PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

25
1 PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI KEBERLANJUTAN PARIWISATA NUSA PENIDA ABSTRAK Pariwisata Pulau Nusa Penida merupakan industri yang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Klungkung. Objek wisata kawasan Nusa Penida paling diminati oleh wisatawan asing dan domestik dan jumlah kunjungan wisatawan ke objek wisata kawasan Nusa Penida terus meningkat setiap tahunnya. Nusa Penida memiliki banyak potensi wisata terutama di kawasan barat Pulau Nusa Penida yang memeliki potensi daya tarik wisata yang beraneka ragam dan layak untuk dikembangkan. Pembangunan pariwisata berkelanjutan akan dapat terlaksana jika dibarengi dengan sistem penyelenggaraan kepemerintahan yang baik yang melibatkan partisipasi aktif dan seimbang antara pemerintah dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) Bagaimana pengaruh partisipasi masyarakat dan peran pemerintah terhadap keberlanjutan pariwisata Nusa Penida ; 2) Bagaimana pengaruh keberlanjutan pariwisata Nusa Penida terhadap kesejahteraan masyarakat; dan 3) Apakah variabel partisipasi masyarakat dan peran pemerintah berpengaruh secara tidak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat melalui keberlanjutan pariwisata Nusa Penida. Sumber data yaitu data primer yang diperoleh dari penyebaran kuisioner kepada masyarakat Nusa Penida, dengan jumlah responden sebanyak 98 orang. Alat analisis yang digunakan adalah SEM-PLS. Hasil penelitian menunjukan kondisi partisipasi masyarakat dan kebijakan pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberlanjutan pariwisata Nusa Penida. Keberlanjutan Pariwisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kesejahteraan Masyarakat Nusa Penida, serta Partisipasi masyarakat dan kebijakan pemerintah memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat melalui keberlanjutan pariwisata Nusa Penida. Kata Kunci: Partisipasi, Kebijakan Pemerintah, Keberlanjutan Pariwisata, Kesejahteran

Transcript of PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

Page 1: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

1

PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

MELALUI KEBERLANJUTAN PARIWISATA NUSA PENIDA

ABSTRAK

Pariwisata Pulau Nusa Penida merupakan industri yang sedang

dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Klungkung. Objek wisata kawasan

Nusa Penida paling diminati oleh wisatawan asing dan domestik dan jumlah

kunjungan wisatawan ke objek wisata kawasan Nusa Penida terus meningkat setiap

tahunnya. Nusa Penida memiliki banyak potensi wisata terutama di kawasan barat

Pulau Nusa Penida yang memeliki potensi daya tarik wisata yang beraneka ragam

dan layak untuk dikembangkan. Pembangunan pariwisata berkelanjutan akan dapat

terlaksana jika dibarengi dengan sistem penyelenggaraan kepemerintahan yang

baik yang melibatkan partisipasi aktif dan seimbang antara pemerintah dan

masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) Bagaimana pengaruh

partisipasi masyarakat dan peran pemerintah terhadap keberlanjutan pariwisata

Nusa Penida ; 2) Bagaimana pengaruh keberlanjutan pariwisata Nusa Penida

terhadap kesejahteraan masyarakat; dan 3) Apakah variabel partisipasi masyarakat

dan peran pemerintah berpengaruh secara tidak langsung terhadap kesejahteraan

masyarakat melalui keberlanjutan pariwisata Nusa Penida. Sumber data yaitu data

primer yang diperoleh dari penyebaran kuisioner kepada masyarakat Nusa Penida,

dengan jumlah responden sebanyak 98 orang. Alat analisis yang digunakan adalah

SEM-PLS.

Hasil penelitian menunjukan kondisi partisipasi masyarakat dan kebijakan

pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberlanjutan pariwisata

Nusa Penida. Keberlanjutan Pariwisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kesejahteraan Masyarakat Nusa Penida, serta Partisipasi masyarakat dan kebijakan

pemerintah memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kesejahteraan

masyarakat melalui keberlanjutan pariwisata Nusa Penida.

Kata Kunci: Partisipasi, Kebijakan Pemerintah, Keberlanjutan Pariwisata,

Kesejahteran

Page 2: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

2

The Influences of The Society Participation and The Government Policy to

the Society Prosperity Through The Sustainable Tourism in Nusa Penida

ABSTACT

Tourism Nusa Penida Island is an industry that is being developed by the

Government of Klungkung Regency. The tourist attraction of Nusa Penida area is

most in demand by foreign and domestic tourists and the number of tourist visits to

the tourist attraction area of Nusa Penida continues to increase every year. Nusa

Penida has many tourism potentials, especially in the western region of Nusa Penida

Island, which has the potential for various tourist attractions and deserves to be

developed. Sustainable tourism development will be accomplished if coupled with

a good governance system that involves active and balanced participation between

government and society. Based on that data this study is aimed to analyze :1) how

are the influences of society participation and the role of government to the

sustainable tourism in Nusa Penida; 2) how is the influence of sustainable tourism

to the prosperty of society; and 3) do variable of society participation and the role

of the government indirectly influence the prosperty of society through the

sustainable tourism in Nusa Penida.

The reslt of this study pointed the participation of the society and the policy

of the government gave positive and significant influences to the sustainable

tourism of Nusa Penida. Furthermore, the participation of society and the policy of

the government have a positive and significant relationship to the prosperty of

society through the sustainable tourism in Nusa Penida.

