PENGARUH PENERAPAN METODE ALAM SEKITAR ...ix ABSTRAK Hasniar, 2020. Pengaruh Penerapan Metode Alam...
Transcript of PENGARUH PENERAPAN METODE ALAM SEKITAR ...ix ABSTRAK Hasniar, 2020. Pengaruh Penerapan Metode Alam...
PENGARUH PENERAPAN METODE ALAM SEKITAR TERHADAP
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII
SMP UNISMUH MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
HASNIAR
105331106516
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Hasniar
NIM : 10533106516
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengaruh Penerapa Metode Alam Sekitar Terhadap
Pembelajaran Menulis Puisi siswa Kelas VII SMP
Unismuh Makassar
Dengan ini menyatakan bahwa:
Skripsi yang saya ajukan didepan tim penguji adalah hasil karya
saya sendiri, bukan merupakan jiplakan atau dibuatkan oleh orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, September 2020
Yang Membuat Pernyataan,
Hasniar
v
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Hasniar
NIM : 10533106516
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : pengaruh penerapan metode alam sekitar terhadap
pembelajar menulis puisi siswa kelas VII SMP Unismuh
Makassar
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai dengan selesainya skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat dalam penyusunan skripsi
saya).
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar,Sepember 2020
Yang Membuat Perjanjian,
Hasniar
vi
vii
viii
MOTO
Berusaha pada setiap apa yang kau raih.
Sertakan orang tua dalam setiap langkah dan impianmu
kemudian tunjukan pada dunia bahwa usahamu selama ini tidak sia-sia.
Karena pengorbanan tiada ternilai. Karena dukungan yang tiada
terputus karena do'a yang tiada henti untuk kebahagiaan dan
keberhasilan ananda.
PERSEMBAHAN
"Kupersembahkan karya sederhana ini
kepada Bapak Zainuddin dan Ibu Sumiati
selaku kedua orang tuaku tercinta dan
saudara-saudaraku sebagai tanda bakti dan
kasih sayangku”
ix
ABSTRAK
Hasniar, 2020. Pengaruh Penerapan Metode Alam Sekitar terhadap
Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Unismuh Makassar. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar (dibimbing oleh Aliem Bahri
dan Haslinda).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa yang
menggunakan Metode Alam Sekitar pada Kelas VII SMP Unismuh Makassar;
untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum menggunakan Metode Alam
Sekitar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII SMP Unismuh
Makassar; dan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan Metode
Alam Sekitar pada siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar.
Adapun yang menjadi variabel pada penelitian ini adalah Metode Alam
Sekitar sebagai variabel bebas, sedangkan hasil belajar siswa sebagai variable
terikat. Analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik
analisis data deskriptif; dan analisis statistika inferensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa menggunakan
Metode Alam Sekitar pada kelas eksperimen menunjukkan rata-rata 80,47;
kemudian rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol adalah 74,79; hal ini
menunjukkan nilai peserta didik mengalami perbedaan selisih nilai sebesar 5,68;
kelas eksperimen lebih unggul jika dibandingkan dengan kelas kontrol; Hasil
tersebut menunjukkan bahwa metode alam sekitar ada pengaruh terhadap
pembelajaran menulis puisi.
Kata Kunci: Pengaruh, Metode Alam Sekitar, Menulis puisi.
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji suyukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa memberi berbagai karunia dan nikmat yang tak terhingga kepada
seluruh makhluk-Nya terutama kepada manusia. Salam dan shalawat senantiasa
tercurahkan kepada Nabiullah Muhammad SAW, juga kepada seluruh umat beliau
yang tetap istiqamah dijalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan dan
melaksanakan tugas kemanusiaan ini hingga hari akhir.
Penulis menyadari bahwa pada penyusunan proposal ini, banyak hambatan
dan rintangan yang penulis hadapi. Namun, hal tersebut tidak mengurangi
semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini karena motivasi dan bantuan
doa dari berbagai pihak. Selaku penulis, saya ungkapkan rasa terimakasih:
Kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Zainuddin dan Ibunda Sumiati
atas segala doa, motivasi, pengorbanan, pengertian, kepercayaan, serta dukungan
baik moral maupun materi, terkhusus pada perjalanan studi penulis di Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penulis berterimakasih kepada pembimbing I Dr. Haslinda, M. Pd. dan
pembimbing II Aliem Bahri, S. Pd., M. Pd. telah memberikan bimbingan, arahan,
serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini, serta seluruh dosen dan staf pegawai
dalam lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penulis juga berterimakasih kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse., M. Ag.
Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang senantiasa menjadi panutan
kami semua mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar untuk
xi
menyelesaikan studi dengan penuh semangat dan rasa tanggung jawab, Erwin
Akib, S.Pd., M. Pd., Ph. D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar, dan kepada Ibu Dr. Munirah, M.Pd.,
Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Penulis ucapkan terima kasih kepada saudara penulis, rekan-rekan
seperjuangan siswa angkatan 2016 jurusan pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, khususnya kelas B yang telah bersama-sama menjalani masa
perkuliahan, serta sahabat-sahabatku yang selalu setia mendampingi penulis
dalam menyusun skripsi serta memberi bantuan dan masukan pada saat penulis
mendapat kendala pada saat penyusunan, serta semua pihak yang senantiasa
memberi dukungan, semangat, dan nasihat dalam menuntut ilmu.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi masukan yang
bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Semoga segala
jerih payah kita bernilai ibadah di sisi Allah Swt. Amin.
Makassar, Agustus 2020
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... ii
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iv
KARTU KONTROL BIMBINGANG SKRIPSI I ...................................... v
KARTU KONTROL PEMBIMBING SKRIPSI II ..................................... vi
MOTO ............................................................................................................. vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 7
A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 7
1. Hasil Penelitian Yang Relevan....................................................... 7
2. Teori Pembelajaaran Saastra .......................................................... 8
3. Teori Pembelajaran Menulis Puisi ................................................. 9
xiii
4. Hakikat menulis ............................................................................. 11
5. Tujuan Menulis .............................................................................. 12
6. Hakikat Puisi .................................................................................. 14
7. Hakikat Menulis Puisi .................................................................... 19
8. Kurikulum K13 .............................................................................. 30
9. Metode Pembelajaran Alam Sekitar .............................................. 31
10. Pembelajaran Menulis Puisi di SMP .............................................. 37
11. Implementasi Metode Alam Sekitar pada Pembelajaran Menulis
Puisi di SMP/MTs .......................................................................... 40
12. Penilaian dalam Pembelajaran Menulis Puisi ................................ 42
13. Penilaaian Proses Pembelajaran ..................................................... 44
14. Penilaian Hasil Pembelajaran ......................................................... 45
B. KerangkaPikir ...................................................................................... 46
C. Hipotesis ............................................................................................... 49
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 50
A. Rancagan Penelitian ............................................................................. 50
B. Populasi dan sampel ............................................................................. 51
C. Definisi Oprasional Variabel................................................................ 52
D. Instrumen Penelitian............................................................................. 52
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 54
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 58
A. Gambaran umum lokasi penelitian....................................................... 58
B. Hasil penelitian..................................................................................... 59
xiv
C. Pembahasan .......................................................................................... 67
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 71
A. Simpulan .............................................................................................. 71
B. Saran ..................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 73
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1. Populasi Penelitian .................................................................... 51
Tabel 3.2. Kisi-kisi soal posttes kemampuan menulis puisi siswa
Kelas VII SMP Unismuh Makassar .......................................... 53
Tabel 3.3. Kiriteria Penilaian Keterampilan Menulis puisi siswa
kelas VII SMP Unismuh Makassar ........................................... 54
Tabel 3.4. Teknik Pengkategorian Nilai-nilai berdasarkan Skala
Lima Arikunto ........................................................................... 55
Tabel 4.1. Deskripsi Skor Hasil Belajar (Post Test) Bahasa Indonesia
Peserta Didik yang Diajar dengan Metode Pembelajaran
Alam Sekitar .............................................................................. 60
Tabel 4.2 Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar atau Post Test
Bahasa Indonesia pada Kelas Eksperimen ................................ 61
Tabel 4.3. Ketuntasan Hasil Belajar atau Post Test Bahasa Indonesia ..... 61
Tabel 4.4. Deskripsi Skor Hasil Belajar (Post Test) Bahasa Indonesia
Peserta Didik yang Diajar dengan Metode
Pembelajaran Konvensional ...................................................... 62
Tabel 4.5. Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar atau Post Test
Bahasa Indonesia pada Kelas Kontrol ....................................... 63
Tabel 4.6. Ketuntasan Hasil Belajar atau Post Test Bahasa Indonesia pada
Kelas Kontrol ............................................................................ 63
Tabel 4.7. Perbedaan Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen
dengan Kelas Kontrol ................................................................ 64
Tabel 4.8. Kriteria Persentase Keefektifan ................................................ 66
Tabel 4.9. Ketuntasan dan Keefektifan Hasil Belajar atau Post Test
Bahasa Indonesia pada Kelas Eksperimen ................................ 66
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir ............................................................... 48
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya memiliki beberapa aspek
keterampilan yang saling mendukung, yaitu keterampilan menyimak
Keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis
dalam pelaksanaan keempat keterampilan ini harus memiliki porsi
penanganan atau pembelajaran yang seimbang dalam konteks yang alami,
dapat kita sadari bahwa daerah globalisasi ini keterampilan menulis dapat
berperang sangat penting misalnya dalam hal penyebaran informasi melalui
bermacam-macam tulisan baik itu artikel, berita, poster, iklan maupun surat
ataupun dalam sebuah karya sastra puisi, prosa, dan drama. keterampilan
menulis puisi merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki pada
siswa tingkat SMP atau MTS. Siswa diberikan bekal pengetahuan dan
keterampilan dalam mengekspresikan perasaan atau keadaan yang mereka
alami melalui kata-kata dalam bentuk puisi.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang diperoleh melalui
belajar dengan belajar dapat menambah wawasan pengetahuan dalam menulis
sebuah karya sastra. keterampilan menulis adalah salah satu kompetensi yang
harus dimiliki seseorang dan sekaligus menjadi salah satu tujuan dalam
pendidikan menengah pertama kurikulum 2013 versi 2016 yang menyatakan
bahwa‟‟menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan
2
perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis dan siswa
diharapkan dapat menulis puisi bebas sesuai dengan tema yang telah
ditentukan. Menulis puisi merupakan salah satu mata pelajaran bahasa
indonesia yang begitu kurang diminati oleh siswa. (Setyaningsih 2010).
Kurangnya guru yang tidak menggunakan metode atau model
pembelajaran untuk melatih siswanya atau peserta didik dalam proses
pembelajaran yang dilakukan. Pengaruh strategi di dalam proses mengajar
memang sangat berperan penting diterapkan oleh guru untuk menggunakan
sebuah metode pembelajaran yang baik dan tepat sehingga proses di dalam
belajar mengajar dapat berjalan dengan baik sesuai apa yang dicapai dalam
tujuan pembelajaran terbuat. Peraturan pemerintah (PP) No. 19 pasal 19
disebutkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif dan inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang-
ruang yang cukup bagi kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan minat dan
perkembangan fisik serta psikologi peserta didik metode yang baik harus
memperhatikan siswa menjadi objek yang aktif dalam proses pembelajaran.
Salah satu proses jalan keluarnya dalam pembelajaran adalah dengan
penggunaan metode yang menarik sehingga dapat memancing perhatian dan
semangat siswa dalam belajar pembelajaran dengan menggunakan metode
dengan baik dapat membantu guru dalam membantu pemahaman siswa dalam
memahami materi pelajaran sehingga dapat mempengaruhi prestasi siswa
dalam belajar. Pembelajaran yang lebih menarik dan efektif tidak hanya
3
tergantung pada penggunaan metode saja selain itu. penggunaan metode
dalam pembelajaran, guru juga dituntut untuk dapat menggunakan berbagai
strategi, dan pendekatan yang tepat sehingga tercapai tujuan yang akan
dicapai dalam proses belajar mengajar. Dalam kurikulum saat ini, ditentukan
bahwa pembelajaran terjadi tidak hanya satu arah atau guru hanya tidak
sekedar menerangkan saja tetapi ada peran aktif siswa dalam pembelajaran
agar membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran yang
sedang berlangsung.
Dengan adanya permasalahan yang timbul ketika menulis puisi pada
proses pembelajaran di kelas VII SMP Unismuh Makassar. Berdasarkan
observasi awal yang saya lakukan saya menemukan bahwa kemampuan
menulis puisi masih kurang baik, dan belum memenuhi standar oleh karena
itu saya sebagai calon peneliti berdiskusi atau merundingkan dengan guru
mata pelajaran untuk mencarikan solusi guna untuk mempengaruhi
kemampuan menulis puisi siswa agar nilainya mampu memenuhi standar
dapat diketahui bahwa kurangnya kemampuan menulis puisi siswa karena
kurangnya daya imajinasi siswa dalam menulis puisi. Hal ini faktor - faktor
yang menjadi kendala dalam menulis puisi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
eksternal dan internal. Faktor internal berasal dari siswa itu sendiri yang
meliputi (1) siswa sulit mengembangkan kosa kata dalam menulis puisi; (2)
siswa kurang terampil dan sulit berimajinatif dalam menulis puisi dan (3)
siswa kurang mendapatkan pengalaman secara langsung dalam mengamati
contoh puisi.
4
Faktor eksternal yang menyebabkan kurangnya nilai siswa pada
keterampilan menulis puisi adalah (1) guru hanya memberikan penjelasan
saja tanpa acuan dalam pembelajaran menulis puisi sehingga membosankan
karena pembelajaran hanya berjalan satu arah; (2) kurangnya contoh puisi
yang diberikan oleh guru sebagai latihan dalam menulis puisi dan (3)
sedikitnya waktu dalam pembelajaran bahasa terutama menulis puisi sehingga
membatasi kreativitas siswa. Pembelajaran yang kurang menyenangkan akan
membuat siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi
sehingga mengakibatkan kemampuan menulis puisi siswa menjadi kurang
baik. Hal ini yang menjadikan siswa menjadi malas untuk membuat puisi
sehingga susah untuk menuangkan idenya ke dalam bentuk tulisan.
