PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS...

16
Pengaruh model pembelajaran NHT PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV Evi Diana Anggar Sari PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya, ([email protected] ) Suprayitno PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 3 Petiken, Driyorejo-Gresik. Selain itu agar siswa lebih aktif selama kegiatan belajar di kelas. Hal yang diharapkan melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT ini dapat meningkatkan dan memotivasi belajar siswa, untuk menambahkan rasa percaya diri siswa. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen. Data hasil belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes pilihan ganda. Kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan uji t paired test dengan bantuan SPSS 16.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran konvensional. Kata Kunci: Numbered Head Together, Hasil belajar , Quasi Eksperimen Abstract The research aimed to know the effect of assisted by NHT (Numbered Head Together) models, about social outcame of students in class IV SD Negeri 3 Petiken, Driyorejo- Gresik. Besides, it is also intended to get the students to be more active during the learning process in the classroom. The cooperative learning of type NHT is expected to know, to increase and to motivate the students on learning in order to boost the students’ confidence. This research used quasi experiment. The data of students learning outcame. Were collected using multiple- choice test. More data is analyzed using t-paired test with the assistance of SPSS 16.0 for windaws. The result of the research show that there was a difference social outcame their lesson using NHT (Numbered Head Together) is better than those following conventional learning model. Keywords: Numbered Head Together, result learning , Quasi Experiment PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sebagian integral kehidupan masyarakat di era global harus dapat memberi dan memfasilitasi bagi tubuh dan berkembangnya keterampilan intelektual, sosial, dan personal. Pendidikan harus menumbuhkan berbagai kompetensi peserta didik. Sekolah sebagai institusi pendidikan dan miniature masyarakat perlu 1839

description

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : EVI DIANA ANGGARSARI

Transcript of PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS...

Page 1: PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV

Pengaruh model pembelajaran NHT

PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV

Evi Diana Anggar SariPGSD FIP Universitas Negeri Surabaya, ([email protected])

Suprayitno PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 3 Petiken, Driyorejo-Gresik. Selain itu agar siswa lebih aktif selama kegiatan belajar di kelas. Hal yang diharapkan melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT ini dapat meningkatkan dan memotivasi belajar siswa, untuk menambahkan rasa percaya diri siswa. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen. Data hasil belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes pilihan ganda. Kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan uji t paired test dengan bantuan SPSS 16.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran konvensional.Kata Kunci: Numbered Head Together, Hasil belajar , Quasi Eksperimen

AbstractThe research aimed to know the effect of assisted by NHT (Numbered Head Together) models, about social outcame of students in class IV SD Negeri 3 Petiken, Driyorejo- Gresik. Besides, it is also intended to get the students to be more active during the learning process in the classroom. The cooperative learning of type NHT is expected to know, to increase and to motivate the students on learning in order to boost the students’ confidence. This research used quasi experiment. The data of students learning outcame. Were collected using multiple- choice test. More data is analyzed using t-paired test with the assistance of SPSS 16.0 for windaws. The result of the research show that there was a difference social outcame their lesson using NHT (Numbered Head Together) is better than those following conventional learning model.Keywords: Numbered Head Together, result learning , Quasi Experiment

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sebagian integral kehidupan

masyarakat di era global harus dapat memberi dan memfasilitasi bagi tubuh dan berkembangnya keterampilan intelektual, sosial, dan personal. Pendidikan harus menumbuhkan berbagai kompetensi peserta didik. Sekolah sebagai institusi pendidikan dan miniature masyarakat perlu mengembangkan pembelajaran sesuai tuntutan kebutuhan era global. Salah satu upaya yang dapat dikembangkan oleh sekolah adalah pembelajaran aktif, inovatif , kreatif, efektif dan menyenangkan.

Semakin luasnya pendidikan dan perhatian yang cukup besar dari pemerintah dalam dunia pendidikan dan melalui kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Repelita mengusahakan suatu system pendidikan seperti yang ada didalam pembukaan UUD 1945 alenia 4 yang berbunyi “…….melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa …….”.

Dalam hal ini dipertegas lagi seperti pada batang tubuh UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2 yang berbunyi :Tiap – tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan sistem pengajaran nasional yang diatur dalam undang – undang.

Untuk mengubah keadaan tersebut dapat dimulai dengan peningkatan kompetensi para guru, baik dalam menyampaikan materi, dengan menggunakan model mengajar yang tepat, serta menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru yang profesional pada hakikatnya adalah mampu menyampaikan materi pembelajaran secara tepat sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Namun demikian untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan latihan, penguasaan dan wawasan dalam pembelajaran, termasuk

1839

Page 2: PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV

PGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 20151

salah satunya dengan menggunakanmodel pembelajaran yang tepat.

Berdasarkan perubahan pada sistem pendidikan ini masalah yang terkait yaitu pada proses belajar siswa yang berkaitan antara guru dengan siswa. Guru yang dilibatkan untuk lebih bertanggung jawab terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Cara guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan cara mengubah proses pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan bagi peserta didik. Dengan cara menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT agar hasil belajar siswa bisa tercapai dengan baik dan maksimal.

Dalam mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efisien, peranan guru sangat penting, suasana kelas yang hidup dapat membuat siswa belajar tekun dan penuh semangat, sebaliknya suasana kelas yang suram, menegangkan serta aktivitas yang monoton menjadikan siswa kurang bersemangat dalam belajar. Kondisi siswa dan yang paling utama adalah pengaruh model pembelajaran.

Menurut Arends (2008: 29), model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Karena model pembelajaran adalah pedoman berupa program mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Salah satu dari tujuan penggunaan model pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama belajar. Diharapkan terjadi perubahan dari mengingat atau menghafal kearah berpikir dan pemahaman dari model ceramah ke pendekatan discovery learning atau inqury learning atau dari belajar individual ke kooperatif.

Dalam model pembelajaran kooperatif, siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu belajar satu dengan lainnya. Kelompok-kelompok tersebut beranggotakan siswa dengan hasil belajar tinggi, rata-rata, dan rendah, laki-laki dan perempuan, siswa dengan latar belakang suku berbeda yang ada dikelas, kelompok heterogen ini akan bekerja sama dengan baik sebagai sebuah tim. (Sukmayasa, 2013)

Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang amat positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya. Manfaat pembelajaran kooperatif untuk siswa dengan hasil belajar, retensi atau penyimpanan materi pelajaran lebih lama.

Pada pembelajaran dikelas guru harus menciptakan

situasi dan kondisi yang menyenagkan bagi siswa, sehingga siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan dipahami oleh siswa. Karena situasi pembelajaran yang menyenagkan sangat diperlukan dalam pembelajaran.

Pembelajaran IPS disekolah dasar cenderung didominasi oleh pembelajaran konvensional yang lebih mengandalkan ceramah sehingga siswa menjadi bosan dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Ilmu Pengetahuan sosial merupakan salah satu cabang ilmu yang dipelajari sejak kita mengenal dunia dan tidak akan pernah berakhir untuk dipelajari, karena IPS merupakan ilmu yang sangat dekat dengan keseharian kita sehingga baik secara formal maupun informal kita akan tetap mempelajarinya.

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan di SD Negeri 3 Petiken Driyorejo Gresik di kelas IV A dan IV B dalam proses pembelajaran masih ditemui siswa yang mengalami kurangnya pemahaman dalam materi yang diberikan oleh guru, sehingga mengakibatkan siswa tersebut mengalami turunnya prestasi belajar mereka khususnya pada materi IPS. Di sekolah ini masih ditemui beberapa siswa yang nilainya masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu dengan nilai 70.

Dengan pertimbangan di atas peneliti menekankan pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagai upaya untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa pada materi IPS. Selain itu juga agar siswa lebih aktif selama kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal yang diharapkan melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT ini dapat mengetahui meningkatkan dan memotivasi belajar siswa, untuk menambahkan rasa percaya diri siswa. Karena pada pembelajaran ini siswa lebih mempunyai keaktifan belajar yang tinggi baik secara individual maupun secara kelompok.

Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar. Dalam pembelajaran kooperatif penghargaan diberikan kepada kelompok. Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok yang juga mempunyai andil terhadap suksesnya kelompok.

Menurut Spenser Kagan (dalam Trianto, 2009:82), ditemukan bahwa “model pembelajaran kooperatif tipe NHT dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional” pembelajaran kooperatif tipe NHT melibatkan lebih

Page 3: PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV

Pengaruh model pembelajaran NHT

banyak siswa dalam menelaah materi yang tecakup, dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tesebut.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis mencoba mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran IPS. Untuk mengetahui perbedaan antara kelas yang menggunakan model NHT dan konvensional. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penerapan model NHT.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan di sekolah dasar adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Naumbered Head Together). Model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) merupakan variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya, tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang mewakili kelompoknya itu. Cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa sehingga sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.

Karena dengan model pembelajaran ini siswa akan lebih aktif belajar yang tinggi baik secara individual maupun secara kelompok. Model pembelajaran kooperatif ini telah menunjukkkan bahwa penghargaan tim dan tanggung jawab individual merupakan unsur penting untuk mencapai hasil belajar siswa yang memang tujuannya untuk mendapatkan pengaruh dari pembelajaran.

METODEMetode penelitian menggunakan metode eksperimen.

Dalam menunjuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, peneliti sepakat dengan guru kelas yaitu melakukan sistem pemilihan secara undi. Berdasarkan sistem undian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa kelas IV A sebagai kelas eksperimen dan kelas VI B sebagai kelas kontrol. Akibat dihasilkan dari perlakuan dapat diketahui secara pasti karena dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan perlakuan. Desain ini dengan menggunakan non equivalen control pre test dan post test desain penelitiannya sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desain PenelitianControl Group Pre test- Post testKeterangan:

E : Kelas eksperimen K : Kelas kontrol

X : Perlakuan (Treatment) O1 dan O3 : Tes awal sebelum dilakukan

treatment. O2 dan O4 : Tes akhir setelah dilakukan

treatment.Dalam desain ini ada kelompok yang tidak dikenal

dengan eksperimen dan ikut mendapatkan suatu pengamatan. Kelompok pembanding atau kelompok kontrol ini akibat dari perlakuan yang dapat diketahui secara pasti karena dibandingkan dengan tidak mendapatkan perlakuan. Pada O1 dan O3 ini akan diberikan suatu pre test yang sama digunakan untuk menguji sejauh mana kemampuan awal dari kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut. Setelah treatment dilakukan maka O2 dan O4 akan diberikan sebuah post- test yang sama untuk mengetahui kemampuan akhir dari siswa.

Desain ini digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar siswa. karena pada desain ini merupakan kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara radom dan dalam penelitian ini kelompok kontrol sebagai pembanding dan dalam penelitian kelompok kontrol hanya diberikan sebuah tes.

Maka dari itu peneliti melakukan sebuah penelitian dengan melihat adanya perbedaan antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan kelas yang hanya menggunakan model pembelajaran konvensional. Sebelum model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini diterapkan pada siswa, terlebih dahulu peneliti memberikan suatu pre-test kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diajarkan oleh guru.

Kemudian siswa diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagai model pembelajaran di dalam kelas. Selanjutnya, siswa diberikan sebuah post-test yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Maka dari itu peneliti melakukan sebuah penelitian dengan melihat adanya perbedaan antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan kelas yang hanya menggunakan model pembelajaran konvensional. Sebelum model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini diterapkan pada siswa, terlebih dahulu peneliti memberikan suatu pre-test kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diajarkan oleh guru. Setelah itu siswa diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagai model pembelajaran di dalam kelas. Kemudian siswa diberikan

1841

E O1 X O2

K O3 O4

Page 4: PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV

PGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 20151

post test dan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Pada penelitian yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VI A, VI B, VI C kemudian peneliti mengambil dua kelas untuk dijadikan sampel dalam peneletian yaitu kelas VI A sebagai kelas eksperimen dan kelas VI B sebagai kelas kontrol teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dengan menggunakan teknik random.

Peneliti menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yakni Variabel bebas adalah variabel yang memang diberikan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dengan penerapan model pembelajaran koopertaif tipe NHT. Variabel terikat merupakan sebagai akibat dari variabel bebas yang keadaanya bergantung pada variabel bebas untuk mengetahui hasil belajar pada mata pelajaran IPS.

Prosedur penelitiannya yakni dalam penelitian diawali dengan studi analisis Kompetensi Dasar IPS yang bertujuan untuk memperoleh pokok bahasan yang akan dijadikan bahan penelitian yaitu pada materi koperasi kelas IV.

Tahap selanjutnya yaitu penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen penelitian yang meliputi soal tes yang selanjutnya dilakukan validasi instrumen yang akan diujikan.

Penelitian ini menggunakan dua kelas satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan peneliti dengan menerapkan model pembelajaran NHT, sedangkan kelas kontrol dengan menerapkan model pembelajaran konvensional.

Teknik yang digunakan yaitu teknik tes, Tes yang digunakan peneliti adalah tes buatan guru. Tes yang diukur dalam penelitan ini yaitu tes hasil belajar siswa.

Menurut Arikunto (2013:193), tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Tes ini untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang sudah diajarkan oleh guru dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan sesuai dengan bentuk tes yang diberikan adalah tes pilihan ganda. Tes pilihan ganda ini akan diberikan kepada siswa kelas IV- A dan IV- B. kemudian dilakukan validitas dan reabilitas butir soal yang digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya setiap butir soal. Sebuah soal akan memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. untuk tes ini sebelumnya mengujicobakan soal

terlebih dahulu ke kelas IV C sebanyak 15 butir soal untuk mengetahui valid atau tidaknya soal tersebut. Berdasarkan uji coba dilapangan maka validitas butir dari 15 soal , 12 soal valid dan 3 soal gugur. Peneliti mengganti soal yang tidak valid sebelum melakukan pre test dan post test ke kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Menurut Sugiyino (2011:267), dalam uji data penelitian, sering ditekankan pada uji validitas dan reabilitas. Dalam penelitian kuantitatif, kriteria utama terhadap data hasil penelitian adalah valid, reliabel dan obyektif.

Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.

Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total. Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal, yang dimaksud yang dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal akan memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus korelasi.

Menurut Sudjana (2011:16), Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajengan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.

Analisis merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentablasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Uji normalitas digunakan untuk meyakinkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, dapat dilakukan dengan menggunakn metode Kolmogorov Smirnov dengan ketentuan hasil belajar siswa mengikuti sebaran normal.

Uji homogenitas untuk mengetahui kesamaan sampel homogennya suatu data bahwa data sampel berasal dari populasi yang memiliki variasi yang sama dengan taraf signifikansi 5%.

Uji hipotesis penelitian dengan menggunakan statistik parametrik, uji beda hipotesis dilakukan pada desain

Page 5: PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV

Pengaruh model pembelajaran NHT

eksperimen dengan kelompok kontrol pre test dan post test. Yang merupakan satu kelompok eksperimen dengan memberikan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan satu merupakan kelompok kontrol yang tidak menggunakan perlakuan hanya sebagai pembanding. Pengujiannya dengan menggunakan uji t paired tes.HASIL PENELITIAN

Objek dalam penelitian adalah pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) terhadap hasil belajar siswa kelas VI dan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan analisis data bahwa siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) lebih baik daripada model pembelajaran konvensional.

Hasil penelitian ini meliputi hasil belajar siswa meliputi ranah kognitif. Pemahaman siswa sebagai salah satu keberhasilan yang dapat dilihat dari hasil belajar.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Tgether), guru bukan sebagai pusat pembelajran, namun sebagai fasilitaor dalam pembelajaran. Pengaruh ini menyebabkan interaksi siswa dengan guru mejadi lebih baik. Interaksi guru dan siswa dapat menambah percaya diri siswa sehingga termotifasi belajar dan siswa dapat memahami materi. Selain itu guru juga banyak memotivasi siswa dan berusaha lebih kreatif di dalam kelas sehingga proses belajar terasa hidup.

Dalam proses belajar siswa dituntut aktif, dalam pembelajaran melatih siswa untuk menyelesaikan masalah yang ditemuinya dalam kehidupan.

Tabel 1Data Hasil Pre Test dan Post Test kelas Eksperimen dan

kelas KontrolKelas Eksperimen Kelas Kontrol

No NamaHasil Belajar

No NamaHasil Belajar

Pre test

Post test

Pre test

Post test

1 FL 80,0 66,7 1 OS 46,7 80,02 AJ 40,0 73,3 2 MM 73,3 40,03 MH 100,0 53,3 3 DN 66,7 0,04 AN 33,3 100,0 4 NE 40,0 26,75 AD 73,3 46,7 5 RA 33,3 100,06 LI 53,3 93,3 6 DA 33,3 86,77 AE 100,0 86,7 7 AM 86,7 33,38 MA 100,0 86,7 8 AI 26,7 100,09 NR 73,3 100,0 9 RR 60,0 33,310 DE 100,0 86,7 10 DG 66,7 20,011 AD 33,3 86,7 11 BK 33,3 53,312 MA 73,3 100,0 12 FA 40,0 73,313 TA 40,0 73,3 13 IF 66,7 73,314 SM 100,0 100,0 14 FR 46,7 40,015 BS 40,0 86,7 15 MT 60,0 40,016 RB 73,3 73,3 16 TS 40,0 26,717 FA 33,3 93,3 17 SH 26,7 33,3

18 NA 86,7 73,3 18 EP 13,3 60,019 MR 0,0 60,0 19 MU 46,7 93,320 MA 60,0 73,3 20 RR 100,0 73,321 SP 53,3 60,0 21 AD 80,0 46,722 MD 53,3 53,3 22 AA 20,0 46,723 MA 86,7 66,7 23 LR 20,0 93,324 DP 46,7 100,0 24 AM 80,0 93,325 PA 0,0 93,3 25 LR 80,0 80,026 DA 0,0 93,3 26 AS 0,0 73,327 DG 66,7 93,3 27 RF 60,0 93,328 AB 53,3 100,0 28 CN 0,0 100,029 RA 33,3 93,3 29 MF 20,0 100,030 SF 100,0 100,0 30 MF 46,7 93,331 MH 0,0 100,0 31 TR 53,3 100,032 RN 33,3 93,3 32 FS 86,7 100,033 FS 26,7 100,0 33 YS 46,7 100,034 NK 40,0 100,0 34 GG 46,7 100,035 NI 53,3 100,0 35 MF 33,3 100,036 RAJ 46,7 100,0 36 NI 60,0 93,337 FS 53,3 86,7 37 NH 20,0 80,038 BD 80,0 86,7 38 NB 33,3 66,739 RJ 60,0 80,0 39 SA 60,0 73,340 AS 40,0 80,0 40 AS 66,7 86,7

(Sumber: Data Langsung 2015)

Dari data diatas dapat diketahui rata-rata hasil pre test dan post test antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan menjumlahkan seluruh nilai pre test dan post test masing – masing kelas dan membaginya dengan banyak siswa. Sehingga dapat diketahui diskripsi hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Tabel 2Deskripsi Hasil Belajar

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada mata pelajaran IPS siswa kelas IV A

1843

Perlakuan N Mean Peningkatan

Presentasi

peningkatan

Kelompok Kontrol

Pre Test

40 48,0050 22,155 18,749

Post Test

40 70,1600

Kelompok Eksperimen

Pre Test

40 55,4925 29,337 20,907

Post Test

40 84,8300

Page 6: PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV

PGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 20151

memiliki nilai rata-rata kelas pada kelompok Pre Test sebesar 55,4925 dan Post Test sebesar 84,8300 berarti lebih tinggi dibandingkan dengan siswa kelas IV B yang menggunakan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata kelas pada kelompok Pre Test sebesar 48,0050 dan Post Test sebesar 70,1600.

Gambar 1 Histogram perbandingan hasil belajar post test dan pre test kelas eksperimen dan kontrol.

Dari grafik tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada siswa kelas IV- A memiliki nilai rata- rata dan presentasi peningkatan hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan kelas IV-B (kelas kontrol) yang menggunakan model pembelajaran konvensional

Selanjutnya melakukan uji analisis hasil tes yang meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan persyaratan analisis. Pengujian persyaratan analisis data dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan homogennitas. Uji normallitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data memiliki sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov.

Analisis validitas untuk menguji tiap butir pertanyaan telah sahih, analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Berikut hasil pengujian validitas dengan menggunakan perhitungan koefisien korelasi Pearson Product Moment : Tabel 3

Uji Validitas Variabel Hasil Belajar Siswa

Variabel Soal Koefisien Korelasi

Sig Kriteria

Hasil belajar Hasil

S.1 0,842 0,000 ValidS.2 0,618 0,004 ValidS.3 0,085 0,723 Tidak

Variabel Soal Koefisien Korelasi

Sig Kriteria

Belajar IPS

ValidS.4 0,778 0,000 ValidS.5 0,572 0,008 ValidS.6 0,591 0,006 ValidS.7 0,065 0,786

Tidak Valid

S.8 0,693 0,001 ValidS.9 0,554 0,011 ValidS.10 0,582 0,007 ValidS.11 0,176 0,458

Tidak Valid

S.12 0,781 0,000 ValidS.13 0,778 0,000 ValidS.14 0,688 0,001 ValidS.15 0,557 0,011 Valid

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil pengujian validitas indikator dari variabel hasil belajar IPS menunjukkan adanya variabel yang valid dan tidak valid. Hal ini dikarenakan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05. Dari 15 soal yang sudah di ujikan terdapat soal yang valid diantaranya soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15 dan soal yang tidak valid pada nomor 3, 7, dan 11. Sehingga soal yang tidak valid harus diganti dengan soal yang baru untuk dapat digunakan dalam penelitian.

Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui kendala atau konsistensi instrumen yang digunakan. Tabel 4.4 menunjukkan hasil pengujian Reliabilitas.

Tabel 4Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha

N of Items

Hasil Belajar

IPS

0.832 15

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa variabel Hasil Belajar IPS dihitung dengan rumus Cronbach’s Alpha 0,832 lebih besar dari 0,6 maka dapat diartikan bahwa seluruh variabel dalam penelitian baik variabel bebas, maupun bariabel terikat, dapat dinyatakan telah reliabel.

Page 7: PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV

Pengaruh model pembelajaran NHT

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik parametrik yaitu dengan menggunakan uji beda t paired test dengan bantuan SPSS 16.0 untuk mengetahui dengan ada atau tidak adanya perbedaan hasil belajar antara pemberian perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dengan menggunakan perlakuan model pembelajaran konvensional. Sebelum dilakukan uji t paired test harus dipenuhi dengan uji asumsi normalitas dan uji asumsi homogenitas.Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak, (Sumarsono, 2002:40). Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan menggunakan metode Kolmogorov Smirnov.

Setelah diperoleh hasil analisis data, maka langkah selanjutnya dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk menguji normalitasnya sebaran data dengan menggunakan bantuan SPSS 16.00. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 16.00 dengan melihat uji statistik Kolmogorov Smirnov dengan taraf signifikan lebih besar dari 0,05.

Tabel 5Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

80 8070.1613 59.0825

27.56074 28.49557.151 .106.139 .106

-.151 -.0941.349 .944.053 .335

NMeanStd. Deviation

Normal Parameters a,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

KelompokEksperimen

KelompokKontrol

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Berdasarkan Tabel 4.5 uji normalitas diatas, didapatkan nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov pada kelompok eksperiman sebesar 0,053 sedangkan kelompok kontrol sebesar 0,335 dan berarti data hasil belajar mengikuti sebaran normal, karena memiliki nilai signifikan lebih besar 0,05.

Tabel 6Hasil Uji Homogenitas

 

Levene's Test for Equality of Variances

F Sig.

Hasil Belajar

Kelompok Kontrol 1,100 0,375

Kelompok Eksperimen

1,383 0,192

Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui kesamaan sampelnya yaitu homogennya atau heterogen.Berdasarkan uji Homogenitas, didapatkan nilai Levene’ test (Fhitung) pada kelompok eksperimen sebesar 1,383 dengan nilai sig. sebesar 0,192 dan pada kelompok kontrol sebesar 1,100 dengan nilai sig. sebesar 0,375 berarti data hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dan model pembelajaran konvensional telah memenuhi asumsi homogenitas, karena memiliki nilai signifikan lebih dari 0,05. Untuk uji asumsi homogenitas adalah (1) Hipotesis Ho yang artinya kedua populasi mempunyai varian yang sama (homogen) H1 artinya kedua populasi mempunyai varian yang heterogen.(2) yang berbunyi dengan menentukan taraf nyata (0,05) dan (3) menghitung F dengan menggunakan rumus: Levene Statistik KK = 1,100; sig. = 0,375Levene Statistik KE = 1,383; sig. = 0,192 cara (4) menentukan kriteria penerimaan Ho

Ho ditolak bila sig atau Ho diterima bila

sig Keputusan Ho diterima bila sig

Sehingga dapat ditarik (5) Kesimpulan bahwa kedua populasi mempunyai varian yang sama (Homogen).

Uji t paired test digunakan untuk mencari perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV A dan IV B dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan uji t paired test, yang didapatkan nilai t hitung sebesar 2,945 dengan nilai sig. sebesar 0,000, berarti menyatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar mata pelajaran IPS antara kelas IV A dan IV B dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dan model konvensional, karena memiliki nilai signifikan kurang dari 0,05.

Hipotesis untuk uji asumsi homogenitas adalah Uji statistik yang digunakan adalah t hitung =2,945 ; p = 0,000 dengan taraf signifikasi yang digunakan adalah 5%Sehingga harga kritis diperoleh dengan menggunakan tabel distribusi t. = t α/2;n-1= t 0.025;79= 1,99045Kriteria pengujian hipotesis adalah tolak H0 dan terima

jikathitung>ttabel dan sebaliknya.

1845

t = 2.945

1.99045

Daerah penolakan

H0

Daerah penolakan H0Daerahpenerimaan H0

-1.9904

50

Page 8: PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV

PGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 20151

Gambar 2Kriteria Daerah Penerimaan Atau Penolakan

HipotesisDapat disimpulkan bahwa: tolak dan terima berarti ada perbedaan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS antara kelas IV A dan IV B dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dan model pembelajaran konvensional, karena nilai t hitung (2,945) > t tabel (1,99045).

PEMBAHASAN HASIL PENELITIANBerdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa

adanya perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dengan model pembelajaran konvensional siswa kelas IV SD Negeri 3 Petiken, Driyorejo Gresik, hal ini dapat diketahui dari nilai t hitung dari variabel hasil belajar siswa diperoleh thitung sebesar 2,945 dengan p = 0,000 sehingga thitung lebih besar t tabel (1,99045) sehingga kesimpulannya H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menjelaskan bahwa hipotesis alternatif yang berbunyi : ”Ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar siswa kelas IV A di SD Negeri 3 Petiken Driyorejo Gresik” adalah terbukti dengan adanya pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar mata pelajaran IPS dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran konvensional karena dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) memiliki nilai rata-rata yang lebih besar daripada dengan menggunakan model pembelajaran konvensional yang memiliki rata-rata (70,1613>59,0825).

Dan memiliki pengaruh yang lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran konvensional, terkait dengan pendapat Trianto, (2007; 41), bahwa pembelajaran kooperatif muncul dari konsep yaitu siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Sehingga pada kelas eksperimen yang merupakan kelas yang diberikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) ini terdapat pengaruh baik dalam pembelajaran yang terkait dengan hasil belajar siswa, sedangkan pada kelas kontrol terdapat sedikit pengaruh dalam hasil belajar siswa. Karena pembelajaran kooperatif mengacu pada model pembelajaran yang mana siswa bekerja sama dalam kelompok yang saling membantu dalam belajar

dimana anggota kelompok juga bertanggung jawab atas ketuntasan tugas kelompok.

Hal tersebut didukung oleh pendapat (Nur, 2005: 4) yang mengemukakan bahwa studi tentang model-model pembelajaran kooperatif telah menunjukkkan bahwa penghargaan tim dan tanggung jawab individual merupakan unsur penting untuk mencapai hasil belajar keterampilan-keterampilan dasar. Selanjutnya, penelitian menunjukkan apabila siswa dihargai lebih tinggi daripada yang telah mereka peroleh diwaktu lampau, mereka akan lebih termotivasi untuk belajar daripada mereka dihargai berdasarkan kinerja mereka yang hanya dibandingkan dengan siswa lain, karena penghargaan untuk peningkatan menyebabkan keberhasilan itu tidak terlalu sukar atau terlalu mudah bagi siswa untuk mencapainya.

Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Sukmayasa (2013) yang mengemukakan bahwa dalam model pembelajaran kooperatif, siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu belajar satu dengan lainnya. Kelompok-kelompok tersebut beranggotakan siswa dengan hasil belajar tinggi, rata-rata, dan rendah, laki-laki dan perempuan, siswa dengan latar belakang suku berbeda yang ada dikelas, kelompok heterogen ini akan bekerja sama dengan baik sebagai sebuah tim.

Sehingga dapat dikemukan oleh penulis bahwa pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) memanfaatkan kecenderungan terhadap siswa untuk berinteraksi. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa dalam setting kelas kooperatif, siswa lebih banyak belajar dari satu teman keteman lainnya diantara sesama siswa bila dibandingkan dengan belajar dari gurunya. Hal ini menunjukkan bahwa dengan belajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) lebih mempengaruhi hasil belajar siswa dan retensi atau penyimpanan materi pelajaran lebih lama.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) ini lebih baik daripada siswa yang diberikan dengan model pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil terlihat bahwa keaktifan belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) lebih tinggi daripada yang hanya diberikan dengan model pembelajaran konvensional saja. Hal ini disebabkan karena langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) ini dapat mempengaruhi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran berpusat pada siswa dan guru sebagai fasilitator saja.

Page 9: PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV

Pengaruh model pembelajaran NHT

Keaktifan belajar siswa dapat di kembangkan dan mengoptimalkan keterampilan pembelajaran terhadap siswa, salah satunya dengan cara mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif merupakan siswa yang dituntut agar lebih aktif sedangkan guru hanya sebagai fasilitator siswa.

Temuan pada penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspita Herawati, (PGSD:2009) yang menunjukkan bahwa dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) lebih meningkatkan hasil belajar siswa dan retensi atau penyimpanan materi pelajaran yang diterima oleh siswa lebih lama. Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dapat mempengaruhi keaktifan dan penguasaan konsep pada mata pelajaran IPS.

Hasil belajar siswa yang diterapkan dengan model pembelajaran koperatif tipe NHT (Numbered Head Together) lebih tinggi daripada dengan model pembelajaran konvensional, di karenakan siswa yang mengikuti atau diberikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) siswa merasa lebih nyaman dan menyenagkan. Dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT ini siswa dapat belajar sambil bermain.

Sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh dan dukungan, beserta dengan hasil penelitian sebelumnya maka model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dapat meningkatkan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Hal ini dkarenakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dapat memberikan pengalaman belajar yang diperoleh oleh siswa.

Saat pelaksanaan perlakuan dikelas eksperimen siswa antusias dalam mengikuti setiap langkah dari model kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together). Misalnya merasa senang, karena diberi kesempatan untuk mengungkapkan kemampuan awalnya tentang materi yang dibahas. Selain itu, siswa juga diberikan kesempatan mengeksplorasi pengetahuannya melalui kegiatan presentasi. Selain itu, siswa merasa paham atas materi yang sedang dibahas pada pembelajaran yang diberikan oleh gurunya. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) lebih mengutamakan keterlibatan siswa secara optimal dalam kelompoknya. Sehingga siswa lebih dituntut untuk bereksperimen, berdiskusi, menyimpulkan, membuat laporan dan presentasi, yang semuanya harus dialami semua anggota yang ada dalam kelompoknya. Hal ini juga disebabkan karena dalam menentukan nilai dan penghargaan kelompok, guru menunjuk secara acak salah satu nomor siswa untuk mewakili kelompoknya.

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dapat membuat pembelajaran lebih inovatif dan menyenangkan sehingga rasa stress, tegang, dan kurang percaya diri pada siswa dapat diminimalisasi.

PENUTUPSimpulan

Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan dapat ditarik simpulan yakni sebagai berikut. Dapat diketahui bahwa ada pengaruh perbedaan signifikan, terhadap hasil belajar siswa dengan perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 3 Petiken, Driyorejo Gresik. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 3 Petiken, Driyorejo Gresik.

Dengan demikian, karena hasil belajar siswa yang diperoleh dengan perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together), maka perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dapat memberi pengaruh yang baik terhadap hasil belajar siswa. Karena keaktifan siswa sangat baik, memberikan penyimpanan lama dalam menerima materi bagi siswa, sehingga siswa merasa suasana dalam pembelajaran menyenangkan dalam berdiskusi, menyimpulkan dalam membuat laporan presentasi dengan anggota kelompoknya sehingga dalam pembelajaran siswa tidak merasa bosan dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) .

SaranBerdasarkan simpulan penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut.

Pertama, hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) secara signifikan memiliki keaktifan belajar siswa yang tinggi daripada siswa yang diberikan model pembelajaran konvensional. Untuk itu, model ini hendaknya diperkenalkan dan dikembangkan kepada siswa guna menciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran di kelas namun siswa tetap fokus.

Kedua, hasil penelitian ini siswa yang diberikan perlakuan dalam pembelajaran diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Togethe ) memiliki prestasi belajar IPS yang tinggi

1847

Page 10: PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV

PGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 20151

daripada siswa yang hanya mendapat model pembelajaran konvensional. Oleh karena itu, diharapkan agar guru selalu menggunakan model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Ketiga, bagi lembaga pendidikan yang mendidik calon guru sekolah dasar, harus terus menerus memperkenalkan dan melatih para calon guru untuk menerapkan model-model pembelajaran kooperatif yang di beri inovasi sesuai dengan karakteristik siswa di sekolah dasar. Sehingga pembelajaran yang diterapkan pada saat menjadi guru lebih bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik. Guru juga tetap memperhatikan cara belajar siswa sehingga siswa selalu mengikuti proses kegiatan belajar mengajar dengan baik dan menyenangkan di kelas.

Keempat, untuk penyempurnaan terhadap penelitian ini, disarankan bagi peneliti selanjutnya diharapkan peneliti dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) yang berdampak pada pengaruh peningkatan hasil belajar siswa bukan hanya pada mata pelajaran IPS.

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Arikunto, Suharsimi.2013 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hamiyah, Nur dan Muhamad Jauhar. 2014. Strategi Belajar-Mengajar di Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Herawati, Puspita. 2009. Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Siswa Kelas IV SDN Babatan I/456 Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya : PPs Universitas Negeri Surabaya.

Siradjuddin dan Suhanadji. 2012. Pendidikan IPS (Hakikat, Konsep dan Pembelajaran). Surabaya: Unesa University Press

Sukmayasa, I Made Hendra. 2013. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Berbantuan Senam Otak Terhadap Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika”. e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.

Trianto, 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka

Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:konsep,landasan, dan implementasinya pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.