Pengaruh Media Pembibitan Dari Pupuk Kandang

24

Click here to load reader

Transcript of Pengaruh Media Pembibitan Dari Pupuk Kandang

Page 1: Pengaruh Media Pembibitan Dari Pupuk Kandang

PENGARUH MEDIA PEMBIBITAN DARI PUPUK KANDANG TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT

Oleh:

BERNET AGUNG SAPUTRA(051510101046)

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER

2008

Page 2: Pengaruh Media Pembibitan Dari Pupuk Kandang

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam usaha budidaya tanaman, teknik pembibitan tanaman perlu

mendapatkan perhatian khusus untuk mengahasilkan tanaman yang sehat dan kuat

sehingga mampu menghasilkan benih dengan mutu genetik dan agronomik yang

tinggi. Tanaman membutuhkan kondisi yang beragam dalam pembibitannya. Pada

dasarnya perlakuan pembibitan dilakukan untuk memperoleh kondisi ekologi

yang sesuai bagi tanaman, sehingga pembentukan bagian-bagian tanaman

tanaman dapat berlangsung dengan baik dan tanaman memiliki respon positif

terhadap kondisi ekologi yang tidak menguntungkan.

Untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya, tanaman

membutuhkan suplai nutrisi yang mencukupi. Bagian akar tanaman akan

merespon terhadap setiap kekurangan unsur hara yang dibutuhkan dan akan

menyerapnya dari tanah untuk mendukung pembentukan dan pertumbuhan sel

serta jaringan tanaman. Demikian pula dalam proses pembentukan benih hingga

menjadi bibit, unsur hara memegang peranan utama dalam proses perkecambahan

di samping kebutuhan benih terhadap air.

Selama benih masih dalam kondisi di dalam tanah, bagian hypogeal benih

berperan utama sebagai sarana transport nutrisi yang dibutuhkan dalam proses

perkecambahan. Namun, kebutuhan nutrisi untuk perkecambahan benih ini tidak

sepenuhnya mampu di sediakan oleh tanah. Pemanfaatan pupuk, baik organik

maupun kimia merupakan salah satu jalan pemenuhan nutrisi tanah yang

dibutuhkan oleh benih untuk berkecambah hingga menjadi bibit.

Pada umumnya petani lebih sering memanfaatkan pupuk kimia karena

efektifitas hasil dari penggunaan pupuk kimia lebih cepat diperoleh apabila

dibandingkan dengan penggunaan pupuk organik. Tetapi penggunaan pupuk

organik dalam sistem pembibitan merupakan salah satu upaya mempertahankan

kondisi tanah dan memperbaiki sifat serta kesuburan tanah. Pemahaman ditingkat

petani yang masih kurang mengenai minimum tillage ini akan merusak kondisi

Page 3: Pengaruh Media Pembibitan Dari Pupuk Kandang

sifat fisik dan kimia tanah yang nantinya merugikan bagi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman.

Beragam pupuk yang beredar dipasaran terutama pupuk kimia saat ini

sangat sukar didapatkan. Hal ini menyebabkan kelangkaan pupuk semakin meluas

dikalangan petani karena petani di Indonesia pada umumnya hanya petani

konsumsi yang mengusahakan lahannya untuk kegiatan budidaya pertanian dalam

skala kecil. Daya beli petani terhadap pupuk kimia yang cenderung harganya lebih

tinggi akan mempengaruhi aktivitas petani dalam kegiatan budidaya yang

berujung pada penurunan produktivitas tanaman.

Peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam budidaya tanaman dibutuhkan

untuk mengentaskan petani dari masalah-masalah pertanian modern seperti

kelangkaan pupuk, penurunan produktivitas tanah dan tanaman, serta masalah-

masalah dalam pemanfaatan alat-alat dan mesin pertanian. Pemanfaatan pupuk

dari bahan-bahan organik seperti kotoran ternak diketahui mampu mendukung

ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan benih dan menjadi solusi praktis untuk

memenuhi kebutuhan pupuk nasional.

