PENGARUH MONEY POLITICS” TERHADAP PARTISIPASI …

85
i PENGARUH MONEY POLITICS” TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILUKADA PADA TAHUN 2018 DI DESA BATULAPPA KECAMATAN BATULAPPA KABUPATEN PINRANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar DIAN AMALIA 105430012215 PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of PENGARUH MONEY POLITICS” TERHADAP PARTISIPASI …

i

PENGARUH “MONEY POLITICS” TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILUKADA PADA TAHUN 2018

DI DESA BATULAPPA KECAMATAN BATULAPPA KABUPATEN PINRANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

DIAN AMALIA 105430012215

PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

ii

iii

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memakai

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi

Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah

Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri

Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah hati

Jika anak dibesarkan dengan irih hati, ia belajar kedengkian

Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar dengan rasa bersalah

Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri

Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai

(Dorothy Law Nolte)

Kupersembahkan karya ini buat:

Kedua orang tuaku, saudaraku,

sahabatku, atau keikhlasan dan

do‟anya dalam mendukung penulis

mewujudkan harapan menjadi

kenyataan.

v

ABSTRAK

PENGARUH “MONEY POLITICS” TERHADAP PARTISIPASI

MASYARAKAT DALAM PEMILUKADA PADA TAHUN 2018 DI DESA BATULAPPA KECAMATAN BATULAPPA KABUPATEN PINRANG

DIAN AMALIA

105430012215

Dian Amalia,2019. Pengaruh “Money Politics” Terhadap Partisipasi

Masyarakat Dalam Pemilukada Pada Tahun 2018 Di Desa Batulappa Kecamatan Batulappa Kabupaten Pinrang. skripsi. Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Dr. Andi Sugiati,M.Pd dan pembimbing II auliah andika rukman, SH., M.H.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana Pengaruh “Money

Politics” Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilukada Pada Tahun 2018 Di Desa Batulappa Kecamatan Batulappa Kabupaten Pinrang dan Apa dampak Money Politics terhadap keberlangsungan demokrasi di Kecamatan Batulappa Di Kabupaten Pinrang Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh money politic terhadap partisipasi masyarakat dalam pemilukada pada tahun 2018.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumntasi dan sumber data yang diambil dari masyarakat, dan staf KPU.

Dari hasil penelitian menggambarkan bahwa Money Politics memang memberikan pengaruh terhadap partisipasi masyrakat yang menerimanya akan tetapi juga sebenarnya belum menjadi suatu kepastian dalam meraup suara sesuai dengan dana yang dikeluarkan Calon kandidat dalam melakukan Vote Buying pada pemilu, hal tersebut di sebabkan oleh beberapa faktor yang membuat Money Politics menjadi tidak efektif yaitu strategi Money Politics yang salah, tim sukses yang tidak berkualitas dan sikap ganda dalam memilih calon kandidat yang di mana hal tersebut membuat Money Politic stidak menjamin dapat membeli suara-suaradari pemilih yang menerima pemberian berupa uang dan barang dan adapun factor yang melatarblakangi masyrakat dalam menerima Money Politics yaitu karena pengaruh budaya, ekonomi, pendidikan, ketidak percayaan terhadap pemerintah dan kontrak kerja.

Kata kunci : Money politics, partisipasi masyarakat

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat allah SWT, yang telah memberi

kekuatan dan kesehatan kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh

Money Politics Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilukada Pada

Tahun 2018 Di Desa Batulappa Kecamatan Batulappa Kabupaten Pinrang”

Dapat diselesaikan dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi tercinta,

Muhammad SAW, yang telah menyinari dunia ini dengan cahaya islam. Teriring

harapan semoga kita termasuk umat beliau yang akan mendapatkan syafa‟at dihari

kemudian Amin.

Penulis menyadari bahwa sejak penyusunan proposal sampai skripsi ini

rampung, banyak hambatan, rintangan dan halangan, namun berkat bantuan,

motivasi dan doa dari berbagai pihak semua ini dapat teratasi dengan baik. Penulis

juga menyadari bahwa skripsi jauh dari kesempurnaan sehingga penulis

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis berharap dengan selesainya skripsi ini, bukanlah akhir dari sebuah karya,

melainkan awal dari semuanya awal dari sebuah perjuangan hidup.

Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

penulis sampaikan kepada: Teristimewa dan terumata sekali penulis sampaikan

ucapan terima kasih yang tulus kepada kedua orang tuaku tercinta Ayahanda M.

Amin dan ibunda Hj. Salmia serta saudara tersayang Abdullah Akkas, Nuraini dan

Ikra Amin atas segala pengorbanan, pengertian, kepercayaan, dan segala doanya

vii

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik. Semoga apa yang telah

mereka berikan kepada penulis menjadi kebaikan dan cahaya penerang kehidupan

di dunia dan di akhirat. Kiranya Allah SWT, senantiasa melimpahkan rahmat dan

hidayahnya-Nya kepada kita semua. Terima kasih kepada Ibu Dr. Andi Sugiati,

M. Pd dan Bunda Dra. Jumiati nur, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan II, yang

meluangkan waktu dan dengan senantiasa memberikan bimbingan, arahan,

motivasi dalam penyusunan hingga terselesainya skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. H. Abd.

Rahman Rahim, SE, MM, selaku rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

semoga dengan kepemimpinan Bapak senantiasa diridhai oleh Allah SWT, Bapak

Erwin Akib, M.Pd,. Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Dr. Muhajir,M.Pd., Selaku Ketua

Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Muhammadiyah

Makassar, Bapak Dr. Khaeruddin,.M.Pd., Selaku Penasehat Akademik yang telah

memberikan dorongan, bimbingan dan nasihat yang sangat berharga selama

penulis menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Makassar, serta seluruh

Bapak dan Ibu Dosen dan Staf Pegawai di Unisversitas Muhammadiyah Makassar

yang telah memberikan banyak ilmu dan berbagi pengalaman selama penulis

menuntut ilmu di Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,

serta teman-teman seperjuangan seluruh angkatan 2015 terkhusus kelas A yang

tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas kerjasama dan

kekompakan yang diberikan selama menjalani perkuliahan, bersama-sama

berjuang keras dan penuh semangat dalam menjalani studi dalam suka dan duka.

viii

Kebersamaan ini akan menjadi sebuah kenangan yang indah dan semoga

keakraban serta kebersamaan terus terjalin. Semoga pengorbanan kalian selama

ini bernilai ibadah dan mendapatkan pahala disisi-Nya, Serta semua pihak yang

telah memberikan bantuan yang tidak sempat disebutkan satu persatu semoga

menjadi ibadah dan mendapat Ridha-Nya.

Terlalu banyak orang yang berjasa dan mempunyai andil kepada penulis

selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar, sehingga

tidak akan termuat bila dicantumkan namanya satu persatu, kepada mereka semua

tanpa terkecuali penulis ucapkan terima kasih yang teramat dalam penghargaan

yang setinggi-tingginya semoga Allah SWT, membalas semua kebaikan dengan

pahala yang melimpah dan tak terbatas Amin.

Makassar, Februari 2020

Penulis

Dian Amalia

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... iii

SURAT PERSYARATAN ................................................................................. iv

SURAT PERJANJIAN ...................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

DAFTAR GAMABAR ………………………………………………………. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Money Politics ................................................................................ 6

a. Money Politics Dalam Pemilu ........................................... 7

b. Money Politics Dalam Pemilihan Umum .......................... 9

2. Demokrasi Indonesia ..................................................................... 11

3. Partisipasi Masyarakat Terhadap System Demokrasi .................... 13

4. Pemilukada Tahun 2018 Uu Serentak ........................................... 17

a. Kerangka Kerja System Pemilukada ................................. 17

x

b. System Penyelenggaraan Pemilukada ............................... 18

B. Kerangka Pikir ......................................................................................... 23

C. Defenisi Penyelenggaraan Oprasional ..................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 29

B. Lokasi dan waktu Penelitian ..................................................................... 29

C. Sumber Data penelitiaan ........................................................................... 29

D. Informan penelitian .................................................................................. 26

E. Instrumen Penelitian ................................................................................. 27

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 29

G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 30

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. HASIL PENELITIAN ………………………………………………… 32

B. PEMBAHASAN ……………………………………………………… 51

BAB V PENUTUPAN ………………………………………………………. A. Kesimpulan ……………………………………………………. 59

B. Saran……………………………………………………………. 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Jumlah Pemilu ................................................................................... 32

2. Tabel 2 Penduduk Yang Diwawancarai .......................................................... 34

3. Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara ................................................ 35

4. Tabel 4 Data Disabilitas .................................................................................. 36

5. Tabel5 Partisipasi Pemilukada ....................................................................... 37

6. Tabel 6 Bentuk-Bentuk Money Politik ........................................................... 50

xii

DAFTAR GAMBAR 1. Gambar 1 kerangka pikir ................................................................................ 24

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perpolitikan lokal hingga nasional selalu mengalami perubahan. Hal ini

menuntut partai politik (parpol) sebagai instrumen demokrasi harus

menyelaraskan platform politiknya terhadap perubahan yang terjadi di

masyarakat. Perubahan tersebut menjadi tantangan bagi masing-masing parpol.

Misalnya masalah golongan putih (golput) yang muncul akibat ketidakpercayaan

masyarakat terhadap parpol yang cenderung koruptif. Kini, pada masyarakat juga

muncul kecenderungan menginginkan figur-figur baru sebagai pemimpin. Dengan

kata lain, visi misi serta latar belakang parpol pengusung tidak diperhatikan oleh

masyarakat umum. Hal ini menunjukan bahwa pengaruh parpol kian terkikis.

Dengan cara money politics hanya calon yang memiliki dana besar yang

dapat melakukan kampanye dan sosialisasi. Hal ini memperkecil kesempatan bagi

kandidat perorangan yang memiliki dana terbatas, walaupun memiliki integritas

dan kapabilitas tinggi sehingga mereka tidak akan dikenal masyarakat. Saat ini,

Indonesia membutuhkan pergantian elite politik karena kalangan atas yang ada

saat ini sangat rentan dengan praktik KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).

Penegakan hukum saat ini bisa dikatakan berjalan di tempat atau bahkan terhenti.

Tidak ada gebrakan yang berarti dalam mencegah dan memberantas praktik

politik uang.

Hal ini membuktikan bahwa masyarakat sudah letih menanti perbaikan

dan bosan dengan janji-janji politik. Keberadaan golput di sejumlah pemilu

2

maupun pemilihan kepala daerah makin mengukuhkan ketidakpuasan rakyat

terhadap parpol. Secara umum jejak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI)

tiap diadakannya Pemilu, memprediksikan tingkat kepercayaan masyarakat

terhadap parpol turun drastis. Ini akibat, masyarakat memandang komitmen

pertanggungjawaban parpol terhadap konstituennya masih sangat minim.

Sehingga membuat para pemilih menjadi tidak respek dan bahkan anti terhadap

parpol.

Memperhatikan kondisi politik yang berkembang saat ini, praktik

politik uang baik pada saat pemilu Presiden, Gubernur, Bupati, bahkan sampai

pemilihan Kepala Desa sudah sering terjadi. Politik uang dikemas dalam

berbagai bentuk seperti pemberian hadiah, pembagian kupon, tambahan uang

lembur, uang transport, dan sumbangan. Politik uang sudah “melekat” dengan

masyarakat seolah sudah menjadi rutinitas lima tahunan tiap diadakannya

Pemilihan.

