PENGARUH MOTIVASI HEDONIS TERHADAP PEMBELIAN … · pembelian impulsif pada e-commerce, dan (3)...

124
PENGARUH MOTIVASI HEDONIS TERHADAP PEMBELIAN IMPULSIF YANG DIMEDIASI SHOPPING LIFESTYLE PADA E-COMMERCE (Studi Kasus pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma) Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Anastasia Aprilia Alviani NIM: 142114054 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PENGARUH MOTIVASI HEDONIS TERHADAP PEMBELIAN … · pembelian impulsif pada e-commerce, dan (3)...

  • PENGARUH MOTIVASI HEDONIS TERHADAP PEMBELIAN

    IMPULSIF YANG DIMEDIASI SHOPPING LIFESTYLE PADA

    E-COMMERCE (Studi Kasus pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma)

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

    Program Studi Akuntansi

    Oleh:

    Anastasia Aprilia Alviani

    NIM: 142114054

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah

    takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab

    Tuhan Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai

    engkau. Ia tidak akan membiarkan engkau dan

    tidak akan meninggalkan engkau.”

    Ulangan 31:6

    Kupersembahkan kepada :

    Tuhan Yesus yang selalu menjaga dan menyertaiku

    Bunda Maria yang selalu membimbingku

    Uti, Bapak, Mamah, Willy, yang menjadi sumber semangatku dan kekuatanku

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

    JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

    PENGARUH MOTIVASI HEDONIS TERHADAP PEMBELIAN

    IMPULSIF YANG DIMEDIASI SHOPPING LIFESTYLE PADA E-

    COMMERCE

    Studi kasus pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 9 Agustus 2018 adalah hasil karya saya.

    Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini

    tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan

    cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang

    menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui

    seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan

    tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa

    memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

    Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak sengaja,

    dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya

    sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin

    atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar

    dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

    Yogyakarta, 28 September 2018

    Yang membuat pernyataan,

    Anastasia Aprilia Alviani

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

    Nama : Anastasia Aprilia Alviani

    NIM : 142114054

    Demi pembangunan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

    PENGARUH MOTIVASI HEDONIS TERHADAP PEMBELIAN

    IMPULSIF YANG DIMEDIASI SHOPPING LIFESTYLE PADA E-

    COMMERCE

    Studi kasus pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

    Beserta perangkat yang diberikan. Demikian saya memberikan kepada

    perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, megalihkan,

    dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkalan data,

    mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media

    lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memberikan royalti kepada saya

    selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini saya buat sebenarnya.

    Yogyakarta, 28 September 2018

    Yang menyatakan,

    Anastasia Aprilia Alviani

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    KATA PENGATAR

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas bimbingan dan

    kehendakNya, skripsi ini dapat selesai dengan baik. Penulisan skripsi ini bertujuan

    untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi program studi

    Akuntansi.

    Penulisan skripsi ini tidak lepas dari peran bantuan, bimbingan serta dorongan

    dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-

    besarnya kepada :

    1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata

    Dharma.

    2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

    Universitas Sanata Dharma.

    3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., QIA., CA., selaku Ketua Program Studi

    Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

    4. Aurelia Melinda Nisita Wardhani, SE., M.Sc., selaku dosen pembimbing yang

    telah memberikan waktu serta pemikiran untuk membantu saya menyelesaikan

    skripsi ini..

    5. Drs. Gabriel Anto Listianto, M.S.A., Ak., selaku dosen pembimbing akademik

    yang telah membimbing dan memberikan motivasi yang luar biasa tentang

    kehidupan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    6. Semua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah

    membagikan dan mengajarkan ilmu serta pengalaman selama proses

    perkuliahan.

    7. Seluruh keuarga (Uti, Bapak, Mamah, dan adikku Willy) yang selalu menjadi

    sumber semangat.

    8. Valentina Ayunita, Cicilia Yiyin, Faustin Dyan, dan Gitaria Tibian yang selalu

    ada dan selalu memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

    9. Dorothea Dyah, Ayuthia Putri, dan Aloysius Krisna yang selalu bersedia

    mendengarkan keluh kesah dan setia menunggu serta membantu

    menyelesaikan skripsi ini.

    10. Teman-teman angkatan 2014, kelas B, dan MPAT yang selalu memberi

    semangat, saran dan kritikan kepada saya.

    11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu

    penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

    pembaca.

    Yogyakarta, 28 September 2018

    Anastasia Aprilia Alviani

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... .... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... .... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... .... iv

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ...................... .... v

    HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................ .... vi

    HALAMAN KATA PENGANTAR .................................................................. vii

    HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................ ix

    HALAMAN DAFTAR TABEL ........................................................................ x

    HALAMAN DAFTAR GAMBAR .................................................................... xi

    HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ xii

    HALAMAN ABSTRAK .................................................................................... xiii

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................... 5

    C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

    D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5

    E. Sistematika Penulisan............................................................... 6

    BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 8

    A. Teori Pendukung ...................................................................... 8

    B. Hasil Penelitian Terdahulu ....................................................... 24

    C. Kerangka Berfikir .................................................................... 27

    BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 37

    A. Jenis Penelitian ........................................................................ 37

    B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 37

    C. Subyek dan Objek Penelitian ................................................... 37

    D. Teknik Pengambilan Sampel ................................................... 38

    E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 38

    F. Variabel Penelitian ................................................................... 38

    G. Skala Pengukuran .................................................................... 40

    H. Teknik Analisis Data ............................................................... 40

    BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .......................................... 48

    A. Deskripsi Data Penelitian ........................................................ 48

    B. Analisis Deskriptif ................................................................... 51

    C. Analisis Data ............................................................................ 53

    D. Pembahasan ............................................................................. 62

    BAB V PENUTUP .............................................................................................. 65

    A. Kesimpulan .............................................................................. 65

    B. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 65

    C. Saran ........................................................................................ 65

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 67

    LAMPIRAN ........................................................................................................ 70

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1 Kategori Motivasi Hedonis .......................................................... 16

    Tabel 2 Alternatif jawaban dan Skor Kuesioner ....................................... 40

    Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Motivasi Hedonis ....................... 41

    Tabel 4 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Shopping Lifestyle ...................... 42

    Tabel 5 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Pembelian Impulsif .................... 43

    Tabel 6 Jumlah Responden Berdasarkan Angkatan ................................. 49

    Tabel 7 Media Belanja Online .................................................................. 49

    Tabel 8 Pengalaman Belanja Online ......................................................... 50

    Tabel 9 Hasil Uji Statistik Motivasi Hedonis ........................................... 51

    Tabel 10 Hasil Uji Statistik Shopping Lifestyle .......................................... 52

    Tabel 11 Hasil Uji Statistik Pembelian Impulsif ........................................ 52

    Tabel 12 Tabel Indikator Loading and Cross Loading sebelum penghapusan

    ..................................................................................................... 54

    Tabel 13 Tabel Indikator Loading and Cross Loading setelah penghapusan

    ..................................................................................................... 55

    Tabel 14 Correlations among Latent Variables with Square rts. Od AVEs

    setelah penghapusan ........................................................................................ 56

    Tabel 15 Composite Reliability Coefficients Cronbach’s Alpha Coefficient

    ..................................................................................................... 57

    Tabel 16 Path Coefficients and P-Value .................................................... 58

    Tabel 17 Indirect Effect for Paths with 2 Segments ................................... 60

    Tabel 18 p values of Indirect Effects for Paths with 2 segments ................ 60

    Tabel 19 R-squared Coefficient .................................................................. 61

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1 Jumlah Pengguna Internet di Indonesia .................................. 1

    Gambar 2 Layanan yang diakses.............................................................. 2

    Gambar 3 Kerangka Berpikir ................................................................... 29

    Gambar 4 HasilOutput Model WarpPLS 6.0 ........................................... 58

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Judul Lampiran Halaman

    1 Kuesioner Penelitian ............................................................... 71

    2 Tabulasi Data Motivasi Hedonis Sebelum Penghapusan ....... 74

    3 Tabulasi Data Indikator Variabel Shopping Lifestyle ............. 81

    4 Tabulasi Data Indikator Variabel Pembelian Impulsif ........... 85

    5 Deskriptif Statistik Seluruh Variabel ...................................... 89

    6 Uji Validitas Konvergen sebelum Penghapusan Indikator ..... 90

    7 Tabulasi Data Motivasi Hedonis Setelah Penghapusan ......... 91

    8 Tabulasi Data Indikator Variabel Shopping Lifestyle ............. 98

    9 Tabulasi Data Indikator Variabel Pembelian Impulsif ........... 102

    10 Uji Validitas Konvergen setelah Penghapusan Indikator ....... 106

    11 Uji Validitas Diskriminan setelah Penghapusan Indikator ..... 107

    12 Uji Reliabilitas setelah Penghapusan Indikator ...................... 107

    13 Hasil Model Output WarpPLS 6.0 ......................................... 108

    14 Analisis Jalur .......................................................................... 108

    15 Tabel p-value .......................................................................... 109

    16 Indirect Effect for Path with 2 segments ................................ 109

    17 p values of Indirect effect for paths with 2 segments .............. 110

    18 Koefisien Determinasi R2 ....................................................... 110

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    ABSTRAK

    PENGARUH MOTIVASI HEDONIS TERHADAP PEMBELIAN

    IMPULSIF YANG DIMEDIASI SHOPPING LIFESTYLE PADA E-

    COMMERCE

    (Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Sanata

    Dharma Yogyakarta)

    Anastasia Aprilia Alviani

    NIM: 142114054

    Universitas Sanata Dharma

    2018

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi hedonis terhadap

    pembelian impulsif yang dimediasi shopping lifestyle pada e-commerce. Studi

    kasus dilakukan pada mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Sanata

    Dharma.

    Data diperoleh dengan melakukan penyebaran kuesioner secara online melalui

    Google Form. Sampel yang diteliti dalam penelitian ini sebanyak 161 responden

    dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling karena populasi yang

    diambil berdasarkan kriteria tertentu, yaitu mahasiswa program studi Akuntansi

    Sanata Dharma yang pernah berbelanja online minimal satu kali. Teknik analisis

    data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) motivasi hedonis berpengaruh

    secara tidak langsung terhadap pembelian impulsif yang dimediasi dengan

    shopping lifestyle pada e-commerce, (2) Shopping lifestyle berpengaruh terhadap

    pembelian impulsif pada e-commerce, dan (3) motivasi hedonis berpengaruh secara

    langsung terhadap pembelian impulsif pada e-commerce.

