PENGARUH PENDEKATAN OPEN ENDED TERHADAP...
Transcript of PENGARUH PENDEKATAN OPEN ENDED TERHADAP...
PENGARUH PENDEKATAN OPEN ENDED TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA (Penelitian Quasi Eksperimen di MTs Annajah Jakarta)
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
PRIYOGO WAHYU ROCHMANTO
106017000541
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
i
ABSTRAK
PRIYOGO WAHYU ROCHMANTO (106017000541) “ Pengaruh Pendekatan
Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa”. Skripsi
Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini mengkaji pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open
ended terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan proses pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan open ended dan mengetahui seberapa besar pengaruh
pendekatan open ended terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis. Subyek
yang diteliti adalah siswa-siswi kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Annajah Petukangan, Jakarta Selatan. Instrumen penelitian ini menggunakan tes
berpikir kreatif matematis yang dibuat sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada
indikator kemampuan berpikir kreatif matematis dari Munandar dan Balka.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen.
Kesimpulan penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
sebelum proses pembelajaran rendah menjadi meningkat setelah diberikan
pembelajaran dengan pendekatan open ended dan hasilnya lebih baik dari pada
siswa dengan pendekatan konvensional. Pendekatan open ended berpengaruh
positif terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa terutama pada aspek
kelancaran dan keluwesan berpikir.
Kata kunci : Pendekatan open ended, Berpikir Kreatif Matematis,
ii
ABSTRACT
PRIYOGO WAHYU ROCHMANTO (106017000541) "The Effect of Open-Ended
Approach) Ability Against Students Creative Thinking Mathematically". Thesis
Department of Mathematics Faculty of Tarbiyah and Teaching Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
This study examines learning by using open-ended approach to the mathematical
creative thinking abilities of students. The purpose of this study is to train the
students' ability to think creatively in a matter of figures with flat sides and know
how much influence the open-ended approach to the mathematical creative
thinking abilities. Subjects studied are the students of class VIII in the junior
secondary school (MTs) Annajah Petukangan, South Jakarta. The research
instrument using mathematical creative thinking test made by researchers with
reference to indicators of mathematical creative thinking abilities of Munandar
and Balka. The method used in this study is quasi-experimental.
The conclusion of this study is the ability to think creatively mathematically lower
the learning process of students before being given increased after learning with
open-ended approach and the results are better than the students with the
conventional approach. Open ended approach a positive effect on students' ability
to think creatively, especially on the mathematical aspects of fluency and
flexibility of thinking.
Key words: open ended approach, Creative Thinking Mathematically
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT., karena dengan limpahan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat teriring salam semoga selalu tercurah
pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan insya Allah
kepada kita selaku umatnya.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh
gelar sarjana pendidikan pada program studi pendidikan matematika. Penulis
menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Karena
masih banyak pengetahuan dan ilmu yang harus penulis tingkatkan, namun berkat
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak maka hambatan itu dapat diatasi
dengan baik.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
memberikan dorongan moril dan materil, sehingga skripsi ini dapat selesai.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Nurlena Rifa’I, M.A., P.hd, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Dr. Kadir, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Dosen
Penguji II yang telah memberi kritik dan saran yang membangun
4. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd, Dosen Pembimbing I yang selalu
memberikan kasih saying, bimbingan dan pengarahan hingga skripsi
ini selesai
5. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang selalu
memberikan kritik dan saran yang membangun
6. Ibu Lia Kurniawati, M.Pd, Dosen Penguji I yang telah memberikan
masukan yang positif dalam skripsi ini
iv
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Matematika yang telah
memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis, serta staf
jurusan dan fakultas yang telah membantu penulis dalam mengurus
administrasi
8. Ayahanda tercinta Alm. Sukamto bin Dulkosim dan Ibunda tersayang
Prayitnowati, orang tua terhebat yang tak kenal lelah dalam
memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan moril maupun materil
serta do’anya untuk penulis
9. Kawan-kawan seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Jakarta, 21 Juni 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
ABSTRACT ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 7
D. Rumusan Masalah ...................................................................... 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 7
BAB II: LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Berpikir Kreatif dalam Matematika ....................................... 9
a. Teori Berpikir Kreatif ........................................................ 9
b. Ciri-ciri Berpikir Kreatif ................................................... 15
c. Karakteristik Siswa Berbakat Matematika ......................... 18
d. Berpikir Kreatif Matematis ................................................. 18
e. Pengukuran Kreativitas Matematika ................................... 21
f. Indikator Berpikir Kreatif Matematis .................................. 22
2. Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran Matematika ... 23
a. Pengertian Pendekatan Open-Ended ................................... 23
b. Mengkonstruksi Problem Open-Ended .............................. 25
c. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan
Open-Ended ....................................................................... 26
d. Aplikasi Pendekatan Open-Ended dalam Matematika ....... 29
vi
e. Keunggulan Pendekatan Open-Ended ................................ 31
3. Pembelajaran Konvensional .................................................... 31
4. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan........................................ 33
B. Kerangka Berpikir ...................................................................... 34
C. Pengajuan Hipotesis ................................................................... 35
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 36
B. Metode dan Desain Penelitian ..................................................... 36
C. Populasi dan Sampel .................................................................. 37
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 38
E. Instrumen Penelitian ................................................................... 38
F. Teknik Analisis Data ................................................................... 40
G. Hipotesis Statistik ...................................................................... 44
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ............................................................................ 45
1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Eksperimen 45
2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Kontrol ..... 46
B. Pengujian Persyaratan Analisis . ................................................. 48
C. Pembahasan ................................................................................ 51
1. Hasil Analisis ..................................................................... 51
2. Kegiatan Belajar Mengajar .....................................……....... 63
3. Hasil Temuan ...................................................................... 66
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 67
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 68
B. Saran ............................................................................................ 68
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 69
LAMPIRAN ......................................................................................................... 72
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1-2 Perbandingan Jawaban Siswa Soal Tes KBKM No. 1 ............. 53
Gambar 3-4 Perbandingan Jawaban Siswa Soal Tes KBKM No. 2 .............. 55
Gambar 5-6 Perbandingan Jawaban Siswa Soal Tes KBKM No. 3 .............. 57
Gambar 7-8 Perbandingan Jawaban Siswa Soal Tes KBKM No. 5 .............. 59
Gambar 9-10 Perbandingan Jawaban Siswa Soal Tes KBKM No. 4 .............. 61
Gambar 11-16 Dokumentasi Penelitian saat KBM ............................................ 63
viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Grafik Perbandingan Skor KBKM Kelas Kontrol & Eksperimen 48
Grafik 2 Grafik Perbandingan Skor Rata-rata KBKM per Indikator ......... 62
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen .................. 72
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ....................... 94
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Eksperimen......................................... 111
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kontrol............................................... 137
Lampiran 5 Kisi-kisi Instrumen ......................................................................... 146
Lampiran 6 Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis .................... 148
Lampiran 7 Pedoman Penskoran Tes KBKM ..................................................... 149
Lampiran 8 Tabel Skor dan nilai KBKM ........................................................... 151
Lampiran 9 Uji Normalitas Kelas Eksperimen & Kontrol ................................ 153
Lampiran 10 Uji Normalitas KBKM .................................................................... 154
Lampiran 11 Uji Homogenitas Data ..................................................................... 156
Lampiran 12 Uji Hipotesis KBKM ....................................................................... 157
Lampiran 13 Uji Hipotesis KBKM/ Indikator ..................................................... 159
Lampiran 14 Ukuran Penyebaran Data .............................................................. 166
Lampiran 15 Perhitungan Kemiringan dan Ketajaman ........................................ 170
Lampiran 16 Harga Kritis Chi Kuadrat ................................................................ 174
Lampiran 17 Tabel Distribusi Nomal Z ................................................................ 175
Lampiran 18 Nilai Persentil untuk distribusi T .................................................... 176
Lampiran 19 Surat Izin Penelitian
Lampiran 20 Uji Referensi
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
pembangunan di setiap negara. Suatu negara dikatakan maju atau tidak, salah satunya
juga dapat dilihat dari seberapa tinggi kualitas pendidikan yang ada di negara
tersebut. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi
perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan
negara.1 Setiap negara tentu memiliki sistem pendidikan serta fungsi dan tujuannya,
begitu pula Indonesia. Berdasarkan UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional bab II pasal 3 bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional tersebut kita ketahui bahwa
salah satu hasil (output) yang diharapkan dari sebuah proses pendidikan ialah agar
para peserta didik menjadi manusia kreatif. Karena tidak dapat dipungkiri, untuk
mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju,
maka perkembangannya menuntut lahirnya manusia-manusia yang kreatif,
professional, dan mempunyai kepedulian terhadap masalah-masalah yang timbul
dalam masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan yang diselenggarakan harus
mengarahkan anak didik untuk dapat menjadi kreatif.
1 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), cet.
1, hlm. 6
2
2
Kreativitas memang penting, namun bangsa Indonesia ternyata masih
menghadapi persoalan dalam masalah ini. Khususnya dalam pendidikan, pakar-pakar
bidang pendidikan melihat bahwa kreativitas bangsa Indonesia masih tergolong
rendah.2 Hal tersebut ternyata juga berlaku dalam bidang matematika dan sains,
sebagaimana hasil penelitian TIMSS (Trend in Internasional Mathematics and
Science Study) yang merupakan penelitian internasional tentang pencapaian siswa
kelas IV dan VIII dalam matematika dan sains yang diadakan setiap empat tahun
sekali. Hasilnya, dari 45 negara yang yang berpartisipasi dalam TIMSS 2011,
Indonesia hanya menempati posisi ke-38. Tentu saja pencapaian siswa-siswa
Indonesia ini belum memuaskan bila dibandingkan dengan siswa-siswa dari tiga
Negara Asia Tenggara lain yang ikut berpartisipasi dalam TIMSS 2011 seperti
Singapura (posisi ke-2), Malaysia (posisi ke-26) dan Thailand (posisi ke-28).3
Hasil penelitian TIMSS tersebut berkaitan dengan kemampuan berpikir kreatif
siswa. Hal ini dikarenakan pada soal-soal yang diujikan dalam TIMSS ada empat
jenis domain kognitif, yaitu (1) mengenal fakta dan prosedur, (2) penalaran, (3)
menyelesaikan soal rutin, dan (4) menggunakan konsep. Penalaran erat kaitannya
dengan kemampuan berpikir kreatif, sebagaimana Krulik & Rudnick (1995) dalam
Tatag Yuli Eko Siswono menyebutkan bahwa penalaran merupakan bagian dari
berpikir yang tingkatnya di atas pengingatan (recall). Penalaran dikategorikan dalam
berpikir dasar (basic), berpikir kritis (critical) dan berpikir kreatif. Sehingga dapat
dikatakan bahwa berpikir kreatif adalah kategori tertinggi dalam penalaran. Banyak
faktor yang mempengaruhi hal tersebut, salah satu diantaranya adalah sistem
2 Nashori dan Rachmi Diana Mucharam, Mengembangkan Kreativitas dalam Perspektif Psikologi
Islami, (Yogyakarta : Menara Kudus, 2002), cet.1, hlm. 24
3http://www.google.com/url?q=http://timssandpirls.bc.edu/data-release-2011/pdf/Overview-
TIMSS-and-PIRLS-2011-
Achievement.pdf&sa=U&ei=LHnBUpf3CIeTrgf41YDACw&ved=0CDcQFjAE&usg=AFQjCNGo4R
UMMdD5WuI-O1euB81giQEmdA
3
3
pendidikan di Indonesia yang masih kurang mendukung berkembangnya kemampuan
berpikir kreatif anak khususnya dalam bidang matematika dan sains.4
Menurut Bono dalam bukunya Revolusi Berpikir, alasan mengapa kita
mengabaikan berpikir kreatif adalah kita meyakini bahwa tidak ada yang bisa kita
lakukan terhadap berpikir kreatif. Kita beranggapan bahwa berpikir kreatif adalah
bakat yang tidak dimiliki oleh semua orang.5 Sedangkan menurut Munandar,
pendidikan formal di Indonesia menekankan pada pemikiran konvergen. Murid-
murid jarang dirangsang untuk melihat suatu masalah dari berbagai macam sudut
pandang atau untuk memberikan alternatif-alternatif penyelesaian suatu masalah.6
Memang dalam kenyatannya, pendidikan yang diselenggarakan disekolah dari masa
ke masa cenderung bersifat klasikal-massal, yaitu siswa berada dalam suatu ruangan
yang kemampuannya memiliki syarat minimum pada tingkat itu. Siswa-siswa
diasumsikan mempunyai minat, kepentingan, kecakapan, dan kecepatan belajar yang
sama. Keadaan yang serba seragam sampai sejauh ini masih mendominasi sistem
persekolahan kita.7
Jika sistem pendidikan sekolah tersebut masih tetap dilaksanakan tanpa adanya
usaha-usaha untuk memperbaiki sistem tersebut, tentu saja tujuan dari pendidikan
nasional yang salah satunya untuk menghasilkan manusia yang kreatif itu tidak akan
tercapai. Padahal, di dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional bab III pasal 4 tentang prinsip penyelenggaraan
pendidikan telah dijelaskan bahwa “pendidikan diselenggarakan dengan memberi
4 Tatag Yuli Eko Siswanto, “Konstruksi Teoritik tentang Tingkat Berpikir Kreatif Siswa dalam
Matematika”, dalam Jurnal Universitas Adibuana, hal. 2 5 Edward de Bono, Revolusi Berpikir Edward de Bono, Terj. Dari Teach Your Child How to Think
oleh Ida Sitompul dan Fahmy Yamani, (Bandung : Kaifa PT Mizan Pustaka, 2007), cet.1, hlm. 35 6 Nashori, op. cit., hlm. 25
7Kadir, Pembelajaran Matematika dengan pendekatan soal-soal terbuka (The Open Ended
Approach), dalam Algoritma Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, vol.1 No.1, Juni 2006,
hlm.1
4
4
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran.” 8
Berdasarkan undang-undang tersebut, maka prinsip penyelenggaraan pendidikan
tersebut harus dipegang teguh dalam setiap proses pendidikan agar tujuan pendidikan
nasional dapat tercapai, yaitu menghasilkan manusia yang kreatif. Untuk mencapai
tujuan tersebut, tentu saja diperlukan peran penting dari suatu komponen alat
pendidikan yang kita kenal dengan pendidik atau tenaga kependidikan dalam
melaksanakan proses pendidikan. Secara jelas kewajiban pendidik dan tenaga
kependidikan dicantumkan dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional bab XI tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan pasal 40
ayat 2, yang berbunyi :
Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban :
a. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis.
b. mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan; dan
c. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. 9
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa untuk mengantisipasi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju, maka
perkembangannya menuntut lahirnya manusia-manusia yang kreatif, professional,
dan mempunyai kepedulian terhadap masalah-masalah yang timbul dalam
masyarakat. Manusia tersebut lahir dan terbentuk melalui proses pendidikan yang
belajarnya melalui proses pembelajaran, yang di dalamnya terdapat model penyajian
materi. Dalam pembelajaran matematika, kreativitas juga harus dikembangkan
melalui proses pembelajaran yang menarik.
Kenyataanya, model penyajian materi atau proses belajar matematika masa kini
digambarkan dalam hasil penelitian Wahyudin (dalam Gusni Satriawati), yakni
8 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-undang …, hlm. 9.
9 Ibid., hlm. 28.
5
5
sebagian siswa tampak mengikuti dengan baik setiap penjelasan atau informasi dari
gurunya, tetapi para siswa tersebut sangat jarang mengajukan pertanyaan pada
gurunya, sehingga yang terjadi adalah guru asyik sendiri menjelaskan apa-apa yang
telah disiapkannya, di lain pihak siswa juga asyik sendiri menjadi penerima informasi
yang baik. akibat dari semua itu, para siswa hanya mencontoh apa-apa yang telah
dikerjakan guru dan mengingat rumus-rumus atau aturan-aturan matematika dengan
tanpa makna dan pengertian. Akhirnya siswa beranggapan bahwa dalam
menyelesaikan sebuah soal atau permasalahan matematika cukup dikerjakan seperti
apa yang dicontohkan oleh guru atau dapat menggunakan rumus secara langsung,
walaupun mereka sebenarnya tak mengerti.10
Padahal proses pembelajaran seperti itu kurang baik terhadap perkembangan
berpikir peserta didik. Karena meskipun selama ini pembelajaran matematika
dimaknai sebagai pembelajaran yang permasalahannya hanya dapat diselesaikan
dengan satu cara dan hanya mendapatkan satu hasil (one problem- one solution) atau
dapat dikatakan seragam, tetapi kita sebagai pendidik harus berusaha
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Karena dalam pandangan
psikologi, keadaan yang seragam tersebut akan mengarah kepada perkembangan
„hanya‟ salah satu sisi berpikir saja, yaitu berpikir konvergen yakni kemampuan
untuk menemukan satu jawaban yang paling tepat terhadap suatu permasalahan,
berdasarkan informasi atau soal yang diberikan. Bila latihan berpikir konvergen pada
seseorang terlalu dominan akan mengurangi kesempatan berkembangnya berpikir
kreatif, yaitu kemampuan untuk menemukan berbagai alternatif jawaban yang
mungkin terhadap berbagai macam permasalahan berdasarkan informasi yang ada,
yang kelak sangat berguna dalam meningkatkan kemampuan sesorang memecahkan
masalah dalam kehidupannya.11
10 Gusni Satriawati, pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan Sains Dasar
Sebuah Antologi. 2007. hlm. 157.
11
Kadir, op. cit., hlm. 2.
6
6
Maka untuk merangsang kemampuan berpikir kreatif siswa, kegiatan
pembelajaran harus membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan banyak
cara dan mungkin juga banyak jawaban (yang benar) sehingga mengundang potensi
intelektual dan pengalaman siswa dalam menemukan sesuatu yang baru.
Pembelajaran yang memberikan problem yang terbuka atau memberikan
multijawaban yang benar disebut pembelajaran dengan pendekatan Open-ended.
Sehingga dengan menggunakan pendekatan Open-ended dalam pembelajaran
matematika, akan merangsang kemampuan berpikir kreatif siswa karena dalam
pendekatan tersebut siswa diberikan masalah-masalah yang terbuka yang dapat
memberikan keleluasaan siswa dalam berpikir dalam menyelesaikan suatu masalah.
Dengan latar belakang tersebut, penulis meneliti tentang “pengaruh pendekatan
Open Ended dalam pembelajaran matematika terhadap kemampuan berpikir
kreatif siswa”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah tersebut, ada beberapa masalah yang dapat
penulis identifikasi sebagai faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif
siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika, diantaranya adalah:
1. Secara umum jenis pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran
matematika yang kurang tepat.
2. Secara umum metode pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru
(teacher center).
3. Pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diajarkan masih rendah.
4. Minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika masih rendah.
5. Secara umum kreativitas guru sebagai pengajar dalam menyampaikan materi
masih kurang.
6. Secara umum kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah.
7
7
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah dalam
penelitian ini pada jenis pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan Open Ended,
yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang biasanya dimulai dengan memberikan
problem kepada siswa. Problem yang dimaksud adalah problem terbuka yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat memformulasikan problem
tersebut dengan multijawaban yang benar.
Pendekatan tersebut digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa, yaitu kemampuan berpikir yang meliputi berpikir lancar, berpikir luwes,
berpikir orisinil, keterampilan memperinci dan ketrampilan mengevaluasi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
“Apakah kemampuan berpikir kreatif siswa yang proses pembelajarannya
menggunakan pendekatan Open Ended lebih tinggi dari pada yang
menggunakan pendekatan konvensional ?”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan
pendekatan open ended.
2. Melatih kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan
pendekatan open ended.
3. Mengetahui pengaruh pendekatan open ended dalam pembelajaran
matematika terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.
8
8
Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini agar dapat
digunakan oleh beberapa pihak, diantaranya:
1. Bagi siswa
Penerapan pembelajaran matematika dengan pendekatan open ended
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa,
meningkatkan minat siswa untuk mempelajari matematika sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan motivasi untuk belajar matematika
2. Bagi Guru
Guru memperoleh pengalaman dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran matematika dengan pendekatan open ended. Diharapkan
nantinya guru dapat mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan
yang bervariasi dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran bagi
siswanya.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian dapat menjadi sumbangan ilmiah bagi sekolah dalam
rangka memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, serta dapat menjadi
sebuah informasi bagi para pendidik tentang seberapa berpengaruh
penggunaan pendekatan open ended dalam kegiatan pembelajaran dalam
rangka meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
9
BAB II
LANDASAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Berpikir Kreatif dalam Matematika
a. Teori Berpikir Kreatif
Bono dalam bukunya Revolusi Berpikir mendefinisikan berpikir
sebagai keterampilan mental yang memadukan kecerdasan dan
pengalaman.1 Berpikir adalah eksplorasi pengalaman yang dilakukan
secara sadar dalam mencapai suatu tujuan.2 Berpikir terjadi di dalam
otak, dan merupakan suatu proses yang disadari.3
Pikiran karena berlandaskan berbagai pengalaman dalam ingatan
seseorang, tentu dapat dibedakan atau digolongkan menjadi berbagai
ragam. Osborn membedakan 4 ragam kemampuan pikiran manusia
sebagai berikut: 4
1) Kemampuan serap (Absortive), ialah kemampuan pikiran untuk
mengamati dan menaruh perhatian.
2) Kemampuan simpan (Retentive), ialah kemampuan pikiran untuk
menghafal dan mengingat kembali.
3) Kemampuan nalar (Reasoning), ialah kemampuan pikiran untuk
menganalisis dan menimbang.
4) Kemampuan Cipta (Creative), ialah kemampuan pikiran untuk
membayangkan, menggambarkan di muka, dan melahirkan gagasan.
1 Edward de Bono, Revolusi Berpikir Edward de Bono, Terj. Dari Teach Your Child How to
Think oleh Ida Sitompul dan Fahmy Yamani, (Bandung : Kaifa PT Mizan Pustaka, 2007), cet.1,
hlm. 24
2 Edward de Bono, Mengajar Berpikir, Terj. dari Teaching Thingking oleh Soemardjo, (Jakarta
: Erlangga, 1990), hlm. 36
3 Ibid., hlm. 34
4 The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, (Yogyakarta : Liberty, 1995), jilid II, cet. 1, Edisi
ke-4, hlm.240-241
9
10
Dalam Islam juga terdapat adanya konsep berpikir, yang dikenal
dengan tafakkur. Tafakkur adalah istilah Arab untuk berpikir. Menurut
Al-Fairuzabadi, salah seorang linguis muslim awal terkemuka, al-fikr
(pikiran) adalah refleksi atas sesuatu; afkar adalah bentuk jamaknya.
Menurut pandangannya, fikr dan tafakkur adalah sinonim dan keduanya
memiliki makna yang sama. Konsep tafakkur/berpikir adalah sebagai
bagian dari pandangan Al-Qur’an tentang manusia. Jelasnya, manusia
sebagai khalifah memiliki tugas mulia dan misi besar untuk dijalankan
di muka bumi. Kemampuan tafakkur/berpikir menjadi salah satu ciri
paling penting, bukan hanya membedakan manusia dengan makhluk
lain, tetapi juga membuatnya dapat memenuhi syarat untuk
melaksanakan peran penting sebagai pembangun peradaban dan
pembawa misi.5
Sebagai umat islam, ada baiknya jika kita juga meninjau konsep
berpikir yang terdapat dalam Al-Qur’an. Badi, dkk menjelaskan bahwa
Al-Qur’an menggunakan kata jadian dari kata kerja fakkara sebanyak
18 kali. Kata itu merupakan akar kata dari kata tafakkur, dua ayat
diantaranya adalah:
Q.S. Ar-Ra’d (13) : 3
Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan
gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. dan menjadikan padanya
semua buah-buahan berpasang-pasangan[765]6, Allah menutupkan
5 Jamal Badi, dan Mustapha Tajdin, Islamic Creative Thinking : Berpikir Kreatif Berdasarkan
Metode Qur’ani, ( Bandung : Mizania, 2007), hlm.14 6 [765] yang dimaksud berpasang-pasangan, ialah jantan dan betina, pahit dan manis, putih
dan hitam, besar kecil dan sebagainya. (Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI.
Semarang : CV. Asy-Syifa’), hlm. 528
11
malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Q.S. Al-Jatsiyah (45) : 13
Dan dia Telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang
di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang berfikir.
Dan 16 ayat lainnya terdapat pada Q.S. Al-Baqarah (2) : 219 dan 266,
Q.S. Ali-Imran (3) : 191, Q.S. Al-An’am (6) : 50, Q.S. Al-A’raf (7) :
176 dan 184, Q.S. Yunus (10) : 24, Q.S. An-Nahl (16) : 11, 44 dan 69,
Q.S. Ar-Rum (30) : 8 dan 21, Q.S. Saba’ (34) : 46, Q.S. Az-Zumar (39)
: 42, Q.S. Al-Hasyr (59) : 21, Q.S. Al-Muddatsir (74) : 181
berdasarkan penjabaran di atas dapat kita temukan beberapa aspek7 :
1) istilah tersebut lebih banyak digunakan sebagai “kata kerja” dari
pada “kata benda” dalam seluruh ayat, artinya lebih banyak proses
dari pada sebagai konsepsi abstrak.
2) pada suatu ayat, yaitu pada Q.S. Al-Muddatsir (74) : 18, kata kerja
digunakan dalam bentuk lampau (madhi), sementara kata kerja
dalam bentuk sekarang (mudhari’) digunakan di 17 ayat lain, yang
menekankan kontinuitas dalam proses.
Terdapat dua cabang utama dalam proses berpikir, yakni berpikir
kreatif dan berpikir analitis. Berpikir kreatif merupakan cara berpikir
7 Jamal Badi, dan Mustapha Tajdin, Islamic Creative Thinking : Berpikir Kreatif Berdasarkan
Metode Qur’ani, ( Bandung : Mizania, 2007), hlm.16
12
untuk menghasilkan gagasan dan produk baru, melihat suatu pola antara
hal satu dengan yang lain yang semula tidak nampak, yakni
menemukan cara-cara baru untuk mengungkap suatu hal,
menggabungkan gagasan yang ada untuk menghasilkan gagasan baru
dan lebih baik, atau dapat dikatakan berpikir kreatif merupakan suatu
proses yang digunakan ketika kita mendatangkan/memunculkan suatu
ide baru. Sedangkan dalam berpikir analitis, biasanya lebih
mendahulukan suatu situasi, masalah, subjek atau keputusan pada
pemeriksaan yang ketat dan langkah yang logis. Kedua cara berpikir
tersebut tidak saling bertentangan, tetapi harus saling melengkapi, yaitu
berpikir kreatif berarti mencari alternatif-alternatif baru dalam
pemecahan masalah dan berpikir analitik berarti memutuskan untuk
memilih alternatif terbaik di antara pilihan yang ada.
