PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE …/Pengaruh... · SURAKARTA” ini benar-benar...
Transcript of PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE …/Pengaruh... · SURAKARTA” ini benar-benar...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE
RELEVANCE INTEREST ASSESMENT AND SATISFACTION
(ARIAS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
KELAS XI IPA SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh :
SINTARIA PRAPTINASARI
K4308116
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JUNI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Sintaria Praptinasari NIM : K4308116 Jurusan / Program Studi : PMIPA / Pendidikan Biologi
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ” PENGARUH PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST,
ASSESMENT, AND SATISFACTION (ARIAS) TERHADAP HASIL
BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA AL ISLAM 1
SURAKARTA” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu,
sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juni 2012 Yang membuat pernyataan Sintaria Praptinasari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE,
RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT, AND SATISFACTION
(ARIAS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
KELAS XI IPA SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA
Oleh :
SINTARIA PRAPTINASARI
K4308116
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JUNI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Jangan hanya melihat segala sesuatu dari satu sisi saja, karena dalam hidup
setiap sisi pasti memiliki sisi lain. (Penulis)
Jangan menunggu waktu yang tepat untuk melakukan hal baik. Jangan terus
bertanya apa yang akan terjadi, tapi beranikan diri untuk berbuat. (Penulis)
Masalah adalah ujian pendewasaan. Jadi tidak ada alasan menyalahkan orang lain. Benahi diri sendiri dan jadi pribadi yang dewasa.
(Penulis)
Kami menemukan kebahagiaan hidup bersama kesabaran. (Umar Bin Khottob)
Seseorang tidak akan berubah lebih baik, kecuali dia punya keberanian untuk
melihat kekurangan dirinya. (Abdullah Gymnastiar)
Berhenti berbicara kata-kata yang tidak bermanfaat dan bergeraklah untuk
menggapai cita-citamu. (Arga Hadinata)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Kupanjatkan syukurku padaMu Ya Robb, karya ini aku persembahkan untuk:
Ø Mamaku tersayang yang tak pernah berhenti melimpahkan perhatian, pengertian, kerja keras, kasih sayang dan doanya untukku.
Ø Ayahku tersayang yang senantiasa berusaha membahagiakanku, memanjakanku, mendoakanku dan berjuang demi pendidikanku.
Ø Masku tersayang yang selalu meberikan teladan, kasih sayang dan doanya untukku.
Ø Seseorang yang memberiku semangat, mengerti aku, memahami aku dan mengajakku untuk berusaha menjadi lebih baik
Ø Bapak Slamet yang menjadi ayah yang selalu membimbingku. Ø Ibu Riezky dan yang selalu memberiku bimbingan dan arahan. Ø Ibu Meti yang membimbing saya mulai awal perkuliahan. Ø Ibu Ira Hastuti yang memberikan perhatian yang tulus selama penelitian. Ø Siswa kelas XI IPA SMA Al Islam Surakarta yang telah membantu dalam
penelitian. Ø Novia dan Anggun, terima kasih untuk persaudaraan yang indah ini. Ø Wulan Martya Ningrum yang berbagi bahagia, sedih dan semua yang
pernah kita lalui bersama semoga mampu mempertemukan kita kembali untuk memenuhi janji kita berdua.
Ø Latif Sofiana Nugraheni perjuangan kita berdua pasti akan indah pada waktunya, saling berbagi semangat, nasehat dan harapan.
Ø Evi, Yuang, Laksmi, Haris, Abrori, Alan dan Yasir, kebersamaan dan perjuangan kita semoga tetap terpatri dalam hati kita masing-masing.
Ø Mbak Fatih dan Mas Anggita yang memberikan kerendahan hatinya menerimaku sebagai adik.
Ø Agung Pria Kusumajati, kamu adalah bagian dari keluargaku Ø Sahabat-sahabatku di MENYEMBUL, selalu menebar semangat dan
kebersamaan yang indah. Ø Teman-teman sebimbingan yang senantiasa berjuang bersama. Ø Taufik, Luqman, Purwo, Pandu dan Dwito yang selalu siaga disaat
daruratku. Ø Teman-teman pendidikan Biologi UNS 2008 yang menorehkan banyak
kenangan dalam hidupku. Ø Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT
Sintaria Praptinasari. THE INFLUENCE OF ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT, AND SATISFACTION (ARIAS) LEARNING MODELS TOWARD BIOLOGY LEARNING ACHIEVEMENT OF XI IPA GRADE STUDENTS AT SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA. Thesis, Surakarta: Biology Education, Faculty Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, Surakarta, June 2012.
The purposes of this research ware to ascertain the influence ARIAS lerning models toward biology learning achievement of XI IPA grade students at SMA Al Islam 1 Surakarta in academic year 2011/2012.
This research is considered as quasi experiment research using quantitative approach. The research was designed using posttest only control design that applied Quantum Learning approach in experimental group and conventional approach with discussion, classical course and question-answer method in control group. The population of this research was all of XI IPA degree students at SMA Al Islam 1 Surakarta in academic year 2011/2012. The sample of this research was established by cluster random sampling that choosed XI IPA 3 as experiment group and XI IPA 2 as control group. The data was collected by using questionnaire, multiple choice test, observation form, and document. The hypotheses analyzed by t-test.
The conclusion of this research showed that application of Assurance, Relevance, Interest, Assesment, And Satisfaction (ARIAS) learning models had significant effect toward biology learning achievement in cognitive, affective, and psychomotor domain of XI IPA grade students at SMA Al Islam 1 Surakarta in academic year 2011/2012.
Keywords: ARIAS Learning models, Biology Learning Achievement. Cognitive
Domain, Affective Domain, Psychomotor Domain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRAK
Sintaria Praptinasari. PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT, AND SATISFACTION (ARIAS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni. 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assesment, And Satisfaction (ARIAS) terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini termasuk dalam eksperimen semu dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian adalah Posttest Only Control Design dengan menerapkan menerapkan model pembelajaran ARIAS pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi pada kelompok kontrol. Populasi penelitian adalah seluruh siswa siswa kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling, sehingga diperoleh kelas XI IPA 3 sebagai kelompok eksperimen dan XI IPA 2 sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, tes pilihan ganda, lembar observasi, dan dokumen sekolah. Uji hipotesis menggunakan uji-t.
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa model pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assesment, And Satisfaction (ARIAS) berpengaruh nyata terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta baik pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Kata Kunci: Model pembelajaran ARIAS, Hasil Belajar Biologi, Ranah Kognitif,
Ranah Afektif, Ranah Psikomotorik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi kedamaian hati dan inspirasi. Atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT, AND SATISFACTION (ARIAS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah memberi ijin dan kesempatan dalam penyusunan skripsi. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Slamet Santosa, M.Si, selaku Pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.
5. Riezky Maya Probosari, S.Si, M.Si, selaku Pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.
6. Kepala SMA Al Islam 1 Surakarta yang telah memberi ijin dalam penelitian. 7. Ira Hastuti, S.Pd selaku guru mata pelajaran biologi yang telah memberi
bimbingan dan bantuan selama penelitian. 8. Para siswa SMA Al Islam 1 Surakarta yang telah bersedia berpartisipasi dalam
penelitian ini. 9. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Surakarta, Juni 2012 Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii HALAMAN PENGAJUAN............................................................................. iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ v HALAMAN MOTO ........................................................................................ vi HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii ABSTRACT ..................................................................................................... viii ABSTRAK ....................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 6 A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ................................. 6
1. Hasil Belajar Biologi...................................................................... 6 a Ranah Kognitif ......................................................................... 9 b Ranah Afektif ........................................................................... 10 c Ranah Psikomotorik ................................................................. 11
2. Model Pembelajaran ARIAS ......................................................... 12 a Model Pembelajaran ................................................................ 12 b Model Pembelajaran ARIAS ................................................... 13
3. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................... 16 B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 17 C. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 20 A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 20
1. Tempat Penelitian .......................................................................... 20 2. Waktu Penelitian ............................................................................ 20
B. Rancangan Penelitian ........................................................................... 21 C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 23
1. Populasi Penelitian ......................................................................... 23 2. Sampel Penelitian........................................................................... 23
D. Teknik Pengambilan Sampel .... ........................................................ 23 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 24
1. Variabel Penelitian ......................................................................... 25 2. Metode Pengumpuan Data ............................................................ 25 3. Teknik Penyusunan Instrumen ....................................................... 27
a Penyusunan Instrumen Ranah Kognitif ................................... 27 b Penyusunan Instrumen Ranah Afektif ..................................... 28 c Penyusunan Instrumen Ranah Psikomotorik ........................... 28
F. Validasi Instrumen Penelitian .............................................................. 29 1. Uji Validitas .......... ........................................................................ 29 2. Uji Reliabilitas ...... ........................................................................ 31 3. Analisis Butir Soal ........................................................................ 33
a Uji Taraf Kesukaran Soal......................................................... 33 b Daya Pembeda Soal ................................................................. 35
G. Teknik Analisis Data. .......................................................................... 37 1. Uji Prasyarat Analisis ................................................................... 37
a Uji Normalitas ...... ................................................................... 37 b Uji Homogenitas .. ................................................................... 37
2. Uji Hipotesis .................................................................................. 37 H. Prosedur Penelitian .............................................................................. 38
BAB IV. HASIL PENELITIAN ..................................................................... 39 A. Deskripsi Data ...................................................................................... 39
1. Distribusi dan Deskripsi Data Hasil Belajar Kognitif ..................... 39 2. Distribusi dan Deskripsi Data Hasil Belajar Afektif ....................... 40 3. Distribusi dan Deskripsi Data Hasil Belajar Psikomotorik ............. 40
B. Pengujian Prasyarat Analisis ................................................................ 42 1. Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 42 2. Hasil Uji Homogenitas .................................................................... 43
C. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 44 D. Pembahasan Hasil Analisis Data ......................................................... 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................... 57 A. Simpulan .............................................................................................. 57 B. Implikasi .............................................................................................. 57 C. Saran .................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 59 LAMPIRAN ..................................................................................................... 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Posttest Only Control Design .................... 21 Tabel 3.2. Rangkuman Uji Normalitas Dokumen Hasil Belajar .................... 24 Tabel 3.3. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Dokumen Hasil Belajar ....... 47 Tabel 3.4. Skor Penilaian Berdasarkan Skala Likert ...................................... 27 Tabel 3.5. Rangkuman Hasil Uji Validitas Try Out Pertama ......................... 31 Tabel 3.6. Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item .......................... 32 Tabel 3.7. Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas .................................... 33 Tabel 3.8. Skala Penilaian Indeks Kesukaran Butir Soal atau Item................ 34 Tabel 3.9. Rangkuman Hasil Try Out Uji Taraf Kesukaran ........................... 34 Tabel 3.10. Skala Penilaian Daya Pembeda Butir Soal. ................................. 35 Tabel 3.11. Rangkuman Hasil Try out Uji Daya Beda ................................... 36 Tabel 3.12. Prosedur Penelitian ...................................................................... 38 Tabel 4.1. Distribusi dan Deskripsi Data Nilai Hasil Belajar Kognitif .......... 39 Tabel 4.2. Distribusi dan Deskripsi Data Nilai Hasil Belajar Afektif ............ 40 Tabel 4.3. Distribusi dan Deskripsi Data Nilai Hasil Belajar Psikomotorik .. 41 Tabel 4.4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar ............................ 43 Tabel 4.5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar ........................ 43 Tabel 4.6. Rangkuman Hasil Uji Pengaruh ARIAS Terhadap Hasil Belajar
Kognitif ......................................................................................... 45 Tabel 4.7. Rangkuman Hasil Uji Pengaruh ARIAS Terhadap Hasil Belajar
Afektif ........................................................................................... 45 Tabel 4.8. Rangkuman Hasil Uji Pengaruh ARIAS Terhadap Hasil Belajar
Psikomotorik ................................................................................. 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran ....................................................... 18 Gambar 3.1. Waktu Penelitian ........................................................................ 20 Gambar 3.2. Skema Paradigma Penelitian ...................................................... 22 Gambar 4.1. Perbandingan Hasil Belajar Biologi Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen. ............................................................ 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Instrumen Penelitian .................................................................... 62
a. Silabus Kelas Eksperimen................................................................... 63 b. Silabus Kelas Kontrol ......................................................................... 69 c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ..................... 72 d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ............................ 100 e. Kisi-Kisi Angket Ranah Afektif ......................................................... 126 f. Angket Ranah Afektif ......................................................................... 128 g. Lembar Observasi Penilaian Afektif…………………………………. 132 h. Rubrik Afektif………………………………………………………… 133 i. Kisi-kisi Soal Kognitif ....................................................................... 135 j. Soal Kognitif ....................................................................................... 136 k. Kunci Jawaban Soal Kognitif ............................................................. 145 l. Kisi-Kisi Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik ................... 146 m. Lembar Observasi Ranah Psikomotorik ............................................. 147 n. Lembar Kerja Siswa ............................................................................ 154 o. Lembar Observasi Keterlaksanaan sintaks ......................................... 165
Lampiran 2. Analisis Instrumen ...................................................................... 181 a. Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda
Butir Soal Kognitif Try Out Pertama .................................................. 182 b. Uji Validitas, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda Butir Soal
Kognitif Retest .................................................................................... 186 c. Uji Validitas, Reliabilitas Item Pernyataan Angket Afektif Try Out .. 188 d. Rangkuman Hasil Try Out .................................................................. 201 e. Surat Pernyataan Valid dari Ahli ........................................................ 202
Lampiran 3. Data Hasil Penelitian .................................................................. 204 a. Daftar Nilai Kognitif Siswa Kelas XI IPA 3 (Kelas Eksperimen)...... 205 b. Daftar Nilai Kognitif Siswa Kelas XI IPA 2 (Kelas Kontrol) ............ 206 c. Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas XI IPA 3 (Kelas Eksperimen)........ 207 d. Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas XI IPA 2 (Kelas Kontrol) .............. 208 e. Daftar Nilai Psikomotorik Siswa Kelas XI IPA 3 (Kelas
Eksperimen) ........................................................................................ 209 f. Daftar Nilai Psikomotorik Siswa Kelas XI IPA 2 (Kelas Kontrol) .... 210 g. Distribusi Hasil Belajar ....................................................................... 211 h. Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran ARIAS ...... 213 i. Dokumen Daftar Nilai Kelas XI IPA 1 .............................................. 222 j. Dokumen Daftar Nilai Kelas XI IPA 2 .............................................. 223 k. Dokumen Daftar Nilai Kelas XI IPA 3 .............................................. 224
Lampiran 4. Analisis Data .............................................................................. 225
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
a. Uji Homogenitas Data Dokumen dalam Populasi .............................. 226 b. Uji Normalitas Data Dokumen Hasil Belajar ..................................... 228 c. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif,
Psikomotorik dan Afektif ................................................................... 229 d. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif,
Psikomotorik dan Afektif .................................................................... 230 e. Uji Hipotesis Hasil Belajar Ranah Kognitif, Ranah Afektif, dan
Ranah Psikomotor ............................................................................... 231 Lampiran 5. Perijinan...................................................................................... 232
a. Surat Permohonan Izin Penelitian ....................................................... 233 b. Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi ....................................... 237 c. Surat Bukti Telah Melakukan Penelitaian ......................................... 238
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian .............................................................. 239 a. Dokumentasi Kelas Kontrol ................................................................ 240 b. Dokumentasi Kelas Eksperimen ......................................................... 241
Lampiran 7. Tabel Distribusi F dan ,t ............................................................. 243 a. Tabel Distribusi F ............................................................................... 244 b. Tabel Distribusi t................................................................................. 246
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan di Indonesia
khususnya selalu mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan
perkembangan di berbagai bidang kehidupan. Perubahan dan perkembangan
dalam bidang pendidikan dilakukan dalam berbagai segi, antara lain pelaksana
pendidikan di lapangan (kompetensi guru dan kualitas tenaga pendidik), mutu
pendidikan, perangkat kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan, serta mutu
menejemen pendidikan termasuk perubahan dalam metode dan strategi
pembelajaran yang lebih inovatif. Perubahan dan perkembangan pendidikan
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Belajar adalah tahapan perubahan tingkah laku individu yang sifatnya
relatif tetap, dan merupakan hasil dari pengalaman serta interaksi dengan
lingkungan. Perubahan tingkah laku yang terjadi meliputi perubahan pada aspek
kognitif, aspek psikomotor dan aspek afektif. Pembelajaran merupakan usaha
yang dilakukan oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan cara mengaktifkan
faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa yang turut
mempengaruhi ketercapaian hasil belajar (Syah, 2009).
Faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa dibedakan menjadi
dua. Faktor pertama berasal dari dalam diri siswa meliputi kemampuan yang
dimiliki siswa, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,
ketekunan serta sosial ekonomi. Faktor kedua berasal dari luar diri siswa yaitu
kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran mengacu pada efektif tidaknya
proses belajar-mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran (Sudjana,
2005).
Salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas proses pembelajaran
adalah model pembelajaran yang diterapkan. Guru sebagai fasilitator dalam
pembelajaran harus mampu membantu mengoptimalkan potensi yang dimiliki
siswa dengan menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang inovatif guna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
meningkatkan hasil belajar siswa. Pencapaian hasil belajar tidak hanya mengacu
pada penguasaan pengetahuan (aspek kognitif), melainkan sikap (aspek afektif)
dan keterampilan siswa (aspek psikomotor). Indikator keberhasilan suatu
pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran, meliputi ketuntasan hasil
belajar siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Berdasarkan hasil observasi guru biologi masih menggunakan ceramah
dalam menyampaikan materi pembelajaran. Model pembelajaran yang diterapkan
oleh guru menyebabkan pembelajaran terkesan belum dapat mengoptimalkan
kemampuan siswa. Pembelajaran masih didominasi oleh guru dan kurang mampu
mengembangkan keterampilan proses pada siswa. Siswa menjadi kurang aktif dan
kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran
yang mampu mengembangkan keterampilan proses sains adalah model
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran
sehingga terjadi interaksi yang seimbang antara guru dan siswa. Fakta yang terjadi
di lapangan adalah guru hanya memenuhi kewajiban mengajar sesuai dengan
target waktu yang telah ditetapkan, sehingga guru lebih banyak menyampaikan
materi secara langsung dan kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran
yang berakibat pemahaman konsep siswa kurang optimal.
Fakta pembelajaran di lapangan menunjukkan bahwa guru menguasai
materi suatu subyek dengan baik tetapi kurang tepat dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena kegiatan pembelajaran belum didasarkan
pada model pembelajaran yang sesuai sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa
cenderung rendah (Ahmadi, 2011). Penerapan suatu model pembelajaran yang
sesuai dengan subyek materi dan mudah diterapkan mampu menjadi salah satu
solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang cenderung rendah.
Proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan sikap bisa
ditanamkan dengan baik apabila proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
Kenyataannya pembelajaran biologi yang terjadi pada siswa SMA belum
sepenuhnya mencapai kondisi ideal suatu pembelajaran. Fakta yang ada selama
proses pembelajaran berlangsung siswa kurang percaya diri dalam menyampaikan
gagasan, berdiskusi, dan menjawab pertanyaan. Pengamatan dikelas menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
selama proses pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang belum berani
mengajukan pertanyaan. Minat siswa terhadap pembelajaran kurang dapat dilihat
dari antusias siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan fakta-fakta tersebut perlu
adanya pembelajaran yang dapat meningkatkan interaksi, minat, dan penguatan
sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar.
Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah dalam
pembelajaran biologi di atas salah satunya dengan memberikan inovasi dalam
pembelajaran berupa penerapan model pembelajaran yang mampu meningkatkan
interaksi siswa dan minat siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran yang mampu meningkatkan interaksi dalam proses pembelajaran
adalah model pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and
Satisfaction (ARIAS). Model pembelajaran Assurance, Relevance, Interest,
Assesment and Satisfaction (ARIAS) merupakan model yang dikembangkan
sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru sebagai acuan untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik (Ahmadi, 2011).
Model pembelajaran ARIAS merupakan model pembelajaran yang
dikembangkan dengan tujuan agar dapat digunakan oleh guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Model pembelajaran ARIAS dapat
memenuhi kaidah biologi sebagai sains yaitu proses, produk dan sikap. Model
pembelajaran ARIAS juga mampu memenuhi tahapan-tahapan dalam berpikir
ilmiah. Wenno (2008) mengungkapkan bahwa model pembelajaran ARIAS berisi
lima komponen yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran. Lima komponen dalam model pembelajaran ARIAS adalah
assurance (percaya diri), relevance (relevansi), interest (minat), assesment
(evaluasi) dan satisfaction (kepuasan). Komponen tersebut merupakan pedoman
bahwa dalam kegiatan pembelajaran perlu ditanamkan rasa percaya dan yakin
pada siswa, kegiatan pembelajaran memiliki relevansi dengan kehidupan siswa,
berusaha menarik dan memelihara minat siswa, selanjutnya pemberian evaluasi
yang hasilnya mampu menumbuhkan rasa bangga dan mampu memberikan
penguatan pada diri siswa. Bertolak dari latar belakang yang telah diuraikan di
atas, selama ini belum ada penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction (ARIAS) terhadap
hasil belajar siswa, maka dilakukan penelitian yang dikhususkan pada mata
pelajaran biologi sebagai berikut: “PENGARUH PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT, AND
SATISFACTION (ARIAS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
KELAS XI IPA SEMESTER GENAP SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka terdapat berbagai macam
masalah sehingga perlu dibatasi guna memperoleh kedalaman kajian untuk
menghindari perluasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dibatasi pada semua siswa kelas XI IPA SMA Al Islam
1 Surakarta semester genap Tahun pelajaran 2011/2012.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian dibatasi pada:
a. Model pembelajaran, meliputi: konvensional pada kelas kontrol dan
Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction (ARIAS) pada
kelas eksperimen.
b. Hasil belajar biologi, meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan
bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran Assurance, Relevance,
Interest, Assesment, and Satisfaction (ARIAS) terhadap hasil belajar biologi
siswa kalas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran
Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction (ARIAS) terhadap
hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan hasil belajar (ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotor) siswa dalam pembelajaran biologi.
b. Memberikan suasana belajar yang lebih kondusif dan variatif sehingga
pembelajaran tidak monoton dan dapat membawa dampak pada peningkatan
hasil belajar biologi siswa.
c. Meningkatkan minat belajar siswa dan rasa percaya diri siswa sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar biologi siswa .
2. Bagi Guru
a. Menambah wawasan tentang model pembelajaran yang efektif dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
b. Memberikan solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran biologi
khususnya terkait dengan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, ranah
afektif, dan ranah psikomotor.
3. Bagi Institusi
Memberikan masukan atau saran dalam upaya mengembangkan suatu
proses pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas
XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta sehingga meningkatkan sumber daya
pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Belajar Biologi
a. Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pengertian
tersebut sesuai dengan pendapat Slameto (2003) bahwa belajar merupakan
proses untuk mendapatkan perubahan tingkah laku.
Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam
perubahan tingkah laku baik melalui latihan maupun pengalaman yang
menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk mencapai tujuan
tertentu. Ciri umum dari kegiatan belajar adalah mengindikasikan suatu aktivitas
pada diri individu yang disadari atau disengaja. Aktivitas disini menunjuk pada
usaha yang dilakukan seseorang dalam berbagai aspek yang memungkinkan
terjadinya perubahan pada dirinya. Belajar juga merupakan interaksi yang terjadi
antara individu dengan lingkungannya. Lingkungan disini dapat berupa individu
lain maupun obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh
pengalaman atau pengetahuan. Pengalaman atau pengetahuan yang dimaksud
dapat berupa pengetahuan atau pengalaman baru ataupun sesuatu yang pernah
diperoleh sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian kembali sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi (Aunurrahman, 2009). Hasil belajar belajar
dipengaruhi oleh perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku umumnya
merupakan suatu perubahan yang dapat diamati, tetapi tidak selamanya perubahan
tingkah laku yang dimaksudkan sebagai hasil belajar dapat diamati. Perubahan
yang dapat diamati biasanya berkenaan dengan aspek motorik.
Belajar dibagi menjadi 3 rumusan, rumusan kuantitatif, rumusan
institusional dan rumusan kualitatif. Secara kuantitatif (ditinjau dari segi jumlah),
belajar merupakan kegiatan pengisian serta pengembangan kemampuan kognitif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
dengan menggunakan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dipandang secara
kuantitatif adalah seberapa banyak materi yang dikuasai oleh siswa. Belajar dalam
rumusan institusional (tinjauan kelembagaan) dipandang sebagai proses validasi
(pengabsahan) terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah dipelajari.
Bukti institusional yang menandakan bahwa siswa telah belajar dapat diketahui
dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar. Ukuran yang digunakan
adalah semakin baik mutu mengajar yang dilakukan oleh guru, maka akan
semakin baik pula mutu perolehan siswa siswa yang kemudian dinyatakan dalam
bentuk skor atau nilai. Belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) merupakan proses
memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan
dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian kualitatif difokuskan pada
tercapainya daya piker dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan
masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi oleh siswa (Syah, 2009).
Belajar dalam arti idealisme merupakan kegiatan psiko-fisik-sosio
menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Perolehan pengetahuan maupun
upaya penambahan pengetahuan hanya merupakan salah satu bagian dari proses
menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Suprijono (2011) menyatakan
belajar memiliki tiga prinsip yang merupakan suatu keutuhan. Pertama, belajar
merupakan perubahan perilaku. Kedua, belajar merupakan suatu proses yang
terjadi karena dorongan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, belajar
merupakan pengalaman yang pada dasarnya adalah hasil interaksi antara individu
dengan lingkungannya.
Definisi belajar secara umum, belajar merupakan tahapan perubahan
seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Syah, 2009).
Berdasarkan pernyataan ahli di atas maka belajar merupakan perubahan
tingkah laku pada diri seseorang. Perubahan ini diperoleh dari interaksinya
dengan lingkungan maupun pengalaman yang menghasilkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Faktor yang turut berpengaruh dalam belajar berasal dari
dalam diri (internal) dan juga dari luar (eksternal) individu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Hasil belajar merupakan suatu pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi serta keterampilan (Suprijono, 2011).
Merujuk pada pemikiran Gagne, hasil belajar dapat berupa informasi verbal,
keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik dan sikap. Bloom
menyatakan bahwa hasil belajar mencakup kemampuan afektif, kognitif, dan
psikomotorik.
Hakikat hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku. Sudjana (2010)
menyatakan tingkah laku sebagai suatu hasil belajar mencakup bidang kognitif,
afektif dan psikomotoris. Hasil belajar merupakan kemampuan kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.
Hasil berlajar merupakan berbagai perubahan yang terjadi pada diri siswa
berupa output dan outcome. Output merupakan kemampuan yang dikuasai siswa
yang segera diketahui setelah mengikuti proses pembelajaran. Outcome
merupakan prestasi sosial dalam masyarakat sebagai wujud kemampuan-
kemampuan yang diperoleh selama proses pembelajaran (Widoyoko, 2009).
Berdasarkan atas definisi-definisi belajar yang telah dikemukakan di
atas diketahui bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh setelah
melakukan proses belajar. Perubahan yang diperoleh berupa pengetahuan,
keterampilan, serta sikap ilmiah.perubahan ini dipengaruhi oleh faktor internal
maupun internal.
