Pengaruh Penerapan Layanan Marketing Syariah dan Kepuasan ...
Transcript of Pengaruh Penerapan Layanan Marketing Syariah dan Kepuasan ...
Pengaruh Penerapan Layanan Marketing Syariah dan Kepuasan Pelanggan Terhadap
Loyalitas Pelanggan (Rumah Makan Wong Solo Cabang Tebet)
Proposal Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.sy)
Oleh :
Ida Farida
NIM : 105046101594
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
ABSTRAK
Ida Farida (105046101594): “Pengaruh Penerapan Layanan Marketing
Syariah dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan (Rumah Makan
Wong Solo Cabang Tebet)”, Program Strata 1 (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah,
Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Penelitian ini adalah penelitian empiris yang dilakukan pada tahun 2011 yang
bertujuan untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan kualitas layanan rumah
makan yang berlandaskan usaha Islami terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas
pelanggan. Penelitian ini dilakukan pada Rumah Makan Wong Solo cabang Tebet.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain survei.
Responden adalah pelanggan rumah makan Wong Solo cabang Tebet. Penelitian ini
menggunakan metode path analisis. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat
hubungan searah dan signifikan antara kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan,
kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan. Sementara pengaruhnya sangat
kuat.
Selain hal itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana
kontribusi kualitas layanan rumah makan Wong Solo yang berdasarkan unit usaha
Islami terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan. Hasil penelitian
menyatakan bahwa Koefisien korelasi yang bernilai positif menunjukan hubungan
yang searah kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan
terhadap loyalitas pelanggan.
KATA PENGANTAR
Assalamu „alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah bi ni‟matillah rasa puji syukur penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT., karena atas ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan naskah skripsi yang
berjudul “Pengaruh Penerapan Layanan Marketing Syariah dan Kepuasan Pelanggan
Terhadap Loyalitas Pelanggan (Rumah Makan Wong Solo Cabang Tebet)”. Shalawat
serta salam teriring semoga selalu tercurah kepada junjungan Rasul akhir zaman
peletak ekonomi syariah, Rasulullah Sayyidina Nabiyyina Muhammad SAW,
keluarga, sahabat serta para pengikutnya, atas jasanya yang telah membawa umat
manusia dari jalan kegelapan dan mengantarkannya menuju masyarakat
berperadaban.
Sejatinya skripsi adalah gambaran komprehensif dari kemampuan mahasiswa
yang didapat selama perkuliahan. Dalam proses penulisan skripsi ini begitu banyak
kekurangan, yang merupakan kedangkalan pengetahuan dari penulis. Karenanya
kritik dan saran dari pembaca sangat penulis nantikan agar kesalahan serupa tidak
terulang dimasa depan.
Selama masa perkuliahan hingga tahap akhir penyusunan skripsi ini banyak
pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi bagi penulis. serta banyak
kendala yang penulis hadapi, baik yang bersifat akademisi maupun non akademisi.
Munculnya berbagai hambatan dan kesulitan seakan terasa ringan berkat
bantuan dan dorongan berbagai pihak. Dengan penuh rasa hormat penulis
menghaturkan ungkapan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan
Fakultas Syari‟ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi
Islam) dan Bapak Mu‟min Rauf, M.A selaku Sekretaris Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam) terima kasih atas waktu dan saran yang diberikan sehingga
penulisan skripsi ini selesai.
3. Bapak Hermawan Setiawan, S.Si, Msi selaku dosen pembimbing skripsi yang
dengan penuh kesabaran membimbing, memberikan banyak arahan, masukan dan
saran serta telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan penilaian
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Segenap para Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya dosen prodi Muamalat yang
telah berbagi ilmu, pengetahuan, pemikiran dan gagasan kepada penulis selama
berada di bangku kuliah.
5. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas pelayanannya
yang sangat membantu penulis dalam memperoleh buku-buku referensi dalam
penyusunan karya ilmiah ini.
6. Bapak Adnan dari Rumah Makan Wong Solo pusat di Medan, Bapak Rahmat dan
segenap karyawan Rumah Makan Wong Solo cabang Tebet, yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan survey.
7. Untuk keluarga tercintaku, kedua orang tua penulis Ayahanda tersayang Drs.
Acih Nasir dan ibunda tercinta Rodemah, SPdI yang selalu membimbingku
dengan segala cinta, kasih sayang, serta doa di setiap penghujung sholatnya yang
tak kan lekang oleh waktu. Dan memberikan semangat dalam menuntut ilmu baik
secara moril maupun materil.
8. Adik - adik tersayang, (Abdurrahman Fadillah dan Syaiful Anwar), terima kasih
banyak atas segala bantuan moril maupun materil, semoga tali persaudaraan ini
akan tetap terjaga seutuhnya.
9. Guru-guru besar dan Sahabat-sahabat dari pondok pesantren Daar El-Qolam,
semoga tali silaturrahmi ini tetap terjaga sampai kapan pun.
10. Teman-teman seperjuangan di PS B ‟05, Terkhusus sahabatku; ikay, may, dawi,
azza dan khaidir. Semoga persahabatan kita tidak putus sampai disini. Mudah-
mudahan kita selalu di berikan kemudahan dan perlindungan oleh-Nya di luar
sana. Amin.
11. Untuk teman-teman yang selalu membantu dikala ada kesempatan, khususnya
untuk devi, kak Zaid, khaidir, dan kak eza yang sudah meluangkan waktu untuk
menemani dan mensupport untuk segera menyalesaikan skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu untuk segala
kontribusinya, baik secara langsung maupun tidak langsung hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan Bapak, Ibu, dan saudara
semua dengan pahala yang berlipat ganda.
Jazaa kumullah Khairan Katsiraa.
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 31 Mei 2011
(Ida Farida)
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................................... 6
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 7
D. Tinjauan Studi Terdahulu..................................................................... 7
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian............................................. 10
F. Hipotesis .............................................................................................. 12
G. Metode Penelitian ................................................................................ 13
1. Jenis Penelitian ............................................................................. 13
2. Jenis Data dan Sumber Data .......................................................... 14
3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .................................... 14
1) Teknik pengumpulan data ....................................................... 14
2) Instrumen Penelitian ................................................................ 16
3) Menguji Validitas ..................................................................... 21
4) Menguji Reliabilitas ................................................................. 23
4. Populasi dan Sampel ...................................................................... 26
5. Teknik Penarikan Sampel .............................................................. 27
6. Teknik Analisis Data ..................................................................... 27
7. Uji Hipotesa .................................................................................. 32
H. Teknik Penulisan ................................................................................. 33
I. Sistematika Penelitian ......................................................................... 33
BAB II PEMBAHASAN TEORITIS .......................................................................... 35
A. MARKETING SYARIAH ...................................................................... 35
1. Pengertian Marketing ......................................................................... 35
1) Pemasaran dalam perspektif syariah ............................................ 39
2) Kualitas pelayanan ....................................................................... 49
B. KEPUASAN PELANGGAN ................................................................... 56
C. LOYALITAS PELANGGAN .................................................................. 61
1. Pengertian loyalitas ............................................................................. 61
2. Strategi untuk meningkatkan loyalitas ................................................ 64
BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH MAKAN WONG SOLO .......................... 67
A. Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo
Food Business Bernuansa Islami .............................................................. 67
B. Wong Solo sukses Dengan Nuansa Islam ................................................ 69
C. Manajemen SDM ..................................................................................... 71
D. Budaya Kerja ............................................................................................ 73
E. PENGEMBANGAN USAHA (INTERN) ............................................... 74
F. Kriteria Kesuksesan RM Wong Solo ....................................................... 75
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ........................................................... 80
A. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ..................................................... 80
1. Analisis Deskriptif Statistik pada Rumah Makan Wong Solo ................. 80
2. Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatori Factor Analisysis) .............. 83
a. Menguji Model Pengukuran ......................................................... 83
b. Validitas konstruk ........................................................................ 90
c. Uji Hipotesis ................................................................................. 99
B. Interpretasi Hasil .................................................................................... 101
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ............................................................. 105
A. Kesimpulan ............................................................................................. 105
B. Implikasi ................................................................................................. 108
1. Implikasi Manajerial …………………………………………….…108
2. Keterbatasan Penelitian ………………………………………….....110
3. Implikasi Untuk Penelitian Mendatang ……………………………110
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 112
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia perdagangan secara umum, persaiangan ketat menyebabkan
perusahaan sulit untuk meningkatkan jumlah pelanggan, di pasar yang sudah ada,
terlalu banyak produk dengan berbagai keunggulan serta nilai lebih ditawarkan oleh
para pesaing, sehingga sulit bagi perusahaan untuk merebut pangsa pasar pesaing. Di
sisi lain, untuk memasuki pangsa pasar baru, diperlukan biaya cukup besar. Penelitian
menunjukkan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan pelanggan baru 6
kali lebih besar dari biaya untuk mempertahankan pelanggan.
Pemasar pada umumnya menginginkan bahwa pelanggan yang diciptakannya
dapat dipertahankan selamanya. Ini bukan tugas yang mudah mengingat perubahan-
perubahan dapat terjadi setiap saat, baik perubahan pada diri pelanggan, seperti selera
maupun aspek-aspek psikologis serta perubahan kondisi lingkungan yang
mempengaruhi aspek-aspek psikologis, sosial dan kultural pelanggan.1
Sebagai salah satu solusi untuk menghadapi permasalahan diatas adalah
mengembangkan usaha dengan hal yang berbeda tanpa harus mengeluarkan biaya
yang terlalu besar, pengusaha dapat mengubah sistem kerja atau pun keseluruhan
usahanya dari yang bersifat umum dan konvensional ke pada sistem kerja atau usaha
1 Ali Hasan, Marketing, (Yogyakarta: MedPress, 2008), hal.78
2
yang Islami, sesuai dengan syariat Islam. Mengingat mayoritas penduduk yang ada di
Indonesia adalah muslim, jadi bukan tidak mungkin, ada beberapa konsumen yang
merasa puas dengan pelayanan, sistem kerja atau keseluruhannya pada sebuah usaha
Islami, dan bukan tidak mungkin konsumen tersebut menjadi salah satu pelanggan
tetap dan loyal. Dan salah satu usaha yang dapat menjadikan pelanggan puas dan
loyal adalah dengan pelayanan dan pemasaran yang baik.
Pemasaran (marketing) adalah salah satu bentuk muamalah yang dibenarkan
dalam Islam, sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal yang
terlarang oleh ketentuan syariah. Profesor Philip Kotler mendefinisikan pemasaran
sebagai sebuah proses sosial dan manajerial dimana individu-individu dan kelompok-
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan,
penawaran, dan pertukaran produk-produk atau value dengan pihak lainnya.2
Sedangkan pemasaran syariah (marketing syariah) adalah bentuk pemasaran
yang berlandaskan pada hukum Islam, pada peraturan-peraturan Islam, serta tidak
bertentangan dengan peraturan tersebut. Adapun karakteristik pemasaran sesuai
dengan syariah adalah :
2 Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: Mizan,
2006), hal.26
3
1) Ketuhanan (rabbaniyah)
Bersifat religius: Keyakinan bahwa hukum-hukum syariat merupakan hukum yang
paling adil dan paling sempurna, dan Perasaan merasa bahwa Allah senatiasa
mengawasinya.
2) Etis (akhlaqiyyah)
Mengedepankan masalah akhlak (moral dan etika) dalam seluruh aspek kegiatannya.
3) Realistis (al-waqi'yyah)
bukan konsep yang eksklusif, fanatis, anti modernitas, dan kaku, melainkan fleksibel
dalam koridor syariah.
4) Humanistis (insaniyyah)
Bersifatnya humanistis universal.
Untuk sebuah restoran, pelayanan adalah hal yang terpenting kedua setelah
cita rasa enak yang diberikan restoran. Pelayanan merupakan penunjang untuk
kenyamanan pelanggan, bagaimana pelayan menjamu pelanggan ketika baru sampai
di restoran hingga pelanggan mendapatkan makanan yang dipesan. Tidak sedikit
pelanggan yang kecewa karena pelayanan yang kurang baik yang diberikan pelayan
terhadap pelanggan. Bagi pelanggan yang baru pertama kali datang ke restoran, hal
pertama yang dirasakan adalah pelayanan restoran tersebut dan selanjutnya adalah
rasa dari masakan yang disajikan, ketika pelanggan merasa nyaman dengan pelayanan
4
dan cocok dengan rasa yang disajikan, bukan tidak mungkin pelanggan tersebut akan
kembali lagi untuk merasakan kenyamanan dan kenikmatan rasa yang diberikan oleh
restoran, dan bisa jadi pelanggan merekomendasikan restoran tersebut untuk
dijadikan salah satu rujukan tempat makan yang nyaman dan enak. Dan pelanggan
tersebut menjadi salah satu pelanggan yang loyal.
Sebelum mencapai kepada titik loyalitas, pelanggan akan melewati tahapan
kepuasan terlebih dahulu. Dengan pelayanan yang dapat memuaskan pelanggan,
perusahaan memiliki peluang untuk mendapatkan pelanggan yang loyal.
Pemahaman loyalitas pelanggan sebenarnya tidak hanya dilihat dari transaksi
nya saja atau pembelian berulang (repeat customer). Ada beberapa ciri sebuah
pelanggan bisa dianggap loyal. Antara lain :3
a) Pelanggan yang melakukan pembelian ulang secara teratur
b) Pelanggan yang membeli untuk produk yang lain ditempat yang sama
c) Pelanggan yang mereferensikan kepada orang lain
d) Pelanggan yang tidak dapat dipengaruhi oleh pesaing untuk pindah
3 Yuda wicaksana putra, “Definisi Loyalitas Pelanggan”. Artikel diakses pada 18 januari
2008 dari http://ymanajemen.wordpress.com/2008/01/18/definisi-loyalitas-pelanggan/
5
Customer loyal merupakan invisible advocate bagi kita. Mereka akan
berupaya membela produk kita dan secara sukarela akan selalu berusaha
merekomendasikan kepada orang lain. Secara otomatis word of mouth akan bekerja.
Sedangkan dimensi loyalitas ada 4 yaitu : Transaction, Relationship,
Partnership dan Ownership. Bahwasanya ketika pelanggan loyal, maka tidak hanya
mereka keinginan bertransaksi tetapi juga berelasi, menjalin kerjasama bahkan
mungkin ingin “memiliki”.
Loyalitas pelanggan merupakan kekuatan kita dalam menciptakan barrier to
new entrans (menghalangi pemain baru masuk). Dalam rangka menciptakan customer
loyalty maka perusaaan harus berpikir untuk dapat menciptakan customer satisfaction
terlebih dahulu. Salah satunya yaitu melalui Relationship Marketing yang tidak hanya
mengutamakan pada bagaimana menciptakan penjualan saja tetapi bagaimana
mempertahankan pelanggan dengan dasar hubungan kerjasama dan kepercayaan
supaya tercipta kepuasan pelanggan yang maksimal dan sustainibility marketing.
Pemasaran bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi pelanggan,
melalui sebuah pelayanan diharapkan tidak hanya kepuasan saja yang akan
didapatkan, melainkan melebihi dari kepuasan pelanggan, yaitu loyalitas pelanggan.
Ketika perusahaan mempunyai banyak pelanggan yang loyal, maka hal ini akan
mempermudah perusahaan dalam mengembangkan produk-produknya, dan juga
memperoleh laba yang signifikan.
6
Dalam penelitian ini, penulis bermaksud meneliti salah satu rumah makan
yang menggunakan syariat Islam sebagai salah satu misinya, yaitu rumah makan
Wong Solo. Rumah makan wong solo mempunyai tiga puluh cabang di kota besar
diseluruh Indonesia, dan tempat yang akan dijadikan sampel sebagai objek penelitian
adalah rumah makan Wong Solo cabang Tebet.
Berdasarkan pemaparan diatas, melihat pada marketing syariah yang
merupakan pemasaran secara global ditambah dengan nilai-nilai ajaran Islam, dan
loyalitas pelanggan pada suatu produk, konsep pemasaran yang mempertahankan
pelanggan dengan dasar hubungan kerjasama dan kepercayaan supaya tercipta
kepuasan pelanggan yang maksimal dan sustainibility marketing, maka penulis
merasa perlu melakukan penelitian pada pengaruh penerapan layanan marketing
syariah terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan pada rumah makan Wong Solo
cabang Tebet.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas
mengenai pengaruh penerapan layanan marketing syariah terhadap kepuasan
pelanggan dan loyalitas pelanggan rumah makan Wong Solo.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, kiranya dapat dirumuskan
pokok persoalan sebagai berikut :
7
1. Bagaimana kesesuaian antara konsep Islami dengan fakta yang dipraktekan di
rumah makan (karyawan, makanan yang dijual, pelayanan) ?
2. Bagaimana kepuasan dan kenyamanan yang di dapat pelanggan pada saat
berada di rumah makan Wong Solo ?
3. Apa saja manfaat dan pengaruh penerapan marketing syariah terhadap
pendapatan rumah makan Wong Solo ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui seberapa jauh kesesuaian konsep Islami yang digunakan dengan
fakta yang dipraktekkan dari pihak rumah makan Wong Solo menurut para
pelanggan.
2. Mengetahui apakah loyalitas pelanggan disebabkan karena rumah makan
Wong Solo adalah sebuah unit usaha yang Islami.
3. Mengetahui faktor-faktor yang dapat menunjang loyalitas pelanggan terhadap
rumah makan Wong Solo.
D. Tinjauan Studi Terdahulu
Penelitian ini berdasarkan pengambilan teori sebelumnya, yaitu yang dilakukan oleh :
8
Nama Judul
Chairil Bastian Manajemen Operasional Poliklinik Rehabilitasi Medik
Pada Rumah Sakit Ananda Bekasi (Tinjauan dari
Perspektif Manajemen Operasional Rehabilitasi Medik
Yang Islami)
M. Adha Wahyudi Penerapan etika kerja islami pada perusahaan
pengaruhnya terhadap perilaku konsumen (studi kasus di
Mini Market ahad Mart, Ceger-Tangerang
Berdasarkan tabel diatas, maka penulis akan menjelaskan kajian terdahulu
yang dijadikan sebagai acuan antara lain :
Chairil bastian mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007,
penelitian ini menjelaskan tentang manajemen operasional rehabilitasi medik yang
Islami merupakan suatu prinsip-prinsip dalam pengelolaan sebuah rehabilitasi medik
sesuai dengan nilai-nilai keislaman dalam al-quran dan al-sunah, sehingga apa yang
dihasilkan diharapkan menjadi sebuah hasil yang halal dan berkah. Karena produk
yang halal jika dalam prosesnya terdapat hal-hal yang diharamkan, maka produk
tersebut menjadi haram.
Dalam aplikasi manajemen operasional pada poli rehabilitasi medis sudah
cukup memenuhi ketentuan-ketentuan dalam hal manajemen operasional yang harus
9
dijalankan oleh poliklinik rehabilitasi medis sebagai institusi yang bergerak dibidang
jasa kesehatan. Melihat dari manajemen rehabilitasi medis yang sesuai dengan
syariah, maka poliklinik rehabilitasi medis pada rumah sakit ananda sudah sesuai
dengan nilai-nilai dalam manajemen operasional dalam islam berdasarkan al-quran
dan al-sunah.
M. Adha Wahyudi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2006,
penelitian ini menjelaskan tentang peranan etika yang sangat penting dalam dunia
usaha, jika sudah dijalankan berdasarkan etika maka dapat memberikan citra yang
baik terhadap usahanya, sehingga memiliki kredibilitas yang tinggi, karena
kredibilitas sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat atau mitra usaha
terhadap perusahaan/usaha mereka. Adapun etika kerja yang diterapkan di mini
market ahad mart adalah : kejujuran, kedisiplinan, berbusana muslim, dan mudah dan
menyenangkan.
Semakin tinggi kredibilitas dan profesionalitas suatu usaha atau perusahaan
dalam hal ini adalah perdagangan di mini market ahad mart, maka akan dapat
menarik lebih banyak pelanggan dan akan membuka peluang usaha yang lebih luas,
karena pelanggan dan mitra bisnis percaya dan senang serta puas dalam bekerja sama
dengan perusahaan tersebut yang pada akhirnya akan meningkatkan laba perusahaan.
