Pengaruh Implementasi Program Mahasiswa Wirausaha terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

download Pengaruh Implementasi Program Mahasiswa Wirausaha terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

of 50

Transcript of Pengaruh Implementasi Program Mahasiswa Wirausaha terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA(Studi Pada Penerima PMW di Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Ekonomi, Fakultas Tekhnik, dan Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Surabaya)

Oleh : Elgia Astuty Yossi Wahyu Arieanto Erlina Budi Kharis Yuda Efendi Denni Salafat Akbar (094674034) (094674035) (094674036) (094674037) (094674044)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGERA FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 20121

KATA PENGANTARSegala puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. Atas segala karunia dan anugerah-Nya yang dilimpahkan kepada kami sehingga mampu menyelesaikan laporan penelitian ini dengan baik. Laporan penelitian tentang pengaruh implementasi PMW (program mahasiswa wirausaha) terhadap penyerapan tenaga kerja merupakan tugas dari pada mata kuliah Metode Penelitian Administrasi untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Administrasi Negara Jurusan PMP-KN Fakultas Ilmu Sosial di Universitas Negeri Surabaya. Di dalam laporan penelitian ini penulis menyajikan panjelasan-penjelasan tentang bagaimanakah PMW (program mahasiswa wirausaha) terhadap penyerapan tenaga kerja dengan studi di Studi Pada Penerima PMW di Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Ekonomi, Fakultas Tekhnik, dan Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Surabaya yang dapat dilihat dari bagiamanakah bentuk organisasi, interpretasi, dan penerapan kebijakan. Sedikitnya dalam laporan penelitian ini dapat memberikan wawasan dan inspirasi bagi pembaca tentang bagaiamana sebaiknya perubahaan dan pembaharuan dan perubahan proses administrasi negara di Indonesia, sehingga praktek tersebut tepat dan dapat memberi kontribusi bagi kesejahtraan masyarakat. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berperan dalam penyelesaian makalah ini. Utamanya kami mengucapkan terima kasih kepada dosen kami Ibu Tjijik Rahaju dan Bapak Tauran Ft. yang mengampu mata kuliah ini, sehingga kami dapat belajar dan memahami tentang implementasi kebijakan secara baik. Kami juga berterima kasih kepada tim kelompok yang sudah bekerjasama dalam membuat makalah ini. Akhirnya kami mengakhiri prakata ini dengan rasa syukur sedalamnya. Lporan Penelitian tugas ini memanglah tidak sangat sempurna dan terbaik. Oleh karena itu, kami bersedia untuk menerima saran serta kritikan yang baik dan membangun untuk kebaikan bersama, karena kesempurnaan suatu karya adalah apabila karya itu mendapat tanggapan dari orang lain. Semoga yang salah atau yang kurang dari laporan penelitian ini menjadi suatu pengalaman dan kiranya yang baik semata-mata milik Tuhan Yang Maha segalanya. Surabaya, 25 Juni 2012

Penulis i

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR................................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................................. DAFTAR TABEL ......................................................................................................... DAFTAR GAMBAR..................................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................... B. Rumusan Masalah ............................................................................... C. Pembatasan Masalah ........................................................................... D. Tujuan Penulisan................................................................................. E. Manfaat Penulisan............................................................................... F. Sistematika Penulisan ......................................................................... BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Implementasi Kebijakan................................................... B. Unsur-unsur implementasi.................................................................. C. Model-Model dalam implementasi kebijakan.................................... D. Jenis Tenaga Kerja .............................................................................. E. Tinjauan Penyerapan tenaga kerja ...................................................... F. Indikator Penyerapan tenaga kerja ..................................................... G. Kerangka Berfikir ............................................................................... H. Hipotesis.............................................................................................. BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Variabel Operasional ............................................................ B. Jenis dan sumber data ......................................................................... C. Populasi, sampel, dan Metode Pengambilan sampel ......................... D. Metode Pengumpulan data ................................................................. E. Tekhnik Analisa Data ......................................................................... BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN F. Gambaran Umum lokasi Penelitian.................................................... G. Hasil Analisis Data ............................................................................. 23 26 ii 18 19 20 21 21 7 8 10 13 14 15 16 17 1 4 4 4 4 5 i ii iv v vi

H. Pembahasan ......................................................................................... BAB V PENUTUP I. Kesimpulan ......................................................................................... J. Saran LAMPIRAN ............................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... .............................................................................................................

30

31 31 32 33

iii

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Sumber Data Primer ....................................................................................... Tabel 1.4 Pengujian Normalitas data Implementai PMW ............................................. Tabel 1.5 Pengujian Normalitas data penyerapan Tenaga Kerja................................... Tabel 1.6 Implementasi PMW (xi) dan Penyerapan Tenaga Kerja (yi) ........................ 26 26 27 28

iv

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Kerangka Pemikiran ...................................................................................... Gambar 2 Struktur Organisasi Unesa ............................................................................. Gambar 3 Struktur Penyeleksi PMW ............................................................................. Gambar 4 Skema Implementasi PMW ........................................................................... 16 24 24 25

v

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Implementasi PMW................................................. Lampiran 2 Data Hasil Penelitian Penyerapan Tenaga Kerja ....................................... Lampiran 3 Rangkuman data Implementasi PMW dan Penyerapan Tenaga Kerja...... Lampiran 4 Kuesioner ................................................................................................... Lanpiran 5 Daftar Nama Penerima dana PMW ............................................................. 33 34 35 36 39

vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun anggaran 2009, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional telah meluncurkan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) untuk dilaksanakan dan dikembangkan oleh perguruan tinggi (Pedoman PMW, 2011 ; 2). Program tersebut dilaksanakan diseluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan di beberapa Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang diseleksi oleh Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) dengan alokasi dana yang berbeda-beda. PMW bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan jiwa wirausaha (entrepreneurship) berbasis IPTEKS kepada para mahasiswa agar menjadi pengusaha yang tangguh dan sukses menghadapi persaingan global. Dalam rangka keberlanjutan, program ini juga bertujuan mengembangkan kelembagaan pada perguruan tinggi yang dapat mendukung pengembangan program-program kewirausahaan. Sebagai hasil akhir, diharapkan terjadinya penurunan angka pengangguran lulusan pendidikan tinggi yang pada kenyataannya menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Program ini diharapkan mampu mendukung visi-misi pemerintah dalam mewujudkan kemandirian bangsa melalui penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan. Mekanisme dari Program Mahasiswa Wirausaha diawali dari perguruan tinggi pelaksana program melakukan sosialisasi kepada para mahasiswa, identifikasi dan seleksi mahasiswa, pembekalan kewirausahaan, penyusunan rencana bisnis sambil magang di sebuah UKM. Mahasiswa yang pernah mengikuti program magang kewirausahaan (Program Co-op, KKU, dan program kewirausahaan lain) atau telah menjalankan usaha dapat dibebaskan dari kewajiban magang. Dalam rangka mendapatkan dukungan permodalan dalam rangka pendirian usaha baru (business start-up) mahasiswa harus menyusun rencana bisnis yang layak. Kelayakan recana bisnis ditentukan oleh tim seleksi yang dapat terdiri dari unsur perbankan, UKM, dan perguruan tinggi pelaksana. Hasil akhir yang diharapkan dari program PMW adalah terbentuknya dan berkembangnya wirausaha-wirausaha baru yang

