penyanyi

menggunakan pernapasan perut

dibandingkan pernapasan dada ketika

bernyanyi.

- Mampu menjelaskan mekanisme

pernapasan perut secara benar.

- Bahasa yang digunakan jelas.

2 - Mampu menjelaskan alasan penyanyi

menggunakan pernapasan perut

dibandingkan pernapasan dada ketika

bernyanyi.

- Kurang mampu menjelaskan

mekanisme pernapasan perut secara

benar.

- Bahasa yang digunakan kurang jelas.

1 - Tidak mampu menjelaskan alasan

penyanyi menggunakan pernapasan

perut dibandingkan pernapasan dada

ketika bernyanyi.

- Tidak mampu menjelaskan

185

mekanisme pernapasan perut secara

benar.

- Bahasa yang digunakan tidak jelas.

0 - Tidak ada jawaban

Analisis

(C4)

6 Memahami berbagai gangguan

pada sistem pernapasan serta

upaya menjaga kesehatan sistem

pernapasan

5 - Mampu menyebutkan nama gangguan

sistem pernapasan

- Mampu menjelaskan cara menjaga

kesehatan tubuh berdasarkan

gangguan

- Bahasa yang digunakan jelas

4 - Mampu menyebutkan nama gangguan

sistem pernapasan

- Kurang mampu menjelaskan cara

menjaga kesehatan tubuh berdasarkan

gangguan

- Bahasa yang digunakan jelas

3 - Kurang mampu menyebutkan nama

gangguan sistem pernapasan

- Kurang mampu menjelaskan cara

menjaga kesehatan tubuh berdasarkan

gangguan

- Bahasa yang digunakan kurang jelas

2 - Kurang mampu menyebutkan nama

gangguan sistem pernapasan

- Tidak mampu menjelaskan cara

menjaga kesehatan tubuh berdasarkan

gangguan

- Bahasa yang digunakan tidak jelas

1 - Tidak mampu menyebutkan nama

gangguan sistem pernapasan

- Tidak mampu menjelaskan cara

menjaga kesehatan tubuh berdasarkan

gangguan

- Bahasa yang digunakan tidak jelas

0 - Tidak ada jawaban

Sintesis

(C5)

7 Siswa dapat mengidentifikasi

tentang bahaya merokok bagi

kesehatan.

4 - Mampu menjelaskan penyebab paru-

paru perokok berwarna hitam.

- Mampu menyebutkan upaya-upaya

yang harus dilakukan agar paru-paru

perokok bisa kembali sehat.

- Bahasa yang digunakan jelas.

3 - Mampu menjelaskan penyebab paru-

paru perokok berwarna hitam.

- Kurang mampu menyebutkan upaya-

upaya yang harus dilakukan agar

paru-paru perokok bisa kembali sehat.

186

- Bahasa yang digunakan jelas.

2 - Kurang mampu menjelaskan

penyebab paru-paru perokok berwarna

hitam.

- Kurang mampu menyebutkan upaya-

upaya yang harus dilakukan agar

paru-paru perokok bisa kembali sehat.

- Bahasa yang digunakan kurang jelas.

1 - Tidak mampu menjelaskan penyebab

paru-paru perokok berwarna hitam.

- Tidak mampu menyebutkan upaya-

upaya yang harus dilakukan agar

paru-paru perokok bisa kembali sehat.

- Bahasa yang digunakan tidak jelas.

0 - Tidak ada jawaban

Skor Maksimal : 30

Teknik Penskoran :

Skor =

x 100

Skor = Nilai yang diharapkan (dicari)

R = Jumlah skor yang diperoleh

N = Jumlah total skor maksimal

Penilaian

Penilaian Pengetahuan (Kognitif)

1) Teknik : Tes tertulis

2) Bentuk Instrumen : tes essay

Kriteria Penilaian

Penilaian Pengetahuan (Kognitif)

Apabila jawaban benar, jelas dan spesifik maka skor 5.

Apabila jawaban benar, jelas namun kurang spesifik maka skor 4.

Apabila jawaban benar namun alasan dan argumen tidak jelas maka skor 3.

187

Apabila jawaban tidak mendukung maka skor 2.

Apabila jawaban tanpa alasan yang benar maka skor 1.

Apabila jawaban salah atau tidak ada jawaban maka skor 0.

Persentase hasil =

x 100 %

188

Lampiran 44

LEMBAR SOAL UJI COBA

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

Nama : Hari/Tanggal :

Mata Pelajaran : IPA Alokasi Waktu : 45 menit

Kelas : IX .. Materi :Sistem Pernapasan Manusia

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat !

1. Dibawah ini gambar organ pernapasan manusia. Urutkan bagian-bagian organ pernapasan

manusia berdasarkan huruf yang tertera !

