Pengaruh Model Pembelajaran Tutor Sebaya Tipe Peer Assisted Learning Strategies (Pals) Pada...
-
Upload
yusuf-ramdhani -
Category
Documents
-
view
46 -
download
2
description
Transcript of Pengaruh Model Pembelajaran Tutor Sebaya Tipe Peer Assisted Learning Strategies (Pals) Pada...
-
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TUTOR
SEBAYA TIPE PEER ASSISTED LEARNING
STRATEGIES (PALS) PADA KOMUNITAS BELAJAR
ONLINE TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Desy Puspa Rahayu
Pendidikan Ilmu Komputer
FPMIPA UPI
Enjang Ali Nurdin, Drs.M.Kom
Pendidikan Ilmu Komputer
FPMIPA UPI
Rasim, MT
Pendidikan Ilmu Komputer
FPMIPA UPI
ABSTRAK
Sebagai upaya untuk menciptakan pembelajaran yang aktif dengan melihat aspek psikologi dan perkembangan anak yang
menyatakan bahwa sekolah menengah atas (SMA) adalah usia
untuk mencari jadi diri. Sehingga pada usia ini siswa dengan
cara berkomuniksasi yang berbeda-beda akan mencari
komunitasnya sendiri. Model tutor sebaya yang cocok diterapkan untuk meningkatkan komunikasi antarsiswa adalah
tutor sebaya tipe Peer Assisted Leaning Strategies (PALS). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas. Penentuan metode penelitian ini
karena PTK merupakan salah satu cara strategis dalam usaha memperbaiki kualitas pendidikan dan meningkatkan kualitas
program sekolah secara keseluruhan dalam masyarakat yang
cepat berubah. Instrumen yang digunakan adalah adalah tes
formatif, lembar observasi, jurnal harian, angket respon siswa,
catatan lapangan dan format wawancara.
Dari hasil analisis data tes formatif, gain score pada siklus I
adalah sebesar 0,23 yang termasuk kedalam kategori rendah,
score pada siklus II adalah sebesar 0,30 termasuk ke dalam
kategori sedang, Sedangkan gain score pada siklus III adalah 0,19 dan termasuk kedalam kategori rendah. Hal ini
disebabkan karena kenaikan nilai rata-rata persiklus tidak
terlalu besar. Berdasarkan analisis data penelitian diperoleh
kesimpulan bahwa: 1) model pembelajaran tutor sebaya tipe
PALS dapat meningkatkan hasil belajar TIK di SMA pasundan 2 Bandung. 2) sebagian besar siswa yang
memperoleh pembelajaran model Tutor sebaya tipe PALS
memiliki sikap positif terhadap pembelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi dengan menggunakan model pembelajaran tersebut.
Kata kunci Model Pembelajaran tutor sebaya tipe PALS, pembelajaran TIK.
1. PENDAHULUAN Tutur sebaya adalah siswa di kelas tertentu yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas
untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi
ajar. Dengan menggunakan model tutor sebaya diharapkan
setiap anggota lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan
masalah yang dihadapi sehingga siswa yang bersangkutan
terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan
baik.[9]
Tutor sebaya terdiri dari Cross-Age Tutoring, Peer-Assisted Learning Strategies (PALS), dan Reciprocal Peer Tutoring
(RPT). Ketiganya memiliki perbedaan pendekatan
instruksional. Tetapi ketiga teori teori tersebut memiliki
kesamaan yaitu: tutor sebaya memiliki pengaruh kuat pada
motivasi dan prestasi akademik. [4] Model Tutor sebaya yang cocok diterapkan untuk meningkatkan komunikasi
antarsiswa adalah peer teaching tipe Peer Assisted Leaning
Strategies (PALS).
Diskusi kelompok terbimbing dengan model tutur sebaya merupakan kelompok diskusi yang beranggotakan 6-7 siswa
pada setiap kelas di bawah bimbingan guru mata pelajaran
dengan menggunakan tutor sebaya. Setiap tutor diberi sebuah
modul pembelajaran yang dikirim melalui e-mail oleh guru.