Biologi merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
mempelajari tentang makhluk hidup serta lingkungannya. Pembelajaran biologi
lebih menekankan pada keterampilan proses dalam mendapatkan materi sehingga
siswa mendapatkan pengalaman belajar secara langsung sesuai dengan
karakteristik pembelajaran sains. Materi diperoleh dari observasi maupun
eksperimen sehingga mempelajari biologi tidak hanya cukup dengan menghafal
konsep materi yang ada tetapi juga dituntut untuk dapat menemukan fakta dari
konsep-konsep tersebut. Belajar biologi secara bermakna baru akan dialami siswa
apabila siswa telibat aktif secara intelektual, manual, dan sosial. Rustaman dkk
(2005) menyatakan dalam belajar sains siswa tidak hanya belajar produk saja,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
tetapi juga harus belajar aspek proses, sikap, dan teknologi agar siswa dapat
benar-benar memahami sains secara utuh.
b. Ranah dalam Hasil Belajar
Pembelajaran biologi memiliki tiga ranah hasil belajar yaitu berupa
konten atau produk (kognitif), proses (psikomotor), dan sikap ilmiah (afektif).
Pencapaian hasil belajar dapat diketahui melalui evaluasi baik dalam bentuk tes
maupun observasi terhadap siswa. Ranah hasil belajar antara lain:
1) Ranah kognitif
Ranah kognitif merupakan ketercapaian belajar siswa dalam pemahaman
serta penguasaan konsep dan materi pembelajaran. Kemampuan kognitif
berorientasi pada kemampuan berpikir siswa yang mencakup kemampuan
intelektual sederhana seperti mengingat, memahami hingga kemampuan berpikir
tingkat tinggi yang mampu menggunakan semua kemampuan untuk menciptakan.
Kategori dalam dimensi kognitif dibagi dalam enam tingkatan dengan
aspek belajar yang berbeda. Keenam tingkat tersebut menurut Anderson (2010)
yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan
mencipta. Mengingat, tujuan instruksional pada level ini menuntut siswa untuk
mampu mengingat (recall) informasi yang telah diterima sebelumnya. Siswa
mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang pada tingkatan ini.
Memahami, kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk
menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata
sendiri. Siswa mampu mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk
apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Mengaplikasikan, penerapan
merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang
telah dipelajari ke dalam situasi yang baru serta memecahkan berbagai masalah
yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Mengaplikasikan adalah level dimana
siswa mampu menerapkan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. Menganalisis,
analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan
membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat,
asumsi, hipotesis atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut
untuk melihat ada tidaknya kontradiksi. Siswa mampu memecah materi menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian
pada tingkatan ini. Mengevaluasi, siswa mampu membuat penilaian dan
keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan
menggunakan kriteria tertentu. Mencipta, sebagai kemampuan seseorang dalam
mengkaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada
sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
Berdasarkan uraian di atas maka penilaian ranah kognitif merupakan
penilaian produk yaitu pemahaman siswa terhadap materi diperlukan kemampuan
berpikir tingkat rendah hingga tingkat tinggi. Siswa harus mampu mengetahui dan
memahami yang merupakan kemampuan berpikir tingkat rendah, serta mampu
mengaplikasikan, menganalisis, menilai, maupun menciptakan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
2) Ranah afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai
interest, apresiasi serta penyesuaian perasaan sosial (Hamzah, 2001). Ciri-ciri
hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku,
seperti perhatiaanya terhadap mata pelajaran yang diajarkan, kedisiplinan dalam
mengikuti pelajaran, motivasi yang tinggi, penghargaan, dan rasa hormat terhadap
guru.
Tingkatan afeksi menurut Hamzah (2001) dibagi menjadi lima jenjang
yaitu receiving, responding, valuing, organization dan Characterization by a
value or value complex. Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan)
adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang
datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
Termasuk dalam jenjang ini misalnya kesadaran dan keinginan menerima
stimulus, mengontrol dan menyeleksi rangsangan yang datang dari luar. Pada
jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai dan mereka
mengidentikkan diri dengan nilai itu. Responding (menanggapi), adalah
kemampuan seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam
kegiatan dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Valuing
(menilai, menghargai), artinya memberikan nilai atau penghargaan terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
kegiatan suatu obyek. Kaitannya dengan proses belajar mengajar, peserta didik
tidak hanya menerima nilai yang diajarkan tetapi juga mampu untuk menilai
konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk. Organization (mengatur atau
mengorganisasikan), artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk
nilai baru yang lebih universal, yang membawa pada perbaikan. Characterization
by a value or value complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau kemplek nilai),
yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadiaan dan tingkah lakunya. Proses internalisasi nilai
telah menempati tempat tertinggi dalam hirarki nilai. Peserta didik telah mimiliki
sistem nilai yang mengontrol tingkah lakunya sehingga membentuk karakter.
Indikator afektif dalam pembelajaran IPA merupakan sikap yang
diharapkan saat dan setelah siswa melakukan proses pembelajaran yang berkaitan
dengan sikap ilmiah. Sikap ilmiah tersebut antara lain jujur, teliti, disiplin,
terbuka, objektif, dan tanggung jawab. Rustaman (2002) menyatakan dalam
pembelajaran sains tidak hanya menghasilkan produk dan proses, tetapi juga
sikap, artinya bahwa dalam sains terkandung sikap seperti tekun, terbuka, jujur,
dan objektif.
3) Ranah psikomotor
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu. Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu. Ketercapaian hasil belajar proses pada
pembelajaran biologi lebih diutamakan. Keterampilan proses sains perlu dikuasai
siswa untuk mengungkap konsep-konsep materi melalui pengamatan, percobaan,
berdiskusi, mengkomunikasikan hasil diskusi, serta bertanya (Hamzah, 2001).
Domain dari ranah psikomotor adalah persepsi (berkenaan dengan indra dalam
melakukan kegiatan), kesiapan (kesiapan untuk pengalaman tertentu), gerakan
terbimbing (gerakan pada tingkatan satu model), gerakan terbiasa (respon yang
sudah menjadi kebiasaan), gerakan komplek (gerakan keterampilan tingkat
tinggi), dan penyesuaian keaslian (tindakan sesuai dengan situasi).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2. Model Pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assesment and
Satisfaction (ARIAS)
a. Model Pembelajaran
Biologi merupakan bagian dari ilmu sains. Sains merupakan ilmu yang
yang memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang
faktual, baik berupa kenyataan (facts) maupun kejadian (events) serta hubungan
sebab akibat. Sains memiliki dua hal yang berkaitan dan tidak dapat dipisahkan,
yaitu sains sebagai proses merupakan kerja ilmiah, dan sains sebagai produk yaitu
pengetahuan sains yang berupa pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural
dan pengetahuan meta kognitif.
Pengertian dari model pembelajaran adalah suatu kerangka konseptual
yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan atau sebagai
kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar (Wenno, 2008). Model pembelajaran
mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu meliputi tujuannya,
sintaksnya, lingkungan serta sistem pengelolaannya, sehinggga model
pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada pendekatan, strategi,
pendekatan, metode maupun prosedur. Ahmadi (2011) menyatakan bahwa model
pembelajaran merupakan suatu pola atau suatu perencanaan yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun
pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat pembelajaran.
Ciri khusus yang membedakan model pembelajaran dengan strategi,
metode ataupun prosedur ada tiga. Ciri yang pertama adalah rasional, teoritik dan
logis yang disusun oleh pengembangnya. Ciri yang kedua adalah landasan
pemikiran dari tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Ciri ketiga adalah tingkah
laku pembelajaran yang diperlukan agar model pembelajaran dapat terlaksana
dengan baik serta lingkungan belajar yang dibutuhkan agar tujuan pembelajaran
dapat berhasil.
Berdasarkan pengertian model pembelajaran menurut beberapa ahli
diatas, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran merupakan perencanaan yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
untuk merencanakan aktivitas belajar mengajar.
b. Model Pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assesment and
Satisfaction (ARIAS)
Suatu perencanaan ataupun pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas maupun pembelajaran tutorial, serta
digunakan untuk menentukan perangkat pembelajaran merupakan pengertian dari
model pembelajaran. Model pembelajaran ARIAS berisi lima komponen yang
merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, meliputi
assurance, relevance, interest, assessment, dan satisfaction yang dikembangkan
berdasarkan teori-teori belajar (Wenno, 2008).
Assurance, Relevance, Interest, Assesment and Satisfaction (ARIAS)
merupakan model yang dikembangkan sebagai salah satu alternatif yang dapat
digunakan oleh guru sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan baik (Ahmadi, 2011). Model pembelajaran Assurance, Relevance,
Interest, Assesment and Satisfaction (ARIAS) merupakan modifikasi dari model
pembelajaran Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS). Model
pembelajaran ARIAS dikembangkan sebagai salah satu alternatif yang dapat
digunakan oleh guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
baik. Model pembelajaran ARIAS berisi lima komponen. Menurut Wenno (2008)
kelima komponen dari model pembelajaran ARIAS adalah assurance
(kepercayaan diri), relevance (relevansi), interest (minat), assessment (evaluasi)
dan satisfaction (kepuasan). Assurance (percaya diri) berhubungan dengan sikap
percaya, keyakinan serta harapan untuk berhasil. Relevance (relevansi)
berhubungan dengan kehidupan siswa, baik berupa pengalaman sekarang maupun
pengalaman yang telah dimiliki serta berhubungan dengan kebutuhan karir yang
akan datang. Interest berhubungan dengan minat siswa. Assesment berhubungan
dengan penilaian terhadap siswa yang merupakan suatu bagian pokok dalam
pembelajaran. Satisfaction (kepuasan) adalah reinforcement (penguatan) yang
dapat memberikan rasa bangga dan puas pada diri siswa yang perlu dalam proses
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
ARIAS berisi lima komponen yang disusun berdasarkan teori-teori
belajar. Kelima komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang diperlukan
dalam kegiatan pembelajaran. Ahmadi (2011) mengemukakan komponen
pertama model pembelajaran ARIAS adalah assurance (percaya diri), yaitu
berhubungan dengan sikap percaya, keyakinan akan keberhasilan dan
berhubungan dengan harapan untuk sebuah keberhasilan. Seorang siswa yang
mempunyai sikap percaya diri yang tinggi cenderung lebih berhasil bagaimanapun
kemampuan yang dia miliki. Sikap percaya diri akan mempengaruhi tingkah laku
siswa untuk mencapai keberhasilan. Siswa yang memiliki rasa percaya diri yang
tinggi cenderung menilai positif terhadap dirinya sendiri dan senantiasa
menampilkan prestasi yang baik secara berkelanjutan.
Cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi sikap percaya diri siswa
antara lain membantu siswa menyadari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki,
serta menanamkan gambaran positif siswa terhadap diri sendiri, menggunakan
patokan yang memungkinkan siswa dapat mencapai keberhasilan dan memberi
tugas yang sulit tetapi realistis untuk dikerjakan siswa. Hal tersebut didukung
dengan pendapat Ahmadi (2011) bahwa menanamkan sikap positif terhadap diri
sendiri dapat mempengaruhi sikap percaya diri siswa.
Komponen kedua dari model pembelajaran ARIAS adalah relevance.
Menurut Ahmadi (2011) relevance berhubungan dengan kehidupan siswa baik
berupa pengalaman masa kini atau pengalaman yang telah dimiliki maupun yang
berhubungan dengan kebutuhan karir. Siswa merasa akan terdorong mempelajari
sesuatu jika ada relevansinya dengan kehidupan mereka serta berorientasi pada
tujuan yang jelas. Tujuan yang jelas memberikan gambaran bagi siswa
pengalaman apa yang akan mereka dapatkan selama proses pembelajaran.
Cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan relevansi pembelajaran
adalah mengemukakan tujuan atau sasaran yang akan dicapai, menjelaskan
manfaat pembelajaran bagi siswa, dan menggunakan bahasa yang jelas serta
contoh yang nyata berhubungan dengan kehidupan siswa.
Komponen ketiga dari model pembelajaran ARIAS adalah interest yang
berhubungan dengan minat. Ahmadi (2011) mengungkapkan belajar tidak akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
terjadi tanpa adanya minat. Minat dalam proses pembelajaran tidak hanya harus
dibangkitkan, melainkan juga harus dipelihara selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Siswa akan mengerjakan sesuatu yang menarik sesuai dengan minat
dan perhatian mereka. Minat merupakan salah satu alat yang sangat berguna untuk
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Cara yang dapat digunakan oleh guru untuk membangkitkan serta
menjaga minat siswa antara lain dengan menggunakan cerita, analogi, sesuatu
yang baru, menampilkan sesuatu yang berbeda dalam pembelajaran, memberi
kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran.
Minat juga dapat dijaga dengan mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran
serta melakukan komunikasi non-verbal dalam kegiatan pembelajaran.
Komponen keempat dalam model pembelajaran ARIAS adalah
assessment, yaitu berkaitan dengan evaluasi terhadap siswa. Evaluasi merupakan
umpan balik bagi siswa mengenai kelebihan dan kelemahan yang dimiliki
sehingga mampu mendorong untuk belajar lebih giat. Evaluasi tidak hanya
dilakukan oleh guru melainkan juga dilakukan oleh siswa terhadap diri mereka
sendiri serta evaluasi terhadap teman. Evaluasi diri dapat membantu siswa
mengembangkan peembelajaran dan inisiatif siswa untuk selalu berusaha menjadi
lebih baik.
Cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan evaluasi adalah dengan
memberikan umpan balik balik terhadap kinerja siswa, dan memberikan evaluasi
yang obyektif serta menginformasikan hasil evaluasi kepada siswa. Ahmadi
(2011) menyatakan evaluasi dapat dilakukan dengan cara lain, seperti
memberikan waktu kepada siswa untuk mengevaluasi diri sendiri sekaligus
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi teman.
Komponen kelima model pembelajaran ARIAS adalah satisfaction yang
berhubungan dengan rasa bangga dan puas atas hasil yang dicapai. Siswa yang
telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga atas
keberhasilan tersebut. Ahmadi (2011) mengungkapkan keberhasilan dan
kebanggaan menjadi penguat bagi siswa untuk mencapai keberhasilan
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Tujuan mengajar adalah untuk memberikan rasa puas terhadap siswa.
Rasa puas (satisfaction) dapat memberikan penguatan (reinforcement) pada
siswa. Penguatan juga dapat diberikan pada siswa berupa penguatan intrinsik
maupun penguatan ekstrinsik. Penguatan ekstrinsik dapat berupa pujian dari guru,
sedangkan penguatan intrinsik dapat timbul karena keberhasilan siswa dalam
memecahkan suatu masalah.
Tujuan pembelajaran menurut model ARIAS adalah membantu siswa
menyadari bahwa setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan serta
menanamkan gambaran positif siswa terhadap diri sendiri. Menggunakan suatu
patokan, standar yang dapat memungkinkan siswa mencapai keberhasilan juga
merupakan tujuan pembelajaran menurut model ARIAS. Model pembelajaran
ARIAS juga mampu melatih kemandirian siswa dan keterampilan siswa. Evaluasi
dalam model pembelajaran ARIAS juga mampu memberikan umpan balik
terhadap kinerja siswa serta memberikan kesempatan siswa mengetahui sejauh
mana kemampuan yang diperoleh selama proses pembelajaran. Tujuan lain
dengan penerapan model pembelajaran ARIAS adalah memberikan variasi dalam
pembelajaran, memberikan penguatan kepada siswa baik secara verbal maupun
non verbal, serta memberikan perhatian kepada siswa sehingga siswa merasa
dihargai (Wenno, 2008).
B. Hasil Penelitian Relevan
Beberapa penelitian telah dilakukan yang menunjukkan keefektifan
model pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction
(ARIAS) terhadap hasil pembelajaran. Hasil penelitian Siahaan, dkk (2010)
menunjukkan hasil belajar siswa yang menggunakan model ARIAS lebih baik
dibandingkan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
konvensional. Menurut Sopah (2001) penerapan model pembelajaran ARIAS
memberi dampak positif terhadap hasil belajar. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa model pembelajaran ARIAS dapat digunakan oleh para guru
sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Jamiah (2008) mengungkapkan bahwa model pembelajaran ARIAS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
dapat meningkatkan pemahaman siswa dan memberikan dampak positif bagi hasil
belajar siswa.
C. Kerangka Pemikiran
Belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
eksternal dapat berupa model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Model
pembelajaran efektif yang diterapkan dapat mempengaruhi ketercapaian hasil
belajar. Model pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and
Satisfaction (ARIAS) menumbuhkan rasa percaya diri siswa dan minat siswa
dengan menghubungkan materi pembelajaran yang berbasis kontekstual serta
memberikan evaluasi yang hasilnya dapat memberikan rasa bangga dan penguatan
sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar.
Kerangka berpikir dalam melaksanakan kegiatan penelitian secara sederhana dapat digambarkan pada Gambar 2.1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran
Permasalahan -Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal siswa. -Siswa kurang percaya terhadap kemampuan diri sendiri. -Hasil belajar biologi siswa kurang maksimal jika model pembelajaran kurang sesuai
Hasil belajar biologi siswa kurang
-Rasa kurang percaya diri siswa dapat ditingkatkan dengan penerapan model pembelajaran yang sesuai. -Pemilihan model pembelajaran harus mampu menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran -Penerapan model yang sesuai dapat meningkatkan hasil belajar
Penerapan model pembelajaran ARIAS
Penerapan model pembelajaran ARIAS: Assurance: percaya diri Relevance: berkaitan dengan pengetahuan sebelumnya Interest: minat Assesment: evaluasi Satisfaction: kebanggaan dan penguatan
Implikasi Hasil belajar semakin meningkat
Mengakomodasi ranah afektif, kognitif,psikomotor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, dapat dirumuskan
hipotesis penelitian bahwa model pembelajaran Assurance, Relevance, Interest,
Assesment, and Satisfaction (ARIAS) berpengaruh terhadap hasil belajar biologi
siswa kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Al Islam 1 Surakarta kelas XI IPA
semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.
2. Waktu Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2011/2012 dan dibagi menjadi tiga tahap, tahap persiapan, tahap pelaksanaan serta
tahap pengolahan data dan penyusunan laporan. Ketiga tahap tersebut disusun
pada Gambar 3.1.
Tahap Kegiatan penelitian Bulan ke (dalam tahun 2011-2012)
08 09 10 11 12 01 02 03 04 05 06
Persiapan
1. Permohonan pembimbing
2. Survei sekolah
3. Konsultasi judul
4. Konsultasi draf proposal
5. Konsultasi instrument dan seminar proposal
Pelaksanaan
1. Ijin penelitian dan melengkapi instrument
2. Try out instrumen penelitian
3. Pelaksanaan penelitian dan konsultasi bab I, II, dan III
Pengolahan data dan penyusunan laporan
Pengolahan data hasil penelitian dan penyusunan laporan
Gambar 3.1. Waktu Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (Quasi
experimental research) karena peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel.
Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk mencari hubungan sebab akibat
dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu pada dua kelompok eksperimen.
Rancangan penelitian ini adalah Posttest Control Group Design menurut
Sugiyono (2011:112) dapat digambarkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Posttest Only Control Design Kelompok Treatment Posttest Kontrol (R) X1 O1 Eksperimen (R) X2 O2
Keterangan
X1 :Perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol dengan model pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi.
X2 :Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen dengan model pembemlajaran ARIAS.
O1 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok kontrol. O2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok eksperimen. (R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random)
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tersebut sama-sama
mendapatkan perlakuan, tetapi masing-masing mendapatkan perlakuan yang
berbeda. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan model
ARIAS dan kelompok kontrol diberikan perlakuan pembelajaran dengan metode
konvensional.
Keterkaitan antara variabel bebas yang berupa model pembelajaran
ARIAS dan model pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi
terhadap variabel terikat yang berupa hasil belajar pada ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik tertuang dalam paradigma penelitian. Skema paradigma penelitian
bisa dilihat pada Gambar 3.2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Keterangan gambar : X = Model pembelajaran X1 = Model pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi X2 = Model pembelajaran ARIAS Y1 = Ranah kognitif Y2 = Ranah afektif Y3 = Ranah psikomotor X1Y1 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan model
pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi ranah kognitif.
X1Y2 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi pada ranah afektif.
X1Y3 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi pada ranah psikomotor.
X2Y1 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran ARIAS pada ranah kognitif.
X2Y2 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran ARIAS pada ranah afektif.
X2Y3 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran ARIAS pada ranah psikomotor.
Gambar 3.2. Skema Paradigma Penelitian.
X1
X
X2
Y3
Y3
Y1
Y2
Y2
Y1
X2Y3
X2Y2
X2Y1
A1Y3
X1Y2
X1Y1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011 dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester 2 SMA Al Islam 1 Surakarta
tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak tiga kelas. Populasi dikelompokan ke dalam
tiga kelompok yang dikelompokkan secara acak.
2. Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan karena keterbatasan peneliti dalam
penelitian yang tidak mampu memberi perlakuan terhadap seluruh populasi,
sehingga hanya mengambil sebagian dari populasi sebagai sampel yang dapat
mewakili seluruh populasi. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011). Sampel dalam
penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas XI IPA 2 sebanyak 38 siswa
sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPA 3 sebanyak 40 siswa sebagai kelas
eksperimen.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
cluster random sampling. Cluster random sampling merupakan cara pengambilan
sampel pada sumber data yang luas, dimana sampel dipilih dalam kelompok-
kelompok tertentu secara random. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dari
tiga kelas pada kelas XI IPA di SMA Al Islam 1 Surakarta. Jumlah sampel yang
dibutuhkan adalah dua cluster diperoleh dengan membagi besarnya sampel
dengan ukuran cluster, sehingga dari populasi sebanyak tiga kelas diambil dua
kelas sebagai sampel.
Sebelum pengambilan sampel dilakukan, terlebih dahulu dilakukan
pengujian untuk mengetahui apakah sampel memiliki karakteristik yang sama
dalam rata-rata nilai hasil belajar baik pada ranah kognitif, afektif maupun
psikomotorik. Pengujian dilakukan dengan cara menguji data menggunakan uji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
prasyarat berupa uji normalitas dan uji homogenitas. Data yang digunakan berupa
dokumen hasil belajar yang diolah selama satu semester dengan nilai asli sebagai
bahan acuannya pada ketiga ranah hasil belajar.
Uji normalitas dilakukan dengan uji Anderson Darling (α = 0,05) dan
menggunakan bantuan program minitab 16. H0 menyatakan bahwa sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan H1 menyatakan bahwa sampel
tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Keputusan uji dinyatakan
bahwa Ho diterima jika p-value>0.05. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa
tiap kelompok dalam populasi kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta memiliki
nilai p-value>0.05 pada setiap kelompok sehingga menunjukan distribusi yang
normal untuk semua nilai hasil belajar siswa baik kognitif, afektif maupun
psikmotorik. Hasil tes normalitas disajikan pada Tabel 3.2 dan selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 4.
Tabel 3.2. Rangkuman Uji Normalitas Dokumen Hasil Belajar Kemampuan
awal p-value Kriteria Keputusan H0
Kelompok kontrol Kelompok eksperimen
Kognitif 0,083 0,700 p-value> 0,05 Diterima Afektif 0,237 0,149 p-value> 0,05 Diterima
Psikomotor 0,107 0,310 p-value> 0,05 Diterima
Data yang berupa dokumen hasil belajar pada kelompok-kelompok dalam
populasi kemudian diuji dengan uji Levene’s (α=0,05) yang menggunakan
bantuan program minitab 16 untuk mengatahui apakah populasi bersifat homogen.
H0 dinyatakan bahwa tiap kelompok memiliki variansi yang sama (Homogen). H1
dinyatakan bahwa tiap kelompok tidak memiliki variansi yang sama. Keputusan
uji dinyatakan jika p-value>0.05 maka Ho diterima. Hasil uji homogenitas
disajikan pada Tabel 3.3 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.
Tabel 3.3. Rangkuman Uji Homogenitas Dokumen Hasil Belajar Kemampuan Awal P-value Kriteria Keputusan Uji H0
Kognitif 0. 851 p-value >0,05 Diterima, Homogen
Afektif 0,749 p-value >0,05 Diterima, Homogen
Psikomotor 0,184 p-value >0,05 Diterima, Homogen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Hasil dari uji Levene’s menunjukan nilai p-value>0.05 sehingga dapat
diketahui bahwa kelompok-kelompok dalam populasi memiliki varians yang tidak
berbeda nyata sehingga populasi bersifat homogen.
E. Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang menjadi sumber objek pengamatan dan
sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti. Dalam penelitian
ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu:
a. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab timbulnya variabel terikat (Sugiono, 2011). Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah model pembelajaran ARIAS dan model pembelajaran
konvensional dengan ceramah bervariasi (model yang biasa diterapkan di
kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012).
b. Variabel terikat adalah variabel yang kehadirannya dipengaruhi oleh
variabel bebas (Sugiono, 2011). Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta
tahun pelajaran 2011/2012 yang meliputi ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotorik.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut :
a. Metode tes
Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah seperangkat
stimulus yang diberikan kepada seseorang untuk mendapatkan jawaban-
jawaban sebagai dasar penetapan skor angka (Hamzah, 2001). Metode tes
digunakan untuk mengukur perubahan kemampuan kognitif siswa. Bentuk
tes yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa tes obyektif dengan
tipe pilihan ganda sebanyak 40 soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
b. Metode Nontes
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data
berupa catatan-catatan dan menelaah dokumen sekolah yang berkaitan
dengan objek penelitian. Data yang dikumpulkan dengan teknik ini
adalah data nilai Ujian Semester Ganjil kelas XI IPA tahun pelajaran
2011/2012 mata pelajaran biologi sebagai data awal yang digunakan
untuk uji keseimbangan.Metode pengamatan (observasi) dilakukan
dengan mengamati secara langsung ke objek penelitian untuk melihat
dari dekat kegiatan yang dilakukan. Objek penelitian yang dinilai
berupa perilaku, tindakan, keterampilan, dan sikap siswa. Lembar
observasi digunakan untuk penilaian hasil belajar ranah psikomotor
yaitu penilaian proses atau keterampilan dan penilaian hasil belajar
ranah afektif yaitu penilaian sikap.
2. Metode Observasi
Metode observasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mengukur hasil belajar ranah psikomotorik, afektif serta
keterlaksanaan rancangan pembelajaran. Penilaian dilakukan oleh
observer dan guru dengan melakukan checklist (√) pada lembar
observasi. Skala yang digunakan pada lembar observasi adalah
numerical rating scale dengan skala 1 sampai dengan 4 (Sugiyono,
2011).
3. Metode Angket
Angket merupakan cara pengumpulan data dengan
menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan
dan disusun sedemikian rupa sehingga calon responden hanya tinggal
mengisi atau menandainya dengan mudah dan cepat. Angket
digunakan untuk mengambil data hasil belajar siswa ditinjau dari ranah
afektif. Angket disusun dalam bentuk checklist yaitu bentuk angket
dimana pengisi angket tinggal memberi tanda check (√) pada pilihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
yang telah disediakan. Skor penilaian angket menggunakan skala
Likert (Sudjana, 2010) yang dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Skor Penilaian Berdasarkan Skala Likert
Skor untuk aspek yang dinilai Nilai
(+) (-) Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
SS S N TS
STS
5 4 3 2 1
1 2 3 4 5
2. Teknik Penyusunan Instrumen
a. Penyusunan Instrumen Ranah Kognitif
Menurut Widoyoko (2008) pengukuran ranah kognitif dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik tes. Beberapa langkah telah
dilakukan untuk menyusun instrument ranah kognitif. Langkah pertama
adalah pemilihan materi berdasarkan kurikulum sesuai dengan
Kompetensi Dasar. Langkah kedua adalah penyusunan indikator dan
tujuan pembelajaran ranah kognitif agar instrument menjadi lebih spesifik
dan terarah. Langkah ketiga adalah pembuatan alat ukur sesuai indikator
yang dilanjutkan dengan pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indikator
yang diharapkan. Soal-soal yang disusun menyangkut soal-soal yang
mencakup lima dari enam tingkatan kemampuan kognitif yang menurut
Anderson (2010) yaitu C1 (mengingat), C2 (mengerti), C3
(mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5 (menilai), dan C6 (mencipta).
Langkah selanjutnya adalah menyusun item soal ranah kognitif.
Instrument ini kemudian diuji kesahihan itemnya dengan uji validitas dan
reliabilitas. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba tes. Hasil dari
uji coba tersebut kemudian dianalisis butir soalnya mencakup validitas dan
reliabilitasnya. Jika item soal tes tidak valid maka butir soal yang tidak
valid di perbaiki melalui keputusan ahli, kemudian di lakukan tes ulang
(retest) untuk butir soal yang tidak valid. Item diuji lagi dengan uji tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
kesukaran item dan uji daya pembeda item soal. Instrumen yang telah
melalui semua tes tersebut kemudian siap digunakan sebagai postes.
b. Penyusunan Instrumen Ranah Afektif
Pengukuran ranah afektif menggunakan angket. Penilaian
dilakukan oleh siswa dengan memberikan checklist (√) pada angket.
Beberapa langkah telah dilakukan untuk menyusun instrument ranah
afektif. Langkah pertama adalah pemilihan Kompetensi Dasar yang
hendak diteliti. Langkah kedua adalah penyusunan indikator dan tujuan
pembelajaran ranah afektif agar instrument menjadi lebih spesifik dan
terarah. Langkah ketiga adalah pembuatan alat ukur sesuai indikator yang
dilanjutkan dengan pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indikator yang
diharapkan. Angket dibuat menggunakan skala Likert dengan lima respon
yang menunjukkan tingkatan tertentu sebagai alat ukurnya (Arikunto,
2010). Item pernyataan yang disusun mencakup lima jenjang kemampuan
afektif menurut Sudjana (2010) yaitu receiving (penerimaan), responding
(menanggapi), valuing (menilai), organization (mengorganisasi), dan
characterization by a value (karakterisasi atau internalisasi suatu nilai).
Langkah selanjutnya adalah menyusun item pernyataan angket afektif.
Instrument ini kemudian diuji kesahihan itemnya dengan uji validitas dan
reliabilitas. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba tes. Hasil
dari uji coba tersebut kemudian dianalisis masing-masing item pernyataan
mencakup validitas dan reliabilitasnya. Jika item pernyataan angket tidak
valid maka item pernyataan yang tidak valid di perbaiki melalui
peninjauan dan keputusan ahli, kemudian di lakukan tes ulang (retest)
untuk butir pernyataan yang tidak valid. Instrumen yang telah melalui
semua tes tersebut kemudian siap digunakan sebagai postes.
c. Penyusunan Instrumen Ranah Psikomotorik.
Pengukuran ranah psikomotor menggunakan lembar observasi
dengan melakukan pengamatan langsung terhadap keterampilan dan
penampilan siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran. Beberapa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
langkah telah dilakukan untuk menyusun instrument ranah psikomotorik.
Langkah pertama adalah pemilihan materi berdasarkan kurikulum sesuai
dengan Kompetensi Dasar. Langkah kedua adalah penyusunan indikator
dan tujuan pembelajaran ranah psikomotorik agar instrument menjadi
lebih spesifik dan terarah. Langkah ketiga adalah pembuatan alat ukur
sesuai indikator yang dilanjutkan dengan pembuatan kisi-kisi soal sesuai
dengan indikator yang diharapkan. Lembar observasi menggunakan
numerical rating scale dengan skala 1 sampai dengan 4 (Sugiyono, 2011).
Item pernyataan yang disusun mencakup empat dari enam jenjang
kemampuan meliputi gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan tanggap, dan
kemampuan fisik (Yulaelawati, 2004). Selanjutnya instrumen diuji
kesahihan itemnya dengan uji validitas dan reliabilitas oleh ahli/pakar.
Instrumen yang telah melalui semua tes tersebut kemudian siap digunakan
sebagai penilaian hasil belajar ranah psikomotorik.
F. Validasi Instrumen
Penilaian ranah kognitif menggunakan bentuk tes obyektif. Instrumen
penilaian ranah afektif yang digunakan berupa angket dan instrumen penilaian
ranah psikomotor berupa lembar observasi untuk mendapat data diri siswa.
Instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data harus diuji cobakan
terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kualitas soal. Pengujian kelayakan
instrumen dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:
a. Uji validitas
Validitas merupakan mutu penting dari setiap tes. Validitas merupakan
ketepatan dan kecermatan suatu instrumen dalam melakukan fungsi ukurnya
(Darmadi, 2011). Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas yang digunakan meliputi uji
validitas isi dan validitas konstruk. Uji validitas instrumen tes, lembar observasi
dan angket dilakukan dengan cara mencocokkan antara isi instrumen dengan
indikator pembelajaran dan materi pelajaran yang diajarkan (Sudjana, 2010). Hal
tersebut dilakukan agar tes dan angket yang digunakan dapat mengukur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
kemampuan siswa sesuai dengan tujuan akhir pembelajaran, yaitu mampu
mengukur hasil belajar siswa baik pada ranah kognitif, afektif maupun
psikomotorik. Uji validitas konstruk instrumen dilakukan dengan menguji
kesesuaian instrumen dengan aspek dari variabel yang diukur. Instrumen yang
telah disusun dikonsultasikan dengan ahli (Sugiyono, 2011).
Setelah dilakukan pengujian validitas isi dan konstruk oleh ahli, maka
diteruskan dengan uji coba instrumen. Uji coba (try out) dilakukan pada sampel
dari populasi penelitian. Sugiono (2011) menyatakan bahwa jumlah anggota
sampel yang digunakan untuk uji coba instrumen setidaknya sekitar 30 orang. Uji
coba instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur validitas
instrumen yang berbentuk tes hasil belajar pada ranah kognitif dan afektif,
sedangkan pengujian validitas untuk ranah psikomotorik cukup sampai validitas
isi dan konstrak yang telah melalui peninjauan dengan ahli. Validitas butir soal
dan butir angket dihitung dengan menggunakan rumus koefisien Product moment
dari Karl Pearson menurut Arikunto (2010).
rXY =})(.}.{)(.{
)).((2222 YYNXXN
YXXYN
å-åå-å
åå-å
Keterangan :
rXY : koefisien korelasi antara x dan y
N : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen)
X : skor untuk butir ke-i
Y : skor total (dari subyek try out)
Nilai rXY kemudian digunakan dalam perhitungan pada uji-t. Uji-t
dilakukan dengan rumus Riduwan (2004) yaitu:
thitung =2
XY
XY
r1
2r
-
-N
Keterangan :
t : nilai t menurut perhitungan uji t
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
rXY : koefisien korelasi antara x dan y
N : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen)
Langkah selanjutnya adalah melihat distribusi (Tabel t) untuk taraf
signifikansi (α) = 0,05 dan derajad kebebasannya (dk= N-2). Perbandingan
tersebut menghasilkan keputusan uji yaitu jika jika thitung < ttabel maka item soal
tidak valid, sedangkan jika thitung > ttabel maka item soal dapat dinyatakan
sebagai soal yang valid. Hasil try out pertama uji validitas tes kognitif dan
angket afektif secara lengkap disajikan pada Tabel 3.5 dan selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 2.
Tabel 3.5. Rangkuman Hasil Uji Validitas Try Out Pertama Instrumen Penelitian Jumlah Item Keputusan Uji Validitas
Valid Invalid
Kognitif 40 18 22
Afektif 50 50 0
Berdasarkan Tabel 3.5 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan uji
validitas soal kognitif menunjukkan bahwa dari 40 butir soal yang diberikan
terdapat 18 butir soal yang valid dan 22 butir soal invalid. Uji validitas angket
afektif menunjukkan bahwa dari 50 item pernyataan yang diberikan terdapat
50 item pernyataan yang valid dan 0 item pernyataan invalid. Butir soal atau
item pernyataan yang dinyatakan invalid kemudian dites ulang (retest) . Hasil
dari tes ulang menunjukan bahwa 22 butir soal tes kognitif valid. Hasil retest
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.
d. Uji Reliabilitas
Suatu tes dikatakan mempunyai taraf reliabilitas yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap walaupun diteskan berulang-ulang
(Arikunto, 2010). Riduwan (2004) menyatakan bahwa reliabilitas instrumen
tes yang memberikan jawaban yang benar bernilai 1 dan jawaban salah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
bernilai 0 dapat diukur menggunakan rumus Kuder Richardson (KR-20)
sebagai berikut:
÷÷ø
öççè
æ -÷øö
çèæ
-= å
2
2
11 1 S
pqS
kk
r
Reliabilitas item angket dihitung dengan menggunakan rumus Alpha
(Riduwan, 2004), yaitu:
r11= ÷øö
çèæ
-1nn
÷÷ø
öççè
æ å- 2
2
1t
i
S
S
Keterangan: r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan k = Banyaknya butir soal tes n = Banyaknya item pernyataan angket S = Standar deviasi dari tes p = Proporsi siswa yang menjawab item dengan benar q = Proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (1 – p) ∑pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
∑ Si2 = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St2 = Varians total
Jika harga r11 < rtabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga butir soal
tes maupun item pernyataan pada angketdinyatakan dikatakan tidak reliabel,
dan sebaliknya jika r11 > rtabel maka butir soal tes maupun item pernyataan
pada angketdinyatakan reliabel. Indeks korelasi yang digunakan sebagai
acuan tingkat reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item. No Skala r11 Keterangan
1
2
3
4
5
Antara 0,80 sampai dengan 1,00
Antara 0,60 sampai dengan 0,799
Antara 0,40 sampai dengan 0,599
Antara 0,20 sampai dengan 0,399
Antara 0,00 sampai dengan 0,199
Sangat Tinggi (ST)
Tinggi (T)
Cukup (C)
Rendah (R)
Sangat Rendah (SR)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Hasil try out uji reliabilitas soal tes kognitif dan angket afektif
disajikan pada Tabel 3.7. dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.
Tabel 3.7. Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas.
Instrumen Penelitian
Jumlah Item Keputusan Uji Reliabilitas
Kriteria
Reliabilitas
Kognitif 40 0.603 Tinggi
Afektif 50 0.923 Sangat Tinggi
Berdasarkan Tabel 3.7 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes
kognitif menggunakan rumus Kuder-Richardson (K-R 20) diperoleh r11=0,603
yang berarti bahwa koefisien reliabilitas soal tes kognitif memiliki kriteria
tinggi. Hasil uji reliabilitas angket afektif berdasarkan tabel 3.8 yang
menggunakan rumus Alpha menunjukan r11=0,923 yang berarti bahwa
koefisien reliabilitas angket afektif memiliki kriteria sangat tinggi Berdasarkan
hasil uji reliabilitas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian baik tes
kognitif maupun angket afektif bersifat reliabel atau memiliki ketetapan yang
tinggi untuk digunakan.
e. Analisis Butir Soal
a. Uji Taraf Kesukaran Soal
Arikunto (2010) menyatakan bahwa soal yang baik adalah soal
yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Bilangan yang
menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal dinyatakan dalam Indeks
Kesukaran (P). Indeks Kesukaran diperoleh dengan rumus Arikunto
(2010) sebagai berikut:
sJ
B P =
Keterangan :
P : Indeks Kesukaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
B : Jumlah jawaban yang benar yang diperoleh siswa dari suatu item
JS : Jumlah selurus siswa peserta tes
Indeks kesukaran diklasifikasikan oleh Arikunto (2010) menjadi
tiga tingkatan yang dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Skala Penilaian Indeks Kesukaran Butir Soal atau Item No Skala P Kategori Soal
1
2
3
Antara 0,10 sampai dengan 0,30
Antara 0,30 sampai dengan 0,70
Antara 0,70 sampai dengan 1,00
Sukar
Sedang
Mudah
Hasil try out uji taraf kesukaran tes kognitif disajikan pada Tabel
3.9 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.
Tabel 3.9. Rangkuman Hasil Try Out Uji Taraf Kesukaran.
T
Tabel 3.9 menunjukkan bahwa hasil uji taraf kesukaran pada hasil
try out pertama diperoleh 18 butir soal yang valid dan mempunyai indeks
kesukaran yang mudah sebanyak 13 butir soal, sedang 4 butir soal, dan
sukar sebanyak 1 butir soal. Try out pertama ini berarti menyisakan 22
butir soal tidak valid dengan indeks kesukaran yang bervariasi. Butir
soal yang tidak valid tersebut selanjutnya diperbaiki. Soal yang tidak
valid tersebut kemudian diretest pada try out kedua dan menghasilkan
butir soal 22 butir soal valid dengan indeks kesukaran sebanyak 2 butir
soal mudah, 18 butir soal sedang, dan 7 butir soal sukar. Berdasar atas
Jenis Tes Kognitif Jumlah Butir
Soal Valid Kriteria
Mudah Sedang Sukar
Hasil Try Out Pertama 18 13 4 1
Hasil Retes 22 2 14 6
Instrument Penilaian Tes Kognitif 40 15 18 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
data tersebut maka instrumen penelitian berupa tes kognitif secara umum
memiliki 40 butir soal dengan kriteria 15 butir soal mudah, 18 butir soal
sedang, dan 7 butir soal sukar.
b. Daya Pembeda Soal
Soal yang baik memiliki kemampuan untuk membedakan antara
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah). Perbedaan jawaban benar dari siswa yang
berkemampuan rendah dengan siswa berkemampuan tinggi disebut Indeks
Diskriminasi (D). D diperoleh dengan rumus (Arikunto, 2010) sebagai
berikut:
D = B
B
A
A
J
B
J
B- = PA - PB
Keterangan :
J : Jumlah peserta tes
JA : Jumlah peserta kelompok atas
JB : Jumlah peserta kelompok bawah
BA : Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Penilaian daya pembeda butir soal menurut Arikunto (2010) dapat
dilihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10. Skala Penilaian Daya Pembeda Butir Soal. No Nilai D Keterangan
1
2
3
4
5
Antara 0.00 sampai dengan 0.20
Antara 0.20 sampai dengan 0.40
Antara 0.40 sampai dengan 0.70
Antara 0.70 sampai dengan 1.00
Negatif
jelek (poor)
cukup (satisfactory)
baik (good)
baik sekali (excellent)
sangat jelek dan butir soal dibuang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Hasil try out uji daya beda butir soal tes kognitif disajikan pada
Tabel 3.11 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.
Tabel 3.11. Rangkuman Hasil Try out Uji Daya Beda.
Jenis Tes Kognitif Jumlah Butir
Soal Valid
Kriteria
Negatif Jelek Cukup Baik Baik sekali
Hasil Try Out Pertama 18 0 0 12 6 0
Hasil Retes 22 0 0 17 5 0
Instrument Tes Kognitif 40 0 0 29 11 0
Try out pertama menghasilkan 18 butir soal valid dari 40 butir
soal yang disediakan, Tabel 3.11 menunjukkan bahwa hasil uji daya beda
pada 18 butir soal valid tersebut mempunyai indeks diskriminasi baik
sebanyak 6 butir soal dan indeks deskriminasi cukup sebanyak 12 butir
soal. Try out pertama ini berarti menyisakan 22 butir soal tidak valid
dengan indeks diskriminasi yang bervariasi. Butir soal yang tidak valid
tersebut selanjutnya diperbaiki serta ditinjau ulang oleh ahli. Soal yang
tidak valid tersebut kemudian diretest pada try out kedua dan
menghasilkan butir soal dengan indeks deskriminasi baik sebanyak 5 butir
soal dengan indeks deskriminasi baik dan 17 butir soal dengan indeks
deskriminasi cukup. Berdasar pada data tersebut dapat diketahui bahwa
instrument penilaian hasil belajar kognitif memiliki 40 butir soal dengan
indeks deskriminasi baik sebanyak 11 butir soal dan indeks deskriminasi
cukup sebanyak 29 butir soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat yang dibutuhkan untuk hipotess penelitian ini adalah uji
normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui mengetahui apakah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi yang
terdistribusi normal atau tidak (Budiyono, 2009). Uji normalitas data
posttest / hasil belajar pada ranah kognitif, psikomotorik dan afektif untuk
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan menggunakan uji
Anderson-Darling dengan α = 0,050 dan dibantu program Minitab 16. H0
dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. H1 dinyatakan bahwa data
tidak berdistribusi normal. Jika nilai p-value>0.050 maka H0 diterima
sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan variansi antar kelompok yang diuji (Budiyono, 2009).
Homogenitas data posttest / hasil belajar pada ranah kognitif, psikomotorik
dan afektif dihitung menggunakan uji Levene’s dengan α = 0,050 dan
dibantu program Minitab 16. H0 dinyatakan bahwa tiap kelompok
memiliki variansi yang sama (Homogen). H1 dinyatakan bahwa tiap
kelompok tidak memiliki variansi yang sama. Keputusan untuk uji ini
adalah jika nilai p-value>0.050 maka H0 diterima sehingga dapat
dikatakan bahwa data homogen.
2. Uji Hipotesis
Hipotesis nihil (Ho) dalam penelitian ini menyebutkan bahwa tidak ada
perbedaan antara penerapan model pembelajaran ARIAS dengan model
pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi terhadap hasil belajar
biologi siswa kelas XI IPA SMAAl Islam 1 Surakarta tahun pelajaran
2011/2012, sedangkan H1 menyebutkan bahwa ada perbedaan antara
penerapan model pembelajaran ARIAS dengan model pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
konvensional dengan caramah bervariasi terhadap hasil belajar biologi siswa
kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
Statistik uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t dua sampel yang
independen pada tingkat signifikasi (α): 0,05 yang dibantu dengan program
Minitab 16. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan hipotesis
adalah H0 ditolak jika nilai probabilitas p-value<0.050 dan thitung>t(α,df). Hal
ini berlaku pula sebaliknya yaitu jika nilai probabilitas p-value>0.050 dan
thitung < t(α,df), maka H0 diterima.
H. Prosedur Penelitian
Sesuai dengan rancangan penelitian Posttest Only Control Design, dapat
disusun prosedur operasional penelitian, yaitu perencanaan, perlakuan, dan
analisis data. Secara terperinci prosedur penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.12.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 3.12 Prosedur Penelitian
Tahap Langkah-langkah Prosedur operasional
Perencanaan Penyusunan proposal
Pembuatan RPP
Penyusunan instrument dan
validasinya
Dalam tahap ini dilakukan penyusunan perangkat ajar yang digunakan dalam tahap perlakuan. Tahap perencanaan meliputi penyusunan proposal penelitian, mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran dan silabus yang mengimplementasikan model pembelajaran ARIAS, serta mempersiapkan instrumen berupa perangkat pengumpulan data.
Perlakuan Penerapan model pembelajaran ARIAS
Posttest
Tahap perlakuan adalah tahap pemberian perlakuan terhadap subjek penelitian sekaligus tahap dimana peneliti mengambil data sebanya-banyaknya dari subjek penelitian. Tahap ini meliputi pengadaan kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelompok eksperimen (XI IPA 3) dengan penerapan model ARIAS dan penerapan model konvensional pada kelompok kontrol (XI IPA 2).
Setelah kegiatan pembelajaran selesai diadakan posttes untuk mendapatkan nilai posttes yang digunakan dalam analisis data.
Analisis Organisasi data
Analisis data
Kesimpulan dan pelaporan
Tahap analisis dilakukan setelah mendapatkan data hasil penelitian maupun data pendukung hasil penelitian. Analisis dilakukan dengan menggunakan program Minitab 16. Tahap ini dilakukan sampai dengan penyusunan laporan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pengambilan data hasil belajar menggunakan tes tertulis dalam bentuk
pilihan ganda untuk hasil belajar biologi pada ranah kognitif, angket digunakan
untuk pengambilan data hasil belajar biologi pada ranah afektif dan lembar
observasi untuk hasil belajar biologi pada ranah psikomotor. Data penelitian
diperoleh dari dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan eksperimen. Kelompok
kontrol terdiri dari 38 siswa dan kelompok eksperimen terdiri dari 40 siswa. Hasil
penelitian berupa deskripsi data, pengujian hipotesis, dan pembahasan
disampaikan sebagai berikut:
A. Deskripsi Data
1. Distribusi dan Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif
Data hasil belajar kognitif didapatkan dari test setelah pembelajaran
berlangsung. Secara lengkap data hasil belajar kognitif dapat dilihat pada
Lampiran dan secara ringkas distribusi data nilai hasil belajar kognitif disajikan
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Distribusi dan Deskripsi Data Nilai Hasil Belajar Kognitif Interval Kelompok
Kontrol Frekuensi Interval Kelompok
Eksperimen Frekuensi
63-66 5 65-68 5 67-70 6 69-72 6 71-74 8 73-76 12 75-78 12 77-80 3 79-82 5 81-84 8 83-86 1 85-88 6
Jumlah 38 Jumlah 40 Mean 73,8 Mean 76,6 Std. Deviation 5.34 Std. Deviation 6.45 Minimum 63 Minimum 65 Maximum 83 Maximum 88
Tabel 4.1 menunjukan bahwa rata-rata nilai kognitif siswa pada
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Nilai maksimum
dan minimum pada kelompok eksperimen menunjukan hasil yang lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol. Berdasar atas hasil tersebut maka secara umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
dapat dikatakan bahwa hasil belajar kognitif pada kelompok eksperimen lebih
baik daripada kelompok kontrol.
2. Distribusi dan Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif
Data hasil belajar afektif didapatkan dari pemberian angket setelah
pembelajaran. Secara lengkap data hasil belajar afektif dapat dilihat pada
Lampiran dan secara ringkas distribusi data nilai hasil belajar afektif disajikan
pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Distribusi dan Deskripsi Data Nilai Hasil Belajar Afektif Interval Kelompok
Kontrol Frekuensi
Interval Kelompok Eksperimen
Frekuensi
75-76 4 78-80 7 77-78 7 81-83 11 79-80 11 84-86 10 81-82 11 87-89 9 83-84 2 90-92 2 85-86 3 93-95 1
Jumlah 38 Jumlah 40 Mean 79,9 Mean 84,3 Std. Deviation 2.65 Std. Deviation 3.62 Minimum 75 Minimum 78 Maximum 85 Maximum 95
Tabel 4.2 menunjukan bahwa rata-rata nilai afektif siswa pada kelompok
eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Nilai maksimum dan
minimum pada kelompok eksperimen menunjukan hasil yang lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol. Berdasar atas hasil tersebut maka secara umum
dapat dikatakan bahwa hasil belajar afektif pada kelompok eksperimen lebih baik
daripada kelompok kontrol.
3. Distribusi dan Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotorik.
Data hasil belajar psikomotorik didapatkan dari pengolahan nilai
penampilan siswa pada lembar observasi. Secara lengkap data hasil belajar
psikomotorik dapat dilihat pada Lampiran dan secara ringkas distribusi data nilai
hasil belajar psikomotorik disajikan pada Tabel 4.3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel 4.3. Distribusi dan Deskripsi Data Nilai Hasil Belajar Psikomotorik Interval Kelompok
Kontrol Frekuensi Interval Kelompok
Eksperimen Frekuensi
72-73 5 74-76 6 74-75 12 77-79 8 76-77 4 80-82 6 78-79 8 83-85 13 80-81 6 86-88 5 82-83 3 89-91 2
Jumlah 38 Jumlah 40 Mean 76,8 Mean 81,8 Std. Deviation 3.25 Std. Deviation 4.33 Minimum 72 Minimum 74 Maximum 83 Maximum 90
Tabel 4.3 menunjukan bahwa rata-rata nilai psikomotor siswa pada
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Nilai maksimum
dan minimum pada kelompok eksperimen menunjukan hasil yang lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol. Berdasar atas hasil tersebut maka secara umum
dapat dikatakan bahwa hasil belajar psikomotorik pada kelompok eksperimen
lebih baik daripada kelompok kontrol.
Berdasarkan data pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan Tabel 4.3 dapat dibuat
diagram batang yang menunjukan perbandingan nilai rata-rata hasil belajar
biologi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada ranah kognitif,
psikomotorik dan afektif seperti pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Perbandingan Hasil Belajar Biologi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen.
73.8 79.9 76.8 76.6
84.3 81.8
0102030405060708090
100
Kognitif Afektif Psikomotor
Nila
i Rat
a-ra
ta H
asil
Bela
jar
Ranah Hasil Belajar
Kontrol
Eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Gambar 4.1. memperlihatkan rata-rata nilai hasil belajar biologi siswa
pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol baik pada
ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hal tersebut menunjukan bahwa
penerapan model pembelajaran ARIAS mampu meningkatkan hasil belajar siswa
baik pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik dibandingkan dengan
penerapan model pembelajaran konvensional.
B. Pengujian Prasyarat Analisis
1. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menetahui bahwa sampel berasal dari
populasi yang terdistribusi normal.Populasi yang terdistribusi normal merupakan
prasyarat dari uji hipotesis dengan t-test (Sugiyono, 2011). Perhitungan uji
normalitas menggunakan uji Anderson-Darling. Kriteria pada pengujian yaitu
data berasal dari populasi yang terdistribusi normal jika nilai probabilitasnya (p-
value) lebih besar dari α = 0,05. Hasil uji normalitas hasil belajar biologi ranah
kognitif, afektif dan psikomotor secara lengkap disajikan pada Lampiran , dan
secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar
Hasil Belajar
P-value Kriteria Keputusan Uji
H0 Kelompok
Kontrol Kelompok
Eksperimen Kognitif 0.198 0.599 p-value >0,05 Diterima,
Normal Afektif 0.392 0.478 p-value >0,05 Diterima,
Normal Psikomotor 0.671 0.213 p-value >0,05 Diterima,
Normal
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa hasil uji Anderson-Darling nilai
probabilitas (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi 0,05 sehingga keputusan
uji H0 diterima. Berdasar dari hasil uji tersebut dapat dinyatakan bahwa nilai hasil
belajar baik pada ranah pada ranah kognitif, psikomotorik maupun afektif
berdistribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2. Hasil Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui bahwa variansi pada
populasi homogen. Perhitungan uji homogenitas menggunakan uji Levene’s.
Kriteria pengujiannya adalah variansi populasi yang diteliti dinyatakan homogen
jika nilai nyata probabilitasnya (p-value) lebih besar dari nilai nyata α =0,05.
Hasil uji homogenitas hasil belajar biologi ranah kognitif, afektif dan psikomotor
siswa disajikan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar
Uji Homogenitas P-value Kriteria Keputusan Uji H0
Nilai Kognitif 1.89 p-value >0,05 Diterima, Homogen
Nilai Afektif 2.23 p-value >0,05 Diterima, Homogen
Nilai Psikomotor 3.18 p-value >0,05 Diterima, Homogen
Tabel 4.5 menumjukkan bahwa nilai probabilitas (p-value) untuk semua
ranah hasil belajar lebih dari nilai signifikasi 0,05 sehingga keputusan uji H0
diterima. Hal ini menunjukan bahwa nilai hasil belajar pada kelompok kontrol
dan eksperimen memiliki variansi yang sama atau tidak berbeda nyata baik pada
ranah kognitif, psikomotorik maupun afektif, sehingga nilai hasil belajar dapat
dinyatakan bersifat homogen.
C. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan t-test. Prasyarat t-test yaitu
uji normalitas dan homogenitas telah terpenuhi, yang berarti sampel populasi telah
terdistribusi normal dan memiliki variasi yang sama.
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan hipotesis adalah
tingkat signifikasi (α) : 0,05 atau 5% dengan daerah kritisnya yaitu Ho ditolak jika
signifikasi probabilitas (p-value) < α (0,05). Hal ini berarti jika signifikasi
probabilitas (p-value) < 0,05 maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan sebaliknya jika
signifikasi probabilitas (p-value) > 0,05 maka hipotesis nihil diterima.
Hipotesis nihil (Ho) dalam penelitian ini menyebutkan bahwa tidak ada
perbedaan antara penerapan model pembelajaran ARIAS dengan model
pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, sedangkan H1
menyebutkan bahwa ada perbedaan antara penerapan model pembelajaran ARIAS
dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa
kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
Perbedaan yang ditunjukan antara penerapan model pembelajaran ARIAS
dengan model pembelajaran konvensional dianggap sebagai sebuah pengaruh
terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012. Hasil belajar biologi tersebut meliputi hasil belajar biologi
pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
1. Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif
Hasil analisis pengaruh penerapan model pembelajaran ARIAS terhadap
hasil belajar kognitif menunjukkan bahwa perolehan rata-rata nilai kognitif antara
kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen berbeda nyata. Rangkuman hasil
uji pengaruh tersebut disajikan pada tabel 4.6 dan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 4.
Tabel 4.6. Rangkuman Hasil Uji Pengaruh ARIAS Terhadap Hasil Belajar Kognitif
Ranah Hasil Belajar P-value Kriteria Keputusan Uji H0
Kognitif 0.035 p-value < 0,05 Ditolak,
Berbeda Nyata
Berdasarkan Tabel 4.6. dapat diinterpretasikan sebagai berikut,
perhitungan hasil belajar biologi ranah kognitif, H0 ditolak à artinya penerapan
model pembelajaran ARIAS pada kelompok eksperimen berpengaruh terhadap
kemampuan kognitif siswa.
2. Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif
Hasil analisis pengaruh penerapan model pembelajaran ARIAS terhadap
hasil belajar afektif menunjukkan bahwa perolehan rata-rata nilai afektif antara
kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen berbeda nyata. Rangkuman hasil
uji pengaruh tersebut disajikan pada tabel 4.7 dan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 4.7. Rangkuman Hasil Uji Pengaruh ARIAS Terhadap Hasil Belajar Afektif Ranah Hasil
Belajar P-value Kriteria Keputusan Uji H0
Afektif 0.000 P-value < 0,05 Ditolak,
Berbeda Nyata
Berdasarkan Tabel 4.7. dapat diinterpretasikan sebagai berikut,
perhitungan hasil belajar biologi ranah afektif, H0 ditolak à artinya penerapan
model pembelajaran ARIAS pada kelompok eksperimen berpengaruh terhadap
kemampuan afektif siswa.
3. Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotorik
Hasil analisis pengaruh penerapan model pembelajaran ARIAS terhadap
hasil belajar afektif menunjukkan bahwa perolehan rata-rata nilai afektif antara
kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen berbeda nyata. Hasil uji
pengaruh tersebut disajikan pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Rangkuman Hasil Uji Pengaruh ARIAS Terhadap Hasil Belajar Afektif Ranah Hasil
Belajar P-value Kriteria Keputusan Uji H0
Psikomotor 0.000 P-value < 0,05 Ditolak,
Berbeda Nyata
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diinterpretasikan sebagai berikut, perhitungan
hasil belajar biologi ranah psikomotor, H0 ditolak à artinya penerapan model
pembelajaran ARIAS pada kelompok eksperimen berpengaruh terhadap terhadap
kemampuan psikomotor siswa.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa model pembelajaran
Assurance, Relevance, Interest, Asessment and Satisfaction (ARIAS)
berpengaruh positif terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif, ranah
psikomotor dan ranah afektif. Tujuan pembelajaran pada umumnya mengarah
kepada aspek kognitif, afektif dan psikomotor (Hamzah, 2000). Nilai rata-rata tes
kognitif siswa di kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
ARIAS dalam pembelajaran lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol
yang menerapkan model pembelajaran konvensional. Hasil tersebut disebabkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
karena pada kelas eksperimen menerapkan model pembelajaran ARIAS, terlihat
siswa lebih antusias, bersemangat dan mampu menghidupkan suasana kelas).
Kelima aspek dalam model pembelajaran ARIAS yang berupa assurance,
relevance, interest, asessment dan satisfaction mampu mencakup aspek kognitif,
afektif maupun psikomotor. Kelima aspek dalam model pembelajaran ARIAS
tersebut memiliki peran masing-masing namun tetap merupakan suatu kesatuan
yang mampu meningkatkan ketercapaian hasil belajar baik ranah afektif, kognitif
maupun psikomotor.
Komponen pertama dalam model pembelajaran ARIAS adalah assurance.
Assurance diartikan sebagai sikap percaya diri. Sikap percaya diri yang dibangun
menggunakan komponen ARIAS ini berupa sikap siswa yang percaya pada
kemampuan dirinya sendiri.
Sikap percaya diri dalam penelitian ini dibangun dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat dan pengetahuan yang
dimiliki mengenai materi pembelajaran sistem reproduksi sebelum materi
dimulai. Pada pertemuan pertama siswa diberikan kesempatan mengemukakan
pendapat mereka mengenai materi organ reproduksi manusia baik wanita maupun
laki-laki. Awalnya siswa terlihat canggung dan belum berani mengemukakan
pendapat mereka di depan kelas, namun atas dorongan dan motivasi dari guru
beberapa siswa mulai berani mengemukakan pendapat mereka. Kesempatan
mengemukakan pendapat juga diberikan oleh guru selama proses pembelajaran,
khususnya saat kegiatan presentasi mengenai skema gametogenesis dilaksanakan.
Kegiatan presentasi dilaksanakan oleh perwakilan kelompok di depan kelas,
sementara anggota kelompok lain menanggapi. Kegiatan tersebut memicu sikap
percaya diri bahwa siswa mampu menyampaikan materi dengan baik ataupun
menumbuhkan sikap percaya diri siswa untuk menanyakan hal yang kurang jelas
maupun memberikan tanggapan. Siswa menunjukkan sikap antusias saat
mendapatkan kesempatan untuk mengemukakan pendapat baik secara langsung
maupun di depan kelas. Sikap percaya diri juga ditunjukkan siswa saat diberikan
kesempatan untuk bertanya. Keberanian siswa bertanya juga perlu didasari oleh
sikap percaya diri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Pemberian kesempatan untuk mengungkapkan pendapat juga diberikan
oleh guru pada pertemuan kedua dan ketiga. Pertemuan kedua guru membahas
mengenai menstruasi, fertilisasi dan kehamilan, sedangkan pada pertemuan ketiga
guru membahas mengenai materi kesehatan reproduksi manusia. Pertemuan kedua
siswa putri lebih antusias memberikan pendapat pada awal pembelajaran
dikarenakan siswa putra mungkin masih kurang begitu paham dengan materinya.
Siswa putri begitu percaya diri untuk menyampaikan pendapat mengenai materi
tersebut. Setelah proses pembelajaran berlangsung dan semua siswa mendapat
penjelasan dari guru semua siswa mulai percaya diri dengan pengetahuan yang
mereka miliki dan berani mengemukakannya saat kegiatan presentasi
berlangsung.
Sikap percaya diri siswa yang berhasil dibangun dan dikembangkan oleh
komponen assurance dalam peneltian ini sejalan dengan penelitian Jamiah (2008)
yang menunjukkan sikap berani dan percaya diri siswa untuk menyampaikan
materi di depan kelas timbul setelah diberikan kesempatan oleh guru. Sikap
percaya diri yang dibangun dan dimiliki siswa pada akhirnya mampu menambah
keyakinan siswa untuk berhasil dalam suatu pembelajaran (Ahmadi, 2011).
Komponen kedua dalam model pembelajaran ARIAS adalah relevance
atau relevansi. Relevansi berhubungan dengan pengalaman masa lalu maupun
pengalaman yang akan diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa
akan merasa termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran jika apa yang
dipelajari ada relevansinya dengan kehidupan dan memiliki tujuan yang jelas.
Relevansi dalam penelitian ini diwujudkan dengan penjelasan dari guru
mengenai pengetahuan yang akan diperoleh dan tujuan mempelajari materi
tersebut. Tahap ini direalisasikan oleh guru dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran materi sistem reproduksi manusia, baik secara umum maupun
secara khusus tiap pertemuan. Setelah mendapat penjelasan dari guru mengenai
tujuan pembelajaran dan pengetahuan yang akan diperoleh siswa menjadi lebih
serius dan antusias mengikut kegiatan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian Siahaan, dkk (2010) menunjukkan bahwa pada tahap relevansi guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
mengungkapkan tujuan pembelajaran yang akan diperoleh siswa dan respon yang
ditunjukkan siswa cukup antusias.
Komponen ketiga dalam model pembelajaran ARIAS adalah interest.
Kata interest dalam model pembelajaran ini mengarah kepada minat siswa.
Penerapan komponen ketiga model pembelajaran ARIAS dalam penelitian ini
adalah menggunakan video mengenai organ pada system reproduksi manusia,
baik sistem reproduksi pria maupun wanita. Guru juga menggunakan gambar
organ reproduksi pria dan wanita, gambar tahap siklus menstruasi dan kehamilan
serta gambar alat-alat kontrasepsi.. Siswa berkonsentrasi dan antusias saat
diputarkan video mengenai sistem reproduksi manusia. Hal ini dapat dilihat secara
umum melalui LO keterlaksanaan sintaks (LO terlampir pada Lampiran) dimana
siswa pada umumnya mengamati dan memperhatikan video yang diputarkan oleh
guru. Gambar yang diberikan oleh guru juga mampu menjaga minat siswa untuk
terus melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan antusias. Gambar yang
digunakan berupa gambar-gambar yang menarik dan mampu menimbulkan rasa
ingin tahu yang besar pada siswa, missal dalam penelitian ini digunakan gambar
organ reproduksi manusia, gambar tahap menstruasi, kehamilan dan alat-alat
kontrasepsi. Fakta tersebut membuktikan bahwa penggunaan gambar-gambar
maupun media yang menarik dalam tahap interest pada model pembelajaran
ARIAS terbukti mampu menarik minat siswa selama proses pembelajaran.
Siahaan dkk (2010) dalam penelitiannya juga mengungkapkan penggunaan
gambar-gambar dan icon yang menarik dalam model pembelajaran ARIAS
khususnya tahap interest mampu menarik minat siswa untuk mengikuti
pembelajaran. Minat yang dimaksud bukan sekedar menarik minat siswa, namun
juga tetap menjaga minat siswa terhadap pembelajaran mulai awal hingga akhir
pembelajaran (Wenno, 2008).
Komponen keempat dalam model pembelajaran ARIAS adalah
assessment. Assessment yang dimaksud oleh komponen ini adalah evaluasi.
Evaluasi merupakan umpan balik tentang kelebihan dan kelemahan yang dimiliki
siswa yang bertujuan untuk mendorong dan memotivasi siswa untuk belajar lebih
baikagar memperoleh hasil maksimal. Evaluasi dalam model pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
ARIAS tidak hanya evaluasi dari pihak guru saja, melainkan juga evaluasi dari
pihak siswa. Evaluasi dari pihak siswa meliputi evaluasi diri sendiri maupun
evaluasi dari teman.
Evaluasi yang digunakan oleh peneliti dalam pengaplikasian komponen
assessment berupa tes pilihan ganda, pengisian teka-teka silang mengenai
kesehatan reproduksi maupun presentasi mengenai tahap gametogenesis dan tahap
menstruasi pada manusia. Tes pilihan ganda berperan sebagai tes yang berasal
dari guru tetapi juga berperan sebagai evaluasi siswa terhadap dirinya sendiri
ketika hasil dari tes tersebut sudah dikembalikan kepada siswa. Pengisian teka-
teki silang mengenai kesehatan reproduksi yang disediakan oleh guru di depan
kelas juga merupakan bentuk evaluasi dari guru tetapi juga mencakup evaluasi
diri siswa dan evaluasi oleh teman. Siswa mengisi teka-teki silang yang
disediakan guru, kemudian mengisi sesuai pertanyaan sebagai bentuk evaluasi diri
sendiri dan teman mengevaluasi dalam bentuk pembenaran jika ditemukan
kesalahan pengisian. Presentasi merupakan bentuk evaluasi terhadap diri sendiri
maupun evaluasi dari teman. Siswa mempresentasikan materi gametogenesis dan
tahap menstruasi bisa diartikan sebagai evaluasi terhadap pengetahuan tentang
materi yang dipelajarinya, sedangkan tanggapan, sanggahan maupun pertanyaan
merupakan wujud evaluasi yang diberikan teman.
Sopah (2000) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa evaluasi dalam
model pembelajaran ARIAS yang diaksanakan menggunakan tes tertulis. Hasil
penelitian tersebut mendukung peneliti yang juga menggunakan tes tertulis
sebagai salah satu bentuk evaluasi dalam penelitian ini.
Komponen kelima dalam model pembelajaran ARIAS adalah
satisfaction. Satisfaction berhubungan dengan rasa bangga atau puas atas hasil
yang telah dicapai siswa. Siswa yang telah berhasil mengerjakan dan mencapai
sesuatu merasa bangga dan puas atas keberhasilan tersebut.
Pemberian reward bagi kelompok terbaik pada setiap akhir pembelajaran
pada penelitian ini bertujuan untuk memberikan rasa puas dan bangga kepada
siswa maupun kelompok terbaik. Rasa puas yang ditimbulkan atas pencapaian
hasil yang baik serta perolehan reward diharapkan mampu memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
penguatan terhadap materi yang baru saja diperoleh. Menurut Ahmadi (2011) rasa
puas dan pemberian reward mampu memberikan penguatan terhadap materi yang
diperoleh. Sikap puas ditunjukkan oleh kelompok yang berhasil memperoleh
reward. Reward mampu memicu kelompok lain untuk menjadi yang terbaik,
sehingga pada pertemuan-pertemuan selanjutnya antusiasme siswa terhadap
pembelajaran meningkat.
Hasil penelitian Siahaan dkk (2010) menunjukkan bahwa
pemberian reward dan pujian memberikan kepuasun kepada siswa. Hal tersebut
mendukung hasil penelitian ini. Guru bukan hanya memberikan reward, tetapi
juga mengapresiasi kelompok terbaik dengan pujian dan tepuk tangan. Siswa
merasa bangga dan puas karena sesuatu yang dikerjakan dan dihasilkan memdapat
penghargaan baik verbal maupun nonverbal dari lingkungannya (Ahmadi, 2011).
1. Hasil Belajar Ranah Kognitif
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa model pembelajaran
ARIAS berpengaruh positif untuk meningkatkan hasil belajar biologi ranah
kognitif. Nilai rata-rata tes kognitif siswa di kelompok eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran ARIAS dalam pembelajaran lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok kontrol yang menerapkan model pembelajaran
konvensional. Hasil tersebut disebabkan karena pada kelas eksperimen
menerapkan model pembelajaran ARIAS, terlihat siswa lebih antusias,
bersemangat dan mampu menghidupkan suasana kelas. ARIAS juga memiliki
komponen assessment dan satisfaction yang menunjang kemampuan kognitif
menjadi lebih baik. Assessment memberikan umpan balik agar siswa lebih
termotivasi menjadi semakin baik dan satisfaction memberikan penguatan serta
menjadi pengingat terhadap materi pembelajaran.
Komponen assessment mampu memberikan dampak positif terhadap hasil
belajar kognitif setelah evaluasi guru langsung mengumumkan hasil evaluasi.
Kelompok yang mendapatkan penghargaan menjadi kelompok terbaik menjadi
antusias dan semakin bersemangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal
tersebut juga mendorong kelompok lain lebih termotivasi dan mengikuti
pembelajaran dengan semangat untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Antusias yang tinggi terhadap pembelajaran terlihat dari siswa yang cenderung
tidak suka meninggalkan kelas selama pembelajaran berlangsung.
Satisfaction atau rasa puas yang diperoleh siswa karena hasil yang dicapai
selama hasil pembelajaran mampu memberikan penguatan terhadap materi yang
diperoleh. Penguatan materi yang diperoleh berdampak positif saat dilakukan tes
kognitif memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan hasil yang diperoleh
kelompok kontrol.
Hal tersebut berbeda dengan kondisi kelas kontrol yang menggunakan
model pembelajaran konvensional. Kondisi kelas kontrol selama kegiatan
pembelajaran terasa kurang aktif dan siswa kurang antusias. Hal ini
dimungkinkan karena kegiatan pembelajaran kurang memicu siswa untuk aktif
dan kurang menarik bagi siswa. Siswa lebih terkesan pasif selama proses
pembelajaran dan siswa terkesan hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Sikap
pasif siswa membuat peran guru terasa lebih dominan. Hal ini yang menyebabkan
hasil belajar kognitif kelas kontrol lebih rendah daripada kelas eksperimen.
Penelitian Carpenter (2006) mengungkapkan pemberian motivasi salah
satunya dengan pemberian penghargaan mampu memberikan pengaruh positif
terhadap nilai kognitif siswa. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini yang
menunjukkan pemberian penghargaan dan evaluasi mampu berpengaruh positif
terhadap hasil belajar kognitif siswa. Sikap percaya diri siswa yang berhasil
dibangun dan dikembangkan oleh komponen assurance dalam peneltian ini
sejalan dengan penelitian Jamiah (2008) yang menunjukkan sikap berani dan
percaya diri siswa untuk menyampaikan materi di depan kelas timbul setelah
diberikan kesempatan oleh guru. Sikap percaya diri yang dibangun dan dimiliki
siswa pada akhirnya mampu menambah keyakinan siswa untuk berhasil dalam
suatu pembelajaran (Ahmadi, 2011).
Hasil penelitian Siahaan dkk (2010) menunjukkan bahwa pemberian
reward dan pujian memberikan kepuasun kepada siswa. Hal tersebut mendukung
hasil penelitian ini. Guru bukan hanya memberikan reward, tetapi juga
mengapresiasi kelompok terbaik dengan pujian dan tepuk tangan. Siswa merasa
bangga dan puas karena sesuatu yang dikerjakan dan dihasilkan memdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
penghargaan baik verbal maupun nonverbal dari lingkungannya (Ahmadi, 2011).
Penelitian Ningsih (2010) juga menunjukkan hasil yang sejalan dengan penelitian
ini, yaitu model pembelajaran ARIAS berpengaruh positif terhadap penguasaan
konsep-konsep pembelajaran biologi siswa ranah kognitif.
2. Hasil Belajar Ranah Afektif
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh dinyatakan bahwa nilai rata-
rata hasil belajar biologi siswa pada ranah afektif pada kelompok eksperimen
yang menerapkan model pembelajaran ARIAS lebih baik dari pada kelompok
kontrol yang menerapkan model pembelajaran konvensional. Ranah atau aspek
efektif untuk model pembelajaran ARIAS dalam penelitian ini lebih condong pada
komponen assurance dan interest.
Komponen assurance pada model pembelajaran ARIAS lebih mengarah
pada sikap percaya diri siswa yang senantiasa harus dibangun dan dijaga. Sikap
percaya diri memotivasi siswa untuk berani mengemukakan pendapat, berani
bertanya serta tidak takut melangkah dalam suatu kegiatan pembelajaran. Hasil
pengamatan menunjukkan banyak siswa dari kelompok eksperimen yang berani
mengungkapkan pendapat saat berdiskusi. Hal tersebut menunjukkan siswa dari
kelompok eksperimen memliki rasa percaya diri yang cukup tinggi.
Komponen interest dalam model pembelajaran ARIAS pada penelitian ini
diwujudkan dengan sebuah diskusi kelompok dengan media yang bervariasi untuk
menarik minat siswa. Diskusi kelompok menunjang pembentukan karakter
bertanggunng jawab, bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain. Diskusi
membangun karakter tanggung jawab siswa melalui pembagian tugas kelompok
kepada masing-masing kelompok maupun kepada masing-masing siswa.
Tanggung jawab yang diwujudkan dalam penelitian ini misal untuk
menyusun skema gametogenesis dan untuk mempresentasikannya di depan kelas.
Tanpa adanya kesadaran dan sikap tanggung jawab dari masing-masing siswa
tugas-tugas tersebut tidak dapat terselesaikan dengan baik.
Berbeda dengan siswa kelas kontrol hanya sedikit siswa yang berani
mengungkapkan pendapat. Perbandingan antara tingkat percaya diri siswa antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan kelompok eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
memilki siswa dengan tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi. Tingginya
tingkat kepercayaan diri siswa mampu menumbuhkan karakter tanggung jawab
pada diri siswa. Sikap percaya diri siswa pada kelas eksperimen ditunjang dengan
kesigapan guru untuk menunjuk siswa secara bergantian dan merata sehingga
siswa yang aktif dan percaya diri tidak terbatas pada siswa yang sama. Sementara
pada kelas kontrol juga mengadakan kegiatan diskusi, namun kegiatan diskusi
yang dilaksanakan kurang sistematis, dan kurang aktif. Sikap antusias siswa
dalam kegiatan diskusi tidak terlihat. Guru juga kurang memberi motivasi berupa
penunjukkan sehingga berdampak siswa yang aktif terbatas.
Perbedaan kegiatan diskusi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
disebabkan karena penerapan model pembelajaran yang berbeda. Kegiatan
diskusi pada kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran ARIAS
lebih aktif dan sistematis. Pembagian kerja kelompok merata dengan arahan dari
guru. Guru pada kelas eksperimen membantu memicu sikap aktif dan pemerataan
tugas dengan memotivasi dan menunjuk siswa secara bergantian. Pembelajaran
pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional kurang
memaksimalkan potensi yang dimiliki siswa sehingga siswa cenderung pasif dan
individual. Sikap pasif siswa kurang bisa membantu ketercapian kompetensi siswa
dari aspek afektif, sehingga nilai afektif siswa cenderung lebih rendah dibanding
dengan kelas eksperimen.
Bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain mampu dkembangkan
melalui diskusi kelompok. Hasil penelitian White dan Smerdon (2008)
menunjukkan bahwa sikap bekerjasama dapat dipupuk melalui kegiatan diskusi
kelompok. Penelitian Carpenter (2006) menunjukkan hasil bahwa diskusi
kelompok memerlukan sikap tanggung jawab dalam penyelesaian tugas. Hal
tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini bahwa diskusi kelompok mampu
menumbuhkan karakter tanggung jawab.
3. Hasil Belajar Ranah Psikomotorik
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh dinyatakan bahwa model
pembelajaran ARIAS berpengaruh positif untuk meningkatkan hasil belajar
biologi pada ranah psikomotorik. Nilai rata-rata hasil belajar biologi pada ranah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
psikomotorik siswa di kelompok eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran ARIAS lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang
menerapkan model pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi.
Penelitian ini mengakomodasi keterampilan psikomotor melalui kegiatan
yang ada dalam diskusi kelompok. Contohnya keterampilan memilah gambar
yang telah disediakan oleh guru merupakan keterampilan psikomotor pada level
P1 (gerak reflek). Keterampilan menyusun skema gametogenesis baik tahap
oogenesis maupun spermatogenesis merupakan keterampilan psikomotor pada
level P3 (gerakan tanggap). Hasil penelitian menunjukkan nilai psikomotor kelas
eksperimen lebih tinggi dikarenakan penerapan model pembelajaran ARIAS
menunjang siswa untuk aktif sehingga keterampilan-keterampilan psikomotor
siswa dapat terwujud dengan baik. Berbeda dengan kelas kontrol dengan model
pembelajaran konvensional yang membatasi ruang gerak siswa untuk aktif dan
kurang memotivasi siswa.
Model pembelajaran ARIAS yang diterapkan pada kelompok eksperimen
menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar biologi ranah psikomotorik yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang menggunakan ceramah
bervariasi. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran ARIAS mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan yang telah ditentukan pada indikator.
ARIAS memberikan kesempatan bagi siswa untuk mendapatkan pengalaman
melalui aktivitas fisik dan melatih penampilan dalam berkomunikasi.
Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa model pembelajaran ARIAS memberikan
pengaruh positif terhadap hasil belajar biologi pada ranah psikomotorik.
Kemampuan psikomotor yang dapat dikembangkan saat kegiatan diskusi
pada kelas kontrol terbatas. Diskusi pada kelas kontrol lebih terbatas pada diskusi
materi dan LKS. Diskusi terbatas pada pembuatan skema, pengisian teka-teki
silang yang tercantum pada LKS bukan difasilitasi dengan media yang lebih besar
seperti kertas karton yang mampu mempermudah dalam kegiatan presentasi. Hal
ini yang menyebabkan ketrampilan psikomotor yang dikembangkan menjadi
terbatas. Berbeda dengan kelas eksperimen yang kegiatan diskusi kelompok tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
hanya terbatas pada LKS, namun juga pada media penunjang yang disediakan
guru.
Hasil dengan hasil perhitungan menunjukkan hasil nilai psikomotor kelas
eksperimen lebih baik diandingkan kelas kontrol. Hasil tersebut didukung dengan
hasil penelitian Jamiah (2008) menunjukkan model pembelajaran ARIAS
menunjang siswa untuk lebih aktif sehingga kemampuan psikomotornya lebih
baik. Penelitian Sopah (2001) juga mengungkapkan jika model pembelajaran
ARIAS meningkatkan hasil belajar biologi, baik afektif, kognitif dan psikomotor.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan model pembelajaran
ARIAS dengan cermat adalah guru harus bisa memadukan kelima komponen
model pembelajaran ARIAS sehingga terbentuk kesatuan yang padu agar dapat
membawa pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar biologi siswa baik pada
ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh penerapan model
pembelajaran ARIAS terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Al
Islam 1 Surakarta dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ARIAS
berpengaruh nyata terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Al
Islam 1 Surakarta baik pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.
B. Implikasi 1. Implikasi Teoretis
Hasil penelitian secara teoretis dapat digunakan sebagai bahan kajian
dan referensi pada penelitian sejenis mengenai model pembelajaran ARIAS
dan hasil belajar biologi baik pada ranah kognitif, afektif maupun
psikomotorik.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
memberi pembelajaran biologi yaitu dengan menerapkan model pembelajaran
ARIAS sebagai model pembelajaran yang sederhana, sistematik dan bermakna
serta dapat digunakan oleh guru sebgai dasr untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang baik sehingga mampu mengoptimalkan hasil belajar ranah
kognitif, afektif dan psikomotor.
C. Saran
1. Guru
a. Guru mata pelajaran biologi hendaknya mampu menciptakan suatu
pembelajaran yang sederhana, sistematik dan bermakna serta
menumbuhkan peran aktif siswa dalam pembelajaran agar hasil belajar
dapat ditingkatkan secara optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
b. Guru mata pelajaran biologi hendaknya memahai perbedaan karakter dari
setiap siswa agar pembelajaran lebih dapat diterima siswa sehingga dapat
meningkatkan partisipasi aktif dan hasil belajar biologi siswa.
c. Guru mata pelajaran biologi dapat menerapkan model pembelajaran
ARIAS untuk meningkatkan hasil belajar pada ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa.
2. Peneliti
Penelitian ini sangat terbatas pada kemampuan peneliti, maka perlu
diadakan penelitian yang lebih lanjut mengenai penerapan model
pembelajaran ARIAS dan hasil belajar biologi yang lebih luas serta
mendalam.