Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di...

78
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi semakin pesat menuntut adanya perubahan dan perkembangan disegala bidang termasuk di dunia pendidikan. Sejalan dengan perkembangan tersebut, maka tuntutan mutu pendidikan juga semakin tinggi. Saat ini pendidikan kita masih di dominasi oleh metode-metode pembelajaran konvensional seperti metode ceramah, sedangkan untuk memaksimalkan peran peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar dikelas perlu diterapkan model pembelajaran yang lebih inovatif dan variatif sehingga dapat mengaktifkan peserta didik, salah satunya dengan menerapkan model-model pembelajaran konstruktifisme. Dalam paradigma pembelajaran konstruktifistik, peserta didik diharapkan dapat menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan- 1

Transcript of Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di...

Page 1: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi semakin pesat

menuntut adanya perubahan dan perkembangan disegala bidang termasuk

di dunia pendidikan. Sejalan dengan perkembangan tersebut, maka

tuntutan mutu pendidikan juga semakin tinggi. Saat ini pendidikan kita

masih di dominasi oleh metode-metode pembelajaran konvensional seperti

metode ceramah, sedangkan untuk memaksimalkan peran peserta didik

dalam proses kegiatan belajar mengajar dikelas perlu diterapkan model

pembelajaran yang lebih inovatif dan variatif sehingga dapat mengaktifkan

peserta didik, salah satunya dengan menerapkan model-model

pembelajaran konstruktifisme.

Dalam paradigma pembelajaran konstruktifistik, peserta didik

diharapkan dapat menemukan dan mentransformasikan informasi

kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan

merevisinya jika tidak, maka tidak akan menimbukan perubahan pada

peserta didik (Trianto, 2009:28) menyatakan bahwa teori konstruktivisme

menurutnya peserta didik berperan aktif membangun sendiri pengetahuan

di benaknya, pendidik hanya sebagai fasilitator saja.

Dalam proses pembelajaran konstruktif ini, peran aktif pendidik

tidak lagi sebagai pusat pengetahuan (teacher centered) tetapi perannya

hanya sebagai fasilitator membantu peserta didik dalam menemukan

1

Page 2: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

konsep, fakta, atau prinsip bagi mereka sendiri, bukan sebagai satu-

satunya sumber informasi atau mengendalikan seluruh kegiatan di kelas.

Pada saat ini, SMP Negeri 2 Gangga telah menggunakan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai pedoman

kurikulum dalam pemblajran, namun kurikulum tersebut belum

sepenuhnya dapat diterapkan dengan sempurna dalam kegiatan belajar

disetiap mata pelajaran, baik dari segi strategi, metode, maupun

penggunaan media pembelajaran.

Berdasarkan informasi yang diperoleh pendidik mata pelajaran IPS

Terpadu yang mengajar di SMP Negeri 2 Gangga, pada pembelajaran

materi ekonomi koperasi yang digunakan adalah metode ceramah dan

diskusi tradisional. Pada saat pendidik menyampaikan pelajaran dengan

metode konvensional, dan diskusi tradisional, hanya peserta didik tertentu

yang dapat mengikuti diskusi secara aktif dan berani dalam

mengungkapkan pendapat. Sehingga suasana belajar dikelas menjadi

kurang menyenangkan dan hal ini berpengaruh terhadap hasil prestasi

belajar yang di capai di kelas. Model pembelajaran seperti ini dirasakan

kurang efektif untuk menarik perhatian dan keaktifan peserta didik

didalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Salah satu arternatif untuk lebih mengaktifkan dan meningkatkan

prestasi belajar peserta didik perlu dilakukan variasi dalam proses belajar,

misalnya dengan pembelajaran kooperatif Metode jigsaw.

Adapun kelebihan dari pembelajaran Metode jigsaw adalah lebih

menekankan rasa tanggung jawab pada diri individu dan kerja sama, selain

2

Page 3: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

itu langkah-langkahnya sederhana sehingga tepat untuk diterapkan pada

peserta didik setingkat SMP. Akan tetapi metode pembelajaran kooperatif

Metode jigsaw memiliki keterbatasan yaitu model pembelajaran ini

memerlukan keterampilan untuk mengorganisasi dan mengkoordinir

peserta didik dengan baik (perpindahan tempat duduk, tingkat

berpikirnya, dan kerjasama yang tinggi) sehingga dalam penerapan metode

jigsaw ini fasilitator dengan tingkat akademik dan intelegensi tinggi,

kondisi kelas yang dinamis dengan fasilitas dan sumber belajar seperti

buku teks yang memadai, topik-topik pelajaran tertentu, dan peserta didik

memiliki rasa tanggung jawab dan kerja sama yang tinggi.

Metode jigsaw adalah salah satu model belajar kooperatif yang

dalam penerapannya peserta didik dibagi dalam kelompok heterogen yang

beranggotakan 5 - 6 orang. Mereka berada dalam kelompok yang

terstruktur didasarkan pada kerjasama dengan berbagai tanggungjawab.

Strategi ini menjamin agar setiap peserta didik memikul suatu tanggung

jawab yang jelas dalam kelompoknya.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mencoba untuk

melakukan penelitian tentang metode jigsaw dan melihat apakah ada

pengaruhnya terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik di SMP

Negeri 2 Gangga.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan bagian penting yang harus ada

dalam penulisan karya ilmiah. Oleh karena itu, sebelum melakukan

penelitian harus mengetahui lebih dahulu permasalahan yang ada. Adanya

3

Page 4: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

permasalahan yang jelas, maka proses pemecahannya akan terarah dan

terfokus. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat

dirumuskan suatu permasalahaan sebagai berikut: ”Apakah ada Pengaruh

Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta didik Pada Mata Pelajaran IPS

Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2011-2012 ?

1.3. Hipotesis

Sebelum diajukan hipotesis penelitian, terlebih dahulu

dikemukakan secara singkat makna hipotesis. Hipotesis adalah “Suatu

jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti

melalui data yang terkumpulkan” (Suharsimi Arikunto, 2002:64). Ahli lain

mengatakan bahwa hipotesis merupakan “Pertanyaan tentatif yang

merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang diamati dalam usaha

untuk mehamaminya” (Nasution, 2003 : 39).

Berdasarkan kedua pendapat di atas maka diperoleh kesimpulan

bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian berupa dugaan sementara yang pembuktian kebenarannya harus

di uji dilapangan.

Hipotesis ada 2 macam yaitu:

1. Hipotesis Alternatif (Ha) adalah hipotesis yang isinya mengandung

pernyataan yang tidak menyangkal, sedangkan

2. Hipotesisi Null/Nihil (Ho) adalah hipotesis yang isinya

mengandung pernyataan yang menyangkal.

Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapat diajukan hipotesis

Alternatif (Ha) penelitian sebagai berikut: “ada Pengaruh Metode Jigsaw

4

Page 5: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

Terhadap Prestasi Belajar Peserta didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di

SMP Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2011-2012”.

