Pengaruh Pemangkasan pada Budidaya Mentimun · PDF filebaik sebagai sumber mineral dan vitamin...
Transcript of Pengaruh Pemangkasan pada Budidaya Mentimun · PDF filebaik sebagai sumber mineral dan vitamin...
Pengaruh Pemangkasan pada Budidaya Mentimun
(Cucumis Sativus L)
Disusun oleh:
Dwi Yulianto (10712012)
Makalah
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2012
I. PENDHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mentimun (Cucumis sativus L) adalah salah satu sayuran buah yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat indonesia karena nilai gizi mentimun cukup
baik sebagai sumber mineral dan vitamin (sutapraja, 2008)
Banyaknya manfaat mentimun membuat permintaan mentimun baik
didalam maupun diluar negeri cukup tinggi. Pusat produksi mentimun adalah
diasia yaitu hampir 73% produk dunia. Namun asia adalah produsen mentimun
terbesar dunia, produksi timun indonesia masih terbilang sedikit.(vincent dkk,
1999). Menurut Idris (2004) produksi mentimun di indonesia masih rendah, yaitu
hanya 10 ton perhektar sedangkan sebenarnya potensinya sangat tinggi, dapat
mencapai 49 ton/hektar.
Untuk meningkatkan hasil mentimun pada lahan terbatas diperlukan suatu
cara agar petani dapat mmproduksi mentimun dengan jumlah yang bayak. Salah
satunya dengan pemangkasan pucuk. Pemangkasan pucuk terutama pucuk utama
bermanfaat mengurangi persaingan fotosintesis antar daun dan buah. Serta
mengurangi penyerangan penyakit (sutapraja, 2008)
Berdsarkan penelitian Soeb dalam Idris (2004) pemangksasan pada ruas
satu sampai lima seluruh cabang dan bakal buah dibuang lalu dipangkas pada ruas
keenam sampai duabelas ditinggalkan tiga daun dapat meningkatkan produksi
tanaman mentimun.
Pemangkasan mentimun membuat pengurangan daun daun yang tidak
bermasfaat sehingga penyebaran nutrisi dapat optimal dan pertumbuhan buahpun
menjadi lebih optimal.
1.2 Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemangkasan pada mentimun. Selain itu juga untuk mengetahui manfaat
pemangkasan terhadap hasil mentimun dan perbedaan atara pemangkasan dan
tanpa pemangkasan pada tanaman timun.
1.3 Manfaat
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan
informasi kepada pembaca terutama petani dan dalam kegiatan akademik dalam
melakukan budidaya mentimun. Selain itu juga penyusunan makalah ini
diharapkan dapat memberikan informasi terhadap penelitian selanjutnya yang
akan meneliti tentang pengaruh pemangkasan mentimun.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil
Tabel 1. Pengaruh pemangkasan pucuk terhadap jumlah benih, bobot benih
kering, dan bobot 100 butir Lembang 2005
Perlakuan
Jumlah
benih
per buah
Bobot benih
Kering per
buah g
Bobot benih
kering per
tanaman
Bobot 100
butir benih
kering
Tanpa
pemangkasan
pucuk
212,05 b 4,70 b 115,97 b 23,50 a
Pemangkasan
pada ruas
ke-15
214,28 a 5,61 a 118,18 a 23,60 a
Pemangkasan
pada ru as
212,77 ab 5,55 ab 117,43 ab 23,79 a
CV(%) 24,58 18,42 11,83 18,49
sumber: Pengaruh Pemangkasan Pucuk terhadap Hasil danKualitas Benih Lima Kultivar
Mentimun, sutapraja (2008)
2.2 Pembahasan
Pemangkasan pucuk pada ruas ke-15 meningkatkan jumlah benih yang
dihasilkan. Meningkatnya jumlah cabang produktif tanaman akibat pemangkasan
pucuk menyebabkan buah yang terbentuk dan jumlah daun lebih banyak dan
produktif. Pada umumnya fotosintesis bersih maksimum meningkat selama
pengembangan daun dan akan mencapai maksimum tepat setelah pengembangan
daun penuh. Pada fase generatif hampir seluruh hasil fotosintesis akan digunakan
oleh bunga dan buah yang sedang berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan
daun yang maksimum akan menyebabkan bunga dan buah berkembang dengan
baik, dengan demikian kemungkinan bunga atau buah untuk gugur menjadi kecil.
Meningkatnya buah yang terbentuk dan bertambah sedikitnya buah yang gugur
menyebabkan jumlah buah pada tanaman yang dipangkas pucuknya pada ruas ke-
15 batang utama lebih banyak dibandingkan dengan tanaman yang tidak
dipangkas pucuknya. Sedangkan untuk tanaman yang dipangkas pucuknya pada
ruas ke-30 pada batang utama, perkembangan cabang dan daun dari pucuk lateral
tidak mencapai maksimum, sehingga jumlah buah yang dihasilkan sedikit (
sutapraja, 2008)
Bobot benih kering selain ditentukan oleh kadar air benih ketika dipanen,
juga ditentukan oleh tingkat kematangan fisiologis yang berhubungan dengan
kadar biomasa benih dan bergantung pada kultivarnya. Pemangkasan pucuk pada
ruas ke-15 menghasilkan 5,61 g/tanaman, lebih berat dibandingkan dengan
tanaman yang tidak dipangkas yaitu 4,70 g. Meningkatnya jumlah buah per
tanaman menyebabkan pula meningkatnya bobot panen per tanaman.
Bobot benih kering mempunyai kadar air antara 7-9%, merupakan kadar
air yang cukup aman untuk penyimpanan benih. Pemangkasan pucuk pada ruas
ke-15 pada batang utama menghasilkan bobot benih kering 118,18 g/tan. yang
lebih berat dibandingkan dengan tanaman yang tidak dipangkas pucuknya yaitu
115,97 g. Hal ini disebabkan jumlah buah yang dipanenlebih banyak pada
tanaman yang dipangkas.
III. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pemangkasan pucuk pada penanaman timun memberikan hasil yang lebih
tinggi dibandingkan tanaman mentimun yang tanpa dipangkas.
2. Permangkasan pucuk terbaik adalah pemangkasan pada ruas ke-15 yang
menunjukkan hasil paling baik.
3. Mentimun yang diberi perlakuan tanpa pemangkasan menunjukkan hasil
paling rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Idris, M.2004. Respon Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus l) Akibat
Pemangkasan dan Pemberian Pupuk ZA. Jurnal penelitian bidang ilmu
pertanian volume 2, nomor 1 april 2004: hal 17 – 24
Sutapraja, H. 2008. Pengaruh Pemangkasan Pucuk terhadap Hasil dan Kualitas
Benih Lima Kultivar Mentimun,Bandung: Balai Penelitian Tanaman
Sayuran. J. Hort. 18(1):16-20, 2008
Vincent, E, dkk. 1999. Sayuran dunia 3 Prinsip, Produksi, dan Gizi, bandung :
penerbit ITB