Pengaruh Pelaksanaan Self Assessment System, Kualitas ...
Transcript of Pengaruh Pelaksanaan Self Assessment System, Kualitas ...
Pengaruh Pelaksanaan Self Assessment System, Kualitas
Pelayanan Perpajakan, dan Pelaksanaan Sanksi Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang
Melakukan Kegiatan Usaha di Kabupaten Sleman
RINGKASAN SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Persyataratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
Lucya Vera Situmeang 1111 24482
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA YOGYAKARTA
2015
ABSTRAK
Jumlah wajib pajak dari tahun ke tahun semakin bertambah. Namun bertambahnya jumlah wajib pajak tersebut tidak diimbangi dengan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Masalah kepatuhan tersebut menjadi kendala dalam pemaksimalan penerimaan pajak. Namun kebanyakan penelitian yang telah dilakukan cenderung hanya meneliti kepatuhan wajib pajak untuk wajib pajak orang pribadi secara keseluruhan. Penelitian ini mengkaji tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha di kabupaten Sleman dengan menggunakan beberapa variabel bebas seperti pelaksanaan self assessment system, kualitas pelayanan perpajakan, dan pelaksanaan sanksi pajak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pelaksanaan self assessment system, kualitas pelayanan perpajakan, dan pelaksanaan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Metode pengumpulan data primer yang digunakan adalah dengan metode survei dengan menggunakan media kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan self assessment system dan kualitas pelayanan perpajakan berpengaruh yang positif terhadap kepatuhan wajib pajak sedangkan pelaksanaan sanksi pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Kata kunci: Kepatuhan wajib pajak, pelaksanaan self assessment system, kualitas pelayanan perpajakan, dan pelaksanaan sanksi pajak.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pemerintah menggunakan pajak sebagai sumber pendapatan utama dalam
membangun perekonomian Indonesia dan tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
pajak telah memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara. Besarnya
penerimaan pajak tergantung besarnya setoran pajak dari masyarakat. Dengan
kata lain, semakin masyarakat patuh dalam hal membayar pajak, semakin besar
penerimaan negara kita.
Kepatuhan wajib pajak merupakan cermin dari pelaksanaan self
assessment system yang berlaku di Indonesia. Dalam sistem self assessment, wajib
pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan sendiri pajak
yang terutang, dan kemudian melunasinya serta melaporkanya ke Kantor
Pelayanan Pajak tempat wajib pajak tersebut terdaftar.
Upaya peningkatan kepatuhan wajib pajak juga dapat dilakukan dengan
memberikan pelayanan yang baik kepada wajib pajak. Peningkatan kualitas
pelayanan diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kepada wajib pajak sebagai
pelanggan sehingga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Pelayanan untuk
wajib pajak diharapkan tidak hanya datang dari otoritas pajak (Direktorat Jenderal
Pajak) saja tetapi juga oleh fiskus.
Ketentuan umum dan tata cara peraturan perpajakan telah diatur dalam
undang-undang, tak terkecuali mengenai sanksi pajak. Sanksi diperlukan untuk
memberikan pelajaran bagi pelanggar pajak (Arum, 2012). Wajib pajak akan
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
memenuhi kewajiban perpajakan ketika sanksi pajak dirasa lebih banyak
merugikannya (Jatmiko, 2006).
Penelitian mengenai kepatuhan wajib pajak telah banyak dilakukan.
Namun sasaran penelitian sebelumnya lebih banyak pada wajib pajak orang
pribadi secara keseluruhan. Berbeda dari penelitian sebelumnya, sasaran dalam
penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha.
Kegiatan usaha adalah usaha yang dilakukan wajib pajak dalam bentuk
perdagangan, bidang jasa, atau industri. Wajib pajak orang pribadi yang
melakukan kegiatan usaha lebih rentan terhadap pelanggaran pajak dikarenakan
mereka melakukan pembukuan atau pencatatan atas usaha mereka sendiri,
sehingga menimbulkan kemungkinan kesalahan maupun ketidakjujuran dalam
pelaporan pajaknya.