Sedangkan Hipotesis Nol/Nihil (Ho) penelitian ini adalah: “Tidak

ada Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta didik Pada Mata

Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2011-2012”

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, Adapun tujuan dari

penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh Metode Metode jigsaw

pada materi pokok pasar terhadap prestasi belajar peserta didik di SMP 2

gangga tahun pelajaran 2011-2012.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat penelitian secara umum

a. Bagi peserta didik, untuk dapat membantu peserta didik di dalam

menumbuhkan motif-motf belajarnya kearah yang lebih keras, giat

dan tekun sehingga mendapatkan prestasi belajar yang baik, dengan

prestasi belajar yang di dapatkan itulah peserta didik akan terdorong

untuk melanjutkan pendidikannya.

b. Bagi pendidik, untuk dapat membantu pendidik dalam menumbuhkan

motif-motif belajar pada peserta didik nya, agar dapat belajar dengan

lebih keras, giat dan tekun sehingga tercapai prestasi belajar yang

diharapkan.

c. Bagi sekolah, untuk dapat memperoleh gambaran tentang prestasi

belajar peserta didik yang telah didapatkan di sekolah tersebut, serta

5

Page 6: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

untuk megetahui motif-motif apa yang mendorong peserta didik

untuk dapat melanjutkan pendidikanya.

d. Bagi Peneliti, untuk dapat menambah pemahaman dan pengetahuan

dalam bidang pendidikan dan penelitian

6

Page 7: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Penegasan Pengertian Istilah

2.1.1. Pengertian Jigsaw

Menurut Trianto (2009:60) Pembelajaaran koopertif Metode jigsaw

adalah salah satu model pembelajaran yang dalam pelaksanaannya suatu

kelas terbagi dalam kelompok-kelompok yang heterogen yang terdiri dari

5 atau 6 orang peserta didik. Materi pembelajaran disiapkan dan dibagikan

kepada peserta didik dalam bentuk teks. Setiap anggota kelompok

bertanggung jawab untuk mempelajari sub pokok bahasan tertentu. Peserta

didik yang mendapat tanggung jawab yang sama berkumpul dalam satu

kelompok untuk mendiskusikan sub pokok bahasan tertentu. Kelompok ini

disebut kelompok ahli, selanjutnya anggota kelompok ahli kembali ke

kelompok asal dan menyampaikan materi yang telah dibahasnya secara

bergantian.

2.1.2. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam

dunia pendidikan. Istilah tersebut lazim digunakan sebagai sebutan dari

penilaian dari hasil belajar. Dimana penilaian tersebut bertujuan melihat

kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran

yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Prestasi

belajar digunakan untuk menunjukkan hasil yang optimal dari suatu

aktivitas belajar sehingga artinya pun tidak dapat dipisahkan dari

7

Page 8: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

pengertian belajar.

“Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dari usaha yang telah

dilakukan dan dikerjakan”, atau dalam definisi yang lebih singkat bahwa

prestasi adalah “hasil yang telah di capai (dilakukan dan dikerjakan)”.

Senada dengan pengertian di atas, prestasi adalah “hasil yang telah di capai

dari apa yang dikerjakan/ yang sudah diusahakan”.(Tim Penyusun Kamus

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 1997:787) Menurut Mas’ud Khasan Abdul Qahar (1994:20),

prestasi adalah “apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil

yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja”.

Tidak jauh dari pengertian yang dikemukakan oleh Mas’ud, Syaiful Bahri

Djamarah (2004) menyatakan bahwa prestasi adalah “hasil dari suatu

kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang

diperoleh dengan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok

dalam bidang kegiatan tertentu”.

Dengan demikian, dapat dinyatakan beberapa rumusan dari

pengertian prestasi belajar, diantaranya bahwa “Prestasi Belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau materi yang dikembangkan oleh mata

pelajaran”. Hasil belajar menurut Nana Sudjana (1992:22) adalah

“kemampuan yang dimiliki Peserta didik, setelah ia menerima pengalaman

belajarnya”. Sedangkan menurut Hadari Nawawi (2005:87) prestasi belajar

adalah “tingkat keberhasilan murid untuk mempelajari materi pelajaran di

sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes

mengenai sejumlah materi”.

8

Page 9: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pembelajaran Kooperatif Model jigsaw

2.2.1.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model jigsaw

Menurut Trianto (2009:60) Pembelajaaran koopertif Metode

jigsaw adalah salah satu model pembelajaran yang dalam

pelaksanaannya suatu kelas terbagi dalam kelompok - kelompok

heterogen terdiri atas 5 atau 6 orang peserta didik. Materi pembelajaran

di siapkan dan dibagikan kepda peserta didik dalam bentuk teks. Setiap

anggota kelompok bertanggung jawab mempelajari sub pokok bahasan

tertentu. peserta didik yang mendapat tanggung jawab yang sama,

berkumpul dalam satu kelompok untuk mendiskusikan sub pokok

bahasan tertentu. Kelompok ini disebut kelompok ahli, selanjutnya

anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menyampaikan

materi yang telah dibahasnya secara bergantian.

2.2.1.2. Gambaran umum Metode Jigsaw

Menurut Trianto (2009:73) strategi ini dikembangkan oleh Elliot

Aronson dkk dari Universitas Texas dan kemudian diadopsi oleh Slavin

dkk.

Strategi ini menjamin agar setiap peserta didik memikul suatu

tanggung jawab yang jelas dalam kelompoknya. Melalui metode jigsaw

ini kelas di bagi menjadi beberapa tim yang anggotaya terdiri dari 5 - 6

peserta didik dengan karakteristik yang berbeda-beda (kelompok ini

dinamakan kelompok asal) tugas dibagi dalam sejumlah kelompok yang

9

Page 10: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

ditetapkan, bahan akademik yang disajikan kepada peserta didik dalam

bentuk teks.

Para anggota dari berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung

jawab yang sama untuk mempelajari bahan akademik yang sama untuk

selanjutnya berkumpul untuk saling membantu untuk mengkaji bahan

tersebut. Kumpulan tersebut dinamakan kelompok ahli, setelah selesai

berdiskusi dalam kelompok ahli peserta didik kembali dalam kelompok

asalnya dan menjelaskan diskusinya pada saat di kelompok ahli, setelah

diadakan pertemuan dan diskusi, peserta didik dievaluasi secara

individual mengenai bahan yang telah dipelajari. Tiap peserta didik dan

tiap kelompok yang mendapat skor tinggi mendapat penghargaan dari

Pendidik

2.2.1.3. Langkah-langkah pembelajaran jigsaw

1) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok

beranggotakan lima sampai enam peserta didik .

2) Materi pelajaran dibagikan kepada peserta didik dalam bentuk teks

yang dibagi menjadi beberapa sub bab.

3) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya

4) Anggota kelompok yang lain yang mempelajari sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikannya.

5) Setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompoknya bertugas

untuk menjelaskan hasil diskusinya di kelompok ahli kepada

teman-temannya

10

Page 11: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

6) Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, peserta didik dikenai

tagihan berupa kuis individu.

2.2.1.4. Jigsaw type II

Jigsaw tipe II dikembangkan oleh Slavin dan kawan-kawanya

(1996) dengan sedikit perbedaan dalam belajar kooperatif tipe jigsaw

secara umum. Peserta didik dikelompokkan secara heterogen dalam

kemampuan. Peserta didik diberi materi baru atau pendalaman dari

materi sebelumnya.

Pada pembelajara Metode jigsaw type I, awalnya hanya belajar

konsep tertentu yang akan menjadi spesialisasinya, sementara konsep-

konsep yang lain mereka dapatkan melalui diskusi teman segrupnya.

Pada tipe II tiap peserta didik memperoleh kesempatan belajar secara

keseluruhan sebelum ia belajar spesialisasinya untuk menjadi tim ahli

(expert) hal ini untuk memperoleh gambaran menyeluruh dari konsep

yang dibicarakan.

2.2.1.5. Langkah-langkah pembelajaran Metode jigsaw type II

1. Orientasi

Peserta didik diminta belajar konsep secara keseluruhan dari

konsep yang diberikan.

2. Pengelompokan

Peserta didik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok

yang heterogen dari kemampuannya, kemudian diberi indeks.

11

Page 12: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

3. Pembentukan dan pembinaan kelompok expert

Selanjutnya group ini dipecah menjadi kelompok yang akan

mempelajari yang akan diberikan dibina supaya menjadi ahli

berdasarkan indeks

4. Diskusi (pemaparan) kelompok ahli dalam group

Expertis (peserta didik ahli) dalam kelompok tertentu

tersebut masing-masing kembali dalam groupnya masing-masing.

Pada proses ini akan terjadi sharing pengetahua diantara mereka.

Aturan dalam fase ini adalah:

a. Peserta didik memiliki tanggung jawab untuk memastikan

bahwa setiap anggota tim mempelajari materi yang diberikan

b. Memperoleh pengetahuan adalah tanggung jawab bersama

c. Bertanya kepada anggota kelompok sebelum bertanya kepada

Pendidik

d. Tidak mengganggu teman yang lain

e. Akhiri diskusi dengan merayakan agar memperoleh kepuasan

5. Test (penilaian)

Pada fase ini pendidik memberikan tes tulis untuk

dikerjakan peserta didik yang memuat seluruh konsep yang

didiskusikan

6. Pengakuan kelompok

Pembinaan pembelajaran kooperatif didasarkan pada skor

peningkatan individu, tidak didasarkan pada skor akhir perolehan

peserta didik .