    Kata kunci: e-commerce, Motivasi hedonis, pembelian impulsif, shopping lifestyle

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    ABSTRACT

    THE INFLUENCE OF HEDONIST MOTIVATION TOWARDS

    IMPULSIVE PURCHASE MEDIATED BY SHOPPING LIFESTYLE ON

    E-COMMERCE

    (A Case Study of Students of Accounting Study Program Sanata Dharma

    University Yogyakarta)

    Anastasia Aprilia Alviani

    NIM: 142114054

    Sanata Dharma University

    2018

    The aim of this research is to know the influence of hedonist motivation which

    mediated by shopping lifestyle towards impulsive purchase on e-commerce. This

    study was conducted on students of Accounting Study Program of Sanata Dharma

    University.

    The data were obtained by distributing online questionnaires through the

    Google Form. There were 161 respondents gathered by purposive sampling

    technique because the population was taken based on certain criteria, students who

    have been doing shopping online at least once in a time. Data analysis technique in

    this research was path analysis.

    This study shows that (1) hedonist motivation influences impulsive purchase

    indirectly mediated by shopping lifestyle on e-commerce, (2) shopping lifestyle

    influences impulsive purchase on e-commerce, (3) hedonist motivation influences

    directly towards impulsive purchase on e-commerce.

    Keyword: e-commerce, hedonist motivation, impulsive purchase, shopping

    lifestyle

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Internet sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Internet saat ini

    digunakan hampir seluruh masyarakat, baik anak muda hingga dewasa. Menurut

    penelitian yang dilakukan oleh Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII)

    tahun 2017, pengguna internet yang ada di Indonesia sebanyak 143,26 juta orang

    dari total populasi penduduk sebanyak 262 juta orang. Pengguna internet pada

    tahun 2017 meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2016 yang hanya 132,7 juta

    pengguna dari populasi penduduk 256,2 juta orang.

    Gambar 1

    Jumlah pengguna internet di Indonesia 2017

    Sumber: Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia. 2017.

    Diakses 2 Maret 2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    Di era globalsasi ini, penggunaan internet banyak memberi informasi bagi

    penggunanya, seperti jadwal pertandingan olahraga, kejadian terkini yang ada di

    seluruh dunia, hingga mengetahui harga-harga produk. Informasi yang diperoleh

    pengguna internet berasal dari berbagai sumber, salah satunya dari media sosial.

    Hasil survei dari Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia tahun 2017 juga

    mengatakan bahwa banyak pengguna internet di Indonesia yang mengakses media

    sosial. Hasil survei yang dilakukan APJII tahun 2017, media sosial menjadi layanan

    kedua yang banyak diakses oleh pengguna internet dengan persentase sebesar

    87,13%. Contoh informasi yang diperoleh dari media sosial salah satunya adalah

    informasi terkait penjualan berbagai macam produk. Dengan adanya informasi

    tersebut, konsumen dapat lebih mudah mengetahui informasi terkait produk-produk

    yang akan dibeli. Beberapa alternatif pembelian melalui internet yaitu website,

    sosial media, dan aplikasi yang terdapat pada telepon pintar.

    Gambar 2

    Layanan yang diakses

    Sumber: Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia. 2017.

    Diakses 2 Maret 2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Konsumen dapat mencari segala sesuatu yang dibutuhkan dan diinginkan

    melalui akses internet. Pencarian produk melalui internet dipermudah dengan

    adanya berbagai situs dan aplikasi belanja online. Melalui ponsel pintar, konsumen

    dapat berbelanja lebih mudah. Keunggulan dari berbelanja online seperti hemat

    waktu, tidak perlu keluar rumah, serta dapat menjangkau produk yang ada di luar

    Indonesia. Mudahnya mengakses berbagai situs dan aplikasi belanja online

    menyebabkan konsumen mudah tergiur untuk membeli berbagai produk tanpa

    direncanakan. Hal ini yang dinamakan pembelian impulsif. Kegiatan ini menurut

    Sutrisno dan Novrita (2015) merupakan pembelian yang dilakukan konsumen tanpa

    merencanakannya terlebih dahulu. Saat konsumen mencari di internet dan

    membuka media sosial maupun website belanja online, maka konsumen dapat

    menemukan segala macam produk yang disediakan di sana. Ketika konsumen

    melihat produk yang sedang ditampilkan di halaman media sosial maupun website

    tersebut, mereka tertarik dan memutuskan untuk membeli produk tersebut

    walaupun pada awalnya mereka tidak merencanakan untuk membeli produk

    tersebut.

    Keputusan konsumen saat belanja dapat dibagi menjadi dua menurut Kosyu

    dkk. (2014:2) yaitu memenuhi kebutuhan dan untuk menghilangkan rasa bosan.

    Kepuasan yang didapat dari keputusan konsumen untuk menghilangkan rasa bosan

    saat berbelanja sering disebut motivasi hedonis. Disebut demikian karena tingkah

    laku konsumen saat belanja yang berlebihan dan untuk memenuhi kepuasan diri.

    Motivasi hedonis akan tercipta dengan adanya gairah berbelanja seseorang yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    mudah terpengaruh dan berbelanja menjadi gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan

    sehari-hari.

    Cahyono dkk. (2016:191) mengatakan bahwa shopping lifestyle mengacu pada

    pola konsumsi yang mencerminkan pilihan seseorang tentang bagaimana mereka

    menghabiskan waktu dan uang. Cara konsumen dalam menghabiskan uang dan

    waktu untuk berbelanja terkadang dimanfaatkan secara berlebihan. Usvita

    (2015:71) mengatakan tersedianya waktu akan membuat konsumen memiliki

    banyak waktu untuk berbelanja dan ketersediaan uang akan membuat konsumen

    memiliki daya beli yang tinggi. Hal ini berkaitan dengan keterlibatan konsumen

    terhadap suatu produk yang juga mempengaruhi terjadinya impulse buying.

    Banyak hal yang terjadi saat berbelanja online. Terdapat beberapa konsumen

    yang melakukan pembelian untuk menyenangkan dan memuaskan diri, serta

    terbiasa berbelanja online untuk memperbaiki suasana hati. Dengan adanya

    kebiasaan belanja konsumen untuk memenuhi kepuasan pribadi, maka peneliti

    tertarik untuk membuat penelitian yang berjudul Pengaruh Motivasi Hedonis

    terhadap Pembelian Impulsif yang Dimediasi Shopping Lifestyle pada E-

    Commerce.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    B. Rumusan Masalah

    Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti

    oleh penulis adalah:

    1. Apakah motivasi hedonis berpengaruh tidak langsung terhadap pembelian

    impulsif dengan dimediasi oleh shopping lifestyle pada e-comerce?

    2. Apakah shopping lifestyle berpengaruh terhadap pembelian impulsif?

    3. Apakah motivasi hedonis berpengaruh secara langsung terhadap pembelian

    impulsif pada e-commerce?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui apakah motivasi hedonis berpengaruh tidak langsung

    terhadap pembelian impulsif dengan dimediasi oleh shopping lifestyle pada

    e-commerce.

    2. Untuk mengetahui apakah shopping lifestyle berpengaruh terhadap

    pembelian impulsif.

    3. Untuk mengetahui apakah motivasi hedonis berpengaruh secara langsung

    terhadap pembelian impulsif pada e-commerce.

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini bermanfaat untuk pihak-pihak:

    1. Pemasar online

    Penelitian ini bermanfaat untuk pemasar online yang rentan dengan

    pembelian impulsif. Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu

    pemasar dalam menyusun strategi pemasaran yang tepat.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    2. Universitas

    Penelitian ini dapat dijadikan acuan dan referensi bagi peneliti selanjutnya

    yang ingin meneliti tentang pengaruh perilaku pada pembelian impulsif.

    3. Peneliti

    Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk memperdalam pengetahuan

    tentang perilaku konsumen terutama perilaku yang mempengaruhi

    pembelian impulsif pada e-commerce.

    E. Sistematika Penulisan

    Sistematika penelitian ini dibuat untuk mempermudah pembahasan yang akan

    disusun dan dibagi dalam bab-bab berikut

    Bab I Pendahuluan

    Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

    penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

    Bab II Landasan Teori

    Bab ini menjelaskan tentang teori pendukung, hasil penelitian

    terdahulu, perumusan hipotesis penelitian, dan model penelitian.

    Bab III Metode Penelitian

    Bab ini menjelaskan tentang objek penelitian, metode dan desain

    penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data,

    variabel penelitian, dan teknik analisis data.

    Bab IV Analisis Data dan Pembahasan

    Pada bab ini akan berisi deskripsi data, analisis data, dan hasil

    penelitian dan interpretasi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    Bab V Penutup

    Bab ini terdiri atas kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Teori Pendukung

    1. E-commerce

    a) Definisi E-commerce

    Menurut Nanehkaran (2013:190) e-commerce adalah interaksi antara

    sistem komunikasi, sistem manajemen data dan keamanan, di mana ada

    pertukaran informasi komersial yang berhubungan dengan penjualan

    produk atau jasa. Shahriari dkk. (2015) mengatakan bahwa e-commerce

    adalah perdagangan produk atau jasa dengan menggunakan jaringan

    komputer, yaitu internet. Dalam Chaudhury dan Kuilboer (2002:6),

    pengertian e-commerce adalah aktivitas yang berhubungan dengan bisnis

    dan aktivitas komersial yang terhubung dengan internet dan menggunakan

    World Wide Web. Laudon dpan Traver (2004:10) mengatakan bahwa e-

    commerce adalah kegunaan dari internet dan web untuk melakukan

    transaksi bisnis. E-commerce merupakan transaksi komersial digital antara

    dan diantara organisasi dan individu. Turban dkk. (2008:4) berpendapat

    bahwa electronic commerce adalah proses pembelian, penjualan,

    memindahkan (transferring), bertukar produk, jasa, dan/atau informasi

    melalui jaringan komputer, termasuk internet.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    b) Tipe e-commerce

    Ada dua tipe e-commerce menurut Chaudhury dan Kuilboer (2002: 7),

    yaitu business to business (B2B) dan business to consumer (B2C). B2B

    adalah tipe e-commerce yang kegiatannya dari penjual menuju penjual lagi.

