Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

61
PENGA TERHAD MASYARAKA DI KA KOMI KAB ARUH MONEY POLITIC DAP PARTISIPASI POLIT AT PADA PEMILU TAH ABUPATEN SIMEULUE ISI PEMILIHAN UMUM BUPATEN SIMEULUE TAHUN 2015 C TIK HUN 2014 M

Transcript of Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

Page 1: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

PENGARUH MONEY POLITICTERHADAP PARTISIPASI POLITIK

MASYARAKAT PADA PEMILU TAHUN 2014DI KABUPATEN SIMEULUE

KOMISI PEMILIHAN UMUMKABUPATEN SIMEULUE

TAHUN 2015

PENGARUH MONEY POLITICTERHADAP PARTISIPASI POLITIK

MASYARAKAT PADA PEMILU TAHUN 2014DI KABUPATEN SIMEULUE

KOMISI PEMILIHAN UMUMKABUPATEN SIMEULUE

TAHUN 2015

PENGARUH MONEY POLITICTERHADAP PARTISIPASI POLITIK

MASYARAKAT PADA PEMILU TAHUN 2014DI KABUPATEN SIMEULUE

KOMISI PEMILIHAN UMUMKABUPATEN SIMEULUE

TAHUN 2015

Page 2: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, sumber segala kekuasaan dan

kehendak di semesta alam, yang mengajari manusia dari apa yang tak pernah

diketahuinya. Shalawat beserta Salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita

Nabi Muhammad SAW, beserta segenap keluarga , para sahabat dan pengikutnya,

Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Penelitian dan kajian money politic dalam konteks Pemilihan Umum baik

Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRA dan DPRK maupun Pemilihan Umum

Presiden dan Wakil Presiden 2014, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, karya tulis

ini didasari Surat Ketua KPU RI Nomor 155/KPU/2015 tanggal 06 April 2015 perihal

Pedoman Riset tentang Partisipasi dalam Pemilu dan Surat Ketua KIP Aceh Nomor

273/1034 tanggal 12 Mei 2015 perihal Tindak Lanjut Pertemuan tentang Pedoman Riset

Partispasi Masyarakat Dalam Pemilu. Menyelesaikan karya tulis ini bagi kami, rasanya

merupakan suatu anugerah yang sangat berharga dan hampir – hampir tak

terbayangkan. Harus diakui setelah melalui proses panjang dan dengan usaha yang

cukup melelahkan, karya tulis ini akhirnya dapat hadir di hadapan pembaca.

Terkait dengan penyusunan karya tulis ini, upaya-upaya yang telah

dilakukan KPU Kabupaten Simeulue adalah melaksanakan riset ataupun penelitian

agar mengetahui penyebab terjadinya fenomena politik uang (money politic) dalam

penyelenggaraan pemilihan umum 2014 di Kabupaten Simeulue.

Kami menyadari bahwa penyusunan karya tulis ini masih terdapat banyak

kekurangan, untuk itu diperlukan kritik dan saran dari berbagai pihak dalam rangka

meningkatkan kinerja KPU Kabupaten Simeulue. Semoga upaya yang telah dilakukan

mendapat Rahmat dan Hidayah dari Allah SWT.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Sinabang, Juli 2015

Ketua,

CHAIRUDDIN . T, SE

Page 3: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

i

i

Daftar Isi

HHaallaammaann

KKaattaa PPeennggaannttaarr................................................................................................................................................................ ii

DDaaffttaarr IIssii ..................................................................................……............………………………………………………………… iiii

BBaabb II PPEENNDDAAHHUULLUUAANN..……………………………………………………………………………………………… 11

AA.. LLaattaarr BBeellaakkaanngg MMaassaallaahh ………………………………………………………………………… 11

BB.. RRuummuussaann MMaassaallaahh..........................................................……………………....…………………….. 33

CC.. TTuujjuuaann PPeenneelliittiiaann..............................................................................................…………………….. 33

DD.. MMaannffaaaatt PPeenneelliittiiaann……………………………………..……………………………………………… 44

EE.. TTeellaahhaaaann PPuussttaakkaa………………………………………………..…………………………………….. 44

FF.. KKeerraannggkkaa TTeeoorriittiikk………………………………………………………………………………………….. 55

GG.. MMeettooddee PPeenneelliittiiaann…………………………………………………………………………………….... 66

HH.. SSiisstteemmaattiikkaa PPeemmbbaahhaassaann…………………………………………………………………….. 99

BBaabb IIII DDEESSKKRRIIPPSSII PPEENNEELLIITTIIAANN DDAANN OOBBYYEEKK PPEENNEELLIITTIIAANN ………….... 1100

AA.. LLeettaakk GGeeooggrraaffiiss……………………………………………………....…………………………………….... 1100

BB.. KKeeaaddaaaann PPeenndduudduukk......………………………………..……………………………………………….. 1100

CC.. KKeeaaddaaaann TTiinnggkkaatt KKeesseejjaahhtteerraaaann………………………………..…………………….. 1111

DD.. JJuummllaahh PPeemmiilliihh……………………………………………………………………………………………….. 1122

EE.. TTaattaa PPeemmeerriinnttaahhaann DDeessaa………………………………………………………………………….. 1133

BBaabb IIIIII HHAASSIILL PPEENNEELLIITTIIAANN DDAANN PPEEMMBBAAHHAASSAANN................................................................ 1144

AA.. HHaassiill PPeenneelliittiiaann………………………………………………………………........……………………………… 1144

BB.. PPeemmbbaahhaassaann ……………………………………………………………………....………….............................. 4400

BBaabb IIVV KKEESSIIMMPPUULLAANN DDAANN SSAARRAANN...................................................................................................... 5500DDaaffttaarr PPuussttaakkaaLLaammppiirraann -- LLaammppiirraann

Page 4: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pengertian Money Politics ada beberapa alternatif pengertian. Diantaranya, suatu

upaya mempengaruhi orang lain dengan menggunakan imbalan materi atau dapat juga

diartikan jual beli suara pada proses politik dan kekuasaan dan tindakan membagi-

bagikan uang baik milik pribadi partai politik dan tim sukses untuk mempengaruhi suara

pemilih (vooters). Pengertian ini secara umum ada kesamaan dengan pemberi uang atau

barang kepada seseorang karena memiliki maksud tertentu yang tersembunyi dibalik

pemberian itu. Jika tujuan tertentu tidak ada maka pemberian uang atau hadiah akan

dilakukan. Pratek semacam ini jelas bersifat ilegal dan merupakan kejahatan,

konsekwensinya apabila ditemukan bukti-bukti terjadinya praktek politik uang akan

terjerat undang-undang anti suap yang terdapat pada pasal 73 ayat 3 Undang-undang

No.3 Tahun 1999 dengan hukuman maksimal 3 tahun penjara.

Perpolitikan lokal selalu melahirkan dinamik, hal ini menuntut partai politik

(parpol) sebagai instrumen demokrasi harus menyelaraskan platform politiknya terhadap

perubahan yang terjadi di masyarakat. Tak sedikit perubahan tersebut menjadi tantangan

bagi parpol. Sebut saja bagi golongan Putih (golput) yang muncul akibat ketidak

percayaan kelompok ini kepada parpol, kini di masayarakat juga muncul kecendrungan

menginginkan figur-figur baru sebagai pemimpin, tentunya figur yang membawa

perubahan.

Hal ini membuktikan masyarakat masih bersifat apatis menantikan perbaikan dan

bosan dengan janji-janji politik, keberadaan golput di sejumlah pemilu maupun

Page 5: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

2

pemilihan kepala daerah makin mengukuhkan ketidakpastian kepada rakyat terhadap

janji parpol. Secara global jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI) tahun lalu

memprediksikan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap parpol turun drastis, ini akibat

masyarakat memandang komitmen pertanggungjawaban parpol terhadap konstituennya

masih sangat minim sehingga membuat para pemilih menjadi tidak respek terhadap

parpol.

Dengan adanya ketidakpercayaan masyarakat terhadap para calon pemimpin

memberikan efek negatif bagi para elit-elit dengan menghambur-hamburkan uang dalam

waktu sekejab demi kekuasaan semata dan sebaliknya adalah sangat menggiurkan bagi

masyarakat meskipun sesaat, karena itu juga masyarakat merasa “berhutang budi” pada

calon yang memberikan uang tersebut.

Dengan cara Money Politics hanya calon yang memiliki dana besar yang dapat

melakukan kampanye dan sosialisasi ke seluruh Indonesia, ini memperkecil kesempatan

bagi kandidat perorangan yang memiliki dana terbatas walaupun memiliki integritas

tinggi sehingga mereka tidak akan dikenal masyarakat yang saat ini Kabupaten Simeulue

memerlukan pergantian elite politik

Panwas secara bertingkat dari pusat, provinsi, kabupaten kota hingga kecamatan

juga saling mengawasi . Panwas pusat dapat menegur dan menghentikan panwas provinsi

demikian pula dari tingkat provinsi kepada kabupaten/kota atau panwas kabupaten/kota

kepada panwas tingkat kecamatan dan desa.

Penyelenggaran Pemilhan Umum harus siap karena Pemilihan Kepala Daerah

Mendatang menampilkan kultur politik dari partai oriented ke kandidat oriented,

sementara dengan kondisi yang ada kandidat kepala daerah dan wakil Kepala Daerah

Page 6: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

3

yang ada harus mampu mendanai partai sebagai timbal balik pencalonan. Akibatnya

terjadi perlombaan untuk mengumpulkan uang dari berbagai sumber sehingga

mendorong adanya korupsi pada tingkat masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan untuk menjawab beberapa

pertanyaan berikut :

1. Apakah Money Politics dalam Pemilihan Umum 2014?

2. Bagaimana Money Politics Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan

Umum Anggota DPR, DPD, DPRA dan DPRK maupun Pemilihan Umum Presiden

dan Wakil Presiden, Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah ?

3. Sejauh Mana Praktik Money Politics Pada Pemilihan Umum Tahun 2014?

4. Mengapa Money Politics dapat menjadi ancaman ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Secara Umum, Tujuan Penelitian ini adalah:

1. Untuk menjelaskan apakah Money Politics (Politik Uang)

2. Untuk mengetahui bagaimana money politik pada Pemilu tahun 2014 di Kabupaten

Simeulue.

