PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN …digilib.unila.ac.id/29276/2/3. SKRIPSI TANPA BAB...

70
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK KCl TERHADAP PRODUKSI DAN RESPIRASI TANAH PERTANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) (Skripsi) Oleh SARAH BAHRIANA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Transcript of PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN …digilib.unila.ac.id/29276/2/3. SKRIPSI TANPA BAB...

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK KCl

TERHADAP PRODUKSI DAN RESPIRASI TANAH

PERTANAMAN JAGUNG MANIS

(Zea mays saccharata Sturt)

(Skripsi)

Oleh

SARAH BAHRIANA

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Sarah Bahriana

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK KCl

TERHADAP PRODUKSI DAN RESPIRASI TANAH

PERTANAMAN JAGUNG MANIS

(Zea mays Saccharata sturt)

Oleh

SARAH BAHRIANA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang

ayam dan pupuk KCl terhadap produksi jagung manis dan respirasi tanah

pertanaman jagung manis (Zea mays Saccharata sturt) varietas Jambore.

Penelitian dilaksanakan di lahan yang terletak di Kota Sepang Jaya, Kecamatan

Labuhan Ratu, Bandar Lampung. Penelitian ini dimulai pada bulan Desember

2016 sampai dengan Maret 2017. Rancangan percobaan yang digunakan adalah

Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor yang diulang sebanyak 3 kali.

Faktor pertama adalah dosis bahan organik dari pupuk kandang ayam (K) dan

faktor kedua adalah dosis pupuk KCl (A).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam 15 ton ha-1

dan pupuk KCl memberikan pengaruh nyata terhadap respirasi tanah, populasi

Sarah Bahriana

bakteri tanah akhir, populasi jamur tanah awal dan akhir penanaman, bobot segar

brangkasan, panjang tongkol, jumlah baris biji per tongkol, panjang baris biji per

tongkol, jumlah biji per baris dan hasil produksi per petak yang lebih tinggi

daripada perlakuan tanpa pupuk. Kombinasi pupuk K1A2 (pupuk kandang ayam

15 ton ha-1 + pupuk KCl 100 kg ha-1) merupakan kombinasi terbaik untuk

memberikan produksi jagung manis per petak sebesar 21,969 kg petak-1 dengan

dosis optimum pupuk KCl sebesar 107,576 kg ha-1.

Kata kunci : Jagung Manis, Produksi, Pupuk Kandang Ayam, Pupuk KCl,

Respirasi Tanah.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK KCl

TERHADAP PRODUKSI DAN RESPIRASI TANAH

PERTANAMAN JAGUNG MANIS

(Zea mays Saccharata sturt)

Oleh

SARAH BAHRIANA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 18 November 1995 sebagai anak kedua dari tiga

bersaudara dari pasangan bapak Bachtiar dan ibu Rusmarini. Jenjang pendidikan

dimulai dengan menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Kemala

Bhayangkari 23 Bandar Lampung pada tahun 2000, Sekolah Dasar di SDN Palapa

pada tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama di SMPN 25 Bandar Lampung pada

tahun 2010 dan Sekolah Menengah Atas di SMKN SMTI Bandar Lampung pada

2013. Penulis terdaftar sebagai Mahasiswa di Program Studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur SBMPTN.

Pada bulan Januari – Maret 2016 penulis melaksanakan program Kuliah Kerja

Nyata (KKN) POSDAYA Universitas Lampung di Rantau Tijang, Kecamatan

Pugung, Tanggamus. Kemudian pada bulan Juli 2016, penulis melaksanakan

kegiatan Praktik Umum (PU) di Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) Pertanian

Organik Agatho, Cisarua, Bogor, Jawa Barat.

Selama menjadi mahasiswa, Penulis pernah terpilih menjadi penerima Beasiswa

BBP-PPA pada tahun Akademik 2015/2016 dan Beasiswa Bank Indonesia pada

tahun 2016/2017. Penulis juga pernah menjadi asisten Praktikum di mata Kuliah

Fisiologi Tumbuhan pada Semester Ganjil Tahun 2016/2017 dan Pengelolaan

Kesuburan Tanah pada Semester Genap Tahun 2016/2017.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu.

Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu.

Allah Maha mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.”

(QS. Al-Baqarah: 216)

"Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil;

kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik."

(Evelyn Underhill)

“Educating the mind without educating the heart is no education at all.”

(Aristotle)

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT kupersembahkan karyaku ini untuk

Kedua orang tua tercinta, Ibu Rusmarini dan Bapak Bachtiar,

Mbah Maryati, Kakak Arnita, dan Adik Sari yang selalu sabar

dalam membimbingku, menasehatiku, mendukungku, dan tak pernah lelah menyebutku dalam doa-doa dan sujud mereka untuk keberhasilanku

dan memberikan limpahan kasih sayang

yang takkan kulupakan

Ir. Sarno, M.S., Dr. Ir. Darwin H. Pangaribuan, M.Sc.,

dan Prof. Dr. Ir. Abdul Kadir Salam, M.Sc.

dan

Almamaterku,

Universitas Lampung

SANWACANA

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk KCl Terhadap Produksi

dan Respirasi Tanah Pertanaman Jagung Manis (Zea mays Saccharata Sturt)”.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana

Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Sarno, M.S., selaku Dosen Pembimbing I atas semua arahan,

bimbingan, masukan, waktu dan kesabarannya dalam membimbing penulis

selama proses penyelesaian skripsi.

2. Bapak Dr. Ir. Darwin H. Pangaribuan, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing II

atas semua ide, bimbingan, saran, nasihat, bantuan serta kesabarannya selama

proses penyelesaian skripsi.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Abdul Kadir Salam, M.Sc., selaku Dosen Penguji atas

semua masukan, saran, nasihat, motivasi dan dorongan untuk penyempurnaan

skripsi ini.

4. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Agroteknologi

Universitas Lampung.

5. Bapak Prof. Dr. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

6. Ibu Dra. Sri Ramadiana, selaku Dosen Pembimbing Akademik atas

bimbingan, arahan dan masukan selama penulis tercatat sebagai mahasiswa.

7. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian dan khususnya Dosen Jurusan

Agroteknologi yang telah memberikan banyak ilmu bermanfaat selama

penulis menempuh pendidikan di Universitas Lampung.

8. Mama Rusmarini dan Papa Bachtiar sebagai orang tua tercinta yang selalu

memotivasi dan mendukung moral serta materi selama penyelesaian studi di

Universitas Lampung.

9. Arnita Nurhayati, Sari Bahriani dan mbah Maryati serta keluarga besarku

yang senantiasa memberi arahan, semangat, dukungan, dan doa kepada

penulis;

10. Teman-teman seperjuanganku: Yessa Liliana, Sheilla R. Elzhivago, dan Ade

Yulistiani atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.

11. Teman-teman yang sudah membantu penelitian: Yuli Agustin,

Safrianirmasari Siregar, Sefti Nofiyana, Rian Adi Nata, Umi Mahmudah, Siti

Nur Rohmah, Sari Dewi, Wahyu Ari Saputra dan yang lainnya yang tidak

bisa disebutkan satu per satu.

12. Sahabat-sahabat Praktik Umum (PU) Yayasan BSB Cisarua Bogor dan KKN

Rantau Tijang yang tersayang atas kepedulian, persaudaraan, kebersamaan,

dan dukungan, yang menjadi penyemangat bagi penulis.

13. Sahabat dan teman-teman dekatku di Agroteknologi 2013, atas kebersamaan

dan persaudaraan selama menjalani perkuliahan.

Saya menyadari sepenuhnya dalam pembuatan skripsi ini masih terdapat

kesalahan ataupun kekurangan. Dengan demikian saya menerima kritik dan saran

yang bersifat membangun untuk perbaikan laporan ini sehingga skripsi ini dapat

bermanfaat.

Bandar Lampung, November 2017

Sarah Bahriana

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah ............................................................................. 7

1.3 Tujuan penelitian .............................................................................. 7

1.4 Kerangka pemikiran .......................................................................... 7

1.5 Hipotesis ........................................................................................... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan morfologi tanaman jagung manis ............................ 10

2.2 Syarat tumbuh jagung manis ............................................................. 11

2.3 Pupuk Kalium Klorida (KCl) ............................................................ 13

2.4 Pupuk kandang ayam ........................................................................ 15

2.5 Asosiasi mikroorganisme dengan tanaman ....................................... 17

2.6 Bakteri ............................................................................................... 20

2.7 Fungi/Jamur ...................................................................................... 20

2.8 Pengaruh pupuk organik terhadap organisme dan respirasi tanah .... 21

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu pelaksanaan ........................................................ 23

3.2 Bahan dan alat .................................................................................... 23

3.3 Rancangan percobaan dan analisis data ............................................ 24

3.4 Pelaksanaan penelitian ...................................................................... 25

3.4.1 Penyiapan lahan .................................................................... 25

3.4.2 Pembuatan petak percobaan .................................................. 25

3.4.3 Penanaman jagung manis ...................................................... 27

3.4.4 Aplikasi pupuk ...................................................................... 27

3.4.5 Penentuan sampel tanaman ................................................... 28

3.4.6 Pemeliharaan ......................................................................... 28

ii

Halaman

3.4.7 Panen ........................................................................................ 29

3.5 Variabel Pengamatan ........................................................................ 30

3.5.1 Bobot segar brangkasan ........................................................ 30

3.5.2 Panjang tongkol ..................................................................... 30

3.5.3 Jumlah baris biji per tongkol ................................................. 30

3.5.4 Panjang baris biji per tongkol ............................................... 30

3.5.5 Jumlah biji per baris .............................................................. 31

3.5.6 Produksi per petak ................................................................. 31

3.5.7 Respirasi tanah ...................................................................... 31

3.5 8 Populasi mikroba tanah ......................................................... 32

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil .................................................................................................. 34

4.1.1 Status kesuburan tanah dan cuaca ......................................... 34

4.1.2 Rekapitulasi Analisis ragam .................................................. 36

4.1.3 Bobot segar brangkasan 10 tanaman ..................................... 37

4.1.4 Panjang tongkol ..................................................................... 39

4.1.5 Jumlah baris biji per tongkol ................................................. 40

4.1.6 Panjang baris biji per tongkol ............................................... 42

4.1.7 Jumlah biji per baris .............................................................. 44

4.1.8 Hasil produksi per petak ........................................................ 45

4.1.9 Respirasi tanah 0 HST ........................................................... 47

4.1.10 Respirasi tanah 30 HST ......................................................... 49

4.1.11 Respirasi tanah 70 HST ......................................................... 50

4.1.12 Populasi bakteri tanah awal pertanaman ............................... 52

4.1.13 Populasi bakteri tanah akhir pertanaman .............................. 53

4.1.14 Populasi jamur tanah awal pertanaman ................................. 54

4.1.15 Populasi jamur tanah akhir pertanaman ................................ 56

4.2 Pembahasan ....................................................................................... 57

4.2.1 Kesuburan hara tanah ............................................................ 57

4.2.2 Pengaruh bahan organik dan pupuk KCl terhadap bobot

segar brangkasan tanaman jagung manis .............................. 59

4.2.3 Pengaruh bahan organik dan pupuk KCl terhadap produksi

tanaman jagung manis ........................................................... 60

