PENGARUH MODEL PEMBELAJAN CLIS (CHILDREN...
Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJAN CLIS (CHILDREN...
PENGARUH MODEL PEMBELAJAN CLIS (CHILDREN LEARNING IN
SCIENCE) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT
DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA
(Penelitian Quasi Eksperimen di SD Islam Al-Syukro Universal)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK)
untuk Memenuhi Salah Satu syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
oleh:
INA ISPARINA
109018300054
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Penyesuaian Diri Makhluk Hidup Terhadap
Lingkungannya” oleh Yuni Anggraeni EJ, NIM 109018300051, diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tanggal 20 Februari 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI).
Jakarta, 20 Februari 2014
Panitia Ujian Munaqosah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan PGMI)
Fauzan, MA
NIP. 19761107 200701 1 013 ..………….. ………………
Penguji I
Dr. Zulfiani, M.Pd
NIP. 19760309 200501 2 002 …………… ………………
Penguji II
Meiry Fadilah Noor, M.Si
NIP. 19800516 200710 2 001 …………… ………………
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nurlena Rifa’i, MA Ph.D
NIP. 19591020 198603 2 001
i
ABSTRAK
Ina Isparina, (109018300054) “Pengaruh Model Pembelajaran Children
Learning In Science (CLIS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sifat
dan Perubahan Wujud Benda”.SKRIPSI, JurusanPendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan
di SD Islam Al-Syukro Universal, Ciputat Tanggerang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Pada penelitian ini sampel yang
diambil sebanyak 46 siswa menggunakan teknik purposive sampling dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes objektif bentuk pilihan ganda.
Tes ini terdiri dari empat pilihan (opsi) dan hasilnya diuji melalui statistik uji “t”. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 4,65sedangkan ttabel sebesar
1,68 pada taraf signifikansi 0,05 atau dapat diketahui thitung>ttabel. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha yang menyatakan terdapat pengaruh model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) terhadap hasil belajar siswa diterima atau
disetujui. Hal ini menunjukan bahwa model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Kata kunci: Model Pembelajaran CLIS, Hasil Belajar Siswa
ii
ABSTRACT
Ina Isparina (109018300054) “The effect of theChildren Learning In Science
(CLIS)Model to student learning outcomes of the property and phase exchange of
matter concept”Skripsi, Department of Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education, Faculty ofTarbiyahand Teachers Training, SyarifHidayatullah State Islamic
University Jakarta. The aim of this research is to know the influence of children learning in
science(CLIS) model toward students’ achievement. This research was conducted in SD Islam Al-Syukro Universal CiputatTangerang. This research methodology
was used Quasi Experimental method to get the data. The research took 46 student as a sample by using purposive sampling technique, which divided into two groups as experiment group and control group. The writer used objective
multiple choice test as the research instrument which the test is consist of 4 options. The writer used t test to analyze the data. The result showed that t0 is
4,65 and ttable is 1,68 on the significance level is 0,05 or t0>ttable. It can conclude that Ha is accepted, it means that there is influence of children learning in science(CLIS) model toward students’ achievement.
Key words: CLIS learning model and students’ achievement.
.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmanirrahim
Segala puji serta syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Children
Learning In Science (CLIS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sifat
dan Perubahan wujud benda”.
Salawat serta salam tidak lupa penulis curahkan kepada junjungan kita
nabi besar Muhammad S.A.W yang telah menjadi uswah bagi pengikutnya,
sehingga dapat melahirkan peradaban baru di dunia ini, yaitu peradaban
Islam yang tidak pernah lekang oleh zaman.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat
pencapaian gelar Sarjana Pendidikan (SP.d) di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Ibu Dra. Nurlena Rifai, M.A Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Fauzan, M.A.,selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. IbuYanti Herlanti, M.Pd., dosen pembimbing Skripsi I, yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyelesaian penulisan skripsi ini.
4. BapakBurhanudinMilama, M.Pd., dosen pembimbing skripsi II, yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan
dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
5. IbuIffah Zahriyah, S.Pd., selaku staf Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
6. Bapak Muhammad Syafe’i S.Pdi., Kepala Sekolah SD Islam Al-Syukro
Universal yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di
sekolah yang beliau pimpin.
7. Ibu Mawar ElistaS.Pd., dan seluruh Dewan Guru SD Islam Al-Syukro
Universal, yang telah memberikan banyak masukan dan saran-saran selama
proses penelitian berlangsung.
8. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah yang telah
memberikan ilmunya sehingga penulis mampu menyelesaikan perkuliahan
ini dengan sebaik-baiknya.
9. Terisitimewa untuk kedua orang tua tercinta, Uca Parinca dan Esih Sukaesih,
yang selalu mendo’akan dan memberikan kasih sayang, semangat dan
dukungan yang tiada henti-hentinya. Teruntuk abah Saminta dan mimih
Maskani, yang selalu mendo’akan dan memberikan kasih sayang,semangat
dan dukungan yang tiada henti-hentinya.
10. Kakak-kakakku tercinta Aries Restika, Aliyah Mahmudah, S.Pdi dan M. Tria
Restria, SH yang selalu setia memberikan bantuan berupa moril maupun
materil dan kasih sayang. Adik-adik tersayang, Windi Windiasih, M.Rizal
Fauzi, Rere yang selalu setia memberikan dukungan serta doa.
11. Sahabat-sahabat tercintaku, Yuni Anggraeni EJ, Annisa Nurul Aini, Ana
Mutiah, Sholly Liyutsabita Romli, yang selalu memberikan support kepada
penulis. Annisa Primadini, Dewi Maria, Miftahul Jannah, Rike Purnamasari
dan semua teman-teman seangkatanku yang telah memberikan bantuan dan
semangatnya sehingga terselesaikannya skripsi ini.
12. Serta semua pihak yang terkait dan tidak dapat disebutkan satu-persatu. Atas
segala bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis hanya dapat memanjatkan doa kepada Allah SWT
semoga segala perhatian, motivasi dan bantuannya dibalas oleh-Nya sebagai amal
kebaikan. Amin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan yang membangun sebagai bahan perbaikan dari berbagai pihak. Akhir
v
kata, semoga skripsi ini bermanfaat, khusunya bagi penulis dan umumnya bagi
seluruh pembaca.
Jakarta, Maret 2014
Ina Isparina
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………………………………………. .. i
ABSTRACT ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 4
D. RumusanMasalah............................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. DeskipsiTeoretik. ............................................................................ 6
1. Model PembelajaranChildren Learning In science.................... 6
a. Model PembelajaranKontruktivisme ..................................... 6
b. Pengertian model pembelajaranChildren Learning In Science
science(CLIS) ........................................................................ 8
c. Karakteristik model pembelajaran children learning
in science(CLIS) ................................................................... 13
d. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran children
leraning in science (CLIS) ................................................... 13
2. Hasil Belajar IPA ..................................................................... 14
a. Pengertian Hasil Belajar........................................................ 14
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............... 15
c. Jenis-JenisHasilBelajar .......................................................... 16
d. JenisAlatPenilaianHasilBelajar ............................................. 18
vii
e. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar ........................... 19
3. Konsep sifat dan Perubahan Wujud Benda ............................... 20
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................ 22
C. Kerangka Berfikir ........................................................................... 25
D. HipotesisPenelitian ......................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................... 28
B. Metode dan Desain Penelitian ........................................................ 28
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .................................... 29
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 30
E. Instrumen Penelitian ....................................................................... 31
F. Kontrol Terhadap Validitas Internal ............................................... 34
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 39
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................... 44
1. Deskripsi Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan
Kontrol.................................................................................... 44
2. Deskripsi Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan
Kontrol ..................................................................................... 45
3. Deskripsi Hasil Belajar Berdasarkan Indikator dan
Jengjang kognitif ...................................................................... 47
4. Deskripsi Hasil Observasi Penelitian .................................... 50
B. Analisis dan Interpretasi Data ........................................................ 52
1. Pengujian Persyaratan Analisis Data ................................... 52
2. Hasil Uji Hipotesis ................................................................ 54
3. HasilUji N-Gain .................................................................... 56
C. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 56
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 61
B. Saran 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian .................................................................................29
Tabel 3.2 Jenis danTeknik Pengumpulan Data...................................................31
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar ...............................33
Tabel 3.4 Interpretasi Reliabilitas ........................................................................36
Tabel 3.5 Klarifikasi Indeks Kesukaran ..............................................................37
Tabel 3.6 Klarifikasi Daya Pembeda ..................................................................38
Tabel 3.7 KriteriaNilai N-Gain ...........................................................................43
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Kelompok Eksprimen dan
Kelompok Kontrol...............................................................................47
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Belajar Pretest dan Postest Per Indikator ..............48
Tabel 4.3 Presentasi Hasil Observasi ..................................................................51
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest ...............................................................52
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Postest...............................................................53
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogen ..............................................................................54
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis...............................................................................55
Tabel 4.8 Hasil Uji N-Gain ................................................................................56
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Struktur Umum Model CLIS ..............................................12
Gambar 2.2 Perubahan Wujud Zat..................................................................... 22
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir ................................................................26
Gambar 4.1 Histogram Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ...... 45
Gambar 4.2 Histogram Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol .....46
Gambar 4.3 Diagram Presentase Data Pretest Berdasarkan Jenjang
Kognitif ...........................................................................................49
Gambar 4.4 Diagram Presentase Data Postets Berdasarkan Jenjang
Kognitif.............................................................................................50
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Kisi-kisi Instrumen Tes.................................................................................. 66
Lampiran 2.Hasil Anates .................................................................................................. 77
Lampiran 3. Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal Uji Coba Instrumen......................... 82
Lampiran 4. Soal Instrumen Tes yang Digunakan ............................................................ 83
Lampiran 5. Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Belajar................................................ 86
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ............................... 87
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .................................... 116
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen ........................................... 141
Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontrol.................................................. 151
Lampiran10.Lembar Observasi Kelas Kontrol ................................................................ 155
Lampiran11.Lembar Observasi Kelas Eksperimen.......................................................... 169
Lampiran12.Daftar Tes Hasil Belajar Kelas Eksprimen .................................................. 189
Lampiran 13.Distribusi Frekuensi Pretest Siswa Kelas Eksperimen............................... 190
Lampiran 14.Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen .................................................. 193
Lampiran 15.Distribusi FrekuensiPostest Siswa Kelas Eksperimen ............................... 195
Lampiran 16.Uji Normalitas Postest Kelas Eksperimen.................................................. 198
Lampiran 17.Daftar Tes Hasil Belajar Kelas Kontrol ...................................................... 200
Lampiran 18. Distribusi Frekuensi Pretest Siswa Kelas Kontrol .................................... 201
Lampiran 19.Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol......................................................... 204
Lampiran 20.Distribusi FrekuensiPostest Siswa Kelas Kontrol ...................................... 206
Lampiran 21.Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol ....................................................... 208
Lampiran 22.Uji Homogenitas Data Pretest dan Postest................................................. 210
Lampiran 23Uji Hipotesis Data Pretest dan Postest ........................................................ 211
Lampiran 24.RekapitulasiHasilUji N-Gain...................................................................... 215
Lampiran 25 Distribusi data Per indikakor. ..................................................................... 220
Lampiran 26.Distribusi data Jenjang Kognitif ................................................................. 224
Lampiran 27.Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 228
Lampiran 28. Surat Permohonan Bimbingan Skripsi....................................................... 230
Lampiran 29.Surat Bimbingan Skripsi............................................................................. 231
xi
Lampiran 30. Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................................. 232
Lampiran 31. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ......................................... 233
Lampiran 32. Uji Referensi .............................................................................................. 234
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Potensi peserta didik akan berkembang dengan baik melalui proses
pendidikan. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohaninya
sesuai dengan nilai–nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan.1 Salah
satu tahapan proses pendidikan yang sangat berpengaruh terhadap kualitas
perkembangan peserta didik adalah Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Pada
tingkat SD/MI mulai diberikan dasar pengetahuan dan keterampilan yang
memegang peranan penting dalam mempersiapkan siswa untuk mengikuti jenjang
pendidikan selanjutnya.
Pada jenjang SD ada beberapa mata pelajaran yang harus ditempuh siswa
diantaranya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan
masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan
secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat
SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk
merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan
kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.2
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu kumpulan teori yang
sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gelaja-gejala alam, lahir dan
berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta
menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya.3
Sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
1 Fuad ihsan, dasar-dasar kependidikan. (Jakarta: Asdimahasatya. 2001).Cet Ke-3.h. 2.
2 BSNP, Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah . 2006. h. 161.
3 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu.( Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 136.
2
proses penemuan.4 Hasil observasi di sebuah sekolah swasta di Tangsel pada
bulan Juli 2013, diketahui perolehan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
peserta didik masih rendah, metode yang digunakan guru masih berpusat pada
guru (teacher centered), peserta didik terlihat bosan mengikuti pembelajaran,
siswa hanya mengahafal tanpa memahami benar isi pelajaran, dan guru kurang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berinteraksi dengan teman
sebayanya.
Proses pembelajaran di kelas seharusnya sudah mengarah kepada peran aktif
siswa (student centered). Karenanya diperlukan model pembelajaran yang
bersifat student centered agar peserta didik belajar lebih aktif dalam mengikuti
pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan
peserta didik yaitu model pembelajaran yang menggunakan teori belajar
konstruktivistik yang membantu siswa untuk membentuk kembali, atau
mentransformasi informasi baru yang menghasilkan suatu kreasi pemahaman
baru. Dengan dasar itu, maka pembelajaran harus dikemas menjadi proses
“mengkontruksi” bukan menerima pengetahuan, dalam proses pembelajaran siswa
membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses
pembelajaran siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru.5
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran kontruktif dan aktif
berdampak pada hasil belajar siswa yang lebih baik, karena siswa diajak untuk
terlibat aktif sehingga siswa termotivasi untuk belajar dan dapat menunjang
keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan. Hal ini sesuai dengan pandangan
kontruktivisme dimana proses aktif dalam pembelajaran IPA, siswa diupayakan
agar dapat mengkontruksi pengetahuan yang diperoleh dengan memperhatikan
pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Jika pengetahuan awal tersebut tidak
sesuai dengan konsep ilmiah maka perlu dilakukan klarifikasi melalui kegiatan
observasi, eksperimen, atau dengan berdiskusi agar siswa dapat mengemukakan
pendapat dan bertukar informasi dengan teman sebayanya untuk bertukar
informasi.
4 BSNP, Op.Cit.
5 Trianto. Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik.(Jakarta:
prestasi pustaka, 2007), h. 108.
3
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa dihadapkan
kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat
proplematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.6 Kelebihan dari metode
diskusi salah satunya merangsang keberanian dan kreativitas siswa dalam
mengemukakan gagasan, membiasakan siswa bertukar pikiran dengan teman serta
menghargai menerima pendapat orang lain. Sebagai salah satu model
pembelajaran berlandaskan kontruktivisme dan memiliki karakteristik yang sama
dengan metode diskusi adalah model pembelajaran CLIS (Children Learning In
Science) model pembelajaran ini berusaha mengembangkan ide atau gagasan
siswa tentang suatu masalah tertentu dalam pembelajaran merekontruksi ide atau
gagasan berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan. Tujuan dari model
pembelajarn Children learning in science (CLIS) membentuk pengetahuan awal
siswa kemudian masuk kedalam memori siswa sehingga penerapan konsep materi
dapat lebih bertahan lama serta meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran
IPA sehingga berdampak pada hasil belajar yang akan tercapai siswa.
Model Clis telah diteliti oleh Ila suminar (2010), Pada Siswa Kelas II SDN
Cibeureum Cilengsi Bogor. CLIS meningkatkan keaktifan, kemandirian dan
keberanian siswa dalam melakukan percobaan, mengemukakan gagasan, dan
mengikuti kegiatan pembelajaran IPA selama penelitian.7 Hasil penelitian oleh
Minarti (2012) menyatakan peningkatan hasil belajar IPA peserta didik kelas V
karena penggunaan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS),
peserta didik lebih aktif dalam mengungkapkan gagasan dan berdiskusi.8
Model pembelajaran CLIS dapat digunakan pada konsep yang berkaitan
dengan kegiatan pengamatan/observasi dan eksperimen, karena dalam model
pembelajaran CLIS diperlukan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran. Salah satu konsep yang cocok pada model pembelajaran Children
6 Syaiful bahri djamarah dan Aswan Zain,strategi belajar mengajar .(Jakarta: Rineka
Cipta. 2010) .hlm.87.
7 Ila Suminar, Peningkatan Hasil Belajar IPA Tentang Energi Dan Kegunaannya Melalui
Model Pembelajaran CLIS (Children Learning In Science) Pada Siswa Kelas II SDN. (Jakarta:
Skripsi FIP UNJ, 2010). h. 90.
8 Minarti, Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran (Children Learning In Science)
CLIS Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05.(Salatiga:Skripsi FKIP
UKSW, 2012). h. 38.
4
learning in science (CLIS) adalah konsep sifat dan perubahan wujud benda.
Konsep ini dapat dikembangkan dengan cara melibatkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran serta dapat membantu siswa dalam mempelajari konsep serta
menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian diatas, yang dapat dijadikan latar belakang masalah,
maka penulis terdorong untuk membahasnya dalam sebuah skripsi, berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) Terhadap
Hasil Belajar IPA Pada Konsep Sifat dan Perubahan Wujud Benda”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah:
1. Model pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher
contered) dan kurang efektif.
2. Siswa hanya menghafal tanpa memahami benar isi pelajaran.
3. Siswa kurang diberi kesempatan untuk menyampaikan gagasannya.
4. Siswa jarang melakukan diskusi, sehingga siswa sulit untuk
menyampaikan gagasanya.
5. Rendahnya hasil belajar siswa pada konsep sifat dan perubahan wujud
benda.
C. Pembatasan Masalah
Dari uraian identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka ruang
lingkup masalah dalam penelitian ini yaitu pengaruh model pembelajaran CLIS
(Children Learning In Science) terhadap hasil belajar IPA pada konsep sifat dan
perubahan wujud benda. Aspek yang diukur adalah aspek kognitif, yaitu hasil
belajar siswa pada konsep sifat dan perubahan wujud benda.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut di atas,
maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam skripsi ini adalah:
Apakah model pembelajaran CLIS (Children Learning in scince) berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa?
5
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran CLIS (Children Learning In Scince) terhadap hasil belajar siswa.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru, sekolah,
maupun intitusi pendidikan lainnya:
1. Bagi guru, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi
mengenai pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa
serta memotivasi guru dalam melakukan pembelajaran yang sejenis
untuk materi pelajaran lainnya.
2. Bagi sekolah dan intitusi pendidikan lainnya, diharapkan hasil
penelitian ini dapat dijadikan informasi dan pertimbangan dalam
pengembangan pembelajaran IPA di SD.
3. Bagi peneliti lain, diharapakan hasil penelitian ini dapat menjadi
bahan masukan dan kajian untuk penelitian lebih lanjut.
6
BAB II
DESKRIPSI TEORETIK, KERANGKA PIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskrispsi Teoretik
1. Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)
a. Model Pembelajaran Kontruktivisme
Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka
mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif.1
Model pembelajaran diartikan sebagai suatu rencana atau kerangka yang dapat
digunakan untuk merancang mekanisme pengajaran yang bermakna 2. Menurut
Joyce model pembelajaran mengarahkan kita merancang pembelajaran untuk
membantu pesrta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.3
Sedangkan Menurut Arend berpendapat bahwa model pembelajaran mengacu
pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termaksud didalamnya
tujuan pengajaran, tahap-tahap kegiatan dalam pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengolahan kelas.4
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulakan bahwa model pembelajaran
adalah suatu rencana yang mengacu pada satu pendekatan yang mengarah pada
pembelajaran bermakna, sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada peserta
didik dan tercapaianya tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran IPA harus dikembangkan berdasarkan pendekatan
kontruktivisme. Pendekatan kontrukvivisme sangat memperhatikan dan
mempertimbangkan pengetahuan awal siswa yang mungkin diperoleh dari luar
sekolah. Kontruktivisme memandang keberhasilan belajar bergantung bukan
1 Nanang hanafiah dan Cucu suhana, Konsep Strategi Pembelajaran . (Bandung: Refika
Aditama, 2012)., h. 41.
2 Nono Sutarno, Materi dan pembelajaran IPA di SD.( Jakarta: Universitas Terbuka,
2007) Cet. 9. h. 8.19.
3 Trianto, Model- Model Pembelajaran Terpadu , ( Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h.52.
4 Ibid,.h. 54.
7
hanya pada lingkungan belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa.5
Pendekatan kontruktivisme memandang bahwa siswa belajar sains dengan cara
mengkonstruksikan pengertian atau pemahaman baru tentang fenomena dari
pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya.6
Menurut Bell pengetahuan yang didapat siswa diluar sekolah
dipertimbangkan sebagai pengetahuan awal siswa dalam sasaran pembelajaran
karena sangat mungkin terjadi miskonsepsi, Sebaliknya apabila guru tidak
mempertimbangkan konsepsi atau pengetahuan awal siswa, besar kemungkinan
miskonsepsi yang terjadi akan semakin kompleks.7 Prinsip paling penting dalam
psikologi pendidikan adalah guru tidak dapat hanya sekedar memberikan
pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan
dibenaknya.8 Menurut pandangan kontruktivis dalam proses pembelajaran IPA
seharusnya disediakan serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata rasional
atau dapat dimengerti siswa dan memungkinkan terjadi interaksi sosial. Dengan
kata lain saat proses pembelajaran berlangsung siswa harus terlibat secara
langsung dengan kegiatan nyata. Essensi dari teori kontruktivisme adalah ide
bahwa harus siswa sendiri yang menemukan dan menstranformasi sendiri suatu
informasi kompleks apabila mereka menginginkan informasi itu jadi miliknya.9
Model pembelajaran IPA dipilih sesuai dengen sifat IPA sebagai pengetahuan
deklaratif, maupun pengetahuan prosedural komponen–komponen pembentukan
model pembelajaran dirumuskan sesuai dengan sifat model pembelajaran yang
disusun dan terutama ditentukan oleh tujuan yang ingin dicapai melalui
pembelajaran tersebut. Menurut Slavin dalam Trianto pendekatan kontruktivis
dalam pengajaran menerapkan pembelajaran kooperatif secara intensif, atas dasar
teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep
yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah itu
5 Nuryani rustaman,dkk ,Materi Dan Pembelajaran IPA SD, (Jakarta;Universitas
Terbuka. 2010), h. 2.6.
6 Pudyo susanto, Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Kontrukrivisme.
(Malang:Universitas Negeri Malang ,2002) h. 6.
7 Nono Sutarno, Op.Cit . h. 8.18.
8 Trianto, Op.Cit h. 74.
9 Ibid,.
8
dengan temannya.10 Berpijak pada uraian di atas maka pada dasarnya aliran
kontruktivisme menghendaki bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu
dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna. Belajar bermakna
tidak akan terwujud hanya dengan mendengarkan ceramah atau membeca buku
tentang pengalaman orang lain.11
Komponen utama secara langsung membentuk suatu model pembelajaran
adalah materi subjek yang dibahas, guru pengajar, tahap berpikir siswa sebagai
subjek belajar, pendekatan dan metode, serta alat evaluasi yang diguanakan.
Materi yang dibahas harus dapat dikaitkan dengan konsep IPA yang telah dimiliki
siswa. Konsep yang dimiliki siswa adalah apresepsinya terhadap konsep yang
disepakati para IPA-wan. Konsep tersebut dipelajari dengan menggunakan
analogi terhadap konsep-konsep yang berhubungan dan ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari, yang merupakan dasar pemahaman terhadap konsep–
konsep IPA menurut Flick dalam Usman.12
b. Pengertian Model Pembelajaran CLIS
Model CLIS dikembangkan oleh kelompok children’s learning in science di
inggris yang dipimpin oleh Driver. Rangkaian fase pembelajaran pada model
CLIS oleh Driver diberi nama general structure of a constructivist teaching
sequence, sedangkan tytler menyebutnya constructivism and conceptual change
views of learning in science.13 Dalam pengajaran sains, pengetahuan tidak
dipindahkan dari guru ke siswa, siswa tidak boleh mengartikan/menafsirkan
pengetahuan dengan cara yang diharapkan guru mereka. Siswa yang
mendapatkan pengetahuan dari fenomena/peristiwa alam dalam kehidupan sehari-
hari seringkali mengalami kesalahpahaman konsep (misunderstanding).
Sebagai salah satu model pembelajaran berlandaskan kontruktivisme,
pembelajaran CLIS mengandung kontruktivis sosial. Dalam teori konstrutivis
sosial menilai bahwa anak-anak/siswa berperan aktif membangun pemahaman,
10Ibid., h. 75.
11
Ibid,.
12
Usman Samatowa,Pembelajaran IPA Sekolah Dasar, (Jakarta:indeks, 2010), h. 65.
13
Ibid.,h. 74.
9
mereka tidak dapat membangun pemahaman secara pasif untuk memperoleh
pengetahuan yang hanya dipindahkan dari guru. Pembelajaran yang menggunakan
teori kontruktivis sosial memfokuskan anak sebagai pembangun pengetahuan
yang aktif dalam komunitas pembelajar. Teori ini berpengaruh bagi guru untuk
menciptakan lingkungan belajar, menetapkan pelajaran, mengajukan pertanyaan
memberikan reaksi terhadap gagasan siswa dan menyampaikan pelajaran. salah
satu strategi untuk membangkitkan kognitif dalam meningkatkan hasil belajar
siswa adalah melalui model CLIS. Model CLIS merupakan model pembelajaran
yang berusaha mengembangkan ide atau gagasan siswa tentang suatu masalah
tertentu dalam pembelajaran dan merekontruksi ide atau gagasan berdasarkan
pengamatan atau percobaan. Dalam model pembelajaran ini, siswa diberi
kesempatan untuk mengungkapkan berbagai gagasan tentang topik yang dibahas
dalam pembelajaran, mengungkapkan gagasan dan membandingkan gagasan
siswa lainya serta mendiskusikannya untuk menyampaikan presepsi. Selanjutnya
siswa diberi kesepatan merekonrtuksi gagasan setelah membandingkan gagasan
tersebut dengan hasil percobaan, observasi, atau hasil mencermati buku teks.
Disamping itu siswa juga mengaplikasikan hasil merekontruksi gagasan dalam
situasi baru.
Model pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) terdiri dari lima
tahap utama yakni, orientasi atau orientation (a), pemunculan gagasan atau
elicatation of ideas (b), penyusunan ulang gagasan atau restructure of ideas (c),
penerapan gagasan atau application of ideas (d), pemantapan gagasan atau review
change in ideas (e). Tahap penyusunan ulang gagasan masih dibedakan atas tiga
bagian, yaitu pengungkapan dan pertukaran gagasan atau clarification and
exchange (i), pembukaan pada situasi konflik atau ekposure to confict situation
(ii), dan kontruksi gagasan baru dan evaluasi atau construction of new ideas and
evaluation (iii).14
14 Nuryani rustaman, Op.Cit. h. 2.28.
10
Model pembelajaran ini terdiri dari tahapan–tahapan kegiatan yang dilakukan
siswa :15,16,17
1. Tahapan orientasi (orientations) merupakan upaya guru untuk memusatkan
perhatian siswa, misalnya dengan menyebutkan dan mempertontonkan suatu
fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan topik yang dipelajari. Upaya mengaitkan topik yang akan dipelajari
dengan fenomena lingkungan (misalnya produk teknologi) juga merupakan
salah satu kegiatan dalam penggunaan pendekatan sains teknologi masyarakat.
2. Tahapan pemunculan gagasan (elicilations of ideas) merupakan upaya guru
untuk memunculkan gagasan awal siswa cara yang bisa dilakukan misalnya
dengan cara meminta siswa menuliskan apa saja yang telah diketahui tentang
topik pembicaraan atau dengan menjawab beberapa pertanyaan uraian terbuka.
Bgai guru tahapan ini merupakan upaya eksplorasi pengetahuan awal siswa.
Oleh karena itu tahapan ini dapat juga dilakukan melalui wawancara informal.
3. Tahapan pengungkapan dan pertukaran gagasan (restructuring of ideas),
Pengungkapan dan pertukaran gagasan mendahului pembukaan ke situasi
konflik. Tahap ini merupakan upaya untuk memperjelas dan mengungkapkan
gagasan awal siswa tentang suatu topik secara umum, misalnya dengan cara
mendiskusikan jawaban siswa pada langkah kedua (pemunculan gagasan)
dalam kelompok kecil, kemudian salah satu anggota kelompok melaporkan
hasil diskusi tersebut kepada seluruh kelas. Guru tidak membenarkan atau
menyalahkan. pada tahap pembukaan ke situasi konflik siswa diberi
kesempatan untuk mencari pengertian ilmiah yang sedang dipelajari di dalam
buku teks. selanjutnya siswa mencari beberapa perbedaan antara konsepsi awal
mereka dengan konsep ilmiah yang ada dalam buku teks atau hasil pengamatan
terhadap kegiatan yang dilakukan. tahap kontruksi gagasan baru dan evaluasi
dilakukan untuk mecocokan gagasan yang sesuai dengan fenomena yang
dipelajari guna mengkontruksikan gagasan baru. Siswa diberi kesempatan
15 Ibid,.
16
Nono Sutarno, Op.Cit h. 8.30.
17 Usman Samatowa,Op.Cit.h. 75.
11
untuk melakukan percobaan dan observasi, kemudian mendiskusikannya
dengan kelompoknya.
4. Tahapan penerapan gagasan (applications of ideas), pada tahap ini siswa
diminta untuk menjawab pertanyaan yang disusun untuk menerapakan konsep
ilmiah yang telah dikembangkan melalui percobaan atau observasi ke dalam
situasi baru. gagasan yang sudah direkontruksikan ini dalam aplikasinya dapat
digunakan untuk menganalisis isu dan memecahkan masalah yang ada di
lingkungan.
5. Tahapan mengkaji ulang gagasan (review change in ideas), Konsepsi yang
telah diperoleh siswa perlu diberi umpan balik oleh guru untuk memperkuat
konsep ilmiah tersebut. Dengan demikian diharapkan siswa yang konsepsi
awalnya tidak konsisten dengan konsep ilmiah sadar akan mengubah konsepsi
awalnya menjadi konsepsi ilmiah. pada kesempatan ini dapat juga diberi
kesempatan membanding konsep ilmiah yang sudah disusun dengan konsep
awal pada langkah ke-2.
Dengan model pembelajaran ini siswa diberi kesempatan untuk bertanya
kepada guru ataupun siswa dan dianjurkan untuk banyak berperan dalam
melakukan suatu proses pembelajaran dengan sederet tahapan-tahapan kegiatan
yang diberikan guru kepada siswa. Di dalam model ini guru tidak dianjurkan
untuk banyak berperan disini guru hanya memberikan motivasi dan
menciptakan situasi belajar yang terbuka dan bebas pada siswa untuk
mengemukakan ide ataupun gagasan dan pada akhir kegiatan guru menjelaskan
kembali konsep untuk menghindari miskonsepsi dan memberi kesimpulan.
12
Menurut driver tahapan –tahapan model pembelajaran CLIS secara umum seperti
gambar berikut:18
Gambar 2.1 Bagan Struktur Umum Model CLIS
18 Peter J fensham, Development and Dilemmas in Science Education , (British library
cataloguing in publication data, 2005).h. 141.
Perbandingan Dengan
Gagasan Awal
orientasi
Pemunculan Gagasan Awal
Penyusunan Ulang Gagasan
Pengungkapan Dan Penukaran Gagasan
Perubahan Situasi Konflik
Konstruksi Gagasan Baru
Evaluasi
Penerapan Gagasan
Mengkaji ulang Perubahan Gagasan
13
c. Karakteristik Model Pembelajaran CLIS
Model pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) memiliki beberapa
karakteristik yakni, karena merupakan suatu model pembelajaran yang lahir dari
pendekatan kontruktivisme tentunya model pembelajaran ini berlandaskan
kontruktivisme, pembelajaran berpusat pada siswa (student centered),
menggunakan kegiatan hands-on serta memberikan kesempatan yang luas untuk
melakukan dialog dengan guru dan teman-temannya.19
d. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran CLIS
Adapun kelebihan–kelebihan model pembelajaran CLIS (children learning in
science) sebagai berikut:20
1. Membiasakan siswa untuk belajar mandiri dalam memecahkan masalah yang
ada.
2. Mencipkatan kreativitas siswa untuk belajar sehingga tercipta suasana kelas
yang nyaman, aktif, dan kreatif.
3. Terjadi kerja sama yang baik diantara siswa dan siswa juga terlibat langsung
dalam melakukan kegiatan
4. Menciptakan belajar yang lebih bermakna karena timbulnya kebanggaan siswa
menemukan sendiri konsep ilmiah yang dipelajari
5. Guru mengajar akan lebih efektif karena dapat menciptakan pembelajaran
yang lebih menyenangkan.