3. Untuk menjelaskan sejauh mana pengaruh Money Politic terhadap partisipasi Politik

pada Pemilu 2014 di Kabupaten Simeulue.

Page 7: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

4

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

- Sebagai bahan atau referensi bagi para peneliti –peneliti lain yang ingin

mengembangkan dunia sosial dan politik.

- Penelitian ini di harapakan dapat menjadi bahan pembanding, pertimbangan dan

pengembangan bagi penelitian di masa yang akan datang di bidang dan

permaslahan sejenis atau bersangkutan.

2. Manfaat Praktis.

- Untuk pembelajaran bagi masyarakat agar lebih aktif dalam berpartisipasi

mengikuti pemilu.

- Agar pemerintah lebih aktif mensosialisasikan kepada seluruh elemen masyarakat

baik kalangan atas, menengah, ataupun bawah mengenai pentingnya penjoblosan

pemilu.

E. TELAAHAN PUSTAKA

1. Karya Miriam Budiarjo dengan Judul “Partisipasi Politik” Tahun 1998

2. Karya Mirian Budiarjo dengan judul “ Partisipasi & Partai Politik Sebuah Bunga

Rampai” Tahun 1982.

3. Karya Samuel P. Huntington dan Joal Nelson “ Partisipasi Politik di Negara

Berkembang”

Page 8: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

5

4. Karya Saiful Huda “ Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilukada 2012

Kabupaten Pati (Studi Kasus di Desa Tegal Harjo Kecamatan Trangkil).

F. KERANGKA TEORITIK

1. Teori Politik Uang (Money Politik)

Politik uang (money politik) adalah semua tindakan yang disengaja oleh

seseorang atau kelompok dengan memberi atau menjanjikan uang atau materi lainnya

kepada seseorang supaya menggunakan hak pilihnya dengan cara memilih calon tertentu

atau tidak menggunakan hak pilihnya dengan tidak memilih calon atau dengan sengaja

menerima atau memberi dana kampanye dari atau kepada pihak-pihak tertentu.

2. Teori Partisipasi Politik

Partisipasi merupakan salah satu aspek penting dalam berdemokrasi. Partisipasi

merupakan taraf partisipasi warga masyarakat dalam kegiatan-kegiatan politik baik yang

bersifat aktif maupun pasif bersifat langsung maupun yang tidak langsung guna

mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam masyarakat untuk tujuan tertentu.

3. Teori Keagamaan

Mengenai money politic, sejauh ini semua agama yang ada di Indonesia tidak

setuju dengan praktek tersebut, dikarenakan praktek money politic adalah praktek suap

menyuap yang bertentangan dengan norma-norma agama sehingga praktek tersebut dapat

dikatakan perbuatan haram yang tidak sesuai dengan ajaran agama, khususnya ajaran

agama Islam yang tertuang dalam Al Qur’an, surat Al Maidah ayat 42 dan surat Al

Baqarah ayat 188.

Page 9: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

6

G. METODE PENELITIAN.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian

yang terjun langsung ke lokasi yang menjadi obyek penelitian lapangan. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan metode Kuantitatif dengan

penyebaran quisioner (angket) kepada responden.

2. Sifat Penelitian.

Sifat penelitian yang digunakan oleh tim dalam menyusun makalah ini adalah

Emoiris Analitik, yaitu suatu penelitian yang berusaha untuk menggambarkan,

menjelaskan dan memaparkan fakta –fakta seadanya (faat finding) serta menemukan

koreksi antara yang satu dengan yang lainnya yang kemudian dianalisis dengan

menggunakan teori atau kaidah umum yang telah berlaku.

3. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, tim menggunakan pendekatan sosiologi politik yaitu

pendekatan yang lebih mengukur atau menilai sosial politik masyarakat Kabupaten

Simeulue dengan menggunakan bantuan teori yang sesuai atau berhubungan dengan

judul penelitian yaitu “Pengaruh Money Politic Terhadap Partisipasi Politik

Masyarakat Pada Pemilu Tahun 2014 di Kabupaten Simeulue.”

4. Subjek Penelitian

Penelitian adalah untuk menentukan individu ataupun kelompok yang menjadi obyek

dalam penelitian itu sendiri sangatlah penting.

Page 10: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

7

Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah masyarakat Kabupaten

Simeulue yang dianggap sudah dapat memilih dalam pemilu 2014 yang kemudian

diambil sample 200 responden yaitu 20 orang per kecamatan.

5. Sumber Data.

a. Data Primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, yaitu

mengumpulkan data primer dari jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan dalam bentuk quisioner (angket).

b. Data Sekunder.

Data sekunder merupakan data atau informasi kedua yang berhubungan dengan

masalah penelitian. Data itu berupa Dokumen – Dokumen seperti rekapitulasi

jumlah pemilih, jumlah TPS, jumlah responden maupun aktivitas sosial dan

politik masyarakat. Selain itu data sekunder lainnya dengan melakukan kajian

pustaka yang bersumber dari buku-buku, karya ilmiah, jurnal, koran, internet dan

lain-lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

6. Teknik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalan

rangka mencapai tujuan penelitian untuk memperoleh data tersebut, teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

Page 11: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

8

a. Observasi.

Suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung

maupun tidak langsung terhadap suatu obyek yang di teliti dan mengadakan

pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati.

Observasi ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh politik uang terhadap partisipasi

politik masyarakat Kabupaten Simeulue pada pemilu 2014. Dengan hasil observasi

ini dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam memetakan pertanyan-

pertanyaan (quisioner) yang akan disebutkan kepada sejumlah responden.

b. Daftar Pertanyaan/angket (quisioner)

Daftar pertanyaan (quisioner) adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan

untuk tujuan khusus yang memungkinkan seorang analis untuk mengumpulkan data

dan pendapat dari para responden yang telah dipilih. Daftar pertanyaan ini kemudian

akan dibagikan kepada para responden yang akan mengisinya sesuai dengan pendapat

mereka. Teknis penyebaran angket (kuisioner) kepada sejumlah orang yang dijadikan

sample menggunakan metode Purposive Random Sampling, yakni tekni pengambilan

sample diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseoarang atau sesuatu diambil

sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut

memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitinya.

c. Wawancara.

Wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh data tambahan dan memperkuat

hasil quisioner dalam penelitian ini. Dalam wawancara ini peneliti menggunakan

metode wawancara santai (tidak terstruktur) dengan beberapa orang yang memang

Page 12: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

9

berkapasitas dan patut untuk dimintai keterangan mengenai permasalahan yang

peneliti ambil.

7. Analisis Data.

Data yang dikumpulkan melalui instrumen penelitian dimaksudkan untuk mengetahui

atau menjawab dari pokok masalah dalam penelitian ini. Analis data ini digunakan

untuk mengolah data yang telah ditemukan peneliti selama melakukan penelitian

yang nantinya akan dirumuskan dan dapat mengambil kesimpulan tentang

permasalahan yang diteliti.

H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Untuk memudahkan dalam membaca Makalah ini, Penulis merancang serta

membuat Sistematika Pembahasan sebagai berikut:

BAB I adalah Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, pokok masalah, tujuan

dan kegunaan, telahaan pustaka, kerangka teoritik metode penelitian, dan sistematika

pembahasan.

BAB II adalah Dekrepsi Daerah penelitian dan obyek penelitian yang meliputi letak

geografis, keadaan penduduk, keadaan tingkat kesejahteraan jumlah pemilih, tata

pemerintahan desa.

BAB III adalah Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV adalah Kesimpulan dan Saran.

Page 13: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Respoden Penelitian

Sebelum dilakukan pembahasan lebih lanjut tentang pengaruh

money politik terhadap partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan

umum 2014 di Kabupaten Simeulue, terlebih dahulu akan dibahas tentang

karakteristik responden penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Karakteristik Responden Penelitian

No Karakteristik Responden

Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Umur 17 – 30 Tahun 43 22,1 31 – 45 Tahun 100 51,3 46 – 60 Tahun 45 23,1 61 Tahun ke atas 7 3,6

Jumlah 195 100 2. Jenis Kelamin Laki-Laki 149 76,4

Perempuan 46 23,6 Jumlah 195 100

3. Agama Islam 195 100 Non Islam - -

Jumlah 195 100

4. Pendidikan SD 32 16,4 SLTP 49 25,1 SMU 86 44,1 Diploma 14 7,2 Strata-1 14 7,2

Jumlah 195 100 5. Pekerjaan Swasta 74 37,9

PNS 17 8,7 Petani 49 25,1 Nelayan 7 3,6 IRT 29 14,9 Lain-lain 19 9,7

Jumlah 195 100

Sumber: data primer diolah, 2015

Page 14: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

Berdasarkan karakteristik responden penelitian yang merupakan

masyarakat Kabupaten Simeulue diketahui bahwa dari karakteristik umur

responden sebagian besar responden penelitian berumur antara 31-45

Tahun (51,3%) dan hanya 7 responden (3,6%) yang mempunyai umur 61

tahun ke atas. Hal ini mengindikasikan bahwa mayoritas masyarakat

Kabupaten Simeulue yang mempunyai hak pilih dari Pemilihan Umum

termasuk dalam kategori usai dewasa dan produktif, sehingga pola

pemikiran dan pertimbangan dalam melakukan pemilihan terhadap partai

politiknya sudah matang.

Pada kategori jenis kelamin dapat diketahui bahwa mayoritas

masyarakat peserta pemilihan umum di Kabupaten Simeulue mempunyai

jenis kelamin laki-laki, hal ini terlihat dari responden penelitian bahwa

76,4% atau 149 orang mempunyai jenis kelamin laki-laki dan hanya

23,6% atau 46 orang mempunyai jenis kelamin perempuan. Banyaknya

responden dengan jenis kelamin laki-laki ini menunjukkan partisipasi laki-

laki dalam mengikuti pemilihan umum tahun 2014 di Kabupaten Simeulue

cukup besar, hal ini dikarenakan laki-laki merupakan tulang punggung

keluarga yang mempunyai kewajiban menentukan masa depan keluarga,

sehingga dengan mengikuti pemilihan umum dapat merubah kesejahteraan

keluarga.