Berdasarkan kedua penelitian diatas, yang mana tidak membahas tentang
penerapan marketing syariah, maka penulis merasa perlu meneliti tentang pengaruh
10
penerapan layanan marketing syariah terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan pada
rumah makan Wong Solo cabang Tebet.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel
yang sedang di teliti. Masri S. (2003:46-47) memberikan pengertian tentang definisi
operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan kepada bagaimana cara
mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional adalah semacam
petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi
operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang
ingin menggunakan variabel yang sama. Lebih lanjut Masri S. Mengatakan : “Dari
informasi tersebut akan mengetahui bagaimana caranya pengukuran atas variabel itu
dilakukan. Dengan demikian peneliti dapat menentukan apakah prosedur pengukuran
yang sama akan dilakukan (diperlukan) prosedur pengukuran baru. Berdasarkan
pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi operasional itu harus bisa
diukur dan spesifik serta bisa dipahami oleh orang lain, adapun definisi operasional
adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan pemasaran syariah (X) adalah kemampuan rumah makan untuk
memberikan pelayanan yang baik sebagai sarana untuk pemasaran menu-
menu yang diberikan rumah makan kepada pelanggan, yang mencakup; (1)
Tangible (berwujud), yaitu berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan
11
berbagai media komunikasi; (2) Reliability (keandalan), yaitu kemampuan
dari karyawan dan pengusaha untuk membantu pelanggan dan memberikan
jasa sesuai dengan yang dijanjikan dengan terpercaya dan akurat, konsisten
dan kesesuain pelayanan; (3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu kemauan
dari karyawan dan pengusaha untuk membantu pelanggan dan memberikan
jasa dengan cepat serta mendengar dan mengatasi keluhan atau komplain yang
diajukan konsumen; (4) Assurance (kepastian), yaitu berupa kemampuan
karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang
telah dikemukakan kepada konsumen; (5) Empathy (empati), yaitu kesediaan
karyawan dan pengusaha untuk lebih peduli memberikan perhatian secara
pribadi kepada pelanggan.
2. Kepuasan pelanggan (Y) adalah upaya pemenuhan sesuatu atau membuat
sesuatu memadai, yang mencakup: (1) responsibility (bertanggung jawab); (2)
reliability (kehandalan); (3) tangible (berwujud), yaitu tampilan fisik gedung
dan interior, akses ke lokasi dan penampilan karyawan; (4) assurance
(jaminan), yakni pelayan dapat menyelesaikan jika terjadi
kekeliruan/kesalahan; (5) emphaty yakni, menanggapi keluhan pelanggan
dengan cepat dan melayani sesuai dengan harapan.
3. Loyalitas pelanggan (Z) adalah merupakan kesetian pelanggan terhadap
perusahaan/rumah makan, yang mencakup: (1) customer value; (2) switching
barrier; (3) customer satisfaction.
12
Keterkaitan antara variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini, dapat
dijelaskan pada paradigma penelitian sebagai berikut :
Keterangan :
Pelayanan pemasaran syariah = X (variabel eksogen= variabel bebas)
Kepuasan pelanggan = Y (variabel eksogen = variabel bebas)
Loyalitas pelanggan = Z (variabel endogen= variabel terikat)
F. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan
Loyalitas
pelanggan
Kepuasan
pelanggan
Pelayanan
pemasaran
syariah
13
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang
empiric.4
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka hipotesisnya adalah :
1. Pelayanan pemasaran syariah berkontribusi secara signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
2. Kepuasan pelanggan berkontribusi secara signifikan terhadap loyalitas
pelanggan.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, karena
untuk melihat seberapa besar pengaruh pelayanan pemasaran syariah dan kepuasan
pelanggan terhadap loyalitas pelanggan dengan analisa statistik.
Hasil temuan analisis kuantitatif kemudian dilakukan kontekstualisasi dan
interpretasi. Penelitian ini merupakan penelitian survey karena dalam penelitian ini
menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner/angket.
4 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, cetakan 13, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 93
14
2. Jenis Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, jenis dan sumber data dibagi dalam dua kategori yaitu :
a) Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari responden melalui
kuesioner dan wawancara dengan pelanggan rumah makan Wong Solo cabang
Tebet yang berkaitan dengan materi skripsi ini.
b) Data sekunder, adalah sumber data pendukung dan pelengkap data penelitian.
Data ini sangat penting bagi analisa dari temuan hasil penelitian. Sumber data
sekunder yang dimaksud adalah buku-buku dan bahan-bahan pustaka lainnya
yang berkaitan dengan masalah penelitian.
3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1) Teknik pengumpulan data
Nasir (2003:328) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan
alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan
dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan
beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan
dengan pengertian teknik pengumpulan data dan wujud data yang akan dikumpulkan,
maka dalam penelitian ini digunakan dua teknik utama pengumpulan data, yaitu studi
dokumentasi dan teknik angket.
15
a. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan
sebagai cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian
yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang terdapat baik di lokasi
penelitian maupun instansi lain yang ada hubungannya dengan lokasi penelitian.
Studi dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari instansi/lembaga
meliputi buku-buku, laporan kegiatannya di instansi/lembaga yang relevan dengan
fokus penelitian.
b. Teknik Angket
Angket disebarkan pada responden dalam hal ini sebanyak 100 responden.
Pemilihan dengan angket seperti ini, didasarkan atas alasan bahwa : (a) responden
memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan,
(b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas setiap
pertanyaan yang diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan memberikan
jawaban, dan (d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari
banyak responden dan dalam waktu yang tepat. Melalui teknik model angket ini akan
dikumpulkan data yang berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah
pertanyaan yang diajukan di dalam angket tersebut. Indikator-indikator yang
merupakan penjabaran dari variabel pelayanan pemasaran syariah (X) dan kepuasan
pelanggan (Y) terhadap loyalitas pelanggan (Z) merupakan materi pokok yang
diramu menjadi sejumlah pernyataan di dalam angket.
16
2) Instrumen Penelitian
Pengembangan instrumen ditempuh melalui beberapa cara, yaitu (a)
menyusun indikator variabel penelitian; (b) menyusun kisi-kisi instrumen; (c)
melakukan uji coba instrumen; dan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas
instrumen.
a. Pelayanan Pemasaran Syariah
Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran ordinal
mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala linkert dengan kisaran 1-5
dengan alternatif jawaban sebagai berikut.
5 = sangat setuju
4 = setuju
3 = tidak tahu
2 = kurang setuju
1 = sangat tidak setuju
Table 1.1
Kisi-kisi Instrumen Pelayanan Pemasaran Syariah
Dimensi Indikator-indikator
1. Berwujud/ tangibles
1.1 Desain interior menarik
1.2 Memiliki berbagai fitur yang menarik
1.3 Penampilan karyawan
1.4 Kebersihan gedung
17
2. Kehandalan/ reliability
3. Keresponsifan
4. Keyakinan/ assurance
5. Empati/ empathy
2.1 Kecepatan kasir dalam melayani
2.2 Respon cepat terhadap permintaan
2.3 Pelayanan yang ramah dan sopan
2.4 Variasi produk
3.1 Penanganan kritik dan saran
3.2 Memberikan pelayanan tanpa melihat
semua status maupun kedudukan
pelanggan
4.1 Mampu memenuhi kebutuhan yang
diperlukan pelanggan dengan solusi
yang berbeda satu sama lain.
4.2 Keramahan dan perhatian karyawan
5.1 Tanggap akan kebutuhan pelanggan
5.2 Memberikan pelayanan tanpa melihat
semua status maupun kedudukan
pelanggan.
5.3 Membuat pelanggan nyaman
18
b. Kepuasan pelanggan
Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran ordinal
mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala linkert dengan kisaran 1-5
dengan alternatif jawaban sebagai berikut.
5 = sangat setuju
4 = setuju
3 = tidak tahu
2 = kurang setuju
1 = sangat tidak setuju
Table 1.2
Kisi-kisi instrumen kepuasan pelanggan
Dimensi Indikator-indikator
1. Responsibility
(bertanggung jawab)
2. Reliability
(kehandalan)
4.1 Kesediaan mengatasi masalah
4.2 Kecepatan dalam pelayanan
4.3 Kesesuaian harga
4.4 Berlabel halal
4.5 Kesehatan produk
4.1 Melayani dengan cermat sehingga
terhindar dari kesalahan.
19
3. Berwujud (tangible)
4. Assurance (jaminan)
5. Empathy (empati)
4.2 Memberikan pelayanan dengan ramah
dan sopan.
4.1 Penampilan fisik gedung dan interior
menarik
4.2 Akses ke lokasi mudah
4.3 Penampilam karyawan sesuai dengan
syariah (islami)
4.4 Kebersihan tempat
4.1 Dapat menyelesaikan jika terjadi
kekeliruan/kesalahan
5.1 Menanggapi keluhan pelanggan
dengan cepat
5.2 Pelayanan sesuai dengan harapan
pelanggan.
20
c. Loyalitas pelanggan
Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran ordinal
mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala linkert dengan kisaran 1-5
dengan alternatif jawaban sebagai berikut.
5 = sangat setuju
4 = setuju
3 = tidak tahu
2 = kurang setuju
1 = sangat tidak setuju
Table 1.3
Kisi-kisi instrumen loyalitas pelanggan
Dimensi Indikator-indikator
1. Customer value
2. Switching barrier
1.1 Harapan sesuai dengan mutu
1.2 Kualitas produk yang memuaskan
1.3 Tempat parkir gratis dan luas
1.4 Harga terjangkau
1.5 Jaminan kebersihan
1.6 Jaminan kehalalan produk
1.1 Persediaan produk yang lengkap
1.2 Letak lokasi strategis
21
3. Customer
satisfaction
3.1 Pelayanan yang memuaskan
3.2 Tempat/lokasi yang aman dan nyaman
3.3 Kehalalan produk-produk yang tersedia
3.4 Merekomendasikan dan mendorong
orang lain untuk berkunjung
3.5 Perspektif (selalu siap dalam pelayanan)
Penggunaan skala ordinal tidak memungkinkan untuk memperolehnya nilai
mutlak (absolut) dari objek yang diteliti, tetapi hanya kecendrungan. Angket yang
merupakan alat ukur dalam penelitian ini perlu diuji validitas dan reliabilitasnya.
Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan petunjuk mengenai mutu penelitian.
Keandalan menunjukkan ketepatan, kemantapan, dan homogenitas alat ukur yang
dipakai.
3) Menguji Validitas
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep
yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan
dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2004:109-110) menjelaskan
22
bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau
kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas
rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara
bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap
butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk
menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment adalah.
Dimana :
= koefisien korelasi
= jumlah skor item
= jumlah skor total (seluruh item)
N = jumlah responden
Selanjutnya dihitung dengan uji-t dengan rumus :
23
Dimana :
T = nilai
R = koefisien korelasi hasil
N = jumlah responden
Distribusi (tabel t) untuk = 0,05 dan derajad kebebasan (dk = n – 2 ) kaidah
keputusan :
Jika berarti valid sebaliknya
Jika berarti tidak valid.
4) Menguji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan
atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas
instrumen dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu
menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan
adalah Alpha.
Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode alpha sebagai berikut.
Langkah 1: menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:
24
Dimana :
= Varians skor tiap-tiap item
= Jumlah kuadrat item Xi
= Jumlah item Xi dikuadratkan
N = Jumlah responden
Langkah 2: kemudian menjumlahkan varians semua item dengan rumus:
=
Dimana :
= jumlah varians semua item
= varians item ke- 1,2,3,....n
Langkah 3: menghitung varians total dengan rumus:
25
Dimana:
= Varians total
= Jumlah kuadrat X total
= Jumlah X total dikuadratkan
N = Jumlah responden
Langkah 4: masukkan nilai alpha dengan rumus:
= .
Dimana:
= nilai reliabilitas
= jumlah varians skor tiap-tiap item
= varians total
K = jumlah item
Kemudian diuji dengan uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus
korelasi pearson product moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu (Riduwan
2004:115-116):
26
=
Harga atau ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh
karenanya disebut . Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan
rumus spearman Brown yakni: = untuk mengetahui koefisien korelasinya
signifikan atau tidak digunakan distribusi (tabel r) untuk = 0,05 atau = 0,01
dengan derajat kebebasan (dk = n – 2). Kemudian membuat keputusan
membandingkan dengan . Adapun kaidah keputusan : jika
berarti tidak reliabel.
4. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.5 Populasi dalam penelitian ini adalah
pelanggan rumah makan Wong Sola cabang Tebet.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Sampel yang
5 Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, h.115
27
diambil untuk penelitian ini adalah pelanggan rumah makan Wong Solo cabang
Tebet, yakni 100 orang.
5. Teknik Penarikan Sampel
Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling dengan
menggunakan metode nonprobability sampling dengan tipe incidental sampling, yaitu
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara
kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
6. Teknik Analisis Data
Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah
pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat diketahui tentang makna dari data
yang berhasil dikumpulkan. Dengan demikian hasil penelitianpun akan segera
diketahui. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan melalui bantuan
komputer dengan program AMOS 18.0.
Langkah-langkah atau prosedur pengolahan data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) menyeleksi data agar dapat diolah lebih
lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan; (2) menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada
setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penelitian yang telah
ditentukan, kemudian menentukan skornya; (3) melakukan analisis secara deskriptif,
28
untuk mengetahui kecendrungan data. Dari analisis ini dapat diketahui rata-rata,
median, standar deviasi dan varians data dari masing-masing variabel; (4) melakukan
uji korelasi, regresi dilanjutkan path analysis.
1. Menguji dengan analisis korelasi sederhana dan ganda
Mengetahui hubungan antara variabel X1 dengan Y dan X2 dengan Y dan X1
dan X2 terhadap Y digunakan teknik korelasi. Analisis korelasi yang digunakan
adalah (PPM) pearson product moment, dengan rumus:
=
Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga ( -1
r +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak
ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan
dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut :
29
Table 1.4
Interpretasi koefisien korelasi nilai r
Sumber : Riduwan (2005:138)
Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin
mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut
diuji dengan uji signifikansi dengan rumus:
Dimana :
= nilai t
R = nilai koefisien korelasi
N = jumlah sampel
Interval koefisien Tingkat hubungan
0, 80 – 1, 000
0, 60 – 0,799
0, 40 – 0, 599
0, 20 – 0, 399
0, 00 – 0, 199
Sangat kuat
Kuat
Cukup kuat
Rendah
Sangat rendah
30
Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap
Y dapat ditentukan dengan rumus koefisieb diterminan. Koefisien determinansi
adalah kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang dikalikan dengan 100 %. Dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai kontribusi atau ikut
menentukan variabel Y. Derajat koefisien determinansi dicari dengan menggunakan
rumus:
KP = x 100 %
Dimana :
KP = nilai koefisien diterminan
R = nilai koefisien korelasi
Mengetahui hubungan antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap
variabel Y digunakan rumus korelasi ganda sebagai berikut :
=
2. Menguji dengan analisis regresi sederhana dan ganda
Uji regresi, digunakan untuk mencari pengaruh antar variabel. Dalam uji ini,
digunakan regresi linier dan regresi ganda dengan rumus sebagai berikut :
Persamaan regresi dirumuskan : =
31
Dimana :
= (baca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan
X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan
A = nilai konstanta harga Y jika X = 0
B = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai
peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y.
Persamaan regresi ganda dirumuskan:
3. Menguji dengan analisis jalur (path analysis)
Teknik analisis jalur (path analysis). Analisis ini akan digunakan dalam
menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap
diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X terhadap Y dan variabel Y
terhadap Z. Untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel pelayanan pemasaran
32
syariah (X) terhadap kepuasan pelanggan (Y) terhadap loyalitas pelanggan (Z)
dilakukan penyebaran kuesioner yang bersifat tertutup dan analisis digunakan teknik
korelasi yang merupakan dasar dari perhitungan koefisien jalur. Kemudahan dalam
perhitungan digunakan jasa komputer berupa software dengan program SPSS.6
Al Rasyid dalam Sitepu (1994:24) mengatakan bahwa dalam penelitian sosial
tidak semata-mata hanya mengungkapkan hubungan variabel alami, tetapi terfokus
pada upaya untuk mengungkapkan hubungan kausal antar variabel.
Pada diagram jalur digunakan satu macam anak panah, yaitu: anak panah satu arah
yang menyatakan pengaruh langsung dari sebuah variabel eksogen (variabel
penyebab) terhadap variabel endogen (variabel akibat) misalnya: X Y dan anak
panah satu arah yang menyatakan pengaruh dari sebuah variabel Y Z.
7. Uji Hipotesa
: Kualitas layanan berkontribusi secara signifikan terhadap kepuasan
pelanggan
: Kepuasan pelanggan berkontribusi secara signifikan terhadap loyalitas
pelanggan
6 Riduan dan Engkos Achmad Kuncoro, Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path
Analysis), cetakan kedua, (Bandung: Alfabeta, 2008), hal.224
33
: Kualitas layanan tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kepuasan
pelanggan
: Kepuasan pelanggan tidak berkontribusi secara signifikan terhadap
loyalitas pelanggan
H. Teknik Penulisan
Teknik penulisan yang digunakan adalah merujuk pada pedoman penulisan
skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2007.
I. Sistematika Penelitian
Agar lebih tersusun dan terarah, penulis menyusun penelitian ini ke dalam
lima bab dengan sub judul masing-masing sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Memuat tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, kajian pustaka, hipotesis, metodologi penelitian, dan
sistematika penelitian.
34
Bab II : Landasan teori
Bab ini membahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan :
pengertian marketing syariah, konsep pemasaran dan perencanaan
pemasaran, pemasaran dalam perspektif syariah, kepuasan
pelanggan, layanan pelanggan, dan loyalitas pelanggan
Bab III : Gambaran umum rumah makan Wong Solo.
Bab ini menerangkan tentang rumah makan Wong Solo food
business bernuansa islam, Wong Solo sukses dengan nuansa Islam,
manajemen SDM, budaya kerja, pengembangan usaha (intern), dan
kriteria kesuksesan RM Wong Solo.
BAB IV : Hasil dan pembahasan meliputi Pertama, uji hipotesa yang terdiri
dari uji korelasi, uji regresi, uji koefisien determinasi dan uji secara
simultan. Kedua, analisis pengaruh penerapan layanan marketing
syariah terhadap loyalitas pelanggan pada rumah makan Wong Solo
cabang Tebet.
Bab V : Penutup merupakan bagian akhir yang terdiri dari kesimpulan pada
bab-bab sebelumnya disertai implikasi dan saran. Bab ini dilengkapi
dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang diperlukan.
BAB II
PEMBAHASAN TEORITIS
A. MARKETING SYARIAH
1. Pengertian Marketing
Pemasaran (marketing) merupakan sebuah konsep ilmu dalam strategi bisnis
yang bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi stakeholder (pelanggan,
karyawan, pemegang saham). Sebagai ilmu pengetahuan yang objektif, yang
diperoleh dengan penggunaan instrumen-instrumen tertentu untuk mengukur kinerja
dari aktivitas bisnis dalam membentuk, mengembangkan, mengarahkan pertukaran
yang saling menguntungkan dalam jangka panjang antara produsen dan konsumen
atau pemakai. Sebagai strategi bisnis, marketing merupakan tindakan penyesuaian
suatu organisasi yang berorientasi pasar dalam menghadapi kenyataan bisnis, baik
dalam lingkungan mikro maupun lingkungan makro yang terus berubah.
Dalam lingkunagan bisnis yang berubah cepat, setiap bisnis harus menang di
market yang berubah, marketing harus dilihat sebagai “dealing with the market” yang
mengharuskan marketer untuk dinamis dan intensif berinteraksi dengan market.
Pasar sekarang berubah sangat cepat, pelanggan sangat sensitif terhadap
harga, kompetitor baru bermunculan, saluran distribusi baru dan saluran komunikasi
baru juga semakin canggih-internet, telecoference dan teknologi yang mendukung
pasar menjadi pendukung bangkitnya otomasi penjualan dan pemasaran.
