Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

31
Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN (Studi Kasus pada KPP Pratama Singosari) Oleh : Kelompok 12 Arnendo Bachtiar Nugroho 125030401111038 Ridho Oktriyanda 125030401111039 PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

description

pengaruh e-spt PPn terhadap kepatuhan

Transcript of Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

Page 1: Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak BadanDalam Melaporkan SPT Masa PPN

(Studi Kasus pada KPP Pratama Singosari)

Oleh : Kelompok 12

Arnendo Bachtiar Nugroho 125030401111038

Ridho Oktriyanda 125030401111039

PROGRAM STUDI PERPAJAKAN

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penerimaan pajak merupakan sumber pendapatan utama negara yang digunakan dalamembiayaan dan pembangunan. Peran sektor perpajakan bagi pendapatan negara saat ini cukup besar, dapat dilihat dari perkembangan terakhir yang menunjukan bahwa pendapatan negara dari sektor perpajakan cukup besar. Awalnya struktur organisasi pemerintahan mengandalkan sumber penerimaan kas dari sektor kekayaan alam seperti gas alam, mineral dan minyak bumi. Seiringnya waktu pemerintah memikirkan alternatif lain yang dirasa mampu menggantikan peran dari sektor kekayaan alam, dan alternatif itu jatuh kepada pajak.

Pemerintah mengikut sertakan masyarakat untuk berperan serta dalam pembiayaan keuangan negara melalui pemungutan pajak. Lembaga negara yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai lembaga pengelola pajak adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Sebagai lembaga pengelola pajak, DJP melakukan beberapa reformasi dan inovasi sitem administratif demi meningkatkan pendapatan negara dari sektor pajak. Perubahan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap pemungut pajak dan inovasi yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) adalah dengan melakukan reformasi perpajakan khususnya dalam segi administrasi perpajakan.

Menyikapi perkembangan tersebut DJP mengeluarkan keputusan Direktur Jenderal Pajak telah mengeluarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-88/PJ./2004 tanggal 14 Mei 2004 (BN No. 7069 hal. 4B) tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan secara Elektronik (e-SPT). Penyampaian SPT secara elektonik ini merupakan upaya dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk memberikan kemudahan pelayanan bagi wajib pajak dalam melaporkan jumlah pajak yang harus dibayarkan. Wajib pajak tidak perlu datang secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) untuk memenuhi kewajiban perpajakannya dalam hal penghitungan jumlah pajak terutangnya. Sedangkan bagi aparat pajak, teknologi e-SPT ini mampu memudahkan mereka dalam pengelolaan database karena penyimpanan dokumen-dokumen wajib pajak telah dilakukan dalam bentuk digital.

Proses untuk melakukan efisiensi kewajiban pajak melalui sistem e-SPT ini tidak semudah yang dibayangkan. Misalnya adanya kesulitan yang dialami oleh wajib pajak untuk memasukkan data dokumen perpajakannya karena belum memahami sepenuhnya mengenai mekanisme penyampaian dan pengoperasisan SPT pajak secara elektronik tersebut. Kesadaran dan kepatuhan subjek pajak sangat diperlukan, dalam mendukung pelaksanaan penerapan e-SPT guna melunasi utang pajaknya dengan baik dan benar.

Direktorat Jenderal Pajak menyatakan bahwa ”semakin tinggi tingkat rasio penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) menunjukan semakin meningkatnya tingkat

Page 3: Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

kepatuhan wajib pajak”, (Aris, 2010). Pemerintah berharap teknologi ini mampu meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam pelaksanaan kewajiban perpajakannya. Banyaknya jumlah wajib pajak yang terlambat dan tidak menyampaikan SPT sangat mengkhawatirkan karena dengan tidak menyampaikan SPT menandakan bahwa wajib pajak tersebut tidak memenuhi kewajibannya untuk menghitung dan membayar pajak terutangnya. Penerapan e-SPT tidak terlepas berbagai perilaku pemikiran wajib pajak yang dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak badan, adapun analisis perilaku wajib pajak terkait dengan penerapan e-SPT dapat dilihat dari manfaat kegunaan sistem, persepsi kemudahan kegunaan, dan kondisi yang memfasilitasi.

Penggunaan e-SPT Masa PPN di KPP Pratama Singosari telah dilakukan sejak tahun 2011. Wilayah kerja KPP Pratama Singosari tergolong cukup luas dan sebagian berada di daerah pedesaan. Sampai saat ini yang tercatat sebagai Wajib Pajak di KPP tersebut berjumlah sekitar 75.000 orang.

Secara umum perkembangan industrialisasi Kabupaten Malang yang cukup pesat dari waktu ke waktu mendorong sektor ekonomi lainnya juga ikut bergerak antara lain property, pariwisata, serta sektor keuangan. Perkembangan ekonomi ini di ikuti oleh Direktorat Jenderal Pajak dengan membentuk Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Singosari berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 dimana SMO (Saat Mulai Operasi) ditetapkan mulai tanggal 9 April 2007 untuk membantu wajib pajak badan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dengan benar. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Singosari ini merupakan salah satu Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang mengimplementasikan sistem administrasi perpajakan modern. Sebagai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) modern maka telah menjadi keharusan untuk melakukan peningkatan pelayanan yang prima bagi wajib pajak dengan harapan kepatuhan wajib pajak atas kewajiban perpajakannya akan meningkat sehingga realisasi penerimaan akan tercapai.

