PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI...

76
PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS PARU, STUDI KASUS DI UPT PUSKESMAS NGRAMBE KABUPATEN NGAWI TAHUN 2018 Tesis Oleh ANDHIKA RAHMAWATI 171103451 Kepada MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA 2018 STIE Widya Wiwaha Jangan Plagiat

Transcript of PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI...

Page 1: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA

TUBERKULOSIS PARU, STUDI KASUS DI UPT PUSKESMAS NGRAMBE

KABUPATEN NGAWI TAHUN 2018

Tesis

Oleh

ANDHIKA RAHMAWATI

171103451

Kepada

MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

2018

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 2: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

ii

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER

PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS PARU,

STUDI KASUS DI UPT PUSKESMAS NGRAMBE

KABUPATEN NGAWI

Diajukan Oleh:

ANDHIKA RAHMAWATI

171103451

Tesis ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji

Pada Tanggal : Maret 2019

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Wahyu Widayat, M.Ec. Drs. Achmad Tjahyono, MM. Ak

dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh Gelar Magister

Yogyakarta, Maret 2019

Mengetahui

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

DIREKTUR

Drs. John Suprihanto, MIM, Ph.D

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 3: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tesis ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Maret 2019

Andhika Rahmawati

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 4: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala karunia

dan ridhoNya, sehingga penelitian yang berjudul “PENGARUH

PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN

TERDUGA TUBERKULOSIS PARU, STUDI KASUS DI UPT PUSKESMAS

NGRAMBE KABUPATEN NGAWI” dapat selesai tepat waktu. Penelitian ini

disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister

Manajemen Kesehatan pada program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Widya Wiwaha Yogyakarta (STIE WW).

Pada kesempatan ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Dr. Wahyu Widayat, M.Ec. selaku dosen pembimbing I yang senantiasa

membimbing dan mengarahkan dalam penelitian ini.

2. Drs. Achmad Tjahyono, MM. Ak. Selaku dosen pembimbing II yang telah

membantu dalam memberikan ide, saran dan kritiknya dalam penelitian ini.

3. Drs. Muhammad Subkhan, MM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta (STIE WW) yang telah memberikan

wawasan ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan penelitian ini.

4. Drs. John Suprihanto, MIM. Ph.D selaku Direktur Magister Manajemen

STIE Widya Wiwaha yang telah memberikan kemudahan dan berbagai

fasilitas dalam studi.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 5: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

v

5. Ayah tercinta yang memberikan ilmu yang bermanfaat untuk selesainya

penelitian ini.

6. Suami tercinta dan anak tersayang yang telah memberikan dukungan

sepenuhnya untuk penelitian ini.

7. Adik Perempuanku yang senantiasa memberi dukungan setulus hati untuk

penelitian ini.

8. Semua pihak yang telah membantu penelitian ini.

Penelitian ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk

itu Kami mohon masukan dan sarannya yang membangun untuk penelitian yang

lebih baik di masa yang akan datang. Semoga penelitian ini dapat memberikan

manfaat bagi masyarakat dan khususnya dapat menambah khazanah ilmu

pengetahuan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, Maret 2019

Andhika Rahmawati

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 6: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

DAFTAR ISI ............................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii

ABSTRAK .................................................................................................. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah .................................................................... 4

1.3. Pertanyaan Penelitian .................................................................. 4

1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

1.5. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 6

2.1.KAJIAN TEOR ............................................................................ I6

2.1.1. Konsep Pengetahuan............................................................. 6

2.1.1.1. Pengertian Pengetahuan ................................................. 6

2.1.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan .......... 6

2.1.1.3. Tingkat Pengetahuan ...................................................... 8

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 7: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

vii

2.1.1.4. Cara Mengukur Tingkat Pengetahuan ........................... 9

2.1.2. Konsep Sikap ...................................................................... 10

2.1.2.1. Pengertian Sikap .......................................................... 10

2.1.2.2. Komponen Sikap ......................................................... 10

2.1.2.3. Tingkatan Sikap ........................................................... 11

2.1.2.4. Sifat Sikap ................................................................... 14

2.1.2.5. Skala Sikap .................................................................. 14

2.1.2.6. Ciri-ciri Sikap .............................................................. 15

2.1.3. konsep Motivasi .................................................................. 16

2.1.3.1. Pengertian Motivasi ..................................................... 16

2.1.3.2. Proses Motivasi ........................................................... 19

2.1.3.3. Teknik Motivasi........................................................... 21

2.1.3.4. Macam Motivasi .......................................................... 22

2.1.3.5. Motivasi Kerja ............................................................. 23

2.1.4. Konsep Kader Kesehatan .................................................... 25

2.1.4.1. Definisi Kader Kesehatan ............................................ 25

2.1.4.2. Tujuan Pembentukan Kader Kesehatan ....................... 25

2.1.4.3. Persyaratan Menjadi Kader Kesehatan ........................ 26

2.1.4.4. Peran Kader Kesehatan ................................................ 28

2.1.5. Konsep Program Tuberkulosis ............................................ 29

2.1.5.1. Pengertian .................................................................... 29

2.1.5.2. Cara Penularan ............................................................. 29

2.1.5.3. Diagnosis dan Gejala TBC .......................................... 30

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 8: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

viii

2.1.5.4. Definisi Kasus dan Klasifikasi pasien TBC ................... 34

2.1.5.5. Pengobatan TBC ............................................................ 36

2.1.5.6. Terduga TBC ................................................................. 39

2.1.5.7. Penemuan Penderita TBC .............................................. 39

2.1.5.8. Indikator Program TBC ................................................. 39

2.2. Penelitian Yang Relevan ............................................................. 43

2.3. Kerangka Pikir ............................................................................ 45

2.4. Hipotesis ..................................................................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 47

3.1. Desain Penelitian ........................................................................ 47

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampe ................... l47

3.3. Kerangka Kerja Penelitian .......................................................... 50

3.4. Variabel Penelitian ...................................................................... 50

3.5. Definisi Operasional Penelitian .................................................. 51

3.6. Instrumen Penelitian ................................................................... 54

3.7. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ............................... 55

3.8. Teknik Analisis Data ................................................................... 57

3.9. Jadwal Penelitian ........................................................................ 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 63

4.1. Deskripsi Karakteristik Responden ............................................. 63

4.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........................ 63

4.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ............. 64

4.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ............... 64

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 9: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

ix

4.2. Deskripsi Data Penelitian ............................................................ 65

4.2.1. Pengetahuan Responden Tentang TBC Paru ...................... 65

4.2.2. Sikap Responden Terhadap Penemuan Terduga TBC Paru 66

4.2.3. Motivasi Responden dalam Penemuan Terduga TBC Paru 67

4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................... 68

4.3.1. Uji Validitas ........................................................................ 68

4.3.2. Uji Reliabilitas .................................................................... 70

4.4. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 72

4.4.1. Uji Normalitas ..................................................................... 72

4.4.2. Uji Multikolinearitas ........................................................... 73

4.4.3. Uji Heteroskedasitas ............................................................ 74

4.5. Uji Hipotesis ............................................................................... 75

4.5.1. Hasil Uji Analisis ................................................................ 75

4.5.2. Persamaan Regresi .............................................................. 78

4.5.3. Koefisien Determinasi ......................................................... 80

4.5.4. Pengaruh Pengetahuan, Sikap Dan Motivasi Kader

Dengan Penemuan Terduga TBC Paru ................................ 80

4.5.4.1. Pengetahuan Kader Dengan Penemuan Terduga

TBC Paru ...................................................................... 80

4.5.4.2. Pengaruh Sikap Kader Dengan Penemuan Terduga

TBC Paru ...................................................................... 81

4.5.4.3. Pengaruh Motivasi Dengan Penemuan Terduga

TBC Paru ...................................................................... 81

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 10: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

x

4.5.4.4. Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi Kader Dengan

Penemuan Terduga TBC Paru .................................... 82

4.6. Pembahasan ................................................................................. 83

4.6.1. Pengaruh Pengetahuan Kader Dengan Penemuan Terduga

TBC Paru ............................................................................. 83

4.6.2. Pengaruh Sikap Kader Dengan Penemuan Terduga

TBC Paru ............................................................................. 85

4.6.3. Pengaruh Motivasi Kader Dengan Penemuan Terduga

TBC Paru ............................................................................. 88

4.6.4. Pengaruh Pengetahuan, Sikap Dan Motivasi Kader

Dengan Penemuan Terduga TBC Paru ................................ 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 92

5.1. Kesimpulan ................................................................................. 92

5.2. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 92

5.3. Saran ........................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 94

LAMPIRAN ................................................................................................ 96

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 11: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Dimensi dan Indikator Motivasi Kerja ........................................ 24

Tabel 3.1 Proporsi Sampel Untuk Masing-masing Desa ............................ 49

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Responden Berdasarkan

Usia ............................................................................................. 63

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Responden Berdasarkan

Pendidikan .................................................................................. 64

Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden Responden Berdasarkan

Pekerjaan ..................................................................................... 64

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Kader Tentang

TBC Paru di UPT Puskesmas Ngrambe ..................................... 65

Tabel 4.5 Distribusi Sikap Kader Terhadap Penemuan Terduga TBC

Paru di UPT Puskesmas Ngrambe .............................................. 66

Tabel 4.6 Distribusi Motivasi Kader Dalam Penemuan Terduga TBC

Paru di UPT Puskesmas Ngrambe .............................................. 67

Tabel 4.7 Uji Validitas kuesioner Pengetahuan ......................................... 68

Tabel 4.8 Uji Validitas kuesioner Sikap ...................................................... 69

Tabel 4.9 Uji Validitas kuesioner Motivasi ................................................ 70

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas ................................................................. 72

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas ....................................................... 73

Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroskedasitas ....................................................... 74

Tabel 4.13 Summary Output ....................................................................... 75

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 12: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Motivasi ....................................................................... 20

Gambar 2.2 Kerangka Pikir ......................................................................... 45

Gambar 3.1 Kerangka Kerja ........................................................................ 50

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 13: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Untuk Menjadi Responden ................................. 96