Key words : Participation, Government Policy, Sustainable Tourism, Prosperity

Page 3: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

3

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN DEPAN ....................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................................. iii

SURAT PERNYATAAN.................................................................................. v

UCAPAN TERIMAKASIH .............................................................................. vi

ABSTRAK ........................................................................................................ viii

DAFTARISI ...................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 16

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 16

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep dan Definisi ................................................................................... 18

2.1.1 Pengertian Pariwisata ....................................................................... 18

2.1.2 Pengertian Wisatawan ...................................................................... 19

2.1.3 Pengertian Destinasi Wisata ............................................................. 22

2.1.4 Konsep Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan .......................... 27

2.1.5 Konsep Partisipasi .......................................................................... 32

2.1.6 Konsep Partisipasi dalam Pembangunan ......................................... 33

2.1.7 Konsep Persepsi .......................................................................... 43

2.1.8 Definisi Kesejahteraan ..................................................................... 45

2.2 Teori-teori yang Relevan ........................................................................... 48

2.2.1 Teori Kesejahteraan ....................................................................... 49

2.2.2 Hubungan Antar Variabel ................................................................. 52

2.3 Keaslian Penelitian ...................................................................................... 59

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Berpikir dan Kerangka Konsep ................................................. 63

3.1.1 Kerangka Berpikir ........................................................................... 63

Page 4: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

4

3.1.2 Kerangka Konsep ........................................................................... 65

3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 67

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

4.1 . Rancangan Penelitian ................................................................................. 68

4.2 . Lokasi, Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian .......................................... 68

4.3 . Identifikasi Variabel ................................................................................... 69

4.4 . Definisi Operasional Variabel .................................................................... 71

4.5 . Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 72

4.6 . Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 73

4.7 . Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 76

4.8 . Instrumen Penelitian .................................................................................. 76

4.9 . Teknik Analisis Data ..................................................................................

BAB V DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................... 85

5.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Nusa Penida ..................................... 85

5.1.2 Kondisi Kependudukan Nusa Penida ............................................... 86

5.1.3 Kondisi Sosial Kecamatan Nusa Penida ........................................... 87

5.2 Karakteristik Responden ............................................................................. 89

5.3 Hasil Uji Kelayakan Instrumen Penelitian .................................................. 92

5.4 Hasil Uji PLS .............................................................................................. 94

5.4.1 Model Pengukuran (Outer Model) ................................................... 95

5.4.2 Model Pengukuran (Inner Model) .................................................... 103

5.4.3 Pengujian Hipotesis .......................................................................... 105

5.5 Pembahasan ................................................................................................. 108

BAB VI PENUTUP

6.1 Simpulan ..................................................................................................... 124

6.2 Saran ............................................................................................................ 124

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 5: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

5

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1.2 Kontribusi PDRB Lapangan Usaha Pertanian dan Lapangan Usaha

Penyedia Akomodasi dan Makan Minum Terhadap PDRB Kabupaten

Klungkung Tahun 2011-2015 (Persen) ..................................................... 6

2.1 Pemangku Kepentingan dalam Pengembangan Pariwisata ..................... 36

2.2 Model Pengembangan Berbasis Partisipasi ............................................. 39

3.1 Kerangka Berpikir .................................................................................... 65

3.2 Kerangka Konsep ..................................................................................... 66

4.1 Pengembangan Model SEM ..................................................................... 79

5.1 Luas Lahan Menurut Penggunaan di Nusa Penida 2016 ......................... 86

5.2 Model Jalur Persamaan Struktural ........................................................... 95

Page 6: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

6

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1 Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi

Bali, 2011-2015 ....................................................................................... 2

1.2 Persentase Penduduk Miskin Per Kabupaten Provinsi Bali ..................... 3

1.3 Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Klungkung .............................. 4

1.4 Kunjungan Wisatawan Asing dan Domestik Objek Wisata

Kabupaten Klungkung ............................................................................ 7

2.1 Batas Maksimum dan Minimum Komponen IPM ................................... 47

4.1 Penjabaran Indikator dan Parameter Variabel Partisipasi Masyarakat .... 69

4.2 Penjabaran Indikator dan Parameter Variabel Kebijakan Pemerintah ..... 70

4.3 Penjabaran Indikator dan Parameter Variabel Keberlanjutan Pariwisata 70

4.4 Penjabaran Indikator dan Parameter Variabel Kesejahteraan

Masyarakat .............................................................................................. 71

4.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Per Desa Di Pulau Nusa

Penida 72 .............................................................................................. 73

4.6 Jumlah Kepala Keluarga dan Jumlah Sampel Penduduk Berdasarkan

Jenis Pekerjaan Per Desa Di Pulau Nusa Penida .................................... 75

4.7 Ringkasan Rule of Thumb Uji Validtas Convergent ............................... 81

4.8 Ringkasan Rule of Thumb Uji Validitas Discriminant ............................ 82

4.9 Rule of Thumb Uji Reliabilitas Konstruk ................................................ 82

4.10 Ringkasan Rule of Thumb Evaluasi Model Struktural .......................... 84

5.1 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Desa dan Jenisnya di Kecamatan Nusa

Penida 2016 ............................................................................................. 88