berpendidikan tinggi, terbentuknya model pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi, dan bertumbuh dan berkembangnya kelembagaan pengelola kewirausahaan mahasiswa di perguruan tinggi. Dalam program ini terdapat 5 (lima) pihak yang terlibat secara aktif dengan perannya masing-masing. Pertama adalah Perguruan Tinggi sebagai pengelola program, Mahasiswa 7

sebagai peserta PMW, Dosen / Mentor, Pengusaha, dan Pemerintah Daerah khususnya dinas yang membidangi koperasi dan UKM. Perguruan Tinggi, sebagai pengelola program, melakukan berbagai peran antara lain adalah sosialisasi program kepada mahasiswa dan UKM, mengidentifikasi dan seleksi mahasiswa dan UKM, mengadakan kegiatan pembekalan kewirausahaan, malekukan kegiatan monitoring dan evaluasi program, dan pelaporan kegiatan. Tingginya tingkat pengangguran adalah salah satu permasalahan yang ada di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2010-2011 jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) seluruh provinsi di Indonesia sebesar 8.319.800 jiwa atau sebesar 6,8 persen. Angka ini tergolong sangat besar karena jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2010-2011 sebesar 237.641.000 jiwa. Jumlah penduduk yang bekerja menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan untuk golongan SMK, diploma,dan universitas. Untuk pekerja dengan pendidikan diploma dan sarjana hanya 8,05 % dari jumlah seluruh penduduk yang bekerja yaitu 109.670.399 jiwa. Salah satu faktor penyebab meningkatnya jumlah pengangguran lulusan Perguruan Tinggi di Indonesia karena daya serap industri sebagai end user hanya mencapai 10% sampai 15% sehingga hampir setiap tahun terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja yang belum terserap oleh lingkungan industri. Akibatnya sekarang ini pengangguran intelektual terus mengalami peningkatan. Dengan keadaan seperti ini maka masalah pengangguran khusunya yang berpendidikan tinggi akan berdampak negatif terhadap stabilitas sosial dan kemasyarakatan. Tujuan daripada Program Mahasiswa Wirausaha pada dasarnya adalah mengembangkan jiwa wirausaha, membuka lapangan pekerjaan, dan menyerap tenaga kerja. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik diatas, jumlah pengangguran intelektual di Indonesia masih cukup besar jumlahnya dan minimnya jumlah ketersediaan lapangan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prof. Dr. Warsono, M.S. selaku Pembantu Rektor III (PR III) Unesa yang dilansir dari www.unesa.ac.id/m Tujuan dari PMW yaitu untuk melahirkan wirausaha baru. Sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang dapat mengurangi pengangguran. "Dana ini tolong benar-benar manfaatkan secara maksimal agar tercapai kesinambungan usaha," imbuhnya. Pria menambahkan, untuk menjadi wirausaha maka ada kata kuncinya, yakni dari pengusaha, berada di Lingkungan wirausaha, dan Latihan. Perbandingan antara dua hal diatas menimbulkan pertanyaan bagi penulis karena tujuan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional meluncurkan Program Mahasiswa Wirausaha tidak di imbangi dengan penurunan jumlah pengangguran 8 berkacamata 3L, yaitu ini Lahir

intelektual yang terdiri dari para mahasiswa lulusan peguruan tinggi negeri. Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan wawancara terhadap usaha kecil Nasi Njamoer yaitu sebuah produk dari Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) produksi dari mahasiswa ITS (Institut Tekhnologi Surabaya) yang berhasil membuka tiga cabang dan salah satunya di Unesa (Universitas Negeri Surabaya). Nasi Njamoer ini sendiri membutuhkan minimal 3 orang pekerja, satu orang bagian membuat nasi jamurnya, dan dua orang sebagai penjaga stand Nasi Njamoer. Universitas Negeri Surabaya disingkat Unesa adalah perguruan tinggi negeri di Surabaya, Indonesia, yang berdiri pada 19 Desember 1964. Rektor pada tahun 2010 adalah Prof. Dr. H. Muklas Samani. UNESA memiliki 7 fakultas yaitu Fakultas Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Bahasa dan Seni, Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, serta Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Surabaya adalah satu dari sekian banyak Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia yang menerima Program Mahasiswa Wirausaha dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Penelitian ini dilakukan di Universitas Negeri Surabaya khususnya Fakultas yang berada di Ketintang, yaitu Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Fakultas Ilmu Ekonomi (FE), Fakultas Tekhnik (FT), dan Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA). Berdasarkan data dari Biro Akademik Kemahasiswaan Dan Informasi (BAKPSI) tahun 2011 penerima PMW di keempat fakultas diatas adalah sebanyak 44 Mahasiswa. Kebijakan program yang telah dikeluarkan perlu adanya suatu tanggung jawab bersama antara pemerintah dalam hal ini adalah pihak dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dengan Perguruan Tinggi dalam melaksanakan program Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) di Perguruan Tinggi tersebut, agar program yang dikeluarkan dapat berjalan optimal dan mencapai sasaran, selain itu pelaksanaan dari program Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yang telah dikeluarkan adalah sebagai salah satu bentuk upaya pemerintah untuk merubah paradigma para lulusan perguruan tinggi sebagai pencari kerja (job seeker) berubah menjadi pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait implementasi PMW dan pengaruhnya terhadap penyerapan tenaga kerja. Penelitian dilakukandi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya ), Fakultas Ilmu Ekonomi (FE), Fakultas Tekhnik (FT), dan Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya.

9

B. Rumusan Masalah Dari asumsi umum, masalah biasanya selalu diartikan suatu kondisi yang ketidaksesuaian antara yang diinginkan dengan kenyataan yang diperoleh. Masalah merupakan suatu kesulitan yang mengharuskan setiap orang untuk berusaha mencari solusi untuk mengatasi dan memecahkannya. Berdasarkan asumsi yang telah dikemukakan, maka ada hal yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu : Bagaimanakah pengaruh implementasi Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) di Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Ekonomi, Fakultas Tekhnik, dan Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Surabaya terhadap penyerapan tenaga kerja?

C. Pembatasan Masalah Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang akan diteliti, maka dalam hal ini penulis membatasi penyajian masalah yang akan dibahas. Adapun permasalahan itu, hanya dikhususkan pada pengaruh implementasi PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) terhadap penyerapan tenaga kerja.

D.

Tujuan Mengacu pada permasalahan maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

adalah penulis ingin mengetahui implementasi Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) di Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Ekonomi, Fakultas Tekhnik, dan Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Surabaya dan pengaruhnya terhadap penyerapan tenaga kerja.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman secara teori, dalam bidang kebijakan serta faktor-faktor yang mendukung keberhasilan maupun kegagalan suatu kebijakan yang telah dilaksanakan. b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan penelitian di bidang implementasi kebijakan publik. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa

10

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan mahasiswa yang inovatif dan kreatif sehingga terciptanya lapangan pekerjaan baru. b. Bagi Unesa Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penyeleksian mahasiswa penerima dana program PMW yang akan datang sehingga tepat sasaran. c. Bagi DIKTI Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan Dikti dalam melakukan evaluasi kebijakan yang telah dikeluarkan khususnya program PMW. F. Sistematika Penulisan Suatu karya ilmiah memerlukan sistematika yang baik, teratur dan terperinci. Demikian pula dalam skripsi ini, penulis berusaha mencantumkan secara urut dari bab ke bab tentang sistematikanya. Adapun sistematika laporan penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang pengertian implementasi kebijakan, unsur-unsur implementasi kebijakan, model implementasi kebijakan, penyerapan tenaga kerja, tinjauan penyerapan tenaga kerja berdasarkan teori pertumbuhan ekonomi, indikator penyerapan tenaga kerja, kerangka pemikiran, dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi definisi variabel operasional, jenis dan sumber data, populasi , sampel dan metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis.