Yusuf Aziz (2015), Pada Tahun 2015 untuk pertama kalinya di

selenggarakan Pilkada serentak pada 9 Desember 2015. Di Sulawesi Selatan

ada 11 daerah yang berpartisipasi, yaitu Kabupaten Gowa, Bulukumba,

Selayar, Maros, Pangkep, Barru, Luwu Timur, Luwu Utara, Tana Toraja,

Soppeng, dan Toraja Utara. Dari 11 kabupaten yang melaksanakan pilkada

dimana Kabupaten Bulukumba memasuki daftar wilayah paling rawan

terjadi Money Politics berdasarkan dari pengawasan Bawaslu Sulsel,

potensi rawan itu dihasilkan dari beberapa indikator yang sudah di uji

secara manual. Olehnya itu, Bawaslu Sulsel sudah melakukan koordinasi

3

dengan seluruh pihak mengantisipasi potensi yang bisa merusak jalannya

pilkada. Ada 5 indikator yang digunakan mengukur kerawanan disuatu

daerah. Yakni profesionalisme penyelenggara, politik uang, akses

pengawasan, partisipasi dan keamanan. Jika lima aspek ini digabung

termasuk poin politik uang, Bulukum jadi urutan pertama Dari uraian

diatas penulis melihat bahwa money politics sangatlah marak terjadi dalam

pelaksanaan pemilu baik dari pemilihan legislatif maupun pemilihan kepala

daerah sehingga kegiatan demokrasi sering terganggu dengan hadirnya

aksi Money Politics. Harapan jangan sampai ada money politics, sebab hal itu

dapat merugikan ketulusan masyarakat bahkan dapat berefek negative

terhadap pola pikir generasi muda di era mendatang. Kenyataannya masih

banyak praktik money politik yang sekarang ini terjadi dimasyarakat

contohnya yang terjadi pada tahun 2015 tentang praktik money politik yang

sangat rawan terjadi di bulukumba Melihat dari fenomena tersebut penulis

tertarik untuk meneliti Pengaruh Money Politics terhadap partisipasi

masyarakat dalam pemilukada tahun 2018 di Desa Batulappa Kecamatan

Batulappa Kabupaten Pinrang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu ;

1. Bagaimana Pengaruh money politics terhadap partisipasi masyarakat pada

pemilukada tahun 2018 di Desa Batulappa Kecamatan Batulappa

Kabupaten Pinrang

4

2. Apa dampak Money Politics terhadap keberlangsungan demokrasi di

Desa Batulappa Kecamatan Batulappa Di Kabupaten Pinrang

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh dan dampak money politik terhadap

keberlangsungan demokrasi yang melatar belakangi pengaruh Money Politics

terhadap partisipasi masyarakat di Desa Batulappa Kecamatan Batulappa

Kabupaten Pinrang

D. Manfaat Hasil Penelitian

Dari penelitian yang akan dilakukan diharapkan untuk mendapat manfaat

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penulisan ini diharapakan berguna sebagai

suatu karya ilmiah yang dapat menunjang perkembangan ilmu

pengetahuan khususnya di pendidikan pancasila dan kewarganegaraan,

umumnya pada bidang kebijakan moral siswa dan sebagai bahan

masukan yang dapat mendukung bagi peneliti maupun pihak lain yang

tertarik dalam bidang penelitian yang sama

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat membangun kesadaran bagi

masyrakat untuk mengetahui arti dari demokrasi itu sendiri

agar tercipta pemilu yang sehat dan bebas dari kecurangan.

5

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi para pelaku

politik tentang pentingnya sportifitas dalam meraup suara

dalam pemiluagar nilai-nilai demokrasi idak tercoretdan agar

pelaku poltik menyadariakan dampak tindakan Money politics

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori.

1. Money Politocs (Politik Uang).

Dendy Lukmajati (2014), Money Politics atau politik uang adalah

merupakan media transaksional bagi kandidat dan pemilih unruk saling

menguntungkan dalam pemilu atau sukses kepemimpinan lainnya. Kondisi

yang saling menguntungkan tersebut justru membuat nilai-nilai demokrasi

dalam pemilu menjadi luntur karna dengan uang akan menciderai

kejujuran, sprortifitas persaingan serta menimbulkan adanya persaingan

yang tidak adal bagi calon-calon lain.

Money politic dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suap,

arti suap dalam buku kamus besar Bahasa Indonesia adalah uang sogok.

Politik uang adalah pertukaran uang dengan posisi/ kebijakan/ keputusan

politik yang mengatasnamakan kepentingan rakyat tetapi sesungguhnya

demi kepentingan pribadi/ kelompok/ partai.

Undang-undang 10 tahun 2016 pasal 73 berbunyi sebagai berikut :

1) Calon dan/atau tim Kampanye dilarang menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi penyelenggara Pemilihan dan/atau Pemilih.

2) Calon yang terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan Bawaslu Provinsi dapat dikenai sanksi administrasi pembatalan sebagai pasangan calon oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.

3) Tim Kampanye yang terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

7

dikenai sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4) Selain Calon atau Pasangan Calon, anggota Partai Politik, tim kampanye, dan relawan, atau pihak lain juga dilarang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada warga negara Indonesia baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk:

a. mempengaruhi Pemilih untuk tidak menggunakan hak pilih;

b. menggunakan hak pilih dengan cara tertentu sehingga mengakibatkan suara tidak sah; dan

c. mempengaruhi untuk memilih calon tertentu atau tidak memilih calon tertentu.

5) Pemberian sanksi administrasi terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak menggugurkan sanksi pidana.

Berdasarkan UU diatas money politics, dapat diartikan sebagai suatu

upaya mempengaruhi orang lain dengan menggunakan imbalan materi atau

dapat juga diartikan jual beli suara pada proses politik. Tindakan membagi-

bagikan uang baik milik pribadi atau partai untuk mempengaruhi suara

pemilih (masyarakat). Pengertian ini secara umum ada kesamaan dengan

pemberian uang atau barang kepada seseorang karena memiliki maksud

politik yang tersembunyi dibalik pemberian itu. Jika maksud tersebut tidak

ada, maka pemberian tidak akan dilakukan juga. Praktik semacam itu jelas

bersifat ilegal dan merupakan suatu kejahatan.

a. Money Politics dalam Pemilu

Juliansyah (2004:24), Praktik money politics dalam pemilu sangat

beragam. Diantara bentuk-bentuk kegiatan yang dianggap politik uang

antara lain: distribusi sumbangan baik berupa barang atau uang kepada

para kader partai, penggembira (hiburan), golongan atau kelompok

8

tertentu. Pemberian sumbangan dari konglomerat atau pengusaha bagi

kepentingan partai politik tertentu, dengan konsesi-konsesi yang illegal.

Penyalahgunaan wewenang dan fasilitas negara untuk kepentingan dan

atau mengundang simpati bagi partai poltik tertentu, misalnya

penyalahgunaan dana bantuan sosial atau penyalahgunaan kredit murah.

Juliansyah (2004:29), Praktik money politics di negara ini dapat

dikelompokkan menjadi dua tahapan yakni pra pemungutan dan pasca

pemungutan. Pada pra pemungutan suara mulai dari seleksi administrasi,

masa kampanye, masa tenang dan menjelang pemungutan. Sasarannya

adalah para pemilih, terutama mereka yang masih mudah untuk

dipengaruhi. Untuk tahap kedua adalah pasca pemungutan, yakni setelah

pemilu berlangsung. Sasarannya adalah kalangan elit politik atau yang

lebih sering terjadi adalah pada Komisi Pemilihan Umum (KPU). Di

tangan mereka kedaulatan rakyat berada. Mereka memiliki wewenang

untuk mengambil keputusan-keputusan strategis.

Jika dianalisis lebih jauh kedua tahapan praktik tersebut, bahwa

praktik politik uang dengan sasaran pemilih atau rakyat secara umum akan

sangat sulit diukur keberhasilannya. Karena disamping medannya sangat

luas juga banyaknya jumlah pemilih. Apakah rakyat yang mencicipi uang

benar-benar mau mencontreng tanda gambar parpol yang telah

memberikan uang atau mereka ‟berkhiatan‟. Karena dalam masyarakat

telah berkembang pemahaman bahwa pemilu bukan saja pesta demokrasi,

tapi juga pesta bagi-bagi uang.

9

Adapun keberhasilan praktik money politics pada tahapan yang

kedua lebih dapat diprediksi ketimbang pada tahap yang pertama. Sebab

sasaran yang kedua adalah elit politik yang akan mengambil keputusan

penting bagi perjalanan pemerintahan. Namun kalau pemilihan dilakukan

dengan voting tertutup, keberhasilan rekayasa tersebut semakin sulit,

terutama jika pelaku Money Politics tersebut dinyatakan kalah dalam

pemilihan. Dengan demikian para ‟pengkhianat‟ sulit dilacak.

Demikian eratnya hubungan uang dengan politik, sehingga jika

money politics tetap merajalela niscaya parpol yang potensial melakukan

praktik tersebut hanya partai yang memiliki dana besar. Berapapun

besarnya jumlah dana yang dikeluarkan, keuntungan yang diperoleh tetap

akan jauh lebih besar. Sebab pihak yang diuntungkan dalam praktik money

politics adalah pihak pemberi, karena dia akan memperoleh dukungan dan

kekuasaan politik yang harganya tidak ternilai. Adapun yang dirugikan

adalah masyarakat. Karena ketika parpol tersebut berkesempatan untuk

memerintah, maka ia akan mengambil suatu kebijakan yang lebih

menguntungkan dirinya sendiri, pihak penyumbangnya dan kelompoknya,

daripada kepentingan umum.

b. Money Politics Dalam Pemilihan Umum Sebagai Cikal bakal Tindak

Pidana Korupsi.

Salah satu pertimbangan utama dilakukannya pemilihan langsung

adalah agar praktik money politics bisa diminimalisir. Hal ini merupakan

warisan birokrasi yang sudah koruptif dari masa sebelumnya. Bahkan

10

dalam demokrasi langsung sebagaimana yang terjadi selama ini, praktik

money politics menjadi semakin tak dapat dikendalikan. Berbagai

peraturan perundang-undangan yang melarang praktik haram ini, seolah

dibuat hanya untuk dilanggar. Praktik money politics dalam setiap

perhelatan politik menyebabkan masyarakat tidak bisa membedakan antara

penyelenggaraan mekanisme politik yang legal dengan money politics.

Singkatnya, sudah terbentuk suatu pandangan umum bahwa politik uang

dalam setiap kompetisi politik adalah sebuah kewajaran dan bahkan

keharusan. Hal inilah yang kemudian menyebabkan semacam pandangan

bahwa uang merupakan tujuan terselubung dalam setiap perlehatan

demokrasi di Indonesia.

Fahruzi (2009) Kancah perpolitikan Indonesia sudah terbiasa

dengan metode suap menyuap, baik dalam bentuk uang, barang, dan jasa.

Mulai dari tingkat Desa hingga tingkat Nasional sekalipun tidak luput dari

politik uang. Secara tidak langsung masyarakat diuntungkan dengan pola

“haram” yang marak terjadi menjelang pemilu. Namun, “keuntungan”

yang diperoleh mesti dibayar mahal oleh masyarakat umum. Para calon

pemimpim tentunya punya perhitungan sendiri akan dana besar yang

digelontorkan dalam pemilu. Maka tidak heran jika selama memimpin,

praktik KKN akan semakin sering dijumpai. Ada korelasi antara pemimpin

yang menggunakan cara illegal untuk dapat terpilih (politik uang) dengan

praktik KKN khususnya korupsi yang terjadi selama masa

kepemimpinannya.

11

Hidayat, Komaharuddin (2007:33), Calon pemimpin yang

menggunakan politik uang telah mencedrai demokrasi yang adalah

kedaulatan penuh dari rakyat. Demi menutup kembali uang yang telah

digelontorkan saat pemilihan umum berlangsung, jalan pintas yang

digunakan adalah korupsi. Selain itu, untuk mencalonkan diri kempali

pada pemilu mendatang seorang calon pemimpin (incumbent) akan

mengumpulkan dana demi suksesi pada pemilu yang akan datang. Dana

yang dikumpulkan ini oleh Komaruddin disebut sebagai dana “siluman”

atau dana illegal yang akan digunakan demi kepentingan politik petahana.

Berdasarkan data dan penjelasan diatas politik uang dalam

pemilihan umum memiliki peran besar dalam menghidupkan dan

memelihara tindak pidana korupsi di Indonesia. Dengan demikian,

meminimalisir atau membasmi politik uang secara tidak langsung sudah

sangat membantu dalam mengurangi tindak pidana korupsi di Indonesia.

Politik uang merupakan awal dari tindak pidana pidana yang terus

berlangsung hingga berujung pada tindak pidana korupsi. Kedewasaan

masyarakat dalam berpolitik sanagt dituntut dalam menghadapi ancaman

politik uang. Masyarakat mesti diberi penyadaran bahwa dengan

mendukung politik uang (menerima uang, barang atau jasa) itu berarti

telah mendukung tindak pidana korupsi.

2. Demokrasi Indonesia

Demokrasi indonsia merupakan demokrasi pancasila yang

konstitusional berdasarkan mekanisme kedaulatan rakyat di setipa

12

penyelenggaraan negara dan penyelenggaraan pemerintahan menurut

konstitusi yaitu UUD 1945. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan

UUD 1945 dan implementasinya “pelaksanaannya” wajib sesuai dengan

apa yang terdapat dalam UUD 1945.

Aspinall (2004) mengatakan bahwa Indonesia sedang

mengalami saat yang demokratis. Inisiatif politik yang dimotori oleh

Amien Rais mendorong reformasi terus bergulir. Reformasi yang gegap

gempita tersebut memberikan secercah harapan akan munculnya

kehidupan yang benar-benar demokratis, yang ditandai dengan booming

munculnya banyak parpol baru, kebebasan berserikat, kemerdekaan

berpendapat, kebebasan pers, dan sebagainya. yang merupakan ciri-ciri

demokrasi. Muncul tuntutan-tuntutan terhadap reformasi politik karena

adanya optimisme perbaikan implementasi demokrasi.

