PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN...

141
PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Fisika Oleh: ATIQOH 106016300226 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Transcript of PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN...

Page 1: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA

TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA

PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

pada Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

ATIQOH

106016300226

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA

TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA

PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

ATIQOH

106016300226

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A Kinkin Suartini, M.Pd.

NIP : 19571005 198703 1 003 NIP: 19780406 200604 2 003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 3: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP
Page 4: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

i

ABSTRAK

Atiqoh, “Pengaruh Model Pemecahan Masalah Polya terhadap Kemampuan

Analisis Siswa pada Konsep Listrik Dinamis”. Skripsi, Program Studi

Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model

pemecahan masalah Polya terhadap kemampuan analisis siswa pada konsep listrik

dinamis penelitian yang dilakukan di SMA 1 Tangerang Selatan pada tanggal 31

Maret 2011 sampai dengan 3 Mei 2011. Penelitian ini menggunakan metode kuasi

eksperimen dengan sampel yang pertama yaitu siswa kelas X.6 sebagai kelas

eksperiemen dan kelas X.2 sebagai kelas kontrol, masing-masing diberi pretest

dan posttest. Uji hipotesis pretest didapat thitung< ttabel (0,255<1,999), maka Ho

diterima dan Ha ditolak. Uji hipotesis posttest thitung>ttabel (10,142>1,999), maka

Ho ditolak Ha diterima. Terdapat pengaruh model pemecahan masalah Polya

terhadap kemampuan analisis siswa pada konsep listrik dinamis.

Kata kunci: model pemecahan masalah Polya, kemampuan analisis siswa, konsep

listrik dinamis

Page 5: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

ii

ABSTRACT

Atiqoh,” The Effect Of Polya Problem Solving Learning Model to Student

Analyze Ability In Dynamic Electric Concept”. Skripsi, Studying Program

Physic Education Major In Science Education Faculty Of Tarbiyah and

Teaching, University Syarif Hidayatullah Jakarta 2011.

The research aim to know are there any effect of Polya problem solving learning

model to student analyze ability in dynamic electric concept. This research done

in Senior High School 1 Tangerang Selatan on march 31st 2011 until may 3

rd

2011. On quasi experimental research method, with the first class 32 student of

X.6 as experimental group and 32 student of X.2 as control group both class are

given the same pretest and posttest. The pretest result show tarithmetic< ttable

(0,255<1,999), so Ho rejected Ha received. The posttest result show tarithmetic>ttable

(10,142>1,999), so Ho rejected Ha received. The research show be able effect of

Polya problem solving learning model to student analyze ability in dynamic

electric concept.

Key Words: Polya problem solving learning model, student analyze ability,

dynamic electric concept.

Page 6: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi. skripsi ini

disusun untuk syarat memperoleh gelar sarjana.

Penulis sangat menyadari bahwa selesainya penyusunan skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan

segala ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih khususnya kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang tak henti-hentinya mendoakan dan

memberikan dukungan dengan tulus ikhlas sehingga penulis berhasil

menyelesaikan skripsi, semoga Allah membalasnya dengan keridhaan-Nya.

2. Kakak-kakak dan adik-adikku serta keluarga besar yang telah mendukungku

dalam menyelesaikan skripsi.

3. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga selaku dosen

pembimbing satu skripsi yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, dan

pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis skripsi.

4. Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Iwan Permana, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Kinkin Suartini M.Pd, selaku dosen pembimbing dua skripsi yang telah

meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan

mengarahkan penulis skripsi.

7. Drs. H. Suhaya, M.M, selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Tangerang

Selatan, yang telah member izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian

di SMA Negri 1 Tangerang Selatan.

8. Ike S.Pd, selaku guru Fisika di SMA Negeri 1 Tangerang Selatan, yang telah

mengarahkan dan ikut membimbing penulis dalam penelitian.

Page 7: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

iv

9. Teman-teman fisika 2006 dan semua pihak yang telah memberi semangat

dan mau membantu dengan tenaga dan pikirannya yang tak pernah lelah

mendampingi penulis, semoga Allah tetap menyayangi kita semua, Amien.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih dari sempurna, baik dari segi

materi maupun kajiannya, hal ini dikarenakan oleh terbatasnya kemampuan

penulis. Namun demikian penulis tetap berharap semoga skripsi ini bermanfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Penulis

Atiqoh

Page 8: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

v

PERSEMBAHAN

Rasa syukur yang tak terhingga saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang

maha Esa yang telah memberikan nikmat yang tiada tara sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsi ini. Salawat dan salam saya haturkan kepada junjungan

alam baginda Muhammad SAW.

Dengan selesainya skripsi ini saya ingin menyampaikan rasa terimakasi

saya kepada:

1. Ayahanda Nurali tercinta yang tanpa pamrih mencurahkan segenap peluh

keringat, tenaga, doa, pikiran dan materi, entah dengan apa saya bisa membalas

pengorbanan beliau. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan kepada

beliau.

2. Ibunda Asmaroh terkasih yang jika saya menangis dia orang yang pertama kali

terluka dan jika saya bahagia dia orang pertama yang tersenyum, terimakasi

Ibu, atas doa dan cucuran air mata Mu. Selalu kumohonkan agar Allah SWT

membalas semua kasih sayang Mu.

3. Adik- adikku tersayang, Mimi Fauziah, M. Syarul Ramadhan, Dias Hafiz,

semangat, kelucuan, canda tawa dari kalian adalah pelipur lara untukku,

“sebisa mungkin kakak akan menjadi teladan yang baik buat kalian”, semangat

berkarya adik-adik! Semoga Allah SWT meluruskan jalan kita untuk sampai

kegerbang kesuksesan dunia dan akhirat.

4. Untuk Dia yang jauh disana Muhammad Mirad Saputra S.ked yang selalu

membuat saya gelisah, namun kata-kata semangat dari Nya adalah energi

positif yang mampu memusnahkan rasa malas.

5. Untuk teman-teman dikosan Tiwi, Pinki, kak Elon, kak Ingke, kak Fitri, Fitri,

Eha, terimakasi telah menampung aspirasi, curhatan, canda tawa membuat

hidup saya lebih berwarna.

6. Untuk teman-teman seperjuangan, Lia mardianti, Yuyum muawanah,

Asmawati Rajamudin, Putri Pujiarsih, Riska Sartika Dewi, Khoirunisa dan

lainnya yang saya tidak sebutkan satu persatu terimakasi atas dukungannya,

“keep fighting!”

Page 9: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................ i

ABSTRACT ....................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4

C. Batasan Masalah .......................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ....................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6

BAB II DESKRIPSI TEORITIS KERANGKA BERPIKIR DAN

HIPOTESIS ...................................................................................... 7

A. Kajian Teoritis ............................................................................ 7

1. Model Pemecahan Masalah ...................................................... 7

2. Model Pemecahan Masalah Menurut Polya .............................. 13

3. Kemampuan Analisis Siswa ...................................................... 17

4. Konsep Listrik Dinamis ............................................................. 21

5. Penelitian yang relevan .............................................................. 27

B. Kerangka Berpikir ...................................................................... 30

C. Hipotesis Penelitian .................................................................... 33

Page 10: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 34

A. Metode Penelitian ........................................................................... 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 34

C. Desain Penelitian ............................................................................ 34

D. Prosedur Penelitian ....................................................................... 35

E. Populasi dan Sampel ...................................................................... 35

F. Teknik Pengambilan Sampel ......................................................... 36

G. Variabel Penelitian ....................................................................... 36

H. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 36

I. Instrumen Penelitian ..................................................................... 36

J. Teknik Analisis Data ...................................................................... 40

K. Hipotesis Statistik ........................................................................ 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 44

A. Hasil Penelitian ............................................................................. 44

1. Deskripsi Data ............................................................................ 44

2. Hasil Uji Normalitas .................................................................. 48

3. Hasil Uji Homogenitas ............................................................... 49

4. Hasil Uji Hipotesis ..................................................................... 49

B. Pengolahan Data Angket ............................................................... 50

D. Pembahasan Hasil penelitian ........................................................ 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 58

A. Kesimpulan ................................................................................... 58

B. Saran .............................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 59

LAMPIRAN ...................................................................................................... 62

Page 11: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Comparison of Forms of Active Learning ........................................ 9

Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran Pemecahan Menurut Para ahli ..................... 13

Tabel 2.3 Tahapan Pembelajaran Pemecahan Masalah Polya .......................... 16

Tabel 3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 34

Tabel 3.2 Interpretasi Validitas ......................................................................... 37

Tabel 3.3 Interpretasi Daya Pembeda ............................................................... 40

Tabel 4.1 Deskripsi Data Rata-rata Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen dan Kontrol .................................................................... 47

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

dan Kontrol ........................................................................................ 48

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol ...................................................................... 49

Tabel 4.4 Hasil Uji t Kemampuan Analisis Siswa Pretest dan Posttest

kelompok Eksperimen dan Kontrol ................................................... 50

Tabel 4.5 Indikator Meningkatkan Motivasi dan Berperan Aktif ...................... 51

Tabel 4.6 Indikator kebebasan Berpendapat ..................................................... 52

Tabel 4.7 Indikator Mengembangkan Konsep Siswa ........................................ 52

Tabel 4.8 Indikator Pembelajaran dapat Meningkatkan Kemampuan Analisis 53

Tabel 4.9 Indikator dapat Mengerjakan Soal Listrik Dinamis .......................... 54

Page 12: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Konsep Listrik Dinamis ........................................................ 21

Gambar 2.2 Jika Suhu Dijaga Tetap Maka Untuk Suatu Kawat Listrik R=

Adalah Tetap (Hukum Ohm) ........................................................ 22

Gambar 2.3 Semua Bacaan Dari Ampermeter Dari A Sampai D Adalah Sama23

Gambar 2.4 Arah Loop Hukum Kirchhoff II ................................................... 26

Gambar 2.5 Bagan Kerangka Berfikir .............................................................. 32

Gambar 4.1 Histogram Pretest Kemampuan Analisis Siswa Kelompok

Kontrol Dan Eksperimen .............................................................. 45

Gambar 4.2 Histogram Pretest Kemampuan Analisis Siswa Kelompok

Kontrol Dan Eksperimen .............................................................. 46

Gambar 4.3 Persentase Tiap Indikator Angket Penerapan Model Pemecahan

Masalah Polya ............................................................................... 55

Page 13: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Silabus ......................... 61

Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa ..................................................................... 83

Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ...................................................... 87

Lampiran 4 Tes (Instrumen Sebelum Validitas) ............................................... 88

Lampiran 5 Jawaban dan Pedoman Penilaian Validitas Soal .......................... 91

Lampiran 6 Rekap Analisis Butir .................................................................... 96

Lampiran 7 Tes (Instrumen Pretest dan Posttest) ............................................ 99

Lampiran 8 Kisi-kisi Angket ............................................................................ 101

Lampiran 9 Kuisioner ...................................................................................... 102

Lampiran 10 Hasil Analisis Angket ................................................................... 103

Lampiran 11 Hasil Butir Soal Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan

Kontrol .......................................................................................... 104

Lampiran 12 Perhitungan data Statistik Pretest dan Posttest ............................ 110

Lampiran 13 Uji Homogenitas ........................................................................... 125

Lampiran 14 Uji hipotesis .................................................................................. 127

Lampiran 15 Daftar Tabel Uji Fisher, Uji Liliefors dan Uji t ............................ 129

Page 14: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi pendidikan merupakan aspek terpenting dalam

kehidupan. Namun begitu banyak permasalahan yang ada di dunia pendidikan kita

saat ini. Sudarman menegaskan salah satu permasalahan yang dihadapi

pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses

pembelajaran siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan

berpikir. Proses pembelajaran di kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk

menghafal informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun

berbagai informasi tanpa dituntut memahami informasi yang diingatnya itu untuk

menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik lulus

dari sekolah, mereka pintar teoritis tetapi miskin aplikasi. Pendidikan di sekolah

terlalu menjejali anak dengan berbagai bahan ajar yang harus dihafal. Dengan kata

lain, proses pendidikan kita tidak diarahkan membentuk manusia cerdas, memiliki

kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk membentuk

manusia kreatif dan inovatif.1

Perkembangan pendidikan di Indonesia pada massa sekarang ini

menekankan pada hasil ketuntasan minimal menurut KTSP, padahal sangatlah

perlu bagi seorang pengajar melihat kemampuan taraf berpikir sebagai proses

memperoleh hasil belajar yang baik, taraf berpikir yang dimaksud adalah menurut

para ahli psikologi dalam masalah belajar. Para ahli telah menyusun suatu

sistematika klasifikasinya yang mereka sebut taksonomi, menurut Blom ada enam

tingkat berpikir yaitu: mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis,

mengevaluasi dan menciptakan. Persoalannya, pengajar tidak berani untuk

mengeksplorasi tingkat kemampuan, dan tingkat kemampuan peserta didik

berhenti sampai di tingkat berpikir rendah (low order thinking) yaitu

1 Nenden, Implementasi Strategi Problem Solving Pembelajaran Kooperatif untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika SMA, (Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UPI. 2010), h.1.

Page 15: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

2

mengaplikasi, untuk itu penulis memberikan alternatif untuk lebih mengeksplorasi

kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking) contohnya kemampuan

analisis siswa untuk meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajar siswa.

Terlebih pada pembelajaran eksakta seperti pembelajaran fisika. Fisika

merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern serta

mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya

pikir manusia.2 Pembelajaran fisika memenuhi pengetahuan dasar yang dimiliki

semua manusia yaitu membaca, menulis, dan berhitung, siswa diharuskan

memiliki kemampuan membaca menulis dan berhitung. Tiga hal itu harus dimiliki

siswa karena terkait dengan karakteristik ilmu fisika yang membutuhkan

penguasaan konsep, bersifat konstektual, berkembang mengikuti jaman, serta

menuntut kemampuan untuk menyelesaikan masalah. Hal yang terjadi jika siswa

hanya mempunyai kemampuan membaca dan menulis dalam pembelajaran fisika

tanpa di sertai kecakapan berhitung maka siswa tidak akan bisa mengerjakan soal

fisika yang kebanyakan adalah soal hitungan.

Belajar fisika berarti belajar konsep, struktur suatu konsep dan mencari

hubungan dengan konsep tersebut. Salah satu keuntungan fisika yaitu siswa

dilatih berpikir analisis dan terstruktur, kemampuan ini direfleksikan pada sikap

yang hati-hati dan teliti. Selain itu pembelajaran fisika juga berkaitan erat dengan

matematika karena banyak teori fisika dinyatakan dengan notasi matematika

sehingga banyak materi dalam pelajaran fisika yang bersifat matematis.

Ilmu fisika dibagi dalam dua kategori dilihat dari tingkat kesukaran konsep

yaitu kategori mudah dan kategori sukar, dalam konsep yang tergolong mudah

tidak terlalu diperlukan strategi guru untuk menyampaikan konsep fisika, namun

dalam kategori sukar guru dituntut untuk menyampaikannya dengan strategi

khusus agar konsep yang sukar mudah dipahami siswa, dalam fisika banyak

konsep yang tergolong kriteria sukar misalnya: Dinamika Partikel, Gelombang

Elektromagnetik serta Listrik Dinamis, namun dalam penelitian ini peneliti hanya

tertarik untuk membahas mengenai salah satu materi fisika yang tergolong sukar

2 Zhuraida, Perbandingan Antara Metode Problem Solving dan Metode Problem Posing

Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa (Jakarta: Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN), h.1.

Page 16: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

3

dan bersifat matematis yaitu Listrik Dinamis, yang memenuhi standar kompetensi

memformulaiskan besaran-besaran listrik rangkain listrik tertutup sederhana 9satu

loop).

Konsep listrik dinamis cenderung bersifat matematis, dalam konsep listrik

dinamis kita akan menemukan soal-soal yang membutuhkan kemampuan analisis.

Analisis dalam taksonomi bloom adalah kemampuan untuk merinci suatu situasi

atau pengetahuan menurut komponen yang lebih kecil atau lebih terurai dan

memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan bagian yang lain.

Melihat kenyataan yang ada di lapangan yang terjadi pada saat penulis

mengadakan PPKT disalah satu SMA di Tangerang Selatan, saat ini sekitar 80 %

siswa SMA menyatakan bahwa siswa kesulitan dalam mengerjakan soal-soal

fisika yang bersifat matematis contohnya pada materi listrik dinamis. Kemampuan

analisis siswa dalam menyelesaikan soal fisika yang bersifat matematis seperti

materi listrik dinamis masih rendah, hanya mendapat angka rata-rata 5,99 padahal

angka ketuntasan belajar menurut KTSP yang diterapkan sekolah harus mencapai

7,5. Data lain menjelaskan bahwa sekitar 75% siswa meyatakan bahwa konsep

listrik dinamis terasa sangat sulit dikarenakan model ajar yang terlalu rumit

sehingga siswa membutuhkan model yang sederhana dan terstruktur agar mereka

mendapat kemudahan dalam menyelesaikan soal pada materi listrik dinamis yang

terlanjur mereka anggap rumit.3

Dari fenomena yang tertera di atas peneliti dapat menangkap benang merah

persoalan, kebanyakan siswa tidak menyukai materi listrik dinamis dikarenakan

materi ini terlalu bersifat matematis sehingga dibutuhkan model penyelesaian

masalah yang lebih sederhana dan terstruktur.

Saat ini banyak sekali model pemecahan masalah yang digunakan guru

untuk memecahkan kesulitan siswa tersebut diantaranya adalah pembelajaran

pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Arrends, pembelajaran pemecahan

masalah yang dikemukakan oleh John Dewey serta pemecahan masalah yang

dikemukakan oleh Jhonsen n Jhonsen, namun kesemuanya itu memiliki

3Atiqoh, Implementasi Model Pemecahan Polya terhadap Hasil Belajara Fisika Siswa

pada Konsep Listrik Dinamis laporan PPKT(Jakarta: Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN), h.55

Page 17: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

4

karakteristik dan langkah-langkah yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti

telah melakukan studi pustaka mengenai kesemua pembelajaran itu, namun peneliti

menemukan suatu model yang memiliki karakteristik yang sederhana dan tidak

memerlukan waktu banyak, sistematis dan terstruktur, yang sangat sesuai untuk

membantu siswa dalam menganalisis soal yang bersifat matematis seperti materi

listrik dinamis. Model pemecahan masalah yang dimaksud peneliti yaitu model

pemecahan masalah yang dikemukakan oleh George Polya seorang

Matematikawan berkebangsaan Hungaria.

Model pemecahan masalah Polya dapat digunakan sebagai alternatif

model pembelajaran fisika khususnya pada konsep listrik dinamis, sebab dalam

setiap fase dapat memfasilitasi guru dan siswa untuk menciptakan kegiatan

pembelajaran yang mengutamakan perubahan konseptual dan meningkatkan

kemampuan analisis pada siswa, agar siswa mampu menyelesaikan soal

matematis yang membutuhkan daya analisis yang tinggi.

Berdasarkan gambaran diatas, Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul ”Pengaruh Model Pemecahan Masalah Polya terhadap

Kemampuan Analisis Siswa pada Konsep Listrik Dinamis”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas timbul

beberapa permasalahan, yaitu:

1. Banyaknya materi fisika yang bersifat matematis sehingga diperlukan suatu

model pembelajaran yang terstruktur.

2. Sebagian besar siswa kesulitan dalam menganalisis soal yang bersifat

matematis seperti pada materi listrik dinamis.

3. Kemampuan analisis siswa terbilang masih rendah pada konsep yang bersifat

matematis seperti materi listrik dinamis.

4. Kesulitan guru dalam mengajarkan penyelesaian soal fisika yang bertipe

pemecahan masalah matematis.

Page 18: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

5

C. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan hasil yang diteliti maka dibuat batasan masalah,

yaitu:

1. Pemecahan masalah Polya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pemecahan masalah yang meliputi langkah-langkah memahami masalah,

merencanakan penyelesainan, menyelesaikan masalah dan melakukan

pengecekan.

2. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan analisis adalah kemampuan

memecah suatu kesatuan menjadi bagian-bagian dan menentukan bagaimana

bagian-bagian tersebut dihubungkan satu dengan yang lain atau bagian

tersebut dengan keseluruhannya banyak, analisis siswa pada penelitian ini

diukur bedasarkan Taksonomi Bloom yang sudah direvisi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut: ”Apakah terdapat pengaruh pemecahan

masalah Polya terhadap kemampuan analisis siswa pada konsep listrik dinamis?”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model

pemecahan masalah Polya terhadap kemampuan analisis siswa pada konsep listrik

dinamis serta untuk mengetahui apakah model pemecahan masalah Polya

memberikan kebebasan siswa untuk berpendapat sehingga termotivasi dan

berperan aktif, lebih dapat mengembangkan konsep sehingga lebih memudahkan

siswa untuk meningkatkan kemampuan analisis dan mudah menyelesaikan soal

listrik dinamis yang bersifat matematis .

Page 19: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

6

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai

berikut.

1. Memberi pengalaman dalam melakukan penelitian dan wawasan pengetahuan

peneliti tentang model pemecahan masalah Polya.

2. Model pemecahan masalah Polya diharapkan terdapat pengaruh terhadap

kemampuan analisis siswa, khususnya pada konsep listrik dinamis.

3. Bagi guru diharapkan dapat memberi alternatif model pemecahan masalah

Polya yang dapat digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil

belajar khususnya pada konsep listrik dinamis.

Page 20: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

7

BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis

1. Model Pemecahan Masalah

Secara kafah model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang

digunakan untuk merepresentasikan suatu hal. Sesuatu yang nyata dan dikonsepsi

untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif.4 Menurut Darwyan Syah dalam

Siti Jubaidah model pembelajaran adalah pola-pola kegiatan tertentu dalam

kegiatan pembelajaran yang merupakan kombinasi yang tersusun dari bagian atau

komponen untuk mencapai tujuan pembelajaran yang terdiri dari unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.5 Ciri-ciri model

pembelajaran:6

a. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembang.

b. Landasan pikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan

pembelajaran yang akan dipakai).

c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan dengan berhasil.

d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat

tercapai.