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. 11

BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dari serangkaian pembahasan penelitian yang dilakukan, keterbatasan atau kendala-kendala dalam penelitian serta saran-saran yang perlu untuk disampaikan baik untuk subyek penelitian maupun bagi penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

12

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Implementasi Kebijakan Studi implementasi adalah studi perubahan yang terjadi dan perubahan bisa dimunculkan, juga merupakan studi tentang mikrostruktur dari kehidupan politik yaitu organisasi di luar dan di dalam sistem politik menjalankan urusan mereka dan berinteraksi satu sama lain dan motivasi yang membuat bertindak secara berbeda (Persons,2005:463). Dalam setiap perumusan suatu tindakan apakah itu menyangkut program maupun kegiatan-kegiatan selalu diiringi dengan suatu tindakan pelaksanaan atau implementasi, karena suatu kebijaksanaan tanpa diimplementasikan maka tidak akan banyak berarti. Sesuai dengan hal tersebut, Van Meter dan Van Horn (Winarno,2008:146) mengemukakan Implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu (kelompok-kelompok) pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusankeputusan kebijakan sebelumnya. Standar dan sasaran kebijakan didasarkan pada kepentingan utama terhadap faktorfaktor yang menentukan pencapaian kebijakan. Mengidentifikasi indikatorindikator pencapaian merupakan tahap yang krusial dalam analisis implementasi kebijakan. Indikatorindikator pencapaian ini menilai sejauh mana ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan telah direalisasikan. Dampak kondisi-kondisi ekonomi, sosial dan politik pada kebijakan publik merupakan pusat perhatian yang besar selama dasawarsa yang lalu. Para peminat perbandingan politik dan kebijakan publik secara khusus tertarik dalam mengidentifikasikan pengaruh variabel-variabel lingkungan pada hasil-hasil kebijakan. Faktor-faktor implementasi keputusankeputusan kebijakan mendapat perhatian yang kecil, namun menurut Van Meter dan Van Horn, faktor-faktor ini mempunyai efek yang mendalam terhadap pencapaian badan-badan pelaksana. Sedangkan menurut George C. Edwards (2003:1) Implementasi kebijakan adalah salah satu tahap kebijakan publik, antara pembentukan kebijakan dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya. Jika suatu kebijakan tidak tepat atau tidak dapat mengurangi masalah yang merupakan sasaran dari kebijakan, maka kebijakan itu dapat mengalami kegagalan sekalipun kebijakan itu diimplementasikan dengan sangat baik. Sementara itu, suatu kebijakan yang telah

13

direncanakan dengan sangat baik, dapat mengalami kegagalan jika kebijakan tersebut kurang diimplementasikan dengan baik oleh para pelaksana kebijakan. Selanjutnya dikemukakan oleh Charles OJones mengemukakan Implementasi adalah suatu proses interaktif antara suatu perangkat tujuan dengan tindakan atau bersifat interaktif dengan kegiatan-kegiatan kebijaksanaan yang mendahuluinya, dengan kata lain implementasi merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk mengoperasikan sebuah program dengan pilarpilar organisasi, interpretasi dan pelaksanaan. Sedangkan menurut Mazmanian dan Sabatier , menjelaskan lebih lanjut tentang konsep implementasi kebijakan sebagai berikut: Memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijakan, yaitu kejadian-kejadian atau kegiatan yang timbul setelah disahkannya pedoman-pedoman kebijakan negara, yaitu mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian. Drucker merumuskan Implementasi merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah digariskan terlebih dahulu. Sedangkan Wibawa berpendapat Implementasi kebijakan adalah untuk menetapkan arah agar tujuan kebujakan publik dapat direalisasikan sebagai hasil dari kegiatan pemerintah. Berdasarkan pendapat para ahli dalam menentukan tahapan implementasi kebijakan tersebut, terlihat bahwa implementasi program adalah tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh individu-individu atau pejabat-pejabat terhadap sesuatu objek/sasaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Namun implementasi kebijakan yang sesuai dengan penelitian ini adalah menggunakan teori Charles OJones dengan melalui tiga pilar yaitu organisasi, interpretasi dan pelaksanaan dikarenakan implementasi dari Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yang baru berjalan selama tiga tahun ini membutuhkan peraturan yang jelas, sarana, prasarana dan tenaga professional. 2.2 Unsur-Unsur Implementasi Kebijakan Tachjan (2006i:26) menjelaskan tentang unsur-unsur dari implementasi kebijakan yang mutlak harus ada yaitu: 1. Unsur pelaksana 2. Adanya program yang dilaksanakan serta 3. Target group atau kelompok sasaran.

14

Unsur pelaksana adalah implementor kebijakan yang diterangkan Dimock & Dimock dalam Tachjan (2006 :28) sebagai berikut: Pelaksana kebijakan merupakan pihak-pihak yang menjalankan kebijakan yang terdiri dari penentuan tujuan dan sasaran organisasional, analisis serta perumusan kebijakan dan strategi organisasi, pengambilan keputusan, perencanaan, penyusunan program, pengorganisasian, penggerakkan manusia, pelaksanaan operasional, pengawasan serta penilaian. Pihak yang terlibat penuh dalam implementasi kebijakan publik adalah birokrasi Dengan begitu, unit-unit birokrasi menempati posisi dominan dalam implementasi kebijakan yang berbeda dengan tahap fomulasi dan penetapan kebijakan publik dimana birokrasi mempunyai peranan besar namun tidak dominan. Suatu kebijakan publik tidak mempunyai arti penting tanpa tindakan-tindakan riil yang dilakukan dengan program, kegiatan atau proyek. Hal ini dikemukakan oleh Grindle dalam Tachjan (2006i:31) bahwa Implementation is that set of activities directed toward putting out a program into effect. Menurut Terry dalam Tachjan (2006:31) program merupakan rencana yang bersifat komprehensif yang sudah menggambarkan sumber daya yang akan digunakan dan terpadu dalam satu kesatuan. Program tersebut menggambarkan

sasaran,kebijakan, prosedur, metode, standar dan budjet. Pikiran yang serupa dikemukakan oleh Siagiaan, program harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Sasaran yang dikehendaki , 2. Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu, 3. Besarnya biaya yang diperlukan beserta sumbernya, 4. Jenis-jenis kegiatan yang dilaksanakan dan 5. Tenaga kerja yang dibutuhkan baik ditinjau dari segi jumlahnya maupun dilihat dari sudut kualifikasi serta keahlian dan keterampilan yang diperlukan (Siagiaan, 1985:85) Selanjutnya, Grindle (1980:11) menjelaskan bahwa isi program harus menggambarkan; kepentingan yang dipengaruhi (interest affected), jenis manfaat (type of benefit), derajat perubahan yang diinginkan (extent of change envisioned), status pembuat keputusan (site of decision making), pelaksana program (program implementers) serta sumberdaya yang tersedia (resources commited). Program dalam konteks implementasi kebijakan publik terdiri dari beberapa tahap yaitu:

15

1. Merancang bangun (design) program beserta perincian tugas dan perumusan tujuan yang jelas, penentuan ukuran prestasi yang jelas serta biaya dan waktu. 2. Melaksanakan (aplication) program dengan mendayagunakan struktur-struktur dan personalia, dana serta sumber-sumber lainnya, prosedur dan metode yang tepat. 3. Membangun sistem penjadwalan, monitoring dan sarana-sarana pengawasan yang tepat guna serta evaluasi (hasil) pelaksanaan kebijakan (Tachjan, 2006:35) Unsur implementasi kebijakan publik yang terakhir dalah target group atau kelompok sasaran, Tachjan (2006:35) mendefinisikan bahwa: target group yaitu sekelompok orang atau organisasi dalam masyarakat yang akan menerima barang atau jasa yang akan dipengaruhi perilakunya oleh kebijakan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan kelompok sasaran dari Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dalam konteks implementasi kebijakan bahwa karakteristik yang dimiliki oleh kelompok sasaran seperti: besaran kelompok, tingkat pendidikan, pengalaman, usia serta jenis usahanya yang berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. 2.3 Model Implementasi Kebijakan Keberhasilan implementasi kebijakan akan ditentukan oleh banyak variable atau faktor dan masing-masing variabel tersebut saling berhubungan satu sama lain. Terdapat beberapa teori implementasi antara lain: Menurut pendapat Edward (2003: 12-13) Implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel adalah: a. Komunikasi, agar implementasi menjadi efektif, maka mereka yang tanggungjawab adalah untuk mengimplementasikan sebuah keputusan mesti tahu apa yang seharusnya mereka kerjakan. b. Sumberdaya, jika personalia yang bertanggungjawab dalam melaksanakan semua kebijakan kurang sumberdaya untuk melakukan sebuah pekerjaan efektif, implementasi tidak akan efektif pula. c. Disposisi, sikap dari implementor adalah faktor kritis ketiga didalam pendekatan terhadap studi implementasi kebijakan publik. d. Struktur birokrasi, jika sumberdaya yang cukup untuk mengimplementasikan sebuah kebijakan dan para implementor tahu apa yang harus dikerjakan dan ingin mengerjakannya, implementasi mungkin masih dicegah karena kekurangan dalam struktur birokrasi. Sedangkan menurut Grindle (Subarsono,2005:93) Implementasi dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu:

16

a. Variabel isi kebijakan, mencakup: Kepentingan yang terpengaruhi oleh kebijakan, jenis manfaat yang akan dihasilkan, derajat perubahan yang diinginkan, kedudukan pembuat kebijakan, (siapa) pelaksana program dan sumberdaya yang dikerahkan. b. Variabel lingkungan kebijakan, mencakup: Seberapa besar kekuasaan, kepentingan dan strategi yang dimiliki oleh para aktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan, karakteristik institusi dan rejim yang sedang berkuasa, tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran. Seterusnya menurut Meter dan Horn menyatakan bahwa model implementasi kebijakan dipengaruhi 6 faktor, yaitu: a. Standar dan sasaran kebijakan dan sasaran yang menjelaskan rincian tujuan keputusan kebijakan secara menyeluruh. b. Sumberdaya kebijakan berupa dana pendukung implementasi. c. Komunikasi inter organisasi dan kegiatan pengukuran digunakan oleh pelaksana untuk memakai tujuan yang hendak dicapai. d. Karakteristik pelaksanaan, yaitu karakteristik organisasi yang merupakan factor krusial yang akan menentukan berhasil tidaknya suatu program. e. Kondisi sosial, ekonomi dan politik yang dapat mempengaruhi hasil kebijakan. f. Sikap pelaksanaan dalam memahami kebijakan yang akan ditetapkan. Dalam pandangan Weimer dan Vining (Subarsono,2005:103), ada tiga kelompok variabel yang dapat memengaruhi keberhasilan implementasi suatu program, yaitu: a. Logika kebijakan, suatu kebijakan yang ditetapkan masuk akal dan mendapat dukungan teoretis. b. Lingkungan tempat kebijakan dioperasikan akan memengaruhi keberhasilan implementasi suatu kebijakan. c. Kemampuan implementasi kebijakan, Keberhasilan suatu kebijakan dapat dipengaruhi oleh tingkat komptensi dan ketrampilan dari para implementor kebijakan. Demikian juga menurut Mazmanian dan Sabatier ada tiga kelompok variabel yang memrngaruhi keberhasilan implementasi, yakni: a. Variabel independent, yaitu mudah tidaknya masalah dikendalikan yang berkenaan dengan indikator masalah teori dan teknis pelaksanaan keragaman objek dan perubahan seperti apa yang dikehendaki. b. Variabel intervening, yaitu variabel kemampuan kebijakan untuk menstruktur proses implementyasi dengan indikator kejelasan dan konsistensi tujuan, keterpaduan

17

hirarkis diantara lembaga pelaksana dan perekrutan pejabat pelaksanaan dan keterbukaan kepada pihak luar. c. Variabel dependent, yaitu pemahaman dari lembaga/badan pelaksana dalam bentuk kebijakan pelaksanaan, kepatuhan objek, hasil nyata, penerimaan atas hasil nyata dan kebijakan yang bersifat mendasar. Selanjutnya menurut teori Cheema dan Rondinelli (Subarsono,2005:101) Analisis implementasi program-program pemerintah yang bersifat desentralisasi, ada empat kelompok variable yang dapat mempengaruhi kinerja dan dampak suatu program, yakni: a. Kondisi lingkungan. b. Hubungan antar organisasi c. Sumberdaya organisasi untuk implementasi program d. Karakteristik dan kemampuan agen pelaksana. Sedangkan menurut Jones (1994:296) ada tiga pilar penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Organisasi, setiap organisasi harus memiliki struktur organisasi, adanya sumber daya manusia yang berkualitas sebagai tenaga pelaksana dan perlengkapan atau alat-alat kerja serta didukung dengan perangkat hukum yang jelas. b. Interpretasi, maka mereka yang bertanggungjawab dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang berlaku, harus dilihat apakah pelaksanaannya telah sesuai dengan petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. c. Penerapan, peraturan/kebijakan berupa petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis telah berjalan sesuai dengan ketetentuan, untuk dapat melihat ini harus pula dilengkapi dengan adanya prosedur kerja yang jelas, program kerja serta jadwal kegiatan disiplin. Penelitian ini menggunakan model implementasi kebijakan menurut Jones yang melihat implementasi dari tiga faktor yaitu pertama organisasi, setiap organisasi harus memiliki struktur organisasi, adanya sumber daya manusia yang berkualitas sebagai tenaga pelaksana dan perlengkapan atau alat-alat kerja serta didukung dengan perangkat hukum yang jelas. Kedua interpretasi, maka mereka yang bertanggungjawab dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang berlaku, harus dilihat apakah pelaksanaannya telah sesuai dengan petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. Ketiga adalah penerapan, peraturan/kebijakan berupa petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis dari Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) telah berjalan

18

sesuai dengan ketetentuan, untuk dapat melihat ini harus pula dilengkapi dengan adanya prosedur kerja yang jelas, program kerja serta jadwal kegiatan disiplin. 2.1 PENYERAPAN TENAGA KERJA