Jawab :

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

2. Salah satu fungsi hidung yaitu menghangatkan udara. Pada saat suhu udara rendah/dingin,

hidung akan tetap menghangatkan udara tersebut. Apa nama bagian dari hidung yang

berfungsi mengatur suhu udara pernapasan ? Jelaskan cara bagian hidung tersebut

mengatur suhu udara pernapasan ?

Jawab :

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

3. Dibawah ini gambar mekanisme pernapasan dada pada manusia. Mekanisme pernapasan

dada pada manusia terbagi menjadi dua, yaitu menghirup udara (inspirasi) dan

menghembuskan udara (ekspirasi) yang melibatkan pertukaran udara antara atmosfer

dengan alveolus paru-paru.

189

a. Apa yang terjadi pada dada ketika menghirup udara (inspirasi) ?

b. Apa yang terjadi pada dada ketika menghembuskan udara (ekspirasi)?

Jawab :

.........................................................................................................................................

..................................................................................................................................................

..................................................................................................................................................

.......................................................................................................................

4. Dibawah ini gambar mekanisme pernapasan perut pada manusia. Mekanisme pernapasan

perut pada manusia terbagi menjadi dua, yaitu menghirup udara (inspirasi) dan

menghembuskan udara (ekspirasi) yang melibatkan pertukaran udara antara atmosfer

dengan alveolus paru-paru.

a. Apa yang terjadi pada perut ketika menghirup udara (inspirasi) ?

b. Apa yang terjadi pada perut ketika menghembuskan udara (ekspirasi)?

Jawab :

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

5. Ashanti adalah seorang penyanyi terkenal di Indonesia. Ketika dia latihan bernyanyi

bersama Aurel, dia menggunakan pernapasan perut. Mengapa kebanyakan penyanyi sering

menggunakan pernapasan perut dibandingkan pernapasan dada ?

Jawab:

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

........................................................................................................................................

........................................................................................................................................

190

6. Suatu keadaan, dimana hidung tersumbat, beringus dan bersin-bersin, merupakan ciri dari

orang yang terserang dari salah satu gangguan sistem pernapasan, gangguan apa itu,

bagaimana mengatasinya ?

Jawab:

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

7. Perhatikan gambar di bawah ini !

Gambar diatas merupakan perbandingan paru-paru sehat dengan paru-paru perokok. Dapat

dilihat dengan jelas warna dari paru-paru perokok lebih hitam dan pekat dibandingkan

dengan paru-paru sehat.

a. Apa yang menyebabkan paru-paru perokok berwarna hitam ?

b. Apakah paru-paru yang sudah tidak sehat seperti gambar diatas, bisa menjadi sehat

kembali? Upaya apa yang harus dilakukan agar paru-paru bisa kembali sehat ?

Jawab:

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

8. Gejala umum adanya gangguan pada saluran pernapasan adalah batuk. Mengapa

demikian? Jelaskan ?

Jawab :

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

9. Peradangan yang terjadi pada paru-paru khususnya pada bagian alveolus, merupakan salah

satu gangguan sistem pernapasan. Apa nama dari gangguan tersebut ? Jelaskan!

Jawab : .....................................................................................................................................

.....................................................................................................................................

.....................................................................................................................................

.....................................................................................................................................

191

10. Tina tersedak saat makan sambil bercanda bersama temannya. Tina minum banyak air putih

agar segera sembuh dari tersedaknya. Apakah menurutmu dengan air putih akan sembuh

dari tersedak? Jelaskan !

Jawab : .....................................................................................................................................

.....................................................................................................................................

.....................................................................................................................................

.....................................................................................................................................

192

Lampiran 45

LEMBAR SOAL PRETEST DAN POSTEST

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

Nama : Hari/Tanggal :

Mata Pelajaran : IPA Alokasi Waktu : 45 menit

Kelas : IX .. Materi :Sistem Pernapasan Manusia

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat !

1. Dibawah ini gambar organ pernapasan manusia. Urutkan bagian-bagian organ pernapasan

manusia berdasarkan huruf yang tertera !

Jawab :

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

2. Salah satu fungsi hidung yaitu menghangatkan udara. Pada saat suhu udara rendah/dingin,

hidung akan tetap menghangatkan udara tersebut. Apa nama bagian dari hidung yang

berfungsi mengatur suhu udara pernapasan ? Jelaskan cara bagian hidung tersebut

mengatur suhu udara pernapasan ?

Jawab :

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

3. Dibawah ini gambar mekanisme pernapasan dada pada manusia. Mekanisme pernapasan

dada pada manusia terbagi menjadi dua, yaitu menghirup udara (inspirasi) dan

menghembuskan udara (ekspirasi) yang melibatkan pertukaran udara antara atmosfer

dengan alveolus paru-paru.

193

a. Apa yang terjadi pada dada ketika menghirup udara (inspirasi) ?

b. Apa yang terjadi pada dada ketika menghembuskan udara (ekspirasi)?

Jawab :

.........................................................................................................................................

..................................................................................................................................................

..................................................................................................................................................

.......................................................................................................................