Berpikir kreatif dapat diartikan sebagai suatu kombinasi dari
berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi
masih dalam kesadaran. Menurut Gardner, seorang ahli psikologi
perkembangan di Universitas Harvard, “menjadi kreatif berarti anda
melakukan sesuatu yang pertama-tama terasa tidak biasa.”8 Berpikir
kreatif merupakan benteng pertahanan manusia pada era ketika mesin,
terutama komputer, tampaknya mengambil alih aktivitas rutin yang
membutuhkan ketrampilan dan aktivitas berpikir sehari-hari.9
Hampir semua ahli berpendapat bahwa setiap individu memiliki
potensi menjadi kreatif, hanya tingkatan dan bidang kreatifnya berbeda-
beda.10
Hal ini juga dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwa Berpikir kreatif
dapat dikembangkan pada setiap orang, karena terdapat potensi kreatif
yang dapat dimiliki seseorang sesuai dengan Q.S. Ar-Ra’du : 11
8 Daniel Goleman, dkk., The Creative Spirit : Nyalakan Jiwa Kreatifmu Di Sekolah, Tempat
Kerja dan Komunitas, (Bandung : Mizan Learning Center, 2005), cet. I, hlm. 41 9 Jamal Badi, dan Mustapha Tajdin, Islamic Creative Thinking : Berpikir Kreatif Berdasarkan
Metode Qur’ani, ( Bandung : Mizania, 2007), hlm. 121 10
Tim Pustaka Familia, Warna-Warni Kecerdasan Anak dan Pendampingannya, (Yogyakarta :
Kanisius, 2006), hlm.253
13
لا يغير ما بقىم حتى يغيروا ما بأنفسهم إن الله
“…sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum
sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri…”
Dalam berpikir kreatif, kita harus menebak agar mendapatkan
berbagai hal baru untuk melihat informasi dan agar bisa mengeksplorasi
berbagai kemungkinan ide baru.11
Dalam proses berpikir kreatif,
biasanya siswa lebih memiliki rasa ingin tahu yang lebih besar. Karena
berpikir kreatif melibatkan rasa ingin tahu dan bertanya, maka guru
dituntut menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam,
memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan keterampilan,
mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa sehari-hari serta
mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan
suatau masalah dan mengungkapkan gagasan-gagasannya, agar siswa
terlatih untuk menjadi seorang pemikir kreatif.
Krutetskii memberikan indikasi berpikir kreatif12
, yaitu (1) produk
aktivitas mental mempunyai sifat kebaruan (novelty) dan bernilai baik
secara subjektif maupun objektif; (2) proses berpikir juga baru, yaitu
meminta suatu transformasi ide-ide awal yang diterimanya maupun
yang ditolak; (3) proses berpikir dikarakterisasikan oleh adanya sebuah
motivasi yang kuat dan stabil, serta dapat diamati melebihi waktu yang
dipertimbangkan atau dengan intensitas yang tinggi. Indikasi berpikir
kreatif dari segi hasil (produk) menekankan pada kebaruan dan bernilai
baik. Hurlock mengatakan kreativitas memiliki berbagai tingkatan
sebagaimana mereka memiliki berbagai tingkatan kecerdasan. Karena
kreativitas merupakan perwujudan dari proses berpikir kreatif, maka
11
Edward de Bono, Revolusi Berpikir Edward de Bono, Terj. Dari Teach Your Child How to
Think oleh Ida Sitompul dan Fahmy Yamani, (Bandung : Kaifa PT Mizan Pustaka, 2007), cet.1,
hlm. 252 12
Tatag Yuli Eko Siswanto, “Konstruksi Teoritik tentang Tingkat Berpikir Kreatif Siswa dalam
Matematika”, dalam Jurnal Universitas Adibuana, hal. 2
http://tatagyes.files.wordpress.com/2009/11/paper07_jurnal_univadibuana.pdf
14
berpikir kreatif juga mempunyai tingkat atau level, oleh sebab itu
tingkat kemampuan berpikir kreatif masing-masing anak tidaklah sama.
De Bono dalam Barak & Doppelt (2000) mendefinisikan 4 tingkat
pencapaian dari perkembangan ketrampilan berpikir kreatif, yaitu
kesadaran berpikir, observasi berpikir, strategi berpikir dan refleksi
pemikiran.
Tabel 2.1
Tingkat Berpikir Kreatif dari De Bono
Level 1: Awareness of Thinking
General awareness of thinking as a skill. Willingness to think about
something. Willingness to investigate a particular subject. Willingness
to listen to others.
Level 2: Observation of Thinking.
Observation of the implications of action and choice, consideration of
peers’ points view, comparison of alternative.
Level 3: Thinking strategy.
Intentional use of a number of thinking tools, organization of thinking
as a sequence of steps. Reinforcing the sense of purpose in thinking.
Level 4: Reflection on thinking.
Structured use of tools, clear awareness of reflective thinking,
assesment of thinking by thinker himself. Planning thinking tasks and
methods to perform them.
Penjelasan lebih lanjut mengenai tingkat berpikir kreatif yang
dikemukakan oleh Bono adalah sebagai berikut:
Tingkat 1 merupakan tingkat berpikir kreatif yang rendah, karena hanya
mengekspresikan terutama kesadaran siswa terhadap
keperluan menyelesaikan tugasnya saja.
Tingkat 2 menunjukkan berpikir kreatif yang lebih tinggi karena siswa
harus menunjukkan bagaimana mereka mengamati sebuah
15
implikasi pilihannya, seperti penggunaan komponen-
komponen khusus atau algoritma-algoritma pemrograman.
Tingkat 3 merupakan tingkat yang lebih tinggi berikutnya karena siswa
harus memilih suatu strategi dan mengkoordinasikan antara
bermacam-macam penjelasan dalam tugasnya. Mereka harus
memutuskan bagaimana tingkat detail yang diinginkan dan
bagaimana menyajikan urutan tindakan atau kondisi-kondisi
logis dari sistem tindakan.
Tingkat 4 merupakan tingkat tertinggi karena siswa harus menguji sifat-
sifat produk final membandingkan dengan sekumpulan
tujuan. Menjelaskan simpulan terhadap keberhasilan atau
kesulitan selama proses pengembangan, dan memberi saran
untuk meningkatkan perencanaan dan proses konstruksi.
Tingkat berpikir kreatif ini menggambarkan secara umum
strategi berpikir tidak hanya dalam matematika.
b. Ciri-ciri Berpikir Kreatif
Seseorang dikatakan kreatif tentu ada ciri-ciri yang menyebabkan
seseorang itu disebut kreatif. Munandar menyebutkan ciri-ciri
kemampuan berpikir kreatif (Aptitude) antara lain:13
1) Keterampilan berpikir lancar
Keterampilan berpikir lancar didefinisikan sebagai kemampuan
mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian
masalah/pertanyaan, memberikan banyak cara/saran untuk
melakukan berbagai hal, dan selalu memikirkan lebih dari satu
jawaban.
Perilaku siswa yang digambarkan yaitu mengajukan banyak
pertanyaan, menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada
pertanyaan, mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah,
13
S.C. Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta : Rineka Cipta,
1999), cet. 3, hal. 88
16
lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya, bekerja lebih cepat dan
melakukan lebih banyak dari pada anak-anak lain, dan dapat dengan
cepat melihat kesalahan/ kekurangan pada suatu aspek/situasi.
2) Kemampuan berpikir luwes (fleksibel)
Kemampuan berpikir luwes didefinisikan sebagai kemampuan
menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi,
dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda,
mencari banyak alternatif/arah yang berbeda-beda, dan mampu
mengubah cara pendekatan/cara pemikiran.
Perilaku siswa yang digambarkan yaitu memberikan aneka
ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu objek,
memberikan macam-macam penafsiran/ interpretasi terhadap suatu
gambar, cerita/ masalah, menerapkan suatu konsep/asas dengan cara
yang berbeda-beda, memberi pertimbangan terhadap situasi, yang
berbeda dari yang diberikan oleh orang lain, dalam
membahas/mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi
yang berbeda/bertentangan dari mayoritas kelompok, jika diberikan
suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang
berbeda-beda untuk menyelesaikannya, menggolongkan hal-hal
menurut pembagian (kategori) yang berbeda-beda, dan mampu
mengubah arah berpikir secara spontan.
3) Keterampilan berpikir orisinil
Keterampilan berpikir orisinil didefinisikan sebagai kemampuan
melahirkan ungkapan yang baru dan unik, memikirkan cara yang
tidak lazim untnk mengungkapkan diri, dan mampu membuat
kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian dan
unsur-unsur.
Perilaku siswa yang digambarkan yaitu melahirkan masalah-
masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain,
mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan
cara-cara baru, memiliki a-simetri dalam menggambarkan atau
17
membuat disain, memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain,
mencari pendekatan yang baru dari yang stereotip, setelah membaca
atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan
penyelesaian yang baru, dan lebih senang bersintesis dari pada
mengandali sesuatu.
4) Keterampilan memperinci ( mengolaborasi )
Keterampilan memperinci didefinisikan sebagai kemampuan
memperkaya dan memgembngkan suatu gagasan atau produk, serta
menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu obyek, gagasan
atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
Perilaku siswa yang digambarkan yaitu mencari arti yang lebih
mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan
melakukan langkah-langkah yang terperinci, mengembangkan atau
memperkaya gagasan orang lain, mencoba atau menguji detil-detil
untuk melihat arah yang akan di tempuh, mempunyai rasa keindahan
yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau
sederhana, serta menambahkan garis-garis, warna-warna, dan detil-
detil terhadap gambarnya sendiri atau orang lain.
5) Keterampilan menilai (mengevaluasi)
Keterampilan menilai didefinisikan sebagai kemampuan
menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu
pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana,
kemampuan mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka,
tidak hanya mencetuskan gagasan tapi juga melakukannya.
Perilaku siswa yang digambarkan yaitu memberi pertimbangan
atas dasar sudut pandangnya sendiri, menentukan pendapat sendiri
mengenai suatu hal, menganalisis masalah atau penyelesaian secara
kritis selalu menanyakan “mengapa”?, mempunyai alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu keputusan,
merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang tercetus,
pada waktu tertentu tidak menghasilkan gagasan tetapi menjadi
18
peneliti atau penilai yang kritis, serta menentukan pendapat dan
bertahan terhadapnya.
c. Karakteristik Siswa Berbakat Matematika
Kemampuan berpikir kreatif matematika juga didukung oleh bakat
siswa dalam matematika. Greenes mengemukakan enam karakteristik
siswa berbakat matematika, yaitu14
:
1) Fleksibilitas dalam mengolah data.
2) Kemampuan luar biasa dalam menyusun data.
3) Ketangkasan mental.
4) Penaksiran yang orisinal.
5) kemampuan luar biasa untuk mengalihkan gagasan.
6) kemampuan yang luar biasa untuk generalisasi.
d. Berpikir Kreatif Matematis
Berpikir kreatif matematis merupakan hal penting yang harus
dikembangkan dalam mempelajari matematika. Menurut pendapat
Sumarmo bahwa dalam mempelajari matematika, siswa harus
memperhatikan dua hal pokok tentang matematika yaitu pandangan
matematika sebagai proses dan matematika sebagai produk.15
Matematika sebagai produk terkait dengan kemampuan seseorang
memahami konsep, prinsip, aturan, hukum dan kesimpulan sedangkan
sebagai proses seseorang harus mampu mengetahui cara memperoleh
objek matematika tersebut. Dari pendapat Sumarmo tersebut, maka
untuk mengembangkan berpikir kreatif matematis, pembelajaran harus
tetap memperhatikan bagaimana seseorang siswa mampu berfikir secara
14 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999),
cet. 1, hlm. 150. 15
Awaludin, “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penalaran Matematis pada
Siswa dengan Kemampuan Matematis Rendah Melalui Pembelajaran Open ended dalam
Kelompok Kecil dengan Pemberian Tugas Tambahan ”, Tesis Pascasarjana UPI Bandung,
(Bandung: Perpustakaan UPI Bandung, 2007), hlm. 26, t.d.
19
divergen untuk menyelesaikan suatu soal maupun menghasilkan
berbagai jawaban yang tepat atas soal yang diberikan.
Kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan
seseorang dalam mengembangkan ide-ide dan menyelesaikan masalah
matematika secara orisinil, fleksibel, luwes, elaboratif, dan menilai.16
Sedangkan Singh mendefinisikan kreatifitas matematika sebagai proses
menyatakan dugaan mengenai sebab dan akibat dalam sebuah keadaan
matematika, mencoba dan mencoba kembali dugaan tersebut dan
membuat perubahan/modifikasi dan akhirnya memberitahukan
hasilnya.17
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan seseorang
dalam mengembangkan ide-ide dan menyelesaikan masalah matematika
secara orisinil, fleksibel, luwes, elaboratif, dan menilai dengan melalui
proses menyatakan dugaan mengenai sebab dan akibat dalam sebuah
keadaan matematika, mencoba dan mencoba kembali dugaan tersebut
dan membuat perubahan/modifikasi dan akhirnya memberitahukan
hasilnya.
Anderson mengembangkan suatu taxonomi untuk pembelajaran,
pengajaran dan penilaian berdasar dimensi pengetahuan dan proses
kognitif yang merevisi taxonomi Bloom. Dimensi pengetahuan meliputi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif. Sedang
proses kognitif meliputi mengingat (remember), memahami
(understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), evaluasi
(evaluate) dan mencipta (create).
Kategori proses kognitif tertinggi berupa create berhubungan
dengan proses kreatif. Mencipta artinya meletakkan elemen-elemen
secara bersama-sama untuk membentuk suatu keseluruhan yang
16
Awaludin, “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif… ,hlm. 31, t.d. 17
Eric Louis Mann, “Mathematical Creativity and School Mathematics: Indicators of
Mathematical Creativity in Middle School Students ”, Disertasi University of Connecticut, ( 2005),
hlm. 7, t.d. http://www.gifted.uconn.edu/siegle/Dissertations/Eric%20Mann.pdf
20
koheren dan fungsional atau mengatur kembali (reorganisasi) elemen-
elemen ke dalam suatu struktur atau pola-pola baru. Individu atau siswa
yang mempunyai tingkat kemampuan, latar belakang ekonomi maupun
sosial budaya yang berbeda, tentu akan mempunyai kualitas proses
kreatif yang berbeda pula. Karena perbedaan itu umumnya
berjenjang/bertingkat, maka dapat dikatakan bahwa terdapat jenjang
atau tingkat dalam berpikir kreatif itu. Berdasar penjelasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa terdapat jenjang atau tingkat berpikir kreatif
siswa dalam matematika.
Siswono membagi tingkatan berpikir kreatif dalam matematika
menjadi 5 tingkatan, yaitu:18
1) Tingkat Berpikir Kreatif 4 (Sangat Kreatif)
Pada tingkat ini siswa mampu menyelesaikan suatu masalah
dengan lebih dari satu alternatif jawaban maupun cara penyelesaian
atau membuat masalah yang berbeda-beda dengan lancar (fasih) dan
fleksibel.
2) Tingkat Berpikir Kreatif 3 (Kreatif)
Pada tingkat ini siswa mampu menunjukkan suatu jawaban yang
baru dengan cara penyelesaian yang berbeda (fleksibel) meskipun
tidak fasih atau membuat berbagai jawaban yang baru meskipun
tidak dengan cara yang berbeda (tidak fleksibel). Selain itu, siswa
dapat membuat masalah yang berbeda dengan lancar (fasih)
meskipun jawaban masalah tunggal atau membuat masalah yang
baru dengan jawaban divergen.
3) Tingkat Berpikir Kreatif 2 (Cukup Kreatif)
Pada tingkat ini siswa mampu membuat satu jawaban atau
masalah yang berbeda dari kebiasaan umum meskipun tidak dengan
fleksibel atau fasih, atau mampu menunjukkan berbagai cara
18 Tatag Yuli Eko Siswanto, “Konstruksi Teoritik tentang Tingkat Berpikir Kreatif Siswa
dalam Matematika”, dalam Jurnal Universitas Adibuana, hal. 9
http://tatagyes.files.wordpress.com/2009/11/paper07_jurnal_univadibuana.pdf
21
penyelesaian yang berbeda dengan fasih meskipun jawaban yang
dihasilkan tidak baru.
4) Tingkat Berpikir Kreatif 1 (Kurang Kreatif)
Pada tingkat ini siswa tidak mampu membuat jawaban atau
membuat masalah yang berbeda (baru), meskipun salah satu kondisi
berikut dipenuhi, yaitu cara penyelesaian yang dibuat berbeda-beda
(fleksibel) atau jawaban/masalah yang dibuat beragam (fasih).
5) Tingkat Berpikir Kreatif 0 (Tidak Kreatif)
Pada tingkat ini siswa tidak mampu membuat alternatif jawaban
maupun cara penyelesaian atau membuat masalah yang berbeda
dengan lancar (fasih) dan fleksibel.
e. Pengukuran Kreativitas Matematika
Balka memberikan kriteria untuk mengukur potensi kreatifitas
matematika sebagai berikut:19
1) Kemampuan untuk menyatakan dugaan matematika mengenai sebab
dan akibat dalam situasi matematika
2) Kemampuan untuk menentukan contoh dalam situasi matematika
3) Kemampuan untuk keluar dari pemikiran yang biasa untuk
memperoleh solusi dalam sebuah situasi matematika
4) Kemampuan untuk menimbang dan menilai ide-ide matematika yang
luar biasa, untuk memikirkan lebih jauh konsekuensi-konsekuensi
yang mungkin untuk sebuah situasi matematika
5) Kemampuan untuk merasakan kekurangan dari situasi matematika
yang diberikan dan untuk mempertanyakan sesuatu yang
memungkinkan untuk mengisi kekurangan informasi matematika
6) Kemampuan untuk memisahkan masalah-masalah matematika yang
umum ke dalam bagian masalah yang lebih khusus
19
Eric Louis Mann, “Mathematical Creativity and School Mathematics: Indicators of
Mathematical Creativity in Middle School Students ”, Disertasi University of Connecticut, ( 2005),
hlm. 27, t.d. http://www.gifted.uconn.edu/siegle/Dissertations/Eric%20Mann.pdf
22
f. Indikator Berpikir Kreatif Matematis
Indikator berpikir kreatif matematis merupakan suatu ukuran
keberhasilan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa. Dalam penelitian ini, penulis menyusun indikator berpikir kreatif
matematis berdasarkan ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif yang
dikemukakan oleh Munandar dan pengukuran ktreativitas matematika
yang dikemukakan oleh Balka, sebagai berikut:
Tabel 2.2
Indikator Berpikir Kreatif Matematis
Ciri-ciri Kemampuan
Berpikir Kreatif
(S.C. Utami Munandar)
Pengukuran
Kreativitas Matematika
(Balka)
Indikator
Berpikir Kreatif Matematis
dalam Penelitian
Berpikir Luwes
Kemampuan untuk
menyatakan dugaan
matematika mengenai
sebab dan akibat dalam
situasi matematika
Menyatakan hubungan sebab
dan akibat matematika
Berpikir Lancar
Kemampuan untuk
menentukan contoh dalam
situasi matematika
Menyatakan banyak gagasan,
jawaban dan penyelesaian
masalah
Berpikir Orisinil
Kemampuan untuk keluar
dari pemikiran yang biasa
untuk memperoleh solusi
dalam sebuah situasi
matematika
Mengemukakan ide-ide baru
dalam menyelesaikan masalah
matematika
Keterampilan Menilai
(Mengevaluasi)
Kemampuan untuk
menimbang dan menilai
ide-ide matematika yang
luar biasa, untuk
memikirkan lebih jauh
konsekuensi-konsekuensi
yang mungkin untuk
sebuah situasi matematika
Mempertimbangkan dan
menilai ide-ide yang istimewa
untuk digunakan pada situasi
yang lain
Keterampilan
Memperinci
(Mengelaborasi)
Kemampuan untuk
memisahkan masalah-
masalah matematika yang
umum ke dalam bagian
masalah yang lebih khusus
Menerapkan sebuah konsep
dari konsep yang umum
digunakan dalam masalah
yang khusus
23
2. Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Pendekatan Open-Ended
Menurut Ruseffendi Pendekatan adalah suatu jalan, cara, atau
kebijasanaan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapain
tujuan pengajaran dilihat dari sudut bagaimana proses pengajaran atau
materi pengajaran itu, umum atau khusus, dikelola.20
Menurut Sudrajat pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu.21
Pendekatan adalah konsep atau prosedur yang digunakan dalam
membahas suatu pelajaran untuk mencapai tujuan belajar-mengajar.
Sehingga, makin tepat pendekatan yang digunakan, diharapkan maka
makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Pengetahuan mengenai
pendekatan-pendekatan mengajar sangat penting bagi guru, agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Pendekatan open-ended merupakan suatu upaya pembaharuan
pendidikan matematika yang pertama kali dilakukan oleh para ahli
pendidikan matematika Jepang. Pendekatan sekitar dua puluh tahun
yang lalu dari hasil penelitian yang dilakukan Simada, dkk. Munculnya
pendekatan ini sebagai reaksi atas pendidikan matematika sekolah saat
itu yang aktifitas kelasnya disebut dengan “issei jugyow” (frontal
teaching); guru menjelaskan konsep baru di depan kelas kepada para
siswa, kemudian memberikan contoh untuk penyelesaian beberapa
soal.22
20
Ondi Saondi, “Perbandingan Prestasi Belajar Kalkulus Mahasiswa Antara yang Mendapat
Pembelajaran Melalui Pendekatan Open-Ended dengan yang Mendapat Pembelajaran Biasa”,
dalam Equilibrium, Vol.1, No.1, Januari-Juni 2005, hlm.95 21
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-
model-pembelajaran/ (11 April 2011)
22
Gusni Satriawati, op. cit., hlm. 158.
24
Problem yang diformulasikan memiliki multijawaban yang benar
disebut problem tak lengkap atau disebut juga problem open-ended atau
problem terbuka.23
Maka pembelajaran dengan pendekatan open-ended
adalah pembelajaran yang dimulai dengan memberikan soal yang
memiliki banyak jawaban yang benar (problem terbuka atau
incomplete) kepada siswa.
Pendekatan open-ended merupakan salah satu pendekatan yang
membantu siswa melakukan penyelesaian masalah secara kreatif dan
menghargai keragaman berpikir yang mungkin timbul selama
mengerjakan soal. Pembelajaran dengan pendekatan open-ended dapat
melatih dan menumbuhkan orisinalitas ide, kreativitas, kognitif tinggi,
kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan dan sosialisasi.24
Pendekatan open ended adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang biasanya dimulai dengan memberikan problem kepada siswa.
Problem yang dimaksud adalah problem terbuka yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk dapat memformulasikan problem
tersebut dengan multijawaban yang benar.25
Contoh penerapan problem open-ended dalam kegiatan
pembelajaran adalah ketika siswa diminta mengembangkan metode,
cara, atau pendekatan yang berbeda dalam menjawab permasalahan
yang diberikan dan bukan berorientasi pada jawaban (hasil) akhir.26
Siswa diharapkan memiliki tujuan utama bukan untuk mendapatkan
jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada
suatu jawaban. Dengan demikian tidak hanya ada satu cara dalam
memperoleh jawaban, namun beberapa atau banyak.
Menurut Nohda tujuan dari pendekatan Open ended adalah untuk
membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematis
23
Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung : JICA,
2003), hlm. 123 24
Suyanto, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo : Masmedia Buana Pustaka, 2009),
cet.1, hlm.62
25
Suherman, op. cit., Hal. 125 26
Ibid., hlm. 123
25
siswa melalui problem solving secara simultan. Dengan kata lain,
kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa harus dikembangkan
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan siswa. Hal yang perlu
digaris bawahi adalah perlunya memberi kesempatan siswa untuk
berpikir sesuai dengan minat dan kemampuannya.27
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pendekatan Open ended adalah sebuah pendekatan yang dimulai dengan
memberikan soal yang memiliki banyak jawaban yang benar (problem
terbuka atau incomplete) kepada siswa, yang membantu siswa
melakukan penyelesaian masalah secara kreatif serta melatih dan
menumbuhkan orisinalitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis,
komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan dan sosialisasi.
b. Mengkonstruksi Problem Open Ended
Tidak mudah mengembangkan problem open ended yang tepat dan
baik untuk siswa dengan beragam kemampuan. Melalui penelitian yang
panjang di Jepang, ditemukan beberapa hal yang dapat dijadikan acuan
dalam mengkreasi problem tersebut, diantaranya: 28
1) Sajikan permasalahan melalui situasi fisik yang nyata, di mana
konsep-konsep matematika dapat diamati dan dikaji siswa.
2) Soal-soal pembuktian dapat diubah sedemikian rupa sehingga siswa
dapat menemukan hubungan dan sifat-sifat dari variabel dalam
persoalan itu.
3) Sajikan bentuk-bentuk atau bangun-bangun (geometri) sehingga
siswa dapat membuat suatu konjektur.
4) Sajikan urutan bilangan atau tabel sehingga siswa dapat menemukan
aturan matematika.
27
Ibid., hlm. 124 28
Ibid., hlm. 129-130
26
5) Berikan beberapa contoh konkrit dalam beberapa kategori sehingga
siswa bisa mengelaborasi sifat-sifat dari contoh itu untuk
menemukan sifat yang umum.
6) Berikan beberapa latihan serupa sehingga siswa dapat
menggeneralisasi dari pekerjaannya.
c. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Open ended
Secara umum dapat dikemukakan langkah-langkah pembelajaran
matematika dengan pendekatan open ended sebagai berikut:29
1) Mempersiapkan Kelas
a) Persiapan sarana dan prasarana pembelajaran yang diperlukan,
misalnya buku siswa, LKS, alat peraga dan lain sebagainya.
b) Kelompokkan siswa jika perlu (sesuai dengan rencana).
Sampaikan tujuan atau kompetensi dasar yang diharapkan dicapai
serta cara belajar yang akan dipakai hari itu.
2) Kegiatan Pembelajaran
a) Berilah penjelasan singkat dan seperlunya saja jika ada siswa
yang belum memahami soal atau masalah kontekstual yang
diberikan. Mungkin secara individual ataupun secara kelompok.
(jangan menunjukkan selesaian, boleh mengajukan pertanyaan
pancingan).
b) Mintalah siswa secara kelompok ataupun secara individual, untuk
mengerjakan atau menjawab masalah open ended yang diberikan
dengan caranya sendiri. Berilah waktu yang cukup bagi siswa
untuk mengerjakannya.
c) Jika dalam waktu yang dipandang cukup siswa tidak ada satupun
yang dapat menemukan cara pemecahan, berilah guide atau
29 Nur Ayuningsih, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita
dengan Pendekatan Open Ended”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta :
Perpustakaan Utama UIN syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), hlm, , t.d.
27
petunjuk seperlunya atau berilah pertanyaan yang menantang.
Petunjuk itu dapat berupa LKS ataupun bentuk lain.
d) Mintalah seseorang siswa atau wakil dari kelompok siswa untuk
menyampaikan hasil kerjanya atau hasil pemikirannya (bisa lebih
dari satu orang)
e) Tawarkan kepada seluruh kelas untuk mengemukakan
pendapatnya atau tanggapannya tentang berbagai selesaian yang
disajikan temannya di depan kelas. Bila ada selesaian lebih dari
satu, ungkaplah semua.