    Produk yang dibeli dari penjual akan dijual lagi oleh pembelinya yang

    bertujuan bisnis. Aktivitas B2B lebih sering berkaitan dengan procurement.

    Dalam B2B pebisnis akan memperoleh (procure) persediaan kantor, bahan

    mentah, peralatan manufaktur, dan pembangkit listrik. Berbeda dengan B2B,

    B2C adalah tipe e-commerce yang kegiatannya dari penjual langsung

    menjual produk ke konsumen untuk dikonsumsi.

    Turban dkk. (2008:8) menjelaskan lebih detail mengenai klasifikasi e-

    commerce. Klasifikasi umum pada e-commerce berdasarkan sifat dasar

    transaksi atau hubungan antara responden. Berikut adalah jenis perbedaan

    yang umum pada e-commerce.

    1) Business-to-Business (B2B). Seluruh partisipan dalam B2B e-

    commerce adalah antara bisnis atau organisasi lainnya.

    2) Business-to-Consumer (B2C). B2C e-commerce termasuk transaksi

    retail produk atau jadi dari bisnis ke pembeli individu.

    3) Business-to-Business-to-Consumer (B2B2C). Dalam klasifikasi ini,

    bisnis menyediakan beberapa produk atau jasa untuk bisnis klien.

    Mereka memiliki pelanggan sendiri, karyawan sendiri, yang produk

    atau jasanya tersedia tanpa ada penambahan nilai.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    4) Consumer-to-Business (C2B). Kategori ini termasuk individu yang

    menggunakan internet untuk menjual produk atau jasa kepada

    organisasi dan individu yang mencari penjual untuk menawar

    produk atau jasa.

    5) Mobile commerce. Transaksi dan aktivitas e-commerce yang

    dilakukan pada lingkungan nirkabel. Jika transaksi tersebut

    ditargetkan pada individu di suatu lokasi, waktu yang spesifik, maka

    dapat disebut sebagai location based commerce atau l-commerce.

    6) Intrabusiness e-commerce. Kategori ini termasuk semua aktivitas

    internal yang meliputi pertukaran barang, jasa, atau informasi di

    antara berbagai unit atau individu dalam satu organisasi.

    7) Business-to-Employee (B2E). Tipe e-commerce di mana suatu

    organisasi menyerahkan produk, jasa, atau informasi kepada para

    karyawannya.

    8) Collaborative Commerce. Ketika individu atau kelompok

    komunitas atau berkolaborasi online, dapat dikatakan mereka

    terlibat collaborative commerce

    9) Consumer-to-Consumer. Konsumen melakukan transaksi secara

    langsung dengan konsumen lainnya.

    10) Peer-to-Peer. Teknologi ini dapat digunakan pada C2C, B2B, dan

    B2C. Teknologi ini memungkinkan komputer yang terhubung

    jaringan untuk membagi file data dan memproses satu sama lain

    langsung.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    11) E-Government. Pada kategori ini entitas pemerintahan dapat

    membeli atau menyediakan barang, jasa, atau informasi dari atau

    kepada konsumen (G2B) atau dari atau untuk masyarakat individu

    (G2C).

    12) Exchange-to-Exchange. Pertukaran (exchange) dijelaskan sebagai

    public electronic market dengan banyaknya penjual dan pembeli.

    E2E adalah sebuah sistem yang menghubungkan dua atau lebih

    pertukaran.

    13) Nonbusiness e-commerce. Banyaknya institusi non bisnis yang

    menggunakan e-commerce untuk mengurangi biaya mereka atau

    meningkatkan operasi dan pelayanan konsumen.

    c) Manfaat e-commerce

    Turban dkk. (2008:25) mendeskripsikan beberapa manfaat dari e-

    commerce, diantaranya:

    1) Keuntungan bagi organisasi

    a. Pengurangan biaya: biaya lebih rendah untuk proses informasi,

    penyimpanan, distribusi

    b. Pengembangan rantai pasokan: mengurangi keterlambatan,

    inventori, dan biaya.

    c. Bisnis yang selalu terbuka: buka setiap saat, tidak ada biaya

    lembur dan biaya lainnya.

    d. Peningkatan pelayanan pelanggan dan hubungan: interaksi

    langsung dengan pelanggan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    e. Izin yang lebih sedikit dan pajak yang lebih rendah:

    membutuhkan izin yang lebih sedikit dan dapat menghindari

    pajak penjualan.

    2) Keuntungan bagi konsumen

    a. Dapat berbelanja di mana saja dan kapan saja.

    b. Lebih banyak pilihan produk/penjual.

    c. Terkadang tidak ada pajak penjualan.

    d. Dapat menemukan barang-barang unik.

    e. Tersedianya informasi yang lengkap

    3) Keuntungan bagi masyarakat

    a. Dapat bertelekomunikasi di mana saja.

    b. Pelayanan publik yang lebih banyak.

    c. Berkembangnya keamanan sekitar rumah.

    d. Meningkatkan standar hidup, dapat membeli barang dan jasa

    lebih banyak dan lebih murah.

    e. Masyarakat di negara berkembang dapat menerima lebih banyak

    pelayanan dan pembelian yang mereka sukai.

    d) Keterbatasan E-Commerce

    Beberapa keterbatasan dari e-commerce antara lain:

    1) Alat pengembangan perangkat lunak yang masih terus berkembang.

    2) Sulit untuk mengintegrasikan internet dengan perangkat lunak e-

    commerce dengan beberapa aplikasi dan database yang tersedia.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    3) Pemenuhan pesanan dalam skala besar B2C membutuhkan gudang

    khusus.

    4) Masyarakat yang belum terlalu percaya dengan transaksi tanpa tatap

    muka.

    5) Adanya kurang kepercayaan pada e-commerce dalam penjual yang

    tidak dikenal menghalangi pembelian.

    2. Motivasi Hedonis

    a) Definisi motivasi hedonis

    Motivasi adalah proses yang dimulai dengan definisi fisiologis atau

    psikologis yang menggerakkan perilaku atau dorongan yang ditujukan

    untuk tujuan insentif (Lubis. 2017: 119). Lubis menambahkan bahwa

    motivasi juga berkaitan dengan reaksi subyekif yang terjadi sepanjang

    proses ini. Motivasi belanja konsumen menurut Paramita dkk. (2014:4)

    adalah dorongan untuk mencapai tujuan konsumen yaitu memenuhi

    kepuasan. Utami (2017:59) mengatakan bahwa hedonic shopping

    motivation adalah motivasi seseorang dalam berbelanja untuk mendapatkan

    suatu kesenangan dan merasa bahwa berbelanja merupakan hal yang

    menarik.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    b) Kategori motivasi hedonik

    Ada enam kategori motivasi hedonik menurut Utami (2017:60-61),

    antara lain:

    1) Adventure shopping

    Konsumen yang berbelanja karena adanya sesuatu yang dapat

    membangkitkan gairah belanjanya, merasakan bahwa berbelanja adalah

    pengalaman dan dengan berbelanja mereka merasa memiliki dunia

    sendiri. Hal ini yang menjadi dasar terbentuknya motivasi konsumen

    yang hedonis.

    2) Social shopping

    Yang termasuk ke dalam kategori ini adalah konsumen yang

    beranggapan bahwa kenikmatan dalam belanja tercipta saat mereka

    menghabiskan waktu bersama-sama dengan keluarga atau teman.

    Mereka merasa kalau belanja adalah salah satu kegiatan untuk

    bersosialisasi antar konsumen atau antara konsumen dengan pegawai.

    Konsumen juga beranggapan bahwa dengan berbelanja bersama-sama

    dengan keluarga atau teman mereka akan banyak mendapat info tentang

    produk yang akan dibeli.

    3) Gratification shopping

    Di dalam kategori ini belanja adala suatu alternatif untuk mengatasi

    stres, mengatasi suasana hati yang buruk, dan sebagai sesuatu yang

    spesial untuk dicoba serta sebagai sarana untuk melupakan problem-

    problem yang sedang dihadapi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    4) Idea shopping

    Pada kategori idea shopping konsumen berbelanja untuk mengikuti

    tren model fashion yang baru dan untuk melihat produk serta inovasi

    yang baru. Pada kategori ini biasanya konsumen berbelanja karena

    melihat iklan-iklan baru yang ditawarkan di media massa. Maka

    konsumen juga melakukan proses pembelajaran mengenai tren baru dan

    mendapat informasi tentang tren yang sudah lama.

    5) Role shopping

    Konsumen lebih senang berbelanja untuk orang lain dibanding

    untuk dirinya sendiri. Konsumen merasa jika berbelanja untuk orang

    lain adalah hal yang menyenangkan dibandingkan berbelanja untuk diri

    sendiri.

    6) Value shopping

    Pada kategori ini konsumen benganggapan bahwa berbelanja

    merupakan suatu permainan yaitu saat tawar-menawar harga, atau saat

    konsumen mencari tempat yang menawarkan diskon, obralan, atau

    tempat berbelanja yang harganya murah.

    c) Pengukuran konsumsi hedonik

    Menurut Cahyono dkk. (2012:190) konsumsi hedonik dapat diukur

    melalui beberapa indikator, yaitu:

    1) Konsumen ingin memuaskan rasa keingintahuannya

    2) Konsumen ingin menawarkan pengalaman baru

    3) Konsumen ingin merasa seperti menjelajahi dunia baru

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    Arifianti (2010: 154) mengutarakan indikator yang dipakai untuk

    mengukur motivasi hedonis secara lebih rinci. Setiap kategori motivasi

    hedonis memiliki indikator masing-masing. Kategori dan indikatornya,

    yaitu:

    Tabel 1

    Kategori Motivasi Hedonis

    Kategori Motivasi

    Hedonis Indikator

    Adventure shopping a. Petualangan berbelanja b. Membangkitkan semangat

    Gratification shopping a. Suasana hati seseorang saat berbelanja untuk menghilangkan

    kejenuhan

    b. Konsumen menyediakan waktu khusus untuk berbelanja

    Role Shopping a. Alasan seseorang berbelanja online

    Value Shopping a. Penawaran spesial

    Social Shopping a. Kegiatan belanja dilakukan bersama teman atau keluarga

    Idea Shopping a. Mengikuti tren b. Mengikuti mode terbaru c. Melihat produk baru

    Sumber: Arifianti. 2010: 154

    Jadi, motivasi hedonis adalah adanya perasaan senang dan gembira yang

    berbeda setiap konsumennya, setelah membeli suatu produk yang

    diinginkan. Ada enam kategori motivasi hedonis, yaitu adventure shopping,

    social shopping, gratification shopping, idea shopping, role shopping, dan

    value shopping.

