PENGARUH PENAMBAHAN PASAK TERHADAP SIFAT MEKANIK...

3
BAB 6 PENUTUP 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain: 1. Hasil pengujian sifat fisik dan mekanik bambu petung adalah sebagai berikut: a. Hasil pengujian pendahuluan sifat fisik bambu petung adalah: 1) Kadar air bambu petung 11,84% 2) Kerapatan bambu petung 0,60 gr/cm 3 . b. Hasil pengujian pendahuluan sifat mekanik bambu petung adalah: 1) Kuat tekan sejajar serat 65,35 MPa. 2) Kuat tekan tegak lurus serat dengan kulit di atas 14,34 MPa. 3) Kuat tekan tegak lurus serat dengan kulit di bawah 9,75 MPa. 4) Kuat tekan tegak lurus serat samping 5,45 MPa. 5) Kuat geser sejajar serat 7,77 MPa. 6) Kuat tarik sejajar serat 208,165 MPa. 7) Modulus of Rupture (MOR) rata-rata pasak bambu petung 146,68 MPa. 8) Modulus of Rupture (MOR) dengan kulit di atas 185,63 MPa. 9) Modulus of Rupture (MOR) dengan kulit di bawah 186,59 MPa. 10) Modulus of Elasticity (MOE) dengan kulit di atas 15615,42 MPa. 11) Modulus of Elasticity (MOE) dengan kulit di bawah 15719,15 MPa. 2. Hasil pengujian kuat geser, tarik dan tekan balok laminasi adalah sebagai berikut: a. Hasil kuat geser sejajar garis perekatan adalah 4,85 MPa. b. Hasil tarik belah tegak lurus garis perekatan 1,05 MPa. 113 PENGARUH PENAMBAHAN PASAK TERHADAP SIFAT MEKANIK BALOK BAMBU LAMINASI DENGAN PEREKAT PATI Syahrir Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Transcript of PENGARUH PENAMBAHAN PASAK TERHADAP SIFAT MEKANIK...

Page 1: PENGARUH PENAMBAHAN PASAK TERHADAP SIFAT MEKANIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70563/potongan/S2-2014-321757... · Hasil pengujian pendahuluan sifat mekanik bambu petung

113

BAB 6

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa

kesimpulan antara lain:

1. Hasil pengujian sifat fisik dan mekanik bambu petung adalah sebagai

berikut:

a. Hasil pengujian pendahuluan sifat fisik bambu petung adalah:

1) Kadar air bambu petung 11,84%

2) Kerapatan bambu petung 0,60 gr/cm3.

b. Hasil pengujian pendahuluan sifat mekanik bambu petung adalah:

1) Kuat tekan sejajar serat 65,35 MPa.

2) Kuat tekan tegak lurus serat dengan kulit di atas 14,34 MPa.

3) Kuat tekan tegak lurus serat dengan kulit di bawah 9,75 MPa.

4) Kuat tekan tegak lurus serat samping 5,45 MPa.

5) Kuat geser sejajar serat 7,77 MPa.

6) Kuat tarik sejajar serat 208,165 MPa.

7) Modulus of Rupture (MOR) rata-rata pasak bambu petung 146,68 MPa.

8) Modulus of Rupture (MOR) dengan kulit di atas 185,63 MPa.

9) Modulus of Rupture (MOR) dengan kulit di bawah 186,59 MPa.

10) Modulus of Elasticity (MOE) dengan kulit di atas 15615,42 MPa.

11) Modulus of Elasticity (MOE) dengan kulit di bawah 15719,15 MPa.

2. Hasil pengujian kuat geser, tarik dan tekan balok laminasi adalah

sebagai berikut:

a. Hasil kuat geser sejajar garis perekatan adalah 4,85 MPa.

b. Hasil tarik belah tegak lurus garis perekatan 1,05 MPa.

