PENGARUH METODE KOOPERATIF LEARNING...
Transcript of PENGARUH METODE KOOPERATIF LEARNING...
PENGARUH METODE KOOPERATIF LEARNING TEKNIK
MAKE A MACTH TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS
SISWA KELAS IV
( Kuasi Eksperimen di SDN Joglo 08 Pagi)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
RINI SUMARWATI
1110018300074
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
i
ABSTRAK
Rini Sumarwai (1110018300074). “Prestasi Belajar Siswa dalam Bidang
Studi IPS Kelas IV di SD Joglo 08 Pagi”. Studi perbandingan antara metode
kooperatif learning dengan metode ceramah. Skripsi, Program Studi PGMI,
fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prestasi belajar siswa dalam
bidang studi IPS. Penelitian ini dilaksanakan di SD Joglo 08 Pagi kota Jakarta
Barat pada tahun 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi
eksperimen dengan desain Two grup randomized subjects pretest posstest.
Pengambilan sample dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling,
siswa kelas A sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif make a macth dan siswa kelas B sebagai kelas kontrol yang
menggunakan penelitian pembelajaran konvensional yaitu ceramah. Instrumen
yang digunakan adalah instrumen tes berupa soal-soal pilihan ganda. Tes tersebut
digunakan unuk mengetahui prestasi belajar IPS. Data instrumen tes dianalisis
menggunakan analisis statistik uji-t pada araf signifikan (α) = 0,05, didapatkan
thitung >tabel yaitu 2,773 > 2,004. Sehingga hipotesis H1 diterima dan H0 ditolak,
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan terhadap prestasi belajar siswa
yang menggunkan pembelajaran kooperatif make a macth dengan yang
menggunakan pembelajaran konvensional ceramah pada mata pelajaran IPS.
Kata kunci : model pembelajaran kooperatif, make a macth, Prestasi belajar.
ii
ABSTRACT
Rini Sumarwai (1110018300074). "Student Achievement in the Field of Social
Studies Class IV in elementary school Joglo 08 Morning". Comparative studies
between methods of cooperative learning with lecture method . Skripsi, Study
Program in primary , tarbiyah and teaching sciences, State Islamic University of
Syarif Hidayatullah Jakarta , 2016 .
The aim of this research was to know student achievement of social
studies. The research was conducted in 08 morning Elementary School Joglo
West Jakarta, 2014/2015. The method used is a quasi-experimental design with
pretest Two subjects randomized group posstest. Sampling is done using random
sampling techniques, Grade A as a class experiment using cooperative learning
model make a macth and students in grade B as a control class that uses a
conventional learning research lectures. The instrument used is the test
instrument in the form of multiple choice questions. The test is used unuk
determine learning achievement social studies. Test instruments Data were
analyzed using statistical analysis t-test at significant araf ( α ) = 0.05 , obtained
tvalues > ttable is 2,773 > 2,004. So hypothesis H1 is accepted and H0 is rejected , it
can be concluded that there is a difference to student achievement that use
cooperative learning make a macth with the use of conventional learning in social
studies lecture .
Keywords : cooperative learning, make a macth, learning achivement.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan Mengucap Syukur Alhamdulillah, Puji syukur penulis yang
sedalam-dalamnya panjakan kehadirat Allah SWT Tuhan sang pemilik rahmat
serta kuasa disetiap langkah kehidupan penulis, yang elah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya setiap saat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Sholawa dan salam tercurah kepada junjungan besar baginda Rasulullah SAW
beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Banyak tantangan dan hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat
kesungguhan hati, bekerja keras, dukungan dan bimbingan yang sangat berarti
dari orang-orang sekitar yang selalu memberikan bimbingan, motivasi, dorongan,
semangat, rasa optimis dan lain-lain sehingga peneulis dapat menyelesaikannya.
Oleh karena itu, pada ruang yang terbatas ini penulis menghaturkan banyak
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Tahib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.
2. Dr. Khalimi, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan izin atas
penyusunan skripsi.
3. Asep Ediana Latip, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah.
4. Dr. Faridal Arkam M.Pd. selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dan
penuh pengertian membantu, dan memberikan pemahaman mengenai materi
yang berhubungan dengan skripsi ini.
5. Dra. Manerah, selaku dosen pembimbing akademik, yang telah memberikan
arahan dan bimbingan serta semangat.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen PGMI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
banyak membantu dan mengembangkan ilmu selama penulisan mengikuti
proses perkuliahan.
iv
7. Kepala sekolah SDN Joglo 08 Pagi, guru kelas IV, siswa kelas IV A dan IV
B, dan staf yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melaksanakan penelitian demi terselesaikannya skripsi ini.
8. Teristimewa untuk ayahanda Suhendar yaman dan Ibu Asmara Murni yang
telah melimpahkan segenap kasih sayang yang tak terhingga serta doa yang
tak henti-hentinya. Teruntuk kakakku Rina Sundari S.pd. dan Adikku Ardi
Suwardi terimaksih untuk dukungan dan semangat.
9. Teruntuk Suami tercinta Marwan Afandi yang selalu ada untuk penulis,
terimakasih untuk motivasi, dorongan, pengertian sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
10. Terimakasih bidadari kecilku Marissa Hafidzah Putri Afandi untuk senyuman
yang diberikan, memberikan semangat tersendiri sehingga menjadikan
penulis lebih semangat menyelesaikan karya ini.
11. Tiga keponakan tersayang Kamila Alenna Ibrahim, Amira Samluna Ibrahim
dan M. Tegar Abdullah yang selalu memberikan keceriaan.
12. Sahabatku Siti Khodijah, Eko Ferdiansyah, Spd, Masyuri Baydhowi, Spd ,
Siti Nurachmawati Spd, Hickmah Spd Dan seluruh rekan mahasiswa PGMI
2010. Terima kasih atas bantuan, doa dan dukungan yang kalian berikan
semoga kebersamaan kita menjadi kenangan terindah untuk menggapai
kesuksesan dimasa mendatang
13. Dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang membantu
dalam skripsi ini.
Semoga Allah SWT dapat menerima sebagai amal kebaikan atas jasa baik
yang diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini
masih banyak kekurangan-kekurangan karena terbatasnya kemampuan penulis.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Mudah-
mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umunya bagi
khasanah ilmu pengetahuan. Amin.
Jakarta, Mei 2016
g
Rini Sumarwati
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .............................................................. 4
D. Perumusan Masalah ............................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, PENELITIAN YANG
RELEVAN KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka ................................................................... 7
1. Metode Pembelajaran Kooperatif ...................................... 7
2. Metode Pembelajaran ceramah .......................................... 18
3. Perbandingan metode pembelajaran kooperatif dan
Metode pembelajaran ceramah .......................................... 20
4. Hakekat Belajar dan Prestasi Belajar ................................. 22
5. Hakekat Pembelajaran IPS ............................................... 32
B. Penelitian Yang Relevan ........................................................ 36
C. Kerangka Pikir ........................................................................ 38
D. Hipotesis ................................................................................. 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 40
B. Metode Penelitian................................................................... 40
vi
C. Desain Penelitian .................................................................... 40
D. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 41
E. Prosedur Penelitian ................................................................ 42
F. Teknik Penngumpulan Data ................................................... 43
G. Instrumen Penelitian............................................................... 44
H. Teknik Analisis Data .............................................................. 51
I. Hipotesis Statistik .................................................................. 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................
A. Deskripsi Data ........................................................................ 54
B. Hasil Penelitian ...................................................................... 58
1. Hasil Belajar IPS ............................................................... 58
2. Hasil Pretest Eksperimen dan Kontrol .............................. 61
3. Hasil Postest Kelompok Ekperimen dan Kontrol .............. 63
4. Hasil Uji Prasyarat Analisis ............................................... 68
a. Uji Normalitas ............................................................... 68
b. Uji Homogenitas ........................................................... 70
C. Uji Hipotesis ........................................................................... 71
D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................
A. Kesimpulan ............................................................................. 75
B. Saran ...................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 77
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Kooperatif ................ 9
Tabel 2.2 Karakeristik Pengalaman Belajar .............................................. 19
Tabel 2.3 Perbandingan Antara Pembelajaran Kooperatif dengan
Pembelajaran Ceramah ............................................................... 21
Tabel 3.1 Skema Disain Pretest- Posttest Contol Grup Design ................. 41
Tabel 3.2 Jenis Dan Teknik Mengumpulkan Data ..................................... 43
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrument Materi Teknologi Produksi, Komunikasi
Dan Transportasi ........................................................................ 45
Tabel 3.4 Hasil Uji Validias Intrument ....................................................... 47
Tabel 3.5 Kriteria Besar Kolerasi .............................................................. 48
Tabel 3.6 Klasifikasi Interpretasi Indeks Kesukaran ................................. 49
Tabel 3.7 Klasifikasi Inerpretasi Daya Pembeda ....................................... 50
Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelompok Eksperimen ......... 58
Tabel 4.2 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelompok Kontrol.................60
Tabel 4.3 Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperiment .........................61
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok
Eksperimen ................................................................................. 62
Tabel 4.5 Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol ................................. 63
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok
Kontrol ........................................................................................ 64
Tabel 4.7 Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperiment ........................ 65
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok
Eksperimen ................................................................................. 66
Tabel 4.9 Deskripsi Data Posttest Kelompok Kontrol ................................ 67
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok
Kontrol ....................................................................................... 68
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Pretest ...................................................... 69
Tabel 4. 12 Hasil Uji Normalitas Posttest .................................................... 69
Tabel 4. 13 Hasil Uji Homogenitas Pretest .................................................. 70
viii
Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Postest ..................................................... 71
Tabel 4.15 Hasil Uji Uji T Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol... 72
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Intrumen Penelitian ....................................................... 79
Lampiran 2 Soal Ujian Instrument Penelitian Dan Jawaban ........................... 80
Lampiran 3 Soal Pretest Dan Posttest ............................................................. 90
Lampiran 4 Kunci Jawaban Pretest dan Posttest ............................................. 94
Lampiran 5 Kolerasi Skor Butir dengan total ................................................. 95
Lampiran 6 Rehabilitas Test ............................................................................ 97
Lampiran 7 Daya Pembeda .............................................................................. 98
Lampiran 8 Tingkat Kesukaran ....................................................................... 100
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) Kelas Eksperimen .... 102
Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) Kelas Kontrol ......... 118
Lampiran 11 Materi Pembelajaran .................................................................. 125
Lampiran 12 Kartu Make A Macth Yang Digunakan Dalam Pembelajaran .... 132
Lampiran 13 Lembar Observasi kerja .............................................................. 140
Lampiran 14 Instrumen Penelitian ....... .......................................................... 144
Lampiran 15 biodata penulis ........................................................................... 146
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha dasar dan terencana untuk mengwujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesera didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan intelektual, spiritual
agama, pengendalian diri, kecerdasaan dalam bersikap. Pendidikan juga
mempunyai tujuan untuk membangun manusia yang berperan sebagai sumber
daya dalam pembangunan, dan mewujudkan bangsa yang berkualitas, tujuan
tersebut tercantum dalam undang-undang republik Indonesia No. 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan Nasional, yaitu:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menjadikan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1
Langkah utama yang dapat dilakukan untuk mewujudkan hal diatas adalah
dengan mempersiapkan peserta didik sebaik mungkin agar menjadi manusia yang
bermanfaat tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bangsa, negara serta agama.
Memersiapkan peserta didik dengan sebaik mungkin bukanlah hal mudah,
pada kenyataannya banyak kendala yang dihadapi. Sistem pembelajaran yang
masih bersifat tradisional pembelajaran hanya berpusat pada guru (teacher center)
sebagai contoh metode ceramah, pembelajaran ini masih berpusat kepada guru
yaitu guru yang aktif dalam pembelajaran dan menjadi satu-satunya sumber
informasi bagi siswa sedangkan siswa menjadi pasif, sehingga tidak akan
membuat siswa berpikir kreatif dan kritis. Proses pembelajaran seperti ini akan
menimbulkan suasana belajar yang monoton, serta tidak dapat menyelesaikan
masalah.
1 UU RI No 20 Tahun 2003, Tentang Sisdiknas, (Bandung: fokusmedia, 2009), h. 2
2
Keberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran tergantung pada
beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi adalah cara guru
dalam mengembangkan pembelajaran. keadaan saat ini adalah guru masih
menggunakan metode konvensional, salah satunya adalah dengan menggunakan
metode ceramah. Menurut Sagala yang dikutip oleh Tukiran Taniredja dan Sri
Harmianto di dalam bukunya yang berjudul “Model-model Pembelajaran Inovatif
dan Efektif” menyatakan bahwa: “ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui
penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik”2, ini berarti siswa
hanya menjadi pendengar saja.
Metode ceramah hanya akan membuat siswa berpatokan pada informasi
yang diberikan oleh guru dan kemampuan bekerjasama dengan siswa lain tidak
akan berkembang. Siswa hanya akan mendengarkan dan mencatat hal-hal penting
yang diberikan oleh guru, apalagi tidak semua siswa dapat menerima
pembelajaran dengan audio, maka siswa tersebut akan mengalami kesulitan.
Tanpa ada proses yang berarti dalam pembelajaran, siswa akan cepat lupa dengan
pembelajaran yang diajarkan.
Memang dengan menggunakan metode ceramah ini pendidik lebih mudah
dalam menuntaskan materi, namun belum tentu semua siswa dapat mengerti apa
yang dimaksud oleh guru dan guru pun tidak akan mengetahui sejauh mana
kemampuan siswa dalam pembelajaran. Tidak hanya itu tetapi jika terus menerus
menggunakan metode ceramah (konvensional) maka siswa kurang berkembang,
baik secara akademis maupun secara secara sosial, karena dengan metode ini
siswa akan disibukan oleh mencatat hal-hal penting saja tanpa menghiraukan di
sekelilingnya.
Salah satu model pembelajaran yang dianggap sesuai untuk mengatasi
permasalahan di atas adalah adalah “model pembelajaran kooperatif”. Menurut
Slavin, yang dikutip oleh TukiranTaniredja dan Sri Harmianto di dalam bukunya
yang berjudul “Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif” menyatakan
bahwa, pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara
2 Tukiran Taniredja dan Sri Harmianto, Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif
(Bandung: Alfabeta, 2013). Hal. 45
3
berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang
terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru.3
Dalam pembelajaran kooperatif bukan guru yang menjadi pusat
pembelajaran melainkan siswalah yang aktif dalam pembelajaran. Peranan guru
dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif adalah sebagai fasilitator, mediator,
director-mutivator, dan evaluator. Oleh karena itu peranan guru tidak terlalu
dominan dan kemampuan berpikir siswa dapat berkembang, yang pada akhirnya
diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.
Pembelajaran kooperatif mempunyai banyak tipe, diantaranya : STAD
(Student Teams Achievement Division), Make a Macth, JIGSAW, CIRC
(Cooperative Integrated Reading and Composition), TGT (Teams Game
Tournament), dan GI (Group Investigation).
Dari berbagai macam teknik pembelajaran yang telah penulis kemukakan
di atas, maka penulis tertarik pada teknik make a macth. Teknik ini di
kembangkan oleh Lorna Curran (1994). Make a Macth adalah cara menyenangkan
yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya
ataupun materi baru yang dipelajari.4
Teknik ini dapat memupuk kerja sama dalam menjawab pertanyaan
dengan mencocokan kartu yang ada di tangan siswa, proses pembelajaran ini akan
terasa seperti bermain dan diharapkan dapat merubah pembelajaran agar tidak
monoton sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami dan bermakna, tidak
hanya aktivitas dan kreativitas saja tetapi di dalam pembelajaran ada interaksi
sosial antara satu dengan yang lainnya.
Maka teknik Make a Macth ini cocok untuk diterapkan dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPS). Menurut Julianti (2000)
mengemukakan, pembelajaran kooperatif lebih tepat digunakan pada
3Ibid. Hal. 56
4 Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang
Kelas, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 55.
4
pembelajaran IPS.5 Karena karakteristik pembelajaran IPS sangat cocok dengan
karakteristik pembelajaran kooperatif.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “pengaruh metode kooperatif learning teknik
make a macth terhadap prestasi belajar ips siswa kelas IV ( kuasi eksperimen di
sdn joglo 08 pagi)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya
dapat diidentifikasi beberapa masalah, antara lain:
1. Guru dijadikan sebagai satu-satunya sumber informasi, sehingga membuat
siswa hanya bergantung dengan informasi yang diberikan guru.
2. Penggunaan pola pembelajaran yang kurang tepat menimbulkan kejenuhan
dan ketidaktarikan dalam pembelajaran IPS
3. Kerjasama dan sosialisasi yang dilakukan oleh para siswa sangat kurang.
4. Pembelajaran metode ceramah menjadikan suasana pembelajaran yang
bersifat individualistis.
5. Menggunakan metode ceramah siswa hanya disibukan dengan mencatat
hal-hal yang penting saja.
6. Pembelajaran menjadi kurang bermakna.
7. Prestasi belajar siswa terhadap pelajaran IPS masih rendah.
8. Guru tidak memberi kesempatan untuk siswa belajar kooperatif.
C. PembatasanMasalah
Pembatasan masalah diperlukan agar penlitian lebih efektif, efesien, dan
terarah. Adapun hal-hal yang membatasi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Peneliti hanya meneliti siswa kelas IV di SDN Joglo 08 Pagi.
5 Isjoni, Pembelajaran kooperatif, Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta
Didik, (Yogyakarta: Pustaka Belajar), 2010
5
2. Kegiatan mengajar yang kurang bervariasi, sehingga berdampak pada
pencapaian Prestasi belajar yang rendah dalam aspek kognitif.
3. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui pengaruh metode kooperatif
tipe Make a macth terhadap prestasi belajar siswa IV pada mata pelajaran
IPS
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah peneliti tetapkan dalam
pembelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran kooperatif ipe Make a
Macth, maka dapa dirumuskan sebagai berikut:
Apakah terdapat pengaruh metode cooperative learning teknik make a
macth terhadap prestasi belajar IPS siswa?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh metode cooperative learning teknik make a macth terhadap prestasi
belajar IPS siswa.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilkukan diharapkan dapat memberikan manfaat baik
secara teoritis maupun secara praktis.
1. Secara Teoritis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan terhadap pengembangan kajian tentang hal-hal yang berkaitan
dengan motivasi dan prestasi belajar siswa, sehingga penelitian ini dapat
menjadi acuan bagi pendidik untuk menemukan, mengetahui hambatan
dalam proses pembelajaran dan mencari solusi unuk mengatasinya, yang
pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran kearah
yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
6
2. Secara Praktis
a. Bagi guru, diharapkan peneliian ini dapa menjadikan bahan masukan
yang menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan guru untuk
meningkakan prestasi belajar siswa melalui peningkatan motivasi
belajar.
b. Bagi pihak sekolah, sebagai informasi dan bahan evaluasi dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar siswa di SDN Joglo 08 Pagi, Jakarta
Barat.
c. Bagi peneliti selanjutnya dibidang pendidikan, Khususnya yang
memfokuskan diri pada penelitian yang berkaitan dengan presasi belajar
siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk
melakukan kajian yang lebih luas dan mendalam agar dapat dijadikan
rujukan para guru dan menyelenggarakan pembelajaran.
d. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
serta pengalaman dalam menerapkan teori yang didapatkan dibangku
kuliah ke dalam tindakan nyata di lapangan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Metode Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif
Ada banyak metode pembelajaran yang dikemukakan oleh
para ahli dalam usaha meningkatkan dan mengoptimalkan hasil belajar
siswa, diantaranya adalah metode pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif berasal dari kata “kooperatif” yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu
satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.
Menurut Made Wena pembelajaran kooperatif adalah sistem
pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat (siswa lain)
sebagai sumber belajar, disamping guru dan sumber belajar lainnya.1
Sedangkan menurut Martinis Yamin dan Bansu I. Antasari
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran.2
Menurut Sunal dan Hans seperti yang dikutip Isjoni
menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara
pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk
memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerjasama selama
proses pembelajaran”.3
Dari kutipan di atas menjelaskan bahwa metode pembelajaran
kooperatif adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa dibagi
menjadi kelompok kecil untuk dapat bekerjasama selama proses
1Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tujuan Konseptual
Operasional, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), h. 190 2 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual
Siswa, (Jakarta: Press,2009), h.74 3 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta
Didik, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 15
8
pembelajaran agar siswa tidak bergantung kepada guru, dan guru
hanyalah sebagai fasilitator, motivator, mediator dll. Sehingga sumber
belajar bukan hanya dari guru dan buku saja tetapi juga sesama siswa.
Dalam melakukan proses belajar mengajar saat ini, guru tidak
menjadi sumber belajar tetapi guru berperan sebagai fasilitator, guru
berperan sebagai pengelola, guru berperan sebagai demonstator, guru
berperan sebagai pembimbing, dan guru juga berperan sebagai
motivator, sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi dengan
siswa lainnya dan saling belajar mengajar sesama siswa.
Pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran
yang banyak digunakan dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar
yang berpusat pada siswa (student oriented) serta membuat
pembelajaran lebih bermakna, terutama untuk mengatasi permasalahan
dalam mengaktifkan siswa, seperti siswa yang tidak dapat bekerja sama
dengan siswa lain, siswa yang agresif tidak peduli dengan siswa yang
lain dan siswa pasif yang hanya menjadi pendengar saja.
Metode pembelajaran kooperatif telah terbukti dapat
dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia.
Pembelajaran kooperatif mengandung arti bekerja bersama dalam
mencapai tujuan. Dalam kegiatan kooperatif, siswa mencari hasil yang
menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok. Belajar kooperatif
adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar
mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu. Prosedur
pembelajaran kooperatif didesain untuk mengaktifkan siswa melalui
diskusi dalam kelompok kecil.
b. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Kooperatif
Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang
sederajat tetapi heterogen dalam hal kemampuan, jenis kelamin,
suku/ras, dan lain-lain. Dengan mencampurkan para siswa dengan
9
kemampuan yang beragam tersebut, maka siswa yang kurang mampu
akan sangat terbantu dan termotivasi. Demikian juga siswa yang pandai
akan semakin terasa pemahamannya dan bertoleran dengan teman-
teman mereka yang kurang cerdas.