Dengan demikian, dapat ditarik disimpulkan bahwa rendahnya
kemampuan siswa dalam menulis puisi disebabkan oleh kurang tepatnya
strategi yang selalu diterapkan guru dalam pembelajaran menulis puisi. Guru
terlalu terfokus pada beberapa buku teks sebagai sumber pembelajaran, dalam
arti guru hanya memberikan materi dan contoh puisi yang telah terdapat pada
di dalam buku teks. Pembelajaran yang terlalu cenderung teoritis informatif,
tidak lagi apresiatif produktif siswa tidak kreatif dan tidak leluasa dalam
mengekspresikan suatu perasaannya serta beberapa dampak yang sangat
terlihat serta beberapa dampak yang mengurangi minat siswa. Dalam ini
peneliti dan guru dapat melakukan cara yang baik dalam merundingkan agar
dapat mengidentifikasikan segala tindakan pembelajaran yang lebih
baik.Hasil diskusi yang lebih menekankan pada pembelajaran konkrit,
5
sehingga kemampuan menulis siswa lebih berpengaruh. Yaitu dengan
memilih metode pembelajaran yang memanfaatkan alam sekitar sebagai
sumbernya dan akan lebih muda menuangkan pikiran, perasan serta beberapa
pola imajinatifnya kedalam bentuk puisi. Roestiyah (2008: 85a metode ini
diyakini dapat memberikan berbagai memotivasi yang baik dan
mengesankan kepada siswa sehingga dapat memperoleh pengalaman
langsung dari berbagai objek yang dilihatnya, sehingga siswa dapat menulis
berbagai puisi dengan mudah dan dapat sesuai dengan objek yang dilihat
tersebut.
Tujuan saya mengangkat penelitian ini agar siswa mampu menuangkan
ide-ide kreatif kedalam bentuk puisi dan tidak dibatasi oleh ruang karena
dapat mengeksplor alam sekitar sehingga ide yang didapatkan siswa
dituangkan dalam bentuk tulisan puisi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini yaitu bagaimanakah pengaruh penerapan metode alam sekitar terhadap
pembelajaran menulis puisi siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan peneliti ini untuk
mengetahui pengaruh penerapan metode alam sekitar terhadap kualitas
pembelajaran kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Unismuh
Makassar.
D. Manfaat Penelitian
6
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi akademis/lembaga pendidikan, menjadi bahan informasi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam peningkatan hasil
belajar bahasa Indonesia.
b. Bagi peneliti, sebagai pengalaman yang sangat berharga dalam
melakukan kajian yang bersifat ilmiah, dan peneliti selanjutnya yaitu
sebagai bahan perbandingan sekaligus sebagai bahan referensi bagi
penelitian yang relevan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pendidik, dapat membantu pendidik dalam upaya meningkatkan
hasil belajar peserta didik di kelas melalui penerapan metode
pembelajaran alam sekitar dalam penulisan puisi.
b. Bagi peserta didik, lebih termotivasi dan berminat dalam mengikuti
proses pembelajaran bahasa Indonesia sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran.
c. Bagi sekolah, memberi informasi dan masukan dalam penggunaan
metode pembelajaran alam sekitar dalam penulisan puisi.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian Relevan
Penelitian relevan adalah suatu penelitian sebelumnya yang sudah
pernah dibuat dan dianggap cukup relevan atau mempunyai keterkaitan
dengan judul dan topik yang akan diteliti yang berguna untuk menghindari
terjadinya pengulangan penelitian dengan pokok yang sama. Penelitian
relevan dalam penelitian ini juga bermakna sebagai referensi yang
berhubungan dengan penelitian yang akan dibahas. Penelitian ini mengenai
“Pengaruh Penerapan Metode Alam Sekitar Terhadap berbagai metode
pembelajaran menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Unismuh Makassar”.
Berdasarkan eksplorasi peneliti, ditemukan beberapa penelitian yang
berkaitan dengan penelitian ini.
Nadapdap (2019) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Penggunaan Metode Pembelajaran Concept Sentence (Konsep Kalimat)
Terhadap berbagai Kemampuan Menulis Puisi pada Siswa Kelas XI SMA
Swasta GKPI Padang Bulan Medan”. Penelitian yang dilakukan oleh
Herlinda Wati Nadapdap menjelaskan bahwa dengan menerapkan Metode
Pembelajaran Concept Sentence (Konsep Kalimat) memberi pengaruh
terhadap Siswa Kelas XI SMA Swasta GKPI Padang Bulan Medan dalam
penulisan puisi. Adapun persamaannya dengan penelitian yang dilaksanakan
8
oleh penulis terdapat pada objeknya yang sama membahas mengenai
pembelajaran menulis puisi, sedangkan perbedaannya terletak pada metode
pembelajaran yang diterapkan pada proses penelitiannya.
Harianto (2018) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Metode
Sugesti Imajinasi dan Kreativitas terhadap Keterampilan Menulis Puisi Siswa
Kelas IX SMP”. Berdasarkan hasil penelitian ini kesimpulannya adalah
terdapat pengaruh signifikan metode sugesti imajinasi dan kreativitas siswa
terhadap keterampilan siswa menulis puisi. Artinya pembelajaran dengan
metode sugesti imajinasi yang digunakan pada kelas eksperimen lebih unggul
dari pada pembelajaran metode ceramah yang dilakukan pada kelas kontrol.
Oleh karena itu, metode sugesti imajinasi lebih baik dari pada metode
ceramah dalam meningkatkan keterampilan siswa menulis puisi. Penelitian
relevan yang kedua ini hampir sama dengan alasan saya mengambil
penelitian relevan yang pertama menjadi rujukan yakni persamaannya yang
terletak pada objek pembahasannya yaitu pembelajaran menulis puisi, dan
perbedaannya juga terletak pada metode pembelajaran yang diterapkan pada
proses penelitiannya.
Zulaikhah (2009) dalam berbagai penelitian yang berjudul
“Peningkatan Metode Field Trip sehingga dapat Meningkatkan Kemampuan
Menulis Deskripsi Pada Siswa XI SMA Negeri 1 Ngemplak Kabupaten
Boyolali”. Hasil penelitiannya, yaitu: (1) penerapan metode field trip dapat
meningkatkan pembelajaran menulis deskripsi yang ditandai dengan
meningkatkan persentase keaktifan, perhatian-perhatian,juga konsentrasi,
9
minat, serta motivasi siswa; (2) penerapan metode field trip dapat
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis; dan
(3) ketuntasan hasil belajar siswa meningkat. Penelitian relevan yang ketiga
ini agak berbeda dengan kedua penelitian relevan di atas yaitu terletak pada
jenis penelitiannya yakni PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dan perbedaannya
juga terletak pada objek pembelajaran yakni menulis teks deskripsi,tetapi
persamaan dengan penelitian penulis ini terdapat pada metodenya yaitu sama-
sama menggunakan metode alam untuk memancing imajinasi siswa untuk
berkreativitas dalam penulisan karya.
Peneliti mencantumkan beberapa skripsi di atas sebagai penelitian
yang relevan karena setiap variabel yang digunakan dalam penelitian diatas
memiliki keterkaitan dengan skripsi yang dijalankan oleh peneliti yang
berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Alam Sekitar terhadap Pembelajaran
Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Unismuh Makassar”.
2. Pembelajaran Sastra
Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya
pengalaman anak sehingga menjadikan anak lebih tanggap terhadap
lingkungan di sekelilingnya. Pembelajaran sastra secara langsung maupun
tidak langsung akan membantu peserta didik mengembangkan wawasan
terhadap tradisi dalam kehidupan manusia, menambah kepekaan terhadap
berbagai problem personal dan masyarakat, bahkan sastra pun akan
menambah pengetahuan peserta didik terhadap berbagai konsep teknologi dan
sains.
10
Secara umum tujuan bersastra dapat dirumuskan ke dalam dua hal
(Sayuti, 2002: 1) pertama bersastra untuk tujuan yang bersifat apresiatif.
Kedua kegiatan bersastra untuk tujuan yang bersifat ekspresif. Tujuan yang
bersifat ekspresif yaitu seseorang dapat mengenal, menggemari, menikmati
dan menghasilkan sebuah karya berdasarkkan pengalaman yang dijumpai
dalam bersastra. Tujuan yang bersifat ekspresif yaitu dapat
mengkomunikasikan pengalaman jiwa kita kepada orang lain melalui karya
sastra. Pembaca mendapatkan pengalaman baru, sedangkan penulis
mendapatkan masukan tentang karya sastra.
Sastra berkaitan erat dengan kehidupan bermasyarakat beserta
budayanya. Hal ini dapat merangsang peserta didik untuk mengetahui dan
mengaitkan peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam karya sastra dengan
kehidupan nyata. Daya tarik karya sastra dapat mengembangkan cipta rasa
dalam diri peserta didik.
3. Teori Pembelajaran Menulis Puisi
Pembelajaran yang pada hakikatnya adalah proses dalam transformasi
ilmu dari pendidikan kepesertaan didik mengenai berbagai hal- hal. Dalam
kaitannya dengan proses pembelajaran menulis puisi yakni antara guru,
siswa dan cara penulisan puisi sebagai kajiannya dan karya puisi sebagai
produknya. Kemampuan dalam menulis puisi merupakan kemampuan yang
sangat kompleks, artinya penulis tersebut dapat dan juga harus memiliki
wawasan yang luas, baik dari membaca buku maupun dengan berbagai
pengamatan langsung pada lingkungan disekitarnya. Oleh sebab itu,
11
Rahmanto (2005: 118) menjelaskan beberapa point pentingnya latihan dalam
pembelajaran menulis puisi tidak hanya untuk mempertajam pengamatan dan
meningkatkan berbagai kemampuan berbahasa, akan tetapi dengan latihan
penulis puisi siswa diharapkan memperoleh minat yang muncul dari
kedalaman puisi itu sendiri.
Dalam pengajaran dan pembelajaran menulis puisi dapat melalui
pemanfaatan teknik yang tepat dan mudah ditiru. Dalam pembelajaran sastra
mungkin siswa mendapat contoh puisi dengan unsur-unsur pembangun yang
cukup rumit. Puisi yang paling dan sangat cocok sebagai contoh menulis puisi
adalah dengan menulis yang berbentuk bebas dan sederhana, berisi hasil
pengamatan yang berupa himbauan atau pernyataan (Rahmanto, 2005: 118).
Menulis puisi berarti sudah dapat mengungkapkan suatu kehidupan
melalui media bahasa sesuai dengan syarat-syarat tertentu dan norma-norma
estetis puisi. Diperlukan kemampuan serta kemahiran dan kecakapan untuk
dapat menulis puisi secara estetis sehingga menghasilkan panduan yang
harmonis. Kemahiran dan kecakapan tersebut dapat diperoleh dengan cara
tekun dalam berlatih menulis puisi secara intensif. Latihan yang intensif
menjadikan setiap dan seseorang akan memperoleh pengalaman bagaimana
menggunakan daya pikir secara efisien dan efektif, menguasai struktur bahasa
dan memiliki kosakata yang variatif. Proses latihan menulis puisi harus
dilakukan secara rutin dan bertahap sehingga dapat melahirkan ide-ide atau
berbagai gagasan pengetahuan dan perasaan dalam berbagai bentuk bahasa
yang baik dan logis sesuai norma-norma estetis yang ingin dicapai penyair.
12
4. Hakikat Menulis
Idayani (2019 : 8) mengemukakan menulis merupakan kegiatan
penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya.
menulis adalah rangkaian penalaran. Penalaran yang baik dapat menghasilkan
tulisan yang baik pula. tanpa penalaran tidak akan ada pengetahuan yang
benar.
Menulis juga merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan
berbahasa. Menulis juga adalah kegiatan yang merupakan bentuk komunikasi
tidak langsung yang bermediakan tulisan. Nurgiyantoro (2009: 296).
Tarigan (2008:22) mengemukakan bahwa menulis adalah menurunkan
atau melukiskan lambang-lambang grafik yang melambangkan suatu bahasa
yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-
lambang grafik itu. Menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan
gagasan kedalam lambang-lambang tulisan. Yang tujuan atau maksud tertentu
yang hendak dicapai, kedua adanya gagasan atau sesuatu yang hendak
dikomunikasikan. Adanya sistem pemindahan gagasan itu, yaitu berupa
sistem bahasa (Semi, 2007: 140).
Berdasarkan beberapa pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa menulis adalah suatu berbagai kegiatan yang menuangkan ide,
gagasan, pengalaman, dan perasaan kepada orang lain dengan
mengorganisasikan berbagai lambing-lambang bahasa secara teratur agar
dapat memahami dan dipahami orang lain sehingga apa-apa yang dimaksud
penulis juga dapat tercapai.
13
(Nurgiyantoro, 2009: 306) mengemukakan unsur-unsur yang perlu di
nilai dalam sebuah karangan, antara lain:
a. Content (isi, dan banyak gagasan yang dikemukakan)
b. Form (organisasi atau lembaga ini)
c. Grammar (tata bahasa dan banyak pola kalimat)
d. Style (gaya: pilihan struktur dan kosa kata)
e. Mechanics (ejaan)
5. Tujuan Menulis
Sehubungan dengan tujuan suatu penulisan, Harting dalam Tarigan
(2013: 25) merangkumnya sebagai berikut:
a. Assignment purpose (tujuan penugasan) tujuan dengan berbagai penugasan
ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. penulis menulis
sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan diri sendiri. Misalnya,
peserta didik ditugaskan membuat cerpen, mahasiswa yang ditugaskan
membuat makalah, atau sekretaris yang ditugaskan membuat laporan atau
notulen rapat.
b. Altruistic purpose (tujuan altruistik) menulis bertujuan untuk
menyenangkan para pembaca, menghadirkan kedudukan para pembaca,
ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan
penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih
menyenangkan dengan karya itu. seseorang tidak dapat menulis secara
tepat. baik secara sadar maupun secara tidak sadar bahwa pembaca atau
penikmat karyanya itu adalah „lawan‟ atau „musuh‟.
14
c. Persuasive purpose (tujuan persuasif) tulisan yang bertujuan meyakinkan
para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
d. Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan) tulisan
yang bertujuan memberi informasi atau keterangan penerangan kepada
para pembaca.
e. E.self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri) Tulisan yang bertujuan
memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para
pembaca
f. Creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi
„keinginan kreatif‟ disini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya
dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni
idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai
kesenian.
g. Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan
masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan,
menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran dan gagasannya sendiri
agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis
adalah memberitahukan informasi, mengkreatifkan isi pikiran penulis. Tujuan
menulis lainnya yaitu untuk memecahkan masalah.
15
6. Hakikat Puisi
a. Definisi Puisi
(Suliani, 2011: 84-85) mengemukakan bahwa puisi adalah buah
pikir, perasaan dan pengalaman penyair yang diekspresikan dengan media
bahasa yang khas dan unik Menurut Sayuti (2002: 3) puisi dirumuskan
sebagai bentuk pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek
bunyi-bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif,
emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individu
sosialnya yang diungkapkan dengan teknik pilihan tertentu sehingga
mampu membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca
atau pendengar-pendengarnya.