Lampiran 2 Kisi-kisi soal Tes Pengetahuan ................................................ 97

Lampiran 3 Kuesioner Pengetahuan ............................................................ 98

Lampiran 4 Kisi-kisi kuesioner Sikap ......................................................... 100

Lampiran 5 Kuesioner Sikap ....................................................................... 101

Lampiran 6 Kisi-kisi kuesioner Motivasi .................................................... 103

Lampiran 7 Kuesioner Motivasi .................................................................. 104

Lampiran 8 Lembar Observasi .................................................................... 106

Lampiran 9 Uji Normalitas .......................................................................... 107

Lampiran 10 Uji Multikolinearitas .............................................................. 114

Lampiran 11 Uji Heteroskedasitas .............................................................. 116

Lampiran 12 Input Analisa Data ................................................................. 118

Lampiran 13 Hasil Analisa Data ................................................................. 122

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 14: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

xiv

ABSTRAK

Penelitian ini untuk menganalisis Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan

Motivasi Kader pada Penemuan Terduga Tuberkulosis Paru, Studi Kasus di UPT

PUSKESMAS Ngrambe Kabupaten Ngawi. Pengumpulan data primer dilakukan

dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Sampel penelitian

ditentukan dengan probability sampling dengan teknik proporsional random

sampling. Uji Validitas dan Reliabilitas menggunakan microsoft excel. Uji asumsi

klasik dengan SPSS dengan hasil terdistribusi normal dan tidak terjadi

multikolinearitas serta heteroskedasitas sehingga teknis analisis yang digunakan

menggunakan Regresi Liner Berganda. Diperoleh hasil baik pengetahun, sikap

maupun motivasi Kader secara parsial berpengaruh terhadap penemuan Terduga

TBC Paru. Sedangkan pengujian secara simultan ada pengaruh yang signifikan

antara pengetahuan, sikap dan motivasi kader terhadap penemuan Terduga TBC

Paru.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Motivasi dan Penemuan Terduga TBC

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 15: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit Tuberkulosis (TBC) adalah suatu penyakit infeksi menular

yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosa. Tuberkulosis

khususnya menyerang paru dan disebut TBC paru, namun dapat juga

menyerang organ lain seperti meningens, ginjal, tulang, usus, pleura, alat

kemih dan saluran kencing serta nodus limfe dan disebut TBC ekstra paru

(WHO, 2011). Sebagian besar kasus baru penyakit TBC salah satunya terjadi

di Asia, termasuk Indonesia yang merupakan salah satu negara di wilayah Asia

Tenggara (Villamor et al, 2008). Namun ternyata, World Health Organization

(WHO) tahun 2011 memeperkirakan sekitar dua pertiga dari individu dengan

TBC tidak terdiagnosa sebagai pasien TBC dan membuat kasus TBC tidak

terdeteksi, sehingga pasien tidak mendapatkan manfaat dari pengobatan TBC.

Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2013, dilaporkan

bahwa Indonesia adalah Negara ketiga terbesar penyumbang penderita TBC

setelah India dan China dengan prevalensi 700,000 kasus per tahun dengan

angka kematian 27 per 100,000 penduduk (dalam Suharyo, 2013). Namun pada

tahun 2015 menurut WHO Global TB Report tahun 2015 negara Indonesia

menempati peringkat terbesar kedua sebagai penyumbang kasus TBC

terbanyak setelah Negara India dengan peningkatan jumlah kasus TBC. Pada

tahun 2011, diperkirakan ada sejumlah 8,7 juta kasus tuberculosis di dunia,

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 16: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

2

namun yang tercatat dan dilaporkan dalam program TBC Nasional dan WHO

hanya sejumlah 5,8 juta atau sebesar dua per tiga dari jumlah kasus yang ada

(dalam Farsida et al., 2012)

Strategi program penanggulangan TBC yang digunakan di Indonesia

adalah strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse). Penemuan

penderita TBC paru strategi terbaru adalah dengan pasif-intersif yaitu dengan

memperkuat jejaring layanan TBC dan memperkuat kolaborasi layanan, dan

aktif masif berbasis keluarga dan masyarakat dengan melibatkan secara aktif

semua potensi masyarakat.

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, tindakan

penanggulangan TBC dapat dilakukan oleh kader TBC yang berperan sebagai

Pengawas Minum Obat (PMO), dengan cara mengawasi pasien TBC agar

menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan, memberi dorongan

kepada pasien agar mau berobat teratur, mengingatkan pasien untuk periksa

ulang dahak pada waktu yang telah ditentukan, memberi penyuluhan pada

anggota keluarga pasien TBC yang mempunyai gejala-gejala mencurigakan

TBC untuk segera memeriksakan diri ke unit pelayanan kesehatan. Kader ini

adalah perpanjangan tangan dari puskesmas atau Dinas Kesehatan kepada

masyarakat di wilayah kerjanya. kader dianggap sebagai rujukan dalam

penanganan berbagai masalah kesehatan termasuk penyakit TBC. Dari

Penelitian yang dilakukan di Kabupaten Buleleng tindakan kader kesehatan

dalam pengendalian kasus tuberkulosis masih sangat rendah yang dipengaruhi

oleh faktor pengetahuan, sikap dan motivasi.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 17: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

3

Angka capaian penemuan kasus baru TBC (Case Detection Rate/CDR)

di propinsi Jawa Timur tahun 2009 hanya 54% dengan 276.910 penderita

Terduga TBC Paru. Dari data pasien TBC yang tercatat di Indonesia tahun

2015, provinsi Jawa Timur menduduki peringkat ke 2 dengan jumlah penderita

TBC terbanyak setelah DKI Jakarta yaitu sejumlah 39.995 penderita TBC paru,

sehingga di Jawa Timur salah satu prioritas pembangunan bidang kesehatan

adalah TBC Paru.

Data di Dinas Kesehatan kabupaten Ngawi bahwa pada tahun 2016

jumlah pasien TBC 762 orang, dengan rincian BTA positif baru diobati

Kategori I sejumlah 361 kasus, BTA positif kambuh 10 kasus, BTA negative

198 kasus, TBC ekstra paru 103 kasus, TB anak 90 kasus. Pada tahun 2018,

TBC paru merupakan salah satu program prioritas kesehatan kabupaten Ngawi

yang rencananya akan diadakan rencana aksi daerah untuk 3 program prioritas

kesehatan yaitu TBC paru, imunisasi dan stunting.

UPT Puskesmas Ngrambe merupakan salah satu UPT Puskesmas di

Kabupaten Ngawi dengan jumlah penderita TBC diobati sebanyak 28 pasien

pada tahun 2016 dan 34 pasien pada tahun 2017 yang meliputi pasien baru,

maupun pindahan dan rujukan dengan jejaring TBC yang ada. Capaian

penemuan Kasus TBC tahun 2017 berdasarkan perkiraan kasus diperoleh 31

kasus penderita baru, dari target perkiraan kasus total CDR (100%) yaitu

sejumlah 119 kasus, sehingga capaian yang diperoleh masih kurang

dikarenakan adanya peningkatan target dari kementerian kesehatan yang

sebelumnya 42% meningkat menjadi 70% pada tahun 2018.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 18: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

4

Berdasarkan uraian di atas maka diambil judul penelitian : Pengaruh

pengetahuan, Sikap dan Motivasi Kader pada penemuan Terduga Tuberkulosis

Paru, Studi Kasus di UPT Puskesmas Ngrambe Kabupaten Ngawi .

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitiannya

adalah penemuan Terduga TBC baru di UPT Puskesmas Ngrambe masih

tinggi.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka diperoleh pertanyaan

penelitian “Apakah pengetahuan, sikap, dan motivasi berpengaruh pada

penemuan Terduga TBC paru di UPT Puskesmas Ngrambe Kabupaten

Ngawi?”

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis Pengaruh pengetahuan,

sikap dan motivasi kader pada penemuan Terduga TBC Paru di UPT

Puskesmas Ngrambe Kabupaten Ngawi.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 19: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

5

Hasil penelitian diharapkan mampu menambah khasanah bagi ilmu

pengetahuan pada umumnya, dan khususnya Manajemen Kesehatan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan terutama mengenai peran kader dalam

penemuan Terduga TBC Paru.

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti-peneliti dalam

memperoleh informasi tentang Pengaruh antara pengetahuan, sikap

dan motivasi kader dengan penemuan Terduga TBC Paru

b. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten

Ngawi dan UPT Puskesmas untuk meningkatkan peran kader dalam

penemuan Terduga TBC Paru.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 20: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kajian Teori

2.1.1.Konsep Pengetahuan

2.1.1.1. Pengertian Pengetahuan

Arti kata Pengetahuan menurut KBBI (Kamus besar bahasa

Indonesia) adalah berasal dari kata dasar: Tahu. Yang memiliki

arti:

1. Segala sesuatu yang diketahui; kepandaian.

2. Segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata

pelajaran).

2.1.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

1. Umur

Cara berpikir logis berkembang secara bertahap. Menurut

Santrock, (2007), kemampuan kognitif seseorang berdasarkan

usia dapat dikategorikan dalam periode bayi, anak, remaja,

dewasa dan lanjut usia. Masing-masing periode memberikan

dampak pada cara berpikir individu dalam merespon stimulus

yang diberikan sehingga berdampak pada pengetahuan yang

terbentuk.

2. Tingkat Pendidikan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 21: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

7

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang

berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,

perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih

baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau

masyarakat. Menurut Notoatmodjo (2008), pendidikan

kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha

untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat,

kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya

pesan tersebut, masyarakat, kelompok atau individu dapat

memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik.

Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh

terhadap perilakunya. Dengan kata lain, dengan adanya

pendidikan tersebut dapat membawa akibat terhadap perubahan

perilaku sasaran. Untuk mencapai tujuan pendidikan yakni

perubahan-perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu proses pendidikan, materi, pendidik dan alat bantu dalam

proses pendidikan.

3. Media Massa

Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar,

majalah dan lain-lain, mempunyai pengaruh besar dalam

pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa

membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan pengetahuan dan opini seseorang. Adanya

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 22: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

8

informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan

kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut

(Azwar, 2005).