Ada tiga alasan munculnya optimisme semacam ini (Aspinall,

2004), yaitu:

1. Meluasnya antusiasme terhadap reformasi

2. Kedalaman krisis ekonomi yang dipercaya berakar pada

korupsi dan kurangnya pertanggung jawaban yang meresapi

sistem politik, sehingga reformasi demokratis diyakini merupakan

solusi

3. Perpecahan di kalangan elite politik yang berkuasa.Namun, di balik

dinamika reformasi yang penuh akselerasi tinggi, nampaknya

13

masih belum banyak kekuatan-kekuatan social politik yang benar-

benar memiliki kesungguhan untuk menggelindingkan demokrasi.

Sekalipun berbagai pranata bangunan demokrasi kini telah

terbentuk, namun di sana sini paradoks demokrasi masih banyak

dijumpai. Demokrasi yang dibangun dan dipahami lebih mengacu pada

demokrasi yang bersifat prosedural kelembagaan ketimbang demokrasi

yang mengacu pada tata nilai.

3. Partisipasi Masyarakat Terhadap Sistem Demokrasi

Hadjon (1997:4-5) mengemukakan bahwa konsep partisipasi

masyarakat

Berkaitan dengan konsep keterbukaan. Dalam artian, tanpa keterbukaan

pemerintahan tidak mungkin masyarakat dapat melakukan peran serta

dalam kegiatan-kegiatan pemerintahan. Keterbukaan sangat penting

artinya bagi pelaksanaan pemerintahan yang baik dan demokratis.

Dengan demikian keterbukaan dipandang sebagai suatu asas

ketatanegaraan mengenai pelaksanaan wewenang secara layak.

Menurut Conyers (1994:154), ada tiga alasan utama mengapa

partisipasi masyarakat mempunyai sifat sangat penting, yaitu :

1. partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh

informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat

setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan serta

proyek-proyek akan gagal.

14

2. masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program

pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan

perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui seluk beluk

proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap

proyek tersebut.

3. Timbul anggapan bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila

masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka

sendiri. Dapat dirasakan bahwa merekapun mempunyai hak

untuk turut memberikan saran

dalam menentukan jenis pembangunan yang akan dilaksanakan.

Partisipasi politik masyarakat pada. Pemilihan Umum juga sangat

menentukan arah dan kemajuan suatu bangsa. Kualitas partisipasi politik

akan sangat ditentukan apakah semua masyarakat yang telah memenuhi

wajib pilih dapat memberikan suaranya, apakah masyarakat diberikan

akses atau kemudahan dalam memilih serta apakah masyarakat dapat

memilih pemimpin yang benar-benar berkualitas yang didsarkan pada

keyakinan dan keperayaan pada calon yang ia pilih. Permasalahan pemilu

sesungguhnya bukan hanya sebatas karena proses teknisnya yang sering

ditemui banyak pelanggaran tetapi permasalahan utamanya adalah hasil

atau substansi dari pemilu masih jauh seperti yang diharapkan. Hasil akhir

yang sesungguhnya diharpakan dari pemilu adalah melahirkan pemimpin

yang ideal.

15

Bedasarkan dari uraian di atas dapat disimpulkan bahawa upaya

untuk meningkatkan partisipas politik masyarakat harus didasarkan pada

analisis dan argumentasi yang kuat. Hal ini disebabkan adanya kebutuhan

untuk mewujudkan langkah strategis dalam meningkatkan kuantitas dan

kualitas partisipasi politik masyarakat dalam pemilu dan penyempurnaan

sistem pemilu yang lebih baik kedepan. Itu artinya argumentasi dan

analisis yang lahir mesti berbasis pada, pertama, metodologi atau kerangka

pikir yang tepat untuk memahami dinamika partisipasi politik, serta

kedua, didasari dengan kepekaan yang kuat terhadap dinamika-dinamika

yang berkembang dalam wilayah ekonomi, administrasi, politik, serta

sosial dan kultural. Dengan kesadaran itu, maka keseluruhan dari

laporanini disusun secara sistematis dimana pada bagian awal akan

didiskusikan substansi partisipasi politik masyarakat dalam pemilu di

negara demokrasi. Bahwa pemilu merupakan mekanisme yang ditempuh

dalam sistem demokrasi untuk menghasilkan pemimpin atau pejabat

publik.

Meskipun masih banyak dari kalangan masyarakat menilai bahwa

konsepsi demokrasi seperti ini cenderung minimalis, namun praktek

demokrasi yang minimalis tersebut telah membentuk sebuah sistem

penentuan/pengisian jabatan-jabatan publik di semua negara demokratis.

Artinya bahwa pemilu telah terlembaga secara institusional dan

menjadi mekanisme universal dalam sistem politik di negara-negara

demokratis.

16

Robert Dahl (1971:35), Dalam kontek pemilu mekanisme

pemilihan dikatakan demokratis apabila memenuhi beberapa parameter,

yaitu :

1. Pemilihan umum

2. Rotasi kekuasaan

3. Rekrutmen secara terbuka

4. Akuntabilitas publik.

Merujuk pada pandangan Robert Dahl di atas dapat disimpukan

bahwa semangat demokrasi menuntut ruang partisipasi yang luas dan

telah mengkonstruksi sistem demokrasi kita pada demokrasi langsung

dimana rakyat secara langsung berpartisipasi untuk menentukan pilihan

politiknya tanpa diwakilkan.

Dalam negara demokrasi modern, pelaksanaan pemilihan secara

langsung bukan sekedar prosedur melainkan juga suatu keharusan untuk

memperbaiki dan mengoreksi kesalahan dalam pelaksanaan pemerintahan.

Pemilihan yang berkualitas harus memiliki kriteria yang memberikan

kesempatan kepada rakyat untuk :

a) Memilih antara tawaran kebijakan yang berbeda dan partai atau

kandidat yang saling bersaing

b) Meminta pertanggungjawaban pejabat terpilih untuk tindakan yang

mereka lakukan, dan

17

c) Mentranformasikan konsepsi simbolik (kedaulatan rakyat) dalam

tindakan riil yang sesungguhnya.

Pada uraian di atas dapat dilihat bahwa konsep seperti universalitas

individu dalam demokrasi (memiliki hak yang sama) harus dijunjung.

Bahwa semua warga negara memiliki peluang dan kesempatan yang sama

dalam mengevaluasi dan menentukan pemimpinnya. Sehingga partisipasi

politik dalam hal ini keikutsertaan warga negara dalam pemilu menjadi

penting. Pada sisi yang sama pemahaman yang baik terhadap peran-peran

strategis warga negara akan mendorong kualitas demokrasi.

4. Pemilukada tahun 2018 UU Pilkada Serentak

a. Kerangka Kerja Sistem Pemilukada

(Prof. Purwo), Dalam pandangan teoritisi lain, yang dimaksudkan

dengan kerangka kerja sistem secara umum mengacu pada adanya

proses dalam memahami kerangka kerja sistem pemilukada, harus

dilihat bekerjanya aspek-aspek input, konversi, output, feedback/feed

forward dan interaksinya terhadap lingkungan politik, ekonomi, sosial

dan budaya. Oleh karena itu, input dalam sistem pemilukada akan

terdiri dari eksistensi UU pemilukada, bekerjanya aktor-aktor pada

tahap awal (penyelenggara, peserta/partai politik dan perseorangan,

dan penduduk potensial pemilih). Proses penyelenggaraan pemilukada

akan menempati aspek konversi dimana dalam tahap ini akan terjadi

interaksi antar aktor dan hasil pemilukada akan menempati aspek

18

output dalam kerangka teori sistem. Prosesual yang terjadi pasca

output akan menjadi bahan untuk feedback/feed forward dari kerangka

kerja teori system. Oleh karena itu modifikasi kerangka berpikirnya

menjadi sebagai berikut :

Dari kerangka kerja sistem pemilukada di atas, analisis berikut

akan mendasarkan pada tiga hal utama yaitu aspek hukum dan

perundangan pemilukada, aspek institutional yang menyangkut

institusi pemerintah, penyelenggara dan institusi partai politik sebagai

peserta pemilukada. Sedangkan aspek perilaku akan dianalisis baik

perilaku penyelenggara, peserta maupun pemilih.

b. Sistem Penyelenggaraan Pemilukada

Secara umum dapat dijelaskan bahwa ada tiga fase utama

dalam suatu siklus kepemiluan yaitu pada masa sebelum tahapan, masa

tahapan dan masa pasca tahapan. Pada masa sebelum tahapan, dapat

diketahui bahwa unsurnya terdiri dari: perencanaan, pelatihan,

sosialisasi informasi dan pendaftaran. Dalam penyelenggaraan

pemilukada, harus melalui serangkaian tahapan yang pengaturannya

sudah dicantumkan dalam ketentuan undang-undang dan pengaturan

turunannya.

Undang-undang No. 9 tahun 2015 Pasal 101 berbunyi sebagai berikut:

1. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama untuk mencalonkan diri dan dicalonkan sebagai Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta Calon Walikota dan Calon Wakil Wali kota.

19

2. Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta Calon Walikota dan Calon Wakil Wali kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b. setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia

c. berpendidikan paling rendah sekolah lanjutan tingkat atas atau sederajat

serangkaian tahapan yang pengaturannyasudah dicantumkan

dalam ketentuan undang-undang dan pengaturan turunannya. Pada

dikatakan bahwa tahapan pemilukada, dimulai dari UU No 10 tahun

2016 pasal 7 yaitu:

a. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama

untuk mencalonkan diri dan dicalonkan sebagai Calon Gubernur

dan Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati,

serta Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota

b. Pembentukan badan pelaksana (KPPS), dan

c. Tahapan Penetapan Daftar Pemilih.

dukungan dan verifikasi dukungan calon perseorangan. Dalam hal

ini di beberapa pemilukada, soal jumlah dukungan dan verifikasi

dukungan calon perseorangan mengalami permasalahan teknis. Seperti

misalnya di wilayah yang kondisi geografisnya sulit dijangkau, atau

yang mobilitas penduduknya tinggi atau di wilayah yang anggaran

verifikasinya kecil. Dengan menyadari bahwa pada tahapan

20

pencalonan ini sering menimbulkan masalah, pembenahan diperlukan

secara substantif maupun teknis pada masa tahapan ini.

Apabila kualitas demokrasi pemilukada akan dilihat hubungannya

antara sistem yang dibangun, proses yang dilalui dalam

penyelenggaraan pemilukada dengan hasil pemilukada, maka ketiga

hal ini menjadi unsur yang sangat krusial harus diperhatikan. Dalam

hal proses penyelenggaraan pemilukada, tahapan pencalonan menjadi

tahapan yang sangat menentukan terjaringnya calon pemimpin daerah

yang mempunyai kualitas kepemimpinan dan kemampuan managerial

yang tinggi untuk mengarahkan perkembangan daerah menuju ke

pembangunan berkelanjutan.

Oleh sebab itu, hal yang belum ada dalam sistem pemilukada yang

dibangun selama ini maupun proses penyelenggaraan pemilukada

selama ini adalah adanya sistem yang menjamin munculnya calon yang

berkualitas dan memenuhi syarat pada waktu proses penyelenggaraan

pemiluk adanya. Selama ini syarat pendidikan yang minimal hanya

SMA dikritik tidak mampu memberikan garansi atas berlangsungnya

kepemimpinan yang baik di daerah. Tantangan pembangunan dan

pengembangan daerah ke depan, perlu diimbangi oleh bekal

kemampuan yang tidak cukup hanya diperoleh dibangku SMA. Oleh

karena itu, studi ini mengusulkan peningkatan syarat minimal calon

kepala daerah tidak hanya SMA tetapi minimal lulusan sarjana (S 1).

Hal itupun dirasa tidak memberikan garansi pada kemampuan

21

managerial yang diperlukan oleh seorang kepala daerah. Sehingga,

studi ini mengusulkan adanya syarat penambahan berupa penguasaan

keahlian managerial yang dibuktikan dengan serifikat kursus atau

pelatihan.

d. Tahap Kampanye

Tahapan kampanye secara ideal dimaksudkan untuk

mengkomunikasikan visi, misi dan program kerja yang nantinya akan

dilaksanakan. Oleh karena itu ketentuan bahwa masa kampanye lebih

ditekankan pada kampanye dialogis, perlu ditekankan pada

terkomunikasikannya visi-misi dan program calon kepala daerah dan

wakil kepala daerah.