2.3.1 Pengertian Tenaga Kerja Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah orang yang bekerja atau mengerjakan sesuatu, orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja. Menurut payaman J.S, sumber daya manusia atau human resources mengandung dua pengertian. Pertama sumber daya manusia (SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini SDM mencerninkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua dari SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang bernilai ekonomis,yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.secara fisik, kemampuan bekerja diukur dengan usia. Dengan kata lain, orang dalam usia kerja dianggap mampu bekerja. kelompok penduduk dalam usia kerja tersebut dinamakan tenaga kerja atau manpower. Secara singkat, tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk dalam usia kerja (workingage population). Kedua pengertian tersebut mengandung; (1) aspek kuantitas dalam arti jumlah penduduk yang mampu bekerja, dan (2) aspek kualitas dalam arti jasa kerja yang tersedia dan diberikan untuk produksi. Pengertian di atas juga menegaskan bahwa SDM mempunyai peranan sebagai faktor produksi. Sebagaimana halnya dengan faktor-faktor lain, SDM sebagai factor produksi juga terbatas. Pendayagunaan SDM untuk mengasilkan barang dan jasa dipengaruhi oleh dua dua kelompok faktor yaitu, pertama, yang mempengaruhi jumlah dan kualitas tersebut dan, kedua, factor dan kondisiyang mempengaruhi pengembangan perekonomian yang kemudian mempengaruhi pendayagunaan SDMtersebut. 2.3.2 Jenis Tenaga Kerja Tenaga kerja memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku (actor) dalam mencapai tujuan pembangunan (Siswanto Sastrowardoyo, 2002), maka tenaga kerja dibagi menjadi : 1. Tenaga Kerja Upahan 19

Tenaga kerja yang memperoleh upah sebagai imbalan atau jasa yang diberikan. Mereka terikat dalam suatu hubungan dengan pemebri kerja (perusahaan). 2. Tenaga Kerja Tetap Tenaga kerja yang secara teratur memperoleh hak-haknya seperti upah cuti, meskipun ia tidak bekerja karena sesuatu hal yang tidak melanggar ketentuan. Kedudukan mereka sangat kuat dalam hukum. Dimana pengusaha tidak dapat memutuskan hubungan kerja semaunya. 3. Tenaga Kerja Tidak Tetap Tenaga kerja yang tidak memiliki hak dan kewajiban tidak teratur. Umumnya mereka akan kehilangan hak-hak tertentu apabila mereka tidak bekerja, kedudukan tidak cuku kuat sehingga dapat dikeluarkan pengusaha dengan mudah. 4. Tenaga Kerja Borongan Tenaga kerja yang menjalankan suatu pekerjaan tertentu atas perjanjian dengan ketentuan yang jelas mengenai waktu dan harga pekerjaan. Pada saat pekerjaan tersebut selesai, maka saat itu hubungan kerja putus 2.3.3 Tinjauan Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan teori Pertumbuhan Ekonomi Prayitno Hadi (1986:57) Menurut Schumpeter perkembangan ekonomi merupakan perubahan spontan dan terputus-putus (discontinous); yang tidak lain adalah ganguan terhadap keseimbangan yang telah ada. Jadi perkembangan ekonomi di sini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan terutama dalam lapangan industry dan perdagangan. Wirausaha adalah innovator, sedangkan inovasi merupakan : 1. Mengemukakan dan mengenal barang-barang baru atau barang yang berkualitas baru yang belum dikenal oleh konsumen. 2. Mengenal suatu metode produksi yang baru. 3. Pembukaan pasar baru bagi perusahaan 4. Penemuan sumber ekonomi baru 5. Menjalankan organisasi baru dalam industri. Jadi menurut Schumpeter factor terpenting untuk perkembangan ekonomi adalah kewirausahaan karena kegiatan wirausaha terdiri dari menggabung bentuk-bentuk pekonomian yang sudah ada, dan menciptakan lapangan pekerjaan guna menyerap tenaga kerja. Dalam hubungannya dengan keruntuhannya system kapitalis Schumpeter pesimis terhadap perkembangan ekonomi, dan berpendapat bahwa dasar-dasar ekonomi dan social system kapitalis akan runtuh. Pendapat tersebut didasarkan atas : a. Usangnya fungsi wirausaha 20

b. Runtuhnya rangka kehidupan masyarakat kapitalis c. Runtuhnya golongan politikus. 2.3.4 Indikator Penyerapan Tenaga Kerja Siswanto Sastrowardoyo (2002: 25) mengidentifikasi tujuh indikator dari peyerapan tenaga kerja,yaitu : 1. Jenis Perusahaan Ada beberapa wirausahawan yang dapat dengan mudah melakukan suksesi, tetapi ada pula yang mengalami hal sebaliknya. Pada umumnya hal ini ditentukan oleh jenis perusahaan. Seorang wirausahawan yang menguasai penerapan teknologi tinggi tidak mudah untuk digantikan. Demikian pula dengan orang yang menguasai hubungan dengan seluruh industri perusahaan merupakan faktor kunci bagi keberhasilan perusahaan. 2. Faktor Lingkungan Perubahan lingkungan bisnis memerlukan antisipasi, salah satu diantaranya dilakukan dengan suksesi. Meskipun sebuah perusahaan telah menerapkan teknologi maju, perusahaan memerlukan personel yang handal dalam pemasaran. 3. Jumlah Konsumen Potensial Perusahaan dengan jumlah konsumen potensial yang relatif kecil mungkin menggunakan tenaga penjualan sendiri untuk menjual langsung kepada konsumen atau perusahaan pengguna. Untuk jumlah pembelian yang lebih besar perusahaan akan memanfaatkan jasa perantara. 4. Jumlah Pesanan Perusahaan produk makanan akan menjual langsung kepada rangkaian grosir besar karena ukuran pesanan yang besar dan volume keseluruhan perusahaan menjadikan saluran ini dapat diharapkan lebih ekonomis. 5. Nilai Unit Harga setiap unit produk mempengaruhi jumlah dana yang diperlukan untuk distribusi. Untuk produk bernilai tinggi dengan harga mahal diperlukan saluran distribusi pendek, sedangkan untuk produk yang berharga murah pada umumnya digunakan saluran distribusi yang panjang. 6. Umur Produk Beberapa barang secara fisik kualitasnya cepat menurun. Barang yang bersifat demikian memerlukan saluran langsung atau pendek. 2.3.5 Kerangka Pemikiran 21

Dalam penelitian ini penulis menyajikan kerangka teoritis untuk mempermudah memahami permasalahan yang sedang diteliti. Perkiraan kerangka teoritis ini disajikan dalam bentuk skema atau gambaran yang menunjukkan hubungan masingmasing variabel yaitu sebagai berikut:PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA

IMPLEMENTASI PMW

ORGANISASI

INTERPRETASI

PELAKSANAAN

- Struktur Organisasi - Keahlian Pelaksanan - Perlengkapan Alat Uji

- Sesuai dengan Peraturan - Sesuai Petunjuk Pelaksana - Sesuai Petunjuk Teknis

- Prosedur Kerja - Program Kerja - Jadwal Kegiatan

INDIKATOR PENYERAPAN TENAGA KERJA

- Jenis Perusahaan - Faktor Lingkungan - Jumlah Konsumen Potensial - Jumlah Pesanan - Nilai Unit Gambar 1. Kerangka Pemikiran - Umur Produk Implementasi dari PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) dipengaruhi oleh tiga hal. Pertama adalah Organisasi, yang meliputi struktur organisasi, keahlian pelaksana, dan perlengkapan alat uji. Kedua adalah interpretasi, yang meliputi apakah interpretasi tersebut sesuai dengan peraturan, sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan sesuai dengan petunjuk tekhnis. Ketiga adalah pelaksanaa, yaitu apakah pelaksanaannya sudah sesuai dengan prosedur kerja, program kerja, dan jadwal kegiatan. Berdasarkan implementasi PMW 22

