PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP...

39
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA PANGKALPINANG NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : NAMA : RENDRA YURIANSYAH NIM : 302 0811 004 Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG 2013

Transcript of PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP...

1

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR

BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PEREMPUAN DAN KELUARGA

BERENCANA KOTA

PANGKALPINANG

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan oleh :

NAMA : RENDRA YURIANSYAH

NIM : 302 0811 004

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2013

1

ABSTRACT

Rendra Yuriansyah, 302 08 11 004, Effect of Work Motivation and Work

Discipline on Employee Performance In Office of Women's Empowerment and

Family Planning Pangkalpinang.

Human resources in this case are the employees in an organization, will always try to

work with their abilities in order to achieve the desired performance. A good work

motivation and discipline are able to encourage employees to be more dedicated in

producing high performance employees. Therefore this study aims to determine how the

effect of work motivation and work discipline on employee performance.

This studi was the quantitative research study with a descriptive approach. The

samples of the studi were 40 people. Independent variables consist of work motivation

(X1) and work discipline (X2), while the dependent variable is the performance of work

(Y). Testing instrument using validity and reliability test. While the method of data

analysis using multiple linear regression with the F test and T test

The results showed that variable of work motivational variables (X1) and work

discipline (X2) simultaneously significant effect on the employees’ performance in the

agency Empowerment of Women's and Family Planning (BPMPKB) Pangkalpinang.

From the calculation of the F test, it was obtained Fcount (37.306 ) < Ftable (3.23) with p

value of 0.000 ≤ 0.05. besides that, Additionally Adjusted R Square value of 0.651, means

that the influence of variable on the dependent variable was 65%. The T test is known

that partially work motivation (X1) and work discipline (X2) have a significant effect on

the dependent variable in the calculation of the variable of motivation (X1) and

disciplined (X2) is tcount 3.100> ttabel 2.000 and work discipline (X2) is 2,534> 2,000 ttabel.

Keywords: work motivation, work discipline and employee performance

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam persaingan global saat ini, dunia kerja sangat membutuhkan orang

yang biasa berfikir untuk maju, cerdas, inovatif dan mampu berkarya dengan

semangat tinggi dalam menghadapi kemajuan zaman. Berbagai organisasi,

2

berusaha meningkatkan kinerja dari seluruh elemen yang ada dalam organisasi

dengan tujuan mencapai kelangsungan hidup organisasi.

Sumber daya manusia yang dalam hal ini adalah para karyawan pada sebuah

organisasi, tentunya berusaha bekerja dengan kemampuan yang mereka miliki

agar dapat mencapai kinerja yang diinginkan. Rasa aman akan suasana kerja yang

mampu mendorong karyawan untuk lebih berdedikasi tinggi dalam menyelesaikan

tugas yang diberikan oleh pimpinan baik suasana aman sebelum kerja, saat kerja

maupun setelah kerja. Kondisi kerja yang aman semacam ini, serta didukung

rekan kerja yang dapat diajak untuk bekerja sama dalam berbagai aktifitas

merupakan keinginan dari setiap karyawan di suatu organisasi

Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi maupun

perusahaan. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik, perusahaan harus

memiliki karyawan yang berpengetahuan dan berketrampilan tinggi serta usaha

untuk mengelola perusahaan seoptimal mungkin sehingga kinerja karyawan

meningkat.

Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai

standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi. Organisasi yang

baik adalah organisasi yang berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya

manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor kunci untuk meningkatkan

kinerja karyawan.

Peningkatan kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi perusahaan

untuk dapat bertahan dalam suatu persaingan lingkungan bisnis yang tidak stabil.

Oleh karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan merupakan

3

tantangan manajemen yang paling serius karena keberhasilan untuk mencapai

tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada kualitas kinerja

sumber daya manusia yang ada didalamnya.

Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah diharapkan oleh perusahaan

terserbut. Semakin banyak karyawan yang mempunyai kinerja tinggi, maka

produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat sehingga perusahaan

akan dapat bertahan dalam persaingan global. Karyawan tidak hanya secara

formalitas bekerja dikantor, tetapi harus mampu merasakan dan menikmati

pekerjaannya, sehingga ia tidak akan merasa bosan dan lebih tekun dalam

beraktifitas.

Untuk mencapai ataupun meningkatkan kinerja karyawan yang tinggi di

dalam suatu perusahaan maka dipengaruhi oleh dua faktor untuk mempengaruhi

pencapaian kinerja yaitu faktor kemampuan dan faktor motivasi. Faktor

kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan

kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, pegawai yang memiliki IQ di

atas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya

dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah

mencapai kenerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan

pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man in the right place,

the right man on the right job). Sedangkan faktor motivasi terbentuk dari sikap

(attiitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi

meupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai

tujuan organisasi (Anwar Prabu, 2011:93).

4

Secara teori berbagai definisi tentang motivasi biasanya terkandung

keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dorongan dan insentif. Para

karyawan bekerja dengan harapan akan memperoleh upah atau gaji yang dapat

untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dorongan seseorang untuk bekerja

dipengaruhi adanya kebutuhan yang harus dipenuhi dan tingkat kebutuhan yang

berbeda pada setiap karyawan, sehingga dapat terjadi perbedaan motivasi dalam

berprestasi (Suwatno dan Donni,2011). Selain itu, pemenuhan kebutuhan dari para

karyawan akan pelayanan dan penghargaan oleh atasan terhadap prestasi kerja

yang dihasilkannya yang sesuai dengan prinsip keadilan dapat memotivasi kerja

mereka. Dari organisasi sendiri juga berperan dalam mengelola karyawan agar

mematuhi segala peraturan, norma yang telah ditetapkan oleh organisasi sehingga

para karyawan bekerja dengan disiplin dan efektif.