113

PENGARUH PENAMBAHAN PASAK TERHADAP SIFAT MEKANIK BALOK BAMBU LAMINASIDENGAN PEREKAT PATISyahrirUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: PENGARUH PENAMBAHAN PASAK TERHADAP SIFAT MEKANIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70563/potongan/S2-2014-321757... · Hasil pengujian pendahuluan sifat mekanik bambu petung

114

c. Hasil kuat tekan sejajar serat balok laminasi adalah 49,01 MPa.

d. Hasil kuat tekan tegak lurus arah serat balok laminasi adalah 10,00 MPa

3. Hasil pengujian lentur balok laminasi perekat sagu adalah sebagai

berikut:

a. Hasil uji kuat lentur rata-rata balok laminasi dengan perekat sagu tanpa pasak

adalah:

1) Modulus of Rupture (MOR) 109,04MPa.

2) Modulus of Elasticity (MOE) 25927,54 MPa.

b. Hasil uji kuat lentur rata-rata balok laminasi perekat sagu dengan kemiringan

pasak 450 adalah:

1) Modulus of Rupture (MOR) 132,94 MPa.

2) Modulus of Elasticity (MOE) 31276,95 MPa.

c. Hasil uji kuat lentur rata-rata balok laminasi perekat sagu dengan kemiringan

pasak 900 adalah:

1) Modulus of Rupture (MOR) 126,71 MPa.

2) Modulus of Elasticity (MOE) 29906,29 MPa.

d. Nilai Modulus of Rupture (MOR) balok laminasi perekat sagu dengan pasak

kemiringan 450 mencapai 17,96% dari nilai Modulus of Rupture (MOR) balok

laminasi perekat sagu tanpa pasak.

e. Nilai Modulus of Rupture (MOR) balok laminasi perekat sagu dengan pasak

kemiringan 450 mencapai 5,05% dari nilai Modulus of Rupture (MOR) balok

laminasi perekat sagu dengan pasak kemiringan 900.

f. Nilai Modulus of Rupture (MOR) balok laminasi perekat sagu dengan pasak

kemiringan 900 mencapai 12,28% dari nilai Modulus of Rupture (MOR) balok

laminasi perekat sagu tanpa pasak.

4. Dari hasil pengujian kuat lentur, diketahui bahwa pada pengujian balok

laminasi semuanya mengalami kegagalan garis perekat. Kegagalan ini terjadi

PENGARUH PENAMBAHAN PASAK TERHADAP SIFAT MEKANIK BALOK BAMBU LAMINASIDENGAN PEREKAT PATISyahrirUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: PENGARUH PENAMBAHAN PASAK TERHADAP SIFAT MEKANIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70563/potongan/S2-2014-321757... · Hasil pengujian pendahuluan sifat mekanik bambu petung

115

karena nilai kuat geser balok laminasi (perekat) masih lebih kecil daripada

nilai kuat geser lamina bambu.

6.2. Saran

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan serta analisa dari hasil penelitian

yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yang akan berguna untuk penelitian

lebih lanjut tentang balok laminasi dengan perekat pati sagu antara lain:

1. Untuk memperoleh nilai kekuatan bambu yang baik, sebaiknya pemotongan

bambu dilakukan pada musim kemarau, karena pada musim kemarau kadar

air bambu relatif lebih rendah daripada ketika musim hujan.

2. Semakin banyak lamina bambu yang direkatkan maka semakin tinggi

kekuatan mekaniknya. Namun penggunaan perekat akan semakin banyak dan

boros. Tentunya harus memperhatikan efesiensi ekonomisnya.

3. Untuk memperoleh balok laminasi yang baik, usahakan untuk melakukan

penyerutan bambu hingga permukaannya rata dan dipastikan kulit bambu

harus bersih.

4. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui tekanan kempa yang

optimum, khusus yang menggunakan perekat pati sagu.

5. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut perbandingan penggunaan perekat pati

sagu yang kebanyakan di pasaran. Karena asumsi masyarakat tiap-tiap daerah

mengenai sagu berbeda-beda. Ada yang menanggapi pohon sagu merupakan

kata lain dari pohon lontar, dan ada pula pohon sagu adalah jenis pohon sagu

sendiri.

6. Diharapkan untuk penelitian lebih lanjut, supaya mengontrol/megecek standar

pH pada perekat sagu. Untuk lebih memastikan standar pH pada perekat sagu

sudah terkontrol atau tidak.

PENGARUH PENAMBAHAN PASAK TERHADAP SIFAT MEKANIK BALOK BAMBU LAMINASIDENGAN PEREKAT PATISyahrirUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/