PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

109
PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA DIDIK TENTANG BERBUSANA MUSLIMAH DI SMAN 2 GERUNG LOMBOK BARAT TAHUN 2019-2020 oleh YUNI ASTUTI NIM160101013 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM 2020

Transcript of PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

Page 1: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

DIDIK TENTANG BERBUSANA MUSLIMAH DI SMAN 2

GERUNG LOMBOK BARAT TAHUN 2019-2020

oleh

YUNI ASTUTI NIM160101013

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2020

Page 2: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

ii

PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAPPESERTA DIDIK

TENTANG BERBUSANA MUSLIMAH DI SMAN 2 GERUNG LOMBOK

BARAT

Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram

untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar

SarjanaPendidikan

oleh

Yuni Astuti

NIM 160101013

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERIMATARAM

MATARAM

2020

Page 3: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh: Yuni Astuti, NIM: 160101013 dengan judul

“Pengetahuan, Pandangan, dan Sikap Peserta Didik tentang Berbusana

Muslimah di SMAN 2 Gerung Lombok Barat" telah memenuhi syarat

dan disetujui untuk diuji.

Disetujuipadatanggal:_________________________

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Nurhilaliati, M.Ag Dr. Emawati, M,Ag NIP. 197302082000032001 NIP. 197705192006042002

Page 4: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

iv

Mataram, ____________________

Hal :Ujian Skripsi

Yang Terhormat

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

di Mataram

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi, kami

berpendapat bahwa skripsi Saudari:

Nama Mahasiswi : Yuni Astuti

NIM : 160101013

Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam

telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami

berharap agar skripsi ini dapat segera di-munaqasyah-kan.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Nurhilaliati, M.Ag Dr. Emawati, M.Ag

NIP.197302082000032001 NIP. 197705192006042002

Page 5: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

vi

PENGESAHAN

Skripsi oleh: Yuni Astuti, NIM: 160101013 dengan judul “Pengetahuan,

Pandangan, dan Sikap Peserta Didik tentang Berbusana Muslimah di SMAN 2

Gerung Lombok Barat”, telah dipertahankan di depan dewan penguji Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram pada

tanggal ________________________

Dewan Penguji

Dr. Nurhilaliati, M.Ag _______________________ (Ketua Sidang/Pemb. I)

Dr. Emawati, M. Ag ________________________ (Sekretaris Sidang/Pemb. II) Dr. Syukri, M.Pd ________________________ (Penguji I) Drs. Musta‟in, M.Ag (Penguji II)

Mengetahui,

Dekan FakultasTarbiyahdanKeguruan

Dr. Hj.Lubna,M.Pd.

NIP:196812311993032008

Page 6: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

vii

MOTO:

ي علي م ي ي ؤم ساء ال اتك ب اجك بي قل أ ا ال يا أي ى أ لك أد اجابيب را رحي كا غف ي ف فا يؤ يع

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak

perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.1

1Q.S Al-Ahzab [33]: 59,Yayasan Penerjemah/Pentafsir Al-Qur'an, Al-Qur'an dan

Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penerjemah/Pentafsir Al-Qur'an, 1971), hlm 418.

Page 7: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

viii

PERSEMBAHAN

“Skripsi ini kupersembahkan untuk almamaterku, semua guru dan dosenku, Ibuku tercinta Siti Aminah, Bapakku Hasan Basri, Adek-adeku Linda Marsanda, M. Asya’ban Azzikri, Wafa Nadira Hasanah. Semua keluarga yang tidak bisa kusebutkan satu persatu, dan semuateman-temanku.”

Page 8: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat

Allah swt. karena berkat rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga skripsi dengan

judul “Pengetahuan, Pandangan, dan Sikap Peserta Didik tentang Berbusana

Muslimah di SMAN 2 Gerung Lombok Barat” ini dapat terselesaikan. Shalawat

dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi kita Nabi Muhammad saw. yang

telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang ini.

Selama penyusunan skripsi ini tentunya berbagai hambatan dan kesulitan

yang penulis hadapi tidak akan mampu penulis lewati tanpa bantuan Allah swt.

Atas bantuan yang telah diberikan selama proses penelitian maupun dalam

penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Nurhilaliati, M.Ag. dan Dr. Emawati, M.Ag., selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah berkenan memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh

kesabaran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Dr. Saparudin, M.Ag., dan Muhammad. Taisir, M.Ag., selaku ketua dan

sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam.

3. Dr. Hj. Lubna, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Mataram.

4. Prof. Dr. H. Mutawalli, M.Ag., selaku Rektor UIN Mataram.

5. Bapak dan Ibu dosen prodi Pendidikan Agama Islam yang telah sabar dan

memberikan ilmu bagi penulis selama ini.

6. Ibu Yusri dan Bapak H. Rosidi selaku guru PAI yang telah mengizinkan

penulis untuk meneliti di SMAN 2 Gerung Lombok Barat.

7. Segenap guru SMAN 2 Gerung Lombok Barat yang telah membantu dalam

Page 9: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

x

proses penelitian.

8. Segenap pihak yang telah berjasa dalam memberikan doa maupun bantuan

dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal ibadah dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah swt.dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta. Aamiin yaa rabbal‟alamiin.

Labuapi, Agustus 2020

Penulis,

Yuni Astuti

NIM. 160101013

Page 10: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ...................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................................... v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ............................................................. vi

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................... x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

DAFTAR BAGAN ........................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

ABSTRAK ........................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

C. Tujuan dan Manfaat ....................................................................... 5

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian .......................................... 6

Page 11: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

xii

E. Telaah Pustaka .............................................................................. 7

F. Kerangka Teori ........................................................................... 12

1. Pengetahuan, Pandangan dan Skap ........................................ 12

2. Berbusana Muslimah .............................................................. 24

G. Metode Penelitian ....................................................................... 35

1. Pendekatan Penelitian ............................................................ 35

2. Sumber Data ........................................................................... 36

3. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 37

4. Analisis Data ........................................................................... 39

5. Keabsahan Data ...................................................................... 41

H. Sistematika Pembahasan ............................................................ 43

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ....................................................

A. Gambaran Umum SMAN 2 Gerung Lombok Barat

Kecamatan Gerung ...................................................................... 45

1. Sejarah Berdirinya SMAN 2 Gerung Lombok

Barat ................................................................................... 45

2. Letak Geografis SMAN 2 Gerung Lombok Barat ............... 45

3. Visi, Misi dan Tujuan SMAN 2 Gerung Lombok

Barat ................................................................................... 45

4. Keadaan Guru SMAN 2 Gerung Lombok Barat .................. 45

5. Keadaan Peserta Didik SMAN 2 Gerung Lombok

Barat ................................................................................... 45

6. Sarana dan Prasarana SMAN 2 Gerung Lombok

Page 12: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

xiii

Barat ................................................................................... 45

7. Program dan Kegiatan SMAN 2 Gerung Lombok

Barat ................................................................................... 47

B. Pengetahuan Peserta Didik tentang Berbusana

Muslimah di SMAN 2 Gerung Lombok Barat ............................ 48

C. Pandangan Peserta Didik tentang Berbusana Muslimah

di SMAN 2 Gerung Lombok Barat ............................................. 51

D. Sikap Peserta Didik tentang Berbusana Muslimah di

SMAN 2 Gerung Lombok Barat ................................................. 54

BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................

A. Pengetahuan Peserta Didik tentang Berbusana

Muslimah di SMAN 2 Gerung Lombok Barat ............................ 62

B. Pandangan Peserta Didik tentang Berbusana Muslimah

di SMAN 2 Gerung Lombok Barat ............................................. 65

C. Sikap Peserta Didik tentang Berbusana Muslimah di

SMAN 2 Gerung Lombok Barat ................................................. 69

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 73

B. Saran ............................................................................................ 74

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................

LAMPIRAN .........................................................................................

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 13: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penelitian Dahulu Terkait Judul, 8

Tabel 1.2 Rencana Jadwal Penelitian, 40

Page 14: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Wawancara Bersama Guru PAI SMAN 2 Gerung

Lampiran 2 : Wawancara Bersama Peserta Didik SMAN 2 Gerung

Lampiran 4 : Foto Cara Berbusana Peserta Didik SMAN 2 Gerung

Lampiran 5 : Foto Prestasi Diraih Oleh Peserta Didik SMAN 2 Gerung

Lampiran 6 : Surat Rekomendasi Penelitian dari Akademik Fakultas Tarbiyah

dan KeguruanUIN Mataram.

Lampiran 7 : Surat Rekomendasi Penelitian dari Kesbangpoldagri NTB

Lampiran 8 : Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian dari SMAN 2 Gerung

Lombok Barat

Lampiran 9 : Daftar Riwayat Hidup

Page 15: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

xvi

PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA DIDIK TENTANG BERBUSANA MUSLIMAH DI SMAN 2 GERUNG LOMBOK

BARAT TAHUN 2019-2020

Oleh:

Yuni Astuti NIM 160101013

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengetahuan, pandangan, dan sikap, peserta didik tentang berbusana muslimah di SMAN 2 gerung Lombok barat Tahun 2020.Tujuan dari penelitian ini adalah, (1) Untuk mengetahui pengetahuan peserta didik tentang berbusana muslimah, (2) Untuk mengetahui pandangan peserta didik terhadap berbusana muslimah, (3) Untuk mengetahui sikap peserta didik dalam berbusana muslimah di SMAN 2 Gerung Lombok Barat Tahun 2020.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatifdeskriptif dengan teknik wawancara, observasi dan dokumetnasi.Adapun keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi, yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Pengetahuan peserta didik terkait berbusana muslimah di SMAN 2 Gerung Lombok Barat memiliki pengetahuan yang cukup baik seperti dapat menyebutkan pengertian, dasar hukum dan manfaat berbusana, hanya saja ada dari peserta didik lupa menyebutkan dasar hukum dalam al-Qur‟an tentang berbusana muslimah. (2) Pandangan peserta didik dalam berbusana muslimah di SMAN 2 Gerung Lombok Barat memiliki perbedaan pandangan terhadap berbusana muslimah. (3)Adapun sikap peserta didik dalam menerapkan busana muslimahdengan menggunakan busana longgar tidak tembus pandang, sebagian kecil masih ada keinginan untuk tampil dengan busana modis dan ada juga yang masih belum bisa menerapkan busana muslimah dengan baik.

Page 16: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

BAB I

LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terncana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan fotensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.2Dalam

pengertian ini pendidikan keagamaan memiliki peranan penting yang tidak

hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama, tetapi dapat mengarahkan

anak didik untuk menjadi manusia yang benar-benar mempunyai kualitas

keberagaman yang kuat.Pada dasarnya pendidikan memberikan kita

pengetahuan bagaimana bersikap, bertutur kata dan mempelajari

perkembangan sains yang pada akhirnya bisa dimanfaatkan untuk khlayak

banyak.Oleh karena itu pendidikan memberi pengaruh sangat besar terhadap

perilaku atau tingkah laku seseorang. Terlebih dalam hal cara berbusana

muslimah pada kaum perempuan memiliki peranan tersendiri yang tidak

hanya dimiliki dalam bentuk pengetahuan, namun diperintahkan agar bisa

dipraktekan dalam kehidupan tentang sikap atau cara dalam berbusana

muslimah yang baik dan benar.

Agama Islam memiliki dalil tentang menunjukan hukum, salah satunya

dalil nakli yang bersumber al-Qur‟an dan hadist, dalam hal berbusana

2Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), hlm 305.

1

Page 17: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

2

muslimah terdapat ayat al-Qur‟an dan hadist yang menjelaskan tentang hal

tersebut seperti firman Allah SWT dalam surah al-A‟raf [7]: 26:

لبا التق يشا آتك ي ا ا ي لبا لنا عليك أ يا بني آدم ق

لك لك ك من خير ي آيات الل لعله

Artinya: Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya kami telah menyediakan pakaian untuk mentupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu.Tetapi pakaian taqwa itulah yang lebih baik.Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.3

Dari ayat di atas menjelaskan seseorang yang mengenakan busana wajib

dengan menutup aurat. Kemudian memerintahkan untuk berbusana yang

melambangkan ketaqwaan, sebab barang siapa yang bertaqwa kepada Allah

dan konsisten dalam menjalani suatu kebenaran, pasti akan meraih

kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dari ayat al-Qur‟an di atas terdapat panafsiran yang berbeda dari

kalangan ulama‟, tentu saja mereka memiliki alasan tersendiri yang

dipengaruhi oleh adat istiadat, tempat tinggal, logika dan pertimbangan dalam

menimbulkan syahwat.4Seperti pendapat Syaikh Mutawalli as-Sya‟rawi

batasan berbusana yang dapat menutupi aurat yaitu seluruh tubuh kecuali

muka dan telapak tangan.Menurutnya agama tidak mewajibkan seorang

perempuan muslimah untuk mentupi wajah (an-Niqab) serta agama tidak

3Q.S al-A‟raf [7]: 26 Yayasan Penerjemah/Pentafsir Al-Qur'an, Al-Qur'an dan Terjemahnya,

(Jakarta: Yayasan Penerjemah/Pentafsir Al-Qur'an, 1971), hlm 153. 4Fustathul Aulia Prima Setya, “Persepsi Siswi Terhadap Kewajiban Berbusana Muslimah Di

Madrasah Aliyah Negeri 2 Sragen, (Skripsi, IAIN Surakarta, 2017), hlm 26.

Page 18: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

3

melarangnya mempergunakan penutup wajah.5Sedangkan menurut Ibrahim

Amini “wanita berkewajiban menutup tubuhnya dari laki-laki asing dengan

jubah, cadar, pakaian panjang, jas kain penutup, dan kerudung.Sebagian

fukaha berpendapat bahwa menutup wajah dan kedua tangan hingga

pergelangan tangan hukumnya wajib.Namun mayoritas ulama berpendapat

tidak diwajibkan menutup muka dan dua tangan sampai pergelangan tangan

yang bersandar dalam beberapa dalil ntuk menetapkan tidak wajib dalam hal

tersebut.6Sehingga berbusana yang sesuai dengan ajaran syariat Islam seperti,

tidak berbusana ketat yang tidak kelihatan lengkuk tubuh, kain harus tebal

sehingga tidak transparan, bukan pakaian yang mencari popularitas dan tidak

diberi wangi-wangian yang menyengat.7

Berbagai penafsiran di atas berpengaruh pada cara perempuan memakai

busana. Sehingga realita dalam memakai busana terdapat beraneka ragam

bentuk, seperti ada yang memakai busana namun masih kelihatan lengkuk

tubuhnya, ada yang tidak memakai sama sekali yang tidak menggunakan

penutup kepala (kerudung) dan ada yang memakai sesuai tuntunan syariat

Islam. Dari bentuk cara berbusana tersebut terdapat beraneka alasan yang

dipengaruhi oleh pengetahuan, pandangan serta sikap seseorang. Terdapat

juga etika atau cara berbusana anak muda zaman sekarang ini berdasarkan

penelitian Wahyu yang meneliti tentang Etika Berbusana Muslimah Bagi

Mahasiswi IAIN Palangka Raya yang memiliki hasil, pemahaman para

5Syaikh Mutawalli As-sya‟rawi, Fiqih Perempuan (Muslimah) Busana dan Perhiasan,

Penghormatan, atas Perempuan Sampai Wanita Karier, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm 23. 6 Ibrahim Amini, Bangga Jadi Muslimah, (Jakarta: al-Huda, 2007), hlm 25. 7Muhammad Nashiruddin al-Albani, Kriteria Busana Muslimah Mencakup Bentuk, Ukuran,

Mode, Corak dan Warna Sesuai Standar Syar’I, terj. Zulfan ST, cet. Ke-2, hlm 49.

Page 19: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

4

responden tentang cara berbusana muslimah mereka memahami bagaimana

berbusana yang baik dan benar akan tetapi dalam pelaksanaanya masih

kurang, mereka masih menginginkan berbusana modis walaupun mereka

memakai busana muslimah. Menurutnya dari sepuluh subjek terdapat delapan

orang yang memahami tentang berbusana muslimah sesuai ajaran syariat

Islam dan dua orang yang belum memahami bagaimana berbusana yang baik

dan benar. Sehingga dalam pelaksanaanya memakai busana memiliki gaya

yang berbeda-beda, ada yang memilih berbusana biasa saja asalkan terlihat

sopan dan ada yang mengenakan busana muslimah akan tetapi masih terlihat

modis.