Terdapat enam langkah utama atau tahapan dalam
menggunakan metode pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah itu
ditunjukan pada tabel di bawah ini: 4
Tabel 2.1
Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase-1
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan
pelajaran yang dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase-2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan dengan jalan demontrasi
atau lewat bahan bacaan.
Fase-3
mengorganisasi siswa ke dalam
kelompok kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi secara
efisien.
Fase-4
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas mereka.
Fase-5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikan
hasil kerjanya.
4 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovaif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2011)., h. 66- 67.
10
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Kooperatif
Sebagai salah satu metode pembelajaran kooperatif, metode
pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan diantaranya:5
1) Melalui Pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu
menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah
kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi
dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
2) Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan idea atau gagasan dengan kata-kata secara verbal
dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3) Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada
orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta
menerima segala perbedaan.
4) Pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap
siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
5) Pembelajaran Kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup
ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan
sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan
interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan
keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
6) Melalui Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan
kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri,
menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan
masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang
dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.
7) Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa
menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi
nyata (riil).
5 Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2013), h. 249-250.
11
8) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan
motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal in berguna
untuk proses pendidikan jangka panjang.
Di samping memiliki beberapa kelebihan, model pembelajaran
kooperatif juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:6
1) Faktor dari dalam
a) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang,
disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan
waktu;
b) Agar dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai;
c) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada
kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas
sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan; dan
d) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini
mengakibatkan siswa yang lainnya menjadi pasif.
2) Faktor dari luar erat kiatannya dengan kebijakan pemerintah
mengenai pendidikan.
Metode kooperatif ini lebih banyak memiliki kelebihan
daripada kekurangannya, ini terletak dari desain pembelajaran yang
berorientasi pada siswa, guru hanya sebagai fasilitator untuk
mencapainya pembelajaran. Kelemahan pembelajaran kooperatif
lebih banyak dari faktor eksternal (dalam), kelemahan dari faktor
dalam lebih mudah di atasi dibandingkan dari faktor luar.
d. Teknik-teknik pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif mempunyai banyak teknik, seperti
yang ditulis oleh Masitoh dan laksmi7 di dalam bukunya “Strategi
6 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkakan Kecerdasan Komunikasi antar Peserta
Didik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009) h. 18.
12
Pembelajaran” seperti: bertukar pasangan, berpikir-berpasangan-
berempat, berkirim salam dan soal, kepala bernomor, teknik make a
macth dll.
Dari teknik yang disebutkan diatas maka penjelasannya
adalah sebagai berikut:
1) Bertukar pasangan
Teknik belajar mengajar bertukar pasangan memberi siswa
kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain. Teknik ini dapat
digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan
usia anak didik. Langkah-langkah yang dapat diterapkan pada jenis
ini adalah:
a) Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjukan
pasangannya) atau siswa melakukan prosedur teknik mencari
pasangan seperti yang dijelaskan di depan).
b) Guru memberi tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan
pasangannya.
c) Setelah selesai setiap siswa bergabung dengan satu pasangan lain.
d) Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan. Masing-masing
pasangan yang baru ini kemudian saling menanyakan dan
mengukuhkan jawaban mereka.
e) Temuan baru didapatkan dari pertukaran pasangan kemudian
dibagikan pada pasangan semula.
2) Berpikir-Berpasangan-Berempat
Teknik belajar mengajar Berpikir – Berpasangan – Berempat
dikembangkan oleh Frank Lyman (Think-Pair-Share) dan Spencer
Kagan (Think-Pair-Square) sebagai struktur kegiatan pembelajaran
cooperatif Learning. Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk
bekerja sama dengan orang lain.
Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu
siswa yang maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas,
7 Masitoh, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan, 2009), h.241
13
teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat ini memberi kesempatan
sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk
dikenali dan menunjukan partisipasi mereka kepada orang lain.
Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk
semua tingkatan usia anak didik. Langkah-langkah kegiatan dapat
dilakukan dengan cara:
a) Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberi
tugas kepada semua kelompok,
b) Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri.
c) Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan
berdiskusi dengan pasangannya.
d) Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat.
Siswa mempunyai kesempatan untuk membagi hasil kerjanya
kepada kelompok berempat.
3) Berkirim Salam dan Soal
Teknik belajar mengajar berkirim salam dan soal memberi
siswa kesempatan untuk melatih pengetahuan dan keterampilan
mereka. Siswa membuat pertanyaan sendiri sehingga merasa akan
lebih terdorong untuk belajar dan menjawab pertanyaan yang dibuat
oleh teman-teman sekelasnya.
Kegiatan berkirim salam dan soal cocok untuk persiapan
menjelang tes dan ujian. Teknik bisa digunakan dalam semua mata
pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Langkah-
langkah kegiatannya adalah:
a) Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan setiap
kelompok ditugaskan untuk menulis beberapa pertanyaan yang
akan dikirim ke kelompok yang lain. Guru bisa mengawasi dan
membantu memilih soal-soal yang cocok.
b) Kemudian, masing-masing kelompok mengirimkan satu orang
utusan yang akan menyampaikan salam dan soal dari
kelompoknya
14
c) Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain.
d) Setelah selesai, jawaban masing-masing kelompok dicocokkan
dengan jawaban kelompok yang mebuat soal.
4) Kepala Bernomor
Teknik belajar kepala bernomor (Numbered Heads)
dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Teknik ini memberi
kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu teknik ini
juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama
mereka. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan
untuk semua tingkatan usia anak didik. Langkah-langkah
kegiatannya adalah:
a) Siswa dibagi kelompok. Setiap siswa dalam kelompok mendapat
nomor.
b) Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya.
Misalnya siswa nomor satu bertugas membaca soal dengan benar
dan mengumpulkan data yang mungkin berhubungan
penyelesaian soal. Siswa nomor 3 mencatat dan melaporkan hasil
kerja kelompok.
c) Jika diperlukan (untuk tugas-tugas yang lebih sulit), guru juga
bisa mengadakan kerja sama antar kelompok. Siswa dapat disuruh
keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa
yang bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini,
siswa-siswa dalam tugas yang sama bisa saling membantu atau
mencocokan hasil kerja mereka.
Sebenarnya masih banyak lagi teknik-teknik pembelajaran
kooperatif, seperti: kepala bernomor terstruktur, dua tinggal dua
tamu, keliling kelompok, kancing gemerincing, keliling kelas,
lingkaran kecil lingkaran besar, tari bambu, jigsaw, mencari
pasangan (make a macth) dll. Dari beberapa teknik-teknik yang
disebutkan diatas pembelajaran kooperatif diatas maka penulis
15
tertarik pada pembelajaran make a macth. Karena pada metode make
a macth adalah salah satu dari pembelajaran kooperatif, salah satu
pembelajaran yang menyenangkan dimana siswalah yang menjadi
pusat didalam pembelajaran bukan guru.
5) Teknik Make A Macth
Metode pembelajaran dapat direalisasikan dengan
menerapkan suatu teknik pembelajaran. Terdapat beberapa teknik
dalam model pembelajaran kooperatif, salah satu teknik
pembelajaran tersebut adalah teknik make a macth. Teknik
mencari pasangan ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994).
Make a macth (mencari pasangan), yaitu suatu teknik yang cukup
menyenangkan dan digunakan untuk mengulang materi yan telah
diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi barupun tetap bisa
diajarkan dengan catatan siswa diberi tugas untuk mempelajari topik
yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas
mereka sudah memiliki bekal pengetahuan. Salah satu keunggulan
model ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai
suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
Kekurangan dari teknik ini adalah kurang efektif bila digunakan
untuk kelas yang jumlah siswanya lebih dari 50 orang dan terdapat
keributan didalam kelas.8
Teknik make a macth melibatkan siswa secara langsung
dalam proses pembelajaran, sehingga siswa lebih banyak
memberikan perhatian dan lebih menikmati proses pembelajaran
karena teknik ini dikemas seperti sebuah permainan dengan tidak
membuang esensi dari proses pembelajaran tersebut.
Teknik ini biasanya digunakan untuk mengajarkan kata-kata
atau kalimat dengan pasangannya. Misalnya kata dengan artinya,
atau soal dengan jawabannya, dan sebagainya. Teknik ini bisa
8 Hisyam Zaini, et.al., Strategi Pembelajaran Aktif, ( Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,
2008), h. 67
16
dikatakan sebuah permainan yang menyenangkan karena siswa
ditantang untuk menemukan pasangannnya dengan cocok
(pertanyaan dan jawaban) dengan melibatkan fisik.
Penerapan metode ini dimulai dengan beberapa cara,
langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:9
a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa
konsep/topik yang cocok untuk sesi Review.
b) Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau
soal dari kartu yang dipegang.
c) Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya (Kartu soal/kartu jawaban)
d) Siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin.
e) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat
kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
f) Kesimpulan.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam pembelajaran ini
adalah media berupa kartu-kartu. Telah dijelaskan di atas bahwa
kartu yang disediakan oleh guru adalah kartu yang berisi jawaban
dan kartu yang lain berisi tentang pertanyaan.
Langkah berikutnya adalah guru membagikan komunitas
kelas menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama merupakan
kelompok pemegang kartu yang berisi pertanyaan, kelompok kedua
merupakan pemegang kartu yang berisi jawaban dan kelompok
ketiga merupakan kelompok penilai. Kemudian guru mengatur
tempat duduk siswa berbentuk huruf U, kelompok pertama dan
kedua berjajar saling berhadapan.
9 Rusman, MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2014), h. 223-224
17
Jika setiap kelompok sudah siap maka guru membunyikan
peluit pertanda bahwa pembelajaran ini telah dimulai, setiap siswa
harus berusaha menemukan pasangannya. Berikan kesempatan
kepada mereka untuk berdiskusi. Hasil diskusi ditandai oleh
pasangan antara kelompok pertama dengan kelompok kedua. Jika
sudah berpasang-pasangan antara kelompok satu dan kelompok dua,
maka mereka wajib menunjukan pertanyaan dan jawaban terhadap
kelompok tiga sebagai kelompok penilai, kemudian kelompok ini
membacakan apakah pasangan ini cocok atau tidak setelah
melakukan diskusi.
Perlu diketahui bahwa tidak semua peserta didik baik yang
berperan sebagai pemegang kartu pertanyaan, pemegang kartu
jawaban dan kelompok penilai mengetahui dan memahami secara
pasti apakah betul kartu pertanyaan-jawaban yang mereka pasangkan
cocok atau tidak cocok. Berdasarkan kondisi inilah guru
memfasilitasi diskusi unuk memberikan kesempatan kepada seluruh
peserta didik menginformasikan hal-hal yang telah mereka lakukan
yaitu memasangkan pertanyaan-jawaban dan melaksanakan
penilaian.10
Teknik ini mengandalkan daya ingat atau daya tangkap siswa
dan pemahaman siswa terhadap apa yang telah mereka pelajari
sebelumnya dengan mencari jawaban dan pertanyaan yang telah
tersedia dalam bentuk kartu, dimana jawaban dan pertayaan tersebut
disediakan pada kartu yang berbeda. Setiap siswa masing-masing
mendapatkan sebuah satu kartu dan selanjutnya dituntut untuk
mencari pasangan yang sesuai dengan kartunya tersebut.
Jika seorang siswa mendapatkan sebuah kartu yang berisi
jawaban, maka siswa tersebut harus mencari kartu yang berisi
pertanyaan yang dipegang oleh temannya yang sesuai dengan
10
Agus Suprijono, Coopertive Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Surabaya: PT
Pustaka Pelajar, 2009), hal. 94-96
18
pertanyaan pada kartunya dan sebaliknya, seorang siswa
mendapatkan sebuah kartu yang berisi pertanyaan, maka siswa
tersebut harus mencari kartu yang berisi jawaban yang dipegang oleh
temannya yang sesuai dengan jawaban pada kartunya. Dan siswa
yang menemukan pasangan sebelum waktunya maka akan diberikan
point, begitu seterusnya. Dengan ini siswa akan lebih bersemangat
dan termotivasi dalam menjalankan aktifitas belajarnya. Untuk itu
metode pembelajaran ini diharapkan dapat mendorong motivasi
siswa sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar yang optimal
bagi siswa.
2. Metode Pembelajaran Ceramah
Pembelajaran ceramah adalah pembelajaran yang paling tua dan
sering digunakan guru karena dianggap lebih praktis dibanding
pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student center). Hal ini
disebabakan metode ceramah ini lebih mudah, tanpa menggunkan media
guru dapat menyampaikan materi ajar.
Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan
guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap
siswa.11
Menurut Abdul Majid di dalam buku Perencanaan Pembelajaran
mengemukakan, “Metode Ceramah merupakan cara menyampaikan materi
ilmu pengetahuan dan agama kepada anak didik dilakukan secara lisan.12
Dari beberapa pengertian diatas maka dapa disimpulkan bahwa
metode ceramah adalah metode yang berpusat kepada guru, guru yang
lebih aktif dalam pembelajaran sedangkan siswa hanya mendengarkan
penjelasan, mencatat hal-hal yang pokok yang disampaikan oleh guru.
Yang perlu dipahami disini adalah walaupun metode ini sangat mudah
11
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1997), h. 110 12
Majid Abdul, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),
cet ke-7, hal. 137
19
dalam pemberian materi ajar namun metode ini kurang efekif terhadap
keberhasilan siswa baik secara intelektual maupun sikapnya.
Metode ceramah memiliki karakteristik pengalaman belajar
(learning experience) yang dapat diperoleh siswa, seperti dibawah ini:13
Tabel 2.2
Karakteristik dan pengalaman belajar metode ceramah
Karakeristik Metode Pengalaman Belajar
1. Lebih bersifat pemberian
informasi berupa fakta dan
ingatan
2. Sistem pembelajaran klasikal
3. Jumlah siswa relaif banyak
4. Lebih banyak satu arah
5. Lebih diutamakan gaya guru
dalam berbicara, intonasi,
improvisasi, semangat dan
sisematika pesan.
1. Berlatih mendengarkan,
menyimak
2. Mengkaji apa yang
diceramahkan
3. Pemahaman konsep
4. Pemahaman prinsip
5. Pemahaman fakta
6. Proses mencatat bahan pelajaran
Kebaikan metode ceramah antara lain:14
a. Guru dapat menguasai seluruh arah kelas
b. Organisasi kelas sederhana.
Sementara itu terdapat juga kelemahan metode ceramah ini,
diantaranya:15
a. Terlalu sering menggunakan metode ini dapat membuat kebiasaan yang
kurang baik, yaitu siswa selalu ingin diceramahi. Dengan demikian
siswa dibina sebagai penerima informasi saja, tidak dibiasakan mencari
13
Masitoh dan Laksmi dewi, Strategi pembelajaran, (Direktra jenderal Pendidikan Islam
Depertemen Agama RI, 2009) cet-1. Hal. 117 14
Tukiran Taniredja dan Sri Harmianto, Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif
(Bandung: Alfabeta, 2013). Hal. 48 15
Sudirman, dkk, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 1991), h.114
20
dan mengolah informasi, yang justru sering keterampilan dan kebiasaan
ini lebih penting dari informasi itu sendiri.
b. Informasi yang diceramahkan mudah usang, atau ketinggalan
sehubungan dengan abad peledakan informasi sekarang ini
c. Apa yang diceramahkan guru adalah apa yang diingatnya pada waktu
itu, sedangkan yang tidak di ingat guru, tidak mungkin dijelaskannya.
d. Siswa yang menerimanya tidak selalu baik apabila dihubungkan dengan
pendengaran, siapa tahu ada yang pendengarannya sudah kurang aau
guru yang menjelasnya kurang jelas.
e. Tidak semua siswa memiliki daya tangkap yang tajam, sering terjadi
dari apa yang dijelaskan guru, hanya tertangkap hanya siswa sebagaian
saja atau terjadi salah tangkap.
f. Tidak gampang mengetahui apakah setiap siswa telah mengetahui atau
dapat mengikuti penjelasan atau ceramah yang dilakukan guru.
g. Metode ini kurang merangsang pengembangan kreativias dan
keterampilan mengemukakan pendapat bagi siswa.
h. Metode ini dapat menimbulkan verbalisme.
Setiap pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan tetapi
jika kita amati, maka metode ini lebih banyak memiliki kelemahan dari
pada kelebihan. Kelemahan metode ceramah yang paling dominan terletak
kepada guru, sebab apa yang diberikan oleh guru adalah yang dikuasainya
dan siswa hanya menerima tidak dapat mengembangkan potensi dalam
dirinya karena pembelajaran ceramah tidak memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berkembang.
3. Perbandingan Metode Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode
Ceramah
Dari pembahasan pembelajaran kooperatif dan metode ceramah
maka kita dapat membandingkan perbedaan antara keduanya, yaitu dapat
dilihat dari tabel di bawah ini:
21
Tabel 2.3
Perbandingan Antara Pembelajaran Kooperatif Dengan Pembelajaran
Ceramah (Konvensional)
No Aspek
Pembeda
Pembelajaran
Kooperatif Ceramah
1 Pelaksanaan
pembelajaran
Dilakukan
dengan
menggunakan
metode
kelompok
Pembelajaran
dimulai dari
penjelasan guru,
memcari
informasi secara
mandiri,
terkontrol, dan
berdiskusi
Siswa lebih aktif
Dilaksanakan
sepenuhnya
dengan cara
klasikal
Dilakukan
melalui
mendengarkan
penjelasan guru,
mencatat hal-hal
terpenting
Siswa lebih pasif
2 Peranan guru Guru hanya sebagai :
Fasilitator
Motivator
Evaluator
Guru sebagai pengelola
kelas, pemberi materi
secara keseluruhan untuk
memenuhi kebutuhan
peserta didik di kelas.
3 Sifat
pembelajaran
Secara kelompok Secara individual
4 Media yang
digunakan
Menggunakan berbagai
macam media
pembelajaran
Hanya menggunakan
media seadanya, atau
tidak sama sekali
22
5 Akhir
pembelajaran
Menggunakan berbagai
macam jenis tagihan
secara berkelanjutan
Lebih mengandalkan tes
yang dilakukan oleh
guru
6 Tujuan akhir
pembelajaran
Tujuan akhir
pembelajaran kooperatif
adalah membentuk
pribadi bukan hanya
menguasi materi namun
mampu berinteraksi
sosial dan mempunyai
kreatifias yang tinggi
Tujuan akhir
pembelajaran ceramah
adalah penguasaan
materi pembelajaran
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa pembelajaran kooperatif
lebih bermakna dibanding dengan pembelajaran ceramah, terlihat dari
pelaksanaan pembelajaran, peranan guru, sifat pembelajaran, media yang
digunakan, akhir pembelajaran terutama tujuan akhir pembelajaran yaitu
bukan hanya penguasaan materi seperti tujuan pembelajaran ceramah
namun pembelajaran kooperaif lebih menekankan pembentukan karakter
dan interaksi sosial.
4. Definisi Belajar dan Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar menurut Howard L. Kingsley yang dikutip oleh Abu
Ahmadi mengatakan belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam
arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan.16
Dalam psikologi pendidikan, belajar diartikan sebagai suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
16
Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rinieka Cipta, 2013), h. 127
23
perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya.17
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam
bentuk informasi materi pelajaran, ada pula yang beranggapan bahwa
belajar hanyalah proses latihan membaca dan menulis, padahal belajar
merupakankan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan
belajar, manusia melakukan perubahan lebih baik sehingga bukan
hanya intelektualnya yang berkembang namun juga sikap serta tingkah
laku pun akan berkembang. Belajar merupakan suatu proses, sedangkan
hasilnya adalah suatu prestasi, oleh karena itu belajar berlangsung
secara aktif dan interaktif dengan menggunakan berbagai bentuk
perbuatan untuk mencapai sebuah tujuan.
Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar
adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, hingga
menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku. 18
Berdasarkan beberapa pengertian diatas bahwa belajar
merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada
seseorang sehingga akan mengalami perubahan secara individu baik
pengetahuan, keterampilan, sikap, tingkah laku yang dihasilkan dari
proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi
dengan lingkungannya.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, jika hakikat belajar adalah
tingkah laku maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukan ke
dalam ciri-ciri belajar, yaitu: 19
17
Mohamad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Bandung: Pustaka Bani
Quraisi, 2004), h. 48 18
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktek Pengembangan
Kurikulum ingkat Satuan Pendidikn, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 229 19
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h.128-130
24
1) Perubahan Yang Terjadi Secara Sadar
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah
terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia
menyadari pengetahuannya bertambah.
2) Perubahan Belajar Bersifat Fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri
individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan
yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan
berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
3) Perubahan Dalam Belajar Bersifat Positif Dan Aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu
bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari
sebelumnya. Dengan demikian makan besar usaha belajar itu
dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
4) Perubahan Dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara
Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi
hanya untuk beberapa saat saja. Perubahan yang terjadi karena
proses belajar bersifat menetap atau permanent. Ini berarti bahwa
tingkah laku bahwa tingkah laku yang yang terjadi setelah belajar
akan bersifat menetap.
5) Perubahan Dalam Belajar Bertujuan Dan Terarah
Ini berarti perubahan tingkah laku itu terjadi karena adanya
tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan
tingkah laku yang benar-benar disadari.
6) Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu
proses belajar melipui perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika
seorang belajar meliputi perubahan sesuatu, sebagai hasilnya ia akan
mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap
kebiasaan, keterampilaan, pengetahuan, dan sebagainya.
25
Dari pengertian diatas dapat diuraikan bahwa belajar merupakan
proses perubahan-perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan
seperti membaca, mengamati, mendengar, meniru dan sebagainya.
Belajar dapat dilakukan dengan berbagai macam cara seperti mengikuti
proses latihan (membaca, menulis, berhitung dll) atau pun dapat
mengamati suatu proses.
Sedangkan prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari
yang telah dilakukan dari pembelajaran atau dikerjakan oleh peserta
didik yang menunjukan suatu peningkatan baik dalam akademik,
keterampilan sosial, sikap, dll diterapkan dengan adanya perubahan
tingkah laku.
b. Hakikat Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata,
yakni “Prestasi” dan “belajar”, kedua kata ini yang mempunyai makna
yang berbeda. Untuk itu penulis akan menjabarkan makna dari kedua
kata tersebut.
Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan
prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dan
sebagainya.20
Prestasi merupakan pencapaian atau hasil yang telah dicapai
yang memerlukan suatu kecakapan/keahlian dalam tugas-tugas
akademis maupun non akademis.21
Keberhasilan siswa dalam proses belajarnya dapat dilihat dari
prestasi yang dicapai dalam kurun waktu tertentu, yang dalam hal ini
dapat dilihat baik dari segi nilai, maupun sikap yang mengalami
kemajuan. Dengan demikian besar kecilnya hasil yang diperoleh
menunjukan prestasi yang telah dicapai.
20
Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amelia, 2002), h. 263 21
Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial Sebuah kajian Pendekatan Sruktural,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.476
26
Berdasarkan hal itu, prestasi belajar siswa dapa dirumuskan
sebagai berikut:22
1) Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika
mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di
sekolah.
2) Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena
bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.
3) Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau
angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas
siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.
Dari uraian-uraian diatas, dapatlah dipahami bahwa yang dimaksud
dengan prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan
siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut
pengetahuan atau kecakapan/ keterampilan dinyatakan sesuai hasil nilai.
Presasi belajar lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru. Maka, prestasi belajar siswa dapat dilihat pada nilai
atau angka yang ia capai dalam proses pembelajaran. Nilai tersebut
terutama dilihat dari kognitif namun tidak menutup kepada hasil lebih
membaiknya sikap secara menyeluruh, karena dalam pembelajaran tidak
hanya membentuk inlektual saja tetapi juga membentuk sikap. Denagn
demikian prestasi belajar dapat juga disebut hasil belajar.
Sudjana mengemukakan, “hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajar.”23
Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa seelah menerima
pengalaman belajar seseorang harus memiliki kemampuan yang pada
akhirnya merubah tingkah laku tidak akan sama dengan ketika belum
melakukan pembelajaran.
22
Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Gramedia,
2004), h. 75 23
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT> Remaja
Rosdakarya, 2005), h. 22
27
Selanjutnya Kingsley sebagai mana dikutip oleh Sudjana Membagi
tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b)
pengetahuan dan pengertian (c) sikap dan cita-cita.24
Penegelompokan
pada hasil belajar oleh Kingsley tersebut menjelaskan bahwahasil belajar
tidak hanya menghasilkan perubahan pada aspek pengetahuan saja, tetapi
juga mencakup perubahan pada aspek keterampilan dan sikap. Perubahan
pada tiga aspek tersebut sebagai perwujudan hasil belajar yang satu dan
kesatuan.
Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat
diramalkan perubahannya, bila seseorang telah memiliki penguasaan
kognitif ingkat inggi.25
Penjelasan tersebut mengandung arti bahwa
penguasaan ranah kogniif berkaitan erat dengan penguasaan ranah afektif (
sikap). Sebagai contoh seseorang siswa yang akan mempelajari IPS akan
memahami hal-hal yang berkaitan dengan definisi, konsep, contoh-contoh
serta penerapannya. Setelah menguasai materi pembelajaran tersebut
kemungkinan siswa akan mengwujudkannya dalam kehidupan sehari-hari
dan membentuk suatu sikap.
Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat dinyatakan bahwa
prestasi belajar adalah perubahan penugasan pengeahuan atau kerampilan
yang positif pada siswa setelah menerima pengalaman belajar, maka akan
terlihat pada proses dan hasil akhir seperti nilai dan perubahan sikap.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan
menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern
adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar.
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu yang
belajar. Faktor-faktor intern meliputi sebagai berikut:26
24
Ibid 25
Ibid. h. 29
26 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 56-59
28
1) Faktor Jasmaniah
Meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Kesehatan adalah
keadaan sehat atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh
terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika
kesehatannya terganggu. Cacat tubuh adalah sesuatu yang
menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau
badan. Cacat tubuh dapat berupa buta, tuli, lumpuh dan lain-lain. Cacat
tubuh sedikit banyaknya mempengaruhi belajar seseorang, orang yang
memiliki cacat tubuh biasanya menempuh pendidikan khusus di suatu
lembaga yang khusus menangani cacat tubuh.
2) Faktor Psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam
faktor psikologis yang mempengaruhi belajar, yaitu: intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kelelahan.
a) Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi
yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan
konsep-konsep yang abstrak secara efektif. Intelegensi besar
pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.
b) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar
pengaruhnya terhadap belajar. Semakin besar minat seseorang dalam
belajar maka semakin besar hasil belajar siswa dan sebaliknya.
c) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan akan
terealisasikan sesudah belajar atau berlatih. Bakat pun merupakan
salah satu unsur yang berpengaruh terhadap belajar siswa
29
d) Motivasi
Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia
atau hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi
dapat berasal dari dalam diri siswa (motivasi intrinsik) dan dapat
pula berasal dari pengaruh luar (motivasi ekstrensik).27
e) Perhatian
Perhatian menurut Gazali dalam buku Slameto adalah
keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju
kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat
menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai
perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya agar tidak terjadi
kejenuhan.
f) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan
sesorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan
kecakapan baru.
g) Kesiapan
Kesiapan menurut Jamies Drever dalam Slameto adalah
kesediaan untuk memberi respons. Jika siswa belajar dalam keadaan
siap, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
Adapun faktor-faktor ekstern dikelompokkan menjadi 3 faktor,
yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.28
1) Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga
2) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
27 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Bandung: PT Raja
Grafindo, 2011), h. 153 28
Slameto, op cit., h. 60-69
30
siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran,
keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah dan sebagainya.
3) Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa
dalam masyarakat. Pengaruh tersebut dapat berasal dari kegiatan siswa
dalam massyarakat, media masa, teman bergaul dan bentuk kehidupan
masyarakat.29
Faktor-faktor intern dan ekstern yang telah dijelaskan diatas tidak
dapat diabaikan satu dengan lainnya. Faktor-faktor tersebut satu dengan
lainnya saling mempengaruhi. Maka dari itu seorang guru dapat
memperhatikan siswa dengan pertimbangan faktor-faktor belajar diatas
ketika menganalisis kesulitan belajar siswa. Sehingga ketika siswa
mengalami kesulitan belajar guru dapat bekerja sama dengan pihak-pihak
yang mempengaruhi belajar siswa. Guru pun dapat memahami dan
memaklumi siswa ketika mereka mengalami kesulitan belajar. Guru dapat
memberikan nasihat kepada siswa ketika mereka mengalami kesulitan
belajar berdasarkan pertimbangan analisis dengan bertanya kepada siswa
tersebut.
Prestasi belajar disekolah perlu dinilai oleh seorang guru. Penilaian
hasil belajar siswa merupakan indikator keberhasilan kegiatan belajar
mengajar. Penilaian tersebut pada hakikatnya bertujuan untuk mengetahui
perubahan tingkah laku siswa dan mengetahui tingkat keberhasilan
pengajaran yang dilakukan guru.
Secara garis besar tujuan penilaian hasil prestasi belajar adalah:30
1) Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa
dalam kurun waktu proses belajar tertentu
2) Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seseorang dalam
kelompoknya
29
Slameto, op cit., h. 69- 70 30
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, op. cit., h. 176-177
31
3) Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar
4) Untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas
kognitifnya
5) Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar
yang telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar.
Maksud dari pernyataan-pernyataan diatas adalah penilaian
bertujuan untuk kemajuan siswa, apakah siswa tersebut dapat memahami
pelajaran yang telah dilaksanakan. Hal tersebut dapat tergambar dari hasil
tes yang dilakukan oleh guru. Selain itu penilaian hasil belajar juga
memberikan gambaran posisi siswa yang mendapat nilai terbagus hingga
terburuk. Guru dapat mengetahui mana siswa yang pandai dan yang
kurang. Selain itu penilaian hasil belajar juga dapat memberikan gambaran
usaha yang dilakukan oleh siswa dalam belajar apakah ada kemajuan atau
tidak dengan cara membandingkan hasil belajar peda tes sebelumnya
dengan tes yang baru dilaksanakan. Penilaian juga bertujuan untuk
mengetahui apakah siswa memberdayakan tingkat kognitifnya dengan
sebaik-baiknya atau tidak, mengetahui siswa tersebit memperhatikan
penjelasan guru selama mengajar atau tidak. Penilaian juga bertujuan
untuk meninlai apak metode yang digunakan oleh guru telah sesuai atau
belum. Jika tingkat keberhasilan dalam belajar rendah, maka guru dapat
mengevaluasi metode mengajar yang mereka gunakan selama ini dan
memperbaikinya jika terdapat kekurangan.
5. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an
sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai
digunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1957.
Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama
mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Sapriya mengatakan bahwa “Mata pelajaran IPS merupakan
32
sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah,
Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya”.31
IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta
menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari
berbagai aspek kehidupan secara terpadu, sedangkan pengertian ilmu
sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia
dalam konteks sosialnya atau semua bidang ilmu yang mempelajari
manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut Abu Ahmadi Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) adalah
bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dari sejumlah mata
pelajaran sosial.32
Azis Wahab mengatakan bahwa “IPS adalah sejumlah konsep
mata pelajaran sosial dan ilmu lainnya yang dipadukan berdasarkan
prinsip-prinsip pendidikan yang bertujuan membahas masalah sosial
atau bermasyarakat dan kemasyarakatan untuk mencapai tujuan-tujuan
khusus pendidikan melalui program pengajaran IPS pada tingkat
persekolahan.”33
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan sosial
merupakan mata pelajaran bagi siswa sekolah dasar dan menengah,
mengenai kehidupan manusia dalam masyarakat. Dapat penulis pahami
bahwa ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan
fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari
aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial. Yang termasuk di dalamnya
memiliki keterpaduan satu sama lain dan mendukung sehingga
diharapkan memberikan pengetahuan yang komperhensif.
31
Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 7 32
Abu Ahmadi, Ilmu Dasar Sosial (Jakarta: PT. Rineka Cipta 2003) cet ke-4. Hal. 3 33
Ilmu Pengetahuan Sosial, Materi Pelatihan Terintegrasi, (Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan
Pertama, 2005), h. 3
33
b. Ruang Lingkup IPS
Menurut Sapriya “IPS bukanlah mata pelajaran yang berdiri
sendiri, tetapi berdiri dari beberapa disiplin ilmu, yaitu sejarah,
geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata negara”.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS terpadu meliputi beberpa
aspek-aspek sebagai berikut:34
1) Manusia, tempat dan lingkungan
2) Waktu, keberlanjutan dan perubahan
3) Sistem sosial dan budaya
4) Prilaku ekonomi dan kesejahteraan
Pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang
melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya, IPS berkenaan
langsung dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi
kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan kebudayaan-kebudayaan
jiwanya, pemanfaatan sumber daya yang ada dipermukaan bumi,
mengatur kesejahteraan, pemerinahan dan sebagainya. Sehingga dapat
dikatakan yang termasuk ruang lingkup IPS adalah manusia pada
konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.
c. Karakerisik Pembelajaran IPS
A.Kosasih Djahiri mengemukakan ciri dan sifat utama dari
pembelajaran IPS, yaitu sebagai berikut:35
1) IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya
(menelaah fakta dari segi ilmu)
2) Penelaahan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang
disiplin ilmu saja, melainkan bersifat komprehensif (meluas/dari
berbagai ilmu sosial dan lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu
secara terintegrasi terpadu) digunakan untuk menelaah satu
34
Sapriya, Pendidikan IPS konsep dan pembelajaran, (Bandung: P. Remaja Rosdakarya,
2009), cet. 1, h. 11 35
Sapriya, Dadang Sundawa dan Lim Siti Masyitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil
Belajar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), h. 7
34
masalah/tema/topik. Pendekaan seperti ini disebut juga pendekatan
Integrated, juga menggunakan pendekatan boardfield, dan multiple
resources (banyak sumber).
3) Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inkuiri agar
siswa mampu mengembangkan berpikir kritis, rasional dan analiis.
4) Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan/
menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan
lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman,
permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada
kehidupan di masa depan baik dari lingkungan fisik/alam maupun
budayanya.
5) IPS diharapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil
(mudah berubah), sehingga titik berat pembelajaran adalah
terjadinya proses inernalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa
agar siswa memiliki kebiasaan dan kemahiran unuk menelaah
permasalahan kehidupan nyata pada masyarakatnya.
6) IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayatan hubungan antar
manusia yang bersifat manusiawi.
7) Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata, juga
nilai dan keterampilannya.
8) Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui
program maupun pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat
siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan
kehidupan.
9) Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa
melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan
pendekatan-pendekatan yang menjadi ciri IPS itu sendiri.
Karakeristik merupakan ciri khas yang membedakan IPS dengan
ilmu-ilmu lainnya. Karakteristik IPS bersifat dinamis, artinya selalu
berubah sesuai tingkat perkembangan masyarakat. Perubahan dapat
aspek materi, pendekatan, bahkan tujuan sesuai dengan tingkat
35
perkembangan masyarakat.
d. Tujuan Pembelajaran IPS
Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah
sosial yang terjadi dimasyarakat, memiliki sifat mental positif terhadap
perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi
setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya
sendiri maupun yang menimpah masyarakat.36
Menurut Awan Mutakin37
, tujuan tersebut dapat dicapai
manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan
secara baik. Dari rumusan tujuan ersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau
lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan
kebudayaan masyarakat.
2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan
metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta
membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang
berkembang di masyarakat.
4) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah- masalah sosial,
serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu
mengambil tindakan yang tepat.
5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri agar Survive yang kemudian bertanggung
jawab membangun masyarakat.
Apapun tujuan dalam pembelajaran IPS, tidak hanya untuk ilmu
pengetahuan saja melainkan memberikan pemahaman bahwa IPS pun
36
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta, Presasi
Pustaka, 2007), h. 128 37
Ibid. h. 128
36
juga berperan dalam pembentukan karakter, hingga dapat tercapainya
tujuan nasional.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan
sebelumnya telah banyak diteliti oleh para peneliti lainnya diantaranya adalah
No Nama
Peneliti
Judul Skripsi Yang membedakan dengan hasil
Penelitian Penulis
1 Fikah
Awaliyah,
S.Pd
Pengaruh model
pembelajaran
kooperatif ipe make
a macth terhadap
prestasi belajar
sosiologi dalam
pokok bahasan
pengendalian diri
Dilaksanakan pada
Pada mata pelajaran sosiologi
di kelas X-1 dan X-2 SMA
Amnida Al Islamy
Cengkareng
Hasil penelitian ini
berpengaruh dengan hasil To
(Thitung) sebesar 4,701 lebih
besar dari ttabel, baik pada taraf
signifikan 5% (2,02) ataupun
1% (2,71).
2 Hickmah,
S.Pd
Peningkatan Hasil
Belajar IPS Melalui
Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe
Make a Match Pada
Siswa Kelas V Di MI
Soebono Mantofani
Dilaksanakan mulai tanggal 17
November – 28 November
2014.
Penelitian terdiri dari dua
siklus
Siswa yang mencapai KKM
yaitu minimal nilai adalah
73,3.
Pada siklus I siswa yang
mencapai KKM sebanyak 17
37
siswa (57,69%) dengan rata-
rata nilai sebesar 68,97. Pada
siklus II hasil belajar IPS
siswa madrasah ibtidaiyah
meningkat. Siswa yang
mencapai KKM menjadi 22
siswa (84,62%) dengan rata-
rata nilai sebesar 79,75
3 Afifah,
S.Pd
Penerapan
meodepembelajaran
make a macth card
dalam meningkatkan
hasil belajar siswa
pada maa pelajaran
fiqih di MTS.
Nasyatulkhair Depok
Dilaksanakan pada semester
genap 2015/2016 di Depok
Penelitian merupakan
penelitian tindakan kelas yang
terdiri dari 2 siklus
Penelitian ini dilakukan pada
pembelajaran fiqih tentang
salat jamak, qasar, dan jamak
qasar
Pada setiap siklus mengalami
peningkatan.
4 Dina
Murdliah,
S.Pd
Penerapan model
pembelajaran
kooperatif meode
makea mach untuk
meningkatkan
perhaian siswa pada
pembelajaran
maematika di SMP
YMJ Ciputat
Dilaksanakan pada april 2010
Metode penelitian ini adalah
Classroom Action Research.
Penelitian merupakan
penelitian tindakan kelas yang
terdiri dari 2 siklus
Pada siklus I hasil belajar
siswa mencapai 64,3 ini
menunjukan siklus I belum
mencapai indikator.
38
Pada siklus II hasil belajar
siswa mencapai 72,4 ini
menunjukan siklus II sudah
mencapai indikator.
C. Kerangka Pikir
Masalah pembelajaran IPS yang banyak terjadi disekolah adalah
permasalahan metode atau cara mengajar yang digunakan oleh guru. Metode yang
digunakan guru dalam pembelajaran yaitu metode ceramah atau metode
konvensional. Metode tersebut hanya menjadi guru sebagai subjek dan siswa
menjadi objek pembelajaran maka proses pembelajaran berpusat pada guru.
Dengan metode pengajaran yang kurang sesuai tersebut menyebabkan banyak
siswa yang menganggap belajar adalah aktivitas yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan kejenuhan. Ditambahkan lagi oleh banyaknya konsep-konsep yang
tidak konkret, Akibatnya tingkat pemahaman siswa rendah, siswa kurang mampu
mengintegrasikan keterkaitan antar konsep yang satu dengan yang lainnya,
lemahnya ingatan siswa, rendahnya respon siswa terhadap penyampaian guru dan
lain sebagainya.
Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan cara berpikir kritis siswa
dalam memecahkan suatu masalah dengan bersama-sama. Melalui pembelajaran
kooperatif ini akan terjadi interaksi antara siswa satu dengan siswa yang lainnya,
dimana nanti akan terjalin persahabatan dan perdamaian karena pembelajaran
kooperatif memandang siswa sebagai makhluk social (homo homini socius) bukan
manusia adalah serigala bagi sesamanya (homo homini lupus). Maka akan
terciptanya proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center), dan
guru tidak lagi menjadi sumber belajar siswa melainkan sebagai mediator dan
fasilitator. Pembelajaran kooperatif membuat siswa menjadi aktif, agar
pembelajaran tidak membosankan maka dibutuhkan suatu metode yang menarik.
Terdapat beberapa metode atau teknik pembelajaran yang menarik dan dapat
39
mengaktifkan siswa dalam pembelajaran kooperatif salah satunya adalah teknik
make a macth.
Teknik make a macth akan membuat siswa antusias dalam pembelajaran
karena teknik ini dirancangan seperti permainan sehingga tanpa disadari siswa
belajar sambil bermain. Konsep tersebut akan tertanam dengan baik di dalam
memori siswa sehingga siswa mampu mengingat pengetahuan tersebut pada masa
berikutnya. Model pembelajaran kooperatif dengan teknik make a macth dirasa
solusi tepat untuk meningkatkan tingkat pemahaman siswa sehingga
meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Karena kooperatif dan make a macth
merupakan model dan teknik dengan tahapan-tahapan yang menarik untuk diikuti
siswa dan diharapkan siswa akan merasa lebih tertarik untuk mempelajari IPS
dengan sebaik-baiknya.
Model pembelajaran kooperatif dengan teknik make a macth ini telah
diteliti oleh beberapa ahli dengan melihat pengaruhnya terhadap hasil belajar
siswa. Banyaknya hasil penelitian yang telah dilakukan memberikan hasil secara
signifikan memberikan pengaruh positif terhadap Prestasi Belajar. Maka penulis
menduga dalam penelitian yang akan penulis lakukan penelitian, model
pembelajaran kooperatif make a macth pengaruh yang positif terhadap prestasi
belajar siswa. Dengan demikian, pembelajaran kooperatif dengan teknik make a
macth ini diduga dapat yang lebih bermakna dan siswa gemar dalam belajar IPS.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian.
Berdasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan, maka hipotesis yang diajukan
adalah:
Ho : Tidak terdapat pengaruh prestasi belajar antara pembelajaran kooperatif
teknik make a macth dengan metode konvensional pada pembelajaran
IPS.
Hi :Terdapat pengaruh prestasi belajar antara pembelajaran kooperatif teknik
make a macth dengan metode konvensional pada pembelajaran IPS.
40
BAB III
METODOLOOGI PENELTIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Joglo 08 Pagi, pada
klas IV yang terletak di Jl. Joglo Raya Rt.006/06 komp.Pemadam Telp. 021-
65867571 fax. 021-5867571 Kecamatan Kembangan. Waktu pelaksanaaan adalah
pada bulan April sampai bulan Mei semester genap tahun ajaran 2014/ 2015.
B. Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen semu (Quasi - experimental). Penelitian kuasi eksperimen
menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi
perlakuan (treatment).1 Pada penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Two Group
Randomized Subjects Pretest Posttest. Desain ini melibatkan dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok sudah ada
sebelumnya dalam bentuk kelas murni. Sebelum diberikan sebuah treatment pada
kedua kelompok, maka terlebih dahulu diberikan test awal (Pretest). Selanjutnya
kelompok eksperiment diberikan perlakukan dengan metode kooperatif teknik
make a macth, sedangkan kelompok kontrol diberikan dengan metode
konvensional (ceramah). Setelah kedua kelompok mendapat perlakuan, maka
diberikan tes akhir (posttest). Untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat dilihat
pada tabel berikut:2
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung:Alfabeta, 2008), cet e-3, h.112
41
Tabel 3.1
Skema Desain Pretest - Postest Control Group Design
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
Eksperimen Y1 X1 Y2
Kontrol Y3 X2 Y4
Keterangan:
Y1 = Prestest kelompok eksperimen
Y2 = Postest kelompok eksperimen
Y3 = Prestest kelompok kontrol
Y4 = Postest kelompok kontrol
X1 = Perlakuan pada kelompok eksperimen, yaitu menerapkan metode
pembelajaran make a macth
X2 = Perlakuan pada kelompok kontrol, yaitu dengan menerapkan metode
ceramah
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan pengamaan yang menjadi perhatian
kita.3 Terdapat dua macam populasi yaitu populasi target dan populasi
terjangkau. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
SDSN Joglo 08 Pagi sedangkan populasi terjangkaunya adalah siswa
kelas IV SDSN Joglo 08 Pagi.