Kesulitan yang dialami oleh tutor dalam proses diskusi atau kemajuan (progress) dalam setiap pertemuan, di diskusikan
dengan guru melalui media online dengan cara mengirim e-
mail atau mailing list yang telah disepakati antara guru dan
tutor.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KARAKTERISTIK PEER-ASSISTED LEARNING
STRATEGIES
Karakteristik berikut ini yang diperlukan untuk keberhasilan
PALS[8]:
Kegiatan pembelajaran yang jelas dan telah direncanakan terlebih dahulu oleh guru.
Prosedur belajar berpasangan diajarkan oleh guru di depan teman-teman sekelas.
Anggota kelompok belajar berbeda dalam kemampuan akademis , dan
Kelompok belajar bersama sekitar 90 menit diskusi.
2.2 MANFAAT PEER-ASSISTED LEARNING STRATEGIES
Manfaat Peer Assisted Learning Strategies atau PALS sebagai
berikut[5]:
-
memberikan umpan balik dan dukungan terhadap siswa
mengatasi isolasi tidak menakutkan (siswa lebih cenderung berani untuk
bertanya walaupun pertanyaan yang bodoh)
memotivasi dan meyakinkan siswa fleksible dan responsible
2.3 Petunjuk Pelaksanaan model pembelajaran tutor sebaya tipe Peer Assisted Learning Strategies (PALS)
Berikut ini adalah beberapa petunjuk yang harus diikuti saat
pembelajaran tutor sebaya tipe Peer Assisted Learning
Strategies (PALS)[8]:
1. Yang tampil sebagai guru penyaji adalah salah satu siswa sebagai wakil kelompok, kecuali jika kelompok tersebut akan mencobakan team teaching yang akan melibatkan
lebih dari satu guru.
2. Anggota kelompok lain dianggap sebagai siswa. 3. Guru penyaji hanya menceriterakan langkah-langkah yang
akan dilakukan. 4. Setiap kelompok harus menetapkan anggotanya yang akan
menjadi guru penyaji dan moderator
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 METODE DAN DESAIN PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (classroom action research) model Kemmis dan Mc Taggart. Model Kemmis dan Taggart
merupakan suatu sistem spiral refleksi diri yang terdiri atas
empat tahapan[3]. Keempat langkah tersebut yakni: rencana,
tindakan, pengamatan, dan refleksi.[2]
Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, digambarkan dalam diagram alur sebagai berikut:
Gambar
Alur PTK Menggunakan Model Pembelajaran PALS
3.2 Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pasundan 2 Bandung dan
yang menjadi subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI
IPA 2. Kelas tersebut dipilih sebagai tempat melakukan
penelitian karena di kelas tersebut peneliti menilai keaktifan
kelas XI IPA 2 dapat membantu mengkomunikasikan materi atau bahan ajar yang akan dipelajari dengan metode tutor
sebaya.
3.3 Prosedur Penelitian Adapun prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1) Kegiatan Awal Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan antara lain:
a) Wawancara terhadap guru tetap untuk mengetahui keaktifan siswa dalam belajar biasa maupun diskusi serta
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mata
pelajaran TIK.
b) Kegiatan observasi terhadap laboratorium komputer yang akan digunakan sebagai tempat pembelajaran dalam penelitiaan.
2) Persiapan Pra-tindakan Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan antara lain:
a) Mendiskusikan rencana penelitiaan dengan dosen pembimbing. Selain itu, mendiskusikan pula bahan ajar
dan skenario pembelajaraan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dengan menggunakan metode tutor
sebaya tipe Peer Assisted Leaening Solutions (PALS).
b) Membentuk kelompok diskusi. Diskusi kelompok terbimbing dengan model tutor sebaya merupakan
kelompok diskusi yang beranggotakan 6-7 siswa. Tutor
dipilih melalui 2 tahap. Tahap pertama adalah tutor dipilih
berdasarkan nilai yang diperoleh dari guru pengajar TIK.