Kandungan hara pupuk yang dihasilkan dari kotoran ternak tidak terlalu

tinggi, tetapi pupuk kandang mempunyai kemampuan untuk memperbaiki sifat-

sifat fisik dan kimia tanah seperti struktur tanah, porositas tanah, kapasitas lapang

dan kemampuan tukar kation tanah serta merupakan kondisi ekologi yang baik

untuk perkembangan mikroorganisme. Kotoran ternak mengandung beragam hara

mobile yang dibutuhkan benih dalam proses fisiologisnya. Ternak sebagai

herbivora, mengkonsumsi tumbuh-tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan

pangannya. Kotoran ternak dikeluarkan dalam bentuk feces yang keluar

bersamaan dengan urine. Dalam mendukung fisiologis perkecambahan benih,

urine dibutuhkan untuk mematahkan dormansi benih karena mengandung hormon

giberellin (GA-3).

Namun, pemanfaatan pupuk kandang dari kotoran ternak tidak selamanya

mampu mendukung perkecambahan benih hingga menjadi bibit. Terdapat

pembatas-pembatas dalam pemanfaatan pupuk kandang di media pembibitan,

khususnya pada tanaman-tanaman yang dibudidayakan untuk memproduksi benih.

Page 4: Pengaruh Media Pembibitan Dari Pupuk Kandang

Pupuk kandang yang berasal dari kotoran ternak dikhawatirkan membawa biji

gulma yang menggangu pertumbuhan benih di pembibitan. Perkecambahan benih

merupakan hasil serangkaian proses yang menghasilkan ATP sebagai energi

untuk memecah kulit benih. Peningkatan penggunaan pupuk kandang dapat

mempengaruhi jumlah ATP yang dihasilkan benih sehingga proses

perkecambahan benih terhambat seiring dengan penurunan kemampuan adsorbsi

air pada benih.

I.2 Perumusan Masalah

Pupuk kandang dari kotoran ternak sebagai alternatif pemenuhan unsur hara

bagi pertumbuhan benih dipembibitan selain mampu memperbaiki sifat fisik dan

kimia tanah diketahui mampu menjadi faktor pembatas dalam proses

perkecambahan benih. Dalam jumlah tertentu, penambahan pupuk kandang

mampu menurunkan daya absorbsi air yang dibutuhkan benih dalam proses

perkecambahan. Maka perlu diketahui batasan normal pemanfaatan pupuk

kandang dari kotoran ternak dan kotoran ternak yang sesuai untuk mendukung

perkecambahan benih dipembibitan.

I.3 Tujan dan Manfaat

I.3.1 Tujuan

1. Mengkaji pengaruh media pembibitan dari pupuk kandang terhadap

perkecambahan dan pertumbuhan bibit.

2. Menilai perlakuan media pembibitan yang berpengaruh baik terhadap

perkecambahan dan pertumbuhan bibit.

I.3.2 Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh media pembibitan dari pupuk kandang

terhadap perkecambahan dan pertumbuhan bibit.

2. Mahasiswa mampu menilai media pembibitan yang baik terhadap

perkecambahan dan pertumbuhan bibit.

Page 5: Pengaruh Media Pembibitan Dari Pupuk Kandang

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kebun pembibitan tanaman dibutuhkan untuk menyediakan lingkungan

yang terbaik bagi tanaman ketika tanaman itu masih kecil dan rentan. Seperti anak-

anak yang membutuhkan perhatian khusus ketika masih muda, demikian halnya

juga tanaman. Bibit yang sehat dan kuat dapat tumbuh menjadi tanaman yang sehat

dan produktif. Tahap-tahap awal kehidupan tanaman menentukan bagaimana

tanaman itu akan tumbuh dengan baik di kemudian hari (Anonim, 2006). Maka

dari itu perlu tindakan kultur teknis atau perawatan bibit yang baik antara lain

dengan jalan pemupukan pada waktu di pembibitan awal dan di pembibitan utama

(Anonim, 1990).