2. Sampel
Penelitian terhadap seluruh populasi siswa yang terdapat di siswa
SDSN Joglo 08 Pagi merupakan hal yang sangat sulit dan menyita banyak
3 Ronald E. Walpole, Penganar Statistika (Jakarta: T Gramedia Pustaka Utama, 1993),
h. 7
42
waktu. Oleh sebab itu, diperlukan sampel dalam sebuah penelitian. Sampel
adalah dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut .4
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas IV.A
sebagai kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran dengan model
cooperative learning tipe make a match. Kelompok kontrolnya adalah
Kelas IV.B yang mendapatkan pembelajaran dengan model Konvensional
(ceramah).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam peneltian ini
adalah random sampling,5yaitu pengambilan sampel secara acak dan
terumpun. Dalam peneliian ini peneliti mengambil 2 kelas yang ada
kemudian 2 kelas itu diacak sehingga diperoleh kelas IV A sebagai
kelompok eksperimen dan IV B sebagai kelas kontrol.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilaksanakan pada penelitian ini terdiri dari tiga
tahapan yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan tahap akhir.
1. Tahapan persiapan sebelum penelitian
Langkah yang digunakan sebelum melaksanakan penelitian adalah
pengurusan surat ijin penelitian dari Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, langkah selanjutnya meliputi:
a. Menerapkan materi dan alokasi waktu.
b. Menyusun RPP sesuai dengan pokok materi yang telah ditentukan.
c. Menyusun instrument penelitian.
d. Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah yang akan diteliti.
e. Menentukan sampel penelitian.
f. Tahap Pelaksanakan Penelitian
4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2010), cet.11, h. 118. 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), (Jakarta: PT
Rhineka Cipta, 2010), h. 174
43
2. Tahap pelaksanaan peneliian
Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap yang kedua setelah
tahap persiapan, tahapan pelaksanaan meliputi:
a. Menguji coba instrumen penelitian.
b. Mengolah dan menganalisis data uji coba instrument.
c. Memberi pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok control.
d. Menyampaikan pembelajaran dengan metode kooperatif teknik make a
macth pada kelompok eksperimen.
e. Memberikan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok control.
3. Tahap Penyelesaian Penelitian
Tahap penyelesaian penelitian merupakan tahap terakhir, tahap ini
meliputi:
a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian
b. Menguji hipotesis penelitian
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara
yang digunakan untuk memperoleh data-data empiris untuk mencapai tujuan
penelitian. Untuk lebih jelasnya mengenai teknik pengumpulan data dapat kita
lihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber Data Jenis Data Teknik
Pengumpulan
Data
Instrument
Kelompok
eksperimen
Hasil belajar siswa
sebelum diterapkan
pembelajaran teknik
make a macth
Melaksanakan tes
awal (pretest)
Butir soal
pilihan ganda
Hasil belajar siswa Melaksanakan tes Butir soal
44
setelah diterapkan
pembelajaran teknik
Make a macth
akhir (posttest)
pilihan ganda
Kelompok
kontrol
Hasil belajar siswa
sebelum diterapkan
pembelajaran teknik
konvensional (ceramah)
Melaksanakan tes
awal (pretest)
Butir soal
pilihan ganda
Melaksanakan tes
akhir (posttest)
Butir soal
pilihan ganda
Perbandingan hasil belajar pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol
Pretest digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum
peneliti memberikan perlakuan. Sedangkan Posttest digunakan untuk mengukur
hasil belajar setelah siswa diberikan perlakuan. Posttest juga dimaksudkan untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar yang terjadi pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol yang dilakukan setelah pemberian perlakuan kepada kelompok
eksperimen.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang yang digunakan untuk memperoleh data
penelitian. Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah
instrumen tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 40 soal dengan empat alternatif
jawaban. Skor yang digunakan adalah satu (1) untuk tiap butir soal yang dijawab
dengan benar dan nol (0) untuk tiap butir soal yang hasil jawabannya salah.
Instrumen pendukung pada penelitian ini adalah lembar observasi. Observasi
dilakukan untuk melihat kuantitas interaksi yang terjadi antara guru dan siswa
ketika proses pembelajaran berlangsung. Dari hasil observasi kita bisa mengukur
seberapa jauh perbedaan keaktifan siswa yang diberi pembelajaran dengan
menggunakan cooperative learning tipe make a mach dengan siswa yang diberi
pembelajaran ceramah.
45
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Insrument Materi Teknologi Produksi, Komunikasi Dan
Transportasi
Materi pokok Indikator Nomor soal
Perkembangan
teknologi produksi,
komunikasi dan
transportasi
Menjelaskan pengertian teknologi 1, 3, 5, 8, 13, 15,
16
Menyebutkan macam-macam
barang dari teknologi produksi,
transportasi dan komunikasi
2, 11, 12,14, 19,
21, 22, 23, 25, 26,
28, 29, 30, 32, 33,
35, 36, 37, 38, 40
Menjelaskan perkembangan
teknologi produksi, transportasi dan
komunikasi dari masa ke masa.
4, 6, 7, 10, 17, 18,
20, 24, 27
Kelebihan dan kekurangan
teknologi
9, 31, 34, 39
∑ Butir Soal 40
Selain itu peneliti juga menggunakan lembar observasi untuk mengetahui
bagaimana proses pembelajaran yang terjadi dikelas eksperiman yang diberi
perlakuan dengan menggunakan metode make a macth dan kelompok kontrol
tanpa diberi perlakuan.
1. Intrument Pengumpulan Data
a. Tes
Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah dan
petunjuk yang ditunjukkan kepada testee untuk mendapatkan respon
sesuai dengan petunjuk itu.6 Sebelum digunakan tes tersebut terlebih
dahulu diuji cobakan untuk mengukur validias, rehabilitas, taraf
kesukaran dan daya pembeda soal. Adapun unuk menghitung kalibrasi
6 Pupuh fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Srategi Belajar dan Mengajar, Melalui
Penanaman KonsepUumum&Konsep Islam, (Bandung: PT. Refika Adiama, 2009), h. 77
46
instrument dalam penelitian ini peneliti menggunakan ANATES versi
4.0.9. berikut langkah-langkah penggunaan anates:
1) Buka program anates
2) Pilih jalankan anates pilihan ganda
3) Pilih file baru
4) Masukan jumlah subyek
5) Masukan jumlah butir soal
6) Masukan jumlah pilihan jawaban
7) Masukkan kunci jawaban pada kolom yang disediakan
8) Masukan nama siswa pada kolom yang disediakan
9) Masukan jawaban siswa pada kolom yang disediakan
10) Kembali ke menu utama
11) Pilih olah otomatis
12) Simpan data
Berikut penjelasan dan hasil dari kalibrasi intrumen tersebut:
1) Uji Validitas
Validitas instrumen yaiu instrumen yang dapat digunakan
untuk mengukur yang hasrusnya diukur. Pengujian validitas buir
soal instrumen dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi
antara skor butir soal dengan skor total tes. Soal yang valid atau
sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya, soal yang kurang
valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk mengukur validitas
soal tersebut peneliti menggunakan program ANATES versi 4.0.9.
Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan, dari 40
soal pilihan ganda yang diujikan, terdapat 26 soal yang valid dan
14 soal yang tidak valid. Soal yang tidak tersebut tidak digunakan
dalam penelitian, sedangkan soal yang valid sebanyak 26 tidak
semua digunakan dalam penelitian, yang digunakan hanya 20 soal.
Berikut disajikan pada tabel :
47
Tabel 3.4
Hasil Uji validitas Instrumen soal
No Indikator Nomor Soal Yang
Valid
Nomor Soal Yang
Tidak Valid
1 Menjelaskan
pengertian teknologi
5*, 8*, 13*, 16* 1, 3, 15
2 Menyebutkan macam-
macam barang dari
teknologi produksi,
transportasi dan
komunikasi
11*, 12*, 19, 21*,
22, 25*, 26*, 28*,
29*, 30*, 33, 36*,
37*, 40
2, 14, 23, 35, 32, 38
3 Menjelaskan
perkembangan
teknologi produksi,
transportasi dan
komunikasi dari masa
ke masa.
4*, 7, 10*, 17*,
20*,
6, 18, 24, 27
4 Kelebihan dan
kekurangan teknologi
31*, 34*, 9, 39
∑ soal 25 15
∑ soal = 40
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilias intrumen adalah ketepatan atau ketelitian
suatu alat evaluasi. Menurut suharsimi Arikunto, “suatu tes
dapatdikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap”.7 Tes hasil belajar
yang baik harus memiliki reliabilias yang dipercaya, artinya setelah
tes hasil belajar itu dilaksanakan berulang kali terhadap subyek
7 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
h. 100
48
yang sama, hasilnya selalu relatif sama. Uji ini dilakukan dengan
menggunakan program ANATES versi 4.0.9 dengan kriteria
katagori reliabilitas pada abel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kriteria Besar Kolerasi
Nilai Kolerasi Kriteria
0,8 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 ≤ r < 0,80 Tinggi
0,40 ≤ r < 0,70 Sedang
0,2 ≤ r < 0,40 Rendah
< 0,20 Kecil
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen tes,
nilai reliabilitas yang didapat dari 26 butir soal yang reliabel adalah
sebesar 0,79. Berdasarkan kriteria reliabilitas instrumen, tingkat
kereliabel instrumen yang digunakan pada penelitian adalah tinggi.
3) Taraf Kesukaran
Suharsimi Arikunto berpendapat, soal yang baik adalah soal
yang tidak terlalu mudah atau tidak sukar.8 Hal tersebut perlu
diperhatikan karena soal yang sangat sukar akan menyebabkan
siswa menjadi putus asa sedangkan soal yang terlalu mudah tidak
merangsang siswa untuk berpikir lebih maju. Oleh karena iu, soal-
soal yang dibua untuk mengukur tes hasil belajar sebaliknya adalah
soal yang dapat menjangkau semua kemampuan siswa.
Indeks kesukaran rentangnya dari 0,0 - 0,1. Semakin besar
indeks kesukaran menunjukkan semakin mudah butir soal dan
sebaliknya semakin rendah indeks kesukaran menunjukkan
semakin suli butir soal. Tingkat kesukaran dapat diketahui dengan
8 Ibid., h. 222
49
menggunakan program ANATES. Tingkat kesukaran yang baik
adalah P = 0,5 atau 0,15. Dengan klasifikasi sebagai berikut:
Tabel 3.6
Klasifikasi Interprestasi Indeks Kesukaran
Nilai IK Interprestasi
IK = 0,00 Sangat sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang
0, 70 < IK ≤ 1,00 Mudah
IK = 100 Sangat mudah
Hasil dari 40 butir soal yang diujikan menunjukkan terdapat
1 soal yang termasuk kriteria sangat sukar, 3 soal yang termasuk
kriteria sukar, 25 soal yang termasuk sedang, 5 soal yang termasuk
kriteria mudah dan 6 soal termasuk kriteria sangat mudah (pada
lampiran)
4. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan sebuah soal untuk
membedakan antara siswa yang menjawab dengan benar
(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang menjawab salah
(berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya
pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Untuk
mengetahui daya pembeda dapat dilakukan dengan program
ANATES versi 4.0.9. klasifikasi interprestasi daya pembeda tiap
butir soal yang digunakan disajikan pada tabel 3.7 sebagai berikut:9
9 Ibid., h. 232
50
Tabel 3.7
Klasifikasi Interprestasi Daya Pembeda
Nilai Dp Interprestasi
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik sekali
Hasil dari 40 butir soal yang diujikan menunjukkan terdapat
6 soal berkategori baik sekali, 14 soal berkategori baik, 10 soal
yang berkategori cukup, dan 10 soal yang berkategori buruk.
Berdasarkan hasil uji coba intrumen penelitian yang terdiri dari
uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda, maka
terdapat 14 soal yang dibuang sedangkan yang valid adalah 26 soal
dan yang digunakan didalam penelitian adalah 20 (lihat pada lampiran
pertama).
b. Non Tes
Non tes yang digunakan yaitu berupa lembar observasi.
Lembar observasi digunakan unuk melihat proses pembelajaran
selama berlangsungnya pembelajaran. Lembar observasi ini
didalamnya terdapat indikator yang terdapat dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) mengarahkan pada keaktifan siswa
selama pembelajaran berlangsung menggunakan metode kooperatif
teknik make macth. Uji validitas untuk lembar observasi
menggunakan validitas konstruksi (construct validity). Observasi
adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis,
logis, objekif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam
51
situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai
tujuan tertentu.10
H. Teknik Analisis Data
Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan perhitungan statistik dan
membandingkan hasil prestasi belajar IPS kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol. Data yang diperoleh melalui intrumen penelitian, kemudian
diolah dan dianalisis menggunakan uji t agar hasilnya dapa menjawab pertanyaan
penelitian dan menguji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat
analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas gun mengetahui apakah data
yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen atau
tidak.
Sebelum data tersebut dianalisis skor yang diperoleh dari jawaban siswa
dikonversikan menjadi nilai 100. Setiap butir jawaban yang benar dari siswa
diberi skor 1, karena jumlah soal 20 maka skor tertinggi adalah 20. Untuk
mengkonversi skor tersebut menjadi 100 maka menggunakan rumus 20
20X100
jadi data yang dianalisis adalah data hasil pengkonsversian tersebut. Dalam hasil
ini data terbagi menjadi dua kelompok, yaitu data kualitatif dan data kuantitaif.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui normal tidaknya persebaran data yang akan dianalisis.
Analisis data ini menggunakan SPSS 20 for windows version dengan
menggunakan Kolmogorov-Smirnova.
Syarat suatu data dapat
dikatakan berdistribusi normal adalah jika signifikasi atau nilai
probabilias > 0,05.
10
Zaienal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosda karya), cet 13,
h. 153
52
b. Uji Homogenitas
Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan normal, langkah
selanjunya adalah mencari nilai homogenitasnya. Uji ini digunakan
unuk mengetahui apakah kedua kelompok tertsebut memiliki tingkat
varian data yang sama atau tidak. Analisis ini menggunakan SPSS 20
for windows version yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas
ditunjukkan bahwa tingkat signifikasi atau nilai probablitas > 0,05
maka dapat dikatakan bahwa varian yang dimiliki oleh samel-sampel
yang bersangkutan tidak jauh beda, maka sampel-sampel tersebut
homogen.
2. Uji hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan
normalitas dan homogenitas, apabila daa populasi berdistribusi normal dan
data populasi homogen maka dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini
digunakan mengetahui adanya pengaruh pembelajaran kooperaif teknik
make a macth dengan pembelajaran ceramah.
I. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut:
Ho : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
Keterangan :
Ho : Tidak terdapat perbedaan metode make a macth terhadap prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV Sekolah Dasar
Negeri Joglo 08 ...Jakarta
Hi : Terdapat perbedaan metode make a macth terhadap prestasi ,belajar
siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV Sekolah Dasar ,,Negeri Joglo
08.Jakarta
µ1 : nilai rata-rata hasil belajar IPS Siswa yang menggunakan metode
.make a macth
53
µ2 : nilai rata-rata hasil belajar IPS Siswa yang tidak menggunakan metode
make a macth
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Joglo 08 Pagi, pada kelas IV yang
terletak di Jl. Pemadam Waktu pelaksanaan adalah pada bulan April sampai
bulan Mei semester genap tahun ajaran 2014/ 2015.
memiliki jumlah siswa kelas IV semester genap sebanyak 28 siswa di
kelas IVA dan IVB. Kelas IVA dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan kelas
IVB jadikan sebagai kelompok kontrol. Sebelum melakukan proses pembelajaran,
peneliti memberikan pretest kepada kedua kelas ini untuk diuji kesamaan varian
dan keduanya menunjukkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal dan
homogen. Hal ini menunjukkan jika sebelum diberi perlakuan kedua kelas ini
memiliki kemampuan awal yang sama, terbukti dari varian yang tidak jauh
berbeda di antara kedua kelas tersebut.
1. Kelas Eksperimen
a. Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama di kelas ekperimen, sebelum guru
menyampaikan materi kepada peserta didik peneliti menyampaikan
maksud dan tujuan. Selanjunya peneliti meminta siswa/i mengerjakan
pretest untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.
b. Pertemuan Kedua
Pada pertemuan berikutnya yaitu pertemuan kedua. Guru
membagikan bahan ajar tentang “Pengertian teknologi, teknologi
produksi dan hasil teknologi produksi” kepada semua peserta didik,
peserta didik pun mempelajari bahan ajar tersebut. Selanjutnya guru
meminta kepada peserta didik untuk mencari pasangan, satu pasangan
mendapat satu kartu pertanyaan dan masing-masing pasangan
menjawab pertanyaan tersebut di kartu yang sudah disediakan. Setelah
menjawab semua pasangan mengumpulkan pertanyaan dan
jawabannya, lalu guru membagikan kembali secara acak. Guru meminta
55
siswa untuk mencari dan mencocokan dengan tepat antara pertanyaan
dan jawaban, setelah semua/i menemukan pasangan yang cocok dengan
kartu yang dipegang masing-masing, guru meminta beberapa pasangan
untuk membacakan hasil penyocokannya, kelompok lain memberikan
komentar apakah sesuai antara pertanyaan dan jawabannya atau tidak.
Guru meluruskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah
diajukan. Di akhir pembelajaran, guru memberikan evaluasi yang
dilakukan secara individu untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
c. Pertemuan ketiga
Pada pertemuan berikutnya yaitu pertemuan ketiga. Guru
membagikan bahan ajar tentang “teknologi komunikasi, perkembangan
teknologi komunikasi dari masa ke masa dan menjelaskan kekurangan
dan kelebihan teknologi komunikasi masa lalu dan masa kini”, kepada
semua peserta didik, peserta didik pun mempelajari bahan ajar tersebut.
Selanjutnya guru meminta kepada peserta didik untuk mencari
pasangan, satu pasangan mendapat satu kartu pertanyaan dan masing-
masing pasangan menjawab pertanyaan tersebut di kartu yang sudah
disediakan. Setelah menjawab semua pasangan mengumpulkan
pertanyaan dan jawabannya, lalu guru membagikan kembali secara
acak. Guru meminta siswa untuk mencari dan mencocokan dengan
tepat antara pertanyaan dan jawaban, setelah semua/i menemukan
pasangan yang cocok dengan kartu yang dipegang masing-masing, guru
meminta beberapa pasangan untuk membacakan hasil penyocokannya,
kelompok lain memberikan komentar apakah sesuai antara pertanyaan
dan jawabannya atau tidak. Guru meluruskan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah diajukan. Di akhir pembelajaran, guru
memberikan evaluasi yang dilakukan secara individu untuk mengetahui
sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah
disampaikan.
56
d. Pertemuan keempat
Pada pertemuan berikutnya yaitu pertemuan keempat. Guru
membagikan bahan ajar tentang “teknologi transportasi, perkembangan
teknologi transportasi dari masa ke masa dan menjelaskan kekurangan
dan kelebihan teknologi transportasi masa lalu dan masa kini”, kepada
semua peserta didik, peserta didik pun mempelajari bahan ajar tersebut.
Selanjutnya guru meminta kepada peserta didik untuk mencari
pasangan, satu pasangan mendapat satu kartu pertanyaan dan masing-
masing pasangan menjawab pertanyaan tersebut di kartu yang sudah
disediakan. Setelah menjawab semua pasangan mengumpulkan
pertanyaan dan jawabannya, lalu guru membagikan kembali secara
acak. Guru meminta siswa untuk mencari dan mencocokan dengan
tepat antara pertanyaan dan jawaban, setelah semua/i menemukan
pasangan yang cocok dengan kartu yang dipegang masing-masing, guru
meminta beberapa pasangan untuk membacakan hasil penyocokannya,
kelompok lain memberikan komentar apakah sesuai antara pertanyaan
dan jawabannya atau tidak. Guru meluruskan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah diajukan. Di akhir pembelajaran, guru
memberikan evaluasi yang dilakukan secara individu untuk mengetahui
sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah
disampaikan.
e. Pertemuan kelima
Pada pertemuan ini guru yang merupakan peneliti melakukan
posttest setelah melakukan beberapa pembelajaran kooperatif dengan
metode Make a macth. Pada pertemuan ini guru membagikan soal
posttest kepada seluruh peserta didik untuk mendapatkan hasil dari
metode ini.
57
2. Kelas Kontrol
a. Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama dikelas kontrol, sebelum guru
menyampaikan materi kepada peserta didik peneliti menyampaikan
maksud dan tujuan. Selanjunya peneliti meminta siswa/i mengerjakan
pretest untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.
b. Pertemuan Kedua
Pada pertemuan berikutnya yaitu pertemuan kedua. Guru
menjelaskan pelajaran ips tentang “Pengertian teknologi, teknologi
produksi dan hasil teknologi produksi” kepada semua peserta didik,
peserta didik pun mendengarkan guru. Selanjutnya guru meminta
kepada peserta didik untuk mencatat hal-hal yang penting. Guru
meminta siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti.
Jika semua sudah paham, guru meminta pesera didik untuk
mengerjakan soal.
c. Pertemuan ketiga
Pada pertemuan berikutnya yaitu pertemuan ketiga. Guru
menjelaskan pelajaran tentang “teknologi komunikasi, perkembangan
teknologi komunikasi dari masa ke masa dan menjelaskan kekurangan
dan kelebihan teknologi komunikasi masa lalu dan masa kini”. Setelah
iu guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang telah dibuat oleh
guru, guru mengamati siswa. Guru dan siswa sama-sama membahas
soal yang telah dikerjakan. Guru memberikan konfirmasi tentang
pembelajaran hari ini.
d. Pertemuan keempat
Selanjutnya pertemuan ketiga di kelas kontrol, guru
memaparkan materi “Perkembangan Teknologi Transportasi”. Setelah
guru menjelaskan materi pembelajaran guru meminta peserta didik
mengerjakan soal yang berkaitan dengan materi, guru mengamati siswa
yang sedang mengerjakan soal. Selanjutnya beberapa peserta didik
diminta untuk menceritakan di depan kelas pengalamannya
58
menggunakan transportasi. Setelah itu guru meminta siswa untuk
mengerjakan soal yang telah dibuat oleh guru, guru mengamati siswa.