Model pembelajaran diperlukan untuk menyusun teori atau hipotesis

pembelajaran. Model sebagai alat komunikasi oleh para ahli pengembangan para

ahli itu sendiri dan model pembelajaran berguna sebagai petunjuk dalam

menjalankan aktifitas dan pengelolaan pembelajaran, serta model pembelajaran

sebagai alat pengambil keputusan. Dalam model pembelajaran didukung dengan

4 Trianto, Desain Model Pembelajaran Inovatif Progresif (Jakarta Kencana:2009) Ed .1

Cet. 1 h. 21 5 Siti Jubaidah, Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah

Terhadap Hasil Belajar Siswa, (Jakarta: Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN), h. 8 6 Trianto, Desain …h. 23

Page 21: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

8

pendekatan dan metode yang dilaksanakan sesuai tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

Pendekatan (appoarch) lebih menekankan pada strategi dalam

perencanaan sedangkan metode (method) lebih menekankan pada teknik

pelaksanaanya. Suatu pendekatan yang dilaksanakan untuk suatu pembelajaran

mungkin dalam proses pelaksanaan tersebut di gunakan beberapa metode.

pendekatan terpadu dapat diimplementasikan dalam berbagai model

pembelajaran.7 Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan

rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun

tersebut tercapai secara optimal.8

Metode mengajar menurut Isjoni adalah alat untuk mengoprasionalkan apa

yang direncanakan dalam strategi. Sedangkan strategi dapat diartikan sebagai a

plan operation achieng something, “rencana untuk mencapai sesuatu”.9

Metode pemecahan masalah adalah penggunaan metode dalam kegiatan

pembelajaran dengan jalan melatih siswa dalam menghadapi berbagai masalah

baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk

dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi pembelajarannya adalah

investigasi dalam penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.10

Metode pemecaham masalah (problem solving) termasuk kedalam active

learning yaitu pembelajaran yang mengedepankan keaktifan siswa dan guru

hanya sebagai fasiltator.

Selain pemecahan masalah banyak metode yang termasuk kedalam active

learning namun kesemuanya itu memiliki cara belajar yang berbeda, di tabel 2.1

akan dijelaskan perbandingan antara metode problem solving, problem based

learning, project besad learning dan action learning. Semua metode tersebut

memiliki beberapa perbedaan yang dijelaskan dalam tabel berikut:

7 Siti Jubaidah, Opcit, h. 9

8Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Pada Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta : PT. Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 147. 9Zuraidah, Opcit, h. 6.

10Kiranawati, Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving), (Http://

Gurupkn.Wordpress.Com,) yang diakses pada 16 Januari 20011, h. 2.

Page 22: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

9

Tabel 2.1 Comparison of Forms of Active Learning11

Method Organization

of knowledge

Forms of

knowledge

Role of

student

Role of tutor Type of

activity

Problem

based

learning

Open ended

situation and

problems

Contingent

and

constructed

Avtive

participants

and

independent

critical

inquirers

who own

their own

their

earning

experiences

Enable of

opportunities

for learning

Development

of strategies

to facilitate

team and

individual

learning

Project

based

learning

Tutor set,

structured

tasks

Pervormative

and practical

Completers

of project or

member of

project team

who

develops a

solution or

strategy

Task setter

ang project

supervisor

Problem

solving and

problem

management

Problem

solving

learning

Step by step

logical

problem

solving

throught

knowledge

supplied by

lecturer

Largely

propositional

but may also

be practical

Problem

solver who

acquires

knowledge

through

bounded

problem

solving

A guide to

the right

knowledge

and solution

Finding

solutions to

given

problems

Action

learning

Group led

discution and

reflection on

action

Personal and

performative

Self adviser

who seeks to

achieve own

goals and

help others

achieve

their’s

through

reflection

and action

A fasilitator

of reflection

and action

Achievement

of individual

goals

11

Maggi Savin, dkk. Foundations Of Problem Based Learning (FL USA: Open

University Press) 2004. h. 10

Page 23: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

10

Tabel perbandingan bentuk active learning diatas menjelaskan bahwa

metode pemecahan masalah, metode berdasarkan masalah, metode pembelajaran

berbasis projek dan metode pembelajaran aksi memiliki beberapa perbedaan

dilihat dari organisasi pengetahuan, bentuk ilmu pengetahuan yang harus dicapai,

peran guru, peran siswa dan jenis aktifitas yang dilakukan dalam pembelajaran.

Semua metode tersebut memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing.

Penggunaan metode disesuaikan dengan keadaan atau kondisi guru, siswa dan

bahan ajar, untuk tercapainya tujuan pembelajaran.

Perbedaan Metode pemecahan masalah dengan pembelajaran aktif lainnya

adalah pemecahan masalah merupakan solusi untuk mencari ilmu pengetahuan

melalui langkah-langkah yang logis yang di suplai dari pengajar, peran siswa

dalam pembelajaran pemecahan masalah adalah untuk memperoleh ilmu

pengetahuan melalui memecahkan masalah. Dan peran guru hanya sebagai

petunjuk atas ilmu pengetahuan dan solusi yang benar, serta jenis aktifitas dalam

metode pemecahan masalah adalah menemukan solusi dari pemberian masalah.

Memecahkan masalah menjadi persoalan yang sering bersifat perennial

dalam sejarah kehidupan manusia. Karena sepanjang rentang kehidupannya

manusia selalu berhadapan dengan berbagai masalah untuk dicari pemecahannya.

Bila gagal dengan suatu cara untuk memecahkan suatu masalah, manusia selalu

mencoba memecahkannya dengan cara lain. Bila demikian adanya kehadiran dan

keberhasilan manusia untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya pada

tingkat dan jenjang tertentu dapat memberikan nilai tertentu pula pada manusia,

terutama bagi manusia yang masih duduk pada bangku sekolah.12

Pemecahan masalah (problem solving) dapat di definisikan lebih luas jika

di tinjau dari proses, strategi, keterampilan dan sebagai model pembelajaran.

Sebagai suatu proses dalam hal ini menurut Subandar dalam Sukasno terkandung

makna ketika siswa belajar ada proses menemukan kembali. Artinya prosedur,

aturan yang harus dipelajari disediakan dan diajarkan oleh guru dan siswa siap

menampungnya, tetapi siswa harus berusaha menemukannya. Ditinjau dari

12

Jenius P. Purba, Pemecahan Masalah dan Penggunaan Strategi Pemecahan Masalah.

(Bandung: UPI), h. 8

Page 24: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

11

startegi, problem solving diartikan sebagai penggunaan berbagai jalan untuk

memecahkan masalah dimulai dari mengidentifikasi masalah, penetuan langkah-

langkah dan kemudian memecahkannya. Sedangkan jika di tinjau dari segi

keterampilan problem solving diartikan sebagai kemampuan dalam menggunakan

operasi untuk memecahkan masalah. Operasi yang di maksud salah satunya

adalah operasi matematik dan komputasi.13

Pemecahan dan penyelesaian masalah adalah bagian dari proses berpikir.

Sering dianggap merupakan proses paling komplek diantara fungsi kecerdasan,

pemecahan masalah di definisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang

memerlukam modulasi dam kontrol lebih dari keterampilan-keterampilan rutin

atau dasar. Proses ini terjadi jika suatu organisme atau sistem kecerdasan buatan

tidak mengetahui bagaimana untuk bergerak dari suatu kondisi awal menuju

kondisi yang dituju.14

Altun said problem solving is to know what to do in the situation of not

knowing what to do. Problem solving is not only finding the correct answer but

also is an action which covers a wide mentalperiod and abilities.15

The basic problem solving process is a linear, hierarchical process. Each

step is result of the previous step and a precursor to the next step. A popular

method, teaching problem solving, involves the use of “stage models”. Stage

models are simplied lists of stages and steps used in general problem solving.16

Problem solving steps which would be used to solve the problem were

selected as; understanding (focus on the problem), planning (plan the solution),

solving (execute the plan), and checking (evaluate the answers).17

13

Suryani, Pengaruh Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah) Terhadap

Keterampilan Berfikir Kritis Sisiwa Pada Konsep Listrik Dinamis. (FITK UIN Jakarta, 2009), h.19 14

Anonim, Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Penyelesain_Masalah, yang diakses tanggal 16

Januari 2011, h.1. 15

Tolga Gok, dkk, 2008, Effects Of Problem Solving Strategies Teaching On The

Problem Solving Attitudes of cooperative Learning Group In Physics Education, Jornal Of Theory

The Practice In Education, h. 254. 16

Gamze sezgin selcul, dkk, 2008, The Effects Of Problem Solving Intrudection On

Physics Achievement. Problem Solving Performance And Strategy Use.lat. Am J. Phys.Educ.

Vol.2, No.3, sept.2008. h, 152 17

Tolga Gok, dkk, 2010, The Effects Of Problem Solving Strategies On Students

Achievement, Attitude and Motivation. lat. Am J. Phys. Educ. Vol.4, No.1, Jan .2010, h. 14.

Page 25: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

12

Dari beberapa pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa pemecahan masalah

adalah solusi untuk mengetahui apa yang harus dilakukan dalam situasi tidak tahu

apa yang harus dilakukan. Pemecahan masalah tidak hanya menemukan jawaban

yang benar tetapi juga merupakan suatu tindakan yang mengkafer semua

kemampuan mental. Masalah dasar proses pemecahan adalah proses, linear

hirarkis. Setiap langkah adalah hasil dari langkah sebelumnya dan pendahulu ke

langkah berikutnya. Sebuah metode yang populer, mengajar pemecahan masalah,

melibatkan penggunaan "model panggung". Tahap model adalah daftar sederhana

tahapan dan langkah-langkah yang digunakan dalam memecahkan masalah

umum. Langkah-langkah pemecahan masalah yang akan digunakan untuk

menyelesaikan masalah ini dipilih sebagai; pemahaman (fokus pada masalah),

perencanaan (rencana solusinya), pemecahan (jalankan rencana tersebut), dan

memeriksa (mengevaluasi jawaban).

Suatu masalah biasanya membuat suatu situasi yang mendorong seseorang

untuk menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus

dikerjakan untuk menyelesaikannya. Jika suatu masalah diberikan kepada seorang

anak dan anak tersebut langsung mengetahui cara menyelesaikannya yang benar,

maka soal tersebut tidak dikatakan sebagai masalah. Sedangkan pemecahan

masalah dapat disimpulkan bahwa sebagai rangkaian tindakan yang tepat yang

digunakan untuk mencapai tujuan.

Dalam belejar pemecahan masalah, Guru harus berusaha menghilangkan

ketakutan dan kecemasan siswa yang menghambat pemikiran dan pemecahan

masalah secara kreatif. Anak-anak pun harus belajar menunjukan penghargaan

terhadap pekerjaan anak lain dan tidak mengejek, mengkritik (dalam arti

mencela), atau menertawakan, sebagaimana mereka juga harus belajar

menghargai pekerjaan diri sendiri.18

Tahapan pemecahan masalah sebagai sintaks metode pembelajaran

masalah yang dikemukakan para ahli selain pemecahan masalah Polya penulis

merangkum sebagai berikut:

18

Utami Munandar,Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT

Grasindo, 1999)cet.3. h. 81.

Page 26: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

13

Tabel 2.2. Tahapan Pemecahan Masalah menurut Para Ahli

John Dewey Lawrence Senesh Johnson n Johnson Sudjana

1. Siswa

dihadapkan

dengan

masalah

2. Siswa

merumuskan

masalah itu

3. Siswa

merumuskan

hipotesis

4. Siswa

menguji

hipotesis itu

1. Menemukan

gejala-gejala

problematik

2. Mempelajari

aspek-aspek

permasalahan

3. Mendefinisikan

masalah

4. Menentukan ruang

lingkup

permasalahan

5. Menganalisis

sebab-sebab

masalah

6. Menyelesaikan

masalah

1. Mendefinisikan

masalah

2. Mendiagnosis

masalah

3. Merumuskan

alternative startegi

4. Mengevaluasi

keberhasilan

strategi

1. Orientasi

2. Identifikasi

masalah

3. Mencari

alternative

pemecahan

masalah

4. Menilai

setiap

alternatif

pemecahan

masalah

5. Menarik

kesimpulan

2. Model Pemecahan Masalah menurut Polya

George Polya (1973) mengungkapkan pemecahan masalah (problem

solving) ialah untuk menentukan jalan keluar dari suatu yang sukar dan penuh

rintangan untuk mencapai tujuan.19

Ryan Valeso Mereportase langsung dari buku karya G. Polya Sebuah

kerangka kerja untuk memecahkan masalah telah di jelaskan G. Polya dalam

sebuah buku “How to Solve It”(Edisi ke 2, Princeton University Press). Walaupun

Polya berfokus pada teknik pemecahan masalah dalam bidang matematika. Tetapi

prinsip-prinsip yang dikemukakannya dapat digunakan pada masalah-masalah

umum. Penalaran Induktif merupakan dasar dari proses yang paling kreatif yang

19

Suryani, Opcit, h. 18.

Page 27: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

14

terjadi didunia nyata. Fisika membutuhkan laboratorium yang ideal untuk

membangun kemampuan dalam penalaran induktif dan menemukan hal baru 20

.

Berikut ini gambaran umum dari Kerangka kerja Polya:21

a. Pemahaman pada masalah (to understand the problem)

Langkah pertama adalah membaca soalnya dan meyakinkan diri bahwa

anda memahaminya secara benar. Tanyalah diri anda dengan pertanyaan :

1) Apa yang tidak diketahui?

2) Kuantitas apa yang diberikan pada soal?

3) Kondisinya bagaimana?

4) Apakah ada kekecualian?

5) Untuk beberapa masalah akan sangat berguna untuk membuat diagranmnya

dan mengidentifikasi kuantitas-kuantitas yang diketahui dan dibutuhkan pada

diagram tersebut. Biasanya dibutuhkan.

6) Membuat beberapa notasi ( x, a, b, c, V = volume, m = massa dan sebagainya).

Tahap pemahaman soal ini meliputi: mengenali soal, menganalisis soal,

dan menterjemahkan informasi yang diketahui termasuk membuat gambar atau

diagram untuk membatu siswa membayangkan kondisinya.

b. Membuat Rencana Pemecahan Masalah (to make a plan)

Carilah hubungan antara informasi yang diberikan dengan yang tidak

diketahui yang memungkinkan anda untuk menghitung variabel yang tidak

diketahui. Akan sangat berguna untuk membuat pertanyaan : “Bagaimana saya

akan menghubungkan hal yang diketahui untuk mencari hal yang tidak diketahui?

“Jika anda tak melihat hubungan secara langsung, gagasan berikut ini mungkin

akan menolong dalam membagi masalah ke sub masalah

20

Bryan Veloso, Http://Kangguru.Wordpress.Com/2007/02/01/Teknik-Pemecahan-

Masalah-Ala-G-Polya/, yang diakses tanggal 16 Januari 2011. 21

G. Polya, How to Solve It (Edisi ke 2, Princeton University Press) : New Jersey,

1973.h. xvi

Page 28: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

15

1) Membuat sub masalah

Pada masalah yang komplek, akan sangat berguna untuk membantu jika

anda membaginya kedalam beberapa sub masalah, sehingga anda dapat

membangunya untuk menyelesaikan masalah.

2) Cobalah untuk mengenali sesuatu yang sudah dikenali.

Hubungkan masalah tersebut dengan hal yang sebelumnya sudah dikenali.

Lihatlah pada hal yang tidak diketahui dan cobalah untuk mengingat masalah

yang mirip atau memiliki prinsip yang sama.

3) Cobalah untuk mengenali polanya.

Beberapa masalah dapat dipecahkan dengan cara mengenali polanya. Pola

tersebut dapat berupa pola geometri atau pola aljabar. Jika anda melihat

keteraturan atau pengulangan dalam soal, anda dapat menduga apa yang

selanjutnya akan terjadi dari pola tersebut dan membuktikannya.

4) Gunakan analogi

Cobalah untuk memikirkan analogi dari masalah tersebut, yaitu, masalah

yang mirip, masalah yang berhubungan, yang lebih sederhana sehingga

memberikan anda petunjuk yang dibutuhkan dalam memecahkan masalah yang

lebih sulit. Contoh, jika masalahnya ada pada ruang tiga dimensi, cobalah untuk

melihat masalah sejenis dalam bidang dua dimensi. Atau jika masalah terlalu

umum, anda dapat mencobanya pada kasus khusus.

5) Masukan sesuatu yang baru

Mungkin suatu saat perlu untuk memasukan sesuatu yang baru, peralatan

tambahan, untuk membuat hubungan antara data dengan hal yang tidak

diketahui.Contoh, diagram sangat bermanfaat dalam membuat suatu garis bantu.

6) Buatlah kasus

Kadang-kadang kita harus memecah sebuah masalah kedalam beberapa

kasus dan pecahkan setiap kasus tersebut.

7) Mulailah dari akhir ( Asumsikan Jawabannya )

Sangat berguna jika kita membuat pemisalan solusi masalah, tahap demi

tahap mulai dari jawaban masalah sampai ke data yang diberikan

Page 29: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

16

c. Malaksanakan Rencana (carry out a plan)

Dalam melaksanakan rencana yang tertuang pada langkah kedua, kita

harus memeriksa tiap langkah dalam rencana dan menuliskannya secara detail

untuk memastikan bahwa tiap langkah sudah benar. Sebuah persamaan tidaklah

cukup.

d. Lihatlah kembali (looking back)

Kritisi hasilnya. lihatlah kelemahan dari solusi yang didapatkan

(seperti:ketidak konsistenan atau ambiguitas atau langkah yang tidak benar).

Penulis mencoba membuat bagan tahapan Polya terhadap tingkah laku

guru:

Tabel 2.3 Tahapan Pembelajaran Pemecahan Masalah Polya

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1.

Memahami Masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

menjelaskan logistik yang dibutuhkan,

mengajukan fenomena atau demontrasi

atau fenomena untuk memunculkan

masalah, memotivasi siswa untuk

terlibat dalam pemecahan masalah yang

dipilih.

Tahap 2

Merencanakan Penyelesaian

Guru membantu siswa untuk

mendefinisikan dan mengorganisasikan

tugas belajar yang berhubungan dengan

masalah tersebut.

Tahap 3

Menyelesaikan Masalah

Guru mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi yang sesuai,

melaksanakan eksperimen, untuk

mendapatkan penjelasan dan

pemecahan masalah.

Tahap 4 Guru membantu siswa untuk

Page 30: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

17

Melakukan Pengecekan melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap penyelidikan mereka dan

proses-proses yang mereka gunakan.

3. Kemampuan Analisis Siswa

Analisis yaitu menguraikan suatu materi atau bahan yang diberikan

menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga kedudukan atau hubungan antar

unsur atau bagian yang diungkapkan menjadi jelas.22

Menurut Bloom analisis

adalah suatu kemampuan peserta didik untuk merinci atau menguraikan suatu

bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil atau merinci faktor-

faktor penyebabnya dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau

faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor yang lainnya.

Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan

hubungan antara bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu peristiwa

atau memberi argumen-argumen yang menyokong suatu pernyataan. Secara rinci

Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu:23

a. Menganalisis unsur

1) Kemampuan melihat asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan secara eksplisit

pada suatu pernyataan

2) Kemampuan untuk membedakan fakta dengan hipotesa

3) Kemampuan untuk membedakan pernyataan faktual dengan pernyataan

normatif.

4) Kemampuan untuk mengidentifikasi motif-motif dan membedakan mekanisme

perilaku antara individu dan kelompok

5) Kemampuan untuk memisahkan kesimpulan dari peryataan-pernyataan yang

mendukungnya

Kemampuan menganalisis unsur dalam pembelajaran ilmu pengetahuan

alam atau khususnya pada konsep listrik dinamis dalam pelajaran fisika dapat

dianalogikan sebagai kemampuan membedakan besaran kuat arus listrik.

22

Utami Munandar, Opcit, h. 120. 23

StudentJornalism,http://wartawarga.gunadarma.ac.id/wpadmin/install.php/artikel_takso

nomi blom h. 1

Page 31: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

18

b. Menganalisis hubungan24

1) Kemampuan untuk melihat secara komprehensif interelasi antar ide dengan ide

2) Kemampuan untuk mengenal unsur-unsur khusus yang membenarkan suatu

pernyataan

3) Kemampuan untuk mengenal fakta atau asumsi yang esensial yang mendasari

suatu pendapat atau tesis atau argumen-argumen yang mendukungnya

4) Kemampuan untuk memastikan konsistensinya hipotesis dengan informasi atau

asumsi yang ada

5) Kemampuan untuk menganalisis hubungan di antara pernyataan dan argumen

guna membedakan mana pernyataan yang relevan mana yang tidak

6) Kemampuan untuk mendeteksi hal-hal yang tidak logis dalam suatu argumen

7) Kemampuan untuk mengenal hubungan kausal dan unsur-unsur yang penting

dan tidak penting di dalam perhitungan histories.

Menganalisis hubungan suatu konsep dengan konsep yang lain dapat

dianalogikan dalam pembelajaran listrik dinamis seperti menganalisis hubungan

suatu kawat penghantar dengan tegangan dan arus yang dilalui, menganalisis

hubungan kuat arus, beda potensial dan hambatan.

c. Menganalisis prinsip-prinsip organisasi

1) Kemampuan untuk menguraikan antara bahan dan alat

2) Kemampuan untuk mengenal bentuk dan pola karya seni dalam rangka

memahami maknanya

3) Kemampuan untuk mengetahui maksud dari pengarang suatu karya tulis ,sudut

pandang atau ciri berpikirnya atau perasaan yang dapat diperoleh dalam

karyanya

4) Kemampuan untuk melihat teknik yang digunakan dalam menyusun suatu

materi yang bersifat persuasif seperti advertensi dan propaganda

Kemampuan mengorganisasi dapat dianalogikan dengan pembelajaran

listrik dinamis seperti mengorganisasi aplikasi Hukum I dan II Kirchhoff.

24

Ibid, h. 1

Page 32: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

19

Menurut Sudjana untuk membuat item tes kecakapan analisis perlu

mengenal berbagai kecakapan yang termasuk klasifikasi analisis, yakni:25

a. Dapat mengklasifikasikan kata-kata, frase-frase atau pertanyaan-pertanyaan

dengan menggunakan kriteria tertentu.

b. Dapat meramalkan sifat-sifat khusus tertentu yang tidak disebutkan secara

jelas.

c. Dapat meramalkan kualitas, asumsi, atau kondisi yang implisit atau yang perlu

ada berdasarkan kriteria dan hubungan materinya.

d. Dapat mengetengahkan pola, tata atau pengaturan materi dengan menggunakan

kriteria seperti relevansi, sebab-akibat dan peruntutan.

e. Dapat mengenal organisasi, prinsip-prinsip organisasi dan pola-pola materi

yang dihadapi.

f. Dapat meramalkan sudut pandang, kerangka acuan dan tujuan materi yang

dihadapinya.

Pada taraf ini siswa harus dapat menerangkan kaitan-kaitan yang ada

dalam hal yang diajarkan. Pekerjaan tersebut baru dapat dilaksanakan bilamana

siswa sebelumnya telah menganalisisnya. Selain dapat menerangkan kaitan-kaitan

yang mungkin dari hal yang telah diajarkan, siswa juga harus dapat membuat

kombinasi unsur-unsurnya menjadi satu kesatuan. Siswa dipaksa melakukan kerja

pikir sendiri. Tetapi ini belum merupakan kerja pikir yang lengkap karena pada

taraf ini siswa hanya membuat analisis kemudian mengumpulkan kembali.

Mencetuskan hasil pikiran baru belum termasuk di dalamnya.