Karakteristik responden penelitian dilihat dari agama diketahui

bahwa seluruh responden penelitian ini beragama Islam (100%), hal ini

disebabkan mayoritas masyarakat di Kabupaten Simeulue menganut

Page 15: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

agama Islam, dan agama Islam menjadi agama mayoritas di Negara

Indonesia yang penyebarannya hampir merata di seluruh pelosok

Nusantara.

Distribusi tingkat pendidikan responden penelitian yang merupakan

warga Kabupaten Simeulue diketahui bahwa sebagian besar responden

penelitian mempunyai pendidikan terakhir pada tingkat SMU (44,1%) dan

untuk pendidikan pada tingkat Diploma maupun Strata-1 hanya 7,2% atau

14 responden. Hal ini menunjukkan bahwa program wajib belajar yang

dicanangkan pemerintah Indonesia sudah cukup berhasil, karena hampir

sebagian besar masyarakat di Kabupaten Simeulue sudah mendapatkan

pendidikan maksimal sampai dengan tingkat SLTP, meskipun hanya

sebagian kecil masyarakat yang melanjutkan pendidikan ke jenjang

perguruan tinggi.

Dilihat dari sektor pekerjaan, mayoritas masyarakat di Kabupaten

Simeulue mempunyai pekerjaan pada sektor swasta. Hal ini terlihat dari

distribusi data responden penelitian sebanyak 74 responden (37,9%)

mempunyai pekerjaan pada sektor swasta dan hanya 3,6% atau 7

responden yang mempunyai pekerjaan sebagai nelayan. Swasta merupakan

sektor pekerjaan yang menjadi favorit masyarakat di Kabupaten Simeulue,

hal ini disebabkan dengan semakin baik pertumbuhan perekonomian di

Kabupaten Simeulue, maka semakin berkembang pula industri-industri

yang dapat menyerap sumber daya manusia, sehingga dengan

Page 16: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

pertimbangan resiko yang rendah, banyak masyarakat di Kabupaten

Simeulue yang bekerja pada sektor swasta.

2. Pengaruh Money Politik terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

dalam Pemilihan Umum 2014 di Kabupaten Simeulue

Analisis data yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh money

politik terhadap partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan umum

2014 di Kabupaten Simeulue dilakukan secara deskriptif, dengan analisis

ini diharapkan dapat diketahui kecenderungan masyarakat di Kabupaten

Simeulue dalam pemilihan umum 2014. Adapun analisis terkait dengan

status terdaftar sebagai pemilih pada Pemilihan Umum DPR, DPD, DPRD

Provinsi, DPRD Kabupaten Simeulue dan Pemilihan Umum/Wakil

Presiden tahun 2014 diketahui sebagai berikut:

Gambar 3.1 Status Terdaftar sebagai Pemilih pada Pemilihan Umum

Terkait dengan status terdaftar sebagai pemilih pada Pemilihan

Umum DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Simeulue dan

97,95%

0,51%1,03%

0,51%

Terdaftar Tidak Terdaftar Tidak Tahu Ragu-Ragu

Page 17: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

Pemilihan Umum/Wakil Presiden tahun 2014 diketahui bahwa 97,95%

masayrakat di Kabupaten Simeulu menyatakan sudah terdaftar dalam

status terdaftar sebagai pemilih pada Pemilihan Umum DPR, DPD, DPRD

Provinsi, DPRD Kabupaten Simeulue dan Pemilihan Umum/Wakil

Presiden tahun 2014 dan hanya 0,51% yang tidak terdaftar sebagai peserta

dalam pemilihan umum tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa kerja

keras Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai panitia penyelenggara

pemilihan umum di Kabupaten Simeulu sudah cukup berhasil dalam

melakukan pendataan, sehingga hampir seluruh masyarakat yang

mempunyai hak pilih mempunyai kesempatan untuk menyampaikan

aspirasinya melalui pemilihan umum, selanjutnya tanggapan masyarakat

terkait dengan partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum DPR, DPD,

DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Simeulue dan Pemilihan Umum

Presiden/Wakil Presiden tahun 2014 diketahui sebagai berikut:

Gambar 3.2 Partisipasi dalam Pemilihan Umum

99,49%

0,51%

Ikut Memilih Tidak Ikut Memilih

Page 18: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

Dalam kaitannya dengan partisipasi masyarakat dalam pemilihan

umum DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Simeulue dan

Pemilihan Umum Presiden/Wakil Presiden tahun 2014 diketahui bahwa

hampir seluruh responden (99,49%) menyatakan ikut berpartisipasi dalam

masyarakat dalam pemilihan umum DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD

Kabupaten Simeulue dan Pemilihan Umum Presiden/Wakil Presiden tahun

2014. Ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat dalam kegiatan

Pemilihan Umum sangat tinggi, hal ini tentunya disebabkan tingginya

minat masyarakat dalam menginginkan perubahan pemerintah menuju

yang lebih baik. Dengan adanya partisipasi masyarakat ini, maka

pemerintahan yang ada merupakan cermin dari harapan masyarakat

Indonesia. Namun, di sisi lain ada sebagian kecil masyarakat yang tidak

menggunakan hak pilihnya, penyebabnya dapat dilihat pada diagram

sebagai berikut:

Gambar 3.3 Alasan Tidak Berpartisipasi dalam Pemilihan Umum

48,21%

14,36%

19,49%

12,31%

5,64%

Tidak Terdaftar dalam Daftar Pemilih

Tidak Percaya dengan Partai Politik dan Kandidat Calon

Tidak Mendapat Undangan Memilih dari PPS

Ada Pekerjaan Lain

Tidak Menjawab

Page 19: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

Pada kenyataannya meskipun sudah dilakukan pendataan secara

mendalam dan terperinci, masih ada beberapa masyarakat yang enggan

untuk berpartisipasi dalam Pemilihan Umum, adapun alasan tidak

menggunakan hak pilih pada Pemilihan Umum DPR, DPD, DPRD

Provinsi, DPRD Kabupaten Simeulue dan Pemilihan Umum

Presiden/Wakil Presiden tahun 2014 sebagian besar disebabkan karena

tidak terdaftar dalam daftar pemilih. Adanya sebagian masyarakat yang

tidak terdaftar dalam daftar pemilih ini sangat dimungkinkan terjadi

karena masih banyak masyarakat di Indonesia yang secara administrasi

belum mempunyai Kartu Keluarga atau Kartu Tanda Penduduk.

Masyarakat merasa bahwa Kartu Keluarga atau Kartu Tanda Penduduk

belum merasa butuh dengan hal tersebut, sehingga adanya masyarakat

yang tidak terdaftar dalam daftar pemilihan umum ini menyebabkan

mereka tidak dapat berpartisipasi dalam menyampaikan hak suaranya,

adapun alasan lain adalah ada pekerjaan lain (12,3%). Adapun pendapat

masyarakat tentang pentingnya mengikut pemilihan umum dapat dilihat

pada gambar diagram sebagai berikut:

Page 20: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

Gambar 3.4 Tingkat Kepentingan dalam Pemilihan Umum

Pendapat masyarakat di Kabupaten Simeulue tentang tingkat

kepentingan dalam mengikut pemilihan umum diketahui bahwa mayoritas

masyarakat memandang sangat perlu untuk berpartisipasi dalam kegiatan

Pemilihan Umum (73,3%) dan hanya sebagian kecil dari masyarakat yang

memandang pemilihan umum tidak perlu (2,1%) dan bahkan ada

masyarakat yang tidak mau tahu dengan kegiatan pemilihan umum (1,5%).

Tingginya jumlah masyarakat yang menganggap penting untuk

berpartisipasi dalam Pemilihan Umum ini disebabkan masyarakat

Indonesia pada umumnya sudah mulai sadar dalam berdemokrasi,

sehingga untuk dapat menyampaikan aspirasinya dapat dilakukan dengan

mengikuti kegiatan pemilihan umum. Adanya beberapa masyarakat yang

mengaggap tidak perlu atau tidak mau tahu dengan kegiatan pemilihan

umum ini lebih disebabkan karena faktor pengetahuan yang rendah

tentang pemilihan umum, sehingga dibutuhkan sosialisasi yang lebih

73,33%

21,54%

2,05% 1,54%1,54%

Sangat Perlu Perlu Tidak Perlu Tidak Mau Tahu Tidak Menjawab

Page 21: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

mendalam kepadan masyarakat tentang urgency berpartisipasi dalam

pemilihan umum. Terkait dengan hal itu, tanggapan masyarakat tentang

adanya sosialisasi politik dari Partai Politik dalam Pemilihan Umum

Legislatif/Pilpres 2014 kepada masyarakat diketahui distribusinya sebagai

berikut:

Gambar 3.5 Sosialisasi Politik pada Masyarakat

Sosialisasi politik dari Partai Politik dalam Pemilihan Umum

Legislatif/Pilpres 2014 kepada masyarakat senantiasa dilakukan dalam

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemilihan umum, hal

ini terbukti bahwa mayoritas masyarakat di Kabupaten Simeulue

menyatakan adanya sosialisasi politik yang dilakukan oleh sebagian partai

(49,23%), namun hanya 3,08% yan menyatakan sosialisasi politik tidak

ada. Besarnya sosialisasi politik yang dilakukan oleh partai ini sangat logis

dilakukan, karena dengan adanya sosialisasi politik ini masyarakat mulai

mengenai tentang partai-partai yang akan berpartisipasi dalam kegiatan

pemilihan umum, sehingga dengan adanya sosialisasi politik ini

33,33%

49,23%

3,08% 14,36%

Ada Ada Tetapi Sebagian Partai Tidak Ada Tidak Tahu

Page 22: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

masyarakat paham tentang visi dan misi yang menjadi tujuan utama partai

politik tersebut berpartisipasi dalam pemilihan umum. Adanya sebagian

kecil masyarakat yang tidak mengetahui adanya sosialisasi politik ini lebih

dimungkinkan karena faktor kurangnya bersosialisasi dengan masyarakat

dan lebih mementingkan kehidupan sendiri, karena hampir di seluruh

pelosok daerah senantiasa dilakukan sosialisasi terkait dengan kegiatan

pemilihan umum. Sosialisasi politik ini tentunya tidak terlepas dari adanya

pihak keluarga dan teman yang memberikan pengaruh dalam menentukan

hak pilih pada pemilu legislatif/Pilpres tahun 2014 di Kabupaten Simeulue

sebagai berikut:

Gambar 3.6 Sosialisasi Politik oleh Pihak Keluarga dan Teman

Adanya sosialisasi dari pihak keluarga dan teman baik secara

langsung maupun tidak langsung memberikan pengaruh dalam

menentukan hak pilih pada pemilu legislatif/Pilpres tahun 2014 di

Kabupaten Simeulue, namun adanya kedewasaan dari masyarakat yang

memahami secara benar arti pemilihan umum maka diketahui bahwa

31,28%

8,72%53,33%

5,64%1,03%

Sangat Berpengaruh Berpengaruh Tidak Berpengaruh

Tidak Tahu Tidak Menjawab

Page 23: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

sebagian masyarakat di Kabupaten Simeulue tidak berpengaruh dengan

adanya sosialisasi politik yang dilakukan oleh keluarga dan teman

(53,3%), namun meskipun seperti itu masih cukup besar pula masyarakat

yang masih sangat terpengaruh dengan adanya keluarga dan teman

(31,1%). Adanya masyarakat yang masih sangat terpengaruh dengan pihak

keluarga dan teman yang memberikan pengaruh dalam menentukan hak

pilih pada pemilu legislatif/Pilpres tahun 2014 di Kabupaten Simeulue ini

disebabkan masih banyak masyarakat yang lebih mengutamakan tokoh

dalam masyarakat dan apabila seruan itu disampaikan oleh tokoh

masyarakat atau keluarga dan teman akan memberikan dampak yang besar

dalam mempengaruhi suara dalam pemilihan umum. Keberhasilan

pemilihan umum masih sangat sulit sekali dengan adanya politik uang

(money politic), adapun pendapatan masyarakat di Kabupaten Simeulue

dengan adanya calon legislatif Tahun 2014 atau tim suksesnya yang

memberi uang atau hadia dalam melakukan kampanye agar dipilih

diketahui sebagai berikut:

Gambar 3.7 Pemberian Uang atau Hadiah dari Calon Legislatif

14,36%

52,82%

26,67%

5,13%1,03%

Ada Tidak Ada Tidah Tahu Ragu-Ragu Tidak Menjawab

Page 24: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

Keberadaan calon anggota legislatif yang curang dalam pemilihan

umum dengan memberikan uang atau hadiah dalam kegiatan kampanye

memang masih sulit untuk dihindari, hal ini terlihat bahwa masih ada

14,4% masyarakat yang mendapatkan uang atau hadiah dari calon

legislatif atau tim suksesnya dalam kegiatan kampanye, namun meskipun

seperti itu mayoritas masyarakat di Kabupaten Simeulue menyatakan

bahwa kegiatan pembagian uang atau hadiah dari calon legislatif atau tim

suksesnya tidak ada (52,8%). Adanya sebagian kecil masyarakat di

Kabupaten Simeulue yang masih menerima uang atau hadiah dari calon

legislatif atau tim suksesnya dalam kegiatan kampanye ini sangat mungkin

disebabkan oleh faktor ekonomi yang senantiasa menjerat masyarakat

Indonesia, sehingga dengan kondisi semacam ini tidak ada pilihan lain

yang bisa dilakukan kecuali menerima uang atau hadiah yang diberikan

oleh calon legislatif atau tim suksesnya pada saat kampanye. Hal inipun

juga terjadi pada pemlihan Calon Presiden dan Wakil Presiden 2014

sebagai berikut:

Gambar 3.8 Pemberian Uang atau Hadiah dalam Pilpres

11,79%

69,74%

12,82%4,62%

1,03%

Ada Tidak Ada Tidah Tahu Ragu-Ragu Tidak Menjawab

Page 25: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

Adanya politik uang (money politik) sedikit berkurang pada

pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014. Hal ini diketahui

bahwa dari responden penelitian masih terdapat 11,79% tim sukses dari

calon Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 yang memberi uang atau

hadiah dalam melakukan kampanye, namun 69,74% masyarakat

menyatakan bahwa dalam kampanye tim sukses dari calon Presiden dan

Wakil Presiden tahun 2014 tidak memberi uang atau hadiah. Penurunan

kegiatan politik uang yang dilakukan dalam pemilihan Presiden dan Wakil

Presiden tahun 2014 ini disebabkan masing-masing calon wakil presiden

dan wakil presiden memiliki kredibilitas yang kuat, sehingga tanpa adanya

politik uang, masyarakat sudah dapat menentukan calon presiden dan

wakil presiden yang akan memberikan kemajuan pada masyarakat

Indonesia. Tingginya partisipasi masyarakat di Kabupaten Simeulue dalam

menggunakan hak pilih saat pemilihan umum legislatif dan Pilpres 2014

tentunya ini bukan hal yang kebetulan, berbagai faktor yang

mempengaruhinya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.9 Faktor Partisipasi dalam Pemilu Legislatif dan Pilpres

92,31%

1,54%4,62% 1,03%

0,51%

Sadar Akan Hak dan Kewajiban sebagai Warga NegaraKarena Memperoleh Imbalan Uang, HadiahAjakan Keluarga, Teman dan Timses Partai TertentuIkut-IkutanTidak Menjawab

Page 26: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

Saat ini masyarakat sudah mulai memahami tentang kehidupan

berdemokrasi, sehingga dalam kegiatan pemilihan umum legislatif dan

pemilihan presiden tahun 2014 tidak mudah untuk diintervensi dari

berbagai pihak terkait dengan hak pilihnya. Hal ini terlihat dari faktor yang

mempengaruhi masyarakat dalam menggunakan hak pilih saat pemilihan

umum legislatif dan Pilpres 2014 lebih dari 90% masyarakat karena sadar

akan hak dan kewajiban sebagai warga negara (92,31%) dan hanya 1,54%

yang melakukan pemilihan karena faktor imbalan hadiah dan uang.

Tingginya kesadaran masyarakat atas hak dan kewajiban sebagai warga

negara ini tidak terlepas dari nilai-nilai pendidikan karakter yang

ditanamkan kepada masyarakat untuk senantiasa berdemokrasi dalam

kehidupan bermasyarakat, sehingga saat ini kegiatan kampanye dapat

dilakukan dengan berbagai media, diantaranya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.10 Media dalam Kegiatan Kampanye

Dengan adanya kemajuan teknologi informasi, maka pola kegiatan

kampanye yang dilakukan untuk melakukan sosialisasi politik kepada

33,85%

58,97%

0,51%

6,15%0,51%

Televisi, Radio dan Surat KabarKampanye Lapangan TerbukaPertemuan Langsung dengan Calon di Ruang TertutupTidak IngatTidak Menjawab

Page 27: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

masyarakat sangat beranekaragam, hal ini terlihat bahwa 33,85%

masyarakat menyatakan bahwa kampanye yang dilakukan dalam pemilu

legislatif diketahui melalui televisi, radio dan surat kabar, namun sebagian

besar masyarakat mengetahui kampanye dalam pemilihan umum legislatif

dilakukan dengan kampanye lapangan terbuka (58,97%). Kegiatan

kampanye yang dilakukan di lapangan terbuka ini menjadi pilihan bahwa

para calon anggota legislatif karena dapat mengumpulkan masa dalam

jumlah yang besar serta efektif dalam menyampaikan orasi atau visi dan

misi dari calon anggota legislatif, sehingga mampu berpengaruh langsung

terhadap masyarakat. Meskipun seperti itu, dalam kegiatan kampanye

masih ada sebagian calon tim sukses yang membagikan uang atau hadiah

sebagaimana distribusi sebagai berikut:

Gambar 3.11 Pembagian Uang atau Hadiah oleh Tim Sukses

Pembagian uang atau hadiah yang dilakukan oleh tim sukses calon

anggota legislatif di Kabupaten Simeulue memang tidak dapat dihindari,

terbukti bahwa 15,38% masyarakat pernah mendengar atau melihat tim

15,38%

35,90%37,44%

10,26%

1,03%

Ada Tidak Ada Tidak Tahu Kurang Tahu Tidak Menjawab

Page 28: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

sukses dari calon anggota legislatif yang membagikan uang atau hadiah.

Namun meskipun seperti itu sebagian besar masyarakat di Kabupaten

Simeulue yaitu sebesar 35,90% dan 37,44% menyatakan tidak tahu dan

tidak ada calon anggota legislatif yang membagikan uang atau hadiah.

Masih adanya calon anggota legislatif yang membagikan uang atau hadiah

kepada masyarakat ini tidak terlepas dari sanksi yang kurang tegas

diberikan oleh pemerintah kepada bakal calon anggota legislatif yang

benar-benar terbukti melakukan money politik, karena hampir di setiap

daerah isu-isu terkait dengan pembagian uang atau hadiah dari tim sukses

calon anggota legislatif senantiasa muncul, adapun sikap masyarakat

terkait dengan hal itu sangat beragam, diantaranya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.12 Sikap Masyarakat dengan Politik Uang

Sikap masyarakat terkati dengan adanya kegiatan calon atau tim

sukses yang memberikan hadiah atau uang kepada masyarakat sangatlah

beragam, namun diketahui di Kabupaten Simeulue terdapat 21,03% yang

berusaha menegur dan 37,44% yang melaporkan kepada pihak berwenang.

11,28%

21,03%

37,44%

29,23%

1,03%

Dibiarkan Menegur Melaporkan Diam-Diam Saja Tidak Menjawab

Page 29: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat di Kabupaten

Simeulue tidak bertindak apatis terhadap perilaku-perilaku atau tindakan

curang dengan memberikan uang atau hadiah kepada masyarakat.

Masyarakat sadar bahwa kegiatan-kegiatan semacam itu akan menjadikan

pemilihan umum menjadi tidak berkualitas, sehingga akan menghasilkan

pemimpin yang tidak berkredibilitas tinggi. Tingkat kesadaran yang tinggi

ini tidak terlepas dari alasan kuat masyarakat dalam menentukan pilihan

calon anggota legislatif/presiden dan wakil presiden sebagai berikut:

Gambar 3.13 Faktor Penentu dalam Pemilihan

Banyak faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam menentukan

pemilihan calon anggota legislatif maupun presiden dan wakil presiden.

