Pengaruh Penggunaan Media Lcd Pada Penerapan Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Click here to load reader
Transcript of Pengaruh Penggunaan Media Lcd Pada Penerapan Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LCD PADA PENERAPAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION)TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA
PELAJARAN PENGOLAHAN SOUP DAN SOTO INDONESIA DI SMK NEGERI 2 JOMBANG
Laporan Individu
Diajukan sebagai salah satu tugas dalam menempuh PPL II
OLEH:ANJA NILA MANIK
085544066
PRODI SI TATA BOGAJURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2010
1
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LCD PADA PENERAPAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION)TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
KELAS XI PADA MATA PELAJARAN PENGOLAHAN SOUP DAN SOTO INDONESIA DI SMK NEGERI 2
JOMBANG
Jombang , September 2011Guru Pamong Penyusun
NANIK INDARTI, S.Pd. ANJA NILA MANIKNIP. 19550125 198303 2 005 NIM. 085544066
Dosen Pembimbing Kepala Sekolah
TITIK INDARTI, M.Pd. Drs. ERRIYONO, M.M NIP. 19760817 200312 2 001 NIP. 19551023 198103 1 007
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan petunjuk-Nya sehingga dapat terselesaikannya laporan individu yang diajukan
sebagai tugas untuk menempuh mata kuliah PPL II.
Tujuan penyusunan laporan individu ini adalah untuk mendiskripsikan secara
cermat hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di SMPN 7 Bojonegoro dengan
menerapkan model pembelajaran langsung, laporan ini dimulai dari penyusunan perangkat
pembelajaran. Pada kesempatan ini saya menyampaikan terimah kasih yang tak terhingga
kepada semua pihak yang telah memberikan kemudahan, bekal ilmu pengetahuan,
bimbingan, petunjuk dan semangat. Kami sampaikan terima kasih kepada :
1. Yang paling kami cinta “Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW”
2. Bapak Drs. Erriyono, M.M. selaku Kepala sekolah
3. Ibu Dra. Sita Soeprihatin selaku Guru pamong
4. Ibu Nanik Indarti, S.Pd, selaku Guru pembimbing
5. Seluruh Dewan Guru di SMP Negeri 7 Bojonegoro
6. Seluruh Siswa dan Siswi di SMP Negeri 7 Bojonegoro
Tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari
sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat kami hargai demi perbaikan
tugas-tugas selanjutnyta. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih untuk semuanya.
Jombang , September 2011
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4-5
ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
C. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
D. Manfaat. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
E. Metode . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran................... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
B. Pembelajaran Langsung . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9-12
BAB III. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Penyajian Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
B. Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
4
LAMPIRAN – LAMPIRAN
A. PERANGKAT PEMBELAJARAN
a. PROFIL SEKOLAH
b. SUSUNAN ORGANISASI SMPN 7 BOJONEGORO
c. RPE
d. PROTA
e. PROMES
f. PENENTUAN KKM
g. RPP
B. PERANGKAT EVALUASI
a. KISI-KISI SOAL ULANGAN HARIAN
b. SOAL ULANGAN HARIAN
c. KARTU SOAL ULANGAN HARIAN
d. DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN SISWA
e. ANALISIS HASIL ULANGAN HARIAN
f. ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN
C. LAMPIRAN-LAMPIRAN
a. JURNAL MENGAJAR
b. KEGIATAN HARIAN MAHASISWA PPL
c. DAFTAR ABSEN DAN NILAI SISWA
d. DOKUMENTASI
5
ABSTRAK
Penerapan Model pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi
Sistem Ekskresi dan Listrik Statis di SMPN 7 Bojonegoro
Nama : Imanul Khoiroh
NIM : 073654006
Prodi : S1-Pendidikan Sains
Fakultas : MIPA
Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu pelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir analitis dan kritis siswa terhadap berbagai peristiwa alam dan bagaimana penyelesaian masalahnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri pada siswa. IPA merupakan suatu mata pelajaran yang sangat penting bagi kehidupan dan termasuk mata pelajaran ujian nasional untuk itu pelajaran IPA harus ditekankan kepada para siswa. Penulis telah memilih dan menyesuaikan metode pendekatan yang paling sesuai dengan materi yaitu model pembelajaran langsung (Direct Instruction) yang mungkin dapat menigkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan ketuntasan hasil belajar siswa kelas IX pada mata pelajaran IPA materi Sistem Ekskresi dan Listrik Statis. Sasaran dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 7 Bojonegoro khususya kelas IX-D dengan jumlah siswa 40.