Potensi penerimaan pajak Kabupaten Malang sendiri cukup bagus untuk meningkatkan penerimaan pajak sesuai dengan target yang ingin dicapai yaitu sebesar Rp 150.000.000.000 (Tribunnews, 2015). Dengan penerapan e-SPT diharapkan mampu menyerap potensi penerimaan pajak yang ada. Terlebih lagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Singosari sebagai lembaga keuangan negara dalam bidang pajak telah mewajibkan wajib pajak badan untuk menggunakan e-SPT dalam melaporkan SPT.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor apa saja yang menyebabkan wajib pajak badan patuh untuk memenuhi kewajiban perpajakannya dalam hal penerapan e-SPT. Maka Penulis bermaksud untuk membuat sebuah tulisan dalam bentuk proposal penelitian dengan judul: ”Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Singosari)”.

Page 4: Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :1. Apakah terdapat pengaruh penerapan e-SPT terhadap kepatuhan wajib pajak

badan dalam melaporkan SPT Masa PPN di KPP Pratama Singosari ?2. Apakah faktor‐faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi

seperti manfaat kegunaan sistem (usefulness), kemudahan penggunaan (ease of use) dan kondisi yang memfasilitasi (facilitating conditions) dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak badan dengan di terapkannya e-SPT ?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penerapan e-SPT terhadap kepatuhan

wajib pajak badan dalam melaporkan SPT Masa PPN di KPP Pratama Singosari.2. Untuk mengetahui Apakah faktor‐faktor yang mempengaruhi diterimanya

penggunaan teknologi seperti manfaat kegunaan sistem (usefulness), kemudahan penggunaan (ease of use) dan kondisi yang memfasilitasi (facilitating conditions) dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak badan dengan di terapkannya e-SPT.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut :

1. Manfaat TeoritisPenelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi dan pengaruh

penerapan e-SPT terhadap kepatuhan wajib pajak badan di KPP Pratama Singosari.

2. Manfaat Praktisa. Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa yang berminat melakukan penelitian lebih

lanjut khususnya menegenai “Pengaruh Penerapan e-SPT Tehadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan”.

b. Sebagai informasi yang perlu diperhatikan bagi pihak KPP dalam memahami sejauh mana penerapan e-SPT berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak badan sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai kajian untuk mengambil kebijakan-kebijakan lain yang sejenis.

Page 5: Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian Pajak

Dari berbagai sudut pandang dan pemikiran yang berbeda, memberikan batasan pengertian atau definisi yang berbeda pula mengenai pajak. Berikut beberapa definisi dari para ahli:

1. Definisi pajak menurut Prof. DR. Rochmat Soemitro, SH dalam Mardiasmo (2009:1) adalah : ”Pajak adalah sebagai berikut iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”

2. Menurut S.I Djajadiningrat dalam Siti Resmi (2009:1) menyatakan bahwa: ”Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kek yaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum”.

3. Menurut Pasal 1 UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) menjelaskan: ”Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

2.1.2 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)PPN dapat dipandang sebagai pajak atas konsumsi dan pengenaanya dapat

dilakukan dalam satu rantai atau di beberapa rantai penjualan. PPN di Indonesia termasuk Non Cummulative Multistage Sales Tax. Hal ini dimaksudkan bahwa mekanisme pemungutanPPN hanya dikenakan terhadap pertambahan nilai dari BKP dan JKP dan dipungut beberapa kali pada berbagai mata rantai jalur perusahaan.PPN dikenakan kepada Pengusaha kena Pajak (PKP). PKP adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang kena Pajak (BKP) dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) Indonesia menganut sistem tarif tunggal untuk PPN, yaitu sebesar 10%. Dasar hukum utama yang digunakan untuk penerapan PPN di Indonesia adalah Undang- Undang No. 8 Tahun 1983 berikut perubahannya, yaitu Undang-Undang No. 11 Tahun 1994, Undang-Undang No. 18 Tahun 2000, dan Undang-Undang No. 42 Tahun 2009 (Siti Resmi, 2011,h.1).

Page 6: Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

2.1.3 Surat Pemberitahuan (SPT)

Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) menurut Mardiasmo (2009:29) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Wajib pajak wajib harus mengisi SPT dengan benar, lengkap dan jelas dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar.

2.1.4 Jenis SPT

Dalam Mardyasmo (2009:32) disebutkan bahwa SPT meliputi:1. SPT Tahunan Pajak Penghasilan2. SPT Masa yang terdiri dari:

SPT Masa Pajak Penghasilan SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai: dan SPT Masa Pajak Pertambhan Nilai bagi pemungut Pajak Pertambahan

NilaiSPT sendiri dapat berbentuk formulir kertas (hardcopy) atau e-SPT

2.1.5 Penyampaian SPT

SPT tersebut disampaikan kepada KPP tempat terdaftarnya WP atau tempat lain yang ditetapkan oleh DJP sesuai dengan cara dan batas waktu yang telah ditentukan. SPT disampaikan dengan secara langsung, melalui pos dengan bukti pengiriman surat, dan cara lain, yaitu dengan menggunakan jasa ekspedisi atau kurir dan menggunakan e-Filling melalui ASP. Setiap SPT yang disampaikan oleh WP akan mendapatkan tanda penerimaan surat atau bukti penerimaan SPT.