Selain itu, berbagai aturan/norma yang ditetapkan oleh suatu organisasi

memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kedisiplinan agar para

karyawan dapat mematuhi dan melaksanakan peraturan tersebut. Aturan atau

norma itu biasanya diikuti sanksi yang diberikan bila terjadi pelanggaran. Sanksi

tersebut bisa berupa teguran baik lisan/tertulis, skorsing, penurunan pangkat

bahkan sampai pemecatan kerja tergantung dari besarnya pelanggaran yang

dilakukan oleh karyawan (Yun Iswanto,2005).

Hal itu dimaksudkan agar para karyawan bekerja dengan disiplin dan

bertanggung jawab atas pekerjaannya. Bila para karyawan memiliki disiplin kerja

yang tinggi, diharapkan akan mampu menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat

sehingga kinerja yang dihasilkan akan baik. Adanya motivasi dari pimpinan,

5

perusahaan sangat mengharapkan setiap individu dalam perusahaan dapat

menciptakan disiplin kerja yang tinggi demi kemajuan perusahaan dan pencapaian

tujuan perusahaan yang efektif dan efisien.

Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang adalah unsur pelaksana pemerintah

kota Pangkalpinang dalam bidang pemberdayaan masyarakat, perempuan dan

keluarga berencana kota Pangkalpinang di pimpin oleh seorang kepala badan yang

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Pangkalpinang melalui

Sekretaris Daerah Kota Pangklpinang.

Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang beralamat di jalan Rasakunda Gang

Delima Siam VI Pangkalpinang. Kantor ini memiliki jumlah sumber daya

manusia sebanyak 40 orang yang terdiri dari 32 orang dengan status pegawai

Negeri Sipil (PNS), 5 orang dengan status CPNS dan 3 orang Pegawai Harian

Lepas (PHL). Kantor BPMPKB kota Pangkalpinang berfungsi untuk

meningkatkan usaha ekonomi masyarakat, penguatan kelembagaan masyarakat

dalam pemberdayaan masyarakat, membangun kesetaraan dan keadilan gender,

meningkatkan kualitas kesejahteraan perempuan dan anak, penghapusan

kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta meningkatkan pertisipasi pria

untuk mengikuti KB.

Berdasarkan hasil pra survei yang dilakukan oleh penulis pada BPMPKB

Kota Pangkalpinang selama tujuh hari kerja adalah sebagai berikut :

Tabel : I.1 Laporan Hasil Pengamatan Pada Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang No Objek Motivasi Disiplin Ket

1 Saudara A

Memiliki motivasi yang sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari kegigihan dan semangat dalam menyelesaikan tugas dari instansi

Memiliki disiplin yang tinggi, hal ini dapat dilihat dari ketepatan waktu saat hadir di kantor dan taat pada aturan yang berlaku.

6

2 Saudara B

Kurang termotivasi untuk melakukan atau melaksanakan tugas pada saat jam kerja sedang berlangsung

Datang dan pergi seenaknya tanpa pemberitahuan kepada kepala badan instansi dan lalai dalam melaksanakan tugas.

3 Saudara C

Memiliki motivasi yang sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari kemampuan dalam melaksankan tugas dan giat bekerja

Datang tepat waktu dan tertib terhadap peraturan yang telah ditetapkan.

4 Saudara D

Kurang termotivasi dalam menjalankan tugas yang telah menjadi kewajibannya

Memiliki ketetapan waktu yang baik.

5 Saudara E

Dalam menjalakan tugas selalu menunggu perintah dari kepala badan instansi

Lalai dalam ketetapan waktu yang telah di tetapkan.

6 Saudara F

Memiliki motivasi yang sangat tinggi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik

mengerjakan tugas dengan tepat waktu dan hadir di kantor tepat pada waktunya.

Sumber : Data yang diolah peneliti, 2013

Dari hasil pra survei yang dilakukan oleh penulis pada BPMPKB Kota

Pangkalpinang ada beberapa karyawan yang teridentifikasi kurang memiliki

motivasi dan disiplin kerja. Hal ini terlihat dari tidak mengikuti dan mentaati

peraturan serta karyawan yang tidak mengikuti kegiatan rapat yang diadakan

sekali dalam sebulan (wawancara kepada pimpinan). Ketidakhadiran beberapa

karyawan dapat mengganggu kinerja organisasi bahkan dapat menimbulkan

menurunnya kinerja para karyawan pada Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang.

Ketidakhadiran beberapa karyawan pada saat jam kerja bisa

menimbulkan kecemburuan sosial diantara sesama karyawan yang lainnya

sehingga dapat mempengaruhi motivasi kerja dan disiplin kerja karyawan pada

Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang. Kondisi ini menimbulkan permasalahan

bagi pimpinan untuk bagaimana cara meningkatkan kinerja dan disiplin bagi

karyawan guna dapat melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Bagaimana

mungkin tujuan yang diharapkan dari suatu instansi pemerintahan khususnya di

7

BPMPKB dapat dicapai bila banyak karyawan yang kurang peduli dengan apa

yang harus dikerjakan dan sudah menjadi tanggung jawabnya.

Berdasarkan permasalahan yang ada maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan Pada Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan

Keluarga Berencana Kota Pangkalpinang”.

Rumusan masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah motivasi kerja karyawan berpengaruh terhadap kinerja karyawan

pada Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang ?

2. Apakah disiplin kerja karyawan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada

Kantor PBMPKB Kota Pangkalpinang ?

3. Apakah motivasi karyawan kerja dan disiplin kerja karyawan berpengaruh

terhadap kinerja karyawan pada Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang ?

Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan diatas maka dalam

penelitian ini penulis hanya akan menguraikan apakah motivasi dan disiplin kerja

berpengaruh dan hubungannya terhadap kinerja karyawan.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

8

1. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah motivasi kerja berpengaruh

terhadap kinerja karyawan pada Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah disiplin kerja berpengaruh

terhadap kinerja karyawan pada Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah motivasi kerja dan disiplin kerja

berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Kantor BPMPKB Kota

Pangkalpinang.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaaat Teoritis

Hasil penelitian ini, diharapkan sebagai bahan referensi untuk

mendukung penelitian selanjutnya, dan juga dijadikan sebagai bahan diskusi,

serta wacana informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan bagi para pembaca dan khususnya pada Kantor BPMPKB Kota

Pangkalpinang sehingga memperoleh pemahaman yang berarti sebelum terjun

kebidang sesungguhnya.