36
Masalah utama dipasar sekarang adalah terjadinya kelebihan kapasitas yang
mengakibatkan terjadinya “hiperkompetisi”, terlalu banyak mengejar pelanggan yang
jumlahnya terus berkembang, kebanyakan produk kurang diferensiasi akibatnya
banyak perusahaan yang mengalami penurunan pangsa pasar, stagnasi, bahkan
bangkrut karena tidak dapat bersaing. Agar setiap perusahaan dapat bertahan hidup,
maka perusahaan harus selalu berupaya : 1
a. Menjadikan pemasaran sebagai konsep strategi bisnis yang mampu
melakukan tindakan penyesuaian terhadap kondisi lingkungan yang terus
berubah; tujuannya agar perusahaan dapat mengatasi persaingan, mencegah
merosotnya pangsa pasar, stragnasi, dan mencegah kebangkrutan.
b. Secara terus-menerus perlu melakukan kaji ulang, penyesuaian dan
mentransformasikan dimensi-dimensi perubahan, sustainable, dan enterprise
untuk mendorong penciptaan nilai yang terukur bagi stakeholder.
Pemasaran adalah dunia yang menyentuh kita semua. Baik kita sebagai
marketer yang memasarkan produk maupun sebagai konsumen yang
mengkonsumsinya. Kalau kita cermati definisi pemasaran yang dibuat oleh American
Marketing Association (AMA) maka kita dapati makna pemasaran. Disebutkan
bahwa, “markting is an organizational function and a set of processesfor creating,
communicating, and delicering value to customers and for managing customer
relationships in ways that benefit the organization and its stakeholders”
1 Ali Hasan, Marketing, Yogyakarta, MedPress, 2008, cet. Pertama, h. 1-3
37
(www.marketingpower.com). Kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia,
pemasaran diartikan sebagai suatu fungsi perusahaan dan serangkaian proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai ke pelanggan serta
mengelola hubungan pelanggan yang memberikan manfaat bagi perusahaan dan
pihak-pihak yang berkepentingan.
Ada beberapa intisari dari definisi diatas.
Pertama, pemasaran adalah suatu fungsi yang dijalankan perusahaan. Hampir
semua perusahaan memiliki dan membutuhkan fungsi pemasaran. Bagian atau orang
yang menjalankan fungsi pemasaran disebut pemasar atau marketer.
Kedua, fungsi pemasaran berkaitan dengan menciptakan,
mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan serta mempertahankan
pelaanggan. Fungsi ini diwujudkan dalam marketing mix atau bauran pemasaran yang
terdiri dari 4P (product, place, price, promotion).
Ketiga, pemasaran selalu berhubungan dengan customer atau pelanggan.
Pelanggan adalah konsumen yang membeli secara rutin suatu produk.
Namun, perlu dipahami bahwa pemasaran tidak hanya dijalankan oleh satu
perusahaan tertentu saja. Perusahaan-perusahaan yang lain juga menjalankannya.
Dampak dari ini mengakibatkan produk-produk yang sejenis atau melayani pelanggan
yang sama saling bersaing. Itulah sebabnya pemasaran selalu melibatkan persaingan,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
38
Disinilah fungsi pemasaran dibutuhkan untuk memperoleh pelanggan,
mengembangkan pelanggan, dan mempertahankannya. Pesaing pun selalu dipantau
agar pelanggan tidak berpindah. Untuk itu marketer perlu meramu berbagai strategi
dan taktik pemasaran yang berdaya guna. Inilah dinamikanya pemasaran yang selalu
berubah dan dibutuhkan marketer yang andal, yang memahami baik pelanggan
maupun pesaingnya.2
Syariah marketing adalah sebuah disiplin bisnis trategis yang mengarahkan
proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari suatu inisiator kepada
stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-
prinsip muamalah (bisnis) dalam islam. (syariah marketing is strategic business
discipline the directs the process of creating, offering, and exchanging values from
one initiator to its stakeholders, and the whole process should be in accordance with
muamalah principles in islam).
Definisi diatas didasarkan pada salah satu ketentuan dalam bisnis islami yang
tertuang dalam kaidah fiqih yang mengatakan, “al-muslimuna „ala syuruthihim illa
syarthan harrama halalan aw ahalla haraman”. (kaum muslim terikat dengan
kesepakatan-kesepakatan bisnis yang mereka buat, kecuali kesepakatan yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram). Selain itu, kaidah fiqih
lain mengatakan “al-ashlu fil-mu‟amalah al-ibahah illa ayyadulla dalilun „ala
2 Istijanto, Enam puluh tiga kasus pemasaran terkini Indonesia, Jakarta, PT. elex media komputindo,
2007, h. ix-xiv
39
tahrimiha” (pada dasarnya semua bentuk muamalah [bisnis] boleh dilakukan kecuali
ada dalil yang mengharamkannya).
Ini artinya bahwa dalam syariah marketing, seluruh proses, baik proses
penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai (value) – tidak boleh
ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang
islami. Sepanjang hal tersebut dapat didjamin, dan penyimpangan prinsip-prinsip
muamalah islami tidak terjadi dalam suatu transaksi atau dalam proses suatu bisnis,
maka bentuk transaksi apa pun dalam pemasaran dapat dibolehkan.3
Sedangkan pemasaran menurut perspektif syariah adalah segala aktivitas
bisnis dalam bentuk kegiatan penciptaan nilai (value-creating activities) yang
memungkinkan pelakunya bertumbuh serta mendayagunakan kemanfaatannya yang
dialndasi dengan kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan keikhlasan sesuai proses yang
berprinsip pada akad bermuamalah islami.4
1) Pemasaran dalam perspektif syariah
System ekonomi syariah memang baru bangkit kembali dan dikenal luas pada
era 1970-an, tetapi sebenarnya prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya bukanlah
hal baru. Larangan terhadap riba bukan hanya baru ada sejak munculnya agama
Islam, melainkan bahkan sudah disebut pula dalam kitab Injil.
3 Hermawan kartajaya, syariah marketing, Jakarta, Mizan, 2006, cet. Ketiga, h. 26-27
4 Abdullah, asuransi sysariah, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo, 2006, h. 207
40
Dalam sustainable marketing enterprise, konsep pemasaran disini tidaklah
berarti pemasaran sebagai sebuah fungsi atau departemen dalam perusahaan, tetapi
bagaimana kita bisa melihat pasar secara kreatif dan inovatif. Pemasaran bukanlah
hanya seperti anggapan orang, yaitu studi untuk menjual. Atau, seperti yang dipahami
beberapa kalangan hanyalah marketing mix semata. Namun, pengertian terhadap
pemasaran itu sendiri cakupannya lebih luas. Pemasaran menurut Hermawan
Kartajaya sebagai sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses
penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari inisiator kepada stakeholders-nya.
Suatu pekerjaan pasti didasari oleh niat dan tujuan yang ingin dicapai. Ketika
perusahaan melakukan kegiatan pemasarannya, niat yang ada adalah mendapatkan
keuntungan semaksimal mungkin. Namun, dalam prinsip syariah, kegiatan pemasaran
ini harus dilandasi oleh semangat beribadah kepada Tuhan Sang Maha Pencipta,
berusaha semaksimal mungkin dengan tujuan untuk kesejahteraan bersama, bukan
untuk kepentingan golongan apalagi kepentingan sendiri.
Untuk menjadi perusahaan berbasis syariah, budaya perusahaan tentulah harus
berdasarkan nilai-nilai islami. Institusinya pun harus mengimplemantasikan prinsip-
prinsip syariah. Values atau nilai-nilai Islami ini memegang peranan penting untuk
membentuk kepribadian suatu institusi.5
5 Hermawan kartajaya, syariah marketing, h. 140
41
Ada 17 prinsip syariah marketing sebagai berikut:
1. Information technology allows us to be transparent (change)
Perubahan adalah suatu hal yang pasti akan terjadi. Oleh karena itu,
perubahan perlu disikapi dengan cermat. Kekuatan perubahan terdiri dari lima unsure;
perubahan teknologi, perubahan politik-legal, perubahan social-kultural, perubahan
ekonomi, dan perubahan pasar.
2. Be respectful to your competitors (competitor)
Dalam menjalankan syariah marketing, perusahaan harus memerhatikan cara
mereka menghadapi persaingan usaha yang serba dinamis. Globalisasi dan perubahan
teknologi menciptakan persaingan usaha yang ketat. Dalam menghadapi persaingan
yang semakin kompleks saat ini, dibutuhkan kebesaran jiwa untuk dapat menerima
persaingan dengan hati yang tulus dan terbuka. Perusahaan sebisa mungkin
menciptakan win-win solution antara perusahaan dan pesainganya, karena yang
memegang kendali terhadap pasar adalah masyarakat luas sebagai konsumen.
Berkompetisi secara jujur dan adil, maka akan memberikan pandangan yang positif
dari masyarakat terhadap perusahaan.
3. The emergence of customers global paradox (customer)
Pengaruh inovasi teknologi mendasari terjadinya perubahan social budaya.
Hal ini bisa kita lihat dari lahirnya revolusi dalam bidang teknologi informasi dan
42
telekomunikasi yang mengubah cara pandang dan perilaku masyarakat. Pelanggan
saat ini tidak saja membeli apa yang dibutuhkan, melainkan juga sudah memiliki
keinginan dan harapan atas suatu produk atau jasa yang akan mereka beli. Hal ini
disebabkan oleh semakin banyaknya akses informasi dan makin beragamnya pilihan
produk, sehingga membuat pelanggan akan mempunyai keinginan yang semakin
spesifik dan harapan yang semakin tinggi.
4. Develop a spiritual-based organization (company)
Dalam era globalisasi dan ditengah situasi serta kondisi persaingan usaha
yang semakin ketat, perusahaan harus merenungkan kembali prinsip-prinsip dasar
perusahaannya.
5. View market universally (segmentation)
Segmentasi adalah seni mengidentifikasikan serta memanfaatkan peluang-
peluang yang muncul di pasar. Dan, pada saat yang sama, ia adalah ilmu untuk
melihat pasar berdasarkan variable-variabel yang berkembang ditengah masyarakat.
Dalam melihat pasar, perusahaan harus kreatif dan inovatif menyikapi perkembangan
yang sedang terjadi, karena segmentasi merupakan langkah awal yang menentukan
keseluruhan aktivitas perusahaan. Segmentasi memungkinkan perusahaan untuk lebih
fokus dalam mengalokasikan sumber daya.
43
6. Target customer‟s heart and soul (targeting)
Setelah membagi-bagi dan memetakan pasar dalam beberapa segmen,
selanjutnya yang dilakukan adalah penentuan target pasar yang akan dibidik.
Targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif,
karena sumber daya yang dimiliki terbatas. Dengan menentukan target yang akan
dibidik, usaha kita akan lebih terarah.
7. Build a belief system (positioning)
Selanjutnya, strategi yang harus dirumuskan adalah bagaimana membuat
positioning adalah strategi untuk merebut posisi di benak konsumen, sehingga
strategi ini menyangkut bagaimana kepercayaan, keyakinan, dan kompetensi bagi
pelanggan.
8. Differ yourself with a good package of content and context (differentiation)
Positioning adalah inti dari strategi, dan diferensiasi adalah inti dari taktik.
Dasar dari semua aktivitas pemasaran yang ada di perusahaan akan berbasis pada
diferensiasi yang ingin ditawarkan. Setelah citra yang ingin dibentuk dalam
positioning telah terdefinisi, langkah selanjutnya adalah menyelaraskan taktik
pemasaran dalam suatu diferensiasi.
44
Diferensiasi didefinisikan sebagai tindakan merancang seperangkat perbedaan
yang bermakna dalam tawaran perusahaan. Namun, penawaran ini bukan berarti
janji-janji belaka saja, melainkan harus didukung oleh bentuk yang nyata.
9. Be honest with your 4 Ps (marketing mix)
Marketing mix yang dimaksud adalah bagaimana mengintegrasikan tawaran
dari perusahaan (company‟s offers) dengan akses yang tersedia (company access).
Proses pengintegrasian ini menjadi kunci suksesnya usaha pemasarandari perusahaan.
10. Practice relationship-based selling (selling)
Elemen dari taktik yang terakhir adalah melakukan selling. Selling yang
dimaksud disini bukanlah berarti aktivitas menjual produk kepada konsumen semata.
Penjualan dalam arti sederhana adalah penyerahan suatu barang atau jasa dari penjual
kepada pembeli dengan harga yang disepakati atas dasar sukerela. Sedangkan
penjualan dalam arti luas adalah bagaimana memaksimalkan kegiatan penjualan
sehingga dapat menciptakan situasi yang win-win solution bagi si penjual dan
pembeli.
11. Use a spiritual brand character (brand)
Brand atau merek adalah suatu identitas terhadap produk atau jasa perusahaan
anda. Brand mencerminkan nilai (value) yang perusahaan berikan kepada konsumen.
Dalam pandangan syariah marketing, brand adalah nama baik yang menjadi identitas
45
seseorang atau perusahaan. Membangun brand yang kuat adalah penting, tetapi
dengan jalan yang tidak bertentangan dengan ketentuan prinsip-prinsip syariah
marketing.
12. Service should have the ability to transform (service)
Untuk menjadi perusahaan yang besar dan sustainable, perusahaan berbasis
syariah marketing harus memerhatikan servis yang ditawarkan untuk menjaga
kepuasan pelanggannya. Perusahaan apa pun jenis dan industrinya harus menjadi
pelayan bagi pelanggannya.
13. Practice a reliable business process (process)
Proses mencerminkan tingkat quality, cost, dan delivery yang disingkat
sebagai QCD. Kualitas suatu produk ataupun servis tercermin dari proses yang baik,
dari proses produksi sampai delivery kepada konsumen secara tepat waktu dan
dengan biaya yang efektif dan efisien.
Proses dalam konteks cost adalah begaimana menciptakan proses yang efisien
yang tidak membutuhkan biaya yang banyak, tetapi kualitas terjamin. Sedangkan
proses dalam konteks delivery adalah bagaimana proses pengiriman atau
penyampaian prodeuk atau servis yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen.
Proses delivery cukup penting karena merupakan contact point yang memungkinkan
konsumen langsung bisa merasakan kepuasan atau tidak terhadap layanan
perusahaan.
46
14. Create a balanced value to your stakeholders (scored)
Prinsip dalam syariah marketing adalah menciptakan value bagi para
stakeholders-nya ini akan menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Tiga
stakeholders utama dari suatu perusahaan adalah people, customers, dan
stakeholders. Ketiganya adalah orang-orang yang sangat berperan dalam menjalankan
suatu usaha. Dalam pasar komersial (commercial market), perusahaan harus bisa
mengakuisi dan meretensi pelanggannya. Dalam pasar kompetensi (competency
market), perusahaan harus bisa memilih dan mempertahankan orang-orang yang
tepat. Dan dalam pasar modal (capital market), perusahaan harus bisa mendapatkan
dan menjaga para pemegang saham yang tepat. Dalam menjaga keseimbangan ini,
perusahaan harus bisa menciptakan value yang unggul bagi ketiga stakeholders utama
tersebut dengan bobot dan ukuran yang sama.
15. Create a noble cause (inspiration)
Setiap perusahaan, layaknya manusia, haruslah memiliki impian (dream).
Inspirasi tentang impian yang hendak dicapai inilah yang akan membimbing manusia
dan juga perusahaan sepanjang perjalanannya.
16. Develop an ethical corporate culture (culture)
Pada perusahaan berbasis syariah, budaya perusahaan yang berkembang
dalam perusahaannya sudah pasti berbeda dengan perusahaan konvensional. Para
47
karyawannya wajib menjaga hubungan antar-sesama, dari mulai tingkat yang paling
atas (manajerial) sampai tingkat yang paling bawah (staf). Seluruh pola, perilaku,
sikap, dan sturan-aturan dalam perusahaan itu harus mampu mencerminkan nilai-nilai
syariah,
Budaya perusahaan menggambarkan jati diri perusahaan tersebut: who we are
dan how we do the business. Hal ini tercermin dari nilai-nilai yang dianut oleh setiap
individu di perusahaan dan perilakunya ketika menjalankan proses bisnisnya. Budaya
perusahaan yang sehat adalah budaya yang diekspresikan oleh setiap karyawannya
dengan hati terbuka dan sesuai dengan nilai-nilai etika.
Berikut ini adalah beberapa hal penting yang selayaknya menjadi budaya
dasar sebuah perusahaan berbasis syariah:
1) Budaya mengucapkan salam
Mengucapkan salam dengan senyuman adalah hal termudah yang bisa
dilakukan.
2) Murah hati, bersikap ramah, dan melayani
Bersikap rendah hati, sopann, dan ramah dalam melayani adalah hal penting
yang harus dijaga dalam menjalankan hubungan antar-sesama manusia, khususnya
dengan sesama rekan di lingkungan kerja
48
3) Cara berbusana
Pada dasarnya, bagi perusahaan yang berbasis syariah, busana karyawan yang
bekerja di perusahaannya haruslah pula mampu menampakkan nuansa syariah.
Karena hal ini adalah aspek paling tangible yang membedakan antara perusahaan
syariah dan non-syariah. Cara berbusana ini juga menjadi control bagi karyawan yang
bersangkutan dalam pergaulan sehari-hari. Dengan berbusana rapih sesuai dengan
prinsip syariah, niscaya kerapian dan keangggunan yang tercermin dari diri setiap
karyawan pun dapat memperkuat jati diri perusahaan.
4) Lingkungan kerja yang bersih
Karakteristik yang tercermin dari perusahaan berbasis syariah, yaitu
lingkungan kerjanya yang bersih. Karena lingkungan kerja yang bersih
melambangkan kebersihan hati orang-orang yang ada di lingkungan tersebut.
17. Measurement must be clear and transparent (institution)
Organisasi sebagai kendaraan dalam menunaikan visi dan misi yang telah
ditetapkan harus memiliki struktur yang baik dan target yang jelas untuk setiap
milestone dari sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Perusahaan yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah, perusahaan tersebut harus punya system umpan
balik yang baik dan bersifat transparan. System umpan balik ini untuk memeriksa
apakah ketiga stakeholders utama yaitu, pelanggan karyawan, dan pemegang saham
49
sudah merasa terpenuhi kebutuhannya. Ketiga stakeholders utama harus mendapatkan
informasi yang jelas dan sejujur mungkin dari perusahaan. Tidak boleh ada yang
ditutup-tutupi. Dengan demikian, mereka pun akan merasa punya sense of ownership,
bukan hanya sense of belonging, terhadap perusahaan itu.
2) Kualitas pelayanan
Menurut Crosby dalam buku manajerial jasa terpadu karangan Nasution
kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan
atau distandarkan, bila suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar
kualitas yang telah ditentukan dengan meliputi bahan baku, proses produksi, dan
produk jadi.
Menurut Kotler dalam buku prinsip-prinsip dasar pemasaran, Pelayanan yaitu
setiap kegiatan yang manfaatnya dapat diberikan dari satu pihak kepada pihak lain
yang pada dasarnya tidak berwujud (intangible) dan tidak berakibat pemilikan
sesuatu.
Definisi dari pelayanan itu sendiri menurut sugiarto dalam buku adalah upaya
maksimal yang diberikan oleh petugas pelayanan dari sebuah perusahaan industry
untuk memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan sehingga tercapai kepuasan.
50
Definisi kualitas pelayanan menurut Nasution adalah tingkat keunggulan yang
diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi
keinginan pelanggan.
