PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANeprints.ums.ac.id/75953/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Penelitian...
Transcript of PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANeprints.ums.ac.id/75953/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Penelitian...
i
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
DISCOVERY LEARNING DAN AKTIVITAS BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA
KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA
2018/2019
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
SHINTA KUSUMA WARDHANI HADI SANJAYA
A420150021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
iii
1
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY
LEARNING DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR
BIOLOGI PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 10
SURAKARTA T.A 2018/2019
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: (1) pengaruh model
pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar biologi pada siswa; (2)
pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar biologi pada siswa; dan (3)
interaksi pengaruh antara model pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa
terhadap hasil belajar biologi pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah
Surakarta tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen dengan subjek siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Surakarta tahun
pelajaran 2018/2019. Analisis data dilakukan dengan analisis ANACOVA dengan
matriks 2 X 3 sel tak sama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Ada
pengaruh signifikan penerapan model pembelajaran terhadap hasil belajar biologi
pada siswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fa sebesar 6.045 dengan nilai
signifikansi p = 0.012; (2) Ada pengaruh signifikan aktivitas belajar siswa
terhadap hasil belajar biologi pada siswa. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan
uji Fb sebesar 5.606 dengan nilai signifikansi p = 0.006; dan (3) Ada interaksi
pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran dengan aktivitas belajar
terhadap hasil belajar biologi pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah
Surakarta tahun pelajaran 2018/2019. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji F
sebesar 3.354 dengan nilai signifikansi p = 0.043.
Kata kunci: model discovery learning, pembelajaran Biologi, aktivitas belajar,
hasil belajar
Abstract
The aim of the research were to find out and analyze: (1) the effect of discovery
learning model on students’ learning outcome in Biology; (2) the effect of
students’ learning activities on students’ learning outcome in Biology; and (3) the
interaction effect of learning model and students’ activities on students’ learning
outcome in Biology at class VII students of SMP Muhammadiyah 10 Surakarta
academic year 2018/2019. The research is an experimental study with the subject
of class VII students of SMP Muhammadiyah 10 Surakarta academic year
2018/2019. The data analysis is done by employing ANCOVA using uneven 2 X
3 cells. The research concluded that: (1) there is a significant effect of discovery
learning model on students’ learning outcome in Biology. It is indicated with the
Fstatistic result of 6.045 that significant at 0.005; (2) there is a significant effect of
students’ learning activities on students’ learning outcome in Biology. It is
indicated with the Fstatistic result of 5.606 that significant at 0.005; and (3) there
is a significant interaction effect of learning model and students’ activities on
students’ learning outcome in Biology at class VII students of SMP
2
Muhammadiyah 10 Surakarta academic year 2018/2019. It is indicated with the
Fstatistic result of 3.354 that significant at 0.005.
Keywords: discovery learning model, Biology, learning activity, learning
outcome
1. PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa. Salah
satu tujuan pembelajaran sains adalah agar siswa memahami konsep, aplikasi
konsep dan mampu mengaitkan satu konsep dengan konsep lainnya. Pada proses
pembelajaran inilah siswa diharapkan memahami konsep yang diajarkan bukan
hanya sekedar menghafal. Kemampuan siswa dalam memahami konsep
merupakan hal yang sangat penting karena konsep merupakan landasan untuk
berpikir (Dahar, 2012: 76).
Tujuan pembelajaran IPA adalah memahami konsep-konsep IPA benar
sesuai dengan konsensus ilmiah dan bisa menjawab persoalan-persoalan yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Ketika dalam pemahaman konsep-konsep
IPA tidak disertai langsung dengan kehidupan nyata (Sulistyowati dan
Wisudawati, 2014: 234). Salah satu cabang dari IPA adalah Biologi. Biologi
merupakan bagian dari ilmu sains (ilmu pengetahuan) yang membahas mengenai
kehidupan dan menjadi subyek mata pelajaran di sekolah di seluruh dunia. Pada
pendidikan di Indonesia, biologi diperkenalkan pertama kali di jenjang Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Dengan belajar biologi manusia dapat mempelajari
dirinya sendiri sebagai makhluk hidup dengan lingkungannya. Dengan belajar
biologi, juga akan membangkitkan pengertian dan rasa sayang pada makhluk
hidup, rasa peduli pada lingkungan hidup manusia, serta mengembangkan cara
berpikir ilmiah melalui penelitian dan percobaan.