    3. Shopping Lifestyle

    a) Definisi Shopping Lifestyle

    Sumarwan (2011:45) mengatakan bahwa gaya hidup lebih

    menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana mereka hidup,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    menggunakan uangnya, dan memanfaatkan waktu yang dimiliki. Dikutip

    dari Cahyono dkk. (2012:190), gaya hidup menunjukkan bagaimana

    seseorang hidup, membelanjakan uangnya, dan mengalokasikan waktu

    mereka. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam

    berinteraksi dengan lingkungannya serta bereaksi dan berinteraksi dengan

    dunia.

    Cahyono dkk. (2012:191) menyatakan bahwa shopping lifestyle

    merupakan cara seseorang untuk mengalokasikan waktu dan uang untuk

    berbagai produk, layanan, teknologi, fashion, hiburan, dan pendidikan

    dalam berbelanja yang mencerminkan perbedaan status sosial. Ia

    menambahkan bahwa shopping lifestyle mengacu kepada pola kosumsi

    yang mencerminkan pilihan seseorang tentang bagaimana cara

    menghabiskan waktu dan uang.

    Sumarwan (2003, dikutip dari Darma dan Japarianto 2014:82)

    mengidentifikasikan bahwa gaya hidup digambarkan dengan dimensi:

    1) Kegiatan : cara hidup yang diidentifikasikan dengan

    bagaimana orang menghabiskan waktu mereka.

    2) Minat : hal yang dianggap penting oleh orang dalam

    lingkungannya.

    3) Opini : hal yang dipikirkan tentang diri sendiri dan dunia

    disekitarnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    b) Pengukuran gaya hidup

    Supranto dan Limakrisna (2007:149) menyatakan upaya yang

    dikembangkan ukuran gaya hidup secara kuantitatif disebut psikografik.

    Pengukuran gaya hidup mencakup hal-hal berikut:

    1) Sikap : pernyataan evaluatif tentang orang lain,

    tempat, ide, gagasan, produk, dan lainnya.

    2) Nilai : mencakup kepercayaan tentang apa yang

    bisa diterima dan diinginkan.

    3) Kegiatan dan interest : perilaku “nonoccupational behavior” di

    mana konsumen menggunakan waktu dan

    upaya, seperti hobi, olahraga, pelayanan

    umum.

    4) Demografi : umur, pendidikan, pendapatan, kedudukan,

    struktur family, latar belakang etnis, jenis

    kelamin, lokasi geografis

    5) Pola media yang biasa dipergunakan

    6) Tingkat penggunaan : ukuran konsumsi dalam suatu kategori

    produk spesifik.

    Cobb dan Hoyer (1986) dalam Japarianto dan Sugiharto (2011:33)

    mengemukakan indikator untuk mengetahui hubungan antara shopping

    lifestyle dan perilaku pembelian impulsif adalah sebagai berikut:

    1) Menanggapi untuk membeli setiap tawaran iklan mengenai produk.

    2) Membeli produk model terbaru.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    3) Berbelanja merek terkenal.

    4) Yakin bahwa merek terkenal yang dibeli terbaik dalam hal kualitas.

    5) Yakin ada merek lain yang sama kualitasnya sama seperti yang dibeli.

    Shopping lifestyle dapat diartikan sebagai gaya hidup konsumen saat

    berbelanja. Hal ini dapat dikaitkan dengan bagaimana cara konsumen

    menghabiskan waktu, uang untuk berbelanja. Shopping lifestyle juga berkaitan

    dengan bagaimana seseorang berinteraksi dan beraksi di lingkungan dan dunia.

    4. Pembelian Impulsif

    a) Definisi pembelian impulsif

    Menurut Paramita dkk. (2014:5) pembelian impulsif adalah keinginan

    mendadak pembelian suatu produk tanpa perencanaan maupun keinginan

    pembelian sebelumnya yang tanpa melalui banyak pertimbangan dan

    cenderung menggunakan emosi dalam pengambilan keputusan. Cahyono

    dkk. (2012:193) mengatakan bahwa pembelian impulsif bisa dikatakan

    suatu desakan hati secara tiba-tiba dengan penuh kekuatan, bertahan, dan

    tidak terencanakan untuk membeli sesuatu secara langsung, tanpa banyak

    memperhatikan akibatnya. Baumeister (2002, dalam Arifianti dkk, 2010:98)

    mengatakan bahwa pembelian impulsif dapat dijelaskan sebagai dorongan

    untuk membeli sesuatu tanpa adanya perhatian atau rencana dan terjadi

    tanpa berkaitan dengan tujuan jangka panjang.

    Arifianti dkk. (2010:101) mengakatan bahwa pembelian impulsif tidak

    didasarkan pada kebutuhan, melainkan adanya ketertarikan suatu barang.

    Utami (2017:81) menegaskan pembelian tidak terencana (produk impulsif)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    lebih banyak terdapat pada barang yang diinginkan untuk dibeli, dan

    biasanya barang tersebut tidak diperlukan oleh konsumen. Pembelian

    impulsif terjadi saat konsumen tiba-tiba mengalami keinginan yang kuat dan

    kukuh untuk membeli suatu produk secepatnya. Pembelian impulsif juga

    cenderung dilakukan dengan mengabaikan pertimbangan dan

    konsekuensinya.

    b) Tipe pembelian impulsif

    Dikutip dari Utami (2017:81) ada empat tipe pembelian impulsif,

    diantaranya:

    1) Impuls murni (pure impulse)

    Tipe ini mengacu pada tindakan pembelian sesuatu karena

    alasan menarik, biasanya karena suatu pembelian terjadi karena

    loyalitas terhadap merek atau perilaku pembelian yang biasa

    dilakukan.

    2) Impuls pengingat (reminder impulse)

    Ketika konsumen membeli berdasarkan jenis impuls ini, hal ini

    disebabkan karena produk tersebut biasanya dibeli juga, tetapi tidak

    terjadi untuk diantisipasi atau tercatat dalam daftar belanja.

    Contohnya seperti saat membeli sampo di konter obat dan konsumen

    melihat merek aspirin yan biasa dibeli dan teringat bahwa persediaan

    aspirin sudah habis, lalu konsumen memutuskan untuk membeli.

    3) Impuls saran (suggestion impulse)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Suatu produk yang ditemui konsumen untuk pertama kali akan

    menstimulasi keinginan untuk mencobanya. Contohnya seperti ibu

    rumah tangga yang secara tidak sengaja melihat produk penghilang

    bau tidak sedap di suatu konter display. Hal ini secara tidak langsung

    akan merealisasikan produk tersebut didasarkan atas pertimbangan

    tentang adanya bau yang disebabkan karena aktivitas memasak

    dalam rumah dan kemudian membelinya.

    4) Impuls terencana (planned impulse)

    Aspek perencanaan dalam perilaku ini menunjukkan respon

    konsumen terhadap beberapa insentif spesial untuk membeli prosuk

    yang tidak diantisipasi. Impuls ini biasanya distimulasi oleh

    pengumuman penjualan kupon, potongan kupon, atau penawaran

    menggiurkan lainnya.

    c) Karakter pembelian impulsif

    Ling dan Yazdanifard (2015:25) menyatakan bahwa karakter pembelian

    impulsif antara lain:

    1) Pembelian impulsif adalah pembelian yang tidak terencana saat

    orang-orang memutuskan berbelanja barang tanpa membuat

    perencanaan.

    2) Pembelian impulsif adalah hasil dari pembukaan stimulus di mana

    orang-orang yang malakukan pembelian impulsif dipicu oleh

    stimulus dari luar, seperti desain atau harga barang.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    3) Pembelian impulsif merupakan kelakuan di mana orang membeli

    tanpa mempertimbangkan pencarian informasi, evaluasi alternatif,

    dan konsekuensi dalam pembelian. Orang-orang membeli barang

    adalah hasil dari keinginan yang tiba-tiba dan kuat atau hasrat yang

    memaksa mereka untuk membeli dengan segera.

    4) Pembelian impulsif dapat memberikan pengalaman emosional

    kepada orang-orang seperti perasaan bersalah.

    d) Pengukuran pembelian impulsif

    Menurut Sun dan Wu dalam Paramita dkk. (2014:5) pembelian impulsif

    online dapat diukur dengan:

    1) Orientasi tugas (task orientation)

    Orientasi tugas menjelaskan kecenderungan untuk menetapkan

    tujuan dan menyelesaikan tugas. Konsumen yang tahu apa yang

    mereka inginkan mempunyai kecenderungan pembelian impulsif.

    2) Keberhasilan diri

    Keberhasilan diri adalah keyakinan seseorang tentang

    kemampuannya untuk mencapai tingkat kinerja yang diharapkan.

    Pembelian yang tidak diatur (termasuk pembelian impulsif)

    disebabkan oleh kurangnya pengaturan diri, direpresentasikan

    sebagai keadaan di mana kesadaran untuk mengontrol diri rendah.

    3) Ketergantungan internet (internet addiction)

    Sebuah keadaan psikologi yang bergantung pada internet. Pecandu

    internet yang terekspos toko online tidak hanya meningkatkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    kecenderungan mereka untuk menjadi pembeli impulsif, tetapi juga

    menyebabkan kecenderungan konsumsi impulsif secara online.

    4) Pembelian impulsif online (online buying impulsiveness)

    Pembelian online secara tiba-tiba dan dengan segera tanpa tujuan

    sebelum membeli; tidak terencana, secara spontan dan diputuskan di

    tempat.

    Japarianto dan Sugiharto (2011:36) juga menyatakan pendapat tentang

    indikator pembelian impulsif. Indikator pembelian impulsif, yaitu:

    1) Bila ada tawaran khusus, saya cenderung berbelanja banyak.

    2) Saya cenderung berbelanja tanpa berpikir panjang terlebih dahulu.