Tutor memiliki nilai diatas 75 dan diurutkan berdasarkan nilai tertinggi. Tahap kedua adalah pendekatan personal
(personal approach) terhadap calon tutor. Seorang tutor
harus mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu
memimpin sebuah diskusi.
c) Merancang rencana pembelajaran untuk masing-masing siklus.
d) Menyusun bahan ajar yang akan digunakan pada proses pembelajaran setiap siklus.
e) Membuat format observasi dan format wawancara. f) Menyusun soal tes formatif.
3) Pelaksanaan tindakan
Pada pelaksanaannya, penelitian ini dilakukan dalam tiga
siklus, dimana waktu penelitian untuk setiap siklusnya adalah
satu minggu. Sedangkan waktu pembelajarannya adalah 2 jam ( 2 X 40 menit ) dan waktu untuk tes formatifnya adalah
30 menit. Langkah-langkah pelaksanaan tindakan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti dalam setiap siklus adlah sebagai
berikut:
a. Melaksanakan pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan menggunakan model
pembelajaran tutor sebaya tipe PALS.
b. Memberikan tes kemampuan kompetensi strategis atau tes siklus. Rangkaian tes ini diberikan pada siswa setelah
pembelajaran berakhir.
c. Mewawancarai pengamat dan siswa tentang keseluruhan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas.
d. Pengisian angket sikap siswa terhadap pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK ) dengan
menggunakan model pembelajaran tutor sebaya tipe PALS dilakukan diakhir pelaksanaan tindakan siklus
ketiga.
4) Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan di akhir proses pembelajaran di setiap
siklus. Tahap penelitian ini akan menjadi langkah awal dalam menganalisis dan refleksi untuk menentukan langkah
selanjutnya.
-
5) Analisis dan Refleksi
Analisis dan refleksi dilakukan untuk menindaklanjuti hasil
evaluasi tindakan. Kegiatan analisis dan refleksi memberikan petunjuk penting bagi tindakan yang dilakukan peneliti.
Analisis juga bertujuan untuk meninjau ulang perencanaan
tindakan yang telah direncanakan serta dalam merevisi
perencanaan yang lebih matang untuk tindakan selanjutnya.
3.4 Instrumen Penelitian
1) Instrumen Pembelajaran
Dalam penelitian ini digunakan dua instrumen pembelajaran
yang diuraikan sebagai berikut:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi ditujukan untuk mengukur sejauh mana
aktifitas atau perilaku siswa yang terjadi selama proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tutor
sebaya tipe PALS berlangsung. Lembar observasi diisi oleh
pengamat yang menjadi mitra peneliti pada setiap proses pembelajaran di setiap siklus.
b. Tes Kemampuan Kompetensi Strategis ( tes formatif )
Adapun tes yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tes
prestasi. Tes prestasi atau Achievement test adalah tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu [1]. Tes tertulis ini bertujuan untuk
mengetahui kemampuan kognituf siswa, Tes kemampuan
kompetensi strategis siswa dilaksanakan di setiap siklus (tes
formatif siklus).
c. Angket Skala Sikap
Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang
terhadap objek tertentu. Hasilnya berupa kategori sikap,yakni
mendukung (positif), menolak (negative),dan netral. sikap
pada hakikatnya adalah kecenderungan prilaku pada
seseorang. Pengisian angket dilakukan setelah berakhirnya pembelajaran seluruh siklus.
d. Jurnal Harian
Jurnal ini berisi kesan siswa terhadap pembelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan menggunakan
metode tutor sebaya tipe Peer Assisted Leaening Solutions (PALS). Jurnal ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
mengenai tanggapan dan minat siswa terhadap pembelajran
dalam upaya perbaikaan pada tahap berikutnya.
e. Format Wawancara
Format Wawancara digunakan sebagai pedoman dalam mewawancarai siswa. Wawancara dengan siswa dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana respon siswa secara lisan
terhadap pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) menggunakan model pembelajaran Tutor Sebaya (peer
teaching) tipe Peer Assisted Learning Solutions (PALS), dan hasil belajar yang diperoleh siswa yang berkaitan dengan
kemampuan kompetensi strategisnya. Hasil wawancara
dengan siswa merupakan tanggapan dari beberapa siswa yang
sebelumnya dianggap cukup pantas untuk mewakili kelompok
siswa lainnya.
