PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP...

97
PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PEMBENTUKAN KONSEP DIRI ANAK DI KELUARGA PEMULUNG JURANG MANGU BARAT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos I) RHAVIQAH 107052002762 JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2 0 1 3

Transcript of PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP...

Page 1: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PEMBENTUKAN KONSEP DIRI ANAK

DI KELUARGA PEMULUNG JURANG MANGU BARAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos I)

RHAVIQAH 107052002762

JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2 0 1 3

Page 2: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PEMBENTUKAN KONSEP DIRI ANAK DI KELUARGA PEMULUNG JURANG MANGU BARAT

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos I)

Oleh

Rhaviqah NIM 107052002762

Pembimbing

Dra. Rini Laili Prihatini M. Si NIP 19690607 199503 2 003

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2 0 1 3

Page 3: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul Pengaruh pendidikan Agama keluarga terhadap

Pembentukan Konsep Diri Anak di Komunitas Pemulung jurang Mangu

telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis, 16 Mei 2013.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Sosial Islam (S.Sos.I) pada Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

Ciputat,16 Mei 2013

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. Wahidin Saputra, MA Drs.Sugiharto, M.A NIP. 19700903 199603 1 001 NIP. 19660806 199603 1 001

Anggota

Penguji I Penguji II

Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si Ade Rina Farida, M.Si NIP. 19650301 199903 1 001 NIP. 19770513 200701 2 018

Pembimbing

Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si NIP. 19690607 199503 2 003

Page 4: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I) di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, Mei 2013

R h a v i q a h

Page 5: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

ANAK BELAJAR DARI KEHIDUPANNYA ( By : Dorothy Law Nolte)

Jika anak dibesarkan dengan celaan Ia belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan Ia belajar berkelahi

Jika anak dibesarkan dengan cemoohan Ia belajar rendah diri

Jika anak dibesarkan dengan penghinaan Ia belajar menyesali diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi Ia belajar menahan diri

Jika anak dibesarkan dengan dorongan Ia belajar percaya diri

Jika anak dibesarkan dengan pujian Ia belajar menghargai

Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan Ia belajar keadilan

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman Ia belajar menaruh kepercayaan

Jika anak dibesarkan dengan dukungan Ia belajar menyenangi dirinya

Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan

Ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.

Page 6: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

i

ABSTRAK

Rhaviqah, 107052002762, Pengaruh Pendidikan Agama Keluarga Terhadap Pembentukan Konsep Diri Anak Di Keluarga Pemulung Jurang Mangu Barat Bintaro Tangerang Selatan, di bawah bimbingan Rini Laili Prihatini, M.Si

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal bersama di satu atap atau tempat dan dalam keadaan saling ketergantungan. Dalam satu keluarga terdapat orang tua yang menjadi pendidik pertama bagi anak-anaknya. Orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak yang berkualitas, cerdas, dan tanggung jawab atas diri dan masyarakat, bangsa dan negara. Salah satunya bertanggung jawab dalam hal spiritual agar anak dapat menjalankan ajaran agamanya dengan baik. Tanggung jawab yang besar tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Pendidikan agama dirasa sangat penting diberikan kepada anak-anak, karena agama dapat menjadi sarana untuk membentengi diri anak-anak dari perbuatan yang menyimpang dan negatif, seperti kasus narkoba, seks bebas, tindak kriminal, rendah diri, tertutup dan lain sebagainya. Dengan pendidikan agama yang baik maka akan terbentuklah konsep diri yang positif pada diri anak-anak.

Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan perilaku individu. Seluruh sikap, pandangan, serta keyakinan seseorang terhadap dirinya akan berpengaruh terhadap seluruh perilakunya. Apabila individu memandang dirinya sebagai orang yang tidak mempunyai cukup kemampuan untuk melaksanakan tugas, maka perilakunya akan menunjukan ketidak mampuannya tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengetahui adakah pengaruh pendidikan agama keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga pemulung Jurang Mangu Barat.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian survei yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengukuran data pokok. Sampel pada penelitian ini yaitu orang tua di komunitas pemulung Jurang Mangu, sebanyak 30 responden.

Hasil penelitian ini memperoleh hasil t-test (parsial) nilai Sig = 0,000 korelasi parsial pendidikan agama keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak pada keluarga di komunitas pemulung Jurang Mangu Barat adalah sebesar 0.815 atau 81.5%. Dari hasil perhitungan tersebut ternyata bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel dimana nilai signifikansinya 0.000 < 0.01. Sehingga hipotesis yang berbunyi yaitu terhadap pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga pemulung Jurang Mangu Barat. Dan tingkat pembentukan konsep diri anak berada pada tingkatan sedang dengan kisaran skor antara 119.28794 – 103.24546 dan skor mean sebesar 111.2667. Kata Kunci: Pendidikan Agama Keluarga, Konsep Diri.

Page 7: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

ii

KATA PENGANTAR

ijk ijk ijk ijk Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirrabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas

segala nikmat dan hidayah yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA

DALAM KELUARGA TERHADAP PEMBENTUKAN KONSEP DIRI

ANAK DI KELUARGA PEMULUNG JURANG MANGU BARAT”.

Shalawat beriring salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya, serta ummatnya yang selalu

istiqomah menjalankan ajarannya.

Dengan segala kerendahan hati perkenankanlah penulis memberikan

untaian terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu

penulis menyelesaikan skripsi ini. Teristimewa kepada orang tua penulis,

ayahanda tercinta (Alm) Jufri dan ibunda tersayang Hj. Yusneti yang telah

menghantar penulis hingga seperti sekarang dengan penuh kasih sayang, doa,

kesabaran, keikhlasan dan perjuangan hidup demi kelangsungan pendidikan putra-

putrinya, terima kasih untuk semuanya. Penulis menghaturkan terima kasih yang

tulus kepada:

1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Drs. Wahidin Saputra, MA selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik, Drs. H. Mahmud Jalal, MA Selaku Wakil Dekan Bidang

Administrasi, Drs. Study Rizal LK, Ma selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan.

Page 8: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

iii

2. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam sekaligus sebagai dosen pembimbing. Terima kasih atas

kesabaran dan keiklasan ibu yang telah banyak memberikan arahan serta

waktunya dalam membimbing penulis hingga terselesaikan skripsi ini.

3. Drs. Sugiharto, MA selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam. Terima kasih atas dukungan dan bimbingannya selama ini.

4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan banyak ilmunya kepada penulis.

5. Terima kasih untuk seluruh Staf Karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi atas kerjasama dan bantuannya selama penulis

menyelasaikan skripsi ini.

6. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

menyediakan buku dan fasilitas Wi-Fi untuk mendapatkan referensi dan

memperkaya isi skripsi ini.

7. Terima kasih kepada kakak-kakak tersayang kak Nita, kak Vira, Abang

Hendra, dan adik tercinta Isan yang telah memberikan semangat kepada

penulis.

8. Terima kasih kepada keponakan-keponakan tercinta Rasyid, Faiq, Nawat,

Keysha dan Fatih. Kehadiran kalian memberi warna disetiap hari-hari

penulis. Semoga kalian menjadi anak yang berbakti pada Orang tua,

berguna bagi Nusa dan senantiasa Ta’at dan Patuh pada ajaran Agama.

Page 9: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

iv

9. Special thanks to “uri chingu” indah, ilah dan oz yang selalu ada dikala

penulis sedang membutuhkan suntikan semangat, Gamsahamnida

Chingudeul.

10. Terima kasih untuk eka, wiwin, keke, aida, ndin, yudi, eno, lia, dita, dan

semua teman-teman seperjuangan di Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam

khususnya angkatan 2007, terima kasih atas pertemanan dan

kebersamaannya selama ini, semoga kita semua sukses selalu, dan tetaplah

menjadi teman-teman tebaik bagi penulis.

11. Teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu, penulis ucapkan

terima kasih yang sebanyak-banyaknya.

Akhirnya penulis berharap semoga apa yang telah diberikan mendapatkan

balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan penulis berharap semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi yang membaca pada umumnya dan bagi keluarga besar

Bimbingan dan Penyuluhan Islam pada khususnya.

Billahitaufiqwalhidayah

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Mei 2013

Penulis

Page 10: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................... 6

1. Pembatasan Masalah ....................................................... 6

2. Perumusan Masalah ........................................................ 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 7

D. Tinjauan Pustaka ................................................................... 8

E. Sistematika Penulisan ........................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pendidikan Agama ................................................................ 12

1. Pengertian Pendidikan ..................................................... 12

2. Pengertian Agama ........................................................... 15

3. Pengertian Keluarga ........................................................ 18

4. Fungsi Keluarga .............................................................. 19

5. Pendidikan Agama dalam Keluarga ................................. 20

B. Konsep Diri .......................................................................... 21

1. Pengertian Konsep diri .................................................... 21

2. Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif ................... 23

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ............. 25

Page 11: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

vi

4. Dimensi-dimensi dalam Konsep Diri ............................... 28

5. Proses Pembentukan dan Perkembangan Konsep Diri ..... 30

C. Anak ..................................................................................... 32

1. Pengertian Anak .............................................................. 32

2. Tugas Perkembangan Anak Usia 7 – 12 tahun ................. 32

3. Perkembangan dan Pemahaman Agama pada Anak-anak . 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian ......................................... 35

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 35

C. Populasi dan Sampel ............................................................. 36

D. Variabel Penelitian ................................................................ 37

E. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian ....................... 38

F. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 40

G. Uji Validitas ......................................................................... 41

H. Uji Reliabilitas ...................................................................... 42

I. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas ....................................... 43

J. Regresi Linier Sederhana ...................................................... 44

K. Uji Koefisien Determinasi ..................................................... 44

L. Uji t-test (parsial) .................................................................. 45

M. Hipotesis ............................................................................... 45

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum dan Lokasi Peneliti ................................... 46

B. Data-data Hasil Penelitian Lapangan ..................................... 47

1. Klasifikasi Responden ..................................................... 47

2. Analisis Data Lapangan .................................................. 49

Page 12: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

vii

C. Uji Regresi ............................................................................ 59

1. Regresi Linier Sederhana ................................................ 59

2. Uji Koefisien Regresi sederhana (Uji-T) ......................... 60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 64

B. Saran .................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ................................... 47

Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 48

Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........... 48

Tabel 4 Respon orang tua terhadap Variabel Keimanan .............................. 49

Tabel 5 Respon responden terhadap Variabel Ibadah .................................. 51

Tabel 6 Respon responden terhadap Variabel Akhlak ................................. 52

Tabel 7 Respon responden terhadap Variabel Etika dalam Pergaulan ......... 54

Tabel 8 Respon Orang tua terhadap Variabel konsep diri positif ................. 55

Tabel 9 Respon Orang tua terhadap konsep diri negatif .............................. 57

Tabel 10 Koefisien Regresi Linier Sederhana Coefficients ........................... 59

Tabel 11 Koefisien Determinasi Model Summary ........................................ 60

Tabel 12 Descriptive Statistics ..................................................................... 61

Tabel 13 Klasifikasi Skor Skala Pendidikan Agama ..................................... 61

Tabel 14 Descriptive Statistics Konsep Diri ................................................. 62

Tabel 15 Klasifikasi Skor Skala Pembentukan Konsep Diri .......................... 63

Page 14: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga adalah lembaga sosial resmi yang terbentuk setelah adanya

perkawinan. Menurut pasal 1 Undang–undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974,

menjelaskan bahwa “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang

bahagia dan sejahtera berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.1

Menurut Gunarsa dalam keluarga yang ideal (lengkap) maka ada dua

individu yang memainkan peran penting yaitu peran ayah dan peran ibu. Secara

umum peran ibu adalah memenuhi kebutuhan biologis dan fisik, merawat dan

mengasuh keluarga dengan sabar, mendidik, mengatur, dan membimbing anak,

serta menjadi contoh dan teladan bagi anak. Secara umum peran ayah adalah

sebagai pencari nafkah, menjadi suami yang penuh perhatian, memberi rasa aman,

berpartisipasi dalam pendidikan anak, sebagai pelindung atau tokoh yang tegas,

bijaksana, dan mengasihi keluarga, karenanya orang tua berkewajiban mendidik

dan membimbing anak.2

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah

satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Didalam suatu keluarga terdapat

anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak yang menjadi

tanggung jawab orang tua.

1 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 21 2 Singgih D.Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2002), h. 27

Page 15: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

2

Orang tua menjadi pendidik pertama bagi anak-anaknya. Setiap orang tua

memiliki harapan dan keinginan yang baik terhadap anak, sehingga segala cara

diusahakan untuk mencapai hal tersebut. Taraf pertumbuhan dan perkembangan

telah menjadikan perubahan pada diri anak. Perubahan perilaku tidak akan

menjadi masalah bagi orang tua apabila anak tidak menunjukkan tanda

penyimpangan. Akan tetapi, apabila anak telah menunjukkan tanda yang

mengarah ke hal negatif akan membuat cemas orang tua seperti anak-anak mulai

sering berkata tidak jujur, tidak mau mendengarkan perkataan orang tua dan lain-

lain.

Orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak

yang berkualitas, cerdas, dan bertanggung jawab atas diri dan masyarakat, bangsa

dan Negara. Salah satunya bertanggung jawab dalam hal spiritual agar anak dapat

menjalankan ajaran agamanya dengan baik. Tanggung jawab yang besar tersebut

merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

Pendidikan agama dalam arti pembinaan kepribadian, sebenarnya telah

dimulai sejak si anak lahir, bahkan sejak dalam kandungan. Keadaan orang tua,

ketika si anak dalam kandungan, mempengaruhi jiwa anak yang akan lahir nanti,

hal ini banyak terbukti dalam perawatan jiwa. Memang diakui bahwa penelitian

terhadap mental janin yang dalam kandungan, mempengaruhi jiwa anak yang

akan lahir nanti, hal ini banyak terbukti dalam perawatan jiwa.3

Anak tumbuh dan berkembang di bawah bimbingan orang tua. Melalui

orang tua, anak beradaptasi dan mengenal dunia sekitarnya serta pola pergaulan

3 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), h. 126

Page 16: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

3

hidup yang berlaku di lingkungannya. Orang tua merupakan dasar pertama bagi

pembentukan pribadi anak, dan membentuk baik buruknya perilaku anak.