(Program Mahasiswa Wirausaha) tersebut berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja yang diukur berdasarkan indikator jenis perusahaan, faktor lingkungan, jumah konsumen potensial, jumlah pesanan, dan nilai unit. 2.3.6 Hipotesis Menurut Schumpeter (dalam Prayitno Hadi,1986) faktor terpenting untuk perkembangan ekonomi adalah kewirausahaan karena kegiatan wirausaha terdiri dari menggabung bentukbentuk pekonomian yang sudah ada, dan menciptakan lapangan pekerjaan guna menyerap tenaga kerja. Pada Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) sendiri mempunya tujuan untuk menumbuhkembangkan wirausaha-wirausaha baru yang berpendidikan tinggi dan memiliki pola pikir pencipta lapangan kerja yang dapat menyerap tenaga kerja, mendorong

terbentuknya model pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi, dan mendorong pertumbuhan dan perkembangan kelembagaan pengelola program kewirausahaan mahasiswa di perguruan tinggi. Dengan adanya pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa : Ha : Terdapat Pengaruh yang positif dan signifikan antara implementasi PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) dengan penyerapan tenaga kerja. Ho : Tidak terdapat Pengaruh yang positif dan signifikan antara implementasi PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) dengan penyerapan tenaga kerja.

23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi variabel Operasional 3.1.1 Implementasi Kebijakan a. Organisasi Dalam penelitian ini kita melihat bagaimanakah struktur organisasi, bagaimanakah sumber daya manusia yang berkualitas sebagai tenaga pelaksana dan perlengkapan atau alat-alat kerja serta didukung dengan perangkat hukum yang jelas b. Interpretasi Mereka yang bertanggungjawab dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang berlaku, harus dilihat apakah pelaksanaannya telah sesuai dengan petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. c. Penerapan Kebijakan Berupa petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis telah berjalan sesuai dengan ketetentuan, untuk dapat melihat ini harus pula dilengkapi dengan adanya prosedur kerja yang jelas, program kerja serta jadwal kegiatan disiplin.

3.1.2 Penyerapan Tenaga Kerja a. Jenis Perusahaan Wirausaha yang cenderung lebih memilih manusia sebagai faktor utama dalam produksi (padat karya) daripada mengadopsi mesin sebagai faktor utamanya akan lebih banyak menyerap tenaga kerja. Pemimpin perusahaan merupakan faktor penentu bagaimana penyerapan tenaga kerja bisa maksimal. b. Faktor Lingkungan Lingkungan atau pasar suatu perusahaan yang cocok bisa mempengaruhi penyerapan tenaga kerja. Semakin dibutuhkannya perusahaan itu dalam suatu lingkungan maka semakin besar penyerapan tenaga kerja. c. Jumlah Konsumen Potensial Perusahaan dengan jumlah konsumen potensial yang relatif kecil mungkin menggunakan tenaga penjualan sendiri untuk menjual langsung kepada konsumen atau perusahaan pengguna. Untuk jumlah pembelian yang lebih besar perusahaan akan memanfaatkan jasa perantara yang otomatis bisa menyerap tenaga kerja. d. Jumlah Pesanan 24

Perusahaan dengan pesanan barang yang relatif besar akan berbanding lurus dengan kebutuhan tenaga kerja. e. Nilai Unit Harga setiap unit produk mempengaruhi jumlah dana yang diperlukan untuk distribusi. Untuk produk bernilai tinggi dengan harga mahal diperlukan saluran distribusi pendek, sedangkan untuk produk yang berharga murah pada umumnya digunakan saluran distribusi yang panjang. f. Umur Produk Beberapa barang secara fisik kualitasnya cepat menurun. Barang yang bersifat demikian memerlukan saluran langsung atau pendek. 3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini sebagian besar menggunakan data primer yang diperoleh di lapangan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini berisi dua bagian utama. Bagian yang pertama adalah tentang profil sosial dan identitas responden, yaitu berisi data responden yang berhubungan dengan identitas responden dan keadaan sosial seperti : usia, jenis kelamin, , lingkungan tempat tinggal serta jenis usaha yang digeluti. Sedangkan bagian kedua berdasarkan konsep teori yang dikemukakan sebelumnya, menyangkut tentang bagaimana implementasi program dijalankan sesuai dengan teori jones (organisasi, interpretasi, penerapan) dan indicator (jenis perusahaan, faktor lingkungan, jumlah konsumen potensial, jumlah pesanan, nilai unit, umur produk) yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja dalam pengelolaan kewirausahaanya. Selain data primer juga diambil data sekunder. Data sekunder berasal dari pihak Universitas Negeri Surabaya selaku mediator program kewirausahaan mahasiswa dan sumber-sumber penelitian yang relevan tentang PMW serta literatur yang terkait. Data sekunder gunanya untuk memberikan gambaran umum dalam mendukung hasil penelitian ini. 3.3 Populasi , Sampel dan Metode Pengambilan Sampel Populasi atau universe adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-satuan atau individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto dan Subagyo, 1996). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang menerima PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) di Universitas Negeri Surabaya khususnya di Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Fakultas Ilmu Ekonomi (FE), Fakultas Tekhnik (FT), dan Fakultas Matematika dan 25

IPA (FMIPA) yang berjumlah 44 mahasiwa. Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (Djarwanto dan Subagyo, 1996). Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi digunakan rumus Slovin (Sevilla, 1993), sebagai berikut:

n=

N 1 + Ne2

Dimana : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = persen kelonggaran karena kesalahan pengambilan sampel yang masih ditolelir atau diinginkan Berdasarkan rumus Slovin untuk jumlah populasi 100 orang, maka jumlah sampel yang akan diteliti dengan batas kesalahan yang diinginkan 10%, adalah:

n=

44 1 + 44 (0,1)2

=

44 1,44

= 30

Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling, teknik ini merupakan cara pengambilan sampel tanpa memilih-milih individu yang akan dijadikan anggota sampel. 3.4 Metode Pengumpulan Data a. Metode Kuesioner Peneliti menggunakan daftar pertanyaan secara tertulis yang diberikan kepada responden untuk dijawab sesuai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Kuisioner ini terdiri dari beberapa item pertanyaan yang berkaitan dengan identitas responden, tanggapan responden terhadap implementasi PMW, pencapaian indikator penyerapan tenaga kerja dicapai oleh UKM responden.

26

3.5

Teknik Analisis Analisis data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan statistik parametris yang

digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statisti, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Sebelum dilakukan perhitungan statistik parametris dilakukan dulu uji normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal atau tidak. Apabila data terdistribusi normal maka menggunakan statistik parametrik, sedangkan jika data terdistribusi tidak normal maka menggunakan statistik non parametrik. Data yang terdistribusi normal dapat memperkecil kemungkinan terjadinya bias. Pengujian normalitas data dilakukan dengan uji hipotesis. Analisis komperatif dilakukan dengan menguji pengaruh atau hubungan antara variabel independen (penyerapan tenaga kerja) dengan variabel dependen (implementasi program kewirausahaan mahasiswa). Dalam penelitian tentang pengaruh implementasi PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) terhadap penyerapan tenaga kerja ini menggunakan analisis teknik uji t. Uji t dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara individu variabel independen mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan (Djarwanto PS, 1996). Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut: a. Menentukan Hipotesis H : = 0 ; = 0 (Tidak ada hubungan antara implementasi PMW (Program0 1 2

Mahasiswa Wirausaha) terhadap penyerapan tenaga kerja) H : 0 ; 0 (Ada1 1 2

hubungan

antara

implementasi

PMW

(Program

Mahasiswa Wirausaha) terhadap penyerapan tenaga kerja) Level of signifikan 5% atau = 0,05 Kriteria pengujian

b. c.