2.1.1.3. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup di dalam domain kognitif terdiri

dari 6 tingkatan yaitu:

1. Tahu (know)

Mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari

keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah.

2. Memahami (comprehension)

Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (application)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4. Analisis (analysis)

Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 23: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

9

satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama

lain.

5. Sintesis (syntesis)

Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau terhadap suatu materi atau obyek. (Notoatmodjo,

2008).

2.1.1.4. Cara Mengukur Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diketahui dari

subyek penelitian atau responden, pengetahuan yang ingin kita

ukur dapat disesuaikan dengan tingkat tersebut di atas

(Notoatmodjo, 2008).

Menurut Nursalam (2008) pengukuran pengetahuan

menggunakan skala ordinal yang dikategorikan dalam bentuk

tingkatan. Sedangkan pengelompokkan pengetahuan dikategorikan

baik bila skor lebih dari atau sama dengan 67%, cukup bila skor

34- 66% dan kurang bila skor 0 - 33%.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 24: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

10

2.1.2. Konsep Sikap

2.1.2.1. Pengertian Sikap

Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap

dirinya sendiri, orang lain, obyek atau isu yang merupakan

keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran

(kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi). (Azwar, 2005). Sikap

adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2008).

2.1.2.2. Komponen Sikap

Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling

menunjang yaitu (Azwar , 2005):

1. Komponen kognitif merupakan bentuk dari apa yang

dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif

berisi kepercayaan atau keyakinan yang dimiliki individu

mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini)

terutama apabila menyangkut masalah isu atau permasalahan

yang mencolok.

2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut

aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya

berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan

aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang

mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif

disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 25: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

11

sesuatu.

3. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan

berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh

seseorang. Dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk

bertindak / bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara

tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah

logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah

dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.

2.1.2.3. Tingkatan Sikap

1. Menerima (receiveing)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek). Terdiri dari:

a. Awareness: mengamati, menyadari dan merasakan yang

diartikan sebagai mengindra.

b. Willingness to Receive: bersedia menerima dan

bertoleransi.

c. Controlled or Sellected attention: membedakan,

menyisihkan, memisah, memilih, mengeksklusifkan dari

yang lain.

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan

dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi

sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 26: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

12

atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu

benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide

tersebut. Terdiri dari:

a. Aquiescence in responding: tunduk, menurut,

mengikutilangkah.

b. Willingness to respond: memberikan respon dengan

sukarela tanpa merasadipaksa.

c. Satisfaction in Response: melakukan kegiatan sebagai

respon disertai dengan senanghati.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah

adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seorang

mengajak ibu yang lain (tetangga, saudaranya, dan

sebagainya) untuk menimbang anaknya ke posyandu atau

mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu

telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak, yang terdiri

dari:

a. Acceptance of a value: mengikat diri dengan suatu

keyakinan (beliefs), banyak bertanya tentang keyakinan

yang dijajaki, mengidentifikasi keyakinantersebut.

b. Preference for a value: memburu keyakinannya

denganaktif,

mendambakan keyakinan, bersedia mengorbankan waktu

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 27: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

13

dan tenaga, melakukan tindakan dengan sukarela.

c. Commitment: menerima dengan mantap dan penuh

tanggung jawab serta yakin bahwa yang dipilihnya benar,

setia pada pilihannya, mau bekerja keras untuk mencapai

apa yang menjadi tujuan dirinya.

4. Organization

a. Conceptualization of a value: mengadakan klarifikasi

mengenai makna dari keyakinannya, melihat hubungan

dan membuat generalisasi.

b. Organization of a value system : mengurutkan dan

mengorganisasikan keyakinannya sehingga menjadi

sesuatu yang konsisten danharmonis.

5. Characterization By A Value Or ValueComplex

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah

dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang

paling tinggi. Misalnya seorang ibu datang ke posyandu,

meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang tuanya

sendiri.

a. Generalized set: merespon sesuai dengan sistem nilai yang

sudah digeneralisasikan dan dijadikan landasan

dalamberperilaku.

b. Characterization: merespon secara konsisten sesuai dengan

filsafat hidupnya yang telah dijadikanpegangan.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 28: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

14

2.1.2.4. Sifat Sikap

Sikap dapat dikategorikan menjadi 2 sifat, yaitu positif dan

negatif. Menurut Azwar (2005), ciri untuk setiap sifat sikap adalah

sebagai berikut:

1. Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,

menyenangi, mengharapkan obyek tertentu.

2. Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi,

menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu.

2.1.2.5. Skala Sikap

Penentuan nilai skala dengan memberikan bobot dalam

satuan deviasi normal bagi setiap kategori jawaban merupakan cara

yang cermat dan akan menghasilkan interval nilai yang tepat dalam

meletakkan masing-masing kategori pada suatu kontinum

psikologis. Adanya fasilitas komputer sangat memudahkan

prosedur analisisnya sebingga, walaupun cara itu memerlukan

waktu dan tenaga yang banyak, setiap penyusun skala sikap

hendaklah berusaha melakukannya.

Apabila skala sikap yang disusun tidak untuk digunakan

sebagai instrumen pengukuran yang menyangkut pengambilan

keputusan yang penting sekali, seperti pada penelitian pendahuluan

atau studi kelompok secara kecil-kecilan, kadang-kadang demi

kepraktisan penyusun skala sikap dapat menempuh cara sederhana

untuk menentukan nilai skala pernyataan- pernyataan sikap yang

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 29: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

15

ditulisnya.

Dengan cara sederhana, untuk suatu pernyataan yang bersifat

favorabel jawaban sangat tidak setuju diberi nilai 0, jawaban tidak

setuju diberi nilai 1, jawaban entahlah diberi nilai 2, jawaban setuju

diberi nilai 3, dan jawaban sangat setuju diberi nilai 4. Sebaliknya,

bagi pernyataan yang tidak favorabel, respons sangat tidak setuju

diberi nilai 4, tidak setuju diberi nilai 3,entahlah diberi nilai 2,

setuju di beri nilai 1, dan respons sangat setuju diberi nilai 0. Cara

penentuan nilai ini diberlakukan bagi semua pernyataan sikap yang

ada. (Azwar, 2005).

2.1.2.6. Ciri-Ciri Sikap

Ciri-ciri sikap adalah menurut Purwanto dalam Azwar (2005):

1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau

dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan

dengan obyeknya. Sifat ini membedakannnya dengan sifat

motif-motif biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan

istirahat.

2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan

sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-

keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap

pada orangitu.

3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai

hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 30: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

16

itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan

dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan

jelas.

4. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan,

sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-

kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki

orang.

2.1.3. Konsep Motivasi

2.1.3.1. Pengertian Motivasi

Pada dasarnya semua manusia mempunyai potensi untuk

berusaha dan bertindak, di mana tindakan-tindakan manusia

tersebut akan tertuang dalam beberapa bentuk aktivitas, fungsi dari

aktivitas ini adalah untuk mempertahankan siklus hidupnya.

Kemampuan berusaha dan bertindak itu diperoleh manusia baik

secara alami (dibawa dari lahir) maupun dipelajari (dalam

perkembangannya), walaupun manusia mempunyai potensi untuk

berperilaku tertentu tetapi perilaku itu hanya diaktualisasikan pada

saat tertentu saja. Perilaku manusia untuk berperilaku tertentu ini

disebut ability (kemampuan), sedangkan ekspresi dari potensi ini

dikenal sebagai performance (pekerjaan).

Mengingat tidak selalu dan tidak semua ability itu muncul

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 31: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

17

kedalam bentuk performance, maka dapat dipastikan ada faktor-

faktor atau kekuatan-kekuatan tertentu yang menyebabkan ability

itu teraktualisasi dalam performance, dengan memahami kekuatan

apa yang mendorong manusia berperilaku, maka dapat dipastikan,

bahwa perilaku ini sebagai kemauan (will) untuk bertindak.

Tentunya dalam hal ini belum dapat memberikan gambaran yang

jelas mengenai proses dibalik aktualisasi dari ability pada manusia

di saat-saat tertetu, oleh karena itu para ahli perilaku dalam

menggambarkan mengenai proses aktualisasi dari ability ini

dituangkan ke dalam proses motivasi.

Motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu Movere yang

artinya menggerakkan, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal

dengan Motivation yang berarti dorongan atau alasan. Arti kata ini

tentu saja belum bisa memberikan gambaran yang cukup jelas

tentang bagaimana perilaku manusia itu teraktualisasi.

Pengertian motivasi menurut Robin (2008) adalah

“Kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah

tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan

upaya itu untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individual”.

Sedangkan Stanton (2004) dalam bukunya menyebutkan “A Motive

is a need sufficiently stimulated that an individualis is moved to

seek satisfaction”. Definisi tersebut memberikan pengertian bahwa

motivasi merupakan dorongan terhadap kebutuhan dan keinginan

yang ditujukan untuk memperoleh pemenuhan atas kebutuhan atau

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 32: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

18

keinginan tersebut.

Suatu motivasi individu dapat timbul dari dalam individu

(motivasi intrinsik) dan dapat timbul dari luar individu (motivasi

ekstrinsik) dan keduanya mempunyai pengaruh terhadap perilaku

dan semangat kerja, ada beberapa pedoman untuk memahami

perilaku dan semangat kerja atau memahami individu dalam kerja.

Motivasi merupakan hal yang sangat penting karena dengan

motivasi ini diharapkan setiap individu mau bekerja keras dan

antusias untuk mencapai produktivitas yang tinggi motivasi ini

hanya dapat diberikan kepada yang mampu untuk mengerjakan

pekerjaan, bagi orang-orang yang tidak mampu tidak perlu

dimotivasi atau percuma. Memotivasi ini sangat sulit karena

pimpinan sulit untuk mengetahui kebutuhan (needs) dan keinginan

(wants) yang diperlukan bawahan dari hasil pekerjaannya itu

pimpinan dalam memotivasi harus menyadari, bahwa orang akan

mau bekerja keras dengan harapan ia akan dapat memenuhi dari

kebutuhan dan keinginan-keinginannya dari hasil pekerjaannya.