Pendidikan biologi sebagai bagian dari pendidikan umumnya memiliki
peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam
menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia yang mampu berfikir
kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang
diakibatkan oleh dampak perkembangan IPA dan teknologi. Salah satu materi
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) biologi di kelas VII pada semester
3
genap adalah materi “Lapisan Bumi”. Tujuan dari pembelajaran materi ini adalah
bahwa siswa dapat menjelaskan: (1) konsep atmosfer; (2) hidrosfer; dan (3)
litosfer.
Pembelajaran biologi di sekolah sebenarnya merupakan pelajaran yang
menarik. Hal ini dikarenakan pembelajaran biologi tidak hanya dapat dilakukan di
dalam kelas tapi dapat dilakukan di laboratorium sekolah maupun lingkungan
sekitar. Namun pada kenyataannya basil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
khususnya biologi belum begitu menggembirakan baik secara nasional (Lubis dan
Manurung, 2010: 186-187). Cara belajar biologi siswa yang cenderung kurang
bermakna dan kebanyakan dengan cara menghafal menjadikan siswa mengalami
kesulitan dalam belajarnya. Sementara, metode pembelajaran yang diterapkan
guru selama ini belum dapat memberikan retensi atau daya ingat dapat bertahan
lama. Seorang guru yang profesional dalam mengelola pengajarannya, ketika
mengalami persoalan ini tidak. Akan tinggal diam, karena jika kesulitan belajar
siswa tersebut dibiarkan maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan
baik (Lubis dan Manurung, 2010: 186-187).
Hal yang sama juga terjadi di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta di
tempat peneliti melaksanakan tugas Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP).
Berdasarkan studi awal yang dilakukan berdasarkan Suplemen Buku Induk Siswa
yang berisi daftar nilai atau prestasi siswa menunjukkan bahwa rata-rata prestasi
biologi siswa juga masih kurang memuaskan. Berdasarkan studi awal yang
dilakukan penulis dan diskusi dengan salah seorang guru di SMP Muhammadiyah
10 Surakarta, salah satu faktor rendahnya pencapaian nilai hasil belajar biologi
siswa, disebabkan karakteristik materi biologi yang banyak menuntut siswa untuk
menghafal, dan menggunakan bahasa-bahasa Latin.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA di SMP Muhammadiyah
10 Surakarta, pembelajaran yang dilakukan masih banyak menggunakan metode
ceramah dan diskusi, siswa pun cenderung diam dan pasif. Pada materi tertentu,
siswa sering terjadi miskonsepsi karena kurang paham nya siswa terhadap materi.
Selain itu, dalam pembelajaran biologi, penyampaian materi masih bersifat teoritis
sehingga saat siswa diberikan suatu permasalahan, siswa tidak mampu
4
mengidentifikasi serta memberikan solusi penyelesaian masalahnya. Hal ini
menyebabkan sering terjadinya miskonsepsi pada siswa karena siswa kurang
memahami konsep pada materi. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa sering
diakibatkan karena kurang pemahaman konsep siswa terhadap materi yang
dipelajari siswa, sebab siswa harus memahami konsep yang disampaikan oleh
guru agar tidak sering terjadi miskonsepsi terhadap siswa. Miskonsepsi siswa
susah untuk diperbaiki karena miskonsepsi bersifat sulit untuk di hilangkan atau
diperbaiki.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, guru belum optimal
dalam menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa untuk
berinteraksi secara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan
cenderung didominasi oleh guru sehingga berjalan searah. Hal ini berdampak pada
kurang optimalnya aktivitas siswa dalam pembelajaran.
Kurang optimalnya aktivitas siswa dalam pembelajaran pada gilirannya
berdampak pada kurang optimalnya penguasaan materi pada siswa. Kurang
optimalnya penguasaan materi pada siswa di kelas VII SMP Muhammadiyah 10
Surakarta dalam pembelajaran biologi materi “Lapisan Bumi” ditunjukkan dengan
data nilai ulangan harian yang diperoleh dari dokumen arsip hasil penilaian guru
biologi tahun 2016/2017, 2017/2018 serta 2018/2019.