Kelemahan dari model pembelajaran CLIS (children learning in science)
antara lain:21
1. Kejelasan dari tahap dalam CLIS tidak selalu mudah dilaksanakan, walaupun
semula direncanakan dengan baik.
2. Kesulitan terjadi pada tahapan pindah dari satu fase ke fase lainnya.
3. Terkadang guru lupa memantapkan gagasan baru siswa, sehingga jika ini
terjadi tentunya siswa akan kembali pada konsep awal.
19 Nono Sutarno, Op.Cit h. 8.11.
20
Usman, Op.Cit.h.77.
21
Nono Sutarno, Op.Cit. h. 8.32
14
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar terdiri dari dua kata, yakni “hasil” dan “belajar”. Hasil adalah
perolehan sesuatu yang diperoleh dari usaha, pikiran, dan sebagainya.sedangkan
belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang disengaja, berupa : dari yang
tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti dan dari yang
tidak dapat mengerjakan sesuatu menjadi dapat mengerjakan sesuatu, dari
merespon yang salah kearah yang benar.
Skinner mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian
tingkah laku yang berlangsung secara progresif.22 Bruner mengemukakan bahwa
belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan , ketiga proses
itu yaitu memperoleh informasi baru, transformasi informasi, dan menguji
relevansi dan ketepatan pengetahuan. 23
Pemahaman belajar bukanlah proses pengumpulan informasi secara pasif yang
diartikan bahwa siswa tidak hanya menerima sebuah atau rangkaian informasi
secara utuh atau mutlak dan kemudian disimpan dalam memori pikirannya. Akan
tetapi siswa menangkap informasi dan memproses informasi tersebut sehingga
dapat dikembangkan menjadi suatu pengetahuan yang padu. Disinilah peranan
siswa untuk menggali informasi lebih banyak agar dapat dikembangkan. selain
peranan siswa sebagai subjek yang aktif menggali informasi secara individu,
interaksi antar siswa secara horizontal pun berperan penting. Hal ini berguna
untuk menggali ide-ide, pemikiran dan informasi yang berhubungan dengan
sebuah konsep melalui media diskusi. Dari beberapa pengertian belajar diatas,
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang
dialami oleh individu yang menyangkut berbagai aspek kehidupan yang
merupakan hasil pengalaman individu tersebut terhadap lingkungan sekitarnya.
sehingga dapat disimpulkan hasil belajar adalah kemampuan –kemampuan yang
22 Pupuh fathurohman dan M Sobry sutikno, Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: refika
aditama. 2009) , Cet.Ke-3. h .5.
23
Ari widodo dkk. pendidikan IPA di SD, (Bandung: Upi pres, 2007). h. 27.
15
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.24 Hasil belajar
merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, setiap kegiatan belajar akan
menghasilkan suatu perubahan yang spesifik yaitu hasil belajar. Hasil belajar
menghasilkan bertambahnya kemampuan kognitif, psikomotorik, dan sikap dan
merupakan pemekaran dari kecakapan –kecapakapan potensial atau kapasitas
yang dimiliki seseorang.
Prinsip penilaian hasil belajar adalah : 25
1. Dalam menilai hasil belajar hendaknya di rancang sedemikian rupa sehingga
jelas kemampuan yang harus dinilai, materi penilaian alat penilaian, dan
interpretasi hasil belajar.
2. Penilain hasil belajar hendaknya menjadi begian integral dari proses belajar
mengajar. Artinya, penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap saat proses
belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.
3. Agar diperoleh hasil yang objektif dalam pengertian menggambarkan prestasi
dan kemampuan siswa sebagaimana adanya, penilaian harus menggunakan
berbagai alat penilaian dan sifat komprehensif.
4. Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya. data hasil
penilaian sangat bermanfaat bagi guru maupun bagi siswa.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar, yakni :26
1. Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri sendiri), meliputi:
a. Faktor jasmaniah (fisiologi) yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
melalui usaha termaksud panca indera dan kondisi fisik.
b. Faktor psikologis (psikis), terdiri atas:
Faktor interaktif, yakni kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan
nyata (prestasi yang dimiliki).
24 Nana sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. ( Bandung : PT. Rosda
Karya.2006).Cet.Ke-11.h.22.
25
Ibid,. h .9.
26
Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru , (Bandung:
PT.Remaja Rosda Karya, 2008) Cet..14.h.129.
16
Faktor non intearktif, yakni unsur-unsur kepribadian tertentu seperti
sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, dan penyesuaian diri.
2. Faktor Eksternal (faktor-faktor yang berasal dari luar diri sendiri),
meliputi:
a) Faktor sosial, yakni lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat,dan
kelompok.
b) Faktor budaya, yakni adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian.
c) Faktor lingkungan fisik , yakni fasilitas rumah dan fasilitas belajar.
d) Faktor lingkungan spiritual dan keagamaan.
3. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang akan digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pelajaran.
c. Jenis- Jenis Hasil belajar
Menurut Gagne terdapat lima kategori hasil belajar yakni informasi verbal,
keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motoris.27
Dalam bukunya, Muhibbin Syah membagi hasil belajar kedalam tiga ranah
sebagai berikut:28
1) Ranah cipta (kognitif), terdiri dari: pengamatan, ingatan, pemahaman,
penerapan, analisis (pemeriksaan dan pemilahan secara teliti), sintesis
(membuat paduan baru dan utuh).
2) Ranah rasa (afektif), terdiri dari: penerimaan, sambutan, apresiasi (sikap
menghargai), internalisasi (pendalaman), karakterisasi (penghayatan).
3) Ranah karsa (psikomotorik), terdiri dari: keterampilan bergerak dan
bertindak, dan kecakapan ekspresi verbal dan non verbal.
Dalam dunia pendidikan di Indonesia jenis-jenis hasil belajar yang paling
dikenal dan paling sering digunakan adalah jenis-jenis belajar yang dikemukakan
27
Nana Sudjana, Op.Cit., h. 22 28
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 16 h. 148-150
17
oleh Benyamin S. Bloom atau yang sering dikenal dengan “Taksonomi Bloom”.
Benyamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu berpendapat bahwa taksonomi
(pengelompokkan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu pada tiga
domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu:
ranah proses berpikir (cognitive domain), ranah nilai atau sikap (affaective
domain), ranah keterampilan (psychomotor domain).29
Menurut Bloom ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Menurutnya, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah
termasuk dalam ranah kognitif.30 Domain kognitif merupakan proses pengetahuan
yang lebih banyak didasarkan perkembagannya dari persepsi, intropeksi, atau
memori siswa.31 Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.32
Sementara itu ranah afektif adalah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, yang
terdiri dari lima aspek, yaitu menerima, menanggapi, mengharga,
mengorganisasikan,dan karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai. 33
Untuk ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu.34 Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:35
1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)
2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
3) Kemampuan perceptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,
membedakan auditif, motoris, dan lain-lain
4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan
29
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan , (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2011), Cet.11 h. 49. 30
Ibid,. h. 49-50. 31
Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h. 75. 32
Nana Sudjana, Op.Cit., h. 23-28 33
Anas Sudijono, Op.Cit, h. 54-56 34
Ibid, h. 57. 35
Nana Sudjana, Op.Cit, h. 30-31.
18
5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada
keterampilan yang kompleks
6) Kemampuan yag berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan
ekspresif dan interpretative
Dari berbagai penjelasan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hasil
belajar tidak dapat hanya diukur dengan menggunakan aspek pengetahuan saja,
melainkan harus melibatkan segala aspek perubahan tingkah laku, baik secara
intelektual, fisik, dan psikologis.
d. Jenis Alat Penilaian Hasil Belajar IPA
Secara garis besar, metode evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan
menjadi dua macam bentuk, yaitu tes dan nontes.36 Kedua macam bentuk tersebut
digunakan untuk mengukur ketercapaian hasil belajar IPA. Tes adalah cara (yang
dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka
pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas
atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
atau perintah-perintah yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar
data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang
melambangkan tingkah laku atau prestasi testee.37 Tes sebagai alat penilaian
adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa dalam bentuk lisan
(tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes
tindakan).38 Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil
belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan
pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Sedangkan alat
penilaian nontes digunakan untuk mengevaluasi penampilan dan aspek-aspek
belajar afektif siswa.39 Dengan teknik nontes maka penilaian atau evaluasi hasil
belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan
dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis (observation),
36
Sukardi, Op.Cit, h. 11. 37
Anas Sudijono, Op.Cit, h. 67 38
Nana Sudjana, Op.Cit, h. 35 39
Sukardi, Loc.Cit.
19
melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnaire), dan
memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen (documentary analysis).40 Teknik
nontes ini pada umumnya memegang peranan yang penting dalam rangka
mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup (affective
domain), dan ranah keterampilan psychomotoric domain).
Kedua bentuk alat penilaian di atas sangat tepat digunakan untuk mengukur
ketercapaian dalam pelajaran IPA. Para guru harus mengetahui bahwa tidak
semua materi pelajaran dapat diukur dengan menggunakan tes, tetapi ada
beberapa materi tertentu yang hanya dapat diukur dengan menggunakan teknik
non tes.
e. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil- hasil
belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Dalam penilaian ini dilihat
sejauh mana keefektifan dan efisiennya dalam mencapai tujuan pengajaran atau
perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar
saling berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan akibat dari proses.
Sejalan dengan pengertian di atas maka penilaian berfungsi sebagai berikut:41
1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi
ini maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan
instruksional.
2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin
dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi
mengajar guru,dll.
3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tuanya.
Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar
siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang
dicapainya.
Sedangkan tujuan penilaian adalah sebagai berikut:
40
Anas Sudijono, Op.Cit, h. 76 41
Nana Sudjana, Op. Cit., h. 3-4
20
1) Mendeskripsikan kecakapan para siswa, sehingga diketahui berbagai bidang
studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.
2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran disekolah, yakni
seberapa jauh keefektifannnya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke
arah tujuan pendidikan yang diharapkan.
3) Menentukan tidak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi
pelaksanaannya.
4) Memberikan pertanggung jawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
Menurut Sukardi dalam bukunya evaluasi pendidikan mengatakan evaluasi
juga mempunyai fungsi yang bervariasi di dalam proses belajar mengajar, yaitu
sebagai berikut:42
1) Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai
pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang
guru.
2) Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan
kegiatan belajar mengajar.
3) Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar.
4) Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa.
5) Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
6) Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa.
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan penilaian hasil
belajar adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan belajar yang telah
dilakukan.
3. Konsep Sifat dan Perubahan Wujud Benda
Materi sifat dan perubahan wujud benda menekankan pada aspek
pemahaman, karena siswa tidak hanya sekedar tahu saja namun siswa juga
diharapkan agar paham dan mampu menjelaskan kembali. Materi ini bersifat
42
Sukardi, Op.Cit., h.4
21
kontekstual, sehingga siswa bisa mengaitkan materi dengan lingkungan sekitar dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Materi ini juga dilakukan dengan
eksperimen, sehingga siswa bisa mendapatkan pengalaman baru dalam
menemukan ilmu pengetahuan. Setelah melaksanakan pembelajaran materi ini,
siswa diharapkan dapat mengaplikasikan dan menerapkannya dalam kehidupan
siswa sehari- hari.
a. Sifat Dan Wujud Benda
Ada tiga macam wujud zat, yaitu padat, cair dan gas :43
1) Zat padat
Zat padat adalah zat yang mempunyai sifat bentuk dan volume tetap.
Contohnya adalah batu, meja, kapur tulis, pensil, dan lain-lain.
2) Zat cair
Zat cair adalah zat yang mempunyai sifat volume tetap, permukaanya selalu
datar, tetapi bentuknya selalu berubah-ubah mengikuti tempatnya, meresap
melalui celah celah kecil, mengalir dari tempat tinggi ketempat yang lebih
rendah, menekan ke segala arah, dan dapat melarutkan zat padat tertentu.
Contohnya adalah air, sirup, dan lain-lain.
3) Zat gas
Zat gas adalah zat yang mempunyai sifat bentuk dan volume yang tidak
tetap, Memiliki berat, menempati ruang yang kosong, Bentuknya sesuai
dengan wadahanya dan Menekan ke segala arah. Contohnya adalah udara,
minyak wangi, oksigen, dan lain-lain.
b. Perubahan Wujud Benda
Padat, cair, dan gas adalah tiga wujud benda yang dapat diubah satu sama
lain. Beberapa perubahan wujud benda terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Misalnya, saat ibu membuat teh untuk tamu, ibu mengaduk gula pasir dalam teh
panas. Gula pasir tidak hilang, tetapi mengalami perubahan wujud. Terdapat 6
43 Much. Azzam, Akrab dengan Dunia IPA 4. (Jakarta : PT. Tiga serangkai pustaka
mandiri, 2012), h. 91.
22
proses perubahan wujud benda yaitu: mencair, membeku, menguap, mengembun,
menyublim, dan disposisi.
Gambar 2.2 Perubahan Wujud zat.
1. Mencair adalah perubahan wujud benda dari padat menjadi cair, contohnya es
batu yang mencair menjadi air.
2. Membeku adalah perubahan wujud benda dari benda cair menjadi benda
padat, contohnya air yang membeku jadi es batu.
3. Menguap adalah perubahan wujud benda dari benda cair menjadi gas,
contohnya air yang dipanaskan akan menguap menjadi uap air.
4. Mengembun adalah perubahan wujud benda dari benda gas menjadi benda
cair, contohnya butiran air embun yang menempel pada dedaunan di waktu
pagi berasal dari udara yang mengalami pendinginan.
5. Menyublim adalah perubahan wujud benda dari benda padat menjadi gas,
contohnya kamper atau kapur barus yang diletakkan di almari pakaian lama-
kelamaan akan habis bercampur dengan udara.44
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain :
1) Sri Handayani, Nurmayati, Lusi rahmiati, Judul Pengembangan Model
Pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) Tentang Konsep Hewan
Dan Benda Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa,
Menyimpulkan bahwa model pembelajaran CLIS dapat meningkatkan melalui
penguasaan konsep, keterampilan berpikir rasional siswa pada aspek
44 Tim Bina Karya Guru, Science 4A,(Jakarta : Erlangga, 2010), h. 140.
23
mengingat, mengelompokan, menggeneralisasi dan membandingkan, model
pembelajaran CLIS pun yang dikembangkan dapat meningkatkan keterampilan
proses sains melalui aspek mengamati, mengelompokan dan menafsirkan
pengamatan serta respon siswa cukup baik.45
2) Fatika candra fitriastuti, Judul Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa
Melalui Model Pembelajaran Children Learning in Science Pada Mata
Pelajaran IPA Kelas V Materi Gaya Magnet SDN 2 Tlobong Delanggu. Hal
ini dapat dilihat dari aktivitas siswa: a) mendengarkan penjelasan guru,
sebelum tindakan 30,7%, setelah tindakan 92,3%, b) mengajukan pertanyaan,
sebelum tindakan 15,3%, setelah tindakan 76,9%, c) menanggapi pertanyaan
yang diajukan guru atau teman lain, sebelum tindakan 23,07%, setelah
tindakan 84,6%, d) mengemukakan ide/gagasan, sebelum tindakan 15,3%,
setelah tindakan 76,9%, e) menyelesaikan tugas atau mengerjakan soal,
sebelum tindakan 46,1%, setelah tindakan 100%. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)
dapat meningkatakan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA sehingga
berdampak pada hasil belajar.46
3) Leni, “Pengaruh Model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)
terhadap hasil belajar siswapada konsep getaran dan gelombang”. Melalui
statistik uji “t”. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 3.27
sedangkan ttabel sebesar 1.98 pada taraf signifikansi 0,05 atau dapat diketahui
thitung>ttabel. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha yang menyatakan terdapat
pengaruh model pembelajaran children learning in science (CLIS) tehadap
hasil belajar siswa diterima atau disetujui. Hal ini menunjukan bahwa model
pembelajaran CLIS membeawa pengaruh yang signifikan terhadap hasil
belajar.47
45 Sri Handayani, dkk, “Pengembangan Model Children Learningin Science
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Rasional.” (Jurnal pendidikan,Vol.5, 2004)
46
Fatika Candra Fitriastuti, Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Model
Pembelajaran Children Learning in Science Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V Materi Gaya
Magnet SDN 2 Tlobong Delanggu .(Surakarta: Skripsi FKIP, UMS, 2011).
47
Leni,pengaruh model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) terhadap
hasil belajar siswa, (Jakarta:Skripsi FITK UIN, 2012).
24
4) Era Catur Styo Rini, Judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Model Pembelajaran Chiildren Learning IN Science (CLIS) Pada Siswa Kelas
IV SD Negeri NgembatpadaS I Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen.
Kesimpulan penelitian ini menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa
dalam proses pembelajaran IPA. Hal ini dapat dilihat dari hasil post test yang
dilakukan di akhir proses pembelajaran dan menunjukan adanya peningkatan
hasil belajar siswa kelas IV. Sebelum diberikan tindakan penelitian hasil
belajar siswa yang mencapai nilai KKM ( >62) hanya 46.67 %, setelah
dilakukan siklus I meningkat menjadi 63,33%, dan pada siklus II meningkat
menjadi 80% . Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran CLIS dapat
meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Ngembatpadas
1 kecamatan gemolong kabupaten sragen tahun ajaran 2011/2012.48
5) Minarti, dengan judul Pengaruh Model Pembalajaran Children Learning in
Science (CLIS) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Mngunsari 05
Salatiga. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perbedaan antara kedua model
tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata skor tes hasil belajar kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Nilai rata-rata tas hasil belajar kelompok
eksperimen adalah 57,45 dan kelompok adalah 53,02. Dengan uji-t 4,735 dan
dari tabel nilai sig (2-tailed) 0,000 berarti sangat signifikan. Hasil uji-t pos tes
kelompok eksperimen dengan nilai mean yaitu 84,35 dan pada kelas kontrol
dengan mean yaitu 73,52. Dengan nilai t 7,283 dan tabel nilai sig (2-tailed)
0.000 berarti sangat signifikan. Berarti terdapat perbedaan yang signifikan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sehingga terdapat pengaruh
dengan menggunakan model pembelajaran CLIS terhadap hasil belajar IPA
siswa kelas V SDN mangunsari 05 salatiga semester 2 tahun ajaran
2011/2012.49
48 Era Catur Styo Rini, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model
Pembelajaran Chiildren Learning IN Science (CLIS) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri
Ngembatpadas I Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen .(Surakarta: Skripsi FKIP UMS, 2012)
49
Minarti, Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran (Children Learning In Science)
CLIS Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05.(Salatiga:Skripsi FKIP
UKSW, 2012).
25
6) Ni Luh Desi Susanti dengan judul Model Pembelajaran CLIS Berbantuan
Media Grafis Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar IPA siswa Kelas V Gugus
Srikandi Denpasar Timur, dari hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa hasil
belajar IPA rata-rata nilai siswa yang belajar menggunakan model
pembelajaran CLIS berbantuan media grafis 76,9, sedangkan siswa yang
belajar menggunakan model pembelajaran konvensional 56,9 . Berdasarkan
analisis diperoleh thitung= 5,4 dengan dk=5 serta taraf signifikansi 5% diperoleh
ttabel= 2,00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Children Learning in Science (CLIS) berpengaruh terhadap hasil belajar IPA
siswa kelas V Gugus Srikandi Denpasar Timur Tahun Pelajaran 2013/2014. 50
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh bahwa hasil belajar IPA pada
saat ini di Sekolah Dasar masih rendah dibanding dengan mata pelajaran lain,
disebabkan oleh salah satu faktor yang dapat mengarah pada penyebab rendahnya
hasil belajar IPA diantaranya yaitu masih didominasi dengan model pembelajaran
berpusat pada guru (teacher centered), peserta didik terlihat bosan mengikuti
pembelajaran, peserta didik hanya mengahafal tanpa memahami benar isi
pelajaran, dan guru kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
berinteraksi dengan teman sebayanya.
Maka diperlukannya model pembelajaran yang bersifat student centered agar
peserta didik belajar lebih aktif, salah satu model pembelajaran yang dianggap
dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran CLIS
(Children Learning in Science). Model pembelajaran CLIS merupakan model
pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau gagasan siswa tentang
suatu masalah tertentu dalam pembelajaran dan merekonstruksi ide atau gagasan
berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan. Melalui lima tahapan orientasi,
pemunculan gagasan, pengungkapan dan pertukaan gagasan, penerapan gagasan,
dan mengakaji ulang gagasan.
50 Ni Luh Desi Susanti, dkk. Model Pembelajaran CLIS Berbantuan Media Grafis
Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar IPA siswa Kelas V Gugus Srikandi Denpasar Timur.(jurnal
pendidikan, Vol:2, No:1, 2014)
26
Model pembelajaran ini banyak melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran, siswa diberi kebebasan dalam belajar mandiri untuk memecahkan
masalah, menciptakan belajar yang lebih bermakna dan kreatif. sehingga hasil
belajar IPA yang diperoleh siswa menjadi lebih baik. Secara lebih jelas peneliti
menyajikannya dalam bagan kerangka berfikir.
Berdasarkan kerangka berpikir diatas dapat disimpulkan dengan bagan berikut:
Bagan 2.3 Alur Kerangka Berpikir
Masalah Pembelajaran IPA
1. Model pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher contered) dan
kurang efektif.
2. Siswa hanya menghafal tanpa memahami benar isi pelajaran.
3. Siswa kurang diberi kesempatan untuk menyampaikan gagasannya.
4. Siswa jarang melakukan diskusi, sehingga siswa sulit untuk menyampaikan
gagasanya.
5. Rendahnya hasil belajar siswa pada konsep sifat dan perubahan wujud benda.
6.
Tahapan dalam pembelajaran CLIS yaitu :
1. Tahap Orientasi
2.Tahap elistisasi
3. Tahap restrukturisasi
4.Tahap Aplikasi
5. Tahap Review
Hasil Belajar IPA yang lebih baik
27
D. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut :
HO : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Children Learning in
Science (CLIS) terhadap hasil belajar siswa pada konsep sifat dan
perubahan wujud benda .
Ha : Terdapat pengaruh model pembelajaran Children Learning in Science
(CLIS) terhadap hasil belajar siswa pada konsep sifat dan perubahan
wujud benda.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Metodologi Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SDIT Al-Syukro Universal Jl. Otista
Raya Gg. H. Maung No.30 Ciputat. Waktu pelaksanaan penelitian ini pada
semester ganjil Tahun Ajaran 2012-2013. Pada bulan Oktober – November.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
penelitian quasi experiment (eksperimen semu), yaitu penelitian yang mendekati
percobaan sungguhan dimana tidak mungkin mengadakan kontrol/manipulasi
semua variable yang relevan. Dengan kata lain bahwa metode ini tidak bisa
dilakukan secara ketat, atau secara penuh. Oleh sebab itu peneliti harus dapat
memilih dan menetukan variable mana yang boleh dilonggarkan pengendaliannya,
dalam arti kata tidak dilakukan sepenuhnya.1 Metode ini dipakai untuk menguji
hipotesis berbentuk hubungan sebab akibat melalui perlakuan dan menguji
perubahan yang diakibatkan oleh perlakuan tersebut. Peneliti meneliti ada
tidaknya pengaruh penerapan model pembelajaran CLIS (Children Learning in
science) terhadap hasil belajar ipa yang terdapat dalam kelas eksperimen. Kelas
eksperimen adalah kelas dengan perlakuan model Children Learning in science
(CLIS) dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Perbedaan
pemahaman pada kedua kelompok perlakuan dapat dilihat dengan melakukan
pretes sebelum pembelajaran dimulai, tujuannya untuk mengatahui sejauh mana
pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan diberikan. Kemudian dilakukan
postes setelah pembelajaran pada konsep sifat dan perubahan wujud benda
berakhir, tujuannya untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa setelah
pembelajaran menggunakan model pembalajaran CLIS (Children learning in
science).
1 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung:
SinarBaru,1998), Cet. 1.h. 44.
29
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nonrandomized control group pretest-postest design.
Desain Penelitian
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Group Pretes Perlakuan Postes
E O1 XE O2
K O1 XK O2
Keterangan:
E : Kelas eksperimen
K : Kelas control
O1 : tes awal yang diberikan sebelum proses belajar mengajar dan
diberikan kepada eksperimen dan kelas kontrol (pretest).
O2 : tes akhir yang diberikan setelah proses belajar mengajar dan
diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol (postest).
XE : Perlakuan dengan menggunakan model pembalajaran CLIS
(Children learning in science).
Xk : perlakuan tanpa menggunakan model pembalajaran CLIS
(Children learning in science).
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian.2 Sedangkan sampel
adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.3 Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa-siswi kelas IV SD Islam Al-syukro Universal. Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok, yaitu:
a. Kelompok eksperimen, yaitu kelompok siswa yang mendapat model
pembelajan CLIS (children learning in science). Sample yang terpilih
sebagai kelas eksperimen adalah kelas IV B dengan jumlah 23 siswa.
2 Suharsimi,.Op.Cit., h. 173.
3 Ibid,.h.174.
30
b. Kelompok kontrol, yaitu kelompok siswa yang tidak mendapatkan
model pembelajaran CLIS (children learning in science). Sample
yang terpilih sebagai kelas control adalah kelas IV A dengan jumlah
23 siswa.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling, yaitu pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan
penelitian.4 Penentuan sampel dilakukan dengan memilih dua kelas yang memiliki
kesamaan karakter, baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara-
cara yang dipergunakan untuk memperoleh data empiris yang dipergunakan untuk
penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tes. Tes adalah seperangkat rangsangan (Stimulus) yang diberikan kepada
seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar
bagi penetapan skor angka.5 Tes yang dimaksud adalah tes objektif pilihan ganda.
Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu ditentukan sumber data,
kemudian jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan
secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:
4 Amirul hadi dan haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,
2005),h. 37.
5 Ibid,. h. 139.
31
Tabel 3.2 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber Data Jenis Data Teknik
Pengumpulan Data Instrumen
Kelas
eksperimen dan
kelas kontrol
Hasil belajar siswa
sebelum diterapkan
pembelajaran dengan
menggunakan model
pembalajaran CLIS
( Children Learning in
Science)
Melaksanakan tes
awal (pretest)
Butir soal
pilihan
ganda
Kelas
eksperimen dan
kelas kontrol
Hasil belajar siswa
setelah diterapkan
pembelajaran dengan
menggunakan CLIS
( Children Learning in
Science)
Melaksanakan tes
akhir (posttest)
Butir soal
pilihan
ganda
Kelas
eksperimen dan
kontrol
Hasil observasi peneliti
pada saat pembelajaran
menggunakan CLIS pada
kelas eksperimen.
Peneliti dibantu oleh
observer (guru mata
pelajaran)
mengamati proses
pembelajaran
Lembar
observasi
Pretest adalah tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan awal
sebelum program pembelajaran dilakukan. Posttest adalah tes yang
dimaksudkan untuk mengukur prestasi belajar setelah subjek dikenankan variabel
eksperimental. Posttest juga dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan yang
terjadi antara tes yang dilakukan setelah suatu program pembelajaran dilakukan.6
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian diartikan sebagai alat yang dapat menunjang sejumlah
data yang diasumsikan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menguji
hipotesis penelitian. Instrumen dalam penelitian ini adalah instrumen tes berupa
tes objektif pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Tes adalah serentetan
6 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2006),
h.102.
32
pertanyaan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.7
Penggunaan tes objektif memiliki beberapa kebaikan yaitu mengandung
lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya lebih representatif mewakili isi dan
luas bahan, lebih objektif, dapat dihindari campur tangannya unsur-unsur subjektif
baik dari segi siswa maupun guru yang memeriksa. Selain itu juga tes objektif
dalam pemeriksaanya lebih mudah dan dapat diserahkan oleh orang lain.8
Tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen sama dengan tes yang
diberikan kepada kelompok kontrol. Tes disusun berdasarkan indikator yang
disesuaikan dengan KTSP yang dilakukan sebelum pembelajaran (pretest) dan
sesudah pembelajaran (posttest). Instrumen diukur pada aspek kognitif yang
meliputi pengetahuan atau ingatan (C1), pemahaman (C2). Dan penerapan (C3).
Instrumen ini harus memenuhi empat kriteria, yaitu validitas, reabilitas, taraf
kesukaran, dan daya pembeda.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menentukan konsep dan sub konsep berdasarkan KTSP
2. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian
3. Membuat soal berdasarkan instrumen penelitian
4. Instrumen yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan ke dosen pembimbing
5. Melakukan uji coba instrumen
Sebelum membuat instrumen, terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen
agar soal yang dibuat mengacu pada indikator kemampuan konsep sifat dan
perubahan wujud benda. Kisi-kisi tes hasil belajar merupakan rencana kongkret
yang dipersiapkan sebagai petunjuk arah pengembangan tes sesuai dengan tujuan
pemakaiannya.9 Kisi-kisi tes pada pokok bahasan ini dibuat sebanyak 7 indikator
dan 37 pertanyaan. Tabel kisi-kisi instrumen dengan penelitian dengen
mengunakan model pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) dapat
dilihat pada tabel 3.3 dibawah.
7 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta, rineka Cipta, 2008) h. 35.
8 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara , 2013)
h.180. 9 Mudjijo, Tes Hasil Belajar,(Jakarta : Bumi Aksara, 1995), h 74.
33
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar
Kompetensi
dasar Konsep
Uraian
materi Indikator
Tingkat pengetahuan dan
nomor soal ∑
Soal
%
Soal C1 C2 C3
6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu
Sifat benda
padat, cair
dan gas
Wujud benda
padat, cair,
dan gas
memiliki
sifat tertentu
Menyebutkan contoh benda padat dan cair dan gas dalam kehidupan
sehari-hari
1*
5
3
11
7
9 6 16,2%
Mendeskripsikan sifat benda padat, cair, dan
gas.
2*
4*
8
12*
16* 5 13,5%
Menunjukan bukti sifat benda padat, cair, dan gas.
21
14*
6
18*,10
13,20*
26,17*
9 24,4%
Membedakan antara benda padat, cair, dan
gas.
15,19*
22**,
24*
27
23* 6 16,2%
6.2
Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud Cair → padat → cair → gas → cair ; padat → gas
Perubahan
wujud benda
Perubahan
wujud cair
padat
cair; cair
gas cair;
padat gas
Mengidentifikasi
perubahan
wujud benda
dari cair →
padat → cair
25
31
35* 3 8,1%
Mengidentifikasi
perubahan
wujud benda
cair → gas →
cair.
34
32*
28*
30* 4 10,8%
Mengidentifikasi
perubahan
wujud benda
padat → gas .
29
37*
33*
36* 4 10,8%
∑ soal 4 18 15 37 100%
% soal 10, 9% 48,6% 40,5%
Ket. * = Soal Valid
** = Valid oleh dosen
Selain itu peneliti juga menggunakan lembar observasi untuk mengetahui
bagaimana proses pembelajaran yang terjadi pada kelas eksperimen yang diberi
34
perlakuan dengan penggunaan model pembelajaran CLIS dan kelas kontrol yang
tanpa diberi perlakuan penggunaan model pembelajaran CLIS. Observasi sebagai
alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi sebenarnya
maupun situasi buatan.10
F. Kontrol Terhadap Validitas Internal
1. Tes
Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu instrumen diujicobakan
kepada populasi siswa yang bukan sampel penelitian. Instrumen diuji coba
terlebih dahulu pada kelas 5 yang terdiri dari 42 siswa. Pengujian instrumen
dilakukan dikelas 5 karena pada kelas 4 sudah mempelajari materi sifat dan
perubahan wujud benda. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengukur validitas,
realibilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah suatu instrumen layak digunakan sebagai alat pengumpul
data atau tidak.
a. Uji Validitas Instrumen
Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau sahih, yakni
sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. 11Artinya, bahwa valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada
mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki
dengan tepat. Validitas merupakan ciri dari instrument yang sangat penting.
Validitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas isi (Content validity).
Sebagaimana dikutip oleh Suharsimi Arikunto, Scarvia B. Aderson dan
kawan-kawan menyatakan sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut
mengukur apa yang seharusnya diukur.12 Validitas instrumen yang digunakan
adalah validitas isi. Maksudnya butir-butir soal yag disusun disesuaikan dengan
materi. Pengujian validitas butir dalam penelitian ini menggunakan rumus product
moment dari pearson.
10 Anas Sudjiono.Pengantar Evaluasi Pendidikan.(Jakarta: RajaGrafindoPersada.2013).
Cet. 13.h.76.
11
Sukardi,Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Opreasionalnya,( Jakarta:Bumi Aksara,2011),
h.30. 12
Suharsimi Arikunto, Op.Cit. h.80.
35
= Reliabilitas antar variabel X da variabel Y
Banyak siswa
= Skor butir soal
= Skor total
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka dibandingkan
dengan . Harga diperoleh dengan menentukan derajat kebebasanya
dengan rumus df = n – 2 pada taraf signifikan 5%, dengan ketentuan jika
sama atau lebih besar dengan , maka soal tersebut dinyatakan valid.