Daerah ditolak

daerah diterima

daerah ditolak

Gambar 2 Uji Dua Fihak 27

d.

Perhitungan nilai t rn-2 1 - r Dimana : r n = = nilai korelasi jumlah sampel

t hitung =

e.

Kesimpulan H diterima apabila t0 0 tabel

t

hitung

t

tabel tabel

H ditolak apabila t

tabel

t

hitung

28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Lokasi penelitian Universitas Negeri Surabaya disingkat Unesa adalah perguruan tinggi negeri di Surabaya, Indonesia, yang berdiri pada 19 Desember 1964. Sejarah Unesa tidak dapat

dipisahkan dari IKIP Surabaya yang dimulai sekitar tahun 1950. Berdasarkan SK Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan nomor 182/1964 tertanggal 19 Desember 1964, secara resmi IKIP Surabaya berdiri sendiri dengan pimpinan suatu presidium Tanggal tersebut ditetapkan sebagai tanggal kelahiran IKIP Surabaya yang setiap tahun diperingati sebagai dies natalis IKIP Surabaya. Pada tahun 1964, IKIP Surabaya mempunyai lima fakultas, yaitu (1) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), (2) Fakultas Keguruan Ilmu Sosial (FKIS), Fakultas Keguruan Sastra Seni (FKSS), (4) Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta (FKIE), dan (5) Fakultas Keguruan Ilmu Teknik (FKIT). Pada 1 Maret 1977, Sekolah Tingi Olahraga (STO) berintegrasi dengan IKIP Surabaya berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. nomor 042/O/1977. Dengan kepercayaan untuk menyelenggarakan perluasan mandat (wider mandate), IKIP Surabaya berubah menjadi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) berdasarkan SK Presiden R.I. nomor 93/1999 tertanggal 4 Agustus 1999 dengan mengelola enam fakultas, yaitu (1) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), (2) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS), (3) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), (4) Fakultas Ilmu Sosial (FIS), (5) Fakultas Teknik (FT), dan (6) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK). Saat ini Unesa mengelola 63 program studi, kependidikan maupun nonkependidikan, dengan jenjang diploma (D2 dan D3), strata satu (S1), dan pascasarjana yang terdiri atas strata dua (S2) dan strata tiga (S3). Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tidak dapat dipisahkan dari bagian utuh perjalanan panjang pendidikan nasional. Dengan telah menghasilkan sekitar 80.000 lulusan, Unesa berani memosisikan diri sebagai salah satu penyelenggara pendidikan tinggi yang mampu merencanakan pengembangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, mengevaluasi diri untuk menyiapkan lulusan yang berdaya saing tinggi (nation competitiveness) dan berjiwa kewirausahaan (entrepreneurship), serta mengatur segala kegiatannya dalam suatu mekanisme organisiasi yang sehat (organizational health).

29

2. Struktur Organisasi Rektor UNESA

Pembantu Rektor I

Pembantu Rektor II

Pembantu Rektor III

Pembantu Rektor IV

Dr. Purwohando ko, M.M.

Prof. Dr. Warsono, DEKAN M.S.

Prof. Dr. H. Nurhasan, M.Kes.

PEMBANTU DEKAN III

Penyeleksi PMW

Sumber : www.unesa.ac.id Gambar 3: Struktur Organisasi di Unesa terkait dengan Program PMW 4.2 Mekanisme Implementasi PMW Pada tahap pertama perguruan tinggi pelaksana program melakukan sosialisasi kepada para mahasiswa, identifikasi dan seleksi mahasiswa, pembekalan kewirausahaan, penyusunan rencana bisnis sambil magang di sebuah UKM. Mahasiswa yang pernah mengikuti program magang kewirausahaan (Program Co-op, KKU, dan program kewirausahaan lain) atau telah menjalankan usaha dapat dibebaskan dari kewajiban magang. Pada tahap kedua untuk mendapatkan dukungan permodalan dalam rangka pendirian usaha baru (business start-up) mahasiswa harus menyusun rencana usaha yang layak. Kelayakan rencana usaha ditentukan oleh tim seleksi yang dapat terdiri dari unsur perbankan,

30

UKM, dan perguruan tinggi pelaksana. Rencana usaha juga dimungkinkan untuk pengembangan atau perluasan usaha yang sudah berjalan. Selama program berjalan perguruan tinggi dapat bekerja sama dengan para pengusaha kecil, menengah dan besar baik yang berbadan hukum, perseorangan, koperasi atau Perseroan Terbatas, secara individu ataupun asosiasi/perhimpunan pengusaha. Pengusaha dilibatkan secara aktif untuk memberikan bimbingan praktis wirausaha, mulai dari pendidikan dan pelatihan, magang, penyusunan rencana bisnis, dan pendampingan terpadu. Harus dihindari terjadinya persaingan yang tidak sehat antara mahasiswa dan pendamping. Diperlukan terjadinya sinergi atau komplementaritas antara jenis usaha yang dikembangkan mahasiswa tersebut dan jenis usaha pendamping. Pendirian usaha baru dapat dilakukan secara perorangan (individu) atau secara berkelompok. Jumlah modal usaha yang disediakan untuk pendirian usaha maksimal Rp8.000.000,00 (delapan juta rupiah) per mahasiswa. Apabila berkelompok maka jumlah anggota maksimal 5 (lima) orang dengan jumlah modal usaha maksimal Rp40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah). Pelaksanaan pendampingan usaha dilakukan dengan kerjasama antara perguruan tinggi dan pengusaha secara individu ataupun asosiasi sehingga usaha mahasiswa dapat berkembang dengan baik. Hasil akhir yang diharapkan adalah terbentuk dan berkembangnya wirausaha-wirausaha baru yang berpendidikan tinggi dan memiliki pola pikir pencipta lapangan kerja, terbentuknya model pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi; serta tumbuh dan berkembangnya kelembagaan pengelola kewirausahaan mahasiswa di perguruan tinggi. Model program seperti diuraikan diatas terangkum dalam Skema 1 di bawah ini. DIKLAT MAGANGPERENCANAAN BISNIS

Perguruan TinggiPendirian Usaha baru Maks 8 juta Pendampingan Usaha Berkelanjutan

Wirausaha Berpendidikan Tinggi

OUTPUT

INPUT

Mahasiswa

UKM

Penyerapan tenaga kerja

Basis IPTEKSGambar 4 : Skema implementasi PMW (Program Mahasiswa Wirausaha )

