Pengaruh Pengaruh Lingkungan Eksternal Dan Lingkungan Internal Terhadap Orientasi Wirausaha Dalam...

7
PENGARUH PENGARUH LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN LINGKUNGAN INTERNAL TERHADAP ORIENTASI WIRAUSAHA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN Lingkungan Eksternal Seorang pengusaha (entrepreneur) tentunya menghadapi berbagai tantangan yang berasal dari lingkungan eksternal. Menurut Pearce & Robinson, lingkungan ekstern perusahaan adalah semua keadaan dan kekuatan yang mempengaruhi pilihan (opsi) strategik yang dilakukan oleh perusahaan dan menentukan situasi persaingannya. Model manajemen stratejik membagi lingkungan ekstern menjadi tiga segmen yang saling berinteraksi yaitu lingkungan operasional, lingkungan industri, dan lingkungan jauh. Lingkungan operasional atau disebut juga lingkungan persaingan terdiri dari pesaing, kreditor, pelanggan, tenaga kerja, dan pemasok. Lingkungan industri terdiri dari hambatan masuk, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, ketersediaan substitusi, dan persaingan antar perusahaan. Lingkungan jauh (remote environment) terdiri dari faktor ekonomi, sosial, politik, teknologi, danekologi. Perusahaan sebagai suatu sistem akan berkait dengan sekumpulan faktor penentu yang dapat mempengaruhi arau dan kebijakan perusahaan dalam mengelolabisnisnya (Husein Umar, 2003: 74). Lingkungan bisnis dapat dibagi menjadi lingkungan eksternal dan internal. Lingkungan eksternal dibagi ke dalam dua kategori yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri. Faktor lingkungan jauh dikaji melalui faktor-faktor PEST (politik, ekonomi, sosial, dan teknologi), sedangkan faktor lingkungan

description

doc

Transcript of Pengaruh Pengaruh Lingkungan Eksternal Dan Lingkungan Internal Terhadap Orientasi Wirausaha Dalam...

PENGARUH PENGARUH LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN LINGKUNGAN INTERNAL TERHADAP ORIENTASI WIRAUSAHA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN

Lingkungan EksternalSeorang pengusaha (entrepreneur) tentunya menghadapi berbagai tantangan yang berasal dari lingkungan eksternal. Menurut Pearce & Robinson, lingkungan ekstern perusahaan adalah semua keadaan dan kekuatan yang mempengaruhi pilihan (opsi) strategik yang dilakukan oleh perusahaan dan menentukan situasi persaingannya. Model manajemen stratejik membagi lingkungan ekstern menjadi tiga segmen yang saling berinteraksi yaitu lingkungan operasional, lingkungan industri, dan lingkungan jauh. Lingkungan operasional atau disebut juga lingkungan persaingan terdiri dari pesaing, kreditor, pelanggan, tenaga kerja, dan pemasok. Lingkungan industri terdiri dari hambatan masuk, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, ketersediaan substitusi, dan persaingan antar perusahaan. Lingkungan jauh (remote environment) terdiri dari faktor ekonomi, sosial, politik, teknologi, danekologi. Perusahaan sebagai suatu sistem akan berkait dengan sekumpulan faktor penentu yang dapat mempengaruhi arau dan kebijakan perusahaan dalam mengelolabisnisnya (Husein Umar, 2003: 74). Lingkungan bisnis dapat dibagi menjadi lingkungan eksternal dan internal. Lingkungan eksternal dibagi ke dalam dua kategori yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri. Faktor lingkungan jauh dikaji melalui faktor-faktor PEST (politik, ekonomi, sosial, dan teknologi), sedangkan faktor lingkungan industri dikaji melalui aspek-aspek yang terdapat dalam Konsep Strategi Bersaing (Competitive Strategy) dari Michael Porter yaitu hambatan masuk, daya tawar pemasok, daya tawar pembeli, ketersediaan barang substitusi, dan persaingan dalam industri.Lingkungan eksternal juga dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yangberhubungan dengan konsumen, pemasok, dan aliansi serta pengaruh ketiganya dalam meningkatkan efektivitas rantai pemasok (supply chain) (Coulthard, 2007). Faktorfaktor yang mempengaruhi lingkungan eksternal adalah dynamism (jumlah dan kecepatan perubahan lingkungan), munificence (kelangkaan atau kelimpahan sumber daya yang diperlukan untuk perusahaan), kompleksitas (peraturan, persaingan, internasionalisasi, teknologi) dan karakteristik industri. Beberapa literatur juga menunjukkan pentingnya hubungan antara pengambil keputusan dalam perusahaan dan orang-orang yang terlibat dalam rantai pemasok, misalnya pemasok, konsumen, rekan aliansi, serta pihak lain yang berkepentingan seperti asosiasi industri, keluarga, teman, asosiasi bisnis, peneliti, konsultan, pesaing, pemerintah, dan lain sebagainya (Michael & Yulk, 1993). Pada beberapa penelitian, lingkungan eksternal diasosiasikan dengan faktor lingkungan (enviroenmental factor) sedangkan lingkungan internal diasosiasikan dengan faktor organisasional (organizational factor). Chow (2006) menyatakan bahwa faktor lingkungan yang mempengaruhi hubungan antara orientasi wirausaha dan kinerja perusahaan adalah ketidakpastian lingkungan dan prospek bisnis. Dimensi yang digunakan oleh Lumpkin & Dess (1996) sebagai karakteristik dari faktor lingkungan adalah dynamism, munificence, complexity, dan karakteristik industri. Berdasarkan pengertian lingkungan eksternal yang dikemukakan oleh beberapa peneliti tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan eksternal perusahaan dalam penelitian ini adalah semua keadaan dan kekuatan di luar perusahaan yang berhubungan dengan konsumen, pemasok, dan aliansi serta pengaruh ketiganya dalam meningkatkan efektivitas rantai pemasok (supply chain), mempengaruhi pilihan (opsi) strategik yang dilakukan oleh perusahaan dan menentukan situasi persaingannya. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mengelola lingkungan eksternal, maka perusahaan cenderung akan semakin proaktif dalam mencari peluang-peluang baru, akan lebih inovatif dan kreatif daripada pesaingnya, merespon perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal dengan baik, berani mengambil risiko dan memiliki otoritas untuk menjalankan keputusan perusahaan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam mengelola lingkungan eksternalnya,semakin tinggi pula orientasi wirausaha yang dimiliki perusahaan tersebut. Hal ini memunculkan hipotesis sebagai berikut: Lingkungan eksternal perusahaan berpengaruh positif terhadap orientasi wirausaha. Semakintinggi kemampuan mengelola lingkungan eksternal maka semakin tinggi orientasi wirausaha, sebaliknya semakin rendah kemampuan mengelola lingkungan eksternal maka semakin rendah pula orientasi wirausaha.