4. Dibawah ini gambar mekanisme pernapasan perut pada manusia. Mekanisme pernapasan

perut pada manusia terbagi menjadi dua, yaitu menghirup udara (inspirasi) dan

menghembuskan udara (ekspirasi) yang melibatkan pertukaran udara antara atmosfer

dengan alveolus paru-paru.

a. Apa yang terjadi pada perut ketika menghirup udara (inspirasi) ?

b. Apa yang terjadi pada perut ketika menghembuskan udara (ekspirasi)?

Jawab :

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

5. Ashanti adalah seorang penyanyi terkenal di Indonesia. Ketika dia latihan bernyanyi

bersama Aurel, dia menggunakan pernapasan perut. Mengapa kebanyakan penyanyi sering

menggunakan pernapasan perut dibandingkan pernapasan dada ?

Jawab:

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

........................................................................................................................................

........................................................................................................................................

194

6. Suatu keadaan, dimana hidung tersumbat, beringus dan bersin-bersin, merupakan ciri dari

orang yang terserang dari salah satu gangguan sistem pernapasan, gangguan apa itu,

bagaimana mengatasinya ?

Jawab:

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

7. Perhatikan gambar di bawah ini !

Gambar diatas merupakan perbandingan paru-paru sehat dengan paru-paru perokok. Dapat

dilihat dengan jelas warna dari paru-paru perokok lebih hitam dan pekat dibandingkan

dengan paru-paru sehat.

c. Apa yang menyebabkan paru-paru perokok berwarna hitam ?

d. Apakah paru-paru yang sudah tidak sehat seperti gambar diatas, bisa menjadi sehat

kembali? Upaya apa yang harus dilakukan agar paru-paru bisa kembali sehat ?

Jawab:

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

195

Lampiran 46

Kelas Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP Negeri 38 Semarang

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/Semester : VIII (Delapan)/2 (Genap)

Materi Pokok : Sistem Pernapasan Manusia

Alokasi Waktu : 4 JP @ 40 menit (3 pertemuan)

A. Kompetensi Inti

KI1 dan KI2:Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta

Menghargai dan menghayati perilaku jujur,disiplin,santun,percaya diri,peduli,

danbertanggung jawabdalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan

anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,

bangsa, negara, dan kawasan regional.

KI3:Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin

tahunya tentangilmu pengetahuan,teknologi,seni,budayadengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak

mata.

KI4:Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secarakreatif,

produktif,kritis,mandiri,kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah

abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam

sudut pandang teori.

196

B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

3.9 Menganalisis sistem pernapasan

pada manusia dan memahami

gangguan pada sistem pernapasan

serta upaya menjaga kesehatan

sistem pernapasan

Memahami dan mengidentifikasi organ

pernapasan

Memahami mekanisme pernapasan

Memahami berbagai gangguan pada sistem

pernapasan

Menjelaskan upaya menjaga kesehatan sistem

pernapasan

4.9 Menyajikan karya tentang upaya

menjaga kesehatan sistem

pernapasan

Mengumpulkan informasi tentang bahaya

merokok bagi kesehatan

Membuat poster tentang bahaya merokok bagi

kesehatan

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:

• Memahami dan mengidentifikasi organ pernapasan

• Memahami mekanisme pernapasan

• Memahami berbagai gangguan pada sistem pernapasan

• Menjelaskan upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan

D. Materi Pembelajaran

Sistem Pernapasan Manusia

Pernapasan atau respirasi merupakan serangkaian langkah proses pengambilan

oksigen dan pengeluaran sisa berupa karbondioksida dan uap air. Oksigen diperlukan oleh

seluruh sel-sel tubuh dalam reaksi biokimia (oksidasi biologi) untuk menghasilkan energi

berupa ATP (adenosin tri phosphat). Reaksi tersebut menghasilkan zat sisa berupa

karbondioksida dan uap air yang kemudian dihembuskan keluar. Jadi tujuan respirasi

197

sebenarnya adalah untuk membentuk ATP yang diperlukan untuk seluruh aktivitas

kehidupan.

1. Organ Pernapasan Manusia

Secara garis besar, organ pernapasan pada manusia terdiri atas hidung, pangkal

tenggorok (faring), batang tenggorok (trakea), cabang batang tenggorok (bronkus), anak

cabang batang tenggorok (bronkiolus), dan paru-paru (pulmo). Organ-organ pernapasan

tersebut bekerja dalam suatu sistem yang disebut sistem pernapasan.

a. Hidung

Hidung merupakan organ pernapasan yang langsung berhubungan dengan

udara luar. Hidung dilengkapi dengan rambut-rambut hidung, selaput lendir, dan

konka. Rambut-rambut hidung berfungsi untuk menyaring partikel debu atau

kotoran yang masuk bersama udara. Selaput lendir sebagai perangkap benda asing

yang masuk terhirup saat bernapas, misalnya debu, virus, dan bakteri. Konka

memiliki banyak kapiler darah yang berfungsi menyamakan suhu udara yang

terhirup dari luar dengan suhu tubuh atau menghangatkan udara yang masuk ke

paru-paru.

b. Faring

Faring merupakan organ pernapasan yang terletak di belakang (posterior)

rongga hidung hingga rongga mulut dan di atas laring (superior). Dinding faring,

tersusun atas otot rangka yang dilapisi oleh membran mukosa, Kontraksi dari otot

rangka tersebut membantu dalam proses menelan makanan. Faring berfungsi

sebagai jalur masuk udara dan makanan, ruang resonansi suara, serta tempat tonsil

yang berpartisipasi pada reaksi kekebalan tubuh dalam melawan benda asing.