5.2 Responden Penelitian Dikelompokkan Berdasarkan Jenis Kelamin ........ 90

5.3 Responden Penelitian Dikelompokkan Berdasarkan Umur ..................... 90

5.4 Responden Penelitian Dikelompokkan Berdasarkan Pendidikan ............ 91

5.5 Responden Penelitian Dikelompokkan Berdasarkan Jenis Pekerjaan ...... 92

Page 7: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

7

5.6 Hasil Uji Instrumen Penelitian Reliabilitas dan Validitas ........................ 94

5.7 Hasil Uji Converegent Validity ................................................................ 96

5.8 Hasil Uji Composite Reability ................................................................. 98

5.9 Hasil Uji Cronbach’s Alpha ..................................................................... 98

5.10 Hasil uji Fornell-Larcker Criterion ...................................................... 100

5.11 Nilai Korelasi Cross Loading ................................................................. 101

5.12 Hasil uji the heterotrait-monotriat ratio of correlations (HTMT) ......... 102

5.13 Hasil Uji Average Variance Extracted ................................................... 102

5.14 Koefisien Determinan R2 ....................................................................... 103

5.15 Pengaruh Langsung Variabel Laten ....................................................... 105

5.16 Pengaruh Tidak Langsung Variabel Laten ............................................. 107

Page 8: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesejahteraan merupakan salah satu tujuan yang diharapkan oleh manusia.

Manusia dikatakan sejahtera ketika dapat mengembangkan potensinya secara

optimal serta dapat memenuhi kebutuhan hidup seperti makan, minum, rasa aman,

dan kesempatan memilih untuk mencapai kehidupan yang layak. Pemerintah

Indonesia memiliki beberapa model kesejahteraan, misalnya, Badan Pusat Statistik

yang mengukur kesejahteraan yang memfokuskan pada tingkat konsumsi dan

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang berfokus pada

kesejahteraan keluarga. Lembaga-lembaga internasional, seperti United Nations

Development Programme (UNDP) juga memperhatikan isu pengembangan

manusia, yang didefinisikan sebagai harapan hidup, tingkat melek huruf,

pendidikan, dan tingkat daya beli per kapita.

Pada dasarnya untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dapat dilakukan

dengan melaksanakan perubahan-perubahan kehidupan yang lebih baik dari

sebelumnya, perubahan tersebut dilakukan melalui pembangunan. Salah satu tolak

ukur dalam keberhasilan pembangunan adalah tersedianya sumberdaya manusia

(SDM) yang berkualitas, yang dapat tercapai jika penduduk paling tidak memiliki:

peluang berumur panjang dan sehat, pengetahuan dan keterampilan yang memadai,

serta peluang untuk merealisasikan pengetahuan yang dimiliki dalam kegiatan yang

produktif. Dengan kata lain, tingkat pemenuhan ketiga unsur tersebut sudah dapat

merefleksikan, secara minimal tingkat keberhasilan pembangunan manusia suatu

Page 9: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

9

wilayah. Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan gambaran

mengenai tingkat pencapaian pembangunan manusia sebagai dampak dari kegiatan

pembangunan yang dilakukan oleh suatu negara/daerah atau dengan kata lain untuk

mengukur pengaruh kebijakan ekonomi terhadap kualitas hidup. Berikut Tabel 1.1

menggambarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Bali 2011-2016.

Tabel 1.1

Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali,

2011-2016.

Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Jembrana 67.53 67.94 68.39 68.67 69.66 70.38

Tabanan 71.35 71.69 72.31 72.68 73.54 74.19

Badung 76.66 77.26 77.63 77.89 78.86 79.80

Gianyar 72.50 73.36 74.00 74.29 75.03 75.70

Klungkung 67.01 67.64 68.08 68.30 68.98 69.31

Bangli 63.87 64.53 65.47 65.75 66.24 67.03

Karangasem 61.60 62.95 63.70 64.01 64.68 65.23

Buleleng 67.73 68.29 68.83 69.16 70.03 70.65

Denpasar 79.77 80.45 81.32 81.65 82.24 82.58

Bali 70.87 71.62 72.09 72.48 73.27 73.65

Sumber: Badan Pusat Statistik Statistik Kabupaten Klungkung (2017)

Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa dari tahun ke tahun IPM Bali

dan setiap kabupaten/kota di Provinsi Bali terus meningkat. IPM Provinsi Bali

dikatagorikan baik karena lebih besar dibandingkan IPM Nasional di tahun 2016

yaitu 70,18 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian pembangunan manusia

di Provinsi Bali dan di setiap kabupaten/kota di Provinsi Bali semakin baik dari

tahun ke tahun. Namun jika diperhatikan, meskipun IPM Bali terus meningkat

tetapi masih terdapat beberapa kabupaten yang memiliki nilai IPM di bawah IPM

Provinsi Bali. Salah satu kabupaten yang memiliki nilai IPM berada di bawah IPM

Provinsi Bali adalah Kabupaten Klungkung yaitu 69,31 persen dibawah IPM

Provinsi Bali 73,65 persen. Apabila dilihat dari nilai masing-masing

Page 10: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

10

kabupaten/kota, IPM Kabupaten Klungkung termasuk tiga dari Sembilan

kabupaten/kota yang memiliki nilai IPM terendah.

Kualitas sumber daya manusia sangat perlu untuk ditingkatkan, karena

merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya penduduk miskin. Provinsi Bali

merupakan salah satu dari sekian banyak provinsi di Indonesia yang masih belum

terbebas dari masalah kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah multidimensi

karena berkaitan dengan ketidakmampuan akses secara ekonomi, sosial budaya,

politik dan partisipasi dalam masyarakat. Berikut adalah Tabel 1.2 mengenai

jumlah presentase penduduk miskin Per Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.