12

Page 13: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

2.2.2. Prestasi belajar

2.2.2.1. Pengertian prestasi belajar

Poerwadarminta berpendapat (dalam Djamarah 2004), bahwa

prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan

sebagainya). Sedangkan menurut Nasrudin Harahap dkk (dalam

Djamarah 2004), berpendapat bahwa prestasi adalah apa penilaian

pendidik tentang perkembangan dan kemajuan peserta didik yang

berkenan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada

mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.

Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu

hasil aktifitas sedangkan belajar pada dasarnya adalah suatu proses

yang melibatkan perubahan pada diri individu yakni perubahan tingkah

laku. Dengan demikian prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh

berupa kesan-kesan yang mengakibatkan pada diri individu sebagai

aktifitas dalam belajar (djamarah 2004:23)

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi

adalah ukuran nilai yang diperoleh oleh seorang peserta didik setelah

melakukan usaha-usaha atau perbuatan. Belajar peserta didik yang baik

dan berhasi adalah mereka-mereka yang terdapat dalam dirinya

kemauan dan kemampuan untuk belajar sungguh-sungguh.

Kesungguhan dan kemauan untuk belajar itu disebabkan oleh adanya

motif dan atau variasi serta pendidik dalam mengajar.

Sementara itu dalam buku Profesionalisme Guru dalam

pembelajaran dijelaskan bahwa “Belajar adalah suatu bentuk

13

Page 14: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan

dalam cara-cara bertingkah laku yang baru serta timbul dan

berkembangnya sifat-sifat sosial, susila dan emosional” (Zainal Aqib,

2002:42). Sedangkan ahli lain mengatakan bahwa belajar adalah “Proses

perubahan tingkah laku pada peserta didik akibat adanya interaksi antara

individu dan lingkungannya melalui pengalaman dan latihan

(Iskandarwassid, 2008:5).

Menurut ahli lain, belajar adalah “Suatu proses yang dapat

menimbulkan perubahan tingkah laku yang baru pada individu yang

telah dan sedang belajar” (Masrial, 1993 : 10).

Sedangkan menurut ahli lain belajar diartikan sebagai suatu

proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan karena mereaksi

terhadap suatu keadaan (karena adanya latihan) (Ernest R. Hilgard dalam

Soetomo, 1993:119). Syaiful Bahri Djamarah menjelaskan bahwa belajar

adalah “Perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah

berakhirnya melakukan aktivitas belajar” (2002:44).

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa belajar terdiri dari

beberapa unsur yang mempengaruhi antara lain:

a. Unsur objek yang dipelajari dapat berupa

pengetahuan atau ilmu-ilmu tertentu.

b. Unsur transpormasi yaitu jalan untuk

mendapatkan atau memperoleh objek yang dipelajari.

c. Unsur kepandaian merupakan hasil

mempelajari objek yang menjadi sasaran kegiatan.

14

Page 15: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

d. Unsur latihan sebagai langkah agar apa yang

dipelajari bisa mencapai tujuan yang dikehendaki sebelumnya.

Definisi ini menekankan bahwa berprestasi dalam belajar IPS

terpadu adalah merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan individu

dalam mencapai hasil yang maksimal dalam mata pelajaran IPS terpadu

pada khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya. Dalam hal ini

yang dimaksud adalah potensi yang dimiliki sehingga dapat meraih

nilai yang setinggi-tingginya ditunjukkan dengan nilai yang

2.2.2.2. Fungsi prestasi dalam belajar

Ada tiga fungsi dalam belajar, yaitu:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan daya atau energi. Prestasi dalam hal ini

merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan

dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian prestasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan dan

tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan bagi tujuan tersebut.

2.2.2.3. Faktor yang meningkatkan prestasi belajar

Secara garis besarnya ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar Peserta didik yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Intern

15

Page 16: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

maksudnya pengaruh yang berasal dari dalam diri peserta didik antara

lain (1). Intelegensi, (2). Bakat dan minat, (3). Motif, (4). Kesehatan

tubuh dan lain-lain. Sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang

berasal dari luar individu antara lain: (1) Kompetensi Pendidik , (2).

Suasana dan prasarana belajar, (3). Waktu belajar, (4). Tersedianya

media pembelajaran.

1) Faktor Intern

a) Intelegensi

Langeveld memberikan definisi intelegensi sebagai

“Disposisi untuk bertindak, untuk menentukan tujuan-tujuan

baru dalam hidupnya, membuat alat untuk mencapai tujuan itu

serta mempergunakannya” (Langeveld, dalam Suryabrata,

1987 : 138). Jadi berdasarkan pendapat ahli di atas intelegensi

merupakan bagian kejiwaan manusia yang dibawa sejak lahir

berupa kemampuan atau kesanggupan seseorang untuk berpikir

dan bertindak dalam menentukan tujuan dalam hidupnya.

b) Bakat dan Minat

Menurut Warren bakat (aptitude) didefinisikan sebagai

“suatu kondisi atau disposisi-disposisi tertentu yang

menggejala pada kecakapan seseorang untuk memperoleh

melalui latihan satu atau beberapa pengetahuan keahlian atau

suatu respon seperti kecakapan untuk berbahasa, musik dan

sebagainya” (Nurkancana, 1986 : 204).

16

Page 17: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

Sementara itu bakat juga diartikan sebagai “kepandaian,

sifat, dan pembawaan yang dibawa sejak lahir” (Depdikbud,

1990:70), sedangkan minat diartikan sebagai kecendrungan

hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan

(Depdikbud, 1990 : 583).

Untuk mendapatkan prestasi belajar ditentukan oleh ada

tidaknya dasar kepandaian, sifat dan pembawaan yang dibawa

sejak lahir. Dasar kepandaian dalam pelajaran tertentu akan

menentukan prestasi belajar pada mata pelajaran yang

bersangkutan. Mereka yang tidak memiliki bakat untuk mata

pelajaran tertentu tidak akan mendapatkan prestasi belajar pada

mata pelajaran bersangkutan.

Jadi berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa orang yang berbakat dan berminat pasti

mempunyai perhatian terhadap individu, objek, aktivitas, dan

situasi tersebut. Kalau dikembangkan dengan belajar, maka

bakat minat mempunyai peranan yang sangat besar

menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Seseorang yang

berbakat dalam suatu pekerjaan, apabila didukung oleh minat

yang tinggi, maka semakin tinggi tingkat keberhasilannya.

Demikian juga jika bakat dan minat ini didukung oleh latihan

yang banyak maka hasilnya akan semakin optimal.

17

Page 18: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

c) Motivasi

Pengertian dasar motivasi ialah “Keadaan internal

organisme (baik manusia ataupun hewan) yang mendorongnya

untuk berbuat sesuatu dalam pengertian ini, motivasi berarti

pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara

terarah” (Gleitman, dalam Muhibbin, 1995 : 136).

Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dapat

dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Motivasi intrinsik, dan

2) Motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan

keadaan dan keadaan yang berasal dari dalam diri peserta didik

sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar.

Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang

datang dari luar individu peserta didik yang mendorongnya

untuk melakukan kegiatan belajar.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dalam perspektif

kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi peserta didik

adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng

serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang

lain. Dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki

pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan, umpamanya,

memberi pengaruh lebih kuat dan relatif lebih langgeng

dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan

keharusan dari orangtua dan pendidik.

18

Page 19: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

d) Kemampuan

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan

(Depdikbud, 1996:623). Prestasi belajar ditentukan juga oleh

faktor kemampuan atau kesanggupan dalam belajar.

Ketidakmampuan atau ketidaksanggupan dalam melaksanakan

kegiatan belajar memungkinkan tidak dicapainya prestasi

dalam kegiatan belajar. Kesanggupan atau kecakapan dalam

mata pelajaran tertentu akan memungkinkan diperolehnya

suatu prestasi belajar dalam mata pelajaran yang bersangkutan.