Salah satu upaya untuk memperbaiki pembelajaran biologi sehingga siswa
dapat memperoleh pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) adalah
dengan menggunakan model-model pembelajaran yang mendorong siswa terlibat
secara aktif dalam interaksi belajar mengajar. Dengan siswa terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran, maka penguasaan materi akan semakin optimal. Hal
ini sesuai dengan teori pembelajaran konstruktivisme yang menyatakan bahwa
teori konstruktivisme merupakan teori yang membangun siswa untuk mencari
pengetahuan sendiri dalam pikirannya sehingga pemahaman ini dapat bertahan
lama (Wahyudi, 2014: 2).
Salah satu model pembelajaran yang dipandang mampu mendorong siswa
terlibat aktif dalam pembelajaran adalah model discovery learning. Discovery
learning merupakan model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas belajar
5
siswa dalam menemukan konsepnya sendiri melalui eksperimen-eksperimen
tertentu (Sulistyo dan Mubarok, 2014: 216). Sedangkan menurut Mustofa dkk
(2017: 28), dijelaskan bahwa discovery learning dapat diartikan sebagai model
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa-siswa memperoleh
pengetahuannya sendiri. Model pembelajaran discovery learning didasari pada
teori konstruktivisme.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dilakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning
Dan Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Siswa Kelas VII
SMP Muhammadiyah 10 Surakarta T.A 2018/2019.”
Penelitian ini memiliki tiga tujuan. Ketiga tujuan penelitian tersebut adalah
sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan
model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar biologi; (2) Untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh aktivitas belajar siswa terhadap hasil
belajar biologi; dan (3) Untuk mengetahui dan menganalisis interaksi pengaruh
antara penerapan model pembelajaran discovery learning dan aktivitas belajar
siswa terhadap hasil belajar biologi pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 10
Surakarta tahun pelajaran 2018/2019.
2. METODE
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu (quasi-experimental
research) yaitu peneliti tidak memungkinkan untuk mengontrol semua variabel
yang relevan. Menurut Budiyono (2012: 82-83), tujuan penelitian eksperimental
semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan yang dapat
diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak
memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang
relevan.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan faktorial 2 x
3. Desain rancangan faktorial yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan
pada tabel sebagai berikut ini.
6
Tabel 1. Desain Faktorial 2 X 3
Model Pembelajaran
Aktivitas belajar Siswa
Tinggi
(B1)
Sedang
(B2)
Rendah
(B3)
Model Konvensional
(A1) A1B1 A1B2 A1B3
Model Discovery
Learning
(A2)
A2B1 A2B2 A2B3
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Muhammadiyah 10 Surakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII
SMP Muhammadiyah 10 Surakarta pada semester genap tahun pelajaran
2018/2019. Penelitian dilaksanakan selama 6 (enam) bulan yaitu dari bulan
Pebruari – Juli 2019.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah 10 Surakarta tahun pelajaran 2018/2019, yaitu kelas VII A dan
VII B yang berjumlah 55 orang siswa. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Surakarta tahun pelajaran 2018/
2019 yang terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas VII A dan kelas VII B, yaitu berjumlah
55 orang siswa.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini ada
tiga cara, yaitu teknik dokumentasi, teknik observasi dan teknik tes. Teknik
analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis covarians dua jalan
dengan sel tak sama. Tujuan dari analisis covarians dua jalan ini adalah untuk
menguji signifikansi faktor baris, faktor kolom dan interaksi faktor baris dan
kolom terhadap hasil belajar (Budiyono, 2012: 229).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis ANACOVA. Adapun hasil
perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama disajikan pada tabel
berikut.