Tabel 1.2

Persentase Penduduk Miskin Per Kabupaten Provinsi Bali

Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Jembrana 6.56 5.74 5.56 5.83 5.84 5.33

Tabanan 5.62 4.9 5.21 5.61 5.52 5.00

Badung 2.62 2.16 2.45 2.54 2.33 2.06

Ginyar 5.4 4.69 4.27 4.57 4.61 4.44

Klungkung 6.1 5.37 7.01 7.01 6.91 6.35

Bangli 5.16 4.52 5.45 5.86 5.73 5.22

Karangasem 6.43 5.63 6.88 7.30 7.44 6.61

Buleleng 5.93 5.19 6.31 6.79 6.74 5.79

Denpasar 1.79 1.52 2.07 2.21 2.39 2.15

BALI 4.59 3.95 4.49 4.76 4.74 4.25

Sumber: BPS Provinsi Bali 2017

Kabupaten yang memiliki presentase penduduk miskin terbanyak dan

cenderung meningkat adalah Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Klungkung.

Kabupaten Karangasem memiliki presentase penduduk miskin mencapai 6,61

persen di tahun 2015 dan diikuti oleh Kabupaten Klungkung mencapai 6,35 persen,

bahkan pada tahun 2013 Kabupaten Klungkung merupakan kabupaten yang

memiliki presentase jumlah penduduk miskin tertinggi di Provinsi Bali.

Page 11: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

11

Tabel 1.3

Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Klungkung.

Kecamatan Jumlah

Penduduk (KK)

Jumlah Penduduk

Miskin (KK)

Presentase

(%)

Klungkung 16.997 2.238 13.57

Banjarangkan 12.620 1.615 13.08

Dawan 11.173 1.637 14.67

Nusa Penida 16.576 5.668 34.19

Sumber: Klungkung Dalam Angka 2016.

Secara administratif, Kabupaten Klungkung terbagi menjadi empat

kecamatan, yaitu Kecamatan Klungkung, Banjarangkan, Dawan, dan Nusa Penida.

Bila dilihat sebaran penduduk miskin per kecamatan, Kecamatan Nusa Penida

merupakan kecamatan dengan persentase penduduk miskin terbanyak di Kabupaten

Klungkung yaitu 34,19, persen kemudian diikuti oleh Kecamatan Dawan dengan

posisi penduduk miskin terbesar kedua yaitu 14,67 persen. Kecamatan Klungkung

sebagai pusat ibukota Kabupaten Klungkung memiliki persentase penduduk miskin

tertinggi urutan ketiga yaitu sebesar 13, 57 persen, serta diikuti oleh Kecamatan

Banjarangkan yaitu sebesar 13, 08 persen. Kecamatan Nusa Penida merupakan

penyumbang hampir sebagian penduduk miskin di Kabupaten Klungkung. Hal ini

terkait dengan kondisi geografis Kecamatan Nusa Penida yang identik dengan

kegersangan dan daerah tandus, wilayah dengan kelerengan tinggi, curam dan

berbatu-batu, curah hujan rendah, keterbatasan tumbuhnya tanaman pangan

termasuk tidak adanya produksi beras, dan keberadaan Nusa Penida yang

dipisahkan oleh perairan/laut yang memberikan keterbatasan aksessibilitas dan

keterisolasian dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya

Page 12: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

12

(Purbadharmaja, dkk, 2014). Berikut data sebaran jumlah penduduk miskin per

kecamatan di Kabupaten Klungkung tahun 2016.

Berbagai upaya dirancang dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah

bertujuan guna meningkatkan pertumbuhan bagi daerah itu sendiri dan selanjutnya

diharapkan akan berdampak terhadap perbaikan kondisi ekonomi, sosial, dan

kebudayaan masyarakat, sehingga kemiskinan dan lingkungan hidup masyarakat

mengalami perubahan. Salah satu kebijakan saat ini yang dilakukan pemerintah

adalah memperbaiki struktur perekonomian dan mengembangkan sektor andalan,

serta pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan terpadu.

Struktur perekonomian di suatu wilayah dapat dilihat dari komposisi seluruh

kegiatan produksi yang terjadi di wilayah tersebut. Posisi dari struktur ekonomi

dapat menjelaskan dominasi dari suatu lapangan usaha, baik dominasi dalam

mempercepat pertumbuhan ekonomi, menjadi mata pencaharian terbesar dari

penduduk, maupun dalam mempercepat penyerapan tenaga kerja. Salah satu

indikator yang sering dipakai untuk mengamati struktur ekonomi adalah distribusi

persentase dari nilai tambah bruto lapangan usaha. Struktur ekonomi ini juga dapat

digunakan untuk mengamati keunggulan atau potensi wilayah yang bersangkutan.

Kabupaten Klungkung memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda

dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Bali. Perekonomian Kabupaten

Klungkung masih mengandalkan industri pertanian sebagai leading sector. Hal ini

tercermin dari besarnya sumbangan industri pertanian terhadap PDRB Kabupaten

Klungkung. Industri pariwisata memberikan kontribusi terbesar kedua setelah

industri pertanian, yang dalam hal ini diwakili oleh penyediaan akomodasi dan

Page 13: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

13

makan minum. Selama periode tahun 2011-2016, struktur perekonomian

Kabupaten Klungkung tidak banyak mengalami perubahan. Gambar 1.2

memperlihatkan dua katagori penyumbang PDRB terbesar di Kabupaten

Klungkung yaitu industri pertanian dan industri pariwisata.