198

c. Trakea

Trakea adalah saluran yang menghubungkan laring dengan bronkus. Trakea

memiliki panjang sekitar 10-12 cm dengan lebar 2 cm. Dindingnya tersusun dari

cincin-cincin tulang rawan dan selaput lendir yang terdiri atas jaringan epitelium

bersilia. Fungsi silia pada dinding trakea untuk menyaring benda-benda asing yang

masuk ke dalam saluran pernapasan.

d. Bronkus

Pada bagian paling dasar dari trakea, trakea bercabang menjadi dua.

Percabangan trakea disebut dengan bronkus, masing-masing bronkus memasuki

paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Struktur bronkus hampir sama dengan trakea,

tetapi lebih sempit. Bentuk tulang rawan bronkus tidak teratur, tetapi berselang-

seling dengan otot polos.

e. Bronkiolus

Di dalam paru-paru bronkus bercabang-cabang lagi. Bronkiolus merupakan

cabang-cabang kecil dari bronkus. Pada ujung-ujung bronkiolus terdapat

gelembung-gelembung yang sangat kecil dan berdinding tipis yang disebut alveolus

(jamak = alveoli).

f. Paru-paru

Paru-paru merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru terbagi menjadi dua

bagian, yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-

paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh

selaput rangkap dua yang disebut pleura. Pleura berupa kantung tertutup yang berisi

cairan limfa. Pleura berfungsi melindungi paru-paru dari gesekan saat mengembang

dan mengempis. Di dalam paru-paru terdapat bagian yang berperan dalam

pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yaitu alveolus.

2. Mekanisme Pernapasan Manusia

Pada saat manusia bernapas berlangsung dua mekanisme, yaitu menghirup

udara (inhalasi/inspirasi) dan menghembuskan udara (ekshalasi/ekspirasi) yang

melibatkan pertukaran udara antara atmosfer dengan alveolus paru-paru. Pada saat

melakukan mekanisme pernapasan terjadi kerjasama antara otot dada, tulang rusuk,

199

otot perut, dan diafragma. Diafragma adalah otot yang terdapat di antara rongga dada

dan rongga perut.

Pada saat insiprasi, diafragma dan otot dada berkontraksi, volume rongga dada

membesar, paru-paru mengembang, dan udara masuk ke paru-paru. Pada saat

ekspirasi, diafragma dan otot dada berelaksasi, volume rongga dada kembali normal,

paru-paru kembali normal, dan udara keluar dari paru-paru. Satu kali pernapasan

terdiri atas satu kali insiprasi dan satu kali ekspirasi. Berdasarkan aktivitas otot-otot

pernapasan, bernapas dengan membesarkan dan mengecilkan volume rongga dada

disebut pernapasan dada. Begitu juga jika kita membesarkan dan mengecilkan volume

rongga perut, disebut pernapasan perut.

3. Gangguan pada Sistem Pernapasan Manusia dan Upaya Hidup Sehat

Ada banyak gangguan, kelainan, atau penyakit pada sistem pernapasan, antara

lain asma, pneumonia, tuberculosis (TBC), faringitis, tonsilitis, influenza atau flu, dan

kanker paru-paru. Ada banyak cara untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari

gangguan pernapasan diantaranya menggunakan masker untuk mencegah tertularnya

flu, rajin berolahraga, hindari orang yang merokok, tidak mengolah sampah dengan

cara dibakar dan menanam tumbuhan di sekitar rumah agar banyak oksigen yang

dapat dihirup.

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Konstruktivistik

2. Metode : Card Sort

3. Model : Active Learning

200

F. Media Pembelajaran

1. Media : Slide power point, papan tulis, alat tulis, kartu indeks.

2. Alat/Bahan : Laptop, LCD proyektor, LKS, Buku IPA kelas VIII Kemendikbud

2017.

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan 1 (1 JP)

Tahap Kegiatan Waktu

Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak

semua siswa berdo‟a menurut agama

dan keyakinan masing-masing.

Guru menyiapkan seluruh siswa untuk

segera memulai pembelajaran dan

mengisi lembar kehadiran.