Wilayah dalam penelitian ini terletak di Kabupaten Sleman, DIY. Pada
tahun 2013, Kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang memperoleh
pendapatan atau penerimaan keuangan terbesar diantara kabupaten atau kota
lainnya di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu mencapai nilai 1,90 triliun rupiah
(yogyakarta.bps.go.id). Akan tetapi, penerimaan pajak di Kabupaten Sleman
masih sangat rendah. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan Kepala Kanwil DJP
DIY, Rudy Gunawan Bastari yang menyatakan bahwa pencapaian penerimaan
pajak hingga 28 Maret 2015 di KPP Pratama Sleman tercapai Rp 217 miliar
(13,67 persen) dari rencana Rp 1,588 triliun. Pencapaian kepatuhan penyampaian
SPT Tahunan PPh tahun 2014 di KPP Pratama Sleman tercapai 30.268 SPT
(36,83 persen) dari target 82.179 SPT. Kondisi tersebut memberikan motivasi
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
untuk dilakukannya penelitian mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan
Self Assessment System, Kualitas Pelayanan Perpajakan, dan Pelaksanaan Sanksi
Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan
Usaha di Kabupaten Sleman.”
Berdasarkan uraian masalah di atas, maka dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah pelaksanaan self assessment system berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha di Kabupaten
Sleman?
2. Apakah kualitas pelayanan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha di Kabupaten Sleman?
3. Apakah pelaksanaan sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha di Kabupaten Sleman?
TELAAH PUSTAKA
2.1 Self Assessment System
Self asessment system memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada
wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan
sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.
2.2 Pelayanan Perpajakan
Pelayanan perpajakan dapat diartikan sebagai proses pemenuhan kebutuhan wajib
pajak oleh seseorang (fiskus) atau badan (Direktorat Jenderal Pajak) untuk
mencapai tujuan perpajakan wajib pajak tersebut. Contoh pelayanan yang
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
dilakukan otoritas pajak seperti penyuluhan secara berkala, pawai peduli pajak di
jalanan, pemberitahuan penyampaian SPT di banyak tempat dengan bentuk yang
menarik, dan masih banyak lainnya. Seorang diskus atau petugas pajak harus
memenuhi kriteria dalam melayani wajib pajak yaitu tangibles, reliability,
responsiveness, assurance dan emphaty.
2.3 Sanksi Pajak
Sanksi pajak merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti atau ditaati atau dipatuhi, dengan
kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak
melanggar norma perpajakan (Mardiasmo, 2006 dalam Muliari dan Setiawan,
2010).
2.4 Kepatuhan Wajib Pajak
Kepatuhan wajib pajak adalah wajib pajak mempunyai kesediaan untuk
memenuhi kewajiban pajaknya sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa perlu
diadakannya pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan ataupun ancaman,
dalam penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi (James et al,1998
dalam Arum, 2012)
Zein (2004) dalam Sari, Darmayanti, dan Fauziati (2014) mengemukakan
bahwa kepatuhan wajib pajak tercermin dalam situasi sebagai berikut:
1. Wajib pajak paham atau berusaha utnuk memahami semua ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan
2. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
3. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar
4. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya
2.5 Pengembangan Hipotesis
2.5.1 Pengaruh Pelaksanaan Self Assessment System terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak
Definisi self asessment system memberikan makna keleluasaan bagi wajib pajak
untuk menjalankan kewajiban perpajakannya. Sistem yang memberi keleluasaan
tersebut diharapkan terdapat tanggungjawab dari wajib pajak atas keleluasaan
yang diberikan tersebut.
Penelitian yang dilakukan Balfas (2012) menyatakan bahwa self
assessment system berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Wajib
pajak melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan self assessment system,
walaupun masih terdapat wajib pajak yang kesulitan menghitung besarnya pajak
terutang. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H1: Pelaksanaan self assessment system berpengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak.