LANDASAN TEORI

Motivasi Kerja

9

Motivasi merupakan suatu dorongan dari pimpinan kepada karyawan

untuk menghasilkan suatu kinerja yang lebih baik lagi agar mencapai tujuan dari

organisasi/perusahaan. Adapun definisi motivasi menurut para ahli seperti

Suwatno dan Donni Juni Priansa (2011:171) menyatakan motivasi berasal dari

kata latin movere yang berarti dorongan, daya penggerak atau kekuatan yang

menyebabkan suatu tindakan atau perbuatan. Kata movere, dalam bahasa Inggris,

sering disepadankan dengan motivations yang berarti pemberian motif,

penimbulan motif, atau hal yang menimbulkan dorongan. Secara harfiah motivasi

berati pemberian motif. Seseorang melakukan sesuatu dengan sengaja, tentu ada

suatu maksud atau tujuan yang mendorongnya melakukan suatu tindakan. Motif

dasar dari seseorang tersebut adalah adanya kebutuhan orang tersebut akan

kebanggaan dan kehormatan serta, mungkin limpahan materi.

Menurut Wibowo (2011:379) motivasi merupakan dorongan terhadap

serangkaian proses prilaku manusia pada pencapaian tujuan. Sedangkan elemen

yang terkandung dalam motivasi meliputi unsur pembangkitan, pengarahan,

menjaga, menunjukkan intensitas bersifat, terus menerus dan adanya tujuan.

Sedangkan menurut Indriyo Gitosudarmo (2001:171) motivasi adalah

suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan atau

kegiatan tertentu. Sementara itu menurut Anwar Prabu (2011:93) manyatakan

bahwa motif merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu

dipenuhi agar pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya,

sedangkan motivasi adalah kondisi yang menggerakan pegawai agar mampu

mencapai tujuan dari motifnya.

10

Disiplin Kerja

Disiplin kerja merupakan sikap atau perilaku seorang karyawan untuk

mentaati peraturan-peraturan yang ada demi mencapai hasil dan tujuan dari

organisasi atau perusahaan. Adapun definisi disiplin kerja menurut para ahli

adalah :

Menurut Gouzali Saydam (2000:284) disiplin kerja adalah sikap kesediaan

dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati segala norma-norma

peraturan yang berlaku di sekitarnya.

Sementara itu menurut Anwar Prabu (2011:129) disiplin kerja dapat

diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman

organisasi.

Kinerja karyawan

Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberi

pengartian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun sebenarnya

kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi

termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung.

Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat

dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan

kontribusi pada ekonomi (Armstrong, dalam Wibowo, 2011:7). Dengan demikian,

kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan

tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara

mengerjakannya.

11

Sedangkan menurut Anwar Prabu (2011:67) menyatakan pengertian

kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas ayng dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya.

Penelitian Terdahulu

Tabel II.2 Hasil Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti

Judul Penelitian Variabel Penelitian

Teknik Analisis Data

Hasil Penelitian

1. M. Harlie, 2010

Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Pengembangan Karier Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Pemerintah Kabupaten Tabalong Di Tanjung

Variabel dependen : Kineja Pegawai variabel independen : Disiplin Kerja, Motivasi dan Pengembangan Karier

Teknik analisis data : teknik analisis regresi linear berganda dan analisis determinasi

Pengaruh disiplin kerja, motivasi dan pengembangan karier terhadap kinerja pegawai sebesar 99,1% sedangkan sisanya sebesar 0,9% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

2. Suprayitno dan Sukir 2007

Pengaruh Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Variabel dependen : Kineja Karyawan variabel independen : Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja

Teknik analisis data : teknik analisis regresi linear berganda dan analisis determinasi

Pengaruh disiplin kerja, lingkungan kerja dan motivasi Kerja terhadap kinerja karyawan sebesar 53,3% sedangkan sisanya sebesar 46,7% dipeengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini

3 Duwi Apriani Dan Witjaksono Eko Hartoyo 2012

Pengaruh Motivasi, Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Sandang Asia Maju Abadi Semarang

Variabel dependen : Kineja Karyawan variabel independen : Motivasi, Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja

Teknik analisis data : teknik analisis regresi linear berganda dan analisis determinasi

Pengaruh motivasi, kepuasan kerja dan Disiplin kerja terhadap kinerja karyawan Sebesar 73,60% sedangkan sisanya sebesar 26,40% dipengaruhi variabel diluar penelitian ini

4 Ifa Susilowati 2012

Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan pada Patra Jasa

Variabel dependen : Kineja Karyawan variabel independen : Motivasi Kerja, Disiplin Kerja dan Komitmen

Teknik analisis data : teknik analisis regresi linear berganda dan analisis determinasi

Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan sebesar 51,9% sedangkan sisanya sebesar 48,1%

12

Semarang Organisasi dipengaruhi variabel diluar penelitian ini

Sumber : Data yang diolah peneliti, 2013

Kerangka Pemikiran

Gambar II.2 Rerangka Pemikiran

Sumber : Data yang diolah peneliti, 2013

Hipotesis

H1 : Motivasi kerja Kantor berpengaruh terhadap Kinerja pegawai

BPMPKB Kota Pangkalpinang.

H2 : Disiplin kerja berpengaruh terhadap Kinerja pegawai Kantor

BPMPKB Kota Pangkalpinang.

H3 : Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja berpengaruh terhadap Kinerja

pegawai Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang.

METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, Objek penelitian yang di analisis ini

adalah Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang mengenai pengaruh motivasi kerja

X1 Motivasi Kerja

X2 Disiplin Kerja

Y Kinerja Karyawan

BPMPKB Kota Pangkalpinang

13

dan disiplin kerja terhadap kinerja kerja karyawan. Statistik Deskriptif

merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau mengambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi, ( Sugiyono, 2009 : 147).

Metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan menguji hipotesis

yang telah ditetapkan, ( Sugiyono, 2009 : 8). Jadi, penelitian deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif menjelaskan dan mendeskripsikan masing-masing

variabel dengan menggunakan data berupa angka kemudian menjelaskan

hubungan kedua variabel melalui uji hipotesis.

Tempat dan waktu Penelitian

Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang dilakukan di Kantor BPMPKB yang berkedudukan

di jalan Rasakunda no 46 Bukit Intan Pangkalpinang.

Waktu penelitian

Dalam pembuatan tugas akhir ini, waktu penelitian yang penulis lakukan adalah

pada bulan Maret 2012 sampai dengan selesai.

14

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Operasional variabel digunakan untuk memberikan suatu gambaran

mengenai variabel-variabel yang digunakan untuk penelitian agar dapat di ukur

dan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian.

Sesuai dengan judul pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja

kerja pada kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga

Berencana Kota Pangkalpinang, Berikut adalah variabel-variabel yang akan

diteliti, yaitu :

Tabel 3.1 Operasional Variabel Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja

Operasional

Variabel

Definisi Variabel

Dimensi Indikator Butir Pernyataan

Skala

Motivasi Kerja (X1)

Dorongan bagi para karyawan untuk lebih giat bekerja agar mencapai kebutuhan hidup dan tujuan organsasi pada Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang

Faktor pendorong Kebutuhan hidup

- Gaya Pimpinan - Hubungan

rekan kerja - Lingkungan

kerja - Insentif - Penghargaan - Tanggung

jawab - Pemenuhan

kebutuhan ekonomi

- Rasa aman dalam bekerja

- Kepuasan dalam melaksanakan pekerjaan

- Mengembangkan diri untuk berkarir dan memperoleh kemajuan

- Jaminan kesehatan

- Jaminan hari tua

1 2

3 4 5 6

7

8

9

10

11

12

Ordinal

15

Disiplin Kerja (X2)

Kinerja (Y)

Prilaku tertib seorang karyawan yang menunjukkan ketetapan waktu, tanggung jawab yang tinggi, dan ketaatan dalam aturan pada Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang Hasil kerja yang dilihat dari proses kerja, waktu yang dipergunakan, ketetapan kerja dan kualitas pekerjaan, tingkat kemampuan dalam menganalisis data atau informasi pada Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang

Tujuan organisasi Ketetapan waktu Tanggung jawab yang tinggi Ketaatan dalam aturan

Proses kerja Waktu yang dipergunakan Ketetapan kerja dan kualitas pekerjaan Tingkat kemampuan dalam menganalisis data atau informasi

- Tiba di tempat

kerja - Tiba saat rapat - Penyelesaian

tugas - Selesai jam

istirahat - Pulang kerja

- Pembagian

waktu - Tingkat

kuantitas

13

1 2 3

4

5 6

7

1 2 3

4

5

Ordinal

Ordinal

Sumber : Data yang diolah peneliti, 2013

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Kuesioner (Angket)

Kuesioner adalah metode teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan

16

pertanyaan tertutup. Dalam penelitian ini, peneliti pertanyaan tertutup yang

diberikan kepada seluruh karyawan yang ada di Kantor BPMPKB Kota

Pangkalpinang yang berjumlah 40 orang. Pertanyaan atau pernyataan dalam

angket dibuat dalam kalimat positif agar responden dalam memberikan

jawaban setiap pertanyaan lebih serius, dan tidak mekanistis.

b. Observasi

Observasi sebagi teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila

dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner.

Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan kegiatan sehari-hari

yang dilakukan pada karyawan Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang yaitu

berupa kedisiplinan karyawan pada saat bekerja yang kemudian dicatat

dan di dokumentasikan sebagai data primer. Observasi dilakukan peneliti

dengan mengamati prilaku dan sikap karyawan dari luar kantor yang

dilakukan selama 5 hari untuk mengetahui tingkat kedisiplinan karyawan

yang peneliti gunakan untuk mengukur gejala tinggi rendahnya motivasi kerja

pada Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang .

c. Wawancara (interview)

Dalam penelitian ini, penulis melakukan Tanya jawab secara langsung

dengan salah satu pegawai BPMPKB Kota Pangkalpinang mengenai profil

Kontor Dinas, serta perkembangan kineerja karyawan, untuk mendapatkan

data yang lebih lengkap dan relevan dengan gambaran yang lebih jelas.

d. Dokumentasi

17

Yaitu berupa laporan kegiatan dan absensi pada Kantor BPMPKB Kota

Pangkalpinang. Selain itu juga penelitian ini menggunakan teknik Studi

Kepustakaan (library research). Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan

membaca buku , referensi, literatur yang berhubungan secara langsung

dengan permasalahan yang penulis teliti untuk mendapatkan teori-teori yang

dapat digunakan sebagai bahan peralatan analisa yang tersedia.

Data dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Data Primer

Kata primer (primary) merupakan lawan kata sekunder, yang berarti utama,

asli, atau langsung dari sumbernya. Definisi data primer adalah data asli yang

dikumpulkan sendiri oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara

khusus. Data ini tidak tersedia, sebab sebelumnya belum pernah ada riset

sejenis atau hasil riset sejenis sudah kadaluarsa. Jadi, periset perlu

melakukan pengumpulan data sendiri. Dalam riset SDM, data primer

diperoleh langsung dari sumbernya, misalnya pendapat karyawan sehingga

periset menjadi “tangan pertama” yang memperoleh data tersebut. Data

primer ini untuk mendapatkan pendapat responden tentang pengaruh

motivasi dan disiplin terhadap kinerja yang diperoleh secara langsung oleh

responden berdasarkan kuisioner, observasi, maupun wawancara pada

karyawan kantor BPMPKB.