31

4.3 Statistik Deskriptif Sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini, yaitu menguji pengaruh implementasi PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) terhadap penyerapan tenaga kerja, maka digunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Berdasarkan hasil tabulasi kuesioner, pada tabel 1.1 berikut ini ditunjukkan jenis kelamin dari para penerima PMW di FIS (Fakultas Ilmu Sosial), FT (Fakultas Tekhnik), FE (Fakultas Ekonomi), dan FMIPA (Fakultas Matematika dan IPA). Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total Sumber : Data Primer Tabel 1.1 menunjukkan bahwa responden merupakan mahasiswa Unesa yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 53,3 %. Sedangkan 46,7% sisanya adalah mahaiswa perempuan. 4.4 Analisis Data 1. Uji Normalitas Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka data tentang variabel implementasi kebijakan dan variabel penyerapan tenaga kerja di uji dengan uji normalitas dengan tekhnik memakai Chi Kuadrat. Uji normalitas dilakukan agar data yang ada terdistribusi dengan normal. Berikut ini adalah tabel penolong untuk menguji normalitas data implementasi PMW (Program Mahasiswa Wirausaha). Jumlah 16 14 30 Presentase 53,3 % 46,7 % 100 %

32

TABEL 1.4 Pengujian Normalitas Data Implementasi PMW (Program Mahasiswa Wirausaha)

Interval

fo

fh

fo-fh

(f0-fh) 2

33-35 30-32 27-29 24-26 21-23 18-20 Jumlah

2 3 11 10 3 1 30

0.81 4.002 10.188 10.188 4.002 0.81 30

1.19 -1.002 0.812 -0.188 -1.002 0.19 0

1.4161 1.004004 0.659344 0.035344 1.004004 0.0361 4.154896

1.748271605 0.250875562 0.064717707 0.003469179 0.250875562 0.044567901 2.362777517

Berdasarkan perhitungan, ditemukan bahwa harga Chi Kuadrat hitung sebesar 2,362 dan harga Chi Kuadrat Tabel adalah 11,070 dengan taraf kesalahan 5% dan dk (derajat kebebasan) adalah 5. Karena harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil daripada Chi Kuadrat tabel (2,632 < 11,070) maka distribusi data Impelemntasi PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) tersebut normal. 1. Pengujian Normalitas Data Penyerapan Tenaga Kerja Berikut ini adalah tabel penolong untuk menguji normalitas data penyerapan tenaga. TABEL 1.5 Pengujian Normalitas Data Penyerapan Tenaga Kerja

Interval

fo

fh

fo-fh

(f0-fh) 2

33-35 30-32 27-29 24-26 21-23 18-20 Jumlah

2 3 12 9 3 1 30

0.81 4.002 10.188 10.188 4.002 0.81 30

1.19 -1.002 1.812 -1.188 -1.002 0.19 0

1.4161 1.004004 3.283344 1.411344 1.004004 0.0361 8.154896

1.748271605 0.250875562 0.322275618 0.138530035 0.250875562 0.044567901 2.755396284

Berdasarkan perhitungan, ditemukan bahwa harga Chi Kuadrat hitung sebesar 2,755 dan harga Chi Kuadrat Tabel adalah 11,070 dengan taraf kesalahan 5% dan dk (derajat 33

kebebasan) adalah 5. Karena harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil daripada Chi Kuadrat tabel (2,755 < 11,070) maka distribusi data penyerapan tenaga kerja tersebut normal. Berdasarkan pengujian normalitas terhadap dua variabel yang diteliti, yaitu implementasi PMW (ProgramMahasiswa Wirausaha) dan penyerapan tenaga kerja ternyata semuanya normal. Oleh karena itu pengujian terhadap hipotesis dapat dilanjutkan. 2. Pengujian Hipotesis (Uji t) Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini berbunyi terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Implementasi PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) dengan penyerapan tenaga kerja. Hipotesis ini selanjutnya akan dijawab dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Berikut ini adalah tabel penolong untuk menghitung korelasi yang ditunjukkan pada tabel 1.6 TABEL 1.6 Implementasi PMW (Xi) dan Penyerapan Tenaga Kerja (Y) Sampel Xi Y (Xi -X) (x)1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 34 30 32 30 29 28 28 29 28 31 29 29 29 29 29 28 26 26 34 32 29 33 28 29 29 20 31 23 29 30 29 23 23 29 29 29 6,8 2,8 4,8 2,8 1,8 0,8 0,8 1,8 0,8 3,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 0,8 -1,2 -1,2

(Yi - Y) (y)6,97 4,97 1,97 5,97 0,97 1,97 1,97 -7,03 3,97 -4,03 1,97 2,97 1,97 -4,03 -4,03 1,97 1,97 1,97

(x)

(y)

(xy)

46,24 7,84 23,04 7,84 3,24 0,64 0,64 3,24 0,64 14,44 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 0,64 1,44 1,44

48,5809 24,7009 3,8809 35,6409 0,9409 3,8809 3,8809 49,4209 15,7609 16,2409 3,8809 8,8209 3,8809 16,2409 16,2409 3,8809 3,8809 3,8809

47,396 13,916 9,456 16,716 1,746 1,576 1,576 -12,654 3,176 -15,314 3,546 5,346 3,546 -7,254 -7,254 1,576 -2,364 -2,364

34

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

25 26 25 26 26 26 20 25 23 22 26 22 816

24 29 24 24 28 24 29 24 24 24 24 24 811

-2,2 -1,2 -2,2 -1,2 -1,2 -1,2 -7,2 -2,2 -4,2 -5,2 -1,2 -5,2 0

-3,03 1,97 -3,03 -3,03 0,97 -3,03 1,97 -3,03 -3,03 -3,03 -3,03 -3,03 0,1

4,84 1,44 4,84 1,44 1,44 1,44 51,84 4,84 17,64 27,04 1,44 27,04 272,8

9,1809 3,8809 9,1809 9,1809 0,9409 9,1809 3,8809 9,1809 9,1809 9,1809 9,1809 9,1809 354,967

6,666 -2,364 6,666 3,636 -1,164 3,636 -14,184 6,666 12,726 15,756 3,636 15,756 119,8

Jumlah Ratarata

X=27,2

Y=27,03

Perhitungan Korelasi Product Moment :

r

=

xy

(x) (y) = 199,8 272,8 x 354,967 = 199,8 311,183 = 0,642 Jadi, terdapat korelasi yang positif sebesar 0,642 antara Impelementasi PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) dengan Penyerapan Tenaga Kerja. Artinya bahwa implementasi PMW dengan penyerapan tenaga kerja memiliki hubungan yang positif. Selanjutnya, untuk melihat apakah harga tersebut signifikan ataukah tidak maka dilakukan dengan uji signifikasi. Berikut ini adalah perhitungan signifikasinya : t = = rn-2 1 - r 0,642 30 2 1 (0,642) = 0,642 x 5,291 0,587 = 5,786 Untuk kesalahan 5% uji dua pihak dan dengan dk (derajat kebebasan) adalah 28 (n-2) maka diperoleh t tabel 2,048. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut : 35

Daerah Penerimaan Ho

Daerah Penerimaan Ha

Daerah ditolak

daerah diterima- 0,642 0,642

daerah ditolak555,786

-5,786

Berdasarkan hasil tersebut maka dinyatakan bahwa t hitung jatuh pada daerah penerimaan Ha, maka dapat dinyatakan bahwa korelasi antara Implementasi PMW dan Penyerapan Tenaga Kerja sebesar 0,642 adalah signifikan sehingga digeneralisasikan untuk populasi dimana sampel penerima PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) diambil di Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Ekonomi, Fakultas Tekhnik, dan Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Surabaya. 4.5 Pembahasan Hasil pengujian hipotesis pertama dengan uji t memperoleh nilai thitung

= 5,786

diterima pada taraf signifikansi 5% (p