Guru dan siswa sama-sama membahas soal yang telah dikerjakan. Guru
memberikan konfirmasi tentang pembelajaran hari ini.
e. Pertemuan kelima
Pada pertemuan ini guru yang merupakan peneliti melakukan
posttest setelah melakukan beberapa pembelajaran dengan metode
ceramah. Pada pertemuan ini guru membagikan soal posttest kepada
seluruh peserta didik untuk mendapatkan hasil dari metode ini dan
membandingkannya dengan kelas eksperimen.
B. Hasil Penelitian
1. Hasil belajar IPS
Tabel 4.1 di bawah menunjukkan hasil pretest dan posttest kelas
eksperimen, dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok eksperimen
No Nama Hasil
Pretest Postest
1 A 80 95
2 B 45 80
3 C 70 75
4 D 60 80
5 E 45 50
6 F 65 85
7 G 55 80
8 H 65 90
9 I 45 60
10 J 50 75
11 K 75 100
59
12 L 65 80
13 M 90 90
14 N 85 90
15 O 40 65
16 P 75 95
17 Q 70 65
18 R 40 65
19 S 60 80
20 T 70 85
21 U 65 70
22 V 65 80
23 W 50 75
24 X 45 75
25 Y 60 75
26 Z 95 95
27 AA 50 70
28 AB 55 70
Rata-rata 61,96 73,39
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest dan
posttest kelompok eksperimen mengalami peningkatan setelah diberikan
perlakuan melalui metode pembelajaran kooperatif teknik make a macth.
Nilai terendah pada saat pretest yaitu siswa yang memiliki nilai 40,
sedangkan nilai tertinggi yaitu 95. Setelah peserta didik diberi perlakuan
(posttest), maka siswa memperoleh peningkatan dengan nilai terendah
yaitu 50, sedangkan nilai tertinggi yaitu 100. Di bawah ini hasil pretest dan
posttest kelas kontrol, dapat dilihat dari tabel berikut ini:
60
Tabel 4.2
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol
No
Nama Hasil
Pretest Postest
1 BA 50 60
2 BB 80 85
3 BC 70 70
4 BD 75 70
5 BE 85 80
6 BF 55 60
7 BG 45 55
8 BH 50 60
9 BI 55 65
10 BJ 70 75
11 BK 70 75
12 BL 95 90
13 BM 60 65
14 BN 65 70
15 BO 60 65
16 BP 70 75
17 BQ 95 75
18 BR 75 80
19 BS 70 75
20 BT 75 80
21 BU 65 75
22 BV 70 50
23 BW 60 70
24 BX 55 55
25 BY 65 80
26 BZ 65 80
61
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest dan
posttest kelompok kontrol mengalami peningkatan. Nilai terendah pada
saat pretest yaitu 45, sedangkan nilai tertinggi yaitu 95. Pada nilai posttest
nilai terendahnya yaitu 55, sedangkan nilai tertingginya yaitu 90.
2. Hasil Pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
a. Hasil Pretest kelompok eksperimen
Kelompok eksperimen adalah kelas yang dalam proses
pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperaif teknik
Make a macth Pemberian pretest dilakukan sebelum diberikan
perlakuan. Hasil analisis deskripsi data pretest kelompok eksperimen
dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel 4.3 di atas diketahui bahwa untuk hasil
pretest kelompok eksperimen, diperoleh banyak data 28 dengan jumlah
27 BAA 60 60
28 BAB 65 70
Rata-rata 66,96 70,36
N
Valid 28
Missing 0
Mean 61,96
Median 62,50
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
65
14,866
220,999
55
40
95
Sum 1735
a.Muliple modes exist. The smallest
value is shown
62
data 1735,00. Nilai rata-rata kelompok ekperimen adalah 61,96 dengan
varian sebesar 220,999 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar
14,866. Nilai maximum/terbesar adalah 95,00 dan nilai
minimum/terkecil adalah 40,00, maka rentang nilai pada data pretest
kelompok eksperimen adalah 55,00. Median pada data pretest
kelompok eksperimen adalah 62, 50 dan modus pada pretest kelompok
eksperimen adalah 65,00. Untuk lebih jelasnya data pretest kelompok
eksperimen disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest
Kelompok eksperimen
Nilai Frekuensi Frekuensi (%)
40 2 7,1
45 4 14,3
50 3 10,7
55 2 7,1
60 3 10,7
65 5 17,9
70 3 10,7
75 2 7,1
80 1 3,6
85 1 3,6
90 1 3,6
95 1 3,6
Total 28 100
Berdasarkan tabel 4.4 di atas diketahui distribusi frekuensi
perolehan nilai pretest kelompok eksperimen. Perolehan nilai terendah
yang diperoleh siswa yaitu 40 dengan frekuensi 2 orang, dan nilai
63
tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 95 dengan frekuensi 1 orang.
Selain bentuk tabel data pretest kelompok eksperimen.
b. Hasil Pretest kelompok kontrol
kelompok kontrol yang tidak dapat perlakuan. Hasil analisis
deskripsi data pretest kelompok kontrol dapat dilihat dari tabel berikut
ini:
Tabel 4.5
Deskripsi Data Pretest Kelompok kontrol
Berdasarkan tabel 4.5 di atas diketahui bahwa untuk hasil
pretest kelompok kontrol, diperoleh banyak data 28 dengan jumlah data
1875.00. Nilai rata-rata kelompok kontrol adalah 66,96 dengan varian
sebesar 148,776 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar12,197.
Nilai maximum/terbesar adalah 95,00 dan nilai minimum/terkecil
adalah 45,00 maka rentang nilai pada data pretest kelompok kontrol
adalah 50,00. Median pada data pretest kelompok kontrol adalah 60,00
N Valid 28
Missing 0
Mean 66,96
Median 65,00
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
70
12,197
148,776
50
45
95
Sum 1875
a.Muliple modes exist. The smallest
value is shown
64
dan modus pada pretest kelompok kontrol adalah 70,00. Untuk lebih
jelasnya data pretest kelompok kontrol disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest
Kelompok Kontrol
Nilai Frekuensi Frekuensi (%)
40 2 7,1
45 4 14,3
50 3 10,7
55 2 7,1
60 3 10,7
65 5 17,9
70 3 10,7
75 2 7,1
80 1 3,6
85 1 3,6
90 1 3,6
95 1 3,6
Total 28 100
Tabel 4.6 di atas menunjukkan distribusi frekuensi perolehan
nilai pretest kelompok kontrol. Perolehan nilai terendah yang diperoleh
siswa yaitu 40 dengan frekuensi 2 orang, dan nilai tertinggi yang
diperoleh siswa yaitu 95 dengan frekuensi 1 orang
3. Hasil Postest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Setelah dilaksanakan pretest selanjutnya dilakukan dalam
penelitian ini adalah pemberian posttest kepada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol
65
a. Hasil data Posttest eksperimen
Hasil analisis deskripsi data Posttest kelompok eksperimen
dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.7
Deskripsi Data Posttest Kelompok eksperimen
Berdasarkan tabel 4.7 di atas diketahui bahwa untuk hasil
Posttest kelompok eksperimen, diperoleh banyak data 28 dengan
jumlah data 2195,00. Nilai rata-rata kelompok ekperimen adalah 78,39
dengan varian sebesar 138,988 dan standar deviasi/simpangan baku
sebesar 11,789. Nilai maximum/terbesar adalah 100,00 dan nilai
minimum/terkecil adalah 50,00, maka rentang nilai pada data posttest
kelompok eksperimen adalah 50,00. Median pada data posttest
kelompok eksperimen adalah 80,00 dan modus pada posttest kelompok
eksperimen adalah 80,00. Untuk lebih jelasnya data posttest kelompok
eksperimen disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:
N
Valid 28
Missing 0
Mean 78,39
Median 80,00
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
80
11,789
138,988
50
50
100
Sum 2195
a.Muliple modes exist. The smallest
value is shown
66
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest
Kelompok Eksperimen
Nilai Frekuensi Frekuensi (%)
50 1 3,6
60 1 3,6
65 3 10,7
70 3 10,7
75 5 17,9
80 6 21,4
85 2 7,1
90 3 10,7
95 3 10,7
100 1 3,6
Total 28 100
Berdasarkan tabel 4.8 di atas diketahui distribusi frekuensi
perolehan nilai posttest kelompok eksperimen. Perolehan nilai terendah
yang diperoleh siswa yaitu 50 dengan frekuensi 1 orang, dan nilai
tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 100 dengan frekuensi 1 orang.
b. Hasil data Posttest kontrol
Hasil analisis deskripsi data Posttest kelompok kontrol dapat
dilihat dari tabel berikut ini:
67
Tabel 4.9
Deskripsi data Posttest kelompok kontrol
Berdasarkan tabel 4.9 di atas diketahui bahwa untuk hasil
Posttest kelompok kontrol, diperoleh banyak data 28 dengan jumlah
data 1970,00. Nilai rata-rata kelompok kontrol adalah 70,36 dengan
varian sebesar 96,164 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar
9,806. Nilai maximum/terbesar adalah 90,00 dan nilai
minimum/terkecil adalah 50,00, maka rentang nilai pada data posttest
kelompok kontrol adalah 40,00. Median pada data posttest kelompok
kontrol adalah 70,0000 dan modus pada posttest kelompok kontrol
adalah 64,00. Untuk lebih jelasnya data posttest kelompok kontrol
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:
N
Valid 28
Missing 0
Mean 70,36
Median 70,00
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
75
9,806
96,164
40
50
90
Sum 1970
a.Muliple modes exist. The smallest
value is shown
68
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest
Kelompok kontrol
Nilai Frekuensi Frekuensi (%)
50 1 3,6
55 2 7,1
60 4 14,3
65 3 10,7
70 5 17,9
75 6 21,4
80 5 17,9
85 1 3,6
90 1 3,6
Total 28 100
Tabel 4.10 di atas menunjukkan distribusi frekuensi perolehan
nilai posttest kelompok kontrol. Perolehan nilai terendah yang diperoleh
siswa yaitu 50 dengan frekuensi 1 orang, dan nilai tertinggi yang
diperoleh siswa yaitu 90 dengan frekuensi 1 orang
4. Hasil Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalias digunakan untuk menguji apakah sebaran data
pada kedua kelompok sample yang diteliti berdistribusi normal atau
tidak. Analisis data inimenggunkan SPSS 20 for windows version
dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnova. Syarat suatu data dapat
dikatakan berdistribusi normal jika signifikasi atau nilai probabilitas >
0,05.
69
1) Uji Nomalitas Pretest
Tabel 4.11
Hasil Uji Normalitas Pretest
Kelompok Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig.
Pretest Eksperimen 111 28 200
Kontrol 152 28 098
a. Lillieofors Significance Corrections
Berdasarkan hasil uji normalitas data diaas menunjukan
bahwa hasil Pretest kelompok eksperimen signifikansinya adalah
0,200. Hal itu menunjukan bahwa berdisribusi normal karena
0,200 > 0,05. Begitupun dengan hasil pretest kelompok kontrol
signifikansinya adalah 0,098 > 0,05. Jadi dapa disimpulkan bahwa
hasil Pretest baik kelompok eksperimen maupun kontrol keduanya
berdisribusi normal.
2) Uji Normalitas Posttest
Tabel 4.12
Hasil Uji Normalitas Posttest
Kelompok Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig.
Posttest Eksperimen 124 28 200
Kontrol 146 28 129
a. Lillieofors Significance Corrections
Dari tabel diatas dapa disimpulkan bahwa data hasil Posttest
kelompok eksperimen signifikasinya 0,200. Hal itu menunjukan
bahwa data berdistribusi normal dikarenakan 0,200 > 0,05.
Begitupun dengan hasil Postest kelompok kontrol signifikansinya
adalah 0,129. Jadi dapa disimpulkan bahwa hasil Posttest baik
70
kelompok eksperimen maupun kontrol keduanya berdisribusi
normal.
b. Uji Homogenitas
1) Uji Homogenitas Pretest
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua
kelompok tersebut memiliki tingkat varian data yang sama atau
tidak. Analisis ini menggunakan SPSS 20 for windows version
yaitu One Way Anova. Hasil uji homogenitas ditunjukan dengan
signifikansi atau probabilitas > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
data yang dimiliki oleh sample-sample yang bersangkutan tidak
jauh beda maka sampel tersebut bersifat homogen.
Tabel 4.13
Hasil Uji homogentias Pretest
Lavene Statistic df 1 df 2 Sig.
1.524 6 18 227
Berdasarkan hasil uji homogenitas data pretest di atas,
menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah 0,227. Maka
dengan hasil uji homogenitas di atas disimpulkan bahwa varian
yang dimiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak
jauh berbeda dan cukup homogen karena 0,227 > 0,05.
2) Uji Homogenitas Posttest
Uji homogenitas juga dilakukan pada data hasil posttest.
Data hasil posttest didapat dari tes hasil belajar yang diberikan
kepada kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan
metode pembelajaran kooperatif teknik make a macth dan
kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan. Kriteria
pengambilan keputusan adalah signifikansinya lebih dari 0,05.
Analisis ini menggunakan program SPSS 20 for Windows yaitu
One Way Anova.
71
Tabel 4.14
Hasil uji homogenitas Posttest
Lavene Statistic df 1 df 2 Sig.
1.327 5 19 295
Berdasarkan hasil uji homogenitas data posttest di atas,
menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah 0,295 Maka
dengan hasil uji homogenitas di atas disimpulkan bahwa varian
yang dimiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak
jauh berbeda dan cukup homogen karena 0,295 > 0,05.
C. Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis dengan menggunakan T-Test bertujuan untuk
mengetahui perbedaan nilai rata-rata hasil belajar antara kelompok eksperimen
yang diberi perlakuan dengan metode pembelajaran kooperatif teknik make a
macth dan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan. Analisis data dengan T-
Test menggunakan program SPSS 20 for Windows yaitu indenpendent Sample
Test. Kriteria pengujian hipotesis jika signifikansi t-test > 0,05 maka H0 diterima
dan jika signifikansi t-test < 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima.
Tabel di bawah ini merupakan hasil dari perbedaan nilai rata-rata hasil
belajar antara kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan metode
pembelajaran kooperatif teknik make a macth dengan kelompok kontrol yang
tidak diberi perlakuan.
72
Tabel 4.15
Hasil Uji T Kelompok Eksperimen dan kelompok kontrol
F Sig. T Df Sig.
(2-
tailed)
Maen
Difference
Std. Error
difference
Eksperimen
& kontrol
Equal
variences
assumed
609 439 2,773 54 .008 8,036 2,898
Equal
variences
not
assumed
2,773 52,267 .008 8,036 2,898
Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut:
Ho : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
Keterangan :
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara metode make a
macth dengan metode ceramah terhadap prestasi ...belajar siswa
pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN Joglo 08 Jakarta
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara metode make a macth
dengan metode ceramah terhadap prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPS kelas IV SDN Joglo 08.Jakarta
µ1 : nilai rata-rata hasil belajar IPS Siswa yang menggunakan metode
make a macth
µ2 : nilai rata-rata hasil belajar IPS Siswa yang tidak menggunakan
metode make a macth
Berdasarkan tabel di atas, dari perhitungan uji beda hasil belajar IPS antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dapat dilihat jika > 0,05 maka H0
diterima. Terlihat bahwa nilai probabilitas pada signifikansi (2- tailed) adalah
73
0,008. Dengan demikian H1 diterima dan Ho ditolak karena 0,008 < 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil
belajar IPS kelas IV antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Setelah itu dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji-t maka
diperoleh Thitung = 2,773, jika dikonsultasikan dengan Ttabel dengan taraf signifikan
0,05 dan derajat kebebasan (dk)=(28+28)-2=54 maka diperoleh Ttabel adalah
2,00428. Dengan membandingkan nilai Thitung dan Ttabel, maka diperoleh Thitung >
Ttabel atau 2,773 > 2,004, ini menyatakan bahwa H1 diterima dan Ho ditolak.
Dengan demikian dapat disimpilkan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
prestasi belajar IPS kelas IV antara kelompok eksperimen dan kelas kontrol.
D. Pembahasan Hasil penelitian
Berdasarkan hasil analisis nilai tes hasil belajar pada mata pelajaran IPS
siswa kelas IV semester genap SDN 08 Joglo Pagi Jakarta yang telah dibagi
menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa kedua kelas
tersebut adalah homogen. Hai ini berarti bahwa data berdistribusi normal dan
memiliki varian yang tidak berbeda secara signifikan. Sehingga menujukkan
bahwa kondisi awal siswa diberi perlakuan masih dalam kondisi sama. Kelompok
eksperimen adalah kelas yang diberi perlakuan dengan metode pembelajaran
kooperatif dan kelompok kontrol adalah kelas yang tidak diberi perlakuan atau
menggunakan metode ceramah yang biasa guru lakukan dalam kegiatan
pembelajaran. Di pertemuan akhir dilakukan tes hasil belajar (posttest) kepada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pembelajaran ini dilakukan dalam 4
kali pertemuan.
Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil
belajar siswa kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan siswa
kelompok kontrol. Hasil ditunjukkan dari nilai rata-rata pretest kelompok
eksperimen adalah sebesar 61,96 setelah diberikan perlakuan dengan metode
pembelajaran kooperatif teknik make a macth nilai posttest kelompok eksperimen
mengalami peningkatan menjadi 78,39 sedangkan nilai rata-rata pretest
kelompok kontrol adalah sebesar 66,96 dan nilai posttest kelompok kontrol
74
mengalami peningkatan menjadi 70,36. dari perhitungan nilai rata-rata tersebut,
hasil tes kelompok eksperimen mengalami peningkatan sebesar 10,60%
sedangkan hasil tes kelompok kontrol mengalami peningkatan sebesar 6,60%
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran kooperatif teknik make a macth pada siswa kelas IV SDN
08 Joglo Pagi yang dilakukan pada kelompok eksperimen menunjukkan hasil
yang baik, positif, dan menggembirakan. Dengan menggunakan metode ini, di
kelas eksperimen siswa lebih termotivasi dan prestasi belajar siswa lebih besar
dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak dapat perlakuan atau
menggunakan metode ceramahl. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran kooperatif teknik make a macth lebih efektif dalam kegiatan
pembelajaran dan prestasi belajar.
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil prestasi belajar IPS siswa kelompok eksperimen yang diajarkan
dengan model pembelajaran kooperatif make a macth sudah tergolong
baik, dan terdapat pengaruh yang signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari
hasil rata-rata nilai postest kelas eksperimen cukup tinggi yaitu sebesar
78,39 sedangkan rata-rata nilai posttest kelas kontrol sebesar 70,36.
2. Berdasarkan uji hipoesis demgan menggunakan uji-t, diperoleh thitung
sebesar 2,773 dan ttabel sebesar 2,004. Terlihat bahwa thitung lebih tinggi
dibanding ttabel, hal tersebut menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil tes
belajar IPS siswa yang diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif make a macth lebih tinggi dibandingkan dengan
dengan nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa yang diajarkan dengn model
pembelajaran konvensional. Ini berarti pembelajaran kooperatif metode
make a macth dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran dalam penelitian ini adalah:
1. Sebaiknya teknik make a macth dilakukan pada kelas yang mempunyai
siswa lebih sedikit ≤ 30 siswa
2. Guru harus menyiapkan kartu soal atau jawaban dengan terencana dan
sesuai jumlah siswa.
3. Sebelum pembelajaran berlangsung, sebaiknya guru mengkondisikan kelas
sehingga pembelajaran lebih efekif, menyenangkan dan bermakna.
4. Pihak sekolah seperti kepala sekolah mampu memberikan masukan dan
dukungan bagi guru-guru lain di sekolah yang masih menggunakan
pembelajaran konvensional untuk dapat menerapkan berbagai model
pembelajaran lain, seperti penerapan model pembelajaran kooperatif make
76
a macth dan juga dapat menyediakan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan guru dalam pembelajaran tersebut, dan dapat meningkatkan
prestasi belajar.
77
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.
Anwar, Dessy. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amelia, 2002.
Djamara, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta, 1997.
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2011.
Isjoni. Pembelajaran Kooperatif, meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar
Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010.
--------- Pembelajaran Kooperatif Meningkakan Kecerdasan Komunikasi Antar
Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009
Lie, Anita. Cooperative Learning Memperaktikan Cooperaive Learning di Ruang-
ruang Kelas. Jakarta: Grasindo, 2010.
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011.
Masitoh dan Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan, 2009
Rusman. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: P. Raja Grafindo Persada, 2014.
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran Teori Dan Praktek Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2010.
----------- Straegi Pembelajaran Berorienasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana, 2013.
Sapriya, dkk. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI Press,
2006.
---------- Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009.
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta,
2010.
78
Sudirman, dkk. Ilmu Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991.
Supardan, Dadang. Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural.
Jakarta: Bumi aksara, 2011
Suprijono, Agus. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Surabaya: PT.
Pustaka Pelajar, 2009.
Surya, Mohamad. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka
Bani Quraisi, 2004.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Bandung: PT Raja Grafindo, 2011.
Taniredja, Tukiran dan Sri Harmianto. Model-model Pembelajaran Inovaif dan
Efekif. Bandung: Alfabeta, 2013.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, 2011.
---------- Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Presasi
Pustaka, 2007.
Tu’u, Tulus. Peran Disiplin Pada Prilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Gramedia,
2004.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontenporer Suatu ujuan
Konseptual Operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010.
Yamin, Marinis dan Bunsu I. Ansari. Taktik mengembangkan kemampuan
Individual Siswa. Jakarta: Press, 2009.