2. Data Sekunder

18

Arti kata sekunder (bahasa inggris “ secondary”) yang berarti kedua bukan

secara langsung dari sumbernya. Data sekundernya dapat didefinisikan

sebagai data yang telah dikumpulkan pihak lain, bukan oleh periset sendiri,

untuk tujuan lain. Artinya, periset adalah “tangan kedua” yang sekedar

mencatat, mengakses, atau meminta data tersebut (yang kadang sudah

berwujud informasi) ke pihak lain yang telah mengumpulkannya di

lapangan. Data penelitian ini berupa profil kantor BPMPKB, visi & misi,

daftar rekap absensi karyawan, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

(LKPJ), dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD). Data

tersebut didapatkan dari Pimpinan kantor BPMPKB dan staf.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2009:215).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di Kantor Badan

Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana Kota

Pangkalpinang yang berjumlah 40 karyawan terdiri dari 32 karyawan dengan

status PNS, 5 karyawan dengan status CPNS dan 3 karyawan tenaga PHL.

Sampel adalah bagian yang diambil dari populasi (Istijianto, 2010:115).

Dalam penelitian ini tidak digunakan teknik sampling karena sampel yang diteliti

adalah keseluruhan dari populasi yang ada atau disebut dengan sensus. Mengingat

jumlah populasi hanya sebesar 40 karyawan, maka layak untuk diambil

19

keseluruhan untuk dijadikan sampel tanpa harus mengambil sampel dalam jumlah

tertentu. Sehingga sampel dari penelitian ini adalah seluruh karyawan tiap bagian

unit dalam Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga

Berencana Kota Pangkalpinang.

Teknik Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan dan diperoleh dalam penelitian adalah data sekunder.

Setelah data terkumpul secara lengkap dan sistematis, maka langkah selanjutnya

adalah pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu Software

SPSS V.17 Data ditampilkan dalam bentuk tabulasi intuk memudahkan

pembacaan dan diberikan penjelasan secara deskriptif.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan statistik.

Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini pengaruh variabel terhadap dependen akan dianalisis

dengan analisis regresi linier berganda, dengan variabel tak bebas adalah Kinerja

sedangkan variabel bebasnya adalah Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja. Secara

umum, bentuk persamaan garis regresi dapat dirumuskan (Hasan 2002: 117) :

Y = a + b1X1 + b2X2

Keterangan:

Y = Kinerja kerja

20

X1 = Motivasi kerja

X2 = Disiplin kerja

a = Konstanta atau intersept

b1,b2, = Koefisien regresi atau besarnya pengaruh

Uji Statistik

Uji F Atau Simultan

Selanjutnya untuk menguji signifikansi persamaaan regresi linier berganda

dengan uji F. Uji F untuk menguji apakah variabel motivasi kerja dan disiplin

kerja berpengaruh terhadap kinerja. Untuk menentukan Ftabel, digunakan α = 5%

dengan derajat bebas df = (k-1) dan (n-1). Rumus Fhitung sebagai berikut:

Fhitung = r2/(k-1)

(1-r2)/n-k

Dimana :

r = Koefisien korelasi berganda

k = Jumlah variabel independen

n = Banyaknya data

f = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan Ftabel

Pengujian uji F adalah dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada α = 5%

1. HO ditolak apabila Fhitung > Ftabel atau probabilitas < 0,05

Ha diterima, menunjukkan koefisien arah regresi secara serempak dapat

digunakan sebagai model penduga (estimator) yang dipercaya untuk

memprediksi pengaruh semua variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

2. HO diterima apabila Fhitung < Ftabel atau probabilitas > 0,05

21

Ha ditolak, menunjukkan koefisien arah regresi secara serempak tidak dapat

digunakan sebagai model penduga (estimator) yang dipercaya untuk

memprediksi pengaruh semua variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Uji T Atau Parsial

Uji t dilakukan untuk mengetahui signifikansi variabel bebas terhadap

variabel terikat secara parsial. Model matematika uji t sebagai berikut:

Koefisien regresi bi

t hitung =

Standart Deviasi bi

Pengujian melalui uji t dilakukan dengan membandingkan besarnya nilai t

hitung dengan ttabel pada α = 5%

1. HO ditolak apabila t hitung > ttabel atau probabilitas < 0,05

Ha diterima, artinya variabel bebas (X) seacara parsial mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) pada tingkat

kepercayaan 5%.

2. HO diterima apabila t hitung < t tabel atau probabilitas > 0,05

Ha ditolak, artinya variabel bebas (X) secara parsial tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) pada tingkat

kepercayaan 5%.

Analisis Determinasi

Analisis determinasi sederhana (r2) dari nilai korelasi sederhana yang telah

22

diketahui selanjutnya dapat dilakukan perhitungan lebih lanjut dengan koefisien

determinasi, yaitu untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap

variabel terikat. Rumus determinasi sederhana dapat ditulis sebagai berikut :

Kd = r2 x 100%

Dimana :

Kd = Koefisien determinasi

r2

= Korelasi pearson product moment

Uji Asumsi Klasik

Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi

linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal

atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau

mendekati normal. Cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat

histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang

mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram

hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk sampel yang kecil jumlahnya. Metode

yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang

membandingkan distribusi komulatif dari data sesungguhnya denagn distribusi

kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis

lurus diagonal, dan plooting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika

distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan dat sesungguhnya

akan mengikuti gari diagonalnya (Ghozali, 2005:110).

23

Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas ini berguna untuk mengetahui apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Mendeteksi ada atau

tidaknya multikolinieritas dalam model regresi adalah dengan menganalisis

matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi

yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,95), maka hal ini mengindikasikan adanya

multikolinieritas (Ghozali, 2001:57).

Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan nilai Variance

Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas

manakah yang dijelaskan oleh varianbel-variabel lainnya. Nilai cut off yang

umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10

(Ghozali, 2005:93).

Heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali (2005:105), uji heteroskedasitas bertujuan menguji

apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lainnya. Konsekuensinya adanya heteroskedasitas

dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisiensi, baik dalam

sampel kecil maupun besar. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk

mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedasitas adalah dengan melihat pada

grafik scatter plot.

Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang

teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengindikasikan

24

telah terjadi heteroskedasitas. Jika tidak ada pola yang jelas maka tidak terjadi

gejala heteroskedasitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedasitas juga

dapat diketahui dengan melakukan uji glejser. Jika variabel bebas signifikan

secara statistik mempengaruhi variabel terikat maka ada indikasi terjadi

heteroskedasitas (Ghozali, 2005:105).

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 17 responden (42,5%), dan

sebanyak 23 responden (57,5%) berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan data

tersebut dapat disimpulkan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki lebih

sedikit dari pada responden berjenis kelamin perempuan.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

Sebagian besar jabatan responden adalah fungsional umum dengan jumlah 14

responden (35%), jabatan struktural eselon IV berjumlah 13 responden (33%),

jabatan fungsional PLKB dengan jumlah 7 responden (18%), jabatan struktural

eselon III berjumlah 5 responden (12%), dan jabatan struktural eselon II dengan

berjumlah 1 responden (2%). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa

jabatan karyawan Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang di dominasi oleh

karyawan dengan jabatan fungsional umum. Hal ini dikarena jabatan fungsional

umum merupakan jabatan yang berasal dari para karyawan golongan menengah

ke bawah, sehingga dengan banyaknya karyawan yang memiliki jabatan

fungsional umum cenderung meningkatkan sasaran kinerja yang ingin dicapai

oleh Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

25

Sebagian besar pendidikan responden adalah Diploma 3 dengan jumlah responden

sebanyak 17 responden (42%), berpendidikan Strata 1 dengan jumlah responden

sebanyak 12 responden (30%), berpendidikan SLTA sebanyak 9 responden

(23%), berpendidikan Strata 2 dengan jumlah responden sebanyak 2 responden

(5%) sedangkan berpendidikan SMP dan SD sebanyak 0 responden (0%).

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan jumlah karyawan terbanyak adalah

responden yang memiliki latar belakang berpendidikan Diploma 3 dengan

jumlah 1 7 responden (42%). Hal ini dikarena tenaga kerja dengan berpendidikan

Diploma 3 di rasa cukup memiliki keterampilan lebih baik.

Hasil Penelitian Analisis Data

Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen penelitian

menggunakan apa yang ingin di ukur yang di gunakan adalah perorangan

dengan level signifikan 5%. Syarat minimum untuk dianggap suatu butir

instrumen valid adalah nilai indeks validitasnya memiliki nilai rhitung lebih dari 0,3

(Sugiyono, 2009:143). Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel IV.33 Hasil Uji Validitas

Variabel Item r hitung r table Keterangan

Motivasi Kerja

X1.1

X1.2

X1.3

X1.4

X1.5

0,586

0,593

0,471

0,662

0,495

0,30

0,30

0,30

0,30

0,30

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

26

Sumber: Primer Data Diolah, 2013

Berdasarkan data dari Tabel IV.33 dimana pengujian validitas instrument

penelitian (kuesioner) dengan masing-masing pertanyaan mendapatkan nilai r

lebih dari 0,3. Sehingga keseluruhan instrumen penelitian dikatakan valid.

Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan apakah instrumen penelitian dikatakan reliabel

X1.6

X1.7

X1.8

X1.9

X1.10

X1.11

X1.12

X1.13

0,612

0,594

0,777

0,749

0,728

0,714

0,623

0,683

0,30

0,30

0,30

0,30

0,30

0,30

0,30

0,30

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Disiplin Kerja

X2.1

X2.2

X2.3

X2.4

X2.5

X2.6

X2.7

0,552

0,655

0,632

0,708

0,624

0,669

0,597

0,30

0,30

0,30

0,30

0,30

0,30

0,30

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Kinerja Karyawan

Y1.1

Y1.2

Y1.3

Y1.4

Y1.5

0,620

0,791

0,769

0,675

0,746

0,30

0,30

0,30

0,30

0,30

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

27

bila dapat digunakan lebih dari satu kali dalam kurun waktu yang berbeda,

namun masih menunjukkan hasil yang konsisten atau sejauh mana alat ukur

dapat dipercaya atau diandalkan. Nilai r dianggap reliabel yaitu 0,60 (cukup

tinggi). Hasil dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel IV.34 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Alpa Keterangan

Motivasi Kerja Disiplin Kerja Kinerja Karyawan

0,879 0,749 0,761

Reliabel Reliabel Reliabel

Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Pada Tabel IV.34 dimana hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa

semua variabel mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,6

sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari

kuesioner adalah reliabel yang berarti bahwa kuesioner yang digunakan

dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang handal.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji Klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang dibuat

dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik. Uji asumsi klasik yang akan

dilakukan adalah uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas.

a. Hasil Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji ada tidaknya

korelasi yang signifikan yang mendekati sempurna antar variabel independen. Jika

antar sesama variabel independen terdapat korelasi yang signifikan, maka pada

28

model regresi linear tersebut terdapat gejala multikolinearitas. Tabel berikut ini

menyajikan hasil pengujian multikoleniaritas:

Tabel IV.35 Hasil Uji Multikolinieritas

Keterangan Collinearity Statistics

Tolerance VIF

Motivasi Kerja

Disiplin Kerja

.381

.381

2.628

2.628

Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Berdasarkan hasil pengujian multikolinieritas, hasil perhitungan nilai tolerance

terlihat bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance < 0,10

yang artinya tidak ada korelasi antara variabel independen yang lebih dari 95%.

Demikian juga dengan hasil perhitungan nilai VIF, dari kedua variabel

independen yang diuji tidak ada nilai VIF yang lebih dari 10, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antara variabel independen dalam

model regresi.

b. Uji Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi penting dari model regresi linear klasik adalah bahwa variance

dari residual yang muncul dalam fungsi regresi adalah hemokedastisotas, yaitu

terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain.

Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada

tidaknya pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit) pada grafik

29

plot (scatterplot) antara nilai prediksi variabel terkait (ZPRED) dengan

residualnya (SRESID).