Berdasarkan pada beberapa karakteristik pokok–pokok motivasi di

atas dapat di deskripsikan sebagai berikut:

1. Ada suatu tenaga dalam diri manusia.

2. Mampu memacu perilaku manusia atau organisasi.

3. Lingkungan bisa memperbesar dorongan ini.

4. Ada dorongan yang membuat manusia berperilaku.

5. Bisa mengarahkan perilaku, dan perilaku yang ditimbulkan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 33: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

19

selalu terfokus pada tujuan.

Jadi dorongan individu untuk bertingkah laku itu dapat

dirasakan apabila individu tersebut mempunyai kebutuhan dan

akhirnya kebutuhan tersebut mampu memacu individu untuk

berperilaku, sedangkan lingkungan di sekitar individu dapat

memberikan semangat pada diri individu, yang nantinya bisa

berakibat untuk memperkuat intensitas dari dorongan tersebut dan

akhirnya semua itu akan mengarahkannya kembali kedalam

dorongan semula yang berbentuk perilaku terdahulu.

2.1.3.2. Proses Motivasi

Berdasarkan uraian tentang pengertian motivasi dan

karakteristik motivasi tersebut di atas, maka dapat diterangkan

tentang proses terjadinya motivasi. Dalam proses motivasi ini

dapat menggambarkan dinamika dari motivasi, dan dari dinamika

tersebut dapat mendorong manusia untuk berperilaku.

Suatu kebutuhan menurut Robin (2008) adalah suatu

keadaan internal yang menyebabkan hasil-hasil tertentu tampak

menarik, di mana suatu kebutuhan yang terpuaskan akan

menciptakan tegangan yang merangsang dorongan-dorongan di

dalam individu tersebut. Dorongan ini menimbulkan suatu perilaku

pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu, di mana jika

tujuan tersebut tercapai,akan dapat memenuhi kebutuhan yang ada

dan mendorong ke arah pengurangan tegangan. Proses motivasi

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 34: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

20

Perilaku Pencarian

Kebutuhan dipuaskan

Pengurangan Tegangan

Dorongan Tegangan Kebutuhan tak terpuaskan

Gambar 2.1 Proses Motivasi (Robin, 2008)

tersebut seperti yang dilukiskan dalam gambar berikut:

Setiap individu mempunyai kebutuhan yang kekuatannya

berbeda-beda antara individu satu dengan individu lainnya.

Kebutuhan ini menunjukkan kekurangan yang dialami individu

pada saat tertentu baik bersifat biologis (misal kebutuhan makan),

kebutuhan sosiologis (misal kebutuhan afiliansi) atau psikologis

(misal kebutuhan berprestasi) dan kebutuhan pengembangan.

Timbulnya kebutuhan ini bisa membuat ketidak seimbangan dalam

diri individu, yang mendorong individu itu untuk berusaha

mengurangi ketidak seimbangan tersebut. Dorongan untuk

mengurangi ketidak seimbangan ini dilakukan dengan melalui

tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan,

setelah tujuan tercapai melalui tindakan, maka akan terasa

terpuaskan, namun pada jangka waktu tertentu sudah pasti akan

timbul kebutuhan lagi yang perlu untuk dipenuhi. Apabila suatu

kebutuhan yang sama timbul berulang-ulang dengan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 35: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

21

berlangsungnya waktu, maka prinsip yang berlaku adalah proses

motivasi (Gambar),

Namun jika setiap kali timbul kebutuhan baru, maka hal ini

disebut jenjang kebutuhan Maslow. Jenjang kebutuhan Maslow

menyatakan, bila kebutuhan minimal (fisiologis) saja terpuaskan,

maka kebutuhan kelompok pertama (fisiologis) ini akan menuntut

paling kuat untuk dipenuhi. Setelah kebutuhan fisiologis

terpuaskan, maka akan terasa adanya tuntutan dari kebutuhan

kelompok kedua (keamanan kerja) dan seterusnya. Sebagai contoh

bila seseorang membutuhkan mobil (kebutuhan fisiknya) sudah

terpuaskan, maka ia akan membutuhkan keamanan di jalan

(mencari SIM), dan kemudian baru memenuhi kebutuhan sosialnya

yaitu ingin berkunjung ke keluarga atau teman, selanjutnya akan

membutuhkan penghargaan dari orang lain karena telah memiliki

mobil dan seterusnya.

2.1.3.3. Teknik Motivasi

Teknik Motivasi yang digunakan:

1. Berfikir positif

Ketika mengkritik orang begitu terjadi ketidak beresan,

tetapi kita lupa memberi dorongan positif agar mereka terus

maju, jangan mengkritik cara kerja orang lain kalau kita sendiri

tidak mampu memberi contoh terlebih dahulu.

2. Menciptakan perubahan yang kuat

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 36: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

22

Adanya kemauan yang kuat untuk mengubah situasi oleh

diri sendiri. Mengubah perasaan tidak mampu menjadi mampu,

tidak mau menjadi mau.

3. Membangun harga diri

Banyak kelebihan kita sendiri dan orang lain yang tidak

kita hargai padahal penghargaan merupakan salah satu bentuk

teknik memotivasi.

2.1.3.4. Macam Motivasi

Menurut Anonim (2010), motivasi dibedakan atas 3 macam

berdasarkan sifatnya:

1. Motivasi takut atau fear motivation, yaitu individu melakukan

suatu perbuatan dikarenakan adanya rasa takut. Dalam hal ini

seseorang melakukan sesuatu perbuatan dikarenakan adanya

rasa takut, misalnya takut karena ancaman dari luar, takut Aku

mendapatkan hukuman dan sebagainya.

2. Motivasi insentif atau incentive motivation, yaitu individu

melakukan sesuatu perbuatan untuk mendapatkan sesuatu

insentif, bentuk insentif bermacam-macam seperti mendapatkan

honorarium, bonus, hadiah, penghargaan dan lain-lain

3. Motivasi sikap atau attitude motivation/self motivation sikap

merupakan suatu motivasi karena menunjukkan ketertarikan

atau ketidaktertarikan seseorang terhadap suatu objek, motivasi

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 37: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

23

ini lebih bersifat intrinsic, muncul dari dalam individu, berbeda

dengan kedua motivasi sebelumnya yang lebih bersifat

ekstrintik yang datang dari luar diri individu.

Menurut Muhibbin Syah dalam Anonim (2010), berpendapat

dalam buku psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, bahwa

motivasi dapat dibedakan 2 macam :

1. Motivasi Intrinsik. Hal atau keadaan yang berasal dari dalam

diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan

tindakan belajar.

2. Motivasi Ekstrinsik. Hal dan keadaan yang datang dari luar

individu.

2.1.3.5. Motivasi Kerja

Motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang turut

menentukan kinerja seseorang. Besar kecilnya pengaruh motivasi

pada kinerja seseorang tergantung pada seberapa banyak intensitas

motivasi yang diberikan. Tinjauan lain motivasi kerja adalah

dorongan dari dalam diri dan luar diri seseorang untuk

melaksanakan sesuatu yang terlihat dari dimensi internal dan

dimensi eksternal.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 38: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

24

Tabel 2.1 Dimensi dan Indikator motivasi kerja

Dimensi Indikator

Motivasi

internal

1. Tanggung jawab dalam melaksanakan

tugas

2. Melaksanakan tugas dengan target yang

jelas

3. Memiliki tujuan yang jelas dan menantang

4. Ada umpan balik atas hasil pekerjaannya

5. Memiliki perasaan senang dalam bekerja

6. Selalu berusaha mengungguli orang lain

7. Diutamakan prestasi dari apa yang

dikerjakan

Motivasi

eksternal

1. Selalu berusaha untuk memenuhi

kebutuhan hidup dan kebutuhan kerjanya

2. Senang memperoleh pujian dari apa yang

dikerjakannya

3. Bekerja dengan harapan ingin memperoleh

insentif

4. Bekerja dengan harapan ingin memperoleh

perhatian dari teman dan atasan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 39: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

25

2.1.4. Konsep Kader Kesehatan

2.1.4.1. Definisi Kader Kesehatan

Menurut Dr. Suparyanto, M.Kes (2011), Definisi Kader

Kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang

dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-

masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta

untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan

tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan (Syafrudin dan

Hamidah, 2009:177).

2. Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling

dekat dengan masyarakat (Meilani Niken, dkk, 2009: 129).

3. Kader adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh dan dari

masyarakat yang bertugas mengembangkan masyarakat.

(Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009: 287).

4. Kader kesehatan yaitu tenaga yang berasal dari masyarakat,

dipilih oleh masyarakat itu sendiri dan bekerja secara sukarela

untuk menjadi penyelenggara posyandu (R. fallen dan R. Budi,

2010: 58).

2.1.4.2. Tujuan Pembentukan Kader

1. Dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional,

khususnya di bidang kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan

diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat bukanlah sebagai

objek tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 40: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

26

Pada hakikatnya, kesehatan dipolakan mengikutsertakan

masyarakat secara aktif dan bertanggung jawab.

2. Keikutsertaan masyarakat dalam meningkatkan efisiensi

pelayanan adalah atas dasar pemikiran bahwa terbatasnya daya

dan dana dalam operasional pelayanan kesehatan akan

mendorong masyarakat memanfaatkan sumber daya yang ada

seoptimal mungkin. Pola pikir semacam ini merupakan

penjabaran dari karsa pertama yang berbunyi, meningkatkan

kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dalam

bidang kesehatan.

3. Menurut K. Santoso (1979), kader yang dinamis dengan

pendidikan rata-rata tingkat desa ternyata mampu

melaksanakan beberapa kegiatan yang sederhana tetapi tetap

berguna bagi masyarakat kelompoknya (Efendi Ferry dan

Makhfudli, 2009: 288).