Dalam bahasa yang lebih kompleks Waluyo (2005: 1) mendefinisikan
puisi sebagai karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat,
dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilih kata-kata kias
(imajinatif). Serta selaras dengan di atas, Pradopo (2009:7) berpendapat
„‟puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan
yang merangsang imajinasi panca indera dalam suasana yang berirama.
Semua itu merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan
diekspresikan, dinyatakan dengan menarik dan memberi kesan. ‟‟dengan
kata lain puisi terbangun dari struktur fisik dan struktur batin. Struktur
fisik puisi diungkapkan lewat susunan kata-kata yang khas (bahasa
figuratif), sedangkan struktur batin terbangun dengan pengungkapan
makna yang terkandung didalam puisi tersebut.
16
b. Unsur-unsur yang Membangun Puisi
Sebuah puisi adalah sebuah struktur yang terdiri dari unsur-unsur
pembangun yang berkaitan dengan unsru-unsur puisi yaitu struktur batin
yang terdiri atas tema, amanat, pemilihan bunyi, (rima), pemanfaatan
gaya bahasa, dan sebagainya (Tarigan, 2008: 68). Sementara itu, dalam
menulis puisi berkaitan dengan pencarian ide, pemilihan diksi, pemilihan
permainan bunyi (rima), pemanfaatan gaya bahasa dan sebagainya.
Semi (1993: 107) menyatakan bahwa bentuk fisik dan
mental sebuah puisi merupakan suatu totalitas yang yang terdiri dari tiga
lapisan, yakni:
1) Lapisan bunyi, yaitu lapisan lapisan lambang-lambang bahasa sastra.
Lapisan inilah yang disebut sebagai bentuk fisik puisi.
2) Lapisan arti, sejumlah arti yang dilambangkan oleh struktur atau
berbagai lapisan-lapisan permukaan yang terdiri dari lapisan bunyi
bahasa.
3) Lapisan tema, suatu dunia dengan banyak kegiatan pengucapan karya
sastra, sehingga menjadi tujuan penyair, atau juga dapat merupakan
sesuatu efek tertentu yang didambakan penyair. Lapisan arti dan tema
inilah yang dapat dianggap sebagai bentuk mental sebuah puisi.
4) Ketiga lapisan saling bertautan. apabila lapisan bunyi yang
merupakan lapisan permukaan tersebut tidak ada, sedangkan lapisan
yang artinya juga tidak ada, maka yang terjadi adalah dengan
sendirinya lapisan tema itupun tidak ada, malah puisi itu sendiri tidak
17
pernah ada , atau kalaupun tidak ada, tidak dapat dikatakan sebagai
sebuah puisi. Oleh karena itu, lapisan pertama yang berupa lapisan
bunyi sebuah puisi sangat penting
c. Keputusan
Puisi adalah sebuah karya yang puitis, salah satu puisi yang
memiliki nilai seni tidak akan puitis dan puisi tidak puitis dan tidak dapat
dinamai puisi. Puitisan dapat dicapai dengan berbagai macam cara,
misalnya dengan bentuk visual: tipografi, susunan bait; dengan bunyi:
persajakan, asonansi, aliterasi, kiasan bunyi, lambang rasa, dan
pemilihan kata (diksi), bahasa kiasan, sarana retorika bahasa, unsur-
unsur ketatabahasaan yang benar, gaya bahasa, dan sebagainnya
(Pradopo, 2009:13).
Ada beberapa cara untuk mencapai kepuitisan dan
keindahan menurut Semi (1993: 109-110) antara lain sebagai berikut:
1) Adanya Keaslian
Semua yang asli dan baru biasa nya sangat memikat dan sangat
menarik, baik didalam ide maupun cara dalam pengucapan. Sebuah
puisi yang dibuat hanya mengulang apa yang sudah dikatakan oleh
orang lain akan menjadi jenuh setiap pembaca mempunyai
kecenderungan dan keinginan untuk menemukan hala-hal baru dalam
karya seni yang dihadapi, baik megenai cara dalam pengucapannya
mengenai ide, tema, dan amanat. apa bila ide yang ditemukan itu adalah
18
ide yang besar dan bermakna, serta disampaikan dengan cara yang
memikat, maka karya dianggap sebuah karya mempunyai nilai.
2) Kejelasan
Sebuah ungkapan yang tidak begitu jelas dan buram biasanya dapat
digambarkan makna untuk suatu puisi dan dapat menghilangkan
keefektifan nada dan keadaan . Oleh karena itu, kejelasan sangat
penting . agar dicapai kejelasanya dan dapat dilakukan dengan:
a) Pemilihan kata yang sangat baik
b) Diperlukan metafora, perumpamaan, sebagainya
c) Memanfaatkan bunyi-bunyi yang inovatif
d) Kesantunan gambaran atau hayalan
Dalam mencapai mencapai penjelasan ini memang dapat diperlukan
disiplin serta kesadaran puitis. penyair yang menanglah yang dapat
mampu mempunyai kedisiplinan dan kesadaran itu. Bagi penyair yang
belum matang dalam keahlian kepenyairan ini memungkinkan timbul
sifat kurang percaya diri, tidak teguh pendirian, dan pada akhirnya
menghasilkan puisi yang kurang menarik. Dan bersifat Ambiguitas
dan tujuan dalam pilihan kebahasaan yang kurang tepat akan
mendukung dan membentuk puisi yang dibuatnya menjadi tidak
karuan. dalam hal ini yang terjadi, maka hilang nilai keindahan dalam
puisi.
3) Memukau
19
sebuah puisi yang indah merupakan puisi yang memberikan daya
tarik yang kuat,dan menyenangkan perasaan dan dapat menghipnotis
Daya pikat dan diperoleh beberapa cara, sebagai berikut
a) Permainan bunyi, euphony (bunyi indah),
b) pemanfaatan gaya bahasa
c) (foreshadowing),Pembayangan hal-hal yang terjadi
d) penggunaan enjambemen, artinya larik- larik puisi.
4) Sugestif
Sebuah puisi yang disebut sebagai puisi yang memiliki sugestif
adalah puisi yang dapat menimbulkan gambaran atau khayalan dan
asosiasi yang beruntung sehingga dapat membuat si pembaca kepada
keadaan yang menyenangkan dan terlihat keinginannya untuk
membacanya.
5) Berpikir secara runtut dan bercerita yang menarik
Berpikir secara runtut yang wajib dimiliki seorang penyair dalam
menulis sebuah puisi yang baik. Sebuah puisi yang dibuat adalah suatu
cara berpikir yang bolak-balik dan terpincang-pincang dan dengan
sendirinya akan mengeluarkan puisi yang tidak memiliki nilai puitis.
Dan juga cara menyampaikan yang memikat perlu adanya, arti puisi
tersebut tampak logis, wajar, dan sistematis, serta diikuti dengan aturan-
aturan alur dan cara yang tepat. Semuanya akan menghasilkan puisi
yang indah dan diikuti dengan baik oleh penikmat atau pembaca.
7. Hakikat Menulis Puisi
20
(Waluyo, 2001: 2) sebuah yang puisi bersifat ekstensif dengan hidup”.
Yang artinya , puisi saling berdiri berdampingan dan mempunyai kedudukan
yang sama di dalam kehidupan. bahasa puisi itu sebenarnya begitu berkaitan
erat secara sinkron dan integratif dengan penyair dalam upaya memadatkan
sejumlah pemikiran, dan perasaan, serta emosi,
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa puisi mempunyai keunikan
dalam berkreatif. Adanya keunikan dalam puisi, sering membuat peserta
didik merasa sukar untuk menghasilkan suatu karya sastra (puisi).
Menurut. Sayuti (2002: 25) puisi begitu mengedepankan hal-hal yang
intuitif, imajinatif, dan sintesis. Oleh sebab itu, dalam pembuatan , fokus dan
intensifikasi beberapa hal yang terkait dengan ekspresi pribadi menjadi
perhatian utama. Ada beberapa komponen puisi
puisi menurut Sayuti (2002) adalah sebagai berikut:
a. Dasar ekspresi
puisi dapat diperoleh melalui keadaan dan pengalaman siswa
bukan semata-mata dibuat melalui pengalaman fisik yang pernah dialami
siswa. Akan tetapi, pengalaman-pengalaman keadaan yang diungkapkan
dalam bahasa puisi. Dengan hal ini yang menjadi dasar ekspresi dalam
menulis sebuah karya (puisi)
Menurut Sayuti (2002: 42) ada beberapa macam pengalaman atau
peristiwa, yaitu pengalaman lapisan kebendaan, pengalaman lapisan
kemanusiaan, pengalaman lapis kefilsafatan. Adanya macam-macam
21
pengalaman jiwa dapat membantu siswa dalam menuangkan ide-ide
kreativitas dan ekspresi dalam bentuk puisi secara bersama
Pengalaman lapisan kebendaan merupakan yang pernah dilakukan
atau pengalam jiwa tingkatan paling dibawa, sifat seakan-akan seperti
benda yang tidak benrnyawa yang ukurannya panjang-pendek, tinggi
rendah, dapat di dengar. Bentuk peristiwa yang pernah terjadi lapis
kebendaan ke dalam bahasa puisi dapat berupa pola persajakan, adanya
pola persajakan, irama, rima, bait, citraan, dan gaya bahasa yang menjadii
bentuk formal puisi.
Pengalaman lapisan tumbuhan merupakan pengalaman jiwa yang
memiliki tingkah laku seperti tumbuhan, bentuknya berubah sesuai
keadaan atau musim. Ketika musim hujan pucuk tumbuh akan mulai
bersemi, sedangkan musim gugur daun- daun akan berjatuhan dengan
demikian Demikian dalam mengekspresikan puisi, musim semi dengan
hati tengah gembira menyambut cinta dan kasih, sedangkan musim
kemarau diumpamakan dengan hati yang tengah patah rapuh, penuh
kedukaan apa pengalaman jiwa lapisan ini diekspresikan dalam sebuah
puisi tertentu akan menimbulkan efek suasana yang akhirnya dapat
dirasa pulah oleh pembaca.
Pengalaman lapisan kehewanan adalah keadaan yang pernah terjadi
yang bersifat seperti hewan yang mempunya naluri, insting ting dan lain-
lainnya
22
Pengalaman jiwa dapat diekskresi ke dalam bentuk sebuah puisi
yang berupa efek keindahan dan ketertarikan. Menggunakan bahasa
puitis, pengalaman jiwa lapisan ini dapat menghadirkan tanggapan yang
mudah dikenali dan dipahami oleh pembaca.
Pengalaman lapisan kemanusiaan merupakan keadaan yang pernah
dialami yang berupa sifat-sifat yang dimiliki manusia, seperti rasa empati,
kagum, rasa sedih, dan sebagainnya. ketika pengalaman lapisan jiwa
kemanusiaan terekspresikan, puisi akan semakin mengutamakan rasa
kasih, saling menghargai dan akhirnya menimbulkan sebuah perenungan-
perenungan. Dengan demikian, efek untuk memperlebat dan memperkaya
jiwa manusia melalui renungan yang dapat tercipta dalam puisi.
Pengalaman lapisan adalah pengalaman jiwa ukuran yang
tertinggi. Peristiwa yang pernah terjadi hanya dicapai jika manusia secara
khusus meluangkan waktu untuk itu, misalnya: sholat,dan berdoa, hakikat
kehidupan secara intensif. Jika pengalaman jiwa ini terekspresi, puisi
tersebut lebih mengutamakan persoalan mengaitkan manusia dengan sang
pencipta, hakikat dunia sampai hakikat ilahi. Lapisan yang menjadi
sebuah puisi tersebut menjadi sangat kontemplatif.
Pembahasan diatas dapat bahwa dalam puisi menimbulkan yang
puisi yang benar tidak hanya menyampaikan pesan saja atau berhenti pada
pendeskripsian kejadian , akan tetapi suatu puisi hendaknya berfungsi
sebagai alat untuk merenungkan suatu hal. Dengan demikian dasar
23
ekspresi harus disekolah dengan benar sehingga keindahan puisi pun
dapat dirasakan kepada pembaca.
b. Teknik ekspresi
Teknik ekspresi adalah cara dalam memadukan bentuk serta
makna yang membentuk sebuah puisi. Bentuk bentuk adalah elemen yang
esensial dalam puisi sebuah ekspresi yang mengutamakan keunikan. Ciri
puisi adalah kesatuannya semantik maupun kesatuan bentuk formalnya.
Dalam hal , maka dapat diartikan sebagai bentuk secara nyata diucapkan
didalam sebuah puisi, yang dapat ditemukan hanya melalui cara membaca
tertentu. Cara ini merupakan suatu cara membaca yang berupaya
membuat representasi benar merujuk pada isi yang menginginkan
representasi berbeda dalam hal bahasa nonsastra.
beberapa macam berbagai teknik ekspresi yang dibuat oleh
penyair untuk menyajikan sebuah karya dalam bentuk puisi. Adakalanya
puisi dipilih dalam bentuk puisi yang panjang yang tidak terikat oleh
aturan dalam menulis puisi. cara mem ekspresi tersebut dapat dilihat pada
karya puisi Catatan Masa Kecil ciptaan Sapardi Djoko Damono. Lain
dengan hal ekspresi pada puisi Etsa karya Toto Sudarto Bachtiar yang
mempunyai cara ekspresi dalam bentuk pendek, cukup dengan quatrain
untuk mempermasalahkan hidup yang selalu rahasia yang pernah dialami
pada pengarang.
Perbedaan pemilihan teknik ekspresi yang digunakan oleh penyair,
pada dasarnya adalah untuk memperkuat efek emosional puisi. Penyair
24
sengaja memiliki teknik ekspresi tertentu bukan semata-mata agar
dikatakan lain dari yang lain. Akan tetapi, pemilihan teknik ekspresi
tersebut sebagai upaya agar kepaduan sebuah puisi terbangun dengan
indah.
c. Bahasa ekspresi.
Cara utama bahasa dalam pengedepanan sebuah puisi
(foregrounding), yaitu terlihat salah satu aspek dalam beberapa aspek
bahasa ekspresi seperti metafora, repetisi, irama, sajak. Puisi adalah
bentuk komunikasi searah yang dapat memerlukan alat bentuk bahasa
bahasa. Komunikasi adalah sarana untuk memberitahukan pesan yang
ingin disampaikan penyair kepada pembaca melalui bahasa puitis dalam
bentuk puisi.