7
Tabel 2.Rangkuman analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama
Sumber JK dk RK Fobs Sig. Keputusan Uji
Model (A) 260.542 1 260.542 6.045 0.018 H0A ditolak
Aktivitas
Belajar
(B)
483.268 2 241.634 5.606 0.006 H0B ditolak
Interaksi
(AB)
289.089 2 144.544 3.354 0.043 H0AB ditolak
Galat 2111.880 49 43.100 - - -
Total 257337.500 55 - - - -
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh informasi sebagai berikut. Dari
hasil penelitian anava dua jalan sel tak sama diperoleh Fa= 6.045 dengan nilai
signifikansi p = 0.018. Mengingat nilai signifikansi p < 0.05, maka HoA ditolak
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan efek antar baris terhadap
variabel terikat. Hal ini berarti kedua model pembelajaran, yaitu model Discovery
Learning dan model Direct Instruction memberikan efek yang berbeda terhadap
hasil belajar Biologi pada materi “Lapisan Bumi”, Dari hasil penelitian anava dua
jalan sel tak sama diperoleh Fb sebesar 5.606 dengan nilai signifikansi p = 0.006.
Mengingat nilai signifikansi p < 0.05, maka HoA ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat.
Hal ini berarti klasifikasi aktivitas belajar siswa, yaitu klasifikasi rendah, sedang,
dan tinggi memberikan efek yang berbeda terhadap hasil belajar Biologi pada
materi “Lapisan Bumi”. Hal ini berarti ketiga kategori aktivitas belajar siswa
(tinggi, sedang dan rendah) memberikan efek yang tidak sama terhadap hasil
belajar Biologi pada materi “Lapisan Bumi”, Dari hasil penelitian anava dua jalan
sel tak sama diperoleh Fab = 3.354 dengan nilai signifikansi p = 0.043. Mengingat
nilai signifikansi p < 0.05, maka HoAB ditolak dan H1AB diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat interaksi pengaruh antara baris dan kolom terhadap
variabel terikat yaitu antara penggunaan model pembelajaran dan aktivitas belajar
siswa terhadap hasil belajar Biologi pada materi “Lapisan Bumi”.
8
Berdasarkan hasil-hasil analisis tersebut di atas, selanjutnya dapat
dikemukakan penjelasan sebagai berikut:
Hipotesis pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa hasil belajar
Biologi siswa pada materi “Lapisan Bumi” dengan menggunakan model
Discovery Learning lebih baik daripada hasil belajar Biologi pada siswa yang
diberi perlakuan dengan model pembelajaran model direct instruction.
Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama diperoleh,
diperoleh Fa= 6.045 dengan nilai signifikansi p = 0.018. Mengingat nilai
signifikansi p < 0.05, maka HoA ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat. Hal ini berarti kedua
model pembelajaran, yaitu model Discovery Learning dan model Direct
Instruction memberikan efek yang berbeda terhadap hasil belajar Biologi pada
materi “Lapisan Bumi”.
Temuan ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pagarra
(2018). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pagarra (2018), menunjukkan bahwa
penerapan model discovery learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD N 124 Batuasang
Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.
Penggunaan model pembelajaran model discovery learning mampu
menghasilkan hasil belajar Biologi yang lebih baik dibandingkan dengan metode
langsung. Hal ini dimungkinkan mengingat model pembelajaran PBL menyajikan
suatu kondisi belajar siswa aktif serta melibatkan siswa dalam suatu pemecahan
masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah. Melalui model discovery learning ini
diharapkan siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan
masalah yang disajikan serta dapat memiliki suatu keterampilan dalam
memecahkan masalah.
Temuan ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Rosarina, Sudin & Sujana (2016). Hasil penelitian Rosarina, dkk., menghasilkan
simpulan bahwa melalui penerapan model discovery learning merupakan suatu
alternatif untuk meningkatan hasil belajar siswa, khususnya pada materi
perubahan wujud benda.
9
Temuan penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan
model pembelajaran discovery learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar
siswa dibandingkan dengan model konvensional. Hal ini dikarenakan dalam
discovery learning siswa dilatih untuk belajar memecahkan masalah dengan
penemuan.