4.2.4 Respirasi dan populasi mikroba tanah ................................... 65

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ........................................................................................... 70

5.2 Saran ................................................................................................. 71

iii

Halaman

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 72

LAMPIRAN .............................................................................................. 77

Tabel 18 – 71 ......................................................................................... 78-104

Gambar 16 – 33 ..................................................................................... 115-122

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kandungan rata-rata dari pupuk kandang padat segar .............................. 16

2. Kombinasi perlakuan pupuk kandang ayam dan dosis dari pupuk KCl ... 24

3. Hasil Analisis Sampel Tanah Percobaan ................................................... 34

4. Rekapitulasi hasil analisis ragam pengaruh pemberian pupuk kandang

ayam dan kombinasi dosis pupuk KCl ....................................................... 36

5. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap bobot segar tajuk tanaman jagung manis ............................ 38

6. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap panjang tongkol tanaman jagung manis ............................. 39

7. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap jumlah baris per tongkol tanaman jagung manis ................ 41

8. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap panjang baris per tongkol tanaman jagung manis .............. 43

9. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap jumlah biji per baris tanaman jagung manis ....................... 44

10. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap hasil produksi per petak tanaman jagung manis ................. 46

11. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap respirasi tanah 0 HST pertanaman jagung manis ............... 48

12. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap respirasi tanah 30 HST pertanaman jagung manis ............. 49

13. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap respirasi tanah 70 HST pertanaman jagung manis ............. 51

v

Tabel Halaman

14. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap jumlah populasi bakteri tanah awal pertanaman jagung

manis ......................................................................................................... 52

15. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap jumlah populasi bakteri tanah akhir pertanaman jagung

manis ......................................................................................................... 53

16. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap jumlah populasi jamur tanah awal pertanaman jagung

manis ......................................................................................................... 55

17. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap jumlah populasi jamur tanah akhir pertanaman jagung

manis ......................................................................................................... 56

18. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap bobot

segar tajuk tanaman jagung manis ............................................................ 78

19. Uji homogenitas bobot segar tajuk tanaman setelah aplikasi pupuk

kandang ayam dan pupuk KCl .................................................................. 78

20. Analisis ragam bobot segar tajuk tanaman jagung manis setelah aplikasi

pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ....................................................... 79

21. Orthogonal Polinomial untuk bobot segar tajuk tanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 79

22. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

panjang tongkol tanaman jagung manis .................................................... 80

23. Uji homogenitas panjang tongkol tanaman setelah aplikasi pupuk

kandang ayam dan pupuk KCl .................................................................. 80

24. Analisis ragam panjang tongkol tanaman jagung manis setelah aplikasi

pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ....................................................... 81

25. Orthogonal Polinomial untuk panjang tongkol tanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 81

26. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap jumlah

baris per tongkol tanaman jagung manis ................................................... 82

27. Uji homogenitas jumlah baris per tongkol tanaman setelah aplikasi

pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ....................................................... 82

vi

Tabel Halaman

28. Analisis ragam jumlah baris per tongkol tanaman jagung manis setelah

aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .......................................... 83

29. Orthogonal Polinomial untuk jumlah baris per tongkol tanaman jagung

manis setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ................... 83

30. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

panjang baris per tongkol tanaman jagung manis ..................................... 84

31. Uji homogenitas panjang baris per tongkol tanaman setelah aplikasi

pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ....................................................... 84

32. Analisis ragam panjang baris per tongkol tanaman jagung manis setelah

aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .......................................... 85

33. Orthogonal Polinomial untuk panjang baris per tongkol tanaman jagung

manis setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ................... 85

34. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap jumlah

biji per baris tanaman jagung manis .......................................................... 86

35. Uji homogenitas jumlah biji per baris tanaman setelah aplikasi pupuk

kandang ayam dan pupuk KCl .................................................................. 86

36. Analisis ragam jumlah biji per baris tanaman jagung manis setelah

aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .......................................... 87

37. Orthogonal Polinomial untuk jumlah biji per baris tanaman jagung

manis setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ................... 87

38. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

produksi per petak tanaman jagung manis ................................................ 88

39. Uji homogenitas produksi per petak tanaman setelah aplikasi pupuk

kandang ayam dan pupuk KCl .................................................................. 88

40. Analisis ragam produksi per petak tanaman jagung manis setelah

aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .......................................... 89

41. Orthogonal Polinomial untuk produksi per petak tanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ............................. 89

42. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

respirasi tanah 0 HST pertanaman jagung manis ...................................... 90

vii

Tabel Halaman

43. Uji homogenitas respirasi tanah 0 HST pertanaman jagung manis setelah

aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .......................................... 90

44. Analisis ragam respirasi tanah 0 HST pertanaman jagung manis setelah

aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .......................................... 91

45. Orthogonal Polinomial untuk respirasi tanah 0 HST pertanaman jagung

manis setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ................... 91

46. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

respirasi tanah 30 HST pertanaman jagung manis .................................... 92

47. Uji homogenitas respirasi tanah 30 HST pertanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 92

48. Analisis ragam respirasi tanah 30 HST pertanaman jagung manis setelah

aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .......................................... 93

49. Orthogonal Polinomial untuk respirasi tanah 30 HST pertanaman jagung

manis setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ................... 93

50. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

respirasi tanah 70 HST pertanaman jagung manis .................................... 94

51. Uji homogenitas respirasi tanah 70 HST pertanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 94

52. Analisis ragam respirasi tanah 70 HST pertanaman jagung manis setelah

aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .......................................... 95

53. Orthogonal Polinomial untuk respirasi tanah 70 HST pertanaman jagung

manis setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ................... 95

54. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap populasi

bakteri tanah awal pertanaman jagung manis ........................................... 96

55. Uji homogenitas populasi bakteri tanah awal pertanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 96

56. Analisis ragam populasi bakteri tanah awal pertanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 97

57. Orthogonal Polinomial untuk populasi bakteri tanah awal pertanaman

jagung manis setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ....... 97

viii

Tabel Halaman

58. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

populasi bakteri tanah akhir pertanaman jagung manis ............................ 98

59. Uji homogenitas populasi bakteri tanah akhir pertanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 98

60. Analisis ragam populasi bakteri tanah akhir pertanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 99

61. Orthogonal Polinomial untuk populasi bakteri tanah akhir pertanaman

jagung manis setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ....... 99

62. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

populasi jamur tanah awal pertanaman jagung manis ............................... 100

63. Uji homogenitas populasi jamur tanah awal pertanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 100

64. Analisis ragam populasi jamur tanah awal pertanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 101

65. Orthogonal Polinomial untuk populasi jamur tanah awal pertanaman

jagung manis setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ....... 101

66. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

populasi jamur tanah akhir pertanaman jagung manis .............................. 102

67. Uji homogenitas populasi jamur tanah akhir pertanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 102

68. Analisis ragam populasi jamur tanah akhir pertanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 103

69. Orthogonal Polinomial untuk populasi jamur tanah akhir pertanaman

jagung manis setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ....... 103

70. Koefisien Orthogonal Polinomial 4x2 ...................................................... 104

71. Data curah hujan dan suhu selama penelitian ........................................... 105

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan kerangka pemikiran ...................................................................... 8

2. Denah tata letak percobaan pengelompokkan pemupukan berdasarkan

ulangan ..................................................................................................... 26

3. Denah petak percobaan dan jarak tanam jagung manis ........................... 27

4. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

bobot segar brangkasan tanaman jagung manis ....................................... 38 45

5. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

panjang tongkol jagung manis ................................................................. 40 46

6. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

jumlah baris biji per tongkol jagung manis .............................................. 42

7. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

panjang baris biji per tongkol jagung manis ........................................... 43

8. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

jumlah biji per baris ................................................................................. 45

9. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

produksi jagung manis per petak ............................................................ 47

10. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

respirasi tanah 0 HST ............................................................................... 48 34

11. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

respirasi tanah 30 HST ............................................................................. 50 35

12. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

respirasi tanah 70 HST ............................................................................. 51 37

13. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

populasi bakteri tanah akhir pertanaman ................................................. 54 40

x

Gambar Halaman

14. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

populasi jamur tanah awal pertanaman .................................................... 55

15. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

populasi jamur tanah akhir pertanaman ................................................... 57

16. Penyiapan lahan yang diawali dengan pembersihan gulma ..................... 115

17. Pembuatan petak percobaan ..................................................................... 115

18. Pembuatan pupuk kandang ayam yang akan dikomposkan,

(a) Pencacahan jerami; (b) Pupuk kandang ayam yang sudah

dikomposkan ............................................................................................ 115

19. Aplikasi pupuk, (a) Pukan ayam; (b) Pupuk Urea, KCl dan TSP ............ 116

20. Pembuatan contong tanaman dari daun pisang ........................................ 116

21. Penyulaman benih tanaman yang tidak tumbuh dan mati ....................... 116

22. Tanaman jagung manis saat fase akhir vegetatif ..................................... 117

23. Bunga betina tanaman jagung manis ....................................................... 117

24. Tongkol jagung manis yang terserang hama kutu ................................... 117

25. Proses pemanenan, (a) Pemetikan tongkol jagung manis; (b)

Pencacahan brangkasan tanaman ............................................................. 118

26. Benih jagung manis varietas Jambore ...................................................... 118

27. Pengambilan sampel respirasi tanah di lahan percobaan ......................... 118

28. Titrasi pengujian sampel respirasi tanah .................................................. 119

29. Pengambilan sampel tanah di lahan percobaan untuk analisis populasi

mikroba tanah, (a) Saat awal penanaman; (b) Saat panen ....................... 119

30. Sampel tanah yang telah diinkubasikan dalam media, (a) Isolasi

Bakteri; (b) Isolasi Jamur ......................................................................... 120

31. Penghitungan jumlah koloni mikroba dengan Colony Counter ............... 120

32. Penampakan tongkol jagung manis berkelobot dari setiap perlakuan ..... 121

33. Penampakan tongkol jagung manis dari setiap perlakuan ....................... 122

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kandungan rata-rata dari pupuk kandang padat segar .............................. 16

2. Kombinasi perlakuan pupuk kandang ayam dan dosis dari pupuk KCl ... 24

3. Hasil Analisis Sampel Tanah Percobaan ................................................... 34

4. Rekapitulasi hasil analisis ragam pengaruh pemberian pupuk kandang

ayam dan kombinasi dosis pupuk KCl ....................................................... 36

5. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap bobot segar tajuk tanaman jagung manis ............................ 38

6. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap panjang tongkol tanaman jagung manis ............................. 39

7. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap jumlah baris per tongkol tanaman jagung manis ................ 41

8. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap panjang baris per tongkol tanaman jagung manis .............. 43

9. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap jumlah biji per baris tanaman jagung manis ....................... 44

10. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap hasil produksi per petak tanaman jagung manis ................. 46

11. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap respirasi tanah 0 HST pertanaman jagung manis ............... 48

12. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap respirasi tanah 30 HST pertanaman jagung manis ............. 49

13. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap respirasi tanah 70 HST pertanaman jagung manis ............. 51

v

Tabel Halaman

14. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap jumlah populasi bakteri tanah awal pertanaman jagung

manis ......................................................................................................... 52

15. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap jumlah populasi bakteri tanah akhir pertanaman jagung

manis ......................................................................................................... 53

16. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap jumlah populasi jamur tanah awal pertanaman jagung

manis ......................................................................................................... 55

17. Hasil pengamatan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk

KCl terhadap jumlah populasi jamur tanah akhir pertanaman jagung

manis ......................................................................................................... 56

18. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap bobot

segar tajuk tanaman jagung manis ............................................................ 78

19. Uji homogenitas bobot segar tajuk tanaman setelah aplikasi pupuk

kandang ayam dan pupuk KCl .................................................................. 78

20. Analisis ragam bobot segar tajuk tanaman jagung manis setelah aplikasi

pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ....................................................... 79

21. Orthogonal Polinomial untuk bobot segar tajuk tanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 79

22. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

panjang tongkol tanaman jagung manis .................................................... 80

23. Uji homogenitas panjang tongkol tanaman setelah aplikasi pupuk

kandang ayam dan pupuk KCl .................................................................. 80

24. Analisis ragam panjang tongkol tanaman jagung manis setelah aplikasi

pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ....................................................... 81

25. Orthogonal Polinomial untuk panjang tongkol tanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 81

26. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap jumlah

baris per tongkol tanaman jagung manis ................................................... 82

27. Uji homogenitas jumlah baris per tongkol tanaman setelah aplikasi

pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ....................................................... 82

vi

Tabel Halaman

28. Analisis ragam jumlah baris per tongkol tanaman jagung manis setelah

aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .......................................... 83

29. Orthogonal Polinomial untuk jumlah baris per tongkol tanaman jagung

manis setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ................... 83

30. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

panjang baris per tongkol tanaman jagung manis ..................................... 84

31. Uji homogenitas panjang baris per tongkol tanaman setelah aplikasi

pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ....................................................... 84

32. Analisis ragam panjang baris per tongkol tanaman jagung manis setelah

aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .......................................... 85

33. Orthogonal Polinomial untuk panjang baris per tongkol tanaman jagung

manis setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ................... 85

34. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap jumlah

biji per baris tanaman jagung manis .......................................................... 86

35. Uji homogenitas jumlah biji per baris tanaman setelah aplikasi pupuk

kandang ayam dan pupuk KCl .................................................................. 86

36. Analisis ragam jumlah biji per baris tanaman jagung manis setelah

aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .......................................... 87

37. Orthogonal Polinomial untuk jumlah biji per baris tanaman jagung

manis setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ................... 87

38. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

produksi per petak tanaman jagung manis ................................................ 88

39. Uji homogenitas produksi per petak tanaman setelah aplikasi pupuk

kandang ayam dan pupuk KCl .................................................................. 88

40. Analisis ragam produksi per petak tanaman jagung manis setelah

aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .......................................... 89

41. Orthogonal Polinomial untuk produksi per petak tanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ............................. 89

42. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

respirasi tanah 0 HST pertanaman jagung manis ...................................... 90

vii

Tabel Halaman

43. Uji homogenitas respirasi tanah 0 HST pertanaman jagung manis setelah

aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .......................................... 90

44. Analisis ragam respirasi tanah 0 HST pertanaman jagung manis setelah

aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .......................................... 91

45. Orthogonal Polinomial untuk respirasi tanah 0 HST pertanaman jagung

manis setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ................... 91

46. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

respirasi tanah 30 HST pertanaman jagung manis .................................... 92

47. Uji homogenitas respirasi tanah 30 HST pertanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 92

48. Analisis ragam respirasi tanah 30 HST pertanaman jagung manis setelah

aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .......................................... 93

49. Orthogonal Polinomial untuk respirasi tanah 30 HST pertanaman jagung

manis setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ................... 93

50. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

respirasi tanah 70 HST pertanaman jagung manis .................................... 94

51. Uji homogenitas respirasi tanah 70 HST pertanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 94

52. Analisis ragam respirasi tanah 70 HST pertanaman jagung manis setelah

aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .......................................... 95

53. Orthogonal Polinomial untuk respirasi tanah 70 HST pertanaman jagung

manis setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ................... 95

54. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap populasi

bakteri tanah awal pertanaman jagung manis ........................................... 96

55. Uji homogenitas populasi bakteri tanah awal pertanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 96

56. Analisis ragam populasi bakteri tanah awal pertanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 97

57. Orthogonal Polinomial untuk populasi bakteri tanah awal pertanaman

jagung manis setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ....... 97

viii

Tabel Halaman

58. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

populasi bakteri tanah akhir pertanaman jagung manis ............................ 98

59. Uji homogenitas populasi bakteri tanah akhir pertanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 98

60. Analisis ragam populasi bakteri tanah akhir pertanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 99

61. Orthogonal Polinomial untuk populasi bakteri tanah akhir pertanaman

jagung manis setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ....... 99

62. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

populasi jamur tanah awal pertanaman jagung manis ............................... 100

63. Uji homogenitas populasi jamur tanah awal pertanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 100

64. Analisis ragam populasi jamur tanah awal pertanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 101

65. Orthogonal Polinomial untuk populasi jamur tanah awal pertanaman

jagung manis setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ....... 101

66. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

populasi jamur tanah akhir pertanaman jagung manis .............................. 102

67. Uji homogenitas populasi jamur tanah akhir pertanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 102

68. Analisis ragam populasi jamur tanah akhir pertanaman jagung manis

setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl .............................. 103

69. Orthogonal Polinomial untuk populasi jamur tanah akhir pertanaman

jagung manis setelah aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk KCl ....... 103

70. Koefisien Orthogonal Polinomial 4x2 ...................................................... 104

71. Data curah hujan dan suhu selama penelitian ........................................... 105

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan kerangka pemikiran ...................................................................... 8

2. Denah tata letak percobaan pengelompokkan pemupukan berdasarkan

ulangan ..................................................................................................... 26

3. Denah petak percobaan dan jarak tanam jagung manis ........................... 27

4. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

bobot segar brangkasan tanaman jagung manis ....................................... 38 45

5. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

panjang tongkol jagung manis ................................................................. 40 46

6. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

jumlah baris biji per tongkol jagung manis .............................................. 42

7. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

panjang baris biji per tongkol jagung manis ........................................... 43

8. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

jumlah biji per baris ................................................................................. 45

9. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

produksi jagung manis per petak ............................................................ 47

10. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

respirasi tanah 0 HST ............................................................................... 48 34

11. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

respirasi tanah 30 HST ............................................................................. 50 35

12. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

respirasi tanah 70 HST ............................................................................. 51 37

13. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

populasi bakteri tanah akhir pertanaman ................................................. 54 40

x

Gambar Halaman

14. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

populasi jamur tanah awal pertanaman .................................................... 55

15. Hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

populasi jamur tanah akhir pertanaman ................................................... 57

16. Penyiapan lahan yang diawali dengan pembersihan gulma ..................... 115

17. Pembuatan petak percobaan ..................................................................... 115

18. Pembuatan pupuk kandang ayam yang akan dikomposkan,

(a) Pencacahan jerami; (b) Pupuk kandang ayam yang sudah

dikomposkan ............................................................................................ 115

19. Aplikasi pupuk, (a) Pukan ayam; (b) Pupuk Urea, KCl dan TSP ............ 116

20. Pembuatan contong tanaman dari daun pisang ........................................ 116

21. Penyulaman benih tanaman yang tidak tumbuh dan mati ....................... 116

22. Tanaman jagung manis saat fase akhir vegetatif ..................................... 117

23. Bunga betina tanaman jagung manis ....................................................... 117

24. Tongkol jagung manis yang terserang hama kutu ................................... 117

25. Proses pemanenan, (a) Pemetikan tongkol jagung manis; (b)

Pencacahan brangkasan tanaman ............................................................. 118

26. Benih jagung manis varietas Jambore ...................................................... 118

27. Pengambilan sampel respirasi tanah di lahan percobaan ......................... 118

28. Titrasi pengujian sampel respirasi tanah .................................................. 119

29. Pengambilan sampel tanah di lahan percobaan untuk analisis populasi

mikroba tanah, (a) Saat awal penanaman; (b) Saat panen ....................... 119

30. Sampel tanah yang telah diinkubasikan dalam media, (a) Isolasi

Bakteri; (b) Isolasi Jamur ......................................................................... 120

31. Penghitungan jumlah koloni mikroba dengan Colony Counter ............... 120

32. Penampakan tongkol jagung manis berkelobot dari setiap perlakuan ..... 121

33. Penampakan tongkol jagung manis dari setiap perlakuan ....................... 122

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jagung manis (Zea mays. L Var saccarata sturt) merupakan jenis tanaman yang

dipanen muda dan banyak diusahakan di daerah tropis diantaranya di Indonesia.

Jagung manis banyak disukai masyarakat, karena memiliki kandungan sukrosa

yang lebih tinggi dibandingkan dengan jagung biasa. Tanaman jagung manis

mengandung gizi yang tinggi, yaitu energi (96 kal), protein (3,5 g), lemak (1,0 g),

karbohidrat (22,8 g), fosfor (111,0 mg), besi (0,7 mg), vitamin A (400 SI), vitamin

B (0,15 mg), vitamin C (12 mg), dan air (72,7 g) (Stepanus, 2014).

Namun pada kenyataannya luas panen dan produksi jagung manis mengalami

penurunan setiap tahunnya. Seperti menurut Badan Pusat Statistik Provinsi

Lampung (2015) pada tahun 2014 luas panen jagung manis sebesar 338.885 ha

dengan produksi 1.719.386 ton mengalami penurunan pada tahun 2015 menjadi

293.521 ha dengan produksi 1.502.800 ton. Selain itu, berdasarkan data dari BPS

(2011), pada tahun 2008 - 2010, ekspor jagung manis mengalami penurunan

sebesar 17,25 % per tahun, sedangkan impor jagung manis mengalami

peningkatan sebesar 6,26 % per tahun. Berdasarkan data tersebut menunjukkan

bahwa produksi jagung manis nasional masih belum dapat mencukupi permintaan

pasar.

2

Di Indonesia, tanah jenis Ultisol cukup luas yaitu sekitar 38,4 juta hektar atau

sekitar 29,7% dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia sehingga menjadikan

tanah ini mempunyai peranan penting dalam pengembangan pertanian lahan kering

di Indonesia. Permasalahan yang menonjol pada tanah Ultisol adalah pH rendah,

kapasitas tukar kation rendah, kejenuhan basa rendah, kandungan hara seperti N,

P, K, Ca, dan Mg rendah dan tidak tersedia serta tingkat Al-dd yang tinggi,

mengakibatkan tidak tersedianya unsur hara yang cukup bagi pertumbuhan

tanaman (Subagyo et al., 2000). Rendahnya kesuburan tanah pada tanah Ultisol

merupakan salah satu faktor penyebab produksi dari tanaman jagung manis yang

rendah. Kurangnya tambahan hara pada tanaman menyebabkan tanaman tidak

menghasilkan produksi yang maksimal, sehingga pupuk dapat menjadi faktor

pembatas untuk pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis.

Untuk meningkatkan kesuburan tanah dapat dilakukan dengan pemberian pupuk

yang seimbang, baik pupuk organik maupun pupuk anorganiksehingga dapat

membantu petani untuk meningkatkan hasil produksi jagung manis (Amin, 2008).