3) Kriteria Penilaian untuk Soal Open ended
Soal open ended memungkinkan ragam jawaban siswa, sehingga
guru kesulitan menilai hasil pekerjaan siswa. Menurut sawada untuk
mengatasi hal tersebut, prestasi atau hasil pekerjaan siswa dapat
dinilai dengan menggunakan beberapa kriteria berikut ini:
Kemahiran, diartikan sebagai kemampuan dalam menggunakan
beberapa metode penyelesaian. Fleksibilitas, adalah peluang siswa
menjawab benar untuk beberapa soal serupa. Keaslian, kategori ini
dimaksudkan untuk mengukur keaslian gagasan siswa dalam
memberikan jawaban yang benar.
Henddens dan Speer menyarankan untuk menilai hasil kerja
pendekatan open ended problem salah satu caranya adalah dengan
menentukan scoring dan jawaban siswa melalui “rubrik”. Rubrik ini
merupakan skala penilaian baku yang digunakan untuk menilai
jawaban siswa dalam soal-soal open ended. Banyak jenis rubrik
berbeda yang digunakan oleh individu dan sekolah.
Salah satu contoh rubrik yang digunakan untuk menentukan
scoring jawaban siswa dalam soal-soal open ended adalah:
1. Memberikan skor 4 jika jawaban siswa itu lengkap. Ciri-ciri
jawaban siswa ini adalah:
a. Jawaban yang dikemukakan lengkap dan benar.
28
b. Menggambarkan problem solving, reasoning serta kemampuan
berkomunikasi.
c. Jika respon dinyatakan terbuka, semua jawaban benar.
d. Hasil digambarkan secara lengkap.
e. Kesalahan kecil, misalnya pembulatan mungkin ada.
2. Memberikan skor 3 jika jawaban siswa itu menggambarkan
kompetensi dasar. Ciri-ciri dari jawaban siswa ini adalah:
a. Jawaban yang dikemukakan benar.
b. Menggambarkan problem solving, reasoning serta kemampuan
berkomunikasi.
c. Jika respon dinyatakan terbuka, maka hampir semua jawaban
benar.
d. Hasilnya dijelaskan.
e. Beberapa kesalahan kecil yang matematika mungkin ada.
3. Memberikan skor 2 jika jawaban siswa sebagian. Ciri-ciri dari
jawaban siswa ini adalah:
a. Beberapa jawaban mungkin sudah dihilangkan.
b. Menggambarkan problem solving, reasoning serta kemampuan
berkomunikasi.
c. Terlihat kurangnya tingkat pemikiran yang tinggi.
d. Kesimpulan dinyatakan tetapi tidak akurat.
e. Kesalahan kecil yang matematika mungkin muncul.
4. Memberikan skor 1 jika jawaban siswa hanya sekedar upaya
mendapatkan jawaban. Ciri-ciri dari jawaban siswa ini adalah:
a. Jawaban dikemukakan namun tidak pernah mengembangkan
ide-ide matematik.
b. Masih kurang ide dalam problem solving, reasoning serta
kemampuan berkomunikasi.
c. Beberapa perhitungan dinyatakan salah.
d. Hanya sedikit terdapat penggambaran pemahaman matematik.
e. Siswa sudah berupaya untuk menjawab soal.
29
5. Memberikan skor 0 jika jawaban siswa hanya sekedar berupaya
mendapatkan jawaban. Ciri-ciri jawaban siswa ini adalah:
a. Jawaban betul-betul tidak tepat.
b. Tidak ada penggambaran problem solving, reasoning serta
kemampuan berkomunikasi.
c. Tidak menyatakan pemahaman matematik sama sekali.
d. Tidak mengemukakan jawaban.
Penggunaan skala jawaban siswa ini berada pada rentang 0
sampai 4, tergantung pada kekuatan jawabannya.
d. Aplikasi Pendekatan Open-Ended dalam Matematika
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pendekatan Open
ended dimulai dengan memberikan suatu masalah yang bersifat terbuka
atau memiliki banyak jawaban yang mungkin. Maka aplikasi Open
ended dalam matematika adalah melalui masalah-masalah terbuka yang
dituangkan ke dalam soal-soal matematika. Berikut ini penulis mencoba
memberikan contoh aplikasi pendekatan Open ended dalam materi
peluang yaitu soal dengan masalah terbuka yang dibandingkan soal
dengan masalah rutin.
1) Berapakah peluang dari pelemparan dua buah dadu untuk kejadian
munculnya mata dadu berjumlah 6 ?
Penyelesaian:
n(S) = 36
A = kejadian munculnya mata dadu berjumlah 6
A = {(1,5),(2,4),(3,3),(4,2),(5,1)}
n(A) = 5
Peluang kejadian munculnya mata dadu berjumlah 6
P(A) = n(A) / n(S) = 5/36
Jadi, peluang kejadian munculnya mata dadu berjumlah 6 adalah
5/36
2) Diberikan dua belas orang calon untuk pasangan pemain bulu
tangkis, lima orang dari kota A dan tujuh orang dari kota B.
30
Tentukan aturan-aturan penyusunan pemain berdasarkan pada kota
asalnya dan tentkan pula banyaknya susunan pasangan pemain yang
sesuai dengan aturan tersebut !
Penyelesaian:
a) Penyusunan pasangan pemain harus berasal dari kota A.
Banyaknya susunan pasangan pemain adalah C(5,2) = 10.
Jawaban ini benar sebab aturan pemasangan pemain berdasarkan
pada kota asal A. Pemasangan pemain tidak memerlukan urutan,
maka banyaknya pasangan pemain adalah C(5,2) = 10
b) Penyusunan pasangan pemain harus berasal dari kota B.
Banyaknya susunan pasangan pemain adalah C(7,2) = 21.
Jawaban ini benar sebab aturan pemasangan pemain berdasarkan
pada kota asal B. Pemasangan pemain tidak memerlukan urutan,
maka banyaknya pasangan pemain adalah C(7,2) = 21
c) Penyusunan pasangan pemain satu orang harus berasal dari kota
A dan satu orang lagi harus berasal dari kota B. Banyaknya
susunan pasangan pemain adalah C(5,1) . C(7,1) = 35.
Jawaban ini benar sebab aturan pemasangan pemain berdasarkan
pada kota asal A dan B. Pemasangan pemain tidak memerlukan
urutan, maka banyaknya pasangan pemain adalah C(5,1) . C(7,1)
= 35.
d) Penyusunan pasangan pemain berasal dari kota A atau B.
Banyaknya susunan pasangan pemain adalah C(12,2) = 66.
Jawaban ini benar sebab aturan pemasangan pemain berdasarkan
pada kota asal A atau B. Pemasangan pemain tidak memerlukan
urutan, maka banyaknya pasangan pemain adalah C(12,2) = 66.
Berdasarkan soal-soal diatas, dapat dikategorikan bahwa masalah 1
merupakan masalah rutin dan tidak termasuk masalah terbuka, karena
prosedur yang digunakan untuk menentukan penyelesaiannya sudah
tertentu dan hanya memiliki satu jawaban yang benar. Sedangkan
31
masalah 2 termasuk masalah terbuka (open-ended problem) dan bukan
masalah rutin, karena tidak memiliki prosedur tertentu untuk
menjawabnya.
e. Keunggulan Pendekatan Open-Ended
Keunggulan pendekatan Open ended antara lain (Suherman, dkk,
2003):
1) siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering
mengekspresikan ide.
2) siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilan matematik secara komprehensif.
3) siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon
permasalahan dengan cara mereka sendiri.
4) siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau
penjelasan.
5) siswa memiliki banyak pengalaman untuk menemukan sesuatu
dalam menjawab permasalahan.
3. Pendekatan Pembelajaran Konvensional
Pendekatan pembelajaran konvensional yaitu sebuah pendekatan
dalam pembelajaran secara konvensional, dimana kegiatan mengajar yang
dilakukan oleh para guru merupakan aktivitas menyimpan informasi dalam
pikiran siswa yang pasif dan dianggap kosong.
Pembelajaran konvensional juga dapat dikatan sebagai pembelajaran
yang dilakukan dengan komunikasi satu arah, karena gurulah yang
berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa hanya menerima
informasi verbal guru.
Freire memberikan istilah terhadap pengajaran seperti itu sebagai
suatu penyelenggaraan pendidikan ber-“gaya bank” (banking concept of
education). Penyelenggaraan pendidikan hanya dipandang sebagai suatu
aktivitas pemberian informasi yang harus “ditelan” oleh siswa, yang wajib
32
diingat dan dihafal. Proses ini lebih jauh akan berimplikasi pada terjadinya
hubungan yang bersifat antagonisme di antara guru dan siswa. Guru
sebagai subjek yang aktif dan siswa sebagai objek yang pasif dan
diperlakukan tidak menjadi bagian dari realita dunia yang diajarkan
kepada mereka.
Burrowes menyampaikan bahwa pembelajaran konvensional
menekankan pada resitasi konten, tanpa memberikan waktu yang cukup
kepada siswa untuk merefleksi materi-materi yang dipresentasikan,
menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya, atau
mengaplikasikannya kepada situasi kehidupan nyata. Lebih lanjut
dinyatakan bahwa pembelajaran konvensional memiliki ciri-ciri, yaitu: (1)
pembelajaran berpusat pada guru, (2) terjadi passive learning, (3) interaksi
di antara siswa kurang, (4) tidak ada kelompok-kelompok kooperatif, dan
(5) penilaian bersifat sporadis. Menurut Brooks & Brooks (1993),
penyelenggaraan pembelajaran konvensional lebih menekankan kepada
tujuan pembelajaran berupa penambahan pengetahuan, sehingga belajar
dilihat sebagai proses “meniru” dan siswa dituntut untuk dapat
mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari melalui kuis
atau tes terstandar.30
Jadi, dalam pembelajaran dengan pendekatan konvensional yang lebih
diutamakan bukanlah bagaimana proses pembelajaran berlangsung,
melainkan hasil dari pembelajaran tersebut.
a. Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Kovensional
Setiap metode maupun pendekatan pasti memliki kekurangan,
begitu pula dengan pendekatan pembelajaran konvensional.
Kekurangan pendekatan pembelajaran konvensional adalah:
1) Pembelajaran berjalan membosankan, siswa menjadi pasif karena
tidak berkesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang
diajarkan. Siswa hanya aktif membuka catatan saja.
30
http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/20/pendekatan-pembelajaran-konvensional/
33
2) Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat siswa
tidak mampu menguasai bahan yang diajarkan.
3) Pendekatan konvensional menyebabkan belajar siswa menjadi
“belajar menghafal” (rote learning) yang mengakibatkan tidak
timbulnya pengertian.
4. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan
a. Nur Ayuningsih dalam skripsinya yang berjudul Upaya Meningkatkan
Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita dengan Pendekatan
Open ended, memberikan kesimpulan bahwa:
1) Penggunaan pendekatan Open ended dalam pembelajaran dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita.
2) Penggunaan pendekatan Open ended dalam proses pembelajaran
dapat meningkatkan keaktifan, komunikasi, semangat dan
persaingan yang sehat antarsiswa dan dapat menumbuhkan semangat
dan tanggung jawab antara anggota kelompok. Siswa lebih aktif
dalam melakukan aktivitas seperti ke depan mengerjakan soal,
mengerjakan soal dengan cepat, bertanya tentang materi yang sulit
dan lain sebagainya. Siswa tidak takut dan malu lagi untuk bertanya
dan mengemukakan pendapatnya.
b. M. Ali Yazid dalam skripsinya yang berjudul Pendekatan Open ended
dalam Pembelajaran Matematika (Penelitian Eksperimen di SD Islam
Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor), memberikan kesimpulan bahwa:
1) Prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan pendekatan
Open ended lebih baik daripada pembelajaran yang menggunakan
pendekatan konvensional. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata
siswa yang menggunakan pendekatan Open ended lebih besar dari
nilai rata-rata siswa yang menggunakan pendekatan konvensional.
34
B. Kerangka Berpikir
Setiap kemajuan yang diraih manusia selalu melibatkan kreativitas.31
Kreativitas memang penting, namun bangsa Indonesia ternyata masih
menghadapi persoalan dalam masalah ini. Khususnya dalam pendidikan,
pakar-pakar bidang pendidikan melihat bahwa kreativitas bangsa Indonesia
masih tergolong rendah.32
Menurut Munandar, pendidikan formal di
Indonesia terutama menekankan pada pemikiran konvergen. Murid-murid
jarang dirangsang untuk melihat suatu masalah dari berbagai macam sudut
pandang atau untuk memberikan alternatif-alternatif penyelesaian suatu
masalah.33
Berdasarkan persoalan di atas, maka harus dicari sebuah pendekatan
yang dapat digunakan dalam pembelajaran khususnya pembelajaran
matematika, yang dapat membantu siswa untuk berpikir secara kreatif.
Berpikir kreatif sangat perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika,
karena selama ini pembelajaran matematika dimaknai sebagai pembelajaran
yang permasalahannya hanya dapat diselesaikan dengan satu cara dan hanya
mendapatkan satu hasil (one problem- one solution) atau dapat dikatakan
seragam.34
Maka untuk menghindari keseragaman jawaban/ hasil, kita dapat
memunculkan sebuah masalah yang sifatnya terbuka (open problem) dalam
pembelajaran, sehingga nantinya akan timbul banyak jawaban yang benar
dari permasalahan tersebut.
pembelajaran yang dimulai dengan memberikan soal yang memiliki
banyak jawaban yang benar (problem terbuka atau incomplete) kepada siswa
adalah pembelajaran dengan pendekatan open-ended. Pendekatan open-ended
merupakan salah satu pendekatan yang membantu siswa melakukan
penyelesaian masalah secara kreatif dan menghargai keragaman berpikir yang
mungkin timbul selama mengerjakan soal. Dengan demikian diduga terdapat
31
Nashori, op. cit., hlm. 21.
32
Ibid., hlm. 24.
33
Ibid., hlm. 25.
34
Kadir, op. cit., hlm. 2.
35
pengaruh penggunaan pendekatan open ended dalam pembelajaran
matematika terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.
C. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan teori-teori yang sudah dikemukakan di atas, maka penulis
mengambil kesimpulan sementara/ hipotesis penelitian sebagai berikut :
Kemampuan berpikir kreatif siswa yang diberikan pembelajaran dengan
pendekatan open ended lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
diberikan pembelajaran dengan pendekatan konvensional.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2012, yang bertempat di
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Annajah Jakarta, yang beralamat di Jl. Ciledug
Raya Petukangan Selatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen (eksperimen
semu), yaitu metode yang tidak memungkinkan peneliti melakukan
pengontrolan penuh terhadap variabel dan kondisi eksperimen misalnya cara
dan intensitas belajar siswa saat di luar sekolah. Penelitian quasi eksperimen
yaitu penelitian yang mendekati percobaan sungguhan yang tidak mungkin
mengadakan kontrol/memanipulasi semua variabel yang relevan, sehingga
harus ada kompromi dalam menentukan validitas internal dan eksternal sesuai
dengan batasan yang ada.
Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah pembelajaran matematika
dengan pendekatan open ended, sedangkan variabel terikatnya adalah
kemampuan berpikir kreatif siswa. Dalam penelitian ini, sampel dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Pada kelompok eksperimen digunakan pendekatan open ended dalam
pembelajarannya, sedangkan kelompok kontrol digunakan pendekatan
pembelajaran konvensional.
Penulis menggunakan desain penelitian “Two group randomized subject
post test only”, dinyatakan sebagai berikut:
36
37
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
Kel. Perlakuan (Treatment) Post Test
(R)E XE Y
(R)C XC Y
Keterangan :
E = Kelompok eksperimen
C = Kelompok kontrol
XE = Perlakuan pada kelompok eksperimen
XC = Perlakuan pada kelompok kontrol
Y = Tes akhir yang sama pada kedua kelompok
R = Proses pemilihan subjek secara random
Rancangan penelitian menggunakan post test only. Rancangan penelitian
post test only yaitu tes di akhir pembelajaran yang bertujuan agar dapat
mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini, kelompok
eksperimen menggunakan pendekatan open ended dalam pembelajaran,
sedangkan kelompok kontrol menggunakan pendekatan pembelajaran
konvensional dalam pembelajaran.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang
berjumlah 120 siswa yang terbagi dalam empat kelas. Kemudian dari empat
kelas tersebut dipilih 2 kelas untuk menentukan kelas kontrol dan kelas
eksperimennya. Pemilihan kelas dan penentuan kelas eksperimen atau kelas
kontrol dilakukan dengan teknik random sampling, karena dengan teknik ini
setiap anggota dari populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih
sebagai sampel. Kelas VIII-1 dengan jumlah 24 orang sebagai kelas
38
eksperimen dan kelas VIII-2 dengan jumlah siswa 31 orang sebagai kelas
kontrol.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan tes
sebagai instrumen penelitian. Data diperoleh dari hasil tes kedua kelompok
sampel dengan memberikan tes terhadap kemampuan berpikir kreatif yang
berbentuk masalah terbuka (open ended). Tes tersebut diberikan pada akhir
pokok bahasan materi yang telah dipelajari dan disusun berdasarkan silabus.
Penulis membuat sendiri tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif
siswa. Tes tersebut akan digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini.
Instrumen tersebut disusun berdasarkan penggabungan antara ciri-ciri
kemampuan berpikir kreatif yang dikemukakan oleh Munandar dan
pengukuran kreativitas matematika yang dikemukakan oleh Balka.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa berbentuk uraian. Tes uraian disusun berdasarkan
konsep tes berpikir kreatif yang memenuhi indikator berpikir lancar, berpikir
luwes, berpikir orisinil dan berpikir rinci. Adapun pedoman penskoran yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Materi Bangun Ruang Sisi Datar
Soal 1
No. Aspek Skor Kriteria
1
Mengemukakan
ide-ide baru dalam
menyelesaikan
masalah
(Orisinil)
0 Tidak memberikan jawaban
1 Memberikan jawaban salah tanpa memberikan cara
2 Memberikan jawaban salah dengan cara salah
3 Menentukan ukuran salah dengan cara benar
4 Menentukan ukuran benar dengan cara benar
39
Soal 2
No. Aspek Skor Kriteria
2
Menerapkan
sebuah konsep dari
konsep yang umum
digunakan dalam
masalah khusus
(Memperinci)
0 Tidak memberikan jawaban
1 Menjawab salah tanpa memberikan alasan
2 Menjawab salah tetapi memberikan alasan
3 Menjawab benar tetapi tidak memberikan alasan
4 Menjawab benar dan memberikan alasan yang
benar
Soal 3
No. Aspek Skor Kriteria
3
Menyatakan
hubungan sebab
dan akibat
(Berpikir Luwes)
0 Tidak memberikan jawaban
1 Memberikan jawaban tetapi tidak ada caranya.
2 Memberikan jawaban salah dan cara yang salah
3 Memberikan jawaban salah tetapi caranya benar
4 Memberikan jawaban benar dan cara yang benar
Soal 4
No. Aspek Skor Kriteria
4
Menyatakan
hubungan sebab
dan akibat
(Berpikir Lancar)
0 Tidak memberikan jawaban
1 Memberikan jawaban salah tidak ada alasan
2 Memberikan jawaban salah dan memberikan alasan
3 Memberikan jawaban benar tetapi alasannya salah
4 Memberikan jawaban benar dan alasan yang benar
40
Soal 5
No. Aspek Skor Kriteria
5
Menyatakan
hubungan sebab
dan akibat
(Berpikir Luwes)
0 Tidak memberikan jawaban
1 Memberikan jawaban tetapi tidak ada caranya.
2 Memberikan jawaban salah dan cara yang salah
3 Memberikan jawaban salah tetapi caranya benar
4 Memberikan jawaban benar dan cara yang benar
Untuk mengetahui apakah instrument tersebut memenuhi persyaratan
validitas dan reliabilitas, terlebih dahulu dilakukan uji coba tes. Dari uji coba tes
juga diperoleh tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Uji coba tes dalam
penelitian ini menggunakan program anates versi 4.0.5.
Program Anates merupakan software untuk analisis butir soal dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang dikembangkan oleh Karnoto dan Yudi
Wibisono. Keunggulan software anates sebagai program analisis butir soal adalah
dapat digunakan untuk analisis butir soal bentuk uraian, di samping untuk analisis
soal bentuk pilihan ganda1. Program ini menggunakan bahasa Indonesia dan
sangat unggul dalam mengefisiensikan waktu dalam pengolahan data. Hasil
analisis tentang skor yang diperoleh setiap tes dapat ditransfer ke MsExcel untuk
dihitung nilainya. Analisis butir soal; dapat sekaligus dilakukan dengan klik “
Olah Semua Otomatis” atau satu per satu dengan klik setiap perintah yang terlihat
pada menu utama.
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu suatu teknik analisis
yang penganalisisannya dilakukan dengan perhitungan matematis, karena
berhubungan dengan angka, yaitu hasil tes kemampuan berpikir kreatif yang
diberikan kepada siswa. Data yang telah terkumpul baik dari kelas kontrol
1 Mustofa. A. H, 2011, Analis Butir Soal dengan Program Iteman dan Anates. dari
http://mustofaabihamid.blogspot.com/2011/05/analisis-butir-soal-dengan-program.html (akses 26
Desember 2012 10:02 WIB
41
maupun kelas eksperimen diolah dan dianalisis untuk dapat menjawab rumusan
masalah dan hipotesis penelitian.
1. Uji Persyaratan Analisis
Karena varians populasi tidak diketahui, untuk analisis data dipakai uji
kesamaan dua rata-rata. Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan pada tiap-tiap
indikator kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan berpikir kreatif secara
keseluruhan. Namun sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas Data
Sebelum menguji hipotesis penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji
persyaratan analisis. Uji normalitas diperlukan untuk menguji apakah sebaran data
berdistribusi normal atau tidak. Apabila sebaran data berdistribusi normal, maka
dalam menguji kesamaan dua rata-rata digunakan uji t. Namun, apabila sebaran
data tidak berdistribusi normal pengujian hipotesis menggunakan uji non
parametrik. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas menggunakan uji Chi
Square dengan kriteria pengujian:
Jika 2 <
2 tabel maka H0 diterima, yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi
normal.
Jika 2 ≥
2 tabel maka H0 ditolak, yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi
tidak normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada data sampel berasal dari
populasi yang variansnya sama (homogen). Uji homogenitas yang digunakan adalah Uji
Fisher. Kadir mendefinisikan rumus uji fisher sebagai berikut2:
Hipotesis statistik
Ho :
H1 :
2 Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta : Rosemata Sampurna. 2010,
hlm. 119
42
Menghitung nilai F dengan rumus Fisher:
2
2
k
b
S
SF
Keterangan:
2
bS = varians terbesar
2
kS = varians terkecil
Adapun kriteria pengujian:
Jika F hitung F tabel, maka Ho diterima. Varians kedua kelompok homogen.
Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak . varians kedua kelompok tidak homogen.
2. Pengujian Hipotesis
Setelah uji persyaratan analisis dilakukan ternyata sebaran distribusi rata-rata skor
kemampuan berpikir kreatif matematis keseluruhan kedua kelas berdistribusi normal dan
memiliki varians yang homogen. Oleh karena itu, untuk menguji kesamaan dua rata-rata
digunakan uji t dengan formula di bawah ini.3
21
21
11
nnS
XXt
g
hit
, dengan
2
)1()1(
21
2
22
2
11
nn
snsnS g
Keterangan:
1X : rata-rata hasil tes KBKM kelas eksperimen
2X : rata-rata hasil tes KBKM kelas kontrol
2
1s : Varians kelas eksperimen
2
2s : varians kelas kontrol
1n : jumlah siswa kelas eksperimen
2n : jumlah siswa kelas kontrol
3 Ibid., hlm.195
43
Disamping melakukan uji prasyarat analisis data kemampuan berpikir kreatif
matematis secara keseluruhan juga dilakukan uji prasyarat analisis data
kemampuan berpikir kreatif matematis tiap indikatornya. Uji prasyarat analisis
tidak terpenuhi untuk skor rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
per indikator. Diperoleh rata-rata keempat aspek kemampuan berpikir kreatif
kedua kelompok sampel tidak berdistribusi normal. Sehingga alternatif lain yang
dapat digunakan adalah dengan menggunakan statistik non parametrik uji U
mann-whitney, dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut4:
1. Menentukan harga-harga n1 dan n2, n1 = banyak data yang lebih kecil n2 =
banyak data yang lebih besar maka n1 = 24 dan n2 = 31.
2. Beri ranking bersama nilai-nilai kedua kelompok; ranking 1 diberikan kepada
nilai tertinggi. Ranking tersusun mulai dari 1 hingga N = n1 + n2. Untuk nilai-
nilai sama (kembar) berikanlah rata-rata ranking pada nilai yang sama.
3. Menenentukan taraf signifikasi (α) = 5%.
4. Karena sampel lebih besar dari 20 ( n > 20 ) dan banyak terdapat angka yang
sama , maka distribusi sampling U akan mendekati distribusi normal dengan
rata-rata dan standar error :
T
NN
NN
nnU
12)1(
3
21 12
,3
21
TTTdannnNdengan
Variabel normal standarnya dirumuskan :
TNN
NN
nn
nnU
U
UUZ
12)1(
23
21
21
Keterangan:
1R = Jumlah ranking yang diberikan pada kelompok yang ukuran
sampelnya n1
1n = banyak data pada kelompok pertama (sampel yang lebih kecil)
2n = banyak data pada kelompok kedua
4 Sidney Siegel, Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama, 1992), h.145-158.
44
t = banyak observasi yang berangka sama untuk suatu rangking tertentu
5. Membuat kesimpulan :
Tolak H0 jika Zhitung ≥ Ztabel
Terima H0 jika Zhitung < Ztabel
G. Hipotesis statistik
Hipotesis statistiknya adalah :
Ho :
:
Keterangan :
: rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis kelas eksperimen
: rata-rata kemapuan berpikir kreatif matematis kelas kontrol
Tingkat signifikasi yang diambil dalam penelitian ini adalah derajat
kepercayaan 95 % dan = 5 %.
Dengan kriteria penerimaan sebagai berikut :
1. Kemampuan berpikir kreatif matematis secara keseluruhan
Terima Ho, jika t-hit t tabel dan Tolak Ho, jika t-hit t tabel.
2. Kemampuan berpikir kreatif matematis tiap indikator
Terima Ho, jika z-hit z tabel dan Tolak Ho, jika z-hit z tabel.
45
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di MTs Annajah Jakarta di kelas VIII, yaitu kelas
VIII.1 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.2 sebagai kelas kontrol. Sampel
yang digunakan sebanyak 55 siswa, 24 siswa di kelas eksperimen dan 31 siswa di
kelas kontrol. Kelas VIII.1 sebagai kelas eksperimen melakukan pembelajaran
matematika dengan pendekatan Open Ended dan kelas VIII. 2 sebagai kelas
kontrol melakukan pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Materi
matematika yang diajarkan adalah Bangun Ruang.
Berikut ini akan disajikan data hasil perhitungan tes kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa setelah pembelajaran dilaksanakan.