Berdasarkan hasil penelitian awal, melalui wawancara, diperoleh

keterangan berbusana muslimah terlihat pada seluruh peserta didik muslim

perempuan atas nama Bq Putri, Nurul Hikmah, Wardatul dan Diana, hanya

saja sebagian peserta didik yang memakai busana secara Islami sesuai

tuntunan syariat Islam masih kurang dari keseluruhan peserta didik muslim

dan ada juga hanya memakai busana untuk menutup tubuh saja yang masih

kelihatan lekuk tubuhnya.Peserta didik muslim rata-rata mereka memiliki

pengetahuan tentang berbusana muslimah. Faktanya masih terlihat peserta

didik masih kurang dalam hal mengenakan busana muslimah.Sedangkan ada

juga peserta didik yang memilih untuk tetap istiqomah dalam memakai busana

muslimah karena menganggap kewajiban dalam agama Islam yang harus

dikerjakan.8

8 Yusri (Guru PAI), Wawancara, Gerung, 18 Desember 2019.

Page 20: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

5

Dari realita yang terjadi di atas, penulis tertarik untuk meneliti dengan

judul Pengetahuan, Pandangan, dan Sikap, Peserta Didik tentang Berbusana

Muslimah di SMAN 2 Gerung Lombok Barat Tahun ajaran 2019/ 2020.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Pengetahuan Tentang Berbusana Muslimah Peserta Didik

Perempuan Di SMAN 2 Gerung Lombok Barat Tahun Ajaran 2019/2020 ?

2. Bagaimanakah Pandangan Tentang Berbusana Muslimah Peserta Didik

Perempuan Di SMAN 2 Gerung Lombok Barat Tahun Ajaran 2019/2020?

3. Bagaimanakah Sikap Tentang Berbusana Muslimah Peserta Didik

Perempuan di SMAN 2 Gerung Lombok Barat Tahun Ajaran 2019/2020?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan, pandangan,

dan sikap tentangberbusana muslimah peserta didikperempuan di SMAN 2

Gerung Lombok Barat Tahun Ajaran 2019/2020.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah atau memperkaya ilmu

pengetahuan tentangberbusana muslimah.

2) Penelitian ini juga diharapkan dapat mempermudah mencari

pengetahuan tentang berbusana muslimah pada peneliti yang

relevan, serta memberikan informasi terhadap generasi muda

terutama pada mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam.

Page 21: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

6

b. Manfaat Praktis

1) Bagi peneliti, dapat memahami arti sesungguhnya dalam berbusana

muslimah.

2) Bagi sekolah SMAN 2 Gerung, diharapkan dapat lebih

memperhatikan peserta didik perempuan dengan memberikan

dorongan dan motivasi oleh guru tentang berbusana muslimah.

3) Bagi peserta didik SMAN 2 Gerung, diharapakan dapat konsisten

menggunakan pakaian dengan lebih baik dari yang sebelumnya

serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan tentang

berbusana muslimah yang baik.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup

Adapun menjadi ruang lingkup pada penelitian ini adalah

a. Pengetahuan, Pandangan, dan Sikap

b. Peserta didik perempuan yang beragama Islam di SMAN 2 Gerung

Lombok Barat

2. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sekolah SMAN 2 Gerung Lombok

Barat.Denganalasan, untuk mengetahui pemahaman serta sikap peserta

didik dalam berbusana muslimah, karena sekolah ini termasuk umum

namun terdapat sebagian peserta didik yang berbusana muslimah sesuai

tuntunan syariat Islam ada juga yang tidak sesuai dengan tuntunan. Untuk

itu apakah dengan memiliki pengetahuan tentang berbusana, peserta didik

Page 22: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

7

akan menerapkan berbusana muslimah itu sendiri begitu juga dengan

sebaliknya apakah hanya mengikuti arus zaman yang tidak memahami

aturan tentang berbusana muslimah.

E. Telaah Pustaka

Adapun terdapat beberapa jenis penelitian yang berkaitan atau relevan

dengan penelitian ini yaitu:

Page 23: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

8

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu Terkait Judul

No

Penelitian terdahulu

Kesimpulan Persamaaan Perbedaan

1 Siti Romdlonatuzulaichoh, 2014, “Pembinaan Etika Berpakaian Islami Bagi Siswa Muslim di SMAN 1 Sleman”

upaya yang dilakukan sekolah dalam membina etika berpakaian Islami yaitu adanya kebijakan peraturan dalam mengenakan pakaian, adanya kegiatan keagamaan, serta memberikan bakal kain kepada siswi muslim langsung dengan jilbab dan baju longgar sesuai peraturan sekolah. Serta problem dalam membina etika berpakaian Islami bagi siswa muslim terdapat dua factor yaitu factor internal dan eksternal.9

Persamaan dengan penelitian saat ini adalah sama-sama menggunakan penelitian kualitatif, dan sama dalam cara pengumpulan data yang menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi, dan triangulasi (sumber dan teknik).

Letak perbedaanya dengan penelitian saat ini adalah pada pokus pembahasan Siti membahas tentang pembinaan etika berpakaian islami sedangkan penelitian saat ini membahas pengetahuan pandangan dan sikap siswa muslim dalam berbusana muslimah.

2 Wahyu Aria Suciani, 2016, “Etika Berbusana Muslimah Bagi Mahasiswi IAIN Palangka Raya”

Hasil kesimpulan dalam penelitian Wahyu, rata-rata memiliki pengetahuan tentang etika berbusana muslimah yang baik dan benar, namun dalam pengaplikasiannya masih sulit dan masih ada keinginan menggunakan

Persamaan yang dilakukan oleh Wahyu dengan penelitian saat ini terletak pada jenis penelitian yang sama-sama menggunakan kualitatif, dan membahas fokus permasalahan yang sama yaitu tentang berbusana

Perbedaan terletak pada subjek, penelitian Wahyu terpokus pada mahasiswa sedangkan penelitian saat ini terpokus pada siswa.

9Siti Romdlonatuzulaichoh, Pembinaan Etika Berpakaian Islami Bagi siswa Muslim di SMAN 1

Sleman, (Sikripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014).

Page 24: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

9

No

Penelitian terdahulu

Kesimpulan Persamaaan Perbedaan

berbusana yang modis.10

muslimah

3 Fustathul Aulia Prima Setya, 2017, “Persepsi Siswi Terhadap Kewajiban Berbusana Muslimah di Madrasah Aliyah Negeri 2 Sragen”

Hasil kesimpulan penelitian Fustathul, mengenai persepsi siswi terhadap kewajiban berbusana muslimah tergolong pada kategori sangat baik (16,45%), baik (43,42%), sedang (27,63), buruk (8,55%), sangat buruk (3,95%) dari jumlah tersebut dapat menunjukan motivasi dalam berbusana masih dikatakan rendah sehingga tujuan dalam berbusana hanya untuk mematuhi perintah madrasah. 11

Letak persamaan penelitian Fustathul dengan penelitian saat ini terletak pada pembahasan yang sama-sama membahas berbusana muslimah

Perbedaanya terletak pada jenis penelitian, Fustathul menggunakan penelitian kuantitatif sedangkan penelitian saat ini menggunakan penelitian kualitatif

10Wahyu Aria Suciani, “Etika Berbusana Muslimah Bagi Mahasiswi IAIN Palangka Raya

(Analisis Hukum Islam), (Skripsi, IAIN Palangka Raya, 2016). 11Fustathul Aulia Prima Setya, “Persepsi Siswi Terhadap Kewajiban Berbusana Muslimah Di

Madrasah Aliyah Negeri 2 Sragen, (Skripsi, IAIN Surakarta, 2017).

Page 25: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

10

Dari ketiga skripsi diatas dengan penelitian saat ini dapat disimpulkan

tidak terdapat kesamaan dalam judul, tahun, maupun tempat

penelitian.Sedangkan dari tiga skripsi di atas terdapat perbedaan yang terletak

pada jenis penelitian, terdapat dua penelitian kualitatif dan satu menggunakan

kuantitatif.Perbedaanya juga terletak pada fokus pembahasan yaitu terdapat

dua skripsi yang membahas tentang berbusana muslimah dan satu membahas

berpakaian islami serta terletak pada subjek yaitu dua skripsi fokus ke peserta

didik dan satu skripsi terfokus pada mahasiswa.

F. Kerangka Teori

1. Pengetahuan, Pandangan, dan Sikap

a. Pengetahuan

1) Pengertian Pengetahuan

Menurut etimologi kata pengetahuan berasal dalam bahasa

Inggris yaitu knowledge.Pengetahuan padaEncyclopedia of

Phisolophy berartisuatu kepercayaan yang benar.Sedangkan secara

terminologi, menurut Sidi Gazalba pengetahuan merupakan sesuatu

yang ditahu atau buah pekerjaan dari tahu.Yang dimaksud

pekerjaan tahu tersebut adalah buah dari kenal, insaf, sadar, pandai,

dan mengerti. Dalam hal ini pengetahuan adalah hasil dari proses

suatu usaha manusia utuk menjadikan dirinya tahu. 12 Sedangkan

pendapat orang Pragmatis, salah satunya John Dewey dalam Salam

antara pengetahuan dengan kebenaran tidak bisa

12Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), hlm 4.

Page 26: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

11

dibandingkan(knowledge or truth) jadi dalam pengetahuan terdapat

suatu kebenaran, jika tidak benar berarti kontradiksi.13

Pengetahuan kaidah berpikir atau logika merupakan sarana

untuk memperoleh, memelihara, dan meningkatkan ilmu.

Pengetahuan dapat diperoleh dari akal dan fikiran yang akan

memperoses kemudian diserap oleh pancaindra yang dimiliki

manusia. Pengetahuan itu sendiri datang sebagai hasil dari aktivitas

pancaindra untuk mengetahui, yaitu terungkapnya suatu kenyataan

ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya, sedangkan

ilmu menghendaki lebih jauh, luas, dan dalam dari pengetahuan.14

Manusia memperoleh pengetahuan melalui berbagai cara. Jika

hanya ingin sekedar tahu tentang sesuatu, cukup menggunakan

pertanyaan dengan sederhana. Namun, dalam hal lain, bisa jadi

pengetahuan didapatkan melalui pengalaman yang berulang-ulang

terhadap suatu kejadian atau peristiwa.Menurut Koentjaraningrat

dalam Jalaluddin, pengetahuan dimiliki padasetiap suku bangsa di

dunia tentang alam sekitarnya, seperti flora fauna dan benda

sekitarnya.Pengetahuan tentang manusia mencakup sifat, tingkah

laku dan tubuh manusia juga merupakan sistem pengetahuan.15Jadi

dapat disimpulkan pengetahuan merupakan hasil pemahaman

13 Burhanuddin Salam, Logika Materiil, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm 28. 14Mukhtar Latif, Orientasi kearah pemahaman Filsafat Ilmu, (Jakarta: Prenamedia Group,

2014), hlm 323-324. 15Jalaluddin, Filsafat Ilmu Pengetahuan, filsafat, ilmu, penegtahuan, dan peradaban, (Jakarta:

PT Raj Grafindo Persada, 2014), hlm 86-88.

Page 27: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

12

manusia terhadap sesuatu atau segala bentuk perbuatan manusia

untuk memahami suatu objek tertentu.16

2) Jenis-Jenis Pengetahuan

Menurut Burhanuddin Salam dalam Bakhtiar mengatakan

bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat

yaitu:Pertama, pengetahuan biasa, yaitu pengetahuan yang dalam

istilah filsafat disebut common sense, dan good sense yang berarti

sesuatu yang diketahui secara umum dengan sampai pada tingkat

keyakinan yang akan menghasilkan pendapat yang sama. Common

sense didapatkan dari pengalaman sehari-hari, misalkan makanan

dapat memuaskan rasa lapar, musim kemarau mengakibatkan

kekeringan dan sebagainya.

Kedua, pengetahuan ilmu merupakan ilmu sebagai terjemahan

science.Dalam artian sempit science berartimemperlihatkan suatu

ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif.Pada

prinsipnya ilmu adalah usaha untuk menggabungkan dan

mensistematisasikan common sense, yaitu pengetahuan yang

datang dari pengamatan dan pengalaman dari suatu kehidupan ini.

Ketiga, pengetahuan filsafat, merupakan pengetahuan yang

didapatkan dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan

spekulatif.Pada pengetahuan filsafat lebih menekankan pada yang

bersifat universalitas dan kedalaman tentang kajian sesuatu. Filsafat

16Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2014), hlm 89.

Page 28: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

13

biasanya memberikan pengetahuan yang kritis dan reflektif

sehingga ilmu yang tadinya kaku akan cenderung tertutup berubah

menjadi terbuka.

Keempat, pengetahuan agama, merupakan pengetahuan yang

berasal dari Tuhan melalui lewat para utusan-Nya. Dalam

pengetahuan agama mengandung beberapa hal pokok, misalkan

ajaran tentang cara berhubungan dengan Tuhan (vertikal), dan

hubungan sesama manusia (horizontal). Selain itu iman pada hari

akhir juga termasuk pada pokok ajaran agama serta untuk membuat

manusia optimis akan jalan masa depan kehidupan.17

3) Sumber Pengetahuan

Pengetahuan yang dimiliki pada setiap orang diperoleh dengan

menggunakan berbagai alat pada sumber pengetahuan tersebut.

Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan

diantaranya:

a) Empirisme

Empirisme berasal dari bahasa Yunani empeirikos, berarti

pengalaman.Aliran ini berpendapat manusia memproleh

pengetahuan melalui pengalamannya.Bila dikembalikan pada

bahasa Yunaninya, pengalaman yang dimaksud adalah

pengalaman inderawi.

David Hume, salah satu tokoh empirisme menyatakan bahwa manusia tidak membawa pengetahuan bawaan

17Ibid., hlm 86-89.

Page 29: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

14

dalam hidupnya. Sumber pengetahuan adalah pengamatan.Pengamatan memberikan dua hal, yaitu kesan-kesan (impressions) dan pengertian atau ide (ideas).Kesan dimaksud yaitu pengamatan langsung yang diterima dari pengalaman, seperti merasakan tangan terbakar.Sedangkan ide yaitu gambaran tentang pengamatan samar-samar yang dihasilkan dengan merenungkan kembali atau refleksikan dalam kesan-kesan yang diterima dari pengalaman. Jadi dalam empirisme, sumber utama untuk memperoleh

pengetahuan adalah data empiris yang didapatkan melalui

pancaindera.Akal tidak memiliki fungsi banyak, jika ada, itu

hanya sebatas ide yang kabur.

b) Rasionalisme

Rasionalisme menyatakan bahwa akal merupakan dasar

kepastian pengetahuan.Pengetahuan yang benar diperoleh dan

diukur dengan akal.Manusia memperoleh pengetahuan melalui

kegiatan menangkap objek.Dari dua aliran diatas (empirisme

dan rasionalisme) terlahirlah metode ilmiah atau pengetahuan

sains.Merupakan gabungan dari kedua aliran tersebut.Dalam

hal ini pancaindera mengumpulkan data, sedangkan akal

menyimpulkan berdasarkan pada prinsip universal. Pada

hakikatnya aliran empirisme dan rasionalisme menurut Comte

dalam Amsal, bukanlah suatu aliran khas yang berdiri sendiri,

tetapi ia hanya menyempurnakan empirisme dan rasionalisme

(saling menyempurnakan) yang bekerja sama dengan

memasukkan perlunya eksperimen dan ukuran-ukuran.