2.5.2 Pengaruh Kualitas Pelayanan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak
Otoritas pajak diharapkan memberikan pelayanan yang baik kepada seluruh wajib
pajak, sehingga wajib pajak merasa nyaman dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya. Supadmi (2009) menyatakan bahwa peningkatan kualitas
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
pelayanan perpajakan diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kepada wajib
pajak sebagai pelanggan sehingga meningkatkan kepatuhan dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya. Pelayanan yang diberikan oleh otoritas pajak tidaklah
cukup jika tidak diseimbangkan dengan pelayanan dari petugas pajak (fiskus) itu
sendiri, sehingga ketika keduanya berjalan dengan baik, kepuasan dari wajib pajak
akan maksimal. Biansyah (2011) menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan
perpajakan memiliki pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak formal.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Kualitas pelayanan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak.
2.5.3 Pengaruh Pelaksanaan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak
Wajib pajak akan memenuhi kewajiban perpajakanya bila memandang sanksi
pajak yang diterapkan akan merugikannya (Jatmiko, 2006), sehingga dengan
adanya sanksi, wajib pajak diharapkan akan meningkatkan kepatuhannya dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti
merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3: Pelaksanaan sanksi pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari
responden dalam bentuk kuesioner. Kuesioner yang disebar adalah sebanyak 100,
akan tetapi yang kembali hanya 76, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
adalah 76. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
pemilihan sampel acak sederhana (purposive sampling). Dalam penelitian ini,
untuk mengukur pendapat responden tersebut digunakan skala Likert, dengan
keterangan sebagai berikut:
Angka 1: Sangat Tidak Setuju (STS)
Angka 2: Tidak Setuju (TS)
Angka 3: Netral (N)
Angka 4: Setuju (S)
Angka 5: Sangat Setuju (SS)
Untuk menganalisis data-data yang ada, sehingga memberikan hasil dan
membuat kesimpulan, maka ada beberapa alat analisa yang digunakan. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner,
sedangkan uji reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik terkait dengan
keakuratan, ketelitian, dan kekonsistenan.
2. Analisis Regresi Berganda
Untuk menentukan apakah model regresi yang digunakan sudah tepat, maka
dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas,
uji multikolinearitas. Uji normalitas data dilakukan untuk melihat bahwa suatu
data terdistribusi secara normal atau tidak, uji heteroskedastisitas dilakukan
dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain, sedangkan uji
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
multikolinearitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari uji koefisien determinasi, uji f, dan
uji t. Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji t
digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji F digunakan
untuk menunjukkan apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh
secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
4.1.1 Uji Validitas
Uji validitas dengan factor analysis menghendaki nilai KMO MSA lebih besar
dari 0,5. Penelitian ini mendapatkan nilai KMO MSA sebesar 0,734 yang artinya
factor analysis dapat dilanjutkan. Setiap pertanyaan dalam kuesioner dapat
dikatakan valid jika memiliki factor loading > 0,50.