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia dalam upaya pengajaran

dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik.4

Selanjutnya pendidikan juga di atur dalam ketentuan Negara yang tertuang

dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (Ketetapan Majelis Permusyawaratan

Rakyat Republik Indonesia Nomor: IV/MPR/1978) dinyatakan: Pendidikan

berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga,

sekolah, dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama

antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.5

Setelah kita memahami konsep pendidikan yang tertuang dalam aturan

Negara melalui GBHN. Maka kita dapat mengetahui masalah pendidikan anak

yang ada pada masyarakat marjinal. Misalnya yang terjadi pada anak-anak di

komunitas pemulung Jurang Mangu adalah perasaan minder pada orang lain

diluar dari komunitas mereka. Ini dijumpai pada saat peneliti melakukan observasi

pada praktikum di komunitas pemulung tersebut. Rasa minder yang timbul

disebabkan oleh pandangan dari orang diluar komunitas pemulung kepada

mereka. Kebanyakan orang-orang memandang bahwa pemulung itu adalah

pekerjaan yang kotor, karena pekerjaan mereka adalah memunguti barang-barang

bekas ataupun sisa-sisa dari orang lain, dan tak jarang pula masyarakat

memandang pemulung sebagai orang yang selalu dikaitkan dengan pelaku

kriminal seperti pencuri dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan anak

komunitas pemulung menjadi kurang percaya diri dengan lingkungan diluar

4 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005) h. 263

5 Zahara Idris, Dasar Dasar Kependidikan, (Bandung: ANGKASA, 1981), h. 57

Page 17: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

4

komunitas mereka. Ditambah lagi anak-anak di komunitas pemulung Jurang

Mangu mengalami putus sekolah dikarenakan faktor ekonomi dan akhirnya

mengikuti jejak orang tua mereka menjadi pemulung. Karena kurangnya

pendidikan mengakibatkan anak-anak berada dijalanan dan keadaan tersebut

membuat mereka sangat mudah terpengaruh oleh hal-hal baru yang terjadi di

jalanan, dan hal ini menyebabkan mereka menjadi anak jalanan yang dianggap

meresahkan masyarakat. Hal ini penulis ketahui ketika penulis melakukan

konseling kelompok di komunitas pemulung Jurang Mangu. Dan karena masalah

tersebut penulis menjadi tertarik untuk melakukan penelitian di komunitas

tersebut.6

Pendidikan agama sangat penting diberikan kepada anak. Karena agama

dapat menjadi sarana untuk membentengi diri anak dari perbuatan yang

menyimpang dan negatif, seperti kasus narkoba, seks bebas, tindak kriminal,

rendah diri, tertutup dan lain sebagainya, dan terbentuklah konsep diri yang positif

pada diri anak, khususnya bagi anak-anak pemulung di Jurang Mangu. Sehingga

mereka lebih dapat menerima diri dan lingkungannya.

Setiap individu memiliki gambaran tentang dirinya sendiri. Gambaran diri

tersebut biasanya disebut dengan konsep diri (self concept). Gambaran itu

meliputi keadaan fisik, psikologis, dan kehidupan sosialnya dengan orang lain.

Jadi konsep diri meliputi apa yang individu pikirkan dan apa yang individu

rasakan tentang dirinya.

Lindgren menyatakan konsep diri terbentuk karena adanya interaksi

individu dengan orang-orang sekitarnya. Apa yang dipersepsikan oleh orang lain

mengenai diri individu, tidak terlepas dari struktur, peran dan status sosial yang

disandang seorang individu. Struktur, peran dan status sosial merupakan gejala

6 Hasil praktikum makro di komunitas Pemulung Jurang Mangu Barat. 2011

Page 18: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

5

yang dihasilkan dari adanya interaksi antara individu satu dan individu yang lain,

antara individu dan kelompok, atau kelompok dan kelompok.7

Apabila anak-anak memiliki konsep diri yang positif maka akan mencetak

anak-anak yang lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif

terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya, tapi sebaliknya

apabila anak-anak memiliki konsep diri yang negatif, maka ia akan meyakini dan

memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa,

tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya

tarik terhadap hidup.

Pembentukan konsep diri anak yang positif ini bukan hanya tanggung

jawab keluarga saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama untuk ikut

memikirkan bagaimana caranya agar bangsa kita dapat mencetak generasi-

generasi penerus yang tidak hanya sebatas canggih dalam ilmu pengetahuan tetapi

juga mempunyai kepribadian yang bertakwa dan mampu bertanggung jawab

terhadap dirinya sendiri. Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam ajaran Islam

bahwa manusia itu sebagai khalifah dimuka bumi ini yang tertuang dalam Surat

al-Baqarah/2:30 berikut:

�)r A$% �/� p3´»=J=9 �T) @ã%` �û Ú�{# pÿ�=z ( #q9$% @ègB& $k�ù `B �¡ÿ� $k�ù

7ÿ¡�r ä$B$!# `tUr x7¡R 8�Jt2 ¨�)Rr 79 ( A$% �T) N=ã& $B w bqJ=è? ÇÌÉÈ

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi." mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah disana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”8

7 Alex Sobur. Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah (Bandung: CV Pustaka Setia;

2003) 8 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta;Departemen Agama RI,

2008), h. 6

Page 19: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

6

Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar cinta kasih sayang

yang kodrati, rasa kasih murni, yaitu rasa cinta kasih sayang seorang tua terhadap

anaknya. Rasa kasih sayang inilah yang menjadi sumber kekuatan yang menjadi

pendorong orang tua untuk tidak jemu-jemunya membimbing dan memberikan

pertolongan yang dibutuhkan anak-anaknya.9

Diantara pendidikan dalam keluarga Pendidikan agama dalam keluarga

merupakan pendidikan non formal, sejak anak baru lahir hingga anak memasuki

usia untuk memperoleh pendidikan pada jalur formal (sekolah). Dengan adanya

dasar pendidikan agama dari rumah diharapkan kelak anak akan menerapkan

ajaran agama dalam kehidupannya sehari-hari.

Berdasarkan fenomena dan berpijak pada latar belakang masalah di atas,

maka dilakukan penelitian terhadap masalah tersebut dan mendapatkan deskripsi

yang dituangkan dalam skripsi ini dengan judul “PENGARUH PENDIDIKAN

AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PEMBENTUKAN KONSEP

DIRI ANAK DI KELUARGA PEMULUNG JURANG MANGU BARAT”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan pembatasan dalam penelitian ini, sehingga sampai

pada tujuannya, maka penulis membatasi penelitian ini pada:

1) Pendidikan agama keluarga dalam penelitian ini yaitu pendidikan agama

yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya baik pendidikan secara

lisan maupun secara tindakan. Dalam penelitian ini yang di ukur adalah

bagaimana anak mendapatkan pendidikan agama dalam keluarganya.

9 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 21-22

Page 20: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

7

2) Keluarga dalam penelitian ini adalah keluarga-keluarga pemulung yang

tinggal di komunitas pemulung Jurang Mangu Barat.

3) Pembentukan konsep diri anak dalam penelitian ini yaitu semua hal yang

dilakukan oleh orang tua dalam memberikan keteladanan dan pembiasaan

kepada anak berdasarkan ajaran-ajaran agama yang berlangsung secara

terus menerus dan membentuk konsep diri pada anak. Konsep diri ini

terbentuk baik menjadi konsep diri yang positif ataupun menjadi konsep

diri yang negatif.

2. Perumusan Masalah

Agar perumusan masalah lebih terarah dan terfokus, maka dalam

penulisan penelitian ini dirumuskan dalam rangka menjawab permasalahan

sebagai berikut:

a. Bagaimana pendidikan agama anak di keluarga pemulung Jurang Mangu ?

b. Bagaimana pembentukan konsep diri anak di keluarga pemulung Jurang

Mangu ?

c. Bagaimana pengaruh pendidikan agama terhadap pembentukan konsep diri

anak di keluarga pemulung Jurang Mangu ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembatasan dan perumusan masalah tersebut, maka tujuan

dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang:

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pembentukan konsep diri anak di

keluarga pemulung Jurang Mangu.

Page 21: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

8

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendidikan agama keluarga

terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga pemulung Jurang

Mangu.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu:

a. Ilmu Pengetahuan, diharapkan penelitian ini dapat menambah

pengetahuan baru pada mata kuliah Bimbingan dan Penyuluhan Islam,

Ilmu Dakwah, dan Psikologi Perkembangan.

b. Akademis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan

pemikiran yang dapat dijadikan bahan acuan tentang pendidikan

agama keluarga dalam pembentukan konsep diri anak bagi universitas

dan khususnya jurusan BPI.

c. Masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

masyarakat, khususnya para orang tua mengenai pendidikan agama

keluarga untuk pembentukan konsep diri anak.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian ini diadakan tinjauan pustaka terhadap

beberapa skripsi yang memiliki kemiripan judul untuk menghindari bentuk

plagiat, diantaranya:

1. “Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga Terhadap Kenakalan

Remaja di SMA 10 Tangerang Selatan”

(Disusun oleh: Tri Sutarti, NIM: 105011000121, Jurusan: Pendidikan

Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta). Metode yang digunakan pada

Page 22: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

9

penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu penelitian yang

bertujuan menggambarkan keadaan sebenarnya. Hasil penelitian ini

adalah, dapat disimpulkan bahwa pendidikan dalam keluarga yang

diberikan orang tua siswa-siswi SMA Negeri 10 Tangerang Selatan,

berupa pembinaan keimanan, pembinaan ibadah, dan pembinaan akhlak.

Dari kenakalan remaja dapat dilihat bahwa tingkat kenakalan remaja SMA

Negeri 10 Tangerang Selatan, berada pada tingkat cukup. Dari hasil

tersebut dapat dilihat bahwa tingkat kenakalan remaja di SMA Negeri 10

Tangerang Selatan berada pada tingkat sedang.

2. “Pengaruh Pendidikan Agama (Islam) dalam Keluarga Terhadap Konsep

Diri Pada Remaja”.

(Disusun oleh: Zakiah, NIM: 102070026075, Jurusan: Psikologi, Fakultas

Psikologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta). Metode

yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional,

dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini

adalah terdapat pengaruh positif yang signifikan antara pendidikan agama

(Islam) dalam keluarga terhadap konsep diri remaja. Artinya semakin

tinggi pendidikan agama sesorang yang didapatkan dalam keluarga maka

akan semakin positif konsep diri seseorang itu, sebaliknya semakin

kurangnya pendidikan agama (Islam) yang didapatkan seseorang dalam

keluarganya maka akan konsep dirinya akan cenderung menjadi negatif.

Perbedaan dari dua penelitian di atas dengan penelitian ini yaitu masalah

yang diteliti disini adalah bagaimana pengaruh pendidikan agama keluarga

terhadap pembentukan konsep diri anak. Adapun lokasi penelitian ini bertempat di

Page 23: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

10

komunitas pemulung Jurang Mangu, peneliti mengambil lokasi tersebut

dikarenakan peneliti merasa tertarik dengan konsep diri anak-anak di komunitas

pemulung tersebut. Dan yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah

keluarga pemulung dan yang menjadi masalah pada penelitian ini adalah

bagaimana pengaruh pendidikan agama keluarga terhadap pembentukan konsep

diri anak di komunitas pemulung Jurang Mangu.

E. Sistematika Penulisan

Penyusunan skripsi ini, peneliti membagi dalam lima bab dengan

sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. Bab ini menguraikan tentang

latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Bab ini menguraikan tentang pengertian

konsep diri, pengertian pemahaman agama, pengertian remaja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun yang akan dibahas dalam

bab ini adalah mengenai lokasi penelitian, waktu penelitian, jenis

penelitian, teknik pemilihan, subjek penelitian, teknik pengumpulan

data, teknik pencatatan data, sumber data, fokus penelitian, analisis

data dan keabsahan data.

BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA. Bab ini

menguraikan gambaran umum komunitas pemulung, hasil dan

pembahasan penelitian.

Page 24: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

11

BAB V PENUTUP. Bab ini membahas secara singkat mengenai kesimpulan

berdasarkan hasil pelaksaan penelitian dan saran-saran yang menjadi

penutup di pembahasan skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 25: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pendidikan Agama

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia dalam upaya pengajaran

dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.1

Secara etimologi, pendidikan berasal dari bahasa Yunani, Paedagogiek.

Paes berarti anak; agogos artinya membimbing atau tuntunan; dan iek artinya

ilmu. Jadi secara etiologi paedagogiek adalah ilmu yang membicarakan

bagaimana memberikan bimbingan kepada anak. Dalam bahasa Inggris

pendidikan diterjemahkan menjadi education. Education berasal dari bahasa

Yunani educare yang berarti membawa keluar yang tersimpan dalam jiwa anak,

untuk dituntun agar tumbuh dan berkembang.2

Menurut Dictionary Of Education, yang dikutip oleh Alisuf Sabri dalam

bukunya Pengantar Ilmu Pendidikan, bahwa pendidikan diartikan sebagai

berikut:3

a. Serangkaian proses dengannya seseorang atau anak mengembangkan

kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya yang bernilai

atau berguna di masyarakat.

b. Proses sosial dimana orang-orang atau anak-anak dipengaruhi dengan

lingkungan yang (sengaja) dipilih dan dikendalikan (misalnya oleh guru di

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia ,(Jakarta: Balai

Pustaka, 2005) h. 263 2 Madyo Ekosusilo, Dasar-Dasar Pendidikan, (Semarang: Effhar, 1990) h. 12 3Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Perrs, 2005), h. 5

Page 26: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

13

sekolah) sehingga mereka memperoleh kemampuan-kemampuan sosial

dan perkembangan individual yang optimal.

Ahmad D. Marimba mendefinisikan pendidikan sebagai “bimbingan atau

pimpinan secara sadar oleh si pendidik tehadap perkembangan jasmani dan rohani

si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama”.4

Sedangkan beberapa ahli yang lain mengartikan pendidikan sebagai

berikut:5

a. Lengeveld: Mendidik adalah mempengaruhi anak dalam upaya

membimbingnya agar menjadi dewasa. Usaha membimbing haruslah

usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja. Oleh karena itu

pendidikan hanya terdapat dalam pergaulan yang disengaja antara orang

dewasa dengan anak yang diarahkan kepada tujuan pendidikan.

b. Hoogveld: Mendidik membantu anak supaya ia cukup cakap

menyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawabnya sendiri.

c. SA. Branata, dkk: Pendidikan ialah usaha yang sengaja diadakan, baik

langsung maupun dengan cara yang tidak langsung, untuk membantu anak

dalam perkembangannya mencapai kedewasaan.

d. Ki Hajar Dewantara: Mendidik ialah menuntut segala kekuatan kodrat

yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai

anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang

setinggi-tingginya.