Batas penyampaian SPT dalam pasal 3 ayat 3 UU No. 16 tahun 2009 tentang KUP dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/2010 adalah:

1. Untuk SPT Masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir masa pajak.2. Untuk SPT Tahunan PPh wajib pajak orang pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan setelah

akhir tahun pajak.3. Untuk SPT Tahunan PPh wajib pajak badan, paling lama 4 (empat) bulan setelah

akhir tahun pajak.Wajib pajak yang tidak memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan dalam undangun

dan sehubungan dengan SPT dikenakan sanksi administrasi dan/atau sanksi pidana.

2.1.6 e-SPT

Pemerintah menyediakan aplikasi yang dapat digunakan oleh wajib pajak untuk melakukan pengisian dan pelaporan SPT secara cepat, tepat dan akurat guna mewujudkan sistem administrasi perpajakan modern. Pandiangan (2008:35) menyatakan yang dimaksud dengan e-SPT adalah penyampaian SPT dalam bentuk digital ke KPP secara elektronik atau dengan menggunakan media komputer. Sedangkan dalam peraturan DJP nomor 6/PJ/2009 pasal 1 mengenai Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dalam bentuk elektronik dijelaskan, e-SPT adalah data SPT wajib pajak dalam bentuk elektronik yang dibuat oleh wajib pajak dengan menggunakan aplikasi e-SPT yang disediakan oleh Direktorat Jenderal

Page 7: Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

Pajak. Tata Cara penyampaian Surat Pemberitahuan dalam bentuk elektronik diatur dalam peraturanDJP nomor 6/PJ/2009 mengenai Wajib Pajak Badan.

Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat (2) menjelaskan bahwa wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

UU No.36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan, wajib pajak badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

Tatacara penggunaan e-SPT :

1. WP melakukan instalasi aplikasi e-SPT pada sistem komputer.2. WP menggunakan aplikasi e-SPT untuk merekam data-data antara lain identitas

WP, bukti potong, faktur pajak dan data perpajakan lainnya.3. WP yang telah memiliki sistem administrasi keuangan/perpajakan sendiri dapat

melakukan proses data impor dari sistem yang dimiliki ke dalam aplikasi e-SPT dan menyampaikannya kepada pihak yang dipotong atau dipungut.

4. WP mencetak bukti pemotongan/pemungutan dengan menggunakan aplikasi e-SPT dan menyampaikannya kepada pihak yang dipotong atau dipungut.

5. WP mencetak formulir induk SPT menggunakan aplikasi e-SPT.6. WP menandatan gani formulir hasil cetakan aplikasi e-SPT.7. WP membentuk file data e-SPT dengan menggunakan aplikasi e- SPT dan

disimpan dalam media komputer (disket/CD/USB).8. WP melaporkan SPT dengan menggunakan media elektronik ke KPP dengan

membawa formulir induk SPT hasil cetakan e-SPT yang telah ditandatangani beserta file data SPT yang tersimpan dalam media komputer.

2.1.6 Fasilitas e-SPT Masa PPN

Fasilitas yang tersedia dalam aplikasi e-SPT Masa PPN sebagai berikut:1. Perekaman data SPT beserta lampirannya2. Perekaman data SPT Pembetulan beserta lampirannya User Profiles3. Memelihara data Wajib Pajak Lawan transaksi4. Impor data lampiran5. Generate data digital SPT

2.1.7 Efektivitas Penggunaan Teknologi Informasi

Page 8: Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

Secara umum efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektivitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif. Tujuan Penggunaan Teknologi Informasi dalam perpajakan adalah menghemat waktu, mudah, akurat, dan paperless. Dengan penggunaan Teknologi Informasi dalam Perpajakan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan terhadap Wajib Pajak, baik dari segi kualitas maupun waktu sehingga lebih efektif.

2.1.8 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan perpajakan didefinisikan sebagai suatu keadan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya (Nurmantu, 2003:148). Pengertian kepatuhan wajib pajak secara sedehana atau lebih komprehensif adalah sekedar menyangkut sejauh mana wajib pajak memenuhi kewajiban perpajaknnya sesuai aturan perpajakan yang berlaku (Simanjuntak dan Mochlis, 2012:84).

Secara lebih kompleks Pengertian kepatuhan Wajib Pajak menurut Nasucha yang dikutip oleh Devano dan Rahayu (2006:111), menyatakan bahwa kepatuhan Wajib Pajak dapat didefinisikan sebagai:

1. Kewajiban Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri 2. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan 3. Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang 4. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan.

2.1.9 Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibangun

untuk menganalisis dan memahami faktor‐faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer yang diperkenalkan pertama kali oleh Fred Davis pada tahun 1986. TAM merupakan hasil pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA), yang lebih dahulu dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen pada 1980.