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen peneliitian, dari 37 soal
yang diujicobakan diperoleh 20 soal valid.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen adalah ketepatan alat evaluasi dalam mengukur atau
ketepatan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu. Menurut Suharsimi Arikunto,
sebuah tes dikatakan reliabel jika hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketepatan
jika diteskan kepada subjek yang sama.13 Reliabilitas instrumen penelitian ini
dicari dengan rumus Kuder Richadson 20. Karena instrumen yang digunakan
berupa soal pilihan ganda, dengan rumus sebagai berikut:14
Keterangan:
r II : reliabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi siswa yang menjawab benar
q : proporsi siswa yang menjawab salah
13
Ibid,. h. 100. 14
Ibid,. h. 115.
36
∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : banyaknya item
S : standar deviasi dari tes
Dengan kualifikasi koefisien reabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0.91-1.00 Sangat tinggi
0.71-0.90 Tinggi
0.41-0.70 Cukup
0.21-0.40 Rendah
<0.20 Sangat rendah
Dari 37 soal yang telah diuji coba, diperoleh 20 soal yang valid, dengan
reliabilitas 0,67. Namun, peneliti hanya menggunakan 20 butir soal. Hal ini
berdasarkan pada proporsi keterwakilan masing-masing indikator. Maka dari itu
peneliti hanya menggunakan soal no 1, 2, 4, 12, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 22,23, 24,
28, 30, 32, 33, 35, 36, 37, untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa
mengenai sifat dan perubahan wujud benda.
c. Taraf kesukaran butir soal
Suharsimi Arikonto mengatakan, soal yang baik adalah soal yang tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.15Menurutnya, hal tersebut perlu
diperhatikan karena soal yang terlalu mudah tidak meransang siswa untuk berfikir
lebih maju, begitu pula sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan membuat siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat lagi untuk mencobanya. Oleh
karena itu, soal yang dibuat untuk mengukur tes hasil belajar sebaiknya adalah
15
Daryanto.Op.Cit.h. 179.
37
soal yang dapat menjangkau semua kemampuan siswa. Untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal yang dibuat, sebaiknya pembuat soal harus melakukan perhitungan
tingkat kesukaran soal. Atas dasar pertimbangan itu, dalam penelitian ini peneliti
melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal dengan menggunakan rumus :16
Dimana:
P = indeks tingkat kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab soal benar
JS= jumlah seluruh siswa peserta tes
Interprestasi mengenai tingkat kesukaran yang diperoleh digunakan
tabel klasifikasi berikut ini:
Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal
Taraf Kesukaran Klasifikasi
0.00-0.30 Soal sukar
0.30 - 0.70 Soal sedang
0.70 - 1.00 Soal mudah
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pintar dengan siswa yang tidak pintar. Adapun rumus yang
digunakan untuk mencari daya pembeda soal adalah:17
=
Dimana:
D = daya pembeda
16
Ibid., h. 180.
17
Ibid,. h. 183.
38
BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab salah
JA = jumlah peserta kelompok atas
JB = jumlah peserta kelompok bawah
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:
Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Klasifikasi
0.00 – 0.20 Jelek
0.20 – 0.40 Cukup
0.40 – 0.70 Baik
0.70 – 1.00 Baik sekali
Berdasarkan hasil perhitungan uji daya pembeda butir soal intrumen,
diperoleh 15 butir soal dengan daya beda “sangat jelek” 5 butir soal, “jelek”, 9
butir soal, “cukup” dan 14 butir soal, daya beda “baik” 6 butir soal dan “sangat
baik” 3. Berdasrkan hasil perhitungan uji validitas, daya pembeda, dan taraf
kesukaran dari tiap soal dapat dilihat rekapitulasi analisis butir soal.
1. Non tes
Non tes yaitu berupa lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk
melihat proses pembelajaran selama berlangsungnya pembelajaran. Lembar
observasi ini didalamnya terdapat indikator-indikator yang yang terdapat dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan mengarahakan pada keatifan siswa
selama berlangsungnya pembelajaran menggunakan model pembelajaran CLIS
(Children Learning in Science). Uji validitas untuk lembar observasi
menggunakan validitas konstruksi (construct validity).
39
F. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah
melakukan penelitian. Data yang diperoleh dari sampel dengan menggunakan
instrumen yang telah valid dan reliabel akan dianalisis untuk menjawab
permasalahan dan menguji hipotesis yang telah diajukan. Data yang diperoleh
melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis dengan maksud
agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis.
Pengolahan data dan penganalisisan data tersebut digunakan statistik. Data terbagi
menjadi dua kelompok, yaitu data kualitatif (observasi) dan data kuantitatif (tes).
1. Data Kualitatif
Teknik Analisis Data Observasi
Untuk mengetahui hasil dari data observasi digunakan perhitungan persentase.
2. Data Kuantitatif
Teknik analisis data tes hasil belajar, langkah-langkah yang ditempuh dalam
penggunaan statistik untuk pengolahan data tersebut adalah:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi
sampel yang diteliti. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji Liliefors. Langkah-
langkah uji Liliefors adalah sebagai berikut pertama, diurutkan data sampel dari
yang terkecil hingga terbesar, kemudian menentukan nilai Zi dari tiap-tiap data
dengan rumus:
Zi =
Keterangan:
Zi = skor baku
Xi = skor data
= mean/rata-rata
S = simpangan baku/standar deviasi
40
Setelah menemukan nilai Zi, selanjutnya tentukan besar peluang untuk masing-
masing nilai Zi berdasarkan tabel Zi sebutkan dengan F (Zi) dengan aturan jika Zi
> 0, maka F (Zi) 0,5 + nilai tabel, jika Zi < 0, maka F(Zi) 0,5 – nilai tabel.
Kemudian hitung proporsi Z1, Z2, Z3,…Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi.
Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Zi), maka:
S (Zi) =
Setelah memperoleh nilai proporsi langkah selanjutnya menghitung selisih nilai F
(Zi) – S (Zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.Ambil nilai terbesar di antara
harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai ini dinamakan Lo. Memberi interpretasi
Lo dengan membandingkan Lt. Lt adalah harga yang diambil dari tabel harga
kritis uji Liliefors. Terakhir mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt
yang telah didapat. Apabila Lo < Lt, maka sampel berasal dari distribusi normal.18
b. Uji Homogenitas
Digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai
varians yang sama (homogen) atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian
homogenitas menggunakan uji Fisher (F). Adapun prosedur pengujiannya adalah
sebagai berikut:19
a. Menentukan hipotesis
H0 : 2
2
2
1
H1 : 2
2
2
1
b. Cari Fhitung dengan rumus:
terkecilVarians
terbesarVariansF
c. Tetapkan taraf signifikansi ()
d. Hitung Ftabel dengan rumus:
1,1
2
tabel21
FF
nn
18 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), Cet. 3, h.466.
19 Ibid., . 249.
41
e. Tentukan kriteria pengujian H0, yaitu:
Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima
Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak
Adapun pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H0 : Kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama.
H1 : Kedua kelompok sampel mempunyai varians yang berbeda.
c. Uji Hipotesis
Setelah data terbukti normal, Rumus yang digunakan untuk melakukan uji- t
adalah:20
Dengan:
Keterangan:
: rata-rata skor kelompok eksperimen
: rata-rata skor kelompok kontrol
: varians gabungan
: varians kelompok eksperimen
: varians kelompok kontrol
: jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
: jumlah anggota sampel kelompok kontrol
Setelah melakukan uji-t, langkah selanjutnya adalah mengajukan hipotesis,
dengan melakukan uji kesamaan dua rata-rata hasil pretest, dalam bentuk: Ho: X
= Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor
pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen, atau Ha: X Y, yang artinya
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skorpretest kelas kontrol
dengan kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
20
Ibid,. h. 239
42
Kemudian diuji kesamaan dua rata-rata posttest dalam bentuk Ho: X = Y,
artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor postest kelas
kontrol dengan kelompok eskperimen, atau Ha: X Y, yang artinya terdapat
perbedaan yang signifikan antara rata-rata skorpostest kelas ekpserimen dengan
kelas kontrol. Selanjutnya diuji kesamaan dua rata-rata tes sumatif Ho: X = Y,
artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor tes sumatif
kelas kontrol dengan kelas eksperimen, atau Ha: X Y, yang artinya terdapat
perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelas eksperimen dengan
kelas kontrol. Setelah selesai melakukan uji kesamaan dua rata-rata pretest dan
posttest dan tes sumatif kedua sampel, langkah selanjutnya adalah Pertama
menghitung nilai thitung dengan menggunakan rumus uji-t dan menentukan derajat
kebebasan (dk), dengan rumus: dk = (n1 – 1) +( n2 – 1), setelah itu menetukan nilai
t-tabel dengan dan mengajukan hipotesis dalam bentuk:
Jika thitung< ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika thitung> ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
d. Hipotesis Statistik
Secara statistik hipotesis dinyatakan sebagai berikut:
Ho =
Ha =
Keterangan:
Ho = Hipotesis nihil
Ha = Hipotesis alternative
μ1 = Rata-rata hasil belajar IPA siswa yang menggunakan
model pembelajaran children learning in scince (CLIS)
μ2 = Rata-rata hasil belajar IPA siswa yang menggunakan
pendekatan konvensional.
43
e. Uji Normal Gain
Hake berpendapat bahwa dengan mendapatkan nilai rata-rata gain
ternormalisir maka secara kasar akan dapat mengukur efektifitas suatu
pembelajaran dalam pemahaman konseptual. Berikut ini adalah rumus gain
Ternormalisasi. 21
N-GAIN =
Tabel 3.7 Kriterian Nilai N-Gain
Kriteria Nilai Gain
N-Gain- tinggi (g) > 0,70
N-Gain-sedang 0,70 e”(g)e” 0,30
N-Gain-rendah (g) < 0,30
21
David E. Meltzer, The relationship between mathematics preparation and conceptual learning gains in physics: a possible “hidden variable” in diagnostic pretest scores .Department of Physics and Astronomy, Iowa State University.h.3.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pembelajaran dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Penulis memberikan perlakuan yang berbeda
pada kedua kelompok. Kelompok eksperimen belajar dengan menggunakan
model pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) sedangkan kelompok
kontrol belajar secara konvensional dengan menggunakan metode ceramah dan
demonstrasi, konsep yang diambil adalah konsep sifat dan perubahan wujud
benda.
Sebelum memberikan perlakuan kepada kedua kelompok peneliti
memberikan Pretest terlebih dahulu, sehingga kesamaan kemampuan awal kedua
kelompok penelitian dapat diketahui. Kemudian penulis memberikan Posttest
dengan soal yang sama dengan soal Pretest.
Hasil belajar akhir siswa (Posttest) akan dianalisis untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh model pembelajaran CLIS (Children Learning In science)
terhadap hasil belajar siswa pada konsep sifat dan perubahan wujud benda.
Berikut ini adalah perolehan hasil belajar yaitu pretest dan posttest yang didapat
dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, hasil pengujian prasyarat
analisis data hasil belajar, dan hasil pengujian hipotesis. Maka data-data yang
telah diperoleh dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Deskripsi Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan data pretest hasil belajar pada kelompok
eksperimen dari 23 siswa yang dijadikan sampel, diperoleh data skor terendah 20
dengan jumlah siswa yang mendapat skor terendah pada interval 20 sampai 30
sebanyak 5 siswa (21,73%). Sedangkan skor tertinggi 80 dengan jumlah siswa
yang mendapat skor tertinggi pada interval 75 sampai 80 sebanyak 2 siswa
(8,69%). Skor terbanyak berada pada interval 31 sampai 41 sebanyak 6 siswa
(26,086%), skor rata-rata sebesar 44,6 dengan siswa yang mendapat skor diatas
rata-rata sebanyak 7 siswa (30,43%) dan siswa yang mendapat skor di bawah rata-
45
rata sebanyak 16 siswa (69,56%), varians sebesar 263,52 dan standar deviasi
sebesar 16,233.
Hasil perhitungan data pretest hasil belajar pada kelompok kontrol dari 23
siswa yang dijadikan sampel, diperoleh data skor terendah 25 dengan siswa yang
mendapat skor terendah pada interval 25-36 sebanyak 3 siswa (13,04%).
Sedangkan skor tertinggi 90 dengan jumlah siswa yang medapat skor tertinggi
pada interval 85 sampai 96 sebanyak 2 siswa (8,69%). Skor terbanyak berada
pada interval 49 sampai 60 sebanyak 10 siswa (43,47%), skor rata-rata sebesar
50,32 dengan siswa mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 12 siswa (52,17%)
dan siswa yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 11 siswa (47,82%),
varians sebesar 230,51 dan standar deviasi sebesar 15,182.
Data di atas dapat dilihat pada Gambar 4.1, sedangkan perhitungan
lengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Gambar 4.1 Histogram Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
2. Deskripsi Data Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan data posttest hasil belajar pada kelompok
eksperimen dari 23 siswa yang dijadikan sampel, diperoleh data skor terendah 45
dengan jumlah siswa yang mendapat skor terendah pada interval 45 sampai 53
46
sebanyak 2 siswa (8,69%). Sedangkan skor tertinggi 95 dengan jumlah siswa yang
mendapat skor tertinggi pada interval 90 sampai 98 sebanyak 3 siswa (13,04%).
Skor terbanyak berada pada interval 72 sampai 80 sebanyak 11 siswa (47,82%),
skor rata-rata sebesar 75,6 dengan siswa mendapat skor di atas rata-rata sebanyak
17 siswa (73,91%) dan siswa yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 6
siswa (26,08%), varians sebesar 136,06 dan standar deviasi sebesar 11,664.
Hasil perhitungan data posttest hasil belajar pada kelompok kontrol dari 23
siswa yang dijadikan sampel, diperoleh data skor terendah 30 dengan jumlah
siswa yang mendapat skor terendah pada interval 30 sampai 38 sebanyak 3 siswa
(13,04%). Sedangkan skor tertinggi 80 dengan jumlah siswa yang mendapat skor
tertinggi pada interval 75 sampai 83 sebanyak 6 siswa (26,08%) dan merupakan
terbanyak, skor rata-rata sebesar 57,08 dengan siswa yang mendapat skor di atas
rata-rata sebanyak 8 siswa (34,72%) dan siswa yang mendapat skor di bawah rata-
rata sebanyak 15 siswa (52,17%) , varians sebesar 293,26 dan standar deviasi
sebesar 17,124. Data di atas dapat dilihat pada Gambar 4.2 sedangkan perhitungan
lengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Gambar 4.2 Histogram Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan posttest kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol yang terdiri dari 23 siswa. disajikan dalam bentuk
rekapitulasi analisis deskriptif berupa rata-rata (mean), nilai tengah (median), skor
47
terbanyak yang diperoleh siswa (modus), dan standar deviasi dapat dilihat pada
tabel 4.1 dibawah ini:
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Data
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest Postest Pretest Postest
Nilai tertinggi 80 95 90 80
Nilai terendah 20 45 25 30
Mean 44,6 75,6 50,32 57,08
Median 42,6 76 49,1 55,6
Modus 36 75,7 50,5 78,1
Standar Deviasi 16,233 11,664 15,182 17,124
Berdasarkan tabel di atas, ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil
pretest untuk kelompok eksperimen yaitu: nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 20,
rata-rata (mean) sebesar 44,6, media sebesar 42,6, modus sebesar 36, dan standar
deviasi 16,233. Untuk kelompok kontrol diperoleh skor terbesar 90 dan skor
terkecil 25, rata-rata (mean) sebesar 50,32, median sebesar 50,32, modus sebesar
50,5 dan standar deviasi sebesar 15,182. Sedangkan ukuran pemusatan dan
penyebaran data hasil posttest untuk kelompok eksperimen yaitu: nilai tertinggi
95 dan nilai terendah 45, rata-rata (mean) sebesar 75,6, media sebesar 76, modus
sebesar 75,7, dan standar deviasi 11,664. Untuk kelompok kontrol diperoleh skor
terbesar 80 dan skor terkecil 30, rata-rata (mean) sebesar 57,08, median sebesar
55,6, modus sebesar 78,1 dan standar deviasi sebesar 17,124.
3. Deskripsi Hasil Belajar Berdasarkan Indikator dan Jengjang kognitif
Dalam penelitian ini terdapat dua materi yang dibahas yaitu materi sifat
benda dan perubahan wujud benda. Dengan dua kompetensi dasar peneliti
membuatnya kedalam tujuh indikator, jadi dalam penelitian ini ada tujuh
indikator yang harus dicapai siswa. Selanjutnya pencapaian hasil belajar per
indikator akan disajikan pada tabel 4.2 sebagai berikut :
48
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Belajar Pretest dan Postest Per Indikator
Materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda
No Indikator Pretest Postest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
1 Menyebutkan contoh benda padat dan cair dan gas dalam kehidupan sehari-hari. (1 butir soal)
91,30 %
95,65%
100%
100%
2. Mendeskripsikan sifat benda padat, cair, dan gas. (4 butir soal)
40,21% 39,13% 84,78% 45,65%
3. Menunjukan bukti sifat benda padat, cair, dan gas. (4 butir soal)
41,30% 46,73% 75% 68,47%
4. Membedakan antara benda padat, cair, dan gas. (4 butir soal)
50% 53,26% 78,26% 61,95%
5. Mengidentifikasi perubahan
wujud benda dari cair → padat
→ cair.(1 butir soal) 60,87% 86,95% 82,60% 86,95%
6. Mengidentifikasi perubahan
wujud benda cair → gas →
cair. (3 butir soal )
31,88% 37,68% 50,72% 49,27%
7. Mengidentifikasi perubahan
wujud benda padat → gas .
(3 butir soal)
33,33% 56,52% 84,05% 79,71%
Dari tabel 4.2 terlihat bahwa ketercapaian indikator satu pada tes pretest
kelas kontrol lebih tinggi dari pada kelas eksperimen, begitu pula pada indikator
empat, enam, dan tujuh. Sedangkan pada indikator dua, tiga, dan lima kelas
eksperimen lebih unggul di banding kelas kontrol. Ketercapaian indikator pada tes
posttest terjadi peningkatan, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol,
dimana pada indikator satu terjadi peningkatan 100% pada kedua kelas.
Sedangkan indikator dua terdapat selisih 39,13% antara kelas eksperimen dengan
kelas kontrol, indikator tiga mempunyai selisih 6,6% antara kelas eksperimen
dan kontrol, indikator empat terdapat selisih 16,31%, pada indikator tujuh terdapat
selilih 4,34% antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan pada
49
indikator lima kelas kontrol lebih unggul dibanding kelas eksperimen hal ini
dikarenakan pada indikator lima hanya terwakilkan oleh satu butir soal yang
berkaitan tentang perubahan wujud benda dari cair ke padat. Sedangkan pada
indikator enam masing-masing dari kelas kontrol maupun kelas eksperimen belum
mencapai nilai KKM hal ini dikarenakan pada satu pertemuan terdapat tiga
indikator yang dibahas dan dilakukannya percobaan sehingga peneliti kurang
mengontrol tiap kelompok untuk melakukan percobaan sesuai prosedur. Hal ini
mengakibatkan peneliti kurang mengetahui indikator yang belum dipahami oleh
peserta didik. Namun dari ketujuh indikator yang diberikan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan sudah mencapai nilai rata-
rata yang signifikan.
Analisis data pretest kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdasarkan
jenjang kognitif ditunjukan pada diagram berikut:
Gambar 4.3 Diagram Persentase Data Pretest Berdasarkan Jenjang Kognitif
Hasil Belajar Siswa
Gambar 4.3 menunjukkan persentase pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol berdasarkan jenjang kognitif C1, C2, dan C3. Pada diagram di atas, terlihat
bahwa persentase data pretest kelas eksperimen pada jenjang kognitif C2 dan C3
lebih rendah daripada kelas kontrol, sedangkan pada jenjang kognitif C1 lebih
tinggi daripada kelas kontrol. Perbedaan tersebut disebabkan karena siswa lebih
50
banyak mempelajari konsep IPA secara konvensional, sehingga kemampuan siswa
tidak merata pada semua jenjang kognitif. Sedangkan analisis data posttest kelas
eksperimen maupun kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif ditunjukan pada
diagram berikut :
Gambar 4.4 Diagram Persentase Data Posttest Berdasarkan Jenjang Kognitif
Hasil Belajar Siswa
Gambar 4.4 menunjukkan persentase posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol berdasarkan jenjang kognitif pada kemampuan C1, C2, dan C3. Pada
diagram di atas, terlihat bahwa kelas eksperimen dan kontrol setelah diberi
perlakuan yang berbeda, memiliki kemampuan akhir yang berbeda pada semua
proses kognitif. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa hasil postest siswa
kelas eksperimen pada semua jenjang kognitif (C1, C2, dan C3) mengalami
peningkatan dan nilai kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini
sesuai dengan tujuan penelitian yaitu model pembelajaran CLIS berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa pada askpek kognitif yakni C1, C2, dan C3.
4. Deskriptif Hasil Observasi Penelitian
Hasil observasi penelitian, observasi ini dilakukan oleh guru mata pelajaran
IPA terhadap peneliti ketika melaksanakan perlakuan terhadap kelas eksperimen
51
maupun kontrol. observasi ini sebanyak 4 kali, sesuai dengan pertemuan yang
dilakukan. Indikator observasi yang digunakan berupa rangkaian kegiatan pada
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) hal ini dilakukan untuk menguatkan
bahwa peneliti telah benar-benar melaksanakan penelitian dan memberikan
perlakuan pada kelas eksperimen sesuai dengan tahapan-tahapan pada model
pembelajaran model pembelajaran CLIS (Children Learning in Science). Untuk
lebih jelasnya peneliti menyajikannya dalam bentuk tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4. 3 Persentase Hasil Observasi Guru Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Kelas Eksperimen
No Kegiatan Guru Pertemuan
I II III IV
1 Persiapan 100 % 100% 100% 50%
2 Fase orientasi 100% 100% 100% 100%
3 Fase Elistisasi 100% 100% 100% 100%
4 Fase restrukturisasi 100% 87,5% 87,5% 100%
5 Fase aplikasi 100% 100% 100% 100%
6 Fase review 100% 100% 100% 100%
Kelas Kontrol
1. Pendahuluan 100% 75% 75% 100%
2. Kegiatan inti 100% 100% 100% 100%
3. Penutup 100 % 66.6% 66,6% 100%
Dari tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa terdapat beberapa tahapan yang
tidak dilaksanakan oleh peneliti pada kelas eksperimen misalnya pada pertemuan
dua,tiga, dan empat. Pada tahap persiapan peneliti tidak melakukan ice breaking
dan pada fase restrukturisasi peneliti tidak dapat menilai langsung hasil kerja
siswa karena keterbatasan waktu. Sedangkan pada kelas kontrol terjadi hal yang
sama pada pertemuan dua dan tiga, pada tahap pendahuluan peneliti tidak
melakukan ice breaking sedangkan pada tahap penutup peneliti tidak dapat
menilai langsung hasil kerja siswa karena keterbatasn waktu.
52
B. Analisis dan Interpretasi Data
Berdasarkan uji persyaratan analisis data, maka sebelum dilakukan
pengujian hipotesis perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap data
hasil penelitian. Uji persyaratan analisis yang perlu dipenuhi adalah uji normalitas
dan uji homogenitas.
1. Pengujian Persyaratan Analisis Data
Beberapa hasil uji prasyarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
a. Hasil uji normalitas
Hasil uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors. Data
dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu data pretest dan posttest.
1) Hasil uji normalitas pretest eksperimen dan kontrol
Dari hasil pengujian eksperimen diperoleh nilai Lhitung = 0,017 dan untuk
kelompok kontrol diperoleh Lhitung = 0,080. Dari tabel harga kritis uji Liliefors
dengan taraf signifikan (α) = 0,05 untuk n = 23 maka didapat harga Ltabel = 0,190
dengan kriteria:
Lhitung ≤ Ltabel : data terdistribusi normal
Lhitung ˃ Ltabel : data tidak terdistribusi normal
Hasil pengujian normalitas pretest eksperimen dan kontrol, dapat dilihat
pada Tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest Eksperimen dan Kontrol
Data Eksperimen Kontrol
N 23 23
Lhitung 0,017 0,080
Ltabel 0,190 0,190
Kesimpulan Berdistribusi normal Berdistribusi normal
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa data pretest kelompok
eksperimen dan kontrol berdistribusi normal, karena memenuhi kriteria Lhitung ≤
Ltabel.
53
2) Hasil uji normalitas posttest eksperimen dan kontrol
Dari hasil pengujian eksperimen diperoleh nilai Lhitung = 0,044 dan untuk
kelompok kontrol diperoleh Lhitung = 0,055. Dari tabel harga kritis uji Liliefors
dengan taraf signifikan (α) = 0,05 untuk n = 23 maka didapat harga Ltabel = 0,190
dengan kriteria:
Lhitung ≤ Ltabel : data berdistribusi normal
Lhitung ˃ Ltabel : data tidak berdistribusi normal
Hasil pengujian normalitas posttest eksperimen dan kontrol, dapat dilihat
pada Tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Posttest Eksperimen dan Kontrol
Data Eksperimen Kontrol
N 23 23
Lhitung 0,044 0,055
Ltabel 0,149 0,149
Kesimpulan Berdistribusi normal Berdistribusi normal
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa data posttest kelompok
eksperimen dan kontrol berdistribusi normal, karena memenuhi kriteria Lhitung
≤ Ltabel.
b. Hasil uji homogenitas
Hasil uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua
keadaan atau populasi. Uji homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan
kehomogenan populasi. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji
Fisher. Data dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu data pretest dan posttest.
1) Hasil uji homogenitas pretest
Dari hasil pengujian homogenitas pretest, diperoleh nilai Fhitung = 0.96
sedangkan nilai Ftabel = 2.04 pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan jumlah siswa
sebanyak 23, sehingga berdasarkan hasil tersebut, dinyatakan bahwa kedua
kelompok homogen.
54
2) Hasil uji homogenitas posttest
Dari hasil pengujian homogenitas posttest, diperoleh nilai Fhitung = 0,49
sedangkan nilai Ftabel = 2.04 pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan jumlah siswa
sebanyak 23, sehingga berdasarkan hasil tersebut, dinyatakan bahwa kedua
kelompok homogen.
Hasil uji homogenitas, peneliti sajikan dalam tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Eksperimen dan Kontrol
Data Pretest Posttest
n data 23 23
S2Eksperimen 233,6484 134.6881
S2Kontrol 241,966 273.8185
FHitung 0,96 0,49
FTabel 2,04 2,04
Kesimpulan Homogen Homogen
Berdasarkan hasil dari variansi kedua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kontrol memiliki kriteria yang berbeda, maka dari pengujian
kedua kelompok tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua sampel yang diuji
adalah berasal dari kelompok yang homogen.
2. Hasil Uji Hipotesis
Analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu pengujian hipotesis:
a. Hipotesa statistic
Hipotesa statistik pada hasil penelitian ini adalah:
Ho : µA ≤ µB
Ha : µA ˃ µB
Ho : Tolak Ho karena µA ˃ µB (76,08 ˃ 56,08)
Ha : Terima Ha atau tolak Ho karena µA ˃ µB (76,08 ˃ 56,08)
Maka berdasarkan hipotesa statistik tersebut, dapat dirumuskan suatu
kesimpulan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih
besar dibandingkan nilai rata-rata hasil belajar kelompok kontrol.
55
Uji signifikansi dengan t-test (uji-t)
Analisa data yang diperoleh dari hasil penelitian dilakukan dengan uji-t pada
taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Berikut adalah hasil uji hipotesis yang disajikan
dalam bentuk tabel.
4.7 Tabel Uji Hipotesis Pretest Posttest
Statistik
Pretest Postest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
N 23 23 23 23
S2 244,26 252,96 140,81 286,26
Sgab 15,76 14,61
t hitung -1,26 4,65
t table 1,68 1,68
Keputusan Tidak terdapat perbedaan Terdapat perbedaan
b. Kriteria
Kriteria penerimaan atau penolakan Ho adalah:
1) Jika thitung > ttabel maka tolak Ho dan Ha diterima
2) Jika thitung < ttabel maka terima Ho dan Ha ditolak
3) Jika thitung > -ttabel maka tolak Ho dan Ha diterima
4) Jika -thitung > ttabel maka terima Ho dan Ha ditolak
Dari tabel 4.4, pada nilai prettest menunjukan bahwa thitung < ttabel yaitu -
1,26 < 1,68 sehingga hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatife (Ha)
ditolak. Maka tidak terdapat perbedaan antara hasil prettest kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Dengan demikian kedua kelas memiliki kemampuan yang homogen
dan kedua kelas layak dijadikan sampel penelitian.
Berdasarkan kriteria penerimaan atau penolakan Ho dan data hasil
penelitian, maka kriteria hasil penelitian ini termasuk kriteria nomor 1 yaitu thitung
> ttabel (4,65 > 1,68) maka tolak Ho dan Ha diterima, dan dapat dirumuskan suatu
kesimpulan yaitu terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran Model (Children Learning in Science) dengan siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional pada konsep benda dan sifatnya.
56
3. Hasil Uji N-Gain
Dalam penelitian ini juga menggunakan uji n-gain, untuk melihat selisih
antara hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan model
pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) dengan hasil belajar siswa
yang menggunakan metode konvensional. Untuk uji n-gain digunakan rumus
normalized gain.
Perolehan nilai rata-rata uji Normal Gain secara lengkap dapat dilihat pada
tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.8 Hasil N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistik Normal Gain
Eksperimen Kontrol
N 23 23
N-gain-tinggi 6 0
N-gain-sedang 16 12
N-gain-rendah 1 11
0,564 0,164
Dari tabel 4.6 diatas , menunjukan bahwa rata-rata nilai N-Gain kelas
eksperimen lebih besar dibandingkan rata-rata nilai N-Gain kelas kontrol. dengan
rata-rata nilai N-Gain kelas kontrol 1,64. Sedangkan perolehan nilai rata-rata N-
Gain yang berhasil dicapai kelas eksperimen adalah 0,564. Dari hasil ini maka
dapat dilihat bahwa perolehan selisih nilai pretest dan posttest kelas eksperimen
lebih besar dari perolehan selisih nilai pretest dan posttest pada kelas kontrol.
Siswa yang memperoleh g-tinggi pada kelas eksperimen lebih banyak, yaitu
26%, sedangkan pada kelas kontrol 0%. Begitu pula dengan siswa yang
memperoleh g-sedang pada kelas eksperimen, yaitu 69%, sedangkan pada kelas
kontrol 52%. Pada kelas eksperimen terdapat 4% siswa mendapat g-rendah,
sedangkan di kelas kontrol 47 %.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa hasil tes yang
dilakukan sebelum pembelajaran (pretest) diketahui nilai rata-rata kelompok
eksperimen sebesar 44,60 dan kelompok kontrol sebesar 50,32. Adapun hasil tes
setelah pembelajaran (posttest) diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen
57
sebesar 75,60 dan nilai rata-rata kelompok kontrol sebesar 57,08. Dari
perbandingan ini didapat peningkatan nilai rata-rata hasil pretest-posttest
kelompok eksperimen sebesar 31 sedangkan pada kelompok kontrol hanya 6,7.
Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata hasil pretest-posttest kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol sebesar 24,23. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya
peningkatan nilai rata-rata hasil pretest-posttest yang lebih besar antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol dipengaruhi oleh adanya penerapan
model pembelajaran CLIS (Children Learning in Science).
Kelompok eksperimen dan kontrol berada pada data distribusi normal, baik
dari hasil uji pretest, maupun dari hasil uji posttestnya. Hal tersebut terbukti pada
hasil uji persyaratan yang menyatakan bahwa Lhitung < Ltabel. Selain itu kedua
kelompok ini bersifat homogen. Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis juga
menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol dengan thitung sebesar 4,65 yang lebih besar dari ttabel sebesar
1,68. Berdasarkan perhitungan analisis data melalui uji hipotesis dengan uji-t,
maka perbedaan skor hasil belajar IPA siswa dari kelompok tersebut signifikan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran
CLIS (Children Learning in Science) dapat berpengaruh positif terhadap hasil
belajar IPA siswa.
Perbedaan hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dan kontrol
disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, pembelajaran dengan menggunakan
model CLIS (Children Learning in Science) mengarahkan kepada peran aktif
siswa (Student centered), dimana siswa diberikan peluang untuk mengontruksi
pengetahuannya sendiri dan terlibat langsung selama proses pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan perinsip belajar kontruktivisme, satu prinsip yang paling penting
dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan
pengetahuan kepada siswa, akan tetapi siswa harus membangun sendiri
pengetahuan di dalam benaknya.1 Kedua, model pembelajaran CLIS sangat
mengutamakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa bukan hasil
dari mengingat seperangkat fakta- fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri,
1
Trianto, Model –model pembelajaran inovatif Berorientasi Kontruktivistik,(Jakarta:
Prestasi pustaka, 2007) hlm.13.