Selanjutnya menurut GBHN (Ketetapan MPR RI No. IV / MPR / 1973)

dikatakan bahwa: “Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk

4 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Al-Ma’arif, 1980), h. 19

5 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 6

Page 27: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

14

mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan

berlangsung seumur hidup”.6

Kemudian menurut ketentuan umum Bab I Pasal 1 Undang-undangSistem

Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989, menjelaskan bahwa: “Pendidikan adalah

usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”.7

Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia;

aspek rohaniah dan jasmaniah, juga harus berlangsung secara bertahap. Akan

tetapi, suatu proses yang diinginkan dalam usaha kependidikan adalah proses

yang terarah dan bertujuan, yaitu mengarahkan anak didik (manusia) kepada titk

optimal kemampuannya. Berdasarkan pernyataan tersebut banyak ahli filsafat

pendidikan yang mengartikan pendidikan sebagai suatu proses bukan suatu seni

atau teknik.8

Pendidikan diartikan sebagai bimbingan atau pertolongan yang diberikan

dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa. Dalam perkembangan

berikutnya pendidikan diartikan sebagai “usaha yang dilakukan oleh seorang atau

sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang untuk mempengaruhi

sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan

penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental”.9

6 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan,(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 7 7Ibid. h. 7 8Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.12-13 9 Tholib Hasan, Dasar-dasar Pendidikan (Jakarta: Studia Press, 2005), h. 1

Page 28: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

15

Menurut Arifin, pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk

membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak

didik baik dalam bentuk pendidikan formal maupun informal.10

Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk melatih, membimbing, dan

mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri seseorang melalui suatu

proses dengan menggunakan metode-metode tertentu, baik secara formal maupun

nonformal, sehingga orang tersebut memperoleh pengetahuan dan pemahaman,

membentuk pola tingkah laku tertentu untuk menciptakan kepribadian yang

mandiri agar sampai pada kesempurnanan yang mungkin dicapai.

2. Pengertian Agama

Definisi agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan

(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan yang Maha kuasa serta tata kaidah

yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungan.11

Agama adalah kepercayaan dan pola perilaku, yang diusahakan oleh

manusia untuk menangani masalah-masalah yang tidak dapat dipecahkan dengan

menggunakan teknologi dan teknik organisasi yang diketahuinya. Untuk

mengatasi keterbatasan itu orang berpaling kepada manipulasi makhluk dan

kekuatan supernatural.12

Pengertian agama menurut Frezer dalam Aslam Hadi yaitu: “menyembah

atau menghormati kekuatan yang lebih agung dari manusia yang dianggap

10 M. Arifin, Hubungn Timbal Balik Pendidikan Agama Islam di Lingkungan Keluarga

(Jakarta: Bulan Bintang, 1984), h. 4 11 Departemen Pendidikan Nasional “Kamus Besar Bahasa Indonesia” (Jakarta: Balai

Pustaka). Edisi 3. Cet.3 h. 12 12 William A. Haviland, Antropologi, (Jakarta: Erlangga 1985), h. 193

Page 29: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

16

mengantur dan menguasai jalannya alam semesta dan jalannya peri kehidupan

manusia.”13

Agama menurut Prof. KHM. Taib Abdul Mu’in, agama adalah suatu

peraturan yang mendorong jiwa sesorang yang mempunyai akal, memegang

peraturan Tuhan dengan kehendaknya sendiri, untuk mencapai kebaikan hidup di

dunia dan kelak di akhirat.14

Agama menurut Harun Nasution, ada beberapa pengertian atau definisi

tentang agama, yaitu:

a. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib

yang harus dipatuhi.

b. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.

c. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung

pengakuan pada suatu sumber yang berada pada diri manusia dan yang

mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.

d. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan hidup

tertentu.

e. Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari kekuatan gaib.

f. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini

bersumber pada kekuatan gaib.

g. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan

perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam

sekitar manusia.

13 Aslam Hadi, Pengantar Filsafat Islam, (Jakarta: Rajawali, 1986), cet. Ke-1, h. 6 14 Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,

1996) cet. Ke-2, h. 4

Page 30: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

17

h. Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui

seorang rasul.15

Sedangkan menurut H. Syahrial Sain, seperti yang dikutip oleh TB. Aat

Syafaat, dalam buku Peranan Pendidikan Agama Islam, agama adalah aturan

perilaku bagi umat manusia yang sudah ditentukan dan dikomunikasikan oleh

Allah Swt. Melalui orang-orang pilihan-Nya yang dikenal sebagai utusan-utusan,

rasul-rasul, atau nabi-nabi. Agama mengajarkan manusia untuk beriman kepada

adanya keEsaan, dan Supremasi Allah yang Maha Tinggi dan berserah diri secara

spiritual, mental, dan fisikal kepada kehendak Allah, yakni pesan Nabi yang

membimbing kepada kehidupan dengan cara yang dijelaskan Allah.16

Agama menurut Hadijah Salim adalah peraturan Allah SWT yang

diturunkan-Nya kepada rasul-rasul-Nya yang telah lalu yang berisi suruhan,

larangan dan sebagainya yang wajib ditaati oleh umat manusia dan menjadi

pedoman serta pegangan hidup agar selamat dunia dan akhirat. Agama adalah

kendali hidup, dan barang siapa hidupnya tak terkendalikan niscaya manusia itu

akan terjerumus dan tak akan menentu arah tujuannya, maka membahayakan

kepada diri mereka sendiri.17

Menurut Psikologi Agama, agama adalah pengakuan pribadi terhadap

yang dihayati sebagai “yang Adi Insani/Super Human” yang menggejala dalam

penghayatan dan tingkah laku orang yang bersangkutan lebih-lebih kalau

15 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Beberapa Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1985), cet.

Ke-4, h. 10 16 TB. Aat Syafaat, dkk. Peranan Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada,2008), h. 14-15 17 Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

1996), h. 4

Page 31: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

18

usahanya untuk menyelaraskan dengan yang Adi Insani itu.18 Agama adalah relasi

dengan Tuhan sebagaimana dihayati oleh manusia.19

Agama dapat menjadi sarana bagi manusia untuk mengangkat diri dari

kehidupan duniawi, yang penuh penderitaan, dan mencapai kemandirian spiritual,

meskipun hanya untuk sementara.20

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

agama adalah usaha sadar untuk mengarahkan, mengajarkan, membimbing anak

secara berangsur-angsur dan membantu membentuk kepribadian anak dan

membantu perkembangan jasmani dan rohaninya agar sesuai dengan ajaran-ajaran

agama dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pengertian Keluarga

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia Keluarga adalah suatu keluarga

yang paling mendasar dalam masyarakat yang terdiri dari ibu dan bapak dengan

anak-anaknya.21

Keluarga adalah lembaga sosial resmi yang terbentuk setelah adanya

perkawinan. Menurut pasal 1 Undang–undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974,

menjelaskan bahwa “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang

bahagia dan sejahtera berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.22

Anggota keluarga terdiri dari suami, istri atau orang tua (ayah dan ibu)

serta anak. Ikatan dalam keluarga tersebut didasarkan kepada cinta kasih sayang

18Mudjahid Abdil Manaf, Sejarah Agama-Agama, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

1996), h. 6 19Nico Syukur Dister, Pengalaman dan Motivasi Beragama Pengantar Psikologi Agama,

(Jakarta:LEPPEHAS, 1982) h, 14 20 William A. Haviland, Antropologi, (Jakarta: Erlangga 1985), h. 195 21Departemen Pendidkan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2007), h. 536 22 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 21

Page 32: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

19

antara suami istri yang melahirkan anak-anak. Oleh karena itu hubungan

pendidikan dalam keluarga adalah didasarkan atas adanya hubungan kodrati

antara orang tua dan anak.23

4. Fungsi Keluarga

Keluarga sebagai kesatuan hidup bersama, menurut ST. Vembriarto,

mempunyai 7 fungsi yang ada hubungannya dengan kehidupan si anak; yaitu:24

a. Fungsi biologik, yaitu keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak

secara bilogis anak berasal dari orang tua.

b. Fungsi afeksi, yaitu keluarga merupakan tempat terjadinya hubungan

sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi (penuh kasih sayang

dan rasa aman).

c. Fungsi sosialisasi, yaitu fungsi keluarga dalam membentuk

kepribadian anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga anak

mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinaan, cita-cita, dan

nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka perkembangan kepribadian.

d. Fungsi pendidikan, yaitu keluarga sejak dahulu merupakan institusi

pendidikan. Dahulu keluarga merupakan satu-satunya institusi untuk

mempersiapkan anak agar dapat hidup secara sosial dan ekonomi di

masyarakat. Sekarangpun keluarga dikenal sebagai lingkungan

pendidikan yang pertama dan utama dalam mengembangkan dasar

kepribadian anak.

e. Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat atau medan rekreasi

bagi anggota untuk memperoleh afeksi, ketenangan dan kegembiraan.

23Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 21 24Ibid, h. 23

Page 33: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

20

f. Fungsi keagamaan, yaitu keluarga merupakan pusat pendidikan,

upacara dan ibadah agama bagi para anggotanya, di samping peran

yang dilakukan institusi agama. Fungsi ini penting artinya bagi

penanaman jiwa agama pada anak.

g. Fungsi perlindungan, yaitu keluarga berfungsi memelihara, merawat

dan melindungi anak, baik fisik maupun sosialnya. Fungsi ini banyak

dilakukan oleh badan-badan sosial, seperti anak yatim piatu, anak

nakal, perusahan asuransi, dan lain-lain.

5. Pendidikan Agama dalam Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang primer dan fundamental

sifatnya. Disitulah anak dibesarkan, memperoleh penemuan-penemuan dan belajar

yang memungkinkan dirinya untuk perkembangan lebih lanjut. Disitu pulalah

anak pertama-tama akan mendapat kesempatan menghayati pertemuan-pertemuan

dengan sesama manusia bahkan memperoleh perlindungan yang pertama.25

Agama dan pendidikan bisa mempengaruhi kelakuan sesorang yang pada

hakikatnya ditimbulkan oleh norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga,

yang diturunkan melalui pendidikan orang tua terhadap anak mereka. Tidak

mengherankan jika nilai-nilai yang dianut oleh orang tua akhirnya dianut oleh

anaknya. Tidak mengherankan kalau ada pendapat segala sifat negatif yang ada

pada anak sebenarnya ada pula pada orang tuanya, bukan semata-mata karena

faktor bawaan atau keturunan, akan tetapi karena proses pendidikan.26

25 Ary H. Gunawan, Kebijakan-kebijakan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: BINA

AKSARA, 1986), h. 101 26 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004),

h. 114

Page 34: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

21

Banyak alasan mengapa pendidikan agama di rumah tangga adalah paling

penting. Alasan pertama, pendidikan ditiga tempat pendidikan lainnya

(masyarakat, rumah ibadah, sekolah) frekuensinya rendah. Pendidikan di

masyarakat hanya berlangsung beberapa jam saja setiap minggu, di rumah ibadah

seperti masjid, juga sebentar, di sekolah hanya dua jam pelajaran setipa minggu.27

Alasan kedua, dan ini paling penting, inti pendidikan agama (Islam) ialah

penanaman iman. Penanaman iman itu hanya mungkin dilaksanakan secara

maksimal dalam kehidupan sehari-hari dan itu hanya mungkin dilakukan di

rumah.28

Sering kali orang menyangka bahwa pendidikan agama dalam keluarga,

adalah pemberian pelajaran agama kepada anak. Namun anggapan seperti itu

kurang tepat, karena yang dimaksud adalah pembinaan jiwa agama pada anak,

atau dengan kata lain pembinaan pribadi anak sedemikian rupa, sehingga segala

tindak tanduknya dalam hidup, sesuai dengan ajaran agama.29

B. Konsep Diri

1. Pengertian Konsep diri

Self concept atau konsep diri adalah evaluasi individu mengenai diri

sendiri, penilaian atau penaksiran mengenai diri sendiri oleh individu yang

bersangkutan.30

William D. Brooks mendefinisikan konsep diri sebagai “those physical,

social, and psychological perceptions of ourselves that we have derived from

27 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),

h. 134 28 Ibid, h. 134 29 Zakiah Daradjat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang,

1977), h. 86 30 Chaplin James P. Kamus Lengkap Psikologi. (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001).

Cet. 7 h. 450

Page 35: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

22

experiences and our interaction with others” (1974:40). Jadi, konsep diri adalah

pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh

bersifat psikologi, sosial, dan fisis.31

Konsep diri sebagai gambaran seseorang tentang dirinya. Gambaran ini

merupakan gabungan kepercayaan seseorang tersebut mengenai diri sendiri yang

meliputi karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosi, aspirasi dan prestasi.

Menurutnya pandangan sesorang mengenai dirinya sendiri secara keseluruhan

sebagai hasil observasi terhadap dirinya dimasa lalu dan pada saat sekarang ini.

Setiap individu mempunyai konsep diri yang sesungguhnya dan konsep diri yang

ideal. Konsep diri yang sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan apa

dia itu.32

Konsep diri menurut Roger adalah bagian sadar dari ruang fenomenal

yang disadari dan disimbolisasikan, yaitu “aku” merupakan pusat referensi setiap

pengalaman. Konsep diri ini merupakan bagian inti dari pengalaman individu

yang secara perlahan-lahan dibedakan dan disimbolisasikan sebagai bayangan

tentang diri yang mengatakan “apa dan siapa aku sebenarnya” dan “apa

sebenarnya yang harus aku perbuat”.33

R. B Burns, mengartikan konsep diri sebagai gambaran dari apa yang kita

pikirkan, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan menurut konsep diri awalnya

disebut dengan self reference sebagai cara yang menjelaskan berbagai macam

tingkah laku individu.34

31 Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2008).

Cet. 26 h. 99-100 32Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Penerbit Erlangga 1980), h. 233 33Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), cet. 3, h. 507 34R. B. Burn, Konsep Diri: Teori Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku, (Jakarta:

Arcan, 1993)

Page 36: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

23

Definisi lain seperti yang dikemukakan oleh Goss dan O’Hair, mengatakan

konsep diri mengacu kepada cara individu menilai diri individu sendiri, seberapa

besar individu berpikir bahwa individu berharga sebagai seseorang.35

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa definisi

konsep diri adalah pikiran dan perasaan individu berdasarkan keyakinan dan

pandangan atau persepsi individu mengenai dirinya sendiri dan penilaian orang

lain, secara keseluruhan baik secara psikologis, sosial dan fisik.

2. Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif

Jalaluddin Rakhmat menyatakan dalam bukunya Psikologi Komunikasi,

bahwa seseorang yang memiliki konsep diri yang positif ditandai dengan lima hal

yaitu:36

a. Kemampuan mengatasi masalah

b. Merasa setara dengan orang lain

c. Menerima pujian tanpa rasa malu

d. Ia menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,

keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat

e. Ia mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-

aspek kepribadian yang tidak disenangi dan berusaha mengubahnya.

Sebaliknya menurut William D. Brooks dan Philip Emmert ada empat

tanda orang yang memiliki konsep diri negatif, yaitu:37

a. Peka pada kritik. Orang seperti ini sangat tidak tahan dengan kritikan yang

diterimanya, dan mudah marah atau naik pitam.

35Alex Sobur, Psikologi Umum, h. 507 36Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h.