Gambar 1.2

Kontribusi PDRB Lapangan Usaha Pertanian dan Lapangan Usaha Penyedia

Akomodasi dan Makan Minum Terhadap PDRB Kabupaten Klungkung Tahun

2011-2016 (Persen).

Sumber: BPS Kabupaten Klungkung, 2017

Industri pariwisata Kabupaten Klungkung yang diwakili oleh penyediaan

akomodasi dan makan minum selama tahun 2011-2016 sumbangannya mengalami

kecenderungan meningkat. Hal sebaliknya terjadi pada industri pertanian yang

justru mengalami kecenderungan menurun, meskipun sedikit naik pada tahun 2015

tetapi tidak mampu bertahan pada tahun 2016. Kecenderungan menurunnya share

lapangan usaha pertanian antara lain disebabkan adanya alih fungsi lahan pertanian

(lahan sawah) menjadi lahan non pertanian (pemukiman). Hal itu diperparah

dengan kenaikan jumlah penduduk setiap tahun yang menyebabkan tekanan

25.19 24.38 23.91 23.39 23.59 23.11

10.08 10.84 11.8213.15 13.37 13.76

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Page 14: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

14

terhadap fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman. Kategori penyediaan

akomodasi dan makan minum merupakan kategori kedua yang memberikan share

cukup besar terhadap PDRB Kabupaten Klungkung. Kategori ini memiliki

kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun, tercatat pada tahun 2011 kategori

ini memiliki share 10,08 persen kemudian naik menjadi 13,76 persen di tahun 2016.

Kondisi ini sejalan dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan yang datang

ke Kabupaten Klungkung terutama ke wilayah Nusa Penida. Tabel 1.4 menjelaskan

tentang kunjungan wisatawan asing dan domestik di setiap objek wisata yang

terdapat di Kabupaten Klungkung tahun 2011-2015.

Tabel 1.4

Kunjungan Wisatawan Asing dan Domestik Objek Wisata Kabupaten Klungkung

(orang)

Objek Wisata 2011 2012 2013 2014 2015

Kertha Gosa 54.684 60.262 54.745 45.795 43.683

Goa Lawah 52.309 53.472 55.308 58.918 57.550

Kawasan Nusa

Penida 132.095 127.836 185.909 22.0751 264.708

Levi Rafting 3.524 3.629 3.017 2.849 6.110

Sumber: Klungkung Dalam Angka 2016

Tabel diatas menggambarkan bahwa objek wisata kawasan Nusa Penida

paling diminati oleh wisatawan asing dan domestik. Jumlah kunjungan wisatawan

ke objek wisata kawasan Nusa Penida cenderung meningkat dan pada tahun 2015

mencapai 264.708 wisatawan. Objek wisata lainnya, seperti Goa Lawah menduduki

posisi kedua sejumlah 57.550 wisatawan, dan selanjutnya objek wisata Kertha Gosa

sebanyak 43.683 wisatawan, serta diikuti oleh objek wisata Levi Rafting sebanyak

6.110 wisatawan.

Page 15: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

15

Saat ini, kawasan Pulau Nusa Penida mulai menjadi salah satu kawasan

destinasi wisata yang stategis dan diminati wisatawan di Bali. Potensi wisata yang

terdapat di Nusa Penida adalah keberadaan Pulau Nusa Penida yang terletak di

bagian sebelah tenggara dan dipisahkan oleh Selat Badung. Perairan di Pulau Nusa

Penida dikenal dengan kegiatan wisata pesisir dan lautnya. Beberapa objek wisata

selam yaitu, Tanjung Penida, Manta Point, SD Point, Kutapang, Toyapakeh, Sental,

Buyug, Crystal Bay dan Malibu Point. Atraksi pariwisata bahari yang telah

dikembangkan di Nusa Penida meliputi diving, snorkling, berenang, berlayar,

memancing, surfing, parasailing, dan aktivitas lainnya (Donny, 2015).

Kecamatan Nusa Penida juga memiliki keanekaragaman hayati laut yang

tinggi dan merupakan bagian dari kawasan segitiga terumbu karang dunia (the coral

triangle). Kekayaan hayati laut Nusa Penida telah membawa manfaat ekonomi dan

jasa lingkungan bagi Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung dan Provinsi

Bali. Terumbu karang (coral reef), hutan bakau (mangrove), ikan pari manta (manta

ray), ikan Mola mola (sunfish), penyu (sea turtle), lumba-lumba (dolphin), Hiu

(shark) dan paus (whale) merupakan atraksi yang sangat menarik bagi wisata bahari

(Donny, 2015). Selain sebagai kawasan pariwisata, Nusa Penida juga ditetapkan

sebagai Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Taman Wisata Perairan Nusa Penida,

pada saat Festival Nusa Penida tanggal 9 Juni tahun 2014 (Werdika, dkk, 2015).