Oleh karena itu para peserta didik yang memiliki kesanggupan

atau kecapakan dalam suatu mata pelajaran tertentu memiliki

prestasi pada mata pelajaran yang bersangkutan.

e) Kecerdasan

Kecerdasan adalah kesempurnaan perkembangan akal

budi seperti kepandaian dan ketajaman pikiran (Depdikbud,

1996:186). Prestasi dalam belajar banyak ditentukan oleh

masalah kepandaian atau ketajaman pikiran. Para peserta didik

yang memiliki kepandaian atau ketajaman pikiran

dimungkinkan untuk memiliki prestasi belajar yang tinggi.

Sebaliknya peserta didik yang tidak memiliki kepandaian atau

ketajaman pikiran dalam suatu mata pelajaran dimungkinkan

untuk tidak berprestasi pada mata pelajaran yang bersangkutan.

19

Page 20: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

f) Kesehatan tubuh

Kesehatan tubuh jasmani dan rohani memegang peranan

penting dalam belajar. Keadaan jasmani dan rohani

mempengaruhi kondisi manusia secara utuh, maka

keberhasilan secara maksimal tentu sulit diharapkan tercapai

bila dibandingkan dengan kondisi tubuh yang waktu belajar

dalam keadaan sehat dan prima. Hal ini berlaku sama juga

pada suasana hati saat melaksanakan belajar.

2) Faktor Ekstern

a) Kompetensi Pendidik

Sebelum kita menelaah kompetensi sebagai ilmu, dalam

hal ini bidang ilmu-ilmu pendidikan, lebih dahulu kita akan

menelaah apa sesungguhnya kompetensi itu, pengertian dasar

kompetensi (competency) adalah “Kewenangan atau

kekuasaan untuk menentukan suatu hal” (Daryanto, 1998:344).

Dalam proses belajar mengajar pendidik memegang

peranan penting sekaligus dominant dalam membagi dan

menularkan informasi dan pengetahuan kepada peserta didik

karena itu diperlukan Pendidik yang bijaksana dan

berkompetensi. Cooper mengemukakan empat kompetensi

pendidik yakni :

(1). Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, (2). Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya, (3). Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat dan bidang studi yang

20

Page 21: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

dibinanya, (4). Mempunyai keterampilan teknik mengajar (Nana Sudjana, 2000:17)

b) Suasana Dan Sarana Belajar

Suasana adalah keadaan sekitar sesuatu atau

dilingkungan sesuatu (Depdikbud, 1990:861). Suasana

memegang peranan dalam keberhasilan belajar. Apabila

lingkungan belajar dalam keadaan gaduh dan terbengkalai,

maka kegiatan belajar terganggu.

c) Waktu Belajar

Masalah waktu belajar adalah masa alternatif yang

dipilih dan dinantikan ketika mau belajar. Waktu belajar

seorang berbeda dengan orang lain. Selain itu kemampuan

belajar juga terbatas dan tidak bisa dipaksakan. Seseorang

memerlukan waktu istirahat, refresing dan rekreasi. Terlalu

banyak belajar bisa mendatangkan kejenuhan dan jadi proses

belajar mengajar hanya membuang waktu saja. Hal ini

disebabkan kapasitas belajar seseorang terbatas. Oleh karena

itu waktu belajar menentukan keberhasilan dalam proses

belajar peserta didik .

d) Lingkungan Sekolah

Keadaan sekolah tidak jarang mempengaruhi prestasi

belajar peserta didik. Sekolah yang aktif melaksanakan

kegiatan belajar akan memungkinkan para peserta didik untuk

memiliki prestasi dalam belajar. Keaktifan dalam proses

belajar mengajar di sekolah akan memberikan dorongan

21

Page 22: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

kepada para peserta didik untuk belajar dengan baik. Demikian

juga kondisi sekolah yang aman akan memungkinkan para

peserta didik belajar dengan baik. Dengan demikian para

Peserta didik pun dimungkinkan untuk berprestasi dalam

belajar. Disini terlihat berpengaruhnya lingkungan sekolah

terhadap prestasi belajar peserta didik di sekolah.

e) Lingkungan Masyarakat

Keadaan masyarakat juga ikut mempengaruhi prestasi

belajar peserta didik. Para peserta didik yang datang dari

masyarakat berpendidikan dimungkinkan untuk belajar dengan

baik dan tekun. Keadaan masyarakat terkadang menjadi

pendorong timbulnya keinginan anak untuk belajar dengan

baik. Pada masyarakat yang maju, dan terus berkembang

menjadi salah satu pendorong bagi para peserta didik untuk

belajar. Keadaan masyarakat yang aman sangat berpengaruh

pada prestasi belajar peserta didik . Para Peserta didik yang

tinggal di lingkungan masyarakat yang tidak aman

memungkinkan Peserta didik untuk tidak berprestasi dalam

belajar. Anak banyak dipengaruhi oleh suatu permasalahan

yang timbul di tengah-tengah masyarakat tempat tinggalnya.

f) Tersedianya Media/Fasiltias Belajar.

Proses kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses

komunikasi. Dengan perkataan lain kegiatan belajar melalui

media terjadi bila ada komunikasi antara penerima pesan

22

Page 23: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

dengan sumber lewat media tersebut. Media yang dirancang

dengan baik dalam batas tertentu dapat merangsang timbulnya

semacam “dialog internal” dalam diri peserta didik yang

belajar. Dengan perkataan lain terjadi komunikasi antara

Peserta didik dengan sumbernya pesan atau pendidik. Bila

demikian halnya maka kita mengatakan bahwa kegiatan

terjadi.

Menurut Mulyasa (2004:153) factor yang meningkatkan

kualitas pembelajaran dalam kerangka peningkatan prestasi

belajar peserta didik yaitu dengan melakukan hal-hal dengan

cara mengembangkan kecerdasan emosi seperti sebagai

berikut:

1. Menyediakan lingkungan yang kondusif

2. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang demokratis

3. Mengembangkan sikap empati, dan merasakan apa yang

sedang dirasakan peserta didik.

4. Membantu peserta didik menemukan solusi dalam setiap

masalah yang dihadapinya.

5. Melibatkan peserta didik secara optimal dalam

pembelajaran baik berupa fisik sosial maupun emosional

6. Merspons setiap perilaku peserta didik secara positif dan

menghindari respons yang negative.

23

Page 24: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

2.2.2.4. Tekhnik menumbuhkan prestasi belajar

Menurut Djamarah (2005:87), ada beberapa tekhnik

menumbuhkan restasi peserta didik , yaitu: (1) pemberian nilai yang

diperoleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan dikelas, dimana

peserta didik biasanya berusaha untuk memperoleh nilai ulangan atau

raport dengan angka baik; (2) Pemberian ganjaran dan hukuman,

sehingga dapat mengakibatkan dan mempertinggi prestasi pada peserta

didik ; (3) Persaingan atau kompetisi, apabila semua peserta didik

memiliki rasa persaingan (secara sportif dan sehat, maka hasil yang

dicapai semua peserta didik akan meningkat pula; (4) Harga diri, untuk

menumbuh kembangkan kesadaran para peserta didik agar merasakan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga peserta

didik bekerja keras; (5) Pemberian waktu ulangan, sehingga peserta

didik akan mempersiapkan diri sebaik-baiknya; (6) pembagian hasil

ulangan agar peserta didik mengetahui sejauh mana kemampuan dalam

menjawab soal-soal

24

Page 25: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan

pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,

pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang

dihadapi (Nana Syaodik Sukmadinata, 2009:52). Sebuah sumber

menyebutkan bahwa metode penelitian adalah “cara yang teratur dan

terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan), cara

kerja yang bersistem untuk melaksanakan sesuatu kegiatan guna mencapai

tujuan yang ditentukan” (Masrial, 1993:19).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode

merupakan jalan atau cara yang diperlukan dalam penelitian untuk

mencapai tujuan kebenaran ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan

dan sekaligus menjawab pertanyaan yang ada dalam penelitian.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan secara

empiris artinya bahwa gejala-gejala yang akan diteliti sudah ada secara

wajar dan tidak perlu diadakan eksperimen. Hal ini sesuai dengan

pendapat Suharsimi (2002:5) yang mengatakan bahwa penelitian non-

eksperimen hanya meneliti apa yang sudah ada. Oleh karena itu, data yang

akan diteliti baik variable bebas tentang metode jigsaw maupun variable

terikat tentang prestasi belajar peserta didik tidak perlu dilakukan

percobaan atau eksperimen.