Zaini, Hisyam. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogykarta: Pustaka Insn Madani,
2008
79
Lampiran 1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Kelas/
semester
Materi Pokok Indikator soal Nomor Soal
Mengenal sumber
daya alam,
kegiatan
ekonomi, dan
kemajuan
teknologi di
lingkungan
kabupaten/ kota
dan provinsi
Mengenal
perkembangan
teknologi
produksi,
komunikasi dan
transportasi serta
pengalaman
menggunakannya
IV/ II Perkembangan
teknologi
produksi,
komunikasi dan
ransportasi
Menjelaskan pengertian teknologi 1, 3, 5, 8, 13, 15, 16
Menyebutkan macam-macam
barang dari teknologi produksi,
transportasi dan komunikasi
2, 11, 12,14, 19, 21,
22, 23, 25, 26, 28,
29, 30, 32, 33, 35,
36, 37, 38, 40.
Menjelaskan perkembangan
teknologi produksi, transportasi
dan komunikasi dari masa ke
masa.
4, 6, 7, 10, 17, 18,
20, 24, 27
Kelebihan dan kekurangan
teknologi
9, 31, 34, 39
80
Lampiran 2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Satuan Pendidikan : SD/ MI Alokasi : 1 x 35
Mata Pelajaran : IPS Jumlah Soal : 40 butir
Kelas/ Semester : IV/ II bentuk : Pilihan ganda
Materi Pokok : Perkembangan Teknologi
Standar Kompetensi :Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan
.kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/ kota
.dan provinsi.
Kompetensi dasar :Mengenal perkembangan teknologi produksi,
komunikasi dan ...transportasi serta pengalaman
menggunakannya.
No Butir Soal Kunci
jawaban
Indikator
1 Di bawah ini tidak termasuk jenis-jenis
teknologi kecuali adalah ........
a. Teknologi produksi
b. Teknologi transportasi
c. Teknologi komunikasi
d. Teknologi distribusi
D Menjelaskan
pengertian
teknologi
2 Teknologi pertanian masa kini dalam
mengelola tanah menggunakan ......
a. Bajak
b. Ani-ani
c. Traktor
C Menyebutkan
macam-macam
barang dari
teknologi produksi,
transportasi dan
81
d. Kerbau komunikasi
3 Teknologi digolongkan menjadi tiga
jenis ....
a. Teknologi produksi
b. Teknologi transportasi
c. Teknologi komunikasi
d. a, b, dan c benar
D Menjelaskan
pengertian
teknologi
4 Di bawah ini merupakan teknologi
masa lalu ..........
a. televisi
b. handphone
c. kentongan
d. telepon
C Menjelaskan
perkembangan
teknologi dari masa
ke masa.
5 Peralatan dan cara yang digunakan
dalam membuat suatu barang adalah
pengertian dari ...
a. teknologi komunikasi
b. teknologi disribusi
c. teknologi produksi
d. teknologi transportasi
C Menjelaskan
pengertian
teknologi
6 Jangkauan komunikasi masa lalu
ternyata lebih .............. dari jangkauan
komunikasi saat ini.
a. Dekat
b. Jauh
c. Cepat
d. Mahal
A Menjelaskan
perkembangan
teknologi dari masa
ke masa.
7 Berikut ini yang tidak termasuk alat
transfortasi masa lalu, yaitu ....
a. Andong
D Menjelaskan
perkembangan
teknologi dari masa
82
b. Bendi
c. Gerobak
d. Mobil
ke masa.
8 Proses mengubah bahan baku menjadi
barang disebut ....
a. Memasak
b. Produksi
c. Proyeksi
d. Prosesi
B Menjelaskan
pengertian
teknologi
9 Salah satu kelemahan alat transportasi
masa lalu .....
a. lambat
b. menimbulkan polusi
c. mahal
d. rawan kecelakaan
A Menjelaskan
kelebihan dan
kekurangan
teknologi
10 Pada masa lalu alat transportasi laut
masih menggunakan tenaga ....
a. matahari
b. angin
c. mesin
d. air
B Menjelaskan
perkembangan
teknologi dari masa
ke masa.
11 Di bawah ini angkutan darat bermesin
adalah .....
a. dokar
b. becak
c. motor
d. delman
C Menyebutkan
macam-macam
barang dari
teknologi produksi,
transportasi dan
komunikasi
12 Salah satu contoh media cetak adalah
.....
a. internet
B Menyebutkan
macam-macam
barang dari
83
b. koran
c. radio
d. televisi
teknologi produksi,
transportasi dan
komunikasi
13 PT Telkom memberikan pelayanan di
bidang ....
a. industri
b. komunikasi
c. distribusi
d. transportasi
B Menjelaskan
pengertian
teknologi
14 Berikut ini adalah transportasi darat
kecuali ....
a. mobil
b. kereta api
c. helikopter
d. becak
C Menyebutkan
macam-macam
barang dari
teknologi produksi,
transportasi dan
komunikasi
15 Keseluruhan sarana atau alat yang
digunakan manusia untuk menghasilkan
barang dan jasa yang diperlukan
manusia merupakan pengertian dari ....
a. teknologi
b. komunikasi
c. sistem transportasi
d. distribusi
A Menjelaskan
pengertian
teknologi
16 Penemu telepon adalah seorang ilmuan
Skolandia yang bernama .......
a. John Logie Baird
b. Alexander Graham Bell
c. M Glugielmo Marconi
d. Johannes Guenberg
B Menjelaskan
pengertian
teknologi
84
17 Pengelolahan bahan-bahan di pabrik
yang besar dan modern biasanya
menggunakan .....
a. alat sederhana
b. tenaga manusia
c. mesin
d. alat kuno
C Menjelaskan
perkembangan
teknologi dari masa
ke masa.
18 Ada bermacam-macam alat komunikasi
modern. Berikut yang termasuk alat
komunikasi modern adalah ....
a. kentongan
b. surat menyurat
c. handphone
d. pager
C Menjelaskan
perkembangan
teknologi dari masa
ke masa.
19 Perhatikan urutan membuat batu bata
berikut ini !
1. Menyiapkan tanah liat
2. Batu bata cetakan yang sudah
kering dikumpulkan
3. Tanah liat digiling menjadi
adonan
4. Adonan dicetak satu per sau
5. Batu bata disusun dalam tungku
lalu dibakar.
Urutan membuat batu bata yang benar
adalah ....
a. 1, 2, 3, 4, 5.
b. 1, 4, 2, 3, 5.
c. 1, 3, 4, 2, 5.
d. 1, 2, 4, 3, 5.
C Menyebutkan
macam-macam
barang dari
teknologi produksi,
transportasi dan
komunikasi
85
20 Orang yang diutus raja untuk
menyampaikan pesan khusus dan
rahasia ke raja lain adalah......
a. pak pos
b. kurir
c. kusir
d. pramugari
B Menjelaskan
perkembangan
teknologi dari masa
ke masa
21 Alat transportasi air yang digunakan
pada zaman dahulu adalah.....
a. kapal tanker
b. kapal selam
c. kapal ferry
d. kapal layar
D Menyebutkan
macam-macam
barang dari
teknologi produksi,
transportasi dan
komunikasi
22 Menurut fungsinya ada macam-macam
jenis kapal. Kapal yag berfungsi
mengangkut minyak adalah ......
a. kapal tanker
b. kapal barang
c. kapal ferry
d. kapal layar
A Menyebutkan
macam-macam
barang dari
teknologi produksi,
transportasi dan
komunikasi
23 Cara tradisional untuk mengolah padi
menjadi beras di lakukan dengan cara
.....
a. mencuci
b. menumbuk
c. menjemur
d. membakar
B Menyebutkan
macam-macam
barang dari
teknologi produksi,
transportasi dan
komunikasi
24 Berikut ini keuntungan orang
menggunakan produksi modern kecuali
B Menjelaskan
perkembangan
86
....
a. hasil produksi lebih banyak
b. lebih murah
c. bentuk dan ukuran sama
waktu lebih cepat
teknologi dari masa
ke masa
25 Bahan baku pembuatan keras adalah .....
a. karet
b. kayu
c. kapas
d. bambu
B Menyebutkan
macam-macam
barang dari
teknologi produksi,
transportasi dan
komunikasi
26 Gerabah atau tembikar adalah barang-
barang yang terbuat dari ....
a. bambu
b. kayu
c. tanah liat
d. batu
C Menyebutkan
macam-macam
barang dari
teknologi produksi,
transportasi dan
komunikasi
27 Berikut ini yang merupakan
perkembangan dari teknologi
komunikasi dari masa lalu hingga
sekarang yang benar adalah .....
a. kentongan- pager- handphone
b. pager- internet-handphone
c. surat- telepon- kentongan
d. internet- surat-telegram
A Menjelaskan
perkembangan
teknologi dari masa
ke masa
28 Perusahaan jasa penerbangan milik
pemerintah adalah
a. Garuda indonesia
b. Mandala Airlines
c. Lion Air
A Menyebutkan
macam-macam
barang dari
teknologi produksi,
transportasi dan
87
d. Bouroq Airlines komunikasi
29 Indusri tektil adalah indusri yang
menghasilkan ...
a. kain
b. ban
c. mobil
d. kertas
A Menyebutkan
macam-macam
barang dari
teknologi produksi,
transportasi dan
komunikasi
30 Yang termasuk alat transportasi
pedesaan zaman dahulu yaitu .....
a. Busway
b. Taxi
c. Delman
d. Kereta api
C Menyebutkan
macam-macam
barang dari
teknologi produksi,
transportasi dan
komunikasi
31 Berikut ini adalah alasan para perajin
batik masih menggunakan cara
tradisional, yaitu .....
a. lebih cepat
b. harga lebih terjangkau
c. kualitas lebih baik
d. produksi lebih banyak
C Menjelaskan
kekurangan dan
kelebihan dari
teknologi
32 Berikut ini merupakan proses dari
teknologi produksi, kecuali ...
a. kelapa – kopra – minyak
b. udang – tepung udang – kerupuk
udang
c. pohon tebu –air tebu- sagu
d. benang – kain – baju
C Menyebutkan
macam-macam
barang dari
teknologi produksi,
transportasi dan
komunikasi
33 Kain yang direntankan berisi slogan,
iklan atau berita yang perlu dikeahui
masyarakat umum disebut ......
A Menyebutkan
macam-macam
barang dari
88
a. spanduk
b. poster
c. tabloid
d. pamplet
teknologi produksi,
transportasi dan
komunikasi
34 Berikut ini yang merupakan kelebihan
dari para petani membajak sawah
dengan menggunakan traktor adalah ....
a. lebih cepat
b. lebih lama
c. lebih mahal
d. kualias lebih baik
A Menjelaskan
kekurangan dan
kelebihan dari
teknologi
35 Penemu dari pesawat terbang sederhana
adalah .....
a. C. Marconi
b. John Logie Baird
c. Alexander Graham Bell
d. Oto Lilienthal
D Menyebutkan
macam-macam
barang dari
teknologi produksi,
transportasi dan
komunikasi
36 PT PAL adalah industri kapal laut yang
berada di kota .....
a. Jakarta
b. Medan
c. Bandung
d. Surabaya
D Menyebutkan
macam-macam
barang dari
teknologi produksi,
transportasi dan
komunikasi
37 Di bawah ini stasiun televisi yang
dikelolah oleh pemerinah adalah ....
a. TVRI
b. MNC TV
c. Metro TV
d. RCTI
A Menyebutkan
macam-macam
barang dari
teknologi produksi,
transportasi dan
komunikasi
38 Kereta api dikemudikan oleh .... A Menyebutkan
89
a. Masinis
b. Nakoda
c. Pilot
d. Supir
macam-macam
barang dari
teknologi produksi,
transportasi dan
komunikasi
39 Orang pada jaman modern saat ini lebih
memilih berkomunikasi dengan
menggunakan handphone dikarenakan
.....
a. Handphone lebih lama dalam
menerima pesan
b. Handphone lebih murah dibanding
alat komunikasi lainnya
c. Handphone lebih canggih dari pada
alat komunikasi lainnya
d. Jangkauan handphone lebih kecil
dari alat komunikasi lainnya
C Menjelaskan
kelebihan dan
kekurangan dari
teknologi
40 Kapal yang digunakan oleh para ahli
atau peneliti untuk meneliti kehidupan
laut adalah pengertian dari ...
a. Kapal tanker
b. Kapal perang
c. Kapal ikan
d. Kapal riset
D Menyebutkan
macam-macam
barang dari
teknologi produksi,
transportasi dan
komunikasi
90
Lampiran 3
Soal Pretest dan Posttest
Nama :
Kelas :
1. Berilah tanda silang (x) pada a, b, c atau d pada jawaban benar!
1. Di bawah ini merupakan teknologi masa lalu ..........
a. televisi
b. handphone
c. kentongan
d. telepon
2. Peralatan dan cara yang digunakan dalam membuat suatu barang adalah pengertian dari
.....
a. teknologi komunikasi
b. teknologi distribusi
c. teknologi produksi
d. teknologi transportasi
3. PT Telkom memberikan pelayanan di bidang ....
a. industri
b. komunikasi
c. distribusi
d. transportasi
4. Orang yang diutus raja untuk menyampaikan pesan khusus dan rahasia ke raja lain
adalah......
a. pak pos
b. kurir
c. kusir
d. pramugari
5. Berikut ini yang merupakan kelebihan dari para petani membajak sawah dengan
menggunakan traktor adalah ....
a. lebih cepat
b. lebih lama
91
c. lebih mahal
d. kualitas lebih baik
6. Alat transportasi air yang digunakan pada zaman dahulu adalah.....
a. Kapal tanker
b. Kapal selam
c. Kapal ferry
d. Kapal layar
7. Perusahaan jasa penerbangan milik pemerintah adalah
a. Garuda indonesia
b. Mandala Airlines
c. Lion Air
d. Bouroq Airlines
8. Indusri tekstil adalah indusri yang menghasilkan ...
a. kain
b. ban
c. mobil
d. kertas
9. Yang termasuk alat transportasi pedesaan zaman dahulu yaitu .....
a. busway
b. taxi
c. delman
d. kereta api
10. Berikut ini adalah alasan para perajin batik masih menggunakan cara tradisional, yaitu .....
a. lebih cepat
b. harga lebih terjangkau
c. kualitas lebih baik
d. produksi lebih banyak
11. Di bawah ini stasiun televisi yang dikelolah oleh pemerintah adalah ....
a. TVRI
b. MNC TV
c. Metro TV
d. RCTI
92
12. Proses mengubah bahan baku menjadi barang disebut ....
a. memasak
b. produksi
c. proyeksi
d. Prosesi
13. Pada masa lalu alat transportasi laut masih menggunakan tenaga ....
a. matahari
b. angin
c. mesin
d. air
14. Kereta api dikemudikan oleh ....
a. masinis
b. nakoda
c. pilot
d. supir
15. Penemu telepon adalah seorang ilmuan Skolandia yang bernama .......
a. John Logie Baird
b. Alexander Graham Bell
c. M Glugielmo Marconi
d. Johannes Guenberg
16. Pengelolahan bahan-bahan di pabrik yang besar dan modern biasanya menggunakan .....
a. alat sederhana
b. tenaga manusia
c. mesin
d. alat kuno
17. Di bawah ini angkutan darat bermesin adalah .....
a. dokar
b. becak
c. motor
d. delman
93
18. Salah satu contoh media cetak adalah .....
a. internet
b. koran
c. radio
d. televisi
19. Bahan baku pembuatan kertas adalah .....
a. karet
b. kayu
c. kapas
d. bambu
20. Gerabah atau tembikar adalah barang-barang yang terbuat dari ....
a. bambu
b. kayu
c. tanah liat
d. batu
94
Lampiran 4
Kunci Jawaban Pretest dan Posttest
No Jawaban No Jawaban
1 C 11 A
2 C 12 B
3 B 13 B
4 B 14 A
5 A 15 B
6 D 16 C
7 A 17 C
8 A 18 B
9 C 19 B
10 C 20 C
95
Lampiran 5
KOLERASI SKOR BUTIR DENGAN TOTAL
Jumlah Subyek = 28
Butir Soal = 40
No Butir Kolerasi Signifikansi
1 -0,148 -
2 0,071 -
3 0,294 -
4 0,373 Signifikan
5 0,424 Sangat Signifikan
6 0,081 -
7 0,390 Signifikan
8 0,386 Signifikan
9 0,295 -
10 0,536 Sangat Signifikan
11 0,357 Signifikan
12 0,431 Sangat Signifikan
13 0,697 Sangat Signifikan
14 0,285 -
15 -0,079 -
16 0,443 Sangat Signifikan
17 0,568 Sangat Signifikan
18 0,235 -
19 0,456 Sangat Signifikan
20 0,605 Sangat Signifikan
21 0,369 Signifikan
22 0,690 Sangat Signifikan
23 0,233 -
24 0,165 -
25 0,352 Signifikan
26 0,433 Sangat Signifikan
27 0,068 -
28 0,604 Sangat Signifikan
29 0,559 Sangat Signifikan
30 0,392 Signifikan
96
31 0,645 Sangat Signifikan
32 -0,468 -
33 0,316 Signifikan
34 0,755 Sangat Signifikan
35 NAN NAN
36 0,409 Sangat Signifikan
37 0,619 Sangat Signifikan
38 0,171 -
39 0,243 -
40 0,471 Sangat Signifikan
Catatan : Batas signifikansi koefesien kolerasi sebagai berikut:
Df (N-2) p=0,01 p=0,01 df (N-2) p=0,05
p=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250
0,325
15 0,482 0,606 70 0,233
0,302
20 0,423 0,549 80 0,217
0,283
25 0,381 0,496 90 0,205
0,267
30 0,349 0,449 100 0,195
0,254
40 0,304 0,393 125 0,174
0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159
0,208
Bila koefesien = 0,000 berarti tidak dapa dihitung
97
Lampiran 6
REABILITAS TES
Rata-rata = 23,32
Simpang Baku =6,31
Kolerasi XY =0,66
Reliabilitas tes = 0,79
No
Urut
Kode/ Nama
Subyek
Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 A 13 13 26
2 B 12 13 25
3 C 12 23 25
4 D 12 13 25
5 E 12 12 24
6 F 13 9 22
7 G 13 9 22
8 H 10 13 23
9 I 16 16 32
10 J 4 9 13
11 K 8 6 14
12 L 7 6 13
13 M 14 11 25
14 N 14 16 30
15 O 4 7 11
16 P 9 11 20
17 Q 7 13 20
18 R 11 9 20
19 S 13 17 30
20 T 11 8 19
21 U 12 11 23
22 V 14 15 29
23 W 17 16 33
24 X 16 15 31
25 Y 12 7 19
26 Z 12 7 19
27 AA 18 18 36
28 AB 13 11 24
98
Lampiran 7
DAYA PEMBEDA
Jumlah Subyek=28
Kpl Atas/Bawah(n)= 8
Butir soal= 40
No Butir Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks Dp
(%)
1 4 7 -3 -37,50
2 7 6 1 12,50
3 8 6 2 25,00
4 8 6 2 25,00
5 7 2 5 62,50
6 2 0 2 25,00
7 7 3 4 50,00
8 7 2 5 62,50
9 8 5 3 37,50
10 8 2 6 75,00
11 5 4 1 12,50
12 7 3 4 50,00
13 8 4 4 50,00
14 8 6 2 25,00
15 4 5 -1 12,50
16 8 4 4 50,00
17 7 3 4 50,00
18 7 6 1 12,50
19 5 2 3 37,50
20 5 0 5 62,50
21 8 4 4 50,00
22 8 1 7 87,50
23 7 5 2 25,00
24 5 4 1 12,50
25 7 4 3 37,50
26 5 1 4 50,00
27 4 5 -1 12,50
28 8 2 6 75,00
29 6 1 5 62,50
30 7 3 4 50,00
31 6 0 6 75,00
32 0 5 -5 62,50
99
33 6 3 3 37,50
34 8 0 8 100,00
35 0 0 0 0,00
36 4 0 4 50,00
37 7 1 6 75,00
38 8 7 1 12,50
39 7 5 2 25,00
40 6 1 5 62,50
100
Lampiran 8
TINGKAT KESUKARAN
Jumlah Subyek = 28
Butir Soal= 40
No Butir Jumlah Betul Tkt. Kesukaran (%) Tafsiran
1 15 53,57 Sedang
2 24 85,71 Sangat mudah
3 22 78,57 Mudah
4 26 92,86 Sangat mudah
5 18 64,29 Sedang
6 5 17,86 Sukar
7 20 71,43 Mudah
8 14 50,00 Sedang
9 23 82,14 Mudah
10 14 50,00 Sedang
11 19 67,86 Sedang
12 19 67,86 Sedang
13 24 85,71 Sangat mudah
14 24 85,71 Sangat mudah
15 15 53,57 Sedang
16 19 67,86 Sedang
17 18 64,29 Sedang
18 24 85,71 Sangat mudah
19 12 42,86 Sedang
20 8 28,57 Sanga sukar
21 19 67,86 Sedang
101
22 19 67,86 Sedang
23 19 67,86 Sedang
24 12 42,86 Sedang
25 18 64,29 Sedang
26 12 42,86 Sedang
27 16 57,14 Sedang
28 18 64,29 Sedang
29 14 50,00 Sedang
30 22 78,57 mudah
31 13 46,43 Sedang
32 9 32,15 Sedang
33 12 42,86 Sedang
34 14 50,00 Sedang
35 0 0 Sangat sukar
36 6 21,43 sukar
37 11 39,29 Sedang
38 26 92,86 Sangat mudah
39 21 75,00 mudah
40 9 32,14 Sedang
102
Lampiran 9
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS
EKSPERIMEN
Nama Sekolah :SDN Joglo 08 Pagi
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester : IV/ II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi,
di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi
B. Kompetensi Dasar
2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan
transportasi, serta pengalaman menggunakannya.
C. Indikator
(pertemuan ke-2)
2.3.1 Menjelaskan pengertian teknologi
2.3.2 Menjelaskan pengertian teknologi produksi
2.3.3 Menyebutkan macam-macam barang hasil teknologi produksi.
2.3.4 Menjelaskan perkembangan teknologi produksi dari masa ke masa.
(pertemuan ke-3)
2.3.5 Menyebutkan macam-macam barang teknologi komunikasi
2.3.6 Menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi dari masa ke
masa.