Kualitas pengukuran pelayanan terbagi menjadi lima, seperti apa yang
diungkapkan oleh Kotler diantaranya adalah :
1. Tangible (berwujud), yaitu berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan
berbagai media komunikasi
2. Reliability (keandalan), yaitu kemampuan dari karyawan dan pengusaha untuk
membantu pelanggan dan memberikan jasa sesuai dengan yang dijanjikan
dengan terpercaya dan akurat, konsisten dan kesesuain pelayanan
3. Responsiveness (daya tangkap), yaitu kemauan dari karyawan dan pengusaha
untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat serta
mendengar dan mengatasi keluhan atau komplain yang diajukan konsumen
4. Assurance (kepastian), yaitu berupa kemampuan karyawan untuk
menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah
dikemukakan kepada konsumen
5. Empathy (empati), yaitu kesediaan karyawan dan pengusaha untuk lebih
peduli memberikan perhatian secara pribadi kepada pelanggan
51
a) Dasar-dasar Pelayanan
Agar pelayanan menjadi berkualitas dan memiliki keseragaman, setiap
karyawan perlu dibekali dengan pengetahuan yang mendalam tentang dasar-dasar
pelayanan. Berikut ini dasar-dasar pelayanan yang harus dipahami dan dimengerti
seorang customer service, pramuniaga, public relation, satpam atau kasir.
i. Berpakaian dan berpenampilan rapi dan bersih
Artinya karyawan harus mengenakan baju dan celana yang sepadan dengan yang
menarik. Karyawan juga harus berpakaian rapi, bersih dan tidak kumal. “Kamu
tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan hartamu, tetapi dengan
wajah yang menarik (simpatik) dan dengan akhlak yang baik.” (HR Abu Yu’la
dan al-Baihaqi)
ii. Percaya diri, bersikap akrab dan penuh dengan senyum
Dalam melayani pelanggan, karyawan tidak boleh ragu-ragu akan tetapi harus
memiliki kepercayaan diri, bersikap akrab dan harus murah senyum dengan raut
muka yang menarik hati serta tidak dibuat-buat.
iii. Menyapa dengan lembut dan berusaha menyebutkan nama jika sudah kenal
Pada saat pelanggan datang, karyawan harus segera menyapa lebih dulu dan
kalau sudah pernah bertemu sebelumnya, usahakan menyapa dengan
menyebutkan namanya. Namun, jika belum kenal dapat menyapa dengan
sebutan Bapak/Ibu, dan menanyakan apa yang dapat kami bantu.
52
iv. Tenang, sopan, hormat sertas tekun mendengarkan setiap pembicaraan
Usahakan pada saat melayani pelanggan, karyawan dalam keadaan tenang,
tidak terburu-buru, sopan santun dalam bersikap. Kemudian tunjukkan sikap
menghormati tamu, tekun mendengarkan sekaligus berusaha memahami
keinginan pelanggannya. Usahakan jangan menyuruh pelanggan mengulang
kembali pertanyaannya atau keinginannya, karena terkesan kita tidak serius
mendengarkan pembicarannya.
v. Berbicara dengan bahasa yang baik dan benar
Dalam berkomunikasi gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar atau
jika menggunakan bahasa lain seperti bahasa daerah atau bahasa asing
gunakan secara benar pula. Suara yang digunakan harus jelas dan mudah
dalam arti mudah dipahami dan jangan menggunakan istilah-istilah yang sulit
dipahami oleh pelanggan/nasabah.
vi. Bergairah dalam melayani pelanggan dan tunjukkan kemampuannya
Dalam melayani pelanggan jangan terlihat loyo, lesu atau kurang
bersemangat. Tunjukkan pelayanan yang prima. Kemampuan karyawan
tentang pengetahuan akan produk dalam memberikan informasi yang benar-
benar meyakinkan.
53
vii. Jangan menyela dan memotong pembicaraan
Pada saat pelanggan datang usahakan jangan memotong atau menyela
pembicaraan. Kemudian hindari kalimat yang bersifat teguran atau sindiran
yang dapat menyinggung perasaan pelanggan. Kalau terjadi sesuatu dengan
pelanggan usahakan jangan berdebat.
viii. Mampu meyakinkan pelanggan dan memberikan kepuasan
Setiap pelayanan yang diberikan harus mampu meyakinkan pelanggan dengan
argumen-argumen yang masuk akal. Karyawan perusahaan juga harus mampu
memberikan kepuasan atas pelayanan yang diberikan.
ix. Jika tidak sanggup menangani permasalahan yang ada, minta bantuan
Dalam prakteknya, terkadang ada hal-hal yang tidak mampu kita lakukan
sendiri. Jika tidak sanggup menangani permasalahan yang ada, mintalah
bantuan kepada karyawan lain yang mampu menanganinya.
x. Bila belum dapat melayani, beritahukan kapan akan dilayani
Jika pada saat tertentu karyawan sibuk dan tidak dapat melayani salah satu
pelanggan, beritahukan kepada pelanggan kapan akan dilayani dengan
simpatik.
54
b) Ciri-ciri Pelayanan yang Baik
Ciri pelayanan yang baik yang harus diikuti oleh perusahaan dan karyawan
yang bertugas melayani pelanggan:
i. Tersedianya karyawan yang baik
Kenyamanan pelanggan sangat tergantung dari karyawan yang melayaninya,
karyawan harus ramah, sopan dan menarik. Di samping itu, karyawan harus cepat
tanggap, pandai bicara, menyenangkan serta pintar. Demikian juga dengan cara kerja
karyawan harus rapi, cepat dan cekatan. Oleh karena itu sebelum menjadi karyawan
yang bertugas melayani pelanggan harus melalui pendidikan dan pelatihan khusus
terlebih dulu. Di samping kualitas karyawan yang melayani pelanggan harus sesuai
standar, jumlah karyawan yang disediakan harus seimbang, jangan sampai jumlahnya
terbatas sehingga pelanggan menunggu antri terlalu lama, terutama pada saat jam-jam
sibuk (misal: kasir).
ii. Tersedianya sarana dan prasarana yang baik
Pada dasarnya pelanggan ingin dilayani secara prima. Untuk melayani
pelanggan, salah satu hal yang paling penting diperhatikan, di samping kualitas dan
kuantitas sumber daya manusia adalah sarana dan prasarana yang dimilki perusahaan.
Peralatan dan fasilitas yang dimilki seperti ruang tunggu dan ruang untuk menerima
tamu harus dilengkapi berbagai fasilitas sehingga membuat pelanggan nyaman atau
betah dalam ruangan tersebut.
55
iii. Bertanggung jawab kepada setiap pelanggan sejak awal hingga selesai
Menjalankan kegiatan pelayanan karyawan harus mampu melayani dari awal
sampai tuntas atau selesai. pelanggan akan merasa puas jika karyawan bertanggung
jawab terhadap pelayan yang diinginkannya.
iv. Mampu melayani secara cepat dan tepat
Dalam melayani pelanggan, karyawan harus melakukannya sesuai prosedur/
standar perusahaan dan keinginan pelanggan.
v. Mampu berkomunikasi
Karyawan harus mampu dengan cepat memahami keinginan pelanggan.
Selain itu karyawan harus dapat berkomunikas dengan bahasa yang jelas dan mudah
dimengerti.
vi. Memilki pengetahuan dan kemampuan yang baik
Untuk menjadi karyawan yang khusus melayani pelanggan harus memiliki
pengetahuan dan kemampuan tertentu. Karena tugas karyawan selalu berhubungan
dengan manusia, karyawan perlu dididik khusus mengenai kemampuan dan
pengetahuan untuk menghadapi pelanggan atau kemampuan dalam bekerja.
Kemampuan dalam bekerja akan mampu mempercepat proses pekerjaan sesuai
dengan waktu yang diinginkan.
56
vii. Berusaha memahami kebutuhan pelanggan
Karyawan harus cepat tanggap terhadap apa yang diinginkan oleh pelanggan.
Usahakan mengerti dan memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan secara cepat.
Petugas harus lebih dulu berusaha untuk mengerti kamauan pelanggan dengan cara
mendengar penjelasan, keluhan atau kebutuhan pelanggan secara baik agar pelayanan
terhadap keluhan atau keinginan yang diharapkan pelanggan tidak salah. Termasuk
juga memberikan jalan keluar yang diinginkan.
viii. Mampu memberikan kepercayaan kepada pelanggan
Kepercayaan calon pelanggan kepada perusahaan mutlak diperlukan sehingga
calon pelanggan mau menjadi pelanggan perusahaan yang bersangkutan. Demikian
pula untuk menjaga pelanggan yang lama perlu dijaga kepercayaannya agar tidak lari.
Semua ini melalui pelayanan karyawan khususnya dari seluruh karyawan perusahaan
umumnya.
B. KEPUASAN PELANGGAN
Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin “satis” (artinya
cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat). Secara sederhana
kepuasan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu
57
memadai. Namun, ditinjau dari perspektif perilaku konsumen, istilah kepuasan
pelanggan lantas menjadi sesuatu yang komlpeks. 6
Pandangan terhadap kepuasan pelanggan sangat bervariasi; keragaman itu
akan memberikan pembaca pemahaman yang lebih luas.7
1. Wilton (1988) menjelaskan bahwa kepuasan /ketidakpuasan pelanggan
sebagai respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang
dipersepsikan antara harapan sebelum pembelian dan kinerja actual produk
yang dirasakan setelah pemakaiannya.
2. Engel (1990) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi
purnabeli di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau
melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil
tidak memenuhi harapan.
3. Oliver (1980) merumuskan kepuasan pelanggan sebagai evaluasi purnabeli, di
mana persepsi terhadap kinerja produk yang dipilih memenuhi atau melebihi
harapan sebelum pembelian. Apabila persepsi terhadap kinerja tidak dapat
memenuhi harapan, maka yang terjadi adalah ketidakpuasan. Ketidaksesuaian
menciptakan ketidakpuasan.
6 Fandy Tjiptonon, pemasaran jasa, Jawa Timur, Banyumedia Publishing, 2007, cet. Ketiga, h. 349
7 Ali hasan, h. 56
58
4. Park (1997) menjelaskan kepuasan konsumen merupakan suatu perasaan
konsumen sebagai respon terhadap produk barang atau jasa yang telah
dikonsumsi.
5. Walker (1995) mengatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan
perbandingan antara produk yang dirasakan dengan yang diprediksi sebelum
produk dibeli/dikonsumsi. Jika yang dirasakan konsumen melebihi
dugaannya, konsumen akan merasa puas, sebaliknya jika yang dirasakan lebih
rendah dari harapannya, konsumen akan merasa tidak puas.
6. Hunt (1991) menjelaskan kepuasan pelanggan berdasarkan lima pendekatan
sebagai berikut:
Table 2.1
PERSPEKTIF DEFINISI KEPUASAN PELANGGAN
Nommitive deficit Perbandingan antara hasil actual dengan hasil
yang secara cultural dapat diterima
Equity Perbandingan perolehan/keuntungan yang
didapatkan dari pertukaran social bila perolehan
tersebut tidak sama, maka pihak yang dirugikan
akan tidak puas
59
Normative standard Perbandingan antara hasil actual dan harapan
standar pelanggan (yang dibentuk dari
pengalaman dan keyakinan mengenai tingkat
kinerja yang seharusnya ia terima dari merek
tertentu).
Procedural fairness Kepuasan merupakan fungsi dari
keyakinan/persepsi konsumen bahwa ia telah
diberlakukan secara adil.
Attributional Kepuasan tidak hanya ditentukan oleh ada
tidaknya diskonfirmasi harapan, namun juga oleh
sumber penyebab diskonfirmasi.
Tidak ada satupun ukuran tunggal terbaik mengenai kepuasan pelanggan yang
disepakati secara universal. Meskipun demikian, di tengah beragamnya cara
mengukur kepuasan pelanggan, terdapat kesamaan paling tidak dalam enam konsep
inti mengenai objek pengukuran sebagai berikut.8
1) Kepuasan pelanggan keseluruhan (overall customer satisfaction)
Cara paling sederhana untuk mengukur kepuasan pelanggan adalah langsung
menanyakan kepada pelanggan seberapa puas mereka dengan produk atau jasa
8 Fandy Tjiptono, h. 366
60
spesifik tertentu. Biasanya, ada dua bagian dalam proses pengukurannya. Pertama,
mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk dan/atau jasa perusahaan
bersangkutan. Kedua, menilai dan membandingkan dengan tingkat kepuasan
pelanggan keseluruhan terhadap produk dan/atau jasa para pesaing.
2) Dimensi kepuasan pelanggan
Berbagai penelitian memilah kepuasan pelanggan kedalam komponen-
komponennya. Umumnya, proses semacam ini terdiri atas empat langkah. Pertama,
mengidentifikasi dimensi-dimensi kunci kepuasan pelanggan. Kedua, meminta
pelanggan dengan menilai produk dan/atau jasa perusahaan berdasarkan item-item
spesifik, seperti kecepatan layanan, fasilitas layanan, atau keramahan staf layanan
pelanggan. Ketiga, meminta pelanggan menilai produk dan/atau jasa pesaing
berdasarkan item-item spesifik yang sama. Keempat, meminta para pelanggan untuk
menentukan dimensi-dimensi yang menurut mereka paling penting dalam menilai
kepuasan pelanggan keseluruhan.
3) Konfirmasi harapan (confirmation of expectations)
Dalam konsep ini, kepuasan tidak diukur langsung, namun disimpulkan
berdasarkan kesesuaian/ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan kinerja
actual produk perusahaan pada sejumlah atribut atau dimensi penting.
61
4) Minat pembelian ulang (repurchase intent)
Kepuasan pelanggan diukur secara behavioral dengan jalan menanyakan
apakah pelanggan akan berbelanja atau menggunakan jasa perusahaan lagi.
5) Kesediaan untuk merekomendasikan (willingness to recommend)
Dalam kasus pembelian ulangnya relative lama atau bahkan hanya terjadi satu
kali pembelian, kesediaan pelanggan untuk merekomendasikan produk kepada teman
atau keluarganya menjadi ukuran yang penting untuk dianalisis dan ditindaklanjuti.
6) Ketidakpuasan pelanggan
Beberapa macam aspek yang sering ditelaah guna mengetahui ketidakpuasan
pelanggan, meliputi (a) complain; (b) retur atau pengembalian produk; (c) biaya
garansi; (d) product recall (penarikan kembali produk dari pasar; (e) gethok tular
negative; dan (f) defections (konsumen yang beralih pesaing).
C. LOYALITAS PELANGGAN
1. Pengertian loyalitas
Istilah loyalitas sudah sering diperdengarkan oleh pakar marketing maupun
praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah dibicarakan dalam
konteks sehari-hari, tetapi menjadi sulit ketika dianalisis maknanya.
Dalam banyak literature mengemukakan definisi loyalitas sebagai berikut :
62
a. Sebagai konsep generic, loyalitas merek menunjukkan kecendrungan
konsumen untuk membeli sebuah merek tertentu dengan tingkat konsistensi
yang tinggi.
b. Sebagai konsep perilaku, pembelian ulang kerap kali dihubungkan dengan
loyalitas merek (brand loyalty). Perbedaannya, bila loyalitas merek
mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu, perilaku
pembelian ulang menyangkut pembelian merek yang sama secara berulang
kali.
c. Pembelian ulang merupakan dominasi perusahaan (1) berhasil membuat
produknya menjadi satu-satunya alternative yang tersedia, (2) yang terus
menerus melakukan promosi untuk memikat dan membujuk pelanggan
membeli kembali merek yang sama.9
Kotler mengatakan “the long term success of the a particular brand is not
based on the number who became repeat purchase”. Dalam hal ini dapat disimpulkan
bahwa konsumen yang loyal tidak diukur dari berapa banyak dia membeli, tapi dari
berapa sering dia melakukan pembelian ulang, termasuk disini merekomendasikan
orang lain untuk membeli.
9 Ali Hasan, Marketing, hal.81-83
63
Sedangkan menurut Zeithaml et. Al. tujuan akhir keberhasilan perusahaan
menjalin hubungan relasi dengan pelanggannya adalah untuk membentuk loyalitas
yang kuat. Indicator dari loyalitas yang kuat adalah:
a. say positive things, adalah mengatakan hal yang positif tentang produk yang
telah diproduksi
b. recommend friend, adalah merekomendasikan produk yang telah
dikonsumsikan kepada teman.
c. Continue purchasing, adalah pembelian yang dilakukan secara terus menerus
terhadap produk yang telah dikonsumsi.
Loyalitas pelanggan merupakan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan
yang menyediakan barang atau jasa, kepuasan pelanggan merupakan factor yang
menentukan tingkat loyalitas konsumen. Factor lainnya adalah customer value,
customer satisfaction, dan switchinh barrier (SWA sembada “saatnya mencermati
loyalitas pelanggan”, 2005:27).
64
2. Strategi untuk meningkatkan loyalitas
a. Customer bonding
Untuk meningkatkan loyalitas pelanggan, marketer dapat melakukan customer
bonding (mengikat pelanggan), dengan program yang direkomendasikan oleh Richard
Cross dan Janet Smith (1995) sebagai berikut :10
i. Adding financial benefits, pemberian reward bagi pelanggan yang sering
dan banyak membeli: kumpulkan poin berikan hadiah.
ii. Adding social benefits, perlakukan pelanggan sebagai partner melalui
personalisasi dan individualisasi: membership, proaktif, problem
solving.
iii. Adding structural ties, menambah ikatan struktural: pengajian, arisan,
training, dan sejenisnya.
b. Mengelola Inelastis Demand
Guna menciptakan loyalitas pelanggan, perusahaan perlu mengelola
permintaan menjadi inelastis dengan cara penyesuaian bauran pemasaran.
c. Kualitas Produk
Konsumen yang memperoleh kepuasan atas produk yang dibelinya cenderung
melakukan pembelian ulang produk yang sama, salah satunya adalah kualitas. Ini
10
Ali Hasan, Marketing, hal.98 - 102
65
dapat digunakan oleh pemasar untuk mengembangkan loyalitas merek dari
konsumennya. Pemasar yang kurang atau tidak memperhatikan produk yang
ditawarkan akan menanggung risiko tidak loyalnya konsumen.
d. Promosi Penjualan
Loyalitas merek dapat dikembangkan melalui promosi penjualan intensif,
misalnya membeli dua dapat tiga, mengumpulkan sepuluh tutup botol minuman dapat
hadiah menarik, mengumpulkan perangko kupon dapat hadiah. Cara – cara serupa
lainnya digunakan oleh pemasar untuk meningkatkan kemungkinan konsumen
melakukan pembelian ulang.
e. Relationship marketing
Kunci pokok dalam setiap program promosi loyalitas adalah upaya menjalin
relasi jangka panjang dengan para pelanggan. Asumsinya adalah bahwa relasi yang
kokoh dan saling menguntungkan antar perusahaan dan pelanggan dapat membangun
bisnis ulang (repeat business) dan menciptakan loyalitas pelanggan, akan tetapi harus
diwaspadai bahwa (1) ada sebagian pelanggan menolak untuk tergantung pada
pemasok tunggal; (2) tidak ada manfaat timbal balik bagi pelanggan; (3) ada sebagian
pelanggan lebih menyukai fokus jangka pendek yang semata – mata didasarkan pada
harga murah; (4) memadukan kegiatan layanan pelanggan, hubungan pelanggan cross
selling dengan berbagai pengorbanan pelanggan yang dapat mengurangi kesenjangan
ekspektasi dan persepsi terhadap produk sehingga membedakannya dengan pesaing.
66
f. Mengidentifikasi customer requirements
Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan yang sangat beragam,
terapkan konsep mass costomization. Caranya dengan mengintegrasi teknologi
informasi dan flexible manufacturing systems guna menghasilkan produk berbiaya
rendah sesuai dengan harapan para pelanggan individual.
g. Perbaikan berkesinambungan
Sekalipun loyalitas pelanggan sebagai tujuan akhir, namun tidak ada jaminan
dapat langgeng dengan sendirinya, perusahaan harus aktif mencari berbagai inovasi
dan terobosan dalam merespon setiap perubahan menyangkut faktor pelanggan,
perusahaan dan pesaing.
h. Meningkatkan nilai tambah bagi pelanggan
i. Bahagiakan pelanggan
j. Mengoptimalkan quality function deployment
k. Komitmen organisasi
l. Membina keakraban dengan pelanggan
BAB III
GAMBARAN UMUM RUMAH MAKAN WONG SOLO
A. Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Food Business Bernuansa Islam
Menapaki perjalanan usaha usaha Rumah Makan sejak didirikan tahun 1991,
hingga sekarang membuat kami semakin yakin betapa sayangya Allah SWT kepada
hamba-hamba-Nya.