25

Page 26: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

3.2. Populasi Dan Sampel

3.2.1. Populasi

Dalam buku Metodologi Penelitian dijelaskan bahwa “Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003 : 90).

Sedangkan Suharsimi Arikunto mengemukakan “Populasi adalah

keseluruhan objek penelitian” (2002 : 108). Berdasarkan pendapat ahli

yang disebutkan di atas, yang dimaksud dengan populasi adalah

sekumpulan data baik dari subyek maupun obyek yang telah dikenakan

perlakuan penelitian. Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh peserta didik di SMP Negeri 2 Gangga yang berjumlah 303

orang.

3.2.2. Sampel

Dalam penelitian pendidikan, subjek yang dikenai penelitian biasanya

dilakukan terhadap sampel. Sampel merupakan bagian dari populasi.

Sehubungan dengan hal itu, seorang ahli mengemukakan bahwa: “Sampel

adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Suharsimi Arikunto,

2002 : 109).

Dalam penelitian ini penetapan subyek penelitian menggunakan

seluruh penelitian, hal ini sesuai dengan pendapat ahli yang menyatakan,

“untuk sekedar ancar-ancar, maka apabila subyek kurang dari 100 lebih

baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian

26

Page 27: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil 10% -

15% atau 20% - 25% atau lebih.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel adalah jumlah individu sebagai

wakil atau diwakili oleh sejumlah yang lebih kecil. Jumlah yang lebih

kecil itu disebut sampel. Dalam penelitian ini akan diambil sampel Siswa

sejumlah 10% dari 303 peserta didik di SMP Negeri 2 Gangga, sehingga

sampelnya berjumlah 30 peserta didik, dan sampel ini berada pada kelas

VIII SMP Negeri 2 Gangga.

Tabel 01. Jumlah Sampel di SMP Negeri 2 Gangga

Tahun Pelajaran 2011/2012Kelas Sampel Jumlah

VIIILaki -Laki

Perempuan

12

18

Jumlah 30

3.3. Metode Penelitian

Sugiyono (2009:4) mengemukakan bahwa jenis-jenis metode

penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan tingkat

kealamiahan (natural setting) obyek yang diteliti. Berdasarkan tujuan,

metode penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian dasar (basic

research), penelitian terapan (applied research) dan penelitian

pengembangan. Selanjutnya berdasarkan tingkat kealamiahan, metode

penelitian dapat dikelompokkan menjadi metode penelitian eksperimen,

survey dan naturalistik.

Berdasarkan jenis-jenis penelitian seperti disbut diatas, maka dapat

dikemukakan disini bahwa, yang termasuk dalam metode kuantitatif

27

Page 28: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

adalah metode penelitian eksperimen dan survey, sedangkan yang

termasuk dalam metode kualitatif yaitu metode naturalistik. Dengan

demikian, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan metode kuantitatif.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.3.1. Metode Angket

Menurut seorang ahli: “Angket adalah sejumlah pertanyaan

yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden, dalm arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang

diketahuinya”. (Suharsimi, 1988:124).

Ahli lainnya menyatakan bahwa: “Angket/kuisioner

merupakan tekhnik penguupulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkkat pertanyaan atau pernyataan tertutup

ataupun terbuka yang diberikan kepada responden secara langsung,

lewat pos ataupun internet” (Sugiono, 2002:162).

Berdasarkan pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa

angket/kuisioner adalah suatu alat pengumpul data dengan

menggunakan sejumlah pertanyaan/pernyataan tertulis yang

diberikan kepada responden /subjek penelitian untuk memperoleh

informasi yang diinginkan peneliti.

3.3.2. Metode Tes

Tes adalah sejumlah pertanyaan, latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, bakat yang

dimiliki dan individu atau kelompok. (Arikunto, 2002:107). Ahli

28

Page 29: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

lain (Nurkencana, 1990:76) mengatakan bahwa tes adalah suatu

cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau

serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau

sekelompok anak yang akan menghasilkan nilai tingkah laku, dan

prestasi anak atau sekelompok anak tertentu.

Dari kedua perangkat diatas dapat disimpulkan bahwa tes

adalah sejumlah pertanyaan, latihan atau alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, bakat yang dimiliki

dan individu atau kelompok yang berbentuk suatu tugas atau

serangkaian tugas yang harus dikerjakan anak.

Beberapa unsur dalam tes yaitu sebagai berikut: (1) tes itu

bertindak sebagai suatu tugas yang terdiri dari beberapa pertanyaan

atau perintah; (2) tes itu diberikan kepada seorang atau kelompok

untuk dikerjakan; (3) respon seseorang atau kelompok itu akan

diberikan suatu penilaian, maka dari itu untuk mengukur hasil

belajar biasanya banyak pendidik menggunakan tes yang tujuan

utamanya adalah untuk mengukur hasil belajar yang dicapai oleh

peserta didik seberapa jauh materi yang telah dipelajari dapat

dikuasai peserta didik.

3.3.3. Metode Observasi

Menurut suharsimi (2006:156) “observasi adalah

memperhatikan sesuatu dengan mata”. Didalam pengertian

psikologis, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan,

29

Page 30: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek

dengan menggunakan seluruh alat indera.

3.4. Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian. Pengertian instrumen dan metode sering

dikacaukan atau disamakan padahal instrumen dan metode adalah berbeda.

Suharsimi Arikunto (1998:137) bahwa metode penelitian adalah cara yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya,

sedangkan instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah

dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis.

Sedangkan Margono (2004:155), menjelaskan bahwa yang dimaksud

dengan instrumen penelitian adalah suatu alat untuk mengumpulkan data.

Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian merupakan

suatu alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data

atau mengukur fenomena alam atau sosial agar lebih mudah dan hasilnya

lebuih baik, lengkap, sistematis, dan akurat sehingga nantinya akan

mempermudahkan peneliti dalam mengolah data tersebut. Adapun

instrumen penelitian yang digunakan adalah: angket, lembar observasi dan

tes.

3.4.1. Lembar Angket:

Angket terdiri dari 20 item pertanyaan untuk mendapatkan

informasi tentang metode jigsaw, dengan alternatif jawaban ya,

kadang-kadang, dan tidak. Apabila responden menjawab ya akan

mengidentifikasikan metode pembelajaran Metode jigsaw dapat

30

Page 31: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

meningkatkan prestasi belajar peserta didik, bila responden

menjawab kadang-kadang, mengidentifikasikan bahwa metode

pembelajaran Metode jigsaw kurang berpengaruh terhadap prestasi

belajar peserta didik, dan bila menjawab tidak maka metode

pembelajaran Metode jigsaw tidak dapat meningkatkan prestasi

belajar peserta didik. Sehubungan dengan penelitian ini, angket

yang digunakan adalah angket langsung.

3.4.2. Lembar tes

Untuk mendapatkan informasi tentang prestasi belajar

peserta didik, disiapkan instrumen berupa tes. Tes yang terdiri dari

20 soal yang berkaitan dengan materi pasar. Tes sebagai instrumen

pengumpul data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a) Tes buatan guru yaitu tes yang disusun oleh guru dengan

prosedur tertentu, yang telah diuji coba berkali-kali

sehingga diketahui cirri-ciri dan kebaikannya.

b) Tes standar yaitu tes yang biasanya sudah tersedia

dilembaga-lembaga testing, yang sudah diuni

keampuhannya. (Aikunto, 2002:104).

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, tes yang digunakan

ialah tes tertulis yang dibuat guru berasal dari materi pelajaran yang

diberikan dengan metode jigsaw.