Faktor-faktor tersebut timbul baik dari dalam diri maupun dari faktor dari

luar masyarakat. Salah satu faktor kuat yang menentukan masyarakat di

Kabupaten Simeulue dalam memilih calon anggota legislatif maupun

presiden dan wakil presiden adalah memiliki pilihan sendiri (44,62%),

namun tidak sedikit pula masyarakat yang menentukan pilihan

11,79%

41,03%

1,54%

44,62%

1,03%

Melihat dari Media Berdasarkan Kampanye Terbuka

Berdasarkan kampanye Tertutup Memiliki Pilihan Sendiri

Tidak Menjawab

Page 30: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

berdasarkan kampanye yang dilakukan secara terbuka (41,03%). Hal ini

menunjukkan bahwa pada hakikatnya masyarakat di Kabupaten Simeulue

sudah mulai sadar dan mampu mengklasifikasikan calon legislatif dan

presiden/wakil presiden secara seksama, sehingga dengan kemampuan

tersebut masyarakat sudah mampu melakukan pemilihan berdasarkan

pilihan sendiri, meskipun masih banyak juga masyarakat yang menentukan

pilihan berdasarkan kampanye terbuka. Adapun faktor yang paling

mempengaruh masyarakat di Kabupaten Simeulue dalam memilih

diketahui sebagai berikut:

Gambar 3.14 Faktor Utama Pemilih

Dalam melakukan pemilihan terhadap calon anggota legislatif

maupun presiden dan wakil presiden sebenarnya banyak sekali faktor yang

mempengaruhi masyarakat. Faktor-faktor tersebut dapat membentuk atau

merubah pola pemilihan pada masyarakat. Berdasarkan distribusi tentang

faktor utama yang mempengaruhi pola pemilihan masyarakat di

Kabupaten Simeulue dikatahui bahwa sebagian masyarakat melakukan

83,59%

6,15%5,64% 4,62%

Figur Calon Partai Politik yang Mendukung

Karena Keluarga Karena ada Hadiah atau Imbalan

Page 31: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

pemilihan disebabkan karena faktor figur calon (83,59%) dan hanya

sebesar 4,62% yang menjadikan imbalan uang atau hadiah sebagai faktor

utama yang menentukan keputusan memilih. Ini memberikan gambaran

bahwa masyarakat di Kabupaten Simeulue benar-benar melakukan

pemilihan terhadap calon legislatif maupun calon presiden dan wakil

presiden berdasarkan pada figur calon yang mempunyai kredibilitas untuk

memimpin, adapun masih adanya masyarakat yang menjadikan imbalan

uang atau hadiah sebagai faktor utama ini disebabkan karena rendahnya

pengetahuan masyarakat tersebut tentang pentingnya dilakukan pemilihan

umum, sehingga mereka merasa tidak terlalu penting melihat figur calon

yang ada. Figur calon merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam

pemilihan, karena banyak pertimbangan dari figur calon yang menjadi

dasar masyarakat dalam menentukan pilihan, diantaranya adalah:

Gambar 3.15 Pertimbangan Memilih Calon

Salah satu pertimbangan masyarakat dalam memilih calon legislatif

atau presiden dan wakil presiden disebabkan karena pada faktor figur

63,08%28,21%

6,15% 2,56%

Visi/Misi CalonNama Baik dan Latar Belakang CalonHubungan Kekerabatan dengan CalonMemperoleh Imbalan Uang atau Hadiah

Page 32: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

calon, dan inipun juga sangat beraneka ragam alasan yang disampaikan.

Berdasarkan persepsi masyarakat di Kabupaten Simeulue dikatahui bahwa

hampir sebagian masyarakat menentukan pilihan pada figur calon

berdasarkan visi/misi calon (63,08%) dan hanya 2,56% yang memilih

figur calon karena mendapatkan imbalan uang atau hadiah. Visi dan misi

calon anggota legislatif maupun calon presiden dan wakil presiden

merupakan sebuah paradigma yang menjadi acuan masyarakat dalam

melakukan pilihan. Visi dan misi calon akan menjadi gambaran dari pola

kepemimpinan yang akan dilakukan kedepan apabila terpilih, sehingga

dengan mempertimbangan visi dan misi dari calon anggota legislatif

maupun calon presiden dan wakil presiden, masyarakat akan memahami

pola kepemimpinan yang akan dilakukan kedepan. Namun tetap saja

adanya politik uang dalam masyarakat tidak dapat dinafikan, diantaranya

dengan memberikan imbalan uang atau hadiah kepada anggota keluarga

sebagai berikut:

Gambar 3.16 Imbalan Hadiah atau Uang pada Keluarga

10,26%

55,90%

29,74%

4,10%

Pernah Tidak Pernah Tidak Tahu Ragu-Ragu

Page 33: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

Keluarga juga menjadi salah satu faktor bagi masyarakat yang dapat

merubah atau menentukan arah pemilihan kepada calon anggota legislatif

maupun calon presiden dan wakil presiden. Oleh karena itu, meskipun

secara individu masyarakat tidak terpengaruh dengan adanya politik uang,

namun anggota keluarga yang memiliki pemahaman rendah tentang politik

dapat saja terjerumus untuk menerima imbalan uang atau hadiah dari tim

sukses. Hal ini terlihat bahwa 10,26% dari responden penelitian diketahui

bahwa anggota keluarganya pernah menerima imbalan uang atau hadiah

dari para peserta pemilihan umum, namun diketahui bahwa mayoritas

masyarakat di Kabupaten Simeulue tidak pernah anggota keluarganya

pernah menerima imbalan uang atau hadiah dari para peserta pemilihan

umum (55,90%). Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah melalui berbagai

media yang ada telah berhasil memberikan pendidikan demokrasi,

sehingga hampir seluruh masyarakat dapat memahami kerugian dari

politik uang, adapun umumnya kegiatan politik uang dilakukan pada

waktu-waktu sebagai berikut:

Gambar 3.17 Waktu Pelaksanaan Politik Uang

3,08%

37,44%

9,74%

40,51%

9,23%

Pada Hari H Malam Hari HSeminggu Sebelum Hari H Jauh Sebelum Hari HTidak Menjawab

Page 34: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

Kegiatan money politik (politik uang) dilakukan oleh calon maupun

tim sukses calon dan tidak mengenal waktu, bahkan selama ada

kesempatan hal itu akan dilakukan. Namun menurut pendapat masyarakat

di Kabupaten Simeulue mayoritas masyarakat pernah melihat, mendengar

seorang calon atau tim sukses yang memberikan uang atau hadiah kepada

masyarakat jauh sebelum hari H (40,51%) dan hanya sebagian kecil dari

calon atau tim sukses yang memberikan uang atau hadiah kepada

masyarakat pada hari H. Tingginya jumlah calon atau tim sukses yang

memberikan uang atau hadiah pada jauh hari sebelum hari H ini

disebabkan tingkat kewaspadaan aparatur pemerintahan pada hari-hari

yang jauh dari hari H masih bersifat longgar jika dibandingkan dengan

pada hari H, sehingga kesempatan tersebut dimanfaatkan secara maksimal

oleh para calon atau tim sukses untuk membagikan uang atau hadiah untuk

keberhasilan mereka. Upaya yang dilakukan oleh calon atau tim sukses

yaitu dengan mendatangi dan mengajak untuk memenangkan salah satu

calon, hal ini terlihad dari distribusi sebagai berikut:

Page 35: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

Gambar 3.18 Kedatangan Calon atau Tim Sukses

Berbagai upaya akan senantiasa dilakukan oleh calon atau tim sukses

untuk menang dalam pemilihan umum, salah satunya adalah mendatangi

calon memilih untuk memenangkan salah satu calon. Berdasarkan persepsi

dari masyarakat di Kabupaten Simeulue diketahui bahwa 35,90%

masyarakat pernah didatangi oleh calon atau tim sukses untuk mengajak

memenangkan salah satu calon dan sebagian masyarakat berpendapat

bahwa calon atau tim sukses tidak pernah mendatangi masyarakat untuk

mengajak memenangkan salah satu calon (57,95%). Adanya calon atau

tim sukses yang mendatangi masyarakat untuk mengajak memenangkan

salah satu calon ini masih dianggap sebagai cara yang cukup efektif dalam

meningkatkan jumlah suara, karena sesuai dengan karakteristik

masyarakat Indonesia yang akan merasa sungkan apabila didatangi dan

dimohon bantuannya, dan bagi sebagian masyarakat bahkan justru

mendatangi calon peserti pemilihan umum, sebagaimana gambar berikut:

35,90%

57,95%

2,56% 3,08%

0,51%

Pernah Tidak Pernah Tidak Tahu Kurang Tahu Tidak Menjawab

Page 36: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

Gambar 3.19 Mendatangi Calon atau Tim Sukses

Adanya kebutuhan perekonomian yang cukup mendesak terkadang

memaksa masyarakat untuk mendatangi calon atau tim sukses dalam

pemilihan umum untuk mendapat imbalan uang atau hadiah sehingga

dapat membantuk perekonomian. Hal ini terlihat dari hasil distribusi

menunjukkan bahwa 15,90% masyarakat di Kabupaten Simeulue rela

mendatangi calon atau tim sukses, namun sebagian masyarakat

menyatakan tidak pernah untuk mendatangi calon atau tim sukses

(73,33%). Tingginya jumlah masyarakat di Kabupaten Simeulue yang

tidak mendatangi calon atau tim sukses pemilu ini disebabkan karena

tingginya kesadaran masyarakat akan arti sebuah demokrasi, sehingga

mereka tidak akan menjual suaranya dengan harga yang murah hanya

dengan imbalan uang atau hadiah. Hal ini juga tidak terlepas dari adanya

sosialisasi yang dilakukan oleh penyelenggaran pemilihan umum sebagai

berikut:

15,90%

73,33%

0,00%10,26%

0,51%

Pernah Tidak Pernah Tidak Tahu Tidak Mau Tidak Menjawab

Page 37: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

Gambar 3.20 Sosialisasi Penyelenggara Pemilu

Sosialisasi yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilu tentunya akan

memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan ruang lingkup

kegiatan pemilihan umum, diantaranya juga adalah berbagai tindakan

black campain dan politik uang yang sering kali merebak di seluruh

lapisan masyarakat. Oleh karena itu lebih dari 90% masyarakat yang

merasakan akan manfaat sosialisasi yang dilakukan oleh penyelenggara

pemilu, dan hanya sebagian kecil yang merasakan keberadaan

penyelenggaran pemilu tidak memberikan manfaat bagi masyarakat.