Untuk menjaga ketersediaan unsur hara yang ada dalam tanah dan produksi

yang dihasilkan, maka perlu diimbangi dengan pemberian pupuk yang memadai,

baik berasal dari pupuk organik maupun anorganik. Pupuk kandang mutlak

diberikan karena terkait dengan struktur tanah (kegemburan tanah) dan tingkat

kesuburan tanah yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan jumlah anakan.

Bahan organik tanah merupakan suatu sistem yang komplek dan dinamis,

berasal dari sisa tanaman dan hewan yang terdapat di dalam tanah yang terus

menerus mengalami perubahan yang dipengaruhi faktor biologi, fisika dan kimia

tanah (Kononova, 1966). Bahan organik dapat berasal dari sisa tanaman, hewan

seperti dalam bentuk pupuk kandang, pupuk hijau, kompos dan sebagainya.

Pupuk kandang sebagai sumber bahan organik tanah mempunyai kandungan hara

yang berbeda-beda tergantung dari macam hewan, umur hewan, macam makanan,

perlakuan dan penyimpanan pupuk sebelum dipakai (Buckman and Brady, 1982).

Pupuk kandang dan sumber organik lainnya digunakan untuk meningkatkan

kesuburan tanah, meningkatkan kadar bahan organik tanah, menyediakan hara

mikro, dan memperbaiki struktur tanah. Penggunaan bahan-bahan ini juga dapat

meningkatkan pertumbuhan mikroba dan perputaran hara dalam tanah (Bawolye.

2006).

Page 6: Pengaruh Media Pembibitan Dari Pupuk Kandang

Pupuk yang diaplikasikan ke tanah akan melepaskan unsur hara dengan laju

tertentu tergantung sifat pupuk dan kondisi mediumnya. Penelitian Pujiyanto dan

Abdullah (1999) menyimpulkan bahwa unsur hara di dalam tanah selalu berusaha

mencapai keseimbangan antara unsur dalam padatan dengan unsur dalam larutan

tanah. Pemberian pupuk yang banyak tidak menjamin produksi dan mutu hasil

menjadi maksimal. Unsur hara yang sering merupakan kendala bagi pertumbuhan

maupun produksi tanaman adalah unsur hara yang berasal dari tanah, khususnya

unsur N, P, dan K (Wibawa, 1987; 1996)

Pemberian kombinasi pupuk terhadap berat kering bagian atas dan bagian

bawah bibit di pembibitan utama menghasilkan pengaruh yang berbeda tidak

nyata. Unsur-unsur yang terkandung di dalam berbagai kombinasi pupuk yang

digunakan dapat meningkatkan metabolisme tanaman, sehingga cenderung terjadi

penumpukan bahan organik dalam tanaman dengan demikian dapat menambah

berat kering tanaman (Kaswarina, 2001). pemberian pupuk kandang sapi sampai

dengan 30 t/ha masih meningkatkan kandungan bahan organik, Zn jaringan

tanaman, berat segar maupun berat kering akar (Indrasari dan Abdul, 2006).

Page 7: Pengaruh Media Pembibitan Dari Pupuk Kandang

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

III.1 Tempat dan Waktu

Percobaan untuk mengetahui Pengaruh Media Pembibitan Dari Pupuk

Kandang Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Bibit dilaksanakan di

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Jember

III.2 Bahan dan Alat

III.2.1 Bahan

1. Benih jagung

2. Kotoran sapi

3. Tanah

4. Plastik bening

5. Kertas koran

III.2.2 Alat

1. Bak pengecambah

2. Oven

III.3 Metode Pelaksanaan

III.3.1 Pelaksanaan

1. Menyiapkan benih tanaman jagung.

2. Menyiapkan pupuk kandang dari kotoran sapi yang telah masak, kering dan

telah diayak halus serta menyiapkan media tanah.

3. Membuat media pembibitan dengan perlakuan sebagai berikut:

a. Pupuk kandang 0%, (1 bagian tanah, tanpa pupuk kandang)

b. Pupuk kandang 33% (2/3 bagian tanah dicampur 1/3 bagian pupuk

kandang).