1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Eksperimen
Data hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis (KBKM) yang
diperoleh, disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 5
(Distribusi Frekuensi KBKM Kelas Eksperimen)
No Interval
Frekuensi
absolut Frekuensi
komulatif (fi) f (%)
1 33 - 43 9 37.53 100
2 44 - 54 4 16.68 75
3 55 - 65 4 16.68 46
4 66 - 76 2 8.34 29
5 77 - 87 3 12.51 8
6 88 - 100 2 8.34 6
Jumlah 24 100%
Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 13) diperoleh nilai rata-rata sebesar
56,33; median sebesar 51,57; modus sebesar 33.00; varians sebesar 208,23 dan
simpangan baku sebesar 14,43. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan
(lampiran 14) diperoleh koefisien kemiringan sebesar 0,61 (kurva model positif
atau landai kanan) dan koefisien ketajaman (kurtosis) sebesar 0,37 (model kurva
46
runcing/leptokurtis). Pada tabel 5 terlihat sekitar 46 % siswa di kelas eksperimen
mendapat nilai lebih besar atau sama dengan rata-rata kelas.
2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Kontrol
Data hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis yang diperoleh pada
kelas kontrol, disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 6
(Distribusi Frekuensi KBKM Kelas Kontrol)
Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 13) diperoleh nilai rata-rata sebesar
41; median sebesar 38,75; modus sebesar 31,00 ; varians sebesar 221,4; dan
simpangan baku sebesar 14,89. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan
(lampiran 14) diperoleh koefisien kemiringan sebesar 0,64 (kurva model positif
atau landai kanan) dan koefisien ketajaman (kurtosis) sebesar 0,35 (model kurva
runcing/leptokurtis).
Berdasarkan frekuensi kumulatif terlihat bahwa sekitar 36 % siswa di kelas
kontrol mendapat nilai di atas rata-rata. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa di kelas kontrol juga mendapat nilai dibawah nilai rata-rata seperti halnya di
kelas eksperimen. Jika skor kedua kelas diurutkan, terlihat nilai siswa kelas
kontrol cenderung di bawah rata-rata kelas eksperimen.
Berdasarkan uraian mengenai kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
di kelas eksperimen dan kelas kontrol, ditemukan adanya perbedaan yang
disajikan pada tabel berikut ini:
No Interval
Frekuensi
absolut
Frekuensi
komulatif
( (fi) f (%)
1 19 - 27 6 19.38 100
2 28 - 36 8 25.84 77,5
3 37 - 45 6 19.38 55
4 46 – 54 5 16.15 36
5 55 - 63 3 9.68 23
6 63 - 72 3 9.68 10
Jumlah 31
47
Tabel 7
Perbandingan KBKM Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol
Statistika Kelas
Eksperimen Kontrol
Jumlah Siswa 24 31
Maksimum (Xmaks) 100 69
Minimum (Xmin) 33 19
Rata-rata 56,33 41
Median (Me) 51,57 38,75
Modus (Mo) 33,00 31,00
Varians 208,23 221,4
Simpangan Baku (S) 14,43 14,89
Kemiringan 0,61 0,64
Ketajaman 0,37 0,35
Tabel di atas menunjukkan adanya perbedaan perhitungan statistik deskriptif
antara kedua kelas. Dari tabel diketahui bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen
lebih tinggi dari pada nilai rata-rata kelas kontrol dengan selisih 15,33. Jika dilihat
dari simpangan baku , skor kemampuan berpikir kreatif matematis kelas kontrol
lebih merata sedangkan kelas eksperimen lebih menyebar. Nilai siswa tertinggi
dari dua kelas tersebut terdapat pada kelas eksperimen dengan skor total 100,
sedangkan nilai terendah terdapat pada kelas kontrol dengan skor total 19 Artinya
kemampuan berpikir kreatif matematis perorangan tertinggi terdapat di kelas
eksperimen sedangkan kemampuan berpikir kreatif matematis perorangan
terendah terdapat di kelas kontrol. Secara visual perbandingan penyebaran data di
kedua kelas yaitu kelas yang diterapkan pembelajaran dengan pendekatan Open
Ended dan kelas yang diterapkan pembelajaran secara konvensional dapat dilihat
pada diagram di bawah ini:
48
0
5
10
15
20
25
30
350 6
12
18
24
30
36
42
48
54
60
66
72
78
84
90
96
frek
uen
si (
%)
skor siswa
Grafik Perbandingan Skor KBKM Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
kontrol
eksperimen
Grafik 1
Perbandingan Skor KBKM Kelas Kontor dan Kelas Eksperimen
Berdasarkan grafik di atas, terlihat perbedaan kemampuan berpikir kreatif
matematis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika diperhatikan, terlihat
bahwa kurva pada kelas eksperimen agak bergeser ke kanan, hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas eksperimen lebih
tinggi dari kelas kontrol.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Total
Data penelitian yang dianalisis adalah rata-rata skor kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data ini diolah
menjadi skor rata-rata, standar deviasi dan varians. seperti pada Tabel 8.
Tabel 8
Hasil tes akhir dari kelas sampel
Kelas N X S S2
Eksperimen 24 56 14,43 208,23
Kontrol 31 41 14,88 221,4
49
Keterangan:
N = jumlah anggota sampel
X = nilai rata-rata
S = simpangan baku
S2 = varians
Berdasarkan hasil pada Tabel 8. telah terlihat bahwa rata-rata kemampuan
berpikir kreatif matematis pada kelas eksperimen yang pembelajarannya dengan
pendekatan Open Ended lebih tinggi daripada kelas kontrol yang pembelajarannya
dengan pendekatan konvensional. Karena varians populasi tidak diketahui, untuk
analisis data dipakai uji kesamaan dua rata-rata dan uji statistik yang digunakan
adalah uji-t. Namun sebelum menggunakan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat dapat dilakukan analisis data. Hasil
uji normalitas dan homogenitas data dapat diamati pada Tabel 9 dan Tabel 10.
Tabel 9
Hasil uji normalitas data
Kelas N Keterangan
Eksperimen 24 0,05 3,445 7,82 Normal
Kontrol 31 0,05 5,748 7,82 Normal
Pada Tabel 9 di atas terlihat bahwa data pada kedua kelas memiliki
< , berarti data berdistribusi normal. Uji normalitas secara rinci
dapat dilihat pada Lampiran 8. Setelah uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji
homogenitas data. Hasil uji homogenitas kedua sampel terdapat pada Tabel 10.
Tabel 10
Hasil uji homogenitas data
Kelas Fhitung Ftabel Keterangan
Eksperimen
0,05 1,486 1,89
Varians
kedua
kelompok
Homogen
Kontrol
50
Dari tabel terlihat bahwa kedua kelas sampel memiliki F hitung < Ftabel,
berarti data yang diperoleh memiliki varians yang homogen. Hasil uji normalitas
dan uji homogenitas menunjukkan data berdistribusi normal dan memiliki varians
yang homogen, sehingga memenuhi persyaratan pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji t. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11
Hasil uji hipotesis
Kelas thitung
ttabel
(α=0.05)
Kesimpulan
Eksperimen 2,34 2,00
Hipotesis
diterima Kontrol
Dari hasil uji t terhadap skor kemampuan berpikir kreatif secara
keseluruhan, didapatkan thitung = 2,44 dan harga ttabel = 2,00 sedemikian sehingga
thitung > ttabel, maka dtolak dan diterima, artinya terdapat perbedaan
kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang pembelajarannya
diterapkan pendekatan Open Ended dan siswa yang proses pembelajarannya
dilakukan secara konvensional. Dari uji hipotesis yang dilakukan dapat
disimpulkan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open Ended
berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir matematis siswa.
2. Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Tiap Indikator
Prosedur uji hipotesis kemampuan berpikir kreatif tiap indikator sama
dengan uji hipotesis kemampuan berpikir kreatif secara keseluruhan. Karena
keempat skor rata-rata aspek kemampuan berpikir kreatif tidak berdistribusi
normal (lampiran 9), maka uji hipotesis menggunakan uji nonparametrik yaitu uji
U Mann Withney dengan rekapitulasi sebagai berikut:
51
Tabel 12
Rekapitulasi Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Skor KBKM Tiap Indikator
Aspek Rata-rata Nilai stat
hit
Kesim-
pulan keterangan
Eksp Kont
Keorisinilan 38 27 U = 268,5
Z = 1,72 terima Ho
skor rata-rata eksperimen
sama dengan skor rata-rata
kontrol
Kerincian 37 30 U = 329,5
Z = 0,624 terima Ho
skor rata-rata eksperimen
sama dengan skor rata-rata
kontrol
Keluwesan 68 54 U = 228,5
Z = 2,412 tolak Ho
skor rata-rata eksperimen
lebih tinggi dari pada skor
rata-rata kontrol
Kelancaran 56 46 U = 235
Z = 2,31 tolak Ho
skor rata-rata eksperimen
lebih tinggi dari pada skor
rata-rata kontrol
Berdasarkan hasil uji hipotesis rata-rata kemampuan berpikir kreatif
matematis tiap indikator tersebut, dapat dikatakan pendekatan Open Ended dapat
meningkatkan kelancaran dan keluwesan berpikir siswa. Tetapi belum terlihat
perbedaan yang signifikan antara siswa yang pembelajarannya diterapkan
pendekatan Open Ended dan siswa yang pembelajarannya dilakukan secara
konvensional pada aspek keorisinilan dan kerincian berpikir.
C. Pembahasan
1. Hasil Analisis
Setelah dilakukan uji hipotesis kemampuan berpikir kreatif secara
keseluruhan, dapat ditarik kesimpulan bahwa ditolak, sedangkan diterima.
menyatakan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
yang pembelajarannya menggunakan pendekatan Open Ended lebih tinggi dari
pada siswa yang pembelajaran matematikanya secara konvensional dengan taraf
kekeliruan 5%. Dapat dilihat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata
postes kelas eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata postes
kelas kontrol. Setelah dilakukan analisis hasil penelitian, terdapat beberapa hal
yang menyebabkan perbedaan nilai rata-rata antara kelas kontol dan kelas
eksperimen, penyebab-penyebab tersebut di antaranya:
52
a. Hasil Postes Kemampuan Berpikir Kreatif matematis
Setelah dilakukan pengolahan data hasil penelitian, secara umum penelitian
yang dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan
pendekatan Open Ended dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Peningkatan kemampuan berpikir
kreatif matematis ini terlihat dari cara menjawab soal postes oleh siswa kelas
eksperimen lebih baik dari pada siswa kelas kontrol.
Seperti yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dalam penelitian ini
kemampuan berpikir kreatif matematis yang diteliti terdiri dari empat indikator
yaitu berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinil, dan berpikir rinci. Sebagai
gambaran umum hasil penelitian mengenai kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa, berikut ini akan ditampilkan soal/masalah beserta jawaban postes siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
1) Kemampuan Berpikir Orisinil
Mengacu kepada indikator berpikir kreatif yang dikemukakan Munandar dan
Balka, bahwa mengemukakan ide-ide baru dalam menyelesaikan masalah
termasuk dalam kemampuan berpikir orisinil.
Masalah 1 (Soal No.1) :
Disediakan kawat sepanjang 2 m, lalu tentukan ukuran panjang, lebar dan
tinggi balok yang mungkin dibuat dari kawat tersebut jika perbandingan
panjang, lebar dan tingginya adalah 1 : 3 : 6!
Pada masalah 1, siswa diminta menentukan ukuran panjang, lebar dan tinggi
dari sebuah balok yang mungkin dibuat dari sebuah kawat yang panjangnya 2 m.
Dalam masalah ini, siswa dituntut untuk memikirkan sebuah cara untuk dapat
menentukan apa yang diminta dalam soal.
Dalam soal ini akan terlihat keorisinilan jawaban siswa, karena jawaban
untuk masalah 1 tentunya memiliki jawaban yang sangat terbuka (Open). Namun
tidak ada perbedaan yang signifikan pada jawaban kelas eksperimen dan kelas
kontrol, seperti pada gambar berikut:
53
Pada jawaban siswa di atas terlihat bahwa siswa kelas eksperimen menjawab
dengan lengkap, meskipun hanya mengemukakan satu kemungkinan penyelesaian
saja. Pada kelas kontrol siswa juga hanya mengemukakan satu kemungkinan saja,
namun jawaban kurang lengkap, salah satunya seperti pada gambar berikut:
Dari jawaban di atas dapat dilihat bahwa tidak terlihat perbedaan yang
signifikan antara kemampuan menjawab kelas kontrol dengan kelas eksperimen.
Perbandingan skor yang diperoleh siswa di kedua kelas tersebut dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
54
Tabel 14
TABEL PERBANDINGAN SKOR SISWA NO. 1
SKOR PROPORSI PROPORSI
EKSPERIMEN (%) KONTROL (%)
0 17 35
1 46 45
2 21 10
3 8 3
4 8 6
2) Kemampuan Berpikir Rinci (Mengelaborasi)
Mengacu kepada indikator berpikir kreatif yang dikemukakan Munandar dan
Balka, bahwa menerapkan sebuah konsep dari konsep yang umum digunakan
dalam masalah khusus termasuk dalam kemampuan memperinci (elaborasi).
Masalah 2 (Soal No.2) :
Sebuah kotak berbentuk kubus terbuat dari bahan triplek. Jika panjang
rusuknya 30 cm, maka berapakah ukuran panjang dan lebar triplek minimum
yang dibutuhkan untuk membuat kotak tersebut? Jelaskan!
Pada masalah 2 siswa diminta menentukan ukuran triplek minimum untuk
membuat sebuah kotak berbentuk kubus yang panjang rusuknya 30 cm. Dalam
masalah ini, siswa dituntut untuk menerapkan sebuah konsep dari konsep yang
umum untuk digunakan dalam masalah khusus. Dalam hal ini, konsep umum yang
dimaksud adalah konsep jaring-jaring bangun ruang yang digunakan dalam
sebuah masalah khusus yaitu menentukan ukuran minimum sebuah triplek untuk
membuat kotak berbentuk kubus.
Bagi kedua kelas, baik eksperimen maupun kontrol soal ini cukup sulit. Hal
ini dapat dilihat dari sedikitnya persentase siswa kelas eksperimen yang menjawab
benar, dan tidak satupun menjawab benar di kelas kontrol. Umumnya kesalahan-
kesalahan yang terjadi adalah siswa masih belum memahami maksud soal
sebenarnya. Tetapi ada beberapa siswa kelas eksperimen yang dapat menjawab
dengan benar, salah satunya ada yang menggunakan konsep jaring-jaring bangun
55
ruang untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Jawaban siswa tersebut dapat
kita lihat pada gambar berikut ini:
Dari jawaban di atas dapat dilihat bahwa siswa kelas eksperimen memiliki
kemampuan memperinci yang lebih baik dari kelas kontrol, karena ia mampu
menggunakan sebuah konsep yang umum yakni jaring-jaring bangun ruang untuk
menyelesaikan permasalahan yang khusus. Sedangkan pada kelas kontrol tidak
ada siswa yang menjawab dengan benar. Hal tersebut salah satunya dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
Meskipun demikian, Perbandingan skor yang diperoleh siswa kelas
ekperimen dan siswa kelas kontrol masih dikatakan tidak terdapat perbedaan yang
56
berarti, karena banyak juga dari kelas eksperimen yang tidak dapat menjawab soal
ini, hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 15
TABEL PERBANDINGAN SKOR SISWA NO. 2
SKOR PROPORSI PROPORSI
EKSPERIMEN (%) KONTROL (%)
0 29 77
1 29 13
2 29 10
3 8 0
4 4 0
3) Kemampuan Berpikir Luwes
Mengacu kepada indikator berpikir kreatif yang dikemukakan Munandar dan
Balka, bahwa berpikir luwes adalah menyatakan hubungan sebab akibat
dalam sebuah permasalahan.
Masalah 3 (Soal No.3) :
Jika diketahui limas T.ABCD memiliki alas persegi dengan panjang sisi 10
cm dan tinggi limas 12 cm. Kemudian limas tersebut dipotong pada
ketinggian 3
2 dari alas limas pada bidang EFGH, sehingga perbandingan sisi-
sisi bidang ABCD dan EFGH adalah 1 : 5. Tentukanlah volume limas bagian
atas!
Pada masalah 3 siswa diminta untuk menghitung volume limas T.EFGH
yang merupakan hasil potong bagian atas dari sebuah limas T.ABCD yang
dipotong pada ketinggian 3
2 dari alas limas.
Dalam menjawab soal ini, sebanyak 42% siswa kelas eksperimen dapat
menjawab benar dan membuat sketsa gambarnya. Jawaban siswa pada kelas
eksperimen cenderung lebih rinci dan sketsa gambar yang dibuat lebih rapi dan
lengkap seperti pada gambar berikut:
57
Sedangkan pada kelas kontrol, sebanyak 29% siswa dapat menjawab benar
dan membuat sketsa gambarnya. Namun, jawaban yang diberikan tidak serinci
siswa kelas eksperimen dan sketsa gambar yang dibuat kurang rapi dan kurang
lengkap bahkan ada juga siswa yang tidak membuat sketsanya. Hal tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut :
Jika dilihat dari kedua jawaban di atas, terlihat bahwa jawaban kelas
eksperimen lebih terperinci atau dapat dikatakan kemampuan mengelaborasi
siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari siswa kelas kontrol. Selanjutnya,
baik dari kelas eksperimen maupun kontrol ternyata masih mengalami kesulitan
58
dalam mengerjakan soal ini. Hal ini dapat dilihat dari kelas eksperimen ada 29%
yang tidak memberikan jawaban dan 35% dari kelas kontrol.
Perbandingan skor yang diperoleh siswa kelas ekperimen dan siswa kelas
kontrol dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 16
TABEL PERBANDINGAN SKOR SISWA NO. 3
SKOR PROPORSI PROPORSI
EKSPERIMEN (%) KONTROL (%)
0 29 35
1 0 6
2 17 26
3 13 3
4 42 29
Masalah 5 (Soal No.5):
Sebuah kolam renang mempunyai panjang 40 m dan lebar 15 m. Kolam
tersebut mempunyai dua kedalaman. Kedalaman yang paling dangkal 1 m dan
yang paling dalam 3 m. Tentukan berapa volume air yang dapat ditampung
oleh kolam renang tersebut? jelaskan
Pada masalah 5 siswa diminta untuk menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan volume sebuah kolam renang yang berbentuk prisma trapesium
dengan ukuran yang sudah ditentukan. Siswa juga diminta untuk membuat sketsa
kolam renang tersebut. Dalam hal ini siswa diminta untuk menyelesaikan soal
dengan hubungan sebab akibat, karena kolam renang berbentuk prisma trapesium
maka akibatnya untuk menghitung volume kolam tersebut digunakan rumus
volume prisma dengan alas berbentuk trapesium.
Pada kelas eksperimen, siswa dapat membuat sketsa kolam renang
tersebut dengan rapi. Dapat kita lihat dari sketsa kolam renang yang mereka buat
dari petunjuk yang ada. Siswa juga mampu menjawab soal dengan benar. Hal
tersebut dapat kita lihat pada gambar berikut:
59
Sedangkan pada kelas kontrol, siswa juga mampu menjawab dengan benar.
Hanya saja siswa kelas kontrol kurang rapi dalam membuat sketsa kolam renang
tersebut. hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Perbandingan Skor-skor yang diperoleh siswa dari kedua kelas, dapat diamati
pada tabel berikut:
Tabel 19
TABEL PERBANDINGAN SKOR SISWA NO. 5
SKOR PROPORSI PROPORSI
EKSPERIMEN (%) KONTROL (%)
0 8 16
1 8 13
2 13 23
3 25 39
4 46 10
60
4) Kemampuan Berpikir lancar
Mengacu kepada indikator berpikir kreatif yang dikemukakan Munandar dan
Balka, bahwa menyatakan banyak gagasan, jawaban dan penyelesaian masalah
termasuk dalam kemampuan berpikir berpikir lancar.
Masalah 4 (Soal No.4):
Sebuah kotak besar berbentuk balok PQRS.TUVW berukuran panjang 60 cm,
lebar 40 cm, dan tinggi 20 cm. Beberapa kotak kecil berbentuk balok dengan
ukuran 12 x 8 x 5 akan dimasukkan ke dalam kotak balok besar tersebut,
maka:
a. Dapatkah kotak-kotak kecil berbentuk balok tersebut mengisi kotak balok
besar hingga penuh? Jika bisa, berapa banyak kotak kecil yang dapat
dimasukkan ke dalam kotak besar itu? Jelaskan!
Pada masalah 4 siswa diminta untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan dua buah bangun ruang dengan volum berbeda, yang nantinya bangun
ruang dengan volume yang lebih kecil akan dimasukkan ke dalam bangun ruang
yang memiliki volume lebih besar. Kemudian siswa diminta untuk menentukan
berapakah jumlah bangun ruang dengan volume kecil yang dapat dimasukkan ke
dalam bangun ruang dengan volume besar agar terisi penuh, lalu menjelaskan
jawaban mereka dengan alasan yang menunjukan hubungan sebab akibat.
Disinilah siswa diuji untuk berpikir lancar untuk memikirkan cara serta alasan
untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.
Pada kelas eksperimen, siswa mampu menjawab dengan beberapa cara
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dan mampu memberikan
pendapatnya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas eksperimen memiliki
kemampuan berpikir lancar yang baik. Hal tersebut dapat kita lihat pada gambar
berikut ini:
61
Sedangkan pada kelas kontrol, siswa hanya memberikan satu cara untuk
menyelesaikan permasalahan ini. Siswa juga kurang lancar dalam menyampaikan
pendapatnya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas kontrol kurang memiliki
kemampuan berpikir lancar. Hal tersebut dapat kita lihat pada gambar berikut:
Perbandingan cara siswa menjawab soal dapat dilihat pada gambar dengan
perbandingan skor dalam tabel berikut:
Tabel 17
TABEL PERBANDINGAN SKOR SISWA NO. 4
SKOR
PROPORSI PROPORSI
EKSPERIMEN
(%) KONTROL (%)
0 0 0
1 0 3
2 8 42
3 54 42
4 38 13
62
Secara keseluruhan beberapa indikator dalam kemampuan berpikir lancar
dan luwes kedua kelas cukup baik, walaupun rata-rata perolehan skor kelas
eksperimen lebih baik dari pada rata-rata skor kelas kontrol. Meskipun demikian
kemampuan berpikir orisinil dan rinci kedua kelas masih tergolong rendah. Secara
visual, deskripsi hasil postes untuk masing-masing indikator berpikir kreatif
matematis yang diukur ditunjukkan pada grafik 2 di bawah ini:
Kontrol
Eksperimen0204060
80
Kontrol
Eksperimen
Grafik 2
Diagram Skor Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Dari tabel dan grafik di atas terlihat tingkat perkembangan kemampuan
berpikir siswa yang paling baik adalah kemampuan berpikir luwes, selanjutnya
kemampuan berpikir lancar, kemampuan berpikir rinci dan yang paling rendah
adalah kemampuan berpikir orisinil siswa. Observasi selama postes berlangsung,
kebanyakan siswa kelas kontrol mengosongkan jawaban, karena merasa waktu
ujian yang terlalu singkat. Sedangkan kelas eksperimen ada yang menyelesaikan
sebelum waktu ujian habis yaitu sebelum 2x 40 menit. Hal ini menunjukkan kelas
eksperimen dapat menyelesaikan masalah lebih cepat daripada kelas kontrol.
Dari uji hipotesis KBKM tiap indikator diperoleh hasil pengujian kesamaan
dua skor rata-rata kelas signifikan untuk skor rata-rata pada aspek kelancaran dan
keluwesan. Hal ini menunjukkan bahwa pada skor rata-rata tes kemampuan
berpikir kreatif siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol pada aspek
kelancaran dan keluwesan, sedangkan pada aspek keorisinilan dan kerincian
secara statistik dapat dikatakan tidak ada perbedaan. Dapat dikatakan pendekatan
open-ended efektif digunakan untuk meningkatkan kelancaran dan keluwesan
berpikir siswa.
63
2. Kegiatan Belajar Mengajar
Dalam pelaksanaannya, pendekatan open ended ini memang tak semudah
yang dibayangkan oleh peneliti. Pada pertemuan pertama dan kedua memang
siswa masih memerlukan adaptasi sehingga mereka bingung dikarenakan
mungkin pendekatan ini masih asing dalam kebiasaan proses belajar mereka.
Tetapi untuk pertemuan berikutnya, mereka sudah mulai bisa beradaptasi dengan
pendekatan ini. Hal ini ditunjukkan dengan lebih aktifnya mereka dalam
pembelajaran dan juga lebih percaya diri dalam mengutarakan gagasan mereka.
Kegiatan belajar mengajar dalam penelitian ini dapat diamati pada beberapa
foto dokumentasi penelitian yang diambil saat proses belajar mengajar
berlangsung berikut ini:
Guru Merumuskan Masalah
Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok dan melakukan
sharing dalam pembelajaran
Pada kegiatan sharing ini siswa terlihat aktif dalam kelompoknya. Mereka
saling bertukar informasi dan pengetahuan mereka dengan teman sekelompoknya,
64
sehingga tidak hanya informasi dan pengetahuan dari guru yang mereka peroleh,
tetapi juga dari teman-temannya.
Setelah proses bertukar pikiran dan sharing pengetahuan, siswa diminta
mengerjakan soal dan memberikan pendapat mereka masing-masing. Karena
setelah bertukar pengetahuan, tentunya sekarang mereka memiliki banyak gagasan
dalam menyelesaikan permasalahan dalam LKS.
Siswa menuliskan pendapat dan idenya secara individual
Dalam proses mengerjakan LKS, terlihat ada seorang siswa yang
mengkonstruksi sendiri jaring-jaring kubus untuk mempermudah proses
pengerjaan soal yang berkaitan dengan jaring-jaring bangun ruang.
Siswa mengkonstruksi sendiri sebuah jaring-jaring kubus
65
Guru Mengamati Pekerjaan Siswa dan Menjadi Fasilitator
Dalam proses pembelajaran, guru mengawasi kegiatan siswa dalam
mengerjakan LKS. Guru juga bertindak sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar
mengajar sehingga siswa diharapkan dapat mandiri dalam menyelesaikan
permasalahannya.
Setelah proses pembelajaran dilakukan, maka untuk memperoleh data
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, penulis memberikan tes akhir. Soal
yang digunakan adalah soal yang menguji aspek kemampuan berpikir kreatif
mereka.
Suasana saat Tes Akhir
66
3. Hasil Temuan
Berdasarkan hasil analisis kemampuan berpikir kreatif matematis siswa tiap
indikator, diketahui bahwa dari empat indikator berpikir kreatif matematis
terdapat dua indikator yang tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Indikator tersebut adalah keorisinilan dan
kerincian.