    3) Saya terobsesi membelanjakan uang yang saya miliki untuk produk

    yang dijual secara online.

    4) Saya cenderung membeli produk meskipun saya tidak begitu

    membutuhkannya.

    Arifianti (2010:107) mengatakan bahwa ada delapan dimensi utama

    dalam impulse buying, yaitu:

    a. Desakan berbelanja

    b. Emosi positif

    c. Emosi negatif

    d. Melihat-lihat toko

    e. Kesenangan berbelanja

    f. Keterbatasan waktu

    g. Ketersediaan uang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    h. Kecenderungan pembelian impulsif

    Jadi yang dimaksud dengan pembelian impulsif adalah pembelian yang

    terjadi dengan tiba-tiba dan tanpa perencanaan. Hal ini bisa disebabkan karena

    saat baru melihat suatu produk dan seseorang langsung ingin membelinya, atau

    bisa karena saat melihat teringat bahwa produk tersebut sedang dibutuhkan.

    B. Hasil Penelitian Terdahulu

    Penelitian yang dilakukan Putri Dina Purnama Dewi (2015) dengan judul

    Analisis Pengaruh Dimensi Motivasi Belanja Hedonis Terhadap Impulse

    Buying Konsumen Online Store di Instagram menunjukkan hasil bahwa

    motivasi-motivasi hedonik seperti adventure shopping, value shopping, idea

    shopping, social shopping, dan relaxation shopping berpengaruh positif terhadap

    impulse buying tendency konsumen online store instagram.

    Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Adiska Octa Paramita, Zainul

    Arifin, dan Sunarti (2014) dengan judul Pengaruh Nilai Belanja Hedonis

    Terhadap Pembelian Impulsif pada Toko Online dengan Emosi Positif Sebagai

    Variabel Perantara menghasilkan bahwa nilai belanja hedonis berpengaruh

    terhadap pembelian impulsif.

    Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Beyza Gültekin dan Leyla Özer

    (2012) dengan judul The Influence of Hedonic Motives and Browsing on Impulse

    Buying memiliki kesimpulan bahwa motif hedonik memiliki pengaruh yang kuat

    pada pembelian impulsif. Saat emosi konsumen berkuasa atas kesadarannya dan

    tekad mereka, maka pembelian impulsif terjadi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    Penelitian yang dilakukan Krido Eko Cahyono, Khuzaini, dan Hermono

    Widiarto (2016) dengan judul Shopping Lifestyle Memediasi Hubungan Hedonic

    dan Utilitarian Value Terhadap Impulse Buying memiliki kesimpulan hedonic

    value dan utilitarian value tidak memiliki pengaruh secara langsung terhadap

    pembelian impulsif, tetapi memiliki pengaruh tidak langsung dengan dimediasi

    shopping lifestyle. Konsumen memiliki pertimbangan yang matang ketika

    melakukan pembelian produk.

    Penelitian selanjutnya yang dilakukan Lizamary Angelina Darma dan Edwin

    Japarianto (2014) dengan judul Analisa Pengaruh Hedonic Shopping Value

    Terhadap Impulse Buying dengan Shopping Lifestyle dan Positive Emotion

    sebagai Variabel Intervening pada Mall Ciputra World Surabaya memiliki

    kesimpulan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari Hedonic shopping value

    terhadap pembelian impulsif, terdapat pengaruh yang signifikan dari Hedonnic

    shopping value terhadap positive emotion, terdapat pengaruh yang signifikan dari

    hedonic shopping value terhadap shopping livfestyle. Terdapat pengaruh yang

    signifikan dari positive emotion terhadap impulse buying. Tidak terdapat pengaruh

    yang signifikan dari shopping lifestyle terhadap impulse buying, dan terdapat

    pengaruh signifikan dari shopping lifestyle terhadap positive emotion.

    Penelitian selanjutnya berjudul Pengaruh Hedonic Shopping Motives

    terhadap Shopping Lifestyle dan Impulse Buying yang dilakukan oleh Dayang

    Asning Kosyu, Kadarisman Hidayat, dan Yusri Abdillah (2014) memiliki hasil

    hedonic shopping motives memiliki pengaruh signifikan terhadap shopping

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    lifestyle. Hedonic shopping motive dan shopping lifestyle juga memiliki pengaruh

    yang signifikan terhadap impulse buying.

    Penelitian berjudul Pengaruh Hedonic Motives terhadap Shopping Lifestyle

    dan Impulse Buying yang dilakukan oleh Febe Yustina Setyningrum, Zainul

    Arifin, Edy Yulianto (2016) memiliki kesimpulan hedonic motives berpengaruh

    signifikan dan positif terhadap shopping lifestyle dan hedonic motives dan shopping

    lifestyle berpengaruh signifikan terhadap impulse buying.

    Penelitian selanjutnya yang dilakukan Mega Usvita (2016) yang berjudul

    Pengaruh Hedonic Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan Positive Emotion

    terhadap Impulse Buying pada Plaza Andalas Padang memiliki hasil hedonic

    shopping value, shopping lifestyle, dan positive emotion memiliki pengaruh yang

    signifikan terhadap impulse buying. Gaya hidup seseorang saat berbelanja dapat

    dijadikan salah satu faktor penting untuk produsen dalam meningkatkan

    penjualannya melalui terbentuknya pembelian secara impulsif dari pelanggan.

    Hedonic shopping value adalah kegiatan pembelian yang didorongdengan perilaku

    yang berhubungan dengan panca indera, khayalan, dan emosi yang menjadikan

    kesenangan dan kenikmatan sehingga menimbulkan pembelian impulsif sebagai

    hasil dari pertimbangan atau niat membeli yang terbentuk. Emosi positif adalah

    munculnya mood pengunjung untuk berbelanja dengan melihat ketertarikan pada

    produk, kondisi lingkungan, dan promosi penjualan yang menimbulkan pembelian

    impulsif.

    Penelitian yang dilakukan oleh Nuno Sutrisno dan Novrita (2015) yang berjudul

    Pengaruh Adventure Shopping, Value Shopping, Idea Shopping, Social

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Shopping dan Relaxation Shopping terhadap Affective Impulse Buying

    Tendency memiliki kesimpulan bahwa adventure shopping, value shopping, idea

    shopping, social shopping dan relaxation shopping berpengaruh terhadap affective

    impulse buying tendency.

    Penelitian yang berjudul Pengaruh Shopping Lifestyle dan Fashion

    Involvement terhadap Impulse Buying Behavior Masyarakat High Income

    Surabaya yang dilakukan oleh Edwin Japarianto dan Sugiono Sugiharto (2011)

    memiliki hasil hedonic shopping lifestyle dan fashion involvement berpengaruh

    terhadap impulse buying behavior.

    C. Kerangka Berfikir

    Penelitian ini dilatarbelakangi orang-orang yang berbelanja secara impulsif

    yang didukung adanya motivasi hedonis dan promosi yang dilakukan penjual.

    Motivasi hedonis diartikan sebagai adanya perasaan senang dan gembira setelah

    membeli suatu produk yang diinginkan. Motivasi hedonis dibagi menjadi enam

    kategori, yaitu adventure shopping, social shopping, gratification shopping, idea

    shopping, role shopping, dan value shopping. Motivasi hedonis dapat mendorong

    orang berbelanja secara impulsif karena adanya shopping lifestyle.

    Shopping lifestyle diartikan sebagai pola konsumsi seseorang yang dapat

    menggambarkan bagaimana ia menghabiskan waktu dan uang. Pembelian impulsif

    adalah pembelian yang dilakukan tanpa direncanakan, terjadi secara tiba-tiba dan

    tidak memikirkan konsekuensi yang terjadi setelah pembelian tersebut. Gaya

    berbelanja seseorang dapat dilihat dari motivasi belanja konsumen. Hedonic

    shopping motivies tercipta karena adanya gairah berbelanja saat berbelanja online

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    dan telah mejadi gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan. Melalui hedonic motives

    seseorang akan menemukan sebuah gaya hidup berbelanja yang baru yang akan

    mempengaruhi gaya dalam berbelanja.

    Saat konsumen mencari suatu produk dan muncul sesuatu yang menarik, maka

    konsumen tertarik dan langsung membeli tanpa berfikir apakah produk tersebut

    dibutuhkan. Konsumen yang sering mengalami pembelian impulsif biasanya

    didorong karena kesukaan dan keinginan terhadap suatu produk, bukan karena

    kebutuhan. Motivasi hedonis tersebut dibagi menjadi enam dan dihubungkan satu

    per satu dengan pembelian impulsif. Adventure shopping berpengaruh terhadap

    pembelian impulsif seseorang berbelanja untuk mendapatkan kesenangan dan

    mencari hal-hal baru, setelah mendapatkan apa yang diinginkan, mereka langsung

    membeli tanpa memikirkan akibat yang ditimbulkan. Social shopping berengaruh

    pada pembelian impulsif saat konsumen melakukan pembelian impulsif saat

    berbelanja untuk menghabiskan waktu bersama orang terdekat. Gratification

    shopping berpengaruh terhadap pembelian impulsif saat konsumen melakukan

    pembelian impulsif untuk menghilangkan stress dan mengubah suasana hati

    menjadi lebih baik. Idea shopping berpengaruh terhadap pembelian impulsif ketika

    konsumen berbelanja untuk mengikuti tren dan dilakukan tanpa berpikir lebih lanjut

    tentang konsekuensi yang diterima setelah berbelanja. Role shopping berpengaruh

    pada pembelian impulsif saat konsumen melakukan pembelian impulsif yang

    tujuannya untuk orang lain, bukan untuk diri sendiri. Value shopping berpengaruh

    terhadap pembelian impulsif saat konsumen melakukan pembelian impulsif untuk

    suatu produk yang menawarkan potongan harga atau adanya promosi suatu produk.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    Shopping lifestyle seseorang dapat dilihat dari bagaimana mereka

    menghabiskan uang dan waktu. Pengaruhnya terhadap pembelian impulsif adalah

    saat kosumen memiliki ketersediaan waktu dan uang akan digunakan untuk

    berbelanja dan konsumen yang memiliki ketersediaan uang lebih memiliki daya

    beli yang lebih besar pula. Hal itu dapat menyebabkan pembelian impulsif.