10 menit

Kegiatan Inti Guru memberikan soal Pre-test 30 Menit

Penutup

Guru menghimbau siswa untuk belajar

guna mempersiapkan diri pada

pembelajaran berikutnya.

Guru memberikan salam penutup usai

siswa mengerjakan Pre-test.

5 Menit

Pertemuan 2 (2 JP)

Tahap Kegiatan Waktu

Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak

semua siswa berdo‟a menurut agama dan

keyakinan masing-masing.

Guru menyiapkan seluruh siswa untuk

segera memulai pembelajaran dan mengisi

lembar kehadiran.

Apersepsi :

15 menit

201

1. Setiap saat manusia menghirup dan

menghembuskan udara. Tahukah kamu

apa fungsi udara bagi manusia ?

2. Guru mengajak siswa bernapas secara

normal dan menghitung jumlah napas

selama 1 menit. Organ apa yang

berperan dalam sistem pernapasan dan

berapa frekuensi pernapasan selama 1

menit ?

3. Tahukah kalian, pada saat manusia

bernapas berlangsung dua mekanisme.

Apa saja mekanisme tersebut ?

Guru memberikan motivasi :

1. Guru bertanya kepada siswa “Ketika

kamu membaui harumnya parfum atau

aroma kue yang lezat kamu tentu pernah

menarik napas sangat dalam bukan?

Pernahkah kamu berpikir berapa jumlah

udara yang kamu hirup saat bernapas

sangat dalam atau saat kamu bernapas

biasa ?”

2. Guru bertanya kepada siswa “Tahukah

kamu apa saja gangguan yang dapat

terjadi pada sistem pernapasan ?”

Guru menyampaikan tujuan dan manfaat

pembelajaran pada pertemuan ini.

Guru menyampaikan kompetensi yang akan

dicapai dan rencana kegiatan, dan penilaian

yang akan dilakukan pada proses

pembelajaran.

202

Kegiatan Inti

Mengamati :

Siswa mengamati penjelasan materi tentang

mekanisme pernapasan dan gangguan pada

sistem pernapasan melalui slide yang ada di

depan.

Memberi kesempatan kepada siswa untuk

menyusun pertanyaan mengenai apa yang

sudah diamati berdasar slide proyektor

tersebut.

Menanya :

Guru menanya siswa mengenai materi

mekanisme pernapasan dan gangguan pada

sistem pernapasan yang sudah dilihat

melalui slide.

Mencoba :

Guru menginstrusikan kepada siswa untuk

menyebutkan organ-organ pada sistem

pernapasan manusia serta gangguan pada

sistem pernapasan manusia.

Guru mempersiapkan potongan-potongan

kartu.

Menalar :

Siswa menyebutkan organ-organ serta

gangguan pada sistem pernapasan.

Siswa mengambil kartu yang telah

disiapkan guru dan mencari pasangan untuk

kemudian ditempelkan di papan tulis.

Mengkomunikasikan:

55 Menit

203

Siswa maju ke depan membacakan hasil

penemuan dari pasangan masing-masing

beserta penjelasannya.

Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap

kategori tersebut, guru memberikan poin-

poin penting terkait materi pelajaran.

Penutup

Siswa dengan didampingi oleh guru

menyimpulkan materi yang telah dipelajari

pada pertemuan ini.

Guru memberikan evaluasi akhir mengenai

materi mekanisme pernapasan dan

gangguan pada sistem pernapasan.

Guru memberikan salam penutup.

10 Menit

Pertemuan 1 (1 JP)

Tahap Kegiatan Waktu

Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak

semua siswa berdo‟a menurut agama

dan keyakinan masing-masing.

Guru menyiapkan seluruh siswa untuk

segera memulai pembelajaran dan

mengisi lembar kehadiran.

10 menit

Kegiatan Inti Guru memberikan soal Post-test 30 Menit

204

Penutup Guru memberikan salam penutup usai

siswa mengerjakan Post-test. 5 Menit

205

206

Lampiran 47

Kelas Kontrol

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP Negeri 38 Semarang

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/Semester : VIII (Delapan)/2 (Genap)

Materi Pokok : Sistem Pernapasan Manusia

Alokasi Waktu : 5 JP @ 40 menit (3 pertemuan)

A. Kompetensi Inti

KI1 dan KI2:Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta

Menghargai dan menghayati perilaku jujur,disiplin,santun,percaya diri,peduli,

danbertanggung jawabdalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan

anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,

bangsa, negara, dan kawasan regional.

KI3:Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin

tahunya tentangilmu pengetahuan,teknologi,seni,budayadengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak

mata.

KI4:Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secarakreatif,

produktif,kritis,mandiri,kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah

abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam

sudut pandang teori.