3.4.3. Lembar Observasi

Penggunaan pedoman observasi dalam penelitian ini adalah

untuk mendapatkan keterangan atau informasi pelengkap yang

31

Page 32: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

dibutuhkan. Adapun keterangan dan informasi yang ingin

didapatkan melalui instrumen ini adalah letak geografis SMP

Negeri 2 Gangga dan informasi lengkap/keterangan lainnya.

3.5. Variabel penelitian

Variabel dapat diartikan sebagai “Suatu konsep yang memiliki nilai

ganda, atau dengan perkataan lain suatu faktor yang jika diukur akan

menghasilkan skor yang bervariasi” (Yatim Riyanto, 2001 : 11). Untuk

mendapatkan gambaran yang jelas mengenai penelitian ini perlu diadakan

identifikasi.

Ada dua jenis variabel dalam penelitian ini yakni variabel bebas

dan variabel terikat. Berkenaan dengan hal ini, Suharsimi Arikunto (2002 :

104) mengatakan bahwa “Variabel yang mempengaruhi disebut variabel

penyebab, variabel bebas atau independent variabel (X), sedangkan

variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel

terikat atau dependent variabel (Y)”.

a. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Ubahan bebas atau variabel bebas adalah ciri-ciri tertentu yang

merupakan penyebab pada umumnya dalam urutan tata waktu terjadi

lebih dahulu. Berdasarkan pengertian ini, maka yang menjadi variabel

bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh metode Jigsaw dimana di

simbolkan dengan (X)

b. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Ubahan terikat atau variabel terikat adalah ciri-ciri tertentu yang

merupakan akibat dan pada umumnya dalam urutan tata waktu terjadi

32

Page 33: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

kemudian. Kalau dilihat pada urutan tata waktu terjadinya, maka

dalam hal ini yang menjadi ubahan terikat atau variabel terikatnya

adalah prestasi belajar Peserta didik dimana disimbolkan dengan (Y).

3.6. Teknik Analisis Data

Dalam buku metodologi penelitian pendidikan dijelaskan bahwa

dalam setiap penelitian, disamping perlu menggunakan metode penelitian

yang tepat, juga memilih tekhnik dan alat pengumpul data yang relevan.

Penggunaan tekhnik dan alat pengumpul data yang tepat, memungkinkan

diperolehnya data yang objektif dan akurat (Margono, 2000:158).

Dalam penelitan kuantitatif, analisa data dilakukan setelah data dari

seluruh responden atau sumber data lain terkumpul, kegiatan dalam analisi

data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel, mentabulasi data

berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data, melakukan

perhitungan untuk merumuskan masalah, melakukan perhitungan untuk

menguji hipotesis yang telah diajukan.

Ditinjau dari jenisnya, menurut suharsimi, data dapat dikategorikan

kedalam:

a. Data kualitatif, yaitu data yang digambarkan dengan kata-kata atau

kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh

kesimpulan.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang berwujud angka-angka hasil

perhitungan ataupun data yang diperoleh dengan mengubah data

kualitatif yang dikuantitatifkan. Dengan mengetahui jenis data, maka

33

Page 34: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

dapat ditentukan tekhnik analisanya, apakah menggunakan analisa

statisti atau non statistik (suharsimi, 1998:245)

Dalam penelitian ini data yang akan diperoleh berupa angka-angka

hasil angket dan hasil tes. Karena berupa angka-angka maka analisa yang

digunakan adalah analisa statistik.

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

metode jigsaw trhadap prestasi belajar peserta didik, maka dapat dilakukan

pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus statistik yaitu rumus

korelasi product moment. Hal ini sesuai dengan pendapat Hadi (1980:285)

yang menyatakan: “tekhnik statistik yang kerap kali digunakan untuk

mencari hubungan antara dua variabel adalah tekhnik korelasi”

Berdasarkan pendapat tersebut diatas rumus product moment yang

dugunakan adalah sebagai berikut:

dengan

Keterangan:

rxy = koofesien korelasi product moment anatara variabel X dan Y

x = simpangan setiap X dari rerata X-

y = simpangan setiap Y dari rerata Y-

X = Skor nilai variabel X

34

Page 35: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

Y = Skor nilai variabel y

(Suharsimi Arikunto, 2005:327)

Setelah peneliti mengadakan penelahan yang mendalam terhadap

berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah

berikutnya adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis dapat diartikan sebagai

suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian,

sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

“Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari

suatu penelitian” (Fraenkel dan Wallen dalam Yatim Riyanto, 2001 : 16).

Atas dasar pendapat di atas, hipotesis yang diajukan masih perlu diuji

kebenarannya. Hipotesis yang dimaksud dalam penelitian ini berbentuk

alternatif yang terdiri dari hipotesa mayor dan hipotesa minor. Sesuai

dengan teknik analisis yang digunakan seperti disebutkan di atas, maka

hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi hipotesis nihil (Ho).

(Ha) Ada pengaruh yang positif dan signifikan pengaruh pembelajaran

Metode Jigsaw terhadap prestasi belajar peserta didik pada

materi pokok pasar di SMP Negeri 2 Gangga tahun Pelajaran

2011/2012

(Ho) Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan pengaruh

pembelajaran Metode Jigsaw terhadap prestasi belajar peserta

didik pada materi pokok pasar di SMP Negeri 2 Gangga tahun

Pelajaran 2011/2012

Untuk keperluan pengujian hipotesis digunakan teknik uji-t (t-tes).

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang positif dan

signifikan tentang pemberian pembelajaran Metode Jigsaw dengan yang

35

Page 36: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

tidak menggunakan pembelajaran Metode Jigsaw pada peserta didik di

SMP Negeri 2 Gangga

t =

Dengan keterangan:

t = t hitung

= Rata-Rata Kelompok Eksperimen

= Rata-Rata Kelompok Eksperimen

n1 = Jumlah sampel kelompok eksperimen

n2 = jumlah sampel kelompok kontrol

S = Varian Gabungan

(Sugiyono, 2003 : 145).

a. Tolak Ho, apabila t hitung > t tabel pada taraf uji 95 % dan

derajat kebebasan (dk = n1 + n2 -2). Dan sebaliknya apabila t hitung < t

tabel maka Ho diterima pada taraf uji yang sama.

b. Ho di tolak artinya terdapat perbedaan yang signifikan

dan menerima Ho artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan

36

Page 37: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

BAB IVPEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Data

Dalam upaya menjelaskan pengaruh yang ada diantara dua variable,

maka dibutuhkan data, yakni data tentang penerapan pembelajaran metode

jigsaw, dan data tentang peningkatan prestasi belajar peserta didik pada

bidang studi IPS terpadu di SMP negeri 2 gangga tahun pelajaran

2011/2012. Kegiatan yang peneliti lakukan adalah 1) pengumpulan data,

2) analisis data.

4.1.1. Data Hasil Angket

Setelah angket dan tes terkumpul dan terisi secara lengkap,

maka selanjutnya dilakukan penskoran terhadap jawaban responden.

Adapun skor untuk angket untuk mengetahui pengaruh metode jigsaw

seperti pada tabel berikut:

Tabel data tentang pengaruh metode jigsaw di SMP Negeri 2 Gangga

Tahun pelajaran 2011/2012

No Nama peserta didik Nilai penerapan metode jigsaw1 2 3

1 Azhar halil 892 Diah rara fastika 873 Dina sukmawati 874 Fahturrahman 885 Fauzan azima 876 Fida sisnurmaini 817 Johan effendi 828 Laili nisfaun 889 Masturi assandi 78

37

Page 38: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

10 Mahendi susanto 8611 Maya suryani 7912 Muh. Iwan 7913 Muharis 7814 Napiyani 8715 Nunun sifiana 8916 Nurul aisah 8817 Ruhud alrosyid 8818 Rena apriana 8719 Reza effendi wandi 7820 Rozi saputra` 7821 Sopiandi 8822 Tiana susianti 7823 Tini aspianti 7824 Umul udayani 8825 Umairah 8726 Verina husna 7827 Wahidah 7828 Wahyu kelana 7929 Zidan hardianto 8930 Zulkifli 79

Jumlah 2503

Tabel data diatas merupakan hasil perolehan skor untuk

pengisian angket pembelajaran metode jigsaw pada mata pelajaran

IPS Terpadu di kelas VIII SMP Negeri 2 Gangga dengan memperoleh

peningkatan nilai yang relatif yaitu dengan jumlah keseluruhan 2503.