Dalam prakteknya, pada masa kampanye selalu marak kegiatan

yang melibatkan masa, kegiatan yang memerlukan banyak uang apalagi

sekarang marak penggunaan “serangan fajar”, uang kaget, “NPWP”

(Nomer Piro, Wani Piro/Nomor berapa, berani bayar berapa). Hal itu

bukan sekedar jargon tetapi dalam kenyataan memang seperti menjadi

bagian dari prosesi pemilu maupun pemilukada.

e. Hari tenang

Biasanya pada hari tenang, isu yang muncul berkaitan dengan

kasak kusuk praktek “money politics” ini. Hari tenang yang berlaku tiga

hari menjelang dilaksanakannya pemungutan suara, sebenarnya

diharapkan sebagai hari persiapan secara teknis di lapangan. Namun,

22

yang sering terjadi adanya mobilisasi sumber daya dan sumber dana

yang luar biasa masih pada hari-hari menjelang pemungutan suara itu.

f. Pemungutan dan Penghitungan suara

Pada tahapan pemungutan dan penghitungan suara, biasanya

yang muncul adalah isu serangan fajar, isu pembelian suara dan isu

„masuk angin‟ (ketidak profesionalan penyelenggara). Hanya di daerah

yang mempunyai eskalasi konflik tinggi saja, yang dilihat dari sisi

keamanan, mengkhawatirkan.

g. Penentuan paslon terpilih

Pada tahapan penentuan pasangan calon terpilih, di beberapa

daerah yang dari awal prosesnya menunjukkan dinamika dan eskalasi

konflik antar pendukung, biasanya lebih diantisipasi oleh kepolisian.

1. Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2019 Pasal 2, yaitu :

1) Pemilihan dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas

langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

2) Dalam menyelenggarakan Pemilihan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), penyelenggara Pemilihan harus memenuhi

prinsip.

a. Mandiri

b. Jujur

c. Adilberkepastian hokum

d. tertibterbuka

e. proporsional

23

f. profesional;

g. akuntabel;

h. efektif; dan

i. efisien.

warga negara yang memiliki hak dapat memilih sesuai dengan

kehendaknya dan setiap suara pemilih memiliki nilai yang sama untuk

menentukan wakil rakyat yang akan terpilih. Asas "adil" adalah perlakuan

yang sama terhadap peserta pemilu dan pemilih, tanpa ada

pengistimewaan ataupun diskriminasi terhadap peserta atau pemilih

tertentu. Asas jujur dan adil mengikat tidak hanya kepada pemilih ataupun

peserta pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu

B. Kerangka Pikir

pada saat ini tidak sedikit para calon pemilukada yang ikut terjun

dalam kancah politik, sebagaian besarnya para calon pemilukada tersebut

menghalalkan sebuah cara untuk mendapatkan kursi kosong di tempat

penjabat agar mendapatkan jabatan yang mereka inginkan seperti

menggunakan money politics, contoh dengan iming-iming membagikan

sembako, janji-janji dan penyuapan, maka dari itu sebagai penggerak

politik masyarakat seharusnya menggunakan cara yang sportif agar

mereka mendapatkan pemimpin yang berkualitas. Bagi masyarakat

pedesaan figur seorang pemimpin merupakan seseorang yang sangat

disegani dan mempunyai kharismatik, sehingga masyarakat lebih

menghormatinya.

24

Dengan keterlibatan calon pemilukada sebagai penggerak politik

tentu akan menimbulkan berbagai persepsi dalam masyarakat. Sehingga

akan memunculkan berbagai respon dalam masyarakat dari berbagai latar

belakang yang berbeda.

Gambar kerangka berfikir.

C. Defenisi Oprasional

Dalam penelitian ini, untuk memberikan suatu kemudahan bagi

peneliti dalam melakukan penelitian di perlukan suatu oprasional yang

dimasukkan untuk menjelaskan indicator-indikator yang ditetapkan.

Defenisi oprasional adalah unsur yang mengukur suatu variabel atau

Money politics

Pemilukada

Pengaruh money politics terhadap

partisipasi masyarakat

dampak money politics terhadap demokrasi

Partisipasi masyarakat terhadap pemilukada di

kecamatan batulappa kabupaten pinrang

25

petunjuk pelaksanaan suatu penelitian. Varibel merupakan konsep yang

mempunyai variasi nilai. Defenisi Oprasional merupakan salah satu

langkah penting dalam penelitian karna berperan sebagai alat untuk

mengukur variabel. Untuk menilai variabel dapat dilihat melalui indikator

yang ada atau terjadi. Dalam penelitian ini indikator yang akan dijadikan

sebagai orientasi untuk dikaji menyangkut pengaruh “money politics”

terhadap partisipasi masyarakat pada pemilukada tahun 2018 di Kecamata

Batulappa Kabupaten Pinrang.

1. Program dan upaya KPU Kabupaten Pinrang dalam

menyelesaikan temuan-temuan yang ada di lapangan.

2. Penangan penemuan kasus pada pra-Pemilihan dan pasca

Pemilihan.

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Pendekatan

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

kualitatif yaitu model penelitian yang berfokus pada pemahaman

terhadap fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Pada metode

penelitian ini, peneliti menggunakan perspektif dari partisipan sebagai

gambaran yang diutamakan dalam memperoleh hasil penelitian.

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian

kualitatif deskriptif.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

a. Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan berlangsung kurang lebih selama satu bulan

b. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pinrang, dengan alasan :

1. Bersdasarkan pengamatan peneliti, di daerah tersebut sering

terdapat praktik Money Politic atau pemberian uang ke warga-

warga sekitar lokasi penelitian setiap mendekati pemilu.

2. Pemilukada di daerah saya, saya melihat ketika ada suatu

pemilukada partisipasi masyarat sangat kurang ketika tidak ada

yang namanya iming-iming atau sebuah sembako dan bisa

dikatakan serangan fajar dan kalau janji-janji tersebut tidak ada

maka kebanyakan masyarakat memilih golput saja, tapi ketika ada

27

serangan fajar masyarakat tersebut sangat antusias dalam

mengikuti pemilihan tersebut.

3. Lokasi relatife dengan domisili peneliti, sehingga memudah

dijangkau dan bisa lebih efesien (waktu dan biaya)

C. Informan Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah orang

atau pelaku yang benar-benar tahu dan menguasai masalah, srta terlibat

langsung dengan masalah penelitian. Dengan menggunakan metode

penelitian kualitatif, maka penelitian sangat erat kaitannya dengan factor-

faktor kontekstual. Proses pengumpulan data digunakan teknik purposive

sampling. Menurut sugiono (2013: 218-219) purposive sampling teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan tetentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling

tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa

sehingga akan memudahkan penelitian menjelajahi obyek atau situasi

social yang di teliti.

Adapun teknik penentu informan menggunakan (purposiveSampling),

yaitu teknik pengambilan sample didasarkan atas tujuan tertentu, (orang

yang dipilih betul-betul memiliki kriteria sebagai sampel). Kriteria

informan yaitu: yang menjadi pelaku atau actor money politic terhadap

pastisipasi masyarakat dalam pemiluikada pada tahun 2018 di Desa

batulappa kec.batulappa kab. Pinrang. Adapun key informan yang akan

dimintai data informasi, Informan penelitian ini meliputi tiga macam yaitu:

28

1. Inrforman kuncu (key informan), yaitu mereka yang

mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang di

perlukan dalam penelitian. Dalam hal ini KPU yang menjadi

informan kunci sebanyak 1 orang

2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibatsecara langsung

dalam interaksi social yang di teliti. Informan utama dalam

penelitian ini adalah masyarakat desa batulappa, sebanyak 1

orang

3. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan

informasi walaupun tidak langsung terlibat dala interaksi

social yang diteliti. Informan tambahan adalah masyarakat

desa batulappa yang tidak dapat ikut memilih, yaitu sebanyak

86 orang.

Berdasarkan uraian diatas, maka informan di tentukan dengan teknik

purposive yaitu penentuan informan tidak di dasarikan pedoman atau

berdasarkan perwakilan populasi, namun berdasarkan kedalam informasi

yang di butuhkan, yaitu dengan menemukan informan kunci yang

kemudian akan dilanjutkan dengan informan lainnya dengan tujuan

mengembangkan dan mencari informasi sebanyak-banyaknya yang

berhubungan dengan masalah penelitian, adapun rumus yang di gunakan

untuk menentuka sampel jumlah yang akan di teliti oleh peneliti, yaitu :

N n=

1+N(e)2

29

D. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian kualitatif ini adalah penelitian itu

sendiri. Dimana peneliti dapat mengetahui secara langsung melalui proses

melihat dan mengamati makna-makna tersembunyi yang dimunculkan

oleh subjek penelitian.

Untuk memperoleh hasil penelitian yang cermat dan valid serta

memudahkan peneliti maka perlu menggunakan alat bantu berupa

pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi.

E. Sumber Data Penelitian

Dalam setiap penelitian, data merupakan faktor penting yang harus

diperoleh oleh peneliti. Data ini dperoleh dari dua jenis sumber, yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari responden

melalui wawancara langsung dari sumber dimana penelitian akan

berlangsung.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang di peroleh melalui penelusuran

terhadap sumber-sumber informasi berupa buku-buku, internet dan

catatan tertulis yang relevan dengan tujuan dan masalah penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2009:224) teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari

30

penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dalam penelitian ini

ditempuh dengan menggunakan teknik sebagai berikut :

1. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan secara langsung di lokasi penelitian. Menurut Sugiyono

(2014:145) observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa

atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian, hasil observasi

berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi suasana tertentu.

2. Wawancara, yaitu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi melalui

Tanya jawab secara lisan dengan responden sehingga dapat menemukan

titik permasalahannya. Peneliti biasa sudah membuat daftar pertanyaan

secara sistematis yang bias digunakan sebagai intrumen penelitian seperti

alat bantu alat tulis, kamera untuk foto, serta instrument lainnya.

3. Dokumentasi, selesai dari poto-poto kegiatan selama melaksanakan

penelitian, juga bisa menggunakan kejian dokumen untuk mencari data

penelitian yang di perlukan yakni dapat berupa dokumen maupun hasil

penelitian sebelumnya atau buku yang terkait dalam penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis deskriptif kualitatif. Analisis data adalah proses menyusunan data

secara sistematis untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh

kesimpulan. Menurut Miles dan Huberman (1992:16) analisis terdiri dari

31

tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : reduksi data,

penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Proses analisis data

dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber

yaitu berupa wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan

lapangan serta dokumen resmi dan sebagainya dengan melakukan

pengolahan data dengan cara menuliskan, mengedit, mengklasifikasi,

kemudian diuraikan dalam bentuk penjelasan untuk mendapatkan

kesimpulan akhir.

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan

finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

2. Penyajian data

Menurut Miles dan Huberman membatasi suatu penyajian sebagai

sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Menarik kesimpulan

Menurut Miles dan Huberman penarikan kesimpulan hanyalah

sebagian dari satu kegiatan dari konfiguasi yang utuh. Kesimpulan-

kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.

32

BAB IV

HASIL PENELITIA DAN PEMBAHASAN

1. Pengaruh Money Politics Terhadap Partisipasi Masyarakat Di Desa

Batulappa Kec. Batulappa Kab. Pintang (Tingkat Partisipasi

Masyarakat Meningkat)

a. Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi yang penulis dapatkan tentang data

penduduk Desa Batulappa zang merupakan data yang di perlukan oleh

penulis untuk mengetahui berapa banyak jumlah masyarakat yang ikut

berpastisipasi tentang Pemilukada di Desa Batulappa Kec.Batulappa Kab.

Pinrang adapun data yang di dapatkan sebagai berikut :

Tabel Observasi 01 Tabel. 1 Jumlah Pemilih

No Jenis Kelamin Penduduk

1 Laki-laki 261

2 Pempuan 239

3 Jumlah 500 orang

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak500 orang,

sehingga presentase kelonggaran yang digunakan adalah 10% dan hasil

perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian. Maka untuk

mengetahui sampel penelitian, dengan perhitungan sampel sebgai berikut:

33

n = 738 1+738(0,1) 2

n= 738 = 88

1+ 7.38

Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 88 orang. Adapun data

informan yang penulis wawancarai yaitu :

Table. 2 penduduk yang diwawancarai

No Penduduk Jumlah keterangan

1 KPU 1 orang Wawancara

2 Kepala Desa 1 orang Wawancara

3 Tokoh Masyarakat 1 orang Wawancara

4 Pemilih Masyarakat 85 orang Angket/kuesioner

Jumlah 88 orang

Dari jumlah yang di wawancarai oleh penulis yaitu orang-orang yang

mengerti tentang jalannya Pemilukada di Desa Batulappa tersebut maka

penulis memilih petugas Kpu, Kepala Desa, dan Tokoh Masyarkat agar

dapat mempermudah penelitian dari penulis.

Tingkat partisipasi masyakat di desa Batulappa termasuk tergolong

sangat rendah karna masyarakat di desa Batulappa banyak yang tidak

mengikuti pemilihan umum walaupun pemilihan umum di adakan 5 tahun

sekali, dan adapun data yang penulis dapatkan dari komisi pemilihan

umum dari hasil rekapitulasi dari kecamatan batulappa tersebut adapun

34

tabel dari hasil rekapitulasi perhutingan suara dari setiap kecamatan di

tingkat kabupaten pinrang. Dapat di lihat dari table di bawah hasil dari

rekapitulasi hasil suara dari Desa Batulappa.