Page 8: Pengaruh Media Pembibitan Dari Pupuk Kandang

c. Pupuk kandang 66% (1/3 bagian tanah dicampur 2/3 bagian pupuk

kandang).

d. Pupuk kandang 100% (tanpa tanah, 1 bagian pupuk kandang).

4. Memasukkan ke-empat macam media pembibitan dalam bak pengecambah

setinggi 2/3 bagian.

5. Menanam 25 benih pada baris atau lajur dengan kedalam secukupnya dengan

satu pupuk kandang.

6. Menjaga kelembaban substrat perkecambahan/pembibitan dengan

memberikan air secukupnya dan menutup bak pengecambah dengan plastik

bening.

III.3.2 Teknik Pelaksanaan

1. Mengamati parameter kecepatan berkecambah dengan menghitung persentase

kecambah normal dan mati benih pada hari ke-3 setelah tanam.

2. Mengamati parameter daya berkecambah dengan menghitung persentase

kecambah normal, abnormal dan mati pada hari ke-6.

3. Mengamati pertumbuhan bibit dengan mengukur tinggi bibit setelah

kecambah berumur 15 hari setelah tanam.

4. Menganalisa hasil percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap dengan empat

perlakuan dalam tiga ulangan.

5. Memberikan kesimpulan percobaan terhadap laju pertumbuhan benih hingga

menjadi bibit.

Page 9: Pengaruh Media Pembibitan Dari Pupuk Kandang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan

Pupuk Kandang Kotoran Sapi

Benih Perl UlPerkecambahan (%) Pertumbuhan

BibitHari Ke-3 Hari Ke-6

Tg BKNor Mt Nor Abnrml Mt

Jagung

0%1 80 20 72 0 28 9,8 3,52 100 0 100 0 0 10 3,593 100 0 72 28 0 10,8 0,4

33%1 92 8 92 0 8 7,3 3,32 100 0 96 4 0 7,9 2,93 88 12 88 0 12 8,4 3

66%1 100 0 100 0 0 8,4 3,12 100 0 100 0 0 7,8 2,933 100 0 100 0 0 8,5 3,31

100%1 100 0 100 0 0 11,2 0,382 100 0 96 4 0 10,5 0,43 100 0 84 16 0 10,3 0,37

Pupuk Kandang Kotoran Ayam

Kedelai

0%1 100 0 88 12 0 40,83 0,752 100 0 88 4 8 36,7 0,73 96 4 84 8 8 39,04 1,1

33%1 52 48 0 36 64 31,54 0,622 60 40 0 52 48 39,3 0,783 44 56 0 40 60 36,76 0,71

66%1 76 24 4 0 96 42,2 0,562 72 28 4 0 96 43,2 0,583 44 56 4 0 96 40,86 0,68

100%

10

100 0 0

100 0 0

20

100 0 0

100 0 0

30

100 0 0

100 0 0

IV.2 Pembahasan

Unsur hara tanah tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan benih untuk

berkecambah hingga menjadi bibit. Keterbatasan unsur hara akan mempengaruhi

Page 10: Pengaruh Media Pembibitan Dari Pupuk Kandang

proses metabolisme dan fisiologis benih di pembibitan. Media pembibitan yang

sesuai dengan benih perlu diketahui sebelum pelaksanaan pembibitan dilakukan.

Tanaman-tanaman yang dibudidayakan untuk menghasilkan benih membutuhkan

ketersediaan unsur hara yang tinggi dan seimbang. Proses fisiologis pembentukan

benih berkorelasi positif terhadap keseimbangan nutrisi-nutrisi yang diserap

selama tanaman di lapang.