105 37Ibid, h. 105

Page 37: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

24

b. Sangat responsif terhadap pujian. Orang seperti ini akan berpura-pura

menghindari menerima pujian, akan tetapi ia tidak dapat menyembunyikan

antusismenya saat menerima pujian.

c. Sikap hiperkritis, orang seperti ini akan sering mengeluh, mencela, atau

meremehkan apa pun dan siapa pun. Mereka tidak pandai dan tidak

sanggup untuk mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada

kelebihan orang lain.

d. Cenderung merasa tidak disenangi orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan

karena itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak

dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan.

e. Bersikap pesimis terhadap kompetisi seperti terungkap dalam

keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa konsep diri mempunyai peranan

penting dalam menentukan perilaku individu. Seluruh sikap, pandangan, serta

keyakinan seseorang terhadap dirinya akan berpengaruh terhadap seluruh

perilakunya. Apabila individu memandang dirinya sebagai orang yang tidak

mempunyai cukup kemampuan untuk melaksanakan tugas, maka perilakunya

akan menunjukan ketidakmampuannya tersebut. Konsep diri menentukan

pengharapan individu. Sikap dan pandangan negatif terhadap kemampuan diri

akan menyebabkan individu menaruh patokan harapan yang rendah. Patokan yang

rendah tersebut akan menyebabkan individu tidak mempunyai motivasi untuk

mencapai harapan atau tujuan yang diinginkannya.38

38 Dwi Restu, Hubungan Konsep Diri dengan Motifasi Menabung pada Pegawai UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, (Skripsi S1 Fakultas Psikologi, 2006), h. 28

Page 38: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

25

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Terdapat berbagai hal yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep

diri seseorang baik yang berasal dari dalam diri individu maupun yang berasal

dari luar individu. Verder menyebutkan tiga faktor yakni (Self Appraisal,

Reactions and response of other dan Roles you play) yang mempengaruhi

perkembangan konsep diri seseorang dan satu faktor ditambahkan Brooks, yaitu

reference group.3 9

a) Self Appraisal-Viewing Self as an Object

Istilah ini menunjukan suatu pandangan yang menjadikan diri sendiri

sebagai objek dalam komunikasi, atau dengan kata lain adalah kesan kita

terhadap diri sendiri.

b) Reaction and Response of Others

Konsep diri itu tidak saja berkembang melalui pandangan kita terhadap

diri sendiri, namun juga berkembang dalam rangka interaksi kita dengan

masyarakat. Menurut Brooks, “self concept is the direct result of how

significant others react to the individual”. Jadi self concept atau konsep

diri adalah hasil langsung dari cara orang lain bereaksi secara berarti

kepada individu.

c) Roles you Play-Role Taking

Dalam hubungan pengaruh terhadap konsep diri, adanya aspek peran yang

kita mainkan sedikit banyak akan mempengaruhi konsep diri kita. Yang

dimaksud dengan peran disini adalah:

39Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 518

Page 39: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

26

1) Sekelompok norma dan harapan mengenai tingkah laku seseorang.

2) Norma-norma dan harapan yang dimiliki oleh orang-orang di

lingkungan dekat dengan individu itu.

3) Norma-norma dan harapan tersebut memang diketahui dan disadari

oleh individu yang bersangkutan.

d) Reference Groups

Yang dimaksud dengan reference groups atau kelompok rujukan adalah

kelompok yang kita menjadi anggota di dalamnya. Jika kelompok ini kita

anggap penting, dalam arti mereka dapat menilai dan bereaksi pada kita,

hal ini menjadi kekuatan untuk menentukan konsep diri kita. Dalam

hubungan ini menurut William Brooks, “Research shows that how we

evaluet ourselves is in part a function of how we are evaluated by

reference group”. Jadi penelitian menunjukkan bahwa cara kita menilai

diri kita merupakan bagian dari fungsi kita dievaluasi oleh sekelompok

rujukan.

Menurut Alex Sobur, konsep diri terbentuk dalam waktu yang relatif

lama, dan pembentukan ini tidak bias diartikan bahwa reaksi yang tidak biasa dari

seseorang dapat mengubah konsep diri. Namun, apabila tipe reaksi seperti ini

sangat penting terjadi, atau jika reaksi ini muncul karena orang lain yang memiliki

arti (significant others), yaitu orang-orang yang dinilai, umpamanya orang tua,

teman, dan lain-lain. Reaksi ini mungkin berpengaruh terhadap konsep diri.40

40Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 510

Page 40: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

27

Jacinta dalam Zakiah mengemukakan empat faktor yang mempengaruhi

konsep diri, yaitu:41

1) Pola asuh orang tua

Pola asuh orang tua turut menjadi faktor yang signifikan dalam

mempengaruhi konsep diri yang terbentuk. Sikap positif yang terbaca oleh

anak, akan menumbuhkan konsep diri dan pemikiran yang positif serta

sikap menghargai diri sendiri. Sikap negatif orang tua akan mengundang

pertanyaan pada anak dan menimbulkan asumsi bahwa dirinya tidak cukup

berharga untuk dikasihi, disayangi dan dihargai.

2) Kegagalan

Kegagalan yang terus menerus dialami sering kali menimbulkan

pertanyaan pada diri sendiri dan berakhir dengan kesimpulan bahwa semua

penyebabnya terletak pada kelemahan diri. Kegagalan membuat orang

merasa dirinya tidak berguna.

3) Depresi

Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang

cenderung negatif dalam memandang dan merespon segala sesuatunya,

termasuk menilai diri sendiri.

4) Kritik internal

Terkadang mengkritik diri sendiri memang dibutuhkan untuk

menyadarkan seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan. Kritik

terhadap diri sendiri sering berfungsi menjadi rambu-rambu dalam

bertindak dan berperilaku agar keberadaan kita diterima oleh masyarakat

dan dapat beradaptasi dengan baik.

41 Zakiah, Pengaruh Pendidikan Agama (Islam) dalam Keluarga Terhadap Konsep Diri Pada Remaja , (Skripsi S1 Fakultas Psikologi, 2007)

Page 41: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

28

4. Dimensi-dimensi dalam Konsep Diri

Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya,

yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi

dengan lingkungan. Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan, melainkan

berkembang dari pengalaman yang terus menerus dan terdiferensiasi. Dasar dari

konsep diri individu ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak dan menjadi

dasar yang mempengaruhi tingkah lakunya dikemudian hari.42

Konsep diri menjadi hal yang penting dalam kepribadian individu, tidak

merupakan hal yang tunggal yang hanya terdiri dari unsur-unsur melainkan terdiri

dari beberapa komponen yang masing-masing berdiri sendiri namun saling

melengkapi satu sama lain.

Menurut William H. Fitts, seperti yang dikutip oleh DR. Hendrianti

Agustian dalam buku Psikologi Perkembangan, konsep diri merupakan aspek

penting dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang merupakan kerangka

acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan lingkungan.43

Menurut Fits dalam Hendriati Agustin, membagi konsep diri dalam dua

dimensi pokok, yaitu sebagai berikut:44

1) Dimensi Internal

Dimensi internal atau yang disebut juga kerangka acuan internal

(internal frame of references) adalah penilaian yang dilakukan individu

yakni penilaian yang dilakukan individu terhadap dirinya sendiri

berdasarkan dunia didalam dirinya. Dimensi ini terdiri dari tiga bentuk:

42 Dwi Restu, Hubungan Konsep Diri dengan Motifasi Menabung pada Pegawai UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, (Skripsi S1 Fakultas Psikologi, 2006), h, 33 43 Hendriati Agustiani. Psikologi Perkembangan. (Bandung: PT Refika Aditama 2006).

Cet. 1 h. 138 44Ibid. h 139-142

Page 42: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

29

a. Diri Identitas (identity self), merupakan aspek yang paling dasar dari

diri dimana terkumpul seluruh simbol yang digunakan oleh individu

untuk mengamati dan menilai serta menggambarkan dirinya. Diri

identitas dapat mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan

lingkungan dan diri sendiri.

b. Diri Pelaku (behavioral self), merupakan persepsi terhadap tingkah

laku atau cara bertindak individu. Apakah tingkah laku dipengaruhi

faktor internal atau eksternal dan apakah tingkah laku itu perlu

dipertahankan atau tidak, hal ini tergantung konsekuensi yang

diperoleh, apabila tingkah laku menyenangkan maka akan cenderung

dipertahankan atau di ulangi.

c. Diri Penerimaan/Penilai (judging self), merupakan bagian dari diri

yang menjalankan fungsi sebagai pengamat, pemberi nilai standar,

perbandingan dan yang paling utama sekali sebagian penilai diri

sendiri.

2) Dimensi Eksternal

Pada dimensi eksternal, individu menilai dirinya melalui hubungan

dan aktivitas sosialnya, nilai-nilai yang dianutnya, serta hal-hal lain diluar

dirinya. Dimensi ini dibagi menjadi lima bentuk yaitu:

a. Diri fisik (physical self), menampilkan pandangan atau persepsi

individu terhadap keadaan fisik, kesehatan, penampilan diri dan gerak

motoriknya.

b. Diri etik-moral (moral-ethical self), merupakan persepsi individu

tentang dirinya ditinjau dari standar pertimbangan moral atau etika.

Page 43: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

30

c. Diri peribadi (personal self), merupakan persepsi individu terhadap

nilai-nilai pribadi. Terlepas dari keadaan fisik dan hubungan dengan

orang lain, yaitu seberapa besar individu merasa sebagai orang yang

gembira, riang, serius, santai atau seorang pemarah.

d. Diri keluarga (family self), merupakan pandangan, perasaan dan harga

diri individu sebagai anggota keluarga dan teman-teman dekatnya.

e. Diri Sosial (social self), merupakan persepsi individu dalam kaitannya

dengan peran sosial atau interaksi social dengan orang lain secara

umum dan dalam lingkungan yang lebih luas.

Seluruh bagian dari ini, baik internal maupun eksternal, saling berinteraksi

dan membentuk suatu kesatuan yang utuh untuk menjelaskan hubungan antara

dimensi internal dan dimensi eksternal.45

5. Proses Pembentukan dan Perkembangan Konsep Diri

Konsep diri terbentuk dari proses belajar sejak masa pertumbuhan seorang

manusia dari kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang

tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang

terbentuk. Oleh sebab itu seringkali anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam

pola asuh yang keliru dan negatif ataupun lingkungan yang kurang mendukung

cenderung memiliki konsep diri negatif. Jika lingkungan memberikan sikap yang

baik dan positif maka anak akan merasa dirinya cukup berharga sehingga

tumbuhlah konsep diri yang positif.46

45 Hendriati Agustina, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Refika Aditama 2006),

h. 142 46 Zakiah, Pengaruh Pendidikan Agama (Islam) dalam Keluarga Terhadap Konsep Diri

pada Remaja,(Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Jakarta), h. 25

Page 44: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

31

Konsep diri pada dasarnya tersusun atas berbagai tahapan. Halyang paling

dasar adalah konsep diri primer, yaitu konsep yang terbentuk atas dasar

pengalamannya terhadap lingkungan terdekatnya, yaitu lingkungan rumahnya

sendiri. Konsep diri sekunder terbentuk saat interaksi dengan lingkungan di luar

keluarga seperti teman-temannya. Konsep diri yang konsisten yaitu konsep diri

yang terbentuk karena adanya hubungan yang erat dengan pengalaman-

pengalaman sebelumnya.47

Menurut Clara R. Pudjijogyanti (1988), konsep diri terbentuk atas dua

komponen, yaitu komponen kognitif dan komponen afektif. Komponen kognitif

merupakan pengetahuan individu tentang keadaan dirinya. Komponen afeksi

merupakan penilaian individu terhadap diri. 48

Konsep diri terbentuk dan berkembang dipengaruhi oleh pengalaman atau

kontak eksternal dengan lingkungan dan juga pengalaman internal tentang dirinya.

Pengalaman internal ini akan mempengaruhi respon terhadap pengalaman

eksternalnya. Dari dua faktor ini terbentuklah konsep diri. Tidak jauh berbeda

dengan pendapat thalib tersebut, Sam dan Ancok berpendapat bahwa konsep diri

berkembang karena ada proses interaksi dirinya dengan individu atau kelompok

lainnya.49

Perkembangan konsep diri merupakan proses yang terus menerus berlanjut

di sepanjang kehidupan manusia. Symond dalam Fitts (1971) mengatakan bahwa

persepsi tentang diri tidak langsung muncul pada saat kelahiran, tetapi mulai

berkembang secara bertahap dengan munculnya kemampuan perseptif. Diri (self)

47 Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka setia, 2010), h. 511 48 Ibid, h. 511-512 49 Ahsit Santoso, Hubungan antara Konsep Diri dengan Gaya Hidup Konsumtif Siswa SMA

Islam, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan), h. 16

Page 45: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

32

berkembang ketika individu merasakan bahwa dirinya terpisah dan berbeda dari

orang lain ketika itu dikenali sebagai orang lain, seorang bayi membentuk

pandangan yang masih kabur tentang dirinya sebagai seorang individu.50

C. Anak

1. Pengertian Anak

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, anak adalah manusia yang masi

kecil, orang yang berasal dari atau dilahirkan di suatu negeri, daerah dan

sebagainya, atau manusia yang lebih kecil dibandingkan orang dewasa, bisa juga

dikatakan keturunan adam.51

Menurut singgih anak adalah suatu masa peralihan yang mana ditandai

dengan adanya perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat, baik secara

fisik maupun secara psikisnya.52

2. Tugas Perkembangan Anak Usia 7 – 12 tahun

Usia 7 sampai 12 tahun adalah tahapan perpindahan dari berpikir pra

operasional menjadi operasional konkret, dengan demikian itu berpikiran

operasional konkret, anak belajar membentuk sistem logika, kemampuan

kognitifnya meningkat beriringan dengan situasi-situasi konkret yang terjadi

disekitarnya.53

Tugas perkembangan anak usia 7 sampai 12 tahun (masa kanak-kanak

akhir) menurut Havinghurst, antara lain:54

50 Ahsit Santoso, Hubungan antara Konsep Diri dengan Gaya Hidup Konsumtif Siswa SMA

Islam Panglima Besar Sudirman Cijantung Jakarta Timur, h. 15 51 Departemen Pendidikan Nasional “Kamus Besar Bahasa Indonesia” (Jakarta: Balai

Pustaka). Edisi 3. Cet.3 h. 41 52 Singgih D. Gunarsa, Dasar-dasar Teori Perkembangan Anak (Jakarta: PT BPK Gunung

Mulia, 1997), h. 25 53 Abu Bakar Braja, Psikologi Perkembangan Tahapan dan Aspeknya, (Jakarta: Studi Press

2005), cet ke-1, h. 43 54 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Erlangga, 1994) h. 10

Page 46: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

33

a. Membangun sikap dan perilaku yang sehat mengenai diri sendiri, sebagai

makhluk yang sedang tumbuh.

b. Mengembangkan hari nurani, memahami moral, tata tertib dan tingkah

laku

c. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-temannya.

d. Mencapai kebebasan pribadi.

e. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan

sehari-hari.

f. Mulai mengembangkan peran sosial wanita atau pria yang tepat.