TAM bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan (acceptance) pengguna terhadap suatu sistem informasi. TAM menyediakan suatu basis teoritis untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap suatu tekhnologi dalam suatu organisasi. TAM menjelaskan hubungan sebab akibat antara keyakinan (akan manfaat suatu sistem informasi dan kemudahan penggunaannya) dan perilaku, tujuan/keperluan, dan penggunaan aktual dari pengguna/user suatu sistem informasi.

Model TAM sebenarnya diadopsi dari model TRA (Theory of Reasoned Action) yaitu teori tindakan yang beralasan dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. Reaksi dan persepsi pengguna Teknologi Informasi (TI) akan  mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan

Page 9: Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

terhadap teknologi tersebut. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhinya adalah persepsi pengguna terhadap kemanfaatan dan kemudahan penggunaan TI sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam konteks pengguna teknologi, sehingga alasan seseorang dalam melihat manfaat dan kemudahan penggunaan TI menjadikan tindakan/perilaku orang tersebut sebagai tolok ukur dalam penerimaan sebuah teknologi.

Menurut Davis (1986) perilaku menggunakan Teknologi Informasi (TI) diawali oleh adanya persepsi mengenai manfaat (usefulness) dan persepsi mengenai kemudahan menggunakan TI (ease of use). Davis (1986) mengartikan persepsi mengenai kegunaan (usefulness) ini berdasarkan definisi dari kata useful yaitu capable of being used advantageously, atau dapat digunakan untuk tujuan yang menguntungkan. Persepsi kegunaan (usefulness) adalah manfaat yang diyakini individu yang dapat diperolehnya apabila menggunakan TI.

2.1.10 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

Dikembangkan oleh Venkatesh, et al. (2003) menggabungkan fitur-fitur dari beberapa teori penerimaan teknologi terkemuka menjadi satu teori. Hasil pengujian model-model ini akhirnya merekomendasikan empat variabel sebagai determinant terhadap tujuan dan penggunaan teknologi informasi, yaitu ekspektasi kinerja (performance expectancy), ekspektasi usaha (effort expectancy), pengaruh sosial (Social Influence), dan kondisi pendukung (Facilitating Conditions), serta empat variabel sebagai moderator (moderating variables) antar determinan dengan tujuan dan penggunaan teknologi informasi, yaitu jenis kelamin, usia, pengalaman, dan voluntariness (wajib atau tidaknya menggunakan sistem informasi dalam pekerjaan).

2.1.11 Facilitating Conditions

Facilitating conditions didefinisikan sebagai tingkat sejauh mana seseorang meyakini bahwa infrastruktur organisasi dan teknis yang ada mendukung penggunaan sistem.

Sehubungan dengan e-SPT, penerapan e-SPT PPN telah di dukung dengan berbagai fasilitas yang dapat mempermudah wajib dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, diantaranya :

1. Perekaman data SPT beserta lampirannya2. Perekaman data SPT Pembetulan beserta lampirannya3. User Profiles4. Memelihara data Wajib Pajak Lawan transaksi5. Impor data lampiran6. Generate data digital SPT

2.2 Tinjauan Empiris

Page 10: Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

Penelitian yang dilakukan oleh Gita Kowinda Kirana tahun 2010, dengan judul Analisis Perilaku Wajib Pajak terhadap penggunaan e-Filing (kajian empiris di wilayah kota Semarang), pada penelitian tersebut dijelaskan kepuasan Wajib Pajak jika kualitas informasi yang dihasilkan sistem e-Filing lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu dan informasi yang disajikan jelas.

Penelitian yang dilakukan oleh Melli Pujiani tahun 2012, dengan judul Analisis Efektifitas Penggunaan E-System Terhadap Penerimaan Pajak di KPP Pratama Palembang Ilir Timur. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa E-system di KPP Pratama Palembang Ilir Timur kurang efektif karena berdasarkan data ada sekitar 1755 PKP yang terdaftar di KPP Pratama Palembang Ilir Timur tetapi hanya sekitar 420 PKP yang melaporkan menggunakan e-Registration.

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka mengenai penerapan e-SPT yang terdiri dari manfaat kegunaan sistem (usefulness), presepsi kemudahan penggunaan (ease of use), dan kondisi yang memfasilitasi (Facilitating Conditions) serta pengaruhnya terhadap kepatuhan wajib pajak badan maka, dapat disusun suatu model konsep sebagai dasar pembentukan hipotesis seperti yang terlihat pada gambar berikut:

2.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2008:64) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan gambar model konsep diatas dapat diajukan model hipotesis sebagai berikut:

Penerapan

e-SPT

Kepatuhan wajib pajak badan

(usefulness) (X1)

(ease of use) (X2)

(Facilitating Conditions)

(X3)

Kepatuhan wajib pajak badan (Y)

Page 11: Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

Berdasarkan model hipotesis di atas, maka dapat dibuat rumusan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Terdapat pengaruh penerapan e-SPT terhadap kepatuhan wajib pajak badan dalam melaporkan SPT.