Hasil Uji Validitas
Pertanyaan Komponen 1 2 3 4
KP3 Saya selalu menghitung pajak terutang dengan jujur dan benar 0,628
KP4 Saya selalu membayar pajak dengan tepat waktu 0,847
KP5 Saya selalu mengisi SPT (Surat Pembertitahuan ) sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan melaporkannya dengan tepat waktu
0,855
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
KP6 Saya selalu melakukan pencatatan dan pembukuan 0,846
SAS1 Saya paham mengenai sistem self assessment yang berlaku di Indonesia
0,587
SAS2 Saya merasa sistem self assessment yang berlaku saat ini, memudahkan saya untuk menjalankan kewajiban perpajakan
0,806
SAS3 Saya menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar
0,791
SAS4 Saya merasa dengan adanya sistem self assessment, dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak
0,825
PL2 Otoritas pajak memberikan informasi perpajakan yang maksimal melalui website atau dengan penyuluhan atau dengan media iklan lainya
0,772
PL3 Formulir perpajakan mudah didapatkan dan mudah dipahami isinya
0,818
PL8 Prosedur pelayanan di KPP tidak rumit 0,754
PL9 Fiskus dengan cepat dan tanggap ketika saya menghadapi masalah perpajakan
0,835
PL10 Fiskus menanggapi pertanyaan saya dengan baik 0,668
PL14 Fiskus menjamin kerahasiaan wajib pajak 0,828
PL15 Fiskus memberikan rasa aman kepada saya dalam melakukan kewajiban perpajakan
0,879
PL16 Fiskus bersedia memberikan informasi yang jelas mengenai peraturan perpajakan
0,800
SP2 Sanksi perpajakan membuat saya jera untuk melalaikan kewajiban perpajakan
0,783
SP3 Saya merasa semakin berat sanksi 0,862
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
yang dikenakan, saya akan semakin patuh dalam melakukan kewajiban perpajakan
SP4 Saya merasa sanksi pajak dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak
0,922
Dari hasil uji validitas pada tabel di atas, dapat disimpulkan tidak semua
pertanyaan dalam kuesioner valid.
4.1.2 Uji Reliabilitas
Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan uji Cronbach’s Alpha.
Kuesioner dikatakan reliabel jika nilai dari Cronbach’s Alpha di atas 0,70
(Ghozali, 2011).
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s Alpha Kepatuhan Wajib Pajak (Y) 0,844 Pelaksanaan Self Assessment System (X1) 0,795 Kualitas Pelayanan Perpajakan (X2) 0,921 Pelaksanaan Sanksi Pajak (X3) 0,850
Hasil uji reliabilitas pada tabel di atas menunjukkan bahwa hasil nilai
Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70 untuk semua variabel penelitian, dengan
demikian dapat disimpulakan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian
ini reliabel.
4.2 Pengujian Asumsi Klasik
4.2.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.
Data yang berdistribusi normal ditunjukkan pada nilai sig (signifikansi) yang lebih
dari 0,05 (Ghozali, 2011). Hasil uji normalitas dalam penelitian ini menunjukkan
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
nilai signifikansi sebesar 0,198 yang lebih besar dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
4.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini, pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Glejser.
Dalam uji Glejser, model regresi yang tidak mengandung heteroskedastisitas
ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (Ghozali,2011).
Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel
Dependen Variabel Independen Nilai Signifikansi Keterangan
Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Pelaksanaan Self Assessment System (X1) 0,122 Tidak terjadi
heteroskedastisitas Kualitas Pelayanan Perpajakan (X2) 0,519 Tidak terjadi
heteroskedastisitas Pelaksanaan Sanksi Pajak (X3) 0,359 Tidak terjadi
heteroskedastisitas
4.2.3 Uji Multikolinearitas
Dalam penelitian ini, uji multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan nilai
tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Batas nilai tolerance adalah 0,10
dan Variance Inflation Factors (VIF) adalah 10. Jika nilai tolerance di bawah 0,10
atau nilai Variance Inflation Factors (VIF) di atas 10 maka dapat disimpulkan
terjadi multikolinearitas, begitu juga sebaliknya.