Page 30: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

15

c) Intuisi

Henry Bergson dalam Bakhtiar berpendapat intuisi

merupakan hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi.Lebih

jelas menurutnya, intuisi diartikan sarana untuk mengetahui

secara langsung dan seketika.Intuisi bersifat personal dan tidak

bisa diramalkan.Ada sebuah isme yang mirip dengan

intuisionisme, yaitu iluminasionisme. Aliran ini berkembang

dikalangan tokoh agama, yang didalam agama islam disebut

Ma‟rifah, yaitu pengetahuan yang datang dari Tuhan melalui

pencerahan dan penyinaran. Pengetahuan tersebut akan

diperoleh oleh orang yang hatinya bersih, siap, dan sanggup

menerima pengetahuan tersebut. Adapun perbedaan antara

intuisi dalam filsafat barat dengan Makrifat dalam Islam adalah

kalau intuisi diperoleh lewat perenungan dan pemikiran yang

konsisten, sedangkan dalam Islam Makrifat diperoleh lewat

perenungan dan penyinaran dari Tuhan.Pengetahuan dengan

pencerahan dapat dianggap sebagai sumber pengetahuan.Sebab,

jika pengetahuan korespondensi melibatkan objek diluar

dirinya, maka pengetahuan dengan pencerahan menyadarkan

bahwa pengetahuan yang diluar harus didahului dengan

pengetahuan tentang dirinya sendiri.

d) Wahyu

Page 31: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

16

Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh

Allah kepada manusia lewat perantaraan para Nabi.Para Nabi

memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya, tanpa

bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk

memperolehnya.Jadi pengetahuan yang didapatkan oleh para

Nabi atas kehendak Tuhan Dialah yang mensucikan jiwa dan

menerangkannya untuk memperoleh kebenaran dengan jalan

wahyu.Kepercayaan inilah yang merupakan titik tolak dalam

agama lewat pengkajian selanjutnya dapat meningkatkan atau

menurunkan kepercayaan itu.Sedangkan ilmu pengetahuan

sebaliknya, yaitu dimulai mengkaji dengan riset, pengalaman,

dan percobaan untuk sampai kepada kebenaran yang faktual.18

Adapun pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah hasil pemahaman manuisa khusus pengetahuan agama,

karena dalam penelitian ini lebih terfokus pada apa yang telah

diperintahkan dalam agama Islam terkait berbusana muslimah.

b. Pandangan

1) Pengertian Pandangan

Pandangan dalam arti luas bisa disebut dengan persepsi yang

berarti kemampuan seseorang dalam memberikan arti melalui

18 Amsal Bakhtiar, Filsafat Imu…, hlm 92-110.

Page 32: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

17

pancaindera terhadap apa yang terjadi dengan mengungkapkan

sesuai pengalaman terhadap suatu peristiwa.19

Menurut Mulyana pandangan merupakan proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan dan proses tersebut dapat mempengaruhi seseorang. Dari penjelasan Mulyana ini dapat disimpulkan, bahwa pandangan yang menentukan kita memilih pesan dan mengabaikan pesan yang lain. 20

Jadi dalam pandangan terdapat suatu proses yang akan

menemukan pemahaman serta kepekaan terhadap sesuatu yang

telah diamati pada lingkungan atau sekitarnya yang akan

menghasilkan suatu kepercayaaan menurut individu itu sendiri.

Sehingga pandangan merupakan memberikan arti terhadap apa

yang diperoleh dari hasil belajar dan pengalaman yang memotivasi

dirinya untuk berinteraksi atau berprilaku dengan sekitarnya

dengan harapan dapat bermanfaat bagi lingkungannya.

2) Faktor Mempengaruhi Pandangan

Suatu pandangan terjadi karena ada faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi suatu pandangan diantaranya:

a. Faktor internal mencakup: perasaan, sikap dan karakteristik

individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus),

proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan

kebutuhan juga minat, dan motivasi.

19Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam,(Jakarta:

Prenadamedia Group, 2004), hlm 110. 20Tantri Puspita Yazid. “Proses Persepsi Diri Mahasiswi Dalam Berbusana Muslimah”, Jurnal

Pemikiran Islam, Vol. 41, Nomor 2, Desember 2017, hlm. 195.

Page 33: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

18

b. Faktor eksternal mencakup: latar belakang keluarga, informasi

yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas,

ukuran, keberlawanan, hal-hal baru dan familiar atau ketidak

asingan suatu objek. 21

Adapun pengertian pandangan dalam penelitian ini,

kemampuan peserta didik untuk mengeluarkan pendapat

terhadap cara berbusana muslimah yang sesuai dengan anjuran

Islam.

c. Sikap

1) Pengertian Sikap

Sikap dapat diartikan sebuah kesiapan atau keadaan siap untuk

timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku. Sikap juga

merupakan perkumpulan keyakinan seseorang terkait objek atau

suasana yang bersifat relatif, yang membuat dasar terhadap semua

orang untuk menjadikan sebuah respons dalam cara

tertentu.22Adapun menurut beberapa ahli dalam memahami tentang

sikap yang dikutip oleh Ali Asrori yaitu:

Fishbein berpendapat sikap merupakan suatu yang mendasari,

mengarahkan dan mempegaruhi perilaku.Horocks menyebutkan

secara operasional, sikap dapat terlihat dalam bentuk kata-kata atau

21Hadi Suprapto Arifin. “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi”, Jurnal Penelitian

Komunikasi dan Opini Publik, Vol. 21, Nomor 1, Juli 2017, hlm. 92. 22Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta:Kencana Prenamedia Group: 2013 ), hlm

67.

Page 34: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

19

tindakan yang merupakan pengaruh reaksi dari sikapnya terhadap

objek, baik orang, situasi atau peristiwa.

Chaplin dalam Dictionary of Psychology mengatakan sikap

dengan pendirian itu sama, sehingga Chaplin menegaskan sumber

dari sikap dapat bersifat personal, kultural dan familiar. Artinya,

cenderung beranggapan sikap hanya berlaku dalam suatu

kebudayaan tertentu, selaku tempat individu dibesarkan.Jadi ada

semacam sikap kolektif (collective attitude) yang menjadi

stereotipe sikap kelompok budayamasyarakat tertentu.Sebagian

besar, sikap dapat berlangsung dari generasi kegenerasi terhadap

struktur keluarga.Akan tetapi, ada sebagian individu bertingkah

laku sesuai dengan pengalaman yang telah didapatkan.

Pada pembahasan sikap ini, menurut Stephen R. Covey dalam

Ali Asrori ada tiga teori tentang determinisme (keyakinan filosofis)

yang diterima secara luas, baik sendiri maupun kelompok dalam

menjelaskan sikap manusia yaitu:

a) Determinisme genetis (genetic determinism) berpandangan

bahwa sikap diturunkan oleh factor keturunan.

b) Determinisme psikis (psychic determinism)berpandangan

bahwa sikap individu merupakan sebuah hasil didikan dari

orang tua berbentuk pengalaman yang telah didapatkan oleh

seorang anak kemudian diaplikasikan dalam kehidupan.

Page 35: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

20

c) Determinisme lingkungan (environmental determinism)

berpandangan bahwa perkembangan sikap seseorang sangat

dipengaruhi oleh lingkungan serta bagaimana indvidu

diperlakukan disekitar lingkungannya.

Dari tiga jenis teori tersebut dapat disimpulkan sikap

merupakan suatu aspek psikologis manusia yang sangat begitu

berharga karena sikap diartikan kecendrungan untuk berprilaku

sehingga dapat memperlihatkan sikap yang

direalisasikannya.23Sikap selalu berhubungan dengan penentu

tingkah laku manusia, jadi sebagai reaksi terhadap sikap akan ada

dua hal yang mengkaitkannya yaitu like atau dislike (senang atau

tidak senang, suka atau tidak suka). Berdasarkan akan adanya

faktorperbedaan individu (latar belakang, pengalaman, kecerdasan,

dan pendidikan), maka reaksi yang ditimbulkan terhadap satu objek

tertentu akan ada perbedaan pada setiap individu.Terdapat tiga

komponen dasar pada sikap yaitu:

a) Komponen kognisi merupakan suatu berhubungan dengan

beliefs, ide, dan konsep.

b) Komponen afeksi merupakanadanya suatu hubungan dengan

dimensi emosional seseorang

23Mohammad Ali Asrori Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2015), hlm 141-142.

Page 36: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

21

c) Komponen konasi psikomotorik merupakan terdapat suatu

kecenderungan atau untuk bertingkah laku.24

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Sikap seseorang dapat dipengaruhi dalam berbagai kondisi,

menurut Azwar sikap dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya:

a) Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap

apabila meninggalkan kesan yang kuat, dengan hal tersebut

maka sikap akan mudah dibentuk.

b) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Orang yang berada disekeliling kita akan secara cepat

mempengaruhi sikap, maksud dari oang yang dianggap penting

seperti seseorang yang tidak mau kita kecewakan atau orang

yang berarti khusus bagi mereka akan mudah mempengaruhi

terbentuknya sikap

c) Pengaruh kebudayaan

Salah satu factor yang dapat mempengaruhi terbentuknya sikap

adalah kebudayaan karena, dapat memberikan corak

pengalaman bagi individu dalam suatu masyarakat

d) Media massa

Terlebih pada waktu sakarang media massa cepat memberikan

informasi baru , pesan sugestif terhadap semua orang sehingga

24 Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan…, hlm.67.

Page 37: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

22

memberikan landasan pengetahuan baru bagi terbentuknya

sikap tersebut dan jika cukup kuat dari pesan sugestif akan

dapat memberikan dasar afektif dalam menilai sesuatu hal

sehingga terbentuknya arah sikap tertentu

e) Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Dari lembaga pendidikan dan agama merupakan sistem yang

dapat mempengaruhi terbentuknya sikap karena, keduanya

dapat memberikan pemahaman akan baik dan buruk, garis

pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dikerjakan

sehingga akan mudah terbentuknya sikap

f) Faktor emosional

Faktor ini dapat memberikan pengaruh terhadap terbentuknya

sikap namun, dapat memberikan sikap sementara dan segera

berlalu ketika frustasi telah hilang, akan tetapi dapat pula

merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama.25

Adapun pengertian sikap dalam penelitian ini yaitu,

implementasi peserta didik terkait bagaimana penggunaan

busana muslimah di sekolah.

2. Berbusana Muslimah

a. Pengertian Berbusana Muslimah

Kalimat berbusana dapat diambil dari bahasa Arab yaitu “albisah”

yang jama‟nya “libasun” berarti mengenakan pakaian oleh manusia

25Abu Hamdi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm 161-162.

Page 38: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

23

supaya menutupi serta melindungi sebagian atau seluruh badan dari

cuaca dingin dan panas.26 Sedangkan muslimah berarti kaum wanita

yang berkeyakinan dalam beragama Islam dengan tunduk dan taat,

terhadap apa yang diyakininya serta bisa menjaga dirinya maupun

orang lain dari jalan yang tidak baik.27 Sehingga dapat disimpulkan

berbusana muslimah adalah mengenakan suatu pakaian bagi wanita

guna sebagai penutup aurat berdasarkan yang telah ditetapkan oleh

ajaran agama Islam, untuk kebaikan serta kemaslahatan terutama bagi

wanita dan semua manusia dimana pun ia tinggal.28

b. Dasar Hukum Berbusana Muslimah

Dasar dan sumber hukum Islam yang utama adalah al-Qur‟an dan

Hadist, berkaitan dengan hukum berbusana muslimah telah dijelaskan

dalam al-Qur‟an surah an-Nur [24]: 31yang berbunyi:

ت ب جه حفظ ف ه غضض م ابصا ت قل للمؤم ه

لته ته لبع ب به ه عل ج ب بخم ض ال ما ظه منها

انه ا بن لته ا اخ بع ا ه ا اب ا ب لته ا با بع ه ا با انه ا ا ي اخ

ب م ل ل بعي غير ا ال منه ا ما ملكت ا ه ا ا اته ا بني اخ

ا ا ال ا عل ع ظه جا ا الطفل ال ل جله ال ب با بض

26Syaikh Abdul Muhammad Abdussalam Thawilah, Panduan Berbusana Islami Penampilan

sesuai tuntunan al-Qur’an dan Sunnah, (Jakarta; Almahira, 2003), hlm 3. 27Huzaemah Tahido Yanggo, Fiqih Perempuan Kontemporer, (Jakarta: Ghalia Indonesia,

2010), hlm 11. 28Ibid, hlm, 16

Page 39: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

24

ته خفي م عل ما عا ا اؤم لعلك ل ا ال ه جم ب

١٣فلح

Artinya: Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan janganlah menampakan perhiasanya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan jangnlah menampakan perhiasannya (auratnya) kecuali, pada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan, dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.29

Ayat tersebut terdapat dua penjelasan, pertama seorang perempuan

dilarang untuk menampakan perhiasan kecuali yang biasa nampak.

Menurut Al-Maududi dan ditegaskan oleh Abdullah bin Masud, Hasan

Basri, beserta ulama-ulama lainnya menegaskan bahawa seorang

perempuan dilarang memamerkan perhiasan dengan sengaja kecuali

perhiasan yang biasa nampak dan tidak bisa disembunyikan, misalkan

selendang dan baju karena itu semua tidak mungkin disembunyikan

29Q.S an-Nur [24]: 31Yayasan Penerjemah/Pentafsir Al-Qur'an, Al-Qur'an dan Terjemahnya,

(Jakarta: Yayasan Penerjemah/Pentafsir Al-Qur'an, 1971), hlm 353.

Page 40: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

25

dari pandangan mata. Kemudian maksud dari perhiasan yang biasa

nampak yaitu wajah dan telapak tangan.30

Penjelasan kedua dalam surah an-nur ayat 31 ini terkait perintah

untuk menutupkan kain kerudung kedada mereka. Adapun terdapat

juga dalam Firman Allah surah al-Ahzab [33]: 59 berkaiatan tentag

hukum dalam berbusana muslimah yang berbunyi

به ي عليه م جاب ي ا اؤم ا ب اج بي قل أ ا أيها ال

كا الل غ ؤ ف فا ع ى أ مال أد ح ا ف

Artinya: wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “hendaklah mereka menutupkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.”Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu.Dan Allah Maha pengampun, Maha penyayang.31

Dalam ayat ini Allah memeritahkan Rasulullah Saw agar

menyuruh perempuan muslim, untuk mengulurkan jilbab keseluruh

tubuh agar lebih mudah dikenal dan dibedakan dengan wanita

jahiliyah. Perintah ini dimulai dari istri Nabi dan anak Nabi, karena

dakwah berawal dari keluarga sebelum menyebar kemasyarakat

luas.Adapun maksud “Mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh

mereka” adalah menutupi tubuh dari kepala hingga kekaki mereka

dengan kain, baik berupa kain selimut, khimar maupun selendang yang

bersifat tebal. Kemudian Allah menjelaskan hikmah memakai

30Amir Husein Assalmi, Jilbab digugat,(Surakarta, Aulia Press Solo, 2006), hlm 77. 31Yayasan Penerjemah/Pentafsir Al-Qur'an, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan

Penerjemah/Pentafsir Al-Qur'an, 1971), hlm 426.

Page 41: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

26

berbusana yaitu “supaya mereka lebih mudah dikenal dan tidak

digangu”. Maksudnya lebih baik mereka dikenal dengan sebab

memakai busana.Mereka juga bukan termasuk orang-orang yang

memasrahkan dirinya terhadap kemauan laki-laki.Dengan sikap

menghindar dan pemalu ini, dapat menjauhkan dari dirinya

kegelisahan yang diciptakan oleh orang-orang yang kurang akal.32

Jadi dapat disimpulkan dari dua ayat diatas dapat menjelaskan

dianjurkan menutup tubuh dengan cara memakai busana yang telah

disayriatkan dalam agama Islam. Seperti menggunakan busana dengan

kain yang tebal dan tidak ketat.Supaya terhindar dari bahaya nafsu.

c. Fungsi Berbusana Muslimah

Dalam kehidupan fungsi berpakaian atau berbusana memiliki

peran serta pengaruh pada setiap individu. Diantara fungsi berbusana

muslimah dalam perspektif al-Qur‟an sebagai berikut:

1) Sebagai penutup aurat

Sebagaimana telah dijelaskan dalam al-Qur‟an surah al-A‟raf [7]:

26 yaitu

ق لبا ال شا ك ا ا ك لبا ا عل ل دم ق أ ا بني

ك ا الل لعله ل م ل خير

Artinya: Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya kami telah menydiakan pakaian untuk mentupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu.Tetapi pakaian taqwa itulah yang lebih

32Muertadha Muthahhari, Wanita Hijab, (Jakarta: PT Lentera Basritama, 2000), hlm 78.

