Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

44
UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN AGROTEKNOLOGI LAPORAN PRAKTIKUM NAMA : MUSA KHADIM NIM : 091510501002 GOLONGAN/ KELOMPOK : KAMIS/6 ANGGOTA :1. () 2. () 3. () 4. () 5. () 6. () 7. () ACARA :PENGENALAN TANAMAN TEMBAKAU TANGGAL PRAKTIKUM : 04 OKTOBER 2012 TANGGAL PENYERAHAN : ASISTEN : 1. BIMAGLIZAR MAHADIPA 2. DODIK SURYA PRATAMA 3. D. SULUNG BASUKI 4. DANNI AFANDI 5. MAMIK RESQIANA

Transcript of Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

Page 1: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN AGROTEKNOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM

NAMA : MUSA KHADIM

NIM : 091510501002

GOLONGAN/ KELOMPOK : KAMIS/6

ANGGOTA :1. ()

2. ()

3. ()

4. ()

5. ()

6. ()

7. ()

ACARA : PENGENALAN TANAMAN TEMBAKAU

TANGGAL PRAKTIKUM : 04 OKTOBER 2012

TANGGAL PENYERAHAN :

ASISTEN : 1. BIMAGLIZAR MAHADIPA

2. DODIK SURYA PRATAMA

3. D. SULUNG BASUKI

4. DANNI AFANDI

5. MAMIK RESQIANA

Page 2: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan.

Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur

hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit

tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat

produksi dan kualitas akan rendah.

Perkebunan kakao di Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam kurun

waktu 20 tahun terakhir dan pada tahun 2002 areal perkebunan kakao Indonesia

tercatat seluas 914.051 ha. Perkebunan kakao tersebut sebagianbesar (87,4%)

dikelola oleh rakyat dan selebihnya 6,0% perkebunan besar negara serta 6,7%

perkebunan besar swasta. Jenis tanaman kakao yang diusahakan sebagian besar

adalah jenis kakao lindak dengan sentra produksi utama adalah Sulawesi Selatan,

Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Di samping itu juga diusahakan jenis

kakao mulia oleh perkebunan besar negara di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Dari segi kualitas, kakao Indonesia tidak kalah dengan kakao dunia dimana

bila dilakukan fermentasi denganbaik dapat mencapai cita rasa setara dengan

kakao berasal dari Ghana dan keunggulan kakao Indonesia tidak mudah meleleh

sehingga cocok bila dipakai untuk blending. Sejalan dengan keunggulan tersebut,

peluang pasar kakao Indonesia cukup terbuka baik ekspor maupun kebutuhan

dalam negeri. Dengan kata lain, potensi untuk menggunakan industri kakao

sebagai salah satu pendorong pertumbuhan dan distribusi pendapatan cukup

terbuka.

Meskipun demikian, agribisnis kakao Indonesia masih menghadapi berbagai

masalah kompleks antara lain produktivitas kebun masih rendah akibat serangan

hama Penggerek Buah Kakao (PBK), mutu produk masih rendah serta masih

belum optimalnya pengembangan produk hilir kakao. Hal ini menjadi suatu

tantangan sekaligus peluang bagi para investor untuk mengembangkan usaha dan

meraih nilai tambah yang lebih besar dari agribisnis kakao.

Page 3: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

Salah satu masalah klasik dan berulang selama melaksanakan kegiatan

Perluasan Areal Perkebunan yang sudah memasuki tahun kelima adalah

keterlambatan penyelesaian pekerjaan kegiatan sesuai jadwal palang yang sudah

ditentukan. Akibat keterlambatan tersebut selain menyalahi aturan batas waktu

penyelesaian anggaran, juga akan menyalahi pelaksanaan persyaratan tehnis

pengembangan sesuai jenis komoditi yang diusahakan.

Di Indonesia, kakao banyak tumbuh di daerah Sulawesi, Lampung, dan Flores,

Nusa Tenggara Timur. Maklum, di daerah tersebut banyak terdapat lahan tidur

yang cocok ditanami kakao. Apalagi, hasil komoditasnya yang bernilai ekonomi

tinggi mendorong minat para petani di sana untuk membudidayakannya. Namun,

tidaklah mudah membudidayakan tanaman ini. Persiapan naungan dan lahan

merupakan dua hal penting yang perlu diperhatikan. Naungan itu bisa berupa

tanaman pelindung, seperti lamtoro, gleresidae, dan albazia. Selebihnya, proses

membudidayakan kakao tak terlalu rumit.

1.2 Tujuan

1. Agar mahasiswa mampu memahami cara pemupukan seta dosis

pemupukan pada tanaman kakao

2. Mahasiswa mampu mengetahui berbagai macam bentuk pemangkasan

tanaman kakao di lapang

3. Mahasiswa memahami cara melakukan pemangkasan pada tanaman

kakao.

Page 4: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Pengembangan perkebunan merupakan salah satu program pembangunan

di sektor pertanian yang berperan cukup besar dalam rangka perbaikan ekonomi

wilayah termasuk ekonomi masyarakat yakni peningkatan pendapatan dan

pemerataan usaha yang dapat menunjang peningkatan kesejahteraan rakyat.

Pembangunan perkebunan agar dapat berkembang secara baik, berkelanjutan dan

berkesinambungan, sangat berkaitan dengan segala aspek pendukung seperti

potensi sumberdaya lahan dan ketersediaan tenaga kerja yang ada di wilayah

bersangkutan. Salah satu komoditas unggulan perkebunan yang prospektif serta

berpeluang besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena sebagian

besar diusahakan melalui perkebunan rakyat (+ 94,01%) adalah kakao

(Suhendi,1998).

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu jenis tanaman

perkebunan yang terus mendapat perhatian untuk dikembangkan. Upaya

pengembangan tanaman kakao disamping masih diarahkan pada peningkatan

populasi (luas lahan) juga telah banyak diarahkan pada peningkatan jumlah

produksi dan mutu hasil. Adapun aspek yang paling diperhatikan dalam usaha

peningkatan jumlah produksi dan mutu hasil adalah penggunaan jenis-jenis kakao

unggul dalam pembudidayaan tanaman kakao. Saat ini terdapat sejumlah jenis

kakao unggul yang sering digunakan dalam budidaya kakao, antara lain jenis

(klon) Sulawesi 1 dan Sulawesi 2 (Nyoman Martade, 2011).