Berdasarkan pengamatan penulis selama penelitian berlangsung, baik saat
kegiatan belajar mengajar maupun saat di luar pembelajaran, siswa kelas
eksperimen cenderung suka belajar secara berkelompok. Belajar secara
berkelompok memang memiliki kelebihan yaitu siswa dapat bertukar pikiran
dengan siswa lainnya, lebih bersemangat dalam belajar, serta dapat memecahkan
persoalan yang sulit. Namun, kebiasaan belajar secara berkelompok juga memiliki
beberapa kekurangan yaitu siswa yang tadinya memiliki persepsi/pendapat yang
berbeda dalam memecahkan suatu masalah menjadi memiliki persepsi/pendapat
yang sama dalam memecahkan sebuah permasalahan. Hal ini mungkin terjadi
karena argumen-argumen yang muncul dari salah seorang siswa dapat
meyakinkan siswa yang lain, sehingga akhirnya mengikuti persepsi/pendapat
siswa tersebut. Sedangkan siswa kelas kontrol cenderung lebih suka belajar
sendiri-sendiri, bahkan ada yang menyepelekan pelajaran sehingga kurang ada
minat untuk belajar. Dengan adanya kecenderungan tersebut, keragaman berpikir
pada kelas kontrol lebih terlihat.
Dalam pengerjaan LKS juga demikian, hampir rata-rata jawaban kelas
eksperimen seragam. Sedangkan kelas kontrol lebih bervariasi antara siswa yang
satu dengan yang lain. Hal ini mungkin dikarenakan kelas ekserimen mengerjakan
LKS tersebut secara berkelompok di luar pembelajaran. Itulah beberapa hasil
temuan yang penulis amati selama penelitian berlangsung.
67
D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah
dilaksanakan agar penelitian ini memperoleh hasil yang optimal. Meskipun
demikian, masih ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga membuat
penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya:
1. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada pokok bahasan bangun ruang,
sehingga belum bisa digeneralisasikan pada pokok bahasan lain.
2. Penelitian ini dilakukan pada sampel dari dua kelas unggulan, sehingga
belum terlihat dampak pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa berkemampuan rendah atau di bawah rata-
rata.
3. Penelitian dilakukan hanya dalam waktu satu bulan, sehingga pengaruh
pembelajaran matematika dengan pendekatan open ended terhadap
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa menjadi kurang maksimal.
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai pembelajaran
matematika dengan pendekatan Open-ended terhadap kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa di MTs Annajah Jakarta diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1) Kemampuan berpikir kreatif siswa yang pembelajarannya diterapkan
pendekatan Open-ended lebih tinggi dari pada siswa yang pembelajarannya
menggunakan pendekatan konvensional.
2) Dari empat indikator kemampuan berpikir kreatif yang diukur (kemampuan
berpikir luwes, kemampuan berpikir lancar, kemampuan berpikir orisinil dan
kemampuan berpikir rinci) pada kelas eksperimen didapati hanya kemampuan
berpikir luwes dan kemampuan berpikir lancar yang memiliki rata-rata paling
baik. Untuk kemampuan berpikir luwes rata-ratanya 68, sedangkan
kemampuan berpikir lancar rata-ratanya 56. Pada kelas kontrol yang paling
baik adalah kemampuan berpikir luwes dengan rata-rata 54.
B. SARAN
Dalam penelitian ini, ada beberapa saran penulis terkait penelitian ini,
diantaranya:
1) Pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-ended mampu
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, sehingga
pembelajaran tersebut dapat menjadi salah satu variasi pembelajaran
matematika yang dapat diterapkan.
2) Penggunaan LKS sebagai bahan ajar dapat dijadikan sebagai salah satu
sumber informasi mengenai perkembangan pemahaman siswa terhadap
konsep yang dipelajari
69
DAFTAR PUSTAKA
Awaludin. (2007) “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penalaran
Matematis pada Siswa dengan Kemampuan Matematis Rendah Melalui
Pembelajaran Open Ended dalam Kelompok Kecil dengan Pemberian
Tugas Tambahan ”, Tesis Pascasarjana UPI Bandung, (Bandung:
Perpustakaan UPI Bandung, t.d.
Daniel Goleman, et.al. (2005) The Creative Spirit : Nyalakan Jiwa Kreatifmu Di
Sekolah, Tempat Kerja dan Komunitas. Bandung : Mizan Learning Center
cet. I.
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. (2006) Undang-
Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan.
Edward de Bono, (1990) Mengajar Berpikir, Terj. dari Teaching Thingking oleh
Soemardjo. Jakarta : Erlangga
Edward de Bono. (2007) Revolusi Berpikir Edward de Bono, Terj. Dari Teach
Your Child How to Think oleh Ida Sitompul dan Fahmy Yamani. Bandung :
Kaifa PT Mizan Pustaka.
Eric Louis Mann. (2005) “Mathematical Creativity and School Mathematics:
Indicators of Mathematical Creativity in Middle School Students ”, Disertasi
University of Connecticut, t.d.
http://www.gifted.uconn.edu/siegle/Dissertations/Eric%20Mann.pdf
(18-04-2011, 00.04 WIB)
Erman Suherman, dkk. (2003) Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung : JICA
Euis Kurniati dan Yeni Rachmawati. (2010) Strategi Pengembangan Kreativitas
Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta : Kencana
Fuad Nashori dan Rachmy Diana Mucharam. (2002) Mengembangkan Kreativitas
dalam Perspektif Psikologi Islami. Yogyakarta : Menara Kudus cet.1.
Gelar Dwirahayu , Munaspriyanto Ramli (ed.). (2007) Pendekatan Baru dalam
Pembelajaran Sains dan Matematika Dasar. Jakarta : IAIN Indonesia Social
Equity Project.
Iryanti, Puji (2009) Hasil TIMSS dan Implementasinya dalam Pembelajaran
Matematika, dalam Limas.
70
Jamal Badi, dan Mustapha Tajdin. (2007) Islamic Creative Thinking : Berpikir
Kreatif Berdasarkan Metode Qur’ani. Bandung : Mizania.
Kadir. (2006) Algoritma Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
“Pembelajaran Matematika dengan pendekatan soal-soal terbuka (The Open
Ended Approach)”. vol.1 No.1 Juni 2006.
Kadir. (2010) Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata
Sampurna.
M. Solehuddin. (2004) Jurnal Ilmu Pendidikan : “Memfasilitasi Perkembangan
Berpikir dan Kreativitas Anak Usia Dini”. Vol. 2 No. 1 2004.
Munandar, Utami. (1999) Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta :
Rineka Cipta cet. 3.
Munandar, Utami. (1999) Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta : Gramedia cet. 1
Mustofa. A. H. (2011) Analis Butir Soal dengan Program Iteman dan Anates.
dari http://mustofaabihamid.blogspot.com/2011/05/analisis-butir-soal-
dengan-program.html
Ondi Saondi. (2005) Equilibrium “Perbandingan Prestasi Belajar Kalkulus
Mahasiswa Antara yang Mendapat Pembelajaran Melalui Pendekatan
Open-Ended dengan yang Mendapat Pembelajaran Biasa”, Vol.1, No.1,
Januari-Juni 2005
Satriawati, Gusni. (2007) Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran
Matematika dan Sains Dasar Sebuah Antologi. Jakarta : IAIN Indonesia
Social Equity Project.
Sidney Siegel. (1992) Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama)
Suherman, dkk. (1999) Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta : UT.
Suyanto, ( 2009) Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Sidoarjo : Masmedia Buana
Pustaka, cet.1
The Liang Gie. (1995) Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta : Liberty.
Tim Pustaka Familia. (2006) Warna-Warni Kecerdasan Anak dan
Pendampingannya. Yogyakarta : Kanisius
71
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-
dan-model-pembelajaran/ (11 April 2011)
http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/20/pendekatan-pembelajaran-
konvensional/ (13-04-2011, 13.43 WIB)
http://tatagyes.files.wordpress.com/2009/11/paper07_jurnal_univadibuana.pdf
(18-04-2011, 23.58 WIB)
72
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Sekolah : MTs Annajah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / 2
Tahun Ajaran : 2011/2012
Waktu : (2 x 40 menit) x 8
Pendekatan : Open Ended
A. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
B. Kompetensi Dasar
1. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya
2. Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas
3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus,balok, prisma dan limas
Pertemuan Pertama
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Indikator
1. Menggambar bangun kubus dan balok.
2. Menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok yang meliputi titik sudut, rusuk,
bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal.
3. Mengemukakan gagasan mengenai pengertian titik sudut, rusuk, bidang sisi,
diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal.
4. Menentukan panjang diagonal bidang dan diagonal ruang pada kubus dan balok
dengan menggunakan konsep Teorema Phytagoras.
5. Menentukan luas bidang diagonal dengan menggunakan konsep diagonal bidang
dan persegi panjang.
6. Menyelesaikan permasalahan sehari-hari dengan menggunakan unsur-unsur kubus
dan balok.
73
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran maka siswa dapat:
1. Menggambar bangun kubus dan balok.
2. Menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok dengan menentukan contoh titik sudut,
rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal pada
kubus dan balok.
3. Memahami pengertian titik sudut, rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal
ruang dan bidang diagonal.
4. Membedakan diagonal bidang dengan diagonal ruang pada kubus dan balok.
5. Membedakan diagonal bidang dengan bidang diagonal pada kubus dan balok.
6. Menentukan panjang diagonal bidang dan diagonal ruang pada kubus dan balok.
7. Menentukan luas bidang diagonal pada kubus dan balok.
8. Menggambarkan diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal pada kubus
dan balok.
9. Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan unsur-unsur kubus dan balok
dalam kehidupan sehari-hari
C. Materi Ajar
1. Pengertian titik sudut, rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang dan
bidang diagonal pada kubus dan balok.
2. Menggambar kubus dan balok.
3. Menggambar diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal pada kubus
dan balok.
4. Menentukan panjang diagonal bidang dan diagonal ruang pada kubus dan balok.
5. Menentukan luas bidang diagonal pada kubus dan balok.
6. Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan unsur-unsur kubus dan
balok dalam kehidupan sehari-hari
74
D. Skenario Pembelajaran
1. Pendahuluan ( 10 menit)
a. Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang kubus dan balok.
Guru memberikan sedikit gambaran mengenai kubus dan balok dengan
memberikan contoh benda yang berbentuk kubus dan balok dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
2. Kegiatan Inti ( 60 menit)
a. Guru memberikan informasi awal mengenai materi unsur-unsur kubus dan
balok.
b. Setelah itu guru memberikan LKS-1 kepada masing-masing siswa, yang
didalamnya terdapat pertanyaan terbuka tentang unsur-unsur kubus dan balok.
c. Kemudian siswa diminta mengerjakan LKS tersebut secara mandiri.
d. Setelah masing-masing siswa mengerjakan LKS secara mandiri, kemudian
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
e. Setelah terbentuk kelompok, siswa diminta mendiskusikan hasil kerja
mandirinya bersama kelompoknya.
f. Selama kegiatan diskusi berlangsung, guru memonitor dan memfasilitasi
berjalannya pelaksanaan diskusi.
g. Setelah siswa selesai berdiskusi, kemudian perwakilan tiap kelompok diminta
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
h. Guru memberikan kesempatan pada siswa yang lain untuk menanggapi hasil
diskusi temannya yang telah dipresentasikan.
i. Setelah diskusi selesai, guru mengarahkan siswa pada jawaban yang benar.
3. Penutup ( 10 menit)
a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru meminta siswa agar banyak berlatih dan mengulang pelajaran di rumah.
c. Guru meminta siswa untuk mempelajari sendiri dirumah materi yang akan
datang.
75
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Sumber :
a. Endah Budi Rahaju, dkk., 2008, Contextual Teaching adnd Learning
Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Edisi 4, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
b. Nuniek Avianti Agus, 2008, Mudah Belajar Matematika 2: untuk Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah, Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
F. Penilaian
LKS-1
76
Pertemuan Kedua
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Indikator
1. Mengemukakan gagasan mengenai pengertian jaring-jaring suatu bangun ruang.
2. Menggambarkan jaring-jaring dari sebuah kubus dan balok.
3. Menentukan alas dan atap dari jaring-jaring sebuah kubus dan balok.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran maka siswa dapat:
1. Menyebutkan pengertian jaring-jaring suatu bangun ruang.
2. Menggambarkan jaring-jaring kubus dan balok.
3. Menentukan alas dan atap dari jaring-jaring sebuah kubus dan balok.
C. Materi Ajar
1. Pengertian jaring-jaring suatu bangun.
2. Menggambarkan jaring-jaring kubus dan balok
D. Skenario Pembelajaran
1. Pendahuluan ( 10 menit)
a. Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi pada pertemuan
sebelumnya tentang unsur-unsur kubus dan balok.
Guru memberikan sedikit gambaran tentang hubungan materi yang akan
dipelajari dengan materi sebelumnya.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
2. Kegiatan Inti ( 60 menit)
a. Guru memberikan informasi awal mengenai materi jaring-jaring kubus dan
balok.
b. Setelah itu guru memberikan LKS-2 kepada masing-masing siswa, yang
didalamnya terdapat pertanyaan terbuka tentang jaring-jaring kubus dan balok.
c. Kemudian siswa diminta mengerjakan LKS tersebut secara mandiri.
d. Setelah masing-masing siswa mengerjakan LKS secara mandiri, kemudian
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
e. Setelah terbentuk kelompok, siswa diminta mendiskusikan hasil kerja
mandirinya bersama kelompoknya.
77
f. Selama kegiatan diskusi berlangsung, guru memonitor dan memfasilitasi
berjalannya pelaksanaan diskusi.
g. Setelah siswa selesai berdiskusi, kemudian perwakilan tiap kelompok diminta
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
h. Guru memberikan kesempatan pada siswa yang lain untuk menanggapi hasil
diskusi temannya yang telah dipresentasikan.
i. Setelah diskusi selesai, guru mengarahkan siswa pada jawaban yang benar.
3. Penutup ( 10 menit)
a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru meminta siswa agar banyak berlatih dan mengulang pelajaran di rumah.
c. Guru meminta siswa untuk mempelajari sendiri dirumah materi yang akan
datang.
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Sumber :
a. Heru Nugroho dan Lisda Meisaroh, 2009, Matematika 2: SMP dan MTs Kelas
VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
b. Nuniek Avianti Agus, 2007, Mudah Belajar Matematika 2 : untuk Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
F. Penilaian
LKS-2
78
Pertemuan Ketiga
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Indikator
1. Menenentukan luas permukaan kubus dan balok.
2. Menentukan panjang rusuk kubus jika diketahui luas permukaannya.
3. Menentukan salah satu ukuran panjang, lebar atau tinggi balok jika diketahui luas
permukaannya.
4. Menggunakan rumus luas permukaan kubus dan balok untuk memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Menentukan luas permukaan sebuah balok jika diketahui informasi tertentu.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran maka siswa dapat:
1. Menentukan luas permukaan kubus dan balok.
2. Menentukan panjang rusuk kubus jika diketahui luas permukaannya.
3. Menentukan salah satu ukuran panjang, lebar atau tinggi balok jika diketahui luas
permukaannya.
4. Menggunakan rumus luas permukaan kubus dan balok untuk memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Menentukan luas permukaan sebuah balok jika diketahui informasi tertentu.
C. Materi Ajar
1. Luas permukaan
a. Luas permukaan kubus
b. Luas permukaan balok
D. Skenario Pembelajaran
1. Pendahuluan ( 10 menit)
a. Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi pada pertemuan
sebelumnya.
Guru memberikan sedikit gambaran tentang hubungan materi yang akan
dipelajari dengan materi sebelumnya.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
79
2. Kegiatan Inti ( 60 menit)
a. Guru memberikan informasi awal mengenai materi luas permukaan kubus dan
balok.
b. Setelah itu guru memberikan LKS-3 kepada masing-masing siswa, yang
didalamnya terdapat pertanyaan terbuka tentang luas permukaan kubus dan
balok.
c. Kemudian siswa diminta mengerjakan LKS tersebut secara mandiri.
d. Setelah masing-masing siswa mengerjakan LKS secara mandiri, kemudian
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
e. Setelah terbentuk kelompok, siswa diminta mendiskusikan hasil kerja
mandirinya bersama kelompoknya.
f. Selama kegiatan diskusi berlangsung, guru memonitor dan memfasilitasi
berjalannya pelaksanaan diskusi.
g. Setelah siswa selesai berdiskusi, kemudian perwakilan tiap kelompok diminta
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
h. Guru memberikan kesempatan pada siswa yang lain untuk menanggapi hasil
diskusi temannya yang telah dipresentasikan.
i. Setelah diskusi selesai, guru mengarahkan siswa pada jawaban yang benar.
3. Penutup ( 10 menit)
a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru meminta siswa agar banyak berlatih dan mengulang pelajaran di rumah.
c. Guru meminta siswa untuk mempelajari sendiri dirumah materi yang akan
datang.
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Sumber :
a. Heru Nugroho dan Lisda Meisaroh, 2009, Matematika 2: SMP dan MTs Kelas
VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
b. Nuniek Avianti Agus, 2007, Mudah Belajar Matematika 2 : untuk Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
80
c. Endah Budi Rahaju, dkk., 2008, Contextual Teaching adnd Learning
Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Edisi 4, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
F. Penilaian
LKS-3
81
Pertemuan Keempat
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Indikator
1. Menentukan volume kubus dan balok.
2. Menentukan salah satu ukuran panjang, lebar atau tinggi balok jika diketahui
volumenya.
3. Menentukan volume kubus jika diketahui luas permukaannya.
4. Menggunakan rumus volume kubus dan balok untuk memecahkan permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Merancang ukuran panjang, lebar dan tinggi sebuah balok dengan volume
tertentu.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran maka siswa dapat:
1. Menentukan volume kubus dan balok.
2. Menentukan salah satu ukuran panjang, lebar atau tinggi balok jika diketahui
volumenya.
3. Menentukan volume kubus jika diketahui luas permukaannya.
4. Menggunakan rumus volume kubus dan balok untuk memecahkan permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Menentukan ukuran panjang, lebar dan tinggi sebuah balok dengan volume
tertentu.
C. Materi Ajar
1. Volume
a. Volume kubus
b. Volume balok
D. Skenario Pembelajaran
1. Pendahuluan ( 10 menit)
a. Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi pada pertemuan
sebelumnya.
Guru sedikit memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
82
2. Kegiatan Inti ( 60 menit)
a. Guru memberikan informasi awal mengenai materi volume kubus dan balok.
b. Setelah itu guru memberikan LKS-4 kepada masing-masing siswa, yang
didalamnya terdapat pertanyaan terbuka tentang volume kubus dan balok.
c. Kemudian siswa diminta mengerjakan LKS tersebut secara mandiri.
d. Setelah masing-masing siswa mengerjakan LKS secara mandiri, kemudian
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
e. Setelah terbentuk kelompok, siswa diminta mendiskusikan hasil kerja
mandirinya bersama kelompoknya.
f. Selama kegiatan diskusi berlangsung, guru memonitor dan memfasilitasi
berjalannya pelaksanaan diskusi.
g. Setelah siswa selesai berdiskusi, kemudian perwakilan tiap kelompok diminta
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
h. Guru memberikan kesempatan pada siswa yang lain untuk menanggapi hasil
diskusi temannya yang telah dipresentasikan.
3. Penutup ( 10 menit)
a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru meminta siswa agar banyak berlatih dan mengulang pelajaran di rumah.
c. Guru meminta siswa untuk mempelajari sendiri dirumah materi yang akan
datang.
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Sumber :
a. Heru Nugroho dan Lisda Meisaroh, 2009, Matematika 2: SMP dan MTs Kelas
VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
b. Endah Budi Rahaju, dkk., 2008, Contextual Teaching adnd Learning
Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Edisi 4, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
c. Nuniek Avianti Agus, 2007, Mudah Belajar Matematika 2 : untuk Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
F. Penilaian
LKS-4
83
Pertemuan Kelima
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Indikator
1. Mengungkapkan gagasan mengenai pengertian prisma.
2. Membedakan bangun-bangun ruang yang merupakan prisma dengan yang bukan
merupakan prisma
3. Menggambar prisma.
4. Menyebutkan unsur-unsur prisma : titik sudut, rusuk, bidang sisi, dan bidang
diagonal.
5. Membuat jaring-jaring prisma.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran maka siswa dapat:
1. Menyebutkan pengertian prisma.
2. Membedakan bangun-bangun ruang yang merupakan prisma dengan yang bukan
merupakan prisma
3. Menggambar prisma.
4. Menyebutkan unsur-unsur prisma : titik sudut, rusuk, bidang sisi, dan bidang
diagonal.
5. Membuat jaring-jaring prisma.
C. Materi Ajar
1. Pengertian prisma
2. Menggambar prisma
3. Unsur-unsur Prisma : titik sudut, rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal
ruang dan bidang diagonal.
4. Jaring-jaring prisma.
84
D. Skenario Pembelajaran
1. Pendahuluan ( 10 menit)
a. Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi pada pertemuan
sebelumnya.
Guru memberikan sedikit gambaran tentang hubungan materi yang akan
dipelajari dengan materi sebelumnya.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
2. Kegiatan Inti ( 60 menit)
a. Guru memberikan informasi awal mengenai materi unsur-unsur dan jaring-
jaring prisma.
b. Setelah itu guru memberikan LKS-5 kepada masing-masing siswa, yang
didalamnya terdapat pertanyaan terbuka tentang unsur-unsur dan jaring-jaring
prisma.
c. Kemudian siswa diminta mengerjakan LKS tersebut secara mandiri.
d. Setelah masing-masing siswa mengerjakan LKS secara mandiri, kemudian
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
e. Setelah terbentuk kelompok, siswa diminta mendiskusikan hasil kerja
mandirinya bersama kelompoknya.
f. Selama kegiatan diskusi berlangsung, guru memonitor dan memfasilitasi
berjalannya pelaksanaan diskusi.
g. Setelah siswa selesai berdiskusi, kemudian perwakilan tiap kelompok diminta
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
h. Guru memberikan kesempatan pada siswa yang lain untuk menanggapi hasil
diskusi temannya yang telah dipresentasikan.
i. Setelah diskusi selesai, guru mengarahkan siswa pada jawaban yang benar.
3. Penutup ( 10 menit)
a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru meminta siswa agar banyak berlatih dan mengulang pelajaran di rumah.
c. Guru meminta siswa untuk mempelajari sendiri dirumah materi yang akan
datang.
85
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Sumber :
a. Heru Nugroho dan Lisda Meisaroh, 2009, Matematika 2: SMP dan MTs Kelas
VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
b. Endah Budi Rahaju, dkk., 2008, Contextual Teaching adnd Learning
Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Edisi 4, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
c. Nuniek Avianti Agus, 2007, Mudah Belajar Matematika 2 : untuk Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
F. Penilaian
LKS-5
86
Pertemuan Keenam
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Indikator
1. Mengungkapkan gagasan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan luas
permukaan prisma.
2. Menentukan luas permukaan dan volume prisma.
3. Menggunakan rumus luas permukaan dan volume prisma untuk memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menentukan ukuran-ukuran sebuah prisma jika diketahui volumenya.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran maka siswa dapat:
1. Mengungkapkan gagasan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan luas
permukaan
2. Menentukan luas permukaan dan volume prisma.
3. Menggunakan rumus luas permukaan dan volume prisma untuk memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menentukan ukuran-ukuran sebuah prisma jika diketahui volumenya.
C. Materi Ajar
1. Prisma
a. Luas permukaan
b. Volume
D. Skenario Pembelajaran
1. Pendahuluan ( 10 menit)
a. Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi pada pertemuan
sebelumnya.
Guru memberikan sedikit gambaran tentang hubungan materi yang akan
dipelajari dengan materi sebelumnya.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
2. Kegiatan Inti ( 60 menit)
a. Guru memberikan informasi awal mengenai materi luas permukaan dan volume
prisma.
87
b. Setelah itu guru memberikan LKS-6 kepada masing-masing siswa, yang
didalamnya terdapat pertanyaan terbuka tentang luas permukaan dan volume
prisma.
c. Kemudian siswa diminta mengerjakan LKS tersebut secara mandiri.
d. Setelah masing-masing siswa mengerjakan LKS secara mandiri, kemudian
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
e. Setelah terbentuk kelompok, siswa diminta mendiskusikan hasil kerja
mandirinya bersama kelompoknya.
f. Selama kegiatan diskusi berlangsung, guru memonitor dan memfasilitasi
berjalannya pelaksanaan diskusi.
g. Setelah siswa selesai berdiskusi, kemudian perwakilan tiap kelompok diminta
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
h. Guru memberikan kesempatan pada siswa yang lain untuk menanggapi hasil
diskusi temannya yang telah dipresentasikan.
i. Setelah diskusi selesai, guru mengarahkan siswa pada jawaban yang benar.
3. Penutup ( 10 menit)
a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru meminta siswa agar banyak berlatih dan mengulang pelajaran di rumah.
c. Guru meminta siswa untuk mempelajari sendiri dirumah materi yang akan
datang.
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Sumber :
a. Heru Nugroho dan Lisda Meisaroh, 2009, Matematika 2: SMP dan MTs Kelas
VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
b. Endah Budi Rahaju, dkk., 2008, Contextual Teaching adnd Learning
Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Edisi 4, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
c. Nuniek Avianti Agus, 2007, Mudah Belajar Matematika 2 : untuk Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
F. Penilaian
LKS-6
88
Pertemuan Ketujuh
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Indikator
1. Mengungkapkan gagasan mengenai pengertian limas.
2. Membedakan bangun-bangun ruang yang merupakan limas dengan yang bukan
merupakan limas.
3. Menggambar limas.
4. Menyebutkan unsur-unsur limas : titik sudut, rusuk, bidang sisi, dan bidang
diagonal.
5. Membuat jaring-jaring limas.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran maka siswa dapat:
1. Mengungkapkan gagasan mengenai pengertian limas.
2. Membedakan bangun-bangun ruang yang merupakan limas dengan yang bukan
merupakan limas.
3. Menggambar limas.
4. Menyebutkan unsur-unsur limas : titik sudut, rusuk, bidang sisi, dan bidang
diagonal.
5. Membuat jaring-jaring limas.
C. Materi Ajar
1. Pengertian limas
2. Unsur-unsur Limas : titik sudut, rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal
ruang dan bidang diagonal.
3. Menggambar limas
4. Jaring-jaring limas
89
D. Skenario Pembelajaran
1. Pendahuluan ( 10 menit)
a. Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi pada pertemuan
sebelumnya.
Guru memberikan sedikit gambaran tentang hubungan materi yang akan
dipelajari dengan materi sebelumnya.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
2. Kegiatan Inti ( 60 menit)
a. Guru memberikan informasi awal mengenai materi unsur-unsur dan jaring-
jaring limas.
b. Setelah itu guru memberikan LKS-7 kepada masing-masing siswa, yang
didalamnya terdapat pertanyaan terbuka tentang unsur-unsur dan jaring-jaring
limas.
c. Kemudian siswa diminta mengerjakan LKS tersebut secara mandiri.
d. Setelah masing-masing siswa mengerjakan LKS secara mandiri, kemudian
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
e. Setelah terbentuk kelompok, siswa diminta mendiskusikan hasil kerja
mandirinya bersama kelompoknya.
f. Selama kegiatan diskusi berlangsung, guru memonitor dan memfasilitasi
berjalannya pelaksanaan diskusi.
g. Setelah siswa selesai berdiskusi, kemudian perwakilan tiap kelompok diminta
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
h. Guru memberikan kesempatan pada siswa yang lain untuk menanggapi hasil
diskusi temannya yang telah dipresentasikan.
a. Setelah diskusi selesai, guru mengarahkan siswa pada jawaban yang benar.