    Dari pengembangan hipotesis di atas, maka dapat dibuat kerangka berpikir

    sebagai berikut:

    Gambar 3

    Kerangka berpikir

    1) Pengaruh motivasi hedonis terhadap shopping lifestyle

    Utami (2017:59) berpendapat bahwa hedonic shopping motivation memiliki

    arti seseorang yang berbelanja untuk mendapatkan suatu kesenangan dan

    merasa bahwa berbelanja merupakan hal yang menarik. Hal tersebut didukung

    pendapat Kosyu dkk. (2014:2) yang mengatakan bahwa alasan seseorang

    memiliki sifat hedonis diantaranya karena banyak kebutuhan yang tidak dapat

    dipenuhi sebelumnya, setelah suatu kebutuhan terpenuhi, akan muncul

    kebutuhan baru yang biasanya lebih tinggi dibanding sebelumnya. Dapat

    disimpulkan bahwa hedonic shopping motivation adalah kegiatan seseorang

    Motivasi Hedonis

    Sumber: Penulis. 2018

    Shopping

    lifestyle Pembelian

    Impulsif

    H1

    H3

    H2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    berbelanja yang memiliki motivasi untuk menyenangkan diri, bukan untuk

    kebutuhan semata.

    Motivasi hedonis seseorang dapat mempengaruhi gaya hidup konsumen

    dalam berbelanja. Gaya hidup menurut Sumarwan (2011:45) menggambarkan

    perilaku seseorang, yaitu bagaimana mereka hidup, menggunakan uangnya, dan

    memanfaatkan waktu yang dimiliki. Cahyono dkk. (2012:190) lebih

    menjelaskan bahwa shopping lifestyle mengacu pada pola konsumsi yang

    mencerminkan pilihan seseorang tentang bagaimana cara menghabiskan waktu

    dan uang. Maka, yang dimaksud dengan gaya hidup adalah pilihan konsumen

    dalam menghabiskan uang dan waktu yang dimiliki.

    Motivasi hedonik dapat mempengaruhi shopping lifestyle. Hal ini diperkuat

    dengan pernyataan dari Setyningrum dkk. (2016:100) yang mengungkapkan

    bahwa gaya belanja seseorang dapat dinilai dari motivasi belanja konsumen. Ia

    juga menjelaskan bahwa hedonic shopping motivies tercipta karena adanya

    gairah berbelanja saat berbelanja online dan telah mejadi gaya hidup untuk

    memenuhi kebutuhan. Melalui hedonic motives seseorang akan menemukan

    sebuah gaya hidup berbelanja yang baru yang akan mempengaruhi gaya dalam

    berbelanja. Maka, saat motivasi belanja hedonis tinggi, shopping lifestyle

    seseorang juga akan meningkat.

    Jadi, pengembangan hipotesis yang dirumuskan adalah:

    H1: Motivasi hedonis berpengaruh terhadap shopping lifestyle

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    2) Pengaruh shopping lifestyle terhadap pembelian impulsif

    Gaya hidup menurut Sumarwan (20011:45) diartikan sebagai perilaku

    seseorang tentang bagaimana mereka hidup, menggunakan uangnya, dan

    memanfaatkan waktu yang dimiliki. Shopping lifestyle menurut Cahyono dkk.

    (2012:191) merupakan pola konsumsi yang mencerminkan pilihan seseorang

    tentang bagaimana cara menghabiskan uang dan waktu. Maka dapat

    disimpulkan bahwa shopping lifestyle adalah pilihan konsumen dalam

    menghabiskan waktu dan uang yang dimiliki untuk berbelanja.

    Pembelian impulsif menurut Paramita dkk. (2014:5) merupakan keinginan

    mendadak pembelian produk tanpa melalui banyak pertimbangan dan

    cenderung menggunakan emosi dalam pengambilan keputusan. Cahyono dkk.

    (2012:193) juga mengatakan bahwa pembelian impulsif adalah desakan hati

    seseorang secara tiba-tiba dengan penuh kekuatan, bertahan, dan tidak

    terencanakan untuk membeli sesuatu secara langsung tanpa memperhatikan

    akibatnya. Pembelian impulsif menurut Arifianti (2010:101) tidak didasarkan

    kebutuhan, tetapi karena adanya ketertarikan terhadap suatu produk. Utami

    (2017:81) menambahkan bahwa biasanya pembelian impulsif terjadi ketika ada

    barang yang ingin dibeli dan barang tersebut kadang tidak diperlukan. jadi,

    pembelian impulsif dapat diartikan sebagai pembelian yang terjadi secara tiba-

    tiba dan mendadak tanpa adanya rencana dan adanya dorongan kuat untuk

    membeli suatu barang tanpa memikirkan akibat setelah membeli.

    Japarianto dan Sugiharto (2011:33) mengutarakan cara mengetahui

    pengaruh shopping lifestyle terhadap pembelian impulsif dengan menggunakan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    indikator (a) menanggapi untuk membeli setiap tawaran iklan mengenai produk,

    (b) membeli produk model terbaru, (c) berbelanja merek yang paling terkenal,

    (d) yakin bahwa merek terkenal yang dibeli terbaik kualitasnya, (e) sering

    membeli berbagai merek daripada yang biasa dibeli, dan (f) yakin ada merek

    lain yang sama seperti yang dibeli.

    Usvita (2015:71) mengatakan bahwa shopping lifestyle mencerminkan

    pilihan seseorang dalam menghabiskan waktu dan uang. Ketersediaan waktu

    konsumen akan memiliki banyak waktu untuk berbelaja dan dengan uang

    konsumen akan memliki daya beli yang tinggi. Hal tersebut berkaitan dengan

    keterlibatan konsumen terhadap suatu produk yang juga mempengaruhi

    terjadinya impulse buying. Kosyu (2014:3) menjelaskan bahwa semakin tinggi

    gaya berbelanja maka semakin besar tingkat pembelian impulsif.

    Shopping lifestyle dapat mempengaruhi pembelian impulsif. Hal ini terjadi

    karena ketika konsumen memiliki banyak waktu dan uang yang dapat

    digunakan, maka konsumen tersebut akan memiliki daya beli yang tinggi.

    Kemampuan tersebut dapat meningkatkan pembelian impulsif yang terjadi

    karena adanya waktu dapat membuat konsumen berbelanja lebih lama dan

    ketersediaan uang dapat membuat konsumen berbelanja lebih banyak bahkan

    membeli hal yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Maka, hipotesis yang

    dikembangkan adalah sebagai berikut:

    H2: Shopping lifestyle berpengaruh terhadap pembelian impulsif.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    3) Pengaruh motivasi hedonis terhadap pembelian impulsif

    Utami (2017:59) berpendapat bahwa hedonic shopping motivation memiliki

    arti seseorang yang berbelanja untuk mendapatkan suatu kesenangan dan

    merasa bahwa berbelanja merupakan hal yang menarik. Hal ini sesuai dengan

    Murray (1964, dalam Gultekin dan Ozer. 2012) yang mengatakan bahwa

    hedonisme menekankan pada mengambil keuntungan dalam hidup dan

    menghindari kesedihan serta penderitaan. Maka dapat disimpulkan bahwa

    hedonic shopping motivation adalah kegiatan seseorang untuk berbelanja untuk

    mencari kepuasan diri sendiri. Maka dapat disimpulkan bahwa hedonic

    shopping motivation adalah kegiatan konsumen dalam berbelanja yang

    memiliki motivasi untuk menyenangkan diri sendiri.

    Motivasi belanja hedonik dapat mempengaruhi pembelian impulsif.

    Seyningrum dkk. (2016:100) berpendapat bahwa pembelian secara impulsif

    terjadi ketika seseorang sedang di suatu tempat perbelanjaan dan menyediakan

    segala kebutuhan hingga keinginan. Paramita dkk. (2014:5) mengatakan bahwa

    pembelian impulsif adalah keinginan mendadak pembelian sebuah produk

    tanpa perencanaan maupun keinginan pembelian sebelumnya yang tanpa

    melalui banyak pertimbangan dan cenderung menggunakan emosi dalam

    pengambilan keputusan. Jadi pembelian impulsif dapat diartikan sebagai

    dorongan untuk membeli suatu produk tanpa berfikir panjang dan tidak

    memikirkan konsekuensinya.

    Saat konsumen sedang mengunjungi suatu website untuk melihat suatu

    produk, maka muncul suatu ketertarikan untuk memiliki produk tersebut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    Pengalaman konsumen saat pembelian online sebelumnya lewat website akan

    memperbesar keinginan untuk membeli suatu produk. Arnold dan Reynolds

    (2003 dalam Arifianti, 2010:118) mengatakan bahwa motivasi belanja hedonik

    akan berdampak pada pengambilan keputusan konsumen yang bedasarkan

    emosi. Respon yang ditimbulkan dalam hedonic shopping menurut Solomon

    (2007, dalam Arifianti, 2010:119) adalah multisensory, fantasi dan emosional.

    Ini adalah tanda bahwa pembelian impulsif merupakan respon yang timbul dari

    motivasi belanja hedonik.

    Motivasi hedonis dibagi menjadi enam kategori. Menurut Utami (2017:60),

    kategori motivasi hedonis adalah adventure shopping, social shopping,

    gratification shopping, idea shopping, role shopping, dan value shopping.

    Sutrisno dan Novrita (2015) menjelaskan bahwa adventure shopping kegiatan

    berbelanja yang didasarkan pada kesenangan, petualangan, dan dorongan untuk

    mencari hal-hal yang baru selama proses belanja. Hubungannya dengan

    pembelian impulsif adalah saat seseorang berbelanja untuk mendapatkan

    kesenangan dan mencari hal-hal baru, setelah mendapatkan apa yang

    diinginkan, mereka langsung membeli tanpa memikirkan akibat yang

    ditimbulkan. Sutrisno dan Novrita (2015) menambahkan bahwa social

    shopping adalah proses sosialisasi, berinteraksi, berbagi informasi dan

    pengalaman dengan teman, keluarga, atau orang lain ketika berbelanja.

    Hubungannya dengan pembelian impulsif adalah semakin tinggi social

    shopping maka pembelian impulsif juga semakin tinggi. Sutrisno dan Novrita

    (2015) juga mengatakan bahwa gratification/relaxation shopping adalah proses

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    belanja konsumen untuk mengurangi rasa stress, mengubah suasana hati

    menjadi positif dengan cara membelanjakan uang untuk membeli produk.