H2 : Variabel manfaat kegunaan sistem (usefulness) (X1), presepsi kemudahan penggunaan (ease of use) (X2), (Facilitating Conditions) dan kondisi yang memfasilitasi (facilitating conditions) (X3) mempengaruhi kepatuhan wajib pajak badan (Y) dalam pelaporan SPT.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk memperoleh bukti empiris adanya pengaruh penerapan e-SPT, maka jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Umar (1999:36) penelitian eksplanatori (explanatory research) adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan-hubungan antar satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

3.2 Lokasi/Subjek Penelitian

Subjek Penelitian dalam penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Singosari yang beralamat di Jl. Raya Randuagung No. 12, Singosari, Malang.

3.3 Populasi, Sample, Teknik Sampling

1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai

kualitas dan kerakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2005:72).

Populasi yang menjadi objek dalam penelitian ini meliputi seluruh wajib pajak badan yang terdaftar dan berada di wilayah kerja KPP Pratama Singosari.

2. Sampel dan Teknik Sampling

Page 12: Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

David Nachmias and Chava Nachmias (1981) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari populasi yang karak teristiknya tiada berbeda dengan karakteristik populasi. Sedangkan Bruce W. Tuckman (1972) mendeskripsikan sampel sebagai kelompok yang mewakili populasi serta berperan sebagai responden. Wajib pajak badan yang terdaftar sebagai pengguna e-SPT Masa PPN di KPP Pratama Singosari yang di pilih secara acak untuk mewakili populasi.

Metode pemilihan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling, karena seluruh anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer, dapat dilakukan dengan penelitian lapangan (Field Research):

a. Metode Pengamatan (Observasi), yaitu melakukan pengamatan atas objek data

dan kronologis suatu kejadian, merekam, menghitung serta mencatat data yang

dibutuhkan.

b. Metode Wawancara (Interview), yaitu teknik pengumpulan data dengan

mengadakan tanya jawab kepada pihak yang berkepentingan dan terkait dengan

penelitian yang dilakukan.

c. Metode Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan

daftar pertanyaan terkait topic yang diteliti kepada responden.

2. Data sekunder, dapat dilakukan dengan penelitian kepustakaan (Library Research).

Penelitian ini dapat digunakan untuk mendapatkan landasan dan konsep yang kuat

agar permasalahan dapat dipecahkan. Penelitian ini dilakukan dengan membaca buku

atau sumber-sumber informasi sebagai pendukung data.

3.5 Pengujian Kualitas Data

Sugiyono (2011:348) menyebutkan bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2011:348).

Page 13: Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

3.6 Analisis Data

Statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2011:147). Hasil dari analisis deskriptif ini dapat memberikan arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.

Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganilis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2011:187). Langkah-langkah analisis statistik inferensial dalam penelitian ini menggunakan beberapa pengujian data dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Science) dalam pelaksanaanya sebagai berikut:

a. Uji Asumsi Klasik Dalam penelitian uji asumsi klasik yang dilakukan sebanyak empat macam uji

asumsi klasik yaitu uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

1. Uji Normalitas Data Menurut penjelasan Ghozali (2009:107) Uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak, seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi normal.

Rumus : X2 = ∑ (Oi−Ei)

Ei

Keterangan :X2 = Nilai X2

Oi = Nilai observasiEi = Nilai expected / harapan, luasan interval kelas berdasarkan tabel normal dikalikan N (total frekuensi) (pi x N)N = Banyaknya angka pada data (total frekuensi)

2. Uji Gejala Multikolinieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen (Ghozali, 2009:25).

3. Uji Gejala Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2009:79).

Page 14: Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

b. Model Regresi Menurut Sugiyono (2011:275), Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti bila,

bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik-turunkan nilainya). Persamaan regresi untuk tiga prediktor adalah (Sugiyono, 2011:275) :

Y= a+ b1X1 + b2X2+ b3X3 + E

Keterangan :

Y = kepatuhan wajib pajak badan X1 = Manfaat kegunaan sistem (usefulness) X2 = Persepsi kemudahan penggunaan (ease of use) X3 = Kondisi yang memfasilitasi (Facilitating Conditions) data a = konstanta b1, b2, b3 = koefisien regresi

1. Uji F Gohozali (2009:16) menjelaskan uji signifikansi simultan (uji statistik F) pada

dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

Rumus : F = R2/k¿¿

Keterangan:R2 = Koefisien regresin = jumlah sampelk = jumlah variabel independen

2. Uji-t Uji signifikan parameter individual (uji statistik t) pada dasarnya menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009:17).

Rumus : t = (ẋ−µ)√n

sKeterangan :ẋ = nilai rata-rataµ = nilai acuann = jumlah datas = standart deviasi

Page 15: Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

3. Koefisien Determinasi (R²) Ghozali (2009,15) koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat.

Rumus : r2 = 1 ¿)Keterangan :r2 = besarnya koefisien determinasiY = Nilai variabel YÝ = Nilai rata-rata varians YŶ = Nilai estimasi Y

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam Melaporkan SPT Masa PPN

Untuk memperkirakan pengaruh penerapan e-SPT terhadap kepatuhan wajib pajak badan di KPP Prtama Singosari, peneliti melihat dari penggunaan e-SPT PPN oleh wajib pajak badan.