58
melalui kegiatan praktikum. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam mengajar
IPA dengan model pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) adalah
tugas guru hanya sebagai fasilitator dan mediator, yakni membantu siswa untuk
belajar menemukan dan mengungkapkan gagasan yang dimiliki siswa dan
menggunakan keterampilan proses mereka untuk memperoleh lebih banyak ilmu
pengetahuan. Karenanya dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
model CLIS siswa terlihat lebih aktif. Dikutip dari suparno dalam trianto belajar
merupakan kontruksi kognitif melalui kegiatan seseorang, pandangan ini
memberikan penekanan bahwa pengetahuan kita adalah bentukan kita sendiri.2
Ketiga, karena siswa mengontruksi pengetahuannya sendiri dan melakukan
kegiatan praktikum, ini akan menimbulkan pengalaman nyata bagi siswa sehingga
belajar menjadi bermakna. Belajar melibatkan pembentukan “makna” oleh siswa
dari apa yang mereka lakukan, lihat, dan dengar menurut West and pines dikutip
dari nuryani.3 Keempat, siswa diberi kesempatan untuk bertukar gagasan melalui
kegiatan diskusi, menurut Arends dalam Trianto, pembelajaran diskusi
mempunyai arti suatu situasi dimana guru dengan siswa atau siswa dengan siswa
yang lain saling bertukar pendapat secara lisan, saling berbagi gagasan dan
pendapat.4
Kelima, siswa secara terbuka merasa model pembelajaran CLIS (Children
Learning in Science) dapat melatih dirinya untuk mengontuksi pengetahuannya
dengan cara melakukan kegiatan praktikum/eksperimen dan berdiskusi, sehingga
siswa dapat mengemukakan gagasanya secara individu dalam kelompoknya,
siswa dapat menerima perbedaan gagasan dengan siswa lain dalam kelompoknya,
siswa memiliki kesempatan untuk berbicara dan mengembangkan gagasanya.
Sehingga dapat mengembangkan daya kreativitasnya dalam menemukan
hubungan baru mengenai konsep sifat dan perubahan wujud benda Dengan
adanya LKS, siswa dapat melakukan kegiatan ilmiah mengenai konsep benda dan
sifatnya yang tidak menghabiskan banyak waktu, sehingga memudahkan siswa
dalam memahami konsep benda dan sifatnya melalui LKS.
2
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu.( Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 75.
3 Nuryani rustaman,dkk ,Materi Dan Pembelajaran IPA SD, (Jakarta;
PDGK4503/3sks/UT. 2010), h.2.6. 4 Trianto, Op.Cit,. h. 117.
59
Dengan model pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) guru
sangat terbantu dalam melaksanakan proses belajar dan begitu pula dengan siswa
khususnya dalam memahami konsep sifat dan perubahan wujud benda dengan
lebih mudah sehingga hasil belajar IPA siswa menjadi lebih baik.
Hasil belajar IPA tersebut didapat dari kemampuan siswa dalam memahami
suatu konsep sifat dan perubahan wujud benda setelah melakukan proses belajar
IPA dengan model pembelajaran CLIS (Children Learning in Science). Proses
belajar IPA ditandai dengan adanya perubahaan pemahaman, kecakapan, dan
tingkah laku pada diri siswa itu sendiri. Hal ini dikarenakan melalui kegiatan
pembelajaran yang mengaitkan antara materi dengan kehidupan nyata siswa dan
lingkungan, maka siswa akan lebih mudah untuk memahami materi yang sedang
dipelajari selain itu materi yang diperoleh langsung dipraktekan sendiri oleh
siswa.
Secara terbuka siswa lainnya merasa model pembelajaran CLIS (Children
Learning in Science) ini sangat tepat jika digunakan pada proses belajar IPA
dengan konsep yang lain. dimana konsep tersebut harus banyak memberikan
kegiatan ilmiah sama seperti pada konsep sifat dan perubahan wujud benda, yaitu
yang berkaitan dengan dunia nyata, agar siswa dapat lebih mudah memahami
konsep tertentu.
Sementara itu, kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan pembelajaran
konvensional lebih terasa membosankan. Karena siswa pasif dan tidak terlibat
langsung dalam kegiatan praktikum karena guru yang mendemonstrasikan pada
siswa, karenanya siswa hanya menerima materi pembelajaran, tanpa memberikan
kontribusi ide dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa
metode adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar
mengajar. Dikatakan demikian karena metode dapat mempengaruhi jalannya
kegiatan belajar mengajar.5
Berdasarkan hasil pengamatan, terlihat bahwa pembelajaran IPA dengan
pembelajaran konvensional tidak mampu menumbuhkan kemampuan siswa secara
menyeluruh tentang konsep pelajaran. Kondisi seperti ini membuat suasana kelas
5 Pupuh Fathurrahman dan M. Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islam, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), h.59
60
menjadi membosankan dan terkesan kelas hanya menjadi milik guru, karena
kegiatan pembelajaran yang terjadi adalah guru aktif memberikan informasi,
sedangkan siswa hanya pendengar pasif yang harus menerima informasi dari guru.
Hal ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dan belajar menjadi
tidak bermakna, belajar bermakna tidak akan terwujud dengan mendengarkan
ceramah atau membaca buku tentang pengalaman orang lain.6
Berdasarkan uraian di atas dan hasil penelitian dengan menggunakan data
berupa hasil belajar IPA pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran CLIS
(Children Learning in Science) terhadap hasil belajar IPA siswa.
6 Trianto,.Op.cit,. h. 75.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa pada konsep sifat dan perubahan wujud benda. Hal ini terlihat
pada rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
Children Learning In Science (CLIS) lebih baik dari pada rata-rata hasil belajar
siswa yang tidak menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science
(CLIS) atau demonstrasi. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa pada konsep sifat dan perubahan wujud benda.
B. Saran
Dalam penggunaan model pembelajaran Children Learning In Science
(CLIS) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi
Sifat dan perubahan wujud benda di kelas IV, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan demi keberhasilan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan,
yaitu:
1. Guru diharapkan menerapkan model pembelajaran Children Learning In
Science (CLIS) sebab model Clis dapat memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar siswa.
2. Guru hendaknya memilih materi yang dapat dikaitkan dengan dunia nyata
siswa dan lingkungan. Serta alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan
praktikum bisa dengan mudah dan terjangkau didapatkan oleh siswa,
sehingga tidak menyulitkan siswa baik sarana dan dana.
3. Sekolah hendaknya memberikan jadwal pembelajaran untuk mata pelajaran
IPA tidak dipenggal oleh jam istirahat maupun dilakukan pada jam terakhir.
62
4. Pada penelitian ini instrumen soal tidak secara merata terdistribusi pada
setiap indikatornya, sehingga disarankan pada penelitian berikutnya
diperlukan memperhatikan hal tersebut.
5. Untuk peneliti selanjutnya hendaknya menggunakan bentuk pertanyaan
uraian terbuka untuk memunculkan gagasan-gagasan dari siswa di setiap
kegiatan pembelajaran.
6. Dengan adanya berbagai keterbatasan dalam penelitian ini, maka hendaknya
dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan
menggunakan model CLIS dapat diterapkan dan memberikan hasil yang lebih
baik pada semua materi pelajaran IPA.
63
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik .Jakarta:
Rineka Cipta, 2006.
-------------------------. Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara, 2013.
Azzam, Much. Akrab dengan Dunia IPA 4. Jakarta : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2012.
Badan Standar Nasional Pendidikan, Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006.
Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta, 2008.
Djamarah, Syaiful bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar Jakarta:RinekaCipta, 2010.
Fathurohman, Pupuh dan M Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar, Cet.Ke-3. Bandung: refika aditama, 2009.
Fensham, J Peter, Development and Dilemmas in Science Education. (British library cataloguing in publication data, 2005).
Fitriastuti, Fatika Candra “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Melalui
Model Pembelajaran Children Learning in Science Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V Materi Gaya Magnet SDN 2 Tlobong Delanggu.
Surakarta: Skripsi FKIP, UMS, 2011.
Hadi, Amirul dan Daryono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia, 2005.
Hanafiah, Nanang dan Cucu Hanafiah, Konsep Strategi Pembelajaran.Bandung:
Refika Aditama.2012.
Handayani, sri dkk. “Pengembangan Model Children Learningin Science Meningkatkan Keterampilan Berpikir Rasional. Jurnal pendidikan, 2004.
Ihsan, Fuad,. Dasar-Dasar Kependidikan. Cet Ke-3. Jakarta:Asdimahasaty, 2001.
Leni, Pengaruh Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)
Terhadap Hasil Belajar Siswa.Jakarta:Skripsi FITK UIN, 2012
64
Minarti, Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran CLIS Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas V SDN Mangunsari. Salatiga : Skripsi FKIP UKSW, 2012.
Mudjijo, Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Akasara, 1995.
Rini, Era Catur Styo “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model
Pembelajaran Chiildren Learning IN Science (CLIS) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Ngembatpadas I Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen”.Surakarta: Skripsi FKIP UMS, 2012.
Rustaman, Nuryani dkk.,.Materi Dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2010.
Samatowa, Usman. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar.Jakarta: Indeks, 2010.
Sudjana, Metoda Statistika. Bandung : Tarsito, 2005
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Cet.Ke-11. Bandung: PT. Rosda Karya, 2006.
Sudjana, Nana dan Ibrahim,Penelitian dan Penilaian Pendidikan,.Bandung:
SinarBaru,1998.
Sudjiono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011.
Sukardi, Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta, 2010.
Suminar, Ila. Peningkatan Hasil Belajar IPA Tentang Energi Dan Kegunaannya
Melalui Model Pemebalajran CLIS Pada Siswa Kelas II. Jakarta : Skripsi FIP UNJ, 2012.
Sutarno, Nono. Materi dan Pembelajaran IPA SD.Jakarta: Universitas
Terbuka,2007.
Suryabarata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.
Susanto, Pudyo.Keterampilan Dasar Mengar IPA Berbasis Kontruktivisme.
Malang: Universitas Negeri Malang, 2002.
Susanti, Ni Luh Desi dkk. Model Pembelajaran CLIS Berbantuan Media Grafis Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus Srikandi Denpasar Timur. 2, 2014.
65
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Cet.Ke-
14.Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.
Tim Bina Karya Guru. Science 4A. Jakarta : Erlangga, 2010.
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik . Jakarta: Pretasi Pustaka, 2007.
--------, Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Widodo, Ari dkk. Pendidikan IPA di SD.Bandung: Upi pres, 2007.
66
s
LAMPIRAN 1
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR
Standar Kompetensi : Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya.
Kompetensi Dasar : 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiIiki sifat tertentu.
6.2 Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud Cair → padat → cair → gas → cair ; padat → gas.
NO
Indikator
Kemampuan
Naskah soal Nomor soal
Kunci
jawaban
C1 C2 C3
1. Menyebutkan contoh benda
padat dan cair dan gas dalam kehidupan sehari-hari
6 soal – 2 soal valid
√
√
Benda manakah yang merupakan benda padat …
a. Kecap c. Minyak Goreng
b. Pensil d. Parfum
perhatikan nama –nama benda cair berikut:
1. kecap manis 3. minyak
2.air 4.madu
Benda cair apa yang paling cepat mengalir ...
a. 1 c.3
1
(valid)
3
B
B
67
s
√
√
√
√
b.2 d.4
Manakah yang termaksud benda gas …
a. udara c. air
b. kerikil d.asap
Apa wujud benda yang dipompoakan kedalam ban kendaraan adalah…..
a. cair c.padat
b.gas d.cair, padat, dan gas
Manakah cairan yang bisa digunakan untuk melarutkan
gula
a. minyak tanah c. spirtus
b. bensin d. air
Manakah yang termaksud contoh benda padat
a. kayu, sirup, dan nitrogen
b. plastik, kayu, dan besi
c. kecap, oksigen, dan plastik
d. Sirup, minyak, dan oksigen
5
7
9
11
A
B
D
B
68
s
2.
Mendeskripsikan sifat benda
padat, cair, dan gas.
5 soal – 3 soal valid
√
Apakah sifat benda gas ….
a. bentuknya tidak bisa berubah
b. bentuknya tetap
c. bentuknya berubah sesuai tempatnya
d. bentuknya satu macam
2
(valid)
C
√
√ √
Apakah sifat yang dimiliki benda cair …
a. volumenya berubah-ubah c. ukuranya tetap
b.bentuknya tetap d. dapat melarutkan zat
Apakah sifat dari benda padat ….
a.bentuknya tetap c.bentuknya tidak tetap
b.menyebar ke seluruh ruangan d. dapat berubah wujudnya
Manakah yang bukan merupakan sifat benda cair …
a. bening
b. sesuai dengan wadahnya
c. permukaanya selalu datar
d. mengalir ketempat yang rendah
4
(valid) 8
12
(valid)
D
A
A
69
s
√ Waterpass menggunakan prinsip
sifat benda cair yaitu
a. mengalir ke tempat yang lebih rendah
b. permukaannya selalu datar
c. meresap melalui celah-celah kecil
d. bentuknya berubah sesuai wadahnya
16 (valid)
B
3. Menunjukan bukti sifat benda
padat, cair, dan gas.
9 soal – 3 soal valid
√
√
√
Benda padat manakah yang paling cepat larut dalam
air ..
a. gula merah c. gulapasir
b. garam d.kopi
Mengapa tissu dapat digunakan untuk menyeka keringat …
a. keringat mengalir
b. bentuk keringat seperti wadahnya
c. keringat dapat ditarik oleh benda lain
d. keringat dapat meresap ke pori-pori tissu
Seperti apakah bentuk udara yang ada didalam botol ..
a. tersebar c. botol
b. gelas d. tak ada bentuknya
18
(valid)
6
10
B
D
C
70
s
√
√
√
√
Benda apakah yang larut didalam air …
a. gula dan garam c. susu dan pasir
b. santan dan minyak d. sirup dan oli
udara akan memuai jika terkena …
a. panas c. benda tajam
b. es d. benda cair
Air selalu bergerak menuju tempat yang lebih ….
a. bersih c. kering
b. luas d. rendah
gambar disamping menunjukan bahwa gas
atau udara ….
a. mempunyai berat
b. mempunyai isi
c.mempunyai tekanan
d. memenpati ruang
13
21
14
(valid)
20
(valid)
A
A
D
A
71
s
√
√
pada percobaan
diatas dapat membuktikan …
a. air menempati wadahnya
b. air mempunyai berat
c. permukaan air selalu datar
d. air mengalir dari tempat tinggi ketampat rendah
Gambar yang benar adalah ….
26
17
(valid)
D
B
4. Membedakan antara benda padat,
cair, dan gas.
6 soal – 2 soal
√
Benda manakah yang dapat mengalir adalah ….
a.kerikil c. air
b. bata d. pasir
15
C
72
s
√
√
√
√
√
Benda apakah yang memiliki sifat bentuknya tetap …
a. batu c. air
b. udara d. plastisin
Benda apakah yang memilki sifat volume dan bentuknya
tetap …
a. padat c. gas
b.cair d. padat dan cair
* Sifat apakah yang dimiliki benda gas …
a.bentuk tidak tetap, ukuirannya tetap
b. bentuk dan ukurannya
c. bentuk dan ukuranya tidak tetap
d. bentunya tetap, ukurannya tidak tetap
benda apakah yang tidak dapat kita lihat, tetapi dapat kita
rasakan …
a. benda padat c. benda cair
b. benda gas d. benda kasar
perhatikan kemasan-kemasan berikut !
19
(valid)
24
(valid)
22
(valid)
27
23
(valid)
A
A
C
B
D
73
s
Pernyataan yang tepat menurut perkiraanmu adalah
a. gula lebih ringan daripada kerupuk
b.kapas lebih berat daripada kerupuk
c.kerupuk lebih ringan daripada kapas
d.gula lebih berat daripada kapas
5 Mengidentifikasi perubahan wujud benda dari cair → padat →
cair
3 soal – 1soal valid
√
√
√
Manakah yang merupakan peristiwa melebur ...
a. lilin meleleh c. lilin membeku
b. air mendidih d. air menguap
benda manakah yang dapat mencair jika dipanaskan ….
a. mentega c. batu
b. tanah d. kayu
pembuatan es batu merupakan contoh dari perubahan
wujud zat …..
a. padat ke gas c. cair ke padat
b.cair ke gas d. gas ke padat
25
31
35
(valid)
A
A
C
74
s
6 Mengidentifikasi perubahan
wujud benda cair → gas → cair
4 soal – 3 soal valid
√
√
√
Manakah yang termaksud contoh dari peristiwa
mengembun
a. gula larut dalam air
b. air mendidih ketika dimasak
c. uap minuman menjadi butiran air
d. kamper menjadi gas yang menyebar
perubahan uap menjadi cair terjadi pada peristiwa …
a. kamper yang disimpan
b. nafas yang dihembuskan ke kaca
c. air yang dimasaka mendidih
d. es batu yang yang disimpan di udara terbuka
perubahan wujud apakah yang terjadi pada
pemanasan air secara terus menerus sampai habis
a. gas ke cair c. cair ke gas
b. cair ke cair d. cair ke padat
30
(valid)
28
(valid)
32
(valid)
C
B
C
75
s
√
Perhatikan gambar dibawah ini !
Mengapa dinding pada gelas basah ….
a. air meresap melalui pori-pori
b. es mencair sehingga tumpah
c. es menguap dan menempel pada gelas
d. uap air disekitar gelas mengembun
34
D
7 Mengidentifikasi perubahan
wujud benda padat → gas
4 soal – 3 soal Valid
√
√
√
Perubahan wujud benda dari padat menjadi gas disebut
…
a. membeku c. mengkristal
b. mencair d. menyublim
Manakah contoh bahan yang dapat menyublim …
a. batu kapur c. kapur tulis
b. kapur tohor d. kapur barus
perubahan wujud apakah yang memerlukan panas
37
(valid)
33
(valid)
29
D
D
B
76
s
Keterangan : C1 = Mengingat, C2 = Memahami, C3 = Mengaplikasikan * : Soal yang divalidkan
√
a. lilin mengeras
b. air menguap
c.kapur barus menguap
d. uap air mengembun
kamar mandi dapat harum karena kamper, perubahan
pada kamper disebut …
a. mencair c. menyublim
b. membeku d. mengembun
36
(valid)
C
77
LAMPIRAN 2 TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 42 Butir Soal= 37 Nama berkas: F:\INA SKRIP\SKRIPSI INA ISPARINA\LAMPIRAN FIX\INSTRUMEN\HASIL ANATES\UJI VALID ANATES.ANA No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 41 97.62 Sangat Mudah 2 2 27 64.29 Sedang 3 3 38 90.48 Sangat Mudah 4 4 20 47.62 Sedang 5 5 21 50.00 Sedang 6 6 40 95.24 Sangat Mudah 7 7 38 90.48 Sangat Mudah 8 8 39 92.86 Sangat Mudah 9 9 37 88.10 Sangat Mudah 10 10 15 35.71 Sedang 11 11 41 97.62 Sangat Mudah 12 12 27 64.29 Sedang 13 13 40 95.24 Sangat Mudah 14 14 35 83.33 Mudah 15 15 0 0.00 Sangat Sukar 16 16 11 26.19 Sukar 17 17 24 57.14 Sedang 18 18 11 26.19 Sukar 19 19 37 88.10 Sangat Mudah 20 20 26 61.90 Sedang 21 21 30 71.43 Mudah 22 22 22 52.38 Sedang 23 23 33 78.57 Mudah 24 24 32 76.19 Mudah 25 25 33 78.57 Mudah 26 26 36 85.71 Sangat Mudah 27 27 37 88.10 Sangat Mudah 28 28 24 57.14 Sedang 29 29 2 4.76 Sangat Sukar 30 30 15 35.71 Sedang 31 31 36 85.71 Sangat Mudah 32 32 26 61.90 Sedang 33 33 30 71.43 Mudah 34 34 24 57.14 Sedang 35 35 39 92.86 Sangat Mudah 36 36 34 80.95 Mudah 37 37 38 90.48 Sangat Mudah
78
DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 42 Klp atas/bawah(n)= 11 Butir Soal= 37 Nama berkas: F:\INA SKRIP\SKRIPSI INA ISPARINA\LAMPIRAN FIX\INSTRUMEN\HASIL ANATES\UJI VALID ANATES.ANA No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 1 11 10 1 9.09 2 2 10 3 7 63.64 3 3 11 10 1 9.09 4 4 5 2 3 27.27 5 5 6 5 1 9.09 6 6 11 11 0 0.00 7 7 11 9 2 18.18 8 8 10 10 0 0.00 9 9 10 8 2 18.18 10 10 5 2 3 27.27 11 11 11 10 1 9.09 12 12 8 4 4 36.36 13 13 11 10 1 9.09 14 14 10 7 3 27.27 15 15 0 0 0 0.00 16 16 6 1 5 45.45 17 17 9 4 5 45.45 18 18 5 1 4 36.36 19 19 11 8 3 27.27 20 20 10 3 7 63.64 21 21 11 7 4 36.36 22 22 9 5 4 36.36 23 23 8 5 3 27.27 24 24 11 3 8 72.73 25 25 10 7 3 27.27 26 26 11 8 3 27.27 27 27 11 9 2 18.18 28 28 8 4 4 36.36 29 29 1 1 0 0.00 30 30 8 2 6 54.55 31 31 11 11 0 0.00 32 32 11 2 9 81.82 33 33 10 3 7 63.64 34 34 7 5 2 18.18 35 35 11 8 3 27.27 36 36 11 5 6 54.55 37 37 11 8 3 27.27
79
RELIABILITAS TES ================ Rata2= 25.21 Simpang Baku= 4.50 KorelasiXY= 0.51 Reliabilitas Tes= 0.67 Nama berkas: F:\INA SKRIP\SKRIPSI INA ISPARINA\LAMPIRAN FIX\INSTRUMEN\HASIL ANATES\UJI VALID ANATES.ANA No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 1 Abel 13 8 21 2 2 Ing wening 16 14 30 3 3 Mutiara r 15 12 27 4 4 Eva sinta aisyah 14 12 26 5 5 Siti azahra 16 12 28 6 6 Raihan bilal ... 14 11 25 7 7 Nathan dwi p 9 7 16 8 8 Herinta 14 9 23 9 9 Ryan rafif azia 11 6 17 10 10 Azam Yusuf zain 10 7 17 11 11 Alisha nur fa... 17 15 32 12 12 Jasmine aretha 16 13 29 13 13 Najma r marsya 16 15 31 14 14 Kayla 15 7 22 15 15 Ilham ramadhan 11 4 15 16 16 syahrul A Sut... 18 11 29 17 17 Sislandika an... 15 4 19 18 18 Alief 13 10 23 19 19 Firtsya fidela 13 6 19 20 20 Alya hirahmah 15 9 24 21 21 Sherena arabela 14 9 23 22 22 Adika 14 14 28 23 23 Marshanda 15 13 28 24 24 sabila lutfia... 15 8 23 25 25 Putri 13 14 27 26 26 Dira 10 10 20 27 27 Rafif 14 10 24 28 28 Zidane 14 10 24 29 29 M.rizki fadilah 11 11 22 30 30 Lily NazwaMus... 15 15 30 31 31 Claresta PM 15 17 32 32 32 Salma deswita 16 9 25 33 33 Safana sania 15 14 29 34 34 Khnaza aura p... 15 14 29 35 35 Dimas fikri 15 14 29 36 36 Ahmad muhaimi... 16 14 30 37 37 Zacky 14 13 27 38 38 M. pandu 15 11 26 39 39 A. danang par... 13 13 26 40 40 Fauzan 16 14 30 41 41 Fathan 15 14 29 42 42 nathan 14 11 25
80
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 42 Butir Soal= 37 Nama berkas: F:\INA SKRIP\SKRIPSI INA ISPARINA\LAMPIRAN FIX\INSTRUMEN\HASIL ANATES\UJI VALID ANATES.ANA No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 1 0.324 Signifikan 2 2 0.327 Signifikan 3 3 0.143 - 4 4 0.340 Signifikan 5 5 0.102 - 6 6 0.061 - 7 7 0.180 - 8 8 0.138 - 9 9 0.200 - 10 10 0.288 - 11 11 0.289 - 12 12 0.405 Sangat Signifikan 13 13 0.212 - 14 14 0.453 Sangat Signifikan 15 15 NAN NAN 16 16 0.422 Sangat Signifikan 17 17 0.367 Signifikan 18 18 0.337 Signifikan 19 19 0.316 Signifikan 20 20 0.523 Sangat Signifikan 21 21 0.114 - 22 22 0.153 - 23 23 0.313 Signifikan 24 24 0.631 Sangat Signifikan 25 25 0.221 - 26 26 0.249 - 27 27 0.117 - 28 28 0.377 Signifikan 29 29 -0.111 - 30 30 0.490 Sangat Signifikan 31 31 -0.011 - 32 32 0.634 Sangat Signifikan 33 33 0.671 Sangat Signifikan 34 34 0.269 - 35 35 0.554 Sangat Signifikan 36 36 0.433 Sangat Signifikan 37 37 0.527 Sangat Signifikan Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208 Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
81
REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 25,21 Simpang Baku= 4,50 KorelasiXY= 0,51 Reliabilitas Tes= 0,67 Butir Soal= 37 Jumlah Subyek= 42 Nama berkas: F:\UJI VALID ANATES.ANA Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 1 9,09 Sangat Mudah 0,324 Signifikan 2 2 63,64 Sedang 0,327 Signifikan 3 3 9,09 Sangat Mudah 0,143 - 4 4 27,27 Sedang 0,340 Signifikan 5 5 9,09 Sedang 0,102 - 6 6 0,00 Sangat Mudah 0,061 - 7 7 18,18 Sangat Mudah 0,180 - 8 8 0,00 Sangat Mudah 0,138 - 9 9 18,18 Sangat Mudah 0,200 - 10 10 27,27 Sedang 0,288 - 11 11 9,09 Sangat Mudah 0,289 - 12 12 36,36 Sedang 0,405 Sangat Signifikan 13 13 9,09 Sangat Mudah 0,212 - 14 14 27,27 Mudah 0,453 Sangat Signifikan 15 15 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 16 16 45,45 Sukar 0,422 Sangat Signifikan 17 17 45,45 Sedang 0,367 Signifikan 18 18 36,36 Sukar 0,337 Signifikan 19 19 27,27 Sangat Mudah 0,316 Signifikan 20 20 63,64 Sedang 0,523 Sangat Signifikan 21 21 36,36 Mudah 0,114 - 22 22 36,36 Sedang 0,153 - 23 23 27,27 Mudah 0,313 Signifikan 24 24 72,73 Mudah 0,631 Sangat Signifikan 25 25 27,27 Mudah 0,221 - 26 26 27,27 Sangat Mudah 0,249 - 27 27 18,18 Sangat Mudah 0,117 - 28 28 36,36 Sedang 0,377 Signifikan 29 29 0,00 Sangat Sukar -0,111 - 30 30 54,55 Sedang 0,490 Sangat Signifikan 31 31 0,00 Sangat Mudah -0,011 - 32 32 81,82 Sedang 0,634 Sangat Signifikan 33 33 63,64 Mudah 0,671 Sangat Signifikan 34 34 18,18 Sedang 0,269 - 35 35 27,27 Sangat Mudah 0,554 Sangat Signifikan 36 36 54,55 Mudah 0,433 Sangat Signifikan 37 37 27,27 Sangat Mudah 0,527 Sangat Signifikan
82
Lampiran 3
Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal Uji Coba Instrumen
No Soal Validitas Taraf Kesukaran Daya
Pembeda Keterangan
1 Valid Sangat mudah Jelek Digunakan
2 Valid Sedang Baik Digunakan
3 Tidak Valid Sangat Mudah Jelek Tidak Digunakan
4 Valid Sedang Cukup Digunakan
5 Tidak Valid Sedang Jelek Tidak Digunakan
6 Tidak Valid Sangat Mudah Jelek Tidak Digunakan
7 Tidak Valid Sangat Mudah Jelek Tidak Digunakan
8 Tidak Valid Sangat Mudah Sangat jelek Tidak Digunakan
9 Tidak Valid Sangat Mudah Sangat Jelek Tidak Digunakan
10 Tidak Valid Sedang cukup Tidak digunakan
11 Tidak Valid Sangat mudah Jelek Tidak Digunakan
12 Valid Sedang Cukup Digunakan
13 Tidak Valid Sangat mudah Jelek Tidak Digunakan
14 Valid Mudah cukup Digunakan
15 NAN Sangat sukar Sangat Jelek Tidak Digunakan
16 Valid Sukar Baik Digunakan
17 Valid Sedang Baik Digunakan
18 Valid Sukar Cukup Digunakan
19 Valid Sangat Mudah Cukup Tidak Digunakan
20 Valid Sedang Baik Digunakan
21 Tidak Valid Mudah Cukup Tidak Digunakan
22 Valid** Sedang Cukup Digunakan
23 Valid Mudah Cukup Digunakan
24 Valid Mudah Sangat Baik Digunakan
25 Tidak Valid Mudah Cukup Tidak Digunakan
26 Tidak Valid Sangat Mudah Cukup Tidak digunakan
27 Tidak Valid Sangat Mudah Jelek Tidak Digunakan
28 Valid Sedang Cukup Digunakan
29 Tidak Valid Sangat sukar Sangat Jelek Tidak Digunakan
30 Valid Sedang Baik Digunakan
31 Tidak Valid Sangat mudah Sangat Jelek Tidak Digunakan
32 Valid Sedang Sangat baik Digunakan
33 Valid Mudah Sangat baik Digunakan
34 Tidak valid Sedang Jelek Tidak digunakan
35 valid Sangat mudah cukup Digunakan
36 Valid Mudah Baik Digunakan
37 Valid Sangat mudah Cukup Digunakan
83
LAMPIRAN 4
SOAL PRETEST DAN POSTTEST
TAHUN PELAJARAN 2013-2014
Mata Pelajaran : IPA Waktu : 60 Menit
Hari/Tanggal : Kelas/ semester : IV/ 1
Berilah tanda (X) pada salah satu huruf a, b, c, atau d yang kamu anggap benar!
1. Benda manakah yang merupakan benda padat …
a. Kecap c. Minyak Goreng
b. Pensil d. Parfum
2. Apakah sifat benda gas ….
a. bentuknya tidak bisa berubah c. bentuknya berubah sesuai tempatnya
b. bentuknya tetap d. bentunya satu macam
3. Manakah yang bukan merupakan sifat benda cair …
a. bening c. permukaanya selalu datar
b. sesuai dengan wadahnya d. mengalir ketempat yang rendah
4. Apakah sifat yang dimiliki benda cair …
a. volumenya berubah-ubah c. ukuranya tetap
b.bentuknya tetap d. dapat melarutkan zat
5. Air selalu bergerak menuju tempat yang lebih ….
a. bersih c. kering
b. luas d. rendah
6. Waterpass menggunakan prinsip sifat benda cair yaitu …
a. mengalir ke tempat yang lebih rendah
b. permukaannya selalu datar
c. meresap melalui celah-celah kecil
d. bentuknya berubah sesuai wadahnya
84
7. Gambar yang benar adalah ….
8. Benda padat manakah yang paling cepat larut dalam air . . .
a. gula merah c. gula pasir
b. garam d. kopi
9. Benda apakah yang memiliki sifat bentuknya tetap …
a. batu c. air
b. udara d. plastisin
10. gambar disamping menunjukan bahwa gas atau udara ….
a. mempunyai berat
b. mempunyai isi
c.mempunyai tekanan
d. menempati ruang
11. Sifat apakah yang dimiliki benda gas …
a. bentuk tidak tetap, ukuirannya tetap
b. bentuk dan ukurannya tetap
c. bentuk dan ukuranya tidak tetap
d. bentunya tetap, ukurannya tidak tetap
12. Perhatikan kemasan-kemasan berikut !
Pernyataan yang tepat menurut perkiraanmu adalah . . .
a. gula lebih ringan daripada kerupuk c.kerupuk lebih ringan daripada kapas
b.kapas lebih berat daripada kerupuk d.gula lebih berat daripada kapas
85
13. Benda apakah yang memiliki sifat volume dan bentuknya tetap . . .
a. padat c. gas
b.cair d. padat dan cair
14. perubahan uap menjadi cair terjadi pada peristiwa …
a. kamper yang disimpan
b. nafas yang dihembuskan ke kaca
c. air yang dimasak mendidih
d. es batu yang yang disimpan di udara terbuka
15. Manakah yang termaksud contoh dari peristiwa mengembun. ..
a. gula larut dalam air
b. air mendidih ketika dimasak
c. uap minuman menjadi butiran air
d. kamper menjadi gas yang menyebar
16. Perubahan wujud apakah yang terjadi pada pemanasan air secara terus menerus sampai
habis . . .
a. gas ke cair c. cair ke gas
b. cair ke cair d. cair ke padat
17. Manakah contoh bahan yang dapat menyublim …
a. batu kapur c. kapur tulis
b. kapur tohor d.kapur barus
18. Pembuatan es batu merupakan contoh dari perubahan wujud zat …..
a. padat ke gas c. cair ke padat
b.cair ke gas d. gas ke padat
19. kamar mandi dapat harum karena kamper, perubahan pada kamper disebut …
a. mencair c. menyublim
b. membeku d. mengembun
20. Perubahan wujud benda dari padat menjadi gas disebut …
a. membeku c. mengkristal
b. mencair d. menyublim
86
LAMPIRAN 5
Kunci Jawaban
1. B
2. C
3. A
4. D
5. D
6. B
7. B
8. B
9. A
10. A
11. C
12. D
13. A
14. B
15. C
16. C
17. D
18. C
19. C
20. D
87
LAMPIRAN 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS EKSPERIMEN)
Pertemuan 1
Satuan Pendidikan : SD Islam Al-syukro Universal
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/1 (empat/satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi :
6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara
penggunaan benda berdasarkan sifatnya.