Page 42: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

27

baik.Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.33

Dengan menutup aurat manusia lebih bisa terjaga dan menjaga

dari pandangan orang lain.

2) Sebagai perhiasan

Perhiasan yang dimaksud dalam hal ini adalah pakaian untuk

memperindah diri dihadapan Tuhan dan sesama manusia.Ibnu

Abbas mengatakan “makan dan pakailah pakaian sesukamu (dari

hal-hal yang dihalalkan), selagi engkau menghindari dua hal, yaitu

berlebih-lebihan dan sombong”. Jadi seorang harus pintar mengatur

dirinya baik dalam kemashlatan jasmani dan rohani, supaya tidak

berlebih-lebihan karena akan membahayakan di dunia maupun di

akhirat.34

3) Sebagai pelindung

Pakaian berfungsi sebagai pelindung manusia dari terik sinar

matahari, panas dan cuaca dingin. Sebagaiman firman Allah dalam

al-Qur‟an surah an-Nahl [16]: 81 yaitu

33Yayasan Penerjemah/Pentafsir Al-Qur'an, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan

Penerjemah/Pentafsir Al-Qur'an, 1971), hlm 153. 34 Abu Thalhah bin Abdus Sattar, Tata Busana Para Salaf, (Solo: Zam-zam mata air ilmu,

2008), hlm 178.

Page 43: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

28

جعل لك ا ا جعل لك م الجبا أك الل جعل لك مما خلق ظا

ك ق ل ك اب عم عل ل ك ك ك بأ ق ل اب الح

لم لعلك

Artinya: dan Allah menjadikan tempat bernaung bagimu dari apa yang telah Dia ciptakan, Dia menjadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia menjadikan pakaian bagimu yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).35

4) Sebagai petunjuk identitas

Cara berpakaian seorang mudah untuk dikenali terutama

dengan memakai pakaian yang tertutup. Terlebih bisa membedakan

orang muslim dengan non muslim. 36

d. Perbedaan pendapat tentang berbusana muslimah

Berbusana muslimah tidak terlepas dari batasan aurat yang harus

ditutup oleh kaum perempuan muslimah. Adapun beberapa pendapat

yang dikemukakan oleh para ulama kontemporer dan klasik tentang

aurat dan busana diantaranya:

1) Pendapat ulama klasik tentang aurat dan busana

Para ahli hukum Islam berbeda pendapat dalam menentukan

batasan aurat salah satunya menurut Wahbah al-Zuhaily dalam

buku al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, mengenai persoalan aurat

35Yayasan Penerjemah/Pentafsir Al-Qur'an, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan

Penerjemah/Pentafsir Al-Qur'an, 1971), hlm 276. 36Abu Thalhah bin Abdus Sattar, …hlm 179.

Page 44: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

29

dapat disimpulkan “ulama sepakat menyatakan kemaluan dan

dubur termasuk aurat sedangkan aurat perempuan dalam shalat

adalah selain wajah dan kedua telapak tangannya.

Selanjutnya aurat wanita muslimah dihadapan kerabat yang

mahram atau sesama perempuan adalah menurut imam Syafi‟I dan

Hanafi antara pusat dan lututnya.Sedangkan pendapat mazhab

Malik seluruh badannya selain wajah, leher, kepala dan kedua

tangan dan kakinya.Mazhab Hanbali seluruh badannya kecuali

wajah, kepala, leher, kedua tangan, kaki dan betis.37 Sedangkan

menurut Asy-Saukani di dalam kitab Nailul Authar batasan aurat

perempuan dihadapan bukan mahram yaitu: aurat wanita adalah

seluruh badan kecuali muka dan telapak tangan. Imam Syafi‟I,

imam Abu Hanifah, dan imam Malik berpendapat aurat wanita

seluruh badan kecuali muka, telapak tangan, telapak kaki dan letak

gelang kaki (di atas tumit dan di bawah mata kaki). 38

Menurut Muhammad Ibnu Muhammad Ali jika seorang wanita

keluar dari rumahnya, diharuskan untuk memperhatikan etika

dalam berbusana yang memenuhi syarat sebagai berikut:

a) Menutupi seluruh badan kecuali wajah dan kedua telapak

tangan

b) tidak sebagai perhiasan

c) Tebal tidak tipis

37Muthmainnah Baso. “Aurat dan Busana”,Jurnal Al-qadau, Vol.2, Nomor 2, 2015, hlm 189. 38Mizan, “Kritis Cendekiawan Muslim Terhadap Penafsiran Quraish Shihab Tentang Jilbab”,

Jurnal Ilmu Syariah,Vol. 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm 59.

Page 45: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

30

d) Longgar tidak ketat

e) Tidak diberi parfum yang menyengat

f) Tidak menyerupai pakaian laki-laki

g) Tidak menyerupai pakaian wanita kafir

h) Tidak bertujuan pakai untuk mencari popularitas39

2) Pendapat ulama kontemporer tentang aurat dan busana

Berikut beberapa contoh ulama dan cendekiawan kontemporer

berpendapat mengenai aurat dan busana perempuan diantaranya:

Menurut syekh Muhammad Ali as-Sais salah satu dosen

Universitas al-Azhar, telah menulis bahwa, ”dalam satu riwayat

dari imam Abu Hanifah dinyatakan bahwa kedua kakipun bukan

aurat”.Karena kaki lebih menyulitkan ketika ditutup dibandingkan

dengan tangan, khususnya bagi wanita miskin di pedesaan yang

waktu itu seringkali berjalan tanpa alas kaki untuk memenuhi

kebutuhan mereka. Terkait busana perempuan menurut Muhammad

Syahrur berpendapat batas minimum busana perempuan adalah

satral-juyub (Q.S an-Nur: 31) atau menutup bagian dada (payu

dara), kemaluan dan tidak bertelanjang bulat. Sedangkan batas

maksimumnya menutup sekujur (sebagian) anggota tubuh, kecuali

dua telapak tangan dan wajah. Dengan pendekatan ini, perempuan

yang tidak pakai jilbab pada umumnya (termasuk model jilbab gaul

yang kini sedang ngetren) sesungguhnya telah memenuhi ketentuan

39Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Bani, Jilbab Wanita Muslimah, terj. Hawin Murtado,

(Solo: at-Tibyan, 2000), hlm 1

Page 46: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

31

Allah, karena masih berada pada wilayah di antara batas

maksimum dan minimum. Sebaliknya, perempuan yang menutup

sebagian tubuhnya (termasuk wajah, dengan cadar misalnya)

dianggap telah keluar dari batasan maksimum yang telah ditetapkan

Allah, artinya perempuan yang mengenakan cadar dan menutup

sekujur tubuhnya dengan pemahaman ini termasuk sudah tidak

islami.40

Dari pendapat para ulama kontemporer dan klasik di atas dapat

disimpulkan bahwa pembahasan tentang aurat dan busana bersifat

universal.Artinya sisi singgung antara ummat manusia dan

perubahan zaman serta kondisi secara linier berdampak pada

pandangan ummat terhadap ajaran Agamanya.Ada yang dapat

berubah dan tidak, sehingga sebagian ulama kontemporer

berpendapat bahwa konsep busana termasuk dalam al-

mutaghaiyyirat, (dapat berubah) namun ulama klasik berpendapat

sebaliknya al-tsawabit (tidak berubah).

Adapun yang dimaksud berbusana muslimah dalam penelitian

ini adalah penggunaan pakaian yang sesuai dengan kaidah-kaidah.

Pakaian wanita memiliki kaidah sebagai berikut:

a) Menutup seluruh tubuh kecuali wajah, tangan dan kaki

b) Sederhana dalam menghiasi pakaian, wajah, tangan, dan kaki

40Ardiansyah, “Konsep Aurat Menurut Ulama Klasik dan Kontemporer Suatu Perbandingan

Pengertian dan Batasanya di dalam dan Luar Shalat”,Journal Analytica Islamica, Vol. 3, Nomor 2, 2014, hlm. 269.

Page 47: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

32

c) Pakaian dan perhiasan itu harus yang dikenal oleh masyarakat

Islam

d) Harus berbeda dengan pakaian laki-laki dan pakaian

perempuan kafir

e) Terbuat dari bahan yang tidak transparan.41

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif deskriptif merupakan suatu

rumusan masalah yang dapat memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan

memotret situasi masalah tertentu yang akan diteliti secara luas

menyeluruh dan mendalam.42Adapun metode yang digunakan dalam

peneliti ini seperti observasi dan wawancara untuk melihat dan

menanyakan tentang pertanyaan seputar berbusana muslimah dalam hal

pengetahuan pandangan dan sikap subjek dalam berbusana muslimah.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti berfungsi sebagai

instrumen kunci, dengan sebab itu dapat menemukan fakta data yang

sesuai dengan di lapangan.43Kehadiran peneliti bertujuan untuk melihat

cara berbusana subjek serta dapat mengetahui tentang fakta sebenarnya

41Abdul Halim Abu Syuqqah, Kebebasan Wanita (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), hlm 40. 42Sugiono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta cv, 2018),

hlm 209. 43 Bungin Burhan, Metodologi Peneitian Sosial, (Surabaya: Airlangga University Prees,

2001), hlm 129.

Page 48: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

33

yang terjadi mengenai pengetahuan pandangan dan sikap peserta didik

dalam berbusana muslimah di SMAN 2 Gerung Lombok Barat.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di SMAN 2 Gerung Lombok Barat.Tepatnya

No 1, Jln. Imam Bonjol, Gerung Utara, Gerung.

4. Sumber Data

Pengertian sumber data adalah tempat data dapat diperoleh.44Pada

penelitian ini ada beberapa sumber data yang peneliti pakai yaitu:

a. Sumber Data Primer

Merupakan suatu data yang diperoleh dari sumber utamanya

kemudian peneliti dapat mengumpulkan hasil data yang didapatkan

seperti perihal cara berbusana keseharian oleh peserta didik. Dalam

penelitian ini, yang menjadi sumber data primernya peserta didik

perempuan muslim di Sekolah SMAN 2 Gerung Lombok Barat.

b. Sumber Data Sekunder

Merupakan suatu data dapat diperoleh dari umum atau secara

tidak langsung akan diberikan pada si pengumpul data (peneliti).

Seperti, mencari data yang berkenaan dengan yang diteliti.45 Dalam

penelitian ini data sekunder berupa: (1) buku sebagai refrensi yang

terkait dengan pembahasan yang diteliti, (2) Jurnal, (3) penelitian

terdahulu, (4) guru dan sumber relevan yang lain.

44 Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Peneitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), hlm 29.

45 Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta: Rajawali, 1987), hlm 93-94.

Page 49: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

34

c. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data memiliki pengertian langkah yang

paling penting ketika melakukan penelitian, karena tujuan pertama

pada sebuah penelitian untuk mendapatkan data. Dengan tanpa

memahami cara teknik pengumpulan data, maka peneliti akan

merasakan kebingungan serta tidak paham alur dalam penelitian dan

bisa jadi tidak ditemukan data yang memenuhi standar sebagaimana

yang telah ditetapkan.46 Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

1) Observasi

Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan melalui

pengamatan, serta dilengkapi dengan catatan mengenai keadaan

atau sikap dari sasaran obyek.47 Pada penelitian ini, observasi yang

digunakan oleh peneliti adalah observasi non partisipatif, yang

merupakan teknik observasi dengan tidak ikut serta dalam suatu

kegiatanoleh peneliti, dengan menggunakan observasi non

partisipatif akan mendapatkan data yang lebih lengkap, tajam, dan

sampai pada pengetahuan tingkat makna terhadap nampaknya

setiap perilaku yang sedang diteliti.48 Adapun data yang diperoleh

46 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta cv,

2018), hlm224. 47 Abdurrahman Fatoni, Metodologi Penelitian dan Tehnik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: PT

Rinekha cipta, 2006), hlm 104. 48Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif (untuk penelitian yang bersifat: eksploratif,

enterpretif, interaktif, dan konstruktif), (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm 106

Page 50: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

35

dengan teknik ini adalah cara atau sikap berbusana muslimah oleh

peserta didik muslim di SMAN 2 Gerung Lombok Barat.

2) Wawancara

Wawancara merupakan seorang melakukan komunikasi

dengan dua belah pihak, untuk mendapatkan informasi dari salah

satu pihak yang diwawancarai dengan suatu pertanyaan terkait

pembahasan yang akan diteliti.49Terdapat dua jenis wawancara

yaitu semi terstruktur dan terstruktur.Adapun teknik wawancara

yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi

terstruktur merupakan wawancara lepas dalam artian, peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang sudah disiapkan sebelum

masuk keranah wawancara, adapun pedoman wawancara yang

digunakan hanya berupa garis-garis besar pertanyaan.50 Alasan

peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur karena peneliti

belum mengetahui jawaban dari informan, sehingga dari jawaban

tersebut bisa peneliti kembangkan terhadap pertanyaan yang akan

diajukan. Tujuan wawancara semi terstruktur adalah supaya

peneliti memperoleh informasi yang mendalam mengenai

pengetahuan, pandangan, dan sikap peserta didik muslim dalam

berbusana muslimah.

3) Dokumentasi

49 Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda, 2006), hlm120. 50 Djam‟an Satori, Aan Komariyah, Metodologi Penelitian Kualitatif.(Bandung, Al-fabeta,

2009).hlm 136-137.

Page 51: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

36

Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data dalam

mencari data yang sudah lalu tentang orang maupun sekelompok

orang baik yang terjadi pada masyarakat maupun pendidikan yang

bermanfaat bagi penelitian kualitatif.51 Adapun data yang diperoleh

dari teknik ini seperti foto terkait cara berbusana peserta didik,

banyak peserta didik perempuan muslim yang ada di sekolah, serta

profil sekolah tempat penelitian dan lainya.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Susan Stainback dalam Sugiyono analisis data

merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif. Analisis

digunakan untuk memahami hubungan dengan konsep dalam data

sehingga hipotesis dapat dikembangakan dan dievaluasi.52 Dengan

pengertian tersebut maka dapat disimpulkan analisis data adalah proses

menemukan dan membuat secara sistematis data yang didapatkan dari

hasil wawancara, dokumentasi dan catatan dalam lapangan, dengan cara

mengumpulkan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

mengerjakan sintesa, menyusun kedalam pola, mengambil mana yang

penting dan yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan agar mudah

dipahami oleh diri sendiri ataupun orang lain.53 Pada penelitian ini, analisis

data yang digunakan melalui dua tahapan yaitu: (1) analisis sebelum

lapangan, peneliti lakukan dengan cara menganalisis data sekunder melalui

buku, jurnal atau refrensi-refrensi terkait dengan judul dengan mengaitkan

51 Yusuf, Kuantitatif,Kualitatif& Penelitian Gabungan, (Jakarta: Kencana 2014), hlm 15. 52 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, …hlm. 244. 53Ibid., 244.

Page 52: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

37

nya dengan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti untuk menentukan

pendahuluan sehingga dapat menentukan titik pokus penelitian (2) analisis

data selama di lapangan, pada tahap ini dapat dilakukan pengumpulan data

dengan langsung serta setelah pengumpulan data dalam periode tertentu.