Tingginya tingkat manfaat yang diperoleh masyarakat dari adanya

sosialisasi penyelenggara pemilu ini disebabkan masyarakat menjadi lebih

paham bagaimana tata cara dalam mengikuti kegiatan pemilu dan tindakan

atau langkah-langkah yang tepat dilakukan untuk menghindari kecurangan

dalam kegiatan pemilu, sehingga tingkat kepuasan masyarakat dengan

hasil Pemilihan Umum di Kabupaten Simeulue cukup tinggi sebagaimana

distribusi berikut:

23,59%

72,82%

1,03% 1,03%1,54%

Sangat Bermanfaat BermanfaatTidak Bermanfaat Sangat Tidak BermanfaatTidak Menjawab

Page 38: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

Gambar 3.21 Kepuasan Hasil Pemilu di Kabupaten Simeulue

Pelaksanaan kegiatan Pemilihan Umum di Kabupaten Simeulue

dirasa sudah sangat bagus dan mencapai keberhasilan, hal ini terlihat dari

pendapat masyarakat yang menyatakan bahwa 81,03% merasa puas dan

5,13% merasakan sangat puas terhadap hasil pemilihan umum di

Kabupaten Simeulue, meskipun terdapat 12,31% masyarakat yang masih

merasa tidak puas terhadap hasil pemilihan umum di Kabupaten Simeulue.

Tingginya tingkat kepuasan masyarakat terhadap hasil Pemilihan Umum

di Kabupaten Simeulue ini menunjukkan bahwa masyarakat dapat

melakukan pemilihan secara jujur dan adil serta pemilihan dilakukan

secara langsung, umum, bebas dan rahasia, adapun masih adanya beberapa

masyarakat yang menyatakan tidak puas dengah hasil pemilihan umum ini

dirasa masih wajar, karena masih adanya isu-isu terkait dengan politik

uang yang merebak di kalangan masyarakat, sehingga hasil pemilihan

umum sedikit dirasa ada kekurangan.

5,13%

81,03%

12,31%

0,51%1,03%

Sangat Puas Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas Tidak Menjawab

Page 39: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

B. Pembahasan

1. Money Politik dalam Pemilihan Umum

MoneyPolitics merupakan suatu upaya mempengaruhi orang lain

dengan menggunakan imbalan materi atau dapat juga diartikan jual beli

suara pada proses politik dan kekuasaan dan tindakan membagi-bagikan

uang baik milik pribadi atau partai unatuk mempengaruhi suara pemilih

(vooters). Pengertian ini secara umum ada kesamaan dengan pemberian

uang atau barang kepada seseorang karena memiliki maksud politik yang

tersembunyi dibalik pemberian itu. Jika maksud tersebut tidak ada, maka

pemberian tidak akan dilakukan juga. Praktik semacam itu jelas bersifat

ilegal dan merupakan kejahatan. Konsekuensinya para pelaku apabila

ditemukan bukti-bukti terjadinya praktek politik uang akan terjerat

undang-undang anti suap.

Perpolitikan lokal selalu melahirkan dinamika. Hal ini menuntut

partai politik (parpol) sebagai instrumen demokrasi harus menyelaraskan

platform politiknya terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat,

sehingga masyarakat muncul kecenderungan menginginkan figur-figur

baru sebagai pemimpin.Hal ini membuktikan bahwa masyarakat sudah

letih menanti perbaikan dan bosan dengan janji-janji politik. Dengan

adanya ketidakpercayaan masyarakat terhadap para calon pemimpin

memberikan efek negatif bagi para elit-elit dengan menghambur-

hamburkan uang dalam waktu sekejap, demi kekuasaan semata. Dan

sebaliknya adalah sangat menggiurkan juga bagi masyarakat meskipun

Page 40: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

sesaat, karena itu juga masyarakat merasa berhutang budi pada calon yang

memberikan uang tersebut.

Dengan cara Money Politics hanya calon yang memiliki dana besar

yang dapat melakukan kampanye dan sosialisasi ke seluruh Indonesia. Ini

memperkecil kesempatan bagi kandidat perorangan yang memiliki dana

terbatas, walaupun memiliki integritas tinggi sehingga mereka tidak akan

dikenal masyarakat. Panwas secara bertingkat dari pusat, provinsi,

kabupaten/kota, hingga kecamatan juga saling mengawasi. Panwas pusat

dapat menegur dan menghentikan Panwas provinsi. Demikian pula dari

tingkat provinsi kepada kabupaten/kota atau Panwas kabupaten/kota

kepada Panwas tingkat kecamatan.

Penyelenggara pemilu harus siap karena pemilihan presiden

mendatang menampilkan perubahan kultur politik dari partai oriented ke

kandidat oriented. Sementara dengan kondisi yang ada, kandidat presiden

harus mampu mendanai partai sebagai imbal balik pencalonan. Akibatnya

yang muncul adalah perlombaan untuk mengumpulkan uang dari berbagai

sumber dan tidak mendorong pemberantasan korupsi yang dibutuhkan

masyarakat.

2. Money Politik Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam

Pemilihan Umum

Dalam pemilihan kepala daerah maupun pemilihan umum secara

umum, banyak terjadinya perbuatan politik uang (Money Politics) yang

ikut mewarnai acara pesta dan peta demokrasi yang berlangsung di negara

Page 41: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

ini. Money Politics banyak membawa pengaruh akan peta perpolitikan

Nasional serta juga dalam proses yang terjadi dalam pesta politik. Dalam

norma standar demokrasi, dukungan politik yang diberikan oleh satu aktor

terhadap aktor politik lainnya didasarkan pada persamaan preferensi

politik dalam rangka memperjuangkan kepentingan publik. Dan juga

setiap warga negara mempunyai hak dan nilai suara yang sama (satu

orang, satu suara, satu nilai). Namun, melalui Money Politics dukungan

politik diberikan atas pertimbangan uang dan sumber daya ekonomi

lainnya yang diterima oleh aktor politik tertentu.

Dalam politik uang (Money Politics) pemilihan kepala daerah baik

untuk mengisi jabatan Gubernur atau Wakil Gubernur, jabatan Bupati dan

Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota terdapat beberapa hal yang

mungkin tidak di ketahui oleh umum. Praktek politik ini sangat tertutup

yang hanya di ketahui oleh para calon atau orang-orang yang berada

disekitarnya.

Dalam permainan politik uang (Money Politics), seorang calon

kepala daerah berserta tim suksesnya (TIMSES) harus menguasai benar

kondisi di lapangan. Pertimbangan hati-hati ini dilakuakan oleh para calon

agar uang yang tersedia diberikan kepada orang yang tepat sasarannya.

Kalau penggunaan uang tidak hati-hati bukan hanya salah sasaran

berakibat uang hilang percuma saja, tetapi sangat beresiko apabila

informasi jatuh kepada mereka yang tidak dapat dipercaya, dalam

pemberian uang kepada pemilih dalam membeli suara calon pemilih.

Page 42: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

Apabila uang jatuh kepada kelompok yang tidak dapat dipecaya, maka

boleh jadi akan menjadi bumerang apabila kelak terpilih dengan suara

terbanyak akan mendapat perlawanan dari kelompok yang kalah. Terutama

banyaknya pengungkitan dari pihak lawan akan pekerjaan yang dilakukan

oleh pihak kandidat yang menang dalam pemilihan kepala daerah. Pada

semua tingkatan yang ada. Biasanya kelompok yang kalah akan berusaha

mendapatkan bukti-bukti tentang adanya bukti praktek uang (Money

Politics) tersebut guna mereka untuk mencari keuntungan bagi pihak-

pihak kandidat yang kalah dalam acara pesta demokrasi tersebut.

Dalam pelaksanaan Pemilu perlu ditampakan bahwa asas jurdil ini

merupakan sesuatu yang benar-benar diterapkan.Melihat pengertian asas

Jurdil ini disatu pihak dan asas Luber pihak lain, keduanya memiliki

pengertian yang berbeda, namun sangat erat kaitannya. Dalam

pembahasan ini maka sewajarnyalah sebuah Pemilu harus menggunakan

asas JURDIL dan LUBER, guna terciptanya sebuah demokrasi serta pesta

demokrasi yang sehat dan sesuai dengan amanat UUD 1945 dan juga

sesuai dengan amanat rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan yang

bersih dari praktek KKN.

Dalam pilkada yang ada maupun pemilu secara umum maka asas ini

(JURDIL serta LUBER) hanyalah sebuah slogan belaka, karena pada

dasarnya Money Politics merupakan sebuah sistem yang tidak akan pernah

hilang dalam proses demokrasi Indonesia dan hal ini akan terus menerus

terjadi dan dilakukan oleh para calon dan Jurkam serta Timses masing-

Page 43: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

masing calon dalam pilkada dan pemilu guna mencari perhatian serta suara

dari para calon pemilih untuk memenangkan mereka dalam PILKADA

(Pemilihan Kepala Daerah) dan PEMILU (Pemilihan Umum). Walaupun

adanya partai politik yang berasaskan Islam akan tetapi praktek Money

Politics ini tetap ada walau dikemas dalam agenda yang sangat rapi. Akan

tetapi juga ada juga partai politik yang memang benar-benar mereka tidak

melakukan politik uang (Money Politics). Oleh karena itu, pemegang

kedaulatan adalah pemilik uang, baik dari dalam negeri maupun luar

negeri dan bukan lagi rakyat mayoritas. Di tengah gelombang

demokratisasi yang gencar belakangan ini, maraknya Money Politics bisa

mempermudah masuknya penetrasi politik melalui uang. Maka dengan

demikian, Pilkada dengan sistem Money Politics akan terus terjadi

kejadian yang paling umum dalam praktek politik uang (Money Politics)

adalah pembelian suara menjelang hari pemilihan,artinya, masing-masing

calon mengadakan pendekatan kepada para anggota DPRD.