2.1.4.3. Persyaratan Menjadi Kader Kesehatan

Para kader kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki

latar belakang pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan

mereka untuk membaca, menulis dan menghitung secara sederhana

(Meilani Niken, dkk, 2009: 129). Proses pemilihan kader

hendaknya melalui musyawarah dengan masyarakat, dan para

pamong desa harus juga mendukung (R. fallen dan R. Budi, 2010:

59). Hal ini disebabkan karena kader yang akan dibentuk terlebih

dahulu harus diberikan pelatihan kader. Pelatihan kader ini

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 41: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

27

diberikan kepada para calon kader di desa yang telah ditetapkan

(Meilani Niken, dkk, 2009: 131).

Persyaratan umum yang dapat dipertimbangkan untuk

pemilihan kader antara lain:

1. Dapat baca, tulis dengan bahasa Indonesia

2. Secara fisik dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai kader

3. Mempunyai penghasilan sendiri

4. Tinggal tetap di desa yang bersangkutan dan tidak sering

meninggalkan tempat untuk waktu yang lama.

5. Aktif dalam kegiatan sosial maupun pembangunan desanya

6. Dikenal masyarakat, diterima masyarakat dan dapat bekerja

sama dengan masyarakat

7. Berwibawa

8. Sanggup membina paling sedikit 10 kepala keluarga. (R.

Fallen dan R. Budi, 2010: 59-60).

Dari persyaratan-persyaratan yang diutamakan oleh beberapa

ahli di atas, dapatlah disimpulkan bahwa kriteria pemilihan kader

kesehatan antara lain sanggup bekerja secara sukarela, mendapat

kepercayaan dari masyarakat serta mempunyai kredibilitas yang

baik di mana perilakunya menjadi panutan masyarakat, memiliki

jiwa pengabdian yang tinggi, mempunyai penghasilan tetap,

pandai membaca dan menulis, serta sanggup membina

masyarakat sekitarnya. (Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009: 290).

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 42: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

28

2.1.4.4. Peran Kader Kesehatan

Kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada

umumnya kader bukanlah tenaga profesional melainkan hanya

membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya

pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun

jenis pelayanan (Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009: 289). Tugas-

tugas kader meliputi pelayanan kesehatan dan pembangunan

masyarakat, tetapi hanya terbatas pada bidang-bidang atau tugas-

tugas yang pernah diajarkan kepada mereka. Mereka harus benar-

benar menyadari tentang keterbatasan yang mereka miliki. Mereka

tidak diharapkan mampu menyelesaikan semua masalah yang

dihadapinya. Namun, mereka diharapkan mampu dalam

menyelesaikan masalah umum yang terjadi di masyarakat dan

mendesak untuk diselesaikan. Perlu ditekankan bahwa para kader

kesehatan masyarakat itu tidak bekerja dalam sistem yang tertutup,

tetapi mereka bekerja dan berperan sebagai seorang pelaku sistem

kesehatan. Oleh karena itu, mereka harus dibina, dituntun, serta

didukung oleh pembimbing yang terampil dan berpengalaman

(Syafrudin dan Hamidah, 2009: 177).

Peran dan fungsi kader sebagai pelaku penggerakan

masyarakat:

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

2. Pengamanan terhadap masalah kesehatan di desa

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 43: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

29

3. Upaya penyehatan lingkungan

4. Peningkatan kesehatan ibu,bayi dan anak balita

5. Pemasyarakatan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). (Meilani

Niken, dkk, 2009: 130).

2.1.5. Konsep Program Tuberkulosis

2.1.5.1. Pengertian

Menurut Permenkes No 67 tahun 2016, Tuberkulosis yang

selanjutnya disingkat dengan TBC adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang dapat

menyerang paru dan organ lainnya. Terdapat beberapa spesies

Mycobacterium, antara lain : M.tuberculosis, M.africanus,

M.bovis, M.leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai bakteri tahan

Asam (BTA). Kelompok bakteri Mycobacterium selain

Mycobacterium tuberculosis yang bisa menimbulkan gangguan

pada saluran nafas dikenal dengan MOTT (Mycobacterium Other

Than Tuberculosis) yang terkadang bisa mengganggu penegakan

diagnosis dan pengobatan TBC.

2.1.5.2. Cara Penularan

Penularan penyakit TBC melalui udara, yang sumber

penularan adalah pasien TBC terutama pasien yang mengandung

kuman TBC dalam dahaknya. Pada waktu batuk atau bersin, pasien

menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak

(droplet nuclei / percik renik). Infeksi akan terjadi apabila

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 44: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

30

seseorang menghirup udara yang mengandung percikan dahak

yang infeksius, sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000

percikan dahak yang mengandung kuman sebanyak 0-3500

M.tuberculosis, sedangkan kalau bersin dapat mengeluarkan

sebanyak 4500-1.000.000 M.tuberculosis.

2.1.5.3. Diagnosis dan Gejala TBC

Diagnosis TBC ditetapkan berdasarkan keluhan, hasil

anamnesis, pemeriksaan klinis, pemeriksaan laboratorium dan

pemeriksaan penunjang lainnya.

1. Keluhan dan hasil anamnesis meliputi :

Keluhan yang disampaikan pasien, serta wawancara rinci

berdasar keluhan pasien.

Pemeriksaan klinis berdasarkan gejala dan tanda TBC

yang meliputi :

a. Gejala utama pasien TBC paru adalah batuk berdahak

selam 2 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan

gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah,

sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat

badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa

kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. Pada

pasien dengan HIV positif, batuk sering kali bukan

merupakan gejala TBC yang khas, sehingga gejala batuk

tidak harus selalu selama 2 minggu atau lebih.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 45: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

31

b. Gejala-gejala tersebut di atas dapat dijumpai pula pada

penyakit paru selain TBC, seperti bronkiektaksis, bronchitis

kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain. Mengingat

prevalensi TBC di Indonesia saat ini masih tinggi, maka

setiap orang yang datang ke fasyankes dengan gejala

tersebut di atas, dianggap sebagai seorang terduga pasien

TB dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara

mikroskopis langsung.

c. Selain gejala tersebut, perlu dipertimbangkan pemeriksaan

pada orang dengan faktor resiko, seperti : kontak erat

dengan pasien TBC, tinggal di daerah padat penduduk,

wilayah kumuh, daerah pengungsian, dan orang yang

bekerja dengan bahan kimia yang beresiko menimbulkan

paparan infeksi paru.

2. Pemeriksaan laboratorium

a. Pemeriksaan bakteriologi

1) Pemeriksaan dahak mikroskopis langsung

Pemeriksaan dahak selain berfungsi untuk

menegakkan diagnosis, juga untuk menentukan potensi

penularan dan menilai keberhasilan pengobatan.

Pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosis

dilakukan dengan mengumpulkan 2 contoh uji dahak

yang dikumpulkan berupa dahak Sewaktu-Pagi (SP) ;

yaitu S (Sewaktu) adalah dahak ditampung di fasyankes,

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 46: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

32

P (Pagi) adalah dahak ditampung pada pagi segera

setelah bangun tidur dan dapat dilakukan di rumah

pasien atau di bangsal rawat inap bilamana pasien

menjalani rawat inap.

2) Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) TBC

Pemeriksaan tes cepat molekuler dengan metode

Xpert MTB/RIF. TCM merupakan sarana untuk

penegakan diagnosis, namun tidak dapat dimanfaatkan

untuk evaluasi hasil pengobatan.

3) Pemeriksaan biakan

Pemeriksaan biakan dapat dilakukan dengan

media padat (Lowenstein-Jensen) dan media cair

(Mycobacterium Growth Indicator Tube) untuk

identifikasi Mycobacterium tuberculosis (M.tb).

Pemeriksaan tersebut di atas dilakukan di sarana

laboratorium yang terpantau mutunya.

Dalam menjamin hasil pemeriksaan laboratorium,

diperlukan contoh uji dahak yang berkualitas. Pada faskes

yang tidak memiliki akses langsung terhadap pemeriksaan

TCM, biakan, dan uji kepekaan, diperlukan system

transportasi contoh uji. Hal ini bertujuan untuk menjangkau

pasien yang membutuhkan akses terhadap pemeriksaan

tersebut serta mengurangi resiko penularan jika pasien

bepergian langsung ke laboratorium.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 47: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

33

b. Pemeriksaan penunjang lainnya

1. Pemeriksaan foto toraks

2. Pemeriksaan hispatologi pada kasus yang dicurigai TBC

ekstraparu

c. Pemeriksaan uji kepekaan obat

Uji kepekaan obat bertujuan untuk menentukan ada

tidaknya resistensi M.tb terhadap OAT.

Uji kepekaan obat tersebut harus dilakukan di

laboratorium yang telah lulus uji pemantauan mutu/Quality

assurance (QA), dan mendapatkan sertifikat nasional

maupun internasional.

d. Pemeriksaan serologi

Sampai saat ini belum direkomendasikan.

3. Alur diagnosis TBC pada orang dewasa

Alur diagnosis TBC dibagi sesuai dengan fasilitas yang

tersedia :

a. Faskes yang mempunyai akses pemeriksaan dengan alat tes

cepat molekuler

b. Faskes yang hanya mempunyai pemeriksaan mikroskopis

dan tidak memiliki akses ke tes cepat molekuler.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 48: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

34

2.1.5.4. Definisi Kasus dan Klasifikasi pasien TBC

Pasien dibedakan berdasarkan klsifikasi penyakitnya yang

bertujuan untuk:

a. Pencatatan dan pelaporan pasien yang tepat

b. Penetapan panduan pengobatan yang tepat

c. Standarisasi proses pengumpulan data untuk

penanggulangan TBC

d. Evaluasi proporsi kasus sesuai lokasi penyakit, hasil

pemeriksaan bakteriologis dan riwayat pengobatan

e. Analisis kohort hasil pengobatan

f. Pemantauan kemajuan dan evaluasi efektifitas program

TBC secara tepat, baik dalam maupun antar

kabupaten/kota, provinsi, nasional dan global/

1. Definisi kasus TBC

Definisi kasus TBC terdiri dari dua, yaitu :

a. Pasien TBC terkonfirmasi bakteriologis

Adalah pasien TBC yang terbukti positif pada hasil

pemeriksaan uji biologinya (sputum dan jaringan) melalui

pemeriksaan mikroskopis langsung, TCM TB, atau biakan.