Menurut Anderson dalam buku A Taxonomy for Learning, Teaching, and

Assessing menjelaskan bahwa “Analyze involves breaking material into its

constituent parts and determining how the parts are related to one another and to

an overall structure. This process category include the cognitive processed of

differentiating, organizing, and attributing.” 26

Penulis mencoba memahami penjelasan Anderson yang menyatakan

bahwa, analisis meliputi kemampuan untuk memecah suatu kesatuan menjadi

25

Nana Sudjana, Opcit, h. 27. 26

Lorin W. Anderson, A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assessing, New York

h. 79.

Page 33: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

20

bagain-bagian dan menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut dihubungkan

satu dengan yang lain atau bagian tersebut dengan keseluruhannya. Kemampuan

yang sering disepadankan dengan analisis adalah kemampuan membedakan

(differentiating), dan mengorganisasi (organizing). Differentiating meliputi

kemampuan membedakan bagian-bagian dari keseluruhan struktur dalam bentuk

yang sesuai. Misalkan, ketika seorang siswa membedakan antara ”apel” dan

”jeruk” dalam konteks buah, apabila dilihat dari sisi ”biji”nya tepat dijadikan

aspek pembeda, sedangkan apabila dilihat dari sisi ”warna” dan ”bentuk” nya

tidak tepat sebagai aspek pembeda. Organizing meliputi kemampuan

mengidentifikasi unsur-unsur secara bersama-sama menjadi struktur yang saling

terkait.

Analisis menekankan pada kemampuan merinci suatu unsur pokok

menjadi bagian-bagian dan melihat hubungan antara bagian tersebut. Ditingkat

analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan

membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil

untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta

membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan analisis adalah kemampuan

memecah suatu kesatuan menjadi bagian-bagian dan menentukan bagaimana

bagian-bagian tersebut dihubungkan satu dengan yang lain atau bagian tersebut

dengan keseluruhannya. Contohnya dalam pembelajaran fisika semester dua kelas

X dalam konsep listrik dinamis, siswa harus mampu menganalisis dan

mengidentifikasi jumlah arus yang masuk dan arus yang keluar pada suatu

rangkaian, melalui penganalisaan hukum khirchoff.

Kecakapan kemampuan menganalisis pada aspek kognitif menurut Bloom

yaitu: Analisis (C4), merupakan kemampuan untuk menganalisa atau merinci suatu

situasi atau pengetahuan menurut komponen yang lebih kecil atau lebih terurai dan

memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Dengan

analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan

dapat memilahkan intergitas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu,

umpamanya tentang prosesnya, cara kerjanya, dan sistematikanya.

Page 34: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

21

4. Konsep Listrik Dinamis

Listrik dinamis mempelajari tentang muatan-muatan listrik bergerak yang

menyebabkan munculnya arus listrik.27

a. Peta Konsep

memenuhi

cirinya cirinya

Gambar 2.1 Peta Konsep Listrik Dinamis

b. Definisi Arus Listrik

Pada abad ke-18, para ilmuan memperkirakan bahwa listrik adalah

semacam zat yang dapat mengalir melalui kawat. Setelah elektron ditemukan pada

abad ke -20, barulah diketahui bahwa di dalam konduktor logam terdapat elektron

bebas yang dapat bergerak bebas dan menghasilkan arus listrik. Didalam cairan

elektrolit, ion-ion positif dan negatif dapat juga bergerak dan menghasilkan arus

listrik. Elektron mengalir dari potensial rendah kepotensial tinggi sedangkan arus

listrik mengalir dari potensial tinggi kepotensial rendah. Kuat arus didefinisikan

27

Marthen Kanginan, FISIKA Untuk SMA Kelas X.(Jakarta: Erlangga, 2006), h. 269

RANGKAIAN

LISTRIK ARUS

SEARAH Paralel Seri

Hukum

Ohm

Hukum I

Kirchhoff

Hukum II

Kirchhoff

Tegangan pada

Tiap Komponen

Sama

Kuat Arus yang

Melalui Tiap

Komponen Sama

Page 35: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

22

sebagai banyaknya muatan yang mengalir melalui suatu penampang konduktor

setiap satu satuan waktu.28

:

I = …………………………………….(2.1)

Keterangan: I = kuat arus listrik (Ampere),

Q = muatan listrik (coulomb)

t = waktu (sekon)

Alat ukur kuat arus listrik adalah ampermeter.

Alat ukur tegangan/beda potensial adalah voltmeter.

c. Rangkain listrik arus searah

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar

v

∆v

∆i

O I

Gambar 2.2 Jika Suhu Dijaga Tetap Maka untuk Suatu Kawat Listrik

R= Adalah Tetap (Hukum Ohm)

Bunyi hukum ohm adalah besar kuat arus didalam suatu penghantar

sebanding dengan beda potensial.

Selain suhu faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan listrik adalah

panjang kawat penghantar (L), hambatan jenis penghantar (ρ) dan luas

penampang kawat penghantar (A),

Maka persamaan hambatan listrik :

R = ρ ………………………………….(2.2)

28

Kamajaya , Cerdas Belajar Fisika, Grafindo Media Pratama, Jakrta :2008 Cet.II hal

254

Page 36: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

23

2) Hukum I Kirchhoff tentang Arus

Ampermeter A Ampermeter D

Ampermeter B

Ampermeter C

Gambar 2.3 Semua Bacaan Ampermeter dari A sampai D adalah sama.

Seperti telah diketahui bahwa dalam suatu rangkaian yang tidak

bercabang, kuat arus dibagian apa saja sama besarnya

Namun kuat arus pada rangkaian bercabang ditentukan dengan Hukum I

Khirchhoff sebagai berikut:

Pada rangkaian listrik yang bercabang, jumlah kuat arus yang masuk pada

suatu cabang sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik cabang itu.

∑I masuk = ∑I keluar

3) Susunan Seri-Paralel Penghambat Listrik

Untuk penghambat-penghambat listrik yang disusun seri, hambatan

penggantinya sama dengan jumlah hambatan tiap-tiap penghambat.

Rs = = R1 + R2 + R3 + …. ………………………….(2.3)

Susunan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan suatu rangkaian

Untuk penghambat-penghambat listrik yang disusun paralel, kebalikan

hambatan penggantinya sama dengan jumlah kebalikan hambatan dari tiap-tiap

penghambatnya.

= = + + + …. ………………………………(2.4)

Susunan paralel bertujuan untuk memperkecil hambatan suatu rangkaian.

Susunan seri paralel terdapat masing-masing empat prinsip susunan

penghambat-penghambat listrik diantaranya:29

29

Marthen Kanginan, Opcit. hal.285.

A

C

B

D

Page 37: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

24

a) Empat prinsip susunan seri penghambat-penghambat listrik

1) Susunan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan suatu rangkaian.

2) Kuat arus melalui tiap-tiap penghambat sama, yaitu sama dengan kuat arus

yang melalui hambatan pengganti serinya.

I1 = I2 = I3 = … Iseri ……………………………………(2.5)

3) Tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti seri sama dengan jumlah

tegangan pada ujung-ujung tiap penghambat.

Vseri = V1 + V2 + V3 + … ………………………………....(2.6)

4) Susunan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan di mana tegangan pada

ujung-ujung tiap penghambat sebanding dengan hambatannya.

V1 : V2 : V3 : … = R1 : R2 : R3 : … ………………………………(2.7)

Jadi V1 + V2 + V3 + … = V, maka

; ………..(2.8)

b) Empat prinsip susunan paralel penghambat-penghambat listrik

1) Susunan paralel bertujuan untuk memperkecil hambatan suatu rangkaian.

2) Tegangan pada ujung-ujung tiap komponen sama, yaitu sama dengan tegangan

pada ujung-ujung hambatan pengganti paralelnya.

V1 = V2 = V3 = … Vparalel

3) Kuat arus yang melalui hambatan pengganti paralel sama dengan jumlah kuat

arus yang melalui tiap-tiap komponen.

Iparalel = I1 + I2 + I3 + … …………………………………………(2.9)

4) Susunan paralel berfungsi sebagai pembagi arus di mana kuat arus yang

melalui tiap-tiap komponen sebanding dengan kebalikan hambatannya.

I1 : I2 : I3 : … = : : : … …………………………………(2.10)

Page 38: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

25

4) Hukum II Kirchhoff Tentang Tegangan

Hukum II Kirchhoff tentang tegangan menyatakan didalam sebuah

rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan penurunan

tegangan (IR) sama dengan nol.

Dirumuskan: Σε + ΣIR = 0 30

………………(2.11)

Σ ε = jumlah GGL atau sumber arus listrik (baterai)

I = arus listrik

R = hambatan listrik

Dalam hukum II Khirchhoff terdapat perjanjian tanda sebagai berikut:

a. Kuat arus bertanda positif jika searah dengan arah loop yang kita tentukan, dan

negatif jika berlawanan dengan arah loop yang kita tentukan.

Misalnya jika kita tetapkan arah loop adalah searah dengan jarum jam (lihat

gambar 2.4 a) maka kuat arus I berarah ke A dan B searah dengan arah loop,

sehingga I bertanda positif.

Jika kita tetapkan arah loop adalah berlawanan arah dengan jarum jam, maka

kuat arus I dari A dan B berlawanan arah dengan arah loop, sehingga I bertanda

negatif (lihat gambar 2.4 b)

b. Bila saat mengikuti arah loop, kutub positif sumber tegangan dijumpai lebih

dahulu daripada kutub negatifnya, maka ggl ɛ bertanda positif, dan negatif bila

sebaliknya.

Misalkan kita mengikuti arah loop abcda (lihat gambar 2.4 c). pada saat

mengikuti arah loop dari b ke c, kutub negatif sumber tegangan ɛ 2 dijumpai

lebih dahulu daripada kutub positifnya, sehingga ɛ 2 bertanda negatif.

Sedangkan ketika mengikuti arah loop dari d ke a, kutub positif sumber

tegangan ɛ 1 dijumpai lebih dahulu daripada kutub negatifnya, sehingga ɛ 1

bertanda positif.31

30

Ibid, h. 295. 31

Ibid, h. 296.

Page 39: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

26

I -I

A B A B

(a) (b)

a b

ɛ 1 ɛ 2

d c

(c)

Gambar 2.4 Arah Loop Hukum Kirchooff II

arah loop arah loop

arah loop

Page 40: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

27

5. Penelitian Relevan

Sebelum penulis melakukan penelitian ini, telah banyak peneliti yang

membahas tentang pembelajaran pemecahan masalah diantarnya adalah dijelaskan

oleh:

a. Gamze Sezgin Selcul, dkk (2008) dalam jurnal yang berjudul The Effects Of

Problem Solving Intruction On Physics Achievement. Problem Solving

Performance And Strategy Use, mengemukakan bahwa Findings of the study

indicate that strategy introduction was effective on physics achievement

problem solving performance, and strategy use. The implication of these result

for physics introduction are discussed32

yang berarti temuan penelitian

menunjukkan bahwa strategi pendahuluan efektif untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah fisika, dan strategi yang digunakan. Dampak

dari hasil tersebut untuk fisika dasar masih didiskusikan.

b. Tolga gok, dkk (2010) dalam jurnal yang berjudul The Effects Of Problem

Solving Strategies On Students Achievement, Attitude and Motivation, Tolga

gok, dkk mengemukakan bahwa in conclusion , it was found that the averages

of the experimental group’s achievement, motivation, strategy level, and

attitude were found to be higher the control group’s. according to the

experimental data, gender didn’t effect the physics achievement of students. It

was concluded that problem solving strategies was more effective in

cooperative learning than conventional teaching33

yang berarti ditemukan rata-

rata prestasi, motivasi, tingkat strategi, dan sikap kelompok eksperimen

ditemukan lebih tinggi dari kelompok kontrol. Berdasarkan penelitian jenis

kelamin tidak berpengaruh terhadap kemampuan fisika siswa. Kesimpulannya,

strategi pemecahan masalah lebih efektif pada pembelajaran kooperatif

daripada pembelajaran konvensional.

c. Tolga gok, dkk (2008) dalam jurnal yang berjudul Effects Of Problem Solving

Strategies Teaching On The Problem Solving Attitudes of Cooperative

Learning Group In Physics Education, menjelaskan bahwa It was found that

32

Gamze sezgin selcul, dkk, Opcit, h. 151 33

Tolga gok, dkk, Opcit, h. 7

Page 41: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

28

the everage of strategy teaching group’s achivemenet, attitude and problem

solving was much higher than control groups achievement34

yang berarti

ditemukan bahwa rata-rata, sikap prestasi strategi pembelajaran kelompok dan

pemecahan masalah jauh lebih tinggi dari pencapaian kelompok kontrol

d. Jurnal yang berjudul Pemecahan Masalah dan Penggunaan Strategi Pemecahan

Masalah, menjelaskan bahwa Kemampuan memecahkan masalah sebagian

dapat ditingkatkan melalui penyuburan kebiasaan berpikir serius dan strategi

umum untuk menyelesaikan tugas-tugas kognitif. 35

e. Skripsi yang bejudul Pengaruh Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)

Terhadap Keterampilan Berfikir Kritis Siswa pada Konsep Listrik Dinamis,

menjelaskan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh dari

penggunaan metode pemecahan masalah terhadap keterampilan berpikir kritis

siswa pada konsep listrik dinamis, upaya yang dilakukan adalah pemberian tes

keterampilan berpikir kritis dengan empat indikator, lembar masalah dan 10

pertanyaan kuisioner pada kelas eksperimen, hasil penelitian menjelaskan

bahwa, Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan metode (problem

solving) pemecahan masalah terhadap keterampilan berfikir kritis siswa pada

konsep listrik dinamis36

f. Skripsi yang berjudul, Implemetasi Strategi Problem Solving pada

Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika SMA,

menjelaskan bahwa, Terdapat peningkatan prestasi belajar fisika SMA

menggunakan strategi pemecahan masalah pada pembelajaran kooperatif.37

g. Skripsi yang berjudul, Implementasi Pembelajaran Matematika Melalui

Pendekatan Langkah–Langkah Polya Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa,

menjelaskan bahwa Terdapat peningkatan pembelajaran matematika melalui

pendekatan langkah-langkah Polya jika ditinjau dari kemampuan awal siswa.38

34

Tolga gok, dkk,Opcit, h.253 35

Jenius P. Purba, Opcit, h. 8 36

Suryani, Opcit, h. i 37

Nenden, Opcit, h.i 38

Dwi Fadilah Musfiroh, Opcit, h.i

Page 42: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

29

h. Skripsi yang berjudul, Perbanding Antara Metode Problem Solving dan Metode

Problem Posing terhadap Hasil Belajar Fisika, menjelaskan masalah pada

penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar fisika dengan

menggunakan metode problem solving dan dengan menggunakan metode

problem posing, upaya yang dilakukan adalah pemberian tes hasil belajar dan

angket, hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara

siswa yang menggunakan metode problem solving dengan siswa yang

menggunakan metode problem posing. 39

i. Skripsi yang berjudul Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Pemecahan

Masalah terhadap Hasil Belajar Siswa, menjelaskan masalah dalam penelitian

ini adalah apakah penggunaan model pembelajaran pemecahan masalah

berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa, usaha yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah pemberian instrument tes hasil belajar pada kelas

eksperimen, hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Pembelajaran

menggunakan model pemecahan masalah memberikan pengaruh terhadap hasil

belajar biologi40

j. Skripsi yang berjudul, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa dengan Metode Resitasi, menjelaskan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah metode resitasi dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa, usaha yng dilakukan dalam penelitian ini adalah

pemberian tes kemampuan pemecahan masalah matematika, lembar observasi,

catatan lapangan, dan pedoman wawancara. Hasil penelitian ini adalah

Penerapan metode resitasi dalam pembelajaran matematika dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.41

k. Skripsi yang berjudul, Meningkatkan Pemahaman Konsep Zat Aditif pada

Makanan yang Terintegrasi Nilai Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah,

menjelaskan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penedekatan

39

Zhuraidah, Opcit, h. i 40

Siti Jubaidah, Opcit, h. i 41

Nour Faizah, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Siswa Dengan Metode Resitasi, (Jakarta: Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN), h. i

Page 43: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

30

pemecahan masalah dapat meningkatkan pemahaman siswa pada konsep zat

aditif pada makanan, usaha yang dilakuan dalam penelitian ini adalah

pemberian tes instrument pemahaman siswa pada konsep zat aditif dan angket,

hasil penelitan ini menjelaskan bahwa proses pembelajaran IPA dengan

pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan pemahaman siswa42

Beberapa point diatas menjelaskan bahwa pembelajaran menggunakan

model pemecahan masalah lebih memberikan dampak yang positif terhadap

pembelajaran, baik untuk meningkatkan hasil belajar, kemampuan berpikir kritis

maupun prestasi belajar. Model pemecahan masalah yang menggunakan metode

kooperatif juga dapat meningkatkan sikap, motivasi dan prestasi siswa.

B. Kerangka Berpikir

Banyak kritik yang ditujukan pada cara guru mengajar yang terlalu

menekankan pada penguasaan sejumlah informasi/ konsep belaka. Penumpukan

informasi atau konsep pada subjek didik dapat saja kurang bermanfaat bahkan

tidak bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru

kepada subjek didik melalui satu arah seperti menuang air kedalam sebuah gelas

(Rampengan 1993 : 1). Tidak dapat disangkal, bahwa konsep merupakan suatu hal

yang sangat penting, namun bukan terletak pada konsep itu sendiri, tetapi terletak

pada bagaimana konsep itu dipahami oleh subjek didik. Pentingnya pemahaman

konsep dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan,

dan cara-cara memecahkan masalah. Untuk itu yang terpenting terjadi belajar

yang bermakna dan tidak hanya seperti menuang air dalam gelas pada subjek

didik.43

Konsep listrik dinamis yang diajarkan di kelas X semester genap

merupakan konsep yang relatif dalam kategori sulit, hal ini didapat dari hasil

survei penulis pada saat penulis mengadakan PPKT disalah satu sekolah

42

Iyo Yanuar, Meningkatkan Pemahaman Konsep Zat Aditif pada Makanan yang

Terintegrasi Nilai Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah, i, (Jakarta: Program Studi

Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN), h. i 43

Trianto,Opcit, h.65

Page 44: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

31

menengah atas di Jakarta. Bukan hanya membutuhkan pemahamn konsep namun

juga konsep listrik dinamis yang bersifat matematis membutuhkan daya analisis

yang tinggi.

Kemampuan analisis merupakan kemampuan peserta didik untuk merinci

atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih

kecil atau merinci faktor-faktor penyebabnya dan mampu memahami hubungan

diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor yang

lainnya.

Sekarang ini begitu banyak para ahli pendidikan atau peneliti yang

membahas tentang pemecahan masalah namun penulis telah melakukan studi

pustaka tentang beberapa model pemecahan masalah yang dijelaskan pada bab

pendahuluan, penulis memilih model pemecaham masalah yang dikemukakan

oleh Polya karena penulis mengangap bahwa model pemecahan masalah Polya

lebih sistematis dan efisien untuk mengembangkan kemampuan analisis siswa

serta memecahkan masalah yang bersifat matematis seperti konsep listrik dinamis.

Masalah diatas memberi inspirasi penulis untuk membuat bagan kerangka

berpikir seperti dibawah ini:

Page 45: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

32

Gambar 2.5 Bagan Kerangka Berpikir.

Siswa Tidak Mampu

Mengerjakan Soal

Listrik Dinamis yang

Bersifat Matematis

Kemampuan

Analisis Siswa

Rendah

Pembelajaran Menggunakan Model

Pemecahan Masalah Polya

Kemampuan Analisis Siswa

Meningkat dan Siswa Terbiasa

Memecahkan Masalah pada

Konsep Listrik Dinamis

Model Pemecahan Masalah Polya dapat

Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa

pada Konsep Listrik Dinamis

Siswa dapat Mengerjakan

Soal Listrik Dinamis yang

Bersifat Matematis

Page 46: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

33

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir dalam penelitian pengaruh model

pemecahan masalah Polya terhadap kemampuan analisis siswa pada konsep listrik

dinamis, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho :Tidak terdapat pengaruh model pemecahan masalah Polya terhadap

kemampuan analisis siswa pada konsep listrik dinamis.

Ha :Terdapat pengaruh model pemecahan masalah Polya terhadap

kemampuan analisis siswa pada konsep listrik dinamis.

Page 47: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen, yaitu metode penelitian

yang mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanana eksperimen.

44Dalam penelitian kuasi eksperimen, tidak dilakukan randomisasi untuk

memasukan subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

melainkan menggunakan kelompok subjek yang sudah ada sebelumnya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tanggerang Selatan pada kelas

X semester genap tahun ajaran 2010/2011. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Maret sampai bulan April 2011.

C. Desain Penelitian

Desain penelitain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group

Design. Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:45

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Tretment Postest

Eksperimen O1 XE O2

Kontrol O1 XK O2

Keterangan:

O1 = Pretest yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen

O2 = Posttest yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen

XE = Perlakuan terhadap kelompok eksperimen berupa model pemecahan masalah

Polya dengan metode diskusi kelompok

XK = Perlakuan terhadap kelompok kontrol berupa metode diskusi kelompok.

44

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, dan R & D,

(Bandung;Alfabeta) 2006, h 77. 45

Ibid, h.79

Page 48: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

35

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

1. Tahap persiapan

Persiapan yang dilakukan berupa penyelesaian waktu belajar di sekolah

dengan satuan pelajaran dan alokasi waktu yang telah ditetapkan. Juga

penyusunan materi dan rencana pembelajaran dalam mengajarkan dengan model

pemecahan masalah Polya pembuatan dan pengujian instrument penelitian berupa

tes kemampuan analisis , kuisioner tanggapan siswa terhadap pembelajaran.

2. Tahap pelaksanaan

Sebelum Pembelajaran dimulai maka diberikan soal pretest kepada kelas

kontrol dan kelas eksperimen, pelaksanaan dimulai dari penggunaan model

pemecahan masalah Polya dikelas eksperimen yang menjadi objek penelitian yang

dilaksanakan oleh peneliti dan posisi guru yang bersangkutan adalah sebagai

observer.

3. Tahap pengetesan kemampuan analisis

Setelah pokok bahasan tersebut selesai diajarkan maka diadakan tes

keterampilan berpikir analisis dengan instrumen yang sudah teruji validitasnya

dan juga pemberian kuisioner.

E. Populasi dan Sampel

Populasi menurut Babbie tidak lain adalah elemen penelitian yang hidup

dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi target hasil penelitian.46

Sedangkan sebagian jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data disebut

sampel atau cuplikan.47

Populasi target penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1

Tangerang Selatan, sedangkan sampelnya adalah siswa kelas X SMA Negeri 1

Tangerang Selatan.

46

Sukardi Ph.D. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktik, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2008) cet. 4. h. 53 47

Ibid, h. 54

Page 49: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

36

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan multiple stage cluster

sampling, dari pemilihan sekolah sampai pemilihan kelas. Dari seluruh siswa

SMA Negeri 1 Tangerang Selatan dipilih dua kelas secara acak.

G. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu: Implementasi model

pemecahan masalah Polya sebagai variabel bebas (variabel X) dan kemampuan

analisis siswa sebagai variabel terikat (variabel Y).