Agama telah memberi petunjuk kepada kami bahwa bekerja bersungguh-
sungguh merupakan aktifitas yang sangat mulia di sisi Allah. Dari agama pula kami
tahu bahwa jihad bukan hanya berkonotasi berperang (mengangkat senjata)
mempertahankan agama Allah. Bekerja dan berusaha bersungguh-sungguh untuk
meningkatkan kualitas hidup, adalah bagian dari makna jihad itu sendiri.
Keyakinan itu mendorong kami menjalankan usaha Rumah Makan Wong
Solo bernuansa Islam, menetapkan landasan filosofinya Al-Qur'an surat Ash-Shaff
10-11, dengan motto " Ayam Bakar Wong Solo halalan Tayyiban".
Rumah Makan Wong Solo sendiri pertama berdiri tahun 1991 di Medan dengan
hanya bermodalkan uang Rp 2.500.000,-. Namun dengan kesungguhan dalam
menjalankan usaha serta berpijak pada nilai-nilai keislaman R.M. Wong Solo saat ini
telah berkembang menjadi 16 outlet. Cabang-cabang tersebut antara lain adalah
Medan, Banda Aceh, PAdang, Solo, Bali, Pekanbaru, Surabaya, Semarang, Malang,
68
Yogyalarta, Kebon Jeruk, Kalimalang, Bintaro, muntilan dan segera dibuka Cibubur,
Bogor dan Bandung
Disamping sistem Total Service, Ayam Bakar Wong solo telah memiliki
standarisasi bumbu, hingga kesamaan rasa di antara outlet bisa terjaga mutunya.
Maka Ayam Bakar Wong Solo dapat dimiliki oleh setiap orang dengan sistem
waralaba (franchise) yang syarat-syaratnya telah ditetapkan oleh sistem manajemen
Ayam Bakar Wong Solo. Ditargetkan tahun 2005 gerai ayam bakar Wong Solo telah
ada di kota-kota propinsi di seluruh Indonesia, dan negara-negara ASEAN pada tahap
selanjutnya. Usaha tersebut tidak terlepas dari dukungan penuh dari PT. Sarana
Sumut Ventura baik material maupun manajemen.
Ayam Bakar Wong Solo adalah rumah makan, artinya Ayam Bakar Wong
Solo adalah tempat makan dan minum. Pelanggan juga dapat membuat variasi sendiri
menu-menu baik lauk, sayur maupun minuman yang ada. Variasi atau silang tersebut
antara lain Ayam Bakar/goreng. Aneka Ikan Bakar/goreng, Sate Udang, Sate Cumi,
Sate Ayam, Sate Kambing, Ikan Goreng Tepung, Aneka sayur, Aneka balado/sambal,
bahkan Chinese Food seperti saos tomat, saos tauco, saos tiram, steam (kukus), asam
manis, cah kailan/brokoli menambah aneka rasa. Dengan variasi tersebut pelanggan
justru akan lebih kerasan menikmati hidangan yang disajikan oleh Ayam Bakar Wong
Solo.
69
Pelanggan dapat hadir setiap hari dalam satu bulan tanpa harus mengulang
menu yang pernah dinikmatinya. Lebih kurang lima puluh (50) menu Ayam Bakar
Wong Solo tersebut memiliki cita rasa yang khas, artinya, walaupun nama menu-
menu Ayam Bakar Wong Solo diambil dari menu-menu populer yang sudah ada
sebelumnya, akan tetapi cita rasanya pasti akan beda. Perbedaan itu justru membuat +
50 menu tersebut bukan hanya sebagai pendamping dari menu Ayam Bakar, tetapi
juga menjadi menu yang menjadi idola dari masing-masing pelanggan.
Naluri memasak yang kami miliki sejak kecil, dikarenakan kami tumbuh di
lingkungan keluarga yang memiliki usaha rumah makan dimana usaha tersebut
merupakan usaha turun temurun. Bermodalkan naluri tersebut kami merancang
sendiri menu-menunya dan bukan belajar dari buku, juru masak atau orang lain.
Disamping itu, nilai lebih Ayam Bakar Wong Solo adalah Halalan Thayyiban, halal
artinya produk-produk yang disajikan berasal dari bahan-bahan yang adalah halal dan
diproses dengan memperhatikan khukum-hukum Allah. Thayyiban (baik) artinya
menu-menu yang disajikan berasal dari bahan-bahan yang segar (fresh) dan memiliki
nilai gizi yang tinggi, disamping itu Zakat 2,5% dari hasil usaha digunakan untuk hal-
hal kemaslahatan.
B. Wong Solo sukses Dengan Nuansa Islam
Terkadang bisa muncul perasaan ketakutan pada seseorang saat melangkah,
jika langkah yang diambilnya dipandang berbeda dengan cara-cara konvensional di
70
tengah masyarakat. Hal itulah yang pertama kali dirasakan oleh pemilik Wong Solo
saat pertama kali mengambil keputusan untuk mengelola rumah makan Wong Solo
dengan nuansa Islam.
Wong Solo berusaha menepis anggapan masyarakat kalau kita
mengidentifikasi dengan sesuatu yang dianggap cenderung eksklusif. Seperti rumah
makan dengan label nuansa Islam, asumsi masyarakat dengan menganggap bahwa
rumah makan ini hanya untuk orang Islam. Tetapi Wong Solo mengembangkan cara
beragama yang inklusif memberi pelayanan kepada konsumen dari semua segmen
masyarakat lintas suku, agama, ras dan golongan, sehingga dalam kenyataaanya di
berbabagai outlet pengunjung yang terbanyak adalah etnis Tionghoa.
Pada setiap outlet diusahakan agar suasana islami nampak terasa dengan jelas.
Ini bisa dilihat pada kenyataan misalnya :
1. Semua karyawati memakai jilbab;
2. Kuliah agama tujuh menit (Kultum) dilakukan untuk karyawan dan
karyawati sebelum memulai pekerjaannya, dengan menegaskan nilai-nilai
yang terkandung dalam hadits-hadits pendek;
3. Pengajian dengan metode diskusi bagi para staf/pimpinan yang
dilaksanakan secara reguler;
4. Setiap menejer harus lancar membaca Al-qur'an dan mampu menjadi
khatib Jum'at.
71
5. Wong Solo juga membersihkan hasil usahanya dengan mengeluarkan
zakat 10 % melalui amil zakat Wong Solo.
Oleh karenanya landasan filosifi proses perjalan usaha Wong Solo adalah Al-
Qur'ánul Karím, khususnya surat As-Sháf : 10-11: " Hai orang-orang yang beriman,
sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari
azab yang pedih ?, ( yaitu) : Kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad
di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu
mengetahui."
Untuk meningkatkan pengetahuan dan pendalaman agama bagi para staf, dan
untuk menjaga agar proses perjalanan usaha Wong Solo dapat menetapi nilai-nilai
ajaran Islam, ditetapkan seorang manajer spiritual Islam yaitu Prof.Dr. Syahrin
Harahap, MA Guru Besar IAIN Sumatera Utara.
C. Manajemen SDM
Managemen pengelola Sumber Daya Manusia di Ayam Bakar Wong Solo
tidak terlepas dari proses recruitmen karyawannya. Sistem recruitment yang
diterapkan di Ayam Bakar Wong Solo selama ini dilakukan dengan melalui dua cara
yakni :
Sumber Intern (dari Orang dalam perusahaan sendiri). Dari dalam perusahaan melalui
realokasi SDM yang ada baik berupa tour of duty (alih tugas) atau tour of area (alih
72
tempat kerja). Sasarannya agar perusahaan dapat menempatkan orang yang tepat pada
tempat yang tepat (the right man on the right place). Kedua, sumber ekstern (dari luar
perusahaan) yaitu dengan cara perekrutan biasa, dengan melalui beberapa proses yang
telah ditentukan.
a) Rekrutmen
Dalam perekrutan karyawan/karyawati selain menekankan sumber daya
manusia yang memiliki kemampuan akademik, akhlak juga menjadi
pertimbangan utama. Wong Solo yakin bahwa pekerjaan yang baik apabila
dikerjakan oleh karyawan yang baik akan memberikan hasil yang baik pula.
b) Training
Pelatihan/training Ayam Bakar Wong Solo bertujuan agar karyawan mampu
melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya. Yang dimaksud dengan
training pra tugas yang ada di Wong Solo adalah 1). pelatihan yang
dilaksanakan bagi karyawan yang sudah diangkat menjadi karyawan dan 2).
pelatihan yang dilaksanakan bagi para calon karyawan yang telah lulus dalam
seleksi perekrutan sebelum diangkat menjadi karyawan.
Ada 3 tingkatan pelatihan pra tugas yang ada di rumah makan Wong Solo,
yaitu Pertama, pelatihan tingkat pertama, pelatihan ini ditujukan bagi karyawan yang
menangani pekerjaan yang bersifat praktis. Kedua, pelatihan tingkat kedua, pelatihan
ini ditujukan bagi mereka yang dipersiapkan untuk menduduki jabatan staff (kabag)
73
yang bersifat teknis. Yang ketiga, pelatihan tingkat tiga, yaitu pelatihan yang
ditujukan untuk mempersiapkan karyawan yang akan menduduki jabatan sebagai
pimpinan tingkat menengah untuk calon manager, bersifat human skill. Aspek yang
diberikan dalam pelatihan dasar antara lain : Pengetahuan, pembekalan yang
cenderung berhubungan dengan sikap/pembentukan perilaku.
D. Budaya Kerja
Budaya kerja muncul dari karakteristik karyawan/karyawati Wong Solo. Ada
enam kharakteristik yang membentuk budaya kerja Karyawan dan Karyawati Wong
Solo. Keenam hal tersebut adalah : Pertama : Selalu proaktif, kreatif, dan berinisiatif
sehingga terasa kehadirannya ditengah-tengah rekan kerjanya. Kedua, Memulai usaha
dengan akhir dalam pikiran bahwa segala sesuatu yang dikerjakan adalah Lillahita'ala
dengan tujuan mencari ridho Allah. Ketiga, Selalu mengutamakan yang paling utama.
Keempat, Selalu berfikir menang-menang/positif thinking. Kelima, Selalu
mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan diri sendiri, meskipun
kepentingan diri sendiri itu penting, namun ia dipenuhi dengan melakukan kerjasama.
Keenam, Selalu meningkatkan kualitas diri dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.
74
E. PENGEMBANGAN USAHA (INTERN)
Kebesaran nama RM Wong Solo, tidak membuat kami untuk berpuas diri,
akan tetapi justru memacu kami untuk terus mengembangkan sistem yang sudah ada,
manajemen, keuangan, Informasi dan sistem-sistem yang lain. Kami terus melakukan
uji coba - uji coba untuk mendapatkan format yang standar dengan kualitas yang
handal sehingga kepuasan pelanggan dapat terpenuhi dengan baik.
Tekad kami untuk menjadi pemimpin pasar khusunya di bisnis makanan
(restoran tradisional) sangatlah kuat. Dan semampu mungkin untuk membawa
makanan tradisional Indonesia untuk go internasional. Kami kadang-kadang bersedih
mengapa negeri yang kaya akan budaya ini ( termasuk makanan) dibanjiri oleh
waralaba asing yang jumlahnya sudah sulit dihitung dengan jari. Memang sekarang
adalah era globalisasi di mana setiap produk dari manapun asalnya, kalau sudah
diterima oleh pasar global, maka tidak akan terbendung oleh siapapun dan
dimanapun.
Dalam bidang teknologi informasi di tahun 2001 ini kami mulai merintis
untuk membuat homepage dengan nama www.wongsolo.com dan
www.wongsolo.co.id (sudah diregristrasi). Web Site yang kami bikin tersebut bukan
latah atau asal ikut-ikutan saja, akan tetapi untuk mulai mengenalkan brand wong
solo di pasar global. Di samping itu juga dipakai untuk komunikasi antar cabang yang
ada. Dengan teknologi internet ini diharapkan akan ada penghematan yang cukup
75
signifikan khususnya biasa komunikasi (telpon maupun fax), apalagi ke depan biaya
telpon akan mengalami kenaikan yang cukup besar.
F. Kriteria Kesuksesan RM Wong Solo
Kriteria kesuksesan bagi RM Wong Solo bukanlah terbatas pada pencapaian
materi semata, . tetapi beruntung dan mendapat petunjuk dari Tuhan karena
ketaqwaannya. Dengan kriteria kesuksesan seperti itu maka keberhasilan Wong Solo
dalam usahanya adalah tercapainya tujuan, yaitu usaha yang maju dan islami dalam
rangka jihad di jalan Allah , serta terhindarnya insan Wong Solo dari azab yang
pedih, serta bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat.
Kriteria kesuksesan seperti diyakini RM Wong Solo tersebut relevan dengan
kriteria muknin yang sukses sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al
Mukminun ayat 1-9." Sungguh bahagia orang-orang mukmin yaitu orang-orang yang
khusuk dalam sholat mereka, dan orang yang berpaling dari pekerjaan sia-sia, dan
orang yang menunaikan zakat, dan orang - orang yang menjaga diri (kemaluannya)
kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka
sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela. Barang siapa yang mencari dibalik
itu, maka mereka itulah
76
orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang memelihara amanah-amanah
dan janji-janjinya, dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka itulah
orang-orang yang akan mewarisi, yakni yang akan mewarisi sorga firdaus mereka
kekal didalamnya.
Ayat di atas secara gamblang menjelaskan kriteria kesuksesan seorang
mukmin yang dirumuskan dalam poin-poin berikut :
1) Fi Sholatihim Khosyiuun ( Orang khusuk dalam sholatnya )
Sholat merupakan sarana komunikasi seorang hamba dengan tuhannya,
tempat mengadu dan memohon harapan, jalur mendekatkan diri kepada Sang
Pencipta yang dapat memberikan jalan bagi setiap problema kehidupan. Takbiratul
Ihram tanda pembuka, menyingkirkan segala goda karena berhadapan dengan yang
Maha Kuasa, lidah membaca doa hati meraba makna. Dengan itu diharapkan jalan
kesuksesan terbuka bagi seorang hamba.
2) Wa anil laghwi mu'riduun ( Menjauhkan diri dari perbuatan Lagha)
Setiap hari rajin beramal shaleh, berbuat baik terhadap sesama, dengan
keluarga, jiran dan lingkungannya. Waktu-waktunya diatur dengan disiplin, tidak
berlalu dengan hampa tak bermakna. Tapi diisi penuh dengan kreatifitas dalam
rangka mengabdikan diri kepada Sang Penciptanya.
77
3) Lizzakati Failun ( Mengeluarkan Zakat )
Mukmin yang memiliki ciri sukses sangat merasa bahwa apa yang dinikmati
dalam hidupnya merupakan pemberian dan rahmat Allah SWT. Ia sadar ketika lahir
kedunia tidak membawa apa-apa. Karena itu mukmin yang sukses tidak pernah
membuat perhitungan kalau memang disuruh bersukur, gemar menyisihkan hartanya
sebagai budaya diri, hartanya dizakati, infak diberikan dan sedekah diperhartikan.
4) Li amanatihim wa ahdihim raun ( Memegang Amanah dan Menepati Janji )
Dalam dirinya terpantul nilai amanah, sangat berhati-hati terhadap
kepercayaan yang diberi. Dalam dirinya terekam bahwa Allah mengetahui apapun
yang terjadi sedikit banyak diwaktu siang maupun malam hari. Tidak ada satupun
yang tersembunyi bagi zat yang Maha Tinggi. Dia penuhi segala janji dan tidak
pernah ia pungkiri.
5) Li Furujihim Hafizuun ( Memelihara Frajnya )
Nafsunya dipelihara, terkontrol tidak berbuat yang salah. Tidak pernah
menempuh jalan ilegal tanpa prosedur lewat akad nikah. Selain mampu meredam
78
nafsu melawan rayuan setan di dalam kalbu, juga mengupayakan menegakkan nilai-
nilai moral sejauh kemampuan yang ada pada dirinya.
Pada sisi lain dalam surat Asy-Syams : 8 Allah SWT menjelaskan bahwa
usaha manusia di jalankan dalam dua landasan berfikir. Ada yang dijalankan dengan
landasan ketaqwaan, dan ada yang dijalankan dengan landasan kejahatan, yang secara
singkat dapat dilihat dalam diagram berikut :
Menurut pandangan islam seseorang atau kelompok orang disebut sukses
adalah orang yang menjalankan usaha atau aktifitasnya sehari-hari dengan landasan
ketakwaan. Sedangkan usaha yang dijalankan bukan dengan landasan itu meskipun
memperoleh hasil dan kekuasaan yang cukup banyak dan tinggi tetap dikategorikan
sebagai tidak sukses. RM Wong Solo senantiasa berupaya menetapi aktivitasnya
sehari-hari dengan landasan ketaqwaan.
Jadi tujuan sukses insan RM Wong Solo yaitu usaha profesional yang maju
dan dalam rangka terhindarnya insan RM Wong Solo dari azab yang pedih
bermanfaat bagi keluarga masyarakat serta sukses dunia dan akhirat.
BAB IV
A. Penemuan dan pembahasan
1. Analisis Deskriptif Statistik pada Rumah Makan Wong Solo
Penelitian ini merupakan mengenai kualitas layanan rumah makan wong solo
terhadap kepuasan pelanggan yang kemudian menjadikan pelanggan loyal terhadap
rumah makan Wong Solo. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer. Berdasarkan hasil output dari kuesioner yang telah dibagikan kepada
responden yang merupakan customer/ pelanggan rumah makan Wong Solo cabang
Tebet, maka diperoleh data sebagai berikut:
a. Demografi Responden RM Wong Solo
Sampel dalam penelitian ini adalah pelanggan yang sedang makan di rumah
makan wong solo. Jumlah sampelnya adalah 100 orang. Dalam penelitian ini
Penarikan sampel menggunakan metode non probabillity sampling dengan tipe
purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
dimana penentuan sampel tergantung dari kepentingan penelitian. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Adapun teknik pengisiannya
adalah dilakukan secara mandiri oleh responden, yaitu dengan mengirim kuesioner
kepada responden, kemudian kuesioner yang telah terisi diambil kembali. Teknik ini
diambil karena pengisian kuesioner dengan cara membacakan secara langsung butir-
80
butir pertanyaan kepada responden tidak memungkinkan mengingat responden sangat
sibuk.
Tabel 4.1
Gambaran Distribusi Kuesioner
Identifikasi sampel Jumlah Persentase
Total kuesioner yang disebar 100 100 %
Total kuesioner yang direspon 100 100 %
Total kuesioner yang tidak direspon 0 0 %
Total kuesioner yang dapat digunakan 100 100 %
Total kuesioner yang tidak dapat digunakan 0 0 %
Dari 100 kuesioner yang disebar, sebanyak 100 % atau sebanyak 100
kuesioner kembali. Tidak ada kuesioner yang tidak dapat digunakan karena semua
butir-butir pertanyaan terisi dengan lengkap. Sehingga jumlah kuesioner yang dapat
digunakan adalah sebanyak 100 buah atau 100 % dari seluruh kuesioner yang disebar.
Gambaran jelas tentang distribusi kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.
81
Tabel 4.2
Deskripsi Responden
Deskripsi
responden
Keterangan Frekuensi Persentase
Persentase
kumulatif
Jumlah Sampel 100 % 100 %
Jenis kelamin Laki- laki 54 54 % 54 %
Perempuan 46 46 % 100 %
Usia < 18 tahun 2 2 % 2 %
19 - 25 tahun 24 24 % 26 %
26 - 35 tahun 46 46 % 72 %
36 - 50 tahun 21 21 % 93 %
>50 tahun 7 7 % 100 %
Status
perkawinan
Menikah 59 59 % 59 %
Belum menikah 40 40 % 99 %
Cerai 1 1 % 100 %
Pendidikan SD 1 1 % 1 %
82
SMP 1 1 % 2 %
SMA 31 31 % 33 %
Diploma 13 13 % 46 %
S1 51 51 % 97 %
S2- S3 3 3 % 100 %
Pendapatan
Perbulan
± Rp. 500.000,- 4 4 % 4 %
± Rp. 1000.000,- 29 29 % 33 %
± Rp. 2.500.000,- 25 25 % 58 %
± Rp. 5.000.000,- 22 22 % 80 %
< Rp. 10.000.000,- 6 6 % 86 %
> Rp. 10.000.000,- 14 14 % 100 %
Sumber : Data terdapat pada lampiran
Dari kuesioner yang terkumpul, terlihat bahwa responden terbanyak berusia
26-35 tahun, yaitu sebesar 46 %. Responden yang berusia kurang dari 18 tahun dan
diatas 50 tahun jumlahnya paling sedikit yaitu hanya sebesar 2 % dan 7 %. Sementara
sisanya adalah responden yang berusia antara 19-25 tahun sebanyak 24 %, responden
berusia 36-50 tahun sebanyak 21 %. Demikian dapat kita simpulkan bahwa
83
pelanggan rumah makan wong solo adalah orang-orang yang masih dalam usia
mapan.