Pendekatan dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui

perantara orang ketiga. Pada saat inilah transaksi dilakukan baik dengan

memberikan uang kontan ataupun dengan suatu janji atau pemberian atas

pemberian. Ada hal yang menarik bahwa umumnya para anggota DPRD

lebih menginginkan uang kontan dari pada cheque. Akibatnya, jangan

heran kalau uang kontan berdampak lebih ampuh dibandingkan dengan

penggunaan selembar cheque. Karena itu harga suara itu sangat mahal

apabila seorang bakal calon kepala daerah berasal dari anggota TNI/

Page 44: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

POLRI artinya, anggota fraksi ini mempunyai posisi tawar yang tinggi.

Mereka dapat mengajukan argument bahwaterikat rantai komando dan

terikat pemerintah komandan dan seterunya. Padahal, tidak ada lagi

perintah komando untuk memilih atau tidak memilih salah satu bakal

calon. Akibatnya, calon pembeli suara dihadapkan pada situasi sulit.

Dalam kondisi inilah dibutuhkan dana yang cukup besar. Biasanya strategi

yang dilakukan dengan mendapatkan informasi berupa dana yang

dikeluarkan oleh pihak lawan bagi suara mahal ini. Setelah mengetahui

harga suara maka kemudian diberikan dana jauh lebih besar lagi.

Dalam sistem politik yang lain ada yang namanya serangan Fajar

bagi para bakal calon kepala daerah beserta tim suksesnya pada calon

pemilih, adapun masa yang paling rawan adalah H-2 dan H-1 pemilihan.

Dalam masa inilah masing-masing calon saling melakukan pengintaian

guna semaksimal mungkin dan seakurat mungkin mendapatkan informasi

tentang berapa besar dan yang beredar bagi satu suara anggota DPRD.

Informasi ini menjadi sangat penting karena pada H-1 merupakan

kesempatan terakhir dalam perebutkan suara tersebut. Namun, dalam

praktek juga terjadi Serangan Fajar yang dimaksud sebenarnya adalah

dengan Serangan Fajar ialah pada hari Fajar hari H (Hari Pemilihan),

kandidat kepala daerah atau tim suksesnya memanfaatkan informasi paling

mutakhir tentang berapa harga satu suara dari para calon pemilih yang

akan melakukan pencoblosan pada pagi harinya dan anggota DPRD mana

saja yang kemungkinan masih dapat digarap untuk dimintai suaranya

Page 45: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

dalam pemungutan suara dan masa uji publik serta masa pelantikan kepala

daerah.

3. Dampak Praktik Money Politik

Ciri khas demokrasi adalah adanya kebebasan (freedom), persamaan

derajat (equality), dan kedaulatan rakyat (people’s sovereghty). Di lihat

dari sudut ini, demokrasi pada dasarnya adalah sebuah paham yang

menginginkan adanya kebebasan, kedaulatan bagi rakyatnya yang sesuai

dengan norma hukum yang ada.Dengan demikian adanya praktik Money

Politics berarti berdampak terhadap bangunan, khususnya di Indonesia

berarti prinsi-prinsip demokrasi telah tercemari dalam praktek politik

uang. Suara hari nurani seseorang dalam bentuk aspirasi yang murni dapat

dibeli demi kepentingan. Jadi pembelokan tuntutan bagi nurani inilah yang

dapat dikatakan kejahatan.Sisi etika politik yang lainnya adalah pemberian

uang kepada rakyat dengan harapan agar terpilihnya partai politik tertentu

berimbas pada pendidikan politik, yaitu mobilisasi yang pada gilirannya

menyumbat partisipasi politik. Rakyat dalam proses seperti ini tetap

menjadi objek eksploitasi politik pihak yang memiliki kekuasaan.

Money Politics bukan secara moral saja yang salah dalam dimensi

agama juga tidak dibenarkan, sebab memiliki dampak yang sangat

berbahaya untuk kepentingan bangsa ini. Jika yang dihasilkan adalah

kekecewaan rakyat, maka sesungguhnya yang akan mengadili adalah

rakyat itu sendiri.

4. Money Politik masih Menjadi Ancaman

Page 46: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

Dalam perkembangan demokratisasi dalam sistem politik Indonesia,

ada semacam permasalahan dalam politik yang di indikasikan salah

satunya pernah terlibat kasus korupsi dan masalah hukum lainnya. Untuk

itu paling tidak dapat disikapi dari dua aspek. Aspek pertama, bahwa ada

indikasi peningkatan kontrol publik atas mekanisme politik dan

mengalami institusinalisasi secara baik. Aspek kedua merupakan

keprihatinan, mengingat bahwa masih menggejalanya korupsi dalam

mekanisme politik nasional, yang diduga keras berasal dari politik uang.

Hal yang menurut hemat kami, merupakan gejala yang harus menjadi

perhatian seluruh lapisan masyarakat untuk mendorong berkembangnya

demokrasi dalam proses politik yang lebih akuntabel dan yang lebih

transparan dalam sistim politik Indonesia.

Politik memang membutuhkan dana,belanja politik direncanakan dan

digunakan untuk berbagai kegiatan program kampanye. Untuk

membangun komunikasi politik dengan konstituen, serta menyerap dan

mengartikulasikan kepentingan masyarakat. Politisi dalam kompetisi

untuk meraih dukungan pemilih, tanpa dana hampir dapat dipastikan akan

kalah. Tetapi dana politik dan politik uang jelas berbeda. Letak perbedaan

adalah modus dalam pengunaan dana yang digunakan untuk menggalang

dukungan pemilih. Hal tekait pula sumber pendanaannya. Realitas politik

menunjukan, bahwa politisi yang tidak punya dana; sudah hampir dapat

dipastikan akan kalah dan tersingkir. Faktanya politisi tidak hanya

memerlukan dana kampanye yang cukup besar untuk meraih dukungan

Page 47: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

dari konstituen. Justru umumnya politisi sebelumnya membutuhkan dana

untuk meraih restu dan dukungan walaupun tidak resmi dari elite partai,

yang mengusungnya.

Sumber dana politik umumnya dapat dikategorikan pada dua

sumber. Pertama, bersumber pada sektor negara atau menggunakan

APBN. Kedua, dana politik yang bersumber dari sektor publik atau

masyarakat. Dari perkembangan sisitem politik di Indonesia, yang

tercermin dari perubahan peraturan perundang-undangan, khususnya UU

Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pemilu yang digunakan sekarang, semata-

mata sumber dana politik dalam tataran infra strktur politik adalah dari

sektor masyarakat.Pada pasal 129 UU No. 10 Thn 2008 tentang Pemilu

sumber dana itu meliputi: Partai politik dan Caleg dari partai politik yang

bersangkutan serta Sumbangan pihak lain yang sah menurut hukum.

Partai politik memiliki sumber dana dari iuran anggota. Fakta

menujukan hampir semua Partai, sistem iuran anggota belum dapat

berjalan secara memadai. Yang digunakan adalah iuran atau kewajiban

anggota fraksi. Yang dapat memberi donasi kepada Partainya terbatas

kepada orang-orang tertentu saja. Karena tingkat sosial ekonomi anggota

atau masyarakat yang menjadi konstituen, dengan pendapatan perkapita

yang masih terdapat senjangan yang cukup besar pula.

Hal ideal yang semestinya berlangsung dalam mekanisme dan politik

yang sehat adalah pemberian donasi, mengharapkan output politik adalah

Page 48: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

kebijakan publik yang berkualitas. Dalam hal ini, demokrasi menjadi

instrumen yang dapat diharapkan mendatangkan kebijakan yang adil, yang

mendatangkan kesejahteraan dan peningkatan pelayanan publik yang lebih

baik. Mekanisme politik yang ideal tersebut, mau tidak mau bila didukung

oleh pemberi donasi yang memiliki harapan terwujudnya tatakelola

pemerintahan yang lebih baik, untuk mencapai tujuan bernegara.

Pengalaman menujukan pemberi dana dalam kategori tersebut, adalah

kalangan masyarakat menengah yang sosial ekonomi mampu, disamping

memiliki kesadaran, karakter dan moralitas, sehingga akan menjadi

ancaman bagi masyarakat terkait dengan kebijakan-kebijakan yang lebih

memihak pada masyarakat pemberi donasi tersebut.

Page 49: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang dampak money politik terhadap

partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum 2014 di Kabupaten Simeulue

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. MoneyPolitics dalam pemilihan umum merupakan suatu upaya

mempengaruhi orang lain dengan menggunakan imbalan materi atau dapat

juga diartikan jual beli suara pada proses politik dan kekuasaan dan

tindakan membagi-bagikan uang baik milik pribadi atau partai unatuk

mempengaruhi suara pemilih.

2. Perbuatan politik uang (Money Politics) ikut mewarnai peta demokrasi

yang berlangsung suatu negara. Money Politics banyak membawa

pengaruh akan peta perpolitikan Nasional serta juga dalam proses yang

terjadi dalam pesta politik. Dalam norma standar demokrasi, dukungan

politik yang diberikan oleh satu aktor terhadap aktor politik lainnya

didasarkan pada persamaan preferensi politik dalam rangka

memperjuangkan kepentingan publik. Setiap warga negara mempunyai

hak dan nilai suara yang sama (satu orang, satu suara, satu nilai). Namun,

melalui Money Politics dukungan politik diberikan atas pertimbangan

uang dan sumber daya ekonomi lainnya yang diterima oleh aktor politik

tertentu.

Page 50: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

3. Money Politics berdampak terhadap prinsip-prinsip demokrasi. Suara hati

nurani seseorang dalam bentuk aspirasi yang murni dapat dibeli demi

kepentingan. Jadi pembelokan tuntutan bagi nurani inilah yang dapat

dikatakan kejahatan. Etika politik yang lainnya adalah pemberian uang

kepada rakyat dengan harapan agar terpilihnya partai politik tertentu

berimbas pada pendidikan politik, yaitu mobilisasi yang pada gilirannya

menyumbat partisipasi politik. Rakyat dalam proses seperti ini tetap

menjadi objek eksploitasi politik pihak yang memiliki kekuasaan.