Upaya yang dilakukan untuk memperbaiki sifat tanah Ultisol adalah dengan cara

pengapuran untuk menaikkan pH tanah, penambahan bahan organik untuk

memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah, serta pemupukan untuk penyediaan

unsur hara makro (Hasibuan et al., 2014). Pupuk anorganik adalah pupuk sintetis

yang dibuat oleh industri atau pabrik, sedangkan pupuk organik adalah pupuk

yang berasal dari bahan-bahan alam yaitu sisa-sisa tumbuhan atau sisa-sisa hewan

(Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

3

Dari ketiga unsur hara yang banyak diserap tanaman (N, P, K), kalium yang

jumlahnya paling melimpah dipermukaan bumi. Tanah mengandung 400-650 kg

kalium untuk setiap 93 m2 (pada kedalaman 15 cm). Namun, sekitar 90-98%

berbentuk mineral primer yang tidak dapat diserap tanaman. Sekitar 1-10%

terjebak dalam koloid tanah karena kaliumnya bermuatan positif. Bagi tanaman,

ketersediaan kalium pada posisi ini agak lambat. Sisanya, sekitar 1-2% terdapat di

larutan tanah dan mudah tersedia bagi tanaman (Novizan, 2005).

Kalium berperan penting dalam fotosintesis, karena secara langsung

meningkatkan pertumbuhan dan luas daun. Di samping itu, kalium dapat

meningkatkan pengambilan karbondioksida (CO2) (Mulat, 2003). Jika K kurang,

gejalanya berpengaruh terhadap pembentukan ujung tongkol yaitu bagian atas

tidak penuh berisi biji dan tidak melekat secara kuat pada tongkol (Syam’un et al.,

2012). Hasil penelitian Sebayang et al. (2015) menunjukkan bahwa pupuk KCl

meningkatkan tinggi tanaman, bobot kering akar dan bobot kering tajuk tanaman

jagung berturut – turut pada dosis 100 kg ha-1 dan 150 kg ha-1.

Untuk itu, pemberian pupuk dengan dosis yang tepat sangatlah diperlukan

sehingga didapatkan hasil jagung yang optimal. Penambahan pupuk kalium

dengan dosis yang optimum dapat memberikan kualitas produksi yang optimal.

Tetapi apabila dosis pupuk kalium yang diberikan terlalu banyak juga

memberikan pengaruh yang buruk bagi tanaman. Hanafiah (2007) mengatakan

pupuk KCl mengandung 60-63 % K2O, namun klorida yang terdapat dalam KCl

merupakan unsur hara mikro dimana bila bentuk Cl lebih dari 0,1 % bagi tanaman

pada umumnya akan menimbulkan keracunan.

4

Dari banyak penelitian yang dilakukan untuk tanaman jagung ternyata pemupukan

dengan pupuk kalium saja jarang dilakukan, karena itu data mengenai pengaruh

pemberian kalium terhadap kesuburan tanah dan hasil produksi tanaman jagung

manis tidak banyak ditemukan. Sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai

pengaruh pemberian pupuk kalium terhadap kesuburan tanah dan hasil produksi

tanaman jagung manis.

Akan tetapi, penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus dan berlebihan

dapat menurunkan kesuburan tanah, merusak lingkungan serta kesehatan tanah

apabila tanpa diimbangi dengan pemberian pupuk organik. Efisiensi dan

efektifitas penyerapan unsur hara oleh tanaman menjadi tidak optimal sehingga

diperlukannya penambahan pupuk organik (Sutanto, 2002).

Kerusakan tanah secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga kelompok

utama, yaitu kerusakan sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Kerusakan kimia tanah

dapat terjadi karena proses pemasaman tanah, salinisasi, tercemar logam berat dan

tercemar senyawa organik dan xenobiotik seperti pestisida atau tumpahan minyak

bumi. Terjadinya pemasaman tanah dapat diakibatkan oleh penggunaan pupuk

nitrogen buatan secara terus menerus dalam jumlah besar. Kerusakan tanah secara

fisik dapat diakibatkan karena kerusakan struktur tanah yang dapat menimbulkan

pemadatan tanah. Kerusakan struktur tanah ini dapat terjadi akibat pengolahan

tanah yang salah atau penggunaan pupuk kimia secara terus menerus. Kerusakan

biologi ditandai oleh penyusutan populasi maupun berkurang nya biodiversitas

organisme tanah, dan biasanya terjadi bukan karena kerusakan sendiri, melainkan

akibat dari kerusakan lain (fisik dan atau kimia) (Lestari, 2009).

5

Pupuk organik adalah pupuk yang terdiri dari bahan organik yang berasal dari

tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dan dapat berbentuk

padat atau cair, yang memiliki peranan cukup besar terhadap perbaikan sifat

fisika, kimia dan biologi tanah. Sifat fisik tanah yang dapat diperbaiki oleh bahan

organik adalah permeabilitas tanah, porositas tanah dan mengurangi kehilangan

air akibat evaporasi (Pirngadi, 2009). Sifat kimia tanah yang dapat diperbaiki oleh

bahan organik adalah mencegah kehilangan hara akibat pencucian, meningkatkan

kapasitas tukar kation, meningkatkan pH tanah, dan mengikat kation agar mudah

tersedia bagi tanaman. Sedangkan sifat biologi tanah yang dapat diperbaiki oleh

bahan organik antara lain meningkatkan jumlah mikroba tanah, meningkatkan

aktivitas mikroba tanah dan menyediakan energi bagi mikroba tanah (Tisdale et

al., 1993).

Salah satu jenis pupuk organik yang dapat digunakan yaitu pupuk kandang

kotoran ayam. Pupuk kandang ayammerupakan pupuk yang kaya akan hara N,

P,dan K yakni 2,6% (N), 2,9% (P), dan 3,4% (K) dengan perbandingan C/N ratio

8,3. Hal tersebut karena ayam termasuk kedalam golongan unggas yang mana

sistem pencernaannya relatif lebih pendek sehingga hara yang diserapnya sedikit.

Selain itu, kandungan unsur hara dari pupuk kandang ayam lebih tinggi karena

bagian cair (urine) bercampur dengan bagian padat. Menurut Sutedjo (2002),

pupuk kandang ayammengandung unsur hara tiga kali lebih besar dari pada

pupuk kandang lainnya. Hasil penelitian Marlina (2015) menunjukkan bahwa

takaran pupuk kandang kotoran ayam sebanyak 10 ton ha-1 memberikan

pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah terbaik dengan ditunjukkan

produksi per petak sebesar 2,73 kg petak-1.

6

Fungsi biologis bahan organik adalah sebagai sumber energi dan makanan

mikroorganisme tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme

tanah yang sangat bermanfaat dalam penyediaan hara tanaman (Badan Litbang

Pertanian, 2005). Jumlah dan aktivitas mikroorganisme tanah merupakan salah

satu indikator kesuburan tanah yang terpenting. Aktivitas mikroorganisme

ditentukan oleh jumlah sumber energi (bahan organik), keadaan lingkungan

seperti curah hujan dan suhu, jumlah dan jenis mikroorganisme. Bahan organik

dimanfaatkan oleh mikroorganisme sebagai sumber energi dalam proses

dekomposisi. Atas dasar hal tersebut, respirasi tanah dapat dijadikan sebagai

suatu indikator dari aktivitas mikroorganisme di dalam tanah yang mana sebagian

besar terdapat pada bahan organik sehingga respirasi tanah dapat menjadi

pencerminan populasi dan aktivitas mikroba tanah (Sutedjo, 2002).

Akan tetapi, pupuk organik umumnya memberikan manfaat pada tanaman yang

tidak secara langsung sehingga respon tanaman relatif lambat. Pupuk organik

diperlukan dalam takaran yang relatif tinggi (minimal 2 tha-1), sehingga seringkali

menyulitkan dalam transportasi dan pengadaannya (Refliaty dan Zurhalena,

2013). Selain itu, kandungan hara dalam kotoran hewan lebih rendah daripada

pupuk kimia dan hara dalam pukan tidak mudah tersedia bagi tanaman (Hartatik

dan Widowati, 2006). Maka dari itu, pemanfaatan pupuk organik yang

dikombinasikan dengan anorganik diharapkan dapat mendukung proses

pertumbuhan vegetatif sampai dengan pertumbuhan generatif sehingga diperoleh

hasil produksi jagung manis yang optimal, kebutuhan hara tercukupi,kesuburan

tanah terjagaserta penggunaan pupuk anorganik dapat dikurangi.

7

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini perlu

dilakukan untuk menjawab berbagai rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh pemberian pupuk kandang ayam terhadap produksi

dan respirasi tanah pertanaman jagung manis?

2. Apakah terdapat pengaruh pemberian pupuk KCl terhadap produksi dan

respirasi tanah pertanaman jagung manis?

3. Apakah terdapat interaksi antara pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

produksi dan respirasi tanah pertanaman jagung manis?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang ayam terhadap produksi dan

respirasi tanah pertanaman jagung manis.

2. Mengetahui pengaruh pemberian pupuk KCl terhadap produksi dan respirasi

tanah pertanaman jagung manis.

3. Mengetahui interaksi antara pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

produksi dan respirasi tanah pertanaman jagung manis.

1.4 Kerangka Pemikiran

Alur kerangka pemikiran pengaruh perlakuan terhadap kesuburan tanah,

peningkatan produksi jagung manis dan pengurangan penggunaan pupuk

anorganik dapat dilihat pada Gambar 1.

8

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

Potensi jagung manis

Pemupukan

Rendahnya kesuburan

tanah Ultisol

Penurunan produksi

jagung manis

Pupuk Anorganik K

(KCl)

Pupuk organik

(pupuk kandang ayam)

Kombinasi

- Hara mikro sedikit atau tidak

tersedia

- Tidak terdapat mikroba

- Dosis berlebih dapat meracuni

tanaman

- Merusak tanah dan lingkungan

+ Kaya hara makro

+ Respon tanaman relatif

cepat

- Respon tanaman relatif lambat

- Diperlukan dalam takaran

yang relatif tinggi

+ Meningkatkan jumlah dan

aktivitas mikroba tanah,

+ Menyediakan energi bagi

mikroba tanah

+ Kaya akan hara N, P,dan K

dan hara mikro

Kesuburan tanah terjaga,

Unsur hara tersedia,

Produksi optimal

Aplikasi

9

1.5 Hipotesis

Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ada, maka hipotesis yang didapatkan

adalah:

1. Terdapat pengaruh pemberian pupuk kandang ayam terhadap produksi dan

respirasi tanah pertanaman jagung manis.

2. Terdapat pengaruh pemberian pupuk KCl terhadap produksi dan respirasi tanah

pertanaman jagung manis.

4. Terdapat interaksi antara pupuk kandang ayam dan pupuk KCl terhadap

produksi dan respirasi tanah pertanaman jagung manis.

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis

Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)

Subdivisio : Angiospermae (Berbiji tertutup)

Class : Monocotyledone (berkeping satu)

Order : Graminae (Rumput- rumputan)

Family : Graminaceae

Genus : Zea

Species : Zea mays Saccharata

(Purwono dan Hartono, 2011).