Dan mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 54 % dan
responden perempuan hanya sebesar 46 % dari jumlah responden, hal ini bisa
dimaklumi karena letak rumah makan wong solo berdekatan dengan perkantoran
yang mayoritas pegawainya adalah laki-laki.
Sementara itu sebanyak 59 % responden berstatus menikah, dan yang belum
menikah sebanyak 40 %, sedangkan sisanya yang berstatus telah cerai yaitu hanya
sebesar 1 %.
Kemudian dilihat dari tingkat pendidikannya, mayoritas pelanggan rumah
makan wong solo berpendidikan Sarjana Strata Satu (S1), yaitu sebesar 51 %, yang
berpendidikan SMA sebesar 31 %, Diploma 13 %, Sarjana Strata Dua-Tiga (S2-S3)
sebanyak 3 %, yang berpendidikan SD dan SMP sebesar 1 % dari jumlah responden.
2. Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatori Factor Analisysis/CFA)
a. Menguji Model Pengukuran
Model pengukuran yang digunakan respesifikasi model karena Heywood
Case, dimana variable laten yang diteliti, diukur hanya berdasarkan indikator-
indikator yang dikandung oleh variabel laten tersebut. Analisis konfirmatori ingin
84
menguji apakah indikator-indikator tersebut merupakan ukuran unidemensionalitas,
secara empiris overall measurement meliputi, cocok atau fit dengan data pengujian
unidemensional meliputi uji kesesuaian model (overall model fit test) uji
kebermaknaan (test of significance) masing-masing koefisien bobot faktor dan
evaluasi reabilitas konstruk.
Adapun dalam penelitian ini terdiri dari 3 indikator yaitu kualitas layanan,
kepuasan pelanggan, dan loyalitas pelanggan. Adapun tahapan-tahapan dalam
melakukan CFA melalui beberapa tahap.
1. Uji Kesesuaian Model
Ukuran ini menghubungkan goodness-of-fit model dengan sejumlah koefisien
estimasi yang diperlukan untuk mencapai level fit. Tujuan dasarnya adalah untuk
mendiagnose apakah model fit telah tercapai dengan “overfitting” data yang memiliki
banyak koefisien. Prosedur ini minir dengan “adjustment” terhadap nilai R2 didalam
multiple regression. (Imam Ghozali, “Model – model persamaan Struktural Konsep
dan Aplikasi”, 2008).
Hasil Tampilan Output Dengan Diagram Jalur Kualitas Pelayanan, Kepuasan
Pelanggan, dan Loyalitas Pelanggan.
Gambar 4.7 Output Dengan Diagram Jalur Kualitas Pelayanan, Kepuasan Pelanggan,
dan Loyalitas Pelanggan.
85
Gambar 4.7 Output Dengan Diagram Jalur Kualitas Pelayanan, Kepuasan Pelanggan,
dan Loyalitas Pelanggan.
Informasi yang diperoleh dari hasil CFA menunjukkan bahwa, hasil pada uji
kesesuaian hasil Chi square sebesar 68,242 dengan probabilitas = 0,023 model lebih
kecil dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa model fit dengan data. Begitu juga apabila
dilihat dari kriteria fit lainnya yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
86
Table 4.8
Evaluasi Kriteria Good Of Fit Indeks
Kriteria Cut-off Value Hasil Analisis Evaluasi Model
Chi-Square
Significant Probability
CMIN/df
GFI
TLI
CFI
RMSEA
AGFI
64,001
0,05
2,00
0,90
0,95
0,95
0,08
0,90
68,242
0,023
1,452
0,906
0,958
0,975
0,068
0,818
Baik
Marjinal
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Marjinal
Berdasarkan indeks kesesuian model diatas, hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa tingkat signifikansi uji hipotesis perbedaan (chi-square) sebesar
68,242 dengan probabilitas 0,023. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan antara matriks kovarians sampel dan matriks kovarians populasi yang
diestimasi.
Penerimaan model ini atau model ini sesuai dengan data yang tersedia (fit),
didukung hasil indeks kesesuaian model seperti CMIN/df (1,452), GFI (0,906), TLI
(0,958), CFI (0,975), RMSEA (0,068) dan AGFI (0,818). Walaupun terdapat dua
87
nilai cukup baik (marginal), dapatlah dikatakan model secara keseluruhan dapat
diterima.
2. Uji Kausalitas
Dengan memperhatikan table 4.9, hasil komputasi regression weights menunjukkan
nilai critical ratio (CR) lebih besar dari 2.0, hal ini memberikan gambaran bahwa
variabel – variabel tersebut secara signifikan merupakan dimensi dari faktor laten
yang dibentuk.
Table 4.9
Regression Weights
Estimate S.E. C.R. P Label
KEPUASAN <--- KUALITAS_LAYANAN .817 .108 7.532 ***
LOYALITAS <--- KEPUASAN .839 .117 7.186 ***
x5 <--- KUALITAS_LAYANAN 1.000
x4 <--- KUALITAS_LAYANAN .949 .118 8.059 ***
x3 <--- KUALITAS_LAYANAN 1.206 .141 8.534 ***
x2 <--- KUALITAS_LAYANAN 1.026 .128 8.011 ***
x1 <--- KUALITAS_LAYANAN 1.140 .154 7.415 ***
x10 <--- KEPUASAN 1.000
x9 <--- KEPUASAN .811 .091 8.932 ***
88
Estimate S.E. C.R. P Label
x8 <--- KEPUASAN .462 .079 5.844 ***
x7 <--- KEPUASAN .524 .061 8.620 ***
x6 <--- KEPUASAN .854 .093 9.154 ***
x13 <--- LOYALITAS 1.000
x12 <--- LOYALITAS .837 .112 7.500 ***
x11 <--- LOYALITAS .868 .105 8.248 ***
Sumber : output AMOS 18
Bila dilihat dari hasil regression weights, berdasarkan tabel diatas dapat kita
lihat bahwa hasil uji setiap konstruk menghasilkan hampir semuanya signifikan
dengan estimasi setiap konstruk yang distandarkan hampir semuanya lebih besar dari
nilai yang disyaratkan sebesar 0,5.
89
Table 4.10
Standardized Regression Weights
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil uji koefisien bobot faktor
menghasilkan hampir semuanya signifikan dengan estimasi koefisien bobot faktor
Estimate
KEPUASAN <--- KUALITAS_LAYANAN ,941
LOYALITAS <--- KEPUASAN 1,049
x5 <--- KUALITAS_LAYANAN ,740
x4 <--- KUALITAS_LAYANAN ,757
x3 <--- KUALITAS_LAYANAN ,886
x2 <--- KUALITAS_LAYANAN ,829
x1 <--- KUALITAS_LAYANAN ,772
x10 <--- KEPUASAN ,810
x9 <--- KEPUASAN ,766
x8 <--- KEPUASAN ,567
x7 <--- KEPUASAN ,775
x6 <--- KEPUASAN ,771
x13 <--- LOYALITAS ,652
x12 <--- LOYALITAS ,697
x11 <--- LOYALITAS ,609
90
yang distandarkan (standardized) hampir semuanya lebih besar dari nilai yang
disyaratkan sebesar 0,5.
b. Validitas konstruk
1) Convergent Validity
Dikatakan convergent validity jika indikator atau item – item suatu konstruk
laten atau share (berbagi) memiliki proposi varian yang tinggi. Untuk mengukur
validitas konstruk dapat dilihat dari nilai faktor loadingnya. Pada kasus dimana terjadi
validitas konstruk yang tinggi, maka nilai loading yang tinggi pada suatu faktor
(konstruk laten) menunjukkan bahwa mereka converge pada suatu titik. Syarat yang
harus dipenuhi, pertama faktor loading faktor harus disignifikan.
Oleh karena itu loading factor yang signifikan bisa jadi masih rendah nilainya,
maka standardized loading estimate harus sama dengan 0,5 atau lebih idealnya 0,70.
Berdasarkan hasil output standardized loading diatas, secara umum semua loading
sudah diatas 0,5. (Imam Ghazali, “Model – Model Persamaan Struktural Kondep dan
Aplikasi”, 2008).
2) Variance Extracted
Variance extracted memperlihatkan jumlah varians dari indikator yang
diekstraksi oleh variable bentukan yang dikembangkan. Nilai variance ektracted yang
tinggi menunjukkan bahwa indikator – indikator itu telah mewakili secara baik
91
variabel bentukan yang dikembangkan. Besarnya nilai variance extracted dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
Variance extracted = 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑𝑖𝑧𝑒𝑑 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔2
𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑𝑖𝑧𝑒𝑑 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔2+ 𝜀𝑗
Table 4.11
Standardized Regression Weights
Estimate
KEPUASAN <--- KUALITAS_LAYANAN ,941
LOYALITAS <--- KEPUASAN 1,049
x5 <--- KUALITAS_LAYANAN ,740
x4 <--- KUALITAS_LAYANAN ,757
x3 <--- KUALITAS_LAYANAN ,886
x2 <--- KUALITAS_LAYANAN ,829
x1 <--- KUALITAS_LAYANAN ,772
x10 <--- KEPUASAN ,810
x9 <--- KEPUASAN ,766
x8 <--- KEPUASAN ,567
x7 <--- KEPUASAN ,775
92
Sumber : output amos 18
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat bahwa hasil uji koefisien bobot
factor menghasilkan hampir semuanya signifikan dengan estimasi koefisien bobot
factor yang distandarkan (standardized) hampir semuanya lebih besar dari nilai yang
disyaratkan sebesar 0,5 atau lebih besar dari 0,5.
Jumlah kuadrat standar loading ( 𝜆𝑖2)
Kualitas layanan = 0,7722 + 0,829
2 + 0,886
2 + 0,757
2 + 0,740
2
= 0,595984 + 0,687241 + 0,784996 + 0,573049 + 0,5476
= 3,18887
Kepuasan pelanggan = 0, 7712 + 0,775
2 + 0,567
2 + 0,766
2 + 0,810
2
= 0,594441 + 0,600625 + 0,321489 + 0,586756 + 0,6561
= 2,759411
Loyalitas pelanggan = 0,6092 + 0,697
2 + 0,652
2
x6 <--- KEPUASAN ,771
x13 <--- LOYALITAS ,652
x12 <--- LOYALITAS ,697
x11 <--- LOYALITAS ,609
93
= 0,370881 + 0,485809 + 0,425104
= 1,281794
Jumlah kesalahan pengukuran (measurement error)
Kesalahan pengukuran = 1- λi2 (kuadrat standar loading)
Kualitas pelayanan = (1-0,595984) + (1-0,687241) + (1- 0,784996) +
(1- 0,573049) + (1-0,5476)
= 0,404016 + 0,312759 + 0,215004 + 0,426951 + 0,4524
= 1,81113
Kepuasan pelanggan = (1-0,594441) + (1-0,600625) + (1-0,321489) +
(1-0,586756) + (1-0,6561)
= 0,405559 + 0,399375 + 0,678511 + 0,413244 + 0,3439
= 2,240589
Loyalitas pelanggan = (1-0,370881) + (1-0,485809) + (1-0,425104)
= 0,629119 + 0,514191 + 0,574896
= 1,718206
94
AVE konstruk laten :
Kualitas layanan = 3,18887
3,18887+1,81113
= 0,637774
Kepuasan pelanggan = 2,759411
2,759411+2,240589
= 0,5518822
Loyalitas pelanggan = 1,281794
1,281794+1,718206
= 0,42726467
Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa konstruk laten
kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan memenuhi kriteria AVE > 0,5, sedangkan
konstruk laten loyalitas pelanggan memberikan nilai AVE < 0,5.
3) Construct Reliability (CR)
Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator – indikator
sebuah variabel bentukan yang menunjukkan derajat sampai dimana masing – masing
indikator itu mengindikasikan sebuah variabel bentukan yang umum. Terdapat dua
cara yang dapat digunakan, yaitu composite (construct) reliability dan variance
extract. Cut-off value dari construct reliability adalah minimal 0,70 sedangkan cut-off
value untuk variance extracted minimal 0,50.
95
Composite reliability didapat dengan rumus:
Construct Reliability = ( 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑𝑖𝑧𝑒𝑑 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔)2
( 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑𝑖𝑧𝑒𝑑 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔)2+ 𝜀𝑗
a) Standardized loading diperoleh langsung dari standardized loading untuk tiap
– tiap indicator
b) 𝜀j adalah measurement error = 1 – (standardized loading)2
Jumlah standardized loading
Kualitas layanan = 0,772 + 0,829 + 0,886 + 0,757 + 0,740
= 3,984
Kepuasan pelanggan = 0, 771 + 0,775 + 0,567 + 0,766 + 0,810
= 3,689
Loyalitas pelanggan = 0,609 + 0,697 + 0,652
= 1,958
Jumlah kesalahan pengukuran (measurement error)
Kesalahan pengukuran 1- (standardized error)2
Kualitas pelayanan = (1-0,595984) + (1-0,687241) + (1- 0,784996) +
(1- 0,573049) + (1-0,5476)
96
= 0,404016 + 0,312759 + 0,215004 + 0,426951 + 0,4524
= 1,81113
Kepuasan pelanggan = (1-0,594441) + (1-0,600625) + (1-0,321489) +
(1-0,586756) + (1-0,6561)
= 0,405559 + 0,399375 + 0,678511 + 0,413244 + 0,3439
= 2,240589
Loyalitas pelanggan = (1-0,370881) + (1-0,485809) + (1-0,425104)
= 0,629119 + 0,514191 + 0,574896
= 1,718206
Perhitungan construct reliability (CR) untuk konstruk laten
Kualitas layanan = 3,9842
3,9842+1,81113 =
15,872256
17,683386
= 0,897580135
Kepuasan pelanggan = 3,6892
3,6892+2,240589 =
13,608721
15,84931
= 0,858631764
97
Loyalitas pelanggan = 1,9582
1,9582+ 1,718206 =
3,833764
5,55197
= 0,690523184
Berdasarkan hasil uji construct reliability (CR) untuk konstruk laten,
didapatkan bahwa semua konstruk laten mempunyai reliabilitas yang tinggi lebih
besar dari 0,70 (yang disyaratkan baik), yaitu dengan nilai konstruk laten, dalam hal
ini konstruk laten kualitas layanan dengan nilai 0,897580135, kepuasan pelanggan
0,858631764, masing – masing mempunyai nilai diatas 0,70 (yang disyaratkan baik)
dan loyalitas pelanggan 0,690523184, yang nilainya dibawah 0,70 (yang
dipersyaratkan) yang berarti kualitas layanan, kepuasan pelanggan, dan loyalitas
layanan tepat dan konsisten dapat diukur oleh kesemua indikator yang telah
dikonsepkan.
4) Discriminant validity
Discriminant validity untuk mengukur sampai seberapa jauh suatu
konstruk benar – benar berbeda dengan konstruk lainnya. Nilai discriminant validity
yang tinggi memberikan bukti bahwa suatu konstruk adalah unik dan mampu
menangkap fenomena yang diukur. Cara mengujinya adalah dengan membandingkan
nilai kuadrat dari AVE.
Nilai akar kuadrat dari AVE konstruk sebagai berikut:
Kualitas layanan = √0,637774 = 0,7986
98
Kepuasan pelanggan = √0,5518822 = 0,7429
Loyalitas pelanggan = √0,42726467= 0,6537
Lalu dibandingkan dengan nilai korelasi antar konstruk dibawah ini:
Table 4.12
Correlation
Estimate
KEPUASAN
.836
LOYALITAS
.735
X11
.584
X12
.508
X13
.733
X6
.609
X7
.583
X8
.373
X9
.633
X10
.697
X1
.568
X2
.699
X3
.786
99
Estimate
X4
.598
X5
.564
Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua kontruk memiliki nilai diskriminasi
validity yang tinggi karena akar kuadrat AVE nilainya diatas nilai korelasi antara
konstruk tersebut yaitu kualitas layanan.
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menganalisis nilai C.R (Critical
Ratio) dan nilai P (Probability) pada hasil olah data Regression Weights,
dibandingkan dengan batasan statistic yang disyaratkan, yaitu nilai CR (Critical
Ratio) di atas 2.00, dan nilai P (Probability) di bawah 0.05. Apabila hasilnya
menunjukkan nilai yang memenuhi syarat tersebut, maka hipotesis penelitian yang
diajukan dapat diterima.
Hipotesis 1 :
𝐻𝑎1 : Kualitas layanan berkontribusi secara signifikan terhadap kepuasan
pelanggan
𝐻𝑜1 : Kualitas layanan tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kepuasan
pelanggan
100
Hasil pengolahan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa parameter
estimasi antara kualitas layanan dengan kepuasan pelanggan menunjukkan hasil yang
signifikan dengan nilai CR = 7,532 dan nilai P = 0,001. Kedua nilai ini memenuhi
syarat, dimana nilai CR diatas 2 dan nilai P berada dibawah 0,05. Oleh karenanya
hipotesis ini dapat diterima (menerima Ha1 dan menolak Ho
1), yaitu dimensi-dimensi
kualitas layanan berpengaruh positif secara signifikan terhadap variabel kepuasan
pelanggan.
Hipotesis 2 :
𝐻𝑎2 : Kepuasan pelanggan berkontribusi secara signifikan terhadap loyalitas
pelanggan
𝐻𝑜2 : Kepuasan pelanggan tidak berkontribusi secara signifikan terhadap loyalitas
pelanggan
Hasil pengolahan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa parameter
estimasi antara kepuasan pelanggan dengan loyalitas pelanggan menunjukkan hasil
yang signifikan dengan nilai CR = 7,186 dan nilai P = 0,001. Kedua nilai ini
memenuhi syarat, dimana nilai CR diatas 2 dan nilai P berada dibawah 0,05. Oleh
karenanya hipotesis ini dapat diterima (menerima Ha2 dan menolak Ho
2), yaitu
dimensi-dimensi kepuasan pelanggan berpengaruh positif secara signifikan terhadap
variable loyalitas pelanggan.
Secara ringkas, hasil perhitungan hipotesis 1 dan hipotesis 2 dapat dilihat
dalam table berikut ini :
101
Table 4. 13
Standardized regression weights
Standardized regression weights
Standard
estimated
C.R Probability Keterangan
Kepuasan <--- Kualitas layanan 0,108 7,532 0,001 Diterima
Loyalitas <--- Kepuasan 0,117 7,186 0,001 Diterima
B. Interpretasi Hasil
Penelitian yang dilakukan dengan analisis CFA pada “pengaruh penerapan
layanan marketing syariah terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan”
adalah variable kualitas layanan pada rumah makan wong solo secara unidimensional,
tepat dan dapat diukur dan dijelaskan oleh lima indicator, yaitu Variabel kualitas
layanan pada rumah makan Wong Solo cabang Tebet secara undimensional, tepat dan
konsisten dan dapat diukur dan dijelaskan oleh dua indicator utama, yaitu kepuasan
pelanggan dan loyalitas pelanggan.pengaruh kualitas layanan dan X1 0,772, pengaruh
kualitas layanan dan X2 0,829, pengaruh kualitas layanan dan X3 0,886, pengaruh
kualitas layanan dan X4 0,757, pengaruh kualitas layanan dan X5 0,740.