3.5 Uji Coba Instrumen Penelitian
Analisis kualitas tes merupakan tahap yang harus ditempuh
untuk mengetahui derajat kualitas suatu tes. Untuk
mengetahui derajat tes formatif, tes formatif diuji cobakan
terlebih dahulu kepada siswa. Kemudian soal tes tersebut
diolah untuk menentukan validitas butir soal, reliabilitas, daya
pembeda butir soal, dan indeks kesukaran butir soal.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Data hasil penelitian berupa data kuantitatif dan data
kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Teknik Pengumpulan Data
No Sumber Teknik
1. Guru dan siswa Wawancara
Observasi 2. Siswa Tes tulis
Wawancara 3. observer Observasi
4. Siswa Angket
5. Siswa Jurnal siswa
6. Pengamat/observer Wawancara
3.7 Prosedur Pengolahan Data
Data yang diperoleh pada setiap siklus diolah sebagai berikut:
1) Lembar Observasi
Lembar observasi diisi oleh pengamat yang menjadi mitra
peneliti pada setiap proses pembelajaran di setiap siklus.
2) Data hasil tes
Menganalisis data berupa tes hasil belajar siswa dari setiap siklus digunakan Perhitungan normalized gain menurut Hake .
Untuk perhitungan gain ternormalisasi dan
pengklasifikasiannya digunakan perumusan yang
didefinisikan oleh Hake[6].
Setelah nilai G diperoleh, maka dilakukan penafsiran dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 2
Interpretasi nilai G
Nilai G Interpretasi
G 0.70 Tinggi
0.30 G 0.70 Sedang
G 0.30 Rendah
3) Angket skala sikap
Kriteria penilaian siswa terhadap suatu pernyataan dalam angket terbagi menjadi 4 kategori jawaban, yaitu sangat setuju
(SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju
(STS).
Untuk menganalisis respon siswa terhadap tiap butir
pernyataan dalam angket digunakan rumus sebagai berikut:
-
Keterangan : P = persentase jawaban
f = frekuensi jawaban
n = banyak responden
Setelah dianalisis, kemudian dilakukan interpretasi data
dengan menggunakan kategori persentase berdasarkan
pendapat Kuntjaraningrat[7].
Tabel 3
Klasifikasi Interpretasi Perhitungan Persentase menurut
Kuntjaraningrat
Besar Persentase Interpretasi
0% Tidak ada
1% - 25% Sebagian kecil
26% - 49% Hampir setengahnya
50% Setengahnya
51% - 75% Sebagian besar
76% - 99% Pada umumnya
100% Seluruhnya
4) Jurnal harian
Analisis hasil jurnal siswa meliputi kesan positif yaitu siswa
merespon baik terhadap pembelajaran yang dilaksanakan,
kesan biasa yaitu respon siswa yang netral atau menganggap bahwa pembelajaran yang dilakukan tidak ada bedanya
dengan pmbelajaran lainnya, atau biasa-biasa saja. kesan
negatif yaitu siswa menanggapi secara negatif terhadap
pembelajaran yang dilakukan atau kesan siswa yang
menyatakan ketidaktertarikan terhadap pembelajaran yang dilakukan.
5) Menganalisis hasil wawancara siswa
Data yang terkumpul dari hasil wawancara dengan guru dan
siswa ditulis dan diringkas berdasarkan permasalahan yang
akan dijawab dalam penelitian ini. Data ini dapat memperkuat hasil temuan dari hasil pengolahan nilai tes dan angket siswa
dengan cara mencocokkan data hasil tes, jurnal atau angket
dan hasil wawancara.