Berbagai potensi wisata dimiliki oleh Nusa Penida seperti di Desa Sakti

terdapat pantai crystal bay yang manfaatkan oleh wisatawan untuk berjemur dan

terdapat juga pemandangan alam yaitu Batu Jineng yang dimanfaatkan oleh

masyarakat sebagai tempat untuk memancing dimana setiap harinya ada beberapa

Page 16: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

16

speed boat dan kapal wisata yang berlabuh di sekitar kawasan Batu Jineng/Crystal

Stone. Salah satu ikon kawasan pantai crystal bay adalah di temukan ikan mola-

mola yang langka dan hanya ditemukan di perairan Nusa Penida yaitu di crystal

bay,oleh sebab itu pada bulan Juli-September para penyelam dari seluruh dunia

datang ke crystal bay.

Desa lainnya yang juga diminati adalah Desa Bunga mekar dimana

wisatawan sangat tertarik melihat pemandangan pantai pasir putih, pemandangan

bukit yang indah, pulau-pulau kecil yang indah dan menarik serta melihat

keberadaan ikan Pari Manta dari atas tebing. Kebanyakan wisatawan menamakan

tempat ini dengan sebutan Manta View karena wisatawan bisa secara langsung

melihat dengan jarak yang dekat dan bermain dengan Ikan Pari Pari (Manta Ray)

yang merupakan ikon wisata bahari di kawasan klinking bay. Selain desa Bunga

mekar, Desa Toyapakeh juga memiliki potensi wisata dimana merupakan kawasan

pesisir yang mana secara aksesbiliti sudah cukup bagus karena terdapat pelabuhan

Toyapakeh penghubung antara Pulau Lembongan dan antar Kabupaten Klungkung,

Karangasem dan Kabupaten Badung serta tersedianya pasar tradisional sebagai

pusat perekonomian di kawasan ini. Desa Toyepakeh memiliki potensi daya tarik

wisata water sport yang berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi salah satu

daya tarik wisata, adapun potensi water sport yang bisa dikembangkan, seperti:

parasailing, glass battom, snorkeling, jet sky, canoe.

Pemandangan indah juga terdapat di desa Batumadeg dan Batukandik. Desa

Batumadeg, tepatnya di Dusun Saren I, memiliki pemandangan tebing pantai dan

laut yang dihiasi sebuah pulau kecil berlubang. Warga setempat menamakannya

Page 17: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

17

Batu Banah namun wisatawan asing menyebutnya Banah Cliff. Selain itu di

wilayah Desa Batumadeg juga terdapat dua buah kolam air tawar alami yang diberi

nama Temeling. Sedangkan pada desa Batukandik terdapat mata air Guyangan yang

keberadaannya berada di lereng tebing bukit, debit airnya cukup besar,

pemandangan yang disuguhkanpun sangat indah dengan pemandangan indah

samudra hindia. Sedangkan untuk wisata religi yang banyak dikunjungi adalah di

Desa Ped. Potensi lainnya yang terdapat di Desa Ped adalah berupa wisata bahari

dan pembudidayaan rumput laut.

Fasilitas pariwisata dan fasilitas umum memegang peranan penting untuk

menengembangkan wilayah Nusa Penida. Akses untuk menuju kawasan barat

Pulau Nusa Penida dapat menggunakan alat transportasi laut, seperti: kapal wisata,

speed boat dan perahu tradisional (jukung) melalui pelabuhan Benoa, Sanur,

Padangbai dan pelabuhan Kusamba. Kawasan barat Pulau Nusa Penida terdapat dua

buah pelabuhan seperti: pelabuhan Toyapakeh dan pelabuhan Banjar Nyuh serta

didukung oleh beberapa pelabuhan lainnya yang ada di Pulau Nusa Penida, seperti;

pelabuhan Buyuk dan pelabuhan Mentigi. Pelabuhan Mentigi merupakan

pelabuhan yang terbesar di Pulau Nusa Penida, yang melayani rute dari Nusa Penida

menuju pelabuhan Padang Bay dan pelabuhan ini merupakan tempat bersandarnnya

dua buah Kapal RORO. Fasilitas pariwisata lainnya adalah di kawasan barat Nusa

Penida sudah terdapat villa, restaurant, bar, café, Tourist Information Centre,

artshop.

Fasilitas umum di Nusa Penida sudah memadai, dimana jalan darat di Pulau

Nusa Penida cukup memadai yaitu 3 - 4 meter jalannya sudah diaspal dari 6 meter

Page 18: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

18

lebar jalan yang tersedia, dan perbaikan jalan sudah mencapai 75 persen, sehingga

dengan demikian sarana angkutan kota dan pedesaan yang beroperasi dapat

menjangkau wilayah Nusa Penida seperti dengan menggunakan sepeda motor, truk,

pick up dan mobil pribadi, serta terdapatnya satu unit SPBU. Kondisi lainnya adalah

penduduk Nusa Penida sudah menggunakan PLN sebagai sarana penerangan rumah

tangga. Pemenuhan akan kebutuhan air bersih penduduk Pulau Nusa Penida

diperoleh dari sumber mata air dan juga berasal sumur gali/ bor serta berasal dari

air hujan yang ditampung di Cubang. Sumber mata air yang terdapat di Nusa Penida

sudah dimanfaatkan secara optimal seperti mata air Guyangan di Desa Batukandik,

mata air Penida di Desa Sakti, mata air Tabuanan di Desa Sekartaji, mata air Wates

di Desa dan mata air Toyapakeh di Desa Toyapakeh.