Sayuti (2002: 71) mengatakan bahwa sifat komunikasi dalam puisi
adalah :
1) Dalam Komunikasi tersebut tidak dapat memungkinkan adanya
timbul hubungan timbal balik secara langsung. Dengan hal ini
disebabkan puisi adalah sebuah pesan yang diungkapkan penyair
sehingga komunikasi dapat berlangsung secara searah. Peristiwa
tersebut dapat membuat si pembaca hanya memiliki waktu untuk
memaknai pesan tanpa mampu memberikan umpan balik secara
langsung.
2) Pesan yang ada dalam peristiwa komunikasi puitis telah mengalami
deotomatisasi karena pembaca secara langsung dapat mampu mengerti
25
dan memahami pesan penyair. Dengan memakai pilihan kata yang
selalu konotatif dan multitafsir membuat si pembaca mengerti maksud
pesan yang diucapkan oleh penyair.
3) kejadian,lokasi, serta waktu komunikasi tidak diikat oleh konteks
hubungan dengan langsung dengan hal t tersebut disebabkan oleh,
kejadian,lokasi, dan waktu komunikasi ketika penyair membuat suatu
puisi tidak sama apabila seseorang membaca karya tersebut.
d. Bunyi dan aspek puitis
Dengan hal ini selain mempertimbangkan dalam beberapa hal
untuk cara mewujudkan teknik ekspresi puisi, dengan hal ini yang perlu
diketahui adalah sejumlah aspek yang ada pada bahasa. Oleh sebab itu
untuk mengoptimalkan peranan bunyi-bunyi bahasa dalam satu kesatuan
ekspresi menjadi satu hal yang menjadi kesatuan dalam .
Berdasarkan tempat dalam puisi sangat diketahui adanya
persajakan, dengan pola estetika bahasa yang membangun secara sadar
sesuai dengan ulangan suara (Sayuti, 2002:103). Ketika dalam puisi ada
pengulangan suara bunyi yang hadirannya secara kebetulan dan tidak
mempunyai nilai estetika, bunyi merupakan bukan bagian dari persajakan.
Dengan hal ini , arti dari kata persajakan adalah atau sajak dikatakan
pola estetika karena keadaannya memang berkaitan dengan masalah
keindahan.
Pada keindahan aspek persajakan dapat berupa hiasan, kemerduan
bunyi, irama, atau pola lain yang berfungsi evokatif, yaitu fungsi bunyi da
26
dengan kaitannya potensinya untuk munculnya daya pikir, atau
potensinya dalam membangkitkan perasaan dan atau pengertian tertentu.
Persajakan (Rima)
Persajakan adalah persamaan atau kemiripan suara ter di dalam
dua kata atau lebih. Persamaan suara tersebut terdapat berposisi di
belakang kalimat maupun begitupun yang berupa berupa perulangan
bunyi-bunyi yang diatur dengan jarak atau rentangan tertentu.
1) Asonansi dan Aliterasi
Asonansi adalah persamaan suara dalam suatu kalimat yang
berupa vokal. Aliterasi merupakan suara di dalam satu baris yang
merupakan konsonan. Asonansi dan aliterasi dipakai penyair untuk
memaksimalkan peranan suara bahasa dalam karyanya tersebut
sehingga karyanya menjadi ritmis dan melodis.
2) Efoni dan kakofoni
Efoni adalah campuran vokal konsonan yang untuk melancarkan
pengucapan dapat memudahkan pemahaman makna dan agar
mempercepat irama baris yang mengandungnya. Kakofoni adalah
campuran bunyi-bunyi konsonan tersebut agar untuk menghalangi
kelancaran ucapan.
3) Onomatope dan Lambang Rasa
Onomatope adalah suara yang mempunyai tugas untuk
menirukan bunyi dari bunyi sebetulnya dalam artian mimetik dalam
puisi. Misal kata mendesis adalah tiruan suara angin yang gemerisik.
27
Lambang perasaan yang merupakan bunyi-bunyi dengan mewakili
nilai rasa yang berbedah antarasatu dan lainy.
.
4) Diksi
Diksi didalam puisi diartikan pada sifat-sifat hakiki puisi itu
sendiri: (1) kata-kata emotif, yang dipilih disesuaikan dengan hal
yang dibahas (2) dan secara objek, kata-kata disesuaikan dengan kata
lain untuk membangun kesatuan teks puisi; (3) secara imitatif/
referensial, kata-kata diperhitungkan potensinya dalam
mengembangkan hayalan atau gambaran sehingga dapat mampu
menghimbau pembaca untuk mengaitkan antar dunia puisi dengan
kenyataan dan (4) secara konotatif, kata-kata diperhitungkan agar
dapat menimbulkan kesan tertentu pada diri pembacanya.
5) Citraan
Citraan adalah puisi yang berfungsi untuk mendeskripsikan
suatu hal melalui sifat-sifat keindraan sehingga seolah-olah pembaca
mengalami sendiri dengan apa yang dialami oleh penyair. Ada
beberapa macam citraan, yaitu diantaranya citra visual yaitu citra yang
berkaitan dengan indera penglihatan, citra auditif yaitu citraan yang
berhubungan dengan indra pendengaran, citraan kinestetik yaitu citra
yang berkaitan dengan indra gerak, citraan termal adalah citraan yang
berkaitan erat dengan indra peraba, citraan penciuman yaitu berkaitan
erat dengan indera perasa
28
6) Bahasa kias
Bahasa kiasan merupakan sebuah puisi yang dapat digunakan
ungkapan yang mirip dengan majas perbandingan (metafora-simile),
dan permanusiaan (personifikasi). memakai diksi bahasa kias lebih
indah dibanding penggunaan kata yang bermakna konotasi.
7) Sarana Retoris
Alat yang digunakan untuk berpikir sehingga si pembaca dan
pendengar puisi dengan dapat menghayati gagasan ide yang
diekspresikan atau perasaan yang sengaja dihadirkan dalam puisi.
Terdapat perbedaan sarana retoris dan citraan maupun bahasa kias,
citraan dan bahasa kias adalah sarana yang bertujuan untuk
memperjelas gambaran khayalan gagasan, mengkongkritkan gambar,
dan membangkitkan perspektif baru melalui perbandingan. bentuk
sarana retorika berupa: repetisi (mengulang), pertanyaan retoris, ironi
(kata-kata yang bertentangan dengan kata sebenarnya, biasanya
berniat menyindir).
8) Wujud Visual
Wujud visual adalah suatua fisik atau bentuk luaran yang
dengan tentu saja pertama kali dapat diketahui oleh si pembaca.
Wujud visual dalam sebuah puisi antara lain berupa: (1) corak umum,
berupa bentuk puisi yang berbait-bait atau tidak terikat bait, panjang
serupa prosa atau sebaliknya sangat singkat, dan sebagainya; (2)
pungtuasi, memakai ejaan dengan tanda baca deviasi grafologis
(penyimpangan ejaan serta penulisan, yang biasanya digunakan pada
29
huruf kapital); (3) tipografi,sangat hubungan dengan letak tata baris
dalam suatu puisi; dan (4) enjambemen adalah perloncatan suatu
kesatuan sintaksis yang didapat pada baris tertentu di dalam baris
selanjutnya, maupun dalam bait yang sama serupa dalam bait atau
baris selanjutnya.
9) Makna
Arti makna secara sederhana, yang berkenaan dengan hal
yang secara aktual atau secara langsung dibahas dalam puisi.
Keberadaan makna bersifat sangat terbuka dalam arti kata yaitu,
tetapi serupa suatu hal sebagai implikasi tertutup Karenanya, arti puisi
terkadang dengan arti sifat yang terbuka. Sebelum mencapai makna.
Pembukaan dimulai diawali pada tahap membaca baris-baris puisi,
dari judul, bait pertama hingga terakhir dengan mengikuti bentangan
sintagmatik dengan hal inilah yang dimaksud si pembacaan heuristik.
Dengan ini pembaca dapat dikatakan sebagai proses penafsiran awal.
Kompetensi linguistik pembaca, teruntuk sekali pemahamannya
terhadap tujuan komunikatif berbahasa, begitu sangat berperan
penting dalam memaknai arti sebuah puisi. Dan terlebih lagi ketika
pemahamannya atas tujuan yang mempunyai sifat referensial yaitu
bahwa kata-kata yang ada dalam sebuah puisi tertentu benar-benar
berkaitan dengan segala benda-benda secara denotatif.
8. Kurikulum K13
Kurikulum K13 pada mata pelajaran bahasa indonesia menggunakan
pendekatan berbasis teks. Pendekatan ini bertujuan agar siswa mampu
30
memproduksi dan menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi
sosialnya. Dalam pembelajaran berbasis teks bahasa indonesia bukan sekedar
sebagai pengetahuan bahasa melainkan sebagai teks yang berfungsi untuk
menjadi aktualisasi diri penggunaan pada konteks sosial dan akademisi. Teks
harus dipandang sebagai satuan bahasa yang bermakna secara kontekstual.
Prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks menurut
kurikulum K13 yaitu :
a. Bahasa dipandang sebagai teks, bukan sekedar kumpulan kata-kata atau
keindahan kebahasaan.
b. Penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk kebahasaan
untuk mengungkapkan makna.
c. Bahasa bersifat fungsional yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah
dilepaskan dari konteks, karena dalam bentuk bahasa yang digunakan itu
tercermin ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya.
d. Bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berfikir pada
manusia. (Setyaningsih 2010)
31
9. Metode Pembelajaran Alam Sekitar
a. Hakikat Metode Pembelajaran
dalam proses belajar, guru wajib memakai strategi agar siswa dapat
belajar dengan cara efektif dan efisien, sehingga dapat dicapai pada tujuan
yang diinginkan, salah satu cara untuk menemukan s strategi yaitu
dengan cara menguasai teknik-teknik penyajian, atau metode mengajar.
Maolani (2007: 1) menyampaikan bahwa “Metode secara harfiah
berarti cara.‟‟ Dalam penggunaan yang umum, metode dikatakan sebagai
cara untuk melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan yang
menggunakan fakta dan konsep secara teratur. Sementara itu, menurut
kamus besar bahasa Indonesia (dalam Iskandarwassid dan Dadang
Sunendar, 2008: 56)‟‟ mengatakan bahwa metode adalah cara kerja yang
bersistem untuk membantu pelaksanaan proses suatu kegiatan tujuannya
mencapai segala sesuatu yang ditentukan.‟‟ Metode sifatnya prosedural
dan sistemik karena fungsinya agar memudahkan proses pengerjaan suatu
pekerjaan. Dengan hal ini, metode pembelajaran begitu penting yang
berisi prosedur baru untuk melakukan kegiatan pendidikan, yang
terpenting kepada kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.
Metode pembelajaran ini mempunyai tiga kedudukan diantaranya yaitu:
1) Motivasi ekstrinsik sebagai alat untuk membangkitkan semangat
belajar siswa
2) Metode sebagai alat pembelajaran untuk membantu dalam
menyampaikan materi
32
3) Metode untuk mencapai suatu tujuan, metode ini dapat meningkatkan daya
tanggap siswa dalam memberikan materi
Ada bermacam-macam metode yang sering dipakai dalam pembelajaran
Checep (2008: 5) adalah:
1) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode disampaikan bahan pelajaran
secara metode ini banyak digunakan guru karena memudahkan
pendidik untuk melaksanakan suatu kegiatan dan tidak membutuhkan
bantu khusus, dan tidak perlu lagi untuk merancang kegiatan siswa.
Pengajaran yang memanfaatkan metode ceramah sehingga terdapat
unsur paksaan. Dengan hal ini, siswa diwajibkan hanya melihat dan
mendengar, serta memahami dan mencatat tanpa komentar informasi
penting dari guru, padahal di dalam diri siswa ada mekanisme
psikologi yang mungkin untuk menolak di samping penerimaan
informasi dari guru. Inilah yang dikatakan bahwa kemampuan dalam
mengatur dan mengarahkan diri.
2) Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab dapat dapat diartikan bahwa menarik dan
memusatkan perhatian siswa. Dengan memberikan pertanyaan
pertanyaan yang terarah, dengan hal ini siswa akan termotivasi
dalam membangkitkan daya pikir. Kemampuan berpikir siswa.
Dapat dilihat ketika menjawab pertanyaan. Metode ini dapat
menjadi dorongan bagi siswa agar menghadirkan penelusuran lebih
lanjut dari berbagai sumber belajar. Metode tersebut akan lebih baik
33
ketika dalam mencapai tujuan apabila sebelum proses pembelajaran
siswa diberikan tugas untuk membaca materi yang akan dibahas.
3) Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan cara untuk memunculkan pembelajaran
dengan masalah. Dalam diskusi terjadi tukar pikiran atau pendapat
untuk menghasilkan kesamaan pendapat. Dalam hal ini metode
diskusi, keberanian dan kreativitas siswa dalam mengemukakan ide
menjadi terdorong dalam belajar, siswa terbiasa bertukar pikiran
dengan teman, menghargai pendapat orang lain, dan yang lebih lagi
ketika melalui diskusi mereka akan lebih belajar untuk bertanggung
jawab terhadap hasil pembahasan bersama.
4) Metode Belajar Kooperatif
di dalam metode kooperatif ini biasanya terjadi interaksi
antara anggota kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang.
Seluruh anggota wajib ikut serta terlibat dalam keberhasilan
kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota
kelompok saling membantu. Metode belajar kooperatif yang sering
dibahas, belajar kooperatif yaitu model jigsaw (setiap anggota
kelompok mempelajari materi yang berbeda untuk diajarkan pada
teman sekelompoknya).
5) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah bentuk cara penyajian pelajaran
dengan mempraktekan suatu kejadian. Metode demonstrasi biasanya
digunakan dengan memakai alat bantuan pengajaran, dengan bantuan
34
seperti benda-benda miniatur, gambar, perangkat alat-alat
laboratorium, dan lain-lain. tetapi, alat demonstrasi yang sangat inti
digunakan adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya
yang multi proses. Dengan menggunakan hal seperti itu tulis guru dan
siswa akan dapat menggambarkan objek, dengan membuat skema,
membuat hitungan matematika, beragam konsep.
6) Metode Ekspositori atau Pemeran
Metode ekspositori dan bisa juga diartikan pameran adalah
suatu penyajian visual yaitu memakai benda dua atau tiga dimensi
dengan tujuan untuk mengemukakan gagasan atau sebagai alat untuk
meringankan dalam menyampaikan informasi yang penting.