207

B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

3.9 Menganalisis sistem pernapasan

pada manusia dan memahami

gangguan pada sistem pernapasan

serta upaya menjaga kesehatan

sistem pernapasan

Memahami dan mengidentifikasi organ

pernapasan

Memahami mekanisme pernapasan

Memahami berbagai gangguan pada sistem

pernapasan

Menjelaskan upaya menjaga kesehatan sistem

pernapasan

4.9 Menyajikan karya tentang upaya

menjaga kesehatan sistem

pernapasan

Mengumpulkan informasi tentang bahaya

merokok bagi kesehatan

Membuat poster tentang bahaya merokok bagi

kesehatan

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:

• Memahami dan mengidentifikasi organ pernapasan

• Memahami mekanisme pernapasan

• Memahami berbagai gangguan pada sistem pernapasan

• Menjelaskan upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan

D. Materi Pembelajaran

Sistem Pernapasan Manusia

Pernapasan atau respirasi merupakan serangkaian langkah proses pengambilan

oksigen dan pengeluaran sisa berupa karbondioksida dan uap air. Oksigen diperlukan oleh

seluruh sel-sel tubuh dalam reaksi biokimia (oksidasi biologi) untuk menghasilkan energi

berupa ATP (adenosin tri phosphat). Reaksi tersebut menghasilkan zat sisa berupa

karbondioksida dan uap air yang kemudian dihembuskan keluar. Jadi tujuan respirasi

sebenarnya adalah untuk membentuk ATP yang diperlukan untuk seluruh aktivitas

kehidupan.

208

4. Organ Pernapasan Manusia

Secara garis besar, organ pernapasan pada manusia terdiri atas hidung, pangkal

tenggorok (faring), batang tenggorok (trakea), cabang batang tenggorok (bronkus), anak

cabang batang tenggorok (bronkiolus), dan paru-paru (pulmo). Organ-organ pernapasan

tersebut bekerja dalam suatu sistem yang disebut sistem pernapasan.

a. Hidung

Hidung merupakan organ pernapasan yang langsung berhubungan dengan

udara luar. Hidung dilengkapi dengan rambut-rambut hidung, selaput lendir, dan

konka. Rambut-rambut hidung berfungsi untuk menyaring partikel debu atau

kotoran yang masuk bersama udara. Selaput lendir sebagai perangkap benda asing

yang masuk terhirup saat bernapas, misalnya debu, virus, dan bakteri. Konka

memiliki banyak kapiler darah yang berfungsi menyamakan suhu udara yang

terhirup dari luar dengan suhu tubuh atau menghangatkan udara yang masuk ke

paru-paru.

b. Faring

Faring merupakan organ pernapasan yang terletak di belakang (posterior)

rongga hidung hingga rongga mulut dan di atas laring (superior). Dinding faring,

tersusun atas otot rangka yang dilapisi oleh membran mukosa, Kontraksi dari otot

rangka tersebut membantu dalam proses menelan makanan. Faring berfungsi

sebagai jalur masuk udara dan makanan, ruang resonansi suara, serta tempat tonsil

yang berpartisipasi pada reaksi kekebalan tubuh dalam melawan benda asing.

209

c. Trakea

Trakea adalah saluran yang menghubungkan laring dengan bronkus. Trakea

memiliki panjang sekitar 10-12 cm dengan lebar 2 cm. Dindingnya tersusun dari

cincin-cincin tulang rawan dan selaput lendir yang terdiri atas jaringan epitelium

bersilia. Fungsi silia pada dinding trakea untuk menyaring benda-benda asing yang

masuk ke dalam saluran pernapasan.

d. Bronkus

Pada bagian paling dasar dari trakea, trakea bercabang menjadi dua.

Percabangan trakea disebut dengan bronkus, masing-masing bronkus memasuki

paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Struktur bronkus hampir sama dengan trakea,

tetapi lebih sempit. Bentuk tulang rawan bronkus tidak teratur, tetapi berselang-

seling dengan otot polos.

e. Bronkiolus

Di dalam paru-paru bronkus bercabang-cabang lagi. Bronkiolus merupakan

cabang-cabang kecil dari bronkus. Pada ujung-ujung bronkiolus terdapat

gelembung-gelembung yang sangat kecil dan berdinding tipis yang disebut alveolus

(jamak = alveoli).

f. Paru-paru

Paru-paru merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru terbagi menjadi dua bagian,

yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri

(pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh selaput rangkap

dua yang disebut pleura. Pleura berupa kantung tertutup yang berisi cairan limfa.

Pleura berfungsi melindungi paru-paru dari gesekan saat mengembang dan

mengempis. Di dalam paru-paru terdapat bagian yang berperan dalam pertukaran

gas oksigen dan karbon dioksida yaitu alveolus.

5. Mekanisme Pernapasan Manusia

Pada saat manusia bernapas berlangsung dua mekanisme, yaitu menghirup

udara (inhalasi/inspirasi) dan menghembuskan udara (ekshalasi/ekspirasi) yang

melibatkan pertukaran udara antara atmosfer dengan alveolus paru-paru. Pada saat

melakukan mekanisme pernapasan terjadi kerjasama antara otot dada, tulang rusuk,

210

otot perut, dan diafragma. Diafragma adalah otot yang terdapat di antara rongga dada

dan rongga perut.