Tanaman Kakao dapat tumbuh sampai ketinggian tempat maksimum 1200

m dpl, ketinggian tempat optimum adalah 1- 600 m dpl, kemiringan lereng

maksimum 40 derajat, Tanaman kakao sangat sensitif bila kekurangan air,

sehingga tanahnya harus memiliki penyimpanan/ketersediaan air maupun saluran

(drainase) yang baik, solum > 90 cm tanpa ada lapisan padas, Tekstur lempung

liat berpasir komposisi pasir 50%, debu 10 - 20%, liat 30 - 40%. konsistensi

gembur sampai agak teguh dengan permeabilitas sedang sampai baik, kedalaman

air tanah minimal 3 m. Kakao memerlukan tanah dengan struktur kasar yang

berguna untuk memberi ruang agar akar dapat menyerap nutrisi yang diperlukan

Page 5: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

sehingga perkembangan sistem akar dapat optimal, Sifat kimia dari tanah bagian

atas merupakan hal yang paling penting karena akar-akar akan menyerap nutrisi.

Kemasaman tanah (pH) optimum 6.0—6.75, Kakao tidak tahan terhadap

kejenuhan Al tinggi, Kejenuhan basa minimum 35%, kalsit (CaCO3) dan gips

(CaSO2) masing-masing tidak boleh lebih dari 1% dan 0.5%, KTK top soil: 12

me/100 g, KTK sub soil: 5 me/100 g, KTK Mg:20 me/100 g, dan kandungan

bahan organik > 3%, dan sesuai pada tanah regosol, sedangkan tanah latosol

kurang baik (Bazri, 1991).

Pemangkasan merupakan perlakuan yang sangat besar pengaruhnya

terhadap perkembangan dan produksi kakao. Pemangkasan tanaman kakao adalah

tindakan pembuangan atau pengurangan sebagian dari organ tanaman yang berupa

cabang, ranting, dan daun. Pemangkasan tanaman kakao yang telah berproduksi

sangat menentukan keberhasilan bunga menjadi buah pentil, dan yang dewasa,

karena sangat kondisi ini berhubungan erat dengan jumlah sinar matahari yang

masuk serta sirkulasi udara di areal kebun agar kondisi kebun tidak terlalu

lembab. Jika kondisi kebun terlalu lembab dan sirkulasi udara di areal kebun tidak

baik, maka tanaman akan mudah diserang oleh penyakit busuk buah yang

disebabkan oleh jamur, serta serangan hama Helopeltis yang menyerang buah

menjelang dewasa (Supadman, 2007).

Hama yang sering menyerang tanaman kakao antara lain belalang

(Valanga Nigricornis), ulat jengkal (Hypsidra talaka Walker), kutu putih

(Planoccos lilaci), penghisap buah (Helopeltis sp.), dan penggerek batang

(Zeuzera sp.). Insektisida yang sering digunakan untuk pemberantasan belalang,

ulat jengkal, dan kutu putih antara lain adalah Decis, Cupraycide, Lebaycide,

Coesar dan Atabron. Penghisap buah dapat diberantas dengan Lebaycide,

Cupraycide dan Decis. Penyakit yang sering ditemukan dalam budidaya kakao,

yaitu penyakit jamur upas dan jamur akar. Penyakit tersebut disebabkan oleh

jamur Oncobasidium thebromae. Selain itu juga sering dijumpai penyakit busuk

buah yang disebabkan oleh Phytoptera sp (Djafaruddin, 2000).

Sampai saat ini upaya pengendalian hama PBK terus dikembangkan dan

salah satu cara pengendalian yang dilakukan adalah pemupukan dan sanitasi.

Page 6: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

Pemupukan bertujuan unyut menambah unsur-unsur hara tertentu di dalam tanah

yang tidak mencukui bagian kebutuhan tanaman yang di usahakan. Pada kakao,

pemberian pupuk secara tepat dan teratur juga dapat mengendalikan hama PBK

karena akan meningkatkan pertumbuhan serta ketahanan tanaman terhadap

serangan hama. Sanitasi di maksudkan agar kebersihan di sekitar lokasi

pertanaman tetap terjaga yakn dengan memberikan kulit buah bekas dan buah

busuk untuk mematikan C. cramerella, juga membersihkan gulma karena dapat

menjadi serangan hama dan penyakit, serta bersang dengan tanaman dalam

memperebutkan faktor-faktor pembatas di antaranya air, unsur hara, cahaya dan

ruang tumbuh sehingga dapat menekan pertumbuhan tanaman budidaya disekitar

dan menurunkan hasil baik dari segi kualitas maupun kuantitas (Isra Lebe, 2008).

Untuk mengatasi rendahnya produktivitas kakao ini, pemupukan

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari budidaya kakao. Akibat

pemupukan yang tidak tepat, lahan-lahan kakao banyak mengalami kemunduran,

terutama dalam hal kualitasnya. Kemunduran kualitas lahan tersebut antara lain

karena berkurangnya unsur hara di dalam tanah, kerusakan fisik dan biologis,

serta menipisnya ketebalan tanah. Pemupukan bertujuan memberikan unsur-unsur

hara ke dalam tanah yang tidak mencukupi bagi kebutuhan tanaman yang

diusahakan. Hasil yang maksimal dari suatu pemupukan akan diperoleh jika

dilakukan dengan tepat meliputi dosis, jenis pupuk, waktu dan cara pemberiannya

(Ade Wachjar, 2009).

Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu biji kakao adalah kadar air.

Sebagaimana diketahui bahwa biji kakao bersifat higroskopis sehingga kondisi

lingkungan dapat mempengaruhi kandungan air dalam biji. Semakin rendah kadar

air biji, maka daya simpan biji menjadi lebih lama. Kadar air biji kakao yang

dikehendaki adalah antara 6-7% . Selanjutnya dijelaskan bahwa biji kakao yang

memiliki kadar air lebih dari 8% akan mudah diserang jamur dan serangga

sehingga meningkatkan resiko terhadap kerusakan biji. Akan tetapi, bila kadar air

biji kurang dari 5% akan menyebabkan biji mudah pecah (rapuh). Oleh karena itu,

pengeringan biji hingga pada kadar yang dikehendaki (6-7%) harus diperhatikan

agar dapat diperoleh kualitas biji kakao yang ideal (Zainudin Basri, 2010).

Page 7: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

Buah kakao dapat dipanen apabila terjadi perubahan warna kulit pada buah

yang telah matang. Sejak fase pembuahan sampai menjadi buah dan matang,

kakao memerlukan waktu sekitar 5 bulan. Buah matang dicirikan oleh perubahan

warna kulit buah dan biji yang lepas dari kulit bagian dalam. Bila buah diguncang,

biji biasanya berbunyi. Keterlambatan waktu panen akan berakibat pada

berkecambahnya biji di dalam. Terdapat tiga perubahan warna kulit pada buah

kakao yang menjadi kriteria kelas kematangan buah di kebun-kebun yang

mengusahakan kakao yaitu perubahan pada tahap awal terjadi pada alur buah,

Pada alur buah dan punggung alur buah, dan Pada seluruh permukaan buah

(Jumin, 1994).

Tujuan fermentasi adalah untuk mematikan lembaga biji agar tidak

tumbuh sehingga perubahan-perubahan di dalam biji akan mudah terjadi, seperti

warna keping biji, peningkatan aroma dan rasa, perbaikan konsistensi keping biji

dan untuk melepaskan selaput lendir. Selain itu untuk menghasilkan biji yang

tahan terhadap hama dan jamur. Biji kakao difermentasikan di dalam kotak kayu

berlubang, dapat terbuat dari papan atau keranjang bambu. Fermentasi

memerlukan waktu 6 hari. Dalam proses fermentasi terjadi penurunan berat

sampai 25% (Sunanto, 1992).

Page 8: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Usaha Budidaya Komoditas Perkebunan Unggulan acara

Pemeliharaan dan Pemangkasan Tanaman Kakao di Lapang di laksanakan di

Fakultas Pertanian Universitas Jember pada tanggal 04 Oktober 2012 pukul 02.00

sampai selesai.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Bahan

1. Tanaman Kopi

2. Pupuk NPK

3. Kieserite

3.2.2 Alat

1. Cangkul

2. Sabit

3. Alat tulis

4. Meteran

5. Gunting pangkas

3.3 Cara Kerja

A. Pemeliharaan Tanaman Kakao di Lapang

1. Menimbang berat upuk yang akan diaplikasikan sesuai kebutuhan tanaman

kakao yang ada

2. Membersihkan lahan disekitar tanaman kakao dengan menggunakan

cangkul/sabit dengan jarak proyek tajuk pohon ± 1m.

3. Membuat parit melingkar pohon sedalam ± 10cm.

4. Menaburkan pupuk pada alur yang melingkari piringan tajuk tanaman

sedalam 10 cm.

5. Menutup kembali alur pupuk tersebut dengan tanah.

Page 9: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

6. Melakukan pemupukan lanjutan sesuai dengan anjuran yang ada.

B. Pemangkasan Tanaman Kakao

1. Pemangkasan Bentuk

a. Fase masa muda 9Melakukan pada waktu tanam berumur 8-12 bulan ) caranya :

1. Memangkas cabang-cabang yang lemah, memelihara 3-4 cabang saja yang

letaknya merata kesegala arah pertumbuhannya seimbang.

2. Mengusahakan jorket terbentuk pada ketingian 100-150 cm.

3. Membuang tunas-tunas air mulai dari jorket sampai permukaan tanah

sehingga batang kakao bersih dari tunas air, melakukan secara teratur 2-3

minggu sekali.

4. Memotong ujung-ujung cabang primer yang tumbuh terlalu panjang.

b. Fase masa remaja (melakukan saat tanaman kakao berumur 18-24 bulan)

caranya:

1. Membuang semua cabang sekunder yang tumbuh ada cabang primer

sepanjang 30-60 cm dari jorket

2. Memotong cabang-cabang yang menggantung

3. Mengusahakan daun ada tajuk mendapat sinar matahari secara merata

2. Pemangkasan Pemeliharaan

1. Membuang tunas-tunas air yang ada disekitar jorket kira-kira 50-60cm

2. Menghilangkan cabang-cabang yang kering

3. Membuang cabang-cabang yang arah pertumbuhannya kedalam atau

menggantung dan memotong cabang yang diameternya kurang dari 2,5 cm

4. Memangkas cabang-cabang dan ranting-ranting yang menyebabkan tajuk

pohon terlalu rimbun

5. Membatasi tinggi tanaman hanya sampai jorket pertama

3. Pemangkasan Produksi

Page 10: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

1. Memangkas daun-daun agar tidak terlalu rimbun sehingga sinar matahari

bisa tersebar merata keseluruh organ daun.

DAFTAR PUSTAKA

Basri Zainudin, 2010. Mutu Biji Kakao Hasil Sambung Saming. Universitas Tadulako Palu.

Bazri, 1991. Budidaya Tanaman Kakao. Gramedia. Jakarta.

Djafaruddin., 2000. Dasar-Dasar Pengendalian Penyakit Tanaman. Bumi Aksara.

Jumin. 1994. Dasar-Dasar Agronomi. Raja Grafindo Perkasa. Jakarta.

Lebe Isra, 2008. Pengaruh Pemupukan Urea dan Sanitasi Terhada Intensitas Serangan Penggerek Buah Kakao Conopomorpha cramerella (snellen). Universitas Tadulako.

Martade Nyoman. 2011. Pengaruh Diameter Pangkal Tangkai Daun Pada Entres Terhadap Pertumbuhan Tunas Kakao. Palu

Suhendi. 1990. Tanaman Perkebunan. Gramedia. Jakarta.

Sunanto. 1992. Cokelat, Budidaya, Pengolahan Hasil, dan Aspek Ekonominya. Kanisius, Yogyakarta.

Supadman, 2007. Sosialisasi dan Alikasi Teknologi Pemupukan Berimbang Spesifik Lokasi Untuk Meningkatkan Mutu dan Hasil Tanaman Kakao di Kecamatan Selemadeg Tabanan. Universitas Udayana.

Wachjar Ade. 2009. Pemupukan Tnaman Kakao (Theobroma cacao L. ) di Perkebunan Rumpun Sari Antan 1, PT Sumber Abadi Tirtasentosa, Cilacap, Jawa Tengah. Institut pertanian Bogor.

Page 11: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

PEMUPUKAN

NO. FOTO KEGIATAN KETERANGAN

FOTO

1. Foto areal penanaman sebelum

pemupukan Kondisi tanaman

sebelum

dilakukan

pemupukan

2. Kegiatan 1

Membuat parit

melingkari

tanaman. Parit

dibuat pada jarak

±1m dari pohon

dengan

kedalaman

10cm.

3. Kegiatan 2

Pemberian

Page 12: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

pupuk dengan

cara ditabur

mengitari pohon.

Pupuk ditabur

didalam parit

yang telah dibuat

4. Kegiatan 3

5. Kegiatan 4

Penutupan

kembali parit

yang telah terisi

pupuk supaya

pupuk tidak

menyebar

kemana-mana

6. Kegiatan 5

Penyirapan yang

dilakukan

setelah

penutupan

kembali parit.