I. Kompetensi Dasar:
6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair , dan gas memilki sifat tertentu.
II. Indikator :
1. Menyebutkan contoh benda padat,
2. Medeskripsikan sifat benda padat.
3. Menunjukan bukti sifat benda padat.
III. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menyebutkan contoh benda padat dalam kehidupan
sehari- hari.
2. Siswa dapat Mendeskripsikan sifat benda padat.
3. Siswa dapat menunjukan bukti sifat benda padat.
IV. Nilai Karakter yang dikembangkan
Religius, percaya diri, kerjasama, tanggung jawab, aktif, disiplin, rasa ingin tahu
V. Materi Pembelajaran :
A. Sifat Dan Wujud Benda
Ada tiga macam wujud zat, yaitu padat, cair dan gas
88
1) Zat padat
Zat padat adalah zat yang mempunyai sifat bentuk dan volume tetap.
Contohnya adalah batu, meja, kapur tulis, pensil, dan lain-lain.
VI. Metode Pembelajaran :
Model : CLIS (Children Learning in Science)
Metode : Ceramah,tanya jawab, diskusi, dan eksperimen.
Teknik : individu dan kelompok
VII. Langkah- Langkah pembelajaran
Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahuluan
Kegiatan Awal
- Guru memberikan salam , absensi
- Guru memberikan ice breaking
Fase Orientasi
- Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan menjelaskan
model pembelajaran yang
digunakan yaitu CLIS (Children
Learning in Science)
- Guru melakukan apresepsi
dengan menampilkan sebuah
gambar batu, besi , kayu , ban,
dan plastisin.
Kegaiatan Awal
- Siswa menjawab salam
- Siswa mengikuti ice breaking
Tahapan Orientasi
- siswa menyimak tujuan
pembelajaran
- Siswa melihat gambar
Kegiatan Inti Fase Elistisasi
- Guru memberikan pertanyaan
kepada siswa tentang gambar
yang ada di atas.
- “Apa yang kalian ketahui tentang
- Siswa menyimak pertanyaan
yang diberikan oleh guru.
89
gambar diatas ?”
- “Jelaskan sifat benda yang
dimiliki benda diatas
(batu/kayu/ban/ddl)?
- Misalnya batu itu keras, jika
kita membelahnya akan sulit.
- Batu itu padat bentuknya tidak
bisa diubah.
- Batu sangat berat.
Fase Restrukturisasi
Tahapan pertukaran Gagasan
- Guru meminta siswa secara
bergiliran menjawab pertanyaan
diatas
- Guru tidak membenarkan dan
menyalahkan
- Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok
Tahap Pembukaan Situasi
Konflik
- Guru memberikan LKS pada
siswa.
- Guru mengarahkan siswa untuk
melakukan percobaan pada LKS
- Guru membimbing siswa pada
saat melakukan percobaan
tersebut.
Tahapan Kontruksi Gagasan
Baru
- Guru mengarahkan siswa untuk
berdiskusi dan mengerjakan soal
- Siswa menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru
- Siswa membentuk kelompok
- Siswa menyiapkan alat dan
bahan .
- Siswa menyimak pengarahan
guru dan membaca LKS
- Siswa melakukan percobaan
- Siswa menyimak saran guru.
- Siswa berdiskusi dengan
90
pada LKS.
teman sekelompoknya
Fase Aplikasi
- Guru memberikan soal latihan
pada siswa
- Siswa mengerjakan soal
latihan
Kegiatan
Penutup
Fase review
- Guru meminta siswa memberikan
kesimpulan terhadap materi yang
baru dipelajari.
- Guru memberikan penjelasan
tentang sifat –sifat benda padat
sabagai berikut :
- “Benda padat memilki sifat
bentuk dan ukurannya tetap
contohnya seperti batu dan besi.
- Guru menutup pembelajaran
dengan berdoa sesudah belajar.
- Siswa menyimpulkan materi
yang baru saja dipelajari.
- Siswa menyimak penjelasan
guru.
- siswa berdoa
VIII. Alat, Media, dan Sumber Belajar
Alat : Lcd dan netbook dan benda- benda yang digunakan dalam
eksperimen.
Media : Gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
Sumber belajar :
1.Azzam, Much.2012.Akrab dengan dunia IPA 4.Platinum :Solo.hal 90-101.
2. Tim Bina Karya Guru.2010.Science 4A.Erlangga : Jakarta.hal 124-141.
3. Tim Bina Karya Guru. 2010. Science 3A.Erlangga : Jakarta.hal 86-103.
4. Rositawati,S dan Aris muharam.2008. Senangnya belajar IPA 4.Jakarta:
Pusat perbukan. hal 81-99.
91
5. Devy, Poppy K dan Sri anggraeni.2008.IPA untuk SD/MI Kelas 4 .Jakarta:
pusat Perbukuan.hal 83-96.
6. Wahyono, Budi dan Setia Nurachmandani. 2008.IPA 4 untuk SD/MI.Jakarta:
pusat perbukuan. hal 68-79.
IX. Penilaian
No Indikator Teknik Bentuk Instrumen
1. Menyebutkan contoh
benda padat dalam
kehidupan sehari-
hari.
Tes Tulis
Essay
1. Sebutkan tiga wujud benda?
2. Sebutkan contoh benda padat yang kalian
ketahui ?
2 Mendeskripsikan
sifat benda padat.
Tes Lisan
Tulis
Apa yang kalian ketahui tentang gambar
diatas ?”
Jelaskan sifat benda yang dimiliki benda
diatas (batu/kayu/ban/ddl)?
3. “Apakah sifat yang dimiliki benda padat ?
3 Menunjukan bukti
sifat benda padat.
Tes Proyek
Unjuk
kerja
Lembar kerja siswa
KUNCI JAWABAN
1. Padat, cair, dan gas
2. Benda padat: buku, pensil, penggaris
X. PEDOMAN PENSKORAN NON TES
Kelompok
Indikator
Menunjukan Bukti sifat benda padat , cair , dan gas
4 3 2 1
1
2
3
4
Keterangan indikator: Menunjukan bukti sifat sifat benda padat, cair, dan gas.
Keterangan :
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
92
Mengetahui , Ciputat, 19 November 2013
Guru Bidang studi Guru praktikan
Mawar elista S.Pd Ina isparina
Kepala Sekolah
Muhammad Syafe’i, S.Pdi
93
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS EKSPERIMEN)
Pertemuan 2
Satuan Pendidikan : SD Islam Al-syukro Universal
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/1 (empat/satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi :
6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara
penggunaan benda berdasarkan sifatnya.
I. Kompetensi Dasar:
6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair , dan gas memilki sifat tertentu.
II. Indikator :
4. Menyebutkan contoh benda cair dalam kehidupan sehari –hari.
5. Medeskripsikan sifat benda cair.
6. Menunjukan bukti sifat benda cair.
III. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menyebutkan contoh benda cair dalam kehidupan
sehari- hari.
2. Siswa dapat Mendeskripsikan sifat benda cair.
3. Siswa dapat menunjukan bukti sifat benda cair.
IV. Nilai Karakter yang dikembangkan
Religius, percaya diri, kerjasama, tanggung jawab, aktif, disiplin, rasa ingin tahu
V. Materi Pembelajaran :
B. Sifat Dan Wujud Benda
Ada tiga macam wujud zat, yaitu padat, cair dan gas.
2) Zat cair
Zat cair adalah zat yang mempunyai sifat volume tetap, permukaanya selalu
datar, tetapi bentuknya selalu berubah-ubah mengikuti tempatnya, meresap
94
melalui celah celah kecil, mengalir dari tempat tinggi ketempat yang lebih
rendah, menekan ke segala arah, dan dapat melarutkan zat padat tertentu.
Contohnya adalah air, sirup, dan lain-lain.
VI. Metode Pembelajaran :
Model : CLIS (Children Learning in Science)
Metode : Ceramah,tanya jawab, diskusi, dan eksperimen.
Teknik : individu dan kelompok
VII. Langkah- Langkah pembelajaran
Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahuluan
Kegiatan Awal
- Guru memberikan salam , absensi
- Guru memberikan ice breaking
Fase Orientasi
- Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
- Guru melakukan apresepsi
dengan memberikan pertanyaan
- “ pada pertemuan sebelumnya
kalian telah mempelajari tentang
sifat benda padat ? sebutkan!
- Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok (4 kelompok)
- Guru menampilkan sebuah
gambar yang berkaitan tentang
sifat benda cair seperti gambar
kolam renang, bendungan, air
terjun, dan spon yang meresap
Kegaiatan Awal
- Siswa menjawab salam
- siswa mengikuti ice breaking
Tahapan Orientasi
- siswa menyimak tujuan
pembelajaran.
- siswa menjawab pertanyaan
guru
- Siswa membentuk kelompok
- Siswa melihat gambar
95
air.
Kegiatan Inti Fase Elistisasi
- Guru memberikan pertanyaan
kepada siswa tentang gambar
yang baru ditampilkan.
- “ Apa yang kalian lihat dari
gambar tersebut ?”
- “ Jelaskan mengapa permukaan
air dalam kolam renang terlihat
datar? ”
- Jelaskan mengapa tembok
bendungan bagian bawah lebih
tebal dari bagian atas ?
- Jelaskan mengapa air dapat
meresap kedalam spon?
- Jelaskan mengapa air pada air
terjun begitu deras ?
- “Jelaskan sifat yang dimiliki
benda cair yang ada pada gambar
diatas tersebut ?” mengapa?
- Siswa menyimak pertanyaan
yang diberikan oleh guru.
- Karena airnya tenang dan
tempatnya tidak bisa bergerak.
- Supaya lebih bagus, kuat, dan
tahan lama.
- Karena sponnya bolong,
karena air cair.
- Karena terjunnya tinggi,
karena air mengalir.
Fase Restrukturisasi
Tahapan pertukaran Gagasan
- Guru meminta perwakilan siswa
perkelompok secara bergiliran
menjawab pertanyaan diatas
- Guru tidak membenarkan dan
menyalahkan
Tahap Pembukaan Situasi
- Perwakilan siswa menjawab
pertanyaan yang diberikan
oleh guru
96
Konflik
- Guru memberikan LKS yang
berbeda pada masing masing
kelompok sesuai dengan sifat
benda cair.
- Guru mengarahkan siswa untuk
melakukan percobaan pada LKS
- Guru membimbing siswa pada
saat melakukan percobaan
tersebut.
Tahapan Kontruksi Gagasan
Baru
- Guru mengarahkan siswa untuk
berdiskusi dan mengerjakan soal
pada LKS.
- Guru meminta setiap kelompok
untuk demonstrasi dengan
percobaan mereka masing
masing.
- Guru menilai hasil latihan yang
telah dikerjakan.
- Siswa secara berkelompok
menyiapkan alat dan bahan .
- Siswa menyimak pengarahan
guru dan membaca LKS
- Siswa melakukan percobaan
- Siswa menyimak saran guru.
- Siswa berdiskusi dengan
teman sekelompoknya.
- siswa melakukan presentasi.
Fase Aplikasi
- Guru membrikan soal latihan
pada siswa
- Siswa mengerjakan soal
latihan.
Kegiatan
Penutup
Fase review
- Guru meminta siswa memberikan
kesimpulan terhadap materi yang
baru dipelajari.
- Siswa menyimpulkan materi
yang baru saja dipelajari.
97
- Guru memberikan penjelasan
tentang sifat –sifat benda cair
sabagai berikut :
- “ Benda cair memiliki sifat
ukurannya tetap dan bentuknya
berubah bergantung pada
wadahnya, permukaan benda cair
selalu tenang dan datar seperti
pada kolam renang, benda cair
menekan ke segala arah itulah
mengapa tembok bendungan
yang bawaha lebih tebal dari
pada yang atas.selain sifat yang
disebutkan masih ada sifat benda
cair lainnya. “ benda cair
memiliki sifat mengalir
ketempat yang lebih rendah
contohnya pada air terjun dan
lairan sungai. selain itu benda
cair juga memilki sifat dapat
meresep melalui celah celah yang
kecil seperti pada genting rumah
yang bocor.
- Guru menutup pembelajaran
dengan berdoa sesudah belajar.
- Siswa menyimak penejalasan
guru.
- siswa berdoa
98
VIII. Alat, Media, dan Sumber Belajar
Alat : Lcd dan netbook dan benda- benda yang digunakan dalam
eksperimen.
Media : Gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
Sumber belajar :
1.Azzam, Much.2012.Akrab dengan dunia IPA 4.Platinum :Solo.hal 90-101.
2. Tim Bina Karya Guru.2010.Science 4A.Erlangga : Jakarta.hal 124-141.
3. Tim Bina Karya Guru. 2010. Science 3A.Erlangga : Jakarta.hal 86-103.
4. Rositawati,S dan Aris muharam.2008. Senangnya belajar IPA 4.Jakarta:
Pusat perbukan. hal 81-99.
5. Devy, Poppy K dan Sri anggraeni.2008.IPA untuk SD/MI Kelas 4 .Jakarta:
pusat Perbukuan.hal 83-96.
6. Wahyono, Budi dan Setia Nurachmandani.2008.IPA 4 untuk SD/MI.Jakarta:
pusat perbukuan. hal 68-79.
IX. Penilaian
No Indikator Teknik Bentuk Instrumen
1. Menyebutkan contoh
benda cair dalam
kehidupan sehari-
hari.
Tes Tulis
Essay
4. Sebutkan benda cair yang sering kalian
jumpai di kehidupan sehari- hari?
2 Mendeskripsikan
sifat benda cair.
Tes Lisan
Tulis
“Apa yang kalian lihat dari gambar
tersebut ? ”
Jelaskan mengapa permukaan air dalam
kolam renang terlihat datar? ”
Jelaskan mengapa tembok bendungan
bagian bawah lebih tebal dari bagian atas ?
Jelaskan mengapa air dapat meresap
kedalam spon?
Jelaskan mengapa air pada air terjun
begitu deras
5. “Apakah sifat yang dimiliki benda cair ?
6. Waterpass menggunakan prinsip sifat
benda cair yaitu ?
3 Menunjukan bukti Tes Proyek Lembar kerja siswa
99
sifat benda cair.
Unjuk
kerja
KUNCI JAWABAN
3. Benda cair: kecap, susu, air
4. Bentuknya selalu mengikuti wadahnya, Mengalir dari tempat tinggi ke
tempat yang lebih rendah, meresap melalui celah-celah kecil, menekan ke
segala arah, permukaannya datar.
5. Permukaannya yang datar.
X. PEDOMAN PENSKORAN NON TES
Kelompok
Indikator
Menunjukan Bukti sifat benda padat , cair , dan gas
4 3 2 1
1
2
3
4
Keterangan indikator:
Menunjukan bukti sifat sifat benda padat, cair, dan gas.
Keterangan :
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
100
Mengetahui , Ciputat, 22 November 2013
Guru Bidang studi Guru praktikan
Mawar elista S.Pd Ina isparina
Kepala Sekolah
Muhammad Syafe’i.S.Pdi
101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS EKSPERIMEN)
Pertemuan 3
Satuan Pendidikan : SD Islam Al-syukro Universal
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/1 (empat/satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi :
6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara
penggunaan benda berdasarkan sifatnya.
I. Kompetensi Dasar:
6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair , dan gas memilki sifat tertentu.
II. Indikator :
7. Menyebutkan contoh benda gas dalam kehidupan sehari –hari.
8. Medeskripsikan sifat benda gas.
9. Menunjukan bukti sifat benda gas.
10. Membedakan antara benda padat, cair, dan gas.
III. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menyebutkan contoh benda gas dalam kehidupan
sehari- hari.
2. Siswa dapat Mendeskripsikan sifat benda gas.
3. Siswa dapat menunjukan bukti sifat benda gas.
4 .Siswa dapat membedakan benda padat, cair, dan gas.
IV. Nilai Karakter yang dikembangkan
Religius, percaya diri, kerjasama, tanggung jawab, aktif, disiplin, rasa ingin tahu
V. Materi Pembelajaran :
A. Sifat Dan Wujud Benda
Ada tiga macam wujud zat, yaitu padat, cair dan gas
102
3) Zat gas
Zat gas adalah zat yang mempunyai sifat bentuk dan volume yang tidak tetap,
Memiliki berat, menempati ruang yang kosong, Bentuknya sesuai dengan
wadahanya dan Menekan ke segala arah. Contohnya adalah udara, minyak
wangi, oksigen, dan lain-lain.
VI. Metode Pembelajaran :
Model : CLIS (Children Learning in Science)
Metode : Ceramah,tanya jawab, diskusi, dan eksperimen.
Teknik : individu dan kelompok
VII. Langkah- Langkah pembelajaran
Pertemuan 3 (Sifat benda gas serta perbedaan benda padat, cair dan gas)
Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahuluan
Kegiatan Awal
- Guru memberikan salam , absensi
- Guru memberikan ice breaking
Fase Orientasi
- Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
- Guru melakukan apresepsi
dengan memberikan pertanyaan
- “ pada pertemuan sebelumnya
kalian telah mempelajari tentang
sifat benda padat dan cair
sebutkan?
- Guru menampilkan sebuah
gambar yang berkaitan tentang
sifat benda gas seperti balon tiup.
Kegaiatan Awal
- Siswa menjawab salam
- siswa mengikuti ice breaking
Tahapan Orientasi
- siswa menyimak tujuan
pembelajaran.
- siswa menjawab pertanyaan
guru
- Siswa melihat gambar
103
Kegiatan Inti Fase Elistisasi
- Guru memberikan pertanyaan
kepada siswa tentang gambar
yang baru ditampilkan.
- “Apa yang kalian lihat dari
gambar tersebut ? ”
- Guru bertanya pada siswa
jelaskan mengapa balon tiup bisa
mengembung ketika ditiup ?
- Siswa menyimak pertanyaan
yang diberikan oleh guru.
- Karena ada udara yang masuk.
Fase Restrukturisasi
Tahapan pertukaran Gagasan
- Guru meminta siswa secara
bergiliran menjawab pertanyaan
- Guru tidak membenarkan dan
menyalahkan
- Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok
Tahap Pembukaan Situasi
Konflik
- Guru memberikan LKS pada
siswa.
- Guru mengarahkan siswa untuk
melakukan percobaan pada LKS
- Guru membimbing siswa pada
saat melakukan percobaan
tersebut.
Tahapan Kontruksi Gagasan
Baru
- Guru mengarahkan siswa untuk
- Perwakilan siswa menjawab
pertanyaan yang diberikan
oleh guru
- Siswa membentuk kelompok
- Siswa menyiapkan alat dan
bahan .
- Siswa menyimak pengarahan
guru dan membaca LKS
- Siswa melakukan percobaan
- Siswa menyimak saran guru.
104
berdiskusi dan mengerjakan soal
pada LKS.
- Siswa berdiskusi dengan
teman sekelompoknya
Fase Aplikasi
- Guru memberikan soal latihan
pada siswa.
- Siswa mengerjakan soal
latihan.
Kegiatan
Penutup
Fase review
- Guru meminta siswa memberikan
kesimpulan terhadap materi yang
baru dipelajari.
- Guru memberikan penjelasan
tentang sifat –sifat benda gas
sabagai berikut :
- “ Benda gas memiliki sifat tidak
memiliki bentuk tertentu,. benda
gas juga mengisi seluruh bagian
ruang seperti pada balon dan
menekan ke segala arah.
- Guru menutup pembelajaran
dengan berdoa sesudah belajar.
- Siswa menyimpulkan materi
yang baru saja dipelajari.
- Siswa menyimak penjelasan
guru
- siswa berdoa
VIII. Alat, Media, dan Sumber Belajar
Alat : Lcd dan netbook dan benda- benda yang digunakan dalam
eksperimen.
Media : Gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
Sumber belajar :
1.Azzam, Much.2012.Akrab dengan dunia IPA 4.Platinum :Solo.hal 90-101.
2. Tim Bina Karya Guru.2010.Science 4A.Erlangga : Jakarta.hal 124-141.
3. Tim Bina Karya Guru. 2010. Science 3A.Erlangga : Jakarta.hal 86-103.
4. Rositawati,S dan Aris muharam.2008. Senangnya belajar IPA 4.Jakarta:
Pusat perbukan. hal 81-99.
105
5. Devy, Poppy K dan Sri anggraeni.2008.IPA untuk SD/MI Kelas 4 .Jakarta:
pusat Perbukuan.hal 83-96.
6. Wahyono, Budi dan Setia Nurachmandani.2008.IPA 4 untuk SD/MI.Jakarta:
pusat perbukuan. hal 68-79.
IX. Penilaian
No Indikator Teknik Bentuk Instrumen
1. Menyebutkan contoh
benda gas dalam
kehidupan sehari-
hari.
Tes Tulis
Essay
7. Sebutkan contoh dari benda gas di
kehidupan sehari-hari ?
2 Mendeskripsikan
sifat benda gas.
Tes Lisan
Tulis
Jelaskan mengapa balon tiup bisa
mengembung ketika ditiup ?
8. Sebutkan sifat –sifat benda gas ?
3 Menunjukan bukti
sifat benda gas.
Tes Proyek
Unjuk
kerja
Lembar kerja siswa
4. Membedakan antara
benda padat , cair,
dan gas.
Tes Proyek 9. Sebutkan perbedaan sifat benda padat,
cair, dan gas ?
10. Sebutkan persamaan antara benda cair dan
gas ?
KUNCI JAWABAN
6. Benda gas: balon yang menggelembung, dll.
7. Memiliki berat, menempati ruang yang kosong, Bentuknya sesuai dengan
wadahanya dan Menekan ke segala arah.
8. Cair : Bentuknya selalu mengikuti wadahnya, Mengalir dari tempat tinggi
ke tempat yang lebih rendah, meresap melalui celah-celah kecil, menekan
ke segala arah, permukaannya datar.
Gas : Memiliki berat, menempati ruang yang kosong, bentuknya sesuai
dengan wadahnya dan Menekan ke segala arah.
9. Persamaannya : bentuknya sesuai dengan wadahnya dan memilki tekanan.
X. PEDOMAN PENSKORAN NON TES
Kelompok Indikator
Menunjukan Bukti sifat benda padat , cair , dan gas
106
4 3 2 1
1
2
3
4
Keterangan indikator:
Menunjukan bukti sifat sifat benda padat, cair, dan gas.
Keterangan :
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Mengetahui , Ciputat, 29 November 2013
Guru Bidang studi Guru praktikan
Mawar elista S.Pd Ina isparina
Kepala Sekolah
Muhammad Syafe’i.S.Pdi
107
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS EKSPERIMEN)
Pertemuan 4
Satuan Pendidikan : SD Islam Al-syukro Universal
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/1 (empat/satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi :
6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara
penggunaan benda berdasarkan sifatnya.
I. Kompetensi Dasar :
6.2 Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud benda cair →padat→cair,
cair→gas→cair, padat→gas.
II. Indikator :
1. Mengidentifikasi perubahan wujud benda dari cair → padat → cair.
2. Mengidentifikasi perubahan wujud benda cair → gas → cair.
3. Mengidentifikasi perubahan wujud benda padat → gas.
III. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat mengidentifikasi perubahan wujud benda dari cair → padat →
cair.
2. Siswa dapat mengidentifikasi perubahan wujud benda cair → gas → cair.
3. Siswa dapat mengidentifikasi perubahan wujud benda padat → gas.
IV. Nilai Karakter yang dikembangkan
Religius, percaya diri, kerjasama, tanggung jawab, aktif, disiplin, rasa ingin tahu.
V. Materi Pembelajaran :
Perubahan Wujud Benda
Padat, cair, dan gas adalah tiga wujud benda yang dapat diubah satu sama
lain. Beberapa perubahan wujud benda terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Misalnya, saat ibu membuat teh untuk tamu, ibu mengaduk gula pasir dalam teh
108
panas. Gula pasir tidak hilang, tetapi mengalami perubahan wujud. Terdapat 6 proses
perubahan wujud benda yaitu: mencair, membeku, menguap, mengembun,
menyublim, dan disposisi.
Gambar 2.2 Perubahan Wujud zat.
Mencair adalah perubahan wujud benda dari padat menjadi cair, contohnya es
batu yang mencair menjadi air.
Membeku adalah perubahan wujud benda dari benda cair menjadi benda padat,
contohnya air yang membeku jadi es batu.
Menguap adalah perubahan wujud benda dari benda cair menjadi gas, contohnya
air yang dipanaskan akan menguap menjadi uap air.
Mengembun adalah perubahan wujud benda dari benda gas menjadi benda cair,
contohnya butiran air embun yang menempel pada dedaunan di waktu pagi
berasal dari udara yang mengalami pendinginan.
Menyublim adalah perubahan wujud benda dari benda padat menjadi gas,
contohnya kamper atau kapur barus yang diletakkan di almari pakaian lama-
kelamaan akan habis bercampur dengan udara.
VI. Metode Pembelajaran :
Model : CLIS (Children Learning in Science)
Metode : Ceramah,tanya jawab, diskusi, dan eksperimen.
Teknik : individu dan kelompok.
109
VI. Langkah- Langkah pembelajaran
Pertemuan 4
Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahuluan
Kegiatan Awal
- Guru memberikan salam , absensi
- Guru memberikan ice breaking
Fase Orientasi
- Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
- Guru melakukan apresepsi
dengan memberikan pertanyaan
“ pada pertemuan sebelumnya
kalian telah mempelajari tentang
sifat benda padat, cair dan gas ?
- Guru menampilkan sebuah
gambar ice cream mencair dan es
batu.
- Guru menampilkan sebuah
gambar permukaan daun yang
mengembun dan gambar tutup
panci yang menguap.
- Guru menampilkan sebuah
gambar kapur barus/ kamper.
Kegaiatan Awal
- Siswa menjawab salam
- siswa mengikuti ice breaking
Tahapan Orientasi
- siswa menyimak tujuan
pembelajaran
- Siswa menjawab pertanyaan
guru
Kegiatan Inti Fase Elistisasi
- Guru bertanya pada siswa siapa
yang suka makan ice cream ?
jelaskan mengapa ice cream yang
- Siswa menjawab pertanyaan
guru.
- Karena beda suhu
110
di diamkan bisa mencair ?
- Guru bertanya pada siswa pernah
kan kalian melihat permukaan
daun pada pagi hari seperti yang
ada pada gambar? Jelaskan dari
mana titik air itu berasal mengapa
bisa terjadi ?
- Jelaskan mengapa tutup panci
pada waktu memasak air
menguap?
- Pernahkan kalian memakai
kamper/ pengharum pakaian di
lemari ? Jelaskan mengapa
setelah beberapa lama kamper itu
mengecil ?
- Airnya berasal dari udara ,
airnya berasal dari hujan
- Karena airnya mendidih,
karena panas.
- Karena terhirup udara,
Fase Restrukturisasi
Tahapan pertukaran Gagasan
- Guru meminta perwakilan siswa
maju untuk membacakan hasil
jawabannya.
- Guru tidak membenarkan dan
menyalahkan
- Guru membagi siswa menjadi 3
kelompok
Tahap Pembukaan Situasi
Konflik
- Guru memberikan LKS yang
berbeda pada setiap kelompok
- perwakilan siswa maju
- Siswa membentuk kelompok
- Siswa menyiapkan alat dan
bahan .
111
- Guru mengarahkan siswa untuk
melakukan percobaan pada LKS
- Guru membimbing siswa pada
saat melakukan percobaan
tersebut.
Tahapan Kontruksi Gagasan
Baru
- Guru mengarahkan siswa untuk
berdiskusi dan mengerjakan soal
pada LKS.
- Guru meminta setiap kelompok
demonstrasi sesuai dengan
percobaan yang mereka lakukan.
- Siswa menyimak pengarahan
guru dan membaca LKS
- Siswa melakukan percobaan
- Siswa menyimak saran guru.
- Siswa berdiskusi dengan
teman sekelompoknya
- siswa demontrasi percobaan.
Fase Aplikasi
- Guru memberika soal latihan
- Siswa mengerjakan soal
latihan
Kegiatan
Penutup
Fase review
- Guru meminta siswa memberikan
kesimpulan terhadap materi yang
baru dipelajari.
- Guru menjelaskan tentang
perubahan wujud benda yang
terjadi pada cair →padat→ cair
terjadi dua perubahan wujud
benda yakni mencair/ melebur
yang terjadi pada ice cream yang
didiamkan di ruang terbuka.
sedangkan membeku biasanya
- Siswa menyimpulkan materi
yang baru saja dipelajari.
- Siswa menyimak penjelasan
guru
112
terjadi pada saat kita membuat es
batu.
- Guru menjelaskan tentang
perubahan wujud benda yang
terjadi pada cair →gas→ cair
terdapat dua perubahan wujud
benda yakni menguap diman
biasanya terjadi pada saat kita
memasak air ini terjadi karena
benda cair yang terus- menerus
dipanaskan akan menguap atau
seluruhnya menjadi gas.lain hal
nya dengan proses mengembun
berasal dari uap air panas
mengalami pendinginan.
- Guru menjelaskan tentang
perubahan wujud benda yang
terjadi pada benda padat →gas
yakni menyublim biasanya pada
kapur barus yang dapat kita cium
harumnya tetapi lama kelamaan
ukuranya mengecil.
- Guru menutup pembelajaran
dengan berdoa sesudah belajar.
- siswa berdoa
VII. Alat, Media, dan Sumber Belajar
Alat : benda- benda yang digunakan dalam eksperimen.
Media : Gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
113
Sumber belajar :
1. Azzam, Much.2012.Akrab dengan dunia IPA 4.Platinum :Solo.hal 90-101.
2. Tim Bina Karya Guru.2010.Science 4A.Erlangga : Jakarta.hal 124-141.
3. Tim Bina Karya Guru. 2010. Science 3A.Erlangga : Jakarta.hal 86-103.
4. Rositawati,S dan Aris muharam.2008. Senangnya belajar IPA 4.Jakarta:
Pusat perbukan. hal 81-99.
5. Devy, Poppy K dan Sri anggraeni.2008.IPA untuk SD/MI Kelas 4 .Jakarta:
pusat Perbukuan.hal 83-96.
6. Wahyono, Budi dan Setia Nurachmandani.2008.IPA 4 untuk SD/MI.Jakarta:
pusat perbukuan. hal 68-79.
VIII. Penilaian
No Indikator Teknik Bentuk Instrumen
1. Mengidentifikasi
perubahan wujud
benda dari cair →
padat → cair
( membeku dan
mencair/melebur )
Tes Proyek
Tulis
Tuliskan hasil pengamatan kelompokmu
tentang percobaan yang telah dilakukan.
1. Sebutkan 2 contoh perubahan wujud
zat mencair dalam kehidupan sehari-
hari !
2. Perubahan wujud benda dari cair ke
padat disebut?berikan contoh!
2 Mengidentifikasi
perubahan wujud
benda dari cair → gas
→ cair
(pengembunan/
penguapan)
Tes Proyek
Tulis
Tuliskan hasil pengamatan kelompokmu
tentang percobaan yang telah dilakukan
3. Apa yang dimaksud dengan
perubahan wujud benda
mengembun?
4. Apa yang dimaksud dengan
perubahan wujud benda menguap?
3 Mengidentifikasi
perubahan wujud
benda dari padat →
gas
(menyublim)
Tes Proyek
Tulis
Tuliskan hasil pengamatan kelompokmu
tentang percobaan yang telah dilakukan!
5. Apakah yang dimaksud dengan
menyublim ? sebutkan contohnya!
Kunci Jawaban:
1. Es batu yang disimpan di udara terbuka, mentega yang dipanaskan.
2. Membeku. Contohnya es batu dan lilin yang membeku.
114
3. Mengembun adalah perubahan wujud benda dari gas menjadi cair
4. Menguap adalah perubahan wujud benda dari cair menjadi gas.
5. Menyublim adalah perubahan wujud benda dari padat menjadi gas, contohnya Jika
kita menyimpan kapur barus atau kamper di dalam lemari pakaian, lama-kelamaan
kamper tersebut habis. Kamper tersebut menguap menjadi gas.