Variabel kepuasan pelanggan pada rumah makan wong solo cabang Tebet
secara unidimensional, tepat dan kosnsisten dan dapat diukur dan dijelaskan oleh lima
factor indicator utama, yaitu kepuasan pelanggan dan X6 0,771, kepuasan pelanggan
102
dan X7 0,775, kepuasan pelanggan dan X8 0,567, kepuasan pelanggan dan X9 0,766,
kepuasan pelanggan dan X10 0,810.
Variable loyalitas pelanggan pada rumah makan wong solo cabang Tebet
secara unidimensional, tepat dan konsisten dan dapat diukur dan dijelaskan oleh tiga
factor indicator utama, yaitu loyalitas pelanggan dan X11 0,609, loyalitas pelanggan
dan X12 0,697, loyalitas pelanggan dan X13 0,652.
Dan berdasarkan hasil uji hipotesis, keseluruhan kualitas layanan mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan dan menunjukkan nilai
parameter yang memenuhi nilai kelayakan yang disyaratkan sehingga hipotesis ini
diterima. Keseluruhan kepuasan pelanggan mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap loyalitas pelanggan dan menunjukkan nilai parameter yang
memenuhi nilai kelayakan yang disyaratkan sehingga hipotesis ini pun diterima.
Kualitas layanan sangat mempengaruhi kepuasan pelanggan, dimana pelanggan yang
puas cenderung menjadi pelanggan yang loyal. Kualitas layanan yang baik sangat
dirasakan oleh pelanggan sehingga menimbulkan kepuasan pelanggan dan
tercapainya kepuasan pelanggan yang optimal akan mendorong terciptanya loyalitas
pelanggan.
Hal ini didukung pula oleh usaha para karyawan rumah makan Wong Solo
yang berusaha memberikan pelayanan yang terbaik yang sesuai dengan syariat Islam,
usaha tersebut tergambar dalam petikan wawancara dengan karyawan rumah makan
Wong Solo sebagai berikut :
103
1. Penerapan bisnis syariah yang mengutamakan akhlak karimah dengan
mengamalkan syariat islam, seperti berbusana, berakhlak karimah, ibadah
pada tepat waktu, dengan tidak mengganggu pekerjaan
2. Setiap karyawan diwajibkan berbusana muslim, seperti berjilbab, biasanya
yang menutup aurat.
3. Mutu makanan selalu menjadi perhatian utama, bahan metah haruslah fress,
begitu juga kehalalannya menjadi perhatian utama, karena menu makanannya
adalah ayam, bebek dan ikan. Maka kehalalan dalam menyembelihnya
sangatlah kami perhatian. Diwarung Wong Solo tidak pernah menjual
makanan cepat saji.
4. Tentu saja karyawan melayani pelanggan dengan baik, kewajiban bagi
karyawan untuk melayani pelanggan dengan sebaik-baiknya, karyawan akan
menyiapkan makanan secepat mungkin, sehingga tidak membuat pelanggan
menunggu lama.
5. keistimewaan rumah makan Wong Solo adalah rasa yang beragam dan dapat
diterima oleh semua lidah, tempat makan yang nyaman, dan untuk
pegawaiinya sangatlah diperhatikan kesejahteraannya.
6. Setiap karyawan diwajibkan untuk bisa mengaji, untuk itu disni diadakan
pengajian rutin setiap minggunya, yang diikuti oleh seluruh karyawan.
Disetiap bulannya juga kami mengadakan santuan untuk anak yatim piatu
sebagai anak asuh.
104
7. Dari hitungan pelanggan, jumlah pengunjung yang muslim dan non muslim
jumlahnya seimbang, dan karyawan tidak pernah membedakan pelanggan
8. Cara menangani keluhan pelanggan karyawan rumah makan Wong Solo,
setiap keluhan ditanggapi secara positif, dan terus menjalani perubahan untuk
kebaikan manajemen.
9. Disetiap tahunnya rumah makan Wong Solo menambah menu baru, dan
merubah suasana tempat demi menjaga kenyamanan pelanggan.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan dari data tentang faktor – faktor kualitas
layanan yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil estimasi melalui analisis CFA (Confirmatory
factor Analysis) tersebut adalah sebagai berikut :
1. Variabel kualitas layanan pada rumah makan Wong Solo cabang Tebet secara
undimensional, tepat dan konsisten dan dapat diukur dan dijelaskan oleh lima
indikator utama, yaitu kualitas layanan dan X1 (tangible / berwujud) 0,772,
kualitas layanan dan X2 (kehandalan/reliability) 0,829, kualitas layanan dan
X3 (keresponsifan) 0,886, kualitas layanan dan X4 (keyakinan/assurance)
0,757, kualitas layanan dan X5 (empati/emphaty) 0,740.
Jadi indikator terbesar yaitu, faktor kualitas layanan mempengaruhi
X3 (keresponsifan) 0,886. Dimana keresponsifan yang diberikan rumah
makan wong solo dalam hal pelayanan adalah jam operasional rumah makan
Wong Solo yang tidak mengecewakan pelanggan, setiap kesalahan ditanggapi
dengan serius, karyawan selalu mengucapkan salam pada saat pelanggan
masuk rumah makan Wong Solo, karyawan rumah makan Wong Solo
terampil dalam melayani.
106
Sedangkan indikator yang yang memiliki nilai terkecil yaitu, X5
(empati/emphaty) 0,740. Maka untuk meningkatkan lagi pelayanan yang
diberikan oleh rumah makan Wong Solo, ada baiknya manajemen dan
segenap karyawan lebih memperhatikan lagi akan nuansa rumah makan wong
solo.
2. Variabel kepuasan pelanggan pada rumah makan wong solo cabang Tebet
secara unidimensional, tepat dan kosnsisten dan dapat diukur dan dijelaskan
oleh lima factor indikator utama, yaitu kepuasan pelanggan dan X6
(responsibility) 0,771, kepuasan pelanggan dan X7 (reliability) 0,775,
kepuasan pelanggan dan X8 (tangible/berwujud) 0,567, kepuasan pelanggan
dan X9 (assurance/keyakinan/jaminan) 0,766, kepuasan pelanggan dan X10
(empati/emphaty) 0,810.
Jadi indikator validitas terbesar yaitu faktor kepuasan pelanggan dan
X10 (empati/emphaty) 0,810. Kepuasan pelanggan yang tertinggi adalah
dengan penyajian makanan dan minuman yang menarik, rasa makanan rumah
makan Wong Solo yang dari waktu ke waktu tetap, dan rumah makan Wong
Solo menyediakan delivery order yang dapat memudahkan pelanggan dalam
memesan makanan.
Sedangkan untuk nilai terkecil dari kepuasan adalah pada X8
(tangible/berwujud) 0,567, yaitu pada komunikasi karyawan pada pelanggan
dan reputasi rumah makan Wong Solo yang baik.
107
3. Variabel loyalitas pelanggan pada rumah makan wong solo cabang Tebet
secara unidimensional, tepat dan konsisten dan dapat diukur dan dijelaskan
oleh tiga factor indikator utama, yaitu loyalitas pelanggan dan X11 (customer
value) 0,609, loyalitas pelanggan dan X12 (switching barrier) 0,697, loyalitas
pelanggan dan X13 (customer satisfaction) 0,652.
Jadi indikator validitas terbesar yaitu faktor loyalitas pelanggan dan
X12 (switching barrier) 0,697. Dimana indikator tersebut terkait dengan
kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan rumah makan Wong
Solo, pelanggan menyukai rumah makan Wong Solo yang Islami, rasa dan
kehalalan produk yang dijual membuat pelanggan tenang menyantap
masakan rumah makan Wong Solo. Sedangkan untuk indikator terkecil dalam
loyalitas pelanggan ada pada X11 (customer value) 0,609.
4. Hasil pengolahan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa parameter
estimasi antara kualitas layanan dengan kepuasan pelanggan menunjukkan
hasil yang signifikan dengan nilai CR = 7,532 dan nilai P = 0,001. Kedua nilai
ini memenuhi syarat, dimana nilai CR diatas 2 dan nilai P berada dibawah
0,05. Oleh karenanya hipotesis ini dapat diterima (menerima Ha1 dan menolak
Ho1), yaitu dimensi-dimensi kualitas layanan berpengaruh positif secara
signifikan terhadap variabel kepuasan pelanggan.
5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter estimasi antara keseluruhan
kepuasan pelanggan dengan loyalitas pelanggan mempunyai tingkat
signifikan dengan nilai CR = 8,380 dan nilai P lebih kecil dari 0,05. Kedua
108
nilai ini memenuhi syarat, yaitu nilai CR diatas 2 dan nilai P dibawah 0,05.
Oleh karenanya hipotesis ini dapat diterima (menerima Ha2 dan menolak
Ho2), yaitu dimensi-dimensi kepuasan pelanggan berpengaruh positif secara
signifikan terhadap variable loyalitas pelanggan.
B. IMPLIKASI
1. Implikasi Manajerial
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa faktor yang lebih
mempengaruhi dalam kualitas layanan adalah X3 yaitu keresponsifan, rumah makan
wong solo mempunyai nilai lebih dalam melayani pelanggan ketika menangani kritik
dan saran pelanggan, dan melayani pelanggan tidak dengan membeda-bedakan status
maupun kedudukan pelanggan. Walaupun demikian rumah makan wong solo tetap
mempunyai kualitas pelayanan yang signifikan terhadap pelanggan, hanya saja yang
paling dinikmati pelanggan adalah keresponsifan pelayan dalam melayani.
Faktor yang lebih mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah X10 yaitu
empati/emphaty, pelanggan merasa puas akan pelayanan rumah makan wong solo
dalam menanggapi keluhan pelanggan dengan cepat dan pelayanan rumah makan
wong solo sesuai dengan harapan pelanggan.
Faktor yang lebih mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah X13 yaitu
customer satisfaction, pelayanan rumah makan wong solo memuaskan bagi
pelanggan, tempat dan lokasi yang aman dan nyaman, serta kehalalan produk
109
merupakan indicator utama yang membuat pelanggan loyal dan terus datang kerumah
makan wong solo.
Dan berdasarkan hasil uji hipotesis kualitas layanan yang diberikan rumah
makan wong solo secara keseluruhan memberikan kepuasan kepada pelanggan dan
membuat pelanggan loyal terhadap rumah makan wong solo ini. Dan dari kesemua
faktor dan indikator yang diuji ada beberapa kelebihan dari rumah makan wong solo
yang memuaskan pelanggan yaitu dari sisi responsif layanan rumah makan, dan
menjadikan pelanggan loyal salah satunya karena rumah makan wong solo menjalani
usaha di bidang keislaman yang mana rumah makan wong solo memiliki motto
halalan thayyiban.
Semua indikator diatas dapat dimanfaatkan rumah makan wong solo dalam
mengembangkan kualitas layanan rumah makan demi untuk memperoleh kepuasan
dan kemudian mendapatkan pelanggan-pelanggan yang loyal.
Dan dalam meningkatkan kualitas layanan yang berlandaskan ajaran Islam
demi memperoleh kepuasan pelanggan dan kemudian loyalitas pelanggan, rumah
makan wong solo agar lebih memperhatikan nuansa yang lebih islami dalam bentuk
fisik ruangan rumah makan, dan juga reputasi rumah makan wong solo dan juga tetap
menjaga rasa dan mutu makanan. Dengan demikian akan terpuaskanlah pelanggan
dan menjadikannya loyal, sehingga dapat meningkatkan pendapatan yang diperoleh
setiap harinya.
110
2. Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan penelitian yang didapat ditarik dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel yang sedikit (100 responden) dari
populasi yang besar.
2. Penelitian ini hanya menguji tiga variabel independen yaitu kualitas layanan,
kepuasan pelanggan, dan loyalitas pelanggan, yang mana ketiga variabel
tersebut sifatnya tidak permanen yang memungkinkan ada perubahan
pendapat dari konsumen dikemudian hari.
Penelitian ini hanya menguji salah satu cabang dari rumah makan Wong Solo dari 30
cabang rumah makan Wong Solo. Sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisir
untuk rumah makan Wong Solo secara umum.
3. Implikasi Untuk Penelitian Mendatang
Ruang lingkup penelitian ini dapat dikembangkan dengan sasaran industri lain
seperti perbankan, salon kecantikan, hotel, maupun jasa transportasi yang
berdasarkan pada kegiatan usaha Islami yang tentunya berkaitan dengan kepuasan
dan loyalitas pelanggan.
Selain itu perlu dikembangkan dimensi-dimensi pembentuk dari setiap
variabel latennya, yang diharapkan akan dapat lebih lengkap dalam membangun
111
kepuasan dan loyalitas pelanggan, lebih jauh perlu pula dilakukan pengamatan atas
variabel-variabel lain yang sekiranya mempengaruhi loyalitas pelanggan, hal ini
sangat diperlukan mengingat bahwa loyalitas itu sifatnya tidak permanen.
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Chairil. “Manajemen Operasional Poliklinik Medik Pada Rumah Sakit
Ananda Bekasi (Tinjauan dari Perspektif Manajemen Operasional
Rehabilitasi Medik Yang Islami)”. Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2007
Barata, Atep Adya. Dasar – dasar Pelayanan Prima. Jakarta : PT. Elex
Mediakomputindo, 2003
Farihah, Ipah. Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Cetakan
Pertama. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006
Ghozali, Imam. Model Persamaaan Struktural Konsep dan Aplikasi Dengan
Program Amos 16.0. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
2008
Hasan, Ali. Marketing, Cetakan Pertama. Yogyakarta : MedPress, 2008
Jaelani, Evan. “Marketing Mix”. Artikel diakses pada 12 maret 2009 dari http://e-
je.blogspot.com/2009/03/marketing-mix.html
Kartajaya, Hermawan, Muhammad Syakir Sula. Syariah Marketing. Bandung:
Mizan, 2006
Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara,
2002
Moeljono, Djokosantoso. Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi. Jakarta : PT.
Elex mediakomputindo, 2006
Putra, Yuda Wicaksana. “Definisi Loyalitas Pelanggan”. Artikel diakses pada 18
Januari 2009 dari http://ymanajemen.wordpress.com/2008/01/18/definisi-
loyalitas-pelanggan/
Riduwan, Dr. Engkos Achmad Kuncoro. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis
Jalur (Path Analysis), cetakan kedua. Bandung : Alfabeta, 2008
Santoso, Singgih. Structural Equation Modeling (SEM) Konsep dan Aplikasi dengan
Amos 18. Jakarta : PT. Elex Mediakomputindo, 2011
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2009
Wahyudi, M.Adha. “Penerapan Etika Kerja Islami pada Perusahaan Pengaruhnya
Terhadap Perilaku Konsumen (Studi Kasus di Mini Market Ahad Mart,
Ceger-Tangerang)”. Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006
Wirodiharjo, Saroso. Pokok – pokok Ilmu Tata Niaga. Gunungsahari: PT.
Pembangunan Djakarta, 1964
Layanan
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 39,2600 61,225 ,569 ,517 ,895
VAR00002 39,3100 64,721 ,461 ,479 ,898
VAR00003 39,4500 64,250 ,455 ,318 ,898
VAR00004 38,9300 62,571 ,556 ,471 ,896
VAR00005 39,4800 63,404 ,490 ,477 ,898
VAR00006 39,5500 64,836 ,405 ,314 ,900
VAR00007 39,1700 59,092 ,722 ,668 ,891
VAR00008 39,2100 63,299 ,452 ,453 ,899
VAR00009 39,2400 64,225 ,430 ,382 ,899
VAR00010 39,1300 61,468 ,617 ,553 ,894
VAR00011 38,6400 58,293 ,646 ,529 ,893
VAR00012 39,4100 63,517 ,504 ,392 ,897
VAR00013 39,2400 62,831 ,603 ,574 ,895
VAR00014 39,2900 63,663 ,525 ,603 ,897
VAR00015 39,3300 64,587 ,410 ,545 ,899
VAR00016 38,7900 58,854 ,683 ,611 ,892
VAR00017 39,2900 60,875 ,649 ,526 ,893
VAR00018 39,1900 64,418 ,414 ,349 ,899
VAR00019 38,1900 60,357 ,455 ,429 ,901
VAR00020 38,5100 59,283 ,630 ,556 ,894
Kepuasaan Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 23,5300 21,747 ,620 ,479 ,848
VAR00002 23,5400 22,817 ,599 ,485 ,851
VAR00003 23,5300 23,827 ,322 ,267 ,864
VAR00004 23,3700 20,882 ,666 ,517 ,844
VAR00005 23,2900 21,440 ,574 ,500 ,851
VAR00006 23,5400 21,645 ,581 ,510 ,850
VAR00007 23,7200 23,113 ,497 ,435 ,855
VAR00008 23,4800 22,636 ,576 ,471 ,851
VAR00009 23,5300 22,676 ,614 ,512 ,850
VAR00010 23,4700 22,433 ,562 ,573 ,851
VAR00011 23,4500 22,977 ,378 ,289 ,863
VAR00012 23,3100 21,408 ,619 ,498 ,847
VAR00013 23,5200 23,080 ,349 ,315 ,865
Loyalitas Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 16,0300 11,403 ,355 ,220 ,828
VAR00002 15,9900 10,495 ,514 ,338 ,812
VAR00003 15,7800 9,648 ,578 ,507 ,805
VAR00004 15,8300 10,284 ,592 ,467 ,802
VAR00005 15,9100 9,921 ,675 ,501 ,792
VAR00006 16,0100 11,121 ,560 ,398 ,809
VAR00007 16,0500 9,785 ,692 ,517 ,789
VAR00008 16,0100 11,000 ,384 ,321 ,827
VAR00009 16,2300 11,149 ,470 ,341 ,816
wilayah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Jakarta 88 88,0 88,0 88,0
Lainnya 12 12,0 12,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid < 18 tahun 2 2,0 2,0 2,0
19 - 25 tahun 24 24,0 24,0 26,0
26 - 35 tahun 46 46,0 46,0 72,0
36 - 50 tahun 21 21,0 21,0 93,0
> 50 tahun 7 7,0 7,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid laki-laki 54 54,0 54,0 54,0
perempuan 46 46,0 46,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Status Pernikahan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Nikah 59 59,0 59,0 59,0
Belum Nikah 40 40,0 40,0 99,0
Cerai 1 1,0 1,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid SD 1 1,0 1,0 1,0
SMP 1 1,0 1,0 2,0
SMA 31 31,0 31,0 33,0
Diploma 13 13,0 13,0 46,0
S 1 51 51,0 51,0 97,0
S2 - S3 3 3,0 3,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
pendapatan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Rp 500.000 - Rp 900.000 4 4,0 4,0 4,0
Rp 1.000.000 - Rp 2.400.000 29 29,0 29,0 33,0
Rp 2.500.000 - Rp 4.900.000 25 25,0 25,0 58,0
Rp 5.000.000 - Rp 7.500.000 22 22,0 22,0 80,0
< Rp 10.000.000 6 6,0 6,0 86,0
> Rp 10.000.000 14 14,0 14,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Analysis Summary
Date and Time
Date: Sunday, April 10, 2011
Time: 1:07:23 AM
Title
Jadi: Sunday, April 10, 2011 1:07 AM
Model Fit Summary
CMIN
Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF
Default model 44 68,242 47 ,023 1,452
Saturated model 91 ,000 0
Independence model 13 926,305 78 ,000 11,876
RMR, GFI
Model RMR GFI AGFI PGFI
Default model ,087 ,906 ,818 ,468
Saturated model ,000 1,000
Independence model 1,344 ,210 ,078 ,180
Baseline Comparisons
Model NFI
Delta1
RFI
rho1
IFI
Delta2
TLI
rho2 CFI
Default model ,926 ,878 ,976 ,958 ,975
Saturated model 1,000
1,000
1,000
Independence model ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Parsimony-Adjusted Measures
Model PRATIO PNFI PCFI
Default model ,603 ,558 ,587
Saturated model ,000 ,000 ,000
Independence model 1,000 ,000 ,000
NCP
Model NCP LO 90 HI 90
Default model 21,242 3,144 47,329
Saturated model ,000 ,000 ,000
Independence model 848,305 753,993 950,053
FMIN
Model FMIN F0 LO 90 HI 90
Default model ,689 ,215 ,032 ,478
Saturated model ,000 ,000 ,000 ,000
Independence model 9,357 8,569 7,616 9,596
RMSEA
Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE
Default model ,068 ,026 ,101 ,202
Independence model ,331 ,312 ,351 ,000
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimat
e
S.E
.