Termasuk dalam kelompok ini adalah :

1) Pasien TBC paru BTA positif

2) Pasien TBC paru hasil biakan M.tb positif

3) Pasien TBC paru hasil tes cepat M.tb positif

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 49: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

35

4) Pasien TB ekstraparu terkonfirmasi secara

bakteriologis, baik dengan BTA, biakan maupun tes

cepat dari contoh uji jaringan yang terkena

5) TBC anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan

bakteriologis

b. Pasien TBC terdiagnosis secara klinis

Adalah pasien yang tidak memenuhi kriteria

terdiagnosis secara bakteriologis tetapi didiagnosis sebagai

pasien TBC aktif oleh dokter, dan diputuskan untuk

diberikan pengobatan TBC. Termasuk dalam kelompok ini

adalah :

1) Pasien TB paru BTA negatif dengan hasil

pemeriksaan foto toraks mendukung TBC

2) Pasien TBC paru BTA negatif dengan tidak ada

perbaikan klinis setelah diberikan antibiotika non

OAT, dan mempunyai faktor resiko TBC

3) Pasien TBC ekstraparu yang terdiagnosis secara

klinis maupun laboratoris dan hispatologis tanpa

konfirmasi bakteriologis

4) TBC anak yang terdiagnosis dengan sistem skoring.

2. Klasifikasi pasien TBC

Klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi dari penyakit :

a. Tuberculosis paru

b. Tuberculosis ekstraparu

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 50: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

36

Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya :

a. Pasien baru TBC

b. Pasien yang pernah diobati TBC, meliputi pasien

kambuh, pasien yang diobati kembali setelah gagal,

pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost

to follow-up), lain-lain.

c. Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak

diketahui

Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan uji

kepekaan obat :

a. Mono resitan (TB MR)

b. Poli resitan (TB PR)

c. Multi drug resistan (TB MDR)

d. Extensive drug resistan (TB XDR)

e. Resistan rifampisin (TB RR)

Klasifikasi pasien TBC berdasarkan status HIV :

a. Pasien Tb denganHIV positif

b. Pasien TB dengan HIV negative

c. Pasien TB dengan status HIV tidak diketahui

2.1.5.5. Pengobatan TBC

1. Tujuan pengobatan TBC

a. Menyembuhkan pasien dan memperbaiki produktivitas

serta kualitas hidup

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 51: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

37

b. Mencegah terjadinya kematian oleh karena TBC atau

dampak buruk selanjutnya

c. Mencegah terjadinya kekambuhan

d. Menurunkan resiko penularan

e. Mencegah terjadinya dan penularan TBC resistan obat

2. Prinsip pengobatan TBC

a. Pengobatan yang diberikan dalam bentuk panduan OAT

yang tepat mengandung minimal 4 macam obat untuk

mencegah terjadinya resistensi

b. Diberikan dalam dosis yang tepat

c. Ditelan secara teratur dan diawasi langsung oleh PMO

(Pengawas Menelan Obat) sampai selesai pengobatan

d. Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup,

terbagi dalam dua tahap yaitu tahap awal serta tahap

lanjutan, sebagai pengobatan yang adekuat untuk

mencegah kekambuhan.

3. Tahapan pengobatan TBC

Pengobatan TBC harus selalu meliputi pengobatan tahap

awal dan tahap lanjutan dengan maksud :

a. Tahap awal, yaitu pengobatan diberikan setiap harti.

Panduan pengobatan tahap ini adalah dimaksudkan untuk

secara efektif menurunkan jumlah kuman yang ada dalam

tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh dari sebagian

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 52: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

38

kecil kuman yang mungkin sudah resistan sejak sebelum

pasien mendapatkan pengobatan.

b. Tahap lanjutan, yaitu bertujuan membunuh sisa-sisa

kuman yang masih ada dalam tubuh, khususnya kuman

persister sehingga pasien dapat sembuh dan mencegah

terjadinya kekambuhan.

4. Jenis Obat anti Tuberkulosis (OAT)

a. OAT Lini Pertama, yaitu Isoniazid (H), Rifampisin ®,

Pirazinamid (Z), Streptomisin (S), Etambutol (E).

b. OAT Lini Kedua, yaitu Grup A (florokuinolon), Grup B

(OAT suntik lini kedua), Grup C (OAT oral lini kedua),

Grup D (D1, D2, D3)

5. Panduan OAT yang digunakan di Indonesia

a. Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3 atau 2(HRZE)/4(HR).

b. Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3 atau

2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)E.

c. Kategori anak : 2(HRZ)/4(HR) atau 2HRZE(S)/4-10HR

d. Panduan OAT untuk pasien TB resitan obat : terdiri dari

OAT lini ke-2 yaitu kanamisin, kapreomisin,

levofloksasin, etionamide, sikloserin, moksifloksasin,

PAS, bedaquilin, clofazimin, linezolid, delamanid dan

obat TBC baru lainnya serta OAT lini-1, yaitu pirazinamid

dan etambutol.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 53: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

39

2.1.5.6. Terduga TBC

Terduga TBC adalah seseorang yang ditemukan dengan

gejala utama dan atau dengan gejala tambahan penyakit TBC paru,

atau muncul benjolan di leher dan lain-lain sebagai indikasi

penyakit TBC selain TBC paru.

2.1.5.7. Penemuan Penderita TBC

Menurut Permenkes No 67 tahun 2016, penemuan kasus

TBC dilakukan secara aktif dan pasif. Penemuan kasus TBC secara

aktif dilakukan melalui :

1. Investigasi dan pemeriksaan kasus kontak

2. Skrining secara massal terutama pada kelompok rentan dan

kelompok beresiko; dan

3. Skrining pada kondisi situasi khusus.

Penemuan kasus TBC secara pasif dilakukan melalui

pemeriksaan pasien yang datang ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Penemuan kasus TBC ditentukan setelah dilakukan penegakan

diagnosis, penetapan klasifikasi dan tipe pasien TBC.

2.1.5.8. Indikator Program TBC

Untuk mempermudah analisis data diperlukan indikator

sebagai alat ukur kinerja dan kemajuan program (marker of

progress). Dalam menilai kemajuan atau keberhasilan program

pengendalian TBC digunakan beberapa indikator yaitu indikator

dampak, indikator utama dan indikator operasional.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 54: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

40

1. Indikator Dampak

Merupakan indikator yang menggambarkan keseluruhan

dampak atau manfaat kegiatan penanggulangan TBC. Indikator

ini akan diukur dan dianalisis di tingkat pusat secara berkala.

Yang termasuk indikator dampak adalah :

a. Angka prevalensi TBC

b. Angka insidensi TBC

c. Angka mortalitas TBC

2. Indikator Utama

Indikator utama digunakan untuk menilai pencapaian

strategi nasional penanggulangan TBC di tingkat

kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Adapun indikatornya

adalah :

a. Cakupan pengobatan semua kasus TBC (case detection

rate/CDR) yang diobati

b. Angka notifikasi semua kasus TBC (case notification

rate/CNR) yang diobati per 100.000 penduduk

c. Angka keberhasilan pengobatan pasien TBC semua

kasus

d. Cakupan penemuan kasus resistan obat

e. Angka keberhasilan pengobatan pasien TBC resistan

obat

f. Persentase pasien TBC yang mengetahui status HIV

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 55: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

41

Untuk tingkat provinsi dan pusat, selain memantau

indikator di atas, juga harus memantau indikator yang dicapai

oleh Kabupaten/Kota yaitu :

a. Persentase kabupaten/kota yang mencapai target CDR

b. Persentase kabupaten/kota yang mencapai target CNR

c. Persentase kabupaten/kota yang mencapai target angka

keberhasilan pengobatan pasien TBC semua kasus.

d. Persentase kabupaten/kota yang mencapai target

indikator cakupan penemuan kasus TBC resistan obat

e. Persentase kabupaten/kota yang mencapai target angka

keberhasilan pengobatan pasien TBC resistan obat.

f. Persentase kabupaten/kota yang mencapai target

indikator persentase pasien TBC yang mengetahui

status HIV

3. Indikator Operasional

Indikator ini merupakan indikator pendukung untuk

tercapainya indikator dampak dan utama dalam keberhasilan

program penanggulangan TBC baik di tingkat Kab/Kota,

Provinsi, dan Pusat, diantaranya adalah :

a. Persentase kasus pengobatan ulang TBC yang diperiksa

uji kepekaan obat dengan tes cepat molukuler atau

metode konvensional

b. Persentase kasus TBC resitan obat yang memulai

pengobatan lini kedua

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 56: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

42

c. Persentase pasien TB-HIV yang mendapatkan ARV

selama pengobatan TBC

d. Persentase laboratorium mikroskopik yang mengikuti

uji silang

e. Persentase laboratorium mikroskopik yang mengikuti

uji silang dengan baik

f. Cakupan penemuan kasus TBC anak

g. Cakupan anak < 5 tahun yang dapat pengobatan

pencegahan INH

h. Jumlah kasus TBC yang ditemukan di Populasi khusus

(Lapas/Rutan, Asrama, Tempat Kerja, Institusi

Pendidikan, Tempat Pengungsian)

i. Persentase kasus TBC yang ditemukan dan dirujuk oleh

masyarakat atau organisasi kemasyarakatan

Untuk tingkat provinsi dan pusat selain memantau indikator

di atas, juga harus memantau indikator yang dicapai oleh

kabupaten/kota yaitu :

a. Persentase kabupaten/kota minimal 80% fasyankesnya

terlibat dalam PPM

b. Persentase kabupaten/kota yang mencapai target

indikator persentase pasien TB-HIV yang mendapatkan

ARV selama pengobatan TBC

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 57: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

43

c. Persentase kabupaten/kota yang mencapai target untuk

indikator persentase laboratorium mikroskopis yang

mengikuti uji silang

d. Persentase kabupaten/kota yang mencapai target untuk

indikator persentase laboratorium yang mengikuti uji

silang dengan hasil baik

e. Persentase kabupaten/kota yang mencapai target

cakupan penemuan kasus TBC anak

f. Persentase kabupaten/kota yang mencapai target

indikator cakupan anak < 5 tahun yang mendapat

pengobatan pencegahan PP INH

Target program penanggulangan TBC nasional yaitu

eliminasi TBC pada tahun 2030, dan Indonesia bebas TBC pada

tahun 2050.