Dari hasil analisis data hasil belajar siswa menunjukkan bahwa model pembelajaran langsung (Direct Instruction) pada materi Sistem Ekskresi dan Listrik Statis dapat meningkatkan kemampuan dan ketuntasan belajar IPA siswa dengan ketuntasan klasikal 82% dan 97% sehingga model pembelajaran langsung cocok digunakan untuk materi Sistem Ekskresi dan Listrik Statis.
6
BAB I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu pelajaran yang mampu
mengembangkan kemampuan berpikir analitis dan kritis siswa terhadap berbagai
peristiwa alam dan bagaimana penyelesaian masalahnya, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif, serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya
diri pada siswa. Dalam pembelajaran IPA di SMP/MTS, Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) merupakan standar minimum secara nasional harus dicapai
oleh peserta didik. Standar minimum ini menjadi acuan dalam pengembangan
kurikulum di setiap satuan pendidikan.
Model pembelajaran IPA terpadu merupakan salah satu model yang yang
diterapkan mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai dengan sekolah menengah
atas (SMA). Model pembelajaran ini merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari,
menggali dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik dimana
model ini memadukan beberapa pokok bahasan. Perolehan keutuhan belajar IPA, serta
kebulatan pandangan tentang kehidupan, dunia nyata dan fenomena alam hanya dapat
direfleksikan melalui pembelajaran terpadu (Balitbang Depdiknas, 2006: 1-2)
Dalam pembelajaran secara nyata masih banyak pembelajaran IPA yang secara
terpisah hal ini juga dikarenakan oleh beberapa faktor salah satunya adalah siswa yang
mana mereka merupakan sasaran dari pembelajaran untuk itu pada makalah ini penulis
mengambil judul “Penerapan Pembelajaran Langsung Terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas IX Pada Mata Pelajaran IPA materi Sistem Ekskresi dan Listrik Statis di SMPN
7 Bojonegoro” yang bertujuan untuk mendiskripsikan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA terutama pada kelas IX dengan materi sistem ekskresi dan listrik statis.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari Latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah “Bagaimanakah
Penerapan Model Pembelajaran Langsung terhadap ketuntasan hasil belajar siswa
kelas IX pada mata pelajaran IPA materi sistem ekskresi dan listrik statis di SMPN 7
Bojonegoro?”
7
C. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan secara cermat penerapan model
pembelajaran langsung terhadap ketuntasan hasil belajar siswa kelas IX pada mata
pelajaran IPA materi sistem ekskresi dan listrik statis di SMPN 7 Bojonegoro
D. MANFAAT
Dari segi keilmuan penelitian diharapkan dapat bermanfaat dalam
pengembangan ilmu khususnya yang berkaitan dengan teori dan inovasi-inovasi
pembelajaran.
Dari segi aplikatif penelitian diharapkan meningkatkan kualitas pembelajaran
ilmu pengetahuan alam secara terpadu.