Jumlah Penggunaan SPT Masa PPN untuk Bulan April - Oktober 2013

Bulan Pelaporan

e-SPT SPT Manual Total SPT Persentase Pelaporan

dengan e-SPTAPRIL 111 647 758 14,64%MEI 112 630 742 15,09%JUNI 121 554 675 17,92%JULI 296 152 448 66,07%AGUSTUS 516 146 662 77,94%SEPTEMBER 464 109 573 80,97%OKTOBER 569 116 685 83,06%Sumber: KPP Pratama Singosari yang telah diolah

Jumlah PKP Badan yang terdaftar di KPP Pratama Singosari adalah 79% dari total keseluruhan PKP. Kewajiban Penggunaan e-SPT sebagai sarana pelaporan PPN ditujukan kepada seluruh PKP Badan. Penggunaan e-SPT telah dapat dikatakan efektif apabila seluruh PKP Badan telah menggunakan e-SPT atau persentase pelaporan e-SPT telah melampaui 79%. Dapat dilihat bahwa pada Bulan September dan Oktober penggunaan e-SPT menunjukkan persentase sebesar 80,97% dan 83,06% dengan trend penggunaan yang terus meningkat setiap bulannya. Sehingga dapat disimpulkan kepatuhan wajib pajak badan dalam melaporkan SPT meningkat karena penerapan e-SPT Masa PPN yang ditunjukkan dari jumlah pelaporannya yang selalu meningkat setiap bulan.

Page 16: Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

ANALISIS REGRESIHasil Analisis Regresi Berganda

Variabel Bebas

B Beta T Hitung Sig t Keterangan

X1

X2

X2

0,219

0,488

0,142

0,270

0,494

0,124

2,703

4,932

2,320

0,0008

0,0000

0,0027

Signifikan

Signifikan

SignifikanKonstanta 1,654 - - 4,881 SignifikanNilai R = 0,703Nilai R2 = 0,494Adj. R. Square = 0,477F hitung = 29,020Nilai Signifikan F = 0,000F tabel = 2,71t tabel = 1,987Signifikan = 0,05 (5%)

Persamaan regresi yang dihasilkan dari analisis adalah sebagai berikut:

Yi = 1,654 + 0,219 X1 + 0,488 X2 + 0,142 X3

Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan:

1. Nilai konstanta sebesar 1,654 Artinya apabila manfaat kegunaan sistem (usefulness) (X1), persepsi kemudahan pengunaan (ease of use) (X2) dan kondisi yang memfasilitasi (facilitating conditions) (X3) sama dengan nol (0) maka tingkat kepatuhan wajib pajak badan dalam melaporkan SPT sebesar 1, 654.

2. Koefisien variabel manfaat kegunaan sistem (usefulness) (X1) diperoleh sebesar 0,219, artinya setiap kenaikan atau penurunan satu satuan dari manfaat kegunaan sistem (usefulness), maka kepatuhan wajib pajak badan (Y) dalam pelaporan SPT akan mengalami kenaikan atau penurunan sebesar 0,219 dengan asumsi variabel lain tetap.

3. Koefisien variabel presepsi kemudahan penggunaan (ease of use) (X2) diperoleh sebesar 0,488, artinya setiap kenaikan atau penurunan satu satuan dari presepsi kemudahan penggunaan (ease of use) (X2), maka kepatuhan wajib pajak badan (Y) dalam pelaporan SPT akan mengalami kenaikan atau penurunan sebesar 0,488 dengan asumsi variabel lain tetap.

4. Koefisien variabel presepsi variabel presepsi kondisi yang memfasilitasi (facilitating conditions) (X3) diperoleh sebesar 0,142, artinya setiap kenaikan atau penurunan satu satuan dari kondisi yang memfasilitasi (facilitating conditions) (X3), maka kepatuhan wajib pajak badan (Y) dalam pelaporan SPT akan mengalami kenaikan atau penurunan sebesar 0,142 dengan asumsi variabel lain tetap.

Page 17: Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

Hasil Pengujian Hipotesis I

Dari Tabel hasil analisi regresi berganda diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 29,020 sedangkan nilai F tabel sebesar 2,71. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel jadi keputusannya adalah menerima hipotesis yang menyatakan bahwa variabel-variabel manfaat kegunaan sistem (usefulness) (X1), persepsi kemudahan penggunaan (ease of use) (X2) dan kondisi yang memfasilitasi (facilitating conditions) (X3) secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak badan (Y).

Hasil Pengujian Hipotesis II

Berdasarkan hasil uji t seperti yang tercantum pada tabel 4.11 di atas dapat dijelaskan bahwa:

1. Variabel manfaat kegunaan sistem (usefulness) (X1) dengan nilai thitung sebesar 2,703 lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,987 dan nilai Sig. t sebesar 0,008 di bawah nilai signifikan 5% (0,05) menunjukkan bahwa variabel kegunaan sistem (usefulness) (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan (Y).

2. Variabel persepsi kemudahan penggunaan (ease of use) (X2) dengan nilai thitung sebesar 4,932 lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,987 dan nilai Sig. t sebesar 0,000 di bawah nilai signifikan 5% (0,05) menunjukkan bahwa variabel persepsi kemudahan penggunaan (ease of use) (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan (Y).