Hipotesis kedua dalam penelitian ini menyatakan bahwa aktivitas belajar
berpengaruh terhadap hasil belajar Biologi pada siswa. Berdasarkan analisis
varian dua jalan dengan sel tak sama diperoleh Fb sebesar 5.606 dengan nilai
signifikansi p = 0.006. Mengingat nilai signifikansi p < 0.05, maka HoA ditolak
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan efek antar baris terhadap
variabel terikat. Hal ini berarti klasifikasi aktivitas belajar siswa, yaitu klasifikasi
rendah, sedang, dan tinggi memberikan efek yang berbeda terhadap hasil belajar
Biologi pada materi “Lapisan Bumi”. Hal ini berarti ketiga kategori aktivitas
belajar siswa (tinggi, sedang dan rendah) memberikan efek yang tidak sama
terhadap hasil belajar Biologi pada materi “Lapisan Bumi”.
Hasil analisis lanjutan menunjukkan bahwa perbedaan hasil belajar hanya
terjadi antara siswa dengan aktivitas belajar klasifikasi tinggi dengan rendah. Hal
ini diindikasikan dengan hasil analisis dimana diperoleh nilai signifikansi p =
0.017 < 0.05. Berdasarkan nilai rerata marginal, dapat diketahui bahwa untuk
siswa dengan aktivitas belajar klasifikasi tinggi memiliki hasil belajar biologi
yang lebih baik dibandingkan dengan siswa pada aktivitas belajar klasifikasi
rendah, yaitu 72.49 > 58.81.
Hipotesis yang menyatakan bahwa hasil belajar Biologi siswa dengan
aktivitas belajar tinggi lebih baik daripada hasil belajar Biologi siswa dengan
aktivitas belajar sedang maupun rendah, dan hasil belajar Biologi siswa dengan
aktivitas belajar sedang lebih baik daripada hasil belajar Biologi siswa dengan
aktivitas belajar rendah ternyata benar. Dapat dipahami bahwa aktivitas belajar
yang baik akan memberikan hasil belajar yang lebih baik pula, hal ini dikarenakan
aktivitas belajar sangat dibutuhkan dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
Didalam aktivitas belajar terdapat tiga aspek yaitu: 1) aspek kognitif yang
berhubungan dengan gejala mengenai pikiran, 2) aspek afektif, yaitu aspek yang
10
berwujud proses yang menyangkut perasaan-perasaan tertentu seperti, ketakutan,
kedengkian, simpati, dan antipati yang ditujukan pada objek-objek tertentu, 3)
aspek konatif atau psikomotor, yaitu berwujud proses kecenderungan untuk
berbuat sesuatu objek.
Temuan ini didukung oleh Penelitian yang dilakukan oleh Pagarra (2018),
dan Rosarina, Sudin & Sujana (2016). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi mempunyai hasil belajar Biologi pada
materi “Lapisan Bumi” yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang kurang
memiliki aktivitas dalam belajar.
Hasil analisis varian dua jalan dengan sel tak sama diperoleh Fab = 3.354
dengan nilai signifikansi p = 0.043. Mengingat nilai signifikansi p < 0.05, maka
HoAB diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada interaksi pengaruh yang
signifikan antara baris dan kolom terhadap variabel terikat yaitu antara
penggunaan model pembelajaran dan aktivitas belajar siswa terhadap hasil belajar
Biologi pada materi “Lapisan Bumi”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada interaksi pengaruh yang
signifikan antara model pembelajaran dengan aktivitas siswa dalam pembelajaran.
Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran saling berinteraksi dalam menentukan hasil yang diperoleh siswa
dalam belajar.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan berikut: (a) Ada
pengaruh signifikan penerapan model pembelajaran terhadap hasil belajar biologi
pada siswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fa sebesar 6.045 dengan nilai
signifikansi p = 0.012. Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran
dengan model discovery learning lebih baik dibandingkan siswa yang diberi
pembelajaran model langsung, yaitu 69.83 > 65.80; (b) Ada pengaruh signifikan
aktivitas belajar siswa terhadap hasil belajar biologi pada siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah Surakarta. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan uji Fb sebesar
5.606 dengan nilai signifikansi p = 0.006. Hasil analisis lanjutan menunjukkan
11
bahwa perbedaan hasil belajar hanya terjadi antara siswa dengan aktivitas belajar
klasifikasi tinggi dengan rendah. Hal ini diindikasikan dengan hasil analisis
dimana diperoleh nilai signifikansi p = 0.017 < 0.05. Nilai rata-rata nilai hasil
belajar siswa yang mempunyai aktivitas belajar klasifikasi tinggi lebih baik
dibandingkan dengan siswa pada aktivitas belajar klasifikasi sedang, dan rendah,
yaitu: 72.49 > 67.45 > 58.81; dan (c) Ada interaksi pengaruh yang signifikan
antara model pembelajaran dengan aktivitas belajar terhadap hasil belajar biologi
pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Surakarta. Hal ini ditunjukkan dengan
hasil analisis uji Fab sebesar 3.354 dengan nilai signifikansi p = 0.043.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
Dahar, Ratna Willis. 2012. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Penerbit.