2.2. Penelitian Yang Relevan

1. Hasil penelitian Putri Pebryanty dkk (2017) tentang pengetahuan dan

tindakan kader TB dalam upaya pengendalian penyakit TB paru di

Kabupaten Kepulauan Meranti, dengan desain penelitian deskriptif

kualitatif diperoleh hasil pengetahuan kader TB terhadap penyakit TB

sudah cukup baik terutama dalam hal pengertian TB, gejala penyakit

TB dan orang yang beresiko terkena penyakit TB. Sedangkan

pengetahuan terhadap penyebab penyakit TB dan cara penularan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 58: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

44

masih kurang karena masih kurangnya informasi tentang TB yang

didapatkan oleh kader. Perbedaan dengan penelitian ini, penelitian ini

menggunakan desain penelitian kuantitatif deskriptif untuk

mengetahui pengaruh Pengetahuan, sikap dan motivasi kader pada

penemuan terduga TBC Paru, Studi Kasus di UPT Puskesmas

Ngrambe Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

2. Hasil penelitian Ika Arni Anisah dkk (2017) tentang faktor-faktor

yang berhubungan dengan keaktifan kader community TB care

‘Aisyiyah Surakarta, dengan metoda penelitian observasional analitik

dengan rancangan cross sectional study, diperoleh hasil tidak ada

hubungan antara pengetahuan dengan keaktifan kader community TB

care ‘Aisyiyah di kota Surakarta (nilai p=1,000). Perbedaan dengan

penelitian ini, penelitian ini menggunakan desain penelitian

kuantitatif deskriptif untuk mengetahui pengaruh Pengetahuan, sikap

dan motivasi kader pada penemuan terduga TBC Paru, Studi Kasus di

UPT Puskesmas Ngrambe Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Responden

penelitian ini bukan kader community TB care ‘Aisyiyah, tetapi Kader

kesehatan di desa.

3. Hasil penelitian Ni Luh Putu Eva Yanti (2016) tentang pengendalian

kasus Tuberkulosis melalui kelompok Kader Peduli TB (KKP-TB),

dengan rancangan penelitian quasi experiment dengan desain pre-post

test without control, diperoleh hasil umur, masa kerja dan pelatihan

TB/DOTS kader kesehatan memiliki hubungan yang signifikan

dengan peran kader dalam penemuan kasus TB di Puskesmas

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 59: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

45

Cakranegara dan Mataram Nusa Tenggara Barat. Perbedaan dengan

penelitian ini, penelitian ini menggunakan desain penelitian

kuantitatif deskriptif untuk mengetahui pengaruh Pengetahuan, sikap

dan motivasi kader pada penemuan terduga TBC Paru, Studi Kasus di

UPT Puskesmas Ngrambe Kabupaten Ngawi, Jawa Timur dan tidak

secara khusus melalui Kelompok Kader

2.3. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian

2.4. Hipotesis

Hipotesis atau jawaban sementara yang dapat diajukan pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan Kader berpengaruh signifikan pada Penemuan Terduga

Tuberkulosis Paru di UPT Puskesmas Ngrambe Kabupaten Ngawi.

Pengetahuan

Sikap

Motivasi

Penemuan

Terduga

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 60: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

46

2. Sikap Kader berpengaruh signifikan pada Penemuan Terduga

Tuberkulosis Paru di UPT Puskesmas Ngrambe Kabupaten Ngawi.

3. Motivasi Kader berpengaruh signifikan pada Penemuan Terduga

Tuberkulosis Paru di UPT Puskesmas Ngrambe Kabupaten Ngawi.

4. Pengetahuan, Sikap, Motivasi Kader berpengaruh signifikan pada

Penemuan Terduga Tuberkulosis Paru di UPT Puskesmas Ngrambe

Kabupaten Ngawi.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 61: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

47

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian kuantitatif deskriptif, karena data yang digunakan dalam

penelitian ini berupa angka-angka dan menggunakan statistik untuk

menganalisis dan menggambarkan keadaan yang sebenarnya menjadi

fokus dalam penelitian.

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan metoda angket dan metoda dokumentasi. Teknik analisis

data menggunakan Regresi Linear Berganda.

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader kesehatan di UPT

Puskesmas Ngrambe yang masih aktif dan bersedia menjadi responden

sebanyak 205 orang.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah kader kesehatan di UPT

Puskesmas Ngrambe yang berdasarkan perhitungan terpilih sebanyak

136 orang.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 62: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

48

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability

sampling dengan teknik random sampling. Besar sampel dalam

penelitian ini adalah:

Keterangan

n : Jumlah sampel

N : Jumlah kader yaitu 205 orang

d : Taraf signifikan, dalam penelitian ini adalah 0,05

n = 205 1 205.0,052

= 205

1 0,6

= 205 1,6

= 136

136 orang

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 63: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

49

Tabel 3.1 Proporsi sampel untuk masing-masing desa

No Desa Jumlah Kader

Proporsi Jumlah Kader

terhadap Populasi (%)

Jumlah Sampel

(Desimal)

Jumlah Sampel

(Pembulatan)

1 Setono 19 8,292682927 11,27804878 11

2 Wakah 17 6,829268293 9,287804878 9

3 Giriharjo 16 6,829268293 9,287804878 9

4 Tawangrejo 17 6,829268293 9,287804878 9

5 Hargomulyo 23 9,756097561 13,26829268 13

6 Ngrambe 25 11,2195122 15,25853659 15

7 Krandegan 14 5,365853659 7,297560976 8

8 Pucangan 16 6,829268293 9,287804878 9

9 Cepoko 31 14,14634146 19,23902439 19

10 Mendiro 19 8,292682927 11,27804878 11

11 Manisharjo 16 6,829268293 9,287804878 9

12 Sidomulyo 11 3,902439024 5,307317073 6

13 Sambirejo 8 2,43902439 3,317073171 4

14 Babadan 8 2,43902439 3,317073171 4

Total 205 100 136 136

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 64: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

50

3.3. Kerangka Kerja Penelitian

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian

3.4. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian dibagi menjadi 2

kelompok, yaitu:

1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini (X): pengetahuan (X1), sikap (X2),

dan motivasi (X3)

2. Variabel terikat (Dependent Variable)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 65: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

51

Sebagai variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah penemuan

Terduga TBC

3.5. Definisi Operasional Penelitian

1. Pengetahuan Kader tentang TBC Paru

Merupakan pengetahuan kader tentang penyakit paru yaitu hasil

kompilasi dan beberapa pertanyaan tentang TBC paru yang mencakup

pengertian, cara penularan, tanda/gejala TBC paru, pecegahan,

perlunya penemuan Terduga TB paru dan cara menemukan Terduga

TB paru. Secara operasional diukur, dengan kuesioner yang terdiri

dari 10 pertanyaan. Rentang jawaban dinyatakan dengan skor yang

diperoleh dari jawaban benar 1 dan salah 0. Penilaian pengetahuan

baik apabila skor (67% - 100%), cukup apabila skor (34% - 66%), dan

kurang apabila skor (0 – 33%). Skala pengukuran ordinal.

2. Sikap Kader terhadap penemuan Terduga TBC Paru

Sikap merupakan respon atau tanggapan kader yang meliputi

segala hal yang berhubungan dengan perasaan, dukungan dan suasana

hati responden terhadap kegiatan penemuan Terduga TBC Paru.

Secara operasional diukur dengan kuesioner yang terdiri dari 10

pernyataan sikap. Rentang jawaban dinyatakan dengan skor yang

diperoleh dari jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju

(TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS) . Pada penelitian ini hanya

dipakai 4 kriteria yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju

(TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan alasan bahwa kriteria N

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 66: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

52

(Netral) bila dikaitkan dengan soal dalam kuesioner sikap yang telah

dibuat, tidak dapat mencerminkan nilai sikap responden. Dalam

pengolahan dan analisa data, masing-masing kriteria diberi nilai

dengan membedakan sifat pernyataan antara pernyataan favorabel dan

tidak favorabel, yaitu untuk pernyataan favorabel, SS diberikan nilai

empat, S diberikan nilai tiga, TS diberikan nilai dua dan STS diberikan

nilai satu. Sedangkan untuk pernyataan yang tidak favorabel, STS

diberi nilai empat, TS diberi nilai tiga, S diberi nilai dua dan SS

diberi nilai satu. Penilaian sikap baik apabila skor (67% – 100%),

cukup apabila skor (34% – 66%), dan kurang apabila skor (0 – 33%).

Skala pengukuran: ordinal.

Sikap dapat dilihat dari faktor-faktor berikut:

a. Keyakinan terhadap informasi program TBC Paru

b. Sifat ingin melakukan penemuan Terduga TBC Paru

c. Daya tarik untuk melakukan penemuan Terduga TBC Paru

3. Motivasi Kader dalam penemuan Terduga TBC Paru

Merupakan dorongan dari dalam diri dan luar diri seorang kader

untuk melaksanakan penemuan Terduga TBC Paru meliputi motivasi

dalam memberikan informasi tentang TBC Paru kepada orang lain,

motivasi dalam mempengaruhi terduga TBC Paru, motivasi dalam

merujuk Terduga TBC Paru ke sarana pelayanan kesehatan. Secara

operasional diukur dengan kuesioner yang terdiri dari 10 pernyataan.

Rentang jawaban dinyatakan dengan skor yang diperoleh dari

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 67: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

53

jawaban SS (4), S (3), TS (2) dan STS (1). Penilaian motivasi baik

apabila skor (67%–100%), cukup apabila skor (34% – 66%), dan

kurang apabila skor (0 – 33%). Skala pengukuran: ordinal. Motivasi

dapat di lihat dari:

Dimensi Internal yang meliputi:

Tanggungjawab dalam melaksanakan tugas, melaksanakan

tugas dengan target yang jelas, memiliki tujuan yang jelas dan

menantang, ada umpan balik atas hasil pekerjaannya, memiliki

perasaan senang dalam bekerja, selalu berusaha mengungguli orang

lain, diutamakan prestasi dari apa yang dikerjakannnya.