Tambahan bahan organik tanah yang diperlukan tanaman dapat diperoleh

melalui pemupukan. Percobaan uji efektifitas penggunaan beragam pupuk

kandang yang berasal dari kotoran ternak ayam dan sapi dapat dimanfaatkan

untuk menentukan tindakan pemilihan pupuk kandang yang sesuai dengan sifat

genetis dan fisiologis benih, karena benih memiliki sifat genetis dan fisiologis

yang berbeda-beda sehingga mampu menghasilkan tanaman yang sehat, kuat dan

memiliki daya adaptasi tinggi terhadap faktor-faktor lingkungan yang dapat

membatasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Kotoran ternak diketahui memiliki nutrisi dan bahan organik yang mampu

menciptakan kondisi fisik dan kimia tanah yang baik. Penggunaan pupuk kandang

dapat memperbaiki dan meningkatkan porositas tanah, struktur tanah, daya

pegang air tanah dan kemampuan tukar kation. Namun, beberapa kendala masih

ditemui saat pengaplikasian pupuk kandang dari bahan kotoran ternak. Dalam

menentukan penggunaan pupuk kandang dari kotoran ternak perlu diketahui lebih

awal macam ternak, umur ternak dan makanan ternak. Hal ini merupakan salah

satu kunci keberhasilan dalam pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk.

Percobaan ini dilakukan dengan empat perlakuan dalam tiga ulangan dengan

dua bahan pupuk kandang, yaitu dari kotoran ternak ayam dan kotoran ternak

sapi. Pengamatan dilakukan dua kali, yaitu pada hari ke-3 setelah tanam untuk

mengamati daya berkecambah benih dan pada hari ke-6 setelah tanam untuk

mengetahui respon pemupukan terhadap pertumbuhan benih. Untuk mengetahui

perkembangan benih menjadi bibit maka dilakukan pengukuran tinggi tanaman.

Pengukuran berat kering tanaman dilakukan untuk mengetahui tingkat asimilat

yang dapat diproduksi oleh tanaman sehingga dapat diperoleh informasi energi

yang dihasilkan saat pupuk kandang diaplikasikan di media pembibitan.

Page 11: Pengaruh Media Pembibitan Dari Pupuk Kandang

Pengujian terhadap perkecambahan dan pertumbuhan jagung dilakukan

dengan 3 konsentrasi penggunaan pupuk kandang yaitu 33%, 66% dan 100%.

Sebagai kontrol digunakan 1 bagian tanah dari media pembibitan. Hasil

pengamatan yang dilakukan terhadap perkecambahan benih dan pertumbuhan

tanaman dengan menggunakan pupuk kandang dari kotoran ternak sapi

menunjukkan korelasi positif terhadap perkecambahan benih. Namun, respon

konsentrasi pemupukan terhadap perkecambahan benih jagung bervariasi.

Pada perlakuan kontrol (0%) rata-rata perkecambahan benih 93,33%,

perlakuan dengan menggunakan 1/3 bagian pupuk kandang (33%) benih yang

mampu berkecambah 93,33%, perlakuan penggunaan 2/3 bagian pupuk kandang

(66%) mampu mendukung perkecambahan benih 100% begitu pula pada

perlakuan penggunaan 1 bagian pupuk kandang. Pupuk kandang yang berasal dari

kotoran sapi sifatnya basah dan lembab. Hal ini mendukung pemecahan kulit

benih dan suplai air yang dibutuhkan oleh benih. Benih jagung sendiri tersusun

dari bahan kimia yang didominasi oleh karbohidrat. Dominasi karbohidrat di

dalam benih mendukung perombakan nutrisi menjadi energi, sehingga dengan

kondisi kelembaban yang sesuai perkecambahan benih berlangsung dengan baik.

Efektifitas penggunaan pupuk kandang terhadap pertumbuhan bibit dapat

diamati dengan memperhatikan tabel hasil pengamatan di atas. Perlakuan dengan

menggunakan 2/3 bagian pupuk kandang (66%) lebih mendukung pertumbuhan

bibit. Dari hasil pertumbuhan bibit maka dapat dihubungkan dengan hasil berat

kering yang diproduksi oleh tanaman. Dengan kondisi suplai nutrisi yang

mencukupi dan ketersediaan hara yang optimum, tanaman memproduksi asimilat

dalam jumlah yang cukup untuk mendukung kehidupannya. Asimilat ini berupa

karbohidrat yang kemudian dirombak menjadi sukrosa untuk menghasilkan energi

untuk pertumbuhan bibit.