103
2.3.7 Menjelaskan kekurangan dan kelebihan teknologi komunikasi masa
lalu dan masa kini.
(Pertemuan ke-4)
2.3.8 Menyebutkan macam-macam barang teknologi transportasi
2.3.9 Menjelaskan perkembangan teknologi dan transportasi dari masa ke
masa.
2.3.10 Menjelaskan kekurangan dan kelebihan teknologi masa lalu dan masa
kini.
D. Tujuan pembelajaran
(Pertemuan ke-2)
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian teknologi
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian teknologi produksi
3. Siswa dapat menjelaskan macam-macam barang hasil teknologi produksi
4. Siswa dapat menjelaskan kekurangan dan kelebihan teknologi masa lalu
dan masa kini.
(Pertemuan ke-3)
5. Siswa dapat menyebutkan macam-macam barang teknologi komunikasi
6. Siswa dapat menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi dari masa
ke masa.
7. Siswa dapat menjelaskan kekurangan dan kelebihan teknologi komunikasi
masa lalu dan masa kini.
(pertemuan ke-4)
8. Menyebutkan macam-macam barang teknologi transportasi
9. Menjelaskan perkembangan teknologi dan transportasi dari masa ke masa.
10. Menjelaskan kekurangan dan kelebihan teknologi masa lalu dan masa kini.
104
(Pertemuan ke-5)
11. Melakukan postest setelah mempelajari semua macam-macam teknologi
E. Materi pembelajaran : Perkembangan teknologi dari masa kemasa
F. Metode dan media pembelajaran : Kooperatif Learning tipe make a macth
G. Sumber Belajar : Buku paket dan LKS siswa kelas IV SD
H. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan ke-1 (2 x 35 menit pelajaran)
Tahap
Pembelajaran
Aktifitas Guru Aktifitas siswa Nilai karaker
Pendahuluan
(kegiatan
awal)
10 Menit
Guru memulai
pelajaran dengan
berdoa bersama dan
memperkenalkan diri
Guru mengabsen
siswa
Siswa berdoa bersama
Siswa menyimak dan
mengangka tangan
ketika nama mereka
disebut
Religius
Tertib
Kegiatan inti
50 menit
Guru memulai
pelajaran dengan
terlebih dahulu
menjelaskan metode
kooperatif learning
tipe make a macth dan
pembelajaran dengan
model ceramah pada
Siswa menyimak
penjelasan guru tentang
pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Tertib
105
kelas yang lainnya.
Guru memberi soal
pretest tentang
perkembangan
teknologi produksi
Siswa mengerjakan soal
pretest
Jujur
Penutup
(Kegiatan
akhir)
Guru memberitahu
siswa materi yang
akan dipelajari
selanjutnya
Memberikan siswa
untuk bertanya
Guru menutup
pelajaran dengan
berdoa
Siswa menyimak apa
yang dikatakan oleh
guru
Siswa bertanya jika ada
yang kurang dimengerti
Siswa bersama-sama
mengucap hamdalah
Terib
Aktif
Religius
Pertemuan ke-2 (2 x 35 menit)
Tahap
pembelajaran
Aktivitas guru Akivitas siswa Nilai karakter
Pendahuluan
(Kegiatan
awal)
Guru memasuki
ruangan dengan
mengucapkan salam
Mengabsen kehadiran
siswa dan
menanyakan kabar
Memulai pelajaran
dengan membaca doa
Apersepsi
Siswa menjawab
salam
Siswa menjawab
absen guru
Salah satu siswa
memimpin doa
sebelum belajar
Religius
Tertib
Rajin
Disiplin
Rasa ingin
tahu
Aktif
106
guru memperlihatkan
gambar penggiling
beras
Mengaitkan materi
yang akan dipelajari
dengan kehidupan
sehari–hari.
Misalnya
memperhatikan
barang-barang
yang kita pakai,
baju yang kita
kenakan atau
makanan yang kita
makan
Guru menjelaskan
pembelajaran hari ini,
materi, tujuan
pembelajaran.
Siswa
mendengarkan dan
melihat apersepsi
yang diberikan guru
dengan anusias dan
penuh perhatian.
Siswa mengutarakan
apa yang dilihat
olehnya.
Siswa menyimak
dengan penuh
perhatian
Kegiaan inti 1. Eksplorasi
Guru menanyakan
kepada siswa apa yang
mereka pahami tentang
teknologi produksi.
Guru membagikan
materi hari ini
Siswa menjawab
tentang produksi
Siswa menerima
materi hari ini
Siswa membaca
materinya secara
Tertib
Aktif
Komunikaif
Percaya diri
Kerja sama
Tanggung
107
Guru membagikan
kertas yang berisi
pertanyaan dan
jawaban.
Guru meminta siswa
untuk mencari
pasangan kartu nya.
Jika siswa mendapat
pertanyaan maka harus
mencari jawaban dan
sebaliknya
teliti
Siswa menerima
kartu tersebut,
setengah dari siswa
menerima
pertanyaan dan
setengah lagi
menerima jawaban,
yang diberikan
secara acak oleh
guru.
Siswa bergerak aktif
untuk mencari
jawaban atau
pertanyaan yang
benar.
Siswa berkumpul
dengan
pasangannya
masing-masing
jawab
2. Elaborasi
Setelah menemukan
pasangannya guru
meminta tiap-tiap
pasangan untuk
membacakan, apakah
peranyaan sesuai
jawaban atau tidak.
Kelompok yang lain
menanggap jika ada
Tiap-tiap pasangan
membacakan kartu
yang mereka miliki
apakah memang
cocok atau tidak.
Kelompok lain
mendengarkan dan
Berani
Percaya diri
Komunikaif
108
kesalahan.
Guru memperbaiki
jika ada miss konsepsi
guru memberikan
penguatan posiif
berupa pujian
terhadap hasil diskusi
menangapi jika
terjadi kesalahan.
Siswa
mendengarkan yang
dijelaskan guru
Siswa merasa
senang dan bertepuk
tangan
1. Konfirmasi
Mereview kembali
pelajaran hari ini
Guru memberikan
kesempatan untuk
bertanya jika ada yang
belum dimengerti
Bersama-sama
mereview pelajaran
Beberapa siswa
mengajukan
pertanyaan kepada
guru.
Aktif
Berani
Kegiatan
penutup
Guru bersama-sama
siswa menyimpulkan
pembelajaran hari ini
Guru meminta siswa
untuk mengerjakan soal
yang ada
Guru mengaitkan
materi hari ini dan
materi yang akan
Siswa
menyimpulkan
pembelajaran hari
ini
Siswa mengerjakan
soal diberikan oleh
guru secara individu
Siswa
mengumpulkan
jawaban jika sudah
selesai
Siswa menyimak
penjelasan guru.
Aktif
Teliti
Menghargai
orang lain
Religius
109
dijelaskan minggu
besok
Guru menutup
pelajaran hari ini dan
berdoa bersama-sama
siswa
Siswa dan guru
bersama-sama
membaca doa
Pertemuan ke-3 (2 x 35 menit)
Tahap
Pembelajaran
Aktivitas guru Aktivias siswa Nilai karakter
Pendahuluan
(Kegiatan
awal)
Guru memasuki
ruangan dengan
mengucapkan salam
Mengabsen kehadiran
siswa dan
menanyakan kabar
Memulai pelajaran
dengan membaca doa
Aperspsi
guru memberikan ciri-
ciri dari Alexcander
Graham Bell, guru
meminta siswa untuk
menebaknya
Guru menjelaskan
pembelajaran hari ini,
materi, tujuan
Siswa menjawab
salam
Siswa menjawab
absen guru
Salah satu siswa
memimpin doa
sebelum belajar
Siswa mendengarkan
dan melihat
apersepsi yang
diberikan guru
dengan antusias dan
penuh perhatian.
Siswa mencoba
menebaknya
Siswa menyimak
dengan seksama
Religius
Tertib
Rajin
Disiplin
Rasa ingin
tahu
110
pembelajaran.
Kegiatan inti
2. Eksplorasi
Guru membagikan
selembar kertas materi
untuk siswa pelajari.
Setelah siswa
membaca materi yang
telah diberikan, siswa
menerima kartu yang
berisi pertanyaan dan
yang lainnya berisi
jawaban.
Siswa membaca
materi yang
diberikan oleh guru
Siswa mencari
pasangan atas kartu
yang diperoleh, jika
siswa mendapatkan
jawabannya maka ia
harus mencari
pertanyaaan yang
benar.
Jika sudah
menemukan
pasangannya, maka
duduklah secara
bersama-sama.
Aktif
Komunikaif
Teliti
Saling
menghargai
3. Elaborasi
Setelah menemukan
pasangannya guru
meminta tiap-tiap
pasangan untuk
membacakan, apakah
pertanyaan sesuai
jawaban atau tidak.
Kelompok yang lain
menanggap jika ada
Tiap-tiap pasangan
membacakan kartu
yang mereka miliki
apakah memang
cocok atau tidak.
Kelompok lain
mendengarkan dan
Berani
Percaya diri
Komunikaif
111
kesalahan.
Guru memperbaiki
jika ada miss konsepsi
guru memberikan
penguatan posiif
berupa pujian
terhadap hasil diskusi
menangapi jika
terjadi kesalahan.
Siswa
mendengarkan
dengan seksama
Siswa memberikan
tepuk tangan.
4. Konfirmasi
Mereview kembali
pelajaran hari ini
Guru memberikan
kesempatan untuk
bertanya jika ada yang
belum dimengerti
Bersama-sama
mereview pelajaran
Beberapa siswa
mengajukan
pertanyaan kepada
guru.
Aktif
Menghargai
orang lain
Kegiatan
penutup
Guru bersama-sama
siswa menyimpulkan
pembelajaran hari ini
Guru meminta siswa
untuk mengerjakan soal
yang ada
Guru mengaitkan
materi hari ini dan
materi yang akan
dijelaskan minggu
Siswa
menyimpulkan
pembelajaran hari
ini
Siswa mengerjakan
soal diberikan oleh
guru secara individu
Siswa
mengumpulkan jika
sudah selesai
Siswa menyimak
penjelasan guru.
Aktif
Teliti
Menghargai
orang lain
Religius
112
besok
Guru menutup
pelajaran hari ini dan
berdoa bersama-sama
Siswa dan guru
bersama-sama
membaca doa
Pertemuan ke-4 (2 x 35 menit)
Tahap
pembelajaran
Aktivitas guru Akivitas siswa Nilai karakter
Pendahuluan
(Kegiatan
awal)
Guru memasuki
ruangan dengan
mengucapkan salam
Mengabsen
kehadiran siswa dan
menanyakan kabar
Memulai pelajaran
dengan membaca
doa
Apersepsi
guru
memperlihatkan
gambar kereta api
pada masa lampau
Mengaitkan materi
yang akan dipelajari
Siswa menjawab
salam
Siswa menjawab
absen guru
Salah satu siswa
memimpin doa
sebelum belajar
Siswa mendengarkan
dan melihat apersepsi
yang diberikan guru
dengan anusias dan
penuh perhatian.
Siswa mengutarakan
apa yang dilihat
olehnya.
Siswa menjawab
dengan penuh
Religius
Tertib
Rajin
Disiplin
Rasa ingin
tahu
Aktif
113
dengan kehidupan
sehari–hari.
Misalnya
memperhatikan
transportasi yang
ada disekeliling
kalian?
Guru menjelaskan
pembelajaran hari
ini, materi, tujuan
pembelajaran.
antusias.
Siswa menyimak
dengan penuh
perhatian
Kegiatan inti 3. Eksplorasi
Guru membagikan
materi hari ini
Guru meminta siswa
untuk mencari teman
pasangan
Setelah mendapat
pasangan, guru
membagikan kertas
yang berisi
pertanyaan dan
meminta pasangan
tersebut menjawab
pertanyaan.
Guru meminta siswa
untuk
mengumpulkannya
Siswa menerima
materi hari ini
Siswa membaca
materinya secara teliti
Siswa mencari teman
pasangannya sesuka
mereka
Siswa menerima
kertas yang dibagikan
oleh guru yang berisi
pertanyaan.
Tiap-tiap pasangan
menjawab pertanyaan.
Siswa mengumpulkan
pertanyaan dan
jawabannya kembali.
Tertib
Aktif
Komunikaif
Percaya diri
Kerja sama
Tanggung
jawab
114
kembali.
Guru membagikan
kembali kartu
tersebut secara acak.
Guru meminta siswa
untuk mencari
pasangan kartu nya.
Jika siswa mendapat
pertanyaan maka
harus mencari
jawaban dan
sebaliknya
Siswa menerima kartu
tersebut, setengah dari
siswa menerima
pertanyaan dan
setengah lagi
menerima jawaban,
yang diberikan secara
acak oleh guru.
Siswa bergerak aktif
untuk mencari
jawaban atau
pertanyaan yang
benar.
4. Elaborasi
Setelah menemukan
pasangannya guru
meminta tiap-tiap
pasangan untuk
membacakan,
apakah pertanyaan
sesuai jawaban atau
tidak.
Kelompok yang lain
menanggap jika ada
kesalahan.
Guru memperbaiki
Tiap-tiap pasangan
membacakan kartu
yang mereka miliki
apakah memang
cocok atau tidak.
Kelompok lain
mendengarkan dan
menangapi jika terjadi
kesalahan.
Siswa mendengarkan
Berani
Percaya diri
Komunikaif
115
jika ada miss
konsepsi
guru memberikan
penguatan posiif
berupa pujian
terhadap hasil
diskusi
dengan seksama
Siswa memberikan
tepuk tangan.
5. Konfirmasi
Mereview kembali
pelajaran hari ini
Guru memberikan
kesempatan untuk
bertanya jika ada
yang belum
dimengerti
Siswa bersama-sama
mereview
pembelajaran hari ini
Beberapa siswa
mengajukan
pertanyaan kepada
guru.
Aktif
Berani
Kegiatan
penutup
Guru bersama-sama
siswa menyimpulkan
pembelajaran hari ini
Guru meminta siswa
untuk mengerjakan
soal yang ada
Guru mengaitkan
materi hari ini dan
materi yang akan
Siswa menyimpulkan
pembelajaran hari ini
Siswa mengerjakan
soal diberikan oleh
guru secara individu
Siswa mengumpulkan
jawaban jika sudah
selesai
Siswa menyimak
penjelasan guru.
Aktif
Teliti
Menghargai
orang lain
Religius
116
dijelaskan minggu
besok
Guru menutup
pelajaran hari ini dan
berdoa bersama-sama
siswa
Siswa dan guru
bersama-sama
membaca doa
Pertemuan ke-5 (1 x 35 menit)
Tahap
Pembelajaran
Aktifitas Guru Aktifitas siswa Nilai karaker
Pendahuluan
(kegiatan
awal)
11 Menit
Guru memulai
pelajaran dengan
berdoa bersama
Guru mengabsen
siswa
Siswa berdoa bersama
Siswa menyimak dan
mengangka tangan
ketika nama mereka
disebut
Religius
Tertib
Kegiatan inti
50 menit
Guru memberi soal
protest tentang
perkembangan
teknologi produksi,
komunikasi dan
transportasi serta
perkembangan dari
masa ke masa.
Siswa mengerjakan soal
protest
Jujur
Penutup
(Kegiatan
akhir)
Guru mengucapkan
terimakasih atas
bantuan peserta didik
selama ini.
Siswa menyimak
penjelasan.
Siswa bersama-sama
Terib
Tertib
Aktif
Religius
117
Guru menutup
pelajaran dengan
berdoa
mengucap hamdalah
I. Media/ Alat dan Sumber Belajar:
1. Pembelajaran Menggunakan media kartu, berupa kartu-kartu berisi soal
dan jawaban serta gambar.
2. Sumber buku : Buku IPS kelas IV
J. Penilaian
1. Teknik penilaian:
Test tertulis
Penugasan
2. Bentuk instrument:
Test uraian
Jakarta, April 2015
Peneliti
Rini Sumarwati
118
Lampiran 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Nama Sekolah :SDN Joglo 08 Pagi
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester : IV/ II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi,
di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi
B. Kompetensi Dasar
2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan
transportasi, serta pengalaman menggunakannya.
C. Indikator
(pertemuan ke-2)
2.3.1 Menjelaskan pengertian teknologi
2.3.2 Menjelaskan pengertian teknologi produksi
2.3.3 Menyebutkan macam-macam barang hasil teknologi produksi.
2.3.4 Menjelaskan perkembangan teknologi produksi dari masa ke masa.
(pertemuan ke-3)
2.3.5 Menyebutkan macam-macam barang teknologi komunikasi
119
2.3.6 Menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi dari masa ke
masa.
2.3.7 Menjelaskan kekurangan dan kelebihan teknologi komunikasi masa
lalu dan masa kini.
(Pertemuan ke-4)
2.3.8 Menyebutkan macam-macam barang teknologi transportasi
2.3.9 Menjelaskan perkembangan teknologi dan transportasi dari masa ke
masa.
2.3.10 Menjelaskan kekurangan dan kelebihan teknologi masa lalu dan masa
kini.
D. Tujuan pembelajaran
(Pertemuan ke-2)
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian teknologi
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian teknologi produksi
3. Siswa dapat menjelaskan macam-macam barang hasil teknologi produksi
4. Siswa dapat menjelaskan kekurangan dan kelebihan teknologi masa lalu
dan masa kini.
(Pertemuan ke-3)
5. Siswa dapat menyebutkan macam-macam barang teknologi komunikasi
6. Siswa dapat menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi dari masa
ke masa.
7. Siswa dapat menjelaskan kekurangan dan kelebihan teknologi komunikasi
masa lalu dan masa kini.
(pertemuan ke-4)
8. Menyebutkan macam-macam barang teknologi transportasi
9. Menjelaskan perkembangan teknologi dan transportasi dari masa ke masa.
10. Menjelaskan kekurangan dan kelebihan teknologi masa lalu dan masa kini.
120
E. Materi pembelajaran : Perkembangan teknologi dari masa kemasa
F. Metode dan media pembelajaran : Ceramah
G. Sumber Belajar : Buku paket dan LKS siswa kelas IV SD
H. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan Ke-1 (2x45 menit)
Tahap Pembelajaran Aktifitas
Pendahuluan
(kegiatan awal)
10 Menit
Guru memulai pelajaran dengan berdoa
bersama dan memperkenalkan diri
Guru mengabsen siswa
Kegiatan inti
50 menit
Guru memulai pelajaran dengan terlebih
dahulu menjelaskan menjelaskan tujuan
pembelajaran ini
Guru memberi soal pretest tentang
perkembangan teknologi produksi, komunikasi
dan transportasi
Penutup
(Kegiatan akhir)
Guru memberitahu siswa materi yang akan
dipelajari selanjutnya
Memberikan siswa untuk bertanya
Guru menutup pelajaran dengan berdoa
Pertemuan Ke-2 (2x35 menit)
Tahap Pembelajaran Aktifitas
Pendahuluan
(kegiatan awal)
Guru memulai pelajaran dengan berdoa
bersama dan memperkenalkan diri
121
10 Menit Guru mengabsen siswa apresiasi
Guru memperlihatkan gambar penggiling beras
Mengaitkan materi yang akan dipelajari
dengan kehidupan sehari–hari. Misalnya
memperhatikan barang-barang yang kita
pakai, baju yang kita kenakan atau
makanan yang kita makan
Kegiatan inti
50 menit
Guru menjelaskan materi hari ini
Siswa mendengarkan materi hari ini
Guru memberikan contoh-contoh tentang
teknologi produksi
Siswa mengamati, siswa bertanya jika ada
yang tidak dimengerti dan membahas bersama-
sama.
Siswa mengerjakan soal yang dibagikan oleh
guru.
Penutup
(Kegiatan akhir)
Dengan bimbingan guru, siswa diarahkan
membuat rangkuman
Siswa diberikan tugas untuk dirumah
Siswa bersama-sama guru melakukan refleksi
Siswa mengakhiri pelajaran dengan membaca
hamdalah
Pertemuan ke-3 (2x35)
Tahap Pembelajaran Aktifitas
Pendahuluan
(kegiatan awal)
Guru memulai pelajaran dengan berdoa
bersama dan memperkenalkan diri
Guru mengabsen siswa
Guru Melakukan Apresiasi
122
guru memperlihatkan gambar kereta api
Guru menjelaskan pembelajaran hari ini,
materi, tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti
50 menit
Guru menjelaskan materi hari ini
Siswa mendengarkan materi hari ini
Guru memberikan contoh-contoh tentang
teknologi komunikasi
Siswa mengamati, siswa bertanya jika ada
yang idak dimengerti dan membahas bersama-
sama.
Siswa mengerjakan soal yang dibagikan oleh
guru.
Penutup
(Kegiatan akhir)
Dengan bimbingan guru, siswa diarahkan
membuat rangkuman
Siswa diberikan tugas untuk dirumah
Siswa bersama-sama guru melakukan refleksi
Siswa mengakhiri pelajaran dengan membaca
hamdalah
Pertemuan ke-4 (2x35)
Tahap Pembelajaran Aktifitas
Pendahuluan
(kegiatan awal)
Guru memulai pelajaran dengan berdoa
bersama dan memperkenalkan diri
Guru mengabsen siswa
Guru Melakukan Apresiasi
guru memberikan ciri-ciri dari Alexcander
Graham Bell, guru meminta siswa untuk
123
menebaknya
Guru menjelaskan pembelajaran hari ini,
materi, tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti
50 menit
Guru menjelaskan materi hari ini
Siswa mendengarkan materi hari ini
Guru memberikan contoh-contoh tentang
teknologi Transportasi
Siswa mengamati, siswa bertanya jika ada
yang tidak dimengerti dan membahas bersama-
sama.
Siswa mengerjakan soal yang dibagikan oleh
guru.