C.R
. P
Labe
l
KEPUASAN <--- KUALITAS_LAYANA
N ,817 ,108 7,532 ***
LOYALITA
S <--- KEPUASAN ,839 ,117 7,186 ***
x5 <--- KUALITAS_LAYANA
N 1,000
x4 <--- KUALITAS_LAYANA
N ,949 ,118 8,059 ***
x3 <--- KUALITAS_LAYANA
N 1,206 ,141 8,534 ***
x2 <--- KUALITAS_LAYANA
N 1,026 ,128 8,011 ***
x1 <--- KUALITAS_LAYANA
N 1,140 ,154 7,415 ***
x10 <--- KEPUASAN 1,000
x9 <--- KEPUASAN ,811 ,091 8,932 ***
x8 <--- KEPUASAN ,462 ,079 5,844 ***
x7 <--- KEPUASAN ,524 ,061 8,620 ***
x6 <--- KEPUASAN ,854 ,093 9,154 ***
x13 <--- LOYALITAS 1,000
x12 <--- LOYALITAS ,837 ,112 7,500 ***
x11 <--- LOYALITAS ,868 ,105 8,248 ***
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate
KEPUASAN <--- KUALITAS_LAYANAN ,941
LOYALITAS <--- KEPUASAN 1,049
x5 <--- KUALITAS_LAYANAN ,740
x4 <--- KUALITAS_LAYANAN ,757
x3 <--- KUALITAS_LAYANAN ,886
Estimate
x2 <--- KUALITAS_LAYANAN ,829
x1 <--- KUALITAS_LAYANAN ,772
x10 <--- KEPUASAN ,810
x9 <--- KEPUASAN ,766
x8 <--- KEPUASAN ,567
x7 <--- KEPUASAN ,775
x6 <--- KEPUASAN ,771
x13 <--- LOYALITAS ,652
x12 <--- LOYALITAS ,697
x11 <--- LOYALITAS ,609
1
1. Kolom untuk mengukur kualitas layanan
NO PERNYATAAN
JAWABAN
SS S R TS STS
1 Ruangan rumah makan wong solo bersih terawatt
dan tersedia tempat sampah yang cukup
2 Peralatan makan yang digunakan bersih dan higinis
3 Penampilan karyawan rapih dan menggunakan
busana muslim dan muslimah
4 Interior rumah makan wong solo indah dan terasa
keislamannya
5 Kendaraan parkir/berhenti dengan mudah
6 Masakan sesuai dengan selera dan terasa lezat serta
terjamin kehalalannya
7 Layanan yang diberikan cepat
8 Setiap pesanan terpenuhi secara lengkap
9 Jam operasional rumah makan wong solo tidak
mengecewakan
10 Setiap kesalahan ditanggapi karyawan secara serius
11 Karyawan selalu mengucapkan salam pada saat
anda masuk dan keluar rumah makan wong solo
12 Di dalam rumah makan terdapat toilet dan mushola
2
13 Karyawan rumah makan wong solo terampil dalam
melayani
14 Karyawan rumah makan wong solo sangat sopan
dalam melayani
15 Karyawan memahami daftar menu dengan baik
16 Apa saja yang anda butuhkan dapat terpenuhi
dirumah makan wong solo ini
17 Karyawan memberikan perhatian secara khusus
ketika anda menyebutkan pesanan yang akan
dipesan
18 Pesanan tambahan dilayani dengan cepat
19 Suasana saat makan sangat nyaman dengan diiringi
music bernuansa islami yang menyejukkan hati
20 Karyawan memberitahukan kapan hidangan akan
disajikan dengan tepat
3
2. Kolom untuk mengukur kepuasan pelanggan
NO PERNYATAAN
JAWABAN
SS S R TS STS
1 Kelezatan makanan yang diberi sesuai dengan
harga yang dibayar
2 Kinerja layanan yang diberikan oleh karyawan
rumah makan wong solo baik
3 Porsi makanan banyak dan mengenyangkan
4 Makanan dan minuman disajikan secara menarik
5 Rasa makanan dari waktu ke waktu tetap
6 Menu makanan dan minuman yang ditawarkan
beragam
7 Kualitas makanan dan minuman baik dan halal
8 Kemampuan atau kompetensi rumah makan wong
solo dalam melayani baik
9 Selama pembelian anda dilayani dengan ramah
10 Karyawan berkomunikasi dengan lancer
11 Reputasi rumah makan wong solo baik
12 Karyawan rumah makan wong solo menangani
keluhan dengan cepat
4
13 Rumah makan wong solo menyediakan delivery
order yang dapat memudahkan anda dalam
memesan
3. Kolom untuk mengukur loyalitas pelanggan
NO PERNYATAAN
JAWABAN
SS S R TS STS
1 Harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas
makanan dan minuman yang ditawarkan
2 Suasana rumah makan membuat anda nyaman
3 Anda akan menjadikan rumah makan ini sebagai
tempat makan sekeluarga
4 Anda akan merekomendasikan rumah makan wong
solo kepada teman-teman anda
5 Anda berminat untuk kembali ke rumah makan ini
pada hari berikutnya
6 Anda puas dengan pelayanan yang diberikan rumah
makan wong solo
7 Motto rumah makan wong solo yang halalan
thoyyiban mempengaruhi minat beli anda dan akan
5
merekomendasikan kepada teman-teman anda
8 Anda menyukai suasana rumah makan yang islami
9 Rasa dan kehalalannya yang membuat anda tenang
menyantap masakan rumah makan wong solo ini
Indicator – indicator untuk mengukur kualitas layanan
Tangible/berwujud
(X1)
1
Ruangan rumah makan wong solo bersih terawatt
dan tersedia tempat sampah yang cukup
2 Peralatan makan yang digunakan bersih dan higinis
4 Interior rumah makan wong solo indah dan terasa
keislamannya
5 Kendaraan parker/berhenti dengan mudah
12 Di dalam rumah makan terdapat toilet dan mushola
6
Kehandalan/reliability
(X2)
6 Masakan sesuai dengan selera dan terasa lezat
serta terjamin kehalalannya
7 Layanan yang diberikan cepat
8 Setiap pesanan terpenuhi secara lengkap
14 Karyawan rumah makan wong solo sangat sopan
dalam melayani
Responsive
(X3)
9 Jam operasional rumah makan wong solo tidak
mengecewakan
10 Setiap kesalahan ditanggapi karyawan secara serius
11 Karyawan selalu mengucapkan salam pada saat
anda masuk dan keluar rumah makan wong solo
13 Karyawan rumah makan wong solo terampil dalam
melayani
Assurance/keyakinan
(X4)
15 Karyawan memahami daftar menu dengan baik
16 Apa saja yang anda butuhkan dapat terpenuhi
dirumah makan wong solo ini
20 Karyawan memberitahukan kapan hidangan akan
disajikan dengan tepat
7
Emphaty/empati
(X5)
3 Penampilan karyawan rapih dan menggunakan
busana muslim dan muslimah
17 Karyawan memberikan perhatian secara khusus
ketika anda menyebutkan pesanan yang akan
dipesan
18 Pesanan tambahan dilayani dengan cepat
19 Suasana saat makan sangat nyaman dengan diiringi
music bernuansa islami yang menyejukkan hati
Indicator – indicator untuk mengukur kepuasan pelanggan
Responsibility/tanggung
jawab
(X6)
1 Kelezatan makanan yang diberi sesuai dengan
harga yang dibayar
3 Porsi makanan banyak dan mengenyangkan
6 Menu makanan dan minuman yang ditawarkan
beragam
8
Reliability/kehandalan
(X7)
2 Kinerja layanan yang diberikan oleh karyawan
rumah makan wong solo baik
9 Selama pembelian anda dilayani dengan ramah
Tangible/berwujud
(X8)
10 Karyawan berkomunikasi dengan lancer
11 Reputasi rumah makan wong solo baik
Assurance/keyakinan/jaminan
(X9)
7 Kualitas makanan dan minuman baik dan halal
8 Kemampuan atau kompetensi rumah makan
wong solo dalam melayani baik
12 Karyawan rumah makan wong solo menangani
keluhan dengan cepat
Emphaty/empati
(X10)
4 Makanan dan minuman disajikan secara menarik
5 Rasa makanan dari waktu ke waktu tetap
13 Rumah makan wong solo menyediakan delivery
order yang dapat memudahkan anda dalam
memesan
9
Indicator – indicator untuk mengukur loyalitas pelanggan
Customer value
(X11)
1 Harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas
makanan dan minuman yang ditawarkan
2 Suasana rumah makan membuat anda nyaman
3 Anda akan menjadikan rumah makan ini sebagai
tempat makan sekeluarga
Switching barrier
(X12)
6 Anda puas dengan pelayanan yang diberikan rumah
makan wong solo
8 Anda menyukai suasana rumah makan yang islami
9 Rasa dan kehalalannya yang membuat anda tenang
menyantap masakan rumah makan wong solo ini
Customer satisfaction
(X13)
4 Anda akan merekomendasikan rumah makan wong
solo kepada teman-teman anda
5 Anda berminat untuk kembali ke rumah makan ini
pada hari berikutnya
7 Motto rumah makan wong solo yang halalan
thoyyiban mempengaruhi minat beli anda dan akan
merekomendasikan kepada teman-teman anda
Pedoman Wawancara perihal Layanan Pemasaran Islami
Pada karyawan Rumah Makan Wong Solo cabang Tebet
1. Sejauh mana penerapan Sistem bisnis syariah dirumah mkn wong solo berakhlak
karimah ?
Penerapannya dengan mengamalkan syariat islam, seperti berbusana, berakhlak
karimah, ibadah pada tepat waktu, dengan tidak memngganggu pekerjaan
2. Apakah karyawan diwajibkan untuk berbusana muslim sesuai dengan ajaran Islam ?
Setiap karyawan diwajibkan berbusana muslim, seperti berjilbab, biasanya yang
menutup aurat.
3. Apakah mutu rumah makan yang halal selalu di cek kehalalannya ?
Mutu makanan selalu menjadi perhatian utama, bahan metah haruslah fress, begitu
juga kehalalannya menjadi perhatian utama, karena menu makanannya adalah ayam,
bebek dan ikan. Maka kehalalan dalam menyembelihnya sangatlah kami perhatian.
Diwarung wong solo tidak pernah menjual makanan cepat saji.
4. Apakah karyawan diharuskan melayani pelanggan dengan baik ?
Tentu saja, kewajiban bagi kami untuk melayani pelanggan dengan sebaik-baiknya,
kami akan menyiapkan makanan secepat mungkin, sehingga tidak membuat
pelanggan menunggu lama.
5. Apakah ada keistimewaan dari rumah makan wong solo dibandingkan dengan rumah
makan lainnya ? keistimewaan kami adalah rasa yang beragam dan dapat diterima
oleh semua lidah, tempat makan yang nyaman, dan untuk pegawaiinya sangatlah
diperhatikan kesejahteraannya.
6. Apakah ada kegiatan islami yang dijalankan sesama karyawan rumah makan wong
solo (pengajian rutin) ? setiap karyawan diwajibkan untuk bisa mengaji, untuk itu
disni diadakan pengajian rutin setiap minggunya, yang diikuti oleh seluruh karyawan.
Disetiap bulannya juga kami mengadakan santuan untuk anak yatim piatu sebagai
anak asuh kami.
7. Rumah makan wong solo sudah menjadi rumah makan yang global, yang melayani
semua tamu tanpa pilih-pilih muslim atau non muslim ?
Dari hitungan pelanggan, jumlah pengunjung yang muslim dan non muslim
jumlahnya seimbang, dan kita tidak pernah membedakan pelanggan
8. Bagaimana cara menangani keluhan pelanggan,
Setiap keluhan kita tanggapi secara positif, dan kita terus menjalani perubahan untuk
kebaiakan manajemen
9. Sejauhmana rmh solo melakukan inovasi dalam pelayanan pelanggan.
disetiap tahunya kami menambah menu baru, dan merubah suasana tempat demi
menjaga kenyamanan pelanggan..
NO alamat usia j.kel mrtl p.ter pdtn A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18A19A20 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9
1 pondok kelapa 29 1 1 3 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2
2 tebet barat 31 1 2 5 6 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2
3 kalibata 24 1 1 5 6 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4 jati bening 26 1 1 3 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 3 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2
5 wisma kaha 35 1 1 3 3 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 3 2 2 2 1 2 4 4 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2
6 kebon jeruk 28 1 2 5 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 4 2 2 4 4 3 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 3 2 4 3 3 3 2 2 3 2
7 jati waringin 45 1 1 5 4 2 2 1 3 1 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 2 2 2 4 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
8 bintara indah 50 1 1 3 3 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1
9 kusuma bangsa 20 1 2 3 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 3 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1
10 tanjung priok 35 2 1 3 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2
11 walang timur jakut 55 1 1 5 6 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 1 2 2
12 jl. Swadaya 22 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 4 2 4 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2
13 srengseng sawah 50 2 1 5 4 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1
14 medan 32 1 1 6 6 2 3 2 3 2 2 4 3 3 3 5 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 5 4 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 1
15 medan 36 1 1 6 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2
16 minang kabau dalam 24 2 2 5 3 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 3 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 3 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1
17 menteng atas 20 2 2 3 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1
18 pondok kelapa 26 2 1 3 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 2 2 2 1 4 3 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2
19 menteng rawa 17 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 1 2 1 2 1 2 3 2 1 2 2 2
20 tebet 28 2 1 3 3 1 1 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
21 wisma kaha 27 2 1 4 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
22 wisma kaha 27 2 2 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2
23 jakarta 20 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1
24 duren sawit 28 1 2 3 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1 3 2 1 1 1 3 1 2 3 3 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 3 3 3 2 2 1 1
25 jakarta 36 1 1 5 6 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1
26 jakarta selatan 36 2 1 5 5 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 3 2 1 1 2 3 1 1 5 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1
27 slipi jaya 27 2 2 3 3 2 1 2 3 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 3 3 3 2 2 2 2
28 tebet 24 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1
29 bojong pondok terong 30 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1
30 tebet jaksel 24 2 1 3 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1
31 pondok kelapa 27 1 1 3 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1
32 pasar minggu 30 1 2 5 4 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 4 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2
33 jatiwaringin 25 2 2 5 3 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2
34 Bekasi Timur 25 2 2 4 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2
35 Pondok Gede 33 1 1 5 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
36 JatiNegara 24 2 1 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2
37 Pasar Minggu 38 1 1 5 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
38 Pasar Minggu 32 2 1 5 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
39 Pejaten Timur 39 1 1 5 6 3 2 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 1
40 Riri Rizal 32 2 1 5 4 2 2 1 3 1 2 2 2 2 3 4 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 1 1 1
41 Jayana Hikmatullah 30 1 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 1
42 Ermadi S 48 1 1 5 6 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
43 Shinta Anugrahani 26 2 2 5 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 5 4 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3
44 Otista 24 2 2 5 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 3 3 3 5 4 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3
45 Jati Negara 24 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 1 3 2 2 1 2 2 2 1 3 1 2 4 3 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 3 4 2 3 2 2 2 2
46 Tangerang 26 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 3 4 3 2 2 2 3 1
47 Tanjung Barat 26 1 2 5 3 2 1 2 2 1 1 2 3 3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 4 4 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2
48 Kbn Pala Tanah 21 2 2 3 3 1 1 2 1 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 4 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2
49 Depok 24 1 2 4 4 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 3 2 3 5 5 2 3 3 4 2 2 1 3 1 1
50 Menteng 28 1 1 3 2 2 1 2 2 3 2 2 4 4 2 2 1 2 2 1 2 2 3 4 2 1 1 1 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 1 5 3 2 2 3 1 1
51 condet 35 1 1 5 5 2 2 2 3 2 1 2 1 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1
52 duren sawit 40 1 1 5 6 2 3 2 3 1 1 2 1 3 2 2 1 1 1 2 2 2 2 3 3 1 2 2 3 1 1 1 2 1 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
53 jl. Haji ung 66 E/S 43 1 2 5 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
54 apartemen tmn rasuna 31 1 1 5 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 4 2 2 4 4 2 2 4 2 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2 3 2 2 4 3 4 4 2
55 jakarta 31 2 1 5 2 4 2 2 4 2 2 3 2 2 2 4 3 3 2 3 4 2 3 4 4 2 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 4 4 2
56 wisma husada bandung 62 2 1 5 3 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
57 bandung 68 1 1 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
58 walang baru 21 2 2 5 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 4 3 2 4 4 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 4 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3
59 plumpung 54 1 1 5 6 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 3 1 2 1 1 1 1 1 3 1
60 pancagan baru, bogor 45 1 1 5 5 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 1 2 4 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
61 karawaci tangerang 23 1 2 5 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 2 2 2 1 2 2
62 casablanca 29 1 1 5 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
63 casablanca mansion 29 2 1 5 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2
64 puri kembangan 38 1 1 5 4 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
65 komp. Pertamina cakung31 2 1 5 3 2 2 2 4 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 1 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 1 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2
66 jl. Palbatu 32 2 1 5 6 3 3 3 4 1 1 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
67 casablanca 34 1 1 5 6 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 4 2 2 3 3 3 2 3 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
68 matraman 35 1 1 5 4 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 4 3 2 2 2 2 2
69 bojong indah raya bekasi51 2 1 6 4 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 1 1 1 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2
70 bekasi 20 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
71 pondok kelapa 20 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 4 2 2 3 4 2 2 3 3 4 4 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2
72 pondok kelapa 18 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2
73 pondok kelapa 45 2 1 5 4 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2
74 kampung melayu kecil 26 1 1 4 1 3 1 1 2 1 2 1 1 1 2 3 2 2 1 1 2 2 1 3 4 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1
75 kebon nanas 24 2 2 3 2 4 2 1 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2
76 tebet 30 1 2 4 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 3 1 2 3 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
77 tebet 25 1 1 3 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
78 casablangka 28 1 2 4 3 2 2 1 2 2 2 1 3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2
79 jakpus 35 2 1 5 3 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1
80 jaksel 45 1 1 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 3 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2
81 cipinang kebembem 31 2 1 5 4 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1
82 kebagusan pasar minggu29 1 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 1
83 jl. Tambun bekasi 29 1 3 3 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
84 jati waringin 29 1 2 3 2 1 3 2 2 1 1 3 3 4 1 1 1 1 1 2 1 2 3 4 1 3 2 2 4 2 2 1 2 2 3 2 3 1 4 2 2 2 2 2 1 1 1
85 kampung melayu kecil V54 2 1 5 4 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2
86 kalibata raya 40 1 1 5 4 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2
87 jl. Ampera II 44 1 2 5 4 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
88 jaksel 39 2 2 5 4 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
89 jl. Bambu apus VIIIB 62 1 1 5 5 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
90 jl. Kalibata tengah 30 2 2 5 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
91 pasar minggu 38 1 2 3 2 4 2 4 2 2 2 2 4 2 5 4 2 2 2 1 5 2 1 5 5 2 3 1 4 4 4 3 5 2 1 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 4 2
92 pasar minggu 29 2 1 4 6 4 3 2 4 4 2 5 4 2 4 4 2 3 2 2 5 4 2 5 4 4 3 2 3 5 3 2 2 4 4 2 4 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2
93 kwitang kembang III 33 2 1 4 4 4 3 2 4 4 2 5 4 2 4 4 2 3 2 2 5 4 2 5 4 4 3 2 3 5 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2
94 pondok kelapa F6 34 1 1 4 4 4 2 2 3 2 3 3 2 2 3 4 2 3 2 2 4 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 1 2
95 pondok kopi 36 1 2 5 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 2 2 2 3 3 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
96 pangkalan jati jaktim 36 2 1 5 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
97 mampang 11 31 1 1 5 6 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 3 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2
98 mampang jakarta 28 2 1 5 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2
99 jl. Balimatraman 25 2 2 4 3 2 2 2 2 2 1 4 2 3 3 4 2 2 3 3 4 4 4 5 5 2 2 2 4 4 4 2 2 2 3 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2
100 ciputat 26 1 2 5 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2