Pada saat insiprasi, diafragma dan otot dada berkontraksi, volume rongga dada

membesar, paru-paru mengembang, dan udara masuk ke paru-paru. Pada saat

ekspirasi, diafragma dan otot dada berelaksasi, volume rongga dada kembali normal,

paru-paru kembali normal, dan udara keluar dari paru-paru. Satu kali pernapasan

terdiri atas satu kali insiprasi dan satu kali ekspirasi. Berdasarkan aktivitas otot-otot

pernapasan, bernapas dengan membesarkan dan mengecilkan volume rongga dada

disebut pernapasan dada. Begitu juga jika kita membesarkan dan mengecilkan volume

rongga perut, disebut pernapasan perut.

6. Gangguan pada Sistem Pernapasan Manusia dan Upaya Hidup Sehat

Ada banyak gangguan, kelainan, atau penyakit pada sistem pernapasan, antara

lain asma, pneumonia, tuberculosis (TBC), faringitis, tonsilitis, influenza atau flu, dan

kanker paru-paru. Ada banyak cara untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari

gangguan pernapasan diantaranya menggunakan masker untuk mencegah tertularnya

flu, rajin berolahraga, hindari orang yang merokok, tidak mengolah sampah dengan

cara dibakar dan menanam tumbuhan di sekitar rumah agar banyak oksigen yang

dapat dihirup.

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Saintifik

2. Metode : Ceramah, Diskusi-Presentasi, Demonstrasi dan Tanya jawab

3. Model : Problem Based Learning (PBL)

211

F. Media Pembelajaran

1. Media : slide power point, papan tulis, alat tulis.

2. Alat/Bahan : Laptop, LCD proyektor, LKS, Buku IPA kelas VIII Kemendikbud

2017.

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan 1 (2 JP)

Tahap Kegiatan Waktu

Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak

semua siswa berdo‟a menurut agama

dan keyakinan masing-masing.

Guru menyiapkan seluruh siswa untuk

segera memulai pembelajaran dan

mengisi lembar kehadiran.

Apersepsi dan Motivasi :

1. Setiap saat manusia menghirup dan

menghembuskan udara. Tahukah

kamu apa fungsi udara bagi

manusia ?

2. Guru mengajak siswa bernapas

secara normal dan menghitung

jumlah napas selama 1 menit.

Organ apa yang berperan dalam

sistem pernapasan dan berapa

frekuensi pernapasan selama 1

menit ?

Guru menyampaikan tujuan dan

manfaat pembelajaran pada

pertemuan ini.

Guru menyampaikan kompetensi yang

akan dicapai dan rencana kegiatan,

10 menit

212

dan penilaian yang akan dilakukan

pada proses pembelajaran.

Kegiatan Inti

Guru memberikan soal Pre-test

sebelum di mulai pembelajaran

mengenai sistem pernapasan manusia

Mengamati :

Siswa mengamati penjelasan materi

tentang organ-organ pernapasan dan

mekanisme pernapasan pada manusia

melalui slide yang ada di depan.

Memberi kesempatan kepada siswa

untuk menyusun pertanyaan mengenai

apa yang sudah diamati berdasar slide

proyektor tersebut.

Menanya :

Guru menanya siswa mengenai materi

organ-organ pernapasan dan

mekanisme pernapasan pada manusia

yang sudah dilihat melalui slide.

Mencoba :

Siswa duduk dalam tatanan kelompok

dan menjelaskan kegiatan yang

dilakukan dengan mengenal karakter

siswa.

Meminta siswa berdiskusi dan

membandingkan hasil diskusi tentang

materiorgan-organ pernapasan dan

mekanisme pernapasan pada manusia.

Menalar :

Siswa mendiskusikan hasil organ-organ

55 Menit

213

pernapasan dan mekanisme pernapasan

pada manusia.

Mengkomunikasikan :

Siswa mempresentasikan hasil diskusi

bersama teman sekelompok mengenai

materi organ-organ pernapasan dan

mekanisme pernapasan pada manusia.

Siswa mempresentasikan hasil diskusi

tentang materiorgan-organ pernapasan

dan mekanisme pernapasan pada

manusia.

Penutup

Siswa dengan dibimbing oleh guru

menyimpulkan materi pembelajaran

yang dipelajari pada pertemuan ini.

Guru meminta siswa untuk

menyampaikan pertanyaan seputar

materi pembelajaran, apabila terdapat

kebingungan dalam memahami materi.

Guru memberikan salam penutup.

10 Menit

Pertemuan 2 (1 JP)

Tahap Kegiatan Waktu

Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak

semua siswa berdo‟a menurut agama

dan keyakinan masing-masing.

Guru menyiapkan seluruh siswa untuk

segera memulai pembelajaran dan

mengisi lembar kehadiran.