Penyiraman ini

ditujukan untuk

Page 13: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

melarutkan

pupuk yang telah

terpendam

sehingga mudah

diserap tanaman

tersebut

7. Foto areal penanaman setelah

pengaplikasian pupuk Kondisi tanaman

setelah

dilakukan

pengaplikasian

pupuk

PEMANGKASAN

NO. FOTO KEGIATAN KETERANGAN

FOTO

1. Foto areal penanaman

sebelum pemupukan Kondisi tanaman

sebelum dilakukan

pemupukan

Page 14: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

2. Kegiatan 1

Pemangkasan bagian

tanaman yang sudah

tidak berfungsi lagi

3. Kegiatan 2

Menghilangkan

ranting-ranting yang

mati dan mengganggu

4. Kegiatan 3

Kegiatan pembersihan

lahan dari gulma,

ranting, dan daun-daun

kering

7. Foto areal penanaman

setelah pengaplikasian

pupuk

Kondisi tanaman

setelah dilakukan

pengaplikasian pupuk

Page 15: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

4.2 Pembahasan

Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di

alam dapat mencapai ketinggian 10m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan

tingginya dibuat tidak lebih dari 5m tetapi dengan tajuk menyamping yang

meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif. Bunga kakao,

sebagaimana anggota Sterculiaceae lainnya, tumbuh langsung dari batang

(cauliflorous). Bunga sempurna berukuran kecil (diameter maksimum 3cm),

tunggal, namun nampak terangkai karena sering sejumlah bunga muncul dari satu

titik tunas. Penyerbukan bunga dilakukan oleh serangga (terutama lalat kecil

(midge) Forcipomyia, semut bersayap, afid, dan beberapa lebah Trigona) yang

biasanya terjadi pada malam hari1. Bunga siap diserbuki dalam jangka waktu

beberapa hari. Kakao secara umum adalah tumbuhan menyerbuk silang dan

memiliki sistem inkompatibilitas-sendiri (lihat penyerbukan). Walaupun

demikian, beberapa varietas kakao mampu melakukan penyerbukan sendiri dan

menghasilkan jenis komoditi dengan nilai jual yang lebih tinggi. Buah tumbuh

dari bunga yang diserbuki. Ukuran buah jauh lebih besar dari bunganya, dan

berbentuk bulat hingga memanjang. Buah terdiri dari 5 daun buah dan memiliki

ruang dan di dalamnya terdapat biji. Warna buah berubah-ubah. Sewaktu muda

berwarna hijau hingga ungu. Apabila masak kulit luar buah biasanya berwarna

kuning. Biji terangkai pada plasenta yang tumbuh dari pangkal buah, di bagian

dalam. Biji dilindungi oleh salut biji (aril) lunak berwarna putih. Dalam istilah

pertanian disebut pulp. Endospermia biji mengandung lemak dengan kadar yang

Page 16: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

cukup tinggi. Dalam pengolahan pascapanen, pulp difermentasi selama tiga hari

lalu biji dikeringkan di bawah sinar matahari.

Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan

produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis.

Dengan demikian curah hujan, temperatur, dan sinar matahari menjadi bagian dari

faktor iklim yang menentukan. Demikian juga faktor fisik dan kimia tanah yang

erat kaitannya dengan daya tembus (penetrasi) dan kemampuan akar menyerap

hara.

Ditinjau dari wilayah penanamannya, kakao ditanam di daerah‐daerah

yang berada pada 100 LU sampai dengan 100 LS. Walaupun demikian

penyebaran pertanaman kakao secara umum berada pada daerah‐daerah antara 70

LU sampai dengan 180 LS. Hal ini tampaknya erat kaitannya dengandistribusi

curah hujan dan jumlah penyinaran matahari sepanjang tahun.

1. Curah Hujan

Hal terpenting dari curah hujan yang berhubungan dengan pertanaman

kakao adalah distribusinya sepanjang tahun. Hal tersebut berkaitan dengan masa

pembentukan tunas muda dan produksi. Areal penanaman kakao yang ideal adalah

daerah‐daerah bercurah hujan 1.100 ‐ 3.000 mm per tahun.

Disamping kondisi fisik dan kimia tanah, curah hujan yang melebihi 4.500 mm

per tahun tampaknya berkaitan dengan serangan penyakit busuk buah (black

pods).

Didaerah yang curah hujannya lebih rendah dari 1.200 mm per masih

dapat ditanami kakao, tetapi dibutuhkan air irigasi. Hal ini disebabkan air yang

hilang karena transpirasi akan lebih besar daripada air yang diterima tanaman dari

curah hujan, sehingga tanaman perlu dipasok dengan air irigasi.

Ditinjau dari tipr iklimnya, kakao sangat ideal ditanam pada daerah‐daerah

yang tipe iklimnya Am (menurut Koppen) atau B (menurut Scmid dan

Fergusson). Di daerah‐daerah yang tipe iklimnya C (menurut Scmid dan

Fergusson) kurang baik untuk penanaman kakao karena bulan keringnya yang

panjang.

2. Temperatur

Page 17: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

Pengaruh temperatur pada kakao erat kaitannya dengan ketersediaan air,

sinar matahari, dan kelembaban. Faktor‐faktor tersebut dapat dikelola melalui

pemangkasan, penanaman tanaman pelindung, dan irigasi. Temperatur sangat

berpengaruh pada pembentukan flush, pembungaan, serta kerusakan daun.

Temperatur ideal bagi pertumbuhan kakao adalah 300‐320C (maksimum) dan

180‐210 (minimum). Temperatur yang lebih rendah dari 100 akan mengakibatkan

gugur daun dan mengeringnya bunga, sehingga laju pertumbuhannya berkurang.

Temperatur yang tinggi akan memacu pembungaan, tetapi kemudian akan segera

gugur.

3. Sinar Matahari

Lingkungan hidup alami tanaman kakao adalah hutan tropis yang di dalam

pertumbuhannya mebutuhkan naungan untuk mengurangi pencahayaan penuh.

Cahaya matahari yang terlalu banyak menyoroti tanaman kakao akan

mengakibatkan lilit batang kecil, daun sempit, dan tanaman relatif pendek.

Kakao termasuk tanaman yang mampu berfotosintesis pada suhu daun rendah.

Fotosintesis maksimum diperoleh pada saat penerimaan cahaya pada tajuk sebesar

20% dari pencahayaan penuh. Kejenuhan cahaya di dalam fotosintesis setiap daun

kakao yang telah membuka sempurna berada pada kisaran 3‐30 persen cahaya

matahari penuh atau pada 15 persen cahaya matahari penuh. Hal ini berkaitan pula

dengan pembukaan stomata yang menjadi lebih besar bila cahaya yang diterima

lebih banyak.

4. Tanah

Tanaman kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asal persyaratan

fisik dan kimia tanah yang berperan terhadap pertumbuhan dan produksi kakao

terpenuhi. Kemasaman tanah (pH), kadar zat organik, unsur hara, kapasitas

adsorbsi, dan kejenuhan basa merupakan sifat kimia yang perlu diperhatikan,

sedangkan faktor fisiknya adalah kedalaman efektif, tinggi permukaan air tanah,

drainase, struktur, dan konsistensi tanah. Selain itu kemiringan lahan juga

merupakan sifat fisik yang mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan kakao.

4.1. Sifat Kimia Tanah

Page 18: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada tanaman yang memiliki

pH 6 ‐ 7,5; tidak lebih tinggi dari 8 serta tidak lebih rendah dari 4; paling tidak

pada kedalaman 1 meter. Hal ini disebabkan terbatasnya ketersediaan hara pada

pH tinggi dan efek racun dari Al, Mn, dan Fe pada pH rendah.