Dimensi Eksternal yang meliputi:

Selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan

kebutuhan kerjanya, senang memperoleh pujian dari apa yang

dikerjakannya, bekerja dengan harapan ingin memperoleh insentif,

bekerja dengan harapan ingin memperoleh perhatian dari teman dan

atasan.

4. Penemuan Terduga TBC

Merupakan jumlah Terduga TBC Paru yang ditemukan kader

selama bulan Desember 2018 – Februari 2019. Terduga TBC Paru

adalah seorang penderita batuk lebih dari 2 minggu dan dapat diikuti

gejala tambahan seperti batuk bercampur darah, batuk darah, sesak

nafas, nafsu makan menurun, penurunan berat badan, malaise,

berkeringat di malam hari walaupun tanpa melakukan kegiatan fisik,

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 68: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

54

demam meriang lebih dari satu bulan. Pengukuran dilakukan melihat

blanko rujukan suspek TBC Paru yang telah dikirim ke Puskesmas

atau dengan melihat buku catatan kader tentang jumlah suspek yang

ditemukan dan dirujuk ke Puskesmas.

3.6. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner dan

lembar observasi. Kuesioner merupakan suatu pengumpulan data dengan

memberikan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan

harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Jenis kuesioner

yang digunakan adalah kuesioner tipe pilihan di mana responden harus

memilih salah satu jawaban dari sekian banyak jawaban (alternatif) yang

sudah disediakan (Hadi, 2007). Kuesioner untuk pengetahuan menggunakan

jawaban dengan skala binomial yaitu jawaban “benar” dan “salah”,

sedangkan untuk sikap dan motivasi menggunakan skala likert yaitu

“Sangat Setuju”, “Setuju”, “Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju”.

Untuk variabel penemuan Terduga TBC Paru menggunakan lembar

observasi guna mengumpulkan data sekunder hasil penemuan Terduga TB

Paru oleh kader.

Sebelum dilakukan penelitian, untuk menjamin validitas dan reliabilitas

alat ukur, terlebih dahulu dilakukan test dan retest dengan selisih waktu 6

hari kepada 20 responden di luar lokasi penelitian yang mempunyai

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 69: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

55

karakteristik sama. Kemudian hasil uji coba kuesioner dilakukan uji

validitas dan reliabilitas dengan menggunakan program microsoft excel.

3.7. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dimulai dari pengajuan ijin kepada

Institusi Pendidikan. Dilanjutkan ke Puskesmas dan ke responden untuk

mengisi kuesioner pengetahuan, sikap, dan motivasi.

2. Pengolahan Data

a. Editing

Mengkaji dan meneliti kembali data yang telah terkumpul

apakah sudah baik dan dapat diproses selanjutnya.

b. Coding

Mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya

dengan memberi kode pada setiap jawaban data umum yang terdiri

dari:

1) Tingkat Pendidikan

Kode 1 Untuk SD

Kode 2 Untuk SMP

Kode 3 Untuk SMA

Kode 4 Untuk Diploma/Sarjana

2) Pekerjaan

Kode 1 Untuk Ibu Rumah Tangga

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 70: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

56

Kode 2 Untuk Swasta

Kode 3 Untuk Wiraswasta

Kode 4 Untuk PNS

c. Skoring

Pengetahuan ( X1)

Benar skor 1

Salah skor 0

Sikap (X2)

Favorabel:

SS : Sangat Setuju skor 4

S : Setuju skor 3

TS : Tidak Setuju skor 2

STS : Sangat Tidak Setuju skor 1

Tidak Favorabel:

STS : Sangat Tidak Setuju skor 4

TS : Tidak Setuju skor 3

S : Setuju skor 2

SS : Sangat Setuju skor 1

Motivasi (X3)

SS : Sangat Setuju skor 4

S : Setuju skor 3

TS : Tidak Setuju skor 2

STS : Sangat Tidak Setuju skor 1

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 71: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

57

d. Tabulating

Yaitu penyusunan data dalam bentuk tabel. Data yang telah

didapatkan disajikan dalam bentuk tabulasi kemudian dianalisis

secara deskriptif.

3.8. Teknik Analisis Data

Persamaan umum yang digunakan:

Y = a + b1 X1 + b2 X2+ b3 X3

Keterangan:

Y X1

=

=

Penemuan Suspek TBCParu.

Pengetahuan

X2 = Sikap

X3 = Motivasi

a = Konstanta

b1 – b5 = Koefisien Regresi

e = Faktor galat/kesalahan

1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas Kuesioner

Uji ini digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 72: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

58

variabel. Daftar ini pada umumnya mendukung suatu kelompok

variabel tertentu. Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada

hasil output program microsoft excel.

Menurut Sugiyono (2010) pengujian validitas tiap butir

digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan

skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Item yang

mempunyai korelasi positip dengan kriterium (skor total) serta

korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai

validitas yang tinggi. Syarat minimum yang dianggap memenuhi

syarat adalah kalau r = 0,44. Analisa korelasi yang digunakan adalah

korelasi Product Moment.

b. Uji Reliabilitas Kuesioner

Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka

tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat atau kuesioner.

Menurut Purbayu Budi Santoso (2005) reliabilitas adalah ukuran yang

menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang

sama pada lain kesempatan. Jadi reliabilitas adalah ukuran yang

menunjukkan kestabilan dalam mengukur. Kestabilan berarti

kuesioner tersebut konsisten jika digunakan untuk mengukur konsep

atau konstruk dari suatu kondisi ke kondisi yang lain.

Menurut Purbayu Budi Santoso (2005) dengan metode One

Shot dilakukan dengan metode Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60.

Dalam Uji Reliabilitas, demikian juga Bhuono Agung Nugroho

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 73: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

59

(2005) menyatakan bahwa reliabilitas suatu konstruk variabel

dikatakan baik jika memiliki Cronbach Alpha > 0,60. Lain halnya

menurut A.Abu Hamid ( 1998 ) dalam Arif Pratista (2005)

menyatakan jika hendak mengambil keputusan- keputusan kelompok,

maka variabel dikatakan reliabel (ajeg) jika mempunyai koefisien

reliabilitas alpha sebesar 0,6 atau lebih. Dan untuk mengambil

keputusan individu maka keajegan minimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0,90.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Untuk melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan

uji analisis statistik parametris, data yang akan diuji harus

terdistribusi normal (Sugiyono,2007). Pengujian normalitas

menggunakan metode Kolmogorov Smirnov dengan taraf

signifikan 5%, sehingga kelompok data yang memiliki distribusi

normal apabila nilai z hasil analisis <1,96.

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu keadaan yang

menggambarkan adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti

di antara beberapa atau semua variabel independen dari model yang

diteliti (Damodar,1995). Cara untuk mengetahui ada tidaknya

multikolinearitas menurut Hair dkk (1995) yaitu dengan melihat

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 74: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

60

besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF

berapa pada kisaran 0,10 sampai 10 maka tidak terjadi

multikolinearitas, sebaliknya jika tidak berada pada kisaran

tersebut maka terjadi multikolinearitas. (Murtiyani, 2001).

c. Uji Heteroskedastisitas

Adalah varian tiap unsur disturbance uji, yang muncul

dalam fungsi regresi itu bersifat homokedasitas yaitu semua

gangguan memiliki varian yang sama. Model regresi yang baik

tidak mempunyai heterokedasitas. Dengan adanya asumsi ini

dapat dilakukan dengan menggunakan uji analisis gletser.

Pengujian ini menggunakan Sig dengan membandingkan

nilai Sig dengan nilai alfa (0,05). Jika nilai Sig lebih besar dari

nilai alfa (0,05) maka pengujian menyatakan tidak terdapat

Heteroskedastisitas pada model regresi sehingga bisa dilanjutkan

ke Penelitian. Jika Sig lebih besar dari alfa maka terjadi

heteroskedasitas.

3. Uji Hipotesis

Setelah persamaan umum regresi diketahui kemudian dilakukan uji

secara bersama-sama yang bertujuan untuk menguji apakah pengaruh

variabel pengetahuan, sikap, motivasi kader dengan penemuan terduga

TBC Paru. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis yang akan diuji

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 75: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

61

Jika Ho : bi = b2 = b3 = 0, berarti semua variabel bebas (X) tidak

mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (Y).

Jika Ho = bi =0, berarti variabel Xi tidak berpengaruh terhadap

variable Y.

Jika Ho bi 0, berarti variabel Xi berpengaruh terhadap variabel

Y.

b. Menentukan Level Of signifikan ( ) sebesar 5%

c. Uji t

1. Menentukan besarnya thitung

2. Membandingkan antara thitung dengan tSign dengan kriteria

sebagai berikut:

a) Jika thitung>t tabel, variabel bebas ke – i memberikan

hubungan yang berarti dengan variabel terikat (Y).

b) Jika thitung<t tabel berarti varabel bebas ke – i tidak ada

hubungan dengan variabel terikat(Y).

d. Uji F

1. Menentukan besarnya Fhitung

2. Membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel dengan kriteria

sebagai berikut:

a) Jika Fhitung>F tabel maka hipotesis nol (H0) ditolak, yang

berarti semua variabel bebas (X) secara serempak

berhubungan secara signifikan terhadap variabel terikat

(Y).

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 76: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI ...eprint.stieww.ac.id/799/1/171103451 ANDHIKA RAHMAWATI 1-3...PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS

62

b) Jika Fhitung<F tabel maka hipotesis nol (H0) diterima, berarti

semua variabel bebas (X) tidak mempunyai hubungan

yang signifikan terhadap variable terikat (Y)

3.9. Jadwal Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di UPT Puskesmas Ngrambe, Kabupaten

Ngawi, Provinsi Jawa Timur.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan bulan Desember tahun 2018 sampai dengan bulan

Februari 2019.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at