3. Perkembangan dan Pemahaman Agama pada Anak-anak

Menurut penelitian Ernest Harms perkembangan agama anak-anak itu

melalui beberapa fase (tingkatan). Ia mengatakan bahwa perkembangan agama

pada anak-anak itu melalui tiga tingkatan, yaitu:55

a. The Fairy Tale Stage (Tingkat Dongeng).

Pada tingkat perkembangan ini anak menghayati konsep ke-Tuhanan sesuai

dengan tingkatan perkembangan intelektualnya.

b. The Realistic Stage (Tingkat Kenyataan).

Pada masa ini, ide ke-Tuhanan anak sudah mencerminkan konsep-konsep yang

berdasarkan kepada kenyataan (realitas).

c. The Individual Stage (Tingkat Individu).

Pada tingkat ini anak telah memiliki kepekaan emosi yang paling tinggi sejalan

dengan perkembangan usia mereka. Konsep keagamaan yang individualistis ini

terbagi atas tiga golongan, yaitu:

55 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h. 66

Page 47: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

34

1. Konsep ke-Tuhanan yang konfensional dan konservatif dengan dipengaruhi

sebagian kecil fantasi. Hal tersebut disebabkan oleh pengaruh luar.

2. Konsep ke-Tuhanan yang lebih murni yang dinyatakan dalam pandangan

yang bersifat personal (perorangan).

3. Konsep ke-Tuhanan yang bersifat humanistik. Agama telah menjadi etos

humanis pada diri mereka dalam menghayati ajaran agama. Perubahan ini

setiap tingkatan dipengaruhi oleh faktor intern, yaitu perkembangan usia dan

faktor ekstrem berupa pengaruh luar yang dialaminya.

Anak mulai mengenal Tuhan melalui orang tua dan lingkungan

keluarganya. Kata, sikap, tindakan dan perbuatan orang tua, sangat mempengaruhi

perkembangan agama pada kata anak sebelum anak dapat bicara, dia telah dapat

melihat dan mendengar kata-kata, yang barangkali belum mempunyai arti apa-apa

baginya. Namun perkembangan agama telah mulai ketika itu.56

Anak menerima saja apa yang dikatakan oleh orang tua kepadanya. Dia

belum mempunyai kemampuan untuk memikirkan kata itu. Bagi anak orang

tuanya adalah benar, berkuasa, pandai, dan menentukan. Oleh karena itu maka

pertumbuhan agama pada anak tidak sama antara satu dengan yang lain, karena

tergantung kepada orang tuanya sendiri.57

56 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), h. 70 57 Ibid, h. 70

Page 48: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang didasarkan atas

perhitungan persentase, rata-rata, dan perhitungan statistik lainnya.1

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

survey. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sample dari satu

populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok.2

Adapun format yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan,

meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang

timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang

terjadi. Kemudian mengangkat kepermukaan karakter atau gambaran tentang

kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut.3

Dengan demikian penelitian ini akan mengujui dan menganalisis tentang

pengaruh pendidikan agama dan pembentukan konsep diri anak.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Komunitas Pemulung yang beralokasi di

kelurahan Pondok Aren, Jurang Mangu Barat. Beralamat di Jurang Mangu Barat

Rt 003 Rw 01 Pondak Aren, Tangerang Selatan. Dan yang menjadi subjek

1 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 3.

2 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES, 1989), h. 3. 3 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2005), cet. Ke-2,

h. 36

Page 49: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

36

penelitian disini adalah keluarga pemulung di komunitas pemulung Jurang

Mangu.

Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian ini didasari oleh pertimbangan-

pertimbangan sebagai berikut:

1. Lokasi penelitian tersebut cukup strategis, mudah dijangkau, dan

keterbatasan biaya dalam penelitian.

2. Peneliti mudah diterima karena sebelumnya pernah melakukan praktikum

makro dilokasi pemulung tersebut.

3. Peneliti mudah dalam memperoleh data-data dan izin dari pihak yang

terkait.

Adapun waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Februari tahun 2012

sampai dengan bulan Februari tahun 2013.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran

penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek

penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala,

nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat

menjadi sumber data penelitian.4 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

orang tua pada keluarga pemulung di Rt 003 Rw 01 Jurang Mangu Barat yang

berjumlah 40 kepala keluarga dan penulis mengambil sampel sebanyak 30

responden. Dalam buku Metode Penelitian Sosial Bailey berpendapat bahwa

untuk penelitian sosial minimum sampel yang digunakan sebesar 30, walaupun

4 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta; Kencana, 2006), h. 99

Page 50: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

37

Bailey mengakui bahwa banyak penelitian lain menganggap bahwa sampel

sebesar 100 merupakan jumlah yang minimum dalam penelitian sosial.5

2. Sampel

Penetapan sampel dilakukan dengan cara sampel random sederhana

(simple random sampling), teknik pengambilan sampel yang memberikan

kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang ada dalam suatu populasi

untuk dijadikan sampel.6

Syarat untuk dapat dilakukan teknik simple random sampling adalah:7

a) Anggota populasi tidak memiliki strata sehingga relatif homogen

b) Adanya kerangka sampel yaitu merupakan daftar elemen-elemen populasi

yang dijadikan dasar untuk pengambilan sampel

Adapun yang menjadi kriteria sample dalam penelitian ini adalah:

a) Bekerja sebagai pemulung

b) Bertempat tinggal di lokasi pemulung

c) Sudah memiliki anak

D. Variabel Penelitian

Variable penelitian dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu variable

independen (variabel bebas) dan varibel dependen (variabel terikat).

1. Variabel independen (variabel bebas): Pendidikan Agama yang meliputi:

a. Keimanan

b. Ibadah

5Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2011), cet-11, h. 58 6Syofian Siregar, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011),

edisi 1-2, h. 145. 7 Ibid., h. 146.

Page 51: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

38

c. Akhlak

d. Etika dalam pergaulan

2. Variabel dependen (variabel terikat): Pembentukan Konsep Diri yang

meliputi:

a. Positif

b. Negatif

E. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian

Definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana

caranya mengukur suatu variabel.8

1. Variabel Bebas

a. Keimanan

1) Definisi Operasional : mengingatkan untuk mengerjakan ajaran agama

2) Indikator :

1. Orang tua mengingatkan anak untuk percaya kepada Allah

2. Orang tua mengingatkan anak untuk percaya kepada malaikat

3. Orang tua mengingatkan anak untuk percaya kepada rasulNya

4. Orang tua mengingatkan anak untuk percaya kepada kitabNya

5. Orang tua mengingatkan anak untuk percaya kepada hari kiamat

b. Ibadah

1) Definisi Operasional : melakukan kegiatan keagamaan

2) Indikator :

1. Orang tua memberi contoh dan membimbing anak untuk sholat

lima waktu

8 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei,(Jakarta: LP3ES, 1989), edisi revisi, h.46

Page 52: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

39

2. Orang tua memberikan contoh untuk wajib berpuasa di bulan

Ramadhan

3. Orang tua menberikan contoh dan membimbing anak untuk

membaca Al-Quran

c. Akhlak

1) Definisi Operasional : mengajarkan tentang tata cara pergaulan hidup

manusia

2) Indikator :

1. Orang tua mengajarkan anak untuk saling berbagi dengan sesama

2. Orang tua mengenalkan anak akan kalimat toyibah

3. Orang tua mengajarkan anak untuk saling tolong menolong

d. Etika dalam pergaulan

1) Definisi Operasional : bersosialisasi yang baik dengan sesama

2) Indikator :

1. Orang tua menerapkan tata cara bergaul kepada anak

2. Orang tua mengajarkan anak untuk tidak memilih-milih teman

2. Variabel Terikat

a. Positif

1) Definisi Operasional: perasaan percaya diri dan dapat menempatkan

dirinya dalam lingkungan sosial

2) Indikator :

a) Kemampuan mengatasi masalah

b) Merasa setara dengan orang lain

c) Menerima pujian tanpa rasa malu

d) Menyadari norma yang berlaku di masyarakat

e) Mampu memperbaiki dirinya

Page 53: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

40

b. Negatif

1) Definisi Operasional: perasaan terancam dan tidak nyaman yang

dirasakan individu terhadap lingkungannya.

2) Indikator :

a) Peka pada kritik

b) Sangat responsive terhadap pujian

c) Sikap hiperkritis

d) Cenderung merasa tidak disenangi orang lain

e) Sikap pesimis dalam kompetisi

F. Teknik Pengumpulan Data

Dilihat dari sumber data yang diperoleh, penulis menggunakan data primer

dan data sekunder, yaitu:

1. Data primer, adalah data yang diperoleh langsung dari narasumber melalui

penelitian lapangan, yakni melalui:

a. Observasi

Observasi yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data yang diinginkan

dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung. Dalam hal ini

melaksanakan penyelidikannya dengan pancaindera secara aktif, terutama

penglihatan dan pendengarannya. penyelidik langsung mendatangi

sasaran-sasaran penyelidikan, melihat, mendengarkan, serta membuat

catatan untuk dianalisis.9

9 H. M. Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka Setia,

1998), h. 123.

Page 54: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

41

b. Angket (Questionnaire)

Kuesioner merupakan suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan

tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang harus dijawab atau

dikerjakan oleh orang (responden) yang menjadi sasaran questionnaire

tersebut. pertanyaan dalam questionnaire bergantung pada maksud serta

tujuan yang ingin dicapai.10

c. Wawancara (interview)

Wawancara digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi

juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam yang mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau

self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan

pribadi.11

2. Data sekunder, adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari

narasumber. Data ini diperoleh dari berbagai macam sumber seperti buku,

internet, jurnal, majalah, dan literatur lainnya yang dapat memberikan

informasi berkaitan dengan masalah yang diteliti.

G. Uji Validitas

Uji validitas berguna untuk mengukur ketepatan instrument penelitian.

Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur. Pendekatan yang digunakan untuk uji validitas dalam

penelitian ini adalah construct validity yaitu untuk mengukur construct tertentu,

yang artinya apakah suatu instrument mengukur construct sesuai dengan yang

10 Puguh Suharso, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Indeks, 2009), h. 89. 11 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2008), h. 72.

Page 55: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

42

diharapkan.12 Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas instrumen

penelitian ini adalah rumus korelasi Pearson Product Moment. Pada uji validitas

ini, penulis menggunakan SPSS 19.0 for Windows.

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan pada 30 responden,

maka diperoleh skor sebesar 0.361 pada taraf signifikan sebesar 5%. Dengan

demikian kuesioner ini layak untuk disebarkan.

H. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian.

Instrumen yang reliable adalah instrumen yang dapat digunakan berulang kali

untuk mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama.13

Peneliti menggunakan teknik Internal Consistency yang dilakukan dengan cara

mengukur instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan

teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas

instrumen.14 Dalam uji reliabilitas ini penulis menggunakan Reliability Analysis

dengan metode Cronbach’s Alpha dengan bantuan computer SPSS 19. 0 for

Windows. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :15

= ( ). (1- )

Keterangan :

12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung : CV. Alfabeta,

2009), cet. Ke-6, h. 121. 13 Ibid, h. 121 14 Ibid, h. 131 15 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula,

(Bandung: Alfabeta, 2010), h.115

Page 56: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

43

r11 = Nilai Reliabilitas

∑Si = Jumlah variasi skor tiap-tiap item

St = Variasi total

k = Jumlah item I. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Cases

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.895 55

Hasil dari uji validitas dan reliabilitas menghasilkan nilai uji instrument

sebesar 0,895. Nilai tersebut menunjukan tingkat keadaan alat ukur yang baik.

Dengan kata lain uji instrument terhadap 30 responden dengan memberikan 55

butir pernyataan secara keseluruhan dianggap valid dan reliabel. Seperti yang

telah dijelaskan dalam buku Metode Penelitian Survei bahwa untuk

tarafsignifikansi 5% angka kritik reabilitas adalah 0.632.16

16Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 2011), h. 139

Page 57: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

44

J. Regresi Linier Sederhana

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal

satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum

regresi linier sederhana adalah:17

Y=

Keterangan

Y = Variabel dependen (pembentukan akhlak)

α = Konstanta

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang

didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah

garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

K. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel bebas (X) menjelaskan variabel terikat (Y). Dalam output

SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summary dan tertulis R

Square. Namun untuk regresi linear berganda sebaiknya menggunakan R Square

yang telah disesuaikan (Adjusted R Square), karena disesuaikan dengan jumlah

variabel bebas yang digunakan dalam penelitian.

Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square

berkisar antara 0 sampai 1. Pada umumnya sampel dengan data deret waktu (time

17 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian,(Bandung : CV.ALFABETA, 2008), h. 261

Page 58: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

45

series) memiliki R Square maupun Adjusted R Square dikatakan cukup tinggi

dengan nilai di atas 0,5.18

L. Uji t-test Sederhana

Uji parsial dengan t-test ini berfungsi untuk mengetahui besarnya

pengaruh masing-masing variabel bebas (X) secara individual (parsial) terhadap

variabel terikat (Y). Adapun nilai taraf signifikansinya sebesar α = 5%

Hipotesis untuk hasil uji t ini adalah :

a. Ha : ρ ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pendidikan

Agama keluarga dengan pembentukan konsep diri anak di

keluarga pemulung.

b. Ho : ρ = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Pendidikan

Agama dengan pembentukan konsep diri anak di keluarga

pemulung.

18 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung : CV.AlFABETA, 2008), h. 50-51

Page 59: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

46

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum dan Lokasi Peneliti

Perkampungan lapak pemulung di daerah Jurang Mangu Barat RT 003

sudah terbentuk sejak lama sekali. Tidak ditemukan waktu yang tepat kapan

pastinya mereka pertama kali datang ke Jurang Mangu. Warga mengatakan sudah

terlalu lama sehingga mereka lupa kapan tepatnya mereka menghuni lapak

tersebut. Diperkirakan sudah lebih dari 13 atau 14 tahun yang lalu. Mereka datang

sekitar tahun 1999 atau 2000. Pertama kali datang hanya beberapa orang

pemulung saja, lalu seiring berjalannya waktu pemulung lain pun datang silih

berganti. Bermula dari hanya 1 lapak, bertambah menjadi 5 lapak, hingga

akhirnya menyusut kembali menjadi 3 lapak. Dan jumlah kepala keluarga tiap

lapaknya memiliki jumlah yang berbeda-beda. Lokasi pemulung di RT 003 ada

tiga lapak yaitu : lapak Kembar Jaya, lapak Windi Jaya dan lapak Sanjaya.