Disamping faktor keasaman, sifat kimia tanah yang juga turut berperan

adalah kadar zat organik. Kadar zat organik yang tinggi akan meningkatkan laju

pertumbuhan pada masa sebelum panen. Untuk itu zat organik pada lapisan tanah

setebal 0 ‐ 15 cm sebaiknya lebih dari 3 persen. Kadar tersebut setara dengan 1,75

persen unsur karbon yang dapat menyediakan hara dan air serta struktur tanah

yang gembur.

Usaha meningkatkan kadar organik dapat dilakukan dengan memanfaatkan

serasah sisa pemangkasan maupun pembenaman kulit buah kakao. Sebanyak

1.990 kg per ha per tahun daun gliricida yang jatuh memberikan hara nitrogen

sebesar 40,8 kg per ha, fosfor 1,6 kg per ha, kalium 25 kg per ha, dan magnesium

9,1 kg per ha. Kulit buah kakao sebagai zat organik sebanyak 900 kg per ha

memberikan hara yang setara dengan 29 kg urea, 9 kg RP, 56,6 kg MoP, dan 8 kg

kieserit. Sebaiknya tanah‐tanah yang hendak ditanami kakao paling tidak juga

mengandung kalsium lebih besar dari 8 Me per 100 gram contoh tanah dan kalium

sebesar 0,24 Me per 100 gram, pada kedalaman 0 ‐ 15 cm.

4.2. Sifat Fisik Tanah

Tekstur tanah yang baik untuk tanaman kakao adalah lempung liat berpasir

dengan komposisi 30 ‐ 40 % fraksi liat, 50% pasir, dan 10 ‐ 20 persen debu.

Susunan demikian akan mempengaruhi ketersediaan air dan hara serta aerasi

tanah. Struktur tanah yang remah dengan agregat yang mantap menciptakan

gerakan air dan udara di dalam tanah sehingga menguntungkan bagi akar. Tanah

tipe latosol dengan fraksi liat yang tinggi ternyata sangat kurang menguntungkan

tanaman kakao, sedangkan tanah regosol dengan tekstur lempung berliat

walaupun mengandung kerikil masih baik bagi tanaman kakao.

Tanaman kakao menginginkan solum tanah menimal 90 cm. Walaupun

ketebalan solum tidak selalu mendukung pertumbuhan, tetapi solum tanah setebal

itu dapat dijadikan pedoman umum untuk mendukung pertumbuhan kakao.

Page 19: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

Kedalaman efektif terutama ditentukan oleh sifat tanah, apakah mampu

menciptakan kondisi yang menjadikan akar bebas untuk berkembang. Karena itu,

kedalaman efektif berkaitan dengan air tanah yang mempengaruhi aerasi dalam

rangka pertumbuhan dan serapan hara. Untuk itu kedalaman air tanah disyaratkan

minimal 3 meter.

4.3. Kriteria tanah yang tepat bagi tanaman kakao

Areal penanaman tanaman kakao yang baik tanahnya mengandung fosfor

antara 257 ‐ 550 ppm berbagai kedalaman (0 ‐ 127,5 cm), dengan persentase liat

dari 10,8 ‐ 43,3 persen; kedalaman efektif 150 cm; tekstur (rata‐rata 0‐50 cm di

atas) SC, CL, SiCL; kedalaman Gley dari permukaan tanah 150 cm; pH‐H2O

(1:2,5) = 6 s/d 7; zat organik 4 persen; K.T.K rata‐rata 0‐50 cm di atas 24 Me/100

gram; kejenuhan basa rata‐rata 0 ‐ 50 cm di atas 50%.

Pemeliharaan Tanaman Kakao

1. Pemangkasan, pemangkasan pohon pelindung tetap dilakukan agar dapat

berfungsi untuk jangka waktu yang lama. Pemangkasan dilakukan terhadap

cabang – cabang yang tumbuh rendahan lemah. Pohon dipangkas sehingga

cabang terendah akan berjarak lebih dari 1 m dari tajuk tanaman cokelat.

Pemangkasan pada tanaman kakaomerupakan usaha meningkatkan produksi

dan mempertahankan umur ekonomis tanaman. Dengan melakukan

pemangkasan, akan mencegah serangan hama dan penyakit, membentuk tajuk

pohon, memelihara tanaman, dan memacu produksi.

2. Penyiangan, tujuan penyiangan pada tanaman kakao adalah untuk mencegah

persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara dan mencegah hama dan

penyakit. Penyiangan harus dilakukan secara rutin, minimal satu bulan sekali

yaitu dengan menggunakan cangkul, koret, atau dicabut dengan tangan.

3. Pemupukan, dilakukan setelah tanaman kakao berumur dua bulan di lapangan.

Pemupukan pada tanaman kakao yang belum menghasilkan dilaksanakan

dengan cara menaburkan pupuk secara merata dengan jarak 15 cm – 50 cm

(untuk umur 2 – 10 bulan) dan 50 cm – 75 cm (untuk umur 14 – 20 bulan) dari

batang utama. Untuk tanaman yang telah menghasilkan, penaburan pupuk

Page 20: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

dilakukan pada jarak 50 cm – 75 cm dri batang utama. Penaburan pupuk

dilakukan dalam alur sedalam 10 cm.

Pemberian pupuk hayati MIG‐6PLUS pada tanaman kakao adalah sebagai

berikut :

A. Tanaman yang belum menghasilkan : berikan

larutan pupuk hayati MiG‐6PLUS di sekitar perakaran dengan cara

disemprotkan/disiramkan di sekitar perakaran. Tahap ini diperlukan 3 liter

pupuk hayati MiG‐6PLUS untuk 1 hektar lahan kakao. Berikan setiap 4 bulan

sekali.

B. Tanaman sudah menghasilkan : berikan larutan

pupuk hayati MiG‐6PLUS di sekitar perakaran dengan cara

disemprotkan/disiramkan di sekitar perakaran. Tahap ini diperlukan 3 liter

pupuk hayati MiG‐6PLUS untuk 1 hektar lahan kakao. Berikan setiap 3 bulan

sekali. Disarankan untuk tanaman kakao yang menghasilkan, pemberian

larutan MiG‐6PLUS pada lubang2 yang sudah dibuat dengan kedalaman 20‐

30cm dengan jarak dari batang 50 cm.

4. Penyiraman, penyiraman tanaman kakao yang tumbuh dengan kondisi

tanah yang baik dan berpohon pelindung, tidak perlu banyak memerlukan air.

Air yang berlebihan menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat lembab.

Penyiraman pohon kakao dilakukan pada tanaman muda, terutama tanaman

yang tidak diberi pohon pelindung.