Pada waktu analisis data selama di lapangan, peneliti menggunakan

Model Miles and Huberman dengan kompenen analisis data sebagai

berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah sebuah analisis yang menggolongkan,

mengarahkan, menajamkan, membersihkan yang tidak penting serta

mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan bisa ditarik

dan di verifikation.Kemudian berlanjut terus setelah penelitian

lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun.54

b. Penyajian Data

Adapun penyajian data yang akan peneliti lakukan dalam bentuk

bagan, uraian singkat, hubungan antar kategori, flowchart, dan

sepadannya. Dengan melakukan hal tersebut, maka akan mudah untuk

menemukan apa yang sedang terjadi pada waktu itu serta akan

memudahkan untuk membuat rencana kedepan dengan apa yang telah

dipahami.

c. Menarik Kesimpulan (verification)

54 Sugiono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm 336-339.

Page 53: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

38

Setelah penyajian data, langkah selanjutnya menarik kesimpulan

(verification), pada tahap ini peneliti bisa saja menemukan jawaban

rumusan masalah yang telah dibuat dan bisa saja belum, karena masih

bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di

lapangan. Namun demikian apabila kesimpulan yang dikemukakan

pada tahap awal dilengkapi oleh bukti yang valid serta konsisiten

ketika peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel.55

6. Keabsahan Data

Dengan adanya keabsahan data, peeliti berharap agar bisa memperoleh

data dengan valid, adapun cara untuk memperoleh informasi atau temuan

yang absah, dapat digunakan dengan cara sebagai berikut:

a. Memperpanjang pengamatan

Salah satu cara untuk mendapatkan keabsahan data dengan

memperpanjang pengamatan, dengan hal tersebut akan bisa

memperoleh data yang lengkap serta dapat bergaul berkomunikasi

dengan baik atau terjalin akrab pada tempat penelitian sehingga

ditemukanya data atau informasi yang benar-benar dibutuhkan. Namun

jika peneliti datang kelapangan hanya satu kali kemungkinan hasil

penelitian sulit untuk dipercayai serta kurangnya perolehan informasi

yang luas dan lengkap.

b. Peningkatan ketekunan atau kegigihan

55 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Penelitian yang bersifat: eksploratif,

enterpretif, interaktif dan konstruktif,…hlm 141-142

Page 54: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

39

Peningkatan ketekunan atau kegigihan dapat meningkatkan

pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan.Sehingga

dapat memperoleh kepastian data serta urutan peristiwa secara pasti

dan sistematis.

c. Triangulasi

Untuk mendapatkan keabsahan data dapat dilakukan dengan

triangulasi (triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi

waktu) karena, bisa jadi terjadi kata keliru pada saat wawancara yang

tidak sesuai dengan apa yang dibicarakan dengan fakta yang ada.56

Adapun dalam penelitan ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber

dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber yang digunakan oleh

peneliti bertujuan untuk menemukan data yang absah karena selain

informasi didapatkan dari informan bisa juga didapatkan dari guru

yaitu tentang keseharian sikappeserta didik dalam berbusana

muslimah, sedangkan dalam triangulasi teknik bertujuan untuk

menemukan data yang absah juga karena dapat mengecek dengan

berbagai cara misalkan, pandangan peserta didik dalam berbusana

mslimah didapatkan melalui wawancara.

H. Sistematika Pembahasan

56 Djam‟an Satori, Aan Komariyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: alfabeta,

2009), hlm 168-171

Page 55: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

40

Terdapat sistematika pembahasan laporan hasil penelitian guna

memperjelas rangkaian pembahasan, untuk itu peneliti paparkan laporan

pembahasan hasil penelitian diantaranya:

1. Bagian awal terdapat halaman judul, halaman pernyataan keaslian,

halaman pengesahan, halaman persetujuan kelompok penguji, nota

dinaspembimbing, pedoman transliterasi, moto, persembahan, kata

pengantar, daftar isi, daftar gambar, lampiran dan abstrak.

2. Bagian isi yang terdiri

a. Bab I terdiri dari pendahuluan, berisikan latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan telaah pustaka.

b. Bab II berisi kerangka teoritik seperti, pengetahuan (pengertian

pengetahuan, jenis-jenis pengetahuan dan sumber pengetahuan),

pandangan (pengertian pandangan, dan factor mempengaruhi

pandangan), sikap (pengertian sikap dan faktor yang mempengaruhi

sikap), (pengertian berbusana muslimah, dasar hukum, dan fungsi

berbusana muslimah).

c. Bab III, terdapat metode penelitian yang berisikan jenis penelitian,

sumber data, tehnik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data,

sistematika pembahasan, dan rencana jadawal akan penelitian.

d. Bab IV, berisi paparan data dan temuan

e. Bab V, berisi pembahasan

f. Bab VI, penutup yang memuat saran dan kesimpulan

Page 56: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

41

3. Bagian Akhir berisikan, daftar pustaka, daftar tabel, daftar gambar, dan

lampiran-lampiran.

I. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian

Tabel 1.2 Rencana Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan Ke- 1 2 3 4 5 6

1 Pengajuan judul 2 Observasi awal

3 Penyusunan proposal penelitian

4 Konsultasi proposal penelitian

5 Ujian proposal

6 Perbaikan/penyempurnaan proposal

7 Pengajuan izin penelitian

8 Penelitian lapangan 9 Penelitian hasil penelitian

10 Konsultasi skripsi 11 Ujian skripsi

Page 57: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

42

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum SMAN 2 Gerung Lombok Barat

SMAN 2 Gerung Lombok Barat merupakan sekolah umum yang berdiri

pada tanggal 23 Agustus tahun 2003 dan dikepalai sekolah oleh bapak Drs.

Achmad Taufiq Gufran. Sekolah ini pada awalnya bernama SMU Olahraga

Negeri dengan SK. No.331A/40/PDK/2003. Pada tanggal 14 Mei 2007 beralih

nama menjadi SMP-SMA Negeri Satu Atap Plus Lobar dikepalai sekolah oleh

bapak Drs. Moh. Pati dengan peraturan Bupati Lombok Barat. No 6 Tahun

2007. Pada tanggal 01 September 2009 beralih nama lagi menjadi SMAN 2

Gerung Lombok Barat sampai saat ini, yang pada waktu itu di kepalai oleh

bapak H. Lalu Adi Mulia Kusnan dengan peraturan Bupati Lombok Barat No.

18A Tahun 2009. SMAN 2 Gerung Lombok Barat memiliki kode NSS

30.1.23.01.01.023, dengan NIS 30.023.0, NPSN 5022 0295 yang berstatus

sekolah Negeri.57

SMAN 2 Gerung Lombok Barat merupakan salah satu sekolah yang

terletak di Jalan.Imam Bonjol No. 01 Gerung Utara.Tepatnya Desa Gerung

kecamatan Gerung Lombok Barat Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa

Tenggara Barat.SMAN 2 Gerung Lombok Barat memiliki luas keseluruhan

30.000 m2.58Tenaga pendidik dan peserta didik di SMAN 2 Gerung Lombok

Barat terdapat mayoritas orang muslim. Adapun tenaga pendidik yang dimiliki

oleh SMAN 2 Gerung Lombok Barat berjumlah 33 dari keseluruhan guru tetap

57Profil SMAN 2 Gerung Lombok Barat, Dokumentasi, tanggal 6 juli 2020. 58Observasi, SMAN 2 Gerung, tanggal 3 Juli 2020.

42

Page 58: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

43

maupun guru tidak tetap. Mengenai jumlah peserta didik keseluruhan, baik

muslim maupun non musim berjumlah 158 peserta didik. Adapun rincian

peserta didik yang muslim dan non muslim adalah banyak laki-laki yang

muslim berjumalah 82 peserta didik, sedangkan banyak perempuan muslim

berjumlah 46 peserta didik sehingga jumlah keseluruhan dari peserta didik

yang muslim sebanyak 128 peserta didik. Adapun banyak peserta didik yang

non muslim berjumlah 30 peserta didik yang terdiri 21 laki-laki dan 9 peserta

didik yang perempuan.59

Kondisi umum tempat tinggal peserta didik, sebagian besar memiiki

tempat tinggal yang berbeda-beda seperti, ada dari Mataram kemudian Kediri,

Beleka, Aik ampat dan lainnya.Dengan mayoritas perbedaan tempat tinggal

dari peserta didik tentu memiiki lingkungan yang berbeda.Sehingga terlihat

dari segi berbusana berbeda-beda juga. Ada yang menggunakan busana sesuai

ajaran Islam seperti berbusana dengan kain tebal dan tidak diperkecil, sebagian

juga berbusana dengan modis.60

SMAN 2 Gerung Lombok Barat memiliki Visi: cerdas, terampil dalam

penguasaan Iptek, unggul dalam prestasi berdasarkan akhlak mulia. Sedangkan

Misi dari SMAN 2 Gerung Lombok Barat seperti: Melakukan bimbingan

kepada peserta didik secara intensif dan efektif sehingga setiap siswa dapat

berkembang secara optimal, sesuai potensi yang dimilikinya. Menciptakan

suasana kondusif dalam upaya mengembangkan pembelajaran berbasis

teknologi guna menghasilkan peserta didik yang cerdas, terampil, sehat

59Keadaan peserta didik SMAN 2 Gerung, Dokumentasi, tanggal 13 juli 2020 60Observasi, SMAN 2 Gerung Lombok Barat, Bulan Juli 2020

Page 59: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

44

jasmani dan rohani, kreatif, inopatif, produktif, serta memiliki semangat

keunggulan yang kompetitip berlandaskan akhlak mulia.Meningkatkan

pengembangan penghayatan peserta didik terhadap ajaran agama yang di Anut-

Nya dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.

Memupuk dan menumbuhkan kultur sekolah sebagai tempat proses

berlangsungnya pendidikan yang menyenangkan, mengasyikan, dan

mencerdaskan.61

Dalam hal kegiatan di SMAN 2 Gerung Lombok Barat terbagi menjadi

empat kegiatan pertama, kegitan rutin seperti berdoa menurut keyakinan

masing-masing sebelum memulai kegiatan, hormat bendera merah putih, sholat

zuhur berjamaah, dan kebersihan kelas. Kedua, kegiatan spontan, ketiga

kegiatan terprogram, ke empat kegiatan keteladanan misalkan, membiasakan

berpakaian rapi dengan aturan sekolah seperti tidak memperkecil baju yang

telah disiapkan dari sekolah, tidak memperpendek rok seragam sekolah yang

telah disiapkan dari sekolah, harus mengenakan jilbab khusus perempuan yang

muslim, mengenakan baju berlengan panjang khusus peserta didik perempuan

muslim dan menggunakan sepatu dengan kaos kaki setiap ke sekolah.62

B. Pengetahuan Peserta Didik Tentang Berbusana Muslimah di SMAN 2

Gerung Lombok Barat

Untuk mengetahui pengetahuan peserta didik tentang berbusana

muslimah, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa peserta didik dan

guru di SMAN 2 Gerung Lombok Barat.Adapun hasil temuan peneliti

61Visi Misi SMAN 2 Gerung Lombok Barat, Dokumentasi, tanggal 6 Juli 2020. 62Observasi, SMAN 2 Gerung Lombok Barat, Juni 2020.

Page 60: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

45

dipaparkan sebagai berikut:

Pengetahuan peserta didik tentang berbusana muslimah peneliti peroleh

melalui wawancara dengan bapak H. Rosidi selaku guru pelajaran PAI yang

menerangkan:

Pengetahuan (pemahaman) peserta didik kelas MipaI tentang berbusana muslimah menurut saya cukup, dari mana mengetahui kalau peserta didik paham, setelah pelajaran PAI berlalu saya coba mengulang kembali apa yang telah diajarkan terkait berbusana muslimah ini. Saya menanyakan tentang pengertian berbusana muslimah, dalil tentang berbusana muslimah dan manfaat dalam berbusana muslimah.63

Penjelasan tersebut kemudian peneliti tanyakan kembali kepada peserta

didik.Hasil wawancara tentang pengetahuan berbusana muslimah dengan

beberapa peserta didik sebagian besar mereka menjawab pengertian berbusana

tetapi dalam hal ayat tidak semua hafal. Seperti yang diungkapkan oleh

beberapa peserta didik berikut:

Nurul Hikmah mengatakan:

Berbusana muslimah yang saya pahami yaitu buasana yang dipakai oleh wanita muslim dapat menutup aurat dengan menggunakan busana yang lebih tertutup dari kepala sampai kaki yang hanya kelihatan muka dan telapak tangan, dengan berbusana longgar sampai tidak terlihat bentuk bandan.64

Bq Putri juga mengutarakan:

Berbusana muslimah merupakan seorang muslimah mengenakan busana longgar supaya tidak terlihat lekuk badan dengan menggunakan bahan busana tebal tidak tembus padang dari kepala sampai kaki keculi muka

63Rosidi guru PAI, Wawancara, Gerung, 8 Juli 2020 64 Nurul Hikmah, Wawancara, Gerung, 13 Juli 2020

Page 61: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

46

dan telapak tangan yang bisa terlihat agar menutupi aurat .65

Hal serupa juga dikatakan oleh Wardatul: Berbusana muslimah dapat diartikanbusana wanita muslim yang dapat menutup aurat dengan menggunakan busana seperti baju longgar atau gamis dan jilbab sebagi penutup kepala sehingga tidak terlihatnya rambut guna kemaslahatan dan kebaikan wanita itu sendiri.66

Dari tiga pemahaman peserta didik di atas mengenai pengertian dalam

berbusana muslimah relatif sama. Akan tetapi pengertian lain yang lebih

umum dikemukakan oleh Celsi yang mengungkapkan: “Berbusana muslimah

adalah mengenakan busana oleh wanita muslimah agar tidak terlihat

aurat”.67Penjelasan tersebut juga dikemukakan oleh dua temannya yang lain,

Diana dan Lilik, hanya saja mereka sama-sama menyebutkan berbusana

muslimah itu menggunakan busana dengan syariat Islam. 68

Adapun mengenai tentang dalil, ada sebagian kecil yang tidak tahu ayat

dan surah dalam al-Qur‟an terkait anjuran berbusana muslimah. Sebagaimana

ungkap Bq Putri, Nurul Hikmah, Wardatul dan Lili berikut: “Aturan yang

menjelaskan tentang berbusana muslimah terdapat dalam al-Qur‟an surah al-

ahzab ayat 59”.69

Sementara itu terdapat ungkapan lain yang tidak hafal surah dan ayatnya

dapat diketahui melalui ungkapan Celsi yaitu “Anjuran berbusana muslimah

telah dijelaskan dalam al-Qur‟an, akan tetapi saya lupa kak ayat dan surah

65Bq Putri, Wawancara, 16 Juli 2020 66 Wardatul, Wawancara, 16 Juli 2020 67 Celsi, Wawancara, 14 Juli 2020 68Diana & Lili, Wawancara, 16 Juli 2020 69Bq Putri, Nurul Hikmah, Wardatul & Lili, Wawancara, 16 Juli 2020

Page 62: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

47

yang membahas berbusana muslimah”.70 Hal yang sama diutarakan oleh

Diana yang masih ragu-ragu dalam menyebutkannya, yang mengungkapkan

“Terdapat penjelasan tentang berbusana dalam al-Qur‟an surah an-Nur ayat 31

kalo ndak salah kak”.71

Adapun pengetahuan peserta didik tentang manfaat dalam berbusana

muslimah ada yang lebih mengena pada kesahatan tubuh dan melindungi diri

dari kejahatan serta mudah untuk dikenal sebagaimana ungkapan peserta didik

berikut ini:

Wardatul mengatakan:

“Dengan berbusana muslimah ajaran dalam Islam telah dipenuhi karena orang Islam sangat dianjurkan untuk mengenakan busana tertutup agar tidak terlihat auratdan dapat memberikan kenyamanan, bisa lebih percaya diri, dan mudah dikenali oleh orang lain”. 72

Manfaat berbusana muslimah tidak hanya untuk memenuhi perintah

Islam agar menutup aurat,akan tetapi manfaatnya bisa dirasakan seperti dapat

memberikan kesehatan pada kulit. Sebagaimana ungkapan Lili “Adapun

manfaat dalam berbusana muslimah dapat melidungi diri dari sengatan sinar

matahari dan tidak terlihatnya aurat.”73Sementara itu adapun manfaat

berbusana muslimah yang diungkapkan oleh Diana yaitu“Dengan berbusana

yang baik dan benar dapat melindungi diri dari kejahatan sehingga tidak

mudah diganggu oleh lawan jenis”.74

70 Celsi, Wawancara, 14 Juli 2020 71 Diana, Wawancara, 16 Juli 2020 72 Wardatul Wawancara, 16 Juli 2020 73 Lili, Wawancara 16 Juli 2020 74Diana, Wawancara, 16 Juli 2020

Page 63: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

48

C. Pandangan Peserta Didik Tentang Berbusana Muslimah di SMAN 2

Gerung Lombok Barat

Perlu kita pahami dalam hidup ini seorang berhak untuk mengeluarkan

pendapat berdasarkan pemahaman masing-masing individu, karena tempat

hidup maupun pengalaman yang dilalui seseorang tidak sama. Sehingga

apapun pandangan yang dikeluarkan berhak untuk kita hargai. Adapun

Pandangan peserta didik tentang aturan berbusana muslimah sesuai anjuran

Islam dapat peneliti pahami melalui wawancara dengan beberapa peserta didik

di bawah ini:

Nurul Hikmah mengatakan:

Menurut saya berbusana muslimah dalam ajaran Islam seperti menutup aurat dari kepala sampai kaki yang berbahan kain tebal tidak temubus pandang, sehingga yang bisa terlihat muka dan telapak tangan.75

Adapun ungkapan Bq Putri :

Jadi pendapat saya terkait berbusana dalam Islam itu seperti tidak terlihat lekuk badan dan menutupi kepala dengan jilbab sampai dengan dada, bisa dengan penutup muka (cadar).76

Dari dua pandangan di atas terdapat perbedaan pandangan mengenai

berbusana muslimah dalam ajaran Islam, ada yang mengatakan bahwa aturan

dalam berbusana itu menutup kepala sampai kaki kecuali muka dan telapak

tangan yang terlihat, satunya mengatakan bisa dengan penutup muka

(cadar)dan tidak memperlihatkan lekuk badan serta menutup kepala dengan

jilbab sampai dengan dada.