6) Catatan Lapangan
Lembar observasi dan catatan lapangan dianalisis untuk memeriksa totalitas penerapan Model pembelajaran tutor
sebaya tipe PALS dalam pembelajaran. Hal-hal yang terlewat
pada proses pembelajaran yang telah dilakukan dievaluasi dan
di refleksikan pada proses pembelajaran berikutnya.
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Perhitungan Penelitian
Pada penelitian ini, tes formatif dilakukan setelah berakhirnya
tindakan pembelajaran pada setiap siklus. Dengan demikian tes formatif dilaksanakan 3 kali dengan jumlah soal sebanyak
20 dan jumlah siswa kelas XI IPA 2 adalah sebanyak 26
siswa. Nilai rata-rata awal sebelum dilakukan tindakan
pembelajaran dengan model pembelajaran tutor sebaya tipe
PALS adalah 61, 35.
Ada peningkatan rata-rata nilai siswa dari nilai awal sebesar
61,35 dan nilai rata-rata siklus I yaitu 70,38. Hal ini
disebabkan siswa berdiskusi untuk memecahakan masalah
dalam belajar. Kenaikan nilai rata-rata yang cukup signifikan
dari nilai rata- rata siklus I dan nilai rata-rata siklus II yang mencapai 79,23. Sedangkan rata- rata siklus III adalah sebesar
83,27. Dari data tersebut dapat dianalisis dalam bentuk
diagram sebagai berikut.
Diagram 1
Nilai Hasil Tindakan Pembelajaran Ketiga Siklus
Peningkatan hasil belajar sebelum dan setelah kegiatan
tindakan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran tutor sebaya tipe PALS dihitung dengan gain
score ternormalisasi .Perhitungan gain score ternormalisasi
ketiga siklus disajikan dalam tabel 4 dan diagram 1 dibawah ini.
Tabel 4
Tabel Perhitungan Gain Score Ternormalisasi Ketiga
Siklus
SIKLUS NILAI
(%)
GAIN
TERNORMALISASI
KATEGORI
1. 70,38 0,23 rendah
2. 79,23 0,30 sedang
3. 83, 27 0,19 rendah
Kemudian dari tabel perhitungan gain score ternormalisasi
ketiga siklus diatas dapat dianalisis dan disajikan kedalam
diagram dibawah ini.
0
20
40
60
80
100
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25n
ilai
sisw
a p
ers
iklu
s
Kode Siswa
Diagram Nilai Rata - Rata Siswa
siklus 1
siklus 2
siklus 3
-
Diagram 2
Perhitungan Gain Score Ternormalisasi Ketiga Siklus
Dari data tabel 4 dan diagram 2 dapat dianalisis bahwa gain score yang paling tinggi adalah pada siklus II yaitu sebesar
0,30 yang termasuk ke dalam kategori sedang. Sedangkan
gain score pada siklus I adalah sebesar 0,23 yang termasuk
kedalam kategori rendah, hal ini disebabkan karena kenaikan
nilai rata- rata dari nilai awal sebesar 61, 35 menjadi 70,38. Gain score pada siklus II adalah sebesar 0,30 termasuk ke
dalam kategori sedang, kenaikan nilai rata-rata pada siklus II
sebesar 79,23. Sedangkan gain score pada siklus III adalah
0,19 dan termasuk kedalam kategori rendah, hal ini
disebabkan kenaikan rata-rata nilai yang kecil.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya dan analisis data
yang diperoleh melalui tes formatif, jurnal harian , angket,
wawancara, serta lembar observasi, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1) Model pembelajaran tutor sebaya tipe PALS dapat meningkatkan hasil belajar TIK di SMA Pasundan 2
Bandung. Hal ini tampak bahwa pada peningkatan rata-
rata nilai siswa dari nilai awal siswa sebelum diadakan tindakan pembelajaran sebesar 61,35 dan nilai rata-rata
siklus I yaitu 70,38. Kenaikan nilai rata-rata yang cukup
signifikan dari nilai rata- rata siklus I dan nilai rata-rata
siklus II yang mencapai 79,23. Sedangkan rata- rata