7) Metode Karyawisata/Widyawisata
Metode karyawisata/widyawisata adalah dengan cara
membagi beberapa siswa dalam mempelajari materi pelajaran
lingkungan kelas. Karyawisata melibatkan alam sekitar sebagai
sumber dalam belajar, dapat mendorong kreativitas siswa, informasi
pengetahuan dapat lebih banyak dan aktual, karena siswa dapat
mencari serta mengolah sendiri informasi tetapi, karyawisata
memerlukan waktu yang panjang dan biaya, diperlukan rancangan dan
persiapan yang cukup lama.
8) Metode Penugasan
Metode ini digunakan guru memberikan tugas agar siswa
melaksanakan kegiatan belajar dengan metode ini dapat
35
membangkitkan kemandirian siswa, merangsang untuk belajar lebih
lagi, disiplin dan bertanggung jawab siswa, serta mencari kebiasaan
dalam mengolah sendiri informasi. akan tetapi dalam metode ini sulit
mengawas mengenai pekerjaan secara mandiri.
9) Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan cara penyampaian
pembelajaran dengan menggunakan percobaan. dengan menggunakan
eksperimen, siswa akan menjadi yakin atas suatu hal dari pada hanya
menerima dari guru dan buku, dapat pula memperbanyak pengalaman,
dalam menumbuhkan sikap ilmiah, dan hasil belajar bertahan lama
dalam ingatan siswa. Metode ini digunakan sangat baik apabila
digunakan untuk merealisasi pembelajaran dengan pendekatan inkuiri
atau pendekatan penemuan hal-hal yang jarang diketahui.
10) Metode Bermain Peran
Dengan menggunakan metode bermain peran adalah
pembelajaran dengan cara seakan-akan berada dalam situasi untuk
memperoleh suatu pengertian tentang suatu konsep. Dengan metode
ini, siswa diberikan kesempatan untuk ikut serta secara aktif sehingga
lebih mengerti terhadap konsep, tetapi memerlukan waktu lama.
Dari beberpa metode diatas dapat disimpulkan bahwa semua
metode mempunyai kekurangan dan kelebiahan masing-masing.
Ada lima hal yang perlu diperhatikan guru dalam memili
metode dalam mengajar cheecep (2008 : 8)
1)keahlian guru dalam menggunakan metode
36
2)tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3) bahan pembelajaran yang perlu dipelajari siswa
b. Metode Alam Sekitar
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran bahasa dipengaruhi oleh
pendekatan pembelajaran yang dipergunakan oleh guru. Pendekatan
sangat berpengaruh penting terhadap tujuan pembelajaran, terhadap
metode apa yang akan digunakan. Istilah metode, dan teknik sering
dipakai secara tumpang tindih. Metode pembelajaran tidak ada yang
efektif. „‟ di tiap metode mempunyai kekurangan serta kelebihan
kelebihan. Walaupun banyak peneliti dan eksperimen yang diadakan
mengenai metode mana paling efektif, tetapi masih sangat sulit untuk
membuktikan secara ilmiah metode mana paling baik dan efektif‟‟
(Subyakto dan Nababan, 1993: 150-151). Salah satu kelemahan mengajar
didalam kelas adalah terletak pada metode atau strategi.
Kadang-kadang dalam proses belajar, siswa perlu diajak ke luar
sekolah untuk mengamati tempat-tempat atau objek yang lain, sehingga
siswa menjadi tidak bosan dan tercipta keadaan pembelajaran yang
menyenangkan dan tidak membosankan. Dalam hal ini, Sagala (2006:
176) menyampaikan bahwa belajar menyenangkan dapat diamati dari: (1)
tidak tertekan; (2) bebas berpendapat; (3) tidak ngantuk; (4) bebas
mencari objek; (5) tidak bosan; (6) berani berpendapat; (7) belajar serta
bermain; (8) banyak ide; (9) santai tapi serus; (10) dapat berkumunikasi
dengan orang lain: (11) tidak merasa ragu (12)belajar alam bebas; dan.
37
Oleh sebab itu, jalan satu-satu metode yang digunakan dan menjadi jalan
alternatif guru untuk menciptakan keadaan pembelajaran yang tidak
tegang dan menumbuhkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran
menulis puisi yaitu alam sekitar.
Dari dapat disimpulkan bahawa dengan memanfaatkan
lingkungan sekitar atau alam bebas dala proses pembelajaran dapat
menumbuhkan motivasi dan minta belajara siswa.
Alam sekitar dapat diartikan juga sebagai kunjungan atau karya
wisata. (Ridlo: 2005) mengatakan bahwa pembelajaran alam sekitar
merupakan salah satu cara mengajak siswa belajar langsung dengan alam
disekitarnya. Oleh sebab itu disebut metode alam sekitar, yaitu dengan
mengajak siswa ke sebuah tempat yang dilakukan diluar lingkungan
alam sekitar.
Metode alam sekitar mempunyai beberapa keunggulan,
antara lain: (1) siswa di ajak langsung berhubungan dengan lingkungan
sehingga mereka memperoleh pengalaman tentang masalah yang
dipelajari (2) pengetahuan bisa diperoleh sendiri melalui hasil
pengamatan, diskusi belajar mandiri dari buku sekolah, atau sumber lain.
(3) Evaluasi tidak hanya didapat dari aspek kognitif, tetapi efektif dan
juga psikomotor. (4) kerja kelompok lebih nyata. (5) dengan
pembelajaran alam sekitar dapat membantu pada diri siswa rasa sayang
terhadap alam sehingga menimbulkan minat untuk memelihara dan
melestarikannya.
38
10. Pembelajaran Menulis Puisi di (SMP)
Pembelajaran bahasa Indonesia yaitu mengarahkan agar siswa dapat lebih
terampil dalam berkomunikasi, baik itu secara lisan maupun tulisan serta baik
dalam situasi yang formal maupun informal. Pembelajaran bahasa Indonesia
diarahkan untuk mempengaruhi siswa dalam berkomunikasi dengan Bahasa
Indonesia baik secara lisan atau tulisan. Keterampilan berbahasa mempunyai
empat komponen, yaitu menyimak (listening skill), keterampilan berbicara
(speaking skill), keterampilan membaca (reading skills) dan keterampilan
menulis (writing skills) (Tarigan 2008: 1).
Pembelajaran bahasa Indonesia hakikatnya diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa
indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesusastraan yang ada dalam
kurikulum tingkat satuan pelajar Andayani (2008: 4) mengemukakan sebagai
berikut:
a. Siswa dapat menumbuhkan potensinya sesuai dengan kemauan,
kebutuhan, serta dapat menimbulkan penghargaan terhadap hasil karya
kesastraan.
b. Pendidik dapat dapat memusatkan perhatian kepada pembangun
kompetensi bahasa siswa dengan menyediakan berbagai kegiatan sumber
belajar berbahasa;
c. Pendidik lebih bebas dalam memilih bahan ajar kebahasaan dan
kesastraan sesuai dengan kondisi keadaan di lingkungan sekolah.
39
d. Orang tua dapat secara aktif ikut serta dalam pelaksanaan program
kebahasaan dan kesastraan di sekolah;
e. Sekolah dapat mengatur untuk program pendidikan tentang kebahasaan
serta kesusastraan sesuai keadaan peserta didik dan sumber belajar yang
tersedia.
f. lokasi dapat ditentukan alat dan bahan sebagai sumber belajar
kebahasaan dan kesastraan yang sesuai dengan keadaan dan kekhasan
tempat atau daerah dan tetap memperhatikan kepentingan nasional.
Tetapi sayangnya pembelajaran sastera ini selalu diajak tirikan dari integrasi
pembelajaran bahasa indonesia. Akan tetapi pada intinya pembelajaran
sastra adalah bagian dari pembelajaran bahasa Indonesia.bukan hanya karena
itu saja dipisahkan dari integrasi bahasa Indonesia pembelajaran sastra juga
tidak memiliki manfaat praktis yang bisa digunakan di dalam kehidupan
bermasyarakat.dengan hal tersebut menyebabkan pembelajaran sastra sering
dianaktirikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Oleh karena itu agar pembelajaran sastra tidak lagi dianggap
sebagai pembelajaran yang tidak memiliki tujuan dan manfaat praktis,
seharusnya dalam belajar sastra dapat memberikan sumbangan secara nyata
dalam pendidikan mentalitas murid. Dalam pembelajaran sastra dapat diamati
dari segi munculnya persepsi, tindakan , perilaku pada siswa yang dapat
diucapkan secara lisan,dan yang diungkapkan secara tertulis (Lipson, dkk
2003: 252-26) Lipson mengatakan bahwa kompetensi bersastra adalah yang
diinginkan agar dapat mencapai aspek apresiasi, ekspresi, dan kreasi terhadap
karya sastra (Andayani, 2008: 6) menurut Andayani aspek apresiasi dapat
40
diamati dari kesadaran siswa mengenai pemanfaatan belajaran sastra,
sehingga dengan dorongan sendiri untuk menambah pengalamannya, ingin
membaca karya sastra, baik dianjurkan atau, ingin ikut serta dalam kegiatan
bertukar pikiran, memberikan ulasan, dan bahkan termotivasi untuk dapat
menghasilkan karya sastra. Aspek ekspresi adalah efek dari apresiasi peserta
didik dalam pelajaran sastra guna untuk memberikan respon yang dapat
dilihat dari kegiatan yang menunjukkan minat pada sastra.
dari berbagai aspek kreasi, menulis puisi menjadi suatu
keterampilan bersastra yang wajib dimiliki siswa. tetapi, fakta pembelajaran
menulis puisi di sekolah masih banyak masalah dan cenderung dihindari.
Oleh sebab itu, mengemukakan (Pradopo 2007: 57-63) bahwa puisi
merupakan ekspresi kreatif, yaitu ekspresi dari aktivitas keadaan yang
memusatkan kesan-kesan (kondensasi), maka dianggap menulis puisi sebagai
aktivitas yang rumit sudah seharusnya dihilangkan, terkhusus kepada siswa
SMP, karena mereka merupakan siswa yang rata-rata berusia 13-15 tahun.
Anak pada usia tersebut sudah dapat berpikir refleksi dengan dapat
mengekspresikan perasaannya keadaan kedalam bentuk tulisan maupun lisan
dan menyatakan operasi mentalnya dengan simbol-simbol
(prasetyo),2007:57-63) mengungkapkan bahwa mereka bisa mengungkapkan
pikran yang ada dalam dirinya kedalam bentuk puisi.
11. Metode Alam Sekitar dalam Pembelajaran Menulis Puisi di SMP/MTS
Metode alam sekitar ini sangat berguna bila diterapkan dalam
proses pembelajaran menulis puisi. Metode tersebut dapat mengunggah siswa
dalam berekspresi yang ditulis dalam puisi dengan cara siswa memperhatikan
41
lingkungan sekitarnya atau objeknya yang berjudul pohon beringin seperti
puisi karya Sutan Takdir Alisjahbana. Dalam puisi puisi tersebut karya sutan
Takdir Alisyahbana yang tersebut digambarkan tentang keadaan luar dari
pohon beringin. Jadi dengan mengamati pohon beringin itu dapat dituangkan
ke dalam bentuk tulisan menjadi puisi dengan menggunakan kata-kata puisi.
Sesuda siswa mempraktekkan dengan melakukan di luar kelas
yaitu mengamati objek secara langsung. Ada beberapa langkah-langkah yang
harus diperhatikan sebagai berikut:
a. Langkah Persiapan
Ada beberapa cara yang harus dilalui pada langkah persiapan ini
yaitu:
1) Guru menentukan tujuan pembelajaran yang akan diberikan kepada
siswa
2) Menentukan objek yang akan di amati.
3) Menentukan cara belajar siswa dalam mengamati objek.
b. Langkah Pengerjaan
Pada langkah pengerjaan ini,guru mengajak siswanya untuk
keluar kelas guna untuk mendekatkan siswa pada objek (konteks) secara
langsung yang akan dijadikan puisi. Siswa mengamati objek lingkungan
di sekelilingnya secara langsung, kemudian siswa diberi tugas untuk
mengungkapkan apa yang dilihat dan dirasakan. Setelah mengamati objek
perasaan apa yang dirasakan, dengan menuangkan ke dalam bahasa
puitis.
42
c. Tindak Lanjut
Setelah melakukan pengamatan objek dan mengerjakan apa yang
ditugaskan oleh guru, yaitu menulis puisi dengan metode alam sekitar,
maka siswa diarahkan kembali untuk kelas. Setelah selesai guru melihat
hasil pekerjaan siswa dengan melihat hasil puisi yang telah dituliskan oleh
siswa, kemudian dibahas bersama.
12. Penilaian dalam Menulis Puisi
Menurut (Nurgiyantoro, 2009: 5) mengatakan bahwa penilaian
sebagai suatu proses untuk mengetahui (menguji) apakah suatu kegiatan,
proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan keinginan atau
kriteria yang telah ditentukan. Pentingnya dalam penilaian dalam suatu
pembelajaran menurut (Suwandi, 2009: 9) adalah untuk: (1) membandingkan
siswa satu dengan siswa lainnya; (1) membandingkan siswa dengan yang lain
(2)untuk diketahui apakah para siswa memenuhi standar tertentu; ketuntasan
dan (3) membantu dalam proses kegiatan pembelajaran siswa.
penilaian hasil belajar yang dilakukan baik formal maupun informal
diadakan dalam keadaan yang menyenangkan, sehingga memungkinkan
siswa mengarahkan apa yang di menegerti dan mampu dilakukan . cara
penilaian yang tepat memerlukan data yang berhubungan dengan objek
dengan objek penelitian yang dilakukan, adalah teknik penilaian. Untuk
melihat hasil siswa adalah dengan menggunakan instrumen skala penilaian
(rating scale). Skala penilaian yang disusun dengan mencari indikator-
indikator keterampilan yang mencermikan keterampilan akan diukur. Dalam
43
skala penilaian setelah diperoleh indikator keterampilan selanjutnya
ditentukan skala penilaian untuk tiap-tiap indikator.(Majid,2006: 277)
Sama dengan pendapatan di atas, pusat kurikulum pada penelitian dan
pengembangan departemen pendidikan nasional (2006: 9) menyebutkan
bahwa rating scale penilaian adalah hasil kerja dengan memberikan nilai
tengah terhadap tugas kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara
kontinu dimana pilihan kategori tersebut dapat dikategorikan lebih dari dua.
penilaian tersebut terentang dari sempurna sampai sangat sempurna,
misalnya: 1 = cukup baik; 2 = baik; dan 3 = amat baik.