ANOVA

Sum of

Squares dfMean

Square F Sig.Hari_Ke_7 Between

Groups133,333 3 44,444 1,042 ,425

Within Groups 341,333 8 42,667

Total 474,667 11

Page 12: Pengaruh Media Pembibitan Dari Pupuk Kandang

Hari_Ke_14 Between Groups

537,333 3 179,111 2,067 ,183

Within Groups 693,333 8 86,667Total 1230,667 11

Tinggi Between Groups

17,569 3 5,856 24,658 ,000

Within Groups 1,900 8 ,238Total 19,469 11

BK Between Groups

14,757 3 4,919 5,824 ,021

Within Groups 6,757 8 ,845Total 21,515 11

Dari hasil uji ragam dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

dengan signifikasi pengujian 5% terdapat perbedaan yang sangat nyata dari

perlakuan terhadap tinggi bibit. Hipotesa yang menyatakan perlakuan penggunaan

pupuk kandang dari kotoran sapi berpengaruh terhadap tinggi bibit yang

dihasilkan diterima.

Pengujian terhadap perkecambahan dan pertumbuhan kedelai dilakukan

dengan 3 konsentrasi penggunaan pupuk kandang yaitu 33%, 66% dan 100%.

Sebagai kontrol digunakan 1 bagian tanah dari media pembibitan. Hasil

pengamatan yang dilakukan terhadap perkecambahan benih dan pertumbuhan

tanaman dengan menggunakan pupuk kandang dari kotoran ternak ayam

menunjukkan korelasi negatif terhadap perkecambahan benih. Pada penggunaan

kotoran ayam dengan konsentrasi 100% benih kedelai tidak mampu berkecambah.

Pemberian pupuk yang banyak tidak selalu berpengaruh positif terhadap

perkecambahan benih. Kotoran ayam memiliki sifat mengikat air yang rendah dan

mudah melepaskan air melalui penguapan. Kelembaban media tanam dibutuhkan

untuk perkecambahan benih sehingga mampu mendorong pemecahan kulit benih.

Benih kedelai merupakan benih yang didominasi oleh protein dan lipid. Dalam

proses perkecambahan, benih kedelai membutuhkan suplai energi yang cukup

untuk merombak bahan-bahan tersebut menjadi energi. Dalam kondisi

kekeringan, benih tidak mampu mengaktifkan enzim-enzim yang digunakan

dalam proses perkecambahan.

Kebutuhan nutisi untuk perkecambahan berbeda dengan kebutuhan nutrisi

yang dibutuhkan tanaman dalam perkembangannya. Pada penggunaan kotoran

Page 13: Pengaruh Media Pembibitan Dari Pupuk Kandang

ayam dengan konsentrasi 66% tanaman mampu pertumbuhan tanaman yang lebih

baik. Saat bagian epygeal tanaman sudah muncul, suplai nutrisi dapat diperoleh

dari atmosfer. Tanaman tidak lagi bergantung pada status hara di dalam tanah.

Tanah yang diaplikasikan dengan penggunaan pupuk kandang menunjukkan

korelasi positif untuk perkembangan bibit. Pengaplikasian pupuk kandang dari

kotoran hewan pada dasarnya perlu dipadukan dengan bahan organik lain,

misalnya bahan organik dari tanah sehingga mampu mendukung pertumbuhan dan

perkembangan bibit.

Untuk mengetahui efektifitas penggunaan kotoran ayam maka dilakukan

pengujian terhadap hasil percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak

Lengkap.