H. Teknik Pengumpulan Data

Data diambil dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol,

dimana keduanya diberikan instrumen tes berupa soal pretest dan posttest, pada

kelas eksperimen diberi perlakuan model pembelajaran pemecahan masalah Polya

dengan metode diskusi kelompok dan kelas kontrol diberikan perlakuan metode

diskusi kelompok tanpa menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah

Polya. Sedangkan instrumen nontest berupa kuisioner untuk mengetahui respon

dan tanggapan siswa pada pembelajaran pemecahan masalah Polya.

I. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes kemampuan

analisis dan kuisioner

1. Tes kemampuan analisis

Soal tes diberikan sebanyak 6 butir soal untuk mengukur kemampuan

analisis siswa disusun dalam bentuk uraian. Soal yang diberikan disusun

berdasarkan indikator kemampuan analisis yaitu kemampuan membedakan

(differentiating), mengorganisasi (organizing) dan menghubungkan (attributing)

2. Kuisioner

Kuisioner diberikan sebanyak 15 butir pertanyaan digunakan untuk

mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap tindakan pembelajaran dengan

model pemecahan masalah Polya. Kuisioner disajikan dalam bentuk daftar cocok

Page 50: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

37

(check list) dengan dua pilihan jawaban yaitu “Ya” dan “Tidak”. Kusioner

terlampir.

Tes yang diberikan terlebih dahulu diuji cobakan melalui uji validitas, uji

reliabilitas, uji tingkat kesukaran dan uji daya pembeda. Adapun langkah-langkah

yang dilakukan dalam pengolahan data uji coba soal, sebagai berikut.

1. Uji Validitas Instrumen

Alat ukur yang baik harus memiliki validitas yang tinggi. Validitas suatu

alat ukur menunjukan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang seharusnya

diukur oleh alat ukur tersebut, validitas menunjukan sejauh mana alat ukur

tersebut memenuhi fungsinya.

Validitas item tes berbentuk uraian, digunakan rumus korelasi product

moment, yaitu :

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

......................(3.1)

Keterangan :

xyr = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan

X = skor tiap butir soal

Y = skor total tiap butir soal

N = jumlah siswa

Berikut ini tabel interpretasi validitas :

Tabel 3.2 Interpretasi Validitas48

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,80 < r 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < r 0,80 Tinggi

0,40 < r 0,60 Cukup

0,20 < r 0,40 Rendah

0,00 r 0,20 Sangat Rendah

48

Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,

2009)Ed. Rev. Cet. 9, h. 75.

Page 51: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

38

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas tes merupakan ukuran sejauh mana alat ukur tersebut

memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan

seseorang. Suatu tes dikatakan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi apabila

pegukuran yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tes tersebut terhadap

subjek yang sama akan memberikan hasil yang sama atau mendekati sama.

Reliabilitas tes uraian digunakan rumus Alpha sebagai berikut:

r11 = ……………………..(3.2)

keterangan :

r11 = reliabilitas yang dicari, = jumlah varian skor tiap-tiap item, = varian

total

dimana : = ……………………..(3.3)

keterangan:

= varian total, = jumlah kuadrat skor total, = kuadrat jumlah skor

total, N = jumlah peserta tes.

Klasifikasi untuk menginterprestasikan derajat reliabilitas suatu tes adalah

sebagai berikut :49

0,00 r 0,20 : reliabilitas kecil

0,20 < r 0,40 : reliabilitas rendah

0,40 < r 0,70 : reliabilitas sedang

0,70 < r 0,90 : reliabilitas tinggi

0,90 < r 1,00 : reliabilitas sanga tinggi

49

Yanti Herlanti, Science Education Research, (Jakarta: tidak diterbitkan, 2006) h. 21

Page 52: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

39

3. Taraf Kesukaran Butir Soal

Taraf kesukaran butir soal adalah bagian dari keseluruhan siswa yang

menjawab benar pada butir soal tersebut. Soal yang baik memiliki 3 variansi,

yaitu mudah (25%), sedang (50%), dan sukar (25%).

Untuk menghitung taraf kesukaran suatu butir soal yang digunakan rumus

sebagai berikut:

P = ……………………..(3.4)

Keterangan :

P : taraf kesuaran butir soal

B : jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal yang dianalisis

JS : jumlah peserta tes

Berdasarkan harga P yang dimiliki masing-masing butir soal, dapat

diketahui butir soal mana yang tergolong sukar, sedang dan mudah. Butir soal

dengan P>0,75 tergolong mudah, butir soal dengan 0,25≤P≤0,75 tergolong

sedang, dan butir soal dengan P<0,25 tergolong sukar.

4. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan

siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya

rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal uraian

sama dengan soal pilihan ganda yaitu:50

B

B

A

A

J

B

J

BDP

……………………..(3.5)

Keterangan:

DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

B A = Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB

= Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

J A = Banyaknya peserta kelas atas

50

Suharsimi Arikunto, Opcit, h. 213.

Page 53: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

40

JB

= Banyaknya peserta kelompok bawah

Setelah indek daya pembeda diketahui, maka harga tersebut

diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda sebagai berikut:

Tabel 3.3 Interpretasi Daya Pembeda51

Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

Negatif Sangat buruk, harus dibuang

0,00 DP 0,20 Buruk (poor), sebaiknya dibuang

0,20 < DP 0,40 Sedang (satisfactory)

0,40 < DP 0,70 Baik (good)

0,70 < DP 1,00 Baik sekali (excellent)

J. Teknik Analisis Data

Untuk penganalisaan data dalam penelitian ini digunakan uji statistik

dengan uji-t tetapi sebelumnya digunakan uji normalitas dan uji homogenitas

sebagai syarat dapat dilakukan dan dilaksanakannya analisis data.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

diteliti berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

yang digunakan adalah dengn uji Liliefors, dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Urutan data sampel dari yang terkecil hingga terbesar

b. Tentukan nilai Zi = …………………………………..(3.6)

Keterangan : Zi = skor baku

Xi = skor data

X = nilai rata-rata

S = simpangan baku

Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai berdasarkan tabel Zi,

dan disebut dengan F(Zi) dengan aturan:

51

Ibid, h. 218.

Page 54: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

41

Jika Zi > 0 maka =0,5 + nilai Z tabel

Jika Zi < 0 makah F (Zi) = 0,5 + nilai Z tabel

c. Selanjutnya hitung proposisi Z1, Z2, ……….Zn yang lebih kecil atau sama

dengan Zi, jika proposisi ini dinyatakan dalam S (Zi) maka:

S (Zi) =

d. Hitunglah F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya

e. Ambil nilai terbesar antar harga-harga mutlak selisih tersebut nilai kita

namakan L0

f. Memberikan interpretasi, L0 dengan membandingkannya dengan Lt, Lt adalah

harga yang diambil dari tabel harga kritis uji Liliefors.

g. Mengambil kesimpulan berdasarkan harga L0 dan Lt yang telah didapat, apabila

L0 < Lt maka sampel berasal dari distribusi normal

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua

keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji Fisher, dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Hipotesis

Ho : varian populasi homogen

Hi : varian populasi tidak homogen

b. Bagi data menjadi dua kelompok

c. Cari masing masing kelompok nilai bakunya

d. Tentukan F hitung dengan rumus Fhit = = …………..(3.7)

Dimana : S2 = .…………..(3.8)

Keterangan : F = uji Fisher

S²𝜄 = varian terbesar

S22 = varian kecil

Adapun kriteria pengujiannya adalah :

Jika Fh ≤ Ft maka kedua data memiliki varian yang homogen

Page 55: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

42

5. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian dapat dilakukan apabila dua syarat tersebut

telah terpenuhi, yaitu data terdistribusi normal dan homogen, maka tekhnik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus “t-test” dengan

taraf signifikansi α = 0,05. Untuk menganalisis hasil eksperimen yang

menggunakan prestest-postest one group design maka rumus uji t yang digunakan

adalah :

Thit = dengan Sgab atau S = ……...(3.9)

Keterangan:

XE : Mean dari kelas eksperiemen

XK : Mean dari kelas kontrol

Sgab : Standar deviasi gabungan

nE : subjek pada sampel eksperimen

nK : subjek pada sampel kontrol

Apabila thitung lebih besar dari harga ttabel berarti dapat dikatakan bahwa

terdapat pengaruh pembelajaran dengan model pemecahan masalah terhadap

kemampuan analisis siswa

kriteri pengujiannya:

Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, Ha diterima

jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, Ha ditolak

Page 56: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

43

K. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang akan diuji pada penelitian ini adalah:

Ho : µE = µk

Ha : µE ≠ µk

Keterangan:

Ho = hipotesisi nol

Ha = hipotesis alternatif

µE = nilai rata-rata kemampuan analisis fisika siswa yang diajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah Polya.

µk = nilai rata-rata kemampuan analisis fisika siswa yang tidak diajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah Polya.

Page 57: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tangerang Selatan dengan

mengambil sampel sebanyak 64 siswa, yaitu 32 dari kelas X.6 (kelompok

eksperimen) dan 32 dari kelas X.2 (kelompok kontrol). Data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest pada konsep listrik dinamis.

Pretest dan posttest pada kelas kontrol dan eksperimen diperoleh setelah kedua

kelas diberi perlakuan yang berbeda. Selain menggunakan instrument test pada

kelas eksperiemen yang diberikan perlakuan model pemecahan masalah Polya

juga diberikan instrument berupa Angket atau Kuisioner yang digunakan untuk

mengetahui tanggapan siswa setelah diberi perlakuan model pemecahan masalah

Polya. (lihat lampiran 9).

Kelas eksperimen diberikan perlakuan model pemecahan masalah Polya

dengan metode diskusi kelompok dan kuis, pada kelas kontrol diberikan metode

diskusi kelompok tanpa pendekatan pemecahan masalah menggunakan kuis

berupa pertanyaan/masalah. Data diambil dengan cara memberikan instrumen tes

individu yang sama pada kedua kelas tersebut yang berupa tes uraian. Instrumen

yang digunakan berupa tes kemampuan analisis (C4), sehingga siswa

membutuhkan waktu yang cukup untuk menjawab tes dengan benar, waktu yang

tersedia adalah 2 jam pelajaran (2x45 menit).

Sebelum soal tes digunakan maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas

dengan mengujicobakan instrumen sebanyak 10 soal. Uji coba dilakukan pada

kelas diluar kelompok sampel. Setelah dilakukan uji validitas terdapat 4 soal yang

tidak memenuhi syarat validitas, sehingga jumlah soal yang digunakan dalam

instrumen tes sebanyak 6 soal (lihat lampiran 7).

Instrumen tes yang telah diuji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan

daya pembedanya diberikan kepada siswa-siswa kelompok sampel. Setelah

Page 58: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

45

mendapat hasil tes dan memberikan penilaian, peneliti mencatat keseluruhan

nilainya sebagai berikut. (lihat lampiran 11).

a. Deskripsi Data Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Dari data yang terlampir dapat dilihat dalam sebuah histogram sebagai

berikut;

Gambar 4.1 Histogram Pretest Kemampuan Analisis Siswa

Kelompok kontrol dan Eksperimen

Dari histogram diatas terlihat bahwa nilai pretest kemampuan analisis

mengalami perbedaan namun tidak signifikan, pada kelas eksperimen dan kontrol

siswa yang mendapat nilai interval minimum (25 – 30) yaitu 6 siswa, begitu juga

untuk nilai interval 31 – 36 terdapat 6 siswa sedangkan pada interval 37 – 42

terdapat perbedaan kelas eksperimen 8 siswa sedangkan kelas kontrol terdapat 7

siswa, dan interval 43 – 48 terdapat perbedaan yang cukup mencolok kelas

eksperimen terdapat 2 siswa, kelas kontrol terdapat 6 siswa sedangkan interval

selanjutnya yaitu nilai interval 49 – 51 kelas eksperimen 9 orang dan kelas kontrol

7 orang, sedangkan interval nilai maksimum (55 – 60) kelas eksperimen lebih

unggul karena terdapat 1 siswa sedangkan kelas kontrol tidak ada yang mendapat

Page 59: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

46

nilai lebih dari 51. Demikian bisa terlihat bahwa terdapat perbedaan yang tidak

signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, namun tetap kelas

eksperimen lebih unggul sedikit dibandingkan dengan kelas kontrol.

b. Deskripsi Data Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Dari data yang terlampir dapat dilihat dalam sebuah histogram sebagai

berikut.

Gambar 4.1 Histogram Posttest Kemampuan Analisis Siswa

Kelompok kontrol dan Eksperimen

Histogram diatas menjelaskan bahwa interval nilai posttest kemampuan

analisis siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen terdapat perbedaan yang

signifikan, pada interval nilai minimum (25 – 34) kelas eksperimen terdapat 1

siswa sedangkan kelas eksperiemen terdapat 4 siswa, pada interval selanjutnya

yaitu 35 – 44 terdapat perbedaan yang signifikan kelas eksperimen tidak ada yang

mendapat nilai interval itu sedangkan kelas kontrol 7 siswa, begitu pula interval

45 – 54 terdapat perbedaan interval yang sangat signifikan kelas eksperimen tidak

ada yang mendapat nilai interval itu sedangkan kelas kontrol terdapat 16 siswa,

berbeda dengan interval nilai sebelumnya interfal 55 – 64 kelas eksperimen

Page 60: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

47

terdapat 6 siswa sedangkan kelas kontrol 5 siswa, pada interval selanjutnya

sampai interval maksimum (85 – 94) kelas eksperimen lebih unggul dari pada

kelas kontrol, siswa kelas kontrol mendapat nilai maksimum pada interval (55 –

64), sedangkan pada kelas ekperimen 85 – 94 menjadi interval maksimum. Hal ini

menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan perolehan nilai

posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana kelas eksperimen jauh

di atas kelas kontrol.

Dari keseluruhan data pretest dan posttest dari tiap-tiap kelompok sampel

yang berjumlah masing-masing 32 siswa didapat nilai rata-rata dan standar deviasi

yang ditunjukan oleh tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Deskripsi Data Rata-rata Pretest dan Posttest

Kelompok Eksperimen dan Kontrol

No Data Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

1 N 32 32 32 32

2 Rata-rata 40,4 74,5 39,8 46,6

3 SD 9,4 12,4 9,4 9,4

Berdasarkan hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) pengolahan data

penelitian mengenai kemampuan analisis siswa pada konsep listrik dinamis untuk

kelas eksperimen (n = 32) didapatkan perolehan nilai rata-rata pretest dan posttest

siswa adalah 40,4 dan 74,5 dengan standar deviasi 9,4 dan 12,4. Sedangkan untuk

kelas kontrol (n = 32) diperoleh nilai rata-rata 39,8 dan 46,6 dengan standar

deviasi 9,5 dan 9,4. Dalam tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) ini

didapatkan kesimpulan bahwa perolehan nilai rata-rata eksperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan perolehan kelas kontrol.

Page 61: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

48

Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t untuk melihat

adanya peningkatan dari perlakuan yang diberikan, maka diperlukan pengujian

persyaratan analisis dengan menggunakan analisis parametrik, sebagai berikut:

2. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

berdistribusi normal atau tidak. Adapun kriteria penerimaan bahwa suatu data

berdistribusi normal atau tidak dengan rumusan yaitu:

Jika Lhitung < Ltabel : berarti data berdistribusi normal

Lhitung > Ltabel ; berarti data tidak berdistribusi normal

Hasil uiji skor pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelompok Eksperiemn

dan Kontrol

No Data Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

1 N 32 32 32 32

2 Rata-rata 40,4 74,5 39,8 46,6

3 SD 9,4 12,4 9,4 9,4

4 Lhitung 0,1484 0,1469 0,1299 0,0632

5 Ltabel 0,1566 0,1566 0,1566 0,1566

Kesimpulan Lhitung < Ltabel

(Distribusi Normal)

Lhitung < Ltabel

(Distribusi Normal)

Pengujian dilakukan dengan uji Lilifors pada taraf signifikansi 95% (α =

0,05) untuk n = 32. Dari tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok

berdistribusi normal kerena memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel.

Page 62: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

49

3. Hasil Uji Homogenitas

Setelah kedua sampel penelitian tersebut dinyatakan berdistribusi normal,

selanjutnya dicari nilai homogenitasnya dengan menggunakan uji Fisher. Kriteria

pengujian digunakan sebagai berikut.

Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima, berarti kedua data tersebut homogen.

Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak, berarti kedua data tersebut tidak homogen.

Setelah dilakukan pengolahan data diperoleh uji homogenitas pretest dan

posttest untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu:

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Data Statistik

Pretest Posttest

S 1 2 eksperimen 88,36 S 1

2 eksperimen 153,76

S 2 2 kontrol 88,39 S 2

2 kontrol 88,36

Fhitung 1 Fhitung 1,740

Ftabel 1,772 Ftabel 1,772

Kesimpulan

Fhitung <Ftabel

(varians kedua kelompok homogen)

Kesimpulan

Fhitung <Ftabel

(varians kedua kelompok homogen)

Berdasarkan tabel 4.4 diatas didapatkan Fhitung pretest sebesar 1 dengan n

= 64 pada taraf signifikan 95% (α = 0,05) diperoleh Ftabel sebesar 1,772 dan Fhitung

posttest sebesar 1,740 dengan n = 64 pada taraf signifikan 95% (α = 0,05)

diperoleh Ftabel sebesar 1,772. Kedua kelompok memenuhi kriteria Fhitung <Ftabel

maka kedua kelompok tersebut bersifat homogen.

4. Hasil Uji Hipotesis

Setelah data berdistribusi normal dan bersifat homogen selanjutnya adalah

penggunaan uji-t, yaitu pengujian hipotesis untuk menguji hipotesis nihil (Ho)

yang menyatakan bahwa tidak terdapat peningkatan kemampuan analisis siswa

Page 63: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

50

pada konsep listrik dinamis dalam menggunakan model pemecahan masalah

Polya. kriteria hasil uji t adalah:

Jika thitung < ttabel maka Ho diterima

Jika thitung >ttabel maka Ho ditolak

Tabel 4.4 Hasil Uji t Kemampuan Analisis Siswa Pretest dan Posttest

kelompok Eksperimen dan Kontrol

Variabel Jumlah Sampel thitung ttabel Kesimpulan

Data

Kemampuan

analisis siswa

Pretest NE = 32

Nk = 32 0,255 1,999 Ha ditolak

Posttest NE =32

Nk = 32 10,142 1,999 Ha diterima

Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh uji t pretest thitung = 0,255 dan posttest

thitung = 10,142 dengan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan (df/db = 32

+ 32 -2 = 62), maka diperoleh ttabel sebesar 1,999. Maka uji t pretest thitung < ttabel -

(0255<1,999) adalah menerima Ho dan menolak Ha dan uji posttest thitung >ttabel

(10,142 > 1,999) adalah menerima Ha dan menolak Ho. Kesimulan dari data yang

diperoleh menyatakan bahwa model pemecahan masalah Polya yang diterapkan

pada konsep listrik dinamis dapat meningkatkan kemampuan analisis siswa.

5. Pengolahan Data Angket

Instrumen angket atau kusioner diberikan semata-mata bertujuan untuk

melihat tanggapan siswa terhadap pembelajaran pemecahan masalah Polya,

seberapa pengaruhnya model pemecahan masalah siswa untuk meningkatkan

motivasi sehingga siswa paham dan akhirnya dapat menganalisis soal-soal listrik

dinamis yang bersifat matematis.

Angket tanggapan siswa tentang model pemecahan masalah Polya terdapat

lima indikator, dan setiap indikator terdapat tiga pertanyaan yang berbeda namun

untuk tujuan yang sama, sehingga pertanyaan berjumlah lima belas butir. (lihat

lampiran 9, halaman 85).

Page 64: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

51

Setelah angket terkumpul dan diberikan skor dari setiap jawaban atau

pernyataan-pernyataan yang ada dalam angket, maka data yang didapat dari

setiap item pernyataan dimasukan kedalam tabel yang didalamnya terdapat

persentase dengan menggunkan rumus:

P = 100 %

Masing-masing indikator dan perhitungannya dapat dilihat dari tabel 4.5

sampai tabel 4.9.

Tabel 4.5 Indikator Meningkatkan Motivasi dan Berperan Aktif

No Indikator Butir X F FX ∑FX P(%)

1 Meningkatkan Motivasi dan berperan

aktif

1 1 27 27 70 72,9%

0 5 0

4 1 16 16

0 16 0

5 1 27 27

0 5 0

Indikator meningkatkan motivasi dan berperan aktif terdapat 3 pertanyaan

yaitu pertanyaan butir 1, 4, dan 5. Pertanyaan 1 yaitu 27 siswa menjawab “Ya”

(termotivasi dan berperan aktif) sisanya 5 siswa menjawab “Tidak” (tidak

termotivasi dan berperan aktif), butir pertanyaan 4 yaitu 16 siswa menjawab “Ya”

dan 16 siswa menjawab “Tidak” dan butir pertanyaan 5 yaitu 27 siswa menjawab

“Ya” dan sisanya 5 siswa menjawab “Tidak”, secara keseluruhan diperoleh bahwa

72,9% siswa lebih termotivasi dan lebih berperan aktif dalam pembelajaran

pemecahan masalah Polya.

Page 65: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

52

Tabel 4.6 Indikator kebebasan Berpendapat

No Indikator Butir X F FX ∑FX P(%)

2 Kebebasan berpendapat 6 1 30 30 72 75%

0 2 0

7 1 24 24

0 8 0

8 1 18 18

0 14 0

Indikator kebebasan berpendapat terdapat 3 pertanyaan yaitu pertanyaan

butir 6, 7, dan 8. Pertanyaan 6 yaitu 30 siswa menjawab “Ya” (diberi kebebasan

berpendapat) sisanya 2 siswa menjawab “Tidak” (tidak diberi kebebasan

berpendapat), butir pertanyaan 7 yaitu 24 siswa menjawab “Ya” dan 8 siswa

menjawab “Tidak”, dan butir pertanyaan 8 yaitu 18 siswa menjawab “Ya” dan

sisanya 14 siswa menjawab “Tidak”, secara keseluruhan diperoleh bahwa 75%

siswa lebih diberikan kebebasan berpendapat dalam pembelajaran pemecahan

masalah Polya.

Tabel 4.7 Indikator Mengembangkan Konsep Siswa

No Indikator Butir X F FX ∑FX P(%)

3 Mengembangkan konsep siswa 2 1 22 22 59 61,5%

0 10 0

9 1 14 14

0 18 0

10 1 23 23

0 9 0

Indikator mengembangkan konsep siswa terdapat 3 pertanyaan yaitu

pertanyaan butir 2, 9, dan 10. Pertanyaan 2 yaitu 22 siswa menjawab “Ya” (dapat

mengembangkan konsep) sisanya 10 siswa menjawab “Tidak” (tidak dapat

mengembangkan konsep), butir pertanyaan 9 yaitu 14 siswa menjawab “Ya” dan

Page 66: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

53

18 siswa menjawab “Tidak”, dan butir pertanyaan 10 yaitu 23 siswa menjawab

“Ya” dan sisanya 9 siswa menjawab “Tidak”, secara keseluruhan diperoleh bahwa

61,5% siswa lebih dapat mengembangkan konsep siswa yang sebelum

pembelajaran siswa tidak mengetahui namun sesudah pembelajaran memecahkan

masalah siswa menjadi mengetahui informasi tentang listrik dinamis dalam

pembelajaran pemecahan masalah Polya.