Terkait dengan hal tersebut, pengkategorian penilaian tidaklah
bersifat mutlak setiap guru bebas memilih atau menggunakan metode yang
dianggap paling baik digunakan dalam proses pembelajaran
(Nurgianto, 2009: 208). Menyatakan bahwa dengan demikian, dalam
menentukan bobot dalam penilaian guru harus memperhatikan kriteria
penilaian yang digunakan serta manfaat yang ingin dicapai sehingga
penelitian. dapat mengukur keberhasilan tujuan hasil pembelajaran baik
proses maupun hasil. Sementara itu, untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan siswa dalam kemampuan menulis puisi, digunakan teknik
penilaian portofolio. Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang
didasari pada kumpulan berbagai informasi yang bertujuan menunjukkan
kemajuan dalam kemampuan siswa dalam suatu periode tertentu (Pusat
Kurikulum Badan Litbang Depdiknas, 2006: 11).
Penilaian Proses Pembelajaran
44
pendidik penting memiliki sikap positif terhadap pembelajaran yang
berlangsung. Sudjana (2008: 56) menyatakan bahwa apa yang diraih oleh
siswa penyebab dari proses yang ditempuhnya melalui program dan
kegiatan yang disusun dan dilaksanakan oleh guru dalam proses belajar.
Dengan hal ini berarti berarti bahwa hasil belajar siswa tidak lepas dari
proses yang dialaminya.
berdasarkan tuntunan penilaian kelas oleh pusat kurikulum badan
penelitian dan pengembangan departemen pendidikan nasional (2006: 10-11)
adalah:
a. Sikap terhadap Materi Pelajaran
Siswa harus memiliki sikap positif terhadap materi pembelajaran.
sikap positif sikap positif yang ditimbulkan siswa terhadap minat siswa
dengan lebih mudah diberi dorongan atau motivasi dan akan lebih mudah
memahami materi pelajaran yang disampaikan.
b. Sikap terhadap Pengajaran
Siswa sangat penting memiliki sikap positif terhadap pendidik .
Siswa yang tidak memiliki pikiran positif terhadap gurunya akan akan
selalu mengabaikan hal-hal yang diajarkan dengan dengan hal ini , siswa
yang memiliki sikap negatif terhadap gurunya maka akan sulit
memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut.
c. Sikap terhadap Pembelajaran
Siswa juga sangat penting memiliki sikap positif terhadap proses
pembelajaran yang berlangsung.
45
d. Sikap Berkaitan dengan Nilai atau Moral Pembelajaran
Sikap sangat berhubungan erat dengan nilai atau moral
Pembelajaran yang berkaitan dengan materi pelajaran siswa juga perlu
memiliki sikap yang baik, yang diikuti oleh nilai-nilai positif terhadap
masalah tertentu, misalnya masalah lingkungan sekitar. Oleh sebab itu
dalam penilaian proses penilaian ini menggunakan teknik observasi untuk
melihat perilaku siswa selama proses pembelajaran menulis puisi
berlangsung
13. Penilaian Hasil Pembelajaran
Sudjana (2008:3) menyampaikan bahwa penilaian proses hasil belajar
adalah memberikan nilai terhadap hasil belajar yang diraih siswa dengan
ketentuan tertentu. Dengan hal ini menyatakan bahwa objek yang dinilai
adalah hasil belajar siswa yang sesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
Nurgiyantoro (2009: 331) menyampaikan bahwa tes kesastraan (termasuk
puisi) mencakup tes kognitif, tes afektif, dan tes psikomotorik. Tes kognitif
yang berkaitan dengan kemampuan berpikir. Ranah afektif berkaitan dengan
sikap dan nilai-nilai yang dipercayai seseorang. Tes pisikomotorik adalah
segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas otot fisik dan gerakan anggota
badan dan yang lebih lanjut dikatakan bahwa materi yang diatur oleh guru
hendaknya dapat disesuaikan dengan fungsi tujuan pembelajaran. Oleh sebab
itu penilaian didalam hasil proses pembelajaran menulis puisi dikelas VII
yang didasari pada hasil pekerjaan siswa yang berupa puisi. Maksimal standar
KKM yang di tenttukan adalah ≥ 76 dengan hal ini dinyatakan bahawa siswa
46
yang dinyatakan tuntas di dalam pembelajarannya jika menghasilkan nilai
≥76 dengan ini yang menjadi pencapaikan indikator dalam belajara
meliputi:keaslian ide/isi pemilihan kata (diksi) rima (persajakan) daan bahasa
kiasan. Dar keempat indikator tersebut dapat disesuaikan dengan makna puisi
untuk mencapai keindahan sebuah karya puisi sebegai mana yang telah
dijelaskan oleh beberapa para ahli mengenai sastra seperti Waluyo,Pradopo,
Semi, dan Sayuti.
Kerangka Pikir
Berdasarkan kurikulum 2013 pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia
merupakan salah satu pembelajaran yang terdapat di sekolah. pembelajaran
bahasa indonesia memiliki beberapa aspek Keterampilan empat aspek yang
tidak dapat dipisahkan, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Dalam penelitian
ini, Peneliti meneliti tentang keterampilan menulis khususnya pada
pembelajaran menulis puisi. Pada dasarnya pengajaran menulis puisi bertujuan
untuk melatih keterampilan menulis peserta didik.
Pembelajaran menulis puisi bukanlah sebuah keterampilan yang
mudah dikuasai dalam waktu singkat. Pendidik harus menampilkan kreasi
dalam pembelajaran. Namun, masih banyak dijumpai proses pembelajaran
yang monoton dan berpusat pada pendidik, pembelajaran monoton tidak
jarang membuat peserta didik bosan dan jenuh untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran.
47
Dalam penelitian ini, penulis mengambil dua kelas, kelas eksperimen
dan kelas kontrol, kedua kelas tersebut di tes terlebih dahulu (pretest) untuk
mengetahui kemampuan menulis peserta didik sebelum diberikan
pembelajaran menulis puisi. Selanjutnya peneliti memberikan perlakuan
(treatment) pada kelas eksperimen berupa pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan metode alam sekitar dan kelas kontrol diberikan pembelajaran
dengan metode konvensional (ceramah) dalam pembelajaran menulis puisi.
Setelah itu, peneliti memberikan tes akhir (posttest) masing-masing kelas
untuk mengetahui hasil pemberian pengaruh penggunaan metode alam sekitar
terhadap pembelajaran menulis puisi peserta didik
48
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
Pembelajaran Bahasa Indonesia
K13
Pembelajaran Menulis puisi
Pretest
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pembelajaran Menulis puisi
Dengan Metode Konvensional
(Cerama)
Pembelajaran
Menulis puisi Dengan
Metode alam sekitar
Posttest
Analisis Hasil Penelitian
Hasil
Tidak Ada
Pengaruh
Ada Pengaruh
49
B. Hipotesis
Berdasarkan uraian kerangka pikir diatas, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut: “terhadap pengaruh metode alam sekitar terhadap
kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar”.
Hipotesis ini adalah hipotesis alternatif (H1)
Ho = berbedaan hasil belajar materi menulis puisi yang memakai metode
alam sekitar sekitar dengan rata-rata pemerolehan pembelajar yang
tidak memakai metode alam sekitar.
Ha = hasil belajar rata-rata yang tidak memiliki metode alam sekitar lebih
tinggi dibanding rata-rata hasil perolehan hasil belajar yang tidak
memakai metode alam sekitar
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis
penelitian true experimental design (eksperimen yang sebenarnya atau betul-
betul). Pemilihan eksperimen berdasarkan penelitian dikarenakan peneliti
ingin melihat secara langsung apakah ada pengaruh dalam penggunaan metode
alam sekitar dalam kemampuan proses pembelajaran menulis puisi siswa
dibagi dua kelompok sampel yang dalam penelitian. eksperimen diartikan
suatu metode penelitian yang dipakai untuk mencari apakah terdapat
pengaruh perlakuan terhadap yang lain dalam keadaan yang terkendalikan.
Metode eksperimen dalam penelitian ini menggunakan jenis desain
penelitian dengan metode posttest-only control group design. Dalam desain ini
Sugiyono (2017 : 76) menyatakan bahwa terdapat dua kelompok yang masing-
masing dipilih secara random. Kelompok yang diberi perlakuan (×) dan
kelompok lain tidak. Kelompok pertama yang diberi perlakuan metode alam
sekitar disebut kelompok eksperimen, sedangkan kelompok yang tidak diberi
perlakuan disebut kelompok kontrol.
Pengaruh adanya perlakuan (treatment) disimbolkan dengan (o2: o4)
dan selanjutnya untuk melihat pengaruh perlakuan berdasarkan
signifikansinya adalah dengan analisis uji beda menggunakan statistik.Jika
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan
51
kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara
signifikan. Untuk lebih jelas tentang desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini, dapat dilihat gambar di bawah ini:
Gambar 2. Posttest- Only Control Group Design
Keterangan:
R = Kelompok dipilih secara random
X = Perlakuan atau sesuatu yang diujikan
O2 = Hasil posttest kelas eksperimen
O4 = Hasil posttest kelas kontrol
(Sugiyono, 2017 :76)
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2017 : 117) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan. Pada penelitian ini yang menjadi
populasi adalah keseluruhan siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar.
Tabel 3.1. Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah siswa
1 VII B1 21
2 VII B2 24
3 VII A 34
R X O2
R O4
52
Jumlah siswa 79
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa
jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII sebanyak 79
siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau perwakilan dari populasi yang diteliti.
Dengan cara pengambilan sampel dengan cara sampel kelompok (cluster
sampling) jadi yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu siswa dari
kelas VII B1 sebanyak 21 orang sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas
VII B2 sebanyak 24 orang sebagai kelas kontrol.
C. Definisi Operasional Variabel
Arikunto (2002: 104) variabel adalah gejala yang bervariasi, yang
menjadi objek penelitian.
1. Variabel Bebas (Independen variabel) Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah metode alam sekitar
2. Variabel terikat (Dependen variabel)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis puisi
kelas VII SMP Unismuh Makassar
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
tertulis. Tes dalam penelitian ini tes akhir (post test) yang digunakan pada
kelas eksperimen digunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah tes
tertulis berupa esai terbatas yaitu memberi tugas menulis sebuah karya sastra
53
dalam bentuk puisi Berikut kisi-kisi soal tes akhir kemampuan menulis puisi
dengan menggunakan metode alam sekitar.
Tabel 3.2. Kisi-kisi soal posttest kemampuan menulis puisi siswa Kelas VII
SMP Unismuh Makassar
Unsur puisi Indikator Nomor Soal Jumlah
Judul Siswa mampu
menyesuaikan isi puisi
dengan judul
1 1
Pemilihan kata
(diksi)
Siswa mampu
menciptakan keindahan
dengan menggunakan
Berbagai ragam diksi
sebagai penambahan
estetika puisi.
1 1
Gaya bahasa
(majas)
Siswa mampu menerapkan
majas yang menimbulkan
makna kiasan dan
pelambangan/makna
lambang.
1 1
Bait, rima, dan
irama
Siswa mampu
menciptakan bait rima dan
irama untuk menambah
keindahan dan menambah
kekuatan makna puisi.
1 1
Pengimajian Siswa mampu
menciptakan pengimajian
yang menimbulkan
khayalan atau imajinasi.
1 1
(Sugiyono,2017:161)
54
Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis puisi siswa kelas VII SMP
Unismuh Makassar
NO Aspek yang
dinilai Indikator Bobot
Sakala skor Skala
maksimu
m 1 2 3 4 5
1 Judul Siswa mampu
menyesuaikan
isi puisi
dengan judul.
20
2 Pemilihan kata
(diksi)
Pilihan kata
yang
digunakan
tepat
25
3 Gaya bahasa
(majas)
Memiliki
makna kiasan
dan makna
lambang.
25
4 Bait, rima dan
irama
Kesesuaian
bunyi yang
ada dalam
puisi
20
5 Pengimajinasian gambar
10
Jumlah 100
(Sugiyono, 2007: 150)
Skor perolehan
Skor maksimal
55
E. Pengumpulan data
Dalam penelitian ini teknik atau cara yang digunakan dalam
pengumpulan data ini mencangkup sebuah bentuk tugas dengan berbagai
pertanyaan yang digunakan dalam mengukur kemampuan mengukur bakat
yang dimiliki kepada seseorang dan kelompok. Dan adapun tugas yang
diberikan pada penelitian ini yaitu:
1. Tes Kelas Eksperimen
Kelas eksperimen adalah kelas atau kelompok yang diberi
perlakuan metode alam sekitar. Ada beberapa tugas yang diberikan dalam
penelitian ini yaitu kepada siswa kelas eksperimen diberikan tugas
mengarang menulis puisi dengan perlakuan metode alam sekitar dan
dengan menggunakan tema pilihan diksi, majas, bait, rima, dan irama
serta pengimajinasian.
2. Tes kelas kontrol
Kelas kontrol adalah kelas atau kelompok yang tidak diberi
perlakuan metode alam sekitar. Ada beberapa tugas yang telah diberikan
dalam penelitian yaitu kepada siswa kelas kontrol diberikan tugas
mengarang menulis puisi tanpa diberi perlakuan metode alam sekitar
namun kelas kontrol dengan menggunakan tema, diksi,majas,bait, rima,
dan irama, serta pengimajian.
56
F. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis data Deskriptif
Analisis ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan karakteristik
distribusi responden penelitian dari data yang diperoleh berupa hasil
belajar pada masing-masing kelompok. Statistik yang digunakan berupa
rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi dan variansi. Menurut
Arikunto, (2007: 245) “Dalam menentukan tingkat hasil belajar pada,
pengkategorian nilai-nilai dari data hasil penelitian dilakukan berdasarkan
skala lima sebagai berikut”.
Table 3.4. Teknik Pengkategorian Nilai-nilai berdasarkan Skala Lima
Arikunto.
Angka Kategori
85-100
75-84
44-74
46-54
0-45
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
G. Analisis Statistika Inferensial
Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis. Berkaitan
dengan pengujian hipotesis untuk 2 perlakuan yang dikomparasikan maka
sebelumnya harus dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas. Untuk
menguji normalitas digunakan Chi-Kuadrat sedangkan untuk menguji
homogenitas digunakan uji F.
1. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut:
57
x² hitung =
Riduwan, (2008: 124)
Keterangan:
x² : Nilai-nilai chi-kuadrat
ƒο : Frekuensi yang diobservasi (Frekuensi empiris)
ƒе : Frekuensi yang diharapkan (Frekuensi teoritis)
Menurut Riduwan (2008:124) kaidah keputusan pengujian
normalitas “adalah: “jika x² hitung ≤ x²tabel, artinya data berdistribusi
normal dan jika x² hitung ≥ x²tabel, artinya data tidak berdistribusi
normal”.