Setiap lapak memiliki sosok pemimpin yang biasa dipanggil dengan

sebutan “Bos”. Selain menjadi pemimpin seorang “Bos” juga bertidak sebagai

penadah barang-barang bekas atau disebut juga dengan pembeli. Setiap harinya

para pemulung akan berkeliling untuk mencari barang-barang pulungan, dan

setelah terkumpul barang-barang tersebut akan disetorkan kapada bos masing-

masing lapak.1

Adapun batasan-batasan wilayah Kelurahan Jurang Mangu Barat terdapat

4 bagian yaitu :

1 Hasil Observasi peneliti, 2011

Page 60: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

47

a. Sebelah Utara berbatasan dengan : Kelurahan Peninggilan

b. Sebelah Timur berbatasan dengan : Kelurahan Jurang Mangu Timur

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kelurahan Pondok Ranji

d. Sebelah Barat berbatasan dengan : Kelurahan Pondok Aren dan Kelurahan

Pondok Jaya

B. Data-data Hasil Penelitian Lapangan

1. Klasifikasi Responden

Dari hasil analisis mengenai profil responden diperoleh data mengenai

responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini, antara lain: karakteristik

responden berdasarkan usia responden, jenis kelamin, dan pendidikan terakhir.

Selanjutnya akan dijelaskan dalam bentuk tabel beserta uraiannya.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Frekuensi Persentase

1 21 – 25 tahun 1 Responden 3,3 %

2 26 – 30 tahun 3 Responden 10 %

3 31 – 35 tahun 4 Responden 13,3 %

4 36 – 40 tahun 7 Responden 23,3 %

5 41 – 45 tahun 6 Responden 20 %

6 46 – 50 tahun 4 Responden 13,3 %

7 51 – 55 tahun 5 Responden 16,6 %

Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan

usia adalah sebanyak 1 responden berusia 21 – 25 tahun, kemudian sebanyak 3

responden berusia 26 – 30 tahun, kemudian sebanyak 4 responden berusia 31 – 35

Page 61: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

48

tahun, kemudian 7 responden berusia 36 – 40 tahun, selanjutnya sebanyak 6

responden berusia 41 – 45 tahun, lalu sebanyak 4 responden berusia 46 – 50

tahun, dan sebanyak 5 responden berusia 51 – 55 tahun. Dengan demikian

responden dalam penelitian ini berdasarkan tabel diatas berada dalam usia

produktif.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-laki 15 Responden 50 %

2 Perempuan 15 Responden 50 %

Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan

jenis kelamin adalah sebanyak 15 responden berjenis kelamin laki-laki, dan 15

orang berjenis kelamin perempuan.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No. Jenjang Pendidikan Frekuensi Persentase

1 SD 15 Responden 50 %

2 SMP 9 Responden 30 %

3 SMA 4 Responden 13,3 %

4 Tidak Sekolah 2 Responden 6,6 %

Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan

pendidikan terakhir adalah sebanyak 15 responden berpendidikan terakhir SD,

kemudian sebanyak 9 responden berpendidikan terakhir SMP, lalu sebanyak 4

Page 62: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

49

responden berpendidikan SMA, dan 2 responden tidak pernah mengenyam

pendidikan di bangku sekolah.

Berdasarkan tabel diatas, sebagian besar responden dalam penelitian

mengenyam pendidikan menengah kebawah. Dari data di atas jumlah responden

sebagian berpendidikan rendah (SD berjumlah 50%).

2. Analisis Data Lapangan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah maka diperoleh data

responden sebagai berikut:

a. Pendidikan Agama

1. Keimanan

Tabel 4 Respon orang tua terhadap Variabel Keimanan

No. Pernyataan SS S TS STS Skor Ranking

1 Saya mengadzankan anak-anak saya ketika mereka lahir

15 15 - - 135 4

2 Saya sering mengatakan kepada anak-anak bahwa Allah mengawasi kita

23 7 - - 143 1

3 Saya tidak pernah mengenalkan Allah kepada anak-anak

1 - 13 16 130 6

4 Saya mengajarkan kepada anak-anak tentang malaikat yang harus di imani

18 9 1 2 129 7

5 Saya belum pernah memberi tahu anak-anak tentang malaikat

- - 24 6 126 8

6 Saya tidak mengetahui tentang Rasul Allah

1 1 20 8 123 9

7 Saya suka menceritakan 18 12 - - 138 3

Page 63: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

50

perilaku Nabi Muhammad

8 Saya mengajarkan anak-anak untuk memahami isi Al-Quran

21 9 - - 141 2

9 Anak-anak saya belum pernah diberi tahu tentang isi Al-Quran

1 1 9 19 133 5

10 Saya memberitahu anak-anak tentang hari kiamat

3 23 3 1 114 11

11 Saya belum pernah menceritakan tentang hari kiamat

1 3 21 5 116 10

Analisis dari tabel 4 adalah tentang dasar-dasar dari keimanan, dan tentang

bagaimana responden mengajarkan tentang keimanan tersebut kepada anak-anak

dari sedini mungkin.

Peneliti menduga tingginya skor pada butir pernyataan tentang responden

sering mengatakan kepada anak-anak bahwa Allah mengawasi kita dengan hasil

skor 143 dengan dugaan hasil di lapangan bahwa para orang tua mengajarkan

kepada anak-anak mereka bahwa tuhan yang harus ditaati adalah Allah dan kita

senantiasa harus taat dan patuh kepada Allah karena Allah selalu mengawasi

segala tingkah laku umatnya. Seperti untuk tidak berbohong, selalu berbuat baik

kepada orang tua dan teman dan sebagainya.

Hal ini sejalan dengan tuntunan Alquran yang memuat pesan Luqman al-

Hakim kepada anaknya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,

sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah merupakan kezaliman yang amat

besar. (QS 31: 12). Dalam informasi Alquran ini terungkap bagaimana seharusnya

seorang bapak menuntun dan membimbing anak-anak mereka mengenai

Tuhannya. Anak mengenal Tuhan melalui bimbingan orang tua mereka.

Page 64: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

51

Kemudian upaya membimbing pengenalan terhadap Tuhan dan agama hendaknya

dilakukan dengan penuh kasih sayang. Tidak dengan perintah, melainkan melalui

teladan orang tua.2

Dengan demikian orang tua dapat mengajarkan tentang keimanan kepada

anak degan cara memberi bahwa Allah adalah tuhan yang patut disembah dan

Allah selalu mengawasi umatnya.

2. Ibadah

Tabel 5 Respon responden terhadap Variabel Ibadah

No. Pernyataan SS S TS STS Skor Ranking 1 Saya selalu

melaksanakan shalat berjamaah dengan anak-anak

22 6 2 - 138 4

2 Saya selalu mengingatkan anak-anak untuk shalat 5 waktu

23 6 1 - 141 3

3 Saya tidak tahu anak-anak shalat atau tidak

1 1 11 17 132 6

4 Saya mengajarkan anak-anak untuk berpuasa wajib dibulan Ramadhan

26 4 - - 146 1

5 Saya tidak mengajarkan anak-anak untuk berpuasa wajib dibulan Ramadhan

4 - 10 16 125 7

6 Saya mengajarkan anak-anak saya untuk membaca Al-Quran

22 8 - - 143 2

7 Saya tidak pernah mengajarkan anak-anak saya untuk membaca Al-Quran

1 - 11 18 136 5

Peneliti menduga tingginya skor pada butir pernyataan responden

mengajarkan anak-anak untuk berpuasa wajib dibulan ramadhan dengan hasil skor

2 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h, 22

Page 65: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

52

146 dengan dugaan hasil di lapangan bahwa responden mengajarkan anak-

anaknya untuk melaksanakan ibadah puasa wajib di bulan Ramadhan dengan

mendapatkan contoh dari orang tua mereka. Hal ini peneliti duga karena

pemahaman agama yang orang tua miliki berada pada taraf pemahaman dasar

yang sederhana.

Hasil dugaan diatas sesuai dengan teori dari Zakiah Daradjat yang

mengungkapkan bahwa pendidikan agama dalam keluarga terjadi sebelum anak

masuk sekolah, terjadi dengan cara tidak formal. Pendidikan agama dalam

keluarga ini melalui semua pengalaman anak, baik melalui ucapan yang

didengarnya, tindakan, perbuatan dan sikap yang dilihatnya maupun perlakuan

yang dirasakannya. Oleh karena itu, keadaan orang tua dala kehidupan anak

sehari-hari mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membina kepribadian

anak.3

Dengan demikian orang tua dapat mengajarkan anaknya tentang ibadah

dengan salah satu cara yaitu mengajarkan anak tentang berpuasa wajib dibulan

Ramadhan.

3. Akhlak

Tabel 6 Respon responden terhadap Variabel Akhlak

No. Pernyataan SS S TS STS Skor Ranking

1 Saya mengajarkan anak-anak untuk berbagi dengan temannya

18 12 - - 138 4

2 Saya tidak mengajarkan anak-anak saya untuk berbagi

- - 25 5 126 6

3 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), h. 1261

Page 66: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

53

3 Saya membiasakan mengucap salam setiap masuk rumah

21 9 - - 141 1

4 Saya tidak pernah membaca salam sebelum masuk rumah

1 - 12 17 134 5

5 Saya mengajarkan anak-anak untuk saling tolong menolong dengan temannya

21 9 - - 141 2

6 Saya tidak mengajarkan anak-anak untuk saling tolong menolong

- - 12 18 139 3

Peneliti menduga tingginya skor pada pernyataan responden membiasakan

mengucap salam setiap masuk rumah dan pada pernyataan responden

mengajarkan anak-anak untuk saling tolong menolong dengan temannya dengan

skor 141 dengan dugaan orang tua mengajarkan anak-anak untuk selalu

mengucapkan salam ketika anak hendak masuk maupun pergi meninggalkan

rumah. Dan juga orang tua mengajarkan anak-anak untuk berperilaku yang baik

dan saling tolong menolong dengan orang lain.

Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Tim Dosen IKIP Malang,

dalam buku pengantar ilmu pendidikan, bahwa pendidikan keluarga dilaksanakan

atas dasar cinta kasih sayang yang kodrati, rasa kasih sayang murni, yaitu rasa

cinta kasih sayang seorang orang tua terhadap anaknya. Rasa kasih sayang inilah

yang menjadi sumber kekuatan yang menjadi pendorong orang tua untuk tidak

jemu-jemunya membimbing dan memberikan pertolongan yang dibutuhkan anak-

anak.4

4 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h, 21-22

Page 67: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

54

Dengan demikian salah satu cara orangtua untuk mengajarkan tentang

akhlak kepada anak dengan cara membiasakan anak-anak untuk mengucap salam

setiap masuk rumah dan saling tolong menolong dengan temannya.

4. Etika dalam Pergaulan

Tabel 7 Respon responden terhadap Variabel Etika dalam Pergaulan

No. Pernyataan SS S TS STS Skor Ranking

1 Saya suka tersenyum jika bertemu dengan orang

15 15 - - 135 1

2 Saya biasa bicara dengan nada yang keras kepada anak-anak

1 3 21 5 116 3

3 Saya membiarkan anak untuk bermain dengan siapa saja

2 21 7 - 108 4

4 Saya meminta kepada anak-anak saya untuk tidak bermain dengan anak daerah lain

- - 28 2 119 2

Peneliti menduga tingginya skor pada butir pernyataan tentang responden

suka tersenyum jika bertemu dengan orang lain dengan skor 135 dengan dugaan

hasil di lapangan bahwa orang tua memberikan contoh kepada anak untuk

bersikap ramah terhadap orang lain, dan agar anak dapat bersosialisasi yang baik

dengan lingkungan sekitarnya.

Hal ini sejalan dengan teori dari Elisabeth B. Hurlock yang mengatakan

pada masa anak (2-11 tahun). Anak masih immature (belum matang) dengan

tanda-tanda khas: usaha menyesuaikan diri dengan lingkungan, sehingga ia

Page 68: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

55

merasa bahwa bahwa dirinya merupakan sebagian dari lingkungan yang ada.

Penyesuaian sosial dilaksanakan dengan pergaulan dan berbagai pertanyaan.

Segala hal mulai ditanyakan, diragukan. Ketika usia anak mencapai 3 tahun, masa

ini dikenal sebagai masa Sturm um Drang dan periode haus nama. Usia 6 tahun

merupakan masa penting untuk proses sosialisasi.5

Dengan demikian salah satu cara orang tua untuk mengajarkan tentang

etika dalam pergaulan adalah dengan cara orang tua suka tersenyum jika bertemu

dengan orang lain.

b. Pembentukan Konsep Diri

1. Konsep Diri Positif

Tabel 8 Respon Orang tua terhadap Variabel konsep diri positif

No. Pernyataan SS S TS STS Skor Ranking

1 Saya membantu anak-anak untuk menyelesaikan masalah mereka

12 17 1 - 130 3

2 Saya selalu mendiskusikan permasalahan yang sedang dihadapi oleh anak-anak

3 26 1 - 123 11

3 Saya mengajarkan anak-anak saya untuk tidak merasa minder terhadap anak lain

8 21 1 - 126 9

4 Anak saya minder terhadap anak lain

1 1 26 2 117 13

5 Pujian dan reward saya berikan didepan anak

2 14 3 11 83 15

5 Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h, 134

Page 69: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

56

saya

6 Setiap anak saya melakukan kebaikan saya selalu memujinya

7 23 - - 127 7

7 Saya tidak pernah memuji anak saya

2 - 15 13 127 8

8 Saya memberitahukan anak-anak mengenai perilaku apa saja yang tidak di setujui masyarakat

14 14 1 1 129 4

9 Saya membiarkan anak berperilaku apa saja

1 2 11 16 129 5

10 Saya mau mendengarkan anak saya ketika menceritakan kesusahan hidupnya

16 13 1 - 134 2

11 Anak-anak tidak dibiarkan untuk berkeluh kesah

4 21 4 1 113 14

12 Saya membiasakan anak-anak untuk bertanggung jawab

8 22 - - 128 6

13 Saya tidak membiasakan anak untuk bertanggung jawab

1 1 22 6 121 12

14 Jika mengalami kegagalan saya akan menyemangati anak untuk memperbaikinya

20 10 - - 140 1

15 Saya membiarkan anak saya ketika ia mengalami kegagalan

- 1 23 6 124 10

Peneliti menduga tingginya skor pada butir pernyataan tentang jika

mengalami kegagalan saya akan menyemangati anak untuk memperbaikinya

dengan skor 140 dengan dugaan hasil dilapangan bahwa responden atau orang tua

Page 70: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

57

memberikan motivasi terhadap anak untuk tidak mudah putus asa dan mau terus

berusaha. Dalam buku Psikologi Perkembangan telah dijelaskan motivasi terdiri

dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu mempengaruhi

dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang bertindak atau berbuat untuk

memenuhi kebutuhannya atau mencapai tujuan tertentu. Adapun yang bersifat

eksternal yaitu terkait dengan pengaruh atau eksistensi orang lain diluar diri

individu, misalnya pengaruh dari orang tua, guru, teman yang dapat mendorong

seseorang untuk berbuat sesuatu.6

Dengan demikian salah satu cara orang tua dalam menanamkan konsep

diri yang positif terhadap anak adalah dengan cara orang tua selalu memberikan

semangat kepada anak untuk memperbaiki kekurangnnya.