    Hubungan dengan pembelian impulsif adalah pembelian yang dilakukan tanpa

    terencana dan tiba-tiba digunakan untuk menghilangkan rasa stress dan

    mengubah suasana hati menjadi lebih baik.

    Idea shopping menurut Sutrisno dan Novrita (2015) adalah aktivitas belanja

    yang didasarkan keinginan konsumen untuk mengetahui atau belajar mengenai

    tren terbaru. Hubungannya dengan pembelian impulsif pembelian tanpa

    memikirkan konsekuensi setelahnya dilakukan untuk memuaskan konsumen

    dalam mempelajari dan mengikuti tren yang ada saat ini. Role shopping

    menurut Nguyen (2006, dalam Pasaribu dan Dewi 2015:161) mencerminkan

    kenikmatan belanja pembeli yang berasal saat konsumen berbelanja untuk

    orang lain. Pengaruhnya terhadap pembelian impulsif adalah saat orang

    berbelanja untuk orang lain dan menemukan sesuatu yang menarik dan cocok,

    ia langsung membeli produk tersebut tanpa berpikir panjang.

    Pasaribu dan Dewi (2015:161) menyatakan bahwa value shopping adalah

    kenikmatan yang dihasilkan ketika konsumen berburu untuk tawar-menawar,

    mencari diskon, dan promosi. Konsumen juga merasa senang saat membeli

    barang diskon. Pengaruhnya terhadap pembelian impulsif adalah seseorang

    semakin senang saat berbelanja dengan adanya banyak potongan dan promosi

    yang diberikan penjual akan melakukan pembelian secara impulsif lebih besar.

    Selagi ada diskon dan promosi maka tidak masalah jika berbelanja. Konsumen

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    tidak akan berpikir panjang dan tidak memikirkan konsekuensi setelah membeli

    produk tersebut.

    Jadi, hedonic shopping motivation yang memiliki arti kegiatan berbelanja

    seseorang untuk menciptakan kesenangan dan rasa puas dalam diri sendiri dapat

    berdampak pada pembelian impulsif, yaitu keinginan membeli secara tiba-tiba

    dan tanpa perencanaan. Saat seseorang melihat sesuatu yang menarik

    perhatiannya di sebuah website, maka ia langsung membeli produk tersebut

    tanpa berpikir panjang dan tidak memikirkan konsekuensi yang diterima setelah

    membeli.

    Maka, hipotesis yang dirumuskan adalah:

    H3: Motivasi hedonis berpengaruh terhadap pembelian impulsif.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif yang bersifat

    terstruktur sehingga memiliki pola yang mudah dibaca (Istijanto 2009:46).

    Pendekatan yang digunakan adalah survei, yang menurut Umar (2000:88)

    digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki mengapa

    gejala tersebut ada.

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Penelitian dilakukan Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta.

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan selama selama sepuluh hari, sejak tanggal 18 Juni

    2018 sampai dengan 27 Juni 2018.

    C. Subyek dan Obyek penelitian

    1. Subyek Penelitian

    Subyek pada penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Akuntansi

    Universitas Sanata Dharma angkatan 2014, 2015, 2016, dan 2017 yang

    pernah berbelanja online minimal satu kali baik melalui website maupun

    media sosial.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    2. Obyek Penelitian

    Obyek dari penelitian ini adalah pengaruh motivasi hedonis yang dimediasi

    dengan shopping lifestyle terhadap pembelian impulsif dalam berbelanja

    online.

    D. Teknik Pengambilan Sampel

    Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling yang

    dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu

    (Jogiyanto. 2013:98). Kriteria yang dimaksud adalah mahasiswa program studi

    Akuntansi Sanata Dharma. Mahasiswa yang sesuai dengan kriteria pada penelitian

    ini adalah mahasiswa yang pernah berbelanja online minimal satu kali.

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Umar (2000:167) mengatakan teknik yang menggunakan angket atau kuesioner

    adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar

    pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon

    atas daftar pertanyaan tersebut. Teknik pengumpulan data yang dipakai pada

    penelitian ini dengan menggunakan angket atau kuesioner tentang pengaruh

    motovasi hedonis, shopping lifestyle terhadap pembelian impulsif yang disebarkan

    secara online melalui Google Form.

    F. Variabel Penelitian

    Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel independen,

    variabel intervening, dan variabel dependen.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    1. Variabel independen

    Variabel independen atau variabel bebas menurut Noor (2011:49)

    adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan

    atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah

    motivasi hedonis. Motivasi hedonis adalah motivasi konsumen dalam

    berbelanja untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan.

    2. Variabel intervening

    Variabel intervening menurut Hartono (2013: 186) disebut juga sebagai

    variabel mediasi. Hartono menambahkan bahwa variabel intervening adalah

    variabel yang secara teori mempengaruhi fenomena yang diobservasi, yang

    efeknya harus diinferensi melalui efek hubungan antara variabel independen

    sebagai fenomenanya. Variabel intervening pada penelitian ini adalah

    shopping lifestyle, yang memiliki definisi suatu gaya hidup konsumen dalam

    berbelanja. Hal ini dikaitkan dengan bagaimana konsumen menghabiskan

    uang dan waktu untuk berbelanja.

    3. Variabel dependen

    Noor (2011:49) mengungkapkan bahwa variabel dependen atau variabel

    terikat diartikan sebagai faktor utama yang ingin dijelaskan atau diprediksi

    dan dipengaruhi oleh beberapa faktor lain yang harus dikupas tuntas pada

    latar belakang penelitian. Pembelian impulsif merupakan variabel dependen

    pada penelitian ini. Pembelian impulsif adalah pembelian yang dilakukan

    tanpa perencanaan dan tiba-tiba. Hal ini dapat disebabkan karena konsumen

    melihat suatu produk dan tertarik lalu segera ingin membeli.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    G. Skala pengukuran

    Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert

    menurut Sugiyono (2013:93) merupakan skala yang digunakan untuk mengukur

    sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Alternatif

    jawaban yang digunakan ada lima, yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak

    setuju, dan sangat tidak setuju. Fenomena sosial ini ditetapkan secara spesifik

    oleh peneliti. Alternatif jawaban untuk variabel motivasi hedonis, shopping

    lifestyle, dan pembelian impulsif adalah:

    Tabel 2

    Alternatif jawaban dan skor kuesioner

    Alternatif jawaban Simbol skor

    Sangat setuju SS 5

    Setuju S 4

    Netral N 3

    Tidak setuju TS 2

    Sangat tidak setuju STS 1

    Sumber: Sugiyono. 2013: 93

    H. Teknik Analisis Data

    1. Mempersiapkan kuesioner penelitian

    Membuat daftar kuesioner sesuai dengan teori yang digunakan.

    2. Pengembangan kuesioner

    Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah hasil pengembangan

    dari penelitian terdahulu dan buku-buku terkait. Berikut ini adalah kisi-

    kisi instrument kuesioner yang akan dipakai untuk penelitian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    Tabel 3

    Kisi-kisi instrumen kuesioner Motivasi hedonis

    Variabel Penelitian Indikator No. Item

    kuesioner

    1. Motivasi hedonis

    a. Adventure shopping Petualangan saat berbelanja

    Semangat berbelanja

    yang dirasakan

    konsumen

    1A1

    1A2

    b. Social shopping Kegiatan belanja dilakukan dengan teman

    dan keluarga

    1B1

    c. Gratification shopping Suasana hati seseorang saat berbelanja untuk

    menghilangkan

    kejenuhan

    Konsumen menyediakan

    waktu khusus untuk

    berbelanja

    1C1

    1C2

    d. Idea shopping Megikuti tren

    Mengikuti mode terbaru

    Melihat produk baru

    1D1

    1D2

    1D3

    e. Role shopping Alasan seseorang berbelanja online

    1E1

    f. Value shopping Penawaran spesial 1F1

    Sumber: Arifianti (2010:154)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    Tabel 4

    Kisi-kisi instrumen kuesioner shopping lifestyle

    Variabel Penelitian Indikator No. Item

    instrumen

    2. Shopping lifestyle Menanggapi untuk membeli setiap tawaran

    iklan mengenai produk

    Membeli produk model

    terbaru

    Berbelanja merek

    terkenal

    Yakin bahwa merek

    terkenal yang dibeli

    terbaik dalam hal

    kualitas

    Yakin ada merek lain

    yang sama kualitasnya

    sama seperti yang dibeli

    2A1

    2B1

    2C1

    2D1

    2E1

    Sumber: Japarianto dan Sugiharto (2011:33)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    Tabel 5

    Kisi-kisi instrumen kuesioner pembelian impulsif

    Variabel Penelitian Indikator No. Item

    instrumen

    3. Pembelian impulsif

    a. Spontanitas Bila ada tawaran khusus, saya cenderung

    berbelanja banyak

    4A1

    b. Kekuatan, kompulsi, dan intensitas

    Saat berbelanja online,

    saya cenderung

    berbelanja tanpa

    berpikir panjang terlebih

    dahulu

    4B1

    c. Kegairahan dan stimulasi

    Saya cenderung

    terobsesi untuk

    membelanjakan uang

    yang saya miliki untuk

    produk yang dijual

    secara online

    4C1

    d. Ketidakpedulian akan akibat

    Saya cenderung

    membeli produk

    meskipun saya tidak

    begitu membutuhkannya

    4D1

    Sumber: Japarianto dan Sugiharto (2011:36)

    3. Analisis Deskriptif

    Setelah peneliti mendapatkan seluruh jawaban dari responden,

    langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menyusun karakteristik

    responden. Penyusunan ini dibantu dengan software Microsoft Excel.

    Selanjutnya peneliti akan menyusun analisis deskriptif.

    Sugiyono (2012:147) mengatakan bahwa statistik deskriptif adalah

    statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

    mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul apa

    adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang digeneralisasi. Pada

    analisis deskriptif ini, karakteristik yang akan dinilai adalah mean,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    median, modus, nilai minimum, dan nilai maksimum. Analisis deskriptif

    pada penelitian ini dibantu dengan menggunakan software SPSS 20.

    4. Analisis Data

    Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh motivasi

    hedonis yang dimediasi oleh shopping lifetyle terhadap pembelian

    impulsif. Peneliti menggunakan WarpPLS 6.0 untuk mengolah data.