2. Uji homogenitas
Uji homogenitas digunakan uji F sebagai berikut:
Riduwan, (2007:121)
Kriteria pengujian menurut Riduwan (2008: 121): “Jika F hitung ≤
F tabel, berarti data homogen dan jika F hitung ≥ F tabel, berarti data tidak
homogen”.
3. Uji hipotesis
Uji hipotesis menggunakan uji t, untuk menguji apakah
penggunaan metode pemecahan masalah (problem solving) pada
pembelajaran ekonomi sebagai sistem informasi lebih baik dari hasil
belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode discovery.
F Hitung =
58
Menurut Subana, dkk (2000: 173), kriteria pengujian hipotesis
adalah: “Tolak Ho, jika t hitung > t tabel dalam hal ini H1 diterima.
Dengan taraf signifikan (α)= 0, 05 dan derajat kebebasan (dk) =n1 + n2 ‾ 2.
Rumus yang digunakan:
thitung=
√
Subana, dkk ( 2000:171)
Keterangan :
= Rata-rata data pada kelompok eksperimen
= Rata-rata data pada kelompok kontrol
n1 = banyaknya data pada kelompok eksperimen
n2 = banyaknya data pada kelompok kontrol
dsg = Nilai deviasi standar gabungan.
59
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dari data hasil pemerolehan didalam menjalankan penelitian ini di SMP
Unismuh yaitu data yang diperoleh skor belajar atau post-test pada peserta
didik sebanyak 45 dan pemerolehan data hasil belajar post test. Tiap-tiap
peserta didik 21 peserta didik dari kelas eksperimen, dan 24 peserta didik dari
kelas kontrol. SMP Unismuh Makassar menetapkan nilai KKM siswa yaitu
75. Pada kelas eksperimen siswa memperoleh nilai terendah pada kelas
eksperimen proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran alam
sekitar dan pada kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran ceramah.
Sampel yang dipilih pada penelitian ini ditentukan berdasarkan rata-rata nilai
rapor pada semester ganjil. Pada masing-masing kelas, penelitian memberikan
pre-test sebelum diberi perlakuan.
Post-test diberikan setelah proses pembelajaran bahasa Indonesia pada
masing-masing kelas telah diberi perlakuan yang berbeda yaitu, metode
pembelajaran alam sekitar pada kelas eksperimen dan metode pembelajaran
Konvensional atau ceramah pada kelas kontrol. Pemberian post-test bertujuan
untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah diterapkan dua metode
pembelajaran yang berbeda pada masing-masing kelas. Materi yang diajarkan
adalah Menulis Puisi. Instrumen soal pre-test dan post-test dalam bentuk uji
coba penulisan puisi.
60
1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Data hasil analisis statistik deskriptif memberikan data deskripsi tentang
nilai hasil belajar atau post-test siswa pada tiap-tiap kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Analisis statistik deskriptif juga menyajikan
jawaban atas permasalah yang telah dirumuskan dalam penelitian oleh
peneliti.
a. mendeskripsi data Hasil Belajar siswa dengan Metode Pembelajaran
Alam Sekitar.
Tabel 4.1. Skor Data Hasil Belajar (Post Test) Bahasa Indonesia siswa
yang Diajar menggunakan Metode Pembelajaran Alam
Sekitar.
Statistik Nilai Statistik
Ukuran Sampel
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Mean
Standard deviance
Varians
21
65
85
80,84
4,71
22,26
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, Augustus 2020
Pada Tabel 4.1 keterangan diatas dapat dilihat bahwa kelas yang
proses pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran alam
sekitar dengan jumlah 21 peserta didik. Nilai terendah adalah 65
sedangkan nilai tertinggi adalah 85. Untuk nilai rata-rata yang diperoleh
pada kelas eksperimen adalah 80,48. Standar deviasi dan varians
masing-masing 4,71 dan 22,26.
61
Ketika hasil data skor perolehan nilai hasil belajar atau post-test Bahasa
Indonesia yang pada kelas eksperimen disajikan didalam tabel yang
dilengkapi keterangan dikategorikan pada hasil belajar belajar menurut
pendapat Arikunto adalah :
Tabel 4.2 Hasil dan Pemerolehan Skor Data Hasil Belajar atau Post-
test Bahasa Indonesia pada Kelas Eksperimen
Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan
80-100
66-79
56-65
40-55
30-39
18
2
1
-
-
85%
10%
5%
Sangat Baik
Baik
Cukup
-
-
Jumlah 21 100%
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, Augustus 2020
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat diatas bahwa data hasil pemerolehan
terdapat 18 siswa dalam dikategorikan sangat baik dengan pemerolehan
persentase sebesar 85%, 2 peserta didik dalam kategori baik dengan
persentase sebesar 10%, dan 1 peserta didik dalam kategori cukup
dengan persentase sebesar 5%.
ketika data hasil pembelajar atau post-test Bahasa Indonesia dibuat
dalam tabel dengan Kriteria Kelulusan Maksimal atau nilai standar
berdasarkan ketentuan SMP Unismuh Makassar sebagai berikut :
Tabel 4.3. Kelulusan Nilai Hasil belajar atau Post-test Bahasa
Indonesia
Nilai
Belajar KKM
Frekuensi
Ketuntasan Persentase Ketuntasan
62
Post-test Tuntas
Tidak
tuntas Tuntas Tidak tuntas
75 20 1 95% 5%
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, Augustus 2020
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, terdapat sebanyak 20 peserta didik
yang masuk dalam kategori tuntas dengan persentase sebesar 95%
sedangkan 1 peserta didik lainnya dinyatakan tidak tuntas dengan
persentase sebesar 5%.
b. Mendeskripsi Olahan Data Hasil Belajar siswa dengan Metode
Pembelajaran ceramah
Tabel 4.4. dapat Deskripsi Data Skor Hasil Belajar (Post-test) Bahasa
Indonesia Peserta Didik yang Diajar dengan Metode
Pembelajaran ceramah
Statistik Nilai Statistik
Ukuran sampel
Nilai terendah
Nilai tertinggi
Mean
Standar deviasi
Varians
24
60
85
74,79
7,72
59,73
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, Augustus 2020
Pada Tabel 4.4 di atas dapat dapat dilihat bahwa kelas yang proses
pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran Konvensional
dengan jumlah 24 peserta didik. Nilai terendah adalah 60 sedangkan
nilai tertinggi adalah 85. Untuk nilai rata-rata yang diperoleh pada kelas
kontrol adalah 74,79. Standar deviasi dan varians masing-masing 7,72
dan 59,73.
63
Ketika data hasil skor belajar atau post-test bahasa Indonesia
dalam kelas kontrol dibuat dalam tabel yang dilengkapi keterangan skor
hasil belajar menurut Arikunto adalah sebagainya:
Tabel 4.5. Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar atau Post-test
Bahasa Indonesia pada Kelas Kontrol
Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan
80-100
66-79
56-65
40-55
30-39
11
9
4
-
-
46%
37%
17%
Sangat Baik
Baik
Cukup
-
-
Jumlah 24 100%
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, Augustus 2020
Pada Tabel 4.5 dapat table diatas dapat menunjukkan bahwa terdapat 11
siswa di kategori baik dengan persentase sebesar 46%, 9 peserta didik
dalam kategori baik dengan persentase sebesar 37%, dan 4 peserta didik
dalam kategori cukup dengan persentase sebesar 17%.
Ketika data hasil belajar atau post test bahasa Indonesia dibuat
dalam tabel dengan kriteria kelulusan maksimal atau nilai standar
berdasarkan ketuntasan di SMP Unismuh Makassar sebagai berikut :
Tabel 4.6. Kelulusan Pemerolehan Hasil Belajar atau Post Test Bahasa
Indonesia pada Kelas Kontrol
Nilai
Belajar
Post-test
KKM
Frekuensi
Ketuntasan Persentase Ketuntasan
Tuntas Tidak
tuntas Tuntas Tidak tuntas
75 14 10 58% 42%
64
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, Augustus 2020
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, ada 14 siswa termasuk dalam
kriteria tuntas dengan persentase sebesar 58% sedangkan 10 peserta
didik lainnya dinyatakan yang tidak mencapai tuntas dengan persentase
nilai sebesar 42%.
c. Dari Beberapa Perbedaan Nilai Pre Test dan Post Test pada kelas
Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Tabel 4.7. Terdapat Beberapa Perbedaan Nilai Berdasarkan
pemerolehan nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen
dengan Kelas Kontrol
Nilai rata-
rata peserta
didik
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pre test Post test Pre test Post test
69,66 80,47 63,5 74,79
menunjukkan kemajuan berdasarkan hasil data nilai yang
diperoleh pre test dan post test pada dua kelas yaitu pada kelas
eksperimen mengalami pemerolehan nilai sebanyak 10,81 dan kelas
kontrol mengalami kemajuan nilai sebanyak 11,29.
2. Hasil Analisis Statistik Inferensial
Hasil statistik inferensial dapat digunakan dalam menjawab
hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk melakukan uji statistik inferensial,
terlebih dahulu data harus dipastikan bahwa data berdistribusi normal dan
homogen dengan cara melakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
65
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data
penelitian berdistribusi normal atau tidak. Peneliti menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov untuk menguji normalitas data penelitian.
Hasil uji normalitas yang dilakukan, dapat dilihat bahwa nilai
signifikan dapat diperoleh bahwa untuk data kelas eksperimen dan
kelas kontrol masing-masing 0,029 dan 0,250. Pengambilan keputusan
Uji normalitas adalah jika sig(2-tailed) lebih besar dari (>0,05) maka
data tersebut berdistribusi normal. Hasil olahan data SPSS untuk uji
normalitas dapat dilihat pada lampiran.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas menggunakan uji Levene digunakan untuk
melihat homogenitas data. Apabila hasil dari uji homogenitas
menggunakan SPSS, maka nilai yang diperoleh adalah sebagai berikut
0,004. Data pengambilan keputusan Uji Homogenitas apabila nilai
tersebut >0.05 maka data tersebut homogen, begitupun sebaliknya.
Hasil olahan data SPSS untuk uji homogenitas dapat dilihat pada
lampiran.
c. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dimana data
penelitian berdistribusi normal dan homogen sudah memenuhi syarat
untuk melakukan analisis statistik inferensial, maka untuk melanjutkan
uji hipotesis akan digunakan uji-t. Adapun kriteria pengujiannya
adalah Ho diterima atau H1 ditolak jika ≤ thitung ≤ ttabel sebaliknya, jika
66
thitung ≥ttabel maka Ho ditolak atau H1 diterima. Dengan α = 0, 05.
Artinya, tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil perolehan
belajar siswa yang diberi perlakuan menggunakan metode
pembelajaran alam sekitar dengan siswa yang menggunakan metode
ceramah
Selain itu pengujian hipotesis juga dapat ditentukan dengan
menggunakan uji independent samples test oleh SPSS. Berdasarkan
output uji independent samples test oleh SPSS nilai sig.(2 tailed)
adalah 0, 009. Syarat pengambilan keputusan Uji Hipotesis yaitu
apabila nilai sig.2 tailed <0,05 maka terdapat perbedaan yang tidah
terlaluh jauh antara hasil belajar siswa yang diajar memakai metode
alam sekitar dengan peserta didik yang diajar memakai metode
Konvensional, begitupun sebaliknya. Output uji independent samples
test oleh SPSS nilai sig (2 tailed) dapat dilihat pada lampiran.
3. Persentase Penggunaan Metode Pembelajaran Alam Sekitar dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Tabel kriteria persentase penggunaan pembelajaran yang
digunakan sebagai acuan untuk melihat penggunaan metode pembelajaran
Alam Sekitar pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Table 4.8. Kriteria Persentase Penggunaan Metode Pembelajaran Alam
Sekitar dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Persentase Kriteria
0%-20% Tidak Pengaruh
67
21%-40% Kurang Pengaruh
41%-60% Cukup Pengaruh
61%-80% Baik
81%-100% Sangat Berpengaruh
Sumber : Ridwan 2005 dalam Utami 2016
Dengan memudahkan dalam menentukan seberapa besar pengaruh
metode pembelajaran alam sekitar dalam penelitian ini, maka peneliti
membuat tabel persentase ketuntasan belajar kemudian dicocokkan dengan
tabel kriteria persentase pengaruh pembelajaran sebagai berikut :
Tabel 4.9. Kelulusan Pengaruh Nilai Hasil Belajar atau Post Test Bahasa
Indonesia pada Kelompok Kelas Eksperimen
Frekuensi
Ketuntasan
Persentase
Ketuntasan
Pembelajaran
Tuntas Tidak
tuntas Tuntas
Tida
Tuntas 95%
20 1 95% 5% Sangat Berpengaruh
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, Augustus 2020
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode
pembelajaran alam sekitar dan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar peserta didik yang diajar menggunakan
metode pembelajaran alam sekitar dengan peserta didik yang diajar
menggunakan metode pembelajaran Konvensional pada umumnya. Materi
yang diajarkan pada penelitian ini adalah Penulisan Puisi yang diperoleh pada
penelitian ini berupa pemerolehan hasil belajar atau posttest pada kelompo
kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Dalam hal ini kelas
68
eksperimen diajar dengan metode pembelajaran alam sekitar dan kelas kontrol
diajar dengan metode pembelajaran Konvensional.
Dengan data hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dideskripsikan
sebagai berikut :
1. Perolehan Belajar Siswa yang Diajar Memakai Metode Alam Sekitar
Sebelum diberi perlakuan pada kelas eksperimen, terlebih dahulu
peneliti memberikan pre test untuk diketahui kemampuan pertama siswa
menggunakan instrumen Uji Coba Penulisan Puisi. Dalam penerapannya,
metode pembelajaran alam sekitar diharapkan mampu menjadikan
pembelajaran yang berpusat pada siswa atau student center. Dalam proses
pelaksanaan pembelajaran dengan metode Alam Sekitar di kelas
eksperimen, terdapat beberapa hambatan. Peserta didik mengalami
kesulitan dalam melaksanakan tugas yang diberikan.
Adapun bentuk tugas yang diberikan dalam bentuk kelompok
memiliki beberapa tahap penyelesaian diantaranya perumusan tema,
pengimajinasian yang dilakukan di ruangan terbuka dan lebih bebas.
Sehingga peserta didik pasti mengalami beberapa kesulitan dalam proses
penyelesaian meskipun telah diberikan petunjuk dan arahan kemudian
guru tidak menindaklanjuti permasalahan tersebut. Akibatnya, dalam
proses penelitian terjadi kesalahan dalam perumusan masalah oleh peserta
didik yang seharusnya rumusan masalah tersebut dijadikan sebagai
problem kelas saat itu yang harus didiskusikan.