PEDOMAN PENSKORAN NON TES
Kelompok
Indikator
Menunjukan Bukti sifat benda padat , cair , dan gas
4 3 2 1
1
2
3
Keterangan indikator:
Menunjukan bukti sifat sifat benda padat, cair, dan gas.
Keterangan :
4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang
115
Mengetahui , Ciputat, 3 Desember 2013
Guru Bidang studi Guru praktikan
Mawar elista S.Pd Ina isparina
Kepala Sekolah
Muhammad Syafe’i.S.Pdi
116
LAMPIRAN 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS KONTROL)
Pertemuan 1
Satuan Pendidikan : SD Islam Al-syukro Universal
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/1 (empat/satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi :
6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara
penggunaan benda berdasarkan sifatnya.
I. Kompetensi Dasar :
6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair , dan gas memilki sifat tertentu.
II. Indikator :
1. Menyebutkan contoh benda padat dalam kehidupan sehari -hari.
2. Medeskripsikan sifat benda padat.
3. Menunjukan bukti sifat benda padat.
III. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menyebutkan contoh benda padat dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Siswa dapat Mendeskripsikan sifat benda padat.
3. Siswa dapat menunjukan bukti sifat benda padat.
IV. Nilai Karakter yang dikembangkan
Religius, percaya diri, kerjasama, tanggung jawab, aktif, disiplin, rasa ingin tahu
V. Materi Pembelajaran : Sifat dan wujud benda
A. Sifat Dan Wujud Benda
Ada tiga macam wujud zat, yaitu padat, cair dan gas
1) Zat padat
117
Zat padat adalah zat yang mempunyai sifat bentuk dan volume tetap.
Contohnya adalah batu, meja, kapur tulis, pensil, dan lain-lain.
VI. Metode Pembelajaran :
Model : Direct instruction Gagne
Metode : Demonstrasi, tanya jawab dan penugasan
Teknik : individu dan kelompok
VII. Langkah- Langkah pembelajaran.
Pertemuan 1 (Sifat benda padat )
Kegiatan Tahapan direct
instruction
Kegiatan guru Kegiatan siswa
Pendahuluan Gain atteantion - Memberi salam, berdoa
- memberikan ice breaking
- Menjawab salam,
berdoa
- Mengikuti ice
breaking
Inform learners
objectives
- Menyampaikan tujuan
pembelajaran
- Menyimak
penjelasan guru
Stimulate recall of
prior learning
- Memberikan pertanyaan
“pada kelas sebelumnya
kalian telah mempelajari
tentang sifat dan wujud
benda, ada berapa wujud
benda? sebutkan ?”
- Menjawab
pertanyaan dari
guru.
Inti
Present the content - Guru menyampaikan
materi yang akan
dipelajari yakni benda
padat memiliki sifat
bentuk dan ukurannya
Siswa menyimak
guru
118
VIII. Alat, Media, dan Sumber Belajar
Alat : Lcd dan netbook dan benda- benda yang digunakan dalam
eksperimen.
Sumber belajar :
1.Azzam, Much.2012.Akrab dengan dunia IPA 4.Platinum :Solo.hal 90-101.
2. Tim Bina Karya Guru.2010.Science 4A.Erlangga : Jakarta.hal 124-141.
3. Tim Bina Karya Guru. 2010. Science 3A.Erlangga : Jakarta.hal 86-103.
4. Rositawati,S dan Aris muharam.2008. Senangnya belajar IPA 4.Jakarta:
Pusat perbukan. hal 81-99.
5. Devy, Poppy K dan Sri anggraeni.2008.IPA untuk SD/MI Kelas 4 .Jakarta:
pusat Perbukuan.hal 83-96.
tetap contohnya seperti
batu dan besi.
Provide “ learning
guidance”
- Guru memberikan
demontrasi tentang sifat
benda padat
- Siswa
memperhatikan
guru
Elicit performance - Siswa diberi kesempatan
untuk mengerjakan soal
latihan pada lks
- Siswa
mengerjakan soal
LKS
Penutup Provide feedback - Guru mengajukan
beberapa pertanyaan
- siswa menjawab
guru
Assess performance - Guru memberikan
penilaian kepada siswa
terbaik
- Menyimak guru
Enhance retention and
transfer to the job
- Memberikan soal
latihan/ worksheet
- Mengerjakan soal
119
6. Wahyono, Budi dan Setia Nurachmandani.2008.IPA 4 untuk SD/MI.Jakarta:
pusat perbukuan. hal 68-79.
IX. Penilaian
No Indikator Teknik Bentuk Instrumen
1. Menyebutkan contoh
benda padat dalam
kehidupan sehari-
hari.
Tes Tulis
Essay
Sebutkan tiga wujud benda?
Sebutkan contoh benda padat yang kalian
ketahui ?
2 Mendeskripsikan
sifat benda padat.
Tes Lisan
Tulis
“Apakah sifat yang dimiliki benda padat?
3 Menunjukan bukti
sifat benda padat.
Tes Proyek
Unjuk
kerja
Tuliskan pengamatanmu berdasarkan hasil
demontrasi guru.
KUNCI JAWABAN
1. Padat, cair, dan gas
2. Benda padat: buku, pensil, penggaris
3. Bentuknya tetap, memiliki berat
X. PEDOMAN PENSKORAN NON TES
Kelompok
Indikator
Menunjukan Bukti sifat benda padat , cair , dan gas
4 3 2 1
1
2
3
4
Keterangan indikator:
Menunjukan bukti sifat sifat benda padat, cair, dan gas.
Keterangan :
4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1=kurang
120
Mengetahui , Ciputat,19 November 2013
Guru Bidang studi Guru praktikan
Mawar elista S.Pd Ina isparina
NIM :
109018300054
Kepala Sekolah
121
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS KONTROL)
Pertemuan 2
Satuan Pendidikan : SD Islam Al-syukro Universal
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/1 (empat/satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi :
6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara
penggunaan benda berdasarkan sifatnya.
I. Kompetensi Dasar :
6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair , dan gas memilki sifat tertentu.
II. Indikator :
1. Menyebutkan contoh benda cair dalam kehidupan sehari -hari.
2. Medeskripsikan sifat benda cair.
3. Menunjukan bukti sifat benda cair.
III. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menyebutkan contoh benda cair dalam kehidupan sehari- hari.
2. Siswa dapat Mendeskripsikan sifat benda cair.
3. Siswa dapat menunjukan bukti sifat benda cair.
IV. Nilai Karakter yang dikembangkan
Religius, percaya diri, kerjasama, tanggung jawab, aktif, disiplin, rasa ingin tahu
V. Materi Pembelajaran : Sifat dan wujud benda
B. Sifat Dan Wujud Benda
Ada tiga macam wujud zat, yaitu padat, cair dan gas
2) Zat cair
Zat cair adalah zat yang mempunyai sifat volume tetap, permukaanya selalu
datar, tetapi bentuknya selalu berubah-ubah mengikuti tempatnya, meresap
melalui celah celah kecil, mengalir dari tempat tinggi ketempat yang lebih
122
rendah, menekan ke segala arah, dan dapat melarutkan zat padat tertentu.
Contohnya adalah air, sirup, dan lain-lain.
VI. Metode Pembelajaran :
Model : Direct instruction Gagne
Metode : Demonstrasi, tanya jawab dan penugasan
Teknik : individu dan kelompok
VII. Langkah- Langkah pembelajaran.
pertemuan 2 ( Sifat benda cair)
Kegiatan Tahapan direct
instruction
Kegiatan guru Kegiatan siswa
Pendahuluan Gain atteantion - Memberi salam, berdoa
- memberikan ice breaking
- Menjawab
salam, berdoa
- Mengikuti ice
breaking
Inform learners
objectives
- Menyampaikan tujuan
pembelajaran
- Menyimak
penjelasan guru
Stimulate recall of
prior learning
- Memberikan pertanyaan
“pada pertemuan
sebelumnya kalian telah
mempelajari tentang sifat
benda padat ada berapa?
sebutkan ?”
- Menjawab
pertanyaan dari
guru.
Inti
Present the content - Guru menyampaikan
materi yang akan dipelajari
“ Benda cair memiliki sifat
ukurannya tetap dan
bentuknya berubah
Siswa menyimak
guru
123
bergantung pada
wadahnya, permukaan
benda cair selalu tenang
dan datar seperti pada
kolam renang, benda cair
menekan ke segala arah
itulah mengapa tembok
bendungan yang bawah
lebih tebal dari pada yang
atas.selain sifat yang
disebutkan masih ada sifat
benda cair lainnya. “ benda
cair memiliki sifat
mengalir ketempat yang
lebih rendah contohnya
pada air terjun dan lairan
sungai. selain itu benda
cair juga memilki sifat
dapat meresep melalui
celah celah yang kecil
seperti pada genting rumah
yang bocor.
Provide “ learning
guidance”
- Membagi siswa menjadi
4 kelompok
- Guru memberikan
demontrasi tentang sifat
benda cair.
- Membentuk
kelompok
- Siswa menyimak
demontasi guru
Elicit performance - Memberikan soal latihan - Siswa diberi
124
VIII. Alat, Media, dan Sumber Belajar
Alat : Lcd dan netbook dan benda- benda yang digunakan dalam
eksperimen.
Sumber belajar :
1.Azzam, Much.2012.Akrab dengan dunia IPA 4.Platinum :Solo.hal 90-101.
2. Tim Bina Karya Guru.2010.Science 4A.Erlangga : Jakarta.hal 124-141.
3. Tim Bina Karya Guru. 2010. Science 3A.Erlangga : Jakarta.hal 86-103.
4. Rositawati,S dan Aris muharam.2008. Senangnya belajar IPA 4.Jakarta:
Pusat perbukan. hal 81-99.
5. Devy, Poppy K dan Sri anggraeni.2008.IPA untuk SD/MI Kelas 4 .Jakarta:
pusat Perbukuan.hal 83-96.
6. Wahyono, Budi dan Setia Nurachmandani.2008.IPA 4 untuk SD/MI.Jakarta:
pusat perbukuan. hal 68-79.
pada LKS kesempatan
untuk
mengerjakan
soal latihan pada
lks
Penutup Provide feedback - Guru mengajukan
beberapa pertanyaan
- siswa menjawab
guru
Assess performance - Guru memberikan
penilaian kepada siswa
terbaik
- Menyimak guru
Enhance retention and
transfer to the job
- Memberikan soal latihan/
worksheet
- Mengerjakan
soal
125
IX. Penilaian
No Indikator Teknik Bentuk Instrumen
1. Menyebutkan contoh
benda cair dalam
kehidupan sehari-
hari.
Tes Tulis
Essay
Sebutkan benda cair yang sering kalian
jumpai di kehidupan sehari- hari?
2 Mendeskripsikan
sifat benda cair.
Tes Lisan
Tulis
“Apa yang kalian lihat dari gambar
tersebut ? ”
“Apakah sifat yang dimiliki benda cair ?
Waterpass menggunakan prinsip sifat
benda cair yaitu ?
3 Menunjukan bukti
sifat benda cair.
Tes Proyek
Unjuk
kerja
Lembar kerja siswa
KUNCI JAWABAN
4. Benda cair: kecap, susu, air
5. Bentuknya selalu mengikuti wadahnya, Mengalir dari tempat tinggi ke
tempat yang lebih rendah, meresap melalui celah-celah kecil, menekan ke
segala arah, permukaannya datar.
6. Permukaannya yang datar.
X. PEDOMAN PENSKORAN NON TES
Kelompok
Indikator
Menunjukan Bukti sifat benda padat , cair , dan gas
4 3 2 1
1
2
3
4
Keterangan indikator:
Menunjukan bukti sifat sifat benda padat, cair, dan gas.
Keterangan :
4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1=kurang
126
Mengetahui , Ciputat,19 November 2013
Guru Bidang studi Guru praktikan
Mawar elista S.Pd Ina isparina
Kepala Sekolah
Muhammad Syafei,S.Pdi
127
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS KONTROL)
Pertemuan 3
Satuan Pendidikan : SD Islam Al-syukro Universal
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/1 (empat/satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi :
6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara
penggunaan benda berdasarkan sifatnya.
I. Kompetensi Dasar :
6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair , dan gas memilki sifat tertentu.
II. Indikator :
1. Menyebutkan contoh benda gas dalam kehidupan sehari -hari.
2. Medeskripsikan sifat benda gas.
3. Menunjukan bukti sifat benda gas.
4. Membedakan antara benda padat, cair, dan gas.
III. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menyebutkan contoh benda gas dalam kehidupan sehari- hari.
2. Siswa dapat Mendeskripsikan sifat benda gas.
3. Siswa dapat menunjukan bukti sifat benda pada gas.
4 .Siswa dapat membedakan benda padat, cair, dan gas.
IV. Nilai Karakter yang dikembangkan
Religius, percaya diri, kerjasama, tanggung jawab, aktif, disiplin, rasa ingin tahu
V. Materi Pembelajaran : Sifat dan wujud benda
C. Sifat Dan Wujud Benda
Ada tiga macam wujud zat, yaitu padat, cair dan gas
128
3) Zat gas
Zat gas adalah zat yang mempunyai sifat bentuk dan volume yang tidak tetap,
Memiliki berat, menempati ruang yang kosong, Bentuknya sesuai dengan
wadahanya dan Menekan ke segala arah. Contohnya adalah udara, minyak
wangi, oksigen, dan lain-lain.
VI. Metode Pembelajaran :
Model : Direct instruction Gagne
Metode : Demonstrasi, tanya jawab dan penugasan
Teknik : individu dan kelompok
VII. Langkah- Langkah pembelajaran.
pertemuan 3 ( sifat benda gas )
Kegiatan Tahapan direct
instruction
Kegiatan guru Kegiatan siswa
Pendahuluan Gain atteantion - Memberi salam, berdoa
- memberikan ice breaking
- Menjawab
salam, berdoa
- Mengikuti ice
breaking
Inform learners
objectives
- Menyampaikan tujuan
pembelajaran
- Menyimak
penjelasan guru
Stimulate recall of
prior learning
- Memberikan pertanyaan
“pada pertemuan
sebelumnya kalian telah
mempelajari tentang sifat
benda cair ? sebutkan ?”
- Menjawab
pertanyaan dari
guru.
Inti
Present the content - Guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari yakni
Benda gas memiliki sifat
- Siswa
menyimak guru
129
VIII. Alat, Media, dan Sumber Belajar
Alat : Lcd dan netbook dan benda- benda yang digunakan dalam
eksperimen.
Sumber belajar :
1.Azzam, Much.2012.Akrab dengan dunia IPA 4.Platinum :Solo.hal 90-101.
2. Tim Bina Karya Guru.2010.Science 4A.Erlangga : Jakarta.hal 124-141.
tidak memiliki bentuk
tertentu,. benda gas juga
mengisi seluruh bagian
ruang seperti pada balon
dan menekan ke segala
arah.
Provide “ learning
guidance”
- Membagi siswa menjadi
beberapa kelompok
- Guru memberikan
demontrasi tentang sifat
benda cair.
- Membentuk
kelompok
- Siswa
menyimak
demontrasi guru
Elicit performance - Siswa diberi kesempatan
untuk mengerjakan soal
latihan pada lks
- Siswa
mengerjakan
soal LKS
Penutup Provide feedback - Guru mengajukan
beberapa pertanyaan
- siswa menjawab
guru
Assess performance - Guru memberikan
penilaian kepada siswa
terbaik
- Menyimak guru
Enhance retention and
transfer to the job
- Memberikan soal latihan/
worksheet
- Mengerjakan
soal
130
3. Tim Bina Karya Guru. 2010. Science 3A.Erlangga : Jakarta.hal 86-103.
4. Rositawati,S dan Aris muharam.2008. Senangnya belajar IPA 4.Jakarta:
Pusat perbukan. hal 81-99.
5. Devy, Poppy K dan Sri anggraeni.2008.IPA untuk SD/MI Kelas 4 .Jakarta:
pusat Perbukuan.hal 83-96.
6. Wahyono, Budi dan Setia Nurachmandani.2008.IPA 4 untuk SD/MI.Jakarta:
pusat perbukuan. hal 68-79.
IX. Penilaian
No Indikator Teknik Bentuk Instrumen
1. Menyebutkan contoh
benda gas dalam
kehidupan sehari-
hari.
Tes Tulis
Essay
Sebutkan contoh dari benda gas di
kehidupan sehari-hari ?
2 Mendeskripsikan
sifat benda gas.
Tes Lisan
Tulis
Guru bertanya pada siswa mengapa balon
tiup bisa mengembung besar ?
Sebutkan sifat –sifat benda gas ?
3 Menunjukan bukti
sifat benda gas.
Tes Proyek
Unjuk
kerja
Lembar kerja siswa
4. Membedakan antara
benda padat , cair,
dan gas.
Tes Proyek Sebutkan perbedaan sifat benda padat,
cair, dan gas ?
Sebutkan persamaan antara benda cair dan
gas ?
KUNCI JAWABAN
7. Benda gas: balon yang menggelembung, dll.
8. Memiliki berat, menempati ruang yang kosong, Bentuknya sesuai dengan
wadahanya dan Menekan ke segala arah.
9. Cair : Bentuknya selalu mengikuti wadahnya, Mengalir dari tempat tinggi
ke tempat yang lebih rendah, meresap melalui celah-celah kecil, menekan
ke segala arah, permukaannya datar.
131
X. PEDOMAN PENSKORAN NON TES
Kelompok
Indikator
Menunjukan Bukti sifat benda padat , cair , dan gas
4 3 2 1
1
2
3
4
Keterangan indikator:
Menunjukan bukti sifat sifat benda padat, cair, dan gas.
Keterangan :
4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1=kurang
132
Mengetahui , Ciputat,19 November 2013
Guru Bidang studi Guru praktikan
Mawar elista S.Pd Ina isparina
Kepala Sekolah
Muhammad Syafei,S.Pdi
133
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS KONTROL)
Peretemuan 4
Satuan Pendidikan : SD Islam Al-syukro Universal
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/1 (empat/satu)
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi:
6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara
penggunaan benda berdasarkan sifatnya.
I. Kompetensi Dasar:
6.2 Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud benda cair →padat→cair,
cair→gas→cair, padat→gas.
II. Indikator :
1. Mengidentifikasi perubahan wujud benda dari cair → padat → cair.
2. Mengidentifikasi perubahan wujud benda cair → gas → cair.
3. Mengidentifikasi perubahan wujud benda padat → gas.
III. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat mengidentifikasi perubahan wujud benda dari cair → padat
→ cair.
2. Siswa dapat mengidentifikasi perubahan wujud benda cair → gas → cair.
3. Siswa dapat mengidentifikasi perubahan wujud benda padat → gas.
IV. Nilai Karakter yang dikembangkan
Religius, percaya diri, kerjasama, tanggung jawab, aktif, disiplin, rasa ingin tahu.
V. Materi Pembelajaran :
Perubahan Wujud Benda
Padat, cair, dan gas adalah tiga wujud benda yang dapat diubah satu sama
lain. Beberapa perubahan wujud benda terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Misalnya, saat ibu membuat teh untuk tamu, ibu mengaduk gula pasir dalam teh
134
panas. Gula pasir tidak hilang, tetapi mengalami perubahan wujud. Terdapat 6 proses
perubahan wujud benda yaitu: mencair, membeku, menguap, mengembun,
menyublim, dan disposisi.
Gambar 2.2 Perubahan Wujud zat.
Mencair adalah perubahan wujud benda dari padat menjadi cair, contohnya es
batu yang mencair menjadi air.
Membeku adalah perubahan wujud benda dari benda cair menjadi benda padat,
contohnya air yang membeku jadi es batu.
Menguap adalah perubahan wujud benda dari benda cair menjadi gas, contohnya
air yang dipanaskan akan menguap menjadi uap air.
Mengembun adalah perubahan wujud benda dari benda gas menjadi benda cair,
contohnya butiran air embun yang menempel pada dedaunan di waktu pagi
berasal dari udara yang mengalami pendinginan.
Menyublim adalah perubahan wujud benda dari benda padat menjadi gas,
contohnya kamper atau kapur barus yang diletakkan di almari pakaian lama-
kelamaan akan habis bercampur dengan udara.
VI. Metode Pembelajaran :
Model : Direct Intruction Gagne
Metode : Ceramah,tanya jawab, diskusi, dan eksperimen.
Teknik : individu dan kelompok.
135
VI. Langkah- Langkah pembelajaran
Pertemuan 4
Kegiatan Tahapan direct
instruction
Kegiatan guru Kegiatan siswa
Pendahuluan Gain atteantion - Memberi salam, berdoa
- memberikan ice breaking
- Menjawab
salam, berdoa
- Mengikuti ice
breaking
Inform learners
objectives
- Menyampaikan tujuan
pembelajaran
- Menyimak
penjelasan guru
Stimulate recall of
prior learning
- Memberikan pertanyaan
“pada pertemuan
sebelumnya kalian telah
mempelajari tentang sifat
benda padat, cair dan gas
apa saja ? sebutkan ?”
- Menjawab
pertanyaan dari
guru.
Inti
Present the content - Guru menyampaikan
materi yang akan
dipelajari perubahan
wujud benda yang terjadi
pada cair →padat→ cair
terjadi dua perubahan
wujud benda yakni
mencair/ melebur yang
terjadi pada ice cream
yang didiamkan di ruang
terbuka. sedangkan
Siswa menyimak
guru
136
membeku biasanya
terjadi pada saat kita
membuat es batu.
- Guru menjelaskan
tentang perubahan wujud
benda yang terjadi pada
cair →gas→ cair
terdapat dua perubahan
wujud benda yakni
menguap diman
biasanya terjadi pada
saat kita memasak air ini
terjadi karena benda cair
yang terus- menerus
dipanaskan akan
menguap atau
seluruhnya menjadi
gas.lain hal nya dengan
proses mengembun
berasal dari uap air panas
mengalami pendinginan.
- Guru menjelaskan
tentang perubahan wujud
benda yang terjadi pada
benda padat →gas yakni
menyublim biasanya
pada kapur barus yang
dapat kita cium
137
VII. Alat, Media, dan Sumber Belajar
Alat : Lcd dan netbook dan benda- benda yang digunakan dalam
eksperimen.
Media : Gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
Sumber belajar :
harumnya tetapi lama
kelamaan ukuranya
mengecil.
Provide “ learning
guidance”
- Membagi siswa menjadi
4 kelompok
- Guru memberikan
demontrasi pada siswa
tentang percobaan
perubahan wujud benda.
- Membentuk
kelompok
- siswa meyimak
demontasri guru
Elicit performance - Memberikan soal latihan
pada LKS
- Siswa diberi
kesempatan
untuk
mengerjakan
soal latihan pada
lks
Penutup Provide feedback - Guru mengajukan
beberapa pertanyaan
- siswa menjawab
guru
Assess performance - Guru memberikan
penilaian kepada siswa
terbaik
- Menyimak guru
Enhance retention and
transfer to the job
- Memberikan soal latihan/
worksheet
- Mengerjakan
soal
138
1. Azzam, Much.2012.Akrab dengan dunia IPA 4.Platinum :Solo.hal 90-101.
2. Tim Bina Karya Guru.2010.Science 4A.Erlangga : Jakarta.hal 124-141.
3. Tim Bina Karya Guru. 2010.Science 3A.Erlangga : Jakarta.hal 86-103.
4. Rositawati,S dan Aris muharam.2008. Senangnya belajar IPA 4.Jakarta:
Pusat perbukan. hal 81-99.
5. Devy, Poppy K dan Sri anggraeni.2008.IPA untuk SD/MI Kelas 4 .Jakarta:
pusat Perbukuan.hal 83-96.
6. Wahyono, Budi dan Setia Nurachmandani.2008.IPA 4 untuk SD/MI.Jakarta:
pusat perbukuan. hal 68-79.
.
VIII. Penilaian
No Indikator Teknik Bentuk Instrumen
1. Mengidentifikasi perubahan
wujud benda dari cair →
padat → cair
( membeku dan
mencair/melebur )
Tes Proyek
Tulis
Tuliskan hasil pengamatan
kelompokmu tentang percobaan
yang telah dilakukan.
Sebutkan 2 contoh perubahan
wujud zat mencair dalam
kehidupan sehari- hari !
Perubahan wujud benda dari cair
ke padat disebut?berikan contoh!
2 Mengidentifikasi perubahan
wujud benda dari cair →
gas → cair
(pengembunan/ penguapan)
Tes Proyek
Tulis
Tuliskan hasil pengamatan
kelompokmu tentang percobaan
yang telah dilakukan
Apa yang dimaksud dengan
perubahan wujud benda
mengembun?
Apa yang dimaksud dengan
perubahan wujud benda
139
menguap?
3 Mengidentifikasi perubahan
wujud benda dari padat →
gas
(menyublim)
Tes Proyek
Tulis
Tuliskan hasil pengamatan
kelompokmu tentang percobaan
yang telah dilakukan!
Apakah yang dimaksud dengan
menyublim ? sebutkan contohnya!
Kunci Jawaban:
1. Es batu yang disimpan di udara terbuka, mentega yang dipanaskan.
2. Membeku. Contohnya es batu dan lilin yang membeku.
3. Mengembun adalah perubahan wujud benda dari gas menjadi cair
4. Menguap adalah perubahan wujud benda dari cair menjadi gas.
5. Menyublim adalah perubahan wujud benda dari padat menjadi gas, contohnya Jika
kita menyimpan kapur barus atau kamper di dalam lemari pakaian, lama-kelamaan
kamper tersebut habis. Kamper tersebut menguap menjadi gas.
PEDOMAN PENSKORAN NON TES
Kelompok
Indikator
Menunjukan Bukti sifat benda padat , cair , dan gas
4 3 2 1
1
2
3
Keterangan indikator:
Menunjukan bukti sifat sifat benda padat, cair, dan gas.
Keterangan :
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
140
Mengetahui , Ciputat,19 November 2013
Guru Bidang studi Guru praktikan
engetahui, Ciputat,19 November 2013
Guru Bidang studi Guru praktikan
Mawar elista S.Pd Ina isparina
Kepala Sekolah
Muhammad Syafei, S.Pdi
141
LAMPIRAN 8
LEMBAR KERJA SISWA
Indikator : Menunjukkan bukti sifat benda padat.
Kegiatan : Siswa melakukan percobaan untuk menunjukan bukti darisifat benda
padat .
Lakukanlah percobaan berikut !
A. Tujuan : Membuktikan bahwa benda padat memiliki bentuk yang tetap
B. Alat dan Bahan : 1.pensil 5. mangkok
2. klip 6. toples
3. penghapus 7. gelas
4. penggaris
C. Prosedur kerja : 1. Masukan benda padat berukuran kecil ke dalam
berbagai wadah
2. Perhatikan keadaan benda pada saat berada
diluar wadah. perhatikan juga keadaan benda pada
saat berada di dalam wadah.
Diskusikan dengan teman sekelompok mu !
1. Bagaimana keadaan benda pada saat berada di luar wadah ?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana bentuk benda-benda tersebut ketika ditaruh didalam mangkok, toples
dan gelas?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Apa kesimpulanmu ?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
142
LEMBAR KERJA SISWA
Indikator : Menunjukkan bukti sifat benda cair .
Kegiatan : Siswa melakukan percobaan untuk menunjukan bukti dari sifat benda
cair.
Lakukanlah percobaan berikut !
A. Tujuan : Benda cair dapat melarutkan benda padat tertentu .
B. Alat dan Bahan : 1.Gula 2. Garam 3. Mecin
4. Air 5. Pasir 6. Semen
7. Kopi 8. 6buah gelas 9. Sendok
C. Prosedur kerja :
1. Siapkan segelas air diatas meja
2. Masukan satu sendok gula pasir, kemudian aduklah! Amati apa yang terjadi
terhadap gula tersebut.
3. Lakukan kegiatan 2 dengan mengganti gula dengan bahan bahan lain yang
telah disediakan!
4. Catatlah hasilnya pada tabel pengamatan dibawah ini !
Isilah tabel dibawah ini sesuai dengan percobaan yang kalian lakukan !
No Bahan yang diamati Larut dalam air Tidak larut dalam air
1
2
3
4
5
143
LEMBAR KERJA SISWA
Indikator : Menunjukkan bukti sifat benda cair .
Kegiatan : Siswa melakukan percobaan untuk menunjukan bukti dari sifat benda
cair .
Lakukanlah percobaan berikut !
A. Tujuan : Membuktikan bahwa benda cair permukaannya selalu datar.
B. Alat dan Bahan : 1. Toples Bening beserta tutup
2. Air
3. Corong
4. Selang bening
C. Prosedur Kerja 1 : 1. Isilah setengah bagian Toples dengan Air.
2. Lakukan gerakan pada gambar dibawah ini !
A B C D
3. perhatikan permukaan airnya. selang
4. Isilah selang dengan air, lalu bengkokan selang seperti pada
gambar!
1. Apa yang terjadi pada permukaan air pada setiap gerakan pada toples ?
………..........................................................................................................................................
2. Bagaimana permukaan air pada selang ?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.Apa kesimpulan mu ?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
144
LEMBAR KERJA SISWA
Indikator : Menunjukkan bukti sifat benda cair .
Kegiatan : Siswa melakukan percobaan untuk menunjukan bukti dari sifat benda
cair .
Lakukanlah percobaan berikut !
A. Tujuan : Membuktikan bahwa benda cair menekan ke segala arah.
B. Alat dan Bahan : 1. botol plastik bekas
2. Air 4. selotip
3. Corong 5. paku
C.Prosedur kerja 2 :
1. Buatlah 4 lubang pada botol plastik masing-masing berjarak sekitar 2 cm.
2. Tutuplah ketiga lubang itu dengan selotip dari bawah ke atas
3. Isilah botol itu dengan air hingga penuh.
4. Lepaskan selotip yang menempel pada botol secara bersamaan.
Diskusikan dengan teman sekelompokmu !
1. Samakah bentuk pancaran dari setiap lubang ?
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
2. lubang mana yang pancaran airnya paling jauh ? mengapa demikian?
…………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………..
145
LEMBAR KERJA SISWA
Indikator : Menunjukkan bukti sifat benda cair .
Kegiatan : Siswa melakukan percobaan untuk menunjukan bukti dari sifat benda
cair .
Lakukanlah percobaan berikut !
A. Tujuan : Membuktikan bahwa benda cair meresap melalui celah celah
kecil.
B. Alat dan Bahan : 1. Tisu 2. Kain 3. penggaris
4. nampan 5.Benang 6. air berwarna
7. Kertas
C. Prosedur Kerja :
1.bentangkan benang dengan temanmu, bentuk seperti jemuran.
2.Susunlah tisu dan kain sejajar tapi diberi jarak dibenang yang
terbentang.
3. Letakan wadah nampan berisi air bewarna dibawah susunan tisu dan
kain seperti pada gambar dibawah.
4. Perhatikan apa yang terjadi pada tisu, kertas dan kain !
D.Pertanyaan
1. Ukurlah jarak air yang diserap oleh tisu, kertas dan kain dengan
menggunakan penggaris !
2. Apa kesimpulanmu tentang sifat benda cair diatas ?
146
LEMBAR KERJA SISWA
Indikator : Menunjukan bukti sifat benda gas .
Kegiatan : siswa melakukan percobaan untuk menunjukan bukti sifat benda gas .
Lakukanlah percobaan berikut !
A. Tujuan : - Menunjukan bukti sifat benda gas menekan ke segala arah.
B. Alat dan Bahan : 1. Gelas 2. selembar karton 3. air
C. Prosedur Kerja : 1. Isilah gelas minum dengan air hingga penuh.
2. tutuplah gelas dengan selembar karton.
3. balikan gelas itu dengan hati-hati.
4.Lepaskan tangan yang memegang karton dengan perlahan –
lahan.
Diskusikan dengan teman sekelompokmu !
1. Apa yang kamu lihat ? apakah karton masih menepel di mulut
gelas ? mengapa demikian ?
2. apa kesimpulanmu ?
147
LEMBAR KERJA SISWA
Indikator: Menunjukan bukti sifat benda gas .
Kegiatan: siswa melakukan percobaan untuk menunjukan bukti sifat benda gas .
Lakukanlah percobaan berikut !
A. Tujuan : - Menunjukan bukti sifat benda gas memiliki berat .
B. Alat dan Bahan : 1. Sebatang kayu 2. Seuntai benang
3. 2 buah balon tiup 4. Jarum
C. Prosedur Kerja :
1. Ikatlah pada bagian tengah sebatang kayu dengan seuntang benang. Sehingga
posisinya menggantung.
2. Tiuplah 2 buag balon dengan sama besar.
3. Ikatlah 2 buah balon yang telah ditiup pada ujung –ujung batang kayu.
4.Tusuk salah satu balon dengan jarum ! perhatikan apa yang terjadi!