Pembangunan pariwisata berkelanjutan di Nusa Penida diharapkan dapat

menjamin keberlangsungan atau keberadaan sumber daya alam dan kehidupan

sosial budaya serta memberikan manfaat ekonomi hingga generasi yang akan

datang. Secara garis besar, indikator yang dapat dijabarkan dari karakteristik

berkelanjutan antara lain adalah lingkungan, sosial dan budaya, serta aspek

ekonomi. World Tourism and Travel Council (WTTC) bersama-sama dengan

World Tourism Organization dan Earth Council juga menyimpulkan konsep

pariwisata yang dicita-citakan masyarakat harus menekankan pada keberlanjutan

pengembangan suatu kawasan pariwisata pada tiga aspek yaitu, ekologi, ekonomi,

dan sosial budaya. Sehingga dibutuhkan perencanaan yang terpadu oleh semua

stakeholder dalam pelaksanaannya (Suardana, 2011).

Page 19: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

19

Saat ini pemerintah Kabupaten Klungkung lebih memfokuskan

pembangunan di Pulau Nusa Penida. Salah satu yang paling menonjol adalah

pembangunan jalan lingkar keliling pulau. Dikutip dari situs resmi pemerintah

kabupaten Klungkung, jalan lingkar dengan lebar 20 meter dan panjang 29,6 km

diperkirakan menelan anggaran Rp 426 miliar lebih serta luas lahan yang rencana

dibebaskan mencapai 65 hektar. Terdapat lima desa yang dilewati langsung baik

lingkar barat dan selatan masing-masing Desa Sakti, Bunga Mekar, Batumadeg,

Batukandik dan Sekartaji. Proyek ini dipastikan tidak menggusur pemukiman

karena berada di luar kawasan padat dengan radius 300 hingga 1.000 dari garis

pantai dan tidak bertentangan dengan konsep Tri Mandala. Perkembangan

kebijakan tersebut saat ini sudah memasuki tahap desain dan pembebasan lahan,

dimana pada tahun 2014 sebelumnya sudah dilaksanakan studi kelayakan jalan,

yang hasilnya pembangunan jalan lingkar layak untuk dilaksanakan dan studi

pengadaan tanah/larap pada tahun 2015-2016. Jalan lingkar ini juga akan

menghubungkan 11 pelabuhan penyebrangan untuk angkutan barang dan orang.

Pembangunan jalan ini dimkasudkan untuk meningkatkan perekonomian

masyarakat Nusa Penida. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Klungkung

membangun jalan lingkar Ibu Kota Kecamatan (IKK) Nusa Penida untuk

memudahkan askses dan pengembangan pariwisata mengingat infrastruktur yang

belum baik menjadi kendala promosi wisata di Nusa Penida dibandingkan pulau

lainnya di Klungkung, yaitu Nusa Lembongan dan Ceningan.

Pemerintah Kabupaten Klungkung memiliki rencana prestisius untuk

menunjang transportasi laut. Pembangunan pelabuhan segitiga emas akan

Page 20: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

20

dilakukan untuk menunjang pariwisata daerah yang terintegrasi di tiga wilayah,

Klungkung daratan, Nusa Penida dan Lembongan. Sejumlah tahapan pun sudah

dilakukan dan saat ini sudah melakukan sosialisasi di tingkat bawah khususnya

masyarakat yang daerahnya akan menjadi lokasi pembangunan pelabuhan.

Pemerintah Kabupaten Klungkung sudah melakukan analisis studi kelayakan di tiga

lokasi masing-masing di Desa Pesinggahan, Sampalan dan Bias Munjul. Pelabuhan

segi tiga emas adalah jawaban dari permasalahan konektivitas merangkai

Klungkung daratan dengan kepulauan menjadi satu pintu.

Masyarakat juga memegang peranan penting dalam pengembangan

pariwisata Nusa Penida. Partisipasi masyarakat terlihat aktif dalam penentuan

strategi kebijakan arah pembangunan terlihat dalam pembuatan sebuah awig-awig.

Awig-awig merupakan peraturan yang dibuat oleh desa adat. Seluruh proses ini

diawasi oleh krama atau masyarakat umum, yang hasilnya nanti sebagai hukum

yang mengikat untuk mengatur kepentingan bersama. Awig-awig yang diterapkan

mengenai lingkungan desa seperti masyarakat lokal dilarang menebang pohon

bakau dan merusak terumbu karang.

Partisipasi masyarakat lainnya di Nusa Penida ditunjukkan dengan

membentuk kelompok pemuda peduli kebersihan lingkungan yang digerakkan oleh

beberapa pemuda yang bekerja di bidang pariwisata, mereka melakukan kerja bakti

setiap minggunya dengan rute yang telah ditentukan sebelumnya. Kelompok

tersebut mendapatkan dukungan dan juga bantuan dari para pelaku pariwisata di

Pulau Nusa Penida. Keluhan mengenai kebersihan desa dari wisatawan menjadi

Page 21: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

21

salah satu faktor terbentuknya kelompok ini. Mereka menyadari adanya

kepentingan ekonomi dimana pariwisata merupakan sumber kehidupan mereka.