Hasil Uji Multikolinearitas Variabel
Dependen Variabel Independen Toleransi VIF Keterangan
Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Pelaksanaan Self Assessment System (X1) 0,919 1,088 Tidak terjadi
multikolinearitas Kualitas Pelayanan Perpajakan (X2) 0,985 1,015 Tidak terjadi
multikolinearitas Pelaksanaan Sanksi Pajak (X3) 0.931 1,074 Tidak terjadi
multikolinearitas
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
4.3 Analisis Regresi Berganda
Hasil analisis regresi linear berganda yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Variabel
Dependen Variabel Koefisien Regresi
Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Konstanta 1,094 Pelaksanaan Self Assessment System (X1) 0,264 Kualitas Pelayanan Perpajakan (X2) 0,324 Pelaksanaan Sanksi Pajak (X3) 0,175
Persamaan regresi sebagai berikut:
Y= 1,094 + 0,264X1 + 0,324X2 + 0,175X3
4.4 Uji Hipotesis
4.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pada penelitian ini didapatkan hasil R square sebesar 0,220 atau 22%, yang
memiliki arti bahwa sebesar 22% variabel kepatuhan wajib pajak dapat dijelaskan
oleh tiga variabel pelaksanaan self assessment, kualitas pelayanan perpajakan, dan
pelaksanaan sanksi pajak, sedangkan sisanya 78% dijelaskan oleh variabel lain.
4.4.2 Uji Parsial (Uji T)
Dasar pengambilan keputusan dalam uji t:
jika t hitung lebih besar daripada t tabel dan tingkat signifikansi lebih kecil dari
pada α maka disimpulkan terdapat pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen, demikian juga sebaliknya. (Ghozali,2011).
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Hasil Uji Parsial (Uji T)
Variabel Penelitian
t sig
Hasil t hitung
t tabel (α/2 = 2,5;df = 72)
sig α
Pelaksanaan Self Assessment System (X1)
2,67
1,996
0,009 0,05
Pelaksanaan self assessment system berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
Kualitas Pelayanan Perpajakan (X2)
2,967 0,004 0,05
Kualitas pelayanan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
Pelaksanaan Sanksi Pajak (X3)
1,629 0,108 0,05Pelaksanaan sanksi pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
4.4.3 Uji Simultan (Uji F)
Hasil uji F pada penelitian ini didapatkan hasil nilai signifikansi sebesar 0,000
lebih kecil dari tingkat signifikansi sebesar 0,05, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan self assessment system (X1), kualitas pelayanan
perpajakan (X2), pelaksanaan sanksi pajak (X3) berpengaruh
secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependennya yaitu kepatuhan
wajib pajak (Y).
4.5 Pembahasan Hipotesis
4.5.1 Pembahasan Hipotesis 1
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan, dapat diketahui
bahwa variabel bebas pelaksanaan self assessment system memiliki koefisien
regresi dengan tanda positif sebesar 0,264. Tanda positif tersebut menunjukkan
bahwa semakin tinggi tingkat pelaksanaan self assessment system, maka semakin
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
tinggi kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha di
Kabupaten Sleman. Nilai t hitung untuk variabel pelaksanaan self assessment
system adalah sebesar 2,670 yang lebih besar apabila dibandingkan dengan nilai t
tabel dengan derajat bebas (df) sebesar 72 pada tingkat signifikansi 5% sebesar
1,996 dan nilai signifikansi pada variabel pelaksanaan self assessment system
adalah 0,009 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji t di atas
menunjukkan bahwa pelaksanaan self assessment system berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha di
Kabupaten Sleman. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang sudah dilakukan di atas,
H1 yang menyatakan bahwa pelaksanaan self assessment system berpengaruh
positif terhadap kepatuhan wajib pajak, diterima.
4.5.2 Pembahasan Hipotesis 2
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan, dapat diketahui
bahwa variabel bebas kualitas pelayanan perpajakan memiliki koefisien regresi
dengan tanda positif sebesar 0,324. Tanda positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi kualitas pelayanan perpajakan, maka semakin tinggi kepatuhan
wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha di Kabupaten Sleman.