3. Variabel kondisi yang memfasilitasi (Facilitating Conditions) (X3) dengan nilai thitung sebesar 2,320 lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,987 dan nilai Sig. t sebesar 0,027 di bawah nilai signifikan 5% (0,05) menunjukkan bahwa variabel kondisi yang memfasilitasi (Facilitating Conditions) (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan (Y).

Hasil Pengujian Hipotesis III

Berdasarkan hasil analisis seperti yang tercantum dalam Tabel 4.11 diketahui bahwa variabel persepsi kemudahan penggunaan (ease of use) (X2) mempunyai pengaruh dominan terhadap variabel kepatuhan wajib pajak badan (Y) karena mempunyai nilai B paling besar (0,488) di antara nilai B variabel bebas yang lain. Sehingga hipotesis ketiga dapat dibuktikan kebenarannya.

PEMBAHASAN

Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda melalui SPSS dapat diketahui bahwa secara simultan dan parsial variabel manfaat kegunaan sistem (usefulness) (X1), persepsi kemudahaan pengunaan (ease of use) (X2) dan kondisi yang memfasilitasi (Facilitating Conditions) (X3) berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan

Page 18: Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

wajib pajak badan. Berikut pembahasan hasil pengujian hipotesis akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Pengaruh Manfaat Kegunaan Sistem (Usefulness) (X1), Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT (Y).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh variabel-variabel yang berupa manfaat kegunaan sistem (usefulness) (X1), terhadap variabel terikat kepatuhan wajib pajak badan (Y) adalah berpengaruh signifikan secara parsial. Dilihat dari nilai F hitung bahwa secara simultan manfaat kegunaan sistem (usefulness), persepsi kemudahan penggunaan (ease of use), memfasilitasi (facilitating conditionsi) signifikan positif pengaruhnya terhadap kepatuhan wajib pajak badan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Davis et a, (1989), Venkatesh et. al.,(2003), Hawa (2008), dan Lingga (2013) yang menyimpulkan adanya pengaruh signifikan manfaat kegunaan sistem (usefulness), persepsi kemudahan penggunaan (ease of use), memfasilitasi (facilitating conditionsi) terhadap kepatuhan wajib pajak badan.

Tentunya ini membuat para responden antusias untuk menggunakan sistem informasi guna membantu menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat, efektif dan meningkatkan produktifitas pekerjaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh responden telah memanfaatkan e-SPT untuk pelaporan pajak terutannya. Hal ini membuktikan adanya penerimaan yang positif dari perusahaan terhadap pemakaian sistem pelaporan pajak secara online melalui e-SPT.

2. Persepsi Kemudahan Penggunaan (ease of use) (X2) Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT (Y).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh variabel-variabel yang berupa persepsi kemudahan penggunaan (ease of use) (X2), terhadap variabel terikat kepatuhan wajib pajak badan (Y) adalah signifikan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Davis et a, (1989), Venkatesh et. al.,(2003), Susanto (2005), Hawa (2008), dan Lingga (2013) yang menyimpulkan adanya pengaruh signifikan positif antara persepsi kemudahan penggunaan (ease of use) (X2) terhadap kepatuhan wajib pajak badan. Berdasarkan pengakuan dari responden yang merupakan pengguna e- SPT, responden telah terbiasa memakai sistem berbasis komputerise dalam menunjang pekerjaannya. Responden sebagai pengguna e-SPT mempercayai bahwa teknologi informasi yang lebih fleksibel, mudah dipahami dan mudah dalam hal pengoperasiannya akan menimbulkan minat dalam menggunakan teknologi informasi tersebut dan seterusnya akan menggunakan teknologi informasi tersebut.

3. Kondisi Yang Memfasilitasi (facilitating conditions) (X3) Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT (Y).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh variabel-variabel yang berupa kondisi yang memfasilitasi (facilitating conditions), terhadap variabel terikat kepatuhan wajib pajak badan (Y) adalah signifikan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Davis et a, (1989), Venkatesh et. al.,(2003), Hawa (2008), dan Lingga (2013) yang menyimpulkan adanya pengaruh signifikan positif antara kondisi yang

Page 19: Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

memfasilitasi (facilitating conditions) terhadap kepatuhan wajib pajak badan. Berbeda dengan penelitian Susanto (2005) yang menyatakan jika kontrol perilaku (Perceived Behavioral Control) tidak berpengaruh positif terhadap analisis perilaku wajib pajak. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian terdahulu dapat dikarenakan responden yang diteliti memiliki kondisi fasilitas yang berbeda. Hal ini biasanya terjadi pada wajib pajak pemula atau baru melakukan pendaftaran NPWP sehingga baru melakukan registrasi penggunaan sistem e-SPT yang sebelumnya masih mengunakan SPT manual.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variabel apa saja yang mempunyai pengaruh kepatuhan wajib pajak melaui penerapan e-SPT.. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai penerapan e-SPT terhadap kepatuhan wajib pajak badan maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut:

1. Diperoleh hasil penerapan e-SPT berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak badan, itu bisa di buktikan dengan semakin bertambahnya wajib pajak badan yang menggunakan e-SPT dalam pelaporan SPT.