75 Nurul Hikmah, Wawancara, 15 Juli 2020 76 Bq Putri, Wawancara, 16 Juli 2020

Page 64: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

49

Pada saat peneliti turun lapangan, peneliti mendapatkan informasi dari

seorang guru tentang pandangan peserta didik terkait anjuran berbusana

muslimah dalam Islam yang mengutarakan :“Ada siswa ketika ditanya terkait

pandangannya mengenai anjuran Islam dalam berbusana, memperbaiki hati

baru penampilannya. “77

Hal yang sama diutarakan oleh peserta didik bernama Lili kelas xi ips

yang mengatakan:

Pendapat saya dalam berbusana muslimah itu bisa memperbaiki hati dulu baru cara berbusananya karena berbusana muslimah yang saya pahami dalam anjuran Islam, berbusana yang benar-benar dari hati ikhlas lillah hita‟alla Sehingga luar dan dalam dari seorang akan tercermin baik. 78

Selain itu Terdapat ungkapan Diana yang menyebutkan “Berbusana

muslimah dalam anjuran Islam adalah berbusana tidak tembus pandang lebih

pada berbusana yang besar sehingga yang bisa terlihat muka, telapak tangan

dan kaki.”79Dari ungkapan Diana tersebut telah menunjukan berbusana

muslimah yang sesuai denga anjuran Islam, sebagaimana syarat dalam

berbusana muslimah itu harus tebal dan tidak trasnparan.

Adapun Wardatul mengutarakan pandangannya terkait berbusana

muslimah dalam anjuran Islam :

Kalo menurut saya berbusana muslimah dalam Islam tidak harus menggunakan busana yang besar, bisa menggunakan jilbab tidak lumayan besar juga dengan baju yang berlengan panjang tidak pendek, sehingga akan terlihat bermodel dari segi berbusananya.80

Pandangan Wardatul terdapat kesamaan mengenai dengan

77Rosidi Guru PAI, Wawancara, 7 Juli 2020 78 Lili, Wawancara, 17 Juli 2020 79 Diana, Wawancara, 17 Juli 2020 80 Wardatul, Wawancara 16 Juli 2020

Page 65: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

50

caraberbusananya, terlihat ketika peneliti mewawancaranya yang

mengenakan jilbab dan baju sekolah yang tidak lumayan besar namun

tetap memakai busana sesuai aturan sekolah. 81

Adapun pandangan mengenai cara berbusana dengan akhlak, terdapat

ungkapan berbeda-beda dari beberapa peserta didik, ada yang

menyebutkan dapat memberikan gambaran dan tidak bisa memberikan

gambaran cara berbusana dengan akhlak, sebagaimana diungkapkan oleh

peserta didik dibawah ini

Bq Putri mengatakan:

Cara berbusana dapat memberikan gambaran terhadap akhlak karena, dengan berbusana tertutup akan terlihat lebih sopan begitupun berbusana dengan minim akan terlihat kurang baik sehingga menurut saya, gambaran terhadap cara berbusana dari seorang bisa memperlihatkan akhlak. 82

Adapun ungkap Lili:

Jadi menurut saya cara berbusana dengan akhlak tidak bisa digambarkan karena, orang yang berbusana tertutup hanya bisa memberikan gambaran melalui cara berbusananya, bisa jadi orang berbusana tertutup hanya untuk menutupi aibnya begitupun dengan berbusana minim didalam hatinya ingin bertaubat kepada Allah. 83

Adapun pandangan lain terkait berbusana seperti, orang yang

berbusana muslimah telah menunjukan krteria dari solihah atau tidak,

mengenai hal ini terdapat pandangan peserta didik rata –rata memiliki

pandangan yang relatif sama. Sebagaimana pandangan peserta didik

dibawah ini

81Observasi, Gerung, 15 Juli 2020 82

Bq Putri, Wawancara, 17 Juli 2020 83

Lili, Wawancara, 16 Juli 2020

Page 66: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

51

Ungkapan Bq Putri:

Menurut saya orang yang berbusana muslimah telah menunjukan kriteria dari solihah karena, orang solihah bisa memberikan gambaran terhadap apa yang diyakininya misalkan, dalam hal berbusana telah mampu menerapkan dengan benar jadi dengan berbusana muslimah telah menunjukan kriteria dari solihah. 84

Hal yang sama diungkapkan oleh Wardatul

Orang berbusana muslimah dapat saya katakan telah menunjukan kriteria dari solihah karena, dengan berbusana muslimah akan terpancar nilai agamis yang bisa menutup aurat dan dapat memberikan contoh baik terhadap orang lain. 85

Pandangan lain diungkapkan oleh Herawati yang menuturkan “orang

yang berbusana dengan baik tentu mendapatkan respon yang baik juga

sehingga dapat menunjukan kriteria dari seorang yang solihah”86. Adapun

pandangan Ekawati terkait berbusana yang mengatakan:

Menurut saya berbusana dengan baik maupun kurang baik tidak bisa memberikan arti bahwa seorang itu solihah karena, bisa jadi dengan berbusana hanya untuk ingin tampil seperti berbusana yang tren zaman sekarang sehingga tidak dari niat yang tulus ikhlas dengan berbusana apa adanya yang bisa menutup aurat.87

Pandangan peserta didik sesuai pada cara berbusananya. Pandangan

dikeluarkan berdasarkan apa yang telah diamati yang terjadi pada setiap

lingkungan masing-masing.

D. Sikap Peserta Didik Tentang Berbusana Muslimah di SMAN 2

Gerung Lombok Barat

84Bq Putri, Wawancara, 15 Juli 2020 85 Wardatul, Wawancara, 16 Juli 2020 86Herawati, Wawancara, 14 Juli 2020 87Ekawati, Wawancara, 12 Juli 2020

Page 67: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

52

Berdasarkan hasil observasi tentang sikap peserta didik dalam

berbusana muslimah dapat peneliti ungkapkan setiap peserta didik muslim

ditandai dengan menggunakan lengan yang panjang dan memakai jilbab

khsusus bagi yang perempuan, terlihat ada sebagian peserta didik yang

mengenakan busana tertutup dan ada yang masih mengenakan busana

secara modis dalam artian, masih mengenakan baju yang sengaja

diperkecil sehingga tidak sesuai dengan peraturan di sekolah.88Untuk

benar-benar mengetahui hal tersebut peneliti melakukan wawancara

dengan beberapa peserta didik tentang sikap berbusana dalam

kesehariannya. Sebagaimana tutur peserta didik dibawah ini:

Nurul Hikmah menuturkan: “Alhamdulillah berbusana muslimah bisa

saya terapkan di sekolah maupun di rumah kak, ketika keluar rumah saya

menggunakan busana secara tertutup juga seperti mengenakan jilbab dan

baju yang panjang”.89 Selain itu, Diana juga mengatakan: “Saya

menerapkan busana muslimah di sekolah dan di rumah, seperti pakai

busana lengan panjang, jilbab yang tebal dan baju yang tidak trasparan

sampai tidak terlihat bentuk badan”. 90

Adapun tutur Bq Putri:

Di sekolah maupun di rumah saya menerapkan busana muslimah dengan tertutup seperti, jika keluar rumah juga menggunakan busana yang sesuai ajaran Islam misalkan, dengan baju longgar ataupun gamis, jilbab yang tidak tembus pandangdan tidak menggunakan busana yang ketat seperti mengenakan celana.91

88Observasi, Gerung, Juni 2020 89Nurul Hikmah, Wawancara, 13 Juli 2020 90 Diana, Wawancara, 18 Juli 2020 91 Bq Putri, Wawancara, 15 Juli 2020

Page 68: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

53

Dari ucapan Nurul Hikmah, Bq Putri dan Diana tersebut menunjukan

sikap dalam berbusana muslimah dengan anjuran Islam yang mengenakan

busana tebal, tidak trasparan dan mengenakan baju panjang karena, syarat

dalam berbusana muslimah harus tebal dan tidak trasparan.Seperti terlihat

pada gambar di bawah ini:

( Berbusana dengan anjuran Islam)

Sementara itu, terdapat ungkapan peserta didik yang masih ingin

tampil berbeda dengan menggunakan busana modis sebagaimana ungkap

peserta didik di bawah ini :

Adapun ungkap Lili:

Tidak kak, di sekolah maupun di rumah saya menerapkan hal demikian. Ketika keluar rumah saya berusaha untuk menerapkan busana muslimah dengan baik misalkan, berbusana seperti masih ada keinginan untuk tampil berbeda seperti menggunakan baju yang terlihat lekuk badan namun dengan berlengan panjang dan jilbab yang bermodel, sehingga dalam mengenakan busana akan terlihat masih kurang dari ajaran yang sebenarnya.92

92 Lili, Wawancara, 18 Juli 2020

Page 69: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

54

Hal ini selaras dengan ungkapan Wardatul:

Saya menerapkan busana muslimah di sekolah maupun di rumah, dengan memakai baju dan jilbab, kadang-kadang saya mengenakan busana modis seperti menggunakan celana lepis namun tetap dengan jilbab sehingga akan terlihat belum istiqomah dalam berbusana muslimah dengan baik dan benar.93

Dari ungkapan Lili dan Wardatul tersebut, terlihat ada sebagian peserta

didik yang masih mengenakan busana yang model seperti, memperkecil

baju dan rok sekolah untuk tampil beda dari yang lain, akan tetapi tetap

dengan peraturan sekolah yang harus mengenakan lengan panjang dan

jilbab bagi peserta didik yang muslim.94 Seperti terlihat pada gambar di

bawah ini

(Berbusana dengan modis)

Pada waktu turun lapangan terdapat ungkapan dari seorang guru

perempuan wali kelas XI MIPA1 tentang sikap keseharian peserta didik

dalam berbusana muslimah yang menuturkan:

93 Wardatul, Wawancara 16 Juli 2020 94Observasi, Gerung Juni 2020

Page 70: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

55

Sikap keseharian peserta didik terhadap berbusana muslimah, ada yang sudah bisa istiqomah menerapkan berbusana secara baik di rumah maupun sekolah dan ada sebagian ketika di sekolah yang belum sama sekali menggunakan busana secara baik sehingga kadang tidak sesuai dengan peraturan sekolah, tetapi tetap mengenakan busana yang baik misalkan memakai jilbab.95

Ungkapan guru tersebut memang benar adanya ketika peneliti

wawancara dengan salah satu peserta didik yang menuturkan:

Saya mengenakan busana muslimah di sekolah saja dan di rumah masih belum bisa menerapkannya. Begitu juga ketika keluar rumah hanya berbusana dengan baju dan celana yang masih belum bisa mengenakan jilbab, akan tetapi jika ada kegiatan terkait keagamaan, saya menerapkan busana muslimah dengan pakai jilbab, sehingga dalam keseharian saya masih belum bisa menerapkan busana dengan baik.96

Adapun faktor peserta didik terhadap cara berbusana dapat peneliti

ketahui melalui wawancara dengan guru PAI sebagaimana diungkapkan:

Sebagian dari peserta didik memiliki faktor dalam cara berbusana seperti faktor orang tua yang selalu mendukung anaknya agar tidak memperlihatkan aurat dan ada juga dengan faktor lingkungan yang tidak ada teguran dalam cara berbusana sehingga peserta didik mengenakan busana sesuai keinginannya.97

Dengan ungkapan guru tersebut, peneliti coba untuk mengetahui faktor

dan alasan peserta didik terhadap cara berbusana lewat wawancara dengan

beberapa peserta didik yang menuturkan:

Nurul Hikmah mengatakan:

Selain atas kemauan diri saya sendiri, orang tua juga sangat berpengaruh ketika saya mengenakan busana muslimah karena orang

95Yusri wali kelas Mipa1, Wawancara, 10 Juli 2020 96 Celsi, Wawancara, 11 Juli 2020 97 Rosidi, guru PAI, Wawancara, 7 Juli 2020

Page 71: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

56

tua yang selalu menasehati agar tidak mengumbar aurat dan guru juga memberikan arahan untuk selalu menggunakan busana yang tertutup. Saya mengenakan busana muslimah karena menganggap diri ini sudah dewasa, pasti dosa kita akan kembali pada diri kita sendiri. Jadi dengan berbusana muslimah akan memberikan hal positif pada diri sendiri maupun orang lain selain itu, dapat memberikan peluang untuk sama-sama masuk ke Syurga Nya Allah bersama keluarga.98

Selain faktor orang tua terdapat juga faktor dari lingkungan rumah dan

masyarakat sekitar sebagaimana ungkap Wardatul di bawah ini:

Adapun ungkap Wardatul:

Faktor yang membuat saya mengenakan busana minim karena, tidak di haruskan pada sekitar lingkungan rumah saya untuk mengenakan busana muslimah, yang terpenting bisa menjaga diri.Adapun alasan saya, masih belum percaya diri untuk mengenakan busana muslimah, dan hanya saja masih ada keinginan untuk berbusana dengan bermodel selain itu masih merasa diri kurang baik atau belum pantas untuk mengenakan buasana muslimah sesuai aturan yang telah diharuskan.

Terdapat keselarasanapa yang telah diungkapkan oleh guru PAI

dengan hasil wawancara dari peserta didik atas nama Nurul Hikmah dan

Wardatul yang memiliki faktor terhadap cara berbusananya seperti faktor

orang tua dan lingkungan.

Adapun Bq Putri menuturkan terkait faktor dan alasan terkait cara

berbusananya:

Menurut saya yang sangat berperan yaitu teman akrab selain itu orang tua dan guru yang selalu menasehati untuk mengenakan busana yang tertutup. Sebenarnya tidak ada alasan saya untuk mengenakan busana muslimah, namun atas kesadaran pada diri saya sendiri yang jika mengenakan busana terbuka pasti akan lebih terlihat bentuk tubuh karena postur tubuh saya yang besar kan kak, selain itu mengingat

98Nurul Hikmah, Wawancara ,13 Juli 2020

Page 72: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

57

akan kewajiban untuk selalu menutup aurat dengan baik.99

Ungkapan Bq Putri tersebut terlihat waktu turun observasi bahwa, yang

bersangkutan telah mengenakan busana muslimah yang longgar dan lebih

tertutup cara berbusananya.100

Adapun tutur Diana:

Faktor yang paling berpengaruh menurut saya agama dan pendidikan karena dalam agama telah dianjurkan untuk menutup badan dengan busana yang sopan begitupun dengan pendidikan akan ada peraturan yang telah ditetapkan. Alasan menggunakan busana muslimah saya rasa akan memberikan kenyamanan terhadap yang memakainya begitu juga yang dirasakan oleh saya dan berbusana muslimah dapat memberikan kesan yang baik terhadap yang melihatnya serta bisa meredam kejahatan.101

Selainfaktor agama dan pendidikan yang mempengaruhi cara

berbusana , terdapat juga faktor minimnya pemahaman ilmu agama

sebagaimana diungkapkan oleh peserta didik di bawah ini:

Ungkapan dari Celsi:

Faktor membuat saya belum bisa menerapkan berbusana muslimah karena merasa pemahaman ilmu agama masih kurang dan masih ada keinginan untuk tampil berbeda. Adapun alasan saya karena ingin merasakan masa muda dengan menggunakan busana yang lebih tren sesuai zaman sekarang .102

Demikiancara, faktor dan alasan mengenakan busana muslimah dari

peserta didik di SMAN 2 Gerung Lombok Barat.