Tabel 03. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara

dapat lihat dari table di atas hasil rekapitulasi dari desa Batualappa

di kecamatan Batulappa yang memiliki 4 desa 1 kelurahan dan dari data

tersebut adalah hasil dari jumlah penduduk desa yaitu desa batulappa,

dapat di lihat dari tebel di atas dari jumlah masyarakat desa batulappa laki-

laki 413 orang sedangkan perempuan 323 orang dari jumlah keluruhan

masyarakat desa batulappa, sedangkan yang mengikuti pemilukada pada

pemilihan 2018 yaitu hanya mencapai 502 orang karna sebagian masyarkat

yang jumlah tidak menyikuti pemilihan mencapai angka 235orang karena

ada yang belum mencukupi umur untuki ikut pemilihan tersebut dan

NO.

A.

BATUL

APPA

JUMLAH

AKHIR/PINDA

HAN

1 3 4

LK 413 413

PR 323 323

JML 735 735

LK 0 0

PR 0 0

JML 0 0

LK 2 2

PR 0 0

JML 2 2

LK 415 415

PR 323 323

JML 738 738

LK 261 261

PR 239 239

JML 500 500

LK 0 0

PR 0 0

JML 0 0

LK 2 2

PR 0 0

JML 2 2

LK 263 263

PR 239 239

JML 502 502

A.1

DATA PEMILIH DAN PENGGUNAAN HAK PILIH

2

URAIAN RINCIAN

DATA PEMILIH

1. Pemilih Dalam DPT (Model A3-KWK )

2. Pemilih dalam DPPh (Model A4-KWK )

3. Pemilih dalam DPTb/KTP-el/

Surat Keterangan (Model A.Tb-KWK )

4. Jumlah Pemilih (1+2+3 )

A.2 PENGGUNA HAK PILIH

1. Pengguna hak pilih dalam DPT

2. Pengguna hak pilih dalam DPPh

3. Pengguna hak pilih dalam

DPTb/pengguna KTP-el/

Surat Keterangan

4. Jumlah seluruh pengguna Hak Pilih

(1+2+3)

35

adapun yang tidak ikut memilih karena ada keadaan darurat seperti berada

di luar kota atau sedang berhalangan ataupun sengaja tidak mgikuti

pemilihan tersebut dan bisa di sebut dengan golput (golongan putih).

Adapun data disabilitas atau penyandang cacat yang tidak bisa

mengikuti pemilihan umum di tempat yang di tentukan seperti tps yang

misalnya tempat lapangan atau sekolahan yang sedang libur atau tempat

yang lain-lainnya karena mereka tidak sanggup untuk jalan kesana atau

mereka sedang sakit.

Lapiran 0bservasi 04 Table. 04 data pemilihan disabilitas/penyandang cacat

Dari data pemilih disabilitas/penyandang cacat di atas tersebut tidak

dapat mengikuti proses berlangsungnya acara pemilihan umum yang sudah

di atur tempatnya oleh tim pemilu karena penyandang cacat tersebut tidak

dapat untuk bangkit/ berdiri atau duduk dari tempatnya maka tim tersebut

melakukan sebuah tugas mana kala selesai pemilihan umum di lapangan

maka tim pemilih tersebut akan mendatangi rumah orang yang sakit atau

penyandang desabilitas agar dapat menggunakan hak pilihnya untuk

memilih calon yang dia mau dan inginkan tersebut.

NO. RINCIAN

B.

JUMLAH

AKHIR/PI

NDAHAN

1 3 4

LK 2

PR 0

JML 2

LK 2

PR 0

JML 2

URAIAN

DATA PEMILIH DISABILITAS/PENYANDANG CACAT

2

1 Pemilih disabilitas/penyandang cacat

2 Pemilih disabilitas/penyandang cacat yang menggunakan hak pilih

36

Adapun diagram kenaikan angka pemilihan dari tahun ke tahun

tentang partispasi masyarakat di desa batulappa tentang tingkat kenaikan

pemilihan umum masyarakat dari tahun 2013 – 2018 tentang bagaimana

antusias masyakat desa batulappa yang berpartisipasi tersebut adapun table

tersebut.

Lampiran observasi 03 Tabel. 03 Diagram Kenaikan Angka Pemilih Dari Tahun Ke Tahun

Dari diagram di atas dapat dilihat dari tahun 2013 dan tahun 2018

bahwa dengan adanya money politics yang memang tingkat demokrasi saat

tahun 2018 sangat meningkat dilihat dari angka sebelumnya hanya

memiliki jumlah pemilih partisipasi pemilu di tahun 2013 hanya 318

angka yang partisipasi demokrasi pemilihan berlangsung angka yang

tidak terlalu banyak karna di tahun 2013 tidak banyak yang menggunakan

yang namanya money politics atau misalnya penyogokan seperti sembako,

uang tunai dll. Sedangkan pada saat di tahun 2018 angka pemilihan

tersebut meningkat yang berjumlah 502 orang yang menghadiri saat akan

37

ada pemilu karena calon kandidat tersebut mengeluarkan banyak

uang/dana maka partisipasi masyarakat meningkat dan antusia masyarakat

untuk memilih semakin banyak.

2. Dampak Money Politics Terhadap Kebelangsungan Demokrasi Di

Desa Batulappa Kecamatan Batulappa Kabupaten Pinrang.

Dampak money politics memang menimbulkan adanya partisipasi

demokrasi pemilu yang berlangsung tinggi tetapi kandidat harus

mengeluarkan banyak dana untuk sebuah suara masyarakat. politik uang/

money politic sangatlah merugikan baik untuk masyarakat ataupun

kandidat yang melakukan. Bagi kandidat yang melakukan money politic

ini tentu saja akan mencoreng nama baik mereka sendir sendiri apalagi

kalau sampai terseret kasus. Dampak dari money politic, baik itu dampak

bagi masyarakatnya maupun dampak bagi para calon kandidat itu sendiri.

Dampak bagi para calon kandidat sendiri ada dua yaitu, yang pertama

apabila mereka berhasil terpilih karena suksesnya memberikan money

poltic yang mereka lakukan, maupun dampak dari kekalahan para calon

legislatif yang gagal dalam money politic yang mereka lakukan. Bagi para

calon kandidat yang gagal dampaknya ialah bila mereka imannya kurang,

mereka bisa saja menjadi gila, atau psikologinya terganggu, karena banyak

yang bisa kita temukan pada para calon legislatif yang gila karena mereka

gagal menduduki kursi legislatif. Selain karena kurang suara, tidak sedikit

para calon kandidat yang gagal karena terbukti melakukan pelanggaran,

ibarat pepatah sudah jatuh tertimpa tangga pula, sudah keluar uang banyak

38

taidak terpilih dan akhirnya tertangkap juga, akibatnya rumah sakit yang

menjadi tujung perjuangan mereka.

Dampak lain yang dapat kita perhatikan apabila para calon

kandidat itu berhasil melenggang mendapatkan kursi legislatif akibat dari

money politik. Dalam hal ini dampak yang sangat harus kita waspadai

ialah penyalahgunaan jabatan, karena bisa kita lihat banyak kasus-kasus

korupsi di ranah legislatif. Mereka berfikir sebelum menduduki kursi

legislatif mereka sudah habis modal besar-besaran, sehingga saat itulah

yang menjadi cara agar modal yang telah habis mereka gunakan money

politic kembali lagi, istilah lainnya “balik modal”. Tidak dapat dipungkiri

banyak sekali proyek-proyek yang bisa menimbulkan korupsi yang tidak

sedikit. Selain itu akibat dari tidak kompetennya para legislator bisa

semakin memperkeruh keadaan yang parah, menjadi semakin parah

keadaan pemerintahaan di Indonesia. Mereka para caleg umumnya hanya

bisa mengumbar janji tidak tahu seperti apa kompetensi yang mereka

miliki dan hasilnya hanyalah korupsi dan korupsi yang menghiasi berita

berita di media masa.

Mengenai dampak dari money politic tentu saja ada dampaknya

bagi masyarakat itu sendiri. money politic bisa dijadikan ajang mencari

penghasilan, masyarakat awam tidak mempedulikan nilai nilai dari

demokrsi yang terpenting bagi mereka ialah mereka telah mendapatkan

uang atau bentuk penyuapan lainnya. Dampak lainnya ialah masyarakat

harus berhutang budi kepada mereka yang telah memberikan uang agar

39

masyarakat memilih mereka. Dalam hal inilah Hak Asasi seseorang dalam

menentukan pilihan yang tidak diperhatikan. Selain itu dampaknya bisa

tidak ada kepercayaan lagi dari masyarakat kepada para wakil-wakil

rakyat.

Dengan adanya ketidakpercayaan masyarakat terhadap para calon

pemimpin memberikan efek negatif bagi para pemimpin dengan

menghambur-hamburkan uang dalam waktu sekejap, demi kekuasaan

semata. Money politic bisa juga berdampak perpecahan antar masyarakat,

karena masyarakat telah berhutang budi kepada calon legislatif yang telah

memberikan bentuk penyuapan, sehingga sikap fanatik akan timbul dan

mereka menganggap para calon legislatif lainnya buruk dibandingkan

yang mereka dukung, disinilah akan terjadi konflik antar pendukung

masing-masing para calon legislatif. Sangat disayangkan apabila terjadi

perpecahan yang terjadi di masyarakat akibat permainan para politisi

dengan money politic.

Maka keberlangsungan demokrasi di Indonesia sangat

memprihatikan karna kita dapat menghasilkan pemimpin yang tidak

bertanggung jawab bagi masyarakat mereka dan untuk mensejahterkan

rakyatnya karna masyarakat memilih pemimpin yang hanya bermodalkan

dengan uang mereka saja untuk membeli suara masyarakat untuk

mendapatkan ke untungan bagi calon pemimpin yang terpilih, misalnya

pemimpim yang terpilih dengan banyaknya suara yang mereka hasilkan itu

dari hasil penyogokan maka pemimpi tersebut tidak akan memperdulikan

40

rakyatnya mereka hanya memikirkan bagaimana cara mengembalikna

modal mereka saja, maka daerah yang di naungi oleh pemimpin tersebut

bakal terbengkalai atau tidak terurus mungkin kalau ada pembangunan

baru yang pemimpin lakukan pasti di akhir jabatan mereka untuk mengatur

strategi agar masyarakat melihat hasil kerja pemimpin tersebut dan itu

menjadi alasan bagi pemimpin itu dapat mendaftarkan ulang nama mereka

agar terpilih lagi. Berdasarkan dari jumlah yang saya wawancarai saya

hanya mengambil 3 orang dari informan yang jabatannta tinggi saya

wawancarai.

Dan dari data informan masyarakat yang saya wawancari dari 10

orang dan 7 yang lainnya informan mengatakan hal yang sama persis

dengan apa yang informan lain katakana jadi penulis hanya mengambil

lima dari beberapa informan tersebut, pemberian uang atau barang di desa

Batulappa guna untuk meningkatkan jumlah suara yang menurut dari

beberapa informan yang di wawancarai oleh penulis bagaimana

mendapatkan suara yang banyak dari masyarakat tersebut.

Pengaruh dan dampak yang di timbulakan oleh Money Politics

terhadap partisipasi masyarakat Batulappa memang sangat kuat bagi

masyarakat yang menerima pemberian dari tim sukses maupun kandidat.

Dari hasil wawancara dengan masyarakat, ada beberapa dari informan

masyarakat yang di wawancarai oleh penulis atas nama bapak WY :

“memang sebelum hari pemilihan kita di kasih dana sama calon kandidat untuk di bagi-bagi ke masyrakat yang berkompetensi untuk mendukung calon kandidat ta dan masyarakat yang sudah terdaftar seperti teman-teman keluarga dan anggota saya yang merupakan orang yang siap

41

mendukung.Waktu hari pemilihan saya memang sengaja datang kebeberapa TPS untuk pantau apa datang atau tidak itu orang yang sudah saya kasih uang dan memang bisa di bilang semua yang saya kasih uang datng tp saya tidak tau siapa yang dia pilih.” Mengikuti pemilu memang bukan kewajiban yang harus di lakukan

oleh masyarakat untuk turut serta dalam pemilihan calon kepala daerah

namun Money Politics menjadi solusi bagi calon kandidat untuk

membuat masayrakat merasa berkewajiban dalam mengikuti partisipasi

politik pada pilkada yang berlangsung. Dan selanjutnya disampaikan oleh

informan yang penulis pilih sebagai informan yang mewakili masyrakat

yang berstatus sebagai ibu rumah tangga karena informan memiliki

jalinan kedekatan dengan beberapa hal serupa juga diungkapkan oleh

informan yang telah menerima pemberian uang dan barang dari tim

sukses, penulis yang dapat wawancarai bernama ibu HL :

“ kemarin waktu di kasih uang sama tim beberapa tim sukses untuk pilih dia jadi saya sama keluarga saya membagi suara kami sebagian agar supaya semua yang memberi tetap kami penuhi janji kami”. Adapun informan lain yang memberikan informasi, yang penulis dapat wawancarai yang berinisial DM : “kalau saya merima uang dari tim sukses saya akan terima saja karana ada rezeki nomplok kenapa harus di tolak kalau di tolak tidak baik karna satu kampong ki juga kalau masalah memilihnya itu gampang yang memberikan uang lebih besar maka saya akan memilihnya”.

pemberian uang, barang maupu kontrak kerja memang bisa

dibilang hal yang bisa membuat masyarakat di desa untuk ikut dalam

berpartisipasi pada pilkada.pemberian merupakan hal yang bisa dirasakan

secara langsung dan nyata oleh pemilih sehingga mereka mau

42

berpartisipasi dalam memilih calon kandidat meskipun makna dari

demokrasi menjadi semu akibat dari tindakan masyrakat yang

berpartisipasi karena didorong oleh pemberian dari calon kandidat

bukan lagi pemilihan calon kandidat berdasarkan dengan track record

dan kemampuanya dalam memajukan bangsa dan daerahnya.