4.1.2. Data Prestasi Belajar

Selanjutnya data tentang prestasi belajar peserta didik di SMP

Negeri 2 Gangga dapat ditemuan dari hasil tes evaluasi yang

dilakukan sesudah penerapan metode jigsaw adalah sebagaiberikut:

38

Page 39: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

Tabel 02

Data tentang prestasi belajar peserta didik sesudah penerapan metode jigsaw di SMP Negeri 2 Gangga tahun pelajaran 2011/2012

No Nama peserta didik Nilai penerapan metode jigsaw1 2 3

1 Azhar halil 882 Diah rara fastika 873 Dina sukmawati 874 Fahturrahman 885 Fauzan azima 876 Fida sisnurmaini 807 Johan effendi 828 Laili nisfaun 879 Masturi assandi 7910 Mahendi susanto 8511 Maya suryani 7912 Muh. Iwan 8013 Muharis 7914 Napiyani 8815 Nunun sifiana 8716 Nurul aisah 8817 Ruhud alrosyid 8718 Rena apriana 8619 Reza effendi wandi 7820 Rozi saputra` 7821 Sopiandi 8822 Tiana susianti 7923 Tini aspianti 7924 Umul udayani 8825 Umairah 8726 Verina husna 7827 Wahidah 7828 Wahyu kelana 7929 Zidan hardianto 8830 Zulkifli 79

Jumlah 2505

Tabel data merupakan hasil perolehan penilaian tentang

prestasi belajar peserta didik sesudah diberikan tes evaluasi dengan

39

Page 40: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

menggunakan pembelajaran metode jigsaw pada mata pelajaran IPS

Terpadu di kelas VIII SMP Negeri 2 Gangga dengan memperoleh

peningkatan nilai yang relatif yaitu dengan jumlah keseluruhan 2505.

4.2. Analisis Data

Setelah data diperoleh maka langkah selanjutnya adalah analisis

data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa

statistik. Data yang dianalisa dengan tekhnik statistic ialah data kuantitatif

yaitu data yang berhubungan dengan angka-angka atau nilai.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisa data ini

adalah sebagai berikut: 1) merumuskan hipotesisi nol, 2) menyusun tabel

kerja, 3) memasukkan data kedalam rumus, 4) menguji nilai r.

1) Merumuskan Hipotesis Nol (Ho)

Untuk menyelesaikan proses analisa statistic ini, terlebih

dahulu mengubah hipotesis alternatif yang diajukan pada bab I,

menjadi hipotesis nol (Ho), yaitu: tidak ada pengaruh metode

jigsaw terhadap prestasi belajar peserta didik di SMP Negeri 2

Gangga tahun pelajaran 2011/2012

2) Menyusun Tabel Kerja

Sesuai dengan rumus yang digunakan untuk menganalisis

data ini yaitu rumus product moment, maka selanjutnya dibuatkan

tabel kerja untuk mengetahui besarnya komponen yang di perlukan.

Dalam hal ini metode jigsaw dengan kode X dan prestasi belajar

40

Page 41: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

peserta didik kode Y. adapun tabel kerja dimaksud adalah sebagai

berikut:

Tabel 03

Tabel kerja pengetesan hipotesis tentang pengaruh metode jigsaw tehadap prestasi belajar peserta didik di SMP Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran

2011/2012.N X Y x y x2 y2 xy1 2 3 4 5 6 7 8

1 88 89 4.57 5.5 20,8849 30,25 25,1352 87 87 3.57 3.5 12,7449 12,25 12,4953 87 87 3.57 3.5 12,7449 12,25 12,4954 88 88 4.57 4.5 20,8849 20,25 20,5655 87 87 3.57 3.5 12,7449 12,25 12,4956 80 81 -3.43 -2.5 11,7649 6,25 8,5757 82 82 -1.43 -1.5 2,0449 2,25 2,1458 87 88 3.57 4.5 12,7449 20,25 16,0659 79 78 -4.43 -5.5 19,6249 30,25 24,36510 85 86 1.57 2.5 2,4649 6,25 3,92511 79 79 -4.43 -4.5 19,6249 20,25 19,93512 80 79 -3.43 -4.5 11,7649 20,25 15,43513 79 78 -4.43 -5.5 19,6249 30,25 24,36514 88 87 4.57 3.5 20,8849 12,25 15,99515 87 89 3.57 5.5 12,7449 30,25 19,63516 88 88 4.57 4.5 20,8849 20,25 20,56517 87 88 3.57 4.5 12,7449 20,25 16,06518 86 87 2.57 3.5 6,6049 12,25 8,99519 78 78 -5.43 -5.5 29,4849 30,25 29,86520 78 78 -5.43 -5.5 29,4849 30,25 29,86521 88 88 4.57 4.5 20,8849 20,25 20,56522 79 78 -4.43 -5.5 19,6249 30,25 24,36523 79 78 -4.43 -5.5 19,6249 30,25 24,36524 88 88 4.57 4.5 20,8849 20,25 20,56525 87 87 3.57 3.5 12,7449 12,25 12,49526 78 78 -5.43 -5.5 29,4849 30,25 29,86527 78 78 -5.43 -5.5 29,4849 30,25 29,86528 79 79 -4.43 -5.5 19,6249 30,25 24,36529 88 89 4.57 5.5 20,8849 30,25 25,13530 79 79 -4.43 -4.5 19,6249 20,25 19,935

∑ 2503 2505 0.1 0 525,367 633,5 570,5

41

Page 42: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

Keterangan: rxy = koofesien korelasi product moment antara variable X dan Y∑ xy = jmlah nilai rata-rata variable x dikalikan variable ySDx = standar deviasi nilai variable XSDy = standar deviasi nilai variable yN = Jumlah subyek penelitian

(Suharsimi Arikunto, 2005:327)Diketahui :N = 30 ∑x2 = 525,37

∑X = 2503 ∑y2 = 633,5

∑Y = 2505

∑xy = 570,5

Jadi: Mx = = = 83,43

My = = = 83,50

Selanjutnya mencari standar deviasi (SD) x dan y, dengan rumus

sbb:

SD x = = = = 4,19

SD y = = = = 4,59

3) Memasukkan data ke dalam rumus product moment

42

Page 43: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

r.xy =

=

=

= 0,989

4) Menguji nilai r

Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah nilai

r.xy yang diperoleh dalam penelitian ini berada pada batas

penerimaan hipotesis nol atau tidak, sehingga dapat diketahui

apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh-pengaruh metode

jigsaw terhadap prestasi belajar peserta didikdi SMP Negeri 2

Gangga maka diketahui dengan cara membandingkan hasil

perhitungan yang diperoleh (r hitung) dengan nilai r tabel.

Dalam teorinya dijelaskan bahwa “Jika nilai r hitung lebih

besar dari nilai r tabel, maka kedua variable tersebut mempunyai

hubungan/pengaruh yang signifikan, dan sebaliknya jika nilai r

hitung lebih kecil dari tabel, maka hubungan/pengaruh antara

kedua variable tersebut tidak dignifikan”. (Sugiyono, 2002:121).

Untuk itu, hipotesa alternatif (Ha) yang diajukan berbunyi:

“ada pengaruh metode jigsaw terhadap prestasi belajar peserta

43

Page 44: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

didik pada mata pelajaran IPS terpadu di SMP negeri 2 Gangga

tahun pelajaran 2011/2012” terlebih dahulu harus diubah menjadi

hipotesis Nihil (Ho), sehingga berbunyi “tidak ada pengaruh

metode jigsaw terhadap prestasi belajar peserta didik pada mata

pelajaran IPS terpadu di SMP negeri 2 Gangga tahun pelajaran

2011/2012”.