Jagung manis termasuk tanaman berumah satu (Monoecius), dengan tulang daun

sejajar, dan bunga jantan berwarna putih dengan banyak tassel. Tanaman jagung

berakar serabut terdiri dari akar seminal, akar adventif dan akar udara. Biji jagung

berkeping tunggal, berderet rapi pada tongkolnya. Jagung manis berumur lebih

genjah (60-70 hari) dan memiliki tongkol yang lebih kecil dibandingkan jagung

biasa. Perbedaan lain yaitu dapat dilihat dari warna bunga jantan. Bunga jantan

jagung manis berwarna putih, sedangkan pada jagung biasa berwarna kuning

11

kecoklatan (Suwarto et al., 2000). Perkecambahan benih jagung terjadi ketika

radikula muncul dari kulit biji. Benih jagung akan berkecambah jika kadar air

benih pada saat di dalam tanah meningkat >30%. Kandungan gula jagung manis

4-8 kali lebih tinggi dibandingkan dengan jagung normal pada umur 18-22 hari

setelah penyerbukan. Sifat ini ditentukan oleh gen sugary (su1) (Rubatzky dan

Yamaguchi, 1998).

2.2 Syarat Tumbuh Jagung Manis

Tanaman jagung manis berasal dari daerah tropis. Jagung manis dapat tumbuh di

daerah yang terletak antara 0o-50o lintang utara hingga 0o-40o lintang selatan.

Jagung manis tidak beradaptasi dengan baik pada kondisi tropika basah. Maka,

apabila ditanam di daerah beriklim tropis dengan perawatan yang baik, jagung

manis akan menghasilkan produksi yang maksimal. Pertumbuhan jagung manis

paling baik pada musim panas. Kondisi pH tanah yang paling cocok untuk

pertumbuhan jagung manis yaitu berkisar antara 6,0-6,5 (Syukur dan Rifianto,

2014).

Perkecambahan benih optimum terjadi pada suhu antara 21o- 27oC, suhu rendah

sangat menghambat pertumbuhan. Jagung manis tumbuh baik pada tanah liat,

karena mampu menahan lengas yang tinggi. Jagung manis responsif terhadap

pemupukan taraf tinggi. Untuk mendapatkan hasil yang tinggi, penambahan hara

biasanya diperlukan. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman jagung manis yaitu

200 kg ha-1 N, 150 kg ha-1 P, dan 150 kg ha-1 K (Haryawan et al., 2013).

12

Jagung manis termasuk keluarga Graminae dari suku Maydeae yang pada

mulanya berkembang dari jagung tipe dent dan flint. Jagung tipe dent (Jagung

gigi kuda) mempunyai lekukan di puncak bijinya karena adanya zat pati keras

pada bagian tepi dan pati lembek pada bagian puncak biji. Jagung tipe flint

(Jagung mutiara) berbentuk agak bulat bagian luarnya keras dan licin. Jagung

manis berkembang dari mutasi kedua jenis jagung ini (Syukur dan Rifianto,

2014).

Jagung manis membutuhkan N untuk pertumbuhan jaringan marismatik. Nitrogen

diperlukan untuk produksi protein, pertumbuhan daun, dan mendukung proses

metabolisme seperti fotosistesis (Subhan dan Gunadi, 2009). Gejala kekurangan

N pada jagung manis tampak pada daun tanaman muda yang berwarna kuning dan

pada daun tua terjadi proses menguning mulai dari ujung daun ke arah tulang

daun. Unsur P diperlukan tanaman saat awal pertumbuhan yaitu untuk

merangsang pembentukan akar dan saat pembentukan biji. Gejala kekurangan P

tampak pada awal pertumbuhan yaitu daun berwarna keunguan dan batang kecil

serta ukuran tongkol dan bijinya kecil. Sedangkan K berfungsi dalam

pembentukan tongkol dan biji. Jika tanaman kekurangan K maka tongkol yang

dihasilkan kecil dan ujungnya meruncing (Haryawan et al., 2013).

Jagung manis siap dipanen pada umur 7-8 minggu. Hasil tanaman jagung manis

ditentukan oleh bobot segar tongkol pertanaman, semakin tinggi bobot tongkol

pertanaman maka akan didapat hasil yang semakin tinggi. Hasil pada tanaman

jagung manis ini selain ditentukan oleh bobot segar tongkol juga ditentukan oleh

kualitasnya yaitu ukuran tongkol dan kandungan gulanya. Ukuran tongkol yang

13

disukai konsumen adalah tongkol yang beratnya 200-250 g atau 4-5 buah tongkol

jagung muda (Susylowati, 2001).

2.3 Pupuk Kalium Klorida (KCl)

Pupuk ini lebih dikenal dengan singkatannya yaitu KCl. Sama halnya dengan

pupuk ZK, KCl ini juga ada dua macam, yaitu KCl 80 mengandung K (K2O) 52-

53% dan KCl 90 mengandung K (K2O) 55-58%. Pemakaiannya lebih terbatas

karena KCl ini mengandung klorida yang bisa berpengaruh negatif pada tanaman

yang tidak membutuhkan alias peka terhadap klorida. Keracunan klorida ini amat

bergantung pada iklim dan kondisi tanah. Pada musim kering dan tanah agak

masam, serta di tanah liat dan berpasir keracunan klorida sering terjadi. Akibat

keracunan tersebut ialah:

Hasil tanaman menurun. Hal ini terjadi karena tanaman lebih cepat mati

sebelum waktunya

Menurunnya kadar kering hasil tanaman

Tipe daun sedikit berlainan dari biasanya

Mengurangi rasanya

(Lingga, 1992).

Kalium merupakan unsur hara makro seperti nitrogen dan fosfor. Unsur ini

diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+ (Mulat, 2003). Di dalam tanah ion

tersebut bersifat sangat dinamis. Tak mengherankan jika mudah tercuci dalam

tanah berpasir dan tanah dengan pH rendah.

14

Secara umum peran kalium berhubungan dengan proses metabolisme, seperti

fotosintesis dan respirasi. Beberapa peran kalium yang perlu diketahui sebagai

berikut :

1. Translokasi (pemindahan) gula pada pembentukan pati dan protein

2. Membantu proses membuka dan menutup stomata (mulut daun)

3. Efisiensi penggunaan air (ketahanan terhadap kekeringan)

4. Memperluas pertumbuhan akar

5. Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit

6. Memperkuat tubuh tanaman supaya daun, bunga, dan buah tidak gampang

rontok

7. Memperbaiki ukuran dan kualitas buah pada masa generatif. Menambah

rasa manis pada buah

8. Dibutuhkan oleh tanaman buah dan sayuran yang memproduksi

karbohidrat dalam jumlah banyak, misalnya kentang

(Novizan, 2005).

Kalium dalam tanah sering ditemui sebagai faktor pembatas, karena K

merupakan unsur hara yang mobil dan sangat peka terhadap pencucian, terutama

di daerah tropik dengan curah hujan yang tinggi. Kalium diserap tanaman dalam

jumlah yang cukup besar atau bahkan kadang-kadang melebihi jumlah nitrogen

terutama pada tanaman umbi-umbian, walaupun K tersedia terbatas (Hakim et al.,

1986).

Persediaan kalium di dalam dapat berkurang oleh tiga hal, yaitu pengambilan

Kalium oleh tanaman, pencucian kalium oleh air, dan erosi tanah. Biasanya

15

tanaman menyerap kalium lebih banyak kecuali nitrogen. Pada tanah ber-pH

rendah ketersediaan kaliumnya sangat rendah. Faktor lain yang berpengaruh

dalam menghitung jumlah kalium adalah kapasitas tukar kation, jenis tanaman,

hasil yang diterapkan, dan persetase kejenuhan basa. Kalium didalam jaringan

tanaman tetap berbentuk ion K+. Tidak ditemukan dalam senyawa organik.

Kalium bersifat mobil (mudah bergerak) sehingga siap dipindahkan dari organ

satu ke organ lain yang membutuhkan (Novizan, 2005).

Tanaman yang tumbuh pada tanah yang kekurangan unsur kalium akan

memperlihatkan gejala-gejala seperti daun mengerut atau kering terutama pada

daun tua walaupun tidak merata. Kemudian pada daun akan timbul bercak-bercak

merah cokelat. Selanjutnya, daun akan mengering, lalu mati. Buah tumbuh tidak

sempurna, kecil mutunya jelek, hasilnya rendah, dan tidak tahan daya simpan

(Lingga, 1992).

2.4 Pupuk Kandang Ayam

Pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki kandungan unsur hara yang lebih

besar daripada jenis ternak lain. Penyebabnya adalah kotoran padat pada unggas

tercampur dengan kotoran cairnya. Sebelum digunakan pupuk kandang perlu

mengalami proses penguraian dengan demikian kualitas pupuk kandang juga turut

ditentukan oleh C/N rasio. Pupuk kandang yang banyak menganduk jerami

memiliki C/N rasio yang tinggi sehingga mikroorganisme memerlukan waktu

yang lebih lama untuk menyelesaikan proses penguraiannya (Novizan, 2005).

16

Dilihat dari komposisinya kandungan hara dalam kotoran ayam tiga kali lebih

besar dari pada kandungan hara dalam kotoran mamalia. Selain itu, kotoran ayam

memiliki kadar hara fosfor yang lebih tinggi daripada kotoran ternak lainnya. Hal

tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan rata-rata dari pupuk kandang padat segar

Jenis % Air Bahan

Organik N% P2O5 K2O% CaO% C/N

Ratio

Sapi 80 16 0,3 0,2 0,15 0,2 20-25

Kerbau 81 12,7 0,25 0,18 0,17 0,4 25-28

Kambing 64 31 0,7 0,4 0,25 0,4 20-25

(domba seperti kambing)

Ayam 57 29 1,5 1,3 0,8 4,0 9-11

Babi 78 17 0,5 0,4 0,4 0,07 19-20

Kuda 73 22 0,5 0,25 0,3 0,2 24

Sumber: Lingga,Pinus (1991)

Secara visual, pupuk kandang yang sudah matang ditandai dengan tidak berbau

kotoran, dingin, berwarna gelap, dan kadar airnya relatif rendah. Secara kimia,

pupuk kandang yang baik mengandung air 30-40%, bahan organik 60- 70%, N

1,5-2%, P2O5 0,5-1% dan K2O 0,5-1%, C/N 10-12% (Marsono dan Lingga, 2001).

Pupuk kandang sebaiknya dipergunakan setelah mengalami penguraian atau

pematangan terlebih dahulu, dan disebarkan dua minggu sebelum tanam. Dosis

anjuran untuk tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan sebanyak 20 t ha-1 (setara

dengan 3 kg/plot) (Sutedjo, 2002).

17

Secara umum fungsi pupuk organik adalah sebagai berikut :

1. Kesuburan tanah bertambah. Adanya penambahan unsur hara, humus, dan

bahan organik ke dalam tanah menimbulkan efek residual, yaitu berpengaruh

dalam jangka panjang

2. Sifat fisik dan kimia tanah diperbaiki. Pemberian pupuk organik menyebabkan

terjadinya struktur tanah. Akibatnya sifat fisik dan kimia tanah diperbaiki.

Tata udara tanah yang baik dengan kandungan air cukup akan menyebabkan

suhu tanah lebih stabil serta aliran air dan aliran udara tanah lebih baik

3. Sifat biologi tanah dapat diperbaiki dan mekanisme jasad renik menjadi hidup.

Pendapat beberapa ahli menyebutkan bahwa pemberian pupuk organik akan

meningkatkan populasi musuh alami mikroba tanah, sehingga menekan

aktifitas saprofitik dari patogen tanaman.