Tabel 4.8 Indikator Pembelajaran dapat Meningkatkan Kemampuan

Analisis

No Indikator Butir X F FX ∑FX P(%)

4 Pembelajaran dapat meningkatkan

kemampuan analisis

3 1 28 28 64 66,7%

0 4 0

11 1 23 23

0 9 0

12 1 13 13

0 19 0

Indikator dapat meningkatkan kemampuan analisis terdapat 3 pertanyaan

yaitu pertanyaan butir 3, 11, dan 12. Pertanyaan 3 yaitu 28 siswa menjawab “Ya”

(dapat meningkatkan kemampuan analisis) sisanya 4 siswa menjawab “Tidak”

(tidak dapat meningkatkan kemampuan analisis), butir pertanyaan 11 yaitu 23

siswa menjawab “Ya” dan 9 siswa menjawab “Tidak”, dan butir pertanyaan 12

yaitu 13 siswa menjawab “Ya” dan sisanya 19 siswa menjawab “Tidak”, secara

keseluruhan diperoleh bahwa 66,7% siswa lebih dapat dapat meningkatkan

kemampuan analisis dalam pembelajaran pemecahan masalah Polya

Page 67: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

54

Tabel 4.9 Indikator Dapat Mengerjakan Soal Listrik Dinamis

No Indikator Butir X F FX ∑FX P(%)

5 Dapat mengerjakan soal listrik dinamis 13 1 24 24 71 74%

0 8 0

14 1 21 21

0 11 0

15 1 26 26

0 6 0

Indikator dapat mengerjakan soal listrik dinamis terdapat 3 pertanyaan

yaitu pertanyaan butir 13, 14, dan 15. Pertanyaan 13 yaitu 24 siswa menjawab

“Ya” (dapat mengerjakan soal listrik dinamis) sisanya 8 siswa menjawab “Tidak”

(tidak dapat mengerjakan soal listrik dinamis), butir pertanyaan 14 yaitu 21 siswa

menjawab “Ya” dan 11 siswa menjawab “Tidak”, dan butir pertanyaan 15 yaitu

26 siswa menjawab “Ya” dan sisanya 6 siswa menjawab “Tidak”, secara

keseluruhan diperoleh bahwa 74% siswa lebih dapat mengerjakan soal listrik

dinamis dengan benar dalam pembelajaran pemecahan masalah Polya.

Jika di gabungkan untuk melihat mana yang lebih dominan dalam

indikator tersebut diperoleh persentase dari masing-masing indikator dapat dilihat

dalam diagram yang disajikan dibawah ini:

Page 68: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

55

Gambar 4.3 Persentase Tiap Indikator Angket Penerapan Model Pemecahan

Masalah Polya

Dari gambar bagan di atas dapat terlihat bahwa indikator satu dengan

yang lain saling berhubungan atau berkesinambungan, hal ini menjelaskan bahwa

sebagian besar siswa termotifasi dan berperan aktif serta diberikan kebebasan

berpendapat dalam pembelajaran pemecahan masalah Polya pada konsep listrik

dinamis sehingga siswa dapat mengembangkan konsepsi siswa dalam konsep

listrik dinamis dan dapat meningkatkan kemampuan analisis siswa pada konsep

listrik dinamis sehingga akhirnya siswa dapat mengerjakan soal listrik dinamis.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Konsep listrik dinamis merupakan konsep yang bersifat matematis dan

membutuhkan kemampuan analisis yang tinggi berdasarkan alasan tersebut

peneliti mengadakan studi pustaka untuk menemukan solusi metode yang cocok

untuk masalah tersebut, dalam bab 1 pendahuluan peneliti berhipotesa bahwa

model pemecahan masalah Polya dapat meningkatkan kemampuan analisis siswa

khususnya pada konsep listrik dinamis.

Model pemecahan masalah Polya merupakan metode esensial untuk

menyeleksi informasi yang relevan. Informasi tersebut berupa data dan

permasalahan yang akan dicari penyelesaiannya. Penyelesaian masalah ini belum

Page 69: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

56

dianggap sebagai hasil final sebelum diperiksa kembali kesesuaiannya terhadap

informasi yang disediakan. Sudah barang tentu model ini mengutamakan

pembelajaran yang sistematis dan terstruktur.

Oleh karena itu sebelum mengadakan penelitian pada kelas eksperiemen

yaitu kelas X.6 peneliti membagikan problem paper (kertas masalah) untuk

terlebih dahulu ditelaah siswa sambil dipelajari jawaban dan kebenaran jawaban

tersebut. Setelah membagikan problem paper guru meminta siswa membaca soal

dengan seksama secara berurutan, dan guru menerangkan bahwa dalam

pembelajaran kali ini siswa tidak lagi belajar terlebih dahulu setelah itu

mengerjakan soal, namun kali ini siswa mengerjakan soal sambil belajar.

Disini siswa bebas mengeluarkan jawaban dan argumen masing-masing

tentang konsep listrik dinamis sesuai kemampuan awal siswa, ditahap selanjutnya

guru mengkoreksi dengan seksama jawaban yang benar atau mendekati benar,

untuk disempurnakan sesuai konsep listrik dinamis yang sebenarnya. Dari sinilah

siswa belajar, dan memperbaiki konsep awal dan berani menganalisis jawaban

dengan lebih terarah.

Setelah melakukan penelitian dengan menerapkan model pemecahan

masalah Polya untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa pada konsep listrik

dinamis diperoleh nilai rata-rata kelompok kontrol pretest 39,8 dan posttest 46,6,

sedangkan nilai rata-rata kelompok eksperimen pretest 40,4 dan posttest 74,5. Hal

ini menjelaskan bahwa nilai rata-rata kelompok eksperimen yang diberi penerapan

model pemecahan masalah Polya lebih besar, artinya terdapat peningkatan

kemampuan analisis siswa pada konsep listrik dinamis menggunakan penerapan

model pemecahan masalah Polya.

Data dalam penelitian ini diolah menggunakan uji-t, sehingga diperoleh

hasil pretest thitung = 0,255 dan posttest thitung = 10,142 dengan ttabel = 1,999 maka

uji t pretest thitung< ttabel (0,255<1,999), maka Ho diterima, Ha ditolak. Sedangkan

uji t posttest thitung>ttabel (10,142>1,999), maka Ho ditolak, Ha diterima. Hal ini

menjelaskan bahwa penerapan model pemecahan masalah Polya pada konsep

listrik dinamis dapat meningkatkan kemampuan analisis siswa.

Page 70: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

57

Berdasarkan angket mengenai tanggapan siswa terhadap pembelajaran

yang dilaksanakan menunjukan bahwa hampir seluruh siswa memberikan

tanggapan positif terhadap tindakan pembelajaran yang telah diterapkan yaitu

pembelajaran pemecahan masalah Polya. Siswa merasa sangat senang melakukan

kegiatan pemecahan masalah. Sebagian besar siswa juga menilai bahwa

pembelajaran fisika dengan metode pemecahan masalah dapat meningkatkan

kemampuan analisis siswa pada konsep listrik dinamis. Hal ini terjadi karena

dengan tindakan pemecahan masalah siswa dapat berperan aktif dalam

pembelajaran sehingga memacu siswa untuk lebih berpikir secara analisis.

Pembelajaran pemecahan masalah Polya yang dilakukan pada kelas

eksperimen. Siswa berpendapat bahwa, siswa tidak tertekan untuk menjawab

pertanyaan listrik dinamis yang bersifat matematis, karena dalam pembelajaran

pemecahan masalah Polya siswa diberikan kebebasan untuk menjawab sesuai

daya analisis mereka masing-masing sebelum dinilai kesesuaiannya pada tahap

selanjutnya yaitu tahap checking back (memeriksa kembali), proses ini dilakukan

berulang kali dalam pembelajaran, sehingga siswa terlatih untuk menyelesaikan

soal listrik dinamis yang bersifat matematis tanpa tekanan, karena takut

melakukan kesalahan.

Dengan demikian terbukti bahwa model pemecahan masalah merupakan

model esensial untuk menyeleksi informasi yang relevan, informasi tersebut

berupa data dan permasalahan yang akan dicari penyelesaiannya sangat

berpengaruh untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa khususnya konsep

listrik dinamis yang bersifat matematis.

Page 71: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian di BAB IV dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh model pemecahan masalah Polya terhadap kemampuan

analisis siswa pada konsep listrik dinamis, setelah diterapkannya model

pemecahan masalah Polya. Hal ini terlihat dari perbandingan hasil rata-rata

pretest dan posttest kemampuan analisis siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol , yang menujukan adanya perbedaan yang signifikan pada kelas

eksperimen, sedangkan kelas kontrol tidak terlalu signifikan.

2. Siswa memberi tanggapan yang positif ketika di terapkan model pemecahan

masalah Polya, sebagian besar siswa dalam pembelajaran pemecahan masalah

Polya merasa diberi kebebasan untuk berpendapat sehingga termotivasi dan

berperan aktif, lebih dapat mengembangkan konsep sehingga lebih

memudahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan analisis dan mudah

menyelesaikan soal listrik dinamis yang bersifat matematis.

b. Saran

Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, maka dapat ditemukan beberapa

saran anatara lain

1. Perlunya dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model pemecahan

masalah dalam pembelajaran IPA khususnya pelajaran fisika karena siswa

diharapkan mampu mencari pemecahan masalah yang ada disekitarnya

dengan teman sejawat.

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas model pemecahan masalah dapat

dijadikan salah satu alternatif pendekatan pembelajaran dalam meningkatkan

kemampuan analisis siswa konsep listrik dinamis.

Page 72: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

59

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Lorin W. A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assessing. (New

York)

Anonim. Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Penyelesain_Masalah, yang diakses

tanggal 16 Januari 2011.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,(jakarta:bumi

aksara) Ed. Revisi, cet-9

Faizah, Nour. 2009. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa Dengan Metode Resitasi. (Jakarta: Jurusan Pendidikan

Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN).

Gok, Tolga, Dkk. 2010. The Effects Of Problem Solving Strategies On Students

Achievement, Attitude and Motivation. lat. Am J. Phys. Educ. Vol.4, No.1,

Jan.

---------. 2008. Effects Of Problem Solving Strategies Teaching On The Problem

Solving Attitudes of cooperative Learning Group In Physics Education.

Jornal Of Theory The Practice In Education

Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. (Surabaya:

Universitas Negeri Surabaya)

Jubaidah, Siti. 2010. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Pemecahan

Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa, (Jakarta: Program Studi Pendidikan

Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN).

Kamajaya , 2008, Cerdas Belajar Fisika. (Jakarta: Grafindo Media Pratama)

Cet.II

Kanginan, Marthen. 2006. FISIKA Untuk SMA Kelas X. (Jakarta: Erlangga)

Kiranawati, Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving),

(Http://Gurupkn.Wordpress.Com,) yang diakses pada 16 Januari 20011.

Munandar, Utami. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.

(Jakarta: PT Garfindo).

Musfiroh, Dwi Fadilah. 2009. Implementasi Pembelajaran Matematika Melalui

Pendekatan Langkah–Langkah Polya Ditinjau dari Kemampuan Awal

Page 73: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

60

Siswa,(Jakarta: Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Nenden. 2010. Implemetasi Strategi Problem Solving Pada Pembelajaran

Kooperatif Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Siswa. (Jurusan

Pendidikan Fisika UPI)

Polya, G. 1973. How to Solve It (New Jersey: Princeton University Press) Edisi ke

2

Purba, Janulis P. 2003. Pengembangan Dan Imlementasi Model Pembelajaran

Fisika Menggunkan Pendekatan Pemecahan Masalah, (Bandung:UPI)

Ruseffendi. 1998. Stastika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. (Bandung: IKIP

Bandung Press)

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Pada Standar Proses

Pendidikan. (Jakarta : PT. Kencana Prenada Media Group)

Selcul, Gamze sezgin, dkk. 2008, The Effects Of Problem Solving Intrudection On

Physics Achievement. Problem Solving Performance And Strategy Use.lat.

Am J. Phys.Educ. Vol.2, No.3.

StudentJornalism, Artikel Taksonomo Bloom, tersedia :

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/wpadmin/install.php/artikel_taksonomi

blom, yang diakses tanggal 23 Februari 2010

Subana, 2001, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. (Bandung: Pustaka Setia)

Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung:

Rosdakarya)

Sugiono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, dan R &

D. (Bandung;Alfabeta)

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara) cet-6.

Suryani. 2009. Pengaruh Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)

Terhadap Keterampilan Berfikir Kritis Sisiwa Pada Konsep Listrik Dinamis.

(FITK UIN Jakarta)

Veloso, Bryan, Teknik Pemecahan Masalah Ala G Polya, tersedia:

Http://Kangguru.Wordpress.Com/2007/02/01/Teknik-Pemecahan-Masalah-

Ala-G-Polya/, yang diakses tanggal 16 Januari 2011

Page 74: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

61

Winkel ,W.S. 1996. Psikologi Pengajaran (Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana

Indonesia)

Yanuar, Iyo. 2009. Meningkatkan Pemahaman Konsep Zat Aditif pada Makanan

yang Terintegrasi Nilai Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah, i,

(Jakarta: Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN).

Zuraidah. 2010. Perbanding Antara Metode Problem Solving Dan Metode

Problem Posing Terhadap Hasil Belajar Fisika (FITK UIN Jakarta)

Page 75: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

62

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Sekolah : SMA NEGERI 1 TANGGERANG SELATAN

Kelas / Semester : X (sepuluh) / Semester II

Mata Pelajaran : FISIKA

Konsep : Listrik Dinamis

Standar Kompetensi

5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi.

Kompetensi Dasar

5.1 Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana

(satu loop).

Indikator

1. Memformulasikan besaran kuat arus dalam rangkaian tertutup sederhana.

2. Memformulasikan besaran hambatan dalam rangkaian seri dan pararel.

3. Memformulasikan besaran tegangan dalam rangkaian tertutup sederhana dengan menggunakan hukum II Kirchhoff.

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

1. Menjelaskan pengertian kuat arus listrik.

2. Menjelaskan konsep hukum Ohm.

3. Mengidentifikasi aplikasi hukum I Kirchoff.

4. Menjelaskan pengertian sumber potensial listrik atau gaya gerak listrik (ggl)..

5. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi hambatan listrik..

Page 76: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

63

6. Menentukan nilai hambatan pada resistor

7. Membedakan susunan hambatan listrik secara seri dan secara pararel.

8. Menentukan nilai hambatan total yang disusun secara campuran (seri dan pararel).

9. Menjelaskan pengertian hambatan dalam.

10. Mengidentifikasi aplikasi hukum II Kirchoff.

11. Menganalisis hukum I dan hukum II Kirchoff.

B. Materi Pembelajaran

Arus Listrik dan Hambatan Listrik

C. Metode Pembelajaran

1. Model : - Problem Solving Polya

2. Metode : - Diskusi kelompok

- Eksperimen

B. Langkah –Langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama

Tahapan pokok Aktivitas Alokasi

waktu

Media

pembelajaran Guru Siswa

PENDAHULUAN 1. Guru membuka pelajaran dengan

mengucapakan salam kemudian guru

mengecek kehadiran siswa

Siswa menjawab salam

dari guru

5 menit

KEGIATAN INTI:

Understanding the

2. Sebagai apersepsi, guru mengajukan

beberapa pertanyaan kepada siswa berupa

kertas berisi pertanyaan yang terstruktur

untuk dijawab sambil menunjukan alat

peraga (senter) yang telah dibawa oleh

Siswa memperhatikan

alat peraga yang

didemonstarasikan guru

Siswa memperhatikan

20

menit

Alat peraga

berupa:

Senter

Lampu kecil,

Saklar

Page 77: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

64

problem guru sebagai berikut:

“alat apa ini?”

“mengapa bisa mengeluarkan cahaya?”

“apa yang membuat lampu senter bisa

menyala?”

“coba gambarkan rangkain dalam senter

ini?”

“Bagaimana kita bisa mengetahui arus

yang mengalir dalam suatu rangkaian?”

3. Sebagai penggalian konsep awal siswa,

guru memperlihatkan rangkain seperti

yang tertunjuk dibawah ini:

Lampu Saklar

Baterai

“seperti apakah yang disebut rangkain terbuka

dan tertutup?”

“Jika saklar pada rangkaian tersebut dituttup,

apa yang terjadi?”

“mengapa lampu rangkain tersebut bisa

menyala?”

“jika kamu ingin mengetahui berapa besar

arus yang mengalir dan tegangan pada

rangkain tersebut, apa yang kamu perlukan?”

“bagaimana cara memasang alat tersebut?”

“bagaimana cara memasang hasil pengukuran

pertanyaan guru

Siswa dibimbing guru

untuk berdiskusi dalam

kelompok yang

sebelumnya telah

dibentuk

Siswa mencoba

memahami dan

mencoba

mengidentifikasi

masalah

Baterai

Kabel atau

kawat

penghantar

Sumber

belajar:cerdas

belajar fisika

untuk kelas X,

Kamajaya

Page 78: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

65

tersebut?”

4. Guru membimbing siswa untuk

mengidentisifikasi permasalahan tersebut

Divising a plan

5. Guru membimbing siswa untuk

menyajikan masalah tersebut dalam

kontek fisika

6. Guru membimbing siswa untuk

mengaitkan masalah tersebut dengan

konsep-konsep fisika yang berkaitan

dengan masalah tersebut

7. Guru membimbing siswa merencanakan

solusi untuk menyelesaikan masalah

tersebut.

8. Guru membimbing siswa untuk

menentukan alat dan bahan yang

diperlukan untuk menyelesaikan masalah

tersebut

Siswa menyiapkan buku

sumber atau buku fisika

serta peralatan tulis

Siswa mengaitkan

masalah dilapangan

dengan konsep fisika

yang tertulis di buku

sumber atau buku fisika

Siswa melakukan

pengumpulan informasi

secara berkelompok

untuk memperoleh

pengetahuan dari

pengalaman langsung

yang berhubungan

dengan konsep yang

telah dipelajari dengan

melakukan

penyelidikan.

Siswa merencanakan

solusi

20

menit

Page 79: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

66

Carryng out the

plan

9. Guru memberikan LKS kepada setiap

kelompok

10. Guru membimbing siswa untuk melakuan

eksplorasi sesuai dengan rancangan

percobaan yang telah siswa persiapkan.

11. Guru membimbing siswa selama siswa

melakukan kegiatan eksperimen.

Siswa memperhatikan

LKS yang telah

dibagikan

Siswa melakukan

eksperimen dengan

tertib dan teliti

30

menit

Looking back 12. Guru membantu siswa untuk menafsirkan

dan mengevaluasi solusi permasalahan

tersebut.

Siswa menafsirkan dan

mengevaluasi solusi

permasalahan tersebut

5 menit

PENUTUP 13. Guru meminta salah satu kelompok untuk

membahas hasil penyelidikannya didepan

kelas.

14. Guru membimbing siswa untuk

melakukan diskusi kelas.

15. Guru memberikan penguatan mengenai

konsep hukum Ohm.

16. Guru memberikan penghargaan kepada

kelompok terbaik.

17. Guru menutup pelajaran sambil

mengucapkan salam.

10

menit

Page 80: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

67

PROBLEM PAPER (pertemuan pertama)

1. apa yang membuat lampu senter bisa menyala?

2. coba gambarkan rangkain dalam senter ini?

3. Mengapa dalam baterai terdapat muatan positif dan negatif?

4. Bagaimana anda merasakan kejutan listrik ketika menyentuh kabel terbuka?

5. seperti apakah yang disebut rangkain terbuka dan tertutup?

Lampu saklar

Baterai

6. Jika saklar pada rangkaian tersebut ditutup, apa yang terjadi?

7. mengapa lampu rangkain tersebut bisa menyala?”

8. jika kamu ingin mengetahui berapa besar arus yang mengalir dan tegangan pada rangkain tersebut, apa yang kamu perlukan?

9. bagaimana cara memasang alat tersebut?

10. bagaimana cara memasang hasil pengukuran tersebut?

11. bagaimana hubungan antara beda potensial dan kuat arus?

12. Dalam waktu satu jam terjadi perpindahan elektron sebanyak 9 x 1020

elektron melalui suatu penampang kawat. Besarnya

kuat arus rata-rata yang melalui penampang kawat tersebut adalah …. (1e = -1,6 x 10-19

C)

Page 81: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

68

13. Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut ini.

ɛ

Untuk mengukur kuat arus dan besar tegangan pada sebuah lampu maka pada gambar tersebut:

14. Perhatikan gambar pengukuran kuat arus listrik dengan ampermeter dan beda potensial dengan voltmeter berikut ini.

R

ɛ

Jika voltmeter menunjukan angka 5 V dan ampermeter menunjukan angka 2 mA, angka yang ditunjukan oleh voltmeter

ketika ampermeter menunjukan angka 6 mA adalah ….

1

3

2

V

A

Page 82: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

69

Pertemuan Kedua

Tahapan pokok Aktivitas Alokasi

waktu

Media

pembelajaran Guru Siswa

PENDAHULUAN 1. Guru membuka pelajaran dengan

mengucapakan salam kemudian guru

mengecek kehadiran siswa

Siswa menjawab salam

dari guru

5 menit

KEGIATAN INTI:

Understanding the

problem

2. Sebagai apersepsi, guru mengajukan

beberapa pertanyaan kepada siswa berupa

kertas berisi pertanyaan yang terstruktur

untuk dijawab sebagai berikut:

“ apa syarat mengalirkan rangkaian listrik

dalam sebuah rangkain?”

“alat apa yang digunakan untuk mengukur

kuat arus dan beda potensial listrik?

Bagaimana cara pemasangannya?

Bagaimana pula cara membaca hasil

pengukuran pada kedua alat tersebut?

3. Sebagai penggalian konsepsi awal siswa.

Guru mengajukan pertanyaan sebagai

berikut:

“apakah mobil yang melaju dijalan raya

yang tidak ada lubang dengan mobil yang

melaju dijalan raya yang terdapat lubang

akan sama?”

“misalkan terdapat 2 jalan raya, yaitu 10

km dengan 5 km, manakah yang membuat

mobil melaju lebih lama?”

Siswa memperhatikan

pertanyaan guru

Siswa dibimbing guru

untuk berdiskusi dalam

kelompok yang

sebelumnya telah

dibentuk

Siswa mencoba

memahami dan

mencoba

mengidentifikasi

masalah

Siswa mencoba

menjawab dengan kata-

kata mereka sendiri

Siswa memperhatikan

penjelsan guru.