Gambar IV.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Grafik Scatterplot

Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Hasil grafik Scatterplot yang tersaji diatas memperlihatkan bahwa titik-titik

menyebar secara acak serta tersebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu

y, serta tidak mempunyai pola yang jelas atau tidak membentuk suatu pola. Untuk

itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi,

sehingga model regresi layak dipakai sebagai alat prediksi.

Analisis Regresi Berganda

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel motivasi

30

kerja (X1), disiplin kerja (X2) dan kinerja karyawan (Y), maka digunakan

analisis regresi berganda dengan menggunakan program SPSS (Statistical

Package of Service Softition).

Berikut ini rekapitulasi hasil analisis korelasi dan regresi linear berganda

selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel IV.36 Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Berganda

Coefficients

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients t Sig.

B Std.

Error Beta

1

(constant)

Motivasi

Disiplin

.727

.205

.324

2.341

.066

.128

.

476

.389

.311

3.100

2.534

.758

.004

.016

a. Dependent Variabel : Ytotal Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Berdasarkan data Tabel IV.36 dimana hasil analisis regresi diperoleh

persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 0,727+ 0,205X1 + 0,324X2

Hasil analisis regresi berganda yang masih berbentuk angka dapat

jelaskan dalam bahasa yang akan mudah di pahami sebagai mana berikut ini:

a. Konstanta 0,727

Berarti bahwa kinerja karyawan konstanta sebesar 0,727 jika tidak di

pengaruhi variabel motivasi kerja dan disiplin kerja. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa motivasi kerja dan disiplin kerja pada Kantor BPMPKB

31

Kota Pangkalpinang belum memberikan perubahan terhadap kinerja

karyawan.

b. b1 = 0,205

Berarti variabel motivasi kerja mempengaruhi kinerja karyawan sebesar

20,5% yang berarti berpengaruh secara positif bagi kinerja karyawan pada

Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang.

c. b2 = 0,324

Berarti variabel disiplin kerja mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 32,4%

yang berarti berpengaruh secara positif bagi kinerja karyawan pada Kantor

BPMPKB Kota Pangkalpinang.

Dari berdasarkan regresi Y = 0,727+ 0,205X1 + 0,324X2 dapat dilihat bahwa

motivasi kerja dan disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja kerja.

Pengaruh positif menunjukkan bahwa perubahan motivasi kerja dan disiplin kerja

akan searah dengan perubahan kinerja kerja.

Uji Parsial Atau Uji t

Uji parsial ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel motivasi kerja

(X1), disiplin kerja (X2) berpengaruh terhadap dan kinerja karyawan (Y)

secara individual. Hal ini dapat dilihat pada Tabel IV.37 sebagai berikut:

Tabel IV.37 Hasil Uji t

Coefficients

Model Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

t Sig.

32

B Std.

Error Beta

1

(constant)

Motivasi

Disiplin

.727

.205

.324

2.341

.066

.128

.476

.389

.311

3.100

2.534

.758

. 004

.016

b. Dependent Variabel : Ytotal Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Pada Tabel IV.37 hasil Coefficient melalui pengujian hipotesis dan kemudian

dibandingkan dengan ttabel yaitu n = jumlah sempel 40 dengan α = 0,05 m a k a

didapat ttabel sebesar 2,000. Jadi hasil dari tiap-tiap variabel dapat diketahui

variabel manakah yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan, sebagai berikut:

a. Motivasi Kerja (X1)

Variabel motivasi kerja merupakan variabel yang berpengaruh secara parsial

terhadap kinerja karyawan dengan thitung 3,100 > ttabel 2,000 dan nilai p = 0,04 <

0,05. Maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti motivasi kerja berpengaruh

secara parsial terhadap kinerja karyawan pada Kantor BPMPKB Kota

Pangkalpinang.

b. Disiplin Kerja (X2)

Variabel disiplin kerja merupakan variabel yang berpengaruh secara parsial

terhadap kinerja karyawan dengan thitung 2,534 > ttabel 2,000 dan nilai p = 0,016

< 0,05. Maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti disiplin kerja berpengaruh

secara parsial terhadap kinerja karyawan pada Kantor BPMPKB Kota

Pangkalpinang.

Uji Simultan Atau Uji F

33

Uji F digunakan untuk mengetahui semua variabel motivasi kerja dan

variabel disiplin kerja berpengaruh secara bersama terhadap variabel kinerja

karyawan pada Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang. Hasil uji F dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel IV. 38 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression Residual

184.494 92.481

2 37

93.247 2.499

37.306 .000a

Total 278.975 39

a. Predictors : (constant), X2total,X1total b. Dependent Variabel : Ytotal

Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Berdasarkan data dari tabel IV.38 hasil perhitungan uji F, dapat dilihat bahwa

Fhitung 37,306 da Ftabel dengan df1 = derajat pembilang 2 dan df2 = derajat penyebut

40 dengan taraf 5% maka didapat Ftabel 3,23, berarti Fhitung > Ftabel. Dan nilai p =

0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti variabel independen secara

bersamaan atau simultan mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja dan variabel disiplin

kerja berpengaruh secara simultan terhadap variabel kinerja karyawan pada

Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang.

Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) ini digunakan untuk mengetahui seberapa

34

besar persentase hubungan variabel independen terhadap variabel dependen.