Adapun ungkapan peserta didik terkait cara mensikapi orang yang

99Bq Putri, Waawancara, 15 Juli 2020 100Observasi, Bulan Juli 2020 101 Diana ,Wawancara, 18, Juli 2020 102 Celsi, Wawancara, 11 Juli 2020

Page 73: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

58

sesama muslim masih belum bisa berbusana muslimah, sebagaimana cara

mensikapi yang diungkapkan oleh beberapa peserta didik. Terdapat

ungkapan selaras oleh peserta didik atas nama Bq Putri dan Nurul Hikmah

mengenai cara mensikapi sesama muslim yang masih belum bisa

menerapkan busana muslimah yaitu sama-sama memberikan contoh

terlebih dahulu terhadap berbusana muslimah sebagaimana tuturnya

berikut:

Sebelum memberitahu orang lain terlebih kita sendiri yang akan memberikan contoh terlebih dahulu terhadap sikap cara berbusana yaitu dengan menerapkan berbusana muslimah dengan benar, selain itu menegur dengan halus tanpa kasar seperti memberikan teguran dengan kata-kata sopan.103

Selain itu terdapat juga sikap peserta didik ketika melihat orang

sesama muslim belum bisa mengenakan busana muslimah yang

menunjukan bahwa dengan memberitahu secara sopan dan menasehati

untuk tidak menerapkan berbusana kurang baik, sebagaimana tutur

Wardatul dan Diana di bawah ini:

Jadi melihat orang sesama muslim yang belum menggunakan busana sesuai ajaran Islam maka kita selaku saudara seiman berhak untuk menegur, dengan cara mensikapinya memberitahu secara sopan untuk menutup aurat dan menasehati agar tidak lagi menerapkan berbusana yang kurang baik.104

Hal yang sedikit sama diutarakan oleh Lili dengan tutur Wardatul dan

Diana mengenai cara mensikapi orang sesama muslim yang belum bisa

berbusana muslimah yaitu dengan menasehati juga, akan tetapi dibiarkan

103Bq Putri & Nurul Hikmah, Wawancara, 15 Juli 2020 104 Wardatul & Diana, Wawancara, 13 Juli 2020

Page 74: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

59

jika sudah memberitahunya sebagaimana yang diungkapkan Lili di bawah

ini:

Menurut saya cara mensikapi orang yang sesama muslim masih belum bisa mengenakan busana sesuai syariat Islam berikan nasehat yang mengena terhadap berbusana dan jika belum bisa menerapkannya walaupun sudah memberikan nasehat kita biarkan saja karena kita tidak tinggal di Negara Islam.105

Adapun hal yang sedikit berbeda adalah sikap yang diutarakan oleh

Celsi yaitu “Karena saya belum bisa menerapkan berbusana muslimah

dengan baik, jadinya kurang perhatian terhadap orang yang sama-sama

masih belum bisa menerapkan berbusana muslimah.”106

Demikian pengetahuan, pandangan dan sikap peserta didik di SMAN 2

Gerung Lombok Barat terhadap berbusana muslimah.Pengetahuan yang

dimiliki oleh peserta didik rata-rata memiliki pegetahuan terkait

pengertian, dasar hukum dan manfaat dalam berbusana muslimah.

Begitupun pandangan yang dipahami terdapat perbedaan terkait anjuran

dalam Islam tentang berbusana, cara berbusana dengan akhlak dan orang

berbusana muslimah telah menunjukan solihah atau tidak. Sedangkan

sikap peserta didik dalam berbusana muslimah ada yang telah menerapkan

berbusana dengan baik, adapun masih berkeinginan untuk tampil modis

dan terdapat belum sama sekali menggunakan busanamuslimah. Adapun

sikap peserta didik terhadap orang muslim yang belum bisa menerapkan

busana muslimah, dengan mensikapinya seperti memberikan contoh

105 Lili, Wawancara, 18 Juli 2020 106Celsi, Wawancara, 11 Juli 2020.

Page 75: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

60

terlebih dahulu untuk menggunakan busana muslimah dan memberikan

nasehat dan terdapat peserta didik yang kurang perhatiannya terhadap cara

berbusana seorang karena merasa masih belum bisa menerapkan busana

muslimah.

Page 76: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

61

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengetahuan Peserta Didik tentang Berbusana Muslimah di SMAN 2

Gerung Lombok Barat

Pengetahuan merupakan hasil dari proses suatu usaha manusia untuk

menjadikan dirinya tahu.Pengetahuan dapat diperoleh dari akal dan fikiran

yang akan memperoses kemudian diserap oleh pancaindera yang dimiliki

manusia, pengetahuan juga dapat diperoleh melalui berbagai cara, seperti

jika hanya ingin sekedar tahu tentang sesuatu, cukup dengan pertanyaan

sederhana. Namun dalam hal lain, bisa jadi pengetahuan didapatkan

melalui pengalaman yang berulang-ulang terhadap suatu kejadian atau

peristiwa.107Pengetahuan yang dimiliki manusia terdapat empat jenis

pengetahuan, seperti pengetahuan biasa, pengetahuan ilmu, pengetahuan

filsafat, dan pengetahuan agama.Sedangkan pengetahuan yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang diketahui karena

mempelajari ajaran Islam.Jadi pengetahuan disini adalah khusus

pengetahuan agama Islam tentang berbusana muslimah.

Adapun pengetahuan peserta didik di SMAN 2 Gerung Lombok Barat

dalam berbusana muslimah berdasarkan hasil temuan bahwa,sebagian

besarmemiliki pengetahuan, seperti hal pengertian, dasar hukum dan

manfaat dalam berbusana muslimah. Pengertian yang dipahami oleh

peserta ddik dalam berbusana muslimah terdapat kesesuaian dengan

107Jalaluddin, Filsafat Ilmu Pengetahuan, filsafat, ilmu, penegtahuan, dan peradaban, (Jakarta: PT Raj Grafindo Persada, 2014), hlm 86-88.

61

Page 77: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

62

pemahaman Huzaemah Tahido Yanggo yaitu menggunakan suatu pakaian

bagi wanita muslim guna sebagai penutup aurat berdasarkan yang telah

ditetapkan oleh ajaran agama Islam, untuk kebaikan serta kemaslahatan

bagi wanita dan semua manusia dimanapun ia tinggal.108

Adapun dasar hukum yang dipahami oleh peserta didik yang

menyebutkan dalam al-Qur‟an surah al-Ahzab dan an-Nur, ada juga

peserta didik lupa menyebutkan mengenai ayat dan surah dalam al-Qur‟an

tentang berbusana muslimah. Dengan pengetahuan tersebut memang benar

terdapat dalam al-Qur‟an yang membahas tentang berbusana muslimah

dalam surah al-Ahzab [33]: 59 yang berbunyi

به ي عليه م جاب ي ا اؤم ا ب اج بي قل أ ا أيها ال

مال أ ح ا كا الل غف ؤ ف فا ع ى أ د

wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “hendaklah mereka menutupkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.”Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu.Dan Allah Maha pengampun, Maha penyayang.109

Berdasarkan firman Allah di atas terdapat penafsiran yang

menunjukan kewajiban bagi seorang muslimah untuk menutup auratnya

agar terhindar dari pelecehan. Pada waktu itu sebelum diturunkannya ayat

ini, cara berpakaian perempuan merdeka atau budak, yang kurang sopan

atau yang baik-baik dapat dikatakan sama. Sehingga laki-laki usil mudah

108Huzaemah Tahido Yanggo, Fiqih Perempuan Kontemporer, (Jakarta: Ghalia Indonesia,

2003), hlm 11 109Yayasan Penerjemah/Pentafsir Al-Qur'an, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan

Penerjemah/Pentafsir Al-Qur'an, 1971), hlm 426.

Page 78: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

63

untuk mengganggu perempuan.110

Jadi dari penjelasan di atas terkait kewajiban perempuan muslimah

untuk menutup aurat dapat dipahamai bahwa dengan turunnya surah al-

Ahzab ayat 59 ini, ummat manusia mendapatkan perlindungan dari

kejahatan yang akan menimpanya.

Terdapat juga pengetahuan mengenai manfaat dalam berbusana

muslimah seperti dapat menutup aurat dan pada saat musim panas busana

muslimah akan melindungi kulit dari sengatan matahari, sedangkan pada

musim dingin bisa berfungsi menghangatkan tubuh, lebih dari itu busana

muslimah sebagai identitas dan pembeda perempuan Islam dengan

perempuan lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Abu Thalhah bin

Abdussatar yang mengemukakan salah satu manfaat berbusana muslimah

sebagai petunjuk identitas, sehingga mudah untuk dikenali terutama

dengan memakai pakaian yang tertutup. Terlebih bisa membedakan orang

muslim dengan non muslim.111

B. Pandangan Peserta Didik Tentang Berbusana Muslimah di SMAN 2

Gerung Lombok Barat

Pandangan dalam arti luas bisa disebut juga dengan persepsi, jadi

persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan, dalam

artian suatu proses yang berujud diterimanya stimulus oleh individu

melalui alat responnya. Dapat diartikan pandangan merupakan suatu

tanggapan seseorang terhadap suatu objek dengan bantuan alat indera

110M. Qurais Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Penerbit Lentera, 2003) hlm 319. 111Abu Thalhah bin Abdus Sattar, Tata Busana Para Salaf, (Solo: Zam-zam mata air ilmu,

2008), hlm 178.

Page 79: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

64

sesuai dengan situasi dan kondisi yang dialami oleh masing-masing

individu. Dengan adanya pandangan maka akan menimbulkan sikap

tertentu dan tindakan sesuai dengan situasi yang dialami, serta akan

menimbulkan tanggapan yang berbeda-beda pada masing-masing individu.

Dalam hal ini terjadi perbedaan pendapat juga pada kalangan ulama

tentang berbusana muslimah.

Pandangan-pandangan tersebut terdapat salah satu pandangan

memiliki keselarasan dengan penjelasan para peserta didik di SMAN 2

Gerung Lombok Barat, sebagaimana ketika peneliti turun lapangan, ada

sebagian dari peserta didik memiliki pandangan bahwa, berbusana

muslimah dalam anjuran Islam seperti, menutup badan dengan busana

yang tebal, tidak tembus pandang dan menutup tubuh bagian atas dengan

jilbab. Hal yang sama di ungkapkanoleh Syaikh Al-Albany berbusana

muslimah sesuai dengan anjuran Islam seperti, menutup aurat dan

menutupi seluruh tubuh dengan busana tidak tipis menerawang, busana

tidak ketat membentuk bagian-bagian tubuh dan menutup tubuh bagian

atas dengan tudung kepala.112

Terdapat juga pandangan peserta didik tentang berbusana muslimah

kaitannya dengan akhlak ada yang berpendapat dapat memberikan

gambaran dan tidak bisa memberikan gambaran antara caraberbusana

dengan akhlak. Hal tersebut terdapat keselarasan dengan temuan Nur

112Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Bani, Jilbab Wanita Muslimah, terj. Hawin Murtado,

(Solo: at-Tibyan, 2000), hlm.68-70.

Page 80: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

65

Afifah yang menerangkan bahwa nilai-nilai akhlak dalam berbusana

muslimah itu seperti cinta kepada Allah, bersyukur kepada Allah, taqwa,

tawaddu‟, menjaga kehormatan (iffah) dan memiliki sifat malu. Sehingga

dari nilai-niai tersebut dengan cara berbusana muslimah tidak bisa

digambarkan dengan akhlak karena termasuk ranah dalam menilai hati

orang lain.

Imam Syafi‟i menjelaskan bahwa wanita tidak diperbolehkan berhias,

dalam artian pakaian yang dilarang seperti baju yang menakjubkan

manusia, hal ini bukan berarti Islam melarang berpakaian indah dan

bagus yang terpenting tidak menjadikan atau membuat diri sombong

terhadap penampilannya. Sedangkan pendapat Muhammad syahrur terkait

busana perempuan berpendapat batas minimum busana perempuan adalah

satral-juyub atau menutup bagian dada, kemaluan dan tidak bertelanjang

bulat seperti yang telah dijelaskan dalam al-Qur‟an surah an-Nur [24]: 31

berikut:

ي ا يبدي ج يحفظ ف ه أبصا ا يغضض م م ا ق

بع أ ا ي ا يبدي ب ى جي ه ع ب بخ يض ا ما م

خ ي ب ا أ خ اء بع أ أب ائ أ أب آباء بع أ اآبائ أ أ

ب م ي اإ ابعي غي أ ا أ ا أي ما م سائ أ ا أ ي أخ ب

م يع ج ب بأ ا يض ساء ا ا ى ع ا ع م يظ ي ف ا جا أ ا ا

ح م ف م ع م ا ا يعا أي ى ج ا ب ي ا يخفي م

Page 81: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

66

Katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putra-putra saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kalian beruntung.113

Sedangkan batas maksimumnya menutup sekujur (sebagian) anggota

tubuh, kecuali dua telapak tangan dan wajah. Dengan pendekatan ini,

perempuan yang tidak pakai jilbab pada umumnya (termasuk model

jilbab gaul yang kini sedang ngetren) sesungguhnya telah memenuhi

ketentuan Allah, karena masih berada pada wilayah di antara batas

maksimum dan minimum. Sebaliknya, perempuan yang menutup

sebagian tubuhnya (termasuk wajah, dengan cadar misalnya) dianggap

telah keluar dari batasan maksimum yang telah ditetapkan Allah, artinya

perempuan yang mengenakan cadar dan menutup sekujur tubuhnya

dengan pemahaman ini termasuk sudah tidak Islami.114

Mengenai pandangan Muhammad Syahrur bertolak belakang dengan

pandangan peserta didik yang mengatakan mengenakan cadar termasuk

113Yayasan Penerjemah/Pentafsir Al-Qur'an, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan

Penerjemah/Pentafsir Al-Qur'an, 1971), hlm 525. 114Ardiansyah, “Konsep Aurat Menurut Ulama Klasik dan Kontemporer Suatu Perbandingan

Pengertian dan Batasanya di dalam dan Luar Shalat”,Journal Analytica Islamica, Vol. 3, Nomor 2, 2014, hlm. 269.

Page 82: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

67

berbusana muslimah sedangkan menurut Syahrur termasuk sudah tidak

Islami.Dari Pandanganitu semua, mengenai berbusana muslimah baik itu

dari segi aturan, gambaran berbusana muslimah dengan akhlak dan

kriteria seorang solihah, terdapat perbedaan pandangan baik dari sesama

peserta didik, pandangan ulama dengan peserta didik.

Hal di atas sesuai dengan pendapat Abdul Rahman Shaleh yang

mengemukakan pandangan dapat diartikan suatu tanggapan seseorang

terhadap suatu objek dengan bantuan alat indera sesuai dengan situasi dan

kondisi yang dialami oleh masing-masing individu. Dengan adanya

pandangan maka akan menimbulkan sikap tertentu dan tindakan sesuai

dengan situasi yang dialami, serta akan menimbulkan tanggapan yang

berbeda-beda pada masing-masing individu.115

C. Sikap Peserta Didik Tentang Berbusana Muslimah di SMAN 2

Gerung Lombok Barat

Sikap merupakan suatu yang mendasari, mengarahkan dan

mempengaruhi perilaku.Berdasarkan hasil penelitian di SMAN 2 Gerung

Lombok Barat terdapat sikap peserta didik dalam berbusana muslimah ada

yang masih menggunakan busana secara modis, seperti menggunakan

busana yang kurang tebal, memperkecil baju, sehingga tidak sesuai dengan

aturan yang ditetapkan sekolah dan cendrung pada busana modern,

sebagian juga ada yang benar-benar telah menggunakan busana muslimah

sesuai anjuran Islam. Dalam hasil temuan, sebagian dari peserta didik

115Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2004), hlm 110.