20

menit

Alat peraga

berupa:kawat

nikrom dan

tembaga,volt

meter,amperet

er,thermomete

r,3 baterai

masing-

masing 1,5

volt, Kabel

penghubung

Sumber

belajar:cerdas

belajar fisika

untuk kelas X,

Kamajaya

Page 83: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

70

“misalkan jalan raya diperlebar, apakah

mobil akan semakin leluasa dalam

menempuh perjalanan?”

4. Guru membimbing siswa mengidentifikasi

permasalahan tersebut.

5. Guru menjelaskan konsep tentang

pertanyaan diatas

Siswa memperhatikan

masalah yang telah guru

berikan

Divising a plan

6. Guru membimbing siswa untuk

menyajikan masalah tersebut dalam

kontek fisika

7. Guru membimbing siswa untuk

mengaitkan masalah tersebut dengan

konsep-konsep fisika yang berkaitan

dengan masalah tersebut

8. Guru membimbing siswa merencanakan

solusi untuk menyelesaikan masalah

tersebut.

9. Guru membimbing siswa untuk

menentukan alat dan bahan yang

diperlukan untuk menyelesaikan masalah

tersebut

Siswa menyiapkan buku

sumber atau buku fisika

serta peralatan tulis

Siswa mengaitkan

masalah dilapangan

dengan konsep fisika

yang tertulis di buku

sumber atau buku fisika

Siswa melakukan

pengumpulan informasi

secara berkelompok

untuk memperoleh

pengetahuan dari

pengalaman langsung

yang berhubungan

dengan konsep yang

telah dipelajari dengan

melakukan

penyelidikan.

20

menit

Page 84: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

71

Siswa merencanakan

solusi

Carryng out the

plan

10. Guru memberikan LKS kepada setiap

kelompok

11. Guru membimbing siswa untuk melakuan

eksplorasi sesuai dengan rancangan

percobaan yang telah siswa persiapkan.

12. Guru membimbing siswa selama siswa

melakukan kegiatan eksperimen.

Siswa memperhatikan

LKS yang telah

dibagikan

Siswa melakukan

eksperimen dengan

tertib dan teliti

30

menit

Looking back 13. Guru membantu siswa untuk menafsirkan

dan mengevaluasi solusi permasalahan

tersebut.

Siswa menafsirkan dan

mengevaluasi solusi

permasalahan tersebut

5 menit

PENUTUP 14. Guru meminta salah satu kelompok untuk

membahas hasil penyelidikannya didepan

kelas.

15. Guru membimbing siswa untuk

melakukan diskusi kelas.

16. Guru memberikan penguatan mengenai

konsep.

17. Guru memberikan penghargaan kepada

kelompok terbaik.

18. Guru menutup pelajaran sambil

mengucapkan salam.

10

menit

Page 85: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

72

PROBLEM PAPER (pertemuan kedua)

1. Seutas kawat panjangnya 100 m, diameter 2 mm, dan hambatan jenis 6,28 x 10-8

Ωm. hitunglah hambatan kawat tersebut?

2. Empat buah hambatan masing-masing besarnya 10Ω, 20Ω, 25Ω dan 50Ω dapat disusun seri atau paralel, tentukan hambatan

pengganti paling kecil dan hambatan pengganti paling besar yang mungkin diperoleh!

3. Perhatikan rangkaian dibawah berikut ini! Besar hambatan antara titik A dan B adalah?

A R1= 6Ω R2 =3Ω

R3 =8Ω R4=4Ω R5=2Ω R6= 3Ω

R7=6Ω R8= 6

B

4. Hitunglah hambatan listrik seutas kawat aluminium yang memiliki panjang 10cm, luas penampang 10-4

m2 dan hambatan jenis

2,82 x 10-8

Ωm. ulangi perhitungan untuk kaca dengan hambatan jenis 1010

Ωm.

5. Kuat arus yang melalui suatu komponen tertentu adalah ampere ketika diberi tegangan 80 volt. Berapakah kuat arus yang

melalui komponen tersebut jika tegangan dinaikan menjadi 160 volt?

6. Tiga hambatan masing-masing 1Ω, 4Ω, dan 6Ω dirangkaikan dengan baterai 6 volt yang hambatan dalamnya 1Ω. Tentukanlah

kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut jika ketiga hambatan disusun seri?

Page 86: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

73

7. Pada rangkaian dibawah ini kuat arus yang terbaca pada ampermeter A1 dan A6 adalah 10 A dan 4 A, tentukan kuat arus yang

terbaca pada ampermeter-ampermeter lainnya.

8.

Enam buah lampu dipasang dalam rangkaian listrik seperti di atas. Semua lampu memiliki kesamaan (daya dan tegangan yang

tertulis). Di antara lampu-lampu tersebut yang nyalanya paling terang adalah……….

9. Empat buah elemen yang identik, masing-masing dengan ggl 2 volt disusun seri, kemudian kedua ujungnya dihubungkan dengan

seutas kawat yang hambatannya 2,8 Ω. Jika kuat arus yang mengalir pada kawat adalah 2 ampere, tentukan hambatan dalam

masing-masing elemen?

X X X

X

X

X

S R Q

P

T

U

A1

A2

A1

A3

A4

A5

A6

A7 A8

Page 87: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

74

Pertemuan Ketiga

Tahapan pokok Aktivitas Alokasi

waktu

Media

pembelajaran Guru Siswa

PENDAHULUAN 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapakan salam

kemudian guru mengecek kehadiran siswa

Siswa menjawab

salam dari guru

5 menit

2. Sebagai apersepsi, guru mengajukan beberapa pertanyaan

kepada siswa berupa kertas berisi pertanyaan yang

terstruktur untuk dijawab berikut:

“bagaimana hubungan antara V, I dan R, jika hambatan

penghantar listrik bersifat Ohmik?”

“bagaimana cara memeasang alat ukur tersebut di dalam

rangkaian listrik?”

“bagaimana cara memasang arus yang terbaca oleh

amperemeter? Dan bagaimana cara membaca beda

potensial yang terbaca oleh Voltmeter?”

3. Sebagai penggalian konsepsi awal siswa. Guru

mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

1 1

B

A C 2

3

Rangkaian 1 Rangkaian 2

Siswa

memperhatikan

pertanyaan guru

Siswa dibimbing

guru untuk

berdiskusi dalam

kelompok yang

sebelumnya telah

dibentuk

Siswa mencoba

memahami dan

mencoba

mengidentifikasi

masalah

Siswa mencoba

menjawab dengan

kata-kata mereka

sendiri

20

menit

Alat peraga:

3 buah

ampermeter

Sebuah baterai

1,5 volt

2 buah lampu

1,5 volt

Kabel

secukupnya

Sumber

belajar:cerdas

belajar fisika

untuk kelas X,

Kamajaya

Page 88: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

75

1 3

2

D E

Rangkain 3

“ coba kamu bandingkan tingkat kecerahan pada masing-

masing lampu dalam rangkain tersebut”.

“coba bagaimana kecerahan lampu A dibanding dengan

lampu B, C, D, dan E”

“ coba perkirakan besarnya kuat arus yang mengalir pada

lampu A, B, C, D dan E”

Siswa

memperhatikan

penjelasan guru.

Siswa

memperhatikan

masalah yang

telah guru berikan

Divising a plan

4. Guru membimbing siswa untuk menyajikan masalah

tersebut dalam kontek fisika

5. Guru membimbing siswa untuk mengaitkan masalah

tersebut dengan konsep-konsep fisika yang berkaitan

dengan masalah tersebut

6. Guru membimbing siswa merencanakan solusi untuk

menyelesaikan masalah tersebut.

7. Guru membimbing siswa untuk menentukan alat dan

bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah

tersebut

Siswa

menyiapkan buku

sumber atau buku

fisika serta

peralatan tulis

Siswa mengaitkan

masalah

dilapangan

dengan konsep

fisika yang tertulis

di buku sumber

20

menit

Page 89: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

76

atau buku fisika

Siswa melakukan

pengumpulan

informasi secara

berkelompok

untuk

memperoleh

pengetahuan dari

pengalaman

langsung yang

berhubungan

dengan konsep

yang telah

dipelajari dengan

melakukan

penyelidikan.

Siswa

merencanakan

solusi

Carryng out the

plan

8. Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok

9. Guru membimbing siswa untuk melakuan eksplorasi

sesuai dengan rancangan percobaan yang telah siswa

persiapkan.

10. Guru membimbing siswa selama siswa melakukan

kegiatan eksperimen.

Siswa

memperhatikan

LKS yang telah

dibagikan

Siswa melakukan

30

menit

Page 90: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

77

eksperimen

dengan tertib dan

teliti

Looking back 11. Guru membantu siswa untuk menafsirkan dan

mengevaluasi solusi permasalahan tersebut.

Siswa

menafsirkan dan

mengevaluasi

solusi

permasalahan

tersebut

5 menit

PENUTUP 12. Guru meminta salah satu kelompok untuk membahas hasil

penyelidikannya didepan kelas.

13. Guru membimbing siswa untuk melakukan diskusi kelas.

14. Guru memberikan penguatan mengenai konsep.

15. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik.

16. Guru menutup pelajaran sambil mengucapkan salam.

10

menit

Page 91: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

78

PROBLEM PAPER (pertemuan ketiga)

1. Tentukan arah dan kuat arus I pada gambar.

1A 4A I

A B 2A

2A 5A 3A

2. Perhatikan rangkaian satu loop pada ganbar di samping, tentukan kuat arus total dalam rangkaian!

b R1 = 10Ω c 24v d

6v I arah loop

a e

R2 = 14Ω

3. Perhatikan gambar dibawah ini, jika setiap sumber bernilai 12 v 4Ω, dan hambatan dalamnya 8Ω tentukanlah I total dalam

rangkaian!

B R1 = 4Ω R4=2Ω

b R2 = 6Ω a

R3 = 12Ω

Page 92: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

79

4. Untuk gambar dibawah ini tentukanlah kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut!

R1=5Ω ɛ 1 =24 v R2 = 14Ω

R4=4Ω ɛ 2= 9 v

R3=8Ω

R5=12Ω

Selamat Belajar Semoga Sukses ^_^

Page 93: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

80

SILABUS

Sekolah : SMA Negeri 1 Tanggerang Selatan

Kelas / Semester : X (Sepuluh) / II (Dua)

Mata Pelajaran : FISIKA

Standar Kompetensi: 5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk

teknologi.

Kompetensi

Dasar Materi

Pembelajaran

Kegiatan

pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar Teknik

Bentuk

Instrumen

Contoh

Instrumen

5.1

Memformulasika

n besaran-

besaran listrik

rangkaian

tertutup

sederhana (satu

loop).

Arus Listrik dan

Hambatan

Listrik

Mengukur kuat

arus, tegangan, dan

hambatan pada

rangkaian tertutup

sederhana secara

berkelompok.

Melakukan studi

pustaka untuk

mencari informasi

cara menentukan

hambatan total bila

disusun secara seri

dan pararel.

Merancang dan

melakukan

percobaan untuk

mempelajari hukum

Kirchhoff dalam

diskusi kelompok.

Memformulasikan

besaran kuat arus dalam

rangkaian tertutup

sederhana.

Memformulasikan

besaran hambatan

dalam rangkaian seri

dan pararel.

Memformulasikan

besaran tegangan dalam

rangkaian tertutup

sederhana dengan

menggunakan hukum II

Kirchhoff.

Tes

tertulis

Tes

tertulis

Tes unjuk

kerja

Tes PG

Tes uraian

Uji petik

kerja produk

Dalam waktu 20 s terjadi

aliran muatan dari baterai

sebesar 0,1 C. Kuat arus

listrik yang dihasilkan baterai

adalah ....

A. 20 A D. 5 mA

B. 2 A E. 0,5 mA

C. 50 mA C.

Empat buah lampu dengan

hambatan masing-masing 140

Ω dihubungkan secara seri.

a. Berapakah hambatan total

dari empat lampu tersebut?

b. Berapakah hambatan total

bila lampu disusun secara

pararel?

Eksperimen mempelajari

hukum I dan hukum II

kirchoff

(Kegiatan 11.3 halaman 150-

151).

6 x 40’

Buku Fisika

SMA dan MA

Jl.1B

(Esis) h. 119-

141;

150-151, buku

referensi yang

relevan, alat

dan bahan

praktikum.

Page 94: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

81

Kompetensi

Dasar Materi

Pembelajaran

Kegiatan

pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar Teknik

Bentuk

Instrumen

Contoh

Instrumen

5.2 Mengidentifikasi

penerapan listrik

AC dan DC

dalam kehidupan

sehari-hari.

Arus Listrik

AC dan DC Melakukan studi

pustaka untuk

mencari informasi

mengenai

perbedaan arus

listrik searah dan

arus listrik bolak-

balik.

Membuat daftar

penggunaan arus

listrik searah dan

bolak-balik serta

sumbernya dalam

kehidupan sehari-

hari di rumah

masing-masing

secara individu.

Mengidentifikasi

penerapan arus listrik

searah dalam kehidupan

sehari-hari.

Mengidentifikasi

penerapan arus listrik

bolak-balik dalam

kehidupan sehari-hari.

Tes

tertulis

Penugasan

Tes uraian

Tugas

rumah

Jelaskan perbedaan antara

arus listrik searah dan arus

listrik bolak-balik.

Buatlah kliping yang menarik

mengenai penerapan arus

listrik searah dan arus listrik

bolak-balik dalam kehidupan

sehari-hari. Berilah

keterangan atau komentarmu

mengenai setiap gambar di

dalam kliping tersebut. Kalian

dapat mencari sumber gambar

atau artikel mengenai topik

tersebut dari majalah, koran,

atau internet, kemudian

kumpulkan ke guru.

2 x 40’

Buku Fisika

SMA dan MA

Jl.1B (Esis) h.

147-148, buku

referensi yang

relevan, dan

lingkungan.

Kompetensi

Dasar Materi

Pembelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar Teknik

Bentuk

Instrumen

Contoh

Instrumen

5.3

Menggunaka

n alat

ukur listrik.

Pengukuran

Besaran Listrik Melakukan studi pustaka

untuk mencari informasi

mengenai cara

menggunakan

Menggunakan

amperemeter dalam

rangkaian.

Tes

tertulis

Tes isian

Untuk mengukur arus

listrik dalam suatu

komponen, amperemeter

harus dipasang secara ....

2 x 40’

Buku Fisika SMA dan

MA Jl.1A (Esis) h.

143-158, buku referensi

yang relevan, alat dan

Page 95: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

82

Kompetensi

Dasar Materi

Pembelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar Teknik

Bentuk

Instrumen

Contoh

Instrumen amperemeter.

Melakukan studi pustaka

untuk mencari informasi

mengenai cara

menggunakan voltmeter.

Praktek menggunakan

alat ukur voltmeter,

amperemeter, dan

multimeter secara

berkelompok.

Menggunakan

voltmeter dalam

rangkaian.

Menggunakan

ohmmeter dalam

rangkaian.

Tes

tertulis

Tes

unjuk

kerja

Tes PG

Uji petik

kerja produk

Untuk mengukur beda

potensial antara dua titik

dalam rangkaian secara

langsung kita

menggunakan ....

A. amperemeter D.

galvanometer

B. ohmmeter E.

voltmeter

C. mikrometer

Eksperimen menentukan

hambatan dalam dari

ammeter (amperemeter)

dan voltmeter

(Kegiatan 11.2 halaman

148-150).

bahan praktikum.

Page 96: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

83

LEMBAR KERJA SISWA

MENGAMATI HUBUNGAN ANTARA BEDA POTENSIAL DAN KUAT

ARUS LISTRIK (pertemuan pertama)

Alat dan bahan:

1. 3 buah baterai 1,5 volt

2. 3 buah lampu

3. Kabel secukupnya

4. Ampermeter

Langkahkerja:

1. Susunlah peralatan dan bahan yang telah tersedia menjadi 3 rangkaian

listrik, seperti tampak pada gambar!

lampu lampu lampu

rangkain 1 rangkaian 2 rangkaian 3

2. Catat angka yang ditujukan oleh ampermeter padas etiap rangkaian listrik.

3. Berdasarkan hasil yang diperoleh, apakah yang dapat anda simpulkan

Rangkaian Beda potensial (V) Hambatan (R) Arus (I)

Baterai 1,5 V

A

Baterai 3V A

Baterai 4,5 A

Page 97: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

84

LEMBAR KERJA SISWA

MENGETAHUI HAL MEMPENGARUHI HAMBATAN SUATU BAHAN

(pertemuan kedua)

Alat dan bahan:

1. Beberapa utas kawat nikrom dan kawat tembaga yang panjang dan

tebalnya berbeda.

2. Sebuah voltmeter.

3. Sebuah ampereter.

4. Termometer.

5. Baterai masing- masing 1,5 volt.

6. Kabel penghubung

Langkah kerja:

1. Ukur dan catat suhu diruangan kelas anda

2. Susun rangkaian listrik seperti tampak pada gambar

3. Ukur dan catat besarnya beda potensial dan kuat arus listrik untuk setiap

jenis dan ukuran kawat (hambatan R)

Tabel pengamatan I

Panjang kawat

Diameter kawat

Percobaanke- Jeniskawat V (volt) I (ampere) R (Ω)

1

2

3

R

baterai

arus

V

V

A

Page 98: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

85

Tabel pengamatan 2

Jenis kawat

Diameter kawat

Percobaanke- Panjangkawat,

l (meter)

V (volt) I (ampere) R (Ω)

1

2

3

Tabel pengamatan 3

Jenis kawat

Panjang kawat

Percobaanke- Diameter

kawat, D (m)

V (volt) I (ampere) R (Ω)

1

2

3

4. Masukan semua kawat kedalam lemari pendingin

Pertanyaan:

1. Bagaimanakah pengaruh jenis kawat terhadap besarnya beda potensial dan

kuat arus listrik?

2. Bagaimanakah pengaruh panjang dan luas penampang kawat terhadap

beda potensial dan kuat arus listrik?

3. Apakah yang dapat anda simpulkan dari kegiatan tersebut?

Page 99: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

86

LEMBAR KERJA SISWA

MENGUKUR ARUS LISTRIK PADA RANGKAIAN LISTRIK BERCABANG

(pertemuan ketiga)

Alat dan bahan:

1. 3 buah ampermeter

2. Sebuah baterai 1,5 volt

3. 2 buah lampu 1,5 volt

4. Kabel secukupnya

Langkahkerja:

1. Susunlah rangkain listrik seperti pada gambar!

Lampu

lampu

Arus listrik baterai 1,5 v

2. Amati yang terjadi pada lampu, apakah semua lampu menyala?

3. Jika semua lampu menyala lihat dan catat angka yang ditujukan oleh

ampermeter A1, A2danA3!

4. apa yang dapat anda simpulkan dari kegiatan ini ?

A2

A3

A1

Page 100: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

87

KISI –KISI INSTRUMEN PENELITIAN Nama sekolah : SMA Negeri 1 Tanggerang Selatan

Mata Pelajaran / Materi : Fisika / Listrik Dinamis

Kelas / Semester : X / 2

Kompetensi dasar Indikator C3 C4

∑soal Membedakan Mengorganisasi Menghubungkan

5.1.Memformulasikan besaran-

besaran listrik rangkaian tertutup

sederhana (satu loop)

Memformulasi besaran kuat

arus listrik dalam rangkaian

tertutup

1 1

Memformulasi besaran

hambatan dalam rangkaian

seri dan parallel

2* 1

Memformulasi besaran

tegangan dalam rangkaian

tertutup sederhana dengan

menggunakan hukum II

kirchoff

3* 1

Menganalisis hubungan kuat

arus listrik , beda potensial dan

hambatan

6*8

2

Menganalisis hambatan

pengganti susunan seri paralel

7*9 4* 3

Menganalisis aplikasi hukum

II kirchoff pada rangkaian satu

loop

10

5* 2

Keterangan: Soal C3 tidak digunakan

* Soal Tes yang Signifikan

Page 101: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

88

TES

(Instrumen Sebelum Validasi)

Kerjakan soal dibawah ini dengan cermat dan teliti!

1. Tentukan arah dan kuat arus I pada gambar.

1A 4A I

A B 2A

2A 5A 3A

2. Dua penghantar silender terbuat dari bahan sama, memiliki volum sama tetapi

penghantar yang satu panjangnya tiga kali dari penghantar lainnya. Jika

penghantar yang lebih panjang memiliki hambatan 1,8 Ω, berapakah

hambatan penghantar yang lebih pendek?

3. Empat buah elemen yang identik, masing-masing dengan ggl 2 volt disusun

seri, kemuadian kedua ujungnya dihubungkan dengan seutas kawat yang

hambatannya 2,8 Ω. Jika kuat arus yang mengalir pada kawat adalah 2

ampere, tentukan hambatan dalam masing-masing elemen?

4. Pada gambar rangkaian dibawah ini, tentukanlah hambatan listrik antara titik

A dan D !

A R1 = 3Ω R2 = 3Ω R3 = 3Ω R4 = 3Ω C

R5 = 9Ω R6 = 6Ω

B D

R7 = 3Ω R8 = 3Ω R9 = 3Ω R10 = 3Ω

Nama :

Tanggal :

Kelas/semester : X/2

Materi : Listrik Dinamis

Alokasi waktu : 90 menit

Page 102: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

89

5. Perhatikan rangkaian satu loop pada ganbar di samping, tentukan kuat arus

total dalam rangkaian!

b R1 = 5Ω c 12v d

3v I arah loop

a e

R2 = 7Ω

6. a R1

R2 R3 R4

b

Untuk rangkaian gambar berikut diketahui, R1 = 9 Ω, R2 = 6Ω, R3 = 3Ω dan R4

= 2Ω. Jika ujung a b dihubungkan dengan beda potensial 20 V, tentukanlah

hambatan penggantinya?

7. Perhatikan gambar dibawah ini, jika setiap sumber bernilai 6 v 2Ω, dan

hambatan dalamnya 4Ω tentukanlah I total dalam rangkaian!

R1 = 2Ω R4=1Ω

b R2 = 3Ω a I

R3 = 6Ω

8. Empat buah hambatan masing-masing besarnya 10Ω, 20Ω, 25Ω dan 50Ω

dapat disusun seri atau paralel, tentukan hambatan pengganti paling kecil dan

hambatan pengganti paling besar yang mungkin diperoleh!

Page 103: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

90

9. Untuk gambar dibawah ini tentukanlah kuat arus yang mengalir pada

rangkaian tersebut!