Untuk menguji taraf signifikansi hasil penelitian ini perlu

dikonsultasikan kedalam tabel nilai r product momet, sehingga

apakah hasil penelitian ini signifikan atau tidak.

Gambaran tentang hasil analisa data dan nilai kritik pada

tabel product moment terlihat seperti dibawah ini:

Tabel 04

Hasil perhitungan analisis Data

NoNilai “r” tabel pada taraf signifkansi 5%

Nilai “r” hasil analisis

HipotesisHa Ho

1 0,361 0,989 Diterima DitolakBerdasarkan taraf signifikansi 5% dengan N = 30 maka

angka batas penerimaan hipotesis nol (Ho) yang terdapat pada tabel

r product moment menunjuk pada angka 0,361, sedangkan r xy

yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 0,989. Angka ini berada

diatas batas penerimaan hipotesis Nol, atau r xy > r T atau 0,989 >

0,361.

Ini berarti bahwa nilai r xy atau hasil penelitian ini

signifikan, dengan demikian hipotesis Nol yang berbunyi: “tidak

ada pengaruh metode jigsaw terhadap prestasi belajar peserta didik

pada mata pelajaran IPS terpadu di SMP negeri 2 Gangga tahun

pelajaran 2011/2012”, ditolak.

44

Page 45: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

Dengan ditolaknya hipotesis Nol, maka hipotesis alternatif

(Ha) yang berbunyi “ada pengaruh metode jigsaw terhadap

prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS terpadu di

SMP negeri 2 Gangga tahun pelajaran 2011/2012” diterima.

Dengan demikian maka secara meyakinkan ada pengaruh

metode jigsaw terhadap prestasi belajar peserta didik pada mata

pelajaran IPS terpadu di SMP negeri 2 Gangga tahun pelajaran

2011/2012.

4.3. Pembahasan

Dengan diterimanya hipotesis yang diajuka dalam bab I berarti

dugaan yang disusun berdasarkan kerangka teori maupun asumsi ternyata

dapat dibuktikan secara empiris di lokasi penelitian. Dengan demikian

hasil analisis ini dapat memperkuat teori tentang pentingnya penerapan

metode jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Hasil analisa data seperti dikemukakan diatas menunjukkan bahwa

penerapan metode jigsaw lebih efektif dalam meningkatkan prestasi

belajar peserta didik bila dibandingkan dengan metode konvensional.

Pada dasarnya tidak ada perbedaan mendasar antara format

program pembelajaran dengan metode jigsaw dengan metode

konvensional seperti yang biasa dilakukan oleh guru-guru selama ini.

Adapun yang membedakannya, terletak pada penekanannya, dimana pada

model konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan

dicapai,sementara dengan metode jigsaw lebih menekankan pada scenario

dan tekhnik pembelajarannya, yaitu kegiatan tahap demi tahap yang

45

Page 46: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam upaya mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan. Tahapan tersebut adalah: 1) Nyatakan

kegiatan utama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan kenyataan

peserta didik yang merupakan gabungan antara kompetensi dasar, materi

pokok, dan indicator pencapaian hasil belajar; 2) rumuskan dengan jelas

tujuan umum pembelajarannya; 3) jika ada, uraikan secara terperinci

media dan sumber pembelajaran yang kan digunakan untuk mendukung

kegiatan pembelajaran yang diharapkan; 4) rumuskan scenario tahap demi

tahap proses kegiatan peserta didik dalam melakukan proses

pembelajarannya; 5) rumuskan dan lakukan system penilaian dengan

memfokuskan pada kemampuan sebenarnya yang dimiliki oleh peserta

didik baik pada saat berlangsungnya (proses) maupun setelah peserta didik

tersebut selesai belajar.

Peneliti menegaskan kembali bahwa berdasarkan rangkaian

penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa metode jigsaw dalam

penelitian ini terbukti berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik

dalam pembelajaran mata pelajaran IPS terpadu, hal tersebut paling tidak

ditunjukkan olh rata-rata nilai penerapan metode jigsaw dan hasil tes yang

merupakan prestasi belajar peserta didik sesudah menggunakan metode ini

dalam proses pembelajaran.

46

Page 47: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

BAB VPENUTUP DAN SARAN

5.1. Simpulan

Pembelajaaran koopertif Metode jigsaw adalah salah satu model

pembelajaran yang dalam pelaksanaannya suatu kelas terbagi dalam

kelompok-kelompok yang heterogen yang terdiri dari 5 atau 6 orang

peserta didik. Materi pembelajaran disiapkan dan dibagikan kepada peserta

didik dalam bentuk teks.

Dengan berstandar pada hasil analisis data lapangan, yaitu dengan

diperolehnya nilai r hitung yang lebih besar dari nilai r tabel (0,989 >

0,361) maka dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode jigsaw

mempunyai pengaruh yang signifikan untuk meningkatkan prestasi belajar

47

Page 48: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

peserta didik pada mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 2 Gangga

tahun pelajaran 2011/2012.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Kepada Pendidik

a. Diharapkan dapat memiliki kepedulian tentang

pembelajaran Metode jigsaw dalam pokok bahasan yang

diajarkan. Kesadaran dan kepedulian ini sangat menentukan

aktivitas selalu dalam proses belajar mengajar, apalagi Pendidik

yang selalu sadar dan ingin belajar untuk menambah ilmu

pengetahuan untuk kepentingan profesinya.

b. Kepada Pendidik kelas, hendaknya selalu mengadakan

Jigsaw dalam membantu Peserta didik untuk mengatasi

kesulitan yang dihadapi terhadap penguasaan materi-materi

pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu .

2. Kepada Peserta didik

Disarankan agar lebih banyak belajar dengan mengulangi

pelajaran yang telah diberikan, khususnya pada mata pelajaran IPS

Terpadu .

3. Kepada Kepala Sekolah

Pihak sekolah meliputi kepala sekolah agar memberikan

perhatian dan motivasi terhadap pendidik, khususnya agar selalu

memberikan pengajaran dengan metode Jigsaw di kelas.

48

Page 49: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

4. Kepada Orang Tua Peserta didik

Diharapkan kepada semua orang tua peserta didik agar benar-

benar memperhatikan keberadaan anaknya dirumah, ikut membantu

dan mendorong untuk belajar sehingga para peserta didik dapat

mencapai prestasi belajar yang memuaskan.

5. Kepada Peneliti Lain

Kepada peneliti lain diharapkan dapat mengadakan penelitian

yang lebih mendalam dan lebih khususnya mengenai hal-hal yang

dibahas dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek

(Edisi Revisi V). Jakarta : Rineka Cipta

Aqib, Zainal, 2002.Profesionalisme Pendidik Dalam Pembelajaran. Surabaya :

Insan Cendekia

Depdikbud, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri, 2002, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :

Rineka Cipta

Fasilitator, 2003, Metode Pembelajaran Metode Jigsaw. Jakarta:

Depdiknas

Iskandarwassid, 2008, Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung : Remaja

Rosdakarya

49

Page 50: Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 2 Gangga

Masrial, 1993, Teras Kuliah Belajar Mengajar Aktif. Padang : Angkasa

Raya

Mulyasa, E, 2002.Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja

Rosdakarya

Nasution, 2003, Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara

Nurkancana, 1986, Evaluasi Pendidik an. Surabaya : Usaha Nasional

Ridwan, 1994, Metodologi Penelitian (Makalah). Selong : STKIP

Hamzanwadi

Riyanto, Yatim, 2001, Metodologi Penelitian Pendidik an. Surabaya :

SIC

Soetomo, 1993, Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya :

Usaha Nasional.

Sudjana, Nana, 2000, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung :

Sinar Baru

Sugiyono, 2003, Metode Penelitian. Surabaya : Usaha Nasional

Suryabrata, Sumadi. 1985. Psikologi Pendidik an. Jakarta : CV. Rajawali

Pers.

Syah, Muhibbin, 1997, Psikologi Pendidik an Suatu Pendekatan Baru.

Bandung : Remaja Rosdakarya

50