Permasalahan yang terjadi saat ini adalah dengan banyaknya potensi wisata

yang dimiliki justru Nusa Penida dipandang belum mampu sebagai daerah distinasi

pariwisata yang memiliki konsep berkelanjutan. Trend perkembangan pariwisata

saat ini lebih berorientasi ke ekonomi, dimana lebih memikirkan keuntungan

ekonomi dibandingkan pelestarian lingkungan. Hal tersebut dapat dilihat dari

perekonomian Nusa Penida tidak terlepas dari pesisir dan laut, sedangkan dari

aspek lingkungan kesadaran masyarakat yang kurang terhadap pentingnya peranan

sumberdaya dan dampak jangka panjang dari kerusakan sumberdaya tersebut.

Beberapa contoh permasalahan yang terkait dengan kurangnya kesadaran

masyarakat adalah perairan Nusa Penida dimanfaatkan untuk mencari ikan baik

oleh nelayan Nusa Penida sendiri maupun nelayan dari luar yang berasal dari

Lombok, Tanjung Benoa dan Jawa Timur. Menangkap ikan dengan bom dan

potasium kadang dilakukan oleh nelayan-nelayan luar tersebut. Menangkap biota

laut yang dilindungi sesekali masih terjadi di perairan Nusa Penida seperti penyu,

Pari manta, dan hiu. Eksploitasi berlebihan terhadap sumberdaya ikan merupakan

fenomena yang terjadi di perairan Nusa Penida, bahkan perburuan terhadap ikan

hiu dengan jumlah yang cukup banyak juga dilakukan oleh nelayan Nusa Penida

termasuk beberapa ikan hiu penting dan langka seperti hiu jenis treasure (treasure

shark). Tingginya permintaan oleh pengepul yang berkedudukan di pulau Bali

menjadikan jumlah hiu terus menurun di perairan Nusa Penida (Pemerintah

Kabupaten Klungkung, 2012)

Page 22: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

22

Permasalahan lain yang saat ini juga dihadapai oleh Nusa Penida adalah

kawasan barat Pulau Nusa Penida merupakan kawasan yang memiliki potensi daya

tarik wisata yang beraneka ragam terutama dikawasan barat. Terdapat delapan desa

di kawasan Barat Nusa Penida. Desa Lembongan dan Desa Jungutbatu merupakan

dua desa yang sudah di tetapkan sebagai Objek Daya Tarik Wisata (ODTW). Enam

desa yang ada di wilayah barat Pulau Nusa Penida seperti; Desa Ped, Bunga Mekar,

Sakti, Toyapakeh, Batukandik dan Batumadeg kepariwisatanya belum berkembang

dan belum ditetapkan sebagai Daya Tarik Wisata (DTW) di Kabupaten Klungkung,

padahal pembangunan daerah seharusnya merata apalagi sebagain besar desa yang

berada di kawasan barat Pulau Nusa Penida memeliki potensi daya tarik wisata yang

beraneka ragam dan layak untuk dikembangkan (Darsana, 2011).

Dalam rangka menjawab tantangan tersebut, maka pembangunan pariwisata

berkelanjutan akan dapat terlaksana jika dibarengi dengan sistem penyelenggaraan

kepemerintahan yang baik (good governance) yang melibatkan partisipasi aktif dan

seimbang antara pemerintah, swasta, dan masyarakat (Joko, 2014). Sehingga

pengembangan sektor pariwisata diharapkan dapat menjaga keberlangsungan

(sustainable) serta menjaga kelestarian ekosistem lingkungan dengan tetap

memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat, agar tetap dipertahankan dan

dikembangkan sehingga dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya. Dengan kata

lain, pembangunan kepariwisataan berkelanjutan, harus dapat mengelola dan

mengembangkan seluruh kualitas lingkungan daerah wisata, dan warisan budaya,

serta menjamin manfaat aktivitas kepariwisataan dan distribusi ekonomi terhadap

masyarakat secara luas.

Page 23: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

23

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan maka rumusan masalah

dari penelitian ini sebagai berikut.

1) Bagaimana pengaruh partisipasi masyarakat dan peran pemerintah terhadap

keberlanjutan pariwisata Nusa Penida?

2) Bagaimana pengaruh keberlanjutan pariwisata Nusa Penida terhadap

kesejahteraan masyarakat?

3) Apakah variabel partisipasi masyarakat dan peran pemerintah berpengaruh

secara tidak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat melalui keberlanjutan

pariwisata Nusa Penida?

1.3 Tujuan Penulisan

1) Untuk menganalisis pengaruh partisipasi masyarakat dan peran pemerintah

terhadap keberlanjutan pariwisata Nusa Penida

2) Untuk menganalisis pengaruh keberlanjutan pariwisata Nusa Penida terhadap

kesejahteraan masyarakat

3) Untuk menganalisis pengaruh tidak langsung variabel partisipasi masyarakat dan

peran pemerintah berpengaruh secara tidak langsung terhadap kesejahteraan

masyarakat melalui keberlanjutan pariwisata Nusa Penida

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat pada pihak-

pihak yang berkepentingan. Adapun manfaat tersebut antara lain:

1) Kegunaan Teoritis

Page 24: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

24

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk referensi dalam ilmu pengetahuan

terutama berkaitan dengan pengaruh partisipasi masyarakat dan kebijakan

pemerintah terhadap kesejahteraan masyarakat melalui keberlanjutan pariwisata

Nusa Penida

2) Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran kepada

pemerintah terutama Kabupaten Klungkung mengenai pentingnya peran

masyarakat terhadap keberlanjutan pariwisata yang diharapkan dapat mengatasi

masalah kesejahteraan masyarakat.

Page 25: PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEBIJAKAN …

25