Lingkungan InternalSelain berhadapan dengan lingkungan ekstern, seorang pengusaha juga harusmampu mengelola lingkungan internalnya dengan baik. Profil perusahaan menggambarkan kuantitas dan kualitas sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, dan mencerminkan kondisi intern dan kapabilitasnya. Sumber daya keuangan,sumber daya manusia, dan sumber daya fisik perusahaan dapat digunakan untuk menilai kekuatan dan kelemahan manajemen dan struktur organisasi perusahaan. Dengan melakukan analisis terhadap lingkungan internalnya, maka perusahaan dapat membandingkan keberhasilan masa lalu perusahaan dan titik perhatian tradisionalnya dengan kemampuan perusahaan saat ini guna mengidentifikasi kemampuan masa depan perusahaan (Pearce & Robinson, 35). Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Husein Umar (2003: 74) bahwa lingkungan internal merupakan aspek-aspek yang ada di dalam perusahaan. Lingkungan internal dikaji melalui beberapa pendekatan, yaitu: pendekatan fungsional, pendekatan rantai nilai (value chain), kurva belajar/ pengalaman (learning curve), core competence, dan balanced scorecard. Pendekatan fungsional mengategorisasikan analisis internal ke dalam pasar dan pemasaran, kondisi keuangan dan akunting, produksi, sumber daya manusia, dan struktur organisasi dan manajemen. Pendekatan rantai nilai dikembangkan oleh Porter dan didasarkan pada serangkaian kegiatan yang berurutan dari sekumpulan aktivitas nilai yang dilaksanakan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan, mengirimkan serta mendukung produk dan jasa mereka pada perusahaan yang terdiri atas satu SBU. Pendekatan kurva belajar dikembangkan oleh The Boston Consulting Group yang menyebutkanbawa penurunan biaya produksi disebabkan karena bertambahnya pengalaman kerja. Pendekatan kompetensi inti menyebutkan bahwa perusahaan harus menggunakan dan mengolah kemampuan, teknologi dan keterampilan yang dimilikinya untuk meningkatkan pangsa pasar dan meraih peluang-peluang karena kompetensi dan profesionalisme merupakan jantung dari setiap kegiatan bila ingin berhasil. Lingkungan internal juga dapat didefinisikan sebagai dinamika hubungan (relationship dynamism) yang memiliki peran moderating dan mediating dalam komponen organisasi seperti budaya, strategi, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan, struktur, dan sumber daya (Coulthard, 2007). Beberapa literatur mengidentifikasi karakterstik dari lingkungan internal adalah membangunkepercayaan, komitmen pada standar etika, saluran komunikasi yang terbuka, sistem dukungan untuk individual, dan dorongan untuk mencari kesempatan (Wood, McDermott & Swan, 2002).Pada beberapa penelitian yang mengasosiasikan lingkungan internal denganfaktor organisasional (organizational factor) menyatakan bahwa faktor organisasional yang mempengaruhi hubungan antara orientasi wirausaha dan kinerja perusahaan adalah ukuran perusahaan, karakteristik industri, lamanya operasi perusahaan, dan kepemilikan perusahaan (Chow, 2006). Hal ini sejalan dengan dimensi yang digunakan oleh Lumpkin & Dess (1996) yang menyatakan bahwa karakteristik dari faktor organisasional adalah ukuran perusahaan, struktur organisasi, strategi perusahaan, proses pembuatan strategi, sumber daya perusahaan, budaya perusahaan, dan karakteristik tim manajemen puncak. Berdasarkan pengertian lingkungan internal yang dikemukakan oleh beberapa peneliti tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan internal perusahaan dalam penelitian ini adalah aspek-aspek kuantitas dan kualitas sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang mencerminkan kondisi dan kapabilitas perusahaan serta dinamika hubungan (relationship dynamism) antar komponen organisasi seperti budaya, strategi, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan, struktur, dan sumber daya. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mengelola lingkungan internal, maka perusahaan cenderung akan semakin proaktif dalam mencari peluang-peluang baru, akan lebih inovatif dan kreatif daripada pesaingnya, merespon perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal dengan baik, berani mengambil risiko dan memiliki otoritas untuk menjalankan keputusan perusahaan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam mengelola lingkungan internalnya, semakin tinggi pula orientasi wirausaha yang dimiliki perusahaan tersebut. Hal ini memunculkan hipotesis sebagai berikut: Lingkungan internal perusahaan berpengaruh positif terhadap orientasi wirausaha. Semakin tinggi kemampuan mengelola lingkungan internal maka semakin tinggi orientasi wirausaha, sebaliknya semakin rendah kemampuan mengelola lingkungan internal maka semakin rendah pula orientasi wirausaha.Sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang membuktikan bahwa orientasiwirausaha berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, maka penelitian ini bermaksud untuk meneliti pengaruh lingkungan eksternal dan lingkungan internal terhadap orientasi wirausaha dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan. Lingkungan eksternal yang terdiri dari dynamism, munificence, omplexity dan karakteristik industri diduga berpengaruh terhadap orientasi wirausaha. Lingkungan internal yang terdiri dari size, structure, strategy, proses pembuatan strategi, sumber daya perusahaan, budaya dan karakteristik tim manajemen puncak juga diduga berpengaruh terhadap orientasi wirausaha. Semakin baik kemampuan perusahaan mengelola lingkungan internal dan eksternalnya, maka semakin tinggi orientasi wirausaha pada perusahaan tersebut, yangpada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan.