PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB...

81
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA (Skripsi) Oleh RAMADIANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Transcript of PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS IVSDN 4 METRO UTARA

(Skripsi)

Oleh

RAMADIANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 2: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS IVSDN 4 METRO UTARA

Oleh

RAMADIANI

Masalah penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas IVSDN 4 Metro Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhpenerapan model cooperative learning tipe make a match terhadap hasil belajarmatematika. Jenis penelitian adalah eksperimen. Desain penelitian yangdigunakan yaitu non-equivalent control group design. Teknik pengumpulan datadilakukan dengan teknik tes soal pilihan jamak dan angket penerapan model makea match. Analisis data menggunakan uji-t. Hasil perhitungan hipotesismenggunakan program SPSS 23 diperoleh nilai Sig (2-tailed) 0,009, (0,009<0,05)sehingga Ho ditolak artinya ada pengaruh yang signifikan pada model cooperativelearning tipe make a match terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN4 Metro Utara.

Kata kunci: hasil belajar, make a match, matematika.

Page 3: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS IV

SDN 4 METRO UTARA

Oleh

RAMADIANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 4: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA
Page 5: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA
Page 6: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA
Page 7: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Ramadiani, dilahirkan di Kota Bekasi

Kecamatan Pekayon Jaya, Bekasi Selatan pada tanggal 3

Februari 1995. Peneliti merupakan anak keenam dari

delapan bersaudara, dari pasangan Bapak Al Hilal Hendra

dan Ibu Arma.

Pendidikan peneliti diawali di TK Anglia Bekasi pada tahun 1999. Sekolah Dasar

di SD Negeri 1 Pekayon Jaya dan lulus pada tahun 2007. Peneliti menyelesaikan

Sekolah Menengah Pertama di SMP Tulus Bhakti lulus pada tahun 2010,

kemudian melanjutkan Sekola Menengah Atas di SMA Negeri 8 Bekasi lulus

tahun 2013, dan pada tahun 2013 peneliti terdaftar sebagai Mahasiswa S-1 PGSD

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung, melalui

jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Page 8: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

MOTO

Bukanlah suatu aib jika kamu gagal dalam suatuusaha, yang merupakan aib adalah jika kamu

tidak bangkit dari kegagalan itu

(Ali bin Abu Thalib)

Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya,bukan untuk menerima yang sebanyak-banyaknya

(Andrea Hirata)

Page 9: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

PERSEMBAHAN

BismillahirrohmannirrohimPuji syukur selalu terpanjatkan ke hadirat Allah SWT

beserta shalawat dan salam semoga selalutercurah kepada Rasullah SAW

kupersembahkan karyasederhana ini kepada:

Bapak Al Hilal Hendra dan Ibu ArmaYang kusayangi, kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti, hormat,dan rasa terimakasih tiada terhingga yang telah memberikan dukungan,

kasih sayang, moril maupun materi serta do’a yang tiada henti, demikeberhasilan dan kesuksesanku, karena tiada kata seindah

lantunan do’a dan tiada do’a yang palingkhusuk selain do’a yang terucap

dari orang tua

Kakak-kakak dan adikkuterimakasih telah memberikan warna yang tak akan bisa tergantikan

ketika bersama, yang selalu memberikan dukungan, semangat,senyum dan do’a demi kelancaran studi hingga kumampu

menyelesaikan skripsi ini, maafkan belum bisamenjadi panutan seutuhnya semoga kelak

akan menjadi yang terbaikuntuk kalian

Almamater Tercinta “Universitas Lampung”

Page 10: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

ii

SANWACANA

Bismillaahirrohmaanirrohiim,

Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga peneliti mampu menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Cooperative

Learning tipe Make a Match terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV

SDN 4 Metro Utara”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan pada skripsi ini. Penyelesaian

skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, dan petunjuk dari berbagai pihak, oleh

sebab itu peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., Rektor Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., Dekan FKIP Universitas Lampung.

3. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

4. Bapak Drs. Maman Surahman, M.Pd., Ketua Program Studi S1 PGSD

Universitas Lampung yang telah memberikan banyak ide-ide kreatif untuk

memajukan kampus tercinta PGSD.

Page 11: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

iii

5. Bapak Drs. Muncarno, M.Pd., Koordinator Kampus B FKIP Universitas

Lampung yang telah memberikan motivasi kepada peneliti dalam menyusun

skripsi.

6. Ibu Dra. Yulina H., M.Pd., Pembimbing Akademik yang telah memberikan

motivasi yang sanga tbermanfaat bagi peneliti dalam meyelesaikan skripsi.

7. Bapak Dr. Suwarjo, M.Pd., Dosen Pembahas/Penguji yang telah memberikan

saran dan masukan yang sanga tbermanfaat dan motivasi-motivasinya untuk

bias menjadi yang lebih baik lagi.

8. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., Dosen pembimbing I yang telah membimbing

dengan sabar dan telaten serta memberikan banyak motivasi dan saran-

sarannya yang membangun dan meningkatkan rasa percaya diri peneliti.

9. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang telah

mengarahkan dengan bijaksana, membimbing dengan penuh kesabaran dan

memberikan saran yang sangat bermanfaat.

10. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf S1 PGSD Kampus B FKIP yang turut andil

dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

11. Ibu Herawati,S.Pd.I., Kepala SDN 4 Metro Utara, serta Dewan Guru dan Staf

Administrasi yang telah memberikan banyak saran, ilmu yang sangat

bermanfaat, dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian hingga

penelitian selesai.

12. Ibu Endang Sriwulan, S.Pd., yang telah bersedia menjadi teman sejawat dan

telah membimbing, serta banyak memberikan masukan selama penelitian.

13. Ibu Fitri Hastuti, S.Pd., yang telah bersedia menjadi teman sejawat dan telah

membimbing, serta banyak memberikan masukan selama penelitian.

Page 12: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

iv

14. Siswa-siswa kelas IV SDN 4 Metro Utara yang telah membantu dan

bekerjasama dalam kelancaran penelitian skripsi ini, semoga kalian menjadi

anak yang bertaqwa, cerdas, dan berprestasi.

15. Sahabat seperjuangan dalam menulis skripsi: Novuri Ecisa, Vivi Apriliani,

Yopita Sari, Ratna Wulandari, Rizky Khamidah, Yitzhak Prasetya, Rosa

Maghfirah, dan Resta Ristiani yang telah menemani dan memberi semangat

serta motivasi untuk keberhasilan peneliti dalam menyelesaikan penyusunan

skripsi, terimakasih untuk kenangan manis yang telah mengukir selama ini.

16. Seluruh rekan-rekan S1 PGSD angkatan 2013, terutama keluarga besar kelas

C, yang telah berjuang bersama demi masa depan yang cerah, kalian akan

menjadi cerita terindah di masa depan.

17. Sahabat terbaik Ghina Rosika A, terimakasih selalu mengingatkan dalam

kebaikan, tidak lelah motivasi menjadi lebih baik dan penegur dikala iman

sedang lalai, semoga persahabatan kita menjadi persaudaraan yang abadi

selamanya.

18. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu per satu yang

telah banyak membantu peneliti dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

Karya skripsi ini bukanlah akhir dari kesempurnaan pemikiran peneliti. Peneliti

menyadari bahwa dalam skripsi ini mungkin masih terdapat kekurangan, akan

tetapi semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Metro, 31 Oktober 2017

Ramadiani1313053125

Page 13: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

v

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 8C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 8D. Rumusan Masalah ................................................................................... 9E. Tujuan Penelitian..................................................................................... 9F. Manfaat Penelitian................................................................................... 9G. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 10

BAB II KAJIAN TEORIA. Kajian Teori............................................................................................. 11

1. Model Pembelajaran ........................................................................... 112. Model Cooperative Learning ............................................................. 12

a. Pengertian Model Cooperative Learning ...................................... 12b. Tujuan Model Cooperative Learning ............................................ 13c. Ciri-ciri Model Cooperative Learning........................................... 14d. Langkah-langkah Model Cooperative Learning............................ 15e. Tipe-tipe Model Cooperative Learning ......................................... 16

3. Model Cooperative Learning Tipe Make a Match ............................. 17a. Pengertian Model Cooperative Learning Tipe Make a Match ...... 17b. Langkah-Langkah Model Cooperative Learning

Tipe Make a Match ........................................................................ 18c. Kelebihan dan Kekurangan Model Cooperative Learning

Tipe Make a Match ........................................................................ 204. Belajar................................................................................................. 22

a. Pengertian Belajar.......................................................................... 22b. Teori Belajar .................................................................................. 23c. Hasil Belajar .................................................................................. 24

5. Matematika ......................................................................................... 26a. Pengertian Matematika .................................................................. 26b. Pembelajaran Matematika SD ....................................................... 27

Page 14: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

vi

B. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 28C. Kerangka Pikir......................................................................................... 30D. Hipotesis.................................................................................................. 32

BAB III METODE PENELITIANA. Metode Penelitian.................................................................................... 33B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 35

1. Tempat Penelitian ............................................................................... 352. Waktu Penelitian ................................................................................ 35

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................... 351. Variabel Penelitian ............................................................................. 352. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 36

D. Populasi dan Sampel ............................................................................... 381. Populasi Penelitian ............................................................................. 382. Sampel Penelitian ............................................................................... 39

E. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 391. Observasi ............................................................................................ 402. Dokumentasi....................................................................................... 403. Kisi-kisi Soal Tes dan Angket ............................................................ 41

a. Kisi-kisi Soal Tes........................................................................... 41b. Kisi-kisi Angket ............................................................................. 42

F. Uji Coba Instrumen ................................................................................. 441. Uji Validitas........................................................................................ 44

a. Validitas Angket ............................................................................ 45b. Validitas Tes .................................................................................. 45

2. Uji Realibilitas.................................................................................... 46a. Realibilitas Angket ........................................................................ 46b. Realibilitas Tes .............................................................................. 47

G. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................................... 481. Hasil Uji Validitas Soal Tes ............................................................... 482. Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes............................................................ 493. Hasil Uji Validitas Angket ................................................................. 494. Hasil Uji Reliabilitas Angket.............................................................. 51

H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ....................................... 511. Analisis Data Hasil Belajar ................................................................ 52

a. Nilai Hasil Belajar Siswa Secara Individual.................................. 52b. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa ............................................... 52c. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ................................... 52

2. Uji Prasyarat ....................................................................................... 53a. Uji Normalitas................................................................................ 53b. Uji Homogenitas ............................................................................ 54

3. Pengujian Hipotesis ............................................................................ 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Profil SDN 4 Metro Utara ....................................................................... 57

1. Visi ..................................................................................................... 572. Misi..................................................................................................... 573. Tujuan SDN 4 Metro Utara ................................................................ 58

Page 15: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

vii

4. Sarana dan Prasarana .......................................................................... 585. Tenaga Pendidik dan Kependidikan ................................................... 59

B. Pelaksanaan Peneitian ............................................................................. 601. Persiapan Penelitian............................................................................ 602. Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 613. Pengambilan Data Penelitian.............................................................. 61

C. Deskripsi Penelitian ................................................................................ 61D. Analisis Data Penelitian .......................................................................... 62

1. Data Hasil Belajar Siswa .................................................................... 622. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match ........... 67

E. Uji Persyaratan Analisis Data ................................................................. 691. Uji Normalitas .................................................................................... 692. Uji Homogenitas................................................................................. 723. Pengujian Hipotesis ............................................................................ 73

F. Pembahasan............................................................................................. 74G. Keterbatasan Penelitian........................................................................... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ............................................................................................. 78B. Saran........................................................................................................ 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data nilai UTS siswa pada mata pelajaran matematika kelas IVSDN 4 Metro Utara tahun pelajaran 2016/2017 ........................................ 5

2. Langkah-langkah model cooperative learning ......................................... 15

3. Data siswa kelas IV SDN 4 Metro Utara tahun pelajaran2016/2017.................................................................................................. 38

4. Kisi-kisi instrumen uji coba tes hasil belajar mata pelajaran matematikakelas IV ..................................................................................................... 42

5. Klasifikasi pengategorian angket .............................................................. 43

6. Kisi-kisi instrumen respon siswa terhadap penerapan modelcooperative learning tipe make a match ................................................... 43

7. Kriteria reliabilitas .................................................................................... 47

8. Hasil uji validitas instrumen tes ................................................................ 48

9. Kisi-kisi instrumen hasil uji coba tes hasil belajar mata pelajaranmatematika kelas IV ................................................................................. 49

10. Hasil uji validitas angket........................................................................... 50

11. Kisi-kisi instrumen hasil angket respon siswa terhadap penerapanmodel cooperative learning tipe make a match ........................................ 50

12. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa ................................................. 53

13. Fasilitas sekolah SDN 4 Metro Utara ....................................................... 59

14. Tenaga pendidik dan kependidikan........................................................... 60

15. Distribusi frekuensi nilai pretest kelas kontrol dan eksperimen ............... 62

Page 17: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

ix

Halaman

16. Nilai pretest kelas kontrol dan eksperimen............................................... 62

17. Distribusi frekuensi nilai posttest kelas kontrol dan eksperimen.............. 64

18. Nilai posttest kelas kontrol dan eksperimen.............................................. 64

19. Klasifikasi nilai N-Gain kelas kontrol dan eksperimen ............................ 66

20. Distribusi hasil respon siswa terhadap penerapan modelcooperative learning tipe make a match ................................................... 68

21. Uji normalitas pretest kelas kontrol .......................................................... 70

22. Uji normalitas pretest kelas eksperimen ................................................... 70

23. Uji normalitas posttest kelas kontrol........................................................ 71

24. Uji normalitas posttest kelas eksperimen.................................................. 71

25. Ujihomogenitas prettest kelas kontrol dan eksperimen ............................ 72

26. Uji homogenitas posttest kelas kontrol dan eksperimen .......................... 72

Page 18: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka konsep variabel ........................................................................ 31

2. Desain eksperimen ................................................................................... 34

3. Variabel penelitian .................................................................................... 35

4. Diagram batang perbandingan nilai pretest kelas kontroldan eksperimen ......................................................................................... 63

5. Diagram batang perbandingan nilai posttest kelas kontroldan eksperimen ......................................................................................... 65

6. Diagram batang perbandingan nilai N-Gain kelas kontroldan eksperimen ......................................................................................... 66

7. Diagram batang perbandingan nilai rata-rata N-Gain............................... 67

8. Diagram batang hasil penerapan model cooperative learning tipemake a match ............................................................................................ 69

Page 19: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Penelitian Pendahuluan dari Fakultas.............................................. 83

2. Surat Keterangan dari Fakultas ................................................................. 84

3. Surat Izin Penelitian dari Fakultas ............................................................ 85

4. Surat Pemberian Izin Penelitian................................................................ 86

5. Surat Keterangan Teman Sejawat Kelas IVA........................................... 87

6. Surat KeteranganTeman Sejawat Kelas IVC............................................ 88

7. Surat Keterangan Penelitian...................................................................... 89

8. Pemetaan SK dan KD ............................................................................... 90

9. Silabus Pembelajaran ................................................................................ 92

10. RPP Kelas Eksperimen ............................................................................. 94

11. RPP Kelas Kontrol .................................................................................... 103

12. Lembar Kerja Siswa.................................................................................. 110

13. Kisi-kisi Soal Uji Instrumen ..................................................................... 111

14. Soal Uji Instrumen .................................................................................... 112

15. Kunci Jawaban Soal Instrumen................................................................. 116

16. Kisi-kisi Instrumen Angket Respon Siswa Terhadap PenerapanModel Cooperative Learning Tipe Make a Match ...................................... 117

17. Angket Respon Siswa Terhadap Penerapan Model CooperativeLearning Tipe Make a Match.................................................................... 118

Page 20: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

xii

Halaman

18. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes............................................................. 120

19. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes......................................................... 126

20. Nilai-nilai r Product Moment .................................................................... 130

21. Hasil Uji Validitas Angket........................................................................ 131

22. Hasil Uji Reliabilitas Angket .................................................................... 134

23. Kisi-kisi Soal Pretest dan Postest ............................................................ 136

24. Soal Pretest ............................................................................................... 137

25. Soal Posttest .............................................................................................. 141

26. Kunci Jawaban Soal Pretest dan Postest .................................................. 145

27. Kisi-kisi Angket Respon Siswa Terhadap Penerapan ModelCooperative Learning Tipe Make a Match............................................... 146

28. Angket Respon Siswa Terhadap Penerapan ModelCooperative Learning Tipe Make a Match.............................................. 147

29. Data Hasil Belajar Kognitif Matematika Kelas Kontrol .......................... 151

30. Data Hasil Belajar Kognitif Matematika Kelas Eksperimen .................... 152

31. Perhitungan Menentukan Kelas Interval................................................... 153

32. Data Respon Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan ModelCooperative Learning Tipe Make a Match .............................................. 157

33. Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 159

34. Hasil Uji Homogenitas.............................................................................. 161

35. Hasil Uji Hipotesis .................................................................................... 164

Page 21: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan, pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran yang

dilaksanakan secara sadar dan terencana. Bagi setiap individu, pendidikan ini

merupakan suatu kebutuhan dalam hidup karena dengan pendidikan seseorang

akan mempunyai suatu keterampilan yang dapat digunakan untuk hidup

dimasyarakat, bangsa dan negara. Istilah pendidikan atau pedagogic lebih

menenekankan dalam hal praktek, yaitu menyangkut proses pembelajaran.

Langeveld (dalam Hasbullah, 2011:2) menyatakan pendidikan adalah usaha,

pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju pada

pendewasaan anak itu, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap

melaksanakan tugas hidupnya sendiri.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003,Bab 1 Pasal 1 tentang SistemPendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan adalahusaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan prosespembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinyauntuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan negara (Tim Penyusun, 2014: 3).

Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia yaitu

lemahnya proses pembelajaran. Hanafiah (2010:103) pembelajaran yang

unggul memerlukan para guru yang profesional. Selain guru, siswa juga

Page 22: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

2

memiliki keterlibatan dalam pembelajaran untuk mendukung proses

pembelajaran.

Upaya meningkatkan mutu pendidikan, diawali dari perbaikan kualitas

ditingkat dasar. Terutama perbaikan pada proses pembelajaran di sekolah

dasar, sebab pembelajaran di sekolah dasar merupakan tahap awal untuk

menuju ketingkat selanjutnya. Memperbaiki mutu belajar mengajar yang tidak

hanya sekedar menyampaikan materi pembelajaran saja, tetapi juga

menanamkan nilai-nilai moral dan akhlak yang mulia merupakan salah satu

upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini tertuang dalam Undang-

undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang

menyatakan bahwa.

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentukwatak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agarmenjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas dalam Suwarjo,2008: 127).

Pendidikan akan terlaksana dengan baik apabila adanya sebuah landasan dalam

pelaksanaannya. Landasan yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan

pendidikan adalah kurikulum, karena di dalam kurikulum berisi acuan sebagai

tuntutan dalam pelaksanaan pendidikan. Pada dasarnya kurikulum berpusat

pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik serta

lingkungannya yang dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik

berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.

Page 23: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

3

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada jenjang pendidikan dasar

memuat beberapa mata pelajaran, salah satunya adalah matematika. Kurikulum

2006 (Depdiknas, 2006: 134) menyatakan bahwa mata pelajaran matematika

diajarkan kepada semua siswa dari sekolah dasar untuk membekali siswa

dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif serta

kemampuan bekerja sama. Matematika sebagai ilmu yang tidak dipisahkan dari

dunia pendidikan dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Hal ini dikarenakan

matematika adalah ilmu yang berhubungan dengan penalaran dan pola pikir

manusia. Matematika merupakan salah satu bagian dari ilmu dasar (basic

science) yang memiliki peran yang sangat penting di era kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Soedjadi (dalam Adjie, 2006: 5) menyatakan bahwa kualitas pendidikan

matematika terutama di tingkat pendidikan dasar masih sangat

memprihatinkan, kondisi ini terefleksi tidak hanya dari hasil belajar siswa

tetapi juga dari proses pembelajaran. Trianto (2010: 5) menyatakan bahwa

pada masalah utama pendidikan formal (sekolah) saat ini adalah masih

rendahnya hasil belajar peserta didik, yang merupakan hasil pembelajaran

konvesional, yang dalam proses pembelajaran memberikan dominasi guru dan

membatasi akses bagi siswa untuk berkembang secara mandiri.

Realitanya kualitas pendidikan matematika di Indonesia saat ini masih sangat

memprihatinkan. Berdasarkan data dari UNESCO dalam Education For All

Global Monitoring Report (EFA-GMR) tahun 2012 kualitas pendidikan

Page 24: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

4

matematika di Indonesia berada pada peringkat ke-64 dari 120 negara. Menurut

hasil data Indeks Perkembangan Pendidikan (Education Development Index),

Indonesia berada di peringkat 57 dari 115 pada tahun 2014 (Muhammad, 2015:

3).

Temuan lain berdasarkan pencapaian belajar sains dan matematika, siswa

Indonesia masih dominan dalam peringkat rendah atau lebih pada kemampuan

menghapal dalam pembelajaran sains dan matematika. Survei yang dilakukan

oleh Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada

tahun 2011 diketahui bahwa prestasi matematika siswa Indonesia berada pada

urutan ke-38 dari 42 negara dengan skor rata-rata 386. Pada tahun 2015 mutu

pelajaran matematika Indonesia berada pada peringkat 69 dari 76 yang

dilakukan dengan menggunakan tes Programme for International Student

Assesment (PISA). Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar matematika siswa SD di Indonesia masih sangat rendah

(Samapi, 2016: 3).

Mengacu pada permasalahan di atas, yang terjadi di SDN 4 Metro Utara,

berdasarkan hasil observasi dan studi dokumentasi pendahuluan pada siswa

serta guru kelas IV SDN 4 Metro Utara Kota Metro pada tanggal 30 November

2016. Diperoleh informasi, bahwa matematika merupakan salah satu mata

pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Keadaan ini didukung berdasarkan

data hasil belajar Ujian Tengah Semester (UTS) matematika semester ganjil

kelas IV SDN 4 Metro Utara tahun pelajaran 2016/2017. Rendahnya persentase

ketuntasan hasil belajar UTS dipaparkan pada tabel berikut.

Page 25: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

5

Tabel 1. Data nilai UTS siswa pada mata pelajaran matematika kelas IVSDN 4 Metro Utara tahun pelajaran 2016/2017

Kelas KKM Jumlahsiswa

(orang)

Tuntas Belum tuntas

Jumlahsiswa

Persentase(%)

Jumlahsiswa

Persentase(%)

IVA 60 25 8 32% 17 68%IVB 60 23 9 39,13% 14 60,87%

IVC 60 26 11 42,30% 15 57,70%Sumber : Dokumentasi Ulangan Tengah Semester (UTS) guru kelas IV SDN 4

Metro Utara.

Pada tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa persentase ketuntasan nilai siswa

pada kelas IVA menunjukan bahwa hanya 32% siswa dari jumlah keseluruhan

25 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan

yaitu 60. Kelas IVB, jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 39,13% siswa

dari jumlah keseluruhan 23 siswa. Sedangkan kelas IVC, jumlah siswa yang

mencapai KKM adalah 42,30% siswa dari jumlah keseluruhan 26 siswa. Hal

ini menunjukan bahwa masih rendahnya hasil belajar siswa kelas IV di SDN 4

Metro Utara.

Menurut hasil observasi peneliti mengetahui bahwa, sebagian besar proses

pembelajaran guru sudah berupaya untuk menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan, namun belum maksimal sehingga rasa ingin tahu siswa tentang

materi pembelajaran belum berkembang. Guru cenderung mendominasi dalam

proses pembelajaran (teacher centered), kegiatan belajar mengajar kurang

didominasi dengan permainan yang dapat memicu keaktifan dan kekreatifan

siswa pada saat pembelajaran. Kepasifan siswa selama pembelajaran,

mengakibatkan siswa memperoleh pemahaman yang kurang maksimal

Page 26: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

6

mengenai materi yang disampaikan oleh guru dan berakibat pada tujuan

pembelajaran tidak tercapai secara maksimal.

Isjoni (2013: 49) mengemukakan, agar guru dapat melaksanakan pembelajaran

secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran harus menggunakan

model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain

menggunakan model pembelajaran yang tepat, gurupun hendaknya

menciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran sehingga

berjalan dengan kondusif.

Berdasarkan kondisi di atas, untuk memperbaiki hasil belajar siswa, perlu

upaya mencari inovasi model pembelajaran yang progresif. Model cooperative

learning, dipilih sebagai model pembelajaran yang diharapkan dapat

membantu dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Roger, dkk

(dalam Huda, 2014: 29) menyatakan bahwa:

Cooperative learning is group learning activity organized in such a way thatlearning is based on the socially structured change of information betweenlearners in group in which each learner is held accountable for his or her ownlearning and is motivated to increase of others (pembelajaran kooperatifmerupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsipbahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosialdiantara kelompok-kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajarbertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untukmeningkatkan pembelajaran anggota-anggota lain).

Hakikatnya, tujuan cooperative learning adalah untuk membangun kerjasama

kelompok, serta menciptakan individu-individu yang memiliki kepribadian dan

rasa tanggung jawab yang besar. Salah satu tipe yang terdapat dalam model

cooperative learning adalah tipe make a match. Alternatif model pembelajaran

yang diharapkan efektif serta menyenangkan.

Page 27: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

7

Model cooperative learning tipe make a match dapat diterapkan untuk semua

mata pelajaran, salah satunya mata pelajaran matematika. Kurniasih dan Sani

(2016: 55) menyatakan bahwa make a match adalah model pembelajaran

mencari pasangan mengenai suatu konsep atau topik dengan bantuan kartu

dalam suasana yang menyenangkan.

Beberapa alasan yang mendasari perlunya menerapkan model cooperative

learning tipe make a match, yaitu dimana siswa dapat memupuk kerja sama

dalam menyelesaikan soal dengan cepat dan tepat kemudian mencari pasangan

kartu jawabannya, lalu berkumpul dan mendiskusikannya, setelah itu

mempresentasikan hasil diskusinya. Kegiatan tersebut memungkinkan siswa

untuk aktif, mengembangkan keterampilan, sikap dan pengetahuannya secara

mandiri serta bekerja sama dalam kelompok. Sehingga diharapkan dapat

terwujud suatu pembelajran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Hal

ini merupakan suatu ciri dari model pembelajaran dimana cooperative learning

ialah pembelajaran yang menitikberatkan pada kerja sama kelompok.

Keunggulan tipe ini adalah siswa mencari pasangan kartu dan jawaban sambil

belajar mencari pemecahan masalah dalam suasana pembelajaran yang

menyenangkan. Selain itu, mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai

taraf ketuntasan belajar secara klasikal.

Penelitian pendukung yang telah dilakukan sebelumnya oleh Artawa (2012)

dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match

Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD di Gugus I Kecamatan

Selat Kabupaten Karangasem Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian ini

Page 28: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

8

menunjukkan bahwa kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe make a match lebih baik dibandingkan kelompok

siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

perlu dilaksanakan penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan model

cooperative learning tipe make a match terhadap hasil belajar matematika

siswa kelas IV SDN 4 Metro Utara.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalah yang

mempengaruhi rendahnya hasil belajar sebagai berikut.

1. Guru cenderung mendominasi dalam proses pembelajaran (teacher

centered).

2. Guru belum maksimal dalam menciptakan susasana belajar yang

menyenangkan.

3. Siswa terlihat pasif pada saat proses pembelajaran.

4. Siswa belum termotivasi untuk menguasai materi pelajaran.

5. Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas IV A dengan persentase

ketuntasan sebesar 32% dari 25 siswa dengan KKM yang ditentukan yaitu

60.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan permasalahan seperti yang telah diungkapkan pada identifikasi

masalah di atas, maka peneliti memberikan batasan masalah demi tercapainya

tujuan penelitian. Pengkajian ini hanya terbatas pada hasil belajar matematika

Page 29: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

9

ranah kognitif, model pembelajaran yang diterapkan yaitu model cooperative

learning tipe make a match.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah di atas, dan batasan masalah,

dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini adalah apakah terdapat

pengaruh yang signifikan pada penerapan model cooperative learning tipe

make a match terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 4 Metro

Utara Tahun Pelajaran 2016/2017?

E. Tujuan Penelitian

Untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih jelas dan terarah, perlu

ditetapkan terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh penerapan model cooperative learning tipe make

a match terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 4 Metro Utara.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:

1. Siswa Penerapan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran

cooperative learning tipe make a match merupakan pembelajaran yang

menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan

meningkatkan minat siswa untuk mempelajari matematika sehingga

diharapkan dapat menumbuhkan motivasi untuk belajar matematika.

2. Guru

Menambah wawasan guru dalam menggunakan model pembelajaran yang

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dikelas.

Page 30: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

10

3. Sekolah

Memberikan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas

pendidikan melalui model cooperative learning tipe make a match sebagai

salah satu inovasi model pembelajaran. Khususnya dalam pembelajaran

matematika.

4. Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebuah ilmu dan pengalaman yang berharga

guna menghadapi permasalahan dimasa depan serta wawasan peneliti

dalam menerapkan model cooperative learning tipe make a match pada

pembelajaran matematika.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dalam penelitian eksperimen ini adalah sebagai berikut.

1. Jenis penelitian ini adalah eksperimen.

2. Objek penelitian ini adalah hasil belajar matematika menggunakan model

cooperative learning tipe make a match.

3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA dan IVC SDN 4 Metro Utara.

4. Penelitian ini dilakukan di SDN 4 Metro Utara.

5. Waktu penelitian adalah semester genap tahun pelajaran 2016/2017.

Page 31: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

11

II. KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran

Salah satu teknik yang digunakan oleh guru untuk membuat suasana belajar

lebih efektif dan menyenangkan ialah model pembelajaran. Penerapan

model pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa karena

masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip dan tekanan

utama yang berbeda-beda. Model pembelajaan adalah pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun

tutorial (Suprijono, 2015: 46). Trianto (2011: 22) mengemukakan model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

model pembelajaran adalah suatu rancangan atau prosedur sistematika yang

disajikan oleh guru dalam mengorganisasikan pengalaman belajar yang

bermakna. Model pembelajaran yang dipilih oleh guru digunakan sebagai

pedoman dalam mengajar dan bertujuan untuk meningkatkan keaktifan

Page 32: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

12

siswa dalam belajar serta dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif

dan efisien.

2. Model Cooperative Learning

a. Pengertian Model Cooperative Learning

Model coopertive learning merupakan pembelajaran yang dilakukan

dengan berdiskusi secara berkelompok. Jacob (dalam Masitoh, 2009:

232) menyatakan bahwa cooperative learning merupakan suatu metode

instruksional dimana siswa dalam kelompok kecil bekerjasama dan

saling membantu dalam menyelesaikan tugas akademik. Sanjaya (dalam

Rusman,2014: 203) menjelaskan cooperative learning adalah kegiatan

belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok.

Model pembelajaran berkelompok adalah rangkaian kegiatan belajar

yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Rusman (2014:

202) menyatakan bahwa cooperative learning merupakan pembelajaran

dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang

dengan struktur kelompok bersifat heterogen.

Isjoni (2007: 16) cooperative learning adalah satu modelpembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkankegiatan mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented),terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan oleh gurudalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerjasama denganorang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada orang lain.

Page 33: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

13

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model

cooperative learning adalah pembelajaran berkelompok yang terdiri dari

2 sampai 6 orang yang bekerjasama secara heterogen dan saling

membelajarkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan

pembelajaran ini berpusat pada siswa (student oriented).

b. Tujuan Model Cooperative Learning

Setiap model pembelajaran memiliki tujuan yang akan dicapai, sama

halnya dengan cooperative learning. Trianto (2011: 60) mengemukakan

bahwa tujuan cooperative learning memberikan peluang kepada siswa

yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung

satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur

penghargaan cooperative, belajar untuk menghargai satu sama lain.

Cooperative learning dikembangkan setidak-tidaknya mencapai tiga

tujuan pembelajaran penting, yaitu (1) hasil belajar akademik, (2)

penerimaan terhadap keberagaman, dan (3) pengembangan keterampilan

sosial (Allport dalam Noer,2000). Struktur tujuan kooperatif terjadi jika

siswa mencapai tujuan mereka hanya jika siswa lain siapa mereka

bekerjasama mencapai tujuan tersebut (Arends dalam Suwarjo, 2008:

103).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa,

tujuan cooperative learning adalah setiap peserta didik dapat

mengerjakan sesuatu bersama-sama dengan saling membantu satu sama

lain, sehingga terjadi kesamaan pemikiran dan pemahaman antara

Page 34: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

14

anggota satu dengan angota yang lain di dalam satu kelompok. Selain itu

cooperative learning menekankan untuk belajar saling menghargai

pendapat antar anggota kelompok.

c. Ciri-ciri Model Cooperative Learning

Cooperative learning bercirikan pembelajaran yang bersifat kerja sama

dalam kelompok. Menurut Rusman (2014: 31) Ciri-ciri yang terjadi pada

kebanyakan pembelajaran yang menggunakan model cooperative

learning adalah:

1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskanmateri belajarnya.

2) Kelompok dibentuk berdasarkan siswa yang memiliki kemampuantinggi, sedang dan rendah.

3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya,suku,jenis kelamin berbeda-beda.

4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

Sedangkan menurut Hamdani (2011: 31) ada beberapa ciri model

pembelajaran kooperatif yaitu :

1) Setiap anggota memiliki peran.2) Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa.3) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara belajarnya

dan juga teman-teman sekelompoknya.4) Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan

interpersonal kelompok.5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlakukan.

Berdasarkan pernyataan para ahli tentang ciri-ciri cooperative learning di

atas dapat disimpulkan bahwa cooperative learning mempunyai ciri-ciri

yaitu siswa dalam suatu kelompok saling bekerjasama dan berinteraksi

serta menghargai perbedaan pendapat kemudiaan membuat suatu

kesimpulan bersama.

Page 35: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

15

d. Langkah-langkah Model Cooperative Learning

Sebuah model dalam kegiatan pembelajaran memiliki langkah-langkah

secara sistematis dalam penerapannya. Langkah-langkah model

cooperative learning sebagai berikut.

Tabel 2.Langkah-langkah model cooperative learning

TAHAP TINGKAH LAKU GURUTahap 1Menyampaikan Tujuandan Memotivasi Siswa.

Guru menyampaikan tujuan pelajaran yangakandicapai pada kegiatan pelajaran danmenekankan pentingnya topik yang akandipelajari dan memotivasi siswa belajar.

Tahap 2Menyajikan Informasi

Guru menyajikan informasi atau materi kepadasiswadengan jalan demonstrasi atau melaluibahan bacaan.

Tahap 3MengorganisasikanSiswa ke dalamKelompok-kelompokBelajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimanacaranyamembentuk kelompok belajar danmembimbing setiap kelompok agar melakukantransisi secara efektif dan efisien.

Tahap 4Membimbing KelompokBekerja dan Belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajarpada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Tahap 5Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materiyang telah dipelajari atau masing-masingkelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Tahap 6MemberikanPenghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baikupaya maupun individu dan kelompok

Sumber: Rusman (2014: 211)

Menurut Suprijono (2015 : 65) langkah-langkah model cooperativelearning terdiri dari 6 (enam) fase, yaitu.

a. Fase 1: present goal and setMenyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik.

b. Fase 2: present informationMenyajikan informasi.

c. Fase 3: organize student into learning teamMengorganisasi peserta didik ke dalam tim-tim belajar.

d. Fase 4: assist team work and studyMembantu kerja tim dan belajar.

e. Fase 5: test on materialsMengevaluasi.

f. Fase 6: provide recognitionMemberikan pengakuan dan penghargaan.

Page 36: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

16

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dianalisis bahwa pembelajaran dapat

dikategorikan cooperative learning apabila terdapat enam langkah utama

atau fase pokok seperti yang telah dipaparkan di atas. Penyampaian

tujuan dan memotivasi siswa, menyajikan informasi, mengorganisasikan

siswa kedalam kelompok kooperatif, membimbing kelompok bekerja dan

belajar, evaluasi, dan memberikan penghargaan.

e. Tipe-tipe Model Cooperative Learning

Model Cooperative learning merupakan model pembelajaran yang

memiliki banyak tipe atau jenis dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran. Aqib (2013: 17-36) menjabarkan bahwa model

pembelajaran kooperatif dibagi menjadi beberapa tipe yaitu (1) Examples

Non-Examples, (2) Picture and picture, (3) Noumbered Heads Together,

(4) Jigsaw, (5) Mind Mapping, (6) Think Pair and Share, (7) Snowball

Throwing, (8) Talking Stick, (9) Pair Checks, (10) Demonstration, (11)

Make a Match, dan lain-lain. Tipe-tipe pembelajaran yang beragam dapat

menjadi pilihan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang

disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, materi, serta tujuan

pembelajran yang hendak dicapai.

Suprijono (2013: 102) menyatakan tentang tipe atau metodependukung model cooperative learning yaitu Snowball Drilling,Concept Mapping, Giving Question and Getting Answer, TalkingStick, Group Investigation, Jigsaw, Role Playing, Make a Match,Scramble, Numbered Heads, Two Stay Two Stray, STAD, TalkingStick dan lain-lain.

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai tipe model cooperative

learning di atas, peneliti menganalisis bahwa model cooperative learning

Page 37: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

17

memiliki banyak jenis atau tipe untuk diterapkan dalam pembelajaran.

Peneliti dalam penelitian ini mengambil tipe cooperative learning

mencari pasangan (make a match), untuk mengetahui pengaruh terhadap

hasil belajar siswa. Hal itu, karena make a match dapat menumbuhkan

susasana belajar yang menyenangkan dan dapat digunakan pada semua

tingkat usia.

Dilihat dari obervasi yang telah dilakukan peneliti, bahwa dalam proses

pembelajaran guru belum maksimal dalam menciptakan suasana belajar

yang menyenangkan. Demikian peneliti memilih cooperative learning

mencari pasangan (make a match) guna terciptanya suasana belajar yang

menyenangkan dan tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal.

3. Model Cooperative Learning Tipe Make a Match

a. Pengertian Model Cooperative Learning Tipe Make a Match

Model cooperative learning tipe make a match atau mencari pasangan,

dikembangkan oleh Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik ini

adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep

atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Hal ini sependapat

dengan Isjoni (2007: 77) menyatakan bahwa make a match merupakan

model pembelajaran mencari pasangan sambil belajar konsep dalam

suasana yang menyenangkan. Huda (2014: 251) bahwa make a match

adalah salah satu pendekatan konseptual yang mengajarkan siswa

memahami konsep-konsep secara aktif, kreatif, efektif, interaktif, dan

Page 38: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

18

menyenangkan bagi siswa sehingga konsep mudah dipahami dan

bertahan lama dalam struktur kognitif siswa.

Kurniasih dan Sani (2016: 55) menyatakan bahwa make a match adalah

suatu model pembelajaran dimana siswa diajak mencari pasangan sambil

belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana belajar yang

menyenangkan. Penerapan model cooperative learning tipe make a

match ini dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan

dengan mencocokkan kartu yang ada di tangan mereka, proses

pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih

antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak

sekali pada saat siswa mencari pasangan kartunya masing-masing.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa model cooperative learning tipe make a match adalah model

pembelajaran yang mengajak siswa mencari pasangan sambil belajar

mengenai suatu konsep atau topik melalui permainan kartu pasangan

dalam suasana belajar yang menyenangkan. Model pembelajaran ini

dapat dilakukan dengan bantuan kartu, siswa yang memegang kartu soal

diharap dapat memecahkan soal tersebut dan mencari jawaban melalui

siswa yang memegang kartu jawaban (mencari pasangan).

b. Langkah-Langkah Model Cooperative Learning Tipe Make a Match

Setiap model pembelajaran memiliki langkah-langkah dalam

pelaksanaanya, agar mudah diterapkan dalam pembelajaran. Langkah-

Page 39: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

19

langkah model cooperative learning tipe make a match menurut Huda

(2014: 251) antara lain:

1) Guru menyampaikan materi.2) Siswa dibagi kedalam dua kelompok, misalnya kelompok A dan

kelompok B. Kedua kelompok diminta untuk berhadap hadapan.3) Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kolompok A dan kartu

jawaban kepada kelompok B.4) Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus

mencari/mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompoklainnya. Guru juga perlu menyampaikan batasan maksimum waktuyang ia berikan kepada mereka.

5) Guru meminta semua kelompok A untuk mencari pasangannya dikelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masing, guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Gurumencatat mereka pada kertas yang sudah dipersiapkan.

6) Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu sudahhabis. Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untukberkumpul tersendiri.

7) Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dansiswa yang tidak mendapatkan pasangan memperhatikan danmemberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.

8) Kartu diacak kembali, kegiatan dilakukan 3 kali putaran agar semuasiswa dapat menemukan jawaban dari setiap kartu yang dimiliki.

9) Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dankecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikanpresentasi.

10) Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampaiseluruh pasangan melakukan presentasi.

Sedangkan menurut Komalasari (2010: 83-84) langkah-langkah

penerapan model cooperative learning tipe make a match adalah sebagai

berikut.

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsepatautopik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satubagian kartu soaldan bagian lainnya kartu jawaban.

2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu.3) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.4) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yangcocok

dengan kartunya (soal jawaban).5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum bataswaktu

diberi poin.6) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswamendapat kartu

yang berbeda dari sebelumnya.

Page 40: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

20

7) Demikian seterusnya.8) Kesimpulan/penutup.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti memilih menggunakan langkah-

langkah yang ditulis oleh Huda. Adapun langkah-langkah model

cooperative learning tipe make a match harus dilaksanakan secara

sistematis. Peneliti memilih langkah-langkah tersebut, karena dijelaskan

secara rinci pada tahapan-tahapan serta kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan dalam mengimplementasikan model cooperative learning

tipe make a match. Langkah-langkah tersebut, dijadikan sebagai acuan

pada penelitian.

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Cooperative Learning Tipe Make

a Match

Suatu metode, model atau strategi dalam pembelajaran pasti mempunyai

kelebihan dan kelemahan. Demikian juga dengan model cooperative

learning tipe make a match memiliki kelebihan dankekurangan di

antaranya.

1) Kelebihan model cooperative learning tipe make a match :

Kelebihan model cooperative learning tipe make a match menurut

Kurniasih dan Sani (2016: 56) antara lain:

1. Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan.2. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian

siswa.3. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf

ketuntasan belajar secara klasikal.4. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran.5. Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis.6. Munculnya dinamika gotong royong yang merata diseluruh

siswa.

Page 41: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

21

Sedangkan kelebihan cooperative learning tipe make a match

menurut Huda(2014: 253-254) antara lain:

1. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitifmaupun fisik.

2. Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan.3. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang

dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.4. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil

presentasi.5. Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk

belajar.

2) Kelemahan model cooperative learning tipe make a match:

Kelemahan model cooperative learning tipe make a match menurut

Kurniasih dan Sani (2016: 56) antara lain:

1. Sangat memerlukan bimbingan dari guru untuk melakukankegiatan.

2. Waktu yang tersedia perlu dibatasi karena besar kemungkinansiswa bisa banyak bermain-main dalam proses pembelajaran.

3. Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.4. Pada kelas dengan murid yang banyak (>30 siswa/kelas) jika

kurang bijaksana maka yang muncul adalah suasana sepertipasar dengan keramaian yang tidak terkendali.

5. Bisa mengganggu ketenangan belajar kelas di kiri kanannya.

Sedangkan kelemahan cooperative learning tipe make a match

menurut Huda (2014: 253-254) antara lain:

1. Jika metode ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyakwaktu yang terbuang.

2. Pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yangakanmalu berpasangan dengan lawan jenisnya.

3. Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyaksiswa yang kurang memperhatikan pada saat presentasipasangan.

4. Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberikan hukumanpada siswa yang tidak mendapatkan pasangan karena merekabisa malu.

5. Menggunakan metode ini secara terus menerus akamenimbulkan kebosanan.

Page 42: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

22

Paparandi atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa model

cooperative learning tipe make a match ini tidak hanya memiliki

kelebihan tetapi juga kelemahan. Oleh karena itu perlu adanya

pemahaman yang mendalam mengenai model pembelajaran ini, agar

penerapannya dapat terlaksanakan dengan baik

4. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan sebuah proses yang akan terus menerus dialami oleh

manusia sepanjang hidupnya. Belajar dapat membuat perubahan pada diri

seseorang, karena belajar juga merupakan aktivitas manusia yang sangat

vital dan berlangsung secara berkesinambungan selama manusia tersebut

masih hidup. Suyono dan Hariyanto (2011: 9) mengemukakan bahwa

belajar adalah suatu aktivitas atausuatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki prilaku, sikap

dan mengokohkan kepribadian.

Hernawan, dkk (2007: 2) menyatakan bahwa belajar adalah proses

perubahan perilaku, proses perubahan perilaku tersebut dilakukan secara

sadar dan bersifat menetap, perubahan perilaku tersebut meliputi dalam

hal kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan menurut Rusman (2014:

34) belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil

dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Gagne

(dalam Komalasari, 2010: 2) menyatakan belajar sebagai suatu proses

perubahan tingkah laku yang meliputi kecenderungan manusia seperti

Page 43: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

23

sikap, minat, nilai, dan perubahan kemampuannya untuk melakukan

berbagai jenis kinerja (performance).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu aktivitas dan usaha untuk memperoleh pengetahuan,

kemampuan sikap, dan keterampilan baru yang dihasilkan dari

pengalamannya sendiri. Belajar merupakan proses yang diarahkan

kepada tujuan berbagi pengalaman.

b. Teori Belajar

Sebagai landasan terjadinya proses belajar, maka perlu adanya teori

belajar yang mendukung suatu model, pendekatan, strategi atau metode

yang digunakan dalam pembelajaran. Berdasarkan suatu teori diharapkan

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Trianto (2011: 27)

mengemukakan bahwa teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan

bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam

pikiran siswa.

Brunner (dalam Susanto, 2014: 96) pandangan pembelajaran terpadu

terdapat beberapa teori belajar yang mendukungnya, yaitu: teori

perkembangan Jean Piaget, teori konstruktivisme, teori Vigotsky, teori

Bandura, dan teori Brunner. Peneliti menggunakan teori belajar

kontruktivisme sebagai landasan penelitian.

Page 44: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

24

Winataputra (2008: 67)menyatakan bahwa perspektif kontruktivismepada pembelajaran di kelas dilihat sebagai proses “konstruksi”pengetahuan oleh siswa. Perspektif ini mengharuskan siswa bersikapaktif. Dalam proses ini mengembangkan gagasan atau konsep baruberdasarkan analisis dan pemikiran ulang terhadap pengetahuan yangdiperoleh pada masa lalu dan masa kini.

Menurut Hanafiah (2009: 62) teori kontruktivisme pada dasarnya dalam

belajar merupakan salah satu pendekatan yang lebih berfokus kepada

siswa sebagai pusat dalam proses pembelajaran. Trianto (2011: 28)

menjelaskan teori kontruktivisme memiliki suatu prinsip yang paling

penting, yaitu guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada

siswa, melainkan siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam

benaknya.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

teori belajar kontruktivisme merupakan teori belajar yang tepat untuk

melandasi penelitian ini. Landasan teori kontruktivisme menekankan

bahwa dalam belajar siswa dituntut untuk membangun pengetahuannya

sendiri dan guru berperan sebagai fasilitator. Selain itu, guru tidak hanya

memberikan pengetahuan pada siswa melainkan siswa juga harus

membangun pengetahuan dalam pikirannya.

c. Hasil Belajar

Keberhasilan dalam belajar dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar

yang diperoleh. Kunandar (2013: 62) mengemukakan hasil belajar adalah

kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun

psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti

proses belajar mengajar. Sudjana (2012: 22) menyatakan bahwa hasil

Page 45: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

25

belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima

pengalaman belajarnya.

Hasil belajar menurut Susanto (2014: 5) yaitu perubahan yang terjadi

pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian diatas

dipertegas oleh Nawawi (dalam Susanto, 2014: 5)menyatakan bahwa

hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor

yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran

tertentu.

Anderson dan Kratwohl (dalam Kusaeri 2014: 34)merevisitaksonomi Bloom dari satu dimensi menjadi dua dimensi,yaitu dimensi proses kognitif (cognitive process) dan dimensipengetahuan (types of knowledge). Dimensi proses kogntifmerupakan hasil revisi dari taksonomi Bloom ranah kognitif.Anderson mengklasifikasikan proses kognitif menjadi enamkategori, yaitu ingatan (remember), pemahaman (understand),aplikasi (apply), analisis (analyze), evaluasi (evalute), dan kreatifitas(creat). Dimensi pengetahuan diklasifikasi menjadi empat kategori,yaitu pengetahuan faktual (factualknowledge), pengetahuankonseptual (conceptual knowledge), dan pengetahuan prosedural(procedural knowledge), pengetahuan konseptual (conceptualknowledge), dan pengetahuan metakognisi (metacognitiveknowledge).

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah

mengikuti proses belajar mengajar. Kemampuan tersebut mencakup pada

ranah kognitif yang meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan,

analisis, sintesis dan penilaian.

Page 46: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

26

Ranah afektif yang berupa menerima, menanggapi, menilai, mengelola

dan menghayati. Sedangkan pada ranah psikomotor meliputi peniruan,

manipulasi, pengalamiahan dan artikulasi. Hasil belajar dalam penelitian

ini menekankan pada ranah kognitif.

5. Matematika

a. Pengertian Matematika

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua

jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan

tinggi. Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara

informal. Di sekolah dasar matematika merupakan salah satu mata

pelajaran yang diujikan pada saat Ujian Nasioal (UN). Depdiknas(dalam

Susanto, 2013: 84) menyatakan kata matematika berasal dari bahasa

Latin, manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang

dipelajari,” sedang dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde

atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran.

Menurut Wardhani dkk, (2010:1) menyebutkan bahwa, berdasarkan

Standar Isi Mata pelajaran matematika SD, kompetensi yang harus

dikuasai siswa setelah mempelajari mata pelajaran matematika antara

lain penalaran (reasoning), pemecahan masalah (problem solving), dan

komunikasi (communication). Mengajarkan matematika tidaklah mudah,

maka dari itu perlu adanya desain khusus untuk meningkatkan kualitas

belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran matematika.

Page 47: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

27

Murniati (2007: 46), menyatakan bahwa matematika adalah polapikir; pola mengorganisasikan pembuktian yang logik; matematikaitu adalah bahasa, bahasa yang menggunakan istilah yangdidefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinyadengan simbol dan bunyi, lebih berupa bahasa simbol mengenai artidaripada bunyi; matematika adalah pengetahuan struktur yangterorganisasi, sifat-sifat atau teori-teori dibuat secara deduktifberdasarkan kepada unsur yang tidak didefenisikan, aksioma, sifatatau teori yang telah dibuktikan kebenarannya; matematika adalahilmu tentang pola keteraturan pola atau ide, dan matematika ituadalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutandankeharmonisan.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan pengertian

matematika adalah suatu objek mata pelajaran yang bersifat abstrak. Ilmu

pengetahuan yang didapat dengan penalaran(reasoning), pemecahan

masalah (problem solving), dan komunikasi (communication).

b. Pembelajaran Matematika di SD

Kegiatan Pembelajaran matematika pada jenjang sekolah dasar tentu

berbeda dengan jenjang menengah ataupun pendidikan tinggi. Susanto

(2014: 186) menjelaskan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu

proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan

kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir

siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksikan

pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik

terhadap materi matematika.

Muhsetyo (2008: 126) mengemukakan bahwa pembelajaran matematika

adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik

melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik

memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.

Page 48: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

28

Dalam teori pembelajaran matematika ditingkat sekolah dasar yangdiungkapkan oleh Heruman (2008: 4-5) bahwa dalam prosespembelajaran diharapkan adanya reinvention (penemuan kembali)secara informal dalam pembelajaran di kelas dan harusmenampakkan adanya keterkaitan antar konsep. Hal ini bertujuanuntuk memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.Kebermaknaan pembelajaran akan membuat kegiatan belajar lebihmenarik, lebih bermanfaat, dan lebih menantang, sehingga konsepdan prosedur matematika akan lebih mudah dipahami dan akan lebihtahan lama diingat oleh siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar hendaknya merujuk

pada pemberian pembelajaran yang bermakna melalui konstruksi konsep-

konsep yang saling berkaitan hingga adanya reinvention (penemuan

kembali). Meskipun penemuan ini bukan hal baru bagi individu yang

telah mengetahui sebelumnya, namun bagi siswa penemuan tersebut

merupakan sesuatu yang baru.

B. Penelitian yang Relevan

Berikut ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, yang

relevan sesuai dengan substansi yang diteliti.

1. Hasil penelitian Artawa

Artawa (2012) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar

matematika yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran

kooperatif tipe make a match dan siswa yang mengikuti pembelajaran

dengan model pembelajaran konvensional kelas V di SD Gugus

Kecamatan Selat Kabupaten Karangasem tahun pelajaran 2012/2013

dengan nilai thitung sebesar 8,47 dan ttab = 2,00 maka thitung lebih besar dari

ttab. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok siswa yang

Page 49: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

29

dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match

lebih baik dibandingkan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran konvensional. Jadi, dapat disampaikan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe make a match berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa.

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini terletak pada model

pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe

make a match pada pelajaran matematika dan penelitian yang dilakukan

adalah eksperimen. Perbedaannya pada penelitian yang dilakukan Artawa

adalah pada variabel terikatnya yaitu prestasi belajar.Selanjutnya populasi

yang digunakan pada penelitian di atas adalah kelas V di SD Gugus

Kecamatan Selat Kabupaten Karangasem, sedangkan pada penelitian ini

adalah. Kelas IV SDN 4 Metro Utara Pada penelitian Artawa dilaksanakan

pada tahun pelajaran 2012/2013, sedangkan pada penelitian ini

dilaksanakan pada tahun pelajaran 2016/2017.

2. Hasil penelitian Parwata

Parwata (2014) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

hasil belajar PKn antara siswa yang dibelajarkan melalui model

pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan media semi

konkret dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran

konvensional siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Letkol Wisnu

Kecamatan Denpasar Utara dengan analisis data diperoleh rata-rata

kelompok eksperimen X1 = 76,41 > X2 = 69,67 kelompok kontrol. Lebih

lanjut, melalui uji hipotesis diperoleh thitung = 3,365 sedangkan dengan

Page 50: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

30

diperoleh ttabel = 2,00 sehingga Ho ditolak Ha diterima. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe make a

match berbantuan media semi konkret berpengaruh terhadap hasil belajar

PKn siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Kecamatan Denpasar Utara

Tahun pelajaran 2013/2014.

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini terletak pada model

pembelajaran yang digunakan yaitu model cooperative learning tipe make

a match, variabel terikatnya yaitu hasil belajar dan jenis penelitiannya

menggunakan penelitian eksperimen. Perbedaannya pada penelitian yang

dilakukan Parwata diterapkan mata pelajaran PKn, sedangkan pada

penelitian ini diterapkan pada pelajaran matematika. Selanjutnya populasi

yang digunakan pada penelitian di atas adalah kelas V SD Gugus Letkol

Wisnu Kecamatan Denpasar Utara, sedangkan pada penelitian ini adalah

kelas IV SDN 4 Metro Utara. Pada penelitian Parwata dilaksanakan pada

tahun pelajaran 2013/2014, sedangkan pada penelitian ini dilaksanakan

pada tahun pelajaran 2016/2017.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan kesimpulan untuk mengetahui adanya hubungan

antara variabel-variabel yang ada dalam penelitian. Uma (dalam Sugiyono,

2016: 91) mengemukakan bahwa kerangka pikir merupakan model konseptual

tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

didefinisikan sebagai masalah penting.

Page 51: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

31

Seperti yang telah diungkapkan dalam hipotesis, peneliti mempunyai

keyakinan bahwa variabel bebas berkaitan dengan variabel terikat. Sebab

penelitian ini membandingkan pengaruh hasil belajar matematika pada kelas

eksperimen dengan menggunakan model cooperative learning tipe make a

match dan kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

Melalui model cooperative learning tipe make a match, pada penelitian yang

relevan telah menunjukkan adanya keberhasilan yang signifikan terhadap hasil

belajar. Sehingga peneliti jugaakan melakukan penelitian dengan model

cooperative learning tipe make a match agar dapat mengetahui pengaruh dan

mengetahui seberapa besar pengaruh model tersebut terhadap hasil belajar.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model cooperative

learning tipe make a match dan variabel terikat adalah hasil belajar siswa.

Hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian itu dapat dilihat pada

diagram kerangka pikir sebagai berikut.

Gambar 1. Kerangka konsep variabel

Keterangan:X = Model cooperative learning tipe make a matchY = Hasil belajar siswa

= Pengaruh

YX

Page 52: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

32

Berdasarkan gambar 1, alur kerangka pikir dapat dideskripsikan bahwa

penerapan model cooperative learning tipe make a match yang dilakukan saat

proses pembelajaran berlangsung dapat membuat siswa lebih mudah

memahami dan menghayati materi pelajaran serta dapat meningkatkan hasil

belajar matematika siswa.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan asumsi atau dugaan sementara yang dikemukakan

peneliti mengenai hasil penelitian yang nantinya diuji kebenarannya. Siregar

(2013: 65) yang menyatakan bahwa hipotesis adalah dugaan sementara yang

harus diuji kebenarannya.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis penelitian

yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang

signifikan pada penerapan model cooperative learning tipe make a match

terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 4 Metro Utara Tahun

Pelajaran 2016/1017.

Page 53: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

33

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen, dengan

data kuantitatif. Sugiyono (2016: 107) menjelaskan bahwa metode penelitian

eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendalikan. Peneliti

menggunakan metode penelitian semu (quasi experimental design). Pemilihan

penggunaan quasi experimental design ini didasari karena sulitnya mengontrol

semua variabel-variabel luar yang ikut mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Quasi eksperimental design terdiri dari dua bentuk yaitu time series design dan

non equivalent control group design.

Adapun jenis desain yang dipilih dalam penelitian ini yaitu non equivalent

control group. Desain ini menggunakan dua kelompok, kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelas yang mendapatkan

perlakuan berupa penerapan model cooperative learning tipe make a match,

sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok pengendali yaitu kelas yang

tidak mendapatkan perlakuan.

Page 54: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

34

Sugiyono (2013: 116) desain dalam penelitian non equivalent control group

design dapat digambarkan seperti berikut.

Gambar 2. Desain eksperimen

Keterangan:O1 = nilai pretest kelompok yang diberi perlakuan (eksperimen)O2 = nilai posttest kelompok yang diberi perlakuan (eksperimen)O3 = nilai prestest kelompok yang tidak diberi perlakuan (kontrol)O4 = nilai posttest kelompok yang tidak diberi perlakuan (kontrol)X = perlakuan model cooperative learning tipe make a match

Pretest sebelum melakukan perlakuan baik untuk kelompok eksperimen

maupun kelompok kontrol (O1, O3) dapat digunakan sebagai dasar dalam

menentukan perubahan. Pemberian postest pada akhir perlakuan akan

menunjukan seberapa jauh akibat dari perlakuan. Hal ini dilakukan dengan cara

melihat perbedaan nilai O2-O1 sedangkan pada kelompok kontrol tidak

diperlakukan apapun.

Setelah diketahui nilai pretest dan nilai posttest maka dihitung selisihnya yaitu:

O2 - O1= Y1

O4 – O3= Y2

Keterangan:

Y1= Hasil belajar siswa yang mendapatkan perlakuan model cooperative

learning tipe make a match.

Y2= Hasil belajar siswa tanpa perlakuan.

O1 X O2

O3 O4

O3 O4

Page 55: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

35

B.Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN4 Metro Utara yang beralamatkan di

Jalan Dr. Sutomo No. 28 Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro,

yang merupakan instansi SD yang menerapkan KTSP.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini diawali dengan observasi pada bulan november 2016.

Penilitian dilaksanakan selama 8 bulan, yaitu dimulai dari pembuatan

instrumen penelitian pada bulan desember 2016, dengan tujuan

dilaksanakan pada pembelajaran semester genap tahun pelajaran

2016/2017.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono

2016: 2). Terdapat dua macam variabel di dalam penelitian ini, yaitu

variabel bebas dan variabel terikat.

Gambar 3. Variabel penelitian

Model pembelajaran make a

match (variabel independen)

Hasil belajar

(variabel dependen)

Page 56: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

36

Variabel Independen sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, dan

antecedent. Diartikan kedalam bahasa Indonesia, yaitu sering disebut

sebagai variabel bebas. Sugiyono (2016: 4) menyatakan bahwa, variabel

bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel bebas di dalam

penelitian ini adalah model cooperative learning tipe make a match

dilambangkan dengan (X).

Variabel Dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, dan

konsekuen. Diartikan kedalam bahasa Indonesia, yaitu sering disebut

sebagai variabel terikat. Sugiyono (2016: 4) menyatakan bahwa, variabel

terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel independen. Variabel terikat di dalam penelitian ini

yaitu hasil belajar matematika siswa dilambangkan dengan (Y).

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional digunakan untuk menggambarkan secara operasional

variabel penelitian. Selain itu, definisi operasional merupakan suatu definisi

yang didasarkan pada sifat-sifat yang didefinisikan dan diamati.

Untuk memberikan penjelasan mengenai variabel-variabel yang dipilih,

dibawah ini diberikan definisi operasional masing-masing variabel.Variabel

dalam penelitian ini yaitu pengaruh model cooperative learning tipe make a

match dan hasil belajar.

Page 57: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

37

a. Model cooperative learning tipe make a match (mencari pasangan)

merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa mencari

pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik melalui

permainan kartu pasangan dalam suasana belajar yang menyenangkan.

Adapun langkah-langkah model coopertaive tipe make a match harus

dilaksanakan secara sistematis, pelaksanaannya dengan tahapan sebagia

berikut. Menyampaikan materi kepada siswa, kemudian membentuk

dua kelompok kelompok A dan kelompok B, membagikan kartu

pertanyaan kepada kolompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B,

menyampaikan kepada siswa untuk mencocokkan kartu yang dipegang

dengan kartu kelompok lainnya, tidak lupa untuk menyampaikan

batasan maksimum waktu, jika sudah menemukan pasangannya

masing-masing, siswa melapor dan mempresentasikan, kegiatan

dilakukan 3 kali putaran agar semua siswa dapat menemukan jawaban

dari setiap kartu yang dimiliki, diakhir pembelajaran lakukan refleksi

dan penilaian.

b. Hasil belajar adalah adanya perubahan yang terjadi pada siswa setelah

melaksanakan proses pembelajaran. Perubahan tersebut meliputi pada

ranah kognitif yang meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan,

analisis, dan penilaian. Ranah afektif yang berupa menerima,

menanggapi, menilai, mengelola dan menghayati. Sedangkan pada

ranah psikomotor meliputi peniruan, pengalamiahan dan artikulasi.

Hasil belajar dalam penelitian ini menekankan pada ranah kognitif.

Nilai yang diperoleh siswa pada ranah kognitif dilakukan setelah

Page 58: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

38

mengikuti tes pada akhir pembelajaran. Tes yang digunakan untuk uji

validitas berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 35 soal. Setiap

jawaban benar mendapat skor 1, untuk jawaban salah mendapat skor 0.

D. Polulasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan salah satu hal yang perlu mendapat perhatian dengan

seksama apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil yang dapat

dipercaya dan tepat. Kasmadi (2014: 65), populasi adalah seluruh data yang

menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup, dan waktu yang

sudah ditentukan. Seperti pendapat diatas, Sugiyono (dalam Kasmadi, 2014:

65) mengemukakan, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek atau subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian

peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVA dan IVC SDN 4 Metro

Utara tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa 51. Data populasi

dalam penelitian ini sebagai berikut.

Tabel 3. Data siswa kelas IV SDN 4 Metro Utara tahun pelajaran2016/2017

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah siswa

1 IVA 14 12 25

2 IVC 13 13 26

Jumlah 27 25 51

Sumber : Data Guru Kelas IVA dan IVC SDN 4 Metro Utara TahunPelajaran 2016/2017.

Page 59: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

39

2. Sampel Penelitian

Sampel dianggap sebagai sumber data yang penting untuk mendukung

penelitian. Sugiyono (2016: 118) memberikan pengertian bahwa sampel

adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Sampel dianggap sebagai sumber data yang penting untuk mendukung

penelitian (Kasmadi, 2014:66). Teknik sampel pada penelitian ini

menggunakan non probablity sampling.

Non probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2016: 122). Jenis

sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sampel jenuh. Sugiyono

(2016: 124) sampel jenuh teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel.

Pelaksanaan penelitian ini, kelas IVA dijadikan sebagai kelompok

eksperimen dengan menerapkan model cooperative learning tipe make a

match. Sedangkan kelas IVC dijadikan kelas kontrol dengan pembelajaran

konvensional. Pemilihan sampel tersebut berdasarkan pada persentase

ketuntasan nilai uts siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SDN 4

Metro Utara Tahun Ajaran 2016/2017.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data merupakan langkah awal yang harus dilakukan

dari penelitian karena hakikat penelitian yaitu mengumpulkan data yang

sesungguhnya secara objektif. Arikunto (2008: 101) mengemukakan istrumen

Page 60: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

40

pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti

dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis

dan dipermudah olehnya. Instrumen pengumpulan data ini digunakan untuk

mendapatkan data yang lengkap, valid, dan reliable. Peneliti mengumpulkan

keseluruhan data yang berkaitan dengan penelitian ini menggunakan empat

teknik, yaitu:

1. Observasi

Sebagai metode ilmiah, observasi biasa diartikan dengan metode

pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara

langsung di lapangan serta pencatatan sistematik fenomena-fenomena yang

diselidiki. Hadi (dalam Sugiyono, 2013: 203) observasi merupakan suatu

proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses

biologis dan psikologis. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk

memperoleh data tentang kondisi sekolah atau deskripsi tentang lokasi

penelitian yang dilaksanakan di SDN 4 Metro Utara.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

mengimpun dan mengalisis dokumen, baik dokumen tertulis, gambar

maupun elektronik. Sugiyono (2013: 240) dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tertulis, gambar,

atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tertulis misalnya catatan harian, sejarah

kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen

Page 61: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

41

yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa

gambar, patung, film dan lain-lain.

Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan teknik observasi

dalam penelitian kuantitatif. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan

data yang berkaitan dengan jumlah siswa dan nilai hasil belajar siswa kelas

IVA, IVB, dan IVC SDN 4 Metro Utara.

3. Kisi-kisi Soal Tes dan Angket

a. Kisi-kisi Soal Tes

Tes merupakan instrumen atau alat untuk mengumpulkan data tentang

kemampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran. Tes yang

digunakan dalam berbentuk soal. Arikunto (2013: 193) tes adalah

seretetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Bentuk tes yang diberikan berupa soal pilihan jamak yang berjumlah 35

butir soal, setiap jawaban soal yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang

salah diberi skor 0. Tes diberikan kepada kelas kontrol dan kelas

eksperimen masing- masing sebanyak 2 kali yaitu pada pretest dan

posstest. Berikut kisi-kisi instrumen uji coba soal tes hasil belajar mata

pelajaran matematika kelas IV yang digunakan.

Page 62: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

42

Tabel 4. Kisi-kisi instrumen uji coba soal tes hasil belajar matapelajaran matematika kelas IV

StandarKompetensi

KompotensiDasar

IndikatorPencapaianKompetensi

RanahKognitif

No Butiryang

diajukan

7. Menggunakanpecahandalampemecahanmasalah.

7.1 Mengenallambangbilanganromawi.

7.2Menyatakanbilanganaslisebagaibilanganromawi.

1. Mengenallambangbilanganromawipokok.

C1 1, 3, 5, 6,7, 9, 16,27, 28,32

2. Memahamiaturanmenulislambangbilanganromawi.

C2 4, 12, 17,18, 19,23, 30,33, 34

3. Mengubahbilanganasli kedalambilanganromawi.

C3 2, 10, 13,14, 15,24, 25,26, 31

4. Mengubahbilanganromawikedalambilanganasli.

C3 8, 11, 20,21, 22,25, 28,29

b. Kisi-kisi Angket

Angket pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui respon siswa

dalam penerapan model cooperative learning tipe make a match.

Sugiyono (2013: 199) menyatakan bahwa angket merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Angket ini dibuat dengan skala likert yang mempunyai empat

kemungkinan jawaban tanpa jawaban neteral, ini dimaksud untuk

menghindari kecenderungan responden bersikap ragu-ragu dan tidak

mempunyai jawaban yang jelas. Penerapan model cooperative learning

tipe make a match diukur menggunakan angket dengan rentang skor 1-4.

Page 63: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

43

Kriteria ketercapaian indikator yang digunakan yaitu skor 1 = tidak

pernah, skor 2 = kadang-kadang, skor 3 = sering, skor 4 = selalu.

Kemudian dari hasil keseluruhan jawaban siswa dengan melihat jumlah

skor, diklasifikasikan dalam kategori berikut:

Tabel 5. Klasifikasi pengategorian angket

No Persentase Jumlah Skor Kategori

1 76% ≤ X ≥ 100% Sangat baik2 51% ≤ X ≥ 75% Baik3 26% ≤ X ≥ 50% Cukup baik4 X ≥ 25% Tidak baik

Sumber: Arikunto (2008: 29)

Melalui angket diharapkan peneliti dapat memperoleh data tentang

pandangan siswa tentang penerapan model cooperative learning tipe

make a match, apakah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Berikut

kisi-kisi angket yang digunakan.

Tabel 6.Kisi-kisi instrumen angket respon siswa pada penerapanModel cooperative learning tipe make a match

VariabelPenelitian Indikator Nomor Soal

Modelcooperativelearning tipemake a match

1. Menciptakan suasana belajaryang menyenangkan

2. Meningkatkan pemahamansiswa terhadap materi yangdipelajari

3. Meningkatkan motivasibelajar siswa

4. Kerjasama antar sesamasiswa

5. Melatih keberanian siswauntuk tampil presentasi

6. Menumbuhkan sikapkedisiplinan siswa dalammenghargai waktu belajar

7,9,18, dan 21

6,19,22, dan 24

3,4,8 dan 12

1,10,13, dan 16

2, 14, 17, dan 23

5, 11, 15, dan20

Jumlah 24 soal

Page 64: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

44

F. Uji Coba Instrumen

Instrumen angket dan tes formatif ini sebelum diberikan kepada subjek

penelitian terlebih dahulu diuji cobakan untuk memperoleh instrumen yang

valid, untuk menjamin bahwa instrumen yang digunakan baik, maka dilakukan

uji validitas dan uji reliabilitas. Oleh sebab itu diperlukan penyusunan kisi-kisi

instrumen angket dan soal yang dapat dijadikan pedoman untuk menulis angket

dan tes. Uji coba instrumen penelitian menggunakan siswa kelas IVB SDN 4

Metro Utara sebagai subjek uji coba instrumen.

1. Uji Validitas

Validitas berarti instrumen yang telah diuji cobakan dapat digunakan

mengukur apa yang seharusnya diukur. Sugiyono (2016:173) Validitas dari

kata valid yang berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

apa yang seharusnya diukur. Menurut Sanjaya (2014:254) menyatakan

validitas adalah tingkat kesahihan dari suatu tes yang dikembangkan dan

untuk mengungkapkan apa yang hendak diukur.

Validitas atau kesahihan adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang

valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya intrumen yang

kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto 2013:211).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan validitas

merupakan suatu ukuran tingkat kesahihan dari suatu instrumen tes,

sehingga instrumen yang telah teruji validitasnya benar-benar sahih dan

standar untuk digunakan mengukur sesuatu yang akan diukur.

Page 65: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

45

a. Validitas Angket

Mengukur tingkat validitas angket menggunakan rumus korelasi product

moment dengan bantuan Microsoft office 2007, sebagai berikut

(Gunawan 2013:119).

=∑ (∑ )(∑ )∑ (∑ ) ∑ (∑ )

Keterangan :rxy = koefesien korelasi antara Variabel X dan YX = skor itemY = skor totalN = Banyak objek (jumlah sampel yang diteliti)

Kriteria penguji apabila rhitung>rtabel dengan α= 0,05 maka alat ukur

tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila rhitung<rtabel maka alat

ukur tersebut tidak valid.

b. Validitas Tes

Mengukur tingkat validitas soal tes, digunakan rumus korelasi point

biserial dengan bantuan program Microsoft office excel 2007, rumus

yang digunakan sebagai berikut.

γKeterangan:γ =Koefisien korelasi biserial variabel x dan y (validitas skor butir

pertanyaan)M =Rata-rata subjek yang menjawab benar bagi item yang dicarivaliditasnyaM =Rata-rata skor total

P =Proporsi siswa yang menjawab benarq =Proporsi siswa yang menjawab salah (1- p)s =Standar deviasi dari skor total proporsi(Adopsi dari kasmadi, 2014:157)

Page 66: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

46

Kriteria penguji apabila rhitung> rtabel dengan α= 0,05, maka alat ukur

tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila rhitung<tabel, maka alat

ukur tersebut valid. Penelitian ini mengukur tingkat validitas soal tes

dibantu dengan program pengolah data Microsoft office exel2007.

2. Uji Reliabilitas

Setelah tes diuji tingkat validitasnya, tes yang valid kemudian diukur tingkat

reliabilitasnya. Arikunto (2013: 221) menjelaskan reliabilitas adalah

menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen

tersebut sudah baik, apabila datanya memang benar sesuai dengan

kenyataan, maka beberapa kali pun di ambil tidak sama. Purwanto (2008:

139) menjelaskan reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat

evaluasi, suatu tes atau alat evaluasi dikatakan reliabel jika dapat dipercaya,

konsisten atau stabil dan produktif. Tes dikatakan reliabel apabila instrumen

itu dicobakan kepada subjek yang sama secara berulang-ulang namun

hasilnya tetap sama atau relatif sama.

a. Reliabilitas Angket

Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas angket didasarkan pada

pendapat Kasmadi dan Nia (2014:79) yang menyatakan bahwa untuk

menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus korelasi alpha cronbach¸

yaitu:

r = n(n − 1) 1 − ∑σσ

Page 67: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

47

Keterangan :r : Koeffisien reliabilitasn : Banyaknya butir soal∑σ : Jumlah varians butirσ : Varians total

Hasil perhitungan dari rumus korelasi alpha cronbach (r11)

dikonsultasikan dengan nilai tabel r product moment dengan α sebesar

5% maka kaidah keputusan jika r11> rtabel berarti reliabel, sedangkan jika

r11< rtabel berarti tidak reliabel.

b. Reliabilitas Tes

Menghitung reliabilitas soal dengan teknik KR 20 (Kuarder Richardson)

digunakan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2016:186).r = ( ) ( ∑)

Keterangan:R11 = reliabilitastesP = proposi subjek yang menjawab item dengan benarQ = proposi subjek yang menjawa item dengan salah∑pq = jumlah hasil perkalian p dan qN = banyaknya/ jumlah itemS = standar deviasi dari tes

Perhitungan reliabilitas soal tes pada penelitian ini dibantu dengan

program Microsoft office exel 2007. Dari hasil perhitungan tersebut, akan

diperoleh kriteria penafsiran untuk indeks reliabilitas kriteria tingkat

reliabilitas adalah sebagai berikut.

Tabel 7. Kriteria reliabilitas

No Koefisien reliabilitas Tingkat reliabilitas

1 0,8-1,00 Sangat Kuat2 0,6-0,79 Kuat3 0,4-0,59 Sedang4 0,2-0,39 Rendah5 0,-019 Sangat Rendah

(Adopsi Arikunto, 2013:276)

Page 68: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

48

G. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Hasil Uji Validitas Soal Tes

Butiran soal yang diuji cobakan sebanyak 35 soal dengan banyak responden

23 siswa kelas IVB SDN 4 Metro Utara. Setelah dilakukan uji coba soal,

dilakukan analisis butir soal menggunakan rumus korelasi point beserial

dengan bantuan program Microsoft office excel 2007. Hasil analisis tersebut,

diperoleh soal yang valid sebanyak 23 soal. Soal tersebut yang djadikan soal

pretest dan posttest, dengan memberikan skor 1 pada setiap jawaban yang

benar dan memberikan 0 apabila salah.

Tabel 8. Hasil uji validitas instrumen tes

NilaiValiditas

NilaiValiditas

Kriteria No. Butir NilaiValiditas

Kriteria

Lama Baru Lama Baru1 1 0,42 Valid 19 - -4,31 Drop2 - -0,05 Drop 20 15 0,53 Valid

3 2 0,57 Valid 21 - 0,12 Drop4 - 0,15 Drop 22 - -0,15 Drop5 3 0,48 Valid 23 - -0,35 Drop6 - -0,15 Drop 24 16 0,52 Valid7 - -0,20 Drop 25 - -0,06 Drop8 4 0,54 Valid 26 17 0,46 Valid9 5 0,59 Valid 27 - -0,25 Drop10 6 0,52 Valid 28 18 0,50 Valid11 7 0,47 Valid 29 19 0,53 Valid12 8 0,59 Valid 30 20 0,47 Valid13 9 0,52 Valid 31 21 0,48 Valid14 10 0,58 Valid 32 - 0,13 Drop15 11 0,52 Valid 33 22 0,51 Valid16 12 0,55 Valid 34 - 0,32 Drop17 13 0,49 Valid 35 23 0,48 Valid18 14 0,45 Valid

Ket: r tabel = 0,413

Page 69: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

49

Tabel 9. Kisi-kisi instrumen hasil uji coba soal tes hasil belajar mataPelajaran matematika kelas IV

StandarKompetensi

KompotensiDasar

IndikatorPencapaianKompetensi

RanahKognitif

No Butiryang

diajukan

7. Menggunakanpecahandalampemecahanmasalah.

7.1 Mengenallambangbilanganromawi.

7.2 Menyatakanbilanganaslisebagaibilanganromawi.

1. Mengenallambangbilanganromawipokok.

C1 1, 5, 9,13, 17

2. Memahamiaturanmenulislambangbilanganromawi.

C2 2, 6, 10,14, 18

3. Mengubahbilanganasli kedalambilanganromawi.

C3 3, 7, 11,15, 19

4. Mengubahbilanganromawikedalambilanganasli.

C3 8, 11, 12,16, 20

2. Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes

Jumlah soal yang valid, dilakukan perhitungan untuk mengetahui indeks

reliabilitasnya dengan rumus teknik KR 20 (Kuder Richardson).

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh hasil r hitung =0,90> r tabel =0,413.

Indeks reliabilitas dapat diketahui bahwa hasil darta reliabilitas data

termasuk dalam kategori sangat kuat, dapat di lihat pada lampiran19.

3. Hasil Uji Validitas Angket

Soal item pertanyaan yang diuji cobakan sebanyak 24 dengan banyak

responden 23 siswa kelas IVB SDN 4 Metro Utara. Setelah dilakukan uji

coba angket, dilakukan analisis item pertanyaan menggunakan rumus

Page 70: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

50

korelasi product moment dengan bantuan program Microsoft office 2007.

Hasil analisis tersebut, diperoleh item pertanyaan yang valid sebanyak 19

soal pertanyaan.

Tabel 10. Hasil uji validitas angket

No. Butir NilaiValiditas

Kriteria No. Butir NilaiValiditas

Kriteria

Lama Baru Lama Baru1 1 0,66 Valid 13 10 0,53 Valid2 2 0,53 Valid 14 11 0,47 Valid

3 3 0,41 Valid 15 12 0,58 Valid4 - -0,15 Drop 16 - 0,36 Drop5 - -0,11 Drop 17 - 0,36 Drop6 4 0,41 Valid 18 13 0,41 Valid7 5 0,44 Valid 19 14 0,59 Valid8 6 0,47 Valid 20 15 0,58 Valid9 7 0,45 Valid 21 16 0,51 Valid10 8 0,42 Valid 22 17 0,45 Valid11 9 0,39 Valid 23 18 0,51 Valid12 - 0,17 Drop 24 19 0,45 Valid

Ket: r tabel =0,413

Tabel 11. Kisi-kisi instrumen hasil angket respon siswa terhadappenerapan model cooperative learning tipe make a match

VariabelPenelitian Indikator Nomor butir

yang diajukan

Modelcooperativelearningtipemake a match

1. Menciptakan suasana belajaryang menyenangkan

2. Meningkatkan pemahamansiswa terhadap materi yangdipelajari

3. Meningkatkan motivasi belajarsiswa

4. Kerjasama antar sesama siswa5. Melatih keberanian siswa

untuk tampil presentasi6. Menumbuhkan sikap

kedisiplinan siswa dalammenghargai waktu belajar

7, 9 dan 18

6, 19 dan 22

3, 8 dan 21

1, 10 dan 132, 14 dan 23

11, 15 dan 20

Jumlah 18 Soal

Page 71: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

51

4. Hasil Uji Reliabilitas Angket

Butiran pertanyaan angket yang valid, dicari reliabilitas angket

menggunakan rumus korelasi alpha cronbach dengan bantuan program

Microsoft excel 2007. Perhitungan tersebut diperoleh bahwa koefesien

korelasi (r11) sebesar 0,83sedangkan rtabel0,413. Hal ini berarti r11> rtabel

sehingga diperoleh kesimpulan bahwa angket tersebut reliabel. Maka angket

tersebut dapat dipergunakan dalam penelitian ini, dapat di lihat pada

lampiran 22.

H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

data kuantitatif. Analisis data digunakan untuk mengetahui pengaruh

penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dengan menggunakan media

realia terhadap hasil belajar siswa pada ranah kognitif.

Setelah melakukan perlakuan terhadap kelas eksperimen, diperoleh data berupa

hasil pretest, posttest dan peningkatan pengetahuan (N-Gain). Untuk

mengetahui peningkatan pengetahuan, dapat digunakan rumus menurut Meltzer

dalam Khasanah (2014: 39) sebagai berikut.

G =

Dengan kategori sebagai berikut.Tinggi : 0,7 ≤ N-gain ≤ 1Sedang : 0,3 ≤ N-gain ≤ 0,7Rendah : N-gain < 0,3

Page 72: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

52

1. Analisis Data Hasil Belajar

Nilai ketuntasan hasil siswa dapat dicari dengan menggunakan rumus

berikut.

a. Nilai Hasil Belajar Siswa Secara Individual

Nilai ketuntasan hasil belajar siswa secara individu ini diperoleh dengan

rumus:

S = x 100

Keterangan:S : Nilai yang dicari atau diharapkanR : Skor yang diperolehN : Skor maksimum dari tes100 : Bilangan tetap(Sumber: Purwanto, 2008:102)

b. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa

Nilai rata-rata kelas diperoleh dengan rumus sebagai berikut.

X =

Keterangan:X = Nilai rata-rata seluruh siswaΣX = Total nilai yang diperoleh siswaΣN = Jumlah siswa(Adopsi dari Aqib,dkk., 2010: 40)

c. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Secara Klasikal

Menghitung persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal,

dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut.

P = x 100 %

(Adopsi dari Aqib, dkk. 2010:41)

Page 73: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

53

Setelah dilakukan pretest dan posttest maka dapat dicari nilai ketuntasan hasil

belajar siswa dengan menggunakan rumus di atas. Untuk nilai ketuntasan

hasil belajar pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 29 dan 30.

Tabel 12. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa

No Persentase Kriteria1 >85% Sangat tinggi2 65-84% Tinggi3 45-64% Sedang4 25-44% Rendah5 < 24% Sangat rendah

(Sumber: Aqib, dkk., 2010: 41)

2. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak, data dinyatakan normal jika nilai

signifikansi lebih dari 0,05. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk

menguji normalitas data antara lain dengan kertas peluang normal, uji

chikaudrat uji Liliefors, dengan teknik kolmogorov-smimov, dan dengan

SPSS 23.

Langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut.

1) Rumusan hipotesis:

Ho = populasi yang berdistribusi normal

Hi= populasi yang berdistribusi tidak normal

2) Rumus statistik yang digunakan yaitu rumus chi-kuadrat:

X = (O − E )E

Page 74: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

54

Keterangan:X2 : normalitas sampelEi : frekuensi yang diharapkanOi : frekuensi pengamatank : banyaknya kelas interval(Adopsi dari Arikunto, 2013: 314)

Kriteria uji yaitu:

Tolak Ho jika: 2ℎ ≥ 2(1−∝),( −3)

Dimana:

α = taraf signifikansi 5%

k = banyaknya kelas interval

Selanjutnya dalam penelitian ini, teknik pengujian normalitas juga dapat

menggunakan bantuan program statistik SPSS 23 dapat dilakukan dengan

langkah-langkah berikut.

1) Buka program SPSS, kemudian masukkan daftar tabel skor yangdiperoleh.

2) Klik menu Analyze pilih nonparametric test kliklegacydialogsklik sampleks.

3) Masukkan semua variabel ke dalam kolom test variable list melaluitombol .

4) Selanjutnya Selanjutnya beri tanda (v) pada normality.5) Klik OK.(Adopsi dari Kasmadi & Sunariah, 2014: 116)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian

populasi data adalah sama atau tidak, jika nilai signifikasi lebih dari 0,05

maka varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama. Oleh karena

itu sebelum analisis varian digunakan untuk pengujian hipotesis, maka

dilakukan pengujian homogenitas varian terlebih dahulu dengan uji F

dengan rumus sebagai berikut :

Page 75: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

55

Fhit =

Dalam penelitian ini penelitian ini pengujian homogenitasnya

menggunakan SPSS.23, hasil uji homogenitas dapat dilihat pada

lampiran 34. Adapun langkah-langkah pengujiannya seperti yang

dijelaskan oleh Gunawan (2013: 85) sebagai berikut.

1) Buka file data yang kan dianalisis.2) Pilih menu berikut ini: analzye descrptives statisticts

explore3) Pilih y sebagai dependen list dan x sebagai factor list.4) Klik tombol plots.5) Pilih lavene test, untuk untransformed.6) Klik continue lalu ok.

3. Pengujian Hipotesis

Jika sampel atau data populasi yang berdistribusi normal maka pengujian

hipotesis untuk mengetahui apakah ada pengaruh X (model cooperative

learning tipemake a match) terhadap Y (hasil belajar matematika siswa)

maka diadakan uji kesamaan rata-rata. Penguji hipotesis ini menggunakan

rumus pooled varians.Adapun rumusan uji t (t-test) sebagai berikut.

Keterangan:X1 = Rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimenX2 = Rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontroln1 = Jumlah siswa pada kelas eksperimenn2 = Jumlah siswa pada kelas kontrolS1 = Standar deviasi hasil belajar siswa pada kelas eksperimenS2 = Standar deviasi hasil belajar siswa pada kelas kontrol

= varians sampel pada kelas eksperimen

= varians sampel pada kelas kontrol(Adopsi dari Muncarno, 2015: 56)

Page 76: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

56

Adapun menggunakan analisis SPSS seperti yang dijelaskan Gunawan

(2013: 116-117) adalah sebagai berikut.

1) Buka program SPSS yang sudah terpasang di komputer, lalu masukanA dan B pada variabel view

2) Masukan data hasil penelitian pada kolom yang sesuai pada data view3) Pilih menu Analyze →Compare Mean → Independent Sample t-test4) Pindahkan variabel eksperimen dan kontrol ke kolom yang sesuai pada

kotak dialog Independent Sampel t-test lalu pilih Ok.

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan Independent Sample

t-test dalam Program Statistik SPSS 23. Independent Sample t-test

digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata dari dua kelompok data atau

sampel yang independen.

Aturan keputusan:

Analisis dengan program statistik SPSS yang dilihat adalah nilai p

(probabilitas) yang ditunjukan oleh nilai sig(2-tailed). Dengan aturan

keputusan, jika nilai sig >0,05, maka Ha diterima, sebaliknya jika nilai sig

<0,05 maka Ha ditolak.

Rumusan Hipotesis:

Ha: 1≠ 2 (Ada pengaruh signifikan pada penerapan model cooperative

learning tipe make a match terhadap hasil belajar pada mata

pelajaran matematika siswa kelas IV SDN 4 Metro Utara Tahun

Pelajaran 2016/2017).

Page 77: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

78

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil analisis data dan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh model cooperative learning tipe make a match terhadap

hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran matematika. Pengaruhnya

dapat dilihat dari perbedaan hasil belajar antara kelas kontroldan kelas

eksperimen. Hasil penelitian ini menunjukan, nilai rata-rata posttest kelas

kontrol adalah 62 sedangkan kelas eksperimen adalah 71. Begitu pula dapat

dilihat dari perbandingan nilai N-Gain kelas kontrol adalah0,26, sedangkan

nilai N-Gain kelas eksperimen 0,45.

Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis menggunakan program statistik

SPSS 23 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,009, jika dibandingkan dengan

ketetapan α= 0,05, maka nilai 0,009<0,05 artinya Ha diterima. Dengan

demikian 0,9% model cooperative learning tipe make a match dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa. Sedangkan sisanya sebesar 99,1%

dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain. Hasil perhitungan tersebut dapat

disimpulkan bahwa model cooperative learning tipe make a match dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa.

Page 78: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

79

Sedangkan informasi lain diketahui bahwa rata-rata skor angket sebesar 346

dengan kategori baik. Hal ini menandakan secara umum siswa merasa

penerapan model cooperative learning tipe make a match dapat membantu

mereka dalam memahami materi yang dipelajari.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam penggunaan model

cooperative learning tipe make a match , maka ada beberapa saran yang dapat

dikemukakan oleh peneliti, antara lain.

1. Siswa, diharapkan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk

mempermudah memahami materi pembelajaran dan mengerjakan soal

dengan hasil yang baik serta tanggung jawab atas tugas yang diberikan.

2. Guru, diharapkan memperhitungkan waktu yang tersedia dan sumber

belajar agar rencana pembelajaran dapat terlaksana secara optimal serta

perlu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, melibatkan siswa

secara aktif dan memotivasi siswa agar semangat dan giat belajar.

3. Kepala Sekolah, dapat memberikan masukan bagi sekolah untuk

meningkatkan sarana dan prasarana pendukung proses pembelajaran dalam

upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

4. Peneliti, yang ingin menggunakan model cooperative learning tipe make a

match dapat ditindak lanjuti pada penelitian berikutnya, dengan

memperhatikan alokasi waktu, fasilitas pendukung termasuk media

pembelajaran, serta karakteristik siswa yang ada pada sekolah tempat

perangkat ini diterapkan. Kemudian dapat diterapkan pada materi atau

mata pelajaran yang berbeda.

Page 79: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

80

DAFTAR PUSTAKA

Adjie, Nahrowi. 2006. Pemecahan Masalah Matematika. UPI Press. Bandung.

Aqib, Zainal, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk SD, SLB, TK. YramaWidya. Bandung.

_ _ _.2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual(INOVATIF). Margahayu Permai. Bandung.

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VD).PT Renika Cipta. Jakarta.

Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Wacana Prima. Bandung._ _ _ .2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Jakarta.

Artawa, Robet. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make aMatch Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD di Gugus IKecamatanSelat.http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/837. (di akses pada 5 Desember 2016, pukul 06.43 WIB).

Depdiknas. 2006. Standar Isi Kurikulum KTSP 2006. Jakarta.

Gunawan, Muhamad Ali. 2013. Statistik untuk Penelitian Pendidikan. ParamaPublishing. Yogyakarta.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia. Bandung.

Hanafiah dan Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Rafika Aditama.Bandung.

_ _ _ _ 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika Aditama. Bandung.

Hasbullah. 2011. Dasar Ilmu Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Hernawan, dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI Press.Bandung.

Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. RemajaRosdakarya. Bandung.

Page 80: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

81

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Pustaka.Pelajar. Yogyakarta.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning. Alfabet. Bandung._ _ _ _2013. Pembelajaran Kooperatif. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Kasmadi, Sunariah, dkk. 2014. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Alfabeta.Bandung.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.Refika Aditama. Bandung

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta DidikBerdasarkan Kurikulum 2013). Rajawali Press. Jakarta.

Kurniasih dan Sani. 2016. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran UntukPeningkatan Profesionalis Guru. Kata Pena. Surabaya

Kusaeri. 2014. Acuan & Teknik Penilaian Proses & Hasil Belajar dalamKurikulum 2013. ARRUZZ MEDIA. Yogyakarta.

Masitoh, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran TK. Universitas Terbuka. Surakarta.

Muhammad. 2015. Kualitas Pendidikan Indonesia di Mata Dunia. (online) dapatdiakses pada https://www.taralite.com/artikel/post/kualitas-pendidikan-indonesia-dimata-dunia/62. (diakses pada 6 Januari 2017, pukul 19.48WIB)

Muhsetyo, Gatot dkk. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Universitas Terbuka.Jakarta.

Muncarno. 2015. Statistik Pendidikan Edisi Ke-5. Artha Copy. Metro-Lampung.

Murniati, Endyah. 2007. Kesiapan Belajar Matematika di Sekolah Dasar.Surabaya Intelektual Club (SIC). Surabaya.

Parwata, I Made Saptria. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif TipeMake a Match Berbantuan Media Semi Konkret terhadap Hasil BelajaPKn Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Gugus Letkol Wisnu KecamatanDenpasarUtara.http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/990. (diakses pada 5 Desember 2016, pukul 08.30 WIB)

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Page 81: PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/29242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 12. 13. · MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 4 METRO UTARA

82

Sanjaya, Wina. 2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Kencana. Jakarta.

_ _ _ _2014. Penelitian pendidikan jenis, metode, dan prosedur. Kencana. Jakarta.

Sarnapi. 2016. Peringkat Pendidikan Indonesia Masih Rendah. (onlline) dapat diakses pada http://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan-indonesia-masihrendah-372187/45. (diakses pada 6 Januari 2017, pukul 19.31 WIB)

Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitaif. Kencana. Jakarta.

Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. RemajaRosdakarya. Bandung.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung._ _ _ _2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif dan

R&D. Alfabeta. Bandung.

Suprijono, Agus. 2015. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. PustakaPelajar. Yogyakarta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.Prenade media Group. Jakarta.

Suwarjo. 2008. Pembelajaran Kooperatif dalam Apersiasi Prosa. Surya.Gemilang. Malang.

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya.Bandung.

Tim Penyusun. 2014. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional. Sinar Grafika. Jakarta.

Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Prestasi Pustaka.Jakarta.

Unila. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. BandarLampung.

Wardhani, Sri dkk. 2010. Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalamPembelajaran Matematika di SD (versi ebook). (online) dapat diakses padahttp://ebook.p4tkmatematika.org/2010/06/pembelajaran-kemampuan-pemecahan-masalah-matematika-di-sd/. (diakses pad 3 Januari 2017, pukul13:00 WIB)

Winataputra, Udin. S, dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran PKN SD. UniversitasTerbuka. Jakarta.