2. Konsep Diri Negatif

Tabel 9 Respon Orang tua terhadap konsep diri negatif

No. Pernyataan SS S TS STS Skor Ranking 1 Saya biasa menyebutkan

kekurangan yang dimiliki oleh anak saya secara terus terang

2 27 1 - 107 12

2 Kekurangan anak saya tidak pernah saya ceritakan kepada orang lain

21 6 2 2 123 6

3 Pujian pada anak, saya berikan secara berlebihan

1 - 27 2 119 9

4 Pujian yang saya berikan dalam batas wajar

4 26 - - 123 7

5 Saya selalu mengeluh mengenai hidup saya di depan anak-anak

- 2 8 20 135 2

6 Saya tidak pernah mengeluh di depan anak-anak

14 10 3 3 123 8

7 Saya membiarkan anak-anak saya mencela orang lain

- - 13 17 138 1

6 Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 64-65

Page 71: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

58

8 Saya menasihati anak saya jika ia mencela orang lain

17 11 1 1 132 4

9 Anak saya memiliki banyak teman dari golongan apa saja

3 23 3 1 114 10

10 Anak saya hanya bergaul dengan anak-anak lapak saja

2 3 23 2 110 11

11 Anak saya sering mengikuti perlombaan

12 16 2 - 128 5

12 Anak saya tidak boleh mengikuti perlombaan apapun

1 - 11 18 135 3

Peneliti menduga tingginya skor pada butir pernyataan tentang responden

membiarkan anak-anak untuk mencela orang lain hasil perolehan skor 138 dengan

dugaan hasil di lapangan bahwa orang tua tidak mengajarkan kepada anak-

anaknya untuk tidak mencela orang lain. Hal ini terlihat dari skor dari sangat tidak

setuju yang mendapat 17 poin. Mengindikasikan orang tua sangat tidak setuju

apabila anak-anak mereka mencela orang lain, karena perbuatan mencela orang

lain adalah perbuatan yang tidak terpuji.

Dugaan tersebut sesuai dengan teori Pavlov tentang teori belajar asosiatif,

Pavlov menyimpulkan bahwa perilaku itu dapat dibentuk melalui kondisioning

atau kebiasaan. Misalnya anak dibiasakan mencuci kaki sebelum tidur, atau

membiasakan menggunakan tangan kanan untuk menerima sesuatu pemberian

dari orang lain. Dalam eksperimen Pavlov, anjing yang semula tidak

mengeluarkan air liur ketika mendengar bunyi bel, sekalipun tidak ada makanan.

Hal tersebut dapat terjadi karena adanya kondisioning, dengan mengaitkan suatu

stimulus dengan responnya.7

7 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), h. 171

Page 72: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

59

C. Uji Regresi

1. Regresi Linier Sederhana

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di olah dengan menggunakan

bantuan software SPSS 19.0 for windows release, maka didapatkan hasil sebagai

berikut :

Tabel 10 Koefisien Regresi Linier Sederhana

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std.

Error Beta

T Sig.

(Constant) 35.403 10.769 3.288 .003 1

pemahaman_agama .671 .090 .815 7.437 .000

a. Dependent Variable: konsep_diri

Berdasarkan tabel 11 dapat dilihat bahwa pendidikan agama keluarga

berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri anak, dapat dilihat dengan nilai

Sig <0,05 (Sig = 0,000) maka dengan kata lain Ho ditolak. Artinya pendidikan

agama keluarga berpengaruh positif terhadap pembentukan konsep diri anak

secara signifikan.

Berdasarkan model persamaan regresi dapat diperoleh sebagai berikut:

Y = 35.403 + 0,671X

Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa dari setiap

pendidikan agama yang diberikan oleh keluarga maka akan diikuti kenaikan nilai

konsep diri sebesar 0.671.

Page 73: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

60

Tabel 11 Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .815a .664 .652 5.715

a. Predictors: (Constant), konsep_diri

b. Dependent Variable: pemahaman_agama

Berdasarkan tabel 10, terlihat bahwa menunjukan nilai R yang merupakan

simbol nilai dari koefisien korelasi. Nilai korelasi diatas adalah 0,815. Nilai ini

dapat di interpretasikan bahwa hubungan penelitian ada di kategori

Melalui tabel ini pula diperoleh nilai R Square atau koefisien determinasi

yang menunjukan seberapa bagus madel regresi yang dibentuk oleh interaksi

variable bebas dan terikat. Nilai koefisien determinasi yang diperoleh adalah

0,664%. Yang dapat di tafsirkan bahwa variabel X memiliki pengaruh 66,4%

terhadap variable Y dan 33.6% dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang

menyebabkan hal tersebut adalah orang tua yang mengajarkan anaknya tentang

keimanan bagaimana orang tua mengenalkan Allah sebagai tuhan yang patut

disembah, orang tua mengajarkan anak untuk senantiasa beribadah kepada Tuhan-

Nya salah satunya dengan melaksanakan shalat lima waktu dan puasa wajib di

bulan Ramadhan, orang tua mengajarkan anak tentang akhlak dan bagaimana

etika dalam pergaulan dengan cara mengajarkan anak untuk saling tolong

menolong dengan sesame dan snantiasa bersikap ramah terhadap orang lain.

2. Uji Koefisien Regresi sederhana (Uji-T)

Berdasarkan hasil uji T-test dilihat pada tabel 11 dapat dijelaskan bahwa

nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel, dimana nilai signifikannya a<1%, maka Ho

Page 74: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

61

ditolak. Sehingga hipotesis yang berbunyi, terhadap variable pengaruh yang

positif dan signifikan antara variabel pendidikan agama keluarga terhadap

pembentukan konsep diri anak di keluarga komunitas pemulung Jurang Mangu

Barat.

Tabel 12

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

VAR00001 30 98.00 138.00 122.8667 9.65878

Valid N (listwise) 30

Rentangan penyebaran skor skala pendidikan agama anak adalah 28 – 140,

karena dalam penelitian ini penulis menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu

skor terendah 1 x 28 = 28 dan skor tertinggi 5 x 28 = 140. Dari 28 butir angket

tentang pendidikan agama yang telah disebar mendapatkan hasil mean sebesar

122.87 dengan nilai minimum sebesar 98.00 dan nilai maximum sebesar 138.00

dan dengan nilai standar deviasi sebesar 9.66.

Untuk mengetahui tingkat pendidikan agama, peneliti menggunakan

kategori tingkat tersebut ke dalam tingkatan tersebut ke dalam tiga kategori

pendidikan, yaitu pendidikan agama tinggi, pendidikan agama sedang, pendidikan

agama kurang. Skala ini terdiri dari 28 item. Setiap itemnya diberi skor 5 untuk

sangat setuju, 4 untuk jawaban setuju, 2 untuk jawaban tidak setuju, dan 1 untuk

jawaban sangat tidak setuju. Dengan luas jarak 140 – 28 = 112.

Tabel 13

Klasifikasi Skor Skala Pendidikan Agama

Kategori Nilai Angka

Tinggi X ≥ (M + SD) X ≥ 132.53

Sedang (M + SD) ≤ X ≤ (M + SD) 113.21 ≤ X ≤ 132.53

Rendah X ≤ (M – 1 SD) X ≤ 113.21

Page 75: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

62

Pada halaman sebelumnya telah dinyatakan bahwa pendidikan agama

berada pada kategori tinggi, dengan skor perolehan 132.53. dengan demikian jika

dikaitkan dengan tabel 12 dengan skor mean sebesar 122.87 maka dapat

dinyatakan pendidikan agama ada pada tingkat tinggi.

Mengkategorikan hasil yang didapat

a. Dikatakan Pendidikan Agama tinggi jika X + SD hasilnya lebih tinggi atau

sama dengan standar deviasi.

b. Dikatakan Pendidikan Agama sedang jika X hasilnya berada diantara nilai

tinggi dan rendah dari standar deviasi.

c. Dikatakan Pendidikan Agama kurang jika X – SD hasilnya lebih rendah

dari standar deviasi.

Tabel 14

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

VAR00001 30 92.00 123.00 111.2667 8.02124

Valid N (listwise) 30

Rentangan penyebaran skor skala pembentukan konsep diri anak adalah 27

– 135, karena dalam penelitian ini penulis menggunakan empat pilihan jawaban,

yaitu skor terendah 1 x 27 = 27 dan skor tertinggi 5 x 27 = 135. Dari 27 butir

angket tentang pembentukan konsep diri yang telah disebar mendapatkan hasil

Mean sebesar 111.27 dengan nilai minimum sebesar 92.00 dan nilai maximum

sebesar 123.00 dan dengan nilai standar deviasi sebesar 8.02.

Untuk mengetahui tingkat pembentukan konsep diri, peneliti

menggunakan kategori tingkatan tersebut ke dalam tiga kategori konsep diri, yaitu

konsep diri tinggi, konsep diri sedang, dan konsep diri kurang. Skala ini terdiri

Page 76: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

63

dari 27 item. Setiap itemnya diberi skor 5 untuk sangat setuju, 4 untuk jawaban

setuju, 2 untuk jawaban tidak setuju, dan 1 untuk jawaban sangat tidak setuju.

Dengan luas jarak 135 – 27 = 108.

Tabel 15 Klasifikasi Skor Skala Pembentukan Konsep Diri

Kategori Nilai Angka

Tinggi X ≥ (M + SD) X ≥ 119.28794

Sedang (M + SD) ≤ X ≤ (M + SD)

103.24546 ≤ X ≤ 119.28794

Rendah X ≤ (M – 1 SD) X ≤ 103.24546

Pada halaman sebelumnya telah dinyatakan bahwa pembentukan konsep

diri berada pada kategori sedang, karena skor peroleh berada pada kisaran skor

antara 119.28794 – 103.24546. dengan demikian jika dikaitkan dengan table 14

dengan skor mean sebesar 111.2667 maka dapat dikatakan pembentukan konsep

diri anak ada pada tingkatan sedang.

Mengkategorikan hasil yang didapat

a. Dikatakan Pembentukan Konsep Diri tinggi jika X + SD hasilnya lebih

tinggi atau sama dengan standar deviasi.

b. Dikatakan Pembentukan Konsep Diri sedang jika X hasilnya berada

diantara nilai tinggi dan rendah dari standar deviasi.

c. Dikatakan Pembentukan Konsep Diri kurang jika X – SD hasilnya lebih

rendah dari standar deviasi.

Page 77: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan di Komunitas Pemulung Jurang

Mangu Pondok Aren tentang pengaruh pendidikan agama keluarga terhadap

pembentukan konsep diri anak, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa:

1. Tingkat pendidikan agama pada komunitas pemulung Jurang Mangu

tergolong pada kategori tinggi dengan skor perolehan berada pada kisaran

skor anatara 113.21 – 132.53 dan dengan skor mean 122.87.

2. Tingkat pembentukan konsep diri anak pada komunitas pemulung Jurang

Mangu tergolong pada kategori sedang dengan skor perolehan berada pada

kisaran skor antara 1119.28794 – 103.24546 dan dengan skor mean

111.2667. hal ini dipengaruhi oleh adanya pendidikan agama yang cukup

yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anak.

3. Pendidikan agama keluarga berpengaruh positif terhadap pembentukan

konsep diri anak pada keluarga pemulung di komunitas pemulung Jurang

Mangu. Hal ini dapat dilihat pada hasil t-test (parsial) nilai sig = 0,000

korelasi parsial pendidikan agama keluarga terhadap pembentukan konsep

diri anak pada keluarga di komunitas pemulung Jurang Mangu Barat

adalah sebesar 0.815 atau 81.5%. Dari hasil perhitungan tersebut ternyata

bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel dimana nilai signifikansinya

0.000 < 0.05. Sehingga hipotesis yang berbunyi yaitu terhadap pengaruh

pendidikan agama dalam keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak

di keluarga pemulung Jurang Mangu Barat.

Page 78: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

65

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian, ada beberapa saran dan masukan

yang penulis pendang sebagai hal yang positif. Saran-saran tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dapat lebih berperan aktif

dalam memperhatikan kesejahteraan pemulung, karena pemerintah sebagai

pemegang kebijakan memiliki tugas-tugas yang salah satunya adalah

memberantas kemiskinan yang di alami oleh rakatnnya.

2. Orang tua dapat lebih berperan aktif dalam pendidikan agama dalam

keluarga, jangan sampai orang tua lengah dan menyebabkan

penyimpangan perilaku terhadap anak-anak. Penerapan pendidikan agama

dalam keluarga dapat mengurangi permasalahan penyimpangan perilaku

pada anak-anak.