Pertimbangan-pertimbangan masyrakat dalam memilih pemimpin juga

beralasan karena pemimpin saat ini memang belum ada yang

berkompeten dalam memimpin mereka cenderung lebih mementingkan

diri sendiri dan kelompoknya saja sehingga pemilih lebih bertindak pada

alasan yang lebih rasional rasional dan ditambah lagi beberapa factor yang

mempengaruhi masyrakat batulappa dalam menerima Money politics.

Money Politics memang memberikan pengaruh dalam bentuk

partisipasi politik untuk melakukan pemilihan tetapi belum dapat

memastikan dari calon yang memberikan uang atau barang yang

mendapatkan suara dari pemilih tersebut sehingga tindakan Money Politcs

hanya seperti sebuah perjudian dalam mendapatkan suara dukungan dari

masyarakat. Hal lain yang juga membuat Money Politics tidak dilakukan

secara besar-besaran hanya sebagian orang-orang mendaptakan karena di

pengaruhi oleh beberapa faktor yakni.

1. Sikap ganda masyarakat dalam memilih calon

Masyarakt sikap ganda yang penulis maksud adalah

masyarakat yang menerima semua pemberian dari calon-calon

kandidat maupun tim sukses hal tersebut diakibatkan

43

masyarakat menganggap uang yang diterima merupakan rezeki

karena menolak rezeki sama halnya dengan menolak pemberian

tuhan disisi lain menolak pemberian calon kandidat bisa

menyinggung perasaan anggota tim sukses yang

mendistribusikan sekaligus juga ingin mendapatkan uang lebih

dari beberapa kandidat hal ini di sampaikan oleh informan dari

Tokoh Masyarakat Bapak TH, yaitu :

“waktu pemilihan ada ada tim sukses yang datang dirumah

memberikan sembako sama uang dan kartu nama juga tentunya yang mau dipilih. saya sambut dengan baik tidak pernah ada yang saya tolak untuk datang silahturah mi dirumah kalau maunyaji kasih kenal calon kandidat yang mau na suruh ki pilih kenapa tidak. Masa mau diusir apa lagi mereka yang datang sebagi tim sukses itu bukan orang jauh melainkan satu kampong itu membuat kami merasa tidak enak untuk mengusir dengan alasan ada mi yang saya pilih. Jadi semua yang ingin bertamu selalu saya persilahkan masuk di rumah untuk na cerita tujuannya datang.”

2. Strategi Pemberian Yang Salah

Dalam memberikan barang dan jasa kepada pemilih, tim

sukses atau kandidat harus memperhatikan berbagi faktor yang

bisa membuat masyrakat merasa tertarik dengan pemberian

calon kandidat tersebut maupun tim sukses, sehingga

masyarakat merasa wajib memilih calon kandidat yang

memberikan barang dan uang kepada mereka. Pemberian uang,

barang maupun bantuan kerja yang salah atau tidak sesuai

dengan dengan kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat

justru hanya akan merugikan bagi calon kandidat karena

44

masyrakat hanya akan mengambil uang saja namun tidak

memilih mereka jika ada kandidat atau tim sukses yang lebih

bisa memberi mereka sesuatu hal yang lebih penting dari pada

uang dan mengharuskan mereka untuk memilih calon kandidat

agar hal yang dijanjikan atau di sepakati dapat berjalan dengan

sesuai rencana hal ini seperti pada kasus perbaikan akses

jalanan atau jembatan gantung yang akan di lewati oleh para

petani di sawah meraka.

adapun yang penulis wawancarai oleh Bapak JK, yaitu :

‟‟ada calon kandidat yang berjanji untuk memperbaiki akses

jalan dan jembatan penyebrangan ke sawah saya sangat bersemangat karna akses di sawah desa kami sangat memprihatinkan karna sudah sangat jelek dan rapuh utuk jadi npakai menyebrang dan saya sangat antusias untuk memilih calon tersebut walaupun saya tidak tau apakah calon yang saya pilih akan terpilih sebagai pemimpin kami nantinya” Tindakan Money Politics memang sering terjadi dalam

bentuk dan strategi pemberian yang berbeda-beda. Pemberian

barang dan jasa melalui saluran yang tepat dan kondisi yang

pas akan memberikan dukungan suara yang pasti dari

masyarakat yang menerima bantuan dari calon kandidat namun

sebaliknya pemberian barang, uang dan jasa hanya akan sia-sia

apa bila hanya di berikan begitu saja tampa ada analisis

tentang apa yang akan sangat dibutuhkan oleh masyarakat

yang melebihi dari sekedar pemberian uang dan sembako saja.

3. Tim Pemenagan/ Tim Sukses

45

Temuan di lapangan menunjukkan Semua bantuan calon

legislative diterima, tetapi tidak secara pasti mendorong mereka

memilih calon kandidat bersangkutan pada pemilihan, proses

panjang sosalisasi jauh sebelum pemilihan tidak menjamin

calon kandidat tersebut tidak tumbang di hari pemilihan.

Kesuksesan seorang calon kandidat ditentukan dengan

bagaimana pola rekrutmen tim sukses dan Proker dan pola

kerja dilapangan.

pemilu, peranan tim pemenagan atau tim sukses merupakan

sebuah sumber daya yang sangat penting dalam meraup suara

dengan berbagai pola strategi yang digunakan demi mencapai

kepentingan. Setiap kandidat memiliki kekuatan, kualitas dan

kuantitas tim sukses yang berbeda-beda antara satu dengan

yang lain dan antara didaerah satu dengan daerah lain. Hal ini

membuat perolehan suara baik tinggi atau rendah yang di

raup oleh calon kandidat di setiap daerah terkadang berbeda-

beda.

Tim sukses yang memiliki pengaruh yang sangat besar

dalam masyarakat merupakan kompetensi utama yang harus

dimiliki oleh tim sukses guna memudahkan dalam membentuk

jalinan dan hubungan emosional dengan pemilih Strategi dan

kemampuan untuk menciptakan keterikatan antara pemilih dan

calon kandidat melalui beberapa program yang bisa di bentuk

46

salah satu seperti perbaikan akses jalan, adapun penuturan

dari bapak kepala Desa AD, yaitu :

“memang sebelum saya di percaya jadi tim sukses biasanya

kalau kandidat berpengalaman pasti dia akan pertimbangkan berbagai hal seperti pengalaman seseorang calom tim sukses dalam merekrut suara, pengaruhnya di masyrakat, dan kesetiaan. Makin besar pengaruh seseorang di masyrakat maka makin banyak calon kandidat yang mendekatinya untuk di jadikan tim sukses dalam menorganisir orang-orang dekatnya untuk dukung merekadi pemilu nanti. Saya memang dari pemilihan legeslatif sudah mendukung calon kandidat karena memang dia orangnya bagus dan cepati akrab dan lumayanlah keuntungan yang sudah saya dapat semenjak mendukung baik waktu pileg maupun ini baru-baru pilkada”

Pengaruh Kualitas dan strategi tim sukses yang di anggap sangat

penting dalam menjalinkan ikatan antara pemilih dan calon kandidat Dari

temuan yang ada, dapat dilihat bahwa strategi yang membutuhkan biaya

tinggi tetapi tidak begitu efektif dalam mendulang perolehan suara jika

hanya mengandalkan pemberian uang semata tampa adastrategi yang

digunakan dalam menyalurkan dana tersebut sehingga sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan masyarakat.Pada dasarnya Money Politics

adalah kegiatan yang belum pasti akan menghasilkan dukungan yang

tinggi tampa memperhatiakan kekurangan seperti pemilihan suara yang

tidak pasti, strategi Money Politics yang salah dan SDM yang salah

dalam menyalurkan Money Politicss eperti penentuan calon tim sukses

yang tidak berkompeten dalam meraup suara dankurang memiliki jalinan

emosional dengan para pemilih di desa.

47

Sebuah kebiasaan yang buruk dari masyrakat desa jika dipandang

pada sisi demokrasi yang semestinya, namun berbading terbalik dari

pandangan masyrakat yang bertindak dari sisi kesadaran motivasi

berbentuk pilihan rasional dimana masyrakat berpartisipasi karena adanya

pemberian daricalon kandidat walaupun pada dasarnya karena pendidikan

masyrakat yang melakukan Money politics dan yang menerima pemberian

tersebut masih sangat rendah sehinggah mereka melaku kan hal tersebut

karena hanya melihat sisi rasional yang di dapatkan secara simple baik

pelaku Money Politics mendapatkan kekuaaan dan pemilih mendapatkan

uang saja dan bantuan yang bisa langsung mereka nikmati.

Money politic adalah pertukaran uang dengan posisi/ kebijakan

keputusan politik yang mengatasnamakan kepentingan rakyat tetapi

sesungguhnya demi kepentingan pribadi/ kelompok/ partai. Money

politic adalah suatu supaya memengaruhi orang lain (masyarakat) dengan

menggunakan imbalan materi atau dapat juga diartikan jual-beli suara

pada proses politik dan kekuasaan serta tindakan membagi-bagikan uang,

baik milik pribadi atau partai untuk mempengaruhi suara pemilih.

Money Politic dapat diartikan sebagai upaya mempengaruhi perilaku

orang lain dengan menggunakan imbalan tertentu.

Bentuk-bentuk money politic diantaranya yaitu pertama,berupa uang.

Uang adalah sumber utama bagi kekuatan politikdalam memenangkan

kekuasaan atau tetap mempertahankan kekuasaan. Uang dalam politik

merupakan hal yang instrumental dan signifikansinya terletak pada

48

bagaimana ia digunakan untuk memperoleh pengaruh politik dan

digunakan untuk mendapatkan kekuasaan. Politik dan uang merupakan

pasangan yang sangat sulit untuk dipisahkan. Aktivitas politik

memerlukan uang (sumber daya) yang tidak sedikit, terlebih dalam

kampanye pemilu. Seorang pakar politik mengatakan: “moneyis not

sufficient, but It is necessary for successful compaign. Money is necessary

because compaigns do have impact on election results and compaign

cannot be run without it” (Uang saja tidak cukup, tapi uang sangat berarti

bagi keberhasilan kampanye. Uang menjadi penting karena kampanye

memiliki pengaruh pada hasil pemilu dan kampanye tidak akan berjalan

tanpa ada uang).

Kedua, berupa barang. Barang juga tidak jauh berbeda fungsinya

dengan uang. Barang yang dilakukan menjadi modus money politic untuk

sarana kampanye biasanya sangat efektif karena sasarannya tepat yaitu

masyarakat yang memiliki perekonomian rendah. Contoh nyata dari

money politic berupa barang yaitu “sembako politik” adalah dengan

mengirimkan kebutuhan sehari-hari, berupa: beras, mie, minyak, gula

ataupun bahan-bahan sembako lainnya.

Ketiga, berupa fasilitas umum (perbaikan infrastruktur). Dalam hal ini,

strategi digunakan sebagai politik pencitraan dan tebar pesona lazim

dilakukan oleh para calon untuk menarik simpati masyarakat didaerah

pemilihannya. Instrument yang dijadikan alat ntuk menarik simpati

masyarakat dengan menyediakan semen, pasir, besi, batu dan sebagainya.

49

Fasilitas dan sarana umum yang biasa dijadikan “Jariyah Politis”, yaitu:

Pembangunan Masjid, Mushalla, Madrasah, jalan-jalan kecil (gang-gang),

dan sebagainya. Ketiga bentuk money politic di desa batulappa tersebut.