Page 83: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

68

yang memiliki sikap dalam berbusana muslimah dengan membersihkan

hati terlebih dahulu seperti tidak menggunjing orang lain, baru dari segi

penampilannya.

Penggunaan busana muslimah oleh peserta didik terdapat ada

keinginan peserta didik untuk mengikuti mode dan atribut busana

muslimah yang sedang trend.Walaupun demikian mereka memiliki selera

berbusana muslimah sesuai dengan ajaran agama Islam.Dengan kriteria

jilbab panjang sehingga menutupi dada, berbahan tebal tidak menerawang,

kemudian untuk baju menyukai gamis ataupun yang terpisah antara baju

dan roknya namun harus tetap longgar sehingga menutup aurat. Terdapat

juga yang mengenakan bentuk celana tanpaberjilbab ketika berada di

rumah, namun di sekolah tetap dengan aturan memakai baju yang

berlengan panjang dan jilbab. Peserta didik menggunakan kain bentuk

celana dengan tanpa jilbab untuk menutupi rambut tergantung situasi,

ketika ada kegiatan keagamaan, mereka berusaha untuk menggunakan

busana yang Islami seperti menggunakan jilbab sebagai penutup kepala

sampai dada dan menggunakan celana lebar yang tidak ketat dengan baju

yang berlengan panjang.

Dari cara berbusana peserta didik di SMAN 2 Gerung tersebut

berawal dari pandangan yang mereka keluarkan. Cara berbusana dari

peserta didik terdapat faktor yang mempengaruhinya, seperti faktor

lingkungan, dimana peserta didik mengakui alasan belum bisa

menggunakan busana muslimah karena lingkungan tidak pernah

Page 84: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

69

menghiraukan cara berbusananya. Selain itu, terdapat ungkapan juga

mengenai faktor menggunakan busana muslimah yaitu faktor keluarga,

karena orang tua yang selalu mengingatkan anaknya untuk menggunakan

busana yang tertutup. Terdapat juga ungkap peserta didik mengenakan

busana muslimah karena faktor pendidikan dan agama, yang mengatakan

dengan faktor agama dan pendidikan bisa mempengaruhi cara berbusana

muslimah karena memiliki aturan yang telah dianjurkan.

Dari faktor-faktor yang mempengaruhi peserta didik dalam

mengenakan busana muslimah, terdapat kesesuaian dengan beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya sikap menurut pendapat

Abu Hamdi yang menyebutkan:

Pertama, pengaruh orang lain yang dianggap penting seperti orang

yang berada disekeliling kita yang akan secara cepat mempenagruhi sikap

misalkan orang tua dan kerabat dekat.

Kedua pengaruh kebudayaan, karena dapat memberikan corak

pengalaman bagi individu dalam suatu masyarakat.

Ketiga lembaga pendidikan dan lembaga keagamaan, merupakan

sistem yang dapat mempenagruhi terbentuknya sikap karena, keduanya

dapat memberikan pemahaman akan baik dan buruk, pemisah antara

sesuatu yang boleh dan tidak boleh dikerjakan sehingga akan mudah

terbentuknya sikap.116

Terdapat juga alasan peserta didik mengenakan busana muslimah

116 Abu Hamdi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm 161-162.

Page 85: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

70

seperti adanya kesadaran oleh masing-masing individu selain itu, dapat

memberikan kenyamanan dan bisa melindungi diri dari

kejahatan.Mengenai alasan peserta didik dalam menerapkan busana

muslimah tidak jauh berbeda alasan yang dipaparkan dengan manfaat

dalam berbusana muslimah yaitu salah satunya dapat meredam kejahatan.

Sementara sikap peserta didik ketika melihat orang sesama muslim

belum bisa menggunakan busana muslimah, peserta didik memiliki sikap

kearah memberikan contoh terlebih dahulu dengan menggunakan busana

secara muslimah, kemudian memberikan nasehat dan teguran dengan kata-

kata yang sopan, tidak memaksa maksudnya, jika telah berusaha untuk

menegur dan masih belum bisa menerapkannya dibiarkan karena

menurutnya kita tidak berada di negara Islam. Akan tetapi ada juga

sebagian peserta didik yang tidak terlalu perhatian terhadap muslim yang

belum bisa mengenakan busana muslimah karena menganggap dirinya

juga masih belum bisa mengenakan busana muslimah.

Page 86: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

71

BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai yang telah di lakukan,

maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pengetahuan yang dimiliki peserta didik di SMAN 2 Gerung

Lombok Barat tahun 2019-2020 terkait pengertian, dasar hukum

dan manfaat dalam berbusana muslimah memiliki pengetahuan

yang cukup baik, hanya saja ada sebagian yang lupa menyebutkan

ayat dan surah yang menjelaskan tentang berbusana muslimah.

2. Pandangan peserta didik di SMAN 2 Gerung Lombok Barat tahun

2019-2020 terkait berbusana muslimah memiliki pandangan yang

beda-beda. Dari segi pandangan peserta didik dengan ulama

terdapat kesesuaian dan terjadi tidak kesesuaianbegitupun antar

sesama peserta didik.

3. Sikap peserta didik di SMAN 2 Gerung Lombok Barat tahun 2019-

2020 terkait caraberbusana muslimah. Ada yang berbusana modis

dengan memperkecil baju dan rok, terdapat jugayang memiliki cara

berbusana sesuai anjuran Islam dengan berbusana yang longgar

adapun yang belum sama sekali menggunakan busana muslimah,

Terdapat faktor yang mempengaruhi menggunakan busana yaitu

keluarga, kerabat dekat, agama dan pendidikan.

71

Page 87: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

72

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, dapat

peneiti sarankan mengenai beberapa hal diantaranya:

1. Kepada peserta didik di SMAN 2 Gerung Lombok Barat bagi yang

telah mengenakan busana muslimah agar tetap istiqomah

menggunakannya, bagi yang belum menggunakan sama sekali

cobalah satu atau dua kali menggunakan busana muslimah suapaya

terbiasa dan bagi yang masih berkeinginan untuk berbusana yang

modis cepatlah untuk beralih kepakaian yang secara baik agar

diberikan kehormatan dan tidak mudah untuk diganggu.

2. Kepada guru PAI

Kepada guru PAI di sekolah SMAN 2 Gerung Lombok Barat

suapaya tetap memberikan pencerahan pada peserta didik yang

muslim untuk tetap memakai berbusana yang baik dan benar.

3. Kepada Sekolah SMAN 2 Gerung Lombok Barat

Untuk sekolah SMAN 2 Gerung Lombok Barat agar lebih

diperhatikan cara berbusana peserta didik untuk tetap memberikan

contoh terhadap cara berbusana muslimah dengan benar.

Page 88: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

73

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Prenadamedia Group, 2004.

Abu Thalhah bin Abdus Sattar, Tata Busana Para Salaf, Solo: Zam-zam mata

air ilmu, 2008 Ardiansyah, “Konsep Aurat Menurut Ulama Klasik dan Kontemporer Suatu

Perbandingan Pengertian dan Batasanya di dalam dan Luar Shalat”,Journal Analytica Islamica, Vol. 3, Nomor 2, 2014, hlm. 269.

Al -bayan Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir2, 1 (juni 2017) Al -muhibbin Ziadi Tohir, Risalah Pemipin Edisi Kemuliaan Rasulullah SAW,

Jakarta: PT Toha, 2008. Abu Hamdi, Psikologi Sosial, Jakarta: Rineka Cipta, 1999. Amir Husein Assalami, Jilbab Digugat, Surakarta, Aulia Press Solo, 2006. Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Jakarta: PT RajaGrafindo, 2014. Bungin Burhan, Metodologi Peneitian Sosial, Surabaya: Airlangga University

Prees, 2001. Burhanuddin Salam, Logika Materiil, Jakarta: Rineka Cipta, 1997. Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda, 2006. Djam‟an Satori, Aan Komariyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:

alfabeta, 2009. Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Peneitian, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2014. Fadwa El Guindi, Jilbab Antara Kesalehan, Kesopanan, dan Perlawanan.

Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2003 Fustathul Aulia Prima Setya, “Persepsi Siswi Terhadap Kewajiban Berbusana

Muslimah Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Sragen, IAIN Surakarta, 2017

Ibnu Mas‟ud, Zainal Abidin, fiqih Mazhab Syafi’I, Bandung: Cv Pustaka

Setia, 2007.

Page 89: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

74

Imam Alhafid Ibnu Hajar, Fathul Bari, jilid 10, Jalaluddin, Filsafat Ilmu Pengetahuan, filsafat, ilmu, penegtahuan, dan

peradaban, Jakarta: PT Raj Grafindo Persada, 2014. Jurnal Al-Thariqah Vol. 1, No. 2, Desember 2016 M. Nasir, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999. Mohammad Ali, Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik,

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2015 Muertadha Muthahhari, Wanita Hijab, Jakarta: PT Lentera Basritama, 2000. Muhammad Daud Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum

islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo, 2009. Muhammad Nashiruddin al-Albani, Kriteria Busana Muslimah Mencakup

Bentuk, Ukuran, Mode, Corak dan Warna Sesuai Standar Syar’I, Pustaka Imam Asy-Syafi‟i: Amman Yordania, 2017.

Mukhtar Latif, Orientasi kearah pemahaman Filsafat Ilmu, Jakarta:

Prenamedia Group, 2014. Muslim bin al-Hajj, Sahih Muslim, vol 2, Riyad; Dar Taibah, 2006. QS. Al-Ahzab [33]: 59. Aisyah, Al-Qur’an dan Terjemahan untuk wanita,

(Bandung: Penerbit Jabal Raudatul Jannah, 2010, QS. Al-Hajj [22]: 32. Aisyah, Al-Qur’an dan Terjemahan untuk

wanita,Bandung: Penerbit Jabal Raudatul Jannah, 2010. Sayyid Muhammad Amin bin „Idrus bin Abdullah bin Umanr bin SyeikhAbu

Bakar bin Salim Ba „Alawi Al-Husaini, Kitab Adab Mencakup 50 Adab Dalam 50 Keadaan, Balung, Pustaka Syeikh Abu Bakar bin Salim, 2016.

Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat, Jakarta: Bulan Bintang, 1992. Siti Romdlonatuzulaichoh, Pembinaan Etika Berpakaian Islami Bagi siswa

Muslim di SMAN 1 Sleman, Sikripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014

Page 90: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

75

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif (untuk penelitian yang bersifat: eksploratif, enterpretif, interaktif, dan konstruktif), Bandung: Alfabeta, 2018.

_______, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:

Alfabeta cv, 2018. _______, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2018. _______, Abdurrahman Fatoni, Metodologi Penelitian dan Tehnik

Penyusunan Skripsi, Jakarta: PT Rinekha cipta, 2006. Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, Jakarta: Rajawali, 1987. Syaikh Abdul Muhammad Abdussalam Thawilah, Panduan BerbusanaIslami

Penampilan sesuai tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah, Jakarta; Almahira, 2003.

Wahyu Aria Suciani, “Etika Berbusana Muslimah Bagi Mahasiswi IAIN

Palangka Raya (Analisis Hukum Islam), (IAIN Palangka Raya, 2016 Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, Jakarta:Kencana Prenamedia Group:

2013. Yusuf, Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan, Jakarta: Kencana 2014.

Page 91: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

76

PEDOMAN DOKUMENTASI

1) Data sejarah berdirinya SMAN 2 Gerung Lombok Barat

2) Data sarana prasarana SMAN 2 Gerung Lombok Barat

3) Data visi dan misiSMAN 2 Gerung Lombok Barat.

4) Data kode etik Guru SMAN 2 Gerung Lombok Barat

5) Data peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan SMAN 2 Gerung

Lombok Barat

6) Data tata tertib yang berlaku di SMAN 2 Gerung Lombok Barat

7) Data daftar program dan kegiatan SMAN 2 Gerung Lombok Barat .

8) Prestasi yang diraih di SMAN 2 Gerung Lombok Barat

9) Foto cara berbusana muslimah SMAN 2 Gerung Lombok Barat

10) Serta data-data tertulis lainnya yang dapat menunjang penelitian.

Page 92: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

77

PEDOMAN OBSERVASI

Pengetahuan, Pandangan, dan Sikap Peserta Didik tentang Berbusana Muslimah di SMAN 2 Gerung Lombok Barat

Tempat : SMAN 2 Gerung Lombok Barat

Hari/tanggal :

No Komponen Yang Di Observasi

Penerapan Hasil Kesimpulan peneliti

Ya Tidak

1 Penerapan busana muslimah

2 Cara berbusana oleh peserta didik

3 Peserta didik memiliki sikap terhadap berbusana dengan cukup baik

4 Peserta didik mengenakan busana sesuai aturan sekolah

5 Peserta didik sebagian kecil menggunakan busana modis seperti memperkecil baju dan rok

6 Peserta didik menerapkan busana dengan kain longgar dengan tidak diperkecil

7 Dengan adanya peraturan cara

Page 93: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

78

berbusana peserta didik muslim, sebagian besar menerapkan busana muslimah

Page 94: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

79

INSTRUMEN PENELITIAN

No Data Teknik Penelitian

Observasi Wawancara Dokumentasi

I Setting Lokasi

1. Sejarah berdirinya SMAN

2. Letak dan kondisi geografis SMAN

3. Sarana Prasarana

4. Visi dan Misi SMAN

5. Kode etik guru

6. Jumlah pesserta didik SMAN

7. Jumlah pendidik dan tenaga pendidik

8. Tata tertib SMAN

9. Program Dan Kegiatan Peserta Didik Sman

NO Data

Teknik Penelitian

Observasi Wawancara Dokumentasi

Page 95: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

80

II Pelaksanaan kegiatan

1. Bentuk kegiatan rutin

2. Kegiatan spontan

3. Kegiatan terprogram

4. Kegiatan keteladanan

III Berbusana Muslimah

1. Pengetahuan peserta didik teantang benrbusana muslimah

2. Pandangan peserta didik tentang berbusana muslimah

3. Sikap peserta didik tentang berbusana muslimah

Page 96: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

81

PEDOMAN WAWANCARA

No Data Informan

Peserta didik Guru PAI

1 Apa pengertian busana muslimah

2 Apakah anda mengetahui anjuran yang telah dijelaskan dalam al-Qur‟an tentang berbusana muslimah

3 Apa manfaat dalam berbusana muslimah

4 Apakah peserta didik memahami pengertian dalam busana muslimah

5 Apakah peserta didik mengetahui anjuran dalam al-Qur‟an tentang berbusaa

6 Apakah peserta didik mengeetahui manfaat dalam berbusana

7 Menurut anda berbusana muslimah dalam ajaran Islam itu seperti apa

8 Bagaimana menurut anda apakah dengan berbusana akan menggambarkan akhlak seorang

Page 97: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

82

9 Menuut anda seorang yang meneganakan busana tertutup telah menunjukan kriteria solihah

10 Pandangan peserta didik dalam berbusana muslimah

11 Apakah anda menerapkan busaa muslimah di sekolah saja

12 Apakah setiap anda keluar rumah selalu menggunakan busana muslimah

13 Faktor apa yang mempengaruhi anda menggunakan busana muslimah

14 seperti apa cara berbusana peerta didik dalam keseharian

Page 98: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

83

Fasilitas SMAN 2 Gerung Lombok Barat

Status pemilikan

Luas tanah Penggunaan

Sebelumnya bangunan halaman Lap olahrga

kebun Lain-lain

Milik sertifikat 30.000m2 8521m2 15.000m2 86675m2 67,44m2 M2

Belum sertifikat

Bukan Milik M2 M2 M2 M2 M2 M2

Page 99: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

84

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(Prestasi peserta didik SMAN 2 Gerung Lombok Barat)

(waktu upacara bendera merah putih)

Page 100: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

85

(Waktu olahraga)

(Wawancara bersama bapak H.Rosidi guru PAI)

Page 101: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

86

(Wawancara Bersama Wali Kelas)

Page 102: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

87

Page 103: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

90

Page 104: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

91

Page 105: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

92

Page 106: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

93

Page 107: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

94

Page 108: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

95

Page 109: PENGETAHUAN, PANDANGAN, DAN SIKAP PESERTA

96