Apersepsi : Tahukah kalian, pada saat

manusia bernapas berlangsung dua

mekanisme. Apa saja mekanisme

10 menit

214

tersebut ?

Guru memberikan motivasi :

1. Guru bertanya kepada siswa “Ketika

kamu membaui harumnya parfum

atau aroma kue yang lezat kamu

tentu pernah menarik napas sangat

dalam bukan? Pernahkah kamu

berpikir berapa jumlah udara yang

kamu hirup saat bernapas sangat

dalam atau saat kamu bernapas

biasa?”

2. Guru bertanya kepada siswa

“Tahukah kamu apa saja gangguan

yang dapat terjadi pada sistem

pernapasan ?”

Guru menyampaikan tujuan dan

manfaat pembelajaran pada pertemuan

ini.

Guru menyampaikan kompetensi yang

akan dicapai dan rencana kegiatan, dan

penilaian yang akan dilakukan pada

proses pembelajaran.

Kegiatan Inti

Mengamati :

Siswa mengamati penjelasan materi

tentang mekanisme pernapasan dan

gangguan pada sistem pernapasan

melalui slide yang ada di depan.

Memberi kesempatan kepada siswa

untuk menyusun pertanyaan mengenai

30 Menit

215

apa yang sudah diamati berdasar slide

proyektor tersebut.

Menanya :

Guru menanya siswa mengenai materi

mekanisme pernapasan dan gangguan

pada sistem pernapasan yang sudah

dilihat melalui slide.

Mencoba :

Siswa duduk dalam tatanan kelompok

dan menjelaskan kegiatan yang

dilakukan dengan mengenal karakter

siswa.

Meminta siswa berdiskusi dan

membandingkan hasil diskusi tentang

materimekanisme pernapasan dan

gangguan pada sistem pernapasan.

Menalar :

Siswa mendiskusikan hasil mekanisme

pernapasan dan gangguan pada sistem

pernapasan.

Mengkomunikasikan :

Siswa mempresentasikan hasil diskusi

bersama teman sekelompok mengenai

materi mekanisme pernapasan dan

gangguan pada sistem pernapasan.

Siswa mempresentasikan hasil diskusi

tentang materimekanisme pernapasan

dan gangguan pada sistem pernapasan.

Penutup Siswa dengan didampingi oleh guru

menyimpulkan materi yang telah 10 Menit

216

dipelajari pada pertemuan ini.

Guru memberikan evaluasi akhir

mengenai materi mekanisme

pernapasan dan gangguan pada sistem

pernapasan.

Guru memberikan salam penutup.

Pertemuan 3 (2 JP)

Tahap Kegiatan Waktu

Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak

semua siswa berdo‟a menurut agama

dan keyakinan masing-masing.

Guru menyiapkan seluruh siswa untuk

segera memulai pembelajaran dan

mengisi lembar kehadiran.

Apersepsi : Tahukah kalian, pada saat

manusia bernapas berlangsung dua

mekanisme. Apa saja mekanisme

tersebut ?

Guru memberikan motivasi :

1. Guru bertanya kepada siswa “Ketika

kamu membaui harumnya parfum

atau aroma kue yang lezat kamu

tentu pernah menarik napas sangat

dalam bukan? Pernahkah kamu

berpikir berapa jumlah udara yang

kamu hirup saat bernapas sangat

dalam atau saat kamu bernapas

biasa?”

2. Guru bertanya kepada siswa

“Tahukah kamu apa saja gangguan

10 menit

217

yang dapat terjadi pada sistem

pernapasan ?”

Guru menyampaikan tujuan dan

manfaat pembelajaran pada pertemuan

ini.

Guru menyampaikan kompetensi yang

akan dicapai dan rencana kegiatan, dan

penilaian yang akan dilakukan pada

proses pembelajaran.

218

219

Lampiran 48

220

221

222

Lampiran 49

223

224

Lampiran 50

225

226

Lampiran 51

227

228

Lampiran 52

229

230

Lampiran 53

231

Lampiran 54

232

Lampiran 55

233

Lampiran 56

234

Lampiran 57

FOTO SEKOLAH DAN KEGIATAN BELAJAR DI KELAS

SMP NEGERI 38 SEMARANG

Gb Gambar 1. Kegiatan Pembelajaran Soal Uji Coba Kelas IX

235

Gambar 2. Kegiatan pengerjaan Pre-testkelas

VIII A (Kelas Eksperimen)

Gambar 3. Kegiatan pembelajaran dengan

metode active learning tipe card

sortkelas eksperimen

Gambar 7. Kegiatan pengerjaan Post-testkelas

VIII A (Kelas Eksperimen)

Gambar 4. Presentasi Hasil Diskusi di depan kelas Gambar 5. Kegiatan pembelajaran konvensional

di kelas kontrol (Kelas VIII C)

Gambar 6. Penyampaian materi Sistem

Pernapasan Manusia pada kelas

kontrol