5. Pemberantasan hama dan penyakit, pemberantasan hama dilakukan dengan

penyemprotan pestisida dalam dua tahap, pertama bertujuan untuk mencegah

sebelum diketahui ada hama yang benar–benar menyerang. Kadar dan jenis

pestisida disesuaikan. Penyemprotan tahapan kedua adalah usaha

pemberantasan hama, di mana jenis dan kadar pestisida yang digunakan juga

ditingkatkan.

Pada saat melakukan pemangkasan harus diingat bahwa jangan melakukan

pemangkasan jika tanaman kakao sedang berbunga lebat atau sebagian besar

ukuran buahnya masih kecil karena akan dapat mengurangi pertumbuhan bunga

Page 21: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

sekaligus mengurangi pembentukan buah, karena fotosintesis pada tanaman kakao

tidak lancar.

Ada beberapa jenis pemangkasan pada tanaman kakao yaitu ;1)

pemangkas-an tanaman yang berasal dari semai; 2) pemangkasan tanaman yang

berasal dari okulasi; 3) pemangkasan untuk tanaman pelindung.

Pemangkasan tanaman kakao asal semai. Pemangkasan pada tanaman ini

dilakukan dengan tiga tahap yaitu : (1) pemangkasan bentuk; dilakukan pada

tanaman yang belum menghasilkan (TBM), pada saat tanaman berumur 8 bulan

yaitu dengan membuang cabang-cabang yang lemah hingga tinggal 3-4 cabang

saja karena yang dibutuhkan adalah cabang yang simetris terhadap batang utama,

kukuh dan sehat, pertumbuhan tanaman menyebar merata dan mengarah ke atas.

Selanjutnya dua minggu sekali, dilakukan pemangkasan terhadap tunas-tunas air

(chupon) dengan cara memotong tepat di pangkal batang utama; (2) pemangkasan

pemeliharaan, dilakukan secara bertahap setelah pemangkasan bentuk yaitu pada

saat tanaman berumur 18 - 36 bulan, cabang sekunder pada jarak 30-60 cm dari

jorquette (letak tumbuhnya cabang-cabang primer) dibuang, kemudian cabang

sekunder berikutnya diperjarang letaknya satu sama lain dengan cara membuang

sebagian cabang sekunder; dan (3) pangkas produksi, dilakukan untuk membuang

cabang-cabang tanaman yang tidak produktif (seperti : cabang yang tumbuhnya ke

arah dalam/ menggantung, cabang kering, cabang yang terserang hama dan

penyakit, cabang yang pertumbuhannya saling melintang/ tindih yang membuat

tajuk pohon terlalu rimbun), pemangkasan ini dilakukan dengan selang waktu 4

(empat) bulan sekali, Dengan pemangkasan produksi, diharapkan produksi

tanaman kakao meningkat karena cabang-cabang yang tidak produktif berkurang,

sehingga mengurangi kelembaban dan menambah intensitas sinar matahari bagi

daun.

Pemangkasan tanaman asal okulasi. Seperti pada tanaman asal semai,

pemangkasan pada tanaman ini juga dilakukan pemangkasan bentuk,

pemangkasan pemeliharaan dan pemangkasan produksi. Pemangkasan bentuk

pada tanaman asal okulasi sedikit berbeda dengan tanaman yang berasal dari

semai dimana pertumbuhan cabang-cabangnya keatas (orthotrop), pertumbuhan

Page 22: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

tanaman asal okulasi cenderung kesamping (plagiotrop), maka untuk mengatur

pertumbuhannya, dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu : (1) Memberi tajar

agar arah pertumbuhan tunas pokok ke atas, selanjutnya cabang-cabang yang

tumbuh ke samping diatur selang-seling (zig-zag) dan tidak dekat permukaan

tanah (> 50 cm). Diupayakan cabang-cabang yang dipelihara, arah

pertumbuhannya ke atas; dan 2) Membiarkan tunas tanaman tumbuh bebas selama

kurang lebih 1 (satu) tahun. Setelah rimbun baru dipilih cabang-cabang yang arah

pertumbuhannya cenderung ke atas; untuk pemangkasan pemeliharaan dan

pangkas produksi, dilakukan seperti cara pemangkasan pada tanaman asal semai.

Pemangkasan tanaman/ pohon pelindung. Ada dua macam pohon

pelindung yaitu : 1) pohon pelindung sementara; dan 2) pohon pelindung tetap.

Pemangkasan pada pohon pelindung sementara. Pohon pelindung sementara,

perlu dipangkas (tidak lebih tinggi dari 2,5 m) agar tidak menutupi tanaman kakao

dalam mendapatkan sinar matahari. Rotasi pemangkasan 1 (satu) tahun sekali

yaitu pada awal musim hujan, pohon dipangkas sampai ketinggian 50 cm. Setelah

tajuk tanaman kakao saling menutup dan tanaman pelindung tetap sudah berfungsi

dengan baik, maka tanaman pelindung sementara dapat dibongkar. Sisa-sisa

pangkasan diletakkan di pinggiran tanaman kakao agar dapat menekan

pertumbuhan gulma dan sekaligus sebagai sumber hara. Pemangkasan pada pohon

pelindung tetap. Pohon pelindung tetap dipangkas agar dapat berfungsi dalam

jangka waktu lama. Pemangkasan dilaksanakan terhadap cabang-cabang yang

tumbuh rendah dan lemah, dengan cabang terendah berjarak 1 - 1,5 m di atas

puncak tajuk tanaman kakao. Rotasi pangkasan dilakukan 1 (satu) tahun sekali

pada awal musim hujan. Untuk pohon pelindung tetap yang mempunyai dua

cabang utama sejak awal pertumbuhan, dibiarkan tumbuh sampai berumur satu

tahun. Setelah itu salah satu cabang harus dipotong agar tidak memberikan

naungan yang terlalu gelap bagi tanaman kakao.

Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting untuk

dilakukan, terutama dalam mengatur iklim mikro yang tepat bagi pertumbuhan

bunga dan buah atau untuk mengatur jumlah dan sebaran daun. Berbeda dengan

Page 23: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

komoditas pada umumnya, kakao merupakan komoditas yang perawatannya

memerlukan pemangkasan.

Pada prinsipnya ,tujuan pemangkasan tanaman adalah mencegah tanaman

kehilangan nutrisi pada saat fase pertumbuhan vegetatifnya (pembentukan daun

dan tunas) maupun pada fase pertumbuhan generatif (pembentukan bunga dan

biji). Pada tanaman kakao pemangkasan ditujukan untuk menjaga kesehatan dan

meningkatkan produksi buah. Tanaman kakao yang dipangkas dengan benar

biasanya semuanya berbuah dan buahnya tersebar mulai dari permukaan tanah

sampai ke cabang-¬cabang yang tinggi. Pemangkasan juga agar tanaman terjaga

kelembabannya sehingga tak mudah terserang hama dan penyakit.