4. Keamanan penggunaannya dapat terjamin. Pupuk organik tidak akan

merugikan kesehatan ataupun mencemari lingkungan.

(Musnamar, 2003).

2.5 Asosiasi Mikroorganisme dengan Tanaman

Di dalam tanah banyak terdapat organisme pengurai baik mikro ataupun makro.

Pupuk organik terbentuk karena adanya kerjasama mikroorganisme pengurai

dengan cuaca serta perlakuan manusia. Kegiatan organisme tanah dalam proses

penguraian tersebut menjadi sangat penting dalam pembentukan pupuk organik.

Sisa tumbuhan dihancurkan oleh organisme dan unsur-unsur yang sudah terurai

diikat menjadi senyawa. Senyawa tersebut tentu saja harus larut dalam air

18

sehingga mudah diabsorbpsi atau diserap oleh akar tanaman. Bentuk senyawa

tersebut antara lain amonium dan nitrat (Musnamar, 2003).

Bentuk dan sifat dari organisme sekeliling akar akan jauh berbeda dengan

kelompok mikroorganisme yang beberapa cm jauhnya dari permukaan akar.

Kehadirannya tidak secara tiba-tiba, tetapi sudah merupakan sifat alami sejak biji

tanaman tersebut dipengaruhi oleh akar. Juga sebaliknya, akar sangat dipengaruhi

oleh kelompok mikroorganisme tersebut. Rhizosfer adalah habitat yang

didominasi oleh tanaman dan bukan didominasi oleh tanah. Di bawah lingkungan

ini yang sangat dipengaruhi oleh akar tanaman, nutrien-nutrien yang tersedia

hampir selalu ada. Beberapa ahli mengetengahkan mengenai rhizoplane yang

merupakan daerah permukaan akar, yang segera tertimbun tanah dan rhizosfer.

Daerah ini dapat dikenal dari ukuran komunitas, intensitas biokimiawi dan

interaksi mikroorganisme serta sifat-sifat fisik dan kimianya. Organisme-

organisme yang ada disekitar daerah perakaran jumlahnya tidak tetap

(Yulipriyanto, 2010).

Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai

sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah :

karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi, dan sejumlah kecil

logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan susuber nutrisi ini dapat

mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan

kematian (Hajoeningtijas, 2012).

19

Beberapa mikroorganisme sangat berperan dalam penguraian bahan organik

menjadi unsur-unsur hara sehingga mudah diserap tanaman setelah membentuk

senyawa. Beberapa mikroorganisme tersebut antara lain :

1. Ganggang, merupakan mikroorganisme berklorofil. Hidupnya kebanyakan

dipermukaan tanah. Ganggang sanggup memperoleh energi dari bahan

organik dan mampu menambat nitrogen dari udara dalam air tergenang

dan disinari matahari

2. Fungi, merupakan mikroorganisme tidak berklorofil yang memperoleh

energi dan karbon dari bahan organik. Aktifitas fungi yang paling penting

adalah merombak selulosa, lignin, protein dan gula. Dalam perombakan

tersebut akan dilepaskan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman

seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), sulfur (S). Fungi pun berperan

dalam pembentukan agregat tanah. Hifa atau miselium fungi yang

menyebar dan menembus kedalam tanah berperan dalam perbaikan aerasi

tanah.

3. Actinomycetes, merupakan golongan diantara fungi dan bakteri.

Actinomycetes yang sering disebut bakteri benang ini sangat berperan

dalam proses penguraian dan pembebasan unsur hara.

4. Bakteri berperan penting dalam proses pengurain seperti proses nitirifikasi,

oksidasi sulfur, dan fikasai nitrogen. Populasi bakteri terbanyak berada di

lapisan tanah atas karena terdapat banyak bahan organik dan aerasinya

lebih baik.

(Musnamar, 2003).

20

2.6 Bakteri

Bakteri merupakan organisme yang paling besar jumlahnya di dalam tanah,

sehingga dalam 1gr saja dapat diketemukan kurang lebih 109. Jenis-jenis bakteri

yang diketemukan di dalam tanah pada umumnya bakteri bentuk batang (bacillus)

dengan panjang 2-3 mm dan lebar 1 mm. Beberapa diantaranya ada yang

mempunyai flagela-flagela yang berguna untuk berenang bila berada di dalam

tanah. Sel-sel bakteri pada umumnya tidak tahan terhadap temperatur yang tinggi

dan pengeringan. Berdasarkan cara memperoleh makanan bakteri tanah dapat

dibagi menjadi dua kelompok, yaitu autotrof dan heterotrof. Kelompok autotrof

memperoleh persediaan karbon dari sinar matahari. Pada bentuk heterotrof

menggunakan bahan-bahan organik yang berbeda-beda yang meliputi gula-gula,

cellulosa, asam-asam organik dan hidrokarbon untuk memenuhi kebutuhan energi

dan karbon (Yulipriyanto, 2010).

2.7 Fungi/Jamur

Fungi merupakan organisme mikro tanah yang berupa filamen atau hifa. Fungi

meliputi banyak spesies yang tidak mempunyai fase seksual dan mereka

menghasilkan banyak spora. Fungi di dalam tanah adalah dekomposer bahan-

bahan organik yang sangat penting terutama dalam menguraikan senyawa-

senyawa yang tahan, terutama senyawa-senyawa yang tidak segera digunakan

oleh bakteri. Organisme berfilamen ini menguraikan senyawa-senyawa nitrogen

kompleks yang berlimpah dalam tanah, dan mengubahnya menjadi ammonium.

Fungi juga penting memecah cellulose dan beberapa hemicellulose yang menjadi

21

komponen penyusun tumbuhan tingkat tinggi yang banyak terdapat di tanah.

Fungi adalah organisme yang banyak terdapat di daerah yang aerasinya baik dan

menguraikan lignin. Fungi juga penting dalam menghancurkan dan membentuk

humus, serta fraksi organik asli dalam tanah. Organisme yang berfilamen ini

mampu mengikat partikel tanah, dari partikel kecil menjadi besar, memperbaiki

aerasi tanah dan gerakan air. Agregat-agregat tanah ini membantu sekali bagi

kemudahan pertumbuhan akar-akar tanaman dan perluasanya melalui partikel

tanah (Yulipriyanto, 2010).

2.8 Pengaruh Pupuk OrganikTerhadap Organisme dan Respirasi Tanah

Respirasi tanah adalah proses pembebasan CO2 dari dalam tanah akibat kegiatan

mikroorganisme tanah atau residu-residu tanaman dan hewan yang membentuk

bahan organik tanah. Respirasi tanah dapat dijadikan sebagai suatu indikator dari

aktivitas mikroorganisme di dalam tanah yang mana sebagian besar terdapat pada

bahan organik sehingga respirasi tanah dapat menjadi pencerminan populasi dan

aktivitas mikroba tanah (Sutedjo, 2002).

Pemberian pupuk organik ke dalam tanah dapat memberikan pengaruh

meningkatnya aktivitas mikroorganisme. Bahan organik dimanfaatkan oleh

mikroorganisme sebagai sumber energi dalam proses dekomposisi. Aktivitas

mikroorganisme ditentukan oleh jumlah sumber energi (bahan organik), keadaan

lingkungan seperti curah hujan dan suhu, jumlah dan jenis mikroorganisme.

Pengukuran respirasi tanah merupakan cara yang digunakan untuk menentukan

tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Penetapan respirasi tanah adalah

22

berdasarkan penetapan jumlah CO2 yang dihasilkan oleh mikroorganisme tanah

dan jumlah O2 yang digunakan oleh mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi

mempunyai korelasi yang baik dengan parameter lain yang berkaitan dengan

aktivitas mikroorganisme tanah, yaitu seperti kandungan bahan organik,

transformasi N, P atau K, pH, dan rata-rata jumlah mikroorganisme (Anas, 1989).

23

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan di lahan yang terletak di Kota Sepang Jaya,

Kecamatan Labuhan Ratu, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Secara

geografis, lokasi ini berada pada koordinat 105°15’ 23” s.d. 105°15’ 82” BT

dan 5°21’ 86” s.d. 5°22’ 28” LS. Penelitian ini dimulai pada bulan Desember

2016 sampai dengan Maret 2017. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium

Ilmu Tanah, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung,

Bandar Lampung.

3.2 Bahan Dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih jagung manis varietas

Jambore (Lampiran, deskripsi jagung manis varietas jambore), pupuk kandang

ayam, pupuk KCl, pupuk urea, pupuk TSP, larutan KOH 0,1 N, aquades dan

bahan untuk analisis tanah dan tanaman.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, timbangan digital,

meteran, mistar, gunting, selang air, gembor, cangkul,bor tanah, toples plastik,

botol film, tampah, alat laboratorium untuk analisis tanah dan tanaman.

24

3.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor

yang diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah dosis bahan organik dari

pupuk kandang ayam (K), yaitu 0 (K0), dan 15 t ha-1 (K1). Sedangkan faktor kedua

adalah dosis dari pupuk KCl (A), yaitu yang terdiri dari 0 kg ha-1 (A0), 50 kg ha-1

(A1), 100 kg ha-1 (A2), dan 150 kg ha-1 (A3) pupuk KCl. Susunan kombinasi

perlakuan pada penelitian ini disajikan pada Tabel 2.

Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Bartlet dan aditivitas data

diuji dengan uji Tukey. Bila asumsi terpenuhi maka data dianalisis ragam dan

dilanjutkan dengan uji Orthogonal Polinomial pada taraf 5% dan 1%.

Tabel 2. Kombinasi perlakuan pupuk kandang ayam dan dosis dari pupuk KCl

Kombinasi Perlakuan Pupuk Kandang Ayam

(t ha-1) Pupuk KCl (kg ha-1)

K0A0 0 0

K0A1 0 50

K0A2 0 100

K0A3 0 150

K1A0 15 0

K1A1 15 50

K1A2 15 100

K1A3 15 150

25

3.4 Pelaksanaan penelitian

3.4.1 Penyiapan lahan

Penyiapan lahan diawali dengan pembersihan lahan dari gulma-gulma yang

tumbuh. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 23 November 2016.

Kemudian tanah digemburkan hingga kedalaman 15-20 cm dengan

menggunakan cangkul. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 28 November

2016.

3.4.2 Pembuatan Petak Percobaan

Petak percobaan yang digunakan pada penelitian ini berukuran 3 m x 3 m

dengan jarak antar petak 30 cm. Kombinasi perlakuan berjumlah 2 × 4 = 8

dan dilakukan dalam 3 ulangan, sehingga terdapat 24 satuan percobaan.

Tiap satu satuan percobaan seluas 9 m2. Jarak tanam jagung manis adalah

70 x 20 cm yang membentuk sebuah barisan dengan jarak antar barisan 70

cm. Sehingga jumlah tanaman adalah,luas petak (90.000 cm2) : jarak

tanam (1.400 cm2) = 64 tanaman per petak perlakuan. Pembuatan petak

percobaan ini dilakukan pada tanggal 3 Desember 2016. Denah tata letak

percobaan dapat dilihat pada Gambar 2 dan tata letak lubang tanaman pada

setiap petak disajikan pada Gambar 3.