Nilai t hitung untuk variabel kualitas pelayanan perpajakan adalah sebesar 2,967
yang lebih besar apabila dibandingkan dengan nilai t tabel dengan derajat bebas
(df) sebesar 72 pada tingkat signifikansi 5% sebesar 1,996 dan nilai signifikansi
pada variabel kualitas pelayanan perpajakan adalah 0,004 yang lebih kecil dari
tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji t di atas menunjukkan bahwa kualitas
pelayanan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
yang melakukan kegiatan usaha di Kabupaten Sleman. Berdasarkan hasil uji
hipotesis yang sudah dilakukan di atas, H2 yang menyatakan bahwa kualitas
pelayanan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak,
diterima.
4.5.3 Pembahasan Hipotesis 3
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang dilakukan dapat diketahui bahwa
variabel bebas pelaksanaan sanksi pajak memiliki koefisien regresi dengan tanda
positif sebesar 0,184. Akan tetapi nilai t hitung variabel bebas pelaksanaan sanksi
pajak adalah sebesar 1,629 yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan nilai t
tabel dengan derajat bebas (df) sebesar 72 pada tingkat signifikansi 5% sebesar
1,996 dan nilai signifikansi pada variabel pelaksanaan sanksi pajak adalah 0,108
yang lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil uji hipotesis
yang sudah dilakukan di atas, H3 yang menyatakan bahwa pelaksanaan sanksi
pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak, ditolak. Wajib pajak
seharusnya memilih untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya utnuk
menghidari sanksi pajak. Akan tetapi, beberapa responden dalam penelitian ini
menganggap bahwa sanksi pajak yang ditetapkan tidak memberatkan wajib pajak
itu sendiri, sehingga sanksi pajak tidak mempengaruhi kepatuhan wajib pajak
dalam melakukan kewajiban perpajakannya.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis atas pengaruh
pelaksanaan self assessment system, kualitas pelayanan perpajakan, dan
pelaksanaan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di
Kabupaten Sleman, maka pada bagian akhir dari penelitian penelian ini, penulis
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan self assessment system berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha di wilayah
Kabupaten Sleman.
2. Kualitas pelayanan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Kabupaten
Sleman.
3. Pelaksanaan sanksi pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Kabupaten Sleman
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran sebagai bahan
evaluasi, sebagai berikut:
1. Self Assessment System harus disosialisasikan dengan baik kepada wajib
pajak agar para wajib pajak lebih memahami sistem pemungutan pajak di
Indonesia, karena masih terdapat wajib pajak yang belum memahami makna
self assessment system itu sendiri. Sosialisasi dapat dilakukan dengan
penyuluhan gratis bagi para wajib pajak.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
2. Kualitas pelayanan perpajakan sejauh ini sudah berjalan dengan baik. Akan
tetapi, masih terdapat wajib pajak yang belum merasa puas terhadap
pelayanan perpajakan yang diberikan. Otoritas pajak diharapkan lebih
meningkatkan sistem pelayanan mungkin dengan memperbanyak program
sosialisi pajak. Bagi fiskus diharapkan semakin bertindak profesional dalam
melayani wajib pajak, mungkin dengan diberi pelatihan atau training kepada
para fiskus. Dengan kualitas pelayanan yang semakin baik, diharapkan dapat
meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
3. Mengenai sanksi perpajakan, masih terdapat wajib pajak yang belum
memahami pelaksanaan sanksi pajak di Indonesia. Otoritas pajak diharapkan
mensosialisasikannya dengan lebih baik lagi. Sosialisasi dapat dilakukan
dengan media iklan atau penyuluhan gratis secara berkala.
4. Wajib pajak diharapkan dapat turut serta dalam program penyuluhan yang
diberikan dari kantor pajak dan mau berusaha memahami segala peraturan
perpajakan di Indonesia, sehingga dapat meningkatkan kepatuhan dalam
menjalankan kewajiban perpajakannya.