Berdasarkan dari ketiga bentuk tersebut masyarakat lebih cenderung

memilih yang namanya uang dari pada pada bentuk bantuan lainnya karna

masyarakat lebih mengutamakan yang namanya uang dan jikalau ada salah

satu atau lebih dari tim sukses yang memberikan maka masyarakat juga

tidak menolak karna jika bmenolak maka mereka berkata jika di tolak

maka kita menolak rezeki maka kita harus menerima uang atau barang

yang di berikan kepada tim sukses masing-masing dari calon kandidat. Hal

tersebut juga dapat dilihat berdasarkan diagram batang tentang bentuk-

bentuk money politic di desa batulappa.

Gambar Bentuk-bentuk Money Politic

Sumber : hasil kuesioner

50

Gambar diatas menunjukkan, bahwa hasil dari kuesioner

menunjukkan bahwa lebih banyak masyarakat yang lebih memilih uang

dari pada barang atau perbaikan infrastruktur tersebut karana masyarakat

menurut mereka uang dapat membeli barang yang mereka ingankan

sedangka kalau barang belum tentu masyarakat lainnya mau menerimanya

karana kebanyakan anak muda lebih mementingkan tentang apa yang

mereka mau dapa barang kaya sembako dan untuk infrastruktus

masyarakat tidak bbegitu tertarik bagaimana tidak kadang calon kandidat

yang di pilih tidak melaksanakan tugasnya atau apa yang mereka

janjiankan kepada rakyat maka dari itu masyarakat lebih memilih yang

pasti saja seperti uang dan sembako.

B. PEMBAHASAN

Money politics memang sulit untuk di hentikan akan tetapi kita

sebagai generasi muda mulailah mengkaji bahwasannya Politik Uang

sangat merugikan bagi kita semua, Memang uang itu kebutuhan kita tetapi

uang tidak di bagikan secara Cuma-cuma kecuali kalau shodaqoh, hadiah

dan infaq. Jika Money Politics di Indonesia masih berjalan saya yakin

korupsi belum bisa berkurang. Ini tidak berlaku di dunia politik saja akan

tetapi terjadi di perusahaan maupun institusi lainya. Untuk mencapai

keberhasilan suatu pimilihan tertentu tidak hanya dengan Politik Uang saja

akan tetapi bisa di capai dengan cara-cara yang sah. Dengan cara

menunjukkan dedikasinya sebagai calon pemimpin yang baik, dapat

51

meyakinkan serta mempunyai visi dan misi yang jelas kepada calon

pemilih.

rakyat Indonesia sangat berharap kepada para pemimpin untuk

memperketat jalannya Pemilihan Umum agar Politik Uang ini tidak

terjadi. Karena sudah ada Undang Undang yang mengatur yaitu :

Undang-undang 10 tahun 2016 pasal 73 berbunyi sebagai berikut :

6) Calon dan/atau tim Kampanye dilarang menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi penyelenggara Pemilihan dan/atau Pemilih.

7) Calon yang terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan Bawaslu Provinsi). dapat dikenai sanksi administrasi pembatalan sebagai pasangan calon oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.

8) Tim Kampanye yang terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dikenai sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

9) Selain Calon atau Pasangan Calon, anggota Partai Politik, tim kampanye, dan relawan, atau pihak lain juga dilarang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada warga negara Indonesia baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk:

a. mempengaruhi Pemilih untuk tidak menggunakan hak pilih; b. menggunakan hak pilih dengan cara tertentu sehingga

mengakibatkan suara tidak sah; dan c. mempengaruhi untuk memilih calon tertentu atau tidak

memilih calon tertentu. 10) Pemberian sanksi administrasi terhadap pelanggaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) tidak menggugurkan sanksi pidana.

Berdasarkan engertian di atas secara umum yaitu ada kesamaan dengan

pemberian uang atau barang kepada seseorang karna memiliki maksud tersebunyi

di balik pemberian itu. Maka pemimpin yang sengaja membagikan uang kepada

masyarakat tersebut dengan tujuan menyuap masyakat sangat tidak baik karna

52

sudah ada undang-udang yang melarang hal tersebut jikalau para pemimpin

tersebut melakukan hal seperti penyogokan dan di ketahui oleh BAWASLU maka

pemimpin tersebut akan di hokum Ancaman pidana 6 tahun dan denda Rp 1

Milyar berdasarkan pasal 187 A UU No.10 tahun 2016, dapat dikenakan pada

pemberi maupun penerima.

Pada tahap pemilihan tersebut seharusnya dapat menggunakan yang

namanya asas LUBER dan JURDIL maka tidak ada lagi yang namanya

penyogokan untuk masyarakat maka karna adanya yang namanya Luber dan

Jurdil, guna terciptanya sebuah demokrasi serta pesta demokrasi yang sehat dan

sesuai dengan amanat UUD 1945 dan juga sesuai dengan amanat rakyat dalam

penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dari praktek KKN.

Dalam pilkada yang ada maupun pemilu secara umum maka asas

ini(JURDIL serta LUBER) hanyalah sebuah slogan belaka, karena pada dasarnya

Money Politics merupakan sebuah sistem yang tidak akan pernah hilang dalam

proses demokrasi Indonesia dan hal ini akan terus menerus terjadi dan dilakukan

oleh para calon dan Juru kampaye serta Tim seksus masing-masing calon dalam

pilkada dan pemilu guna mencari perhatian serta suaradari para calon pemilih

untuk memenangkan mereka dalam PILKADA (Pemilihan Kepala Daerah) dan

PEMILU (Pemilihan Umum).

Walau pun adanya partai politik yang berasaskan Islam akan tetapi praktek

Money Politics ini tetap ada walau dikemas dalam agenda yang sangat rapi. Akan

tetapi juga ada juga partai politik yang memang benar-benar mereka tidak

melakukan politik uang (Money Politics). Serta merambaknya Money Politics

53

yang berakit langsung dan sangat berbahaya bagi demokrasi dan penguatan negara

bangsa. Melalui Money Politics kedaulatan bukan ada pada tangan rakyat akan

tetapi kedaulatan berada ditangan “uang”.

1. Dampak Yang Melatarbelakangi Masyarakat Desa Meneri Money Politics

Kegiatan Money Politics pada pemilu kini sudah menjadi fenomena yang

sering terjadi dimana Money Politic menjadi tolak ukur dari seorang kandidat

dalam meraih simpati dari msyarakat guna memenagkan pemilu, namun tidak

semua juga kandidat menmpuh jalur Money politic dalam memenagkan

pemilu walaupun dalam hal tersebut kemungkinannya sangat kecil, hal

tersebut sebabkan karena politik yang dipahami saat ini oleh masyaraka, yang

minim terhadap pengetahuan dan arti dari politik itu sendiri justru hanya

mengartikan pemilu sebagai sesuatu hal yang mendatangkan keuntungkan

bagi pemilih dan yang dipilih bukan memandang pemilu sebagai jalur yang

digunakan dalam mengerakkan Indonesia kearah yang lebih baik. Pendidikan

dan kebiasaan masyarakat ketika menjadi pemilih maupun yang dipilih justru

saling menyempitkan pemikiran akan arti dari pemilu yang dimana kandidat

hanya mengfokuskan mengejar kekuasaan dari proses pemilu sedangkan

pemilih yang hanya menanti pemberian uang sebagai alat terhadap

partisipasinya dalam pemilu.

Pengaruh Money politics terhadap partisipasi politik masyarakt di Desa

Batulappa memang disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya yaitu;

a. Kebiasaan dalam pemilu

54

Kebiasaan dari masyarakat yang menjadikan pemilu adalah sebuah

kondisi dimana mereka dan para elit politik saling berbagi dan

bantu membantu dalam mencapai kesepakatan bersama dari

keuntungan yang sama-sama pula mereka dapatkan. Situasi ini

telah mendasar lamadalam system pola pikir masyarakat ketika

terjadi pemilu dan hal tersedut diwariskan pada jaman sekarang.

Akibatnya situasi korupsi yang telah menjadi kultur budaya, inilah

yang menyebabkan Money Politics kini dilakukan secara terang-

terangan.

Money Politics bukan lagi suatu hal baru di desa Batulappa

namun masyarakat Batulappa lebih memahami Money Politics jika

di artikan dalam bentuk pemberian uang dan barang yang

dilakukan oleh calon kandidat atau tim sukse suntuk meminta

suara mereka pada saat pemilu.

b. Pengaruh Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaa dimana terjadi ketidakmampua

untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian,

tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan dapat

disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,

ataupun ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.

Kondisi miskin tersebut seperti memaksakan menekan sebagian

masyarakat untuk segera mendapatkan uang, Money Politics pun

menjadi ajang para rakyat untuk berebut uang. Mereka yang

55

menerima uang tampa memikirkan konsekuensi yang akan diterima

yaitu tindakan jual beli suara merupakan tindakan pelanggaran

hokum. Yang terpenting bagi masyarakat adalah bahwa mereka

mendapat uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

c. Pendidikan Poltik Yang Rendah

Tidak semua orang tau apa itu politik, bagaimana bentuknya, serta

apa yang ditimbulkan dari politik, hal itu semua bias disebabkan

karena kurangnya pembelajaran tentang poitik di sekolah-sekolah

secara mendalam atau masyarakat sendiri yang memang acuh

terhadap politik di Indonesia sehingga ketika ada pesta politik

seperti pemilu, masyarakat tersebut akan bersikap acuh dengan

pemilu. Tidak mengenal partai, tidak masalah tidak mengetahui

calon kepala daerah tidakmasalah bahkan tidak datang ke

pemlihan umum sekalipun juga tidak menjadi masalah.

d. Kepercayaan terhadap calon pemimpin

Pada zaman sekarang memang sangat sulit menemukan calon

pemimpin yang betul-betul maju untuk membangun daerahnya dan

mensejah terakan seluruh masyarakatnya melainkan pemimpin

yang hanya ingin mengejar kekuasaan dan mencapai ambisi

mereka dalam mensejahterakan diri mereka dengan kelompok-

kelompok tertentu saja tampa mempedulikan kepentingan

mayoritas dari masyarakat. Para calon kandidat terkadang hanya

melakukan pencitraan guname raup simpati masyarakat ketika

56

pemilu dan akan berubah setelah mereka dudukdan menjabat

sebagai pemimpin, Sejalan dengan kekuasaan.

e. Kesepakatan kerja

Money Politics yang identik dengan pemberian keuntugan

kepada pemilih guna mendapatkan suara. Bukan hanya dalam

bentuk barang atau uang cash aja , melainkan kandidat juga

menggunakan patronase berbentuk dana aspirasi seperti perbaikan

jalan dan perbaikan saluran perairan dan hal lain di beberapa

dusun yang dimana hal tersebut biasa dilakukan oleh anggota

legislative atau aparat pemerintah. Melalui dana aspirasi ini jelas

telah menargetkan kelompok pemilih yang akan menerima dana

aspirasi mereka. Selain itu, jelas pula bahwa merekajuga

membangun tim kampanye menggunakan dana aspirasi. Tidak

jarang parakandidat menjanjikan tokoh masyarakat yang

mendukung di tim kandidat untukdapat mengakses dana aspirasi.

Dari berbagi faktor-faktor yang pengaruh Money politics

tumbuh suburdan sangat sulit untuk di bendung karena hal

tersebut seperti sudah seolah-olahdilegalkan oleh pemilih dan

yang dipilih sehingga setiap pemilihan selalu saja diwarnai oleh

Money politics baik dari tingkatan tertinggi hingga terendah dalam

pemilu. Pengaruh yang ditimbulkan oleh Money Politics memang

selalu ada terhadap partisipasi masyarakat dalam pemilu hal ini

disebabkan kebutuhan akan uang, barang dan pemberian lainya

57

sangat membuat masyrakat terlenan dan dapat membantu

masyrakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Walaupun pada kenyataanya dengan adanya Money

Politics, akan membawa dampak buruk terhadap suat kekuasaan.

Karena secara akal, si calon maupun Partai Politik pendukungnya

pada saat pemilihannsudah mengeluarkan sekian rupiah demibeliau

berkuasa. Sudah barang tentu setelah beliau berkuasa akan

mencari celahuntuk mengganti yang sudah beliau

keluarkan.Akhirnya tentu akan timbulkorupsi (penggelapan

uang/barang berharga).

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan :

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1) Pengaruh money politics terhadap partisipasi masyarakat pada pemilukada

tahun 2018 di kec. Batulapppa kab. Pinrang

Money politics berpengaruh terhadap masyarakat karna pada tahun 2013

jumlah pemilih pemilukada di masyarakat kurang sedangkan di tahun

2018 jumlah pemilih pemilikada di masyarakat semangat bertambah atau

banyak masyarakat yang ikut untuk berpartisipasi mengikuti pemilukada

sekarang.

2) Dampak Money Politics terhadap keberlangsungan demokrasi bahwa

dngan adanya money politics memang tingkat partisipasi masyarakat.