26

Ulangan I Ulangan II Ulangan III

K1A2 K1A3 K1A3

K0A2 K0A1 K0 A2

K1A0 K0A3 K1A2

K0A1 K1A2 K0A0

K0A3 K1A1 K0A1

K1A1 K0A2 K1A1

K1A3 K1A0 K0A3

K0A0 K0A0 K1A0

Gambar 2. Denah tata letak percobaan pengelompokkan pemupukan berdasarkan

ulangan

B

U

T

S

27

3 m

3 m

10 cm 70 cm (antar baris)

Gambar 3. Denah petak percobaan dan jarak tanam jagung manis

3.4.3 Penanaman jagung manis

Penanaman jagung manis dilakukan dengan jarak tanam 70 x 20 cm dengan

jumlah dua benih/lubang dan menanam dengan cara ditugal. Kemudian

dimasukkan 2 benih jagung manis di setiap lubang tanam. Kegiatan ini

dilakukan pada tanggal 21 Desember 2016.

3.4.4 Aplikasi Pupuk

Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk organik pukan ayam,

pupuk anorganik KCl serta pupuk dasar Urea dan TSP. Aplikasi pupuk

kandang ayam dilakukan saat 1 minggu sebelum tanam dengan

rekomendasi yang telah ditentukan yaitu 15 t ha-1. Cara aplikasinya adalah

Saluran /

Guludan

20 cm (dalam

barisan)

• • • • • • • • • • • • • • •

• • • • • • • • • • • • • • •

28

dengan mencampurkan pupuk dengan tanah. Kegiatan ini dilakukan pada

tanggal 14 Desember 2016.

Pupuk dasar TSP diaplikasikan sekali pada tanggal 28 Desember 2016 atau

1 MST dan pupuk Urea diaplikasikan dengan 2 kali sebagai pupuk dasar

dan pupuk susulan atau pada tanggal 28 Desember 2016 (7 HST) dan 18

Januari 2017 (4 MST). Dosis rekomendasi pupuk Urea yang digunakan

adalah 117,39 kg ha-1 dan 150 kg ha-1 untuk pupuk TSP. Cara aplikasi

pupuk dasar Urea dan SP-36 ini sama seperti cara aplikasi pupuk KCl yaitu

dengan cara ditugal.

Aplikasi pupuk anorganik KCl dilakukan 1 kali aplikasi yaitu pada tanggal

28 Desember 2016 atau 1 MST. Dosis pupuk KCl yang diaplikasikan sesuai

dengan perlakuan yaitu 0 kg ha-1, 50 kg ha-1, 100 kg ha-1, dan 150 kg ha-1.

Cara aplikasi pupuk KCl dilakukan dengan cara ditugal.

3.4.5 Penentuan Sampel Tanaman

Penentuan sampel tanaman dilakukan pada saat 3 MST dengan memberikan

nomor sampel pada 10 tanaman acak tiap petak perlakuan. Kegiatan ini

dilakukan pada tanggal 10 Januari 2017.

3.4.6 Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyiangan, penjarangan,

pembumbunan, dan aplikasi pestisida. Penyiraman pada pertanaman jagung

manis dilakukan dengan memanfaatkan turunnya hujan. Pada saat

penanaman hingga panen, hujan sering turun sehingga tidak dilakukan

29

penyiraman setiap hari. Penyiangan gulma rutin dilakukan saat tanaman

berusia satu hingga empat minggu dengan tidak menggunakan herbisida dan

bahan bahan kimia lainnya.

Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST atau pada tanggal

4 Januari 2017 sehingga tersisa satu tanaman sehat. Penjarangan dilakukan

dengan cara memotong bagian batang bawah tanaman tepat berada di

permukaan tanah dengan menggunakan pisau.Pembumbunan dilakukan

pada saat tanaman berumur 4 atau pada tanggal 18 Januari 2017. Tujuannya

untuk memperkokoh posisi batang sehingga tanaman tidak mudah rebah.

3.4.7 Panen

Pemanenan dilakukan pada saat 69-70 HST atau pada tanggal 28 Februari

dan 1 Maret 2017. Jagung manis yang siap panen ditandai oleh rambutnya

yang sudah berwarna cokelat kehitaman, kering dan tidak dapat diurai,

ujung tongkol sudah terisi penuh dan warna biji kuning mengkilat.

Kegiatan panen yang dilakukan yaitu menimbang bobot segar brangkasan

tanaman per petak dan menimbang hasil produksi per petak. Kemudian

mengambil 5 tongkol sampel dari setiap petak percobaan untuk mengukur

panjang tongkol, menghitung jumlah baris biji per tongkol, mengukur

panjang baris biji per tongkol, dan menghitung jumlah biji per baris.

30

3.5 Variabel pengamatan

Variabel pengamatan yang diamati pada penelitian ini meliputi bobot segar

brangkasan (kg), panjang tongkol (cm), jumlah baris biji per tongkol (baris),

panjang baris biji per tongkol (cm), jumlah biji per baris (biji), produksi per petak

(kg petak-1), respirasi tanah, dan populasi mikroba (bakteri dan jamur) tanah.

3.5.1 Bobot segar brangkasan (kg)

Bobot segar brangkasan diperoleh dengan menimbang semua bagian

tanaman kecuali tongkol dan akar menggunakan 5 sampel tanaman jagung

manis dari tiap petak perlakuan.

3.5.2 Panjang Tongkol (cm)

Pengukuran panjang tongkol dimulai dari pangkal muncul biji sampai ujung

tongkol. Pengukuran dilakukan pada saat panen dengan menggunakan 5

sampel tongkol jagung manis dari 5 tanaman yang berbeda tiap petak

perlakuan. Pengukuran panjang tongkol jagung manis menggunakan

penggaris.

3.5.3 Jumlah baris biji per tongkol (baris)

Jumlah baris biji per tongkol di dapat dengan menghitung jumlah baris biji

jagung yang ada tiap tongkol. Jumlah baris biji per tongkol dihitung secara

manual.

3.5.4 Panjang baris biji per tongkol (cm)

Pajang baris didapat dengan mengukur baris biji jagung dari pangkal

muncul biji sampai ujung tongkol dengan menggunakan penggaris.

31

3.5.5 Jumlah biji per baris (biji)

Jumlah biji per baris didapat dengan mnghitung jumlah biji jagung yang ada

tiap tongkol secara manual. Baris biji jagung yang dipilih untuk dihitung

yaitu yang memiliki ukuran baris paling panjang.

3.5.6 Produksi per petak (kg petak-1)

Produksi per petak didapat dengan menimbang bobot seluruh tongkol

dengan kelobot jagung manis dalam setiap petak yang telah dipanen.

3.5.7 Analisis Respirasi Tanah

Pengamatan respirasi tanah dilakukan pada 0, 30 dan 70 HST. Kegiatan ini

dilakukan pada tanggal 21 Desember 2016, 20 Januari 2017 dan 1 Maret

2017. Penetapan respirasi tanah dilakukan dengan cara titrasi di

laboratorium. Langkah dalam pengambilan sampel untuk pengukuran CO2

atau respirasi tanah yaitu botol film yang diisi 10 ml 0,1 N KOH, diletakkan

di atas tanah dengan keadaan terbuka di petak percobaan lalu ditutup dengan

sungkup dan sungkup tersebut dimasukkan ke dalam tanah sekitar 1 cm lalu

pinggirnya dibumbun dengan tanah agar tidak ada gas yang keluar dari

sungkup. Hal yang sama dilakukan untuk blanko KOH diletakkan di atas

tanah yang telah dialasi dengan plastik di sebelah KOH tanpa alas plastik.

Setelah sungkup diletakkan, dibiarkan selama 2 jam. Setelah 2 jam,

sungkupnya dibuka dan botol yang berisi KOH langsung ditutup agar tidak

terjadi kontaminan dari gas CO2 dari lingkungan sekitarnya.

Setelah proses di lapangan selesai, maka sampel KOH yang telah mengikat

CO2 dari lapangan dilakukan analisis di laboratorium menggunakan metode

32

Verstraete dengan cara dititrasi. Reaksi kimia yang terjadi selama proses

titrasi CO2 dan dilanjutkan dengan titrasi menggunakan HCl adalah sebagai

berikut :

1. Reaksi pengikatan CO2

CO2 + 2 KOH K2CO3 + H2O

2. Perubahan warna menjadi tidak berwarna (penolptalin)

K2CO3 + HCl KCl + KHCO3

3. Perubahan warna kuning menjadi merah muda (metyl orange)

KHCO3 +HCl KCl +H2O + CO2

Respirasi tanah dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

C − CO2 =(a − b) × t × 12

T × π × r2

Keterangan :

C-CO2 = mg.jam-1m-2

A = ml HCl untuk sampel

B = ml HCl untuk blanko

t = Normalitas (N) HCl

T = Waktu ( jam)

r = Jari-jari tabung toples (cm)

3.5.8 Populasi mikroba tanah (CFU ml-1)

Pengamatan populasi mikroba tanah dilakukan pada masa awal dan akhir

pertanaman jagung manis yaitu pada tanggal 21 Desember 2016 dan 1

Maret 2017. Pengamatan dilakukan untuk 2 jenis mikroba yaitu bakteri dan

jamur tanah

33

Sampel tanah diambil secara komposit dengan lima titik pengambilan sampel

untuk masing-masing perlakuan. Populasi mikroba didapat dengan melakukan

analisis di dalam laboratorium. Metode yang digunakan adalah metode cawan

hitung. Metode ini didasarkan pada penentuan ada tidaknya mikroorganisme di

dalam cawan petri yang sudah dibuat media dan dicampur dengan suatu seri

pengenceran larutan tanah. Pengamatan populasi bakteri dilakukan pada 2 hari

dan 4 hari setelah inokulasi dengan menggunakan colony counter. Sedangkan

pengamatan populasi jamur dilakukan pada 3 hari dan 6 hari setelah inokulasi

dengan menggunakan colony counter (Lampiran 4)

IV. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemberian pupuk kandang ayam memberikan pengaruh nyata terhadap semua

variabel, bobot segar brangkasan semakin meningkat, panjang tongkol dan

panjang baris biji per tongkol semakin panjang, jumlah baris biji per tongkol

dan jumlah biji per baris semakin banyak, produksi per petak semakin tinggi,

respirasi tanah pada 0 HST, 30 HST, dan 70 HST semakin tinggi, populasi

bakteri awal dan akhir serta populasi jamur tanah awal dan akhir penanaman

semakin banyak.

2. Pemberian pupuk KCl berpengaruh nyata dan mampu meningkatkan seluruh

variabel, kecuali respirasi tanah 70 HST dan populasi bakteri awal pertanaman.

3. Peningkatan bobot segar brangkasan, panjang tongkol, jumlah baris biji per

tongkol, panjang baris biji per tongkol dan produksi per petak dipengaruhi oleh

kombinasi antara pupuk kandang ayam dan pupuk KCl, kecuali jumlah biji per

baris, respirasi tanah, populasi bakteri dan jamur. Kombinasi pupuk kandang

ayam 15 t ha-1 + pupuk KCl 100 kg ha-1 merupakan kombinasi terbaik untuk

memberikan produksi jagung manis sebesar 21,969 kg petak-1 dengan dosis

optimum pupuk KCl sebesar 107,576 kg ha-1.

