Pengaruh Obat Obatan Terhadap Sistem Saraf

2
Pengaruh Obat obatan terhadap Sistem Saraf Bismillahirrahmanirrahim, berikut ini akan kami bahas mengenai pengarus obat obatan terhadap sistem saraf manusia.Semoga bermanfaat. Artikel ini merupakan bagian dari artikel Sistem Saraf Manusia Obat diberikan oleh dokter kepada pasien dengan tujuan mengobati penyakit. Namun, obat justru sering disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak sakit. Tahukah Anda bahwa mengonsumsi obat-obatan psikotropika (narkoba) bisa berakibat fatal? Misalnya pemakaian heroin, obat ini berfungsi untuk mengurangi rasa sakit. Dokter menggunakan heroin untuk membius pasien sehingga proses anestesi berjalan lancar tanpa rasa sakit pasien. Penyalah gunaan pemakaian heroin justru dapat merusak kegiatan fisiologis dan psikologis. Selain itu pemakai heroin akan mengalami kecanduan (adiksi), sehingga tidak mau menghentikan pemakaian heroin tersebut. Bila dihentikan secara tiba tiba, jaringan saraf tubuh akan mengalami perubahan atau reaksi fisik yang bisa berakibat fatal. Oleh karena itu, seorang pecandu yang ingin berhenti kecanduan harus ditangani oleh dokter ahli agar kerusakan yang terjadi pada jaringan dapat berkurang secara tepat. Berikut beberapa contoh jenis obat yang dapat mempengaruhi sistem kerja saraf. a. Desinfektans merupakan obat luar pembunuh kuman, misalnya alkohol, iodium, dan pengompres luka. b. Depresan

description

biologi

Transcript of Pengaruh Obat Obatan Terhadap Sistem Saraf

Pengaruh Obat obatan terhadap Sistem Saraf

Pengaruh Obat obatan terhadap Sistem Saraf

Bismillahirrahmanirrahim, berikut ini akan kami bahas mengenai pengarus obat obatan terhadap sistem saraf manusia.Semoga bermanfaat.Artikel ini merupakan bagian dari artikel Sistem Saraf Manusia

Obat diberikan oleh dokter kepada pasien dengan tujuan mengobati penyakit. Namun, obat justru sering disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak sakit.

Tahukah Anda bahwa mengonsumsi obat-obatan psikotropika (narkoba) bisa berakibat fatal? Misalnya pemakaian heroin, obat ini berfungsi untuk mengurangi rasa sakit. Dokter menggunakan heroin untuk membius pasien sehingga proses anestesi berjalan lancar tanpa rasa sakit pasien. Penyalah gunaan pemakaian heroin justru dapat merusak kegiatan fisiologis dan psikologis. Selain itu pemakai heroin akan mengalami kecanduan (adiksi), sehingga tidak mau menghentikan pemakaian heroin tersebut. Bila dihentikan secara tiba tiba, jaringan saraf tubuh akan mengalami perubahan atau reaksi fisik yang bisa berakibat fatal.

Oleh karena itu, seorang pecandu yang ingin berhenti kecanduan harus ditangani oleh dokter ahli agar kerusakan yang terjadi pada jaringan dapat berkurang secara tepat.

Berikut beberapa contoh jenis obat yang dapat mempengaruhi sistem kerja saraf.

a. Desinfektans

merupakan obat luar pembunuh kuman, misalnya alkohol, iodium, dan pengompres luka.

b. Depresan

merupakan obat penghambat fungsi neuron dalam sistem saraf pusat. Yang termasuk obat ini yaitu:1) etil alkohol dalam minuman keras;2) obat tidur dan penenang (hipnotika dan sedativa), misalnya barbiturat (seconal, nembutal, luminal, dan amytol), nonbarbiturat (doriden, placidyl, noludar, dan methaqualone), serta turunan diazepam / valium (nitrazepam dan flunitrazepam);3) minortranqualizers.

c. Stimulan

termasuk jenis obat yang dapat menstimulasi sistem saraf simpatetik, misalnya metamfetamin, amfetamin, kafein, deksedrin, ritaline, metil fenidate, dan phenmetracine.

d. Halusinogen

termasuk jenis obat untuk menambah keyakinan diri yang bersifat sementara, contohnya lysergic acid diethylamide (LSD), atropin, scopelamin, tetrahidrokanabinol, dan fensiklidin.

e. Narkotika

termasuk jenis obat yang dapat menurunkan transmisi saraf pada lintasan sensorik dari sum sum tulang belakang dan otak yang memberi isyarat rasa nyeri dan menghambat neuron dalam sumsum lanjutan (medula oblongata) contohnya morphin, codeine, heroin, metadon, dan nalline.