3. Penutup ( 10 menit)
a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru meminta siswa agar banyak berlatih dan mengulang pelajaran di rumah.
c. Guru meminta siswa untuk mempelajari sendiri dirumah materi yang akan
datang.
90
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Sumber :
a. Heru Nugroho dan Lisda Meisaroh, 2009, Matematika 2: SMP dan MTs Kelas
VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
b. Endah Budi Rahaju, dkk., 2008, Contextual Teaching adnd Learning
Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Edisi 4, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
c. Nuniek Avianti Agus, 2007, Mudah Belajar Matematika 2 : untuk Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
F. Penilaian
LKS-7
91
Pertemuan Kedelapan
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Indikator
1. Mengungkapkan gagasan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan luas
permukaan limas.
2. Menentukan luas permukaan dan volume limas.
3. Menggunakan rumus luas permukaan dan volume limas untuk memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menentukan luas alas, tinggi limas atau volume limas jika salah satunya tidak
diketahui.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran maka siswa dapat:
1. Mengungkapkan gagasan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan luas
permukaan limas.
2. Menentukan luas permukaan dan volume limas.
3. Menggunakan rumus luas permukaan dan volume limas untuk memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menentukan luas alas, tinggi limas atau volume limas jika salah satunya tidak
diketahui.
C. Materi Ajar
1. Limas
a. Luas permukaan
b. Volume
D. Skenario Pembelajaran
1. Pendahuluan ( 10 menit)
a. Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi pada pertemuan
sebelumnya.
Guru memberikan sedikit gambaran tentang hubungan materi yang akan
dipelajari dengan materi sebelumnya.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
92
2. Kegiatan Inti ( 60 menit)
a. Guru memberikan informasi awal mengenai materi luas permukaan dan volume
limas.
b. Setelah itu guru memberikan LKS-8 kepada masing-masing siswa, yang
didalamnya terdapat pertanyaan terbuka tentang luas permukaan dan volume
limas.
c. Kemudian siswa diminta mengerjakan LKS tersebut secara mandiri.
d. Setelah masing-masing siswa mengerjakan LKS secara mandiri, kemudian
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
e. Setelah terbentuk kelompok, siswa diminta mendiskusikan hasil kerja
mandirinya bersama kelompoknya.
f. Selama kegiatan diskusi berlangsung, guru memonitor dan memfasilitasi
berjalannya pelaksanaan diskusi.
g. Setelah siswa selesai berdiskusi, kemudian perwakilan tiap kelompok diminta
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
h. Guru memberikan kesempatan pada siswa yang lain untuk menanggapi hasil
diskusi temannya yang telah dipresentasikan.
i. Setelah diskusi selesai, guru mengarahkan siswa pada jawaban yang benar.
3. Penutup ( 10 menit)
a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru meminta siswa agar banyak berlatih dan mengulang pelajaran di rumah.
c. Guru meminta siswa untuk mempelajari sendiri dirumah materi yang akan
datang
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Sumber :
a. Heru Nugroho dan Lisda Meisaroh, 2009, Matematika 2: SMP dan MTs Kelas
VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
b. Endah Budi Rahaju, dkk., 2008, Contextual Teaching adnd Learning
Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Edisi 4, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
93
c. Nuniek Avianti Agus, 2007, Mudah Belajar Matematika 2 : untuk Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
F. Penilaian
LKS-8
94
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
(Kelas Kontrol)
Sekolah : MTs Annajah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / 2
Tahun Ajaran : 2011/2012
Waktu : (2 x 40 menit) x 8
Pendekatan : Pembelajaran Konvensional
A. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
B. Kompetensi Dasar
1. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya
2. Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas
3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus,balok, prisma dan limas
C. Indikator
1. Menyebutkan unsur-unsur kubus, balok, prisma, dan limas : titik sudut, rusuk, bidang
sisi, diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal.
2. Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma tegak dan limas.
3. Menemukan rumus luas permukaan kubus, balok, limas dan prisma tegak
4. Menghitung luas permukaan kubus, balok, prisma dan limas
5. Menggunakan rumus luas permukaan kubus, balok, prisma dan limas untuk
memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Menentukan rumus volume kubus, balok, prisma dan limas
7. Menghitung volume kubus, balok, prisma dan limas
8. Menggunakan rumus volume kubus, balok, prisma dan limas untuk memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
95
Pertemuan Pertama
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Indikator
1. Menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok : titik sudut, rusuk, bidang sisi,
diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami pengertian titik sudut, rusuk, bidang sisi, diagonal bidang,
diagonal ruang dan bidang diagonal.
2. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok : titik sudut, rusuk, bidang
sisi, diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal.
3. Siswa dapat menggambarkan digonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal
pada kubus dan balok.
C. Materi Ajar
1. Kubus dan Balok
a. Unsur-unsur kubus dan balok : titik sudut, rusuk, bidang sisi, diagonal bidang,
diagonal ruang dan bidang diagonal.
b. Menggambar kubus dan balok.
c. Menggambar diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal pada kubus
dan balok.
D. Skenario Pembelajaran
1. Pendahuluan ( 10 menit)
a. Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang kubus dan balok.
Guru memberikan sedikit gambaran mengenai kubus dan balok dengan
memberikan contoh benda yang berbentuk kubus dan balok dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
2. Kegiatan Inti ( 60 menit)
a. Guru memberikan LKS-1 kepada masing-masing siswa, yang didalamnya
terdapat soal-soal tentang unsur-unsur kubus dan balok.
b. Guru menjelaskan pelajaran mengenai materi unsur-unsur kubus dan balok.
c. Setelah guru selesai menjelaskan materi, kemudian guru meminta siswa untuk
mengerjakan LKS.
96
d. Setelah siswa selesai mengerjakan, guru dan siswa bersama-sama membahas
soal latihan tersebut.
3. Penutup ( 10 menit)
a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru meminta siswa agar banyak berlatih dan mengulang pelajaran di rumah.
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Sumber :
a. Endah Budi Rahaju, dkk., 2008, Contextual Teaching adnd Learning
Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Edisi 4, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
b. Nuniek Avianti Agus, 2008, Mudah Belajar Matematika 2: untuk Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah, Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
F. Penilaian
LKS-1
97
Pertemuan Kedua
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Indikator
1. Membuat jaring-jaring kubus dan balok.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat jaring-jaring kubus dan balok.
C. Materi Ajar
1. Jaring-jaring kubus dan balok
D. Skenario Pembelajaran
1. Pendahuluan ( 10 menit)
a. Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi pada pertemuan
sebelumnya tentang unsur-unsur kubus dan balok khususnya tentang sisi.
Guru memberikan sedikit gambaran tentang hubungan materi yang akan
dipelajari dengan materi sebelumnya.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
2. Kegiatan Inti ( 60 menit)
a. Guru memberikan LKS-2 kepada masing-masing siswa, yang didalamnya
terdapat soal-soal tentang jaring-jaring kubus dan balok.
b. Guru menjelaskan pelajaran mengenai materi jaring-jaring kubus dan balok.
c. Setelah guru selesai menjelaskan materi, kemudian guru meminta siswa untuk
mengerjakan LKS.
d. Setelah siswa selesai mengerjakan, guru dan siswa bersama-sama membahas
soal latihan tersebut.
3. Penutup ( 10 menit)
a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru meminta siswa agar banyak berlatih dan mengulang pelajaran di rumah.
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Sumber :
a. Heru Nugroho dan Lisda Meisaroh, 2009, Matematika 2: SMP dan MTs Kelas
VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
98
b. Nuniek Avianti Agus, 2007, Mudah Belajar Matematika 2 : untuk Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
c. Endah Budi Rahaju, dkk., 2008, Contextual Teaching adnd Learning
Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Edisi 4, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
F. Penilaian
LKS-2
99
Pertemuan Ketiga
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Indikator
1. Menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok.
2. Menghitung luas permukaan kubus dan balok.
3. Menggunakan rumus luas permukaan kubus dan balok untuk memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok.
2. Siswa dapat menghitung luas permukaan kubus dan balok.
3. Siswa dapat menggunakan rumus luas permukaan kubus dan balok untuk
memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
C. Materi Ajar
1. Luas permukaan
a. Luas permukaan kubus
b. Luas permukaan balok
D. Skenario Pembelajaran
1. Pendahuluan ( 10 menit)
a. Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi pada pertemuan
sebelumnya.
Guru memberikan sedikit gambaran tentang hubungan materi yang akan
dipelajari dengan materi sebelumnya.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
2. Kegiatan Inti ( 60 menit)
a. Guru memberikan LKS-3 kepada masing-masing siswa, yang didalamnya
terdapat soal-soal tentang luas permukaan kubus dan balok.
b. Guru menjelaskan pelajaran mengenai materi luas permukaan kubus dan balok.
c. Setelah guru selesai menjelaskan materi, kemudian guru meminta siswa untuk
mengerjakan LKS.
d. Setelah siswa selesai mengerjakan, guru dan siswa bersama-sama membahas
soal latihan tersebut.
100
3. Penutup ( 10 menit)
a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru meminta siswa agar banyak berlatih dan mengulang pelajaran di rumah.
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Sumber :
d. Heru Nugroho dan Lisda Meisaroh, 2009, Matematika 2: SMP dan MTs Kelas
VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
e. Nuniek Avianti Agus, 2007, Mudah Belajar Matematika 2 : untuk Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
f. Endah Budi Rahaju, dkk., 2008, Contextual Teaching adnd Learning
Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Edisi 4, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
F. Penilaian
LKS-3
101
Pertemuan Keempat
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Indikator
1. Menentukan rumus volume kubus dan balok.
2. Menghitung volume kubus dan balok.
3. Menggunakan rumus volume kubus dan balok untuk memecahkan permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan rumus volume kubus dan balok.
2. Siswa dapat menghitung volume kubus dan balok.
3. Siswa dapat menggunakan rumus volume kubus dan balok untuk memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari
C. Materi Ajar
1. Volume
a. Volume kubus
b. Volume balok
D. Skenario Pembelajaran
1. Pendahuluan ( 10 menit)
a. Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi pada pertemuan
sebelumnya.
Guru sedikit memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
2. Kegiatan Inti ( 60 menit)
a. Guru memberikan LKS-4 kepada masing-masing siswa, yang didalamnya
terdapat soal-soal tentang volume kubus dan balok.
b. Guru menjelaskan pelajaran mengenai materi volume kubus dan balok.
c. Setelah guru selesai menjelaskan materi, kemudian guru meminta siswa untuk
mengerjakan LKS.
d. Setelah siswa selesai mengerjakan, guru dan siswa bersama-sama membahas
soal latihan tersebut.
102
3. Penutup ( 10 menit)
a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru meminta siswa agar banyak berlatih dan mengulang pelajaran di rumah.
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Sumber :
a. Heru Nugroho dan Lisda Meisaroh, 2009, Matematika 2: SMP dan MTs Kelas
VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
b. Endah Budi Rahaju, dkk., 2008, Contextual Teaching adnd Learning
Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Edisi 4, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
c. Nuniek Avianti Agus, 2007, Mudah Belajar Matematika 2 : untuk Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
F. Penilaian
LKS-4
103
Pertemuan Kelima
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Indikator
1. Menyebutkan unsur-unsur prisma : titik sudut, rusuk, bidang sisi, diagonal bidang,
diagonal ruang dan bidang diagonal.
2. Membuat jaring-jaring prisma.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur prisma : titik sudut, rusuk, bidang sisi,
diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal.
2. Siswa dapat menggambar prisma.
3. Siswa dapat membuat jaring-jaring prisma.
C. Materi Ajar
1. Prisma
a. Unsur-unsur Prisma : titik sudut, rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal
ruang dan bidang diagonal.
b. Menggambar prisma
c. Jaring-jaring prisma
D. Skenario Pembelajaran
1. Pendahuluan ( 10 menit)
a. Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan pancingan kepada siswa tentang materi pada
pertemuan sebelumnya.
Guru memberikan sedikit gambaran tentang hubungan materi yang akan
dipelajari dengan materi sebelumnya.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
2. Kegiatan Inti ( 60 menit)
a. Guru memberikan LKS-5 kepada masing-masing siswa, yang didalamnya
terdapat soal-soal tentang unsur-unsur prisma dan jaring-jaringnya.
b. Guru menjelaskan pelajaran mengenai materi unsur-unsur prisma dan jaring-
jaringnya.
c. Setelah guru selesai menjelaskan materi, kemudian guru meminta siswa untuk
mengerjakan LKS.
104
d. Setelah siswa selesai mengerjakan, guru dan siswa bersama-sama membahas
soal latihan tersebut.
3. Penutup ( 10 menit)
a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru meminta siswa agar banyak berlatih dan mengulang pelajaran di rumah.
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Sumber :
a. Heru Nugroho dan Lisda Meisaroh, 2009, Matematika 2: SMP dan MTs Kelas
VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
b. Endah Budi Rahaju, dkk., 2008, Contextual Teaching adnd Learning
Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Edisi 4, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
c. Nuniek Avianti Agus, 2007, Mudah Belajar Matematika 2 : untuk Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
F. Penilaian
LKS-5
105
Pertemuan Keenam
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Indikator
1. Menemukan rumus luas permukaan dan volume prisma.
2. Menghitung luas permukaan dan volume prisma.
3. Menggunakan rumus luas permukaan dan volume prisma untuk memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan dan volume prisma.
2. Siswa dapat menghitung luas permukaan dan volume prisma.
3. Siswa dapat menggunakan rumus luas permukaan dan volume prisma untuk
memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
C. Materi Ajar
1. Prisma
a. Luas permukaan
b. Volume
D. Skenario Pembelajaran
1. Pendahuluan ( 10 menit)
a. Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi pada pertemuan
sebelumnya.
Guru memberikan sedikit gambaran tentang hubungan materi yang akan
dipelajari dengan materi sebelumnya.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
2. Kegiatan Inti ( 60 menit)
a. Guru memberikan LKS-6 kepada masing-masing siswa, yang didalamnya
terdapat soal-soal tentang luas permukaan dan volume prisma.
b. Guru menjelaskan pelajaran mengenai materi luas permukaan dan volume
prisma.
c. Setelah guru selesai menjelaskan materi, kemudian guru meminta siswa untuk
mengerjakan LKS.
d. Setelah siswa selesai mengerjakan, guru dan siswa bersama-sama membahas
soal latihan tersebut.
106
3. Penutup ( 10 menit)
a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru meminta siswa agar banyak berlatih dan mengulang pelajaran di rumah.
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Sumber :
a. Heru Nugroho dan Lisda Meisaroh, 2009, Matematika 2: SMP dan MTs Kelas
VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
b. Endah Budi Rahaju, dkk., 2008, Contextual Teaching adnd Learning
Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Edisi 4, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
c. Nuniek Avianti Agus, 2007, Mudah Belajar Matematika 2 : untuk Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
F. Penilaian
LKS-6
107
Pertemuan Ketujuh
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Indikator
1. Menyebutkan unsur-unsur limas : titik sudut, rusuk, bidang sisi, diagonal bidang,
diagonal ruang dan bidang diagonal.
2. Membuat jaring-jaring limas.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur limas : titik sudut, rusuk, bidang sisi,
diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal.
2. Siswa dapat menggambar limas.
3. Siswa dapat membuat jaring-jaring limas.
C. Materi Ajar
1. Limas
a. Unsur-unsur Limas : titik sudut, rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal
ruang dan bidang diagonal.
b. Menggambar limas
c. Jaring-jaring limas
D. Skenario Pembelajaran
1. Pendahuluan ( 10 menit)
a. Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi pada pertemuan
sebelumnya.
Guru memberikan sedikit gambaran tentang hubungan materi yang akan
dipelajari dengan materi sebelumnya.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
2. Kegiatan Inti ( 60 menit)
a. Guru memberikan LKS-7 kepada masing-masing siswa, yang didalamnya
terdapat soal-soal tentang unsur-unsur limas dan jaring-jaringnya.
b. Guru menjelaskan pelajaran mengenai materi unsur-unsur limas dan jaring-
jaringnya.
c. Setelah guru selesai menjelaskan materi, kemudian guru meminta siswa untuk
mengerjakan LKS.
108
d. Setelah siswa selesai mengerjakan, guru dan siswa bersama-sama membahas
soal latihan tersebut.
3. Penutup ( 10 menit)
a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru meminta siswa agar banyak berlatih dan mengulang pelajaran di rumah.
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Sumber :
a. Heru Nugroho dan Lisda Meisaroh, 2009, Matematika 2: SMP dan MTs Kelas
VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
b. Endah Budi Rahaju, dkk., 2008, Contextual Teaching adnd Learning
Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Edisi 4, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
c. Nuniek Avianti Agus, 2007, Mudah Belajar Matematika 2 : untuk Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
F. Penilaian
LKS-7
109
Pertemuan Kedelapan
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Indikator
1. Menemukan rumus luas permukaan dan volume limas.
2. Menghitung luas permukaan dan volume limas.
3. Menggunakan rumus luas permukaan dan volume limas untuk memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan dan volume limas.
2. Siswa dapat menghitung luas permukaan dan volume limas.
3. Siswa dapat menggunakan rumus luas permukaan dan volume limas untuk
memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
C. Materi Ajar
1. Limas
a. Luas permukaan
b. Volume
D. Skenario Pembelajaran
1. Pendahuluan ( 10 menit)
a. Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi pada pertemuan
sebelumnya.
Guru memberikan sedikit gambaran tentang hubungan materi yang akan
dipelajari dengan materi sebelumnya.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
2. Kegiatan Inti ( 60 menit)
a. Guru memberikan LKS-8 kepada masing-masing siswa, yang didalamnya
terdapat soal-soal tentang luas permukaan dan volume limas.
b. Guru menjelaskan pelajaran mengenai materi luas permukaan dan volume
limas.
c. Setelah guru selesai menjelaskan materi, kemudian guru meminta siswa untuk
mengerjakan LKS.
d. Setelah siswa selesai mengerjakan, guru dan siswa bersama-sama membahas
soal latihan tersebut.
110
3. Penutup ( 10 menit)
a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru meminta siswa agar banyak berlatih dan mengulang pelajaran di rumah.
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Sumber :
a. Heru Nugroho dan Lisda Meisaroh, 2009, Matematika 2: SMP dan MTs Kelas
VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
b. Endah Budi Rahaju, dkk., 2008, Contextual Teaching adnd Learning
Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Edisi 4, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
c. Nuniek Avianti Agus, 2007, Mudah Belajar Matematika 2 : untuk Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
F. Penilaian
LKS-8
111
Nama :
Kelas :
Nilai kamu
UNSUR-UNSUR KUBUS DAN BALOK
PETUNJUK
1. Bacalah setiap soal dengan teliti.
2. Diskusikan setiap permasalahan bersama kelompokmu (tidak
terdapat persaingan/ kompetisi antarkelompok).
3. Teman sekelompokmu adalah tempat sharing mengenai berbagai
ide yang muncul dalam memahami materi pemlajaran).
4. LKS diisi secara mandiri berdasarkan pemahaman sendiri dan dari
ide yang muncul dalam diskusi kelompok (jawaban siswa dalam satu
kelompok tidak harus sama, masing-masing siswa menuliskan
jawaban yang menurut individu paling tepat)
5. Mintalah bantuan guru jika kamu mendapat kesulitan dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan.
ALAT
Penggaris, Spidol warna
112
LKS-1
1. Gambarlah sebuah kubus atau balok, kemudian beri nama serta ukuran kubus atau balok
yang kamu buat!
a. Salah satu Titik Sudut pada bangun di atas adalah titik ....
Karena menurut saya Titik sudut adalah ............................................................................
...............................................................................................................................................
b. Salah satu Rusuk pada bangun di atas adalah garis ....
Karena menurut saya Rusuk adalah ....................................................................................
...............................................................................................................................................
c. Salah satu Bidang Sisi pada bangun di atas adalah bidang ....
Karena menurut saya Bidang Sisi adalah ............................................................................
...............................................................................................................................................
d. Salah satu Diagonal Bidang pada bangun di atas adalah garis ....
Karena menurut saya Diagonal Bidang adalah ...................................................................
...............................................................................................................................................
e. Salah satu Diagonal Ruang pada bangun di atas adalah garis ....
Karena menurut saya Diagonal Ruang adalah ....................................................................
...............................................................................................................................................
f. Salah satu Bidang Diagonal pada bangun di atas adalah bidang ....
Karena menurut saya Bidang Diagonal adalah ...................................................................
...............................................................................................................................................
113
2.
A
B C
Tentu kamu masih ingat dengan Teorema Phytagoras,
Jika diketahui sebuah segitiga siku-siku ABC seperti di
samping, maka :
AC2 = ....................................
AB2 = ....................................
BC2 = ....................................
a. Tentukanlah panjang diagonal bidang dari bangun yang telah kamu buat!
b. Tentukanlah panjang diagonal ruang dari bangun yang telah kamu buat!
c. Tentukanlah luas bidang diagonal dari bangun yang telah kamu buat!
3.
Ali ingin membuat sebuah model kerangka balok
yang memiliki panjang 5 cm, lebarnya 15 cm dan
tingginya 17 cm. Jika panjang kawat yang dimiliki
Ali adalah 2 m, maka berapakah sisa kawat yang
tidak terpakai? Jelaskan!
Selamat Mengerjakan...,, Kamu pasti Bisa...!!!
114
Nama :
Kelas :
Nilai kamu
JARING-JARING KUBUS DAN BALOK
PETUNJUK
1. Bacalah setiap soal dengan teliti.
2. Diskusikan setiap permasalahan bersama kelompokmu (tidak
terdapat persaingan/ kompetisi antarkelompok).
3. Teman sekelompokmu adalah tempat sharing mengenai berbagai
ide yang muncul dalam memahami materi pemlajaran).
4. LKS diisi secara mandiri berdasarkan pemahaman sendiri dan dari
ide yang muncul dalam diskusi kelompok (jawaban siswa dalam satu
kelompok tidak harus sama, masing-masing siswa menuliskan
jawaban yang menurut individu paling tepat)
5. Mintalah bantuan guru jika kamu mendapat kesulitan dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan.
ALAT
Penggaris, Spidol warna
115
LKS-2
Perhatikan ilustrasi berikut ini!
Andi baru saja membeli makanan ringan kegemarannya di supermarket. Kemasan makanan
tersebut berbentuk balok. Kemudian Andi ingin mengetahui bagaimana cara membuat kotak
berbentuk balok tersebut, lalu Andi menggunting kotak berbentuk balok itu pada tiga buah
rusuk alas, tiga buah rusuk atas, dan satu buah rusuk tegaknya. Setelah digunting, Andi
merebahkan kotak tersebut pada bidang datar, sehingga akhirnya Andi mengetahui
bagaimana cara membuat kotak berbentuk balok tersebut.
1. Dari ilustrasi tersebut, tuliskanlah gagasanmu sendiri mengenai pengertian jaring-
jaring suatu bangun!
Menurut saya, jaring-jaring suatu bangun ruang adalah .........................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
☼ maka atapnya adalah .....
♪
♣
♫
☺
♥
116
2. Gambarlah jaring-jaring yang mungkin dibuat dari sebuah kubus dan balok!
3. Tentukanlah pasangan alas dan atap dari jaring-jaring kubus berikut ini!
☼
♥ ♪ ♣ ♫
☺
Jika alasnya maka atapnya adalah .....
Jika alasnya
Jika alasnya maka atapnya adalah .....
Jika alasnya maka atapnya adalah .....
Jika alasnya maka atapnya adalah .....
Jika alasnya maka atapnya adalah .....
117
Nama :
Kelas :
Nilai kamu
LUAS PERMUKAAN KUBUS DAN BALOK
PETUNJUK
1. Bacalah setiap soal dengan teliti.
2. Diskusikan setiap permasalahan bersama kelompokmu (tidak
terdapat persaingan/ kompetisi antarkelompok).
3. Teman sekelompokmu adalah tempat sharing mengenai berbagai
ide yang muncul dalam memahami materi pemlajaran).
4. LKS diisi secara mandiri berdasarkan pemahaman sendiri dan dari
ide yang muncul dalam diskusi kelompok (jawaban siswa dalam satu
kelompok tidak harus sama, masing-masing siswa menuliskan
jawaban yang menurut individu paling tepat)
5. Mintalah bantuan guru jika kamu mendapat kesulitan dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan.
118
LKS-3
Perhatikan ilustrasi berikut ini!
Tentu kalian masih ingat saat Andi membuka kotak makanan ringan menjadi sebuah jaring-
jaring pada LKS-2. Sekarang Andi ingin mengetahui luas permukaan kotak makan berbentuk
balok tersebut. Lalu Andi mulai menghitung panjang sisi-sisi kotak tersebut. Kemudian
diperoleh susunan bangun-bangun datar berbentuk persegi panjang seperti di bawah ini:
20 cm
14 cm 7 cm
20 cm
7 cm
14 cm
1. Bantulah Andi menghitung luas kotak tersebut ? Jelaskan jawabanmu!
119
2. Hitunglah luas permukaan kubus dan balok di bawah ini!
a. b.
5 cm
5 cm
3. Diketahui sebuah kubus memiliki luas permukaan 216 cm2 . Tentukanlah panjang rusuk
kubus tersebut!
4. Diketahui sebuah balok memiliki luas permukaan 1.100 cm2 . Jika panjang balok 15 cm
dan lebar balok 10 cm, tentukanlah tinggi balok tersebut!
5. Tentukan luas permukaan yang mungkin dari sebuah balok, jika diketahui informasi
sebagai berikut:
Luas Bidang ABFE = 90 cm2
Luas Bidang BCGF = 60 cm2
Apa yang dapat kamu simpulkan tentang luas permukaan suatu bangun
ruang ?
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
Selamat mengerjakan
Kamu pasti bisa....!!!
120
Nama :
Kelas :
Nilai kamu
VOLUME KUBUS DAN BALOK
PETUNJUK
1. Bacalah setiap soal dengan teliti.
2. Diskusikan setiap permasalahan bersama kelompokmu (tidak
terdapat persaingan/ kompetisi antarkelompok).
3. Teman sekelompokmu adalah tempat sharing mengenai berbagai
ide yang muncul dalam memahami materi pemlajaran).
4. LKS diisi secara mandiri berdasarkan pemahaman sendiri dan dari
ide yang muncul dalam diskusi kelompok (jawaban siswa dalam satu
kelompok tidak harus sama, masing-masing siswa menuliskan
jawaban yang menurut individu paling tepat)
5. Mintalah bantuan guru jika kamu mendapat kesulitan dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan.
121
LKS-4
1. Perhatikan ilustrasi berikut ini!
Dion mempunyai sebuah kotak berbentuk balok yang berukuran 10 x 4 x 3 cm. Kemudian ia
ingin mengisi kotak tersebut dengan beberapa kotak berbentuk kubus ukuran 1 x 1 x 1 cm
hingga penuh. Dapatkah kamu membantu Dion menghitung banyaknya kotak kubus yang
diperlukan untuk mengisi kotak berbentuk balok tersebut hingga penuh?