R1=5Ω ɛ 1 =24 v R2 = 14Ω

R4=4Ω ɛ 2= 9 v

R3=8Ω

R5=12Ω

10. Untuk gambar dibawah ini hitungkah beda potensial antara A dan B!

Q ɛ 1=10v,1Ω R1=1Ω P

T A B R2=1Ω ɛ 2=5v,1Ω U

R R3=2Ω ɛ 3=2,5,1Ω S

Page 104: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

91

Jawaban Dan Pedoman Penilaian Validitas Soal

Keterangan:

0 = tidak mengisi sama sekali

1 = kata kunci yang berkaitan dengan jawaban

2 = seperempat memenuhi jawaban yang diharapkan

3 = sebagaian memenuhi jawaban yang diharapkan

4 = jawaban yang diharapkan

No Instrument Jawaban Skor

1 Tentukan arah dan kuat arus I pada gambar.

1A 4A I

A B 2A

2A 5A 3A

0

Dik: Ikeluar = I1 = 1A

I4 = 2A

I6 = 5A

I masuk = I2 = 4A

I3 = 2A

I5 = 3A

Dit: I dititik B ….

1

Jwb:

Untuk menjawab pertanyaan

ini kita harus menggunakan

hukum kirchooff I

∑I masuk = ∑I keluar

2

∑I masuk = ∑I keluar

I2 + I3 + I5 = I1 + I4 + I6

4A + 2A +3A =1A + 2A + 5A

9A = 8A

(rumus benar hasil

perhitungan salah)

3

∑I masuk = ∑I keluar

I2 + I3 + I5 = I1 + I4 + I6

4A + 2A +3A =1A + 2A + 5A

9A = 8A

= 1A keluar

4

2 Dua penghantar silinder terbuat dari bahan

sama, memiliki volum sama tetapi penghantar

yang satu panjangnya tiga kali dari

penghantar lainnya. Jika penghantar yang

lebih panjang memiliki hambatan 1,8 Ω,

berapakah hambatan penghantar yang lebih

pendek?

0

Dik: ρ1 = ρ2

V1 = V2

L1 = 3L2

L2 = L2

R1 = 1,8 Ω

Dit: R2 = ….

1

Jwb:

Untuk menjawab pertanyaan

ini kita harus menggunakan

2

Page 105: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

92

prinsip pengaruh bahan

terhadap hambatan konduktor

R = ρ

=

= .

= .

= ( )2

= ( )2

=

R2 =

(rumus benar hasil

perhitungan salah)

3

=

= .

= .

= ( )2

= ( )2

=

R2 =

R2 =

R2 = 0,2 Ω

4

3 Empat buah elemen yang identik, masing-

masing dengan ggl 2 volt disusun seri,

kemudian kedua ujungnya dihubungkan

dengan seutas kawat yang hambatannya 2,8

Ω. Jika kuat arus yang mengalir pada kawat

adalah 2 ampere, tentukan hambatan dalam

0

Dik: n = 4

ε = 2 v

R = 2,8 Ω

I = 2 A

r = 1Ω

1

Page 106: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

93

masing-masing elemen? Dit: r = ….

Jwb: untuk menjawab

pertanyaan kita harus

menggunakan rumus kuat arus

total untuk n elemen disusun

seri

2

I= =

R+ nr =

2,8 +4r =

4r = 4- 2,8

(rumus benar, hasil

perhitungan salah)

3

r = 0,3 Ω 4

4 Pada gambar rangkaian dibawah ini,

tentukanlah hambatan listrik antara titik A

dan D !

A R1 = 3Ω R2 = 3Ω R3 = 3Ω R4 = 3Ω C

R5 = 9Ω R6 = 6Ω

B D

R7 = 3Ω R8 = 3Ω R9 = 3Ω R10 = 3Ω

0

Dik: R1 = 3Ω R6 = 6Ω

R2 = 3Ω R7 = 3Ω

R3 = 3Ω R8 = 3Ω

R4 = 3Ω R9 = 3Ω

R5 = 9Ω R10 = 3Ω

Dit: RAD …

1

Jwb: untuk menjawab

pertanyaan kita harus

menyederhanakan rangkaian

menggunakan prinsip

rangkaian seri paralel

2

R2, R3 dan R6 disusun seri

R236 = R2 + R3 + R6

= 3 + 3 + 6 = 12 Ω

R5, R8 dan R9 disusun seri

R569 = R5 + R8 + R9

= 9 + 3 + 3 = 15 Ω

R236 dan R569 disusun paralel

Rparalel = R236 dan R569 =

= = = +

= = = 6,7 Ω

RAD = R1 + Rparalel +R10

= 3 + 6,7 + 3 =

3

Page 107: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

94

(rumus benar hasil

perhitungan salah)

RAD = R1 + Rparalel +R10

= 3 + 6,7 + 3 = 12,7

4

5 Perhatikan rangkaian satu loop pada ganbar

di samping, tentukan kuat arus total dalam

rangkaian!

b R1 = 5Ω c 12v d

3v I arah loop

a e

R2 = 7Ω

0

Dik: R1 = 5 Ω

R2 = 7 Ω

V1 = 3V

V2 = 12V

Dit: I …

1

Jwb: untuk menjawab

pertanyaan kita harus

menggunakan hukum II

kirchhoff dan menentukan

arah loop searah jarum jam

dari titik A ke B

2

∑ε +∑IR = 0

-ɛ 1 + ɛ 2 + I (R1 + R2) = 0

-3 +12 + I (5+7) = 0

I = A =

(rumus benar hasil

perhitungan salah)

3

I = A = -0,75 A 4

6 a R1

R2 R3 R4

B

Untuk rangkaian gambar berikut diketahui,

R1 = 9 Ω, R2 = 6Ω, R3 = 3Ω dan R4 = 2Ω. Jika

ujung a b dihubungkan dengan beda potensial

20 V, tentukanlah hambatan penggantinya?

0

Dik: R1 = 9Ω

R2 = 6Ω

R3 = 3Ω

R4 = 2Ω

V = 20 V

Dit:RAB …

1

Jwb: untuk menjawab

pertanyaan kita harus

menyederhanakan rangkaian

menggunakan prinsip seri

paralel.

2

R2, R3 dan R4 disusun parallel

= + +

= + + = =

3

Page 108: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

95

R1 dan R234 disusun seri

RAB = R1 + R234

= 9 + 1 =

(rumus benar hasilperhitungan

salah)

RAB = R1 + R234

= 9 + 1 = 10 Ω

4

7 Perhatikan gambar dibawah ini, jika setiap

sumber bernilai 6 v 2Ω, dan hambatan

dalamnya 4Ω tentukanlah I total dalam

rangkaian!

R1 = 2Ω R4 = 1Ω

b R2 = 3Ω a I

R3 = 6Ω

0

Dik: 6 sumber tegangan

bernilai 6V, 2Ωdisusun seri

dan 3 sumber tegangan

bernilai 36V,2Ω disusun

parallel

R1 = 2Ω

R2 = 3Ω

R3 = 6Ω

R4 = 1Ω

r = 4Ω

Dit: Itotal …

1

Jwb: untuk menjawab

pertanyaan kita harus

menyederhanakan rangkaian

dengan menggukan seri-

paralel dan hokum 1 kirchooff

2

R1, R2 dan R3 disusun paralel

= + +

= + +

= = = 1 Ω

I = = =

(rumus benar, hasil

perhitungan salah)

3

I = = = 6 A 4

8 Empat buah hambatan masing-masing

besarnya 10Ω, 20Ω, 25Ω dan 50Ω dapat

disusun seri atau paralel, tentukan hambatan

pengganti paling kecil dan hambatan

pengganti paling besar yang mungkin

diperoleh!

0

Dik:R1 = 10Ω

R2 = 20Ω

R3 = 25Ω

R4 = 50Ω

Dit: R terkecil …

R terbesar …

1

Page 109: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

96

Jwb: untuk menjawab

pertanyaan kita harus

mengetahui bahwa hembatan

terbesar disusun seri dan

hambatan terkecil bila disusun

paralel

2

Rseri = R1 + R2 + R3 + R4

=10Ω + 20Ω + 25Ω +

50Ω

=

= + +

+ =

+ + + =

=

Rterkecil = =

(rumus benar, hasil

perhitungan salah)

3

Rseri = R1 + R2 + R3 + R4

=10Ω + 20Ω + 25Ω +

50Ω

= 105Ω

= + +

+ =

+ + + =

=

Rterkecil = = 4,76 Ω

4

9 Untuk gambar dibawah ini tentukanlah kuat

arus yang mengalir pada rangkaian tersebut!

R1=5Ω ɛ 1 =24 v R2 = 14Ω

R4=4Ω ɛ 2= 9 v

R3=8Ω

R5=12Ω

0

Dik: R1 = 5Ω ɛ 1= 12v

R2 = 14Ω ɛ 2 = 9 v

R3 = 8Ω

R4 = 4Ω

R5 = 12Ω

Dit: I …

1

Jwb: untuk menjawab

pertanyaan kita harus

menggunakan hokum II

2

Page 110: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

97

kirchooff karena ada

hambatan yang disusun

paralel maka R4 dan R5 paralel

∑ε +∑IR = 0

+ɛ 2 - ɛ 1 + I (R1 + R2 + R3 +

R45) = 0

+9 - 24 + I (5+14 + 8 + 3) = 0

I = =

(rumus benar, hasil

perhitungan salah)

3

∑ε +∑IR = 0

+ɛ 2 - ɛ 1 + I (R1 + R2 + R3 +

R45) = 0

+9 - 24 + I (5+14 + 8 + 3) = 0

I = = A

4

10 Untuk gambar dibawah ini hitungkah beda

potensial antara A dan B!

Q ɛ 1=10v,1Ω R1=1Ω P

T A B R2=1Ω ɛ 2=5v,1Ω U

R R3=2Ω ɛ 3=2,5,1Ω S

0

Dik: R1 = 1Ω ɛ 1= 10v, 1Ω

R2 = 1Ω ɛ 2 = 5 v, 1Ω

R3 = 2Ω ɛ 3 = 2,5v, 1Ω

Dit: ɛ AB …

1

Jwb: untuk menjawab

pertanyaan kita harus

menggunakan hokum

kirchooff, karena cabang AB

terbuka makan tidak dilalui

arus

2

∑ε +∑IR = 0

-ɛ 1 - ɛ 3 + I (R1 + R3+ r1 + r3)

= 0

-10 – 2,5 + I (1+2 + 1 + 1) = 0

I = = 2,5 A

VAB = ∑ε +∑IR

=+ɛ 1 - ɛ 2 + I (R1 + R2+ r1 +

r2)

= -10 – 5 + -2,5 (1+1 + 1 - 1)

= 10-5-5 =

(rumus benar hasil

perhitungan salah)

3

VAB = ∑ε +∑IR

=+ɛ 1 - ɛ 2 + I (R1 + R2+ r1 +

r2)

= -10 – 5 + -2,5 (1+1 + 1 - 1)

4

Page 111: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

98

REKAP ANALISIS BUTIR

======================

Rata2 = 19.97

Simpangan Baku = 6.44

Korelasi XY = 0.90

Relibilitas Tes = 0.78

Butir Soal = 10

Jumlah Subjek = 35

No No.Butir

Asli

T DP

(%)

Tingkat

kesukaran

korelasi Sign.Korelasi

1 1 0.00 0.00 Mudah -0.017 -

2 2 3.11 36.11 Mudah 0.701 Signifikan

3 3 3.11 36.11 Mudah 0.701 Signifikan

4 4 3.75 47.22 Sedang 0.718 Sangat Signifikan

5 5 4.17 55.66 Sedang 0.621 Signifikan

6 6 1… 72.22 Sedang 0.742 Sangat Signifikan

7 7 7.91 69.44 Sedang 0.699 Signifikan

8 8 2.94 41.67 Sedang 0.433 -

9 9 1.47 13.89 Sangat Sukar 0.480 -

10 10 1.47 13.89 Sangat Sukar 0.510 -

= 10-5-5 = 0 v

Page 112: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

99

TES ( Instrumen Pretest dan Posttest)

Kerjakan soal dibawah ini dengan cermat dan teliti!

1. Dua penghantar silender terbuat dari bahan sama, memiliki volum sama tetapi

penghantar yang satu panjangnya tiga kali dari penghantar lainnya. Jika

penghantar yang lebih panjang memiliki hambatan 1,8 Ω, berapakah hambatan

penghantar yang lebih pendek?

2. Empat buah elemen yang identik, masing-masing dengan ggl 2 volt disusun

seri, kemudian kedua ujungnya dihubungkan dengan seutas kawat yang

hambatannya 2,8 Ω. Jika kuat arus yang mengalir pada kawat adalah 2 ampere,

tentukan hambatan dalam masing-masing elemen?

3. Pada gambar rangkaian dibawah ini, tentukanlah hambatan listrik antara titik A

dan D !

A R1 = 3Ω R2 = 3Ω R3 = 3Ω R4 = 3Ω C

R5 = 9Ω R6 = 6Ω

B D

R7 = 3Ω R8 = 3Ω R9 = 3Ω R10 = 3Ω

4. Perhatikan rangkaian satu loop pada ganbar di samping, tentukan kuat arus

total dalam rangkaian!

b R1 = 5Ω c 12v d

3v I arah loop

Nama :

Tanggal :

Kelas/semester : X/2

Materi : Listrik Dinamis

Alokasi waktu : 90 menit

Page 113: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

100

a e

R2 = 7Ω

5. a R1

R2 R3 R4

b

Untuk rangkaian gambar berikut diketahui, R1 = 9 Ω, R2 = 6Ω, R3 = 3Ω dan R4

= 2Ω. Jika ujung a b dihubungkan dengan beda potensial 20 V, tentukanlah

hambatan penggantinya?

6. Perhatikan gambar dibawah ini, jika setiap sumber bernilai 6 v 2Ω, tentukanlah

I total dalam rangkaian!

R1 = 2Ω R4=1Ω

b R2 = 3Ω a I

R3 = 6Ω

Page 114: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

101

KISI- KISI ANGKET

No Indikator Butir

1 Meningkatkan motivasi dan berperan aktif 1,4,5,

2 Pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan analisis 3,11,12

3 Mengembangkan konsep siswa 2,9,10

4 Dapat mengerjakan soal listrik dinamis 13,14,15

5 Kebebasan berpendapat 6,7,8

Page 115: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

102

KUISIONER TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN

Kelas : …………

Jenis Kelamin : (P/L)*

*Coret yang tidak perlu

PETUNJUK: 1. Bacalah basmalah sebelum mengisi kuisioner.

2. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jujur

3. Berilah tanda chek-list (√) pada jawaban yang tepat sesuai keadaan anda

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1 Apakah kamu termotivasi dengan pembelajaran ini?

2 Apakah pembelajaran ini dapat memudahkan kamu untuk

mempelajari konsep listrik dinamis?

3 Apakah menurut kamu belajar memecahkan masalah memacu

kamu untuk berfikir analisis?

4 Apakah kamu dapat berperan aktif selama pembelajaran

berlangsung?

5 Apakah kamu senang dengan belajar memecahkan masalah?

6 Apakah dengan kegiatan pembelajaran ini kamu memiliki

kebebasan untuk bertanya?

7 Apakah kamu diberi kebebasan untuk mengomentari pendapat

teman mu?

8 Apakah kamu diberikan bebas berpendapat?

9 Apakah dengan pembelajaran ini yang tadinya kamu tidak tau

namun sekarang kamu menjadi tau?

10 Apakah kamu dapat mengembangkan konsep listrik dinamis?

11 Setelah memecahakan masalah, apakah kamu mampu

membedakan (differentiating) bagaian-bagian dari seluruh

struktur dari bentuk yang sesuai?

12 Setelah memecahkan masalah, apakah kamu mampu

mengorganisasi (organizing) mengidentifikasi unsur-unsur

menjadi struktur yang saling terikat?

13 Setelah memecahkan masalah ,kamu mampu mengerjakan

soal-soal listik dinamis yang bersifat matematis?

14 Setelah memecahkan masalah, kamu mampu menganalisis

soal-soal listrik dinamis?

15 Dengan berlatih memecahkan masalah, kamu dapat

memecahkan masalah listrik dinamis?

Page 116: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

103

Hasil Analisis Angket

No Responden Butir Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 siswa 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1

2 siswa 2 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0

3 siswa 3 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1

4 siswa 4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1

5 siswa 5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1

6 siswa 6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0

7 siswa 7 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1

8 siswa 8 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1

9 siswa 9 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0

10 siswa 10 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1

11 siswa 11 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1

12 siswa 12 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1

13 siswa 13 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1

14 siswa 14 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1

15 siswa 15 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

16 siswa 16 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1

17 siswa 17 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

18 siswa 18 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1

19 siswa 19 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0

20 siswa 20 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1

21 siswa 21 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1

22 siswa 22 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0

23 siswa 23 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1

24 siswa 24 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1

25 siswa 25 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0

26 siswa 26 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1

27 siswa 27 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1

28 siswa 28 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1

29 siswa 29 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1

30 siswa 30 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

31 siswa 31 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

32 siswa 32 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1

Jumlah 27 22 28 16 27 30 24 18 14 23 23 13 24 21 26

Page 117: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

104

HASIL BUTIR SOAL PRETEST- POSTTEST KELAS

EKSPERIMEN DAN KONTROL

KELAS KONTROL

Pretest

No Nama Butir Soal

Skor Nilai 1 2 3 4 5 6

1 siswa 1 2 3 2 3 1 0 11 45,83

2 siswa 2 3 2 1 2 2 0 10 41,67

3 siswa 3 4 2 3 1 1 0 11 45,83

4 siswa 4 2 3 3 3 0 0 11 45,83

5 siswa 5 3 3 2 1 0 0 9 37,50

6 siswa 6 2 3 3 3 0 0 11 45,83

7 siswa 7 1 2 2 3 4 0 12 50,00

8 siswa 8 2 3 2 3 0 0 10 41,67

9 siswa 9 1 2 3 0 1 0 7 29,17

10 siswa 10 1 1 2 2 0 0 6 25,00

11 siswa 11 2 2 3 3 2 0 12 50,00

12 siswa 12 3 2 1 2 0 0 8 33,33

13 siswa 13 1 2 3 4 2 0 12 50,00

14 siswa 14 2 2 3 3 2 0 12 50,00

15 siswa 15 4 1 1 1 3 0 10 41,67

16 siswa 16 4 2 3 2 0 0 11 45,83

17 siswa 17 3 2 3 3 0 0 11 45,83

18 siswa 18 2 3 2 1 0 0 8 33,33

19 siswa 19 2 2 1 3 0 0 8 33,33

20 siswa 20 3 3 3 0 0 0 9 37,50

21 siswa 21 1 3 2 1 0 0 7 29,17

22 siswa 22 3 3 3 3 1 0 13 54,17

23 siswa 23 1 1 2 3 1 0 8 33,33

24 siswa 24 1 2 2 1 0 0 6 25,00

25 siswa 25 2 3 1 2 1 0 9 37,50

26 siswa 26 2 3 3 3 2 0 13 54,17

27 siswa 27 2 2 1 1 1 0 7 29,17

28 siswa 28 3 3 3 2 2 0 13 54,17

29 siswa 29 1 1 2 2 0 0 6 25,00

30 siswa 30 2 1 2 3 0 0 8 33,33

Page 118: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

105

31 siswa 31 2 1 3 1 2 0 9 37,50

32 siswa 32 1 2 2 3 0 0 8 33,33

Posttest

No Nama Butir Soal

Skor Nilai 1 2 3 4 5 6

1 siswa 1 1 1 4 4 4 1 15 62,50

2 siswa 2 1 1 3 3 4 1 13 54,17

3 siswa 3 1 1 3 3 3 1 12 50,00

4 siswa 4 1 1 3 3 3 1 12 50,00

5 siswa 5 1 1 3 3 3 1 12 50,00

6 siswa 6 1 1 2 3 1 1 9 37,50

7 siswa 7 1 1 2 2 1 0 7 29,17

8 siswa 8 1 1 2 1 1 0 6 25,00

9 siswa 9 1 1 2 2 1 1 8 33,33

10 siswa 10 1 1 3 2 1 0 8 33,33

11 siswa 11 1 0 3 1 2 3 10 41,67

12 siswa 12 1 1 4 3 3 3 15 62,50

13 siswa 13 1 1 4 3 3 1 13 54,17

14 siswa 14 1 1 3 3 2 1 11 45,83

15 siswa 15 1 1 3 3 2 0 10 41,67

16 siswa 16 1 2 3 3 2 0 11 45,83

17 siswa 17 1 2 3 3 3 0 12 50,00

18 siswa 18 1 2 3 3 3 1 13 54,17

19 siswa 19 2 2 3 3 3 0 13 54,17

20 siswa 20 1 1 3 3 2 0 10 41,67

21 siswa 21 2 2 3 3 3 1 14 58,33

22 siswa 22 1 0 3 3 3 1 11 45,83

23 siswa 23 1 0 3 3 3 1 11 45,83

24 siswa 24 1 1 3 2 1 1 9 37,50

25 siswa 25 1 0 3 3 1 1 9 37,50

26 siswa 26 0 0 3 3 4 1 11 45,83

27 siswa 27 0 0 3 3 4 1 11 45,83

28 siswa 28 1 1 3 3 1 1 10 41,67

29 siswa 29 1 1 2 3 4 1 12 50,00

30 siswa 30 2 1 3 4 3 2 15 62,50

31 siswa 31 1 2 3 3 3 2 14 58,33

32 siswa 32 1 1 3 3 3 2 13 54,17

Page 119: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

106

KELAS EKSPERIMEN

Pretest

No Nama Butir Soal

Skor Nilai 1 2 3 4 5 6

1 siswa 1 3 2 0 1 0 0 6 25,00

2 siswa 2 2 3 2 1 0 0 8 33,33

3 siswa 3 2 2 1 3 0 0 8 33,33

4 siswa 4 1 2 3 0 0 0 6 25,00

5 siswa 5 1 3 2 1 0 1 8 33,33

6 siswa 6 1 3 2 0 1 1 8 33,33

7 siswa 7 1 0 2 3 1 3 10 41,67

8 siswa 8 1 2 1 1 2 0 7 29,17

9 siswa 9 2 3 1 2 1 1 10 41,67

10 siswa 10 2 2 2 1 1 1 9 37,50

11 siswa 11 2 1 1 1 0 2 7 29,17

12 siswa 12 2 1 1 2 0 0 6 25,00

13 siswa 13 1 2 3 3 2 1 12 50,00

14 siswa 14 2 1 2 3 1 2 11 45,83

15 siswa 15 2 1 3 1 2 3 12 50,00

16 siswa 16 1 1 2 3 0 0 7 29,17

17 siswa 17 1 2 3 0 1 1 8 33,33

18 siswa 18 1 1 2 2 3 0 9 37,50

19 siswa 19 1 2 2 1 2 2 10 41,67

20 siswa 20 3 2 1 2 2 2 12 50,00

21 siswa 21 1 2 3 4 2 2 14 58,33

22 siswa 22 1 1 1 2 3 3 11 45,83

23 siswa 23 4 1 1 1 3 2 12 50,00

24 siswa 24 4 1 1 1 3 2 12 50,00

25 siswa 25 1 2 2 2 1 2 10 41,67

26 siswa 26 1 1 1 2 2 2 9 37,50

27 siswa 27 4 2 3 1 1 1 12 50,00

28 siswa 28 2 1 1 1 1 2 8 33,33

29 siswa 29 3 3 2 1 0 0 9 37,50

30 siswa 30 1 2 3 1 2 3 12 50,00

31 siswa 31 1 2 2 3 4 1 13 54,17

32 siswa 32 2 2 1 3 3 2 13 54,17

Page 120: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

107

Posttest

No Nama Butir Soal

Skor Nilai 1 2 3 4 5 6

1 siswa 1 3 3 4 4 4 3 21 87,50

2 siswa 2 3 3 2 4 2 3 17 70,83

3 siswa 3 3 3 3 4 4 3 20 83,33

4 siswa 4 3 3 3 3 4 2 18 75,00

5 siswa 5 3 3 2 2 4 2 16 66,67

6 siswa 6 3 3 3 4 4 3 20 83,33

7 siswa 7 3 3 3 3 4 3 19 79,17

8 siswa 8 3 3 2 4 3 3 18 75,00

9 siswa 9 3 3 4 4 4 3 21 87,50

10 siswa 10 3 3 4 3 4 3 20 83,33

11 siswa 11 2 3 2 4 4 3 18 75,00

12 siswa 12 3 3 4 4 4 3 21 87,50

13 siswa 13 3 3 4 4 3 3 20 83,33

14 siswa 14 1 1 1 2 1 0 6 25,00

15 siswa 15 3 2 2 3 2 2 14 58,33

16 siswa 16 3 3 3 4 0 1 14 58,33

17 siswa 17 3 1 1 4 4 1 14 58,33

18 siswa 18 3 3 4 4 4 3 21 87,50

19 siswa 19 3 0 0 4 4 3 14 58,33

20 siswa 20 3 3 3 4 4 3 20 83,33

21 siswa 21 3 0 0 4 4 3 14 58,33

22 siswa 22 2 3 4 4 4 3 20 83,33

23 siswa 23 2 3 3 4 4 3 19 79,17

24 siswa 24 2 3 3 4 4 3 19 79,17

25 siswa 25 2 3 4 4 4 3 20 83,33

26 siswa 26 3 3 3 4 4 3 20 83,33

27 siswa 27 3 0 0 4 4 3 14 58,33

28 siswa 28 3 3 3 4 4 3 20 83,33

29 siswa 29 3 3 3 4 3 3 19 79,17

30 siswa 30 2 3 4 4 4 3 20 83,33

31 siswa 31 2 3 3 3 4 3 18 75,00

32 siswa 32 2 2 4 3 3 3 17 70,83

Page 121: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

108

Tabel 4.1.Hasil Pretest dan Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Siswa