Besarnya persentase pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel

dependent dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi (R2) persamaan

regresi. Angka koefisien determinasi dilihat dari hasil perhitungan SPSS 17.0

dapat dilihat pada Tabel IV.39 sebagai berikut:

Tabel IV.39

Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model

Change Statistic

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

estimate

1 .818a .668 .651 1.581

a. Predictors : (constant), X2total,X1total b. Dependent Variabel : Ytotal

Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Dilihat dari Tabel IV.39 koefisien determinasi (R2) menunjukkan angka R Square

0,668 atau 66,8% yang berarti variasi variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan

oleh variabel motivasi kerja dan disiplin kerja. Dan sisanya 0,332 atau 33,2% dan

selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian

ini.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah ditemukan dalam penelitian di lapangan dan

setelah diolah tentang pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja

35

kerj karyawan pada Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang maka disimpulkan

sebagai berikut:

1. Pengujian menujukkan hasil penelitian bahwa variabel motivasi kerja

bepengaruh terhadap kinerja kerja karyawan pada Kantor BPMPKB Kota

Pangkalpinang dengan nilai thitung sebesarhasil 3,100 lebih besar dibandingkan

dengan nilai ttabel pada taraf nyata sebesar 2,000, yang berarti bahwa motivasi

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

2. Pengujian menunjukkan hasil penelitian bahwa variabel disiplin kerja

bepengaruh terhadap kinerja kerja karyawan pada Kantor BPMPKB Kota

Pangkalpinang dengan nilai thitung sebesarhasil 2,354 lebih besar dibandingkan

dengan nilai ttabel pada taraf nyata sebesar 2,000, yang berarti bahwa disiplin

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

3. Dari hasil analisis juga didapatkan motivasi kerja dan disiplin kerja secara

silmultan/bersama sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kinerja karyawan Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang, dengan nilai

Adjusted R Square (R2) sebesar 0,668 yang berarti bahwa motivasi kerja dan

disiplin kerja secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap kinerja

karyawan sebesar 66,8% dan selebihnya di pengaruhi oleh faktor lain yang

tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Saran

Dari hasil penelitian, analisis data, pembahasan dan kesimpulan yang

telah diambil, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:

36

1. Dalam memotivasi kerja yang harus tetap di pertahan bahkan ditingkatkan

lagi oleh Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang adalah hubungan rekan

kerja yang baik agar para karyawan dapat bekerja sama dengan baik,

tanggung jawab dalam pekerjaan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan

keinginan kantor atau insatansi serta jaminan kesehatan untuk mengurangi

resiko kecelakaan dalam menjalankan tugas dimasa yang yang akan

datang terutama bagi karyawan PHL sehingga harus menjadi perhatian

serius bagi Kantor BPMPKB Kota Pangkalpinang.

2. Faktor-faktor disiplin kerja yang harus dipertahankan bahkan ditingkatkan

lagi adalah ketaatan dalam aturan karena para karyawan kurang dalam

menaati peraturan perlu diperhatikan dan perlu pemberian sanski yang

tegas agar memberi efek jera sehingga para karyawan tidak mengulangi

kesalahan dan pekerjaan dapat di selesaikan dengan secara optimal dan

tepat waktu sesuai keinginan Kantor BPMKB Kota Pangkalpinang.

37

Daftar Pustaka

Alwi, Syafaruddin. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi

Keunggulan Kompetitif Edisi Pertama. Yogyakarta. BPFE-

YOGYAKARTA.

Duwi Apriani Dan Witjaksono Eko Hartoyo.(2012). “Pengaruh Motivasi,

Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT.

Sandang Asia Maju Abadi Semarang”. Jurnal Mahasiswa Q-MAN,

Volume I, No. 4. (http://journal.usm.ac.id/elibs/USM_3b3b76-86.pdf,

diakses pada tanggal 11 Maret 2012).

Gitosudarmo, Indriyo dan Agus Mulyono. (2001). Pronsip Dasar Manajemen

Edisi Tiga. Yogyakarta. BPFE-YOGYAKARTA.

Gouzali, Imam. (2006). Analisisi Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS.

Semarang, BP UNDIP.

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hasibuan, Malayu. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi.

Jakarta. PT BUzssaMI AKSARA.

Ifa Susilowati.(2012). “Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja dan Komitmen

Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan pada Patra Jasa Semarang”.

Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 2

No.3.(http://journal.usm.ac.id/elibs/USM_b9acPDF52-65.pdf, diakses

pada tanggal 11 Maret 2012).

M. Harlie. (2010). “Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Pengembangan

Karier Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Pemerintah

Kabupaten Tabalong Di Tanjung”. Jurnal Manajemen dan Akuntansi

Volume 11 nomor 2. (http:// www. google.com /url?sa=t&rct = j&q

=jurnal+pengaruh+motivasi+dan+disiplin+kerja+terhadap+kinerja&source

=web&cd=19&cad=rja&ved=0CG0QFjAIOAo&url=http%3A%2F%2Fjur

nalstiei-kayutangi. ac.id% 2Fdownlot .php % 3Ffile% 3D5. PENGARUH

%2520DISIPLIN%2520KERJA%2C%2520MOTIVASI%2520DAN%252

38

0PENGEMBANGAN%2520KARIER%2520TERHADAP%2520KINERJ

A%2520PEGAWAI%2520NEGERI%2520SIPIL%2520PADA%2520PE

MERINTAH%2520KABUPATEN%2520TABALONG%2520DI%2520T

ANJUNG.pdf&ei=Iz5IUdWgEIr8rAeX84DYAw&usg=AFQjCNF3NxOq

dXJ_g2IMCwWYMmv3nn_Gzg, di akses pada tanggal 11 Maret 2012).

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung. PT REMAJA ROSDAKARYA.

Oei, Istijianto. (2010). Riset Sumber Daya Manusia Cara Praktis Mengukur Stres,

Kepuasan Kerja, Komitmen, Loyalitas, Motivasi Kerja, dan Aspek-Aspek

Kerja Karyawan Lainnya. Jakarta. Percatakan PT Gramedia.

Saydam, Gouzali. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources

Management) Suatu Pendekatan Mikro (Dalam Tanya Jawab). Jakarta.

Djambatan.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Suprayitno dan Sukir.(2007). “Pengaruh Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja dan

Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan”. Jurnal Manajemen

Sumberdaya Manusia Vol. 2 No.1.

(http://journal.usm.ac.id/elibs/USM_b4a7PDF79-88.pdf, diakses pada

tanggal 11 Maret 2012).

Suwatno dan Donni Juni Priansa. (2011). Manajemen SDM dalam Organisasi

Publik dan Bisnis. Bandung. ALFABETA.

Wibowo. (2011). Manajemen Kinerja. Jakarta. PT RajaGratindo Persada.

Wijayanto, Dian. (2012). Pengantar Manajemen. Jakarta. PT Gramedia Pustaka.