3 cm
4 cm
3 cm
4 cm
10 cm 10 cm
Jelaskan jawabanmu
Apa yang dapat kamu simpulkan dari ilustrasi di atas?
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
122
2. Hitunglah volume kubus dan balok di bawah ini!
a. b.
5 cm
5 cm
3. Diketahui volume suatu balok adalah 154 cm3 , tingginya 11 cm dan lebarnya 2 cm.
Berapakah panjang balok tersebut?
4. Sebuah bak mandi berbentuk kubus memiliki panjang rusuk 1,4 m. Berapakah banyak
air yang dibutuhkan untuk mengisi bak tersebut hingga penuh?
5. Berapakah volume kubus yang memiliki luas alas 49 cm2 ?
6. Tentukan ukuran panjang, lebar dan tinggi dari sebuah balok yang memiliki volume
100 cm3 !
a. Berapa buah balok yang dapat kamu buat?
b. Tuliskan ukuran-ukuran (panjang, lebar dan tinggi) dari masing-masing balok
tersebut!
SELAMAT MENGERJAKAN..,, KAMU PASTI BISA..!!!
123
Nama : Kelas :
Nilai kamu
UNSUR-UNSUR DAN JARING-JARING PRISMA
PETUNJUK
1. Bacalah setiap soal dengan teliti.
2. Diskusikan setiap permasalahan bersama kelompokmu (tidak
terdapat persaingan/ kompetisi antarkelompok).
3. Teman sekelompokmu adalah tempat sharing mengenai berbagai
ide yang muncul dalam memahami materi pemlajaran).
4. LKS diisi secara mandiri berdasarkan pemahaman sendiri dan dari
ide yang muncul dalam diskusi kelompok (jawaban siswa dalam satu
kelompok tidak harus sama, masing-masing siswa menuliskan
jawaban yang menurut individu paling tepat)
5. Mintalah bantuan guru jika kamu mendapat kesulitan dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan.
124
LKS-5
Perhatikan ilustrasi berikut ini!
Kamu pasti pernah melihat bagian atap rumah seperti di bawah ini:
Bagian atap rumah tersebut dapat kita gambarkan sebagai berikut:
Bangun ruang seperti ini disebut Prisma
1. Apa yang dapat kamu definisikan tentang bangun ruang prisma berdasarkan ilustrasi
tersebut?
Prisma adalah ..........................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
2. Perhatikan macam-macam bangun ruang di bawah ini:
(f)
(e)
125
Dari macam-macam bangun ruang di atas, tentukanlah bangun ruang yang merupakan prisma
dan bangun ruang yang bukan prisma? Jelaskan!
3. Gambarlah sebuah prisma dengan bentuk alas yang kamu inginkan!
a. Sebutkan titik-titik sudut pada prisma tersebut!
...................................................................................................................................................
b. Sebutkan rusuk-rusuk pada prisma tersebut!
...................................................................................................................................................
c. Sebutkan sisi tegak, sisi alas dan sisi atas pada prisma tersebut!
...................................................................................................................................................
d. Sebutkan bidang-bidang diagonal pada prisma tersebut!
...................................................................................................................................................
126
4. Buatlah jaring-jaring dari prisma yang telah kamu buat!
SELAMAT MENGERJAKAN..,, KAMU PASTI BISA..!!!
127
Nama :
Kelas :
Nilai kamu
LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME PRISMA
PETUNJUK
1. Bacalah setiap soal dengan teliti.
2. Diskusikan setiap permasalahan bersama kelompokmu (tidak
terdapat persaingan/ kompetisi antarkelompok).
3. Teman sekelompokmu adalah tempat sharing mengenai berbagai
ide yang muncul dalam memahami materi pemlajaran).
4. LKS diisi secara mandiri berdasarkan pemahaman sendiri dan dari
ide yang muncul dalam diskusi kelompok (jawaban siswa dalam satu
kelompok tidak harus sama, masing-masing siswa menuliskan
jawaban yang menurut individu paling tepat)
5. Mintalah bantuan guru jika kamu mendapat kesulitan dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan.
128
LKS-6
Perhatikan ilustrasi berikut ini!
Indri membeli sebuah cokelat kegemarannya yang berbentuk prisma segitiga. Setelah cokelat
itu habis, Indri ingin mengetahui berapakah luas permukaan kemasan cokelat tersebut.
Kemudian Ia menggunting kemasan tersebut hingga terbentuklah sebuah jaring-jaring seperti
pada gambar di bawah ini:
5 cm
10 cm
6 cm
1. Bantulah Indri menentukan luas permukaan kemasan cokelat tersebut! Jelaskan caramu
menentukannya!
a. b.
129
2. Hitunglah luas permukaan dan volume dari prisma-prisma berikut :
D
A
B
E
C
F
3. Sebuah prisma alasnya berbentuk belah ketupat dengan panjang diagonal 16 cm dan
12 cm. Hitunglah luas permukaan prisma tersebut jika tingginya 12 cm!
4. Tentukanlah ukuran-ukuran prisma tegak yang volumenya 64 cm3 dan alasnya
berbentuk segitiga siku-siku!
a. Berapa buah prisma yang dapat kamu buat?
b. Tuliskan ukuran-ukuran dari masing-masing prisma tersebut!
SELAMAT MENGERJAKAN..,, KAMU PASTI BISA..!!!
130
Nama :
Kelas :
Nilai kamu
UNSUR-UNSUR DAN JARING-JARING LIMAS
PETUNJUK
6. Bacalah setiap soal dengan teliti.
7. Diskusikan setiap permasalahan bersama kelompokmu (tidak
terdapat persaingan/ kompetisi antarkelompok).
8. Teman sekelompokmu adalah tempat sharing mengenai berbagai
ide yang muncul dalam memahami materi pemlajaran).
9. LKS diisi secara mandiri berdasarkan pemahaman sendiri dan dari
ide yang muncul dalam diskusi kelompok (jawaban siswa dalam satu
kelompok tidak harus sama, masing-masing siswa menuliskan
jawaban yang menurut individu paling tepat)
10. Mintalah bantuan guru jika kamu mendapat kesulitan dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan.
131
LKS-7
Perhatikan ilustrasi berikut ini!
Bangunan piramida merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Betapa tidak, bangunan
megah dan indah ini dibangun pada zaman Mesir kuno, tepatnya berada di Gizeh. Orang-
orang pada zaman itu tentu memiliki pengetahuan yang sangat terbatas mengenai bangun
ruang.
Bangun ruang seperti di atas disebut Limas.
1. Apa yang dapat kamu definisikan tentang bangun ruang limas berdasarkan ilustrasi
tersebut?
Limas adalah ..........................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
2. Perhatikan macam-macam bangun ruang di bawah ini:
(e)
132
Dari macam-macam bangun ruang di atas, tentukanlah bangun ruang yang merupakan limas
dan bangun ruang yang bukan limas? Jelaskan!
3. Gambarlah sebuah limas dengan bentuk alas yang kamu inginkan!
a. Sebutkan titik-titik sudut pada limas tersebut!
...................................................................................................................................................
b. Sebutkan rusuk-rusuk pada limas tersebut!
...................................................................................................................................................
c. Sebutkan sisi tegak dan sisi alas pada limas tersebut!
...................................................................................................................................................
d. Sebutkan bidang-bidang diagonal pada limas tersebut!
...................................................................................................................................................
133
4. Buatlah jaring-jaring dari limas yang telah kamu buat!
SELAMAT MENGERJAKAN..,, KAMU PASTI BISA..!!!
134
Nama : Kelas :
Nilai kamu
LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME LIMAS
PETUNJUK
11. Bacalah setiap soal dengan teliti.
12. Diskusikan setiap permasalahan bersama kelompokmu (tidak
terdapat persaingan/ kompetisi antarkelompok).
13. Teman sekelompokmu adalah tempat sharing mengenai berbagai
ide yang muncul dalam memahami materi pemlajaran).
14. LKS diisi secara mandiri berdasarkan pemahaman sendiri dan dari
ide yang muncul dalam diskusi kelompok (jawaban siswa dalam satu
kelompok tidak harus sama, masing-masing siswa menuliskan
jawaban yang menurut individu paling tepat)
15. Mintalah bantuan guru jika kamu mendapat kesulitan dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan.
135
LKS-8
Perhatikan ilustrasi berikut ini!
Seorang arsitek membuat miniatur Piramida yang ada di mesir dengan alas berbentuk persegi
dari sebuah karton. Ia lalu ingin menentukan luas permukaan miniatur piramida tersebut.
Kemudian ia menggunting miniatur piramida itu hingga terbentuk sebuah jaring-jaring limas.
12 cm
10 cm
1. Bantulah arsitek tersebut menentukan luas permukaan miniatur piramida tersebut!
Jelaskan caramu menentukannya!
136
2. Hitunglah luas permukaan dan volume dari limas-limas berikut :
a. b.
3. Alas limas berbentuk persegi dengan panjang alas 10 cm, tinggi segitiga bidang tegaknya
13 cm, maka berapakah tinggi limas tersebut? Lalu tentukan luas permukaan limas
tersebut!
4. Lengkapilah tabel berikut!
SELAMAT MENGERJAKAN..,, KAMU PASTI BISA..!!!
137
Nama :
Kelas :
Nilai kamu
UNSUR-UNSUR KUBUS DAN BALOK
Indikator : Menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok : titik sudut, rusuk, bidang sisi,
diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal.
LKS-1
1.
Dari kubus KLMN.OPQR di atas, tentukan mana yang dimaksud :
a. Sisi d. Diagonal bidang
b. Rusuk e. Diagonal ruang
c. Titik sudut f. Bidang diagonal
2.
Dari kubus KLMN.OPQR di atas, tentukan mana yang dimaksud :
a. Sisi d. Diagonal bidang
b. Rusuk e. Diagonal ruang
c. Titik sudut f. Bidang diagonal
SELAMAT MENGERJAKAN..,, KAMU PASTI BISA..!!!
138
Nama :
Kelas :
Nilai kamu
JARING-JARING KUBUS DAN BALOK
Indikator : Membuat jaring-jaring kubus dan balok
LKS-2
1. Tentukan manakah yang merupakan jaring-jaring kubus dari rangkaian persegi berikut:
a. f.
b. g.
c. h.
d.
i.
e.
139
2. Tentukan manakah yang merupakan jaring-jaring balok dari rangkaian persegi berikut:
a. c.
b. d.
3. Buatlah jaring-jaring balok dengan ukuran sebagai berikut:
a. p = 2 cm, l = 1 cm, t = 2 cm
b. p = 1 cm, l = 1 cm, t = 2 cm
c. p = 3 cm, l = 1 cm, t = 2 cm
Selamat mengerjakan
Kamu pasti bisa....!!!
140
Nama :
Kelas :
Nilai kamu
LUAS PERMUKAAN KUBUS DAN BALOK
Indikator : 1. Menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok.
2. Menghitung luas permukaan kubus dan balok.
3. Menggunakan rumus luas permukaan kubus dan balok untuk memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
LKS-3
1. carilah luas permukaan kubus atau balok berikut ini:
a. b. c.
2. Diketahui sebuah kubus dari bahan triplek memiliki panjang rusuk 30 cm. Berapakah
luas triplek yang dibutuhkan untuk membuat kubus tersebut?
3. Sebuah ruangan berbentuk kubus memiliki tinggi 2,8 m. Jika tembok di ruangan tersebut
akan dicat,tentukan luas bagian yang akan dicat!
4. Sebuah balok berukuran panjang 15 cm dan lebar 10 cm. Jika luas permukaan balok
1.100 cm2, tentukanlah tinggi balok tersebut!
5. Andi akan membungkus sebuah kado yang berbentuk balok dengan ukuran 25 cm × 18
cm × 5 cm. Berapakah luas kertas kado yang harus disediakan Andi agar kado tersebut
tepat tertutup oleh kertas kado?
SELAMAT MENGERJAKAN..,, KAMU PASTI BISA..!!!
141
Nama :
Kelas :
Nilai kamu
VOLUME KUBUS DAN BALOK
Indikator : 1. Menentukan rumus volume kubus dan balok.
2. Menghitung volume kubus dan balok.
3. Menggunakan rumus volume kubus dan balok untuk memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari
LKS-4
1. Hitunglah volume kubus atau balok berikut ini:
a. b.
8 cm
8 cm 8 cm
2. Hitunglah volume kubus yang panjang rusuknya 18 cm!
3. Sebuah bak mandi berbentuk kubus memiliki panjang rusuk 1,4 m. Tentukan banyak air
yang dibutuhkan untuk mengisi bak mandi tersebut hingga penuh.
4. Diketahui volume suatu balok 154 cm3, tingginya 11 cm dan lebarnya 2 cm. Berapakah
panjang balok itu?
5. Diketahui volume suatu balok 180 m3, panjangnya 3 m dan lebarnya 12 m. Berapakah
tinggi balok itu?
SELAMAT MENGERJAKAN..,, KAMU PASTI BISA..!!!
142
Nama : Kelas :
Nilai kamu
UNSUR-UNSUR DAN JARING-JARING PRISMA
Indikator : 1. Menyebutkan unsur-unsur prisma : titik sudut, rusuk, bidang sisi, diagonal
bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal.
2. Membuat jaring-jaring prisma.
LKS-5
1. Perhatikan prisma segi-enam berikut ini:
Dari prisma tersebut, tentukan mana yang dimaksud :
a. Sisi
b. Rusuk
c. Titik sudut
d. Diagonal bidang
e. Diagonal ruang
f. Bidang diagonal
2. Buatlah masing-masing jaring-jaring prisma berikut ini:
a. b.
SELAMAT MENGERJAKAN..,, KAMU PASTI BISA..!!!
143
Nama :
Kelas :
Nilai kamu
LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME PRISMA
Indikator : 1. Menemukan rumus luas permukaan dan volume prisma.
2. Menghitung luas permukaan dan volume prisma.
3. Menggunakan rumus luas permukaan dan volume prisma untuk
memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
LKS-6
1. Hitunglah luas permukaan dan volume prisma berikut ini:
a. b.
2. Volume sebuah prisma adalah 200 cm2. Jika tinggi prisma adalah 8 cm, tentukan luas
alas prisma tersebut!
3. Alas sebuah prisma berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang sisi alasnya 10 cm
dan panjang kakinya 8 cm. Hitunglah volume prisma tersebut jika tinggi prisma 9 cm!
4. Alas sebuah limas berbentuk persegi panjang dengan panjang 10 cm dan lebar 6 cm.
Hitunglah volume limas tersebut jika tingginya 17 cm!
SELAMAT MENGERJAKAN..,, KAMU PASTI BISA..!!!
144
Nama : Kelas :
Nilai kamu
UNSUR-UNSUR DAN JARING-JARING LIMAS
Indikator : 1. Menyebutkan unsur-unsur limas : titik sudut, rusuk, bidang sisi, diagonal
bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal.
2. Membuat jaring-jaring limas.
LKS-7
1. Perhatikan limas segi-empat berikut ini:
dari limas tersebut, tentukan mana yang dimaksud:
a. Sisi alas
b. Sisi tegak
c. Rusuk alas
d. Rusuk tegak
e. Titik sudut
2. Buatlah masing-masing 3 buah jaring-jaring dari limas berikut:
a. b.
SELAMAT MENGERJAKAN..,, KAMU PASTI BISA..!!!
145
Nama : Kelas :
Nilai kamu
LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME LIMAS
Indikator : 1. Menemukan rumus luas permukaan dan volume limas.
1. Menghitung luas permukaan dan volume limas.
2. Menggunakan rumus luas permukaan dan volume limas untuk
memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
LKS-8
1. Hitunglah luas permukaan dan volume limas berikut:
a. b.
8 cm 8 cm t = 10cm
8 cm
6 cm
2. Alas sebuah limas berbentuk segitiga siku-siku dengan panjang sisisisinya 3 cm, 4 cm,
dan 5 cm. Hitunglah luas permukaan limas tersebut jika tinggi limas 10 cm!
3. Alas sebuah limas berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang sisi alasnya 10 cm dan
panjang kakinya 8 cm. Hitunglah volume limas tersebut jika tinggi limas 9 cm!
4. Alas sebuah limas berbentuk persegi dengan panjang sisi 12 cm. Hitunglah luas
permukaan limas tersebut jika tinggi limas 12 cm!
5. Alas sebuah limas berbentuk persegi. Volume limas tersebut adalah 64.000 cm3.
hitunglah panjang sisi alas persegi jika tinggi limas 120 cm!
SELAMAT MENGERJAKAN..,, KAMU PASTI BISA..!!!
146
146
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Materi Ajar : Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas : VIII SMP
STANDAR KOMPETENSI : GEOMETRI DAN PENGUKURAN
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal
KBKM
Indikator Berpikir Kreatif Matematis
Jumlah
Soal
Menyatakan
banyak
gagasan,
jawaban dan
penyelesaian
masalah
(Lancar)
Menyatakan
hubungan
sebab akibat
(Luwes)
Mengemuka-
kan ide-ide
baru dalam
menyelesaikan
masalah
(Orisinil)
Menerapkan
sebuah konsep
dari konsep
yang umum
digunakan
dalam masalah
khusus
(Elaborasi)
1. Mengiden-
tifikasi sifat-sifat
kubus, balok,
prisma dan
limas serta
bagian-
bagiannya
1. Menyebutkan
unsur-unsur
kubus, balok,
prisma, dan
limas : rusuk,
bidang sisi,
diagonal bidang,
diagonal ruang,
bidang diagonal.
1. Menghitung
panjang kawat
yang
dibutuhkan
dengan
menggunakan
konsep rusuk
1 1
147
2. Membuat jaring-
jaring kubus,
balok, prisma
dan limas
1. Membuat
jaring-jaring
kubus, balok,
prisma tegak,
limas
1. Menentukan
ukuran triplek
minimum
dengan
menggunakan
konsep jaring-
jaring bangun
ruang
2 1
2. Menghitung luas
permukaan dan
volume
kubus,balok,
prisma dan limas
1. Menghitung
volume kubus,
balok, prisma,
limas.
1. Menentukan
volume limas
berdasarkan
petunjuk soal
2. Menyelesaikan
permasalahan
yang berkaitan
dengan volume
balok
3. Menentukan
volume prisma
berdasarkan
petunjuk soal
4
3
5
1
1
1
Jumlah Soal 5
148
Lampiran 6
TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS
Mata Pelajaran/Jenjang : Matematika/SMP-MTs
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar
Waktu : 2 x 40 menit
Kerjakan soal dibawah ini dengan teliti!
1. Disediakan kawat sepanjang 2 m, lalu tentukan ukuran panjang, lebar dan
tinggi balok yang mungkin dibuat dari kawat tersebut jika perbandingan
panjang, lebar dan tingginya adalah 1 : 3 : 6!
2. Sebuah kotak berbentuk kubus terbuat dari bahan triplek. Jika panjang
rusuknya 30 cm, maka berapakah ukuran panjang dan lebar triplek minimum
yang dibutuhkan untuk membuat kotak tersebut? Jelaskan!
3. Jika diketahui limas T.ABCD memiliki alas persegi dengan panjang sisi 10
cm dan tinggi limas 12 cm. Kemudian limas tersebut dipotong pada
ketinggian 2
3
dari alas limas pada bidang EFGH, sehingga perbandingan sisi-
sisi bidang ABCD dan EFGH adalah 1 : 5. Tentukanlah volume limas bagian
atas!
4. Sebuah kotak besar berbentuk balok PQRS.TUVW berukuran panjang 60 cm,
lebar 40 cm, dan tinggi 20 cm. Beberapa kotak kecil berbentuk balok dengan
ukuran 12 x 8 x 5 akan dimasukkan ke dalam kotak balok besar tersebut,
maka dapatkah kotak-kotak kecil berbentuk balok tersebut mengisi kotak
balok besar hingga penuh? Jika bisa, berapa banyak kotak kecil yang dapat
dimasukkan ke dalam kotak besar itu? Jelaskan!
5. Sebuah kolam renang mempunyai panjang 40 m dan lebar 15 m. Kolam
tersebut mempunyai dua kedalaman. Kedalaman yang paling dangkal 1 m dan
yang paling dalam 3 m. Tentukan berapa volume air yang dapat ditampung
oleh kolam renang tersebut ? jelaskan!
Selamat mengerjakan..,, kamu pasti bisa...!!!
149
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Materi Bangun Ruang Sisi Datar
Soal 1
Soal 2
Soal 3
No. Aspek Skor Kriteria
2
Menerapkan sebuah
konsep dari konsep
yang umum
digunakan dalam
masalah khusus
(Memperinci)
0 Tidak memberikan jawaban
1 Menjawab salah tanpa memberikan alasan
2 Menjawab salah tetapi memberikan alasan
3 Menjawab benar tetapi tidak memberikan alasan
4 Menjawab benar dan memberikan alasan yang benar
No. Aspek Skor Kriteria
1
Mengemukakan ide-
ide baru dalam
menyelesaikan
masalah
(Orisinil)
0 Tidak memberikan jawaban
1 Memberikan jawaban salah tanpa memberikan cara
2 Memberikan jawaban salah dengan cara salah
3 Menentukan ukuran salah dengan cara benar
4 Menentukan ukuran benar dengan cara benar
No. Aspek Skor Kriteria
3
Menyatakan
hubungan sebab dan
akibat
(Berpikir Luwes)
0 Tidak memberikan jawaban
1 Memberikan jawaban tetapi tidak ada caranya.
2 Memberikan jawaban salah dan cara yang salah
3 Memberikan jawaban salah tetapi caranya benar
4 Memberikan jawaban benar dan cara yang benar
150
Soal 4 Soal 5
No. Aspek Skor Kriteria
4
Menyatakan
hubungan sebab dan
akibat
(Berpikir Lancar)
0 Tidak memberikan jawaban
1 Memberikan jawaban salah tidak ada alasan
2 Memberikan jawaban salah dan memberikan alasan
3 Memberikan jawaban benar tetapi alasannya salah
4 Memberikan jawaban benar dan alasan yang benar
No. Aspek Skor Kriteria
5
Menyatakan
hubungan sebab dan
akibat
(Berpikir Luwes)
0 Tidak memberikan jawaban
1 Memberikan jawaban tetapi tidak ada caranya.
2 Memberikan jawaban salah dan cara yang salah
3 Memberikan jawaban salah tetapi caranya benar
4 Memberikan jawaban benar dan cara yang benar
151
Tabel Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Eksperimen
No. Nama Siswa Nilai
1. Adila Khairunnisa 65
2. Ahmad Farhan Hadad 33
3. Aldina Nabila Nida 65
4. Alifah Aida A. 33
5. Anggoro Berkah P. 48
6. Arisani Pramanti 33
7. Berlyana Azzahra 53
8. Dhindi Dicadia 33
9. Dita Maulidya Putri 53
10. Fajrul Falah 58
11. Farah Salsabilla 38
12. Hibatin Wafiroh 33
13. Indy Alyssa Mumtaza 70
14. Irfan Husaini Gazza 75
15. Khansa Zafira 80
16. M. Alhadad 100
17. M. Rizki Fadhillah 58
18. Marina Nur Firdaus 78
19. Risa Wulandari 48
20. Riza Aulia 78
21. Safa Husnul Khotimah 100
22. Suci Ramadhanty 33
23. Wiratmo D. Negoro 33
24. Zahra Nabila 35
152
Tabel Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Kontrol
No. Nama Siswa Nilai
1 Ade Nur Hasfah 31
2 Agung Kusuma 44
3 Anindita Sukmawati 61
4 Aulia Febriani 39
5 Barokah Slamet R. 22
6 Bramias Bilal 44
7 Cipta Meidia Mayasari 58
8 Deni Fanusuri 31
9 Farhatun Nazilah 39
10 Hafizh Hidayat 56
11 Hedi Hendriadi 22
12 Ilham Rais Pratama 31
13 Imam Jafal 47
14 Irfan Adhi Nugroho 25
15 Juan Saputra 53
16 Khansa Azhari S. 44
17 Khansa Dzahabiyyah W.P. 47
18 M. Ichwan Nur Fauzan 19
19 M. Irfan Maulana 31
20 M. Rizki Riandhani 42
21 Mardhiyya Khairunnabila 64
22 Muhammad Haris 25
23 Qory Arsilah 53
24 Rama Zuliyanto 36
25 Shania Farhah 64
26 Siti Rachmah Amalia 22
27 Suci Nadilla Aryandini 47
28 Wina Safira 69
29 Yola Puspita 36
30 Yulitha Aulia Fahmy 33
31 Zahrine Hanani 36
153
Lampiran 9
Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Uji Normalitas Kelas Kontrol
Karena < , berarti sampel penelitian ini terdistribusi normal.