Pemangkasan yang dilakukan pada tanaman kakao ada 3 (tiga) macam,

yaitu pemangkasan bentuk; pemangkasan pemeliharaan; dan pemangkasan

produksi.

Pemangkasan Bentuk Fase masa muda

Dilakukan pada waktu tanaman umur 8-12 bulan, caranya:

• Pangkas cabang-cabang yang lemah. Cabang yang dipelihara 3-4 cabang

Ietaknya merata ke segala arah agar pertumbuhannya seimbang.

• Usahakan jorket terbentuk pada ketinggian 100-150 cm.

• Buang tunas-tunas air mulai dari jorket sampai permukaan tanah sehingga

batang kakao bersih dari tunas air . Lakukan secara teratur 2-3 minggu sekali.

• Potong ujung cabang-cabang primer yang tumbuh terialu panjang.

Fase masa remaja

Pemangkasan dilakukan pada waktu tanaman kakao berumur 18-24 bulan,

caranya:

• Buang semua cabang sekunder yang tumbuh pada cabang primer sepanjang 30-

60 cm dari jorket.

• Potong cabang-cabang yang menggantung.

• Usahakan semua daun pada tajuk mendapat sinar matahari secara merata.

Pemangkasan Pemeliharaan

• Buang tunas-tunas air yang ada disekitar jorket kira-kira 50-60 cm.

• Hilangkan cabang-cabang yang kering.

Page 24: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

• Buang cabang-cabang yang arah pertumbuhannya ke dalam atau menggantung.

• Buang cabang-cabang yang saling melintang, dan tindih-menindih.

• Pangkas cabang-cabang dan ranting-ranting yang menyebabkan tajuk pohon

menjadi terlalu rimbun.

• Batasi tinggi tanaman hanya sampai jorket pertama.

Dalam pemangkasan pemeliharaan, dikenal dengan istilah wiwilan, yaitu kegiatan

membuang tunas air. Wiwilan bisa dilakukan secara manual menggunakan tangan.

Pemangkasan produksi

Pemangkasan produksi berkesinambungan dengan pemangkasan

pemeliharaan. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan produktivitas tanaman.

Caranya, dengan memangkas daun-daun agar tidak terlalu rimbun sehingga sinar

matahari bisa tersebar merata ke seluruh bagian daun. Dengan demikian, proses

fisiologis terpenting dari tanaman, yakni fotosintesis bisa berjalan lancar sehingga

sirkulasi makanan dari daun ke seluruh bagian tanaman juga lancar. Tanamanpun

dapat berproduksi secara optimal.

Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemangkasan

produksi guna mencegah kerusakan tanaman akibat salah pangkas, yaitu :

• Upayakan untuk tidak selalu memangkas cabang-cabang besar karena akan

memacu tanaman untuk bertunas intensif terus-menerus. Hal ini bisa membuat

tanaman menjadi lemah karena energinya banyak digunakan untuk menopang

pertumbuhan tunas-tunas baru.

• Jorket di usahakan selalu terlindung dari penyinaran langsung karena sel selnya

dapat kering dan cabang menjadi rapuh sehingga beresiko patah.

• Cabang-cabang primer sebaiknya selalu terlindung dari penyinaran langsung

karena bantalan bunga dapat mati.

• Tidak menggunakan alat pangkas yang tumpul karena bisa menyebabkan kulit

batang dan bantalan bunga rusak.

Pemupukan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan

tanaman yangberperan penting terhadap produktifitas tanaman. Akibat

pemupukan yang tidak tepat, lahan-lahan kakao banyak yang

mengalami kemunduran khususnya dalamhal kualitas lahan. Kemunduran

Page 25: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

kualitas lahan tersebut antara lain terjadi karena b e r k u r a n g n y a u n s u r h a r a

d i d a l a m t a n a h , k e r u s a k a n s i f a t - s i f a t f i s i k m a u p u n biologis, serta

semakin menipisnya ketebalan tanah.

Berkurangnya unsur hara dalam tanah disebabkan oleh kegiatan

panen,p e n c u c i a n , d e n i t r i f i k a s i , d a n e r o s i y a n g t e r j a d i d i

d a e r a h p e r a k a r a n t a n a m a n k a k a o . K e r u s a k a n s i f a t f i s i k d a n

b i o l o g i s t a n a h a n t a r a l a i n b e r u p a r u s a k n y a agregat tanah,

berkurangnya kemantapan struktur, berkurangnya kadar nahanorganik,

serta berkurangnya jumlah dan aktivitas organisme yang hidup

dalamtanah. Sementara itu, berkurangnya ketebalan tanah terjadi

karena erosiyangm e r u p a k a n p e n y e b a b u t a m a k e r u s a k a n t a n a h d i

l a h a n y a n g b e r l e r e n g c u r a m .

U p a y a p e n i n g k a t a n k e s u b u r a n t a n a h d a p a t d i l a k u k a n

d e n g a n pemberian pupuk.Pemupukan bertujuan menambah unsur-unsur hara

tertentu di dalam tanahyang tidak mencukupi kebutuhan tanaman yang

diusahakan. Pemupukan tanmankakao harus diberikan secara efisien.

Efisiensi pemupukan adalah perbandinganjumlah pupuk yang

diberikan dengan jumlah pupuk yang diserap oleh tanaman.Namun,

umumnya efisiensi pemupukan pada kakao tergolong rendah. Peningkatan

efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 4 Tyaitu: tepat

jenis, tepat dosis, tepat cara, dan tepat waktu.Pupuk yang biasanya digunakan

dalam pemupukan tanaman kakao adalahpupuk urea atau ZA sebagai sumber N,

pupuk TSP sebagai sumber P, dan pupuk KCl sebagai sumber K. Selain pupuk

buatan, pada tanaman kakao juga diberikantambahan pupuk organik berupa pupuk

kandang atau kompos.Meskipun tanaman membutuhkan asupan tambahan berupa

pupuk buatanataupun pupuk organic, pemberian pupuk harus tetap

memperhatikan petunjuk d a n d o s i s y a n g d i a n j u r k a n . H a l i n i

p e n t i n g u n t u k m e n c e g a h t a n a m a n k a k a o . Y a n g p e n t i n g u n t u k

d i p e r h a t i k a n a d a l a h t e r d a p a t b e b e r a p a f a k t o r y a n g a k a n sangat

mempengaruhi penyerapan pupuk pada tanaman kakao yaitu

kepadatangulma, pemangkasan, ketersediaan air, dan pemangkasan

Page 26: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

tanaman pelindung.Untuk itu sebelum pemupukan kakao dilakukan terlebih

dahulu dilakukanp e n y i a n g a n g u l m a d i s e k i t a r t a n a m a n . i n i

d i k a r e n a k a n k e p a d a t a n g u l m a y a n g berlebih dikhawatirkan

menimbulkann persaingan dalam penyerapan pupuk antara gulma dan

tanaman. Pemupukan juga dilakukan setelah terlebih dahulu dilakukan

pemangkasan pada tanaman kakao untuk mempercepat laju penyerapanpupuk.