    Sholihin dan Ratmono (2013:7) mengatakan bahwa SEM-PLS dapat

    bekerja secara efisien dengan ukuran sampel yang kecil dan model yang

    kompleks. Penelitian ini menggunakan analisis jalur saat mengolah data.

    Analisis jalur digunakan jika ada variabel mediasi yang digunakan.

    a. Evaluasi Outer Model

    Evaluasi outer model bertujuan untuk mengevaluasi variabel indikator

    (Widarjono. 2015: 276). Evaluasi ini didasarkan pada reabilitas dan

    validitas variabel indikator.

    1) Uji validitas

    Menurut Hartono (2013:146) validitas menunjukkan seberapa nyata

    suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas

    berhubungan dengan ketepatan alat ukur untuk melakukan tugasnya

    mencapai sasarannya. Pengujian validitas pada analisis PLS dibagi menjadi

    dua, yaitu validitas diskriminan dan validitas konvergen.

    a) Validitas Konvergen

    Yamin dan Kurniawan (2011: 201) mengatakan bahwa validitas

    konvergen adalah pengujian statistik dari indikator konstruk laten yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    seharusnya saling terkait secara teori. Sholihin dan Ratmono (2013: 65)

    menyatakan bahwa ada dua kriteria untuk menilai apakah outer model

    telah memenuhi syarat validitas konvergen, yaitu loading harus di atas

    0,70 dan nilai p signifikan kurang dari 0,05. Mereka menambahkan

    dalam beberapa kasus syarat loading di atas 0,70 sering tidak terpenuhi

    terutama untuk kuesioner yang baru dikembangkan. Maka untuk

    loading 0,40 – 0,70 harus tetap dipertimbangkan untuk dipertahankan.

    Jika indikator dibawah 0,40 maka harus dihapus dari model.

    b) Validitas Diskriminan

    Validitas diskriminan memiliki prinsip bahwa pengukur konstruk

    yang berbeda seharusnya tidak memiliki korelasi yang tinggi. Validitas

    ini terjadi jika ada dua instrumen yang berbeda mengukur dua konstruk

    yang diprediksi tidak memiliki korelasi dan menghasilkan skor yang

    tidak berkorelasi. Validitas diskriminan dapat ditentukan dengan

    menggunakan cross-loading dan membandingkan akar kuadrat AVE

    dengan korelasi antarvariabel laten. Akar kuadrat AVE (Average

    Variance Extracted) harus lebih tinggi dari korelasi antarvariabel lain

    pada kolom yang sama.

    2) Uji Reliabilitas

    Hartono (2013:146) mengatakan reliabilitas berhubungan dengan

    akurasi dan konsistensi dari pengukurnya. Suatu pengukur dikatakan

    reliabel jika dapat dipercaya. Agar dapat dipercaya, maka pengukur harus

    akurat dan konsisten. Sholihin dan Ratmono (2013: 73) mengungkapkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    bahwa pada output disajikan dua ukuran reliabilitas penelitian, yaitu

    Composite reliability dan Cronbach’s Alpha. Kedua ukuran ini harus

    bernilai di atas 0,70 sebagai syarat reliabilitas.

    b. Evaluasi Inner Model

    Evaluasi inner model menjelaskan pengaruh variabel laten independen

    terhadap pengaruh variabel laten dependen (Widarjono. 2015:277). Ada tiga

    evaluasi dasar pada tahap ini, yaitu:

    a. Signifikansi dan besar pengaruh variabel laten independen

    Uji ini untuk mengetahui apakah variabel laten independen

    mempengaruhi variabel laten dependen dengan melihat koefisien

    analisis jalur (path cefficient) dan nilai p. jika p-value lebih kecil dari

    0,05 maka hipotesis diterima. Hipotesis pada penelitian ini ada tiga,

    yaitu:

    1) Pengujian hipotesis 1

    H01 : Motivasi hedonis tidak berpengaruh terhadap shopping lifestyle

    Ha1 : Motivasi hedonis berpengaruh terhadap shopping lifestyle

    2) Pengujian hipotesis 2

    H02 : Shopping lifestyle tidak berpengaruh terhadap pembelian

    impulsif

    Ha2 : Shopping lifestyle berpengaruh terhadap pembelian impulsif

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    3) Pengujian hipotesis 3

    H03 : motivasi hedonis tidak berpengaruh terhadap pembelian

    impulsif

    Ha3 : Motivasi hedonis berpengaruh terhadap pembelian impulsif

    b. Indirect Effect

    Pada bagian ini, peneliti mencari pengaruh tidak langsung dari variabel

    independen terhadap variabel dependen. Output ini penting khususnya

    dalam pengujian mediasi (Sholihin dan Ratmono 2013:78).

    c. Koefisien determinasi R2

    Koefisien determinasi mengukur seberapa besar variabel laten dependen

    dijelaskan oleh variabel laten independen. Semakin tingi nilai R2,

    semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan

    (Abdillah dan Hartono 2015: 197).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    BAB IV

    ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Data Penelitian

    Penelitian ini menggunakan data kuesioner sebagai sumber data. Responden

    pada penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Akuntansi angkatan 2014

    sampai dengan 2017. Penyebaran kuesioner pada penelitian ini dilakukan secara

    online menggunakan Google Form.

    Pada awal penelitian, peneliti melakukan pilot test dengan responden sebanyak

    14 mahasiswa. Pada kuesioner yang disebarkan untuk pilot test, terdapat sepuluh

    butir pernyataan untuk variabel motivasi hedonis, lima pernyataan untuk variabel

    shopping lifestyle, dan empat pernyataan untuk variabel pembelian impulsif.

    Peneliti melakukan uji validitas pada hasil kuesioner tersebut menggunakan SPSS

    20. Berdasarkan data yang didapat, pada variabel motivasi hedonis, pernyataan

    nomor 9 dan 10 dinyatakan tidak valid. Maka peneliti menghapus pernyataan

    tersebut sebelum disebarkan melalui Google Form.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    1. Karakteristik Responden

    Pengambilan sampel dilakukan selama sepuluh hari, sejak 18 Juni 2018

    hingga 27 Juni 2018. Responden mengisi kuesioner melalui Google Form.

    Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Akuntansi

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2014 sampai 2017 dengan

    rincian sebagai berikut:

    Tabel 6

    Jumlah responden berdasarkan angkatan

    TAHUN JUMLAH %

    2014 73 44,2%

    2015 40 24,2%

    2016 28 17%

    2017 24 14,5%

    TOTAL 165 100%

    Sumber: Data diolah. 2018

    Responden pada penelitian ini sebanyak 165 orang dengan pembagian

    berdasarkan tahun masuk mahasiswa tersebut. Hasil yang diperoleh adalah

    responden dari angkatan 2014 sebanyak 73 orang dengan persentase 44,2%.

    Mahasiswa tahun 2015 sebanyak 40 orang dengan persentase 24,2%.

    Mahasiswa tahun 2016 sebanyak 28 orang dengan persentase 17%, dan

    mahasiswa tahun 2017 sebanyak 24 orang dengan persentase 14,5%.

    Tabel 7

    Media yang digunakan untuk belanja online

    JENIS JUMLAH

    Website 112

    Media sosial 139

    Sumber: Data diolah. 2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50

    Tabel 7 menunjukkan media yang digunakan responden untuk belanja online.

    Pada tabel di atas responden dapat memilih satu atau semua alternatif jawaban

    yang ada. Karena responden dapat memilh lebih dari satu jawaban, maka pada

    tabel tersebut tidak disediakan baris total.

    Tabel 8

    Pengalaman belanja online

    BANYAK JUMLAH %

    Tidak pernah 4 2,4%

    1 kali 9 5,5%

    2 kali 20 12,1%

    3 kali 8 4,8%

    > 3 kali 124 75,2%

    TOTAL 165 100%

    Sumber: Data diolah. 2018

    Tabel 8 menunjukkan pengalaman responden dalam berbelanja online. Dari

    161 responden, ada 4 orang yang tidak pernah berbelanja online dengan

    persentase 2,4%. Responden yang pernah berbelanja online satu kali sebanyak

    9 orang dengan persentase sebesar 5,5%. Sebanyak 20 responden pernah

    berbelanja online sebanyak dua kali dan terdapat 8 responden yang pernah

    berbelanja online tiga kali dengan persentase masing-masing sebesar 12,1% dan

    4,8%. Responden yang pernah berbelanja online lebih dari tiga kali sebanyak

    124 orang dengan persentase 75,2%. Dari tabel diatas, akan diambil sebanyak

    161 responden karena terdapat 4 responden yang tidak memenuhi persyaratan

    dalam pengisian kuesioner ini, yaitu tidak pernah berbelanja online.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

    B. Analisis Deskriptif

    Pada pengukuran tiga variabel untuk penelitian ini diolah menggunakan

    SPSS 20 dengan responden sebanyak 161. Statistik deskriptif pada penelitian

    ini akan dijelaskan berdasarkan hasil dari masing-masing variabel. Variabel

    yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu motivasi hedonis, shopping lifestyle,

    dan motivasi hedonis. Berikut ini adalah hasil output statistik deskriptif dengan

    SPSS 20.

    Tabel 9

    Hasil Uji Statistik Motivasi Hedonis

    MH1 MH2 MH3 MH4 MH5 MH6 MH7 MH8

    N Valid 161 161 161 161 161 161 161 161

    Missing

    0 0 0 0 0 0 0 0

    Mean 3,81 3,42 2,73 2,45 2,17 2,47 2,61 3,27

    Median 4,00 3,00 3,00 2,00 2,00 2,00 2,00 4,00

    Mode 4 3 2 1 2 2 2 4

    Minimum 1 1 1 1 1 1 1 1

    Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5

    Sumber: Data diolah. 2018

    Dari hasil uji statistik deskriptif pada variabel motivasi hedonis (MH), dapat

    dilihat bahwa responden yang kebanyakan menjawab sangat tidak setuju berada

    di indikator MH4. Jawaban tidak setuju banyak dijawab oleh responden pada

    indikator MH3, MH5, MH6, dan MH7. Responden banyak yang menjawab

    netral pada indikator MH2. Sedangkan untuk indikator MH1 dan MH8 banyak

    responden yang menjawab setuju.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 52

    Tabel 10

    Hasil Uji Statistik Shopping Lifestyl