Kesimpulan : kedua sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
Skor
Siswa Xi Fi fi *Xi² Xi²
fi *
Xi Pi 100Pi
Pi -
100Pi
w = [Pi -
100Pi]² w/100Pi
19-27 23 6 3174 529 138 23 11.59 11.0 120.7943 10.42228
28-36 32 8 8192 1024 256 23 20.07 2.5 6.3033 0.314068
37-45 41 6 10086 1681 246 19 23.58 -4.2 17.8520 0.757082
46-54 50 5 12500 2500 250 13 20.07 -7.2 51.3627 2.559176
55-63 59 3 10443 3481 177 13 11.59 1.3 1.7246 0.148797
64-72 68 3 13872 4624 204 10 5.01 4.7 21.7848 4.348264
Jumlah 273 31 58753 13839 1271 100.00 91.91 8.09 219.8216 18.54967
rata2 41.00
sd 14.89
X²hit 5.750398126
X²tab=X²(0.05)(3) 7.82
kesimpulan : X²hit < X²tab ,maka Ho diterima. Dengan demikian Populasi berdistribusi normal
Skor
Siswa Xj Fj Xj² Xj*Fj Fj*Xj² Pj 100Pj Pj-
100Pj [(Pj-100*j)²]/100Pj
33 - 43 38 9 1444 342 12996 25 14.72 10.3 7.17923913
44 - 54 49 4 2401 196 9604 29 32.40 -3.2 0.322668038
55 - 65 60 4 3600 240 14400 17 20.00 -3.3 0.555555556
66 - 76 71 2 5041 142 10082 21 17.42 3.4 0.668820003
77 - 87 82 3 6724 246 20172 4 7.04 -2.9 1.172733586
98 - 100 93 2 8649 186 13698 4 1.54 2.6 4.48011544
Jumlah 393 24 19210 1352 80952 14.37913175
rt2 : 56.33
sd 18.206
X²hit 3.450991621
X²tab=X²(0.05)(3) 7.82
Tabel Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Lancar (Kelas Eksperimen)
Tabel Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Luwes (Kelas Eksperimen)
154
No. Skor bb ba fi Xi fi. Xi Xi² fi. Xi² z bwh
za ts
Zi-b Zi-a ∆z Pi 100 Pz Pi – 100Pz
(Pi - 100Pz)² /100 Pz
1 33-44 32.5 44.5 3 38.5 115.5 1482.25 4447 -1.88 -1.28 0.0301 0.1003 0.07 13 7.02 5.5 4.28
2 45-56 44.5 56.5 4 50.5 202 2550.25 10201 -1.28 -0.68 0.1003 0.2483 0.15 17 14.8 1.9 0.24
3 57-68 56.5 68.5 6 62.5 375 3906.25 23438 -0.68 -0.08 0.2483 0.4681 0.22 25 21.98 3.0 0.41
4 69-80 68.5 80.5 0 74.5 0 5550.25 0 -0.08 0.53 0.4681 0.7019 0.23 0 23.38 -23.4 23.38
5 81-92 80.5 92.5 7 86.5 605.5 7482.25 523756 0.53 1.13 0.7019 0.8708 0.17 29 16.89 12.3 8.92
6 93-100 92.5 100 4 96.5 386 9312.25 37249 1.13 1.51 0.8708 0.9345 0.06 17 6.37 10.3 16.64
jumlah 24 409 1684 30283.5 127710 ~ 53.88
rata-rata 70 nilai X² 12,930
standar deviasi 19.92 nilai X² tabel, α=0,05 7,82
varians 396.89 X² hit < X² tab maka tolak Ho (data tidak berdistribusi normal)
No. Skor bb ba fi Xi fi. Xi Xi² fi. Xi² z bwh
z ats Zi-b Zi-a Pz Pi 100 Pz Pi - 100Pz
(Pi - 100Pz)² /100 Pz
1 38 - 48 37.5 48.5 8 43 344 1849 14792 -1.44 -0.74 0.075 0.23 0.15 33 15.47 18 20.6269
2 49 - 59 48.5 59.5 5 54 270 2916 14580 -0.74 -0.03 0.23 0.488 0.26 21 25.84 -5 0.9701
3 60 – 70 59.5 70.5 3 65 195 4225 12675 -0.03 0.67 0.488 0.749 0.26 13 26.06 -14 7.0558
4 71 – 81 70.5 81.5 6 76 456 5776 34656 0.67 1.38 0.749 0.916 0.17 25 16.76 8 4.0512
5 82 – 92 81.5 92.5 1 87 87 7569 7569 1.38 2.08 0.916 0.975 0.06 4 5.88 -2 0.4992
6 93 – 100 90.5 100 1 92 92 8464 8464 1.96 2.57 0.975 0.995 0.02 4 1.99 2 2.3808
jumlah 24 417 1444 30799 92736 ~ 35.5840
rata-rata 60 nilai X² hitung 8.5402
standar deviasi 15.59 nilai X² tabel, α=0,05 7,82
Varians 242.97 X² hit < X² tab maka tolak Ho (data tidak berdistribusi normal)
Tabel Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Orisinil (Kelas Eksperimen)
Tabel Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Rinci (Kelas Eksperimen)
155
No. Skor bb ba fi Xi fi. Xi Xi² fi. Xi² z bwh
z ats
Zi -b
Zi -a
∆z Pi 100 Pz
Pi - 100Pz
(Pi - 100Pz)² /100 Pz
1 0 - 16 0 16.5 4 8 32 64 256 -1.48 -0.80 0.069 0.212 0.14 17 14.25 2.4 0.4098
2 17 - 33 16.5 33.5 11 25 275 625 6875 -0.80 -0.10 0.212 0.460 0.25 46 24.83 21.0 17.7664
3 34 - 50 33.5 50.5 5 42 210 1764 8820 -0.10 0.59 0.460 0.726 0.27 21 26.55 -5.7 1.2309
4 51 - 67 50.5 67.5 0 59 0 3481 0 0.60 1.29 0.726 0.902 0.18 0 17.58 -17.6 17.5800
5 68 - 84 67.5 84.5 2 76 152 5776 11552 1.29 1.99 0.902 0.977 0.08 8 7.52 0.8 0.0880
6 85 - 100 84.5 100 2 92.5 185 8556.25 17112.5 1.99 2.63 0.977 0.996 0.02 8 1.9 6.4 21.7830
jumlah 24 302.5 854 20266.3 44615.5 ~ 58.8582
rata-rata 36 nilai X² 14.126
standar deviasi 24.327 nilai X² tabel, α=0,05 7,82
varians 591.81 X² hit < X² tab maka tolak Ho (data tidak berdistribusi normal)
No. Skor bb ba fi Xi fi. Xi Xi² fi. Xi² z bwh
z ats
Zi -b
Zi -a
∆ Z Pi 100 Pz
Pi - 100Pz
(Pi - 100Pz)² /100 Pz
1 8 - 16 7.5 16.5 1 12 12 144 144 -2.17 -1.26 0.02 0.10 0.09 4 8.88 -4.7 2.50
2 17-25 16.5 25.5 13 21 273 441 5733 -1.26 -0.35 0.10 0.40 0.30 54 29.75 24.4 20.04
3 26-34 25.5 34.5 7 30 210 900 6300 -0.35 0.56 0.40 0.71 0.31 29 31.1 -1.9 0.12
4 35-43 34.5 43.5 8 39 312 1521 12168 0.56 1.47 0.71 0.93 0.22 33 21.69 11.6 6.25
5 44-52 43.5 52.5 1 48 48 2304 2304 1.47 2.37 0.93 0.99 0.06 4 6.19 -2.0 0.66
6 53-61 52.5 61.5 1 57 57 3249 3249 2.37 3.28 0.99 1.00 0.01 4 0.84 3.3 13.17
jumlah 31 207 912 8559 29898 ~ 42.75
rata-rata 29 nilai X² 10.2594
standar deviasi 9.90 nilai X² tabel, α=0,05 7,82
Varians 97.95 X² hit < X² tab maka tolak Ho (data tidak berdistribusi normal)
F 2
156
Lampiran 11
Uji Homogenitas Kelas Sampel
Berdasarkan data di tabel di atas dapat dicari nilai F hitung sebagai berikut :
Sb2
Sk
221, 40
208,23
1,063
Sedangkan nilai F tabel :
Dk pembilang = n pembilang – 1 = 24 – 1
= 23
Dk penyebut = n penyebut - 1 = 31 – 1
= 30
Nilai F table pada taraf nyata 0,05 dengan dk : db 23 : 30 adalah 1,89
F hitung < Ftabel maka varians kedua kelas ini homogen.
Kelas N X S S2
Eksperimen 24 56,33 14,43 208,23
Kontrol 31 41 14,88 221,40
X 1 X 2
157
Uji Hipotesis Kemampuan Berpikir Kreatif
Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas didapatkan data terdistribusi normal dan
memiliki varians yang homogen. Maka uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan:
Dengan rumus
Perhitungan:
S1 = 14.43
S2 = 14.89
t dimana S 2 1 1
S n1 n2
X 56
X 41
n1 1S12 n2 1S 2
2
n1 n2 2
n1 = 24
n2 = 31
dk = 24 + 31 – 2 = 53
S 2
n1 1S12 n2 1S2
2
n1 n2 2
=
=
24 114.432 31114.892 24 312
24208.23 31221.4 53
=
14818.68
53
= 279,6
S 279,6 = 16,72
t
S
X 1 X 2
1 1
n1 n2
t
52,08 41
1 1 16,72
24 31
158
t
t
t
11,08
16.,2 0,739
11,08
16,72.0,2719
11,08
4,545
t = 2,438
thitung = 2,438 ttabel(0.05:53) = 2,00
Maka thitung > ttabel dengan dk = (n1 + n2 -2) = (24 + 31 – 2) = 53 atau ditolak.
Kesimpulan :
Karena ditolak maka diterima, dengan demikian terdapat perbedaan antara
rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang melakukan pembelajaran
dengan pendekatan Open Ended dan rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa yang melakukan pembelajaran secara konvensional dengan kekeliruan 5%
T
U
T
159
Uji Hipotesis Kemampuan Berpikir Kreatif / Indikator
Hipotesis statistiknya yang digunakan adalah:
Ho :
:
Keterangan : : nilai rata-rata hasil kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen
: nilai rata-rata hasil kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol
Maka Tolak H0 jika Zhitung ≥ Ztabel dan Terima H0 jika Zhitung < Ztabel
Cara Perhitungan Uji Hipotesis Statistik
Setelah dilakukan uji normalitas diperoleh hasil bahwa masing-masing indikator
berpikir kreatif matematis tidak berdistribusi normal, sehingga untuk menguji hipotesis
digunakan Uji U Mann-Whitney , dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan harga-harga n1 dan n2, n1 = banyak data yang lebih kecil n2 = banyak
data yang lebih besar maka n1 = 24 dan n2 = 31.
2. Beri ranking bersama nilai-nilai kedua kelompok; ranking 1 diberikan kepada nilai
tertinggi. Ranking tersusun mulai dari 1 hingga N = n1 + n2. Untuk nilai-nilai sama
(kembar) berikanlah rata-rata ranking pada nilai yang sama.
3. Menenentukan taraf signifikasi (α) = 5%. 4. Karena sampel lebih besar dari 20 ( n > 20 ) dan banyak terdapat angka yang sama ,
maka distribusi sampling U akan mendekati distribusi normal dengan rata-rata dan
standar error :
U n1n2 N
3 N
N (N 1) 12
dengan N n1 n2 , dan T T 3 T
12
Variabel normal standarnya dirumuskan : Z
U U U
n1n2 N
3 N N (N 1)
12
n1n2 2
Keterangan:
R1 = Jumlah ranking yang diberikan pada kelompok yang ukuran
sampelnya n1 n1 = banyak data pada kelompok pertama (sampel yang lebih kecil) n2 = banyak data pada kelompok kedua t = banyak observasi yang berangka sama untuk suatu rangking tertentu
5. Membuat kesimpulan : Tolak H0 jika Zhitung ≥ Ztabel ;Terima H0 jika Zhitung < Ztabel
877 57.03
U
168.5 58.56
U
1629 55.35
160
1. Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Berpikir Lancar
U 2431 372
2
dan
U
24.31 553 55
55(55 1) 12
Z
U U
U
n1n2
n1n2
2
n1 n2 1 12
zhitung
493 372
57,03
2,31
Karena Zhitung ≥ Ztabel (2,33 ≥ 1,96), maka Hipotesis nihil (H0) ditolak.
Kesimpulannya :
”Rata-rata kemampuan berpikir lancar siswa yang pembelajarannya
diterapkan pendekatan Open Ended lebih tinggi daripada rata-rata
kemampuan berpikir lancar siswa yang pembelajarannya dilakukan secara
konvensional.”
2. Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Berpikir Luwes
U 2431 372
2
dan
U
24.31 553 55
55(55 1) 12
Z
U U
U
n1n2
n1n2
2
n1 n2 1 12
zhitung
513,5 372
58,56
2,412
Karena Zhitung ≥ Ztabel (2,416 ≥ 1,96), maka Hipotesis nihil (H0) ditolak.
Kesimpulannya :
”Rata-rata kemampuan berpikir luwes siswa yang pembelajarannya
diterapkan pendekatan Open Ended lebih tinggi daripada rata-rata
kemampuan berpikir luwes siswa yang pembelajarannya dilaksanakan secara
konvensional.”
3. Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Berpikir Orisinil
U 2431 372
2
dan
U
24.31 553 55
55(55 1) 12
U
376,5 58,118
U
161
Z
U U
U
n1n2
n1n2
2
n1 n2 1 12
zhitung
469,5 372
55,35
1,72
Karena Zhitung < Ztabel (1,76 < 1,96), maka Hipotesis nihil (H0) diterima.
Kesimpulannya :
”Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata kemampuan
berpikir orisinil siswa yang pembelajarannya diterapkan pendekatan Open Ended
dan rata-rata kemampuan berpikir orisinil siswa yang pembelajarannya
dilaksanakan secara konvensional.”
4. Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Berpikir Rinci
U 2431 372
2
dan
U
24.31 553 55
55(55 1) 12
Z
U U
U
n1n2
n1n2
2
n1 n2 1 12
zhitung
408,5 372
58,118
0,624
Karena Zhitung < Ztabel (0,628 < 1,96), maka Hipotesis nihil (H0) diterima.
Kesimpulannya :
”Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata kemampuan
berpikir rinci siswa yang pembelajarannya diterapkan pendekatan Open-
ended dan rata-rata kemampuan berpikir rinci siswa yang pembelajarannya
dilakukan secara konvensional.”
162
TABEL SKOR URUT KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR
VIII-1
(Eksperimen) Nilai Urutan Ranking
VIII-2
(Kontrol) Nilai Urutan Ranking
1 100 1 1 1 75 9 6
2 88 2 2 2 63 13 13
3 75 3 6 3 63 14 13
4 75 4 6 4 63 15 13
5 75 5 6 5 63 16 13
6 75 6 6 6 50 22 25
7 75 7 6 7 50 23 25
8 75 8 6 8 50 24 25
9 63 10 13 9 50 25 25
10 63 11 13 10 50 26 25
11 63 12 13 11 50 27 25
12 50 17 25 12 50 28 25
13 50 18 25 13 50 29 25
14 50 19 25 14 50 30 25
15 50 20 25 15 50 31 25
16 50 21 25 16 50 32 25
17 38 21 42 17 50 33 25
18 38 24 42 18 38 42 42
19 38 25 42 19 38 43 42
20 38 27 42 20 38 44 42
21 38 28 42 21 38 45 42
22 38 29 42 22 38 46 42
23 38 32 42 23 38 47 42
24 38 33 42 24 38 48 42
R1 539
25 38 49 42
26 38 50 42
27 25 51 52
28 25 52 52
29 25 53 52
30 25 54 54
163
31 13 55 55
R2 1001
TABEL SKOR URUT KEMAMPUAN BERPIKIR LUWES
VIII-1
(Eksperimen) Nilai Urutan Ranking
VIII-2
(Kontrol) Nilai Urutan Ranking
1 100 1 3 1 100 5 3
2 100 2 3 2 83 13 12
3 100 3 3 3 83 14 12
4 100 4 3 4 83 15 12
5 92 6 6.5 5 83 16 12
6 92 7 6.5 6 75 17 19
7 83 8 12 7 75 18 19
8 83 9 12 8 75 19 19
9 83 10 12 9 75 20 19
10 83 11 12 10 75 21 19
11 83 12 12 11 67 23 23.5
12 67 22 23.5 12 67 24 23.5
13 58 26 28.5 13 67 25 23.5
14 58 27 28.5 14 58 31 28.5
15 58 28 28.5 15 50 36 35
16 58 29 28.5 16 50 37 35
17 58 30 28.5 17 50 38 35
18 50 32 35 18 42 39 41
19 50 33 35 19 42 40 41
20 50 34 35 20 42 41 41
21 50 35 35 21 42 42 41
22 33 44 46.5 22 42 43 41
23 33 45 46.5 23 33 47 46.5
24 33 46 46.5 24 33 48 46.5
R1 530.5
25 33 49 46.5
26 25 50 50
27 17 51 53
28 17 52 53
29 17 53 53
30 17 54 53
164
31 17 55 53
R2 1009.5
TABEL SKOR URUT KEMAMPUAN BERPIKIR ORISINIL
VIII-1
(Eksperimen) Nilai Urutan Ranking
VIII-2
(Kontrol) Nilai Urutan Ranking
1 100 1 2.5 1 100 3 2.5
2 100 2 2.5 2 100 4 2.5
3 75 5 6 3 75 7 6
4 75 6 6 4 50 13 11.5
5 50 8 11.5 5 50 14 11.5
6 50 9 11.5 6 50 15 11.5
7 50 10 11.5 7 25 27 28
8 50 11 11.5 8 25 28 28
9 50 12 11.5 9 25 29 28
10 25 16 28 10 25 30 28
11 25 17 28 11 25 31 28
12 25 18 28 12 25 32 28
13 25 19 28 13 25 33 28
14 25 20 28 14 25 34 28
15 25 21 28 15 25 35 28
16 25 22 28 16 25 36 28
17 25 23 28 17 25 37 28
18 25 24 28 18 25 38 28
19 25 25 28 19 25 39 28
20 25 26 28 20 25 40 28
21 0 41 48 21 0 45 48
22 0 42 48 22 0 46 48
23 0 43 48 23 0 47 48
24 0 44 48 24 0 48 48
R1 574.5
25 0 49 48
26 0 50 48
27 0 51 48
28 0 52 48
29 0 53 48
30 0 54 48
165
31 0 55 48
R2 965.5
TABEL SKOR URUT KEMAMPUAN BERPIKIR RINCI
VIII-1
(Eksperimen) Nilai Urutan Ranking VIII-2
(Kontrol) Nilai Urutan Ranking
1 100 1 1 1 58 9 7.5
2 75 2 2 2 50 12 11
3 67 3 4 3 42 14 17
4 67 4 4 4 42 15 17
5 67 5 4 5 42 16 17
6 58 6 7.5 6 42 17 17
7 58 7 7.5 7 42 18 17
8 58 8 7.5 8 42 19 17
9 50 10 11 9 42 20 17
10 50 11 11 10 42 21 17
11 42 13 17 11 33 24 26
12 33 22 26 12 33 25 26
13 33 23 26 13 33 26 26
14 25 31 37.5 14 33 27 26
15 25 32 37.5 15 33 28 26
16 25 33 37.5 16 33 29 26
17 25 34 37.5 17 33 30 26
18 17 45 47 18 25 35 37.5
19 17 46 47 19 25 36 37.5
20 8 50 52 20 25 37 37.5
21 8 51 52 21 25 38 37.5
22 8 52 52 22 25 39 37.5
23 8 53 52 23 25 40 37.5
24 0 55 55 24 25 41 37.5
R1 635.5
25 25 42 37.5
26 25 43 37.5
27 25 44 37.5
28 17 47 47
29 17 48 47
30 17 49 47
166
31 8 54 52
R2 904.5
166
DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK EKSPERIMEN
1) Distribusi Frekuensi
33 33 33 33 33 33 33 35
38 48 48 53 53 58 58 65
65 70 75 78 78 80 100 100
2) Banyak Data (n) = 24
3) Rentang Data (J) = data terbesar – data terkecil
= 100 - 33 = 67
4) Banyak Kelas Interval (BK) = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log 24 = 1 + (3.3 x 1. 38)
= 5, 555 6 (dibulatkan ke atas)
Panjang Kelas (p) = (Pembulatan ke bawah)
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK EKSPERIMEN
No Interval Batas Batas Frekuensi Titik
Xi² fi. Xi fi . Xi²
Bawah Atas (fi) f (%) Tengah (Xi)
1 33 - 43 32.5 39.5 9 37.53 38 1444 342 12996
2 44 - 54 43.5 50.5 4 16.68 49 2401 196 9604
3 55 - 65 54.5 61.5 4 16.68 60 3600 240 14400
4 66 - 76 65.5 72.5 2 8.34 71 5041 142 10082
5 77 - 87 76.5 83.5 3 12.51 82 6724 246 20172
6 88 - 100 87.5 100 2 8.34 93 8649 186 13698
Jumlah 24 100 393 19210 1352 80952
Mean 56.33
Median 51.75
Modus 33.00
Varians 208.23
Simpangan Baku 14.43
167
Lampiran 14
5) Mean/ Nilai Rata-rata (Me)
Mean
Keterangan:
Me = Mean/ Nilai Rata-rata
= Jumlah dari hasil perkalian titik tengah dengan frekuensinya
= Jumlah Frekuensi / banyak siswa
Mean
6) Median (Me)
Md
7) Modus
Mo
Nilai yang paling sering muncul adalah 33
8) Varians
9) Simpangan Baku
S=
168
DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK KONTROL
1) Distribusi Frekuensi
19 22 22 22 25 25 31
31 31 31 33 36 36 36
39 39 42 44 44 44 47
47 47 53 53 56 58 61
64 64 69
2) Banyak Data (n) = 31
3) Rentang Data (J) = data terbesar – data terkecil
= 69 - 19 = 50
4) Banyak Kelas Interval (BK) = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log 31 = 4, 92 5 (dibulatkan ke atas)
5) Panjang Kelas (p) =
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK KONTROL
No Interval Batas Batas Frekuensi Titik
Xi² fi. Xi fi . Xi²
Bawah Atas (fi) f (%) Tengah (Xi)
1 19 - 27 18.5 27.5 6 19.38 23 529 138 3174
2 28 - 36 27.5 36.5 8 25.84 32 1024 256 8192
3 37 - 45 36.5 45.5 6 19.38 41 1681 246 10086
4 46 - 54 45.5 54.5 5 16.15 50 2500 250 12500
5 55 - 63 54.5 63.5 3 9.68 59 3481 177 10443
6 64 - 72 63.5 72.5 3 9.68 68 4624 204 13872
jumlah 31 100 273 13839 1271 58753
Mean 41.00
Median 38.75
Modus 31.00
Varians 221.4
Simpangan Baku 14.89
169
Lampiran 14
6) Mean/ Nilai Rata-rata (Me)
Mean
Keterangan:
Me = Mean/ Nilai Rata-rata
= Jumlah dari hasil perkalian titik tengah dengan frekuensinya
= Jumlah Frekuensi / banyak siswa
Mean
7) Median (Me)
Md
8) Modus
Mo
Nilai yang paling sering muncul adalah 31
9) Varians
10) Simpangan Baku
S=
Qi b p 4
F
Qi b p 4
F
Q1 24,5 13 6 6
Q3 51,5 10 26,25 21
170
PERHITUNGAN KEMIRINGAN DAN KETAJAMAN
A. Kelas Eksperimen
1. Kemiringan α3
3 (x mo)
s
(52,08 41)
18,21
0,61 Karena berharga positif, maka data miring positif atau
landai kanan. Dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di bawah
rata-rata
mo me x
2. Ketajaman α4
Sebelum mencari nilai ketajaman, maka diperlukan Q1, Q3, P10 dan P90
in
f
in
f
24,5
6
58,06
8
F Pi b p 100
P10 24,5 13 2,4 0
F
Pi b p 100
P90 63,5 13 21,6 17
1 (Q Q ) 2
171
29,7
Sehingga
in
f
6
75,5
in
f
5
4
3 1
P90 P10
1 (58,06 24,05)
2 75,5 29,7
0,37
Karena α4 > 0,263 maka model kurva runcing (leptokurtis)
42, 64
P10 Q1 Q3 P90
B. Kelas Kontrol
1. Kemiringan α3
3 (x mo)
s
( 41 31,5)
14,89
0,64
Qi b p 4
F
Qi b p 4
F
Q1 19,5 9 7,75 7
Q3 45,5 9 23,25 20
Pi b p 100
F
Pi b p 100
F
P90 59,5 10 27,9 24 P10 18,5 9
3,1 0
172
Karena berharga positif, maka data miring positif atau landai kanan.
Dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di bawah rata-rata
mo me x
2. Ketajaman α4
Sebelum mencari nilai ketajaman, maka diperlukan Q1, Q3, P10 dan P90
in
f
in
f
20,46
7
52,81
4
in
f
in
f
69,25
4
22,5
7
1 (Q3 Q1) 1 (52,81 20,46)
173
Sehingga
4
2
P90 P10
2
69,25 22,5
0,35
Karena α4 > 0,263 maka model kurva runcing (leptokurtis)
42,64
P10 Q1 Q3 P90
174
Lampiran 16
175
Lampiran 17
176
Lampiran 18
Nilai Persentil Untuk Distribusi T
Nilai Persentil Untuk Distribusi t υ = dk (Bilangan Dalam Badan Daftar Menyatakan tp)
Sumber: Statistical Tables for Biological, Agricultural and Medical Research, Fisher, R. A. dan Yates, F Table III, Oliver & Boyd Ltd, Edinburgh.
υ t0,995 t0,99 t0,975 t0,95 t0,90 t0,80 t0,75 t0,70 t0,60 t0,55
1 2 3 4
5 6 7 8 9
10 11 12 13 14
15 16 17 18 19
20 21 22 23 24
25 26 27 28 29
30 40 60
120
63,66 31,82 12,71 6,31 3,08 9,92 6,96 4,30 2,92 1,89 5,84 4,54 3,18 2,35 1,64 4,60 3,75 2,78 2,13 1,53
4,03 3,36 2,57 2,02 1,48 3,71 2,14 2,45 1,94 1,44 3,50 3,00 2,36 1,90 1,42 3,36 2,90 2,31 1,86 1,40 3,25 2,82 2,26 1,83 1,38
3,17 2,76 2,23 1,81 1,37 3,11 2,72 2,20 1,80 1,36 3,06 2,68 2,18 1,78 1,36 3,01 2,65 2,16 1,77 1,35 2,98 2,62 2,14 1,76 1,34
2,95 2,60 2,13 1,75 1,34 2,92 2,58 2,12 1,75 1,34 2,90 2,57 2,11 1,74 1,33 2,88 2,55 2,10 1,73 1,33 2,86 2,54 2,09 1,73 1,33
2,84 2,53 2,09 1,72 1,32 2,83 2,52 2,08 1,72 1,32 2,82 2,51 2,07 1,72 1,32 2,81 2,50 2,07 1,71 1,32 2,80 2,49 2,06 1,71 1,32
2,79 2,48 2,06 1,71 1,32 2,78 2,48 2,06 1,71 1,32 2,77 2,47 2,05 1,70 1,31 2,76 2,47 2,05 1,70 1,31 2,76 2,46 2,04 1,70 1,31
2,75 2,46 2,04 1,70 1,31 2,70 2,42 2,02 1,68 1,30 2,66 2,39 2,00 1,67 1,30 2,62 2,36 1,98 1,66 1,29 2,58 2,33 1,96 1,645 1,28
1,376 1,000 0,727 0,325 0,158 1,961 0,816 0,617 0,289 0,142 0,978 0,765 0,584 0,277 0,137 0,941 0,741 0,569 0,271 0,134
0,920 0,727 0,559 0,267 0,132 0,906 0,718 0,553 0,265 0,131 0,896 0,711 0,549 0,263 0,130 0,889 0,706 0,546 0,262 0,130 0,883 0,703 0,543 0,261 0,129
0,879 0,700 0,542 0,260 0,129 0,876 0,697 0,540 0,260 0,129 0,873 0,695 0,539 0,259 0,128 0,870 0,694 0,538 0,259 0,128 0,868 0,692 0,537 0,258 0,128
0,866 0,691 0,536 0,258 0,128 0,865 0,690 0,535 0,258 0,128 0,864 0,689 0,534 0,257 0,128 0,862 0,688 0,534 0,257 0,127 0,861 0,688 0,533 0,257 0,127
0,860 0,687 0,533 0,257 0,127 0,859 0,686 0,532 0,257 0,127 0,858 0,686 0,532 0,256 0,127 0,858 0,685 0,532 0,256 0,127 0,857 0,685 0,531 0,256 0,127
0,856 0,684 0,531 0,256 0,127 0,856 0,684 0,531 0,256 0,127 0,855 0,684 0,531 0,256 0,127 0,855 0,683 0,530 0,256 0,127 0,854 0,683 0,530 0,256 0,127
0,854 0,683 0,530 0,256 0,127 0,853 0,681 0,529 0,255 0,126 0,848 0,679 0,527 0,254 0,126 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126 0,842 0,674 0,524 0,253 0,126