Bagi Guru:
1. Mendorong guru dan calon guru suatu bidang studi ilmu pengetahuan alam
(sains) untuk meningkatkan ketrampilan berpikir siswa dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran yang efektif dan efesien
2. Memberikan wawasan kepada guru dan calon guru suatu bidang studi ilmu
pengetahuan alam (sains) tentang model pembelajaran langsung
Bagi Siswa:
1. Meningkatkan peran serta siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan
mendorong mereka membangun sendiri pemahamannya terhadap materi
pelajaran dengan memberikan pemodelan secara langsung
2. Mendapatkan pengalaman belajar berdasarkan apa yang dilihat dan
dipraktekannya
3. Siswa akan merasakan bahwa belajar suatu bidang studi ilmu pengetahuan alam
(sains) itu menarik dan bukan pelajaran hafalan yang membinggungkan
4. Mengajarkan bagaimana konsep itu dipelajari dan digunakan diluar kelas
E. METODE
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan metode yang
digunakan adalah metode deskriptif yaitu mendiskripsikan pembelajaran IPA dengan
menggunakan model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar siswa secara
cermat. Batasan masalah dibatasi pada materi sistem ekskresi (SK 1 KD 1.1) dan
listrik statis (SK 3 KD 3.1), dengan mengambil sampel untuk dianalisis kelas IX-D
8
BAB II.
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran
Belajar mengajar merupakan dua unsur yang terpadu yang tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Kegiatan pembelajaran berlangsung
ketika terjadi interaksi antara siswa dan guru. interaksi yang terjadi antara siswa dan
guru, haruslah bermakna agar pembelajaran yang dilaksanakan mencapai tujuan yang
akan diraih. Untuk memahami suatu materi siswa dapat memperolehnya dari
bermacam-macam sumber antara lain penjelasan guru, membaca ataupun penjelasan
dari temannya. Namun pada kenyataannya siswa lebih banyak memperoleh suatu
materi dari gurunya dan bukan dari temannya ataupun buku. Pada proses pembelajaran
saat sekarang ini, siswa cenderung untuk diposisikan sebagai objek, dan tidak
diposisikan sebagai subjek. Hal ini mengakibatkan siswa dalam memperoleh ilmu
pengetahuan lebih besar didominasi dari guru, banyak orang menganggap bahwa
informasi ilmu yang diterima siswa lebih mudah dipahami dari guru dari pada yang
lain, hal ini berbeda dengan pendapat Slavin bahwa siswa lebih mudah menemukan
dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat mendiskusikan dengan
temannya.
B. Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Direct Instruction atau directive instruction digunakan oleh para peneliti untuk
merujuk pada pola-pola pembelajaran di mana guru banyak menjelaskan konsep atau
keterampilan kepada sejumlah kelompok siswa dan menguji keterampilan siswa
melalui latihan-latihan di bawah bimbingan dan arahan guru. Tujuan pembelajaran
distrukturkan oleh guru. Sementara itu, menurut Roy Killen (1998:2), direct
instruction merujuk pada berbagai teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan
pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, misalnya melalui ceramah,
demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas. Ciri-ciri pembelajaran
langsung, Perhatian : pengamatan akan dapat memperlihatkan perilaku dengan baik
apabila perilaku tersebut jelas dan tidak terlalu kompleks. Retensi : suatu perilaku
yang teramati dapat dimantapkan jika pengamatan dapat menghubungkan pengalaman
sebelumnya. Produksi : memberikan kesempatan pada siswa untuk mengulang
9
ketrampilan baru secara bergiliran. Motivasi : penguatan diberikan pada siswa dapat
melakukan dengan baik dan benar.
Langkah-langkah pembelajaran langsung :
Fase Peran Guru
1. Menyampaiakan tujuan dan
mempersiapkan siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
khusus (TPK), informasi, latar belakang
pelajaran dan mempersiapkan siswa
untuk belajar
2. Mendeskripsikan pengetahuan
atau ketrampilan
Guru mendemonstrasikan ketrampilan
dengan benar atau menyajikan informasi
tahap demi tahap
3. Membimbing pelatihan Guru merencananakn dan memberikan
bimbingan pelatihan awal
4. Mengecek pemahaman dan
memberi umpan balik
Mengecek apakah siswa telah berhasil
melakukan tugas dengan baik dengan
memberikan umpan balik
5. Memberikan kesempatan untuk
pelatihan, lanjutan dan
penerapan
Guru mempersiapkan kesempatan untuk
melakukan pelatihan lanjutan dengan
perlatihan lanjutan dengan perhatian
khusus pada penerapan kepada situasi
lebih kompleks kehidupan sehari-hari
Pembelajaran langsung digunakan pada saat guru ingin :
a) Mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan memberikan garis
besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci dan menunjukkan
keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.
b) Mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki struktur yang
jelas dan pasti.
c) Memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan-keterampilan dasar
yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa, misalnya
penyelesaian masalah (problem solving).
d) Menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu sebelum siswa melakukan
suatu kegiatan praktik.10
e) Menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk memandu siswa dalam
melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau independen.
f) Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi dengan
penjelasan yang sangat terstruktur.
g) Mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada siswa atau ketika
guru tidak memiliki waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada
siswa.
Tujuan pembelajaran langsung antara lain :
a) Memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa, beberapa temuan dalam teori
perilaku di antaranya adalah pencapaian siswa yang dihubungkan dengan waktu
yang digunakan oleh siswa dalam belajar/tugas dan kecepatan siswa untuk
berhasil dalam mengerjakan tugas sangat positif.
b) Menciptakan lingkungan belajar terstruktur dan berorientasi pada pencapaian
akademik.
c) Guru berperan sebagai penyampai informasi, dalam melakukan tugasnya, guru
dapat menggunakan berbagai media, misalnya film, tape recorder, gambar,
peragaan, dsb. Informasi yang dapat disampaikan dapat berupa pengetahuan
prosedural, yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu atau
pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta,
konsep, prinsip, atau generalisasi.
Kelebihan dari pembelajaran ini adalah :
a) Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan
urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan
fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
b) Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
c) Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan
yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
d) Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan
faktual yang sangat terstruktur.11
e) Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
f) Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu
yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
g) Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata
pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang
ketertarikan dan dan antusiasme siswa.
h) Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi
kepada siswa yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan
dalam menyusun dan menafsirkan informasi.
i) Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar
(misalnya ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu
siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.
j) Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru
sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.
12
BAB III.
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. PENYAJIAN DATA
Dari hasil penilaian mata pelajaran IPA kelas IX materi Sistem ekskresi dan
listrik statis di SMPN 7 Bojonegoro didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Penilaian Kelas IX D
NO Nama L/PNilai ULANGAN HARIAN - 1
UH-1 UH-2 KETERANGAN
1 ABDUL NAZAR L 80 TIDAK TERCAPAI
2 ACHMAD SUBANDI L 57 53 TIDAK TERCAPAI
3 ALDHIO SAKSANA PUTRA L 89 TIDAK TERCAPAI
4 ARIF AINUR ROHMAN L 59 83 TERCAPAI
5 DEBY RIZKI DARMAWAN L 83 86 TERCAPAI
6 DELLI HARYO P. L 90 68 TERCAPAI
7 DENTA OXSIRAGA VICA L 89 TERCAPAI
8 DIAJENG APRILIA M. P 81 79 TERCAPAI
9 ELLA NUR AINI P 87 83 TERCAPAI