ANOVA

Sum of

Squares dfMean

Square F Sig.Hari_Ke_7 Between

Groups3523,556 2 1761,778 14,157 ,005

Within Groups 746,667 6 124,444

Total 4270,222 8Hari_Ke_14 Between

Groups10250,66

71 10250,667 3844,000 ,000

Within Groups 10,667 4 2,667Total 10261,33

35

Tinggi Between Groups

41,641 2 20,821 5,508 ,044

Within Groups 22,682 6 3,780Total 64,323 8

BK Between Groups

,090 2 ,045 2,327 ,179

Within Groups ,116 6 ,019Total ,206 8

Dari hasil uji ragam pada taraf signifikasi 5% terhadap kemampuan

berkecambah, daya tumbuh tanaman, tinggi tanaman dan berat kering yang

dihasilkan antar konsentrasi perlakuan penggunaan pupuk kandang menunjukkan

perbedaan yang sangat nyata. Hipotesis yang menyatakan bahwa perbedaan

konsentrasi dalam penggunaan pupuk kandang terhadap perkecambahan dan

pertumbuhan bibit diterima.

Page 14: Pengaruh Media Pembibitan Dari Pupuk Kandang

V. PENUTUP

V.1Kesimpulan

1. Pemanfaatan pupuk kandang dari kotoran ternak sapi memiliki pengaruh yang

positif terhadap perkecambahan benih dan pertumbuhan bibit jagung karena

memiliki kelembaban yang optimum dan sesuai terhadap perkecambahan benih

dan pertumbuhan bibit jagung.

2. Pupuk kandang dari kotoran sapi dengan konsentrasi 66% (2/3 bagian pupuk

kandang) yang digunakan di media pembibitan memberikan pengaruh yang

paling baik terhadap perkecambahan benih dan pertumbuhan bibit.

V.2Saran

Dalam pelaksanaan pengujian efektifitas penggunaan kotoran ternak sebagai

pupuk kandang dalam pembibitan perlu digunakan benih tanaman yang sama

karena faktor kimia benih dapat mempengaruhi respon tanaman terhadap

pemupukan. Dengan mengetahui respon tanaman yang terhadap pemupukan dari

kotoran ternak maka dapat mengetahui apakah kotoran ternak tersebut baik

sebagai subtitusi ketika kotoran ternak yang dikehendaki tidak didapatkan untuk

pembibitan.

Page 15: Pengaruh Media Pembibitan Dari Pupuk Kandang

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Penyimpanan Benih dan Pembibitan. Modul 5 Permakultur, Menuju Hidup Lestari.

Anonim. 1990. Pedoman Budidaya Kelapa Sawit. Balai Informasi Pertanian. Departemen Pertanian. Medan.

Bawolye. 2006. Bahan Organik dan Pupuk Kandang. IRRI Rice Knowladge Bank. Philipina.

Indrasari, A. dan Abdul S. 2006. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan Unsur Hara Mikro Terhadap Pertumbuhan Jagung Pada Ultisol yang Dikapur. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 6(2): 116-123, 2006.

Kaswarina, S. 2001. Keragaan Bibit Kelapa Sawit Terhadap Pemberian Kombinasi Pupuk Di Pembibitan Utama. Jurnal Natur Indonesia 3(2): 138-150, 2001.

Kononova, M. M. 1966. So Buckman, H. O., and N. C. Brady. 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan Soegiman. Bhratara. Karya Aksara. Jakarta il Organic Mater. Pergamon Press LTD. Oxford.

Pujiyanto dan Abdullah, 1999. Pemantapan Pupuk Lengkap Lepas Terkendali untuk Meningkatkan Efisiensi Produksi Kopi. Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, 15 (1): 93-103, 2001.

Santoso, B., F. Haryanti dan S.A. Kadarsih. 2006. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Serat Tiga Klon Rami Di Lahan Aluvial Malang. Prosiding Lokakarya Nasional Kapas dan Rami: 68-74. Surabaya.

Wibawa, A. 1987. Tinjauan Status Hara Tanah di Beberapa Kebun Kopi di Daerah Basuki. Pelita Perkebunan, 3 (1): 14-22, 1987.