Diskusikan dengan temanmu !
1. Bagaimana kedudukan balon, apakah masih seimbang atau berat sebelah ?
2. Balon mana yang memilki berat ?
3. Apa kesimpulanmu?
148
LEMBAR KERJA SISWA
Indikator : Mengidentifikasi perubahan wujud benda dari padat → gas.
kegiatan : siswa melakukan percobaan untuk mengidentifikasi perubahan wujud
benda dari padat→ gas (menyublim).
Lakukanlah percobaan berikut !
A. Tujuan : Mengamati terjadinya proses pengembunan.
B. Alat dan Bahan : 1. Lilin 2. penjepit
3. kamper 4. korek api
C. Prosedur Kerja :
1. Nyalakan sebatang lilin.
2. Jepitlah sebuah kamper, kemuadian panaskan diatas lilin yang menyala! Amati
perubahan yang terjadi pada kamper tesebut!
Diskusikan dengan teman sekelompokmu!
1. Apa yang terjadi pada kamper? menagapa demikian ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Apa kesimpulanmu ?
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………...
149
LEMBAR KERJA SISWA
Indikator : Mengidentifikasi perubahan wujud benda dari cair → gas→ cair.
kegiatan : Siswa melakukan percobaan untuk mengidentifikasi perubahan wujud
benda dari gas → cair. ( menguap/mengembun)
Lakukanlah percobaan berikut !
A. Tujuan : - Mengamati terjadinya proses penguapan dan pengembunan.
B. Alat dan Bahan : 1. Tutup gelas 2. gelas
3. air panas
C. Prosedur Kerja :
1. Sediakan Gelas berisi air panas, kemudian Tutup menggunakan tutup
gelas!
2. biarkan beberapa saat, kemudian buka tutup gelas! apa yang kalian lihat
pada permukaan gelas ?
3. letakan tutup gelas tadi dibawah ! apa yang terjadi ?
Diskusikan dengan teman sekelompokmu !
1. Apa yang terjadi pada permukaan tutp gelas pada saat diangkat dari gelas ?
………………………………………………………………………………………………………………………………………….
2. Apa yang terjadi pada permukaan tutup gelas pada saat didiamkan?
………………………………………………………………………………………………………………………………………….
3. Darimanakah titik – titik air itu berasal ?
……………………………………………………………………………………………………………………………….
4. Apa kesimpulan mu ?
……………………………………………………………………………………………………………………………..
150
LEMBAR KERJA SISWA
Indikator : Mengidentifikasi perubahan wujud benda dari cair → padat → cair
kegiatan : siswa melakukan percobaan untuk mengidentifikasi perubahan wujud
benda dari padat → cair (melebur/ mencair).
Lakukanlah percobaan berikut !
A. Tujuan : Mengamati terjadinya peleburan.
B. Alat dan Bahan : 1. gelas 2 buah 2. air panas
3.air dingin 4. es batu
C. Prosedur Kerja :
1. Isilah salah satu gelas dnegan air panas. Gelas satunya diisi dengan air
dingin dengan jumlah yang sama.
2. masukan kedalam gelas, masing-masing beberapa potong es batu dalam
jumlah yang sama pula. perhatikan perubahnnya !
1Diskusikan dengan teman sekelompokmu !
1. Manakah dari kedua gelas tersebut es batu yang lebih cepat mencair ? mengapa
demikian ?
…………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………… ..
2. Apa kesimpulanmu ?
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………...
151
LEMBAR KERJA SISWA
1. Perhatikan demontrasi yang dilakukan guru!
2. Jawablah pertanyaan pertanyaan dibawah ini!
Nama : Kelas :
Indikator : Menunjukkan bukti sifat benda padat.
A. Tujuan : Membuktikan bahwa benda padat memiliki bentuk yang
tetap
B. Alat dan Bahan : 1.pensil 5. mangkok
2. klip 6. toples
3. penghapus 7. gelas
4. penggaris
LEMBAR KERJA SISWA
1. Bagaimana keadaan benda pada saat berada di luar wadah ?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana bentuk benda-benda tersebut ketika ditaruh didalam mangkok, toples
dan gelas?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Apa kesimpulanmu ?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
1
152
1. Perhatikan demontrasi yang dilakukan guru!
2. Jawablah pertanyaan pertanyaan dibawah ini!
Nama : Kelas :
Indikator : Menunjukan bukti sifat benda gas .
Tujuan : - Menunjukan bukti sifat benda gas memiliki berat.
- Menunjukan bukti sifat benda gas menekan ke
segala arah.
1. Apa yang kamu lihat ? apakah karton masih menepel di mulut gelas ?
mengapa demikian ?
2. apa kesimpulanmu ?
1. Bagaimana kedudukan balon, apakah masih seimbang atau berat sebelah ?
2. Balon mana yang memilki berat ?
3. Apa kesimpulanmu?
1
2
153
LEMBAR KERJA SISWA
1. Perhatikan demontrasi yang dilakukan guru!
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
Nama : Kelas :
Isilah tabel dibawah ini sesuai dengan percobaan yang kalian lakukan !
No Bahan yang diamati Larut dalam air Tidak larut dalam
air
1
2
3
4
5
6
1. Apa yang terjadi pada permukaan air pada setiap gerakan pada toples ?
………..........................................................................................................................................
2. Bagaimana permukaan air pada selang ?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.Apa kesimpulan mu ?
1. Manakah diantara tisu, kertas, dan kain yang paling banyak menyerap air ?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Apa kesimpulanmu tentang sifat benda cair diatas ?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
1. Samakah bentuk pancaran dari setiap lubang ?
………………………………………………………………………………………………………………………………
2. lubang mana yang pancaran airnya paling jauh ? mengapa demikian?
…………………………………………………………………………………………………………………………..
1
2
4
Materi sifat benda cair
3
154
LEMBAR KERJA SISWA
1. Perhatikan demontrasi yang dilakukan guru!
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
Nama : Kelas :
1. Manakah dari kedua gelas tersebut es batu yang lebih cepat mencair ? mengapa demikian ?
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
2. Apa kesimpulanmu ?
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………...
1. Apa yang terjadi pada permukaan tutp gelas pada saat diangkat dari gelas ?
……………………………………………………………………………………………….
2. Apa yang terjadi pada permukaan tutup gelas pada saat didiamkan?
………………………………………………………………………………………………
3. Darimanakah titik – titik air itu berasal ?
…………………………………………………………………………………………….
4. Apa kesimpulan mu ?
1. Apa yang terjadi pada kamper? menagapa demikian ?
………………………………………………………………………………
2. Apa kesimpulanmu ?
……………………………………………………………………………………
1
3
3
Materi Perubahan Wujud Benda
155
LEMBAR OBSERVASI GURU
Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol
Langkah –langkah kegiatan :
Pertemuan 1 (Sifat benda padat )
Kegiatan Tahapan direct
instruction
Kegiatan guru Kegiatan siswa Rangkaian Kegiatan
Melakukan Tidak
Pendahuluan Gain atteantion 1. Memberi salam, berdoa
2. Memberikan ice breaking
Menjawab salam, berdoa
Mengikuti ice breaking
√
√
Inform learners
objectives
3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Menyimak penjelasan
guru
√
Stimulate recall of
prior learning
4. Memberikan pertanyaan
“pada kelas sebelumnya
kalian telah mempelajari
tentang sifat dan wujud
benda, ada berapa wujud
benda? sebutkan ?”
Menjawab pertanyaan
dari guru.
√
Inti Present the content 1. Guru menyampaikan Siswa menyimak guru √
Lampiran 10
156
materi yang akan dipelajari
yakni benda padat
memiliki sifat bentuk dan
ukurannya tetap contohnya
seperti batu dan besi.
Provide “ learning
guidance”
2. Guru memberikan
demontrasi tentang sifat
benda padat
Siswa memperhatikan
guru
√
Elicit performance 3. Siswa diberi kesempatan
untuk mengerjakan soal
latihan pada lks
Siswa mengerjakan soal
LKS
√
Penutup Provide feedback 1. Guru mengajukan
beberapa pertanyaan
siswa menjawab guru √
Assess performance 2. Guru memberikan
penilaian kepada siswa
terbaik
Menyimak guru √
Enhance retention
and transfer to the
job
Memberikan soal latihan/
worksheet
Mengerjakan soal √
157
Mengetahui, Ciputat, 20 November 2013
Guru pamong Guru praktikan
Mawar Elista, S.Pd Ina Isparina
158
LEMBAR OBSERVASI GURU
Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol
Langkah –langkah kegiatan :
Pertemuan 2 (Sifat benda cair)
Kegiatan Tahapan direct
instruction
Kegiatan guru Kegiatan siswa Rangkaian Kegiatan
Melakukan Tidak
Pendahuluan Gain atteantion 3. Memberi salam, berdoa
4. Memberikan ice breaking
Menjawab salam,
berdoa
Mengikuti ice breaking
√
Inform learners
objectives
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Menyimak penjelasan
guru
√
Stimulate recall of
prior learning
5. Memberikan pertanyaan
“pada pertemuan sebelumnya
kalian telah mempelajari
tentang sifat benda padat ada
berapa? sebutkan ?”
Menjawab pertanyaan
dari guru.
√
159
Inti
Present the content 3. Guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari “ Benda
cair memiliki sifat ukurannya
tetap dan bentuknya berubah
bergantung pada wadahnya,
permukaan benda cair selalu
tenang dan datar seperti pada
kolam renang, benda cair
menekan ke segala arah
itulah mengapa tembok
bendungan yang bawah lebih
tebal dari pada yang
atas.selain sifat yang
disebutkan masih ada sifat
benda cair lainnya. “ benda
cair memiliki sifat mengalir
ketempat yang lebih rendah
contohnya pada air terjun
dan lairan sungai. selain itu
Siswa menyimak guru √
160
benda cair juga memilki sifat
dapat meresep melalui celah
celah yang kecil seperti pada
genting rumah yang bocor.
Provide “ learning
guidance”
1. Membagi siswa menjadi
4 kelompok
2. Guru memberikan
demontrasi tentang sifat
benda cair
Siswa membentuk
kelompok
Siswa memperhatikan
guru
√
√
Elicit performance 4. Siswa diberi kesempatan
untuk mengerjakan soal
latihan pada lks
Siswa mengerjakan
soal LKS
√
Penutup Provide feedback 2. Guru mengajukan beberapa
pertanyaan
siswa menjawab guru √
Assess performance 3. Guru memberikan penilaian
kepada siswa terbaik
Menyimak guru √
Enhance retention
and transfer to the
1. Memberikan soal latihan/
worksheet
Mengerjakan soal √
161
Mengetahui, Ciputat, 22 November 2013
Guru pamong Guru praktikan
Mawar Elista, S.pd Ina Isparina
job
162
LEMBAR OBSERVASI GURU
Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol
Langkah –langkah kegiatan :
Pertemuan 3 (Sifat benda gas serta perbedaan benda padat, cair dan gas)
Kegiatan Tahapan direct
instruction
Kegiatan guru Kegiatan siswa Rangkaian Kegiatan
Melakukan Tidak
Pendahuluan Gain atteantion 5. Memberi salam, berdoa
6. Memberikan ice breaking
Menjawab salam, berdoa
Mengikuti ice breaking
√
Inform learners
objectives
5. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Menyimak penjelasan
guru
√
Stimulate recall of
prior learning
6. Memberikan pertanyaan
“pada pertemuan
sebelumnya kalian telah
mempelajari tentang sifat
benda cair ? sebutkan ?”
Menjawab pertanyaan
dari guru.
√
163
Inti
Present the content 4. Guru menyampaikan
materi yang akan dipelajari
“ Benda gas memiliki sifat
tidak memiliki bentuk
tertentu,. benda gas juga
mengisi seluruh bagian
ruang seperti pada balon dan
menekan ke segala arah.
Siswa menyimak guru √
Provide “ learning
guidance”
3. Membagi siswa menjadi 4
kelompok
4. Guru memberikan
demontrasi tentang sifat
benda cair
Siswa membentuk
kelompok
Siswa memperhatikan
guru
√
√
Elicit performance 5. Siswa diberi kesempatan
untuk mengerjakan soal
latihan pada lks
Siswa mengerjakan soal
LKS
√
Penutup Provide feedback 3. Guru mengajukan
beberapa pertanyaan
siswa menjawab guru √
Assess performance 4. Guru memberikan
penilaian kepada siswa
Menyimak guru √
164
Mengetahui, Ciputat, 27 November 2013
Guru pamong Guru praktikan
Mawar Elista, S.pd Ina Isparina
terbaik
Enhance retention and
transfer to the job
2. Memberikan soal latihan/
worksheet
Mengerjakan soal √
165
LEMBAR OBSERVASI GURU
Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol
Langkah –langkah kegiatan :
Pertemuan 4 (Perubahan wujud benda)
Kegiatan Tahapan direct
instruction
Kegiatan guru Kegiatan siswa Rangkaian Kegiatan
Melakukan Tidak
Pendahuluan Gain atteantion 7. Memberi salam, berdoa
8. Memberikan ice breaking
Menjawab salam, berdoa
Mengikuti ice breaking
√
√
Inform learners
objectives
6. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Menyimak penjelasan
guru
√
Stimulate recall of
prior learning
7. Memberikan pertanyaan
“pada pertemuan sebelumnya
kalian telah mempelajari
tentang sifat benda padat, cair
dan gas apa saja ? sebutkan
?”
Menjawab pertanyaan
dari guru.
√
Inti
Present the content 1. Guru menyampaikan materi
yang akan
Siswa menyimak guru √
166
dipelajariperubahan wujud
benda yang terjadi pada cair
→padat→ cair terjadi dua
perubahan wujud benda
yakni mencair/ melebur yang
terjadi pada ice cream yang
didiamkan di ruang terbuka.
sedangkan membeku
biasanya terjadi pada saat
kita membuat es batu. Guru
menjelaskan tentang
perubahan wujud benda yang
terjadi pada cair →gas→ cair
terdapat dua perubahan
wujud benda yakni menguap
diman biasanya terjadi pada
saat kita memasak air ini
terjadi karena benda cair
yang terus- menerus
167
dipanaskan akan menguap
atau seluruhnya menjadi
gas.lain hal nya dengan
proses mengembun berasal
dari uap air panas mengalami
pendinginan.
Guru menjelaskan tentang
perubahan wujud benda yang
terjadi pada benda padat
→gas yakni menyublim
biasanya pada kapur barus
yang dapat kita cium
harumnya tetapi lama
kelamaan ukuranya mengecil.
Provide “ learning
guidance”
5. Membagi siswa menjadi 4
kelompok
6. Guru memberikan
demontrasi tentang sifat
benda cair
Siswa membentuk
kelompok
Siswa memperhatikan
guru
√
√
Elicit performance 6. Siswa diberi kesempatan Siswa mengerjakan soal √
168
Mengetahui, Ciputat, 27 November 2013
Guru pamong Guru praktikan
Mawar Elista, S.pd Ina Isparina
untuk mengerjakan soal
latihan pada lks
LKS
Penutup Provide feedback 4. Guru mengajukan beberapa
pertanyaan
siswa menjawab guru √
Assess performance 5. Guru memberikan penilaian
kepada siswa terbaik
Menyimak guru √
Enhance retention
and transfer to the
job
3. Memberikan soal latihan/
worksheet
Mengerjakan soal √
169
LEMBAR OBSERVASI GURU
Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Langkah –langkah kegiatan :
Pertemuan 1 (Sifat benda padat )
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Rangkaian kegiatan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Melakukan Tidak
Pendahuluan
Kegiatan Awal
1. Guru memberikan salam , absensi
2. Guru memberikan ice breaking
Kegaiatan Awal
Siswa menjawab salam
Siswa mengikuti ice breaking
√
√
Fase Orientasi
1. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan menjelaskan model
pembelajaran yang digunakan yaitu
CLIS (Children Learning in Science)
2. Guru melakukan apresepsi dengan
menampilkan sebuah gambar batu, besi ,
kayu , ban, dan plastisin.
Tahapan Orientasi
siswa menyimak tujuan
pembelajaran
Siswa melihat gambar
√
√
Kegiatan Inti Fase Elistisasi
170
1. Guru memberikan pertanyaan kepada
siswa tentang gambar yang ada di atas.
2. “ Apa yang kalian ketahui tentang
gambar diatas ?”
3. “Apakah sifat yang dimiliki benda padat
tesebut ?” mengapa demikian ?
Siswa menyimak pertanyaan
yang diberikan oleh guru.
√
Fase Restrukturisasi
Tahapan pertukaran Gagasan
1. Guru meminta siswa secara bergiliran
menjawab pertanyaan diatas
2. Guru tidak membenarkan dan
menyalahkan
3. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
Tahap Pembukaan Situasi Konflik
4. Guru memberikan LKS pada siswa.
5. Guru mengarahkan siswa untuk
melakukan percobaan pada LKS
6. Guru membimbing siswa pada saat
melakukan percobaan tersebut.
Siswa menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru
Siswa membentuk kelompok
Siswa menyiapkan alat dan
bahan .
Siswa menyimak pengarahan
guru dan membaca LKS
Siswa melakukan percobaan
√
√
√
√
√
171
Tahapan Kontruksi Gagasan Baru
7. Guru mengarahkan siswa untuk
berdiskusi dan mengerjakan soal pada
LKS.
8. Guru menilai hasil latihan yang telah
dikerjakan.
Siswa menyimak saran guru.
Siswa berdiskusi dengan
teman sekelompoknya
√
√
√
Fase Aplikasi
1. Guru memberikan penjelasan tentang
sifat –sifat benda padat sabagai berikut
:
2. “ Benda padat memilki sifat bentuk
dan ukurannya tetap contohnya seperti
batu dan besi.
3. Guru memberikan soal latihan pada
siswa.
Siswa menyimak penjelasan
guru
Siswa mengerjakan soal
latihan
√
√
Kegiatan
Penutup
Fase review
1. Guru meminta siswa memberikan
kesimpulan terhadap materi yang baru
dipelajari.
Siswa menyimpulkan materi
yang baru saja dipelajari.
√
172
2. Guru menutup pembelajaran dengan
berdoa sesudah belajar.
siswa berdoa √
Mengetahui, Ciputat, 19 November 2013
Guru pamong Guru praktikan
Mawar Elista, S.Pd Ina Isparina
173
LEMBAR OBSERVASI GURU
Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Langkah –langkah kegiatan
Pertemuan 2 (Sifat benda cair)
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Rangkain Kegiatan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Melakukan Tidak
Pendahuluan
Kegiatan Awal
3. Guru memberikan salam , absensi
4. Guru memberikan ice breaking
Kegaiatan Awal
Siswa menjawab salam
siswa mengikuti ice
breaking
√
√
Fase Orientasi
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok (4 kelompok)
3. Guru melakukan apresepsi dengan Guru
menampilkan sebuah gambar yang berkaitan
tentang sifat benda cair seperti gambar kolam
renang, bendungan, air terjun, dan spon yang
Tahapan Orientasi
siswa menyimak tujuan
pembelajaran.
Siswa membentuk kelompok
Siswa melihat gambar
√
√
√
174
meresap air.
Kegiatan
Inti
Fase Elistisasi
1. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
tentang gambar yang baru ditampilkan.
2. “Apa yang kalian lihat dari gambar tersebut ?”
3. “mengapa permukaan air dalam kolam renang
terlihat datar? ”
4. mengapa tembok bendungan bagian bawah
lebih tebal dari bagian atas ?
5. mengapa air dapat meresap kedalam spon?
6. lalu apa yang terjadi dengan air terjun ?
7. “Apakah sifat yang dimiliki benda cair yang
ada pada gambar diatas tersebut ?” mengapa?
Siswa menyimak
pertanyaan yang diberikan
oleh guru.
Siswa menjawab
pertanyaan dari guru.
√
√
√
√
√
√
√
Fase Restrukturisasi
Tahapan pertukaran Gagasan
1. Guru meminta perwakilan siswa perkelompok
secara bergiliran menjawab pertanyaan diatas
2. Guru tidak membenarkan dan menyalahkan
Tahap Pembukaan Situasi Konflik
Perwakilan siswa menjawab
pertanyaan yang diberikan
oleh guru
√
√
175
3. Guru memberikan LKS yang berbeda pada
masing masing kelompok sesuai dengan sifat
benda cair.
4. Guru mengarahkan siswa untuk melakukan
percobaan pada LKS
5. Guru membimbing siswa pada saat melakukan
percobaan tersebut.
Tahapan Kontruksi Gagasan Baru
6. Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi dan
mengerjakan soal pada LKS.
7. Guru meminta setiap kelompok untuk
demonstrasi dengan percobaan mereka masing
masing.
8. Guru menilai hasil latihan yang telah
dikerjakan.
Siswa secara berkelompok
menyiapkan alat dan bahan .
Siswa menyimak pengarahan
guru dan membaca LKS
Siswa melakukan percobaan
Siswa menyimak saran guru.
Siswa berdiskusi dengan
teman sekelompoknya.
siswa melakukan presentasi.
√
√
√
√
√
176
Fase Aplikasi
1. Guru memberikan penjelasan tentang sifat –sifat
benda cair sabagai berikut :
2. “Benda cair memilki sifat ukurannya tetap dan
bentuknya berubah bergantung pada wadahnya,
permukaan benda cair selalu tenang dan datar
seperti pada kolam renang, benda cair
menekan ke segala arah itulah mengapa tembok
bendungan yang bawaha lebih tebal dari pada
yang atas.selain sifat yang disebutkan masih ada
sifat benda cair lainnya. “ benda cair memiliki
sifat mengalir ketempat yang lebih rendah
contohnya pada air terjun dan lairan sungai.
selain itu benda cair juga memilki sifat dapat
meresep melalui celah celah yang kecil seperti
pada genting rumah yang bocor.
Siswa menyimak
penjelasan guru
√
√
Kegiatan Fase review
177
Penutup 1. Guru meminta siswa memberikan kesimpulan
terhadap materi yang baru dipelajari.
2. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa
sesudah belajar.
Siswa menyimpulkan materi
yang baru saja dipelajari.
siswa berdoa
√
√
Mengetahui, Ciputat, 22 November 2013
Guru pamong Guru praktikan
Mawar Elista, S.pd Ina Isparina
178
LEMBAR OBSERVASI GURU
Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Langkah –langkah kegiatan
Pertemuan 3 (Sifat benda gas serta perbedaan benda padat, cair dan gas)
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Rangkain kegiatan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Melakukan Tidak
Pendahuluan
Kegiatan Awal
5. Guru memberikan salam , absensi
6. Guru memberikan ice breaking
Kegaiatan Awal
Siswa menjawab salam
siswa mengikuti ice breaking
√
√
Fase Orientasi
1. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Guru melakukan apresepsi dengan
memberikan pertanyaan
3. “ pada pertemuan sebelumnya kalian
telah mempelajari tentang sifat benda
padat dan cair sebutkan?
4. Guru menampilkan sebuah gambar
Tahapan Orientasi
siswa menyimak tujuan
pembelajaran.
siswa menjawab pertanyaan guru
Siswa melihat gambar
√
√
√
√
179
yang berkaitan tentang sifat benda gas
seperti balon tiup.
Kegiatan Inti Fase Elistisasi
1. Guru memberikan pertanyaan kepada
siswa tentang gambar yang baru
ditampilkan.
2. “ Apa yang kalian lihat dari gambar
tersebut ? ”
3. Guru bertanya pada siswa mengapa
balon tiup bisa mengembung besar ?
Siswa menyimak pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
√
√
√
Fase Restrukturisasi
Tahapan pertukaran Gagasan
1. Guru meminta siswa secara
bergiliran menjawab pertanyaan
2. Guru tidak membenarkan dan
menyalahkan
3. Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok
Perwakilan siswa menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh
guru
Siswa membentuk kelompok
√
√
√
180
Tahap Pembukaan Situasi Konflik
4. Guru memberikan LKS pada siswa.
5. Guru mengarahkan siswa untuk
melakukan percobaan pada LKS
6. Guru membimbing siswa pada saat
melakukan percobaan tersebut.
Tahapan Kontruksi Gagasan
Baru
7. Guru mengarahkan siswa untuk
berdiskusi dan mengerjakan soal pada
LKS.
8. Guru menilai hasil latihan yang telah
dikerjakan.
Siswa menyiapkan alat dan bahan
.
Siswa menyimak pengarahan guru
dan membaca LKS
Siswa melakukan percobaan
Siswa menyimak saran guru.
Siswa berdiskusi dengan teman
sekelompoknya
√
√
√
√
√
Fase Aplikasi
1. Guru memberikan penjelasan tentang
sifat –sifat benda gas sabagai
berikut :
2. “Benda gas memiliki sifat tidak
memilki bentuk tertentu,. benda gas
juga mengisi seluruh bagian ruang
Siswa menyimak penjelasan guru
√
√
181
seperti pada balon dan menekan ke
segala arah itulah mengapa pada saat
kita meniup balon terus –menerus
balon akan pecah jika
3. Guru memberikan soal latihan pada
siswa
Siswa mengerjakan soal latihan
√
Kegiatan
Penutup
Fase review
Guru meminta siswa memberikan
kesimpulan terhadap materi yang
baru dipelajari.
Guru menutup pembelajaran dengan
berdoa sesudah belajar.
Siswa menyimpulkan materi yang
baru saja dipelajari.
siswa berdoa
√
√
182
Mengetahui, Ciputat, 29 November 2013
Guru pamong Guru praktikan
Mawar Elista, S.pd Ina Isparina
183
LEMBAR OBSERVASI GURU
Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Langkah –langkah kegiatan
Pertemuan 4 (Perubahan wujud benda)
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Rangakain kegiatan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Melakukan Tidak
Pendahuluan
Kegiatan Awal
1. Guru memberikan salam , absensi
2. Guru memberikan ice breaking
Kegaiatan Awal
3. Siswa menjawab salam
4. siswa mengikuti ice breaking
√
√
184
Fase Orientasi
1. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Guru melakukan apresepsi dengan
memberikan pertanyaan
“ pada pertemuan sebelumnya kalian
telah mempelajari tentang sifat benda
padat, cair dan gas ?
3. Guru menampilkan sebuah gambar ice
cream mencair dan es batu.
4. Guru menampilkan sebuah gambar
permukaan daun yang mengembun dan
gambar tutup panci yang menguap.
5. Guru menampilkan sebuah gambar
kapur barus/ kamper.
Tahapan Orientasi
siswa menyimak tujuan
pembelajaran
Siswa menjawab pertanyaan
guru
√
√
√
√
√
Kegiatan Inti Fase Elistisasi
1. Guru bertanya pada siswa siapa yang
suka makan ice cream ? apa yang terjadi
pada ice cream diatas? mengapa
demikian ?
2. Guru bertanya pada siswa pernah kan
Siswa menjawab pertanyaan
guru.
√
√
185
kalian melihat permukaan daun pada
pagi hari seperti yang ada pada gambar?
dari mana titik air itu berasal mengapa
bisa terjadi ?
3. “ lalu bagaimana dengan permukaan
tutup panci ketika memasak air
menguap? mengapa demikian?
4. Pernahkan kalian memakai kamper/
pengharum pakaian di lemari ? mengapa
setelah beberapa lama kamper itu
menghilang ?
√
√
Fase Restrukturisasi
Tahapan pertukaran Gagasan
1. Guru meminta perwakilan siswa maju
untuk membacakan hasil jawabannya.
2. Guru tidak membenarkan dan
menyalahkan
3. Guru membagi siswa menjadi 3
kelompok
Tahap Pembukaan Situasi Konflik
4. Guru memberikan LKS yang berbeda
pada setiap kelompok
perwakilan siswa maju
Siswa membentuk kelompok
Siswa menyiapkan alat dan
bahan .
√
√
√
√
186
5. Guru mengarahkan siswa untuk
melakukan percobaan pada LKS
6. Guru membimbing siswa pada saat
melakukan percobaan tersebut.
Tahapan Kontruksi Gagasan Baru
7. Guru mengarahkan siswa untuk
berdiskusi dan mengerjakan soal pada
LKS.
8. Guru meminta setiap kelompok
demonstrasi sesuai dengan percobaan
yang mereka lakukan
9. Guru Menilai hasil latihan yang telah
dikerjakan.
Siswa menyimak pengarahan
guru dan membaca LKS
Siswa melakukan percobaan
Siswa menyimak saran guru.
Siswa berdiskusi dengan
teman sekelompoknya
Siswa demontrasi percobaan
√
√
√
√
Fase Aplikasi
1. Guru menjelaskan tentang perubahan
wujud benda yang terjadi pada cair
→padat→ cair terjadi dua perubahan
wujud benda yakni mencair/ melebur
yang terjadi pada ice cream yang
didiamkan di ruang terbuka. sednagkan
membeku biasanya terjadi pada saat kita
membuat es batu.
Siswa menyimak penjelasan
guru
√
187
2. Guru menjelaskan tentang perubahan
wujud benda yang terjadi pada cair
→gas→ cair terdapat dua perubahan
wujud benda yakni menguap diman
biasanya terjadi pada saat kita memasak
air ini terjadi karena benda cair yang
terus- menerus dipanaskan akan
menguap atau seluruhnya menjadi
gas.lain hal nya dengan proses
mengembun berasal dari uap air panas
mengalami pendinginan.
3. Guru menjelaskan tentang perubahan
wujud benda yang terjadi pada benda
padat →gas yakni menyublim biasanya
pada kapur barus yang dapat kita cium
harumnya tetapi lama kelamaan
ukuranya mengecil.
4. Guru memberika soal latihan
Siswa mengerjakan soal
latihan
√
√
√
Kegiatan
Penutup
Fase review
1. Guru meminta siswa memberikan
kesimpulan terhadap materi yang baru
dipelajari.
Siswa menyimpulkan materi
yang baru saja dipelajari.
√
188
2. Guru menutup pembelajaran dengan
berdoa sesudah belajar.
siswa berdoa √
Mengetahui, Ciputat, 3 Desember 2013
Guru pamong Guru praktikan
Mawar Elista, S.Pd Ina Isparina
189
Lampiran 12
DAFTAR TES HASIL BELAJAR IPA KELAS EKSPERIMEN
NO NAMA NILAI
PRETEST POSTTEST
1 A 50 95
2 B 25 50
3 C 80 95
4 D 45 75
5 E 60 85
6 F 25 85
7 G 45 75
8 H 50 90
9 I 55 75
10 J 55 80
11 K 40 75
12 L 20 70
13 M 40 45
14 N 30 70
15 O 60 80
16 P 35 70
17 Q 25 75
18 R 75 85
19 S 50 80
20 T 40 75
21 U 35 80
22 V 55 65
23 W 35 75
190
Lampiran 13
DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS EKSPERIMEN
(PRETEST)
1. Distribusi frekuensi
20 25 25 2530
35 35 354040
40 45 4550 50
50 55 5555 60
60 7580
2. Banyak data (n) = 23
3. Rentang data (R) = Xmax – Xmin
Keterangan : R = Rentangan
Xmax = Nilai maksimum (tertinggi)
Xmin = Nilai minimum (terendah)
R = Xmax – Xmin
= 80 – 20
= 60
4. Banyak kelas interval (K) = 1+ 3,3 log n
Keterangan : K = Banyak kelas
n = Banyak siswa
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 23
= 1 + (3,3 x 1,36)
= 5,49
5. Panjang kelas (i) =
=
= 10.928 ≈ 11
191
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS EKSPERIMEN
1. Mean/Nilai Rata-rata (Me)
Mean ( X ) =
i
ii
f
Xf
Keterangan :
Me = Mean/ Nilai Rata-rata
ii Xf =Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-
Masing interval dengan frekuensinya.
if =Jumlah frekuensi/ banya ksiswa
Mean ( X ) =
i
ii
f
Xf =
= 44,6
2. Median/ Nilai Tengah (Md)
Md if
fn
li
k
2
1
Keterangan :
Md = Median/ Nilai Tengah
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas median)
Nilai Frekuensi Xi X² fiXi fiXi2
20 -30 5 25 625 125 3125
31-41 6 36 1296 216 7776
42-52 5 47 2209 235 11045
53-63 5 58 3364 290 16820
64-74 0 69 4761 0 0
75-85 2 80 6400 160 12800
Jumlah 23 315 18655 1026 51566
192
n = Jumlah frekuensi/ banya ksiswa
kf = Frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval kelas median
if = Frekuensi kelas median
i = Interval kelas
Md if
fn
li
k
2
1
Md = 41,5 + 6,4211.5
115,115,4111
5
11232
1
3. Modus (Mo)
Mo il
21
1
Keterangan :
Mo = Modus/ Nilai yang paling banyak muncul
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas modus)
1 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
2 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i = Interval kelas
Mo = 361111
15,30
21
1
il
4. Varians )( 2s =
5217,26312323
10265156623
)1(
222
nn
XfXfn iiii
5. Simpangan Baku (s) =
233,165217,263
1
..22
nn
XfXfN ii
193
Lampiran 14
Uji Normalitas Kelompok Eksperimen
(Pretest)
Xi F x2 fixi fixi
2 fk Z Zt F(Z) S(Z) F(Z)-S(Z)
20 1 400 20 400 1 -1.58551 0.4429 0.0571 0.043478 0.013622
25 3 625 75 1875 4 -1.2656 0.3962 0.1038 0.173913 -0.07011
30 1 900 30 900 5 -0.94568 0.3264 0.1736 0.217391 -0.04379
35 3 1225 105 3675 8 -0.62576 0.2324 0.2676 0.347826 -0.08023
40 3 1600 120 4800 11 -0.30584 0.1179 0.3821 0.478261 -0.09616
45 2 2025 90 4050 13 0.014076 0.004 0.504 0.565217 -0.06122
50 3 2500 150 7500 16 0.333994 0.1293 0.6293 0.695652 -0.06635
55 3 3025 165 9075 19 0.653913 0.2422 0.7422 0.826087 -0.08389
60 2 3600 120 7200 21 0.973831 0.334 0.834 0.913043 -0.07904
75 1 5625 75 5625 22 1.933585 0.4732 0.9732 0.956522 0.016678
80 1 6400 80 6400 23 2.253503 0.4878 0.9878 1 -0.0122
Jumlah 23 27925 1030 51500 143 1.434513 3.1863 5.6547 6.217391 -0.56269
Mean ̅̅ ̅ =
=
= 44,78
Varians (Si²) =
=
=
= 244,268
Simpangan Baku (S) = √
= √
= 15,62
194
Contoh perhitungan baris pertama
Z =
=
=-1,58551
F (Z) = Jika nilai Z <0 ,maka: 0,5 – Z tabel
Jika nilai Z > 0, maka : 0,5 + Z tabel
S (Z) =
=
Untuk baris berikutnya perhitungannya sama.