71

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Melakukan analisis tanah akhir masa pertanaman dan analisis kandungan

pupuk kandang ayam sebelum hendak digunakan.

2. Melakukan penelitian lebih lanjut menggunakan dosis pupuk kandang ayam

yang lebih tinggi namun dengan dosis pupuk KCl yang sama untuk mengamati

tingkat respirasi tanah dan populasi mikroba tanah. Hal tersebut dikarenakan

pada kedua variabel tersebut mengalami peningkatan secara linier sehingga

belum diketahui dosis optimumnya.

3. Melakukan penelitian lebih lanjut menggunakan dosis pupuk kandang ayam

yang lebih tinggi yang dikombinasikan dengan pupuk lainnya untuk

mengamati interaksi pupuk terhadap tingkat respirasi tanah dan populasi

mikroba tanah. Karena dari hasil penelitian, pukan ayam yang dikombinasikan

dengan pupuk KCl belum menunjukkan adanya interaksi pada variabel

tersebut.

72

DAFTAR PUSTAKA

Accuweather. 2017. https://www.accuweather.com/id/id/bandar-

lampung/210188/december-weather/210188?monyr=12/1/2016&view=table.

Diakses pada 12 Agustus 2017 pukul 20:49 WIB.

Anas, I. 1989. Biologi Tanah dalam Praktek. IPB. Bogor.

Amin, N. Syarifah A. 2008. Pengaruh Kascing dan Pupuk Anorganik terhadap

Efisiensi Serapan P dan Hasil Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt)

pada Alfisols Jumantono. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Ardi, R. 2010. Kajian Aktivitas Mikroorganisme Tanah pada Berbagai

Kelerengan dan Kedalaman Hutan Alam (Studi Kasus di Taman Nasional

Gunung Leuser, Seksi Besitang). Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Medan.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung. 2015. Luas Panen dan Produksi

Jagung Menurut Provinsi (ton), 1993-2015.http://bps.go.id. Diakses pada

tanggal 15 Juni 2016, pukul 20:37 WIB.

Badan Litbang Pertanian. 2005. Pupuk Organik Tingkatkan Produksi Pertanian.

Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian 27: 6. Bogor.

Djalil, M. 2003. Pengaruh Pemberian Pupuk KCl terhadap Pertumbuhan dan

Pembentukan Komponen Tongkol Jagung Hibrida Andalas 4. Stigma. XI

(4): 302-304.

Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.

H. Susilo (Penerjemah). Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. 428 hal.

Terjemahan dari: Pysiology of Crop Plants.

Haddad, M. 2016. Effect of Different Potasium Nitrate Levels on Yield and

Quality of Potato Tubers. Journal of Food Agriculture & Environment.

14(1): 101-107.

Hajoeningtijas, O.D. 2012. Mikrobiologi Pertanian. Graha Ilmu. Yogyakarta.

72

Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G.Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha,

G.B. Hong, H.H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA Press.

Lampung.

Hanafiah, K.A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Ed. 1-2. PT. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Hartatik, W. dan Widowati, L.R. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai

Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.

Hlm 59-82.

Haryawan, B., Sofjan, J., dan Yetti, H. 2013. Pemberian Kompos Tandan

Kosong Kelapa Sawit dan Pupuk N, P dan K terhadap Pertumbuhan dan

Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays. L Var saccarata Sturt). JOM

Faperta. 2(2).

Hasibuan, S.Y., Damanik, M.M.B dan Sitanggang, G. 2014. Aplikasi Pupuk SP-

36 dan Pupuk Kandang Ayam terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor

serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Ultisol Kwala Bekala. Jurnal

Online Agroekoteknologi. 2(3) : 1118 – 1125.

Hawkins, B. J. 2011. Seedling mineral nutrition, the root of the matter. National

Proceedings: Forest and Conservation Nursery Associations. p : 87-97.

Hutapea, A.S., Hadiastono, T., dan Martosudiro, M. 2014. Pengaruh Pemberian

Pupuk Kalium (KNO3) terhadap Infeksi Tobacco Mosaik Virus (TMV) pada

Beberapa Varietas Tembakau Virginia (Nicotiana tabacum L.). Jurnal

HPT. 2(1): 102-109.

Koutika, L.S., Dassonville, N., Vanderhoeven, S., Lardy, L.C., Meerts, P. 2008.

Relationships between C Respiration and Fine Particulate Organic Matter

(250-50 μm) weight. European Journal of Soil Biol. 44(1) :18-21.

Lakitan, B. 2000. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Grafindo Persada.

Jakarta. 205 hal.

Lestari, A.P. 2009. Pengembangan Pertanian Berkelanjutan Melalui Subtitusi

Pupuk Anorganik dengan Pupuk Organik. Jurnal Agronomi. 13(1): 38-44.

Lingga, P. 1991. Jenis dan Kandungan Hara pada Beberapa Kotoran Ternak.

Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) ANTANAN.

Bogor.

Lingga, P. 1992. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

Marlina, N., Aminah, R.I.S., Rosmiah., Setel, L.R. 2015. Aplikasi Pupuk

Kandang Kotoran Ayam pada Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogeae

L.). Jurnal Biosaintifika. 7(2):136-141.

73

Marsono dan Lingga, P. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Maruapey, A. 2012. Pengaruh Dosis Pemupukan Kalium terhadap Pertumbuhan

dan Produksi Berbagai Asal Jagung Pulut (Zea mays ceratina. L). Jurnal

Agroforestri. 7(1): 33-41.

Maysaroh. 2011. Hubungan Kualitas Bahan Organik Tanah dan Laju Respirasi

Tanah di Beberapa Lahan Budidaya. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Mujiyati dan Supriyadi. 2009. Pengaruh Pupuk Kandang dan NPK terhadap

Populasi Bakteri Azotobacter dan Azospirillum dalam Tanah pada Budidaya

Cabai (Capsicum annum). Jurnal Biosains Nusantara. 1:59-64.

Mulat, T. 2003. Membuat dan Memanfaatkan Kascing Pupuk Organik

Berkualitas. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Musnamar, E. I. 2003. Pupuk Organik: Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi.

Penebar Swadaya. Jakarta.

Nariratih, I., Damanik, M.M.B dan Sitanggang, G. 2013. Ketersediaan Nitrogen

pada Tiga Jenis Tanah Akibat Pemberian Tiga Bahan Organik dan

Serapannya pada Tanaman Jagung. Jurnal Online Agroekoteknologi. 1(3) :

479-488.

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Pirngadi, K. 2009. Peran Bahan Organik dalam Peningkatan Produksi Padi

Berkelanjutan Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Jurnal

Pengembangan Inovasi Pertanian. 2(1): 48‒64.

Purwono dan Hartono. 2011. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Refliaty, Edan Zurhalena. 2013. Efek Aplikasi Berbagai Formula Pupuk Bio-

Organik Trichokompos Terhadap Hasil dan Serapan Hara Oleh Kedelai

Pada Tanah Masam. Jurnal Penelitian Seri Sains. 15(2): 25-32.

Roesmarkam dan Yuwono, N.W. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius.

Yogyakarta.

Rubatzky, V. E. dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia: Prinsip, Produksi

dan Gizi, Jilid 1. Penerbit ITB. Bandung. 313 hlm.

Safuan, L.O., dan Andi, B. 2012. Pengaruh Bahan Organik dan Pupuk Kalium

terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Melon (Cucumis melo L.).

Jurnal Agroteknos 2(2): 69-76.

74

Samosir, A.T.H., Jeanne, M.P., Sumampow, D.M.F. dan Tumbelaka, S. 2014.

Pemberian Kompos Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi

Tanaman JagungManis (Zea mays saccharata Sturt). Fakultas Pertanian

Universitas Sam Ratulangi.

Sarno., Pulung, M.A., Arif, M.A.S. 2017. Penuntun Praktikum: Pengelolaan

Kesuburan Tanah. Jurusan Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Bandar

lampung.

Sebayang, A.M., Damanik, M.M.B., Lubis, K.S. 2015. Aplikasi Pupuk KCl dan

Pupuk Kandang Ayam Terhadap Ketersediaan dan Serapan Kalium Serta

Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) Pada Tanah Inseptisol Kwala

Bekala. Jurnal Online Agroekoteknologi. 3(3) : 870 – 875.

Stepanus, B. 2014. Serapan Nitrogen Oleh 20 Varietas Jagung Manis pada

Sistem Pertanian Organik. Skripsi. Universitas Bengkulu: Bengkulu.

Stevanus, C. T., Saputra, J., dan Wijaya, T. 2015. Peran Unsur Mikro Bagi

Tanaman Karet. Warta Perkaretan. 34 (1): 11-18.

Subagyo, H., Nata, S. Dan Siswanto,A. B. 2000. Tanah-Tanah Pertanian di

Indonesia dalam Sumberdaya Lahan Indonesia dan Pengelolaannya. Pusat

Penelitian Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan

pertanian, Departemen Pertanian. Bogor.

Subhan, N.N., dan Gunadi, N. 2009. Respons Tanaman Tomat terhadap

Penggunaan Pupuk Majemuk NPK 15-15-15 pada Tanah Latosol pada

Musim Kemarau. Jurnal Hort. 19(1):40-48.

Suci, R.K. 2016. Pengaruh Pemberian Dosis KNO, terhadap Pertumbuhan,

Produksi dan Serapan Hara Kalium Tanaman Jagung Manis (Zea mays

Saccharata Sturt). Skripsi. Universitas Lampung. Lampung.

Susylowati. 2001. Pengaruh Pupuk Kalium terhadap Pertumbuhan dan Hasil

Jagung Manis. Jurnal Budidaya Pertanian. 7(1): 36-45.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik Pemasyarakatan dan

Pengembangannya. Kanisius. Yogyakarta.

Sutedjo, M.M. 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Sutedjo, M.M., Kartasapoetra dan Sastroadmodjo. 1991. Mikrobiologi tanah. PT

Rineka Cipta. Jakarta.

Sutedjo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

75

Suwarto, W., Qamara., dan Santiwa, C. 2000. Sweet Corn Baby Corn. Penebar

Swadaya. Jakarta. Hlm 4-10.

Syam’un, E., Jaya, M., dan Nurfaida. 2012. Pertumbuhan dan Produksi Berbagai

Genotipe Jagung Pulut Pada Berbagai Dosis Pupuk KCl. Jurnal Agrivigor.

11(2):179-187.

Syukur, M dan Rifianto, A. 2014. Jagung manis. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tisdale, S.L, W.L Nelson, J.D. Beaton, and J.L Halvlin. 1993. Soil Fertility and

Fertilizers. Fifth Edition. Macmillan Pub. Co. New York, Canada,

Toronto, Singapore, Sidney.

Yulianti, T., Hidayah, N., dan Suhara, C. 2012. Pengaruh Inkubasi Bahan

Organik yang Diperkaya dengan Mimba Terhadap Keparahan Penyakit

Rebah Kecambah (Rhizoctonia solani) pada Tanaman Kapas. Buletin

Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri. 4(2):68-75.

Yulipriyanto, H. 2010. Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya. Graha

Ilmu. Yogyakarta.

Yusnaini, S. 2014. Pengelolaan Hara Fosfor Secara Biologis. Lembaga

Penelitian Universitas Lampung. Bandar lampung.