Ketersediaan air juga perlu diperhatikan dalam pemupukan karena fungsiair yang

sangat penting sebagai pelarut pupuk agar lebih mudah diserap tanaman.Sehingga

umumnya pemupukan pada tanaman kakao dilakukan pada awal musimhujan

dan akhir musim hujan dimana ketersedian air tanah masih tinggi.

Untuk meningkatkan laju fotosintesis dilakukan pemangkasan terhadap

tanamanp e l i n d u n g . H a l i n i b e r k a i t a n d e n g a n i n t e n s i t a s c a h a y a

y a n g d i t a n g k a p o l e h t a n a m a n k a k a o . D e n g a n p e n i n g k a t a n

f o t o s i n t e s i s p a d a t a n a m a n k a k a o m a k a diharapkan laju penyerapan

pupuk juga akan semakin tinggi.

Perawatan kebun kakao ini terbagi atas dua fase, yaitu perawatan dalam

fase  tanaman belum menghasilkan (TBM) dan fase tanaman menghasilkan (TM).

Perawatan dalam fase TBM adalah pembersihan gulma secara manual pada

piringan tanaman, pemupukan, pemangkasan penaung tetap dan penaung

sementara, pemangkasan bentuk tanaman kakao, dan pengendaliah hama maupun

penyakit. Pengendalian gulma pada fase TBM dilakukan pada piringan tanaman

kakao atau pada jalur tanaman, dilakukan dengan menggunakan sabit atau

cangkul. Pada fase ini pengendalian gulma secara kimiawi dapat mengganggu

pertumbuhan tanaman kakao karena sebagian herbisidanya dapat mengenai daun

kakao TBM. Pemangkasan bentuk dilakukan setelah tanaman membentuk jorket

yang dimaksudkan untuk membentuk kerangka percabangan yang kuat dan

seimbang. Dari 4-5 cabang primer yang terbentuk dipilih 3 buah cabang primer

yang masing-masing tersebar merata membentuk sudut 120 derajat, sedangkan

cabang primer lainnya dipangkas. Cabang-cabang sekunder sampai dengan 60 cm

dari pusat percabangan dipangkas.

Page 27: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

Pemupukan pada fase TBM dilakukan  3-4 kali setahun sesuai dengan

dosis anjuran dengan menggunakan pupuk buatan (anorganik) baik pupuk tunggal

maupun majemuk dan dengan pupuk organik yang berfungsi memperbaiki kondisi

tanaman dan memperpendek masa TBM.

Pada fase TM, kegiatan perawatan yang penting adalah pemangkasan

tanaman kakao dan pelindungnya, pemupukan, dan konservasi tanah,

pengendalian hama dan penyakit. Pemangkasan pada fase TM meliputi

pemangkasan pemeliharaan dan produksi, seperti membuang bagian tanaman

yang tidak dikehendaki, seperti tunas air, cabang sakit, patah, menggantung dan

cabang balik. Hal ini berguna untuk memacu tanaman agar menumbuhkan daun

baru yang potensial sebagai produsen asimilat, menekan resiko terjadinya

serangan hama dan penyakit, menjaga agar tinggi tajuk tanaman terus terkontrol

pendek guna mempermudah panen dan pengendalian hama/penyakit,

meningkatkan produksi buah. pemangkasan pemeliharaan dilakukan 3-4 kali per

tahun. Sedangkan pemangkasan produksi identik dengan pemangkasan berat yang

dilakukan 2 x setahun (bulan oktober/november dan april).

Pemupukan tanaman kakao sendiri dibagi dua, yaitu melalui tanah dan

daun. Pemberian pupuk organik melalui tanah dilakukan dengan meletakkan

pupuk pada parit (alur) yang dibuat melingkar di sekeliling pohon dan kemudian

ditutup kembali. Penutupan itu sendiri dimaksudkan untuk mengurangi penguapan

pupuk dan erosi. Cara ini terbukti meningkatkan efisiensinya. Pemupukan melalui

daun hanya dilakukan sebagai pelengkap agar unsur hara yang diberikan dapat

segera dipergunakan oleh tanaman. Dilakukan apabila telah tampak gejala

kekurangan atau hanya dilakukan pada pemupukan mikro (Cu,Zn,Fe, Mn)

Pemberian pupuk anorganik dilakukan 2 kali setahun, yaitu awal musim hujan

(oktober-november) dan akhir musim hujan (maret-april), dan jika memungkinkan

pemupukan dapat dilakukan lebih dari dua kali setahun (3-4 kali setahun). Makin

sering dipupuk, makin tinggi produksinya meskipun jumlah pupuk yang diberikan

dalam setahun tetap sama. Pupuk orgaik dapat ditaburkan di sekeliling pohon atau

diletakkan pada parit pada salah satu pohon, dengan kedalaman parit 30 cm dan

Page 28: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

pupuk tersebut kemudian ditimbun dengan tanah setebal 5 cm. Dosis aplikasi

pupuk organik yang baik adalah 25 kg/ha/pohon/tahun.

Pada saat melakukan pemupukan kakao perlu dilakukan penutupan ( areal

pemupukan) dan dilakukan penyiraman karena pada saat dilakukan penutupan air

yang ada didalam tanah tidak mudah menguap serta dilakukan penyiraman agar

pupuk yang telah diberikan cepat mengurangi dan dapat dengan cepat

dimanfaatkan oleh tanaman kakao.

Page 29: Pemangkasan Dan Pemupukan Tanaman Kakao

BAB 5 SARAN DAN KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman kakao yaitu curah hujan, temperatur,

cahaya matahari dan tanah.

2. Pemeliharaan tanaman kakao dibagi menjadi 5

yaitu, pemangkasan, Penyiangan, Pemupukan, Penyiraman, Pemberantasan

hama dan penyakit,

3. Pemangkasan yang dilakukan pada tanaman kakao

ada 3 (tiga) macam, yaitu pemangkasan bentuk; pemangkasan pemeliharaan;

dan pemangkasan produksi.

4. Pemupukan tanaman kakao sendiri dibagi dua, yaitu

melalui tanah dan daun.

5. Berkurangnya unsur hara dalam tanah

disebabkan oleh kegiatan panen, pencucian, denitrifikasi dan eros

yang terjadi di daerah perakan tanaman kakao.

5.2 Saran

Didalam praktikum ini diharapkan semua peserta untuk memperhatikan

dengan benar terhadap penjelasan asisten serta dosen pembimbing sehingga tahu

tentang cara pemupukan dan pemangkasan yang baik dan benar.