Kelompok

Eksperimen Siswa

Kelompok

Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

X1 25,00 87,50 Y1 45,83 62,50

X2 33,33 70,83 Y2 41,67 54,17

X3 33,33 83,33 Y3 45,83 50,00

X4 25,00 75,00 Y4 45,83 50,00

X5 33,33 66,67 Y5 37,50 50,00

X6 33,33 83,33 Y6 45,83 37,50

X7 41,67 79,17 Y7 50,00 29,17

X8 29,17 75,00 Y8 41,67 25,00

X9 41,67 87,50 Y9 29,17 33,33

X10 37,50 83,33 Y10 25,00 33,33

X11 29,17 75,00 Y11 50,00 41,67

X12 25,00 87,50 Y12 33,33 62,50

X13 50,00 83,33 Y13 50,00 54,17

X14 45,83 25,00 Y14 50,00 45,83

X15 50,00 58,33 Y15 41,67 41,67

X16 29,17 58,33 Y16 45,83 45,83

X17 33,33 58,33 Y17 45,83 50,00

X18 37,50 87,50 Y18 33,33 54,17

X19 41,67 58,33 Y19 33,33 54,17

X20 50,00 83,33 Y20 37,50 41,67

X21 58,33 58,33 Y21 29,17 58,33

X22 45,83 83,33 Y22 54,17 45,83

X23 50,00 79,17 Y23 33,33 45,83

X24 50,00 79,17 Y24 25,00 37,50

X25 41,67 83,33 Y25 37,50 37,50

X26 37,50 83,33 Y26 54,17 45,83

X27 50,00 58,33 Y27 29,17 45,83

X28 33,33 83,33 Y28 54,17 41,67

X29 37,50 79,17 Y29 25,00 50,00

X30 50,00 83,33 Y30 33,33 62,50

X31 54,17 75,00 Y31 37,50 58,33

X32 54,17 70,83 Y32 33,33 54,17

Jumlah 1287,50 2383,33 Jumlah 1275,00 1500,00

Rata- 40,23 74,48 Rata- 39,84 46,88

Page 122: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

109

rata rata

Perhitungan Data Statistik Pretest dan Posttest

Kelompok Eksperiment

1. Sebaran Data Nilai Pretest

25,00 25,00 25,00 29,17 29,17 29,17 33,33 33,33

33,33 33,33 33,33 33,33 37,50 37,50 37,50 37,50

41,67 41,67 41,67 41,67 45,83 45,83 50,00 50,00

50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 54,17 54,17 58,33

2. Tabel Distribusi Frekuensi

Berdasarkan sebaran data diatas, untuk membuat tabel distribusi frekuensi

dapat diterapkan langkah-langkah berikut:

a. Menentukan jangkaun data/ range (R)

Nilai maksimum = 62,50

Nilai minimum = 25,00

R = nilai maksimum – nilai minimum

= 62,50 – 25,00

= 37,5

b. Menentukan banyak kelas (K)

K = 1 + 3,3 log n --- n = banyaknya data

K = 1 + 3,3 log 32

K = 1 + 3,3 (1,5)

K = 5,95 = 6

Jadi banyaknya kelas adalah 6

c. Menentukan panjang kelas / interval (i)

i = = = 6,25 6

d. Menentukan ujung bawah dan ujung kelas pertama, dan kelas-kelas

berikutnya. Sehingga diperoleh:

Page 123: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

110

Tabel 1 Distribusi Frekuensi

Nilai F xi xi2 fixi fixi

2

25 - 30 6 27,5 756,25 165 4537,5

31 - 36 6 33,5 1122,25 201 6733,5

37 - 42 8 39,5 1560,25 316 12482

43 - 48 2 45,5 2070,25 91 4140,5

49 -54 9 51,5 2652,25 463,5 23870,3

55 - 60 1 57,5 3306,25 57,5 3306,25

Jumlah 32 255 11467,5 1294 55070

3. Perhitungan rata-rata/ Mean (X)

X = = = 40,4

4. Perhitungan Median (Me)

Me = b + p

Keterangan :

b = batas bawah median

p = panjang batas median

n = banyaknya data

F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas

median

f = frekuensi kelas median

Me = b + p

Me = 42,5 + 6

Me = 45,5

Page 124: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

111

5. Perhitungan Modus (Mo)

Mo = b + p

Keterangan :

b = batas bawah kelas modus

p = panjang kelas modus

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sesudahnya

Mo = b + p

Mo = 48,5 + 6

Mo = 51,3

6. Perhitungan Varians (s2)

s =

s =

s = 9,4 (simpangan baku)

s2

= 88,36

Page 125: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

112

1. Sebaran Data Nilai Posttest

25,00 58,33 58,33 58,33 58,33 58,33 58,33 66,67

70,83 70,83 75,00 75,00 75,00 75,00 79,17 79,17

79,17 79,17 83,33 83,33 83,33 83,33 83,33 83,33

83,33 83,33 83,33 83,33 87,50 87,50 87,50 87,50

2. Tabel Distribusi Frekuensi

Berdasarkan sebaran data diatas, untuk membuat tabel distribusi frekuensi

dapat diterapkan langkah-langkah berikut:

a. Menentukan jangkaun data/ range (R)

Nilai maksimum = 87.50

Nilai minimum = 25,00

R = nilai maksimum – nilai minimum

= 87,50 – 25,00

= 62,50

b. Menentukan banyak kelas (K)

K = 1 + 3,3 log n --- n = banyaknya data

K = 1 + 3,3 log 32

K = 1 + 3,3 (1,5)

K = 5,95 = 6

Jadi banyaknya kelas adalah 6

c. Menentukan panjang kelas / interval (i)

i = = = 10,4 10

d.Menentukan ujung bawah dan ujung kelas pertama, dan kelas-kelas

berikutnya. Sehingga diperoleh:

Page 126: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

113

Tabel 2 Distribusi Frekuensi

Nilai F xi xi2 fixi fixi

2

25 - 34 1 29,5 870,25 29,5 870,25

35 - 44 0 39,5 1560,25 0 0

45- 54 0 49,5 2450,25 0 0

55-64 6 59,5 3540,25 357 21241,5

65 - 74 3 69,5 4830,25 208,5 14490,8

75 - 84 18 79,5 6320,25 1431 113765

85- 94 4 89,5 8010,25 358 32041

Jumlah 32 416,5 27581,8 2384 182408

3. Perhitungan rata-rata/ Mean (X)

X = = = 74,5

n = jumlah data

4. Perhitungan Median (Me)

Me = b + p

Keterangan :

b = batas bawah median

p = panjang batas median

n = banyaknya data

F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas

median

f = frekuensi kelas median

Me = b + p

Me = 64,5 + 10

Me = 89,5

Page 127: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

114

5. Perhitungan Modus (Mo)

Mo = b + p

Keterangan :

b = batas bawah kelas modus

p = panjang kelas modus

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sesudahnya

Mo = b + p

Mo = 74,5 + 10

Mo = 79,6

6. Perhitungan Varians (s2)

s =

s =

s = 12,4 (Simpangan Baku)

s2 = 153,76

Page 128: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

115

Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen

No Xi F Zn Xi-X Zi Zt F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)

1 25,00 3 3 -15,4 -1,64 0,4495 0,0505 0,0938 0,0433

2 29,17 3 6 -11,2 -1,19 0,3830 0,1170 0,1875 0,0705

3 33,33 6 12 -7,1 -0,75 0,2734 0,2266 0,3750 0,1484

4 37,50 4 16 -2,9 -0,31 0,1217 0,3783 0,5000 0,1217

5 41,67 4 20 1,3 0,14 0,0557 0,5557 0,6250 0,0693

6 45,83 2 22 5,4 0,58 0,2190 0,7190 0,6875 0,0315

7 50,00 7 29 9,6 1,02 0,3461 0,8461 0,9063 0,0601

8 54,17 2 31 13,8 1,46 0,4279 0,9279 0,9688 0,0409

9 58,33 1 32 17,9 1,91 0,4719 0,9719 1 0,0281

Keterangan:

X (rata-rata) = 40,4

s = 9,4

Dari uji normalitas dengan uji Liliefors menunjukan bahwa Lhit < Ltab,

(0,1484 < 0,566) dengan derajat signifikan 95% (α = 0,05). Dapat disimpulkan

bahwa data tersebut berdistribusi normal.

Page 129: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

116

Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen

No Xi F Zn Xi-X Zi Zt F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)

1 25,00 1 1 -49,5 -3,99 0,5000 0,0000 0,0313 0,0313

2 58,33 6 7 -16,2 -1,30 0,4032 0,0968 0,2188 0,1220

3 66,67 1 8 -7,8 -0,63 0,2357 0,2643 0,2500 0,0143

4 70,83 2 10 -3,7 -0,30 0,1179 0,3821 0,3125 0,0696

5 75 4 14 0,5 0,04 0,0160 0,5160 0,4375 0,0785

6 79,17 4 18 4,7 0,38 0,1480 0,6480 0,5625 0,0855

7 83,33 10 28 8,8 0,71 0,4564 0,9564 0,8750 0,0814

8 87,5 4 32 13,0 1,05 0,3531 0,8531 1,0000 0,1469

Keterangan:

X (rata-rata) = 74,5

s = 12,4

Dari uji normalitas dengan uji Liliefors menunjukan bahwa Lhit < Ltab,

(0,1469 < 0,566) dengan derajat signifikan 95% (α = 0,05). Dapat disimpulkan

bahwa data tersebut berdistribusi normal.

Page 130: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

117

Perhitungan Data Statistik Pretest dan Posttest

Kelompok Kontrol

1. Sebaran Data Nilai Pretetst

25,00 25,00 25,00 29,17 29,17 29,17 33,33 33,33

33,33 33,33 33,33 33,33 37,50 37,50 37,50 37,50

41,67 41,67 41,67 45,83 45,83 45,83 45,83 45,83

45,83 50,00 50,00 50,00 50,00 54,17 54,17 54,17

2. Tabel Distribusi Frekuensi

Berdasarkan sebaran data diatas, untuk membuat table distribusi frekuensi dapat

diterapkan langkah-langkah berikut:

a. Menentukan jangkaun data/ range (R)

Nilai maksimum = 54,17

Nilai minimum = 25,00

R = nilai maksimum – nilai minimum

= 54,17 – 25,00

= 32,17

b. Menentukan banyak kelas (K)

K = 1 + 3,3 log n --- n = banyaknya data

K = 1 + 3,3 log 32

K = 1 + 3,3 (1,5)

K = 5,95 = 6

Jadi banyaknya kelas adalah 6

c. Menentukan panjang kelas / interval (i)

i = = = 4,86 5

d. Menentukan ujung bawah dan ujung kelas pertama, dan kelas-kelas

berikutnya. Sehingga diperoleh:

Page 131: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

118

Tabel 1 Distribusi Frekuensi

Nilai F xi xi2 fixi fixi2

25 - 29 6 27 729,00 162,0 4374,0

30 - 34 6 32 1024,00 192,0 6144,0

35 - 39 4 37 1369,00 148,0 5476,0

40 - 44 3 42 1764,00 126,0 5292,0

45- 49 6 47 2209,00 282,0 13254,0

50 - 54 7 52 2704,00 364,0 18928,0

jumlah 32 237,0 9799,0 1274,0 53468,0

3. Perhitungan rata-rata/ Mean (X)

X = = = 39,8

n = jumlah data

4. Perhitungan Median (Me)

Me = b + p

Keterangan :

b = batas bawah median

p = panjang batas median

n = banyaknya data

F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas

median

f = frekuensi kelas median

Me = b + p

Me = 39,5 + 5

Me = 39,5

5. Perhitungan Modus (Mo)

Page 132: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

119

Mo = b + p

Keterangan :

b = batas bawah kelas modus

p = panjang kelas modus

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya

Mo = b + p

Mo = 49,5 + 5

Mo = 52

6. Perhitungan Varians (s2)

s =

s =

s = 9,4 (simpangan baku)

s2 = 88,39

Page 133: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

120

1. Sebaran Data Nilai Posttest

25,00 29,17 33,33 33,33 37,50 37,50 37,50 41,67

41,67 41,67 41,67 45,83 45,83 45,83 45,83 45,83

45,83 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 54,17 54,17

54,17 54,17 54,17 58,33 58,33 62,50 62,50 62,50

2. Tabel Distribusi Frekuensi

Berdasarkan sebaran data diatas, untuk membuat table distribusi frekuensi

dapat diterapkan langkah-langkah berikut:

a. Menentukan jangkaun data/ range (R)

Nilai maksimum = 62,50

Nilai minimum = 25,00

R = nilai maksimum – nilai minimum

= 62,50 – 25,00

= 37,50

b. Menentukan banyak kelas (K)

K = 1 + 3,3 log n --- n = banyaknya data

K = 1 + 3,3 log 32

K = 1 + 3,3 (1,5)

K = 5,95 = 6

Jadi banyaknya kelas adalah 6

c. Menentukan panjang kelas / interval (i)

i = = = 6,25 6

d. Menentukan ujung bawah dan ujung kelas pertama, dan kelas-kelas

berikutnya. Sehingga diperoleh:

Page 134: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

121

Tabel 2 Distribusi Frekuensi

Nilai F xi xi2 fixi fixi

2

25 - 30 2 27,5 756,25 55 1512,5

31 - 36 2 33,5 1122,25 67 2244,5

37 - 42 7 39,5 1560,25 276,5 10921,8

43 - 48 6 45,5 2070,25 273 12421,5

49 -54 10 51,5 2652,25 515 26522,5

55 - 60 2 57,5 3306,25 115 6612,5

61 - 66 3 63,5 4032,25 190,5 12096,8

Jumlah 32 318,5 15499,8 1492 72332

3. Perhitungan rata-rata/ Mean (X)

X = = = 46,6

n = jumlah data

4. Perhitungan Median (Me)

Me = b + p

Keterangan :

b = batas bawah median

p = panjang batas median

n = banyaknya data

F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas

median

f = frekuensi kelas median

Me = b + p

Me = 43,5+ 6

Me = 48,5

Page 135: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

122

5. Perhitungan Modus (Mo)

Mo = b + p

Keterangan :

b = batas bawah kelas modus

p = panjang kelas modus

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya

Mo = b + p

Mo = 48,5 + 6

Mo = 50,5

6. Perhitungan Varians (s2)

s =

s =

s = 9,4 (simpangan baku)

s2 = 88,36

Page 136: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

123

Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol

No Xi F Zn Xi-X Zi Zt F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)

1 25,00 3 3 -14,80 -1,57 0,4418 0,0582 0,0938 0,0356

2 29,17 3 6 -10,63 -1,13 0,3708 0,1292 0,1875 0,0583

3 33,33 6 12 -6,47 -0,69 0,2549 0,2451 0,3750 0,1299

4 37,50 4 16 -2,30 -0,24 0,0948 0,4052 0,5000 0,0948

5 41,67 3 19 1,87 0,20 0,0793 0,5793 0,5938 0,0145

6 45,83 6 25 6,03 0,64 0,2389 0,7389 0,7813 0,0424

7 50,00 4 29 10,20 1,09 0,3621 0,8621 0,9063 0,0442

8 54,17 3 32 14,37 1,53 0,437 0,937 1,0000 0,0630

Keterangan:

X (rata-rata) = 39,8

s = 9,4

Dari uji normalitas dengan uji Liliefors menunjukan bahwa Lhit < Ltab,

(0,1299 < 0,566) dengan derajat signifikan 95% (α = 0,05). Dapat disimpulkan

bahwa data tersebut berdistribusi normal.

Page 137: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

124

Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol

No Xi F Zn Xi-X Zi Zt F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)

1 25,00 1 1 -21,6 -2,30 0,4893 0,0107 0,0313 0,0206

2 29,17 1 2 -17,4 -1,85 0,4678 0,0322 0,0625 0,0303

3 33,33 2 4 -13,3 -1,41 0,4287 0,0713 0,1250 0,0537

4 37,50 3 7 -9,1 -0,97 0,3340 0,1660 0,2188 0,0528

5 41,67 4 11 -4,9 -0,52 0,1985 0,3015 0,3438 0,0423

6 45,83 6 17 -0,8 -0,08 0,0319 0,4681 0,5313 0,0632

7 50,00 5 22 3,4 0,36 0,1406 0,6406 0,6875 0,0469

8 54,17 5 27 7,6 0,81 0,2910 0,7910 0,8438 0,0528

9 58,33 2 29 11,7 1,25 0,3944 0,8944 0,9063 0,0119

10 62,5 3 32 15,9 1,69 0,4545 0,9545 1,0000 0,0455

Keterangan:

X (rata-rata) = 46,6

s = 9,4

Dari uji normalitas dengan uji Liliefors menunjukan bahwa Lhit < Ltab,

(0,0632 < 0,566) dengan derajat signifikan 95% (α = 0,05). Dapat disimpulkan

bahwa data tersebut berdistribusi normal.

Page 138: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

125

Uji Homogenitas Pretest

F = dimana S2 =

Keterangan:

F : nilai uji F

S12

: Varians terbesar

S 2 2 : Varians terkecil

Kriteria pengujian untuk uji homogenitas adalah:

Ho diterima jika Fh < Ft, dimana Ho memiliki varian yang homogen dan Ho

ditolak jika Fh> Ft dimana Ho memiliki varian yang tidak homogen.

F = = = 1

Dengan : S12

: Varians kelompok eksperimen

S 2 2 : Varians kelompok control

Didapat Ftabel dengan pembilang df = 32 -1 =31 dan penyebut df = 32 – 1 =

39 didapat Ftabel = 1,772 (dengan derajat signifikan 95%). Fhitung < Ftabel (1<1,772).

Dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen.

Perhitungan Ftabel

df pembilang = 32 -1 = 31

df penyebut = 32 -1 = 31

F(30,32) = 1,82

F(32,40) = 1,76

F (31,31) =

F (31,31) = 1,772

Jadi, Ftabel = 1,772

Page 139: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

126

Uji Homogenitas Posttest

F = dimana S2 =

Keterangan:

F : nilai uji F

S12

: Varians terbesar

S 2 2 : Varians terkecil

Kriteria pengujian untuk uji homogenitas adalah:

Ho diterima jika Fh < Ft, dimana Ho memiliki varian yang homogen dan Ho

ditolak jika Fh> Ft dimana Ho memiliki varian yang tidak homogen.

F = = = 1,740

Dengan : S12

: Varians kelompok eksperimen

S 2 2 : Varians kelompok kontrol

Didapat Ftabel dengan pembilang df = 32 -1 =31 dan penyebut df = 32 – 1 =

39 didapat Ftabel = 1,772 (dengan derajat signifikan 95%). Fhitung < Ftabel (1,740 <

1,772). Dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen.

Perhitungan Ftabel

df pembilang = 32 -1 = 31

df penyebut = 32 -1 = 31

F(30,32) = 1,82

F(32,40) = 1,76

F (31,31) =

F (31,31) = 1,772

Jadi, Ftabel = 1,772

Page 140: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

127

Uji Hipotesis Pretest

Thit = dengan Sgab atau S =

Thit = s =

Thit = 0,255 S = 9,4

kriteria pengujian a. Terima Ho jika thitung < ttabel

b. Tolak Ho jika thitung > ttabel

untuk mendapatkan ttabel dilakukan interpolasi, dengan rumus:

df = n1 + n2 – 2

= 32 + 32 – 2

= 62

T (60,95%)

T (120,95%)

Selisih antara ttabel (60) dengan df adalah 18, jadi t untuk df 78 adalah:

T (62, 95%) = 2,000 – (2,000 – 1,980)

= 1,999

Jadi ttabel = 1,999

Karena thitung< ttabel (0,255<1,999), maka Ho diterima, Ha ditolak.

Page 141: PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24711/1/Atiqoh.pdf · TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP

128

Uji Hipotesis Posttest

Thit = dengan Sgab atau S =

Thit = s =

Thit = 10,142 S = 11,003

Criteria pengujian a. Terima Ho jika thitung < ttabel

b. Tolak Ho jika thitung > ttabel

untuk mendapatkan ttabel dilakukan interpolasi, dengan rumus:

df = n1 + n2 – 2

= 32 + 32 – 2

= 62

T (60,95%)

T (120,95%)

Selisih antara ttabel (60) dengan df adalah 18, jadi t untuk df 78 adalah:

T (62, 95%) = 2,000 – (2,000 – 1,980)

= 1,999

Jadi ttabel = 1,999

Karena thitung>ttabel (10,142>1,999), maka Ho ditolak, Ha diterima