Page 79: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Agustiani, Hendriati, Psikologi Perkembangan. (Bandung: PT Refika Aditama 2006)

Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)

Arifin, M. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Islam di Lingkungan Keluarga (Jakarta: Bulan Bintang, 1984)

Braja, Abu Bakar, Psikologi Perkembangan Tahapan dan Aspeknya, (Jakarta: Studi Press 2005)

Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2005)

Burn, R. B. Konsep Diri: Teori Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku, (Jakarta: Arcan, 1993)

Daradjat, Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005)

_______, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977)

Dister, Nico Syukur, Pengalaman dan Motivasi Beragama Pengantar Psikologi Agama, (Jakarta: LEPPEHAS, 1982)

Ekosusilo, Madyo, Dasar-Dasar Pendidikan, (Semarang: Effhar, 1990)

Gunarsa, Singgih D. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002)

Gunawan, Ary H, Kebijakan-kebijakan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: BINA AKSARA, 1986)

Hadi, Aslam, Pengantar Filsafat Islam, (Jakarta: Rajawali, 1986)

Hasan, Tholib, Dasar-dasar Pendidikan (Jakarta: Studia Press, 2005)

Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Penerbit Erlangga 1980)

Idris, Zahara, Dasar Dasar Kependidikan, (Bandung: ANGKASA, 1981)

Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005)

Jahja, Yudrik, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana, 2011)

Manaf, Mudjahid Abdul, Sejarah Agama-Agama, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1996)

Page 80: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

Marimba, Ahmad D, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: Al- Ma’arif, 1980)

Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006)

Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Beberapa Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1985)

Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2008)

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2010)

Sabri, Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005)

Sarwono, Sarlito Wirawan, Psikologi Remaja, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004)

Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES, 1989)

Siregar, Syofian, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011)

Sobur, Alex, Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah, (Bandung: CV Pusaka Setua, 2010)

Soehartono, Irawan, Metodologi Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011)

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung : CV. Alfabeta, 2009)

_______, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2008)

_______, Statistika untuk Penelitian,(Bandung : CV.ALFABETA, 2008)

Suharso, Puguh, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Indeks, 2009)

Syafaat, TB. Aat, dkk. Peranan Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2008)

Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007)

Umar, M. dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998)

Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004)

William A. Haviland, Antropologi, (Jakarta: Erlangga 1985)

Page 81: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

B. Kamus

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005)

Chaplin James P. Kamus Lengkap Psikologi. (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001)

C. Skripsi

Andayani, Dwi Restu, Hubungan Konsep Diri dengan Motifasi Menabung pada Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Skripsi S1 Fakultas Psikologi, 2006)

Zakiah, Pengaruh Pendidikan Agama (Islam) dalam Keluarga Terhadap Konsep Diri Pada Remaja , (Skripsi S1 Fakultas Psikologi)

Santoso, Ahsit, Hubungan antara Konsep Diri dengan Gaya Hidup Konsumtif Siswa SMA Islam, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan)

Page 82: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

LAMPIRAN

Page 83: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga
Page 84: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga
Page 85: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 104 4 4 4 4 1 4 4 1 5 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 5 1 4 1 4 5 4 5 95 5 4 4 4 1 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 118 5 4 4 4 1 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 118 5 4 4 4 1 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 118 5 4 4 4 1 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 118 5 4 4 4 1 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 118 5 4 4 4 1 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 118 5 4 4 4 1 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 118 5 4 4 4 1 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 118 5 4 4 4 1 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 118 5 4 4 4 1 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 118 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 95 2 5 5 1 2 5 1 2 1 4 5 4 1 5 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 92 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 2 5 5 5 4 4 5 4 5 5 1 4 5 1 1 5 5 110 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 5 5 4 4 4 4 105 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 1 4 4 4 5 4 5 4 2 4 4 5 112 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 1 4 4 4 5 4 5 4 2 4 4 5 112 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 104 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 109 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 2 5 4 4 1 106 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 1 5 5 5 5 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 123 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 109

Page 86: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 1 4 5 123 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 111 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 109 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 2 5 2 5 5 2 1 5 4 5 5 5 5 2 2 4 4 111 5 4 4 4 4 4 1 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 2 4 5 114

130 123 126 117 83 127 127 129 129 134 113 128 121 140 124 107 123 119 123 135 123 138 132 114 110 128 135 3338

Page 87: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 111 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 124 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 131 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 131 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 132 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 131 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 131 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 131 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 131 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 131 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 131 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 131 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 111 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 2 4 4 108 1 2 2 1 5 1 5 4 5 4 5 1 5 4 5 1 5 4 98 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 131 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 2 4 118 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 2 4 118 2 5 5 5 5 1 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 2 4 114 2 5 5 5 5 1 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 2 4 114 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 122 4 5 5 5 5 1 5 1 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 113 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 138

Page 88: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 124 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 2 133 4 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 118 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 123 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 2 4 128 4 5 5 2 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 117

116 138 141 132 146 125 143 136 138 126 141 134 141 139 135 116 108 119 3686

Page 89: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

Lampiran

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Cases

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.895 55

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 4.5000 .50855 30

VAR00002 4.7667 .43018 30

VAR00003 4.3333 1.02833 30

VAR00004 4.3000 1.11880 30

VAR00005 4.2000 .40684 30

VAR00006 4.1000 .84486 30

VAR00007 4.6000 .49827 30

VAR00008 4.7000 .46609 30

VAR00009 4.4333 .93526 30

VAR00010 3.8000 .88668 30

VAR00011 3.8667 .93710 30

VAR00012 4.6000 .81368 30

VAR00013 4.7000 .65126 30

VAR00014 4.4000 .93218 30

VAR00015 4.8667 .34575 30

VAR00016 4.1667 1.34121 30

VAR00017 4.7667 .43018 30

VAR00018 4.5333 .81931 30

VAR00019 4.6000 .49827 30

Page 90: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

Mean Std. Deviation N

VAR00020 4.2000 .40684 30

VAR00021 4.7000 .46609 30

VAR00022 4.4667 .81931 30

VAR00023 4.7000 .46609 30

VAR00024 4.6333 .49013 30

VAR00025 4.5000 .50855 30

VAR00026 3.8667 .93710 30

VAR00027 3.6000 .93218 30

VAR00028 3.9667 .41384 30

VAR00029 4.3333 .66089 30

VAR00030 4.1000 .30513 30

VAR00031 4.2000 .61026 30

VAR00032 3.9000 .71197 30

VAR00033 2.7667 1.52414 30

VAR00034 4.2333 .43018 30

VAR00035 4.2333 1.00630 30

VAR00036 4.3000 .91539 30

VAR00037 4.3000 1.02217 30

VAR00038 4.4667 .68145 30

VAR00039 3.7667 .97143 30

VAR00040 4.2667 .44978 30

VAR00041 4.0333 .80872 30

VAR00042 4.6667 .47946 30

VAR00043 4.1333 .57135 30

VAR00044 3.5667 1.10433 30

VAR00045 4.1000 1.15520 30

VAR00046 3.9667 .61495 30

VAR00047 4.1000 .30513 30

VAR00048 4.5000 .82001 30

VAR00049 4.1000 1.24152 30

VAR00050 4.6000 .49827 30

VAR00051 4.4000 .93218 30

VAR00052 3.8000 .88668 30

VAR00053 3.6667 .99424 30

VAR00054 4.2667 .78492 30

VAR00055 4.5000 .82001 30

Page 91: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

VAR00001 229.6333 289.757 -.376 .899

VAR00002 229.3667 278.447 .339 .894

VAR00003 229.8000 269.200 .392 .893

VAR00004 229.8333 265.799 .451 .892

VAR00005 229.9333 280.892 .179 .895

VAR00006 230.0333 269.826 .467 .892

VAR00007 229.5333 270.602 .772 .890

VAR00008 229.4333 274.737 .553 .892

VAR00009 229.7000 261.872 .686 .889

VAR00010 230.3333 274.299 .286 .894

VAR00011 230.2667 266.823 .516 .891

VAR00012 229.5333 267.499 .576 .891

VAR00013 229.4333 267.220 .745 .889

VAR00014 229.7333 263.995 .615 .890

VAR00015 229.2667 278.133 .455 .893

VAR00016 229.9667 257.206 .569 .890

VAR00017 229.3667 277.964 .373 .894

VAR00018 229.6000 271.490 .420 .892

VAR00019 229.5333 278.120 .309 .894

VAR00020 229.9333 282.271 .078 .895

VAR00021 229.4333 276.599 .431 .893

VAR00022 229.6667 262.713 .757 .888

VAR00023 229.4333 275.220 .521 .892

VAR00024 229.5000 271.845 .706 .891

VAR00025 229.6333 274.792 .501 .892

VAR00026 230.2667 265.168 .572 .890

VAR00027 230.5333 283.499 -.028 .899

VAR00028 230.1667 284.833 -.108 .897

VAR00029 229.8000 265.890 .797 .889

VAR00030 230.0333 284.447 -.101 .896

VAR00031 229.9333 282.133 .048 .896

VAR00032 230.2333 272.323 .454 .892

VAR00033 231.3667 303.757 -.425 .911

VAR00034 229.9000 285.748 -.167 .897

VAR00035 229.9000 262.921 .600 .890

VAR00036 229.8333 261.178 .726 .888

Page 92: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

VAR00037 229.8333 258.833 .718 .888

VAR00038 229.6667 268.506 .651 .890

VAR00039 230.3667 287.206 -.141 .900

VAR00040 229.8667 280.189 .206 .895

VAR00041 230.1000 273.197 .361 .893

VAR00042 229.4667 274.189 .572 .892

VAR00043 230.0000 278.966 .220 .895

VAR00044 230.5667 278.392 .105 .898

VAR00045 230.0333 274.240 .207 .896

VAR00046 230.1667 283.247 -.006 .897

VAR00047 230.0333 281.482 .188 .895

VAR00048 229.6333 266.585 .607 .890

VAR00049 230.0333 257.551 .612 .889

VAR00050 229.5333 272.189 .673 .891

VAR00051 229.7333 265.995 .547 .891

VAR00052 230.3333 283.540 -.028 .898

VAR00053 230.4667 285.568 -.091 .900

VAR00054 229.8667 261.085 .859 .887

VAR00055 229.6333 269.620 .490 .892

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

234.1333 283.499 16.83742 55

Standar Deviasi Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

VAR00001 30 92.00 123.00 111.2667 8.02124

Valid N (listwise) 30

Page 93: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

Identitas Responden

Nama : ………………………… Tempat, Tanggal Lahir : ………………………… Agama : ………………………… Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan Pendidikan terakhir : a. SD b. SMP c. SMA d. Tidak Sekolah

Keterangan

Ø SS (Sangat Setuju) S (Setuju) TS (Tidak Setuju) STS (Sangat Tidak Setuju)

Ø Tandai pernyataan anda dengan memberi tanda ceklist ( Ö ) pada pilihan jawaban yang tersedia!

Ø Kerahasiaan identitas anda dijamin Ø Saya ucapkan terima kasih atas kesediaan dan bantuannya. Semoga Allah

SWT membalasnya, Amin…

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya mengadzankan anak-anak saya ketika mereka lahir

2 Saya sering mengatakan kepada anak-anak bahwa Allah mengawasi kita

3 Saya tidak pernah mengenalkan Allah kepada anak-anak

4 Saya mengajarkan kepada anak-anak tentang malaikat yang harus di imani

5 Saya belum pernah memberi tahu anak-anak tentang malaikat

6 Saya tidak mengetahui tentang Rasul Allah

7 Saya suka menceritakan perilaku Nabi Muhammad

8 Saya mengajarkan anak-anak untuk memahami isi Al-Quran

9 Anak-anak saya belum pernah diberi tahu tentang isi Al-Quran

10 Saya memberi tahu anak-anak tentang hari kiamat

11 Saya belum pernah menceritakan tentang hari kiamat

12 Saya selalu melaksanakan shalat berjamaah dengan anak-anak

13 Saya selalu mengingatkan anak-anak untuk shalat 5 waktu

Page 94: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

No Pernyataan SS S TS STS

14 Saya tidak tahu anak-anak shalat atau tidak

15 Saya mengajarkan anak-anak untuk berpuasa wajib dibulan Ramadhan

16 Saya tidak mengajarkan anak-anak untuk berpuasa wajib dibulan Ramadhan

17 Saya mengajarkan anak-anak saya untuk membaca Al-Quran

18 Saya tidak pernah mengajarkan anak-anak saya untuk membaca Al-Quran

19 Saya mengajarkan anak-anak untuk berbagi dengan temannya

20 Saya tidak mengajarkan anak-anak saya untuk berbagi

21 Saya membiasakan mengucap salam setiap masuk rumah

22 Saya tidak pernah membaca salam sebelum masuk rumah

23 Saya mengajarkan anak-anak untuk saling tolong menolong dengan temannya

24 Saya tidak mengajarkan anak-anak untuk saling tolong menolong

25 Saya suka tersenyum jika bertemu dengan orang

26 Saya biasa bicara dengan nada yang keras kepada anak-anak

27 Saya membiarkan anak untuk bermain dengan siapa saja

28 Saya meminta kepada anak-anak saya untuk tidak bermain dengan anak daerah lain

29 Saya membantu anak-anak untuk menyelesaikan masalah mereka

30 Saya selalu mendiskusikan permasalahan yang sedang dihadapi oleh anak-anak

31 Saya mengajarkan anak-anak saya untuk tidak merasa minder terhadap anak lain

32 Anak saya minder terhadap anak lain

33 Pujian dan reward saya berikan didepan anak saya

34 Setiap anak saya melakukan kebaikan saya selalu memujinya

35 Saya tidak pernah memuji anak saya

36 Saya memberitahukan anak-anak mengenai perilaku apa saja yang tidak di setujui masyarakat

37 Saya membiarkan anak berperilaku apa saja

38 Saya mau mendengarkan anak saya ketika menceritakan kesusahan hidupnya

Page 95: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

No Pernyataan SS S TS STS

39 Anak-anak tidak dibiarkan untuk berkeluh kesah

40 Saya membiasakan anak-anak untuk bertanggung jawab

41 Saya tidak membiasakan anak untuk bertanggung jawab

42 Jika mengalami kegagalan saya akan menyemangati anak untuk memperbaikinya

43 Saya membiarkan anak saya ketika ia mengalami kegagalan

44 Saya biasa menyebutkan kekurangan yang dimiliki oleh anak saya secara terus terang

45 Kekurangan anak saya tidak pernah saya ceritakan kepada orang lain

46 Pujian pada anak, saya berikan secara berlebihan

47 Pujian yang saya berikan dalam batas wajar

48 Saya selalu mengeluh mengenai hidup saya di depan anak-anak

49 Saya tidak pernah mengeluh di depan anak-anak

50 Saya membiarkan anak-anak saya mencela orang lain

51 Saya menasihati anak saya jika ia mencela orang lain

52 Anak saya memiliki banyak teman dari golongan apa saja

53 Anak saya hanya bergaul dengan anak-anak lapak saja

54 Anak saya sering mengikuti perlombaan

55 Anak saya tidak boleh mengikuti perlombaan apapun *Terimakasih atas waktu dan partisipasinya ^_^

Page 96: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

Hasil Uji Validitas

Nomor Butir R- Hitung Keterangan

P1 0.350 Tidak Valid

P2 0.361 Valid

P3 0.443 Valid

P4 0.503 Valid

P5 0.202 Tidak Valid

P6 0.506 Valid

P7 0.783 Valid

P8 0.572 Valid

P9 0.714 Valid

P10 0.334 Tidak Valid

P11 0.556 Valid

P12 0.608 Valid

P13 0.762 Valid

P14 0.649 Valid

P15 0.471 Valid

P16 0.622 Valid

P17 0.395 Valid

P18 0.460 Valid

P19 0.335 Tidak Valid

P20 0.102 Tidak Valid

P21 0.453 Valid

P22 0.778 Valid

P23 0.541 Valid

P24 0.721 Valid

P25 0.524 Valid

P26 0.609 Valid

P27 0.028 Tidak Valid

P28 0.083 Tidak Valid

P29 0.811 Valid

P30 0.083 Tidak Valid

Page 97: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28232/1/RHAVIQAH... · keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga

P31 0.085 Tidak Valid

P32 0.487 Valid

P33 0.349 Tidak Valid

P34 0.143 Tidak Valid

P35 0.637 Valid

P36 0.751 Valid

P37 0.747 Valid

P38 0.674 Valid

P39 0.084 Tidak Valid

P40 0.232 Tidak Valid

P41 0.402 Valid

P42 0.591 Valid

P43 0.253 Tidak Valid

P44 0.170 Tidak Valid

P45 0.272 Tidak Valid

P46 0.030 Tidak Valid

P47 0.205 Tidak Valid

P48 0.637 Valid

P49 0.658 Valid

P50 0.689 Valid

P51 0.585 Valid

P52 0.025 Tidak Valid

P53 0.032 Tidak Valid

P54 0.871 Valid

P55 0.527 Valid