Penutup
(Kegiatan akhir)
Dengan bimbingan guru, siswa diarahkan
membuat rangkuman
Siswa diberikan tugas untuk dirumah
Siswa bersama-sama guru melakukan refleksi
Siswa mengakhiri pelajaran dengan membaca
hamdalah
Pertemuan ke-5 (2x35)
Tahap Pembelajaran Aktifitas
Pendahuluan
(kegiatan awal)
Guru memulai pelajaran dengan berdoa
bersama
Guru mengabsen siswa
124
Kegiatan inti
50 menit
Guru memberi soal posttest tentang
perkembangan teknologi produksi, komunikasi
dan transportasi
Penutup
(Kegiatan akhir)
Guru mengucapkan terimakasih atas bantuan
peserta didik selama ini
Guru menutup pelajaran dengan berdoa
I. Media/ Alat dan Sumber Belajar:
1. Pembelajaran Menggunakan media kartu, berupa kartu-kartu berisi soal
dan jawaban serta gambar.
2. Sumber buku : Buku IPS kelas IV
J. Penilaian
1. Teknik penilaian:
Test tertulis
Penugasan
2. Bentuk instrument:
Test uraian
125
Lampiran 11
Pertemuan ke-1
Teknologi dan teknologi produksi
Lihatlah gambar diatas!
Gambar diatas adalah gambar traktor dan Huller. Traktor dan huller
merupakan teknologi yang ada dizaman sekarang yang digunakan para petani.
Zaman dahulu para petani masih menggunakan kerbau untuk membajak
sawahnya, namun pada jaman sekarang ini para petani menggunakan traktor.
Sedangkan huller berfungsi untuk mengupas gabah menjadi beras, padahal pada
zaman dahulu masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan cara ditumbuk.
Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat. Teknologi dapat
mempermudah pekerjaan. Contohnya, pekerjaan cepat selesai dan hasilnya yang
meningkat. Ada bermacam-macam teknologi yang diciptakan manusia. kamu akan
mempelajari teknologi di bidang produksi, transportasi, dan komunikasi. Kita
akan menguraikan ketiga teknologi ini satu per satu.
Apakah yang dimaksud dengan teknologi produksi? Peralatan dan cara
yang digunakan untuk membuat suatu barang itulah yang kita sebut dengan
teknologi produksi. Teknologi produksi mengalami perkembangan.
126
Perkembangannya selalu ke arah kemajuan. Teknologi produksi pada masa kini
jauh lebih baik. Apabila dibandingkan dengan teknologi masa lalu. Teknologi
produksi masa lalu bersifat sederhana. Hasilnya pun sangat terbatas. Teknologi
produksi masa kini bersifat modern. Selain itu, banyak memberi kemudahan.
Salah satu kemudahan itu adalah hasil produksi yang melimpah.
Teknologi produksi dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Teknologi produksi pangan
Teknologi produksi pangan membantu pemenuhan kebutuhan pangan.
Kebutuhan pangan berkaitan dengan pertanian. Misalnya:
Mengubah padi menjadi beras
Mengubah tebu menjadi gula
Ubi menjadi kerupuk
Kelapa menjadi minyak
Mengubah beras menjadi tepung dan sebagainya.
2. Teknologi produksi sandang
Teknologi produksi sandang pada jaman dahulu sangat sederhana, yaitu
dibuat sendiri. Cara membuat kain pun dengan proses sangat sederhana yaitu
dengan cara menenun, menggunakan alat dari kayu dengan cara ini hasil
produksinya pun sedikit. Pada saat ini produksi sandang dibuat dengan cara lebih
modern, tidak dilakukan sendiri yaitu dengan melalui pabrik. Hasil produksinya
pun lebih banyak, hemat waku dan biaya.
di dalam Perkembangan alat produksi di bagi dua, yaitu:
1. Produksi masa lalu yaitu masih menggunakan alat sederhana
2. Produksi masa kini atau disebut masa modern menggunakan alat-ala yang
canggih berupa mesin. Kelebihan dari teknologi produksi yang bersifat
modern, yaitu:
127
a) Hasil lebih banyak
b) Pekerjaan lebih cepat selesai
c) Menghemat tenaga
Masa lalu
Alat produksi berupa alat
sederhana, yaitu dengan
tenaga manusia
Masa modern
Alat produksi telah
dimodifikasi dengan alat
yang menggunakan tenaga
mesin
128
Pertemuan ke-2
Teknologi komunikasi
Perkembangan Teknologi Komunikasi
Komunikasi merupakan kegiatan mengirim dan menerima pesan. Kamu
berbicara dengan temanmu merupakan contoh komunikasi. Sejak zaman dahulu
orang sudah biasa mengadakan komunikasi dengan orang lain. Baik yang
berdekatan maupun yang berjauhan tempat tinggalnya. Menyampaikan pesan bisa
dengan bicara/lisan, tulisan dan bisa juga dengan isyarat. Mengirim pesan lewat
surat merupakan contoh komunikasi dengan tulisan. Contoh pesan dengan isyarat
adalah dengan menggunakan bendera, peluit, lampu.
a. Komunikasi lisan
Ketika teknologi belum berkembang seperti sekarang, orang kesulitan
berkomunikasi secara lisan dengan orang yang letaknya jauh. Mereka haruslah
bertemu terlebih dahulu. Namun kini kita sangat mudah melakukan
komunikasi lisan meskipun letaknya berjauhan. Kita dapat berbicara secara
langsung kepada orang yang letaknya jauh melalui pesawat telepon.
Kemudian dengan kemajuan teknologi semakin banyak tercipta alat-alat
komunikasi yang canggih seperti radio, televisi dan internet. Bahkan sekarang
dengan teknologi satelit, komunikasi jarak jauh dapat dilakukan tanpa kabel.
Yakni dengan alat yang dinamakan telepon seluler.
b. Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis melalui surat dari dulu sampai sekarang masih
dilakukan orang. Sebelum ditemukan kertas, biasanya orang menulis surat
pada daun, pelepah pohon atau kulit batang. Surat diantar oleh seorang kurir.
Pada masa lalu mereka mengantar surat dengan berjalan kaki atau
menunggang kuda. Masyarakat masa kini menulis di atas kertas dengan cara
tulis tangan atau diketik. Surat dapat kita kirim ke tujuan yang jauh tempat
tinggalnya melalui kantor pos. Cepat atau lambatnya pengiriman tergantung
129
pada biaya atau perangko yang diberikan. Dengan berkembangnya teknologi
sekarang kita pun dapat mengirim surat lewat faksimile. Faksimile merupakan
mesin cetak/fotocopy jarak jauh dengan memanfaatkan jaringan telepon.
Dengan faksimile surat dapat diterima salinannya secara langsung. Alat
komunikasi tertulis lainnya adalah koran, majalah dan buku yang disebut
sebagai media cetak. Telepon genggam dan internet juga dapat dimanfaatkan
untuk mengirim pesan tertulis yang disebut dengan SMS (Short Message
Service) dan e-mail atau surat elektronik.
c. Komunikasi Melalui Isyarat
Komunikasi dengan isyarat tidak hanya dilakukan manusia di masa
lalu. Masyarakat masa lalu biasa menggunakan kentongan, bedug, lonceng
ataupun asap. Masyarakat masa kini juga masih menggunakan alat-alat
tersebut. seperti sirine, alarm, dan lampu sebagai alat komunikasi isyarat.
130
Pertemuan ke-3
Teknologi Transportasi
Perkembangan Teknologi Transportasi
Alat transportasi adalah alat yang digunakan untuk menganggut penumpang
atau barang. Sejak kapan manusia mengenal alat transportasi? Sejak dahulu orang
sudah mengenal alat angkutan walaupun sangat sederhana. Mereka menggunakan
tenaga hewan bahkan tenaga manusia sebagai alat transportasi. Dengan
berkembanganya ilmu pengetahuan teknologi transportasi sekarang telah
mengalami perubahan yang sangat pesat.
a. Teknologi transportasi masa lalu dan masa kini
1) Transportasi darat
Masyarakat pada masa lalu menggunakan alat transportasi yang masih
sederhana. Sebelum ditemukan mesin, alat transportasi seperti pedati, delman,
dan kuda me rupakan alat transportasi andalan. Teknologi transportasi
tersebut masih menggunakan tenaga hewan dan manusia. Kemampuan
jelajahnya juga masih sangat terbatas dan memerlukan waktu yang lama.
Sekarang orang masih menggunakan alat transportasi tersebut namun tidak
menjadi alat utama. Seringkali kuda dan delman digunakan sebagai sarana
rekreasi saja. Sejak ditemukan mesin uap, berkembang pula kendaraan
bermesin lainnya. Alat transportasi bermesin seperti sepeda motor mobil,
kereta api merupakan alat transportasi yang modern.
2) Transportasi air
Masyarakat pada masa lalu menggunakan alat transportasi air seperti perahu
dayung, rakit, dan perahu layar. Perahu dayung dan rakit digerakkan oleh
kekuatan tenaga manusia. Sedangkan perahu layar digerakkan oleh tenaga
angin dan tenaga manusia. Seiring dengan ditemukannya mesin bermotor,
masyarakat kini menggunakan perahu bermotor dan kapal sebagai alat
transportasi air. Kapal-kapal modern dapat mengangkut barang berton-ton
131
serta dapat menempuh jarak yang sangat jauh. Bahkan kini sebuah kapal
besar dapat digunakan sebagai landasan pesawat tempur. Kapal ini
dinamakan kapal induk.
3) Transportasi udara
Pesawat terbang merupakan angkutan udara yang sangat canggih. Perjalanan
pesawat terbang lebih cepat dibandingkan dengan angkutan darat atau
angkutan laut. Sekarang terdapat berbagai jenis alat angkutan udara antara
lain helikopter, pesawat tempur serta pesawat penumpang. Bahkan kini
manusia dapat menjelajah luar angkasa dengan menggunakan pesawat luar
angkasa.
Kelebihan dan Kekurangan dari Teknologi
kelemahan teknologi masa lalu dan kelebihan teknologi masa kini.
Misalnya teknologi masa lalu lebih lambat sedangkan teknologi masa kini lebih
cepat. Namun sebenarnya teknologi masa lalu juga memiliki kelebihan.
Sebaliknya teknologi masa kini juga memiliki kelemahan. Pada umumnya
teknologi masa lalu masih menggunakan tenaga manual yakni hewan, angin
ataupun manusia. Selain itu prosesnya juga lama atau lambat. Namun di sisi lain
teknologi masa lalu memiliki kelebihan yakni hampir semua bebas polusi. Baik
polusi udara, polusi suara maupun polusi lainnya. Sedangkan teknologi masa kini
memiliki kelebihan prosesnya cepat, namun di sisi lain memiliki kelemahan yakni
menimbulkan polusi. Seperti polusi udara, tanah, air dan suara.
132
Lampiran 12
Pertemuan ke-1
Pertanyaan (1)
Lihatlah rupa ku!
Aku merupakan alat untuk
membajak sawah, pada
jaman modern??
Aku dapat mempermudah
sebuah pekerjaan dan
menghasilkan lebih
banyak barang, disebut
apakah aku??
Aku adalah sebuah
industri yang
menghasilkan kain,
baju, celana dan lain-
lain disebut industri
apakah aku??
Jika aku membajak sawah
dengan dengan
menggunakan traktor,
maka hasilnya??
Saat ini batik
merupakan warisan
budaya indonesia,
produksi batik tulis
masih menggunakan
cara tradisional,
dikarenakan???
Lihatlah aku!
Aku merupakan alat yang
digunakan petani untuk
mengupas gabah menjadi
beras, disebut apakah aku??
Aku merupakan alat
kegiatan dalam
pembuatan suatu barang.
Misalnya
Mengubah padi
menjadi beras
Mengubah tebu
menjadi gula
Disebut apakah aku??
Bahan baku
pembuatan kertas
adalah??
Aku adalah kelapa, jika
aku di olah dengan
menggunakan alat
sederhana maupun
Aku adalah tebu, jika
aku di olah dengan
menggunakan alat
sederhana maupun
133
modern akan jadi apakah
aku??
modern akan jadi
apakah aku??
Aku dapat menghasilkan??
Aku merupakan gerabah
dan tembikar, terbuat dari
apakah aku?
Cangkul, bajak, kapak
alat tenun tangan dll
merupakan alat dari
teknologi??
Traktor, huller, mesin
jahit, dll merupakan
alat produksi yang
bersifat??
134
Pertemuan ke-1
Jawaban (1)
Aku adalah traktor,
yang digunakan para
petani untuk
membajak sawah,
pada jaman modern
saat ini.
Aku merupakan pengertian dari
produksi.
Aku merupakan
pengertian dari
industri tekstil
Jika membajak sawah dengan
menggunakan traktor maka akan
lebih cepat serta akan lebih
banyak sawah yang dibajak.
Dikarenakan hasil
yang ku dapat
kwalitasnya akan lebih
baik
Aku adalah huller,
fungsi ku untuk
digunakan petani
mengupas gabah
menjadi beras
Aku adalah pengertian dari
produksi pangan.
Aku merupakan kayu
Aku adalah minyak Aku adalah gula
Keras, perabotan
rumah angga seperti
lemari, meja, kursi,
empat tidur dan lain-
lain.
Aku terbuat dari tanah liat Contoh dari teknologi
produksi bersifat
masih sederhana
Contoh dari teknologi
produksi bersifat
masih modern
135
Pertemuan ke-2
Pertanyaan ke-2
memberikan
pelayanan di bidang
...
Aku merupakan
contoh dari suatu
komunikasi,
misalnya: surat,
Lihatlah rupa ku!
Aku adalah penemu
telepon, siapakah aku?
Lihatlah aku!
Apakah fungsi
ku??
Aku merupakan
contoh dari suatu
komunikasi, misalnya:
kentongan, bedug,
lonceng ataupun asap.
disebut komunikasi
apakah aku????
Contoh dari media
elektronik adalah??
stasiun televisi yang
dikelolah oleh
pemerintah adalah ....
Lihatlah aku!
Aku merupakan alat
yang digunakan
untuk??
Sebutkan contoh
dari alat
komunikasi pada
zaman modern
pada saat ini?
Apa kelebihan alat
komunikasi pada
zaman modern ini?
Apa kekurangan
alat komunikasi
pada zaman
modern ini?
Apa yang akan terjadi
bila tidak ada alat
untuk berkomunikasi,
seperti handphone
pada saat ini?
136
faximile, koran dan
lain-lain disebut
komunikasi apakah
aku????
137
Peremuan ke- 2
Jawaban (1)
Aku adalah
kentongan, fungsi ku
untuk memberikan
informasi.
Aku merupakan alat
komunikasi tertulis.
Aku merupakan komunikasi
melalui isyarat.
Fungsi ku adalah
untuk memberikan
informasi, aku adalah
televisi
Kelebihan alat komunikasi saat
pada zaman modern saa ini
adalah lebih mudah dalam
menghubungi orang lain, lebih
cepat mengetahui informasi.
Kekurangan dari alat
komunikasi pada
zaman modern saat
ini, salah satunya
adalah terdapat radiasi
yang akan menggangu
kesehatan bagi
manusia
Handphone, internet,
televisi dll
Kurir adalah orang yang
ditunjuk untuk membawa pesan
khusus. Pesan khusus itu bisa
dalam bentuk surat atau lisan.
Aku adalah alexander
graham bell
Yang terjadi adalah kita akan
menjadi sulit untuk
menghubungi orang lain, waktu
yang dibutuhkan menjadi lebih
banyak karena harus beremu
dengan orangnya.
Memberikan
pelayanan
diKomunikasi
sirine, alarm, dan
lampu sebagai alat
komunikasi isyarat.
Koran, majalah, abloid dll
Televisi, radio, internet,
handphone dll.
TVRI
138
Pertemuan ke-3
Pertanyaan ke-3
Setiap teknologi
mempunyai kekurangan dan
kelebihan, apakah
kekurangan dari teknologi
masa lalu??
Perusahaan jasa
penerbangan milik
pemerintah adalah.....
PT PAL adalah industri
kapal laut yang berada
di kota .....
Sebutkan contoh dari
transportasi darat pada
masa modern saat ini??
Kereta api dikemudikan
oleh .........
Setiap teknologi
mempunyai kekurangan dan
kelebihan, apakah kelebihan
dari teknologi masa lalu??
Sebutkan contoh dari
transportasi darat pada
masa lampu??
Sebutkan alat
transportasi pedesaan ??
Setiap teknologi
mempunyai kekurangan
dan kelebihan, apakah
kelebihan dari teknologi
masa kini??
Pada jaman dahulu, alat
transportasi laut masih
menggunakan
tenaga???
kapal yang digunakan oleh
para ahli atau peneliti untuk
meneliti kehidupan laut
adalah pengertian dari ...
Apakah kekurangan
dari teknologi
transportasi masa
kini??
Aku merupakan teknologi??
Nama ku dokar, aku
merupakan teknologi
pada masa???
Aku merupakan sejenis
kapal, aku berfungsi
mengangkut minyak.
Kapal apakah aku??
139
Pertemuan ke-3
Jawaban ke-3
Lebih lama dalam
menempuh perjalanan,
produk yang dihasilkan
lebih sedikit, dll.
Garuda Indonesia
Surabaya
Mobil, motor, kereta api,
busway dll.
Masinis
kelebihan dari teknologi
masa lalu adalah tidak
menimbulkan polusi,
serta produk yang
dihasilkan tidak selalu
sama, misalnya batik ulis
hasilnya tidak selalu
sama.
Dokar, sepeda, becak dll.
Dokar, andong,
becak dll
Kelebihan dari teknologi
masa kini adalah lebih cepat
sampai ketempat tujuan, lebih
singkat waku perjalanan.
Masih
menggunakan
tenaga angin
Aku adalah kapal Riset
Menimbulkan banyak polusi,
membutuhkan bahan bakar
dll.
Aku dalah kapal
tanker
Aku adalah teknologi
udara yang modern
Pada masa lampau
140
Lampiran 13
LEMBAR OBSERVASI SISWA
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah :
Kelas/ Semester :
Pertemuan :
Beri tanda ceklist ( ) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda!
4 = sangat baik; 3 = Baik; 2 = Cukup; 1= kurang
NO Aktivitas siswa Nilai
1 2 3 4
1 Mempelajari bahan ajar yang telah dibagikan guru
2 Semangat dan anusias dalam mengikuti pelajaran
3 Memperhatikan instruksi guru
4 Aktif mencari pasangannya
5 Aktif mengungkapkan pendapat
6 Menyimak pendapat teman sejawat
7 Memperhatiakan penjelasan guru
8 Aktif mengajukan pertanyaan
9 Aktif menyimpulkan pelajaran
10 Aktif menjawab pertanyaan guru
Jumlah
Presentase
Katagori nilai total
141
Skor Maksimal = 40
Skor minimal = 0
Keterangan Katagori Penilaian
75% - 100% = Sangat baik
50% - 75% = Baik
25% - 50% = Cukup
0% - 25% = kurang baik.
142
LEMBAR OBSERVASI GURU
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah :
Kelas/ Semester :
Pertemuan :
Beri tanda ceklist ( ) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda!
4 = sangat baik; 3 = Baik; 2 = Cukup; 1= kurang
No Aspek Penelitian Nilai
1 2 3 4
A. Kegiatan Awal
1. Mengkondidikan situasi pembelajaran dan kesiapan
siswa untuk mengikuti proses pembelajaran
2. Apersepsi (membuka pelajaran, mengabsen, melakukan
tanya jawab)
3. Membangkikan rasa ingin tahu
4. Menyampaikan tujuan indikator
5. Memberikan Pretest
B. Kegiatan Inti
1. Menguasai materi pembelajaran dengan baik
2. Kesesuaian materi yang dibahas dengan indikator
3. Pemusatan perhatian terhadap Proses pembelajaran
4. Teknik penjelasan penyampaian
5. materipengelolaan kegiaan diskusi
6. memberiakan kesempatan siswa untuk bertanya
C Penutup
1. kemampuan menerangkan kembali dan
menyimpulkan yang sudah disapaikan
2. memberi tugas pada siswa
143
3. kemampuan memberikan evaluasi sesuai indikator
Skor Maksimal = 56
Skor Minimal = 0
Keterangan katagori penilaian total
75% - 100% = Sangat baik
50% - 75% = Baik
25% - 50% = Cukup
0% - 25% = kurang baik.
144
Lampiran 14
INSTRUMEN PENELITIAN
(Sikap Mengenal Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi)
PetunjuK
1. Bacalah Pernyataan dengan baik dan cermat
2. Isilah pernyataan tersebut dengan memberikan anda ceklist (V) pada
kolom yang disediakan
3. Jangan menuliskan nama dan identitas apapun
No Pernyataan SL SR KD TP
1. Menggunakan Produksi dalam
negeri
2. Menasehati teman yang memakai
produksi luar negeri
3. Menggunakan kendaraan pribadi
seperlunya
4. Lebih memilih kendaraan umum
jika berpegian
5. Mengenal berbagai macam
transportasi dari zaman ke zaman
6. Ikut melestarikan dan menjaga
transportasi jaman dahulu
7. Mampu menggunakan alat
komunikasi (telepon, Televisi,
laptop dll) secara bijaksana.
8. Menasehati teman menggunakan
alat komunikasi (telepon, Televisi,
laptop dll) secara berlebihan
145
9. mengetahui berbagai macam
produksi dalam negeri
10. Menaiki transportasi jaman
dahulu.
Keterangan:
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang- kadang
TP : Tidak pernah
146
Lampiran 15
Biodata Penulis
Rini sumarwati. Lahir di Tangerang,
24 Juli 1991. Anak ke-2 dari 3
saudara dari pasangan Bapak
Suhendar Yaman dan Ibu Asmara
Murni. Penulis beralamat di Jalan
Raden Fatah Rt02/03 no. 81
Sudimara Barat. Kp. Blok Sekolah.
Ciledug-tangerang. Penulis
menempuh pendidikan di Taman
Kanak- Kanak Busanul Anfal (1996-
1997), Sekolah Dasar di SD
Muhammadiyah 2 Ciledug (1997-
2003), setelah iu melanjutkan ke
SMP Muhammadiyah 2 Ciledug
(2003-2006) dan sekolah SMA di
Muhammadiyah 1 Tangerang (2006-2009) dan melanjutkan S1 tahun 2010 pada
Program pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Judul skripsi penulis “ Pengaruh Metode Kooperatif Learning Teknik Make A
Macth Terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV ( Kuasi Eksperimen di
SDN Joglo 08 Pagi) ”.