5. Bagi peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian dalam hal
kepatuhan wajib pajak dapat menggunakan variabel lain yang tidak
digunakan dalam penelitian ini dan dalam wilayah yang berbeda dari
penelitian ini.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Dalam penlitian ini, penulis menghadapi beberapa keterbatasan, sebagai berikut:
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
1. Penelitian ini hanya mencakup kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang
melakukan kegiatan usaha di Kabupaten Sleman, sehingga hasil yang
diperoleh hanya berlaku untuk wajib pajak orang pribadi yang melakukan
kegiatan usaha di Kabupaten Sleman.
2. Variabel independen dalam penelitian ini hanya terdiri dari tiga variabel,
yaitu pelaksanaan self assessment system, kualitas pelayanan perpajakan, dan
pelaksanaan sanksi pajak, diharapkan pada penelitian berikutnya dapat
ditambahkan variabel-variabel lainnya.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, 2010. Statistika Deskriptif Plus Untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Algifari, 2010. Statistika Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Arum, 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas (Survei pada KPP Pratama Cilacap). Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Badan Pusat Statistik. Statistik Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013-2014. www.yogyakarta.bps.go.id diunduh pada tanggal 4 Juni 2015.
Balfas, Faris. 2012. Pengaruh Penerapan Self Assessment System dan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanana Pajak Sumedang). Skripsi. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.
Biansyah, Ateng. Andriana Satbi. 2011. Analisis Atas Penerapn Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap Peningkatan Kepatuhan Formal Wajib Pajak pada KPP Pratama Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Jatmiko, Agus Nugroho. 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sansi Denda, Pelayanan Fiskus, dan Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Tesis. Semarang: Program Studi Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Larasati, Leningrat Dyta. 2013. Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan, Kesadaran, dan Karakteristik Personal Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi. Surakarta: Universitas Muhamadyah Surakarta.
Muhamad, Hendi. 2009. Analisis Pengaruh Kualitas Hubungan Bisnis dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Pada PT. Degremont Indonesia). Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Muliari, Setiawan. 2010. Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur. Skripsi. Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rahmadian, Rika dan Murtedjo. 2013. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Jakarta Kembangan. Tesis. Jakarta: Universitas Bina Nusantara.
Republik Indonesia, Kementrian Keuangan. Data Pokok APBN 2007-2013. www.anggaran.depkeu.go.id diunduh tanggal 15 Maret 2015.
Republik Indonesia, Menteri Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Penetapan dan Pencabutan Penetapan Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
Republik Indonesia, Susunan Satu Naskah Undang-Undang Perpajakan Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Resmi, Siti. 2008. Perpajakan Teori dan Kasus. Yogyakarta: Salemba Empat.
Rosadi, Danang. 2012. Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap Pelaksanaan Self Assessment System (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibeunying Bandung). Skripsi. Bandung: Program Studi Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan.
Saraswati, Shabrina Dea. 2014. Pengaruh Tingkat Pemahaman Peraturan Pajak dan Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Studi Kasus pada KPP Pratama Tegal). Skripsi. Yogyakarta: STIE YKPN.
Sari, Darmayanti, dan Fauziati. 2013. Pengaruh Pelaksanaan Self Assessment System, Pengetahuan Pajak, dan Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Menyampaikan Surat Pemberitahuan (Survei pada KPP Pratama Padang). Skripsi. Sumatera Barat: Universitas Bung Hatta.
Suara Pemuda Jogja. 2015. Kanwil DJP Baru Realisasikan Pajak 12,95% Yakni 584 M. http://suarapemudajogja.com/2015/03/30/kanwil-djp-diy-baru-realisasikan-pajak-1295-yakni-584-m/ diunduh pada tanggal 2 Juni 2015.
Supadmi, Ni luh. 2009. Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas Pelayanan. Junal Akuntansi&Bisnis, Vol. 4, No. 2.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Wahyuni, Made Arie. 2011. Tax Evation: Dampak Dari Self Assessment System. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika, Vol. 1, No.1.
Wikipedia. Definisi kepatuhan. wikipedia.com diunduh pada tanggal 2 April 2015.
Wikipedia. Definisi sistem. wikipedia.com diunduh pada tanggal 2 April 2015.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id