2. Pada pengujian simultan yang telah dilakukan, diperoleh hasil manfaat kegunaan sistem (usefulness), persepsi kemudahan penggunaan (ease of use) dan kondisi yang memfasilitasi (facilitating conditions) secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan dengan kata lain penerapan e-SPT berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak badan.

3. Hasil pengujian parsial yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel manfaat kegunaan sistem (usefulness) berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan artinya responden percaya jika menggunakan e-SPT dalam pelaporan pajak akan membantu meningkatkan kinerjanya. Hasil pengujian parsial yang telah dilakukan diketahui bahwa variabel persepi kemudahan kegunaan (ease of use) berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan, hal ini membuktikan jika responden akan memanfaatkan sistem informasi e-SPT dalam pelaporan pajak apabila responden merasa mudah memahami cara pengoperasiannya. Hasil pengujian parsial untuk variabel kondisi yang memfasilitasi (facilitating conditions) menunjukkan bahwa berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan, artinya responden menyakini jika kemampuan dan fasilitas perusahaan telah menunjang untuk pemakaian sistem infornmasi maka tentunya akan membuat responden mampu terampil dan memiliki kemampuan yang mahir dalam pengoperasian sistem e-SPT.

Page 20: Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

4. Persepsi kemudahan kegunaan (ease of use) diketahui sebagai variabel bebas paling dominan yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak badan dalam model regresi linier berganda. Variabel bebas Kemudahan kegunaan mempunyai nilai beta atau B paling besar yaitu 0,488 di antara nilai beta atau B variabel bebas yang lain. Dapat dikatakan variabel kemudahan kegunaan menyumbang nilai signifikansi paling tinggi terhadap kepatuhan wajib pajak dalam penerapan e-SPT dibandingkan dengan variabel bebas lainnya.

5.2 Saran

Bedasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, maka saran peneliti memberikan beberapa saran dan diharapkan bermanfaat dalam bidang perpajakan khususnya penerapan e-SPT yaitu sebagai berikut:

1. Objek penelitian ini hanya dilakukan pada satu jenis wajib pajak yaitu wajib pajak badan yang terdaftar di KPP Pratama Singosari, sehinggga tidak mewakili pengguna sistem e-SPT dengan cakupan wajib pajak yang lebih luas. Penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas objek dan lokasi penelitian sehingga dapat dilakukan perbandingan hasil dan mewakili seluruh penggunan sistem e-SPT.

2. Saran bagi instansi terkait yaitu KPP Pratama Singosari agar lebih sering atau intensif lagi melakukan pelatihan atau penyuluhan tentang pelaporan pajak secara online, sehingga wajib pajak tidak akan merasa kesusahan dalam mengoperasikan sistem pelaporan pajak secara online.

3. Saran bagi Direktorat Jenderal Pajak agar melakukan modernisasi kembali terhadap sistem pelaporan pajak agar mempermudah wajib pajak dalam melaporkan pajaknya. Sehingga selalu ada pembaruan atau inovasi di setiap sistem administrasi pajak, yang akhirnya mengakibatkan wajib pajak akan patuh dan secara sukarela melaporkan pajak dengan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT Masa PPN

Ajzen, I. 2005. “Attitudes, Personality and Behavior, (2nd edition)” Berkshire. UK. Open University Press-McGraw Hill Education.

Ajzen, I. dan Fishbein, M. 1980. “Understanding Attitudes and Predicting Social Behavior”. Englewood Cliffs. NJ. Prentice-Hall. Aris. 2010. Diskusi Penggunaan E-

SPT. http://www.ortax.org (diakses pada tanggal 10 April 2015). Davis, F. D.1989.Measurement Scales for Perceived Usefulness and Perceived Ease

of Use. http://wings.buffalo.edu/mgmt/courses/mgtsand /success/davis.html (diakses pada tanggal 10 April 2015).

Davis, F.D. 1986. “Technology Acceptance Model for Empirically Testing New End-User Information Systems Theory and Results” Unpublished Doctoral Dissertation MIT.

Devano, Sony dan Rahayu, Siti K. 2006. Perpajakan Kosep, Teori, dan Isu. Jakarta: Kencana.

Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi SPSS 17. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-88/PJ./2004 tanggal 14 Mei 2004 (BN No. 7069 hal. 4B) tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan

Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta: Andi Offes. Nurmantu, Safri. 2003. Pengantar Perpajakan. Granit: Jakarta. Pandiangan, Liberti. 2008. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan.

Jakarta.: PT Elex Media Komputindo. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak nomor 6/PJ/2009 Mengenai Tata Cara

Penyampaian Surat Pemberitahuan dalam Bentuk Elektronik. Resmi, Siti. 2009. Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat. Simanjuntak, Timbul H. Dan Mochlis, Imam. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan

Dalam Pembangunan Ekonomi Perpajakan. Jakarta: Raih Asa Sukses. Widi Widodo, dkk. 2010. Moralitas, Budaya dan Kepatuhan Pajak. Alfabeta,

Bandung.