10 ETIK PUJIANA ERNAWATI P 83 TIDAK TERCAPAI
11 FITRI DWI LESTARI P 94 88 TERCAPAI
12 HASTIN NENDYA UMAMI P 77 74 TERCAPAI
13 LUSY DEWI NOVITASARI P 90 88 TERCAPAI
14 M.ROBBI DIAN SAPUTRA L 56 90 TERCAPAI
15 MIA AYUWANDHIRA M. P 88 79 TERCAPAI
16 MOCH. DEDEN SULISTIYO L 78 89 TERCAPAI
17 MOCH. FEIZAL HUSNI L 63 88 TERCAPAI
18 MOCH. PRIAMBODO L 90 86 TERCAPAI
19 MOCHAMMAD RIFKY P.R. L 71 68 TERCAPAI
20 MUHAMAD FAHMI A. L 83 68 TERCAPAI
21 MUHAMAD KHOIRUL M. L 80 89 TERCAPAI
22 NELLA AUGUSTINE R. P 73 79 TERCAPAI
23 NIRWANA D. P 93 90 TERCAPAI
24 NOVIA DEWI ARCONO P 73 80 TERCAPAI
25 NURUL AINI FAJRIN P 86 90 TERCAPAI
26 PUTRI RIZKYANTI P 90 90 TERCAPAI
27 QONREZTI SHEBILA KALIA P 79 89 TERCAPAI
28 RENI KARTIKA SARI P 94 88 TERCAPAI
13
29 RODHIYAH KUMALASARI P 90 88 TERCAPAI
30 RYAN DONY KRISTYAWAN L 76 88 TERCAPAI
31 SHINTA APRILIA ULFA P 81 79 TERCAPAI
32 SITI NUR LATIFAH P 73 80 TERCAPAI
33 TULUS HIDAYATULLOH L 90 85 TERCAPAI
34 WAHYU AMEGA SUKMA L 77 71 TERCAPAI
35 WELLI IKA NURCAHYANI P 93 95 TERCAPAI
36 YOGI KURNIAWAN L 85 TERCAPAI
37 YUNITA HAPSARI P 78 85 TERCAPAI
38 WAHYU HIDAYAT L 70 78 TERCAPAI
39 MUHAMMAD MUKHSIN L 75 71 TERCAPAI
40 ACHMAD RIDWAN L 65 91 TERCAPAI
RATA - RATA 79,9 82,4
JUMLAH SISWA TIDAK
TUNTAS
7 1 0,03
JUMLAH SISWA TUNTAS 31 36 0,97
SKOR/NILAI TERTINGGI 94 95 Welli
SKOR/NILAI TERENDAH 56,0 53,0 Ahmad Subandi
B. ANALISIS DATA
Berdasarkan data di atas (Tabel 1. hasil penilaian kelas IX D), siswa dikatakan
tuntas secara individual untuk mata pelajaran IPA jika siswa telah mencapai nilai lebih
dari sama dengan 67 dan kelas tersebut dikatakan tuntas secara klasikal jika 80 %
siswa telah memperoleh nilai 67. Hasil tes tersebut di analisis dengan menggunakan
perhitungan prosentase.
Perhitungan prosentase ketuntasan siswa secara individual yaitu :
∑
Perhitungan prosentase ketuntasan siswa secara klasikal yaitu :
∑
Dari data tersebut diperoleh ketuntasan secara klasikal untuk nilai UH-1 dan
UH-2 sebesar 82% dan 97%, sehingga dari hasil analisa dalam pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran langsung pada mata pelajaran IPA kelas IX materi
Sistem Ekskresi dan Listrik Statis dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan model
pembelajaran langsung cocok digunakan untuk materi Sistem Ekskresi dan Listrik
Statis di kelas IX D SMPN 7 Bojonegoro.
14
BAB IV.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan perangkat pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) untuk mengajar IPA di
SMP Negeri 7 Bojonegoro kelas IX pada materi Sistem Ekskresi dan Listrik Statis
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan mencapai kentuntasan. Hal tersebut
berdasarkan analisis data hasil belajar siswa pada pembelajaran langsung telah tuntas
secara klasikal yaitu berturut-turut sebesar 82% untuk UH-1 dan 97% untuk UH-2,
dimana nilai ini lebih dari yang ditetapkan SKBM yaitu 80 %.
B. SARAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, ada beberapa saran yang
ingin disampaikan yaitu :
1. Guru diharapkan dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi
yang akan dipelajari.
2. Penelitian ini dapat ditindaklanjuti dengan materi yang berbeda.
15
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Mulyaningsih, Sri. 2009. Program Pengalaman Lapangan. Surabaya. Unipress
Purwanto, Budi. 2007. Belajar Ilmu Alam dan Sekitarnya. Solo. Tiga Serangkai
Sukardi. METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN. Aksara
Tim UPT P4. 2010. Buku Pedoman PPL. Surabaya. Unipress
Wariyono, Sukis. dkk. 2008. Panduan Belajar IPA Terpadu. Jakarta. BSE
16