siklus III adalah sebesar 83,27. 2) Berdasarkan hasil jurnal harian siswa diperoleh data
sebesar 53,84 % (sebagian besar) siswa berpendapat
positif atau merespons baik terhadap pembelajaran TIK
dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya
tipe PALS. Dari hasil analisis angket siswa, Sebagian besar siswa setuju (53,84%) bahwa mereka merasa
adanya perbedaan antara metode pembelajaran yang
lama dengan pembelajaran tutor sebaya.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dan
berdasarkan analisis serta kesimpulan diatas, maka saran yang
diajukan adalah:
1) Sebaiknya model pembelajaran tutor sebaya tipe PALS ini diterapkan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran terutama dalam mata pelajaran TIK,
karena berdasarkan analisis dari tes formatif, angket ,
jurnal dan wawancara siswa, sebagian besar
menunjukkan ketertarikannya terhadap model
pembelajaran tutor sebaya tipe PALS ini. 2) Perlu dikembangkan modul pembelajaran yang menarik
dan mengutamakan kemampuan membaca dan story
retelling siswa agar model pembelajaran ini sempurna.
3) Dalam membentuk komunitas belajar online disarankankan lebih intensif dan memerlukan waktu yang cukup lama. Karena siswa baru mengenal mailing
list, sehingga siswa kesulitan untuk bergabung kedalam
suatu komunitas belajar online.
4) Bagi peneliti selanjutnya, model pembelajaran tutor sebaya memerlukan pendekatan khusus kepada siswa yang bertindak sebagai tutor, karena dalam proses
belajar, keberhasilan tutor dalam memmimpin diskusi
sangat diharapkan. Tutor memegang peranan yang
sangat penting dalam model pembelajaran ini. Tutor
diharapkan adalah siswa yang tidak ahanya memiliki kemampuan akademik yang bagus, tetapi mampu
memimpin sebuah diskusi kelompok kecil dan mampu
berkomunikasi dengan baik.
REFERENSI
[1]Arikunto, S. (1991). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
[2] Aqib, Z. dkk. (2009) Penelitian Tindakan Kelas.Bandung:
Yrama Widdya.
[3] Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Panduan
Penyusunan Usulan dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Tahun Anggaran 2005. Jakarta:
depdiknas.
[4] Hughes, Charles A. and Macy, Marisa A. (2008).
Research Based Strategies for Special Needs Students - Peer
Assisted Learning Strategies . Penn State University
[5] Huijser, H., et al. (2008). Peer Assisted Learning in
Fleximode: Developing an Online Learning Community.
University of Southern Queensland.
[6] Meltzer, David E. (2002). The Relationship Between
Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible "Hidden Variable" in Diagnostic Pretest
Scores. [0nline]. Tersedia:
http://www.physics.iastate.edu/per/docs/AJPDec2002Vol.7012591268.pdf.
[7] Susana, H. (2007). Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Siswa Dengan Menggunakan Mastery Learning
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 plered). Skripsi program Studi Pendidikan
Matematika. UNSWAGATI Cirebon. Tidak diterbitkan.
[8] The Best Evidence Encyclopedia. Peer-Assisted Learning
Strategies (PALS) (Mathematics). Johns Hopkins University
School of Educations Center for Data-Driven Reform in Education (CDDRE)
[9] Tuhusetya, S. (2007). Diskusi Kelompok Terbimbing
Model Tutor Sebaya.[online]. Tersedia:
http://sawali.info/2007/12/29/diskusi-kelompok-terbimbing-
model-tutor-sebaya/
0
0.2
0.4
siklus 1 siklus 2 siklus 3
GAIN SCORE TERNORMALISASI