Factor yang melatarbelakingi masyarakat menerima money politics

a. Kebiasaan dalam pemilu

b. Pengaruh Kemiskinan

c. Pendidikan Poltik Yang Rendah

d. Kepercayaan terhadap calon pemimpin

e. Kesepakatan kerja

59

B. SARAN

Berdasarkan ha sil penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis ingin

menyampaikan beberapa saran yaitu:

1. kepada penyelenggara pemilu atau instansi pemerintah terkait

pemilihan supaya lebih meningkatkan pendidikan dan

pembinaan politik kepada masyarakat akan bahaya politik uang

dalam pemilihan kepala daerah

2. Kepada masyarakat desa Bajomulyo sebaiknya untuk lebih

berhati-hati dalam menghadapi hadirnya politik uang

sehinmgga dapat memilih pemimpin yang bersih dari politik

uang

3. Kepada masyarakat dan instansi pemerintahan pada semua

daerah di harapkan bahwa pemilu yang terjadi seharusnya

bersifat bersih dan jujur agar pemilu terlaksana secara

demokratis dan money politik tidak semakin membudaya.

60

61

Lampiran 1

NAMA- NAMA INFORMAN

1. Nama : Wahyudin

Umur : 30 tahun

Status : Sudah Menikah

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

2. Nama : Halimah

Umur : 28 Tahun

Status : Sudah Menikah

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

3. Nama : Damar

Umur : 25 Tahun

Status : Belum Menikah

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : pengangguran/petani

4. Nama : joko

Umur : 38 Tahun

Status : Sudah Menikah

Pendidikan : SMA

62

Pekerjaan : PENJUAL BAKSO

5. Nama : TALIH

Umur : 42 Tahun

Status : Sudah Menikah

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

63

Lampiran 2

PEDOMAN OBSERVASI

NO ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN

1 Lokasi

2 Waktu Observasi

3 Sejauh Mana Kepala Daerah Berpengaruh Terhadap

Kehidupan Masyarakat Desa Batualappa

4 Pengaruh Money Politics Di Desa

Batulappa

5 Sejauh Mana Tindakan Tim Sukses Untuk Mendapatkan Suara

Masyarakat/Rakyat

64

Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA

Nama :

Umur :

Pekerjakaan :

Pendidikan :

Daftar Pertanyaan :

1. Sebelum pemilihan apakah bapak mendapatkan dana untuk di berikan kepada

masyarakat dan apakah bapak memilih orang yang bapak kasih dana dan pada

saat pemilihan apakah bapak datang ke TPS untuk memantau orang-orang yang

bapak sudah kasih dana dan apakah semua orang yang bapak kasih dana tersebut

datang semua atau hanya sebagaian ?

2. Bagaimana jika bapak/ibu mendapatkan beberapa ampou/serangan fajar dari

beberepa tim kandidat yang mencalonkan darinya ?

3. bagaimana kalau bapak/ibu waktu pemilihan ada tim sukses datang dirumah

memberikan sembako sama uang ke bapak ibu, bagaimana bapak/ibu

menyambutnya apakah mau bapak/ibu usir atau sambut dengan baik, dan jika

bapak di suruh memilih calon kandidat dari tim sukses yang datang di rumah

bapak/ibu apa alasannya ?

4. bagaimana reaksi bapak/ibu kalau ada calon kandidat yang akan memperbaiki

akses jalan di desa seperti contohnya jalan raya, jembatan dan lain-lain, dan

apakah bapak/ibu yakin kalau calon kandidat yang bapak/ibu pilih akan terpilih ?

5. Apakah bapak sebelumnya pernah menjadi tim sukses untuk caloon kandidat, dan

kalau memang pernah apa keuntungan bapak menjadi tim sukse mereka/calon

kandidat ?

65

Lampiran 4

INTRUMEN WAWANCARA

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

1. Sebelum pemilihan apakah bapak mendapatkan dana untuk di berikan kepada masyarakat dan apakah bapak memilih orang yang bapak kasih dana dan pada saat pemilihan apakah bapak datang ke TPS untuk memantau orang-orang yang bapak sudah kasih dana dan apakah semua orang yang bapak kasih dana tersebut datang semua atau hanya sebagaian ?

Informan WY : “memang sebelum hari pemilihan kita di kasih

dana sama calon kandidat untuk di bagi-bagi ke masyrakat yang

berkompetensi untuk mendukung calon kandidat ta dan

masyarakat yang sudah terdaftar seperti teman-teman keluarga dan

anggota saya yang merupakan orang yang siap mendukung.Waktu

hari pemilihan saya memang sengaja datang kebeberapa TPS

untuk pantau apa datang atau tidak itu orang yang sudah saya

kasih uang dan memang bisa di bilang semua yang saya kasih

uang datng tp saya tidak tau siapa yang dia pilih.”

Jawaban RM : kalau ada yang memberikan kami uang atau

barang kan tidak baikuntuk di tolak karena sempat dia

tersinggung apalagi kalau orang dekatkita, jadi jika kita sudah

ambil itu uang yang dikasih calon kandidat atautim sukses supaya

pilih dia pasti nanti jika hari pencoblosan pasti diamencari-

cari kita di TPS untuk memastikan apa datang kita atau

tidak.jadi kalau kita tidak datng jadinya tidak enak sama

sudah kasih uangkarena pasti prasangkanya dia mengganggap kita

tidak bisa di percayadan hanya makan gaji buta.

2. Bagaimana jika bapak/ibu mendapatkan beberapa ampau/serangan fajar

dari beberapa ti kandidat yang mencalonkan dirinya ?

66

Jawaban HL : “kemarin waktu di kasih uang sama tim beberapa

tim sukses untuk pilih dia jadi saya sama keluarga saya

membagi suara kami sebagian agar supaya semua yang memberi

tetap kami penuhi janji kami”.

Jawaban JD : Kalau saya mendapatkan ampau/serangan fajar ke

tim kandidata ya saya terimaji saja dari pada di tolak buang-buang

rejeki saja, mumpung ada yang kasihki juga kalau ada salah

satunya yang lebih besar jumlah uangnya maka yang lebih besar

jumlah uangnya yang saya pilih.

3. bagaimana kalau bapak/ibu waktu pemilihan ada tim sukses datang dirumah memberikan sembako sama uang ke bapak ibu, bagaimana bapak/ibu menyambutnya apakah mau bapak/ibu usir atau sambut dengan baik, dan jika bapak di suruh memilih calon kandidat dari tim sukses yang datang di rumah bapak/ibu apa alasannya ?

Jawaban TH : “waktu pemilihan ada ada tim sukses yang datang

dirumah memberikan sembako sama uang dan kartu nama juga tentunya yang mau dipilih. saya sambut dengan baik tidak pernah ada yang saya tolak untuk datang silahturah mi dirumah kalau maunyaji kasih kenal calon kandidat yang mau na suruh ki pilih kenapa tidak. Masa mau diusir apa lagi mereka yang datang sebagi tim sukses itu bukan orang jauh melainkan satu kampong itu membuat kami merasa tidak enak untuk mengusir dengan alasan ada mi yang saya pilih. Jadi semua yang ingin bertamu selalu saya persilahkan masuk di rumah untuk na cerita tujuannya datang.”

Jawaban DM : “Kemarin memang ada yang bagi-bagi Uang disini dari tim sukses calonkan didat kalau tidak salah sekitar 2 atau 3 orang tim sukses dari masing-masing calon kandidat cuman saya hanya dapat dari dua kandidat saja sekitar 70daridua orang tim sukses karena hanya itui yang dua saja saya kenal tim suksesn ya yakni saudara dekatji semua jadi dia ji yang kasih ka uang untuk memilih tapi saya waktu itu yangyang menjadi pilihan adalah no karena pemberiannya yang saya slalu saya terima.. Nakasih ka yah ku ambil mi”

4. bagaimana reaksi bapak/ibu kalau ada calon kandidat yang akan memperbaiki

akses jalan di desa seperti contohnya jalan raya, jembatan dan lain-lain, dan

apakah bapak/ibu yakin kalau calon kandidat yang bapak/ibu pilih akan terpilih ?

67

Jawaban JK : “ada calon kandidat yang berjanji untuk memperbaiki akses jalan dan jembatan penyebrangan ke sawah saya sangat bersemangat karna akses di sawah desa kami sangat memprihatinkan karna sudah sangat jelek dan rapuh utuk jadi npakai menyebrang dan saya sangat antusias untuk memilih calon tersebut walaupun saya tidak tau apakah calon yang saya pilih akan terpilih sebagai pemimpin kami nantinya”

Jawaba DL : “Perbaikan jalan memang dari calon pemimimpin

daerah untuk memperbaiki jalan sebelum pemilihan dilakukan agar masyarakat melihat akan keseriusanya dan kami sebagai masyarakat sangat terbantu oleh itu karna meperbaiki jalan lome yang sangat parah ketika di lewati mobil maka saya isitiaf memilihnya dan tidak tau warga lainnya”

5. Apakah bapak sebelumnya pernah menjadi tim sukses untuk caloon kandidat, dan kalau memang pernah apa keuntungan bapak menjadi tim sukse mereka/calon kandidat ?

Jawaban AD : “memang sebelum saya di percaya jadi tim sukses

biasanya kalau kandidat berpengalaman pasti dia akan pertimbangkan berbagai hal seperti pengalaman seseorang calom tim sukses dalam merekrut suara, pengaruhnya di masyrakat, dan kesetiaan. Makin besar pengaruh seseorang di masyrakat maka makin banyak calon kandidat yang mendekatinya untuk di jadikan tim sukses dalam menorganisir orang-orang dekatnya untuk dukung merekadi pemilu nanti. Saya memang dari pemilihan legeslatif sudah mendukung calon kandidat karena memang dia orangnya bagus dan cepati akrab dan lumayanlah keuntungan yang sudah saya dapat semenjak mendukung baik waktu pileg maupun ini baru-baru pilkada”

68

LEMBAR KUESIONER

PARTISIPASI MASYARAKAT BATULAPPA DALAM PEMILU

A. Data Responden

Nama :

Jenis kelamin :

Umur :

Pendidikan terakhir :

Pekerjaan :

Alamat :

B. Daftar pertanyaan

Petunjuk :

1. Beri kolom atau silang (×) pada pilihan saudara/I.

2. Jawablah pertanyaan sesuai pendapat / hati nurani anda dan

berdasarkn fakta yang anda alami.

3. Isilah titik-titik jika ada jawaban tambahan anda.

Pertanyaan :

1. Apakah anda terdaftar sebagai pemilih pada pemeilihan legislative

tahun2018 ?

a. Ya

b. Tidak

2. Apakah anda ikut memilih pada pemilihan umum legislative tahun

2018 yang lalu ?

a. Ikut memilih

b. Tidak ikut memilih

69

3. Menurut Anda bagaimanakah pelaksanaan kampanye Calon Bupati

dan Wakil

Bupati pada Pemilihan Umum Kepala Daerah di tahun 2018 ?

a. Baik

b. Cukup baik

c. Sangat baik

4. menurut anda bagaimanakah metode kampaye yang di gunakan

calon kandidat seperti pertemuan akbar, pengajian, pembagian

sembako dan bantuan kepada masyarakat ?

a. baik

b. cukup baik

c. sangat baik

5. apakah anda cukup tertarik dengan metode kampaye yang

digunakan oleh calon kandidat, seperti pertemuan akbar, pengajian,

pembagian sembako dan bantuan kepada masyarakat ?

a. sesuai

b. cukup sesuai

c. tidak sesuai

6. apakah bapak sangat mempercayai dan mera perlu mengikuti

pemilu ?

a. sangat perlu

b. tidak perlu

c. tidak peduli

7. apakah visi dan misi yang di berikan oleh masing-masing partai

politik mempengaruhi anda untuk tidak memilih ?

a. sangat mempengaruhi

b. mempengaruhi

c. tidak mempengaruhi

8. apakah anda merasa partai politik dalam pemilu legislative sudah

memperjuangkan kepentingan anda ?

a. ya

b. tidak

9. apakah isu ekonomi dari partai politik mempunyai pengaruh

kepada anda untuk tidak ikut memilih ?

a. sangat mempengaruhi

b. mempengaruhi

c. tidak mempengaruhi

70

DOKUMENRASI

Saat Mengantar Surat Ke Kantor KPU

71

Saat Mewawancarai Warga Desa Batualappa

72

73

RIWAYAT HIDUP

Dian Amalia. Di lahirkan di Batulappa Kabupaten

Pinrang pada tanggal 25 september 1996, dari

pasangan ayahanda M. Amin dan ibunda Hj.

Salmia. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun

2004 di SDN 198 Batulappa dan tamat tahun 2009, tamat SMP Negeri

2 Batulappa tahun 2012, dan tamat SMKN 1 Pinrang 2015. Pada

tahun yang sama (2015), penulis melanjutkan pendidikan SI Program

Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan

selesai tahun 2020..