Erlangga.
Dahlia Aslam dan Lia Auliandari. 2017. “Pengaruh Model Pembelajaran
Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Ekologi
Berbantu Data Penelitian Iklim Mikro Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan
Habitus Vegetasi.” Jurnal Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Tanggal 16September 2017, FKIP Universitas Muhammadiyah
Palembang. Vol. 2 No. 1 Th. Jan-Des 2017, pp: 272-281.
Diana Fatihatul Ulumi, Maridi, dan Yudi Rinanto. 2015. “Pengaruh Model
Pembelajaran Guided Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Biologi
di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014.” Jurnal
Pendidikan Biologi Volume 7 Nomor 2 Mei 2015, Halaman 68 -79.
Dina, Arifatud, Mawarsih, Dian Venissa & Suprapto, Rohmat. 2015.
Implementasi Kurikulum 2013 pada Perangkat Pembelajaran Model
Discovery Learning Pendekatan Scientific terhadap Kemampuan
Matematis Materi Geometri SMK. Jurnal JKPM 2 (1): 22-31.
Field, Andy. 2009. Discovering Statistics using SPSS Third Edition. London: Sage
Publications
Fitriyani, Rahmi Susanti, dan Didi Jaya Santri. 2017. “Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X
IPA SMA Negeri 13 Palembang pada Materi Dunia Tumbuhan.” Jurnal
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA 2017. STEM untuk
Pembelajaran Sains Abad 21. Palembang 23 September 2017, hal. 493-
503.
12
Hadi Kurnianto, Mohammad Masykuri, dan Sri Yamtinah. 2016. “Pengaruh
Model Pembelajaran Discovery Learning Disertai Lembar Kegiatan Siswa
(LKS) terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Hidrolisis Garam
Kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015.” Jurnal
Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 1 Tahun 2016, hal. 32-40.
Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT bumi Aksara.
Lubis, A. R dan Manurung, B. 2010. Pengaruh Model dan Media Pembelajaran
Terhadap Hasil Belajar dan Retensi Siswa Pada Pelajaran Biologi di SMP
Swasta Muhamadiyah Serbelawan. Jurnal Pendidikan Biologi. Universitas
Negeri Medan. Vol 1. 146-245
Shamsuddeen, Abdulrahman., and Hassan Amina. 2016 ”Instructional Methods
and Students’ End of Term Achievement in Biology in Selected Secondary
Schools in Sokoto Metropolis, Sokoto State Nigeria.” Journal of
Education and Practice Vol.7, No.32, 2016, pp: 198-204.
Silberman, Mel. 2013. Pembelajaran Aktif 101 Strategi Untuk Mengajar Secara
Aktif. Jakarta : Permata Puri Media
Sudrajat, Akhmad. 2008. ”Konsep Sumber Belajar”. Artikel.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/15/sumber-belajar-untuk-
mengefektifkan-pembelajaran-siswa/ diakses pada 12 September 2018.
Sugiyono. 2013. Metoda Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sulistyo, Edy & Mubarok, Chusni. 2014. Penerapan Model Pembelajaran
Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X TAV pada
Standar Kompetensi Melakukan Instalasi Sound System di SMK Negeri 2
Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 3 (1): 215-221.
Wahjudi, Eko. 2014. Penerapan Discovery Learning dalam Pembelajaran IPA
Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX-1 di
SMP Negeri 1 Kalianget. Jurnal Lensa 5 (1): 1-15.