69
Hambatan lain yang ditemukan dalam penerapan Metode
Pembelajaran Alam Sekitar adalah tidak semua peserta didik mampu
beradaptasi dengan metode pembelajaran yang dilaksanakan di luar
ruangan, dimana beberapa peserta didik juga ada yang hanya suka
berkeliaran bebas saja.
Metode pembelajaran Alam sekitar yang digunakan di kelas
eksperimen menghasilkan nilai rata-rata hasil belajar dari 21 peserta didik
sebesar 80,47. Sedangkan jumlah siswa yang masuk dalam kategori
ketuntasan hasil belajar sejumlah 20 siswa dengan pengkategorian 95%.
2. Data Hasil Belajar siswa yang diajar menggunakan metode konvensional
Kelas kontrol adalah kelas yang kegiatan pembelajarannya
diterapkan metode pembelajaran Konvensional. Dalam pelaksanaanya,
pembelajaran Konvensional ini berpusat pada guru atau teacher center.
Materi pembelajaran disampaikan oleh guru di dalam kelas saat proses
pembelajaran berlangsung. Meskipun guru sebagai pusat pembelajaran
tetapi tidak menutup kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan. Keadaan kelas kontrol lebih kondusif dibanding kelas
eksperimen. Pemberian tugas untuk kelas eksperimen tidak begitu
menyulitkan peserta didik untuk menyelesaikannya. Hal ini karena peserta
didik telah terbiasa menyelesaikan tugas serupa dan tidak memerlukan
tahap-tahap penyelesaian yang khusus.
Metode pembelajaran Konvensional yang diterapkan di kelas
kontrol memperoleh nilai rata-rata hasil belajar dari 24 peserta didik
70
sebesar 74,79. Nilai hasil jumlah pemerolehan siswa yang masuk dalam
kategori lulus dalam belajar adalah 14 siswa dengan persentase 58%.
3. Dapat diketahui bahwa hasil perbedaan perolehan belajar Belajar
kelompok Kelas Eksperimen dan Hasil Belajar Kelas Kontrol
Seperti disebutkan sebelumnya, data hasil penelitian berupa rata-
rata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing
adalah 80,47 dan 74,79 dimana kelas eksperimen mengalami kemajuan
dengan jumlah rata-rata sebanyak 10,81 dan kelas kontrol mengalami
kemajuan sebanyak 11,29. Jika dilihat dari nilai rata-rata tersebut maka
kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata yang lebih rendah dibanding
kelas kontrol.
Selanjutnya, jika ditinjau dari persentase kelulusan hasil belajar
kelompok, maka kelas eksperimen menghasilkan persentase lulus siswa
sebanyak 95% sedangkan kelas kontrol memperoleh persentase kelulusan
siswa sebanyak 58%. dengan ini menjelaskan bahwa kelas yang diajar
dengan metode alam sekitar memperoleh persentase ketuntasan yang
lebih besar jika dibandingkan dengan kelas yang diajar menggunakan
metode pembelajaran Konvensional.
Pada hasil penelitian telah disajikan tabel kriteria pengaruh
tidaknya pembelajaran yang digunakan untuk melihat seberapa besar
keefektifan metode pembelajaran alam sekitar dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia di kelas eksperimen. Berdasarkan tabel 4.11 persentase siswa
yang lulus sebanyak 95%. Ketika ditinjau dari kriteria pengaruh tidaknya
71
dalam belajar 95% berada dalam rentang 81-100% maka keefektifan
pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Pemecahan Masalah
termasuk dalam kategori “Sangat Pengaruh”.
Hasil analisis statistik inferensial dengan uji-t menunjukkan bahwa
tidak beda jauh antara hasil belajar yang siswa pada kelas eksperimen
yang diajar memakai metode alam sekitar dengan nilai hasil belajar peserta
didik pada kelas kontrol yang memakai metode belajar. Begitupun hasil
yang diperoleh yakni independent samples test menunjukkan nilai sig. (2
tailed) yang >0, 05. Sehingga penarikan kesimpulannya sama dengan uji-
t.
72
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uji statistik diperoleh,yang diperoleh tidak terdapat perbedaan
yang yang jauh antara nilai hasil belajar siswa yang diajar memakai metode
Alam Sekitar dan hasil belajar siswa yang diajar memakai metode ceramah
Data hasil penelitian berupa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
dengan menggunakan metode pembelajaran alam sekitar adalah 80, 47
menunjukkan kelas eksperimen mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar
10, 81. Data hasil penelitian berupa rata-rata hasil belajar kelas kontrol dengan
menggunakan metode Discovery adalah 74,79 menunjukkan kelas kontrol
mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 11, 29.
Pengaruh metode pembelajaran alam sekitar memperoleh persentase
kelulusan siswa sebanyak 95% dan metode pembelajaran Konvensional
menghasilkan persentase kelulusan siswa sebanyak 58 %. Dengan ini
menunjukkan bahwa kelas yang diajar memakai alam sekitar memperoleh
persentase ketuntasan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan kelas
yang diajar memakai metode secara Konvensional.
73
B. Saran
dengan hasil penelitian yang capai saran- saran yang dapat diajukan
adalah diantaranya pendidik seharusnya membiasakan peserta didik diajar
menggunakan metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student
center). Sehingga peserta didik perlahan akan beradaptasi menjadikan dirinya
sebagai peserta didik yang aktif dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini memiliki begitu banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
berbagai aspek. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan
penelitian tentang metode pembelajaran alam sekitar dalam penulisan puisi
agar kiranya memahami dengan baik konsep metode pembelajaran yang akan
digunakan atau diterapkan kepada peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani. 2008. Pembelajaran Apresisi Sastra Berbasis Quantum Lerning di
Sekolah Dasar. Surakarta: UNS Press.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Checep. 2008. Pendekatan dan metode pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ekawat. 2018. Skripsi. Pengaruh Ilustrasi Nasyd terhadap Kemampuan Menulis
Puisi Siswa VIII MTS Negri Bantaeng. Makassar: Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Harianto, Budi Teguh. 2018. Skripsi. Pengaruh Metode Sugesti Imajinasi dan
Kreativitas terhadap Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas IX SMP.
Universitas Jambi
Idayani. 2019. Skripsi. Peningkatan Kemampuan Menulis Rangkuman Isi Buku
Melalui Model Tipe Think Pair Share (TPS) Siswa Kelas VII SMP Negeri
9 Satap Pulau Kulambing Kabupaten Pangkep. Makassar: Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Rosdakarya.
Lipson, Marjorie Y., Sheila W., Karen K., & Cahrles W. Peters.2003.‟‟Language
Arts‟‟ Integratio to Improve and learning‟‟. Reprinted by Permission of
National Council of Teacher of english NCTE, 70.p.p252-262.
Nadapdap, Herlinda Wati. 2019. Skripsi. Pengaruh Penggunaan Model
Pembelajaran Concept Sentence (Konsep Kalimat) Terhadap Kemampuan
Menulis Puisi pada Siswa Kelas XI SMA Swasta GKPI Padang Bulan
Medan. Universitas HKBP Nommensen.
Majid. Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: Rosdakarya.
Maolani, Ilam. 2007, Metode Pembeajaran. Dalam http://ilam-
maolani.com/2007/12/metode-pembelajaran.html. diakses pada 8 januari
2020.
Nurgiyantoro Burhan. 2009. Penilaian dalam Pengajaran Bahas dan Sastra. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: BPEE.
Pradopo Rahmat Djoko. 2003. Beberapa Teori Sastra Metode Kriti, dan
Penerapannya. Cetakan dua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pradopo. Rahmat Djoko. 2009. Pengkajian puisi. Cetakan XI. Jakarta:
Yogyakarta: Gaja Mada University press.
Prasetiyo Budi. 2007.Peningkatan Pembelajaran Dengan Strategi Pikir Plus.
Jurnal pendidikan inovatif. 2, 57-63. Pradopo. Rahmat Djoko. 2009.
Pengkajian puisi. Cetakan XI. Jakarta: Yogyakarta: Gaja Mada University
press.
Pusat kurikulum Badan Penelitian dan Pengembagan Departemen Pendidikan
Nasional. 2006. Model Penilaian Kelas Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan SMP/MTS. Badan penelitian dan pengembagan KTSP:
Depdiknas.
Rahmanto B. 2005 Metode pengajaran sastra. Yogyakarta kanisius.
Rahmawati. 2008. Skripsi. Peningkatan Keterampilan Menulis dengan Metode
Berkunjung Kelingkungan Sekitar (fielid trip) pada siswa kelas V SD
Negeri 1 Kalurejo Kecamatan Naguntonadi Kabupaten Wonogiri. UMS.
Ridlo. 2005. Pendekatan Jelaja Alam Sekitar (JAS). Semarang: Biologi FIMP.
Riduwan. 2007. Rumus dan data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.
Roestiyah.2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Sagal.
Saiyful. 2006, Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabet.
Sarawiji, Suwandi 2009. Penilaian Tindakan Kelas (PTK) dan penulisan karya
ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.
Sayuti, Suminto A. 2002 Berkenalan dengan puisi yogyakarta Gama Media
Sayuti, Sumunto, 2002. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama
Media.
Semi, Atar. 1993. Anatomi Sastra.padang: Angkasa Raya.
Setyaningsih Dwi. 2010. Penerapan Metode Field Trip Untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas VII B SMP Bhinneka Karya
Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010 (Doctoral dissertation, Universitas
Sebelas Maret).
Siti, Zulaikhoh. 2009. Skripsi. Peningkatan Metode Field Trip untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis Deskripsi Pada Siswa XI SMA Negeri
1 Ngemplak Kabupaten Boyolali. UMS.
Subyakno dan Nababang. 1993. Metode Pengajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia
Pustaka.
Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Rosdakarya.
Sugiyono. 2017 Metode Pnelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif.
Dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Suliani, Ni Nyoman Wetty. 2011 Strategi Pembelajaran Bahasa indonesia
Bandarlampung: Universitas Lampung.
Tarigan, Henry Guntur. 2013. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa Edisi
Revisi. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H.G. 2008. Pengajaran Sintaksis Angkasa. Membaca Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa Bandung: Angkasa.
Waluyo. J. Herman. 2005. Apresiasi puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Waluyo.J. Herman. 2001. Teori Drama dan Pengajaran. Yogyakarta: Hanindia.
Widowati. 2007. Skripsi. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Teknik
Pengamatan Objek Secara Langsung pada Siswa Kelas X MA Al Asror
patemon Gunugpati Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. UNNES.
Lampiran 1
DOKUMENTASI PROSES PENELITIAN DI SMP
UNISMUH MAKASSAR
Lampiran 2
HASIL POST-TEST SISWA KELAS VIII SMP UNISMUH MAKASSAR
1. KELAS KONTROL
2. KELAS EKSPERIMEN
Lampiran 3
DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIIB1 DAN VII B2
SMP UNISMUH MAKASSAR
NO. KELAS VII B2 (KONTROL) KELAS VII B1 (EKSPERIMEN)
1 AHMAD FATIR A. RADITYA GHIFARI
2 AIMAN NAUFAL ANDI MUHAMMAD MUADDIL
3 AMRILLAH FEBRIADI ASLAM KHAIRUL ANAM
4 ANDI ASHABUL FACHRI MUHAMMAD
5 ATHA RESKY RASIYD ZAINUDDIN FARID SYAWAL HABIBI
6 AZLAR FAIRUS PRATAMA ZAS FITRAH ALIF FIRMANSYAH
7 DZAKY ICHARY AHMAD HABIB ALI MUSLIH
8 FARHAN PRATAMA IHSANUL MUHAMMAD AT TABRANI
9 GIFARI MAULANA YUNIAR M RAIHAN DWI ANDIKA
10 HAEKAL CAESAR MALLARANGI MUH ALIF TEGUH WIRATAMA Y
11 HAFIDZ MEDUTAR DAHLAN MUH ARSY AL GHIFARI
12 HAYKAL AL-FARABY NURFAN MUH ATHAR RIZQULLAH HARRYS
13 M AGUNG PRASETIYO MUH FAYZUL HAQ M
14 MUH ADITYA FIRMANSYAH MUH FIKRA SHADIQ
15 MUH ALDO PRATAMA MUH IKRAM RAMADHAN
16 MUH AIKAT ABDUL FATIR MUH MUAYYAD NUZUL
17 MUH DIZAR ALGIFARY ADY MUH RAIYAN ASSYURAH L
18 MUH FARSYA FAIZAL MUHAMMAD AWWAL
19 MUH LUKMAN NURHAKIM MUH NUR AKRAM
20 MUH SULTAN RIZAL NUR RESKY BADARUDDIN
21 MUH SYUKRI RAYHANSYAH PUTRA
22 MUH THORIQ AL-FARABI
23 MUHAMMAD RAUSYANFIKR ARSAN
24 M RIFQI FADHILS
Lampiran 4
DAFTAR NILAI PRE-TEST DAN POST-TEST SISWA KELAS VII B1
DAN VII B2 SMP UNISMUH MAKASAR
No. Kelas VII B2 (Kontrol) Kelas VII B1 (Eksperimen)
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
1. 56 75 75 80
2. 65 75 61 80
3. 65 80 83 85
4. 60 65 83 85
5. 75 80 73 80
6. 45 75 60 80
7. 65 80 60 65
8. 75 70 73 80
9. 65 70 70 80
10. 75 80 75 85
11. 65 70 75 80
12. 70 85 71 75
13. 45 60 78 85
14. 46 60 55 85
15. 61 80 65 80
16. 55 70 61 80
17. 65 85 70 85
18. 61 65 65 80
19. 70 80 75 80
20. 65 70 65 75
21. 70 85 70 85
22. 70 80
23. 65 70
24. 70 85
RIWAYAT HIDUP
HASNIAR, 2020. Lahir di Jeneponto pada tanggal 7
September 1997. Penulis adalah anak pertama dari
dua bersaudara, merupakan buah hati dari pasangan
ayahanda Zainuddin dan Ibunda Sumiati, penulis
memulai jenjang pendidikan formal di SD Inpres
Tinali pada 2005 dan selesai 2010. Penulis
melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama di SMP Negeri 2 Mamuju
Kabupaten Mamuju dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun yang sama
melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Kalukku
Kabupaten Mamuju dan tamat pada tahun 2016. Kemudian pada tahun yang sama
penulis mendaftar sebagai mahasiswa di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Makassar.