4. Permasalahan dalam politik yang di indikasikan salah satunya pernah

terlibat kasus korupsi dan masalah hukum lainnya. Untuk itu paling tidak

dapat disikapi dari dua aspek. Aspek pertama, bahwa ada indikasi

peningkatan kontrol publik atas mekanisme politik dan mengalami

institusinalisasi secara baik. Aspek kedua merupakan keprihatinan,

mengingat bahwa masih menggejalanya korupsi dalam mekanisme politik

nasional, yang diduga keras berasal dari politik uang. Hal yang menurut

hemat kami, merupakan gejala yang harus menjadi perhatian seluruh

lapisan masyarakat untuk mendorong berkembangnya demokrasi dalam

proses politik yang lebih akuntabel dan yang lebih transparan dalam sistim

politik Indonesia.

B. Saran

Adanya berbagai keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis

memberikan saran sebagai berikut:

Page 51: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

52

1. Bagi pemerintah senantiasa melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada

masyarakat tentang bahaya money politik dalam kehidupan berdemokrasi,

karena akan menghancurkan sendi-sendi kepercayaan masyarakat pada

pengelola pemerintahan.

2. Bagi masyarakat diharapkan berpartisipasi langsung dalam upaya

pemberantasan praktik money politik dengan sesegera mungkin menegur

dan melaporkan para pelaku money politik dalam masyarakat, dan

membentengi diri dengan agama agar tidak mudah terpengaruh dengan

adanya money politik.

3. Bagi ulama dan tokoh-tokoh agama diharapkan berpartisipasi langsung

dalam upaya pemberantasan money politik dengan cara dakwah serta

membuat fatwa bahwa praktik money politik adalah haram hukumnya bagi

yang melakukannya.

4. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian lebih

mendalam terkait dengan faktor-faktor kuat yang dapat mencegah

keberadaan money politik di Indonesia.

Page 52: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

Frequencies

Frequency Table

Statistics

195 195 195 195 195 1950 0 0 0 0 0

ValidMissing

NUmur

JenisKelamin Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat

Umur

43 22,1 22,1 22,1100 51,3 51,3 73,345 23,1 23,1 96,4

7 3,6 3,6 100,0195 100,0 100,0

17 - 30 Tahun31 - 45 Tahun46 - 60 Tahun61 > Ke atasTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Jenis Kelamin

149 76,4 76,4 76,446 23,6 23,6 100,0

195 100,0 100,0

Laki-LakiPerempuanTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Agama

195 100,0 100,0 100,0IslamValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Pendidikan

32 16,4 16,4 16,449 25,1 25,1 41,586 44,1 44,1 85,614 7,2 7,2 92,814 7,2 7,2 100,0

195 100,0 100,0

SDSLTPSMUDiplomaStrata-1Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 53: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

Pekerjaan

74 37,9 37,9 37,917 8,7 8,7 46,749 25,1 25,1 71,87 3,6 3,6 75,4

29 14,9 14,9 90,319 9,7 9,7 100,0

195 100,0 100,0

SwastaPNSPetaniNelayanIRTLain-lainTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Alamat

20 10,3 10,3 10,320 10,3 10,3 20,520 10,3 10,3 30,817 8,7 8,7 39,519 9,7 9,7 49,219 9,7 9,7 59,020 10,3 10,3 69,220 10,3 10,3 79,520 10,3 10,3 89,720 10,3 10,3 100,0

195 100,0 100,0

AlafanSalangSimeulue BaratSimeulue CutSimeulue TengahSimeulue TimurTeluk DalamTeupah BaratTeupah TengahTeupah SelatanTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 54: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

Frequencies

Frequency Table

ITEM 1

1 ,5 ,5 ,5191 97,9 97,9 98,5

2 1,0 1,0 99,51 ,5 ,5 100,0

195 100,0 100,0

Ragu-RaguTerdaftarTidak TahuTidak TerdatarTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

ITEM 2

194 99,5 99,5 99,51 ,5 ,5 100,0

195 100,0 100,0

Ikut MemilihTidak Ikut MemilihTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

ITEM 3

11 5,6 5,6 5,624 12,3 12,3 17,938 19,5 19,5 37,428 14,4 14,4 51,894 48,2 48,2 100,0

195 100,0 100,0

-Ada Pekerjaan LainTidak Mendapat Undangan MemilihTidak Percaya dengan Partai Politik dan Kandidat CalonTidak terdaftar dalam Daftar pemilihTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

ITEM 4

3 1,5 1,5 1,542 21,5 21,5 23,1

143 73,3 73,3 96,43 1,5 1,5 97,94 2,1 2,1 100,0

195 100,0 100,0

-PerluSangat PerluTidak Mau TahuTidak PerluTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 55: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

ITEM 5

65 33,3 33,3 33,396 49,2 49,2 82,6

6 3,1 3,1 85,628 14,4 14,4 100,0

195 100,0 100,0

AdaAda Tetapi Sebahagian PartaiTidak AdaTidak TahuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

ITEM 6

2 1,0 1,0 1,017 8,7 8,7 9,761 31,3 31,3 41,0

104 53,3 53,3 94,411 5,6 5,6 100,0

195 100,0 100,0

-BerpengaruhSangat BerpengaruhTidak BerpengaruhTidak TahuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

ITEM 7

2 1,0 1,0 1,028 14,4 14,4 15,410 5,1 5,1 20,5

103 52,8 52,8 73,352 26,7 26,7 100,0

195 100,0 100,0

-AdaRagu-RaguTidak AdaTidak TahuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

ITEM 8

2 1,0 1,0 1,023 11,8 11,8 12,89 4,6 4,6 17,4

136 69,7 69,7 87,225 12,8 12,8 100,0

195 100,0 100,0

-AdaRagu-RaguTidak AdaTidak TahuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 56: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

ITEM 9

1 ,5 ,5 ,59 4,6 4,6 5,12 1,0 1,0 6,23 1,5 1,5 7,7

180 92,3 92,3 100,0195 100,0 100,0

-Ajakan Keluarga, Teman dan Timses Partai TertentuIkut-IkutanKarena Memperoleh Imbalan Uang, HadiahSadar akan Hak Kewajiban Sebagai WNTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

ITEM 10

1 ,5 ,5 ,5115 59,0 59,0 59,5

1 ,5 ,5 60,066 33,8 33,8 93,812 6,2 6,2 100,0

195 100,0 100,0

-Kampanye Lapangan TerbukaPertemuan Langsung Dengan Calon Diruangan TertutupTelevisi, Radio dan Surat KabarTidak IngatTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

ITEM 11

2 1,0 1,0 1,030 15,4 15,4 16,420 10,3 10,3 26,770 35,9 35,9 62,673 37,4 37,4 100,0

195 100,0 100,0

-AdaKurang TahuTidak AdaTidak TahuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

ITEM 12

2 1,0 1,0 1,057 29,2 29,2 30,322 11,3 11,3 41,541 21,0 21,0 62,673 37,4 37,4 100,0

195 100,0 100,0

-Diam-Diam SajaDibiarkanMelaporkanMenegurTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 57: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

ITEM 13

2 1,0 1,0 1,080 41,0 41,0 42,13 1,5 1,5 43,6

23 11,8 11,8 55,487 44,6 44,6 100,0

195 100,0 100,0

-Berdasarkan Kampanye TerbukaBerdasarkan Kampenye TertutupMelihat dari mediaMemiliki Pilihan SendiriTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

ITEM 14

163 83,6 83,6 83,69 4,6 4,6 88,2

11 5,6 5,6 93,812 6,2 6,2 100,0

195 100,0 100,0

Figur CalonKarena Ada Hadiah atau ImbalanKarena KeluargaPartai Politik yang mendukungTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

ITEM 15

12 6,2 6,2 6,25 2,6 2,6 8,7

55 28,2 28,2 36,9123 63,1 63,1 100,0195 100,0 100,0

Hubungan Kekerabatan Dengan CalonMemperoleh imbalan uang atau hadiahNama Baik atau Latar Belakang CalonVisi/Misi CalonTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

ITEM 16

20 10,3 10,3 10,38 4,1 4,1 14,4

109 55,9 55,9 70,358 29,7 29,7 100,0

195 100,0 100,0

PernahRagu-RaguTidak PernahTidak TahuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 58: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

ITEM 17

18 9,2 9,2 9,279 40,5 40,5 49,773 37,4 37,4 87,2

6 3,1 3,1 90,319 9,7 9,7 100,0

195 100,0 100,0

-Jauh Sblm Hari HMalam hari HPada Hari HSeminggu Sblm Hari HTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

ITEM 18

1 ,5 ,5 ,56 3,1 3,1 3,6

70 35,9 35,9 39,5113 57,9 57,9 97,4

5 2,6 2,6 100,0195 100,0 100,0

-Kurang TahuPernahTidak PernahTidak TahuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

ITEM 19

1 ,5 ,5 ,531 15,9 15,9 16,420 10,3 10,3 26,7

143 73,3 73,3 100,0195 100,0 100,0

-PernahTidak MauTidak PernahTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

ITEM 20

3 1,5 1,5 1,5142 72,8 72,8 74,446 23,6 23,6 97,92 1,0 1,0 99,02 1,0 1,0 100,0

195 100,0 100,0

-BermanfaatSangat BermanfaatSangat Tidak BermanfaatTidak BermanfaatTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 59: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

ITEM 21

2 1,0 1,0 1,0158 81,0 81,0 82,110 5,1 5,1 87,21 ,5 ,5 87,7

24 12,3 12,3 100,0195 100,0 100,0

-PuasSangat PuasSangat Tidak PuasTidak PuasTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 60: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

LAMPIRAN

Page 61: Pengaruh Money Politic terhadap Partisipasi Politik Masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

- Ismawan , Indra, 1999. Money Politics Pengaruh Uang Dalam Pemilu : Media Pressindo,

Yogyakarta

- Ratnawati, Tri, dkk, 2005. Konflik Elit Politik Pedesaan : Pustaka Pelajar, Yogyakarta

- Sanit, Arbi, Drs, 1986. Sitem Politik Indonesia, Kestabilan Peta Kekuatan Politik dan

Pembangunan Edisi I Cetakan Ke – 4 : Rajawali Jakarta

- Budiarjo, Miriam, 1998. Patisipasi Politik

- Budiarjo, Miriam, 1982. Partispasi Partai Politik Sebuah Bunga Rampai

- Huntington, Samuel P dan Joal Nelson. Partisipasi Politik di Negara Berkembang

- Huda, Saiful. Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilukada 2012 Kabupaten Pati