Sehingga diperoleh :
Ltabel = 0,190
Lhitung = Diperoleh dari nilai F(Z) – S(Z) yang memiliki nilai terbesar = 0,0166
Kriteria :
Terima H0 jika Lhitung<Ltabel
Tolak H0 jika Lhitung>Ltabel
Karena Lhitung<Ltabel (0,016<0,190) maka dapat disimpulkan bahwa sampel
kelas tersebut berdistribusi normal.
195
Lampiran 15
DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS EKSPERIMEN
(POSTTEST)
1) Distribusi frekuensi
45 50657070
7075757575
75 757580 80
8080 858585
90 95 95
2) Banyak data (n) = 23
3) Rentang data (R) = Xmax – Xmin
Keterangan : R = Rentangan
Xmax = Nilai maksimum (tertinggi)
Xmin = Nilai minimum (terendah)
R = Xmax – Xmin
= 95 – 45
= 50
4) Banyak kelas interval (K) = 1+ 3,3 log n
Keterangan : K = Banyak kelas
n = Banyak siswa
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 23
= 1 + (3,3 x 1,36)
= 5.49
5) Panjang kelas (i) =
=
= 9,10 ≈ 9
196
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS EKSPERIMEN
(POSTTEST)
Nilai Frekuensi Xi X² fiXi fiXi2
45-53 2 49 2401 98 4802
54-62 0 58 3364 0 0
63-71 4 67 4489 268 17956
72-80 11 76 5776 836 63536
81-89 3 85 7225 255 21675
90-98 3 94 8836 282 26508
Jumlah 23 429 32091 1739 134477
1. Mean/Nilai Rata-rata (Me)
Mean ( X ) =
i
ii
f
Xf
Keterangan :
Me = Mean/ Nilai Rata-rata
ii Xf =Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-
Masing interval dengan frekuensinya.
if =Jumlah frekuensi/ banyak siswa
Mean ( X ) =
i
ii
f
Xf =
= 75,6
2. Median/ Nilai Tengah (Md)
Md if
fn
li
k
2
1
Keterangan :
Md = Median/ Nilai Tengah
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas median)
197
n = Jumlah frekuensi/ banyak siswa
kf = Frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval kelas median
if = Frekuensi kelas median
i = Interval kelas
Md if
fn
li
k
2
1
Md = 71,5 + 769.11
65,115,719
11
6232
1
3. Modus (Mo)
Mo il
21
1
Keterangan :
Mo = Modus/ Nilai yang paling banyakmuncul
l = Lower Limit (batasbawahdari interval kelas modus)
1 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelass ebelumnya
2 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelass etelahnya
i = Interval kelas
Mo = 7,759157
75,71
21
1
il
4. Varians )( 2s =
0671,13612323
173913447723
)1(
222
nn
XfXfn iiii
5. Simpangan Baku (s) =
66,110671,136
1
..22
nn
XfXfN ii
198
Lampiran 16
Uji Normalitas Kelompok Eksperimen
(Posttest)
Xi F x2 fixi fixi
2 fk Z Zt F(Z) S(Z) F(Z)-S(Z)
45 1 2025 45 2025 1 -2.61975 0.4955 0.0045 0.043478 0.03898
50 1 2500 50 2500 2 -2.19838 0.4857 0.0143 0.086957 0.07266
65 1 4225 65 4225 3 -0.93427 0.3238 0.1762 0.130435 0.004576
70 3 4900 210 14700 6 -0.51289 0.195 0.305 0.26087 0.04413
75 7 5625 525 39375 13 -0.09152 0.0359 0.4641 0.565217 0.01112
80 4 6400 320 25600 17 0.32985 0.1255 0.6255 0.73913 0.01363
85 3 7225 255 21675 20 0.751222 0.2734 0.7734 0.869565 0.09617
90 1 8100 90 8100 21 1.172594 0.379 0.879 0.913043 0.03404
95 2 9025 190 18050 23 1.593966 0.4441 0.9441 1 0.0559
Jumlah 23 50025 1750 136250 106 -2.50919 0.4938 4.1861 4.608696 0.4226
Mean ̅̅ ̅ =
=
= 76,08
Varians (Si²) =
=
=
= 140,8103
Simpangan Baku (S) = √
= √
= 11,866
199
Contoh perhitungan baris pertama
Z =
=
=-2,619754
F (Z) = Jikanilai Z <0 ,maka: 0,5 – Z tabel
Jika nilai Z > 0, maka : 0,5 + Z tabel
S (Z) =
=
Untuk baris berikutnya perhitungannya sama.
Sehingga diperoleh :
Ltabel = 0,190
Lhitung = Diperoleh dari nilaiF(Z) – S(Z) yang memiliki nilait erbesar = 0,044
Kriteria :
Terima H0 jika Lhitung<Ltabel
Tolak H0 jika Lhitung>Ltabel
Karena Lhitung<Ltabel (0,044 < 0,190) maka dapat disimpulkan bahwa
sampel kelas tersebut berdistribusi normal.
200
Lampiran 17
DAFTAR TES HASIL BELAJAR IPA KELAS KONTROL
NO NAMA NILAI
PRETEST POSTTEST
1 A 50 70
2 B 25 50
3 C 45 50
4 D 45 70
5 E 60 80
6 F 60 75
7 G 45 50
8 H 60 60
9 I 90 80
10 J 45 50
11 K 45 55
12 L 30 65
13 M 25 65
14 N 55 70
15 O 50 55
16 P 55 65
17 Q 90 80
18 R 60 75
19 S 50 40
20 T 50 75
21 U 45 65
22 V 45 55
23 W 45 65
201
Lampiran 18
DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS KONTROL
(PRETEST)
1) Distribusi frekuensi
2525304045
45 45 45 45 45
45 50 50 50 50
55 5560 60 60
609090
2) Banyak data (n) = 23
3) Rentang data (R) = Xmax – Xmin
Keterangan : R = Rentangan
Xmax = Nilai maksimum (tertinggi)
Xmin = Nilai minimum (terendah)
R = Xmax – Xmin
= 90 – 25
= 65
4) Banyak kelas interval (K) = 1+ 3,3 log n
Keterangan : K = Banyak kelas
n = Banyak siswa
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 23
= 1 + (3,3 x 1,36)
= 5,49
5) Panjang kelas (i) =
=
= 11,83 ≈ 12
202
Lampiran 18
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS KONTROL
(PRETEST)
Nilai Frekuensi Xi X² fiXi fiXi2
25-36 3 30.5 930.25 91.5 2790.75
37-48 8 42.5 1806.25 340 14450
49-60 10 54.5 2970.25 545 29702.5
61-72 0 66.5 4422.25 0 0
73-84 0 78.5 6162.25 0 0
85-96 2 90.5 8190.25 181 16380.5
Jumlah 23 363 24481.5 1157.5 63323.75
1. Mean/Nilai Rata-rata (Me)
Mean ( X ) =
i
ii
f
Xf
Keterangan :
Me = Mean/ Nilai Rata-rata
ii Xf =Jumlahdarihasilperkalianmidpoint (nilaitengah) darimasing-
masingintervaldenganfrekuensinya.
if =Jumlahfrekuensi/ banyaksiswa
Mean ( X ) =
i
ii
f
Xf =
= 50,326
2. Median/ Nilai Tengah (Md)
Md if
fn
li
k
2
1
Keterangan :
Md = Median/ Nilai Tengah
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas median)
203
n = Jumlah frekuensi/ banyaksiswa
kf = Frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval kelas median
if = Frekuensi kelas median
i = Interval kelas
Md if
fn
li
k
2
1
Md = 48,5 + 1,4912.10
115,115,4812
10
11232
1
3. Modus (Mo)
Mo il
21
1
Keterangan :
Mo = Modus/ Nilai yang paling banyakmuncul
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas modus)
1 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
2 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i = Interval kelas
Mo = 5,5012102
25,48
21
1
il
4. Varians )( 2s =
5138,23012323
5,115763323,7523
)1(
222
nn
XfXfn iiii
5. Simpangan Baku (s) =
182,155138,230
1
..22
nn
XfXfN ii
204
Lampiran 19
UjiNormalitasKelompokKontrol
(Pretest)
Xi F x2 fixi fixi
2 fk Z Zt F(Z) S(Z) F(Z)-S(Z)
25 2 625 50 1250 2 -1.6128 0.4463 0.0537 0.086957 0.03326
30 1 900 30 900 3 -1.29842 0.4015 0.0985 0.130435 0.03193
40 1 1600 40 1600 4 -0.66964 0.2464 0.2536 0.173913 0.079687
45 7 2025 315 14175 11 -0.35526 0.1368 0.3632 0.478261 0.01506
50 4 2500 200 10000 15 -0.04087 0.016 0.484 0.652174 0.06817
55 2 3025 110 6050 17 0.273516 0.1064 0.6064 0.73913 0.03273
60 4 3600 240 14400 21 0.587902 0.219 0.719 0.913043 0.01940
90 2 8100 180 16200 23 2.47422 0.4932 0.9932 1 0.0068
Jumlah 23 22375 1165 64575 96 -0.64135 0.2389 3.5716 4.173913 0.60231
Mean ̅̅ ̅ =
=
= 50,65
Varians (Si²) =
=
=
= 252,9644
Simpangan Baku (S) = √
= √
= 15,904
205
Contoh perhitungan baris pertama
Z =
=
=-1,612802
F (Z) = Jika nilai Z <0 ,maka: 0,5 – Z tabel
Jika nilai Z > 0, maka : 0,5 + Z tabel
S (Z) =
=
Untuk baris berikutnya perhitungannya sama.
Sehingga diperoleh :
Ltabel = 0,190
Lhitung = DiperolehdarinilaiF(Z) – S(Z) yang memilikinilaiterbesar =
0,079687
Kriteria :
Terima H0 jika Lhitung<Ltabel
Tolak H0 jika Lhitung>Ltabel
Karena Lhitung<Ltabel (0,079<0,190) maka dapat disimpulkan bahwa sampel
kelas tersebut berdistribusi normal.
206
Lampiran 20
DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS KONTROL
(POSTTEST)
1) Distribusi frekuensi
30 30 35 35 35
40 40 50 50 55
55 55 60 60 60
70 70 75 75 75
75 80 80
2) Banyak data (n) = 23
3) Rentang data (R) = Xmax – Xmin
Keterangan : R = Rentangan
Xmax = Nilai maksimum (tertinggi)
Xmin = Nilai minimum (terendah)
R = Xmax – Xmin
= 80 – 30
= 50
4) Banyak kelas interval (K) = 1+ 3,3 log n
Keterangan : K = Banyak kelas
n = Banyak siswa
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 23
= 1 + (3,3 x 1,36)
= 5,49
5) Panjang kelas (i) =
=
= 9.10 ≈ 9
207
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS KONTROL
(POSTTEST)
Nilai Frekuensi Xi X² Fixi Fixi2
30-38 5 34 1156 170 5780
39-47 2 43 1849 86 3698
48-56 5 52 2704 260 13520
57-65 3 61 3721 183 11163
66-74 2 70 4900 140 9800
75-83 6 79 6241 474 37446
Jumlah 23 339 20571 1313 81407
1. Mean/Nilai Rata-rata (Me)
Mean ( X ) =
i
ii
f
Xf
Keterangan :
Me = Mean/ Nilai Rata-rata
ii Xf =Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-
Masing interval dengan frekuensinya.
if =Jumlah frekuensi/ banyak siswa
Mean ( X ) =
i
ii
f
Xf =
= 57,086
2. Median/ Nilai Tengah (Md)
Md if
fn
li
k
2
1
Keterangan :
Md = Median/ Nilai Tengah
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas median)
n = Jumlah frekuensi/ banyak siswa
208
kf = Frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval kelas median
if = Frekuensi kelas median
i = Interval kelas
Md if
fn
li
k
2
1
Md = 47,5 + 6,559.5
75,115,479
5
7232
1
3. Modus (Mo)
Mo il
21
1
Keterangan :
Mo = Modus/ Nilai yang paling banyakmuncul
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas modus)
1 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
2 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i = Interval kelas
Mo = 1,78964
45,74
21
1
il
4. Varians )( 2s =
264822,29312323
13138140723
)1(
222
nn
XfXfn iiii
5. SimpanganBaku(s) =
124,17264822,293
1
..22
nn
XfXfN ii
209
Lampiran 21
Uji Normalitas Kelompok Kontrol
(Posttest)
Mean ̅̅ ̅ =
=
= 56,08
Varians (Si²) =
=
=
= 286,2648
Simpangan Baku (S) = √ = √ = 16,919
Contoh perhitungan baris pertama
Z =
=
=-1541817
Xi F x2 fixi fixi
2 fk Z Zt F(Z) S(Z) F(Z)-S(Z)
30 2 900 60 1800 2 -1.54182 0.4382 0.0618 0.086957 -0.02516
35 3 1225 105 3675 5 -1.24629 0.3925 0.1075 0.217391 -0.10989
40 2 1600 80 3200 7 -0.95077 0.3289 0.1711 0.304348 -0.13325
50 2 2500 100 5000 9 -0.35971 0.1368 0.3632 0.391304 -0.0281
55 3 3025 165 9075 12 -0.06419 0.0239 0.4761 0.521739 -0.04564
60 3 3600 180 10800 15 0.231338 0.091 0.591 0.652174 -0.06117
70 2 4900 140 9800 17 0.822389 0.2939 0.7939 0.73913 0.05477
75 4 5625 300 22500 21 1.117915 0.3665 0.8665 0.913043 -0.04654
80 2 6400 160 12800 23 1.413441 0.4207 0.9207 1 -0.0793
Jumlah 23 29775 1290 78650 111 -0.57769 2.4924 4.3518 4.826087 -0.47429
210
F (Z) = Jika nilai Z <0 ,maka: 0,5 – Z tabel
Jika nilai Z > 0, maka : 0,5 + Z tabel
S (Z) =
=
Untuk baris berikutnya perhitungannya sama.
Sehingga diperoleh :
Ltabel = 0,190
Lhitung = Diperoleh dari nilai F(Z) – S(Z) yang memiliki nilai terbesar
= 0,05477
Kriteria :
Terima H0 jika Lhitung<Ltabel
Tolak H0 jika Lhitung>Ltabel
Karena Lhitung<Ltabel (0,054 < 0,190) maka dapat disimpulkan bahwa
sampel kelas tersebut berdistribusi normal.
211
Lampiran 22
UJI HOMOGENITAS
Data Pretest Posttest
n data 23 23
S2
Eksperimen 233,6484 134.6881
S2
Kontrol 241,966 273.8185
FHitung 0,96 0,49
FTabel 2,04 2,04
Kesimpulan Homogen Homogen
1. Uji Homogenitas PretestDua Kelas
Fhitung =
=
= 0,96
Menentukan kriteria pengujian:
Jika Fhitung<Ftabel maka H0 diterima
Jika Fhitung>Ftabel maka Ha diterima
Nilai Ftabel: 2,04
Karena Fhitung<Ftabel (0,96< 2,04) maka dapat disimpulkan bahwa kedua data
pretest memiliki varians yang homogen.
2. Uji Homogenitas PosttestDua Kelas
Fhitung =
=
= 0,491
Menentukan kriteria pengujian:
Jika Fhitung<Ftabel maka H0diterima
Jika Fhitung>Ftabel maka Ha diterima
Nilai Ftabel: 2,04
Karena Fhitung>Ftabel (0,49> 2,04) maka dapat disimpulkan bahwa kedua data
posttest memiliki varians yang homogen.
212
Lampiran 24
PENGUJIAN HIPOTESIS
Untuk pengujian hipotesis, maka langkah-langkahnya adalah:
1. Hipotesa statistik
Ho = µA ˂ µB
Ha = µA ˃ µB
2. Uji signifikansi denganuji-t (t-test) prettest
Berdasarkan perhitungan pada lampiran sebelumnya didapatkan:
Variabel Jumlah (n) Mean Simpangan Baku
(s)
Varians
(s2)
Eksperimen 23 44,78 15,62 244,26
Kontrol 23 50,65 15,90 252,96
² =
=
=
=
= 248,61
Sgab = √
= 15,76
Pengujian hipotesis dengan uji-t pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dengan
derajat kebebasan (dk = n1 + n2 – 2 atau 23 + 23– 2 = 44) digunakan rumus:
213
= ̅ ̅
√
=
√
=
= -1,26
Menentukan harga ttabel
Menentukan harga t-tabel dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dan
derajat kebabasan (dk = n1 + n2 – 2 atau 23 + 23 – 2 = 44). Sehingga
diperoleh harga t-tabel sebesar 1,68
Kriteria pengujian adalah jika harga thitung<harga ttabel, maka Ha ditolak
Kesimpulan
Karena thitung>ttabel yakni -1,26> 1,68 maka H0 diterima dan Ha ditolak
pada taraf siginifikan α = 5 % dengan derajat bebas (db) = 44,
sehingga dapat disimpulkan bahwa.Maka tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara hasil pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Dengan demikian kedua kelas memiliki kemampuan yang
homogeny dan kedua kelas layak dijadikan sampel penelitian.
3. Uji signifikansi dengan uji-t (t-test)Posttest
Berdasarkan perhitungan pada lampiran sebelumnya didapatkan:
Variabel Jumlah (n) Mean Simpangan Baku
(s)
Varians
(s2)
Eksperimen 23 76,08 11,86 140,81
Kontrol 23 56,08 16,91 286,26
214
² =
=
=
=
= 213,53
Sgab = √
= 14,61
Pengujian hipotesis dengan uji-t pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dengan
derajat kebebasan (dk = n1 + n2 – 2 atau 23 + 23 – 2 = 44) digunakan rumus:
= ̅ ̅
√
=
√
=
= 4,65
Menentukan harga ttabel
Menentukan harga t-tabel dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dan
derajat kebabasan (dk = n1 + n2 – 2 atau 23 + 23 – 2 = 44). Sehingga
diperoleh harga t-tabel sebesar 1,68
Kriteria pengujian adalah jika harga thitung>harga ttabel, maka H0 ditolak
Kesimpulan
Karena thitung>ttabel yakni 4,65> 1,68 maka H0 ditolak dan Ha diterima
pada taraf siginifikan α = 5 % dengan derajat bebas (db) = 44,
sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen lebih baik dari rata-rata kelas kontrol.
215
LAMPIRAN 24
HasilUji N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Nama
Kelas Ekperimen
N-Gain Keterangan
Kelas Kontrol
N-Gain Keterangan
Nilai
Pretes
Nilai
Postest
Nilai
Pretest
Nilai
Postest
a 50 95 0.9 Tinggi 50 70 0.4 sedang
b 25 50 0.333333333 Sedang 25 50 0.33333333 sedang
c 80 95 0.75 Tinggi 45 50 0.09090909 rendah
d 45 75 0.545454545 Sedang 45 70 0.45454545 sedang
e 60 85 0.625 Tinggi 60 80 0.5 sedang
f 25 85 0.8 Tinggi 60 75 0.375 sedang
g 45 75 0.545454545 Sedang 45 50 0.09090909 rendah
h 50 90 0.8 Tinggi 60 60 0 rendah
i 55 75 0.444444444 Sedang 90 80 -1 rendah
j 55 80 0.555555556 Sedang 45 50 0.09090909 rendah
k 40 75 0.583333333 Sedang 45 55 0.18181818 rendah
l 20 70 0.625 Sedang 30 65 0.5 sedang
m 40 45 0.083333333 Tinggi 25 65 0.53333333 sedang
n 30 70 0.571428571 Sedang 55 70 0.33333333 sedang
o 60 80 0.5 Sedang 50 55 0.1 rendah
p 35 70 0.538461538 Sedang 55 65 0.22222222 rendah
q 25 75 0.666666667 Sedang 90 80 -1 rendah
r 75 85 0.4 Sedang 60 75 0.375 sedang
s 50 80 0.6 Sedang 50 40 -0.2 rendah
t 40 75 0.583333333 Sedang 50 75 0.5 sedang
u 35 80 0.692307692 Sedang 45 65 0.36363636 sedang
v 55 65 0.222222222 Rendah 45 55 0.18181818 rendah
w 35 75 0.615384615 Sedang 45 65 0.36363636 sedang
rata-rata N gain
0.564378858 Sedang rata-rata N gain 0.16480018 rendah
216
Nilai pretest Kontrol
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0
2 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1
3 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0
4 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1
5 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1
6 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1
7 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0
8 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1
9 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0
10 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1
11 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0
12 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1
13 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1
14 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0
15 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
16 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
17 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0
18 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1
19 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1
20 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
21 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1
22 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0
217
nilai postest kontrol
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1
2 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1
7 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1
10 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1
11 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1
12 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0
13 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0
14 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1
15 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1
16 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1
17 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1
18 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
19 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1
20 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1
21 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1
22 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1
23 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1
218
Nilai pretest Eksperimen
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1
2 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0
3 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1
5 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
7 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0
8 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
9 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0
10 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0
11 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
12 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0
13 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
14 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
15 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0
16 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0
17 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1
18 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
19 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1
20 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1
21 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0
22 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
23 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
219
Nilai Postes eksperimen
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1
2 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1
5 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0
9 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
11 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
12 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0
13 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0
14 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
15 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1
16 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
17 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1
18 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0
19 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1
20 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0
21 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
22 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
LAMPIRAN 25 220
Daftar hasil belajar berdasarkan indikator pretest kontrol
INDIKATOR 1 5
NO 1 2 3 4 6 5 7 8 10 9 11 12 13 18 14 15 16 17 19 20
1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0
2 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1
3 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0
4 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1
5 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1
6 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1
7 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0
8 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1
9 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0
10 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1
11 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0
12 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1
13 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1
14 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0
15 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
16 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0
17 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0
18 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1
19 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1
20 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
21 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1
22 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0
TOTAL 22 11 9 6 10 17 14 3 9 19 10 16 4 20 8 11 7 12 14 13
20
% 95.65217 86.95652
23 92 92 92 23 69 69
39.13043478 46.73913043 53.26086957 37.68115942 56.52173913
2 3 4 6 7
36 43 49 26 39
221
Daftar hasil belajar berdasarkan indikator postest kontrol
INDIKATOR 1 5
NO 1 2 3 4 6 5 7 8 10 9 11 12 13 18 14 15 16 17 19 20
1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1
2 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1
7 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1
8 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1
10 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1
11 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1
12 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0
13 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0
14 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1
15 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1
16 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1
17 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1
18 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
19 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1
20 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1
21 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1
22 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1
23 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1
TOTAL 23 20 7 12 3 21 18 2 22 20 11 16 10 20 10 10 14 19 18 21
23 20
% 100 86.95652
23 92 92 92 23 69 69
42 63 57 34 58
45.65217391 68.47826087 61.95652174 49.27536232 84.05797101
2 3 4 6 7
222
Daftar hasil belajar berdasarkan indikator postest eksperimen
INDIKATOR 1 5
NO 1 2 3 4 6 5 7 8 10 9 11 12 13 18 14 15 16 17 19 20
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1
2 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1
5 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0
9 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
11 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0
13 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
14 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
15 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1
16 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
17 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1
18 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0
19 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1
20 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0
21 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
22 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
TOTAL 23 23 23 14 18 21 18 11 19 20 17 22 13 19 11 10 14 19 18 18
23 19
% 100 82.6087
23 92 92 92 23 69 69
84.7826087 75 78.26086957 50.72463768 79.71014493
2 3 4 6 7
78 69 72 35 55
223
Daftar hasil belajar berdasarkan indikator pretest eksperimen
INDIKATOR 1 5
NO 1 2 3 4 6 5 7 8 10 9 11 12 13 18 14 15 16 17 19 20
1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1
2 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
3 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1
5 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
6 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
7 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0
8 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
9 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
10 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0
11 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
12 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0
13 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
14 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
15 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0
16 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0
17 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1
18 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
19 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1
20 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1
21 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0
22 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
23 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
TOTAL 21 14 12 7 4 14 11 3 10 18 8 17 3 14 9 5 8 7 8 8
21 14
% 91.30435 60.86957
23 92 92 92 23 69 69
37 38 46 22 23
40.2173913 41.30434783 50 31.88405797 33.33333333
2 3 4 6 7
LAMPIRAN 26 224
1 2 4 3 5 9 11 13 16 17 20 6 7 8 10 12 14 15 18 19 JUMLAH
1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 11
2 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 8
3 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 15
4 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 7
5 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 5
6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 16
7 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 9
8 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 5
9 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 8
10 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 10
11 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4
12 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 7
13 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 6
14 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 9
15 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 7
16 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 8
17 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 12
18 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5
19 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 12
20 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 11
21 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 10
22 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 9
23 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 7
TOTAL 21 14 7 12 14 18 8 3 8 7 8 4 11 3 10 17 9 5 14 8
%
69 184 207
60.86956522 42.39130435 39.13043478
Nilai Pretest Kelas Eksperimen
NoC₁ C₂ C₃
42 78 81
225
1 2 4 3 5 9 11 13 16 17 20 6 7 8 10 12 14 15 18 19 JUMLAH
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 15
2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 15
3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 16
4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 16
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 17
6 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 14
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19
8 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 13
9 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 12
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 18
11 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 16
12 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 15
13 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 15
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 18
15 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 13
16 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 15
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 16
18 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 9
19 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 10
20 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 13
21 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 14
22 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 15
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19
TOTAL 23 19 14 19 21 20 17 13 14 19 18 18 18 11 19 22 11 10 19 18
%
69 184 207
C₁ C₂ C₃
56 141 146
81.15942029 76.63043478 70.53140097
Nilai Postest Kelas eksperimen
No
226
No 1 2 4 3 5 9 11 13 16 17 20 6 7 8 10 12 14 15 18 19 JUMLAH
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 13
2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 16
3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 16
4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 17
5 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 15
6 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 15
7 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 14
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 16
9 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 15
10 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 13
11 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 8
12 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 11
13 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 10
14 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 12
15 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 10
16 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 10
17 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 11
18 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 14
19 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 12
20 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 13
21 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 10
22 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 13
23 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 13
TOTAL 23 20 12 7 21 20 11 10 14 19 21 3 18 2 22 16 10 10 20 18
%
69 184
207
79.71014493 66.84782609 57.48792271
Nilai Postest Kelas Kontrol
C₁ C₂ C₃
55 123 119
227
No 1 2 4 3 5 9 11 13 16 17 20 6 7 8 10 12 14 15 18 19 JUMLAH
C₃
1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 9
2 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 12
3 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 12
4 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 10
5 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 10
6 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 9
7 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 9
8 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 9
9 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 6
10 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 9
11 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 9
12 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 9
13 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 10
14 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 11
15 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 11
16 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 5
17 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 12
18 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 10
19 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 12
20 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18
21 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 9
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19
23 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 5
TOTAL 22 11 6 9 17 19 10 4 7 12 13 10 14 3 9 16 8 11 20 14
%
69 184 207
39 91 105
56.52173913 49.45652174 50.72463768
Nilai Pretest Kelas Kontrol
C₁ C₂
228
Lampiran 27
Dokumentasi Penelitian
Peneliti melakukan kegiatan pembelajaran pada kedua kelompok, untuk
kelompok eksperimen peneliti memberikan perlakuan dengan menerapkan model
pembelajaran CLIS (Children Learning in Science), sedangkan untuk kelas
kontrol peneliti melakukan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah
dan demonstrasi. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti telah membuat
perencanaan yang matang. Diantaranya yaitu membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaraan sesuai dengan kurikulum KTSP dan pada pembelajaran IPA serta
menggambarkan kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
CLIS (Children Learning in Science). Menyiapkan lembar kerja siswa serta alat
dan bahan yang akan digunakan pada konsep benda dan sifatnya serta menyiapkan
daftar kelompok.
Ketika pertemuan pertama berlangsung, peneliti membuka kegiatan
pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama. Setelah siswa siap
untuk mengikuti pembelajaran, peneliti memberikan ice breaking untuk
memberikan semangat kepada siswa ketika mengikuti pembelajaran. Kemudian
peneliti menjelaskan bagaimana kegiatan pembelajaran IPA yang akan dilakukan,
serta aturan-aturan yang akan diterapkan menggunakan model pembelajaran
CLIS (Children Learning in Science). Gambar 4.3 posisi duduk sebelum
dilakukannya kegiatan praktikum dan diskusi.
Gambar 4.3 Posisi Tempat Duduk Siswa
229
Pada Gambar 4.3 sebelah kanan dan kiri tampak posisi tempat duduk
siswa sebelum dilakukan kegiatan praktikum dan diskusi pembelajaran IPA
menggunakan model pembelajaran CLIS (Children Learning in Science).
Model pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) sangat
mengutamakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa bukan hasil
dari mengingat seperangkat fakta- fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri.
Materi yang dijadikan bahasan pada penelitian ini adalah sifat dan perubahan
wujud benda, maka pemunculan masalah untuk dijadikan bahan diskusi dan
praktikum tidaklah sulit karena banyak contoh- contoh yang dapat diambil dari
lingkungan sekitar siswa. Pada fase pertama dan kedua model pembelajaran CLIS
(Children Learning in Science) yakni Orientasi dan Elistisasi pada tahapan ini
guru mengukur sejauhmana kemampuan yang dimiliki siswa dengan
menampilkan gambar yang berkaitan dengan aplikasi pada materi kemudian guru
bertanya pada siswa tentang gambar yang ditampilkan.
Pada fase Restruksisasi terdapat tiga tahapan yakni tahapan pertukaran
gagasan dimana guru meminta setiap siswa menjawab tanpa membenarkan ataun
menyalahkan jawaban dari siswa, tahap pembukaan situasi konflik guru
membentuk siswa menjadi kelompok-kelompok kecil untuk melakukan kegiatan
praktikum, selanjutnya tahapan kontruksi gagasan baru dimana proses
pembelajaran berlangsung dengan kegiatan diskusi. Setiap fase peneliti selalu
mengamati dan memantau jalannya eksperimen agar tidak terjadi kesalahan.
230
Gambar 4.4 Kegiatan Praktikum dan Diskusi
Pada gambar diatas telihat beberapa kegiatan yang sedang dilaksanakan
yaitu kegiatan praktikum pada fase Restrukturisasi pada tahapan pembukaan
situasi konflik, kemudian kegiatan diskusi pada tahapan kontruksi gagasan dimana
siswa mulai untuk menyampaikan gagasan-gagasannya pada siswa lain dalam
kelompoknya. Siswa juga ditugaskan untuk menyampaikan hasil kegiatan
praktikum kepada siswa lainnya. Siswa lain juga memberikan komentar atau
mengajukan pertanyaan.
Pada fase Aplikasi, Peneliti mengomentari jalannya diskusi dan
memberikan penguatan serta meluruskan hal-hal yang kurang tepat.
Di akhir kegiatan pembelajaran atau fase Review, peneliti meminta siswa
untuk mereview hasil pembelajaran. Peneliti menyempurnakan hasil review dari
siswa mengenai konsep yang telah diajarkan. Peneliti tidak hanya mengukur
kemampuan siswa dari hasil kegiatan praktikum dan review tetapi juga
memberikan tugas berupa soal latihan untuk masing-masing siswa yang
dikerjakan secara individu. Selain itu, peneliti juga memberikan tugas tambahan
untuk dikerjakan di rumah.